LAMPUNG
OLEH
FLORENTINA PASARIBU
NPM : 0811031033
Tlpn : 081929903639
Email : florent_orenz@yahoo.co.id
ABSTRAK
Hotel Sahid merupakan salah satu hotel berbintang tiga yang ada di
menjaga standar pelayanan hotel, manajer perlu melakukan analisis kinerja agar
Lampung. Tehnik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja Hotel Sahid
fasilitas dan pelayanan dengan hotel sejenis yaitu Hotel Bukit Randu, Hotel Grand
Bandar Lampung tidak baik. Dari segi fasilitas yang ditawarkan baik tetapi tidak
ABSTRACT
By
FLORENTINA PASARIBU
NPM : 0811031033
Tlpn : 081929903639
Email : florent_orenz@yahoo.co.id
stood in the middle of the rapid development of the hospitality industry. To still
conduct performance analysis to be aware of the situation and progress has been
This study aims to determine the performance of the Hotel Sahid Bandar
Lampung. Technical analysis is used to assess the performance of the Hotel Sahid
Bandar Lampung is a financial ratio analysis, comparative analysis with the hotel
facilities and services that is similar Bukit Randu Hotel, Grand Anugrah Hotel,
The results showed that the financial performance Sahid Hotel Bandar
Lampung is not good. In terms of facilities offered good but does not match the
1. PENDAHULUAN
memiliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Industri perhotelan
bumi dan bangunan. Di samping itu, dengan keberadaan suatu hotel maka akan
terjadi transaksi ekonomi antara hotel sebagai pihak yang memerlukan bahan
makanan dan minuman dan keperluan operasional lainnya dengan para rekanan.
Dari sisi ketenagakerjaan, hotel memberikan peluang kerja yang berarti. (IBM
Wiyasha, 2010)
Hotel Sahid adalah salah satu hotel berbintang tiga yang ada di propinsi
pendapatan dari penjualan food and beverage, penjualan tiket kolam renang,
perhotelan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai
Anugrah Hotel, Novotel, dan yang akan segera dibuka Emersia Hotel.
6
pada tahun 2009. Angka ini termasuk rendah apabila dibandingkan dengan tingkat
hunian kamar hotel lain pada tahun yang sama. Berikut ini adalah tabel mengenai
tingkat hunian kamar serta jumlah kamar hotel-hotel di Bandar Lampung tahun
2009.
Tabel 1.1
Jumlah Kamar dan Tingkat Hunian Kamar Hotel Di Bandar Lampung Tahun 2009
Dari data diatas dapat diketahui bahwa tingkat hunian Hotel Sahid berada
di nomor dua terbawah dibanding dengan hotel lainnya. Hal ini merupakan
dengan tetap menjaga standar pelayanan hotel yang berlaku. Oleh karena itu Hotel
Sahid perlu melakukan analisis kinerja baik dari aspek keuangan maupun aspek
diketahui kelemahan serta hasil yang dianggap cukup baik untuk kemudian bisa
yang ada. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi
perusahaan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok penilaian
9
IBM Wiyasha (2010) dalam bukunya mengungkapkan beberapa rasio yang lazim
1. Rasio likuiditas
b. Acid-test ratio atau quick ratio, mambandingkan antara aktiva lancar yang
kas.
2. Rasio Solvabilitas
10
modal pemilik.
dalam menutupi beban bunga dalam menutupi beban bunga jangka panjang
dibandingkan dengan laba sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan hotel.
3. Rasio Aktivitas
yang diperlukan untuk satu kali perputaran bahan makanan untuk periode
satu bulan.
aset hotel yang digunakan. Dalam menentukan perputaran aset ini, hal yang
penghitungan adalah nilai buku aset. Rasio ini membandingkan antara total
dihuni oleh lebih dari satu orang atau dihuni oleh dua orang. Rasio ini
4. Rasio Profitabilitas
oleh aset hotel. Rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan rata-
setiap lembar saham yang dimiliki oleh pemilik atau investor. Rasio ini
5. Rasio Operasional
marketing, administrative and general dan lainnya. Rasio ada beberapa macam
diantaranya:
dengan jumlah kamar yang terjual. Dalam menentukan rasio ini, penjualan
dihasilkan setiap kamar yang dimiliki hotel yang dapat dijual kepada tamu.
