Skripsi
Oleh
Ade Prabowo
Oleh
Ade Prabowo
1413033001
Tari Melinting merupakan tarian adat tradisional Keratuan Melinting pada abad ke
XVI, yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat dimana tarian tersebut tumbuh
dan berkembang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“Apa sajakah makna
pada simbol gerak Tari Melinting pada masyarakat adat Lampung Saibatin di Desa
Wana Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur?”. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui makna pada simbol gerak Tari Melinting pada masyarakat adat
Lampung Saibatin di Desa Wana, Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Hermeneutika dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara, observasi, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah simbol dan makna Tari Melinting pada
masyarakat adat Lampung Saibatin di Desa Wana Kecamatan Melinting Kabupaten
Lampung Timur menggambarkan sebuah etika atau budi pekerti dan harga diri yang
dimiliki oleh orang lampung yang dijadikan sebagai identitas diri masyarakat
Lampung Saibatin di Desa Wana Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur.
Oleh
Ade Prabowo
Pada
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bandar Sribhawono 2011 dan selesai
pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di
jalur SBMPTN.
Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di daerah
Yogyakarta, Semarang, Solo dan Jakarta. Selain itu penulis melaksanakan Kuliah
Kabupaten Waykanan pada tahun 2017, serta penulis juga melaksanakan Praktik
Yakinlah bahwa, tidak ada hasil yang menghianati proses yang kau
kepada:
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Simbol dan Makna
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita
mendapat banyak bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan II Bidang Umum dan
yang telah membantu memberikan masukan, kritik dan saran selama proses
7. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum., Pembimbing Akademik (PA) dan sebagai
8. Henry Susanto, S.S, M.Hum., Pembimbing Kedua dalam skripsi ini yang
10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Drs. Wakidi,
M.Hum, Drs. Iskandar Syah, M.H, Drs. Maskun, M.H., Drs. Tontowi, M.Si,
Marzius Insani, S.Pd, M.Pd dan para pendidik di Unila pada umumnya yang
Alam), Bapak H. Hasan Basrie, S.E. (Pn. Jayo Bumi), dan Bapak Zakaria,
S.Ag. (Pn. Margo Agung) yang berbaik hati sudah meluangkan waktu
12. Febrianti Putri, orang yang sangat luar biasa, yang selalu memotivasi, selalu
Lutfiani Latifa, Rahmawati, Ririn Safitri dan Tri Mulyani terima kasih atas
Rudi, Agung, Sitek, Sriyatmi, Mbak Desmur, Mak Septi, cici, bunga, wayan
dan teman-temanku lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
15. Kakak tingkat dan adik- adik tingkat di Program Studi Pendidikan
16. Keluarga HIMAPIS Eric, Hendro, Ridwan, Budi, Sidiq, Lintang, Elsa, Tyas,
Eka, Nadya, Egi, Tria dan Pipit yang telah memberikan semangat dan
motivasi.
