Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:
Fauzatul Ma’rufah R.,S..Pd.,M.Pd.

Kelompok 1:

NO NAMA NIM
1 Melisa Diah P. 1902101059
2 Septyana Dwi K.W 1902101071
3 Syalma Eka F. 1902101078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar
Evaluasi Pembelajaran” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pengampu Ibu
Fauzatul Ma’rufah R.,S.Pd.,M.Pd. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Konsep Dasar Evaluasi
Pembelajaran” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu Ibu Fauzatul Ma’Rufah
R.,S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih kurang dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran kami harapkan untuk membangun
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Madiun, 18 September 2021

( Kelompok 1 )
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan tanggung
jawab guru dalam mengembangkan segala potensi
yang ada pada siswa. Salah satu komponen yang
menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan
adalah sistem pembelajaran di kelas. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses
pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan oleh pendidik dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran.
Memang tidak semua orang menyadari bahwa
setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan evaluasi.
Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas
mengadakan pengukuran dan penilaian. Ketika
proses pembelajaran dipandang sebagai proses
perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi dan
penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat
penting.
Penilaian dalam proses pembelajaran
merupakan suatu proses untuk mengumpulkan,
menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk
mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.
Untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan itu
sudah sesuai dengan tujuannya maka harus
dilakukan umpan balik. Evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran ini tidak hanya bisa dilakukan oleh
kalangan peneliti akademis atau evaluasi saja, guru
pun dalam hal ini mempunyai tanggung jawab dan
hak yang sama seperti yang dijabarkan dalam
UUSPN No.20 Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 bahwa
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh
pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah
konsep dasar evaluasi pembelajaran ini adalah
sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimanakah konsep dasar evaluasi pembelajaran?
2. Apakah definisi evaluasi, penilaian, pengukuran dan
tes?
3. Bagaimana prinsip evaluasi pembelajaran ?
4. Apakah tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar?
5. Bagaimanakah ruang lingkup evaluasi
pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Membekali Mahasiswa prodi PGSD dalam
kompetensinya sebagai calon pendidik dalam
aplikasi evaluasi pembelajaran bagi peserta
didik.
2. Memberi informasi lebih dalam kepada
Mahasiswa prodi PGSD sebagai calon pendidik
mengenai konsep dasar evaluasi.
3. Melatih Mahasiswa prodi PGSD sebagai calon
pendidik untuk menguasai apa saja evaluasi
pembelajaran yang dapat digunakan di dunia
pendidikan khususnya sekolah dasar.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran


Undang-undang Nommor 20 Tahun 2003
pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakn bahwa pendidikan adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran melakukan bimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
Dengan demikian, salah satu kompetensi
yang harus dimiliki seorang pendidik adalah
kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam
proses pembelajaran maupun penilaian hasil belajar.
Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai
oleh seorang pendidik maupun calon pendidik
sebagai salah satu kompetensi professionalnya.
Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi
professional seorang pendidik. Kompetensi tersebut
sejalan dengan instrumen penilaian kemampuan
guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan
evaluasi pembelajaran.

2.2 Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan


test
Istilah evaluasi pembelajaran sering disama
artikan dengan ujian. Meskipun saling berkaitan,
akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang
sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan
guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah
sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi
evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan
dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi
pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai
hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui
pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Istilah tes, pengukuran
(measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi
sering disalah artikan dan disalah gunakan dalam
praktik evaluasi. Secara konsepsional istilah-istilah
tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain,
meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses
yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh
dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan
penetapan kualitas (nilai dan arti) berbagai
komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu. Evaluasi mencakup sejumlah
teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru
maupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan
teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu
proses yang berkelanjutan yang mendasari
keseluruhan kegiatan pembelajaran yang baik.
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
sampai sejauh mana efisiensi proses pembelajaran
yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Assessment yang berarti menilai
sesuatu. Menilai itu sendiri bararti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada
ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau
rendah, dan sebagainya. Penilaian (assesment)
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta
didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika
dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan
tersebut dapat menyangkut keputusan tentang
peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan),
keputusan tentang kurikulum dan program atau juga
keputusan tentang kebijakan pendidikan.
Pengukuran (measurement) adalah suatu
proses untuk menentukan kuantitas dari pada
sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik,
starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan
sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan,
psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya,
kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes
sebagai alat ukur.
Pengukuran dapat dilakukan menggunakan
instrument pengukuran (alat Ukur) berupa tes dan
Non-tes. Tes adalah pemberian suatu tugas atau
rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut
digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik. Alat ukur tes dapat
berupa tes tertulis (paper and pencil test) dan tes
lisan.

