PENURUNAN AL-QURAN
Dosen Pengampu:
Muhammad Fajrul Munawir M.Ag
OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang
telah melimpahkan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai Penurunan Al-Quran dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada bimbingan kita Nabi Agung Nabi Besar
Muhammad saw. yang telah membimbing kita dari jaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni agama islam.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa juga menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susnan kalimat, maupun isi. Oleh sebab itu, kami selaku penyusun makalah
dengan kerendahan hati menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap bisa membantu orang-orang muslim
sekitar dalam mengetahui tentang kitab suci yang yang mereka baca setiap hari,
yakni Al-Quran.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB l
BAB ll
BAB lll
A. Kesimpulan ..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan sumber dari segala hukum islam yang dipegang oleh
seluruh umat islam yang ada di seluruh dunia. Al-Quran diturunkan bukan hanya
sekedar bacaan belaka, tapi setiap kehidupan manusia sudah tertera semua pada
Al-Quran. Mulai dari lahir sampai meninggalkan dunia. Kitab suci yang
merupakan penyempurna dari seluruh kitab-kitab sebelumnya ini acuan dari kita
untuk memercayai bahwa agama Islam adalah memang yang sebenar-benarnya
agama dan Allah adalah yang sebenar-benarnya Tuhan yang patut disembah.
4
gembira pada kaum muslimin. Suatu ketika ayat turun karena peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian serta kebutuhan Rasulullah saw. ada saatnya pula kehadiran
ayat Al-Quran terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, bahkan pernah
pula kehadirannya amat sangat ditunggu-tunggu namun ia tidak kunjung-kunjung
datang, kaum kafir pun mendapat kesempatan untuk mencela Nabi saw. sebagai
utusan yang ditinggalkan Tuhannya. Semua itu merupakan suatu pertanda, bahwa
tidaklah mungkin bagi ayat Al-Quran merupakan buatan manusia belaka ataupun
karangan semata. Berbeda dengan kitab-kitab sebelum Al-Quran; yaitu zabur,
taurat, injil yang penurunannya sekaligus utuh satu kitab tanpa adanya berangsur-
angsur.
B. Rumusan Masalah
5
4. Apa saja hikmah penurunan Al-Quran secara berangsur?
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Nuzulul Quran terdiri dari kata nuzul dan Alquran yang berbentuk idafah.
Penggunaan kata nuzul dalam istilah nuzulul Quran (turunnya Al-Quran) tidaklah
dapat kita pahami maknanya secara harfiah, yaitu menurunkan sesuatu dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah, sebab Al-Quran tidaklah berbentuk fisik atau
materi. Tetapi pengertian nuzulul Quran yang dimaksud adalah pengertian
majazi, yaitu penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi Muhammad SAW.
dari alam gaib ke alam nyata melalui perantara malakikat Jibril AS. 1 Muhammad
Abdul Azhim Al-Zarqani mentakwilkan kata nuzul dengan kata ilam (seperti
yang dikutip oleh Rifat Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan). Alasannya; pertama,
mentakwilkan kata nuzul dengan ilam berarti kembali pada apa yang telah
diketahui dan dipahami dari yang diacunya, kedua, yang dimaksud dengan adanya
Al-Quran di Lauh al-mahfuzh, Baitul Izzah dan dalam hati Nabi saw. juga berarti
bahwa Al-Quran telah di-ilam-kan oleh Allah pada masing-masing tempat
tersebut sebagai petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebenaran, ketiga,
mentakwilkan kata nuzul dengan ilam hanyalah tertuju pada Al-Quran semata
dengan semua segi dan aspeknya.2
1
Lihat Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I (Cet. I; Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996), h. 134.
2
Lihat Rifat Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. II; Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1992), h. 65-67.
7
Secara sederhana Nuzulul Quran adalah peristiwa awal turunnya Al-Quran
dari Lauh Mahfuz ke Langit Dunia” kepada Nabi Muhammad saw. secara
bertahap atau tidak diturunkan sekaligus, namun diturunkan secara berangsur-
angsur.3
Kitab suci Al Quran adalah kitab suci yang agung, Al Qur'an di turunkan
dalam tiga kali, yang mana tidak di alami oleh kitab samawi sebelumnya. Yang
menjadi wujud kemuliaan Al Qur'an dan menjadi suatu penghormatan bagi kaum
yang di turunkannya. Adapun yangdi maksud secara bertahap adalah Al Quran
diturinkan secara tertib dari fase-fase di sampaikannya dari sisi Allah sampai
kepada nabi Muhammad Saw. Kitab suci ini berbeda dengan kitab lainnya karena
di turunkan secara bertahap dan berangsur- angsur dan penyampaiannya yang
sangat luar biasa yang mana kitab ini adalah wahyu Allah yang disampaikan
dengan perantara malaikat Jibril yang kemudian di sampaikan kepada Nabi
Muhammad, sehingga menunjukkan kemu'jizatannya. Dan turunnya Al Qur'an
secara berangsur angsur sudah di jelaskan dalam firman allah dalam surat Al-Isra
ayat 106. "Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian. (Q.S.. Al Isra: 17/106)4. Namun dengan di turunkannya Al
Quran secara berangsur-angsur mengundang berbagai celaan dari kaum kafir yang
mana Allah berfirman dalam surat Al Furqon ayat 32. Berkatalah orang-orang
yang kafir; Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekalih turun saja?
demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya
secara tartil (teratur dan benar). (Q.S.. Al Furqan: 25/32)5. Dan kemudian
3
Maulana Dwi Kurniasih dkk. Hikmah penurunan Al-Quran secara berangsur, mimbar agama
budaya, 37 (2020), 13-20
4
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, Ahmad Fauzi, HIKMAH PENURUNAN AL-
QURAN SECARA BERANGSUR, Vol.37 No. 2, July Desember 2020, Hal.14.
5
Ibid
8
timbullah permintaan dari kaum kafir yang mengada-ada yang di kemukakan
kepada Nabi Muhammad SAW.. Dan orang-orang kafir berkata, Mengapa Al-
Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus sebagaimana kitab-kitab samawi
dulu seperti kitab Taurat, Zabur,dan Injil, bukan berangsur-angsur sebagaimana
Al-Quran? Demikianlah, Kami turunkan Al-Quran secara berangsur-angsur agar
Kami memperteguh hatimu Muhammad dengannya karena setiap kali ayat Al-
Quran turun, nabi merasa tenang karena Allah selalu menyertainya dalam suka
maupun duka dan Kami membacakannya secara tartil berangsur-angsur, perlahan
dan benar, selama kurang lebih 23 tahun. Membaca Al-Quran dengan tartil,
sangat di dianjurkan. Diturunkannya Al-Quran secara berangsur, agar mudah
dihafal, dihayati, dan diamalkan sedikit demi sedikit. Secara kronologis proses
penurunan Alquran Al-Karim, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dalam tiga fase sebagai berikut6:
1. Lauhul Mahfudz
2. Baitul Izzah
6
Dr. Zainal Abidin, MA, PENGANTAR ULUMUL QURAN, (Medan: Duta Azhar, 2018), hal. 13.
7
Ibid
8
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, Ahmad Fauzi, HIKMAH PENURUNAN AL-
QURAN SECARA BERANGSUR, Vol.37 No. 2, July Desember 2020, Hal.15.
9
Adapun di tahap kedua, Al Qur'an turun dari Baitul Izzah
berikutnya diturunkan ke bumi. Menurut pendapat yang shahih, Baitul
Izzah ini ada di langit yang paling bawah atau langit dunia. Al Qur'an
diturunkan pada satu malam yang diberkahi, yaitu malam kemuliaan
(Lailatul Qadar) dan malam itu adalah salah satu dari malam-malam
Ramadhan. Proses tahapan kedua ini Alquran terjadi secara berangsur-
angsur. Pada proses penurunannya terjadi pada masa kenabian Nabi
Muhammad SAW. Penurunan secara berangsur-angsur tersebut sesuai
dengan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa nabi. Pada masa nabi
inilah penurunan Al Qur'an tak serta merta turun karena ada penyebabnya.
Setiap peristiwa itu disebut menjadi Asbabul Nuzul, yaitu sebab
diturunkannya Al Qur' an yang berkaitan dengan peristiwa tertentu.9
10
C. Sejarah Singkat Turunnya Al Quran
Adapun urutan ayat dan surat yang ada di dalam Al Quran saat ini bukanlah
berdasarkan diturunkannya ayat dan surat tersebut. Adapun lokasi penurunannya
di bagi menjadi dua, yaitu di Makkah dengan jumlah 86 surat yang diturunkan
selama 13 tahun, dan digolongkan ke dalam surat Makiyyah. Serta di Madinah
dengan jumlah 28 surat yang diturunkan selama 10 tahun dan di golongkan ke
dalam surat Madaniyyah.
Periode Makkah pertama selama 4 sampai dengan 5 tahun. Pada masa ini,
dakwah Islam masih terbatas pada ruang lingkup yang kecil, dan ayat yang
diturunkan pun pada umumnya membahas tentang pelajaran bagi Rasulullah
untuk membentuk kepribadiannya, pembahasan tentang dasar-dasar akhlak
Islamiyah, pengetahuan tentang sifat Allah serta bantahan mengenai pandangan
hidup di masyarakat Jahiliyah kala itu.
Periode Makkah kedua selama 4 sampai dengan 9 tahun. Pada masa ini
dakwah Islam sudah mulaiterbuka. Masyarakat Makkah sudah mulai berfikir
untuk menghalangi dakwah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa ini umumnya
tentang kewajiban sebagai seorang muslim, pembaasan tentang ke esaan Allah,
pembahasan tentang hari kiamat, serta ancaman dan kecaman kepada orang
musyrik yang mempunyai prilaku buruk.
11
Rinaldi Suwandi, Sejarah Singkat Bagaimana Diturunkannya Al Quran,
http://kedesa.id/id_ID/sejarah-singkat-bagaimana-diturunkannya-al-quran/ , diakses tanggal 6
september 2021, pukul 11:18 WIB
11
Periode Madinah selama 10 tahun. Rasulullah mulai hijrah dari Makkah ke
Madinah, dan masyarakat sekitar mulai terbentuk keimanannya. Disana,
masyarakat Yahudi dan Islam hidup berdampingan, namun seiring berjalannya
waktu, kaum Yahudi pun mulai ikut menentang dakwah Nabi Muhammad SAW.
Karena Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, maka ketika
menerima Wahyu, beliau langsung menyampaikannya kepada para sahabat. Para
sahabat lalu menghafalkannya di luar kepala. Bagi yang bisa menulis, diminta
untuk menuliskannya di atas kulit pohon, batu, kain, kulit hewan dan lain
sebagainya.
Pembukuan Al Quran pertama kali dilakukan pada masa Abu Bakar Ash
Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khaththab. Hal ini terjadi karena Umar
khawatir atas kemurnian Al Quran karena tidak sedikit dari para penghafal yang
mati Syahid karena ikut berperang.
Pembukuan itu dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dengan cara mengumpulkan
ayat-ayat yang sudah pernah dituliskan oleh para sahabat di batu, kain, kulit
pohon, kulit hewan dan lain sebagainya. Hasil dari hall tersebut adalah
pembukuan resmi Al Quran yang pertama kalinya.
Al Quran yang sudah disatukan menjadi buku tersebut lalu disimpan oleh
Abu Bakar sampai ia meninggal dunia. Setelahnya, di simpan oleh Umar sampai
ia meninggal, dan diteruskan oleh anaknya yaitu Hafsah.
12
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Al Quran pertama kalinya di
gandakan dan di distribusikan. Hal ini terjadi karena Islam sudah tersebar luas
sampai ke Iran. Setelah itu, penggandaan dan pendistribusian Al Quran kembali
dilanjutkan oleh Huzaifah bin Yaman.12
Ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari di turunkannya Al Quran
secara bertahap.
12
Rinaldi Suwandi, Sejarah Singkat Bagaimana Diturunkannya Al Quran,
http://kedesa.id/id_ID/sejarah-singkat-bagaimana-diturunkannya-al-quran/ , diakses tanggal 6
september 2021, pukul 11:18 WIB
13
dan membaca dengan cara menghafal akan memudahkan mereka ketika akan
memahami dan mempelajari Alquran13
13
Dr. Zainal Arifin, MA, PENGANTAR ULUMUL QUR'AN, Medan Duta azhar 20018. Hal 17
14
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, Ahmad Fauzi, Hikmah penurunan Al-Qur'an secara
berangsur,MIMBAR: Vol. 37 No. 2, July - December 2020, hal 18.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Abdul Aziz, dkk. (ed.), (1996). Ensiklopedi Hukum Islam I, Cet. I;
Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Nawawi, Rifat Syauqi, dan M. Ali Hasan, (1992). Pengantar Ilmu Tafsir, Cet. II;
Jakarta: PT Bulan Bintang,.
16
17