Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerusakan lingkungan merupakan permasalahan serius dalam beberapa tahun

terakhir. Hal ini disebabkan oleh kegiatan ekonomi yang dilakukan di berbagai

belahan dunia. Salah satu pelaku ekonomi yang sering dijadikan penyebab

permasalahan lingkungan adalah perusahaan. Menurut Sutami et al (2011),

banyak perusahaan melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam dan sumber

daya manusia untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun, hal tersebut

tidak sejalan dengan apa yang diinginkan perusahaan. Ketika keuntungan

perusahaan terus meningkat, disisi lain kerusakan yang timbul akibat proses

produksi barang meningkat, sehingga tingkat pajak maupun biaya untuk

kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan terus meningkat. Seiring adanya

tuntutan dari masyarakat terhadap perusahaan untuk memberikan

pertanggungjawaban sosialnya, perusahaan mengembangkan konsep 3P yang

diperkenalkan oleh Elkington (1988), yaitu People, Planet and Profit atau disebut

dengan konsep Triple Bottom-Line. Konsep tersebut merupakan cerminan dari

istilah yang dikenal berbagai perusahaan di dunia, yaitu Sustain Ability. Sustain

Ability memiliki makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan

untuk bertahan hidup selama mungkin atau disebut dengan Long-Life Company.

Dari hal ini, perusahaan perlu membuat suatu laporan berkelanjutan

(Sustainability Report) yang berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban

1
perusahaan kepada stakeholders dalam bentuk sebuah laporan. Sustainability

Report adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi

mengenai dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam kegiatan sehari – hari

(GRI, 2013). Sustainability Reporting sendiri sifatnya masih voluntary, yang

artinya belum ada aturan yang mewajibkan perusahaan menerbitkan Sustainability

Report. Di Indonesia sendiri telah dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No.1 paragraf ke sembilan, yaitu “Perusahaan dapat pula

menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan

laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana

faktor – faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industry

yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang

peranan penting”. Dari pernyataan tersebut, mencerminkan bahwa Sustainability

Report masih bersifat dianjurkan bagi perusahaan yang ingin menerbitkan laporan

tersebut. Laporan keberlanjutan (Sustainability Report) kian menjadi tren dan

kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja

ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders) perusahaan (Chariri, 2009). Sebuah survey yang

dilakukan oleh

KPMG menunjukan bahwa pertumbuhan perusahaan yang menerbitkan

laporan mengenai lingkungan, pertanggungjawaban sosial, maupun laporan

berkelanjutan adalah signifikan (www.industryweek.com).

Tuntutan terhadap penerapan sustainability reporting tersebut muncul

karena adanya isu utama yang selalu diperdebatkan di berbagai kalangan

2
masyarakat yaitu isu mengenai “Green Concern” dan “Social Concern” (Dewi,

Irianto, dan Sukoharsono, 2011). Isu “Green Concern” dan “Social Concern” ini

terkait dengan berbagai macam kasus pencemaran lingkungan bagi kehidupan

sosial manusia (Dewi, dkk., 2011). Contoh kasus pencemaran lingkungan yang

pernah terjadi di Indonesia antara lain PT Timah Tbk. di Pulau Bangka Belitung

terkait dengan penambangan timah inkonvensional tak berizin oleh rakyat karena

mengejar target setoran (Ambadar, 2008; dalam Anatan, 2010), PT Freeport

Indonesia terkait dengan pembuangan limbah yang besar kapasitasnya sehingga

Danau Wanagon jebol sampai tiga kali (Rudito dan Famiola, 2007; dalam Anatan,

2010), dan PT Lapindo Brantas Inc. terkait dengan kecerobohan perusahaan yang

mengakibatkan terjadinya lumpur panas di Porong (Anatan, 2010). Kasus-kasus

seperti inilah yang menjadi pusat perhatian perusahaan untuk mengevaluasi lebih

seksama terhadap semua aktivitas dan kegiatan yang dijalankan di lingkungannya

dan cara pengelolahan sumber daya yang benar dan tepat. Selain itu, perusahaan

dituntut untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada stakeholders.

Sustainability Reporting atau laporan keberlanjutan merupakan bentuk

laporan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk

mengungkapkan (disclose) atau mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku

kepentingan mengenai kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata kelola yang baik

(LST) secara akuntabel (Otoritas Jasa Keuangan. 2017).

Bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi atau listing di negara-negara

anggota Europan Union (EU) dengan karyawan di atas 500 orang, pembuatan

sustainability reporting merupakan kewajiban disamping pembuatan annual report

3
(European commission, 2014). Sedangkan di negara lain salah satunya di

Indonesia, pembuatan sustainability reporting masih bersifat sukarela

(BAPEPAMLK, 2012). Sustainability reporting merupakan salah satu bentuk

pertanggung jawaban perusahaan terhadap investor dalam aspek non finansial.

Ukuran perusahaan, Menurut (Indra Kusumawardhani, 2012) ukuran

perusahaan adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan

memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga dimungkinkan

melakukan manajemen laba.

Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor pertambangan dikarenakan

perusahaan pada sektor ini salah satu yang berperan besar dalam perekonomian,

namun dibaliknya perusahaan pada sektor pertambangan juga memiliki potensi

dalam merusak lingkungan dan memungkinkan terjadi ketidaknyamanan dalam

kehidupan bermasyarakat sehingga diharapkan perusahaan pertambangan

menerbitkan sustainability reportnya kepada kalangan masyarakat/ para investor

untuk mengambil keputusan. Objek dari penelitian ini sendiri yaitu perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta tahun

penelitiannya .

Penelitian ini merujuk pada penelitian Swenjiadi Jenawan dan Juniarti

(2015) yang meneliti tentang pengaruh sustainability report terhadap respon

investor. Hasil penelitian Swenjiadi Jenawan dan Juniarti (2015) menunjukkan

bahwa sustainability report tidak ditemukannya pengaruh pengungkapan

sustainability reporting dengan respon investor. Ada tiga perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Swenjiadi Jenawan dan Juniarti (2015). Pertama, penelitian

4
Swenjiadi Jenawan dan Juniarti (2015) memiliki periode 2008-2012 (empat

tahun), sedangkan penelitian ini memperpanjang periode penelitian mulai 2013-

2019 (tujuh tahun). Yang kedua sampel penelitian Swenjiadi Jenawan dan Juniarti

(2015) menggunakan perusahaan terbuka dan listing di IDX yang minimal pernah

menerbitkan satu sustainability reporting dalam rentang periode 2008-2012.

Sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan.. Yang ketiga

penelitian Swenjiadi Jenawan dan Juniarti (2015) hanya menggunakan satu

variable yakni variable sustainability reporting, sedangkan penelitian ini

menambahkan satu variable lagi yakni ukuran perusahaan. Alasan pemilihan

perusahaan pertambangan adalah menspesifikasikan agar hasil penelitian dapat di

generalisasi lebih baik.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian penelitian sebelumnya, maka

penelitian ini berjudul : “Pengaruh Pengungkapan Sustainabilty Report dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Respon Investor Pada Perusahaan Sektor

Pertambangan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2015-2019”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, adalah:

1. Apakah sustainabilty report berpengaruh terhadap respon investor secara

parsial pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2013-2019 ?

5
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap respon investor secara parsial

pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2013-2019 ?

3. Apakah sustainabilty report dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

respon investor secara simultan pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2019 ?

1. 3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh sustainabilty report berpengaruh

terhadap respon investor secara parsial pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2019.

2. Untuk memberikan bukti empiris ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

respon investor secara parsial pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2019

3. Untuk memberikan bukti empiris sustainabilty report dan ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap respon investor secara simultan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2019

6
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

1. Bagi Peneliti Penelitian ini secara umum diharapkan dapat menyajikan

bukti pengaruh sustainabilty report dan ukuran perusahaan terhadap

respon investor pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

2. Sebagai referensi bagi perusahaan dan pihak eksternal perusahaan dalam

membuat keputusan efektif yang berkaitan dengan topik yang diteliti

dalam penelitian ini (sustainanability report, ukuran perusahaan, dan

respon investor).

3. Sebagai referensi bagi para akademis dalam melakukan pengembangan

riset selajutnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Teori ini pada awalnya muncul karena adanya perkembangan kesadaran

dan pemahaman bahwa perusahaan memiliki stakeholder, yaitupihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan. Ide bahwaperusahaan memiliki stakeholder

ini kemudian menjadi hal yang banyakdibicarakan dalam literatur-literatur

manajemem baik akademis maupunprofesional. Studi yang pertama kali

mengemukakan mengenai stakeholderadalah Strategic Management: A

Stakeholder Approach oleh Freeman (1984). Sejak itu banyak sekali studi yang

membahas mengenai konsep stakeholder. Konsep tanggung jawab sosial

perusahaan telah mulai dikenalsejak awal 1970, yang secara umum dikenal

dengan stakeholder theoryartinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang

berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory

dimulai dengan asumsi bahwa nilai secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan

bagian dari kegiatan usaha (Freeman dkk., 2004). Teori stakeholder mengatakan

bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya

sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang saham,

kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain).

Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh

8
dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali &

Chariri, 2007). Deegan (2004) menyatakan bahwa stakeholder theory adalah

"Teori yang menyatakan bahwa semua stakeholder memunyai hak memperoleh

informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat memengaruhi pengambilan

keputusan mereka. Para stakeholder juga dapat memilih untuk tidak menggunakan

informasi tersebut dan tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu

perusahaan. Budimanta, Prasetijo, & Rudito (2008) menyatakan bahwa terdapat

dua bentuk dalam pendekatan stakeholder yaitu old-corporate relation dan new-

corporate relation. Old-corporate relation menekankan pada bentuk pelaksanaan

aktivitas perusahaan secara terpisah, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

kesatuan di antara fungsi dalam sebuah perusahaan ketika melakukan

pekerjaannya. Hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan juga

bersifat jangka pendek dan hanya sebatas hubungan transaksional saja tanpa ada

kerjasama untuk menciptakan kebermanfaatan bersama. Pendekatan old-corporate

relation ini dapat menimbulkan konflik karena perusahaan memisahkan diri

dengan para stakeholder baik yang berasal dari dalam perusahaan dan dari luar

perusahaan. Sedangkan, pendekatan new-corporate relation menekankan

kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh stakeholder sehingga perusahaan

bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri

dalam sistem sosial masyarakat. Hubungan perusahaan dengan stakeholder di

dalam perusahaan dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatannya yang

membangun kerjasama dalam menciptakan kesinambungan usaha perusahaan,

sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan didasarkan pada

9
hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan. Perusahaan

selain menghimpun kekayaan juga berusaha bersama-sama membangun kualitas

kehidupan dengan stakeholder di luar perusahaan.

