PROLEGOMENA BIBLIOLOGI
TEOLOGI PROPER
Disiapkan oleh :
Samgar Setia Budhi, Th.M.
Bibliologi Cs
Semester Genap 2009/2010
Dosen : Samgar Setia Budhi, Th.M.
Email : samgar.budhi@gmail.com
Web : samgarsblog.blogspot.com
Silabus Perkuliahan
I. DESKRIPSI MATAKULIAH
Matakuliah Bibliologi Cs adalah matakuliah teologi sistematika yang mempelajari
tentang hal-hal yang berhubungan dengan pendahuluan dalam mempelajari teologi
sistematika (Prolegomena), Doktrin Alkitab (Bibliologi), dan Doktrin Allah (Teologi
Proper).
V. TUGAS MATAKULIAH
1. Kehadiran dan Partisipasi di Kelas
2. Tugas Baca Buku
Setiap mahasiswa diwajibkan membaca 1 buku yang terdapat dalam bahan bacaan
yang direkomendasikan dan memberikan ringkasan serta tanggapan atas buku
tersebut dalam 5 – 6 halaman spasi tunggal. Ringkasan dan tanggapan buku
dimasukkan saat TAS.
3. Tes Tengah Semester (TTS) dan Tes Akhir Semester (TAS)
Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti TTS dan TAS sesuai dengan kalender
akademik. Materi ujian akan disampaikan kemudian.
4. Makalah
Setiap mahasiswa diwajibkan membuat makalah sesuai dengan topik-topik dalam
Bibliologi Cs. Makalah dibuat sesuai dengan aturan penulisan makalah STII
Yogyakarta sebanyak 10-13 halaman spasi ganda. Makalah diserahkan paling lampat
pada saat TAS.
PROLEGOMENA ………………………………………………………………………………………………….. 1
BIBLIOLOGI …………………………………………………………………………………………………………. 10
Intoduksi Bibliologi
Alkitab Berasal dari Allah
Wahyu/Penyataan Ilahi dari Alkitab
Hubungan Penyataan Umum dengan Penyataan Khusus
Inspirasi/Pengilhaman Alkitab
Ineransi/Ketaksalahan Alkitab
Kanonisitas Alkitab
Komposisi Alkitab
Iluminasi/Penerangan Alkitab dan Penafsiran Alkitab
Pendahuluan
Penyataan Tentang Allah
Hakekat dan Sifat-sifat Allah
Nama-nama Allah
Keesaan dan Ketritunggalan Allah
Ketetapan-ketetapan Allah
Karya-karya Allah
BAGIAN PERTAMA :
PROLEGOMENA
Prolegomena
DEFINISI TEOLOGI
Tradisi-Tradisi Teologi
Experience
Epistemology
Denominations
Eastern Orthodox Cessationism
Pluralism Relativism
Rationalism
Protestant
Truth Modernism
Postmodernism Continuationism
Istilah teologi berasal dari kata Yunani theos yang artinya “Allah” dan logos yang artinya
“kata, percakapan, uraian, pernyataan yang rasional.” Jadi teologi adalah “uraian atau
pernyataan yang rasional tentang Allah.”
Sedangkan kata sistematik berasal dari kata Yunani sunistano yang artinya
“menempatkan bersama-sama, mengatur dalam tempat yang sama, atau meletakkan bersama-
sama dengan cara menyusun atau mengkombinasikan.” Jadi teologi sistematik menekankan
penempatan, pengaturan atau pensistematisan teologi.
ALKITABIAH
PRAKTIKAL SISTEMATIK
TEOLOGI
KONTEMPORER RELEVAN
Menurut Stanly Grenz dan Roger Olsen dalam bukunya Who Needs Theology ?, ada
enam arena dasar dimana seseorang dapat melakukan teologi : Teologi Tabloid, Teologi
Rakyat, Teologi Kaum Awam, Teologi Para Pelayan, Teologi Profesional, dan Teologi
Akademik. 1
Teolog Tabloid : Seorang yang membangun teologinya atas dasar informasi isu
naïf yang tidak mempunyai dasar dalam fakta dan sangat kecil,
kalaupun ada, bukti untuk dipercaya.
Contoh :
Teolog Rakyat : Seorang yang tidak secara kritis dan reflektif membangun
teologinya menurut tradisi-tradisi dan cerita-cerita rohani.
Contoh :
Teolog Kaum Awam : Seorang awam yang membangun teologinya dan yang, tidak
seperti teolog tabloid dan rakyat jelata, …
(1) lebih reflektif atas konsep-konsep teologia yang dipelajari.
(2) mungkin memformulasikan suatu sistem kepercayaan yang
membedakan antara doktrin yang esensial dan non-esensial.
(3) lebih kritis akan tradisi-tradisi yang tak berdasar.
(4) mau menggunakan alat-alat studi.
Contoh :
1
Diambil dari The Theology Notebook : Introduction to Theology (Dallas, TX: TTP Biblical Studies
Press, 2002-2005), 13-17.
Samgar Setia Budhi 8
Prolegomena
Teolog Para Pelayan : Seorang awam yang membangun teologinya dan yang, tidak
seperti teolog kaum awam …
(1) terdidik dalam metodologi teologia.
(2) mampu menggunakan alat-alat studi dan sumber-sumber
pada tingkat yang lebih efektif.
(3) mampu meninjau secara terbuka teologi pribadi terhadap
model-model yang bersaing.
(4) bertekun mencurahkan lebih banyak waktu untuk refleksi
agar supaya pengintegrasian teologi dapat berlangsung.
Contoh :
Bagaimana kita berteologi setiap hari ? Dengan kata lain, bagaimana teologi
kita mempengaruhi rutinitas keseharian kita ?
2 Timotius 3:15-17
2 Timotius 3:10, 15
2 Timotius 4:2
Titus 1:9
1 Petrus 3:15
SUMBER-SUMBER TEOLOGI
Sumber-Sumber Teologi
Diskusikan dan berikanlah contoh, keuntungan, dan kekurangan dari masing-masing sumber
tersebut !
1. Tradisi
Informasi rohani yang telah diteruskan kepada kita dari berbagai sumber.
Contoh :
Keuntungan :
Kekurangan :
Keuntungan :
Kekurangan :
3. Pengalaman
Informasi yang datang melalui perjumpaan langsung, partisipasi atau observasi.
Contoh :
Keuntungan :
Kekurangan :
4. Perasaan
Informasi yang datang melalui perasaan-perasaan psikologis yang dialami secara subyektif.
Contoh :
Keuntungan :
Kekurangan :
Keuntungan :
Kekurangan :
Keuntungan :
Sumber pembantu :
1. Pengakuan doktrinal
2. Tradisi
3. Penalaran
Semua sumber pembantu berada di bawah penghakiman Alkitab.
Prasuposisi adalah praduga atau keyakinan awal. Ada beberapa prasuposisi yang harus dimiliki
oleh seseorang yang belajar teologi.
1. Prasuposisi Dasar : Pengilhaman dan Ketaksalahan Alkitab
2. Prasuposisi dalam Penafsiran
a. Pentingnya penafsiran literal – normal
Prinsip : menafsirkan kata-kata dan kalimat-kalimat dari Alkitab dengan arti
normal mereka, yaitu dengan cara kata-kata itu dimengerti dalam komunikasi pada
umumnya. Dasar : Allah berkomunikasi dengan menggunakan cara yang normal
dan jelas.
b. Pewahyuan yang progresif (Progressive Revelation)
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan suatu kanon yang pewahyuannya
bersifat progresif. Artinya dari Perjanjian Lama pewahyuannya makin lengkap,
sempurna, sampai puncaknya pada Perjanjian Baru. Jadi Perjanjian Baru memiliki
prioritas atas Perjanjian Lama.
c. Legitimasi pembuktian teks
Penting sekali menggunakan pembuktian teks untuk membenarkan atau
memperkuat kesimpulan-kesimpulan. Teks harus digunakan secara benar (sesuai
dengan konteksnya) dengan tujuan untuk menjelaskan apa yang disampaikan.
Pembuktian teks Perjanjian Lama tidak boleh dipaksakan untuk memasukkan
kebenaran yang hanya dinyatakan kemudian dalam Perjanjian Baru.
