Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sosial Humaniora Terapan

Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021


P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
School From Home (SFH): Perjuangan Para Orang Tua Siswa Usia Dini
Di Masa Pandemi Covid-19
Pijar Suciati1, Affan Syafiq2
1,2
Program Studi Hubungan Masyakarat, Pendidikan Vokasi, Univeristas Indonesia,
Corresponding Author’s Email: suciatipijar@ui.ac.id

ABSTRAK
Pandemi Covid-19 mengharuskan para pelajar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara jarak jauh.
Orang tua pelajar pun turut merasakan dampaknya, mereka mengeluh karena tidak mampu mendukung kegiatan
pembelajaran anaknya dari rumah. Berbagai kendala dihadapi oleh para orang tua, mulai dari tidak memiliki
pengalaman mengajar, sistem pembelajaran daring yang kurang interaktif, hingga kurangnya motivasi belajar
dari sang anak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran permasalahan orang tua dalam memandu
anak mereka belajar pada masa School From Home (SFH). Metode pada penelitian ini menggunakan paradigma
berpikir positivisme dengan pendekatan kuantitatif deskriptif serta metode purposive, non-probability sampling.
Kuesioner disebarkan kepada orang tua murid sekolah dasar (usia dini, kelas 1-3) yang saat ini anaknya sedang
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 131 responden menjawab sejumlah pertanyaan seputar kesulitan
yang dihadapi selama membantu anak belajar dari rumah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
minimnya pengalaman dan ilmu dalam mengajar anak, sistem belajar yang tidak interaktif dari sekolah, dan
kurangnya motivasi belajar anak selama PJJ menyebabkan para orang tua kesulitan membantu anak belajar.
Hasil dari riset ini dapat digunakan oleh seluruh pihak yang peduli mengenai PJJ bagi anak usia dini untuk
membuat program dan solusi praktis dalam mengatasi masalah yang ada.
Kata kunci: School From Home, E-learning; Pandemi Covid 19; Pendidikan Jarak Jauh (PJJ); Anak Usia Dini

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic requires students to carry out learning activities remotely. The parents of students also
felt the impact, they complained that they were not able to support their children's learning activities from home.
Parents face various obstacles, ranging from having no teaching experience, a less interactive online learning
system, to a lack of motivation to learn from their children. This study aims to provide an overview of the
problems of parents in guiding their children to learn during the School From Home (SFH) period. The method
in this study uses a positivism thinking paradigm with a descriptive quantitative approach and purposive, non-
probability sampling method. The questionnaire was distributed to parents of elementary school students (early
age, grades 1-3) whose children are currently carrying out distance learning (PJJ). 131 respondents answered a
number of questions about the difficulties faced while helping children learn from home. The results of this study
indicate that the lack of experience and knowledge in teaching children, a non-interactive learning system from
schools, and a lack of motivation to learn during PJJ cause parents to have difficulty helping children learn. The
results of this research can be used by all parties concerned about distance education for early childhood to
create programs and practical solutions to overcome existing problems.
Keywords: School From Home, E-learning; Covid 19 Pandemic; Long Distance Education; Early Childhood.

7
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Kemendikbud memberikan arahan mengenai peran
Pandemi Covid-19 membuat seluruh kegiatan orang tua dalam metode pembelajaran ini, yakni
manusia terganggu, bahkan harus berhenti untuk orang tua harus menyiapkan perangkat
sementara waktu. Bidang pendidikan merupakan pembelajaran, memastikan anak didik siap
salah satu dari sekian banyak sektor yang terdampak mengikuti pembelajaran, menyiapkan waktu untuk
oleh penularan virus Covid-19. Di Indonesia, mendukung proses pembelajaran daring,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik memberikan semangat dan mendorong anak agar
Indonesia, Nadiem Anwar Makarim pada 24 Maret aktif selama proses pembelajaran, memastikan anak
2020 telah menandatangani Surat Edaran Nomor 4 mengisi lembar aktivitas, mengumpulkan foto
Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan lembar aktivitas dan penugasan anak setiap hari,
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran serta memberikan anak tempat dan fasilitas belajar
Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu poin yang nyaman. Namun, terdapat banyak kendala
penting yang terdapat dalam surat edaran tersebut orang tua dalam melaksanakan peran tersebut
adalah aturan mengenai pembelajaran jarak jauh terutama bagi para orang tua yang bekerja dan harus
atau pembelajaran dari rumah. melaksanakan Work From Home (WFH).