2.1.2 Teori Legitimasi

Teori legitimasi (Legitimacy theory) berfokus pada interaksi antara

perusahaan dengan masyarakat.Teori ini menyatakan bahwa organisasi adalah

bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan norma-norma sosial

masyarakat karena kesesuaian dengan norma sosial dapat membuat perusahaan

semakin legitimate. Menurut Dowling dan Pfeffer (1975), legitimasi adalah hal

yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma

dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya

analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan.

Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori

legitimasi adalah kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat dimana

perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Shocker dan

Sethi(1973) memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial, yaitu: “semua

institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui

kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup

pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan

kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada

kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.” Deegandan Tobin (2002)

menyatakan bahwa legitimasi perusahaan akan diperoleh, jika terdapat kesamaan

10
antara hasil dengan yang diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan, sehingga

tidak ada tuntuntan dari masyarakat. Perusahaan dapat melakukan pengorbanan

sosial sebagai refleksi dari perhatian perusahaan terhadap masyarakat. Di dalam

lingkungan masyarakat, nilai-nilai sosial selalu berkembang seiring berjalannya

waktu, untuk itu maka perusahaan diharapakan selalu menyesuaikan nilai-nilai

yang dimilikinya dengan nilai – nilai lingkungan masyarakat agar tidak terjadi

legitimasi gap antara keduanya.

“Legitimasi gap dapat terjadi karena tiga alasan. Pertama : ada perubahan

dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan

tidak berubah, kedua : kinerja perusahaan berubah namun harapan masyarakat

tidak berubah, ketiga : kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap

kinerja perusahaan berubah kearah yang berbeda” (Wartici dan Mahon dalam

Ghozali dan Chariri, 2007). Untuk tetap mendapatkan legitimasi maka organisasi

perusahaan harus mengkomunikasikan aktivitas lingkungan dengan melakukan

pengungkapan lingkungan sosial ( Berthelot dan Robert, 2011). Pengungkapan

lingkungan dinilai bermanfaat untuk memulihkan, meningkatkan dan

mempertahankan legitimasi yang telah diterima (Hadjoh dan Sukartha, 2013).

2.2 Penelitian Terdahulu

...

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Ilham Satria dan Fitri Faktor-faktor yang Independen: ukuran Ukuran

11
Leliana (2016) mempengaruhi Audit perusahaan, ROA, perusahaan,
Delay pada umur perusahaan ROA, dan umur
Perusahaan Food and Dependen: Audit perusahaan
Beverages yang Delay secara parsial
terdaftar di Bursa Efek Alat uji: uji berpengaruh
Indonesia pada tahun normalitis, uni negatif
2012-2014 multikolineritas, uji Ukuran
heteroskedatisitas, perusahaan,
uji autokorelasi ROA, dan umur
perusahaan
secara simultan
berpengaruh
positif
2 Ni Made Adhika Pengaruh Pergantian Independen: Reputasi KAP,
Verawati dan Made Auditor, Reputasi pergantian auditor, opini audit dan
Gede Wirakusuma KAP, Opini audit dan reputasi KAP, opini komite audit
(2016) komite audit pada audit dan komite tidak
Audit delay audit berpengaruh
Dependen: audit terhadap audit
delay delay.
Alat uji: uji asumsi
klasik, uji
normalitas, uji
autokorelasi, Uji
multikolinearitas,
Uji
heteroskedastisitas,
koefisien
determinasi, Uji
kelayakan model, uji
Signifikansi
Individual,
3 Fadhel Muhammad Pengaruh ukuran Idenpenden: ukuran Opini audit dan
dan Leny Suzan, SE., perusahaan, opini perusahaan, opini kualitas audit
M.Si (2016) auditor dan kualitas auditor dan kualitas tidak
kantor akuntan publik kantor akuntan berpengaruh
terhadap audit delay publik. terhadap audit
(Perusahaan Dependen: audit delay.
Sektor primer yang delay.
terdaftar di Bursa Efek Alat uji: Regrasi
Indonesia periode Logistik, Uji overall
2011-2014) model fit, Uji
kelayakan model,
Uji Wald, dan
Koefisien
Determinasi
4 Marta Rachmanda, Pengaruh ukuran Idenpenden: ukuran Ukuran
Inge Lengga Sari perusahaan, return on perusahaan, return perusahaan,
Munthe, Sri Ruwanti assets, debt to equity on assets, debt to return on assets,
(2016) ratio, opini auditor, equity ratio, opini dan opini audit

