Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Disusun Oleh :

Vicky Salman F 211119044


Asnannisa 211119048
Risma Nuryanti 211119052
Fera Yunita 211119057
Mohamad Ariq A 211119069
Selviana Yuniar 211119077

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian…………………………………………………………………………… 4
B. Manfaat Relaksasi Otot Progresif.…………………………………………………... 5
C. Fisiologi Kontra dan Relaksasi …………………………………………………….. 6
D. Tujuan………………………………………………………………………………. 7
E. Indikasi …………………………………………………………………………….. 8
F. Kontra Indikasi……………………………………………………………………… 9
G. Hal – hal dalam Terapi Relaksasi Otot Progresif…………………………………… 10
H. Prosedur …………………………………………………………………………….. 11

BAB II PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………. 12

Saran ……………………………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
A.Definisi Teknik Relaksasi
Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks melalui
sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh (Potter & Perry,
2010).
Teknik relaksasi berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan
tidur, stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara reaksi tubuh terhadap respon fight or
flight, penurunan respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah dan energi yang digunakan
(Potter & Perry, 2010).
Efek Relaksasi
Adapun efek relaksasi menurut Potter & Perry (2010), relaksasi memiliki beberapa manfaat,
yaitu: menurunkan nadi, tekanan darah, dan pernapasan; penurunan konsumsi oksigen; penurunan
ketegangan otot; penurunan kecepatan metabolisme, peningkatan kesadaran ; kurang perhatian terhadap
stimulus lingkungan; tidak ada perubahanposisi yang volunteer; perasaan damai dan sejahtera ; periode
kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam.Selain itu Relaksasi juga merupakan suatu bentuk teknik
yang melibatkanpergerakan anggota badan dan bisa dilakukan dimana saja (Potter &Perry, 2005).
Tehnik ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang
karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Tehnik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis
(Asmadi, 2008).
Relaksasi progresif adalah latihan terinstruksi yang meliputi pembelajaran untuk mengerutkan
dan merilekskan kelompok otot secara sistemik, dimulai dengan kelompok otot wajah dan berakhir pada
otot kaki. Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15-30 menit., dapat disertai dengan intruksi yang
mengarahkan individu untuk memperhatikan kelompok otot yang direlaksasikan (Johnson 2005). Selain
itu manfaat teknik rilekasasi progresif bagi pasien diantaranya mengurangi ketegangan dan kecemasan
(Paula, 2002).
B.Rumusan Masalah :
1. Apa itu teknik Relaksasi Otot Progresif ?
2. Apa Manfaat Relaksasi Otot Progresif ?
3. Apa Fisiologi kontrksi dan relaksasi ?
4. Apa tujuan Relaksasi Otot Progresif ?
5. Apa Indikasi Relaksasi Otot Progresif ?
6. Apa Kontraindikasi Relaksasi Otot Progresif ?
7. Hal - hal apa yang harus di perhatikan Relaksasi Otot Progresif ?
8. Bagaimana Prosedur Relaksasi Otot Progresif ?
C.Tujuan :
1. Mengetahui pengertian Relaksasi Otot Progresif
2. Mengetahui Manfaat Relaksasi Otot Progresif
3. Mengetahui Fisiologi dan kontraksi Relaksasi Otot Progresif
4. Mengetahui Tujuan Relaksasi Otot Progresif
5.Mengetahui indikasi Relaksasi Otot Progresif
6. Mengetahui kontraindikasi Relaksasi Otot Progresif
7. Mengetahui Hal-hal yang perlu di perhatikan Relaksasi Otot Progresif
8. Mengetahui prosedur Relaksasi Otot Progresif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Relaksasi Otot Progresif


Relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation) didefinisikan sebagai suatu teknik
relaksasi yang menggunakan serangkaian gerakan tubuh yang bertujuan untuk melemaskan dan
memberi efek nyaman pada seluruh tubuh (Corey, 2005). Batasan lain menyebutkan bahwa relaksasi
otot progresif merupakan teknik untuk mengurangi kecemasan dengan cara menegangkan otot dan
merilekkannya secara bergantian (Miltenberger, 2004). Relaksasi otot progresif merupakan suatu
keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan
sehingga menimbulkan rasa nyaman tanpa
tergantung pada hal/subjek di luar dirinya. Relaksasi progresif dipandang cukup praktis dan ekonomis
karena tidak memerlukan imajinasi yang rumit, tidak ada efek samping, mudah dilakukan, serta dapat
membuat tubuh dan pikiran menjadi tenang, rileks dan lebih mudah untuk tidur (Davis & McKay, 2001).
Menurut Miltenberger (2004), teknik relaksasi dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu relaksasi otot progresif, pernafasan diafragma, imagery training, biofeedback, dan
hypnosis. Dalam pelaksanaannya terdapat kesamaan prinsip antara relaksasi otot progresif, imagery
training, dan Hypnosis; yaitu terapis barryak menggttnakan instruksi verbal untuk
mengarahkan klien sementara klien berkonsentrasi mengikuti instruksi.
Smith (2005), menyebutkan bahwa seseorang yang menguasai hypnosis pada umumnya akan
dengan mudah melakukan imagery training dan relaksasi progresif; dan demikian pula sebaliknya.
B. Manfaat Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progresif telah digunakan dalam berbagai penelitian didalam dan diluar negeri dan
telah terbukti bermanfaat pada berbagai kondisi subyek penelitian. Saat ini latihan relaksasi relaksasi
otot progresif semakin berkembang dan semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengatasi
ketegangan, kecemasan, stres dan depresi (Jacobson & Wolpe dalam Conrad & Roth- 2007),membantu
orang yang mengalami insomnia (Erliana, E., 2008), hingga meningkatkan kualitas hidup pasien pasca
operasi CABG (Dehdari, 2009), menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial (Tri Murti,
201l), meredakan keluhan sakit kepala dan meningkatkan kualitas hidup (Azizi & Mashhady,2012).
C. Fisiologi Kontraksi dan Relaksasi
Latihan relaksasi otot progresif melibatkan sembilan kelompok otot yang ditegangkan dan
dilemaskan, yaitu kelompok otot tangan, kaki, dahi, mata, otot-otot bibir, lidah, rahang, dada dan leher.
Gunawan (2001),
Setiadi (2007), dan Wibowo (2008), berpendapat pada anggota gerak bagian atas terdapat
sekumpulan otot yang terlibat dalam kontraksi dan relaksasi yaitu musculus latissimus dorsi, musculus
deltoideus, musculus trapezius, musculus biceps brachii, musculus triceps brachii, musculus extensor
carpi radialis, musculus extensor carpi ulnsris, musculuspronator teres, musculus palmaris ulnaris, dan
musculus feksor digitorunt profundus.
Pada anggota gerak bagian bawah jenis otot yang terlibat pada kontraksi dan relaksasi meliputi musculus
illiopsoas, musculus tensor fasialata, musculus rechus femoris, musculus vestus, musculus peroneus,
musculus tibialis, musculus ekstensor digitorum komunis, musculus pehinus, musculus gracillis,
musculus saleus, musculus adductor magnus musculus gluteus maksimus, musculus biceps femoris, dan
musculus plantaris.
Pada bagian kepala, wajah, dan mulut otot-otot yang terlibat pada saat kontraksi dan relaksasi meliputi
musculus frontalis, musculus okcipitalis, musculus ohligeus oculi, musculus orbicularis oculi, musculus
levator palpebra, musculus triangularis, musculus orbicularis oris,musculus quadrates labii, musculus
bucsinator, musculus zigomaticus, musculus maseter, musculus temporalis, musculus pterigoid,
musculus genioglosus, dan musculus stiloglosus.
Pada bagian leher dan bahu, jenis otot yang terlibat meliputi musculus platisma, musculus sternoHeido
mastoid, musculus longissimus capitis, musculus deltoid, musculus sub scapularis, musculus
supraspinatus, musculus supra infraspinatus, dan musculus teres.
Sedang pada bagian dada otot yang terlibat adalah musculus pectoralis major, musculus pectoralis
minor, musculus sub clavicula, dan musculus seratus anterior. Selain itu pada saat melakukan pemafasan
dalam juga melibatkan otot-otot bagian perut yang meliputi musculus abdominalis internal, musculus
abdominalis eksternal, musculus obliqus abdominalis, dan musculus trensversus abdominalis.
Kuntarti (2006), dan Setiadi (2007), kontraksi dan relaksasi otot dikendalikan oleh susunan
syaraf pusat melalui serabut syaraf motoriknya,t empat lekat cabang-cabang syaraf motorik adalah
neuromuscular junction yang merupakan penghantar kimiawi (neurotransmitter) asetil kholin maupun
adrenalin untuk eksitasi serabut otot.
Impuls syaraf yang tiba pada sebuah neuromuscular akan dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer
oleh sistem tubura transversar yang mengelilingi miofibril. Semua sarkomer pada otot akan menerima
sinyal untuk berkontraksi sehingga otot dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Sinyal
elektrik itu dihantar menuju retikulum sarkoplasmik, yaitu suatu sistem dari vesicles yang bersifat
membran dan berasal dari retikulum endoplasma yang membungkus miofibril.
Kuntarti (2006), Setiadi (2007), dan lryani (2010), menjelaskan bahwa pada keadaan relaksasi,
ujung-ujung filamen aktin yang berasal dari dua membran yang berurutan satu sama lain hampir tidak
tumpang tindih, sedangkan pada saat yang sama filamen miosin mengadakan tumpeng tindih secara
sempuma, sebaliknya pada keadaan kontraksi filamenfilamen
aktin ini tertarik kedalam diantara filamen miosin sehingga satu sama lain saling tumpang tindih.
Filamen aktin dapat ditarik demikian kuatnya sehingga ujung-ujung filamen miosin melengkung ketika
kontraksi. Molekul miosin terdiri dari dua bagian, yaitu meromiosin ringan dan meromiosin berat.
Meromiosin ringan tersusun dari dua utas peptida yang satu sama lainnya saling melilit dalam satu
heliks. Meromiosin berat terdiri dari dua bagian, yaitu heliks kembar yang sarna dengan yang terdapat
pada meromiosin ringan dan bagian kepala yang terretak pada
ujung heliks kembar. Badan filamen terdiri dari utas meromiosin ringan yang sejajar.
Bagian meromiosin berat dari molekul miosin terdapat penonjoran yang membentuk jembatan
penyeberang. Batang penyeberang bertindak sebagai lengan yang memungkinkan kepala meluas jauh
keluar dari badan filamen miosin atau terletak dekat dengan badan.
Bemstein & Borkovec (2003), dan Kuntarti (2006), sistem kontrol desending adalah suatu sistem
serabut berasal dari dalam otak bagian bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut interneuronal
dalam kornu dorsalis dari medula spinalis.
Relaksasi otot progresif dilakukan dengan cara menegangkan kelompok otot tertentu kemudian
melepaskan ketegangan tersebut. Pada saat otot sedang ditegangkan memang menimbulkan rasa tidak
nyaman,tetapi ketika ketegangan dilepaskan maka saat itulah akan merasakan sensasi rasa nyaman.
Dalam hal ini, orang yang melakukan latihan relaksasi otot memang diminta untuk berkonsentrasi
membedakan sensasi rasa nyaman yang timbul ketika ketegangan dilepaskan.
Ketegangan otot merupakan hasil dari kontraksi serabut otot, sedang relaksasi merupakan perpanjangan
serabut otot. Hingga saat ini belum ada alat untuk mengukur tingkat ketegangan dan relaksasi otot.
Sehingga ukuran otot yang tegang dan rileks menjadi tidak standar dan lebih dominan bersifat subyektif.
Untuk ketegangan otot, secara obyektif sebenamya bisa dilihat dan dirasakan. Pergerakan otot yang
terjadi akibat makin membesar dan memanjangnya serabut otot bisa dilihat secara kasat mata.
Konsistensi atau kekerasan bisa menjadi salah satu indikator
ketegangan karena semakin tegang suatu otot maka akan semakin keras konsistensinya. Selain itu, usaha
menegangkan otot harus dilakukan dengan menahan nafas. Keras dan lemahnya getaran atau guncangan
saat menegan gkan mengindikasikan tingkat ketegangan otot.
Bemstein & Borkovec (2003), menjelaskan bahwa menegangkan otot harus dilakukan dengan
menahan nafas; sehingga keadaan rileks terjadi ketika ia melepaskan ketegangan dan melakukan
pemafasan dalam yang teratur. Jika dilakukan perabaan nadi akan didapatkan nadi teraba lebih pelan dan
teratur dibandingkan sebelumnya. Secara subyektif hal tersebut ditunjukkan dengan pernyataan akan
keadaan yang tenang, nyaman, dan rileks. Sayangnya hingga saat ini belum ada alat untuk mengukur
tingkat ketegangan dan relaksasi otot.
D. Tujuan
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan Kushariyadi
(2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokus
perhatian seperti relaks.
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negatif.
E. Indikasi
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa indikasi dari terapi relaksasi otot
progresif, yaitu:
1. Klien yang mengalami hipertensi
2. Klien yang mengalami insomnia.
3. Klien sering stres.
4. Klien yang mengalami kecemasan.
5. Klien yang mengalami depresi.
F. Kontra Indikasi
Klien yang mengalami keterbatasan gerak total (tidak bisa menggerakan badannya).
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam terapi Relaksasi Otot Progresif
1. Tidak diperbolehkan menegangkan otot secara berlebihan karena dapt melukai diri
sendiri
2. Untuk merilekskan otot-otot dengan membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik.
3. Perhatikan posisi tubuh , lebih nyaman dengan mata tertutup, tidak disarankan dengan
berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan
5. Lakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali
6. Pastikan pasien dalam keadaan benar-benar rileks
7. Berikan instruksi terus-menerus dan tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat
H. Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

