Anda di halaman 1dari 177

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AL-QUR`AN HADITS DALAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR`AN SISWA


DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2
KOTA JAMBI

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Magister Pendidikan Agama Islam

Oleh :
NETTI SUKASIH HASIBUAN
NIM : 801192026

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021

i
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi. Telp. (0741)60731 Fax (0741)60543
e-mail: pasca@uinjambi.ac.id

Jambi, September 2021

Pembimbing I : Dr. Hj. Dewi Hasanah, M.Ag.


Pembimbing II : Dr. Ramlah, M.Pd. I, M. Sy

Alamat : Pascasarjana UIN STS Jambi Kepada Yth,


Jl. Arif Rahman Hakim Bapak Direktur
Telanaipura Jambi Pascasarjana UIN
STS Jambi
di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa proposal tesis saudara Netti Sukasih Hasibuan NIM :
801192026 dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an
Hadits dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur`an Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi” telah dapat diajukan untuk
mengadakan penelitian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
magister (S2) program studi Manajemen Pendidikan Islam dalam
konsentrasi Pendidikan Agama Islam pada Pascasarjana UIN STS Jambi.
Demikian yang dapat kami sampaikan pada bapak/ibu, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dewi Hasanah, M. Ag Dr. Ramlah, M.Pd. I, M. Sy


Nip. 197007111994032003 Nip. 196804011994022001

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Netti Sukasih Hasibuan
NIM : 801192026
Tempat/Tgl. Lahir : AEK TUHUL, 15 April 1978
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Lrg. Mulyo I No. 31 Talang Bakung. Kota Jambi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang


berjudul “KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AL-QUR`AN HADITS
DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR`AN
SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 KOTA JAMBI” adalah
benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan
sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari
ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung
jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan
Pasarjana UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh
melalui tesis ini.
Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Jambi, September 2021


Penulis,

NETTI SUKASIH HASIBUAN


NIM. 801192026

iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi. Telp. 0741)60731 Fax (0741)60543
e -mail: pasca@uinjambi.ac.id

PENGESAHAN PERBAIKAN TESIS


Tesis dengan judul “Kompetensi Pedagogik guru Al-Qur`an
Hadits dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur`an Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi” yang telah di seminar
hasilkan oleh sidang Pascasarjana UIN STS Jambi pada:
Hari : Kamis
P EL
Tanggal : 04 November 2021
18ADF035114643
Jam : 08.00 – 09.30 WIB
Tempat : Melalui Aplikasi Online ZOOM Meetings
Nama : Netti Sukasih Hasibuan
NIM : 801192026
Telah di perbaiki sebagaimana hasil seminar hasil diatas dan telah
diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk mengikuti sidang Tesis
dalam program studi Manajemen Pendidikan Islam konsentrasi
Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN STS Jambi.
N Nama Tanda Tanggal
o Tangan
1 Dr. Diana Rozelin, M. Hum
(Ketua Sidang)
2 Dr. Muhammad Fadhil, M. Ag
( Penguji)
3 Dr. Hj. Dewi Hasanah, M. Ag
( Pembimbing I)
4 Dr. . Hj. Ramlah, M.Pd. I, M. Sy
( Pembimbing II)

Jambi, Oktober 2021


Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi

Prof. Dr. H. Ahmad Syukri, SS., M.Ag


NIP. 196710211995031001
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi. Telp. (0741)60731 Fax
(0741)60543
e-mail: pasca@uinjambi.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK UJIAN TESIS

NAMA : NETTI SUKASIH HASIBUAN


NIM : 801192026

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Dewi Hasanah, M. Ag Dr. Ramlah, M.Pd. I, M. Sy


NIP. 197007111994032003 NIP. 196804011994022001
Tanggal ................................ Tanggal .....................................

Mengetahui,
Wakil Direktur

Dr. BadarusSyamsi, S. Ag., MA


NIP.
Tanggal .........................

vi
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi. Telp. (0741)60731 Fax (0741)60543
e-mail: pasca@uinjambi.ac.id

MOTTO

)٤ :‫أ َۡو ِز ۡد َعلَ ۡي ِه َو َرتِّ ِل ۡٱلقُ ۡر َءانَ ت َۡرتِياًل (المزمل‬..........

Artinya: “atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan”. (Q.S. Al-Muzammil: 4)1

Departemen Agama R.I, Al-qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Dirjen


1

Kelembagaan Islam, 2009).

vii
PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada:


Ibundaku tercinta (alm) Nurjanni Hasibuan
Ayahku terhormat (alm.) Agussalim Hasibuan
Suami tersayang Mustapa
Anak-anakku tercinta:
Melvina Nadya
M. Ananda Saputra

viii
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AL-QUR`AN HADITS
DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR`AN
SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2
KOTA JAMBI

Oleh:
NETTI SUKASIH HASIBUAN
NIM: 801192026
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi
pedagogik guru Al-Qur`an Hadits dalam meningkatkan membaca
Al-Qur`an siswa di Madrasah Tsanawih Negeri 2 Kota Jambi.
Metode penelitian menggunakan tipe kualitatif analisis deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data yang diambil bersumber dari
peristiwa, tanggapan, dan dokumen. Adapun subjek penelitiannya
adalah guru Al-Qur`an Hadits dan siswa. Teknik analisis data
menggunakan analisis flow model. Hasil penelitian berupa 1)
kompetensi pedagogik yang telah ada pada guru Al-Qur`an Hadits
di MTs N 2 Kota Jambi meliputi enam aspek yang mana salah satu
aspek yakni kemampuan guru dalam berkomunikasi melalui media
digital terdapat kekurangan sehingga pembelajaran kurang optimal.
2) Pada perencanaan pembelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs N 2
Kota Jambi guru mengalami kendala saat menggunakan media
pembelajaran, 3) Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan
pembelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs N 2 Kota Jambi sudah
cukup optimal. Namun, peneliti menyarankan kepada pihak guru
dan madrasah agar memperhatikan media pembelajaran Al-Qur`an
Hadits terutama dalam membaca Al-Qur`an para siswa, dan
menambah alokasi waktu belajar membaca Al-Qur`an.

Kata Kunci : kompetensi pedagogik, guru Al-Quran Hadits, kemampuan


membaca Al-Quran Siawa

ix
PEDAGOGIC COMPETENCE OF AL-QUR’AN HADITH TEACHERS IN
IMPROVING STUDENT’S READING ABILITY OF THE QUR’AN AT
MTSN 2 JAMBI CITY

By:
NETTI SUKASIH HASIBUAN
NIM: 801192026
ABSTRACT
This research aims to find out the pedagogical competence of
qur’anic Hadith teachers in improving the reading of the Qur’an students in
Madrasah Tsanawih Negeri 2 Jambi City. Research method use qulitative
type descriptive analitycal studies. Data collection techniques are carried
out in a way of observation, interviews, and documentation. This data
retrieved is sourced from events, responses, and documents. The subjects
of this research were the teachers and students. Data analysis techniques
use flow model analysis. For checking the validity of the data, researchers
extended participation, extension of observation, and triangulation. The
results of this study are 1) pedagogical competencies that have exsisted in
the teacher of the qur’an Hadith in MTsN 2 Jambi city covering six aspects
which one is teacher’s ability to comminucate through digital media there
is a shortage of learning that is less optimal. 2) In the planning of learning
qur’an hadith, the teacher’s experience obstacles when using learning
media 3) the efforts made by teachers in improving learning Al-Qur`an
Hadith at MTs N 2 Jambi City are quite optimal. However, the researcher
advised teachers and madrasas to pay attention to the Al-Qur'an Hadith
learning media, especially in reading the Qur'an for students, and increase
the allocation of time for learning to read the Qur'an.

Keywords: pedagogical competencies, Al-Quran Hadith teacher, Student’s


ability to read Al-Quran

x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan inayah-Nya sehingga
penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Mohdammad
SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya, serta orang-orang mukmin yang
senantiasa mengikutinya.
Tesis ini di tulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
untuk memperoleh Gelar Magister (S2) Konsentrasi Pendidikan Agama
Islam (PAI) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulisan tesis ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang
berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadits
terhadap peningkatan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa. Tesis di
tulis berdasarkan pada penelitian lapangan dalam kurun waktu tujuh
bulan, yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi,
yang bertempat di Thehok, Sukarejo Kota Jambi, dengan judul:
Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadits dalam Peningkatan
Kemampuan Membaca Al-Qur`an Siswa di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Kota Jambi.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu demi kelancaran dalam penyelesaian tesis ini,
selama proses penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang telah
memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
pengahargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, M.A., Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syukri, SS., M.Ag selaku Direktur
Pascasarjana UIN StS Jambi.
3. Bapak Dr. Badarussyamsi, S. Ag., M.A, selaku Wakil Direktur
Pascasarjana UIN STS Jambi.
4. Ibu Dr. Dewi Hasanah, M.Pd, dan Ibu Dr. Ramlah, M.Pd. I. , M. Sy,
selaku Pembimbing I dan Pembimbing II
5. Ketua Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN STS Jambi
6. Bapak Kesbanglinmas Provinsi Jambi dan Kepala Dinas Bina Kesbang
Provinsi Jambi yang telah memberikan izin penelitian
7. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi, Bapak, Drs.
Ahmad Syukri, M. Pd
8. Para guru, staf dan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
9. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana UIN STS Jambi
10. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi
11. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi

xi
12. Semua yang tidak dapat peneliti sampaikan satu persatu

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, saran dan tanggapan


guna penyempurnaan tesis ini, akan penulis terima, semoga tesis ini
dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis ucapkan terima
kasih.

Jambi, September 2021


Penulis

Netti Sukasih Hasibuan


NIM. 801192021

xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR LOGO............................................................................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS...................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. vi
HALAMAN MOTTO....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ viii
ABSTRAK..................................................................................................... ix
ABSTRACT................................................................................................... x
KATA PENGANTAR..................................................................................... xi
DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 11
C. Fokus Penelitian........................................................................ 11
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN........................... 13


A. Landasan Teori....................................................................... 13
1. Konsep Kompetensi Pedagogik........................................... 1
3
2. Konsep Pengembangan Profesionalitas Guru..................... 28
a. Tujuan............................................................................ 28
b. Langkah-Langkah Pengembangan................................ 30
B. Penelitian Yang Relevan........................................................ 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 43


A. Pendekatan Penelitian.............................................................. 43
B. Setting dan Subjek Penelitian................................................... 44
1. Setting Penelitian................................................................ 44
2. Subjek Penelitian................................................................. 44
C. Jenis dan Sumber Data............................................................. 45
1. Jenis Data........................................................................... 45
2. Sumber Data....................................................................... 46
D. Metode Pengumpulan Data....................................................... 46
1. Metode Observasi............................................................... 4
6
2. Metode Wawancara............................................................ 46
3. Metode Dokumentasi.......................................................... 48
E. Teknik Analisis Data.................................................................. 48
F. Uji Keabsahan Data.................................................................. 51
G. Rencana Waktu Penelitian........................................................ 54

xiii
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN......................................................... 57
A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................... 57
B. Temuan Penelitian dan Analisis Kebijakan................................ 65
C. Pembahasan Penelitian............................................................ 108

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 126
B. Saran................................................................................................. 127

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 131


DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... 134
CURRICULUM VITAE.............................................................................. 140

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur organisasi.......................................................... 59
Gambar 2. Pengembangan silabus................................................... 142
Gambar 3. Sk KD ............................................................................. 143
Gambar 4. RPP ............................................................................... 144
Gambar 5. Kisi-Kisi ........................................................................... 145
Gambar 6. Gedung MTsN 2 Kota Jambi .......................................... 146
Gambar 7. Wawancara ................................................................... 147

xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Alfabet

Arab Indonesia Huruf Latin Indonesia

‫ا‬ ‘ ‫ظ‬ tj
‫ب‬ B ‫ع‬ ‘
‫ت‬ T ‫غ‬ Gh
‫ث‬ Ts ‫ف‬ F
‫ج‬ J ‫ق‬ Q
‫ح‬ h ‫ك‬ K
‫خ‬ Kh ‫ل‬ L
‫د‬ D ‫م‬ M
‫ذ‬ Dz ‫ن‬ N
‫ر‬ R ‫و‬ W
‫ز‬ Z ‫هه‬ H
‫س‬ S ‫ء‬ ‘
‫ش‬ Sy ‫ي‬ Y
‫ص‬ S

‫ض‬ d

‫ط‬ t

B. Vocal Dan Harakat


Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

َ‫ا‬ A َ‫ا‬ A ‫اى‬ i

‫ا‬ U ‫ىا‬ A ‫او‬ Aw

‫ِا‬ I ُ‫او‬ U ‫اى‬ Ay

C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk ta marbut`ah ini ada dua macam:

xvi
1. Ta Marbut`ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.
Contoh:
Arab Indonesia
‫صالة‬ Shalat

‫مراة‬ Mir’ah

2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah,


dammah, maka transliterasinya adalah /t/.
Contoh:
Arab Indonesia
‫وزراةاتبية‬ Wizaraat al-
Tarbiyah
‫مراةالزمن‬ Mir’at al-zaman

3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka tranlitnya adalah /tan/tin/tun.


Contoh:
Arab Indonesia
‫فجأة‬ Faja`ah

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Guru sebagi tenaga pendidik sudah seharusnya memiliki Kompetensi


pedagogik agar pembelajaran baik secara luring maupun daring bisa
terlaksana dengan efektif .Jika guru tidak memiliki kompetensi pedagogik,
maka bisa berpengaruh terhadap pendidikan masyarakat bangsa. Guru
merupakan bagian sentral dalam pelaksanaan system pendidikan, sebab
guru merupakan tenaga pendidik yang akan menghasilkan anak didik
yang berkualitas yang mentransfer ilmu pengetahuan, oleh karena itu,
peran guru sangatlah penting untuk pembangunan nasional dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai tenaga pendidik dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, guru harus dipastikan memiliki kompetensi dalam pelaksanaan
tugas profesinya. Pemikiran ini harus disadari oleh guru karena
pendidikan dan pengajaran adalah usaha yang bertujuan. Lebih dari itu
kegiatan pendidikan dan pengajaran terkait dan diarahkan untuk
mencapai tujuan. Peranan tujuan sangat penting sebab menentukan arah
proses pembelajaran. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang
jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran, penetapan metode
mengajar, dan alat bantu pengajaran serta memberi petunjuk terhadap
pengajaran. 2
Tujuan yang dimaksud di atas bukan hanya sebagai arah untuk
membawa peserta didiknya mencapai tujuan instruksional saja, tetapi
sekaligus sebagai titik tolak untuk mengantarkan peserta didik mencapai
tujuan umum pendidikan nasional Tujuan pendidikan nasional harus juga
dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam. Tujuan umum pendidikan tidak
dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman,
pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Tahap-

2
Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Sinar Baru
Algensindo, 2000) h. 56.

1
2

tahapan untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui pendidika formal


baik di sekolah maupun di madrasah.
Penyelenggaraan pendidikan formal, upaya mewujudkan tujuan
tersebut, pemerintah membebankan kepada sekolah dan madrasah yaitu
guru. Berkaitan dengan guru. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen, pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa: Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia anak dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.3
Makna guru yang terdapat dalam Undang-Undang tersebut sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Aminatul Zahroh bahwa: Guru
adalah yang pekerjaannya atau mata pencahariaanya mengajar
(instructor) atau mendidik (educator). 4 Dari pendapat ini dapat dinyatakan
bahwa untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional harus dilakukan
oleh tenaga professional dan yang berkopetensi. Adapun standar
kompetensi guru terdiri beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran
karakteristik guru yang dinilai kompetensi secara professional.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial dan sipiritual yang secara menyeluruh
membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi, dan profesionalisme.
Sebagai mana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, disebutkan bahwa: Guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi, pendidikan,

3
Syamsuhadi Irsyad, Guru yang Profesional (Purwokerto: ALFABETA, 2015), h.38.
4
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi
Profesionalisme Guru, (Bandung: CV YRAMA WIDYA, 2015) h.3.
3

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan


pendidikan nasional.5
Pentingnya kualifikasi guru dalam dunia pendidikan formal merupakan
tuntutan dari standar nasional pendidikan. Salah satunya adalah guru
harus memiliki kompetensi pedagogik, jika guru tidak menguasai
kompetensi pedagogik, maka guru tersebut tidak dapat melakukan
pembelajaran secara optimal. Tenaga pengajar yang professional dan
memiliki kompetensi pedagogik menjadikan pendidikan akan berkualitas.
Allah Subhanahu Wata`ala menganjurkan kepada Ummat-Nya agar
bekerja sesuai dengan apa yang ada pada dirinya atau kemampuannya
(kompetensi) diri sebagai mana yang terdapat dala surah Az Zumar ayat
39 sebagai berikut: 6

َ ‫قُ ْل ٰي َق ْو ِم اعْ َملُ ْوا َع ٰلى َم َكا َن ِت ُك ْم ِا ِّنيْ َعا ِم ٌل ۚ َف َس ْو‬


) ٣٩ : ‫ف َتعْ َلم ُْو ۙ َن (الزمر‬
Artinya: “Katakanlah (Muhammad),”Wahai kaumku! Berbuatlah menurut
kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan
mengetahui”. (Q.S Az-Zumar: 39) 7
Maksud dari ayat di atas menjelaskan setiap orang harus bekerja
dengan sungguh- sungguh atau professional, yaitu terpenuhinya unsur
kompetensi dan bertanggung jawab dalam bekerja dengan kemampuan
yan tinggi. Guru pendidik yang professional tugas utamanya adalah
mendidik, mengajar, membingbing, mengarahkan melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak mulai dari pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidika menengah. 8 Guru yang
bertanggung jawablah yang bisa menjalankan tugasnya secara
professional, jika guru kurang kemampuannya dalam mendidik, maka
guru tersebut akan belajar atau menuntut ilmu sebanyak- banyak, untuk

5
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen, (Ciputat:
Press, 2008), hal.3
6
Ibid hal. 478.
7
Departemen Agama R.I, Al-qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Dirjen Kelembagaan
Islam, 2009)
8
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen, (Ciputat,
Press, 2008) hal.3
4

meningkatkan kualitas, penguasaan ilmu pengetahuan , teknologi, dan


seni, untuk mewujudkan generasi yang beradab.
Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor. 16 Tahun
2010 pasal 16 menyebutkan bahwa: “Guru Pendidikan Agama harus
memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, professional, dan
9
kepemimpinan”. Dalam penjelasan tersebut bermakna bahwa guru Al-
Qur`an Hadits wajib menyandang kompetensi pedagogik seorang guru
tidak akan bisa mengelola proses pembelajaran di kelas, karena menjadi
guru tidak hanya sekedar dituntut memahami hal-hal yang bersifat teori
dan kontekstual, namun juga harus memahami dan melaksakan hal-hal
yang bersifat teknis.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Profesi guru dibidang mendidik, mengajar, membingbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan sekolah, serta sbelum melaksanakan pembelajaran terlebih
dahulu guru harus memahami karakteristik peserta didik, sebagai bahan
pertimbangan dalam melaksanakan proses belajar mrngajar yang efektif
dan efesien.10 Indikator kompetensi pedagogik guru ialah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahamn peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.11

9
Srijatun, “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqro’
Pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal’. Jurnal Pendidikan Islam
11.1 (2017): 25-42
10
Dedi Permadi dan Daeng Arifin, Panduan Menjadi Guru Profesional. (Bandung,
nuansa aulia, 2013) hal. 61
11
Zainal Aqib dan Elham Roh Manto, Membangun Profesional Guru dan Pengawan
Sekolah, (Bandung: Yarama Widia, 2007) hal. 80
5

Kompetensi pedagogik seorang guru mempunyai peranan penting


dalam kualitas pembelajaran dan kualitas dari kompetensi itu dibuktikan
melalui prestasi belajar peserta didik. 12 Namun, dalam kenyataannya
masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi pedagogik
sebagaimana mestinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, guru Al-Qur’an Hadis harus mampu
memiliki kompetensi pedagogik, demi tercapai kualitas pembelajaran
Al-Qur’an Hadis yang baik. Karena pembelajaran Al-Qur’an Hadis
merupakan salah satu mata pelajaran dari rumpun Pendidikan Agama
Islam.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta
didik, pengemangan kurikulum/silabus, perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pemelajaran yang mendidik, memanfaatkan media teknologi
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan potensi peserta
didik yang bertujuan untuk menyalurkan potensi peserta didik. 13
Pengalaman menunjukkan dilapangan bahwa Guru menggunakan
pendekatan pedagogik antara lain: 1) Guru lebih monoton menggunakan
metode ceramah, 2) kurangnya pemanfaatkan media. 3) Pengelolaan
belajar cenderung klasikal dan kegiatan pembelajaran kurang bervariasi,
4) Semua peserta didik dianggap sama, dan 5) latihan dan tugas mandiri
kurang maksimal, hal seperti ini perlu usaha untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran supaya ada perubahan menuju kesuksesan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Kompetensi pedagogik merupakan bagian kemampuan yang memadai
dalam segi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan menguasai standar
materi. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan secara maju dan
12
Halik, Abdul. "Paradigm of Islamic Education in the Future: The Integration of
Islamic Boarding School and Favorite School." (Information Management and Business,
2016) hal. 24-32.
13
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung: remaja rosada karya,
2016), hal. 75
6

berkelanjutan seiring dengan berkemangnya siswa sesuai dengan materi


standar yang diajarkan guru. Profesi guru membutuhkan kompetensi yang
meliputi kompotensi pedagogik, kepribadian, profesional dan kompetensi
sosial. Semua kompetensi terseut dapat digabungkan dalam satu wadah
yang utuh ketika guru melaksanakan kegiatan elajar mengajar
dilingkungan sekolah/madrasah.
Kualitas pemelajaran sangat tergantung pada kualitas tenaga pengajar
(guru) seagai pihak yang bergantung jawa terhadap implementasi
kurikulum di lembaga sekolah, sea apabila tenaga pengajar (guru) tidak
profesional dalam melaksanakan tugasnya maka tujuan pendidikan
seagaimana yang diharapkan tidak dapat tercapai secara maksimal,
sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw
bersabda sebagai berikut:

‫ ُكلُّ ُكم َمس’ ُع ٌل‬:‫ص’لَّي هللاُ َع َلي’ ِه َو َس’لَّ َم‬َ ‫هللا‬ِ ‫ َرسُو ُل‬:‫بن ُع َم َر َرضِ َي هللاُ َعن ُه َقا َل‬ ِ ِ‫َعن إ‬
‫اع فٍي أَهلِ’ ِه َو ُه’ َ’و‬ ٍ ‫ َوالرَّ ُج’ ُل َر‬,ِ‫اع َو ُه’ َ’و َمس’’ع ًل َعن َر ٍع َّي ِت’ه‬ ٍ ‫اإل َم’’ا ُم َر‬ِ ‫ َف‬:ِ‫َعن َرعِ َّي ِته‬
,‫ِي َمس’’ؤُ َل ٌة َعن َرعِ َّي ِت َه’’ا‬َ ‫’اوه‬ َ ’‫ت َزو ِج َه‬ ٌ ’‫ َوال َم’’رأَةُ َراعِ َي‬,ِ‫َمس’’ؤُ َل َعن َرعِ َّي ِت ’ه‬
ِ ‫’ة فِي َبي‬
‫اع َو ُكلُّ ُكم َمس’’ؤُ ٌل َعن‬
ٍ ‫اع فٍي َما َل ِأبي ِه َو ُه’ َ’و َمس’’ؤُ ٌل َعن َرعِ َّي ِت ’ ِه َف ُكلُّ ُكم َر‬ َ ‫َو‬
ٍ ‫الخا ِد ُم َر‬
‫َرعِ َّي ِت ِه‬
(‫)حديث صحيح رواه الخمسه‬
Artinya: “Setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimipinanya: maka
seorang imam adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab
atas kepemimpinanya, seorang laki-laki adalah pemimpin di
dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas
kepemimpinanya, perempuan adalah pemimpin di rumah
suaminya dan dia bertanggung jawab atas
kepemimpinannya,pembantu adalah peminpin/penanggung
jawab terhadap harta tuanya dan dia bertanggung jawab atas
kepimimpinanya, seorang anak adalah pemimpin terhadap harta
ayahnya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya,
maka setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu
bertanggung jawab atas kepemimpinannya”. 14

Al-Imam Muhammad Inu Isma`il Al-ukhari, Shahih Bukhari, (Al-Makhtabah Al-


14

Syamilah tt, Edisi II) hal. 19


7

Hadits di atas menjelaskan pemahaman akan tanggung jawab suatu


pekerjaan, begitu juga dengan guru sebaiknya bertanggung jawab akan
tugasnya, mempersiapkan perencanaan, keijakan, maupun memahami isi
kurikulum, apaila dalam implementasinya tidak maksimal seagaimana
mestinya, maka tidak dapat terlaksana seagaimana yang diinginkan.
Kualitas pembelajaran adalah terpenuhinya kriteria yang diharapkan
dalam mendesain kriteria pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran,
yaitu entuk penyajian berlangsung kegiatan interaksi positif antara guru
dan peserta didik. Kemudian mendesain pelaksanaan evaluasi hasil elajar
peserta didik untuk mengetahui pencapaian peserta didik terhadap materi
pembelajaran yang disajikan waktu kegiatan proses pembelajaran yang
dikemas sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan standar yang
diharapkan.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran terlaksana, terlebih dulu guru
menyusun rencana pembelajaran, dedi permadi mengemukakan bahwa
sebelum proses KBM dilaksanakan guru akan menyusun program
bimingan, dan menyusun program intra krikuler dan ekstra krurikuler. 15
Setelah merancang program tersebut guru dituntut mampu melaksanakan
pemelajaran berdasarkan program yang sudah dirancang, selain itu juga
guru mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi
dimilikinya.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadis sangat penting bagi peserta didik
karena dengan mempelajarinya peserta didik dapat mengerti kandungan
yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis dan selanjutnya dapat
mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Hadis dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Mengingat pentingnya pelajaran Al-Qur’an Hadis maka guru
harus memiliki kompetensi pedagogik yang baik. Hal ini diharapkan agar
kualitas pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang dilakukan juga baik,

15
Martinis Yamin, dkk, Taktik Mengemangkan Kemampuan Individual Siswa,
(Jakarta: Jakarta agung persada press, 2016) hal. 119
8

sehingga hasil pembelajaran Al-Qur’an Hadis dapat dicapai secara


efektif dan optimal sesuai tujuan pembelajaran.
Kompetensi pedagogik guru mempunyai peranan penting dalam
kualitas pembelajaran. Sebagai seorang pendidik, termasuk guru bidang
studi Al-Qur`an Hadits harus mampu mengelola pembelajaran, dan
mampu menguasai materi yang relevan. Mata pelajaran Al-Qur`an Hadits
adalah salah satu rumpun dari pendidikan agama Islam. Mata pelajaran
Al-Qur`an Hadits merupakan pelajaran yang termasuk di dalam kurikulum
madrasah yang bertujuan membrantas buta aksara membaca Al-Qur`an,
selain dari pada itu pelajaran Al-Qur`an Hadits sangat penting bagi siswa
karena dengan mempelajarinya siswa akan mengerti kandungan yang
terdapat dalam Al-Qur`an Hadits.
Pada kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran Al-Qur`an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Al-Qur`an Hadits sebagai pedoman hidup Islam.
2. Meningkatkan pemahaman Al-Qur`an, Al-Fatihah, dan surat pendek
pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menagkap
maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkan dengan
fenomena kehidupan.
3. Menghafal dan menjelaskan makna hadits-hadits yang terkait dengan
tema isi kandungan surat ayat sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.16

Sesuai dengan tujuan pembelajaran Al-Qur`an Hadits di atas, maka


Kehadiran guru Al-Qur`an Hadits dalam proses kegiatan belajar mengajar
atau tatap muka langsung di dalam kelas harus memiliki kompetensi
pedagogik, agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal. Tanpa
kehadiran guru Al-Qur`an Hadits dalam pembelajaran, baik secara luring

16
Srijatun, “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqro’
Pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal’. Jurnal Pendidikan Islam
11.1 (2017): 25-45
9

maupun daring, maka dikhawatirkan kemampuan peserta didik membaca


AL-qur`an tidak dapat mencapai ketuntasan minimal (KKM).
Kemampuan membaca Al-Qur`an merupakan dasar bagi peserta didik
untuk memahami serta mengamalkan kandungan Al-Qur`an sehingga
peningkatan kemampuaan membaca Al-Qur`an sudah menjadi tuntutan
dan kebutuhan vital. Tujuannya agar tercipta tujuan pendidikan agama
Islam yaitu manusia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pedagogik guru khususnya guru Al-Qur`an Hadits dalam
pembelajaran membaca ayat Al-Quran masih terdapat kurang menguasai
kompetensi pedagogik dibidang: 1). Kemampuan guru dalam mengenali
karakteristik peserta didik, dan 2) kemampuan guru dalam
mengembangkan potensi peserta didik.
Peneliti telah melakukan observasi awal pada tanggal 2 Maret 2020
ke MTsN 2 Kota Jambi, adanya temuan bahwa guru Al-Qur`an Hadits
masih terbatasnya kemamampuan guru dalam memahami karakteristik
peserta didik, dan masih terbatasnya kemampuan guru dalam
mengembangkan potensi peserta ddik. Kedua kemampuan tersebut dapat
mempengaruhi terhadap proses pembelajaran khususnya membaca Al-
Qur`an, karena disetiap memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu
membaca Al -Qur`an secara bergiliran dan siswa yang lain menyimak.
Sehubungan dengan ini peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa
yang kurang mampu membaca Al-Qur`an dengan benar, baik itu dari segi
tajwid maupun makhrajnya. Kondisi ini dapat dilihat pada table berikut:
10

Tabel1.117
Pemetaan siswa berdasarkan kemampuan membaca Al-Qur`an

NO Kriteria Jumlah Persentasi


1 Mampu 98 40,33 %

2 kurang mampu 145 59,67 %


Jumlah 243 100 %

Sumber: dokumentasi siswa kelas VII MTsN 2 Kota Jambi

Berdasarkan table di atas, peneliti menemukan banyaknya siswa


kelas IIV MTsN 2 Kota Jambi yang kurang mampu membaca Al-Qur`an
sesuai dengan tajwid dan makhrajnya. Fakta tersebut dapat diduga
rendahnya kompetensi dalam membaca Al-Qur`an siswa membuat
peneliti ingin mengetahui kompetensi pedagogik guru bidang studi Al-
Qur`an Hadis tersebut.
Adapun beberapa indikator yang dapat dicakup dalam membaca Al-
Qur`an meliputi:1) siswa lancar dan tartil dalam membaca Al-Qur`an, 2)
siswa dapat menyesuaikan pelafalan huruf sesuai dengan makrajnya, 3)
siswa mampu membaca Al-Qur`an sesuai tajwidnya. Kenyataannya
masih banyak siswa yang kurang mampu mencapai sesuai dengan
indikator tersebut.
Oleh karena itu untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru Al-
Qur`an Hadits dalam peningkatan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa
di MTsN 2 Kota Jambi diperlukan data dengan ilmiah.

17
Dokumentasi MtsN 2 ota Jambi,15 Februari 2021
11

B. Rumusan Masalah

Dari rangkaian konteks penelitian tersebut, peneliti menarik beberapa


masalah, yaitu bagai mana kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadits
dalam peningkatan kemampuan membaca Al- Qur`an siswa di MTs N 2
Kota Jambi yang meliputi:
1. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadits di
MTs N 2 Kota Jambi?
2. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Al- Qur`an Hadits di
MTs N 2 Kota Jambi?
3. Bagaimanakah Kompetensi Pedagogik guru al-qur`an Hadits Hadis
dalam peningkatan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa di MTs
2 Kota Jambi?

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an


Hadits dalam peningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi.
Dalam penelitian ini, peneliti perlu membatasi fokus penelitian untuk
menjaga agar penelitian ini tetap terarah. Adapun fokus penelitian ini
adalah sebagai berikut: Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadits
Dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hal-hal sebagai


berikut:
12

a. Kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadits di MTs N 2 Kota


Jambi.
b. Perencanaan pembelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs N 2 Kota
Jambi.
c. Mengetahui Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan
pembelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs N 2 Kota Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu: Kegunaan secara


teoritis dan kegunaan secara praktis.
a. Kegunaan secara teoritis;
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasilnya dapat
menjadi bagian langkah dalam pengembangan keilmuan bidang
pendidikan pada umumnya, dan secara khusus menambah
wawasan penulis tentang kompetensi pedagogik guru mata
pelajaran Al-Qur`an Hadits dan dampaknya terhadap
kemampuan membaca Al-Qur`an siswa.

b. Manfaat secara praktis; setelah penelitian ini dilakukan,


diharapkan temuan-temuan dan pembahasan hasil penelitian
dapat menjadi kontribusi dalam upaya memahami upaya,
kendala, dan faktor penentu pedagogik guru Al-Qur`an Hadits
siswa di MTs N 2 Kota Jambi
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Konsep Kompetensi Pedagogik
a. Pengertian Kompetensi

Makna dari kata kompetensi, para ahli memaknai defenisi yang


berbeda yang memiliki persamaan dan perbedaan masing-masing.
Sebagian diantara mereka memberikan secara luas, tapi sebagian
diantara mereka ada juga yang memberikan defenisi secara spesifik
dan terperinci.
Rulam Ahmadi mengatakan bahawa: Kompetensi adalah
keterempilan, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki oleh guru secara
konseptual, serta kemampuan operasional untuk mengimplimentasikan
dalam proses pembelajaran.18 Untuk itu guru harus memiliki
kompetensi agar mampu mengelola kelas dan dapat mengembangkan
pengetahuan dibidang menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik, agar proses kegiatan belajar
mengajar dapat terlaksana secara optimal dan tujuan pendidikan
nasional bisa tercapai.
Pendidikan di sekolah, sebelum melaksanakan pembelajaran
terhadap peserta didik, terlebih dahulu guru harus memahami
karakteristik peserta didik, sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. 19
Seiring dengan kemajuan zaman, tugas dan peran guru semakin
berat dan rumit, guru tidak hanya sekedar mengusai materi pelajaran
yang diampunya,akan tetapi harus kretif dan mampu mengelola kelas.
Iwan mengatan bahwa: “Kompetensi guru (teacher competency) is the
ability of teacher to responssibity perfrom his or her duties

Rulam Amadi, Profesi Keguruan, (AR-RUZZ MEDIA: 2018), hal. 21.


