Anda di halaman 1dari 2

RESUME AKUTANSI FORENSIK BAB 3-4

NAMA : RANIA FRESHTYA DEWI


NIM : 1812311022
KELAS : AKUTANSI A

A. Beberapa jasa forensic:


1. Analytic & Forensic Technology-Ini adalah jasa-jasa yang dikenal sebagai
computer forensics, seperti data imaging (termasuk memulihkan kembali data
komputer yang hilang atau dihilangkan) dan data mining.
2. Fraud Risk Management-Serupa dengan FOSA dan COSA
3. FCPA Reviews and Investigations - FCPA Reviews serupa dengan FOSA,
narmun orientasinya adalah pada potensi pelanggaran terhadap FCPA. FCPA
Investigations merupakan jasa investigasi ketika pelanggaran terhadap FCPA
sudah terjadi.
4. Anti Money Laundering ServicesMoney laundering (pencucian uang) dan anti
money laundering (pencegahan pencucian uang), serupa dengan FOSA, namun
orientasinya adalah pada potensi pelanggaran terhadap undang-undang
pemberantasan pencucian uang.
5. Whistleblower Hotline
6. Business Intelligence Services-Istilah intelligence memberi kesan bahwa kantor
akuntan memberikan jasa mata-mata atau melakukan pekerjaan detektif. Hal
yang dilakukan adalah pemeriksaan latar belakang (background check)
seseorang atau suatu entitas.

B. Atribut seorang akuntansi forensic


Howard R.Davia memberi lima nasihat kepada seorang auditor pemula dalam melakukan
investigasi terhadap fraud.
1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara premature. Identifikasi
lebih dulu siapa pelalu atau yang mempunyai potensi untuk menjadi pelaku
2. Fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelaku melakukan kecurangan
3. Seorang fraud auditor harus kreatif, berpikir seperti pelaku fraud, jangan dapat
ditebak
4. Auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan
5. Dalam memilih proactive fraud detection strategy, sia auditor mesti
mempertimbangkan apakah kecurangan dilakukan didalam pembukuan atau diluar
pembukuan

C. Kode etik Akuntan Forensic


Kode etik berisi nilai-nilai luhur yang amat penting bagi eksistensi profesi.
Ada 2 hal yang menarik dari kode etik, yaitu:
1. Pimpinan KPK menetapkan dan menerapkan kode etik terhadap diri mereka
sendiri, yakni pimpinan KPK
2. Pasal 6 ayat 2 huruf b, c, d meliputi:
b. menerima imbalan yang bernilai uang untuk kegiatan yang berkaitan dengan fungsi
KPK
c. menerima atau meminta bantuan dari siapapun dalam bentuk apapun yang memiliki
potensi benturan kepentingan dengan KPK
d. bermain golf dengan pihak atau pihak-pihak yang secara langsung atau tidak
langsung berpotensi menimbulkan benturan kepentingan sekecil apapun

D. Standar Audit Investigativ


1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui (accepted best
practices)
2. Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian (due care) sehingga bukas
bukti tadi dapat diterima di pengadilan.
3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan
diindeks; dan jejak audit tersedia.
4. Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi pegawai dan senantiasa
menghormatinya.
5. Beban pembuktian ada pada yang "menduga" pegawainya melakukan kecurangan.
dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus
hukum administratif maupun hukum pidana.
6. Cakup seluruh substansi investigasi dan "kuasai" seluruh target yang sangat kritis
ditinjau dari segi waktu.
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan,
pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara, kontak dengan pihak ketiga,
pengamanan mengenai hal-hal yang bersifat rahasia, ikuti tata cara atau protokol,
dokumentasi dan penyelenggaraan catatan, melibatkan dan/atau melapor ke polisi.
kewajiban hukum, dan persyaratan mengenai pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai