Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panajtkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Berkat Rahmat, Taufik dan
Hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Stase dengan
kasus Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Akhir Stase kami dengan kasus Gangguan
Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran, memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Palu, 28 April 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORITIS
1. Defenisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Pohon Masalah
6. Manifestasi Klinik
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperatawatan
3. Intervensi (disertai rasional)
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa.Pasien merasakan sensasi berupa suara, pengelihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata ( Zelika, 2015).
Sedangkan menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan
jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa stimulus
eksteren/persepsi palsu.
2. Rumusan Masalah
Bagimana Asuhan Keperawatan Halusinasi?
3. Tujuan
Mengetahui Asuhan Keperawatan Halusinasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORITIS
1. Defenisi
Halusinasi adalah salah satu gangguan jia dimana pasien mengalami perubahan
persepsi sensori, merasakan sensasi palsu yang berupa suara, pengelihatan,
pengecapan, peraba, penghirup (Damiyanti,2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member
persepsi atau pendapat tentang liangkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata.Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang
yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012).
2. Anatomi Fisiologi
Klien yang mengalami halusinasi lobus fronalis yang lebih kecil dari rata-rata
orang yang normal adanya hiperaktivitas dopamine pada klien dengan gangguan jiwa
seringkali menimbulkan gejala-gejala halusinasi.Menurut hasil penelitian
neorotrasmitar. Neorotrasmitar pada klien yang gangguan jiwa memegang peranan
dalam proses lerning memori. Neorotrasmitar lain berfungsi sebagai penghambat
aktivitas dopamine pada proses pergerakan yaitu GABA. Menurut Singgih gangguan
mental dan emosi juga bisa disebabkan oleh perkembangan jaringan otak yang tidak
cocok (Aplasia).
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu misalnya rendahnya control dan
kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mulai frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima di lingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.

3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan zat yang
dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivitasinya neutransimitter otak.
4) Faktor Psikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif.Hal ini terpengaruh pada ketidakmampuan pasien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya.Pasien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia.Hasil studi menunjukan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.(Parabowo, 2014).
b. Faktor Presipitasi
1) Biologi
Gangguan dalam komunikasi dan piutaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
2) Stress Lingkungan
Ambang tolerensi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menggapi stress.
(Prabowo, 2014).
4) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan
tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian,
tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyata
dan tidak.
5) Jenis
Halusinasi terdiri dari beberapa jenis, dengan karakteristik tertentu,
diantaranya:
a) Halusinasi Pendengaran
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama
suara-suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang
sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkannya untuk melakukan sesuatu.
b) Halusinasi Pengelihatan
Stimulus visual dalam bentuk beragam eperti bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometric, gambaran kartun atau panorama yang luas dan
kompleks.Bayangan biasa bisa menyenangkan dan menakutkan.
c) Halusinasi penghidu
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau
busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti: darah, urine atau feses.
Kadang-kadang terhidung bau harum.Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.
d) Halusinasi peraba
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak
enak tanpa stimulus yang terlihat. Contohnya merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e) Halusinasi pengecap
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang
busuk, amis, dan menjijikan.
f) Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh
seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan yang dicerna
atau pembentukan urine.
g) Halusinasi Viseral
Timbul perasaan tertentu didalam tubuhnya.

4. Patofisiologi
a. Teori Biokimia
Respon metabolik terhadap stress yang mengakibatkan pelepasan zat halusinogen
pada sistem limbic otak, atau terganggunya keseimbangan neurotransmitter di
otak.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari luar yang
ditekan yang kemungkinan mengancam untuk timbul.
5. Pohon Masalah

