BAB VIII
KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka
panjang, aset tetap, dana cadangan, dan piutang jangka panjang.
Aset Lainnya, antara lain:
1. Aset Tak Berwujud;
2. Kemitraan dengan pihak ketiga;
3. Kas yang dibatasi penggunaannya;
4. Uang Muka Rekening BUN; dan
5. Aset Lain-Lain.
f. ATB Lainnya
ATB lainnya merupakan jenis ATB yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam jenis ATB yang ada. Di antara contoh
ATB lainnya adalah peta digital dan situs web yang
dikembangkan oleh beberapa kementerian negara/lembaga.
Menurut cara perolehannya, ATB dapat dibedakan menjadi:
a. Pembelian;
b. Pengembangan internal;
c. Pertukaran;
d. Kerjasama;
e. Donasi/hibah;
f. Warisan budaya/sejarah.
Berdasarkan masa manfaatnya, ATB dapat dibedakan menjadi:
a. ATB dengan masa manfaat terbatas;
b. ATB dengan masa manfaat tak terbatas.
3. Pengakuan
ATB diakui jika, seluruh syarat berikut ini terpenuhi yaitu:
a. Dapat diidentifikasi;
b. Dikendalikan, dikuasai, atau dimiliki entitas;
c. Kemungkinan besar manfaat ekonomi dan sosial atau jasa
potensial di masa mendatang mengalir kepada/dinikmati oleh
entitas; dan
d. Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.
ATB dapat diidentifikasi apabila:
a. Dapat dipisahkan, artinya aset ini memungkinkan untuk
dipisahkan atau dibedakan secara jelas dari aset-aset yang lain
pada suatu entitas; atau
b. Timbul dari kesepakatan yang mengikat, seperti hak kontraktual
atau hak hukum lainnya, tanpa memperhatikan apakah hak
tersebut dapat dipindahtangankan atau dipisahkan dari entitas
atau dari hak dan kewajiban lainnya.
Suatu entitas disebut mengendalikan aset jika memiliki kemampuan
untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari
aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam
memperoleh manfaat ekonomi dari aset tersebut.
Untuk ATB yang diperoleh dari pengembangan internal, kriteria
pengakuannya dikelompokkan dalam dua tahap yaitu:
100
2. Jenis
a. Tanah;
b. Gedung dan Bangunan dan/atau Sarana beserta seluruh
fasilitasnya yang dibangun untuk pelaksanaan perjanjian
kerjasama/kemitraan;
c. BMN selain Tanah dan Bangunan;
d. Aset Tak Berwujud; dan
e. Aset Konsesi Jasa, dalam suatu perjanjian konsesi jasa dapat
berupa: jalan, jembatan, terowongan, penjara, rumah sakit,
bandara, fasilitas distribusi air, pasokan energi dan jaringan
telekomunikasi, instalasi permanen untuk operasi militer dan
operasi lainnya, dan aset tetap lainnya atau aset tak berwujud
yang digunakan untuk keperluan administrasi dalam
memberikan pelayanan publik.
3. Pengakuan
a. Pengakuan aset kemitraan pola kerjasama pemanfaatan BKS
1) BMN yang dipartisipasikan dalam pola kerjasama
pemanfaatan BKS diakui sebagai aset kemitraan pada saat
telah terdapat BAST kerjasama pemanfaatan atau dokumen
yang dipersamakan.
2) Aset berupa bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya
yang berasal dari mitra pada masa kerjasama dijelaskan
secara memadai di Catatan atas Laporan Keuangan.
3) Pada akhir masa kerjasama pemanfaatan BKS, aset berupa
bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya yang berasal
dari mitra diakui sebagai BMN sesuai dengan BAST atau
114
Jurnal
1. Terdapat saldo kas yang Beban xxx Rekening
berdasarkan ketentuan Penampungan
masih belum/tidak menjadi Dana Titipan,
hak negara. Rekening
2. Terdapat saldo kas yang Dana Pihak Ketiga Penampungan
berdasarkan ketentuan (Untuk alasan Dana Jaminan,
masih belum/tidak menjadi kepraktisan, maka Rekening
hak negara dan K/L mengakui Penampungan
berdasarkan ketentuan sebagai Dana Pihak Sementara
masih akan dikembalikan Ketiga)
kepada pihak pemilik dana
3. Pengakuan
Pengakuan atas kas yang dibatasi penggunaannya diakui pada
saat kas disisihkan atau ditempatkan pada suatu rekening tertentu
yang dimaksudkan untuk membiayai suatu kegiatan tertentu atau
masih akan dikembalikan kepada pihak pemilik dana.
4. Pengukuran
Kas yang dibatasi penggunaannya dicatat sebesar nilai nominal
kas yang disisihkan atau ditempatkan pada suatu rekening tertentu
yang dimaksudkan untuk membiayai suatu kegiatan tertentu atau
masih akan dikembalikan kepada pihak pemilik dana.
5. Penyajian dan Pengungkapan
Kas yang dibatasi penggunaannya disajikan di dalam kelompok
Aset Lainnya dan diungkapkan secara memadai di dalam CaLK. Hal-
hal yang perlu diungkapkan antara lain adalah tujuan penyisihan
dana, dasar hukum dilakukannya penyisihan, jenis kas yang dibatasi
penggunaannya, dan informasi lainnya yang relevan dan dapat
membantu pembaca laporan keuangan dalam mengintepretasi
hasilnya.
E. ASET LAIN-LAIN
1. Definisi
Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang
tidak dapat dikelompokkan dalam aset tidak berwujud, kas yang
dibatasi penggunaannya dan kemitraan dengan pihak ketiga.
2. Jenis dan Pengakuan Aset Lain-lain
Aset tetap dan Aset Lainnya yang dimaksudkan untuk
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah direklasifikasi ke dalam
Aset Lain-lain. Contoh: Penghentian penggunaan aset tetap dan atau
aset lainnya (semisal ATB) pemerintah dapat disebabkan karena
rusak berat, usang, dan/atau aset tetap yang tidak digunakan
karena sedang menunggu proses pemindahtanganan (proses
penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal). Selain itu,
aset lain-lain pada pemerintah pusat termasuk di dalamnya, antara
lain adalah aset eks Pertamina, aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS), dan aset PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PT PPA).
3. Pengakuan
Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam aset
lain-lain.
4. Pengukuran
121