3. Prasuposisi dalam Sistematisasi
a. Pentingnya sistem
Sasaran dari teologi adalah sistematisasi dari pengajaran-pengajaran yang sedang
dipertimbangkan. Kepentingan sistem dalam teologi ini dapat diperhatikan dari
perbedaan sistem antara eksegesis dan teologi seperti ditunjukkan dalam tabel
berikut.
Eksegesis Teologi
menganalisis menghubungkan analisis tersebut
berhubungan dengan arti teks merangkaikan arti teks
ahli eksegesis menyampaikan arti dari ahli teologi menampilkan sistem
kebenaran kebenaran
KATEGORISASI TEOLOGI
Kategorisasi Teologi 2
Teologi dapat dikategorikan menurut berbagai macam cara, salah satunya berdasarkan
fokusnya.
TEOLOGI
Abad Administrasi
Era Edenik Injil Sinoptik Bibliologi Arminian Neo-Ortodoks
Pertengahan Gereja
Era Nuh Kisah Para Rasul Teologi Proper Reformasi Perjanjian Radikal Liturgika
Yohanes Hamartiologi
Soteriologi
Ekklesiologi
Eskatologi
2
Kategorisasi ini diambil dari pembagian menurut Paul Enns dalam bukunya berjudul The Moody
Handbook of Theology: Buku Pegangan Teologi (Malang: SAAT, 2003) dengan penambahan bidang Teologi
Praktika dari karya Henry C. Thiessen yang berjudul Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1992), 32.
Samgar Setia Budhi 17
Prolegomena
Teologi Biblika : Suatu sistem dari studi teologi yang menggunakan Alkitab
sebagai
satu-satunya sumber. Teologi Biblika dilakukan dengan melihat
pada kitab-kitab, perjanjian-perjanjian, penulis-penulis tertentu,
atau Alkitab secara keseluruhan.
Teologi Sistematika : Suatu sistem dari studi teologi yang mengambil dari semua
sumber penyataan agar sampai kepada kesimpulan-kesimpulan
sistematik tentang apa yang telah dinyatakan tentang berbagai
disiplin teologi.
Teologi Historika : Suatu sistem dari studi teologi yang menggunakan sejarah
Gereja sebagai sumber utamanya. Teologi sejarah mempelajari
perjuangan, pembangunan, dan artikulasi doktrin sepanjang
sejarah.
Teologi Dogmatika : Suatu sistem dari studi teologi yang berhubungan dengan
kebenaran doktrinal dari Kitab Suci yang dipaparkan secara
sistematis, dan kebenaran itu diakui oleh Gereja. Teologi
dogmatika menggunakan pengakuan-pengakuan iman dari
berbagai lembaga Kristen atau denominasi.
Teologi Kontemporer : Suatu sistem dari studi teologi yang membahas beberapa bentuk
teologia yang muncul dalam kurun waktu tertentu. Bentuk-
bentuk teologi itu muncul karena adanya pengaruh-pengaruh
filosofis di era Renaissance, Pencerahan, dan Idealisme.
Teologi Praktika : Suatu sistem dari studi teologi yang membahas penerapan
teologi terhadap pembaharuan, pengudusan, pembinaan,
pendidikan, dan pelayanan manusia. Teologi praktis berusaha
menerapkan pokok-pokok yang disumbangkan oleh kelima
bagian teologi lainnya kepada kehidupan praktis.
Prolegomena
Eskatologi Bibliologi
Teologi
Ekklesiologi
Proper
TEOLOGI
SISTEMATIKA
Soteriologi Kristologi
Hamartiologi Pneumatologi
Antropologi Angelologi
1. Prolegomena
Secara literal berarti “hal-hal yang dibicarakan sebelumnya.” Berurusan dengan isu-isu
teologi yang mendasar seperti metodologi teologi, sumber-sumber, dan alasan-alasan
bagi studi teologi.
2. Bibliologi
Studi tentang sifat, transmisi, kanonisasi, dan tujuan Alkitab.
3. Teologi Proper
Studi tentang eksistensi Allah, sifat, dan atribut-atributNya. Terkadang disebut juga
“Trinitarianisme.”
4. Kristologi
Studi tentang pribadi dan karya Kristus.
5. Pneumatologi
Studi tentang pribadi dan karya Roh Kudus.
6. Angelologi
Studi tentang sifat dan karya setan dan malaikat.
ALKITAB
TEOLOGI BIBLIKA
TEOLOGI SISTEMATIK/
TEOLOGI DOGMATIK
KEBENARAN
Intisari Prinsip-prinsip
Yang bersifat kekal
2 Pernyataan Teologis
.
“Apa kebenaran kekal yang diajarkan?”
Kitab Suci
Analogi
TEOLOGI
SISTEMATIKA
HERMENEUTIKA
ALKITABIAH PENERAPAN
BIBLIOLOGI
Bibliologi
INTRODUKSI BIBLIOLOGI
Definisi Bibliologi
1. Definisi
Istilah “Bibliologi” berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu biblion berarti buku,
kitab, gulungan; dan logos berarti kata, percakapan, uraian, penjelasan, pengajaran.
Jadi Bibliologi berarti uraian atau penjelasan tentang Alkitab.
2. Posisinya Dalam Teologi Sistematika
a. Pendahuluan
Definisi Alkitab
Istilah Alkitab berasal dari bahasa Arab yang artinya “wahyu yang tertulis.” Istilah ini
dalam bahasa Inggris disebut Bible yang berasal dari kata Yunani biblion artinya “kitab” atau
“gulungan.” Kata biblion berasal dari biblos, yaitu tanaman papyrus yang banyak tumbuh di
rawa-rawa atau tepi sungai di sepanjang Sungai Nil. Tanaman ini merupakan bahan yang
dipakai untuk menulis pada masa itu. Dalam perkembangannya, bentuk jamak biblia
dipergunakan oleh orang-orang Kristen mula-mula untuk menyebut semua kitab Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru.
Istilah bahasa Inggris lainnya adalah Scripture yang berasal dari kata Yunani graphe
artinya “tulisan” (2 Tim. 3:16) dan hiera grammata artinya “Tulisan-tulisan yang suci” (2 Tim.
3:15). Istilah ini dalam Alkitab sering diterjemahkan dengan Kitab Suci.
Penyataan
(Revelation)
Kepercayaan Pengilhaman
(Credibility) (Inspiration)
Keaslian Ketaksalahan
(Authenticity) BIBLIOLOGI (Inerrancy)
Kewibawaan Pengkanonan
(Authority) (Canonicity)
Penerangan
(Illumination)
Istilah “penyataan” atau “wahyu” berasal dari kata kerja bahasa Ibrani hl*g* (g*l*h)
yang artinya “menyatakan” atau “menyingkapkan.” Sedangkan istilah bahasa Yunani yang
sering dipakai untuk “penyataan” adalah ajpokavluyis (apokalupsis), yang artinya
“penyingkapan” atau “dibukakan.” Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri melalui ciptaan,
sejarah, hati nurani manusia, Kristus, dan Alkitab.
-Charles C. Ryrie
Basic Theology (Wheaton, IL: Victor Books, 1986), 37
Pentingnya Penyataan
Macam-macam Penyataan
1. Undi
Terkadang cara ini dipakai untuk mengkomunikasikan pikiran atau kehendak Allah
(Ams. 16:33; Kis. 1:21-26).
2. Urim dan Tumim
Urim dan tumim digunakan oleh Harun (Imam Besar)
pada dadanya. Dihiasi dengan 12 batu permata
(melukiskan 12 suku Israel) untuk mendapat kepastian
tentang kehendak Allah (Kel. 28:30; Bil. 27:21; Ul. 33:8;
1 Sam. 28:6; Ezr. 2:63).
Urim
3. Mimpi
Allah memakai cara ini untuk berkomunikasi dalam masa Perjanjian Lama dan akan
melakukannya lagi pada waktu kedatangan Kristus kedua kali (Kej. 20:3, 6; 31:11-13,
24, 40-41; Yl. 2:28 bdg. Ayb. 33:15). Orang yang tidak percaya (kafir) dan orang
percaya mengalami mimpi-mimpi yang diberikan Allah (Kej. 20:3; 31:24; Dan. 2).
Melalui mimpi-mimpi tersebut Allah menggunakan untuk menyatakan kebenaran-
Nya.
