TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja keuangan adalah suatu hasil dari berbagai macam keputusan yang
diambil oleh pihak manajemen secara terus menerus dalam menjalankan suatu
perusahaan. Kinerja keuangan dapat menjadi gambaran atau alat ukur yang sangat
hal ini disebabkan karena yang dimaksud dengan kinerja adalah sesuatu yang
dicapai atau prestasi yang diperlihatkan oleh seseorang atau sekelompok orang
Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh
keuangan tersebut. Terdapat berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk
menilai kinerja keuangan, salah satunya adalah analisis rasio terhadap laporan
keuangan yang disajikan. Seperti yang penulis lakukan dalam penelitian ini,
bank yang dapat dilihat dalam laporan keuangan dan merupakan hasil dari
kepada mereka, dimana kinerja keuangan tersebut dapat diketahui setelah adanya
tersebut.
hasil usaha suatu perusahaan pada periode waktu tertentu yang dapat dijadikan
dikutip oleh Munawir (2004) bahwa yang dimaksud laporan keuangan adalah
“dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.
Kedua daftar tersebut adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi
surflus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”. Adapun jenis
laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang
keuangan, kinerja, maupun perubahan dari posisi keuangan perusahaan yang mana
dapat bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi. Selain itu
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 paragraf 5 adalah “tujuan laporan
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
tehadap perusahaan tidak dapat atau mampu secara langsung untuk melakukan
pengamatan atas suatu perusahaan, oleh sebab itulah yang membuat laporan
keuangan menjadi sangat penting sebagai sarana informasi atau media bagi pihak-
bank indonesia dan instansi pajak, analis pasar modal, pelanggan atau masyarakat,
pemeringkat.
perusahaan, para pemakai laporan keuangan sebaiknya juga haru jeli dalam
mengambil keputusan dari laporan tersebut, karena laporan keuangan juga tedapat
keterbatasan yang membuat hasil yang disajikan tidak akurat. Menurut Standar
Laporan keuangan yang disajikan bank tidaklah jauh berbeda dengan laporan
juga terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dana laporan-laporan lainnya, namun
tersebut. Laporan keuangan yang disajikan oleh bank umum untuk dipublikasikan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta laporan
terdiri atas:
a. Neraca
Dari PSAK No.31 yang telah disebutkan diatas dapat kita lihat bahwa laporan
keuangan bank juga sama dengan laporan keuangan bukan bank, hanya saja yang
sedangkan dalam laporan keuangan perusahaan bukan bank tidak terdapat laporan
tersebut.
laporan keuangan yang diasajikan lebih berarti dan mudah dipahami oleh banyak
pihak. Melakukan analisis terhadap laporan keuangan berarti menggali lebih jauh
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
“analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat
dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
luas, dan akurat dari informasi yang relatif sedikit jika hanya dengan melihat
ketidak pastian, tebakan, atau pertimbangan pribadi yang dapat membuat suatu
pihak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu analisis laporan keuangan
karena proses analisis laporan keuangan hampir identik dengan proses dalam
kebuku, diproses dan akhirnya jadi laporan keuangan, maka dalam analisis
nantinya akan lebih tepat. Menurut Kasmir (2008), ada berbagai tujuan dan
Dari sudut lain tujuan anlisis laporan keuangan menurut Bernstein yang
a. Screening
analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan
tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
b. Forcasting
analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan datang
keuang lebih dalam untuk dipahami dan memberikan gambaran hubungan antara
pos-pos dalam laporan keuangan yang dapat menjadi indikator dalam menilai
posisi, kondisi, dan prestasi suatu perusahaan. Secara lengkap kegunaan laporan
a. dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dalam laporan keuangan biasa
b. dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan
(implicit)
c. dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan
d. dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi
yang diperoleh dari luar perusahaan
e. mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-
model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan (rating)
f. dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil keputusan,
seperti penilaian prestasi perusahaan, proyeksi keuangan perusahaan,
kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu,
dan melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana
g. dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis
h. dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal
i. dapat memahami situasi dan kondisi yang dialami perusahaan, baik posisi
keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya
j. bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dimiliki perusahaan
dimasa yang akan datang.
