1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian rokok
2. Peserta didik/konseli dapat mengetahui apa saja dampak dari bahaya merokok
3. Peserta didik/konseli mengetahui dan memahami bagaimana cara menghindari bahaya merokok
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang bahaya merokok
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
……………….. ………………..
Lampiran 1. Uraian Materi
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bullying
2. Peserta didik/konseli dapat mencegah perilaku bullying
3. Peserta didik/konseli dapat memahami dampak-dampak bullying
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang minat dan bakat
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, Februari 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
……………… ……………………..
Lampiran 1. Uraian Materi
PENGERTIAN BULLYING
Bullying berasal dari kata bully yang berarti menggertak dan mengganggu. Riauskina,
Djuwita, dan Soesetio mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif kekuasaan
terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/kelompok siswa yang memiliki
kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Bullying kemudian dikelompokkan menjadi 5 kategori, antara lain :
1. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, mencubit, mencakar, juga termasuk
memeras dan merusak barang-barang yang dimliki orang lain).
2. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu,
memberi panggilan nama (name–calling), sarkasme, merendahkan (put-down),
mencela/mengejek, mengintimidsi, mengejek, menyebarkan gosip).
3. Perlaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan
ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh
bullying fisik atau verbal).
4. Perilaku non verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan,
mengirimkan surat kaleng).
5. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).
Definisi lain tentang bullying dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau
sekelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya.
b. Bullying sebagai penggunaan agresi dalam bentuk apapun yang bertujuan menyakiti
ataupun menyudutkan orang lain secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa
tindakan fisik,verbal, emosional, dan juga seksual.
c. Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti
secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih lemah
oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersiakannya lebih kuat.
Terjadinya bullying di sekolah menurut Salmivalli dan kawan-kawan merupakan proses
dinamika kelompok dan di dalamnya ada pembagian peran. Peran-peran tersebut adalah
bully, asisten bully, reinfocer, defender, dan outsider.
Bully yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, berinisiatif dan aktif terlibat dalam
perilaku bullying.
Asisten bully, juga terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun ia cenderung bergantung
atau mengikuti perintah bully.
Rinfocer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut menyaksikan,
mentertawakan korban, memprofokasi bully, mengajak siswa lain untuk menonton dan
sebagainya.
Defender adalah orang-orang yang berusaha membela dan membantukorban, sering kali
akhirnya mereka menjadi korban juga.
Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak melaukan apapun,
seolah-olah tidak peduli.
CYBERBULLYING
Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan
dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying adalah
kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan
oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.
Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa pesan ancaman
melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk
menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain
untuk mengancam korban dan membuat masalah.
Motivasi pelakunya juga beragam.Ada yang melakukannya karena marah dan ingin
balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya
sekedar hiburan pengisi waktu luang.Tidak jarang, motivasinya kadang-kadang hanya ingin
bercanda.
Cyber bullying yang berkepanjangan bisa mematikan rasa percaya diri anak, membuat anak
menjadi murung, khawatir, selalu merasa bersalah atau gagal karena tidak mampu mengatasi
sendiri gangguan yang menimpanya. Bahkan ada pula korban cyber bullying yang berpikir
untuk mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi diganggu! Remaja korban cyber bullying
akan mengalami stress yang bisa memicunya melakukan tindakan-tindakan rawan masalah
seperti mencontek, membolos, lari dari rumah, dan bahkan minum minuman keras atau
menggunakan narkoba.
Anak-anak atau remaja pelaku cyber bullying biasanya memilih untuk menganggu
anak lain yang dianggap lebih lemah, tak suka melawan dan tak bisa membela diri. Pelakunya
sendiri biasanya adalah anak-anak yang ingin berkuasa atau senang mendominasi.Anak-anak
ini biasanya merasa lebih hebat, berstatus sosial lebih tinggi dan lebih populer di kalangan
teman-teman sebayanya. Sedangkan korbannya biasanya anak-anak atau remaja yang sering
diejek dan dipermalukan karena penampilan mereka, warna kulit, keluarga mereka, atau cara
mereka bertingkah laku di sekolah. Namun bisa juga si korban cyber bullying justru adalah
anak yang populer, pintar, dan menonjol di sekolah sehingga membuat iri teman sebayanya
yang menjadi pelaku.
Cyber bullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional karena si
pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi targetnya. Mereka bisa
mengatakan hal-hal yang buruk dan dengan mudah mengintimidasi korbannya karena mereka
berada di belakang layar komputer atau menatap layar telelpon seluler tanpa harus melihat
akibat yang ditimbulkan pada diri korban. Peristiwa cyber bullying juga tidak mudah
diidentifikasikan orang lain, seperti orang tua atau guru karena tidak jarang anak-anak remaja
ini juga mempunyai kode-kode berupa singkatan kata atau emoticon internet yang tidak dapat
dimengerti selain oleh mereka sendiri.
PENYEBAB BULLYING
Banyak sekali factor mengapa seseorang melakukan bullying. Pada umumnya orang
melakukan bullying karena merasa tertekan, terancam, terhina, dendam, dan lain sebagainya.
Bullying disebabkan oleh korban dari keadaan lingkungan yang membentuk kepribadiannya
menjadi agresif dan kurang mampu mengendalikan emosi, seperti lingkungan rumah yang
tidak harmonis karena adanya pertengkaran orangtua atau broken home, kekerasan yang
dilakukan orangtua terhadap anaknya, perlakuan orangtua yang terlalu mengekang anaknya.
Sementara itu Psikolog Clara Wriswanto dari Jagadnita Counseling mengemukakan
bahwa penyebab seseorang menjadi pelaku “bullying” bisa dari berbagai faktor seperti orang
tua yang terlalu memanjakan anaknya, keadaan keluarga yang berantakan sehingga diri anak
tersisihkan, atau hanya karena anak tersebut meniru perilaku “bullying” dari kelompok
pergaulannya serta tayangan bernuansa kekerasan di internet atau televisi.
Selain itu, lingkungan sekitar rumah juga berpengaruh besar terhadap perilaku
bullying ini, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang suka berkelahi atau
bermusuhan, berlaku tidak sesuai norma yang ada, maka akan mudah meniru perilaku dari
lingkungan tersebut dan merasa tidak bersalah.
Lingkungan sekolah juga bisa menjadi factor penyebab aksi bullying, misalnya guru
berbuat kasar terhadap siswa, guru yang kurang memperhatikan kondisi anak, teman yang
sering mengejek atau menghina, dan lain sebagainya.
Faktor lain yang berpengaruh cukup kuat terhadap anak untuk berbuat bullying yaitu
adanya tayangan televisi yang sering mempertontonkan kekerasan dalam sinetron atau film
atau acara lain seperti acara sidik, berita utama dan lain sebagainya.
DAMPAK BULLYING
Menurut Psikolog Ratna Juwita, siswa korban bullying akan mengalami permasalhan
kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke
sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi
dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin sedang mengalami
bullying di sekolah :
a. Kesulitan untuk tidur
b. Mengompol di tempat tidur
c. Mengeluh sakit kepala atau perut
d. Tidak nafsu makan atau muntah-muntah
e. Takut pergi ke sekolah
f. Sering perg ke UKS
g. Menangis sebelum atau sesudah bersekolah
h. Tidak tertarik pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lain
i. Sering mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah
j. Sering mengeluh sakit pada gurunya, dan ingin orang tua ingin segera
k. menjemput pulang.
l. Harga diri yang rendah
m. Perubahan drastis pada sikap, cara berpakaian, atau kebiasaannya
n. Lecet luka
Pihak kepolisian bekerja sama dengan sekolah dengan cara mengadakan penyuluhan ke
sekolah sekolah tentang bahaya dari bullying, dan memberikan sanksi dari mulai yang ringan
seperti di skors beberapa waktu sampai dengan pemecatan dari sekolah. Begitu juga kerja
sama dengan pihak kehakiman bagaimanakah proses persidangan, tuntutan serta keputusan
yang akan dan telah diambil bagi pelaku bullying itu. Bagi pelaku bullying dari pihak guru,
sekolah atau pihak- pihak lain jangan ragu-ragu untuk menindak dengan tegas supaya
keadilan dapat di tegakkan di negeri ini dan guru tersadar atas semua kesalahannya, sehingga
tidak terjadi lagi korban-korban bullying berikutnya.
PENTINGNYA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Depdikbud menjelaskan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalah
untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas –tugas perkembangan yang meliputi
aspek-aspek pribadi, pendidikan dan karir sesuai tuntutan lingkungan.
Dalam aspek perkembangan social pribadi, layanan bimbingan membantu siswa agar :
a. Memiliki pemahaman diri.
b. Mengembangkan sikap positif.
c. Membuat pilihan kegiatan secara sehat.
d. Mampu menghargai orang lain.
e. Memiliki rasa tanggung jawab.
f. Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.
g. Dapat menyelesaikan masalah.
h. Dapat membantu membuat keputusan secara baik.
Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu siswa agar :
a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar.
b. Menetapkan rencana dan tujuan pendidikan.
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
d. Memiliki ketrampilan untuk menghadapi ujian.
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mengemukakan bahwa peran bimbingan seorang guru
sebagai penyesuaian interaksional dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai
perlakuan guru terhadap siswa dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang memliki potensi untuk berkembang
dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.
2) Sikap positif dan wajar terhadap siswa. Dalam melaksanakan peran bimbingan itu
guru tidak menjauhkan diri dari siswa, tetapi tidak pula terikat secara sentimentil
kepada siswa.
3) Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan
4) Pemahaman siswa secara empatik
5) Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu
6) Penampilan diri secara asli di depan siswa
7) Kekongkritan dalam menyatakan diri
8) Penerimaan siswa secara apa adanya
9) Perlakuan terhadap siswa secara permisive
10) Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dalam membantu siswa
untuk menyadari perasaannya itu.
11) Kesadaran bahwa tujuan mengaja bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap
bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu
yang lebih dewasa.
12) Penyesuaian diri terhadap keadaan siswa yang khusus. Penyesuaian perilaku guru
terhadap situasi yang khusus adalah sangat penting untuk memperoleh hasil belajar
pada diri siswa, sesuai dengan yang diinginkannya. Jadi, efektifitas mengajar itu
sangat tergantung pada kemampuan guru untuk menyesuaikan diri pada situasi
khusus.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat mengetaui apa itu fase remaja
2. Peserta didik/konseli dapat memahami arti remaja dan permasalahannya
3. Peserta didik/konseli dapat memahami bagaimana pencegahan dan penanganan terhadap
permasalahan yang dialami remaja
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberikan pengarahan kepada siswa mengenai masa remaja
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………. ……………………….
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
dan idealis kadang-kadang ketegangan-ketegangan sering terjadi dengan menantang orang tua,
guru dan orang-orang yang ada di sekitar mereka. dengan gagasan-gagasannya yang kadang
berbahaya dan kaku. Persoalan-persoalan lain remaja yang membuat kita prihatin yang terjadi
dalam rutinitas sehari-hari adalah tidur larut malam, tidak betah tingal di rumah, mencuri,
berbohong, merokok, bersumpah dengan bahasa yang tidak jelas, mengucapkan kata-kata yang
cenderung vulgar, tidak patuh dan suka membantah, selalu menolak apabila diperintahkan, suka
berdebat, membolos dari sekolah, melalaikan pelajaran agamanya atau tidak memperhatikan
ibadahnya seperti tidak sholat atau sholat tidak tepat waktu, dan lain-lain. Setidaknya ada empat
masalah yang mempengaruhi sebagian besar remaja adalah:
1. Masalah penyalahgunaan obat
2. Masalah kenakalan remaja
3. Masalah seksual
4. Masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah
Remaja yang paling beresiko adalah remaja yang memiliki masalah lebih dai satu masalah
tersebut. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi
krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis nyata dan
mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu
anak-anak.
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian sopan santun
2. Peserta didik/konseli dapat menerapkan perilaku sopan santun
3. Peserta didik/konseli dapat memahami dampak tidak beretika
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang minat dan bakat
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………. …………………..
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
moderenisasi kultur, pergaulan juga mengambil peranan dalam proses hilangnya sopan santun
seseorang terhadap orang lain.
Faktor – faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu :
1. Pengaruh perkembangan TIK, kebebasan meng-akses informasi yang didukung oleh
akses dari internet yang mudah sehingga mempengaruhi pikiran seseorang.
2. Moderenisasi kultur, kemudahan akses internet membuat seseorang bisa melihat
budaya dari negara lain. Yang secara tidak langsung mereka mengaplikasikan dikehidupan
sehari – hari tanpa adanya filterisasi terhadap budaya yang diambil.
3. Pergaulan, merupakan efek dari moderenisasi kultur yang tidak sesuai dengan adat
istiadat Indonesia. Hal ini akan menimbulkan sifat meniru budaya barat yang cendrung bebas
tanpa ada ikatan adat istiadat yang telah lama berlaku dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
4. Kurangnya pembiasaan sopan santun di rumah. Terkadang sebagian besar waktu
seseorang dihabiskan di rumah atau dilingkungan keluarga sehingga sikap orang tua yang
tidak mencerminkan norma-norma kesopanan akan mudah ditiru.
Disamping itu yang tidak bisa diabaikan sebagai penyebab lunturnya nilai sopan santun
seseorang.
1. Berkata kasar, perkataan yang kasar akan membat pandangan negatif seseorang
terhadap orang lain.
2. Suka memerintah terhadap orang lain diwaktu dan tempat yang tidak sepantasnya.
3. Bertindak semena-mena, terkadang seseorang diluar diri kita hanyalah manusia biasa
dimana ada masalah antara di rumah yang sering terbawa di luar rumah. Perlunya sikap
profesional seseorang untuk membedakan masalah rumah dengan masalah luar rumah.
Berikut adalah faktor internal penyebab lunturnya budaya sopan santun seseorang :
1. Posisi sosial lebih tinggi dari orang lain, hal ini sering terjadi bila mana seseorang
berasal dari keluarga yang terpandang atau orang tuanya merupakan pejabat. Jadi dengan
posisi orang tuanya tersebut seseorang seakan tidak takut pada siapapun.
2. Seseorang merasa lebih memiliki pengetahuan luas dari orang lain. Pada masa
sekarang pendalaman materi bukan hanya didapat dari jenjang pendidikan formal melainkan
juga di dapat dari jenjang pendidikan non-formal.
E. Bagaimanakah cara mengatasi pelanggaran nilai sopan santun yang terjadi?
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
Pembudayaan merupakan suatu proses pembiasaan. Pembudayaan nilai sopan santun dapat
dimaksudkan sebagai upaya pembiasaan sikap sopan santun agar menjadi bagian dari pola
hidup seseorang yang dapat dicerminkan melalui sikap dan perilaku keseharian. Pembudayaan
nilai sopan santun dapat dilakukan dimana saja.
Pembudayaan nilai sopan santun dapat dilakukan di rumah melalui peran orang tua dalam
mendidik anaknya. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Orang tua memberikan contoh-contoh penerapan perilaku sopan santun di depan anak.
Contoh merupakan alat pendidikan yang sekaligus dapat memberikan pengetahuan pada
anak tentang makna dan implementasi dari sikap sopan santun itu sendiri.
2. Menanamkan sikap sopan santun melalui pembiasaan. Anak dibiasakan bersikap sopan
dalam kehidupan sehari hari baik dalam bergaul dalam satu keluarga maupun dengan
lingkungan.
3. Menanamkan sikap sopan santun sejak anak masih kecil, anak yang sejak kecil dibiasakan
bersikap sopan akan berkembang menjadi anak yang berperilaku sopan santun dalam
bergaul dengan siapa saja dan selalu dpat menempatkan dirinya dalam suasana apapun.
Sehingga sikap ini dapat diajadikan bekal awal dalam membina karakter anak.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami bahwa manusia adalah makhluk sosial
2. Peserta didik/konseli dapat bersosialisasi dengan masyarakat
3. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat bersosialisasi
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberikan pengarahan kepada siswa mengenai makhluk sosial
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
……………… …………………
Lampiran 1. Uraian Materi
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan
makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah ”Sosial” berasal dari
akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti
umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau
masyarakat.
Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah
makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat
lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui
bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya,
tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala
kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya
ibunya.
