Anda di halaman 1dari 14

Kode Mata Kuliah/Pendidikan

Kewarganegaraan
Modul #11 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama:_________________________________________________________ Tanggal:
________________
Tingkat: ____________

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: Alat tulis dan modul, Pembelajaran
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat: Daring
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Indonesia
sebagai Negara hokum Referensi:
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan Negara 1. Tim Penulis Buku “Materi Ajar Mata Kuliah
hukum dan HAM Pendidikan Kewarganegaraan” Direktorat
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip Negara Pembelajaran dan Kemahasiswaan
hukum dalam kehidupannya sebagai warga Negara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
4. Mahasiswa dapat mendukung penegakan HAM di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 2016.
Indonesia
2. Achmad Sanusi. 2006. “Memberdayakan
Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar
1. Demokrasi” dalam Pendidikan Nilai Moral
dalam Dimensi Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung:
Laboratorium PKn UPI.
3. Afan Gaffar.1999. Politik Indonesia:
Transisi menuju Demokrasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
4. Bagir, Zainal Abidin, 2011, Pluralisme
Kewargaan, Arah Baru Politik Keragaman
di Indonesia, Mizan dan CRCS, Bandung-
Yogyakarta.
5. Budiardjo, Miriam. 2010. Dasar-dasar Ilmu
Politik. Jakarta: Gramedia.
6. Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim.
2008. PKn dan Masyarakat Multikultural.
Bandung: Prodi PKn Pasca Sarjana UPI.
7. Buku Pedoman, Nilai-Nilai Kebangsaan
Indonesia, Lemhannas RI Tahun 2011.
8. Chaidir, Ellydar. 2007. Hukum dan Teori
Konstitusi. Yogyakarta: Kreasi Total Media.
9. Ermaya Suradinata. Geopolitik dan
Geostrategi dalam mewujudkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam Jurnal
Ketahanan Nasional No VI , Agustus 2001
10. Kaelan; Zubaidi, Achmad, 2007,
Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi berdasar SK Dirjen Dikti
No 43/DIKTI/KEP/2006,
Paradigma,Yogyakarta.
11. Samuel Huntington. 1997. Gelombang
Demokratisasi Ketiga. Jakarta: Pustaka
Utama Graffiti.
12. Tim ICCE UIN. 2003. Pendidikan
Kewargaan. Demokrasi, Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani. Edisi
Revisi. Jakarta: Prenada Media
13. Kaelan. (2016). Pendidikan

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ,
Yogyakarta: Paradigma.
14. Winarno. (2007). Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan Panduan
Kuliah di Perguruan Tinggi, Jakarta : PT
Bumi Aksara.
15. Bagir, Zainal Abidin. (2011). Pluralisme
kewarganegaraan: Arah baru politik
keragaman di Indonesia. Bandung: Mizan
dan CRCS.
16. Syarbaini, Syahrial. Et. Al. Pendidikan
Kewarganegaraan (Untuk Perguruan
Tinggi). Bandung: Ghalia Indonesia. 2004.

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Negara Hukum (Rule of law) dan HAM Human of Rights


Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat yang sempurna (a perfect
society). Negara pada hakikatnya adalah suatu masyarakat sempurna yang para anggotanya mentaati
aturan yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni
internal dan eksternal. Kelengkapan secara internal, yaitu adanya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan di
dalam kehidupan masyarakat itu. Saling menghargai hak sesama anggota masyarakat. Kelengkapan secara
eksternal, jika keberadaan suatu masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi
masyarakat yang lebih luas
Konsep negara hukum yang berkembang pada abad 19 cenderung mengarah pada konsep negara
hukum formal, yaitu pengertian negara hukum dalam arti sempit. Dalam konsep ini negara hukum diposisikan
ke dalam ruang gerak dan peran yang kecil atau sempit. Seperti dalam uraian terdahulu negara hukum
dikonsepsikan sebagai sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas
hukum. Pemerintah dan unsurunsur lembaganya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh
hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat kecil dan pasif.

B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)

Negara Hukum (Rule of law) dan HAM Human of Rights

1. Makna Indonesia Sebagai Negara Hukum dan Prinsip-Prinsipnya


Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap,
menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya
sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika
perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan,
perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk
tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan
kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi manusia dan
menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara hukum menjadi
prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya
perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar
kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian
Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis
didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

Di Indonesia, istilah negara hukum secara konstitusional telah disebutkan pada UUD 1945.
Penggunaan istila negara hukum mempunyai perbedaan antara sesudah dilakukan amandemen dan
sebelum dilakukan amandemen. Sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa "Indonesia
adalah negara yang berdasar atas negara hukum". Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD
1945 yaitu "Negara Indonesia adalah negara hukum." istilah negara tersebut dimuat dalam UUD 1945
pasal 1 ayat (3).
Meskipun ada perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen pada hakikatnya
keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu menjadikan Negara Indonesia sebagai negara hukum.
Indonesia sebagai negara hukum, memliki karakteristik mandiri yang berarti kemandirian tersebut
terlihat dari penerapan konsep atau pola negara hukum yang dianutnya. Konsep yang dianut oleh
negara kita disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia yaitu Pancasila. NKRI sebagai negara
hukum yang berdasarkan pada pancasila, pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu yaitu bertujuan
untuk mewujudkan tata kehidupan negara kita sebuah negara yang aman, tentram, aman sejahtera,
dan tertib dimana kedudukan hukum setiap warga negaranya dijamin sehingga bisa tercapainya sebuah
keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan perorangan maupun kepentingan
kelompok (masyarkat). Konsep negara hukum pancasila artinya suatu sistem hukum yang didirikan
berdasarkan asas-asas dan kaidah atau norma-norma yang terkandung/tercermin dari nilai yang ada
dalam pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat.
Beberapa pernyataan yang mencerminkan bahwa Indonesia sebagai negara hukum antara lain:

• UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) yang berbunyi bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum.

• Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


• Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa untuk penegakkan dan melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Di Indonesia, istilah negara hukum secara konstitusional telah disebutkan pada UUD 1945.
Penggunaan istila negara hukum mempunyai perbedaan antara sesudah dilakukan amandemen dan
sebelum dilakukan amandemen. Sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa " Indonesia
adalah negara yang berdasar atas negara hukum". Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD
1945 yaitu "Negara Indonesia adalah negara hukum." istilah negara tersebut dimuat dalam UUD 1945
pasal 1 ayat (3). Meskipun ada perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen pada
hakikatnya keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu menjadikan Negara Indonesia sebagai negara
hukum. Indonesia sebagai negara hukum, memliki karakteristik mandiri yang berarti kemandirian
tersebut terlihat dari penerapan konsep atau pola negara hukum yang dianutnya. Konsep yang dianut
oleh negara kita disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia yaitu Pancasila.
NKRI sebagai negara hukum yang berdasarkan pada pancasila, pasti mempunyai maksud dan
tujuan tertentu yaitu bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara kita sebuah negara yang
aman, tentram, aman sejahtera, dan tertib dimana kedudukan hukum setiap warga negaranya dijamin
sehingga bisa tercapainya sebuah keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan
perorangan maupun kepentingan kelompok (masyarkat). Konsep negara hukum pancasila artinya suatu
sistem hukum yang didirikan berdasarkan asas-asas dan kaidah atau norma-norma yang
terkandung/tercermin dari nilai yang ada dalam pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat.
Beberapa pernyataan yang mencerminkan bahwa Indonesia sebagai negara hukum antara lain:
• UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) yang berbunyi bahwa
Negara Indonesia adalah negara hokum.
• Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
• Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa untuk penegakkan dan melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Negara berdasarkan atas hukum ditandai dengan beberapa asas diantaranya adalah bahwa
semua perbuatan atau tindakan seseorang baik individu maupun kelompok, rakyat maupun pemerintah
harus didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang sudah ada sebelum
perbuatan atau tindakan itu dilakukan atau didasarkan pada peraturan yang berlaku. Negara
berdasarkan atas hukum harus didasarkan hukum yang baik dan adil tanpa membeda-bedakan.
Hukum yang baik adalah hukum yang demokratis, yaitu didasarkan pada kehendak rakyat sesuai
dengan kesadaran hukum rakyat. Sedangkan yang dimaksud dengan hukum yang adil adalah hukum
yang memenuhi maksud dan tujuan hukum yaitu keadilan. Hukum yang baik dan adil perlu untuk
dijunjung tinggi karena bertujuan untuk melegitimasi kepentingan tertentu, baik kepentingan penguasa,

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


rakyat maupun kelompok. Oleh karena itu suatu negara yang menyatakan bahwa negaranya
merupakan negara hukum. Negara hukum menurut UUD 1945 adalah negara yang berdasarkan pada
kedaulatan hukum. Negara itu sendiri merupakan subjek hukum, dalam arti rechstaat (Indonesia ialah
negara yang berdasar atas hukum). Ciri-ciri konsep rechstaat antara lain:
• Adanya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
• Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin
perlindungan Hak asasi manusia
• Pemerintahan berdasarkan peraturan
• Adanya peradilan administrasi

Di Indonesia yang menggunakan sebuah konsep rechstaat berarti semua yang dilakukan oleh
rakyat tergantung pada bagaimana bunyi atau teks ketentuan hukumnya dalam pasal-pasal yang telah
ada. Supremasi hukum di Indonesia menurut konsep rechstaat adalah menempatkan negara sebagai
subjek sebuah hukum, sehingga konsekuensi hukumnya dapat dituntut di sebuah pengadilan. Karena
dipandang sebagai subjek hukum, maka jika siapapun yang melanggar hukum tersebut atau bersalah
dapat dituntut didepan pengadilan. Didalam negara hukum, setiap aspek tindakan pemerintah baik
dalam lapangan pengaturan maupun pelayanan harus dengan sangat didasarkan pada peraturan
perundang-undangan. Artinya pemeribtah tidak dapat melakukan tindakan sewenang-wenang.
Beberapa unsur yang harus berlaku dalam negara hukum adalah:
• Adanya suatu sistem pemerintahan sebuah negara yang didasarkan pada kedaulatan rakyat
• Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus berdasarkan hukum atau peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan
• Adanya pengawasan dari badan atau lembaga peradilan yang bebas dan mandiri, dalam artian
lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak siapapun
• Adanya peran yang nyata dari anggota masyarakat maupun warga negara untuk berpartisipasi
atau ikut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah tersebut

2. Hubungan Negara Hukum dengan HAM


Pertanyaan mendasar yang dikemukakan pada bagian ini adalah; apa hubungan negara hukum
dengan hak asasi manusia?. Jawaban atasa pertanyaan ini sudah barang tentu, tidak begitu sulit
mengkajinya dari sudut ilmu hukum, sebab antara negara hukum dan hak asasi manusia, tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukan dengan
cirri negara hukum itu sendiri, bahwa salah satu diantranya adalah perlindungan terhadap hak asasi
manusia. Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu negara hak asasi
manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum akan tetapi negara dictator dengan
pemerintahan yang sangat otoriter. Perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum
terwujud dalam bentuk penormaan hak tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk
selanjutnya penegakannya melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka artinya terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam undang-
undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak eksekutif atatupun legislative terhadap kekuasaan
kehakiman, bahkan pihak atasan langsung dari hakim yang bersangkutanpun, tidak mempunyai
kewenangan untuk mepengaruhi atau mendiktekan kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada
hakekatnya, kebebasan peradilan ini merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas
dan isi kebebasannya dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain dalam Declaration of Independent,
deklarasi tersebut mengandung asas bahwa orang yang hidup di dunia ini, sebenarnya telah diciptakan
merdeka oleh Tuhan, dengan dikaruniai beberapa hak yang tidak dirampas atau dimusnahkan, hak
tersebut mendapat perlindungan secara tegas dalam negara hukum. Peradilan tidak semata-mata
melindungi hak asasi perorangan, melainkan fungsinya adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai
totalitas agar supaya cita-cita luhur bangsa tercapai dan terpelihara.
Mengenai asas perlindungan , dalam setiap konstitusi dimuat ketentuan yang menjamin hak-hak
asasi manusia. Ketentuan tersebut antara lain:
• Kebebasan berserikat dan berkumpul;
• Kebebasan mengeluarkan pikiran baik lisan dan tulisan;
• Hak bekerja dan penghidupan yang layak;
• Kebebasan beragama;
• Hak untuk ikut mempertahankan negara;
• Hak lain-lain dalam pasal-pasal tentang hak asasi manusia.
Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila negara melakukan
suatu perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatigadaad), bahwa seorang dapat melakukan gugatan
terhadap penguasa, jika putusan pejabat yang berwenang dirasa tidak adil. Banyak peraturan-peraturan
yang member jaminan kepada para warga negara, untuk menggunakan hak-haknya mengajukan
tuntutan-tuntutan di muka pengadilan, bila hak-hak dasarnya atau kebebasannya dilanggar.
Dalam pengkajian indonesia, penekanan negara hukum akan diletakan pada pemikiran bahwa
kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum. Pemikiran demikian angat penting untuk
mengantarkan persepsi, bahwa tunduknya kekuasaan kehakiman pada hukum menyebabkan
munculnya pemahaman akanadanya batas-batas kebebasan kekuasaan kehakiman, dalam
memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Sehingga dari apa yang diuraikan diatas sangat
jelas hubungan antara negara hukum dengan hak asasi manusia.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara luas dalam rangka
mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, sebagai ciri yang
penting suatu negara hukum yang demokratis. Terbentuknya negara dan demikian pula
penyelenggaraan kekuasaan suatu negara, tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan
hak-hak asasi kemanusiaan itu, oleh karena itu adanya perlindungan dan penghormatan terhadap hak-
hak asasi manusia merupakan pilar yang sangat penting dalam setiap negara yang disebut sebagai
negara hukum. Jika dalam suatu negara hak asasi manusia terabaikan atau dilanggar dengan sengaja

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


dan penderitaan yang ditimbulkannya tidak dapat diatasi secara adil, negara yang bersangkutan tidak
dapat disebut sebagai negara huku dalam arti sesungguhnya.
Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi manusia, dapat dikaji dari
sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan
dan relasi social yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia diseluruh penjuru dunia. Hak asasi
manusia dan demokrasi juga dapat dimakna sebagai hasil perjuangan manusia, untuk mempertahankan
dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi hak asasi manusia dan
demokrasi yang terbuktipaling mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam naskah perubahan kedua UUD Tahun 1945, ketentuan
mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapatkan jaminan konstitusional yang sangat kuat dalam
Undang-Undang Dasar. Sebagian besar materi UUD ini sebenarnya berasal dari rumusan Undang-
Undang yang telah disahkan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia. Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan konstitusional terhadap hak-hak asasi
manusia sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah satu ciri pokok dianutnya prinsip
negara hukum di suatu negara.
Bangsa indonesia memahami bahwa The Universal Declaraton of Human Rights yang dicetuskan
pada tahun 1948, merupakan pernyataan umat manusia yang mengandung nilai-nilai universal yang
wajib dihormati. Bersamaan dengan itu, bangsa indonesia juga memandang bahwa The Universal
Declaration of Human Responsibility yang dicetuskan oleh Inter Action Council pada tahun 1997 juga
mengandung nilai universal yang wajib dijunjung tinggi untuk melengkapi The Universal Declaraton of
Human Rights tersebut.
Kesadaran umum mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia itu menjiwai keseluruhan
sistem hukum dan konstitusi indonesia, oleh karena itu perlu diadopsikan kedalam rumusan Undang-
Undang Dasar atas pengertian-pengertian dasar yang dikembangkan sendiri oleh bangsa indonesia.
Sehingga dengan demikian perumusannya dalam Undang-Undang Dasar ini mencakup warisan-
warisan pemikiran yang masih terus akan berkembang dimasa-masa yang akan datang.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi manusia, hubungan
mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti bahwa perlindungan hak asasi
manusia merupakan cirri utama konsep negara hukum, tapi juga hubungan tersebut dilihat secara
materil. Hubungan secara materil ini dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap tindak
penyelenggara negara harus bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang
demikian ini menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan untuk
melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa
dipengaruhi oleh kekuasaan manapun, merupakan wujud perlindungan dan penghormatan terhadap
hak asasi manusia dalam negara hukum.

3. Penegakan HAM di Indonesia


Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati
sebagai anugerah dari Tuhan, mencangkup hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


sesuatu. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Kita harus menghargai anugerah ini dengan tidak
membedakan manusia berdasarkan latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin,
pekerjaan, budaya, dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa dengan hak asasi manusia bukan berarti
dapat berbuat semena-mena, karena manusia juga harus menghormati hak asasi manusia lainnya.
Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu : Hak Hidup (life), Hak
Kebebasan (liberty), Hak Memiliki (property). Dalam perjalanan kehidupan manusia, hak asasi manusia
digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu: hak asasi pribadi, hak asasi politik, hak asasi hukum, hak
asasi ekonomi, hak asasi peradilan, dan hak asasi sosial budaya.Demi menegakkan hak asasi manusia
yang dimiliki oleh warga negara Indonesia, pemerintah perlu melakukan beberapa upaya guna menjaga
dan melindungi hak asasi warga negaranya sebagai salah satu bentuk penerapan tujuan pemerintah
yang berdaulat ke dalam dan keluar. Itu dapat ditunjukkan dengan dasar hukum yang mengatur tentang
HAM, beberapa diantaranya seperti:
• Pembukaan UUD 1945 alinea ke 1 dan 4
• UUD 1945 pasal 28 A sampai 28 J
• Tap. MPR No. XVII/1996 tentang pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM
• Batang Tubuh UUD 1945 Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantu m dalam pasal 27
sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :
1) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
2) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
3) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
4) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).
5) UU no 39 tahun 1999 tentang HAM, dimana UU mencakup HAM, perlindungan HAM, dan
menghargai hak asasi orang lain, serta peran Komnas HAM.
6) UU no 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, pengadilan untuk tindak pidana HAM berat
Keppres RI no 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM, pembentukan serta rincian tugas,
wewenang dan fungsi.

Agar negara dapat melaksanakan tugas dalam bidang ketertiban dan perlindungan warga
negara, maka disusunlah peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum. Peraturan hukum
mengatur hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, di samping mengatur
hubungan manusia atau warga negara dengan negara, serta mengatur organ-organ negara dalam
menjalankan pemerintahan negara. Ada dua pembagian besar hukum. Pertama, hukum privat ialah
hukum yang mengatur hubungan antarmanusia (individu) yang menyangkut "kepentingan pribadi"
(misalnya masalah jual beli, sewa-menyewa, pembagian waris). Kedua, hukum publik ialah hukum
yang mengatur hubungan antara negara dengan organ negara atau hubungan Negara dengan
perseorangan yang menyangkut kepentingan umum. Misalnya, masalah perampokan, pencurian,
pembunuhan, penganiayaan, dan tindakan kriminal lainnya.
Peraturan-peraturan hukum, baik yang bersifat publik menyangkut kepentingan umum maupun

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


yang bersifat privat menyangkut kepentingan pribadi, harus dilaksanakan dan ditegakkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila segala tindakan pemerintah atau aparatur berwajib
menjalankan tugas sesuai dengan hukum atau dilandasi oleh hukum yang berlaku, maka negara tersebut
disebut negara hukum. Jadi, negara hukum adalah negara yang setiap kegiatan penyelenggaraan
pemerintahannya didasarkan atas hukum yang berlaku di negara tersebut.
Hukum bertujuan untuk mengatur kehidupan dan ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan
masyarakat yang tertib, maka hukum harus dilaksanakan atau ditegakkan secara konsekuen. Apa yang
tertera dalam peraturan hukum seyogianya dapat terwujud dalam pelaksanaannya di masyarakat. Dalam
hal ini, penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-haknya.
Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam Sudikno Mertokusumo, 1986:130), menyatakan
bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu: (1) Gerechtigheit,
atau unsur keadilan; (2) Zeckmaessigkeit, atau unsur kemanfaatan; dan (3) Sicherheit, atau unsur kepastian.
Dalam upaya mewujudkan sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD NRI 1945,
bukan hanya diperlukan pembaharuan materi hukum, tetapi yang lebih penting adalah pembinaan aparatur
hukumnya sebagai pelaksana dan penegak hukum. Di negara Indonesia, pemerintah bukan hanya harus
tunduk dan menjalankan hukum, tetapi juga harus aktif memberikan penyuluhan hukum kepada segenap
masyarakat, agar masyarakat semakin sadar hukum. Dengan cara demikian, akan terbentuk perilaku warga
negara yang menjunjung tinggi hukum serta taat pada hukum. Untuk menjalankan hukum sebagaimana
mestinya, maka dibentuk beberapa lembaga aparat penegak hukum, yaitu antara lain: Kepolisian yang
berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; Kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut;
Kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan; dan lembaga Penasehat atau member
bantuan hukum.
Negara kita telah memiliki perangkat penegakan hukum yang memadai. Persoalannya, apakah
lembaga-lembaga negara dan badanbadan penegakan hukum tersebut telah berjalan dan berfungsi sesuai
dengan tugasnya? Benarkah aparatur penegak hukum telah bertugas dengan baik? Perlu diingat bahwa
aparatur penegak hukum bukan warga negara biasa, ia harus menjadi contoh teladan bagi warga negara
lain yang statusnya bukan aparatur penegak hukum.
Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan yang dihadapi oleh aparat
penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan karakter yang kuat dalam menjalankan
tugas. Dalam hal ini, aparatur penegak hukum harus kuat dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian,
godaan yang dapat berakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum. Penegak hukum harus tahan
terhadap upaya oknum masyarakat atau pejabat lain yang akan mencoba menyuap, misalnya. Selain itu,
Pemerintah perlu melakukan upaya preventif dalam mendidik warga negara termasuk melakukan
pembinaan kepada semua aparatur negara secara terus menerus. Apabila hal ini telah dilakukan, maka
ketika ada warga negara yang mencoba melakukan pelanggaran hukum pihak aparatur penegak hukum
harus bekerja secara profesional dan berkomitmen menegakkan hukum.
Penegakan hukum bertujuan untuk mewujudkan peraturan hukum demi terciptanya ketertiban dan
keadilan masyarakat. Apa yang tertera dalam peraturan hukum (pasal-pasal hukum material) seyogianya

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


dapat terwujud dalam proses pelaksanaan/penegakan hukum di masyarakat. Dengan kata lain,
penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan
kewajibannya.

C. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)


Kegiatan 1.
Setelah membaca materi diatas, silakan teman-teman tuliskan apa saja yang sudah dipahami
pada kolom dibawah ini.

Konsep Negara Hukum (Rule of Law)

Prinsip-prinsip negara Hukum dan HAM

Penerapan Prinsip Negara Hukum

Hubunga Negara Hukum dan HAM

Indonesia sebagai Negara Hukum (Rule of


Law)

Penegakan Hukum dan HAM di Indonesia

Mendukung Penegakan HAM di Indonesia

➢ Makna Indonesia sebagai negara hukum dan prinsip-prinsipnya


1. Apakah negara hukum itu, dan benarkah bahwa Indonesia adalah negara hukum?

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


2. Menurut Jimly Asshiddiqy, jika konsep Negara Hukum itu dikaitkan pula dengan paham negara yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seperti Indonesia, maka prinsip pokok negara hukum itu patut
ditambah satu prinsip lagi, yaitu: Prinsip Berketuhanan Yang Maha Esa. Jelaskan.
3. Apakah Indonesia sekarang ini sudah benar-benar memenuhi syarat atau lulus sebagai negara
hukum? Jelaskan.
➢ Hubungan negara hukum dengan HAM
1. Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu act of commission dan
act of ommision! Jelaskan!
2. Bagaimanakah perbandingan pengaturan pasal tentang HAM dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950
dengan UUD 1945!
3. Bagaimanakah konsepsi kewajiban/ tanggung jawab dalam HAM menurut UUD 1945?

D. PENUTUP PEMBELAJARAN
Kegiatan 2.
Kerjakan soal-soal pilihan ganda dibawah ini:
1. Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu…..
a. Kejahatan genosida, kejahatan pembunuhan berantai
b. Kejahatan pembunuhan berantai dan kejahatan massal
c. Kejahatan genosida, dan kejahatan terhadap manusia
d. Kejahatan terhadap manusia, dan kejahatan penganiayaan
2. Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara termasuk
dalam kejahatan…
a. Kejahatan genosida
b. Kejahatan ham ringan
c. Kejahatan HAM berat
d. Kejahatan HAM
3. Yang termasuk dalam kejahatan genosida ialah…..
a. Menganiaya salah satu anggota keluarga
b. Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota- anggota kelompok
c. Penghilangan orang secara paksa
d. Penghilangan nyawa orang lain
4. Salah satu peristiwa-peristiwa yang dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi
manusia adalah…..
a. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang
telah di,akui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


b. Pembunuhan massal terhadap 40.000 orang rakyat Sulawesi Selatan oleh tentara Belanda
yang dipimpin oleh Kapten Westerling pada tanggal 12 Desember 1946
c. Kejahatan Apartheid
d. Penyiksaan
5. Yang termasuk dalam kasus pelanggaran HAM internasional adalah…..
a. Pembunuhan massal
b. Perampokan
c. Pencabulan
d. Kejahatan genosida
6. Penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat dilakukan oleh….
a. Jaksa Agung
b. Komnas HAM
c. Hakim
d. Kepolisian

Kunci Jawaban
Kegiatan 2.
1. C
2. C
3. B
4. B
5. D
6. B

Dari Semua pembahasan dan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan:


Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi manusia dan
menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara hukum menjadi
prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya
perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar
kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian
Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis
didasarkan pada UUD Negara RI 1945.
Agar negara dapat melaksanakan tugas dalam bidang ketertiban dan perlindungan warga
negara, maka disusunlah peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum. Peraturan hukum
mengatur hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, di samping mengatur
hubungan manusia atau warga negara dengan negara, serta mengatur organ-organ negara dalam
menjalankan pemerintahan Negara.
Hukum bertujuan untuk mengatur kehidupan dan ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan
masyarakat yang tertib, maka hukum harus dilaksanakan atau ditegakkan secara konsekuen. Apa yang

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


tertera dalam peraturan hukum seyogianya dapat terwujud dalam pelaksanaannya di masyarakat.
Dalam hal ini, penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan
kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-
haknya.

Terkait topik diatas maka


Mahasiswa apakah sudah mengetahui tentang:
➢ Makna Indonesia sebagai negara hukum dan prinsip-prinsipnya
1. Apakah Indonesia sebagai negara hukum dan benarkah bahwa Indonesia adalah negara hukum?
2. Bagaaimana Prinsip Kertuhanan Yang Maha Esa metuhanan Menurut Jimly Asshiddiqy, jika konsep
Negara Hukum itu dikaitkan pula dengan paham negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seperti
Indonesia, maka prinsip pokok negara hukum itu patut ditambah satu prinsip lagi?
3. Apakah Indonesia sekarang ini sudah benar-benar memenuhi syarat atau lulus sebagai negara
hukum?
➢ Hubungan negara hukum dengan HAM
1. Bagaimana pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu act of
commission dan act of ommision?
2. Bagaimanakah perbandingan pengaturan pasal tentang HAM dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950
dengan UUD 1945?
3. Bagaimanakah konsepsi kewajiban/ tanggung jawab dalam HAM menurut UUD 1945?
➢ Penegakkan HAM di Indonesia
1. Bagaimanakah peran masyarakat dalam menegakkan HAM?
2. Berikan contoh pelangganaran HAM yang pernah terjadi di lingkungan tempat tinggal Anda!

Tugas dan Project Mahasiswa


Project 1
Coba Anda identifikasi masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan penegakan hukum.
Apakah masalah yang muncul dari perkembangan IPTEK, tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan
tantangan global?
a. Bentuklah empat kelompok dan pilihlah empat masalah yang telah Anda identifikasi dari sejumlah
masalah yang telah diungkapkan.’
b. Kumpulkanlah data dan informasi dari masing-masing kelompok untuk memecahkan masalah yang
Anda pilih dari sumber informasi/data yang relevan.
c. Buatlah portofolio tayangan tentang data/informasi yang telah dikumpulkan.
d. Buatlah forum debat pada kelompok yang sudah dibentuk.

Pengembangan Keterampilan (Skill-Building)


Lakukanlah kegiatan ini :

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


• Buatlah peta konsep (mind mapping) peran masyarakat dalam penegakan HAM
• Berikan contoh pelangganaran HAM yang pernah terjadi di lingkungan tempat tinggal Anda!
• Hubungan Negara Hukum dengan HAM
• Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu act of commission dan act
of ommision! Jelaskan!
• Bagaimanakah perbandingan pengaturan pasal tentang HAM dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950
dengan UUD 1945!
• Bagaimanakah konsepsi kewajiban/ tanggung jawab dalam HAM menurut UUD 1945?

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

Anda mungkin juga menyukai