Anda di halaman 1dari 20

1

Makalah
Psikologi Perkembangan
“Implikasi Teori-Teori Perkembanagan Masalah Klien”
Disusun Oleh:

Kelompok 9

1. Diansyah (2041040187)

2. Irmawati (2041040183)

3. Sela Dwi Putri (2041040182)

Kelas :BKI’C

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Implikasi teori-teori perkembangan
terhadap penyelenggaraan masalah klien” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan dan pengkayaan bagi semua pihak yang
ingin mendalami bidang Psikologi khususnya Psikologi Perkembangan Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Puji Hadiyanti, M.SI selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Psikologi Perkembangan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, November 2021

Penyususn

2
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

BAB I.....................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................5

2.1 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah bayi.......5

2.2 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap: penyelenggaraan masalah anak-


anak...............................................................................................................................6

2.3 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah remaja14

2.4 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah orang


dewasa........................................................................................................................15

BAB III................................................................................................................................19

PENUTUP...........................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

3
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seringkali orang mengunakan istilah implikasi tanpa benar-benar memikirkan apa arti
dan definisinya. Penggunaan kata implikasi memang masih jarang digunakan dalam
kalimat-kalimat percakapan sehari-hari. Penggunaan kata implikasi biasanya umum
digunakan dalam sebuah bahasa penelitian. Maka dari itu masih sedikit kajian yang
membahas tentang arti dari kata implikasi. Namun jika mendengar istilah implikasi, hal
pertama yang terpikirkan pada umumnya adalah sebuah akibat atau sesuatu hal yang
memiliki dampak secara langsung. Arti kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki
cakupan yang sangat luas dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat
dalam cakupan bahasa yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam
berbagai keadaan maupun situasi yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau
berargumen. Seperti halnya dalam bahasa penelitian maupun matematika.Hingga saat ini,
masih belum terdapat pembahasan secara lengkap dan menyeluruh mengenai arti dan
definisi kata implikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata implikasi
adalah keterlibatan atau keadaan terlibat. para ahli adalah suatu kesimpulan atau hasil akhir
temuan atas suatu penelitian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan
masalah bayi?
2. Bagaimana Implikasi teori-teori perkembangan terhadap: penyelenggaraan
masalah anak-anak?
3. Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah
remaja?
4. Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah orang

4
5

dewasa?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah bayi

Secara umum, masa bayi merupakan masa kehidupan pada usia 0-2 tahun. Namun,
selama 2 minggu pertama setelah kelahiran diberi istilah tersendiri, yaitu masa bayi
barulahir (neonatal), karena memiliki karakteristik tersendiri. Sedangkan masa bayi
berlangung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir. Pada masa bayi,
perkembangan fisik secara jelas dapat diamati pada enam bulan pertama pertumbuhannya.
Tahun pertama peningkatakan lebih kepada berat dan tinggi badan, berat badan bayi usia
satu tahun rata-rata 3 kali berat waktu lahir dan tumbuh 4-6 gigi susu. Selama tahun kedua
terjadi penurunan karena pertambahan berat otak paling pesat yaitu 1/8 berat total bayi.
Selain itu, yang berkembang adalah proporsi, tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi,
susunan saraf, dan organ perasa.
Perkembangan kognitif atau intelektual pada masa bayi terdapat teori piaget yang
terkenal sebagai acuan untuk memahami masalah tersebut. Teori ini menerangkan bahwa
seorang anak berkembang melalui serangkaian pikiran dari masa bayi hingga masa dewasa
yang sesuai dengan masing-masing tahap usia perkembangannya. Tahap-tahap tersebut
berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannnya (melalui
dua proses asimilasi dan akomodasi) dan adanya pengorganisasian struktur berpikir. Secara
kualitatif, tahap-tahap pemikiran setiap individu berbeda yang artinya cara berpikir anak
pada setiap tahap usianya berbeda-beda.
Jean Piaget menekankan fungsi kognitif seorang bayi, tetapi ia lebih mementingkan
tindakan bayi terhadap benda dibandingkan perhatian, ketidaksesuaian, mendapatkan
kembali memori dan penciptaan gambaran persepsi yang tidak berhubungan dengan suatu
tindakan. Unit pusat pengetahuan adalah skema sensorimotor, yang didefinisikan sebagai
gambaran sejumlah tindakan motorik yang digunakan untuk mendapatkan tujuan akhir.

5
6

Tahapan periode sensimotorik ada enam tahap yaitu sebagai berikut.

2.2 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap: penyelenggaraan masalah anak-


anak

Para ahli psikologi dan ilmu pendididkan hingga saat ini belum memiliki kesatuan
pendapat dalam memberikan pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan .Ada
yang menganggap sama dan ada pula yang menganggap berbeda. Monks, Knoers, dan
Haditono (1984 : 2) misalnya, menyatakan “Perkembangan memiliki kesamaan dengan
pertumbuhan”. Sementara Moh Kasiram berpendapat perkembangan dan pertumbuhan
berbeda namun saling melengkapi. Contoh pohon mangga menjadi besar adalah peristiwa
pertumbuhan, anak ayam menjadi besar juga peristiwa pertumbuhan, namun perubahan
dari telur menjadi anak ayam adalah peristiwa perkembangan.peristiwapembuahan sel telur
dengan kandungan ibu sampai menjadi peristiwa perkembangan. (Moh Kasiram).
pertumbuhan adalah “proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan
jasmaniah) yang herediter/ warisan dalam bentuk proses aktif yang kontinu”
(Kartono,1982:29), sedangkan perkembangan dalam arti sempit dikatakan sebagai “Proses
pematangan fungsi-fungsi non fisik” (Kartono, 1982:32). Perkembangan dalam arti luas
sebagai “perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-
fungsi psikis dan fisis dalam diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses
belajar dalam waktu tertentu, menuju kedewasaan” (Kartono, 1982:33). Dari definisi di
atas kita dapat mengetahui kalau pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berbeda. Perkembangan Mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis
yang tampak. Sementarapertumbuhan khusus mengenai ukuran badan dan fungsi fisik
yang murni.1
Fase dan Tugas Perkembangan
Sebelum kita membahas apa fase dan tugas perkembangan, ada baiknya kita mengetahui
dulu apa sih fase dan tugas perkembangan itu? Fase adalah penahapan atau periode rentang
kehidupan manusia yang ditandai oleh cirri atau tingkah laku tertentu. Tugas
perkembangan adalah harapan yang seyogyanya dapat dituntaskan dalam setiap fase
tersebut. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan

1
Rahmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Prenada Media.

6
7

keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas
perkembangan bahwa: “ Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar
periode tertentu dalam kehidupan individu, keberhasilan pencapaian yang mengarah pada
kebahagiaannya dan kesuksesan dengan tugas selanjutnya, sementara kegagalan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu, ketidaksetujuan oleh masyarakat, kesulitan
dengan tugas selanjutnya”.
Banyak ahli yang meneliti tentang fase dan tugas perkembangan, diantaranya :
 Buhler dalam bukunya The First Tier of Life membagi fase menjadi 5 fase,
 Hurlock membagi menjadi masa prenatal, masa natal, masa remaja, dan masa
dewasa,
 Erikson menmbagi fase menjadi 8 yaitu masa bayi, masa toddler, awal masa kanak-
kanak, akhir masa kanak-kanak, awal masa remaja, masa remaja yang sejati, awal
masa dewasa, dan kedewasaan dan masa tua,
 Sigmund Freud mebagi fase menjadi fase infantile, fase laten, fase pubertas dan
fase genital,
 Maria Mantessori membaginya menjadi periode I (0-7 tahun), periode II (7-12
tahun), periode III (12-18 tahun), periode IV ( 18 tahun ke atas),
 Havigurst, untuk lebih jelasnya, di bawah ini menjelaskan rincian tugas
perkembangan dari setiap fase menurut Havighurst.

Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)


 belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
 Belajar memakan makan padat.
 Belajar berbicara.
 Belajar buang air kecil dan buang air besar.
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
 Mencapai kestabilan fisikah fisiologis.
 Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
 Belajar hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
 Belajar hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12,0)

7
8

 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.


 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis.
 Belajar bergaul dengan teman sebaya.
 Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
 Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
 Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
 kata hati.
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
 sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0)
 Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
 Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
 Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
 Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
 Memilih dan mempersiapkan karier.
 pernikahan dan hidup berkeluarga.
 keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
 Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
 Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
 Memilih pasangan.
 Belajar hidup bersama pasangan.
 Memulai hidup dengan pasangan.
 Memelihara anak.
 mengurus rumah tangga.
 Memulai bekerja.

8
9

 tanggung jawab sebagai warga negara.


 Menemukan suatu kelompok yang serasi.
 Prinsip Perkembangan
Perkembangannya tidak terbatas , artinya seseorang akan tumbuh
menjadi besar dan pertumbuhan ini selalu mencoba untuk
membedakan dan intergrasi. Setiap orang mengalami tahapan
perkembangan yang berlangsung secara berantai, contohnya anak yang
proses perkembangannya normal memiringkan badan, telungkup,
mengangkat kepala, duduk, berjalan dengan bantuan dan akhirnya
mampu berjalan sendiri. Setiap fase memiliki tugas yang khas sehingga
ada perilaku yang baik dan kurang sesuai. Perilaku yang tidak sesuai
ini ssebenarnya merupakan perilaku yang wajar untuk fase tertentu.
Misalnya seorang anak dikatakan dulu ia penurut, sekarang ia
pembangkang, ini terjadi karena pergantian fase dari anak-anak
menjadi remaja yang memang cirri khasnya mencari jati diri.
Setiap anak memiliki tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri. Ada yang
cepat, sedang dan lambat. Tempo perkembangan anak sebenarnya dapat diubah
(dipercepat) sedikit, tetapi tidak dapat dipaksakan. Misalnya anak yang belum sekolah
diajari membaca,menulis, dan berhitung. Selain tempo, perkembangan anak juga
berlangsung sesuai iramanya. Pada suatu masa laju perkembangan bisa berjalan dengan
cepat, dan waktu berikutnya tidak tampak kemajuan. Kelajuan dan keterhambatan ini tidak
sama besar pada setiap anak. Sehubungan dengan perkembangan cepat atau lambat, anak
dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:
 anak yang tidak menunjukan perkembangan yang cepat lambat,
melainkanperkembangan mendatar dan maju baik secara maupun angsur.
Semua itu berlangsung dengan tenang, perubahan dari satu ke tahap
berikutnya tidak ada musik yang nyata
 anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sebelum besar
kecepatan perkembangan semakin berkurang.
 Anak yang semakin lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi
semakin lama semakin cepat kemajuannya

9
10

Dalam perkembangan terdapat masa peka, yaitu suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa
menonjolkan diri ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Masa peka
merupakan masa pertumbuhan ketika fungsi jiwa mudah sekali dikembangkan dan
dikembangkan (Maria Montessori). Sebagai orang tua dan pendidik, kita harus dapat
mengetahui kapan seorang anak mengalami masa peka walaupun ini memang sulit
diketahui karena setiap anak mengalaminya pada waktu yang berbeda.Apabila masa peka
ini tidak digunakan sebaik-baiknya atau tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang
maka fungsi tersebut akan mengalaminya kelainan dan akan mengganggu perkembangan
selanjutnya. Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan
mengembangkan diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalm bentuk nafsu makan dan
menjaga keselamtan diri. Sedangkan hasrat mengembangkan diri dalm bentuk rasa ingin
terlihat tahu, mengenal lingkungan, kegiatan bermain dan sebagainya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Secara garis besar faktor yang mempengaruhi perkembangan dikelompokan menjadi
3 yaitu faktor yang berasal dari dalam individu, gaktor yang berasal dari luar dan faktor
umum.Faktor yang berasal dari dalam individu antara lain
a. bakat atau pembawaan seperti bakat musik, seni, agama, akal yang
tajam dan sebagainya. Anak yang bakat musik misalnya minat dan
perhatiannya tertuju pada musik, ia akan maju dalam bidang musik
bahkan ia dapat menjadi komposer dan ahli musik jika didukung oleh
lingkungan yang memadai.
b. sifat keturunan dari orang tuanya dapat berupa fisik maupun mental,
namun sifat keturunan ini seumpama bibit yang tumbuhnya dipupuk
dan dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan.
c. dorongan dan insting.

