Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN

INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI SASANA TRESNA WERDHA “KARYA


BHAKTI” YAYASAN KARYA BHAKTI RIA PEMBANGUNAN 2016

Kusdiah Eny Subekti1, Mia Margawati2


1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-
syafi’iyah Jakarta, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia
*email : fikesuia@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan salah satu gangguan mental pada lansia adalah gangguan fungsi kognitif. Fungsi kognitif
memungkinkan seseorang untuk berfikir, mengingat, memahami, membayangkan, menganalisis,
berbahasa dan belajar . Dampak dari menurunnya fungsi kognitif akan menyebabkan bergesernya
peran lansia dalam berinteraksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
bersifat timbal balik antar individu, kelompok, dan antara individu dengan kelompok . Tujuan
penelitian adalah untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara penurunan fungsi kognitif
dengan kemampuan interaksi sosial pada lansia. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelatif
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling.
Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Juli di Sasana Tresna Werdha “Karya Bhakti”
Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 64 lansia dengan
responden sebanyak 55 lansia. Usia responden 60 tahun keatas. Penelitian ini menggunakan uji fisher’s
Exact untuk mencari hubungan penurunan fungsi kognitif dengan kemampuan interaksi sosial pada
lansia. Hasil penelitian didapatkan nilai exact sig (2-sided)= 0,004 yang berarti tolak dengan
keeratan 0,528. Simpulan ada hubungan yang signifikan antara penurunan fungsi kognitif dengan
kemampuan interaksi sosial pada lansia di Sasana Tresna Werdha “Karya Bhakti” Yayasan Karya
Bhakti Ria Pembangunan. Saran asuhan keperawatan lansia harus ditingkatkan lagi dan lansia harus
lebih banyak beraktivitas sehingga dapat memperlambat terjadinya kepikunan.

Kata Kunci= Penurunan fungsi kognitif, Interaksi sosial, Lansia

ABSTRACT
Introduction one mental disorders in the elderly are impaired cognitive function. Cognitive function
allows one to think, remember, understand, visualize, analyze, speak and learn. The impact of the
decline of cognitive function will cause a shift in the role of the elderly in social interaction. Social
interaction is a dynamic social relations, reciprocal between individuals, groups, and between
individuals and groups. The research purpose is to identify whether there is a correlation between the
decline in cognitive function with social interaction skills in the elderly. The research method using
descriptive correlative with cross sectional approach. Using techniques random sample taking
sampling. This research was conducted from April to July in Sasana Tresna Werdha "Karya Bhakti"
Yayasan Karya Bhakti Ria Development. The population in this study were 64 elderly by as much as 55
elderly respondents. The age of respondents 60 years and older. This study using Fisher's Exact test to
look for relationships with cognitive decline in the elderly social interaction skills. The result showed
the exact value sig (2-sided) = 0.004, which means starting with the closeness 0,528. The
conclusion was significant relationship between the decline in cognitive function with social
interaction skills of the elderly in Sasana Tresna Werdha "Karya Bhakti" Yayasan Karya Bhakti Ria
Development. Suggestions elderly nursing care must be improved, and the elderly should be more
active so that it can slow the occurrence of dementia.

Keyword = decline in cognitive function, social interaction, Elderly


PENDAHULUAN Fungsi Kognitif dengan Kemampuan
A. Latar Belakang Interaksi Sosial pada Lansia di Sasana
Lanjut Usia adalah sesuatu yang Tresna Werdha “Karya Bhakti”
harus diterima sebagai suatu kenyataan Yayasan Karya Bhakti RIA
dan fenomena biologis. Kehidupan itu Pembangunan”
akan diakhiri dengan proses penuaan.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali B. Tujuan Penelitian
lanjut usia dipersepsikan secara negatif, 1. Tujuan Umum
dianggap sebagai beban keluarga dan Untuk mengidentifikasi
masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini apakah ada hubungan antara
mendorong semakin berkembangnya penurunan fungsi kognitif dengan
anggapan bahwa menjadi tua itu identik kemampuan interaksi sosial pada
dengan semakin banyaknya masalah lansia di Sasana Tresna Werdha
kesehatan yang dialami lanjut usia. “Karya Bhakti” Yayasan Karya
Lanjut usia cenderung dipandang Bhakti RIA Pembangunan.
