Anda di halaman 1dari 6

KOLLAHU TAALLA FILL KITABIL KARIM

 YA AYYUHALLADZI NA AMANUTTAQULLAH HAQQO TUKOTIH


WALA TAMMU TUNNA ILLA WAANTUM MUSLIMUN

KEBERSIHAN HATI (TAZKIYATUNNAFS)

Kebersihan hati merupakan predikat mulia dan terhormat yang


membuat seorang muslim mudah meraih pahala besar dan
berakhir dengan kesudahan yang baik. Firman Allah :

YAUMA LAA YANGFA’U MAALUWWALAA BANUUN


ILLA MAN ATALLAHA BI QOLBING SALIIM

“Pada suatu hari harta dan anak-anak tidak berguna kecuali


orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. Qs.As-
Syuara :88-89
Tanda hati bersih setelah keimanan, ketakwaan, tauhid dan
keyakinan ialah manakala hati itu jernih dari pencemaran rasa
dengki, iri hati dan dendam terhadap kaum muslimin; Artinya
seorang muslim hidup bersama dengan sesame di masyarakat
dengan hati jernih, bersih dan tulus, tidak menyimpan
kebencian, rasa dendam, penipuan dan siasat buruk terhadap
mereka, namun justru hidup berdampingan dengan mereka
dengan perasaan lega dan hati bersih yang membuat dirinya
sendiri nyaman dan orang lain merasa aman. Dalam arti
masyarakat tidak merasa terganggu dan terusik olehnya.
Sabda Nabi ‫ ﷺ‬:

LAA YU’MINU AHADUKUM


Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian
HATTAA YUHIBBA LI-AKHII-HI MAA YUHIBBU LINAFSIHI
Sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya
sendiri

Saudaraku sesama muslim !


Termasuk kenikmatan di dunia ini atau bahkan merupakan
puncak kenikmatan surga dunia ialah apabila seseorang telah
mencapai kebersihan hati dalam bergaul dan hidup
bermasyarakat bersama siapapun. Firman Allah ketika
menggambarkan penghuni surga :
“Kami cabut rasa dengki yang ada di dalam dada mereka”. Qs.
Al-Araf:43

Ibnu Athiyah rahimahullah dalam memahami ayat ini


mengatakan :
“Hal itu dikarenakan orang yang menyimpan rasa dendam dan
kedengkian merasa tersiksa dengan perasaannya itu,
sedangkan surga bukanlah tempat siksaan”.
Allah memberikan gambaran tentang doa hamba-hambaNya
yang beriman dalam firmanNya :
“Dan orang-orang yang datang setelah mereka berdoa, Ya
Tuhan kami, ampunilah kami dan kawan-kawan kami yang
telah mendahului kami dalam keimanan, janganlah Engkau
menuruh rasa dendam di dalam hati kami. Ya Tuhan kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penyantun dan Maha Pemurah”.
Qs. Alhasyr :10

Saudaraku sesama muslim !

Menjaga hati agar tetap bersih dari berbagai perasaan dendam


dan benci merupakan salah satu amal kebajikan termulia.
Nabi ‫ ﷺ‬pernah ditanya :
“Siapakah di antara manusia yang paling mulia ? beliau
menjawab : Setiap orang yang berhati “makhmum” dan
lisannya “Shoduuq”. Mereka berkata : Kalau orang yang
lisannya shoduuq (jujur) kami telah mengenalnya, tetapi
siapakah orang yang berhati “makhmum” itu ?. Jawab beliau :
Itulah orang yang hatinya bersih dan bertakwa; tidak tercemari
dosa, kezaliman, rasa dendam dan dengki”. HR Ibnu Majah.
Isnadnya dinyakan shahih oleh Almundziri dan Albushiri dalam
Azzawaid dan oleh Albani.

Generasi terdahulu umat ini memahami hakikat tersebut.


Lihatlah Zaid bin Aslam ketika menjenguk Abu Dujanah yang
sedang sakit, namun demikian wajahnya tetap berseri, ia
bertanya : “Apa yang membuat wajahmu nampak berseri ?
Jawabnya : Tidak ada sesuatu yang lebih menenteramkan
hatiku selain dua amalan; pertama aku tidak membicarakan
sesuatu yang tidak penting bagiku, dan kedua  hatiku selalu
bersih dan tulus terhadap kaum muslimin”.
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata : “Tidaklah orang-orang
yang bersama kami mencapai suatu pencapaian derajat
tertentu lantaran banyaknya melakukan shalat sunah dan
puasa, akan tetapi karena kemurahan dan kejernihan hati serta
ketulusan nasihat mereka kepada umat”.

Saudaraku sesama muslim !

kebersihan hati seseorang antara lain


 keikhlasan beribadah kepada Allah,
 ridha terhadap takdir dan ketentuan hukumNya
 memperbanyak baca kitabNya,
 selalu berupaya memerangi hawa nafsu dari penyakit-
penyakit hati; seperti BOHONG, mendengki, IRI dan
mendendam
 sadar akan dampak buruk dunia dan akhirat yang
ditimbulkannya.
 memohon kepada Allah agar dikaruniai hati yang bersih
 tutur kata yang benar
 mencurahkan segala upaya yang dapat membangkitkan
cinta kasih sayang, menangkal kebencian dan rasa
dendam. dengan menebar salam sejahtera,
 tidak memperbincangkan tentang apapun urusan orang
yang tidak penting baginya,
 berupaya memberikan suatu pemberian kepada sesama
demi terjalinnya kasih sayang dan terhindarnya
kebencian.
 Selain itu, selalu mendoakan kebaikan bagi seluruh kaum
muslimin, memberikan pemaafan atas kesalahan mereka,
mencurahkan amal kebajikan dalam berbagai ragamnya,
berusaha menyenangkan hati mereka dan turut
merasakan kegembiraan dan kesedihan mereka.

Hendaklah seorang hamba berusaha secara sungguh-sungguh


memerangi setan yang tidak henti-hentinya menghasut dan
merusak hati. Firman Allah :
WA QUL LI’IBAADII YAQUULULLATII HIYA AHSAN
INNASY-SYAITHOONA YANGZAGHU BAINAHUM
INNASY-SYAITHOONA KAANA ADUWWAM MUBIINAA

“Katakanlah kepada hamba-hambaKu agar mereka berkata


yang lebih baik. Sesungguhnya setan itu selalu menghasut di
antara mereka. Sesungguhnya setan bagi manusia adalah
musuh yang nyata”. Qs. Al-Isra: 53

Dalam hadis riwayat Muslim, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda :

“Setan berputus asa dalam mempengaruhi orang-orang yang


shalat di Jazirah Arab agar menyembah dirinya, maka lalu ia
melakukan penghasutan di antara mereka”. HR.Muslim

Di antara yang dapat menyelamatkan seseorang dari penyakit


hati ialah menghindari perdebatan dan perbantahan dalam
berbagai persoalan dan peristiwa, karena hal itu dapat
menimbulkan kebencian dan rasa dendam serta mempertajam
permusuhan dan melahirkan sikap antipati.

“Janganlah saling membenci, janganlah saling mendengki,


janganlah saling membelakangi. Jagalah persaudaraan di
antara kalian. Tidak diperkenankan seorang muslim tidak
bertegur sapa dengan sesama saudaranya melebihi tiga hari”.
HR. Muslim.

Perdebatan hanya dipandang perlu dalam upaya membela


kebenaran agama dan hanya dilakukan oleh seorang ulama
yang berhati tulus dalam memberikan nasihat, amanat, dan
memenuhi seluruh persyaratan berdebat dan adu argumentasi
dengan tetap menjaga kode etik dan norma-norma tinggi.

Barakallahu lii walakum fil qur anil ‘adhim


Wanafa’anii wa iyyakum bima fiihi minal aayaati
Wadhikril hakim Wataqoballa minni wamingkum tilaa watahu
Innahu huwassami’ul ‘aliim

ALHAMDULILLADZI HADANA LIHADZA WAMA KUNNA LINAHTADIYAA


LAULAA AN HADANALLAH
ASHADU ALL ILLA HAILLAH WAHDAHU LA ZARIKAALLAH… WA
ASYAHDAU ANNA….

AMMA BAKDU
YA AYYUHALLADZI NA AMANUTTAQULLAH HAQQO TUKOTIH
WALA TAMMU TUNNA ILLA WAANTUM MUSLIMUN

Kaum muslimin rahimakumullah

Hati yang bersih merupakan pintu gerbang bagi masuknya


keberkahan secara permanen. Seorang ulama salaf berkata :
Pondasi agama adalah sifat wara’, sebaik-baik ibadah adalah
ibadah melawan nafsu di malam hari dan jalan pintas masuk
surga adalah hati yang bersih.

Oleh karena itu, marilah kita jaga kebersihan, kejernihan dan


ketulusan hati. Nabi ‫ ﷺ‬sendiri senantiasa berupaya
memperteguh pondasi ini dengan menangkal segala yang
merintanginya dan mengotorinya.

Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah bersaudara dan saling


mencintai, saling berkasih sayang atas dasar takwa dan saling
berpesan untuk selalu taat kepada Allah.

JAMAAH….

Dan Marilah kita senantiasa bersyukur dengan hati yang ikhlas,


mengucap dengan lisan Alhamdulillahirrobil ‘alamin dan syukur tersebut
mari kita implemetasikan dalam perbuatan nyata salah satunya adalah
dengan melakukan amalan-amalan yang di cintai Allah, dengan harapan
mendapat Ridho-Nya. Niatkan amalan tersebut karena Allah, Untuk
Allah Demi Mendapat Ridho Allah

Mari kita memohon kepada Allah Swt agar senantiasa memberikan kita


petunjuk dan taufik untuk tetap beramal shalih dan berbuat baik serta
bermanfaat untuk orang lain.

Alhamdulillahi robiil alamin


Washoolatu wassalamuhu alla nabiyyina Muhammad
Wa ala alihi wa ashabihi ajmain

Allahumagfir lilmuslimina wal muslimat, wal mukminina wal mukminat,


Al ahyaa I minhum wal amwat innaka samiun qoriibummujibudakwat

Robbana dholamna anfusana wa ilam taqfirlana watarhamna lanakunana


minnal khosyirin

Allahuma inna nas aluka salaamatan fid diini.Wa afiyatan fil jasadi, wa
ziyaadatan fil ilmi, wa barakatan fir rizqi, wa taubatan qoblal maut,
warahmatan indal maut, wamaghfirotan bakdal maut
Allahuma hawwin alaina fii sakaratil maut
Wanaajata minnan nar, wal afwa indal hisab

Allahumma a’ini alaa dzikrika wazukrika wa husni ibadatik


Allahuma arinal haqqo-haqqo wardhoknat tiba a
Wa arinal batila-batila war dzuknatinaba

Robbana la tuzigkulubana ba’daid hadaitana wahablana


milandukarohmah innaka antal wahab
Rabbana atina fidunya hasanah …
Subhanaka robiika robill izati….

Wala dzikrullahi akbar

Anda mungkin juga menyukai