1. Tujuan
Tujuan Umum:
Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang bahaya dan dampak rokok bagi kesehatan tubuh dan
lingkungan serta cara untuk menolak ajakan untuk merokok dalam bentuk apapun
Tujuan Khusus:
2. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian rokok
3. Peserta didik/konseli dapat memahami zat yangterkandung dalam rokok
4. Peserta didik/konseli dapat memahami bahaya yangditimbulkan akibat merokok
SKKPD... Pengenalan Akomodasi Tindakan
2. KEGIATAN LAYANAN
Tahap Awal/Pendahuluan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan danKonseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
Tahap Inti
5. Guru BK menayangkan media slide power point yangberhubungan dengan materi layanan
6. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungandengan materi layanan
7. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
8. Guru BK membagi kelas menjadi 4 kelompok, 1kelompok 5 orang
9. Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
10. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
11. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantiansampai selesai.
Tahap Penutup
12. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulanyang terkait dengan materi layanan
13. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
14. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
3. EVALUASI
Evaluasi Guru BK atau konselor melakukan evaluasi denganmemperhatikan
proses proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan dikertas yang sudah
disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan daripertanyaan guru BK
Evaluasi hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurangmenyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurangpenting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan :
mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidakmenarik untuk diikuti
Mahasiswa PPG
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
LAMPIRAN
ICE BREAKING
“Yes or No
Aturannya
1. Peserta didik menjawab dengan suara lantang Yes atau No jika :
Yes = kalau peserta didik setuju dengan pernyataan yang disampaikan oleh Guru BK
No = kalau peserta didik tidak setuju dengan pernyataan yang disampaikan oleh
Guru BK.
2. Berikut kalimat pernyataanya:
a. 1 batang rokok mengandung banyak sekali zat berbahaya bagi tubuh.
b. Rokok elektrik itu tidak berbahaya.
c. Rokok mengandung suatu zat yang namanya nikotin.
d. Anak usia SMP boleh-boleh saja merokok.
B. Tujuan Ice Breaking disesuaikan dengan topik layanan yaitu untuk membuka
pemahaman awal peserta didik tentang bahaya merokok
Uraian Materi
a. Pengertian Rokok
Menurut Wikipedia, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan- bungkusan
tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada
kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
1. Rokok Kretek Batang, yaitu tembakau yang dibungkus kertas, ada yang kretek dan filter
2. Rokok Cerutu, yaitu Sejenis rokok dengan tembakau murni dalam bentuk lembaran.
4. Rokok Shisa, yaitu rokok ini lebih dikenal dengan rokok arab yang tembakaunya dicampur
dengan buah-buahan
5. Rokok Susur, yaitu tembakau yang langsung dihisap dan dicampur daun sirih, kapur dan
pinang
b. Jenis-jenis Perokok
Berdasarkan jenisnya perokok dibedakan menjadi :
1. Perokok aktif
Mereka telah terbiasa dan nyata menghisap rokok dan menanggung sendiri akibatnya.
2. Perokok pasif
Mereka sebenarnya tidak merokok namun karena ada orang lain yang merokok didekatnya maka
ia terpaksa harus ikut menghisap asap rokok dengan segala akibatnya.
1. Perokok ringan.
Perokok yang merokok atau menghabiskan sekitar 1-10 batang rokok per hari.
2. Perokok sedang.
Perokok yang menghabiskan sekitar 10-20 batang rokok per hari.
3. Perokok berat.
Perokok yang menghabiskan lebih dari 20 batang rokok per hari.
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk trus menghisap rokok. Pengaruh
bagi tubuh manusia :
2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkaniritasi
bahkan kanker
Pengaruh bagi tubuh manusia:
• Membunuh sel dalam saluran darah
• Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
• Menyebabkan kanker paru-paru
3. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh.Pengaruh
bagi tubuh manusia :
4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia :
5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia
Sebagaimana kita ketahui zat-zat asing berbahaya yang dihisap oleh perokok tersebut adalah zatyang
terkandung dalam dalam asap rokok dan ada 4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40
diantaranya tergolong zat yang berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium,
dan karbon monoksida (CO). Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas 85 % dan partikel
Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh para perokok, karena pada
setiap bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari pemerintah yang berbunyi: “MEROKOK
DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN
KEHAMILAN DAN JANIN.” Tetapi, seringkali kuatnya ketergantungan terhadap rokok membuatorang
tidak mau berhenti mengisapnya. Menurut penelitian, ternyata yang akan menerima efek negatif dari
rokok tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat
negatif dari rokok tersebut. Dan justru efek yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih berbahaya
lagi ketimbang perokok aktifnya.
Adapun beberapa bahaya dan akibat yang di timbulkan oleh rokok bagi kesehatan tubuh antara lain :
a. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok
akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel diparu-
paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan
meninggal akibat kanker paru.
c. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil studi menunjukkan
perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko
lebih besar terkena kanker payudara.
d. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini karena
perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.
e. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga menyebabkankanker
kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok.
f. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang tertelan sehingga
meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).
g. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau akan masuk ke dalam
tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar
menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah.
Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel
ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.
h. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar mengalami kanker
mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap
berisiko 50 kali lipat lebih besar.
i. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan, karenanya kanker
ini akan berkaitan dengan rokok.
j. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanandarah.
Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung
memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah
tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung.
l. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh
penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang
menyebabkan arterosklerosis.
n. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko disfungsiereksi
sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri
sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami
impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.
Berdasarkan kandungan zat yang berbahaya maka rokok sangat berbahaya bagi otak, paru-paru,
jantung, pembuluh darah dan organ lain.
❖ TAR
Mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru danmeyebabkan
kanker.
❖ Karbonmonoksida (co)
gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawaoksigen.
❖ Nikotin
Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasidarah, nikotin membuat
pemakainya kecanduan.
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah membuktikan bahwa zat-zat kimia yang dikandung
asap rokok dapat mempengaruhi orang-orang tidak merokok di sekitarnya Perokok pasif dapat
meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner.
Dampak negatif Rokok Bagi Kesehatan
❖ Asma
Mengalami kesulitan bernafas
❖ Alergi
Iritasi akibat asap rokok antara lain
Iritasimata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan sesak nafas.
❖ Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif, meyalurkan zat-zat beracun dari
asap rokok kepada janin yang di kandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok
menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan
berkurangya oksigen yang diterima 9 janin.
Video https://youtu.be/96ZPwmtjpJQ?si=GVifqbs0hSJ5YHRL
2. Lampiran LKPD
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Kelas : ..........................................................
Guna mendalami materi layanan bimbingan dengan Bahaya Merokok, maka jawab pertanyaan
dibawah ini dengan jujur berdasarkan analisis kalian sendiri.
4. Apa yang kalian lakukan untuk mencegah perilaku merokok dikalangan pelajar ?
Jawab :
LEMBAR EVALUASI PROSES
LEMBAR EVALUASI PROSES DAN HASIL
(Di isi oleh Siswa)
Kelas : ..........................................................
A. Evaluasi Proses
Tuangkan pendapat kalian tentang pelaksanaan layanan yang telah dilaksankan secara jujur
pada tabel berikut ini :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Peserta didik mengamati tayangan video yang
disampaikan guru BK.
2 Peserta didik membentuk 4 kelompok dan berdiskusi
tentang rumusan masalah yang disampaikan melalui
video.
3 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok menuliskan
tentang bahaya merokok dan cara mencegah perilaku
merokok pada stickynote.
4 peserta didik mewakili membacakan hasil
diskusi.
5 Peserta didik memilih salah satu cara yang
tepat untuk mencegah perilaku merokok.
6 Peserta didik memperhatikan umpan balik dari
guru BK
Keterangan :
1 = ya
0 = tidak
Kategori hasil :
a. baik = 4-6
b. kurang =0-3
LEMBAR EVALUASI PROSES
(Di isi oleh Guru BK)
Kelas : ..........................................................
SKOR
1 2 3 4 5
NO PERNYATAAN
1. Peserta didik terlibat aktif dalam mengikuti
kegiatan layanan
Keterangan :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = cukup setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju
Kategori hasil :
a. Sangat baik = 81%-100%
b. Baik = 60%-80%
c. Cukup baik = 41 %- 60%
d. Tidak baik = 21%- 40%
e. Sangat tidak baik = <20
Lembar Evaluasi Hasil
Tuangkan penilaian kalian terhadap sikap, perasaan dan ketrampilan yang kalian dapatkan
setelah mengikuti layanan secara jujur pada tabel berikut ini :
No Pernyataan Jawaban
ya tidak
1 Saya dapat menemukan zat-zat apa saja yang
terkandung dalam rokok
2 Saya dapat menjelaskan secara lisan pada kelompok saya
tentang apa saja zat berbahaya yang ada dalam 1 batang
rokok.
3 Saya dapat mengusulkan pendapat saya kepada teman-
teman tentang bahaya merokok.
4 Saya dapat menuliskan hasil ide/pendapat saya pada forum
diskusi tentang bahaya merokok.
5 Saya dapat menemukan cara yang tepat untuk mencegah
perilaku merokok.
6 Dalam diskusi kelompok, saya dapat memilih satu dari
berbagai macam upaya/strategi yang paling tepat dalam
mencegah perilaku merokok.
Keterangan :
1 = ya
0 = tidak
Kategori hasil :
c. baik = 4-6
d. kurang =0-3
RANCANGAN/RENCANA KONSELING INDIVIDU
Pertemuan ke 1
A. DESKRIPSI KASUS
DF belum mengetahui bahaya dan dampak merokok. DF mengalami kesulitan dalam menolak ajakan
dari teman untuk merokok. DF sering berkumpul dengan teman-temannya yang suka merokok
sehingga terpengaruh untuk ikut merokok. Awalnya DF hanya merasa penasaran dengan bagaimana
rasa dari rokok sehingga ikut teman-temannya merokok. Selain itu DF juga suka diejek teman bukan
laki-laki kalau tidak merokok. Sehingga akhirnya DF pun terpengaruh untuk ikut merokok.
Solusi untuk mengatasi siswa yang suka merokok disekolah diantaranya dengan melakukan
konseling dengan menggunakan pendekatan relia dengan Teknik curah pendapat.
TUJUAN KONSELING
Setelah mengikuti layanan konseling individual (C), konseli (A) mampu memecahkan masalah (B)
konsep diri negatif dengan baik (D). (C4: HOTS)
No Uraian Waktu
1 Tujuan Layanan
Setelah mengikuti layanan konseling individual (C), konseli (A) mampu
memecahkan masalah (B) konsep diri negatif dengan baik (D). (C4: HOTS)
2 Teori, Teknik, dan Media
1. Teori : Pendekatan Realita
2. Teknik : WDEP
3. Media : Video (TPACK)
Link Video : https://youtu.be/cr7HknR9gqw
3 Langkah-langkah Kegiatan Layanan 5 menit
1. Tahap Awal
1.1 Guru BK mengucapkan salam dan mempersilahkan duduk konseli
1.2 Guru BK membangun hubungan baik dengan menanyakan kabar
1.3 Guru BK mengajak konseli untuk berdoa
1.4 Guru BK menyampaikan pengertian dan tujuan dari layanan konseling
1.5 Guru BK menyampaikan noma-norma yang harus dipatuhi dalam
konseling individual
4 2. Tahap Transisi 5 menit
2.1 Guru BK mengingatkan kembali apa yang telah disepakati di tahap
sebelumnya
2.2 Guru BK memfasilitasi konseli untuk mengekpresikan dirinya secara
unik, terbuka, dan mandiri
2.3 Guru BK mengamati perilaku dan perubahan emosi konseli
5 3. Tahap Inti 35 menit
3.1 Guru BK mengidentifikasi kasus/ masalah konseli
3.2 Guru BK memilih dan menerapkan pendekatan realita teknik WDEP
• Want= menyelidiki keinginan, kepatuhan dan persepsi konseli dari
permasalahan yang dialami;
• Doing= memusatkan pada apa yang konseli lakukan dan arah
(tujuan perpakatan) yang membawa mereka pada permasalahan;
• Evaluation= menantang konseli untuk mempakat suatu evaluasi
tentang perilaku total mereka (kesenjangan antara apa yang
diinginkan dengan apa yang mereka telah lakukan;
• Planning= membantu konseli dalam merumuskan rencana realistis
dan pempakatan suatu komitmen untuk menyelesaikannya.
3.4 Guru BK menayangkan video “Broken Home: Ayah Ibu, apa salahku?”
3.5 Guru Bk melakukan refleksi dari kegiatan konseling yang sudah
dilakukan
6 4. Tahap Penutup 5 menit
4.1 Guru BK menyimpulkan hasil konseling
4.2 Guru BK mengucapkan terimakasih kepada konseli dan mengajaknya
untuk berdo’a
4.3 Guru BK bersalaman dengan konseli
7 Evaluasi
1. Evaluasi Proses: Penilaian terhadap keterlaksanaan proses konseling
individual dengan menggunakan pedoman observasi.
2. Evaluasi hasil: Guru BK melakukan evaluasi hasil konseling individual
dengan skala pengukuran konsep diri negatif.
Total alokasi waktu 50 menit
Menurut Pakrks (dalam Daud, 2019) Tujuan umum konseling realita dan sudut pandang konselor
menekankan bahwa konseling realita merupakan bentuk mengajar dan latihan individual secara khusus.
Secara luas, konseling ini membantu konseli dalam mengembangkan sistem atau cara hidup yang kaya akan
keberhasilan.
Adapun tujuan terapi konseling realitas, sebagai berikut:
a. Menolong individu agar mampu mengurus dirinya sendiri, supaya dapat menentukan dan
melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
b. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai
dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumpakhannya.
c. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
d. Perilaku yang sukses dapat dihupakngkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang
dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.
e. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.
Tahap-Tahap Konseling Realita
a. Keterlibatan Kehangatan hupakngan, perhatian, pemahaman, penghayatan dll. Penggunaan topik
netral pada awal pertemuan yakni yang berhupakngan dengan keberhasilan seorang konseli.
b. Pemusatan Pada Tingkah Laku Sekarang, pakkan Perasaan Penekanan terhadap apa yang
dilakukan dan apa yang dipikirkan dari pada apa yang dirasakan dan yang dialami secara
fisiologis.
c. Pertimbangan Nilai Konseli perlu dibantu menilai kualitas apa yang dilakukannya dan
menentukan apakah tingkah laku tersepakt bertanggung jawab atau tidak. Tanpa adanya kesadaran
konseli mengenai ketidak efekti-fan tingkah lakunya dalam mencapai tujuan hidupnya, maka
tidak mungkin ada perubahan pada diri konseli tersepakt.
d. Perencanaan Tingkah Laku Bertanggung Jawab Rencana perubahan tingkah tidak bertanggung
jawab menjadi tingkah laku bertanggung jawab. Rencana tindakan yang efektif berupa rencana
yang sederhana, dapat dicapai , terukur, segera dan terkendalikan oleh klien.
e. Pempakatan Komitmen Rencana akan bermanfaat jika konseli mempakat suatu komitmen untuk
melaksanakannya. Komitmen dapat secara lisan atau tertulis.
f. Tidak Menerima Alasan Kegagalan Konselor tidak boleh mengeksplorasi alasan-alasan mengapa
konseli gagal dalam melaksanakan rencana. Konselor memusatkan perhatian kembali pada
rencana baru yang lebih cocok.
g. Peniadaan Hukuman Pemberian hukuman pada konseli yang gagal melaksanakan rencana
sebetulnya akan memperkuat identitas gagal konseli.