masyarakat tidak lebih dari sekelompok
orang yang sakit-sakitan, meskipun 2. Tujuan Khusus
diantara lanjut usia lainnya masih a. Gambaran karakteristik
banyak yang berperan aktif dalam demografi lansia (usia, jenis
masyarakat (Dewi, 2014). kelamin, pendidikan, status
Berdasarkan survei data yang di kesehatan) di Sasana Tresna
dapat pada bulan April 2016 dari Werdha “Karya Bhakti”
Sasana Tresna Werdha terdapat 64 Yayasan Karya Bhakti RIA
Lansia ditemukan 20 lansia yang Pembangunan.
mengalami penurunan fungsi kognitif. b. Gambaran penurunan fungsi
Data tersebut di dapat dari Skrining kognitif pada lansia di Sasana
Mini Mental State Exam. Berdasarkan Tresna Werdha “Karya Bhakti”
interaksi dengan 5 lansia pada saat Yayasan Karya Bhakti RIA
praktik di Panti Tresna Werdha pada Pembangunan.
bulan Februari 2016, terdapat 3 diantara c. Gambaran kemampuan
mereka mengalami penurunan fungsi interaksi sosial pada lansia di
kognitif yang ditandai dengan adanya Sasana Tresna Werdha “Karya
lansia yang lupa dengan tanggal Bhakti” Yayasan Karya Bhakti
lahirnya serta lupa tanggal dan bulan RIA Pembangunan.
apa sekarang. Lansia tersebut terjadi d. Hubungan antara penurunan
perubahan dalam berperilaku, fungsi kognitif dengan
diantaranya lansia ada yang melakukan kemampuan interaksi sosial
percakapan tanpa mau bertatap muka, pada lansia di Sasana Tresna
lansia yang tidak pernah mengikuti Werdha “Karya Bhakti”
kegiatan panti dan juga ada lansia yang Yayasan Karya Bhakti RIA
memilih untuk diam bila diajak Pembangunan
bercakap-cakap.
Dari uraian singkat di atas, TINJAUAN PUSTAKA
menunjukkan bahwa fungsi kognitif A. Konsep Lansia
mempengaruhi interaksi sosial. Hal 1. Pengertian
tersebut membuat peneliti tertarik untuk Penuaan adalah normal,
meneliti tentang ’’Hubungan Penurunan dengan perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat diramalkan yang c. Menurut Burnise (2006), ada
terjadi pada semua orang pada saat empat tahap lanjut usia yaitu:
mereka mencapai usia tahap 1) Young old (usia 60 - 69
perkembangan kronologis tertentu. tahun)
Hal ini merupakan suatu fenomena 2) Middle age old (usia 70 - 79
yang kompleks dan tahun)
multidimensional yang dapat di 3) Old - old (usia 80 - 89 tahun)
observasi di dalam satu sel dan 4) Very old - old (usia > 90
berkembang sampai pada tahun)
keseluruhan sistem, walaupun hal
itu terjadi pada tingkat kecepatan B. Konsep Kognitif
yang berbeda, di dalam parameter 1. Pengertian Kognitif
yang cukup sempit, proses tersebut Ranah kognitif adalah ranah
tidak tertandingi. Usia yang yang mencakup kegiatan mental
dijadikan patokan untuk lanjut usia (otak). Segala upaya yang
berbeda-beda, umumnya dimulai menyangkut aktivitas otak adalah
dari usia 60 tahun (Stanley, 2006). termasuk dalam ranah kognitif
(Laura E, Berk, 2010). Kognitif
2. Batasan Lansia adalah kemampuan intelektual
a. Menurut WHO ada 4 tahapan, seseorang lansia dalam berpikir,
yaitu: mengetahui dan memecahkan
1) Usia pertengahan (middle masalah (Yahya, 2008). Fungsi
age) usia 45 - 59 tahun kognitif memungkinkan seseorang
2) Lanjut usia (elderly) usia 60 - berfikir, mengingat, memahami,
74 tahun membayangkan, menganalisis,
3) Lanjut usia tua (old) usia 75 - berbahasa dan belajar (Bonner,
90 tahun 2008), dapat disimpulkan
4) Usia sangat lanjut (very old) pengertian dari kognitif yaitu proses
> 90 tahun berfikir seseorang untuk
b. Menurut Setyonegoro (2007), memperoleh pengetahuan dengan
batasan usia dewasa sampai cara mengingat, memahami,
lanjut usia dikelompokkan menilai sesuatu.
menjadi:
1) Usia dewasa muda (elderly 2. Aspek Kognitif
adulthood) usia 18/20 - 25 Menurut Goldman 2000
tahun dalam Zulsita 2010, fungsi kognitif
2) Usia dewasa penuh (middle sesorang meliputi berbagai fungsi,
years) atau maturitas usia 25 antara lain:
- 60/65 tahun a. Orientasi
3) Lanjut usia (geriatric age) b. Bahasa
usia > 65/70 tahun, dibagi : c. Atensi
a) Young old (usia 70 - d. Memori
75 tahun) e. Fungsi konstruksi
b) Old (usia 75 - 80 f. Kalkulasi
tahun) g. Penalaran
c) Very Old (usia > 80
tahun)
C. Konsep Interaksi Sosial METODOLOGI PENELITIAN
1. Pengertian A. Desain Penelitian
Interaksi sosial berasal dari Desain penelitian yang
istilah dalam bahasa Inggris “social digunakan dalam penelitian ini adalah
interaction” yang berarti saling deskriptif korelatif dengan pendekatan
bertindak. Interaksi sosial cross sectional yaitu melihat hubungan
merupakan hubungan sosial yang penurunan fungsi kognitif dengan
dinamis, bersifat timbal balik antar kemampuan interaksi sosial pada lansia
individu, antar kelompok, dan di Sasana Tresna Werdha “Karya
antara individu dengan kelompok. Bhakti” Yayasan Karya Bhakti RIA
Interaksi sosial terjadi apabila satu Pembangunan. Penelitian ini bertujuan
individu melakukan tindakan untuk mencari ada tidaknya hubungan
sehingga menimbulkan reaksi bagi signifikan antara kedua variabel
individu-individu lain. Interaksi tersebut.
sosial tidak hanya berupa tindakan
yang berupa kerja sama, tetapi juga B. Lokasi dan Waktu Penelitian
bisa berupa persaingan dan Penelitian ini dilakukan di
pertikaian (Tim Mitra Guru, 2006). Sasana Tresna Werdha yang beralamat
di Jl. Karya Bhakti No.2 Rt.08 Rw. O7
2. Aspek - Aspek Interaksi Sosial Cibubur Jakarta Timur. Adapun waktu
a. Komunikasi penelitian, dilakukan selama 3 bulan,
b. Sikap dari bulan April sampai dengan bulan
c. Tingkah Laku Kelompok Juni 2016 mulai dari persiapan,
pengambilan data, pengolahan dan
3. Ciri – Ciri Interaksi Sosial analisis data sampai penulisan laporan.
Menurut Sudarma (2012),
ada 4 ciri – ciri interaksi sosial, C. Populasi dan Sampel Penelitian
antara lain : 1. Populasi
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu Populasi penelitian ini adalah
orang. lansia yang tinggal di Sasana Tresna
b. Terjadinya komunikasi diantara Werdha “Karya Bhakti” Yayasan
pelaku melalui kontak sosial. Karya Bhakti RIA Pembangunan.
c. Mempunyai maksud atau tujuan Jumlah Populasi adalah 64 lansia
yang jelas. Wanita dan Laki-laki yang tinggal
d. Dilaksanakan melalui suatu pola di Sasana Tresna Werdha.
sistem sosial tertentu.
2. Sampel
4. Faktor yang Mempengaruhi Pada penelitian ini sampel
Terjadinya Interaksi Sosial yang digunakan adalah sebagian
a. Sugesti lansia yang tinggal di Sasana Tresna
b. Imitasi Werdha “Karya Bhakti” Yayasan
c. Identifikasi Karya Bhakti RIA Pembangunan.
d. Simpati Teknik pengambilan sampel yaitu
e. Empati menggunakan teknik random
f. Motivasi sampling yaitu suatu cara
pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan atau
peluang yang sama untuk diambil fungsi kognitif sebanyak 10 orang
kepada setiap elemen populasi, (18,2%).
kemudian ukuran sampel
menggunakan rumus Slovin dan 2. Kemampuan Interaksi Sosial
tingkat kesalahan 5% maka ukuran Tabel 2 Distribusi Frekuensi
sampel dalam penelitian ini Kemampuan Interaksi Sosial
N : 64 orang Kemampuan Frekuensi Persentase
d : 5% (0,05) Interaksi Sosial (%)
Tidak Baik 29 52.7
n = =55 responden Baik 26 47.3
Total 55 100.0
3. Batasan Penelitian
Dimana pengambilan sampel Berdasarkan Tabel diatas dapat
ini sesuai dengan tujuan penelitian dilihat bahwa dari 55 lansia, lansia
dengan kriteria sebagai berikut : yang mempunyai kemampuan
a. Lansia yang berusia diatas 60 interaksi sosial yang tidak baik
tahun sebanyak 29 orang (52,7%)
b. Jenis kelamin perempuan dan sedangkan lansia yang mempunyai
laki-laki kemampuan interaksi sosial yang
c. Tinggal di di Sasana Tresna baik sebanyak 26 orang (47,3%).
Werdha “Karya Bhakti”
Yayasan Karya Bhakti RIA B. Analisis Bivariat
Pembangunan. 1. Hubungan antara penurunan
d. Lansia dalam keadaan sadar fungsi kognitif dengan
e. Lansia yang bersedia menjadi kemampuan interaksi sosial pada
responden lansia di Sasana Tresna Werdha
“Karya Bhakti” Yayasan Karya
HASIL PENELITIAN Bhakti RIA Pembangunan
A. Analisis Univariat
Tabel 3 Penurunan Fungsi Kognitif
1. Gambaran Penurunan Fungsi
dengan Kemampuan Interaksi Sosial
Kognitif Responden

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan (Asym


Interaksi Sosial P p
Penurunan Fungsi Kognitif Value Sig.(2-
Penurunan Frekuen (%) Tidak Baik Baik Sided)
Fungsi Kognitif si
Mengalami Penurunan Fungsi 45 81.8 Mengalami 28 17 8.952 .004
Kognitif (0-25) Penurunan Fungsi
Kognitif (0-25) 50,91% 30,91%
Tidak Mengalami Penurunan 10 18.2
Fungsi Kognitif (26-30) Tidak Mengalami 1 9
Total 55 100.0 Penurunan Fungsi
Kognitif (26-30) 1,81% 16,37%
Berdasarkan Tabel diatas
dapat dilihat bahwa dari 55 lansia, Berdasarkan Tabel diatas dapat
lansia yang mengalami penurunan dilihat bahwa dari 55 lansia, lansia
fungsi kognitif sebanyak 45 orang yang mengalami penurunan fungsi
(81,8%) dengan sedangkan lansia kognitif dan memiliki kemampuan
yang tidak mengalami penurunan interaksi sosial tidak baik sebanyak
28 orang, lansia yang mengalami Hasil perbandingan nilai C (Koefisien
penurunan fungsi kognitif dan Kontingensi) dengan diperoleh
memiliki kemampuan interaksi 0,528. Nilai 0,528 menunjukan bahwa
sosial yang baik sebanyak 17 orang, derajat keeratan pengaruh negatif
lansia yang tidak mengalami memiliki hubungan antara penurunan
penurunan fungsi kognitif dan fungsi kognitif dengan kemampuan
memiliki kemampuan interaksi interaksi sosial pada lansia. Hal ini dapat
sosial tidak baik sebanyak 1 orang dibuktikan dengan membandingkan nilai
serta lansia yang tidak mengalami derajat keeratan 0,528 dengan tabel
penurunan fungsi kognitif dan interprestasi korelasi Guild Ford.
memiliki kemampuan interaksi Dengan demikian, hasil penelitian dapat
sosial yang baik sebanyak 9 orang. di klasifikasikan pada kategori
hubungan yang cukup kuat dengan
Berdasarkan diatas dapat derajat keeratan 0,528. Dari uraian
terlihat bahwa nilai Exact Sig. (2- tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa
sided) = 0,004 lebih kecil dari α = fungsi kognitif memberikan pengaruh
5% maka hipotesis tolak , sebesar 52,8% terhadap kemampuan
kesimpulannya ada hubungan antara interaksi sosial pada lansia di Sasana
penurunan fungsi kognitif dengan Tresna Werdha “Karya Bhakti” Yayasan
kemampuan interaksi sosial pada Karya Bhakti RIA Pembangunan.
lansia di Sasana Tresna Werdha
“Karya Bhakti” Yayasan Karya PEMBAHASAN
Bhakti RIA Pembangunan. Frekuensi responden berdasarkan
penurunan fungsi kognitif pada tabel 4.5
Tabel 5 Symmetric Measures menunjukkan bahwa sebagian besar
Value Approx. Sig. responden mengalami penurunan fungsi
kognitif. Dari 55 responden, responden yang
Nominal by Contingency
Nominal Coefficient
.374 .003 mengalami penurunan fungsi kognitif
N of Valid Cases 55
sebanyak 45 orang (81,8%) sedangkan
responden yang tidak mengalami penurunan
fungsi kognitif sebanyak 10 orang (18,2%).
Dari Tabel 5 diperoleh nilai Hal ini sesuai dengan teori Robert Kane dan
Koefisien Kontingensi (C) = 0, 374 Yoseph Ouslander dalam Buku “Essentials
kemudian bandingkan dengan of Clinical Geriatrics“ (2006) yang
dimana ditentukan sebagai menyatakan bahwa permasalahan pada
berikut: lansia biasanya 14i dan salah satunya adalah
Intellectual Impairment.
= = 0,707
(m = nilai minimum baris dan kolom) Frekuensi responden berdasarkan
kemampuan interaksi sosial pada tabel 4.9
Kemudian nilai C (Koefisien menunjukkan bahwa sebagian besar
Kontingensi) dibandingkan dengan nilai responden memiliki kemampuan interaksi
sebagai berikut: sosial yang tidak baik. Dari 55 responden,
responden yang memiliki kemampuan
interaksi sosial baik sebanyak 26 orang
.100% = . 100% = 0,528 (47,3%) sedangkan responden yang
memiliki kemampuan interaksi sosial yang Pembangunan. Hal ini dapat dibuktikan
tidak baik sebanyak 29 orang (52,7%). Hal dengan membandingkan nilai derajat
ini sesuai dengan teori yang dikatakan keeratan (0.528) dengan tabel interprestasi
Sudarma (2012) bahwa menurunnya derajat korelasi Guilt Ford.
kesehatan dan kemampuan fisik akan
mengakibatkan orang lanjut usia secara Dari hasil penelitian ini dapat di
perlahan menarik diri dari hubungan simpulkan bahwa terdapat hubungan yang
masyarakat sekitar. cukup kuat antara penurunan fungsi kognitif
dengan kemampuan interaksi sosial pada
Berdasarkan hasil uji penelitian di lansia di Sasana Tresna Werdha “Karya
Sasana Tresna Werdha dilihat dari variabel Bhakti” Yayasan Karya Bhakti RIA
kemampuan interaksi sosial terdiri dari 3 Pembangunan. Hal ini sesuai dengan
aspek yaitu komunikasi, sikap dan tingkah penelitian Marlina Dwi Rosita pada tahun
laku kelompok, masing-masing aspek 2012 di Kelurahan Mandan wilayah kerja
tersebut dihubungkan dengan penurunan Puskesmas Sukoharjo yang menunjukkan
kemampuan interaksi sosial untuk bahwa ada hubungan yang signifikan antara
mengetahui aspek mana yang berhubungan penurunan fungsi kognitif dengan
dengan penurunan fungsi kognitif. Dalam kemampuan interaksi sosial. Perbedaannya
Penelitian ini peneliti menggunakan uji adalah responden pada penelitian Marlina
Fisher’s Exact untuk mengetahui apakah sebanyak 80 responden diantaranya yang
ada hubungan antara penurunan fungsi fungsi kognitifnya baik sebanyak 53,8%
kognitif dengan kemampuan interaksi sosial orang dan fungsi kognitif buruk sebanyak
pada lansia di Sasana Tresna Werdha 46,2% serta responden yang memiliki
“Karya Bhakti” Yayasan Karya Bhakti RIA kemampuan interaksi sosial baik sebanyak
Pembangunan. 58,8% sedangkan responden yang memiliki
kemampuan interaksi sosial tidak baik
Hasil Uji Berdasarkan hasil uji sebanyak 41,2%. Kemudian penelitian
Fisher’s Exact antara penurunan fungsi Marlina juga menggunakan instrumen
kognitif dengan kemampuan interaksi sosial pernyataan sebanyak 20 pernyataan dengan
dapat terlihat bahwa nilai Exact Sig. (2- menggunakan skala likert agreement dan
sided) = 0,004 dan lebih kecil dari α = 5%, derajat keeratan sebesar 0,683 yang
maka hipotesis tolak H0 atau terima H 1 yang termasuk dalam kategori kuat.
berarti ada hubungan antara penurunan
fungsi kognitif dengan kemampuan interaksi KESIMPULAN DAN SARAN
sosial pada lansia di Sasana Tresna Werdha A. KESIMPULAN
“Karya Bhakti” Yayasan Karya Bhakti RIA 1. Karakteristik Lansia
Pembangunan. a. Usia Responden
Usia lansia di Sasana
Hasil perbandingan nilai C dengan Tresna Werdha “Karya Bhakti”
diperoleh 0,528. Nilai 0,528 Yayasan Karya Bhakti RIA
menunjukan bahwa derajat keeratan Pembangunan sebagian besar
pengaruh negatif memiliki hubungan yang kategori usia Lanjut Usia Tua
cukup kuat antara hubungan penurunan (75-90 tahun) dengan
fungsi kognitif dengan kemampuan interaksi persentase 49,1%.
sosial pada lansia di Sasana Tresna Werdha b. Jenis Kelamin
“Karya Bhakti” Yayasan Karya Bhakti RIA Jenis Kelamin lansia di
Sasana Tresna Werdha “Karya
Bhakti” Yayasan Karya Bhakti kognitif dengan komunikasi
RIA Pembangunan sebagian pada lansia di Sasana Tresna
besar perempuan dengan Werdha “Karya Bhakti“
persentase 76,4%. Yayasan Karya Bhakti RIA
c. Pendidikan Pembangunan.
Pendidikan lansia di b. Terdapat hubungan yang cukup
Sasana Tresna Werdha “Karya kuat antara penurunan fungsi
Bhakti” Yayasan Karya Bhakti kognitif dengan sikap pada
RIA Pembangunan sebagian lansia di Sasana Tresna Werdha
besar SMA dan Sarjana (S1) “Karya Bhakti“ Yayasan Karya
persentase masing-masing Bhakti RIA Pembangunan.
30,9%. c. Terdapat hubungan yang cukup
d. Penyakit yang diderita kuat antara fungsi kognitif
Lansia di Sasana Tresna dengan tingkah laku kelompok
Werdha “Karya Bhakti” pada lansia di Sasana Tresna
Yayasan Karya Bhakti RIA Werdha “Karya Bhakti“
Pembangunan sebagian besar Yayasan Karya Bhakti RIA
sakit (asam urat, stroke, Pembangunan.
hipertensi, jantung,
osteoporosis, osteoarthritis, B. SARAN
diabetes) dengan persentase 1. Bagi Pelayanan Keperawatan
83,6%. Asuhan keperawatan perlu
ditingkatkan misalnya dengan
2. Fungsi Kognitif pada lansia di memberikan asuhan keperawatan
Sasana Tresna Werdha “Karya senam otak di Panti Jompo
Bhakti” Yayasan Karya Bhakti RIA khususnya pada lansia yang
Pembangunan sebagian besar mengalami penurunan fungsi
mengalami penurunan fungsi kognitif sehingga penurunan fungsi
kognitif dengan persentase 81,8%. kognitif dapat dikendalikan dan
dapat memperlambat terjadinya
3. Kemampuan interaksi sosial pada kepikunan.
lansia di Sasana Tresna Werdha
“Karya Bhakti” Yayasan Karya 2. Bagi Pengembangan Ilmu
Bhakti RIA Pembangunan sebagian Keperawatan
besar dikategorikan baik dengan Hasil-hasil penelitian perlu
persentase 50,9% dipublikasikan dalam bentuk
seminar keperawatan baik bagi
4. Secara umum terdapat hubungan peserta didik maupun petugas
yang cukup kuat antara penurunan kesehatan khususnya dipanti
fungsi kognitif dengan kemampuan jompo, sehingga masukan dari
interaksi sosial pada lansia di penelitian dapat dipakai sebagai
Sasana Tresna Werdha “Karya acuan untuk pembuatan rencana
Bhakti“ Yayasan Karya Bhakti RIA asuhan keperawatan lansia bagi
Pembangunan. Secara terperinci lansia yang mengalami penurunan
sebagai berikut: fungsi kognitif.
a. Terdapat hubungan yang cukup
kuat antara penurunan fungsi
3. Bagi Penelitian Homans. (2010). Sosial dan Budaya dalam
a. Perlu dilakukan penelitian yang Masyarakat. Bandung: Grafindo
berusia kurang dari usia 60 Media Pratama.
tahun pada fungsi kognitif Hurlock, E.B. (2008). Suatu Pendekatan
sehingga dapat dijadikan Sepanjang Rentang Kehidupan.
sebagai bahan pembanding Jakarta: Erlangga.
dengan fungsi kognitif pada Jacky. M. (2015). Sosiologi Konsep, Teori
lansia yang berusia 60 tahun dan Metode. Jakarta: Mitra Wacana
keatas. Media.
b. Pada instrumen kemampuan Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian
interaksi sosial lebih baik Kesehatan Edisi Revisi Cetakan
diukur dengan observasi karena Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
kemampuan interaksi sosial Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik &
lebih cenderung masuk ke Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.
dalam perilaku sehari-hari serta Setiadi. (2007). Konsep dan Penelitian Riset
untuk lebih mengerti keadaan Keperawatan. Yogyakarta: Graha
setiap lansia dalam berinteraksi Ilmu.
sosial dengan yang lainnya. Setyonegoro. (2007). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Gerontik. Jakarta:
4. Bagi Lansia TIM.
Agar penurunan fungsi Stanley. (2006). Buku Ajar Keperawatan
kognitif dapat dikendalikan Gerontik. Jakarta: EGC.
sebaiknya lansia menjaga Sudarma. (2012). Sosiologi Untuk
kesehatan dan banyak melakukan Kesehatan. Jakarta: Salemba
aktivitas sehingga dapat Medika.
memperlambat terjadinya Sugiyono. (2011). Metodologi Penelitian
kepikunan. Statistik. Jakarta: CV Alfabeta.
Syafrudin. (2012). Sosial Budaya Dasar.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: TIM.
Abraham, C. (2006). Psikologi Sosial untuk Yahya. (2008). Aplikasi Kognitif dalam
Perawat. Jakarta: EGC. Pendidikan. Jakarta: TIM
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Artinawati. (2010). Asuhan Keperawatan
Gerontik. Bogor: IN MEDIA.
Bonner. (2008). Berpikir Kreatif. Jakarta:
Radar Jaya Offeset.
Burnise. (2006). Asuhan Keperawatan
Gerontik. Jakarta: EGC.
Dewi. (2014). Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Deepublish.
Gerungan. (2010). Fungsi Bahasa dan Sikap
Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Gillin. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta:
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai