Anda di halaman 1dari 4

TANGGUNG JAWAB NI HALAK KRISTEN DI POLITIK 1 Timotius 2 : 1 - 7

Khotbah Minggu 22 Setelah Trinitatis, 08 Nopember 2020

Dalam sejarah kekristenan yang terpenting adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan
menjalankan amanatnya sesuai dengan hukum kasih yang tertulis dalam Alkitab. Dikatakan bahwa
ruang kekuasaan dunia ini telah jatuh pada Penguasa politik. Injil menyatakan bahwa Si Iblis
menawarkan kepada Yesus kekuasaan atas ”semua kerajaan dunia”. Bayangkan hal-hal baik yang
bisa Yesus lakukan bagi umat manusia yang menderita seandainya ia menjadi penguasa dunia!
Seorang tokoh politik yang peduli kepada rakyat pasti tidak bakal menolak tawaran seperti itu.
Tetapi, meskipun Yesus sangat peduli kepada manusia, ia menolak tawaran tersebut (Matius 4:8-
11). Ada beberapa hal yang menjadi perhatian kita tentang apa yang menjadi tanggungjawabdi
dalam menghadapi politik, yaitu: Penciptaan Allah dan Rencana Keselamatan bagi seluruh
ciptaan. Kehendak Allah meliputi dan mengambil alih setiap aspek dalam kehidupan kita.
Kehendak Dialah yang harus diutamakan di atas segala sesuatu dan semua orang (Mat 6:33).
Rencana dan tujuan Allah itu pasti dan kehendakNya tidak bisa diganggu gugat. Apapun yang
Allah rencanakan, Dia akan melaksanakannya. Tidak ada satupun pemerintahan yang dapat
menghalangi kehendakNya (Dan 4:34-35). Dialah yang “memecat raja dan mengangkat raja” (Dan
2:21) karena “Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa
yang dikehendakiNya” (Dan 4:17) lalu mengurapi orang yang dipercayainya. Meskipun orang-
orang jahat menyalahgunakan kekuasaan politik mereka, yang memanfaatkannya untuk melakukan
hal-hal yang jahat, namun Allah memakainya untuk kebaikan, karena Dia turut bekerja “dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28).
Di sisi lain, sudah dipastikan bahwa tanggung jawab kita kepada pemerintah adalah untuk
menaati hukum dan menjadi warga negara yang baik. "Tiap-tiap orang harus takluk kepada
pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan
pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan
hukuman atas dirinya. (Rom. 13:1-2). Panggilan yang sama di Titus 3:1 mengatakan: "Ingatkanlah
mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk
melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar,
hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang." Ini jugalah
tanggungjawan setiap warga jemaat untuk patuh terhadap pemimpinnya. " Karena pemerintah
adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena
tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk
membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat". (Rom 13:4), "karena Allah yang
menetapkan mereka" (Rom 13:1). Allah telah menetapkan semua otoritas. Dia melakukannya untuk
kepentingan kita, “dan menghormati orang-orang yang berbuat baik” (1 Ptr 2:13-15). Paulus
berkata di surat Roma 13:1-8 bahwa merupakan tanggung jawab pemerintah untuk berkuasa dengan
penuh otoritas atas kita semua, semoga demi kebaikan kita, dengan memungut pajak, dan
memelihara kedamaian. Hal ini mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen untuk
menjadikan tujuan hidup orang Kristen. Mereka berpegang kepada ajaran Paulus untuk menaati
otoritas pemerintah, bahkan menghormati, menghargai dan berdoa untuk mereka (Rom 13:1-8).
Kita dapat memahami bahwa sebagai orang yang harus percaya kepada Tuhan percaya bahwa
pemerintah adalah wakil Tuhan, adanya harapan mereka harus terletak pada perlindungan yang
akan disediakan oleh Allah sendiri. Tidak melebihi dari batasan-batasan yang diatur perintah Tuhan
sehingga terjun di dunia politik, harus tetap pada ajaranNya demi mencerminkan karakter Kristen
sejati.
Sebagai orang Kristen, kita diberikan amanat untuk mengabarkan Injil Kristus dan berkhotbah
untuk menegur dosa di jaman ini. Sebuah budaya hanya bisa berubah jika hati para individunya dan
pemerintahnya telah diubahkan oleh Kristus. Mungkin akan menjadi sebuah pertayaan besar bila
pemerintah di lingkungan kita tidak membawa misi Damai sejahtera Allah. Benarkah mereka itu
adalah pilihan Allah? Benarkah mereka adalah mandataris Allah? Abdurrahman Wahid
mengatakan: "Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan." Mungkin banyak orang
memahami bahwa berpolitik dalam pemeritahan itu hanyalah mencapai misi keamanan dan damai
sejahtera, tetapi perlu kita ingat yang lebih besar adalah kita adalah dasar dan sumber dari Damai
sejahtera itu. Dan itu merupakan tanggung-jawab kita. Ada banyak orang melakukan politik,
menganggab bahwa politik itu hanyalah sebuah teori dan rekayasa mengambil hati rakyat tetapi
tidak diikuti dengan kepedulian terhadap kemanusiaannya. John F. Kennedy mengatakan: " Jangan
tanya apa yang negara kamu bisa lakukan untukmu; tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk
negaramu”. Sebuah ungkapan hebat tentang pergulatan politik. Mungkin banyak lagi pernyataan
yang bisa muncul barangkali apalagi pemerintah itu bukan warga gereja atau bukan Kristen.
Memang ada banyak sekali pemerintah yang tidak melakukan pemerintahannya berdasar pada
kebenaran Allah, korupsi, berpihak pada kelompok tertentu dengan adanya kelompok yang
termarginalkan, tidak membela orang miskin dan lemah semakin terpojok dan lain sebagainya.
Bahkan ada juga pemerintah yang terang-terangan menghambat perkembangan orang Kristen,
menghambat pertumbuhan gereja. Kita tahu ada banyak gereja yang terhalang menjadi tempat
beribadah karena batasan undang-undang. Ketika Rasul Paulus menulis surat 1 Timotius,
pemerintah yang berkuasa adalah pemerintah Romawi. Pada masa itu, Kaisar Romawi serta para
gubernur yang memimpin wilayah bersikap menindas terhadap orang Kristen. Rasul Paulus didera
dan dipenjara di Filipi tanpa melalui proses peradilan yang jelas (Kisah Para Rasul 16:19-24).
Yesus pun mengalami sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, gubernur Romawi pada
masa itu. Walaupun situasi seperti itu, Rasul Paulus menasihati pembaca surat 1 Timotius untuk
mendoakan semua orang, termasuk mendoakan para penguasa Romawi (2:2). Saat ini, jelas bahwa
umat Kristen juga harus bersyukur dan mendoakan pemerintah yang berkuasa, lepas dari kepuasan
penilaian publik terhadap kinerja dan sikap sang pemimpin, serta lepas dari posisi atau pilihan
politik pribadi. Kita harus mendoakan para pemimpin karena tindakan mendoakan itu memuliakan
Allah (2:3). Bila kita ingin hidup berkenan kepada Allah yang telah menebus manusia melalui
pengorbanan Kristus (2:6), seharusnya kita tekun berdoa bagi pemerintah, walaupun para pejabat
negara belum tentu bertindak secara baik dan benar. Melalui doa kepada Tuhan, kita memohon agar
para penguasa diberi hikmat dan hati yang baik untuk mendatangkan ketenangan serta ketenteraman
bagi rakyat (2:2). Allah juga menghendaki agar orang yang belum percaya dapat diselamatkan
(2:4). Melalui doa orang percaya, semoga Allah memberikan anugerah-Nya, sehingga mereka yang
belum mengenal Allah menjadi percaya kepada Kristus. Di Markus 10:42 bisa kita baca tentang
pemerintah yang tidak baik itu: "Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan
pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka." Dan banyak lagi
pemerintah dunia ini yang hanya berusaha ingin mendapatkan kemuliaan Allah, agar dia yang patut
disembah dan dipuji. Keadaan ini jelas melalui perjalanan sejarah bangsa Israel dalam PL dan juga
pada Epistel di Minggu ini, yaitu tentang larangan orang percaya beribadah kepada Tuham dan
Seorag raja yang ingin mengambil kemuliaan Tuhan. Begitu juga hingga PB hingga jaman gereja
mula-mula. Kaisar memaksa untuk disembah sehigga terjadi tekanan kepada kehidupan Kristen,
bahkan banyak orang Kristen terbunuh karena tidak mau mengikuti perintah Kaisar.
Tatangan yag dihadapi orang Kristen hingga saat ini takkan pernah memberi ruang untuk
mempertanyakan : "Apakah pemerintah ini benar adalah wakil Tuhan dan menerima kekuatan dari
Tuhan?" Kehadiran pengikut Kristus harus menjadi berkat bagi manusia dan lingkungannya, serta
bagi sistem (sosial, politik, ekonomi, pertahanan keamanan dan budaya). Dalam hal ini, masyarakat
Kristen harus berperan serta secara aktif dalam pembangunan politik bangsa untuk menciptakan
masyarakat baru yang berdasarkan hukum keadilan. Kehadiran umat Kristen dalam dunia ini
mempunyai tugas khusus sebagai penegak kebenaran dan keadilan melalui suara kenabian. Dengan
demikian masyarakat Kristen harus berada di dalam dunia untuk menyaksikan Injil keselamatan dan
memperbarui sistem pemerintahan melalui perjuangan politik yang bersifat dialogis. Sebagai terang
dan garam, para pengikut Yesus tidak bersifat eksklusif dan harus mampu hidup bersama dengan
golongan masyarakat lainnya. Agar pemerintah dapat menjalankan tugasnya dengan bertanggung
jawab, orang Kristen sebagai warga gereja dan juga sebagai warga negara yang bertanggung jawab
harus ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan bangsa. Dalam Markus 12:17,
Yesus berkata, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada
Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah". Yesus menuntut keseimbangan dalam bertindak. Ia
menekankan keseimbangan hukum moral dan hukum Tuhan. Yesus mengajar murid-muridNya
untuk bertindak adil, artinya memberikan kepada pemerintah dan Allah sesuai dengan hak dan
tanggung jawabnya. Benat bukan hanya raja dan pemerintah yang perlu didoakan, natas ini
menyatakan: “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang
dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (ay. 1-2). Empat kali diungkapkan kata
yang berhubungan, permohonan, doa, syafaat dan ucapan syukur, semua berhubungan dengan doa.
Semua kata ini menegaskan permohoan kepada Tuhan berua-ulang dengan serius tetapi juga kita
wajib mengucap syukur atas segala yang kita terima dari Tuhan. Termasuk mendoakan pemerintah
dan Raja karena itu adalah pemberian Tuhan. Bagaimanapun mereka berlaku apapun yang mereka
kerjakan, Paulus dengan tegas menyuarakan juga kepada orang percaya masa kini untuk
mendoakan pemerintah. Walau pelayanan mereka kacau jangan menghukum mereka, jangan hakimi
tetapi doakanlah mereka. Mengapa?Pertama mereka adalah utusan Allah, hidup mereka tidak
tergantung kepada kita melainkan tergantung kepada Allah dan rencanaya. Kedua, Allah
memberinya untuk keamanan dan Damai sejahtera kita. Damai sejahtera dan keamanan adalah
dasar utama pemilihan Allah tergadap mereka. 
Demikianah konsep pemanggilan dan pemilihan Allah terhadap pemerintah yaitu untuk
memimpin dan mengeluarkan bangsa pilihan itu dari perbudakan. Bahkan Allah mengutus anakNya
yang tunggal untuk menyelamatkan bangsaNya. Allah memberikan ketetapanNya kepada
pemerintah agar bangsa ini bisa aman. Ini jelas diungkapkan Paulus dalam Rom 13:4 na mandok: "
Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat,
takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang Pemerintah adalah hamba
Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.." Rasul Paulus berkata
bahwa pemerintah adalah hamba Allah, dan orang Kristen harus takluk kepadanya.
Juga disisi lain, Pemerintah, sebagai hamba Allah, berjuang untuk keadilan dan kemakmuran
bagi seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang golongan. Pemerintah dipanggil sebagai
pelayan Tuhan yang melayani dan bertanggung jawab. Pemerintah harus menjalankan kuasa
berdasarkan kebenaran dan keadilan. Sebagai hamba Allah, para penguasa tidak boleh memerintah
dengan kekerasan dan tangan besi (Mrk 10:41-45). Sebagai seorang hamba kebenaran dan keadilan,
Yesus menganjurkan kepada para pengikutnya tidak memerintah dengan kekerasan dan tangan besi.
Ia berharap agar murid-muridNya tidak berkolusi dengan siapapun, dan juga tidak melibatkan diri
dalam tindakan manipulasi dan korupsi. Dari semua tindakan-Nya, Yesus menunjukkan
keberpihakanNya kepada golongan miskin dan tertindas. Yesus tidak mau berkolusi dengan
golongan Farisi, Saduki dan ahli Taurat untuk menindas kaum lemah. Ia menuntut agar mereka
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etis dalam semua bidang kehidupan sehingga semua
tindakan mereka dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah dan sesama. Tanggung jawab moral
kepada Allah dan tanggung jawab etis kepada sesama ini bersifat integral.
Tunduk kepada pemerintah juga bukan berarti melakukan semua perbuatan yang bertentangan
dengan norma-norma kebenaran dan keadilan. Yesus meminta para pengikut-Nya untuk berdiri
tegak di atas kebenaran dan keadilan serta tetap berusaha menyuarakan suara kenabian dalam
situasi apapun, seperti yang telah dilakukan para nabi dan juga oleh Yohanes Pembaptis. Kehadiran
murid Yesus di tengah masyarakat akan menjadi garam dan terang, dan berusaha menghadirkan
misi Kerajaan Allah (Luk 4:18-19) secara utuh, serta berpijak pada Matius 22:37-39, "mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri". Gereja dan orang Kristen harus mampu mengupayakan
penafsiran yang komprehensif holistik agar mampu melaksanakan misi Allah yang dijalankan oleh
Yesus Kristus, dan dimandatkan kepada setiap orang Kristen. Gereja Tuhan, sebagai persekutuan
orang percaya, umat Allah, dan masyarakat gereja, yang dikepalai oleh Yesus Kristus sendiri,
mempunyai tugas khusus sebagai saksi Kristus dalam memprakarsai lahirnya masyarakat baru yang
berasaskan kebenaran dan keadilan. Masyarakat Kristen berfungsi sebagai terang dan garam dunia.
Menjadi orang Kristen berarti siap mengemban misi Kristus, menjadi terang di tengah-tengah
kegelapan dan menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia yang bengkok. Istilah "dunia" ini dapat
dihubungkan dengan kejahatan struktural seperti rekayasa politik, kekuasaan, peradilan dan semua
bentuk rekayasa yang merugikan masyarakat. Dalam konteks itulah masyarakat Kristen harus
menjadi terang dan garam.
Maka taggungjawab kita sebagai warga negara adalah mendoakan pemerintah agar mereka
mampu melakukan tanggungjawab yang diembankan Tuhan di pundak mereka dan Roh Allah
beserta ketetapannya tetap baik, dengan demikian tercapailah masyarakat yang aman dan damai
sejahtera. Agar pemerintah jangan salah langkah melakukan taggungjawabnya untuk memelihara
orang miskin dan lemah, agar mereka memiliki keselamatan memelpaskan mereka dari marabahaya
yang sedang dihadapi. Bisa saja kita jelas melihat yang salah atau yang kurag dari perlakuan
pemerintah atas apa yang Tuhan telah embankan di pundak mereka, tetapi melalaui nats ini kita
terpanggil dengan kerendahan hati dan menghormati mereka sekalian melengkapi kekurangan itu.
Janganlah kita membuat malu, malah menghina atau menghakimi apalagi membalaskannya dengan
kejahatan. Tetapi bersyukurlah sebab Tuhan mengetahui segala taggungjawab masing-masing,
seperti kata bijak ini, “janganlah menghakimi orang lemah dengan segala kelemahannya, karena
dengan otomatis anda adalah orang yang lemah dari dia”. Ungkapan ini sejajar dengan ajara Yesus
dalam Mat. 7:3 “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di
dalam matamu tidak engkau ketahui?
Karena Apa ? "Beberapa teman seperti uang receh, bermuka dua dan nilainya juga tidak
seberapa." "Kadang, kamu harus berhenti peduli pada keadaan seseorang. Bukan karena kamu
ingin mengabaikannya, tapi karena dia sendiri juga tidak peduli". "Menghitung dosa orang lain
tidak langsung membuatmu menjadi orang yang suci." Perjalanan hidup indah yang sesungguhnya
adalah ketika seseorang mampu untuk berbagi bukan hanya menikmatinya sendiri bahkan
menyombongkan diri mereka sendiri." "Kamu emang maunya hanya dimengerti terus namun
nyatanya sama sekali tidak pernah bisa mengerti aku.”
"Jangan pernah membicarakan kejelekan yang dimiliki oleh orang lain. Karena sesungguhnya
orang yang membicarakan itulah yang menjadi orang jelek."
Susah senangnya hidup kita bersama pemerintah, ya tetap doakan mereka, bersyukurlah kepada
Tuhan, karena tujuan Tuhan adalah agar semua umatnya selamat dan sejahtera serta semakin dekat
kepada Tuhan. Dan itulah tujuan Allah datang ke dunia melalui Yesus Kristus (Johannes 4:42),
menjadi juruselamat semua umat. Biarlah semakin banyak orang percaya kepada Tuhan semakin
mengenal kebenaran dan keselamatan itu melalui Yesus Kristus. Amin.

Anda mungkin juga menyukai