Mansur Zakaria
Pada hakekatnya keterampilan dasar memukul bola dalam permainan kasti merupakan
bagian terpenting. Menurut Mulyaningsih (2010 : 58) keterampilan utama yang lain
dalam permainan kasti adalah memukul bola. Hal ini penting untuk diperhatikan supaya
kita nantinya dapat memukul bola yang diarahkan secara tepat. Latihan memukul bola
dapat dilakukan secara mandiri. Pantulkan bola ketanah setinggi dada agar mudah untuk
dipukul. Selanjutnya menurut Sukrisno (2007 : 2) setiap pemain berhak 1 kali memukul
kecuali pemain terakhir berhak memukul 3 kali pukulan. Sesudah memukul, pemain harus
meletakan alat pemukul didalam ruangan pemukul. Apabila alat itu berada diluar tempat
yang telah ditentukan, pemain tersebut tidak mendapatkan nilai kecuali ia segera
membetulkannya kembali. Menurut Sahudi (2004 : 3-4) cara memegang pemukul adalah
Setiap pemain kasti bisa memukul bola sejauh-jauhnya. Oleh karena itu harus menguasai
cara-cara memukul yang baik agar pukulan. Berlatih memegang pemukul kayu dan cara
mengayun pemukul. Ada tiga cara yang baik memegang pemukul, yakni pegangan
panjang, pegangan sedang (menengah) dan pegangan pendek.
Menurut Sahudi (2004 : 4) pukulan dalam permainan kasti terdiri atas 4 macam
yaitu:
1) Pukulan melambung jauh
Pukulan ini dilakukan dengan cara tangan kanan yang memegang pemukul
0
diserongkan 45 kebawah. Pukulan dilakukan dengan sikap rileks, agar ayunan
tangan kanan bisa bebas mencapai samping kiri atas. Dengan demikian hasil
pukulan itu benar-benar melambung tinggi. Untuk bisa memukul dengan bagus
harus berlatih secara teratur.
2) Pukulan mendatar
Kaki kiri didepan, tangan kanan memegang pemukul posisi pemukul sejajar bahu.
Pukulan ini menghasilkan gerak bola sangat cepat melesat kedepan. Dengan gerak
bola yang sangat cepat, regu penjaga akan sukar menangkap bola yang dipukul.
Jadi tujuan pukulan ini menyulitkan regu penjaga, sehingga sipemukul bisa berlari
dengan cepat mencapai tiang bebas dan dapat kembali dengan mudah keruang
bebas.
3) Pukulan menukik
Pukulan macam ini dipakai untuk memukul bola dengan cepat, tetapi bila pukulan
tidak tepat, maka bolanya pelan dan dekat. Jadi jenis pukulan ini harus benar-
benar dikuasai, agar pukulan tidak meleset dan bola jauh didalam garis pukul.
Jenis pukulan menukik sangat memudahkan larinya bola secara tak terduga-duga
baik oleh pemukul maupun oleh penjaga.
4) Pukulan menyamping
Posisi badan agak miring/menyamping. Kaki dibuka sejajar, Berat badan
tertumpuk pada kaki belakang. Pada saat bola sampai, badan segera diputar
kekanan sehingga bola akan jatuh disamping kiri lapangan. Pukulan ini sangat
berguna untuk mengecoh penjaga.
Metode Berpasangan
Menurut Fahrudin (2009 : 3), metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya, Arikunto (2008 : 30) mengemukakan
bahwa metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan dalam
pembelajaran.
Merujuk pada konsepsi belajar, pembelajaran, dan metode diatas, maka belajar
melempar bola dalam permainan kasti akan disajikan melalui kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode berpasangan.