kesalahan sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kesalahan dalam hasil analisis ini dapat terjadi karena analisis laporan keuangan
berikut ini:
laporan keuangan. Metode dan teknik ini merupakan tolok ukur yang digunakan
untuk mengukur atau menetukan hubungan antara data yang satu dengan yang
lainnya sehingga dapat diketahui perubahan dari setiap data tersebut. Terdapat dua
metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisis laporan keuangan, yaitu:
b. Analisis vertikal
Menurut Munawir (2004), teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis
rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang
sama.
laporan yang bersifat historis, artinya laporan keuangan merupakan aktivitas yang
keuangan, dimana pos-pos ini akan dibandingkan satu sama lainnya sehingga
menghasilkan suatu laporan yang lebih berguna bagi berbagai pihak yang
yang dimaksud dengan rasio keuangan. Menurut harahap (2008), “rasio keuangan
adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
dengan yang lainnya sehingga dapat dengan cepat memberikan informasi untuk
lebih mudah dalam menilai dan mengambil keputusan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
kondisi keuangan perusahaan, dengan adanya alat analisis rasio ini dapat
Teknik analisis dengan menggunakan rasio keuangan sangat bagus karena dapat
memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
dana dapat dihimpun. Berikut ini adalah keunggulan analisis rasio dibandingkan
Walaupun teknik analisis rasio merupakan alat yang sangat bagus dalam
melakukan analisis laporan keuangan, tetap saja tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari alat analisis rasio tersebut.
rasio risiko usaha bank, dan rasio efesiensi usaha”. Rasio keuangan bank berbeda
komponen neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki oleh bank berbeda dengan
laporan neraca dan laba rugi perusahaan bukan bank sehingga rasio keuangan
analisis terhadap laporan keuangannya. Dalam penelitian ini tidak semua rasio
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering disebut sebagai rasio modal kerja merupakan rasio
jangka pendeknya pada saat ditagih atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Bank
bisa dikatakan likuid jika dapat membayar kembali semua depositonya, mampu
yang diajukannya tanpa terjadinya penangguhan. Oleh sebab itu menurut Sawir
a. bank tersebut memiliki aset kas sebesar kebutuhan yang akan digunakan
untuk memenuhi likuiditasnya.
Menurut james O. Gill yang dikutip oleh kasmir (2008) menyebutkan “rasio
likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan
atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh
kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo”. Likuiditas sebaiknya tidak dikelola
perusahaan, seperti yang pernah terjadi pada masa krisis moneter tahun 1997.
Likuiditas bank sebaiknya dikelola dengan terencana, terus menerus, dan selalu
Hasil dari analisis rasio likuditas sangat besar manfaatnya bagi pihak-pihak
perusahaan karena dapat mengambil sikap atau keputusan yang tepat agar
Menurut kasmir (2008), berikut adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari
Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Banking Ratio.
Menurut kasmir (2008) “Banking Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki”. Semakin tinggi rasio ini, tingkat
likuiditas bank semakin rendah karena jumlah pinjaman yang diberikan semakin
besar. Pinjaman atau kredit merupakan item yang mengandung risiko, jadi jika
semakin besar pinjaman yang diberikan maka akan semakin besar tingkat risiko
kegagalan dapat terjadi dan akhirnya dapat menggangu likuiditas bank. Rasio ini
kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan menarik kembali
kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debitornya. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas sering juga disebut dengan istilah rasio permodalan. Rasio
antar volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai hutang (jangka
pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain diluar modal bank
sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagi jenis aktiva
dan menopang risiko kerugian yang dapat timbul dari penanaman dana terhadap
1. Modal inti
dibentuk dari laba setelah pajak. Secara rinci modal inti dapat berupa:
a. Modal disetor
b. Agio saham
d. Laba ditahan
dikonsolidasi.
2. Modal pelengkap
c. Modal kuasi
d. Pinjaman subordinasi
digunakan untuk:
Rasio solvabilitas yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah
Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa
jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di
jumlah modal minimal yang harus dimiliki oleh suatu bank sehingga kepentingan
para investor dapat terlindungi dari ancaman terjadinya insolvensi kegiatan usaha
perbankan, dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang mengandung
besar persentase CAR suatu bank menunjukkan semakin besar daya tahan suatu
bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya
dinyatakan termasuk sebagai bank sehat harus memiliki CAR paling sedikit
sebesar 8%, hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank
c. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau sering juga disebut rasio profitabilitas selain bertujuan
Rasio rentabilitas yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah Return
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset
(Dendawijaya, 2005). Rasio ini dirumuskan sesuai dengan Surat Edaran No.