Bagi si bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial
pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi
kelompok pertama tempat meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang
didalamnya selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan
dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan untuk
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari
berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan
masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagaimakhluksosial,
karenabeberapaalasan:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat mengetahui fungsi dari motivasi belajar
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
3. Peserta didik/konseli meningkatkan motivasi belajar
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang motivasi belajar
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………… ……………………….
Lampiran 1. Uraian Materi
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Keluarga
1) Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah lembaga pendidikan utama bagi para siswanya. Orang tua yang
memberikan bimbingan belajar yang baik kepada anaknya, maka anak tersebut akan
mencapai hasil belajar optimal.
2) Relasi antara anggota keluarga
Relasi yang paling penting adalah antara orang tua dengan anaknya. Jika relasi anak
dengan orang tuanya atau dengan saudara yang lain kurang baik, itu sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar anak dalam proses belajarnya.
b) Faktor Sekolah
1) Metode mengajar
Dalam proses belajar siswa di sekolah tentu ada proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru. Metode mengajar merupakan suatu cara yang harus dilalui dalam belajar, jika
metode mengajarnya kurang baik itu akan mempengaruhi proses belajar siswa.
2) Relasi guru dengan siswa
Hubungan antara guru dengan siswa terjalin dengan baik, maka siswa akan merasa senang
dan menyukai gurunya, begitupun sebaliknya. Jika siswa sudah menyukai guru dan mata
pelajarannya, otomatis siswa akan menikmati proses belajarnya.
c) Faktor Masyarakat
1) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat disekitar siswa berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat
yang mempunyai perilaku dan kebiasaan tidak baik akan berpengaruh buruk terhadap
anak/siswa.
2) Teman bergaul
Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa begitu juga
sebaliknya. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa
memiliki teman bergaul yang baik.
Faktor internal dan eksternal diatas menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut saling
berkaitan dan sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Apabila faktor internal dan eksternal
saling mendukung, maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik dan memuaskan
begitu juga sebaliknya. Dalam mencapai hasil belajar yang baik maka diperlukan cara untuk
meningkatkan motivasi belajar menurut Sardiman (2007) yaitu:
1. Sesuaikan metode belajar yang disenangi
Jenis pembelajaran seseorang pasti berbeda-beda dan mempunyai metode masing-
masing. Ada yang suka membaca, mendengarkan, atau memperhatikan bahkan sambil
mendengarkan musik. Maka dari itu, pilihlah metode apa yang paling disenangi, dengan
begitu semangat belajar akan tumbuh kembali.
2. Pasang target pada diri sendiri
Sebuah target penting dalam belajar, selalu mengingat target apa yang akan di raih.
Misalnya jika ada seseorang yang sangat mahir akuntansinya maka seseorang itu akan
menjadi akuntan yang sukses.
3. Atur jam belajar
Dalam melewati proses belajar sangat diperlukan kebiasaan untuk mengatur waktu yang
tepat. Ketika sudah bisa mengatur waktu belajar, maka akan terbiasa dan menikmati proses
belajar.
4. Beri penghargaan kecil untuk diri sendiri
Salah satu cara untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri adalah ketika sudah bisa
meraih target yang ditentukan misalnya sudah mendapat nilai ulangan 100, maka
penghargaan yang diberikan akan berlibur bersama orang tua.
5. Jangan malu bertanya
Ketika sedang menemukan kesulitan belajar, jangan pernah ragu untuk bertanya. Karena
dari sebuah pertanyaan atau rasa penasaran itu akan mendapatkan ilmu yang lebih.
Referensi:
Slameto. (1991). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Minnanurrohman M. (2018). Bimbingan Klasikal Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa di MTSN 10 Sleman Yogyakarta. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Wahyudi Eko. (2012). Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Yaketunis Kota Yogyakarta. Skripsi, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Suprihatin Siti. (2015). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pergaulan teman sebaya
2. Peserta didik/konseli dapat memantapkan pilihan dalam bergaul
3. Peserta didik/konseli mengembangkan pergaulan dengan teman sebaya
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang teman sebaya
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………. ……………………
Lampiran 1. Uraian Materi
Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,
kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Etika adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Kita semua manusia disebut
sebagai makhluk sosial dan makhluk individu.