Untuk memperkuat surat edaran tersebut, Sekretaris Orang tua berperan sebagai penerus penyampaian
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan materi yang seharusnya dilakukan oleh guru di
(Kemendikbud) kemudian menerbitkan Surat sekolah (Samai, 2020). Peran orang tua meningkat
Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman sebagai pengganti guru di rumah dalam
Penyelenggaraan belajar dari rumah dalam Masa membimbing anaknya selama proses pembelajaran
Darurat Penyebaran Covid-19. Berdasarkan surat jarak jauh. Menurut Winingsih dalam Devi (2020)
edaran Kemendikbud tentang Pedoman terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Jarak Jauh (PJJ) yaitu: 1. Orang tua memiliki peran
Darurat Penyebaran Covid-19 adalah metode belajar sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua
secara daring yang dalam pelaksanaannya dapat dapat membimbing anaknya dalam belajar secara
menggunakan gawai ataupun laptop. Metode jarak jauh dari rumah. 2. Orang tua sebagai
tersebut memanfaatkan beberapa portal dan aplikasi fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan pra-
pembelajaran daring yang telah disediakan oleh sarana bagi anaknya dalam melaksanakan
Kemendikbud, di antaranya Portal Rumah Belajar pembelajaran jarak jauh. 3. Orang tua sebagai
yang dapat diakses dari situs motivator, yaitu orang tua dapat memberikan
belajar.kemendikbud.go.id dan juga dapat melalui semangat serta dukungan kepada anaknya dalam
kanal Youtube Kemendikbud. melaksanakan pembelajaran, sehingga anak
memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh
Metode ini mengharuskan tiap institusi, para prestasi yang baik. 4. Orang tua sebagai pengaruh
orangtua, siswa, maupun mahasiswa beradaptasi atau director.
akan perubahan sistem belajar mengajar dalam
waktu singkat. Terutama keluarga sebagai Banyaknya peran tambahan untuk pendidikan anak
lingkungan pendidikan utama anak diharapkan pada orang tua bekerja secara WFH yang juga
mampu mendukung anak untuk bisa menerapkan menghadirkan tuntutan pekerjaan tidak lebih ringan
metode pembelajaran ini. Peran orang tua adalah dibanding Work From Office (WFO), menimbulkan
„kunci‟ dari keberhasilan metode pembelajaran ini. stress yang berlebih pada orang tua metropolitan.
Adaptasi terhadap perubahan metode ini pada Berdasarkan keterangan Komisi Perlindungan Anak
awalnya memang sangat sulit. Namun, perlahan Indonesia (KPAI) sebagaimana yang dikutip dari
harapannya di masa yang akan datang dapat Kompas.com pada artikel yang berjudul “Anak Sulit
memperkuat kolaborasi antara sekolah, guru, Belajar Online, Ini Dampak Orang Tua Gunakan
pemerintah, dan tentunya orang tua (Hidayat, 2020). Kekerasan” (Minggu, 16 September 2020) bahwa

8
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dalam mendampingi anak belajar di rumah, orang nilai, serta prinsip yang patut dicontoh dan
tua sering kali melakukan tindakan kekerasan, pandangan luas yang positif. Sebuah studi
seperti memukul, diantaranya menggunakan gagang menemukan tingkat stres pascatrauma empat kali
sapu karena tidak sabar ketika membantu anak yang lebih tinggi pada anak-anak yang telah dikarantina
kesulitan belajar. Menurut Komisioner KPAI Retno ketimbang mereka yang tidak (Sprang dan Silman,
Listyarti, kekerasan yang dilakukan oleh orang tua, 2013). Kesulitan psikologis dialami anak-anak
baik secara fisik maupun verbal, dapat membuat selama pandemi Covid-19, diikuti dengan ketakutan,
anak kehilangan semangat belajar, bahkan kurangnya perhatian, bahkan mudah tersinggung
memengaruhi perkembangan emosi dan perilaku (Jiao et. al, 2020). Ketika anak-anak tidak
buruk anak di kemudian hari karena anak cenderung menemukan jawaban yang responsif dari orang
mengikuti perilaku orang tuanya. dewasa, mereka cenderung bertindak emosional dan
sulit dalam berkonsentrasi dalam belajar. Dengan
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk tidak adanya dukungan suportif dari orang tua,
mencari tahu mengenai masalah dan penyebab para pembelajaran dari rumah tidak akan menghasilkan
orang tua merasa kesulitan dalam memfasilitasi dan pertumbuhan positif. Fungsi kognitif atau pemikiran
memandu anak usia dini dalam melaksanakan anak belum sesempurna orang dewasa. Orang
pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. dewasa lebih memahami situasi karantina karena
sudah bisa memikirkan dampak pada masa kini dan
TINJAUAN PUSTAKA yang akan datang (Wijayanti dan Akbar 2018).

G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby dalam Selama pandemi Covid-19, ketersediaan anak
Yerusalem, et. al. (2015) mendefinisikan berorientasi pada pembelajaran jarak jauh serta
pembelajaran jarak jauh (distance learning) sebagai kemampuan orang tua dalam mengajari anak
metode pembelajaran yang menggunakan memainkan peran penting untuk melanjutkan
korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi pembelajaran di rumah. Semua implementasi pada
antara pelajar dengan pengajar serta memerlukan proses pembelajaran jarak jauh perlu disesuaikan
interaksi antara pelajar dengan pengajar. Secara dengan kemampuan orang tua untuk membantu
singkat, pembelajaran jarak jauh merupakan proses anak mereka belajar, guna mencegah ketidakadilan
pembelajaran yang tidak melibatkan kontak dalam pembelajaran global lebih lanjut. Grolnick, Friendly
bentuk tatap muka langsung antara pengajar dan dan Bellas dalam Wentzel dan Wigfield, (2009)
pelajar. Komunikasi dalam pembelajaran jarak jauh menyatakan terdapat tiga tipe keterlibatan orang tua
berlangsung dua arah yang dijembatani dengan dalam proses belajar, yaitu: (1) behavioral
media seperti komputer, internet, video dan involvement berupa pembentukan kondisi keluarga
sebagainya. Pembelajaran jarak jauh berjalan efektif yang baik (acceptance, autonomy dan firmness)
apabila pelajar merasa lebih nyaman dan termotivasi dengan cara membuat peraturan bersama tentang
untuk belajar dengan adanya komunikasi. Tanpa belajar; (2) intellectual involvement meliputi:
adanya komunikasi timbal balik, pembelajaran akan menstimulasi kecerdasan anak dengan membelikan
berubah menjadi indoktrinasi. Meskipun menurut buku yang diperlukan, membantu pekerjaan
statistik kesejahteraan Indonesia yang dikeluarkan rumah/tugas anak, memantau akademik anak,
oleh BPS, hampir 47 juta rumah tangga (66 persen) memberi contoh dalam belajar, mendorong
di Indonesia memiliki akses internet, pembelajaran kebiasaan membaca, menulis dan diskusi; dan (3)
jarak jauh masih menjadi tantangan bagi pengajar personal involvement meliputi: menjadi relawan di
maupun pelajar. sekolah, bercita-cita tinggi tetapi realistis terhadap
kemampuan anak.
Masa kanak-kanak seharusnya dirayakan sebagai
waktu paling berpengaruh untuk pertumbuhan Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola
pikiran manusia. Fase kehidupan ini sangat berharga asuh orang tua menurut Hurlock (1999) yaitu tingkat
untuk mengenal norma sosial yang berlaku, nilai- energi, kesabaran, intelegensi, sikap dan
kematangan. Karakteristik tersebut akan

9
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
mempengaruhi kemampuan orang tua untuk berbagai e-learning platform dan video conference
memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua dan juga membutuhkan pendalaman dan penguasaaan
bagaimana tingkat sensitivitas orang tua memenuhi terlebih dahulu dari guru, siswa, dan juga orang tua
kebutuhan anak-anaknya. Akibat pembelajaran agar proses belajar saat SFH dapat belajar dengan
harus dilakukan dari rumah, anak-anak tidak bisa baik. (Utomo, 2020).
bersosialisasi secara tatap muka dengan teman
sebayanya di sekolah. Penting untuk diperhatikan Selain dampak negatif, SFH juga memiliki dampak
bahwa hambatan komunikasi antara orang tua dan positif. Dalam pembelajaran daring, siswa merasa
anak harus dihindari, dalam hal ini mengutip lebih nyaman untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat Wursanto (2005), hambatan komunikasi pendapat dalam forum yang dilaksanakan secara
terdiri dari tiga macam, yaitu: (1) hambatan teknis, online (Firman & Sari, 2020:84). Kuo et al (2014)
yaitu berkaitan dengan keterbatasan orang tua dalam menyatakan bahwa pembelajaran online lebih
memanfaatkan teknologi; (2) hambatan semantik, mengarah pada student centered sehingga mampu
yaitu berkaitan dengan tidak adanya waktu untuk memunculkan tanggung jawab dan otonomi
menyaring materi-materi pembelajaran anak yang mahasiswa dalam belajar. Sehingga membuat siswa
tingkat kesulitannya semakin bertambah sehingga lebih mampu menumbuhkan kemandirian dalam
orang tua akan kesulitan menjadi perantara antara belajar. Hal ini mungkin ideal untuk siswa atau
guru dan anak; (3) hambatan perilaku, yaitu dengan mahasiswa yang cukup umur dan sudah dapat
cara komunikasi orang tua yang otoriter, seperti mengoperasikan teknologinya dengan baik.
mendikte, maka orang tua akan mengalami Permasalahan yang disoroti adalah jika pelaku SFH
hambatan semantik ketika mencoba membantu anak adalah siswa usia dini dengan orang tua yang juga
belajar. melakukan Work From Home (WFH).

Menurut Martin Jenkins dan Janet Hanson, Generic Keterlibatan orang tua meningkat selama SFH.
Center (2003), E-learning merupakan proses belajar Mereka memperoleh lebih banyak pengetahuan
didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi dan tentang pembelajaran anak-anak mereka dan
komunikasi, tidak secara khusus hanya internet, memiliki kesempatan untuk memainkan peran yang
namun juga termasuk perangkat yang lainnya. lebih penting dari sebelumnya (Bubb & Jones,
Dalam aplikasi e-learning, tidak hanya pelajar yang 2020). Pandemi telah memberikan kesempatan
dituntut untuk menguasai keahlian tertentu, tetapi untuk memikirkan kembali pendidikan dan fokus
juga seorang pengajar juga dituntut memiliki pada “apa, bagaimana, dan di mana pembelajaran”
beberapa kompetensi yang harus dimiliki agar yang ideal bisa dilakukan (Zhao, 2020). Ini adalah
program e-learning yang digunakan bisa berjalan waktu bagi kita semua untuk belajar dan saling
dengan baik. Terdapat tiga kompetensi dasar yang membantu; untuk melihat apa yang dicapai selama
harus dimiliki pengajar untuk menyelenggarakan sekolah jarak jauh dan mendengarkan murid dan
model pembelajaran e-learning, yaitu (1) orang tua/wali untuk meningkatkan kualitas
kemampuan untuk membuat desain instruksional pendidikan anak usia dini.
(instructional design); (2) penguasaan teknologi
dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet; (3) METODOLOGI PENELITIAN
penguasaan materi pembelajaran.
Paradigma yang digunakan pada penelitian ini
Hal lain yang juga harus diperhatikan berkaitan adalah Positivisme. Positivisme dirintis oleh August
dengan SFH pada Pandemi Covid-19 adalah Comte (1798 – 1857), Bapak Ilmu Sosiologi Barat.
mengenai kurikulum. Accidental kurikulum masih Positivisme adalah cara pandang dalam memahami
harus dimutakhirkan, jadi kurikulum yang biasa dunia berdasarkan sains. Positivisme sebagai
digunakan harus diganti karena kita tidak bisa perkembangan empirisme yang ekstrem, yaitu
mengaplikasikan kurikulum lama di dalam program pandangan yang menganggap bahwa yang dapat
SFH karena banyak faktor. Pemberian materi via diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang

10
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
nyata/empiric”, atau yang mereka namakan positif Menurut Sugiyono (2017), Populasi adalah wilayah
(Adib, 2011). generalisasi yang terdiri atas; obyek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Metode yang digunakan adalah kuantitatif ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
menggunakan teknik survei dengan pendekatan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian
deskriptif. Menurut Sugiyono (2017), metode ini, populasi yang menjadi objek penelitian adalah
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode para orang tua dari anak yang sedang menempuh
penelitian yang berlandaskan pada filsafat pendidikan di sekolah dasar dan melaksanakan
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Berdomisili di
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel Jabodetabek, Kota Bandung, Kota Surabaya, dan
pada umumnya dilakukan secara random, Kota Medan, dan kota-kota besar lain di Indonesia,
pengumpulan data menggunakan instrumen memiliki kesadaran penuh ketika mengisi kuesioner
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang diberikan. Oleh karena itu, jumlah populasi
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah dalam penelitian ini diasumsikan tidak diketahui.
ditetapkan. Sehingga teknik pengambilan sampel yang
digunakan masuk ke kategori non-probability
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif sampling.
dengan tujuan untuk mendeskripsikan objek
penelitian ataupun hasil penelitian. Adapun Menurut Naresh K Malhotra (2010), Non
pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2017) Probability Sampling merupakan teknik
adalah metode yang berfungsi untuk pengambilan sampel yang tidak memberikan
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap peluang yang sama bagi setiap unsur anggota
objek yang diteliti melalui data atau sampel yang populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar
berlaku umum. tentang suatu keadaan. Sampel dalam penelitian ini
tidak diketahui jumlahnya sehingga digunakan
Teknik survei yang dilakukan adalah teknik survei teknik atau rumus sesuai dengan teori dari Naresh K
dengan menyebar kuesioner secara purposive Malhotra, yang menyebutkan paling sedikit harus
sampling. Teknik survei adalah tipe penelitian empat atau lima kali dari jumlah item pertanyaan.
dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai Sehingga dalam penelitian ini menggunakan
sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survei, minimal jumlah sampel adalah 110 responden yang
responden diminta untuk memberikan jawaban diperoleh dari 5 x 22 (jumlah item pertanyaan).
singkat yang sudah tertulis didalam kuesioner atau Responden yang kami peroleh di lapangan adalah
angket untuk kemudian jawaban dari seluruh 136 orang responden.
responden diolah menggunakan teknik analisis
tertentu (Martono, 2010). Kuesioner merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN (RESULT AND
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan DISCUSSION)
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis kepada responden untuk Hasil Survei Mengenai Kesulitan Orang Tua
jawabnya. (Sugiyono, 2017). Kuesioner disebar Untuk mendukung penelitian mengenai kesulitan
kepada sampel dengan menggunakan teknik orang tua dalam membantu anak belajar, kami
purposive sampling. Menurut Arikunto (2006), melakukan survei yang ditujukan kepada orang tua
purposive sampling adalah teknik teknik mengambil yang memiliki anak dengan tingkat pendidikan SD.
sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah Survei tersebut dilakukan dengan menyebarkan
atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya kuesioner kepada orang tua murid sekolah dasar
pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu. dengan persebaran di Jabodetabek, Kota Bandung,
Kota Surabaya, dan Kota Medan. Dalam survei

11
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
tersebut, kami mendapatkan 136 responden yang yang dibutuhkan atau pengetahuan dasar yang
memiliki demografi seperti yang dijelaskan pada dibutuhkan untuk memanduk anak dalam belajar.
tabel data demografi responden di bawah ini
Hasil lain yang dapat disimpulkan dari Tabel 1
Tabel 1. Data Demografi Responden adalah dari penghasilan orang tua. Sebagian besar
Domisili orang tua memiliki penghasilan di atas 5.000.000
per bulan, sehingga memiliki kemampuan untuk
No Kota Besaran menyediakan gadget dan kuota yang memadai untuk
1 Jakarta 16,4% anak belajar online di rumah.
2 Bogor 0,9%
3 Depok 9,1% N = 136
4 Tanggerang 3,6%
5 Bekasi 5,5%
6 Luar Jabodetabek 64,5%
Tingkat Pendidikan
No Kategori Besaran
1 Sekolah Dasar 3.8%
2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) -
/ SLTP
Gambar 1. Persentase orangtua yang memiliki
3 Sekolah Menengah Atas (SMA) / 7.6%
kesulitan dalam membantu anak belajar selama
SLTA
pembelajaran jarak jauh
4 Diploma 8.6%
5 Strata I 59%
Dari Gambar 1. berikut, dapat dilihat bahwa dengan
6 Strata II 16.2%
kondisi demografi yang cukup baik dari orang tua
7 Strata III 4.8%
ternyata 80% dari mereka masih mengalami
Pendapatan Perbulan
kesulitan dalam memandu anak belajar di rumah.
No Kategori Besaran
1 Rp500.000 – Rp2.500.000 11.8%
Pada bagian awal dari survei selanjutnya, kami
2 Rp2.500.000 – Rp5.000.000 23.5%
memberikan pertanyaan mengenai kesulitan dalam
3 Rp5.000.000 – Rp7.500.000 21.6%
membantu anak belajar selama pembelajaran jarak
4 Rp7.500.000 – Rp10.000.000 19.6%
jauh. Alasan terbanyak yaitu 44.3% mengatakan
5 Rp10.000.000 – Rp15.000.000 3.9%
bahwa sulit bagi orang tua untuk membagi waktu
6 >Rp15.000.000 19.6%
antara membantu anak belajar dan tanggung jawab
Pekerjaan
pekerjaan. Alasan lainnya dengan persentase 20.5%
No Kategori Besaran
mengatakan bahwa orang tua memiliki keterbatasan
1 Pekerja Penuh Waktu (Full Time) 62.7%
ilmu dalam materi pembelajaran anak. Jika
2 Pekerja Paruh Waktu (Part Time) 16.4%
dikaitkan dengan kondisi demografi, orang tua
3 Bapak/Ibu Rumah Tangga 20.9%
bekerja penuh waktu (Full Time) kantoran sebanyak
62,7% dari seluruh responden. Selama pandemi,
Dari Tabel 1. Data Demografi Responden di atas,
para orang tua bekerja secara Work From Home
dapat dilihat bahwa orang tua yang menjadi
(WFH), dan WFH bukan berarti tanggung jawab
responden dalam penelitian ini sudah mengenyam
pekerjaan mereka berkurang. Dengan demikian sulit
pendidikan tinggi, yaitu Diploma sebesar 8,6%,
membagi waktu bagi mereka untuk bisa fokus
Strata 1 sebesar 59%, Strata 2 sebesar 16,2 %, dan
memandu anak-anak, terutama yang memiliki anak
bahkan ada yang Strata 3 sebesar 4,8 %. Dari hasil
usia dini dalam melaksanakan PJJ.
ini dapat disimpulkan para orang tua siswa tidak
memiliki kesulitan dalam hal mengakses teknologi

12
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
tua, sementara orang tua yang masih harus bekerja
menghadapi dilema lain karena tidak tersedianya
waktu mereka untuk membantu anak-anak mereka
belajar dari rumah. (Putri et. al, 2020).

Proses belajar dari rumah yang dilaksanakan saat ini


belum dapat disebut sebagai kondisi belajar yang
ideal, melainkan kondisi darurat yang harus
dilaksanakan. Masih terdapat berbagai kendala
sehingga semua pembelajaran dapat bekerja dengan
baik (Boy, 2020). Masih diperlukan banyak
koordinasi berbagai pihak dan juga berbagai inovasi
dari Teknik pembelajaran jarak jauh yang tepat bagi
anak usia dini, yang tentunya tidak memberatkan
orang tua yang WFH.

Gambar 2. Persentase Hal yang Digunakan Orang KESIMPULAN DAN SARAN


Tua untuk membantu anak belajar PJJ
Berdasarkan hasil survei yang kami olah
Kami juga menanyakan bagaimana para orang tua menunjukkan bahwa delapan puluh persen dari 136
memandu anak mereka belajar. Dari gambar 2, responden yang mengisi kuesioner mengalami
dapat dilihat bahwa sebesar 32 % responden kesulitan dalam membantu anak belajar selama
membantu anak mereka dengan pengalaman yang pembelajaran jarak jauh (PJJ). Permasalahan utama
dimiliki oleh orang tua. Selanjutnya 30% mereka adalah sulitnya membagi waktu dan
menggunakan media online, 17% menggunakan prioritas untuk memandu anak-anak dalam belajar
saran yang diberikan oleh guru, dan 15% secara PJJ. Mereka masih sangat bergantung pada
menggunakan aplikasi/website khusus untuk pengalaman dan arahan dari guru di sekolah saat
membantu belajar. Dari hasil ini dapat disimpulkan, mendampingi anak-anaknya belajar. Hal positif
orang tua masih bergantung pada pengalamannya yang dapat disimpulkan adalah orang tua pekerja di
sendiri dan arahan dari guru du sekolah. Kesulitan kota-kota besar tidak memiliki kesulitan dalam hal
yang didapatkan Ketika ternyata arahan dari guru menggunakan teknologi dan menyediakan sarana
disekolah sangan banyak dan harus segera yang dibutuhkan bagi anak-anak dalam
dilakukan, sedangkan orang tua memiliki tanggung melaksanakan PJJ.
jawab yang juga harus segera diselesaikan
dipekerjaannya. Dari kesimpulan di atas, kami memberikan dapat
memberikan saran praktis, yaitu pihak sekolah,
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil terutama untuk kelas TK dan SD kelas 1-3 dapat
penelitian sebelumnya yang menunjukkan, orang tua Menyusun sebuah kurikulum yang cukup ringkas,
menghabiskan banyak waktu untuk membantu anak- dengan arahan yang jelas, dan mudah bagi orang tua
anak mereka belajar di rumah. Hal ini terutama untuk memandunya. Kurikulum full PJJ tersebut
terjadi pada orang tua dari anak-anak yang berada di sebisa mungkin juga harus dapat menghasilkan
kelas yang lebih rendah dari Sekolah Dasar (siswa capaian pembelajaran yang baik. Saran praktis
usia dini). Mereka harus membantu anak-anak selanjutnya adalah pembuatan aplikasi khusus yang
dalam menyiapkan dan menggunakan perangkat e- sederhana, mudah untuk diunduh dan dioperasikan
learning untuk pembelajaran online sementara (user friendly) dengan menyediakan panduan
mereka sendiri dapat ditantang secara teknologi. khusus, jawaban soal, dan daoat dikerjakan dengan
Orang tua yang bekerja dari rumah harus singkat oleh siswa dengan dipandu oleh orang
menghadapi peran ganda sebagai pekerja dan orang tuanya. Saran ini sejalan dengan hasil penelitian

13
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sebelumnya yang menyatakan bahwa sekolah perlu ndex p-ISSN: 2355-7389, e-ISSN: 2656-
menyadari bahwa kebijakan penutupan sekolah 5153
tidak hanya mengirim siswa pulang untuk belajar Brossard, M., dkk. (2020). Parental Engagement in
dengan tujuan menyelamatkan nyawa, tetapi juga Children’s Learning. Florence. UNICEF
memberikan dukungan yang lebih baik dengan lebih Office of Research, Innocenti, Education.
banyak teknologi dan aplikasi mutakhir sehingga Cahyati, N.. R. K. (2020). Peran Orang Tua Dalam
siswa dapat memperoleh dukungan sesuai standar Menerapkan Pembelajaran Di Rumah Saat
(Putra et. al, 2020). Pandemi Covid-19. Indonesia. Jurnal
Golden Age, Universitas Hamzanwadi.
Seluruh pihak; pemerintah, guru, peneliti, Devi, N. U. K. (2020). Adaptasi Pranata Keluarga
akademisi, dan orang tua telah bekerja keras untuk Pada Proses Pembelajaran E-Learning
tetap memberikan pendidikan yang terbaik di masa Dalam Menghadapi Dampak Pandemi
pandemi Covid 19 ini. Kita semua berharap Covid-19. Jurnal Ilmiah Politik, Kebijakan,
pandemi ini akan segera berlalu dan anak-anak & Sosial (Publicio), Vol. 2, No. 2, Juli
dapat kembali lagi ke sekolah untuk belajar dan 2020
bersosialisasi dengan baik. Firman & Sari. (2020). Pembelajaran Online di
Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian
Ucapan Terima Kasih Journal Of Educational Science (IJES),
Terima kasih kepada mahasiswa Prodi Hubungan Volume 02 No 02.
Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi UI, Hidayat, F. (2020). Pembelajaran Jarak Jauh
Angkatan 2019 atas nama Affan Syafiq yang telah Perkuat Kolaborasi Sekolah dan Orang
membantu dalam penyusunan jurnal dan teman- Tua.
teman seangkatannya; Juanli Silaen, Alifa Dhea https://www.beritasatu.com/nasional/70597
Ardianti Putri, Latifanes Bagus, Rizki Nadhifa yang 9/pembelajaran-jarak-jauh-perkuat-
telah menjadi enumerator dan menyebarkan kolaborasi-sekolah-dan-orang-tua
kuesioner untuk penelitian ini. Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati &
DAFTAR PUSTAKA
Soedjarwo. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Adib, M. (2011). Filsafat Ilmu Ontologi,
Jiao, W. Y., Wang, L. N., Liu, J., Fang, S. F., Jiao,
Epistemologi,Aksiologi dan Logika Ilmu
F. Y., Pettoello-Mantovani, M., & Somekh,
Pengetahuan. Yogyakarta: Pustakapelajar
E. (2020). Behavioral and Emotional
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
Disorders in Children during the COVID-
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
19 Epidemic. The Journal of pediatrics,
Cipta
221, 264–266.e1.
Bubb, S., & Mari-Ana Jones. (2020). Learning from
https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2020.03.013
the COVID-19 home-schooling experience:
Junianto, D., Wagiran. (2003). Pengaruh Kinerja
Listening to pupils, parents/carers and
Mengajar Guru, Keterlibatan Orang Tua,
teachers. Improving Schools 2020, Vol.
Aktualisasi Diri dan Motivasi Berprestasi
23(3) 209–222.
Terhadap Prestasi. Jurnal Pendidikan
Boy, F. (2020). Tantangan School From Home
Vokasi, Vol 3, Nomor 3, November 2013
(SFH) di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Jenkins, M. & Hanson, Janet. (2003). E-Learning
(New Normal) Untuk SMK. Jurnal
Series: Guide for Senior. Mangers. LSTN
Pendidikan Teknik Mesin. Volume 7
Generic Center.
nomor 2 (November 2020) Available
Kasih, P. A. (2020). Anak Sulit Belajar Online, Ini
Online at
Dampak Orang Tua Gunakan Kekerasan.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/ptm/i
Diakses dari Kompas.com

14
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kuo, et al. (2014). Interaction, Internet self-efficacy, Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
and self-regulated learning as predictors of Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
student satisfaction in online education CV
courses. Volume 20, pages 35-50. Sekretariat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Malhotra, N. K., & Birks, D.F. (2010). Marketing Republik Indonesia. (2020). Surat Edaran
Research, An Applied Approach, Update Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Second European Edition. Inggris. Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam
Financial Times. Financial Times, Prentice Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Hall Disease (Covid-19). Jakarta. Kementerian
Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Jakarta. Rajawali Pers. Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Sprang G, Silman M. (2013). Posttraumatic stress
Indonesia. (2020). Surat Edaran Nomor 4 disorder in parents and youth after health-
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan related disasters. Disaster Med Public
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Health Prep. 2013 Feb;7(1):105-10. doi:
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease 10.1017/dmp.2013.22. PMID: 24618142.
(Covid-19). Jakarta. Kementerian Tabi‟in. (2020). Problematika Stay At Home Pada
Pendidikan dan Kebudayan Republik Anak Usia Dini di Tengah Pandemi Covid-
Indonesia. 19. Indonesia. Jurnal Golden Age,
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Universitas Hamzanwadi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Universitas Diponegoro. (2012). Arsitektur
Bandung. Alfabeta. Informasi. Semarang. Universitas
Putra, P., Liriwati, F., Tahrim, T., Syafrudin, S., & Diponegoro, Semarang, Indonesia.
Aslan, A. (2020). The Students Learning Utomo, V. B. S. (2020). Pengaruh “Study From
from Home Experience during Covid-19 Home” (SFH) Dalam Pembelajaran
School Closures Policy in Indonesia. Jurnal Online Bagi Peserta Didik Kelas 12 IPS III
Iqra‟: Kajian Ilmu Pendidikan, SMAS 2 Kota Semarang Dalam
https://doi.org/10.25217/ji.v5i2.1019 Menghadapi Pandemik Covid-19 Di Kota
Putri R. S., Purwanto A., Pramono R., Asbari M., Semarang. Nusantara: Jurnal Ilmu
Wijayanti L.M., Hyun C.C. (2020). Impact Pengetahuan Sosial. e-ISSN: 2550-0813 |
of the COVID-19 Pandemic on Online p-ISSN: 2541-657X | Vol 7 No 3 Tahun
Home Learning: An Explorative Study of 2020 Hal: 513-521
Primary Schools in Indonesia. International Wardani, A., AyrizaY. (2020). Analisis Kendala
Journal of Advanced Science and Orang Tua dalam Mendampingi Anak
Technology Vol. 29, No. 5, (2020), pp. Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi
4809 - 4818 Covid-19. Yogyakarta. Jurnal Obsesi.
Ramadhanu, A. dkk. (2019). Rancang Bangun Wijayanti, R., & Akbar, M. R. (2018). Asesment
Aplikasi Mobile Edukasi Mengenai Model Strategi Coping Orangtua Murid
Parenting Skills Bagi Orang Tua Berbasis untuk Permasalahan Anak Usia Dini.
Android Dengan Menggunakan Bahasa Jurnal Inspirasi Pendidikan, 8(1), 79-83.
Pemrograman Java Android. Padang. https://doi.org/10.21067/jip.v8i1.2246
Universitas Putra Indonesia, Padang. Wentzel, K. R., & Wigfield, A. (2009).
Samai, A. (2020). Peran Guru dan Orang Tua Introduction. Handbook of Motivation in
dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh. School (pp. 1-8). New York: Routledge.
https://riaupos.jawapos.com/pendidikan/16/ Yerusalem, M. R., Rochim A.F., Martono K.T.
08/2020/236540/peran-guru-dan-orang-tua- (2015). Desain dan Implementasi Sistem
dalam-proses-pembelajaran-jarak-jauh.html Pembelajaran Jarak Jauh Di Program
Studi Sistem Komputer. Jurnal Teknologi

15
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
Volume 3 No 2, Januari-Juni 2021
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dan Sistem Komputer. Vol.3, No.4,
Oktober 2015 (e-ISSN: 2338-0403).
Zhao, Y. (2020). COVID-19 as a catalyst for
educational change. Prospects. Advance
online publication.
https://doi.org/10.1007/s11125-020-09477-
y

16

Anda mungkin juga menyukai