Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 3 PARASITOLOGI

”Entamoeba Histolytica”

Nama Anggota :

1. I Kadek Bagus Ari Pramana (2048202002)


2. Ni Made Lidya Kartika Putri (2048202005)
3. Ni Made Maharani (2048202006)
4. Ida Ayu Mas Pradnya Dewi (2048202007)
5. Ni Kadek Widya Santi (2048202012)

ITEKES BALI
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB I.............................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang......................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................3
1.4 Manfaat.................................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1 MORFOLOGI.......................................................................................................4
2.2 PENYAKIT..........................................................................................................4
2.3 Pencegahan Amebiasis............................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................8
3.1 Simpulan...............................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai lebih dari
satu inti atau nukleus. Protozoa memiliki beberapa kelas, salah satunya adalah
Rhizophoda. Pada kelas Rhizophoda terdapat Entamoeba histolityca, Entamoeba coli,
Entamoeba Gingivalis, Entamoeba nana, serta Entamoeba fragilis. Organisme-
organisme tersebut tumbuh di dalam usus manusia dan beberapa jenis parasit dapat
menyebabkan penyakit amebiasis (Gerrald & Larry, 2009). Amoebiasis adalah suatu
keadaan usus manusia terkontaminasi oleh organisme Entamoeba histolytica sehingga
mengakibatkan dysentry amoeba. Penyebaran Entamoeba histolytica terjadi
diakibatkan oleh buruknya sistem sanitasi dan juga kebersihan lingkungan. Organisme
tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan juga air minum yang
tidak bersih. Perkembangan organisme ini paling banyak ditemukan di negara
berkembang seperti Indonesia(Rasmaliah, 2003). Penyakit amebiasis merupakan salah
satu jenis penyakit yang sulit untuk dideteksi penyebabnya. Organisme Entamoeba
histolytica yang berkembang di dalam usus manusia secara morfologi memiliki
kemiripan dengan beberapa parasit lain yang berkembang di dalam usus seperti
Entamoeba coli. Oleh karena itu, ketelitian yang tinggi dalam mendeteksi parasit
diperlukan supaya tidak terjadi kesalahan dalam menegakkan diagnosis penyakit.
Selanjutnya untuk menghindari kesalahan-kesalahan diagnosis oleh manusia
diperlukan sebuah sistem deteksi yang akurat untuk membedakan E histolytica
sebagai penyebab penyakit amebiasis dengan organisme lainnya yang memiliki
kemiripan seperti E coli. Menurut penuturan dr. Novyan Lusiyana M. Sc dari
departemen parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia,
identifikasi terhadap penyebab penyakit amebiasis saat ini masih dilakukan dengan
menggunakan mikroskop dengan menggunakan bantuan tenaga laboran untuk
identifikasinya. Oleh sebab itu, akan dapat sangat membantu apabila terdapat sistem
yang mampu mempercepat proses identifikasi organisme-organisme penyebab
penyakit disentri amoeba pada manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini :
1. Bagaimana bentuk morfologi dari Entamoeba histolytica ?
2. Apa nama penyakit dari Entamoeba histolytica ?
3. Bagaimana pengobatan penyakit dari Entamoeba histolytica ?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit dari Entamoeba histolytica?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini :
1. Mengetahui bentuk morfologi dari Entamoeba histolytica
2. Mengetahui nama penyakit dari Entamoeba histolytica
3. Mengetahui cara pengobatan penyakit dari Entamoeba histolytica
4. Mengetahui cara pencegahan penyakit dari Entamoeba histolytica
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini :
Bagi mahasiswa, makalah ini dapat digunakan sebagai sumber untuk
belajar dan lebih memahami mengenai Entamoeba histolytica.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MORFOLOGI
Bentuk morfologi dari E.histolytic adalah termasuk dalam kelas
Rhizopoda dalam Protozoa. Ada 2 bentuk dalam perkembangan hidupnya yaitu,
bentuk tropozoit dan bentuk kista.Bentuk tropozoit Entamoeba histolytica dibagi
menjadi 2 yaitu, bentuk histolitika dan bentuk minuta.            
 Bentuk histolitika
– Ukuran 20-40 µm
– Ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat nyata
– Endoplasma berbutir halus, tidak mengandung bakteri/sisa gandung sel eritrosit
        dan inti enemobia.
– Berkembangbiak dengan pembelahan biner
– Patogen pada usus besar, hati, paru-paru, otak, kulit dan vagina
 Bentuk minuta
– Ukuran 10-20 µm
      – Ektoplasma tampak berbentuk pseupodium dan tidak terlihat nyata
      – Endoplasma berbutir kasar, mengandung bakteri/sisa makanan, mengandung
         inti entamoeba tetapi tidak mengandung eritrosi
 Bentuk kista
– Ukuran 10-20 µm
      – Bentuk kista dibentuk sebagai bentuk dorman pertahanan terhadap lingkungan
      – Dinding kista dibentuk oleh hialin.
– Pada kista muda terdapat kromatid dan vakuola
– Kista immatur: kromosomsausage-lik e
      – Kista matang: 4 nukleus
2.2 PENYAKIT
Amebiasis adalah penyakit infeksi parasit usus manusia. Ini
disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica, atau E. histolytica.
Amebiasis terjadi ketika parasit E. histolytica masuk ke dalam tubuh dan
menetap di dalam usus. Berikut adalah cara penularan E. histolytica:
 Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi histolytica
 Bersentuhan dengan tanah, air, pupuk, atau tinja yang
terkontaminasi histolytica
 Bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi histolytica, termasuk
dudukan toilet
 Melakukan seks anal dengan penderita amebiasis

Biasanya, larva E. histolytica  berada pada kondisi tidak aktif jika berada di


air, tanah, pupuk, atau tinja penderita. Namun, begitu masuk ke dalam tubuh,
larva E. histolytica akan menjadi aktif (trofozoit). Larva aktif akan
berkembang biak di saluran pencernaan, kemudian bergerak dan menetap di
dinding usus besar. Seseorang yang sering bepergian ke negara tropis atau
daerah yang memiliki banyak kasus amebiasis berisiko terinfeksi parasit ini.
Jika sudah terinfeksi E. histolytica, beberapa faktor berikut dapat
membuat infeksi jadi semakin parah:
 Kecanduan alkohol
 Menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
 Mengalami malnutrisi
 Menderita kanker
 Sedang hamil

 Epidemiologi. E. histolytica memiliki distribusi di seluruh dunia. Penyakit ini


biasa terjadi di negara tropis dengan sanitasi yang kurang berkembang. Ini
paling umum di anak benua India, bagian Amerika Tengah dan Selatan, dan
bagian Afrika. Ini relatif jarang di Amerika Serikat. Meskipun ditemukan di
daerah dingin, kejadiannya paling tinggi di daerah tropis dan subtropis yang
memiliki sanitasi yang buruk dan air yang terkontaminasi. Sekitar 90% infeksi
tidak menunjukkan gejala, dan sisanya menghasilkan spektrum sindrom klinis.
 Siklus hidup.
Mikroorganisme uniseluler primitif amuba dengan siklus hidup yang
relative sederhana yang dapat dibagi menjadi dua tahap: (1) tahap pemberian
makan aktif-trofozoit; (2) Stadium infektif yang diam dan resisten. Reproduksi
mereka melalui pembelahan biner, mis. pemisahan trofozoit atau melalui
pengembangan banyak trofozoit dengan kista berinti dewasa. Motilitas dicapai
dengan ekstensi pseudopodia (“kaki palsu”).
 Patogenesis.
Trofozoit membelah dan menghasilkan nekrosis lokal yang luas di
usus besar. Invasi ke mukosa yang lebih dalam dengan ekstensi ke dalam
rongga peritoneum dapat terjadi. Hal ini dapat menyebabkan keterlibatan
sekunder organ-organ lain, terutama hati tetapi juga paru-paru, otak, dan
jantung.
Gejala yang muncul saat seseorang mengalami amebiasis akan muncul
dalam 7–28 hari setelah terinfeksi parasit. Kebanyakan penderita hanya akan
mengalami gejala di bawah ini:
 Diare
 Kram perut
 Buang angin berlebihan
 Sangat Lelah
Jika dibiarkan, parasit dapat menembus dinding usus dan
menyebabkan luka. Parasit ini juga bisa menyebar ke organ hati melalui
pembuluh darah dan menyebabkan abses hati (kumpulan nanah). Jika
kondisinya sudah parah, penderita bisa merasakan gejala-gejala berikut:
 Nyeri perut bagian atas yang parah
 Disentri atau diare dengan tinja yang bercampur lendir dan darah
 Demam tinggi
 Muntah-muntah
 Perut bengkak
 Sakit kuning (jaundice)

