OLEH :
Ni Putu Riska Yanti (2048202009)
Ni Kadek Widya Santi (2048202012)
Putu Tiara Zabrina (2048202015)
Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless). Respons
sistem endokrin sifatnya lambat : menit, jam,bulan, atau tahun. Komunikasi sistem endokrin
melalui media yaitu HORMON. Kelenjar ini akan mengeluarkan hormon langsung menuju aliran
darah untuk mempengaruhi kerja organ atau jaringan lain di tubuh. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan“.
Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran keluar,
sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh.
Fungsi kelenjar endokrin:
Menghasilkan hormone yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan
dalam tubuh tertentu
Mengontrol dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh
Merangsang pertumbuhan jaringan
Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus
Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
Hormon
Hormon adalah zat kimia yang berfungsi sebagai pembawa pesan yang mengubah
rangsangan menjadi Tindakan. Fungsi hormone:
Klasifikasi Hormon
1. Kelenjar pituitary adalah kelenjar yang berperan dalam mensekresi hormone dari semua
organ endokrin, untuk mengatur agar setiap kelenjar endokrin dapat melaksanakan tugas
dengan baik. Kelenjar ini terdiri dari 3 lobus yaitu:
1) Lobus anterior membentuk hormon sendiri yang kemudian akan dibebaskan dalam
darah. Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptida utama yaitu:
Growth hormone/somatotropik
Thyroid stimulating hormone (TSH)
Adrenokortikotropik hormone (ACTH)
Hormon gonadotropin
Prolaktin (PRL)
Melanocyte stimulating hormone (MSH)
2) Lobus posterior
Hipofisis posterior tidak menghasilkan hormon apapun hanya menyimpan & setelah
mendapat rangsangan yang sesuai akan mengeluarkan dua hormon peptida kecil yaitu
vasopresin (ADH) dan oksitosin.
3) Lobus intermediate
Terletak diantara lobus anterior dan posterior. Menghasilkan endorphin yang dapat
mengendalikan reseptor rasa nyeri.
2. Kelenjar tiroid terletak dileher bagian depan disamping kanan dan kiri trakhea, melekat
pada tulang laring. Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus (dekstra & sisnistra) saling
berhubungan. Kelenjar tiroid menghasilkan hormone yaitu: T3 (triiodotironin), T4
(tetraiodotironin) dan tyrokalsitonin. Bahan dasar pembentuk hormon adalah yodium
yang diperoleh dari makanan dan minuman. Jika asupan iodium kurang maka akan
menyebabkan pembesaran kelenar tiroid (gondok).
3. Kelenjar pratiroid terletak pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid.
Fungsi kelenjar paratiroid:
Mempercepat absorbsi kalsium di intestinum
Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal
Jika suplai kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorbsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah
4. Kelenjar adrenal terletak pada bagian korteks (Zona glomerulosa, Zona fascikulata dan
Zona reticularis ) dan bagian medulla.
Bagian korteks mempunyai 3 (tiga) kelompok besar:
1) Glukokortikoid menghasilkan kortison & hidro-kortison untuk pembentukan gula
bila tubuh kekurangan gula
2) Mineralokortiod menghasilkan aldosteron keseimbangan cairan tubuh antara ion
Na & K
3) Gonadokortikoid pembentukan hormon pada wanita estrogen & progesterone serta
pd pria testosterone
5. Kelenjar pineal atau kelenjar epifise terdapat di dalam ventrikel otak. Kelenjar ini
menonjol dari mesensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior. Kelenjar ini
berukuran kecil dan berwarna merah seperti cemara. Dari segi struktur, kelenjar pienalis
dibungkus jaringan ikat piamater. Elemen-elemen jaringan ikat membentuk septasi dan
lobulasi. Komponen seluler utama dari kelenjar ini adalah astrosit dan pienalisosit (sel
epiteloid).
6. Kelenjar pancreas
Hormon endokrin pankreas diproduksi di bagian pulau Langerhans. Di dalam pulau-
pulau Langerhans terdapat sel beta yang mengekresikan insulin dan sel alfa yang
mengekresikan glukagon. Berfungsi:
Hormone insulin ; mengendalikan kadar glukosa dan digunakan sebagai pengobatan,
memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi juga menggunakan glukosa
dan lemak
Hormone glukagon : merangsang pengeluaran glikogen dan meningkatkan kadar
glukosa darah, merangsang hati untuk merubah glikogen menjadi glukosa.
1. Hormon di Ginjal
Ginjal melepaskan hormon steroid kalsitriol, hormon peptida eritropoietin, dan enzim
renin.
Kalsitriol penting untuk homeostasis ion kalsium. Kalsitriol merangsang
penyerapan ion kalsium dan fosfat melintasi lapisan usus dari saluran pencernaan.
Eritropoietin dan renin terlibat dalam pengaturan tekanan darah dan volume
darah.
EPO merangsang sumsum tulang merah untuk memproduksi sel darah merah.
Peningkatan jumlah sel darah merah meningkatkan volume darah, karena sel-sel
ini mengangkut oksigen, peningkatan ini meningkatkan pengiriman oksigen ke
jaringan perifer.
Renin dilepaskan oleh sel-sel ginjal khusus sebagai respons terhadap penurunan
volume darah, tekanan darah, atau keduanya. Begitu berada di aliran darah, renin
memulai reaksi berantai enzimatik, yang dikenal sebagai sistem renin-
angiotensin-aldosteron (RAAS). RAAS mengarah pada pembentukan hormon
angiotensin II.
2. Hormon di Jantung
Sel-sel endokrin di jantung adalah sel-sel otot jantung di dinding atrium kanan;
ruang ini menerima darah dari vena terbesar. Jantung melepaskan hormon atrial
natriuretic peptide (ANP). Secara umum, efek ANP berlawanan dengan efek angiotensin
II. ANP mendorong hilangnya ion natrium dan air oleh ginjal. Ini juga menghambat
pelepasan renin dan sekresi ADH dan aldosteron. Akibat sekresi ANP, volume dan
tekanan darah menurun.
3. Hormon di Testis
Kelenjar Testis terletak di bagian interstitial testis. Kelenjar ini dibentuk oleh sel-sel
leydig dan menghasilkan hormon Ralaksin dan Testosteron.
Hormon Ralaksin berperan dalam mengatur relaksasi otot-otot yang berkaitan
dengan sifat kelamin.
Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan pembentukan sperma
dan ciri kelamin skunder pria
4. Hormon di Ovarium
Ovarium menghasilkan 2 macam hormon yaitu : hormon estrogen (hormon-hormon
folikuler) dihasilkan oleh folikel de Graff dan hormon progesteron (korpus luteum).
Hormon estrogen berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan
mengatur sistem reproduksi
Hormon Progesteron berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi,
perkembangan ovum dan ciri kelamin skunder wanita.
Mekanisme Kerja
Di bawah hipofisis, di leher, adalah tiroid dan kelenjar paratiroid. Tiroid menghasilkan
tiroksin, hormon yang mengatur metabolisme dan perkembangan fisik. Para paratiroid, empat
kelenjar kecil yang menempel pada tiroid, menghasilkan parathormon. Parathormon mengatur
fosfor dan kadar kalsium dalam tulang dan darah. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal. Mereka
menghasilkan banyak hormon penting, dua yang paling terkenal adalah adrenalin dan kortisol.
Adrenalin adalah bagian penting dari perjuangan tubuh atau respon ‘lari’. Peluncurannya
mendorong pernapasan dan detak jantung yang cepat. Kortisol, di sisi lain, adalah anti-inflamasi
yang bertindak sebagai seperti respon alami tubuh terhadap kondisi seperti arthritis. Pankreas,
terletak tepat di bawah perut, menghasilkan insulin. Insulin memecah glukosa darah menjadi
glikogen, suatu bentuk energi yang tubuh dapat menyimpan lemak. Untuk mengubahnya energi
yang tersimpan kembali menjadi glukosa yang dapat digunakan, hormon kedua, glukagon,
membalikkan proses. Kedua hormon ini dibuat oleh sel-sel khusus yang dikenal sebagai pulau
Langerhans. Kelenjar seks (gonad) yang berbeda pada pria dan wanita. Pada pria, testis
menghasilkan testosteron, hormon yang mendukung perkembangan karakteristik seks sekunder
laki-laki. Karakteristik ini meliputi suara yang dalam, bahu lebar dan rambut tubuh. Pada wanita,
ovarium memproduksi estrogen dan progesteron. Selain mengembangkan karakteristik generatif
perempuan sekunder seperti perkembangan pay udara dan pinggul yang lebar, hormon ini
mempertahankan siklus menstruasi.
Banyak kondisi medis dapat menghambat fungsi sistem endokrin normal. Sebagian
kelenjar endokrin rentan terhadap kanker, beberapa bentuk lebih serius daripada yang lain.
Kondisi lain, seperti diabetes dan hipotiroidisme, dapat diobati tetapi mungkin memiliki dampak
yang signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. Gangguan fungsi sistem endokrin adalah
spesialisasi ahli endokrin. Para spesialis membantu dokter dalam mendiagnosis gangguan lain
dan menciptakan rencana perawatan untuk pasien.