Identifikasi Koloni
Setiap koloni yg tumbuh à subkultur
Gambar: Pseudomembran C. difteri di faring dan tonsi à Identifikasi koloni à ditemukan 3 jenis koloni pd
harus diangkat kultur
Komplikasi Jenis kolonià mencerminkan tingkat keparahan
Pada sistem pernapasan à obstruksi sal napas, penyakit
atelektasis, bronkopneumoniae * Gravis à hasil klinis yang sangat parah.
Pada sistem kardiovaskuler à kolaps vaskuler * Intermedius à kurang parah dan tidak fatal.
perifer, gagal jantung * Mitis à gejala ringan / tanpa gejala
Pada traktus urogenitalà degenerasi epiel pd Uji Biokimia
nefritis akut C. difteri è
Pada saraf à paralisis, neuritis perifer Ø Katalase (+)
Kematian Ø Nitrat (+)
Diagnosis Laboratorium Ø Urea (-)
Spesimen: Ø Glukosa dan maltosa (+) dengan gas.
swab nasofaring dan tenggorokan (swab nasipharyngeal Ø Trehalose dan sukrosa (-),
harus diperoleh dengan kapas alginat fleksibel yang Ø Manitol dan xilosa (-)
menjangkau jauh ke dalam nares posterior). Ø Hidrolisis eskulin (-),
Transportasi Spesimen Ø Hidrolisis gelatin (-)
Spesimen harus langsung dikirim ke laboratorium. Uji Toksigenisitas
à krn bakteri cepat mati Semua isolat C. difteri diuji toksinnya produksi.
Jika ada penundaan, spesimen harus ke medium Ada metode yang tersedia:
Loffler 1. Tes imunodifusi in vitro.
Dapat dikirim sehari atau lebih. 2. Tes kematian subkutan kelinci percobaan.
MIKROSKOPIS 3. Uji imunodifusi Elek yang dimodifikasi invitro
Mikroskopis à Pewarnaan Gram, Neisser
P. Gram à Gram positif
P. Neisser àbasil langsing, kadang lurus/bengkok
, Club shapes , tersusun polisade è huruf V, L, Y
seperti "Huruf Cina"
Annisaa Soraya
TERAPI
Gambar. B. pertusis
ADS (Anti Difteri Serum) à diberikan “segera”
Gram negatif, cocobacil tunggal / berpasangan
setelah diagnosis ditegakan
Antibiotik à oral/ injeksi
Tujuan:
• membunuh difteri
• mencegah infeksi sekunder
• memperpendek periode penyakit
• mengurangi convalescent carrier
Analgetik dan antipiretik
Trakheostomi à bi;a terjadi obstruksi sal napas Gambar. Koloni B. pertusis
PENCEGAHAN Koloni kecil, mengkilat, spt mutiara
Isolasi penderita Metabolism
Imunisasi awal à anak2 à DPT (difteri pertusis Aerob obligat
tetanus Tidak memfermentasi karbohidrat
Imunisasi ulangan à anak SD, dewasa à TT/ Td Tidak memfermentasi gula
(tetanus toksoid) In vitro à tumbuh lambat à Inkubasi 3 - 7 hari
Memberantas carrier Kultur : (tdk bisa media agar darah)
Kontak dg penderita à swab , pemeriksaan kultur àmedia Bordet Gengou (BG) (kentang-darah-
- Negatif àimunisasi gliserol)
- Positif tanpa gejala à Antibiotik àmedia Regan Lowe (agar charcoal + 10%
- Positif dengan gejala à terapi pasien darah kuda)
Difteri à LAD à tidak tumbuh
Struktur Antigen
BORDETELLA Ø Ag K/ kapsul
Ø Ag O / somatik à sifat non protektif
Ø Hemaglutininàmemediasi perlekatan pada sel
epitel bersilia.
Ø Toksin pertusis:
- mengaktifkan limfosit.
- sensitisasi terhadap histamin.
- meningkatkan sekresi insulin
- Aktivitas ribosilasi ADP
Ø Toksin Adenylcyclase
Bordetella pertusis Ø Toksin dermonekrotik
Penyebab penyakit pertusis /whooping cough/batuk Ø Hemolysin
rejan / batuk 100 hari Ø Sitotoksin trakeaà menghambat sistesis DNA sel
Sering pada anak-anak < 10 tahun, bisa dewasa silia sal napas atas
Ø Pili à adhesi bakteri ke silia sal napas atas
Annisaa Soraya
Lipolisakarida à kerusakan sel epitel sal napas atas Ø Tes DFA (Antibodi Fluoresen Langsung)
Patogenisitas Ø Kultur pada media yang sesuai
Bakteri menghasilkan beberapa faktor yaitu terlibat Ø Mikroskopis
dalam patogenesis penyakit Ø Reaksi bikimia
Satu lokus dalam kromosom à berfungsi sbg pusat Ø Serologi
pengatur sentral gen virulen Ø PCR
Lokus ini memiliki 2 gen virulensi bordetella è Ø Tes DFA (Antibodi Fluoresen Langsung) à
bvgA dan bvgS sensitivitas 50% à positif/ negatif palsu
è bvgS à diaktifkan oleh sinyal lingkungan Ø Media : media Bordet Genggou (BG) à inkubasi
è bvgA à aktivator transkripsi ke gen virulensi 48-72 jam suhu 37C à koloni kecil, kubah, halus,
Penularan melalui droplet. berkilau, menyerupai mutiara yang dibelah
Port’ d entry à sal p’napas atas à pada epitel sal dua(pearl like apperance) dan zona kecil hemolisis
napas atas à infeksi terlokalisasi epitel bersilia à kabur.
mengeluarkan toksin dan substansi à mengiritasi Hasil kultur di pengaruhi oleh:
permukaan sel à batuk dan limfositosis à nekrosis Ø Pengumpulan sampel yang tepat
epitel dan infiltrasi PMN à inflamasi peribronkial Ø Inokulasi langsung di tempat tidur.
dan penumoniae bakterial Ø Media transport à Regan dan Lowe (RL)
Obstruksi bronkiolus oleh mukus àatelektasis dan Ø Penyiapan media, selektif atau non-selektif
menghambat oksigenasi darah è kejang pd Ø Kelembaban à kalau kering, mati
pertusis Sambungan Mikroskopis
Pewarnaan Gram à Gram negatif
Koloni khasè coccobacil kecil, è tes DFA harus
dilakukan.
Sambungan biokimia
Ø Tidak ada gula fermentasi,
Ø Gelatin (-)
Ø Indole dan acetoin (-)
Ø H2S (-)
Gejala Klinis Ø Katalase (+)
Transmisi: droplet Sambungan Serologi dan PCR
Inkubasi 5-21 hari à keluhan 3 bln/ 100 hari Serologi
Infeksi khas ada 3 stadium: v Uji Aglutinasi dan Antibodi Fluoresen
Ø Std 1. Std kataral/ prodromal à batuk, bersin, pilek v Tetapi hasilnya akan positif setelah 3 minggu dg
(menyerupai flu biasa) à 2 mgg à infeksius gejala klinis.
Ø Std 2. Std spamodik/paroksismal à batuk khas à PCR
eksplosif (non produktif terus menerus), tarikan è metode yang paling sensitif diagnosis.
napas kuat dan berbunyi “whoop”(inspiratory Primer untuk B parapertussis è juga harus diuji.
whoop)à cepat lelah, disertai muntah, sianosis, IMUNITAS
kejang è lebih sering malam hari Imunitas muncul setelah infeksi atau imunisasi
P/ laborà leukositosis (16.000-30.000/µL) Infeksi kedua à dapat muncul ttp ringan
dan limfositosis Reinfeksi setelah bbrp tahun / dewasa à lebih parah
Ø Std 3. Std penyembuhan/ convalescence à infeksi PENGOBATAN
sekunder dan komplikasi DOC à eritromisin, ttp bs yang lain spt tetrasiklin
Komplikasi pertusis: dan kloramfenikol
Sal napas à bronkitis, bronkopneumoni, Supportif
bronkiektasis PENCEGAHAN
Sal cerna à hernia, prolapsus reptii Imunisasi DPT pada bayi à 3 kalià dengan interval
SSP à oedem dan pendarahan otak 6 - 8 minggu
Satu kasus pertusis dapat mengindikasikan sebuah Booster à usia prasekolah
cluster dari individu yang terinfeksi. Bordetella parapertusis
Infeksi B. pertusis harus dicurigai pada anak kecil Menghasilkan penyakit yang sama dr. B. pertusis è
dengan infeksi saluran pernapasan yang parah dan whooping
diagnosisnya juga harus dipertimbangkan pada anak Infeksi bersifat subklinik
yang lebih tua dan dewasa yang telah terpapar Tumbuh pada LAD/agar darah à koloni tumbuh
pertusis. lebih cepat dan lebih besar dari B. pertusis
Diagnosis Laboratorium Toksinnya mirip dg B. pertusis
Ø Spesimen : pencucian nasal dengan salin, swab
nasofaring atau cough plate
Annisaa Soraya
Bordetella bronchiseptica
Ditemukan pada hewan à jarang menyebabkan
infeksi pada manusia
Anjing à batuk “kennel” dan penumonitis
Kelinci à snuffles
Babi à rinitis atrofi
Tumbuh pada LAD
Toksinya mirip B. pertusis