NO Prosedur Tindakan Keterangan


Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat dan Lingkungan
a. Kursi atau kasur
b. Bantal
c. Jam dinding serta
d. Lingkungan yang tenang dan sunyi nyaman
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan pada pasien.
b. Anjurkan pasien untuk minum air putih dan berkemih terlebih dahulu.
c. Posisikan tubuh pasien secara nyaamn yaitu dengan berbaring dengan
mata tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk
dikursi
dengan kepala ditopang , hindari dengan posisi berdiri.
NO Prosedur Tindakan Keterangan
d. Lepaskan semua aksesoris yang digunakan seperti kacamata, sepatu
, sabuk, dan jam tangan.
e. Melonggarkan ikatan ikat pinggang , longgarkan dasi atau hal lani yang
sifatnya mengikat ketat.
3. Persiapan lingkungan : lingkungan yang tenang dan sunyi.
Tahap Kerja
1. Gerakan 1 : Ditujukan untuk
melatih otot tangan
a. Lakukan pernafasan perut,
kemudian hembuskan perlahan.
Saat menghembuskan nafas
bayangkan bahwa ketegangan
yang berada dalamtubuh mulai
rileks mengalir pergi.
b. Genggam tangan kiri sambil
membuat kepalan
c. Buat kepalan semakin kuat
sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi
d. Ketika kepalan tangan
dilepaskan, pasien dipandu untuk
merasakan rileks dalam 10 detik
e. Lakukan gerakan pada tangan
kiri sengan dilakukan dua kali
sehingga pasien dapat
memebedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan
relaks yang dialami.
f. Prosedur serupa juga lakukan
pada tangan sebelah kanan.
NO Prosedur Tindakan Keterangan
2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk
melatih otot tangan bagian
belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang
pada peregalangan tangan
sehingga otot di tangan bagian
belakang dan lengan bawah
menegang.
b. Jari-jari menghadap ke langit-
langit.

3. Gerakan 3. ditujukan untuk


melatih otot biseps (otot besar
pada bagian atas pangkal lengan).
a. Genggan kedua tangan sehingga
menjadi kepalan
b. Kemudian membawa kedua
kepalan ke pundak sehingga otot
biseps akan menjadi tegang.

