Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eta

Prodi : S1 Keperawatan

A. Perubahan fisiologi ibu nifas ?

1.    Nutrisi dan Cairan

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang
diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

1.         Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2.         Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.

3.         Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

4.         Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.

5.         Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI.

2.      Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu
post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.

Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu post partum terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari
setelah melahirkan. Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48
jam postpartum.

Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut :

1.      Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

2.      Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3.      Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih
di rumah sakit. Misalnya : memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan.

4.      Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang
saksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang
abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka perut,  serta memperbesar
kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.

Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia,
penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

Penambahan kegiatan dengan early ambulation  harus berangsur-angsur,  jadi bukan maksudnya ibu
segera  setelah  bangun dibenarkan mencuci, memasak, dan sebagainya.
3.   Eliminasi

a.    Buang Air Kecil

Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum
dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan
tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak menunggu 8 jam untuk kateterisasi.

Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum.

1.      Berkurangnya tekanan intraabdominal.

2.      Otot-otot perut masih lemah.

3.      Edema dan uretra.

4.      Dinding kandung emih kurang sensitif.

b.   Buang Air Besar

Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua postpartum. Jika hari
ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pemcahar per oral atau per rektal. Jika setelah
pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).

4.      Personal Hygiene

Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.  Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untik tetap dijaga.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu postpartum adalah sebagai
berikut :

1)      Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.

2)      Menganjurkan ibu bagaimana membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastika
ibu mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang,
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan daerah vulva
setiap kali selesai buang air kecil atau besar.

3)      Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut atau kain pembalut setidaknya 2
kali sehari. Kain dapt digunaka ulang jika telah dicuci dengan baik dan di keringkan dibawah matahari
dan disetrika.

4)      Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.

5)      Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah tersebut.

5.      Istirahat dan Tidur

Hal-hal yang biasa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah
berikut :

1.      Anjurkan ibu agar  istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2.      Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

3.      Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :

a.       Mengurangi  jumlah ASI yang diproduksi

b.      Memperlambat proses involusi uterus dan mamperbanyak perdarahan

c.       Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

6.      Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakuakan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini:

1.      Secara fisik aman untuk memelai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu-satu dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk
memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

2.      Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada
pasangan yang bersangkutan.

7.      Latihan dan senam nifas

Setelah persalinan  terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh wanita. Involusi ini sangat jelas
terlihat pada alat-alat kandungan. Sebagai akibat kehamilan  di dinding perut menjadi lembek dan
lemas disertai adanya striae gravidarum yang membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu.
Oleh karena itu,mereka akan selalu berusaha untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan
dinding perut yang sudah tidak indah lagi. Cara untuk mengembaliokan betuk tubuh menjadi indah
dan langsing seperti semula adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas untuk itu beri
penjelasan pada ibu tentang beberapa hal berikut ini:

1.      Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul agar kembali normal, karena hal ini akan
membuat ibu merasa lebih kuat dan ini juga menjadikan otot perutnya  menjadi kuat, sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung:

2.      Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu.

a.       Dengan tidur terlentang dan lengan disamping, tarik otot perut selagi menarik napas, tahan
napasa dalam, angkat dagu kedada, tahan mulai hitungan satu sampai lima. Rileks dan ulangi
sebanyak sepuluh kali

b.      Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul bukanlah latiham keagel

3.      Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan sampai lima
hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sabanyak lima kali.

4.      Mulai mengerjakan lima kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan
5 kali lebih banyak. Pada minggu keenam setelah persalinan  ibu harus mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
B. Kompilasi kebutuhan psikologis ibu nifas ?
1. Fase taking in
Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari 1-2 setelah melahirkan.
Beberapa rasa yang tidak nyaman seperti lelah, nyeri jahitan, membuat ibu nifas sangat
bergantung dan membutuhkan perlindungan dan perawatan dari orang lain. Seorang Ibu
nifas pada fase ini akan terfokus pada dirinya sendiri, lebih tertarik untuk menceritakan
pengalaman yang telah dilalui yaitu hamil dan melahirkan sehingga cenderung pasif
terhadap lingkungan sekitar. Pada fase ini pula, seorang ibu nifas biasanya akan mengalami
kekecewaan atau fase denial, entah itu dari dalam dirinya, bayi yang dilahirkan, suami atau
keluarga. Perasaan bersalah juga sering muncul pada fase ini.
• Pada fase ini, kebutuhan istirahat, asupan nutrisi dan komunikasi yang baik harus dapat
terpenuhi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, ibu dapat mengalami gangguan
psikologis berupa : kekecewaan pada bayinya, ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan
fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya dan kritikan suami
atau keluarga tentang perawatan bayinya.

2. Fase taking hold


Merupakan fase yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan
bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung.

 Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.

 Penuhi kebutuhan ibu tentang cara perawatan bayi, cara menyusui yang baik dan benar,
cara perawatan luka jalan lahir, mobilisasi postpartum, senam nifas, nutrisi, istirahat,
kebersihan diri dan lain-lain.

3. Fase letting go
Merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya sebagai seorang ibu. Fase ini
berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya dan siap menjadi
pelindung bagi bayinya.
• Perawatan ibu terhadap diri dan bayinya semakin meningkat.
• Rasa percaya diri Ibu akan peran barunya mulai tumbuh, lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhan dirinya dan bayinya.
• Dukungan suami dan keluarga dapat membantu ibu untuk lebih meningkatkan rasa percaya
diri dalam merawat bayinya. Kebutuhan akan istirahat dan nutrisi yang cukup masih sangat
diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

Anda mungkin juga menyukai