LATIHAN SOAL
Maaf ya latihan soalnya bukan pilgan, gapunya ide buat bikin pilihan
jawaban hehe ._.v
PENDAHULUAN
Di Indonesia masih sedikit wanita yang
merencanakan kehamilan, biasanya kalau datang ke dokter
itu kalau hasil tes positif atau telat datang bulan tetapi
belum konsultasi tentang kehamilan. Oleh karena itu,
dibutuhkan preconception care yang merupakan suatu
bentuk perawatan sebelum seorang perempuan hamil.
Preconception care bersifat preventif. Konsep Advanced Fetal Programming Hypothesis
preconception care sudah berkembang dalam beberapa Tahun 2014, hipotesis Barker tadi dikembangkan
dekade terakhir. Preconception care dan counseling ini oleh Hocher (nutritionist, - ed) yang berpendapat bahwa
penting dilakukan untuk meminimalisasi efek yang dapat pada perkembangan bayi, faktor dari laki-laki juga dapat
terjadi baik pada ibu hamil maupun bayi. Setting atau berpengaruh. setiap ibu dan bapak masing-masing
tempat preconception care dilakukan biasanya di membawa gen pada bayi yang dapat dipengaruhi oleh
pelayanan kesehatan primer (primary care) tingkat bermacam faktor seperti nutrisi, usia, gaya hidup, dan lain-
pertama. Sasaran atau cakupan preconception care lain. Hal ini dapat mempengaruhi lingkungan bayi (fetal
meliputi semua wanita di usia reproduktif, baik yang sudah environment) sehingga bayi tersebut melakukan adaptasi
menikah maupun serta wanita yang pernah terlibat dalam pada lingkungan sejak dalam lingkungan. Misalnya bila ibu
hubungan seksual di luar nikah.Ingat, kunci/prinsip mengalami obesitas atau diabetes, bayi di dalam
melakukan preconception care adalah mengedukasi dan kandungan akan terpapar dengan kondisi hiperglikemia
mempersiapkan. For short, “Advokasi” - ed sehingga saat lahir bayi akan cenderung besar. Namun
setelah lahir, bayi akan cenderung kekurangan asupan
Data Statistik glukosa (karena sudah terbiasa dengan lingkungan
Kematian maternal terjadi pada satu juta wanita di hiperglikemia). Berikut adalah bagannya:
seluruh dunia setiap tahunnya. Kalau di Indonesia angka
kematiannya bisa mencapai 359 per 100.000 kelahiran.
Di Amerika Serikat, risiko terjadinya kematian maternal
adalah 1 banding 10.000 kelahiran.
Angka kehamilan yang tidak direncanakan (unintended
pregnancy) meningkat hingga 40% tiap tahunnya. Hal ini
juga bisa menyebabkan meningkatnya angka kejadian
kematian maternal.
Riwayat Reproduksi
• Premature delivery
• Preeclampsia/eclampsia
• Placenta previa/abruption
• Gestational diabetes (diabetesnya terjadi hanya saat
hamil)
• Preterm premature rupture of membranes (terjadinya
pecah ketuban sebelum 37 minggu)
• Certain birth defects/genetic disorders (pernah
melahirkan bayi dengan defek kongenital, misal:
gastroschisis, down syndrome dll)
^^^kondisi2 di atas ini biasanya sering berulang
(recurrence risk) di kehamilan berikutnya, makanya perlu
dikonsultasikan - ed
• Riwayat bedah atau anomali pada rahim
• Keguguran, bahkan habitual abortion (aborsi tiga kali
berturut-turut, bayi atermumur ≤ 20 minggu atau berat ≤
500 gr sudah mati)
Riwayat Keluarga
Cystic fibrosis (resesif autosomal)
Fragile X (X-linked)
Duchenne Muscular Dystrophy (atrofi dan myopati; anak
yang lahir susah berjalan dan kurus)
Coagulation disorders
Retardasi mental (misal pada Down’s Syndrome)
Tujuan preconception care Kondisi lainnya (congenital adrenal hyperplasia,
Identifikasi ada tidaknya kondisi yang dapat memperberat neurofibromatosis, inborn errors of metabolism)
pada saat kehamilan. Faktor Risiko Etnis
Intervensi Tay-Sachs (keturunan Ashkenazi Jewish atau Perancis-
Tujuan harus realistis, contoh: seorang ibu hamil yang Kanada) -> mutation, kelainan mata dan saraf
obesitas diberikan edukasi untuk melakukan diet, tapi Cystic fibrosis (Kaukasian)
jangan yang ekstrem. Salah satu caranya adalah Beta-Thalassemia
mengurangi berat badan 10% dari berat badan sekarang Alpha-Thalassemia
dalam waktu 6 bulan. Sickle Cell Disease
Proses identifikasi ini harus melibatkan ibu dan bayi. Bila ditemukan faktor risiko ini kita bisa melakukan
Kontrasepsi konseling genetik terhadap pasangan, melakukan uji yang
Kontrasepsi merupakan bagian dari preconception meliputi carrier screening dan antenatal diagnostic
care karena kontrasepsi bisa digunakan untuk modalities, serta konsultasi neonatal.
merencanakan kapan mau hamil untuk mencegah Risiko Aneuploidi
unintended pregnancy. Kontrasepsi ini harus tepat Aneuploidi terjadi apabila ada jumlah kromosom
ditujukan kepada pasien sesuai dengan gaya hidup dan yang tidak normal dan risikonya meningkat seiring dengan
kondisi pasien. meningkatnya maternal age (> 35 tahun). Kita bisa
MATERNAL RISK ASSESSMENT memberikan konsultasi genetik kepada ibu yang sudah tua
Dalam melakukan preconception care ada beberapa namun masih ingin menambah anak.
hal yang perlu digali atau di-assess, antara lain: Risiko terjadinya trisomy 21 di usia 35 sebesar 1/378 dan
Riwayat keluarga dan genetik 1/192 terhadap semua kasus aneuploidi
Riwayat medis Risiko bisa bertambah menjadi 1/30 dan 1/21 respectively
Penggunaan obat di usia 45
Paparan lingkungan, baik di rumah maupun tempat kerja Risiko pada peningkatan usia paternal kecil.
Obstetric and Reproductive history Riwayat Medis/Riwayat Penyakit
Domestic abuse Di sini kita melihat efek penyakit yang diderita
Persiapan mental perempuan usia 20an sama ibu-ibu terhadap kehamilan, kesehatan ibu dan anak, serta efek
tua akan memiliki perbedaan secara fisik mapun emosi kehamilan itu sendiri terhadap penyakit yang sedang
Infectious disease: HIV, riwayat imunisasi, penyakit dialami pasien. Setelah itu, kita dapat mengevaluasi
menular seksual intervensi yang dapat dilakukan. Pada ibu hamil yang perlu
… Yuk dibahas satu-satu yaa dilakukan screening adalah:
Diabetes Mellitus, baik sebelum dan saat hamil, risiko
IUFD (Intrauterine Fetal Death) meningkat, dapat terjadi
malformasi hingga 6-10% dan lain-lain. Kontrol
perikonseptual dapat menurunkan angka kejadian Paparan teratogen. Teratogen merupakan zat yang
malformasi. Marker yang dipakai untuk kontrol glukosa: mampu meningkatkan risiko terjadinya abnormalitas
hemoglobin A1c. kongenital pada bayi bisa didapat dari lingkungan rumah,
Hipertensi lingkungan kerja, maupun penggunaan obat. Macam-
Hipertiroidism macam teratogen:
Hypotiroidism - Alcohol - fetal alcohol syndrome
Kanker Ca, kanker serviks dll - ACE - inhibitors - fetal renal dysfunction
Transplantasi organ - Coumarin derivatives - effects seen in up to 25%
Penyakit jaringan ikat exposed
Asma - Tegretol - craniofacial abnormalities; limb defects;
Inflammatory bowel disease growth and mental retardation
Hematological disease - Dilantin - fetal hydantoin syndrome
Neurological & psychiatric disorders. - Valproic acid - neural tube defects (1-2%)
- Lithium - Ebstein’s anomaly
Risiko Khusus: - Tetracycline - deposition in fetal long bones
Primary Pulmonary Hypertension - Vitamin A derivatives - associated with numerous
Marfan’s Syndrome severe defects; etretinate with long half-life.
Chronic Renal Disease - X-Rays/radioactive isotopes
Complicated coarctation of the aorta - DES - reproductive tract abnormalities
Severe mitral or aortic stenosis - Folic acid antagonists
Vasculitis syndromes - Thalidomide - limb defects
Ehlers-Danlos type IV Domestic violence
Imunisasi Insidensi kekerasan dalam rumah tangga meningkat
Rubella diberikan 3 bulan sebelum hamil pada saat kehamilan. Di Indonesia kesulitan yang biasa
Hepatitis B ditemui adalah pasien yang biasanya kurang terbuka dalam
Tetanus menceritakan masalah dalam rumah tangganya. Oleh
Mantoux skin test karena itu kita sebagai dokter harus bisa menggali
Influenza, pnuemovax informasi mengenai keadaan rumah tangga pasien secara
Varicella menyeluruh, seperti mengamati keluhan pasien yang
tersirat atau melihat kondisi fisik pasien.
Penyakit menular seksual:
HIV. Apabila diketahui lebih awal, kita bisa mencegah Nutritional assessment
transmisi HIV ke janin hingga 30-80%. Kita harus assess asupan nutrisi ibu, berapa berat
Gonorrhea badannya, kemudian kita juga mengamati faktor risiko
Chlamydia dari kondisi asupan nutrisi ibu tersebut, misalnya
Trichomonas pendapatan kurang, diet, vegetarian, depresi, gangguan
Bacterial vaginosis gastrointestinal, penyakit kronik, dan lain-lain.
Group B beta streptococcus Obesitas
HPV/Human papillomavirus Adolescence
HSV Iron deficiency anemia, hyperlipidemia
Congenital syphilis bisa terjadi pada stadium kapan Suplementasi asam folat (B9) 400 mikrogram sebulan
saja pada penyakit maternal sebelum konsepsi dapat mengurangi insidensi terjadinya
Toxoplasmosis pemelihara kucing defek neural tube.
Cytomegalovirus Financial and Economical Concerns
Parvovirus Setiap pasangan harus mengetahui perawatan maternal
Riwayat Sosial yang ditanggung oleh asuransi yang mereka miliki dan
Penggunaan obat yang dimaksud ini bukan hanya harus memberikan keuntungan terhadap mereka.
obat-obat terlarang, tetapi juga obat-obat yang sedang Memperkirakan pemasukan dan pengeluaran dalam
digunakan untuk medikasi. mengurus anak.
Alkohol penyebab retardasi mental yang bisa dicegah Dukungan dari keluarga
Rokok/tobacco dapat menyebabkan berbagai Konsultasi dengan lembaga sosial.
komplikasi pada kehamilan. Jadi kita tetap harus Penanganan masalah emosional.
menanyakan kepada ibunya apakah ia merokok, jangan Kesimpulan
asal tebak aja hehe History taking secara menyeluruh agar kita benar-benar
Masalah psikologis memahami kondisi pasien
Evaluasi life-stressor Melakukan pemeriksaan fisik yang benar untuk
Ketergantungan pada obat tertentu kita bisa mengetahui kondisi pasien
membantu dengan konseling dan rehabilitasi sebelum Konsultasi bila perlu
kehamilan Evaluasi laboratorium bila perlu, misalnya: screening Hb,
hepatitis B, HIV, golongan darah + rhesus
Konseling. Konseling preconception care yang baik bisa disebabkan adanya dysplasia pada pertumbuhan tulang
menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan kartilago.
maupun bayi. Istilah lain :
Edukasi yang baik dapat mengubah kebiasaan pasien Syndrome : kumpulan kelainan minor ataupun major
menjadi lebih baik dan mencapai ekspektasi yang realistis. yang khas dan terjadi secara bersamaan dengan pola
Perawatan preventif yang baik akan lebih efisien dan juga tertentu akibat dari satu penyebab (monogenic,
mengurangi biaya perawatan kehamilan. kromosomal, mitochondrial, teratogenik). Contoh :
Down Syndrome trisomi 21 (47 xx atau xy)
Sekian dulu hscnya, maaf kalau masih banyak kekurangan, kalau menyebabkan kelainan minor maupun major yang
kurang lengkap bisa sambil dilihat slide kuliahnya. Semangat! tampak pada fenotip individu yang mengalaminya.
Asosiasi : kumpulan kelainan tertentu yang lebih sering
PRENATAL DIAGNOSIS terjadi bersamaan dibandingkan muncul secara tunggal
dan memiliki sebab yang belum diketahui. Contoh :
dr. Ahsanudin Attamimi, Sp.OG(K), M.Med.Ed.
VATER (Vertebral defects, Anak atresia, Tracheo-
Pemateri: Ethania | Editor: Riyan Esophageal fistula, Renal anomalies) yang disebabkan
Apa itu Prenatal Diagnosis ? karena lingkungan dan interaksi beberapa gen (belum
Prenatal diagnosis adalah ilmu yang mempelajari tentang jelas lingkungan dan gen yg berpengaruh)
kelainan structural dan atau fungsional pada fetus Sequence : kumpulan dari kelainan yang berhubungan
(menurut MedicineNet.com, fetus adalah janin yang belum satu dengan yang lain yang disebabkan karena 1
lahir, usia 8 minggu setelah konsepsi dimana struktur major kelainan major yang kemudian mengubah
tubuh sudah terbentuk hingga lahir). perkembangan struktur atau jaringan disekitarnya.
Contoh : Potter Sequence – terjadi kelainan major pada
Kelainan structural dan fungsional ini juga bisa disebut ginjal yang menyebabkan penurunan urin fetus dan
“Birth Defects”. Birth defect bisa berupa defect minor atau cairan amnion yang berakibat pada tampakan wajah
major. yang pipih, deformasi kaki dan tangan serta hipoplasia
Defect minor : biasanya berupa permasalahan kosmetik paru). Contoh lain : TRAP (Twin Referse Arterial
(tidak mengganggu fungsi tubuh namun mengganggu Perfusion) adalah kondisi yg terjadi pada anak kembar
penampilan). Contoh : bibir sumbing dengan monochorion dimana salah satu anak tidak
Defect major : ada yang moderate (bayi lahir namun memiliki atau memiliki jantung yang tidak berfungsi.
dengan morbiditas tinggi karena kelainan tersebut suplai darah anak tsb diperoleh dari jantung
mengganggu fungsi tubuh. Bisa menyebabkan penyakit kembarannya melalui a. umbilicalis, namun hanya
kronis, disabilitas dalam jangka panjang, gangguan bagian bawah saja yang berkembang (tidak cukup suplai
mental dan fisik) dan lethal (bayi meninggal setelah darah ke bagian atas).
lahir. Contoh defect major lethal : anencephaly, renal 4 kelainan yg paling sering terjadi :
agenesis, hydrops 1. kelainan jantung congenital dapat diketahui dengan
fetal eco namun alat ini masih terbatas di Indonesia
Etiologi Birth Defects : 2. Trisomy 21 bisa dilakukan screening selama
1. Malformasi : kelainan pada gen atau kromosom atau kehamilan namun di Indonesia belum dilakukan
adanya perubahan lingkungan (menyebabkan kelainan 3. Neural tube defects paling banyak sebabkan
gen atau kromosom. Contoh : Trisomi 13 (Patau anencephaly
Syndrome), 18 (Edward Syndrome), 21 (Down 4. Cystic fibrosis karena single gen disorder
Syndrome), Infeksi
2. Deformasi : secara genetic normal, namun terdapat Apa saja uji diagnostic yang tersedia?
kondisi lingkungan uterus yang tidak normal. Contoh : 1. Chorionic Villus Sampling (CVS)
fetus yang tumbuh dengan kondisi oligohydramnion dilakukan pada minggu ke 10-13
(sedikit cairan amnion) dapat memiliki wajah yang pipih dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu transcervical
(flatten face) karena tekanan dinding uterus terhadap (melalui cervix ibu) dan trans abdominal (melalui
fetus. perut ibu)
3. Disrupsi : struktur fetus berkembang dengan normal tropoblast dari villi chorion yg sudah diambil
namun kemudian perkembangannya terhenti karena kemudian dikultur dan dapat digunakan untuk
adanya struktur yang menghambat proses tersebut. membuktikan adanya kelainan kromosomal.
Contoh : fetus dengan kondisi ABS (Amniotic Band keuntungan : early diagnosis
Syndrome). ABS terjadi karena membrane dalam
kekurangan : loss rate 0.5-1%, 1% resiko confined
(amniotic sac) rupture tanpa diikuti rupturnya chorion
placental mosaicism – CPM (bayi dengan CPM
sehingga jaringan fibrosa lengket dari amniotic sac tsb
memiliki perbedaan struktur kromosom pada fetus
mengambang dalam amnion dan dapat melilit fetus
dan placenta sehingga hasil CVS bisa salah – ada
dan mengakibatkan pertumbuhan struktur yang terlilit
abnormalitas di placenta namun tidak ada di fetus
berhenti. ABS tidak terkait dengan genetic.
atau sebaliknya)
4. Dysplasia : arsitektur sel dari suatu jaringan tidak
2. Amniocentesis
tumbuh dan berkembang dengan baik. Contoh: skeletal
dilakukan setelah minggu ke 15 dimana produksi
syndrome yang menyebabkan tinggi badan anak rendah
amnion sudah banyak
pada proses ini, cairan amnion diambil sebanyak 15- penumpukan CSF di ventrikel, defek pada pertumbuhan
20 ml kemudian dikultur otak, kerusakan atau hilangnya jaringan otak) yang
Keuntungan : dapat melihat kadar AFP (Alpha- mendesak otak sehingga otak terhimpit.
fetoprotein – dibuat di hepar fetus dan dapat 3. Gastroschisis dinding abdomen fetus terbelah
digunakan untuk melihat kelainan pada bayi sehingga organ abdomen keluar namun tidak dilapisi
misalnya spina bifida dan anencephaly) membrane seperti pada omphalocele. Prognosis baik
kekurangan : loss rate 0.5-1%, late diagnosis karena dapat dilakukan pembedahan setelah bayi lahir.
lebih aman daripada chorionic villus sampling 4. Omphalocele usus atau organ abdomen berada diluar
3. Fetal Blood Sampling (Cordocentesis) rongga abdomen karena ada lubang pada abdomen dan
dilakukan setelah minggu ke 17 biasanya hanya tertutup oleh jaringan tipis dan sangat
dilakukan dengan cara mengambil darah dari mudah terlihat.
umbilical cord 5. Bilateral cleft lip & Palate bisa dilihat pada usia
jarang dilakukan, hanya dilakukan apabila hasil kehamilan 20 minggu.
amniocentesis, CVS, dan USG meragukan 6. Club foot idiopathic namun diduga karena kombinasi
indikasi : diduga adanya infeksi fetal, anemia, faktor genetic dan lingkungan
thrombocytopenia 7. Polydactily terkait dengan beberapa syndrome (cth:
loss rate 2% trisomi13,21) dan bisa disebabkan faktor turunan (30%
4. USG kasus)
Bagaimana USG digunakan untuk screening dan diagnosis? 8. Hydrops fetalis penumpukan cairan di > 2
Trimester 1 kompartemen tubuh misalnya di jaringan subcutan dan
kelainan aneuploidy (kesalahan pada proses di rongga thorax
pembelahan sel dimana “daughter cell” memiliki jumlah 9. Oligo & Polyhydramnions digunakan untuk melihat
kromosom yang salah) dan kelainan jantung congenital kelainan lainnya.
yang bisa dilihat dari nuchal transclucency dimana Oligohydramnion : saluran keluar tersumbat/tidak
ukuran normalnya <3.5cm. Apabila > 3.5 cm terbentuk (misal renal agenesis)
menandakan adanya kelainan jantung atau trisomi. Polyhydramnion : adanya sumbatan atau tidak
ada tidaknya os nasal terbentuknya GI tract (misal pada trachea esophageal
ada tidaknya regurgitasi tricuspid fistula), adanya produksi yang berlebihan (pada
calvaria fetus berbentuk oval, apabila terjadi anencephaly), fetal anemia, atau pada ibu yang
anencephay bisa terlihat menderita diabetes mellitus.
kehamilan ganda (dapat ditentukan chorionisitas : 10. Thanathophoric dysplasia (tanatho = mayat) bersifat
mono/dichorion). Monochorion dapat menyebabkan lethal. Akibat mutasi pada FGFR3 yang berperan dalam
twin to twin transfusion syndrome (adanya transfuse pembentukan protein untuk perkembangan tulang dan
darah dari janin donor ke janin resipien melalui jaringan otak. Bayi dengan penyakit ini bisa memiliki
anastomosis placenta yg dapat menyebabkan kedua ekstremitas yang pendek dan lipatan kulit yg tebal pada
bayi lahir hydrops. Donor hydrops karena kondisi tangan dan kaki
anemia dan high-output heart failure sementara 11. TRAP sequence menyebabkan salah satu kembaran
resipient karena hypervolemia) yang menerima darah mengalami acrania acardia (tidak
Trimester 2 memiliki kepala dan jantung)
pada minggu ke 20 pertumbuhan struktur pada fetus
sudah sempurna sehingga bisa dilihat apabila ada Down Syndrome screening.
kelainan Biasanya dilakukan pada ibu yang hamil di usia . 35 tahun.
kelainan yg bersifat lethal : anencephaly, skeletal Yang dinilai dalam screening : umur ibu, kadar beta-HCG,
dysplasia, renal agenesis, hydrops estriol, nuchal translucency
kelainan moderate – parah : congenital diaphragmatic Apabila hasil screening menunjukan hasil + dan usia
hernia, heart defects, neural tube defect, gastroschisis, kehamilan < 20 minggu dapat dilakukan voluntary abortion.
omphalocele Di singapura, voluntary abortion dapat dilakukan apabila
kelainan minor : cleft lip/palate (sumbing), club foot, usia kehamila < 24 minggu
polydactily Apa bedanya screening dan diagnosis ?
apabila ditemukan adanya kelainan lethal, maka Screening : dilakukan pada orang yang normal untuk
dianjurkan untuk partus (dipaksa dilahirkan dengan mencari orang yg beresiko. Biasanya murah dan tidak
metode tertentu) agar ibu bisa hamil kembali invasive.
Diagnosis : dilakukan pada orang yang beresiko atau
Beberapa contoh birth defects : memiliki gejala untuk memastikan ada tidaknya
1. Anencephaly calvaria fetus tidak terbentuk. Tidak penyakit tertentu. Biasanya lebih mahal dan kadang
bisa dilakukan pengukuran BPD-Biparietal Diameter invasive.
(salah satu geometri janin untuk mengukur ukuran fetus Screening untuk trimester 1:
yang juga diukur bersamaan dengan head dilakukan antara minggu ke 11-14
circumference-HC, abdominal circumference-AC, dan screening serum ibu untuk melihat kadar hCG atau free
femur length-FL).Pada USG terlihat frog eye sign. beta-hCG dan pregnancy-associated plasma protein A
2. Ventriculomegaly cerebrum dan cerebellum (PAPP-A)
terbentuk namun terjadi dilatasi ventrikel (karena USG : nuchal tranclucency
Pada trisomi 13,18,21 ditandai dengan peningkatan usia *PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK*
ibu, NT, dan penurunan PAPP-A. Pada trisomi 21, kadar
free beta-hCG akan meningkat sementara pada trisomi
*ANALISIS SPERMA*
13 dan 18 akan turun. Pemateri: Yayan | Editor: Dilla
Teknik Diagnostik : A. TEORI
Chorionic Villus Sampling antara minggu 10 dan 13 ALAT REPRODUKSI PRIA TERDIRI DARI :
Early amniocentesis antara minggu ke 11 dan 14 1. TESTIS
Second-trimester amniocentesis antara minggu 15 Didalam testis terdapat:
dan 20 a. Tubulus Seminiferus berfungsi sebagai tempat
Fetal blood sampling dengan percutaneus umbilical
spermatogenesis (prses produksi sperma yg
blood sampling (PUBS) atau cordocentesis
mencakup pembelahan mitosis dan meiosis) dan
Karyotyping untuk diagnosis trisomi
spermiogenesis (diferensisasi akhir sel benih pria
Manajemen setelah hasil sceening atau diganostik yang haploid)
diperoleh : b. Sel Sertoli berfungsi :
telling bad news harus bisa dan harus tepat agar Penunjang, perlindungan, dan nutrisi
tidak menimbulkan kesalahpahaman atau pertikaian spermatozoa yang sedang berkembang
pada pasien Sekresi Eksokrin : secara kontinu menyekresikan
kelainan minor kehamilan dilanjutkan dan dibuat suatu cairan ke dalam tubulus seminiferus yang
rencana untuk persalinan digunakan untuk mengangkut sperma ke arah
kelainan moderate ditanyakan pada orang tua ductus genitalis
apakah ingin dilanjutkan kehamilannya atau tidak
Sekresi Endokrin : melepaskan steroid estradiol
(informed consent)
yang berasala dari testosteron dan
kelainan lethal dianjurkan untuk terminasi agar ibu
menyekresikan glikoprotein yang menekan
bisa hamil kembali
sintesis dan pelepasan FSH sebagai umpan balik
Preimplantation Genetic Diagnosis ke hipofisis anterior
diagnosis sitogenik atau single gen disorder sebelum c. Sel Leydig berfungsi sebagai penghasil hormon
terjadi implantasi embrio dengan cara mengambil 1 testosteron.
atau 2 sel morula kemudian dilakukan FISH atau PCR 2. DUCTUS INTRATESTICULARIS
untuk mencari kelainan gen. Meliputi tubuli resti, rete estis, dan ductuli efferentes
keuntungan : menghindarkan terminasi kehamilan dan yang berfungsi untukmembawa spermatozoa dan cairan
prosedur lain terkait kegagalan kehamilan dan tubulus seminiferus ke ductus epididimis.
meningkatkan kemungkinan kehamilan yg sehat 3. DUKTUS GENITAL EKSKRETORIK
kekurangan :harus melakukan IVF (In vitro fertilization- Terdiri dari :
sel telur dan sel seprma difertilisasi di luar tubuh),
a. Ductus Epididimis berfungsi sebagai tempat
mahal, dan hanya dapat untuk mendeteksi kelainan
pematangan sperma yang mana sperma akan
sitogenik
mendapatkan karakteristiknya meliputi motilitas,
Therapy fetus (dilakukan intervensi sebelum bayi pematangan akrosom, kemampuan membuahi dan
dilahirkan) terbentuknya reseptor membran untuk protein zona
11transfuse darah intrauterine (melalui pembuluh pellucida di sel telur.
darah pada umbilical chird, terutama pada bayi dgn b. Ductus (Vas) Deferens akan membentuk funikulus
Erythrobalstosis Fetalis – rhesus ibu dan anak berbeda spermatikus, lalu akan melalui kandung kemih dan
sehingga WBC ibu menyerang RBC fetus) membentuk ampula dan dibagian akhir dari ampula
administrasi obat via placenta atau sirkulasi fetus akan bergabung dengan vesicula seminalis,
laser atau radiofrequecy ablation untuk memutuskan selanjutnya memasuki kelenjar prostat dan
anastomosis pembuluh darah bermuara ke urethra prostatica,dan segmen yang
pengurangan jumlah amnion memasuki prostat disebut ductus ejaculatorius.
shunt placement (memasukan tabung berongga mealui
4. KELENJAR TAMBAHAN
abdomen ibu dan uterus ke dalam fetus untuk
a. Vesicula Seminalis berfungsi sebagai kelenjar
mengurangi jumlah cairan pada amnion sac
fetal surgery (proses pembedahan pada fetus selama eksokrin yang memproduksi sekret kental
dalam kandungan untuk memperbaiki birth defects) kekuningan yang mengandung fruktosa, sitrat,
inositol, prostaglandin, fibrinogen serta enzim
Maaf kalau kepanjangan. Kalau mau tanya, ngasi kritik protein lain. sekret yang dikeluarkan oleh vesicula
atau saran boleh pm. Selamat belajar seminalis memberikan komponen 75% dari semen
(menurut Junquera) yang mana memberikan sumber
nutrisi untuksperma, mengkoagulasikan semen
setelah ejakulasi,dan mempengaruhi aktivitas
saluran reproduksi wanita. Vesica seminalis 3. Sebutkan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada
membuat semen agak kental. saat pemeriksaan makroskopis analisis sperma?
b. Kelenjar Prostat menyekresikan cairan yang Liquefaction, Viskositas, Warna, Bau, Volume, pH
mengandung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim 4. Dari bahan di bawah ini, manakah yang tidak termasuk
pembeku (lisozim, amilase, hialuronidasse, prostat bahan untuk mengukur viskositas?
spesifik antigen) dan fibrinolisin. a. Pasteur pipette
Cairan prostat membuat semen terlihat seperti susu. b. Semen
c. Kelenjar Bulbourethra melepaskan sekret jernih c. Glass rod
menyerupai mukus dan mengandung barbagai d. Measuring tube
karbohidrat kecil yang menyelubungi dan melumasi 5. Apa yang dimaksud dengan
lapisan urethra sebagai persiapan pasase sperma. oligoasthenoteratozoospermia?
Jumlah spermatozoa, presentase spermatozoa yang
B. NOMENCLATURE YANG BERHUBUNGAN DENGAN mempunyai progressive motility (PR), dan morfologi
KUALITAS SPERMA spermatozoa dibawah angka normal.
1. ASPERMIA tidak ada semen yang diejakulasikanatau 6. Sebutkan 4 kelainan pada morfologi spermatozoa!
terjadi retrograde Tapered head, pyriform head, round head,
2. AZOOSPERMIA tidak ada spermatozoa pada cairan amorphous head, vacuolated head, bicephalic sperm,
ejakulat coiled tail, bent head, double tail, dll
3. CRYPTOZOOSPERMIA spermatozoa dapat diobservasi 7. Pada pemeriksaan vitalitas, mengapa spermatozoa yang
setelah dilakuka sentrifugasi hidup berwarna bening?
4. HEMOSPERMIA terdapat eritrosit di cairan ejakulat Membran pada spermatozoa yang hidup masih intak
5. LEUKOSPERMIA terdapat leukosit di cairan ejakulat di sehingga eosin Y dye tidak dapat menembus
atas nilai normal membrane, sedangkan pada spermatozoa mati, eosin
6. PYOSPERMIA terdapat pus di cairan ejakulat Y dye dapat menembus membrane sehingga
7. NECROZOOSPERMIA persentase hidup rendah, spermatozoa terwarnai pink.
persentase imotil tinggi 8. Pasien ingin tes infertilitas dalam hari yang sama (B/S)?
8. NORMOZOOSPERMIA jumlah total, persentasi PR, Salah. Karena untuk tes infertilitas harus abstinence
morfologi spermatozoa sama dengan atau di atas batas 2-7 hari dan jarak untuk tes lagi dalam rentang waktu 2-
bawah normal. 3 minggu.
9. ASTHENOZOOSPERMIA presentasi PR (Progressive 9. Pada pemeriksaan round cell, sel apa saja yang diamati?
motility) spermatozoa dibawah normal Leukocyte dan immature germ cell
10. OLIGOZOOSPERMIA jumlah total spermatozoa dibawah 10. Apa fungsi tes imunologi?
normal Untuk melihat faktor imunologi apakah berpengaruh
11. TERATOZOOSPERMIA persentasi spermatozoa dengan terhadap infertilitas, misalnya dengan tes aglutinasi.
morfologi yang baik di bawah normal 11. Sebutkan 3 interpretasi pH semen 6,5!
12. ASTHENOTERATOZOOSPERMIA persentase PR dan Dysgenesis vas deferens, vesicula seminalis,
morfologi dibawah normal epididymis
13. OLIGOASTHENOZOOSPERMIA jumlah total dan 12. Uji liquefaksi memerlukan waktu?
persentase PR spermatozoa di bawah normal 13. Pada semen, komposisi sekresi dari kelenjar prostat
14. OLIGOTERATOZOOSPERMIA jumlah total, dan adalah 60 %? B/S
persentase morfologi spermatozoa di bawah normal 14. Pada uji round cell menggunakan pewarnaan?
15. OLIGOASTHENOTERATOZOOSPERMIA jumlah total, 15. Uji frultosa berfungsi untukmemeriksa?
persentase PR, dan morfologi spermatozoa di bawah 16. Rentang pH normal spermatozoa?
normal 17. Absorbansi pada uji fruktosa sibaca pada panjang
gelombang?
C. SOAL PRETEST 18. Nilai normal uji fruktosa?
1. Apa tujuan dilakukan analisis sperma? 19. Perbedaan Aspermia dan Azoospermia?
Dilakukan untuk pemeriksaan dengan indikasi: 20. Jumlah normal sperma yang dikeluarkan per ejakulasi?
pemeriksaan infertilitas, menentukan keberhasilan 21. Ejakulat yang berwarna agakkekuningan merupakan
vasektomi, dan untuk memilih donor terapi untuk indikasi?
inseminasi.
2. Untuk dilakukan analisis sperma, pasien harus puasa D. CARA PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN SAMPLE
hubungan seksual selama 1 hari (B/S)? 1. Pasien harus abstinence (puasa hubungan seksual) 2-7
Salah, karena seharusnya 2-7 hari, soalnya kalau hari
terlalu dekat waktunya akan terlalu sedikit simpanan 2. Pengumpulan semen dilakukan dengan
semennya. Masturbasi dan diejakulasikan di wadah kaca atau
plastic yang bersih dan bermulut lebar, dan sudah
dipastikan wadah tersebut non-toxic untuk Interpretasi
spermatozoa, dan jangan sampai tumpah. Jika > 60 menit (delay liquefaction) kemungkina
Hindari penggunaan kondom kecuali kondom terjadi gangguan pada kelenjar prostat karena
nontoksik, dapat menggunakan zat pelicin, coitus dalam prostat terdapat profibrinolisin untuk
intercuptus untuk mengejakulasikan semen. membantu proses lisinya fibringen.
3. Semen harus dijaga dalam suhu 20-37°C dan Jika < 15 menit, kemungkinanterjadi gangguan
dikirimkan ke laboratorium sesegera mungkin kurang pada vesicula seminalis,karena didalam vesicula
dari 1 jam setelah ejakulasi. seminalis terdapat faktor kuagulasi yaitu
4. Wadah diberi label identitas pasien, waktu, dan fibrinogen yang membuat cairan semen kental.
tanggal pengumpulan sampel Gangguan bisakarena dysgenesis vesicula
5. Pasien tanda tangan informed consent dan seminalis, atau vesica seminalisnya tersumbat.
melaporkan jika ada semen yang tumpah saat b. TEST VISKOSITAS/KEKENTALAN
pengumpulan Tujuan: Mahasiswa melakukan dan mengerti
bagaimana cara mengukur viskositas semen,
E. ANALISIS OUTLINE
serta dapat menginterpretasikan hasil tes
1. 5 menit pertama: letakkan di inkubator untuk tes
viskositas
liquefaksi
2. Antara 30-60 menit : Prinsip: Semen mempunyai kekentalan tertentu,
a. Tes makroskopis ketika diambil dan didorong keluar dengan alat
akan membentuk untaian semen.
b. Menyiapkan wet preparation dan
dilusi/pengenceran sperma Material: Semen
c. Pemeriksaan vitalitas, jumlah dan konsentrasi Alat
sperma, serta round cell a. Pasteur pipette (pipet sekali pakai dengan
d. Menyiapkan apusan semen untuk tes morfologi diameter 1,5 mm)
e. Menyiapkan semen untuk tes biokimia dengan b. Glass rod (adukan kaca)
sentrifugasi Prosedur: Pasteur pipette
3. Dalam 3 jam: tes biokimia a. Masukkan semen ke dalam Pasteur Pipette
4. Dalam 4 jam: fiksasi, pewarnaan, penilaian morfologi b. Keluarkan semen dari pipette, amati
sperma untaian semen yang terbentuk dan hitung
panjangnya
F. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK c. Laporkan hasilnya dalam centimeterGlass
Meliputi pemeriksaan liquefaction/pengenceran, rod (adukan kaca)
viskositas/kekentalan, warna, bau, volume,pH d. Celupkan glass rod ke container yang berisi
a. TEST LIQUEFACTION semen
Tujuan: Mahasiswa melakukan dan mengerti e. Ambil adukan, amati untaian yang
bagaimana menentukan waktu liquefaction serta terbentuk dan hitung panjangnya
interpretasi waktu liquefaction. f. Laporkan hasilnya dalam centimeter
Prinsip: Semen mengalami pencairan/liquefaction Nilai normal: ≤ 2 cm
secara lengkap dalam waktu tertentu Interpretasi: Jika >2 cm, vesicula seminalis banyak
Material: Semen memproduksi fibrinogen,sehingga kadar
Alat: Timer/Stopwatch kekentalan semakin tinggi dan profibrinolisin dari
Prosedur: Waktu liquefaksi (mnt) = waktu prostat kurang.
liquefaction lengkap - waktu ejakulasi (yang c. TEST WARNA
dilaporkan pasien). Apabila sampel sudah Tujuan: Mahasiswa dapat mengidentifikasi warna
mengalami liquefaksi saat sampel sampai di semen yang normal dan abnormal
laboratorium, maka waktu sampel sampai di Prinsip: Semen normal memiliki warna yang
laboratorium dikurangi waktu ejakulasi. spesifik
Nilai normal: 15-60 menit (WHO, 2010) Material: Semen
Sumber Kesalahan Prosedur: Amati semen secara langsung dengan
a. Pasien memberikan waktu ejakulasi yang latar belakang putih dan di ruang yang terang.
tidak tepat Laporkan hasil pengamatan
b. Gagal untuk mengobservasi dan mencatat Nilai Normal: Warna putih kanji
waktu liquefaction (bisa karena pemeriksa Interpretasi
lupa ditinggal mengerjakan yang lain eh a. Putih kanji: normal
dateng2 udah likuefaksi, bisa juga sampel b. Kekuningan: pyospermia (pus pada sperma),
sudah liquefaksi sebelum diterima jaundice, tercampur urin
laboratorium) c. Kemerahan: hemospermia (bisa karena
pendarahan di vesikula seminalis)
d. Coklat: spinal cord injury (pendarahan yang g. Obat-obatan kanker, steroid, testosterone
letaknya jauh) awalnya berwarna depression therapy.
mearh,berhubung jaraknya jauh makan akan Hyperspermia disebabkan karena abstinensi yang
mengalami hemolisis sehingga menjadi terlalu lama dan kelenjar – kelenjar tambahan
coklat yang terlalu aktif
e. Hijau : banyak mengandung PMN f. TEST pH
d. TEST BAU Tujuan: Mahasiswa dapat melakukan pengukuran
Tujuan : Mahasiswa dapat mengidentifikasi bau pH semen
semen Prinsip: Semen normal memiliki rentang pH yang
Prinsip: Semen normal memiliki bau yang spesifik spesifik
(khas) Material: Semen
Material: Semen Alat:
Alat: Indra penciuman o Pasteur pipette
Prosedur: Identifikasi bau dan laporkan hasilnya o Kertas litmus/indikator pH
Nilai Normal: Bau seperti bunga akasia o pH standar
Interpretasi Prosedur:
o Bau bunga akasia: normal a. Kertas Litmus: aduk sampel, teteskan 1
o Bau busuk: pus tetes semen ke kertas litmus dengan
o Bau amis: gonorrhe Pasteur pipette, observasi perubahan
e. TEST VOLUME warna kertas litmus, dan bandingkan
Tujuan: Mahasiswa melakukan dan mengerti dengan pH standard.
bagaimana cara megukur volume semen, serta b. Indikator pH: aduk sampel, tetes kan 1
dapat menginterpretasikan hasilnya tetes semen dan ratakan ke kertas pH,
Prinsip: Semen normal diejakulasikan dengan tunggu warna seragam (<30 detik),
rentang volume tertentu bandingkan warna dengan strip kalibrasi
Material: Semen untuk membaca pH.
Alat: Modified graduated cylinder (untuk Nilai Normal: > 7,2
mengukur volume dengan akurasi 0,1 mL) Interpretasi:
Prosedur pH semen lebih bersifat basa, karena produksi
a. Volume semen diukur 20 menit setelah sekret dari vesicula seminalis sekitar 60 % yang
ejakulasi mana sekret tersebut bersifat basa,sedangkan
b. Tuangkan semua semen di container ke gelas kelenjar prostat sekretnya 20 % yang bersifat
ukur, jangan sampai ada yang tumpah asam.
atautertinggal di container. Kemudian ukur pH turun: sekresi prostat naik, seminalis turun
volumenya dan laporkan hasilnya pH naik: sekresi seminalis naik, prostat turun.
Nilai Normal: ≥ 1,5mL Semen asam juga bisa karena kontaminasi urin,
Sumber kesalahan obstruksi duktus vesicula seminalis sehingga
a. Salah baca volume di modified graduated produksi seminalis turun. Semen basa produksi
cylinder prostat menurun bisa karena ada infeksi akut di
b. Semen sudah digunakan untuk pemeriksaan prostat
yang lainnya sebelum pengukuran volume Apabila pH < 7 pada azoospermia, kita harus curiga
Interpretasi dysgenesis vas deferens, vesicula seminalis,
Hypospermia (<1,5mL), dapat terjadi karena: atau epididimi
a. Obstruksi vas deferens menyebabkan G. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
alirannya tidak lancar Pemeriksaan mikroskopis meliputi: motilitas sperma,
b. Varicocele (vena di funiculus spermatikus viabilitas, jumlah sperma, morfologi sperma, dan round
membesar/ varises terus menekan ductus sel
deferens,menyebabkan alirannya tersumbat) 1. MOTILITAS SPERMA
c. Ejakulasi retrograde TUJUAN: Mahasiswa melakukan dan mengerti
d. Undescenden testis (steril), tidak ada penilaian motilitas sperma
produksi spermatozoa PRINSIP: Spermatozoa normal memiliki tipe gerak
e. Hormone testosterone turun,menyebabkan tertentu.
produksi spermatozoa turun dan volume
MATERIAL: Semen
semen turun
ALAT:
f. Defect tubulus (bisa karena infeksi)
o Object glass
o Deck glass
o Mikroskop c. Spermatozoa mati akan terwarnai pink
o Pasteur pipette d. Spermatozoa hidup bercirikan kepala
o Tally counter colorless/putih atau light pink
PROSEDUR: e. Spermatozoa dengan leher sedikit terwarnai
a. Campur sampai homogen, tempatkan 10μl dan kepala putih disebut leaky-neck
sampel ke object glass membranes spermatozoa.
b. Tutup dengan cover glass 22x22 mm NILAI NORMAL
c. Inkubasi selama 1 menit Persentase vitalitas: 58%
d. Observasi dengan mikroskop dengan INTERPRETASI
perbesaran kuat Vitalitas turun: terlalu asam, terlalu basa,
e. Evaluasi peetama: amati spermatozoa yang infeksi, terdapat antibody anti sperma,
gerak, hitung 200 sperma pada 8 lapang sperma belum mature (maturasi sperma di
pandang yang berbeda, menilai motilitas epididimis 14 hari)
sperma, hitung persentase gerak sekaligus 3. JUMLAH SPERMA
laporkan apakah ada aglutinasi pada sampel. TUJUAN: Mahasiswa mengetahui dan melakukan
f. Evaluasi kedua: ulangi penilaian motilitas bagaimana cara menghitung jumlah sperma,
sperma sekali lagi untuk memastikan serta menginterpretasikan hasilnya.
homogenitas sampel, sampel homogeny apabila PRINSIP: Semen normal memiliki jumlah
perbedaan hasil pemeriksaan motilitas sperma spermatozoa tertentu
kurang dari 5% MATERIAL: Semen
g. Hitung valid atau tidak nya dengan acceptable ALAT
difference (tabelnya dan carayaada di buku o Micropippete 50μl dan 1000μl
blok) o Pasteur pipette
NILAI NORMAL: o Mikroskop
- Persentase PR+NP: 40% o Improved neubauer counting chamber
- Persentase PR: 32% o Diluents
INTERPRETASI - NaHCO3 50 g
Progressively motility (PR) gerak aktif, - Formalin 10 mL
membentuk garis linear atau lingkaran besar, - Saturated gentian violet 5 mL
terlepas dari kecepatannya - Akuades 1000 mL
Non progressively motility (NP) gerak disitu2 aja, PROSEDUR
berenang2 di lingkaran kecil, flagella bekerja (dipelajari sendiri di buku blok yaa, lengkap dan
dengan keras untuk menggerakkan kepala. banyak banget)
Imotility (IM) tak ada gerakan (bisa jadi ada Total spermatozoa/ejakulasi= konsentrasi per mL x
gangguan maturasi sperma di epididimis, viskositas volume semen
yang tinggi sehingga sperma ga bisa gerak, ga ada NILAI NORMAL
kandungan fruktosa sehingga ga ada energy) Minimal 15x106spermatozoa per mL
2. VIABILITAS/VITALITAS Minimal 39x106spermatozoa per ejakulasi
TUJUAN: Mahasiswa dapat membedaka INTERPRETASI
spermatozoa mati dan hidup Jumlah kurang, bisa karena ejakulasi yang
PRINSIP: Membran spermatozoa mati dapat di terlalu sering, produksi spermatozoa turun
tembus oleh Eosin Y dye (obstruksi tubulus, varicocele, hormone
MATERIAL: Semen testosterone turun, steril,dll)
ALAT 4. MORFOLOGI SPERMA
o Object glass TUJUAN: Mahasiswa dapat melakukan dan
o Deck glass mengerti bagaimana cara menilai morfolofi
o Pasteur pipette sperma dan menginterpretasikan hasilnya
o Mikroskop PRINSIP: Spermatozoa dalam ejakulat
o Eosin Y – 0,5% (w/v) eosin solution in normal mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi
saline MATERIAL: Semen
PROSEDUR ALAT
a. Wet preparation: tinggal diteteskan 5μl o Object glass
semen dan 5μ eosin 0,5% ke object glass, o Slider
dicampur, ditutup cover glass, diamati, o Pasteur pipette
dihitung o Mikroskop
b. Smear preparation: kita buat apusan. o Giemsa stain
Diamati pada 200 sperma.
Leher (neck mid-piece) : ramping, lurus, dan
PROSEDUR batas teratur.
Sama dengan prosedur pewarnaan Ekor (tail) : ramping (tidak tergulung), batas
giemsa yang lainnya, diteteskan sample ke teratu
objek glass, buat apusan, keringkan, fiksasi
dengan methanol 5 menit, diwarnai giemsa 30 5. ROUND CELL
menit. Dicuci dengan buffer phosphate pH 6,9, TUJUAN: Mahasiswa dapat melakukan
keringkan, amati di mikroskop pemeriksaan round cell sebagai bagian dari
NILAI NORMAL analisis sperma
PRINSIP: Semen normal mempunyai jumlah sel
non sperma dalam jumlah tertentu
MATERIAL: Semen
ALAT
o Object glass
o Slider
o Pasteur pipette
o Microscope
o Methylene blue stain
INTERPRETASI PROSEDUR:
a. Pada saat pemeriksaan morfologi, terdapat
round cell > 10 sel di setiap lapang pandang
perbesaran kuat, maka pemeriksaan round
cell harus dilakukan
b. Campur 2 tetes semen dengan 1 tetes
methylene blue 1%
c. Campur di object glass, tutup dengan cover
glass, tinggalkan 30 menit
d. Amati dengan mikroskop, hitung round cell
yang ditemukan diantara 200 sperma
e. Leukosit (biru), germ cell (putih) , germ cell
lebih sedikit besar dari leukosit
f. C=Nx S/200 (C: leukosit/germ cell dalam
juta/mL; N: jumlah leukosit/germ sel di 200
spermatozoa; S: konsentrasi sperma dalam
juta/mL
NILAI NORMAL: Round cell <1x106/ mL
INTERPRETASI
Apabila round cell lebih dari batas normal,
bisa terjadi pada infeksi, misalnya gonorrhea,
Spermatozoa yang abnormal
sifilis, dll
Struktur dari spermotozoa manusia terdiri dari
kepala, leher, dan ekor. Kepala terdiri atas sel H. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
berinti padat dan hanya sedikit sitoplasma dan Meliputi test Fruktosa dan tes aglutinasi
lapisan membran sel di sekitar permukaannya. Di 1. TEST FRUKTOSA
bagian luar, dua pertiga anterior kepala terdapat TUJUAN: Mahasiswa dapat melakukan pengukuran
selubung tebal yang disebut akrosom yang kadar fruktosa dalam semen
mengandung enzim hyalurodinase. Enzim ini PRINSIP: Fruktosa di semen bereaksi dengan
mencerna filamen proteoglikan dari jaringan dan resorsinol membentuk kompleks warna
enzim proteolitik yang sangat kuat untuk berwarna merah dan diukur dan dibaca
mencernaprotein sehingga memainkan peranan absorbansinya pada panjang gelombang λ 490 nm
penting untuk membuahi ovum. MATERIAL: Semen
Spermatozoa normal mempunyai ciri-ciri sebagai ALAT
berikut: o Spectophotometer
Kepala: bentuk oval, batas teratur, o Tabung reaksi
mempunyai tepi akrosom yang menutupi > o Micropipette 500 μL
1/3 permukaan kepala. o Measuring pipette 10 mL
o Sentrifugasi
o Tabung sentrifugasi c. Aglutinasi adalah petunjuk faktor imunologi
o Water bath 90°C mempengaruhi infertilita
REAGEN Nah langsung aja yah kita bahas tentang EKG, di skills lab
o Ba(OH)2 0,3 N ini sebenarnya sama aja dengan apa yang sudah kita
o ZnSO pelajari di Fisiologi kemaren, tapi lebih mengutamakan
o 4 0,175 M pada kemampuan penggunaan alatnya
o Resorsinol 0,1% dalam alkohol 95% Di skills lab juga kita gak perlu mengetahui asal dari tiap
o HCl 10 N gelombang dan maksudnya apa, karena akan dipelajari di
blok B. 1 nanti, jadi untuk lebih jelas bisa di baca di
o Larutan standar fruktosa 200 mg/l
bagian fisiologi, di sini aku uma nambahin dikit dikit aja
i. Dilusi 50 mg fruktosa dalam 100 mL benzoic acid
hehehe
0,2% untuk membuat base solution
EKG intinya adalah alat yang digunakan untuk merekam
ii. Dilusi 1 mL base solution dengan akuades akivitas elektrik jantung. Alat ini terdiri dari 4 kabel
sampai volume 100 mL ekstremitas dan 6 kabel precordial.