4. Visi (Penglihatan)
Penglihatan lebih menekankan pada apa yang didengar,sedangkan mimpi pada apa
yang dilihat. Peran manusia juga lebih terlibat aktif dalam menerima penglihatan (Yes.
1:1; 6:1; Yeh. 1:3; Dan. 7).
5. Theofani
Sebelum inkarnasi cara ini diwujudkan melalui Malaikat TUHAN (Yahweh) yang
mengkomunikasikan berita Ilahi kepada manusia (Kej. 16:7-14; Kel. 3:2; 2 Sam.
24:16; Za. 1:12).
6. Malaikat-malaikat
Allah juga menggunakan malaikat, ciptaan-Nya, untuk membawa berita kepada
manusia (Dan. 9:20-21; Luk. 2:10-11; Why. 1:1). Dalam Wahyu 19:17 Allah juga
menggunakan malaikat-Nya untuk mengkomunikasikan berita-Nya kepada burung-
burung.
7. Nabi-nabi
Para nabi Perjanjian Lama diperintahkan Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya (2
Sam. 23:2; Za. 1:1); demikian juga para nabi dalam Perjanjian Baru (Ef. 3:5).
PENGILHAMAN ALKITAB
(Inspiration)
Istilah “pengilhaman” berasal dari kata bahasa Inggris inspiration, atau dari kata Latin
inspiro yang muncul di 2 Timotius 3:16 dan 2 Petrus 1:21. Dalam 2 Timotius 3:16 digunakan
kata bahasa Yunani qeovpneusto" (qeopneusto") yang berasal dari kata qeov" (qeo") dan
pneusto" (pneusto") yang berarti “dinafaskan (keluar) oleh Allah.” Jadi Alkitab bukan
dinafaskan ke dalam oleh Allah melainkan dinafaskan keluar oleh Allah.
“Inspirasi adalah pimpinan Allah Roh Kudus atas para penulis Alkitab,
akibatnya, Alkitab itu memiliki otoritas Ilahi dan patut dipercaya.
Dan karena memiliki otoritas Ilahi serta patut dipercaya seperti itu,
maka ia bebas dari salah”
-Edward J. Young
The Word Is Truth (Grand Rapids: Eerdmans, 1957), 114
Unsur Ilahi
Inspirasi
berhubungan
Unsur manusia
dengan
manuskrip asli
DEFINISI
PENGILHAMAN
Inspirasi
meliputi Hasil : Firman
seleksi kata- Allah tanpa
kata oleh salah
penulis
33
Bibliologi
Bibliologi
1. 2 Timotius 3:16
“Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran” (LAI TB-2)
“pa'sa grafhV qeovpneusto" kaiV wjfevlimo" proV" didaskalivan, proV"
ejlegmovn, proV" ejpanovrqwsin, proV" paideivan thVn ejn dikaiosuvnh/” (GNT 4-
ed)
Ayat 16 :
Ayat 17 :
2. 2 Petrus 1:21
“sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (LAI TB-2)
“ouj gaVr qelhvmati ajnqrwvpou hjnevcqh profhteiva potev, ajllaV uJpoV
pneuvmato" aJgivou ferovmenoi ejlavlhsan ajpoV qeou' a]nqrwpoi” (GNT 4-ed)
3. 1 Korintus 2:13
“Karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang rohani, kami
berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan
diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.” (LAI TB-2)
“Hal itu dilakukannya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang hal-hal
ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-
orang yang tidak memahaminya dan tidak teguh imannya, memutarbalikkannya
menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka lakukan
dengan tulisan-tulisan yang lain.” (LAI TB-2)
Petrus juga menegaskan bahwa tulisan-tulisan Paulus juga diilhamkan oleh Allah
karena dianggap sejajar dengan tulisan-tulisan lainnya dan dianggap sebagai Kitab
Suci.
Kesimpulan :
Doketisme alkitabiah adalah sebuah metode pendekatan Alkitab yang mengabaikan sama
sekali unsur manusiawi dalam Alkitab dan hanya menekankan unsure ilahi. Pendekatan ini
sering dipengaruhi oleh teori pengilhaman mekanis.
1. Membuka Alkitab secara acak dan melihat apa yang Allah katakana.
2. Berpikir bahwa setiap Alkitab berlaku bagi kita (2 Taw. 7:13-14).
3. Mempercayai bahwa angka pasal dan ayat dalam Alkitab juga diilhamkan.
4. Mempercayai bahwa susunan kanon diilhamkan.
5. Mengabaikan kepribadian dari penulis Alkitab.
6. Mengabaikan prinsip penafsiran berdasarkan jenis literatur yang direpresentasikan.
7. Mempercayai bahwa jika sesuatu hal ada dalam Alkitab, maka sesuatu itu harus benar.
8. Sangat meliteralkan Alkitab.
9. Tidak memperhatikan perkembangan penyataan dalam Alkitab.
Verbal
Plenary
Pembuktian Pengilhaman
+ 40 penulis
66 Kitab
Beragam genre
Ditulis dalam
3 bahasa
3. Kesejarahan Alkitab
a. Bukti Internal (dari dalam Alkitab)
• Kejujuran
Alkitab mencatat baik keberhasilan maupun kegagalan dari para tokoh
didalamnya. Alkitab tidak pernah melukiskan para tokohnya dengan gambaran
yang mulia sama seperti yang biasa kita temukan dalam sebuah dongeng,
melainkan menunjukkan keadaan mereka yang terburuk sekalipun dengan apa
adanya. Misalnya : bangsa Israel mengeluh, Daud membunuh, Petrus
menyangkal, para rasul ketakukan ketika ditinggalkan Yesus, Musa marah,
Yakub menipu, Nuh mabuk, Adam dan Hawa tidak taat, Paulus menganiaya,
Salomo menyembah berhala, Abraham berpoligami, Yohanes Pembaptis ragu,
Abraham ragu, Sarah ragu, Nikodemus ragu, Thomas ragu, Yunus melarikan
diri, Samson mementingkan diri sendiri. Demikian juga, orang-orang yang
sangat beriman digambarkan sangat menderita (Ayub dan Lazarus) sedangkan
orang fasik digambarkan makmur (orang kaya).
• Keharmonisan
Meskipun Alkitab adalah sebuah kumpulan dari beragam komposisi, ditulis
oleh para penulis yang berbeda dengan kepribadian, tujuan, dan budaya yang
berbeda, ditulis dalam beragam genre di 3 benua yang berbeda dalam 3 bahasa
yang berbeda sepanjang kurun waktu 1500 tahun, Alkitab merupakan suatu
kesatuan yang utuh – harmonis – konsisten dalam sistem doktrinal, tolok
ukur, rencana keselamatan, dan program untuk segala zaman. Ini menegaskan
ada satu Penulis yang menuntun dan mengawasi tulisan-tulisan itu. Catatan-
catatan yang sejajar semuanya berisi kisah dasar yang sama dengan rincian dan
perspektif yang beragam. Keharmonisan ini menambahkan legitimasi historis
dari catatan-catatan Injil.
Samgar Setia Budhi 39
Bibliologi
ROH KUDUS
40 penulis
berbeda
ALKITAB
(66 kitab, beragam genre)
Satu kesatuan yang utuh-
Ditulis selama harmonis-konsisten Profesi penulis
± 1500 tahun • Satu sistem doktrinal berbeda
• Satu tolok ukur
• Satu rencana
keselamatan
• Satu program untuk
segala zaman
3 bahasa
berbeda
5. Kesaksian Kristus
Bukti sejarah secara meyakinkan menunjukkan bahwa Kristus telah bangkit dari
kubur dan kebangkitan itu sendiri membuktikan penegasan bahwa Kristus adalah
Anak Allah. Karena Kristus adalah Anak Allah, kesaksianNya mengenai pengilhaman
Alkitab adalah final dan berotoritas. Kristus banyak sekali memberi kesaksian tentang
pengilhaman PL dan membuka jalan bagi pengilhaman PB, melalui penetapan dan
pengutusan para rasulNya, mengesahkan mereka dengan tanda-tanda dan mujizat.
6. Kemampuan untuk mengubah hidup
Alkitab menunjukkan karakteristik hikmat, tajam, dan pasti sehingga seseorang akan
menemukan dari kesaksian itu seorang Pencipta yang mahatahu. Keyakinan ini telah
dibuktikan sendiri dalam perubahan hidup yang dinamis dari berjuta-juta orang di
sepanjang waktu dan menunjukkan sifat ilahinya (Ibr. 4:12). Alkitab telah banyak
mengubah dan membaharui kehidupan berjuta-juta orang di dunia.