Faktor yang berasal dari luar individu diantaranya makanan, iklim, budaya, ekonomi,
kedudukan anak dalam keluarga misalnya bila anak itu merupakan anak tunggal biasanya
perhatian orang tua tercurah kepadanya sehingga anak tersebut cenderung memiliki sifat
manja, kurang bisa bergaul, menarik perhatian dengan cara kekanak- kanakan dan
sebagainya. Selain seorang anak yang memiliki banyak saudara, orangtuanya yang jelas
akan sibuk memabgi perhatian teerhadap saudara-saudaranya itu. Umum maksudnya-unsur

10
11

yang dapat digolongkan dalamkedua penggolongan diatas, dengan kata lain jika faktor
yang mempengaruhi perkembangan merupakan campuran dari kedua hal tersebut. Faktor
umum tersebut antara lain
a) intelegensi, tingkat intelegensi yang tinggi dengan kecepatan perkembangan
begitupun sebaliknya.
b) jenis kelamin, anak laki-laki yang baru lahir biasanya lebih cepat besar
dibandingkan dengan bayi perempuan.
c) Gondok
d) kesehatan, anak yang kesehatan mental dan fisiknya sempurna akan
mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai.
e) Ras, misalnya anak dari ras Mediterranean mengalami [erkembagan fisik lebih
cepat dibandingkan dengan orang dari bangsa eropa Utara.

Aliran Psikologi dan Implikasinya dalam Pembelajaran


1. Aliran Nativisme / Aliran Pembawaan
Menurut aliran ini anak tidak perlu pendidikan karena baik buruk sudah
ditentukan dari keturunan. Menurut aliran ini manusia yang lahir memiliki
bakat dan pembawaan baik dari keturunannya yang dulu atau takdirkan. Aliran
ini dijuluki aliran pesimistis karena melihat sesuatu hanya dari kacamata hitam
saja. Tetapi pengaruh aliran ini sampai sekarang masih dirasakan. Roseaus
seorang filosof dari Jerman berpendapat bahwa setiap orang yang dilahirkan
memiliki moral yang baik. Karakter seseorang bersifat interistik
2. Aliran Empirisme / Aliran Lingkungan
Menitik beratkan pada bagaimana kita akan mengisi hidup melaksanakan hal-
hal baik itu positif maupun negatif, jadi tergantung pada masing-masing
individu itu sendiri. Lingkungan bisa menentukan bagaimana sifat, perilaku
anak jika lingkungan mendukung, sikap anak pasti akan baik begitu juga
sebaliknya. Pendidikan dapat memegang peran penting, bakat tidak ada
pengaruhnya, jadi disini peran orang tua sangat penting untuk menentukan
bagaimana masa depan dan masa depan anak. Faktor lingkunga menjadi faktor
yang menentukan perkembangan anak sedangkan faktor bakat tidak ada
pengaruhnya

11
12

3. Aliran Konfergensi / Aliran Persesuaian


Perpaduan antara Natifisme dan Empiurisme yang menggabungkan antara arti
penting hereditas dan pengangaruh lingkungan. Perkembangan yang sehat
akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan dari lingkungan
dan potensi kodrati anak yang mendorong kemampuan anak, dan menjadi
tidak seta apa pengaruh lingkungan melumpuhkan sikofis anak. Pada 5
pertama orang tua sangat berperan penting, jika orang tua salah didik pada
masa ini akan berakibat fatal untuk masa pendidikan. Pengaruh pembawaan
atau keturunan terahadap tingkah laku yang terjadi secara tidak langsung.
pengaruh keturunan selalu membutuhkan perantara yang terdapat pada
lingkungan, contohnya
 Latar belakang keturunan yang sama menghasilkan kepribadian yang
dengan kondisi lingkungan yang berbeda pula
 Latar belakang dan lingkungan yang menghasilkan pola perkembangan
yang sama
 Lingkungan yang sama perbedaan perbedaan meskipun meskipun
berlatar belakang sama
 Riwayat hidup dan latar belakang yang sama menghasilkan
kepribadian yang sama
Menurut Anastasi, Presiden American Psycological Association faktor segmental
yakni adakalanya berlangsung dalam waktu yang singkat, berlangsung dalam jangka waktu
yang lama. Tentang hubungan antara faktor dan faktor keturunan Anastasi mengemukakan
bahwa :
 Faktor lingkungan dan faktor keturunan menjadi sumber timbulnya tingkah
laku.
 Kedua fungsi ini bisa berfungsi secara terpisah, melainkan saling berhubunga.
 Suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan yang akan
terjadi
 Aliran Asosiasi
Pengembangan dari empirisme pada Renaisans yang mempelajari tentang
manusia. Menurut Aliran Asosiasi bahwa prosesi psikologi adalah ”Asosiasi
Ide”. Unsur atau elemen dari jiwa manusia adalah ide sederhana. Ide
sederhana bukan bawaan dari lahir, merupakan hasil yang diperoleh manusia.

12
13

Jika ide sederhana yang satu dengan yang lain di gabungkan akan
menghasilkan ide yang kompleks, apabila ide yang kompleks di gabungkan
akan menghasilkan ide gabungan (gabungan ide).
 Aliran Gestalt
Berasal dari bahasa jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau
bentuk yang utuh. Gestalt berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-
bagiannya menunjukan premis dasar sistem sikologi yang mengonseptualisasi
berbagai pristiwa psikologi sebagai fenomena yang terorganisasi utuh dan
logistik. Psikologi Gestalt adalah gerakan psikologi yang melawan psikologi
strukturalisme. Didasari oleh pemikiran Kant tentang teori nativistik yang
megnatakan bahwa organisasi aktivitas mental membuat individu berinteraksi
dengan lingkungannya melalui cara-cara yang khas. Sehingga tujuan psikologi
Gestalt adalah kebijakan organisasi aktivitas mental dan mengatahui secara
tepat karateristik interaksi manusia dengan lingkungan
 Aliran Psikologi Kognitif
Dikembangkan oleh Jeant Piget, teori ini membahas kemunculan dan
diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya. Teori digolongkan pada teori Konstruktivisme, teori ini
berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui
tindakan yang dilakukan dengan sendirinya terhadap lingkungan. Menurut
teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu
berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori ini
adalah setiap orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam
dirinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang
baru disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki oleh siswa.

Prinsip-prinsip Kognitif antara lain :


 Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu
apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
 Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke komplek.
 Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik dari menghafal.

13
14

2.3 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah remaja


Piaget menyebutkan bahwa sebagian besar remaja mampu memahami dan mengkaji
konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu. Menurut Bruner, siswa usia remaja ini
dapat menggunakan bentuk-bentuk simbol dengan cara yang canggih. Guru dapat
membantu mereka dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses (discover
approach) dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep abstrak. Karena
siswa pada usia remaja ini masih dalam proses penyempurnaan penalaran, guru hendaknya
tidak menganggap bahwa mereka berpikir dengan cara yang sama dengan guru. Untuk itu,
guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi secara baik
serta memberikab tugas-tugas penulisan makalah. Dalam hal ini, guru hendaknya
mengamati kecenderungan-kecenderungan remaja untuk melibatkan diri dalam hal-hal
yang tidak tergali. Cara yang baik dalam mengatasi bentuk-bentuk pemikiran yang belum
matang ialah membantu siswa menyadari bahwa mereka telah melupakan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Namun, bila permasalahan tersebut merupakan masalah kompleks
dengan bobot emosi yang cukup dalam, hal itu bukan tugas yang mudah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat terletak pada anak itu sendiri dan
lingkungan.
 Anak itu sendiri
Misalnya, anak itu kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia
miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin
pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan
dalam mengembangkan bakatnya.
 Lingkungan anak
Misalnya, orangtuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana
pendidikan yang dibutuhkan anak, atau ekonominya cukup tinggi, tetapi kurang
memberi perhatian terhadap pendidikan anaknya.

Implikasi Pengembangan Bakat Khusus Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

14
15

Sampai sekarang belum ditemukan tes bakat khusus yang cukup luas daerah
pemakaiannya (seperti tes intelegensi). Berbagai tes bakat yang sudah ada, seperti FACT
(Flanegen Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Flanegen, DAT (Differential
Aptitude Test) yang disusun oleh Binnet, M-T test (Mathematical and Technical Test)
yang disusun oleh Luningprak masih sangat terbatas jangkauan dan daerah berlakunya. Hal
ini disebabkan karena tes bakat sangat terikat oleh konteks kebudayaan tempat tes itu
disusun dan dilaksanakan. Selain itu, macam-macam bakat khusus juga terikat oleh
konteks pola kebudayaan tempat seseorang dibesarkan.
Alat ukur atau tes apa yang dipakai tentu saja bergantung pada macam bakat yang
ingin dikenali. Bakat anka dapat dikenali dengan melakukan observasi terhadap apa yang
selalu dikerjakan dan digemari anak. Pengenalan terhadap bakat anak sangat bermanfaat
bagi orangtua dan guru agar memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Dengan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orangtua dapat menyediakan lingkungan
pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Selain itu, dapat membantu anak-anak
dalam memahami potensi dirinya, serta tidak melihatnya sebagai suatu beban, tetapi
sebagai anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan.
Manfaat lain dari kemampuan orangtua untuk mengenal bakat anak ialah orangtua
dapat membantu sekolah dalm menyusun program dan prosedur pemanduan anak-anak
berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan
mereka.

2.4 Implikasi teori-teori perkembangan terhadap penyelenggaraan masalah orang


dewasa

Masa Perkembangan Dewasa Tengah


Masa dewasa tengah biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa tengah tampak
lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun. Menurut Hurlock
(1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya, yaitu antara
usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya mencakup waktu yang lama dalam rentang hidup.
Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara mandiri terhadap
kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu menentukan masalah-
masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil dan matang secara

15
16

emosinya. Dalam California Longitudinal Study, pada waktu individu berusia 34 sampai
50 tahun, mereka adalah kelompok usia yang paling sehat, paling tenang, dan paling bisa
mengontrol diri, dan juga paling bertanggung jawab (Levinson & Peskin, 1981 dalam
Santrock, 2002).
Ada berbagai perubahan yang terjadi pada masa dewasa tengah, di antara yaitu:
 Perubahan biologis
Melihat dan mendengar adalah dua perubahan yang paling menyusahkan dan
paling tampak dalam masa dewasa tengah. Daya akomodasi mata mengalami
penurunan paling tajam antara usia 40 – 59 menilai bahwa menopause sebagai
pengalaman positif, bahwa mereka tidak lagi harus kuatir tentang kehamilan
atau periode menstruasi, atau perasaan netral tentang semua hal itu (McKinlay
& Mckinley, 1984 dalam Santrock, 2002). Hanya tiga persen yang berkata
menyesal mencapai menopause. Kecuali untuk beberapa gejala sementara
yang menyusahkan seperti semburan panas, berkeringat, dan ketidakteraturan
menstruasi, sebagian besar perempuan secara sederhana berkata bahwa
menopause bukan lagi persoalan yang begitu penting, seperti yang diributkan
oleh banyak orang.
 Perkembangan kognitif
Berbagai kemunduran dalam daya ingat terjadi selama masa dewasa tengah,
walaupun strategi-strategi dapat digunakan untuk mengurangi kemunduran
tersebut. Kekurangan yang lebih besar terjadi dalam memori jangka panjang
(long term) dari pada dalam memori jangka pendek (short term). Proses-proses
seperti organisasi dan pembayangan dapat digunakan 2untuk mengurangi
kemunduran daya ingat. Kemunduran yang lebih besar terjadi ketika informasi
yang diperoleh bersifat baru atau ketika informasi yang diterima saat ini tidak
sering digunakan, dan ketika yang digunakan adalah proses mengingat
kembali (recall) dari pada proses mengenali (recognition). Buruknya
kesehatan dan sikap-sikap yang negatif berkaitan dengan kemunduran daya
ingat.

2
Rudhayanto, Yudi MS. 2005. Belajar Koopratif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

16
17

 Karir dan kerja


Sebagian besar kemajuan karir terjadi pada awal dalam kehidupan orang
dewasa, sekitar usia 40 hingga 45 tahun. Dan individu yang dipromosikan
lebih dahulu naik lebih jauh.Kepuasan kerja mengalami peningkatan secara
konsisten sepanjang kehidupan. Dari usia 20 hingga 60 tahun, bagi orang
dewasa lulusan perguruan tinggi dan bukan lulusan perguruan tinggi. Suatu
pola kerja yang terus menerus lebih umum di antara laki-laki dari pada di
antara perempuan. Meskipun laki-laki berpenghasilan rendah pola kerjanya
lebih tidak stabil dari pada laki-laki dengan penghasilan rata-rata (middle
income). Hal biasa jika perempuan kembali pada pekerjaan dengan alasan
bukan uang. Hanya sekitar 10% dari orang Amerika Serikat yang mengalami
perubahan pekerjaan dalam paruh kehidupan. Sebagian karena mereka dipecat,
lainnya karena motivasi mereka sendiri. Dalam paruh-kehidupan, kita sering
kali mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan kita dalam artian berapa
banyak waktu yang masih dimiliki dalam suatu pekerjaan.
 Perkembangan psikososial
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih
luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa
dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan
tingah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang
lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-
perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan
keluarga dan pekerjaan.
Selama periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup
berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa ini ditandai
dengan dua gejala penting, yaitu keintiman dan generativitas.

a. Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim
dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim
inimerupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa.

17
18

Dalam suatu studi ditunjukkan bahwa hubungan intim mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan psikologis dan fisik seseorang. Orang-orang yang mempunyai
tempat untuk berbagi ide, perasaan dan masalah, merasa lebih bahagia dan lebih sehat
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tempat untuk berbagi (Traupmann &
Hatfield, 1981 dalam Desmita, 2006).

b. Generativitas
Generativitas (generativity) adalah tahap perkembangan psikososial ke tujuh yang
dialami individu selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas adalah
perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ide-ide, dan
sebagainya).Serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi
mendatang. Transmisi nilai-nilai sosial ini diperlukan untuk memperkaya aspek
psikoseksual dan aspek psikososial kepribadian.Apabila generativitas lemah atau tidak
diungkapkan, maka kepribadian akan mundur, mengalami pemiskinan dan stagnasi.Apa
yang disebut Erikson dengan generativitas pada masa setengah baya ini ialah suatu rasa
kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan bagi generasi yang akan datang.
Pemeliharaan terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang-orang lain, dalam
keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuhkannya serta berbagi dan
membagi pengetahuan serta pengalaman dengan mereka. Nilai pemeliharaan ini tercapai
lewat kegiatan membesarkan anak, mengajar, memberi contoh dan mengontrol.

18
19

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Implikasi, adalah sebuah akibat atau sesuatu hal yang memiliki dampak secara
langsung. Arti kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki cakupan yang sangat luas
dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat dalam cakupan bahasa
yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam berbagai keadaan maupun
situasi yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau berargumen. Seperti halnya
dalam bahasa penelitian maupun matematika.
Kata implikasi memiliki persamaan kata yang cukup beragam, diantaranya adalah
keterkaitan, keterlibatan, efek, sangkutan, asosiasi, akibat, konotasi, maksud, siratan, dan
sugesti. Persamaan kata implikasi tersebut biasanya lebih umum digunakan dalam
percakapan sehari-hari. Hal ini karena kata implikasi lebih umum atau cocok digunakan
dalam konteks percakapan bahasa ilmiah dan penelitian.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas


Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media.
Rudhayanto, Yudi MS. 2005. Belajar Koopratif untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
Sumantri, MS. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Takdiroh, Musfiroh. 2003. Bermain Sambil Belajar dan Melatih Kecerdasan Anak.
Jakarta: Bumi Angkasa.
Wahab, Rohmat, 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Bahan ajar tidak
dipublikasikan.
Zulkifli. 2001. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
https://wwwkompasianacom.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/akm
ala-04/bagaimana-implikasi-perkembangan-dalam-pembelajaran

20

Anda mungkin juga menyukai