Jadi kita semua walaupun mementingkan dan mendahulukan kebutuhan secara pribadi
tetap membutuhkan dan memerlukan orang lain, untuk mengantar ketujuan yang kita
butuhkan. Agar terjadi hubungan yang harmonis kalian perlu pembinaan dari sekarang ini
sehingga nantinya tercipta hubungan yang selaras, serasi dan seimbang jauh dari pertentangan
dan permusuhan yang dinilai dari masyarakat.
Ada beberapa cara untuk Membina hubungan yang baik (Pergaulan) dengan sesama
teman, antara lain:
1. Belajar menghargai. Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli
apakah ia orang berpangkat atau tidak, orang miskin atau kaya, sesama agama
atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku, semuanya ingin dihargai
secara proporsional.
2. Belajar menghormati. Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu,
janganlah kita menghormati orang lain karena ia kebetulan punya pangkat atau
kedudukan.
3. Mempunyai sikap mau mengerti. Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada
dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji. Sebab, orang mempunyai sikap
mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran yang harus
ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam.
4. Mau menberikan pujian. Bila kita melihat teman kita berprestasi dalam suatu
bidang apapun karena hasil keras dan jujur, maka sebaiknya kita mau memberikan
pujian terhadap teman kita tadi dengan penuh keihklasan.
6. Tidak bercanda keterlaluan. Kalau kita bersenda gurau hal hal yang kecil mugkin
tidak masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung
retak.
7. Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan saling
menghormati satu sama lain. Hormati saran teman dan dengarkan apa yang
sahabat ungkapkan, ambil sisi positifnya sebagai kritik yang membangun.
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya menjaga norma antar lawan jenis
2. Peserta didik/konseli dapat menentukan sikap dalam berteman antar lawan jenis
3. Peserta didik/konseli dapat memahami dampak dampak tidak taat terhadap norma
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop, Tayangan Power Point dan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan norma/adab bergaul
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4.Guru BK
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
……………… ……………….
Lampiran 1. Uraian Materi
حمو المو ت: ا يا كم و الد خو ل على النسا ء فقا ل رجل من اال نصر يا ر سو ل هللا افريت؟ فال.
“Hindarilah keluar rumah seorang perempuan kemudian, ada seorang laki-laki dari sahabat
Anshar bertanya: Ya Rasulullah. Bagaiman pendapat tantang ipar? Maka jawab Nabi:
berduaan dengan ipar itu sama dengan menjumpai mati (mengkhawatirkan). (HR. Bukhari).
Menurut Syaikh Yusuf Qardawi yang dimaksud ipar ialah keluarga istri/keluarga suami.
Berkhalwat berduaan dengan ipar membawa bahaya dan kehancuran, yaitu hancurnya
Agama, karena terjadi perbuatan maksiat dan hancurnya seorang perempuan dengan cerai
oleh suaminya apabila sampai terjadi cemburu serta membawa kehancuran hubungan sosial
terjadi apabila salah satu keluarganya itu ada yang berburuk sangka kepadanya.
Bahaya ini bukan hanya sekedar insting manusia dan perasaan-perasaan yang ditimbulkan
saja, melainkan akan mengancam eksistensi rumah tangga dan kehidupan suami istri serta
rahasia kedua belah pihak yang dibawa-bawa oleh lidah-lidah usil atau keinginan-keinginan
untuk merusak rumah tangga orang. Karena itu pula Ibnu Atasir menjelaskan perkataan
“Ipar” adalah sama dengan mati. Itu mengatakan sebagai berikut. Perkataan tersebut biasa
dikatakan oleh orang-orang Arab seperti mengatakan singa itu sama dengan mati, raja itu
sama dengan api, yakni bertemu dengan singa dan raja sama bertemu mati dan api. Menurut
saya, jadi berkhalwat dengan ipar lebih hebat bahayanya daripada berkhalwat dengan orang
lain sebab kemungkinan dia dapat berbuat baik yang banyak kepada si ipar tersebut dan
akhirnya memberatkan kepada suami yang diluar kemampuan suami, pergaulan yang tidak
baik atau lainnya. Seorang suami tidak merasa kikuk untuk melihat dalam rumah ipar dengan
keluar masuk rumah ipar tersebut.
3. Menundukkan pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya adalah temasuk panah-panah setan.
Kalau Cuma sekilas saja atau spontanitas atau tidak sengaja maka tidak menjadi masalah
pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang tidak sengaja dibolehkan namun
selanjutnya adalah haram. Ketika melihat lawan jenis, maka cepatlah kita tundukkan
pandangan itu, sebelum Iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati kita. Segera
mohon pertolonan kepada Allah agar kita tidak mengulangi pandangan itu. Dari Jarir bin
Abdullah ra, dia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw mengenai pandangan yang
tidak di engaja. Maka beliau memerintahku supaya memalingkan pandanganku.
6. Menjaga kemaluan
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah, karena dewasa ini banyak sekali remaja yang
terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagi Muslim kita wajib tahu bagaiman cara
menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh
atau membangkitkan nafsu syahwat, tidak terlalu sering membaca atau menonton kisah-kisah
percintaan, tidak terlalu sering berbicara atau berkomunikasi dengan lawan jenis, baik secara
langsung (tatap muka) ataupun melalui telpon, SMS, chatting, YM dan media komunikasi
lainnya.
Hal ini akan berakibat fatal, karena kaum wanita akan bergaul dengan orang-orang yang
bukan mahramnya dengan adab pergaulan ketiak dia sedang bersama dengan mahramnya,
seperti membuka aurat, khalwat, safar, dan lainnya.
c. Saudar Ipar
Hal ini berdasarkan keterangan hadits
“Waspadailah oleh kalian, menemui para wanita.” Perkataan seseorang dari Anshor,
“Wahai Rasulullah agaimana pendapatmu kalu dia adalah Al-Hamwu (kerabat suami)?”
rasulullah bersabda, “Al-Hamwu adalah merupakan kematian.” (HR. Bukhari no.5232 dan
Muslim no.2172).
Imam Al-Baghawi berkata, “Yang dimaksud dalam hadits ini adalah saudara laki-laki suami
(ipar) karena dia tidak termasuk mahram bagi si Istri. Dan seandainya yang dimaksud adalah
mertua padahal ia termasuk mahram, lantas bagaimanakah pendapatmu terhadap orang yang
buka mahram?” lanjutnya, “Maksudnya, waspadalh terhadap saudara ipar sebagaimana
engkau waspada dari kematian.
7. Mahram Titipan
Kebiasaan yang terjadi adalah apabila ada seorang wanita yang akan berpergian jauh (safar)
seperti berangkat umarah, dia mengangkat seorang lelaki yang ‘berkelakuan’ sebagai mahram
sementara. Ini merupakan musibah yang sangat besar.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menilai dalam Hajjatun Nabi (hal 108), “ini
termasuk bid’ah yang sangat keji, sebab tidak samar lagi padanya terhadap hiyal (penipuan)
terhadap syari’at. Dan merupaan tangga kemaksiatan.” Hukum wanita dengan mahramnya
beberapa di antaranya ialah:
a) Tidak boleh menikah dengan Mahramnya[2]
Berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah
dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu
amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas
kamu (mengawini) Ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang
perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara Ibumu yang
perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudara yang laki-laki, anak-anak perempuan
dari saudara-saudaramu yang perempuan, Ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara
perempuan persusuan, Ibu-ibu Istrimu (Mertua), anak-anak istrimu yang dalam
pemeliharaanmu dan istri yang telah kamu campuri, tetapi jaka kamu belum campur dengan
istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya, (dan
diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (Menantu), dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi masa lampau,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’ ayat 22-23).
b) Mahram Boleh Menjadi Wali Pernikahan
Wali adalah syarat sah sebuah pernikahan, riwayat dari Abi Musa Al Asy’ari berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Tidak sah nikah kecuali ada wali.” (HR. Abu Dawid, Tirmidzi,
Ad Darimi, Ibnu Hibban, Hadits Shahi).
Namun tidak semua mahram berhak menjadi wali pernikahan, begitu pula sebaliknya, tidak
semua wali dari mahramnya. Contoh wali yang bukan dari mahram ialah seperti anak laki-
laki paman (saudara sepupu laki-laki), orang yang telah memerdekakannya, Sulthan. Adapun
mahram yang tidak bisa menjadi wali ialah seperti mahram
karena mushoharoh (pernikahan).
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami sikap respek terhadap orang lain
2. Peserta didik/konseli dapat memahami kepedulian terhadap kepentingan orang lain
3. Peserta didik/konseli dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang tanggung jawab sosial
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, Februari 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………… ……………………..
Lampiran 1. Uraian Materi
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami perencanaan karir masa depan
2. Peserta didik/konseli dapat mengetahui pengertian karir
3. Peserta didik/konseli mengetahui langkah-langkah dalam melakukan perencanaan karir
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang perencanaan karir
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
……………….. ………………..
Lampiran 1. Uraian Materi
B. Pengertian Karir
Pekerjaan tidak serta merta merupaka karir. Kata pekerjaan menunjuk pada setiap kegiatan
yang menghasilkan barang atau jasa, sedangkan kata karir lebih menunjuk pada pekerjaan atau
jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran
dan perasaan seseorang serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Pada dasarnya yang dimaksudkan
dengan karir adalah suatu pilihan profesi atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang
individu. Karir juga dapat diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja
seseorang yang digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin.
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian sopan santun
2. Peserta didik/konseli dapat menerapkan perilaku sopan santun
3. Peserta didik/konseli dapat memahami dampak tidak beretika
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
2. Alat / Media : Laptop dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang minat dan bakat
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………. …………………..
Lampiran 1. Uraian Materi
E. Bagaimanakah cara mengatasi pelanggaran nilai sopan santun yang terjadi?
Pembudayaan merupakan suatu proses pembiasaan. Pembudayaan nilai sopan santun
dapat dimaksudkan sebagai upaya pembiasaan sikap sopan santun agar menjadi bagian
dari pola hidup seseorang yang dapat dicerminkan melalui sikap dan perilaku keseharian.
Pembudayaan nilai sopan santun dapat dilakukan dimana saja.
Pembudayaan nilai sopan santun dapat dilakukan di rumah melalui peran orang tua
dalam mendidik anaknya. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
4. Orang tua memberikan contoh-contoh penerapan perilaku sopan santun di depan
anak. Contoh merupakan alat pendidikan yang sekaligus dapat memberikan
pengetahuan pada anak tentang makna dan implementasi dari sikap sopan santun itu
sendiri.
5. Menanamkan sikap sopan santun melalui pembiasaan. Anak dibiasakan bersikap
sopan dalam kehidupan sehari hari baik dalam bergaul dalam satu keluarga maupun
dengan lingkungan.
6. Menanamkan sikap sopan santun sejak anak masih kecil, anak yang sejak kecil
dibiasakan bersikap sopan akan berkembang menjadi anak yang berperilaku sopan
santun dalam bergaul dengan siapa saja dan selalu dpat menempatkan dirinya dalam
suasana apapun. Sehingga sikap ini dapat diajadikan bekal awal dalam membina
karakter anak.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 CISARUA
Jalan Kolonel Masturi No. 300 Desa Jambudipa
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat mengetahui apa saja potensi yang menjanjikan
2. Peserta didik/konseli dapat meningatkan potensi yang dimilikinya
3. Peserta didik/konseli dapat mengimplementasikan potensinya
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop, Soft file dan Tayangan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
2.4 Guru BK memberi tugas kepada kelompok atau individu tentang potensi yang dimiliki
2.5. Setiap individu/kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian individu/kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
………………… ……………………….
Lampiran 1. Uraian Materi
1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami apa itu bekerja
2. Peserta didik/konseli dapat menentukan sikap dalam merencanankan karir
3. Peserta didik/konseli dapat siap untuk implementasi belajar sambil bekerja
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab
2. Alat / Media : Laptop, Tayangan Power Point dan Video
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan kiat belajar sambul bekerja
2.3.Guru BK menayangkan Video, mengajak diskusi dan tanya jawab
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK bertanya apakah minat dan bakat peserta didik sudah dapat dipahami
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Cimahi, September 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
…………………. ………………………….
Lampiran 1. Uraian Materi