1. Meningkatkan partisivasi
2. Cocok untuk tugas sederhana
3. Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok
4. Interaksi lebih mudah, dan
5. Lebih mudah dan cepat membentuknya.
Kekurangannya :
Menurut Sukrisno (2007 : 2-3) dalam peraturan permainan kasti jumlah pemain
tiap regu dapat disesuaikan dengan keadaan di sekolah.
a. Regu pemukul
Setiap pemain berhak 1 kali memukul, kecuali pemain terakhir berhak memukul
sebanyak tiga kali pukulan.
Sesudah memukul, pemain harus meletakan alat pemukul didalam ruangan
pemukul. Apabila alat itu berada diluar tempat yang telah ditentukan, pemain
tersebut tidak dapat nilai, kecuali ia segera membetulkannya kembali.
b. Regu penjaga.
Regu penjaga bertugas:
Mematikan lawan.
Menangkap langsung bola yang dipukul.
Membakar ruang bebas jika ruang bebas kosong.
c. Pelambung
Pelambung bertugas:
Melambungkan bola secara wajar sesuai dengan permintaan pemukul.
Jika bola dilambungkan tidak terpukul, sipelambung harus mengulanginya lagi.
Jika sampai 3 kali berturut-turut bola tidak terpukul, sipemukul dapat lari bebas
ketiang pemberhentian 1.
d. Pukulan benar
Pukulan dinyatakan benar apabila bola yang dipukul melampaui garis pukul. Selain
itu, saat dipukul bola tidak boleh mengenai tangan dan tidak boleh jatuh diruangan
bebas.
e. Penghitungan nilai
Nilai permainan kasti dihitung menurut aturan berikut:
Jika pemain memukul bola lalu berlari kepemberhentian I, II, III, dan ruang bebas
secara bertahap; mendapat nilai 1.
Jika pukulan benar dan dapat kembali keruang bebas tanpa berhenti pada tiang-
tiang pemberhentian; mendapat nilai 2.
Regu penjaga mendapat nilai 1 apabila berhasil menangkap langsung bola yang
dipukul.
Pemenang adalah regu yang berhasil memukul mengumpulkan nilai terbanyak.
f. Waktu permainan
Permainan ini berlangsung 2 babak. Tiap babak berlangsung selama 30 menit. Tiap
babak diselingi waktu istirahat 10 menit.
g. Pergantian tempat
Pergantian tempat antara regu pemukul dan penjaga terjadi jika:
Salah seorang regu pemukul terkena lemparan.
Boal ditangkap 3 kali berturut-turut oleh penjaga.
Alat pemukul lepas saat memukul.
Salah seorang regu pemukul memasuki ruang bebas melalui garis belakang.
Salah seorang regu pemukul keluar dari ruang bebas atau keluar dari batas
lapangan.
Teknik Memukul
Pada prinsipnya bahwa teknik memukul bola dalam permainan kasti sangat
penting. Menurut Sutisna (2004 : 5) pukulan yang baik dapat dilakukan jika kita
memegang kayu pemukul dengan benar. Caranya antara lain tangan saat memukul bola
tidak kaku. bagian pemukul yang rata dihadapkan kearah pukulan.
Teknik memukul bola dalam permainan kasti yang harus dikuasai terdiri atas
teknik pukulan lurus, teknik pukulan atas atau lambung, dan teknik pukulan samping.
Sebelum memukul bola, minta pada pelambung agar bola datang lurus, mengarah
kedada, dan tidak terlalu cepat. Untuk menghasilkan pukulan yang keras, ayunkan tangan
diikuti gerakan badan. Posisi kaki disesuaikan dengan gerakan tangan, misalnya bila
tangan kanan memukul maka posisi kaki kiri didepan.
HASIL
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan November 2013 tentang kegiatan
pembelajaran pada materi permainan kasti ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi,
anatara lain metode pembelajaran. Sebelumnya metode pembelajaran yang diterapkan
guru mencerminkan kepasifan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Kegiatannya lebih
banyak dilakukan secara individual yang hanya menggunakan media terbatas. Kondisi
tersebut terpaksa siswa harus sabar menunggu giliran. Akibatnya lama kelamaan siswa
merasa jenuh. Untuk menghindari kejenuhan ini, siswa melakukan aktivitas-aktivitas lain
yang tidak ada kaitannya dengan materi pembelajaran, seperti bercanda sesama teman
didekatnya, duduk dan sebagainya.
Nilai Rata-rata
No Indikator yang dinilai Keterangan
Ketuntasan
1 Teknik pukulan lurus 60.70 Kurang
Teknik pukulan atas atau
2 63,09 Kurang
melambung
3 Teknik pukulan samping 65,47 Cukup
Rata-rata 63,08 Kurang
Dari tabel diatas jelas bahwa keterampilan dasar memukul bola dalam permainan
kasti dikategorikan sedang / cukup, hal ini disebabkan oleh metode yang diterapkan guru
mencerminkan kepasihan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Untuk itu lebih jelas
memahami hasil dari pada data observasi pada tabel diatas, maka berikut ini
penjelasannya melalui diagram berikut ini :
65.47%
66.00%
65.00%
64.00% 63.09%
63.00%
62.00% 60.70%
61.00%
60.00%
59.00%
58.00%
Teknik Pukulan Teknik Pukulan Atas Teknik Pukulan
Lurus / Lambung Samping
Gb. 1 : Diagram Observasi Awal Keterampilan Dasar Memukul Bola Dalam Permainan
Kasti
Berdasarkan tabel dan gambar diagram diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
keterampilan memukul bola dalam permainan kasti perlu diberi tindakan, alasan yang
menarik karena rata-rata seluruh siswa dalam penguasaan keterampilan dasar memukul
bola dalam permainan kasti rata-rata belum memenuhi standar indikator yang diharapkan.
Berdasarkan alasan tersebut diatas tindakan yang akan diberikan kepada siswa yaitu
melalui metode berpasangan dan sistematika prosedur pada saat pelaksanaan tindakan
dalam pembelajaran. Adapun capaian yang diperoleh pada observasi awal dijabarkan
sebagai berikut :
a. Teknik pukulan lurus rata-rata 60,70 % peningkatannya minimal sebesar 14,3 %
dari indikator kinerja 75 %
b. Teknik pukulan atas atau lambung 63,09 % peningkatannya minimal sebesar
11,91 % dari indikator kinerja 75 %
c. Teknik pukulan samping 65,47 % peningkatannya minimal sebesar 9,53 % dari
indikator kinerja 75 %.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada observasi awal maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti perlu ditindaki
melalui metode berpasangan.
Berdasarkan hasil data pada pelaksanaan siklus satu jelas bahwa keterampilan dasr
memukul bola dalam permainan kasti, masih perlu diberi tindakan, salah satu pemberian
tindakan yang akan diberikan yaitu melalui cara pembelajaran metode berpasangan, untuk
membuktikan motivasi belajar siswa dalam menemukan cara belajarnya dan membuat
siswa lebih cepat dalam menguasai dan memiliki keterampilan gerak dasar memukul bola
dalam permainan kasti. Adapun tindakan yang telah diberikan pada siklus pertama
menghasilkan data sebagai berikut :
Nilai Rata-rata
No Indikator yang dinilai Keterangan
Ketuntasan
1 Teknik pukulan lurus 66,18 Cukup
Teknik pukulan atas atau
2 69,99 Cukup
melambung
3 Teknik pukulan samping 73,33 cukup
Rata-rata 69,83 Cukup
Dari tabel diatas jelas bahwa keterampilan dasar memukul bola dalam permainan
kasti rata-rata mereka dikategorikan cukup, hal ini disebabkan pada intinya bahwa
keterampilan memukul bola dalam permainan kasti sulit dilakuka. Untuk itu lebih jelas
memahami hasil dari pada data siklus satu pada tabel diatas, maka berikut ini
penjelasannya melalui diagram berikut :
73.33%
74.00%
72.00%
69.99%
70.00%
68.00% 66.18%
66.00%
64.00%
62.00%
Teknik Pukulan Teknik Pukulan Atas Teknik Pukulan
Lurus / Lambung Samping
Gb. 2 : Diagram Siklus I Keterampilan Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti
Melalui Metode Berpasangan.
