Share
Sunday, October 18, 2009 at 11:27am
Waktu ayah mertua saya meninggal 10 tahun yang lalu, anak-anaknya membereskan lemarinya,
dan menemukan catatan tangan "kata kata mutiara", dan saya mencatatkan ini, berulang kali
membukanya, semoga sharingnya menarik disimak, banyak yang bagus.
1. Seseorang yang memiliki ambisi yang menyala-nyala sering kali terbakar sendiri.
2. Baik sekali untuk menjadi orang penting, tetapi lebih penting untuk menjadi orang baik.
3. Tak ada orang yang bisa mendaki sebuah bukit dengan hanya memandanginya saja.
4. Kemarahan akan membuat mulut anda bekerja lebih cepat daripada pikiran anda.
5. Kebijakan adalah perisai terbaik.
6. Orang yang membuang-buang waktu tidak pernah mempelajari arti kehidupan.
7. Perbedaan utama antara seorang yang bidjaksana dengan seorang yang bodoh adalah
kesalahan orang bodoh tidak pernah mengajarkan sesuatu bagi dirinya.
8. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak kita menemukan ketidaktahuan kita.
9. Ilmu pengetahuan tanpa kebijaksanaan sama berbahayanya seperti sebuah mobil tanpa
kemudi dan rem.
10. Pekerjaan seseorang itu merupakan potret dirinya sendiri.
11. Pengetahuan hanya akan menjadi kebijaksanaan jika sudah dipraktekan.
12. Seorang yang bijaksana akan membuat lebih banyak kesempatan daripada yang sudah
ditemukannya.
13. Orang yang hidup dengan baik berarti cukup belajar.
14. Lebih sulit menyembunyikan rasa tidak tahu daripada memperoleh ilmu pengetahuan.
15. Keberuntungan terjadi bila persiapan bertemu dengan kesempatan
16. Kebahagiaan tidak pernah bisa ditemukan, karena ia tidak pernah hilang.
17. Pengalaman itu guru yang terbaik, tetapi harapannya mahal.
18. Orang yang tidak tahu biasanya mencela apa yang tidak dipahaminya.
19. Orang yang bijaksana akan memberikan penilaian yang sama beratnya terhadap pendapat
orang lain dengan pendapatnya sendiri.
20. Jika anda mentertawakan sesuatu yang terjadi pada orang lain, anda menganggapnya
sesuatu lelucon; tetapi jika hal itu menimpa diri anda, anda menganggapnya suatu penghinaan.
21. Masa yang akan datang adalah waktu dimana orang berharap akan bisa melakukan segala
sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan sekarang.
22. Anda bisa mempelajari apa yang anda tidak ketahui.
23. Kita tidak bisa menuntun orang ketempat yang terang sementara kita sendiri berada ditempat
yang gelap.
24. Semangat tanpa ilmu pengetahuan merupakan sumber kebodohan.
25. Pendidikan tidak akan membuat kita semua menjadi pemimpin, tetapi mengajar kita
pemimpin yang mana yang harus kita ikuti.
26. Belajar tanggung-tanggung mungkin berbahaya meskipun demikian masih lebih aman
daripada tidak tahu sama sekali.
27. Orang yang pintar tidak akan mengatakan segala hal yang diketahuinya, tetapi ia tahu segala
hal yang dikatakannya.
28. Kita merancang masa depan kita dengan hal-hal terbaik yang kita lakukan saat ini.
29. Orang-orang bijaksana akan memakai pengetahuannya seperti mereka
memakai jam tangan, mereka bukan untuk dipertontonkannya tetapi untuk keperluan mereka
sendiri.
30. Sebuah rumah akan menjadi rumah yang bagus, jika orang-orang baik tinggal didalamnya.
31. Pendidikan untuk meningkatkan pikiran, bukan untuk mengisi daya ingat.
32. Lebih mudah untuk terjatuh kedalam kesulitan daripada keluar dari kesulitan.
33. Bekerja itu lebih menyenangkan daripada mengganggur.
34. Seorang yang bodoh mengosongkan kepalanya setiap kali ia membuka mulutnya.
35. Seorang akan mengeluh jika ia makan dirumah dan mengeluh soal harganya jika ia makan
diluar.
View: Full | Compact
Kisah-kisah Inspiratif's Notes
BOSAN
Share
Today at 6:51am
Tunjuk tangan siapa yang tak pernah bosan dalam hidupnya? Hampir
semua orang pernah mengalami kejenuhan. Baik kebosanan yang
sementara maupun kebosanan yang setelah berhari-hari tak kunjung
berlalu. Nah, yang ingin saya bicarakan adalah kebosanan yang "tak
bisa diusir" ini.
kata Pramoedya Ananta Toer (lagi-lagi Pram yah :-)), bahwa cita
menimbulkan perjuangan. Dan perjuangan selalu berbarengan dengan
penderitaan. Karena ada cita lah maka orang ingin berjuang. Dan
penderitaan oleh cita adalah penderitaan yang membahagiakan. Jadi,
jika anda sedang bosan, mungkin anda perlu bertanya: "Apakah saya
sudah berhenti bermimpi? dan telah menjadi manusia yang kehilangan
tujuan hidup?"
Tentang tujuan hidup, semua orang tahu bahwa semua manusia inginkan
kebahagiaan. Entah itu kebahagiaan duniawi, seperti karir,
kekayaan, kekuasaan, dsb atau kebahagiaan surgawi, seperti rasa aman, damai,
keinginan memberi, mencintai, dsb. Secara naluriah, setiap orang
merasa 'sayang' menyia-nyiakan hidup yang sementara ini untuk tidak
berjuang mendapatkan apapun dari kehidupan ini. seperti kata
Goenawan Moehammad dalam salah satu catatan pinggirnya berjudul
kereta, bahwa yang "sementara" itu justru lebih menarik dari yang
abadi. Yah, seperti hidup kita di bumi ini yang -hampir setiap
orang rasa -lebih menarik daripada kehidupan sesudah kematian. Ibarat
perjalanan dalam kereta, pemandangan diluar (dari jendela) lebih
mengesankan daripada kota tujuan kereta itu sendiri. Orang-orang
dalam kereta lebih menikmati perjalanannya (yang justru bukan dalam
kereta tapi pemandangan diluar yang hanya sekelebat-lebat saja),
dan ketika akhirnya sampai di kota tujuan justru merasainya
sebagai "momen perpisahan".
Elang tidak lari dari badai. Justru menggunakan badai untuk mengangkatnya lebih tinggi. Elang
menunggang angin yg mendatangkan badai.
Dalam menjalani hidup ini, saat badai kehidupan melanda, dan kita semua akan mengalaminya,
kita dapat naik ke atas badai dg mengarahkan pikiran dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Kita
bisa membuat badai tidak menghancurkan kita dengan membiarkan kekuatan Tuhan
mengangkat kita ke atas badai.
Tuhan membuat kita dapat menunggang angin dari badai yang mendatangkan penyakit, tragedi,
kegagalan dan kekecewaan di dalam hidup. Kita dapat melayang di atas badai. Selalu ingat,
bukan beban kehidupan yang menekan kita ke bawah, tapi CARA kita MENANGANInya.
Jangan mau kalah dari Elang, BERDOALAH dengan khusuk dan sungguh2 BERUSAHA maka
doamu akan DIKABULKAN... Amin..!
Updated on Tuesday
Itulah awal percakapan kami yg serba misunderstanding… gara-2 sms inilah akhirnya aku dan
Dewi beda penerbangan ke padang. Dia dapet pagi dan aku dapet siang. Walaupun awalnya
sempet ragu berangkat, tapi seperti kata Dewi “belajar apa yg bisa dipelajari”. Akhirnya aku
berangkat sendiri menyusul Dewi dengan membawa barang sumbangan dari donatur sebanyak
33 kilo.. kelebihan 13 kilo dari max bagasi Garuda yg 20 kilo. Tiba saatnya checkin, belum
sempet mengeluarkan jurus memelas, hanya dengan jurus cengar cengir ke petugas checkin ,
akhirnya petugas checkin bersedia membantu… yg tadinya harus membayar 20 rb per kelebihan
kilo, jadi hanya 50 rb untuk semua kelebihan kilo :D *senyum manis ku memang tiada duanya! *.
Sampai di bandara Minangkabau, ogah nyewa poter, akhirnya nyari celah nyungsep sana sini
supaya bisa ambil barang-2 akhirnya berhasil juga ngambil barang-2 sumbangan sebesar 33 kilo
bersaing sama bule-2 yg juga bawa barang sumbangan seabrek-abrek. Horeee berhasilll…
Dapur Umum
Di dapur umum ini diisi oleh ibu-ibu yg meluangkan waktunya dari pagi subuh, siang sampai sore
menjelang malam selama 2 minggu sejak gempa menimpa sampai tulisan ini dibuat. Mereka
membuat makanan untuk dibagikan ke keluarga korban gempa di rs Yos Sudarso yg letaknya di
sebelah persis posko kami. Sekali masak antara 100-300 bungkus.. Waawwww…. sesekali
bantuin bungkus-2 in sayur ke plastik sebanyak 120 bungkus , ngupas wortel sekarung, dll aduh
makkk pegelnya setengah mampusssss… gimana itu ibu-ibu yg masak yaaa?? Ibu-ibu oh ibu-
ibu… sungguh besar pengorbananmuuu. Kami harus belajar pengorbanan darimu.
Bu Laura
Bu Laura ini seorang perawat yg datang perseorangan khusus buat bantu dengan skillnya
sebagai perawat. Dia hebat sekali.. Karena niatnya membantu bener-2 tulus , berani , dan niatttt
buangetttt… seorang diri datang menawarkan diri apa yg bisa ia bantu ke rumah sakit dan tim
medis… Dia bilang sekecil apapun bantuan yg kita kasih ke mereka asal dilakukan dengan tulus
akan berguna sekali… salutteee… oh Bu Laura… kami harus belajar ketulusan darimu…
Sebenernya masih banyak cerita yg ingin dibagi.. Tapi berhubung dah malem.. Masih harus
nyetrika pakaian, jadi diakhiri dulu ceritanya… Benar kata dewi.. Kami akhirnya belajar apa yg
harus kami pelajari… supaya berguna di kemudian hari.
Sebagai penutup, di salah satu film korea mengatakan “one person's help can make one
person’s life move on”. Jadi jangan ragu untuk memberikan pertolongan bagi yg membutuhkan…
semoga berguna bagi kita semua..
Tri-Agni Rahardja
Written on Monday
Belajarlah dari penambang yang tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari
sungai. Disaringnya lumpur dari pasir. Dipisahkannya pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hal
itu hingga tampaklah butiran emas berkilauan.
Begitulah semestinya Anda memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti pasir keruh yang
menyembunyikan emas. Bila Anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela
kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka Anda akan menemukan cahaya
kesempatan. Bila Anda hanya mencari alasan, sama saja halnya dengan membuang pasir dan
semua emas yang ada di dalamnya.
Then she told them to think of the nicest thing they could say about each of their classmates and
write it down.
It took the remainder of the class period to finish their assignment, and as the students left the
room, each one handed in the papers.
That Saturday, the teacher wrote down the name of each student on a separate sheet of paper,
and listed what everyone else had said about that individual.
On Monday she gave each student his or her list. Before long, the entire class was smiling.
'Really?' she heard whispered. 'I never knew that I meant anything to anyone!' and, 'I didn't know
others liked me so much,' were most of the comments.
No one ever mentioned those papers in class again. She never knew if they discussed them after
class or with their parents, but it didn't matter. The exercise had accomplished its purpose. The
students were happy with themselves and one another. That group of students moved on.
Several years later, one of the students was killed in Vietnam and his teacher attended the
funeral of that special student.
She had never seen a serviceman in a military coffin before. He looked so handsome, so mature.
The church was packed with his friends. One by one those who loved him took a last walk by the
coffin. The teacher was the last one to bless the coffin.
As she stood there, one of the soldiers who acted as pallbearer came up to her. 'Were you Mark's
math teacher?' he asked. She nodded: 'Yes.' Then he said: 'Mark talked about you a lot.'
After the funeral, most of Mark's former classmates went together to a luncheon. Mark's mother
and father were there, obviously waiting to speak with his teacher.
'We want to show you something,' his father said, taking a wallet out of his pocket 'They found
this on Mark when he was killed. We thought you might recognize it.'
Opening the billfold, he carefully removed two worn pieces of notebook paper that had obviously
been taped, folded and refolded many times. The teacher knew without looking that the papers
were the ones on which she had listed all the good things each of Mark's classmates had said
about him.
'Thank you so much for doing that,' Mark's mother said. 'As you can see, Mark treasured it.'
All of Mark's former classmates started to gather around. Charlie smiled rather sheepishly and
said, 'I still have my list. It's in the top drawer of my desk at home.'
Chuck's wife said, 'Chuck asked me to put his in our wedding album.'
Then Vicki, another classmate, reached into her pocketbook, took out her wallet and showed her
worn and frazzled list to the group. 'I carry this with me at all times,' Vicki said and without batting
an eyelash, she continued: 'I think we all saved our lists'
That's when the teacher finally sat down and cried. She cried for Mark and for all his friends who
would never see him again.
The density of people in society is so thick that we forget that life will end one day. And we don't
know when that one day will be.
So please, tell the people you love and care for, that they are special and important. Tell them,
before it is too late.
If you've received this, it is because someone cares for you and it means there is probably at
least someone for whom you care.
The more people that you send this to, the better you'll be at reaching out to those you care
about.
Remember, you reap what you sow. What you put into the lives of others comes back into your
own.
Updated on Monday
Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk
sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya
mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan
kesabarannya. Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama
6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”. Gurunya hanya menjawab singkat “Karena engkau
murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan” Ia tak berani lagi bertanya dan
memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah
daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.
Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota.
Walaupun merasa pesimis & minder, ia menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke
ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-
lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di
babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil
memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi pertarungannya, sang anak
bertanya kembali “Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa
memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya
saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
Sang Sensei tersenyum & berkata; “Muridku, cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung
dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik & jurus
sampai akhirnya ia menemukan kekuatan & kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus
yang sesuai, yaitu teknik2 yg memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan
mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan
waktu mempelajari berbagai jurus & teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu
paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-
satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya.
Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih.
Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal-hal yang mustahil ia
lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara
adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil
menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan. Percayalah selalu akan rencana &
rancanganNya.....
kiriman dari Giorgio Chiellini
PANDANGLAH KELUAR - NIKMATILAH HIDUP ANDA
Share
Sunday, October 18, 2009 at 8:15am
Sudah sepekan ini, Anda telah di sibukan oleh berbagai pekerjaan dan rutinitas padat, dan
kadang membuat Anda merasa jenuh, bosan bahkan frustrasi oleh karena berbagai masalah
yang dihadapi dan tuntutan hidup yang harus dipenuhi, sehingga Anda tidak punya waktu untuk
mengalami hidup Anda secara penuh, dan lebih dari itu, Anda tidak menyadari apa yang terjadi di
sekitar Anda serta tidak punya waktu untuk orang-orang yang Anda cintai, yang ada bersama
dengan Anda.
Sejenak saya mengajak Anda untuk mengalami hidup Anda hari ini. Pandanglah keluar.
Tebarkan pandangan Anda. Nikmatilah cahaya mentari pagi, dan semua yg ada di hadapan
Anda, sapalah orang-orang terdekat Anda dengan kehangatan, dengan kata-kata yang
membangkitkan semangat dan motivasi, atau berikan pelukan atau ciuman pada meraka yang
sangat Anda cintai. Pandanglah orang-orang yang Anda cintai dan berikanlah senyuman, berikan
sapaan dengan kata-kata yang meneguhkan, menggembirakan dan membangkitkan
semangatnya.. PAndanglah keluar diri Anda.
Dunia Anda jauh lebih luas dari yg Anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara
rumah dan ruang kerja Anda. Anda dianugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air dan
berbagai keindahan alam lainnya. Sadarilah bhwa semua ini tak kalah berharganya. Karena itu,
jangan sia-siakan waktu anda untuk tidak melebur dengan keindahan yang tiada tara. Jangan
ragu untuk meninggalkan rutinitas Anda sejenak tuk menikmati keindahan-keindahan ini.
Pekerjaan Anda bisa menunggu. Namun waktu Anda takkan kembali. Waktu bagai anak panah
yang melesat kencang, dan Anda tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya.
Selama waktu masih tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran Anda saat ini. Ketika
Anda menyadari betapa berharganya itu semua, Andapun menyadari betapa berharganya Anda
yang mungil ini di alam semesta yang maha luas ini. Kehadiran Anda bagian dari alam ini.
Hiduplah penuh keseimbangan. Syukurilah semua yang Anda alami ini dan katakanlah
terimakasih Anda pada Tuhan yang telah memberikan semua ini untuk Anda, saya dan kita.
Selamat berakhir pekan. Tuhan memberkati Anda
YusTLpr
Updated on Saturday
Dengan perlahan2 jari jemari tangannya yang lembut menelusuri lekuk2 garis tangannya yang
sudah termakan usia,
Seolah2 mengenang semua yang pernah dirasakannya..
Dia menutup matanya,
Mengenang sensasi yang sedang dirasakannya & menguncinya rapat2 di dalam hatinya yang
tidak akan pernah dilupakannya..
Lalu dibukanya matanya & meraba satu persatu jari jemari laki2 yang berbaring di depannya..
Ketika tangannya menyentuh jari manisnya yang dilingkari Cincin Kawin Emas,
Dia berhenti sejenak,
Pikirannya mengembara ke tempat & waktu lainnya..
Kepalanya tertunduk & dengan lembut dia memberikan Ciuman Perpisahan yang terakhir
"Semoga aku telah melayanimu dengan Baik, Kekasihku" Bisiknya..
Kata2 ini bukan mencerminkan Sikap Tunduknya,
Tapi lebih sebagai Kekuatan, Keharuan & Kesetiaan yang dia tawarkan secara Bebas &
Pengetahuan tentang Hakikat CINTA SEJATI ANNA dalam hidupnya &
Cinta Laki2 yang ada di hadapannya dalam hidup ANNA..
Mereka saling mengagumi satu sama lain selama 40 tahun Pernikahan mereka..
Sekarang dia telah pergi..
Meninggalkan ANNA untuk selamanya..
Mereka adalah Pasangan yang diikat bersama oleh waktu & Pengalaman yang mereka alami
bersama &
Sebuah janji untuk menghormati Komitmen mereka dalam saat2 Indah, saat2 Sedih, dalam
setiap saat..
PASANGAN JIWA, begitulah mereka menamakan diri mereka berdua..
ANNA percaya dengan segenap hatinya, bahwa pasti ada SURGA di atas sana..
Bagaimanapun juga, disana, dia akan Bersatu kembali dengan Jiwa laki2 yang dicintainya
dengan begitu mendalam sepanjang hayatnya..
Laki2 yang tubuhnya kini berbaring diam & membisu didalamnya..
PENGABDIAN & PELAYANAN adalah Anugerah Berharga & Mulia dari Sebuah Perasaan yang
mendalam..
Mereka merawat anak tersebut dengan kasih sayang dan cinta yang luar biasa.
Pada suatu hari, sang ayah terburu-buru ingin berangkat ke kantor dan meninggalkan sebotol
obat keras terbuka, karena saking tergesanya, sang ayah berteriak meminta tolong sang ibu
untuk menutup dan menyimpan obat tersebut.
Sang ibu, karena kesibukannya di dapur, kelupaan menutup obat tersebut dan masih terbuka
seperti ketika ditinggal oleh sang ayah.
Sang anak melihat dan tertarik, maka diambilnya obat tersebut dan diminum sampai habis. Obat
tersebut untuk ukuran dewasa sangat keras walaupun hanya beberapa sendok saja, apalagi
untuk ukuran anak kecil. Maka anak tersebut tergeletak dan langsung dibawa ke rumah sakit oleh
sang ibu.
Sampai di rumah sakit, anak tersebut tidak tertolong lagi. Sedih sekaligus ketakutan lah sang ibu.
Sedih karena kehilangan sang anak satu-satunya, dan ketakutan membayangkan kemarahan
sang ayah karena kelalaiannya menjaga sang anak.
Pada saat sang ayah sampai di rumah sakit, sedihlah sang ayah, dan langsung dijumpai sang
ibu, dipeluk dan berkata : " AKU BERSAMAMU SAYANG".
Kata yang menyejukan dan tidak menghakimi dan memperdalam kesedihan sang ibu dan
keluarga mereka. Karena sang ayah sadar bahwa mereka yang telah meninggal tidak akan dapat
hidup kembali, tetapi mereka yang ditinggalkan membutuhkan dampingan dan semangat serta ia
menyadari juga kelalaiannya, seandainya waktu itu ia sempat menutup obat dan mengembalikan
pada tempatnya pasti tidak akan terjadi kejadian ini.
MORAL CERITA :
Kita sering kali menyalahkan orang lain atau mencari kesalahan orang lain apabila timbul suatu
masalah atau persoalan dalam kehidupan kita. Padahal kita tahu bahwa tidak ada gunanya
melakukan hal tersebut. Yang seharusnya kita lakukan adalah belajar dan mempertahankan apa
yang sudah kita punya dan raih saat ini. Dengan menghakimi maupun menyalahkan orang, kita
semua juga sadar bahwa hal tersebut malah akan semakin memperdalam persoalan yang kita
hadapi. Jadi mulailah berjalan dengan masalah dan menyelesaikan persoalan itu dengan
bijaksana, tanpa perlu melihat siapa yang bersalah, siapa yang benar. Yang kita perlukan adalah
KELUAR DARI PERMASALAHAN TANPA MENYAKITI SIAPAPUN.
http://www.liawbudi.blogspot.com
Updated last Friday
"Anakkku, itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan.
"Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!"
tambahnya begitu menyenangkan. Dan anak katak itu pun
mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang
tampak menakutkan.
Persis sama anak katak yang takut cuma karena langit hitam,
angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang
menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.
Hari demi hari berlalu mengiringi perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan
hatinya atau melupakan kekasihnya. Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki pria
ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya. Dia menginginkan sebuah
kalung dengan berlian pada liontinnya. Ketika pia ini mendengar permintaan kekasihnya, dia
menolak. Dia berkata," kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung
itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada orang yang gelap mata, dia
akan merampas kalung itu dan kalau itu terjadi, bukan hanya kamu yang celaka, aku juga akan
sangat menderita melihatmu seperti itu. Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka". Tapi
kekasihnya terus meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Akhirnya kalung itu
pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.
Selang beberapa hari, apa yang ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang
penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai motor. Kalung itu pun
terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya. Mendengar berita ini,si pria langsung menemui
kekasihnya, membawanya pulang dan mengobati lukanya. Dengan menangis, pria ini berkata,"
Mengapa engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti ini, aku
merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu". Wanita ini menangis, dia menyesal dan berkata,
"maafkan aku, aku bersalah padamu karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti
keinginanku sendiri. Aku menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?". Dengan penuh cinta
kasih pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, "Aku memaafkanmu sejak tadi, Aku bahagia
karena aku bisa memelukmu dalam keadaan engkau masih hidup. Mulai sekarang, turutilah
perkataanku karena aku tidak pernah akan membuatmu celaka". Kekasihnya mengangguk dan
mereka menangis bahagia...
SOBAT.. Bukankah cerita itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama
TUHAN? Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita mengenal DIA, kita
berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya
waktu, saat kita menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita
tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Tapi kita terus memaksa dan merengek seperti anak
kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita, belum tentu itu baik buat kita.
Malah bisa-bisa kita kecewa karena menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita
ingat padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.
Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila
kita memohon ampun atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.
TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA. Dan apa
yang DIA lakukan? Denga sabar DIA menunggu kita kembali padaNYA
SOBAT, ingatlah :
Saat kita berhenti melangkah jauh dariNYA, maka DIA tersenyum...
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa...
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA...
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH
MENGHAMPIRI KITA....
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan.. PRAISE THE LORD
By : Christian LIE
Updated last Thursday
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal
anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang
kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang
kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya
tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal
sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku
bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak
menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan
sehingga dengan demikian modal tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh
terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang
sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh
sesudah toko yang lain tutup."
"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena
mempunyai jam kerja lebih lama".
MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang
berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah
sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan
karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda.
Pada hari kedua juga diminta membawa nasi bungkus. Setelah tahu kalau
nasi yang dibawa untuk kelas sebelah, banyak yang membawa nasi
seadanya. Tidak sedikit hanya membawa nasi putih saja. Ternyata
aturannya berubah, peserta harus memakan nasi yang dibawa sendiri.
Di sekolah, guru boleh meniru pola pelatihan sopir itu, bisa juga
mengajak anak didik ke panti asuhan, bermain bola bersama anak kampung.
Intinya, menyadarkan pentingnya memberi.
Dalam bahasa manusia jenis ini, saat memberi sebenarnya orang tidak
saja mengurangi beban pihak lain, tetapi juga sedang membangun potensi
kebajikan dalam diri. Ini yang kelak memancarkan kebahagiaan.
Kedua, para makhluk lebih penting. Nasi, udara, pekerjaan, semua yang
memungkinkan hidup berputar, dihasilkan makhluk lain. Binatang bahkan
terbunuh agar manusia bisa makan daging. Untuk itu, banyaklah
menyayangi. Dari menanam pohon, melepas burung, menyayangi keluarga,
bekerja jujur, tulus, sampai memberi beasiswa anak-anak miskin.
Dalai Lama kerap menitikkan air mata saat membacakan doa ini, "Semasih
ada ruang, semasih ada makhluk. Izinkan saya terus terlahir ke tempat
ini agar ada yang membantu semua makhluk keluar dari penderitaan."
Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkan
lagi.
Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang
sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin
yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.
Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang
berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di
ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang
menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan.
Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir
orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya
dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.
Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh
orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang
bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-
anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.
Seorang lelaki menghampiri Mrs. Smith. "Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk
cermin tak terpakai tadi. Mrs. Smith tercengang. "Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual
cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?" katanya.
"Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus." jawab pria itu. Mrs. Smith tidak tahu berapa
harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu
tetaplah jelek dan tidak berharga.
Setelah berpikir sejenak, Mrs. Smith berkata, "Hmm ... anda bisa membeli cermin itu untuk satu
dolar."
Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik selembar uang satu
dolar dan memberikannya kepada Mrs. Smith.
"Terima kasih," kata Mrs. Smith, "Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?"
"Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa pulang." jawab si pembeli..
Mrs. Smith memberikan ijinnya, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya
di atas meja di depan Mrs. Smith. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu
tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya.
Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini
menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu!
"Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira. Mrs. Smith tidak
bisa
berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk
mendapatkan tempat yang lebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.
Kisah ini menggambarkan bagaimana kita melihat hidup kita. Terkadang kita merasa hidup kita
membosankan, tidak seindah yang kita inginkan. Kita melihat hidup kita berupa rangkaian
rutinitas yang harus kita jalani. Bangun pagi, pergi bekerja, pulang sore, tidur, bangun pagi, pergi
bekerja, pulang sore, tidur. Itu saja yang kita jalani setiap hari.
Sama halnya dengan Mr. dan Mrs. Smith yang hanya melihat plastik pelapis dari bingkai cermin
mereka, sehingga mereka merasa cermin itu jelek dan tidak cocok digantung di dinding. Padahal
dibalik lapisan itu, ada warna emas yang indah.
Padahal di balik rutinitas hidup kita, ada banyak hal yang dapat memperkaya hidup kita.
Setiap saat yang kita lewati, hanya bisa kita alami satu kali seumur hidup kita. Setiap detik yang
kita jalani, hanya berlaku satu kali dalam hidup kita. Setiap detik adalah pemberian baru dari
Tuhan untuk kita.
Akankah kita membiarkan waktu berlalu dengan merasa hidup kita tidak seperti yang kita
inginkan?
Setelah dua puluh tahun, dan setelah terlambat, barulah Mrs. Smith menyadari nilai
sesungguhnya dari cermin tersebut. Inginkah kita menyadari keindahan hidup kita setelah
segalanya terlambat? Tentu tidak.
Sebab itu, marilah kita mulai mengikis pandangan kita bahwa hidup hanyalah rutinitas belaka.
Mari kita mulai mengelupas rutinitas tersebut dan menemukan nilai sesungguhnya dari hidup kita.
Marilah kita mulai menjelajah hidup kita, menemukan hal-hal baru, belajar lebih banyak,
mengenal orang lebih baik.
Setelah beberapa waktu, aku menyatakan, "Allah mempunyai sesuatu yang lebih baik untukku."
Aku memilih untuk tersenyum. Aku memilih untuk melihat sisi terang. Aku memilih untuk percaya
bahwa bisnis yang lebih baik akan datang. Bahkan, aku mulai menyatakan sesuatu yang luar
biasa. Aku berkata, "Aku akan mendapatkan sepuluh kali lipat dari apa yang telah hilang!"
Kemudian minggu itu, seorang teman bertanya padaku, "Apakah benar bahwa Anda kehilangan
banyak uang dalam bisnis?"
Aku berkata, "Ya, benar."
"Itu terjadi pada Anda juga, ya? Saya pikir orang-orang seperti Anda dibebaskan dari hal-hal ini.
Jadi kenapa kamu tersenyum? "
"Karena aku percaya Tuhan sedang mengarahkan saya untuk bisnis yang lebih baik. Dan aku
tahu bahwa aku akan mendapatkan sepuluh kali lipat dari apa yang hilang. "
Ini adalah klaim besar dan beberapa temannya tidak bisa mengerti mengapa aku begitu santai.
Bo Sanchez
Written about a week ago
Untuk itu,sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan permenungan. Lakukanlah itu
di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur, atau saat sebelum Anda berangkat
istirahat malam. Merenung dalam keheningan, adalah berteman dengan ketenangan bersama
Tuhan agar Anda mendapatkan kejernihan pikiran. Dengan demikian jawaban atas semua
persoalan hidup akan muncul dari pikiran Anda yg bening bersama TUHAN.
YusTL,pr
Updated about a week ago
Pelayan Teladan
Share
Monday, October 12, 2009 at 4:22pm
Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke
sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati
meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.
"Dapatkah anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.
Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan
menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. "Semua kamar kami telah penuh," pelayan
berkata. "Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda, keluar kehujanan
pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus,
tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."
Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan khawatir tentang saya.
Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju.
Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti
seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin
suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan
tersenyum. Mereka bertiga tertawa.
Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat
membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan seseorang yang ramah bersahabat dan
penolong bukanlah satu hal yang mudah.
Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari
laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai. Dan disertai
dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi
pasangan tua tersebut.
Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and
34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu
ke-merah-an, dengan menara yang menjulang ke langit."
Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola"."
Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda. "Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu,
dengan tersenyum lebar.
Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor dan struktur bangunan megah tersebut adalah
bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama
itu, adalah George C.Boldt.
Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi
manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.
Pelajarannya adalah ..... perlakukanlah semua orang dengan kasih, kemurahan dan hormat dan
anda tidak akan gagal.
Updated about a week ago
Harvey Mackay, menceritakan sebuah kisah tentang seorang pengemudi taksi yang
membuktikan hal ini.
Suatu hari ia sedang mengantri menunggu taksi di sebuah airport. Ketika sebuah taksi mendekat
hal pertama yang ia perhatikan adalah keadaan taksi tersebut yang tampak sudah digosok
hingga mengkilap. Pengemudi taksi yang terlihat sangat rapi dalam kemeja putih, dasi hitam dan
celana panjang hitam tersebut keluar dan memutari taksi tersebut untuk membukakan pintu untuk
Harvey.
Dia memberi temanku sebuah kartu yang telah dilaminating dan berkata:
"Saya Wally, supir anda. Selagi saya memasukan barang-barang anda ke bagasi, saya harap
anda bersedia untuk membaca pernyataan misi saya."
Di sana tertulis:
Pernyataan Misi Wally: "Untuk mengantarkan penumpang saya ke tempat tujuan mereka dengan
cara tercepat, teraman, dan termurah dalam lingkungan yang bersahabat".
Terutama ketika ia menyadari bahwa keadaan di dalam taksi tersebut persis sama dengan
tampak luarnya. Bersih tanpa noda!
Sambil mengemudi, Wally berkata, "Apakah anda mau segelas kopi? Saya memiliki satu thermos
kopi biasa dan satu decaf."
Sambil bercanda teman saya berkata, "Tidak, saya lebih memilih soft drink."
Wally tersenyum dan berkata, "Tidak masalah. Saya memiliki pendingin yang berisi Cola, Diet
Cola, air, dan jus jeruk."
Harvey berkata dengan hampir tergagap, "Baiklah saya akan mengambil Diet Cola."
Sambil memberikan minuman kepada Harvey, Wally berkata, "Bila anda membutuhkan bacaan,
saya punya Wall Street journal, Time, Sport illustration dan USA Today."
Sambil menepi, Wally menawarkan teman saya sebuah kartu berlaminating yang lain. "Ini adalah
beberapa daftar stasiun radio dan musik yang dimainkannya yang dapat diputar disini bila anda
berkenan mendengarkan radio."
Dan seakan semua itu tidak cukup, Wally memberitahu Harvey bahwa AC telah dinyalakan dan
bertanya apakah suhunya sudah cukup nyaman untuknya.
Kemudian ia menyarankan rute terbaik menuju tempat tujuannya di waktu seperti saat itu.
Dia juga berkata bahwa ia akan sangat senang untuk mengobrol atau menceritakan tentang
beberapa pemandangan, atau jika Harvey lebih memilih untuk dibiarkan sendiri.
"Wally, tolong beri tahu saya," dengan kagum teman saya bertanya kepada pengemudi tersebut,
"Apakah anda selalu melayani setiap penumpang seperti ini?"
"Tidak, tidak selalu, malahan hal ini baru saya lakukan dua tahun belakangan ini. Selama lima
tahun pertama saya mengemudikan taksi, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk
mengeluh sebagaimana yang dilakukan kebanyak pengemudi taksi. Hingga suatu hari saya
mendengar guru pengembangan pribadi, Wayne Dyer, di radio. Dia baru saja menulis sebuah
buku berjudul 'Anda akan Melihatnya Ketika Anda Mempercayainya'."
"Dyer berkata bila kamu bangun di pagi hari dan mengharapkan hari yang baik, namun kamu
sering mengeluh dan bersikap negatif terhadap setiap keadaan. Maka kamu akan mendapati
hari-hari yg buruk."
"Dia berkata, 'Berhentilah mengeluh! Buatlah dirimu berbeda dalam kompetisi. Jangan menjadi
seekor bebek. Jadilah seekor Elang.' Bebek terbiasa mengeluh sedangkan elang terbang tinggi
di angkasa dengan penuh kedamaian dan kemenangan."
Seluruh keluarga sangat bergembira menantikan saat-saat perjalanan mereka. akan tetapi
rupanya yang namanya halangan itu kapan saja bisa datang. tujuh hari sebelum keberangkatan
Anak bungsu mereka digigit anjing dengan luka yang cukup serius dan harus dikarantina selama
kurang lebih dua minggu.untuk menghindari Rabies.
Inpian mereka seketika jadi buyar, mereka tidak mungkin mengadakan perjalanan dengan
meninggalkan si bungsu sendirian. saat hari keberangkatan tiba keluarga itu hanya bisa melihat
kepergian kapal dengan sedih dan menitikkan airmata. mereka merasa sangat kecewa,marah
dan Mengutuk Tuhan dan putranya untuk kemalangan ini.
Lima hari waktu berlalu kemudian tersebar berita yang sangat mengejutkan, kapal yang menuju
Amerika Tenggelam dan menewaskan seluruh penumpangnya.
Keluarga Clark yang seharusnya dikapal itu terselamatkan karena putra bungsunya digigit Anjing.
Mendengar berita itu Clark segera memeluk dan menciumi anaknya serta berterima kasih karena
telah menyelamatkan keluarga. dan terutama berterima kasih pada Tuhan yang telah
menyelamatkan hidup mereka.
Rancangan Tuhan itu selalu jauh lebih indah dari dari rancangan Manusia. manusia boleh saja
berencana tetapi Tuhan selalu punya rencana yang jauh lebih indah dari rencana Manusia.
(disarikan dari Buku karangan Agus Susanto "inspirasi Sukses")
Suatu kali ayah Randi sedang melatih anaknya bersepeda di sebuah taman yang ada di depan
rumah mereka. Awalnya, sang ayah memegang dari samping sepeda yang dikendarai Randi.
Dengan sabar, ia mengajari anaknya itu bagaimana mengayuh sepeda dan menyeimbangkan
badan. Namun, tiba-tiba sang ayah melepaskan tangannya dari sepeda, tentu saja Randi yang
belum siap ketika itu pun jatuh.
Air mata Randi keluar saat ia melihat ada darah keluar dari kakinya. Perih, itulah yang
dirasakannya ketika itu. Sang ayah yang tidak jauh dari jatuh anaknya itu pun hanya tersenyum
dan mendatangi Randi yang sedang menangis dan memegang kakinya yang luka. Ia pun
mendatangi anaknya dan memegang kakinya. Dengan santai, ia berkata kepada anaknya, "ah,
ini mah gak papa, besok juga lukanya udah kering. Randi, masih mau melanjutkan latihan
sepedanya atau tidak?"
Randi yang mendapat pertanyaan dari sang ayah pun terdiam. Air matanya berhenti saat itu dan
pikirannya saat itu berputar. Sambil terisak-isak, ia menganggukkan kepalanya tanda untuk mau
latihan. Sang ayah pun mengambil sepeda dan meminta anaknya untuk bangkit kembali. Dengan
menahan rasa perih, ia pun menuruti permintaan ayahnya. Sepeda kembali ia dipegang dan
Randi pun duduk di jok sepedanya.
Sewaktu sang ayah ingin membantunya untuk mengendarai sepeda, tawaran itu ia tolak. Ia
meminta ayahnya untuk berada cukup jauh dari dirinya. Sambil menghela nafas panjang, Randi
pun mulai mengayuh sepedanya. Pada ayuhan yang pertama dia begitu senang karena ia bisa
mengendalikan sepedanya, tapi itu tidak berlangsung lama dan dia pun terjatuh. Hal itu terus
terjadi sampai usahanya yang ke-9.
Pada usahanya yang ke-10, Randi kembali mengambil sepedanya. Dia pun dengan semangat
mengangkat sepeda yang telah jatuh ke tanah dan kembali mencoba mengayuh sepedanya. Dan
usahanya kali ini berhasil. Randi telah bisa menguasai sepedanya seorang diri. Ia pun
menghampiri ayahnya dan mengatakan bahwa ia telah bisa berhasil mengendarai sepeda.
Tuhan menginginkan hal yang sama kepada kita. Walaupun mempunyai kuasa untuk menolong
saat kita sedang dalam masa "jatuh", Dia ingin kita tetap berusaha untuk bangkit. Dia mau anak-
anakNya menjadi anak yang tangguh; anak-anak yang tidak mudah menyerah oleh keadaan
yang sukar; anak-anak yang berkata "ya" kepada kebenaran firman Tuhan dan "tidak" kepada
dosa.
Saat ini Tuhan bertanya kepada Anda, "apakah engkau mau melanjutkan ujian dari-Ku dan
menjadi pemenang sejati?" jika iya, berusaha terus saat Anda merasa gagal dan jatuh.
Percayalah tangan-Nya selalu tersedia dan siap membantu ketika Anda membutuhkannya.
Untuk melihat janji Tuhan digenapi, terkadang Anda harus mengeluarkan usaha yang ekstra.
Updated about a week ago
Butuh contoh lebih banyak? Luigi Cornaro, seorang terpelajar dari Venesia, mulai menulis
geriatrik pada usia 83 tahun. Risalah klasiknya ‘The Joys of Old Age’ ditulis [ada tahun 1562
ketika ia berusia 95 tahun! Di era modern, seorang filosof besar, ahli matematik, dan pecinta
perdamaian, Bertrand Russell, berpartisipasi dan ditahan dalam sebuah demonsttasi anti nuklir
ketika ia berusia 89 tahun. Dan tentu saja kita tak bisa melupakan Nenek Moses, yang mulai
melukis di usia 80. Tahukan anda bahwa sekitar 25% lukisannya yaitu sebanyak 1,500 lukisan
dibuatnya setelah ia berusia 100 tahun? Kemudian ada Henry Little, seorang Presiden Direktur
dari The Institution for Savings di Newburyport, Massachusetts, memutuskan untuk pensiun
sehingga orang yang lebih muda bisa mengambil alih. Tuan Little pensiun ketika ia berusia 102
tahun! Orang lebih muda yang ia maksud ternyata berusia 83 tahun.
Sedikit Pelajaran
Apa yang bisa kita pelajari dari contoh-contoh di atas? Mereka semua sangat berhasrat tinggi
dalam melakukan apa yang meraka kerjakan. Hasrat atau passion adalah sumber energi dan
membuat seseorang tetap awet muda, sebagaimana yang ditulis Benjamin Franklin,
“Mereka dengan cinta mendalam tak pernah tua, mungkin saja mereka meninggal karena usia
tua, tapi sesungguhnya mereka mati muda.”
Mereka juga menyadari, bahwa lebih baik menjadi 70 tahun lebih muda daripada berusia 40
tahun, sehingga mereka tidak membiarkan usia menghambat mereka untuk mengejar mimpi.
Mereka memahami bahwa tak ada kata terlambat untuk mulai mengerjakan sesuatu, dan saat ini
lah waktu untuk bertindak. Tidak seperti King Richard II, mereka tidak pernah berkeluh kesah,
“Aku menyia-nyiakan waktu, dan sekarang waktu lah yang menyia-nyiakan aku”
Pelajaran lain yaitu ketika peluang muncul, mereka terjun ke dalamnya. Memang, pasti ada
resiko di dalamnya, tapi mengapa kita takut akan kehidupan? Kematian, mungkin, tapi tidak
dengan kehidupan. Rita Coolidge menyadari pentingnya hal ini ketika ia berkata,
“Terlalu sering peluang datang mengetuk, tapi saat kita melepas rantai, melepas gembok,
membuka kunci dan mematikan alarm pencuri, saat itu sudah terlambat.”
Satu hal, bahwa obat mujarab untuk tetap awet muda adalah pengalaman dan pengetahuan baru
yang kita dapat setiap hari. Rupanya Henry Ford merasakan hal serupa, ketika ia berkata,
“Siapapun yang berhenti belajar adalah kaum tua, tak peduli terjadi di usia 20 atau 80. Siapapun
yang tetap belajar tidak cuma awet muda tapi tetap bernilai, tanpa memperhatikan kapasitas
fisiknya.”
“Ketika kau lihat orang tua yang ramah tamah, berwatak halus, mantap, berisi, dan mempunyai
selera humor yang baik, yakinlah bahwa kemudaan, kemurah hatian, dan kesabaranlah yang
mereka miliki. Pada akhirnya mereka tidak meratapi masa lalu, juga tidak takut pada masa
depan; mereka seperti waktu malam di ujung hari yang menyenangkan.”
Sebuah pertanyaan standar, sebab kami mengira bahwa Ibu tua itu hendak
meminta bantuan untuk korban gempa. Namun ternyata kami salah karena ia
datang justru untuk memberi bantuan, "Emak mau kasih bantuan, tolong
disampaikan kepada para korban gempa. Melihat kalian yang muda-muda ini
bekerja, sebenarnya emak ingin menjadi relawan. Tapi emak sudah tua, emak
nggak kuat lagi, sudah nggak kuat lagi," ujar Emak Nurdianah bersemangat.
Emak Nurdianah mengaku lahir tahun 1938, mendatangi posko ACT menitipkan
uang dua puluh ribu rupiah untuk disalurkan kepada para korban gempa.
Padahal ia sendiri pun salah satu korban gempa di Kota Padang yang
mengguncang tanah Sumatera 30 September 2009 lalu. Lebih dari 600 orang
menjadi korban jiwa, belum termasuk lima ratusan lainnya yang belum
ditemukan hingga hari ke -6 pasca gempa, mereka tersebar di beberapa titik
seperti Tandikek dan Sicincin. Sedangkan pengungsi mencapai ratusan ribu,
tersebar di seluruh Sumatera Barat.
"Emak terharu melihat kalian, datang dari jauh untuk membantu tempat emak.
Sebagai orang Minang, emak merasa harus pula membantu tanah emak sendiri,
emak tidak mau kalah sama kalian. Dulu emak ini pejuang, angkat senjata..
Sekarang emak sudah tidak sanggup bekerja berat. Emak cuma bisa titip ini,"
sambil menyerahkan uang digenggamannya kepada Romi, salah seorang relawan.
Ketika Romi hendak membuatkan tanda terima, Mak Nur menolak dengan halus,
"Tak perlulah catatan macam itu, cukup Allah saja yang mencatatnya. Emak
hanya minta doakan, tahun ini emak naik haji agar dilancarkan sampai kembali
lagi ke sini ya." sebuah permintaan sederhana yang sudah pasti semua relawan
yang ada di Posko saat itu serempak mendoakan, "semoga dilancarkan mak,
insya Allah mabrur" Boleh jadi haji Mak Nur sudah diterima Allah bahkan
sebelum ia bertamu ke rumah Allah nanti.
"Sekali lagi terima kasih, kalian anak-anak muda, jaga kesehatan ya biar
lebih lama di tanah kelahiran emak, biar lebih banyak orang yang bisa
dibantu." Emak Nur pun pamit pergi meninggalkan posko sambil memeluk satu
persatu relawan yang ada di posko, beberapa relawan perempuan pun tak luput
mendapat ciuman hangat bak seorang ibu yang tengah mengalirkan energi cinta
kepada anak-anaknya. Jelas pelukan hangat Mak Nur memberi energi lebih
kepada para relawan untuk menjalankan misi kemanusiaan tanpa kenal lelah.
Semakin kami sadar bahwa di belakang kami terdapat orang-orang yang terus
menopang segala pengorbanan di lokasi bencana.
Dua puluh ribu rupiah yang dititipkan Mak Nur rasanya sangat bernilai tinggi
bagi kami yang diamanahkan untuk meneruskannya kepada para korban gempa.
Sebuah kehormatan bagi segenap relawan ACT yang mendapat amanah bernilai
luhur dari seorang Mak Nur. Sungguh, titipan dari sejuta Mak Nur di belahan
bumi pertiwi yang tak dapat kami berjumpa satu persatu merupakan amanah
tertinggi yang wajib kami panggul secara terhormat di pundak ini. Terima
kasih Mak Nur, dua puluh ribu rupiah milik Mak Nur menambah semangat kami.
Bayu Gawtama
http://actforhumanity.or.id
Written about a week ago
Kapankah anda mulai menyadari pola makan yang salah? Ketika anda sudah terkena penyakit
maag.
Kapankah anda mulai memberi cinta pada orang-orang yang anda cintai? Ketika anda sudah
kehilangan mereka.
Kapankah anda mulai menyadari bahwa sikap anda pada teman-teman anda ternyata sangat
menjengkelkan? Ketika anda tidak punya teman lagi. Kapan anda mulai tekun belajar? Ketika
nilai anda di sekolah sangat jelek. Kapan anda mulai berdoa? Saat anda menghadapi cobaan
berat. Hidup anda sudah mulai tidak teratur atau malah sudah hancur.
Tentu semua itu, bisa kita laksanakan, ketika kita mau untuk menyadari segala tindakan dan
perilaku kita. Intinya, kita mulai belajar ketika kita tidak tahu tetapi kita butuh itu. Pelajaran paling
berharga adalah saat kita menghadapi kehidupan yang paling berat. Ketika segala yang kita
lakukan hampir membuat kita stress. Atau hampir ingin bunuh diri. Kegagalan memang
menyakitkan, namun saat itulah kita dididik. Biasanya kita memperhatikan “bencana” itu sebagai
titik balik. Kita adalah makhluk yang hidup dengan kebiasaan. Kita terus melakukan apa yang kita
lakukan, hingga kita terpaksa berubah.
So, pelajaran kita tidak pernah habis. Selama kita masih hidup kita harus tetap belajar, dan
berubah mengikuti sinyal-sinyal dari alam. Alam semesta selalu mengusik kita dengan sinyal-
sinyal lembut sebagai alarm bagi kehidupan kita. Tapi ketika kita tidak menggubris sinyal-sinyal
itu, alam semesta membangunkan kita dengan gelombang air bah, atau gempa bumi, tanah
longsor, banjir badang..
Apakah bencana membuat kita semakin lebih bijak dalam menjalani kehidupan ini atau malah
membuat kita menyerah atas kehidupan ini. Tuhan punya rencana atas semua ini. Kehidupan
kita akan makin berwarna, mulai dari warna gelap sampai warna yang cerah. Mungkin benar kata
Ebiet G. Ade: Anugerah dan Bencana Adalah Kehendaknya, Kita Mesti Tabah Menjalani, Hanya
Cambuk Kecil Agar Kita Sadar, adalah Dia Di Atas Segalanya.
Tuhan memberkati
YusTL,pr
Updated about a week ago
Yen Fen
Tuhan py rencana yg indah,memberikan rancangan damai sejahtera bg setiap umatNya yg sgt
dikasihiNya amin
October 9 at 10:52pm · Report
Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia
kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat
menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu
dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah
jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. 'Hingga tetes
terakhir', pikirnya.
Manusia kuat lalu menantang para penonton: "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang
siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"
Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air
jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat
lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil
berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"
Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh
mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di
hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-
gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari
potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.
Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang
menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi.
Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia
ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya
memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.
Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.
Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan
pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa
membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-
satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.
"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus
bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan
beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang
gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya
memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku". Selalu
ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua
masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima
tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan
berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku
punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya
karena ada pribadi yang mengasihiku.
"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata
seorang bijak.
Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk
menerima hal tersebut.
Banyak teman saya kehilangan banyak hal dalam banjir baru-baru ini.
Teman saya kehilangan rumah. Teman saya kehilangan bisnis. Dengan air mata, bibiku berkata,
"Bo, aku kehilangan semua barang-barang yang telah terkumpul selama 50 tahun dalam
hidupku!" Beberapa teman mengatakan kepada saya bahwa apa yang paling menyakitkan
adalah kehilangan semua foto-kenangan seumur hidup .
Teman, aku punya pesan untuk Anda hari ini: Percayalah bahwa setiap badai akan berakhir. Dan
setelah badai, pagi baru dimulai.
Jika Anda kehilangan orang yang dicintai, kehilangan itu hanya sementara. Di surga, Anda akan
melihat kekasih Anda lagi dan reuni Anda akan berlangsung selamanya.
Jika Anda kehilangan foto, percaya bahwa di surga, Allah akan memberi kembali kepada Anda
salinan DVD dari semua kenangan manis yang telah Anda miliki dalam hidup Anda. (Saya tidak
yakin versi video apa yang mereka gunakan di sana, tapi saya yakin itu akan menjadi yang paling
modern. Mungkin itu berupa virtual video!)
Jika Anda kehilangan hal-hal material atau peluang atau hubungan, percaya bahwa Allah sedang
menciptakan ruang bagi sesuatu yang lebih baik untuk menghampiri Anda.
Aku tahu kau akan mengeluh, "Bo, bagaimana bisa bersyukur! Aku kehilangan setengah hidupku!
"
Yah, bersyukur atas setengah yang lain yang Anda masih miliki.
Jangan berfokus pada apa yang hilang, berfokuslah pada apa yang masih Anda punyai.
Anda punya banyak sekali hal-hal yang baik !
Katakanlah ini bersama-sama dengan saya, "Aku sangat diberkati untuk bisa menjadi stres."
(Bukan asli dari saya. Saya dapatkan dari stiker.)
Mengapa bersyukur?
Karena Anda akan menarik hal-hal yang Anda fokuskan. Aku sudah mengatakan sebelumnya
berkali-kali, tapi aku akan terus mengatakan hal itu sampai Allah memanggilku pulang. Karena
hal tersebut sangat memiliki kekuatan.
Ketika Anda bersyukur, Anda akan menarik lebih banyak berkat dari apa yang Anda syukuri.
Syukur adalah magnet berkat.
Bo Sanchez
Updated about a week ago
"Bahkan saya tidak pernah tidur. Saya takut kalau saya tertidur saya akan mati. Karena saya saat
itu sudah merasa ada yang akan membawa. Makanya saya berusaha untuk terus terjaga," ujar
Sari yang ditemui di Ruang Perawatan 1B Rumah Sakit Tentara Reksodiwiryo, Jalan Proklamasi,
Jumat (2/10).
Sari bisa dibilang mendapatkan keajaiban. Dia menjadi satu korban selamat dari reruntuhan
bangunan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Prayoga di Jalan Veteran, Padang. Selain dia,
dosennya bernama Suci Revika Wulan Sari (25) juga selamat. Namun Sari berhasil dikeluarkan
lebih dulu dari balik reruntuhan.
Sari berhasil dievakuasi petugas penyelamat sekitar pukul 11.30 WIB. Bersama Suci dan empat
rekan satu kuliahnya, Sari terjebak di bawah tangga menuju ke lantai tiga Kampus STBA
Prayoga. Sebelumnya, Sari yang tercatat sebagai mahasiswa Semester 3 Jurusan Sastra
Inggris, sedang mengikuti perkuliahan Listening 3, di ruang kelas yang berada di Lantai III.
Ketika gempa mengguncang, satu kelas yang berisi 25 orang mahasiswa plus Suci yang menjadi
dosen, langsung berhamburan menuju tangga turun. Sari sendiri bersama Suci dan empat
rekannya, merupakan kelompok yang terakhir turun. Setibanya di lantai dua, tiba-tiba tangga
beton yang barusan mereka lewati ambruk menimpa mereka.
"Waktu itu semuanya panik. Saya juga panik dan ingin cepat turun. Tapi karena semua berebut
ingin duluan, kami akhirnya jadi kelompok yang terakhir turun," ujarnya menceritakan kembali
situasi yang dialami saat gempa berlangsung.
Reruntuhan tangga beton itu langsung membuat mereka luka berat. Listrikpun tiba-tiba mati,
sehingga ruangan menjadi gelap gulita. "Waktu itu saya tidak tahu apa teman-teman saya masih
hidup atau tidak, karena gelap. Hanya saya bisa mendengar suara Ibu Suci merintih kesakitan
ada di dekat saya," ujarnya.
Beton-beton itu menghimpit keras, karena mendapat tekanan berat dari lantai empat yang juga
ikut runtuh. Sari sendiri merasakan kakinya terhimpit benda berat di bagian lutut ke bawah,
sehingga tidak bisa digerakkan. Sedangkan di bagian pahanya, dia merasakan ada satu tubuh
temannya yang terbaring tak bergerak.
"Saat itu saya tidak merasakan sakit. Yang ada hanya cemas dan rasa takut mati. Saat itu pula
saya langsung bertekad tidak boleh mati. Saya harus hidup," tuturnya.
Sari berada di balik reruntuhan selama lebih kurang 42 jam. Selama itu pula, dia menguatkan diri
untuk tetap hidup meski tidak ada makan dan minum. Sari mengaku tidak pernah putus harapan.
Dia yakin akan ada tim penyelamat yang datang mengevakuasi mereka. Inilah yang membuatnya
cukup berbesar hati dan yakin tidak akan mati.
"Rabu tengah malam itu saya mulai yakin kalau teman-teman saya yang lain meninggal, karena
mereka tidak lagi ada yang bersuara, bahkan tidak lagi ada yang bergerak. Termasuk sosok yang
terbaring di atas paha saya, tidak bergerak lagi dan terasa dingin. Hanya Ibu Suci yang kadang-
kadang masih saya dengar ada gerakannya sedikit-sedikit, berarti Ibu Suci masih hidup,"
katanya.
Meski tidak ada makan dan minum, namun harapan Sari untuk hidup menjadi makin besar, ketika
dia mendengar suara ketukan-ketukan pada reruntuhan bangunan yang menimpa mereka. Sari
sadar bahwa ketukan itu berasal dari tim penyelamat yang berusaha menggali reruntuhan.
Karena itu pula, dia berusaha untuk tetap menjaga matanya agar tidak tertidur.
"Sebenarnya saat itu saya ingin sekali tidur. Rasanya akan sangat nyaman kalau tertidur. Tapi
saya tahu saya akan mati kalau sampai tertidur. Makanya saya juga selalu mengingatkan Ibu
Suci agar tidak tertidur. Saya selalu bilang 'Bu, jangan tidur' atau dia saya panggil-panggil terus
dalam jangka waktu tertentu supaya jangan sampai tertidur. Saya ingin selamat, dan saya juga
tidak ingin Ibu Suci yang saya tahu masih hidup akhirnya mati seperti teman-teman saya,"
tuturnya.
Sari mengaku tidak pernah kehilangan semangat untuk tetap bertahan hidup, karena dia sadar
tim penyelamat akan bekerja ekstra keras untuk mengeluarkan mereka dari balik reruntuhan.
Dan harapan itu akhirnya menjadi kenyataan, ketika Jumat (2/10) pagi, sebuah lubang menganga
di bagian atasnya yang dibuat tim penyelamat. Meski belum bisa dikeluarkan dari balik
reruntuhan karena beton yang menghimpitnya sangat berat dan besar, namun sudah ada
anggota TNI yang mengevakuasi yang bisa berkomunikasi dengannya melalui lubang tersebut.
"Waktu saya melihat cahaya masuk tanda ada lubang yang terbuka, saya langsung coba teriak
minta tolong walau sudah tidak kuat lagi untuk berteriak. Tapi ternyata suara saya terdengar,
karena saya kemudian mendengar ada orang yang berteriak 'ada yang masih hidup' di atas
lubang," kenangnya.
Ketika lubang diperbesar, akhirnya tim penyelamat bisa berkomunikasi dengannya, walau belum
bisa dikeluarkan dari balik himpitan semen beton. Seorang petugas penyelamat langsung
menanyakan namanya. Setelah menyebutkan nama, Sari pun langsung minta air minum dan roti.
"Saya lapar dan haus sekali. Makanya begitu ada yang menemukan saya, langsung saja minta
air sama roti," ujar Sari dengan wajah ceria, sambil terbaring di ranjang rumah sakit.
Setelah mengetahui indentitasnya, tim evakuasi langsung mengumumkan kepada warga yang
berkerumun, dan meminta keluarganya datang ke lubang untuk berkomunikasi dengan Sari,
orangtua laki-laki Sari langsung maju dan mendekati lubang. Saat itu, Sari kembali mengajukan
permintaan roti dan air minum.
"Rasanya saya benar-benar dapat mukjizat karena ternyata Sari masih hidup di balik reruntuhan
itu. Saya langsung minta keluarga yang lain mencarikan roti dan air minum. Karena Sari minta
saya untuk tidak jauh-jauh darinya," ujar ayah Sari, Sofyan Virgo (62) yang ditemui saat
menemani anaknya di RST Reksowidiryo Padang, Jumat (2/10) sore kemarin.
Sofyan yang tinggal di Jalan Kampung Nias III Nomor 4 C ini mengaku, sebenarnya saat itu dia
sudah tidak berharap banyak anaknya itu akan selamat, mengingat reruntuhan bangunan yang
kehancurannya begitu parah. "Saya sebenarnya sudah pasrah dan tidak berharap banyak. Lihat
saja, bangunan empat lantai jadi satu, dan anak saya ada di dalamnya. Makanya ini benar-benar
mukjizat," tuturnya dengan wajah berbinar bahagia.
Sementara Kiki (54), tante Sari yang juga ikut menemani di rumah sakit, menyebut Sari
merupakan anak yang kuat dan selalu ceria. "Lihat saja, walau baru saja berhasil dievakuasi,
ternyata dia masih tetap ceria, masih tetap cerewet dan banyak cerita," ujarnya tersenyum.
Bahkan Sari tetap ceria, ketika dokter yang merawatnya menyarankan untuk mengamputasi kaki
kanannya yang cedera berat akibat terhimpit beton dalam waktu cukup lama. Kaki kananya di
bagian betis terlihat sedikit menciut, dan belum bisa digerakkan.
Menurut Sofyan menirukan penuturan dokter yang merawat, darah di kaki Sari sudah membeku
karena terlalu lama terhimpit, sehingga bisa mengakibatkan kondisi yang lebih buruk. Namun
dokter juga mengatakan, opsi amputasi bisa dihindari jika keluarganya bisa mendapatkan obat
pengencer darah, sehingga darah beku yang ada di kakinya bisa mencair dan darah kembali
mengalir normal.
"Tidak mungkin dia diamputasi, apalagi dia anak perempuan. Bahkan kata dokter, bisa saja
kedua kakinya yang diamputasi karena kondisi kedua kakinya tidak jauh berbeda. Makanya
sekarang kami sedang berusaha mencari obat pengencer darah itu," ujar Sofyan.
Sari memang bisa dibilang sangat beruntung. Karena sampai sekitar pukul 18.00 WIB kemarin,
Suci, dosennya yang sama-sama terkubur di balik reruntuhan baru bisa dikeluarkan dari balik
reruntuhan, sama dengan Sari, Suci juga dilarikan ke RS Tentara Padang.
Hanya saja, petugas penyelamat berusaha menguatkan hatinya, dengan terus mengajaknya
berkomunikasi. Bahkan anggota TNI sengaja membawa radio komunikasi (HT) ke balik
reruntuhan, agar Suci bisa berkomunikasi dengan orangtua dan suaminya yang selalu setia
menunggu di luar. Tim penyelamat sendiri memang memprioritaskan mengeluarkan Suci yang
masih hidup, agar bisa segera mendapatkan perawatan medis. (Tribun
Pekanbaru/nanang/hengki)
HARI TERAKHIR
Share
Thursday, October 8, 2009 at 7:06am
Ya Tuhan , ajarlah kami menghitung hari2 kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana - Prophet Moses
Saya teringat kisah saat saya berbincang-bincang dengan salah seorang pengusaha kaya raya di
negeri ini. Ketika perbincangan sudah sampai ke tahap “ dari hati ke hati”, saya beranikan diri
untuk bertanya hal yang lebih pribadi. “ Pak , mohon maaf , kalau saya boleh tahu adakah hal
yang masih ingin Bapak wujudkan dalam hidup ini ?” Sambil tersenyum ia berkata , “ Beberapa
tahun ke depan saya akan mulai menyerahkan sebagian kepemimpinan perusahaan kepada
anak anak saya dan para professional. Setelah itu, saya akan pensiun, menikmati hidup, dan
lebih aktif dalam kegiatan social. Selain itu , saya kepengen bisa travelling kekota kota kecil. Kan
orang dikota kecil lebih ramah, lebih baik, dan jauh dari stress”
Ketika perbincangan semakin dalam, saya beranikan juga diri saya untuk bertanya tentang
apakah ada penyesalan dalam hidupnya. Sejenak ia terdiam lalu dengan mata berkaca-kaca ia
berujar, “ Ada satu hal yang sangat saya sesali sampai hari ini, yaitu saya belum sempat
membawa ibu saya jalan-jalan kenegeri China . Itu adalah impian ibu saya dan sebagai anak
yang telah mapan secara ekonomi saya pengen sekali bisa membahagiakan ibu dengan
mewujudkan impiannya itu.
Tahun demi tahun berlalu dan sesungguhnya saya punya dana serta kesempatan untuk
melakukan itu. Hanya saja, waktu itu saya menyepelekan rencana ini. Saya pikir , nanti saja
kalau kerjaan saya sudah beres. Ternyata saya terlalu asyik bekerja sehingga ibu saya keburu
dipanggil pulang Yang Mahakuasa ”
Dari kisah sederhana ini, kita juga boleh belajar satu hal penting. Memang benar, tip untuk
menjadi lebih berbahagia adalah dengan menganggap hari ini adalah hari terakhir hidup kita
didunia. Namun, disisi lain saya kira juga benar bahwa dengan menganggap hari ini sebagai hari
terakhir, kita punya kesempatan untuk menunjukkan kasih kita kepada orang-orang yang dekat di
hati kita.
Saya ingat seorang wanita karier yang kabarnya hingga hari ini masih mengalami stress berat
lantaran selalu menolak permintaan anaknya untuk dimandikan. Ceritanya, selama beberapa
waktu, setiap pagi sebelum sang ibu berangkat ke kantor, anaknya yang masih kecil itu meminta
sang ibu untuk memandikannya. Setiap kali permintaan itu dilontarkan, selalu terdengar jawaban
yang sama, “Mama kan sibuk, Mama harus kerja keras untuk cari uang agar kamu bisa dapat
makanan, rumah, mainan, sekolah, dan segalanya yang terbaik. Mama kan sudah sewa dua
pembantu khusus untuk mengurus kamu. Jadi ngapain Mama harus mandiin kamu ?”
Meskipun “lagu” yang didendangkan sang ibu selalu sama, sang anak tetap tidak berubah
pendirian. Ia tetap minta dimandikan. Ini terjadi selama berhari-hari dan sang ibu tetap tidak juga
mau memandikannya. Suatu hari anak ini terkena demam berdarah dan beberapa waktu
kemudian meninggal. Kali ini, dengan berlinang air mata, sang ibu memandikan – bukan lagi
anaknya – melainkan jenazah anaknya. Oh , betapa menyedihkan ! Benar kata orang bijak
bahwa hal-hal kecil lah yang kerap membuat penyesalan terbesar di hati kita.
Beberapa jam lalu – sebelum saya menulis artikel ini – putri kami, Priscilla , tampak gelisah. Ini
biasa ia alami menjelang jam tidur. Ia bolak balik di kasur. Ketika saya beranjak keluar dari
kamarnya, ia menangis. Rupanya ia meminta saya me-nina bobo- kannya. Saya dan istri
kemudian memainkan peranan itu. Kami sama-sama mem-pok-pok (menepuk-nepuk secara
lembut punggungnya) dan ia pun tertidur lelap. Sungguh sukacita besar bagi kami, orangtua ,
melihat anak kami bisa tidur nyenyak. Memandang dadanya yang naik turun saat bernapas
membuat kami terkadang sangat terharu sekaligus sukacita. Benar kata seorang sahabat yang
kebetulan seorang pastor, “Tujuan pernikahan adalah kebahagian dan Tuhan menyempurnakan
itu dengan kehadiran anak “ Terimakasih, Tuhan
Terus terang mata saya berkaca-kaca ketika menulis artikel ini. Namun, saya ingin sekali
mengajak kita semua merenungkan lebih jauh arti hari terakhir. Tidak ada yang pernah tahu
kapan kita akan dipanggil. Tidak ada juga yang tahu kapan orang-orang yang kita kasihi akan
dipanggil.
Seorang sahabat yang juga pengusaha pernah berkomentar,” Setiap hari kita diberi kesempatan
untuk mengasihi dan juga dikasihi. Itu satu paket ! Pada saat kita mengasihi, kita pun dikasihi..
Terkadang karena rutinitas dan kesibukan sendiri , kita jadi lupa sehingga menganggap
semuanya biasa biasa saja.” Memang , kadang kita baru betul-betul merasa kehilangan ketika
semuanya itu telah pergi untuk selamanya.
Saya sendiri terkadang masih merasa menyesal karena sering menolak menolong nenek saya.
Sebagai anak yang dibesarkan oleh kakek dan nenek, saya terkadang suka nakal dan manja.