produksi makanan hotel. Rasio ini diukur dari persentase harga pokok
a. Jumlah kamar hotel (number of rooms in hotel) adalah jumlah kamar untuk
b. Permanent house use adalah kamar yang diperuntukan bagi pejabat hotel
dikurangkan dari jumlah kamar hotel untuk mendapatkan jumlah kamar hotel
c. Kamar tersedia untuk dijual (room available) adalah jumlah (a) dikurangi
jumlah (b).
d. Kamar terhuni oleh tamu yang membayar (paid rooms occupied) adalah
kamar dihuni oleh tamu yang membayar untuk setiap segmen pasar, transient
(gratis) jasa kamar yang dihuni pada saat meninggalkan hotel (check-out).
f. Kamar terhuni (rooms occupied by guest) adalah jumlah (d) ditambah jumlah
(e).
g. Temporary house use rooms adalah kamar yang diperuntukkan bagi pejabat
hotel tertentu untuk jangka pendek. Jenis kamar ini dikurangkan dari jumlah
kamar hotel untuk mendapatkan jumlah kamar tersedia untuk dijual (c).
i. Rooms vacant adalah kamar yang tidak terhuni dan siap untuk dijual pada
saat/hari tertentu.
j. Rooms available for sale adalah jumlah (h) ditambah jumlah (i) di atas.
k. Rooms out of order adalah kamar yang tidak dapat dijual kepada tamu pada
a. Transient: regular (kamar yang dihuni oleh tamu individual dengan rerata
Transient: regular =
b. Transient: group (kamar yang dihuni oleh tamu gabungan atau kelompok
dengan rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari)
15
Transient: group =
general manager)
jumlah kamar permanent yang digunakan dengan jumlah kamar yang tersedia
untuk dijual.
Permanent =
Paid Occupancy =
e. Complimentary (kamar yang dihuni oleh tamu yang tidak membayar jasa
Complimentary =
16
f. Guest Occupancy (kamar terhuni oleh tamu yang membayar dan tamu yang
kamar yang dihuni oleh tamu yang membayar dan yang tidak membayar atau
gratis yang digunakan dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.
Guest Occupancy =
g. Temporary House Use (kamar yang diperuntukkan bagi pejabat hotel tertentu
semua kamar yang terhuni dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.
Total Occupancy =
Umum:
a. Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur, dan
function room
17
Bedroom:
Dining room:
kamar mandi.
Bar:
a. Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 240
Ruang fungsional:
Lobby:
Drug store:
b. Tersedia poliklinik.
18
c. Tersedia paramedis.
Utilitas penunjang:
e. Tersedia PABX.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Hotel Sahid Bandar Lampung yang berlokasi di Jl. Yos
Objek dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Hotel Sahid Bandar Lampung.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Data Kuantitatif
Lampung.
b. Data kualitatif
Adalah data yang tidak berbentuk angka-angka dan tidak dapat diukur
dengan satuan hitung. Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif
jabatan.
yang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
a. Dokumentasi
internet.
Tehnik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja Hotel Sahid Bandar
hunian kamar, analisis perbandingan fasilitas dan pelayanan dengan hotel sejenis
yaitu Hotel Bukit Randu, Hotel Grand Anugerah, Hotel Marcopolo, dan Hotel
Amalia.
1. Rasio Likuiditas
a. Current ratio
Current ratio =
Bagi pemilik, current ratio yang relatif kecil akan lebih baik karena
2. Rasio Solvabilitas
a. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas =
21
Penekanan arti penting dari rasio ini berbeda dari pihak yang memerlukan
yang tinggi untuk keamanan dana yang ditanamkan pada hotel dalam
jangka panjang.
3. Rasio Aktivitas
ATO =
4. Rasio Profitabilitas
PM =
5. Rasio Operasional
ADR =
22
a. Transient: regular =
b. Transient: group =
c. Paid Occupancy =
standar hotel bintang tiga yang tersedia di Hotel Sahid Bandar Lampung dengan
hotel pesaing yaitu Hotel Marcopolo, Hotel Bukit Randu, Hotel Grand Anugerah,
dan Hotel Amalia. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut adalah coffee shop, fasilitas
rapat, safe deposit box, layanan kamar, lift, restorant, bakery and cake, salon,
concierge, transfer bandara, layanan kamar 24 jam, tur, laundry, pusat bisnis, taxi,
wi-fi, ATM, kolam renang, billiard, spa, gym, ruang uap, taman, pijat, sauna,
Dalam penelitian ini kinerja Hotel Sahid Bandar Lampung akan diukur
hotel berbintang tiga lainnya yang ada di Bandar Lampung, yaitu Hotel
Dengan analisis rasio akan diperoleh gambaran mengenai baik buruknya posisi
sebagai berikut:
Kinerja keuangan yang dinilai adalah kinerja keuangan tahun 2007-2011. Untuk
menghitung seluruh rasio keuangan yang telah disebutkan diperlukan sumber data
berupa laporan laba rugi serta neraca yang berakhir 31 Desember 2007, 2008,
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio =
Hasil perhitungan current ratio Hotel Sahid Bandar Lampung tahun 2007-
Tabel 4.1
(Rp)
2007 3.621.014.424 3.951.467.838 0,92
2008 2.194.298.418 2.832.286.861 0,77
2009 5.746.775.801 2.401.649.212 2,39
2010 5.891.285.279 4.154.848.373 1,42
2011 5.833.390.703 5.841.213.373 0,99
Sumber: data kuantitatif yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, hasil current ratio
dapat menjamin Rp 1 hutangnya dengan aset lancar sebesar Rp 0,92. Hal ini
menunjukan bahwa current ratio perusahaan dibawah batas likuid. Pada tahun
2008, hasil current ratio perusahaan sebesar 0,77 yang berarti kemampuan
sebesar 0,15 pada tahun 2008 ini disebabkan karena menurunnya aset lancar
perusahaan. Pada tahun 2009 current ratio perusahaan naik sebesar 1,62 menjadi
hutang lancar dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 2,39. Peningkatan ini
menurunnya hutang lancar perusahaan. Pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar
0,97 sehingga current ratio perusahaan menurun menjadi 1,42. Hal ini berarti
hutang lancar dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,42. Hal ini disebabkan
secara kredit. Pada tahun 2011 kembali menurun sebesar 0,43 sehingga current
dengan aset lancar sebesar Rp 0,99. Hal ini disebabkan karena naiknya hutang
kepada kreditur.
Dari hasil analisis current ratio Hotel Sahid cenderung turun hanya di tahun 2009
saja current ratio naik. Penurunan ini disebabkan karena Hotel Sahid cenderung
membeli barang secara kredit sehingga hutang lancar semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Untuk menjaga agar current ratio tetep dalam batas likuid maka
Hotel Sahid perlu mengelola kembali kebijakan hutangnya agar tidak terjadi
2. Rasio Solvabilitas
a. Rasio Solvabiltas =
Tabel 4.2
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, hasil rasio solvabilitas
sebesar 1,19. Hasil tersebut bearti bahwa setiap Rp 1 total hutang perusahaan
dijamin oleh Rp 1,19 total aset yang dmiliki perusahaan. Pada tahun 2008 rasio
bearti bahwa setiap Rp 1 total hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1,16 total aset
yang dmiliki perusahaan. Pada tahun 2009 hasil rasio solvabilitas naik sebesar
1,62 menjadi 2,78. Hasil tersebut bearti bahwa setiap Rp 1 total hutang
perusahaan dijamin oleh Rp 2,78 total aset yang dmiliki perusahaan. Kenaikan ini
disebabkan karena meningkatnya aset perusahaan khususnya pada kas. Pada tahun
2010 hasil rasio solvabilitas 1,72 menurun sebesar 1,06. Hasil tersebut bearti
bahwa setiap Rp 1 total hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1,72 total aset yang
perusahaan kepada kreditur. Pada tahun 2011 hasil rasio solvabilitas kembali
tersebut bearti bahwa setiap Rp 1 total hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1,32
total aset yang dmiliki perusahaan. Penurunan ini kembali terjadi karena
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa hotel dalam keadaan solvabel karena dari
3. Rasio Aktivitas
Hasil perhitungan asset turn over (ATO) Hotel Sahid Bandar Lampung
Tabel 4.3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, asset turn over perusahaan
sebesar 1,48 menujukkan bahwa setiap Rp 1 aset yang dimiliki perusahaan dapat
menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,48. Pada tahun 2008, hasil asset turn over
naik 0,3 sehingga asset turn over menjadi 1,78 menujukkan bahwa setiap Rp 1
aset perusahaan. Pada tahun 2009 hasil asset turn over turun sebesar 1,01
meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, hasil asset turn over naik
sebesar 0,09 sehingga asset turn over menjadi 0,86 menujukkan bahwa setiap Rp
Pada tahun 2011, hasil asset turn over 1,05 naik sebesar 0,19 yg disebabkan
28
karena meningkatnya penjualan. Hasil asset turn over sebesar 1,05 menujukkan
sebesar Rp 1,05.
Dari hasil analisis asset turn over Hotel cenderung naik walaupun tidak tinggi.
khusus di hari besar atau dapat juga menempatkan staf penjualan yang terampil
dan kompeten.
4. Rasio Profitabilitas
Hasil perhitungan Profit Margin (PM) Hotel Sahid Bandar Lampung tahun
Tabel 4.4
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, profit margin perusahaan
17 dari setiap penjualan. Pada tahun 2008, profit margin turun sebesar 3%
menurunnya laba. Di tahun 2009 profit margin perusahaan turun drastis sebesar
meghasilkan laba sebesar Rp 5 dari setiap penjualan. Pada tahun 2010, profit
meghasilkan laba sebesar Rp 3 dari setiap penjualan. Pada tahun 2011, profit
Dari hasil analisis rasio profit margin tidak baik. Penurunan laba bersih
dalam mengelola biaya dimana pendapatan yang diterima terlalu rendah untuk
tingkat biaya yang dikeluarkan perusahaan. Penurunan yang drastis ini dipicu oleh
semakin menurunnya laba dari tiap departemen yaitu departemen kamar, makanan
dan minuman, telepon, laundry, dan kolam renang. Menurunnya laba ini
5. Rasio Operasional
Tabel 4.5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, average daily rate kamar
hotel sebesar Rp 212.162 menunjukkan bahwa rata-rata harga kamar dari setiap
kamar yang terjual dalam 1 tahun adalah sebesar Rp 212.162. Pada tahun 2008,
average daily rate kamar hotel sebesar Rp 252.006 menunjukkan bahwa rata-rata
harga kamar dari setiap kamar yang terjual dalam 1 tahun adalah sebesar Rp
252.006. Pada tahun 2008 average daily rate mengalami kenaikan cukup tinggi
yaitu sebesar Rp 39.844 walaupun tingkat hunian kamar turun. Hal ini disebabkan
karena penurunan keduanya cukup seimbang. Di tahun 2009, average daily rate
kamar hotel sebesar Rp 251.447 menunjukkan bahwa rata-rata harga kamar dari
setiap kamar yang terjual dalam 1 tahun adalah sebesar Rp 251.447. Pada tahun
2010, average daily rate kamar hotel sebesar Rp 249.391 menunjukkan bahwa
31
rata-rata harga kamar dari setiap kamar yang terjual dalam 1 tahun adalah sebesar
Rp 249.391. Pada tahun 2011, average daily rate kamar hotel sebesar Rp 262.153
menunjukkan bahwa rata-rata harga kamar dari setiap kamar yang terjual dalam 1
Dari hasil analisis average daily rate kamar hotel mengalami naik turun dari tahun
ke tahun. Walaupun average daily rate berada di kisaran Rp 250.000 harga rata-
rata ini masih tergolong rendah untuk hotel bintang tiga. Hal ini dipicu oleh
rendahnya jumlah kamar tersedia yang berhasil dijual. Rendahnya kamar yang
berhasil dijual dikarenakan kondisi kamar yang sudah kuno dan fasilitasnya yang
pelanggan enggan memilih Hotel Sahid Bandar Lampung. Hal ini berdasarkan
Sahid.
Dari hasil perhitungan rasio-rasio diatas maka di bawah ini akan disajikan
Tabel 4.6
2. Rasio Solvabilitas
a. Solvabilitas 1,19 1,16 2,78 1,72 1,32
3. Rasio Aktivitas
a. Asset Turn Over 1,48 1,78 0,77 0,86 1,05
4. Rasio Profitabilitas
a. Profit Margin 17% 14% 5% 3% 5%
5. Rasio Operasional
a. Average Daily Rate 212.162 252.006 251.477 249.391 262.153
Sumber: data yang sudah diolah
tujuan mereka yaitu memperoleh laba yang tinggi. Untuk melihat kinerja Hotel
Sahid dapat dilihat juga dari laba/rugi masing-masing departemen. Berikut ini
Tabel 4.7
men
Kamar 3.055.151.405 2.456.435.998 1.910.171.670 2.246.857.474 2.435.399.646
Food and 856.159.640 949.305.536 828.126.399 1.087.744.575 1.084.498.019
33
Beverage
Telepon 12.296.432 5.444.288 3.484.248 5.687.668 8.456.887
Kolam 32.494.041 30.463.465 35.434.713 16.437.758 12.259.207
renang
Laundry 43.907.127 6.362.194 (5.790.155) 17.953.995 135.263.618
Sumber: Hotel Sahid Bandar Lampung
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laba terbesar didapat dari departemen kamar
dan laba terendah didapat dari departemen telepon. Laba dari departemen food
and beverage dari tahun ke tahun cenderung naik turun. Laba dari departemen
kolam renang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan laba dari
Laba yang rendah dari tiap departemen disebabkan karena biaya operasional yang
tinggi khususnya untuk departemen kolam renang. Biaya perawatan untuk kolam
renang cukup tinggi akan tetapi penjualannya rendah sehingga laba yang
dihasilkan rendah. Rendahnya penjualan ini dipicu oleh kondisi kolam renang
yang semakin tidak terawat sehingga pelanggan merasa tidak nyaman dan pindah
ke tempat lain. Untuk departemen kamar, Hotel Sahid memiliki laba yang rendah
untuk hotel sekelas bintang tiga dengan 28470 kamar. Hal ini dipicu oleh
rendahnya penjualan yang dikarenakan kondisi serta fasilitas hotel yang kurang
mengeluhkan kondisi kamar yang sudah kuno dan fasilitas yang tidak sesuai
dengan standar bintang tiga, banyak pelanggan yang kecewa dengan pelayanan
Sahid sebagai hotel pilihan untuk menginap. Laba yang dihasilkan departemen
34
food and beverage juga terbilang rendah karena makanan dan minuman yang
makanan dan minuman baik dari kamar, restoran, cafe, acara-acara seperti
manajer dapat menempatkan staf penjualan yang kompeten dan terampil, staf
Lampung
Jasa kamar merupakan jasa yang paling besar memberikan pendapatan hotel. Jasa
ini didapatkan dengan membandingkan jumlah kamar yang dihuni tamu dengan
jumalh kamar tersedia untuk dijual. Pengertian dijual disini adalah bahwa tamu
memiliki hak untuk menggunakan jasa kamar dengan tarif tertentu untuk jangka
waktu tertentu. Makin tinggi persentase kamar hotel yang berhasil dijual kepada
tamu, makin efektif manajemen hotel menggunakan aset hotel sehingga makin
Jenis kamar yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Transient: regular adalah kamar yang dihuni oleh tamu individual dengan
rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari. Formula yang
35
Tabel 4.8
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, persentase tingkat hunian
kamar transient: regular sebesar 48% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang
tersedia 48 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun
2008 persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 31% menujukkan
bahwa dari 100 kamar yang tersedia 31 kamar yang dihuni oleh tamu individual
regular sebesar 14% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 14 kamar
yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2010, persentase
tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 26% menujukkan bahwa dari 100
kamar yang tersedia 26 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual.
Pada tahun 2011, persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 35%
36
menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 35 kamar yang dihuni oleh tamu
b. Transient: group adalah kamar yang dihuni oleh tamu gabungan atau
kelompok dengan rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7
Transient: group =
Tabel 4.9
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, persentase tingkat hunian
kamar transient: group sebesar 12% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang
tersedia 12 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun
2008 persentase tingkat hunian kamar transient: group sebesar 12% menujukkan
bahwa dari 100 kamar yang tersedia 12 kamar yang dihuni oleh tamu individual
groupsebesar 22% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 22 kamar
yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2010, persentase
tingkat hunian kamar transient: group sebesar 15% menujukkan bahwa dari 100
kamar yang tersedia 15 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual.
