RSUP DR Sardjito saat ini sudah mulai menerapkan penggunaan Electronic Medical Record
(EMR), sarana dan prasarana sudah tersedia seperti komputer dan jaringan internet, namun
penerapan EMR di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta masih terkendala. Saat ini belum semua
ruangan di rumah sakit menggunakan Electronic Medical Record (EMR). Di bangsal A Ns.
Diana masih melakukan mendokumentasikan tindakan keperawatan secara tertulis. Dia
mengatakan selama ini belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait pengoperasian system
EMR. Jika menerima pasien pindahan dari bangsal B yang sudah menerapkan EMR Ns.
Diana merasa kesulitan dan cenderung menyerahkan tugas pendokumentasian EMR ke
perawat lain. Beberapa teman perawat juga belum pernah menggunakan EMR. Sebagai
kepala ruang bangsal A apa yang akan Anda lakukan?
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisi identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosa dan tindakan medis terhadap seorang pasien yang dicatat baik
secara tertulis maupun elektronik. Penyimpanan secara elektronik akan
membutuhkan komputer dengan memanfaatkan manajemen basis data. Pengertian rekam
medis bukan hanya sekedar kegiatan pencatatan, tetapi harus dipandang sebagai suatu
sistem penyelenggaraan mulai dari pencatatan, pelayanan dan tindakan medis apa saja yang
diterima pasien, selanjutnya penyimpanan berkas sampai dengan pengeluaran berkas dari
tempat penyimpanan manakala diperlukan untuk kepentingannya sendiri maupun untuk
keperluan lainnya.
Menurut UU Praktik Kedokteran dalam penjelasan pasal 46 ayat (1) yang dimaksud
dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Pengertian rekam medis diperkuat melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) No. 269/2008, bahwa jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik yang
terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi digital), suara
(misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti rekaman EKG.
Bagian penting yang perlu diperhatikan dalam rekam medis yaitu: Patient Record dan
Manajemen. Patient record adalah suatu informasi yang terekam baik dalam bentuk tulisan
maupun elektronik tentang
kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Patient record umumnya
bersifat individu, tidak pernah ada catatan kesehatan dari beberapa orang secara kolektif
didalam sebuah rekam medis. Bagian kedua adalah berkaitan dengan Manajemen.
Manajemen adalah suatu proses pengolahan atau kompilasi kondisi kesehatan dan penyakit
pasien agar dapat menjadi suatu informasi yang bermanfaat untuk melakukan
pertanggungjawaban baik dari segi manajemen, keuangan maupun kondisi perkembangan
kesehatan pasien. Sebagai bahan untuk kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan
penyakit, maka rekam medis seorang pasien akan berisi 2 hal penting yaitu:
1)Dokumentasi data pasien tentang keadaan penyakit sekarang maupun waktu yang lampau.
2)Dokumentasi tertulis tentang tindakan pengobatan yang sudah, sedang dan akan dilakukan
oleh dokter sebagai tenaga kesehatan profesional.
Berdasarkan kedua kondisi penting diatas, maka secara umum informasi yang tercantum
dalam rekam medis seorang pasien harus mengandung 3 unsur, masing-masing adalah:
a. Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang merawat/memberikan tindakan medis.
b. Apa (What) keluhan pasien, Kapan (When) itu mulai dirasakan, Kenapa (Why) atau
sebab terjadinya dan Bagaimana (How) tindakan medis yang diterima pasien.
c. Hasil atau dampak (Outcome) dari tindakan medis dan pengobatan yang sudah diterima
pasien.
Data yang mengandung ketiga unsur diatas harus benar, akurat dan tidak boleh
tertinggal, karena data tersebut berdampak fatal bagi keselamatan jiwa pasien jika terjadi
kesalahan.
Electronic Medical Record (EMR) merupakan catatan pasien seumur hidup dalam format
elektronik tentang informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih
petugas kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan
dengan klien. Rekam Medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan
dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan
kesehatan yang efesien dan terpadu (Potter & Perry, 2009). Elektronik Medical Record
(EMR) merupakan sistem informasi kesehatan terkomputerisasi yang berisi data sosial
dan data medis pasien, serta dapat dilengkapi dengan sistem pendukung keputusan
(Andriani,2017). Seperti yang tertuang dalam Permenkes 269 tahun 2008 pada pasal 2
yaitu :
a. Rekam medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan jelas atau secara elektronik.
b. Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi
elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan sendiri.
c. Dengan permenkes tersebut yang menyatakan bahwa rekam medis dapat berupa
rekam medis konvensional maupun secara elektronik.
Definisikan dengan jelas sifat keputusan yang harus Anda buat. Langkah pertama ini sangat
penting.
Internal :
1. Mengatasi Hambatan Implementasi Sistem EMR dengan cara sosialisasi manual user
EMR.
2. Manfaat Penggunaan sistem EMR dengan membuat SOP tentang EMR dan Pelatihan.
3. Kontribusi Keberhasilan EMR.
4. Menjaga Kerahasiaan atau Keamanan EMR.
Lakukan identifikasi konsekuensi di setiap alternatif. Lalu, tempatkan alternatif dalam urutan
prioritas berdasarkan sistem nilai yang Anda buat sendiri.
2. Pelatihan.
Kelebihan : perawat menjadi mahir dan terampil menggunakan EMR dibuktikan dengan
mendapatkan sertifikat kompetensi
Kekurangan : membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
e. Langkah 5: Menyusun prioritas dan memilih alternatif tempatkan alternatif dalam urutan
prioritas, berdasarkan sistem nilai yang Anda buat sendiri. Setelah Anda mempertimbangkan
semua bukti, Anda siap untuk memilih alternatif yang tampaknya terbaik untuk Anda.
f. Langkah 6: Ambil tindakan Definisikan bagaimana anda menjalankan keputusan yang Anda
pilih.
Untuk mempercepat dan mendorong minat perawat menggunakan EMR, maka dibutuhkan
sosialisasi tentang manfaat dan potensi EMR harus gencar dilakukan. Diperlukan pembuatan
manual user supaya perawat tidak kesulitan menggunakan EMR.
g. Langkah 7: Tinjau keputusan Anda & konsekuensinya Pada langkah terakhir ini, lakukan
evaluasi dari pilihan yang anda buat. Apa saja yang perlu anda evaluasi dan kemungkinan yang
terjadi dari keputusan anda tersebut.
KESIMPULAN
Untuk mempercepat dan mendorong minat perawat beralih ke EMR, maka tentu saja sosialisasi
yang terus menerus tentang manfaat dan potensi EMR harus gencar dilakukan. Kita sudah
melihat berbagai macam keuntungan penggunaan EMR, namun demikian untuk mempercepat
perawat beralih dari sistem manual ke EMR tidaklah semudah membalikkan telapak tangan,
perlu sebuah upaya keras dalam bentuk sosialisasi EMR, salah satunya dengan pembuatan
manual user EMR. Akhirnya kunci yang paling menentukan apakah EMR akan diadopsi atau
tidak terletak pada ada tidaknya kebutuhan, bukan teknologinya, baik menurut perawat maupun
manajemen rumah sakit. Selama perawat merasa mampu memberikan pelayanan yang terbaik
seperti saat ini, maka proses adopsi akan berjalan lambat, demikian pula jika pihak manajemen
tidak melihat sisi positif kebutuhan informasi di tingkat manajemen maka EMR hanya akan
menjadi wacana. Semoga tulisan ini dapat menumbuhkan kesadaran bagi pengambil kebijakan di
rumah sakit untuk segera menyadari arti penting dan manfaat EMR, agar migrasi dari rekam
medis manual ke elektronik rekam medis (EMR) tidak berjalan ditempat.
Daftar pustaka