Nomor 7 Tahun 1992, yang dimaksud dengan “bank adalah badan usaha yang
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
yang dapat berbentuk bunga, hadiah, bagi hasil, pelayanan dan berbagai bentuk
dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan dapat berupa tabungan, giro, dan
deposito. Setelah dana diperoleh dari masyarakat maka dana tersebut akan
dikelola atau diputar kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau dikenal
dengan istilah kredit (lending), dimana dana tersebut dapat dipergunakan oleh
pekerjaan maupun cara lainnya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup rakyat
Bank pemerintah dan bank swasta sebenarnya dalam hal menjalankan usaha
dikatakan bank pemerintah adalah bank yang akte pendiriannya dimiliki oleh
pemerintah pusat dan sahamnya baik seluruh atau sebagian besar juga dimiliki
oleh pemerintah pusat. Sedangkan yang dikatakan bank swasta adalah bank yang
akte pendirian maupun sahamnya baik seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh
pihak swasta.
direksi, mereka akan ditunjuk berdasarkan rapat umum pemegang saham. Direksi
sama-sama kita ketahui adalah orang yang akan mengelola bank tersebut nantinya,
apakah akan semakin baik kinerja bank tersebut atau malah sebaliknya. Dalam
rapat umum pemegang saham, biasanya bank yang sahamnya dominan dimiliki
oleh suatu pihak inilah yang akan menentukan diterima atau tidaknya calon
direksi yang diajukan, dengan demikian dapat dikatakan bank pemerintah yang
tersebut telah dapat dihimpun baik dari masyarakat mapun dari pihak-pihak lain.
Menurut Sinungan yang dikutip oleh Irmayanto, dkk (2009), dana-dana bank yang
Tabel 2.1
Tinjauan penelitian terdahulu
kinerja keuangan antara bank nasional, bank campuran, dan bank asing. Teknik
(Anova), dimana hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets
sedangkan Return On Risk Assets (RORA), Call Money Ratio (CMR), dan Loan
penelitian tentang bank pemerintah dan bank swata, dimana penulis tidak
membedakan antara bank swasta nasional maupun bank swasta asing. Pengukuran
kinerja keuangan bank juga berbeda antara penelitian penulis dengan penelitian
Handayani.
pemerintah dan bank swasta dengan variabel pengukuran yang digunakan adalah
Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM). Return On Equity
(ROE), dan Return On Assets (ROA). Alat analisis yang digunakan adalah analisis
menunjukkan bahwa CAR, NIM, ROE, dan ROA mengalami kondisi yang
ada dua pasang rasio yang memiliki hubungan, yaitu CAR dengan NIM dan ROE
NIM memiliki rata-rata populasi yang tidak sama. Terdapat beberapa perbedaan
antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian Purwoko ini, seperti alat
analisis yang digunakan dan metode pengujian terhadap variabel yang ditelitipun
itu penulis tidak melakukan analisis untuk melihat hubungan antara variabel yang
diteliti melainkan hanya untuk mengetahui perbedaan kinerja antara bank tersebut
saja.
yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio
(BOPO), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV). Pengujian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja antar bank
kepemilikan asing dengan bank kepemilikan negara untuk semua variabel yang
digunakan. Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa penelitian penulis dengan
Sucianti sangat jauh berbeda, selain bank yang diteliti adalah antara kepemilikan
asing dan kepemilikan negara, metode statistik dan variabel penelitian yang
BANK
ROA ROA
CAR CAR
Banking Ratio Banking Ratio
Dibandingkan
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
kinerja keuangan bank. Dalam penelitian ini bank dibagi menjadi dua jenis,
yaitu bank pemerintah dan bank swasta. kedua bank ini sama-sama kita
keuangannya dengan teknik atau alat analisis yang digunakan adalah melalui
Return On Assets (ROA), Capital Adequacy ratio (CAR), dan Banking Ratio.
melihat kinerja keuangan bank mana yang lebih baik dalam mengelola aset
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalan
kinerja bank pemerintah dengan bank swasta yang diukur dari Return On Assets