17. Keluarga KKN Desa Bali Sadhar Selatan, Kecamatan Banjit, Kabupaten
Way Kanan 2017 Zaki, Resti, Devi, Nitya, Adel, Heslina, Pina, Anggun dan
Semoga ALLAH SWT membalas segala amal kebaikan kita. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ade Prabowo
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2. Analisis Masalah ................................................................................... 4
1.2.1. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
1.2.2. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
1.2.3. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian .............................. 5
1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.3.2. Kegunaan Penelitian ................................................................... 5
1.3.3. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 7
xiv
III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 19
3.1. Metode yang Digunakan. ...................................................................... 19
3.2. Lokasi Penelitian .................................................................................. 20
3.3. Variable Penelitian................................................................................ 21
3.4. Definisi Operasional ............................................................................. 22
3.5. Teknik Penentuan Informan ................................................................. 22
3.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 24
3.6.1. Teknik Wawancara ...................................................................... 24
3.6.2. Teknik Observasi ......................................................................... 25
3.6.3. Teknik Dokumentasi .................................................................... 25
3.6.4. Teknik Kepustakaan .................................................................... 26
3.7. Teknik Analisis Data ............................................................................. 26
3.7.1. Reduksi Data ................................................................................ 26
3.7.2. Data Display (Penyajian Data) ..................................................... 27
3.7.3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ......................................... 27
xv
4.2. Pembahasan ...................................................................................... 104
4.2.1. Analisis Makna Pada Simbol Gerak Tari Melinting .................... 104
4.2.2. Tari Sebagai Media Komunikasi ................................................. 113
4.2.2.1. Tari Melinting Sebagai Bentuk Komunikasi
Non Verbal ..................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Glosarium ..................................................................................................126
4. Pedoman Wawancara.................................................................................132
xix
1
I. PENDAHULUAN
suku bangsa yang hidup dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap
banyak dan beragam seperti suku Lampung, Jawa, Sunda, Madura, Melayu,
Salah satu dari keanekaragaman budaya yang berbeda tersebut dapat kita
yang diangkat sebagai pemimpin adat adalah berdasarkan hak waris yang
seperti beragam kesenian tradisional mulai dari kerajinan tenun kain tapis,
kesenian merupakan sebuah hal yang sangat penting karena sudah menjadi
menjadi identitasnya.
Sebuah kesenian yang menjadi ciri atau identitas tetaplah harus dilestarikan,
Tari Melinting.
tujuannya adalah tari upacara, sebab tari ini ditampilkan pada acara-acara
Tari Melinting dimainkan oleh 6 orang penari, yang terdiri dari 2 pria dan 4
wanita. Dalam tarian ini gerakan dibedakan menjadi dua, yaitu gerakan pria
dan gerakan wanita walaupun ada beberapa gerakan yang sama antara pria
dan wanita, gerakan tersebut meliputi gerak kepala, gerak tangan dan gerak
kaki. Jadi jenis tari ini jika dilihat dari penyajiannya adalah tari kelompok
dan jika dilihat berdasarkan gayanya adalah tari tradisional klasik artiya tari
Tari merupakan suatu alat ekspresi atau sarana komunikasi bagi seorang
seniman untuk para penontonnya, dimana dasar dari tarian itu sendiri adalah
bentuk fisik melainkan makna simbolik yang terdapat dalam tari tersebut.
Simbol-simbol yang terdapat pada tari ditunjukkan pada ragam gerak Tari
Dalam penelitian ini difokuskan hanya pada simbol yang terdapat pada
disimbolkan dalam bentuk gerakan, dari hal tersebut peneliti tertarik untuk
Melinting.
1. Makna pada simbol gerak Tari Melinting pada masyarakat adat Lampung
Timur.
Lampung Timur.
5
Lampung Timur.
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis
acuan dalam penelitian ini adalah “Apa sajakah makna yang terdapat pada
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terdapat pada
a. Bagi Pembaca
b. Bagi Peneliti
Lampung Timur.
REFERENSI
Idil Ratu, M Sultan . 2012. Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar
Lampung: Bukit Ilmu. Halaman 23.
Sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi”
yang berupa cipta, karsa dan rasa dengan “kebudayaan” yang berarti hasil
dari cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan menurut E.B Taylor dalam Suwarno
kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia yang bersumber
9
symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal
yang terdapat dalam gerak Tari Melinting pada masyarakat adat Lampung
objek oleh subjek, sesuai dengan cara pandang subjek. Makna itu
khusus yang berkaitan dengan waktu, tempat ataupun situasi yang dapat
(2008:75), makna suatu tindak (teks atau praktik) bukanlah sesuatu yang
ada pada tindak itu sendiri, namun makna selalu bermakna bagi seseorang
kepada objek (simbol atau tanda) yang bersifat mendalam dan sangat
dalam penelitian ini adalah makna yang terdapat pada simbol gerak Tari
dan berjiwa yang harmonis. Artinya seni tari merupakan gerak yang
dilakukan oleh manusia yang merupakan ekspresi dari jiwa manusia itu
substansi baku dari tari adalah gerak. Disamping itu, bahwa gerak adalah
menampilkan wujud gerak yang diiringi oleh musik. Masalah gerak pada
dari pernyataan dan ekspresi. Dalam tarian gerak merupakan unsur baku.
12
Gerak terdiri dari tenaga, ruang dan waktu dan berhubungan erat dengan
wirasa, wirama, dan wiraga. Menurut David L.Gallahue and John C. Ozmun
(dalam Yetti 2012:218), untuk mengenali gerak secara lebih mendalam dan
dasarnya tari berasal dari gerak bekerja, gerak binatang atau tumbuhan yang
ada di sekitar, atau gerak yang dimiliki oleh manusia yang dapat
dikatakan bahwa materi dasar dari sebuah tari adalah gerak, gerak sendiri
tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, waktu, ekspresi dan iringan
tari. Dari unsur-unsur tersebut maka akan menghasilkan gerak tarian yang
Resi Septiana Dewi (2012:1) mengatakan tari adalah hasil karya cipta
adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakan tubuh yang
indah dan ritmis yang didalamnya mengandung pesan atau maksud yang
diantaranya :
a. Kinesics
Kode non verbal yang ditunjukan oleh gerakan-gerakan badan yang
dilakukan oleh kepala, tangan dan kaki.
b. Gerakan mata (eye gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi
insyarat tanpa kata. Ungkapan “pandangan mata mengundang” atau
lirikan mata memiliki arti adalah isyarat yang ditimbulkan oleh
gerakan-gerakan mata.
c. Sentuhan (touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Menurut
bentuknya sentuhan badan dibagi menjadi tiga macam, yakni:
1) Kinesthetic
Isyarat yang ditunjukan dengan bergandengan tangan satu sama
lain, sebagai simbol keakraban atau kemesraan.
2) Sociofugal
Isyarat yang ditunjukan dengan jabat tangan atau saling
merangkul.
14
Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata
Latin socius, bearti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari
kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah
ilmiah saling “berinteraksi”. Koentjranirat menjelaskan bahwa ikatan
yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat
adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor
kehidupannya dalam batas kesatuan itu.
Masyarakat Lampung adalah salah satu suku yang ada di Indonesia,
pemimpin adat adalah berdasarkan hak waris yang diperoleh secara turun
“API” atau “A”. Bagi masyarakat Lampung beradat Saibatin seseorang yang
dari kerajinan tenun kain tapis, lagu-lagu daerah, alat musik hingga tarian
Tari Melinting.
Melinting pada abad ke-XVI, tarian ini awalnya digelar untuk menyambut
para tamu agung (istimewa) Raja-Raja atau Residen pada acara adat atau
17
acara resmi, saat ini dapat dipakai untuk menyambut para tamu agung
Tari Melinting merupakan jenis tari upacara, sebab tari ini ditampilkan pada
dimainkan oleh 6 orang penari, yang terdiri dari 2 pria dan 4 wanita,
menit. Dalam tarian ini gerakan dibedakan menjadi dua, yaitu gerakan pria
dan gerakan wanita walaupun ada beberapa gerakan yang sama antara pria
dan wanita, gerakan tersebut meliputi gerak kepala, gerak tangan dan gerak
kaki. Disetiap gerakan dalam Tari Melinting ini tentu memiliki makna
berupa bentuk fisik yag dapat terlihat secara langsung, melainkan makna
memiliki makna yang penting yang menjadi ciri khas budaya atau simbol
Melinting.
yang akan membatasi penelitian ini, maka kerangka pikir dalam penelitian
ini akan membahas tentang makna yang terdapat pada simbol gerak Tari
2.3. Paradigma
Tari Melinting
Pria Wanita
Keterangan:
: Garis Peran
: Garis Simbol dan Makna
19
REFERENSI
Maram, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: Rinieka Cipta. Halaman 43.