Dari tabel II dan diagram diatas nampak bahwa keterampilan dasar dalam
permainan kasti masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat diperlihatkan pada indikator
kinerja yang diharapkan. Dimana siswa diupayakan untuk dapat melakukan beberapa
komponen dalam memukul bola. Akan tetapi belum seenuhnya siswa mampu
melakukannya. Hal ini dapat diamati pada komponen indikator yang dinilai yaitu : (a)
Teknik pukulan lurus rata-rata 66,18 %. (b) teknik pukulan atas atau lambung rata-rata
69,99 %. (c) teknik pukulan samping rata-rata 73,33 %.
Dari tabel diatas jelas bahwa keterampilan dasar memukul bola dalam permainan
kasti rata-rata keterampilan mereka dikategorikan telah meningkat hingga melebihi
standar indikator kinerja yang diharapkan lebih jelasnya untuk memenuhi hasil dari pada
siklus dua pada tabel diatas, maka berikut ini penjelasanya melalui diagram sebagai
berikut :
79.04%
80.00%
77.14%
78.00%
76.00%
74.00% 72.37%
72.00%
70.00%
68.00%
Teknik Pukulan Teknik Pukulan Atas Teknik Pukulan
Lurus / Samping Samping
Gb. 3 : Diagram Siklus II Keterampilan Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti
Melalui Metode Berpasangan.
Berdasarkan hasil yang tercantum pada tabel tiga dan diagram diatas jelas bahwa
keterampilan dasar memukul bola dalam permainan kasti rata-rata meningkat secara
keseluruhan. Perolehan hasil peningkatan tersebut yaitu : (a) Teknik pukulan lurus rata-
rata 72,37 %. (b) Teknik pukulan atas atau Lambung rata-rata 77,14 %. (c) Teknik
pukulan samping 79,04 % meningkat sebesar 76,18 % ini berarti bahwa siswa telah
memiliki keterampilan dasar memukul bola dalam permainan kasti sesuai diharapkan.
Melihat keberhasilan peningkatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan
metode berpasangan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa atau salah satu
upaya peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran pendidkan jasmani olahraga
dan kesehatan pada umumnya dan pada khususnya pada permainan kasti.
PEMBAHASAN
Dalam tabel yang dimaksud akan jelas grafik proses dari pada penggunaan metode
pembelajaran dimaksud tentang proses yang telah dialaminya.
Observasi
No Indikator yang dinilai Siklus I Siklus II
Awal
1 Teknik pukulan lurus 60,70 66,18 72,37
Teknik pukulan atas atau
2 63,09 69,99 77,14
melambung
3 Teknik pukulan samping 65,47 73,33 79,04
Rata-rata 63,08 69,83 76,18
77.14% 79.04%
80.00% 72.37% 73.33%
69.99%
66.18% 65.47%
70.00% 63.09%
60.70%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Teknik Pukulan Lurus Teknik Pukulan Atas / Teknik Pukulan Observasi Awal
Lambung Samping Siklus I
Siklus II
Gb. 4 : Diagram Perbedaan Hasil Peningkatan Data Awal, Siklus I dan II Keterampilan
Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti.
Dari tabel dan diagram diatas jelas bahwa peningkatan keterampilan dasar
memukul bola dalam permainan kasti melalui metode berpasangan melebihi indikator
kinerja yang diharapkan, artinya bahwa pada masing-masing komponen keterampilan
gerak dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian
maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: “Melalui metode
berpasangan maka keterampilan dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa
kelas IV SDN 3 Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan”
dan dapat diterima.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA