Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan ke 12 (Wawasan Nusantara)

1. Konsep dan urgensi Wawasan Nusantara


a. Menurut Para Ahli
 Hasnan Habib: Keutuhan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan tujuan tekad
perjuangan, kesatuan hukum, sosial budaya, ekonomi serta satu kesatuan hankam.
 Wan Usman: Cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan disertai keberagaman budaya dan suku.
 Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1998: Cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
 Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999: Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang beraneka ragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mencapai suatu tujuan
nasional.

b. Secara etimologi

Kata Jawa sanksekerta latin Inggris


Wawasan Wawas artinya
pandangan
Nusantara Nusa berarti Nusa berasal dari Nusa berasal
(nusa dan pulau/kepulauan kata nesos dari kata
antara) dengan arti nation yaitu
semananjung bangsa
atau suatu bangsa Antara
Antara memiliki berasala dari
padanan kata in kata inter
dan terra dengan diartikan
artisuatu sebagai laut,
kelompok seberang,
atau relassi
Dengan demikian penggabungan kata nusa dan antara menjadi nusantara memiliki
makna bangsa-bangsa yang disatukan oleh laut. Bisa ditarik kesimpulan, bahwa wawasan
nusantara adalah waawsan nasional yang berkaitan dalam mencapai suatu tujuan nasional
yang bersumber dari pancasila dan UUD 1945 yang mimiliki kandungan
integralistik(ketuhanan), kekeluargaan dan kerahasiaan.

2. Alasan perlunya Wawasan Nusantara.

Dari pengertiannya saja kita paham bahwa wawasan nusantara adalah suatu satu pandangan
yang sama dan mewujudkan tujuan yang sama.

Alasan mengapa pentingnya wawasan nusantara di Indonesia Karena memiliki peranan


penting untuk mewujudkan pandangan yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia.
Perbedaan persepsi, perbedaan pendapat, dan freksi-freksi antar kelompok dalam konteks
sosologis, politis serta demokrasi dianggap hal yang wajar dan boleh saja jika hal tersebut
justru bisa menghasilkan masyarakat yang dinamis dan kreatif, sinergis, untuk saling
menyesuaikan menuju integrasi. Tetapi,

Indonesia sangat mengharapkat pandangan atau persepsi yang sama dari masyarakat
Indonesia dengan persepsi yang sama diharapkan dapat membawa bangsa menuju
kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita-cita nasional. Tentu saja rakyat
Indonesia akan terpecah belah jika memiliki ego dan menahankan pikirannya sendiri dan
akan suli terwujudnya tujuan dari bangsa Indonesia itu sendiri.

3. Sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Wawasan Nusantara

a. Latar Belakang Historis Wawasan Nusantara


Lahirnya konsepsi wawasan nusantara diawali dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda
Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 Deklarasi Djuanda. Isi pokok dari
deklarasi tersebut adalah bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung
dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis teritorial yang
baru ini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah. Laut di antara pulau bukan
lagi sebagai pemisah, Karena tidak lagi laut bebas, tetapi sebagai penghubung pulau.
konsepsi wawasan nusantara semakin kuat setelah adanya keputusan politik negara
yakni dimasukkannya ke dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945, yang menyatakan
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”.
b. Latar Belakang Sosiologis Wawasan Nusantara
Berdasar sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan. Ingat
Deklarasi Djuanda 1957 sebagai perubahan atas Ordonansi 1939 berintikan
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-
pisah. Sebagai konsepsi kewilayahan, bangsa Indonesia mengusahakan dan
memandang wilayah sebagai satu kesatuan. Namun seiring tuntutan dan
perkembangan, konsepsi wawasan nusantara mencakup pandangan akan kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan
sebagai satu bangsa. Sebagaimana dalam rumusan GBHN 1998 dikatakan Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ini berarti lahirnya konsep wawasan nusantara juga dilatarbelakangi oleh kondisi
sosiologis masyarakat Indonesia. Tahukah anda bahwa bangsa Indonesia itu beragam
dan terpecah-pecah sebelum merdeka? Bahkan antarbangsa Indonesia sendiri mudah
bertikai dan diadu domba oleh Belanda melalui politik devide et impera.
c. Latar Belakang Politis Wawasan Nusantara
Dari latar belakang sejarah dan kondisi sosiologis Indonesia sebagaimana telah
dinyatakan di atas, Anda dapat memahami betapa perlunya wawasan nusantara bagi
bangsa Indonesia. Selanjutnya secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana
agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan,
dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus.
Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan
nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan
nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

4. Membangun argumen ttg dinamika dan tantangan Wawasan Nusantara

 Adanya perubahan dari kejahatan konvensional menjadi kejahatan di dunia maya.


 Luasnya wilayah Indonesia sehingga banyak daerah yang masih mengalami
ketertinggalan dari segi kualitas SDM dan kondisi geografis dari daerah itu sendiri.
Daerah terpenncil sangat susah untuk dimasuki akses-akses seperti listrik PLN
sehingga harus dibangun pembangkit listrik tenaga air. Ini menyebabkan daerah
tersebut sangat jauh dari koneksi internet yang membantu masyarakat untuk
mengetahui informasi-informasi penting yang berkaitan tentang Indonesia. Daerah
seperti ini juga sulit untuk mendapatkan akses pendidikan.
 Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap wawasan nusantara dan rendahnya
kesadaran untuk mewujudkannya, sehingga masih banyak yang mementingkan ego
masing-masing.

5. Mendeskripsikan esensi dan urgansi Wawasan Nusantara

Esensi dan urgensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan wilayah serta persatuan
bangsa. Kita meyadari bahwa Negara Indonesia memiliki banyak bangsa, suku dan kepulauan
yang terbentang dari sabang hingga merauke. Sangat terbayang jika tujuan kita bersama
adalah meraih kesatuan yang utuh tetapai tidak memiliki wawasan atau pandangan yang sama
dalam mencapai suatu tujuan. Tentu saja bukan tujuan yang tercapai melainkan perpecahan
akibat tidak menyatunya pemahaman.

Berikut keunikan wilayah Indonesia yang menyebabkan kita butuh dengan wawasan
nusantara dalam meraih tujuan yang sama:

a. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.


b. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan laut
seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan / perairan
c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e. Terletak pada garis katulistiwa
f. Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik
h. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya ala

Referensi
Budisantoso. H. (1997). Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalam Kehidupan

Nasional dan Perencanaan Pembangunan

Kementrian Risetdikti. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan cetakan 1. Bandung. Putri,

NM. (2020). Menelusuri Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Kusrahmadi. D.S. (2009). Pentingnya Wawasan Nusantara Dan Integrasi Nasional

Anda mungkin juga menyukai

  • Unggah 2
    Unggah 2
    Dokumen5 halaman
    Unggah 2
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Unggah 4
    Unggah 4
    Dokumen3 halaman
    Unggah 4
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Unggah 3
    Unggah 3
    Dokumen6 halaman
    Unggah 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Unggah 1
    Unggah 1
    Dokumen5 halaman
    Unggah 1
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Unduh
    Unduh
    Dokumen4 halaman
    Unduh
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Unggah 3
    Unggah 3
    Dokumen6 halaman
    Unggah 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Upload
    Upload
    Dokumen3 halaman
    Upload
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Upload
    Upload
    Dokumen3 halaman
    Upload
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume Pertemuan 12
    Resume Pertemuan 12
    Dokumen3 halaman
    Resume Pertemuan 12
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 10
    Resume 10
    Dokumen3 halaman
    Resume 10
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume Pertemuan 14
    Resume Pertemuan 14
    Dokumen7 halaman
    Resume Pertemuan 14
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume Pertemuan 13
    Resume Pertemuan 13
    Dokumen4 halaman
    Resume Pertemuan 13
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume Pertemuan 15
    Resume Pertemuan 15
    Dokumen7 halaman
    Resume Pertemuan 15
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 8
    Resume 8
    Dokumen3 halaman
    Resume 8
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 6
    Resume 6
    Dokumen3 halaman
    Resume 6
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 11)
    Resume 11)
    Dokumen3 halaman
    Resume 11)
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 8
    Resume 8
    Dokumen3 halaman
    Resume 8
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 4
    Resume 4
    Dokumen9 halaman
    Resume 4
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • ELTMM - Framework KD 3.1 - 7
    ELTMM - Framework KD 3.1 - 7
    Dokumen7 halaman
    ELTMM - Framework KD 3.1 - 7
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 7
    Resume 7
    Dokumen4 halaman
    Resume 7
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 5
    Resume 5
    Dokumen4 halaman
    Resume 5
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 2
    Resume 2
    Dokumen3 halaman
    Resume 2
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume 3
    Resume 3
    Dokumen7 halaman
    Resume 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Chapter 3 IMD Textbook
    Chapter 3 IMD Textbook
    Dokumen37 halaman
    Chapter 3 IMD Textbook
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume Pertemuan 12
    Resume Pertemuan 12
    Dokumen5 halaman
    Resume Pertemuan 12
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Class Note 3
    Class Note 3
    Dokumen7 halaman
    Class Note 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Resume Pertemuan 9
    Resume Pertemuan 9
    Dokumen7 halaman
    Resume Pertemuan 9
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Class Note 3
    Class Note 3
    Dokumen8 halaman
    Class Note 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Class Note 3
    Class Note 3
    Dokumen7 halaman
    Class Note 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat
  • Class Note 3
    Class Note 3
    Dokumen7 halaman
    Class Note 3
    Rita Nurmansyah
    Belum ada peringkat