Anda di halaman 1dari 62

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN KLINIK DASAR


SEMESTER 5

MODUL ENDOCRINE AND


REPRODUCTIVE SYSTEM

Tahun Ajaran 2021/2022

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN KLINIK DASAR
SEMESTER 5 T.A. 2021/2020

Narasumber Modul Endocrine and Reproductive System


dr. Nina Afiani, M.Kes, Sp.OG
dr. Gita Ruryatesa, Sp.OG
dr. Puput Arum Christanti, Sp.OG











Editor :
dr. Yona Mimanda, Sp.PK, MARS
dr. Erika Agustianti
dr. Ana Raudah Al-Jannah





PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan atas karunia dan rahmat


Allah SWT sehingga Buku Panduan Keterampilan Klinik Dasar
(KKD) untuk mahasiswa semester 5 Program Studi Kedokteran
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat diselesaikan.
Buku Panduan ini merupakan panduan keterampilan klinik yang
akan dipelajari mahasiswa di semester 5 modul Endocrine and
Reproductive System. Materi yang disajikan adalah keterampilan
klinis dengan standar kompetensi 4 sesuai SKDI, sebagai bekal
mahasiswa sebelum menjalani proses pembelajaran klinik di
rumah sakit.

Buku panduan ini telah mengalami perbaikan dan
penyempurnaan berdasarkan kurikulum 2019 dan asupan dari
mahasiswa, staf pengajar, dan Medical Education Unit. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah menyumbangkan pemikirannya dan memfasilitasi
penyelesaian buku ini.
Kami menyadari bahwa Buku Panduan Keterampilan Klinik
Dasar ini tidak luput dari kesalahan maupun kekurangan. Kritik
dan saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di
masa yang akan datang.
Kiranya Allah SWT tetap memberikan petunjuk untuk
penyempurnaan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkat
dan rahmatNya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, 10 Oktober 2021
Tim KKD CSU
MATERI KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD)
MODUL ENDOCRINE AND REPRODUCTIVE
SYSTEM

SEMESTER 5 T.A. 2021/2022

NO MATERI

1 Pemeriksaan Antental dan Pemeriksaan Leopold


2 Asuhan Persalinan Normal
3 Pemeriksaan Ginekologi dan PAP Smear
4 Pemasangan dan Pencabutan AKDR
5 Pemasangan dan Pencabutan Impant





PERATURAN DAN TATA TERTIB KEGIATAN KKD

Pasal 1
Kehadiran Mahasiswa
1. Mahasiswa diwajibkan datang tepat waktu.
2. Apabila mahasiswa terlambat hadir lebih dari 10 menit, mahasiswa
dilarang mengikuti KKD. Ketidakhadiran tersebut akan diperhitungkan
dalam jumlah ketidakhadiran mahasiswa dalam modul tersebut.
3. Mahasiswa yang tidak hadir diwajibkan menyerahkan surat ijin atau
surat keterangan sakit dari dokter yang ditetapkan Prodi Kedokteran
Dokter FK UIN. Surat tersebut bisa diserahkan kepada PJ KKD saat
mahasiswa telah hadir lagi.

Pasal 2
Kehadiran Tutor
1. Tutor diwajibkan datang tepat waktu.
2. Apabila tutor KKD terlambat hadir lebih dari 5 menit, mahasiswa berhak
meminta tutor KKD cadangan kepada PJ KKD.
3. Apabila tutor utama KKD telah hadir, tutor cadangan mengundurkan diri
kembali. Selanjutnya kegiatan pembelajaran KKD diambil alih oleh tutor
utama kembali.
4. Apabila tutor utama tidak hadir dan tutor cadangan tak tersedia, PJ KKD
berhak menggabungkan dua kelompok mahasiswa untuk dibimbing
oleh satu tutor KKD.

Pasal 3
Kegiatan Lain Sebelum, Selama & Sesudah KKD
1. Kegiatan KKD yang dimulai pada jam 08.00 WIB diawali dengan
membaca Qur’an bersama sebanyak 1 (satu) halaman yang diikuti oleh
seluruh mahasiswa dalam satu kelompok dan tutor KKD.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan belajar tentang topik-topik di luar KKD
terkait, kecuali atas seijin tutor KKD.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan laptop, tablet maupun
smartphone untuk belajar topik-topik selain KKD terkait, kecuali atas
seijin tutor.
4. Tutor berhak memperingatkan secara lisan atas kegiatan-kegiatan tidak
terkait dengan KKD yang dilakukan oleh mahasiswa.
5. Tutor berhak meminta mahasiswa meninggalkan ruang KKD apabila
mahasiswa masih tidak mengindahkan peringatan lisan tutor. Kepergian
mahasiswa dari ruang KKD atas permintaan tutor tersebut
diperhitungkan sebagai ketidakhadiran pada KKD tersebut.
6. Seluruh mahasiswa dan tutor mengambil wudhu setelah KKD yang
berakhir pada jam 11.45 WIB untuk mengikuti sholat fardlu berjamaah.

Pasal 4
Cara Berpakaian & Kebersihan Diri
1. Mahasiswa diwajibkan mengenakan jas praktikum yang bertuliskan
nama sama dengan pemakainya selama KKD berlangsung. Tutor KKD
diwajibkan meminta mahasiswa pulang mengambil jas praktikumnya
apabila mahasiswa lupa membawanya atau jika mengenakan jas
praktikum milik orang lain.
2. Tata tertib berpakaian mahasiswa selama mengikuti KKD mengacu
kepada peraturan dan tata tertib PSPD dan FKIK.
3. Mahasiswa diwajibkan memotong pendek kukunya untuk mencegah
agar tidak merusak kulit lateks manikin dan melukai temannya saat
KKD Pemeriksaan Fisik.
4. Mahasiswa perempuan juga tidak diperkenankan mengecat kukunya
saat KKD.

Pasal 5
Kebersihan Ruang
1. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan ruang KKD
2. Mahasiswa wajib membuang sampah barang habis pakai KKD, makanan,
minuman dan kertas ke tempat sampah.

Pasal 6
Makan dan Minum
1. Mahasiswa tidak diperkenankan makan dan minum selama KKD.
2. Apabila mahasiswa belum sempat makan pagi dan merasa sangat lapar
sehingga tak mampu mengikuti KKD, mahasiswa diperkenankan
meminta ijin kepada tutor untuk makan pagi lebih dulu di luar ruang
KKD.

Pasal 7
Meninggalkan Ruang
1. Mahasiswa diperkenankan meninggalkan ruang dengan seijin tutor KKD
apabila mengalami hal-hal sebagai berikut:
a. sakit,
b. ingin buang air kecil atau buang air besar,
c. urusan keluarga mendadak, seperti musibah atau anggota keluarga
sakit,
d. sangat lapar dan haus
2. Apabila pulang karena pasal 7 ayat 1a dan 1c, mahasiswa diwajibkan
membawa surat ijin atau surat keterangan sakit saat hadir kembali
keesokan hari.

Pasal 8
Logbook
1. Mahasiswa diwajibkan membawa logbook selama KKD berlangsung.
2. Mahasiswa diwajibkan meminta tanda tangan tutor di logbook maupun
daftar hadir mahasiswa atas setiap kegiatan KKD yang diikutinya.
3. Keikutsertaan mahasiswa dalam seluruh kegiatan KKD dalam satu tahun
ajaran merupakan syarat mutlak untuk mengikuti OSCE Lokal yang
diselenggarakan di modul Clinical Reasoning pada akhir tahun ajaran
tersebut.
4. Setiap modul berakhir mahasiswa diwajibkan meminta tanda tangan PJ
KKD di halaman logbook KKD modul tersebut dan salinan daftar hadir
mahasiswa di KKD modul tersebut.
5. Setiap mahasiswa wajib mengkopi daftar hadir tersebut sebelum
ditandatangani PJ KKD dan menyimpan kopinya setelah ditandatangani
PJ KKD.
6. Apabila mahasiswa kehilangan logbook KKD, mahasiswa cukup
menunjukkan salinan (kopi) daftar kehadirannya dalam KKD di setiap
modul sebagai tanda bukti keikutsertaannya.
7. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti OSCE Lokal pada satu tahun
ajaran apabila tidak dapat membuktikan keikutsertaannya dalam KKD,
baik melalui logbook ataupun salinan daftar hadir.
8. Mahasiswa wajib mengikuti ulang KKD yang belum dapat dibuktikan
keikutsertaannya dengan logbook sebagai syarat untuk mengikuti OSCE
Lokal. Mahasiswa wajib memberitahu PJ KKD atau PJ STP Clinical
Simulation Unit terlebih dulu sebelum mengikuti ulang KKD tersebut.
9. Mahasiswa wajib mengikuti ulang KKD tersebut di bawah bimbingan
tutor yang saat itu mengajar KKD sama. Apabila tutor tersebut tidak bisa
hadir, PJ STP Clinical Simulation Unit wajib meminta bantuan tutor lain
yang saat itu mengajar KKD sama.
10. Mahasiswa wajib menyerahkan logbook kepada PJ STP Clinical
Simulation Unit selambat-lambatnya dua minggu sebelum OSCE Lokal
tahun ajaran tersebut berlangsung.
11. PJ STP Clinical Simulation Unit wajib memeriksa dan menandatangani
lembar pengesahan logbook mahasiswa yang telah memenuhi syarat
keikutsertaan dalam OSCE Lokal, sebelum ditandatangani oleh Ketua
Program Studi Kedokteran FK UIN.

Pasal 9
Pemakaian Dan Peminjaman Alat
1. Mahasiswa wajib menuliskan dalam buku pemakaian alat di STP Clinical
Simulation Unit saat memakai dan mengembalikan alat dan manekin
KKD.
2. Mahasiswa wajib memberitahukan kepada laboran di STP Clinical
Simulation Unit saat meminjam dan mengembalikan alat dan manekin
untuk kegiatan KKD.
3. Mahasiswa wajib memeriksa kondisi alat dan manekin sebelum
memakainya. Mahasiswa wajib memberitahu kepada laboran saat
menemukan kerusakan sebelum memakai alat tersebut.
4. Laboran wajib memeriksa kondisi alat dan manekin saat dikembalikan
mahasiswa seusai KKD.
5. Mahasiswa wajib menjaga kondisi alat dan manekin yang dipakainya
saat KKD.
6. Mahasiswa wajib memberitahukan kerusakan alat dan manekin yang
terjadi saat KKD kepada laboran.
7. Seluruh mahasiswa dalam satu kelompok wajib menanggung bersama
biaya perbaikan alat dan manekin akibat kelalaian mahasiswa saat KKD.
8. Mahasiswa wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Prodi
Kedokteran dan Profesi Dokter dan mengisi surat pernyataan kesediaan
mengganti kerusakan apabila ingin meminjam alat dan manekin untuk
kegiatan ekstra kurikuler mereka. Form surat permohonan dan surat
pernyataan tersedia di STP Clinical Simulation Unit.




Pasal 10
Penyelesaian KKD Yang Tertunda
1. Mahasiswa wajib menyelesaikan seluruh kegiatan KKD dalam satu
modul sebelum modul berakhir.
2. Apabila ada KKD yang belum selesai diikuti mahasiswa dan disebabkan
oleh permintaan tutor KKD, maka dengan dibantu PJ KKD mahasiswa
membuat janji temu (appointment) dengan tutor KKD yang belum tuntas
tadi untuk menyelesaikannya sebelum modul berakhir atau selambat-
lambatnya pada minggu pertama modul berikutnya.
3. Apabila ada KKD yang belum selesai diikuti mahasiswa dan diakibatkan
oleh kelalaian mahasiswa itu sendiri, maka PJ KKD berhak menentukan
kapan mahasiswa akan menyelesaikan KKD tersebut dengan tutor
hingga batas waktu yang ditetapkan Prodi Kedokteran dan Profesi
Dokter, yaitu selambat-lambatnya seminggu sebelum OSCE Lokal
berlangsung pada tahun ajaran tersebut.
4. Kegiatan KKD yang tertunda dapat menggunakan alokasi waktu KKD 11.
5. Kegiatan Keterampilan Klinik Terintegrasi atau KKT (KKD 11) terpaksa
ditiadakan apabila ada KKD yang tertunda. Kegiatan KKT akan
digantikan dengan kegiatan penyelesaian KKD yang tertunda. Kegiatan
ini akan dikoordinasi oleh PJ KKD.

Pasal 11
Pelanggaran & Sanksi
1. Pelanggaran mahasiswa di kegiatan KKD terdiri atas 3 (tiga) jenis, yaitu
pelanggaran ringan, sedang dan berat. Setiap pelanggaran dikenakan
sanksi berbeda, tergantung kepada jenis pelanggarannya.
2. Pelanggaran diidentifikasi berdasarkan laporan tertulis PJ STP Clinical
Simulation Unit yang diajukan kepada Ketua Prodi Kedokteran dan
Profesi Dokter.
3. Sanksi di tingkat Prodi ditetapkan dalam rapat yang dihadiri oleh Ketua
dan Sekretaris Prodi, Ketua STP Medical Education Unit, PJ STP Clinical
Simulation Unit dan PJ Pre Klinik tahun ajaran yang diikuti mahasiswa
tersebut. Rapat juga mengusulkan sanksi yang ditetapkan oleh Dekan FK
atau Rektor UIN.
4. Sanksi yang ditetapkan merupakan sanksi pelanggaran dan bukan
sanksi akademik.
5. Pelanggaran berat terdiri atas tiga jenis, yaitu:
a. Pelanggaran hukum, antara lain penyalahgunaan narkoba, terlibat
perkelahian, pembunuhan atau pencurian.
b. Pelanggaran etika akademik, antara lain membocorkan dan
mencuri soal.
c. Pelanggaran etika moral, antara lain hamil di luar nikah,
memalsukan tanda tangan tutor atau PJ KKD.
6. Sanksi pelanggaran berat terdiri atas:
a. Larangan mengikuti kegiatan KKD berikutnya dan OSCE Lokal di
tingkat Prodi untuk seluruh jenis pelanggaran berat.
b. Skorsing selama satu semester di tingkat Fakultas untuk seluruh
jenis pelanggaran berat.
c. Pemutusan studi di tingkat Universitas untuk pelanggaran hukum,
jika sanksi hukum di peradilan sudah berkekuatan tetap.
7. Pelanggaran sedang antara lain adalah berpelukan dan berciuman
dengan lawan jenis di ruang KKD yang dilaporkan oleh sekurang-
kurangnya dua saksi mata.
8. Sanksi pelanggaran sedang berupa peringatan tertulis dari Dekan FKIK.
Mahasiswa mendapat sanksi larangan mengikuti OSCE Lokal jika
mendapat dua kali peringatan tertulis.
9. Pelanggaran ringan terdiri atas dua kali pelanggaran yang diidentifikasi
tutor KKD pada pasal 1, 3 dan 4 tata tertib ini. Tutor KKD melaporkan
secara tertulis atas temuan ini kepada PJ STP Clinical Simulation Unit.
10. Sanksi pelanggaran ringan berupa peringatan lisan Ketua atau
Sekretaris Prodi Kedokteran dan Profesi Dokter atas laporan tertulis PJ
STP Clinical Simulation Unit. Mahasiswa mendapatkan peringatan
tertulis Dekan apabila mendapatkan tiga kali peringatan lisan.
Pasal 12
Penilaian KKD
1. Dalam pelaksanaaanya, nilai KKD diperoleh pada saat pertemuan ke-2
atau simulasi OSCE di akhir modul (bila memungkinkan). Ketentuan
pemberian nilai pada pelaksanaan KKD adalah sebagai berikut,
a. Nilai dibagi dalam 2 kategori yaitu lulus dan tidak lulus.
b. Pemberian nilai dalam KKD berdasarkan jumlah presentase skor
yang diperoleh terhadap skor maksimal dalam skill yang diujikan.
Konversi angka ke dalam nilai modul mengikuti peraturan yang
ditetapkan oleh MEU (tabel konversi terdapat dalam lampiran buku
ini).
c. Batas lulus ditentukan sesuai skor checklist minimal yang harus
dikuasai mahasiswa, yaitu 60% dari total skor.
d. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengulang sampai
dinyatakan lulus oleh tutor KKD.
e. Mahasiswa yang tidak lulus pada ujian KKD kemudian mengulang
dan dinyatakan lulus, maka nilai maksimal yang diperoleh adalah 60
(C)
f. Tutor hanya boleh menandatangani buku log KKD bila mahasiswa
sudah lulus ujian.
g. Stempel tuntas KKD diberikan oleh STP Clinical Stimulation Unit
(CSU) setelah tanda tangan tutor lengkap pada semua KKD selama
satu tahun.
2. Nilai KKD merupakan komponen dari nilai proses modul dengan
kontribusi prosentase sebesar 5% dari nilai akhir modul.

Pasal 13
Lain-lain
Peraturan dan tata tertib yang belum ditetapkan di sini akan diatur lebih lanjut
dalam adendum (peraturan tambahan) yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini.
MODUL
ENDOCRINE AND
REPRODUCTIVE SYSTEM



Modul : Endocrine and Reproductive System
Station Skills IA : Pemeriksaan Antenatal


I. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
antenatal care (ANC) secara lengkap dan benar

II. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu:
a. Melakukan anamnesis yang lengkap dan terarah pada kasus
dugaan
b. Menentukan usia kehamilan berdasarkan perhitungan
hari pertama haid terakhir
c. Melakukan pemeriksaan fisik, obstetrik, dan
ginekologik yang menunjang penegakan diagnosis
d. Menentukan rencana penatalaksanaan perawatan antenatal
III. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
a. Komunikasi efektif
b. Keterampilan Klinik Dasar
c. Ilmu dasar untuk praktek dokter
d. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

3.2 Topik
a. Fisiologi kehamilan
b. Pemeriksaan fisik, obstetrik, dan ginekologik
c. Pemeriksaan penunjang

3.3 Metode
a. Presentasi
b. Demonstrasi
c. Latihan dengan bimbingan
d. Latihan mandiri
e. Evaluasi

3.4 Fasilitas Laboratorium
1. Ruangan Keterampilan Klinik Dasar (KKD)
2. Tutor
3. Panduan belajar mahasiswa (BPKKD)
4. Pasien simulasi
5. Alat yang dibutuhkan:
- Tempat tidur pasien dan selimut
- Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
- Stetoskop
- Tensimeter
- Stetoskop Laennec

3.5 Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE























Ceklist Pemeriksaan Antenatal

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2

TEKNIK KOMUNIKASI
Menyapa pasien , menyambut pasien sambil berdiri,
1 memperkenalkan diri sambil menjabat tangan pasien,
menyilakan pasien duduk
2 Menunjukkan wajah ramah dan berbasa-basi
Suara ramah, vokal jelas, kecepatan cukup, volume cukup,
3 Sikap tubuh condong ke depan, kaki tidak bersilang, kontak
mata adekuat
Tidak melakukan gerakan/ hal-hal yang tak berhubungan
dengan tindakan anamnesis, pertanyaan diajukan satu-
persatu , mengajukan pertanyaan terbuka dan mendalam,
4
selain pertanyaan tertutup, melakukan refleksi perasaan bila
diperlukan, menunjukkan empati secara verbal dan non-
verbal
Menanyakan identitas pasien seperti nama, usia, alamat,
5
pendidikan, suku, pekerjaan
ANAMNESIS
Mendapatkan keluhan utama
6 Keluhan utama adalah keluhan yang menyebabkan pasien
dibawa berobat.
7 Menanyakan Riwayat penyakit sekarang/kehamilan ini
8 Menanyakan Riwayat Haid dan hari pertama haid terakhir
9 Menanyakan Riwayat perkawinan
Menanyakan Riwayat kehamilan dan persalinan lalu
10
(pada multigravida)
11 Menanyakan Riwayat KB
Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu;
12
penyakit sistemik, penyakit degeneratif, riwayat operasi
Menanyakan Riwayat Kebiasaan:
13
pola makan, merokok, aktivitas fisik
14 Menanyakan Riwayat keluarga
Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid dan buat
15
taksiran persalinan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
16 Keadaan umum
17 Antropometri: Berat badan, tinggi badan
18 Tanda vital ( tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh)
19 Muka (wajah) kloasma gravidarum ada/tidak
Mata;
20 konjungtiva (pucat/tidak), sklera (ikterus/tidak), palpebra
(edema/tidak)
21 Mulut, tenggorok, karies dentis, tonsil dan faring
22 Kondisi jantung dan paru
23 Abdomen: Palpasi hati dan limpa
24 Ekstremitas: edema/tidak
Pemeriksaan KHUSUS
Dugaan hamil, < 20 minggu
(bila kehamilan diatas 20 minggu, langsung ke Langkah 31 )
Inspeksi
• Tinggi fundus (penonjolan suprasimfisis)
25
• Hiperpigmentasi (areola mammae, linea nigra) dan
striae
Palpasi
• Tinggi fundus uteri : ballotement
26 • Keadaan dinding perut Massa, cairan bebas/nyeri
tekan abdomen
Auskultasi
• Pada kehamilan 16-20 minggu, mulai dilakukan
pemeriksaan auskultasi. Karena pada usia kehamilan
tersebut, sulit untuk menentukan punggung bayi
maka ujung stetoskop Laenec diletakan pada daerah
27 sub- umbilikus. Dengan alat Fetoskop Doppler
denyut jantung sudah dapat didengar pada kehamilan
12 minggu atau lebih.
• Dengar bunyi dan hitung frekuensi bunyi jantung bayi.
Untuk membandingkan dengan bising aorta, pegang
nadi ibu saat memeriksa bunyi jantung bayi
STATUS LOKALIS (bila tanda hamil tidak jelas dengan pemeriksaan luar)
Inspeksi
• Labium dan perineum,
28
• Muara urethra
• Flour albus atau secret abnormal
29 Inspekulo
• Dinding vagina dan forniks
• Warna dan besar porsio, tanda chadwick(portio tampak
kebiruan karena hipervaskularisasi)
• Flour albus atau secret dalam lumen vagina
Periksa dalam
• Vagina
• Besar dan konsistensi porsio
30
• Besar dan arah korpus uteri
• Tanda Hegar
• Adneksa
KHUSUS OBSTETRI (bila usia kehamilan > 20 minggu)
Inspeksi
• Membuncit ke arah .... (memanjang/melebar ke
samping)
31
• Sesuai/tidak sesuai usia kehamilan
• Hiperpigmentasi dan striae
• Parut bekas operasi
Palpasi
• Tinggi fundus uteri (diukur dalam cm setelah kehamilan
20 minggu)
• Leopold 1
• Leopold 2
• Leopold 3
32
• Leopold 4
• Setelah mungukur TFU dalam cm tentukan Taksiran
Berat janin (Besar janin normal, PJT atau
makrosomia)
• Kontraksi / His (frek- lama- kekuatan – relaksasi dan
palpasi janin waktu his)
Auskultasi
• Tentukan tempat dan berapa buah Pungtum Maksimum
33 DJJ
• Hitung frekuensi DJJ dengan stetoskop Laenec atau
Dopler (5 detik I, 5 detik ke III dan 5 detik ke V)
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Merencanakan pemeriksaan tambahan bila diperlukan
• Pemeriksaan laboratorium rutin atau khusus
34 • Pelvimetri (kehamilan >36 minggu) pada primigravida
dan multigravida yang kepala bayi belum masuk pintu
atas panggul
KESIMPULAN/DIAGNOSIS
35 Diagnosis :
Ibu: G... P... A....Hamil ....minggu, dan seterusnya bila ada
diagnosa lain pada ibu
36 Janin: Tunggal / gemeli, hidup / mati / fetal distres, intra atau

ekstra uterina, presentasi ..................
37 Menyebutkan kesimpulan/kemungkinan diagnosis dan

menjelaskan tata laksana selanjutnya
38 IMBANGAN JANIN PANGGUL (untuk pemeriksaan kehamilan > 20 minggu)
39 Buat kesimpulan hasil pemeriksaan panggul
40 Buat kesimpulan imbangan feto pelvic
PROGNOSIS DAN RENCANA PENATALAKSANAAN
Prognosis
41 Ibu : ...............
Janin : .............
42 Rencana Penatalaksanaan:
43 Edukasi : - jelaskan kondisi kehamilan dan prognosis
Rencana ANC selanjutnya dan anjuran datang bila kedaan
44
tertentu .............
45 Terapi: ………..
46 Dirujuk/dirawat ke……….. (bila diperlukan)
Melakukan pemeriksaan dengan sistematis dan lege
47
artis dan mengucapkan terima kasih
Melaporkan dan menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam
48
medik/status pasien dengan benar
TOTAL NILAI 106

Catatan: Keterampilan anamnesis lebih ditekankan pada


station skill anamnesis yang akan diberikan pada modul
berikutnya

Keterangan Skala Penilaian


0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar
Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100

Tutor/Penguji

Nilai batas lulus = 60



(…………………………………..)
Modul : Endocrine and Reproductive System
Station Skills IB : Pemeriksaan Leopold


I. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan Leopold sebagai bagian dari pemeriksaan antenatal secara
lengkap dan benar

II. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa
mampu:
a. Menentukan usia kehamilan berdasarkan pemeriksaan
tinggi fundus uteri
b. Menentukan posisi dan presentasi janin

IV. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang diharapkan
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan Klinik Dasar
3. Ilmu dasar untuk praktek dokter
4. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

3.2 Topik
1. Fisiologi kehamilan
2. Pemeriksaan Leopold

3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi


3.4 Fasilitas Laboratorium
1. Ruang latihan KKD
2. Pelatih/tutor
3. Buku Panduan Belajar KKD
4. Pasien simulasi
5. Alat yang dibutuhkan:
• tempat tidur pasien + selimut
• manekin
• stetoskop Laennec

3.5 Evaluasi
3. Nodal point evaluation
4. OSCE


Ceklist Pemeriksaan Leopold

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien
PERSIAPAN
Persiapkan alat pemeriksaan
• Ranjang periksa
2
• Selimut/kain penutup
• Stetoskop monoaural (Laennec)
3 Lakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar
PEMERIKSAAN PALPASI
4 Persilahkan ibu untuk berbaring
Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak
jelas kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak
5 kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi
paha (coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi
ketegangan dinding perut
Tutup paha dan kaki ibu dengan selimut/kain penutup yang
6
telah disediakan
Pemeriksaan berada di sisi kanan ibu, menghadap
7
bagian lateral kanan
PEMERIKSAAN LEOPOLD 1
Letakkan sisi lateral telunjuk pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan,
8
fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
9 uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap ke bagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
10
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian
PEMERIKSAAN LEOPOLD 2
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
11 kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersaman (simultan) telapak tangan kiri dan kanan,
12 kemudian geser kea rah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian - bagian
kecil (eksteremitas)
PEMERIKSAAN LEOPOLD 3
Pemeriksa menggunakan tangan kanan untuk melakukan
13
pemeriksaan
Letakkan ibu jari dan jari telunjuk sejajar di atas simfisis
untuk menentukan apakah bagian terbawah janin (jika
bagian terbawah adalah kepala maka akan teraba bulat,
keras, dan melenting, jika bagian terbawah adalah bokong
14
maka akan teraba bagian bundar yang melebar dan lebih
lunak, jika bagian terbawah adalah bagian kecil janin maka
tidak teraba bagian yang membundar seperti kepala atau
bokong)
PEMERIKSAAN LEOPOLD 4 (Pada Usia Kehamilan >36 minggu)
Letakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri
15 dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
16
semua jari- jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
17
(konvergen atau divergen)
Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi(bila presentasi kepala, upayakan
18
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memgang pinggang bayi.
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan
19
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah dan memasuki pintu atas panggul
PEMERIKSAAN AUSKULTASI
Ambil stetoskop monoaural/Doppler dengan tangan kiri,
kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang
20
sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang
memanjang dan rata)
Tempelkan telinga kiri pemeriksa (tidak perlu jika
menggunakan Doppler) dan dengarkan bunyi jantung bayi
21 (pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, bayi
jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan
punctum maksimum).
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk
mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung
22
stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar
3 sentimeter di bawah pusat (sub umbilicus)
Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik
23 sebanyak 3 kali pemeriksaan, dengan interval 5 detik
diantara masing-masing penghitungan
Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2 dan 3 kemudian dikalikan
dengan angka 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut
24 jantung bayi per menit (perhatikan perbedaan jumlah
masing-masing penghitungan untuk menilai irama atau
keteraturan bunyi jantung)
Letakan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat
25
semula.
26 Persilahkan ibu untuk duduk kembali
PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang
meliputi:
1. Usia kehamilan
2. Letak janin
27
3. Posisi janin
4. Presentasi
5. Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan
auskultasi)
RENCANA PENATALAKSANAAN
Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan
28 hasil pemeriksaan: waktu kunjungan ulang, tanda bahaya
yang mungkin, dll
Melakukan pemeriksaan dengan sistematis dan lege
29
artis dan mengucapkan terimakasih
Menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam medik/status
30
pasien dengan benar
TOTAL NILAI 60

Keterangan Skala Penilaian


0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar

Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100

Tutor/Penguji


Nilai batas lulus = 60

(…………………………………..



















Modul : Endocrine and Reproductive System
Station Skills 2 : Persalinan Normal (kala II, III dan IV,
Episiotomi dan Amniotomi)

I. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu
melakukan pimpinan persalinan normal

II. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu:
a. Mengenali tanda-tanda persalinan kala II
b. Melakukan pimpinan persalinan kala II aktif
c. Melakukan amniotomi
d. Melakukan episiotomi
e. Melakukan penjahitan luka episiotomi
f. Melakukan pimpinan persalinan kala III
g. Melakukan pemantauan kala IV

III. DESKRIPSI SILABUS
1. Kompetensi yang Diharapkan
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan Klinik Dasar
3. Ilmu dasar untuk praktek dokter
4. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Topik
1. Fisiologi persalinan
2. Penjahitan luka

3. Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi

4. Fasilitas Laboratorium
a. Ruang latihan KKD
b. Pelatih/tutor
c. Buku Panduan Belajar KKD
d. Pasien simulasi
e. Alat yang dibutuhkan:
• ranjang ginekologi
• manekin
• partus dan hecting set
• obat-obat uterotonika
• peralatan amniotomi: ½ kocher, kasa steril
• klem tali pusat
• kapas dan cairan antiseptik
• sarung tangan steril

5. Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE
Ceklist Memimpin Persalinan Normal (Partus Kala II)

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memberi salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri
Persiapan alat: partus set, hecting set, resusitasi bayi, dan
2
obat seperti uterotonika (oksitosin dan ergometrin)
Persiapan penolong: cuci tangan 6 langkah, menggunakan
3
apron, sarung tangan, kacamata/googles, masker
PENGENALAN KALA II
Memantau his: His datang 4-5 kali dalam 10 menit, lama his
4
40-50 detik.
Memeriksa anus dan perineum: anus membuka, perineum
5
menonjol dan Ibu ingin mengedan
Melakukan periksa dalam untuk menententukan :
a. Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba
6 b. Penurunan kepala Hodge IV atau ketinggian 3+
c. Penunjuk/denominator UUK kiri atau kanan atas
d. Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah
7
masuk kala II (bayi akan lahir)
PIMPINAN KALA II
Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada waktu his dan
minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan
8 mengaitkan pada lipat siku dengan sedikit mengangkat
kepala hingga dapat melihat perut agar tekanan abdomen
menjadi efektif (posisi Yongen)
Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali
9 tungkai ibu di atas ranjang persalinan dan dengar denyut
jantung bayi pada waktu tersebut (tiap 5 menit)
• Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi maju ke arah
vulva
10 • Bila tindakan episiotomi diperlukan, lakukan episiotomi
• Bila tindakan episiotomi tidak diperlukan lanjutkan ke
langkah 10
EKSPULSI KEPALA
Pada his berikutnya, minta pasien untuk mengait lipat lutut,
11 pimpin untuk mengedan sekuat mungkin (pada fase
akme/puncak)
Dengan satu tangan (tangan kiri, bila right-handed),
menahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi kepala),
letakkan telapak tangan lain pada perineum dengan
membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga bagian di
12
antara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum
untuk membantu lahirnya berturut-turut UUB, dahi, mata,
hidung, mulut dan dagu (hilangkan tahanan pada belakang
kepala secara bertahap)
Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum,
13 perhatikan proses putaran paksi luar (UUK kembali ke arah
punggung bayi)
Ambil kain/handuk bersih, seka muka, mulut, hidung dan
14
kepala bayi dari darah, air ketuban atau ferniks kaseosa.
MELAHIRKAN BAYI
Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara
15 biparietal. Sambil meminta ibu sedikit mengedan, gerakkan
bayi ke bawah sehingga lahir bahu depan.
16 Gerakkan bayi keatas sehingga lahir bahu belakang.
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
17 memegang lengan dan siku sebelah atas. Kembalikan bayi
pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan
lengan, perut, pinggul dan tungkai (lahir seluruh badan).
Letakkan bayi di antara kedua paha ibu. Nilai bayi baru lahir.
Klem tali pusat pada jarak sekitar 5 cm dari umbilicus bayi,
jepit tali pusat diantara jari tengan dan jari telunjuk (pada
18
tepi klem yang sesuai dengan sisi ibu) kemudian geser jari-
jari tersebut ke arah ibu ( ekspresi darah dalam tali pusat)
Pasang klem kedua pada tali pusat yang telah diekspresi,
19
dengan jarak 3 cm dari klem pertama
Oleskan povidon iodine di sekeliling tali
20
pusat di antara kedua klem.
Pegang tali pusat diantara dua klem dengan tangan kiri,
kemudian dengan tangan yang lain gunting tali pusat
21
diantara kedua klem tersebut dengan tangan lain penolong
sebagai landasan gunting.
22 Ikat tali pusat. Tutup dengan kasa steril.
23 Serahkan bayi baru lahir ke asisten.
Periksa dengan palpasi abdomen apakah ada bayi kedua. Bila
24
tidak ada, langsung ke persalinan kala III.
Melakukan pertolongan persalinan kala II dengan sistematis
25
dan legeartis
TOTAL NILAI 50


Ceklist Memimpin Persalinan Normal (Partus Kala III dan IV)

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
SETELAH BAYI BARU LAHIR

Klem tali pusat pada jarak sekitar 5 cm dari umbilikus bayi,


jepit tali pusat diantara jari tengah dan jari telunjuk (pada
1
tepi klem yang sesuai dengan sisi ibu) kemudian geser jari-
jari tersebut ke arah ibu (ekspresi darah dalam tali pusat)
Pasang klem kedua pada tali pusat yang telah diekspresi,
2
dengan jarak 3 cm dari klem pertama
Oleskan povidon iodine di sekeliling talipusat di antara
3
kedua klem
Pegang tali pusat diantara dua klem dengan tangan
kiri,kemudian dengan tangan yang lain gunting tali pusat
4
diantara kedua klem tersebut dengan tangan lain penolong
sebagai landasan gunting
Serahkan bayi pada asisten penolong (bila pertolongan
5 mandiri, letakkan pada ranjang bayi) dan rawat
sebagaimana mestinya
PEMBERIAN OKSITOSIN
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa ini
6
adalah kehamilan tunggal
Setelah dipastikan bukan kehamilan ganda, beri oksitosin
7
10 IU intramuskular
TRAKSI TERKENDALI TALI PUSAT
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
8 vulva (lakukan secara benar agar tidak terjadi percikan
darah)
Kosongkan kandung kemih jika pada perabaan terasa
9
kandung kemih penuh
Letakkan satu tangan diatas simfisis untuk menahan uterus,
10 tangan lain memegang klem tali pusat untuk menegangkan
dan membuat regangan terkendali pada tali pusat
Setelah uterus berkontraksi kuat (dinding uterus keras),
11
tegangkan tali pusat dan dorong uterus ke dorsokranial
Bila uterus tidak segera berkontraksi, tambahkan
12
misoprostol 600 mcg per rektal
MELAHIRKAN PLASENTA
Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan
ringan dan melepas pegangan secara bergantian pada
13 korpus uteri apabila juluran tali pusat bertambah Panjang.
Lakukan gerakan ini berulang kali
sehingga plasenta tampak di vulva
Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum
14 lahir, pindahkan kembali klem hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva dan ulangi kedua langkah di atas
Bila 15 menit plasenta belum lahir, berikan kembali
15
oksitosin 10 IU intramuskular
Bila plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir,
lakukan upaya berikut
16 • Plasenta manual
• Rujuk apabila tidak tersedia sumber daya yang
memadai
Sediakan wadah plasenta dan bantu dengan satu tangan agar
plasenta tidak tersentak ke luar dan masuk pada wadah yang
telah disediakan
17

Bila selaput ketuban robek, gunakan klem untuk
mengeluarkan sisa selaput amnion
Periksa kelengkapan plasenta apakah terdapat kotiledon
atau selaput ketuban yang tertinggal (lakukan tindakan
18
eksplorasi dan upaya yang sesuai apabila ada indikasi
plasenta lahir tidak lengkap)
Segera setelah plasenta lahir, lakukan pijatan ringan pada
uterus dengan menggosok permukaan depan uterus secara
19
sirkuler dengan telapak tangan atau jari-jari tangan sehingga
kontraksi berlangsung baik (teraba keras).
Bila terjadi perdarahan, perbaiki kontraksi dan segera
eksplorasi untuk mengetahui penyebab perdarahan serta
20 lakukan tindakan yang sesuai (penjahitan laserasi, kompresi
bimanual dan aorta, ligasi arteri uterine dan
histerektomi)
21 Masukkan plasenta kedalam kantong plastik yang tersedia
PENANGANAN KALA IV
Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot
22 datar dan lebar pada bagian bokong untuk memantau darah
yang keluar
23 Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut
Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan
24
tiap 15 menit hingga 2 jam pasca kala III
25 Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya
Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi,
pasangkan kassa penyerap dan celana. Pakaikan kain dan
26
selimuti ibu. Bawa ke ruang perawatan dan lakukan rawat
gabung sesegera mungkin
Melakukan pertolongan persalinan kala III dan IV dengan
27
sistematis dan legeartis
TOTAL NILAI 54


Ceklist Tindakan Amniotomi

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
PERSIAPAN ALAT
Siapkan peralatan dan pelindung penolong
• ½ kocher
1 • 1 wadah DTT berisi;
Sarung tangan DTT, kassa steril, fetoskop, jam, povidon
iodine
AMNIOTOMI
Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin
2
atau tali pusat
Fiksasikan kepala bayi pada PAP dengan satu
3
tangan
Masukkan ½ kocher atau spatula bergigi di atas telunjuk dan
4 jari tengah tangan yang lain hingga menyentuh selaput
ketuban
Saat selaput ketuban menegang (kontraksi), gerakkan kedua
5 ujung jari tangan dalam untuk menorehkan gigi kocher atau
spatula hingga merobekkan selaput amnion
Tekankan ujung jari pada tempat robekan sehingga cairan
amnion keluar perlahan-lahan (perhatikan
6
warna,kejernihan, pewarnaan mekoneum, jumlah dan
ferniks kaseosa pada cairan amnion)
Setelah cairan mengalir perlahan, keluarkan 1/2kocher atau
7 spatula dari vagina, masukkan ke dalam ember berisi larutan
klorin 0,5%
Pertahankan jari tangan dalam pada vagina sehingga yakin
8 bahwa terjadi penurunan kepala serta pastikan tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat menumbung
9 Keluarkan jari tangan dalam pada vagina
10 Monitor denyut jantung janin setelah ketuban pecah
TOTAL NILAI 20


Ceklist Tindakan Episiotomi

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2

1 Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan


bantulah ibu agar merasa tenang
ANASTESI LOKAL
Pasanglah jarum no 22 pada spuit 10 ml, kemudian isi spuit
2 dengan bahan anestesi (lidokain HCl 1% atau xylocain
mg/ml)
Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara kepala
janin dan perineum. Masuknya bahan anestesi (secara tidak
3 sengaja) ke dalam sirkulasi bayi, dapat menimbulkan akibat
yang fatal, oleh sebab itu gunakan jari-jari penolong sebagai
pelindung kepala bayi.
Tusukkan jarum tepat di bawah kulit perineum pada daerah
4 komisura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah
vulva
Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 0 kesebelah kiri
(atau kanan) garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh
5
darah (terlihat cairan darah dalam spuit)
Intravasasi bahan anestesi lokal ke dalam pembuluh darah,
dapat menyebabkan syok pada ibu.
Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml
lidokain 1%
Penyuntilkan sambil menarik mundur, bertujuan untuk
6
mencegah akumulasi bahan anestesi hanya pada satu tempat
dan mengurangi kemungkinan penyuntikan ke dalam
pembuluh darah
Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal,
7
sebelum episiotomi dilakukan
Penipisan dan peregangan perineum berperan
8
sebagai anestesi alamiah
Apabila kepala bayi telah meregang vulva hingga daerah
9
vulva teraba lebih tipis, lakukan episiotomy segera
Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi episiotomy di
10
antara his sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan
TINDAKAN EPISIOTOMI
11 Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan
Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi dan
12
perineum, searah dengan rencana sayatan
Tunggu fase acme (puncak his) kemudian selipkan gunting
13
dalam keadaan terbuka antara jari telunjuk dan jari tengah
Gunting perineum, dimulai dari fourchette (komisura
14
posterior) 450 ke lateral (kiri atau kanan)
15 Lanjutkan pimpinan persalinan
MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI
Atur posisi ibu menjadi posisi litotomi dan arahkan cahaya
16
lampu sorot pada daerah yang benar
Keluarkan sisa darah dari dalam lumen vagina, bersihkan
17
daerah vulva dan perineum
Kenakan sarung tangan yang bersih/DTT. Bila diperlukan
18 pasanglah tampon atau kasa ke dalam vagina untuk
mencegah darah mengalir ke daerah yang akan dijahit
19 Letakkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu
Uji efektifitas anestesi local yang diberikan sebelum
episiotomi masih bekerja (sentuhkan ujung jarum pada kulit
20
tepi luka). Jika terasa sakit, tambahkan anestesi lokal
sebelum penjahitan dilakukan
Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa
21
dan aman dari cemaran
Telusuri daerah luka menggunakan jari tangan dan tentukan
secara jelas batas luka. Lakukan jahitan pertama kira-kira 1
22 cm di atas ujung luka di dalam vagina. Ikat dan potong salah
satu ujung dari benang dengan menyisakan benang ukuran
kurang lebih 0,5 cm
Jahitan mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
23
dengan jerat ke bawah sampai lingkaran sisa himen
Kemudian tusukkan jarum menembus mukosa vagina di
depan hymen dan keluarkan pada sisi dalam luka perineum.
24
Periksa jarak tempat keluarnya jarum di perineum dengan
batas atas irisan episotomi
Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada lapisan subkutis
dan otot sampai ke ujung luar luka (pastikan setiap jahitan
25
pada kedua sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot
tertutup dengan baik)
Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen
26 vagina dan mulailah merapatkan kulit perineum dengan
jahitan subkutikuler
Bila telah mencapai lingkaran himen, tembuskan jarum
27 keluar mukosa vagina pada sisi yang berlawanan dari
tusukan terakhir subkutikuler
Tahan benang (sepanjang 2 cm) dengan klem, kemudian
tusukkan kembali jarum pada mukosa vagina dengan jariak
28
2 mm dari tempat keluarnya benang dan silangkan ke sisi
berlawanan hingga menembus mukosa pada sisi berlawanan
Ikat benang yang dikeluarkan dengan benang pada klem dan
29
simpul kunci
Lakukan kontrol jahitan dengan pemeriksaan colok dubur
30
(lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan)
Tutup jahitan luka episiotomy dengan kassa yang dibubuhi
31
antiseptik
Melakukan tindakan episiotomi dan penjahitan luka
32
episiotomi dengan sistematis dan legeartis
TOTAL NILAI 64

Keterangan Skala Penilaian


0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar

Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100

Tutor/Penguji


Nilai batas lulus = 60
(…………………………………..










Modul : Endocrine and Reproductive System
Station Skills : Pemeriksaan Ginekologi dan Pap Smear


I. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan ginekologi secara lengkap dan benar

II. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu:
1. Melakukan pemeriksaan inspekulo vagina dan serviks
2. Melakukan periksa dalam (vaginal toucher)
3. Melakukan pemeriksaan bimanual
4. Menginterpretasi hasil pemeriksaan ginekologi

III. DESKRIPSI SILABUS
1) Kompetensi yang Diharapkan
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan Klinik Dasar
3. Ilmu dasar untuk praktek dokter
4. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2) Topik
1. Anatomi genitalia interna dan eksterna wanita
2. Penyakit dan keluhan di bidang obstetri dan ginekologi

3) Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi

4) Fasilitas Laboratorium
1. Meja periksa
2. Ruang latihan KKD
3.Pelatih/tutor
4.Buku Panduan Belajar KKD
5.Pasien simulasi
6.Alat yang dibutuhkan:
-
ranjang ginekologi
-
manekin
-
lampu sorot
-
spekulum cocor bebek
-
meja instrumen
-
kapas dan cairan antiseptik
-
sarung tangan steril

5) Evaluasi
1. Nodal point evaluation
2. OSCE


Ceklist Pemeriksaan Ginekologi

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada
pasien
PERSIAPAN DAN BAHAN PERALATAN
Peralatan untuk PASIEN
• Kapas dan larutan antiseptiK
• Kateter nelaton
2 • Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum)
• Meja instrumen
• Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
• Lampu sorot
Peralatan untuk PEMERIKSA
· Sarung tangan DTT
3 · Apron dan baju periksa
· Sabun dan air bersih
·Handuk bersih dan kering
PERSIAPAN PASIEN
Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan
4
melepas pakaian dalam
Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi,
5
atus pasien pada posisi litotomi
Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian
6
yang akan diperiksa
Cuci tangan higienik kemudian keringkan dengan
7
handuk bersih
8 Gunakan sarung tangan steril
PEMERIKSAAN
Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan,
9
menghadap ke aspektus genitalis
Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptic kemudian
10
usapkan pada daerah vagina, vulva dan perineum
Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva
11
dan perineum
Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara
12
utera dan introitus (bila kandung kemih belum
dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk
mengeluarkan air kemih)
Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama di
13 bagian kelenjar Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk
(perhatikan dan catat kelainan-kelainan yang ditemukan)
Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung
telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka), masukan ujung
14 spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa
tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam
lumen vagina
Setelah masuk setengah panjang bilah, putar speculum 900
hingga tangkainya ke arah bawah
15 Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur
bilah atas bawah (hingga masing-masing bilah menentuh
dinding atas dan bawah vagina)
Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks
16 tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding
dan sekret vagina atau forniks)
Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan
17
pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum
18 Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan
Pemeriksaan berdiri untuk melakukan tuse vaginal, buka
labium mayus kiri dan kanan dengan ibu jari dan telunjuk
19
tangan kiri, masukkan jari telunjuk dan tengah tangan kanan
ke dalam vagina (vaginal toucher )
Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis,
20 tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan
memungkinkan untuk diraba dari luar)
Tangan dalam memeriksa dinding vagina, kemudian secara
bimanual tentukan besar uterus, konsistensi, arah, dan
21 mobiltasnya.Jepit portio diantara dua jari tangan dalam
kemudian digoyangkan untuk menentukan adakah
nyeri goyang portio
Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus
22 ( tentukan apakah ada tanda hegar, dengan mencoba untuk
mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam)
Pindahkan tangan luar ke perut kanan bawah dan kedua jari
tangan dalam kea rah kanan uterus untuk memeriksa adakah
23
massa pada adneksa kanan dan lakukan yang sama untuk
memeriksa adakah massa pada adneksa kiri.
Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis,
24
keluarkan jari tengah dan telunjuk tangan kanan
Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan
25 antiseptik pada bekas sekret cairan di dinding perut dan
sekitar vulva/perineum
Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksa sudah selesai dan
26
persilahkan ibu untuk memakai pakaian dalam kembali
PENCEGAHAN INFEKSI
Kumpulkan semua peralatan yang telah dipergunakan
27 kemudian masukkan dalam wadah yang berisi larutan klorin
0.5% selama 10 menit
Masukan sampah bahan habis pakai pada tempat yang
28 telah di sediakan. Seka bagian-bagian yang dicemari
secret / cairan tubuh dengan larutan klorin 0.5%
Masukkan tangan ke dalam larutan klorin 0.5%
bersihkan dari sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan
29
sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan
tersebut selama 10 menit.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
30
dengan handuk bersih
PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
31 Jelaskan pada pasein tentang hasil pemeriksaan
32 Jelaskan tentang diagnosis dan rencana penatalaksanaa
Melakukan pemeriksaan dengan sistematis dan lege
33
artis dan mengucapkan terima kasih
Menuliskan hasil pemeriksaan ke rekam medik/status
34
pasien dengan benar
TOTAL NILAI 68


Ceklist Pap Smear

Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
I. PERSIAPAN DAN BAHAN PERALATAN
A. Instrumen dan Medikamentosa
Cek kelengkapan alat yang digunakan:
• Meja periksa ginekologi, kursi
• Lampu sorot
• Sarung tangan, apron
1
• Spekulum grave/cocor bebek /
spekulum cusca
• Serviks brush, spatula ayre
• Object glas berlabel
Cek larutan fiksasi
2 • Larutan alkohol/ethanol 95%
• Cytofix/hairspray
3 Persiapan formulir untuk pemeriksaan sitologi
B. Pasien
Memastikan identitas klien dan memeriksa kelengkapan
4
informed consent
Memastikan klien tidak berhubungan intim selama 24 jam
5
dan irigasi vagina dalam 48 jam terakhir
6 Jelaskan kepada klien tentang prodedur yang akan dilakukan
Memastikan klien sudah buang air kecil dan mencuci daerah
7
perineum
8 Memastikan klien membuka pakaian dalam dibantu perawat
Mempersilahkan klien untuk tidur di meja pemeriksaan
II. PENATALAKSANAAN
Menjelaskan pada klien, bahwa selama tindakan mungkin
9 akan merasakan sedikit sakit. Bila hal tersebut terjadi,
harap pasien memberitahu pemeriksa
Memakai apron, cuci tangan dan menggunkan sarung
10
tangan (prosedur pencegahan infeksi)
Pemeriksa duduk ditempat yang sesuai untuk melakukan
11 pemeriksaan. Periksa daerah genital, inpeksi pada daerah
vulva- perineum, meatur uretra
Ambil speculum graves’s dengan tangan kanan, tangan kiri
12
memabntu membuka labia, kemudian memasukan
spekulum kedalam introitus pararel dengan labia. Yakinkan
tidak ada jaringan yang terjepit diantara lidah spekulum,
kemuidan dorong spekulum perlahan-lahan.
Sesudah spekulum cuckp masuk daerah vagina, posisi lidah
spekulum 90o searah jarum jam, lidah spekulum dibuka
13
perlahan dan didorong perlahan sampai lidah spekulum
mencapai forniks.
Lidah spekulum berada pada dinding vagina depan dan
belakang. Kemudian lidah spekulum dibuka lebih lebar
14 sehingga lubang vagina dan portio mudah diamati.
Pertahankan spekulum dengan mengunci spekulum pada
knbnya.
Laksanakan pemeriksaan pada portio, fornices, dinding
15 vagina. Apakah terdapat discharge, perdarahan, erosi, masa
yang rapuh atau keadaan abnormal lainnya
Ambil spatula ayre, tempelkan padaektoserviks atau serviks
dan putar serah jarum jam 360o pada derah tersebut.
16
Keluarkan spatula ayre perlahan tanpa menyentuh jaringan
sekitarnya. Jangan diolehkan dulu ke objek glass.
Ambil segera serviks brush. Masukkan servik brush pada
kanalis servikalis dan putar ¼ hingga 1 putaran (tergantung
17 bentuk kanalis) sesuai arah jarum jam untuk mengusap
seluruh kanalis servikalis. Keluarkan servik brush perlahan
tanpa menyentuh jaringan sekitarnya.
Oleskan spatula ayre pada objek glass yang telah disediakan,
lanjutkan segera mengoleskan serviks brush diatas olesan
18 yang pertama dengan arah yang berlawanan dgn jarum jam.
Yakinkan seluruh bagian yang terambil sudah kontak dnegan
objek glass
Lakukan fiksasi slide tersebut dengan fiksasi yang telah
19
disediakan (ethanol 95%, cytofix/hairspray) dan keringkan
Buka kunci speculum pada posisi semula, putar 90°
20 berlawanan dengan arah jarum jam sehingga lidah spekulum
pararel dengan labi dan angkat keluar perlahan
21 Beritahu klien, bahwa tindakan telah selesai.
III. PASCA TINDAKAN
Kumpulkan instrumen dan masukkan kedalam larutan
23 dekontaminasi, bahan habis pakai masukkan pada tempat
yang telah disediakan
Bersihkan darah/sekret yang menempel pada sarung
tangan kemudian lepaskan dan rendam pada cairan
24
dekontaminasi (larutan klorin 0,5%)
a. Cuci tangan dan lengan pada air mengalir
b. Keringkan dengan handuk bersih
V. KONSELING PASCA TINDAKAN
Beritahu kembali bahwa prosedur pemeriksaan tes pap
25
smear telah selesai
Diskusikan dnegan klien tentang temuan yang didapat selam
26
prosedur dilakukan dan tindakan selanjutnya
Membuat suarta pengantar pemeriksaan sitologi dengan
27 menyertakan temuan klinis yang didapat selama prosedur
pemeriksaan
28 Berikan terapi medikamentosa jika diperlukan
Jelaskan dan beri inofrmasi kepda klien kapan harus
29 kembali melakukan pemeriksaan sebelum pasien
dipulangkan.
TOTAL NILAI 68

Keterangan Skala Penilaian


0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar

Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100

Tutor/Penguji


Nilai batas lulus = 60
(…………………………………..)


Modul : Endocrine and Reproductive System
Keterampilan IV : Pemasangan dan Pencabutan AKDR

I. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan
pengelolaan AKDR sebagai salah satu metode kontrasepsi

II. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu:
a. Melakukan pemasangan AKDR
b. Melakukan pencabutan AKDR

III. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
a. Komunikasi Efektif
b. Keterampilan Klinik Dasar
c. Ilmu Dasar untuk praktek dokter
d. Pengelolaan masalah kedokteran dan kesehatan
e. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

3.2 Topik
a. Anatomi genitalia eksterna dan interna wanita
b. Kontrasepsi

3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi

45
3.4 Fasilitas Laboratorium
a. Ruang latihan KKD
b. Pelatih/tutor
c. Buku Panduan Belajar KKD
d. Pasien simulasi
e. Alat yang dibutuhkan:
• ranjang ginekologi
• manekin
• AKDR: Copper T
• kapas dan cairan antiseptik
• sarung tangan steril
• speculum Sims/cocor bebek
• tenaculum
• Sonde uterus
• Gunting benang
• klem

3.5 Evaluasi
a. Nodal point evaluation
b. OSCE












46
Ceklist Pemasangan AKDR/IUD
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
SELEKSI
Anamnesis pasien secara cermat untuk memastikan tidak
ada masalah kesehatan untuk menggunakan AKDR
Riwayat kesehatan reproduksi :
• Tanggal haid terakhir,lama haid dan pola perdarahan
haid.
• Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
1 • Riwayat kehamilan ektopik
• Nyeri yang hebat setiap haid
• Anemia yang berat (Hb< 9 gr% atau Hematokrit <30)
• Riwayat Infeksi Sistem Genitalia (ISG), Penyakit
Menular Seksual (PMS) atau Infeksi Panggul
• Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi)
• Kanker Serviks
Lakukan pemeriksaan panggul untuk memastikan tidak ada
2
kelainan sebagai kontraindikasi pemasangan AKDR
INFORMED CONSENT
Jelaskan prosedur pemasangan AKDR, akibat yang
3 dirasakan saat pemasangan AKDR, kemungkinan efek
samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin dialami
Meminta persetujuan dari klien dan suami secara
4
tertulis
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
5
dengan handuk
PERSIAPAN AKDR
Masukan lengan AKDR Cu T 380 A didalam kemasan
6
sterilnya, buka sebagian plastik
Masukan pendorong kedalam tabung inserter tanpa
7
menyentuh benda tidak steril

47
8 Letakan kemasan pada tempat yang datar
9 Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
Pegang kedua ujung lengan AKDR dan lipat keduanya dan
10 masukkan ke dalam tabung inserter dengan sedikit
mendorong tabung
Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
11 memasukan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut
kedalam tabung inserter
12 Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter
13 Pasien dalam posisi litotomi
PEMASANGAN AKDR
14 Pakai sarung tangan DTT yang baru
15 Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai
16
3 kali
Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik
17
pertama)
Masukan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh”(
no touch technique) yaitu secara hati- hati memasukan
18
sonde kedalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa
menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum
Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan
19
sonde
Ukur kedalaman kavum uteri sesuai sondepada tabung
inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya
20
dengan menggeser leher biru pada tabung inserter,
kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh
21 permukaan yang tidak steril, hati- hati jangan sampai
pendorongnya terdorong
Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi
22 horizontal ( sejajar lengan AKDR ), sementara melakukan
tarikan hati-hati pada tenakulum, masukan tabung inseter

48
kedalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau
sampai terasa adanya tahanan.
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
23
tangan
Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik
withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter
24
sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan
pendorong
Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong
25 kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks
atau terasa adanya tahanan
Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting
26
benang AKDR kurang lebih 3-4 cm dari portio
Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ketempat sampah
27
terkomtaninasi
Lepaskan tenakulum dengan hati- hati, rendam dalam
28
larutan klorin 0,5%
Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas
29
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30 – 60 detik
Keluarkan speculum dengan hati- hati, rendam dalam
30
larutan klorin 0,5 %
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam
31
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa,
32 sarung tangan sekali pakai) ketempat yang sudah
disediakan
Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran pada
33
sarung tanagan, buka secara terbalik dan rendam dalam
klorin 0,5%
34 Cuci tangan dengan air dan sabun
Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati
35
selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang

49
KONSELING PASCA PEMASANGAN
Ajarkan klien bagai mana memeriksa sendiri benang AKDR
36
dan kapan harus dilakukan
Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila
37
mengalami efek samping
38 Beritahu klien kapan harus kembali keklinik untuk kontrol
Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah
39
10 tahun
Yakinkan klien bahwa ia dapat dating keklinik setiap saat
40 bila memerlukan konsultasi , pemeriksaan medik atau bila
menginginkan AKDR tersebut dicabut
Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
41
telah diberikan
Melakukan pemasangan AKDR dengan sistematis dan
42
legeartis
Menuliskan langkah tindakan pemasangan AKDR ke dalam
43
status/rekam medik klien
TOTAL NILAI 86
















50
Checklist Pencabutan AKDR/IUD
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
INFORMED CONSENT
Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien
1
rasakan pada saat proses pencabutan
2 Meminta persetujuan dari klien dan suami secara tertulis
TINDAKAN PRA PENCABUTAN
Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya
3 dan mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun
atau air
4 Pasien dalam posisi litotomi
5 Cuci tangan dengan air sabun, keringkan dengan kain bersih
6 Pakai sarung tangan DTT yang baru
Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan
7
dipakai dalam wadah steril atau DTT
PROSEDUR PENCABUTAN
Lakukan pemeriksaan bimanual:
· Pastikan gerakan serviks bebas
8
· Tentukan besar dan posisi uterus
· Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
9 Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
10 Usap vagina dan serviks dengan larutan
11 Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk
12
mengeluarkan AKDR
Tunjukan AKDR tersebut pada klien kemudian rendam
13
dalam klorin 0,5%
14 Keluarkan spekulum dengan hati-hati
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN

51
Rendam semua peralatan yang sudah di pakai dalam
15
larutan klorin 0,5% selama 10 menit dekontaminasi
Buang bahan-bahan yang sudah tidak di pakai lagi (
16 kasa,sarung tangan sekali pakai ) ke tempat yang sudah
disediakan.
Celupkan kedua tangan yang masih masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan
17
dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin
tersebut.
18 Cuci tangan air dan sabun
Amati selama lima menit sebelum memperbolehkan klien
19
pulang
KONSELING PASCA PENCABUTAN
Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
20 masalah (misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri
pada perut /pinggul)
Melakukan pencabutan AKDR dengan sistematis dan
21
legeartis
Menuliskan langkah tindakan pencabutan AKDR ke dalam
22
status/rekam medik klien
TOTAL NILAI 44


Keterangan Skala Penilaian Sikap
0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar

Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100

Tutor/Penguji

Nilai batas lulus = 60
(…………………………………..)

52
Modul : Endocrine and Reproductive System
Keterampilan V : Pemasangan dan Pencabutan IMPLAN-2

I. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu melakukan pemasangan
dan pencabutan IMPLAN-2 sebagai salah satu metode kontrasepsi

II. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan station skills ini, mahasiswa mampu:
a. Melakukan pemasangan IMPLAN-2
b. Melakukan pencabutan IMPLAN-2

III. DESKRIPSI SILABUS
3.1 Kompetensi yang Diharapkan
a. Komunikasi Efektif
b. Keterampilan Klinik Dasar
c. Ilmu Dasar untuk praktek dokter
d. Pengelolaan masalah kedokteran dan kesehatan
e. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

3.2 Topik
a. Anatomi ektramitas atas
b. Kontrasepsi

3.3 Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi
3. Latihan dengan bimbingan
4. Latihan mandiri
5. Evaluasi

3.4 Fasilitas Laboratorium
f. Ruang latihan KKD
g. Pelatih/tutor
h. Buku Panduan Belajar KKD

53
i. Pasien simulasi
j. Alat yang dibutuhkan:
• ranjang pasien
• manekin
• IMPLAN-2
• Kapas dan cairan antiseptik
• sarung tangan steril
• spuit
• anastesi local
• Doek steril
• Bisturi/skapel
• Klem lengkung (mosquito)

3.5 Evaluasi
c. Nodal point evaluation
d. OSCE


















54
Ceklist Pemasangan IMPLAN-2
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
PERSIAPAN
Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
1
konseling tentang prosedur pemasangan implan-2
Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian jika ada
2
indikasi
3 Tanyakan tentang adanya alergi terhadap obat anastesi
Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencucI
4 lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air serta
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
5 Bantu klien naik ke meja periksa
Letakkan kain yang kering dan bersih di bawah lengan klien
6
dan atur posisi lengan klien dengan benar
Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
7
dengan mengukur 8 cm diatas lipatan siku
Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga
8
terbalik untuk memasang dua kapsul implan-2 (40mm)
Pastikan bahwa peralatan steril atau telah didesinfeksi tingkat
9
tinggi (DTT) sudah tersedia
10 Buka peralatan steril dan kemasannya
Buka kemasan implan-2 dan jatuhkan kedalam mangkok kecil
11 yang steril (atau biarkan dalam kemasannya bila tidak
tersedia mangkok kecil steril )
TINDAKAN PRA-PEMASANGAN IMPLAN-2
Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain
12
bersih
Pakai sarung tangan steril atau DTT, atau bila sarung tangan
13 diberi bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang
telah dicelupkan kedalam DTT
14 Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

55
15 Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah
Usap tempat pemasangan dengan menggunakan antiseptik,
16 gerakkan ke arah luar secara melingkar dengan diameter 10-
15 cmdan biarkan kering
Pasang kasin penutup (doek) steril atau DTT disekeliling
17
lengan klien
PEMASANGAN KAPSUL
Suntikkan anastesi lokal 0,3 cc ke kulit (intradermal) pada
18 tempat insisi yang telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung
Teruskan penusukkan jarum kebawah kulit (subdermal)
19 sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc pada jalur
pemasangan kapsul no.1 dan 2
20 Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
Buat insisi dangkal pada kulit selebar 2mm dengan
21 menggunakan skalpel atau ujung bisturi hingga mencapai
lapisan subdermal
Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi
22 dengan sudut 45o hingga mencapai lapisan subdermal
kemudian luruskan trokar sejajar dengan permukaan kulit.
Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai
23
batas I (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi.
24 Keluarkan pendorong
Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arag ujung
25
dari trokar sampai terasa adanya tahanan
Tahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan dan tarik
26
trokar keluar sampai mencapai pangkal pendorong
Sambil menahan ujung kapul dibawah kulit, tarik trokar dan
27 pendorongnya secara bersama sampai batas tanda 2 (pada
ujung treokar) terlihat pada luka insisi
Kemudian belokkan arah trokar samping dan arahkan kesisi
28 lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner), dorong trokar dan
pendorongnya hingga tanda 1 berada pada luka insisi.

56
Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong
29
untuk menempatkan kapsul pada tempatnya
Tahan ujung kapsul kedua yang telah dipasang dibawah kulit,
30
tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi
Raba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul
31
implan-2 telah terpasang baik pada posisinya.
Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada
32
jauh dari luka.
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
Tekan pada tempat insisi dengan kassa untuk menghentikan
33
pendarahan
34 Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band/aid
Beri pembalut untuk mencegah pendarahan bawah kulit atau
35
memar pada kulit
Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila
36 ada nanah atau pendarahan atau kapsul keluar dari luka insisi
maka ia harus segera kembali ke klinik
Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
37
tersebut dalam larutan klorin dalam 10 menit
Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10
38 menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari
pendorongnya
Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ketempatnya
39
(kasa, kapas, sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
40 larutan klorin, 10%. kemudian buka dan rendam dalam 10
menit
Cuci tangan dengan air dan sabun, kemudian keringkan
41
dengan kain bersih
Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal
42
khusus
Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
43
klien pulang
TOTAL NILAI 86

57

Checklist Pencabutan IMPLAN-2
Skala
No PROSEDUR Penilaian
0 1 2
PERSIAPAN
1 Tanyakan pada klien alasan ingin mencabut implan-2
Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan
2
implan-2
Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadapat obat
3
anastesi
Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah
4 mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air
serta membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
Bantu klien ke meja periksa, Letakkan kain yang kering dan
5 bersih di bawah lengan klien dan atur posisi lengan klien
dengan benar
Raba kapsul untuk menentukan lokasi tempat insisi guna
6 mnecabut kapsul untuk memperhitungkan jarak yang sama
dari ujung akhir semua kapsul
Pastikan bahwa peralatan steril atau telah di Disinfeksi
7
Tingkat Tinggi (DTT) sudah tersedia.
8 Buka peralatan steril dari kemasannya
TINDAKAN PRA-PENCABUTAN
Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain
10
bersih
Pakai sarung tangan steril atau DTT, atau bila sarung tangan
11 diberi bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang
telah dicelupkan kedalam DTT
12 Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
Usap tempat pemasangan dengan menggunakan antiseptik,
13 gerakkan ke arah luar secara melingkar dengan diameter 10-
15 cm dan biarkan kering

58
Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling
14
lengan klien
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK PRESENTASI
Suntikkan anastesi lokal (0,3cc) intrakutan ditempat insisi
15 dan 1 cc subdermal di bawah ujung kapsul ( ¼ panjang
kapsul)
16 Uji efek anastesinya sebelum membuat insisi pada kulit
Buat insisi kecil (2mm) dengan ujung bisturi/skalpel sekitar
17
3mm di bawah ujung
Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan
18 dorong pelan-pelan ke arah tempat insisi hingga ujung dapat
dipresentasikan melalui luka dinsisi
Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan
19
bawa ke arah insisi
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
20 dengan menggunakan ujung bisturi hingga ujung bisturi
terbebas dari jaringan yang melingkupinya
Pegang ujung kapsul dengan pinset anatomik atau ujung
21
klem, lepaskan klem penjepit sambil menarik kapsul keluar
Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5%
22
dan lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
Setelah kapsul tercabut,hitung kembali jumlah kapsul untuk
23
memastikan apakah kedua kapsul sudah dikeluarkan
24 Perlihatkan kedua kapsul tersebut pada klien
25 Rapatkan kedua sisi luka insisi dan tutup dengan band-aid
Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
26
mengurangi memar
Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila
27 ada nanah atau pendarahan atau kapsul keluar dari luka
insisi maka ia harus segera kembali ke klinik
Masukkan klorin 0,5% dalam tabung suntik dan rendam alat
28
suntik tersebut dalam larutan klorin dalam 10 menit

59
Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10
29 menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari
pendorongnya
Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ketempatnya
30 (kass, kapas, sarung tangan/alat suntik sekali pakai, dan
kapsul implan-2) ketempat atau wadah sampah medik
Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
31 kedalam larutan klorin, 10%. kemudian buka dan rendam
dalam 10 menit
Cuci tangan dengan air dan sabun, kemudian keringkan
32
dengan kain bersih
Lakukan observasi selama 5 menit sebelum
33
memperbolehkan klien pulang
TOTAL NILAI 66


Keterangan Skala Penilaian Sikap
0 : Jika tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tetapi salah/tidak sesuai urutan/tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan benar

Nilai KKD =
(skor yang didapat/skor total) x 100

Tutor/Penguji

Nilai batas lulus = 60
(…………………………………..)








60






Lampiran :


LEMBAR PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK DASAR


Judul KKD :……………………………….
Nama Tutor KKD :………………………………..
Tanggal ujian :………………………………..

Isilah perhitungan dibawah ini terlebih dahulu untuk memudahkan anda melakukan
penilaian
Presentase terhadap skor total checklist Skor check list Nilai modul
100% 100
80% 80
70% 70
60 % 60


NO NAMAMAHASISWA SKOR NILAI LULUS/TIDAK
1
2
3
4
5
6
7
8
9

61
10


KETERANGAN :

1. Konversi nilai mengikuti kaidah sebagai berikut,



NO Nilai Skor checklist yang diperoleh
(persentaseterhadapnilaimaksimal)
1 80-100 80-100%
2 70-79 70-79%
3 60-69 60-69%
4 < 60 < 60% (Tidak Lulus)

2. Ilustrasi penghitungan skor, à Bila skor suatu ketrampilan maksimal adalah
24, maka mahasiswa yang mencapai skor 24 mendapat konversi nilai pada
modul adalah 100; skor 19 maka konversi menjadi 80; skor 13 tidak lulus
karena batas lulus adalah 14 (60% dari 24)
3. Mahasiswa yang tidak lulus pada ujian KKD harus mengulang sampai
dinyatakan lulus oleh tutor KKD, dengan nilai maksimal yang diperoleh adalah
60 (C)
4. Tutor hanya boleh menandatangani buku log KKD bila mahasiswa sudah lulus
ujian.


62

Anda mungkin juga menyukai