Ketika duduk dibangku sekolah dasar, nenek yang saya kasih agak sulit berjalan. Terkadang ia
meminta bantuan saya untuk menggandengnya saat berjalan. Namun, harus jujur saya akui,
terkadang saya menghindar ketika ia meminta uluran tangan saya. Penyesalan itu masih ada
hingga detik ini, namun saya juga sadar bahwa saya tidak bisa kembali ke masa lalu. Nenek pun
sudah berpulang saat saya duduk dibangku SMP. Seorang bijak pernah berkata,” Salah satu
cara terbaik menunjukkan kasih kita kepada mereka yang telah tiada adalah dengan mengasihi
orang2 yang masih hidup, khususnya orang-orang yang dekat dihati kita.” Sebuah nasihat yang
amat berharga !
Jadi, selagi masih ada kesempatan, lakukanlah yang terbaik dan jadilah diri kita yang terbaik
karena kita tidak pernah tahu kapan hari itu akan tiba. Kasihilah orang-orang yang paling dekat
dihati kita seolah-olah hari ini adalah hari terakhir, entah bagi kita atau bagi mereka. Toh, tidak
ada salahnya menganggap ini adalah hari terakhir jika kita bisa memperoleh banyak manfaat
positif darinya.
PENGALAMAN
Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan, bekerja sama dengan tim
penyelamat dari 60 negara, dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara serta salah satu
dari ahli PBB untuk Mitigasi Bencana selama 2 tahun.
Saya telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996 kami membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang
saya buat.
PERCOBAAN
Kami meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya. 10 boneka
"menunduk dan berlindung" dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup "segitiga
kehidupan".
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan
untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya. Film itu menunjukkan bahwa mereka yang
menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup dan mereka yang menggunakan metode
saya "segitiga kehidupan" bertahan hidup 100%.Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui
televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan
Amerika Latin.
FAKTA
Bangunan pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City pada gempa bumi
tahun 1985.Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing.Semua anak remuk sampai
ke tulang mereka. Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing
di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.
AMATI
Suatu saat anda melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah "segitiga kehidupan" yang anda
temui.
Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.
1. Hampir semua orang yang hanya "menunduk dan berlindung" pada saat bangunan runtuh
meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan
remuk badannya.
2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang
harus anda lakukan pada saat gempa.Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Anda
dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit.Ambil posisi di samping suatu benda, di
samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong
di sebelahnya
3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu
bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh,
banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk.Disamping itu, bangunan kayu memiliki
sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-
keping.Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan
badan dibandingkan beton bertulang.
4. Jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat
tidur.
Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur.Hotel akan memiliki tingkat
keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-
tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.
5. Jika terjadi gempa dan anda tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah
meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan
meninggal.
Mengapa? Jika anda berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke
belakang anda akan tertimpa langit-langit di atasnya.Jika pintu tersebut rubuh ke samping, anda
akan tertimpa dan terbelah dua olehnya.Dalam kedua kasus tersebut, andatidak akan selamat!
7. Jangan pernah lari melalui tangga.
Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan
utama).
Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai
terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut.Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga
itu rubuh akan terpotong-potong olehnya.Bahkan jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga.
Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa
tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian
menyelamatkan diri.Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak
rusak.
8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika
memungkinkan.
Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya.Semakin jauh
anda dari bagian luar bangunan akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri anda
tertutup.
9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan
meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari
gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka & meninggal.
Mereka mungkin dapat selamat dengan keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah
kendaraan mereka. Semua kendaraan yang hancur memiliki ruangan kosong yang aman setinggi
1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.
10. Saya menemukan, pada saat saya merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor
lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar
ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.
Rasa takut adalah pemberian berharga dari Tuhan. Tanpa rasa takut kita tidak akan pernah tahu
apa itu keberanian, tanpa rasa sedih kita tidak akan pernah tahu apa itu kebahagiaan. Sebagian
besar orang menjadikan rasa takut sebagai kelemahan mereka, sebaliknya orang sukses selalu
menjadikan rasa takut sebagai kekuatan mereka. Beberapa orang sering bertanya hal ini kepada
Saya, Bagaimana mungkin menjadikan rasa takut sebagai kekuatan?! Saya selalu menjawab,
Jauh lebih mudah membalikan rasa takut kita menjadi kekuatan, dibanding menghilangkan rasa
takut itu sendiri.
Apakah Anda pernah melihat seorang yang tidak bisa berlari, tiba tiba berlari seperti layaknya
pelari kelas dunia setelah dikejar oleh anjing? Apa yang membuat orang itu bisa berlari dengan
kencang? Jawabannya adalah Rasa Takut.terhadap anjing. Terkadang potensi dan kekuatan
yang terpendam dalam diri kita akan keluar ketika kita mengalami rasa takut. Jangan jadikan rasa
takut Anda sebagai kelemahan, tetapi jadikan rasa takut Anda sebagai kekuatan.
Seorang Sales yang sukses juga memiliki rasa takut, tapi ketakutan yang terbalik. Ia bukan takut
ditolak oleh calon pelanggannya, tetapi ia takut jika ia tidak berjuang menjadi seorang sales yang
sukses maka ia tidak bisa membahagiakan keluarganya. Seorang pengusaha yang sukses juga
memiliki rasa takut, tetapi ketakutan yang terbalik. Ia bukan takut rugi dalam berinvestasi, tetapi
ia takut jika ia tidak berinvestasi ia akan kehilangan kesempatan emas. Rasa takut bisa menjadi
batu sandungan bagi setiap orang, namun rasa takut juga bisa menjadi batu lompatan untuk
meraih kesuksesan
Ketakutan sesungguhnya adalah hasil dari imajinasi yang kita ciptakan sendiri. Apa yang kita
takuti tidaklah semenakutkan apa yang sebenarnya. Pesan Saya hanya satu, Do What You Fear,
Watch it Disappear! Lakukan apa yang Anda takuti, maka Anda akan melihat ketakutan tersebut
lenyap begitu saja.
Updated about 2 weeks ago
Jika kita marah, mungkin nafsu mencelakakan akan mencuat. Darah akan mendidih sehingga
dapat terluap begitu saja tanpa memikirkan akibat. Tetapi Tuhan? Samakah Ia dengan rumusan
sifat manusia yang diciptakan-Nya? Walaupun kita memang adalah gambaran Allah, tetapi satu
prinsip yang harus diingat tentang bedanya Tuhan dan manusia adalah LOGIKA BERPIKIR DAN
BERPERASAAN.
Perspektif Tuhan yang usianya lebih lama dari usia bumi, melihat segalanya dari dulu hingga
masa yang akan datang. Bisa jadi ada beberapa kemarahan-Nya yang tertumpahkan seperti
zaman air bah Nabi Nuh, pemusnahan Sodom dan Gomora. Hal itu pun terjadi setelah manusia
diberi peringatan. Tetapi selebihnya, apakah selalu Ia marah dan berdampak kepada
kemusnahan manusia?
Bagaimana jika memang sudah semestinya alam bergerak? Bumi memperbaharui diri? Korban
memang jatuh zaman ini, tetapi bumi menjadi lebih siap untuk dihuni oleh penerus di zaman
mendatang. Entahlah… Mungkin memang hanya Tuhan yang berdaulat mengatur semua
kejadian.
Ada gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir bandang, badai, topan.
Banyak yang mengatakan, “Negara ini sudah berdosa besar!”
Ada gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir bandang, badai, topan.
Banyak yang mengatakan, “Antisipasi kurang! Sudah diperingatkan, tetapi lamban
reaksi!”
Ini mungkin masih dapat diterima dengan logika. Alam yang diatur oleh Yang Menciptakan alam
biasanya sudah menunjukkan tanda sebelum bereaksi. Biasanya binatang-binatang malah lebih
peka daripada manusia tentang peringatan dari alam.
Mungkin betul ada kesalahan manusia yang ikut andil di dalam bencana alam. Ada andil manusia
yang merusak harmonisasi pengaturan Dari Atas. Misalnya mendirikan bangunan di tanah yang
rawan gempa, rawan longsor. Atau sudah tahu kondisi pulau rawan gempa tetapi tidak membuat
bangunan yang kebanyakan berasal dari unsur kayu yang ramah gempa.
Terlepas dari antisipasi, itu tetaplah antisipasi. Seperti layaknya kita mengantisipasi kendaraan
memiliki kondisi layak jalan, namun bila ada faktor luar, tetap saja kita tidak dapat menghindari
segala keadaan force majeur yang di luar antisipasi.
Lalu?
Kejadian yang sudah terjadi tidak dapat disesali. Terlihat begitu rapuhnya bumi dan isinya, entah
memang negara itu ber-Tuhan atau tidak ber-Tuhan. Semuanya adalah pengujian terhadap hidup
manusia di dunia yang tidak abadi ini.
Namun bila kita tidak egois, ada baiknya kita melihat sisi lain akibat dari bencana alam. Semua
kenyataan hidup yang harus kita sadari di mana bila ada bencana alam maka :
Pembaharuan bumi
Ada pengurangan populasi bumi secara besar-besaran yang di beberapa lokasi secara geografis
sudah overload menampung berat. Pembaharuan bumi yang mengakibatkan korban jiwa namun
juga ke depannya menguntungkan bagi mereka yang kembali mengelolanya. Lokasi terkena
bencana umumnya menjadi lahan baru yang baik dibandingkan lahan yang sudah padat
pemukiman yang mandek.
Siklus manusia dan alam yang selalu bergantian memang sudah terjadi sejak zaman purba.
Bayangkan bila tidak ada kematian, tidak ada keruntuhan gedung. Jangan-jangan bumi memang
sudah penuh dengan arsitektur macam-macam. Kiamat-kiamat kecil itu seakan membagi
peradaban di bumi.
Banyak juga yang memperoleh kesempatan emas. Ada perusahaan transportasi yang tiba-tiba
untung besar akibat volume penerbangan dadakan dari para keluarga korban (keterlaluan tapi
nyata!). Ada orang-orang yang menjadi kaya mendadak akibat menjarah barang korban
reruntuhan. Walaupun menjarah tidak halal, tetapi kesempatan terbuka sangat lebar.
Ingat saja produk ponsel yang booming tatkala terjadi kerusuhan tahun 1998. Di saat pedagang
ponsel ketakutan akibat ancaman terhadap usaha mereka, namun dihibur oleh peningkatan
volume penjualan sesudahnya. Properti setelah kerusuhan dan kebangkrutan juga meningkat
pesat dibandingkan sebelumnya.
Kesempatan menata ulang kehidupan
Korban yang selamat dari bencana pastinya merasakan dukacita yang sangat dalam. Namun
demikian pada akhirnya kepasrahan pun harus dilakukan. Bagaimana pun kesempatan untuk
hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Yang Kuasa. Entah meneruskan keturunankah,
melanjutkan bisnis keluargakah, atau bahkan bertobat.
Bagi kita yang miris melihat manusia hilang nyawa begitu saja juga seakan ditegur bahwa semua
yang kita miliki di dunia ini saat ini pun tidak kekal. Harta, jabatan, keluarga akan lenyap begitu
saja jika memang saatnya harus dipanggil oleh Tuhan. Kita hanya berharap apa yang telah kita
tinggalkan bukan menjadi hal yang menyusahkan orang yang kita tinggalkan.
Di saat seperti ini, mungkin kita akan merenung bahwa apa yang kita usahakan di dunia tidak
akan kita bawa ke alam baka. Jadi, sudah siapkah bekal kita untuk dunia keabadian? Atau
kita adalah golongan yang pernah siap dan saat ini kita lagi terlena sehingga terseret lagi
ke arus yang menjauhkan kita dari Sang Pencipta? Kali ini kita mempertimbangkan mana
prioritas yang sebaiknya dimiliki manusia, sesuatu yang sementara, atau sesuatu yang kekal?
Jadi, mungkin kita tidak harus tahu dan menduga-duga alasan Tuhan terhadap kejadian di dunia
ini. Ia yang sudah mewanti-wantikan agar kita senantiasa bersiap menghadapi segala keadaan,
bahkan siap untuk menghadapi kematian. Seruan ‘Bertobatlah, sebab kerajaan Allah sudah
dekat” merupakan ajakan untuk sadar bahwa hidup manusia hanya selangkah saja menuju
kematian bila Ia berkehendak. Biarlah rahasia hanya milik Dia, dan kita?
Bila harus menuju jalan ke kanan, maka melangkahlah ke kanan dan bantulah mereka yang
berkesusahan
Bila harus menuju jalan ke bawah, maka melangkahlah ke bawah dan jadilah kuat menghadapi
deraan serta cobaan.
Bila harus menuju jalan ke atas, maka melangkahlah ke atas, dan lihatlah Tuhanmu yang sudah
merindukan kedatangan kita.
Femi Khirana
Written about 2 weeks ago
Pada lapisan paling bawah dalam skala Maslow, setiap kenaikan kwalitas material, akan terjadi
kenaikan kebahagiaan yang setara. Pengemis akan jauh lebih berbahagia bila bisa mempunyai
tempat tinggal permanen. Tapi setelah mencukupi kebutuhan utama, makan, berpakaian, tinggal,
maka setiap kenaikan kekayaan tidak akan dibarengi dengan kenaikan kebahagiaan yang setara.
Saya pikir setiap orang punya “koefisien kebahagiaan” yang relatip “sama”. Seorang sopir taxi
mendapat tip sebesar Rp. 100.000,-, akan merasa “sama” bahagianya, dengan seorang direktur
mendapat bonus Rp. 10.000.000,-.
Pada dasarnya alam semesta cukup adil dalam hal kebahagiaan ini. Hal yang membuat kita
“sama” bahagiaanya dengan orang super kaya, dan super miskin. Kenikmatan seorang sopir ojek
adalah ketika dia bisa makan malam dengan nikmat bersama keluarga di Mc Donald, sementara
anda harus berlibur sekeluarga ke Singapore untuk mendapatkan “rasa kebahagiaan” yang
sama.
Bahkan orang yang mendapat kenikmatan besar, misalkan mendapat hadiah rumah mewah dari
undian, akan bahagia sekali, hanya untuk beberapa saat saja. Ada “hedonistic adaptation”,
adaptasi diri terhadap keadaan baru, dan membuat kebahagiaan kita turun kembali pada level
standard koefisien kita setelah beberapa saat.
Pemahaman ini setidaknya diharapkan membuat kita lebih dapat mensyukuri hidup dan melihat
kehidupan ini dengan kaca mata yang lebih jernih. Salam bahagia untuk semua.
Saya jadi teringat masa – masa dimana kita masih berusia 3 – 5 tahun. Pada usia itu orang –
orang terdekat disekitar kita selalu mengajarkan kita untuk bermimpilah setinggi langit. Begitu
bersemangatnya karena kata – kata dukungan tersebut, dengan polos dan lantang kita
mengatakan, “Aku mau jadi Pilot!” “Aku mau jadi dokter!” Namun hal seperti ini sudah tidak
pernah terjadi lagi ketika kita sudah memasuki usia dewasa. Ironisnya, ketika kita menyatakan
impian kita, maka jangan kaget jika orang di sekitar kita, sahabat terdekat kita, atau bahkan
keluarga kita akan berkata “Jangan mimpi tinggi – tinggi, nanti kalu jatuh sakit…” “Kamu boleh
bermimpi, tapi harus realistis!”
Pembaca yang budiman, jangan bersedih! Saya mengerti jika Anda pernah mengalami kejadian
seperti itu, karena Saya pun pernah mengalami apa yang Anda rasakan. Namun dalam melalui
setiap proses menuju impian Saya, Saya memilih untuk menjadi Tuli. Saya memilih untuk tidak
mendengarkan perkataan mereka, memakai kacamata kuda, dan terus maju sampai garis Finish!
Namun Saya melihat lebih banyak orang yang justru Down ketika orang di sekitar mereka tidak
mendukung mereka. Dan lebih parahnya, mereka mengecilkan impian dan cita – cita mereka.
Michael Jordan ditolak masuk team oleh pelatih basket SMU. Namun ketika pada akhirnya
Michael Jordan terpilih sebagai pemain basket terbaik di dunia, beliau justru berterima kasih
dengan orang – orang yang pernah meragukan dan meremehkan impiannya, termasuuk pelatih
SMU yang dulu pernah menolaknya. Michael Jordan mengatakan bahwa mereka yang
meremehkan Dia, sebenarnya telah melemparkan kayu ke dalam api. Semakin diremehkan,
Michael Jordan semakin terpacu untuk membuktikan dirinya adalah pemain basket kelas dunia.
Kita perlu belajar dengan orang seperti Michael Jordan. Ketika orang lain meremehkan impian
Anda, maka tutuplah telinga Anda, jadilah tuli, dan lakukan yang terbaik demi impian dan cita –
cita Anda. Mereka boleh saja menertawakan Anda, akan tetapi tertawa di belakang jauh lebih
nikmat. Talk Less, Do More!
Bong Chandra,
SEE YOU AT THE TOP!
Catatan Nyoto:
Bhong Chandra adalah salah satu orang yang saya kagumi. Tahun 2009 ini baru berusia 22
tahun, tapi sudah menjadi motivator termuda dan pembicara paling fenomenal di dunia. Umur 21
tahun sudah jadi miliarder dan sekarang sudah berbicara di depan lebih dari 13.000 orang.
http://www.pengharapan.com/
Updated about 2 weeks ago
Terjadi adu kuat-kuatan antara si Ayah dan si anak. Setelah cukup lama
Harry bercerita dan dia mulai panik, karena mulutnya sudah terasa
kering dan kebas-kebas. Sementara Rudi belum menunjukkan tanda-tanda
mengantuk, padahal dongeng yang diceritakan sudah berjalan lebih dari
setengah. Rasa kesal mulai menghampiri dirinya.
Maka mulailah Harry memainkan strateginya, dongengnya diperpanjang dan
diputar-putar, terus diulur-ulur (hah?.. ini dongeng atau apa sih?)…
Setelah hampir dua jam, usaha Harry akhirnya membuahkan hasil, Rudi
mulai menguap lebar….
Harry begitu senang, dalam hati dia bersorak gembira, walaupun dia
sendiri sebenarnya sudah lelah sekali. Dia bertahan dan mengeluarkan
seluruh kemampuan yang ada. Usahanya tidak sia-sia, akhirnya Rudi tertidur.
Tiba-tiba dia tersentak sadar, dia baru melakukan hal ini sekali, dan
bangganya bukan main, bahkan sampai menuntut pujian. Sementara
Cyndi….. istrinya telah melakukannya…… puluhan, ratusan, bahkan ribuan
kali…. Tapi tak pernah terlontar kata pujian dari mulutnya atas prestasi istrinya itu.
Tak terasa menitik air mata Harry, dia merasa tersentuh, dia merasa
bersyukur, air mata syukur mengalir dari matanya. Seketika dia bisa
melihat sosok Cyndi yang begitu baik, telaten, anggun. Harry berjanji
pada diri sendiri, untuk memperlakukan Cyndi dengan lebih baik.
Malam ini dia telah mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga.
Rasa syukur menyelimuti hatinya. Kedamaian menghampiri pikirannya. Dia
tersadar bahwa dirinyalah yang harus berubah, untuk bisa menciptakan
kedamaian, bukan orang lain.
So, sejak saat itu, Harry selalu menghargai setiap usaha yang
dilakukan istrinya, dan selalu berusaha berbagi dengan Cyndi dalam
menghadapi masalah. Pertarungan malam itu antara AYAH DAN ANAK telah
memberikan sebuah pelajaran dan sudut pandang baru bagi dirinya untuk
menciptakan kebahagiaan. “Terima kasih Istriku!!!”
End of story…..
smoga terinspirasi,
Hartono Kang
Updated about 2 weeks ago
Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan, dan orang yang tertawa gembira adalah orang yang
kuat karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.
Ada kekuatan di dalam kedamaian diri, dan orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah
orang yang kuat karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.
Ada kekuatan di dalam kemurahan, dan orang yang murah hati adalah orang yang kuat karena ia
tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.
Ada kekuatan di dalam kebaikan, dan orang yang baik adalah orang yang kuat karena ia selalu
mampu melakukan yang baik bagi semua orang.
Ada kekuatan di dalam kesetiaan, dan orang yang setia adalah orang yang kuat karena ia bisa
mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Tuhan dan sesama.
Ada kekuatan di dalam kelemah-lembutan, dan orang yang lemah lembut adalah orang yang
kuat, karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.
Ada kekuatan di dalam penguasaan diri, dan orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang
kuat karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.
Sadarilah Anda juga memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi segala masalah Anda.
Dimanapun juga, seberat dan serumit apapun juga.
Mata sang Ibu yang tajam melihat karang membahayakan di hadapan si anak. Menyelamatkan,
sang Ibu menabrak keras anaknya.
Si anak marah, terluka, dan kesakitan. Merasa sang Ibu menyakitinya tanpa alasan. Tanpa
menyadari bahwa sang Ibu telah menyelamatkannya dari rasa sakit yang lebih besar.
Terkadang, begitu jugalah cara Tuhan bekerja.
Dia mengatakan bahwa dia ingin mengucapkan Terima Kasih, bukan hanya kepada saya, tetapi
juga kepada semua Biksu yang mengajar di Wihara kami..
Dia menghela nafas & berkata kepada saya bahwa dia melakukannya selama 7 tahun..
Pada saat itu matanya jadi berkaca2 & demikian pula saya..
'Selama 7 tahun' katanya
'& Sekarang Anda tidak akan dapat mengenali pria itu lagi..
Dia telah berubah 180 derajat..
Sekarang, kami punya hubungan Kasih yang luar biasa beserta 2 anak yang hebat'
Wajahnya memancarkan cahaya, laksana orang suci..
Rasanya saya hendak berlutut di hadapannya..
(AJAHN BRAHM)
Meski memiliki kekurangan secara fisik, Sidik dan Zulhadi bukanlah orang yang pantang
menyerah. Sehari-hari mereka menggeluti profesi yang tidak jauh berbeda. Sidik menjadi
produsen kerupuk berbahan singkong, yang ia jajakan sendiri. Sementara Zulhadi yang tuna
netra, setiap hari berkeliling berjualan kerupuk yang diambilnya secara kulakan dari seorang
pengusaha kerupuk di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
Meski tak punya kaki, Sidik setiap hari berbelanja bahan kerupuk dan menjajakan hasil
produksinya dengan mengendarai sebuah motor, yang ia rancang khusus. Sementara Zulhadi
yang tuna netra, setiap hari menjajakan kerupuk ikan dengan bantuan sebuah tongkat. Ia
berjalan dari pagi hingga sore menjelang, kadang sampai malam. “Kadang saya kesasar atau
malah kecebur got,” ujar Zulhadi yang diiringi tawa kecilnya.
Zulhadi yang mantan tukang pijat, maupun Sidik yang pernah bekerja kantoran ini memang tak
pernah menunjukkan perasaan duka. Meski secara fisik dan kisah hidupnya bisa membuat kita
miris, tapi penampilan mereka di Kick Andy benar-benar membawa sebuah keceriaan dan
ketegaran.
Begitu juga dengan nara sumber lainnya, seperti Deni Nurzaman. Deni terlahir dengan kondisi
kaki yang tak sempurna. Ia berusia 15 tahun dan kini tercatat sebagai murid kelas V di Yayasan
Panti Anak Cacat, di wilayah Hang Leukiu, Jakarta Selatan. Sebuah sekolah yang berjarak cukup
jauh dari rumah kontrakan Deni di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur.
Karena kondisi ekonomi yang cukup sulit, Deni terpaksa harus berangkat dan pulang sekolah
dengan menggunakan alat transportasi yang mengenaskan. Ia harus menelungkup di sebuah
papan beroda, beralaskan kain dan plastik, yang kemudian harus ditarik oleh seseorang hingga
sampai sekolah. Sejak ayahnya menikah lagi, Deni harus menunggu kebaikan kerabatnya untuk
menariknya di roda tersebut. Meski demikian Deni mengaku terus bersemangat untuk sekolah. “
Saya mau jadi ahli komputer,” tegasnya.
Ketegasan juga dimiliki oleh Paini dan Seke. Mereka adalah penyandang cacat kaki dan tangan.
Paini bekerja secara wiraswasta untuk membuat aneka makanan kecil. Ia juga merekrut
penyandang cacat lain untuk bekerja bersama-sama. Mereka kemudian membuat usaha yang
diberi nama “Kuber Penca” atau Kelompok Usaha Bersama penyandang Cacat. “Saya kasi
mereka motivasi gini, saya cacat, ayo kamu yang cacat juga bisa. Kita buktikan kalo yang cacat
mampu,” kata Paini.
Sementara Seke yang memakai satu kaki palsu dengan kedua lengan tanpa telapak dan jari,
sehari-hari memiliki profesi ganda. Pagi-pagi menjadi sopir angkutan kota di kawasan
Cengkareng, Jakarta, dan siangnya menjadi tukang gigi! Seperti juga nara sumber lainnya, Seke
menganggap hidup ini selalu patut disyukuri dan dijalani secara mandiri. “Bagi saya mengemis itu
hanya dilakukan orang yang berpikiran salah,” katanya.
Tak hanya Seke, semua nara sumber juga memberikan pernyataan yang senada: cacat bukanlah
alasan untuk mengemis atau menggantungkan hidup pada orang lain.
Inilah kisah orang-orang yang memegang nasib hidup dengan keterbatan, melawan nasib dan
ketidakberdayaannya dengan usaha dan kerja keras. Selamat menyaksikan.
http://www.kickandy.com/
Updated about 2 weeks ago
265 people like this.
Saudara-saudari, ihadapan kita terpampang tembok yang tebal dan tinggi, dan kita kadang lebih
banyak belajar ketika kita mengalami bencana. Saat kita sukses, saat kita senang, saat kita
bahagia, kita tidak banyak belajar. Tentu semua itu, bisa kita laksanakan, ketika kita mau untuk
menyadari segala tindakan dan perilaku kita. Intinya, kita mulai belajar ketika kita tidak tahu tetapi
kita butuh itu. Pelajaran paling berharga adalah saat kita menghadapi kehidupan yang paling
berat. Ketika segala yang kita lakukan hampir membuat kita stress. Kegagalan memang
menyakitkan, namun saat itulah kita dididik. Biasanya kita memperhatikan “bencana” itu sebagai
titik balik. Kita terus melakukan apa yang kita lakukan, hingga kita terpaksa berubah.
Bencana telah mengajakku dan mengajak Anda untuk belajar, belajar bagaimana harus
waspada, belajar untuk selalu empati, belajar untuk belarasa kepadap para korban, belajar untuk
menolong dan jujur dalam memberikan bantuan, belajar untuk menyapa mereka saudara-saudari
kita, dan lebih dari itu belajar untuk mencintai hidup dan kehidupan ini.
Begitu banyak orang menderita karena bencana, pada saat itu pula kepekaan hati dan empati
kita diuji...jangan ada yang berkata "Tuhan murka.." yang benar adalah"Tuhan menyapa ..."
menyapa saya dan anda '' siapkah saya dan Anda menghadapi bencana serupa? So, bencana,
derita, dan tantangan hidup tidak pernah habis. Maka, selama kita masih hidup kita harus tetap
belajar waspada dan belajar untuk membenahi diri serta berubah mengikuti sinyal-sinyal dari
alam. Alam semesta selalu mengusik kita dengan sinyal-sinyal lembut sebagai alarm bagi
kehidupan kita. Tapi ketika kita tidak menggubris sinyal-sinyal itu, alam semesta membangunkan
kita dengan gelombang air bah, atau gempa bumi, tanah longsor, banjir badang..
Apakah bencana membuat kita semakin lebih bijak dalam menjalani kehidupan ini atau malah
membuat kita menyerah atas kehidupan ini. Tuhan punya rencana atas semua ini. Kehidupan
kita akan makin berwarna, mulai dari warna gelap sampai warna yang cerah. Mungkin benar kata
Ebiet G. Ade: Anugerah dan Bencana Adalah Kehendaknya, Kita Mesti Tabah Menjalani, Hanya
Cambuk Kecil Agar Kita Sadar, adalah Dia Di Atas Segalanya.
Mari, katupkan tangan, mengangkat wajah pada Sang Pemilik Bumi ini, memohon campur
tanganNYA meringankan beban duka, lara dan tangis saudara-saudari kita, para korban gempa..
Doa kami selalu untukmu.
YusTLPr
"Setiap orang berpikir bagaimana untuk mengubah dunia, tapi tak seorang pun berpikir untuk
mengubah dirinya sendiri"
Updated about 2 weeks ago
Perlombaan dimulai. Secara jujur, tak satupun penonton benar benar percaya bahwa katak katak
kecil itu akan bisa mencapai puncak menara. Terdengar suara: 'oh, jalannya terlalu sulitttt!
Mereka tidak akan pernah sampai ke puncak'. Atau: 'tidak ada kesempatan untuk
berhasil...menaranya terlalu tinggi....!!'
Katak katak kecil, mulai berjatuhan satu persatu, kecuali mereka yang tetap semangat menaiki
menara perlahan lahan dan semakin tinggi...dan semakin tinggi.... Penonton terus bersorak:
'terlalu sulit!!! tak seorangpun akan berhasil!!' Lebih banyak lagi katak kecil yang lelah dan
menyerah... Namun ada satu katak yang melanjutkan hingga semakin tinggi...dia tak akan
menyerah! Akhirnya yg lain menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang telah
berusaha keras menjadi satu satunya yang berhasil mencapai puncak. Semua katak kecil yang
lain ingin tahu Bagaimana katak kecil itu melakukannya... Ternyata katak pemenangnya adalah
seekor katak TULI..
Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis
karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu. Selalu pikirkan
kata kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang kamu dengar dan kamu baca bisa
mempengaruhi perilakumu! Karena itu, tetaplah selalu positif! Dan yang terpenting: berlaku tuli
jika ada orang berkata kepadamu bahwa kamu tidak bisa bisa menggapai cita citamu! Selalu
berpikir: I can do this!
'Janganlah engkau takut, sebab AKU menyertai engkau,janganlah bimbang,sebab AKU ini
ALLAHmu; AKU akan meneguhkan,bahkan akan menolong engkau; AKU akan memegang
engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan..."
Written about 2 weeks ago
Hiduplah 1 jam :
* TANPA kemarahan,
* tanpa hati yang jahat,
* tanpa pikiran negatif,
* tanpa menjelekkan orang,
* tanpa keserakahan,
* tanpa pemborosan,
* tanpa kesombongan,
* tanpa kebohongan,
* tanpa kepalsuan...
Hiduplah 1 jam
dengan kasih,
dengan sukacita,
dengan damai sejahtera,
dengan kesabaran,
dengan kelemahlembutan,
dengan kemurahan hati,
dengan kerendahan hati,
dengan penguasaan diri...
But the fruit of the Spirit is love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness,
gentleness and self-control.
Hadiyanto Xia
Updated about 3 weeks ago
"Jika aku selamat sampai di darat, akan kupersembahkan separuh dari kekayaanku."
Tak lama kemudian datanglah tim SAR dan ia tertolong, selamatlah ia sampai di rumah. Lalu ia
teringat akan nazarnya, ia menghitung kekayaannya dan ternyata sangat besar, lalu timbullah
rasa sayang pada kekayaannya. Ia bingung. Ia sudah bernazar dan sekarang selamat.
Kemudian, timbul ide dan ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ketika aku bernazar di laut,
kekayaanku hanya yang ada di dompet," ia membuka dompet dan menghitungnya, lalu membagi
uangnya menjadi dua.
"Kekayaan di laut beda dengan yang di darat, Tuhan," ia berdoa kepada Tuhan.
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan
puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.
Jangan pernah merusakkan 4 hal dalam hidup : kepercayaan, hubungan, janji dan hati. Karena
bila rusak, tidak akan bersuara tapi menimbulkan luka yang parah.
View: Full | Compact
Kisah-kisah Inspiratif's Notes
Sukses memang sesederhana itu. Lakukan lebih banyak maka anda akan sukses! Itu sebabnya
ciri-ciri orang sukses adalah mengalami kegagalan lebih banyak dibandingkan dengan orang
biasa. Masuk akal, karena orang sukses juga mencoba dan melakukan jauh lebih banyak dari
orang biasa. Jika anda melakukan semakin banyak, maka semakin besar juga peluang anda
untuk meraih kesuksesan.
Sebagai contoh, orang asuransi sangat akrab dengan istilah 10:3:1 yang artinya jika agen
asuransi tersebut bertemu dengan 10 orang, maka 3 orang akan tertarik mendengar
presentasinya dan 1 orang bakal beli asuransi. Apa yang harus dilakukan supaya bisa
mendapatkan 5 nasbah? Tawarkan saja kepada 50 orang, maka menurut hokum rata-rata kita
pasti mendapat 5 nasabah.
Masalahnya, banyak orang tidak mau melakukan lebih banyak. Tidak mau mencoba lebih sering.
Atau, jika anda seorang sales, tidak mau menawarkan ke lebih banyak orang. Semakin sedikit
tindakan yang dilakukan, tentu semakin kecil juga kemungkinan untuk berhasil. Inilah yang
membedakan orang biasa dan orang sukses. Amatilah bagaimana orang-orang sukses bekerja,
anda akan tahu bahwa mereka selalu lebih rajin dari orang biasa. Mereka tidak bermalas-
malasan , tapi do it, do it, and do it again.
Lemparkan anak panah lebih banyak maka semakin besar juga peluang anda mengenai sasaran.
Semakin sering anda mencoba, maka semakin besar juga kemungkinan anda untuk berhasil.
Kemarin sore saya bersama teman boleh bersantai dan jalan-jalan di Mall Galeria simpang siur
Denpasar. Sewaktu kami masuk ke supermarketnya, salah satu teman membeli roti yang
panjang dan keras, kalau tidak salah roti “Itali” yang dimakan dengan dicelupkan ke susu atau
kopi atau teh.
Saya tidak pernah makan roti itu dan saya sepertinya tidak suka roti itu. Saya tanya berapa harga
roti itu, ternyata harganya cukup murah dan sebenarnya terjangkau sekali oleh bagi banyak
orang.
Sewaktu kami sampai di kos teman saya itu, ada teman di depan kos bilang, “beli apa itu, bagi
donk?”. Teman saya menjawab,” Roti, mau??”. Teman di depan kos itu menerima roti itu dan
bilang, ” Roti apa ini??? keras amat” dan teman didepan kos itu mulai “menyobek” roti itu dan
makan roti ini dengan bilang, ”keras amat dan rasanya kok…..”.
Lalu lewat seorang Ibu dan anaknya yang berumur 5 tahunan dan teman di depan kos ini
menawarkan roti itu dan Ibu itu “memotek” roti itu dan langsung memakannya serta rekan di
depan kos itu “memotek” roti itu untuk anaknya ibu itu. Ketiga orang itu makan roti “bantal” yang
keras dan rasanya….. Tak terasa ketiga orang itu menghabiskan roti itu tanpa ada air ataupaun
teh,” potek, makan, potek lagi dan makan lagi”. Pemandangan yang “menyenangkan”. Mereka
dengan lahap memakan roti yang demkian itu dan berbagi antar mereka dan teman saya
sesekali ikut memotek dan makan walaupun hanya sedikit, “maaf saya hanya melihat karena
memang gigi saya memang sensitif dan sulit makan roti yang keras dan apalagi kalau dingin”.
Setelah roti habis teman di depan kos ini bilang, “aku lapar mas dan belum makan karena gak
punya uang setelah pulang kampung lebaran”. Rasa lapar inilah yang membuat teman itu
berusaha menganjal perutnya dengan “roti” yang notabene keras dan rasanya…. Karena
memang harus dimakan dengan air biar lembek dan punya rasa, tapi rasa lapar mengalahkan
“semua” itu dan dengan lahapnya menyantap roti itu dan anak kecil berumur 5 tahun pun ikut
makan roti itu dengan “mengunyah-ngunyah” karena keras.
Saya lalu masuk kamar kos teman dan bilang, ” inilah orang lapar, mereka bisa ngawur dalam
tindakan dan kalau ada makanan sikat saja yang penting masuk perut”. Sambung saya, ” dengan
hanya bermodal uang rp….. yang jumlahnya tidak seberapa, kita bisa membahagiakan orang lain
disekitar kita, maukah kita melakukan hal kecil ini untuk orang lain di sekitar kita??” Teman saya
hanya diam dan saya katakan lagi,” sampeyan pernah bilang, der untuk apa ajak makan anak-
anak….. segala di……? Sekarang sampeyan paham kan?” Jawab teman itu,”maksudnya??”.
Jawab saya,” saya mengajak anak-anak makan di…., adalah memberikan kesempatan mereka
untuk merasakan makanan yang lebih dibanding yang biasa mereka makan baik lebih secara
rasa, gizi, penampilan maupaun lebih secara suasana, dengan memberikan kesempatan ini, kita
telah menciptakan kegembiraan bagi mereka. Mereka mampu makan dimana saja tetapi
perhitungan mereka menjadikan mereka berpikir lebih baik tidak makan di ……daripada hari
berikutnya mengalami kesulitan untuk makan dan urusan lain”. Sambung saya, “ memberikan
kesempatan dan kegembiraan adalah salah satu hal penting dalam kehidupan ini, karena dunia
lambat tapi pasti akan dan telah kehilangan kegembiraan karena tuntutan hidup yang semakin
berat dan persaingan yang ketat”.
Perbincangan berjalan lama antara saya dengan teman ini berkaitan dengan beberapa pola pikir
dan pola tindakan saya yang tergolong “berbeda”, “aneh” dan “nyeleh”, termasuk berani ambil
resiko menerima orang untuk ditolong walaupun tidak kenal dan jelas mengeluarkan banyak
uang dan di akhir pembicaraan teman ini bilang, ” pola pikir seperti bruder ini yang saat ini
sedang saya bangun bersama bruder”. Tambah teman ini,” pola pikir yang berbeda, aneh dan
nyleneh yang tidak dipahami oleh banyak orang”. “Mengapa saya melakukan hal ini, karena saya
mengalami banyak kebaikan Tuhan dan bisa mensyukuri kebaikan Tuhan ini dalam diri saya”,
tambah saya.
Sambung saya,” kita harus bersyukur pada hidup ini karena hidup ini berharga karena kebikan
Tuhan dan kebaikan orang sebelum kita dan orang yang selalu ada di sekitar kita saat ini, kita
harus bersyukur karena boleh melanjutkan generasi sebelum kita dan belajar dari warisan
mereka terutama warisan gagasan-gagasan mereka akan kebaikan kepada orang lain, kita
bersyukur atas diri kita karena boleh menambahkan gagasan-gagasan baru serta memperkaya
warisan mereka akan kebaikan itu, DAN kita bersyukur karena boleh mempersiapkan jalan bagi
generasi setelah kita serta mempermudah jalan mereka dengan kebaikan kita.
Sungguh hidup kita ini sangat berharga dalam kehidupan ini, karena dunia lambat laun telah
kehilangan kegembiraan karena tuntutan hidup yang semakin berat, jadi sungguh betapa
berharganya keberadaan kita di dunia ini bagi orang lain dan generasi setelah kita. Pola pikir
yang “berbeda”, “aneh”, dan “nyleneh” dibutuhkan dalam kehidupan ini terutama pola pikir yang
bisa membangun hidup orang lain dengan kebaikan.
Dunia saat ini membutuhkan INOVASI dari pribadi-pribadi yang berpola pikir berbeda, aneh dan
nyleneh agar dunia terisi dengan warisan yang istemewa dari setiap pribadi yang ada
didalamnya. Memang dengan pola pikir yang demikian, kita kadang mengalami kelelahan,
kadang mengalami patah semangat dan kadang nyaris putus asa Tapi hidup dan generasi akan
terus berjalan jadi semua hambatan ini harus diatasi dengan satu kata yaitu KOMITMEN karena
dengan komitmen untuk membangun hidup akan memperoleh tambahan energi baru yang
berasal dari DIA yang lebih dahulu berkomitmen berbuat baik pada hidup kita.
Komitmen untuk melakukan hal-hal kecil yang kadang dilupakan oleh orang lain dalam hidup ini
teristimewa perhatian kepada mereka yang mengalami “ketidakberuntungan” seperti kita.
Mungkin kita juga bagian dari orang yung “tidak beruntung “ ini, tapi setidaknya kita boleh
melakukan lebih dibandingkan mereka yang sudah tidak beruntung dan hidup dalam
“keterbatasan”.
Sungguh dalam hal kecil pun kegembiraan itu bisa diciptakan, seperti sepotong roti keras dengan
rasa “hambar” ternyata bisa memberikan kegembiraan bagi mereka yang mengalami rasa lapar.
Dunia butuh komitmen dan keterlibatan kita untuk menjadi lebih baik dan saya mengajak Anda
untuk melakukan apa yang berbeda, aneh dan nyleneh tapi memberikan kebaikan pada orang
lain. Pendahulu mereka telah melakukan kebaikan ini untuk kita dan kita diharapkan mau
meneruskannya dan mewariskan kembali pada generasi setelah kita.
Salam dalam cinta membangun dunia menjadi tempat yang lebih baik.
petrusp
http://rohani.beranimaju.com/category/kisah-kehidupan/
Written about 3 weeks ago
Laila Mustikaningrum
Orang baik adalah yg bermanfaat bagi org lain. Sekecil apapun kebaikan yg kita berikan pada org
lain pasti ada manfaatnya. Marilah kita berbuat baik ;dimulai dari hal yg kecil2, dimulai dari
sekarang dan dimulai dari diri sendiri.
September 30 at 2:49pm · Report
Elnis Ecrista
I love it
September 30 at 2:52pm · Report
Quote by Ellen G. White
Share
Tuesday, September 29, 2009 at 7:17am
“Pada segala waktu dan pada segala tempat, dalam segala kesusahan dan dalam segala
malapetaka, bila pandangan tampaknya gelap dan masa depan membingungkan, dan kita
merasa tidak berdaya dan sendirian, Penghibur itu akan diutus sebagai jawaban kepada doa
iman. Keadaan mungkin memisahkan kita dari setiap sahabat duniawi, tetapi tidak ada keadaan
atau jarak yang dapat memisahkan kita dari Penghibur Surgawi. Dimana saja kita berada,
kemana saja kita pergi, Ia senantiasa di sebelah kanan kita untuk menyokong, menguatkan,
memapah, dan menggembirakan.”
Setahuku, botol acar besar itu selalu ada di lantai di samping lemari di kamar orang tuaku.
Sebelum tidur, Ayah selalu mengosongkan kantong celananya lalu memasukkan semua uang
recehnya ke dalam botol itu. Sebagai anak kecil, aku senang mendengar gemerincing koin yang
dijatuhkan ke dalam botol itu. Bunyi gemericingnya nyaring jika botol itu baru terisi sedikit. Nada
gemerincingnya menjadi rendah ketika isinya semakin penuh. Aku suka jongkok di lantai di
depan botol itu, mengagumi keping-keping perak dan tembaga yang berkilauan seperti harta
karun bajak laut ketika sinar matahari menembus jendela kamar tidur.
Jika isinya sudah penuh, Ayah menuangkan koin-koin itu ke meja dapur, menghitung jumlahnya
sebelumnya membawanya ke bank. Membawa keping-keping koin itu ke bank selalu merupakan
peristiwa besar. Koin-koin itu ditata rapi di dalam kotak kardus dan diletakkan di antara aku dan
Ayah di truk tuanya. Setiap kali kami pergi ke bank, Ayah memandangku dengan penuh harap.
“Karena koin-koin ini kau tidak perlu kerja di pabrik tekstil. Nasibmu akan lebih baik dari pada
nasibku. Kota tua dan pabrik tekstil di sini takkan bisa menahanmu.” Setiap kali menyorongkan
kotak kardus berisi koin itu ke kasir bank, Ayah selalu tersenyum bangga. “Ini uang kuliah
putraku. Dia takkan bekerja di pabrik tekstil seumur hidup seperti aku.”
Pulang dari bank, kami selalu merayakan peristiwa itu dengan membeli es krim. Aku selalu
memilih es krim cokelat. Ayah selalu memilih yang vanila. Setelah menerima kembalian dari
penjual es krim, Ayah selalu menunjukkan beberapa keping koin kembalian itu kepadaku.
“Sampai di rumah, kita isi botol itu lagi.” Ayah selalu menyuruhku memasukkan koin-koin pertama
ke dalam botol yang masih kosong. Ketika koin-koin itu jatuh bergemerincing nyaring, kami saling
berpandangan sambil tersenyum. “Kau akan bisa kuliah berkat koin satu penny, nickle, dime, dan
quarter,” katanya. “Kau pasti bisa kuliah. ayah jamin.” Tahun demi tahun berlalu. Aku akhirnya
memang berhasil kuliah dan lulus dari universitas dan mendapat pekerjaan di kota lain. Pernah,
waktu mengunjungi orang tuaku, aku menelepon dari telepon di kamar tidur mereka. Kulihat botol
acar itu tak ada lagi. Botol acar itu sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah di pindahkan entah
ke mana. Leherku serasa tercekat ketika mataku memandang lantai di samping lemari tempat
botol acar itu biasa di letakkan.
Ayahku bukan orang yang banyak bicara, dia tidak pernah menceramahi aku tentang pentingnya
tekad yang kuat, ketekunan, dan keyakinan. Bagiku, botol acar itu telah mengajarkan nilai-nilai itu
dengan lebih nyata dari pada kata-kata indah.
Setelah menikah, kuceritakan kepada Susan, istriku, betapa pentingnya peran botol acar yang
tampaknya sepele itu dalam hidupku. Bagiku, botol acar itu melambangkan betapa besarnya
cinta Ayah padaku. Dalam keadaan keuangan sesulit apa pun, setiap malam Ayah selalu mengisi
botol acar itu dengan koin. Bahkan di musim panas ketika ayah diberhentikan dari pabrik tekstil
dan ibu terpaksa hanya menyajikan buncis kalengan selama berminggu-minggu, satu keping pun
tak pernah di ambil dari botol acar itu. Sebaliknya, sambil memandangku dari seberang meja dan
menyiram buncis itu dengan saus agar ada rasanya sedikit, ayah semakin meneguhkan tekadnya
untuk mencarikan jalan keluar bagiku. “Kalau kau sudah tamat kuliah,” katanya dengan mata
berkilat-kilat, “kau tak perlu makan buncis kecuali jika kau memang mau.”
Liburan Natal pertama setelah lahirnya putri kami Jessica, kami habiskan di rumah orang tuaku.
Setelah makan malam, Ayah dan Ibu duduk berdampingan di sofa, bergantian memandangku
cucu pertama mereka. Jessica menagis lirih. Kemudian susan mengambilnya dari pelukan Ayah.
“Mungkin popoknya basah,” kata Susan, lalu dibawanya Jessica ke kamar tidur orang tuaku
untuk di ganti popoknya. Susan kembali ke ruang keluarga denga mata berkaca-kaca. Dia
meletakkan Jessica ke pangkuan Ayah, lalu menggandeng tanganku dan tanpa berkata apa-apa
mengajakku ke kamar.
“Lihat,” katanya lembut, matanya memandang lantai di samping lemari. Aku terkejut. Di lantai,
seakan tidak pernah di singkirkan, berdiri botol acar yang sudah tua itu. Di dalamnya ada
beberapa keping koin. Aku mendekati botol itu, merogoh saku celanaku, dan mengeluarkan
segenggam koin. Dengan perasaan haru, kumasukkan koin-koin itu kedalam botol. Aku
mengangkat kepala dan melihat Ayah. Dia menggendong Jessica dan tanpa suara telah masuk
ke kamar. Kami berpandangan. Aku tahu, Ayah juga merasakan keharuan yang sama. Kami tak
kuasa berkata-kata.
—–> : Sebuah cerita yang luar biasa!! Inilah sebuah cerita yang menunjukkan besarnya cinta
seorang ayah ke anaknya agar anaknya memperoleh nasib yang jauh lebih baik dari dirinya.
Tetapi dalam prosesnya, Ayah ini tidak saja menunjukkan cintanya pada anaknya tetapi juga
menunjukkan sesuatu yang sangat berharga yaitu pelajaran tentang impian, tekad, teladan
seorang ayah, disiplin dan pantang menyerah. Saya percaya anaknya belajar semua itu
walaupun ayahnya mungkin tidak pernah menjelaskan semua itu karena anak belajar jauh lebih
banyak dari melihat tingkah laku orang tuanya dibanding apa yang dikatakan orangtuanya.
Semoga cerita ini menginspirasi kita semua.
http://rohani.beranimaju.com/category/cerita-inspiratif/
Updated about 3 weeks ago
Kau bekerja
Supaya langkahmu seiring irama bumi
Serta perjalanan roh jagad ini
Berpangku tangan,
Menjadikanmu orang asing bagi musim,
serta keluar dari barisan kehidupan sendiri,
yang menderap perkasa,
megah dalam ketaatannya,
menuju keabadian masa.
Bila bekerja,
engkau ibarat sepucuk seruling,
lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu.
Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu,
sementara semesta raya melagukan gita bersama?
(Kahlil Gibran)
Kepada mereka yang telah meninggalkan aku seorang diri, Terima Kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan pernah dapat menemukan diriku sendiri.
ANONIM
Berjaga jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman!
Bersikaplah sebagai laki laki! Dan tetap kuat!
Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu
dari sudut yang baik.
Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion
berbisik, "Kikir betul orang itu."
Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang
lebih perlu".
Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba,
"Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru
dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba
membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung
itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia
betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan
isterimu."
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu
ditatapnya dan dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu
mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu
menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon
adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif.
Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul
menjadi positif.
Misalnya,
Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap
kita.
Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi
cerdas.
Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat
merupakan separuh keberhasilan.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi,
baik positif maupun negatif.
Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka
akhirnya dia betul-betul menjadi judes.
Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak
jujur.
Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali
kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu
keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif
seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.
Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga
yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang
buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik.
Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba
membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola pikir
seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.
Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan
syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita."
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi
kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan
tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa
curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.
Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain.
Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi
hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan
menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion,
begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive
people only........ .....how nice!!!!
Updated about a month ago
Sang Raja selalu memberikan isteri keempatnya hadiah berupa pakaian-pakaian yang mahal dan
makanan yang paling enak. Yang terbaik yang pernah ada di dunia.
Sang Raja juga sangat memuja isteri ketiganya. Ia selalu memamerkan istri ketiganya ke pejabat-
pejabat kerajaan tetangga. Sang Raja takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan
meninggalkannya.
Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini adalah tempat
curahan hati raja. Istri keduanya selalu ramah, peduli dan sabar terhadap raja. Pada saat sang
raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isterinya yang
kedua karena sang istri kedua dapat membantunya melalui masa-masa sulit itu.
Isteri pertama Sang raja adalah pasangan yang sangat setia. Ia telah memberikan seluruh
pikiran, hati, dan jiwa besarnya dalam pemeliharaan seluruh kekayaan alam dan sumber daya
demi kelangsungan kerajaan. Karena giatnya bekerja, istri pertama raja ini kelihatan kurus dan
tidak terurus. Meskipun sang isteri begitu mencintai rajanya, sang raja tidak peduli terhadap isteri
pertamanya ini. Sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isteri pertamanya itu.
Pada suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia menyadari bahwa kematiannya sudah dekat.
Sambil merenungi kehidupannya, sang raja lalu berpikir, "Saat ini aku memiliki 4 isteri
disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri".
Sang raja memutuskan untuk bertanya kepada ke empat istrinya pertanyaan yang sama, yaitu
apakah mereka akan menemani dan mengikutinya kemanapun ia pergi?
Istri keempatnya menjawab : "Tidak akan!", lalu ia pun pergi tanpa berkata-kata lagi.
Isteri ketiganya menjawab : "Tidak! Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan
menikah kembali!"
Isteri keduanya menjawab : "Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi
permintaaanmu! Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu. "
Sang Raja menjadi hambar dan wajahnya membeku, hatinya hancur berkeping-keping. Ia sangat
mencintai ketiga istrinya! Ia memberikan yang terbaik kepada istri-istrinya itu, akan tetapi tidak
ada satu pun dari mereka yang bersedia menemaninya pergi meninggalkan dunia ini.
Tiba-tiba, sebuah suara berkata: "Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau
pergi."
Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara. Dan terlihatlah olehnya
isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi.
Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata
sendu, "Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan!"
...............................
Refleksi:
Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai '4 isteri' dalam hidup kita....
'Isteri keempat' kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita
habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita
meninggal.
Kemudian 'Isteri ketiga' kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita.
Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.
Sedangkan 'isteri kedua' kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama
waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan
mengiringi kita hingga ke pemakaman.
Dan, 'isteri pertama' kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk
memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang
akan mengikuti kita kemanapun kita pergi. Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik
dalam hatimu sekarang! Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia.
Menjelang istirahat suatu kursus pelatihan, sang pengajar mengajak para peserta untuk
melakukan suatu permainan. ‘Siapakah orang yang paling penting dalam hidup Anda?’
Pengajar meminta bantuan seorang peserta maju ke depan kelas. ” Silakan tulis 20 nama yang
paling dekat dengan kehidupan Anda saat ini”
Peserta perempuan itu pun menuliskan 20 nama di papan tulis. Ada nama tetangga, teman
sekantor, saudara, orang-orang terkasih dan lainnya.
Kemudian pengajar itu menyilakan memilih, dengan mencoret satu nama yang dianggap tidak
penting. Lalu siswi itu mencoret satu nama, tetangganya. Selanjutnya pengajar itu menyilakan
lagi siswinya mencoret satu nama yang tersisa, dan siswi itu pun melakukannya, sekarang ia
mencoret nama teman sekantornya. Begitu seterusnya.
Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersisa 3 nama. Nama orang tuanya, nama suami
serta nama anaknya.
Di dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi. Semua peserta pelatihan mengalihkan pandangan
ke pengajar. Menebak-nebak apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh pengajar itu. Ataukah,
selesai sudah tak ada lagi yang harus di pilih.
Dengan perlahan dan agak ragu siswi itu mengambil spidol dan mencoret satu nama.
Tampak siswi itu larut dalam permainan ini. Ia gelisah. Ia mengangkat spidolnya tinggi - tinggi
dan mencoret nama yang teratas dia tulis sebelumnya.
Nama anaknya.
“Orang terkasih Anda bukan orang tua dan anak Anda? Orang tua yang melahirkan dan
membesarkan Anda. Anda yang melahirkan anak. Sedang suami bisa dicari lagi.
Mengapa Anda memilih sosok suami sebagai orang yang paling penting dan sulit dipisahkan?”
Semua mata tertuju pada siswi yang masih berada di depan kelas. Menunggu apa yang hendak
dikatakannya.
” Waktu akan berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anakpun demikian. Jika ia telah
dewasa dan menikah, ia akan meninggalkan saya juga. Yang benar-benar bisa menemani saya
dalam hidup ini hanyalah suami saya. ”
……………………………………..
Walaupun begitu, aku ingin bercerita tentang seorang muridku yang paling berkesan, Namanya
Robby.
Robby berumur 11 tahun saat ibunya memasukkan dia di dalam les untuk pertama kalinya.
Sebenarnya, aku lebih suka kalau muridku mulai belajar pada usia yang lebih muda. Dan, aku
menjelaskan hal tersebut kepada Robby. Tetapi, Robby mengatakan bahwa ibunya ingin sekali
mendengar ia bermain piano. Jadi aku menerimanya sebagai murid.
Lalu, Robby memulai kursus pianonya. Sejak awal aku berpikir bahwa ia tidak ada harapan.
Robby mencoba, tetapi ia tidak mempunyai perasaan akan nada maupun irama dasar yang perlu
dipelajari. Namun, ia dengan serius memperlajari tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang
aku wajibkan untuk dipelajari oleh semua murid.
Selama beberapa bulan ia terus mencoba dan mendengarnya dengan ngilu, tetapi tetap
memberinya semangat.
Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata,”Ibuku pasti akan mendengarkan aku bermain
piano pada suatu saat nanti.” Tetapi, rasanya sia sia saja. Ia memang tidak mempunyai bakat.
Aku sering melihat ibunya dari jauh, saat menurunkan dan menjemputnya. Ia hanya tersenyum
dan melambaikan tangan, tetapi tidak pernah turun. Pada suatu ketika Robby tidak datang les
lagi, dan aku pernah berpikir untuk menghubunginya, tetapi dalam hati aku berpikir bahwa karena
ketidakmampuannya, mungkin ia mengambil kursus bidang lain. Aku juga senang karena ia tidak
datang lagi. Ia menjadi iklan yang buruk bagi tempat kursusku!
Beberapa minggu sesudahnya, aku mengirimkan undangan kepada semua murid, termasuk
Robby, mengenai pertunjukkan yang akan dilaksanakan.
Hal yang membuatku kaget adalah ketika Robby meminta agar ia dapat ikut bermain dalam
pertunjukkan tersebut. Awalnya aku menolak dan mengatakan bahwa pertunjukkan itu hanya
untuk murid yang ada sekarang. Karena ia telah keluar, tentu ia tidak dapat ikut serta. Robby
mengatakan bahwa ibunya sakit sehingga ia tidak bisa mengantarnya ke tempat kursus, tetapi
dia tetap terus berlatih.
“Bu Honford, tolonglah… aku ingin ikut bermain!” Ia meminta dengan memelas. Aku tidak tahu
hal apa yang membuatku akhirnya mengijinkan ia bermain pada pertunjukkan itu. Mungkin
karena kegigihannya atau mungkin ada suara yang berkata dalam hatiku bahwa ia akan baik baik
saja.
Tibalah malam saat pertunjukkan itu berlangsung. Aula itu dipenuhi oleh orang tua, teman, dan
relasi. Aku menaruh Robby pada urutan terakhir untuk bermain sebelum giliranku maju ke depan,
untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Aku yakin bahwa Robby akan membuat
kesalahan dan aku akan menutupinya dengan permainanku.
Pertunjukkan itu berlangsung tanpa masalah. Murid murid telah berlatih dan hasilnya baik. Lalu,
tibalah giliran Robby untuk naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya berantakan.
“Kenapa dia tidak berpakaian seperti murid lainnya?”pikirku, ”Kenapa ibunya tidak menyisir
rambutnya setidaknya untuk malam ini?” Robby menarik kursi piano dan mulai bermain.
Aku terkejut saat ia menyatakan akan memainkan Mozart Concerto #21 pada C Major.
Jarinya lincah di atas tuts, bahkan menari dengan gesit. Ia berpindah dari pianissimo ke
fortissimo… dari allegro ke virtuoso. Akord gantung yang diinginkan Mozart sangat
mengagumkan! Aku tidak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan oleh seorang seusia dia dan
sebagus itu!
Setelah enam setengah menit, Robby mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua orang
terpaku di sana, dengan tepuk tangan yang meriah. Dengan berurai air mata, aku naik ke
panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. “Aku belum pernah mendengar kau bermain
seperti itu, Robby! Bagaimana kau dapat melakukannya?”
Melalui pengeras suara Robby menjawab,”Ibu Honford… ingatkah saat kukatakan bahwa ibuku
sakit? Ya, sebenarnya ia sakit kanker dan ia telah meninggal dunia pagi ini. Dan sebenarnya… ia
tuli sejak lahir, jadi hari inilah ia pertama kali mendengar aku bermain piano. Dan, aku ingin
bermain secara khusus.”
Tiada seorangpun yang matanya kering malam itu. Ketika orang orang dari panti sosial
membawa Robby dari panggung ke ruang pemeliharaan, aku menyadari bahwa meskipun mata
mereka merah dan bengkak, betapa hidupku jauh lebih berarti karena telah mengambil Robby
sebagai muridku.
Tidak, aku tidak pernah menjadi penolong, tetapi malam itu aku menjadi orang yang ditolong oleh
Robby. Dialah guru dan akulah muridnya.
Karena Robbylah yang mengajarkan arti KETEKUNAN, KASIH, PERCAYA pada DIRI sendiri,
dan bahkan mau MEMBERI KESEMPATAN kepada seseorang yang dianggap buruk.
Peristiwa ini semakin berarti bagiku, saat aku mendengar kabar bahwa Robby terbunuh dalam
pengeboman yang tidak masuk akal yang terjadi di Alfred P. Murah Federal Building di Oklahoma
pada bulan April 1995. Saat itu dilaporkan bahwa Robby sedang bermain piano.
Oleh sebab itu percayalah bahwa ketekunan, kasih, dan rasa percaya diri akan memiliki suatu
arti.
ANONIM
Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Renungan :
Begitulah kadangkala kita, begitu mudah menganggap remeh orang lain. Kita kadang tidak
pernah mau memberikan kesempatan kepada orang lain untuk membuktikan kemampuannya
atas sesuatu.
Kita lebih sering mengukur dan menimbang kemampuannya melalui penglihatan fisik.
Penilaian yang diambil dalam waktu singkat melalui perbincangan singkat.
Kadang kita merasa takut mereka akan mengecewakan kita.
Kadang bukan hanya terhadap orang lain kita berbuat demikian,
tetapi juga terhadap keluarga, pasangan hidup, bahkan anak kita sendiri.
Kadang kita begitu takut menghadapi kekecewaan dan begitu takut untuk dipermalukan
di hadapan orang banyak, sehingga kita memilih untuk MENURUNKAN STANDAR
(Lowering Expectation) kita akan sesuatu atau atas seseorang.
Lebih baik mencegah daripada harus memperbaiki.
Apalagi kalau kita sudah mengetahui terlebih dahulu konsekuensinya.
-Joceline T Tjioe –
Written about a month ago
410 people like this.
Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mepunyai keturunan.
Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang
ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut
sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan
lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi
kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.Tetapi setelah beberapa bulan,
sesuatu yang buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak
bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi
laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami
depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh
bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan
keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan
sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa
ini adalah kehendak Tuhan.
Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan
pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini
berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke
perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah
bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak
pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat
hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila
mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka.
Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka
terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya
sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan
untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak
akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa
jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi
yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi,
pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana
mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah
menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen
yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne
menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah
terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan
pasangan tersebut
pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat
(dengan tidak mengaborsi Anne),mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil
tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam
beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut.
Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa
mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne.
Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan
yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak
mampu bertahan setelah enam jam.....
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa
minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil
diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan.
Walaupun Anne hanya
hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut,
Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka
selamanya...
Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :
1. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus
tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang
bermanfaat bagi orang lain.
2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun
ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan
perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier
anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu
mereka hasilkan.
Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita
melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka
akan menuju surga".
Updated about a month ago
Silahkan anda menyimak satu persatu foto2 keluarga tersebut tentu saya melihatnya dengan hati
sangat haru.
Updated about a month ago
Seringkali saya terbangun saat jam weker yang keras, yang sengaja saya set di pagi hari, tetapi
tidak jarang, saya kembali tidur lagi. Saking seringnya mengabaikan jam weker ini, sampai-
sampai saya tidak lagi terbangun saat jam weker ini berbunyi. Di beberapa film komedi, pernah
diilustrasikan, sampai banyak jam weker di-set berselang 5 menit untuk memastikan orang bisa
bangun, setelah mematikan jam weker yang pertama.
Seringkali, kalau kita mengabaikan jam weker, tubuh dan telinga kita seakan beradaptasi, tidak
lagi bereaksi kalau jam weker itu berbunyi, seperti halnya orang yang tinggal di pinggi jalan raya,
di pinggir rel kereta api, mereka tetap bisa tidur nyenyak walaupun banyak suara berisik di pagi
hari, ada kereta lewat, tukang sayur lewat, tetap bisa tidur. Kenapa ? Karena pada saat pertama
mendengar suara berisik, kita mengabaikannya, dan lama-kelamaan menjadi kebal.
Pernahkah kita mendapat suara panggilan untuk berdoa ? Saat kita lagi nonton TV, tiba-tiba ada
dorongan untuk berdoa, untuk mendoakan teman, atau family. Tetapi seringkali, karena
bagusnya acara TV, atau karena kita enggan, kita mengabaikan suara panggilan itu. Padahal
itulah suara Tuhan yang memanggil kita untuk bercakap-cakap denganNya. Apakah kita
mengabaikan suara itu ? Ajakan, diingatkan untuk berdoa ?
Memang sulit kita mendengar suara Tuhan, apalagi yang audible, berapa banyak kita sering
mengabaikannya, semoga kita tidak mengabaikannya, supaya kita tidak lagi kebal dengan
panggilan dan suara Tuhan. Makin sering kita menjawab panggilanNya, ajakanNya untuk
‘bangun’ dari tidur kita, bangun dari kesibukan kita, bangun dari asyiknya nonton TV, tentu kita
akan lebih peka. Sehingga, kita tidak perlu jam weker dengan suara keras, cukup dengan suara
pelan, lembut, musik lembut, sudah bisa membangunkan kita dari ‘tidur’ kita.
Kita rindu Tuhan berbicara kepada kita, kita rindu Tuhan bercakap-cakap dengan kita, tapi
seringkali kita ogah ‘bangun’ saat Tuhan datang…..
Rudy Dwiantoro
http://balioffice.wordpress.com/2009/09/16/apakah-kita-segera-bangun-saat-jam-weker-berbunyi/
'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam
alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay.
Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah,
bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? '
Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay,yang mana
dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia
mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"
Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim
mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah
kalah 6 putaran dan sekaran sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami
dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'
Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum
lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku.
Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya
diterima bermain dalam satu tim.
Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan
angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan.
Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta
dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di
wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim
Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak
kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.
Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang
dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka?
Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay. Semua yang hadir
tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya
memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu.
Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana
tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting
dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan
sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama
meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil
beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang,
Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali
kearah pitcher.
Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola
ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir.
Tapi Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan
semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu!
Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia
berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.
Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar
dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua,
seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak
terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan
tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga
base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan
tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga.
Shay berlari menuju base ketiga. Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan
perjuanganmu Shay"
Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan memberitahu
Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para
pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home,
lari ke home!". Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero
yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.
Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya, para pemain dari
kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.
Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu.
Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang
hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya
menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.
Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan
seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.
“Suatu sore, saya menolong seorang ibu melahirkan di bangsal bersalin. Meskipun kami telah
berusaha keras, ibu itu meninggal.
Kami harus merawat bayi prematurnya dan gadis kecilnya yang baru berumur 2 tahun. Sangat
sulit untuk menjaga agar bayi prematur itu dapat bertahan hidup karena bangsal ini belum
memiliki listrik ataupun inkubator. Padahal suhu di malam hari sangatlah dingin, meskipun negara
ini terletak di wilayah equator.
Seorang assisten mengambilkan botol pemanas kami yang terakhir untuk menjaga agar tubuh
bayi itu tetap hangat.
Namun, kami kembali putus asa karena botol pemanas yang terakhir itu pecah. Saya segera
menyuruh salah satu assisten untuk membungkus bayi itu dengan selimut tebal dan
membawanya ke dekat perapian, supaya bayi itu tetap hangat dan tidak kedinginan.
Keesokan harinya, saya mengikuti persekutuan doa dengan anak-anak yatim piatu. Saya
menceritakan kepada mereka tentang bayi prematur itu, kakaknya yang masih berusia 2 tahun
dan botol pemanas yang pecah.
Saat berdoa, Ruth, seorang anak Afrika yang baru berumur 10 tahun, berkata, “Tuhan, kirimkan
kepada kami sebuah botol pemanas sore ini. Bila Engkau mengirimkannya besok pagi, maka
akan terlambat karena bayi itu tentu sudah meninggal. Dan jika Engkau mau melakukannya,
maukah Tuhan juga mengirimkan sebuah boneka untuk kakaknya supaya dia tahu bahwa
Engkau mengasihi dia juga. Amin.”
Terus terang, saya tidak dapat percaya bahwa Tuhan akan melakukan hal itu. Betul, saya tahu
bahwa Tuhan dapat mengerjakan segala sesuatu, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Tapi tetap
membutuhkan waktu. Saya belum pernah mendapat kiriman paket dari rumah selama 4 tahun
terakhir ini. Dan jika seseorang mengirimkan paket, apakah mungkin bila dia mengirimkan botol
pemanas ke Afrika, sebuah negara tropis? Saat senja, saya mendengar suara mobil datang.
Dan ketika tiba di rumah, saya melihat ada sebuah paket besar telah diletakkan di beranda!
Mata saya berkaca-kaca saat melihatnya dan saya segera memanggil semua anak sehingga
kami dapat membuka paket itu bersama.
Selain baju dan obat-obatan, saya tidak dapat mempercayai penglihatan saya! Sebuah botol
pemanas dari karet yang baru!
Saya menangis. Saya tidak berani untuk meminta itu secara langsung pada Tuhan, tetapi Ruth
yang melakukannya.
Ruth berkata, “Bila Tuhan mengirimkan botol pemanas berarti Dia juga mengirimkan sebuah
boneka!”
Dia membongkar semua isi paket dan akhirnya dia menemukan sebuah boneka cantik. Mata
Ruth bersinar dan dia berkata, “Dapatkah kita menemui gadis kecil itu dan memberikan boneka
ini sehingga dia tahu bahwa Yesus mengasihinya?”
Paket itu dikirim oleh sekelompok anak sekolah minggu 5 bulan yang lalu. Guru Sekolah Minggu
mereka sangat taat pada Tuhan bahkan ketika Tuhan memintanya untuk mengirim sebuah botol
pemanas dari karet ke negara di wilayah ekuator. Salah satu muridnya juga memberikan sebuah
boneka, 5 bulan sebelum Ruth berdoa, “Tuhan, kami membutuhkannya sore ini juga.”
“Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara,
Aku sudah mendengarkannya”
Noerprijantono Noer
maaf adalah merelakan, merelakan sesuatu yg diambil dari kita oleh orang lain dengan sengaja
atau tidak, dengan paksa atau keterpaksaan. oleh sebab itu memberi maaf adlah sesuatu yg
amat berat bagi nafsu kita, berat bagi hati dan fikiran kita. Oleh sebab itulah seorang pemaaf
memiliki kemuliaan yg agung dihadapan ilahi robbi.......!
September 23 at 2:57pm · Report
Yohanes Subagya
let us strat action, sedikit kata perbanyak karya
September 23 at 8:30pm · Report
Belajar Dari Keledai
Share
Tuesday, September 22, 2009 at 5:50pm
"sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."
Suatu hari seekor keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur tua yang sudah tidak
terpakai. Hewan itu pun menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara petani
pemilik keledai itu memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia memutuskan bahwa
hewan yang sudah tua dan sumur tersebut pun harus ditimbun dengan tanah karena berbahaya,
jadi tidak berguna baginya untuk menolong keledai itu. Petani itu pun mengajak para tetangganya
untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah itu ke dalam
sumur.
Pada mulanya ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia makin menangis menjadi-
jadi. Tetapi kemudian semua orang menjadi takjub, karena si keledai itu menjadi diam. Setelah
beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan
tercengang karena apa yang dilihatnya. Walau punggung terus ditimpa oleh bersekop-sekop
tanah si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan, ia mengguncang- guncangkan badannya
agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia menaiki tanah itu. Sementara
tetangga-tetangga petani itu terus menuangkan tanah kotor ke atas punggungnya, si keledai
terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja semua orang
terpesona ketika si keledai meloncati tembok sumur dan melarikan diri.
Kehidupan terus saja menuangkan segala macam tanah dan kotoran kepada kita. Cara untuk
keluar dari "sumur" atau kesedihan, masalah dan lain sebagainya adalah dengan
mengguncangkan segala tanah dan kotoran itu dari diri kita sendiri, yaitu dari pikiran dan hati
kita, kemudian kita melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal tersebut sebagai
pijakan.
Apa yang menjadi masalah Anda hari-hari ini ingatlah bahwa itu merupakan sebuah batu pijakan
untuk melangkah keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang. Jangan pernah
menyerah! Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa Anda dan melangkahlah naik untuk
keluar dari situ.
Sarana untuk melangkah keluar dari masalah terkadang datang dari masalah itu sendiri.
Sumber: Kingdom Magazine
View: Full | Compact
Kisah-kisah Inspiratif's Notes
Jaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja. Raja ini seharusnya puas dengan kehidupannya,
dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia miliki. Tapi Raja ini tidak seperti itu. Sang
Raja selalu bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah puas dengan kehidupannya. Tentu saja, ia
memiliki perhatian semua orang kemana pun ia pergi, menghadiri jamuan makan malam dan
pesta yang mewah, tetapi, ia merasa ada sesuatu yang kurang dan ia tidak tahu apa sebabnya.
�
Suatu hari, sang Raja bangun lebih pagi dari biasanya dan memutuskan untuk berjalan-jalan di
sekitar istananya. Sang Raja masuk ke dalam ruang tamunya yang luas dan berhenti ketika ia
mendengarkan seseorang bernyanyi dengan riang... dan perhatiannya tertuju kepada salah satu
pembantunya. .. yang bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan sukacita serta
kepuasan. Hal ini menarik perhatian sang Raja dan ia pun memanggil si hamba masuk ke dalam
ruangannya.
Pria ini, si hamba, masuk ke dalam ruangan sang Raja seperti yang telah diperintahkan. Lalu
sang Raja bertanya mengapa si hamba begitu riang gembira. Kemudian, si hamba menjawab,
"Yang Mulia, diri saya tidaklah lebih dari seorang hamba, namun apa yang saya peroleh cukup
untuk menyenangkan istri dan anak-anak saya. Kami tidak memerlukan banyak, sebuah atap di
atas kepala kami dan makanan yang hangat untuk mengisi perut kami. Istri dan anak-anak saya
adalah sumber inspirasi saya, mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan walaupun
sedikit. Saya bersukacita karena mereka bersukacita. "
Mendengar hal tersebut, sang Raja menyuruh si hamba keluar dan kemudian memanggil asisten
pribadinya masuk ke dalam ruangan. Sang Raja berusaha mengkaji perasaan pribadinya dan
mengkaitkan dengan kisah yang baru saja didengarnya, berharap dirinya dapat menemukan
suatu alasan mengapa ia seharusnya dapat merasa puas dengan apa yang dapat diperoleh
dengan sekejap tetapi tidak, sedangkan hambanya hanya memperoleh sedikit harta tetapi
memiliki rasa kepuasan yang besar. Dengan penuh perhatian, sang asisten pribadi
mendengarkan ucapan sang Raja dan kemudian menarik kesimpulan. Ujarnya, "Yang Mulia,
saya percaya si hamba itu belum menjadi bagian dari kelompok 99." "Kelompok 99? Apakah itu?"
tanya sang Raja. Kemudian, sang asisten pribadi menjawab, "Yang Mulia, untuk mengetahui apa
itu Kelompok 99, Yang Mulia harus melakukan hal ini.... letakkan 99 koin emas dalam sebuah
kantung dan tinggalkan kantung tersebut di depan rumah si hamba, setelah itu Yang Mulia akan
mengerti apa itu Kelompok 99."
Sore harinya, sang Raja mengatur agar si hamba memperoleh kantung yang berisi 99 koin emas
di depan rumahnya. Walaupun ada sedikit keraguan muncul, dan sang Raja ingin memberikan
100 koin emas, namun ia menuruti nasihat si asisten pribadi dan tetapi meletakkan 99 koin emas.
Esok harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya keluar rumah, matanya
melihat sebuah kantung. Bertanya-tanya dalam hatinya, ia membawa kantung itu masuk ke
dalam dan membukanya. Ketika melihat begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung
berteriak girang.. Koin emas... begitu banyak! Hampir ia tidak percaya. Kemudian ia memanggil
istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya. Si hamba meletakkan kantung
tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh isinya dan mulai menghitung. Hanya 99 koin emas,
dan ia pun merasa aneh.. Dihitungnya kembali, terus menerus dan tetap saja, hanya 99 koin
emas. Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin yang satu lagi? Tidak mungkin
seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun mulai menggeledah seluruh rumahnya,
mencari koin yang terakhir. Setelah ia merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja
lebih keras lagi untuk menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.
Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak enak, berteriak-teriak
kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari bahwa ia telah menghabiskan malam
sebelumnya dengan bekerja keras agar ia mampu membeli 1 koin emas. Si hamba bekerja
seperti biasa, tetapi tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan si
hamba pun tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya ketika ia melakukan
pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.
�
Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis, lalu memanggil asisten
pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan apa yang telah dilihatnya dan si asisten
pribadinya tetap mendengarkan dengan penuh perhatian. Sang Raja bertanya, bukankah
seharusnya si hamba itu lebih riang karena ia telah memiliki koin emas.
�
Jawab si asisten,"Ah. . tetapi, Yang Mulia, sekarang hamba itu secara resmi telah masuk ke
dalam Kelompok 99." Lanjutnya, "Kelompok 99 itu hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada
orang-orang yang telah memiliki semuanya tetapi tidak pernah merasa puas, dan mereka terus
bekerja keras mencoba mencari 1 koin emas yang terakhir agar genap 100 koin emas. Kita
harusnya merasa bersyukur dengan apa yang ada, dan kita bisa hidup dengan sedikit yang kita
miliki. Tetapi ketika kita diberikan yang lebih baik dan lebih banyak, kita menghendaki lebih! Tidak
menjadi orang yang sama lagi, yang puas dengan apa yang ada, tetapi kita terus menghendaki
lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu kita membayar harga yang tidak kita pun sadari.
Kehilangan waktu tidur, kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita
hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Orang-orang seperti itulah yang
tergabung dalam Kelompok 99!"
�
Mendengar hal itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan mulai menghargai
hal-hal yang kecil dalam hidup.
Sahabat, berusaha untuk memiliki lebih itu bagus, tetapi jangan berusaha terlalu keras sehingga
kita kehilangan orang-orang yang dekat dengan kita, jangan pernah menukar kebahagiaan
dengan kemewahan!
Updated about a month ago
Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang
kita kasihi, tua dan muda.
Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam
di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya
dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata
saya kepadanya. Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku,
“Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan,
tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang.
Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu.”
“Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu
berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu
bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu.” Seketika aku merasa malu, dan sekarang air
mataku mulai menetes.
Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak,
bangun,” kataku. “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?” Ia tersenyum, ” Aku
menemukannya jatuh dari pohon. ”
“Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan
menyukainya, terutama yang berwarna biru.” Aku berkata, “Anakku, Ibu sangat menyesal karena
telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi.” Si kecilku berkata, “Oh,
Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu. ” Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu
juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru.”
Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang
bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang
kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita
melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri,
suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?
http://rohani.beranimaju.com/category/cerita-inspiratif/
Updated about a month ago
Demikian juga dalam kehidupan, kita juga sering mengalami kekusutan hidup, stress ditinggalin
pacar, pekerjaan yang tidak menentu, situasi hidup yang semakin sulit dan frustrasi karena
beban hidup yang berat. Dalam situasi itu, kita sering mencari jalan pintas dengan menggunting
benang kusut itu, lari ke hiburan-hiburan yang menyenangkan sesaat, memakai obat penenang,
aborsi, narkoba atau sampai pada pikiran untuk membunuh diri. Kita lebih memilih berjalan
meninggalkan bekas gumpalan benang kusut yang menyusahkan itu dan menjadi pikiran seumur
hidup kita mengenang guntingan yang kita lakukan tersebut .
Dan sebenarnya kita mampu memperbaiki benang kusut itu, asalkan kita luangkan waktu
sejenak, menenangkan pikiran dan atau kita bisa meminta orang lain untuk bersama ikut
membantu memperbaiki benang kusut dan merapihkan dengan sabar kekusutan kehidupan kita
itu. Dan akan sangat menyenangkan dan alangkah leganya hati kita jika berhasil, bukan?
Demikian pula hidup kita akan lebih berharga dari pelarian kita atas masalah tersebut, dan
membuat suatu motivasi positif ke depannya dalam menjalani hidup ini ...
Untuk itu saudara/iku,, jangan gampang menyerah dalam menjalani kehidupan ini, seperih
apapun, sepusing apapun, semuanya pasti dapat dirapihkan dan diselesaikan dengan baik....
sama seperti benang kusut, walaupun kusut, mereka tidak terputus, dan masih dapat di rapihkan
kembali, ... Kekusutan dalam hidup ini, terjadi dari perbuatan-perbuatan kita sendiri, dan tentunya
kita sendirilah yang harus berusaha untuk menyelesaikannya... Tuhan memberkati.
YusTL,pr
Updated about a month ago
Teman kotanya itu menoleh ke arah orang desa itu, sambil tersenyum, dan kemudian berkata,
"Yang saya dengar hanyalah suara klakson mobil serta suara orang lalu-lalang. Apa yang kau
dengar?"
"Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa mendengar suara nyanyiannya."
Teman dari kota itu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu menggeleng-gelengkan
kepalanya dan berkata, "Saya pikir kamu hanya bergurau. Tidak ada jangkrik di sini. Dan
seandainya ada, bagaimana orang bisa mendengar suaranya di tengah kebisingan jalan ini? Jadi
kamu pikir kamu bisa mendengarkan suara seekor jangkrik?"
Kata orang desa itu, "Ya! Ada satu ekor yang bernyanyi di sekitar sini sekarang."
Orang desa itu berjalan ke depan beberapa langkah, lalu berdiri di samping tembok suatu rumah.
Di situ ada tanaman yang tumbuh merambat. Orang Indian itu memetik beberapa daun, dan di
atas daun itulah terdapat seekor jangkrik yang bernyanyi keras sekali.
Teman dari kota itu kini bisa melihat jangkrik itu, dan dia pun mulai bisa mendengar kan suara
nyanyiannya. Ketika mereka kembali berjalan-jalan, orang kota itu berkata kepada teman
desanya, "Kamu secara alami bisa mendengar lebih baik dari kami."
Orang desa itu tersenyum dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata,
"Saya tidak setuju dengan pendapatmu. Orang desa tidak bisa mendengar lebih baik daripada
orang kota. Sekarang lihat, saya akan memperlihatkannya kepadamu!"
Lalu, orang desa itu mengambil uang logam dan menjatuhkannya di trotoar. Bunyi uang logam itu
membuat banyak orang menoleh ke arahnya. Kemudian orang desa itu memungut uang logam
itu dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan kedua orang itu kembali berjalan-jalan.
Kata orang desa itu, "Tahukah kamu sobat, suara uang logam itu tidak lebih keras daripada
nyanyian jangkrik tadi. Meski demikian, banyak orang kota mendengarnya dan menoleh ke
arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu.
Alasannya tentu bukan bahwa orang desa bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Tidak.
Alasannya adalah bahwa kita selalu mendengar dengan lebih baik hal-hal yang biasanya kita
perhatikan."
Seringkali ketika kita dalam masalah, kita berteriak memohon pertolongan pada Tuhan, dan kita
merasa Dia diam saja. Ketika membaca cerita ini kita jadi sadar, sebabnya bukan karena Tuhan
tidak menjawab, tapi karena kita lebih fokus pada diri kita sendiri dan permasalahannya daripada
fokus pada Tuhan dan pertolonganNya.
Kita memasang telinga agar Tuhan menjawab sesuai dengan keinginan dan cara kita dan
menolak suara Tuhan yang mengatakan bahwa Dia menyediakan jalan lain yang lebih baik!
Ternyata teman itu di kos bersama dua teman lain yang kebetulah dapat jatah masuk kerja sore
hari dan salah satu teman itu sedang pergi beli sayur dan lauk. Tak beberapa lama teman yang
beli sayur datang dan saya malah ditawari makan bersama dengan mereka.
Sungguh hal yang membuat saya bahagia, dimana memang saya sangat lapar karena semalam
dan pagi perut belum bersentuhan dengan makanan. Sewaktu kami makan bersama saya
tanyakan pada mereka,
” berapa tadi beli sayur dan lauk??”.
Teman menajwab,” sudahlah makan saja gak usah mikir berapa harganya, malu diketahui mas
petrus”.
Saya tanya lagi,”bukan begitu ? saya ingin tahu karena besok saya mau masak sendiri dan beli
sayur dan lauk ini juga”.
Teman yang beli makanan menjawab,” Rp.9.000,00”.
Tanya saya,” tadi pakai uang siapa?’.
Jawab salah satu teman,” patungan masing-masing Rp. 3.000,00, beli sayurnya Rp. 3.000,00
dan lauknya Rp. 6.000,00”.
Memang lauk yang dibeli tahu dan tempe goreng dan dengan Rp. 6.000,00 sudah mendapat 12
potong sedang, cukup untuk lauk kami berempat.
Pengalaman hari yang membahagiakan, makan bersama dalam kebersamaan. Setelah makan
salah satu teman bilang,” inilah kegembiraan itu, boleh bersuka cita bersama dalam
kebersamaan dan berbagi bersama dalam suka dan duka”.
Saya menajwab,” inilah hidup yang lebih bermakna, dalam kemiskinana kita belajar menjadi kuat,
dalam penderitaan kita belajar menjadi setia serta dalam kemiskinaan dan penderitaan kita
belajar untuk saling meneguhkan”.
Teman itu menjawab,” kami bukan orang miskin dan kami bukan orang menderita karena
kemiskinaan dan menderita hanya pada rasa dan kami tidak merasakanya”.
Jawab saya,” Yupp, sipp. Kita orang-orang yang tidak memiliki apa-apa tetapi juga memiliki
segalanya karena kita tidak pernah berkekurangan dalam segalanya”.
“yang membedakan kita dengan orang lain hanyalah gengsinya saja”, jawab teman itu.
Sambung saya,” gengsilah yang membedakan kita dengan banyak orang, mereka makan
ditempat yang mewah dan mahal harganya tapi rasanya sama dengan yang kita makan yaitu
enak dan bergizi dan jika sudah enak dan bergizi maka cukuplah bagi diri kita”.
Setelah selesai makan, kedua teman melakukan persiapan masuk kerja dan saya pulang ke
rumah.
Jadilah siang ini saya makan dengan rekan-rekan dalam kesederhanaan dan kegembiraan
karena ada kebersaman dan peneguhan yang dilakukan.
Peristiwa makan menjadi peristiwa yang itimewa karena di sana ada syukur dari apa yang telah
diperoleh walaupun “hanya” sayur sederhana dengan tahu dan tempe namun bukan
makanannya itu yang isitemewa tapi kebersamaan dan cinta yang diperoleh dari peristiwa makan
ini.
Sungguh membahagiakan dapat merasakan kebersamaan dalam sukacita yang berlimpah itu.
Inilah perisitewa Allah ada dalam kebersamaan makan. Syukur kepada Allah yang adalah baik
telah memberikan rejeki yang boleh dinikmati dan dari rejeki ini orang menemukan kegembiraan
dan penyertaannya. Bukan hal yang mewah dengan harga mahal tetapi hal sederhana dengan
harga yang terjangkau. Maka kegembiraan itu sebenanarya tidak harus dibayar dengan harga
mahal tetapi dari hati yang selalu mau terbuka pada penyelenggaraanNya.
“belokan jalan” yang boleh terjadi siang kemarin menghantar saya pada “pertemuan’ dengan
pengalaman indah yang tiak akan terlupakan begitu saya. Kalau saya tidak menelepon teman
untuk makan siang dansaya tidak mau makan bersama mereka karena “merasa” tidak enak atau
tidak cocok dengan makananya maka pengalaman “religius” akan cinta dan kebersamaan itu
pasti tidak akan terjadi dan hidup terlewatkan tanpa kesan. Maka setiap belokan dalam hidup
sebenarnya adalah indah dan menyenangkan kalau orang bersedia menikmati dan menjalaninya.
Alangkan indah dan romantisnya kalau kita boleh bertemu, bersama dan melakukan hal istimewa
dalam hidup walaupun hal istimewa itu sangat sederhana. Yang menjadikan sesuatu istimewa
bukan besar dan hebatnya perbuatan tetapi cinta dan syukur yang boleh diucapkan dari kejadian
itu.
Semoga hidup Anda juga selalu dipenuhi dengan cinta dan syukur dari setiap belokan yang
terjadi dan Anda menemukan Tuhan dari setiap belokan.
Sungguh Tuhan ada dimana-mana dan dalam segalanya jadi dimanapun hidup kita kegembiraan
akan dapat kita temukan disana. Kita tidak harus membatasi diri dengan pandangan orang akan
apa yang “terjadi” dalam diri kita karena kegembiraan dan syukur itu ada dalam rasa yang boleh
kita alami.
“kami bukan orang miskin dan orang menderita karena kami tiadak merasakanya”. Inilah kalimat
sederhana yang membekas di hati saya dari apa yang dikatakan oleh teman saya itu.
“saya tidak merasakan sebagai orang miskin dan menderita karena kami boleh bersyukur dari
apa yang terjadi dan bolah dialami dalam berkatNya” Rasa inilah yang membedakan banyak
orang.
Orang merasa menderita karena hidup dalam kekurangan dan “makan” seadanya. Tapi bagi
mereka yang telah menemukan arti kegembiraan semua yang terjadi adalah indah dan pantas
disyukuri.
Hari ini saya belajar sebagai orang kaya dalam keadaan yang sangat sederhana karena makan
Rp. 9.000,00 untuk empat orang. Ternyata diri tetap hidup dan masih boleh ada walaupun makan
demikian dan ini nyata dalam diri rekan-rekan sini.
Maka syukur kepada Allah yang telah boleh menemukan saya dengan pribadi-pribadi sederhana
namun hidup dalam iman yang besar akan Allah.
Semoga kita boleh belajar dari kesederhaan ini dan boleh mensyukuri apa yang terjadi dalam diri
kita.
Salam dalam cinta untuk membangun dunia dengan syukur akan kebaikan dan penyertaan Allah.
Petrusp.
Updated about a month ago
Silvi Agusleolena
ini msh ku alami smpi skrg ini walaupun tdk selamanya sm teman....n setelahnya air mt
berlinang.....bersyukur....ats berkat yg ditrm hr ini seadanya....krn itulah yg diberikan o/ yg di
ATAS
September 21 at 6:06pm · Report
Dwianto Prihartono
good
September 21 at 8:14pm · Report
Anak-anak dan Idul Fitri
Share
Saturday, September 19, 2009 at 6:22am
Dunia anak-anak adalah dunia yang memesona. Anak-anak melihat sesuatu dengan takjub.
Melihat sesuatu yang baru, dia pun ingin meraihnya. Kegembiraan, lari-lari kecil, berebutan
sesuatu barang tapi bukan karena egois atau individualistis, tertawa gembira; menjadi sifat anak-
anak yang khas.
Menjelang hari Idul Fitri tahun 1430 Hijriah ini, saya teringat lagi akan bawaan ceria anak-anak
ini. Saya tinggal di pinggir jalan yang cukup besar sebuah perumahan.
Pagi itu hari gerimis. Saudara-saudaraku berpakaian putih-putih bersih. Baru saja menunaikan
Sholat Ied. Memang terasa hari itu pun tenang dan bening, penuh kedamaian.
Sekitar jam sepuluh pagi, mulai anak-anak berkelompok kecil berjalan dengan gembira. Ada
yang dua orang, tiga orang, juga enam orang. Bagi anak-anak, kegiatan ini merupakan
kegembiraan yang mungkin tidak terlupakannya seumur hidupnya. Dia nanti akan datang ke
rumah menyapa tuan rumah.
Mereka datang karena hari itu adalah hari Lebaran. Terlepas dari arti sebenarnya Lebaran, tapi
bagi anak-anak yang suci ini, Lebaran adalah keceriaan. Maka mereka datang mengucapkan
"Selamat Idul Fitri!" dengan hati yang gembira. Dan mungkin juga mereka mengharapkan kue-
kue kecil. Banyak juga yang mengharapkan oleh-oleh kecil berupa makanan yang sudah jadi dan
sudah dibungkusi dalam plastik. Ada juga anak-anak ini mengharapkan 'angpau'.
Sekali lagi, terlepas dari makna Idul Fitri bagi anak-anak, saya melihat kesucian hatinya. Dan
saya yakin mereka datang mengunjungi kita, mengunjungi rumah kita adalah sebagai berkat dan
rahmat bagi kita. Dan saya tidak mau menyurutkan kegembiraan hati anak-anak ini. Saya akan
dan tetap menyambutnya semua dengan gembira juga.
*
Anak-anak mengajari kita keceriaan, kegembiraan, ketulusan dan kesucian.
*
Selamat Idul Fitri!
Frans. Nadeak
Susana Krismiyati
Hati putih dan suci adl wujud persembahan kita kpd Sang Pencipta. Mari berbagi kasih dan
pengampunan dgn saudara2 kita yg merayakan hari yg penuh fitri ini. Selamat Hari Raya Idul
Fitri...
September 19 at 6:15pm · Report
Sri Rahayu
ketulusan.. kejujuran..tanpa prasangka,Kita mmg harus belajar banyak dr anak2.
September 21 at 4:55pm · Report
Berkaca pada Si Bocah
Share
Friday, September 18, 2009 at 4:17pm
Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir
keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya,
dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.
Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda denganberjalan kesana kemari sambil
tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan
kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat
diplastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada
bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang
sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang
melihatnya.
Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak
bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya. Luqman mendapat laporan dari
orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu
menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa
dan roti isi daging tersebut.
Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus
keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan
yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini,
setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan
pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan
roti isi daging yang sama juga! Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia
menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain
menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.
Luqman pun lalu menegurnya. Cuma, ya itu tadi, bukannya takut, bocah itu malah mendelik
hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman dengan
kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir, kalau memang
bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau memang
bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya
bocah itu.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman
pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah.
Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya.
"Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah
ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa
Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus, "apalagi
kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan
haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu."
Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi
mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi. "Itu
kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan
hal ini ketimbang saya? Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup di bawah
garis kemiskinanpada sebelas bulan di luar bulan puasa?
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta
sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan
melupakan kami yang sedang menangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit
saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga
kematian menjemput ajal?
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar
dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada
kerakusan kalian?" Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman
untuk menyela. Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan
terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.
"Ketahuilah, Tuan, kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan
waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara
Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.
Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan
kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan
dan 'Idul Fithri'.
Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa
bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut
Ramadhan dan 'Idul Fithri'? Tuan, sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis,
bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.
Tuan, kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa
terkecuali termasuk di bulan Ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian
lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami? Tuan, sadarkah Tuan akan
ketidakabadian harta? Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih?
Tuan, sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang
masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-
orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.
Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?
Tuan, jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan,jangan merasa perut kan
tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan untuk setahun, jangan pernah merasa matahari
tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak."
Wuahh... entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur
deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan
bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini
bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi
begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman
berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan
pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Di tengah
deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng
bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran di depan rumahnya pun mengaku
tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!
Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-
main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski
peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja.
Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan
pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat, yaitu
mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki
penghidupan yang layak.
Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada
di atas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang
bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang
berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan
kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar.
Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa.
Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.
Sekarang yang ada dipikirannya sekarang, entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan
mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah
kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya
hati. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi
melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang
memang betul adanya.
Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya
ketika ia salah.
(/)
Updated about a month ago
Teddy Tanuhardja
tak dapat diungkapkan dengan kata2, menikam jantung banyak orang
September 19 at 8:44pm · Report
Dwianto Prihartono
orang puasa memang harus banyak cobaan
September 19 at 10:20pm · Report
BENANG KUSUT-JANGAN DIGUNTING
Share
Friday, September 18, 2009 at 4:04pm
Benang biasanya dipakai untuk menjahit. Bila digulung, atau ditarik lurus, atau direntangkan
dengan baik, sepanjang apapun benang itu tidak akan kusut. Begitu juga kehidupan kita ini,
ibarat benang panjang, kita terus berjalan, berlari, saling silang, dan terus menerus berjalan. Dan
ada kalanya dalam perjalanan itu benang-benang kita kusut dengan benang yang lainnya. Jika
hanya saling silang, mungkin masih gampang untuk memperbaikinya kembali, tetapi jika sudah
saling kusut, kita mulau bingung, gak sabaran untuk memperbaikinya. Nah, kebanyakan orang
karena tidak sabaran, dari pada buang-buang waktu, apalagi sudah bingung dan stress, mereka
memilih jalan pintas dengan mengguntingnya dan meninggalkan bekas gumpalan yang kusut itu.
Demikian juga dalam kehidupan, kita juga sering mengalami kekusutan hidup, stress ditinggalin
pacar, pekerjaan yang tidak menentu, situasi hidup yang semakin sulit dan frustrasi karena
beban hidup yang berat. Dalam situasi itu, kita sering mencari jalan pintas dengan menggunting
benang kusut itu, lari ke hiburan-hiburan yang menyenangkan sesaat, memakai obat penenang,
aborsi, narkoba atau sampai pada pikiran untuk membunuh diri. Kita lebih memilih berjalan
meninggalkan bekas gumpalan benang kusut yang menyusahkan itu dan menjadi pikiran seumur
hidup kita mengenang guntingan yang kita lakukan tersebut .
Dan sebenarnya kita mampu memperbaiki benang kusut itu, asalkan kita luangkan waktu
sejenak, menenangkan pikiran dan atau kita bisa meminta orang lain untuk bersama ikut
membantu memperbaiki benang kusut dan merapihkan dengan sabar kekusutan kehidupan kita
itu. Dan akan sangat menyenangkan dan alangkah leganya hati kita jika berhasil, bukan?
Demikian pula hidup kita akan lebih berharga dari pelarian kita atas masalah tersebut, dan
membuat suatu motivasi positif ke depannya dalam menjalani hidup ini ...
Untuk itu saudara/iku,, jangan gampang menyerah dalam menjalani kehidupan ini, seperih
apapun, sepusing apapun, semuanya pasti dapat dirapihkan dan diselesaikan dengan baik....
sama seperti benang kusut, walaupun kusut, mereka tidak terputus, dan masih dapat di rapihkan
kembali, ... Kekusutan dalam hidup ini, terjadi dari perbuatan-perbuatan kita sendiri, dan tentunya
kita sendirilah yang harus berusaha untuk menyelesaikannya... Tuhan memberkati.
YusTL,pr
Updated about a month ago
Karena penasaran, orang suci itu lalu pergi untuk mengamati kehidupan si Fulan yang bagi
Tuhan lebih alim daripada dirinya.
Betapa kagetnya orang suci itu ketika tahu bahwa si Fulan itu adalah seorang bapak tua yang
harus menghidupi isterinya dan tiga orang anaknya yang masih kecil sebagai seorang kuli. Dan
yang lebih mengejutkan lagi, bapak tua itu hanya bersembahyang kepada Tuhan-nya hanya
beberapa waktu saja. Berbeda jauh dengan dirinya yang terus-menerus beribadah.
Karena heran, orang suci itu lalu bertanya kepada Tuhan : “Bagaimana bisa orang seperti itu
lebih alim daripada aku? Apa alasannya?” Tuhan lalu menjawab : “Untuk tahu jawabannya,
sekarang kuperintahkan kepadamu untuk mengambil mangkok. Isilah mangkok itu dengan susu
sampai penuh. Letakkan di kepalamu, dan kemudian berjalanlah menuju kota . Selama
perjalanan itu, kamu tidak boleh menumpahkan setetes pun air susu di mangkok itu. Dan selama
perjalanan itu pula, engkau harus terus-menerus berzikir padaku. Kita lihat apakah kamu akan
berhasil atau tidak.”
Orang suci itupun menjalankan perintah Tuhan-nya. Dan apa yang terjadi kemudian? Tak sesaat
pun dia sempat berzikir kepada Tuhan karena terlalu bingung menjaga agar susu dalam
mangkok itu tak tumpah.
Tuhan lalu menjawab : ”Lihatlah engkau. Hanya karena sibuk menjaga agar susu dalam
mangkok tak tumpah saja, engkau lupa tak pernah sekalipun menyebut namaKu. Tidakkah
menjaga agar anak dan isterinya tak kelaparan setiap hari sepanjang hidupnya itu lebih berat
daripada menjaga agar susu dalam mangkok tak tumpah? Tapi, lihatlah dia, meski berat, dia
masih tetap sempat bersembahyang kepadaKu.”
Orangtua si gadis bersama banyak penduduk desa beramai-ramai menuju kuil. Dengan kasar
mereka menyerbu Guru yang sedang berdoa. Mereka menghajarnya karena kemunafikannya
dan menuntut bahwa ia sebagai bapak anak itu wajib menanggung biaya untuk
membesarkannya. Jawaban Guru itu hanyalah, 'Baiklah, baiklah.'
Setelah orang banyak pergi meninggalkannya, ia memungut bayi itu dari lantai. Ia minta supaya
seorang ibu dari desa memberi anak itu makan dan pakaian serta merawatnya atas
tanggungannya.
Guru itu jatuh namanya. Tidak ada lagi orang yang datang untuk meminta wejangannya.
Ketika peristiwa itu sudah berlalu satu tahun lamanya, gadis yang melahirkan anak itu tidak kuat
menyimpan rahasianya lebih lama lagi. Akhirnya ia mengaku, bahwa ia telah berdusta. Ayah
anak itu sebetulnya adalah pemuda di sebelah rumahnya. Orangtua si gadis dan para penduduk
kampung amat menyesal. Mereka bersembah sujud di kaki Guru untuk mohon maaf dan
meminta kembali anak tadi. Guru mengembalikannya dan yang dikatakannya hanyalah: 'Baiklah.
Baiklah!'
Kehilangan nama? Tidak banyak berbeda dengan kehilangan kontrak yang mau ditandatangani
dalam mimpi. (A mello)
View: Full | Compact
Kisah-kisah Inspiratif's Notes
Terpikir sekilas wah bisa menyenangkan, meriah, tapi juga bisa akan banyak hal sebaliknya.
Dalam keseharian ke-3 anak kami yang masih kecil ini, banyak hal lucu yang terjadi, hal
menyenangkan dan juga hal yang menguji kesabaran, membangkitkan emosi dan marah. Setiap
hari rasanya selalu saja ada hal-hal yang membuat saya merasa kesal, ingin marah kepada
mereka. Hari ini si Sulung yang berulah, besok si Tengah yang ngambek, lusa si Bungsu yang
aneh-aneh. Kadang bisa dalam 1hari, ketiganya berulah membuat saya ingin marah, marah
beneran, dan menghukum mereka.
Sekilas hal-hal itu merupakan hal yang wajar bagi kita semua yang sudah mempunyai anak, atau
keponakan. Orang bisa bilang “Ya biasaaa, namanya juga anak-anak..“
Bagi saya, yang tergolong cepet marah karena hal-hal tadi, banyak hal-hal yang saya anggap
salah, salah mengerjakan tugas, melalaikan tugas, tidak mendengarkan nasehat, tidak
mendengarkan perintah dengan baik, atau tidak menurut, membantah, membuat saya marah,
alias Cepat Marah. Tetapi di sisi lain, kalau saya marah, juga kasihan meliat mereka, saya juga
kuatir meninggalkan bekas luka yang dalam dihati ank-anak saya.
Pelajaran yang berkesan buat saya, dalam setiap saya marah, selalu terbersit kata-kata
“Setiap hari, selalu bikin papa marah, selalu ada aja yang bikin papa marah,…” dan juga
sering terucapkan.
Anak saya diam, dan kalau ditanya “Memangnya, senang kalau papa marah ?,” mereka
menjawab “Tidak“.
Saya sadari memang masa kecil banyak hal yang tidak sengaja, tidak terpikir, bahwa apa yang
diperbuat akan membuat orang tua saya juga marah. Baru sadar setelah ditegur, setelah
dimarahi. Kalau saya dimarahi, sering juga ada hukuman, tidak boleh ini, tidak boleh itu.
Ada hukuman yang dikenakan atas kesalahan saya, ada penundaan atas hadiah yang semula
dijanjikan,
Saat saya memarahi anak saya, saya seakan mendengar kata-kata saya sendiri, dan juga seperti
menerima kata-kata itu untuk untuk saya. Seperti jawaban atas pertanyaan, hal-hal yang tidak
saya mengerti akan Kasih Tuhan Bapa.
Perumpamaan Tuhan Bapa, sebagai Bapa, memberikan banyak penjelasan dari sisi saya
sebagai ayah dari anak-anak saya yang CUMA 3 ini, yang 3 saja sudah bikin saya sering marah-
marah, Bagaimana dengan Bapa kita yang di surga yang punya anak sedemikian banyak di bumi
ini, 5 atau 6 Milyard penduduk bumi sekarang ini.
Tiap hari kita, saya, berbuat hal-hal yang tidak boleh, tidak nurut, membantah, melawan,
mengingkari Bapa kita di Surga. Dari sisi manusia, Wajar bila kita dihukum, wajar bila berkat-
berkat ditunda, dibatalkan. Sedemian berat dan sulit untuk mengampuni, untuk kembali memeluk
orang yang kita anggap menyebalkan, yang berbuat tidak menyenangkan kita, tetapi bila yang
lebih mudah bagi kita, bila kita kembali memeluk anak kita yang barusan kita marahi, yang
barusan kita hukum, sebagai manusia, kita sebagai orang tua, tetap akan memaafkan anak-anak
kita, bila anak-anak kita menyadari kesalahan mereka.
Terlebih Bapa kita di Surga, menunggu kita untuk kembali minta ampun, untuk merayu Bapa,
mengambil hati, dengan memuliakan nama Dia, menyanyi pujian untuk Bapa.
Sekali lagi,… Untung anak saya cuman 3, kalau ada 10, gimana nanti kesabaran yang saya
perlukan ??
Rudy Dwiantoro
Written about a month ago
Saudara-saudariku, kita sebenarnya saling menjadi hadiah bagi sesama, di keluarga, di kelas, di
kantor, di tempat kerja. Kita tidak bisa memilih siapa keluarga kita, siapa teman-teman sekelas
kita, siapa teman-teman sekantor kita, siapa tetangga-tetangga kita. Dengan segala keunikan
dan kekayaan potensi/kemampuan dalam diri kita, seharusnya kita saling "MENGHADIAHKAN".
Kehadiran Anda menjadi sahabat adalah hadiah, kata-kata Anda yang meneguhkan, nasehat
yang membangun, sapaan yang penuh kasih, menjadi pendengar yang baik, menjadi pribadi
yang jujur dan setia, adalah bentuk-bentuk hadiah yang bisa Anda berikan..
Kesulitan yang muncul adalah bagaimana memaknai suatu hadiah sebab ada hadiah yang
bungkusnya sederhanya, ada hadiah yang dibungkus dengan kertas emas, pita berwarna, dan
ada hadiah yang kecil dan sederhana, ada hadiah yang besar dan istimewa dst. Untuk memaknai
suatu hadiah diperlukan ketrampilan dan kebijaksanaan tertentu. Jika keliru dalam memberikan
makna, maka hadiah itu bukan lagi hadiah tetapi mungkin menjadi barang yang menyebabkan
malapetaka atau penghancur relasi, pertemanan atau kebahagiaan. Maka relasi yang positif dan
akrab serta pemaknaan yang tepat terdapat pada "hadiah" yg satu dengan yang lainnya akan
membagiakan diri kita, baik secara pribadi maupun bersama....
Ingat bahwa kita adalah hadiah dari Tuhan, maka maukah kita menjadi hadiah bagi sesama kita?
Salam
YusTL,pr
Updated about a month ago
Dahulu para leluhur kita yakin bahwa anak adalah pemberian dan anugerah Allah dan mungkin
juga jumlah anak yang terlahir dan hadir.
Bagaimana kalau orang zaman sekarang? Barangkali bahwa anak masih diyakini sebagai
pemberian Allah, tapi apakah demikian dengan jumlah anak? Kita perlu jujur merenungkan ini.
Saya sering merenungkan tentang anak yang diyakini sebagai pemberian Allah ini. Saya berbagi
cerita dengan beberapa keluarga yang membuat keluarga itu menjadi sangat sedih karena
kelakuan anak-anak mereka yang sangat menjengkelkan, yang membuat malu, dan benar-benar
menyulitkan dan mengacaukan relasi dan kehidupan keluarga.
Keluarga sahabat juga membagi pengalamannya dengan saya. Beberapa keluarga sangat
merindukan kehadiran bayi dalam keluarga mereka. Mereka sangat mendambakan kehadiran
orang yang barangkali menjadi sumber kegembiraan dan kebahagiaan mereka. Pasangan
suami-istri yang sudah bertahun-tahun menikah, berusaha sekuat tenaga, berdoa sekhusyuk
mungkin memohon kehadiran anak yang dinanti-nanti.
Ini bukan semacam kecelakaan atau tragedi. Ini justru berhubungan dengan kegembiraan itu
sendiri. Karena semakin besar kegembiraan dan kebahagiaan hidup, biasanya semakin besar
usaha yang diperlukan, semakin besar tantangan yang dihadapi, bahkan semakin besar
'penderitaan' yang dialami.
Di era yang katanya modern ini, kita yang konon juga orang modern, jika ditanya,
"Berapa anak yang Anda inginkan?"
Apa jawaban kita? Barangkali kita akan menjawab, "Dua." Atau paling banyak tiga, karena
mungkin kita bekerja pada perusahaan yang membiayai kesehatan dan lainnnya hanya paling
banyak tiga orang.
Apakah anak sudah lebih dominan kita anggap sebagai beban dan 'merepotkan' daripada
sebagai anugerah dan rahmat?
Saya sering tersenyum dan kadang-kadang begitu menggetarkan, jika sampai pada
permenungan tentang jumlah anak yang 'hanya' dua orang ini.
Jika dulu, kedua orangtua saya berpendapat seperti manusia zaman sekarang, bahwa mereka
sepakat jumlah anak mereka hanya dua atau tiga, dan rencana mereka betul-betul mereka
laksanakan, ada hal yang menarik bagi diri saya sendiri dan mungkin bagi orang lain.
Iya, sesuatu yang sangat penting dan menakjubkan untuk saya. Karena jika kedua orangtua saya
sepakat dan melaksanakan rencana mereka -- memiliki hanya dua orang anak -- maka saya
sangat sulit mengetahui eksistensi saya di bumi dan dunia ini.
Mengapa? Karena Anda tahu, bukan? Saya anak ke-8 dari 9 bersaudara.
Frans. Nadeak
Updated about a month ago
Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata,
"Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku.
Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga
satu keping emas?"
Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak
yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."
Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang
sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani
membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja
pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan
Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."
Zun-Nun sambil tetap tersenyum arif berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang
jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga,
dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."
Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan
raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu
nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping
emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang
di pasar."
Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat
muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging
di pasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas'."
"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu
melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses,
wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita
dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat
sebagai loyang ternyata emas."
Updated about a month ago
1. Mulailah Berbagi!
Beberapa malam yang lalu saya bersama teman-teman dari karyawan Gramedia Denpasar
makan di sebuah warung yang ada di jalan waturenggong Denpasar. Kami makan soto, setelah
makan dan mau meninggalkan warung itu, mata saya menangkap tulisan “sederhana” tapi penuh
makna di sampaing gerobak soto penjual soto itu.
Kalimat itu berisi harga dan nama-nama soto yang dijual. Kalau Anda makan soto pasti namanya
soto yang tertera seperti soto babat, soto ayam atau soto-soto yang lain. Tapi pada tulisan di
samping gerobak itu berbunyi :
Soto kawin Rp. 6.000,00
Soto cerai Rp. 7.500,00
Soto kesepian Rp. 5.000,00
Saya tidak paham dengan nama-nama itu maka saya tanyakan pada penjual soto itu. “Pak apa
artinya masing-masing soto itu ?”, tanya saya.
Bapak penjual soto menjawab,” soto kawin adalah nasi campur sotonya, soto cerai adalah nasi
berpisah dengan sotonya dan soto kesepian adalah soto tanpa nasi”.
Jawab bapak itu,” kan lebih repot menghidangkannya dan alat yang dipakai lebih banyak jadi
pekerjaannyapun paling lama”.
Inilah kreatifitas dari penjual soto ini yang menarik mata dan perhatian saya. Yang menarik bagi
saya adalah arti dari soto itu teristimewa “soto cerai”. Soto cerai harganya lebih mahal dibanding
soto yang lain karena cara menghidangkan “lebih repot” dan “memakai banyak bekakas” dengan
pekerjaan lebih lama juga.
Perceraian memang selalu repot dan memerlukan banyak perhatian tercurah disana. Perceraian
kadang kali diikuti dengan perbuatan “saling” menyakiti antar mereka yang sedang bercerai. Di
samping itu akan banyak pekerjaan baru harus dikerjakan setelah perceraian misalnya tentang
pembagian harta, pengasuhan anak dan banyak masalah pelik lainnya.
Perceraian selalu menciptakan banyak pekerjaaan, seperti penjual soto yang harus lebih repot
dan mencuci barang lebih banyak. Maka dalam hidup lebih baik dan kalau bisa jangan dekat
dengan yang namanya “perceraian”. Buatlah hidup dalam “perkawinan” yang langgeng abadi
karena Allah menghedaki kebersamaan itu sampai ajal yang menjemputnya.
Dalam kebersamaan itu akan ada rasa yang lebih “menyeluruh” dan kehangatan yang merata
seperti kalau akan soto kawin gambaran penjual soto itu. Sungguh sangat indah kalau hidup
dalam cinta yang abadi seperti soto kawin.
Saya berdoa untuk setiap orang yang “menikah” semoga kebersamaan Anda abadi dan langgeng
sampai maut menjemput.
Salam dalam cinta membangun dunia menjadi lebih baik dalam kebersamaan.
petrusp
Updated about a month ago
Hal di atas sejujurnya yang membuat kita terindikasi rasa frustasi dan depresi. Kita menjadi
merasa tidak berharga tatkala usaha yang kita lakukan hanya menghasilkan jatuh bangun,
menghasilkan kepahitan, bahkan sebagian masih tak membawa hasil apapun.
Kita pun seringkali akhirnya melakukan hal yang monoton hanya untuk mendapatkan hasil yang
dinilai orang patut. Kita akhirnya tidak lagi mengejar apa yang menjadi impian, minat, serta usaha
pembaharuan budi yang lebih baik daripada sekadar hasil yang dinilai manusia.
Kemarin saya yang seharian hanya nonton film mendapatkan kata-kata yang menarik dari film
Pay It Forward (film lama, genre drama yang bagus untuk ditonton, silakan cari resensinya), di
mana seorang guru berkata kepada muridnya,
“Aku menilaimu bukan karena dari hasil saja, aku menilaimu dari usahamu.”
Guru yang dapat mengatakan hal itu menurut saya luar biasa, karena memang biasanya kita
selalu dinilai dari hasil, entah mau usaha dari mana, bahkan usaha yang negatif dan tidak halal
bila membuahkan keberhasilan pun menjadi idola.
Saya jadi menyadari bahwa ada Oknum yang lebih luar biasa yang tidak memandang dan
menilai kita berdasarkan hasil. Saya akhirnya bersyukur karena memiliki dan percaya pada
Tuhan yang menilai kita berdasarkan usaha. Tatkala orang lain meremehkan peristiwa jatuh
bangun, Ia yang senantiasa menopang untuk bangkit. Tatkala dunia hanya berpihak kepada
mereka yang kuat, yang kaya, yang pandai, Ia adalah Sahabat yang lemah, miskin, bodoh tetapi
senantiasa berusaha dan berserah pada-Nya.
Saya juga diingatkan bila Tuhan tidak menghargai usaha, mungkin tidak akan ada tokoh-tokoh
penemu semacam Thomas Alfa Edison yang pada akhirnya akan membuahkan hasil. Mungkin
mereka sudah merasa kecil akibat usaha yang tak menghasilkan apa-apa, tetapi nyatanya tidak,
Ia yang menghargai usaha dan memberi kekuatan magis agar kita terus berusaha.
Jadi bila saat ini kita merasa kecil karena usaha-usaha yang masih belum membuahkan hasil,
jangan menyerah... Ia yang melihat kerja keras bukan hanya karya... Ya... hasil, itu hanya
masalah waktu, hasil baik itu hadiah-Nya, hasil buruk itu penghargaan dari-Nya, namun tak akan
terjadi bila kita berhenti berusaha.
Femi Khirana
Updated about a month ago
Saat itu bulan ramadhan . Aku berada di Palembang bersama mitraku, Helmy yahya. Kami
sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan maestro pujaanku, untuk sebuah pekerjaan
idealis. Kami akan bertemu dengan pengarang lagu anak legendaris , AT Mahmud.
Terdengar bunyi telpon yang langsung diangkat helmy dengan speaker mode..”boz, kita belum
dapat talent buat acara naik haji gratis..”suara di seberang telpon terdengar galau. “Kok bisa?,
“helmy berkata dengan nada tinggi, “sudah 3 hari shooting kok bisa gak nemu?”. Setelah itu
helmy diam mendengarkan argumen dari teamnya yang panjang. Wajahnya memerah. Bibirnya
merapat dan jari tangannya didekatkan dan di gigit. Itu kebiasaanya kalau panik.
“Untung lagi di palembang, saya gak tau kalau ada anak triwarsana disini. Kita ke tempat
shooting dulu”, demikian sebuah kata terucap dari mulutnya dan setelah itu diam. Setiba di
lokasi, sebuah rumah yang disewa sebagai tempat tersembunyi dari hidden kamera yang sedang
menguji kelayakan seorang talent untuk berangkat di hajikan gratis sesuai thema acara tersebut.
Helmy memiliki standard yang ketat. Seseorang tersebut bukan ”layak” bukan karena
rekomendasi dari orang lain saja tapi dia harus lulus test. Ini memang memakan biaya, memang
memakan waktu. Tapi inilah kesempurnaan yang menjadi cirinya.
“Mana data shooting talent hidden kamera”, kemarin kemarin katanya lagi. Dalam sekejap kami
menyaksikan video rekaman para talent tersebut di test berbagai cara. Dengan hidden kamera
kita memperhatikan. Ustad ini, bapak anu, ujung2nya tidak ada yang layak. Lalu..saya disuruh
menilai. “Faradhita..kamu lihat tuh yang ditest pas sebelum jumatan..dua ustad..,”helmy keluar
dengan muka merah. Aku menurut perintahnya dan menyaksikan.
Biasa kami menggunakan penguji si rini, specialis penguji. Cantik, dewasa, anggun. Lengkap
dengan jilbab dan kerendahan hatinya. Dia melakukan aksi ujiannya. Di depan ustad yang
dimaksud dia datang jam 11.30, lalu berkata,” saya ada masalah dengan perkawinan, suami
saya..” dan seterusnya dia bercerita sangat meyakinkan.
Sang ustad talent mulai berdalih, mulai mewejang, dan menyaksikan adegan tersebut... aku
sebagai wanita tahu sekali mimik wajah dan gerak mata seseorang yang ber”minat”. Darahku
naik..”kok begini sih?”..ini orang yang terpandang didaerahnya yang direkomendasi banyak
orang. Menggeser duduknya dekat-dekat si rini. Hidden kamera menangkap seluruh adegan
dengan jelas. Dan yang mengherankan...dia abaikan sholat jumat. Huh..hilang sudah rasa di hati,
dasar buaya”, aku berkata dalam hati.
Di video satunya. Setali tiga uang sama saja, malah pake pegang-pegang pundak si rini. Setiap
berapa kalimat menyentuh apalah bagian tubuh si rini, tangan, seperti menepis kotoran dari
jilbab, yang rasanya gak ada apa-apanya. Darah emosiku memuncak. “Gile nih..sama aja..dasar
bandot semua”.,Aku mendadak sangat marah. Aku wanita, tahu banget niat laki-laki macam
itu,emosi banget.
Aku keluar ruang. Helmy nafasnya turun naik dengan cepat. “Gila nih..besok harus naik tayang
jam 4 sore belum ada talent. Dimana rini?”.
“Lagi ada talent, deket sini pak,” seorang staf triwarsana menjawab.
“Nih, lagi kita test. Live tuh di ruang belakang”. bergegas kami melihat. Seluruh krew berharap
harap cemas. Muka semuanya tegang. “Jauh ga k dari sini”, tanyaku. “Engak mbak, paling 500
meter”, Jawab manajer helmy, ibrahim. “Siapa dia”,tanyaku lagi..”dia guru bahasa indonesia, kalo
sore ngajar ngaji”. “Oh..”,jawabku singkat.
Dalam monitor.Terlihat seorang bapak sedang duduk, kelelahan. Habis mengajar ngaji dia. Di
masjid. Masuk si rini. Dengan gaya nya yang meyakinkan dia berkata,” pak, saya ada anak
angkat usianya 8 tahun kelas 2 SD. Saya sudah tidak kuat merawatnya”. Dipotongnya kalimat
ditambah emosinya..”nakal banget pak. Saya mau buang, saya mau kasih bapak saja.” Si rini
menyelesaikan kalimatnya dengan muka memerah. Dan membetulkan jilbabnya. Sehingga
seluruh lekuk tuhnya sengaja terbentuk kesan seksi.
Sang bapak membuang muka, kemudian menunduk sambil menjawab, “aku terima “..”maksud
bapak?”, Kata rini lagi.
“Ya , sini anak itu, aku rawat dia, ini pasti kehendak Allah. Aku ikhlas”, Dia menjawab sambil
tetap menundukkan wajahnya.
Muka rini yang terlihat gugup, “boleh saya beri anak itu hari ini? Rumah kami jauh di tujuh ulu”,
rini menambahkan bobot ceritanya.
Sang bapak memiringkan pantatnya, di rogoh sakunya, ada uang ribuan berlembar-lembar..kira-
kira 15 lembah dia berkata,” uangku hanya segini”.diberikan ke rini semua..”kamu ambil angkot
bawa anak itu kemari..”,tuturnya dengan santun.
Setiap adegan itu kami saksikan dengan tegang, bahkan penduduk sekitar mulai menggerombol
ditempat kami. Sesak udara ruangan monitor. “Ayo kita kesana, full kamera”, kata helmy
memecah ketegangan.
Bergegas kami berangkat. Penduduk sekitar mengikuti gerak krew sebanyak 15 orang 3 kamera,
2 sound boom. Sangat menarik perhatian warga kampung sekitar. Setiba kami di lokasi masjid.
Kamera langsung keluar dari segala penjuru. Sang bapak terkejut. Wajahnya bingung. Kemudian
helmy yahya muncul dengan mengatakan,” alhamdulillah bapak dapat hadiah naik haji gratis!”
Airmataku turun tanpa sebab..aku bertanya pada seorang ibu berdiri sambil menangis..”siapa dia
bu? “,Tanyaku.
.”oh dia pak Rahmat. Dia guru bahasa indoneia di SD sini. Setiap bulan dia memberikan
setengah dari gajihnya untuk membayar anak-anak dengan permen dengan apapun supaya
mereka mau mengaji”, jawab sang ibu sambil menggendok anaknya yang sudah agak besar.
“Iya mbak”, lanjut ibu tadi, “Dan itu dia sudah lakukan 25 tahun kira-kira, saya adalah muridnya
pertama-tama, karena sangat miskin kami tak sanggup belajar tapi dia membimbing kami.
Sekarangpun anak ku belajar ngaji sama pak rahmat. Dan masih diberi bonus hadiah supaya
rajin mengaji”.
Aku tersentak. Aku menyaksikan seorang bapak, yang lagi dipakaikan kain ihrom. Di
kumandangkan talbiah, labaik Allamulabaik oleh separuh warga kampung yang mencintainya..di
arak beramai-ramai dari masjid kerumahnya.
Tempat kediamannya berjarak 200 meter dari masjid. Untuk dipamitkan dan mohon izin ke sang
istri. Setiba dirumah yang masih beralas tanah..sepasang suami istri renta berpelukan..aku masih
mendengar sang bapak berkata,” Allah mengabulkan doa kita bu..aku berhaji..aku yang miskin ini
berhaji...suaranya lirih..mohon izin ya ...”
Siang itu aku sibuk membaca buku resep makanan khusus untuk anak autistik. Ya, Anakku
memang tidak bisa makan sembarang makanan. Salah-salah? anakku bisa berputar-putar
seperti gasing jika ada zat dalam makananya yang tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anakku.
Ditangan sebelah kiri, ada buku Food diary anakku yang aku tulis sejak pertama kali dia
kuperkenalkan pada makanan padat berisi apa saja yang dia cocok untuk tubuhnya, reaksi
alergynya dan mana saja makanan yang tidak cocok dan menyebabkan dia overwhelmed.
Kebayang gak??
Diusia 4 bulan misalnya, kuberikan jeruk bayi pada anakku, Eh, gak lama kemudian dia muntah
dan seluruh tubuhnya seperti dipenuh ULAT BULU. hiiii...
Pernah aku beri dia tomat. Tapi kemudian, berhari-hari dia diare dan uring-uringan. Kuberi dia
susu instant anakku malah jingkrak2, Mengepak-ngepakkan tangannya, persis seperti orang
gila!!! Dia berputar-putar tanpa merasa lelah, dan kemudian mengamuk ketika tidak mengerti
bagaimana cara mengendalikan tubuhnya yang tidak mau diam.
Ahhh, sudahlah life must go on anyway. Kulirik sekali lagi food diarynya.. hmm, hari ini aku harus
mencoba memberinya 5ml putih telur tanpa kuningnya, karena 7 hari yg lalu, dia sudah sedikit
kebal ketika kukenalkan pada telur ayam ini.
Baru saja hendak memasak, tiba2 kudengar jeritannya. Kucari anakku, tapi tidak kutemukan.
Aku keruang setrika dan disana kutemukan anakku sedang nangkring diatas lemari, dengan
setrika panas yang baru saja dicabut oleh BS-nya karena kupanggil untuk membantuku
memasak. Setrika panas ini masih nempel di atas punggung tangan kirinya.!!!
Oh My God!!! *panik*
Dari punggung tangannya mengepul asap. Bau daging panggang begitu segar menempel
dihidungku. Kuangkat setrika itu dari tangannya dan, aduh Tuhan, aku tidak kuat melihatnya.
Sebagian dagingnya menempel dibalik gosokan panas itu :(( :(( :((
AAAAAARRRRGGGHHHH
Sumpah kalau saja ini bukan anakku, aku pasti sudah mati berdiri karena ketakutan. Melihat
daging dari punggung tangannya, yang menempel pada setrika itu. Itu sudah berubah menjadi
putih kekuningan. Dan luka di tangannya juga sudah berubah menjadi putih seperti daging ayam
matang :((
Aku menjerit sekencang-kencangnya. Kupanggil Baby sitternya yang tadi aku suruh untuk
membantuku didapur lalu dengan kesetanan, ku kebut mobilku ke UGD Rumah Sakit, untuk
dirawat secara intensif. Begitu anakku segera tertangani tiba2 aku kehilangan seluruh tenagaku.
AKU PINGSAN!!!
***
Hari itu, lagi-lagi aku sedang mempersiapkan makanannya. Memang khusus untuk makanannya,
aku memutuskan untuk memasak sendiri, karena hanya aku yang tahu berapa gram atau mililiter
porsi makanan yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh anakku.
Sedang membersihkan kompor yang kecipratan makanan tiba-tiba, lagi-lagi kudengar bunyi
benda jatuh. GEDEBUK!!!?
Buru-buru kucari sumber suara itu, memastikan bahwa itu bukan anakku
Damn. Oh Tuhan. Lagi-lagi anakku, dia baru saja terjatuh dan sepertinya kepalanya terantuk
pada pinggir tembok, sehingga kepala sobek dan berdarah. Dia masih berusaha berdiri,
meskipun sempoyongan. Dan sambil berjalan, dia menggaruk luka di kepalanya yang bocor?
Sementara darahnya terus aja mengucur deras, tepat di belakang otak kecilnya.
Tangannya berlumuran darah? Punggung bajunya pun juga sudah berubah menjadi merah oleh
darah. Tapi dia tidak menangis? Dia hanya berjalan sambil menggaruk luka menganga yang ada
dibelakang kepalanya. Aku menjeritttt sekuat2nya. Kepalanya kututupi dengan lap kompor yang
tadi aku pegang.
Tapi itupun gak lama? karena dalam sekejap, lap kompor itu sudah berubah menjadi merah
kehitaman. Aku berteriak panik, "mbak, minta handuk... CEPATTTT!!!"
Dan lagi2 kukebut mobilku ke rumah sakit, langsung menuju UGD. Disana, dokter yang sudah
terbiasa menangani anakku sudah siap menunggu dan segera menjahit kepala anakku.
Dia tidak menangis hanya minta sesuatu yang bulat untuk dia pegang. Dan setelah dijahit
dengan 8 (delapan) jahitan Hatikupun sedikit lega. Seluruh persendianku serasa dicopot dari
tubuhku, dan tanpa sadar lagi-lagi aku PINGSAN.
***
Terlalu banyak cerita haru dan berurai airmata yang kami harus jalani. Berkali-kali jantung kami
harus terpacu 100x lipat manakala mereka melakukan hal-hal yang tanpa mereka sadari
mencelakai diri mereka sendiri.
Tapi ini bukan keluhan kok, karena saya selalu sadar. Tuhan itu ARSITEK YANG AGUNG.
Karyanya tidak pernah gagal. Tidak satupun makluk yang diciptakannya, yang merupakan produk
gagal. Jadi ketika dia menciptakan seorang bayi yang memiliki kekurangan, dia tidak pernah lupa
untuk menitipkan KELEBIHAN pada anak ini.
So, buat semua orang tua, berhentilah mengeluhkan kekurangan anak kita, mari bantu mereka
untuk menemukan kelebihan mereka.
Anakku memang Autistik, tapi aku bangga setiap kali menceritakan bahwa anakku autis. Aku
bangga setiap kali menceritakan bagaimana proses menangis berdarah-darah itu, sudah Tuhan
ubah menjadi Senyum sukacita dan bangga yang luar biasa.
Selalu ada haru yang menyesakkan dadaku, manakala mendengarkan tangan2 mungilnya
menari2 dengan lincah diatas tuts2 piano, mendengarnya bercakap2 dalam bahasa Inggris,
seolah yang kudegar
ini adalah anak bule asli yang nyasar dalam tubuh putriku.
Namun, dibalik itu walaupun bangga selalu tersisa rasa risih dan tidak nyaman, kalau tidak ingin
dibilang
tersinggung manakala mendengar orang-orang bercanda dengan menggunakan kata "Autis".
Minggu yang lalu sahabat saya menyelenggarakan pesta ultah disebuah resto terkenal, salah
satu teman kami, sibuk dengan BB-nya, sehingga teman yang lain menegur begini.."Tuh, liat tuh
sill...autis banget khan dia?? KAYAK ANAK LOE khan?? Loe marahin deh sil.. marahin sil...
Coba loe terapi dulu nih dia, biar sembuh kayak anak loe" Dan semua lalu tertawa terbahak-
bahak?
Saya??? hmmm? Cuma bisa senyum kecut, karena tidak ingin merusak suasana Pesta Ulang
Tahun sahabat saya *doh*
Well, saya tahu mereka hanya bercanda, namun biar bagaimanapun, saya sudah merasakan dan
tahu betul sulitnya membesarkan anak autistik.
Semoga artikel ini semakin mencerahkan teman-teman mengapa orang sepertinya terlalu over
campaign dengan gerakan "Stop Using Autism on our daily jokes" ini.
Semoga berkenan.
View: Full | Compact
Kisah-kisah Inspiratif's Notes
Kehilangan
Share
Monday, September 14, 2009 at 7:00am
MyFriendz...Aku mau sharing mengenai sebuah kisah menarik dari buku yang sedang kubaca
"TALENT IS NEVER ENOUGH" karya John C. Maxwell yang mungkin berguna dan bermanfaat
untuk kalian. Mungkin kamu pernah menonton America's Most Wanted, program televisi yang
melakukan reka ulang kisah-kisah kejahatan dan memotivasi para pemirsanya untuk menolong
pihak yang berwajib mencari dan menangkap para pelaku kejahatan, yang sering kali merupakan
penjahat sadis. Pembawa acara program ini adalah John Wals.
Mungkin kamu mengira John Wals adalah seorang jurnalis atau aktor, seorang yang professional
dalam dunia pertelevisian tetapi sebenarnya tidak demikian. Ini adalah kisah yang dialami John
Wals.
John awalnya memiliki usaha sendiri bersama tiga orang mitranya, mereka melakukan
pembangunan berbagai hotel mewah. Tetapi suatu hari putra John diculik, tetapi karena tidak
ada bukti tentang kejahatan tersebut, pihak berwenang lambat untuk menolong John dan istrinya
dalam menemukan putra mereka. Mereka mencari selama enam belas hari, dan tragisnya anak
laki-laki tersebut ditemukan dalam keadaan tewas.
Kehidupan John hancur sebagaimana keadaan hatinya karena kehilangan buah hati yang
dikasihinya. Berat badannya turun drastis, rumahnya disita, bahkan bisnisnya hancur. Ia telah
kehilangan semua harapan. Hingga suatu hari John bertemu dengan Dr.Ronald Wright, seorang
ahli koroner didaerahnya yang bertanya padanya, "Anda sedang berpikir tentang bunuh diri,
bukan?"
"Untuk apa lagi saya harus hidup," jawab John. "Saya tidak mempunyai apa-apa. Anak saya
satu-satunya telah dibunuh. Saya bahkan tidak bisa bicara dengan istri saya. Saya tidak
mempunyai pekerjaan, rumah saya disita, seluruh hidup saya berakhir."
"Tidak, tidak demikian," jawab Dr.Ronald. "Anda fasih berbicara. Anda bisa menyusun sebuah
kampanye terbesar untuk anak hilang dalam sejarah Florida. Pergilah dan berusahalah untuk
mengubah segala sesuatu."
John berkata bahwa itu adalah nasihat terbaik yang ia pernah dapatkan dari siapapun. Itu
memberikannya sebuah tujuan hidup. Dan tujuan hidup itu memberikannya lebih dari sebuah
alasan untuk tidak bunuh diri. Itu memberinya kekuatan untuk melayani dan menolong orang lain.
Pada tahun 1988, ia memulai acara America's Most Wanted yang masih terus berlanjut hingga
saat ini. Acara itu telah berjasa atas penangkapan 1050 penjahat dan juga empat belas nama
yang terdaftar dalam FBI's Most Wanted, dan juga menyelamatkan puluhan anak-anak yang
hilang. John menemukan tujuan hidupnya saat dia berada di lembah terdalam kehidupannya, dan
dia berhasil bangkit dan bahkan menjadi berkat bagi banyak orang.
Perjalanan hidup kita pun pasti pernah mengalami yang namanya kehilangan, bukan...? Misalnya
seperti kisah di atas, kehilangan salah satu orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya. Dan
reaksi kita dari kehilangan pun berbeda-beda, bukan...? Dan seringkali lebih banyak kekecewaan
daripada kebangkitan dari kehilangan tersebut. Mengapa...? Karena kita masing-masing
dilahirkan dengan potensi yang berbeda, dengan bakat yang berbeda, dalam lingkungan yang
berbeda, dan cara pandang yang berbeda tentang kehidupan.
Cara yang tepat untuk mengukur seberapa jauh diri kita telah berkembang dan maju adalah
membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita dimasa lalu. Apakah kamu hari ini lebih bisa
mengontrol emosi dibanding bulan lalu...? Apakah kamu hari ini lebih bijaksana dibanding
setahun yang lalu...?
Intinya adalah kamu dan aku mempunyai potensi dan standard yang berbeda. Adalah tidak
bijaksana kalau membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika
dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standard dirimu sendiri. Seperti John
Wals yang bangkit dari keterpurukannya dengan menentukan tujuan hidupnya sehingga bisa
mencapai potensi yang dia miliki, hal yang sama juga dapat kamu lakukan, ketika kamu
menentukan tujuan hidupmu lalu selanjutnya dengan berdoa, berusaha dan berjuang maka kamu
akan mencapai potensi maksimal kamu. Ingatlah bahwa jati diri seseorang juga dapat dilihat dari
keberanian bertanggungjawab terhadap apapun yang terjadi di kehidupannya.
Warmest Regards,
Michael
"I Try Not Become A Man Of Success But Rather To Become A Man Of Value, Significance,
Quality & Inspiration In Life"
"God Has Not Called Me To Be Successful But He Has Called Me To Be Faithful"
"If I Die Tomorrow..I'd Be Alright..Because I Believe..That After I'm Gone..The Spirit Carries
On..."
Aku baru saja pulang dari rumah sakit pusat yang mengobati KANKER untuk daerah Torino dan
sekitarnya. Sambil membawa hosti setelah aku memimpin Perayaan Ekaristi di sana (yang hanya
dihadiri oleh segelintir umat).
Ketika kamar pertama ku masuki, sambil sebelumnya aku berujar," bisakah aku masuk untuk
menyapamu?"
Kalau si sakit bilang iya, baru aku masuk. Sore ini tidak sedikit yang berkata : TIDAKKKK....
Kulihat seorang ibu, tanpa rambut di kepalanya, sudah menjalani kemo untuk kesekian kalinya.
Dengan mata nanar dia menyapaku. Aku perkenalkan diriku, Saya Don Josepe, pastor dari
Indonesia, senang berjumpa dengan anda..... Ada sedikit gurat senyum di matanya.
Ketika aku tanya, apakah anda mau menerima komuni kudus, dia menganggukan kepalanya.
Lalu kami berdoa sebentar.... dan dia menyambut tubuh Kristus. setelah doa sebentar... dia pun
tertidur...
aku dengar dari seorang perawat bahwa kesembuhannya sangatlah lambat..... stagnan..... tidak
ada perkembangan dan begitu begitu saja....
Kamar kedua ku masuki, ketika salamku kuucapkan... sama seperti di atas.... ibu itu
menyambutku dengan dingin.... menyalamiku seadanya. Ketika kutawari komuni kudus, dia
langsung dengan cepat berkata : NO..... jawaban singkat, padat, dan tidak jelas.... yang
membuatku tersentak.
Lalu aku hanya menyapanya dan berkata : Sampai jumpa. lalu diapun kembali tertidur....
Perawat mengatakan : kesembuhannya makin hari semakin merosot... tidak tidak mau makan,
bahkan tidak mau bicara... sehari hari nya mengeluh dan mengeluh.....
Senyum cerianya menyambutku sebelum aku mengatakan bahwa aku seorang imam dari
indonesia. Dia menyalamiku dengan semangat dan di matanya ada semangat hidup yang
membara....
Dia melihatku membawa pixis (tempat hosti), langsung dia berkata : bolehkah aku menyambut
komuni kudus. Aku terhentak kaget. Dia berdoa khusuk sekali, kulihat rosario di tangannya.
Mungkin ketika aku datang dia sedang berdoa rosario....
Dia sangat berterima kasih atas kunjunganku, senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya yang
pucat dan ada selang yang menjulur sampai lehernya.
Perawat mengatakan : semakin hari dia semakin membaik keadaannya , dibandingkan pertama
kali dia datang untuk kemo....
Dari 3 pasien kanker kronis yang aku kunjungi, aku belajar sesuatu ketika menghadapi
pertanyaan2 yang berputar-putar di kepalaku sejak tadi siang......
seseorang yang berhenti berharap, atau takut untuk berharap, sama seperti badannya masih ada
di dunia tetapi jiwanya mati.
Termasuk ketika menyikapi masa lalu yang gelap sekalipun, terhadap dosa TERBERAT yang
pernah dilakukan. Kunci untuk mengalahkan semua itu adalah seseorang mempunyai
HARAPAN, atau seseorang memberi HARAPAN kepada orang yang mengalami kegelapan
dalam hidupnya, bahwa dia dipercaya bisa lebih baik dari sebelumnya.
Dengan harapan yang kokoh, seseorang belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama,
minimal dia berjanji pada diri nya sendiri untuk hidup lebih baik.
Bukankah KASIH, IMAN DAN HARAPAN menjadi 3 simpul yang membuat manusia menjadi lebih
berarti di mata Allah. Yesus Kristus hadir di dunia, hidup di tengah manusia untuk menawarkan
suatu harapan yang tidak dapat ditawarkan oleh dunia.... yaitu HARAPAN AKAN
KESELAMATAN, AKAN HIDUP YANG LEBIH BERNILAI yaitu HIDUP UNTUK ALLAH DAN
SESAMA........
Len, yang saat itu baru berumur tiga tahun, selalu membuntuti saya ke mana pun saya pergi.
Ketika saya berhenti untuk mengerjakan sesuatu dan berbalik mundur, maka secara tdak
sengaja saya akan menginjak kakinya sebab ia berada tepat di belakang saya tanpa
sepengetahuan saya. Beberapa kali hal ini terjadi, dan saya dengan sabar selalu menganjurkan
aktivitas lain yang tentunya akan lebih menyenangkan untuk dia lakukan. "Tidakkah kamu suka
bermain ayunan? saya bertanya lagi.
Tetapi ia hanya memberikan sebuah senyuman yang sangat polos dan berkata, "Oh, tidak apa-
apa, Ibu. Saya lebih senang berada di sini bersamamu." Kemudian dia dengan hati yang riang
gembira kembali berlari dan mengikuti saya lagi.
Setelah saya menginjak kakinya untuk yang kelima kalinya, saya mulai menjadi tidak sabar dan
mendesaknya untuk pergi ke luar dan bermain dengan anak-anak lainnya. Ketika saya
menanyainya mengapa ia berbuat seperti itu terus, ia memandang saya dengan matanya yang
hijau indah dan berkata, "Begini, Ibu, di sekolah guru mengajar saya untuk berjalan mengikuti
jejak Yesus.
Tetapi saya tidak dapat melihat Dia, jadi saya berjalan mengikuti jejak ibu."
Saya mendekap Len dalam tangan saya dan memeluknya erat-erat. Air mata kasih dan
kerendahan hati mengalir ke luar bersama dengan doa yang saya panjatkan dalam hati saya -
sebuah doa syukur untuk hal yang demikian sederhana, suatu harapan indah dari seorang anak
laki-laki yang berusia tiga tahun.
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis,
protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama,
yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar?
Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The HealingStories karya GW Burns berikut ini,
dapat memberikan inspirasi.
Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa
putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit.
Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah,
ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan
pangan.
Anak anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak
dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan
kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan,
yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu.
Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa.
“Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran.
Renungan :
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan.
Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa
sukses hanyalah TITIPAN Tuhan.
Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam
kepedihan yang berlebihan?
kiriman Ivonne
Updated about a month ago
Ada satu cerita yang menonjol dalam kenanganku di antara banyak cerita
yang disampaikan ayahku kepadaku. Pada suatu hari, ayahku mengantar
majikannya ke sebuah kota lain untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis.
Sebelum masuk ke kota itu, mereka berhenti untuk makan sandwich sebagai
ganti santap siang.
Ketika mereka sedang makan, beberapa orang anak lewat, masing- masing
menggelindingkan sebuah roda yang terbuat dari kaleng. Salah seorang di
antara anak-anak itu pincang. Setelah memperhatikan lebih dekat, majikan
ayahku tahu bahwa anak itu menderita club foot. Ia keluar dari mobil dan
menghentikan anak itu.
"Dan aku harus memotong sepatuku supaya agak enak dipakai. Tapi aku
sudah ketinggalan. Buat apa tanya-tanya? "
"Mm, aku mungkin ingin membantu membetulkan kakimu. Apakah kamu mau?"
"Tentu saja," jawab anak itu. Anak itu senang tetapi agak bingung
menjawab pertanyaan itu.
"Datangi orang tua anak itu siang ini juga dan lakukan yang terbaik
untuk mendapatkan izin dari orang tuanya agar aku dapat mengusahakan
operasinya. Urusan administrasinya biar besok saja. Katakan, aku yang
menanggung seluruh biayanya."
Rumah kecil tempat Jimmy dan keluarganya tinggal sudah harus di cat
ulang dan diperbaiki di sana sini. Ketika memandang ke sekeliling,
ayahku melihat baju compang-camping dan bertambal-tambal dijemur di
seutas tali di samping rumah. Sebuah ban bekas digantungkan pada seutas
tambang pula pada sebuah pohon oak, tampaknya untuk ayunan.
Seorang wanita usia tiga puluh limaan menjawab ketukan pintu dan membuka
pintu yang engselnya sudah berkarat. Ia tampak kelelahan, dan tampangnya
menunjukkan bahwa hidupnya terlalu keras.
"Selamat siang," ucap ayahku memberi salam. "Apakah Anda ibu Jimmy?"
"Tidak, Bu. Saya mewakili seorang yang sangat kaya raya yang ingin
mengusahakan kaki anak Anda dioperasi agar dapat bermain seperti
teman-temannya. "
"Apa-apaan ini, Bung? Tak ada yang gratis dalam hidup ini."
Masih belum bebas dari rasa terkejut, orang tua Jimmy saling memandang
di antara mereka. Tampaknya mereka masih belum yakin.
"Ini kartu nama saya. Saya akan menyertakan sebuah surat kalau nanti
saya mengirimkan dokumen-dokumen perizinan. Semua yang telah kita
bicarakan akan saya tuliskan dalam surat itu. Andai kata masih ada
pertanyaan, telepon atau tulis surat ke alamat ini." Tampaknya sedikit
banyak ini memberi mereka kepastian. Ayahku pergi. Tugasnya telah ia
laksanakan.
Operasi-operasi itu sukses. Jimmy menjadi anak paling disukai oleh para
perawat di bangsal ortopedi rumah sakit itu. Air mata dan peluk cium
seperti tak ada habisnya ketika ia akhirnya harus meninggalkan rumah
sakit itu. Mereka memberikannya sebuah kenang-kenangan, sebagai tanda
syukur dan peduli mereka... sepasang sepatu baru, yang dibuat khusus
untuk kaki "baru"nya.
Jimmy dan ayahku menjadi sangat akrab karena sekian kali mengantarnya
pulang dan pergi ke rumah sakit. Pada kebersamaan mereka yang terakhir,
mereka bernyanyi-nyanyi, dan berbincang tentang apa yang akan diperbuat
oleh Jimmy dengan kaki yang sudah normal dan sama-sama terdiam ketika
mereka sudah sampai ke rumah Jimmy.
Sebuah senyum membanjiri wajah Jimmy ketika mereka tiba di rumah dan ia
melangkah turun dari mobil. Orangtua dan dua saudara laki- lakinya
berdiri berjajar di beranda rumah yang sudah tua itu.
"Diam di sana , " seru Jimmy kepada mereka. Mereka memandang dengan
takjub ketika Jimmy berjalan ke arah mereka. Kakinya sudah tidak pincang
lagi.
Peluk, cium dan senyum seakan tak ada habisnya untuk menyambut anak yang
kakinya telah "dibetulkan" itu. Orang tuanya menggeleng- gelengka n
kepalanya sambil tersenyum ketika memandangnya. Mereka masih tidak bisa
percaya ada orang yang belum pernah mereka kenal mengeluarkan uang
begitu banyak untuk membetulkan kaki seorang anak laki-laki yang juga
tidak dikenalnya.
Dermawan yang kaya raya itu melepas kacamata dan mengusap air matanya
ketika ia mendengar cerita tentang anak yang pulang ke rumah itu.
"Kerjakan satu hal lagi, " katanya, "Menjelang Natal, hubungi sebuah
toko sepatu yang baik. Buat mereka mengirimkan undangan kepada setiap
anggota keluarga Jimmy untuk datang ke toko mereka dan memilih sepatu
yang mereka inginkan. Aku akan membayar semuanya. Dan beritahu mereka
bahwa aku melakukan ini hanya sekali. Aku tidak ingin mereka menjadi
tergantung kepadaku."
" Ada kebahagiaan yang kita rasakan dari menolong orang lain" (Paul Newman)
'BRAHM' Katanya..
'Saya ingin memberi tahu Anda bahwa saya tidak melakukan Kejahatan yang membuat saya
terkunci di penjara ini..
Saya tidak bersalah..
Saya tahu beberapa penjahat mungkin akan mengatakan hal yang sama & berbohong,
Tetapi saya mengatakan yang sebenarnya kepada Anda..
Saya tidak akan berbohong kepada Anda, BRAHM,
Tidak kepada Anda'
Ketika kita dibuat menderita oleh suatu alasan yang tidak jelas,
Belum2 kita sudah mengerang..
Bahkan terkadang mengalami Depresi & kita berpikir :
'Ini tidak adil !
Mengapa aku?'
(AJAHN BRAHM)
Updated about a month ago
Namun ada yang lebih buruk, yakni rasa cemas dan khawatir. Pertanyaan-pertanyaan yang
muncul adalah:" "bagaimana jika aku di PHK?",Bagainama jika suamiku mati mendadak?"
Bagaimana jika aku tidak mampu menyekolahkan anak-anakku?" Bagaimana jika saham turun?"
dst dst... Begitu banyak pertanyaan "bagaimana jika... " hingga kita menjadi buta dan tuli. Kita tak
mampu menikmati keindahan bunga di taman, senyum tulus anak-anak di pinggir jalan..
Musuh kita yang besar ternyata adalah hantu " seharusnya" dan hantu "Bagaimana jika" Yang
satu menarik kita ke masa lalu yang sudah lewat, yang lain mendorong kita meraih mada depan
yang tidak pasti.
Bagi orang yang BERIMAN kita diminta untuk hidup untuk saat ini. Tuhan adalah Tuhan saat ini.
Tuhan adalah Tuhan pada SAAT INI entah susah atau derita, entah mudah atau sukar. (Henry J
M Nouwen)
Ketika tiba di depan rumah, aku melihat 2 orang ibu tua penjual daun jati. Rasa ingin tahuku
mulai timbul, kucoba untuk mendekati mereka dan bertanya dari mana daun sebanyak itu
berasal. Ternyata berasal dari pinggir hutan yg aku tahu jaraknya sekitar 20 km. Aku berpikir, gila
juga ibu-ibu itu memanggul daun jati seberat ±40 kg dipunggungnya dan berjalan dgn terbongkok
melewati jalan berbatu dan gelap.... dan sewaktu kulihat mereka tidak memakai alas kaki. Ya
ampuun, seperti apa ya rasanya ?
Ternyata mereka sedang melepas lelah di tempat yg bersih dan terang. Rupanya mereka juga
hendak mengisi perut. Aku masukkan mobil ke garasi. Selintas terlihat olehku lauk mereka yang
membuat aku seperti dicelikkan....hanya nasi putih, sambal dan tempe sebesar kelingking.
Sambil menurunkan barang-barangku, aku mendengar mereka sesekali tertawa yang seakan
tanpa beban...timbul penyesalan kenapa aku tadi menggerutu kpdNYa.
Aku makin penasaran dan keluar lagi membawa roti yang tadi aku beli untuk kuberikan kepada
mereka. Aku ajak mereka ngobrol. Ternyata mereka bekerja dari siang hari memetik daun
tersebut, menata, mengikatnya dan membawanya ke kota, hanya demi 40 ribu rupiah. Mereka
hanya tahu menjual daun jati dan pekerjaan lain mereka tidak mampu.
Duuh benar-benar kejadian ini membukakan mataku. Jika mereka saja sanggup mensyukuri,
melakukan pekerjaan seperti itu tanpa mengerutu dan masih banyak senyum, mengapa aku tidak
??
Theofilus Handoko
Updated about a month ago
Seorang Lelaki berlari tunggang langgang, dikejar oleh seekor Macan di Hutan..
Macan dapat berlari lebih cepat daripada Manusia & mereka juga makan Manusia
Macan itu sedang lapar ;
Lelaki itu dalam kesulitan..
Segera saja dia sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal..
Sumur itu kering & di dasarnya, dia melihat segulung besar Ular hitam..
Secara naluriah dia menggapaikan lengannya untuk meraih tepi sumur & tangannya menemukan
sebuah akar pohon yang mampu menahan laju kejatuhannya..
Ketika dia telah merasa cukup tenang, dia melihat si Ular Hitam menjulurkan tubuhnya setinggi
mungkin untuk mencoba menyerang kakinya, tetapi kakinya sejengkal lebih tinggi..
Dia lalu mendongakkan kepala & melihat si Macan mencondongkan tubuhnya di bibir sumur
untuk mencoba mencakarnya dari atas ;
Tetapi tangannya sejengkal lebih jauh dari cakar si Macan..
Pada salah satu dahan pohon yang menjuntai dari atas sumur,
Terdapat sebuah sarang Lebah,
Madupun mulai menetes jatuh ke dalam sumur..
Melihat tetesan madu,
Lelaki itu menjulurkan lidahnya untuk menangkap tetesan madu tersebut..
'Mmmm, Sedap sekali !'
Dia berkata kepada dirinya sendiri & tersenyum..
Sering dalam kehidupan ini kita bagaikan Terjebak di antara Macan lapar & Ular Hitam,
Di antara Kematian & sesuatu yang lebih buruk,
Dengan Siang & Malam (kedua tikus) mengunyah2 seutas tali Kehidupan tempat kita
bergantung..
Part 2 :
Si Ular Hitam pun terus menjulur2 kan tubuhnya makin dekat dengan kaki si Lelaki ;
Sementara si Macan terus mencondongkan tubuhnya lebih dalam lagi, hingga cakarnya nyaris
menjangkau tangan si Lelaki..
Lalu si Macan dengan penuh Semangat mencondongkan kembali tubuhnya lebih dalam lagi..
Tiba2 Macan terjatuh ke dalam Sumur,
Meluncur melewati Lelaki itu
& Menimpa si Ular sampai mati..
Macan itupun sekarat di dasar Sumur..
(AJAHN BRAHM)
KEHIDUPAN tak akan pernah luput dari masalah, pencobaan & penderitaan..
Kebanyakan orang (termasuk aku) melihat hanya dari segi Derita, Nestapa, Masalah, Cobaan
tersebut..
Sehingga dalam HIDUP tak ada SUKA CITA,
Hanya ada Kesedihan, Duka, Amarah, Kejengkelan & Perasaan2 Negatif lainnya..
Tak heran, sering kita temui orang2 yang mengalami Depresi, Penyakit Psikosomatis,
Bahkan sampai Bunuh Diri..
Setelah rombongan tadi masuk, Clark dan Ayahnya segera bergegas pulang.
Ya, mereka batal nonton sirkus, karena uang Ayah Clark sudah diberikan
kepada Bapak 8 anak tadi.
Malam itu, Clark merasa sangat bahagia.
Ia tidak dapat menyaksikan sirkus, tapi telah menyaksikan dua orang Ayah hebat.
Dari cerita diatas, ada dua kebahagiaan yang terjadi dalam aktifitas memberi.
Yaitu kebahagiaan bagi yang menerima, dan sekaligus kebahagiaan yang diperoleh
si pemberi.
Bapak 8 anak yang “diselamatkan” oleh Ayahnya Clark, tentu pada saat itu akan
merasa sangat bahagia.
Tapi Ayah Clark sendiri juga merasakan kebahagiaan yang sangat luar-biasa.
Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini
berjalan, mengalir.
Orang-orang jaman dahulu rupanya sangat memahami hal ini.
Misalnya uang, alat tukar, dalam bahasa Inggris disebut currency,
yang akar katanya adalah bahasa latin currere yang artinya mengalir.
1. Hadiah.
Kemanapun Anda pergi untuk bertemu dengan seseorang,
usahakan membawakan suatu hadiah, apapun bentuk hadiah tadi.
Hal ini sebenarnya sudah diajarkan oleh orang tua kita jaman dahulu,
namun sering kita lupakan.
Perhatikan saja, orang tua kita dahulu setiap berkunjung ke rumah
teman atau saudara selalu membawa oleh-oleh.
Anda juga bisa memulai kebiasaan ini.
Mungkin sekedar membawa sebungkus coklat, bunga atau doa.
Ya, kalaupun terpaksa tangan Anda kosong, berikan doa ketika
Anda bertemu dengan seseorang.
2. Bersyukur.
Syukuri setiap pemberian yang Anda terima hari ini.
Lho, bagaimana jika hari ini saya tidak menerima pemberian apa-apa?
Salah, Anda pasti menerima sesuatu dari alam semesta.
Mulai dari udara pagi yang cerah, sinar matahari yang hangat,
sapaan tetangga yang ramah, bahkan teguran dari orang tidak dikenal,
bertemu teman lama yang Anda rindukan, dan masih banyak lagi.
Ya tentu lebih konkret lagi apabila tiba-tiba hari ini ada yang memberikan
handphone atau iPod baru kepada Anda.
Jelas Anda harus syukuri apa yang Anda terima.
3. Cinta.
Berkomitmenlah untuk selalu berbagi apa yang Anda sebetulnya bisa
berikan setiap saat : Cinta.
Mungkin Anda langsung tertawa.
Ah, kalau cuma cinta saya sudah berikan setiap saat untuk keluarga saya.
Mungkin Anda benar.
Yang harus Anda ingat adalah seperti kata Stephen Covey, Cinta adalah
kata kerja, bukan kata benda.
Artinya, harus di praktek-kan.
Ya, kalau Anda sudah memiliki cinta untuk orang-orang terdekat Anda,
praktek-kan.
Berapa kali Anda dalam sehari memeluk dan mengusap kepala anak Anda?
Berapa kali Anda dalam sehari mengucapkan bahwa Anda sayang suami/
istri Anda?
4. Tawa.
Ini bukan hal sepele.
Tertawa adalah ekspresi kebahagiaan.
Bantulah orang-orang di sekitar Anda mengekspresikan rasa bahagia
melalui tertawa.
Berapa kali dalam sehari Anda tertawa?
Tahukan Anda bahwa seorang anak tertawa rata2 150 kali dalam sehari,
dan orang dewasa hanya 15 kali dalam sehari.
Bergembiralah, bagikan tawa di rumah Anda, jika tidak nanti anak Anda
lebih menyukai Mas Tukul daripada Anda.
5. Pengetahuan.
Anda pasti tahu sesuatu lebih baik dari seseorang.
Mungkin Anda jago mengurus ikan Arwana, bagikan.
Anda pintar dalam mengurus tanaman Aglonema? Bagikan.
Anda pintar memasak, tulis resep dan bagikan.
Bagikan pengetahuan Anda, karena pengetahuan adalah gift
dari Yang Maha Kuasa.
"It is from numberless diverse acts of courage and believe that human history is shaped. Each
time a man stands up for an ideal, or acts to improve the lot of others, or strikes out against
injustice, he sends forth a tiny ripple of hope, and crossing each other from a million different
centres of energy and daring, those ripples build a current which can sweep down the mightiest
walls of oppresion and resistance"
From a speech at the Day of Affirmation, University of Cape Town South Africa, June 1963
Terjemahan bebas :
"Adalah dari tak terhitung banyaknya aksi yang berdasarkan keberanian dan keyakinan, sejarah
manusia itu dibentuk. Setiap kali seorang manusia mempertahankan sebuah cita-cita kebenaran,
atau melakukan aksi untuk meningkatkan kualitas kehidupan banyak orang, atau berjuang
melawan ketidakadilan, ia mempersembahkan sebuah riak kecil pengharapan. Riak pengharapan
ini bersilangan dan saling bertemu dengan jutaan pusat-pusat energi dan keberanian lainnya,
sehingga riak-riak kecil itu bersatu membangun sebuah gelombang perkasa yang mampu
menyapu dan menghancurkan tembok-tembok kokoh penindasan dan kemapanan "
Sayu Putu
bersatu kita teguh, bercerai berantakan; bersatunya riak kecil pengharapan, membangun sebuah
gelombang perkasa.....dahsyat.....
September 10 at 11:15pm · Report
Sony Wijaya
kata-katanya bagus. tapi kalau salah diterapkan bisa bahaya nih.
September 11 at 9:50am · Report
Kebahagiaan dalam memberi
Share
Wednesday, September 9, 2009 at 7:04pm
Siang itu kami mewakili Vidya Sanggraha mengantarkan buku-buku yang disumbangkan
oleh para member ke Bale Baca di daerah Depok. Saat kami datang, anak-anak sedang
asik bermain, terlihat ceria sekali suasananya. Awalnya malu-malu, namun tak lama
kemudian buku-buku yang kami bawa langsung dibongkar dan dibaca beramai-ramai.
Antusiasme dan keceriaan mereka benar-benar menggugah hati kami dan membuat kami
lebih bersemangat lagi dalam berbagi. Benarlah kata pepatah yang mengatakan : "Dengan
memberi, maka kamu akan menerima". Bahkan rasanya kami menerima jauh berlipat-lipat
dibandingkan dengan apa yang kami berikan.
Maukah anda bergabung bersama kami, untuk dapat merasakan kebahagiaan yang sama ?
Anda dapat berpartisipasi dengan memberikan sebagian dari berkat yang anda terima
melalui pemberian buku-buku bacaan baik baru maupun bekas yang akan kami salurkan
ke daerah-daerah yang membutuhkan.
Saat ini buku-buku sumbangan member sudah kami salurkan ke berbagai taman baca di
Mentawai, Maumere, Depok, Cianjur, Solor, Sindangkerta-Bandung. Namun masih banyak
lagi daerah-daerah yang tidak terjangkau bahan bacaan yang menanti uluran tangan anda
sekalian.
Dheanty Oche
apa yg kita tabur adalah apa yg akan kita tuai dan terima
September 10 at 6:32pm · Report
Willianto Chayadi
"semoga semua mahkluk berbahagia"
September 10 at 11:27pm · Report
Honest Failure
Share
Wednesday, September 9, 2009 at 4:35pm
Updated about a month ago
Angelia Lie
banyak orang lebih bangga di suruh mencuri...dari pada menolak mencuri.....inilah orang 2 yang
hidup dalam topeng...executive " "
September 11 at 8:41pm · Report
God's Boxes
Share
Wednesday, September 9, 2009 at 2:55pm
I have in my hands two boxes,
aku mempunyai dua kotak di tanganku
Apa yang membuat anda menjadi anda, apa yang membedakan anda dengan orang lain?
Faktor2 apa pembentuk jati diri seseorang?
Pertama, we are shaped by the book we read. Kita itu dibentuk dari buku yang kita baca. Ini
adalah hasil pemikiran filsof yang suka membaca. Aliran dan kesukaan bukunya apa, maka itulah
yang bakalan membentuk kita sebagai orang yang berbudaya dan mempunyai pemikiran. Kalau
bacaannya buku-buku politik, maka Anda akan terbentuk sebagai orang yang suka dengan hal-
hal politik. Kalau suka membaca buku humor, maka Anda akan menjadi orang yang humoris.
Kalau suka membaca buku akademis, maka Anda akan menjadi orang yang akademis.
Kedua, we are shaped by the people we meet. Kita ini dibentuk dari orang-orang yang ada di
sekeliling kita. Kita dibentuk oleh orang tua, teman, kolega, bos, atau pun anak buah kita. Kita
terbentuk oleh orang-orang di sekeliling kita.
Ketiga, we are shaped by the though we think. Kita dibentuk oleh cara kita berpikir, filosofi,
pandangan, dan keagamaan kita akan kehidupan. Maka kita dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan
kita berpikir.
Terakhir, we shaped by the action we perform. Kita dibentuk oleh tindakan, kelakuan kita dan
kebisaaan kita dalam melakukan sesuatu.
Jadi inilah empat hal yang akan membentuk kita yaitu buku yang kita baca, orang yang kita
temui, cara kita berpikir dan tindakan-tindakan yang kita lakukan.Nah, kalau ingin sukses,
cobalah untuk membentuk diri kita dengan cara yang positif. Cobalah untuk mempengaruhi diri
sendiri supaya bentuk yang diterima atau jadinya nanti adalah bagus.
Pertama yang harus kita lakukan adalah membaca buku-buku bermutu yang membuat kita lebih
sukses. Kedua, carilah teman, sahabat, atau network yang berguna dan bisa membawa
kesuksesan kita. Tidak hanya berteman kepada orang yang senang saja, tetapi juga berteman
kepada orang yang bisa membawa kesuksesan kita, karena saya percaya bahwa kesuksesan itu
dapat ditularkan kepada orang lain. Jadi kalau Anda dekat dengan entrepreneur, maka Anda
akan ketularan menajdi entrepreneur. Kalau Anda dekat dengan orang creative, maka Anda akan
ikut creative. Kalau berkumpul dengan orang yang semuanya merokok, maka Anda akan turut
merokok. Sekali lagi Anda dibentuk oleh orang-orang yang ada di sekeliling kita. Pilihlah orang itu
supaya dapat sama dengan tujuan hidup Anda.
Ketiga, cobalah Anda mempunyai pikiran-pikiran yang positive, mau maju, selalu memikirkan
tentang sukses dan bukan dipengaruhi oleh pikiran yang negative yang selalu iri, dengki dan
tidak mau maju. Terakhir Anda harus melakukan action dari hari ke hari untuk mencapai
kesuksesan. Anda harus dibentuk oleh empat hal ini secara positive.
Kalau segala tindakan Anda mencerminkan nilai positive dalam kehidupan, maka Anda pun akan
menjadi lebih positive dan terbentuk sebagai orang posistive yang akan mencapai kesuksesan.
Kalau kita tidak bertindak, maka apapun yang kita pikirkan hanya menjadi angan2 dan tidak akan
ada hasil apapun. Semua hasil akhir kita ditentukan oleh keputusan dan tindakan2 yang kita
lakukan. Salam sukses untuk semua.
Tanadi Santosa
Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah
terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya.
Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk
diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.
Didorong olehrasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan
piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, Twinkle2
Little Star.
Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Allah di samping kita, semua
yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi bila Allah ada di samping kita,
sesederhana apapun hal yang kitalakukan hal itu akan menjadi hebat dan
baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di
sekitar kita.
Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Allah yang selalu menyertai
kita.
Updated about a month ago
Orang kedua membuka bekalnya. Juga dengan muka muram dia ngoceh, “Setiap hari aku
dikasih makan tempe. Tempe tempe tempe seumur hidupku. Besok kalau aku dikasih tempe lagi,
aku akan terjun dari gedung ini juga.”
Orang ketiga membuka makan siangnya. Dia juga pasang muka kecewa. “Tiap hari aku makan
tahu. Besok kalau aku makan tahu lagi, aku juga akan terjun dari gedung ini.”
Ketiga sahabat inipun dimakamkan berdampingan. Istri dari ketiganya bertemu saat pemakaman.
Istri orang pertama dengan berlinangan air mata berkata, “Aku tidak tahu kalau dia begitu
membenci telur dadar. Aku kira dia suka makanya tiap hari aku kasih telur dadar.”
Istri orang kedua sambil menghapus air matanya juga berkata, “Demikian juga aku, suamiku tidak
pernah bilang dia tidak suka tempe.”
Istri orang ketiga dengan sesengukan pun berkata, “Aku tidak tahu kenapa suamiku bunuh diri.
Bukan aku yang membuatkan makan siangnya. Dia menyiapkan makan siangnya sendiri.”
Sahabat! That’s a big thing we need to learn. You prepare your own lunch! Semua kita memilih
mau menjadi seperti apa hidup kita. Kita memilih karir kita, pekerjaan yang mau kita geluti, orang-
orang yang menjadi teman-teman kita, PASANGAN HIDUP kita.
Seorang artis yang mengugat cerai suaminya karena menemukan suaminya suka selingkuh
HANYA beberapa bulan sesudah menikah. Dengan mata sembab mengeluh kepada
infotainment, “Ini cobaan dari Allah untuk hidup saya.” Come on…!!! Jangan selalu salahin Tuhan
donk… Yang memilihkan suami kan bukan Tuhan..
Sahabat.. mari renungkan lagi cerita di atas… dan bilang: I prepare my own lunch!
Engkau sendiri yang menentukan hidupmu akan seperti apa. Make good choice. Have a good
life!
Bo Sanchez
Jadi, kita harus bersyukur atas kekurangan-kekurangan pasangan kita, karena jika sedari awal
mereka tidak memiliki kekurangan-kekurangan itu, mereka sudah akan menikah dengan org lain
yg jauh lebih baik dari kita.
Terpikir lagi, sudah segar, mau melakukan apa? Saya coba untuk mencari bacaan yang ringan.
Teringat tentang 'damai'. Karena paginya ada ajakan untuk membawa damai.
Maka saya cari buku yang setidaknya sedikit mengenai 'damai'. Maka saya ambil buku dengan
judul, 'Seeking Peace - Notes and Conversations along the Way', karya Johann Christoph Arnold.
Di bagian paling awal buku, Arnold mengutip tulisan penyair dan novelis dan seorang penerima
Nobel Literatur, T. S. Eliot yang dicuplik dari 'Pembunuhan di Katedral':
Saya lanjutkan membaca, Kata Pengantar oleh Madeleine L'Engle dan Pendahuluan oleh Thich
Nhat Hanh. Hanh adalah seorang biksu Zen Buddhisme, lahir di Vietnam 1926. Biksu Thich Nhat
Hanh adalah seorang penyair, guru, penulis dan penggiat perdamaian dunia. Salah satu syair
karya Hanh yang populer adalah Call Me by My True Names.
Semakin saya baca semakin kuat penahan saya agar tidak berhenti membacanya. Sampailah ke
topik yang sering kita dengar atau mungkin sering kita ucapkan tapi jarang kita perhatikan
kedalaman dan keindahannya.
Arnold mengutip Dr. Muhammad Salem Agwa, Imam utama dan Mubaligh di New York City yang
mengatakan bahwa ucapan Assalamualaikum seringkali jatuh menjadi kelaziman basa-basi yang
disampaikan hanya dengan sedikit kesadaran akan tanggung jawab bersama yang terkandung di
dalamnya,
Ungkapan yang sangat lembut, syahdu, dan indah dari Dr. Agwa ini mengingatkan saya kepada
hal-hal yang mirip terjadi ketika memperhatikan acara-acara ibadat. Biasanya ketika di
penghujung ibadat, imam atau pendeta dari altar, hampir selalu mengatakan sesuatu pesan
dengan menumpangkan tangan sambil mengumandangkan kata-kata berkat,
Terlalu sering orang-orang (kita) tidak mendengar atau mengingat kalimat terakhir itu, orang-
orang (kita) mungkin hanya mengetahui, bahwa ibadat sebentar lagi, -- bubar.
:-)
Frans. Nadeak
View: Full | Compact
Kisah-kisah Inspiratif's Notes
CELENG PEMURUNG
Share
Monday, September 7, 2009 at 8:13am
Ada seekor CELENG Pemurung..
Ia mempunyai tetangga seekor KERA yang mempunyai sifat sebaliknya..
KERA itu Periang, memiliki banyak Sahabat & Pintar memberi Nasehat..
'Begini KERA..
Aku tidak pernah merasa Bahagia dalam Hidup ini..
Apa gerangan penyebabnya?'
'Buah ZONGA?
Aku baru dengar sekarang..
Dimana terdapat Buah itu?'
Keesokan harinya, CELENG Berkelana untuk mencari Buah Kebahagiaan itu..
CELENG menjawab :
'Aku menikmati perjalanan itu..
Dimana2 aku menjalin Persahabatan..
Setiap hari ada hal2 baru yang kulihat..
Nah, ternyata dengan banyak Bersahabat &
Melihat luasnya Dunia,
Hatiku menjadi BAHAGIA'
THANKS GOD
For my Family..
For my Dearest Buddy..
For my Friends to Share..
Tetty Wijaya
Updated about a month ago
Ditengah malam yang telah semakin larut ini, aku mencoba menulis dengan kejernihan hati,
tentang kehidupan dan kedamaian.
Dalam pencarian kepada hasil paling maksimal, kadang kita bersedia mengurbankan banyak hal,
baik untuk mencapai kesuksesan ataupun penumpukan material dalam hidup ini.
Menjadi sukses, menjadi kaya, menjadi besar, menjadi terkenal, memiliki jabatan, menjadi hebat,
dan sejuta keinginan lainnya, telah menjadi sebuah obsesi kehidupan. Kita adalah mahluk
serakah yang tidak suka mengakuinya.
Kita kurbankan waktu berharga kita, kita kurbankan hubungan persahabatan, kita kurbankan
perasaan dan harga diri kita, hanya untuk mencapai sesuatu kepuasan kesuksesan yang
mungkin nisbi juga akhirnya.
Di keheningan malam ini aku renungkan lagi, bahwa sebenarnya tujuan akhir perjalanan ini
adalah sebuah liang lahat yang cuma 2 x 3 meter saja. Kita lahir telanjang, dan mati tanpa
membawa apa2.
Mengapa kita mesti bertengkar dan berselisih dan bermusuhan, mengapa pula mesti bersikukuh
tidak mau mentoleransi orang lain? Apa sih ujung keinginan dan mimpi akhir kehidupan ini?
Kemampuan merasa puas terhadap apa yang sudah kita dapatkan adalah sebuah keajaiban
yang sukar ditemukan orang, karena kita telah dibutakan oleh keserakahan dan keinginan akan
"lebih".
Gunung, sungai, rembulan dan matahari tetap akan ada disini, sementara kita akan berlalu,
dengan cepat. Umur bumi tiga milyar limaratus juta tahun. Umur kita cuma akan seujung kuku
umur bumi.
Alangkah indahnya kehidupan, kalau kita mau menghirupnya dengan sebuah kedamaian,
kesegaran, dan kepuasan diri. Bersyukur, dan ber-nikmat, dan waspada akan keserahakah kita.
Besok kita bekerja lagi dengan giat, tetap dengan syukur dan damai.
---selamat malam,
Tanadi Santoso
Updated about a month ago
Hariyanto Darmadji
Hidup itu indah,nikmatilah hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita
September 8 at 3:49pm · Report
Frans Indrianto
Hiduplah dengan Damai..... i lup u pulll
September 8 at 5:28pm · Report
Kisah Tentang Pengampunan
Share
Sunday, September 6, 2009 at 9:20am
Charles Reed akan dibebaskan dengan syarat. Ia dijatuhi hukuman penjara 12th dan telah
menjalaninya selama 8th. Usianya baru 33th. Masa depannya masih luas terbentang, tetapi ia
mempunyai masa lampau yang tidak pernah dapat ia lupakan.
Kisahnya dimulai ketika ia berusia 24th. 2th sebelumnya ia menyelesaikan study dan sudah
menjadi seorang agen real estate yang berhasil di Denver. Pembawaannya menyenangkan,
penampilannnya menarik. Tahun-tahun kuliahnya ia gambarkan sebagai masa-masa ketika ia
menikmati hidup. Dengan gaji yang tinggi, wajah yang tampan, semangat yang muda, ia menjadi
orang yang amat dikenal di wilayah itu.
Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau setiap hari Sabtu malam ia kelihatan menggandeng
seorang wanita cantik. Suatu hari ia ke tempat tinggal wanita itu dan beberapa jam kemudian
pergi mengendarai mobil sportnya yang gagah berwarna merah. Yang mengagetkan ialah yang
terjadi pada hari berikutnya. Seorang kawan berusaha menghubungi wanita itu di tempat
tinggalnya, tetapi tidak ada jawaban sehingga pintu harus dibuka paksa. Wanita itu kedapatan
tergeletak di tempat tidurnya, mati ditikam.
Tidak lama kemudian, polisi datang ke apartemen Charles. Ia masih tidur, sehingga harus
dibangunkan. Mobil yang diparkir di garasi diperiksa, dan ditemukan pisau yang masih ada
darahnya, tergeletak di tempat duduk bagian belakang. Charles meskipun menyatakan dirinya
tidak bersalah, akhirnya ditahan, diadili dan dijatuhi hukuman 12th penjara. Orangtuanya menjual
tanah, rumah dan perusahaannya untuk membebaskannya dari segala tuduhan, karena yakin
Charles tidak bersalah. Dalam penjara Charles hidup amat baik. Banyak waktu yang ia luangkan
untuk mengajar teman-teman sepenjara, dan belajar mengembangkan sikap tanpa kekerasan
dalam menghadapi konflik.
Setelah menjalani hukuman 8th, Charles tetap menyatakan diri tidak bersalah, akhirnya ia
dibebaskan dengan syarat. Pada waktu itulah, dengan perantara seorang pekerja sosial (yang
kemudian ia nikahi) saya mengenal dia. Sesudah mengadakan pembicaraan panjang dan
berkali-kali, saya pun menjadi yakin bahwa Charles tidak bersalah dan dia dipenjara secara tidak
adil. Bukti-bukti tertentu yang mengarah pada tertuduh lain tidak dikemukakan dalam peradilan,
karena sistem hukum yang berlaku dan jaksa penuntutnya. Sekarang Charles masih
mengusahakan agar ketidakbersalahannya dinyatakan secara hukum.
Ketika merasa bahwa saya sudah mengenalnya dengan baik, saya bertanya kepadanya
mengenai perasaannya dalam semua hal itu. Bagaimana reaksinya terhadap jaksa, hakim, juri,
dan sistem hukum yang tidak hanya menghancurkan hidupnya sendiri tetapi juga orang tuanya?
Ia mempunyai jawabannya. Jelas ia sudah memikirkan masalah-masalah ini secara amat
mendalam.
Ia mengatakan, "Selama tahun pertama dipenjara, saya merasa pahit, marah dan benci kepada
mereka semua. Lalu saya sadar bahwa saya tidak dapat membiarkan mereka menentukan hidup
saya lagi, sehingga saya belajar untuk mencintai dan mengampuni mereka."
Kisah yang kedua juga mengenai seorang tahanan. Mikael yang berusia 18th, berbadan kekar. Ia
dibayar oleh seorang pengusaha kaya sebagai pengawalnya. Ia tidak merasa risau ketika ia
sadar bahwa sebagian dari tugas-tugasnya adalah menyelenggarakan acara-acara yang
berkaitan dengan obat bius. Acara-acara itu secara diam-diam direkam dan digunakan untuk
memeras anggota-anggota salah satu club kaya di California. Yang merisaukan Mikael adalah
ketika jaringan itu akhirnya diketahui oleh polisi, ia ditangkap dan terbukti bertanggung jawab
atas seluruh usaha ini. Majikannya karena kaya dan mempunyai pengaruh dalam bidang politik,
tidak pernah disangkut pautkan dalam perkara ini.
Mikael mau mengakui kesalahannya, tetapi tidak bersedia memikul tanggung jawab pertama atas
seluruh jaringan ini. Oleh karena itu ketika hakim menjatuhkan hukuman 8th penjara, Mikael
menjadi sangat marah. Ia mengangkat kursi diruang sidang dan menggunakannya untuk
menyerang hakim. Dibutuhkan 6 polisi untuk mencegahnya. Ketika semua sudah tenang, hakim
mengubah hukumannya menjadi 8th dipenjara dengan penjahat-penjahat yang tidak waras.
Pada mulanya rasa marah Mikael tidak dapat dikendalikan. Ia menyerang para sipir, melempar
jatah makanannya ke tembok, menghancurkan segala sesuatu yang dia pegang. Mungkin pada
waktu hukumannya dijatuhkan ia bukan orang yang tidak waras, tetapi sekarang ia benar-benar
tidak waras.
Ia mengatakan kepada saya, "Saya membutuhkan waktu 1th sampai saya dapat bertanya 'siapa
yang saya sakiti? Pelan-pelan saya menjadi sadar bahwa kemarahan saya tidak mempunyai
pengaruh apapun bagi majikan saya dulu, hakim ataupun sistem hukum yang saya protes. Yang
saya serang adalah hanya diri saya sendiri. Lalu saya bertanya kepada diri saya sendiri,
bagaimanakah saya dapat berhenti? Tidaklah cukup hanya menghentikan tindakan keras saya.
Sakit hati, kemarahan dan kebencian sudah begitu merusak diri saya, sehingga saya harus
berubah dari dalam bathin. Akhirnya saya dipaksa untuk menyadari bahwa satu-satunya jalan
yang dapat saya lalui untuk keluar penjara yang sesungguhnya yaitu penjara yang saya bangun
sendiri disekitar saya adalah belajar mengampuni dan mencintai. Saya melakukan hal itu, tidak
mudah, tetapi sejak saat itu saya bebas."
Kisah yang ketiga mengenai pengampunan, mirip tapi berbeda. Suster Maria berusia 50th,
adalah provinsial Tarekat biarawati yang besar. Hasil pemeriksaan dokter mengharuskan dia
menjalani operasi otak. Operasi ini berjalan dengan baik. Sebuah slang dibiarkan terpasang
melalui lubang di tengkorak untuk saluran cairan. Dua hari setelah operasi, seorang dokter
dengan rasa amat cemas dan takut mengatakan kepadanya bahwa ia telah memasukkan
kedalam otak suster cairan mematikan. Dan dalam waktu 3jam akan meninggal.
Pada waktu itu Suster Maria sadar penuh dan dapat menggunakan seluruh akal budinya. Dengan
segera ia memanggil wakilnya dan anggota dewan. Ia mengatakan, "Jangan saling menuduh.
Tidak ada yang harus disalahkan. Tidak perlu menuntut dokter karena malpraktek. Saya
memberikan pengampunan tanpa syarat kepada siapapun yang dengan cara tertentu
bertanggung jawab atas kejadian ini." Dua jam kemudian Suster Maria meninggal.
********************************************
Pengampunan adalah salah satu bentuk realisme. Pengampunan membuat kita mampu melihat
diri kita sendiri, orang lain, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita sebagaimana
adanya.
Pengampunan tidak berarti menyangkal, tidak ambil pusing, mengecilkan, berpura-pura atau
tidak menganggap serius apa yang telah dilakukan orang lain terhadap kita atau penderitaan
yang kita tanggung karena tindakan itu. Kalau kita mengampuni, kita membuat diri kita sendiri
mampu melihat luka-luka serta bekas-bekas luka dalam diri kita seperti adanya.
Pengampunan berarti bahwa kita tidak mau lagi membalas orang-orang yang bersalah kepada
kita.
Pengampunan adalah kemerdekaan sejati.
Pengampunan membebaskan hidup kita.
"Tuhan, terima kasih atas makanan hari ini. Berkatilah makanan yang ada ini agar dapat
menguatkan tubuh kami..."
Sepotong doa itu tak benar-benar ia resapi artinya. Bahkan sering kali ketika melihat hidangan
yang tak membangkitkan selera makannya, Lilith berdoa dengan wajah cemberut. Hatinya tak
merasa senang. Terkadang bila ia makan sendiri pada siang hari, ia bahkan tak berdoa sama
sekali. Pikirnya, apa yang harus disyukuri? Makanannya tidak enak!
Suatu hari sepulang dari sekolah, Lilith melihat seorang pengemis sedang mengais-ngais tong
sampah di pinggir jalan. Perempuan itu mengenakan pakaian compang camping dan tampak
lusuh. Wajahnya kotor, rambutnya berantakan. Lilith segera menyingkir, mengernyit tak senang.
Tak ingin berada dekat-dekat dengan wanita itu. Namun matanya tak juga lepas dari pengemis
itu yang kini tengah membuka bungkusan bekas makanan yang telah dibuang. Lilith merasa jijik.
Pikirnya, orang ini bukan manusia, masa makanan bekas dari tong sampah pun masih
diinginkannya...
Beberapa hari kemudian, ketika melewati jalan yang sama Lilith kembali menemukan pengemis
itu. Tapi kali ini perempuan itu tengah duduk di pojok yang sedikit menjorok ke dalam, samping
sebuah toko. Lilith baru saja akan melenggang tak peduli ketika matanya menangkap dua sosok
kecil yang berada bersama perempuan itu. Langkahnya terhenti melihat apa yang tengah mereka
lakukan.
Seorang dari mereka adalah bocah kira-kira berusia tiga tahun. Wajah mungilnya itu terlihat
begitu kotor, seakan tak pernah mandi. Begitupun dengan rambut ikalnya yang tipis. Seorang lagi
sudah agak besar, kira-kira berusia enam atau tujuh tahun. Mereka berdua sedang duduk di
tanah, mendongak ke arah si perempuan pengemis dengan mulut terbuka lebar, minta makan. Si
pengemis dengan tangannya yang kotor meraup nasi dari bungkusan yang tampaknya mirip
dengan bungkusan yang beberapa hari lalu Lilith lihat dipungut dari di tong sampah. Kemudian ia
menyuapkan makanan itu ke mulut anak-anaknya. Mereka mengunyah dengan wajah gembira.
Si bocah kecil malah menunjuk-nunjuk ke arah nasi tersebut, meminta sesuatu. Dan si pengemis
kembali mengambil sesuatu dari sana dan menyuap bocah tersebut. Si perempuan sendiri tidak
makan, hanya sibuk menyuap dan berbicara pada kedua anaknya. Bocah kecil itu menatap
ibunya. Mata bulat yang masih polos itu tampak bersinar jernih. Lilith dapat melihat cinta di mata
bocah itu. Cinta yang sama yang ditemukan Lilith di mata perempuan itu ketika ia menatap ke
arah anak-anaknya. Mereka tampak saling menyayangi.
Lilith terpaku di tempatnya. Ia ingat masa kecil dulu, ibunya sering menyuapinya. Namun selalu
menggunakan piring dan sendok yang bersih. Tangan ibunya pun putih bersih. Dan makanan
yang disediakan untuknya selalu bersih dan sehat, dimasak sendiri oleh ibunya, bukan makanan
sisa dari tong sampah. Dan selalu ada meja dan kursi untuk tempat makannya. Bukan tanah
kotor di pinggir jalan. Tiba-tiba ia merasa sedih. Sedih melihat ketiga orang itu duduk di tepi jalan
ini, makan makanan sisa yang telah dibuang yang berasal dari tong sampah. Betapa berbedanya
kisah yang dilihatnya di depan matanya sekarang ini dengan kisah yang telah dialaminya.
Sesampainya di rumah, seperti biasa telah tersedia makanan di meja. Ada sayur, ikan, tahu dan
nasi yang masih panas, baru saja dikeluarkan dari pemanas. Lilith ingat pengemis itu. Ia juga
ingat dirinya sering tak berterima kasih atas apa yang terhidang di meja makan. Ia duduk di kursi,
menatap semua hidangan di meja sejenak dalam diam. Matanya terasa panas. Dadanya terasa
sesak. Ingat wajah bocah kecil yang gembira mengunyah makanan sisa yang diberikan ibunya.
Seandainya saja dia dapat membagi makanan di meja ini pada bocah itu. Airmatanya menetes
saat ia mengaitkan kedua tangannya dan menutup matanya. Dan untuk pertama kalinya dengan
segenap rasa syukur, ia berucap lirih, "Tuhan, terima kasih..."
Dan sejak saat itu Lilith tak pernah lupa memanjatkan doa syukurnya sebelum makan. Selalu
diucapkannya dengan penuh rasa syukur yang sebenarnya. Dan ia tak pernah lupa selalu
memanjatkan sebuah doa berisi pengharapan untuk ketiga pengemis yang telah membuka mata
hatinya. Juga untuk semua orang di dunia ini yang masih juga menderita kelaparan dan
kemiskinan.
Angel Li
Updated about 2 months ago
Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher
panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya, agar
mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah
dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup. Para pemburu melakukannya di sore
hari. Besoknya, mereka tingal meringkus monyet- monyet yang tangannya terjebak di dalam
botol tak bisa dikeluarkan. Kok,bisa ? Tentu kita bisa menduga jawabannya.
Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu
memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena
menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama
mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat
untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana!
Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar
sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Ya, kadang kita bersikap seperti
monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet
mengenggam kacang. Kita sering menyimpan dendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah
melngampuni. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak
pernah bisa melepasnya. Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke
mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar,
kita sebenamya sedang terperangkap penyakit kepahitan yang akut.
Sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya. Dan kita
pun akan selamat dari sakit hati jika sebelum matahari terbenam kita mau melepas semua
perasaan negatif terhadap siapapun.
Ternyata apa yg telah Beliau lakukan membekas di hati ke 7 anak2 beliau, bahkan pd waktu
pemakaman Beliau, orang2 berebutan mengangkat peti matinya dan berjalan jauh menuju ke
pemakaman bak seorg petinggi negara. Kami terharu dan kagum ,karena Beliau jarang bergaul,
ibu rumah tangga yg baik dan tidak banyak bicara, jd sangatlah heran kalau jumlah pelayat
sangat banyak menurut ukuran kami sbg org sederhana yg tdk banyak bersosialisasi.
Sikap beliau menjadi inspirasi bagi kami utk menghargai juga sesama tanpa memandang derajat.
Perilaku ini perlu kami wariskan kepada anak cucu kami dgn cara yg berbeda menurut versi
kami. Misalnya : jika saya naik becak yg jarak sekian dibayar Rp.10rb, maka saya skan
mengajarkan kpd anak2/para ponakan , dgn memberi lebih atau jika menawar sayur kpd tukang
sayur ya tdk keterlaluan cerewetnya dan berbagi rejeki lebih ,atau jika kami mudik ,kami bawakan
oleh2 utk sanak famili dan org2 di sekeliling <mis para pembantu Ortu kami, sopir, tukang kebun,
tukang urut langganan km,dll>, sehingga mereka dpt merasakan ucapan terimakasih kami
kepada mereka yg telah membantu Ortu kami selama ini.
Maka tak heran jika tukang urut atau tukang becak yg mangkal di depan rumah Ortu kami di
kampung kami sering menanyakan kedatangan kami. Otomatis mereka jg secara tdk langsung
merasakan kasih yg kami bagikan dan mudah2an menjadi inspirasi bagi mereka dan anak cucu
serta para keponakan.
Sebetulnya hanya hal kecil yg kami lakukan, tapi cukup berarti bagi mereka bukan ?
Tuhan menjanjikan kepada kita semua pemeliharaan-Nya, burung-burung saja dipelihara apalagi
kita yang diciptakan serupa gambar-Nya. Tapi itu tidak berarti kita tidak perlu bekerja keras
dalam hidup dan mengandalkan berkat Tuhan secara ajaib semata.
Burung-burung memang tidak menabur dan menuai, namun mereka bekerja keras sepanjang
hari. Tidak percaya? Berikut sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung-burung:
Burung Murai,
bangun pukul 02.30 pagi kemudian mencari makanan hingga pukul 21.30 (total 19 jam), bolak-
balik ke sarang sekitar 200 kali sehari memberi makan kepada anak-anaknya.
Burung Tikus,
bangun pukul 03.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (18 jam). Mereka bisa mengumpulkan
400 ekor ulat sehari.
Burung Hitam,
bangun pukul 04.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (17 jam).
Bolak-balik ke sarang 100 kali sehari untuk memberi makan anak-anaknya.
Berapa banyak waktu kita bekerja sehari? Apa yang anda tabur, itulah yang dituai. Kita tidak bisa
berpangku tangan dan berdoa minta Tuhan menurunkan berkat-Nya dari surga secara ajaib. Ada
bagian yang harus kita lakukan dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Belajarlah dari
semangat dan keuletan dari burung-burung. Diam dan tidak melakukan apa-apa hanya
mendatangkan kesia-siaan. Berusahalah, maka berkat akan mengikuti anda.
Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara
apapun semampunya.
Suatu hari sang cucu nya bertanya, “Kakek! Aku mencoba untuk membaca Alkitab
seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang
aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari
membaca Alkitab?”
Dengan tenang sang Kakek dengan mengambil keranjang tempat arang,memutar sambil
melobangi keranjang nya ia menjawab, “Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi
penuhi dengan air.”
Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes
sebelum tiba di depan rumahnya. Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus
melakukukannya lebih
cepat lagi,”
Maka
ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba
lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya
kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya
bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang
cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata, “Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah,
usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu
laki-lakinya itu.
Cucu
nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin
menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari
secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke
rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari
sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek
keranjang sudah kosong lagi.
Keranjang itu TELAH BERUBAH dari keranjang arang yang tua kotor dan kini BERSIH LUAR
DAN DALAM.
”Cucuku,
hal itulah yang terjadi ketika kamu MEMBACA ALKITAB Kamu TIDAK BISA
MEMAHAMI atau INGAT segalanya, tetapi KETIKA kamu MEMBACANYA LAGI, kamu
AKAN BERUBAH, luar dalam. Itu adalah KARUNIA dari ALLAH di dalam hidup kiita.”
Sepenggal kata mutiara “Teman yang baik adalah seseorang yang dapat berkata BENAR kepada
kita, dan bukan orang yang selalu MEMBENAR-BENARKAN perkataan kita, tanpa memberi
NASIHAT dan KOREKSI”
Nah teman, jadilah BERKAT bagi yang lain, dan TEMAN YANG SEJATI Tuhan memberkati!
Berterima kasihlah kepada semua Orang yang telah membuat Anda Kuat, Kokoh & Berhasil..
Diambil dari :
The WISE LESSON & INSPIRING WORDS
(YANCE CHAN)
Updated about 2 months ago
Selama dirawat di rumah sakit, Sadako sering ditemani oleh sahabatnya, Chizuko, yang
menceritakan tentang legenda 1000 burung kertas. Legenda itu menyebutkan bahwa jika
sesorang berhasil melipat 1000 burung kertas dengan permohonan di dalamnya, maka
permohonan itu akan terkabul. Sejak saat itu, Sadako memutuskan untuk mulai melipat 1000
burung kertas. Dalam prosesnya, Sadako sering mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya.
Tak jarang ia harus menggunakan kertas dalam bentuk apapun, karena minimnya jumlah kertas
yang ada saat itu. Namun, Sadako tetap bersemangat dan ceria.Setelah berhasil melipat sekitar
500 burung kertas, kesehatan Sadako mulai membaik, sampai akhirnya dokter
memperbolehkannya pulang. Seminggu kemudian, kesehatannya mulai memburuk dan harus
kembali ke rumah sakit. Dalam rasa sakit yang tak tertahankan dan kekuatan yang semakin
menurun, Sadako tetap berusaha untuk tetap ceria dalam usahanya untuk melipat 1000 burung
kertas.
waktu itu burung kertas yang ada baru mencapai 644 buah. Dengan didampingi seluruh keluarga,
Sadako tertidur dan tidak pernah bangun lagi. Kisah perjuangan Sadako menginspirasi teman-
teman sekolahnya untuk menyelesaikan impian Sadako yaitu melipat 1000 burung kertas.
Mereka menggalang dana dari seluruh anak sekolah di Jepang untuk membangun sebuah
patung sebagai penghormatan kepada Sadako dan korban bom atom lainnya.
Sekarang di jepang sudah ada sebuah yayasan yang diberi nama Sadako World Peace Project
for Children, sebuah organisasi non-profit yang memperjuangkan kedamaian dunia terutama bagi
anak-anak. salah satu hal uniknya adalah membawa pesan perdamaian kepada dunia dengan
menggunakan burung kertas.
Kisah Sadako dan 1000 burung kertas mengajarkan kepada dunia bahwa sebuah perbuatan kecil
dan sederhana jika dilakukan dengan kesungguhan hati, bisa memberi dampak yang besar bagi
dunia.
DOA TERBAIK
Share
Wednesday, September 2, 2009 at 11:05am
Suatu hari sudah Petang, Seorang Petani miskin pulang dari pasar, menyadari bahwa ia lupa
membawa buku doanya..
Roda Gerobagnya terlepas tepat di tengah hutan & ia menyesal bahwa hari akan lewat tanpa
bisa mengucapkan doanya..
Seorang haji bertetangga baik dengan seorang pendeta, rumah mereka berada disebuah lembah
dan pada musim penghujan sering kebanjiran. Suatu ketika, hujannya cukup deras, sehingga air
cukup tinggi. Karena Pak Haji badannya tinggi besar, dalam perjalanan menuju tempat
pengungsian, ia menggendong Pak Pendeta agar tidak tenggelam.
"Apakah Pak Haji pernah mendengar seorang pendeta naik haji?" tanga Pak Pendeta.
"Ah, yang benar saja Pak Pendeta, mana ada?" jawab Pak Haji.
"Lah, yang saya lakukan ini, apa?" kata Pak Pendeta lagi.
"Wah, kalau berita tentang seorang haji membaptis pendeta, apakah Pak Pendeta sudah pernah
melihat?" balas Pak Haji
"Pak Pendeta tidak percaya? coba lihat ini!" jawab Pak Haji seraya melepaskan gendongannya.
Updated about 2 months ago
Ketika melihat-lihat di toko buku saya menemukan buku berbahasa Inggris yang lumayan unik.
Isinya bukan paparan tentang suatu topik secara panjang lebar. Penulisnya hanya mendaftar
secara acak hal-hal kecil yang, menurutnya, membuat hidup ini indah.
Membolak-balik halaman buku itu, saya tercenung. Betul juga ya. Saya kadang-kadang
membayangkan keindahan hidup itu mesti ditemukan melalui perkara yang besar-besar dan
hebat-hebat. Akibatnya, saya merasa jarang menemukan keindahan. Padahal, sebenarnya di
sekitar kita, setiap hari, bertebaran hal-hal kecil yang indah dan dapat memperkaya kehidupan
kita.
Terinspirasi buku tadi, saya mencoba mendaftar keindahan-keindahan kecil yang mungkin saya
lewatkan dalam hidup ini. Mencatatnya, mengingat-ingat kembali, kejadian kecil demi kejadian
kecil---itu saja sudah membuat hati ini bungah.
... dan senantiasa berlanjut. Karena hidup ini selalu penuh dengan kejutan-kejutan indah.
Arie Saptaji
Updated about 2 months ago
Lalu saya teringat akan sebuah cerita yang indah, saya cari, dan saya kutip.
Seorang pengkhotbah dan seorang supir taksi tiba di pintu gerbang surga pada saat yang
bersamaan.
Setelah menanyai keduanya, malaikat penjaga surga pun membukakan pintu gerbang dan
mempersilakan si supir taksi lebih dahulu. Kemudian ia minta si pengkhotbah untuk
duduk dan menunggu pertimbangan selanjutnya.
Sang pengkhotbah menjadi sangat marah. "Bagaimana bisa kamu mempersilakan orang
itu masuk ke surga lebih dahulu daripada saya?" keluhnya. "Saya berkhotbah setiap
minggu selama lebih daripada 50 tahun. Yang dilakukan orang tadi hanya menyupir taksi
di sekeliling kota."
"Itu benar," jawab sang malaikat, "ketika Anda berkhotbah orang-orang tidur. Tetapi,
ketika supir ini menyetir orang-orang memanjatkan doa."
:-)
*** Cerita dikutip dari bukuWisdom of the Heart, karya Alan Cohen
Frans. Nadeak
Updated about 2 months ago
Kami menggunakan sebatang bambu,mengikatkan tali ke batang bambu itu, lalu diujung tali kami
mengikat batu kecil. Lalu kami mengayun bambu agar batu diujung tali terayun menuju kepiting
yg kami incar. Kami mengganggu kepiting dgn batu itu, menyentak dan menyentak agar kepiting
marah dan kalau itu berhasil maka kepiting itu akan menggigit tali atau batu itu dgn geram,
capitnya akan mencengkeram batu atau tali dgn kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu
dgn ujung tali berisi seekor kepiting gemuk yg sedang marah. Kami tinggal mengayun perlahan
agar ujung tali menuju wajan besar. Kami celupkan kepiting murka ke wajan yg berisi air
mendidih. Kepiting murka itu seketika melepas gigitannya dan tubuhnya menjadi merah, tak lama
kamipun bisa menikmati kepiting rebus yg lezat.
Kepiting yg menjadi korban santapan kami disebabkan oleh kemarahannya atas gangguan yg
kami lakukan melalui sebatang bambu,seuntas tali dan sebuah batu kecil.
Kita sering melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan menghadapi masalah, kehilangan
peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena marah..
Jadi kalau anda menghadapi masalah baik itu dari batu kecil atau besar hadapilah dengan bijak,
redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik untuk menarik napas
panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin,
agar murka anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa
menghancurkan masa depan anda...
Written about 2 months ago
(Eileen Egan)
Updated about 2 months ago
Misteri jawaban dari sebuah Doa, tak akan dapat dipecahkan pikiran Logika manusia..
Pada akhirnya, engkau akan terheran2 menyaksikan betapa sering ALLAH akan berkata 'Mari
kita wujudkan'
Jadi, Tetaplah SETIA dalam DOA..
Diambil dari :
The WISE LESSON & INSPIRING WORDS
(YANCE CHAN)
Updated about 2 months ago
Tahun ini, hampir seratus ribu Wanita akan menjadi Ibu bagi anak2 Cacat..
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana cara para Ibu ini dipilih?
Bayangkan TUHAN,
nun jauh di atas Bumi,
Sedang memilih Alat2 NYA untuk memelihara kehidupan di Bumi dengan Kecermatan &
Kesungguhan Hati Luar biasa..
Sambil mengamati, IA menyuruh Malaikat2NYA mencatat dalam sebuah Buku besar Raksasa..
"Amstrong, Beth : Anak Laki2,
Santo Pelindung, Mateus..
Forest, Marjorie : Anak Perempuan,
Santa Pelindung, Cecelia.."
"Tapi TUHAN,
Menurut saya Wanita ini bahkan tidak percaya kepadaMU"
TUHAN tersenyum
"Tidak apa2..
AKU dapat memperbaiki yang satu ini..
Wanita ini Sempurna..
Ia memiliki sifat Egois yang cukup"
TUHAN Mengangguk
"Kalau ia tidak sanggup memisahkan diri dari anaknya barang sesekali,
Ia tidak akan mampu bertahan..
Ya, Wanita ini yang akan menerima Pahala dariku karena merawat anak yang kurang sempurna..
Ia belum menyadarinya, tapi ia harus dibuat merasa iri..
Ia tidak akan pernah percaya begitu saja..
Ia tidak akan pernah memandang suatu langkah sebagai sesuatu yang biasa..
Ketika anaknya menyebut MAMA untuk pertama kalinya,
Ia akan merasakannya sebagai sebuah Mukjizat & menyadarinya !
Ketika ia menerangkan bentuk sebuah Pohon atau Keindahan Matahari terbenam kepada
anaknya yang Buta,
Ia akan melihat ciptaan2 KU dengan pandangan yang hanya dimiliki oleh beberapa orang
pilihan..
TUHAN Tersenyum
"Beri saja ia sebuah cermin"
(Erma Bombeck,
CHICKEN SOUP for the Unsinkable Soul)