Pada tahun 2011, persentase tingkat hunian kamar transient: groupsebesar 12%
menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 12 kamar yang dihuni oleh tamu
c. Paid Occupancy adalah kamar terhuni oleh tamu yang membayar. Kamar
dihuni oleh tamu yang membayar untuk setiap segmen pasar, transient
Paid Occupancy =
Tabel 4.10
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, paid occupancy
percentage perusahaan sebesar 62% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang
tersedia 62 kamar berhasil terjual. Pada tahun 2008, paid occupancy perusahaan
sebesar 42% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 42 kamar berhasil
menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 35 kamar berhasil terjual. Pada
tahun 2010, perusahaan sebesar 39% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang
tersedia 39 kamar berhasil terjual. Pada tahun 2011, paid occupancy percentage
perusahaan sebesar 46% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 46
Di bawah ini adalah jumlah kamar hotel yang ada di Bandar Lampung tahun 2011
Tabel 4.11
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kamar hotel Sahid dapat
Berikut ini adalah tabel perbandingan tingkat hunian kamar dengan hotel pesaing.
Tabel 4.12
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat hunian Hotel Sahid Bandar Lampung
cenderung naik turun, tetapi jika dibandingkan dengan hotel sejenis tingkat hunian
Hotel Sahid masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan kondisi Hotel Sahid
yang sudah kuno, kurang terawat, dan fasilitasnya yang tidak memenuhi standar
sehingga pelanggan merasa harga yang ditawarkan serta standar bintang tiga tidak
sesuai dengan yang ada di lapangan. Untuk itu agar dapat tetap bertahan di tengah
persaingan yang semakin ketat ini sebaiknya Hotel Sahid merenovasi baik dari
gedung maupun interior design agar pelanggan tertarik menginap di Hotel Sahid.
merasa puas dan dapat merekomendasikan Hotel Sahid sebagai pilihan menginap
bila berkunjung ke Bandar Lampung. Hal ini sekaligus dapat menjadi promosi
Untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti hotel, fasilitas dan
pelayanan merupakan hal yang harus diperhatikan karena dengan layanan dan
fasilitas yang sesuai standar pelanggan akan merasa nyaman dan apabila sudah
mempromosikan hotel ke luar, hal tersebut akan menjadi tehnik promosi yang
Berikut ini adalah tabel perbandingan fasilitas yang ada di masing-masing hotel
berbintang tiga.
Tabel 4.13
Randu Anugerah
Coffee Shop v v v
Fasilitas Rapat v v v v v
Safe Deposit Box v v v v
Layanan Kamar v v v v
Lift v v
Restoran v v v v v
Bakery and Cake
Salon v
Concierge v v v v
Transfer v v
bandara/salon
Layanan kamar 24 v v v v
jam
Tur v
Laundry v v v v v
Pusat bisnis v v v v
Taxi v
Wi-fi v v
ATM BCA v
Kolam renang v v v
41
Billiard v
Spa v v v v
Gym v
Ruang uap v
Taman v
Pijat v v
Sauna v
Akses internet v v
Internet (wireless) v v
Internet (gratis) v v
Internet wireless v v
(gratis)
Tempat parkir v v v v v
mobil
Sumber: www.agoda.com
Dari tabel diatas dapat dilihat fasilitas yang ditawarkan oleh Hotel Sahid sudah
media internet pelayanan hotel sudah cukup baik. Akan tetapi jika dibandingkan
dengan hotel-hotel baru seperti Bukit Randu, Grand Anugerah, dan Amalia masih
a. Desain interior hotel yang sudah kuno membuat hotel ini tampak terlihat
tidak menarik sehingga pelanggan lebih memilih hotel lain yang kelihatan
b. Kolam renang yang tidak terawat sehingga kolam renang terkadang tidak
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis rasio pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
2. Fasilitas yang ditawarkan baik tetapi tidak sesuai dengan yang ada di
lapangan.
5.2 Saran
1. Agar dapat terus bersaing dengan hotel-hotel lain dapat dilakukan renovasi
baik dari gedung, kantor maupun kamar hotel sehingga baik karyawan
modal karena apabila menggunakan laba tidak akan cukup untuk menutupi
biaya renovasi.
2. Hotel sebaiknya bekerja sama dengan pihak tur dan travel untuk
menekan biaya perawatan kolam renang, Hotel Sahid dapat membeli alat
daur ulang air kolam sehingga biaya untuk menjernihkan air kolam dapat
43
pemakaian air.
DAFTAR PUSTAKA
Empat.
Kusumastuti, Iin. 2000. Analisis Kinerja Keuangan Pada Hotel Cantik Ungaran.
http://eprints.undip.ac.id
NN. 2011. Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Lainnya
www.agoda.web.id
www.scribd.com/doc/56687680/18/Kriteria-Fasilitas-Hotel-Bintang-3
www.tripadvisor.com