12
dan reputasi KAP auditor, dan reputasi tidak
terhadap audit delay KAP berpengaruh
Idenpenden: audit terhadap audit
delay. delay.
Alat uji: uji
Normalitas, Uji
Multikolonieritas,
Uji
Heteroskedastisitas,
5 Ariani dan Pengaruh Komite Idenpenden: Komite Komite audit dan
A.Yanti Ardiati audit, returnn on audit, returnn on return on assets
assets dan debt to assets dan debt to berpengaruh
total ratio terhadap total ratio. negatif audit
audit report lag Dependen: audit report lag.
Pada perusahaan report lag. Debt to total
manufaktur yang Alat uji: uji asumsi berpengaruh
terdaftar di Bursa Efek klasik, dan positif terhadap
indonesia pengujian hipotesis, audit delay
6 Desy Septariani Pengaruh return on Idenpenden: return return on assets,
assets, debt to equity on assets, debt to debt to equity
ratio dan equity ratio dan ratio tidak
Ukuran kantor Ukuran kantor berpengaruh
akuntan publik akuntan publik. terhadap audit
terhadap audit delay Dependen: Audit delay.
delay
Alat uji: uji
normalitas, uji
multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas
7 Fendi Armansyah Pengaruh ukuran Idenpenden: ukuran Profitabilitas
dan Kurnia (2015) perusahaan, perusahaan, tidak
profitibilitas, dan profitibilitas, dan berpengaruh
opini auditor terhadap opini auditor. terhadap audit
audit delay Dependen: Audit delay.
delay.
Alat uji: uji
normalitas, uji
multikolinieritas,
uji autokorelasi,
uji
heteroskedastisitas
8 Dyna Nuzul Pengaruh ukuran Idenpenden: ukuran Profitabilitas
Cahyanti perusahaan, perusahaan, tidak
Nengah Sudjana dan profitabilitas dan profitabilitas dan berpengaruh
Devi Farah Azizah solvabilitas terhadap solvabilitas terhadap audit
auidt delay Dependen: Audit delay.
delay.
Alat uji: uji
normalitas, uji

13
heteroskedastisitas,
uji multikolinearitas,
dan uji autokorelasi
9 Ni Putu Yulianda Pengaruh Idenpenden: Reputasi auditor
Damayanti profitabilitas, reputasi profitabilitas, tidak
Suparsada dan Igam auditor, ukuran reputasi auditor, berpengaruh
Asri Dwija Putri perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap audit
(2017) kepemilikan dan kepemilikan delay.
institusional terhadap institusional.
audit delay pada Dependen: audit
perusahaan manfaktur delay.
Alat uji: Uji
normalitas, Uji
heteroskedastisitas,
Uji
multikolinearitas,
dan Uji autokorelasi
10 Fauziyah Althaf Pengaruh ukuran Idependen: ukuran ukuran
Amani dan Indarto perusahaan, perusahaan, perusahaan,
Waluyo (2016) profitabilitas, dan profitabilitas, dan profitabilitas, dan
umur perusahaan umur perusahaan. umur perusahaan
terhadap audit delay Dependen: Audit terhadap audit
delay. delay.
Alat uji:
uji normalitas, uji
autokorelasi, uji
heterokedastisitas,
uji multikolinearitas,
dan uji hipotesis
11 Sri Wahyuningsih Pengaruh Ukuran Idependen: Ukuran Umur perusahaan
Perusahaan, Umur Perusahaan, Umur tidak
Perusahaan, Perusahaan, berpengaruh
Profitabilitas, dan Profitabilitas, dan terhadap audit
Solvabilitas terhadap Solvabilitas. delay.
Audit Delay Dependen: Audit
delay.
Alat uji: analisis
regresi berganda, uji
hipotesis, analisis
regresi linier
berganda, dan
pengujian secara
parsial
12 Fitria Ingga Pengaruh ukuran Idependen: ukuran Profitabilitas dan
Saemargani dan Rr. perusahaan, umur perusahaan, umur solvabilitas
Indah Mustikawati, perusahaan, perusahaan, berpengaruh
M.Si., Ak. (2015) profitabilitas, profitabilitas, terhadap audit
solvabilitas, ukuran solvabilitas, ukuran delay
KAP, dan opini audit KAP, dan opini
terhadap audit delay. audit.

14
Dependen: Audit
delay.
Alat uji: uji
normalitas, uji
autokorelasi, uji
heteroskedastisitas,
dan uji
mutikolonieritas
13 Kristanti Eka A. S Pengaruh total asset, Independen: total Total aset dan
(2014) ROA, DER, ukuran asset, ROA, DER, Debt to Equity
KAP dan laba atau ukuran KAP dan Ratio
rugi perusahaan laba atau rugi berpengaruh
terhadap audit delay perusahaan. terhadap Audit
pada perusahaan Dependen: Audit Delay.
manufaktur yang Delay.
terdaftar di bursa efek Alat uji: uji
indonesia periode normalitas, uji
2011-2012 multikolinearitas, uji
heteroskdastitas, uji
autokorelasi, regresi
linear berganda, uji
hipotesis
1 Andi Kartika Faktor-faktor yang Independen: ukuran Opini auditor
(2009) mempengaruhi audit perusahaan, tingkat berpengaruh
14 delay di Indonesia profitabilitas, positif terhadap
laba/rugi audit delay.
perusahaan, opini Total aset dan
auditor, dan reputasi laba rugi
auditor. perusahaan
Dependen: Audit berpengaruh
delay. negatif terhadap
Alat uji: uji audit delay.
normalitas data, uji
asusmsi klasik, uji
multikolinerlitas, uji
heterokedastisitas
dan uji autokorelasi

2.3. Kerangka Pemikiran

2.3.1 Sustainability report dan respon investor

2.3.2 Ukuran perusahaan dan respon investor

2.4 Model Penelitian

15
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, dapat digambarkan

model penelitian sebagai berikut:

Gambar boy jangan lupa !!!!

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model penelitian di atas, maka hipotesis yang dirumuskan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan, ROA, umur perusahaan dan opini audit berpengaruh

secara simultan terhadap Audit Delay.

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay.

H3: ROA berpengaruh terhadap Audit Delay.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif

memperhatikan pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk angka.

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002;12), penelitian kuantitaif menekankan

pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian kuantitatif

mempunyai tujuan untuk menguji atau verifikasi teori, meletakkan teori sebagai

deduktif menjadi landasan dalam penemuan dan pemecahan masalah penelitian.

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah vaiabel yang terkait

dalam penelitian yaitu Respon investor yang merupakan variabel independen.

17
Sedangkan sustainability report dan ukuran perusahaan, merupakan variabel

dependen. Subjek Penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2019.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung atau diperoleh dan dicatat pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 2002 :

12). Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan sustainability dan laporan

keuangan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama tahun

2013 - 2019 yang di akses dari www.idx.co.id. Data kuantitatif dalam penelitian

ini adalah data keuangan serta angka-angka yang diperlukan untuk menghitung

Ukuran perusahaan, dan data sustainability report sedangkan data kualitatif

adalah daftar perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2013 -

2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2013: 173) populasi adalah keseluruhan dari subjek

penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang

sama walaupun prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh

individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi penelitian ini

adalah perusahaan sektor pertambangan (dari tahun 2013 - 2019) yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sebanyak 47 perusahaan. Teknik penarikan sampel penelitian

18
adalah dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih atas

dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang

ditentukan.

Arikunto (2013: 174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah

perusahaan pertambangan yang tercatat di BEI dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar berturut-turut di BEI selama tahun

2013 - 2019.

2. Perusahaan menerbitkan sustainability report dan laporan tahunan berturut-

turut untuk tahun pelaporan dari 2013 - 2019.

3. Perusahaan menyajikan data lengkap sesuai dengan variabel yang diteliti.

Proses purposive sampling dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1

berikut ini :

Tabel 3.1
Proses Purposive Sampling Penelitian
No Purposive Sampling Jumlah
Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
1. 47
Indonesia tahun 2013 – 2019
Dikurangi Perusahaan tidak menerbitkan sustanaibility report
2. (24)
berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2013 – 2019
Dikurangi Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan
3. -
berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2013 – 2019
Jumlah 123
Pengamatan data selama 5 tahun (2012 - 2016) 615

Berdasarkan data kualifikasi di atas, maka terdapat 123 perusahaan yang dapat

dijadikan sampel dalam penelitian ini seperti yang ditampilkan pada lampiran 1.

19
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk INTP
2 PT Holcim Indonesia, Tbk SMCB
3 PT Semen Indonesia (persero), Tbk SMGR
4 PT Asahimas Flat Glass, Tbk AMFG
5 PT Arwana Citra Mulia, Tbk ARNA
6 PT Inti Keramik Alam Asri Industri, Tbk IKAI
7 PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk KIAS
8 PT Mulia Industrindo, Tbk MLIA
9 PT Surya Toto Indonesia TOTO
10 PT Alaska Industrindo, Tbk ALKA
11 PT Alumindo Light Metal Industry, Tbk ALMI
12 PT Saranacentral Bajatama, Tbk BAJA
13 PT Beton Jaya Manunggal, Tbk BTON
14 PT Citra Turbindo, Tbk CTBN
15 PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST
16 PT Indal Aluminium Industtry, Tbk INAI
17 PT Jakarta Kyoei Steel Work LTD, Tbk JKSW
18 PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS
19 PT Krakatau Steel (Persero), Tbk KRAS
20 PT Lion Metal Works, Tbk LION
21 PT Lionmesh Prima, Tbk LMSH
22 PT Pelat Timah Nusantara, Tbk NIKL
23 PT Pelangi Indah Cannindo, Tbk PICO
24 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS
25 PT Barito Pasific, Tbk BRPT
26 PT Budi Starch & Sweetner, Tbk BUDI
27 PT Duta Pertiwi Nusantara, Tbk DPNS
28 PT Ekadharma Internasional, Tbk EKAD
29 PT Eterindo Wahanatama, Tbk ETWA
30 PT Intan Wijaya Internasional, Tbk INCI
31 PT Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk SOBI
32 PT Indo Acitama, Tbk SRSN
33 PT Chandra Asri Petrohemical, Tbk TPIA
34 PT Unggul Indah Cahaya, Tbk UNIC
35 PT Alam Karya Unggul, Tbk AKKU
36 PT Argha Karya Prima Industry, Tbk AKPI
37 PT Asiaplast Industries, Tbk APLI
38 PT Berlina, Tbk BRNA
39 PT Lotte Chimical Titan, Tbk FPNI
40 PT Champion Pasific Indonesia, Tbk IGAR
41 PT Indopoly Swakarsa Industry, Tbk IPOL
42 PT Sekawan Intipratama, Tbk SIAP

20
43 PT Siwani Makmur, Tbk SIMA
44 PT Yana Prima Hasta Parsada, Tbk YPAS
45 PT Chaeron Pokhand Indonesia, Tbk CPIN
46 PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk JPFA
47 PT Malindo Feedmil, Tbk MAIN
48 PT Siearad Produce, Tbk SIPD
49 PT SLJ Global, Tbk SULI
50 PT Tirta Mahakam Resources, Tbk TIRT
51 PT Alkindo Naratama, Tbk ALDO
52 PT Fajar Surya Wisesa, Tbk FASW
53 PT Indah Kiat Pulp & paper, Tbk INKP
54 PT Toba Pulp Lestari, Tbk INRU
55 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk KBRI
56 PT Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI
57 PT Suparma, Tbk SPMA
58 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk TKIM
59 PT Astra Internasional, Tbk ASSI
60 PT Astra Otoparts, Tbk AUTO
61 PT Goodyear Indonesia, Tbk GDYR
62 PT Indo Kordsa, Tbk BRAM
63 PT Gajah Tunggal, Tbk GJTL
64 PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk IMAS
65 PT Indospring, Tbk INDS
66 PT Multi Prima Sejahtera, Tbk LPIN
67 PT Multistrada Arah Sarana, Tbk MASA
68 PT Nipress, Tbk NIPS
69 PT Prima alloy steel Universal, Tbk PRAS
70 PT Selamat Sempurna, Tbk SMSM
71 PT Polychem Indonesia, Tbk ADMG
72 PT Argo Pantes, Tbk ARGO
73 PT Century Textile Industry, Tbk CNTB
74 PT Eratex Djaya, Tbk ERTX
75 PT Ever Shiner Tex, Tbk ESTI
76 PT Panasia Indo Resources, Tbk HDTX
77 PT Indo Rama Synthetic, Tbk INDR
78 PT Apas Citra Centertex, Tbk MYTX
79 PT Pan Brothers, Tbk PBRX
80 PT Asia Pasific Fibers, Tbk POLY
81 PT Ricky Putra Globalindo, Tbk RICY
82 PT Sunson Textile Manufactur, Tbk SSTM
83 PT Star Petrochem, Tbk STAR
84 PT Nusantara Inci Corpora, Tbk UNIT
85 PT Sepatu Bata, Tbk BATA
86 PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk BIMA

21
87 PT Sumi Indo Kabel, Tbk IKBI
88 PT Jembo Cable Company, Tbk JECC
89 PT KMI Wire and Cable, Tbk KBLI
90 PT Kabelindo Murni, Tbk KBLM
91 PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce, Tbk SSCO
92 PT Voksel Electric, Tbk VOKS
93 PT Sat Nusa Persada, Tbk PTSN
94 PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA
95 PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk CEKA
96 PT Delta Djakarta, Tbk DLTA
97 PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk ICBP
98 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF
99 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI
10 PT Mayora Indah, Tbk MYOR
0
10 PT Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN
1
10 PT Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI
2
10 PT Sekar Laut, Tbk SKLT
3
10 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk ULTJ
4
10 PT Gudang Garam, Tbk GGRM
5
10 PT Handaya Mandala Soemporna, Tbk HMSP
6
10 PT Bentoel Internasional Investama RMBA
7
10 PT Darya Varia Laboratina, Tbk DVLA
8
10 PT Indofarma (Persero), Tbk INAF
9
11 PT Kimia Farma (Persero), Tbk KAEF
0
11 PT Kalbe Firma, Tbk KLBF
1
11 PT Merck Indonesia, Tbk MERK
2
11 PT Pyridam Farma, Tbk PYFA
3
11 PT Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk SCPI
4
11 PT Taisho Pharamaceuntical Indonesia, Tbk SQBI
5

22
11 PT Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC
6
11 PT Akasha Wira Internasional, Tbk ADES
7
11 PT Martino Berto, Tbk MBTO
8
11 PT Mustika Ratu, Tbk MRAT
9
12 PT Mandom Indonesia, Tbk TCID
0
12 PT Unilever Indonesia, Tbk UNVR
1
12 PT Kedaung Indah Can Tbk KICI
2
12 PT Langgeng Makmur Industry, Tbk LMPI
3

3.4. Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Independen

3.4.1.1. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya

suatu perusahaan yang ditandai dengan beberapa ukuran antara lain total

penjualan, total aset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai

buku perusahaan Rochimawati( 2010). Pada penelitian ini ukuran perusahaan

diukur dengan:

Ukuran perusahaan = log (total aset)

Sumber: Rochimawati (2010:03)

3.4.1.2. ROA

23
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Profibilitas diukur dengan rasio return on

assets (ROA) yang hitung berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva.

Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: (Kasmir, 2011).

Profibilitas (ROA) = EBIT


Total Aktiva
3.4.1.3 Umur Peusahaan

Umur Perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Indra dan Arisudhana (2012) menyatakan bahwa

semakin lama umur perusahaan, maka Audit Delay yang terjadi semakin kecil,

karena perusahaan yang memiliki umur lebih tua dinilai lebih mampu dalam

mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan

karena telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut.

Umur perusahaan = Tahun observasi – tahun berdiri

3.4.1.4 Opini Audit

Opini audit adalah pendapat yang dikeluarkan auditor mengenai kewajaran

laporan keuangan perusahaan, dalam semua hal material, yang didasarkan atas

kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi

berlaku umum.

