Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (Isinya tentang angka kejadian masalah eutanesia..dll. Mulai


dari angka kejadian yg ada di Duni a dan di Indonesia) Alasan kenapa
penulis mengangkat judul makalahnya.

Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat


memuaskan setiap klien, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek keperawatan yang ditujukan
kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan
tujuan, upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan
dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya
praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung
berhubungan dan berinteraksi dengan klien, dan pada saat interaksi inilah sering
timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak
disengaja. Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar profesi
dan aturan lain yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna
memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar praktek profesi
keperawatan ini dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan malpraktek,
kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya baik itu
pelanggaran yang terkait dengan etika ataupun pelanggaran terkait dengan
masalah hukum.
Dalam etika keperawatan ada 4 masalah dalam bidang kesehatan yang
berkaitan dengan aspek hukum yang selalu aktual dibicarakan dari waktu ke
waktu, sehingga dapat digolongkan ke dalam masalah klasik dalam bidang
kedokteran yaitu tentang euthanasia, abortus, transplantasi organ, supproting
devices. Sampai kini persoalan yang timbul berkaitan dengan masalah ini tidak
dapat diatasi atau diselesaikan dengan baik, atau dicapainya kesepakatan yang
dapat diterima oleh semua pihak. pada beberapa kasus dan keadaan memang

1
2

diperlukan sementara di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima, bertentangan
dengan hukum, moral dan agama.
Masalah euthanasia sudah ada sejak kalangan kesehatan menghadapi
penyakit yang tak tersembuhkan, sementara pasien sudah dalam keadaan merana
dan sekarat. Dalam situasi demikian tidak jarang pasien memohon agar
dibebaskan dari  penderitaan ini dan tidak ingin diperpanjang hidupnya lagi atau
di lain keadaan pada pasien yang sudah tidak sadar, keluarga orang  sakit yang
tidak tega melihat pasien yang penuh penderitaan menjelang ajalnya dan minta
kepada dokter untuk tidak meneruskan pengobatan atau bila perlu memberikan
obat yang mempercepat kematian. Dari sinilah istilah euthanasia muncul, yaitu
melepas kehidupan seseorang agar terbebas dari penderitaan atau mati secara baik.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama
kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal
itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama
sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak
aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar
tentang terjadinya aborsi di masyarakat.
Donor organ atau transplansi organ adalah pemindahan organ tubuh
manusia yang masih memiliki daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ
tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik apabila diobati dengan
teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan hampir tidak ada
lagi.Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti
ginjal,jantung,dan mata. Namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di
tinjau dari segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices
itu adalah perangkat tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para
perawat dalam melakukan praktek.
3

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mahasiswa membaca dan memahami makalah ini diharapkan mampu
mengetahui apa saja yang menjadi isu-isu etik yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami Euthanasia
b. Mengetahui dan memahami Aborsi
c. Mengetahui dan memahami Transplansi Organ
d. Menjelaskan Suporting Devices

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Mengembangkan kemampuan penulis dalam hal menyusun suatu laporan dan
menambah wawasan penulis tentang isu-isu etik yang terjadi dalam praktik
keperawatan, serta bagaimana seharusnya melakukan malpraktik yang baik.
2. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu etik yang
terjadi dalam praktik keperawatan.

D. Sistematika Penulisan
BAB I terdiri dari latar belakang (tentang isu-isu etik yang terjadi dalam
praktik keperawatan), tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II terdiri dari isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan
seperti : euthanasia, aborsi, transplansi organ, dan supporting devices.
BAB III terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN YANG TERJADI DI
INDONESIA

A. Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya
baik, tanpa penderitaan; sedangkanthanathos artinya mati atau kematian. Dengan
demikian, secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau
mati dengan baik tanpa penderitaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa
euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui
cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit
yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang
mematikan.
Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat
oleh Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu :
“Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan
untuk kepentingan pasien itu sendiri”.

1. Klasifikasi Euthanasia
Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi :
a. Voluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang yang
sakit. Misalnya gangguan atau penyakit jasmani yang dapat
mengakibatkan kematian segera, dimana keadaan diperburuk oleh keadaan
fisik dan jiwa yang tidak menunjang. 
b. Involuntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang lain.
Seperti pihak keluarga atau dokter karena pasien mengalami koma medis.

4
5

c. Assisted Suicide, tindakan ini bersifat individual yang pada keadaan


tertentu dan alasan tertentu menghilangkan rasa putus asa dengan bunuh
diri.
d. Tindakan yang langsung menginduksi kematian dengan alasan
meringankan penderitaan tanpa izin individu bersangkutan dan pihak yang
punya hak untuk mewakili. Hal ini sebenarnya merupakan pembunuhan,
tetapi agak berbeda pengertiannya karena tindakan ini dilakukan atas dasar
belas kasihan.

2. Jenis-Jenis Euthanasia
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, dilihat dari cara
pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas :

a. Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung untuk mempertahankan
hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia pasif merupakan tindakan tidak
memberikan pengobatan lagi kepada pasien terminal untuk mengakhiri
hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja
dengan tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang
hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat
penahan rasa sakit, dan sebagainya.
Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun
keluarga pasien sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian
anggota keluarga mereka dengan berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi
penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak mampu membayar
biaya pengobatan.

b. Euthanasia Aktif atau Agresif


Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan
secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan
6

untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif atau
euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh
dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri
hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan
dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja
melalui obat-obatan atau dengan cara lain sehingga pasien tersebut
meninggal.
Euthanasia aktif ini dapat dibedakan atas :
1)      Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan medis
secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau
memperpendek hidup pasien. Jenis euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy
killing.
2)      Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau tenaga
kesehatan melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien,
namun mengetahui adanya risiko tersebut.

Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :


a)      Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu
sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain
permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun
juga.
b)      Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan
biasanya dilakukan oleh keluarga pasien. Ini  terjadi ketika individu tidak
mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan
mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan pasien, dan lain
sebagainya.

Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan
minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).
Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai
7

suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu
keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki
hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

B. Aborsi
Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil
konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus adalah suatu proses
pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Pada saat ini aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui
penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi
dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan
masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan
dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian
aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang
ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.

1. Pandangan tentang abortus


Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu :
a. Pandangan konservatif, berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan
dalam situasi apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan
penyelamatan.
b. Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral
dan hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan
moral yang kuat.
c. Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas
dasar permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus
8

belum menjadi manusia. Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi
secara moral bukan manusia.
Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau
rumah sakit untuk menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang
sejak tahun 1918 dalam KUHP pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa
melakukan sesuatu dengan sengaja yang menyebabkan keguguran atau matinya
kandungan dapat dikenai penjara.

2. Jenis-Jenis Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi, yaitu :
a. Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel
sperma.
b. Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis adalah pengakhiran kehamilan
sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi. Misalnya
dengan bantuan obat aborsi.
c. Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang
parah yang dapa membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya. Tetapiini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.
9

C.    Transplantasi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang
lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini
adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk
menolong penderita/pasien dengan kegagalan organnya, karena hasilnya lebih
memuaskan dibandingkan dengan pengobatan biasa atau dengan cara terapi.
Hingga dewasa ini transplantasi terus berkembang dalam dunia kedokteran,
namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus
dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya,
etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam
menetapkan terapi transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living
Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama
yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi,
pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swata.
Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokkan organ
terhadap klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, gagal ginjal, ginjal
dari donor ditransplantasikan kepada ginjal penerima. Tidak semua perawat
terlibat dalam tindakan tranplantasi, perawat hanya berperan seperti merawat dan
meningkatkan kesehatan pemberi donor, membantu di kamar operasi dan merawat
klien setelah operasi (Megan, 1991).
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981, tentang
bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat atau jaringan
tubuh, merupakan pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya
hidup sehat. Tindakan transplantasi tidak menyalahi aturan semua agama dan
kepercayaan sepanjang penentuan saat mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin
dan tidak terjadi penyalahgunaan (Est. Tanxil, 1991).
10

1. Jenis-Jenis Transplansi Organ


a. Autograf (Autotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ ke
tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.
Misalnya operasi bibir sumbung, imana jaringan atau organ yang diambil
untuk menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu
sendiri.
b. Allograft (Homotransplantasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ
dari tubuh seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia
dengan manusia. Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat
keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan kornea mata.
Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun tingkat kebrhsilannya
belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian dari transplntasi
ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh manusia (darah) dari
seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain (recipient).
c. Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ
dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya
antara species manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi contohnya daah
pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon (sejenis kera), meskipun
tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.
d. Isograft yaitu, Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau
organ dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih
memiliki hubungan secara genetik.

D.    Supporting devices
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di
tinjau dari segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices
itu adalah perangkat tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para
perawat dalam melakukan praktik.
1. Peralatan pendukung yang sering digunakan
Adapun peralatan pendukung yang sering digunakan oleh perawat atau tenaga
medis adalah :
11

a. Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)


b. Meja operasi
c. Gunting
d. Pisau operasi
e. Bedah minor set
f. Slang-slang pembius
g. Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak
dioperasi)
h. Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang meleleh
dari tubuh pasien
i. Retractor
j. Penghangat darah dan cairan
k. Lampu operasi, dan lain-lain.
12

SOAL
1. Jelaskan definisi dari euthanasia!
2. Sebutkan jenis-jenis euthansia beserta jelaskan dengan singkat!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis aborsi!
4. Apa yang dimaksud dengan Transplantasi?
5. Sebutkan peralatan Supporting Devices!

JAWABAN
1. Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya
baik, tanpa penderitaan; sedangkanthanathos artinya mati atau kematian.
Dengan demikian, secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian
yang baik atau mati dengan baik tanpa penderitaan. Ada pula yang
menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan
manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa
sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan
dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan
hukum kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang
dibuat oleh Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter
Belanda), yaitu :
“Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu
untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan
ini dilakukan untuk kepentingan pasien itu sendiri”.

2. - Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung untuk
mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia pasif
merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien
terminal untuk mengakhiri hidupnya.
13

- Euthanasia Aktif atau Agresif


Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan
secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan
untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif
atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan
oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau
mengakhiri hidup si pasien.

3. - Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan


yang dilakukan atas indikasi medis.
- Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan
sel sperma.
- Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis adalah pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.

4. Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia


tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
5. - Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)
- Meja operasi
- Gunting
- Pisau operasi
- Bedah minor set
- Slang-slang pembius
- Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang
tidak dioperasi)
- Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang
meleleh dari tubuh pasien
- Retractor
14

- Penghangat darah dan cairan


- Lampu operasi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang
melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan
kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan
menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah klien. Dalam membuat keputusan terhadap masalah etik, perawat
dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat
dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan
keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua
merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai
komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian
perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan
keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai
dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi
jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan
akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu
dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak
merugikan salah satu pihak.
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu
bentuk perbuatan yang nyata.
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai
sudut pandang sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia

15
16

non agresif. Sedangkan ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia
volunter dan euthanasia involunter.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan, aborsi buatan
dan aborsi terapeutik.
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu.
Peralatan pendukung yang digunakan perawat seperti cusa, meja operasi, pisau
operasi, bedah minor set, selang-selang pembius, draf, plastik steril, retractor,
penghangat darah dan cairan, serta lampu operasi.

B.     Saran
Eutanasia merupakan suatu tindakan yang kontroversial, disatu sisi, ada
niatan baik untuk membantu menghentikan penderitaan pasien, disisi lain,
bagaimanapun eutanasia merupakan suatu praktik menghilangkan nyawa orang
lain atau hewan. Saran kami, pembaca lebih banyak lagi mengkaji terkait dengan
isu euthanasia ini, sehingga dapat memandang eutanasia secara holistic dan
menanggapi fenomena euthanasia ini secara bijaksana. 
Isu etik dalam  praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang
bisa didapatkan oleh calon perawat sekalipun.  Dengan mempelajarinya secara
rinci, dan dengan mengatahui akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah
bisa dikatakan seorang perawat yang baik, apabila masih melakukan tindakan di
luar batas yang diperbolehkan.
Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita akan
diingatkan batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu.  Dan kita juga
diajarkan tentang bagaimana menyikapi semuanya itu dalam praktik keseharian
kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau referensi dalam pengajaran
mata kuliah etika keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:
Jakarta: EGC.
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third
Edition, by Lippicot Philadelpia, New York.
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya  Medika  
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. 
Philadelphia. Addison Wesley.

http://www.slideshare.net/YafetGeu/dilema-etik-keperawatan
      di unduh pada tanggal 06 10 2015
www.blogperawat.com. Euthanasia Dalam Keperawatan.
         Di akses pada tanggan 06 10 2015

17

Anda mungkin juga menyukai