2.3 Prinsip evaluasi pembelajaran


Prinsip penilaian Validitas, Reliabilitas,
Menyeluruh, Berkesinambungan, Obyektif dan
Mendidik, ( Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas
2006 ) . Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan
bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun
pihak yang berkepentingan, maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Dengan berpijak pada kompetensi, maka
ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan
dapat diketahui secara jelas dan terarah. Evaluasi
harus dilakukan secara terus-menerus dari waktu ke
waktu untuk mengetahui secara menyeluruh
perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui
penilaian. Evaluasi harus dilakukan secara
menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman
hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap
kerja sama dan tanggung jawab .
Kemudian Anderson dan Cratwall
mengembangkannya menjadi 6 aspek yaitu
mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan
evaluasi. Langkah – langkah evaluasi :
1) Penentuan tujuan evaluasi
2) Penyusunan kisi-kisi soal
3) Telaah atau review dan revisi soal
4) Uji coba ( try out )
5) Penyusunan soal
6) Penyajian tes
7) Scorsing
8) Pengolahan hasil tes
9) Pelaporan hasil tes
10) Pemanfaatan hasil tes

2.4 Tujuan dan fungsi evaluasi.


Evaluasi pembelajaran merupakan suatu
proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat
kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian
dan atau pengukuran. Tujuan dari evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal
ini dilakukan oleh semua orang yang bersangkutan,
bukan hanya guru melainkan juga siswa itu sendiri.
Sehingga, dari hasil evaluasi, guru dapat mengetahui
sampai dimana kemampuan siswa dalam menguasai
pelajaran, serta mengetahui dimana kesulitan siswa
dalam proses pembelajaran agar dapat dijadikan
sebagai bahan perbaiakan dan pengembangan
program pembelajaran.
Tujuan evaluasi pembelajaran terdiri dari
tujuan umum dan tujuan khusus; tujuan umum
adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan
yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami
peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dan untuk
mengukur dan menilai
sampai dimanakah evektifitas mengajar dan metode-
metode mengajar yang telah diterapkan atau
dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar
yang dilaksanakan oleh peserta didik sedangkan
tujuan khusus adalah untuk merangsang kegiatan
peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin
timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta
didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing-masing dan untuk mencari dan
menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan
dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan
ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Tujuan evaluasi pembelajaran dapat diketahui baik
atau tidaknya tergantung dari kualitas proses
pembelajaran dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu, dengan demikian ada beberapan tujuan dari
evaluasi pembelajaran antara lain:

1. Untuk memantau kemajuan belajar peserta didik


selama proses belajar berlangsung, untuk
memeberikan balikan bagi penyempurnaan program
pembelajaran.
2. Untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan
tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya
dipakai sebagai angka 36 Evaluasi Pembelajaran
Sekolah Dasar rapor. dan juga dapat dipakai untuk
perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.
3. Untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan
masuk kelas akselerasi atau ke lembaga pendidikan
tertentu.
4. Untuk kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
5. Untuk mengklasifikasikan siswa berdasar tingkat
ketuntasan pencapaian standar kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD).
6. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah
memiliki ketrampilanketrampilan yang diperlukan
untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan
sejauh mana peserta didik telah menguasai
kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum
dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
7. Untuk menyampaikan balikan kepada peserta didik
tentang tingkat capaian hasil belajar pada setiap KD
disertai dengan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dilakukan.
8. Untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik
yang belum mencapai standar ketuntasan, pendidik
harus melakukan pembelajaran remidial, agar setiap
siswa dapat mencapai standar ketuntasan yang
dipersyaratkan.
9. Untuk megetahui kemampuan peserta didik yang
telah mencapai standar ketuntasan yang
dipersyaratkan, dan dianggap memiliki keunggulan,
pendidik dapat memberikan layanan pengayaan.
10. Untuk mengevaluasi efektifitas kegiatan
pembelajaran dan merencanakan
berbagai upaya tindak lanjut.

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat


dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Evaluasi
sebagai suatu tindakan atau proses, secara umum
meliki tiga fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan,
menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki
atau melakukan penyempurnaan kembali. Atau
fungsi evaluasi secara umum, lebih rincinya adalah
sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan serta keberhasilan siswa
setelah mengalami atau melakukan kegiatan
belajar selama jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program pengajaran.
c) Untuk keperluan Bimibingan dan Konseling
(BK).
d) Untuk keperluan pengembangan dan
perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
Secara khusus fungsi evaluasi dalam dunia
pendidikan dapat dilihat dari beberapa segi,
yakni:
a) Fungsi psikologis, kegiatan evaluasi
dapat dilihat dari sisi pendidik/ guru, dan
peserta didik/ siswa. Bagi siswa, evaluasi
secara psikologis akan memberikan
pedoman atau pegangan batin bagi
mereka untuk mengenal kapasitas dan
statusnya di tengah- tengah kelompok
atau kelasnya. Misalnya, dengan
dilakukannya evaluasi hasil belajar siswa,
maka para siswa akan mengetahui dirinya
termasuk dalam kelompok
berkemampuan tinggi, rata- rata, atau
rendah. Sedangkan bagi guru, secara
psikologis evaluasi dapat menjadi
pedoman dalam menentukan berbagai
langkah yang dipandang perlu dilakukan
selanjutnya, misalnya menggunakan
metode mengajar tertentu, hasil belajar
siswa menunjukkan peningkatan.
b) Fungsi sosiologis, evaluasi berfungsi
untuk mengetahui apakah siswa sudah
cukup mampu untuk terjun ke
masyarakat. Mampu disiniberarti bahwa
siswa dapat berkomunikasi dan
beradaptasi terhadap seluruh lapisan
masyarakat.