Amebiasis yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi,


seperti:

 Anemia akibat perdarahan usus, khususnya pada penderita yang


mengalami radang usus (amebic colitis)
 Sumbatan atau obstruksi pada usus akibat gumpalan jaringan pada usus
(amoeboma)
 Penyakit liver, misalnya abses hati amebic, yaitu pembentukan abses di
jaringan hati
 Sepsis, yaitu penyebaran infeksi parasit ke seluruh tubuh, termasuk
otak

2.3 PENGOBATAN

Pengobatan amebiasis bertujuan untuk membunuh parasit, mengurangi risiko


penyebaran parasit ke bagian tubuh yang lain, serta mengatasi keluhan dan gejala.
Pengobatan untuk amebiasis meliputi:
 Pemberian obat-obatan
Obat-obatan untuk menangani amebiasis antara lain:
 Obat antibiotik
Antibiotik, seperti metronidazole atau tinidazole, digunakan untuk
membunuh parasit di dalam tubuh. Obat ini biasa diberikan bersama
antiparasit, seperti diloxanide furoate.
 Obat antimual
Obat antimual diberikan untuk meredakan mual yang sering terjadi
pada penderita amebiasis.
 Penggantian cairan tubuh
Penderita amebiasis disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih dan
oralit untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare. Jika
kondisi dehidrasi yang dialami cukup parah, maka pasien perlu mendapatkan
perawatan di rumah sakit.
 Operasi
Jika amebiasis menimbulkan perforasi usus (pecahnya usus) atau kolitis parah
(fulminant colitis), dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat usus
yang bermasalah. Selain itu, operasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi
abses hati yang tidak membaik setelah pemberian antibiotik.

2.4 PENCEGAHAN AMEBIASIS


Amebiasis bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan
sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
 Terapkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Lakukan terutama setelah buang air kecil atau buang air besar, sebelum
dan sesudah makan atau mengolah makanan, serta sesudah mengganti
popok bayi.
 Cuci sayur atau buah sampai bersih dan kupas sebelum dikonsumsi.
 Cuci peralatan masak sampai bersih sebelum digunakan.
 Rebus air hingga mendidih sebelum diminum.
 Konsumsi susu dan produk susu yang sudah melalui proses
pasteurisasi.
 Jangan berbagi penggunaan alat mandi, seperti handuk, sabun, atau
sikat gigi, dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Jadi, amebiasis merupakan penyakit akibat dari infeksi Entamoeba histolytica.


Jika kita terfinfeksi maka kondisinya akan cukup serius jika tidak segera ditangani.
Jika kita sudah terlanjut terinfeksi ada baiknya untuk melakukan pengobatan awal
agar gejala yang dialami tidak semakin parah. Maka dari itu, amat penting untuk
melakukan pencegahan agar dapat terhindar dari amebiais dengan cara memperbaiki
sanitasi karena dengan terbiasa melakukan hidup bersih, kemungkinan untuk
terinfeksi Entamoeba histolytica bisa diperkecil.
3.2 Saran
Agar terhindar dari penyakit Amebiasis yang disebabkan oleh protozoa
Entamoeba histolytica ada beberapa cara pencegahan untuk penyakit ini dapat
dilakukan dengan dua cara:
1. Pengenalan langkah-langkah sanitasi yang memadai dan pendidikan tentang
rute penularan
2. Hindari makan sayuran mentah yang ditanam oleh irigasi sewerage dan
kotoran malam.

Anda mungkin juga menyukai