h. Pantang Menyerah. Konselor berkeyakinan bahwa konseli memiliki kemampuan untuk berubah
Corey (dalam Siregar dan Wadi, 2019) Pendekatan realita merupakan pendekatan yang
menganggap bahwa realisasi untuk tumpakh dalam rangka memuaskan kepaktuhan harus di landasi oleh
prinsip 3 R, (Right, Responsibility, dan Reality). Terapi realitas adalah suatu sistem yang difokuskan
pada tingkah laku sekarang. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta mengkonfrontasikan klien
dengan cara-cara yang bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan memenuhi kepaktuhan-
kepaktuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Inti dari terapi realitas adalah
penerimaan tanggung jawab pribadi, yang dipersamakan dengan kesehatan mental. Menurut Latipun
(dalam Siregar dan Wadi, 2019) konseling realita adalah pendekatan yang berdasarkan pada anggapan
tentang adanya suatu kepaktuhan psikologis pada seluruh kehidupannya; kepaktuhan akan identitas diri,
yaitu kepaktuhan untuk merasa unik, terpisah, dan berbeda dengan orang lain. Secara umum tujuan
konseling Reality Therapy sama dengan tujuan hidup, yaitu individu mencapai kehidupan dengan
success identity, untuk itu dia harus bertanggung jawab memiliki kemampuan mencapai kepuasan
terhadap kepaktuhan personalnya.
Hubungan antara terapis dan klien yang di kemukakan oleh Glasser. Terapi realitas berlandaskan
hupakngan atau keterlibatan pribadi antara terapis dan klien. Terapis, dengan kehangatan, pengertian,
penerimaan, dan kepercayaannya atas kesanggupan klien untuk mengembangkan sutu identitas keberhasilan,
harus mengomun-ikasikan bahwa dia menaruh
perhatian. Perencanaan adalah hal yang esinsial dalam terapi realitas. Situasi terapeutik tidak terbatas
pada diskusi-diskusi antara terapi dan klien. Mereka harus membentuk rencana-rencana yang, jika telah
terbentuk, harus di jalankan; dalam terapi realita tindakan adalah bagian yang esinsial. Komitmen adalah
kunci utama terapi realita.setelah para klien mempakat pertimbangan- pertimbangan nilai mengenai
tingkah laku mereka sendiri dan memutuskan rencana tindakan, terapis membantu mereka dalam
mempakat suatu komitmen untuk melaksanakan rencana- rencana itu dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Terapi realitas tidak menerima dalih. Jelas bahwa tidak semua komitmen klien bisa terlaksana.
Rencana-rencana bisa gagal. Akan tetapi jika rencana-rencana gagal, terapis realitas tidak menerima
dalih. Iya tidak tertarik untuk mendengar alasan-alasan, penyalahan, dan keterangan-keterangan klien
tentang mengapa rencananya gagal.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Yusmaniar, N. Mustika, R. I, Fatmah, S. (2021) Profil konsep diri negative pada peserta didik broken
home kelas XI Di SMAN Rancakalong. Fokus, 4(2)
Maharani, L & Ningsih, T. (2015). Layanan Konseling Kelompok Tekhnik Assertive Training Dalam
Menengani Konsep Diri Negatif Pada Peserta Didik. KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling
(E-Journal), 02(1), Hal. 23-28
Yulianti, D. &. Hardianti, Y. (2018). Pengaruh Pendekatan Konseling realitas Untuk Meningkatkan
Konsep Diri Siswa Broken Home SMAN 1 Sikur. Jurnal Konseling Pendidikan, 2(1), Hal. 64-73
Iriastuti, Mae Endang. (2022). Konseling Kelompok Realita Untuk Mningkatkan Konsep Diri Siswa
Broken Home. VOCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan Kejuruan, 2(1)
Kurniawati, Hepy. (2019). Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Client Centered Untuk
Mengatasi Konsep Diri Negatif Pada Siswa Kelas X Sma Harapan Mekar Tahun Pelajaran
2018/2019. UMSU Research Repository. http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/980
Tarmizi, R. &. Karneli, Y. (2021). Konseling Individual Dengan Pendekatan Realitas Untuk Mengurangi
Perilaku Konsumtif (Studi Kasus Pada Siswa Sekolah Di Medan).
