Di Susun Oleh
Kelompok V
Nadila Yuninda, S.Kep 2020032054
Anggraini Dewi R, S.Kep 20200320
Ni Komang Sari, S.Kep 20200320
Marlin Id Maal, S.Kep 20200320
Haidir, S.Kep 20200320
Telah disahkan
Pada Tanggal 28 April 2021
Mengetahui
CI LAHAN CI INSTITUSI
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan seminar kasus ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Maksud dan tujuan dibuat laporan seminar
kasus ini adalah agar lebih memahami materi mengenai halusinasi yang akan kami
bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan laporan seminar kasus ini, tentulah
pengetahuan dan kemampuan yang kami punya. Kami menyadari bahwa laporan
seminar kasus ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun kelengkapannya.
Oleh karena itu, kami siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya
Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
Semoga laporan seminar kasus ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang
KELOMPOK VI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................
E. Metode Penulisan...........................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................
1. KONSEP MEDIS.................................................................................................
A. Definisi...........................................................................................................
B. Anatomi Fisiologi...........................................................................................
C. Etiologi...........................................................................................................
D. Patofisiologi...................................................................................................
E. Manifestasi Klinik..........................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................
G. Penatalaksanaan.............................................................................................
H. Komplikasi.....................................................................................................
2. KONSEP KEPERAWATAN..............................................................................
A. Pengkajian......................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
C. Intervensi Keperawatan..................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................
A. Pengkajian......................................................................................................
B. Pathway Kasus...............................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
D. Intervensi Keperawatan..................................................................................
E. Implementasi Keperawatan............................................................................
F. Evaluasi Keperawatan....................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP TEORITIS
1. Defenisi
Halusinasi adalah salah satu gangguan jia dimana pasien mengalami
perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu yang berupa suara,
pengelihatan, pengecapan, peraba, penghirup (Damiyanti,2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
member persepsi atau pendapat tentang liangkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata.Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012).
2. Anatomi Fisiologi
Klien yang mengalami halusinasi lobus fronalis yang lebih kecil dari
rata-rata orang yang normal adanya hiperaktivitas dopamine pada klien
dengan gangguan jiwa seringkali menimbulkan gejala-gejala
halusinasi.Menurut hasil penelitian neorotrasmitar. Neorotrasmitar pada klien
yang gangguan jiwa memegang peranan dalam proses lerning memori.
Neorotrasmitar lain berfungsi sebagai penghambat aktivitas dopamine pada
proses pergerakan yaitu GABA. Menurut Singgih gangguan mental dan
emosi juga bisa disebabkan oleh perkembangan jaringan otak yang tidak
cocok (Aplasia).
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu misalnya rendahnya control
dan kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mulai frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima di lingkungannya sejak bayi
akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan
dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat
stress berkepanjangan menyebabkan teraktivitasinya neutransimitter
otak.
4) Faktor Psikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif.Hal ini terpengaruh pada
ketidakmampuan pasien dalam mengambil keputusan yang tepat
demi masa depannya.Pasien lebih memilih kesenangan sesaat dan
lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia.Hasil studi
menunjukan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
(Parabowo, 2014).
6) Faktor Presipitasi
a) Biologi
Gangguan dalam komunikasi dan piutaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme
pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh
otak untuk diinterprestasikan.
b) Stress Lingkungan
Ambang tolerensi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
c) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menggapi
stress.(Prabowo, 2014).
d) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,
ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku
menarik diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
e) Jenis
Halusinasi terdiri dari beberapa jenis, dengan karakteristik
tertentu, diantaranya:
1) Halusinasi Pendengaran
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara
terutama suara-suara orang, biasanya pasien mendengar
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkannya untuk melakukan
sesuatu.
2) Halusinasi Pengelihatan
Stimulus visual dalam bentuk beragam eperti bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometric, gambaran kartun
atau panorama yang luas dan kompleks.Bayangan biasa
bisa menyenangkan dan menakutkan.
3) Halusinasi penghidu
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan
adanya bau busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti:
darah, urine atau feses. Kadang-kadang terhidung bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang
dan dementia.
4) Halusinasi peraba
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya rasa sakit
atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contohnya
merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan
sesuatu yang busuk, amis, dan menjijikan.
6) Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi
tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri,
makanan yang dicerna atau pembentukan urine.
7) Halusinasi Viseral
Timbul perasaan tertentu didalam tubuhnya.
4. Patofisiologi
a. Teori Biokimia
Respon metabolik terhadap stress yang mengakibatkan pelepasan zat
halusinogen pada sistem limbic otak, atau terganggunya keseimbangan
neurotransmitter di otak.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari
luar yang ditekan yang kemungkinan mengancam untuk timbul.
5. Pohon Masalah
6. Maniestasi Klinis
a. Halusinasi pendengaran
1) Data subjektif:
a) Mendengar sesuatu menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
b) Mendengar suara atau bunyi.
c) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
d) Mendengar seseorang yang sudah meninggal.
e) Mendengar suara yang mengancam diri klien atau orang lain
atau yang membahayakan.
2) Data objektif:
a) Mengarahkan telinga pada sumber suara.
b) Bicara atau tertawa sendiri.
c) Marah-marah tanpa sebab.
d) Menutup telinga mulut komat kamit.
e) Ada gerakan tangan.
b. Halusinasi pengelihatan
1) Data subjektif:
a) Melihat orang yang sudah meninggal.
b) Meihat makhluk tertentu.
c) Melihat bayangan.
d) Melihat sesuatu yang menakutkan.
e) Melihat cahaya yang sangat terang.
2) Data objektif:
a) Tatapan mata pada tempat tertentu.
b) Menunjuk kea rah tertentu.
c) Ketakutan pada objek yang dilihat.
c. Halusinasi penghidu
1) Data subjektif:
a) Mencium sesuatu seperti bau mayat, darah, bayi, fase,
bau masakan, dan parfum yang menyengat.
b) Klien mengatakan sering mencium bau sesuatu.
2) Data objektif:
1) Ekspresi wajah seperti sedang mencium.
2) Adanya gerakan cuping hidung.
3) Mengarahkan hidung pada tempat tertentu.
d. Halusinasi peraba
1) Data subjektif:
a) Klien mengatakan seperti ada sesuatu di tubuhnya.
b) Merasakan ada sesuatu ditubuhnya.
c) Merasakan ada sesuatu dibawah kulitnya.
d) Merasakan sangat penas, atau dingin.
e) Merasakan tersengat aliran listrik.
2) Data objektif:
a) Mengusap dan menggaruk kulit.
b) Meraba permukaan kulit.
c) Memegangi terus area tertentu.
e. Halusinasi pengecapa
1) Data subjektif:
a) Merasakan seperti makan sesuatu.
b) Merasakan ada yang dikunyah di mulutnya.
2) Data objektif:
a) Seperti mengecap sesuatu.
b) Mulutnya seperti mengunyah.
c) Meludah dan muntah.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Mekanisme koping
c. Masalah phisikososial
8. Penatalaksanaan
a. Menciptakan lingkungan yang terapiotik
1) Untuk mengurangi tingkat kecemasan,
kepanikan dan ketakutan pada klien akibat halusinasi,
sebaiknya pada permulaan pendekatan dilakukan secara
individual dan usahakan agar terjadi kontak mata, kalau bisa
klien disentuh atau di pegang . pasien diisolasi baik secara fisik
atau emosional. Setiap perawat masuk ke ruangan atau
mendekati klien, berbicara dengan klien. Begitu juga jika
meninggalkan klien hendak membritahukan kepada klien.
Klien diberitahukan tindakan selanjutny yang akan dilakukan.
Diruangan yang akan digunakan sediakan sarana yang dapat
merangsang perhatian dan mendorong klien agar tidak
teralihkan perhatiannya. Misalnya jam dinding, gambar,
majalah dan permainan.
2) Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali klien menolak obat yang akan diberikan
sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang diterimanya.
Pendekatan sebaiknya secara pefsuatif tapi terstuktur.Perawat
harus mengamati agar obat yang diberikan benar diminumnuya,
serta reaksi obat yang diberikan.
3) Mengambil permasalahan klien dan membantu mengatasi
masalah yang ada
Setelah klien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat
menggali masalah klien yang merupakan penyebab timbulnya
halusinasi serta mambantu mengatasi masalahyang ada.
Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga
klien atau pun orang-orang terdekat dengan klien.
4) Memberi aktivitas pada klien
Klien diajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik,
misalnya berolaraga, bermain, atau melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan klien. Kegiatan yang memupuk hubungan
dengan orang lain. Klien diajak menyusun jadwal kegiatan dan
memilih kegiatan yang sesuai.
5) Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga klien dan petugas kesehatan lainnya sebaiknya
diberitahu tentang data klien agar ada kesatuan pendapat dan
keseimbangan dalam proses keperawatan, misalnya dari
percakapan dengan klien diketahui bila sedang sendiri iya
sering berhalusinasi. Tapi bila ada orang lain didekat klien
tidak berhalusinasi. Perawat menyarankan agar klien jangan
menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau
melakukan aktivitas yang disukai klien. Percakapan ini hendak
diberitahukan pada keluarga klien dan petugas kesehatan
lainnya agar tidak membiarkan klien menyendiri dan saran
yang diberikan tidak bertantangan.
9. Komplikaasi
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya
sehingga bisa menyebabkan diri sendiri, orang lain maupun merusak
lingkungan (resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini
terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV, dimana klien mengalami
panik dan perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya.Klien benar-benar
kehilangan kemampuan penilaian terhadap lingkungan. Dalam situasi ini
klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak
lingkungan.
Tanda dan gejala:
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Bberdebat
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan,
memukul jika tidak senang.
c. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami
penganiayaan ffisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan criminal.Dan pengkajiannya meliputi
psikologis, biologis, dan sosial budaya.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB,
BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep diri
3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam
kehidupan, kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik
klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses piker,
isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan alat
makan kembali
2) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan
WC serta membersihkan dan merapikan pakaian
3) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi
4) Istirahat tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah
5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah
diminum
h. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang laindan asik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
j. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
k. Aspek medic
Diagnose media yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan: resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial: menarik diri
3. Intervensi
Data fokus pengkajian
No Masalah Data Mayor Data Minor
Keperawatan
4. Implemntasi
Implementasi merupakan tindakan keperawatan diselesaikan dengan
rencana tindakan keperawatan. Sebelum melakukan tindakan keperawatan
yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi apakah rencana tindakan
keperawatan masih dibutuhkan dan disesuaikan dengan kondisi klien saat ini
(farida & yudi, 2012).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus- menerus
untuk menilai efek dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
evaluasi dapat di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Evaluasi proses (formatif) yang dilakukan setiap selesai melaksanakan
tindakan keperawatan
b. Evaluasi hasil (sumatif) dilakukan dengan cara membandingkan respon
klien dengan tujuan yang telah di tentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai
pola pikir
S : Responsubjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.
P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respon
I. Identitas Klien
Nama : Tn. B
Umur : 24 tahun
Alamat : Parigi
Agama : Kristen
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Alamat : Parigi
Tanda-tanda Vital :
TD : 120/90 mmHg
N : 85x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5 ° C
TB : 165 cm
BB : 80 kg
a. Sistem Komunikasi
Klien mengatakan pola asuh orang tuanya baik, hanya saja ketika klien kecil
klien sering dititipkan ke omnya karena kedua orang tua klien sibuk bekerja,
tetapi omnya sering melakukan kekerasan fisik kepada klien sejak kecil dan
berlanjut hingga klien dewasa, oleh karena itu klien merasa dendam dan
benci dengan omnya dan tidak mau bertemu dengan omnya lagi.
IX. Psikososial
a. Konsep Diri
1. Citra Tubuh
2. Identitas
3. Peran Diri
4. Ideal Diri
5. Harga Diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya saat ini dan merasa
tidak berguna.
Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah
b. Hubungan Sosial
Klien mengatakan tidak lulus SMP hanya sampai kelas 2 SMP dan belum
bekerja.
d. Gaya Hidup
e. Spiritual
1. Nilai Keyakinan
2. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan jarang beribadah ketika dirumah tapi klien selalu
berdoa.
X. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien cukup jelas namun kadang klien menjawab tidak sesuai
yang pertanyaan yang diberikan. Suara klien kadang pelan kadang keras.
c. Aktivitas Motorik
Klien nampak gelisah, sering mondar mandir, dan terkadang nampak sering
melamun.
d. Alam Perasaan
e. Afek
Labil, kadang-kadang klien diam, kadang gembira, dan kadang juga emosi
tanpa sebab.
g. Persepsi
Klien mengatakan selalu mendengar bisikan-bisikan yang mengajaknya
berbicara dan juga menyuruh-nyuruh klien untuk melakukan sesuatu. Klien
mengatakan bisikan biasa muncul ±5 x dalam sehari. Klien mengatakan
bisikan biasa muncul pada sore dan malam hari. Klien mengatakan ketika
bisikan muncul perasaan klien gelisah. Klien mengatakan ketika bisikan itu
muncul klien berusaha untuk mendiamkannya tetapi kadang-kadang klien
tidak bisa menahannya. Ketika halusinasi muncul klien nampak gelisah, sering
bicara sendiri, tertawa sendiri, marah-marah sendiri, melamun dan menyendiri.
h. Proses Pikir
i. Isi Pikir
j. Tingkat Kesadaran
k. Memori
Klien dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam semingguan ini, klien tidak
memiliki masalah dalam hal mengingat kejadian yang pernah dialami.
Klien mampu berkonsentrasi, klien dapat menghitung dari angka 1-25 ketika
disuruh berhitung.
m.Kemampuan Penilaian
Klien mengalami gangguan penilaian ringan,klien dapat mengambil keputusan
sederhana dengan bantuan orang lain, misalnya : ketika klien ingin berganti
pakaian sehabis mandi klien bertanya terlebih dahulu apakah harus berganti
baju atau tidak .
1. Perawatan Diri
a) Makan
b) BAB/BAK
c) Mandi
Klien mandi 2x sehari, klien dapat mandi tanpa harus disuruh terlebih
dahulu.
d) Berpakaian
e) Nutrisi
f) Tidur
h) Sistem Pendukung
Klien mengatakan jarang keluar rumah tetapi jika keluar klien hanya
duduk-duduk atau membersihkan halaman.
Klien tidak terlalu mengetahui tentang sakit jiwa yang dialaminya saat ini.
XIII. Aspek Medik
Terapi Medik :
Risperidone 2 mg 2 x 1
Divalpi 250 mg 2 x 1
POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan Effect
(Causa)
(Masal
ah Utama)
Isolasi Sosial
3. Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik yang dilakukan oleh omnya,
klien mengatakan sering dipukuli dari kecil sampai dewasa. Klien merasa dendam dan
benci dengan omnya dan tidak mau bertemu dengan omnya lagi.
4. Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya saat ini dan merasa tidak berguna.
7. Klien mengatakan segala pengambilan keputusan diambil oleh orang tua klien.
8. Klien mengatakan merasa dirinya dijauhi dan orang lain tidak menyukainya.
12. Klien mengatakan bisikan biasa muncul pada sore dan malam hari.
14. Klien mengatakan ketika bisikan itu muncul klien berusaha untuk mendiamkannya tetapi
kadang-kadang klien tidak bisa menahannya.
16. Klien kadang nampak mengepalkan tangannya, tatapan matanya tajam dan marah-marah
tanpa sebab.
23. Klien nampak sulit mempertahankan kontak mata dan kadang tidak mau menjawab
pertanyaan perawat dan asik dengan dirinya sendiri.
24. Pembicaraan klien cukup jelas namun kadang klien menjawab tidak sesuai yang
pertanyaan yang diberikan.
25. Klien mengatakan jarang keluar rumah tetapi jika keluar klien hanya duduk-duduk atau
membersihkan halaman.
26. Klien nampak sering menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan pasien lainnya.
27. Afek klien labil, kadang-kadang klien diam, kadang gembira, dan kadang juga emosi
tanpa sebab.
28. Klien mengalami gangguan penilaian ringan,klien dapat mengambil keputusan sederhana
dengan bantuan orang lain, misalnya : ketika klien ingin berganti pakaian sehabis mandi
klien bertanya terlebih dahulu apakah harus berganti baju atau tidak.
DS :
3. Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik yang dilakukan oleh omnya,
klien mengatakan sering dipukuli dari kecil sampai dewasa. Klien merasa dendam dan
benci dengan omnya dan tidak mau bertemu dengan omnya lagi.
4. Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya saat ini dan merasa tidak berguna.
6. Klien mengatakan segala pengambilan keputusan diambil oleh orang tua klien.
7. Klien mengatakan merasa dirinya dijauhi dan orang lain tidak menyukainya.
11. Klien mengatakan bisikan biasa muncul pada sore dan malam hari.
13. Klien mengatakan ketika bisikan itu muncul klien berusaha untuk mendiamkannya tetapi
kadang-kadang klien tidak bisa menahannya.
