Anda di halaman 1dari 1

Bacaan ALKITAB: Pengkhotbah 7:1-22

SELASA
Ayat Renungan – Pengkotbah 7:8
17 Agustus 2021
Akhir suatu hal lebih baik daripada awalnya. Panjang sabar lebih baik daripada tinggi hati.

Sabar Menuju Akhir


Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Ditengah masa pandemic virus Corona yang masih melingkupi dunia ini, negeri kita merayakan
kemerdekaannya yang ke-76. Seluruh warga Indonesia diajak untuk kembali mengenang dan
mengingat perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang untuk melepaskan diri dan negerinya dari
belenggu penjajahan oleh bangsa asing. Itu bukanlah hal yang mudah, bahkan penuh derita. Tidak
hanya harta benda, bahkan nyawa pun dikorbankan untuk itu. Dan kemerdekaan pun menjadi
hasilnya yang dapat kita nikmati saat ini. Hal apakah yang dapat kita maknai dalam merayakan
kemerdekaan negeri kita saat ini? Pertama, bahwa hidup adalah soal perjuangan yang
membutuhkan pengorbanan. Kedua, kesabaran. Bahwa untuk semua hal baik yang kita
perjuangakan butuh kesabaran.
Saudaraku, mungkin kita bertanya, apa maksud Salomo menuliskan ayat ini? Menurut Salomo,
orang berhikmat akan memandang suatu hidup yang berkualitas, hanya melalui sebuah proses
penempaan dan bertahan dalam proses penempaan tersebut. Dalam hidup setiap orang, aka nada
saat dimana kita masing-masing punya pergumulan di antara awal dan akhir; mungkin sebuah
pengalaman yang pahit dan sakit. Apakah kita akan bertahan atau menyerah? Yang banyak terjadi
di sekitar Salomo saat itu adalah manusia identik dengan ketidaksabaran, yang disebabkan oleh
dosa dan hawa nafsu. Salomo belajar dari pengalaman hidup bahwa bersabar adalah hal yang sulit,
namun akan berbuah manis bila diterapkan. Dalam hal ini, ia mengajak anak-anak manusia untuk
bersabar di dalam Tuhan, sebab Dialah Sumber Kehidupan, Dengan kata lain, Salomo mengajak
kita untuk menjadi orang-orang yang hidup di dalam dan untuk Tuhan.
Saudara terkasih, bertahan hingga akhir dalam kesabaran adalah sulit, karena membutuhkan
perjuangan dan keikhlasan, mengingat hebatnya cobaan-cobaan yang kita hadapi. Namun, kita
harus ingat bahwa mereka yang menanam kesabaranlah, yang menuai kesuksesan, karena sukses
membutuhkan pengendalian diri/emosi. Untuk itu, mari, tanamkan tekad untuk menjadi orang
yang setia untuk sabar, dan dalam hal ini, ingat, Tuhanlah Sumber Kehidupan. Dengan demikian,
bersabarlah di dalam-Nya.
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang
biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Syalom !
Mari dukung pelayanan team
Renungan HKI dengan
Markus 3: 31
mengirimkan dukungan
KJ. 392: 2 Ku Berbahagia anda melalui :

Pasrah sempurna, nikmat penuh REKENING BANK MANDIRI


Suka sorgawi melimpahiku A.n: Majelis Pusat HKI
Lagu malaikat amat merdu; 107 00 9501695 4
Kasih dan rahmat besertaku
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya
REDAKSI
Penanggungjawab
PUCUK PIMPINAN HKI

PimpinanRedaksi
Pdt. Riston Eirene Sihotang,
S.Si., M.Hum
Doa : Ya Tuhan, kiranya dengan hikmat-Mu kami hidup untuk
Penulis
menjadi tabah melangkah dan ikhlas dalam menjalani hidup.
Peniel Hutauruk

Anda mungkin juga menyukai