1. Anda bercita-cita untuk menjadi seorang meditor yang memiliki jam terbang tinggi
dan handal, menurut Anda apa sajakah yang harus Anda persiapkan untuk
persyaratan dan pengangkatan menjadi seorang mediator? Jelaskan jawaban Anda!
Jawaban :
Jika memiliki sertifikat mediator maka diwajibkan terlebih dahulu dimuatkan namanya surat
keputusan Ketua Pengadilan Negeri dalam Daftar Mediator Pengadilan Negeri tersebut.
Penguasaan hukum acara mediasi selain Peraturan Mahkamah Agung seorang mediator pun
wajib memahami Pasal 130 HIR maupun Pasal 154 RBg, sekalipun prinsipnya adalah
bagaimana upaya mediasi itu adalah untuk mendorong para pihak menempuh proses
perdamaian yang dapat diintensifkan dengan cara mengintegrasikan proses mediasi ke dalam
prosedur berperkara di Pengadilan Negeri.
Pasal 130 HIR
1. Jika pada hari yang ditentukan itu kedua belah pihak menghadap, maka pengadilan negeri,
dengan perantaraan ketuanya, akan mencoba memperdamaikan mereka itu. (IR. 239.)
2. Jika perdamaian terjadi, maka tentang hal itu, pada waktu sidang, harus dibuat sebuah
akta, dengan mana kedua belah pihak diwajibkan untuk memenuhi perjanjian yahg
dibuat itu; maka surat (akta) itu berkekuatan dan akan dilakukan sebagai keputusan
hakim yang biasa. (RV. 31; IR. 195 dst.)
3. Terhadap keputusan. yang demikian tidak diizinkan orang minta naik banding.
4. Jika pada waktu mencoba memperdamaikan kedua belah pihak itu perlu dipakai seorang
juru bahasa, maka dalam hal itu hendaklah dituruti peraturan pasal berikut.
2. Jika Anda dalam berperkara menemukan sebuah fakta baru, lalu hendak mengubah
gugatan, apakah boleh Anda mengubahnya? apa batasan mengubah gugatan? Jelaskan
jawaban Anda!
Jawaban :
Penggugat memiliki hak untuk mengajukan perubahan gugatan, namun hanya yang bersifat
mengurangi atau tidak menambah dasar daripada tuntutan dan peristiwa-peristiwa yang
menjadi dasar tuntutan. Jika perubahan gugatan berupa penambahan dasar atau peristiwa
yang menjadi dasar tuntutan, maka hal tersebut akan sangat merugikan kepentingan tergugat.
Dengan kata lain, perubahan gugatan diperbolehkan selama tidak merubah materi gugatan,
melainkan hanya segi formal dari gugatan (misalnya: perubahan atau penambahan alamat
penggugat, nama atau alias dari penggugat atau tergugat).
Dari ketentuan tersebut, penggugat juga tidak dibenarkan mengajukan perubahan gugatan:
Tujuan dari syarat-syarat formil ini adalah untuk melindungi kepentingan tergugat dalam
membela diri. Jika perubahan dibenarkan di luar sidang dan di luar hadirnya tergugat, maka
akan dianggap sangat merugikan kepentingan tergugat.
c. Tidak menghambat acara pemeriksaan
Dalam hal ini, perubahan gugatan tidak boleh menghambat jalannya pemeriksaan di
pengadilan. Apabila perubahan gugatan tersebut menghambat jalannya pemeriksaan, maka
akan menjadi masalah baru lagi di antara kedua belah pihak yang berperkara, seperti
bertambahnya jangka waktu proses pemeriksaan sehingga memakan waktu yang lama dalam
proses penyelesaian perkaranya.
Perubahan gugatan tersebut diajukan kepada majelis hakim yang memeriksa perkara.
Apabila perubahan gugatan sudah diterima oleh hakim, maka hakim wajib untuk memeriksa
isi dari perubahan gugatan tersebut. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan tersebut terletak pada konten atau isi dari perubahan gugatan yang diajukan,
yakni apakah gugatan yang telah diubah itu bertentangan atau tidak bertentangan dengan
hukum. Oleh karena itu, peran hakim dalam masalah perubahan gugatan yang telah diajukan
ini sangat penting karena apabila isi dari perubahan gugatan tersebut bertentangan dengan
hukum, sedangkan hakim menyetujui perubahan gugatan yang bertentangan dengan hukum
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hakim telah melanggar kewajibannya untuk
menegakkan keadilan.