24
3.4.2. Variabel Dependen

Menurut Ashton dalam Wiwik (2006:4) perbedaan waktu antara tanggal

pelaporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan

mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh

auditor, kondisi ini sering disebut sebagai Audit Delay. Audit delay adalah

lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku

hingga tanggal diselesaikan laporan audit independen.

Tabel 3.3

Tabel Definisi Operasional Variabel Dan Pengukurannya

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala


Dependen Audit delay adalah Lamanya waktu Rasio
Audt Delay (Y) lamanya waktu penyelesaian audit yang
(Wiwik 2006:4) penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
diukur dari tanggal penutupan tahun buku
penutupan tahun buku
hingga tanggal diselesaikan
hingga tanggal
diselesaikan laporan
laporan audit independen.
audit independen.

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala


Independen Ukuran perusahaan Rasio
Ukuran Perusahaan adalah suatu ukuran yang
(X1) menunjukkan besar
(Rochimawati(2010 kecilnya suatu Ukuran perusahaan =
) perusahaan yang ditandai log (total aset)
dengan beberapa ukuran
antara lain total
penjualan, total aset, log
size, jumlah pegawai,
nilai pasar perusahaan,
dan nilai buku
perusahaan
Profitabilitas (X2) rasio profitabilitas Rasio
(Kasmir 2011) merupakan rasio untuk EBIT
menilai kemampuan TOTAL AKTIVA
perusahaan dalam
mencari keuntungan
Umur Perusahaan Umur Perusahaan adalah Umur perusahaan = Tahun Rasio
(X3) (Novelia lamanya perusahaan observasi – tahun berdiri
Sagita Indra dan tersebut beroperasi.

25
Dicky Arisudhana
2012)
Opini Audit (X4) Auditor sebagai pihak 1 = Opini Wajar Tanpa Nominal
(Mulyadi, 2002 : yang independen di Pengecualian
19) dalam pemeriksaan 0= Opini selain wajar tanpa
laporan keuangan suatu pengecualian
perusahaan, akan
memberikan pendapat
atas kewajaran laporan
keuangan yang
diauditnya.
Sumber; Data diolah

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Bila serangkaian observasi atau pengukuran data dalam angka-angka,

maka pengumpulan angka-angka hasil observasi atau pengukuran sedemikian itu

dinamakan data kuantitatif (Dajan, 1996). Analisis kuantitatif dapat dipergunakan

untuk membantu memecahkan masalah dengan alat bantu yang berhubungan

dengan statistik dan matematika sehingga keputusan yang dihasilkan dapat

dipertanggungjawabkan maka dapat disimpulkan bahwa analisis kuantitatif adalah

analisis data yang menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk

menguji suatu hipotesis dengan bantuan alat analisis.

Untuk mempermudah dalam menganalisis data, digunakan SPSS versi

22.0 (Statistical Package for Social Science), yaitu software yang berfungsi untuk

menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun

non parametrik dengan basis Windows (Ghozali, 2016). Metode analisis statistika

26
yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik,

dan analisis regresi berganda.

3.5.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan

datakuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang

dijadikansampel penelitian. Dengan menggunakan statistik deskriptif maka dapat

diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range,kurtosis dan skewness (Ghozali, 2016).

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar

deviasi, maksimum, dan minimum. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata

data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

3.5.2.1. Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2016), uji normalitas data dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria

sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan kolmogorov-smirnov goodness of fit test. Dengan uji ini dapat

diketahui distribusi nilai-nilai sampel teramati terdistribusi normal. Kriteria yang

digunakan dengan dua arah (two tailed test), yaitu dengan membandingkan

27
probabilitas (p value) yang diperoleh dengan tarif signifikansinya adalah 0,05.

Jika pvalue> 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya.

Menurut Ghozali (2016), apabila terjadi gejala normalitas pada model regresi

dapat dihilangkan dengan transformasi data.

3.5.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel

independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresi

yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Uji

Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF

(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance

< 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2016).

3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regesi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang berjenis homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

28
1. Uji Scatter Plot

Dasar analisisnya adalah jika gambarmenunjukkan titik-titik yang

menandakan komponen-komponenvariabel-variabel menyebar secara acak pada

bidang scattermaka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas(Imam

Ghozali, 2016).

1. Uji Glejser

Uji ini digunakan untuk memberikan angka-angkayang lebih detail untuk

menguatkan apakah data yang akandiolah terjadi gangguan heteroskedastisitas

atau tidak. Ada atautidaknya gangguan heteroskedastisitas dapat dilihat dari

nilaisignifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabilahasil dari uji

Park kurang dari atau sama dengan 0,05 makadapat disimpulkan data mengalami

gangguan heteroskedastisitasdan sebaliknya (Ghozali, 2016).

3.5.2.4. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki autokorelasi, jika

terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak

dipakai prediksi.Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier

antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu

periode t-1 (sebelumnya).Dengan demikian dapat dikatakan bahwa uji asumsi

klasik autokorelasi dilakukan untuk data time series atau data yang mempunyai

seri waktu, misalnya data dari tahun 2000 s/d 2012 (Sunyoto, 2013).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi

dengan uji Durbin-Waston (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

29
 Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW<-2)

 Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 <

DW < +2

 Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW > +2

3.6. Pengujian Hipotesis

3.6.1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)

Metode statistik untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat

(metrik) dan satu atau lebih variabel bebas (metrik) adalah regresi. Regresi

berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel

bebas terhadap satu variabel terikat (metrik) (Ghozali, 2016). Untuk menguji

hipotesis, digunakan model berikut :

ETRit = ⍺+ 𝜷1SRit + 𝜷2 Sizeit +e

Keterangan:

- ETR adalah respon investor


- SR adalah Sustainability report
- Size adalah Ukuran perusahaan
- ⍺ adalah konstanta
- 𝜷I , 𝜷2,

3.6.2. Uji Simultan (Uji F)

Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 digunakan uji signifikasi

simultan (uji F).Uji statistik F digunakan untuk menjawab pengaruh semua

30
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model secara bersama-

sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji

adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau hipotesis

alternatifnya ( H a) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol.

Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif ( H a):

a. Menentukan formulasi hipotesis

Ho : b1 = 0 artinya, semua variabel bebas (X) secara simultan tidak

mempengaruhi variabel terikat (Y)

Ha : b1 > 0 artinya, semua variabel bebas (X) secara simultan mempengaruhi

variabel terikat (Y)

b. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05)

c. Menentukan signifikansi

Nilai signifikansi (P value) ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai

signifikansi (P value) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Kriteria pengujian:

Ho diterima bila Fhitung< F tabel

Ho ditolak bila Fhitung F tabel

Ho akan diterima (Hi ditolak) pada tingkat kepercayaan tertentu jika F hitung

lebih kecil dari Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel-variabel bebas

yang diuji tidak mempengaruhi variabel tidak bebas. Dengan kata lain variabel-

variabel bebas tidak signifikan scara statistik. Ho akan ditolak (Hi diterima) pada

tingkat kepercayaan tertentu jika Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga variabel

bebas ke-i yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas. Dengan demikian

31
variabel-variabel bebas yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas sehingga

dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut signifikan secara statisik.

3.6.3. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menjawab rumusan masalah nomor 2 - 4 digunakan uji signifikansi

parameter individual (Uji t).Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen ( Ghozali, 2016).

Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan

terhadap t hitung, kemudian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (α = 5%) < 0,05 maka Ho

yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen ditolak. Ini berarti secara parsial variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi ( α ) > 0,05 , maka Ho

diterima, yang berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Ho akan diterima (Hi ditolak) pada tingkat kepercayaan tertentu jika thitung

lebih kecil dari ttabel. Dengan demikian variabel bebas ke-i yang diuji tidak

mempengaruhi variabel tidak bebas. Dengan kata lain variabel bebas ke-i tidak

signifikan secara statistik. Sebaliknya Ho akan ditolak (Hi diterima) pada tingkat

kepercayaan tertentu jika thitung lebih besar dari ttabel sehingga variabel bebas ke-i

yang diuji mempengaruhi variabel tidak bebas.

32
3.6.4. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk menjawab rumusan masalah nomor 5 digunakan uji koefisien

deerminasi (R2).Koefisien determinasi/R2 digunakan unuk mengetahui seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2016).

Menurut Ghozali (2016) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

(R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap dependen.

Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted

R2 Square pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 ,

nilai Adjusted R2 Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan kedalam model. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai 1 (0 ≤

adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila digunakan adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak

adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila

adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R2 semakin

kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Kriteria penafsiran

koefisien korelasi menurut Ghozali (2016) sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi

No Indeks Korelasi Keeratan

33
.

1 0,00-0,20 Sangat lemah

2 0,21-0,40 Lemah

3 0,41-0,70 Kuat

4 0,71-0.90 Sangat kuat

5 0,91-0,99 Sangat kuat sekali

6 1 Sempurna

Sumber : Ghozali, 2016

DAFTAR PUSTAKA

Satria, Fitri Leliana. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34
pada tahun 2012-2014, Universitas Malikussaleh. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, ISSN : 2301 -471 7.

Verawati, Made Gede Wirakusuma. 2016. Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi


KAP, Opini audit dan komite audit pada Audit delay, Universitas Udayana. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.

Kartika. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay di Indonesia.


Universitas Stikubank Semarang. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), ISSN:
1412-3126.

Muhammad, Leny Suzan, SE., M.Si. 2016. Pengaruh ukuran perusahaan, opini
auditor dan kualitas kantor akuntan publik terhadap audit delay
(Perusahaan Sektor primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014). Universitas Telkom. e-Proceeding of Management,
ISSN : 2355-9357.

Eka A. S. 2014. Pengaruh total asset, ROA, DER, ukuran KAP dan laba atau rugi
perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2012. Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya. ISBN: 978-979-3775-55-5.

Armansyah, Kurnia. 2015. Pengaruh ukuran perusahaan, profitibilitas, dan opini


auditor terhadap audit delay. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 10.

Damayanti, Suparsada dan Igam Asri Dwija Putri.2017. Pengaruh profitabilitas,


reputasi auditor, ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional
terhadap audit delay pada perusahaan manfaktur. Universitas Udayana.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556

35

Anda mungkin juga menyukai