20/09/2016
Hukum dan Asuransi
Part 1
Isi dari Ringkasan ini hanya merupakan panduan belajar dalam mempersiapkan Ujian ICAP Subject 10 – Hukum dan
Asuransi dan beberapa merupakan pengetahuan dasar yang perlu dimiliki oleh Adjuster di Indonesia untuk dapat
dikembangkan lebih lanjut lagi oleh adjuster yang bersangkutan
***Hanya untuk Lingkungan Sendiri***
Subject 10 : Hukum dan Asuransi
Lingkup Study
Peserta ujian harus :
1. Mengetahui tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya mengenai dasar hukum
dan tujuan dibentuknya OJK, serta tugas dan wewenang OJK.
2. Mengetahui tentang Dewan Asuransi Indonesia (DAI)
20/09/2016
3. Mengetahui tentang Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI)
4. Mengetahui norma dan standar yang berlaku bagi adjuster di Indonesia
5. Mengetahui pengertian asuransi menurut UU no. 40 tahun 2014 dan KUHD dan pasal-
pasal yang berkaitan dengan usaha di bidang perasuransian.
20/09/2016
d. Pengertian pembuktian, alat-alat bukti, beban pembuktian (onus of proof)
e. Pengertian dan ketentuan kadaluarsa serta akibatnya.
8. Mengetahui pengalihan hak dan tanggung gugat (assignment of rights and liabilities) baik
20/09/2016
b. Sifat dan unsur-unsur setiap jenis perbuatan melanggar hukum, terutama negligence,
nuisance, strict liability
c. Dasar-dasar hukum perbuatan melawan hukum
4
b. Pengertian dan penerapan express maupun implied warranties serta express dan
implied conditions dalam pelbagai jenis perjanjian asuransi
c. Klasifikasi syarat/kondisi perjanjian asuransi menurut hukum Indonesia, baik yang
terdapat dalam polis, lampiran maupun ketentuan lainnya serta akibat
pelanggarannya.
13. Mengetahui ketentuan mengenai penafsiran perjanjian dan rules of construction
menurut hukum Indonesia serta hukum Inggris
20/09/2016
a. Penafsiran perjanjian yang menggunakan standard wording dan non standard
wording terutama yang berkenaan dengan perjanjian asuransi
b. Cara-cara penafsiran perjanjian serta pihak-pihak yang dapat memberikan
5
Subject 10 : Hukum dan Asuransi
Sumber
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang)
3. Undang-Undang Republik Indonesia no. 40 tahun 2014 tentang Perasuransian
20/09/2016
4. Kode Etik, Kode Perilaku dan Pedoman Kerja Adjuster Indonesia
5. Website OJK www.ojk.go.id
6. Website DAI www.ojk.go.id
20/09/2016
3. tugas dan wewenang OJK.
2. Tujuan :
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
1) Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
7
2) Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
3) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
3. Tugas dan Wewenang
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
1. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
2. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan lainnya.
20/09/2016
• Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
1. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2. menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
20/09/2016
4. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
5. melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
Visi :
20/09/2016
” Sebagai Wadah Pemersatu bagi Asosiasi Perasuransian Indonesia. “
Misi :
Fungsi DAI :
(berdasarkan Anggaran Dasar DAI yang telah disahkan sebagai badan hukum oleh Departemen Kehakiman
No. C2-4217 HT.01.06 tahun 1993 dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 20 tanggal 11 Maret
1993.)
AAUI
AAJSI
Biasa
AASI
20/09/2016
Sekretariat APPARINDO
Anggota APKAI
ISEA
20/09/2016
Visi
Menjadikan APKAI dikenal di industri asuransi di Indonesia secara
menyeluruh dan dikenal di masyarakat asuransi di regional dan internasional
untuk tujuan akhir agar para Individu Adjuster indonesia dikenal dan
Misi
• Integritas
• Profesionalisme dalam pekerjaan
• Independen
• Pengembangan kemampuan
• Menjunjung kode etik dan kode perilaku 12
4. Norma & Standar Adjuster di Indonesia
Mengetahui norma dan standar yang berlaku bagi adjuster di Indonesia
20/09/2016
2. Kode Perilaku yang disyahkan oleh Asosiasi Adjuster Asuransi Indonesia
pada tanggal 23 Desember 1996
3. Pedoman Kerja Adjuster Indonesia yang disyahkan oleh Asosiasi Adjuster
13
Kode Etik
Adjuster Indonesia
Didorong oleh keinginan yang luhur untuk senantiasa berperilaku jujur, profesional dan
tidak berpihak (independent) dengan ini anggota Asosiasi Adjuster Asuransi Indonesia
menyatakan tunduk dan taat kepada Kode Etik di bawah ini:
20/09/2016
• Adjuster Asuransi dalam menjalankan kegiatannya harus senantiasa menjunjung
tinggi kejujuran, berpegang teguh pada prinsip-prinsip profesi yang benar serta
tunduk dan taat pada perundang-undangan yang berlaku.
20/09/2016
penilaian yang dipertanggungjawabkan.
• Adjuster Asuransi dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak boleh menggunakan
cara-cara yang dapat merugikan perusahaan penilai kerugian asuransi lain.
15
Pedoman Kerja
Adjuster Indonesia
Pedoman Kerja di bawah ini berlaku secara sendiri-sendiri bagi Adjuster Asuransi “Loss
and Average” (Loss and Average Adjusters).
20/09/2016
ADJUSTER ASURANSI “LOSS” (LOSS ADJUSTER)
1. Penugasan
20/09/2016
3) Memberikan saran kepada Tertanggung untuk melakukan upaya pencegahan
kerusakan yang lebih besar.
3. Laporan Awal
20/09/2016
Penanggung dan memperoleh izin mereka untuk penunjukkan tenaga ahli tersebut.
6. Laporan Akhir
• Laporan Akhir dikeluarkan setelah lengkapnya dokumen dan informasi yang
7. Laporan Interim
Jika untuk alasan tertentu Laporan Akhir belum bisa diterbitkan, sebagai gantinya 18
Laporan Interim harus diterbitkan.
PENILAI KERUGIAN ASURANSI (PKA) “AVERAGE” (AVERAGE ADJUSTER)
1. Penugasan
• Penugasan kepada Adjuster Asuransi dapat diberikan oleh Penanggung maupun
Tertanggung.
• Setelah menerima penugasan, secepatnya Adjuster Asuransi:-
1) Memberitahukan pihak-pihak yang berkepentingan (Tertanggung,
20/09/2016
Penanggung ataupun Broker) perihal penugasan tersebut.
2) Meminta fotokopi polis beserta perubahan/lampirannya.
3) Apabila dianggap perlu, mengirimkan konfirmasi penugasan yang berisikan
20/09/2016
Penanggung, dapat diberikan langsung kepada Adjuster Asuransi, kecuali Penanggung
keberatan.
• Adjuster Asuransi secepatnya mempelajari laporan dimaksud dan memberikan pandangannya
atas isi laporan tersebut yang dapat berupa:-
20/09/2016
dan/atau “Rules of Practice” dari “Association of Average Adjusters” (UK).
20/09/2016
2) Sebab kerusakan
3) Jaminan polis
4) Pemeriksaan biaya-biaya perbaikan oleh Surveyor.
22
5. UU no. 40 tahun 2014
Mengetahui pengertian asuransi menurut UU no. 4 tahun 2014 dan KUHD
dan pasal-pasal yang berkaitan dengan usaha di bidang perasuransian.
UU No 40/2014
BAB I : KETENTUAN UMUM
20/09/2016
pasal 1 ayat 1
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
20/09/2016
c. modal disetor;
d. Dana Jaminan;
e. kepemilikan;
Tindakan yang dianggap sebagai memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim seperti yang
dimaksud dalam Pasal 31 Ayat (4) UU no. 40 tahun 2014 :
• memperpanjang proses penyelesaian klaim dengan meminta penyerahan dokumen tertentu, yang
20/09/2016
kemudian diikuti dengan meminta penyerahan dokumen lain yang pada dasarnya berisi hal yang
sama;
• menunda penyelesaian dan pembayaran klaim karena menunggu penyelesaian dan/atau
pembayaran klaim reasuransinya;
25
KUHD
• Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang
asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab IX, Pasal 246:
"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
20/09/2016
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
20/09/2016
Pertanggungan itu antara lain dapat mengenai:
• bahaya kebakaran;
• bahaya yang mengancam hasil pertanian yang belum dipanen;
• jiwa satu orang atau lebih;
20/09/2016
tanpa mengingat kelebihan nilai barang yang dipertanggungkan, kerugian yang diderita oleh barang itu akan
diganti sampai jumlah penuh yang dipertanggungkan.
Pasal 254
Pelepasan yang dilakukan pada waktu mengadakan pertanggungan atau selama berjalannya hal itu, atas hal
yang menurut ketentuan undang-undang dipersyaratkan untuk hakikat perjanjian itu, atau hal yang dengan
20/09/2016
ditandatangani dan diserahkan, kecuali bila ditentukan jangka waktu yang lebih panjang oleh ketentuan undang-
undang, dalam sesuatu hal khusus.
Pasal 260
Bila pertanggungan diadakan dengan perantaraan seorang makelar asuransi, polisnya yang ditandatangani
20/09/2016
dan sejauh barang yang sama itu telah dipertanggungkan oleh yang berkepentingan, atau oleh pihak ketiga
atas amanatnya, sebelum saat ia mengetahui tentang pertanggungan yang diadakan di luar pengetahuannya.
Pasal 267
Bila dalam polisnya tidak dinyatakan, bahwa pertanggungan itu diadakan atas beban pihak ketiga,
tertanggung dianggap telah mengadakannya untuk dirinya sendiri.
20/09/2016
dibuktikan dengan semua alat bukti.
Pasal 274
Meskipun nilai itu dinyatakan dalam polisnya, hakim mempunyai wewenang untuk memerintahkan kepada
tertanggung untuk menguraikan dasar layaknya nilai yang dinyatakan, bila diajukan alasan yang
20/09/2016
Bila tertanggung membebaskan penanggung-penanggung pertama, ia dianggap menetapkan diri mengganti
tempat mereka sebagai penanggung untuk jumlah yang sama dan urutan yang sama.
Bila ia mengadakan pertanggungan ulang untuk dirinya, maka para penanggung ulang mengganti tempatnya
dalam urutan itu juga.
Pasal 280
20/09/2016
Penanggung yang telah membayar kerugian barang yang dipertanggungkan, memperoleh semua hak yang
sekiranya dimiliki oleh tertanggung terhadap pihak ketiga berkenaan dengan kerugian itu; dan tertanggung
bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang mungkin merugikan hak penanggung terhadap pihak ketiga
itu.
20/09/2016
a. Pengertian dan penggolongan tata-hukum Indonesia, sumber hukum formal dan
material
• hierarki perundang-undangan Indonesia
34
Macam-macam Hukum
• Hukum Publik - yaitu hukum yang mengatur hubungan antara : negara dengan orang, negara dengan
aparatnya (bagiannya) atau negara dengan negara lain.
• Hukum Privat/Sipil – yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu
dengan yang lainnya.
• Hukum Materiil – meliputi hukum publik maupun hukum privat
• Hukum formil – sering disebut sebagai hukum acara yaitu peraturan-peraturan yang memberikan
20/09/2016
ketentuan tentang bagaimana pemerintaan melaksanakan hukum materiil. Dikenal adanya hukum
acara perdata dan pidana.
• Hukum Obyektif – yaitu segala macam hukum yang ada di suatu negara dan berlaku umum. Jadi tidak
mengenal orang atau golongan. Hukum ini hanya menyebut bunyi peraturan hukum atau norma
hukum saja, yang mengatur hubungan hukum antara dua orang atau lebih.
20/09/2016
Sumber hukum formal di Indonesia:
1. Undang-Undang
2. Kebiasaan (Custom)
3. Jurisprudensi (Keputusan dari 2 hakim)
20/09/2016
a. Pengertian hukum perdata dalam arti luas maupun sempit. Hubungan KUHPerdata
dan KUHDagang.
b. Pengertian perikatan dan perjanjian serta hubungannya, syarat-syarat syahnya
37
Pengertian Hukum Perdata
• Perkataan “Hukum Perdata” dalam artian yang luas meliputi seluruh hukum privat
materiil yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan.
20/09/2016
3. Hukum kekayaan
4. Hukum waris
38
Dalam pasal 1234 KUHPerdata ada 3 prestasi :
1. Memberi sesutu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu
Persyaratan prestasi
1. Prestasi harus mungkin dilakukan
2. Prestasi harus diijinkan
20/09/2016
3. Prestasi harus tertentu/jelas/terang
4. Prestasi harus dapat ditentukan
5. Kreditur harus mempunyai kepentingan akan prestasi yang dilakukan debitur.
20/09/2016
2. Persetujuan harus dilaksanakan
3. Mengikat para pihak, tidak hanya mengenai yang dengan tegas ditentukan dalam perjanjian, tetapi
juga mengenai sesuatu yang menurut persetujuan itu dituntut oleh undang-undang, keadilan,
kebiasaan.
20/09/2016
Mengapa pembatalan itu dimintakan?
• Kekurangan syarat subyektif itu lebih mengarah pada keadaan pribadi sehingga hal ini tidak begitu
gampang dilihat oleh hakim. Untuk itu perlu diungkap di depan hakim.
Di pihak orang tidak mau meminta pembatalan perjanjian walau ada kekurangan syarat subyektuf
karena alasan segan atau sungkan.
20/09/2016
Asas-asas Hukum Dagang
Sumber Hukum Dagang :
20/09/2016
Undang-undang no. 33/1964 : dana pertanggungan wajib kecelakaan
no. 34/1964 : dana kecelakaan lalu lintas jalan
no. 2/1992 : usaha perasuransian diganti no. 40/2014
20/09/2016
Perihal
orang
Perihal
benda
Pembuktian dan
lewat waktu
Bab I
Hukum Perdata
Pertanggungan
Dagang pada
umumnya
Bab IX
Hukum Perdata
Khusus
Hukum Dagang Bab X 44
Hak-hak dan kewajiban yang
terbit dari pelayaran
Pembuktian
Dasar hukum : Bab I s/d Bab VI Buku IV KUHPer
Pasal 1865 s/d pasal 1945 KUHPer
Berdasarkan KUHPer pasal 1865, “Setiap orang yang mengaku mempunyai suatu hak, atau
menunjuk suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya itu atau untuk membantah suatu hak orang
lain, wajib membuktikan adanya hak itu atau kejadian yang dikemukakan itu”.
20/09/2016
Yang harus dibuktikan hanya mengenai hal-hal yang dibantah oleh lawan
Hal-hal yang diakui oleh lawan dan diketahui sendiri oleh hakim tidak perlu dibuktikan
1. Surat
Menurut UU ada 2 macam surat:
• surat akte : surat akte resmi (otentik), surat akte bawah tangan)
• surat lain : Tulisan-tulisan lain artinya tulisan yang bukan akte :(surat, faktur, catatan yang
dibuat oleh suatu pihak)
2. Saksi
• Suatu kesaksian harus mengenai peristiwa yang dilihat dengan matanya sendiri atau yang
dialami sendiri oleh saksi. Misalnya : saksi melihat tergugat minum beberapa botol bir
• Bukan kesaksian : kesimpulan yang ditarik sendiri oleh saksi dari peristiwa yang telah dilihat
45
atau dialami. Alasan : hakim yang berwenang menarik kesimpulan itu. Misalnya : tergugat
berada dalam keadaan mabuk ketika membuat perjanjian dengan penggugat.
3. Persangkaan
• Persangkaan adalah suatu kesimpulan yang diambil dari suatu peristiwa yang sudah terang dan
nyata. Misalnya: sudah dilakukan penagihan pembayaran premi, pembayaran premi, pengiriman
notes sehingga disimpulkan bahwa perjanjian asuransi sudah ada.
• Dari peristiwa yang terang dan nyata ditarik kesimpulan bahwa suatu peristiwa lain yang harus
dibuktikan juga telah terjadi.
• macam persangkaan:
• persangkaan yang ditetapkan UU
• persangkaan yang ditetapkan oleh hakim
20/09/2016
4. Pengakuan
• Sebenarnya pengakuan bukan suatu alat bukti
• Menurut UU, pengakuan yang dilakukan di muka hakim merupakan pembuktian sempurna