Anda di halaman 1dari 49

01

BUKU
SERIAL
REVITALISASI
MEMBANGUN
TIM
SEKOLAH

Disusun
oleh:
Adang
Suryana
Iip
Ichsanudin
Winih
Wicaksono

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019
Pengarah:
Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.
Direktur
Pembinaan
SMK
Arie
Wibowo
Khurniawan,
S,Si,
M.Ak
Kasubdit
Program
dan
Evaluasi
Mochamad
Widiyanto,
S.Pd,
M.T.
Kasubdit
Kurikulum
Drs.
Haryono,
M.M.
Kasubdit
Kelembagaan
dan
Sarana
Prasarana
Ir.
Nur
Widyani,
M.M.
Kasubdit
Peserta
Didik
Saryadi,
M.T.,
M.B.A
Kasubdit
Penyelarasan
Kejuruan
dan
Kerjasama
Industri

Penulis:
Adang
Suryana
Iip
Ichsanudin
Winih
Wicaksono

Penyunting:
Huda
Saifullah
Kamalie
Tim
DitPSMK

Desain
Sampul:
Sonny
Rasdianto

Layout:
Winih
Wicaksono

ISBN:
978-602-5517-69-3

©
Hak
Cipta
Dilindungi
Undang-Undang
Dilarang
memperbanyak
karya
tulis
ini
dalam
bentuk
dan
dengan
cara

apapun
tanpa
izin
tertulis
dari
Direktorat

BUKU
SERIAL
REVITALISASI
01.
MEMBANGUN
TIM
SEKOLAH

Disusun
oleh:
Adang
Suryana
Iip
Ichsanudin

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

KATA
PENGANTAR

 Pengembangan
 dan
 penerapan
 pendidikan
 karakter
 kerja
 siswa

Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 (SMK)
 merupakan
 urgensi
 dalam
 upaya

meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas,
sebagaimana
tertuang
dalam
penjelasan

Pasal
 15
 Undang
 Undang
 nomor20
 Tahun
 2003
 tentang
 Sistem
 Pendidikan

Nasional,
Sekolah
Menengah
Kejuruan
merupakan
pendidikan
menengah
yang

mempersiapkan
peserta
didik
terutama
untuk
bekerja.
Perpres
No.
87
tahun

2018
 tentang
 Penguatan
 Pendidikan
 Karakter,
 kemudian
 dalam
 Peraturan

Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nomor
34
Tahun
2018
tentang
Standar

Nasional
 Pendidikan
 SMK/MAK,
 khususnya
 Standar
 Kompetensi
 Lulusan

terdapat
9
(sembilan)
area
kompetensi,
salah
satu
area
kompetensi
tersebut

adalah
Karakter
Pribadi
dan
Sosial
lulusan
SMK/MAK.
Pengembangan
 karakter
 kerja
 bagi
 siswa
 SMK
 merupakan
 aspek

penting
 dalam
 menghasilkan
 lulusan
 yang
 mampu
 bersaing
 dan
 berhasil

dalam
pekerjaannya.
Siswa
SMK
harus
dipersiapkan
untuk
menghadapi
kondisi

dan
tantangan
real-job
yang
ada
di
dunia
usaha
dan
industri.
Bekerja
di
dunia

usaha
dan
industri
berada
dalam
lingkungan
yang
berbeda
dengan
lingkungan

sekolah
sehingga
diperlukan
adanya
pengembangan
karakter
kerja
meliputi

pembinaan
 ketahanan
 mental,
 disiplin
 kerja,
 ketahanan
 fisik,
 dan
 perilaku

positif
siswa.
Oleh
 karenanya
 dalam
 melaksanakan
 pelaksanaan
 pembentukan

karakter
kerja
di
SMK,
diperlukan
adanya
materi
pembinaan
ketarunaan
yang

memuat
tentang
materi
Kesamaptaan,
Tata
Tertib
Taruna,
dan
Pembentukan

Organisasi
 Senat
 Taruna
 tentang
 bagaimana
 pembentukan
 karakter
 kerja

untuk
 kesiapan
 kerja
 yang
 terintegrasi
 dalam
 proses
 pembelajaran
 dengan

melibatkan
 pihak
 internal
 maupun
 eksternal
 sekolah.
 Dalam
 rangka
 inilah

Direktorat
Pembinaan
SMK
pada
tahun
2019
menyusun
Dokumen
Pembinaan

Karakter
 Kerja
 berbasis
 Ketarunaan,
 yang
 meliputi,
 Pedoman
 Pelaksanaan,

Materi
Pembinaan
Ketarunaan,
dan
Panduan
Training
of
Trainer
(ToT)
sebagai

dokumen
 yang
 utuh
 dan
 menyeluruh,
 untuk
 membentuk
 dan
 pembiasaan

karakter
kerja
lulusan
SMK.
Dokumen
pembinaan
ketarunaan
ini
diharapkan

dapat
digunakan
bagi
SMK
bersama
pihak
terkait
yang
berkepentingan
baik

langsung
 maupun
 tidak
 langsung,
 untuk
 menyiapkan
 kemampuan
 dan

membangun
karakter
utama
para
peserta
didiknya
yang
pada
akhirnya
tercipta

suatu
 budaya
 yang
 disiplin,
 maju,
 modern
 dan
 kompetitif
 mengenai

pentingnya
karakter
kerja.

Direktur
Pembinaan
SMK

Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019
iii
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

DAFTAR
ISI

KATA
PENGANTAR

 
 
 
 
 iii
DAFTAR
ISI

 
 
 
 
 
 iv
BAB
I
PENDAHULUAN

 
 
 
 
 1
A.
 LATAR
BELAKANG
 
 
 
 
 1
B.
 TUJUAN
 
 
 
 
 
 1
C.

RUANG
LINGKUP

 
 
 
 
 2

BAB
II
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

 
 
 3
A.
 MEMBANGUN
SOLIDITAS
TIM
KERJA

 
 
 3
B.

MEMBANGUN
KARAKTER
TIM
KERJA

 
 
 13
C.
 MANAJEMEN
PERUBAHAN

 
 
 
 17
D.

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

 
 
 
 18
E.
 KOMUNIKASI

 
 
 
 
 
 20
F.

 MANAJEMEN
KONFLIK

 
 
 
 
 23

DAFTAR
PUSTAKA

 
 
 
 
 27
LAMPIRAN

 
 
 
 
 
 29
A.
 GAME

SIMULASI

KOMUNIKASI
(PESAN
BERANTAI)

 
 30
B.
 
STRATEGI
DAN
DISIPLIN

 
 
 
 33
C.
 GAME
STUDI
KASUS


 
 
 
 
 43

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
iv 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

BAB
I
PENDAHULUAN

A.
 LATAR
BELAKANG

 
 
 Berbagai
 kemajuan
 teknologi,
 kompetisi
 global,
 dan
 ketahanan

ekonomi
 dalam
 masyarakat
 yang
 kompleks,
 banyak
 jabatan
 menuntut

adanya
 kolaborasi
 di
 antara
 manusia
 lintas
 departemen
 atau
 lintas

keahlian.
Intinya,
pikiran
orang
banyak
akan
lebih
baik
ketimbang
pikiran

satu
orang
saja.
Membangun
sebuah
tim
kerja
adalah
suatu
proses
memilih,

mengembangkan,
memberikan
kemudahan,
dan
melatih
sebuah
kelompok

kerja
 agar
 berhasil
 mencapai
 tujuan
 bersama.
 Di
 dalamnya
 mencakup

memotivasi
anggota-anggota
kelompok
kerja
agar
merasa
bangga
dalam

melaksanakan
 tugasnya.
 Pembangun
 tim
 (team
 builder)
 harus
 mampu

memenuhi
tuntutan
tugas
(kualitas
hasil,
tepat
waktu,
dan
sebagainya)
dan

memenuhi
kebutuhan
anggota-anggota
kelompok
kerja
(adil,
tidak
konflik,

dan
sebagainya.

 
 
 Melalui
 kerjasama
 dan
 saling
 berbagi
 pengetahuan
 serta

keterampilan,
 sebuah
 tim
 kerja
 seringkali
 mampu
 menyelesaikan
 tugas

secara
efektif,
ketimbang
dilakukan
oleh
seorang
individu.
-
“A
team
work

is
a
group
organized
to
work
together
to
accomplish
a
set
of
objectives
that

cannot
be
achieved
effectively
by
individuals”-
Tim
boleh
jadi
merupakan

kelompok
kerja
yang
relatif
permanen,
namun
juga
bisa
bersifat
temporer

yang
 bertugas
 untuk
 menyelesaikan
 sebuah
 proyek
 tertentu.
 Tim
 kerja

yang
 relatif
 permanen
 biasanya
 dinamakan
 “natural
 team
 work”,

sedangkan
 yang
 temporer
 banyak
 disebut
 sebagai
 “a
 cross-functional

action
team”
–
biasanya
terdiri
dari
orang-orang
dari
berbagai
bagian
atau

departemen.
Bentuk
tim
yang
dianggap
paling
maju
adalah
“self-directed”,

karenanya
 tim
 kerja
 semacam
 ini
 kurang
 memerlukan
 pengawasan,
 dan

memiliki
otoritas
penuh
dalam
penyelesaian
tugas-tugasnya.
Agar
tim
bisa

bekerja
 secara
 efektif
 dalam
 mengembangkan
 motivasi,
 kedekatan,
 dan

produktivitas,
 banyak
 organisasi
 yang
 memandang
 pembangunan
 tim

merupakan
salah
satu
aspek
dari
pengembangan
organisasi.

B.
 TUJUAN

 
 
 Setelah
 mengikuti
 kegiatan
 membangun
 tim
 kerja
 ini,
 diharapkan

pemangku
kebijakan
atau
tim
PPK
di
sekolah
mampu:

1.
Menerapkan
tim
kerja
sekolah
yang
solid
2.
Menerapkan
nilai-nilai
pendidikan
karakter
pada
tim
kerja
sekolah

3.
Menerapkan
manajemen
perubahan
di
sekolah
4.
Menerapkan
model
pengambilan
keputusan
yang
efektif

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 1
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

5.
Menerapkan
teknik
berkomunikasi
yang
efektif
6.
Menerapkan
manajemen
konflik
yang
sesuai
dengan
kondisi
sekolah

C.
Ruang
Lingkup

 Ruang
lingkup
materi
“Membangun
Tim
Kerja
Sekolah”
terdiri
dari:

 1.
Membangun
Tim
Kerja
yang
solid

 2.
Membangun
Karakter
Tim
Kerja

 3.
Manajemen
Perubahan

 4.
Pengambilan
Keputusan

 5.
Komunikasi

 6.
Manajemen
Konplik


 Ruang
Lingkup
Kegiatan
“Membangun
Tim
Kerja”,
meliputi:

 Kegiatan
“INDOOR”,
terdiri
dari:
1.
Kondisioning
 (perkenalan
 dengan
 Tim
 Fasilitator,
 Pembentukan

kelompok/tim,
pembuatan
lagu/yel
kelompok/tim,
Trusty
(membangun

kepercayaan
antar
anggota
tim)
2.
Penyampaian
materi
Pengantar
(Membangun
Tim,
Komunikasi)
3.
Review
kegiatan
simulasi
(outdoor)
dari
setiap
kelompok/tim

 4.
Pemahaman
dan
Resume
hasil
review
dikaitkan
dengan
penerapan
materi

 5.
Informasi
perolehan
prestasi
kelompok/tim

 6.
Diskusi/presentasi
kelompok/tim
“Studi
kasus
Profil”

 7.

Upacara
“Kemenangan
Tim”


 Kegiatan
“OUTDOOR”,
terdiri
dari:

 1.
Simulasi
Komunikasi

 2.
Simulasi
Motivasi
Tim/kelompok

 3.
Simulasi
Percaya
diri
Tim

 4.
Simulasi
Kerjasama
Tim

 5.
Simulasi
Kekompakan
Tim

 6.
Simulasi
pembentukan
karakter
tim

 7.
Simulasi
komitmen
tim

 8.
Simulasi
Prestasi
Tim

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

BAB
II
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

A.
 MEMBANGUN
SOLIDITAS
TIM
KERJA


 1.
Pengertian
Membangun
Tim
Kerja

 
 
 Membangun
tim
kerja
adalah
suatu
upaya
yang
dibuat
secara
sadar

untuk
mengembangkan
kerja
tim
dalam
suatu
organisasi.
Ahli-ahli
ilmu

sosial
 menyebut
 kelompok
 adalah
 suatu
 kumpulan
 orang
 yang
 terdiri

dari
dua
atau
lebih
yang
berinteraksi
dengan
stabil
dan
diantara
mereka

mempunyai
tujuan
yang
sama
serta
menganggap
kelompok
itu
sebagai

kelompoknya
sendiri
(merasa
memiliki).
Walaupun
tak
dapat
disangkal

bahwa
ada
beberapa
kegiatan/aktifitas
yang
mungkin
lebih
efisien
bila

dikerjakan
 oleh
 perseorangan,
 namun
 banyak
 sekali
 masalah
 yang

bersifat
 terlalu
 luas
 dan
 terlalu
 kompleks
 untuk
 ditangani
 oleh
 satu

orang.
Dalam
hal
ini
kerja
team
pada
manajemen
dapat
memberikan
hasil

akhir
yang
lebih
efektif
dibanding
dengan
kerja
perorangan.