4. Gerakan 4. ditujukan untuk


melatih otot bahu supaya
mengendur rileks
a. Mengangkat kedua bahusetinggi-
setingginya seakan-akan bahu
dibawa menyentuh kedua
telinga.
b. Fokus perhatian gerakan ini
adalah kontras ketegangan yang
terjadi di bahu, leher dan
punggung atas.
NO Prosedur Tindakan Keterangan
5. Gerakan 5 : ditujukan untuk
melemaskan otot dahi
Mengerutkan dahi dan alis sampai
otot-ototnya terasa dan kulitnya
keriput.
6. Gerakan 6 : bertujuan
melemaskan otot mata
Tutup keras-keras mata sehingga
dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
7. Gerakan 7 : ditujukan
melemaskan otot rahang
Dianjurkan untuk mengendurkan
ketegamgan yang dialami oleh otot
rahang, dengan acar katupkan
rahang, didikuti dengan mengggigit
gigi sehingga terjadi ketegangan
disekitar otot rahang
8. Gerakan 8 : berujuan
mengendurkan otot otot sekita
mulut
Bibir di mencucukan sekuat-kuatnya
sehingga akan dirasakan ketegangan
disekitar mulut
NO Prosedur Tindakan Keterangan
9. Gerakan 9 : Ditujukan untuk
merilekskan otot leher bagian
depan maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot
leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian
depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat
beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan
bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan
ketegangan di bagian belakang
leher dan punggung atas.
10. Gerakan 10 : Ditujukan untuk
melatih otot leher bagian depan.
a. Gerakan membawa kepala ke
muka.
b. Benamkan dagu ke dada,
sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher
bagian muka.
11. Gerakan 11 : Ditujukan untuk
melatih otot punggung
a. Angkat tubuh dari sandaran
kursi.
b. Punggung dilengkungkan
c. Busungkan dada, tahan kondisi
tegang selama 10 detik,
kemudian relaks.
NO Prosedur Tindakan Keterangan
d. Saat relaks, letakkan tubuh
kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
12. Gerakan 12 : Ditujukan untuk
melemaskan otot dada.
a. Tarik napas panjang untuk
mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat,
sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke
perut, kemudian dilepas.
c. Saat tegangan dilepas, lakukan
napas normal dengan lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat
dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan relaks.
13. Gerakan 13 : Ditujukan untuk
melatih otot perut
a. Tarik dengan kuat perut ke
dalam.
b. Tahan sampai menjadi kencang
dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
c. Ulangi kembali seperti gerakan
awal untuk perut.
NO Prosedur Tindakan Keterangan
14. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk
melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis).
a. Luruskan kedua telapak kaki
sehingga otot paha terasa tegang.
b. Lanjutkan dengan menguncilutut
sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama 10
detik, lalu dilepas.
d. Ulangi setiap gerakan masing-
masing dua kali.
Tahap Terminasi
1. Kaji respon klien
2. Kaji TTV
3. Mengucapkan salam
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Teknik relaksasi otot progresif mempunyai banyak manfaat yaitu dapat meningkatkan kualitas
tidur, mengurangi kecemasan, menurunkan ketegangan otot, menurunkan tekanan darah,
menurunkan frekuensi jantung, memberikan efek relaks, dan meningkatkan kebugaran.
Saran
1. Bagi Lansia
Diharapkan bagi lansia bisa melaksanakan teknik relaksasi otot progresif secara mandiri selama
15 menit sehari untuk meningkatkan kualitas tidur.
2. Bagi Perawat
Penyedia layanan kesehatan terutama perawat dapat menggunakan intervensi teknik relaksasi
otot progresif ini sebagai salah satu alternatif pilihan dalam penatalaksanaan peningkatan
kualitas tidur pada lansia, karena relaksasi otot progresif terbukti mampu meningkatkan kualitas
tidur.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/KULIAHISKANDAR/makalah-terapi-relaksasi-otot-progresif-
15739509
http://medika.respati.ac.id/index.php/Medika/article/view/38

Anda mungkin juga menyukai