COUNSENESIA: Indonesian Journal of Guidance and Counseling, 2(1), Hal: 31-34. https://
http://ejournal.utp.ac.id/index.php/CIJGC
Daud, Ali. (2019). Penanganan Masalah Konseli Melalui Konseling Realitas. Jurnal Al-Taujih Bingkai
Bimbingan dan Konseling Islami, 5(1). DOI: 10.15548/atj.v5i1.757
Siregar, M. D. & Wadi, A. A. (2019). Pengaruh Konseloing Realita Terhadap Kesulitan Anak Menerima
Keadaan Keluarga Broken Home. Jurnal Konseling Pendidikan, 3(1). Hal. 1-11.
Mz, I. (2018). Peran Konsep Diri Terhadap Kedisiplinan Siswa. Nalar: Jurnal Peradapan dan Pemikiran
Islam, 2(1). NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam (iain- palangkaraya.ac.id)
Ma’mun, S. (2020). Konsep Diri. Binus University Character Pakilding Development Center.
https://binus.ac.id/character-pakilding/2020/05/konsep-diri/
LAPORAN KONSELING
Pertemuan ke 1
Hari/tanggal : .......................................................................................................
Konselor : ........................................................................................................
Konseli : ........................................................................................................
PROSES KONSELING
Deskripsi konseli: DF (konseli) merupakan siswa kelas VIII dengan prawakan sedang dan berbadan
kurus. DF memiliki cara berpakaian yang kurang rapih, baju sekolah tidak pernah dimasukan, kelengkapan
seragam sekolah pun kurang misalnya tidak pernah menggunakan dasi dan ikat pinggang pada hari senin, dan
tidak pernah menggunakan kaos kaki.
Keluhan subjektif konseli: DF belum mengetahui bagaimana bahaya dan dampak merokok bagi
kesehatan. DF mengalami kesulitan dalam menolak ajakan negatif dari teman sebaya sehingga ikut merokok
di sekolah.
Penemuan obyektif: Tingkah laku konseli selama sesi konseling menunjukkan ketertarikan pada materi
yang diajarkan walaupun masih sesekali konseli menunjukkan hilangnya konsentrasi pada materi yang
dipaparkan konselor.
Dalam proses konseling, konselor dan konseli Bersama-sama untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai.
Konselor mengarahakan konseli dalam menentukan tujuan, sebaliknya konseli juga harus aktif dalam proses
konseling. Setelah proses konseling realia dengan Teknik curah pendapat berakhir diharapkan konseli dapat
melatih keaktifan konseli dalam bertanya dan mengolah pertanyaan sehingga mendorong konseli untuk
berpartisipasi dalam proses layanan bimbingan. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan gagasan atau
pendapat dalam rangka menentukan dan memilih berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan
yang berkaitan dengan layanan bimbingan. Dengan diterapkannya metode ini maka akan terjadi proses
layanan bimbingan yang lebih aktif dengan gagasan-gagasan yang muncul dari para konseli.
Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Kegiatan konseling individu sendiri memiliki beberapa prinsip supaya dapat berlangsung dengan baik,
diantaranya:
1). Konselor harus menghormati kejujuran klien,
2) menentukan tempat dan hari, dan
3) sifat kerahasiaan harus tetap di jaga oleh konselor.
Tahapan awal dimulai sejak siswa menemui konselor dan konselor menemukan permasalahan dari diri siswa
tersebut. Tahap awal ini dilakukan dengan empat langkah yaitu:
1) membangun hubungan konseling,
2) memperjelas dan mendefinisikan masalah,
3) membuat penaksiaran masalah dan rancangan bantuan, dan
4) membangun perjanjian.
Tapan selanjutnya berupa tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan diantaranya;
1) menggali masalah klien lebih dalam,
2) konselor melakukan reassessment (penilaian kembali)
3) konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik – teknik konseling yang bervariasi
Kemudian setelah tahap ini dilakukan, tahap yang dilakukan selanjutnya adalah tahap akhir (tahap
tindakan). Dalam tahap ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain adalah;
1) pembuatan kesimpulan bersama guru dan siswa,
2) menyusun rencana tindakan,
3) mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling individu ( penilaian segera), dan
4) membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
.
DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS
DF belum mengetahui bahaya dan dampak merokok. DF mengalami kesulitan dalam menolak ajakan dari
teman untuk merokok. DF sering berkumpul dengan teman-temannya yang suka merokok sehingga
terpengaruh untuk ikut merokok. Awalnya DF hanya merasa penasaran dengan bagaimana rasa dari rokok
sehingga ikut teman-temannya merokok. Selain itu DF juga suka diejek teman bukan laki-laki kalau tidak
merokok. Sehingga akhirnya DF pun terpengaruh untuk ikut merokok.
Masalah siswa dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan realia dengan Teknik Curah pendapat.
Adapun langkah-langkah dari penerapan metode brainstorming atau Curah pendapat ini menurut Rawlinson
(1977:35) menjelaskan persoalan, guru mengangkat dan menjelaskan permasalahan yang diangkat kemudian
menjelaskan cara konseli berpartisipasi dalam layanan bimbingan tersebut. Merumuskan kembali persoalan,
guru menjelaskan kembali persoalan dan konseli merumuskan pertanyaan pertanyaan yang diajukan.
Mengembangkan ide unik, maksudnya mengembangkan ide-ide yang inovatif dan diluar variasi kebiasaan
yang mungkin bisa dikembangkan. Mengevaluasi ide yang dihasilkan, guru dan konseli mengevaluasi ide
yang telah terkumpul dan menyimpulkannya.
HASIL KONSELING
Dalam proses konseling, konselor dan konseli Bersama-sama untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai.
Konselor mengarahakan konseli dalam menentukan tujuan, sebaliknya konseli juga harus aktif dalam proses
konseling. Setelah proses konseling dengan penerapan metode brainstorming atau Curah pendapat berakhir
konseli dapat melatih keaktifan konseli dalam bertanya dan mengolah pertanyaan sehingga mendorong
konseli untuk berpartisipasi dalam proses layanan bimbingan. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan
gagasan atau pendapat dalam rangka menentukan dan memilih berbagai pernyataan sebagai jawaban
terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan layanan bimbingan. Dengan diterapkannya metode ini maka
akan terjadi proses layanan bimbingan yang lebih aktif dengan gagasan-gagasan yang muncul dari para
konseli..
EVALUASI PERKEMBANGAN
Cara penilaian
Penilaian yang dilakukan terhadap klien adalah dengan cara menanyakan langsung kepada klien yang berkenaan
dengan pemahaman,perasaan,pelaksanaan konseling.
a. Pemahaman
• Klien memahami bahwa jika tidak ada usaha maka tidak ada penyelesaian dari masalahnya.
• Klien memahami bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan
• Klien menyadari bahwa harus dapat menolak ajakan teman yang menorah ke hal-hal yang negatif.
b. Perasaan
• Klien menyadari bahwa merokok tidak baik bagi Kesehatan dan orang-orang disekitar.
c. Pelaksanaan
• Klien akan perlahan meninggalkan rokok dengan mengalihkan perhatiannya kepada kegiatan yang bersifat
positif misalnya mengikuti ektrakulikuler sesuai dengan minatnya.
Lampiran Media
Media video ini memberikan penguatan kepada konseli yang isinya tentang motivasi anak yang orang
tuanya broken home agar tetap semangat menjali hidup dan mencapi cita-cita.
Media video ini memberikan penguatan kepada konseli yang isinya tentang motivasi anak yang orang
tuanya broken home agar tetap semangat menjali hidup dan mencapi cita-cita.
Lampiran Lembar Kerja Konseli (LKK)
Nama Konseli :
Kelas :
Masalah konseli : Konsep diri negatif
Teknik yang digunakan : WDEP
Tujuan Konseling : Setelah mengikuti layanan konseling individual, konseli
mampu memecahkan masalah konsep diri negatif dengan baik.
Guru BK : Bagas David prasetyo, S.Pd
2. Doing
3. Evaluation
5. Planning
Lampiran. Evaluasi Proses Konseling Individual
A. IDENTITAS
Nama Pengamat : ...............................................................................
Nama Guru BK yang diamati : Bagas David Prasetyo, S.Pd.
B. PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan
apa yang terjadi selama proses layanan konseling individual.
Hasil Pengamatan*
No PERNYATAAN
Ada Tidak ada
1 Tahap Awal
Guru BK mengucapkan salam dan mempersilahkan duduk
konseli
Guru BK membangun hubungan baik dengan menanyakan
kabar
Guru BK mengajak konseli untuk berdoa
Guru BK menyampaikan pengertian dan tujuan dari layanan
konseling
Guru BK menyampaikan noma-norma yang harus dipatuhi
dalam konseling individual
2 Tahap Transisi
Guru BK mengingatkan kembali apa yang telah disepakati di
tahap sebelumnya
Guru BK memfasilitasi konseli untuk mengekpresikan dirinya
secara unik, terbuka, dan mandiri
Guru BK mengamati perilaku dan perubahan emosi konseli
3 Tahapan Inti
Guru BK mengidentifikasi kasus/ masalah konseli
Guru BK menerapkan pendekatan realita teknik WDEP
Guru BK menayangkan video “Broken Home: Ayah Ibu, apa
salahku?”
Guru Bk melakukan refleksi dari kegiatan konseling yang
sudah dilakukan
4 Tahap Penutup
Guru BK menyimpulkan hasil konseling
Guru BK mengucapkan terimakasih kepada konseli dan
mengajaknya untuk berdo’a
Guru BK bersalaman dengan konseli
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….……………………………………………
………………………………………………….……………………………………………
………………………………………………….……………………………………………
………………………………………………….……………………………………………
Keterangan: *
Ada = Guru BK melakukan Tidak
Ada = Guru BK tidak melakukan
Pesawaran, 12 Januari 2024
Pengamat
……………………………
(nama terang)
Lampiran. Evaluasi Hasil Layanan Konseling Individual
Pernyataan dibawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah mengikuti layanan
konseling individu.
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Berikan jawaban dengan cara memberi
tandacek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai, SS
: Sangat Sesuai (4)
S : Sesuai (3)
KS : Kurang Sesuai (2)
STS : Sangat Tidak Sesuai(1)
Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan secara
sungguh-sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi nilai
pelajaran anda disekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan berikutnya.
Atas bantuan dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.
Rentangan Kategori
Skor = Jumlah Skor x 100
76 - 100 Sangat baik
80
51 - 75 Baik
26 - 50 Kurang Baik
0 - 25 Sangat Kurang
Baik
..……………………….….
Lampiran . Verbatim Konseling Individual
I. Identitas Konseli:
Nama : Defri
Kelas : VIII
Sekolah : UPTD SMPN 9 Pesawaran
II. Sinopsis:
Defri adalah salah satu siswa di kelas VIII UPTD SMPN 9 Pesawaran. Konseli belum bisa
memahami dan menerima keadaan secara realita bahwa orang tua konseli telah bercerai. Konseli
merasa tidak diperhatikan orang tuanya, sehingga konseli melampiaskan dengan perilaku negatif
dan sesuka hatinya seperti nongkrong sampai larut malam, begadang, merokok, bolos sekolah,
mengabaikan tugas guru sehingga prestasi akademiknya menurun, sering melanggar tata tertib
sekolah, terlibat perkelahian, berpenampilan tidak rapi serta rambut yang gondrong.