7. Kesaksian Roh Kudus
Alkitab memberi kesaksian tentang dirinya sendiri melalui kesaksian subyektif tentang
Allah itu sendiri dalam pikiran, hati, dan jiwa seseorang, menunjukkan bahwa pesan
yang diberitakan adalah sungguh-sungguh suara Allah (Yoh. 10:26-27).
KETAKSALAHAN ALKITAB
(Inerrancy)
Definisi Ketaksalahan
1. Jika Alkitab “dinafaskan Allah” menunjukkan suara Allah dan Allah adalah tanpa
salah, maka Alkitab adalah tanpa salah.
Premis 1 : Alktab adalah benar dan karena itu tidak mungkin salah (2 Sam. 7:28; Tit.
1:2; Ibr. 6:18).
Premis 2 : Allah adalah penulis Alkitab yang terutama (2 Tim. 3:16; 2 Ptr. 1:20-21).
Kesimpulan : Alkitab adalah benar dan tidak mungkin salah.
2. Jika Alkitab berisi kesalahan sejarah dan/atau ilmu pengetahuan, maka seluruh pesan
teologisnya berada dalam bahaya karena pesan teologis Alkitab didasarkan atas
sejarah. Siapa yang dapat menghakimi apa yang tepat dan apa yang salah ?
3. Ketaksalahan Alkitab mengikat secara erat kepada otoritas absolutnya. Penyangkalan
terhadap ketaksalahan Alkitab adalah penolakan terhadap otoritas Alkitab.
4. Alkitab tidak berisi kesalahan.
Premis : Alkitab tidak berisi kesalahan.
Kesimpulan : Alkitab adalah tanpa salah.
Premis : Seluruh yang Alkitab katakan adalah benar sesuai dengan tujuan
penulisannya.
Kesimpulan : Alkitab adalah benar.
1. Oleh karena Alkitab ditulis oleh manusia, maka seharusnya Alkitab secara akurat
merefleksikan karakteristik manusia yang salah. Menolak kesalahan dalam Alkitab
adalah menolak kemanusiaan dari Alkitab.
“salah adalah manusiawi”
Premis 1 : Manusia salah.
Premis 2 : Alkitab adalah sebuah kitab manusiawi.
Kesimpulan : Alkitab salah.
2. Ketaksalahan Alkitab hanya berlaku kepada naskah aslinya (autographa). Karena kita
tidak memiliki naskah aslinya, maka tidak relevan berbicara tentang ketaksalahan
Alkitab.
3. Alkitab berisi kesalahan, karena itu Alkitab tidak tanpa salah.
1. Meskipun benar bahwa Alkitab adalah sebuah karya manusia dan manusia seringkali
salah, tetapi adalah benar juga bahwa Alkitab adalah sebuah karya ilahi dan Allah
tidak pernah salah. Adalah tidak perlu berbuat salah untuk menjadi manusia.
Jika argumentasi tersebut benar, maka seharusnya argumentasi berikut dibawah ini
juga benar :
Premis 1 : Manusia salah.
Premis 2 : Kristus adalah seorang manusia.
Kesimpulan : Kristus salah.
Kristus
100% Manusia 100% Allah
Alkitab
100% manusia 100% Allah
2. Meskipun benar bahwa kita tidak memiliki naskah asli dari Alkitab, tidak berarti
doktrin ketaksalahan Alkitab menjadi tidak berlaku. Melalui ilmu kritik tekstual kita
belajar bahwa Alkitab telah dipelihara dengan 95 % keakuratan dan bahwa kita
mempunyai akses kepada yang asli melalui studi dan penelitian yang tekun.
3. Ketika konteks asli dan tujuan penulisan dipahami, dengan menggunakan catatan
ilmu kritik tekstual, semua kesalahan-kesalahan yang dtuduhkan menunjuk kepada
kesalahan penafsiran atau kesalahan penulisan.
TRANSMISI ALKITAB
(Transmission)
1. Perjanjian Lama aslinya ditulis dalam 2 bahasa, Ibrani dan Aram (sebagian dari Kitab
Ezra dan Daniel) dari tahun +1500 sampai 400 SM.
2. Perjanjian Baru aslinya ditulis dalam bahasa Yunani Koine dari tahun 40 sampai 100
M.
3. Sekarang kita tidak memiliki naskah aslinya (autographa).
4. Semua transmisi Alkitab ditulis dengan tangan sampai diciptakan mesin cetak pada
tahun 1450 oleh Johann Gutenberg.
5. Bahan-bahan tulisan yang paling siap tersedia adalah batu, kayu, papirus, dan
perkamen. Kemudian (abad kedua SM) kodeks (codex) dikembangkan.
6. Naskah-naskah (manuskrip) menjadi usang dan sobek dan oleh karena itu tidak
mungkin bertahan.
7. Kita tidak mempunyai banyak naskah (manuskrip) Perjanjian Lama yang bertanggal
sebelum 900 M.
8. Transmisi dari teks adalah sebuah tugas yang sangat sulit.
Kritik Tekstual
Kritik tekstual: Ilmu tentang pemulihan teks asli yang didasarkan atas bukti naskah
yang tersedia.
Kesalahan Penyalinan
1. Banyak sekali kesalahan yang dibuat oleh para penyalin yang menyalin Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru. Ada lebih dari 300.000 kesalahan penyalinan Perjanjian
Baru itu sendiri.
2. Bacaan-bacaan yang berbeda diantara naskah-naskah (manuskrip) disebut varian-
varian.
3. Kesalahan-kesalahan ini dipecahkan melalui sebuah proses yang disebut kritik tektual.
4. Kritik tekstual dipandang rendah oleh beberapa fundamentalis yang percaya bahwa
hal itu banyak merusakkan teks.
5. Kritik tekstual diperlukan untuk memulihkan bacaan-bacaan yang semula.
6. 99% dari varian-varian itu tidak membuat perbedaan teologis.
7. 1% -nya tidak mempengaruhi doktrin yang utama.
Kesalahan Yang Tidak Disengaja
Huruf-huruf yang kelihatannya mirip terkadang tertukar.
1. Kekeliruan huruf
Contoh : d dan r (Ibrani), dan (Yunani)
Penggantian kata-kata yang mirip bunyinya.
2. Homophony
Contoh : Rm. 5:1 ecomen “Kami telah” atau ecwmen “Marilah kita”
Sebuah huruf atau kata yang ditulis satu kali dimana seharusnya ditulis dua
3. Haplography
kali.
Sebuah huruf atau kata yang ditulis dua kali dimana seharusnya ditulis satu
4. Dittography
kali.
Pemisahan kata-kata yang salah. Contoh : Kalimat Inggris GODISNOWHERE
5. Fusion
mungkin dibaca GOD IS NOW HERE atau GOD IS NO WHERE.
Sebuah penghilangan yang disebabkan oleh dua kata yang mempunyai awal
6. Homoeoarchton
yang sama.
Sebuah penghilangan yang disebabkan oleh dua kata yang mempunyai akhir
7. Homoeoteleuton
yang sama.
Kekeliruan yang terjadi dengan menukartempatkan susunan dari dua huruf
8. Metatesis
atau kata. Contoh : Markus 14:65 (AV dengan NASB) e]balon atau e]labon.
Dua faktor utama yang menambahkan nilai kepada manuskrip-manuskrip yang masih ada :
1. Seberapa dekat salinan kita dari teks yang asli ?
2. Berapa banyak salinan yang kita miliki ?
Proto-Masoretic Text
Qumran Text
Proto –
100 SM – 400 M Masoretic Text
Standarisasi (Abad
pertama Masehi)
Masoretic Text
500 – 1000 M
PENGKANONAN ALKITAB
(Canonicity)
Pewibawaan sendiri
(2 Tim. 3:16)
Bapa-bapa Gereja
Kanon Alkitab sudah lengkap Kanon :
pada tahun 397 M 66 Kitab Alkitab
1. Menunjuk kepada daftar kitab-kitab yang telah memenuhi kriteria sebagai kitab-kitab
kanonik dank arena itu memiliki otoritas.
2. Juga berarti bahwa kitab-kitab tersebut menjadi ukuran kepercayaan bagi kehidupan
kita (Gal. 6:16; Fil. 3:16; 2 Kor. 10:13-16).
Definisi Penerangan
“Penerangan adalah tindakan Allah Roh Kudus yang memampukan
orang percaya untuk memahami secara benar serta menghayati
kebenaran Alkitab.”
Alkitab diilhamkan Allah, karena itu manusia tidak mungkin mengerti Firman-Nya, kecuali
oleh pertolongan Roh Kudus (1 Kor. 2:11, 14; Luk. 24:44-45). Ada 3 istilah yang sering
dikacaukan :
1. Penyataan : berkaitan dengan isi atau materi.
2. Pengilhaman : berkaitan dengan penulisan materi itu.
3. Penerangan : berkaitan dengan pemahaman tulisan itu.
PENAFSIRAN ALKITAB
(Interpretation)
Hermeneutik
Penafsiran
Eksegesis
Hubungan Penafsiran – Hermeneutik - Eksegesis
KEBENARAN
Intisari Prinsip-prinsip
Yang bersifat kekal
2 Pernyataan Teologis
.
“Apa kebenaran kekal yang diajarkan?”
Kitab Suci
Analogi
Prinsip-prinsip Penafsiran
1. Penafsiran Literal
Kata-kata dan kalimat-kalimat dari Alkitab dimengerti dalam arti normal (sesuai
dengan komunikasi pada umumnya).
2. Penafsiran Gramatikal
Apabila kita mengakui pengilhaman secara verbal (kata-kata) dan plenary (keseluruhan),
maka kata-kata dan hubungannya dalam kalimat sangatlah penting untuk
diperhatikan. Oleh karena itu penting sekali untuk mempelajari tenses kata kerja, kata
ganti, kata depan, kata penghubung, dan hukum-hukum struktur.
3. Penafsiran Historikal
Setiap kitab dalam Alkitab ditulis dalam suatu konteks historis tertentu. Oleh sebab
itu penting sekali mengerti latar belakang sejarah supaya dapat menafsirkan kitab
dengan akurat.
Perjanjian
Kitab
Perikop
Paragraf
Kalimat
Kata
Tingkat-tingkat Konteks
TEOLOGI PROPER
Teologi Proper
Kata teologi berasal dari kata Yunani theos, berarti “Allah”, dan logos, berarti “kata,
percakapan, uraian, pernyataan yang rasional.” Jadi teologi adalah suatu uraian atau
pernyataan tentang Allah. Teologi Proper itu sendiri dapat diartikan sebagai usaha ilmiah
untuk menyelidiki hal-hal yang dapat diketahui tentang Allah : keberadaanNya,
kepribadianNya, sifat-sifatNya, serta perbuatan-perbuatanNya.
1. Allah tidak dapat diketahui dan dipahami sepenuhnya karena pikiran manusia tidak
dapat menjangkau ke dalam pengertian sepenuhnya tentang Allah.
Ayub 11:7-11; 36:26
1 Yoh. 5:20
Pandangan dunia (worldview) adalah jumlah keseluruhan dari jawaban seseorang atas
pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting dalam hidup.
1. Metafisika
Apakah ada sesuatu ? Mengapa ada sesuatu daripada tidak ada sesuatu ?
2. Teologi
Apakah Allah ada ? Siapa dan apakah Allah itu ? Apakah hubungan Allah dengan
alam semesta ?
3. Epistemologi
Apakah kebenaran itu ? Dapatkah kebenaran itu diketahui ? Bagaimana pengetahuan
dicapai ?
4. Etika
Apakah ada hukum moral ? Apakah dasar bagi hukum moral ? Bagaimana hokum
diberlakukan bagi semua orang ?
5. Antropologi
Siapakah manusia itu ? Apakah tindakan manusia bebas atau ditentukan ? Apakah
manusia sesungguhnya baik, jahat, atau netral ? Apa yang terjadi setelah kematian ?
Ada berbagai macam pandangan dunia tentang Allah. Berikut ini diberikan beberapa
pandangan dunia yang terutama.
1. Teisme
Pandangan dunia tentang Allah yang percaya bahwa Allah yang kekal secara bebas
telah menciptakan semua yang ada (waktu, ruang, zat, dunia angkasa dan tubuh) dari
yang tidak ada (ex nihilo) dan bahwa Dia terus-menerus bertindak dalam ciptaan itu
dalam berbagai tingkatan.
Penganut : Yudaisme, Kristen, Islam.
Metafisika : Ada sesuatu, Pencipta yang tidak terbatas bertanggung jawab atas
semua ciptaan yang ada. Dia terpisah sama sekali dari ciptaan dan
diciptakanNya itu dari kehendakNya yang baik itu, bukan karena
terpaksa.
Teologi : Allah adalah pencipta alam semesta, dan Dia ada melampaui alam
semesta dan Dia bertindak didalamnya.
Epistemologi : Kebenaran adalah absolut, ia mempunyai dasarnya dalam Allah,
dan diperoleh terutama melalui penyataan umum dan khusus.
Etika : Hukum moral ada dan berlaku bagi semua orang di sepanjang
zaman, memiliki dasarnya dalam Allah.
Antropologi : Manusia diciptakan oleh Allah dan dari sanalah manusia
menemukan tujuan, nasib, dan martabatnya.
2. Deisme
Pandangan dunia tentang Allah yang percaya bahwa Allah menciptakan alam semesta
tetapi kemudian meninggalkannya begitu saja dan tidak melibatkan diri didalamnya.
Penganut : Voltaire, Thomas Jefferson, Thomas Paine, Evolusi Theistik.
Metafisika : Ada sesuatu, Pencipta yang tidak terbatas bertanggung jawab atas
semua ciptaan yang ada.
Teologi : Allah adalah pencipta alam semesta, dan Dia ada melampaui alam
semesta tetapi tidak berurusan dengan alam semesta lebih lama.
Epistemologi : Kebenaran adalah absolut, ia mempunyai dasarnya dalam Allah,
dan diperoleh terutama melalui penyataan umum.
Etika : Hukum moral ada dan berlaku bagi semua orang di sepanjang
zaman, memiliki dasarnya dalam alam.
Antropologi : Manusia diciptakan netral, tidak baik dan tidak jahat, dan
mendapatkan martabatnya melalui tindakan-tindakannya.
Nasibnya ditentukan oleh tindakannya.
3. Panteisme
Berasal dari kata pan artinya “semua” dan theism “ artinya “allah.” Pandangan dunia
tentang Allah yang percaya bahwa Allah identik dengan alam semesta. Pandangan ini
meyakini bahwa segala sesuatu adalah Allah dan Allah adalah segala sesuatu. Allah
adalah semua dan semua adalah Allah.
Penganut : Hindu, Budha, Kristen Ilmu Pengetahuan (Christian Scientists), Spinoza,
David Strauss, Leibniz.
Metafisika : Segala sesuatu adalah ilusi kecuali kesatuan dari Yang Nyata
(Allah).
Teologi : Semua adalah Allah dan Allah adalah semua. Allah bukan pribadi
dan Dia imanen, bukan transenden.
Epistemologi : Kebenaran satu-satunya ditemukan dalam Yang Nyata dan
melampaui pengertian kita. Artinya, pengalaman dan akal budi
menyesatkan sebab hal itu didasarkan atas ilusi.
Etika : Hukum moral adalah bagian dari lusi hidup ini dan tidak
mempunyai dasar dalam Yang Nyata. Dalam Allah ada tidak baik
dan tidak jahat.
Antropologi : Manusia adalah bagian dari Yang Nyata. Realisasi diri akan
menolong seseorang mengurangi karma jahat melalui sebuah
proses reinkarnasi sampai dia menyatu dengan Yang Nyata di
Nirwana, dengan demikian menghilangkan arti dari kepribadian.
4. Panenteisme
Berasal dari kata pan artinya “semua,” en artinya “dalam,” dan theism artinya “allah.”
Pandangan dunia tentang Allah yang percaya bahwa alam semesta adalah bagian dari
siapakah Allah, tetapi tidak semuanya adalah Allah.
Penganut : Charles Harthstone, Alfred North Whitehead, Para Teolog Proses.
Metafisika : Ada sesuatu, dan sesuatu ini, yaitu alam semesta, adalah bagian
dari Allah dan, oleh karena itu, keberadaan itu perlu/penting.
Teologi : Allah adalah terbatas dan sedang mengalami perubahan dan
perkembangan bersama dengan alam semesta. Alam semesta ada
dalam Allah, meskipun Allah lebih dari alam semesta.
Epistemologi : Kebenaran sedang berkembang dan diperoleh terutama melalui
alam.
Etika : Hukum moral tidak, karena moral sedang berubah sama seperti
Allah sedang berubah.
Antropologi : Manusia adalah bagian dari Allah seperti sel adalah bagian dari
tubuh. Manusia akan hidup selamanya sebagai bagian dari memori
Allah.
5. Politeisme
Berasal dari kata poly artinya “banyak” dan theism artinya “allah.” Pandangan dunia
tentang Allah yang percaya bahwa ada banyak allah.
Penganut : Agama-agama kuno, Hindu, Budha, Mormon.
Metafisika : Ada sesuatu, dan sesuatu itu untuk semua yang kekal.
Teologi : Ada banyak allah-allah yang imanen dalam alam semesta dan tidak
ada yang transenden.
Epistemologi : Kebenaran diperoleh melalui penyataan dari allah-allah itu, dan
oleh karena itu bersifat relatif.
Etika : Hukum moral yang absolut tidak ada, karena mereka ditentukan
oleh allah masing-masing.
Antropologi : Manusia ada untuk kesenangan allah-allah dan akan mencapai
alam baka atas dasar sejumlah kenikmatan yang dia bawa kepada
allah-allah.
6. Pluralisme
Pandangan dunia yang percaya bahwa semua keyakinan adalah benar pada akhirnya,
bahkan jika mereka saling bertentangan.
Penganut : Postmodern, Liberal, semua agama-agama yang mengadopsi
epistemology postmodern, filsafat-filsafat Zaman Baru (New Age).
Metafisika : Semua pandangan di atas adalah benar di dasarkan atas sifat relatif
dari kebenaran.
Teologi : Semua pandangan tentang Allah adalah benar dan menggambarkan
siapakah Dia.
Epistemologi : Kebenaran adalah relatif. Tidak ada kebenaran absolut dan, oleh
karena itu, tidak ada pengetahuan yang absolut tentang kebenaran.
Etika : Hukum moral yang absolut tidak ada, karena tidak ada kebenaran
absolut. Semua hukum moral benar bagi individu (subyektivisme)
atau budaya (relativisme).
Antropologi : Semua pandangan di atas adalah benar didasarkan atas sifat relatif
dari kebenaran.
7. Naturalisme
Pandangan ateistik yang percaya bahwa alam adalah jumlah total dari seluruh realitas.
Penganut : Karl Marx, Friedrich Nietzsche, Sigmund Freud, Bertrand Russell.
Metafisika : Ada sesuatu, dan sesuatu itu mempunyai keberadaan yang kekal,
selalu mentaati hukum alam.
Teologi : Tidak ada Allah.
Epistemologi : Beberapa kebenaran adalah obyektif, yaitu yang ditemukan dalam
hukum-hukum kekal dari alam.
Etika : Hukum moral tidak ada, karena ini akan membutuhkan pemberi
hukum moral.
Antropologi : Manusia ada hasil tak berarti dari kesempatan, dihasilkan oleh
sebab dan akibat susunan alam, dengan tanpa tujuan sama sekali
untuk keberadaannya.
Secara teologis : Percaya kepada Allah Secara teologis : Tidak percaya kepada Allah Secara teologis : Tidak percaya kepada Allah
Secara praktis : Percaya bahwa ada tujuan Secara praktis : Percaya ada beberapa tujuan Secara praktis : Percaya bahwa tidak ada tujuan
Beberapa berharap dalam Allah Beberapa berharap dalam Allah Putus asa sama sekali
Pembagian Naturalisme
64
Teologi Proper
Allah ?
Pluralisme
Politeisme
Hanya Transenden
Nihilisme Imanen dan Transenden
Ateisme
Personal atau Impersonal ?
Hanya Imanen
65
Teologi Proper
Teologi Proper
Mazmur 145:3
Mazmur 147:7
Mazmur 139:6
1 Korintus 2:10-12
Roma 11:33
Apa yang Anda pikirkan ketika Anda berkata bahwa Allah adalah seorang pribadi ?
Apa yang Anda pikirkan ketika Anda berkata bahwa Allah adalah roh (Yoh. 4:24) ?
Sebuah pemahaman yang alkitabiah tentang pengenalan akan Allah akan mencegah
kemungkinan kesalahpahaman.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1. Argumentasi Kosmologikal
Istilah kosmologikal berasal dari kata Yunani kosmos yang artinya “dunia.” Argumentasi
kosmologikal menyatakan bahwa setiap akibat harus ada penyebabnya dan Allah
haruslah menjadi Penyebabnya.
Silogisme 1
Premis 1 : Setiap akibat mempunyai sebab.
Premis 2 : Alam semesta adalah sebuah akibat.
Premis 3 : Tidak mungkin ada satu penanggung jawab yang terbatas dari sebab
dan akibat itu.
Kesimpulan : Harus ada satu sebab yang tidak disebabkan.
Silogisme 3
Premis 1 : Segala sesuatu yang ada mempunyai penyebab.
Premis 2 : Alam semesta ada
Kesimpulan : Alam semesta mempunyai penyebab (Allah).
2. Argumentasi Teleologikal
Istilah teleological berasal dari kata Yunani teleos yang artinya “tujuan.” Argumentasi
teleologikal menyatakan bahwa susunan alam semesta yang teratur menunjukkan
desain yang cerdas, oleh karena itu harus ada yang merancang (Perancang).
Ilustrasi : Sebuah jam tangan menunjuk kepada pembuatnya.
Silogisme
Premis 1 : Jika ada pola, harus ada seorang perancang.
Premis 2 : Alam semesta dalam semua bagiannya mempunyai
sebuah pola yang teratur.
Kesimpulan : Harus ada Seorang Perancang yang tidak diatur.
“Sebab apa yang tidak Nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang
kekal dan keilahian-Nya, dapat Nampak kepada pikiran dari karya-Nya
sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab
sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai
Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka
menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.”
-Roma 1:20-21
4. Argumentasi Moral
Argumentasi moral menyatakan bahwa semua manusia mempunyai konsep benar dan
salah. Konsep ini harus berasal dari sesuatu di luar manusia.
Setiap manusia mempunyai hati nurani. Hati nurani ini harus merefleksikan beberapa
suara hati di luar manusia.
Silogisme
Premis 1 : Hukum Moral menyatakan secara tidak langsung seorang pemberi
hukum.
Premis 2 : Ada hukum-hukum moral obyektif yang berlaku secara umum.
Kesimpulan : Harus ada Pemberi Hukum Moral.
6. Argumentasi Ontologikal
Istilah ontologikal berasal dari kata Yunani ontos yang artinya “keberadaan” atau “yang
ada.” Argumentasi ontologikal adalah argumentasi bagi kebutuhan keberadaan.
Silogisme 1
Premis 1 : Jika Allah ada, kita harus memahami dia sebagai Pribadi yang penting.
Premis 2 : Dari definisi tersebut, Pribadi yang penting tidak dapat tidak ada.
Kesimpulan : Pribadi yang penting harus ada.
Silogisme 2
Premis 1 : Jika Allah ada, kita harus memahami Dia sebagai pribadi terbesar yang
dapat dipahami.
Premis 2 : Dari definisi tersebut, pribadi terbesar yang dapat dipahami harus ada
atau Dia tidak dapat menjadi pribadi terbesar yang dapat dipahami,
karena seseorang dapat memahami sesuatu lebih besar dari Dia, yaitu
seseorang yang ada.
Kesimpulan : Karena itu, pribadi terbesar yang dapat dipahami (Allah) harus ada
Silogisme 3
Premis 1 : Jika sesuatu dapat dipahami, maka sesuatu itu harus ada.
Premis 2 : Konsep tentang Allah dapat dipahami secara umum.
Kesimpulan : Allah harus ada
“Jika sebuah definisi terdiri dari „sebuah kata atau susunan kata-kata
yang menyatakan sifat penting dari satu pribadi atau sesuatu,‟ maka
Allah tidak dapat diberi batasan, karena tidak ada kata atau bahkan
susunan kata yang dapat menyatakan sifat-Nya yang penting …. Jika
definisi itu deskriptif, maka adalah mungkin mendefinisikan Allah,
meskipun tidak lengkap.”
-Charles C. Ryrie
Teologi Dasar (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1986),1:46
Hakekat Allah
Hakekat dan zat adalah sama bila digunakan untuk Allah. Kedua istilah ini menunjuk
kepada aspek dasar dari sifat dasar Allah. Jika kita berbicara tentang Tuhan, maka kita
berbicara tentang suatu hakekat, suatu zat, dan bukan sekedar suatu gagasan atau
personifikasi gagasan tertentu.
Sifat-sifat Allah
1. Sifat-sifat nonmoral.
a. Mahahadir (omnipresent).
Tuhan hadir di seluruh alam semesta ciptaanNya, tetapi Tuhan tidak dapat
dibatasi oleh alam semesta (1 Raj. 8:27; Mzm. 139:7-10; Yes. 66:1; Yer. 23:23-24;
Kis. 7:48-49; 17:24-25; Rm. 10:6-8). Allah juga senantiasa hadir dan siap untuk
menolong kita (Ul. 4:7; Mzm. 46:2; 145:18; Mat. 28:20).
b. Mahatahu (omniscience).
Pengetahuan Allah tidak mengenal batas. Lingkup pengetahuan Allah yang tidak
terhingga itu meliputi :
Mengenal diriNya sendiri secara sempurna.
Allah Bapa, Anak, dan Roh saling mengenal secara sempurna (Mat. 11:27; 1
Kor. 2:11; Rm. 8:27).
Samgar Setia Budhi 73
Teologi Proper
Allah mengetahui hal-hal yang benar ada. Ciptaan yang tidak hidup (Mzm.
147:4), ciptaan binatang (Mat. 10:29), manusia dan segala perbuatannya (Mzm.
33:13-15; Ams. 5:21), pikiran dan hati manusia (Mzm. 139:1-4; Ams. 15:3),
beban dan kebutuhan manusia (Kel. 3:7; Mat. 6:8, 32).
Ia mengetahui hal-hal yang mungkin terjadi (1 Sam. 23:11-12; Mat. 11:21;
24:24).
Allah mengetahui masa depan. Dipandang dari sudut manusia, pengetahuan
Tuhan tentang masa depan disebut pengetahuan sebelum terjadi. Namun dari
sudut Allah, pengetahuanNya tentang masa depan tidak dapat disebut
pengetahuan sebelum terjadi, karena Allah mengetahui segala sesuatu secara
serentak. Ia sudah mengetahui masa depan sebelum terjadi (Yes. 46:9-10; Dan.
2, 7; Mat. 24, 25; Kis. 15:18). Bagi Allah waktu itu selalu masa kini (present).
Tentang kejahatan yang akan dilakukan Israel (Ul. 31:20-21), tentang
bangkitnya raja Koresy (Yes. 44:26-45:7), tentang kedatangan Kristus (Mi. 5:1),
bahwa Kristus akan disalibkan oleh orang-orang jahat (Kis. 2:23; 3:18).
c. Mahakuasa (omnipotence).
Kata “Mahakuasa” (Almighty) dipakai Alkitab hanya khusus bagi Allah, sebanyak
56 kali dan berhubungan dengan kemahakuasaan Allah. Allah menyatakan diri
kepada Abraham sebagai Yang Mahakuasa (Kej. 17:1), kepada Musa (Kel. 6:2-3),
kepada orang-orang percaya (2 Kor. 6:18), dan kepada Yohanes beberapa kali
(Why. 1:8; 19:6). Oleh karena KemahakuasaanNya, Allah dapat melakukan segala
sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Namun kehendakNya dibatasi oleh
watakNya maka Ia dapat melakukan segala sesuatu sesuai kesempurnaan-
kesempurnaanNya. Ada hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh Allah karena
bertentangan dengan watakNya :
Ia tidak mungkin menyenangi kejahatan (Hab. 1:13).
Ia tidak mungkin menyangkal diriNya (2 Tim. 2:13).
Ia tidak mungkin berdusta (Tit. 1:2; Ibr. 6:18).
Ia tidak mencobai dan dicobai (Yak. 1:13).
d. Tidak berubah (immutability).
Hakekat, sifat-sifat, kesadaran, dan kehendak Allah tidak akan berubah karena
semua perubahan merupakan perubahan kepada keadaan yang lebih baik atau
yang lebih buruk. Allah tidak mungkin mengalami hal-hal seperti itu karena Ia
benar-benar sempurna.
Yakobus 1:17 : dalam Tuhan tidak ada perubahan atau pertukaran.
Maleakhi 3:6 : Tuhan tidak berubah.
Mzm. 102:27-28 : watakNya tidak berubah.
Roma 4:20-21 : kuasaNya tidak berubah.
Mazmur 33:11 : rencana dan tujuan-tujuanNya tidak berubah.
1 Raj. 8:56 : janji-janjiNya tidak berubah.
Mazmur 103:17 : kasih dan kemurahanNya tidak berubah.
Kejadian 18:25 : keadilanNya tidak berubah.
NAMA-NAMA ALLAH
Berikut ini dijelaskan nama-nama Allah dalam Perjanjian Lama, baik itu nama yang
utama maupun nama yang bersifat majemuk.
1. Elohim ( <yh!l)a$ )
a. Penggunaan.
Digunakan sebanyak 2570 kali dalam Perjanjian Lama, dan kira-kira sebanyak
2310 kali dari penggunaan itu untuk Allah yang benar. Elohim pertama kali
digunakan dalam Kejadian 1:1.
b. Arti.
Elohim berasal dari kata El yang berarti “menjadi kuat” (Kej. 17:1; 28:3; 35:11; Yos.
3:10) atau “menjadi yang utama.” Dalam bahasa Inggris diterjemahkan “God.” Jadi
nama ini menunjukkan bahwa Dia adalah Yang Kuat, Pemimpin yang perkasa,
Keallahan yang tertinggi. Elohim menekankan ketransendenan Allah. Nama ini
berkaitan dengan karyaNya dalam penciptaan. Oleh sebab itu nama Elohim juga
dapat diartikan “Pencipta yang Perkasa.”
Berikut ini dijelaskan nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru, baik itu nama yang
utama maupun nama yang bersifat majemuk.
1. Theos / Allah ( )
a. Penggunaan.
Theos diartikan sebagai Allah dalam Perjanjian Baru. Septuaginta menggunakan
nama ini untuk menterjemahkan nama Elohim dalam Perjanjian Lama.
b. Penggunaan nama ini menyatakan beberapa pengertian penting tentang Allah
yang benar.
Ia adalah satu-satunya Allah yang benar (Mat. 23:9; Rm. 3:30; 1 Kor. 8:4, 6;
Gal. 3:20; 1 Tim. 2:5; Yak. 2:19).
Ia adalah yang unik. Ia satu-satunya Allah (1 Tim. 1:17), satu-satunya Allah
yang benar (Yoh. 17:3), satu-satunya Allah yang Mahakudus (Why. 15:4), dan
satu-satunya Allah yang Mahahikmat (Rm. 16:27). Oleh sebab itu orang-orang
KETRITUNGGALAN ALLAH
Definisi Tritunggal
Allah Tritunggal adalah sebuah doktrin yang fundamental bagi iman Kristen. Namun
demikian akal manusia tidak dapat memahami Tritunggal dan logika tidak dapat
menjelaskannya. Hal ini disebabkan karena doktrin ketritunggalan Allah bukanlah suatu
kebenaran yang diperoleh melalui akal budi (teologi natural), tetapi suatu kebenaran yang
dapat diketahui melalui penyataan atau wahyu. Meskipun kata “Tritunggal” itu sendiri tidak
ditemukan dalam Alkitab, doktrin itu secara jelas diajarkan dalam Alkitab.
Perkembangan Sejarah
Monarkhianisme
Modalistis menolak
ketigaan
menolak
ketigaan
Unitarianisme/Modalisme
5. Arianisme
Arianisme percaya bahwa Kristus bukan Allah melainkan sebuah ciptaan dari Allah
Bapa, diperanakkan oleh Bapa di kekekalan masa lampau dan oleh karena itu
mempunyai permulaan. Dia adalah ciptaan yang sulung dan tertinggi derajatnya.
Kaum Arian menentang baik Adopsionisme maupun Modalisme.
Pendukung : Arius, Penatua di Aleksandria (250 – 336 M). Ajaran Arius saat ini
diteruskan oleh saksi-saksi Yehova.
Penentang : Athanasius (296 – 373 M). Pada konsili di Nicea (325 M) terjadi
perdebatan seru antara Athanasius dan para pengikutnya yang
mempunyai pandangan (homoousios) yaitu Kristus sehakekat
dengan Allah, dengan Arius dan para pengikutnya yang mempunyai
pandangan (heteroousios) yaitu Kristus tidak sehakekat
dengan Allah. Akhir dari konsili tersebut menghasilkan keputusan yang
kemudian diproklamasikan sebagai pengakuan yang sangat popular
dalam sejarah gereja, yaitu : PENGAKUAN IMAN NICEA. Selain itu,
Arianisme
Allah
Kristus
Arianisme
Modalisme
Adopsionisme
Doketisme
Konsili Nicea
Ebionisme (325)
325 M 500 M
Konsili Konstantinopel
(381)
“Aku percaya kepada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta langit
dan bumi, segala yang kelihatan dan tidak kelihatan. Dan kepada satu
Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, yang lahir dari Sang
Bapa sebelum ada segala zaman, terang dari terang, Allah yang sejati dari
Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat [homoousios]
dengan Sang Bapa. Yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat;
yang telah turun dari sorga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan
kita, dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara Maria, dan
menjadi manusia; yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan
Pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan; yang bangkit pada hari
ketiga, sesuai dengan isi Kitab-kitab, dan naik ke sorga; yang duduk di
sebelah kanan Sang Bapa, dan akan datang kembali dengan kemuliaan
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaan-
Nya takkan berakhir. Aku percaya kepada Roh Kudus, yang jadi Tuhan
dan yang menghidupkan, yang keluar dari Sang Bapa. Yang bersama-
sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan,
yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi. Aku percaya satu
gereja yang kudus dan am dan rasuli. Aku mengaku satu baptisan untuk
pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan
kehidupan di zaman yang akan datang. Amin.
BAPA
ANAK ROH
KUDUS
Samgar Setia Budhi 85
Teologi Proper
Yohanes 20:28
“Tomas menjawab Dia: Ya Tuhanku dan Allahku!”
Titus 2:13
“dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan
kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus”
2 Petrus 1:1
“Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama
dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus.”
Yohanes 1:18
“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Roma 9:5
“Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam
keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang
harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”
Kolose 1:15-17
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala
yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di
dalam Dia.”
KETETAPAN ALLAH
Istilah “ketetapan Allah” terkadang disebut juga sebagai “rencana Allah.” Ketetapan Allah
dapat didefinisikan sebagai :
Lingkup Dasar
Pertimbangan Allah
Segala sesuatu yang terjadi
yang bijaksana & kudus
dan ada baik di masa lalu,
(Yes. 48:11)
masa kini, dan masa datang
Ketetapan
Allah
Jenis Sumber
Efektif dan Permisif Kebebasan & kehendak
(Direncanakan serta Allah (Mzm. 135:6; Ef.
ditetapkan harus terjadi 1:11; Dan. 4:35)
dan Diizinkan)
Tujuan
Kemuliaan Allah
(Bil. 14:21; Yes. 6:3;
Rm. 11:36)
1. Ketetapan Allah adalah sebuah rencana yang mengarahkan segala sesuatu (Ef. 1:1).
2. Ketetapan Allah meliputi segala sesuatu yang dirumuskan sejak kekekalan tetapi
dimanifestasikan dalam waktu (Ef. 1:4; 2 Tim. 1:9; 1 Ptr. 1:20).
3. Ketetapan Allah sesuai dengan kehendak Allah yang berdaulat, Ia melakukan apa yang
berkenan kepada-Nya (Dan. 4:35; 2:21, 31-45).
Samgar Setia Budhi 91
Teologi Proper
4. Ketetapan Allah memiliki dua aspek.
a. Kehendak Allah yang mengarahkan (Yes. 45:18; Dan 4:35; 2:21; Ef. 1:4).
b. Kehedak Allah yang mengizinkan.
5. Tujuan dari ketetapan Allah adalah untuk kemuliaan Allah (Mzm. 19:2; Ef. 1:6,
11,12).
6. Manusia tetap bertanggung jawab atas perbuatan dosanya (Kis. 2:23; Hab. 1:6).
7. Beberapa aspek dari ketetapan Allah dilaksanakan oleh manusia (Ef. 1:4 dan Kis.
16:31).
KARYA-KARYA ALLAH
Penciptaan
1. Definisi penciptaan.
Istilah “menciptakan” dalam Alkitab dipakai dalam dua arti, yaitu penciptaan
langsung dan penciptaan tidak langsung.
a. Penciptaan langsung.
Penciptaan langsung merupakan tindakan bebas Allah Tritunggal, dimana pada
mulanya Allah menciptakan segala sesuatu yang kelihatan dan tidak kelihatan
untuk kemuliaan-Nya sendiri tanpa memakai bahan yang sudah ada sebelum
dunia diciptakan atau tanpa sebab-sebab sekunder.
b. Penciptaan tidak langsung.
Penciptaan tidak langsung merupakan tindakan bebas Allah untuk menciptakan
segala sesuatu, tetapi tidak bermula dari ketiadaan atau ex nihilo. Melalui tindakan
ini Allah membentuk, menyesuaikan, menggabungkan, atau mengubah bahan-
bahan yang sudah ada; atau Ia juga dapat melakukan hal ini secara tidak langsung
melalui sebab-sebab sekunder.
2. Bukti adanya penciptaan.
a. Kisah tentang penciptaan oleh Musa.
Penciptaan langsung alam semesta (Kej. 1:1).
Kata kuncinya “bara, ar*B”* :
Teori Persetujuan
Berkhof, Louis. The History of Christian Doctrines. London: The Banner of Trust, 1969.
Chafer, Lewis Sperry. Systematic Theology. 8 Vol. Dallas: Dallas Seminary, 1947.
Daun, Paulus. Bidat Kristen Dari Masa Ke Masa. Manado: Yayasan Daun Family, 2006.
Enns, Paul. The Moody Handbook Of Theology : Buku Pegangan Teologi. Pen. Rahmiati
Tanudjaja. Malang: Literatur SAAT, 2003.
Erickson, Millard J. Teologi Kristen. 3 Vol. Pen. Gandum Mas. Malang: Gandum Mas, 2004.
House, H. Wayne dan Randall Price. Charts of Bible Prophecy: Diagram – Nubuat dan
Eskatologi. Pen. Gandum Mas. Malang: Gandum Mas, 2007.
Lane, Tony. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Pen. Cony Item-Corputy. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2005.
Marantika, Chris. Diktat Prolegomena, Bibliologi dan Teologi Proper. Yogyakarta: STII, tt.
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar: Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Alkitab. 2 Vol.
Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1991.
Sawyer, M. James. Taxonomic Charts of Theology & Biblical Studies. Grand Rapids, MI:
Zondervan Publishing House, 1999.
Thayer, Joseph Henry. “THAYER Greek-English Lexicon of the New Testament,” dalam
Bible Works for Windows-Version 7.0.020d.6. Norfolk: BibleWorks, LLC, 2007.
The Theology Program. The Theology Notebook : Introduction to Theology. Dallas, TX: Biblical
Studies Press, 2005.
______________. The Theology Notebook : Bibliology and Hermeneutics. Dallas, TX: Biblical
Studies Press, 2005.
______________. The Theology Notebook : Trinitarianism. Dallas, TX: Biblical Studies Press,
2005.
Thiessen, Henry C. dan Vernon D. Doerksen. Teologi Sistematika. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 1992.
Tindas, Arnold. Inerrancy Ketaksalahan Alkitab : Suatu Kajian Induktif dengan Pendekatan
Tekstual – Gramatikal – Historikal. Jakarta: HITS, 2005.
Towns, Elmer L. Nama-nama Allah : Mengungkap Rahasia Nama-nama Allah untuk Menolong
Anda Mengenal DIA Secara Lebih Mendalam. Pen. Lee Roy Robertson & Hariyono.
Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1995.
Urban, Linwood. Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen. Pen. Liem Sien Kie. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2006.