 2.
Tujuan
Membangun
Tim
Kerja

 
 
 Tim
 kerja
 dibangun
 dengan
 tujuan
 untuk
 membantu
 kelompok

fungsional
 menjadi
 lebih
 efektif.
 Karena
 rasa
 individualisme
 dan

persaingan
 antar
 pribadi
 relatif
 tajam
 dalam
 organisasi,
 maka
 tidak

semua
 kelompok
 kerja
 dapat
 dikategorikan
 ke
 dalam
 suatu
 tim
 kerja.

Lima
atau
enam
orang
yang
sedang
menyelesaikan
suatu
proyek
belum

menjamin
 bahwa
 mereka
 bisa
 bekerjasama
 dalam
 mencapai
 tujuan.

Secara
 spesifik,
 membangun
 sebuah
 tim
 kerja
 artinya
 harus

mengembangkan
semangat,
saling
percaya,
kedekatan,
komunikasi,
dan

produktivitas.

 
 a.
 Semangat:
 Muncul
 karena
 masing-masing
 anggota
 percaya
 bahwa

mereka
 memiliki
 kemampuan
 untuk
 menyelesaikan
 tugas.
 Makin

tinggi
tingkat
kepercayaan
mereka
atas
kemampuannya,
makin
besar

pula
motivasi
mereka
untuk
menyelesaikan
tugas
dengan
baik

 
 b.
 Saling
percaya:
Rasa
saling
percaya
antar
sesama
anggota
merupakan

syarat
mutlak
yang
harus
dimiliki
oleh
setiap
anggota
tim,
agar
tim

mampu
bekerja
secara
efektif.

 
 c.
 Kedekatan:
 Kedekatan
 antar
 anggota
 merupakan
 perasaan
 yang

mampu
menyatukan
anggota
secara
sukarela.
Suatu
kelompok
yang

kohesif
 adalah
 kelompok
 yang
 dimiliki
 oleh
 setiap
 anggotanya.

Mereka
 mempunyai
 tingkat
 loyalitas
 yang
 tinggi
 terhadap

kelompoknya.
Umumnya
kelompok
yang
kohesif
akan
lebih
produktif.

 
 d.
 Komunikasi:
 Agar
 tim
 kerja
 bisa
 berfungsi
 dengan
 baik,
 semua

anggota
 harus
 mempunyai
 kemampuan
 untuk
 mengembangkan


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 3
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

hubungan
antar
pribadi
secara
baik,
bicara
secara
terbuka
satu
sama

lain,
memecahkan
konflik
yang
ada,
dan
secara
bersama
menghadapi

masalah.
“Poor
communication
means
no
team”.

 
 e.
 Produktivitas:
Tim
kerja
seyogianya
dapat
menyelesaikan
tugas
yang

tidak
 mungkin
 dilaksanakan
 perorangan.
 Melalui
 saling
 berbagi

sumber
 daya,
 ketrampilan,
 pengetahuan,
 kepemimpinan,
 maka
 tim

berpotensi
sangat
lebih
efektif
daripada
perorangan.


 3.
Mengapa
Diperlukan
Membangun
Tim
Kerja

 
 
 Pada
 prinsipnya
 kita
 memerlukan
 membangun
 tim
 kerja
 untuk

memperbaiki
 kinerja
 kelompok
 yang
 kita
 miliki,
 namun
 ada
 beberapa

kondisi
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
pelaksanaan
membangun
tim

kerja,
antara
lain:

 
 a.
 Kondisi
kelompok
yang
memerlukan
peningkatan
moralitas
dan
hasil

kerja
tim.

 
 b.
 Pucuk
 pimpinan
 yang
 jarang
 berfikir
 dan
 bertindak
 sebagai
 bagian

sebuah
kelompok.

 
 c.
 Terjadi
kurang
pengertian
antar
sesama
anggota
tim
kerja,
tidak
ada

arahan
 dan
 semangat
 kerja
 yang
 timbul
 dalam
 suatu
 kelompok,

sehingga
kelompok
kehilangan
arah
kerja.

 
 d.
 Dalam
 kelompok
 baru
 dimana
 terdapat
 beberapa
 individu
 yang

menonjol
tapi
tidak
dapat
bekerja
bersama
dalam
tim
kerja.

 
 e.
 Kurangnya
 rasa
 percaya
 diri
 antar
 sesama
 anggota
 tim
 kerja,
 tidak

dapat
dicapai
kesepakatan
terhadap
tujuan
bersama
tim
dan
adanya

ketidaktahuan
akan
kemungkinan
peluang
yang
dapat
dilakukan
oleh

anggota
tim.








 4.
Karakteristik
Kerja
Tim
yang
Efektif

 
 a.
 Terdiri
 dari
 dua
 orang
 atau
 lebih
 dalam
 interaksi
 sosial
 baik
 secara

verbal
maupun
non
verbal.

 
 b.
 Anggota
tim
kerja
harus
mempunyai
pengaruh
satu
sama
lain
supaya

dapat
diakui
menjadi
anggota
suatu
kelompok.

 
 c.
 Mempunyai
struktur
hubungan
yang
stabil
sehingga
dapat
menjaga

anggota
kelompok
secara
bersama
dan
berfungsi
sebagai
suatu
unit.

 
 d.
 Anggota
tim
kerja
adalah
orang
yang
mempunyai
tujuan
atau
minat

yang
sama.

 
 e.
 Individu
yang
tergabung
dalam
kelompok
kerja,
saling
mengenal
satu

sama
lain
serta
dapat
membedakan
orang-orang
yang
bukan
anggota

kelompoknya.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
4 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 5.
Manfaat
Membangun
Tim
Kerja

 
 Team
Work
building
yang
dilakukan
secara
benar
dan
berkesinambungan

akan
memberikan
hasil
perubahan
yang
seringkali
jauh
lebih
baik
dari

dugaan
semula.





 6.
Manfaat
atau
hasil
yang
dirasakan:



 
 Bagi
pimpinan
tim/
kelompok
kerja:

 
 a.
 Pimpinan
tim
kerja
akan
menjadi
lebih
kuat
dan
lebih
efektif

 
 b.
 Pimpinan
 tim
 kerja
 mampu
 menyesuaikan
 gaya
 kepimimpinannya,

dengan
 lebih
 memperhatikan
 kepentingan
 dan
 tanggung
 jawab

kelompok
dibandingkan
kepentingan
pribadi

 
 c.
 Terdapat
 apresiasi
 yang
 lebih
 besar
 dari
 pimpinan
 tim
 terhadap

kebutuhan
anggota
tim
dan
bagian-bagian
dalam
tim.

 
 d.
 Pimpinan
 menjadi
 lebih
 mampu
 untuk
 berkomunikasi
 secara

langsung
kepada
anggota
tim
sehingga
terjadi
hubungan
pengertian

yang
lebih
baik
antara
pimpinan
dan
anggota
tim.

 
 e.
 Pimpinan
tim
kerja
memiliki
inisiatif
untuk
lebih
memahami
prakasa

anggotanya.

 
 f.
 Pimpinan
mempunyai
komitmen
yang
lebih
tinggi
terhadap
sasaran

kerja
dan
memiliki
harapan
yang
lebih
besar.


 
 Bagi
individu
anggota
tim/
kelompok
Kerja:

 
 a.
 Sebagian
besar
individu
memiliki
pendekatan
yang
lebih
persuasif,

toleransi
 menjadi
 lebih
 tinggi
 dan
 memiliki
 kepercayaan
 untuk

mengajukan
argumentasi
tanpa
terikat
oleh
hirarki.

 
 b.
 Komunikasi
dan
dialog
antar
sesama
anggota
kelompok
menjadi
lebih

bebas
 dan
 terbuka,
 yang
 selama
 ini
 menjadi
 salah
 satu
 hambatan

utama
dalam
perkembangan
kelompok.

 
 c.
 Terdapat
 “ruang“
 yang
 lebih
 terbuka
 untuk
 mengakui
 beberapa

kelemahan-kelemahan
pribadi,
bahkan
kadangkala
tidak
jarang
yang

mengundurkan
 diri
 karena
 kesadaran
 diri
 (ini
 bukan
 penyelesaian

yang
diharapkan).

 
 d.
 Banyak
 masalah
 antar
 pribadi
 sesama
 anggota
 tim/kelompok
 yang

selama
ini
mengganjal
dapat
dipecahkan
dengan
lebih
mudah
karena

keterbukaan
semua
anggota
tim.

 
 Bagi
pelaksanaan
kerja
tim/
kelompok:


 
 a.
 Pertemuan
tim/kelompok
menjadi
lebih
terstruktur
dan
efektif.

 
 b.
 Hasil
yang
diperoleh
lebih
dapat
diterima
dan
terdistribusi
dengan

baik
kepada
sesama
peserta.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 5
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 c.
 Terjadi
 perbaikan
 kerja
 dalam
 mencapai
 sasaran,
 peningkatan



kemampuan
dalam
mengevaluasi
individu
dan
kelompok
dengan
cara

yang
lebih
profesional.

 
 d.
 Tingkat
 komunikasi
 dalam
 dan
 antar
 kelompok
 menjadi
 lebih

komprehensif
dan
efektif,
walaupun
dalam
kondisi
lingkungan
yang

kurang
menguntungkan.

 
 e.
 Komitmen
yang
lebih
kuat
terhadap
sasaran-sasaran
baru.

 
 f.
 Terciptanya
otonomi
yang
lebih
besar
pada
tingkat
manajer.

 
 g.
 Lebih
 banyak
 waktu
 digunakan
 untuk
 bekerja
 sama
 dengan
 kolega

dan
bekerja
sama
dalam
mencapai
tujuan.




 7.
Proses
Membangun
Tim
Kerja

 
 
 Konsep
“tim”
berbeda
dari
konsep
“kelompok”.
Tim
adalah
kumpulan

orang
yang
tergabung
dalam
kelompok
yang
memiliki
tujuan
yang
sama

dan
memiliki
ciri-ciri
tertentu.
Sedang
kelompok
merupakan
kumpulan

dua
 orang
 atau
 lebih
 yang
 saling
 berinteraksi
 dalam
 mencapai
 tujuan

bersama.
 Kelompok
 memiliki
 struktur,
 hubungan,
 tugas
 dan
 hirarki,

sedang
tim
hanya
memiliki
anggota
saling
tergantung,
bekerja
dengan

saling
 percaya,
 saling
 memotivasi,
 dan
 permasalahan
 diselesaikan

secara
terbuka
(win-win
solution).
Tim
kerja
pembinaan
karakter
kerja
di

sekolah
terdiri
atas:

Gambar
2.1
Tim
Kerja
Pembinaan
Karakter
Kerja
Sekolah

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
6 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 8.
Hambatan
Organisasi
Dalam
Membangun
Tim
Kerja

 
 a.
 Visi,
misi
dan
strategi
kurang
motivable,


 
 b.
 Moral
dan
semangat
rendah,


 
 c.
 Conflict
of
interest
merebak,


 
 d.
 Kemampuan
mental
rendah,


 
 e.
 Seleksi
kurang
berhasil,


 
 f.
 Kepribadian
dominan
introvert/
ekstrovert,


 
 g.
 Komposisi
susunan
tim
tidak
efektif,


 
 h.
 Peran
tim
tidak
jelas,


 
 i.
 Tertutup
untuk
evaluasi,


 
 j.
 Pemberdayaan
kurang
efektif.


 9.
Langkah-langkah
Membangun
Tim
Kerja

 
 Tidak
ada
satu
cara
khusus
yang
dipakai
untuk
membangun
sebuah
tim

kerja.
Tujuan
untuk
membangun
tim
kerja
yang
bersemangat,
memiliki

kedekatan,
saling
percaya,
dan
produktif
dapat
dilakukan
dengan
banyak

cara.
 Apapun
 caranya,
 hal
 yang
 penting
 diingat
 adalah
 tim
 kerja
 itu

sendiri
 harus
 mengembangkan
 kemampuan
 mengidentifikasikan

persoalan
kerja
mereka
dan
sekaligus
juga
memecahkannya.
Lima
tahap

atau
langkah
yang
umumnya
dilakukan
dalam
membangun
sebuah
tim

kerja
diuraikan
di
bawah
ini.

Gambar
2.2
Langkah-langkah
Membangun
Tim
Kerja

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 7
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 a.
 Langkah
I.
Membentuk
Struktur
Tim
Kerja

 
 
 Setiap
tim
kerja
harus
bekerja
dengan
suatu
struktur
yang
memadai

agar
berdaya
menangani
isu-isu
berat
dan
memecahkan
persoalan-
persoalan
yang
rumit.
Walau
struktur
bisa
berbeda
antara
perusahaan

satu
dengan
lainnya,
namun
komponen
yang
umumnya
ada
meliputi:

 
 
 1) .
 Tim
 Pengarah,
 yang
 terdiri
 atas
 tim
 manajemen
 tingkat
 atas,

pimpinan
 serikat
 kerja
 (kalau
 ada),
 manajer
 lini,
 penyelia,

pimpinan
tim,
dan
orang-orang
penting
lainnya.
Seperti
seorang

pilot,
kelompok
tersebut
menetapkan
seperangkat
tindakan
dan

berperan
 sebagai
 nara
 sumber
 dan
 pemberi
 umpan
 balik
 atas

kegiatan
tim

 
 
 2) .
 Perancang
 Tim,
 merupakan
 tim
 lintas
 sektoral
 yang
 mencakup

anggota-anggota
 dari
 semua
 jenjang
 dan
 fungsi
 dalam

organisasi.
 Anggotanya
 terdiri
 atas
 para
 penyelia
 dan
 para

manajer.

 
 
 3) .
 Pemimpin,
 merupakan
 unsur
 penting
 bagi
 keberhasilan
 tim.

