1) Siapakah orang percaya ? 1 Yoh. 3:3 , orang yang meletakkan harapan kepada Allah 1 Yoh. 3:4 , orang yang tidak lagi melakukan dosa 2) Orang-orang yang memberikan hidupnya secara utuh untuk dibasuh, dimurnikan, dan mau menerima Allah. 3) Yesus adalah puncak dari kekonsistenan Allah untuk menyelamatkan manusia dari upah maut. Melalui kematian Yesus di kayu salib, Allah menetapkan karya penyelamatan yang agung kepada manusia (bnd. Yoh. 3: 16). Sehingga, kepada siapa saja yang percaya dan meletakkan imannya di dalam Yesus Kristus akan mendapat keselamatan. 4) Dan sebagaimana iman bertumbuh, maka ia akan menghasilkan buah, yaitu kasih. 2. Siapakah Anak-Anak Allah 1) Rasul Yohanes merujuk pada perkataan Yesus yang dicatat dalam Injil Matius 22: 37 – 40, dimana hukum pertama adalah mengasihi Allah dengan segenap akal budi dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. 2) Melalui pandangan itu, maka yang disebut dengan anak-anak Allah adalah yang turut mengerti dan melakukan hukum dan perintah dari Allah. Didalam Hukum Taurat, Allah telah menetapkan aturan hidup yang sejati kepada manusia, dimaksudkan agar manusia dapat hidup penuh kedamaian. Tetapi tidak ada satupun manusia yang dapat melakukan kesepuluh Hukum Taurat itu. Maka Yesus datang untuk menggenapi kesepuluh Hukum Taurat itu. Anak-anak Allah akan mengerti dan berbuat kasih kepada siapapun dengan tanpa ada tawar-menawar, tetapi juga bertindak dengan kebijaksanaan. Karena setiap anak-anak Allah diberikan hikmat dan kebijaksanaan untuk melakukan sesuatu yang baik kepada manusia dan dihadapan Allah. 3. Perintah Allah 1) Seperti apa perintah Allah ? Sebagaimana dalam roda pemerintahan disebuah negara, maka dibuatlah sejumlah peraturan dan hukum yang ditetapkan didalam sebuah undang-undang yang berlaku di negara tersebut. Demikianlah dengan hidup manusia yang telah Allah tetapkan aturan dan hukum, melalui aturan dan hukum itulah maka Allah memerintahkan manusia untuk melakukannya. 2) Rasul Yohanes menyatakan bahwa aturan dan perintah Allah itu adalah ringan. Aturan dan perintah itu adalah perbuatan kasih. Sehingga setiap orang-orang telah percaya diharuskan untuk mematuhi aturan dan perintah tersebut. Dalam pandangannya di 1 Yoh.3: 4, menyatakan bahwa orang yang melanggar hukum Allah adalah orang-orang berdosa. Meskipun Rasul Yohanes mengatakan pada ayat 3 dalam pasal ini bahwa perintah-perintah Allah itu adalah ringan, tetapi didalam perintah-perintah itu ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap manusia. 3) Allah itu maha benar. Maka aturan dan perintah itu adalah sebuah kebenaran yang bernilai tinggi. Sehingga kepada orang-orang yang percaya didalam imannya akan menuruti dan melakukan aturan dan perintah Allah akan dibenarkan (bnd. 1 Yoh. 3:10) 4. Mengalahkan Dunia 1) Dunia ini adalah tempat hidup manusia sekaligus panggung pergumulan umat manusia. Ketika manusia jatuh kedalam dosa, maka manusia telah kehilangan kekudusannya dari Allah. Manusia kemudian harus memikul beban dosa dan pergumulannya. Perlu diketahui bahwa pernyataan Rasul Yohanes mengenai mengalahkan dunia bukan untuk bertarung dan berkompetisi seperti yang dilakukan orang-orang pada sebuah pertandingan. Manusia tidak dapat mengalahkan dunia dengan segala usaha diluar dari penyertaan Tuhan. Maka, sebagai orang yang telah percaya dan menuruti segala perintah Allah, orang-orang percaya harus mempergunakan imannya dan harus memberikan dampak melalui pelaksanaan kasih. Sebab dengan imanlah, dunia dan segala pergumulannya dapat dikalahkan. 2) Rasul Yohanes memposisikan Yesus sebagai pusat kemenangan manusia ditengah- tengah dunia. Dimana kebenaran harus berada diatas segala kelaliman orang-orang percaya namun tidak memiliki iman dan juga orang-orang yang tidak percaya juga tidak memiliki iman. 3) Rasul Paulus didalam Galatia 1:4, juga menetapkan Yesus sebagai pusat bagi manusia yang percaya. Bahwa dengan kematian Yesus lah yang dapat melepaskan manusia daru dunia yang jahat. 4) Demikian pula dengan iman, orang-orang percaya harus berada didalam pengharapan dan kasih dapat menghadapi berbagai persoalan hidup. Ketika orang- orang percaya didalam iman dituntut untuk melakukan kehendak Allah, maka disitu juga manusia telah siap secara roh untuk menghadapi tantangan dunia.