DO :
8. Pembicaraan klien cukup jelas namun kadang klien menjawab tidak sesuai yang
pertanyaan yang diberikan.
9. Klien mengatakan jarang keluar rumah tetapi jika keluar klien hanya duduk-duduk atau
membersihkan halaman.
10. Klien nampak sering menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan pasien lainnya.
11. Afek klien labil, kadang-kadang klien diam, kadang gembira, dan kadang juga emosi
tanpa sebab.
13. Klien kadang nampak mengepalkan tangannya, tatapan matanya tajam dan marah-marah
tanpa sebab.
14. Klien mengalami gangguan penilaian ringan,klien dapat mengambil keputusan sederhana
dengan bantuan orang lain, misalnya : ketika klien ingin berganti pakaian sehabis mandi
klien bertanya terlebih dahulu apakah harus berganti baju atau tidak.
1 DS : Halusinasi
Pendengaran
Klien mengatakan sering mendengar
bisikan-bisikan yang menyuruhnya
untuk melakukan sesuatu.
DO :
DO :
3 DS : Isolasi Sosial
DO :
4 DS : Resiko Perilaku
Kekerasan
Klien mengatakan pernah mengalami
penganiayaan fisik yang dilakukan oleh
omnya, klien mengatakan sering
dipukuli dari kecil sampai dewasa.
Klien merasa dendam dan benci dengan
omnya dan tidak mau bertemu dengan
omnya lagi.
DO :
Sp 2 Klien mampu
3. Evaluasi kegiatan yang lalu memperlihatkan
(Sp1) perkembangannya dengan
4. Latih berbicara/bercakap dengan cara latih berbicara
orang lain saat halusinasi muncul dengan orang lain
5. Masukan dalam jadwal kegiatan sehingga menghilangkan
pasie halusinasinya dan utuk
pendokumentasian.
TINJAUAN KASUS
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
S:
14 april Sp 1 klienmengatakanmamp
2021 1. mengajarkanklienmenutupteling umemperagakancarame
(15.00) adanberkatapergikamusuarapals ngontrolhalusinasideng
u anmenutuptelinga
2. memasukandalamjadwalklien
0 : klien Nampak
sudahbisamandisendirit
anpabantuanperawat
3 15 April - mengevaluasisp 1 S : klienmengatakan
2021 - sp 1 Mampumengontrolhalu
( 09.00) 1. mengajarkancaramengontrolha sinasidengancaramenut
lusinasidengancaramenutupteli uptelinga
ngadanberkatapergikamusuara O:klien Nampak
palsu mampumengontorolhal
2. melatihkliencarameminumobat usinasi
S:-
0:klien Nampak
15 April 1. melatihkliencarameminumobat minumobat
2021 -klien Nampak tenang
(15.00)
EVALUASI KEPERAWATAN
2. 14 april S :- Klienmengatakansekarangmarah-
2021 masihseringmunculsuara-suara
- Klienmengatakanakanmelakukananjuranperawat
- Klienmengatakanmampumemperagakancaramengontrolh
alusinasidengancaramenutuptelinga
O:-klienmampumengungkapkanmasalah-masalahklien
- Klien Nampak
sudahbisamandisendiritanpabantuanperawat
A :-gangguanpersepsihalusinasipendengaran
P :-
Latihanmengontrolgangguanpersepsisensorihalusinasipen
dengarandengancaramenutuptelingadanberkatakamusuara
palsu
- Melatihcarameminumobat
3. 13 April S : -klienmengatakanbisamelakukanyang diajarkan
2021 -klienmengatakanmerasalebihbaik
-
klienmengatakanmampumengontrolhalusinasidengancara
menutuptelinga
O : -Klien Nampak memperagakannya
-klien Nampak lebihtenang
-Klien Nampak minumobat
A :- Gangguanpersepsisensorihalusinaspendengaranberhasil
P: -intervensidihentikan
a. Genogram
X
X
Keterangan:
A : orang tua ibu pasien : laki-laki
B : orang tua ayah pasien : Perempuan
C : ibu pasien bersaudara : meninggal
D : ayah pasien bersaudara : pasien
E : pasien bersaudara
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan pada laporan kasus Halusinasi Pendengaran maka dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Pengkajian pada pasien terfokus pada pengkajian Persepsi Sensori
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Tn.B yaitu Gangguan
Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
B. Saran
Aspiani R Y. 2016. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC