Makalah
Psikologi Perkembangan
“Implikasi Teori-Teori Perkembanagan Masalah Klien”
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Diansyah (2041040187)
2. Irmawati (2041040183)
Kelas :BKI’C
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Implikasi teori-teori perkembangan
terhadap penyelenggaraan masalah klien” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan dan pengkayaan bagi semua pihak yang
ingin mendalami bidang Psikologi khususnya Psikologi Perkembangan Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Puji Hadiyanti, M.SI selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Psikologi Perkembangan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyususn
2
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Seringkali orang mengunakan istilah implikasi tanpa benar-benar memikirkan apa arti
dan definisinya. Penggunaan kata implikasi memang masih jarang digunakan dalam
kalimat-kalimat percakapan sehari-hari. Penggunaan kata implikasi biasanya umum
digunakan dalam sebuah bahasa penelitian. Maka dari itu masih sedikit kajian yang
membahas tentang arti dari kata implikasi. Namun jika mendengar istilah implikasi, hal
pertama yang terpikirkan pada umumnya adalah sebuah akibat atau sesuatu hal yang
memiliki dampak secara langsung. Arti kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki
cakupan yang sangat luas dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat
dalam cakupan bahasa yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam
berbagai keadaan maupun situasi yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau
berargumen. Seperti halnya dalam bahasa penelitian maupun matematika.Hingga saat ini,
masih belum terdapat pembahasan secara lengkap dan menyeluruh mengenai arti dan
definisi kata implikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata implikasi
adalah keterlibatan atau keadaan terlibat. para ahli adalah suatu kesimpulan atau hasil akhir
temuan atas suatu penelitian.
4
5
dewasa?
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-2 tahun. Namun,
selama 2 minggu pertama setelah kelahiran diberi istilah tersendiri, yaitu masa bayi
barulahir (neonatal), karena memiliki karakteristik tersendiri. Sedangkan masa bayi
berlangung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. Pada masa bayi,
perkembangan fisik secara jelas dapat diamati pada enam bulan pertama pertumbuhannya.
Tahun pertama peningkatakan lebih kepada berat dan tinggi badan, berat badan bayi usia
satu tahun rata-rata 3 kali berat waktu lahir dan tumbuh 4-6 gigi susu. Selama tahun kedua
terjadi penurunan karena pertambahan berat otak paling pesat yaitu 1/8 berat total bayi.
Selain itu, yang berkembang adalah proporsi, tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi,
susunan saraf, dan organ perasa.
Perkembangan kognitif atau intelektual pada masa bayi terdapat teori piaget yang
terkenal sebagai acuan untuk memahami masalah tersebut. Teori ini menerangkan bahwa
seorang anak berkembang melalui serangkaian pikiran dari masa bayi hingga masa dewasa
yang sesuai dengan masing-masing tahap usia perkembangannya. Tahap-tahap tersebut
berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannnya (melalui
dua proses asimilasi dan akomodasi) dan adanya pengorganisasian struktur berpikir. Secara
kualitatif, tahap-tahap pemikiran setiap individu berbeda yang artinya cara berpikir anak
pada setiap tahap usianya berbeda-beda.
Jean Piaget menekankan fungsi kognitif seorang bayi, tetapi ia lebih mementingkan
tindakan bayi terhadap benda dibandingkan perhatian, ketidaksesuaian, mendapatkan
kembali memori dan penciptaan gambaran persepsi yang tidak berhubungan dengan suatu
tindakan. Unit pusat pengetahuan adalah skema sensorimotor, yang didefinisikan sebagai
gambaran sejumlah tindakan motorik yang digunakan untuk mendapatkan tujuan akhir.
5
6
Para ahli psikologi dan ilmu pendididkan hingga saat ini belum memiliki kesatuan
pendapat dalam memberikan pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan .Ada
yang menganggap sama dan ada pula yang menganggap berbeda. Monks, Knoers, dan
Haditono (1984 : 2) misalnya, menyatakan “Perkembangan memiliki kesamaan dengan
pertumbuhan”. Sementara Moh Kasiram berpendapat perkembangan dan pertumbuhan
berbeda namun saling melengkapi. Contoh pohon mangga menjadi besar adalah peristiwa
pertumbuhan, anak ayam menjadi besar juga peristiwa pertumbuhan, namun perubahan
dari telur menjadi anak ayam adalah peristiwa perkembangan.peristiwapembuahan sel telur
dengan kandungan ibu sampai menjadi peristiwa perkembangan. (Moh Kasiram).
pertumbuhan adalah “proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan
jasmaniah) yang herediter/ warisan dalam bentuk proses aktif yang kontinu”
(Kartono,1982:29), sedangkan perkembangan dalam arti sempit dikatakan sebagai “Proses
pematangan fungsi-fungsi non fisik” (Kartono, 1982:32). Perkembangan dalam arti luas
sebagai “perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-
fungsi psikis dan fisis dalam diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses
belajar dalam waktu tertentu, menuju kedewasaan” (Kartono, 1982:33). Dari definisi di
atas kita dapat mengetahui kalau pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berbeda. Perkembangan Mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis
yang tampak. Sementarapertumbuhan khusus mengenai ukuran badan dan fungsi fisik
yang murni.1
Fase dan Tugas Perkembangan
Sebelum kita membahas apa fase dan tugas perkembangan, ada baiknya kita mengetahui
dulu apa sih fase dan tugas perkembangan itu? Fase adalah penahapan atau periode rentang
kehidupan manusia yang ditandai oleh cirri atau tingkah laku tertentu. Tugas
perkembangan adalah harapan yang seyogyanya dapat dituntaskan dalam setiap fase
tersebut. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan
1
Rahmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Prenada Media.
6
7
keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas
perkembangan bahwa: “ Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar
periode tertentu dalam kehidupan individu, keberhasilan pencapaian yang mengarah pada
kebahagiaannya dan kesuksesan dengan tugas selanjutnya, sementara kegagalan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu, ketidaksetujuan oleh masyarakat, kesulitan
dengan tugas selanjutnya”.
Banyak ahli yang meneliti tentang fase dan tugas perkembangan, diantaranya :
Buhler dalam bukunya The First Tier of Life membagi fase menjadi 5 fase,
Hurlock membagi menjadi masa prenatal, masa natal, masa remaja, dan masa
dewasa,
Erikson menmbagi fase menjadi 8 yaitu masa bayi, masa toddler, awal masa kanak-
kanak, akhir masa kanak-kanak, awal masa remaja, masa remaja yang sejati, awal
masa dewasa, dan kedewasaan dan masa tua,
Sigmund Freud mebagi fase menjadi fase infantile, fase laten, fase pubertas dan
fase genital,
Maria Mantessori membaginya menjadi periode I (0-7 tahun), periode II (7-12
tahun), periode III (12-18 tahun), periode IV ( 18 tahun ke atas),
Havigurst, untuk lebih jelasnya, di bawah ini menjelaskan rincian tugas
perkembangan dari setiap fase menurut Havighurst.
7
8
8
9
9
10
Dalam perkembangan terdapat masa peka, yaitu suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa
menonjolkan diri ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Masa peka
merupakan masa pertumbuhan ketika fungsi jiwa mudah sekali dikembangkan dan
dikembangkan (Maria Montessori). Sebagai orang tua dan pendidik, kita harus dapat
mengetahui kapan seorang anak mengalami masa peka walaupun ini memang sulit
diketahui karena setiap anak mengalaminya pada waktu yang berbeda.Apabila masa peka
ini tidak digunakan sebaik-baiknya atau tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang
maka fungsi tersebut akan mengalaminya kelainan dan akan mengganggu perkembangan
selanjutnya. Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan
mengembangkan diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalm bentuk nafsu makan dan
menjaga keselamtan diri. Sedangkan hasrat mengembangkan diri dalm bentuk rasa ingin
terlihat tahu, mengenal lingkungan, kegiatan bermain dan sebagainya.
Faktor yang berasal dari luar individu diantaranya makanan, iklim, budaya, ekonomi,
kedudukan anak dalam keluarga misalnya bila anak itu merupakan anak tunggal biasanya
perhatian orang tua tercurah kepadanya sehingga anak tersebut cenderung memiliki sifat
manja, kurang bisa bergaul, menarik perhatian dengan cara kekanak- kanakan dan
sebagainya. Selain seorang anak yang memiliki banyak saudara, orangtuanya yang jelas
akan sibuk memabgi perhatian teerhadap saudara-saudaranya itu. Umum maksudnya-unsur
10
11
yang dapat digolongkan dalamkedua penggolongan diatas, dengan kata lain jika faktor
yang mempengaruhi perkembangan merupakan campuran dari kedua hal tersebut. Faktor
umum tersebut antara lain
a) intelegensi, tingkat intelegensi yang tinggi dengan kecepatan perkembangan
begitupun sebaliknya.
b) jenis kelamin, anak laki-laki yang baru lahir biasanya lebih cepat besar
dibandingkan dengan bayi perempuan.
c) Gondok
d) kesehatan, anak yang kesehatan mental dan fisiknya sempurna akan
mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai.
e) Ras, misalnya anak dari ras Mediterranean mengalami [erkembagan fisik lebih
cepat dibandingkan dengan orang dari bangsa eropa Utara.
11
12
12
13
Jika ide sederhana yang satu dengan yang lain di gabungkan akan
menghasilkan ide yang kompleks, apabila ide yang kompleks di gabungkan
akan menghasilkan ide gabungan (gabungan ide).
Aliran Gestalt
Berasal dari bahasa jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau
bentuk yang utuh. Gestalt berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-
bagiannya menunjukan premis dasar sistem sikologi yang mengonseptualisasi
berbagai pristiwa psikologi sebagai fenomena yang terorganisasi utuh dan
logistik. Psikologi Gestalt adalah gerakan psikologi yang melawan psikologi
strukturalisme. Didasari oleh pemikiran Kant tentang teori nativistik yang
megnatakan bahwa organisasi aktivitas mental membuat individu berinteraksi
dengan lingkungannya melalui cara-cara yang khas. Sehingga tujuan psikologi
Gestalt adalah kebijakan organisasi aktivitas mental dan mengatahui secara
tepat karateristik interaksi manusia dengan lingkungan
Aliran Psikologi Kognitif
Dikembangkan oleh Jeant Piget, teori ini membahas kemunculan dan
diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya. Teori digolongkan pada teori Konstruktivisme, teori ini
berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui
tindakan yang dilakukan dengan sendirinya terhadap lingkungan. Menurut
teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu
berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori ini
adalah setiap orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam
dirinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang
baru disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki oleh siswa.
13
14
14
15
Sampai sekarang belum ditemukan tes bakat khusus yang cukup luas daerah
pemakaiannya (seperti tes intelegensi). Berbagai tes bakat yang sudah ada, seperti FACT
(Flanegen Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Flanegen, DAT (Differential
Aptitude Test) yang disusun oleh Binnet, M-T test (Mathematical and Technical Test)
yang disusun oleh Luningprak masih sangat terbatas jangkauan dan daerah berlakunya. Hal
ini disebabkan karena tes bakat sangat terikat oleh konteks kebudayaan tempat tes itu
disusun dan dilaksanakan. Selain itu, macam-macam bakat khusus juga terikat oleh
konteks pola kebudayaan tempat seseorang dibesarkan.
Alat ukur atau tes apa yang dipakai tentu saja bergantung pada macam bakat yang
ingin dikenali. Bakat anka dapat dikenali dengan melakukan observasi terhadap apa yang
selalu dikerjakan dan digemari anak. Pengenalan terhadap bakat anak sangat bermanfaat
bagi orangtua dan guru agar memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Dengan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orangtua dapat menyediakan lingkungan
pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Selain itu, dapat membantu anak-anak
dalam memahami potensi dirinya, serta tidak melihatnya sebagai suatu beban, tetapi
sebagai anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan.
Manfaat lain dari kemampuan orangtua untuk mengenal bakat anak ialah orangtua
dapat membantu sekolah dalm menyusun program dan prosedur pemanduan anak-anak
berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan
mereka.
15
16
emosinya. Dalam California Longitudinal Study, pada waktu individu berusia 34 sampai
50 tahun, mereka adalah kelompok usia yang paling sehat, paling tenang, dan paling bisa
mengontrol diri, dan juga paling bertanggung jawab (Levinson & Peskin, 1981 dalam
Santrock, 2002).
Ada berbagai perubahan yang terjadi pada masa dewasa tengah, di antara yaitu:
Perubahan biologis
Melihat dan mendengar adalah dua perubahan yang paling menyusahkan dan
paling tampak dalam masa dewasa tengah. Daya akomodasi mata mengalami
penurunan paling tajam antara usia 40 – 59 menilai bahwa menopause sebagai
pengalaman positif, bahwa mereka tidak lagi harus kuatir tentang kehamilan
atau periode menstruasi, atau perasaan netral tentang semua hal itu (McKinlay
& Mckinley, 1984 dalam Santrock, 2002). Hanya tiga persen yang berkata
menyesal mencapai menopause. Kecuali untuk beberapa gejala sementara
yang menyusahkan seperti semburan panas, berkeringat, dan ketidakteraturan
menstruasi, sebagian besar perempuan secara sederhana berkata bahwa
menopause bukan lagi persoalan yang begitu penting, seperti yang diributkan
oleh banyak orang.
Perkembangan kognitif
Berbagai kemunduran dalam daya ingat terjadi selama masa dewasa tengah,
walaupun strategi-strategi dapat digunakan untuk mengurangi kemunduran
tersebut. Kekurangan yang lebih besar terjadi dalam memori jangka panjang
(long term) dari pada dalam memori jangka pendek (short term). Proses-proses
seperti organisasi dan pembayangan dapat digunakan 2untuk mengurangi
kemunduran daya ingat. Kemunduran yang lebih besar terjadi ketika informasi
yang diperoleh bersifat baru atau ketika informasi yang diterima saat ini tidak
sering digunakan, dan ketika yang digunakan adalah proses mengingat
kembali (recall) dari pada proses mengenali (recognition). Buruknya
kesehatan dan sikap-sikap yang negatif berkaitan dengan kemunduran daya
ingat.
2
Rudhayanto, Yudi MS. 2005. Belajar Koopratif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
16
17
a. Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim
dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim
inimerupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa.
17
18
Dalam suatu studi ditunjukkan bahwa hubungan intim mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan psikologis dan fisik seseorang. Orang-orang yang mempunyai
tempat untuk berbagi ide, perasaan dan masalah, merasa lebih bahagia dan lebih sehat
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tempat untuk berbagi (Traupmann &
Hatfield, 1981 dalam Desmita, 2006).
b. Generativitas
Generativitas (generativity) adalah tahap perkembangan psikososial ke tujuh yang
dialami individu selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas adalah
perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ide-ide, dan
sebagainya).Serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi
mendatang. Transmisi nilai-nilai sosial ini diperlukan untuk memperkaya aspek
psikoseksual dan aspek psikososial kepribadian.Apabila generativitas lemah atau tidak
diungkapkan, maka kepribadian akan mundur, mengalami pemiskinan dan stagnasi.Apa
yang disebut Erikson dengan generativitas pada masa setengah baya ini ialah suatu rasa
kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan bagi generasi yang akan datang.
Pemeliharaan terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang-orang lain, dalam
keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuhkannya serta berbagi dan
membagi pengetahuan serta pengalaman dengan mereka. Nilai pemeliharaan ini tercapai
lewat kegiatan membesarkan anak, mengajar, memberi contoh dan mengontrol.
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Implikasi, adalah sebuah akibat atau sesuatu hal yang memiliki dampak secara
langsung. Arti kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki cakupan yang sangat luas
dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat dalam cakupan bahasa
yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam berbagai keadaan maupun
situasi yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau berargumen. Seperti halnya
dalam bahasa penelitian maupun matematika.
Kata implikasi memiliki persamaan kata yang cukup beragam, diantaranya adalah
keterkaitan, keterlibatan, efek, sangkutan, asosiasi, akibat, konotasi, maksud, siratan, dan
sugesti. Persamaan kata implikasi tersebut biasanya lebih umum digunakan dalam
percakapan sehari-hari. Hal ini karena kata implikasi lebih umum atau cocok digunakan
dalam konteks percakapan bahasa ilmiah dan penelitian.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
20