Anda di halaman 1dari 2

1.

ISPA berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman, batas 14 hari di ambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari. ISPA diawali dengan gejala
seperti pilek biasa, batuk, demam, bersin-bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala,
sekret menjadi kental, nausea, dan muntah.
2. Dari beberapa faktor diatas, faktor sanitasi rumah dan lingkungan erat kaitannya
dengan angka kejadian penyakit menular, terutama ISPA.
3. Rumah yang jendelanya tidak memenuhi persyaratan menyebabkan pertukaran udara
tidak dapat berlangsung dengan baik, akibatnya asap dapur dan asap rokok dapat
terkumpul dalam rumah, bayi dan anak yang sering menghisap asap tersebut di dalam
rumah lebih mudah terserang ISPA. Selain ventilasi, jenis atap rumah juga berpotensi
menjadi fakor risiko terjadinya ISPA, jenis atap rumah yang berbahan dari asbes lebih
berbahaya terhadap kesehatan karena debu serat asbes yang terlepas ke udara dapat
membahayakan bagi kesehatan. Rumah yang lembab dan basah karena banyak air
yang terserap di dinding tembok dan cahaya matahari pagi yang sulit masuk dalam
rumah juga memudahkan anak-anak terserang ISPA karena virus, bakteri dan jamur
penyebab ISPA untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan-nya membutuhkan suhu
dan kelembapan yang optimal.
4. Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun
juga termasuk dalam golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia
di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di bawah
satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita.
5. Berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
anak yang berumur 1-3 tahun yang dikenal dengan Batita, saat usia batita anak masih
tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi,
buang air dan makan.
6. Infeksi saluran pernapasan akut pada anak balita sering disebabkan oleh virus dan
puncaknya terjadi pada umur 2-3 Tahun. Kejadian ISPA pada bayi dan balita akan
memberikan gambaran klinik yang lebih besar dan buruk, disebabkan karena ISPA
pada bayi dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah. Selain itu imunitas
anak belum baik dan lumen saluran napasnya masih sempit. Oleh sebab itu kejadian
ISPA pada bayi dan anak balita akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang
dewasa
7. Berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental pada
masa balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) <2500 gram mempunyai
resiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan berat badan lahir normal,
terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti kekebalan
kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama pneumonia
dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Selain itu risiko kesakitan hingga risiko
kematian pada BBLR cukup tinggi oleh karena adanya gangguan pertumbuhan dan
imaturitas organ. Penyebab utama kematian pada BBLR adalah asfiksia, sindroma
gangguan pernapasan, infeksi dan komplikasi hipotermia. Pada bayi BBLR,
pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena
penyakit infeksi terutama pada saluran pernapasan
8. Zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan memiliki efek kuat untuk reaksi
kekebalan tubuh dan resistensi terhadap infeksi. Status gizi yang kurang, dapat
menyebabkan ketahanan tubuh menurun dan virulensi patogen lebih kuat sehingga
menyebabkan keseimbangan yang terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah
satu determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status
gizi
9. Pada masa balita, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan
dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara
dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
10. Pemberian imunisasi dapat mencegah berbagai jenis penyakit infeksi termasuk ISPA.
Untuk mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas ISPA, diupayakan imunisasi
lengkap terutama pentabio dan Campak. Bayi dan balita yang mempunyai status
imunisasi lengkap bila menderita ISPA dapat diharapkan perkembangan penyakitnya
tidak akan menjadi berat.
11. Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang berkembang dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertusis, dan campak,
maka peningkatan cakupan status imunisasi lengkap akan berperan besar dalam upaya
pemberantasan ISPA pada bayi dan balita.

Anda mungkin juga menyukai