Pemilihan
 pemimpin
 merupakan
 faktor
 penting,
 mereka
 harus

yang
bergaya
partisipatif.
Pemimpin
tipe
X
kurang
tepat
untuk

diminta
sebagai
pemimpin
tim.

 
 
 4) .
 Rapat-rapat,
 merupakan
 aktivitas
 yang
 terpenting.
 Agenda
 ini

harus
 difasilitasi
 dan
 dilakukan
 relatif
 sering.
 Pimpinan
 harus

dilatih
 untuk
 mengelola
 proses
 rapat
 dan
 proses
 terjadinya

hubungan
 antar
 pribadi.
 Proses
 rapat
 antara
 lain
 mencakup

perencanaan
dan
penggunaan
agenda,
mengelola
jalannya
rapat,

mendistribusikan
notula
rapat,
mengatur
bahan
dan
waktu
rapat.

 
 
 5) .
 Proses
 konsultasi.
 Kehadiran
 pihak
 ketiga
 dalam
 upaya

membimbing,
 mengajar,
 membantu
 menyelesaikan
 konflik,

kadang
sangat
diperlukan.
Karena
sesungguhnya
mereka
bukan

anggota
 tim,
 konsultan
 dapat
 memberikan
 tantangan
 bagi

anggota
 tim.
 Mereka
 bisa
 lebih
 obyektif
 dan
 bisa
 lebih
 bebas

bekerja
dan
berpendapat
ketika
membantu
tim.


 
 b.
 Langkah
II:
Mengumpulkan
informasi

 
 
 Membangun
tim
kerja
harus
dimulai
dengan
penilaian
diri
anggota

kelompok
 (self-assesment),
 untuk
 mengetahui
 kelemahan
 dan

kekuatan
yang
dimiliki
oleh
setiap
anggota.
Pengembangan
tim
kerja

dapat
 ditetapkan
 berdasarkan
 data
 yang
 diperoleh
 dari
 survei

tentang
sikap,
wawancara
dengan
anggota
tim,
dan
pengamatan
atas

diskusi-diskusi
 kelompok.
 Cara-cara
 tersebut
 bermanfaat
 untuk

menilai
 sejumlah
 hal,
 antara
 lain
 iklim
 komunikasi,
 rasa
 saling

percaya,
 motivasi,
 kemampuan
 memimpin,
 pencapaian
 konsensus,

dan
nilai
kelompok.



DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
8 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 c.
 Langkah
III:
Membicarakan
Kebutuhan

 
 
 Informasi
 yang
 diperoleh
 dalam
 langkah
 II
 harus
 dirangkum
 dan

diumpan-balikan
kepada
anggota
tim.
Tim
harus
mendiskusikannya

secara
 terbuka,
 dan
 mencoba
 menginterpretasikannya.
 Melalui

proses
ini
akan
ditemukan
sejumlah
kebutuhan;
kekuatan
yang
ada

harus
 dicoba
 dipertahankan
 dan
 dikembangkan
 sedangkan

kelemahan
 harus
 segera
 diatasi.
 Proses
 ini
 sangat
 penting
 dalam

upaya
untuk
menetapkan
sendiri
tujuan
tim.
Melalui
pemahaman
atas

kekuatan
dan
kelemahan
diri
sendiri,
tim
sudah
dalam
kondisi
siaga

untuk
mendiagnosis
masalah
dan
menemukan
jalan
keluarnya.


 
 d.
 Langkah
IV:
Merencanakan
sasaran
dan
menetapkan
pencapaiannya

 
 
 Begitu
 isu-isu
 diklarifikasikan,
 tim
 harus
 menetapkan
 tujuan
 dan

misinya,
 serta
 menetapkan
 prioritas
 kegiatan.
 “Perhaps
 most

importantly,
a
team
must
have
a
shared
sense
of
mission.
Whether
we

are
talking
about
a
temporary
work
improvement
team,
or
branch,

all
members
must
share
the
sense
of
mission”.
Hal
yang
paling
utama

dilakukan
 oleh
 tim
 adalah
 bekerja
 pada
 isu
 yang
 oleh
 anggota

dianggap
paling
penting.
Konsultan
akan
sangat
membantu
dengan

cara
 memberikan
 saran-saran
 tentang
 teknik
 atau
 kegiatan
 yang

mungkin
dilakukan
dalam
upaya
mencapai
tujuan.


 
 e.
 Langkah
V:
Mengembangkan
Ketrampilan

 
 
 Sebagian
besar
proses
“pembangunan
tim
kerja”
akan
memusatkan

kegiatannya
 pada
 pengembangan
 ketrampilan
 yang
 diperlukan

untuk
 menciptakan
 tim
 yang
 berkinerja
 tinggi.
 Seperti
 halnya
 para

atlit
 olah
 raga,
 setiap
 anggota
 tim
 kerja
 harus
 belajar
 bermain,

bergerak,
dan
mempraktekan
ketrampilan
mereka.



 10.
 Kompetensi
Yang
Diperlukan
dalam
membangun
Tim
Kerja

 
 
 Beberapa
 jenis
 ketrampilan
 yang
 sangat
 diperlukan
 dalam

membangun
tim
yang
baik
adalah:

 
 
 a.


Mengembangkan
tim
kerja.

 
 
 
 
 
 Mengembangkan
 suatu
 tim
 dilakukan
 melalui
 tahapan-tahapan

yang
bisa
diprediksi,
yaitu
fase
orientasi,
fase
evaluasi,
dan
fase

kontrol.
 Fase
 orientasi
 ditandai
 oleh
 adanya
 keragu-raguan
 para

anggota
kelompok
akan
peran
mereka.
Pada
fase
evaluasi,
anggota

ce n d e r u n g 
 m e n g a l a m i 
 ko n f l i k 
 y a n g 
 d i s e b a b k a n 
 o l e h

kekurangsetujuan
mereka
terhadap
cara-cara
penyelesaian
tugas.

Dalam
 fase
 ini
 tim
 bisa
 terpecah-pecah
 dalam
 beberapa
 koalisi.

Dalam
 fase
 kontrol,
 tim
 kembali
 bersatu,
 karena
 mereka
 mulai

memahami
satu
sama
lainnya.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 9
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 
 




Jika
pimpinannya
baik
maka
ketiga
fase
tersebut
tidak
berlangsung

lama,
sehingga
tim
dapat
segera
bisa
berfungsi.

 
 
 b.

Klarifikasi
Peran

 
 
 
 
 
 Setiap
 anggota
 harus
 memahami
 peran
 mereka
 masing-masing.

Mereka
harus
tahu
dengan
baik
apa
yang
harus
mereka
kerjakan

dan
juga
batas-batas
kewenangannya.
“Team
members
must
know

what
 others
 expect
 from
 them.
 Ambiguity
 in
 role
 expectations

produces
stress
and
hampers
performance”

 
 
 
 
 
 Uraian
 jabatan
 formal
 seringkali
 tidak
 sesuai
 dengan
 harapan

masing-masing
 anggota,
 oleh
 karena
 itu
 pembagian
 peran

sebaiknya
dibicarakan
bersama.


 
 
 c.


Pemecahan
Masalah.

 
 
 
 
 
 Memahami
 bagaimana
 menggunakan
 teknik-teknik
 pemecahan

masalah
 merupakan
 hal
 penting
 yang
 menunjang
 keberhasilan

kerja
 tim.
 Setiap
 anggota
 tim
 harus
 bisa
 berpartisipasi

menggunakan
beberapa
cara
dasar
dalam
memecahkan
masalah

di
bawah
ini:

 
 
 




1)
 Diagram
 Pareto,
 menggambarkan
 masalah-masalah
 yang



dihadapi
oleh
tim.
Setiap
“bar”
menunjukan
tingkat
seringnya

masalah
 tertentu
 muncul,
 atau
 biaya
 yang
 diakibatkan
 oleh

adanya
 masalah.
 Tim
 harus
 berupaya
 untuk
 memecahkan

masalah
 yang
 sering
 muncul
 atau
 yang
 dampaknya
 paling

merugikan.

 
 
 



2)

 
 Diagram
 Alur
 Kerja,
 menggambarkan
 langkah-langkah
 kerja

yang
 harus
 dilakukan
 mulai
 dari
 awal
 sampai
 dengan
 akhir.

Dengan
 mempelajari
 diagram
 tersebut
 setiap
 anggota
 dapat

membayangkan
proses
kerja
tim
secara
keseluruhan.

 
 
 



3)

 
 Diagram
 Sebab-Akibat,
 biasanya
 juga
 disebut
 dengan
 nama

diagram
“tulang
ikan”.
Di
dalamnya
tertera
masalah
utama
dan

secara
 berurutan
 hal-hal
 lain
 yang
 diperirakan
 sebagai

penyebab
munculnya
masalah.

 
 
 



4)

 “Brainstorming”,
 setiap
 anggota
 kelompok
 diberi
 kesempatan

untuk
 mengembangkan
 gagasan-gagasan
 sebebas
 dan

sebanyak
 mungkin.
 Setiap
 gagasan
 dituliskan
 dalam
 “flip-
chart”.
 Anggota
 tidak
 diperkenankan
 untuk
 “membunuh”

gagasan
 segila
 apapun.
 Melalui
 cara
 ini
 diharapkan
 muncul

pemikiran
kreatif
guna
pemecahan
masalah.

 
 
 




5)
 Rencana
tindakan,
memungkinkan
apa
yang
telah
diputuskan

untuk
 segera
 dilaksanakan.
 Peran
 dan
 tanggungjawab

diberikan,
 Laporan
 diperlukan.
 Biasanya
 temuan-temuan
 dan


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
10 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

rencana
tindakan
disajikan
di
hadapan
manajemen
atau
panitia

pengarah
 untuk
 memperoleh
 persetujuan,
 atau
 sebagai

informasi
dan
komunikasi.

 
 
 



6)

 Bagan
 pertanggung-jawaban
 menggambarkan
 kegiatan-
k e g i a t a n , 
 w a k t u n y a , 
 t e k n i k n y a , 
 d a n 
 o r a n g 
 y a n g

melaksanakannya.
 Adanya
 bagan
 ini
 semua
 anggota
 tim

mengetahui
 secara
 rinci
 keseluruhan
 proses
 kegiatan
 yang

sedang
berlangsung.



 
 d.
 Konsensus
dalam
mengambil
keputusan.

 
 
 Sebagian
 besar
 keputusan
 di
 tempat
 kerja
 dibuat
 oleh
 pihak
 yang

memiliki
 kekuasaan.
 Konsensus
 terjadi
 manakala
 semua
 anggota

mengatakan:
“Saya
sepakat
dengan
keputusan
itu,
walau
tidak
100%

setuju,
 namun
 saya
 sangat
 mendukungnya”.
 Konsensus
 berbeda

dengan
 demokratis.
 Keputusan
 yang
 diambil
 secara
 demokratis

mengandalkan
pada
suara
terbanyak,
artinya
masih
ada
anggota
tim

yang
tidak
setuju,
yaitu
minoritas.
Pihak
yang
tidak
setuju
biasanya

tidak
 sungguh-sungguh
 bersedia
 melaksanakan
 hasil
 keputusan.

Dalam
 teknik
 pengambilan
 keputusan
 melalui
 konsensus
 yang

sebenarnya,
 keputusan
 diambil
 setelah
 semua
 anggota
 setuju.

Konsensus
 merupakan
 cara
 terbaik
 dalam
 pengambilan
 keputusan,

berpotensi
memunculkan
komitmen
tinggi
pada
diri
setiap
anggota

tim
untuk
melaksanakannya.
Kualitas
keputusan
melalui
consensus

memang
sangat
baik,
sehingga
memudahkan
pelaksanaannya
karena

semua
 yang
 mengambil
 keputusan
 sepakat
 atas
 apa
 yang
 telah

diputuskan.

 
 
 Pengambilan
 keputusan
 secara
 konsensus
 harus
 dilakukan
 secara

sistematis
dan
sabar.
Tidak
perlu
tergesa-gesa.
Apabila
tim
mencapai

konsensus,
tim
akan
dapat
bekerja
secara
maksimal.

 
 e.
 Mengatasi
konflik

 
 
 Bukan
hal
yang
aneh
jika
suatu
tim
yang
terdiri
atas
orang-orang
yang

berbeda
latar
belakang,
berpotensi
memunculkan
konflik.
 
Jika
tim

gagal
 menangani
 konflik
 dengan
 semestinya
 maka
 akan
 gagal

mencapai
tujuan.
Dengan
dikembangkannya
keterampilan
mengelola

konflik,
 maka
 walaupun
 terjadi
 konflik,
 tim
 masih
 memperoleh

manfaat
daripadanya.
Pandangan
yang
saling
bertentangan
satu
sama

lain,
 jika
 dikelola
 dengan
 baik
 justru
 akan
 menciptakan
 suatu

keputusan
yang
lebih
baik.

 
 
 Sebuah
 tim
 dapat
 mengembangkan
 kapasitas
 menangani
 konflik

melalui
 berbagai
 cara,
 misalnya
 diskusi
 terbuka
 tentang
 konflik
 itu

sendiri
atau
melalui
diskusi
yang
tangguh
yang
penuh
perdebatan
dan


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 11
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

skeptisme.
 Permainan
 peran
 (role
 playing),
 dan
 latihan-latihan



membantu
tim
mengembangkan
komunikasi
terbuka
yang
diperlukan

untuk
 menyelesaikan
 konflik
 secara
 produktif.
 Tim
 yang
 berkinerja

tinggi
 antara
 lain
 dicirikan
 dengan
 adanya
 anggota-anggota
 yang

kritis,
namun
masih
saling
menghargai
satu
sama
lainnya.

 
 f.
 Evaluasi
hasil

 
 
 Sebagai
 suatu
 tim
 kerja
 yang
 senantiasa
 berfungsi,
 tim
 harus

mengevaluasi
hasil
kegiatannya
guna
mengetahui
keberhasilan
atau

pun
 kegagalannya.
 Evaluasi
 dapat
 dilakukan
 melalui
 berbagai
 cara.