PROSEDUR Informasi yang dapat diperoleh dari EKG antara lain :
a. Semen dideproteinisasi terlebih dahulu, pada 1. Kegiatan elektrik jantung, sehingga dapat
tabung reaksi: dibandingkan antara yang normal dengan tidak
- 0,1 mL semen 2. Frekuensi denyut jantung, ada beberapa cara
- 2,9 mL akuades ngitungnya :
- 0,5 mL Ba(OH)2, homogenisasi a. 1500/interval RR (kotak kecil)
- 0,5 mL ZnSO4, homogenisasi b. 300/interval RR (kotak sedang)
- Sentrifugasi 4000 rpm selama 5 mnt c. Berapa RR dalam 6 detik x 10
Metoda yang beda beda ini dibuat agar lebih akurat
b. Siapkan 3 tabung reaksi
dan juga untuk beberapa kelainan seperti asinus
- T(Test): diisi specimen tadi
jantung, dll
- S(Standard):diisi larutan standar fruktosa
3. Axis jantung (rumusnya kayak di fisio)
- B(Blanko): diisi akuades 4. Interval waktu penghantaran rangsang, segmen
c. Ketiganya dihomogenisasi, kemudian letakkan Cuma itu mungkin yang mau aku tambahin, langsung
di water bath 90°C selama 10 menit masuk ke langkah kerja aja yah :
d. Baca absorbansinya pada λ 490 nm 1. Siapkan dan periksa semua alat yang akan
e. Fruktosa (mg/dl) : Abs Test/Abs Standard x digunakan, pada skills lab EKG akan digunakan EKG
200 AT-1 buatan Schiller AG Swiss
NILAI NORMAL: 120-450 mg/dL 2. Setelah selesai hubungkan dengan sumber listrik
INTERPRETASI dan nyalakan dengan menekan tombol ON
Fruktosa dalam semen digunakan sebagai energy 3. Cuci tangan, sebelum menghubungkan kabel2 nya
untuk spermatozoa diproduksi oleh vesiculae ke pasien hehehe
4. Jika pasien dalam keadaan sadar minta untuk
seminalis. Jumlah fruktosa dipengaruhi oleh kadar
berbaring dan buka pakaian, serta melepas segala
testosteron dalam tubuh, pada hipoplasia dan
peralatan yang berhubungan dengan logam.
radang vesicula seminales dan pada penyumbatan Sembari kita menghubungkan kabel kabel ke
ductuli ejaculatori kadar fruktosa menurun. leadnya ( yang cup )
Penyumbatan ductuli ejaculatori yang total 5. Nah setelah selesai buka baju, maka bersihkan alat
berakibat kadar fruktosa dalam semen menjadi nol yang digunakan pada bagian metalnya dengan
SUMBER KESALAHAN alcohol (kalau kata dokter kelompokku, kalau pas
- Reagen yang buruk OSCE bersihkan 1 buah aja, krn uda dibersihkan
- Pipetting yang tidak akurat semuanya, jd hemat waktu hehehe)
- Spektophotometer yang tidak terkalibrasi 6. Setelah itu, bersihkan tubuh pasien yang akan
2. TES AGLUTINASI bersentuhan dengan lead, menggunakan alcohol
untuk menghilangkan minyak yg bisa jadi perusak
TUJUAN
hasil pembacaan
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara
7. Oleskan gel konduktor pada tubuh pasien yang akan
mengidentifikasi aglutinasi sperma diletakkan lead atau pada leadnya juga boleh
PROSEDUR 8. Untuk mengingatkan kembali letak pemasangan
a. Karakteristik aglutinasi sperma adalah lead, yang ekstremitas, yaitu :
perlekatan antara spermatozoa motil dengan a. Lengan Kanan : Merah
spermatozoa lainnya, perlekatan itu bisa b. Lengan Kiri : Kuning
kepala dengan kepala, badan dengan badan, c. Kaki Kiri : Hijau
ekor dengan ekor, atau campuran. d. Kaki Kanan : Hitam
b. Tidak termasuk aglutinasi apabila Kalau yang ekstremitas Leadnya dipasang duluan
spermatozoa motil melekat dengan baru dihubungkan ke kabel, kalau yang di precordial
spermatozoa immotil atau sel non sperma leadnya dihubungkan dulu dengan kabel yang
sesuai, karena nanti pasiennya kesakitan lama lama d. Melarutkan lemak
di tempel dengan cupnya e. Konduktor listrik
9. Untuk yang precordial, maka warna warna dan 3. Makna dari gelombang P pada hasil EKG adalah ….
letaknya adalah : a. Depolarisasi aorta
a. V1 : Merah, SIC 4 Linea sternalis dextra b. Depolarisasi atrium
b. V2 : Kuning, SIC 4 Linea sternalis sinistra c. Repolarisasi atrium
c. V3 : Hijau, antara C2 dan C4 d. Depolarisasi ventrikel
d. V4 : Coklat, SIC 5 Linea midclavicularis e. Repolarisasi ventrikel
e. V5 : Hitam, SIC 5 Linea axilaris anterior 4. Bagaimana grafik EKG pada orang yang mengalami
f. V6 : Ungu, SIC 5 Linea midaxilaris kerusakan nodus SA?
10. Setelah selesai memasang lead, pastikan semua a. Tidak ada gangguan, karena akan dikendalikan
benar kabelnya, setelah itu liat EKG pastikan kertas nodus AV
sudah ada dan berada di awal perekaman b. Gelombang kompleks QRS semakin tinggi
11. Tekan tombol start, biasanya katanya di fisio pakai c. Gelombang P hilang
yang automatic, kecepatan 25mm/sec, setelah d. Gelombang T hilang
selesai maka tarik kertasnysa e. Semakin lama interval denyutnya
12. Lepaskan Leadnya dari pasien dan bersihkan gel 5. Berapa kecepatan standar yang digunakan untuk
yang tadi dengan menggunakan alcohol lagi mengukur pada EKG ?
13. Setelah itu kita cuci tangan (ingat 6 langkah yah a. 10mm/sec
haha) b. 15mm/sec
14. Baru isikan data data yang dirasa penting pada hasil c. 20mm/sec
EKG, seperti nama, umur, jenis kelamin, hari dan d. 25mm/sec
tanggal, alamat, serta nomor rekam medis e. 30mm/sel
15. Terakhir jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
dengan hasil yang mudah dimengerti JAWABAN: DEBCD
Kayaknya uda lengkap deh langkah kerjanya, ini aku
ngutip dan adaptasi dari form feedback yang dari
halaman 134 hehe
Ohiyaa kemaren di kelompokku ada ditanya2 mengenai
beberapa kelainan atau kondisi untuk pemeriksaan EKG
sekedar ilmu aja :
1. Bagaimana jika orang yang mau di EKG itu lengan
dan kaki / salah 1 ekstrimitas sudah diamputasi ?
- Letakkan Leadnya pada ujung paling distal dari
ektrimitas tsb, missal betis sampai ke bawahnya
sudah diamputasi, maka jadinya di daerah paha
2. Bagaimana jika orang tersebut memiliki pin metal
dalam alat geraknya ?
- Usahakan agar dapat dikeluarkan dulu hehe
3. Bagaimana dengan orang yang memiliki kelainan
congenital dextrocardia ?
- Maka semua letak leadnya harus dicerminkan,
jadi yang dikanan jadi kiri, dan sebaliknya
4. Apa ada lead lain selain yang 12 itu ?
- Ada, yaitu Lead V7-V8 yang berada di punggung
(Yaudah kayaknya itu aja dari aku semoga bermanfaat
untuk OSCE maupun miniOSCE nanti hehehe)
LATIHAN SOAL
1. Berikut adalah yang dapat diketahui dari pembacaan
EKG kecuali …..
a. Ritme jantung
b. Frekuensi denyut
c. Axis jantung
d. Ukuran jantung
e. Interval fase jantung
2. Apa fungsi memberikan gel lubrikan pada tubuh/ logam
leadnya ?
a. Agar mengurangi gesekan dengan tubuh
b. Menghangatkan tubuh pasien
c. Mengurangi rasa sakit