2.5 Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran


Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan
cakupan objek evaluasi sendiri. Jika objek evaluasi
itu tentang pembelajaran, maka semua yang
berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang
lingkup evaluasi pembelajaran. Dalam tulisan
ini,ruang lingkup evaluasi pembelajara akan ditinjau
dari berbagai perspektif, yaitu ruang lingkup
evaluasi pembelajaran dalam perspektif domain hasil
belajar dan ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
dalam Perspektif Sistem Pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar guru betul-betul dapat
membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan
penilaan hasil belajar sehingga tidak terjadi
kekeliruan atau tumpang tindih dalam
penggunaannya.
1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam
Perspektif Domain Hasil Belajar
Menurut Benyamin S Bloom, dkk. (1956)
hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga
domain. yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor
Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang
kemampuan. mulai dari hal yang sederhana sampai
dengan hal yang Kompleks, mulai dari hal yang
mudah sampai dengan halvang sukar, dan mulai dari
hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak.
Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini
memiliki enam jenjangkemampuan, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan
yang menuntut pesertadidik untuk dapat mengenali
atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau
istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
memahami atau mengerti tentang materi pelajaran
yangdisampaikan guru dan dapat memanfaatkannya
tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
3) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan
yang menuntut peserta didik untuk menggunakan
ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip,dan
teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur
atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis
dikelompokkan menjaditiga, yaltu analisis unsur,
analisis hubungan, dan analisis prinsip prinsip yamg
terorganisasi.
5) Sintesis (synthesis) yaitu jenjang kemampuan yang
menumtat peserta didik untuk menghasilkan sesuatu
yang baru dengan cara menggabungkan berbagai
faktor Hasil yang diperoleh dapa berupa tulisan,
rencana atau mekanisme.
6) Evaluasi (evaluation). Yaitu kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi
suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam
evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian
rupa, sehingga peserta didik mampu
mengembangkan kriteria atau patokan untuk
mengevaluasi sesuatu Kata kerja operasional yang
dapat digunakan, di antaranya menilai,
membandingkan, mempertentangkan, mengkritik,
membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran,
menyokong, menafsirkan, menduga.
b. Domain efektif (affectife domain) yaitu internalisasi
sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah
dan terjadi bila peserta didik menjadi sadartentang
nilai yang diterima, domain efektif terdiri atas
beberapa jenjangkemampuan yaitu:
1) Kemauan menerima (receiving), yaitu jenjang
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk peka
terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan
tertentu.
2) Kemauan menanggapi/menjawab (responding), yaitu
jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi
juga bereaksi terhadap salah satu cara
Penekanarnnya pada kemauan peserta didik untuk
menjawab secara sukarela, membaca tanpa
ditugaskan.
3) Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk menilai suatu objek.,
fenomena atau tingkah laku tertentu secarakonsisten.
4) Organisasi (organization), yaitu jernjang
kemampuan yang memuntut pesertadidik untuk
menyatukan nilai-nilai yang berbeda memecahkan
masalah membentuk suatu sistem nilai.
c. Domain psikomotor(psychomotor domain),nyaitu
kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan
gerakan tubuh atau bagian-bagiannya. mulai dari
gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan
yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan
waktu sekurang- kurangnya 30 menit. Kata
kerjaoperasional yang digunakan harus sesuai
dengan kelompok keterampilan masing-masing,
yaitu:
1) Muscular or motor skill, meliputi: mempertontonkan
gerak, menunjukkan hasil, melompat,
menggerakkan, menampilkan.
2) Manipulations of materials or objects meliputi:
mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser,
memindahkan, membentuk.
3) Neuromuscular coordination, meliputi: mengamati,
menerapkan, menghubungkan, menggandeng,
memadukan, memasang, memotong, menarik, dan
menggunakan
Berdasarkan taksonomi Bloom di atas, maka
kemampuan peserta didik dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah.
Kemampuan tingkat rendah terdiri atas pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi, sedang kankemampuan
tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi,
dan kreativitas.Dengan demikian, kegiatan peserta
didik dalam menghafal termasuk kemampuan
tingkat rendah. Dilihat dari cara berpikir, maka
kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi
dua, yaitu berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Berpikir kreatif adalah kemampuan melakukan
generalisasi dengan menggabungkan, mengubah
atau mengulang kembali keberadaa ide-ide tersebut.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan
memberikan rasionalisasi terhadap sesuatu dan
mampu memberikan penilaian terhadap sesuatu
tersebut. Rendahnya kemampuan peserta didik
dalam berpikir, bahkan hanya dapat menghafal,
tidak terlepas dari kebiasaan guru dalam melakukan
evaluasi atau penilaian vang hanya mengukur
tingkat kemampuan yang rendah saja melalui paper
and pencil test. Peserta didik tidak akan mempunyai
kemampuan berpikir tingkat tinggi jika tidak
diberikan kesempatan untuk mengembangkannya
dan tidak diarahkan untuk itu.

2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam


Perspektif Sistem Pembelajaran
Sebagaimana telah disinggung di muka
bahwa ruang lingkup evaluasi pembelajaran
hendaknya bertitik tolak dari tujuan evaluasi
pembelajarn itu sendiri. Jika tujuan evaluasi adalah
untuk mengetahui keefektilan sistem pembelaaran,
ruang lingkup evaluasi pembelajaran adalah sebagai
berikut

a. Program pembelajaran, yang meliputi:


1) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar,
yaitu target yang harus dikuasai peserta didik dalam
setiap pokok bahasan topik. Kriteria yang digunakan
untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran umum atau
kompetensi dasar ini adalah keterkaitannya dengan
tujuan kurikuler atau standar kompetensi dari setiap
bidang studi atau mata pelajaran dan tujuan
kelembagaan.
2) Isi/materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang
berupa topik pokok bahasan dan subtopik/subpokok
bahasan beserta perinciannya dalam setiap
bidangstudi atau mata pelajaran. Isi kurikulum
tersebut memiliki tiga unsur yaitu logika
(pengetahuan benar salah, berdasarkan prosedur
keilmuan), etika (baik-buruk) dan estetika
(keindahan).
3) Metode permbelajaran, yaitu cara guru
menyampaikan materi pelajaran, seperti metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah,
dan sebagainya. Kriteria yang digunakan antara lain:
kesesuaiannya dengan kompetensi dasar dan hasil
belajar, kesesuaiannya dengan kondisi kelas/sekolah,
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta
didik, kemampuan guru dalam menggunakan
metode, dan waktu yang tersedia.
4) Media pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu
untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
isi/materi pelajaran Media dapat dibagi tiga
kelompok, yaitu media audio, media visual, dan
media audio-visual. Kriteriayang digunakan sama.
seperti komponen metode
5) Sumber belajar. yang meliputi pesan, orang, bahan,
alat, teknik dan latar. Sumber belajar dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sumber belajar
yang dirancang (resources by design) dan sumber
belajar yang digunakan (resources by utiliration)
Kriteria yang digunakan sama seperti komponen
metode.
6) Lingkungan. terutama lingkungan sekolah dan
lingkungan keluarga Kriteria yang digunakan, antara
lain: hubungan antara peserta didik dan teman
sekelas/sekolah maupun di luar sekolah. guru dan
orang tua; serta kondisi keluarga
7) Penilaian proses dan hasil belajar. baik yang
menggunakan tes maupun nontes. Kriteria yang
digunakan, antara lain: kesesuaian nya dengan
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator
kesesuaiannya dengan tujuandan fungsi penilaian,
unsur-unsur penting dalam penilaian, aspek-aspek
yang dinilai, kesesuaiannya dengan tingkat
perkembangan peserta didik. jenis dan alat penilaian

b. Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi:


1) Kegiatan, yang meliputi jenis kegiatan, prosedur
pelaksanaan setiap jenis kegiatan, sarana pendukung,
efektivitas dan efisiensi, dan sebagainya.
2) Guru, terutama dalam hal menyampaikan maleri,
kesulitan- kesulitan guru, menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif, menyiapkan alat-alat
dan perlengkapan yang diperlukan, membimbing
peserta didik, menggunakan teknik penilaian,
menerapkan disiplin kelas, dan sebagainya.
3) Peserta didik, terutama dalam hal peran serta peserta
didik dalam kegiatan belajar dan bimbingan,
memahami jenis kegiatan mengerjakan tugas-tugas,
perhatian, keaktifan, motivasi, sikap, minat, umpan
balik, kesempatan melaksanakan praktik dalam
situasi yang nyata, kesulitan belajar, waktu belajar
istirahat, dan sebagainya.

c. Hasil pembelajaran
Baik untuk jangka pendek (sesuai dengan
pencapaian indikator), jangka menengah (sesuai
dengan target untuk setiap bidang studi/mata
pelajaran), dan jangka panjang (setelah peserta didik
terjun ke masyarakat).

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan tersebut
di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa Evaluasi pembelajaran merupakan sebagai
suatu kegiatan mengumpulkan data dan informasi
mengenai kemampuan belajar siswa, untuk menilai
sudah sejauh mana program (pengembangan sistem
instruksional) telah berjalan, dan juga sebagai suatu
alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan
proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan telah berlangsung sebagaimana
mestinya.
Evaluasi pebelajaran bertujuan untuk
mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam suatu
proses pembelajaran, sekaligus untuk memahami
siswa sampai sejauh mana dapat memberikan
bantuan terhadap kekurangan-kekurangan siswa,
dengan tujuan menempatkan siswa pada situasi pem-
belajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan fungsi
evaluasi untuk membantu proses, kemajuan dan
perkembangan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan, dan sekaligus dapat mengetahui
kemampuan dan kelemahan siswa pada bidang studi
tertentu, sekaligus dapat memberikan informasi
kepada orang tua wali siswa mengenai penentuan
kenaikan kelas atau penentuan kemajuan siswa
dalam proses pembelajaran.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas, menunjukan bahwa
pemahaman tentang konsep dasar evaluasi dan
pembalajaran sangat diperlukan oleh seorang guru
atau calon guru demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien. Selain
itu, hendaknya makalah ini dapat menjadi referensi
untuk pembuatan makalah sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajara. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam Kementrian Agama RI
Arikunto Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Medan: Ciptapustaka Media
Abdullah, Shodiq. 2012. EVALUASI PEMBELAJARAN . Semarang : PUSTAKA
RIZKI PUTRA
Dimyati dan Mujiono. 2006, Belajar dan Pembelajaran. Cet III; Jakarta Cipta.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa

Anda mungkin juga menyukai