Haryanto, Sindung. 2013. Dunia Simbol Orang Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.
Halaman 4.
Mulyani, Novi. 2016. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava
Media. Halaman 49.
Setiawati, Rahmida dkk. 2008. Seni Tari Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Halaman 225.
Idil Ratu, M Sultan . 2012. Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar
Lampung: Bukit Ilmu. Halaman 23-24.
Menurut Husin Sayuti (1989:32) metode adalah cara kerja untuk memahami
tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, maka pengertian metode adalah tata cara dan
atau cara untuk menafsirkan simbol berupa teks atau sesuatu yang
diperlakukan sebagai teks untuk dicari arti dan maknanya, dimana metode
penelitian ini sudah tepat, karena dalam penelitian ini peneliti berusaha
melihat fakta dan realitas yang akan ditelitinya pada masyarakat yang
dekat dengan tempat tinggal penulis dengan harapan penulis akan dapat
sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau
Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2008 : 38) menyatakan variabel dapat
“variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek
variabel di atas, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal dengan fokus penelitian pada makna yang terdapat pada
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan, dapat diamati
dan diobservasi.
adalah makna pada simbol gerak Tari Melinting pada masyarakat adat
Lampung Timur.
lain:
23
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti maka
3.6.1. Wawancara
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, pewawancara menyampaikan
pertanyaan yang sudah disiapkan dan proses tanya jawab sudah
terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan. Pertanyaan
yang sistematis akan mudah diolah dan pemecahan masalah lebih
mudah serta kesimpulan yang diperoleh lebiah reliabel.
3.6.2. Observasi
3.6.3. Dokumentasi
penelitian.
26
3.6.4 Kepustakaan
karena data yang diperoleh bukan berupa angka-angka sehingga tidak dapat
diuji secara statistik. Selain itu analisis data kualitatif yang dapat
memberikan penjelasan yang nyata dalam kehidupan kita sesuai dengan hal
yang akan di teliti. Jadi dalam penelitian ini peneliti menganalisis data
oleh pembaca. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
periode tertentu.
laporan, fungsi dari reduksi data ini adalah menajamkan, mengarahkan, dan
membuang yang tidak perlu serta memilih hal-hal pokok yang sesuai
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami dan apa yang terjadi.
sehingga data yang ada dapat teruji kebenarannya. Dalam analisis hasil
REFERENSI
Koestoro, Budi dan H.M Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kompusiana. Halaman 159.
Usman, Husaini dan Purnomo. 2009. Metodologi Penelitian Sosial- edisi kedua.
Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 57.
5.1. Kesimpulan
dibatasi oleh aturan adat. Selain itu bersikap hati-hati, cermat dan teliti
menggambarkan etika atau budi pekerti dan harga diri yang dimiliki
oleh orang Lampung. Hal tersebut terlihat dari kesadaran perbuatan atau
perilaku dan sikap yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik dan
bersikap terbuka tidak menutup diri bagi siapa saja (nemui nyimah).
dalam keadaan sulit. Gerakan yang dilakukan oleh penari pria dan
wanita dalam Tari Melinting yang berkaitan dengan etika atau budi
pekerti juga terlihat pada sikap santun, bermurah hati, serta ramah
Lampung.
5.2. Saran
dan makna Tari Melinting pada masyarakat adat Lampung Saibatin di Desa
121
Saibatin.
pada saat diadakannya acara adat dan hanya ditarikan oleh putra putri
keratuan saja, namun untuk saat ini Tari Melinting sudah berubah
tokoh masyarakat dan para seniman dapat terus memahami dan berbagi
Idil Ratu, M Sultan . 2012. Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar
Lampung: Bukit Ilmu.
Koestoro, Budi dan H.M Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kompusiana.
Maram, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: Rinieka Cipta.
Setiawati, Rahmida dkk. 2008. Seni Tari Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Usman, Husaini dan Purnomo. 2009. Metodologi Penelitian Sosial- edisi kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.