18

Dedi Fermadi dan Daeng Arifin, Panduan Menjadi Guru Profesional, (Bandung:
19

Nuansa Aulia, 2013), hal. 61


14

appropriately (adalah kemampuan seorang guru untuk bertanggung


jawab melaksanakan tugasnya dengan tepat)”. 20 Sesuai pendapat
tersebut guru memiliki tanggung jawab dalam proses pembelajaran
dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa. Sesuai dengan firman
Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

‫ الَّذ ِۡى‬,‫ك ااۡل َ ۡك َر ُم‬ َ ‫ِّك الَّ ِذيْ َخ َل ۚ َق‬


َ ‫خ َل َق ااۡل ِ ۡن َس‬,
َ ‫ ا ِۡق َر ۡا َو َر ُّب‬,‫ان م ِۡن َع َل ٍق‬ َ ‫ِا ْق َر ْأ ِباسْ ِم َرب‬
)٥-١ ’:‫ان َما َلمۡ َي ۡع َلمۡؕ (العلق‬ َ ‫علَّ َم ااۡل ِ ۡن َس‬,
َ ‫َعلَّ َم ِب ۡال َق َل ِم‬

Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal
darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahui.” (Q.S Al-Alaq ayat 1-
5).21
Ayat di atas menjelaskan bahwa seakan-akan Tuhan berkata, kita
sebagai manusia menyakini akan adanya Tuhan Penciptakan manusia
(dari segumpal darah). Untuk menyakinkannya kita sebagai guru harus
memeliharanya agar tidak putus, hendaklah guru melaksanakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah ataupun di madrasah, baik
secara daring maupun luring.
Mengacu kepada pembelajaran, maka guru harus memiliki
kompetensi. Rusman berpendapat: bahwa Kompetensi merupakan
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
secara bertanggung jawab dan layak. 22Dari pernyataan tersebut dapat
dijelaskan guru memiliki kewajiban yang harus dipertanggung
jawabkan, mulai dari melakukan pembelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran, menguasai materi yang akan disampaikannya,

20
Iwan, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: CV Jejak, 2018), h.54.
21
Anonim, al-Quran Terjemah dan Tajwid (Bekasi: PT. Citra Mulia Agung,
2017), h.595
22
Rusman. Model-Model Pembelajaran (Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2018), h.70.
15

menyimpulkan dan mengevaluasi. Hal yang serupa disampaikan oleh


Tukiran Taniredja dan kawan-kawan mengemukakan bahwa:
Kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
pelaksanaan tugas sebagai agen pembelajaran. 23
Berdasarkan pengertian tersebut kompetensi dapat dirumuskan
bahwa kompetensi adalah seberapa jauh kebulatan penguasaan,
pengetahuan, keterampilan dan tanggung jawab guru dalam
melaksakan tugasnya dalam pores kegitan pembelajaran untuk
mencapai pembelajaran yang efektif, sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.

b. Urgensi Kompetensi

Pentingnya kompetensi bagi guru, maka Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan sebagai mana dikutip oleh Nana Syaodih
Sukmadinata berpendapat bahwa 10 kemampuan yang harus dimiliki
setiap guru yaitu: 1) menguasi materi pelajaran, 2) mampu mengeloila
program pembelajaran di kelas, 3) Mampu ngelola kelas, 4) mampu
mengoperasikan media pembelajaran, 5) menguasai landasan-
landasan pendidikan, 6) mampu mengelola intraksi belajar mengajar,
7) mampu menilai pembelajaran, 8) mengetahui fungsi dari program
bimbingan, 9) menyelenggarakan admistrasi sekolah, 10) memahami
prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk
kepentingan peningkatan mutu pengajaran.
Dewasa ini, kompetensi yang harus dimiliki guru sudah dibakukan
dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Dalam pasal 10 dinyatakan bahwa: “kompetensi pedagogik,
kepribadian, social, dan professional.24 Keempat kompetensi tersebut
23
Tukiran Taniredja dan kawan-kawan, Guru yang Profesional (Bandung:
ALFABETA, CV, 2016) h. 73
24
Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia, tentang Pengelolaan Pendidikan
Agama Sekolah (Nomor 16, Tahun 2010) h. 9.
16

sudah seyogyanya melekat pada guru, karena dalam system


pengajaran guru berkaitan dengan peserta didik, baik dalam system
pembelajaran dalam jaringan (daring), maupun dalam system luar
jaringan (luring),peserta didik membutuhkan guru yang berkopetensi,
agar peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Urgensinya
kompetensi guru memiliki sifat, sikap dan karakter yang berbeda-beda,
maka melalui kompetensi guru akan mengetahui keadaan tersebut,
sehingga guru akan berusaha dan dapat mengatasi perbedaan
karakter pada peserta didik, sehingga pembelajaran di kelas dapat
terlaksana secara optimal.
c. Macam-Macam Kompetensi

Guru pendidikan Al-Qur`an Hadis harus memiliki kompetensi


pedagogik, kepribadian social, dan professional. Kompetensi guru
dituangkan di dalam Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 2005 bahwa
guru harus memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional.25
Beberapa ranah kompetensi tersebut akan dijabarkan dalam uraian
sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik meliputi:

a. Pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,


sosia, cultural, emosional, dan intelektual.
b. Penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama.
c. Pengembangan kurikulum pendidikan agama.
d. Penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama.
e. Pemenfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
agama.

25
Ibid. Hal: 28
17

f. Pengembangan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasiskanberbagai potensi yang dimiliki dalam
bidang pendidikan agama.
g. Komunikasi scara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
h. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar pendidikan agama.
i. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran pendidika agama, dan
j. Tindakan reflekif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
pendidikan agama.26

2. Kompetensi kepribadian meliputi:

a. Tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,


dan kebudayaan nasional Indonesia.
b. Penampilan pribadi sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
d. Kepemilikan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, serta
e. Penghormatan terhadap kode etik profesi guru. 27

f. Kompetensi sosial meliputi:

g. Sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak deskriminatif


berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status social ekonomi.

26
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia, tentang Pengelolaan
Pendidikan Agama Sekolah (Nomor 16, 2010), h. 9
27
Donni Junni Priansah, Kinerja dan Profesionalisme Guru (Bandung: CV.
Alfabeta, 2018) h. 126.
18

h. adaptif dengan lingkungan social budaya tempat bertugas, dan


i. Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan
warga masyarakat.28

4. Kompetensi Profesional meliputi:

a. Penguasaan materi, strukyur, konsep, dan pola piker keilmuan


yang mendukung mata pelajaran pendidikan agama.
b. Penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran pendidikan agama.
c. Pengembangan matari pembelajaran mata pelajaran
pendidikan agama secara kreatif.
d. Pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, dan
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. 29

Kompetensi pedagogik guru merupakan kecakapan guru dalam


penataan pembelajaran yang sekurang-kurangnya meliputi hal- hal
sebagai berikut:

a. Kecakapan Pendidik Mengelola Pembelajaran (Wawasan atau


Landasan Kependidikan)
Aktivitas pembelajaran merupakan bagian penting dalam
pendidikan. Kesuksesan penerapan pembelajaran terkait dengan
peran guru.Ibrahim Bafadhal mengemukakan bahwa: “Kemahiran
guru dalam pengelolaan pembelajaran akan menghasilkan aktivitas
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan sasaran yang

28
Ambros Leonangung Edu dkk, Etika dan Tantangan Profesionalisme Guru
(Bandung: Alfabeta: 2017) h. 67
29
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru (Bandung,
Alfabeta: 2010) h. 24.
19

dicapai “.30 Aktivitas mengajar disekolah terkait dengan bagaimana


guru bisa melaksanakan penataan kelas secara baik. Saiful Bahri
Djumarah mengatakan bahwa: “Penataan kelas adalah pemanfaatan
31
media yang tepat terhadap masalah dan situasi kelas”.
Guru yang berkompeten sudah seharusnya mampu mengelola
pembelajaran oleh karena itu guru membutuhkan perhatian yang
serius karena guru merupakan model dalam pembelajaran, yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk
kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus
dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan
tuntunan kebudayaan dan kebutuhan siswa, meningkatkan
perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta
menilai perubahan program.

b. Pemahaman terhadap Peserta Didik

Sofyan Amri mengatakan bahwa: “Pemahaman terhadap peserta


didik berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,
moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya”. 32 Ada empat hal
yang harus dipahami guru dan peserta didik, yaitu tingkat kecerdasan,
kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif. Pemahaman
terhadap peserta didik merupakan hal yang utama yang harus
dikuasai guru, sebagaimana dalam firman Allah Surat Ali-Imran ayat
159:

30
Ibrahim Bafadhal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 21.
31
Saiful Bahri Djumarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) h. 172.
32
Sofya Amri, Peningkatan Sekolah Dasar dan Menengah; Dalam Teori
Konsep Dan Analisis (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2003) h. 157.
20

ۖ‫ك‬ ُّ ‫ب اَل ْن َف‬


َ ’ ِ‫ض ’ ْوا مِنْ َح ْول‬ ًّ ‫ت َف‬
ِ ‫ظ’’ا َغلِ ْي’ َظ ْال َق ْل‬ َ ‫َف ِب َم’’ا َرحْ َم’ ٍة م َِّن هّٰللا ِ لِ ْن‬
َ ‫ت لَ ُه ْم ۚ َولَ’ ْ’و ُك ْن‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ َ ْ‫اورْ ُه ْم فِى ااْل َم ۚ ِْر َفا َِذا َع َزم‬
َ َّ‫ت َف َت َو َّك ْل َعلَى ِ ۗ اِن‬ ِ ‫َفاعْ فُ َع ْن ُه ْم َواسْ َت ْغفِرْ لَ ُه ْم َو َش‬
)١٥٩ :‫ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكلِيْن (ال عمران‬

Artinya:” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya”. (Q.S Ali-Imran [03]:159).33
Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus
memiliki sikap dan sifat lemah lembut, penuh kasih sayang, pandai
dalam menghargai pendapat siswa-siswinya tidak bersikap keras
supaya siswa-siswinya tidak takut dan menjauhinya, sebagai bentuk
pemahaman guru terhadap kondisi perkembangan siswa.

c. Perencanaan Pembelajaran

Guru harus mampu menyusun perencanaan pembelajaran dan


langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan yang dibuat
harus dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran Abdul Majid
memaparkan bahwa: ” Dalam konteks pengajaran, perencanaan
dapat diartikan sebagai proses menyusun materi pembelajaran,
penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode
pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan”. 34

33
Muhammad Yusuf, Metode Pendidikan Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal of
Islam Muslim Society. 3.1 (2021): 1-12.
34
Abdul Majid, Perencanaan Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Cet
VIII (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011) h. 17.
21

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi


pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran, perumusan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Dengan
indikator antara lain:
1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum
dan bisa mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari peserta
didik,
2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran guna membantu
proses belajar peserta didik, tapi bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan,
3) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat
termanfaatkan secara produktif,
4) Guru Manfaatkan alat bantu/media untuk meningkatkan motivasi
35
belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

d. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Ahmad Fathan Yasin berpendapat: Pembahasan dalam materi


tersebut beserta indikatornya antara lain: (a). Mampu mengaplikasikan
keterampilan dasar mendidik, seperti membuka pelajaran,
menjelaskan, bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, dan
menutup pelajaran. (b). Mampu mengaplikasikan berbagai jenis
pendekatan, strategi, metode pembelajaran, seperti aktif learning,
CTL, pembelajaran portofolio, pembelajaran kontekstual dan lainnya.
(c). Mampu mengelola kelas, seperti menarik perhatian siswa dalam
bertanya, mampu menjawab dan mengarahkan pertanyaan siswa,
kerja kelompok, dan kerja mandiri. (d). Mampu mengukur tingkat

35
Tuti Rahmawati, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik
(Yogyakarta: Gava Media, 2015) h.7.
22

ketercapaian kompetensi peserta didik selama proses pembelajaran


berlangsung”. 36
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi terjadi antara
antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan
proses yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta
didik pada lingkungan belajar tertentu dan akhirnya terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik. Sebagaimana dalam firman Allah
SWT, dalam surat Ash-Shaff ayat 1-3 yaitu:

‫ ٰۤيا َ ُّي َها الَّذ ِۡي َن‬,‫ض َوه َُو ۡال َع ِز ۡي ُز ۡال َحك ِۡيم‬ ‌ۚ ِ ‫ت َو َما فِى ااۡل َ ۡر‬ ِ ‫َسب ََّح هّٰلِل ِ َما فِى الس َّٰم ٰو‬
َ‫ َكب َُر َم ۡق ًتا عِ ۡند‬,‫ٰا َم ُن ۡوا لِ َم َتقُ ۡولُ ۡو َن َما اَل َت ۡف َعلُ ۡون‬
)٣-١ :‫ ِ اَ ۡن َتقُ ۡولُ ۡوا َما اَل َت ۡف َعلُ ۡو َن (الصف‬,
‫هّٰللا‬
Artinya: “(1). Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit
dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (2). Wahai orang-orang
yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan?. (3). Amat besar kebencian di
sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan. (Q.S Ash-Shaff [61]:1-3)”. 37
Berdasarkan ayat di atas bahwa seorang pendidik harus bisa
memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya seperti
memberi nasehat, berupa langsung maupun secara tidak langsung
karena guru adalah orang tua di sekolah.

e. Penggunaan Teknologi Pembelajaran

Rulam Ahmadi mengatakan: “Penggunaan teknologi informasi


38
dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efesiensi pembelajaran”.
di sekolah perlu meningkatkan kemampuan guru dan peserta didik

36
Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Agama
Islam di Madrasah; Studi Kasus Di MIN Malang 1, El-Qudwah, 5 (April, 2011), hal.
164.
37
Muhammad Yusuf, Metode Pendidikan Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal of
Islam Muslim Society. 3.1 (2021): 1-12.
38
Rulam Ahmadi, Profesi Keguruan (Depok: AR_RUZZ MEDIA. 2018) h.81.
23

untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum dapat


mengoperasionalkan teknologi maka peserta didik dapat belajar dari
siapapun. Yang paling penting mereka harus bisa menguasai TIK.
Sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak
peserta didik tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya
seperti sekarang ini terjadinya virus covid-19 jadi peserta didik dituntut
harus bisa memanfaatkan TIK agar bisa mengikuti pembelajaran
secara optimal.
Tutik Rachmati menyebutkan bahwa: “Pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah (1) merencanakan pengajaran dan
menyajikan isi pelajaran kepada siswa; (2) menjajaki dan menyiapkan
bahan makalah dan presentasi; (3) mengerjakan tugas administrasi”.
39

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru


harus mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran, hal ini bertujuan
untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan sebagai
penunjang kegiatan belajar mengajar, supaya materi disampaikan
oleh guru dapat diterima siswa dengan baik.
f. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation of Permance)

Hakikat belajar adalah menutup kegiatan belajar mengajar (KBM).


Kegiatan pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau
tidak setelah KBM tersebut di evaluasi. Instrumen evaluasi
dikembangkan atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur
keberhasilan peserta didik benar dan objektif. Dalam proses belajar
mengajar yang di evaluasi bukan hanya siswa, tetapi system
pengajarannya.

39
Ardiani Mustikasari, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013, Informasi-dan-komunikasi-tik-dalam-
pembelajaran-kurikulum-2013.
24

Rusman berpendapat dalam KBM terdapat beberapa rangkaian


tes yang dimulai dari: “tes awal/entering behavior untuk mengetahui
mutu/isi pelajaran apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang
belum, terhadap rencana pelajaran yang akan diajarkan. Entering
behavior untuk mengukur kemampuan siswa dan
mengelompokkannya ke dalam kelompok kemampuan yang kurang,
sedang, dan pandai”. 40
Wirawan mengatakan: “Evaluasi bagian yang tidak terpisah
dapat dipisah dari kegiatan pembelajaran, dengan evaluasi maka
pendidik akan mengetahui keberhasilan pembelajaran”. 41 Evaluasi
bertujuan untuk menjamin apakah proses pembelajaran dan kinerja
guru dalam pembelajaran sudah tercapai sesuai dengan rencana atau
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan karena evaluasi bagian
dari aspek yang pembelajaran agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, siswa dituntut untuk
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dengan tercapainya
KKM maka dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya. Oleh karena itu,
Mulyasa mengatakan: “Penilaian pembelajaran harus dilakukan
secara terus-menerus, untuk mengetahui dan memantau perubahan
serta kemajuan yang dicapai peserta didik, maupun untuk memberi
skor, angka atau nilai yang bisa dilakukan dalam penilaian hasil
belajar”.42
Berdasarkan evaluasi di atas, sebagaimana dalam surat Al-
Baqarah ayat 131, yaitu sebagai berikut:

ُ ‫ا ِۡذ َقا َل َل ٗه َرب ُّٗۤه اَ ۡسل ِۙمۡ‌ َقا َل اَ ۡس َل ۡم‬


)١٣١ :‫ت ل َِربِّ ۡال ٰع َلم ِۡي َن (البقرة‬

40
Rusman, Model-model Pembelajaran (Depok: PT. Raja Grafindo Persada,
2018) h. 161.
41
Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi (Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia,
2016) h. 53
42
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Cet. III,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) h. 137.
25

Artinya:”Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!”


Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta
alam.” 43 (Q.S Al-Baqarah [2]:131)

Jika dikaitkan dengan ayat di atas, evaluasi pendidikan


merupakan kewajiban siswa agar mendapatkan nilai, dan nilai adalah
hak yang harus diperolehnya atas usaha dan kerja keras dalam
belajar yang diberikan oleh guru, begitu pula sebaliknya seorang
siswa harus mematuhi perintah guru sebagaimana Nabi Ibrahim
lakukan kepada Allah SWT. Jika kegiatan saling menghargai dan
sama-sama menyadari akan hak dan kewajibannya seperti ini maka
dapat dipastikan bahwa kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru
akan berjalan dengan sesuai yang diharapkan.

g. Pengembangan Siswa

Sudarwan Danim mengatakan bahwa: “Pengembangan siswa


dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui
kegiatan ekstrakurikuler (eskul), pengayaan dan remedial, serta
bimbingan dan konseling”.44
Setiap guru memiliki kompetensi pedagogik yang baik sehingga
dapat menyusun rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Guru
diharapkan dapat memahami landasan pendidikan, maupun
menerapkan teori belajar, dapat menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik siswa, dan mampu menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang tepat.
Asmani berpendapa bahwa guru: “penguasaan terhadap materi
perkembangan kurikulum, teknik evaluasi, penguasaan terhadap
model-model dan metode pengajaran sangat diperlukan”. 45 Disamping
43
Muhammad Yusuf, Metode Pendidikan Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal of
Islam Muslim Society. 3.1 (2021): 1-12.
44
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru (Bandun:
ALFABETA CV, 2010) h.26.
45
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru (Bandung:
AL_FABETA CV, 2010) h. 26.
26

penguasaan terhadap mata pelajaran dan iptek yang berkaitan


dengan pengajaran. Tidak semua guru memiliki kompetensi
pedagogik, oleh karena itu guru harus berinisiatif untuk mencari
informasi hal-hal yang disebutkan diatas, serta mempengaruhi dirinya
46
melalui penyegaran dengan mengikuti berbagai forum ilmiah.”
Keharusan guru memiliki kemampuan pedagogik banyak
disinggung dalam Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah Saw. Salah
satunya firman Allah yang secara tidak langsung menyuruh setiap
guru untuk memiliki kemampuan pedagogik adalah Surah An-Nahl
(16) ayat 6:

)٦ :‫حي َْن َتسْ َرح ُْو ۖ َن (النحل‬


ِ ‫ َو َل ُك ْم ِف ْي َها َج َما ٌل ِحي َْن ُت ِر ْيح ُْو َن َو‬,
Artinya: “Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan
dengan bintang-bintang Itulah mereka mendapat petunjuk”.
(Q.S. An-Nahl: 6)47

Berdasarkan ayat diatas dapat disimpulkan, bahwa setiap guru


harus menguasai kompetensi pedagogik, dan juga guru harus mampu
mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya agar guru
dapat melakukan tugasnya dengan baik dan dapat melakukan
perubahan atau perbaikan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Aminatul Zahro berpendapat bahwa kompetensi pedagogik
adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahan trhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik, untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. 48 Terkait dengan defenisi tersebut,
sudah seharusnya guru mampu mengembangkan perencanaan

46
Jamal Makmur Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional,
(Jogjakarta: Power Books (Ihdina) 2009), h. 67-68.
47
Al-Qur`an Al-`Aliyy. Q.S An-Nahl: 16.
48
Aminatul Zahro, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
Profesionalisme Guru (Bandung: YRAMA WIDYA, 2015) h. 88.
27

pembelajaran yang di dalamnya mencakup tentang, mengevaluasi


hasil belajar menumbukan potensi dimiliki peserta didik, dan guru
mampu memahami karakter peserta didiknya.
Tutik Rachmawati dan Daryanto mengemukakan karakteristik
peserta didik adalah, karakter/gaya hidup individu secara umum (yang
dipengaruhi oleh usia, gender, latar belakang) yang telah dibawak sejak
lahir dan dari lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas
hidupnya.49
Beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka sebagai
acuan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa rumusan tenang
kompetensi pedagogik guru beserta indikatornya, yaitu:

a. Menguasai karakteristik peserta didik.

Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang


karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, social,
emosional, moral dan latar belakang social budaya:
1) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik
di kelasnya.
2) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar
yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda.
4) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku
peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan
peserta didik lainnya.

49
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik (Malang: 2015) h. 12.
28

5) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi


kekurangan peserta didik.
6) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga
peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok-olok,
minder, dsb).

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan
standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar:
1) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menguasai
materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui
pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
2) Guru selalu memperhatikan tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas
pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut.
3) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, bagi yang sesuai maupun yang berbeda dengan
rencana, terkait keberhasilan pembelajaran.
4) Gurumenggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan
belajar peserta didik.
5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu
sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun
proses belajar peserta didik.
6) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya.
29

c. Pengembangan kurikulum

Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting


kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun dan
menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik:
1) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
2) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik
dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
3) Guru mengukuti urutan materi pembelajaran dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran.
4) Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, dapat dilaksanakan dikelas dan
sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik

Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran


yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, guru mampu
menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber
belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan guru
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan
pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1) Guru Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan
30

aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang


tujuannya.
2) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi
tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar
peserta didik.
3) Guru Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
4) Guru Mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk
dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat
termanfaatkan secara produktif.
5) Guru Memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik
lainnya.
6) Guru menggunakan alat bantu mengajar, atau audio visual
(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran.

e. Pengembangan potensi peserta didik

Guru mampu menganalisa potensi pembelajaran setiap peserta didik


dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas
bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka:
1) Guru Menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk
penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemajuan masing-masing.
2) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis
peserta didik.
3) Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai
dengan cara belajarnya masing-masing.
31

4) Guru memusatkan perhatian kepada interaksi dengan peserta


didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan
informasi yang disampaikan.

f. Komunikasi dengan peserta didik

Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun


dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif

1) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman


dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab
dengan ide dan pengetahuan mereka.
2) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar,
dan mutakhir sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum tanpa
mempermalukannya.
3) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik
dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk
menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

g. Penilaian dan evaluasi


Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektifitas
proses dan hasil belajar menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru
mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses
pembelajaran:
1) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang
tertulis dalam RPP.
2) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis
penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan di sekolah,
dan mengumumkan hasil serta implikasinya pada peserta didik,
32

tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang


telah dan akan dipelajari.
3) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit hingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial
dan pengayaan.
4) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya
untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan
pembelajaran, materi tambahan dan sebagainya.
5) Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan
rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. 50

2. Konsep Pembelajaran Al-Qur`an Hadits


a. Pengertian Pembelajaran Al-Qur`an Hadits

Wina Sanjaya mengemukakan bahwa: Pembelajaran adalah


proses penambahan informasi dan kemampuan baru. 51 Melalui
pembelajaran, maka peserta didik leih mudah mendapatkan ilmu dan
informasi.Pembelajaran dapat diperoleh di sekolah atau di madrasah
lembaga formal.Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs adalah bagian dari
mata lingkup mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
pelajaran yang memberikan pendidikan untuk memahami dan
mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits sehingga mampu membaca dengan
fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan
menghafal ayat-ayat tertentu serta memahami dan mengamalkan Al-
Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari serta dipilih sebagai

50
Kementerian Pendidikan Nasional 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kinerja Guru (PK Guru) (Jakarta: Bermutuprofesi) h.55.
51
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan (Jakarta, KENCANA: 2009) h. 127.
33

pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran Al-Qur’an Hadits


di sekolah.
Fungsi pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah untuk mengarahkan
penghayatan dan pemahaman yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT
sesuai dengan tuntutan Al-Qur’an Hadits.

Sedangkan tujuan dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah


siswa dapat memahami, meyakini dan mengamalkan isi kandungan
ajaran Al-Qur’an dan Hadits serta mampu dan bersemangat untuk
membaca serta menghafalkan Al-Qur’an dengan fasih dan benar, selain
itu juga tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah supaya Al-Qur’an
dan Hadits sebagai pedoman dalam menjalani hidup.
Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah
sebagai berikut: 1) Membaca dan menulis yang merupakan unsur
penerapan ilmu tajwid. 2) Menerjemahkan makna (tafsiran) yang
merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadits dalam
memperkaya khazanah intelektual. 3) Menerapkan isi kandungan ayat
atau Hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan
sehari-hari. 4) Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan
ilmu tajwid.52

b. Kemampuan Membaca Al-Qur’an


1) Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kemampuan dimaknai dengan. Pemahaman, kecakapan, kekuatan
berusaha dengan diri sendiri.53 Kemampuan membaca Al-Qur’an berarti

52
Ar Rasikh, “Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Ibtidaiyah: Studi
Multisitus pada MIN Model Sasela dan Madrasah Ibtidaiyah At Tahzib” Jurnal
Penelitian Keislaman. 15.1 (2019):14-28
53
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005) hal. 707.
34

keterampilan melafalkan atau mengucapkan sesuatu yang tertulis di


dalam Al-Qur’an sebagai hasil dari latihan dan pengulangan belajar serta
kemampuan dalam hal ini berkenaan dengan kemampuan bertindak
setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. 54 Belajar
merupakan proses memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Belajar dimulai dari dini mungkin sampai akhir hayat seseorang. 55 Berikut
ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Al-
Qur`an hadis untuk meningkatkan membaca Al-Qur`an Siswa diantaranya
sebagai berikut:
a. Membaca Al-Qur`an dengan mengenal makhrojul huruf
Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

)٦-١ :‫(القيا مة‬ َ ‫اَل ُت َحرِّ كْ ِبهٖ ل َِسا َن‬,


‫ك لِ َتعْ َج َل ِب ۗ ٖه‬
Artinya: “Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk
memmbaca Al-Qur`an karena hendak cepat-cepat (menguasai)
nya.”(Q.S Al-Qiyamah, ayat 16)56

Sedangkan kata iqra yang secara perubahan bermakna bacalah.


Kata iqra dikutip dari kata qaraa yang selain berarti membaca, juga
bermakna menelaah, mendalami dalam hal pengucapan (tartil).57
Berkaitan dengan depenisi tersebut Nabu Muhammad SAW menerima
wahyu pertama, yaitu perintah pertama “membaca Al-Qur’an”. seperti
yang tercantum pada ayat berikut:

)١ ’:‫ِا ْق َر ْأ ِباسْ ِم َر ِّب َك الَّذِيْ َخلَ َق (العلق‬

54
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya: 1990) hal. 30-31.
55
Martinis Yamin,Guru Propesional ( Bandung: Remaja Rosdakarya:20016)
hal. 120
56
Tim Penyusun Al-Qur`an dan Terjemahan, hal. 255.
57
Abdul Chaer, Perkenalan Awal dengan Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002) hal. 43.
35

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan”. (Q.S. Al-Alaq/96: 1).58
2. Mempelajari Al-Qur`an dengan cara mempelajari tajwid Secara
umum, pokok bahasan ilmu tajwid adalah lafaẓ-lafaẓ al-Qur’an. 59
Oleh karena itu, ilmu tajwid merupakan ilmu yang berhubungan
dengan al-Qur’an yang memiliki karakteristik tersendiri. Dengan
mempelajari ilmu tajwid, akan mengurangi celah kesalahan dalam
membaca al-Qur’an.60 Selain itu, tajwid juga akan mengantarkan
seseorang kepada pembacaan al-Qur’an secara tartīl bagaimana
yang telah diperintahkan Allah Swt dalam Q.S al-Muzammil: 4

)٤ :‫ َو َل ُك ْم ِف ْي َها َج َما ٌل ِحي َْن ُت ِر ْيح ُْو َن َو ِحي َْن َتسْ َرح ُْو ۖ َن (المز مل‬,
Artinya: “Atau lebih dari seperdua itu. Dan Bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.” (Q.S Al-Muzammil: 4) 61
Muhammad Rusdi mengatakan belajar ilmu tajwid diperintahkan,
dengan mempelajari ilmu tajwid maka dapat mengetahui membaca Al-
Qur`an dengan benar.62
Ketika peserta didik sudah duduk di bangku MTS, sudah lancar
membaca Al- Qur`an, karena ketika mereka di madrasah Ibtidaiyah
pelajaran Al-Qur`an Hadits sudah mereka peroleh, pelajaran pendidikan
agama Islam tentang Al-Qur’an seperti siswa dapat menyebut,
menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat dalam Al-Qur’an. 63

58
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Jumanatul Ali, (CV
Penerbit J-Art, 2005), hal. 597.
59
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Jumanatul Ali,
(Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005) hal. 597.
60
Ahmad Hanifuddin Ishaq, “Ilmu Tajwid dan Imlikasinya Terhadap Ilmu
Qira`ah” Jurnal Ilmu Pendidikan 1.1, (2017) hal. 17.
61
Departemen Agama R.I, Al-qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Islam, 2009).
Suriani, Supriyatno, Adnan, “Al-Qur’an Hadits Learning Using Cooperative
Learning Strategy”. Jurnal Tarbiyatuna 11.2 (2020): 153-160
62
Muhammad Rusdi Talib Lubis, Pelajaran Tajwid. (Medan, Sumber Ilmu Jaya,
2016) hal. 3
63
PERMENDIKNAS 2006, Tentang SI dan SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006)
hal. 71.
36

Jadi, kemampuan membaca Al-Qur’an adalah sebuah kegiatan


membaca ayat suci Al-Qur’an, yang apabila membacanya maka
mendapatkan pahala. Membaca Al-Qur’an merupakan suatu syariah,
mematuhi aturan tertentu, harus dengan ilmu tajwid. Serta Al-Qur’an
juga sebagai pedoman bagi umat Nabi Muhammad yang berkenaan
dengan iman.

c. Metode Membaca Al-Qur`an

Seperti yang yang dikemukakan Wina Sanjaya dalam bukunya


bahwa: metode adalah cara yang digunakan untuk
menerapkan/mengimplimentasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan pembelajaran agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
maksimal.64 Berdasarkan kutipan tersebut motode dalam pembelajan
mempunyai peranan yang sangat utama, karena tanpa metode tujuan
pembelajaran tidak dapat terlaksana secara optimal. Berikut ini ada
beberapa metode membaca Al-Qur`an yang sudah berhasil diterapkan
dibeberapa madrasah diantara:
1) Metode Qiro`ati, metode ini menekankan pada penguasaan
makhroijul huruf dan tajwid serta membaca Al-Qur`an dengan tartil.
Metode ini yang disusun oleh KH. Achmad Dahlan Zarkasyi pada
tahun 1986.
2) Metode Iqra, memiliki buku pegangan hanya satu. Tetapi isi
dalamnya padat, yang terdiri dari: a) ejaan huruf hijaiyah, b)
potongan kata pendek, hingga juz `amma sudah lengkap dalam satu
bu,metode ini sangat efektif diterapkan sebagai bahan ajar. Metode
ini disusun oleh KH, As`ad Humam.
3) Metode Tilawah. Menggunakan lagu rots. Melalui media lagu,
penguasaan makhoriju huruf dan tajwid tetap menjadi poin utama
dalam target pencapaian

64
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: KENCANA, 2009) hal.145.
37

4) Metode Ummi. Metode ini mengggunakan metode pendekatan


bahasa ibu (ummi). Dimplementasikan ke dalam 3 strategi, yakni
direct method (baca langsung tanpa dieja), repetition (mengulangi
bacaan), dan affection (kasih saying yang tulus). Dengan
pendekatan ini, peserta didik diarapkan dapat memperoleh hasil
yang maksimal dalam belajar membaca Al-Qur’an.
5) Metode An-Nahdliyah. Metode An-Nahdliyah. Menggunakan
tongkat kecil sebagai penanda ketukan. Dengan bantuan tongkat
kecil, diharapkan santri dapat memahami tempo membaca Al-Qur’an
secara lebih tepat.65
2. Ciri khas dari Kriteria Kemampuan Membaca Al-Qur`an
Tabel 2.1
Kriteria Mampu Membaca Al-Qur’an dengan Baik dan Benar
Komponen
Kriteria
MAKHRAJ TAJWID KELANCARAN
Sangat  Anak dapat  Anak dapat  Anak dapat
baik mengucapkan huruf mengucapkan membaca
Al-Qur’an dengan dengan benar dengan baik,
baik dan benar. dan hukum lancar dan jelas.
 Anak dapat bacaan nun
 Anak dapat
membedakan suara sukun dan mim
merangkai kata
dengan jelas huruf- sukun.
perkata dalam
huruf hijaiyah yang  Anak dapat
ayat Al-Qur’an.
hampir sama mengucapkan
bacaan mad
dengan baik dan
benar.
Baik  Anak tidak dapat  Anak tidak  Anak dapat
mengucapkan mengenal membaca tetapi
seluruh sifat-sifat secara lengkap tidak lancar.
huruf dengan tepat. bacaan hukum
 Anak kurang bisa  Anak sedikit
nun sukun dan
membedakan suara mengalami
Adurrosid. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur`an pada
65

usia anak dini’ Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(2), 20-26. (Des 2019)


38

Komponen
Kriteria
MAKHRAJ TAJWID KELANCARAN
huruf hijaiyah yang mim sukun. kesulitan dan
hampir sama  Anak tidak merangkai kata-
dengan baik. mengenal perkata dari ayat
secara lengkap Al-Qur’an.
bacaan mad.
Cukup  Anak tidak dapat  Anak tidak  Anak tidak dapat
mengucapkan huruf mengerti bacaan membaca Al-
hijaiyah dengan nun sukun dan Qur’an dengan
benar. mim sukun benar dan tidak
 Anak tidak dapat bertemu dengan lancar.
membedakan suara huruf hijaiyah.
 Anak tidak bisa
huruf hijaiyah yang  Anak tidak tahu merangkai kata-
hampir sama.
hukum bacaan perkata dari
mad. ayat-ayat Al-
Qur’an.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Al-Qur’an

Dalam pembelajaran Al-Qur`an guru harus menerapkan beberapa


langkah dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan secara
terstruktur. Berikut ini urain langkah-langkah pembelajaran Al-Qur’an
yaitu:
a. Pembukaan
Langkah pertama dalam pembukaan pembelajaran Al-Qur’an selain
berdo`a secara bersama-sama, yaitu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang dicapai oleh siswa agar siswa termotivasi ketika materi
dijabarkan.
b. Apresepsi
Pada kegiatan apersepsi, guru menghubungkan materi pelajaran yang
lalu dengan materi yang disampaikan dengan tujuan untuk
39

mempersiapkan mental siswa menerima pelajaran materi pelajaran Al-


Qur’an yang akan disampaikan.

c. Penanaman Konsep
Setelah mengulangi materi sebelumnya, guru menjelaskan materi
siswa secara pembelajaran Al-Qur’an yang akan dipelajari saat itu.
Dengan demikian, kolektif mengetahui materi pembelajaran yang akan
mereka pelajari.
d. Penyajian Materi
Menyampaikan materi pembelajaran, selanjutnya guru memberikan
pemahaman kepada siswa melalui penyajian materi Al-Qur’an dengan
cara mencontohkan dan melatih siswa mengikutinya.

e. Latihan
Latihan dilakukan pada pembelajaran Al-Qur’an dengan cara
mengulang-ulang contoh materi pada alat peraga yang ada. Hal ini
dilakukan untuk melatih keterampilan membaca Al-Qur’an siswa.Melalui
latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, siswa tidak hanya
memahami konsep materi yang diajarkan, tetapi mereka juga akan
terampil dalam melafalkan cara membacanya.
f. Evaluasi
Zawaqi mengemukakan evaluasi merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terencana atau terprogram secara sistematis, serta
mengumpulkan informasi secara berkesinambungan untuk dijadikan
perbandingan sejauh mana tujuan keputusan tersebut dapat tercapai. 66
Sesuai pendapat di atas evaluasi dilakukan oleh guru terkait tingkat
kemampuan kualitas bacaan setiap siswa melalui pengamatan dan
langsung ketika mereka disaat membaca Al-Qur`an masing-masing. Dari
hasil pengamatan tersebut, guru memberikan penilaian sebagai unpan

66
Zawaqi Afdal Jamil, “Evaluasi Program Ma’had Aljamiah IAIN STS Jambi”. Jurnal
Evaluasi Pendidikan. 11.2 (2020): 41-50
40

balik (feed back) untuk memperbaiki program pembelajaran (kualitas


bacaan peserta didik), seperti ulangan harian, remedial, serta pengayaan.
g. Penutup
Langkah terakhir pada pembelajaran Al-Qur’an yaitu kegiatan penutup.
Pada tahap ini, setelah disalurkan setelah pembentukan kompetensi
selesai dilaksakan. Penutup ini guru berupaya untuk mengetahui
pembentukan kompetensi, dan dan pencapaian pembelajaran, serta
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan,
sekaligus mengakhiri kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memimpin
doa penutup kemudian diakhiri dengan salam penutup dari guru Al-Qur’an
yang mengajar.67
Demikian penjelasan tentang langkah-langkah pembelajaran Al-
Qur’an, guru berharap agar siswa akan lebih mudah dalam membaca Al-
Qur’an karena dilakukan dengan pendekatan bahasa ibu.68
e. Langkah-langkah Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an, maka guru


perlu merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an siawa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Penyediaan buku-buku yang menunjang dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Menyediakan buku-buku yang menunjang akan membantu
peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an.
3. Memberikan pelatihan berupa diklat kepada guru Al-Qur`an Hadits
untuk menambah wawasannya
4. Menyediankan sarana dan prasarana belajar mengajar yang
relevan.

67
Aminatul Zahroh, membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
Profesionalisme GURU, (Bandung: Penerbit Yarama Widya, 2015). h. 112.
68
Tamami.” Pelatihan Membaca Al-Qur`an Yang Baik dan Benar Melalui
Metode Qiraati”. Jurna Al-Qolam jurnal kajian Islami dan pendidikan. 4.1 (2016)
http://jurnal.ember. ac. id/index. php/PENGABDIAN_IPTEKS/article/view/374
41

5. Ketersediaan sarana dan prasarana dapat meningkatkan


kemampuan membaca Al-Qur’an. Sarana dan prasarana yang
lengkap sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Peserta
didik tidak merasa jenuh sebab sarana dan prasarana yang
memadai membuat situasi dan kondisi yang kondusif, sehingga
pelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan.
a. Penambahan alokasi waktu.69

Dengan menambah alokasi waktu, guru berharap kemampuan


siswa dalam membaca Al-Qu`an dapat meningkat dengan baik.

f. Media Pembelajaran Al-Qu`an Hadits

Pemilihan media pada pembelajaran Al-Qur`an Hadits sangat


menentukan keberhasilan. Menurut Arief S. Sadiman dkk, yang dikutip
dari Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA).
Media adalah Bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya.70
Berdasarkan kutipan diatas ketersediaan media pembelajaran
merupakan unsur penunjang keberhasilan, karena media dapat
mengantarkan pesan kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sisiwa sedemikian
rupa, sehingga proses belajar dapat terlaksana.
Berikut ini media pembelajaran Al-Qur`an Hadits yang dapat
diditerapkan di sekolah/madrasah: a) manusia dan benda nyata, b) Media
cetak ( teks terprogram ), c) media panjang (papan tulis), d) rekaman
suara ( handphone,audio), dan e) media berbasis telekomunikasi. 71

B. Penelitian yang Relevan

69
Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan, (Bandung: Remaja Rosyadakarya, 2016), hal.
87
70
Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006) hal. 7.
71
Zainal Aqib, Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(INOVATIF), (Bandung: CV YRAMA WIDYA, 2017) hal. 54.
42

Suatu kajian ilmiah dikategerika bersifat ilmiah apabila kajian tersebut


memiliki keabsahan ilmiah yang salah satu indikatornya dapat dilihat dari
hubungan atau kesamaan kajian yang dilakukan dengan kajian-kajian
sebelumya. Berikut ini penulis menyebutkan kajian-kajian tesis
sebelumya.
Penelitian Relevan maksudnya untuk menghindari pengulangan kajian
yang sama. Penulis menekankan pada penelitian komptensi pedagogik
guru Al-Qur’an Hadits dan peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an
di MTsN 2 Kota Jambi. Adapun kajian terdahulu yang terkait dengan
kompetensi pedagogik guru dan untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam
persaman dan perbedaan pada penelitian sebelumnya.
Ismail, melakukan penelitian dengan judul “Kompetensi Pedagogik
Guru Bidang Studi Fiqh di MTsN Lamno Kabupaten Aceh Jaya”. 72 Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
komptensi pedagogik guru bidang studi Fiqh terhadap prestasi belajar
siswa pada bidang studi Fiqh di MTsN 2 Kota Jambi. Guru sebagai
motivator siswa yang bermasalah dalam proses belajar mengajar
kemudian diselesaikan dengan berbagai pendekatan sehingga semua
persoalan bisa diselesaikan dan siswa-siswi dapat menjalankan
pendidikan dengan baik dalam hal usaha guru bidang studi Fiqh dalam
mengaktifkan siswa di luar proses belajar mengajar sangat baik.
Khoiriyah (2015). Melakukan penelitian dengan judul “Kompetensi
Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadits Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
(Studi Multi Kasus Di MI Miftahul Ulum Tulung Jaya Dan MI Miftahul Huda
Banding Sukadana Lampung Timur”. 73 Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa 1) kompetensi pedagogik guru al-qur’an hadits di MI

72
Ismail. Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi Fiqh di MTsN Lamno Kabupaten
Aceh Jaya. Jurnal ar-raniry 5. 2 ( 2015)
73
Khoiriyah. “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadits Dan Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Studi Multi Kasus Di MI Miftahul Ulum Tulung Jaya Dan MI Miftahul Huda
Banding Sukadana Lampung Timur”. Jurnal Ilmu 7. 2 ( 2015)
http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3272
43

Miftahul Ulum Tulung Jaya dan MI Miftahul Huda Banding yang


mencakup (a) pemahaman terhadap siswa di MI Miftahul Ulum Tulung
Jaya dan MI Miftahul Huda sudah dikatakan baik. (b) Pemanfaatan
teknologi secara baik. (c) Evaluasi pembelajaran, kedua sekolah ini sudah
melakukan evaluasi pembelajaran dengan baik dengan mengembangkan
berbagai instrument dengan penilaian.
Muhammad suwignyo proyoga (2012), melakukan penelitian dengan
judul“Kompetensi Pedagogik Guru Sains Pada Rintisan Sekolah Dasar
Bertaraf Internasional (RSD-BI) Di Kota Malang: Studi Kasus pada SDN
Kauman 1 dan SD Laboratorium UM”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kaualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data
dilakukan adalah dengan wawancara mendalam terstruktur dan tidak
terstruktur, observasi partisipatif dan studi dokumentasi.
Tutik Asinta (2007). Melakukan penelitian dengan judul” pengaruh
kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa bidang studi
al-quran hadits di MA Salfiyah Kajen Pati. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya pengaruh yang besar antara kompetensi pedagogik guru
terhadap prestasi belajar 0,170 (17%). Sedangkan sisanya sebesar 8,3%
dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model. Dari hasil penelitian
ini, menunjukkan juga bahwa guru al-qur’an hadits sudah cukup memiliki
kompetensi pedagogik, namun ada beberapa kompetensi yang memang
harus diperdalam lagi dan dikembangkan lagi agar guru al-qur’an hadits di
MA Salafiyah benar-benar kompeten dalam bidangnya. Setelah peneliti
mengkaji beberap penelitian terdahulu ternyata terdapat persamaan
perbedaan. Persamaannya yaitu sama-sama mengkaji tentang
kompetensi pedagogik guru dan adapun perbedaannya yaitu terletak pada
pembahasan, mata pelajaran dan tempat penelitiannya.
44

Husin Saruji, dan Sumiati (2020) melakukan penelitian dengan judul


“Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadis dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik di MTs Negeri Maiwa Kabupaten Enrekang”. 74
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Al-Qur`an Hadis adanya
peningkatan yang signifikan yaitu guru Qur’an Hadis di MTs Negeri Maiwa
Kabupaten Enrekang sudah menggunakan berbagai strategi
pembelajaran dengan baik karena sudah menerapkan metode
pembelajaran dan memanfaatkan media pembelajaran yang ada dengan
baik.Evaluasi yang dilakukan guru Qur’an Hadis menerapkan seluruh
aspek penilaian yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Aspek kognitif
dilakukan dengan cara tes tulis dan tes lisan. Adapun untuk aspek afektif
dilakukan dengan observasi terhadap tingkah laku peserta didik.
Sedangkan untuk aspek psikomotorik penilaian dilakukan pada saat
pendalaman materi agama yang di praktekkan. Selain aktivitas, hasil
belajar peserta didik MTs Negeri Maiwa pada mata pelajaran hadis rata-
rata nilainya sudah mencapai KKM yaitu 77. Setelah peneliti mengkaji
bebrapa penelitian terdahulu ternyata terdapat persamaan dan
perbedaan. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti kompetensi
pedagogik guru Al-Qur`an Hadis, adapun perbedannya yaitu terletak pada
variable ke dua, dan tempat penelitia yang berbeda.
Masagus Muhammad Darmawan dkk (2020) telah melakukan penelitian
dengan judul “Implementasi kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadis di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Bogor”.75 Melakukan penelitian bahwa
kompetensi guru Al-Qur`an Hadis di MAN I Bogor mengalamai perubahan dalam
penerapan pembelajaran yaitu, bahwa implementasi kompetensi pedagogik guru
Al-Qur’an Hadis di MAN 1 Bogor Tahun Ajaran 2019/2020 sebagai berikut: 1).
Mengucapkan salam dan menanyakan kabar. 2). penyampaian materi melalui

74
Husin Saruji dan Sumiati, “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadis dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di MTs Negeri Maiwa Kabupaten Enrekang”
Jurna Al-Qolam jurnal kajian Islami dan pendidikan. 4 . 1 (2020)
75
Masagus Muhammad Darmawan dkk.” Implementasi kompetensi Pedagogik Guru
Al-Qur`an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Bogor”. Jurna Al-Qolam jurnal kajian
Islami dan pendidikan 4. 2 (2020). http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jpmrafa
45

buku LKS, paket dan lain-lain. 3). Evaluasi dengan menyetor hafalan Kedua, di
antara faktor pendukung implementasi kompetensi pedagogik guru Al-Qur’an
Hadits di MAN 1 Bogor Tahun Ajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut: 1).
Siswa sangat terbantu dalam belajar membaca Al-Qur’an. 2). Adanya peran
orang tua atau keluarga. 3). Ruang kelas yang nyaman ber-AC dan media
pembelajaran yang memadai. Ketiga, di antara faktor penghambat implementasi
kompetensi pedagogik guru Al-Qur’an Hadis di MAN 1 Bogor Tahun Ajaran
2019/2020 adalah sebagai berikut: 1). Ada sebagian siswa yang terkadang
malas dalam menerima pelajaran. 2). Sebagian orang tua yang kurang
memperhatikan anak di rumah.3). LCD yang terbatas 4). AC yang terkadang
mati. Keempat, solusi yang dilakukan terhadap faktor penghambat implementasi
kompetensi pedagogik guru Al-Qur’an Hadits di MAN 1 Bogor Tahun Ajaran
2019/2020 adalah sebagai berikut: 1). Terus membimbing siswa. 2). Berkordinasi
dengan wali kelas. 3). Menambah dan merawat sarana prasarana yang kurang
memadai. Setelah mengkaji beberapa perbedaan dan persamaan sama-sama
meneliti kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadis. Sedangkan perbedaannya
terletak pada tema petama, dan juga lokasi penelitian yang berbeda.
Badrut Tamami (2016) melakukan penelitian di Masyarakat dengan judul
“Pelatihan Membaca Al-Qur`an yang Baik dan Benar Melalui Metode Qira`ati”. 76
Telah melakukan penelitian di Masyarakat bagai mana cara membaca Al-Qur`an
yang baik dan benar melalui metode qira`ati. Berdasarkan pelaksanaan pelatihan
membaca Al-qur’an dengan baik dan benar pada kelompok pengajian muslimat
Al-bayyinah Desa Yosorati Kec. Sumberbaru Kab. Jember dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1). Pemahaman dan kemampuan membaca Al-qur’an dengan
baik dan benar belum sepenuhnya dikuasai oleh para jamaah pengajian
muslimat Al-bayyinah Desa Yosorati Kec. Sumberbaru Kab. Jember. 2). Metode
Qiraati mulai dari iqra 1 sampai dengan iqra 6 kiranya cukup efektif dalam proses
pelatihan membaca Al-qur’an dengan baik dan benar pada kelompok pengajian
muslimat Al-bayyinah dalam pengetesan kemampuan dasar sampai tingkat
mahir bisa membaca dengan fasih. 3). Kurangnya waktu pengabdian yang hanya
dilaksanakan sekitar 3 (tiga) bulan, memaksa pelaksana dengan extra keras
untuk mencapai target untuk bisa menjadikan jamaah pengajian muslimat Al-

76
Badrut Tamami “Pelatihan Membaca Al-Qur`an yang Baik dan Benar dengan
Metode Qira`ati”Jurnal pengabdian masyarakat IPTEKS 14. 2 (2016)
46

bayyinah bisa mengaji dan membaca Al-qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Adapun persamaannya yaitu
sama-sama meneliti cara meningkatkan membaca Al-Qur`an. Sedangkan
perbedaan yaitu terletak pada tempat penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kualitatif.77 Penggunaan pendekatan kualitatif ini dikarenakan data yang
akan diungkapkan merupakan data merupakan data dalam bentuk
pendapat, pandangan, komentar, kritik, alasan, dan sebagainya. Data
seperti itu, oleh peneliti harus dipahami dan ditafsirkan selanjutnya
disajikan dalam bentuk naratif.
Penggunaan metode kualitatif ini, maka pada prosesnya digunakan
metode-metode dan teknik-teknik penelitian sesuai pendekatan kualitatif.
Penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara utuh upaya
pengembangan kompetensi pedagogik guru Al-Qur’an Hadits dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 dan kendala yang dihadapinya.

B. Situasi sosial dan subyek penelitian


1. Situasi Sosial
Setting penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota
Jambi. Pemilihan MTSN2 Kota Jambi tersebut sebagai tempat penelitian,
berdasarkan atas pemikiran bahwa permasalahan penelitian ini relevan
dengan keadaan permasalahan yang ada pada lembaga dan subjek di
madrasah tersebut.
Pokok permasalahan penelitian ini adalah masih terdapat
beerapa siswa yang kurang mampu membaca Al-Qur`an secara fasih,
tentunya akan berpengaruh terhadap pembelajaran Al-Qur`an Hadits,
secara praktis alasan pemilihan lokasi tersebut didasarkan beberapa
pertimbangan:

77
Suriani, Supriyatno, Adnan. “Al-Qur’an Hadits Learning Using Cooperative
Learning Strategy”. Jurnal Tarbiyatuna 11.2 (2020): 153-160
44

a. Keterjangkauan lokasi penelitian oleh


peneliti, baik dari segi tenaga maupun efesiensi waktu.
b. Situasi sosial, yaitu sebelum mendapatkan
izin formal, untuk memasuki lokasi tersebut peneliti mengadakan
komunikasi informal dengan pihak Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Kota Jambi, sehingga mendapat izin secara formal.

2. Subyek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru bidang study
Al-Qur`an Hadits MTsN 2 Kota Jambi yang berjumlah 2 orang. Setiap
penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang
dapat dipercaya, sumber-sumber dalam ilmu penelitian disebut
dengan populasi. Populasi adalah seluruh individu yang ditetapkan
sebagai sumber data. Populasi juga merupakan keseluruhan dari
objek penelitian.78 Maka populasi merupakan keseluruhan unit yang
dilengkapi dengan ciri-ciri permasalahan yang harus diteliti.
Sedangkan sampel adalah subjek sesungguhnya dari suatu penelitian
yang dilakukan oleh seorang peneliti. Untuk peneliti menggunakan
teknik Snowball Sampling,79 yaitu pemilihan dan penetapan subjek
yang ditentukan secara bertahap atau berproses. Penghimpunan
data akan berakhir jika data yang digali dari responden telah
menjawab fokus isu secara memadai atau jenuh
a. Subyek penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang akan
diteliti. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah
guru Al-Qur’an Hadits dan siswa kelas VII yang berjumlah 2 orang
guru, di MTsN 2 Kota Jambi tahun ajaran 2020/2021.
b. Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di MTsN 2 Kota Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data


78
Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif.” Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010): 46-62
79
Sanafiah Faisal, penelitian Kualitatif; dasar-dasar aplikasi (Malang: 1990) hal.
60.
45

1. Jenis Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian dibagi dalam dua jenis
data, yaitu:
a. Data Primer, yaitu data pokok berkenaan langsung dengan
permasalahan penelitian. Data primer ini dijaring melalui observasi
dan wawancara. 80 Data pokok yang dijaring melalui observasi yaitu:
1) Mengamati kegiatan yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru Al-Qur’an Hadits, dan
beberapa orang siswa dilingkungan MTsN 2 Kota Jambi, serta
mengamati situasi sosial budaya akademik sekolah.
Data pokok yang dijaring melalui wawancara yaitu:
1) Upaya-upaya yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di MTsN 2
Kota Jambi.
2) Kendala-kendala yang dihadapi guru Al-Qur’an Hadits dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di MTsN 2
Kota Jambi.
3) Hambatan yang dialami guru Al-Qur’an Hadits dalam
pembelajaran di MTsN 2 Kota Jambi.
b. Data sekunder, yaitu data pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang
81
telah tersedia sebelumnya. Adapun dokumen yang dimaksudkan
meliputi : (1) catatan guru Al-Qur’an Hadits berupa RPP, Daftar hadir
siswa, (2) catatan buku nilai siswa, akademik, (3) buku/ jurnal,(4) foto,
dan (5) catatan lainnya.

2. Sumber Data

80
Pratiwi, “Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi”. Jurnal
Ilmiah Dinamika Sosial 1.2 (2017): 202-224
81
Pratiwi, “Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi”. Jurnal
Ilmiah Dinamika Sosial 1.2 (2017): 202-224
46

Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata, tindakan,


peristiwa dan dokumen. Dalam penelitian ini sumber data dipilah menjadi
beberapa bagian, yaitu: a) pencatatan yang dilakukan peneliti melalui
observasi dan wawancara (catatan lapangan), b) catatan tertulis yang
telah tersedia disekolah (catatan rapat, catatan atau laporan kegiatan
akademik sekolah), c) foto, dan d) data statistic sekolah.

D. Metode pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah


observasi, wawancara dan dokumen. Berikut ini dipaparkan masing-
masing metode tersebut.82
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dilakukan peneliti terhadap
objek penelitian.83 Observasi berkaitan dengan fokus penelitian ditujukan
kepada guru Al-Qur’an Hadits dan situasi sosial budaya akademik
sekolah. Observasi berguna untuk mendapatkan informasi secara akurat
melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Selain itu, observasi berguna
untuk triangulasi data yang diambil melalui wawancara dan dokumen.
Observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipan. Observasi
jenis ini dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti tidak berperan serta dalam
kegiatan subjek penelitian. Peneliti hanya sebagai pengamat semata.
Jenis instrumen yang digunakan adalah observasi terstruktur dan tak
terstruktur. Instrument observasi terstruktur yaitu peneliti membuat
pedoman observasi dengan menentukan domain-domain yang akan
diamati. Data yang diperoleh melalui observasi dilakukan pencatatan.
Secara umum dapat dikemukakan aspek-aspek yang diamati sebagai
berikut:

82
Suriani, Supriyatno, Adnan. “Al-Qur’an Hadits Learning Using Cooperative
Learning Strategy”. Jurnal Tarbiyatuna 11.2 (2020): 153-160
83
Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif Sosiologi
Pengetahuan.” Mashdar : Jurnal Studi Al-qur’an Hadits 2.2 (2020): 143-168
47

a. Budaya akademik yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits dalam


meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
b. Menyusun perencanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
c. Menyusun langkah-langkah pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
d. Situasi sosial akademik sekolah.
2. Metode wawancara
Wawancara adalah kontak langsung melalui tatap muka antara
pewawancara dengan narasumber dengan tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 84 Wawancara ditujukan
kepada kepala sekolah dan guru. Wawancara berguna untuk
mendapatkan data tentang tindakan dan pendapat mengenai topic atau
fokus penelitian. Disisi lain, wawancara berguna untuk melakukan
triangulasi data yang diperoleh melalui observasi dan dokumen.
Wawancara ditujukan kepada guru Al-Qur’an Hadits dan beberapa siswa
kelas VII.
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan
tak terstruktur.85 Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara berisi pertanyaan sesuai
fokus penelitian. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang
dilakukan dengan mengembangkan pertanyaan berdasarkan domain atau
fokus penelitian yang tidak tersedia pada pedoman wawancara.
Data yang diperoleh melalui wawancara dilakukan pencatatan.
Secara umum dapat dikemukakan aspek-aspek yang diwawancarai
sebagai berikut:
a. Upaya-upaya yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits dalam
meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an siswa.
b. Faktor-faktor determinan kompetensi pedagogik guru Al-Qur’an Hadits
dalam meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an siswa.

84
Suriani, Supriyatno, Adnan, “Al-Qur’an Hadits Learning Using Cooperative
Learning Strategy”. Jurnal Tarbiyatuna 11.2 (2020): 153-160
85
Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif Sosiologi
Pengetahuan.” Mashdar : Jurnal Studi Al-qur’an Hadits 2.2 (2020): 143-168
48

c. Kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kemampuan baca


Al-Qur’an Hadits.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber dari
dokumen tertulis seperti gambar, buku nilai, catatan harian, majalah dan
sebagainya.86 Dokumen yang dikumpulkan ditelaah yang disesuaikan
dengan domain atau fokus penelitian. Dokumentasi berguna untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
Dokumen-dokumen yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan
sebagai bukti pendukung dalam penelitian ini. Dokumen yang dibutuhkan
diantaranya yaitu: buku nilai, keadaan personil sekolah, buku referensi,
karya tulis, foto, majalah, dan lain sebagainya.
E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


teknik analisis data mengalir (flow model) yang dikembangkan miles dan
Huberman.87 Pelaksanaan analisis ini berlangsung selama pengumpulan
data dan setelah pengumpulan data.
Miles dan Huberman mengemukakan kegiatan yang dilakukan model
analisis ini berlangsung terus menerus, sehingga data yang dikumpulkan
sampai jenuh. Langkah-langkah yang dilakukan model Miles dan
Huberman yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) kesimpulan.
Ketiga jenis kegiatan analisis ini merupakan proses siklus dan interaktif.
Dibawah ini dapat dikemukakan bagan siklus interaksi analisis flow model.

86
Suriani, Supriyatno, Adnan, “Al-Qur’an Hadits Learning Using Cooperative
Learning Strategy”. Jurnal Tarbiyatuna 11.2 (2020): 153-160
87
Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif
Sosiologi Pengetahuan.” Mashdar : Jurnal Studi Al-qur’an Hadits 2.2 (2020): 143-168
49

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi
Data Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi

Gambar 3.1 Siklus Interaksi Analisis Flow Model

Berikut ini dipaparkan penjelasan proses yang dilakukan pada reduksi


data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi merupakan
melakukan pemilihan atau memilah data pokok sesuai fokus yang diteliti.
Kegiatan mereduksi adalah kegiatan merangkum, mengambil data pokok
dan penting, mengelompokkan data berdasarkan kategori atau fokus yang
diteliti. 88
Proses pengumpulan data dilapangan, data yang diperoleh melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi sangat banyak dan belum
tersusun berdasarkan domain atau fokus. Data ini masih berupa catatan
lapangan. Kondisi data yang demikian, perlu dilakukan reduksi untuk
memberi gambaran lebih jelas dalam mencari jawaban pertanyaan
penelitian.

88
Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif
Sosiologi Pengetahuan.” Mashdar : Jurnal Studi Al-qur’an Hadits 2.2 (2020): 143-168
50

Kegiatan reduksi dilakukan pula pengumpulan data selanjutnya untuk


mempertajam dan memperkuat data yang ada. Oleh karena itu, tidak
semua catatan lapangan dapat disajikan sebagai jawaban pertanyaan
penelitian, melainkan ada yang dibuang atau tidak dipakai.
2. Penyajian Data

Alur kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Penyajian


data adalah penuangan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data kualitatif ini dituangkan dalam bentuk teks naratif.
Penyajian data merupakan kegiatan setelah catatan-catatan lapangan
terkumpul dari susunan yang dipersiapkan dalam kegiatan reduksi.
Kegiatan penyajian data merupakan penyederhanaan informasi yang
kompleks kedalam kesatuan bentuk yang mudah dipahami. Penyajian
data ini dapat pula dituangkan dalam bentuk matriks, grafik dan bagan.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Alur ketiga dari kegiatan analisis adalah menarik kesimpulan dan


verifikasi. Penarikan kesimpulan ini setelah data disajikan tersusun dalam
satu kesatuan utuh yang mudah dipahami. Oleh sebab itu, kegiatan
menyimpulkan dilakukan pula verifikasi terhadap temuan-temuan yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumen yang tersedia.
Kegiatan verifikasi dilakukan untuk membuat kesimpulan menjadi
kredibel, artinya terpecaya yang dapat teruji dengan bukti dan catatan
lapangan melalui metode pegumpulan data yang digunakan. Dengan
demikian, kesimpulan yang dikemukakan menjadi kuat dan valid dalam
prosesnya.

F. Uji Keterpercayaan Data (trustthworhines)


51

Uji keterpercayaan data adalah upaya untuk memberikan jaminan


89
data yang diperoleh dapat terpercaya kebenarannya (valid). Dalam
penelitian kualitatif bermacam cara untuk menguji keabsahan data yaitu:
1. Uji kredibilitas data,
2. Uji transferability,
3. Uji dependability, dan
4. Uji confirmability.
Masing-masing uji tersebut memiliki konsep pengujian yang
berbeda.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas data
sebagai alat uji eabsahan data.
Pola uji kredibilitas data memiliki langkah-langkah yaitu:
1. Perpanjangan pengamatan
2. Meningkatkan ketekunan
3. Triangulasi
4. Analisis kasus negatif
5. Menggunakan bahan referensi, dan
6. Mengadakan member check
Dari keenam langkah tersebut peneliti hanya menggunakan tiga
langkah uji yaitu perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan
triangulasi. Berikut dijelaskan pola masing-masing uji tersebut.
1. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan


melakukan pengamatan dan wawancara dengan sumber data yang
pernah ditemui atau sumber data baru.Perpanjangan pengamatan
90
dilakukan untuk menguatkan data yang dieroleh pada tahap awal.

89
Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di
Bidang Kesehatan Masyarakat.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat 12.3 (2020): 145-
151
90
Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di
Bidang Kesehatan Masyarakat.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat 12.3 (2020): 145-
151
52

Pola yang dilakukan pada perpanjangan pengamatan yaitu peneliti


mengecek kembali apakahdata yang diberikan pada tahap sebelumnya
sudah benar atau tidak. Jika data yang diperoleh sebelumnya setelah
dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lainnya tidak
benar, maka peneliti melakukan pengamatan dan wawancara mendalam
sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
2. Meningkatkan Ketekunan

Langkah uji coba kedua yaitu meningkatkan ketekunan. Pola


meningkatkan ketekunan dilakukan dengan cara mengecek kembali data
yang disajikan apakah sudah benar atau tidak. Selain itu pengecekan
dilakukan untuk melihat keselarasan temun yang didapat dengan jawaban
yang diinginkan dalam memecahkan masalah penelitian. Meningkatkan
ketekunan dilakukan pula dengan cara membaca referensi buku, hasil
penelitian dan dokumentasi-dokumentasi terkait dengan temuan yang
diteliti. Pola meningkatkan ketekunan dapat menambah dan mempertajam
wawasan peneliti sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang
diperoleh itu terpercaya atau tidak.

3. Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, teknik dan waktu. 91

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah mengecek data yang diperoleh dari


berbagai sumber. Dengan kata lain, triangulasi sumber merupakan
pengecekan data melalui sumber yang berbeda 92.

91
Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif.”
Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010): 46-62
92
Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif.”
Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010): 46-62
53

Tujuan dilakukan triangulasi sumber adalah agar data yang diperoleh


dari satu sumber dapat dikuatkan oleh sumber lainnya, sehingga data
yang dihasilkan dapat dipercaya. Sumber data yang berbeda, tetapi dapat
membuktikan satu fokus yang memiliki kesamaan persepsi dalam
memandang persoalan maka data tersebut memiliki standar kredibilaiatas.
b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah upaya pengecekan data kepada sumber


yang sumber yang sama dengan teknuk atau metode yang berbeda. Pola
triangulasi teknik dilakukan dengan cara pengecekan data dalam satu
93
domain dengan metode berbeda. Misalnya saat peneliti mendapatkan
jawaban melalui wawancra dari satu sumbr tentang kegiatan yang
dilakukan guru dalam mengembangkan profesionalitas dirinya, maka
maka jawaban yang diberikan diverifikasi dengan metode observasi dan
dokumentasi
c. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah pengecekan data dengan cara


pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada waktu yang
94
berbeda. Perbedaan waktu dalam melakukan pengumpulan data dapat
memberikan hasil berbeda terhadap sumber yang sama atau berbeda.
Data yang diperoleh melalui wawancara pada pagi hari terhadap sumber
yang sama dapat berbeda dengan wawancara yang dilakukan pada siang
atau sore hari. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kesegaran fisik,
masalah, atau mood(suasana hati).
G. Rencana Waktu Penelitian

Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu


mulai bulan agustus sampai oktober 2020. Rencana waktu ini masih
bersifat tentatif, artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi
93
Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif.”
Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010): 46-62
94
Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif Sosiologi
Pengetahuan.” Mashdar : Jurnal Studi Al-qur’an Hadits 2.2 (2020): 143-168
54

secara teknis administratif maupun kondisi di lapangan. Berikut ini dapat


berikan uraian tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian
dilaksanakan.
Tabel 3.1 Rencana Waktu dan Tahap Penelitian

Bulan 2021
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan dan √ √
pengesahan
judul
2. Penyusunan √ √ √ √
proposal
3 Seminar √ √
proposal
4 Perbaikan hasil √ √ √
seminar
proposal
5 Pengurusan √ √
dan penerbitan
izin penelitian
6 Pengumpulan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
data
56

dilapangan
7 Analisis dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penyusunan
laporan
penelitian
8 Seminar √
hasil/ujian tesis
9 Perbaikan hasil √ √ √
ujian tesis
10 Pengesahan √ √
hasil ujian oleh
tim penguji
11 Penggandaan √
dan
penyerahan
laporan hasil
BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN


DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Pendirian dan Lokasi Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Jambi merupakan salah


satu lembaga pendidikan setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Keberadaan MTsN 2 Jambi di Kota Jambi adalah merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk memberi kesempatan kepada banyak
peserta didik muslim dibawah naungan Kementerian Agama yang
memacu  Madrasah Tsanawiyah khususnya di Kota Jambi agar kelak
dapat sama-sama maju dan berprestasi seimbang dengan SMP dalam
Kota Jambi. Kesempatan adanya kehadiran madrasah tsanawiyah ini juga
dapat dijadikan motivasi untuk unggul setara dengan SMP yang ada di
kota Jambi. Salah satu ciri dari MTsN 2 ialah sekolah umum yang berciri
khas Islam, dimana dalam kurikulumnya pembelajaran Islam sangat
ditekankan dan hal ini termasuk kelebihan dari MTSN 2 dibandingkan
dengan sekolah-sekolah umum lainnya. 95
Sehubungan dengan hal tersebut dalam perkembangannya
keberadaan MTsN 2 Jambi yang secara resmi dikukuhkan menjadi MTsN
Model Kota Jambi oleh Dirjen lembaga Islam Departemen Agama
Republik Indonesia (RI) pada tanggal, 14 Maret 1998, dan secara resmi
telah menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi, setelah keluar
PMA Nomor 681 Tahun 2016, dan secara bertahap senantiasa dilakukan
pembenahan dan perbaikan, baik pada aspek tertib administrasi kepala
madrasah dan guru,  tertib administrasi keuangan, tertib administrasi
perlengkapan, tertib administrasi kepegawaian/ketenagaan, administrasi

95
Dokumentasi MTS N 2 Kota Jambi 2021

57
58

proses belajar mengajar, praktikum dan lain sebagainya. Secara geografis


Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi berbatasan sebagai berikut:

a. Sebelah utara dengan MAN 2 Kota Jambi


b. Sebelah selatan dengan MIN Kota Jambi.
c. Sebelah timur dengan Perumahan sukarejo
d. Sebelah barat dengan Warga RT 42 Sukarejo
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, MTsN 2 Kota Jambi
berkembang dari segi akademik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perkembangan peningkatan yang cukup berarti, terlihat baik dari
antusiasme siswa yang mendaftar dan juga maupun perolehan NEM
peserta didik setiap tahunnya. Bahkan siswa lulusan Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi banyak yang diterima pada
MA/SMA/SMK ternama di Jambi maupun luar Jambi, dan banyak alumni
dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi yang mendudukan
jabatan di sejumlah lembaga Pemerintahan maupun swasta, pengusaha,
kontraktor, politisi, praktisi hukum, ulama, dan lain sebagainya. 96
Akan tetapi bila dianalisa lebih mendalam perbandingan antara
beban kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi dengan jumlah
tenaga yang tersedia satu sisi dirasa telah mencukupi tenaga guru mata
pelajar agama (PAI), akan tetapi pada sisi lain terjadi kekurangan
khususnya pada mata pelajaran tertentu. Dalam kondisi seperti itu upaya
untuk mewujudkan madrasah berprestasi yang hebat dan bermartabat
secara simultan tetap diupayakan peningkatannya. 97
Berikut nama-nama kepala Madrasah yang pernah memimpin
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi:

Tabel 1. Kepala Sekolah Yang Menjabat di MTS N 2 Kota Jambi 98


96
Dokumentasi MTSN 2 Kota Jambi 2021
97
Dokumentasi MTSN 2 Kota Jambi 2021
98
Dokumentasi MTSN 2 Kota Jambi 2021
59

NO NAMA TAHUN
1. Drs. Mahmud AK 1979 – 1981
2. Drs. H.A. Razak Hazzul 1981 – 1984

3. Drs. Lukman Hakim 1984 – 1990

4. Drs. A. Somad Hs 1990 – 1992

5. Drs. Kamaluddin Basri 1992 – 1998

6. Drs. H. Satria 1998 – 2002

7. Dra. Hj. Aisyah 2002 – 2008

8. H. M. Aman, S.Ag. 2008 – 2012

9. Drs. H. Imtazmona 2012 – 2019

10. Drs. Ahmad Syukri 2019 - Sekarang

2. Profil Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
Status SMadrasah : Negeri
Tahun didirikan : 1998
NPSN : 681
Alamat : Thehok Sukarejo
Kecamatan : Jambi Selatan
Kota : Jambi
Provinsi : Jambi

3. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi

Adapun visi dan misi yang hendak dicapai Madrasah Tsanawiyah


Negeri 2 Kota Jambi yaitu:
a. Visi
Bertaqwa, Barakhlak Mulia Dan Unggul Dalam Prestasi
b. Misi Madrasah
60

 Memberdayakan Organisasi Yang Berakhlak Mulia;


 Meningkatkan Kualitas Profesional Kerja, Budi Pekerti dan
Profesi;
 Meningkatkan Hubungan Kerjasama Orang tua, Masyarakat
dan Murid;
 Meningkatkan Kinerja Dan Pelayanan;
 Menciptakan Lingkungan Yang Beriman, Indah Menyenangkan,
Aman dan Nyaman.99
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu lembaga
organisasi baik lembaga pendidikan ataupun lembaga lainnya.
Organsiasi yang baik dapat menunjukkan kegiatan yang baik dan juga
merupakan pendukung dalam pelaksanaan segala program kerja
organisasi tersebut. Sebagaimana telah diketahui Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi termasuk kedalam lembaga
pendidikan formal yang menjalankan berbagai kegiatan dalam rangka
mencapai visi dan misi, tujuan, serta sukses dan lancarnya
penyelenggaraan pendidikan sangat ikut dipengaruhi oleh struktur
madrasah yang bersangkutan.
Pada hakikatnya organisasi merupakan suatu hal yang sangat
fundamental dalam dunia pendidikan dan merupakan suatu kebutuhan
mendasar. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi sebagai
lembaga pendidikan formal memiliki organisasi yang terdiri dari kepala
sekolah di tingkat pembina dan pemimpin sekolah sampai kepada
siswa yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun struktur organisasi Madarasah Tsanawiyan Negeri
2 Kota Jambi dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Gambar 1. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Kota Jambi tahun 2020/2021 M.100

99
Dokumentasi MTSN 2 Kota Jambi
100
Dokumentasi MTSN2 Kota Jambi 2021
61

5. Data Keaadan Tenaga Pengajar dan Siswa


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
peneliti dengan salah satu tenaga Tata Usaha tentang keadaan
pendidik dan kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota
Jambi didapatkan data sebagai berikut:
Jumlah Guru Tetap yang mengajar pada Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) 2 Kota Jambi sampai tahun pelajaran 2020/2021 ialah
sebanyak 55 Orang. Berikut gambaran terhadap jumlah guru sesuai
dengan kualifikasinya sebagai berikut:
62

Tabel 2. Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi


Tahun 2020/2021101

Pendidikan Guru Status


Honorer
NO JURUSAN
S.1/
D1/3 S.3 Jlh Kemenag Diknas
S.2
1. PAI - 8 - 10 8 - 2
2. Matematika - 8 - 9 8 - 1
3. PKn - 1 - 4 1 - 3
4. IPA - 5 - 5 4 1 -
5. IPS - 5 - 5 5 - -
6. B. Indonesia - 7 - 7 7 - -
7. B. Inggris - 5 - 5 5 - -
8. B. Arab - 3 - 3 3 - -
9. Penjaskes - 4 - 4 4 - -
10. Seni Budaya - 4 - 4 4 - -
11. M u l o k/TIK - - - 3 - - 3
12. BK - 4 1 5 5 - -
J u m l ah - 54 1 64 54 1 9

Berdasarkan data diatas didapatkan data bahwa kualifikasi


pendidikan guru pada MTsN 2 Kota Jambi sebagai berikut:
 Guru yang berpendidikan S1 sebanyak 38 orang (69%) dan
Pendidikan S2 sebanyak 16 orang (28%) serta yang
berpendidikan S3 sebanyak 1 orang.
 Guru Kementerian Agama (Kemenag) sebanyak 55 orang
(78,1%) dan Dinas Pendidikan sebanyak 1 Orang (2,5%) dan
Guru Honorer (GTT) sebanyak 9 orang (19,4%).

Tabel 3. Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota

101
Dokumentasi MTSN2 Kota Jambi
63

Jambi 2020/2021102

No Kls Jumlah Siswa 2018/2019 Jumlah Siswa 2019/2020


Ket.
Rombe Lk Pr Jlh Robel Lk Pr Jlh
l
1. VII 8 122 146 268 9 128 163 291
2. VIII 10 186 232 418 8 120 148 268
3. IX 9 184 189 373 10 184 234 418
27 492 567 1059 27 432 545 977

Berdasarkan data di atas dapat di peroleh bahwa:


 Siswa Kelas VII berjumlah 268 orang (25%), Kelas VIII berjumlah
418 orang (39, 4%), dan kelas IX berjumlah 373 orang (35, 22%)
 Siswa Kelas VII berjumlah 291 orang (30%), Kelas VIII berjumlah
268 orang (27, 43%), dan kelas IX berjumlah 418 orang (43%)

6. Buku Pelajaran, Peralatan dan Media Pendidikan .

Penggunaan buku pelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2


Kota Jambi menggunakan Buku pegangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi untuk Siswa Kelas VII, VIII, IX, kemudian pada tahun
pelajaran 2004 – 2005 MTsN 2 Kota Jambi telah mengadakan
Kontrak kerjasama pengadaan Komputer dengan baik untuk
menunjang pembelajaran.

7. Sumber Dana

Proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)


2 Kota Jambi disamping menggunakan sumber dana yang telah di
tetapkan melalui DIPA juga dibantu oleh dana yang bersumber dari
BOS/BSM khusus untuk siswa.
8. Kurikulum

a. Terhitung mulai dari tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009


Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kota Jambi
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

102
Dokumentasi MTSN2 Kota Jambi
64

b. Mulai tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan tahun


pelajaran 2016/2017 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2
Kota Jambi secara keseluruhan menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) & Kurikulum 13.
c. Mulai Tahun Pelajaran 2017/2018 sampai dengan sekarang
MTsN 2 Kota Jambi akan menerapkan Kurikulum 2013.
9. Situasi Sosial

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi lokasinya berada


ditengah pemukiman penduduk, madrasah ini berada di kota
Jambi, sehingga akses untuk menuju madrasah ini sangat
mudah.103 Kedatangan siswa menuju sekolah pada umumnya
diantar oleh orang tua, dan ada sebagian siswa lainnya datang
dengan berjalan kaki, karena mereka berdomisili dekat dengan
Madrasah bisa dikatakan berdampingan dengan madrasah. 104
Pernyataan dikuatkan oleh hasil pengamatan peneliti
dilapangan bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
berada ditengah- tengah kota Jambi dan akses menuju madrasah
sangat mudah dicapai. Sebaran tempat tinggal guru yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi berada pada titik
kordinat Kota Jambi. Alat transportasi yang digunakan oleh guru
menuju Madrasah dengan menggunakan mobil pribadi dan juga
mengendarai sepeda motor. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan Pak sappam mengatakan bahwa:
“Tempat tinggal anak beragam, ada yang dari kota Jambi, ada
juga yang dari luar kota Jambi (JALUKO), bahkan ada yang dari
kabupaten, adapun siswa yang dari kabupaten mereka tinggalnya
dengan saudara/family mereka yang ada di kota Jambi”.105

Untuk menguatkan hasil wawancara di atas peneliti mencari


informasi dengan cara melakukan wawancara dengan salah satu

103
Observasi 5 Januari 2021
104
Observasi 5 Januari 2021
105
Wawancara dengan Pak Sappam MTsN.2 Kota Jambi, 5 Januari 2021
65

guru yang bernama F beliau mengatakan bahwa: “orang tua dari


peserta didik di madrasah ini beraneka ragam profesi, ada yang
berprofesi sebagai pedagang, pengusaha, pegawai negeri sipil,
sopir, bangunan, dan ada juga yang berprofesi sebagai petani, dan
lain-lain sebagainya”.106
B. Temuan Penelitian dan Analisis Kebijakan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
mengemukakan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kompotensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadits di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau keterampilan guru
dalam memenejemen suatu siklus pembelajaran atau interaksi belajar
mengajar dengan peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan
kecakapan istimewa yang dimiliki guru untuk membedakan profesinya
dengan profesi di bidang lainnya yang akan menentukan keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan rumusan di atas, bahwa kompetensi pedagogik guru
Al-Qur`an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
ditemukan beberapa hal yang terkait dengan kompetensi pedagogik guru
itu sendiri. Adapun kompetensi pedagogik yang dimaksudkan yaitu
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu: 1) kemampuan
guru dalam memahami karakteristik siswa, 2) kemampuan guru dalam
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
3) kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum, 4) kemampuan
guru dalam mengembangkan potensi peserta didik, 5) kemampuan guru
dalam berkomunikasi dengan peserta didik, dan 6) kemampuan guru
dalam mengevaluasi pembelajaran.
Berikut ini dikemukakan secara rinci hasil temuan kompetensi
pedagogik guru seperti yang disebutkan di atas.
a. Kemampuan Guru dalam Memahami Karakteristik Siswa

106
Wawancara dengan Ibu Fitri, 5 Januari 2021
66

Menguasai karakteristik siswa merupakan bagian dari kompetensi


pedagogik guru. Kemampuan guru dalam menguasai karakteristik
siswa akan memberikan perhatian guru dalam kemampuannya
mengelola pembelajaran secara komprehensif. Berikut ini dipaparkan
aspek-aspek kemampuan guru dalam menguasai karakteristik siswa:
1. Memahami karakteristik siswa dari aspek fisik
Upaya guru agar dapat memahami karakteristik siswa dari aspek
fisik yaitu dengan melihat kondisi kesehatan tubuh, keberfungsian
anggota tubuh, memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
postur tubuh, dan perkembangan keterampilan psikomotorik siswa.
Hal ini disampaikan oleh Dt menyatakan “bahwa usaha memahami
karakteristik siswa pada aspek fisik yaitu dengan memperhatikan
kesehatan, fungsi organ, dan perkembangan psikomotorik”.107 Hal
yang senada juga disampaikan oleh Dj mengatakan bahwa” dengan
cara memahami karakteristik siswa pada aspek ini dengan
memperhatikan kondisi siswa itu sendiri, dilihat dari segi kesehatan
jasmani, maupun dari segi perkembangan psikomotoriknya”.108
Berdasarkan observasi peneliti, sebelum pelajaran dimulai siswa
ditanyai kabar dan kondisi yang terjadi pada mereka hari itu. 109

2. Menguasai karakteristik siswa dari aspek sosial


Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Al-Qur`an Hadits
mengatakan bahwa:
“adapun upaya yang guru lakukan dalam memahami karakteristik
siswa dari aspek sosial yaitu melihat cara mereka bersosialisasi
dengan lingkungan, seperti siswa memiliki jiwa penolong, lebih
mendahulukan kepentingan umum atau sebaliknya suka menghindar
dari lingkungan sosialnya”.110

107
Wawancara dengan Ibu Desi T,11 Januari 2021
108
Wawancara bersama Ibu Dj,11 Januari 2021
109
Observasi 11 Januari 2021
110
Wawancara dengan Ibu Djuwariah, 11 Januari 2021
67

Hal serupa juga dikatakan oleh Dj, bahwa: “ guru harus mampu
menguasai karakteristik siswa dari aspek sosial merupakan hal yang
sangat penting. Dengan mengenali karakteristik ini, maka guru dapat
mengatur tempat duduknya sesuai dengan kondisi siswa tersebut”.111
3. Menguasai karakteristik siswa dari aspek moral
Adapun upaya guru dalam memahami karakteristik moral siswa
yaitu dengan melihat perilaku siswa seperti memperhatikan perilaku
sopan santun, baik, jujur, patuh dan menghormati orang lain atau
sebaliknya. Hal ini juga dipertegas oleh Dt bahwa: “untuk mengenali
karakteristik siswa dari aspek moral, guru mencari informasi dari siswa
lainnya sehingga karakteristik siswa yang didapat benar-benar dapat
dikuasai oleh guru”.112 Berdasarkan hasil dokumentasi percakapan,
ketika ada seorang peserta didik yang bermasalah, maka guru terlebih
dahulu menghubungi teman yang dekat dengannya dan mencari tahu
permasalahan yang sedang dihadapi siswa. Setelah guru mengetahui
kondisi siswa, jika permasalahannya buruk maka guru akan
melibatkan guru BK untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun
jika ringan, guru akan menasehatinya saja. 113
4. Menguasai karakteristik siswa dari aspek emosional
Menguasai karakterisrik siswa dari aspek emosional ini bertujuan
dapat mengoptimalkan pemelajaran dengan tujuan mempermudah
proses pembelajaran dimana tujuannya untuk menghidupkan
suasanya belajar. Peneliti melakukan wawancara bersama guru Dt
eliau menjelaskan bahwa:
“Upaya yang dilakukan guru untuk memahami karekteristik siswa
dari aspek emosional yaitu dengan melihat respon siswa saat
diberikan ulangan dadakan, sehingga guru dapat mengetahui tingkat
kesiapan siswa secara emosional dalam menghadapi ulangan”.114

111
Wawancara dengan Ibu Djuwariah, 11 Januari 2021
112
Wawancara dengan Ibu Desi T,11 Januari 2021
113
Dokumentasi 11 Januari 2021
114
Wawancara dengan Desi T. 11 Januari 2021
68

Hal senada juga disampaikan oleh Dt, bahwa untuk mengenali


karakteristik siswa ini Guru Dt mengadakan penilaian teman sejawat
antar siswa yang bertujuan untuk mempermudah memahami karakter
para siswa.115
Berdasarkan hasil wawancara, setelah guru mengenali
karakteristik para siswa, maka perlakuan yang dilakukan oleh guru Al-
Qur`an Hadits selanjutnya adalah:

“memetakan kondisi siswa sesuai karakternya masing-masing,


memberikan pelayanan prima dan memberikan tugas sesuai
kebutuhan dan kesanggupan siswa, Menguasai teori dan prinsip-
prinsip belajar pendidikan agama”.116
Setelah guru mengenali karakteristik siswa kelas VII, Guru Dt
dan Guru Dj menjalankan tindakan selanjutnya seperti:
Memetakan kondisi siswa sesuai karakternya masing-masing,
Berdasarkan hasil observasi, Guru Dt sering mengelompokkan siswa
berdasarkan teman dekat, namun apabila dalam satu kelompok siswa
memiliki kognitif tinggi maka kelompok tersebut akan dibagi rata.
Begitu juga dengan guru Dj, ketika di kelas Guru Dj akan
mengelompokkan siswa yang memiliki postur tubuh rendah untuk
duduk di depan, sementara yang memiliki postur tubuh tinggi untuk
duduk di belakang. Ketika sesi diskusi, Guru Dj akan
mengelompokkan siswa secara rata.117
Memberikan pelayanan prima dan memberikan tugas sesuai
kebutuhan dan kesanggupan siswa.
Berdasarkan dokumentasi, peneliti menemukan temuan di
lapangan adanya memberikan tugas sesuai dengan kemampuan
siswa seperti pemberian soal ulangan. Hampir 90% siswa tuntas di
setiap ulangan harian. Dan banyak siswa yang sudah menghafal Al-
Qur’an dengan baik dan benar.118
115
Wawancara dengan Djuwariah. 11 Januari 2021
116
Wawancara dengan Djuwariah. 11 Januari 2021
117
Observasi 11 Januari 2021
118
Dokumentasi, 18 Januari 2021
69

b. Kemampuan Guru Dalam Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-


Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik merupakan salah satu syarat hal yang harus dipenuhi dalam
kegiatan belajar mengajar karena ini merupakan salah satu usaha
guru dalam menghidupkan susana belajar yang kondusif. Oleh karena
itu, guru Dj mengatakan bahwa:
“Sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu saya
mempelajari materi-materi yang harus disampaikan dengan tujuan
agar pembelajaran dapat berlangsung sukses dan juga ketika ada
salah satu diantara siswa yang bertanya, maka kami sebagai guru
dapat meresponnya dengan jawaban yang memuaskan”. 119

Persiapan di atas dilakukan bertujuan untuk dapat


memberikan pelayanan prima dalam menanggapi setiap pertanyaan
yang akan diajukan siswa pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara bersama Ibu Dt, dan Dj, Beliau mengatakan bahwa:
“ ketika pembelajaran berlangsung guru sangat
memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran
yaitu dengan cara mengukur kemampuan dalam penafsiran,
mencontohkan, mengklarifikasi, meringkas, menarik inferensi,
membandingkan serta, menjelaskan”.120

Selain itu juga, peneliti masih melakukan wawancara bersama


guru Al-Qur`an Hadits di kelas VII mereka mengatakan bahwa:
“Dalam pembelajaran kamu sebagai guru Al-Qur`an Hadits
menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk dapat
memotivasi siswa dalam belajar yang sekaligus bertujuan untuk
meningkatkan minat baca siswa khususnya membaca Al-Qur`an.
Dengan demikian, ketika peserta didik naik ke kelas VIII mereka
sudah fasih dan lancar dalam membaca Al-Qur`an”.121

Berdasarkan observasi di lapangan, guru Al-Qur`an Hadis


yang mengajar di kelas VII terlebih dahulu merancang kegiatan
pembelajaran yang bertujuan agar pembelajaran lebih sistematis dan

119
Wawancara dengan Desi T dan Djuwariah. 18 Januari 2021
120
Wawancara dengan Juwai, 18 Januari 2021
121
Wawancara dengan Desi T, 18 Januari 2021
70

dapat memudahkan untuk menganalisis keberhasilan belajar siswa,


serta memudahkan penyampaian materi. Lebih lanjut, guru juga
mengatur pola pembelajaran dengan tujuan untuk menghemat waktu
dan tenaga.122
Selain itu, guru Al-Qur`an Hadits di kelas VII sangat
memperhatikan respon siswa. Ketika siswa belum mengerti dengan
penjelasan yang diberikan, maka guru mencari solusi, salah satunya
dengan cara memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
kelompok. Dengan membentuk diskusi kelompok, maka siswa dapat
saling berbagi dengan teman sekelompoknya yang lebih mengerti
tentang materi yang sedang diajarkan. Setelah memperhatikan hal
tersebut, maka tindkan yang diambil guru Al-Qur`an Hadits di kelas VII
yaitu akan melakukan refleksi yang berguna untuk melihat
peningkatan ketercapaian proses pembelajaran dan peningkatan
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. 123

Usaha yang dilakukan guru dalam mengembangkan potensi


peserta didik telah dijelaskan sebagaimana Hadits dibawah ini:

‫ علموا أوﻻﺩكم السباحة والرماية ومروهم فليثبواعلى‬: ‫قال عمربن الخطاب‬


‫ البيهقي‬.‫ ظهور الخيل وثبا‬. .

Artinya: Umar Bin Khaththab berkata: “Ajarilah anak-anakmu


berenang, memanah dan perintahlah mereka agar
mereka dapat meloncat ke punggung kuda dengan baik”
(HR.Baihaqi)124

c. Kemampuan Guru dalam Pengembangan Kurikulum

122
Observasi 18 Januari 2021
123
Observasi, 18 Januari 2021
124
Riyadu shalihin. 676 hal. 324
71

Kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum di MTsN 2


Kota Jambi dilaksanakan secara terprogram berdasarkan kurikulum
Al-Qur`an Hadits kelas VII dalam pengembangan tersebut adanya
temuan peneliti yaitu guru Dt dan guru Dj memodifikasi kurikulum
yang di buat oleh guru profesional atau dikembangkan oleh madrasah,
termasuk kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan oleh pihak
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi. Dalam UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.125
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan adanya pembelajaran
yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah yang merupakan
bidang studi Pendidikan Agama Islam, dengan maksud agar dapat
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pelajaran Agama Islam terbagi menjadi beberapa bagian salah
satunya Al-Qur’an-hadits. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
menekankan pada kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang baik dan
benar, memahami makna Al-Qur’an dan Hadits secara tekstual dan
kontekstual, serta mengamalkan isi kandungannya ke dalam
kehidupan sehari-hari.126
Berdasarkan hasil wawancara, Guru Dj menjelaskan bahwa:
“mengenai peranan penting suatu pengembangan kurikulum
pendidikan madrasah dalam membangun dan mencetak peserta didik
yang kamil/sempurna. Dan kurikulum pendidikan yang dikembangkan
oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi dimaksudkan untuk
125
Observasi 7 Januari 2021
126
Dokumentasi 28 Januari 2021
72

membangun karakter peserta didik menjadi manusia yang beriman


dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia yang dimaksud mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama Islam itu sendiri”.127

Hal senada juga dijelaskan oleh Dt bahwa hal itu menurut


beliau hanya dapat diwujudkan melalui aktvitas keagamaan dan
aktivitas yang dapat mendorong melatih peserta didik untuk memiliki
akhlak yang mulia.128
Berdasarkan observasi peneliti menemukan adanya temuan
bahwa guru Al-Qur`an Hadits meengembangkan kurikulum yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang ada di madrasah, dan
kurikulum Al-Quran-Hadis tersebut disesuaikan juga dengan standar
isi, dalam Permendiknas Nomor 22.129
Adapun kurikulum Al-Qur’an-Hadits kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dengan kurikulum Al-Qur’an-Hadis pada jenjang MI
dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al-Qur’an-
Hadis, pemahaman terhadap surat-surat pendek serta dapat
menerapkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur`an Hadits memiliki tujuan yang sangat
penting, karena dengan mempelajari bidang study ini dapat
meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur`an dan Hadits, selain
dari itu dapat memberikan bekal kepada seluruh siswa melalui dalil-
dalil yang terdapat dalam mata pelajaran Al-Qur`an Hadits dan juga
dijadikan siswa sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur`an Hadits dapat meningkatkan
sikap tuma’ninah dan khusyuk dalam beribadah terlebih saat
menjalankan ibadah sholat, dengan menerapkan hukum bacaan

127
Wawancara dengan Desi T,28 Januari 2021
128
Wawancara dengan Desi T, dan Djuwariah, 28 Januari 2021
129
Dokumentasi 28 Januari 2021
73

tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang


mereka baca.130
Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Dt bahrwa
beliau mengatakan mata pelajaran Al-Quran Hadits juga memiliki
ruang lingkup yang spesifik yaitu:131
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran Al-Qur`an Hadits adalah
cakupan isi materi yang akan disampaikan kepada peserta didik
yang di mulai dari membaca, menulis, membiasakan menggemari
membaca Al-Qur`an dan menggemari membaca dan mengamalkan
hadistnya, menghayati isi tyang terkandung dalam materi Al-Qur`an
Hadits, serta meneladani isi yang terkandung di dalamnya, dan juga
peserta didik dituntut bisa berpedoman kepada Al-Qur`an dan Hadits.
Sesuai dengan wawancara tersebut, guru Dj menambahkan
lagi bahwa mata pelajaran Al-Qur`an hadits juga memiliki standar
kompetensi lulusan (SKL).132 Adapun isi SKL tersebut sebagai
berikut:
2. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan di MTsN 2 Kota Jambi yaitu di


kelas VII dengan memperhatikan beberapa kriteria hal ini dijelaskan
oleh Dj beliau mengatakan bahwa:
“di kelas VII ada beberapa kriteria standar kelulusan bidang
study Al-Qur`an Hadits yaitu;
1) Memahami dan mencintai Al-qur’an dan Al-Hadis sebagai
pedoman hidup umat Islam
2) Meningkatkan pemahaman Al-Qur’an Al-Fatihah, dan surat
pendek pilihan melalui upaya menerapkan cara membacanya,
menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.

130
Dokumentasi 7 Januari 2021
131
Wawancara dengan Juwai7 Januari 2021
132
Wawancara dengan Fitri, 7 Januari 2021
74

3) Menghafal dan memahami makna Hadis-Hadis yang terkait


dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat
perkembangan anak”.133

Merujuk pada hasil wawancara di atas peneliti juga


menemukan bahwa guru Dt dan Guru Dj mengembangkan isi standar
kompetensi dan kompetensi dasar, hal ini ada dibuktikan dengan
adanya temuan peneliti di lapangan berupa dokumentasi, berikut ini
rincian pengembangan SK, dan KD.134
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi dan kompetensi dasar Al-Qur`an Hadits di


kelas VII yaitu dengan menerapkan sesuai dengan kurikulum Al-
Qur`an Hadits kelas VII, hal ini peneliti menemukan adanya kurikulum
yang telah disesuaikan dengan buku pengan guru dan juga
disesuaikan dengan buku siswa.135 Guru Dt memperjelas bahwa:
“sebelum memasuki kegiatan pembelajaran diawal Tahun ajaran baru,
semester ganjil terleih dahulu guru menyesuaikan buku pelajaran
dengan isi kurikulum, begitu juga dengan buku pegangan siswa”.136
Tujuannya untuk memudahkan siswa dalam belajar. Berikut
penjelasan mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh guru Al-Qur’an Hadits.

Upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan kurikulum


dan silabus sudah dianjurkan dan diberi contoh oleh Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu ‘anhu sebagaimana Atsar dibawah ini:

‫ علموا أوالد كم فإ ّنهم خلقوا لزمان غير زمنكم‬: ‫قال علي رضي ا هلل عنه‬

133
Wawancara dengan Desi T, 27 Januari 2021
134
Dokumentasi 7 Januari 2021
135
Dokumentasi 7 Januari 2021
136
Wawancara dengan Djuwai, 7 Januari 2021
75

Artinya: Ali bin Abi Thalib berkata: “Ajarkanlah anak-anak kalian


maka sesungguhnya mereka diciptakan untuk suatu zaman
yang bukan zaman kalian” 137

‫يا أيّها اللذين ءامن’’وا اتق’’وا هللا ولتنظ’’ر نفس م’’ا ق ’ ّدمت لغ’’د وااتقواهللا إنّ هللا‬
‫خبير بما تعملون‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan bertaqwalah
kepada Allah sesunggguhnya Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (Q.S Al-Hasr: 18)138
d. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Potensi Peserta
Didik
Pengembangan potensi peserta didik dilaksanakan
berdasarkan materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru
bidang study. Adapun materi pembelajaran Al-Qur`an Hadits yang
berhubungan dengan pengembangan diri yaitu, yang berkaitan
dengan nilai keagamaan seperti: tilawah Qur`an, tahfis menghafal juz
ke 30, dan kaligrafi. Hal ini dijelaskan oleh Dt bahwa: “pada
hakikatnya setiap peserta didik memiliki potensi bahkan potensi yang
mereka miliki pun berbeda-beda. Potensi seringkali diartikan sebagai
kesanggupan, daya, kemampuan untuk lebih berkembang”.139
Setiap peserta didik memiliki potensi yang terdiri dari potensi
fisik, kepribadian, minat, moral, intelektual, maupun religi. Dan setiap
peserta didik memiliki potensi diri, yang pasti berbeda setiap apa yang
dimiliki antara siswa yang satu dengan siswa lainnya, tetapi pada
mata pelajaran Al-Qur`an Hadits potensi siswa yang dikembangkan
yaitu yang berkaitan dengan potensi religi.
Upaya menguatkan hasil observasi, dalam hasil wawancara
dengan beberapa guru Madrasah Tsanawiyah (guru F, H, dan S)
menyatakan bahwa: “untuk mengembangkan potensi para siswa

137
Zakaria, 2003. Panduan Penilaian Tes Tertulis, Hal 191
138
Al-qur`an terjemahan
139
Wawancara dengan Desi T, 25 Februari 2021
76

terlebih dahulu mendata siswa siapa saja yang memiliki potensi


dibidang religi setelah terdata guru akan mengelompokkan siswa
sesuai dengan potensi siswa masing-masing”.140
Peneliti menemukan beberapa upaya yang dilakukan guru
dalam mengembangkan potensi siswa yaitu dengan beberapa cara
diantaranya:
1. Membantu siswa meyakinkan bahwa ia memiliki bakat
Peran guru dalam mengembangkan bakat siswa yakni
memberikan pelatihan. Berikut ini wawancara bersama guru Dj beliau
menjelaskan, bahwa:
“Jika waktunya tidak mencukupi, maka guru memberikan jam
tambahan atau ekstrakulikuler, serta berkoordinasi dengan orang tua
siswa. Guru Al-Qur’an Hadits sering memberi motivasi kepada siswa
yang belum lancar membaca Al-Qur’an agar dapat memperbaiki
bacaannya jika siswa bersungguh-sungguh untuk melakukannya”.141

Hal ini juga terlihat dari dokumentasi absen saat siswa


melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.142
2. Membangun pola pikir yang positif siswa
Upaya guru dalam memangun pola pikir siswa
disini memberikan semangat positif pada siswa, dengan tujuan agar
siswa memiliki semangat yang tinggi ketika berlatih. Berdasarkan
oservasi peneliti dengan pola pikir positif, akan muncul minat peserta
didik untuk mempelajari materi dengan lebih aktif dan giat. 143
3. Memperkaya wawasan
Memperkaya wawasan peserta didik sudah memiliki wawasan
mulai saat mereka lahir. Dan wawasan ini harus diperkaya lagi
dengan mempelajari berbagai mata pelajaran termasuk Al-Qur’an
Hadits. Guru berusaha untuk memberikan penguatan kepada siswa,

140
Wawancara dengan Djuwariah, 25 Februari 2021
141
Wawancara dengan Djuwai, 25 Februari 2021
142
Dokumentasi 25 Februari 2021
143
Observasi 25 Februari 2021
77

tentang cara mengatur emosi dan memberikan contoh yang baik


dibidangnya, serta mencarikan pengalaman yang baik kepada siswa.
4. Menugaskan dengan beberapa cara untuk meningkatkan
bakat peserta didik untuk belajar dan menekuni bidang
bakatnya
Peran guru dalam mengembangkan bakat siswa dengan
melalui memberikan semangat. Tak hanya itu, guru juga harus
menguasai bidangnya, sehingga bakat yang dimiliki siswa dapat terus
dikembangkan dan tidak hanya berhenti sampai tahap tertentu. Bakat
yang terus diasah bisa menjadikan jalan untuk kesuksesan di masa
depan peserta didik. Pada saat observasi, terlihat banyak siswa
antusias untuk mengirimkan video keterampilan membaca Al-
Qur’an.144
5. Memberikan penghargaan dan pujian atas usaha yang telah
dilakukan peserta didik
Upaya yang dilakukan guru dalam menghargai usaha siswa
peneliti menemukan temuan dilapangan yaitu melakukan wawancara
dengan guru Dt mengatakan bahwa: “dengan cara memberikan pujian
terhadap siswa, bahkan memberikan berupa penghargaan yang
berupa hadiah, dan uang, dengan tujuan agar siswa lebih giat lagi
dalam berlatih”.145
6. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan
bakat.
Penyediaan sarana dan prasarana untuk pengembangan
bakat siswa merupakan usaha yang dilakukan guru dalam
pengembangan bakat siswa yang bertujuan untuk memacu semangan
siswa dalam mengembangkan bakatnya. Bersarkan hasil observasi,
peneliti menemukan adanya temuan dilapangan bahwa di MTsN 2
kota Jambi memiliki sarana dan prasaranya yang mendukung para

144
Observasi 25 Februari 2021
145
Wawancara Desi T, 25 Ferbuari 2021
78

siswa untuk menyalurkan bakat. Seperti adanya gedung lap beserta


isinya.146
7. Memberikan dukungan kepada siswa untuk mengatasi
kesulitan dalam mengembangkan bakatnya
Adapun upaya yang dilakukan guru dalam memberikan
dukungan terhadap siswa yang kesulitan dalam mengembangkan
bakatnya. Peneliti melakukan wawancara bersama guru Dt, beliau
mengatakan bahwa: “jika ada siswa yang merasa kesulitan untuk
mengembangkan bakatnya kami akan berkordinasi kepada orang tua
siswa”.147 Untuk mencari solusi agar siswa bersemangat dalam
mengikuti latihan. Dan juga guru Al-Qur`an Hadits memberikan
dukungan untuk menyakinkan bahwa kegagalan bukan berarti suatu
kebodahan atau tidak berbakat, tetapi hendaknya kegagalan itu
menjadikan suatu pelajaran untuk menjadi leih baik lagi. Hal senada
juga diperjalas oleh guru Dj bahwa: “dalam memberikungan kepada
siswa yang mengukuti extra krikuler kami selaku guru akan
berkomunikasi dengan para orang tua dengan tujuan siswa akan
bersemangat dalam berlatih”.148
8. Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua/guru dan
siswa.

Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua, baik itu guru
maupun siswa merupakan salah satu usaha yang dilakukan guru
dalam mengembangkan bakat siswa dengan tujuan mempermudah
memberikan informasi. Berikut ini wawancara bersama guru Dt bahwa
beliau menjelaskan bahwa: “menjalin hubungan yang akrab dengan
orang tua siswa, dan guru, agar dapat saling mengontrol
perkembangan dan kemajuan peserta didik”.149 Dengan demikian
siswa akan merasa lebih nyaman ketika berlatih.

146
Observasi 25 Februari 2021
147
Wawancara dengan Djuwariah, 25 Feruari 2021
148
Wawancara dengan Desi T, 25 Februari 2021
149
Wawancara dengan Juwarian, 25 Februari 2021
79

9. Menyalurkan bakat siswa


Menyalurkan bakat siswa merupakan cara yang terbaik dalam
perkembangan potensi siswa sehingga terus terasah dan dapat
meraih keberhasilan. Berdasarkan hasi observasi siswa di lapangan
peneliti menemukan adanya piala- piala para siswa dalam perlombaan
tilawah qur`an sampai jenjang provinsi. 150
10. Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba sesuai bakat
yang dimiliki peserta didik

Dalam memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba


sesuai bakat yang dimiliki peserta didik guru berupaya mencari
informasi perlombaan. Guru Dj mengatakan bahwa: “jika bakat anak
ingin tersalurkan kami sebagai guru mencari informasi ke kantor
kemenag kota dan ke kantor disan pendidikan kota”.151 Hal serupa
juga disampaikan oleh guru Dt bahwa:
“dalam mengikuti perlombaan dewan guru akan mencari
informasi dan sesekali pihak kantor kemenag kota ahan
mengkomunikasikan ke sekolah bahwa akan ada kompetisi yang akan
diselenggarakan. Dengan demikian potensi yang dimiliki para siswa
akan tersalurkan bahkan salah satu diantara para siswa meraih juara
yang terbaik”.152

Berdasarkan hasil observasi, banyak siswa yang ikut


berpartisipasi ke dalam lomba yang diselenggarakan, sehingga
kegiatan ini memberi kesempatan bagi siswa untu mengembangkan
bakat terutama dalam tilawah Al-Qur’an hal ini dibuktikan dengan
piala-piala yang ada di MTSn 2 kota Jambi.153

e. Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi Dengan Peserta Didik

150
Observasi 25 februari 2021
151
Wawancara Juwariah, 25 Februari 2021
152
Wawancara dengan Desi T, 25 Ferbuari 2021
153
Dokumentasi 25 Februari 2021
80

Kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik


dilakukan agar informasi yang dimiliki guru dapat tersampaikan
sehingga dapat meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti
proses belajar. Kemampuan berkomunikasi yang baik juga bertujuan
untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada peserta didik
agar dapat berkembang secara optimal.
Komunikasi dilakukan dengan kondisi pendidik sebagai
sumber harus berupaya agar informasi yang diberikan benar-benar
menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik. Ketertarikan inilah
yang akan menumbuhkan minat belajar dan perlahan peserta didik
dapat mengembangkan potensi pribadinya. Upaya untuk mencapai
interaksi belajar mengajar perlu adanya komunikasi yang baik antara
guru (komunikator) dengan siswa (komunikan). Sehingga terpadu dua
kegiatan yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran dan
pendidikan dimana siswa dapat sukses dalam tugas belajarnya.
Menurut Guru Dt bahwa: “komunikasi yang terjadi sebelum era
pandemi lebih baik dibandingkan dengan sekarang”.154 Pada
pembelajaran di era pandemi komunikasi terasa sulit dikarenakan
guru belum maksimal menggunakan media belajar online sehingga
komunikasi yang dilakukan hanya sebatas memberi tugas melalui
pesan Whatsapp. Guru Dj juga menambahkan:
“jika Guru sudah berusaha untuk menciptakan komunikasi
yang baik dengan mengajak siswa untuk belajar menggunakan video
conference seperti Zoom atau Google Meet namun siswa mengalami
kendala seperti tidak adanya kuota, susah sinyal, dan keterbatasan
dalam kepemilikan smartphone. Berdasarkan hasil observasi, Guru Dj
mengalami kesulitan ketika ingin mengajak siswa bergabung kedalam
zoom. Hal ini dikarenakan Guru Dj tidak mengetahui cara
menggunakan aplikasi zoom”. 155
f. Kemampuan Guru dalam Mengevaluasi Pembelajaran
Kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran menjadi
tolak ukur penting dimana pendidik harus mengetahui dan memahami

Wawancara dengan Desi T, 20 Januari 2021


154

155
Wawancara dengan Desi 27 Februari 2021
81

sejauh mana keberhasilan dalam pengajaran yang telah dilakukan,


untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar
mengajar, dan untuk memperoleh keputusan tersebut maka
diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam pembelajaran atau yang
disebut juga dengan evaluasi pembelajaran.
Dalam menentukan evaluasi pembelajaran yang baik, guru
harus melihat dari karakteristik instrumen evaluasi belajar tersebut.
Berikut beberapa kriteria instrumen evaluasi belajar.
1) Valid, artinya instrumen yang benar-benar mengukur apa yang
hendak diukur secara tepat. Guru Dj menekankan bahwa: “guru
harus bisa membuat soal atau lembar penilaian sesuai dengan
aspek yang diperhatikan seperti kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, dan indikator”.156
2) Reliabel, artinya instrumen yang digunakan mempunyai hasil yang
relatif stabil dan konsisten. Soal-soal isian singkat membantu
siswa untuk memperjelas pemahaman melalui ingatan, namun
guru juga harus membuat soal secara jelas agar mudah dipahami
oleh siswa.
3) Relevan, guru mengembangkan instrumen yang sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah
dibuat. Instrumen evaluasi belajar harus sesuai dengan tiga
domain pendidikan, seperti domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Berdasarkan hasil observasi menyatakan bahwa
guru Al-Qur’an Hadits sering memberikan evaluasi dengan
pendekatan sehari-hari kepada siswa.
4) Representatif, guru menjelaskan materi dan memberikan evaluasi
ke dalam instrumen harus benar-benar mewakili seluruh materi
yang disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Silabus
menjadi acuan dalam penyusunan instrumen sehingga semua
materi yang diujikan mencerminkan materi yang diajarkan, jika

156
Wawancara dengan Djuwairiah, 27 Feruari 2021
82

terdapat materi yang tidak dapat diujikan, maka dipilih materi yang
esensial (penting).
5) Praktis, guru harus membuat instrumen penilaian mudah
digunakan baik secara administratif (tidak rumit/ mudah
diadministrasikan) maupun secara teknis (mudah digunakan
siapapun meskipun bukan penyusun instrumen). Berdasarkan
observas, Guru Al-Qur’an Hadits sudah membuat instrumen
evaluasi dengan baik dan praktis sesuai kebutuan siswa.
6) Diskriminatif, guru AL-Qur’an Hadits sudah bisa membuat
instrumen secara detail dengan tingkat perbedaan yang tinggi.
7) Spesifik, artinya instrumen yang disusun oleh Guru Dt dan Dj
sudah spesifik sesuai dokumentasi soal-soal ulangan Al-Qur’an
Hadits yang telah dilakukan.
8) Proporsional, Guru telah membuat instrumen yang tingkat
kesulitannya berbeda-beda secara imbang.
Bentuk evaluasi yang sering dilakukan guru di MTS 2 Negeri
Kota Jambi ialah penilaian Otentik. Penilaian autentik merupakan
penilaian yang mengukur hasil belajar secara signifikan dan bermakna
yang telah dikatakan oleh guru DT bahwa:
“penilaian otentik mencakup penilaian pada ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim
dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik
merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel”.157
Selain itu, guru juga melakukan penilaian otentik berupa
penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian diri, ulangan harian,
penilaian tengah semester, dan ujian akhir semester. Berdasarkan
oservasi bahwa guru melakukan penilai yang berupa penilaian sikap,
guru sebagai bagian dari satuan pendidikan perlu secara khusus
memerhatikan ranah afektif. Dalam kurikulum 2013 komponen sikap,
baik sikap spiritual KI 1 maupun sikap sosial KI 2 tidak diajarkan

157
Wawancara dengan Desi T, 27 Februari 2021
83

dalam proses belajar mengajar, namun menjadi pembiasaan melalui


keteladanan.158
Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi
atau pengamatan, refleksi diri, penilaian “teman sejawat” (peer
avaluation)159, jurnal, dan wawancara. 160 Pada penilaian diri, Guru Dj
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi sikap.
161
(spiritual maupun sosial). Pada penilaian ini, guru Dj sering
menggunakan instrumen berupa lembar / angket penilain diri.
Penilaian diri (self assesment) merupakan teknik penilaian dimana
peserta didik menilai dirinya sendiri mengenai status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.
Setelah itu, guru juga melakukan penilaian pengetahuan.
Guru Dt menafsirkan bahwa penilaian pengetahuan merupakan
penilaian yang menilai potensi intelektual siswa yang dikembangkan
melalui pertanyaan-pertanyaan maupun kegiatan ilmiah seperti
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi.
Guru AL-qur’an Hadits melaksanakan penilaian kognitif seperti
melakukan ulangan harian, penilaian tengah semester, dan ujian
semester. Untuk penilaian proyek atau keterampilan biasanya guru Al-
Qur’an Hadist meminta siswa untuk mengirimkan video hafalan Al-
Qur’an sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Perencanaan Pembelajaran Al-Qur`an Hadits Di Madrasah


Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi

Perencanaan pembelajaran Al-Qur`an Hadits merupakan


kegiatan guru dalam mempersiapkan bahan-bahan pembelajaran

158
Obsevasi 27 Februari 2021
159
Wawancara dengan Desi T, 27 Februari 2021
160
Wawancara dengan Djuwariah, 27 Februari 2021
161
Wawancaradengan Guru 27 Februari 2021
84

untuk digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di


kelas.berdasarkan wawancara bersama guru Dt bahwa:
“kegiatan perencanaan yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits
meliputi: 1) kajian silabus, 2) perumusan indikator pencapaian
kompetensi dasar, 3) penentuan bahan sumber belajar, 4) penjabaran
kegiatan pembelajaran, 5) penentuan alokasi waktu, 6)
pengembangan penilaian pembelajaran, 7) penentuan strategi
pembelajaran, dan 8) penentuan media pembelajaran”.162

Berikut ini dikemukakan rincian temuan perencanaan


pembelajaran Al-Quran Hadits sebagai berikuti:
1. Kajian Silabus
Kajian silabus sebagai pedoman pengembangan rencana
pemelajaran (RPP) mencantumkan identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), materi pemelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Guru Al-Qur’an Hadits mengembangkan silabus
berdasarkan standar isi, dan standar kompetensi lulusan (SKL) yang
telah ditetapkan.
Panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidkan, dan
silabus Al-Qur`an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 kota
Jambi ini dikembangkan oleh guru-guru Al-Qur`an Hadits, berikut ini
wawancara bersama Ibu Dj beliau menjelaskan bahwa:
“pengembangan kurikulum dikembangkan secara mandiri, dan secara
berkelompok dengan guru dari madrasah lain yang sederajat yang
biasa disebut dengan kelompok musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP)”.163
Hasil wawancara di atas peneliti menemukan adanya
dokumen guru silabus yang sudah dikemangkan dan yang telah dikaji
dan final digunakan di MTS Negeri 2 Kota Jambi T.A 2020/2021.
b. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar

162
Wawancara dengan Desi T, 22 Januari 2021
163
Wawancara dengan Juwariah20 Januari 2021
85

Perumusan indikator pencapaian kompetensi dasar dibagi


menjadi 3, yaitu kompetensi inti-1, kompotensi inti-2, kompetensi inti-
3, dan kompetensi inti-4.
Berdasarkan hasil observasi di bawah ini tabel perumusan-
perumusan indikator pencapaian kompetensi dasar pada pada
kompetensi inti-1, kompetensi inti-2, kompetensi inti-3 dan,
kompetensi inti-4.164 Untuk menguatkan hasil observasi tersebut
peneliti menemukan adanya temuan perumusan Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar KD) Al-Qur`an Hadits di kelas VII semester
gasal dan semester genap tahun pelajaran 2020/2021. 165
c. Penentuan Bahan Sumber Belajar
Menentukan sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, dan narasumber. Berikut ini wawancara dengan Dt
mengatakan bahwa:
”untuk menentukan sumber belajar Al-Qur`an Hadits di kelas
VII Madrasah Tsanawih Negeri 2 Kota jambi didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi. Selain itu juga sebelum
menentukan sumber belajar dibutuhkan sebuah strategi yang
dijadikan panduan untuk menyusun dan merancang sumber belajar,
karena tanpa perancangan sumber belajar yang tidak didasari strategi
yang baik akan menghasilkan hasil yang kurang maksimal”.166

Secara rinci proses menentukan sumber belajar di Madrasah


Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi ditemukan dan dikemukakan
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik sumber belajar yang akan digunakan.
Mengidentifikasi karakteristik sumber belajar yang akan
digunakan terlebih dahulu mengetahui secara detil sumber belajar
yang akan digunakan dengan tujuan untuk mengukur dan
mengenalisis proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selain
itu, pemilihan sumber belajar berguna untuk mendapatkan informasi

164
Observasi 20 Januari 2021
165
Dokumentasi 20 Januari 2021
166
Wawancara dengan Desi t, 20 Januari 2021
86

yang valid dan reliabel sesuai dengan materi yang disampaikan. Dari
hasil dokumentasi, Guru Al-Qur’an Hadits menggunakan buku paket
yang diedarkan oleh pemerintah dan bekerjasama dengan penerbit
untuk siswa membeli LKS yang berisikan soal-soal latihan untuk
membantu siswa dalam memahami pembelajaran Al-Qur’an Hadits. 167

2. Sumber belajar yang akan digunakan disesuaikan dengan tujuan


pembelajaran.
Menyesuaikan sumber belajar dengan tujuan pembelajaran
dapat dilaksanakan setelah mengidentifikasi sumber belajar. Hal ini
dilakukan agar sumber belajar tidak tumpang tindih dengan materi
yang diberikan. Sumber belajar yang telah ditetapkan secara umum
mengacu pada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut ini pemaparan guru Dt
beliau menjelaskan bahwa:
”dengan adanya penilaian terhadap kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa dapat melatih kemampuan yang dimilikinya.
Tugas-tugas yang biasa diberikan guru Al-Qur’an Hadits ialah seperti
menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik seperti
melakukan teatrikal drama atau melakukan diskusi tanya jawab yang
aktif, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep
atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas
yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi”.168

3. Sumber belajar yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan


guru.
Kemampuan guru yang mengajar juga disesuaikan dengan
sumber belajar yang akan dipakai, dengan contoh jika sumber belajar
berupa file e-book atau buku digital, maka guru harus terampil dalam
mengakses search engine dengan kata kunci yang tepat dan dapat
membuka file buku digital tersebut. Contoh lain ketika pembelajaran
menggunakan media elektronik seperti komputer, maka guru dituntut
harus bisa menggunakan komputer.

167
Dokumentasi 27 Februari 2021
168
Wawancara dengan Desi T, 27 Feruari 2021
87

4. Sumber belajar yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan


siswa.
Adapun sumber belajar yang digunakan di MTsN 2 Kota
Jambi khususnya di kelas VII mata pelajaran Al-Qur`an Hadits sudah
disesuai dengan dengan kebutuhan para siswa. Sebagai mana yang
terdapat di madrasah-madrasah ada banyak hal perbedaan
karakteristik madrasah, termasuk kemampuan yang diunggulkan,
namun ada juga kelemahan peserta didik yang disebabkan perbedaan
fasilitas antar madrasah satu sama lainnya, oleh karena itu
penyesuain sumber belajar dengan kebutuhan peserta didik penting
diperhatikan.169
Berikut ini wawancara bersama guru Dt, beliau menjelaskan
bahwa: “dengan memperhatikan yang demikan, kemudian guru Al-
Qur`an Hadits dapat mentukan sumber belajar apa yang bisa
dipakai”.170 Hal serupa juga disampaikan oleh Dj bahwa:
“untuk menentukan sumber belajar di kelas VII kami para guru
terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta memahi materi pokok yang akan diajarkan kepada para siswa.
Dengan demikian, kedua guru baru dapat menentukan sumber belajar
yang digunakan”.171

Adapun buku pelajaran/buku paket yang dipinjamkan kepada


para siswa, serta buku pegangan para guru yang disediakan dari
sekolah yaitu memakai buku yang sesuai dengan KMA 183 tahun
2019, serta menggunakan buku-buku yang relevan, dan
menggunakan kita suci Al-Qur`an terjemahan.172

d. Penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus


Sesuai dengan observasi dilapakan bahwa para guru Al-Qur`an
Hadits sebelum melaksakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu
mereka menjabarkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
169
Observasi 5 Januari 2021
170
Wawancara dengan Guru MTs N2, 20 Januari 2021
171
Wawancara dengan Djuwariah, 20 Januari 2021
172
Observasi 20 Januari 2021
88

silabus dan mereka menyesuaikannya sesuai dengan kondisi siswa di


kelas. Hal senada juga disampaikan oleh Dj bahwa: “sebelum
pembelajaran dilaksanakan penjabaran kegiatan pembelajaran sudah
dipersiapkan sebelumnya”.173 Secara rinci penjabaran kegiatan
pembelajaran ditemukan dan dikemukakan sebagai berikut:
1) Menentukan judul materi
2) Menentukan sumber belajar
3) Menentukan metode
4) Menentukan media, dan menentukan
5) Lokasi belajar.174
Dengan menjabarkan kegiatan di atas guru Dj memperjelas
bahwa: ”pembelajaran dapat mempermudah, atau memperlancar
serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.175 Berikut rincian
strategi yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran:

a. Menggunakan media saat belajar


Menggunakan media saat pemelajaran dapat membantu
proses pemelajaran hal ini, guru Dj mengatakan bahwa:
“memanfaatkan media sangat membatu dalam proses
pembelajaran. Sesuai dengan fungsinya, media pembelajaran dapat
membantu guru dalam menyampaikan pesa-pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya agar lebih mudah di mengerti, lebih
menarik dan lebih menyenangkan”.176

Guru Dt juga menambahkan bahwa:


“dengan adanya media pembelajaran dapat mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang biasa dipakai guru
dalam mengajar materi Al-Qur’an Hadits di sekolah seperti media
visual (Al-Qur’an dan Buku paket), media audio, media audio visual
(Infokus dan Laptop).177

b. Mengelola kelas dengan efektif

173
Wawancara dengan Desi. T, 15 Februari 2021
174
Observasi 15 Februari 2021
175
Wawancara denga Desi T, 15 Februari 2021
176
Wawancara dengan Juwariah, 21 Februari 2021
177
Wawancara dengan Djuwariah 21 Februari 2021
89

Mengelola kelas secara efektif disini guru dapat mengusai


kelas saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara,
guru Dj dan Dt mengatakan bahwa:
“guru mampu mengelola kelas agar siswa aktif ketika
pembelajaran berlangsung dengan memerhatikan penataan ruang
kelas, mengantisipasi kondisi kelas, menerapkan aturan dengan tegas
namun bersahabat, memastikan siswa tetap fokus, serius namun
tetap menyenangkan, dan tidak membiarkan waktu pembelajaran
yang bersisa kosong. 178

c. Mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan


sehari-hari

Mengaitkan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari


dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan, hal ini dapat dijelaskan oleh guru Dt, bahwa: ”dalam
pembelajaran, ketika guru menyampaikan materi dapat mengaitkan
materi pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa”.179
Dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa, maka siswa dapat
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar. Guru Dj
mengatakan bahwa:
”siswa dapat aktif dan muncul berpikir kritisnya dengan cara
mengatur situasi pro-kontra dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terbuka dan mengajak siswa menahan diri untuk dapat
berdiskusi secara ilmiah dan tidak mengintervensi orang lain. Selain
itu, guru juga dapat menerapkan metode active knowledge sharing.
Guru juga memberikan kesempatan belajar kepada sesama teman
sejawat agar siswa mendapatkan umpan balik serta memberikan
motivasi dan membuat siswa lebih berani untuk menyampaikan
pendapat di depan umum”.180
Adapun metode yang digunakan oleh guru dalam
meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an pada saat
pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode:
a. Metode Baghdadi

178
Wawancara dengan guru Desi T, 21 Februari 2021
179
Wawancara dengan Guru Djuwariah, 21 Februari 2021
180
Wawancara dengan Guru Desi T, 21 Februari 2021
90

Metode baghdadi ini merupakan metode pembelajaran Al-


Qur’an dengan cara dieja per hurufnya. Cara mengajarkannya dimulai
dengan mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, kemudian tanda-tanda
bacanya dengan dieja/diurai secara pelan. Berdasarkan hasil kaji dari
beberapa literatur didapat bahwa metode ini telah sanggup membawa
anak-anak lebih mudah dan lebih cepat dalam belajar Al-Qur’an.
Berikut ini penjelasan guru Dt tentang adapun faktor
pendukung metode al-baghdadiyyah ini yaitu:
1) Siswa akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan
materi, siswa sudah hafal huruf-huruf hijaiyah,
2) Siswa yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi
selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
Adapun faktor penghambatnya yaitu:
1) Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf
hijaiyah dahulu dan harus dieja,
2) Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadzustadznya dalam
membaca, dan
3) Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja. 181

b. Metode Iqro’
Metode iqra adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang
menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan
iqra‟ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi
tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Metode iqra ini dalam
prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih).
Bacaan langsung tanpa dieja. Berikut ini wawancara bersama guru Dj
beliau menjelaskan bahwa: “adanya faktor pendukung dan ada faktor
penghambat dalam penerapan metode iqra`.” 182 Berikut ini rincian
faktor pendukung dan faktor penghambat yang peneliti temukan.
Adapun faktor pendukung metode iqra ini yaitu:
1) Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif
melainkan siswa yang dituntut aktif,

Wawancara dengan guru Desi T, 1 Maret 2021


181

182
Wawancar dengan Djuwariah, 1 Maret 2021
91

2) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara


bersama) privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi
jilid-nya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah),
3) Komunikatif artinya jika santri mampu
membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan
sanjungan, perhatian dan peng-hargaan;
4) Bila ada santri yang sama tingkat pelajaran-nya, boleh dengan
sistem tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang
lainnya menyimak,
Sedangkan faktor penghambat sebagai berikut:
1) Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini;
2) Tak ada metode mengajar;
3) Tak dianjurkan menggunakan irama murottal. 183
c. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan suatu cara menyampaikan
materi pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada
anak didik atau khalayak ramai, ciri yang menonjol dalam metode
ceramah pada pelaksanaan pengajaran di kelas adalah peran guru
sangat dominan, adapun murid mendengarkan dengan teliti dan
mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru didepan kelas.
Guju Dj menjelaskan bahwa:
”pada saat di kelas guru Al-Qur’an Hadits menjelaskan salah
satu contoh pokok bahasan meyakini Al-Qur’an dan Hadits sebagai
pedoman hidup, maka guru mulai bercerita mengenai asal-usul
kewajiban mengimani al-qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup
melalui dalil dan menerangkan materi pembelajaran langsung kepada
siswa.184

d. Metode tanya jawab


Metode tanya jawab adalah suatu metode didalam pendidikan
dan pengajaran dimana guru mengajukan pertanyaan terhadap siswa,

183
Observasi, 1 Maret 2021
184
Observasi 24 Februari 2021
92

dan siswa yang menjawabnya tentang bahan materi yang ingin


diperolehnya. Guru Dt mengatakan bahwa:
” metode tanya jawab sangat bagus diterapkan agar guru
mengetahui sudah sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa.
Adapun prakteknya di lapangan, kedua guru Al-Qur’an Hadits setelah
menerangkan materi yang sedang dibahas dengan metode ceramah
akan meminta siswa untuk bertanya mengenai penjelasan materi.
Sehingga tercipta diskusi aktif didalam kelas”.185

e. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-
kelompok belajar) untuk mengadakan perbincangan tentang tanda
baca dalam al-Qur`an atau yang disebut dengan harokat panjang
pendeknya bacaan Al-Qur`an, dalam penerepan metode diskusi ini
siswa diajak berdiskusi untuk mencari hukum bacaan yang terdapat di
Al-Qur`an dan sekaligus mempraktekkan pelafalannya. Dengan
demikian siswa akan mengetahui hukum bacaan Al-Quran. 186
f. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas bermanfaat untuk memahami makna
dari materi yang diajarkan. Metode pemberian tugas ini efektif
digunakan untuk membantu pemahaman siswa terhadap bagaimana
cara memaca Al-Qur`an yang fasih walaupun suara siswa tidak
merdu. Berikut wawancara bersama Guru Desi menjelaskan bahwa:
”Penerapan metode pemberian tugas dalam proses
pengajaran Al-Qur’an Hadits dilakukan untuk membiasakan siswa aktif
untuk membaca Al-Qur’an, mengetahui cara-cara membaca Al-qur’an
dengan baik dan benar. Dengan demikian akan menambah semangat
siswa untuk berlatih membaca Al-Quran”.187

Penerapan metode pemberian tugas sangat efektif dalam


proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits khususnya dalam segi
pencapaian psikomotorik. Siswa dapat lebih memahami bagaimana

185
Observasi 24 Februari 2021
186
Observasi 24 Februari 2021
187
Wawancara dengan Guru Djuwairiah, 24 Februari 2021
93

cara melafalkan huruf-huruf sesusi dengan makhrionya yang diajarkan


dengan cara melaksanakan langsung tugas yang diberikan sesuai
dengan contoh-contoh yang telah dijelaskan. Selain meningkatkan
keaktfian siswa dalam belajar pemberian tugas juga akan memupuk
rasa tanggung jawab dan disiplin kerja siswa dalam hal-hal tugas
perorangan.
g. Metode menghafal
Metode menghafal diartikan sebagai aktifitas menanamkan
materi verbal didalam ingatan, sesuai dengan materi asli. Berikut
wawan cara bersama Dj mengatakan bahwa:
“Dengan menerapkan metode menghafal dapat kita pahami
menghafal merupakan sebuah proses untuk menanamkan sebuah
materi kedalam ingatan sesuai dengan materi asli sehingga tanpa
melihat dapat mengucapkan sesuai dengan tulisan atau lafadznya.
Contohnya, ketika guru meminta siswa untuk menghafal dalil Al-
Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk hidup pada surat Ali – Imran
ayat 3 sampai 4”. 188

Menurut guru Al-Qur’an Hadits untuk menghafal seseorang


memiliki cara atau metode yang berbeda, metode yang dikenal itu ada
tiga yaitu:

”Metode S (seluruhnya) yaitu membaca satu halaman dari


baris pertama sampai akhir secara berulang-ulang sampai hafal,
Metode B (bagian) orang menghafal ayat demi ayat, kalimat demi
kalimat yang dirangkai sampai satu halaman, Metode C (campuran)
yaitu kombinasi antara metode S dan B, mula-mula dengan membaca
satu halaman berulang-ulang kemudian pada bagian tertentu dihafal
sendiri, kemudian diulang kembali secara keseluruhan”.189
Selain itu, menurut guru Dt mengatakan bahwa: ”ada
beberapa faktor pendukung dalam terealisasinya kegiatan menghafal,
faktor pendukung antara lain”.190 Berikut ini rincian faktor pendukung
dan faktor penghamat yang peneliti temukan:
1) Instruktur atau guru merupakan seorang hafidz.

188
Wawancara dengan guru Desi T, 18 Maret 2021
189
Wawancara dengan guru Desi T, 18 Maret 2021
190
Wawancara dengan Djuwariah, 1 April 2021
94

2) Instruktur atau guru memiliki keahlian dan pengalaman dalam


menghafal Al-Qur’an dan menguasai ilmu Al-Qur’an.
3) Faslitas yang memadai. Fasilitas yang dimaksud ialah tersedianya
tempat yang nyaman, Al-Qur’an dan terjemahan yang jelas.
4) Kerjasama yang baik antara guru, wali murid dan peserta didik itu
sendiri.
Adapun faktor penghambat dalam proses menghafal adalah:
1) Kurang kesungguhan dari siswa karna menghafal bukan dari
kemauan pribadi melainkan sebuah keterpaksaan.
2) Banyak pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa
3) Tidak senantiasa mengulang-ulang hafalan yang sudah dihafal
sehingga menjadikan hafalan hilang atau harus mengafal
ulang.191
e. Menentukan alokasi waktu
Menentukan alokasi waktu merupakan tahap penentuan dimana
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum semuanya dapat dicapai
oleh siswa. Berikut ini wawancara dengan guru Dt beliau mengatakan
bahwa: ”Menentukan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam
pelajaran dan disesuaikan dengan struktur kurikulum yang berlaku
serta menyesuaikan dengan materi pelajaran yang harus dipahami
oleh para siswa”.192 Berdasarkan hasil temuan dilapangan ditemukan
beberapa cara guru dalam menentukan alokasi waktu diantaranya:
1. Menghitung alokasi waktu semester
Dalam menghitung alokasi waktu semester terlebih dahulu
mengkaji kegiatan yang dilaksanakan dalam semester yaitu kegiatan
tatap muka, praktek, mid semester, ujian semester, dan kegiatan
pembelajaran lainnya.193
2. Menghitung alokasi waktu mingguan

191
Dokumentasi, 1 April 2021
192
Wawancara dengan Desi T, 15 April 2021
193
Dokumentasi, 15 februari 2021
95

Menghitung alokasi waktu mingguan disini, yaitu mengitung


jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam
mata pelajaran seluruhnya termasuk muatan lokal, dan ditambah
jumlah jam pengembangan diri.
3. Menghitung alokasi waktu harian
Menghitung alokasi waktu harian dihitung dari banyaknya hari
yang terdapat dalam kelender pendidikan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Adapun cara menghitung alokasi waktu harian
yaitu, hari keseluruhan (HK)-(hari libur+agenda pendidikan yang
ditetapkan) = hari efektif (HE) 194 Upaya mendapatkan validitas data
berkaitan dengan penentuan alokasi waktu peneliti melakukan
wawancara kepada beberapa guru. Penuturan Ft,Zn, dan Sd
mengatakan bahwa: ”menentukan alokasi waktu disusun oleh semua
majelis guru sebelum memasuki tahun ajaran baru”.195
Penentuan alokasi waktu di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Kota Jambi dalam kegiatan pemelajaran Al-Qur`an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi satu kali pertemuan
dalam sepekan yaitu, 2 kali 40 menit atau 2 jam pelajaran dalam
seminggu, berikut penjelasan kepala MTsN. 2 beliau mengatakan
bahwa:”jika kurang waktunya untuk praktek membaca Al-Qur`an’
maka para guru berkoordinasi dengan orang tua siswa, untuk mencari
solusi yang terbaik”.196

f. Menyusun instrumen penilaian


Menyusun instrument penilaian merupakan tahap penentuan
keberhasilan dalam pembelajaran, hal ini peneliti melakukan
wawancara dengan Dj beliau mengatakan bahwa: “berhasilnya suatu
pembelajaran dapat dilihat dari hasil nilai siswa dalam menjawab soal-

194
Dokumentasi 15 Februari 2021
195
Wawancara dengan para guru Al-Qur`an Hadits, 15 Februari 2021
196
Wawancara, 15 Februari 2021
96

197
soal pentanyaan yang diajukan guru. Hal senada juga
disampaikan oleh Dt bahwa: “untuk mengetahui perkembangan
pembelajaran dan menyimpulkan hasil pencapaian pembelajaran
dapat dilihat dari nilai para siswa.” 198
Hasil wawancara di atas dikuatkan dengan dokumentasi yang
diperoleh dilapangan bahwa para guru di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Kota Jambi menyusun instrument penilaian. Mententukan
Kompetensi Inti (KI-3), menentukan Kompetensi Dasar (KD), materi
pelajaran, menguraikan indikator, mentukan bentuk soal, mentukan
tingkat kesulitan, dan menentukan nomor soal .199 Berikut ini ditemukan
langkah-langkah menyusun instrumen tes tertulis yang meliputi:

1. Menentukan tujuan
Pada penyusunan tes tertulis, Guru Dt dan Dj menetapkan
tujuan tes terlebih dahulu. Tes yang memiliki tujuan untuk mengetahui
penguasaan materi pelajaran peserta didik setelah diajarkan, berbeda
jenis dan isinya dengan tes yang memiliki tujuan mengetahui kesulitan
belajar peserta didik (diagnostic test), penempatan (placement test),
atau seleksi.
2. Menyusun kisi-kisi
Pada bagian ini, Guru Al-Qur’an Hadits menyusun kisi-kisi. 200
Kisi-kisi yang dibuat ialah berbentuk matriks yang digunakan sebagai
pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes. Dengan adanya
kisi-kisi, dapat dihasilkan soal yang sama (paralel) dari segi
kedalaman dan cakupan materi. Komponen kisi-kisi terdiri atas
identitas dan matriks. Identitas meliputi jenjang pendidikan,
program/jurusan, mata pelajaran, kurikulum, dan jumlah soal. Matriks
berisi kompetensi dasar, materi, indikator soal, level kognitif, nomor

197
Wawancara Guru Djuwariah, 15 Maret 2021
198
Wawancara denga Guru Desi T, 15 Maret 2021
199
Dokumentasi 15 Maret 2021
200
Observasi 15 Maret 2021
97

soal, dan bentuk soal. Berikut ini rincian syarat kisi-kisi yang baik
diantaranya sebagai berikut:
a) Mewakili isi kurikulum/kompetensi;
b) Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
c) Dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal
yang ditetapkan.
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan minimal yang
harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran
tertentu sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh satuan
pendidikan. Dari KD tersebut, diidentifikasi materi yang akan diujikan
dan dirumuskan indikator soalnya. Dalam pembuatan soal, pendidik
memilih materi esensial.
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat diperkuat dengan
wawancara bersama guru Dt bahwa: ”dalam pemilihan materi,
penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan 4 aspek”.201 Adapun
aspek- aspek tersebut sebagai berikut:
a) Urgensi, maksudnya soal yang diujicobakan harus mewakili
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa yang dapat dilihat dari
ketuntasan belajar pada saat pemberian latihan;
b) Relevansi, materi yang dipelajari sangat diperlukan dan dapat
digunakan untuk mempelajari materi di bidang lain;
c) Kontinuitas, materi yang dipilih harus berkesinambungan dengan
materi sebelumnya, atau pendalaman materi dari yang sebelumnya
pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antarjenjang;
dan
d) Keterpakaian, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi
dalam kehidupan sehari-hari.
Penyusunan kisi-kisi disesuai berdasarkan indikator, indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi,

201
Wawancara dengan Desi T, 15 Maret 2021
98

mata pelajaran, dan satuan pendidikan. Berikut ini peneliti


menemukan rincian syarat indikator yang baik:
a) Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur;
b) Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur;
c) Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih; dan
d) Dapat dibuatkan soalnya.202
Dalam merumuskan indikator, Guru Dt dan Dj sama-sama
menggunakan stimulus. Stimulus dapat berupa wacana, tabel, grafik,
diagram, kasus, dan gambar. Satu stimulus dapat digunakan untuk
beberapa butir soal. Bentuk soal pilihan ganda menggunakan satu
kata kerja operasional dan bentuk soal uraian menggunakan satu atau
lebih kata kerja operasional. Untuk menguatkan hasil obsevasi
tersebut peneliti menemukan temuan bahwa guru Al-Qur`an Hadits
menyusun kisi-kisi soal Al-Qur`an Hadits.203

3. Menyusun soal
Berdasarkan hasil wawancara bersama Guru Dt, mengatakan
bahwa:

”Dalam penulisan soal tes prestasi belajar, seperti ulangan


harian, tes formatif, sumatif, dan ujian sekolah, guru perlu memiliki
pengetahuan tentang proses penjabaran kompetensi dasar menjadi
indikator soal. Indikator soal dibuat untuk melihat ketercapaian
kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum”.204

4. Menelaah, dan
Telaah soal dilakukan untuk mengecek kembali kesesuaian
antara soal dengan tujuan pembelajaran. Tak hanya itu, pada proses
ini guru harus mampu melihat keterlaksanaan pemberian soal sesuai
dengan waktu dan kondisi siswa. Guru Al-Qur’an Hadits juga

202
Dokumentasi 15 Maret 2021
203
Dokumentasi 15 Maret 2021
204
Wawancara dengan Dj, 18 Maret 2021
99

memperhatikan tingkat pemahaman siswa melalui soal-soal yang


205
dibuat dengan menggunakan kata kerja operasional seperti:
a) Penafsiran
Peserta didik mampu menafsirkan soal sesuai dengan
pemahaman yang dimiliki. Guru Dj memberikan contoh soal dalam
kehidupan sehari-hari seperti “Pak Ahmad adalah seorang pegawai
negeri yang sangat patuh dan disiplin dalam bekerja mengabdi pada
negara, menurut Pak Ahmad mengabdi pada negara adalah sebagian
dari iman, sikap Pak Ahmad merupakan salah satu penerapan Al-
Qur’an dan hadis dalam kehidupan. Guru berharap siswa dapat
menafsirkan pertanyaan dan menjawab sesuai dengan pembelajaran
yang sudah diajarkan.206
b) Mencontohkan
Soal dengan kata kerja operasional ini digunakan guru pada
bentuk soal essay. Guru Dj bermaksud agar siswa dapat
mengeksplorasi contoh penerapan iman kepada Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Mengklarifikasi
Menurut Guru Dt bahwa:
“Tingkat pemahaman siswa dapat diukur saat siswa dapat
mengklarifikasi pendapatnya secara jelas dan tepat. Sehingga
penilaian siswa dilihat dari saat siswa memiliki pengampilan
keputusan dan mempertahankan pendapatnya pada saat tanya jawab
maupun diskusi”.207

d) Meringkas
Guru menilai tingkat pemahaman siswa melalui catatan-
catatan yang dibuat oleh siswa. Berikut pemaparan guru Dt bahwa:
“meringkas dapat menilai, bahwa siswa yang mencatat dengan

205
Observasi, Maret 2021
206
Dokumentasi 15 Maret 2021
207
Wawancara dengan Djuwariah, 15 Maret 2021
100

menggunakan peta konsep pemahamannya berbeda dengan siswa


yang mencatat materi hanya dengan menyalin saja”.208
e) Menarik inferensi
Tingkat pemahaman siswa juga dapat dinilai pada saat siswa
membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru Dt menekankan: “bahwa membuat kesimpulan dapat membantu
memperluas wawasan dan mengembangkan keterampilan siswa
dalam penyelesaian masalah yang diberikan, sampai pada akhirnya
kemampuan mereka berkembang secara utuh”.209
f) Membandingkan
Pemahaman siswa dapat dilihat ketika siswa mulai dapat
membandingkan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain.
Hal ini disampaikan oleh guru Dj, ketika siswa mulai aktif berdiskusi
terdapat perbedaan pendapat yang terjadi antar siswa. Dan kondisi
ini menggambarkan bahwa siswa sudah dapat membandingkan
antara pernyataan-pernyataan tersebut.
5. Merevisi.

Merevisi dapat dilakukan setelah soal diujicoba ke beberapa


siswa. Pada proses ini, guru harus mengetahui kekurangan dari soal
yang dibuat dan berusaha untuk memperbaiki soal yang bisa jadi tidak
sesuai dengan karakteristik siswa.210

g. Menentukan strategi pembelajaran remedial


Menentukan strategi pembelajaran remedial merupakan kegiatan
pembelajaran dimana siswa yang tidak tuntas untuk mengulang
kembali pelajaran yang sudah pernah dipelajari. Penilaian dapat

208
Wawancara dengan guru Desi T, 18 Maret 2021
209
Wawancara dengan Guru Djuwariah, 18 Maret 2021
210
Dokumentasi 18 Maret 2021
101

dikatakan tuntas yakni tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM)


yang sudah ditentukan oleh guru, jika ada siswa yang nilaianya
dibawah KKM yang sudah ditentukan oleh guru, maka perlu diadakan
pembelajaran remedial.
Berikut ini wawancara dengan Dj, mengatakan bahwa: “proses
remedial bertujuan untuk membantu siswa memahami kesulitan
belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan belajar
siswa dan memperbaiki cara belajar dan sikap belajar siswa dan
mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal”. 211
Hal serupa juga disampaikan oleh Dt bahwa: ”jika ada siswa
yang nilainya dibawah KKM, maka siswa tersebut wajib mengikuti
remedial yang telah dijadwalkan oleh guru bidang studi, dengan tujuan
agar siswa tersebut dapat memperoleh nilai yang bagus, atau dapat
mencapai nilai di atas KKM”.212 peneliti menemukan hal ini dilapangan
dengan ditemukannya jadwal remedial.213
h. Menentukan media, alat, bahan dan sumber belajar
Media, alat, dan sumber belajar merupakan hal yang
menentukan ketuntasan dalam proses pembelajaran.hal ini dijelaskan
oleh Dj bahwa: “Ketersediaan media pembelajaran membantu guru
dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada
siswa, sehingga materi lebih mudah dimengerti, lebih menarik
penyajiannya, dan menyenangkan bagi siswa dalam belajar”.214
Berdasarkan hasil wawancara, selanjutnya guru Al-Qur’an Hadits
menjelaskan bahwa:
“menentukan langkah-langkah pembelajaran agar materi yang
disampaikan berurutan seperti menentukan tujuan pembelajaran,
memotivasi peserta didik, menyajikan informasi, mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok, evaluasi dan memberikan

211
Wawancara dengan Guru Desi T, 18 Maret 2021
212
Wawancara dengan Guru Djuwariah, 18 Maret 2021
213
Dokumentasi 18 Maret 2021
214
Wawancara dengan Guru Desi, 18 Maret 2021
102

penghargaan kepada siswa atas ketuntasan belajar yang telah dicapai


pada hari tersebut”.215

3. Kompetensi Pedagogik guru Al-Qur’an Hadits dalam


meningkatkan Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di MTs 2
Kota Jambi

Kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadits dalam


meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa di MTsN 2
Kota Jambi dapat diterapkan guru Al-Qur`an Hadis dengan
beberapa cara yaitu dengan menerapkan berbagai macam metode,
dimana metode sangat berperan penting dalam pembelajaran.
Observasi yang dilakukan di MTsN2 Kota Jambi dalam
pembelajaran Al-Qur`an Hadits dimana guru saat mengajar secara
online mereka menerapakan beberapa metode diantaranya:
a. Metode Qiroati
Mitode qiraati merupakan metode ini menekankan pada
penguasaan melafalkan makhrojul huruf dan tajwid serta membaca
Al-Quran dengan tartil. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
bersama guru Dj dan Dt tersebut menyatakan bahwa:
“ketika melaksanakan pembelajaran Al-Quran Hadits tentang
membaca Al-Qur`an kami menerapkan metode qiroati, karena
metode ini lebih menekankan pada pelafalan huruf serta
menekankan pada tajwid dengan demikian siswa leih mudah
mengerti atau memahaminya selain itu juga metode ini langsung
mempraktekkan siswa satu persatu membaca Al-Qur`an”.216

Untuk menguatkan hasil wawancara di atas peneliti juga


melakukan observasi bahwa kedua guru Al-Qur`an Hadits
menerapkan metode Qiroati. Dengan mengguna metode ini para
siswa sangat antusias dalam meningkatkan kualitas membaca Al-
Qur`an. Metode qiroati yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Kota Jambi, menggunakan media Vidio melalui

215
Wawancara dengan guru Djuwariah, 18 Maret 2021
216
Wawancara dengan guru Desi T, 16 Maret 2021
103

Handphone guru, dan gurunya yang langsung yang menjadi media.


217

b. Metode Iqra`
Metode Iqra` ini merupakan metode membaca Al-Qur’an yang
menekankan langsung pada latihan membaca. Hasil observasi
penelit di MTs N 2 Kota Jambi, peneliti menemukan disetiap kelas
ada beberapa Iqra` yang dipakai oleh beberapa siswa untuk
membacanya, ternya masih ada beberapa siswa yang kurang
mampu membaca Al-Quran secara lancar.
Untuk menguatkan hasil observasi tersebut peneliti melakukan
wawancara kepada guru Al-Qur`an Hadits, menurut penjelasan
guru Dt bahwa: “masih ada beberapa siswa yang kurang mahir
membaca Al-Qur`an”.218 Hal senada juga diperjelas oleh guru Dj
beliau mengatakan bahwa:
“disetiap kelas VII masih ada beberapa siswa yang kurang
lancar mengaji Al-Quran, maka dari itu kami selaku guru Al-Quran
Hadits meletakkan buku Iqraa` disetiap kelas dengan tujuan
mempermudah siswa untuk berlatih, karena setiap pagi sebelum
memulai pelajaran ada program pembiasaan mengaji disetiap kelas
dengan adnya program pemiasaan membaca Al-Qur`an para siswa
berpacu untuk meningkatkan kuaalitas membaca Al-qur`annya”.219

Adapun buku panduan iq ra‟ terdiri dari 6 jilid di mulai dari


tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan
yang sempurna. Metode iqra ini dalam prakteknya tidak
membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan
pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan
langsung tanpa dieja. Pada metode iqra` ini guru tidak
memanfaatkan media, jika ada siswa yang sangat lemah membaca
Al-Qur`an, maka guru menyarankan belajar sesama teman yang
sudah fasih bacaan Al-Qur`annya.220
217
Observasi 18 Maret 2021
218
Wawancara dengan guru Djuwariah, 18 Maret 2021
219
Wawancara dengan guru Desi T, 18 Maret 2021
220
Observasi 16 Maret 2021
104

c. Metode Tilawah
Metode tilawah ini mendapati kesulitan ketika mengajar. Hal ini
membuat para pengajar Al Qur’an Hadits berkreasi mencari metode
yang mudah dan menyenangkan sehingga membuat para siswa
tidak merasa bosan. Salah satu metode belajar Al Qur’an yang
diterapkan di MTsN 2 Kota jambi adalah metode tilawati. Metode ini
menekankan bagaimana mengajarkan Al Qur’an kepada murid
dengan pendekatan seni. Optimalisasi otak kanan dalam belajar Al
Qur’an akan lebih menyenangkan sehingga para siswa tidak
merasa bosan saat belajar. Dalam penerapan metode tilawah, di
MTsN 2 Kota Jambi sudah aktif menggunakan media yang berupa
media Al-Qur`an Digital dengan memanfaatkan media ini guru
merasa terbantu.221 Adapun penggunaan metode tilawah
merupakan metode yang menggunakan lagu, melalui media lagu,
penguasaan makhoj huruf dan tajwid.
Berikut wawancara peneliti terhadap guru Dt beliau
“menjelaskan bahwa ada kelebihan metode tilawah. Metode
tilawah menekankan pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler karena latihan lebih khusus dan waktunya juga leih
panjang dengan menggunakan metode klasikal, maksudnya guru
Al-qur`an hadits langsung mempraktekkan cara melantunkan
metode tilawah.” 222
Hal senada juga diperjelas oleh guru Dt bahwa:
“metode tilawah juga sangat menekankan pengajaran dengan
pendekatan seni dengan melagukan setiap marteri ajar. Seperti
yang ada di dunia seni baca Qur’an ada gaya rosy, bayati, syika,
nahawan dan lain-lain. Gaya-gaya seperti itu kita gunakan pada
setiap materi pelajaran.”223
Dampak metode tilawah bagi para siswa mereka tertarik
mengikuti kelas tambahan atau jam tambahan di luar jam pelajaran
(ekstrakurikuler) agar mereka lebih fokus lagi dalam berlatih,
alhamdulillah, para siswa tidak mengalami kebosanan dalam
kegiatan belajarnya. Metode ini juga dapat menjadi alternatif bagi
221
Observasi 16 Maret 2021
222
Wawancara dengan guru al-Qur`an Hadits, 20 Maret 2021
223
Wawancara dengan guru Desi T, 20 Maret 2021
105

para pengajar yang menemui masalah dalam cara


pembelajarannya. Jika para siswa merasa bosan,
kurang konsentrasi dalam belajar, atau kesulitan dalam pembagian
waktu, maka di tilawati penyajian materi menjadi sangat
mengasyikkan, baik terhadap siswa maupun gurunya.
Untuk menguatkan hasil wawancara dan hasil observasi di atas,
peneliti menemukan adanya piala siswa yang meraih juara tilawah
Qur`an.224
d. Metode Demontrasi
Berdasarkan wawancara dengan guru Dj., beliau menjelaskan
bahwa:
”penerapan metode demonstrasi untuk menghadapi siswa yang
kesulitan membedakan harokat, ditambah pemberian tugas di
rumah untuk menghapal dengan lancar juz ke 30 atau yang disebut
dengan surat pendek yang bertujuan untuk memperlancar siswa
membaca Al-Qur`an”.225

Statemen ini diperjelas oleh guru Dt., bahwa: “dalam


meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa, guru
mencontohkan cara membaca Al-Qur`an dengan fasih, selanjutnya
siswa mempraktekkannya.226 Penggunaan metode demonstrasi
dapat diterapkan dengan syarat guru memiliki keahlian dalam
membaca Al-Qur`an dengan suara yang merdu yang bertujuan
untuk memotivasi terhadap siswa yang mana dengan suara yang
merdu siswa jadi bersemangan dalam berlatih membaca Al-Qur`an.
Upaya lain yang dilaksanakan guru dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur`an siswa yaitu dengan
menggunakan strategi dengan melakukan bimbingan secara
individu terhadap beberapa orang siswa untuk berlatih lebih extra
dengan menambah waktu diluar jam pelajaran. Dan juga
memberikan kesempatan kepada teman sejawat untuk menyimak
224
Dokumentasi 20 Maret 2021
225
Wawancara dengan guru Djuwariah, 16 Maret 2021
226
Wawancara dengan guru Desi T, 16 Maret 2021
106

bacaan al-Qur`an temannya.227 Dengan cara tersebut guru merasa


terbantu.
Adapun strategi lain yang dilaksakan guru Al-qur`an Hadits
dalam peningkatan kemampuan membaca Al-Qur`an siswa yaitu
dengan bekerja sama guru dengan orang tua siswa yang tujuannya
orang tua dapat mengontol anaknya dirumah untuk mendapingi
anaknya dalam latihan membaca Al-Qur`an. Hal diperjelas oleh Dt,
bahwa: “Apabila anaknya kurang mampu membaca al-Quran
dengan fasih maka orang tua akan mendatangkan guru khusus ke
rumah siswa atau siswa belajar ke rumah guru”.228 Dengan
demikian mempermudah dan memperlancar siswa dalam
membaca Al-Qur`an.
Selain itu, upaya Guru dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an merupakan kegiatan-kegiatan atau cara-cara
yang dilakukan dengan sengaja untuk memperbaiki kemampuan
membaca al-Qur’an siswa. Oleh karena itu, untuk guru Dt dan Dj
selaku guru pengampu bidang study Al-Qur`an Hadts perlu
memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan
hasil pembelajaran al-Qur’an. Guru Dt dan Dj menjelaskan bahwa:
”upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an di MtsN 2 Kota Jambi secara garis besar dapat
dilakukan dengan beberapa cara salah satu contoh yang sudah
diterapkan seperti:
1. Upaya melalui optimalisasi kegiatan intra kurikuler.
Pihak sekolah melakukan kegiatan pembelajaran al-Qur’an
setiap hari kecuali hari Jum’at dan Sabtu pada pukul 07.00-08.00
atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. 229

Materi yang diberikan kepada siswa adalah tajwid dan tahsin.


Untuk menghindari kejenuhan siswa, materi yang diajarkan
secara silih bergantisetiapharinya. Upaya yang dilakukan oleh

227
Observasi 16 Maret 2021
228
Wawancara dengan guru Desi T, 16 Maret 2021
229
Wawancara dengan guru Al-Qur`an Hadits, 20 April 2021
107

guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an


melalui kegiatan belajar mengajar (KBM) ini menggunakan cara:
a. Melakukan pembelajaran secara intensif diadakan tadarus
surat pendek dan do’a-do’a harian. Pembelajaran tersebut
dilaksanakan pada pagi hari yakni pukul 07.00-08.00 WIB.
b. Dengan tes praktek membaca Al-Qur’an satu per satu.
c. Tes hafalan surat pendek dan do’a-do’a harian setiap
minggu.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa guru Dt dan
guru Dj dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an
siswa mereka menerapkan metode yang disesuaikan dengan
materi pembelajaran al-Qur’an.230 Guru dapat memakai metode-
metode yang dipandang cukup efektif untuk pembelajaran
membaca al-Qur’an. Unsur waktu dan bobot tujuan juga perlu
diperhatikan.
2. Upaya melalui kegiatan ekstra kurikuler pembelajaran al-Qur’an.

Bentuk pelaksanaan kegiatan kurikuler antara lain yang


diterapkan di MTs N 2 Kota Jambi, dapat berupa
tugas rumah secara kelompok maupun perseorangan,
pemberian tugas secara kelompok diarahkan untuk
mengembangkan sikap gotong royong, harga menghargai,
tenggang rasa dan kerjasama yang nantinya dapat membentuk
siswa menjadi anggota masyarakat yang baik. Adapun besarnya
jumlah anggota kelompok dapat terdiri atas:
a. Kelompok besar 15 orang anggota
b. Kelompok sedang 9 orang anggota
c. Kelompok kecil 5 orang anggota
Pengelompokan di atas dikelompokan tergantung pada
keluasan ruang lingkup tugas atau pekerjaan. Pemberian tugas
perorangan diarahkan kepada pengembangan bakat, minat serta
230
Observasi 20 April 2021
108

kemampaun siswa serta kemampuan siswa untuk mandiri. Yang


perlu diperhatikan adalah pengecekan kejujuran siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas karena tidak mustahil pekerjaan
rumah ini dikerjakan oleh orang lain atau dibantu orang lain,
demikian juga jika kelompok dilakukan di sekolah, maka guru
harus benar-benar mengawasi peran dan pekerjaan masing-
masing siswa dalam kelompok tersebut.

C. PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan temuan penelitian, maka dapat dikemukakan
beberapa isu yang menjadi pembahasan atau analisis hasil penelitian.
Beberapa isu temuan yang akan dianalisis dalam hasil penelitian ini
yaitu: Kurangnya kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan
peserta didik di era pandemi. Selanjutnya ini dikemukakan
pembahasan sebagai analisis hasil penelitian sebagai berikut.
1. Terbatasnya waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran

Terbatasnya waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran


dimaksudkan disini yaitu ketersediaan waktu untuk proses
pembelajaran relatif singkat. Adapun durasi waktu yang tersedia
dalam proses pembelajaran daring untuk satu jam mata pelajaran
durasinya selama 45 menit. Pada sisi lain, proses pembelajaran
daring memerlukan durasi waktu yang lebih lama dengan proses
pembelajaran tatap muka (offline). Hal ini dikarenakan pembelajaran
daring menggunakan media sistem elektonik/IT. Permasalahan lain
yang dialami dalam proses pembelajaran daring adalah sistem
jaringan internet. Akses jaringan internet yang kurang lancar dapat
memperpanjang durasi waktu dalam pembelajaran daring.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus
diciptakan, diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar
menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Dari
109

hasil wawancara, guru mengalami kendala dalam melakukan


komunikasi dengan peserta didik di masa pandemi Covid-19. Padahal
dari komunikasi inilah siswa mendapatkan informasi dan dapat
memahami pembelajaran yang sedang diajarkan.
Menurut Rizal Komunikasi pembelajaran adalah proses
penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya
mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju
secara efektif dan efisien. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan
pembelajaran ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan
tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung
jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif
terletak pada tangan pengajar.231
Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab
tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan
komunikasi ini. Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi
dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran
dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang
positif. Hal ini sesuai dengan dikemukakan Ismail menyatakan bahwa
kemampuan pedagogik dalam hal konikasi guru dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.232
Dari uraian tersebut, seharusnya guru sebagai pemegang
kendali kelas harus mampu menciptakan komunikasi yang baik. Guru
harus kreatif dalam mengemas penyampaian informasi sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Karena jika guru hanya
mengandalkan komunikasi verbal berupa tulisan, maka siswa akan
merasa bosan untuk terus diperintah.

231
Rizal masdul. IQRA : Jurnal Kependidikan & Keislaman, Vol. 2 No.1
Desember 2018
232
Muhammad Ismail“Kompetensi Pedagogik Guru Bidang Studi Fiqh di MTsN
Lamno Kabupaten Aceh Jaya”(Tesis:2015) Universitas Islam Jambi.
110

Untuk itu, guru juga perlu memerhatikan lima unsur penting agar
komunikasi yang tercipta bermakna, yakni:233
1) Sender, yaitu pihak yang mengirim pesan atau berita disebut juga
komunikator.
2) Message adalah pesan atau infomasi yang hendak disampaikan
kepada pihak lain.
3) Medium adalah sarana penyaluran pesan-pesan (media)
4) Receive, adalah pihak penerima pesan atau informasi. Disebut
juga komunikan.
5) Response adalah tanggapan atau reaksi komunikan terhadap
pesan atau informasi yang diterima dari pihak komunikator.

Usaha yang dilakukan guru dalam mengembangkan potensi


peserta didik telah dijelaskan sebagaimana Hadits dibawah ini:

‫ علموا أوﻻﺩكم السباحة والرماية ومروهم فليثبواعلى‬: ‫قال عمربن الخطاب‬


‫ البيهقي‬.‫ ظهور الخيل وثبا‬. .

Artinya: Umar Bin Khaththab berkata: “Ajarilah anak-anakmu


berenang, memanah dan perintahlah mereka agar
mereka dapat meloncat ke punggung kuda dengan baik”
(HR.Baihaqi)234

Tidak hanya memahami unsur-unsur komunikasi, agar dapat


mengoptimalkan komunikasi di dalam kelas guru juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip dalam komunikasi yaitu: 235

1) Respect (Rasa Hormat)


233
Fenny, Oktavia, “Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam
Memediasi Kepentingan PT. Bukit Borneo Sejahtera Dengan Masyarakat Desa Long
Lunuk” Jurnal Ilmu Komunikasi. 4.1 (2016): 239-253
234
Aisyah, Hidayat, dan Aldy. “Kawasan Wisata Olahraga Islam di Pekanbaru
dengan Pendekatan Arsitektur Biomimetik” Jurnal Arsitektur. 4.3 (2020): 243-251
235
Rizal masdul. IQRA : Jurnal Kependidikan & Keislaman, Vol. 2 No.1
Desemer 2018
111

Dalam komunikasi pembelajaran, baik guru dan siswa harus saling


menghargai ketika berkomunikasi. Prinsip pertama dalam
mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai
setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan.
Guru dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai
setiap peserta didik yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan prinsip yang pertama dalam berkomunikasi
dengan orang lain karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan
dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap
saling menghargai dan menghormati akan dapat membangun
kerjasama yang menghasilkan sinergi yang dapat meningkatkan
efektivitas kinerja guru baik sebagai individu maupun secara
keseluruhan sebagai tim. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Siti khoiriyah menyatakan kemampuan pedagogik guru dalam
berkomuniikasi ketika proses pembelajaran membutuhkan waktu yang
baik.236
Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia adalah
kebutuhan untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu adalah
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar
manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap
individu yang dapat memuaskan kelaparan hati tersebut akan
menggenggam orang dalam telapak tangannya. Selain itu
penghargaan yang tulus terhadap individudapatmembangkitkan
antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal–hal terbaik.
Guru yang memberikan penghargaan secara tulus kepada para
murid maka akan dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan proses
pembelajaran menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi
semua pihak.
2) Empati
236
Siti Khoiriyah “Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur’an Hadits Dan
Peningkatan Hasil Belajar Siswa” (Tesis:2015) Universitas IslamNegeri Maulana
Malik Ibrahim
112

Kinerja guru baik sebagai individu maupun secara keseluruhan


sebagai tim. Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia
adalah kebutuhan untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu
adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa
lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga
setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati tersebut akan
menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu dapat
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan
hal–hal terbaik. Guru yang memberikan penghargaan secara tulus
kepada para murid maka akan dihargai pula oleh muridnya dan
menjadikan proses pembelajaran menjadi sebuah proses yang
menyenangkan bagi semua pihak. Hal ini Darmawan dkk menyatakan
Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadits menyatakan dalam
penelitiannya bahwa mengalami perubahan dalam pembelajaran
dikarena adanya sarana dan prasarana yang mendukung dalam prose
pemelajaran.237

3) Audible
Prinsip audible berarti adalah dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik. Berbeda dengan prinsip yang kedua yakni
empati dimana guru harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible adalah
menjamin bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan dengan baik. Dalam rangka mencapai hal tersebut
maka pesan harus di sampaikan melalui media (delivery channel)
sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.

Masagus Muhammad Darmawan dkk.” Implementasi kompetensi Pedagogik


237

Guru Al-Qur`an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Bogor”. (Jurnal: 2020)
STAI Al-HIDAYAH Bogor
113

Hal itu menuntut kemampuan guru dalam menggunakan berbagai


me-dia maupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang dapat
membantu supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
baik oleh para peserta didik. Hal sesuai dengan yang disampaikan
oleh adrut Tamami menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul
Pelatihan memaca Al-Qur`an yang baik dan benar dapat diantu
dengan menerapkan metode selain itu yang menjadi keerhasilan
prosenya dengan menggunakan media atau alat bantu. 238
4) Clarity
Prinsip clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai macam penafsiran.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi. Dalam
berkomunikasi manusia perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak
ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya (trust) dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan
akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dengan cara seperti ini peserta didik tidak akan menganggap lagi
proses pembelajaran sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya
sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.
5) Humble
Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif
adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait
dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang
lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki.
Kerendahan hati merupakan suatu cara agar orang lain merasa
nyaman (care) karena ia merasa sejajar sehingga memudahkan
komunikasi dalam dua arah.

Badrut Tamami “ Pelatihan Membaca Al-Qur`an yang Baik dan Benar


238

dengan Metode Qira`ati”(Jurnal pengabdian masyarakat IPTEKS: 2016) Universitas


Muhammadiyah Jember.
114

Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat


berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi
dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama
direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.
Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara
pengajar dengan peserta didik, maka dapat dipastikan bahwa
pembelajaran tersebut berhasil.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar,
pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau
pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa
kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan
menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi
antar pribadi dalam proses pembelajaran
Maka guru dapat berhasil mengajar dan mendidik sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai, Komunikasi yang baik dapat
meningkatkan minat belajar siswa, sehingga minat belajar ini akan
mendorong siswa untuk berusaha memahami pembelajaran yang
diajarkan. Seorang guru yang monoton dalam melakukan komunikasi
dengan muridnya akan atau bisa mengalami kegagalan dalam proses
belajar mengajar. Guru seharusnya dapat membuat video
pembelajaran sendiri sebagai solusi dari kendala-kendala yang
ditemui di lapangan pada masa pandemi
2. Terbatasnya Kemampuan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Terbatasnya kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum
terlihat ketika wawancara dan observasi bahwa guru hanya
menjelaskan dan memberikan pendapat mengenai kompetensi dasar
yang di kembangkan. Padahal dalam pengembangan kurikulum, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan komponen – komponen
kurikulum seperti penetapan alokasi waktu, penetapan prota dan
115

promes, hingga penetapan kkm yang sesuai dengan keadaan di era


pandemi.

3. Terbatasnya Kemampuan guru dalam mengevaluasi


pembelajaran
Pada bagian ini, guru sudah menerapkan evaluasi pembelajaran
yang diharapkan seperti melakukan penilaian otentik. Namun, guru
tidak menjelaskan penilaian otentik yang seperti apa yang dilakukan,
format instrumen yang digunakandan juga alasan pemilihan penilaian
tersebut digunakan. Sehingga hal ini perlu dijelaskan kembali agar
penilaian yang guru lakukan di sekolah sesuai dengan penilaian yang
disampaikan oleh kurikulum.
Guru diminta untuk mampu menjelaskan secara konseptual
bagaimana penilaian autentik akan dilaksanakan didalam kelas,
terlebih lagi pada masa pandemi Covid-19. Sehingga penilaian otentik
tersebut betul-betul mencerminkan pemahaman siswa pada materi Al-
Qur’an Hadits. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan
kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas
mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Berdasarkan uraian di atas kita sadari bahwa dalam
melaksanakan penilaian autentik juga menuntut guru untuk kreatif dan
inovatif sehingga dapat mengembangkan instrumen untuk mengukur
kemampuan siswa dengan cara yang lebih baik. Martaningsih
menyebutkan bahwa dalam menilai hasil belajar didapatkan manfaat
seperti: 239
a. Melaporkan hasil penilaian semua mata pelajaran pada tiap akhir
semester kepada orang tua/ wali peserta didik dalam bentuk rapor.

Martaningsih, Sri. MODUL PELATIHAN IbM Active Learning Guru SD dan


239

Pelatihan Penilaian Autentik, (Sleman: 2016), hal.10-11 .


116

b. Membuat deskripsi yang menjelaskan makna tiap nilai akhir untuk


setiap mata pelajaran yang diberikan pada peseta didik.
c. Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
lengkap dengan nilai yang telah dicapai kepada orang tua/ wali.
d. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
setiap tahun pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
e. Menganalisis ketercapaian standar kompetensi pada kurikulum
berdsarkan hasil ujian sekolah dan melakukan tindak lanjut untuk
meningkatkan mutu kompetensi peserta didik.
Satuan pendidikan dalam melakukan penilaian hasil belajar
harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Hal yang harus
diperhatikan ialah kecocokan antara jenis penilaian hasil belajar dan
karakteristik instrumennya. Pihak yang dapat melakukan penilaian
hasil belajar peserta didik, yakni: pendidik (guru), satuan pendidikan
(sekolah), dan pemerintah. Penilaian oleh pendidik (guru) merupakan
penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik
(guru) secara berkesinambungan dengan tujuan memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik serta efektivitas kegiatan
pembelajaran.
Penilaian ini merupakan penilaian pertama yang dilakukan,
dan hasil penilaian guru ini harus dapat diuji keakuratannya melalui
penilaian satuan pendidikan dan pemerintah. Sehingga dapat
dikatakan penilaian yang dilakukan pendidik memiliki hasil yang relatif
sama dengan penilaian satuan pendidikan dan pemerintah. Penialaian
oleh pendidik meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Menyampaikan silabus mata pelajaran yang didalamnya
mencakup rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
b. Mengembangkan indikator pencapaian Kompetensi Dasar (KD),
memilih teknik penilaian sesuai dengan karakteristik materi pada
saat menyususn silabus mata pelajaran.
117

c. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai


teknik dan bentuk penilaian yang telah ditetapkan.
d. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar dan kesulitan belajar peserta didik.
e. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik yang
telah diberi komentar yang mendidik.
f. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya.
g. Hasil penilaian pembelajaran dilaporkan tiap akhir semester
pada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk nilai prestasi
belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi secra utuh.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah
penilaian yang dilakukan satuan pendidikan dengan tujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran. Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap mata
pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan
melalui rapat dewan pendidik.
b. Mengoordinasi Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir
Semester (UAS), dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK).
c. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan
dengan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.

Selain itu, hal yang harus diperhatikan guru ialah kriteria


ketuntasan minimal, apakah sesuai dengan karakteristik siswa atau
tidak. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan
Belajar (KKB) yang ditentukan satuan pendidikan melalui prosedur
tertentu. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan pada awal tahun
pelajaran dengan pertimbangan sebagai berikut:
118

(1) Intake (kemampuan rata-rata peserta didik),


(2) Kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator sebagai penanda
tercapainya kompetensi dasar),
(3) Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sarana dan
prasarana pembelajaran dan sumber belajar) yang dimiliki satuan
pendidikan.
Rambu-rambu dalam penetapan KKM adalah:240
1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata
pelajaran disatuan pendidikan.
2. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.
3. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan
rentang 0-100.
4. Jika belum memungkinkan satuan pendidikan dapat
menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar maksimal,
dan berupaya secara bertahap meningkatkan untuk mencapai
ketuntasan maksimal.
5. Nilai KKM harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar
peserta didik.
Tim Pusat Penilaian Pendidikan dalam menerapkan penilaian
otentik perlu memperhatikan beberapa tahapan. Berikut langkah-
langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja
yang baik antara lain:
a. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau
yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.
b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting
dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan
hasil akhir yang terbaik;

240
Maryani, 2015. Modul Pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan terpadu pada
Anak di Sekolah Dasar.
119

c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang


akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut
dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati
(observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
e. Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
urutan yang dapat diamati. 241
Beberapa penilaian lainnya seperti penilaian sikap, penilaian diri,
penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan
ulangan akhir semester juga tidak dijelaskan oleh guru bagaimana
keterlaksanaannya dan apakah penilaian ini dapat dijadikan tolak ukur
siswa di masa pandemi yang betul-betul full di rumah. Penjelasan
mengenai penilaian diatas ialah sebagai berikut:
1. Penilaian sikap
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, atau nilai. Kemampuan afektif berhubungan dengan
minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama,
disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang
lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini
menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan
242
dicapai melalui kegiatan pembelajaran kegiatan yang tepat.
Sikap menentukan keberhasilan seseorang, orang yang tidak
memiliki minat belajar akan sulit menerima pelajaran yang diajarkan.
Jadi, pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang ditentukan. Selain itu ikatan
emosional juga diperlukan untuk membangun semangat

241
Tim Pusat Penilaian Pendidikan. 2019
242
Tim Pusat Penilaian Pendidikan. Panduan Penilaian Tes Tertulis (Jakarta :
PT. Raja Grafindo, 2019) hal. 56
120

kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa


sosial, dll.
Dalam ranah sikap terdapat lima jenjang proses berpikir siswa
yang dapat diamati oleh guru, yakni: 243
a. Menerima atau memperlihatkan (receiving atau attending),
kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan atau stimulasi dari luar yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
Kemampuan menerima dapat diartikan kemampuan menerima
stimulus (ransangan) atau kemampaun menunjukkan perhatian
yang terkontrol dan terseleksi. Pada tingkat menerima atau
memperhatikan (receiving atau attending), peserta didik memiliki
keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus,
misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Dalam
kegiatan belajar hal itu dapat ditunjukkan dengan adanya suatu
kesenangan dalam diri peserta didik tehadap suatu hal yang
menyangkut belajar, misalnya senang mengerjakan soal-soal,
senang membaca, senang menulis, dan sebagainya.
b. Merespons atau menanggapi (responding),
Kemampuan merespon adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikut sertakan secara aktif dalam
fenomena tertentu dan membuat reaksiterhadapnya dengan
salah satu cara. Kemampuan merespon juga dapat
diartikankemampuan menunjukkan perhatian yang aktif,
kemampuan melakukan sesuatu, dan kemampuan menanggapi.
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu
sebagai bagian dari perilakunya. Hasil pembelajaran pada ranah
ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan
memberikan respons, atau kepuasan dalam memberi respons.

243
Tim Pusat Penilaian Pendidikan. Panduan Penilaian Tes Tertulis (Jakarta :
PT. Raja Grafindo, 2019) hal. 56
121

c. Menilai atau menghargai (valuing),


Kemampuan menilai (valuing) adalah kemapuan memberikan
nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek,
sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan.
d. Mengorganisasikan atau mengelola (organization),
Kemampuan mengatur dan mengorganisasikan artinya
kemampuan mempertemukan perbedaan nilai sehingga
terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada
perbaikan umum. Contoh hasil belajar afektif jenjang
kemampuan mengorganisasikan adalah peserta didik
mendukung penegakan disiplin.
e. Berkarakter (characterization).
Kemampuan berkarakter (characterization) atau menghayati
adalah kemampaun memadukan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya. Kemampuan berkarakter merupakan tingkatan
afektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-
benar bijaksana dan memiliki sistem nilai yang mengontrol
tingkah lakunya serta membentuk karakter yang konsisten
dalam berperilaku.
2. Penilaian diri
Penilaian diri terhadap kompetensi sikap (sikap spiritual maupun
sosial) harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi
yang telah dibuat guru yang sesuai dengan kompetensi dasar
dari kompetensi inti sikap spiritual dan sosial. Apa yang akan
diukur harus jelas, sehingga akan menghasilkan data/informasi
yang akurat dan tepat. 244

Tim Pusat Penilaian Pendidikan. Panduan Penilaian Tes Tertulis (Jakarta :


244

PT. Raja Grafindo, 2019) hal. 60


122

Dampak positif dari penilian dengan teknik ini yakni


kepribadian peserta didik akan berkembang. Selain itu penilaian teknik
ini akan memberikan banyak keuntungan, yakni: (1) menumbuhkan
rasa percaya diri peserta didik, karena diberi kepercayaan menilai diri
sendiri, (2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahannya,
karena pada saat penilaian peserta didik juga melakukan introspeksi
diri, (3) mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berbuat
jujur, dan objektif dalam penilaian.
3. Penilaian kognitif
4. Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui
pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian
terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes
tulis, tes lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap
pengetahuan tersebut dapat juga digunakan sebagai pemetaan
kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses
pembelajaran. Pedoman penilaian kompetensi pengetahuan ini
dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi pendidik untuk
melakukan penilaian sebagaimana dikehendaki dalam
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013.
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes
tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan
melalui instrumen tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen
penilaian kompetensi pengetahuan yaitu: (a) tes tulis (Pilihan ganda,
isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. (b) tes
lisan ( daftar pertanyaan), (c) Penugasan (Pekerjaan rumah dan/atau
tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas).245
Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai
kunci jawaban dan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian

245
Tim Pusat Penilaian Pendidikan. Panduan Penilaian Tes Tertulis (Jakarta :
PT. Raja Grafindo, 2019) hal. 62
123

melalui penugasan setidaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu


mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik,
menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas
yang baik. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan
secara jelas dan penugasan mencantumkan rentang waktu
pengerjaan tugas. Berikut ini akan disajikan contoh bentuk instrumen
terkait dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, maupun penugasan.
5. Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,
yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek,
dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik..
Penilaian suatu tugas, meliputi: pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yang harus
diselesaikan peserta didik dalam periode tertentu. Penilaian proyek
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan
menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Aspek yang dinilai
diantaranya (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian
proyek, yakni:
1) Kemampuan pengelolaan, kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan
data dan penulisan laporan.
2) Relevansi, tugas atau proyek yang diberikan harus sesuai dengan
karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik peserta
didik.
3) Keaslian, tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benar-
benar hasil pekerjan peserta didik dengan bimbingan guru.
124

Pada penilaian proyek juga terdapat kelebihan dan kelemahan


sebagai berikut:
Kelebihan dari penilaian proyek, yaitu:
1) Peserta didik bebas mengeluarkan ide.
2) Banyak kesempatan untuk berkreasi.
3) Mendidik peserta didik untuk mandiri dan bertanggung jawab.
4) Meringankan guru dalam memberi materi pelajaran.
5) Meningkatkan kreativitas peserta didik.
6) Ada rasa tanggung jawab dari peserta didik terhadap tugas yang
diberikan.
7) Guru dan peserta didik lebih kreatif.
Kelemahan penilaian proyek ini adalah:
1) Tidak terpantau guru, ada peserta didik dalam kelompok yang
hanya titip nama.
2) Didominasi peserta didik yang pandai (mampu bekerja).
3) Tidak dapat terpantau oleh guru.
4) Hasil yang dicapai kurang maksimal (sering menunda
pekerjaan)
5) Hasilnya kurang objektif.
6) Banyak menghabiskan waktu.
7) Tugas yang dibuat belum tentu hasil peserta didik.
8) Peserta didik keberatan jika semua guru memberikan tugas,
perlu kolaborasi antar guru.
Dalam penilaian proyek peserta didik dapat menggunakan
instrumen daftar cek (check list) dan Skala Penilaian (Rating Scale).

Langkah-langkah Penilaian Proyek


Langkah yang harus diperhatikan dalam penilaian proyek
adalah:
a) Identifikasi dan pemetaan materi (Kompetensi Dasar) yang
akan digunakan.
125

b) Buat rambu-rambu atau perintah penyelesaian produk, misal


nama proyek, waktu penyelesaian, aspek yang dinilai,
sistematika laporan, dan hal lain yang relevan.
c) Menyusun lembar/rubrik penilaian berisi aspek yang dinilai,
dimana aspek yang akan dinilai harus jelas, operasional dan
dapat diukur.
d) Memberi penilaian terhadap hasil proyek peserta didik sesuai
pedoman penskoran yang telah disusun.
e) Memberi catatan untuk perbaikan laporan proyek selanjutnya.
f) Melakukan analisis hasil penilaian proyek dan memetakan
persentase ketuntasan (berapa persen yang belum tuntas, dan
berapa pesrsen yang tuntas).
g) Memasukkan nilai laporan proyek peserta didik ke buku lain.
Pada penilaian bersama teman sejawat, guru Dj, dan guru
Dt mengatakan bahwa:”saling berkolaorasi memberikan
kesempatan agar siswa dapat memberikan umpan balik terhadap
pembelajaran, mengatasi isolasi antar peserta didik, peserta didik
cenderung berani untuk bertanya serta dapat memotivasi diri untuk
menyatakan pendapatnya dengan benar”.246

246
Wawancara 20 Februari 2021
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat penulis
simpulkan antara lain:
1. Kompetensi pedagogik guru Al-Qur`an Hadits kelas VII di MTS
N 2 Kota Jambi antara lain:
a. Aspek kemampuan guru dalam menguasai karakteristik
siswa seperti dari aspek fisik, aspek sosial, aspek moral, dan
aspek emosional. Hasil yang didapat bahwa guru sudah
menguasai karakteristik siswa dari semua aspek.
b. Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik dilakukan dengan cara merancang kegiatan
pembelajaran secara sistematis agar dapat memudahkan
untuk menganalisis keberhasilan belajar siswa serta
memudahkan penyampaian materi. Hasil yang ditemukan
bahwa guru sudah menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran.
c. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru sudah
sangat baik dimana guru Al-Qur’an Hadits merincikan setiap
kegiatan saat mengembangkan kurikulum.
d. Kemampuan guru dalam mengembangkan Potensi peserta
didik sudah baik dengan dilakukannya beberapa hal seperti
membangun pola pikir yang positif, menugaskan berbagai
macam tugas, memberikan penghargaan dan pujian,
menyediakan sarana dan prasarana, mendukung siswa
dalam mengatasi kesulitan, menjalin hubungan baik dengan
orang tua.
e. Guru mampu berkomunikasi dengan baik kepada siswa
dengan adanya interaksi positif. Namun, perlu bagi guru
memahami cara menggunakan media digital agar mudah
berkomunikasi dengan siswa melalui media digital.
f. Evaluasi yang dilakukan guru di sekolah sudah baik karna
terperincinya evaluasi yang dilakukan dimulai dari penilaian
kognitif, sikap, dan keterampilan.

2. Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran


Al-Qur’an Hadits di MTS N 2 Kota Jambi dilakukan dengan

126
127

berpedoman pada kurikulum dan silabus. Dalam perencanaan


pembelajaran tersebut memuat:
a. Analisis materi pembelajaran yang didalamnya memuat
tentang kompetensi dasar, pada kompetensi inti-1,
kompetensi inti-2, kompetensi inti-3, dan kompetensi inti-4.
b. Mengkaji sumber belajar yang relevan, Penjabaran kegiatan
pembelajaran yang ada pada silabus kemudian disesuaikan
dengan kondisi siswa dan satuan pendidikan,
c. Menentukan alokasi waktu,
d. Mengembangkan penilaian pembelajaran dengan cara
menentukan lingkup teknik instrumen penilaian dan
pedoman penskoran,
e. Menentukan strategi pembelajaran remedial dan
f. Menentukan media, alat, bahan dan sumber belajar
disesuaikan dengan yang sudah ditetapkan.

Dalam hal ini, guru diharapkan mampu untuk menggunakan


media yang dipilih agar pembelajaran didalam kelas terlaksana
sesuai rencana pembelajaran yang sudah dirancang.

3. Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan keterampilan


membaca Al-Qur’an di lakukan dengan menerapkan beberapa
strategi agar ketuntasan belajar pada materi Al-Qur’an Hadits
tercapai seperti menggunakan media saat belajar, mengaitkan
materi pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari,
mengelola kelas dengan efektif, serta menggunakan metode
belajar untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-qur’an.
Beberapa metode tersebut seperti metode qiroati, metode iqro’,
metode tilawah, dan metode deonstrasi. Penamahan waktu
belajar diluar jam pembelajaran Al-Qur`an Hadits. Tingkat
keberhasilan siswa dalam memaca Al-Qur`an sudah dapat
tercapai, serta keberhasilan memaca Al-Qur`an siswa tidak
terlepas dari upaya du Al-Qur`an, dan juga dukungan dari para
orang tua siswa.
Berdasarkan temuan di atas, dikemukakan kesimpulan hasil
analisis temuan, yaitu:
a. Terbatasnya kemampuan guru dalam berkomunikasi di era
pandemi melalui media digital. Kendala ini menuntut guru
agar dapat lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan
128

pembelajaran agar siswa tetap dapat mendapatkan


pembelajaran yang bermakna.
b. Terbatasnya kemampuan guru dalam mengembangkan
kurikulum.
c. Kurangnya kemampuan guru dalam mengevaluasi
pembelajaran.

B. SARAN
Adapun saran-saran yang diajukan terkait dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengelola sekola MTS N 2 Kota Jambi memiliki kesempatan
untuk melakukan sosialisasi desian sistem instruksional untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman guru terhadap
kegiatan merencanakan dan pengelolaan pembelajaran.
2. Dalam konteks manajemen pembelajaran, ketua MGMP
hendaknya memahami pengelolaan pembelajaran yang
menyangkut dengan aspek perencanaan, penerapan strategi
belajar mengajar, dan evaluasi pembelajaran.

C. Implikasi
Penelitian ini telah menemukan tingginya inisiasi, dan
kreativitas, guru di madrasah bersama siswa dalam melaksanakan
perencanaan pembelajaran Al-Qur`an Hadits serta tingginya
kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur`an siswa di MTsn 2 Kota jambi. Upaya tersebut telah
dicerminkan sikap tanggung jawab para guru dalam melaksanakan
pembelajaran Al-Qur`an hadits. Selain itu, sikap tanggung jawab
pihak sekolah (guru) telah melakukan usaha untuk meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur`an Siswa. Namun demikian, temuan
juga menunjukkan adanya kendala dalam proses meningkatkan
kualitas membaca Al-Qur`an siswa dikarena adanya wabah covid,
sehingga pihak sekolah (guru) kurang maksimal menjalankan
tugasnya.
Kenyataan demikian, berimplikasi kurang optimalnya
pelaksanaan pembelajaran, terutama rendahnya pencapaian hasil
belajar dalam meningkatkan membaca Al-Qur`an siswa. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan
129

informasi ilmiah tentang kompetensi pedagogik guru dalam


meningkatkan membaca al-Qur`an siswa.

D. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka direkomendasikan kepada:
1. Kepala sekolah; agar menyusun pedoman perencanaan
pelaksanaan peningkatan membaca Al-Qur`an untuk
digunakan sebagai pedoman lanjutan pelaksanaan membaca
Al-Qur`an yang bertujuan membrantas buta aksara mengaji di
sekolah lainnya.
2. Guru; agar tetap bersemangat dalam menjalankan aktifitasnya
khususnya meningkatkan kualitas membaca Al-Qur`an siswa
secara efektif.
3. Orang tua; agar meningkatkan respons untuk mencari solusi
mengatasi kendala membaca Al-Qur`an siswa.
4. Kementrian agama kota Jambi; agar memberikan informasi
tentang pengadaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan
kualitas pemelajaran khusunya media dibidang ke Islaman.
E. Saran
Penelitian ini telah mengemukakan hasil temuan bahwa pihak
sekolah (guru) bersama orang tua telah menunjukkan sikap
tanggung jawab, kolaborasi, serta dukungan dalam melaksanakan
ekstrakurikuler terhadap kebijakan madrasah. Namun, dalam
penelitian ini ditemukan beberapa kendala diantaranya kurangnya
media dalam proses meningkatkan baca Al-Qur`an siswa dan
rendahnya kemampuan akademik serta waktu yang relatif sedikit
dimiliki orang tua/wali untuk mendampingi anak dalam pelaksanaan
qiroah Al-Qur`an. Oleh sebab itu, disarankan kepada:
1. Pihak sekolah; agar selalu berkoordinasi dengan pihak orang
tua/wali untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan
akademik orang tua dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur`an
Siswa.
130

2. Orang Tua/wali; agar tetap ikut bertanggung jawab serta


mendukung program ekstrakrikuler selama masa Pandemi Covid-
19.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, al-Quran Terjemah dan Tajwid, Bekasi: PT. Citra Mulia Agung,
2017.
Abdul Chaer, Perkenalan Awal dengan Al-Qur’an, Jakarta: Rineka Cipta,
2016.
Abdul Majid, Perencanaan Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
Cet VIII, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016.
Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam di Madrasah; Studi Kasus Di MIN Malang 1, El-
Qudwah, 2011.
Aisyah, Hidayat, dan Aldy. “Kawasan Wisata Olahraga Islam di Pekanbaru
dengan Pendekatan Arsitektur Biomimetik” Jurnal Arsitektur. 4.3
(2020): 243-251
Ambros Leonangung dan kawan-kawan, Etika Dan Tantangan
Profesionalisme Guru, Bandung: CV ALFABETA. 2017.
Aminatul Zahro, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
Profesionalisme Guru, Bandung: YRAMA WIDYA, 2015.
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi
Profesionalisme Guru, Bandung: CV YRAMA WIDYA, 2015.
Aminatul Zahroh, membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi
Profesionalisme GURU, Bandung: Penerbit Yarama Widya, 2015.
Ardiani Mustikasari, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013, Informasi-dan-
komunikasi-tik-dalam-pembelajaran-kurikulum-2013.
Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2016.
Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif.” Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010): 46-62
Dedi Fermadi dan Daeng Arifin, Panduan Menjadi Guru Profesional,
(Bandung: Nuansa Aulia, 2016),
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Jumanatul Ali,
CV Penerbit J-Art, 2012).
131

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Donni JUni Priansah, Kinerja Dan Profesionalisme Guru, Bandung: CV
ALFABETA. 2018.
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Cet. III,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Al-Imam Muhammad Inu Isma`il Al-ukhari, Shahih Bukhari, (Al-Makhtabah
Al-Syamilah tt, Edisi I : 2016)
Fathul Aziz, “Mengikis Arogansi Berdakwah Melalui Pendekatan
Manajemen Perencanaan Islami.” Komunika: Jurnal Dakwah dan
Komunikasi 13.1 (2019)
Fenny, Oktavia, “Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam
Memediasi Kepentingan PT. Bukit Borneo Sejahtera Dengan
Masyarakat Desa Long Lunuk” Jurnal Ilmu Komunikasi. 4.1 2016
Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bogor: Ghalia Indonesia,
2016
Ibrahim Bafadhal, Managemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Iwan, Menjadi Guru Profesional, CV Jejak: 2018.
Jamal Makmur Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan
Profesional, Jogjakarta: Power Books (Ihdina), 2016.
Jamil Suprihati Ningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi,
dan Kompetensi Guru, Cet. II, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
Martaningsih, Sri. MODUL PELATIHAN IbM Active Learning Guru SD dan
Pelatihan Penilaian Autentik, (Sleman: 2015)
Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif
Sosiologi Pengetahuan.” Mashdar : Jurnal Studi Al-qur’an Hadits
2.2 (2020)
Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian
Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat.” Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat 12.3 (2020) Nana Sudjana, Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018.
SujanaNana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: PT. Sinar
Baru Algensindo, 20015.
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2016.
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru). Jakarta:
Bermutu profesi.org, 2010.
132

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010


Pasal 16.
PERMENDIKNAS 2006, Tentang SI dan SKL, Jakarta: Sinar Grafika,
2006.
Pratiwi, “Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi”.
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial 1.2 (2017)
Rachmawati, “Psikologi Guru Profetik” Psikoislamedia Jurnal Psikologi.
3.1 (2018)
Rahmawati Tutik dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik, Yongyakarta: GAVA MEDIA, 2015.
Rifma, Kompetensi Pedagogik Guru Jakarta: Kencana, 2016.
Rizal masdul. IQRA: Jurnal Kependidikan & Keislaman, Vol. 2 No.1
Desember 2018
Rulam Ahmadi, Profesi Keguruan, Malang. AR RUZZ MEDIA: 2018.
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2018.
Sanafiah Faisal, penelitian Kualitatif; dasar-dasar aplikasi Malang: 2015
Saiful Bahri Djumarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta, 2016.
Sofya Amri, Peningkatan Sekolah Dasar dan Menengah; Dalam Teori
Konsep Dan Analisis, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2016.
Srijatun, “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan
Metode Iqro’ Pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi
Kabupaten Tegal’. Jurnal Pendidikan Islam 11.1 (2017)
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung:
ALFABETA CV, 2010.
Suriani, Supriyatno, Adnan. “Al-Qur’an Hadits Learning Using Cooperative
Learning Strategy”. Jurnal Tarbiyatuna 11.2 (2020)
Syahrizal Afandi, “Kajian Hadits Jibril Dalam Perspektif Pendidikan.”
Jurnal Penelitian Keislaman 15.1 (2019): 29-42
Syamsuhadi Irsyad, Guru yang Profesional Purwokerto: ALFABETA,
2015.
Tim Pusat Penilaian Pendidikan. Panduan Penilaian Tes Tertulis (Jakarta:
2019)
Tukiran Taniredja dan kawan-kawan, Guru yang Prifesional, Bandung:
ALFABETA, CV, 2016.
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik, Malang: 2015.
133

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Jakarta, KENCANA: 2016.
Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi, Jakarta: Yayasan Bangun
Indonesia, Kecana: 20017
Yusuf, Muhammad. Metode Pendidikan Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal of
Islam Muslim Society. 3.1 (2021)
Zainal Aqib, Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(INIVATIF), Bandung: CV YRAMA WIDYA, 2017.
Zakaria, 2003. Panduan Penilaian Tes Tertulis, Bandung. Kencana:2015

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri
Netti Sukasih Hasiuan dilahirkan Di Aek Tuhul, pada
tanggal 15 April 1978. Putri dari alm Agussalim Hasiuan
Pas Foto
dan alm Nurjanni Hasiuan. Suami Netti Sukasih Hasiuan
3x4
adalah Mustapa dengan 1 orang putri yaitu Melvina
Nadya, dan 1 orang putra yaitu M. Ananda Saputra.

Riwayat Pendidikan
Memperoleh Sarjana Pendidikan Agama Islam dari Universitas
Islam Negeri Jambi pada tahun 2005, ijazah Masdrasah Aliyah Labor
(MAL) diperolehnya pada tahun 1998, Madrasah Tsanawiyah Swasta
(MTS S) pada tahun 1993 dan memperoleh ijazah Sekolah Dasar (SD)
pada 1990.

Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja, yaitu sebagai guru Di MIN MUDUNG DARAT
Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi 2003-2007, sebagai
134

guru MTsS As`ad Putri Kota Jambi tahun 2007-2015, dan sebagai guru
MIN Kota Jambi tahun 2015 sampai sekarang.
134

Lampiran 1. Sintesis dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Al-


Qur`an Hadits dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur`an
Siswa

No Tema Sintesis dan Indikator

1 Kompetensi Pedagogik kemampuan guru yang berkaitan dengan


pengelolaan pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahan trhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik, untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya
2 Kompetensi Pedagogik h. Menguasai karakteristik peserta didik.
i. Menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik.
j. Pengembangan kurikulum
k. Kegiatan pemelajaran yang mendidik
l. Pengembangan potensi peserta didik
m. Komunikasi dengan peserta didik
n. Penilaian dan evaluasi
3 Peningkatan Kemampuan membaca Al-Qur’an berarti
kemampuan membaca keterampilan melafalkan atau mengucapkan
Al-Qur`an sesuatu yang tertulis di dalam Al-Qur’an
sebagai hasil dari latihan dan pengulangan
belajar serta kemampuan dalam hal ini
berkenaan dengan kemampuan bertindak
setelah siswa menerima pengalaman belajar
tertentu.
135

Lampiran 2. Instrumen Pedoman Observasi


1. Deskripsi Lokasi Penelitian

No Aspek yang Diobservasi Deskripsi Hasil

1 Letak lokasi sekolah


2 Letak posisi ruangan
3 Jumlah ruangan
4 Papan statistik sekolah
5 Bagan struktur
organisasi

2. Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadits


No Aspek yang diobservasi Deskripsi Hasil
1 Kemampuan guru memahami Cara saya memahami karakteristik
karakteristik siswa dari aspek siswa dari aspek fisik yaitu dengan
fisi?. melihat kondisi kesehatan tubuh
dan keberfungsi anggota tubuh,
selain itu jg memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan
postur tubuh yang dipengaruhi
asupan gizi yang dikonsumsi,
perkembangan dan keterampilan
psikomotorik siswa”. (Desi
Trismayani Imran,Lc. Senin 18
jan 2021)
2 Kemampuan guru memahami Cara saya memahami karakteristik
karakteristik siswa dari aspek, sosial siswa yaitu dengan melihat
sosial? cara mereka bersosialisasi dengan
lingkungan, apakah siswa suka
menolong, lebih mendahulukan
kepentingan umum atau
sebaliknya suka menghindar dari
libgjungan sosialnya.” (Desi
Trismayani Imran,Lc. Senin 18
jan 2021)
136

No Aspek yang diobservasi Deskripsi Hasil


3 Kemampuan guru memahami Cara saya memahami karakteristik
karakteristik siswa dari aspek moral siswa yaitu dengan melihat
moral? perilaku siswa apakah siswa
berperilaku sopan, baik, jujur,
patuh dan menghormati orang lain
atau sebaliknya”. (Desi
Trismayani Imran,Lc. Senin 18
jan 2021)
4 Kemampuan guru memahami Cara saya memahami karakteristik
karakteristik siswa dari dan emosional siswa yaitu dengan
emosional? melihat dari kematangan tingkat
reaksi dan pengendalian
emosional siswa dalam merespon
keadaan atau peristiea yang
dialaminya”. (Desi Trismayani
Imran,Lc. Senin 18 jan 2021)
5 Setelah mengenali Tindakan selanjutnya adalah:
karakteristik siswa kelas VII 1.memetakan kondisi siswa sesuai
apa tindakan Bapak/Ibu karakternya masing-masing,
selanjutnya? 2.Memberikan pelayanan prima
dan memberikan tugas sesuai
kebutuhan dan kesanggupan
siswa”. (Desi Trismayani
Imran,Lc. Senin 18 jan 2021)
6 Apakah guru Al-Quran Hadis Iya, akarena semua bahan ajar
menguasai bahan ajar? materinya sudah dikuasai dengan
baik”. (Desi Trismayani Imran,Lc.
Senin 18 jan 2021)
7 Dengan cara apa Bapak/Ibu Cara saya memperhatikan tingkat
memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap
pemahaman siswa terhadap pembelajar yaitu dengan beberapa
pembelajaran? cara yaitu: mengukur kemampuan
siswa dalam 1.penafsiran,
mencontohkan, mengklarifikasi,
meringkas, menarik inferensi,
membandingkan, menjelaskan”.
(Desi Trismayani Imran,Lc.
Senin 18 jan 2021)
8 Apakah Bapak/Ibu Iya, dengan guru menggunakan
137

No Aspek yang diobservasi Deskripsi Hasil


menggunakan berbagai teknik berbagai teknik maka bisa
untuk memotivasi kemauan meningkatkan moti”. (Desi
belajar siswa? Trismayani Imran,Lc. Senin 18
jan 2021)

9 Apakah Bapak/Ibu merancang Iya, agar pembelajaran lebih


kegiatan pembelajaran sistematis, bisa memudahkan
analisis keberhasilan belajar siswa,
memudahkan penyampaian materi,
bisa mengatur pola pembelajaran
dan bisa menghemat waktu dan
tenaga”. (Desi Trismayani
Imran,Lc. Selasa 19 jan 2021)
10 Apakah Bapak/Ibu Iya, dengan demikian guru bisa
memperhatikan respon siswa mengetahui tingakt pemahaman
yang belum mengerti dengan siswa terhadap materi
penjelasan guru? pembelajaran, jika masih ada
siswa tingkat pemahaman masih
rendah maka guru bisa mencari
solusi dalam pembelajaran seperti
membuat bimbingan kelompok,
dengan membentuk kelompok
maka hal ini bisa membantu siswa
yang bermasalah”. (Desi
Trismayani Imran,Lc. Selasa 19
jan 2021)
11 Setelah memperhatikan siswa Tindakan selanjutnya setelah
kelas VII dalam pembelajaran melakukan pembelajaran yaitu
apa tindakan Bapak/Ibu Refleksi yang berfungsi untuk
selanjutnya? melihat ketercapaian proses
pembelajaran dan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran”.
(Desi Trismayani Imran,Lc.
Selasa 19 jan 2021)

Lampiran 3. Instrumen Pedoman Wawancara


a. Deskripsi Lokasi Penelitian
138

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


1 Bagaimanakah sejarah pendirian Keberadaan MTsN 2
MTSN2 Kota Jambi? dikukuhkan menjadi MTsN 2
Model Kota Jami oleh Dirjen
Lembaga Islam Departemen
Agama RI pada tanggal 14
Maret 1998. (6 Januari 2021)
2 Apa dasar izin operasional MTSN Kementerian Agama PMA
2 Kota Jambi? Nomor 681 tahun 2016. ( 6
Januari 2021)
3 Berapa jumlah tenaga pendidik di 65 guru
MTSN 2 Kota Jambi?
4 Bagaimana tingkat kualifikasi Guru yang berpendidika S1=
pendidikan di MTSN 2 Kota Jambi? 38
Berpendidikan S2 =16, dan
yang berpendidikan S3
berjumlah 1 orang. (6 Januari
2021)
5 Dari mana saja asal peserta didik Sebagian besar siswa erasal
MTSN 2 Kota Jambi? dari Kota Jambi, dan seagian
lain berasal dari daerah
6 Berapa jumlah peserta didik di Keseluruhan berjumlah 977
MTSN 2 Kota Jambi? siswa. (6 Januari 2021)

b. Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadits


No Pertanyaan Deskripsi Hasil
10 Bagaimanakah Bapak/Ibu
memahami karakteristik siswa
dari aspek fisik?
11 Bagaimanakah Bapak/Ibu
memahami karakteristik siswa
dari aspek sosial?
12 Bagaimanakah Bapak/Ibu
memahami karakteristik siswa
dari aspek moral?
139

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


13 Bagaimanakah Bapak/Ibu
memahami karakteristik siswa
dari aspek emosional?
14 Setelah mengenali Tindakan selanjutnya setelah
karakteristik siswa kelas VII melakukan pembelajaran yaitu
apa tindakan Bapak/Ibu Refleksi yang berfungsi untuk
selanjutnya? melihat ketercapaian proses
pembelajaran dan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran”.
(Desi Trismayani Imran,Lc. Selasa
19 jan 2021)
15 Apakah guru Al-Quran Hadis Iya”.(Desi Trismayani Imran,Lc.
menguasai bahan ajar? Selasa 19 Januari 2021)
16 Dengan cara apa Bapak/Ibu Cara saya memperhatikan tingkat
memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap
pemahaman siswa terhadap pembelajar yaitu dengan beberapa
pembelajaran? cara yaitu :mengukur kemampuan
siswa dalam
1.penafsiran,mencontohkan,
mengklarifikasi, meringkas, menarik
inferensi, membandingkan,
menjelaskan”. (Desi Trismayani
Imran,Lc. Senin 18 jan 2021)
17 Dengan cara apa Bapak/Ibu Cara saya memperhatikan tingkat
memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap
pemahaman siswa terhadap pembelajar yaitu dengan beberapa
pembelajaran? cara yaitu :mengukur kemampuan
siswa dalam
1.penafsiran,mencontohkan,
mengklarifikasi, meringkas, menarik
inferensi, membandingkan,
menjelaskan”. (Desi Trismayani
Imran,Lc. Senin 18 jan 2021)
140

c. Perencanaan Pembelajaran Al-Qur`an Hadits

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


18 Apakah Bapak/Ibu
merancang kegiatan
pembelajaran?
19 Apakah Bapak/Ibu Iya, agar pembelajaran lebih
memperhatikan respon siswa sistematis, bisa memudahkan
yang belum mengerti dengan analisis keberhasilan belajar siswa,
penjelasan guru? memudahkan penyampaian materi,
bisa mengatur pola pembelajaran
dan bisa menghemat waktu dan
tenaga”. (Desi Trismayani
Imran,Lc. Selasa 19 jan 2021)
20 Setelah memperhatikan siswa Tindakan selanjutnya setelah
kelas VII dalam pembelajaran melakukan pembelajaran yaitu
apa tindakan Bapak/Ibu Refleksi yang berfungsi untuk
selanjutnya? melihat ketercapaian proses
pembelajaran dan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran”.
(Desi Trismayani Imran,Lc.
Selasa 19 jan 2021)
21 Apakah Bapak/Ibu menyusun Iya”.(Desi Trismayani Imran,Lc.
silabus sesuai dengan Selasa 19 Januari 2021)
kurukulum
22 Apa saja yang dilakukan 1.mengkaji Silabus, 2.permusan
Bapak/Ibu sebelum indikator pencapaian KD pada KI-1,
menyusun rencana KI-2, KI-3, KI-4, 3.Sumber Belajar,
pembelajaran? 4.penjabaran kegiatan
pembelajaran yang ada pada
silabus kemudian disesuaikan
dengan kondisi siswa dan satuan
pendidikan, 5.penentuan alokasi
waktu, 6.pengembangan penilaian
pembelajaran dengan cara
menentukan lingkup,
teknikinsttumen penilaian dan
pedoman penskoran,
141

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


7.Menenyukan strategi
pembelajaran remedial,
8.menentukan media, alat, bahan
dan sumber belajar disesuaikan
dengan yang sudah ditetapkan”.
(Desi Trismayani Imran,Lc.
Selasa 19 jan 2021)
23 Langkah-langkah apa saja Menyampaikan tujuan
yang dilakukan Bapak/Ibu pembelajaran, memotivasi siswa,
agar materi pembelajaran menyajikan informasi,
bisa berurutan sesuai dengan mengorganisasikan siswa kedalam
tujuan pembelajaran kelompok-kelompok, membimbing
kelompok belajar, evaluasi dan
memberikan penghargaan”. (Desi
Trismayani Imran,Lc. Selasa 19
jan 2021)
24 Bagaimanakah pelaksanaan Seorang guru harus membuat
kegiatan pembelajaran Al- perencanaan yang maksimal dalam
Qur`an Hadis di kelas VII? menentukan strategi apa yang
digunakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
contohnya : metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, bahan materi yang
akan di sajikan, cara
penyampaiannya, persiapan alat
atau media yang di gunakan”.
(Djuwairia,S.Ag. Rabu 20 Januari
2021)
25 Bagaimana guru Al-Qur`an Seorang guru harus mampu
Hadis mengelola kelas agar mengelola kelas agar siswa aktif
para siswa aktif ketika ketika pembelajaran berlangsung
pembelajaran berlangsung? dengan memperhatikan Penataan
ruang kelas, mengantisipasi kondisi
kelas, terapkan aturan dengan
tegas namun bersahabat, pastikan
siswa tetap fokus, serius tapi santai,
jangan biarkan ada waktu tersisa
yang kosong, bersemangat sejak
awal pembelajaran mengajar”.
142

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


(Djuwairia,S.Ag. Rabu 20 Januari
2021)
26 langkah apa saja yang Untuk menyikapi tambahan materi
dilakukan Bapak/Ibu untuk seorang guru harus memperhatikan
menyikapi tambahan materi? perbedaan-perbedaan individual
yang ada pada peserta didik
sehingga guru mampu memberikan
perlakuan secara umum maupun
secara khusus dala”.
(Djuwairia,S.Ag. Rabu 20 Januari
2021)
27 Metode apa yang dipakai Metode qiroati, metode Iqra`,
Bapak/Ibu dalam metode tilawah, metode ceramah,
pembelajaran? metode pemberian tugas, metode
demonatrasi”. (Djuwairia,S.Ag.
Rabu 20 Januari 2021)
28 Apakah Bapak/Ibu memberi Ya. Tujuannya agar saya selaku
kesempatan bertanya kepada guru bias mengetahui sejauh mana
sisiwa? pemahan siswa tdengan pelajaran
yang saya terangkan”.
(Djuwairia,S.Ag. Rabu 20 Januari
2021)
29 Media apa saja yang Media visual, media audio, media
digunakan Bapak/Ibu ketika audio visual”. (Djuwairia,S.Ag.
pembelajaran berlangsung? Rabu 20 Januari 2021)
30 Apa saja upaya yang
dilakukan guru agar potensi
Jawab:” Membangun pola pikir
siswa dapat dikembangkan
yang positif kepada siswa,
membangun kekuatan akhlak,
membangun ketangguhan,
membangun kemandirian”.
(Djuwairia, S. Ag. Rabu 20
Januari 2021)
31 Apakah guru mengajukan Iya”. ((Djuwairia, S. Ag. Rabu 20
pertanyaan kepada siswa? Januari 2021)
Dan bagai mana cara guru
merspon pertanyaan siswa?
143

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


32 Langkah-langkah apa saja  menyusun kisi-kisi, menyusun soal,
untuk menyusun alat analisis kualitatif, uji coba, dan
penilaian? analisis kuantitatif”. ”(Dra. Hertati
Hs. Senin 25 Januari 2021)

33 Apakah tujuan menganalisis Untuk mengetahui kemampuan dan


penilaian keberhasilan siswa dalam
pembelajaran
34 Apakah tujuan Bapak/Ibu mempermudah, memperlancar dan
dalam menyusun RPP? meningkatkan hasil proses belajar-
mengajar, 2.mampu melihat,
mengamati, menganalisis dan
memprediksi program pembelajaran

d. Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur`an Siswa

No Pertanyaan Deskripsi Hasil


35 Apakah guru menambah guru yang ahli Tidak, karena guru yang
dibidangnya? ada sudah profesional
dibidangnya

36 Bagaimanakah cara mengatasi waktu Bekerjasama dengan


yang kurang maksimal dalam orang tua/wali dirumah
peningkatan membaca Al-Qur`an untuk memperhatikan
sisiwa? bacaan Al-qur'an siswa
atau mencarikan guru
ngaji untuk ananknya
37 Media apa saja yang bisa dimanfaatkan Media Al-qur'an Digital
agar dapat meningkatkan semangat
Dan media langsung dari
siswa membaca Al-Qur`an?
guru Al-Qur`an Hadits
38 Apakah guru menentukan metode Ya, tujuannya supaya
dalam peningkatan membaca Al-Qur`an siswa dan guru tidak
sisiwa? jenuh dengan berlatih
144

Lampiran 4. Catatan Lapangan Hasil Observasi


3. Deskripsi Lokasi Penelitian

No Aspek yang Diobservasi Deskripsi Hasil

1 Letak lokasi sekolah MTsN 2 Kota Jambi berada di tengah


Kota Jambi. (5 Januari 2021)
2 Letak posisi ruangan Posisi ruangan kelas VII berada di
belakang gedung MIN. (5 Januari 2021)
3 Jumlah ruangan 27 rombel. (5 Januari 2021)
4 Papan statistik sekolah Terdapat papan statistik jumlah siswa
dan guru. (5 Januari 2021)
5 Bagan struktur Terdapat bagan struktur organisasi. (5
organisasi Januari 2021)

4. Kompetensi Pedagogik Guru Al-Qur`an Hadits


No Aspek yang Diobservasi Deskripsi Hasil
1 Kemampuan guru memahami Pemetaan kondisi tempat duduk
karakteristik siswa dari aspek siswa sesuai dengan karakter
fisik, sosial, moral, dan masing-masing siswa. ( 11 Januari
emosional. 2021)
2 Kemampuan guru dalam teori Persiapan admistrasi guru berupa
belajar serta prinsip-prinsip buku- buku paket pelajaran yang
pemelajaran yang mendidik. relevan. (11 Januari 2021)
3 Pengembangan kurikulum Ada Silabus yang sudah
dikembangkan guru bidang study.
( 11 Januari 2021)
4 Pengembangan potensi Latihan bakat dan minat siswa
peserta didik melalui extrakurikuler. ( 11 Januari
2021)
5 Komunikasi dengan peserta Mendatangkan orang tua siswa ke
didik MTsN 2 untuk mencari solusi siswa
yang kurang mampu belajar. (11
Januari 2021)
Lampiran 5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara
145

d. Deskripsi Lokasi Penelitian


No Pertanyaan Deskripsi Hasil
1 Bagaimanakah proses Keberadaan MTsN 2 dikukuhkan menjadi
pendirian MTsN 2 Kota MTsN 2 Model Kota Jami oleh Dirjen
Jambi? Lembaga Islam Departemen Agama RI
pada tanggal 14 Maret 1998
2 Apa dasar izin Adapun izin operasional pemerintah
operasional MTsN 2 Kementerian Agama PMA Nomor 681
Kota Jambi? tahun 2016.
3 Berapa jumlah tenaga MTs N 2 Kota Jambi sampai saat ini
pendidik di MtsN 2 Kota memiliki tenaga pengajar berjumlah 64
Jambi? orang.
4 Bagaimana tingkat Kualifikasi pendidikannya strata satu
kualifikasi pendidikan (S1)berjumlah 38 orang, dan yang
guru di MTsN 2 Kota berpendidikan S2 berjumlah 16 orang
Jambi? dan yang berpendidikan S3 1 orang.
5 Dari mana saja asal Pada umumnya asal siswa berasal dari
siswa MTsN 2 Kota kota Jambi, sebagian ada juga yang
Jambi? berasal dari daerah atau luar kota Jambi.
6 Berapa jumlah siswa Jumlah peserta siswa seluruhnya mulai
MTsN 2 Kota Jambi dari kelas VII sampai kelas IX berjumlah
977 siswa.
7 Bagaimanakah proses Anak menunju sekolah pada umumnya
kedatangan anak diantar oleh orang tua, dan ada sebagian
menuju sekolah? siswa lainnya pergi ke sekolah dengan
menggunakan motor sendiri.
8 Bagaimanakan bentuk Sebaran tempat tinggal guru yang ada di
sebaran tempat tinggal MTsN 2 Kota Jambi berada pada
anak dari sekolah? koordinat yang berkisar antara 1000 M
sampai 2000 M dari Madrasah.
9 Apa alat transportasi Alat transportasi yang digunakan oleh
yang digunakan anak guru menuju sekolah dengan
dan guru menuju ke menggunakan sepeda motor. Dan
madrasah? menggunakan mobil.

Lampiran 6. Data Dokumen Pendukung


146

No Dokumentasi Deskripsi Hasil


1 Foto gedung MtsN 2 Kota Jambi Terlampir
2 Foto kegiatan wawancara Terlampir
3 Foto kegiatan Pembelajaran Terlampir
4 Foto ruangan laboratorium Terlampir
5 Foto perpustakaan Terlampir
6 Tabel silabus Terlampir
7 Tabel SK. KD Terlampir
8 Tabel RPP Terlampir
9 Tabel kisi-kisi Terlampir
148

Tabel 4. SK dan KD Kelas VII Semester 1247

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1. Memahami Al- 1.1 Menjelaskan pengertian dan fungsi Al-Qur’an dan Al-
Qur’an dan Al- Hadis
Hadis sebagai 1.2  Menjelaskan cara-cara menfungsikan Al-Qur’an dan Al-
pedoman hidup Hadis
1.3  Menerapkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat
Islam
2. Mencintai Al- 2.1 Menjelaskan cara mencintai Al-qur’an dan Al-Hadis
Qur’an dan Al- 2.2  Menjelaskan perilaku orang yang mencintai Al-Quran
Hadis dan Al-Hadis
2.3  Menerapkan perilaku mencintai Al-Qur’an dan Al-Hadis
dalam kehidupan
3. Menerapkan Al- 3.1 Memahami isi kandungan QS. Al-Fatihah, An-Nas, Al-
Qur’an surat-surat Falaq dan Al-Ikhlas  tentang Tauhid Rububiyah dan
pendek pilihan Uluhiyyah
dalam kehidupan 3.2 Menerapkan kandungan QS. Al-Fatihah, An-Nas, Al-
sehar-hari tentang Falaq dan Al-Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari
Tauhid Rububiyah
dan Uluhiyyah
4. Memahami Hadis 4.1 Menulis Hadis tentang iman dan ibadah
tentang ciri iman 4.2 Menerjemahkan makna Hadis tentang iman      dan
dan ibadah yang ibadah
diterima Allah 4.3  Menghafal Hadis tentang iman dan ibadah
4.4  Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis tentang
iman dan ibadah dalam fenomena kehidupan dan
akibatnya
4.5  Menerpakan isi kandungan Hadis tentang ciri iman dan
ibadah yang diterima Allah
     

Tabel 5. SK dan KD Kelas VII Semester 2248

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


5. Membaca Al- 5.1 Menerapkan hukum bacaan mim sukun dalam Q.S. Al-
Qur’an surat Bayyinah dan Al-Kafirun
pendek pilihan
6. Menerapkan Al- 6.1  Memahami isi kandungan Q.S. Al-Kafirun dan Al-
Qur’an surat-surat Bayyinah tentang toleransi
pendek pilihan
dalam kehidupan 6.2  Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Kafirun
sehar-hari tentang dan Al-Bayyinah  tentang membangun kehidupan umat
toleransi beragama dalam fenomena kehidupan 

6.3  Menerapkan kandungan Q.S. Al-Kafirun dan Al-


Bayyinah tentang toleransi dalam kehidupan sehari-
hari

247
Dokumentasi 7 Januari 2021
248
Dokumentasi 7 Januari 2021
149

7. Menerapkan Al- 7.1  Memahami isi kandungan QS. Al-Lahab dan An-Nashr


Qur’an surat-surat tentang problematika dakwah
pendek pilihan
dalam kehidupan 7.2. Menerapkan kandungan QS. Al-Lahab dan An-Nashr
sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
tentang
problematika
da’wah
150

Tabel 6. Lembar Penilaian Sikap Penilaian Diri249

Satuan Pendidikan : MTS Negeri 2 Kota Jambi


Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadits
Kelas/Semester : VII
Mata Pelajaran : 2020/2021

Kompetensi Dasar
1.1 Memiliki perilaku mencintai Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan.

Indikator :
2.1.1 Berperilaku yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits dalam
kehidupan.
PENILAIAN DIRI
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Untuk Pertanyaan 1 sampai 7, tulis masing-masing huruf sesuai dengan
pendapatmu !
A = Selalu B = Sering C = Jarang D = Tidak Pernah
1 Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
pembelajaran
2 Menunjukkan sikap berusaha secara maksimal
dalam melakukan pembelajaran
3 Bersikap jujur saat mengerjakan ulangan
4 Disiplin dalam mengerjakan tugas
5 Bertoleransi pada guru dan sesama teman
6 Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………

249
Dokumentasi 20 Januari 2021
151

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Al-Qur`an Hadits di


Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
Kompetensi
Inti 1 Kompetensi Inti 2 Kompetensi Inti 3 Kompetensi Inti 4
(Sikap (Sikap Sosial) (Pengetahuan) (Keterampilan)
Spiritual)
1. Menerima dan 2. Menunjukkan 3. Memahami 4. Mencoba, mengolah, dan
menjalankan perilaku jujur, pengetahuan menyaji dalam ranah
ajaran agama disiplin, tanggung (factual, konseptual konkret (menggunakan,
yang jawab, santun, dan procedural) mengurai, merangkai,
dianutnya. peduli (toleran, dengan cara memodifikasi, dan
gotong royong), mengamati membuat) dan ranah
santun, percaya diri, (mendengar, abstrak (menulis,
dan percaya diri melihat, membaca) membaca, menghitung,
dalam berinteraksi berdasarkan rasa menggambar, dan
secara efektif ingin tahu tentang mengarang) sesuai
dengan lingkungan ilmu pengetahuan, dengan yang dipelajari di
sosial dan alam teknologi, seni dan sekolah dan sumber lain
dalam jangkauan budaya terkait yang sama dalam sudut
pergaulan dan fenomena dan pandang/teori
keberadaannya. kejadian tampak
mata.

1.1  Menerima 2.1  Menjalankan 3.1  Memahami 4.1  Menyajikan kesimpulan


Al-Qur’an dan sikap tanggung kedudukan dan tentang kedudukan dan
hadis sebagai jawab dalam fungsi Al-Qur’an fungsi Al-Qur’an hadis
pedoman hidup berperilaku hadis dalam Islam dalam Islam
manusia
1.2 Menerima 2.2  Menghayati 3.2 Menganalisis isi 4.2.2   Mendemonstrasikan
kekuasaan dan sikap disiplin dalam kandungan Q.S. as- hafalan Q.S. as-Syams
rahmat Allah menjalankan Syams (91): 1-10, (91): 1-10, Q.S. Ali Imran
SWT. Sesuai kewajiban Q.S. Ali Imran (3): (3): 190 dan hadis riwayat
Q.S. asy-Syams 190 dan hadis Bukhari dari Abu Hurairah.
: 1-10 dan Q.S. riwayat Bukhari dari
Ali Imran (3): Abu Hurairah;
190 dan hadis tentang kekuasan
riwayat Bukhari dan rahmat Allah
dari Abu SWT.
Hurairah
4.2.3   Mengolah fenomena
sosial dan alam sebagai
bukti kekuasaan Allah
sebagaimana dalam Q.S.
as-Syams (91): 1-10, Q.S.
Ali Imran (3): 190 dan hadis
riwayat Bukhari dari Abu
Hurairah;
4.2.4   tentang kekuasan
dan rahmat Allah Swt.
1.3  Menerima 2.3  Menjalankan 3.3  Menganalisis isi 4.3.1    Mendemonstrasikan
bahwa Allah sikap peduli kepada kandungan Q.S. al- hafalan Q.S. al-Lail (92): 1-
Swt. mencintai masyarakat Lail (92): 1-11, dan 11, dan hadis hadis riwayat
orang yang hadis hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah.
pemurah dan Muslim dari Abu 4.3.2    Menyimpulkan
152

Kompetensi
Inti 1 Kompetensi Inti 2 Kompetensi Inti 3 Kompetensi Inti 4
(Sikap (Sikap Sosial) (Pengetahuan) (Keterampilan)
Spiritual)
membenci Hurairah; hadis keterkaitan kandungan
orang yang kikir riwayat Muslim dari Q.S. al-Lail (92): 1-11, dan
Jabir bin Abdillah hadis riwayat Muslim dari
tentang sifat Abu Hurairah dan hadis
pemurah dan riwayat Muslim dari Jabir
menjauhi sifat kikir bin Abdillah dengan
fenomena sosial dan
menyajikannya secara lisan
atau tulisan

1. Al-Qur’an Hadis MadrasahTsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi Kelas VII


Semester Genap 250
Tabel 8.
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Al-Qur`an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Jambi
Kompetensi
Inti 1 Kompetensi Inti 2 Kompetensi Inti 3 Kompetensi Inti 4
(Sikap (Sikap Sosial) (Pengetahuan) (Keterampilan)
Spiritual)
1. Menerima 2.  Menunjukkan 3. Memahami 4.  Mencoba, mengolah,
dan perilaku jujur, pengetahuan dan menyaji dalam ranah
menjalankan disiplin, tanggung (factual, konseptual konkret (menggunakan,
ajaran agama jawab, santun, peduli dan prosedural) mengurai, merangkai,
yang dianutnya. (toleran, gotong dengan cara memodifikasi, dan
royong), santun, mengamati membuat) dan ranah
percaya diri, dan (mendengar, melihat, abstrak (menulis,
percaya diri dalam membaca) membaca, menghitung,
berinteraksi secara berdasarkan rasa menggambar, dan
efektif dengan ingin tahu tentang mengarang) sesuai dengan
lingkungan sosial ilmu pengetahuan, yang dipelajari di sekolah
dan alam dalam teknologi, seni dan dan sumber lain yang sama
jangkauan pergaulan budaya terkait dalam sudut pandang/teori
dan keberadaannya. fenomena dan
kejadian tampak
mata.
 
1.4  Menerima 2.4  Menjalankan 3.4  Memahami 4.4  Mempraktikan bacaan
keutamaan sikap teliti dalam ketentuan hukum mad thabi’i, mad wajib
membaca Al- melaksanakan tugas bacaan Mad thabi’i, muttashil, dan mad jaiz
Qur’an sesuai mad wajib muttashil, munfashil dalam surat
kaidah Ilmu dan mad jaiz pendek pilihan
Tajwid munfashil
1.5 Menerima 2.5  Mengamalkan 3.5  Menganalisis isi 4.5.1  Mendemonstrasikan
bahwa optimis sikap pantang kandungan Q.S. al- hafalan Q.S. al-Balad (90):
dan sabar menyerah dalam Balad (90): 1-10, 1-10, Q.S. az-Zumar (39):
adalah perintah meraih keberhasilan Q.S. az-Zumar (39): 53 dan Q.S. alBagarah (2):
250
Dokumentasi 20 Januari 2021
153

Kompetensi
Inti 1 Kompetensi Inti 2 Kompetensi Inti 3 Kompetensi Inti 4
(Sikap (Sikap Sosial) (Pengetahuan) (Keterampilan)
Spiritual)
Allah SWT. sebagai salah satu 53 dan Q.S. 153
bentuk sikap anti alBagarah (2): 153 4.5.2 Menyimpulkan
korupsi tentang optimis dan keterkaitan kandungan
sabar Q.S. al-Balad (90): 1-10,
Q.S. a7-Zumar (39): 53 dan
Q.S. al-Bagarah (2): 153
dengan fenomena sosial
dan menyajikannya dalam
bentul lisan atau tulisan
1.6  Menerima 2.6  Menjalankan 3.6  Menganalisis 4.6.1  Mendemonstrasikan
kebenaran isi sikap berfikiran keterkaitan isi hafalan hadis riwayat
kandungan positif, optimis dan kandungan hadis Muslim dari Abu Yahya
hadis tentang sabar dalam riwayat Muslim dari Shuhaib bin Sinan.
sikap berfikir kehidupan sehari- Abu Yahya Shuhaib 4.6.2 Menyimpulkan
positif, optimis hari bin Sinan; dampak sikap optimis dan
dan sabar dan hadis riwayat sabar dalam kehidupan
dalam Tirmidzi dari sesuai isi kandungan hadis
kehidupan bagi Abdullah bin Abbas; riwayat Muslim dari Abu
orang mukmin Yahya Shuhaib bin
  Sinandan hadis riwayat
Tirmidzi dari Abdullah bin
Abbas dan hadis riwayat
dan hadis riwayat
Bukhari Muslim dari Abu
Bukhari Muslim dari
Hurairah dengan fenomena
Abu Hurairah;
sosial menyajikannya
dalam bentuk lisan atau
  tulisan

tentang optimis dan


sabar dalam
fenomena kehidupan
dan akibatnya
1. Menerima dan 2. Menunjukkan 3. Memahami 4. Mencoba, mengolah, dan
menjalankan perilaku jujur, pengetahuan menyaji dalam ranah
ajaran agama disiplin, tanggung (factual, konseptual konkret (menggunakan,
yang jawab, santun, dan procedural) mengurai, merangkai,
dianutnya. peduli (toleran, dengan cara memodifikasi, dan
gotong royong), mengamati membuat) dan ranah
santun, percaya diri, [mendengar, abstrak (menulis,
dan percaya diri melihat, membaca] membaca, menghitung,
dalam berinteraksi berdasarkan rasa menggambar, dan
secara efektif ingin tahu tentang mengarang) sesuai
dengan lingkungan ilmu pengetahuan, dengan yang dipelajari di
sosial dan alam teknologi, seni dan sekolah dan sumber lain
dalam jangkauan budaya terkait yang sama dalam sudut
pergaulan dan fenomena dan pandang/teori
keberadaannya. kejadian tampak
mata.

1.1  Menerima 2.1  Menjalankan 3.1  Memahami 4.1  Menyajikan kesimpulan


Al-Qur’an dan sikap tanggung kedudukan dan tentang kedudukan dan
hadis sebagai jawab dalam fungsi Al-Qur’an fungsi Al-Qur’an hadis
154

Kompetensi
Inti 1 Kompetensi Inti 2 Kompetensi Inti 3 Kompetensi Inti 4
(Sikap (Sikap Sosial) (Pengetahuan) (Keterampilan)
Spiritual)
pedoman hidup berperilaku hadis dalam Islam dalam Islam
manusia
1.2 Menerima 2.2  Menghayati 3.2 Menganalisis isi 4.2.2   Mendemonstrasikan
kekuasaan dan sikap disiplin dalam kandungan Q.S. as- hafalan Q.S. as-Syams
rahmat Allah menjalankan Syams (91): 1-10, (91): 1-10, Q.S. Ali Imran
SWT. Sesuai kewajiban Q.S. Ali Imran (3): (3): 190 dan hadis riwayat
Q.S. asy-Syams 190 dan hadis Bukhari dari Abu Hurairah.
: 1-10 dan Q.S. riwayat Bukhari dari 4.2.3   Mengolah fenomena
Ali Imran (3): Abu Hurairah; sosial dan alam sebagai
190 dan hadis tentang kekuasan bukti kekuasaan Allah
riwayat Bukhari dan rahmat Allah sebagaimana dalam Q.S.
dari Abu SWT. as-Syams (91): 1-10, Q.S.
Hurairah Ali Imran (3): 190 dan hadis
riwayat Bukhari dari Abu
Hurairah;
4.2.4   tentang kekuasan
dan rahmat Allah Swt.
1.3  Menerima 2.3  Menjalankan 3.3  Menganalisis isi 4.3.1    Mendemonstrasikan
bahwa Allah sikap peduli kepada kandungan Q.S. al- hafalan Q.S. al-Lail (92): 1-
Swt. mencintai masyarakat Lail (92): 1-11, dan 11, dan hadis hadis riwayat
orang yang hadis hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah.
pemurah dan Muslim dari Abu 4.3.2    Menyimpulkan
membenci Hurairah; hadis keterkaitan kandungan
orang yang kikir riwayat Muslim dari Q.S. al-Lail (92): 1-11, dan
Jabir bin Abdillah hadis riwayat Muslim dari
tentang sifat Abu Hurairah dan hadis
pemurah dan riwayat Muslim dari Jabir
menjauhi sifat kikir bin Abdillah dengan
fenomena sosial dan
menyajikannya secara lisan
atau tulisan

Tabel 9. Contoh Format Kisi – Kisi Soal Al-Qur’an Hadits Kelas 7


Kompetensi Materi Indikator soal Level No. Bentuk
Dasar Kognitif Soal

3.1 Memahami Hukum 1.menjelaskan C2 1,5 Tes tulis


ketentuan bacaan pengertian hukum mad (Pengeta
hukum mad mad ‘Iwadh, mad layin, mad huan dan
‘Iwadh, mad ‘Iwadh, ‘arid lissukun dalam Al- Pemaha
layin, mad ‘arid mad Qur’an surah-surah man)
lissukun dalam layin, pendek pilihan -
Al-Qur’an mad 2.menjelaskan ciri-ciri -
155

surah-surah ‘arid hukum mad ‘Iwadh, -


pendek pilihan lissukun mad layin, mad ‘arid
lissukun dalam Al-
Qur’an surah-surah
pendek pilihan -
3. Mendeskripsikan -
cara membunyikan -
hukum mad ‘Iwadh,
mad layin, mad ‘arid
lissukun dalam Al-
Qur’an surah-surah
pendek pilihan PG
4. mengidentifikasi 2,3
hukum mad ‘Iwadh, C3
mad layin, mad ‘arid (Penalara
lissukun dalam Al- n)
Qur’an surah-surah
pendek pilihan PG
5. menyimpulkan cara 4
membaca mad ‘Iwadh,
mad layin, mad ‘arid C3
lissukun dalam Al- (Penalara
Qur’an surah-surah n)
pendek pilihan

Anda mungkin juga menyukai