Effect Resiko perilaku kekerasan

Perubahan sensori persepsi


Core Problem

causa Isolasi sosial: menarik


diri

6. Maniestasi Klinis
a. Halusinasi pendengaran
1) Data subjektif:
a) Mendengar sesuatu menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
b) Mendengar suara atau bunyi.
c) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
d) Mendengar seseorang yang sudah meninggal.
e) Mendengar suara yang mengancam diri klien atau orang lain atau
yang membahayakan.
2) Data objektif:
a) Mengarahkan telinga pada sumber suara.
b) Bicara atau tertawa sendiri.
c) Marah-marah tanpa sebab.
d) Menutup telinga mulut komat kamit.
e) Ada gerakan tangan.
b. Halusinasi pengelihatan
1) Data subjektif:
a) Melihat orang yang sudah meninggal.
b) Meihat makhluk tertentu.
c) Melihat bayangan.
d) Melihat sesuatu yang menakutkan.
e) Melihat cahaya yang sangat terang.
2) Data objektif:
a) Tatapan mata pada tempat tertentu.
b) Menunjuk kea rah tertentu.
c) Ketakutan pada objek yang dilihat.
c. Halusinasi penghidu
1) Data subjektif:
a) Mencium sesuatu seperti bau mayat, darah, bayi, fase, bau
masakan, dan parfum yang menyengat.
b) Klien mengatakan sering mencium bau sesuatu.
2) Data objektif:
1) Ekspresi wajah seperti sedang mencium.
2) Adanya gerakan cuping hidung.
3) Mengarahkan hidung pada tempat tertentu.
d. Halusinasi peraba
1) Data subjektif:
a) Klien mengatakan seperti ada sesuatu di tubuhnya.
b) Merasakan ada sesuatu ditubuhnya.
c) Merasakan ada sesuatu dibawah kulitnya.
d) Merasakan sangat penas, atau dingin.
e) Merasakan tersengat aliran listrik.
2) Data objektif:
a) Mengusap dan menggaruk kulit.
b) Meraba permukaan kulit.
c) Memegangi terus area tertentu.
e. Halusinasi pengecapa
1) Data subjektif:
a) Merasakan seperti makan sesuatu.
b) Merasakan ada yang dikunyah di mulutnya.
2) Data objektif:
a) Seperti mengecap sesuatu.
b) Mulutnya seperti mengunyah.
c) Meludah dan muntah.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Mekanisme koping
c. Masalah phisikososial
8. Penatalaksanaan
a. Menciptakan lingkungan yang terapiotik
1) Untuk mengurangi tingkat kecemasan,
kepanikan dan ketakutan pada klien akibat halusinasi, sebaiknya pada
permulaan pendekatan dilakukan secara individual dan usahakan agar
terjadi kontak mata, kalau bisa klien disentuh atau di pegang . pasien
diisolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke
ruangan atau mendekati klien, berbicara dengan klien. Begitu juga jika
meninggalkan klien hendak membritahukan kepada klien. Klien
diberitahukan tindakan selanjutny yang akan dilakukan. Diruangan yang
akan digunakan sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan
mendorong klien agar tidak teralihkan perhatiannya. Misalnya jam
dinding, gambar, majalah dan permainan.
2) Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali klien menolak obat yang akan diberikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang diterimanya. Pendekatan sebaiknya secara
pefsuatif tapi terstuktur.Perawat harus mengamati agar obat yang
diberikan benar diminumnuya, serta reaksi obat yang diberikan.
3) Mengambil permasalahan klien dan membantu mengatasi masalah yang
ada
Setelah klien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali
masalah klien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta
mambantu mengatasi masalahyang ada. Pengumpulan data ini juga dapat
melalui keterangan keluarga klien atau pun orang-orang terdekat dengan
klien.
4) Memberi aktivitas pada klien
Klien diajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya
berolaraga, bermain, atau melakukan kegiatan yang biasa dilakukan klien.
Kegiatan yang memupuk hubungan dengan orang lain. Klien diajak
menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
5) Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga klien dan petugas kesehatan lainnya sebaiknya diberitahu
tentang data klien agar ada kesatuan pendapat dan keseimbangan dalam
proses keperawatan, misalnya dari percakapan dengan klien diketahui bila
sedang sendiri iya sering berhalusinasi. Tapi bila ada orang lain didekat
klien tidak berhalusinasi. Perawat menyarankan agar klien jangan
menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau melakukan
aktivitas yang disukai klien. Percakapan ini hendak diberitahukan pada
keluarga klien dan petugas kesehatan lainnya agar tidak membiarkan klien
menyendiri dan saran yang diberikan tidak bertantangan.
9. Komplikaasi
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
menyebabkan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (resiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV,
dimana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya.Klien
benar-benar kehilangan kemampuan penilaian terhadap lingkungan. Dalam situasi ini
klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala:
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Bberdebat
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul
jika tidak senang.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informasi, tanggal pengkajian, No rumah sakit dan
alamat klien.
b. Keluhan Utama
Tanya pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke
rumah sakit.Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
c. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan ffisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal.Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan sosial budaya.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep diri
3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, afek
klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses piker, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan alat makan
kembali
2) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian
3) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi
4) Istirahat tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah
5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum
h. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang laindan asik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
j. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
k. Aspek medic
Diagnose media yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi, psikomotor,
okopasional, TAK dan rehabilitas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan: resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial: menarik diri
3. Intervensi
Data fokus pengkajian
No Masalah Keperawatan Data Mayor Data Minor
a. Resiko perilaku kekerasan Ds: Ds:
Klien mengatakan marah 1. Mengatakan ada
dan jengkel kepada orang yang mengejek
lain, ingin membunuh, 2. Mendengar suara
ingin membakar tau yang menjengkel
mengacak-ngacak 3. Merasa orang
lingkungan, mengancam, lain mengancam
mengumpat dan berbicara dirinya
kekerasan dan kasar.
Do: Do:
1. Agitasi 1. Menjauh dari
2. Meninju orang lain
3. Membanting 2. Mendengar
4. Melempar suara-suara
5. Ada tanda/jelas 3. Merasa orang
6. Perilaku kekerasan lain
pada anggota tubuh mengancam
b. Halusinasi Ds: Ds:
Klien mengatakan Klien mengatakan kesal
mendengar suara dank lien juga
bisikan/melihat bayangan. mengatakan senag
Do: mendengar suara-suara.
1. Bicara sendiri Do:
2. Tertawa sendiri 1. Menyendiri
3. Marah tanpa sebab 2. Melamun

c. Isolasi sosial: menarik diri Ds: Ds:


Klien mengatakan malas Curiga dengan orang
berintraksi dengan orang lain, mendengar
lain, juga mengatakan suara/melihat bayangan,
orang lain tidak mau merasa tidak berguna.
menerima dirinya, merasa Do:
orang lain tidak selevel. 1. Mematung
Do: 2. Mondar-mandir
1. Menyendiri tanpa arah
2. Mengurung diri 3. Tidak berinisiatif
3. Tidak mau berhubungan
bercakap-cakap dengan orang
dengan orang lain lain

Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa Perencanaan
Keperawat Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
an
a. Halusinasi Pasien mampu: Setelah Sp 1 Pasien
1. Mengen pertemuan, 1. Bantu pasien tidak
ali pasien dapat mengenal mengetahu
halusina menyebutkan: halusinasi (isi, i apa yang
si yang 1. Isi, waktu waktu didalamny
dialamin frekuensi, frekuensi, a saat ini,
ya situasi situasi jadi
2. Mengon pencetus, pencetus, perawat
trol perasaan perasaan saat membantu
halusina 2. Mampu terjadi pasien
sinya mempera halusinasi) mengenal
3. Mengik gakan 2. Latih tentang
uti cara mengontrol apa yang
program dalam halusinasi sedang ia
pengoba mengontr dengan cara alami
tan ol menghardik: sehingga
halusinas a) Jelaska pasien
i n cara mengerti
mengha dengan
rdik keadaanny
halusin a. Cara
asi yang
b) Peragak dianjurkan
an cara perawat
mengha ialah
rdik dengan
c) Minta menghardi
pasien k suara-
mempe suara itu
ragakan cepat
ulang hilang.
d) Pantau
cara
penerap
an cara
ini, beri
pengeta
huan
perilak
u
pasien
masuka
n dalam
jadwal
kegiata
n
pasien
Setelah Sp 2 Klien
pertemuan, 1. Evaluasi mampu
pasien mampu: kegiatan yang memperlih
1. Menyebu lalu (Sp1) atkan
tkan 2. Latih perkemba
kegiatan berbicara/berca ngannya
yang kap dengan dengan
sudah orang lain saat cara latih
dilakukan halusinasi berbicara
2. Mempera muncul dengan
gakan Masukan dalam orang lain
cara jadwal kegiatan pasien sehingga
bercakap- menghilan
cakap gkan
dengan halusinasi
orang nya dan
lain utuk
pendokum
entasian.
Setelah Sp 3 Kegiatan
pertemuan, 1. Evaluasi yang lalu
pasien mampu: kegiatan yang dapat
1. Menyebu lalu (Sp1 dan memperlih
tkan Sp2) atkan
kegiatan 2. Latihan perkemba
yang kegiatan agar ngan
sudah halusinasi pasien,
dilakukan tidak muncul memaksim
2. Membuat terhadapnya: alkan
jadwal a) Jelaska aktivitas
kegiatan n dapat
sehari-hri aktivita meringank
dan s yang an gejala
mampu teratur halusinasi
mempera untuk dan
gakannya mengat membantu
asi pasien
halusin agar tidak
asi terjadi
b) Diskusi halusinasi
kan yang
aktivita berkelanju
s yang tan.
bisa
dilakuk
an oleh
pasien
c) Latih
pasien
menent
ukan
aktivita
s
d) Susun
jadwal
aktivita
s
sehari-
hari
sesuai
dengan
aktivita
s yang
telah
dilatih
(dari
bangun
sampai
tidur
malam)
e) Pantau
pelaksa
naan
jadwal
kegiata
n,
berikan
penguat
terhada
p
perilak
u
pasien
yang
positif
Setelah Sp 4 Kegiatan
pertemuan, 1. Evaluasi yang lalu
pasien mampu: kegiatan yang dapat
1. Menyebu lalu (Sp1 dan memperha
tkan Sp2 dan Sp3) tikan
kegiatan 2. Tanyakan perkemba
yang program ngan
sudah pengobatan pasien
dilakukan 3. Jelaskan mengkaji
2. Menyebu pentingnya tingkat
tkan penggunaan kesadaran
manfaat obat pada pasien
dari gangguan jiwa mendoron
program 4. Jelaskan akibat g agar
pengobat bila tidak pasien
an digunakan mau
sebagai minum
program obat yang
5. Jelaskan akibat telah
bila putus obat diresepkan
6. Jelaskan cara dan
mendapatkan menjelask
obat/berobat an sesuatu
7. Latih pasien akan
minum obat membuat
8. Masukan pasien
dalam jadwal lebih
harian pasien percaya
terbuka,
mendoron
g pasien
mampu
meminum
obat dan
menjalank
an
perawatan
sehari-
hari,
pasien
mampu
meminum
obat
sendiri
tanpa
ditemani
perawat
dan untuk
pendokum
entasian.
Keluarg Setelah Sp1 Mengkaji
a pertemuan 1. Indifikasi masalah
mampu: keluarga mampu masalah yang
merawat menjelaskan keluarga dalam dihadapi
pasien tentang merawat keluarga
dirumah halusinasi pasien dalam
dan 2. Jelaskan merawat
menjadi tentang pasien
sistem halusinasi: halusinasi,
penduku a) Pengert dapat
ng yang ian memberik
efektif halusin an
untuk asi pemahama
pasien b) Jelaska n pada
n keluarga
halusin tentang
asi halusinasi
yang sehingga
dialami keluarga
pasien mampu
c) Tanda menghada
dan pi pasien
gejala saat terjadi
halusin halusinasi.
asi
d) Cara
merawa
t pasien
halusin
asi
(carabe
rkomun
ikasi,
pember
ian obat
&
pember
ian
aktivita
s
kepada
pasien
3. Sumber-
sumber
pelayanan
kesehatan yang
bisa dijangkau
4. Bermain peran
cara merawat
5. Rencana tidak
lanjut keluarga,
jadwal
keluarga untuk
merawat
pasien
Setelah Sp2 Mengkaji
pertemuan 1. Evaluasi kemampua
keluarga mampu kemampuan n keluarga
menyeesaikan keluarga (Sp1) dalam
kegiatan yang 2. Latih keluarga merawat
sudah dilakukan, merawat pasien,
memperagakan pasien latihan
cara merawat 3. RTL akan
pasien keluarga/jadwa membiasa
l keluarga kan diri
untuk merawat meningkat
pasien kan
kemampua
n keluarga
dalam
merawat
pasien.
Setelah Sp3 Meningkat
pertemuan 1. Evaluasi kan
keluarga mampu kemampuan kemampua
menyebutkan keluarga (Sp2) n keluarga
kegiatan yang 2. Latih keluarga merawat
sudah dilakukan, merawat pasien
memperagakan pasien secara
cara merawat 3. RTL mandiri.
pasien serta keluarga/jadwa
mampu membuat l keluarga
RTL untuk merawat
pasien
Sp4 Mengkaji
1. Evaluasi kemajuan
kemampuan keluarga
keluarga dalam
2. Evaluasi halusinasi
kemampuan
pasien
3. RTL keluarga:
a) Follow
up
b) rujukan
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa.Pasien merasakan sensasi berupa suara, pengelihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata.(Keliat, 2011 dalam Zelika, 2015).
Sedangkan menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
kepribadiannya.

2. Saran
Saya mengharapkan saran dan keritik yang membangun untuk laporan ini agar
kedepannya menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/880/1/NURMA%20GUPITA%20NIM.
%20A31701028.pdf
https://www.academia.edu/8318743/LP_Halusinasi
https://www.academia.edu/9797578/LAPORAN_PENDAHULUAN_LP_HALUSINASI

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisis Jurnal Pnemonia
    Analisis Jurnal Pnemonia
    Dokumen3 halaman
    Analisis Jurnal Pnemonia
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • SEMINAR JIWA Besok
    SEMINAR JIWA Besok
    Dokumen54 halaman
    SEMINAR JIWA Besok
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN Perilaku Kekerasan
    LAPORAN Perilaku Kekerasan
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN Perilaku Kekerasan
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Seminar Jiwa 1
    Seminar Jiwa 1
    Dokumen60 halaman
    Seminar Jiwa 1
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pelaksanaan
    Strategi Pelaksanaan
    Dokumen3 halaman
    Strategi Pelaksanaan
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • LP TB Paru Jihan (Print)
    LP TB Paru Jihan (Print)
    Dokumen29 halaman
    LP TB Paru Jihan (Print)
    Jihanrizkiannisa Lasandrang
    Belum ada peringkat
  • Askep Hipertensi Keluarga Binaan
    Askep Hipertensi Keluarga Binaan
    Dokumen24 halaman
    Askep Hipertensi Keluarga Binaan
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • LP TB Paru Jihan (Print)
    LP TB Paru Jihan (Print)
    Dokumen29 halaman
    LP TB Paru Jihan (Print)
    Jihanrizkiannisa Lasandrang
    Belum ada peringkat
  • LP Isos (Dinas)
    LP Isos (Dinas)
    Dokumen27 halaman
    LP Isos (Dinas)
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Sampul LP Rajif
    Sampul LP Rajif
    Dokumen8 halaman
    Sampul LP Rajif
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Halusinasi SEMINAR
    Halusinasi SEMINAR
    Dokumen25 halaman
    Halusinasi SEMINAR
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • BAB I Dan 4
    BAB I Dan 4
    Dokumen4 halaman
    BAB I Dan 4
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • 7 LP Fardiansyah
    7 LP Fardiansyah
    Dokumen78 halaman
    7 LP Fardiansyah
    Nurul sinta
    Belum ada peringkat
  • Terapi Bermain
    Terapi Bermain
    Dokumen16 halaman
    Terapi Bermain
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • LP Hiperbilirubin
    LP Hiperbilirubin
    Dokumen22 halaman
    LP Hiperbilirubin
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • LP Meningitis TB
    LP Meningitis TB
    Dokumen29 halaman
    LP Meningitis TB
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data & Penutup
    Analisa Data & Penutup
    Dokumen15 halaman
    Analisa Data & Penutup
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kepala Ruangan
    Laporan Kepala Ruangan
    Dokumen14 halaman
    Laporan Kepala Ruangan
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Bab I Seminar KMB
    Bab I Seminar KMB
    Dokumen3 halaman
    Bab I Seminar KMB
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • GABUNGAN
    GABUNGAN
    Dokumen19 halaman
    GABUNGAN
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • LP Hidrosefalus
    LP Hidrosefalus
    Dokumen24 halaman
    LP Hidrosefalus
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Tugas CR 1 KEP ANAK
    Tugas CR 1 KEP ANAK
    Dokumen40 halaman
    Tugas CR 1 KEP ANAK
    Moh Ardin
    Belum ada peringkat
  • Askep Seminar GERONTIK
    Askep Seminar GERONTIK
    Dokumen60 halaman
    Askep Seminar GERONTIK
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Seminar KMB
    Bab 2 Seminar KMB
    Dokumen14 halaman
    Bab 2 Seminar KMB
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • GABUNGAN
    GABUNGAN
    Dokumen19 halaman
    GABUNGAN
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • PNC
    PNC
    Dokumen27 halaman
    PNC
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Cover Karu, Katim, PP
    Cover Karu, Katim, PP
    Dokumen1 halaman
    Cover Karu, Katim, PP
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Laporan Katim
    Laporan Katim
    Dokumen10 halaman
    Laporan Katim
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Askep Seminar GERONTIK
    Askep Seminar GERONTIK
    Dokumen60 halaman
    Askep Seminar GERONTIK
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-Bab 5 Seminar Maternitas
    Bab 1-Bab 5 Seminar Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Bab 1-Bab 5 Seminar Maternitas
    201601029 Nadila Yuninda
    Belum ada peringkat