Dalam
 beberapa
 kasus,
 hasil
 dari
 adanya
 tim
 kerja
 dapat
 diukur

berdasarkan
 kriteria
 baku
 produktivitas
 atau
 keluaran.
 Jika
 setelah

dibentuknya
tim,
produktivitas
lebih
baik
daripada
sebelumnya
maka

dapat
dikatakan
tim
tersebut
efektif.


11.
 Ciri-Ciri
Tim
Berkinerja
Tinggi

 
 a.
 Seluruh
anggota
mempunyai
tekad
menyelesaikan
tujuan
atau
misi

yang
dikembangkannya.

 
 b.
 Tim
bekerja
dalam
lingkungan
yang
anggotanya
saling
terbuka
dan

percaya
satu
sama
lainnya.

 
 c.
 Seluruh
 anggota
 merasa
 memiliki
 tim,
 dan
 secara
 sukarela
 mereka

berpartisipasi
di
dalamnya.

 
 d.
 Anggota
terdiri
atas
orang
dengan
pengalaman,
gagasan,
pandangan,

yang
berbeda,
dan
perbedaan
ini
dihargai.

 
 e.
 Semua
anggota
tim
secara
terus
menerus
belajar
dan
memperbaiki

dirinya.
 Hal
 ini
 membantu
 meningkatkan
 kemampuan
 tim
 dalam

memecahkan
persoalan.

 
 f.
 Semua
anggota
tim
mengerti
peranan
dan
tanggung-jawabnya,
saling

menghargai
satu
sama
lainnya.

 
 g.
 Keputusan
diambil
berdasarkan
konsensus

 
 h.
 Setiap
 anggota
 tim
 berkomunikasi
 secara
 terbuka,
 langsung,
 dan

saling
mendengarkan
satu
sama
lainnya
secara
obyektif
dan
penuh

kesabaran.

 
 i.
 Tim
dapat
menangani
konflik
tanpa
harus
memunculkan
permusuhan.

 
 j.
 
Pimpinan
tim,
apakah
temporer
atau
tetap,
mempraktekan
gaya


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
12 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

12.
 Teknik
Meningkatkan
Kinerja
Kerja
Tim
Kerja

Gambar
2.3
Meningkatkan
Kinerja
Tim
Kerja

B
.
MEMBANGUN
KARAKTER
TIM
KERJA

 1.
Nilai
Utama
Karakter

 
 Ada
lima
nilai
utama
karakter
yang
saling
berkaitan
membentuk
jejaring

nilai
 yang
 perlu
 dikembangkan
 sebagai
 prioritas
 gerakan
 membangun

karakter.
 Kelima
 nilai
 utama
 karakter
 bangsa
 yang
 dimaksud
 adalah

sebagai
berikut:

Nasionalisme
02
01

Religiusitas Kemandirian
NILAI
UTAMA
KARAKTER
05 03

Integritas
04
Gotong
Royong

Gambar
2.4
Nilai
Utama
Karakter

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 13
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 Religiositas

 
 Nilai
karakter
religius
mencerminkan
keberimanan
terhadap
Tuhan
yang

Maha
Esa
yang
diwujudkan
dalam
perilaku
melaksanakan
ajaran
agama

dan
 kepercayaan
 yang
 dianut,
 menghargai
 perbedaan
 agama,

menjunjung
 tinggi
 sikap
 toleran
 terhadap
 pelaksanaan
 ibadah
 agama

dan
kepercayaan
lain,
hidup
rukun
dan
damai
dengan
pemeluk
agama

lain.
Nilai
karakter
religius
ini
meliputi
tiga
dimensi
relasi
sekaligus,
yaitu

hubungan
individu
dengan
Tuhan,
individu
dengan
sesama,
dan
individu

dengan
alam
semesta
(lingkungan).
Nilai
karakter
religius
ini
ditunjukkan

dalam
perilaku
mencintai
dan
menjaga
keutuhan
ciptaan.

 
 Subnilai
 religius
 antara
 lain
 cinta
 damai,
 toleransi,
 menghargai

perbedaan
agama
dan
kepercayaan,
teguh
pendirian,
percaya
diri,
kerja

sama
 antar
 pemeluk
 agama
 dan
 kepercayaan,
 antibuli
 dan
 kekerasan,

persahabatan,
 ketulusan,
 tidak
 memaksakan
 kehendak,
 mencintai

lingkungan,
melindungi
yang
kecil
dan
tersisih.


 
 Nasionalisme

 
 Nilai
 karakter
 nasionalisme
 merupakan
 cara
 berpikir,
 bersikap,
 dan

berbuat
 yang
 menunjukkan
 kesetiaan,
 kepedulian,
 dan
 penghargaan

yang
tinggi
terhadap
bahasa,
lingkungan
fisik,
sosial,
budaya,
ekonomi,

dan
politik
bangsa,
menempatkan
kepentingan
bangsa
dan
negara
di
atas

kepentingan
diri
dan
kelompoknya.

 
 Subnilai
 nasionalisme
 antara
 lain
 apresiasi
 budaya
 bangsa
 sendiri,

menjaga
 kekayaan
 budaya
 bangsa,
 rela
 berkorban,
 unggul,
 dan

berprestasi,
 cinta
 tanah
 air,
 menjaga
 lingkungan,
 taat
 hukum,
 disiplin,

menghormati
keragaman
budaya,
suku,
dan
agama.


 
 Kemandirian

 
 Nilai
karakter
mandiri
merupakan
sikap
dan
perilaku
tidak
bergantung

pada
orang
lain
dan
mempergunakan
segala
tenaga,
pikiran,
waktu
untuk

merealisasikan
harapan,
mimpi
dan
cita-cita.

 
 Subnilai
 mandiri
 antara
 lain
 etos
 kerja
 (kerja
 keras),
 tangguh
 tahan

banting,
 daya
 juang,
 profesional,
 kreatif,
 keberanian,
 dan
 menjadi

pembelajar
sepanjang
hayat.


 
 Gotong
Royong

 
 Nilai
 karakter
 gotong
 royong
 mencerminkan
 tindakan
 menghargai

semangat
 kerja
 sama
 dan
 bahu
 membahu
 menyelesaikan
 persoalan

bersama,
 menjalin
 komunikasi
 dan
 persahabatan,
 memberi

bantuan/pertolongan
pada
orang-orang
yang
membutuhkan.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
14 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 Subnilai
 gotong
 royong
 antara
 lain
 menghargai,
 kerja
 sama,
 inklusif,



komitmen
 atas
 keputusan
 bersama,
 musyawarah
 mufakat,
 tolong

menolong,
 solidaritas,
 empati,
 anti
 diskriminasi,
 anti
 kekerasan,
 dan

sikap
kerelawanan.


 
 Integritas

 
 Nilai
karakter
integritas
merupakan
nilai
yang
mendasari
perilaku
yang

didasarkan
 pada
 upaya
 menjadikan
 dirinya
 sebagai
 orang
 yang
 selalu

dapat
 dipercaya
 dalam
 perkataan,
 tindakan,
 dan
 pekerjaan,
 memiliki

komitmen
 dan
 kesetiaan
 pada
 nilai-nilai
 kemanusiaan
 dan
 moral

(integritas
 moral).
 Karakter
 integritas
 meliputi
 sikap
 tanggung
 jawab

sebagai
 warga
 negara,
 aktif
 terlibat
 dalam
 kehidupan
 sosial,
 melalui

konsistensi
tindakan
dan
perkataan
yang
berdasarkan
kebenaran.

 
 Subnilai
 integritas
 antara
 lain
 kejujuran,
 cinta
 pada
 kebenaran,
 setia,

komitmen
 moral,
 anti
 korupsi,
 keadilan,
 tanggungjawab,
 keteladanan,

dan
 menghargai
 martabat
 individu
 (terutama
 penyandang
 disabilitas).

Kelima
nilai
utama
karakter
bukanlah
nilai
yang
berdiri
dan
berkembang

sendiri-sendiri
 melainkan
 nilai
 yang
 berinteraksi
 satu
 sama
 lain,
 yang

berkembang
secara
dinamis
dan
membentuk
keutuhan
pribadi.


2.
 Membangun
Karakter
Berbasis
Budaya
Sekolah

 Terbentuknya
 budaya
 sekolah
 yang
 baik
 dapat
 membawa
 perubahan
 ke

arah
 yang
 lebih
 baik,
 terutama
 dalam
 mengubah
 perilaku
 peserta
 didik.

Faktor-faktor
pembiasaan
budaya
sekolah
melibatkan
nilai
moral,
sikap
dan

perilaku
 siswa,
 komponen
 yang
 ada
 di
 sekolah,
 dan
 aturan/tata
 tertib

sekolah.

 Membangun
 pendidikan
 karakter
 berbasis
 budaya
 sekolah
 merupakan

sebuah
 kegiatan
 untuk
 menciptakan
 iklim
 dan
 lingkungan
 sekolah
 yang

mendukung
praksis
Pendidikan
Karakter
mengatasi
ruang-ruang
kelas
dan

melibatkan
seluruh
sistem,
struktur,
dan
pelaku
pendidikan
di
sekolah.

 Langkah-langkah
 pelaksanaan
 Pendidikan
 Karakter
 berbasis
 budaya

sekolah,
antara
lain
dapat
dilaksanakan
dengan
cara:

 a.
Menentukan
Nilai
Utama
Pendidikan
Karakter

 
 Satuan
pendidikan
memilih
nilai
utama
yang
akan
menjadi
fokus
dalam

pengembangan
 pembentukan
 dan
 penguatan
 karakter
 di
 lingkungan

mereka.

 
 Nilai
 utama
 dan
 nilai-nilai
 pendukung
 yang
 sudah
 disepakati
 dan

ditetapkan
oleh
satuan
pendidikan,
sekolah
bisa
membuat
tagline
yang

menjadi
 motto
 satuan
 pendidikan
 tersebut
 sehingga
 menunjukkan


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 15
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

keunikan,
 kekhasan,
 dan
 keunggulan
 sekolah.
 Contoh:
 “Membentuk



Pemimpin
Berintegritas”,
“Sekolah
Bercahaya”,
 
“Sekolah
Budaya”,
dan

lain-lain.
Satuan
pendidikan
dapat
pula
membuat
logo
sekolah,
himne,

dan
mars
sekolah
yang
sesuai
dengan
branding-nya
masing-masing.

 b.
Menyusun
Jadwal
Harian/Mingguan

 
 Satuan
 pendidikan
 dapat
 menyusun
 jadwal
 kegiatan
 harian
 atau

mingguan
untuk
memperkuat
nilai-nilai
utama
pendidikan
karakter
yang

telah
dipilih
sebagai
upaya
penguatan
secara
habituasi
dan
terintegrasi.

3.
 Membangun
Karakter
Berbasis
Masyarakat

 Pelibatan
publik
dibutuhkan
karena
sekolah
tidak
dapat
melaksanakan
visi

dan
 misinya
 sendiri.
 Karena
 itu,
 berbagai
 macam
 bentuk
 kolaborasi
 dan

kerja
sama
antar
komunitas
dan
satuan
pendidikan
diluar
sekolah
sangat

diperlukan
dalam
penguatan
pendidikan
karakter.

 Membangun
 Penguatan
 Pendidikan
 Karakter.
 Yang
 dimaksud
 dengan

komunitas
 yang
 berada
 di
 luar
 satuan
 pendidikan
 diantaranya
 adalah

sebagai
berikut:

 a.
 Komunitas
orang
tua-peserta
didik
atau
paguyuban
orang
tua,
baik
itu

per-kelas
maupun
per-sekolah;

 b.
Komunitas
 pengelola
 pusat
 kesenian
 dan
 budaya,
 yaitu
 berbagai

perkumpulan,
 kelompok
 hobi,
 sanggar
 kesenian,
 bengkel
 teater,

padepokan
 silat,
 studio
 musik,bengkel
 seni,
 dan
 lain-lain,
 yang

merupakan
pusat-pusat
pengembangan
kebudayaan
lokal
dan
modern;

 c.
 Lembaga-lembaga
 pemerintahan
 (BNN,
 Kepolisian,
 KPK,
 Kemenkes,

Kemenpora,
dan
lain-lain);

 d.
Lembaga
 atau
 komunitas
 yang
 menyediakan
 sumber-sumber

pembelajaran
 (perpustakaan,
 museum,
 situs
 budaya,
 cagar
 budaya,

paguyuban
pecinta
lingkungan,
komunitas
hewan
piaraan,
dan
lain-lain);

 e.
Komunitas
masyarakat
sipil
pegiat
pendidikan;

 f.
 Komunitas
keagamaan;

 g.
Komunitas
 seniman
 dan
 budayawan
 lokal
 (pemusik,
 perupa,
 penari,

pelukis,
dan
lain-lain);

 h.
Lembaga
bisnis
dan
perusahaan
yang
memiliki
relevansi
dan
komitmen

dengan
dunia
pendidikan;

 i.
 Lembaga
 penyiaran
 media,
 seperti
 televisi,
 koran,
 majalah,
 radio,
 dan

lain-lain.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
16 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

C.
 MANAJEMEN
PERUBAHAN

 1.
Konsep
Manajemen
Perubahan

 
 Manajemen
 perubahan
 adalah
 suatu
 proses,
 alat
 dan
 teknik
 untuk

mengelola
 orang-orang
 untuk
 berubah
 dalam
 rangka
 mencapai
 tujuan

bisnis
 yang
 telah
 ditentukan.
 Tujuan
 utama
 dari
 perubahan
 itu
 adalah

untuk
 meningkatkan
 kinerja
 organisasi
 dengan
 cara
 mengubah

bagaimana
cara
mengerjakan
pekerjaan
yang
lebih
baik.

 
 Dapat
 juga
 dikemukakan
 bahwa,
 manajemen
 perubahan
 adalah
 suatu

pendekatan,
 alat,
 teknik
 dan
 proses
 pengelolaan
 sumber
 daya
 untuk

membawa
organisasi
dari
keadaan
sekarang
menuju
keadaan
baru
yang

diinginkan,
agar
kinerja
organisasi
menjadi
lebih
baik.
Dalam
organisasi,

perubahan
 itu
 meliputi
 individu,
 tim,
 organisasi,
 struktur,
 proses,
 pola

pikir
dan
budaya
kerja.


 
 Manajemen
perubahan
sering
disebut
dengan
manajemen
transisi
dan

manajemen
 inovasi.
 Dikatakan
 manajemen
 transisi,
 karena
 mengelola

keadaan
 yang
 bersifat
 transisi
 dari
 kondisi
 lama
 menuju
 kondisi
 baru.

Dikatakan
 manajemen
 inovasi,
 karena
 tujuan
 dari
 perubahan
 adalah

untuk
pembaharuan,
dari
yang
lama
ke
yang
baru
supaya
lebih
baik

 Strategi

Mencapai

Perubahan

 Pelaksanaan
 manajemen
 perubahan
 dapat
 dilakukan
 dengan
 berbagai

strategi
yaitu;

 a.
 Pendidikan
dan
pelatihan.

 
 Memberikan
penjelasan
secara
tuntas
tentang
latar
belakang,
tujuan,
dan

akibat
adanya
perubahan
serta
mengomunikasikan
berbagai
perubahan

bentuk
perubahan.

 b.
Manipulasi
dan
Kooptasi.

 
 Manipulasi
 adalah
 menutupi
 kondisi
 yang
 sesungguhnya.
 Misalnya

memelintir
 (twisting)
 fakta
 agar
 tampak
 lebih
 menarik,
 tidak

mengutarakan
 hal
 yang
 negatif.
 Kooptasi
 dilakukan
 dengan
 cara

memberikan
 kedudukan
 penting
 kepada
 pimpinan
 penentang

perubahan
dalam
mengambil
keputusan.
Teknik
ini
digunakan
bila
taktik

lain
tidak
akan
berhasil
atau
mahal.

 c.
 Negosiasi
 dan
 persetujuan,
 yaitu
 membangun
 inisiatif
 perubahan

dengan
 bersedia
 menyesuaikan
 perubahan
 dengan
 kebutuhan
 dan

kepentingan
para
penolak
aktif
atau
potensial.
Cara
ini
biasa
dilakukan

jika
yang
menentang
mempunyai
kekuatan
yang
cukup
besar.

 d.
Paksaan.

 
 1)
 Berikan
 ancaman
 dan
 jatuhkan
 hukuman
 bagi
 siapapun
 yang

menentang
dilakukannya
perubahan.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 17
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 2)
 Bila
kecepatan
adalah
esensial,
dan
inisiator
perubahan
mempunyai

kekuasaan
cukup
besar.

 e.
Mengembangkan

 
 Jika
 staf
 (tenaga
 pendidik
 dan
 kependidikan)
 merasa
 belum
 mampu

melakukan
 perubahan
 dikarenakan
 keterbatasan
 kompetensinya,

Kepala
 Sekolah
 melakukan
pengembangan
 kompetensi
 stafnya
 sesuai

dengan
kondisi
dan
tuntutan
perubahan.


 Strategi
yang
dapat
dilakukan
kepala
sekolah
diantaranya
adalah;

 1)
Melakukan
bimbingan,

 2)
Melakukan
benchmarking
 pada
institusi/sekolah
lain
yang
mempunyai

kemampuan
lebih
baik,

 3)
Memberikan
pelatihan-pelatihan.

 
 Taktik
 ini
 digunakan
 bila
 penolakan
 berkembang
 sebagai
 hasil

ketidakmampuan
staf
untuk
beradaptasi.

D.

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

 
 
 Perubahan
situasi
dan
kondisi
yang
sangat
cepat
menjadi
faktor
yang

harus
 dipertimbangkan
 dalam
 manajemen
 untuk
 mampu
 membuat

sejumlah
keputusan
dalam
waktu
yang
tepat
dan
cepat,
minimal
terdapat

tiga
tantangan
yaitu:
(1)
keadaan
yang
sangat
kompleks,
(2)
keadaan
yang

tidak
menentu,
dan
(3)
tuntutan
untuk
dapat
bertindak
luwes.


 
 
 Kualitas
suatu
keputusan
merupakan
cermin
dari
daya
pikir
seorang

pemimpin.
 Oleh
 karena
 itu,
 berpikir
 dalam
 hubungannya
 dengan

mengambil
 keputusan
 dan
 memecahkan
 masalah
 harus
 diusahakan
 agar

tidak
tersesat
ke
jalan
yang
tidak
efektif
dan
efisien.


 1.
Pengertian


 
 Pengambilan
 keputusan
 ialah
 proses
 memilih
 sejumlah
 alternatif.

Pengambilan
keputusan
penting
bagi
administrator
pendidikan
karena

proses
 pengambilan
 keputusan
 mempunyai
 peran
 penting
 dalam

memotivasi,
 kepemimpinan,
 komunikasi,
 koordinasi,
 dan
 perubahan

organisasi.
 Setiap
 level
 administrasi
 sekolah
 mengambil
 keputusan

secara
 hirarkis.
 Keputusan
 yang
 diambil
 administrator
 berpengaruh

terhadap
pelanggan
pendidikan
terutama
peserta
didik.
Oleh
karena
itu,

setiap
 administrator
 pendidikan
 harus
 memiliki
 keterampilan

mengambil
keputusan
secara
cepat
dan
tepat.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
18 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 2.
Model
Pengambilan
Keputusan

 
 a.
 Model
Pengambilan
Keputusan
Rasional

 
 
 Keputusan
 dapat
 dibedakan
 atas
 dua
 tipe
 yaitu
 terprogram

(struktured)
 dan
 tidak
 terprogram
 (unstructured).
 Keputusan

terprogram
ialah
keputusan
yang
selalu
diulang
kembali.
Contohnya:

keputusan
 kenaikan
 kelas
 pesera
 didik,
 keputusan
 pengangkatan,

keputusan
 penetapan
 gaji
 pegawai
 baru,
 keputusan
 pensiun,
 dan

sebagainya.
 Keputusan
 tidak
 terprogram
 ialah
 keputusan
 yang

diambil
untuk
menghadapi
situasi
rumit
dan
atau
baru.


 
 b.
 Model
Pengambian
Keputusan
Carnegie

 
 
 Model
ini
lebih
mengakui
akan
kepuasan,
keterbatasan
rasionalitas,

dan
 koalisi
 organisasi.
 Perbedaan
 antara
 pengambilan
 keputusan

rasional
dengan
Carnegie
ditunjukkan
oleh
tabel
2.1
berikut
ini.

Tabel

2.1.
Perbedaan
Model
Rasional
dengan
Model
Carnegie

Model
Rasional Model
Carnegie
Banyak
informasi
yang
tersedia Sedikit
informasi
yang
tersedia
Murah
 Mahal,
karena
masih
mencari
informasi

Bebas
nilai Terikat
nilai
Alternatif
banyak Alternatif
sedikit
Keputusan
diambil
dengan
suara
 Keputusan
dengan
kompromi
persetujuan,

bulat dan
akomodasi
antara
koalisi
organisasi
Keputusan
dipilih
yang
terbaik
bagi
 Keputusan
dipilih
yang
memuaskan

organisasi organisasi
(Jones,1995)


 
 c.
 Model
Pengambilan
Keputusan
Berdasarkan
Manfaat

 
 
 Dasar
 pemikirannya
 adalah:
 (1)
 mutu
 keputusan,
 (2)
 kreativitas

keputusan,
(3)
penerimaan
keputusan,
(4)
pemahaman
keputusan,
(5)

pertimbangan
keputusan,
(6)
ketepatan
keputusan.


 
 d.
 Model
Pengambilan
Keputusan
Berdasarkan
Masalah

 
 
 Ada
 tiga
 tendensi
 khusus
 yang
 dapat
 merusak
 proses
 keputusan

kelompok
yaitu:
(1)
pikiran
kelompok,
(2)
perubahan
beresiko,
dan
(3)

eskalasi
komitmen.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 19
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 e.
 Model
Pengambilan
Keputusan
Berdasarkan
Lapangan

 
 
 Model
ini
paling
banyak
digunakan
sekolah
karena
ingin
melibatkan

partisipasi
warga
sekolah
dalam
mengambil
keputusan.
Lima
teknik

penting
dalam
pengambilan
keputusan
berdasarkan
lapangan
adalah:

(1)
curah
pendapat
(brainstorming),
(2)
teknik
grup
nominal,
(3)
teknik

Delphi,
(3)
pembela
yang
menantang
apa
yang
dianggap
baik
(devil's

advocate).


E.
 
KOMUNIKASI

 
 
 Komunikasi
 merupakan
 kegiatan
 yang
 sangat
 penting
 dalam

berorganisasi.
 Hasil
 penelitian
 seorang
 pakar
 komunikasi
 menyimpulkan

bahwa
 sekitar
 75%-90%
 waktu
 kerja
 digunakan
 pimpinan
 atau
 manajer

untuk
berkomunikasi.
Jika
dua
orang
atau
lebih
bekerjasama,
maka
perlu

adanya
 komunikasi
 antar
 mereka.
 Makin
 baik
 komunikasi
 mereka,
 makin

baik
 pula
 kemungkinan
 kerjasama
 mereka.
 Komunikasi
 yang
 efektif

menuntut
rasa
saling:
menghormati,
percaya,
terbuka,
dan
tanggung
jawab.

Leader
atau
manajer
menyampaikan
semua
fungsi
manajemen
dan
tugas

manajemen
 melalui
 saluran
 komunikasi.
Leader
 atau
 manajer
 melakukan

perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan
pengendalian
semuanya

melalui
komunikasi
kepada
bawahannya.
Demikian
juga
pemberian
tugas-
tugas
seperti
administrasi:
(a)
peserta
didik,
(b)
tenaga
pendidik
dan
tenaga

kependidikan,
(c)
keuangan,
(d)
sarana
dan
prasarana,
(e)
hubungan
sekolah

dengan
masyarakat,
dan
(f)
layanan-layanan
khusus
juga
dilakukan
melalui

komunikasi.
1.

Pengertian


 
 
 Komunikasi
 ialah
 proses
 penyampaian
 atau
 penerimaan
 pesan
 dari

satu
orang
kepada
orang
lain
baik
langsung
maupun
tidak
langsung,
baik

tertulis,
 lisan
 maupun
 bahasa
 isyarat.
 Seseorang
 yang
 melakukan

komunikasi
disebut
komunikator.
Orang
yang
diajak
berkomunikasi
disebut

komunikan.
Orang
yang
mampu
berkomunikasi
disebut
komunikatif.


 
 
 Bagi
 kepala
 sekolah,
 kegiatan
 komunikasi
 dapat
 dimaksudkan
 agar

meberikan
 sejumlah
 manfaat,
 antara
 lain
 agar
 (a)
 penyampaian
 program

yang
disampaikan
dimengerti
oleh
warga
sekolah,
(b)
mampu
memahami

orang
 lain,
 (c)
 gagasannya
 kita
 diterima
 oleh
 orang
 lain,
 dan
 (d)
 efektif

dalam
menggerakkan
orang
lain
melakukan
sesuatu.


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
20 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

2.
 Proses
Komunikasi


 Proses
komunikasi
meliputi
serangkaian
kegiatan
sistemasik,
sebagaimana

digambarkan
seperti
berikut.

Balikan
Penerima

pesan

Pengirim

pesan
Mengirim

coding

Coding Media

Gambar
2.5
Proses
komunikasi

 Proses
komunikasi
yang
efektif
terjadi
jika
pesan
yang
disampaikan
cocok

dengan
 yang
 diterima
 oleh
 penerima.
 Seorang
 komunikator
yang
 efektif

akan
melakukan
hal-hal
berikut:


 a.
 Mempelajari
penggunaan
bahasa
secara
positif
dan
ujaran
yang
tepat

 b.
Mempelajari
 bagaimana
 menggunakan
 bahasa
 tubuh
 dan
 komunikasi

nonverbal


 c.
 Mempelajari
bagaimana
memahami
motivasi
pihak
lain


 d.
Mempelajari
bagaimana
mempengaruhi
orang
lain

 e.
Mempelajari
bagai
memberikan
pengaruh
pada
saat
rapat
dan
presentasi


 f.
 Menangani
konflik
dengan
strategi
yang
tepat

 g.
Mempelajari
bagaimana
memperkuat
hubungan


 h.
Membangun
jaringan
di
dalam
dan
di
luar
tempat
kerja

 i.
 Membangun
kepercayaan
dengan
orang
lain

3.
 Hambatan-hambatan
Komunikasi

 Tidak
 selamanya
 proses
 komunikasi
 berjalan
 secara
 lancar.
 Seringkali

kepala
 sekolah
 menghadapi
 masalah
 komunikasi
 yang
 harus
 diatasi.

Diantara
 masalah
 tersebut
 adalah
 masalah-masalah
 sosio-psikologis,

termasuk:
 kecemasan,
 menutup
 diri,
 masalah
 kesempurnaan,
 memahami

hening,
berurusan
dengan
lawan
bicara
yang
menuntut,
lawan
bicara
yang

tidak
dapat
diandalkan,
hasil
yang
lambat,
dan
hilang
kendali
atas
diri.

 Di
 samping
 itu,
 ada
 beberapa
 hal
 yang
 dapat
 menjadi
 penghambat
 atau

penghalang
 dalam
 proses
 berkomunikasi.
 Penghambat
 tersebut
 dikenal

dengan
istilah
barrier,
noises,
atau
bottle
neck
communication.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 21
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

4.
 Teknik
Berkomunikasi
secara
Efektif

 Untuk
 menjadi
 komunikator
 dan
 komunikan
 yang
 baik
 pada
 dasarnya

tergantung
sejauh
mana
dijawabnya
pertanyaan-pertanyaan
berikut:
How

do
 you
 communicate
 ?
 Is
 it
 effective?
 Is
 it
 efficient?
 Do
 you
 get
 positive

feedback?

 Oleh
karena
itu,
atasilah
hambatan-hambatan
komunikasi
dengan
berusaha

menjadi:
(1)
pendengar
yang
baik,
(2)
pembicara
yang
efektif,
(3)
pembaca

yang
baik,
(4)
penulis
yang
baik.
Berikut
dapat
dipelajari
cara
mudah
untuk

melakukan
komunikasi
secara
baik.

 a.
 Cara
Menjadi
Pendengar
yang
baik


 
 Jadilah
ACTIVE
LISTEN
yaitu
singkatan
dari:

 
 Attention
(penuh
perhatian)


 
 Concern
(tertarik)

 
 Timing
(pilih
waktu
yang
tepat)

 
 Involvement
(merasa
turut
terlibat)

 
 Vocal
tones
(irama
suara
memiliki
porsi
38%
terhadap
komunikasi)

 
 Eyes
contact
(adakan
kontak
mata)

 
 Look
(lihat
bahasa
tubuh)

 
 Interest
(tunjukkan
minat)

 
 Summarize
(singkat
intisari
pesan)

 
 Territory
(batasi
hal-hal
penting)

 
 Empathy
(penuh
perasaan)

 
 Nod
(mengangguklah
tanda
Anda
sudah
memahami
atau
setuju).

 
 (Verma,1988).

 b.
Cara
menjadi
pembicara
yang
baik


 
 Untuk
 menjadi
 pembicara
 yang
 baik,
 dapat
 dilaksanakan
 saran-saran

berikut:


 
 1)
 Kuasai
materi
yang
akan
dibicarakan

 
 2)
 Buat
sistematika
pembicaraan
(pembukaan,
isi,
dan
penutup)

 
 3)
 Usahakan
isi
pesan
bermakna
dan
berkesan
bagi
pendengar

 
 4)
 Siapkan
diri
agar
tampil
dalam
keadaan
segar
bugar
dan
bersemangat.

 
 5)
 Berpakaian
yang
sopan
dan
rapi

 
 6)
 Timbulkan
rasa
percaya
diri,
anggap
Andalah
yang
paling
menguasai

materi
pembicaraan
dibandingkan
dengan
pendengarnya.

 
 7)
 Lakukan
kontak
mata
untuk
meningkatkan
komunikasi

 
 8)
 Konsentrasi
pada
materi
pembicaraan.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
22 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 9)
 Gunakan
 bahasa
 yang
 jelas
 dan
 mudah
 dipahami
 pendengarnya



(disesuaikan
dengan
kemampuan
pendengarnya)


 
 10)
Berbicara
jangan
terlalu
cepat
atau
terlalu
lambat.

 
 11)
 Memberi
 tekanan
 nada
 suara
 (intonasi)
 pada
 bagian-bagian
 yang


penting
agar
tidak
monoton.

 
 12)
Gunakan
variasi
gerakan
badan,
dan
mimik
wajah


 
 13)
Gunakan
multi
media
bervariasi
pada
presentasi

 
 14)
Adakan
pertanyaan
untuk
umpan
balik.

 
 15)
 Gunakan
 homor
 seperlunya
 yang
 relevan
 dan
 sopan
 agar
 suasana

menjadi
tidak
membosankan.

F.

 MANAJEMEN
KONFLIK

 
 
 Komunikator
 yang
 handal
 dapat
 mengetahui
 suasana
 hati
 manusia

dari
 penampilan
 wajahnya.
 Konflik
 tidak
 selamanya
 negatif,
 ada
 pula

konflik
yang
menyebabkan
positif,
misalnya
berkonflik
karena
persaingan

secara
 sehat.
 Manager
 dan
 leader
 dalam
 menjalankan
 tugasnya
 pasti

berhadapan
dengan
konflik.
Untuk
itu
perlu
dibekali
bagaimana
cara-cara

mengatasi
konflik.

 
 
 Sebuah
 organisasi
 selayaknya
 dikembangkan
 sebagai
 system
 yang

mendorong
 upaya
 kerjasama
 antar
 manusia.
 Namun,
 dalam
 “kehidupan

nyata”
(the
real
world),
organisasi
akan
selalu
diwarnai
oleh
adanya
konflik

dalam
 berbagai
 bentuk
 dan
 tingkat
 kekuatannya,
 baik
 secara
 positif
 dan

negatif.
Dalam
situasi
yang
dinamis
seperti
sekarang
ini,
dapat
dipikirkan

untuk
meminimalisasi
kerusakan
akibat
konflik
dan
menanganinya.
Konflik

akan
 selalu
 muncul
 dalam
 pengalaman
 social,
 antar
 individu-individu,

kelompok-kelompok,
dan
antara
masyarakat
dan
kultur
yang
lebih
luas
lagi.


 
 
 Konflik
dapat
terjadi
di
dalam
(within)
pribadi
(person)
dan
unit
sosial

(intrapersonal,
intragroup,
atau
intranational).
Konflik
juga
dapat
dialami

antara
 (between)
 dua
 pihak
 atau
 lebih
 (interpersonal,
 intergroup,
 atau

international).
 Konflik
 dalam
 kehidupan
 organisasional
 biasanya

melibatkan
konflik
antarpribadi
dan
antar
kelompok.

1.
 Definisi
Konflik

 
 
 Konflik
ialah
proses
kegiatan
A
merugikan
B
sehingga
menimbulkan

perselisihan
sehingga
dapat
menimbulan
stres
(Gibson,
et.al,
2003).
Konflik

disebut
 juga
 fight,
 strangle,
 quarrel,
 deference,
 opposition,
 and

disagreement.
 Konflik
 yang
 berkepanjangan
 dapat
 mengakibatkan
 stres

bagi
yang
berkonflik

 
 
 Pandangan
perilaku
menyatakan
konflik
adalah
sesuatu
yang
wajar

(alamiah)
karena
perbedaan
perilaku
dalam
berorganisasi.


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 23
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

2.
 Karakteristik
Konflik

 Konflik
selalu
diwarnai
oleh
situasi
berikut:

 a)
Meningkatnya
 konflik
 meningkatkan
 perhatian
 terhadap
 konflik
 itu

sendiri

 b)
Keinginan
 menang
 meningkat
 seiring
 dengan
 keinginan
 pribadi
 untuk

menyelematkan
muka

 c)
Orang
 yang
 kita
 senangi
 ketika
 berkonflik
 dapat
 membongkar
 rahasia

kita

 d)
Konflik
dapat
melampaui
hal-hal
yang
lazim

 e)
Orang
dapat
menjadi
individu
berbeda
selama
konflik.
3.
 Penyebab
Utama
Konflik


 Konflik
dapat
ditimbulkan
oleh
banyak
faktor,
namun
penyebab
utamanya

meliputi
hal-hal
berikut:

 a)
Masalah
komunikasi
(salah
pengertian,
ketertutupan,
penyampaian
yang

kasar,
dan
sebagainya)

 b)
Disain
struktur
(tempat
basah
dan
tempat
kering)

 c)
Perbedaan
 personal
 (perbedaan
 latar
 belakang
 budaya,
 pendidikan,

pengalaman,
usia,
dan
lain-lain).
(Hunsaker,
2003)
4.
 Strategi
Mengatasi
Konflik


 Unnete
 (1976)
 memberikan
lima
 strategi
untuk
 mengatasi
 konflik
 dalam

lima
kemungkinan
yaitu:
(1)
jika
kerjasama
rendah
dan
kepuasan
diri
sendiri

tinggi,
 maka
 gunakan
 pemaksaan
 (forcing)
 atau
 competing;,
 (2)
 jika

kerjasama
 rendah
 dan
 kepuasan
 diri
 sendiri
 rendah,
 maka
 gunakan

penghindaran
(avoiding),
(3)
jika
kerja
sama
dan
kepuasan
diri
seimbang

(cukup),
maka
gunakan
kompromi
(compromising),
(4)
jika
kerjasama
tinggi

dan
kepuasan
diri
sendiri
tinggi,
maka
gunakan
kolaboratif
(collaborating),

dan
 (5)
 jika
 kerjasama
 tinggi
 dan
 kepuasan
 diri
 sendiri
 rendah,
 maka

gunakan
penghalusan
(smoothing).


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
24 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 Pandangan
 interaksionis
 menyatakan
 bahwa
 konflik
 adalah
 proses



interaktif
yang
mendorong
keharmonisan,
kedamaian,
dan
kerjasama
untuk

melakukan
inovasi,
perubahan
dan
peningkatan.


 Pandangan
Kontemporer
tentang
Konflik.


 Konflik
 dalam
 organisasi
 saat
 ini
 tidak
 dapat
 dihindari,
 endemic,
 dan

legitimate.
 Hal
 ini,
 karena
 individu
 dan
 kelompok
 di
 dalam
 sistem
 sosial

manusia
 interdependen
 dan
 selalu
 berkait
 dalam
 proses
 definisi
 dan

redefinisi
 terhadap
 sifat
 dan
 rentang
 interdependensi
 mereka.
 Proses

tersebut,
misalnya,
ditandai
oleh
fakta
bahwa
lingkungan
tempat
tinggal

mereka
berubah
secara
konstan.

 Berdasar
 paparan
 di
 atas,
 dapat
 ditegaskan
 bahwa
 konflik
 tidak
 dapat

dilihat
 baik
 atau
 buruk
 begitu
 saja;
 eksistensinya
 netral.
 Dampaknya

terhadap
 organisasi
 dan
 prilaku
 orang
 di
 dalamnya
 sangat
 tergantung

kepada
ketepatan
cara
yang
diperlakukan.

5.
 Persepsi
terhadap
Konflik

 Persepsi
 manusia
 terhadap
 konflik
 seperti
 yang
 ditunjukkan
 tabel
 2.2

berikut
ini.
TABEL
2.2.
PERSEPSI
LAMA
DAN
BARU
TERHADAP
KONFLIK
No. Lama
(Dampak
Negatif) 

Baru
(Dampak
Positif)
1. Semua
konflik
berakibat
negatif 
 

Konfik
dapat
berakibat
negatif

dan
positif
2. Harus
dihindari
(tradisional) Harus
dikelola

 

3. Berdampak
negatif
bagi
 Berdampak
positif
bagi
orgnisasi

organisasi
(disfuntional) (functional) 

4. Mengganggu
norma
yang
sudah


 Merevisi
dan
memperbaharui

mapan norma
yang
sudah
mapan
5. Menghambat
efektivitas
 Meningkatkan
efektivitas


organisasi organisasi 

6. Mengganggu
hubungan
kerja
 Menambah
intim
hubungan
kerja

sama
(menghambat
komunikasi) sama.
7. Mengarah
ke
disintegrasi Menuju
ke
integrasi
8. 

Menghabiskan
waktu
dan
tenaga Menghemat
waktu,
dan
tenaga. 

9. Stress,
frustrasi,
tegang,
kurang

 
Mampu
menyesuaikan
diri,
dan

konsentrasi,
dan
kurang
puas meningkatkan
kepuasan
10. Tidak
mampu
mengambil
 Mampu
mengambil
tindakan 

tindakan 


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 25
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

6.
 Taktik
untuk
Mengurangi
Konflik


 Dinsmore
(1990)
memberikan
taktik
untuk
mengurangi
konflik
dengan
cara

mengikuti
sarannya
seperti
tabel
6.1berikut
ini.

No. Taktik
Mengurangi
Konflik

1 Meminimalkan
konflik
dengan
 Meminimalkan
konflik

atasan dengan
bawahan
· Tempatk an
dirinya
sebagai
 · Temukan
profesional
dan


“sepatu
bos” tujuan
personal
anggota
tim.
· Analisis
pola
pikir
boss 
 · Jelaskan
harapan
Anda

 · Jangan
menyempaikan
masalah
 · Definisikan
ukuran
kontrol 

kepada
bos
tetapi
pemecahan


 
 · K embangkan
toleransi


masalahnya. kegagalan
untuk

· Dengarkan
dengan
baik
 
 membangkitkan
kreativitas.

infomasi
bos
untuk
rencana
dan


 · Beri
umpan
balik
positif.
pengembangan

 · Beri
 kesempatan
dan

· Berkonsultasi
dengan
bos
 penghargaan
terhadap
kebijakan,
prosedur,
 

dan
kriteria. 
 

· Jangan
memaksa
bos
2 Meminimalkan
konflik
dengan
 Meminimalkan
konflik

teman
selevel. 

dengan
pelanggan
· Bantu
kelompok
mencapai
 · Dorong
pelanggan
menuju

tujuannya. yang
mereka
inginkan.

 · Bangun
iklim
kerjasama · Pelihara
kontak
tertutup


· Beri
catatan
kemajuan
untuk
 dengan
pelanggan.
membantu
anda
dari
kelompok · Hindari
kejutan
· Usahakan
saluran
komunikasi
 · Si aplah
melayani
setiap


 informal level

· Coba
mereka
dengan
percobaan


 · Kembangkan
hubungan

yang
Anda
inginkan. informal
sebaik
mungkin.

· Laksanakan
proyek


 
 pertemuan
reguler.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
26 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

DAFTAR
PUSTAKA

Adair,
 John.
 1984.
 Menjadi
 Pemimpin
 Efektif.
 Jakarta:
 PT.
 Pustaka
 Binaman

Pressindo.
Chung,
 K.H.
 &
 Megginson,
 L.C.
 1981.
 Organizational
 Behavior
 Developing

Managerial
Skills.
New
York:
Harper
&
Row,
Publishers.

Davis,
 Gary
 A.
 &
 Thomas,
 Margaret
 A.
 1989.
 Effective
 Schools
 and
 Effective

Teachers.
Massachusetts:
Ally
and
Bacon.
Dinsmore,
P.
1990.
Human
Factors
in
Project
Management.
New
York:
AMACOM.
Drucker,
P.F.
(1993).
Management:
Tasks,
Responsibilities,
Practice.
New
York:

Harper
Collins.
Gibson,
 J.L.,
 Ivancevich,
 J.M.,
 Donnelly,
 J.H.
 &
 Konopaske,
 R.
 2003.

Organizations
 Behavior
 Structure
 Process.
 New
 York:
 McGraw-
Hill/Irwin.

Goodlad,
J.
1983.
A
place
called
a
School:
Prospects
for
the
Future.
New
York:

McGraw-Hill.
Greenfield,
 W.
 D.
 1987.
 Instructional
 Leadership:
 Cocepts,
 Issues,
 and

Controversies.
Allyn
&
Bacon.
Hunsaker,
 P.L.
 2001.
 Training
 in
 management
 skills.
 Upper
 Sadle
 River,
 New

Jersey:
Printice
Hall.
Jones,
G.R.
1995.
Organization
Theory
Text
and
Cases.
Massachusetts:
Addison-
Wesley
Publishing
Company.
Kouzes,
 J.M.
 &
 Posner,
 B.Z.
 1995.
 The
 Leadership
 Challenge.
 San
 Francisco:

Jossey-Bass
Publishing.

Kreps,
G.L.
Organizational
Communication
Theory.
New
York:
Longman.
Lunenburg,
 F.C.
 &
 Ornstein,
 A.C.
 2000.
 Educational
 Administration
 Concepts

and
 Practices,
 3 rd 
 Edition.
 Belmont,
 C.A.:
 Wadsworth
 Thomson

Learning.
Manasse,
A.
L.
1985.
Improving
Conditions
for
Principal
Effectiveness:
Policy

Implications
of
Research.
Elementary
School
Journal,
85
(3)
439-463.
Manning,
G.,
&
Curtis,
K.
2003.
The
art
of
leadership.
New
York:
McGraw-Hill

Irwin.
Martin,
W.
J.,
&
Millower,
D.
J.
1981.
The
Managerial
Behavior
of
High
School

Principals.
Educational
Administration
Quarterly,
17,
69-90.

Mintzberg,
 H.,
 Raisinghani,
 D.
 &
 Theoret,
 A.
 (1976).
 The
 Structure
 of

Unstructureed
Decision
Process.
Administrative
Science
Quarterly,
21,

pp.
246-275.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 27
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

Newstrom,
J.W.
&
Davis,
K.
1997.
Organizational
Behavior
Human
Behavior
at

Work.
10th
Edition.
New
York:
The
McGraw-Hill
Companies,
Inc.
Sergiovanni,
 T.
 J.
 1987.
 The
 Principalship:
 A
 Reflective
 Practice
 Perspective.

Boston:
Allyn
&
Bacon.
Simon,
 H.A.
 1997.
 Administrative
 Behavior:
 A
 Study
 of
 Decision-Making

Processes
in
Administrative
Organizations.
4th
Edition.
New
York:
Free

Press.

Verma,
V.K.
1996.
The
Human
Aspects
of
Project
Management
Human
Resource

Skills
 for
 the
 Project
 Manager.
 Volume
 Two.
 Upper
 Darby:
 Project

Management
Institute.
Willower,
 D.
 J.,
 &
 Kmetz,
 J.
 T.
 1982.
 The
 Managerial
 Behavior
 of
 Elementary

School
 Principals.
 Paper
 presented
 at
 the
 annual
 meeting
 of
 the

American
Educational
Research
Association,
New
York.


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
28 2019
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KEGIATAN
OUTDOOR
MEMBANGUN

KARAKTER
TIM
SEKOLAH
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

A.
 SIMULASI

KOMUNIKASI
(PESAN
BERANTAI)
Entailment
Messages
-
1
1.
Pemahaman
perintah
dari
fasilitator
kepada
Ketua
Tim
(
5
menit)
2.
Penularan
perintah
dari
Ketua
Tim
kepada
Anggota
Tim
(
5
menit
)
3.
Ketua
Tim
atau
perwakilan
tim
kembali
ke
home
base
untuk
menerima



pesan
4.
Pemahaman
 pesan
 selama
 30
 detik,
 jika
 bertanya
 atau
 mengulang



setiap
kali
bertanya
membeli
informasi
seharga
10.000

5.
Lama
 permainan,
 sejak
 menerima
 pesan
 (poin
 no.4)
 sampai
 selesai



selama
25
menit
6.
Setiap
kata
atau
tanda
baca
memiliki
nilai
30.000
poin
7.
Jumlah
kata
atau
tanda
baca
pada
pesan
berantai
1
adalah
30

8.
Setiap
 kesalahan
 kata
 dan
 tanda
 baca
 bernilai
 masing-masing



30.000
poin
9.
Pesan
 hanya
 boleh
 disampaikan
 melalui
 lisan,
 kecuali
 pada
 pos
 3



peserta

 diharuskan
menulis
pesan
dalam
bentuk
tulisan
10.
 Pesan
 yang
 sudah
 ditulis,
 kemudian
 segera
 dibawa
 oleh
 seseorang



perwakilan
tim
dan
diserahkan
kepada
fasilitator
11.
 Tim
 tercepat
 menyelesaikan
 tugas
 dengan
 baik
 dan
 tanpa
 mendapat



kesalahan
baik
kata
maupun
tanda
baca
mendapat
bonus
200.000
poin

Entailment
Messages
–
2
1.
 Pemahaman
perintah
dari
fasilitator
kepada
Ketua
Tim
(
5
menit)
2.
 Penularan
perintah
dari
Ketua
Tim
kepada
Anggota
Tim
(
5
menit
)
3.
 Ketua
 Tim
 atau
 perwakilan
 kembali
 ke
 home
 base
 untuk
 menerima



pesan
4.
 Pemahaman
 pesan
 selama
 30
 detik,
 jika
 bertanya
 atau
 mengulang



setiap
kali
bertanya
membeli
informasi
seharga
10.000

5.
 Lama
 permainan,
 sejak
 menerima
 pesan
 (poin
 no.4)
 sampai
 selesai



selama
25
menit
6.
 Setiap
kata
atau
tanda
baca
memiliki
nilai
30.000
poin
7.
 Jumlah
kata
atau
tanda
baca
pada
pesan
berantai
2
adalah
20

8.
 Setiap
kesalahan
kata
dan
tanda
baca
bernilai
negatif,
masing-masing



30.000
poin
9.
 Pesan
 hanya
 boleh
 disampaikan
 melalui
 lisan,
 kecuali
 pada
 pos
 3



peserta
diharuskan
menulis
pesan
dalam
bentuk
tulisan
10.
Pengganggu
adalah
2
orang
dari
tim
lain,
yang
akan
menggangu
pada



setiap
pos

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
30 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

11.
Pengganggu
hanya
diperbolehkan
mengganggu
dengan
kata-kata,
bagi

pengganggu
 
yang
mengganggu
dengan
fisik,
maka
dikenakan
sanksi

10.000
poin
untuk
setiap
kali
pelanggaran
12.
Pesan
 yang
 sudah
 ditulis,
 kemudian
 segera
 dibawa
 oleh
 seseorang



perwakilan
tim
dan
diserahkan
kepada
fasilitator
13.
Tim
 tercepat
 menyelesaikan
 tugas
 dengan
 baik
 dan
 tanpa
 mendapat



kesalahan
baik
kata
maupun
tanda
baca
mendapat
bonus
200.000
poin

Sample
of
Entailment
Messages

20
KATA 30
KATA

KEMARIN
 MALAM,
 KAKAK
 IPAR
 P A M A N 
 T E M A N 
 H I L M A N



KOMAR
 BERBELANJA
 DI
 TOKO
 BERJEMUR
 DI
 TAMAN
 SAMBIL

SWALAYAN
UNTUK
KEPERLUAN
 MEMBACA
 KORAN
 TENTANG

ANAKNYA
 KOHAR
 YANG
 AKAN
 PERANG
 DI
 AFGANISTAN,
 DARI

B E R K E M A H 
 D I K E B U N
 G E R B A N G 
 TA M A N 
 DATA N G

BELAKANG
KAMAR K E P O N A K A N 
 H I L M A N

M E N G A J A K 
 J A L A N - J A L A N

BERSAMA
 DI
 JALAN
 SEBELAH

TAMAN.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 31
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

Scoring
Sheet
ENTAILMENT
MESSAGES
1
AND
2

Nama
Kelompok
 :……………………………
Jumlah
Peserta

 :………………..
Orang
JUMLAH
 JUMLAH

KATA
 KATA
YANG
 MEMBELI DENDA
 JUMLAH

TUGAS YANG


 SALAH INFORMASI BONUS

BENAR PELANGGARAN

 NILAI

X
30.000 X
30.000
X
30.000

PESAN
1

PESAN
2

Gambar
Benar MEMBELI
2.000.000 INFORMASI
X
100.000
PESAN
GAMBAR
TOTAL
NILAI
:

 
 


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
32 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

B.
GAME
SIMULASI
NILAI-NILAI
KARAKTER
TIM
(OUTDOOR)
1.
STRATEGI
DAN
DISIPLIN

Square
One
Tricks

 
 Tim
anda
diminta
membuat
bujur
sangkar
dengan
tali
atau
tambang

yang
 telah
 disediakan.
 Tim
 membuat
 barisan
 dengan
 Ketua
 Tim
 berada

paling
depan.
Seluruh
anggota
tim
menutup
kedua
matanya
masing-masing

dengan
 kain
 yang
 telah
 disediakan,
 orang
 pertama
 dibelakang
 ketua
 tim

memegang
kedua
bahu/
pundak
ketua
tim,
dan
orang
kedua
setelah
ketua

tim
 memegang
 kedua
 pundak/
 bahu
 orang
 yang
 di
 depannya,
 demikian

seterusnya.
Setelah
semua
anggota
tim
siap
kemudian
ketua
tim
menutup

matanya
 sendiri.
 Dengan
 komando
 ketua
 tim,
 maka
 tugas
 pencarian

tambang/tali
yang
tersimpan
dihamparan
rumput/
tanah/
lantai
sekeliling

lokasi
segera
dimulai,
apabila
tambang/tali
sudah
ditemukan,
maka
aturlah

tali
sehingga
membentuk
bujur
sangkar
dan
kemudian
hasilnya
diletakan

diatas
hamparan
rumput/
tanah/
lantai
dimana
tim
berada.

 
 Waktu
yang
disediakan
untuk
melaksanakan
tugas
ini
adalah
35
menit

dengan
rincian
5
menit
untuk
pemahaman
instruksi
tugas
dan
penyusunan

strategi,
dan
30
menit
untuk
menyelesaikan
tugas.
Setiap
kesulitan
yang

timbul
bisa
dikonsultasikan
kepada
fasilitator,
untuk
setiap
konsultasi
atau

bertanya,
 tim
 harus
 membayar
 sebesar
 25.000
 poin.
 Apabila
 tim
 dapat

menyelesaikan
 tugas
 ini
 tepat
 pada
 waktunya,
 maka
 berhak
 mendapat

insentif
 750.000
 poin,
 namun
 apabila
 tim
 dapat
 menyelesaikan
 tugas

sebelum
 waktunya,
 maka
 untuk
 setiap
 interval
 5
 menit
 tim
 anda
 berhak

mendapat
 bonus
 sebesar
 50.000
 poin.
 Selanjutnya
 apabila
 seluruh
 tim

dapat
 menyelesaikan
 seluruh
 tugas
 tersebut
 lebih
 dari
 waktu
 yang

ditentukan
 atau
 di
 instruksikan
 untuk
 berhenti
 oleh
 fasilitator,
 maka
 tim

anda
tidak
mendapat
bonus
sama
sekali.
Selanjutnya
apabila
salah
satu
dari

tim
anda
yang
tidak
mengikuti
tugas
ini,
maka
tim
anda
dianggap
gugur.

Selamat
Bekerja

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 33
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

THE
SQUARE
ONE
TRICKS

BENTUK:

MERAH HIJAU BIRU KUNING

Keterangan
Penilaian:
1.
Sisi
benar,
sudut
benar
(membentuk
bujur
sangkar)
Nilai:
1.000.000
poin
2.
Sisi
benar,
sudut
salah
atau

Sisi
salah,
sudut
benar
(membentuk
4
sudut)



Nilai:
750.000
3.
Sisi
salah,
sudut
salah
(
tidak
membentuk
4
sudut)
Nilai:
0









Fasilitator-1



































































Fasilitator-2

(……………………………)
 
 
 (
………………………………)

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
34 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

2.
KEKOMPAKAN

Pearl
Connections


 
 
 Konon
ceritanya
200
tahun
yang
lalu,
di
daerah
ini
terdapat
mutiara

bertuah
dari
mulut
naga
yang
terdampar
di
tepi
laut
selatan.

 
 
 Pada
suatu
hari
juru
kunci
yang
menjaga
tempat
ini
mendapat
wangsit

dari
 para
 leluhurnya.
 Menurut
 beliau,
 barang
 siapa
 yang
 dapat

mengembalikan
mutiara
ke
mulut
naga
niscaya
dia
orang
itu
akan
mendapat

keberuntungan
 yang
 luar
 biasa.
 Untuk
 dapat
 mengembalikan
 mutiara
 ke

mulut
naga,
tim
anda
harus
melingkar
mengikuti
tubuh
naga.

 
 
 Keberhasilan
tim
anda
mengembalikan
mutiara
ke
mulut
naga
akan

mendapat
imbalan
sesuai
jerih
payah
yang
anda
lakukan.

 
 
 Waktu
 yang
 disediakan
 untuk
 menyelesaikan
 tugas
 ini
 adalah
 35

menit,
 dengan
 rincian
 5
 menit
 untuk
 memahami
 instruksi
 kerja
 dan

menyusun
strategi,
dan
30
menit
untuk
menyelesaikan
tugas.

 
 
 Jika
tim
anda
dapat
menyelesaikan
tugas
ini
dengan
baik
dalam
waktu

30
 menit,
 maka
 tim
 anda
 berhak
 atas
 imbalan
 sebesar
 1.000.000
 poin.

Apabila
tugas
tersebut
dapat
selesai
kurang
dari
30
menit,
maka
tim
anda

dapat
 mengulangi
 tugas
 tersebut
 dengan
 berbalik
 arah.
 Untuk
 tiap
 kali

ulangan
 tanpa
 kesalahan
 maka
 tim
 anda
 akan
 mendapat
 bonus
 sebesar

100.000
poin.

 
 
 Apabila
 mutiara
 tersebut
 sampai
 keluar
 kembali
 dari
 mulut
 naga,

maka
 celakalah
 tim
 anda,
 untuk
 setiap
 kali
 mutiara
 itu
 keluar
 dari
 mulut

naga,
maka
tim
anda
akan
di
denda
sebesar
75.000
poin,
dan
tim
anda
harus

mengulang
kembali.

 
 
 Untuk
 dapat
 menyelesaikan
 tugas
 ini
 dengan
 baik,
 maka
 tim
 anda

harus
menjaga
kekompakan
tim
anda.

Selamat
Bekerja

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 35
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

PEARL
CONNECTIONS

Jumlah
Peserta:………………..
Orang

PELANGGARAN MEMBELI NILAI TOTAL


WAKTU

 KELERENG BONUS
JATUH
 INFORMASI
 KEBERHASI
LAN NILAI










Fasilitator-1

























































Fasilitator-2

(……………………………)



































(
………………………………)

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
36 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

3.PANTANG
MENYERAH

Treasure
Raider

 
 
 Tim
anda
sekarang
berada
di
daerah
penyimpanan
harta
karun,
namun

sebelumnya
 pencarian
 harta
 karun,
 kelompok
 anda
 harus
 menyanyikan

lagu
wajibnya
(setelah
ada
aba-aba
dari
fasilitator).

 
 
 Harta
 karun
 tersebut
 tersimpan
 di
 daerah
 ±
 100
 tahun
 yang
 lalu,

sebagai
 peninggalan
 suatu
 kerajaan
 yang
 terkenal
 pada
 saat
 ini
 belum

ditemukan.

 
 
 Tim
 anda
 mempunyai
 kewajiban
 menemukan
 harta
 karun
 tersebut

yang
 tersimpan
 rapi
 di
 sebuah
 tempat/
 wadah
 berwarna,
 terpendam
 di

tanah,
berada
disekitar
tongkat
wasiat.
Untuk
mendapatkan
informasi
lebih

jelas
diperbolehkan
bertanya,
setiap
kali
pertanyaan,
anda
wajib
membeli

sebesar
 15.000
 poin.
 Pencarian
 harta
 karun
 hanya
 disediakan
 waktu
 20

menit.
Ketentuan
yang
perlu
diperhatikan
oleh
semua
anggota
tim:
1.
Dilarang
menyentuh
tongkat
wasiat,
bila
dari
anggota
tim
anda
ada
yang


menyentuh
maka
tim
anda
didenda
sebesar
10.000
poin
per-pelanggran
2.
Keberhasilan
 kelompok
 anda
 dalam
 menemukan
 harta
 karun
 akan



mendapat
imbalan
sebesar
500.000
poin.

Selamat
Bekerja

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 37
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

PEARL
RAIDER

WAKTU

NAMA
 MENEMUKAN
 PELANGGRAN MEMBELI
 NILAI
 TOTAL

TIM HARTA


 INFORMASI KEBERHASILAN

 NILAI
KARUN

MERAH

BIRU 
 


KUNING









Fasilitator-1

























































Fasilitator-2

(……………………………)



































(
………………………………)

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
38 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

4.
Pengambilan
keputusan,
toleransi,
kepemimpinan

Electricity
Web


 
 
 Kelompok
anda
bekerja
sebagai
penambang
emas
terjebak
adanya

kebakaran
 di
 dalam
 ruangan.
 Anda
 bersama
 kelompok
 anda
 bila
 ingin

selamat
dari
bahaya
kebakaran
harus
keluar
melalui
jaring
yang
merupakan

satu-satunya
jalan
yang
dapat
dilalui.
Jaring
yang
anda
lalui
itu
bermuatan

listrik
tegangan
tinggi
sehingga
anda
tidak
dibenarkan
menyentuh
jaring.

Jika
 salah
 satu
 anggota
 kelompok
 anda
 menyentuh
 jaring
 dan
 atau

terjatuhnya
atribut
yang
anda
miliki,
maka
seluruh
kelompok
anda
harus

mengulang
kembali
dari
awal.


 
 
 Anda
diberikan
waktu
5
menit
untuk
menyusun
strategi
yang
akan

anda
lakukan
sebelum
waktu
sebenarnya
dimulai.
Kelompok
anda
hanya

diberi
waktu
20
menit
untuk
keluar
dari
jaring
listrik,
jika
lebih
maka
anda

akan
terbakar
bersama
tambang
emas,
tetapi
jika
berhasil
melewati
jaring

dengan
 selamat,
 maka
 kelompok
 anda
 akan
 memperoleh
 keberhasilan

sebesar
 1.000.000
 poin.
 Kelompok
 anda
 baru
 mendapat
 nilai
 apabila

seluruh
 anggota
 kelompok
 anda
 sudah
 berhasil
 melewati
 jaring
 dengan

selamat.

 
 
 Ekstra
bonus
akan
diberikan
pada
setiap
orang
sebesar
50.000
poin

jika
anda
dapat
memanfaatkan
sisa
waktu
untuk
keluar
dari
lubang
jaring

laba-laba.
Hal
ini
bisa
dilakukan
apabila
seluruh
anggota
kelompok
anda

sudah
berhasil
melewati
lubang
jaring.

 
 
 Anda
 tidak
 diperkenankan
 bertanya
 kepada
 fasilitator,
 kecuali
 jika

anda
membayar
50.000
poin
setiap
pertanyaan.

Selamat
Bekerja

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 39
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

ELECTRICITY
WEB

Jumlah
Peserta:……………………
Orang

JUMLAH
YANG
 MEMBELI
 BONUS
 EKSTRA



NAMA
TIM LOLOS INFORMASI BONUS TOTAL

NILAI
KEBERHASILAN
X
25.000 X
15.000 X
250.000

80%
dari
jumlah
peserta
adalah:












Orang









Fasilitator-1

























































Fasilitator-2

(……………………………)



































(
………………………………)

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
40 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

CONTOH
JADWAL
KEGIATA

Hari/tanggal 
 

Uraian
Kegiatan Waktu FASILITATOR

 


1. Kegiatan
Indoor 



Pembukaan
Dan
Perkenalan 

Pengantar
/
Konsep
Outward
Gambar
Wajah 730 - 900

 Pembentukan
Tim,Memilih
Ketua
 

Tim, Membuat
Lagu
Wajib
Tim

Dan
Yel
2.
Kegiatan
Outdoor

Upacara
Bendera
Dan
Trusty


 Komunikasi 
 

Pesan
Gambar
I

 900 - 
12.

00

Pesan
Gambar
I


 

Pesan
Berantai
Dan
Pengganggu

3.
Istirahat,
Solat
Dan
Makan 1200 -1330


4.
Riview I
(Kegiatan
Pagi)
Dan
Teori
Komunikasi 
 30
1330 - 14 


5.
Tes
Kepribadian
 
 
30
1430 - 15
Ambisi
Dan
Empati 

6.
Diskusi
Kisah
Sungai
Buaya 1530 - 1630

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 41
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H


 
 

Selasa ,
16
 Juli 2019
Uraian
Kegiatan Waktu Fasilitator

 Indoor 

1.
Kegiatan
 


Penjelasan
Kegiatan
Hari
Ke
II 730 - 830


2.
Kegiatan
Outdoor 

 

Kerjasama
Tim 

Drum
Sirkus 830 - 12.00

Jaring
Listrik

Membuat
Bujur
Sangkar

Mutiara
Berantai

3.
Istirahat,
Solat
Dan
Makan 1200 - 1330

4.
Riview I
(Kegiatan
Pagi) 1330 - 1430


Teori
Identifikasi
Dan
Prilaku
Tim

5.
Tes
Kepribadian 1430 - 1500



Kepercayaan
Pada
Diri
Sendiri

6.
Johari Window 1500 - 1530



 

 


8.
Pengukuhan
The
Best
Team 1530 - 16
00 


DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
42 2019
M E M B A N G U N
 T I M
 S E K O L A H

C.
 GAME
STUDI
KASUS


 The
tale
of
Crocodile
River

 
 
 Alkisah
 ada
 sepasang
 muda-mudi
 yang
 bernama
 Omod
 dan
 Emeh,

mereka
tinggal
di
suatu
Desa
yang
dipisahkan
oleh
sungai
besar.
Omod
di

kampung
Cibangbung
dan
Emeh
di
Kampung
Jelekong.
Pada
malam
minggu

yang
 indah
 mereka
 telah
 merencanakan
 untuk
 saling
 bertemu.
 Namun

sayang
 hari
 itu
 hujan
 deras
 sehingga
 sungainya
 banjir,
 jembatan
 yang

menghubungkan
 desa
 itu
 hanyut
 terbawa
 banjir,
 sampan
 yang
 biasa

mangkalpun
tidak
terlihat
satupun
ditepi
sungai.
Akan
tetapi
Emeh
nekad

untuk
 tetap
 keluar
 rumah
 dan
 ditemuilah
 teman
 dekatnya
 Adul,
 hasti

menceritakan
 keinginannya
 kepada
 Adul,
 dan
 meminta
 agar
 Adul
 mau

mengantarkannya
ke
seberang
sungai,
ternyata
si
Adul
tidak
menghiraukan

permintaan
 Emeh,
 akhirnya
 Emeh
 mendatangi
 si
 Gordon
 yang
 sedang

nangkring
dipinggir
sungai,
Gordon
si
pemilik
sampan
satu-satunya
dengan

senang
hati
memenuhi
permintaan
Emeh
dengan
syarat
“Emeh
mau
tidur

satu
 malam
 bersamanya”.
 Emeh
 sangat
 bingung
 atas
 persyaratan
 berat

yang
diminta
Gordon.
Namun
dengan
berat
hati
akhirnya
Emeh
menerima

tawaran
Gordon
demi
cintanya
pada
Omod.

 
 
 Sesampainya
di
seberang
sungai
Hasti
dengan
gembiranya
menemui

Omod
 dan
 langsung
 menceritakan
 apa
 yang
 telah
 dialaminya
 hingga
 ia

sampai
berhasil
menemuinya,
tapi
apa
yang
terjadi,
Omod
seketika
marah

dan
memutuskan
hubungan
mereka
yang
telah
dijalin
sejak
lama.

 
 
 Dengan
 badan
 yang
 lemas,
 jalan
 gontai,
 Emeh
 mencoba
 mencari

kawan
 lamanya
 Oces,
 yang
 pernah
 menaruh
 hati
 padanya.
 Sesampainya

dirumah
Oces,
Emeh
langsung
bercerita
tentang
kejadian
yang
dialaminya,

begitu
 mendengar
 cerita
 Emeh,
 darah
 Oces
 memanas
 dan
 langsung
 lari

menemui
Gordon
dan
memukulinya.

 
 
 Menurut
analisis
Anda,
siapa
yang
paling
bersalah
diantara
mereka.

Coba
urutkan
sesuai
dengan
tingkat
kesalahannya.

DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
DASAR
DAN

MENENGAH
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2019 43
Untuk
kritik
dan
saran
yang
membangun,
hubungi
kami
di
;
Email


:
pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No.
Hp
:
08222
-
1001
-
0016
(Subdit
Peserta
Didik)

Anda mungkin juga menyukai