H. ALI MAZI, SH
SULAWESI TENGGARA Gubernur Sulawesi Tenggara
Periode Tahun 2018-2023
2019
H. ALI MAZI, SH Drs. H. LUKMAN ABUNAWAS, SH, M.Si
Gubernur Sulawesi Tenggara Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara
Periode Tahun 2018-2023 Periode Tahun 2018-2023
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom;
3. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Tenggara;
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang
selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;
5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara;
6. Kepala OPD adalah Kepala Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara;
7. Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia yang
dilaksanakan oleh semua komponen daerah dalam
rangka mencapai visi, misi dan tujuan yang meliputi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana
Pembangunan Tahunan Organisasi Perangkat Daerah;
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, yang
selanjutnya disebut RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
untuk Periode 5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2018
sampai dengan Tahun 2023;
9. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat Renstra-PD adalah dokumen perencanaan
Organisasi Perangkat Daerah untuk Periode 5 (lima)
tahun;
10. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat RKPD adalah Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
11. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renja-PD adalah dokumen perencanaan
Organisasi Perangkat Daerah untuk Periode 1 (satu)
tahun;
12. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan;
13. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;
14. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-
program indikatif untuk menunjukkan visi dan misi;
15. Kebijakan adalah arah dan/atau tindakan yang diambil
oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan;
16. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen
yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu
program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan;
17. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi
serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan
sedini mungkin;
18. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan (input) dan hasil (outcome) terhadap
rencana dan standar.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
BAB IV
SISTEMATIKA ISI DAN URAIAN RPJMD
Pasal 4
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV........ PERMASALAHAN DAN ISU-ISU
STRATEGIS DAERAH
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB
VI......... STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN
PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
BAB VIII
PERANGKAT DAERAH
KINERJA PENYELENGGARAAN
BAB IX
PEMERINTAH DAERAH
PENUTUP
BAB V
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Ditetapkan di Kendari,
pada tanggal 5 Maret 2019
ALI MAZI
Diundangkan di Kendari,
pada tanggal 2019
TTD
SARIFUDDIN SAFAA
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ini dapat ditetapkan tepat waktu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 merupakan dokumen
perencanaan jangka menengah daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun
berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yaitu H. Ali Mazi, SH
selaku Gubernur Sulawesi Tenggara dan Dr. H. Lukman Abunawas, SH, M.Si selaku Wakil
Gubernur Sulawesi Tenggara periode Tahun 2018-2023 dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025
dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019, melalui beberapa tahapan penyusunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dijabarkan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan
RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ditetapkan dengan Peraturan
Daerah memuat tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dan dijabarkan ke dalam strategi, arah
kebijakan, dan program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi
pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, yaitu : “Terwujudnya Sulawesi
Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan Bermartabat”. Untuk mewujudkan visi tersebut
maka RPJMD menjadi acuan setiap Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) dan sebagai dasar
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah
(Renja PD).
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 merupakan dokumen daerah
yang perlu diketahui dan dipahami sebagai dokumen bersama bagi seluruh komponen
masayarakat dalam membangun Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023.
Semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kita semua agar
perencanaan yang kita tetapkan ini dapat diimplementasikan dengan baik dan bermanfaat bagi
masyarakat di Sulawesi Tenggara.
H. ALI MAZI, SH
IX-1
DAFTAR ISI
i
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
4.2.3. Isu-isu Strategis .......................................................................................................................... IV-15
BAB V VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN ..................................................................................... V-1
5.1. Visi .................................................................................................................................................................... V-1
5.2. Misi ................................................................................................................................................................... V-3
5.3. Tujuan dan Sasaran .................................................................................................................................. V-4
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ..... VI-1
6.1. Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ............................... VI-1
6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ................................................... VI-2
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT
DAERAH ................................................................................................................................. VII-1
7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah............................................................................... VII-1
7.2 Program Perangkat Daerah Daerah ................................................................................................. VII-1
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ........................................ VIII-1
BAB IX PENUTUP ............................................................................................................................... IX - 1
ii
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keselarasan Dokumen RPJMN Tahun 2015-2019 dengan RPJMD Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ................................................................................................ I-6
Tabel 1.2 Keterkaitan RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025 dengan RPJMD
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ............................................................................. I-7
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Sulawesi Tenggara Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017 ......... II-1
Tabel 2.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ........... II-3
Tabel 2.3 Banyaknya Desa menurut Posisi Terhadap Laut ......................................................................... II-4
Tabel 2.4 Banyaknya Desa Menurut Topografi Wilayah, 2014 .................................................................. II-5
Tabel 2.5 Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson di Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-7
Tabel 2.6 Curah Hujan Menurut Bulan di Sulawesi Tenggara (MM), 2017 ........................................... II-7
Tabel 2.7 Pusat-pusat kegiatan di Sulawesi Tenggara .................................................................................... II-9
Tabel 2.8 Produksi Pertanian Provinsi sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ................................... II-11
Tabel 2.9 Produksi Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .............................. II-12
Tabel 2.10 Produksi Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .................................. II-12
Tabel 2.11 Hasil Produksi Pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017............. II-13
Tabel 2.12 Jumlah Persebaran dan Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 ...................................................................................................................................................... II-16
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kelompok Umur di Provinsi Sulawesi
Tenggara, Tahun 2017 ................................................................................................................................ II-17
Tabel 2.14 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan
Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Dasar 2010 (miliar rupiah)Tahun
2014-2017 ........................................................................................................................................................ II-17
Tabel 2.15 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Menurut Lapangan
Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Dasar 2010 (Miliar Rupiah)Tahun
2014-2017 ........................................................................................................................................................ II-18
Tabel 2.16 Perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 - 2014 Atas Dasar
Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) (Milyar Rupiah).............................................. II-18
Tabel 2.17 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (miliar rupiah), 2014-2017 ................ II-19
Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (miliar rupiah), 2014-2017 ................ II-19
Tabel 2.19 Laju Inflasi Bulanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ................................. II-20
Tabel 2.20 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Indonesia September 2016, Maret 2017, dan
September 2017............................................................................................................................................. II-22
Tabel 2.21 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009-2018 ......................................................................................................................................... II-22
Tabel 2.22 Persebaran Penduduk Miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2018 ....... II-23
Tabel 2.23 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara 2010-2017 ............................... II-25
Tabel 2.24 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2016-2017.............. II-25
Tabel 2.25 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf menurut
Provinsi, 2012-2017 .................................................................................................................................... II-26
Tabel 2.26 Perkembangan Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012-2017 ..... II-26
Tabel 2.27 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016-
2017 ..................................................................................................................................................................... II-27
Tabel 2.28 Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2017 .................. II-28
Tabel 2.29 Pencapaian Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012-2016 .................................................................................................................... II-29
Tabel 2.30 Penduduk Usia 15 tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Provinsi Fokus
Seni Budaya dan Olahraga ........................................................................................................................ II-30
Tabel 2.31 Perkembangan Seni Budaya dan Olahraga di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-31
Tabel 2.32 Capaian APK PAUD hingga Menengah Atas di Provinsi Sulawesi Tenggara .................... II-32
Tabel 2.33 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah dinProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018 ..................................................................................................................................................... II-32
iii
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.34 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2016 ......................................................................................................................................... II-33
Tabel 2.35 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas menurut Kabupaten/Kota dan
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun 2017 ................................................................... II-33
Tabel 2.36 Perkembangan Angka Putus Sekolah (APTS) Tahun 2013-2016 .......................................... II-34
Tabel 2.37 Capaian Angka Kelulusan Sekolah Dasar sampe dengan sekolah Menengah atas di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ............................................................................. II-34
Tabel 2.38 Capaian Angka Melanjutkan (AM) Sekolah Dasar hingga Menengah Atas di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017/2018 ........................................................................... II-35
Tabel 2.39 Fasilitas Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016-2017 ............................ II-35
Tabel 2.40 Sarana dan Prasarana Pendidikan Kabupaten/Kota Se Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018 ................................................................................................................................ II-35
Tabel 2.41 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah ........................................................... II-36
Tabel 2.42 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan TK, SD dan SLTP Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017 ................................................................................................................. II-35
Tabel 2.43 Guru PNS dan Non PNS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018........................................ II-36
Tabel 2.44 Data Sertifikasi Guru SMA, SMK dan SLB Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.... II-37
Tabel 2.45 Capaian SPM Bidang Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 ....... II-37
Tabel 2.46 Fasilitas Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .............................. II-38
Tabel 2.47 Cakupan Penyediaan Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-40
Tabel 2.48 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2015-2016 .................................................................................................................... II-40
Tabel 2.49 Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara ................................... II-42
Tabel 2.50 Capaian SPM Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ......................... II-51
Tabel 2.51 Data dan Kondisi Jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2017 ....................... II-53
Tabel 2.52 Pembangunan Infrastruktur di bidang pengairan (Irigasi, Pemenuhan Air baku,
penanggulangan bahaya banjir dan abrasi pantai) ..................................................................... II-53
Tabel 2.53 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Cipta Karya Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-54
Tabel 2.54 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi
Tenggara (Penetapan RTRW) ................................................................................................................ II-55
Tabel 2.55 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................ II-56
Tabel 2.56 Jumlah PPNS Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ............ II-57
Tabel 2.57 Tempat Ibadah di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016....................................... II-57
Tabel 2.58 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara .............. II-58
Tabel 2.59 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi
TenggaraTahun 2013-2017 ..................................................................................................................... II-59
Tabel 2.60 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Tenggara ........................................................................... II-59
Tabel 2.61 Neraca Ketersediaan dan Kebutuhan Beberapa Komoditas Pangan Penting Tahun
2016 dan 2017 ................................................................................................................................................ II-62
Tabel 2.62 Neraca Ketersediaan Energi dan Protein Per kapita Tahun 2016 dan 2017 ................... II-63
Tabel 2.63 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pertanahan Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-63
Tabel 2.64 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-63
Tabel 2.65 Daftar Perekaman e-KTP per Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara ............ II-64
Tabel 2.66 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................................................... II-65
Tabel 2.67 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................................................... II-65
Tabel 2.68 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Aktif, dan Peserta KB Baru di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ............................................................................................................ II-66
Tabel 2.69 Capaian Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................................................... II-66
Tabel 2.70 Arus Lalu Lintas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017............ II-66
Tabel 2.71 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Komunikasi dan Informatika Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ............................................................................................................. II-68
iv
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.72 Perkembangan Koperasi Aktif Kab./Kota Tahun 2015-2017.................................................. II-68
Tabel 2.73 Indikator Capaian Koperasi Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ............ II-69
Tabel 2.74 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-69
Tabel 2.75 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi
Sulawesi Tenggara ....................................................................................................................................... II-69
Tabel 2.76 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara ......... II-70
Tabel 2.77 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Persandian Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-70
Tabel 2.78 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Perpustakaan Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-71
Tabel 2.79 Pencapaian Kinerja Pelayanan Bidang Urusan Kearsipan Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-72
Tabel 2.80 Kondisi Pengelolaan Sektor Kelautan dan Perikanan di Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-72
Tabel 2.81 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara .... II-73
Tabel 2.82 Luas Lahan Sawah berdasarkan jenis Pengairan dan Frekuensi Penanaman Padi
(Ha) di Sulawesi Tenggara Tahun 2014 & 2015 ........................................................................... II-73
Tabel 2.83 Luas Tanaman, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi dan Palawija
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017 ............................................................................. II-74
Tabel 2.84 Luas Lahan yang ditanami padi dan tidak ditanami padi serta Frekuensi
Penanamannya di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017 ...................................... II-74
Tabel 2.85 Luas Lahan Pertanian Tanaman Berkelanjutan Provinsi Sulawesi Tenggara ............... II-75
Tabel 2.86 Kontribusi sektor Perkebunan dan Hortikultural terhadap PDRB Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .............................................................................................. II-75
Tabel 2.87 Pengelolaan Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016 .......... II-76
Tabel 2.88 Perhutanan Sosial di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 ............................... II-77
Tabel 2.89 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara ... II-77
Tabel 2.90 Penerimaan Daerah Sektor Pertambangan ..................................................................................... II-78
Tabel 2.91 Keadaan Komoditas Pertambangan Nikel dan Aspal di Sulawesi TenggaraTahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-78
Tabel 2.92 Pertambangan Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara ......................................................................... II-78
Tabel 2.93 Perkembangan Kelistrikan di Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ................................. II-79
Tabel 2.94 Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang terjual, dan Nilai Penjualan Tenaga Listrik
Menurut Kategori Pelanggan Tahun 2015-2016 ........................................................................... II-79
Tabel 2.95 Bauran Energi Sulawesi Tenggara ....................................................................................................... II-79
Tabel 2.96 Perkembangan Sektor Industri Kecil di Sulawesi Tenggara, Tahun 2015-2017............ II-80
Tabel 2.97 Ekspor Berdasarkan Volume dan Nilai Tahun 2011-2016 ...................................................... II-81
Tabel 2.98 Volume dan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2013-2017 ..................... II-81
Tabel 2.99 Volume dan Nilai Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ....................... II-81
Tabel 2.100 Volume dan Nilai Perdagangan Antar Pulau Menurut hasil Bumi dan Laut di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016-2017 ............................................................................. II-82
Tabel 2.101 Keadaan Penerimaan Transmigrasi Umum menurut Jenis Transmigrasi Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-82
Tabel 2.102 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Perencanaan Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................................................................... II-84
Tabel 2.103 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................................................................. II-84
Tabel 2.104 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Kepegawaian Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................................................................... II-84
Tabel 2.105 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................... II-85
Tabel 2.106 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Pengawasan Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................................................... II-85
Tabel 2.107 Kondisi Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................................ II-86
Tabel 2.108 Pengeluaran Rata-rata per Kapita sebulan (rupiah) menurut Daerah Tempat
Tinggal, Tahun 2016-2017 ....................................................................................................................... II-86
Tabel 2.109 Pengeluaran Rata-rata per Kapita sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan
(rupiah) menurut Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2016-2017 .............................................. II-86
Tabel 2.110 Perkembangan Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita Tahun 2016-2017 .................. II-87
v
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.111 Kondisi Infrastruktur Jalan, Perumahan, Irigasi dan Perhubungan Provinsi
Sulawesi Tenggara, Tahun 2013-2017 ............................................................................................... II-88
Tabel 2.112 Realisasi Perda RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota ........................................................................ II-88
Tabel 2.113 Luas Lahan Bukan Pertanian dan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut
Penggunaan di Sulawesi Tenggara, Tahun 2016 (Hektar) ........................................................ II-89
Tabel 2.114 Angka Kriminalitas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ................................................ II-89
Tabel 2.115 Realisasi Pajak dan Macam Pajak Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016 ...... II-90
Tabel 2.116 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2017 ...................................................................................... II-91
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 – 2017 ................................................................................................................. III-3
Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2013-2017 Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... III-5
Tabel 3.3 Rasio Liquiditas dan Rasio Solvabilitas Neraca 2013-2017 Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... III-7
Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Neraca daerah 2013-2018 Provinsi Sulawesi Tenggara ....... III-8
Tabel 3.5 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... III-10
Tabel 3.6 Defisit Riil Anggaran Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................................................... III-11
Tabel 3.7 Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat periode 2018-
2023 Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................................................................... III-12
Tabel 3.8 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2019-2022 Provinsi
Sulawesi Tenggara ....................................................................................................................................... III-14
Tabel 3.9 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk mendanai Pembangunan
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara..................................................................................................... III-17
Tabel 3.10 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara ........................................................................................................................................ III-18
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi dan Misi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan Visi dan Misi RPJMD
Tahun 2018-2023 ......................................................................................................................................... V-4
Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja .............................................................................................. V-7
Tabel 6.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ................................... VI-1
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ...................................................... VI-3
Tabel 6.3 Program Pembangunan Daerah yang Disertakan Pagu Indikatif Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2023 .................................................................................................................... VI-9
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2019-2023 ........................................................................................................................................................ VII-1
Tabel 7.2 Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018-2023 Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... VII-2
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................... VIII-1
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja DaerahTerhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan ................................................................................................................................ VIII-2
vi
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran ................................................ I-5
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................................. II-2
Gambar 2.2 Kondisi Topografi Sulawesi Tenggara ............................................................................................... II-4
Gambar 2.3 Peta Struktur Ruang RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................... II-10
Gambar 2.4 Peta Pola Ruang RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................. II-10
Gambar 2.5 Peta Kawasan Strategis RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................. II-11
Gambar 2.6 Peta Rawan Bencana Provinsi Sulawesi Tenggara........................................................................ II-16
Gambar 2.7 Grafik Perkembangan Gini Ratio, 2016 (Sept)-2017(Sept) ..................................................... II-21
Gambar 2.8 Grafik Gini Ratio Menurut Provinsi ..................................................................................................... II-21
Gambar 2.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara ....................................................... II-24
Gambar 2.10 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2010-2017 ........................................................................................................................................................ II-27
Gambar 2.11 Angka Usia Harapan Hidup ..................................................................................................................... II-28
Gambar 2.12 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah (SMA/SMK
/MA/Paket C) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2017 ......................................... II-31
Gambar 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menengah
(SMA/SMK/ MA/ Paket C) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2017 .............. II-32
Gambar 2.14 Peta Daerah Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................................... II-54
Gambar 2.15 Peta Kerentanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 ................................... II-61
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Pruto atas dasar Harga Konstan Provinsi
Sulawesi Tenggara (%) 2013-2017 ..................................................................................................... III-2
Gambar 3.2 Pertumbuhan Realisasi Pendapatan 2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara .............. III-4
Gambar 3.3 Pertumbuhan Neraca Daerah 2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara ........................... III-6
Gambar 5.1 Skema Keterkaitan Antara Visi dan Misi dengan Perumusan Tujuan dan Sasaran
serta Program dan Kegiatan ................................................................................................................... V-5
vii
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab I Pendahuluan
I-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah, dan penyusunan
rancangan teknokratik RPJMD.
2. Penyusunan rancangan awal RPJMD
Dimulai sejak Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih dilantik. Merupakan
penyempurnaan rancangan teknokratik RPJMD dengan berpedoman pada visi, misi dan
program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih.
3. Penyusunan Rancangan RPJMD
Penyusunan rancangan RPJMD provinsi adalah proses penyempurnaan rancangan awal
RPJMD provinsi berdasarkan rancangan Renstra Perangkat Daerah provinsi yang telah
diverifikasi.
4. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD
Dilaksanakan dengan tujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan
terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan Daerah yang
telah dirumuskan dalam rancangan awal RPJMD.
5. Perumusan Rancangan Akhir RPJMD
Merupakan proses penyempurnaan rancangan RPJMD menjadi rancangan akhir RPJMD
berdasarkan berita acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD.
6. Penetapan RPJMD
Gubernur menetapkan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD provinsi yang telah
dievaluasi oleh Menteri menjadi Peraturan Daerah Provinsi tentang RPJMD provinsi paling
lambat 6 (enam) bulan setelah Gubernur dan Wakil Gubernur dilantik.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional, artinya bahwa pembangunan yang dilaksanakan di daerah
tidak terlepas dari konsep rencana pembangunan nasional, karenanya dalam menyusun
program pembangunan daerah tetap mengacu kepada rencana pembangunan nasional, baik
rencana pembangunan jangka panjang maupun menengah. Selain itu, dalam penyusunan
perencanaan pembangunan daerah juga harus memuat skenario pembangunan yang
berasaskan berkelanjutan berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018-2023 menggunakan kombinasi pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-
bawah (top down) dan bawah-atas (bottom up). Pendekatan politik berkaitan dengan
mekanisme pemilihan kepala daerah dalam hal ini pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada
Langsung) secara serentak pada tanggal 27 Juni 2018. Sebelum dipilih oleh rakyat, calon
Gubernur dan Wakil Gubernur merumuskan visi dan misinya sebagai janji yang akan
dilaksanakan apabila terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian tuangkan dan dijabarkan dalam
RPJMD. Namun dalam penyusunan RPJMD tersebut harus tetap mengacu kepada RPJPD dan
memperhatikan RPJPN. Pendekatan teknokratik berkaitan dengan profesionalisme dan keahlian
dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Bahwa penyusunan rencana
pembangunan daerah perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan keahlian sehingga hasil
yang diperoleh bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi daerah secara komprehensif.
Pendekatan partisipatif merupakan upaya melibatkan masyarakat dan para pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
Pergeseran pemahaman bahwa masyarakat bukan sekedar obyek tetapi juga merupakan pelaku
pembangunan mendorong pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan. Partisipasi masyarakat juga merupakan wujud transparansi pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan daerah sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
atau yang belakangan ini juga disebut dengan istilah tata pemerintahan yang baik (good
I-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
governance). Pendekatan atas-bawah (top-down) dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan daerah melibatkan Bappeda dan OPD.
Bappeda sebagai unit yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan ini
merumuskan rancangan awal dengan masukan dari rancangan Rencana Strategis Perangkat
Daerah. Rancangan awal tersebut nantinya akan dibahas dalam kegiatan Musrenbang RPJMD
dalam rangka penyempurnaan dokumen RPJMD. Pendekatan bawah-atas (bottom-up) dilakukan
mulai dari pengusulan program atau proyek dari tingkat bawah (desa/kelurahan) oleh
masyarakat. Penyelenggaraan Musrenbang dari tingkat desa/kelurahan yang dimaksudkan
sebagai wahana menyerap aspirasi masyarakat dalam pembangunan yang kemudian hasilnya
akan dibawa ke Musrenbang tingkat kecamatan dan selanjutnya Musrenbang tingkat
kabupaten/kota. Program dan proyek yang diusulkan oleh masyarakat akan dinilai dari urgensi
dan kemampuan pemerintah ditingkat bawah dalam melaksanakan usulan tersebut. Sejauh
mana urgensi dan kemampuan pemerintah berkaitan dengan berbagai usulan yang masuk akan
menentukan pelaksanaan program dan proyek nantinya. Apabila suatu usulan dianggap sangat
urgen tetapi tidak mampu dilaksanakan oleh pemerintah ditingkat bawah maka akan diusulkan
untuk dibawa ke Musrenbang diatasnya, yaitu di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
dan nasional.
Selain menggunakan pendekatan di atas dalam proses penyusunan RPJMD, pendekatan
substansi juga merupakan pendekatan yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPJMD.
Pendekatan dimaksud yaitu pendekatan holistik-tematik, integratif, dan spasial. Pendekatan
holistik-tematik dalam perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu kesatuan
faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan
lainnya. Pendekatan integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan
kedalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan
pembangunan daerah. Pendekatan spasial merupakan pendekatan yang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan dimensi keruangan dalam perencanaan.
I-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 3);
13. Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 136 Tahun
2017);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data
Wilayah Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1955);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 459);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
I-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
19. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 Nomor 4);
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 Nomor 2);
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2016 Nomor 13).
Pedoman Pedoman
Pemerintah Pusat
RENSTRA RENJA RKA Rincian
K/L K/L K/L APBN
Pedoman Diacu
Bahan Bahan
Pemerintah Daerah
Pedoman Dijabarkan Pedoman
RPJP RPJM RKP RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah
Pedoman Diacu
Bahan Bahan
Pedoman Pedoman
Renstra Renja RKA Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD
a. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RPJMN Tahun 2015-
2019
I-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 263 dijelaskan bahwa RPJMD harus
berpedoman pada RPJMN.
Keselarasan RPJMN Tahun 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018-2023 adalah pada misi daerah yang mendukung Nawacita sebagaimana tertuang dalam
tabel berikut.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) memuat visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. RPJM Daerah merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum, dan program OPD, lintas OPD, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 berpedoman pada RPJPD
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025, terutama yang berkaitan erat pada arah
kebijakan pembangunan tahap ketiga dan keempat RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-3, RPJMD
ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Sulawesi Tenggara “Sulawesi Tenggara yang
I-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Maju dan Sejahtera Tahun 2025” melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumberdaya berkualitas dan berdaya saing.
c. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RPJMD Provinsi lain
I-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
e. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan Renstra PD Tahun
2018-2023
Dokumen RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018-2023 sejalan dengan RTRW
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 untuk lebih fokus pada pembangunan kawasan-
kawasan strategis yang telah ditetapkan berdasarkan ketersediaan Sumber Daya Alam.
Maksud dan Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2018-2023 adalah:
a. Sebagai pedoman penyusunan RKPD setiap tahun dan Renstra Perangkat Daerah Tahun
2018-2023;
b. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibawah
kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih;
c. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan Kepala OPD dalam melaksanakan pembangunan
sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mewujudkan visi, misi dan program kepala daerah;
d. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan di
Provinsi Sulawesi Tenggara;
e. Menjadi pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan DPRD dalam rangka
mengendalikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah agar sejalan
dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD;
f. Mendukung terlaksananya koordinasi antar pelaku pembangunan;
I-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
g. Menjamin terciptanya sinkronisasi dan sinergitas baik antar wilayah, antar ruang, antar
fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah;
h. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengendalian;
i. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
j. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif berkeadilan dan
berkelanjutan; dan
k. Memudahkan monitoring dan evaluasi terhadap hasil capaian kinerja pemerintahan
daerah baik tahunan, maupun lima tahunan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
1.3 Hubungan Antar Dokumen
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Kondisi Perekonomian Daerah
3.2 Kinerja Keuangan Daerah
3.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.4 Kerangka Pendanaan
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
4.1 Permasalahan Pembangunan
4.2 Isu Strategis
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan dan Sasaran
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
6.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT
DAERAH
7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
7.2 Program Perangkat Daerah
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IX PENUTUP
I-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Luas Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 153.019 km2, meliputi luas daratan
38.140 km2 dan luas laut 114.879 km2. Panjang garis pantai 1.740 km2, jumlah pulau 651 buah,
361 pulau diantaranya telah memiliki nama, 290 pulau belum memiliki nama dan hanya 86
pulau yang berpenghuni. 39 persen penduduk Sulawesi Tenggara bermukim di kepulauan.
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah
Sebelah Barat : Teluk Bone (Provinsi Sulawesi Selatan)
Sebelah Selatan : Laut Flores (Provinsi NTT)
Sebelah Timur : Laut Banda (Provinsi Maluku)
II-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 2.1
Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara
II-2
Dari segi administrasi pemerintahan, Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk pada tanggal
27 April 1964 berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Nomor 2 Tahun 1964 junto
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 dengan cakupan wilayah administrasi yang meliputi 4
(empat) kabupaten yakni Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton dan
Kabupaten Muna.
Seiring dengan perkembangan wilayah administrasi di Provinsi Sulawesi Tenggara,
maka pada Tahun 2017, wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 15
wilayah kabupaten dan dua kota, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56
Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, luas daratan masing-
masing kabupaten/kota, yaitu : Kabupaten Buton (1.212,99 km2), Kabupaten Muna (1.922,16
km2), Kabupaten Konawe (4.435,28 km2), Kabupaten Kolaka (3.283,59 km2), Kabupaten
Konawe Selatan (5.779,47 km2), Kabupaten Bombana (3.001 km2), Kabupaten Wakatobi
(559,54 km2), Kabupaten Kolaka Utara (3.391,67 km2), Kabupaten Buton Utara (1.864,91km2),
Kabupaten Konawe Utara (5.101,76 km2), Kabupaten Kolaka Timur (3.634,74 km2), Kabupaten
Konawe Kepulauan (867,58 km2), Kabupaten Muna Barat (1.022,89 km2), Kabupaten Buton
Tengah (958,31 km2), Kabupaten Buton Selatan (509,92 km2), Kota Kendari (300,89 km2) dan
Kota Baubau (221 km2), sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini :
a. Posisi Astronomis
b. Posisi Geostrategis
Pulau Sulawesi menjadi bagian penting dari masa depan Indonesia. Posisi geostrategis
yang menjadi jalur perdagangan dan distribusi barang antar wilayah barat dan timur Indonesia
menjadikan pulau Sulawesi menjadi wilayah yang potensial sebagai pusat ekonomi dan
perdagangan dalam dan luar negeri. Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi yang
mencakup jazirah tenggara pulau Sulawesi dan memiliki beberapa pulau disekitarnya serta
II-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
berbatasan langsung dengan laut banda sehingga wilayah ini kaya akan sumber daya laut dan
berpotensi untuk menjadi kawasan wisata bahari.
c. Kondisi/kawasan
Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi daratan Konawe dan Kolaka. Sedangkan kepulauan
meliputi Pulau Buton dan Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar di bagian Selatan
dan Tenggara.
Wilayah Sulawesi Tenggara, pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung,
bergelombang, dan berbukit, sedangkan permukaan tanah pegunungan yang relatif rendah yakni
sekitar 1.868.860 hektar sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 meter diatas
permukaan laut dengan tingkat kemiringan mencapai 40 derajat, serta terdapat kawasan pesisir
dan laut yang diperkirakan mencapai 110.000 km2.
2.1.1.3. Topografi
II-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Secara umum topografi Sulawesi Tenggara bergelombang, bergunung dan berbukit.
Pada beberapa tempat terdapat dataran aluvial seperti Mowewe, Lainea, Ladongi dan lain-lain.
Berdasarkan kelas kemiringan lahan maka kondisi topografi di Sulawesi Tenggara dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Dataran Konaweha-Lahumbuti dengan luas kurang lebih 87.500 Ha
b. Dataran Rate-rate-Lambandia dengan luas kurang lebih 25.000 Ha
c. Dataran Waworamo-Punggaluku dengan luas kurang lebih 18.000 Ha
d. Dataran Tinanggea-Lakara dengan luas kurang lebih 17.000 Ha
e. Dataran Lalindu-Lasolo dengan luas kurang lebih 17.000 Ha
f. Dataran Konda dengan luas kurang lebih 14.000 Ha
g. Dataran Sampara dengan luas kurang lebih 14.000 Ha
h. Dataran Roraya dengan luas kurang lebih 10.000 Ha
i. Dataran Kolono dengan luas kurang lebih 4.000 Ha
j. Dataran Oko-oko-Tawai dengan luas kurang lebih 13.500 Ha
k. Dataran Kolaka-Pomalaa dengan luas kurang lebih 12.000 Ha
l. Dataran Watuputih dengan luas kurang lebih 7.000 Ha
2.1.1.4. Geologi
Secara geologis Provinsi Sulawesi Tenggara terbentuk akibat tumbukan (collition) dua
buah lempeng besar yaitu lempeng benua yang berasal dari Australia dan lempeng samudra
yang berasal dari Pacific. Akibat tumbukan tersebut maka wilayah Sulawesi Tenggara terdiri
dari 3 group utama batuan penyusunnya, yaitu :
a. Kompleks batuan malihan di Sulawesi Tenggara terdiri dari sekis, kuarsit, sabak dan
marmer yang melampar dari Kolaka Utara hingga ke selatan membentuk pegunungan
Tangkelemboke, Mendoke dan Pegunungan Rumbia.
b. Kompleks ofiolit dan sedimen pelagic. Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara merupakan
bagian dari lajur ofiolit Sulawesi Timur dimana diatasnya ditutupi oleh sedimen pelagic.
Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara didominasi oleh batuan ultramafik dan mafik yang
II-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
terdiri dari harzburgit, dunit, werlit, lerzolit, websterit, serpentinit, dan piroksinit.
Sedangkan untuk batuan mafik terdiri atas gabro, basalt, dolerite, mikrogabro, dan
amfibolit. Untuk batuan sedimen pelagic tersusun oleh batu gamping laut dalam dan sisipan
rijang merah.
c. Molasa Sulawesi tersebar luas dan umumnya menempati bagian selatan dari jazirah
Sulawesi bagian tenggara. Molasa Sulawesi yang berada di Sulawesi Tenggara terdiri atas
sedimen klastik dan sedimen karbonatan. Sedimen klastik dari molasa Sulawesi terdiri atas
Formasi Langkowala dan Formasi Boepinang. Sedangkan sedimen karbonat yang
berasosiasi dengan batupasir adalah formasi eomoiko.
2.1.1.5. Hidrologi
a. Sumber daya alam DAS menyediakan berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia. Sumber kehidupan yang tersedia mulai dari kebutuhan bahan makanan, air
bersih, kayu dan berbagai jasa lingkungan yang mempunyai nilai melebihi nilai ekonomi
Sumber daya alam tersebut. Gagasan pengelolaan Sumber daya alam DAS sering dianggap
gagal terutama disebabkan oleh adanya perubahan kondisi yang sangat cepat,
permasalahan yang demikian kompleks serta sarat dengan ketidakpastian mengenai
tujuan, kebijakan dan sasaran pengelolaan.
b. Daerah Aliran Sungai (DAS) Wanggu merupakan salah satu DAS prioritas di Sulawesi
Tenggara karena disamping memiliki fungsi hidrologis sebagai sumber utama sedimen
yang menyebabkan pendangkalan Teluk Kendari, juga terdapat berbagai sarana dan
prasarana vital seperti Bandar Udara Halu Oleo, Kampus Universitas Halu Oleo, Polda
Sulawesi Tenggara dan sebagainya. Secara administrasi DAS Wanggu dibagi atas dua
daerah otonom yaitu Kota Kendari (26,38 persen) dan Kabupaten Konawe Selatan (73,62
persen) dengan total luas 33.208 hektar (BPDAS Sampara, 2003). Bagian hilir DAS Wanggu
merupakan wilayah Kota Kendari, sedangkan hulunya merupakan Kabupaten Konawe
Selatan.
c. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai yang melintasi hampir seluruh
kabupaten/kota. Sungai-sungai tersebut pada umumnya potensial untuk dijadikan sebagai
sumber energi, untuk kebutuhan industri, rumah tangga dan irigasi. Daerah aliran sungai,
seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Konaweha, melintasi Kabupaten Kolaka dan Kabupaten
Konawe. DAS tersebut seluas 7.150,68 km2 dengan debit air rata-rata 200 m3/detik.
Bendungan Wawotobi yang menampung aliran sungai tersebut, mampu mengairi
persawahan di daerah Kabupaten Konawe seluas 18.000 Ha.
d. Selain itu, masih dapat dijumpai banyak aliran sungai di Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan debit air yang besar sehingga berpotensi untuk pembangunan dan pengembangan
irigasi, seperti : Sungai Lasolo di Kabupaten Konawe, Sungai Roraya di Kabupaten
Bombana (Kecamatan Rumbia dan Poleang), Sungai Wandasa dan Sungai Kabangka Balano
di Kabupaten Muna, Sungai Laeya di Kabupaten Kolaka dan Sungai Sampolawa di
Kabupaten Buton. Di samping sungai-sungai tersebut terdapat pula 2 (dua) rawa yang
cukup besar, yaitu Rawa Aopa yang terdapat di Kabupaten Konawe Selatan dan Rawa
Tinondo yang terdapat di Kabupaten Kolaka.
2.1.1.6. Klimatologi
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe iklim di Provinsi Sulawesi Tenggara
dapat dibedakan ke dalam 5 (lima) klasifikasi iklim, yaitu :
II-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.5 Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson di
Provinsi Sulawesi Tenggara
No Tipe Iklim Wilayah
1 B - Sekitar wilayah Kecamatan Asera (Kabupaten Konawe Utara)
- Sekitar wilayah Kecamatan Lainea (Kabupaten Konsel)
- Sekitar wilayah Kecamatan Pakue dan Lasusua (Kabupaten Kolaka Utara)
- Sekitar wilayah Kecamatan Kabawo (Kabupaten Muna)
2 C - Sekitar wilayah Kecamatan Lambuya, Wawotobi dan Sampara (Kabupaten Konawe)
- Sekitar Kecamatan Lainea, Tinanggea dan Konda (Kabupaten Konsel)
- Sekitar wilayah Kecamatan Wolo, Kolaka, Wundulako dan Mowewe (Kabupaten Kolaka)
- Sekitar Kecamatan Pasar Wajo (Kabupaten Buton)
- Kecamatan Rarowatu, Kabaena Timur dan Rumbia (Kabupaten Bombana)
- Sekitar Kecamatan Wolio (Kota Baubau)
- Sekitar Kecamatan Kulisusu (Kabupaten Buton Utara)
3 D - Sekitar wilayah Kecamatan Pondidaha, Abuki (Kabupaten Konawe)
- Sekitar wilayah Kecamatan Moramo, Tinanggea, Landono, Angata (Kabupaten Konsel)
- Sekitar wilayah Kecamatan Watubangga, Tirawuta dan Ladongi (Kabupaten Kolaka Timur)
- Sekitar wilayah Kecamatan Batauga, Sampolawa, Kapontori, Lasalimu, Gu (Kabupaten Buton
dan Kabupaten Buton Selatan)
- Sekitar wilayah Kecamatan, Kabaena dan Poleang Timur (Kabupaten Bombana)
- Sekitar wilayah Kecamatan Bungi (Kota Baubau)
- Sekitar Kota Kendari
- Sekitar Kecamatan Tiworo dan Lawa (Kabupaten Muna Barat)
4 E - Sekitar Wilayah Kecamatan Mawasangka (Kabupaten Buton)
- Sekitar Wilayah Kecamatan Kaledupa (Kabupaten Wakatobi)
5 G - Sekitar Kecamatan Tomia (Kabupaten Wakatobi)
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Tabel 2.6 Curah Hujan Menurut Bulan di Sulawesi Tenggara (MM), 2017
Bulan BMKG Kota Kendari BMKG Kota Baubau Lanud Halu Oleo
Januari 163,6 464,5 147,0
Februari 228,3 161,3 277,6
Maret 258,4 385,7 302,5
April 172,7 231,5 335,6
Mei 702,3 225,2 1.111,9
Juni 526,8 481,4 610,6
Juli 300,0 133,1 542,4
Agustus 69,1 22,2 210,1
September 29,2 95,5 166,7
Oktober 66,0 49,9 131,6
November 233,1 218,7 646,9
Desember 163,8 453,6 117,4
Jumlah 2.913,3 2.922,6 4.600,3
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Pelestarian Alam seluas 282.924 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 466.854 Ha, dan Hutan
Tetap (Permanent) seluas 404.893 Ha.
a. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya sesuai Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2014 merupakan wilayah
yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
Sumber daya alam, Sumber daya manusia dan Sumber daya buatan. Pada tahun 2017 kawasan
budidaya pada penggunaannya terbagi atas lahan sawah irigasi seluas 100.121,8 Ha, lahan
sawah non irigasi 28,564,1 Ha, sedangkan lahan bukan pertanian terdiri atas penggunaannya
yaitu tanah perkebunan seluas 683.504,0 Ha, tanah tegalan/kebun seluas 231.171,2 Ha, tanah
ladang/huma seluas 141.731.5 Ha, tanah padang rumput 105.885,4 Ha, Sementara tidak
diusahakan seluas 222,909,0 Ha dan Lainnya seluas 1.442.357,5 Ha dan untuk luas lahan
budidaya air tawar seluas 20.885 Ha.
b. Kawasan Lindung
Untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup maka telah ditetapkan
beberapa kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara sebagai berikut :
Kawasan Suaka Alam yang meliputi :
• Cagar Alam Napabalano
• Cagar Alam Lamedai
• Cagar Alam Kakinauwe
• Suaka Margasatwa Tanjung Amolengo
• Suaka Margasatwa Buton Utara
• Suaka Margasatwa Tanjung Peropa
• Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo
• Suaka Margasatwa Lambusango.
Kawasan Pelestarian Alam yang meliputi :
• Taman Hutan Raya Gunung Nipa-nipa
• Taman Hutan Nasional Rawa Aopa Watumohai
• Taman Nasional Laut Wakatobi
• Taman Wisata Alam Mangolo
• Taman Wisata Alam Tirta Rimba Moramo
• Taman Wisata Alam Laut P. Padamarang dan sekitarnya
• Taman Wisata Alam Teluk Lasolo
• Taman Buru Mata Osu
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki kekayaan alam berupa fauna (binatang)
yang khas dan jarang dijumpai di daerah lain di Indonesia. Jenis binatang khas atau spesifik di
daerah ini antara lain adalah Anoa, Babi Rusa dan Burung Maleo yang merupakan satwa langka
sehingga mendapat perlindungan yang ketat. Binatang lain yang hidup di Sulawesi Tenggara
adalah Monyet, Musang, Rusa, Ular, Babi Hutan, Burung Nuri dan Kakatua.
Jenis-jenis Flora endemik di Sulawesi Tenggara adalah kayu kuku (Pericopsis mooniana)
dan jenis komersil lainnya seperti kayu besi, kayu hitam, palapi, jati, rotan dan lain-lain.
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari biosfir, terdiri dari berbagai
ekosistem daratan dan lautan yang merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
secara lestari.
II-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.1.2. Potensi pengembangan wilayah
II-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
A : Mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi
B : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional
B/1 Pengembangan/peningkatan fungsi
B/2 Pengembangan baru
B/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
C : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan provinsi
C/1 Pengembangan/peningkatan fungsi
C/2 Pengembangan baru
C/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
II-10
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 2.5 Peta Kawasan Strategis RTRW Provinsi Sulawesi
Tenggara
II-11
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
23.816 ton untuk tanaman jambu mete, 39.658 untuk tanaman kelapa dalam, 12.861 ton
untuk tanaman cengkeh dan 5.049 ton untuk tanaman lada. Produksi Perkebunan Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
b. Sektor Perikanan
Produksi perikanan di Sulawesi Tenggara bersumber dari : Perikanan Laut, Perikanan
Darat, Perikanan Perairan Umum, Tambak, Kolam dan Perikanan Budidaya.
Produksi hasil sektor perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Dari tabel di atas dapat dilihat, sektor perikan terbesar berasal dari perairan laut
dengan jumlah produksi pada tahun 2017 sebesar 148.747 ton, diikuti dengan produksi
perikanan tambak sebesar 81.041 ton dan perikanan budidaya sebesar 480.728 ton.
c. Sektor Pertambangan
Potensi kandungan nikel di Sulawesi Tenggara telah dikenal sejak jaman belanda. Data
menunjukkan nikel Sulawesi Tenggara telah dieksploitasi sejak tahun 1934 oleh Oost Borneo
Maatschappij (OBM) dan Bone Tolo Maatschappi. Cadangan nikel di Sulawesi Tenggara cukup
besar, jumlah cadangan nikel Sulawesi Tenggara berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi
II-12
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara sebesar 97 milyar tondengan luas sebaran nikelnya 480 ribu Ha. Selain nikel
potensi besar yang ada di Sulawesi Tenggara adalah aspal alamnya yang terkenal di dunia.
Potensi aspal alam di Sulawesi Tenggara yang terletak di Pulau Buton dengan jumlah cadangan
2.663.648.000 M3 atau setara sekitar 3.835.653.120 ton (DESDM Provinsi Sulawesi Tenggara,
2011). Nikel dan aspal merupakan dua jenis produksi pertambangan yang menonjol di Sulawesi
Tenggara. Tahun 2017 jumlah produksi nikel mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun
2016 menjadi 2.394.228 ton dengan nilai produksi sebesar 780.758 juta rupiah. Sedangkan
produksi aspal di tahun 2017 cukup menurun menjadi 27.683 ton dengan nilai produksi 30.451
juta rupiah. Potensi kandungan Emas di Sulawesi Tenggara juga cukup besar. Terdapat lima
kabupaten yang memiliki potensi kandungan emas, yakni Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana. Dengan
total cadangan emas 1,1 juta ton senilai Rp 270 triliun, potensi terbesar berada di Kabupaten
Bombana sebesar 540 ribu ton. Potensi lain yang ada di Sulawesi Tenggara adalah marmer
seluas 206.237 juta meter kubik, dan batu gamping seluas 188.352 Ha. Hasil Produksi
Pertambangan di Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
II-13
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
c. mengintegrasikan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura serta pengembangan lahan peternakan dengan wilayah sekitar dan kawasan
unggulan lain; dan
d. meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu mengelola sektor pertanian
tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta peternakan secara profesional dan
berkelanjutan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertambangan terdiri atas :
a. menata dan menetapkan kawasan pertambangan;
b. mengembangkan pusat industri pertambangan nasional sebagai suatu kawasan
pertambangan dan pengolahan bahan tambang secara terpadu;
c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung guna menunjang aksesibilitas pusat
kawasan industri pertambangan dengan usaha ekonomi pada wilayah sekitar;
d. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang aksesibilitas
perdagangan antar pulau dan ekspor;
e. mengintegrasikan usaha-usaha untuk mendukung pengembangan pusat industri
pertambangan nasional dengan usaha-usaha ekonomi masyarakat sekitar;
f. mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan secara preventif maupun kuratif sebelum
dan sesudah eksplorasi bahan tambang dan limbah pabrik pengolahan; dan
g. pengembangan sumber daya manusia secara komprehensif untuk mengelola industri
pertambangan nasional secara menyeluruh dengan melaksanakan pelatihan teknis dan
membangun sekolah kejuruan dan pendidikan keahlian (sarjana dan pascasarjana).
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor kelautan dan perikanan terdiri atas :
a. menata dan mengalokasikan sumber daya lahan secara proporsional melalui berbagai
pertimbangan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan disektor kelautan dan
perikanan;
b. meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor kelautan dan
perikanan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui pengembangan
struktur ruang secara terpadu;
c. menetapkan pusat kawasan pengembangan sektor perikanan dan kelautan berupa kawasan
pengembangan budidaya perairan dan kawasan perikanan tangkap secara terintegrasi
dengan usaha-usaha ekonomi wilayah sekitar;
d. melindungi dan mengelola sumber daya kelautan untuk kebutuhan perlindungan plasma
nutfah, terumbu karang dan sumber daya hayati untuk kelangsungan produksi dan
pengembangan ekowisata; dan
e. mengembangkan fasilitas pelayanan pendidikan dan latihan secara profesional dan
berkelanjutan.
Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kawasan
Rawan Bencana di Provinsi Sulawesi Tenggara terbagi menjadi :
a. Kawasan Rawan Bencana Alam, yang terdiri dari :
Kawasan Rawan Tanah Longsor, yaitu diseluruh wilayah Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara kecuali wilayah Kabupaten Wakatobi
II-14
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kawasan Rawan Gelombang Pasang, yaitu : wilayah Kabupaten Buton, Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Bombana,
Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe Utara, dan Kabupaten Wakatobi.
Kawasan Rawan Banjir, yaitu : wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
kecuali wilayah Kota Baubau dan Kabupaten Wakatobi.
b. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi
Kawasan Rawan Gempa Bumi, yaitu : Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Kolaka,
Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, dan
wilayah laut provinsi bagian timur dan perairan Teluk Bone bagian barat.
Kawasan Rawan Gerakan Tanah, yaitu :
• Zona kerentanan tinggi meliputi wilayah Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe
Utara.
• Zona kerentanan menengah meliputi semua wilayah kabupaten/kota se-Sulawesi
Tenggara kecuali Kabupaten Kolaka Utara.
• Zona kerentanan rendah meliputi wilayah kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.
• Zona kerentanan saat rendah meliputi wilayah Kabupaten Konawe Selatan,
Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten
Bombana, Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kabupaten Buton dan Kabupaten
Konawe Kepulauan.
Kawasan Rawan Tsunami, terdapat pada kawasan pantai yang dipengaruhi kejadian
gempa bawah laut di Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe
Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Bombana,
dan Kota Kendari.
Kawasan Rawan Abrasi, terdapat pada kawasan pantai diseluruh wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggara kecuali Kabupaten Kolaka Timur.
Kawasan Rawan Gas Beracun H2S (Hidrogen Sulfida), terdapat di wilayah Kabupaten
Kolaka.
Selain Kawasan Rawan Bencana di atas, kecelakaan laut juga sangat potensial terjadi di
seluruh perairan laut Sulawesi Tenggara seiring dengan terjadinya perubahan iklim yang
mengakibatkan semakin tingginya gelombang laut serta semakin meningkatnya intensitas lalu
lintas pelayaran di kawasan tersebut dari waktu ke waktu.
II-15
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 2.6 Peta Rawan Bencana Provinsi Sulawesi Tenggara
2.1.4. Demografi
Berdasarkan data BPS, penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebanyak
2.602.389 jiwa terdiri atas 1.308.543 penduduk laki-laki dan 1.293.846 penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Sulawesi Tenggara mengalami
pertumbuhan sebesar 2,01 persen. Secara umum, penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan
penduduk perempuan yang ditunjukkan oleh besaran sex ratio sebesar 101,14.
Dengan luas wilayah 38.067 km2, secara rata-rata setiap km2 wilayah Sulawesi
Tenggara ditinggali sekitar 68 orang penduduk dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah
tangga sebanyak 4-5 orang. Seiring dengan persebaran penduduk tiap kabupaten/kota, Kota
Kendari dengan persentase penduduk sebesar 14,25 persen memiliki tingkat kepadatan
tertinggi mencapai 1.232,10 jiwa/km2. Sementara tingkat kepadatan terendah di Kabupaten
Konawe Utara sebesar 11-12 jiwa/km2 dengan persentase penduduk sebesar 2,34 persen.
II-16
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh struktur penduduk yang berada
dalam suatu wilayah. Berikut struktur penduduk Sulawesi Tenggara menurut kelompok umur
disajikan dalam, yaitu :
Pengukuran aspek pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu aspek
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur berdasarkan pada kontribusi setiap
sektor pada komposisi PDRB. Perkembangan nilai PDRB suatu daerah menunjukkan dinamika
kegiatan ekonomi masyarakat dan daerah. Pada tabel berikut ini diperlihatkan pertumbuhan
dan kontribusi setiap sektor pada PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2014 sampai
dengan 2017.
Tabel 2.14 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
Dasar 2010 (miliar rupiah) Tahun 2014-2017
Tahun
No Sektor
2014 2015 2016* 2017*
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 20.197,55 20.076, 03 23.584, 54 25.876, 88
2. Pertambangan & Penggalian 15.688,30 18.319,43 18.794,81 22.227,42
3. Industri pengolahan 4.692,25 5.223,07 5.924,59 6.592,34
4. Pengadaan Listrik, Gas 29,07 31,28 37,27 44,78
5. Pengadaan Air 163,05 172,77 190,90 194,81
6. Konstruksi 9.685,83 11.691,22 13.596,27 14.345,87
Perdagangan Besar & Eceran, dan
7. 9.265,16 10.514,94 12.013,50 13.481,62
Reparasi Mobil & Spd Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 3.483,07 3.903,20 4.362,87 4.849,62
9. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 454,96 516,15 585,26 640,98
10. Informasi dan Komunikasi 1.510,13 1.602,43 1.792,68 1.984,44
11. Jasa Keuangan 1.817,84 2.036,81 2.419,56 2.629,88
12. Real Estate 1.293,20 1.403,85 1.500,54 1.601,74
13. Jasa Perusahaan 154,81 181,34 201,36 219,35
14. Adm Pemerintahan, Pertahanan &
4.748,43 4.987,80 5.206,29 5.532,16
Jaminan Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan 3.585,50 3.988,55 4.557,36 4.875,37
II-17
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tahun
No Sektor
2014 2015 2016* 2017*
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 760,78 844,16 915,25 972,08
17. Jasa Lainnya 1.092,22 1.222,45 1.328,95 1.395,85
PDRB 78.622,15 87.714,48 97.011,99
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
*Angka Sementara
**Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dari tabel di atas menunjukkan Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagai daerah agraris yang menjadikan sektor pertanian dengan kontribusi
terbesar, dari tahun ke tahun cenderung berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat kontribusi dari tahun
2014 mencapai 25,69 persen, tahun 2015 mencapai 24,05 persen dan tahun 2016 mencapai
24,30 persen. Hal tersebut dialami pula pada sektor pertambangan dan galian sebagai
penyumbang terbesar kedua PDRB setelah pertanian, kehutanan dan perikanan, pada tahun
2014 mencapai 19,95 persen, kemudian di tahun 2015 meningkat sebesar 20,89 persen dan di
tahun 2016 turun kembali menjadi 19,35 persen.
Tabel 2.15 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
Dasar 2010 (Miliar Rupiah) Tahun 2014-2017
Tahun
No Sektor
2014 2015 2016* 2017**
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16.952,31 16.970,46 18.270,18 19.323,39
2. Pertambangan & Penggalian 14.006,99 15.389,89 15.436,43 17.442,49
3. Industri pengolahan 4.120,65 4.439,22 4.834,30 5.142,94
4. Pengadaan Listrik, Gas 36,39 39,11 41,34 43,78
5. Pengadaan Air 139,23 143,13 155,88 156,07
6. Kontruksi 8.376,96 9.552,27 10.272,93 10.597,43
Perdagangan Besar & Eceran, dan Reparasi Mobil &
7. 8.175,80 8.889,55 9.781,60 10.447,03
Spd Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 2.994,14 3.229,54 3.604,27 3.865,37
9. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 392,29 423,30 454,45 482,43
10. Informasi dan Komunikasi 1.573,20 1.685,00 1.849,45 2.005,44
11. Jasa Keuangan 1.471,60 1.585,21 1824,75 1.907,41
12. Real Estate 1.176,67 1.233,16 1.244,07 1.295,99
13. Jasa Perusahaan 140,67 155,12 167,79 177,82
Adm Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial
14. 3.828,33 4.022,24 4.108,67 4.277,06
Wajib
15. Jasa Pendidikan 3.219,90 3.434,86 3.775,09 3.889,63
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 678,38 721,63 766,03 792,17
17. Jasa Lainnya 1.008,26 1.079,64 1.160,31 1.192,05
PDRB 68.291,78 72.993,33 77.747,55 83.038,50
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
*Angka Sementara
**Angka Sangat Sementara
II-18
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
No 2013 2014 2015 2016 2017
Kab/Kota
HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK
Kolaka
8 4.691,60 4.228,09 5.281,04 4.581,38 5.891,34 4.904,23 6.608,05 5.280,49 7.262,12 5.598,71
Utara
Buton
9 1.734,21 1.549,53 1.979,85 1.698,13 2.165,47 1.768,24 2.407,62 1.875,13 2.645,49 1.992,95
Utara
Konawe
10 2.262,46 2.040,84 2.435,08 2.105,15 2.703,27 2.247,31 2.959,60 2.374,01 3.264,23 2.516,51
Utara
Kolaka
11 2.511,76 2.256,16 2.848,51 2.455,74 3.142,69 2.607,70 3.502,79 2.800,75 3.797,54 2.943,93
Timur
Konawe
12 762,34 681,55 852,39 733,95 941,97 791,13 1.041,45 852,99 1.152,59 913,55
Kep.
Muna
13 - - 1.551,50 1.326,54 1.756,36 1.433,66 1.967,67 1.537,09 2.141,33 1.618,72
Barat
Buton
14 - - 1.483,53 1.260,52 1.593,27 1.296,60 1.799,87 1.401,37 1.975,78 1.490,37
Tengah
Buton
15 - - 1.822,72 1.562,37 1.995,44 1.626,28 2.235,86 1.742,73 2.463,18 1.864,30
Selatan
16 Kendari 11.787,01 10.787,97 13.411,29 11.848,05 15.058,26 12.784,37 17.069,58 13.935,91 18.668,33 14.826,05
17 Baubau 4.721,04 4.267,64 5.324,20 4.635,83 6.015,52 5.045,45 6.776,55 5.450,87 7.508,26 5.825,53
Sulawesi
48.401 71.042,58 64.272,47 78.622,15 68.291,78 87.714,48 72.993,33 97.011,99 77.747,55 107.465,2
Tenggara
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Tabel 2.17 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (miliar
rupiah), 2014-2017.
Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
(miliar rupiah), 2014-2017
II-19
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
NO Kabupaten/Kota 2014 2015 2016* 2017**
12 Konawe Kepulauan 733,95 791,13 852,99 913,55
13 Muna Barat 1.326,54 1.433,66 1.537,09 1.618,72
14 Buton Tengah 1.260,52 1.296,60 1.401,37 1.490,37
15 Buton Selatan 1.562,37 1.626,28 1.742,73 1.864,30
16. Kendari 11.848,05 12.784,37 13.935,91 14.826,05
17. Baubau 4.635,83 5.045,45 5.450,87 5.825,53
Produk Domestik Regional Bruto 68.291,78 72.993,33 77.747,55 83.038,50
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang. Data laju inflasi di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dari Tahun
2013-2017 dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.19 Laju Inflasi Bulanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017
2013 2014 2015 2016 2017
Bulan
(persen) (persen) (persen) (persen) (persen)
Januari 0,06 0,31 -0,96 1,49 0,88
Februari -0,1 -0,97 -0,91 0,07 0,49
Maret 0,22 -0,10 0,57 0,23 -0,24
April 0,01 0,08 -0,03 -0,62 -0,13
Mei 0,74 0,25 0,64 0,15 0,68
Juni 1,19 0,94 0,28 0,93 3,58
Juli 4,85 1,82 0,75 0,77 0,46
Agustus 0,94 -0,11 0,64 0,01 -1,48
September -0,82 -0,13 0,61 -0,01 -0,76
Oktober -1,19 0,18 -0,36 0,12 -0,81
November 0,04 1,67 -0,1 -0,22 -0,34
Desember -0,05 3,27 0,51 0,13 0,68
Inflasi tahunan 5,92 7,21 1,64 3,07 2,96
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Pada tabel di atas menggambarkan bahwa laju inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara
dari tahun ke tahun cenderung menurun. Pada tahun 2013 laju inflasi mencapai 5,92 persen dan
pada tahun 2015 turun hingga 1,64 persen, ditahun berikutnya kembali naik sebesar 3,07
persen dan turun kembali sebesar 2,96 persen pada tahun 2017. Penurunan laju inflasi Sulawesi
Tenggara tersebut disebabkan oleh penurunan inflasi yang terjadi baik di Kota Kendari maupun
Kota Baubau. Sumber utama penurunan inflasi tersebut adalah penurunan tekanan harga
kelompok bahan pangan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Diharapkan
pada tahun 2018 laju inflasi dibawah 3 persen sehingga daya beli masyarakat semakin
meningkat.
Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio
berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin
tinggi. Gini Ratio Sulawesi Tenggara pada September 2016 tercatat sebesar 0,388 dan meningkat
menjadi 0,394 pada Maret 2017, kemudian naik pada September 2017 menjadi 0,404.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2017
tercatat sebesar 0,408 naik dibanding Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,403 dan Gini Ratio
September 2016 yang sebesar 0,395. Sedangkan Gini Ratio di daerah perdesaan pada September
II-20
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2017 tercatat sebesar 0,373 naik dibanding Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,358 dan Gini
Ratio September 2016 yang sebesar 0,352.
Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk salah satu provinsi yang diatas Gini Ratio
Nasional, Gini Ratio Nasional tahun 2018 adalah sebesar 0,391. Gini Ratio Provinsi Sulawesi
Tenggara (0,404) diatas Gini Ratio Nasional (0,391). Berdasarkan data BPS Maret 2018
terdapat sembilan provinsi dengan angka Gini Ratio lebih tinggi dari pada Gini Ratio Nasional,
yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (0,440), Sulawesi Selatan (0,429), Jawa Timur
(0,415), DKI Jakarta (0,409), Gorontalo (0,405), Sulawesi Tenggara (0,404), Papua (0,398),
Sulawesi Utara (0,394), dan Jawa Barat (0,393).
II-21
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.1.4. Pemerataan Pendapat Versi Bank Dunia
Selain Gini Ratio ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase
pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran
ketimpangan Bank Dunia. Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3
kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40
persen terbawah angkanya dibawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar
antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada diatas 17 persen. Pada
September 2017, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persenter bawah adalah sebesar
15,96 persen yang berarti Sulawesi Tenggara berada pada kategori ketimpangan sedang.
Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada bulan September 2017 ini
menurun jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 16,36 persen. Persentase
pada September 2017 tersebut juga menurun jika dibandingkan dengan kondisi September
2016 yang sebesar 16,54 persen. Ini artinya jika dibandingkan dalam periode setahun
(September 2016 sampai dengan September 2017), ketimpangan distribusi pengeluaran pada
kelompok 40 persen terbawah cenderung belum membaik meskipun masih dalam kategori
ketimpangan sedang.
Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari Gini Ratio, ukuran ketimpangan Bank Dunia
pun mencatat hal yang sama yaitu ketimpangan diperkotaan lebih parah dibandingkan dengan
ketimpangan diperdesaan. Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen
terbawah didaerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 15,77 persen yang artinya berada pada
kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar
17,32 persen yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan dibawah Garis Kemiskinan. Pada periode Maret 2015-Maret 2018 jumlah penduduk
miskin mengalami penurunan sebesar 14,78 ribu orang, yaitu dari 321,88 ribu orang pada Maret
2015 menjadi 307,10 ribu orang pada Maret 2018. Persentase penduduk miskin mengalami
penurunan dari 12,90 persen menjadi 11,63 persen pada periode tersebut.
II-22
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Garis Kemiskinan Persentase Penduduk
Tahun Penduduk Miskin (000)
(Rp) Miskin (persen)
Maret 2015 257.553 321,88 12,90
September 2015 269.516 345,02 13,74
Maret 2016 277.288 326,87 12,88
September 2016 294.286 327,29 12,77
Maret 2017 285.609 331,71 12,81
September 2017 300.258 313,16 11,97
Maret 2018 303.618 307,10 11,63
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Susenas Tahun 2013-2018
Garis kemiskinan menggambarkan batas minimum pengeluaran per kapita per bulan
untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan non makanan yang menggolongkan
seseorang miskin atau tidak miskin. Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Pada bulan Maret 2013 Garis Kemiskinan Sulawesi Tenggara tercatat
sebesar 204.406 rupiah per kapita per bulan, kemudian pada bulan Maret 2014 meningkat
mencapai 230.627 rupiah per kapita per bulan. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, garis
kemiskinan Sulawesi Tenggara terus naik hingga pada bulan Maret 2017 mencapai 243.036
rupiah per kapita per bulan.
Pada bulan September 2013 dan bulan September 2017 terjadi peningkatan tingkat
kemiskinan. Hal ini disebabkan karena kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan non makanan masih sangat rendah sehingga masih banyak yang
terperangkap dalam jurang kemiskinan. Pada tahun 2017 tingkat kemiskinan Sulawesi
Tenggara kian menurun mencapai 11,97 persen. Jika dibandingkan dengan persentase
penduduk miskin nasional, persentase penduduk miskin di Sulawesi Tenggara masih berada
diatas nasional. Meskipun persentase penduduk miskin Sulawesi Tenggara cenderung menurun
namun penurunannya semakin melambat, sehingga dapat dipastikan bahwa kelambatan
penurunan tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
mempengaruhi tingkat kemiskinan nasional.
Persebaran penduduk miskin di Sulawesi Tenggara baik di Desa maupun di Kota dari
tahun 2013-2017 fluktuatif. Penduduk Miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar
berada di Desa, namun persebaran penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara dari Maret
2014-September 2017 mengalami penurunan berbanding terbalik dengan penduduk miskin di
perkotaan, walaupun penduduk miskin sebagian besar berada di desa tetapi perkembangan
penduduk miskin di perkotaan cenderung naik tiap tahunnya.
II-23
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and
healthylife), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living).
Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu
jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan
asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia
bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun keatas
dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai
lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu
dimasa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita
disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan apritas daya beli (purchasing
power parity).
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan
dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.
Secara umum, pembangunan manusia Sulawesi Tenggara terus mengalami kemajuan
selama periode 2013 hingga 2017. IPM Sulawesi Tenggara meningkat dari 67,55 pada tahun
2013 menjadi 69,86 pada tahun 2017, walaupun IPM Sulawesi Tenggara masih berada
dibawah IPM Nasional 70,81. Selama periode tersebut, IPM Sulawesi Tenggara rata-rata
tumbuh sebesar 0,78 persen per tahun. Pada periode 2016-2017, IPM Sulawesi Tenggara
tumbuh 0,79 persen. Selama periode 2013 hingga 2017, IPM Sulawesi Tenggara menunjukkan
kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Sulawesi Tenggara mengalami
peningkatan. Selama periode 2013 hingga 2017 pembangunan manusia Sulawesi Tenggara telah
berstatus ”sedang”.
II-24
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.23 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara 2010-
2017
II-25
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang dapat
membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Standar UNDP minimal 0 persen dan
maksimal 100 persen.
Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) penduduk usia 15 tahun keatas di Sulawesi
Tenggara telah mencapai diatas 94,32 persen. Sejak lima tahun terakhir, antara tahun 2013
hingga tahun 2017, AMH penduduk usia 15 tahun keatas terus mengalami peningkatan. Tercatat
pada tahun 2013 AMH penduduk usia 15 tahun keatas mencapai 92,61 persen, tahun 2014
meningkat 94,03 persen, tahun 2015 dan 2016 Angka Melek Huruf tidak meningkat terlalu
tinggi yaitu 94,10 persen dan 94,26 persen dan tahun 2017 mencapai 94,32 persen.
Angka Melek Huruf di kabupaten/kota antara tahun 2012 sampai dengan 2017 berkisar
antara 85 persen sampai dengan 99 persen. Pada tahun 2012 terdapat lima kabupaten yang
angka melek hurufnya berada dibawah 90 persen yaitu Kabupaten Buton, Muna, Bombana,
Wakatobi, dan Buton Utara. Tahun 2013 jumlah tersebut tidak berubah dan pada tahun 2014
angka Kabupaten Wakatobi sedikit meningkat mencapai 90,37 persen. Pada tahun 2017 hampir
semua kabupaten/kota telah mencapai angka 90 persen kecuali Kabupaten Buton Tengah masih
mencapai 76,83 persen, jauh berada dibawah daerah lainnya. Kabupaten/Kota yang hampir
mencapai tuntas buta aksara yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan mencapai 99,15 persen dan
Kota Kendari mencapai 99,52 persen.
II-26
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.2.2. Angka Rata - rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
berusia 15 tahun keatas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat
pendidikan yang sedang diduduki. Standar UNDP adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15
tahun dan level nasional mencanangkan Program Wajib Belajar 12 tahun. Pada grafik di bawah
ini digambarkan rata-rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Nasional dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2017 sebagai berikut :
Perkembangan rata-rata lama sekolah di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan, bahkan Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Sulawesi
Tenggara lebih tinggi dibanding Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Nasional, hal ini bisa
dilihat pada grafik di atas.
II-27
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.2.3. Angka Usia Harapan Hidup
Angka Usia Harapan Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara rata-rata sampai usia 70
tahun tidak jauh berbeda dari angka harapan Hidup Nasional. Dari grafik di atas terlihat bahwa
II-28
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
tiap tahunnya angka harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tahunnya terus
meningkat.
II-29
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam SDGs
adalah Status Gizi Balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, Berat Badan (BB) dan
Tinggi Badan (TB). Variabel BB dan TB disajikan dalam bentuk 3 indikator antropometri, yaitu
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umum (TB/U) dan Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis
ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan
kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya pendek (kronis) atau
karena diare atau penyakit infeksi lainnya (akut) Indikator TB/U memberikan indikasi masalah
gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya :
kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik dari
sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek.
Komponen pembentuk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk
yang tidak bekerja atau pengangguran. Jumlah Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara pada Februari
2018 sebanyak 1.286.623 orang, bertambah 25.175 orang (2,00 persen) dibanding Februari
2017 (setahun yang lalu) dan bertambah 86.018 orang (7,16 persen) dibanding Agustus 2017
(semester lalu). Penduduk yang bekerja pada Februari 2018 sebanyak 1.250.729 orang,
bertambah 28.845 orang (2,36 persen) dibanding keadaan setahun lalu dan bertambah 89.755
orang (7,73 persen) dibanding keadaan semester yang lalu. Sementara itu, jumlah
pengangguran sebanyak 35.894 orang, mengalami penurunan sekitar 3.670 orang (9,28 persen)
dibanding setahun lalu dan berkurang sebanyak 3.737 orang (9,43 persen) dibanding semester
yang lalu.
Tabel 2.30 Penduduk Usia 15 tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017-2018
Terkait dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), TPAK di Sulawesi Tenggara
berfluktuasi, meskipun menunjukkan tren positif. TPAK pada Februari 2018 tercatat sebesar
72,73 persen, turun 0,32 persen poin dibanding setahun lalu dan naik sebesar 4,03 persen poin
dibanding semester yang lalu. TPAK yang fluktuatif memberikan indikasi adanya potensi
ekonomi yang masih belum stabil dalam hal pasokan (supply) tenaga kerja.
Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat erat kaitannya dengan kualitas
hidup manusia dan masyarakat. Perkembangan seni budaya dan olahraga di Provinsi Sulawesi
Tenggara dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
II-30
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.31 Perkembangan Seni Budaya dan Olahraga di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017
No Uraian 2017
1. Jumlah Gedung Kesenian 1
2. Jumlah Sarana Prasarana Olahraga 194
Sumber : Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
II-31
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.32 Capaian APK PAUD hingga Menengah Atas di Provinsi Sulawesi
Tenggara
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya
terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Bila APK
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan disuatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa
usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat
waktu.
APM Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013-2017 mengalami penurunan tiap
tahunnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kemiskinan, rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat, kondisi geografi dan belum adanya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan.
Untuk meningkatkan APM Pendidikan Menengah sangat diharapkan peran aktif
masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun, sehingga dengan pendidikan
yang tinggi akan sangat menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.
No. Wilayah 3-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun
1 Kab. Konawe 24.897 29.436 15.227 13.453
2 Kab. Muna 35.545 3.169 17.528 1.546
3 Kab. Buton 18.774 17.956 9.803 8.054
4 Kab. Kolaka 31.787 28.149 13.928 12.395
5 Kab. Konawe Selatan 25.153 36.301 1.827 14.407
6 Kab. Wakatobi 6.999 11.885 6.272 5.967
7 Kab. Bombana 1.052 2.002 9.144 7.259
8 Kab. Kolaka Utara 14.602 1.553 7.293 6.704
9 Kab. Konawe Utara 6.013 9.689 4.064 4.167
10 Kab. Buton Utara 5.097 9.778 426 3.921
II-32
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
No. Wilayah 3-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun
11 Kab. Kolaka Timur 7.053 1.668 583 7.707
12 Kab. Konawe Kepulauan 3.109 4.802 2.505 2.442
13 Kab. Muna Barat 5.299 10.481 5.018 4.444
14 Kab. Buton Selatan 4.895 12.654 581 5.844
15 Kab. Buton Tengah 4.254 14.288 5.421 6.929
16 Kota Kendari 18.135 37.001 17.174 1.903
17 Kota Baubau 11.468 1.816 9.253 10.617
SULAWESI TENGGARA 224.132 232.628 126.047 117.759
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses
penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan secara umum.
Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap
kelompok umur. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai
meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Data pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui seberapa besar penduduk yang telah mengenyam pendidikan di Sulawesi Tenggara.
Bahwa tingkat pendidikan tertinggi menjadi salah satu faktor menentukan keberhasilan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada tabel di bawah ini digambarkan persentase
penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang menamatkan pendidikan SMA/Sederajat keatas
di Sulawesi Tenggara sebesar 38,21 persen dengan persentase terendah berada di Kabupaten
Buton Tengah yaitu 10,53 persen dan yang tertinggi adalah Kota Kendari sebesar 66,44 persen.
II-33
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tidak/ Belum SMP/ SMA/ Diploma
No. Kabupaten/Kota SD/ Sederajat
Tamat SD Sederajat Sederajat keatas
10. Konawe Utara 13,34 25,40 21,88 26,64 12,74
11. Kolaka Timur 15,26 29,37 18,75 23,36 13,27
12. Konawe Kepulauan 11,21 23,31 22,24 32,49 10,74
13. Muna Barat 25,08 26,04 20,76 20,02 8,09
14. Buton Tengah 51,42 19,80 18,25 5,37 5,16
15. Buton Selatan 15,95 41,39 19,70 17,88 5,08
16. Kendari 3,77 11,95 17,84 45,41 21,03
17. Baubau 12,22 19,13 18,29 35,16 15,20
Sulawesi Tenggara 16,83 24,84 20,11 26,74 11,47
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Angka Putus Sekolah (APTS) merupakan salah satu tolok ukur kemajuan
pembangunan bidang pendidikan untuk melihat keterjangkauan maupun pemerataan
pendidikan pada masing-masing kelompok umur (7-12, 13-15 dan 16-18 tahun). Merupakan
proporsi penduduk menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang
tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk yang
pernah/sedang bersekolah pada kelompok usia sekolah yang bersesuaian. Adapun kelompok
umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24
tahun. Semakin tinggi Angka Putus Sekolah (APS) menggambarkan kondisi pendidikan yang
tidak baik dan tidak merata.
f. Angka Kelulusan
II-34
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.38 Capaian Angka Melanjutkan (AM) Sekolah Dasar hingga
Menengah Atas di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017/2018
Indikator 2017/2018
Lulusan SD 54.946
Siswa Baru SMP 42.976
Angka Melanjutkan (persen) 78,21
Lulusan SMP 40.906
Siswa Baru SMA/SMK 41.752
Angka Melanjutkan (persen) 102,07
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, PDSPK Tahun 2018
h. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Pendidikan adalah semua sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas
pembelajaran. Kondisi Bangunan Sekolah di Sulawesi Tenggara digambarkan pada tabel di
bawah ini :
i. Rasio guru/murid
Pada tabel berikut ini diperlihatkan rasio antara guru dan murid dari tingkat SD
sampai ke tingkat SMA/sederajat sejak tahun 2013 hingga tahun 2017.
II-35
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.41 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Tabel 2.42 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan TK, SD dan SLTP
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
TK SD SLTP
Kab/
No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kota Rasio Rasio Rasio
Guru Murid Guru Murid Guru Murid
1. Buton 123 2.586 38.20 1.296 14.735 11.37 675 6.355 9.41
2. Muna 298 5.489 21.02 2.263 28.892 12.77 1.044 13.405 12.84
3. Konawe 343 4.678 31.82 2.572 29.904 11.63 919 11.564 12.58
4. Kolaka 259 4.344 30.35 2.451 26.124 10.66 736 9.575 13.01
5. Konawe Selatan 231 4.188 47.38 2.840 35.418 12.47 1.026 15.850 15.45
6. Bombana 90 3.438 16.77 1.573 18.658 11.86 627 6.723 10.72
7. Wakatobi 100 2.249 19.67 1.096 11.728 10.7 561 5.288 9.43
8. Kolaka Utara 92 3.478 37.80 1.176 14.483 12.32 442 4.989 11.29
9. Buton Utara 40 1.895 13.64 679 8.235 12.13 350 4.133 11.81
10. Konawe Utara 67 651 7.52 753 8.307 11.03 331 3.674 11.1
11. Kota Kendari 110 2.164 18.13 1.441 13.499 9.37 465 5.322 11.45
12. Kota Baubau 33 248 9.72 406 4.270 10.52 164 1.956 11.93
13. Kolaka Timur 106 1.734 18.42 860 10.748 12.5 425 4.991 11.74
14. Konawe Kep 92 2.792 16.36 859 13.932 16.22 444 5.208 11.73
Jumlah 72 2.291 22.49 722 12.394 17.17 475 5.355 11.27
Sumber: BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Tabel 2.43 Guru PNS dan Non PNS Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018
STATUS KEPEGAWAIAN
Kab/ SD SMP SMA SMK SLB
No
Kota PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non
PNS PNS PNS PNS PNS
1 Bombana 855 814 410 148 245 173 108 88 3 0
2 Buton 770 525 391 325 230 271 65 85 1 7
3 Buton Selatan 398 393 233 128 149 203 26 52 0 0
4 Buton Tengah 424 480 205 115 128 206 24 88 0 0
5 Buton Utara 560 127 258 126 161 73 51 38 1 7
6 Kolaka 1.170 1.216 448 339 258 119 228 166 13 63
7 Kolaka Timur 599 819 219 139 119 166 76 109 1 10
8 Kolaka Utara 749 468 293 204 165 66 89 84 0 0
9 Konawe 1.322 1.409 632 376 388 374 83 137 21 32
10 Konawe Kepulauan 226 192 87 70 48 56 22 23 0 0
11 Konawe Selatan 1.568 1.230 699 368 327 314 73 91 13 20
12 Konawe Utara 432 387 197 72 145 55 16 35 2 7
13 Muna 1.387 969 806 201 534 372 202 184 69 151
14 Muna Barat 445 438 262 63 138 144 45 93 12 22
15 Wakatobi 847 289 345 93 251 134 27 29 2 4
16 Baubau 764 423 616 176 384 113 262 96 12 40
17 Kendari 1.283 873 947 163 706 161 413 241 15 58
Sulawesi Tenggara 13.799 11.052 7.048 3.106 4.376 3.000 1.810 1.639 165 421
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2019
II-36
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.44 Data Sertifikasi Guru SMA, SMK dan SLB Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018
JENJANG
No Kab/Kota SMA SMK SLB
Jumlah Jumlah Jumlah
1. Bombana 200 90 1
2. Buton 176 54 0
3. Buton Selatan 131 24 0
4. Buton Tengah 117 22 0
5. Buton Utara 113 35 1
6. Kolaka 213 185 7
7. Kolaka Timur 92 75 1
8. Kolaka Utara 138 75 0
9. Konawe 372 74 15
10. Konawe Kepulauan 17 15 0
11. Konawe Selatan 248 48 5
12. Konawe Utara 115 9 0
13. Muna 459 179 59
14. Muna Barat 139 50 11
15. Wakatobi 181 18 3
16. Baubau 347 211 13
17. Kendari 567 346 16
Sulawesi Tenggara 3.625 1.510 132
JUMLAH 5.267
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2019
J. SPM Pendidikan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa
pendidikan menengah dari tahun ke tahun. Demikian juga pada jumlah penduduk yang terserap
pada satuan pendidikan khusus/layanan khusus. Hal tersebut berimplikasi pada peningkatan
APK dan APM yang menunjukkan makin meningkatnya animo masyarakat untuk melanjutkan
pendidikan sampai dengan tahun 2018, angka putus sekolah pada kedua jenjang pendidikan
tersebut cukup tinggi yang disebabkan oleh faktor sosial, ekonomi dan kondisi geografis yang
sulit, masalah dalam pencapaian SPM pendidikan adalah sebagai berikut : masih kurangnya
sarpras pendidikan di daerah 3T, masih rendahnya kualitas sarpras pendidikan khususnya
pendidikan khusus/layanan khusus, kurangnya kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga
kependidikan.
II-37
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.1.2. Urusan Kesehatan
1) Puskesmas
Jumlah Puskesmas selama lima tahun terakhir terus meningkat, yaitu sebanyak 264 unit
pada tahun 2013, lalu meningkat menjadi 279 unit pada tahun 2017, sebelumnya di tahun
2016 terdapat 280 Puskesmas namun salah satu puskesmas rawat inap di Kabupaten Kolaka
Timur ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe D. Jumlah Puskesmas non rawat inap
cenderung berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Puskesmas non rawat inap pada
tahun 2016 sebanyak 389 menurun menjadi 386 pada tahun 2017, hal ini seiring dengan
peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap yang semula pada tahun 2016
sejumlah 91 unit dan meningkat pada tahun 2017 sejumlah 93 unit.
Periode tahun 2013-2017 dari 279 puskesmas dan yang terakreditasi sejumlah 274
Puskesmas, masih ada 5 puskesmas yang belum memiliki nomor registrasi puskesmas
namun sementara dalam pengurusan.
Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah terpenuhi
namun untuk wilayah Sulawesi Tenggara yang luas wilayahnya sehingga jumlah
penduduknya tersebar dan tidak merata didukung juga dengan kondisi geografis yang sulit,
sehingga Rasio puskesmas digunakan berdasarkan kecamatan yaitu setiap 1 kecamatan
memiliki minimal 1 puskesmas. Maka jika dibandingkan jumlah puskesmas yaitu 279
puskesmas terhadap jumlah kecamatan yaitu 216 kecamatan maka diperoleh rasio 1,3
artinya setiap kecamatan memiliki 1 atau 2 puskesmas.
2) Rumah Sakit
Rumah sakit di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2013 jumlah rumah sakit sebanyak 25 unit dan meningkat menjadi 32 unit tahun
2014, namun terjadi penurunan pada tahun 2015 dan meningkat tahun 2016 sejumlah 29
unit dan tetap jumlahnya pada tahun 2017.
Untuk mengetahui ketersediaan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, dilakukan dengan menghitung rasio ketersediaan tempat tidur dengan
jumlah penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit periode tahun 2013-2017 mengalami
peningkatan bila tahun 2013 terdapat 1.948 TT (tempat tidur), tahun 2017 meningkat
menjadi 2.946 TT. Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi
Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 menunjukkan adanya peningkatan, sejak tahun
2013 rasio TT RS terhadap penduduk dapat dikatakan sudah mencukupi bahkan telah
II-38
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
melewati standar yang telah ditentukan. Standar TT terhadap jumlah penduduk yaitu 1 :
1500 penduduk. Dimana standar tersebut dibutuhkan minimal 1.758 TT, sedangkan
ketersediaan TT dengan jumlah 2.946 TT, jadi dapat dikatakan telah melewati standar.
Penggunaan TT ditingkat rumah sakit, pemanfaatannya belum efektif dikarenakan berbagai
faktor, diantaranya belum merata distribusi jumlah TT rumah sakit di Kabupaten/Kota.
3) Poskesdes dan Polindes
Periode tahun 2013-2017 poskesdes dan polindes di Sulawesi Tenggara rata-rata mengalami
kenaikkan sejak tahun 2015 dan pada tahun 2017 poskesdes dan polindes berjumlah 1.157
unit yang terdistribusi di 17 kabupaten/kota.
Poskesdes adalah singkatan dari pos kesehatan desa, dimana lembaga ini adalah upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat yang berfungsi sebagai wadah bagi kesehatan
masyarakat desa. Poskesdes siap melayani segala keluhan masyarakat mengenai kesehatan
desa sebelum penanganan lebih lanjut ke puskesmas lalu ke rumah sakit.
Poskesdes berperan penting terhadap tingkat kesadaran masyarakat mengenai kesehatan
yang mana untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan
kegawatdaruratan secara mandiri. Persediaan obat yang ada di poskesdes itu didatangkan
dari puskesmas terdekat. Biasanya obat-obat tersebut didatangkan setiap 3 bulan sekali.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah wujud upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah
masyarakat desa dalam rangka :
a) Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat desa.
b) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap penyakit dan
masalah-masalah kesehatan.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri dalam bidang
kesehatan.
d) Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat desa dan
tenaga kesehatan.
e) Meningkatkan dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggung jawab
terhadap kesehatan masyarakat desa ditandai dengan terbentuknya Ambulans Siaga,
Donor Siaga dan Dana Sehat.
Sebaran Poskesdes dan Polindes di kabupaten/kota bila dikompilasi dengan persentase desa
siaga aktif di kabupaten/kota bahwa jumlah UKBM di satu kabupaten/kota tidak selalu
paralel dengan kenaikkan persentase desa siaga aktif, dari 4 kabupaten/kota dengan jumlah
UKBM tertinggi, hanya Kolaka Utara yang capaian desa siaga aktifnya mencapai 100 persen.
Aplikasi di lapangan baik itu Polindes maupun Poskesdes fungsinya sudah diintegrasikan
sehingga tidak ada perbedaan peran dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Pengembangan Desa Siaga di Provinsi Sulawesi Tenggara pada periode tahun 2013-2017
telah dilaksanakan melalui dukungan dana APBD dan APBN serta dana bantuan sosial
untuk operasional desa siaga dan pos kesehatan desa, untuk 372 Desa/Kelurahan di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Tahun 2017 sudah 1.750 desa dan kelurahan menjadi Desa Siaga dengan jumlah forum
kesehatan desa yang terbentuk sebanyak 1.750 Desa di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sedangkan sarana pelayanan kesehatan desa telah terbentuk 869 Pos Kesehatan Desa dan
Polindes 288 unit, baik yang dikembangkan melalui APBD, APBN, dan lembaga swadaya
masyarakat.
4) Posyandu
Periode tahun 2013-2017 pembangunan posyandu di Sulawesi Tenggara cenderung
meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2017 sejumlah 3.182 posyandu. Hal ini sejalan
dengan pemekaran baik itu pemekaran kabupaten, kecamatan dan desa.
II-39
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Rasio posyandu dalam kurun waktu 5 tahun periode tahun 2013-2015 dengan rasio
posyandu terhadap desa/kelurahan mencapai 1,38 atau terdapat 1–2 posyandu setiap
desa/kelurahan. Aktifnya sebuah posyandu menunjukkan partisipasi masyarakat dalam
upaya kesehatan. Rasio posyandu per 100 balita di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-
2017 menunjukkan bahwa setiap posyandu dapat memberikan pelayanan lebih minimal 100
balita atau lebih, dengan angka rasio tahun 2013 sejumlah 1,00, tahun 2014 sejumlah 1,15,
tahun 2015 sejumlah 1,06, tahun 2016 sejumlah 1,08 dan tahun 2017 sejumlah 1,06
sehingga capaian belum tercapai karena idealnya 1 posyandu melayani 80 balita.
b. Cakupan Penyediaan Tenaga Kesehatan
Dalam mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di daerah salah satunya dengan
melihat jumlah tenaga kesehatan. Berikut ini gambaran ketersediaan tenaga kesehatan menurut
kabupaten/kota lebih rinci dilihat pada tabel berikut.
II-40
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sumber Daya Manusia Kesehatan sangat berperan penting dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, menjelaskan pengertian tenaga kesehatan yaitu setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pemenuhan tenaga kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013 sampai tahun 2017 cukup berfluktuatif. Untuk
dokter spesialis selain keberadaan dokter spesilais PNS, juga didukung dokter spesialis melalui
program Wajib Kerja Dokter Spesialis dari Kementerian Kesehatan R.I yang ditempatkan di
Rumah Sakit kabupaten namun bersifat temporary, serta dokter spesialis yang dikontrak oleh
pemerintah kabupaten. Diharapkan peningkatan jumlah dokter spesialis di Provinsi Sulawesi
Tenggara dapat dilakukan dengan menyekolahkan dokter umum yang sudah PNS ke jenjang
spesialis oleh pemerintah provinsi dan kabupaten sehingga setelah mereka selesai dapat
kembali ke daerah masing-masing untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Untuk dokter umum dan dokter gigi sampai dengan tahun 2017 juga berfluktuasi, baik
dokter yang PNS dan PTT. Adanya dokter umum dan dokter gigi dengan status PTT sampai
masa kontrak 2 tahun akan mempengaruhi keberadaannya khususnya di Puskesmas.
Keberadaan Fakultas Kedokteran untuk dokter umum di Universitas Halu Oleo diharapkan
dapat mencetak alumni-alumni kedokteran yang berkualitas dan dapat diangkat menjadi PNS
serta bersedia ditugaskan Puskesmas seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Sementara
itu peralatan kesehatan yang berhubungan dengan tugas dokter gigi belum memadai di
Puskesmas apalagi di daerah terpencil. Disamping itu belum adanya fakultas kedokteran gigi di
Universitas Provinsi ini juga merupakan Pekerjaan Rumah yang perlu dipikirkan bersama
antara pemerintah provinsi dan pihak universitas khususnya Universitas Halu Oleo agar ke
depannya dibuka Fakultas Kedokteran gigi untuk mengakomodir tenaga dokter gigi.
Pemenuhan jenis tenaga bidan, nutrisionis dan perawat di Provinsi Sulawesi Tenggara
sampai tahun 2017 juga mengalami peningkatan, selain yang berstatus PNS termasuk PNS dari
alumni Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk program gizi, kebidanan dan keperawatan
dikabupaten/kota, juga didukung dengan adanya program PTT khususnya untuk bidan,
selanjutanya Program Nusantara Sehat dan Penugasan Khusus untuk bidan, perawat,
nutrisionis.
Tenaga farmasi/apotker dan asisten apoteker jug berfluktuatif dari sampai tahun 2017,
banyaknya asisten apoteker beberapa tahun terakhir ini, salah satunya karena didukung oleh
Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Khususnya Akdemi farmasi yang berada di Kendari,
selain alumni dari luar provinsi Sulawesi Tenggara yang penempatan CPNS di daerah ini. jenis
tenaga ini juga masuk dalam analisis kebutuhan rencana kebutuhan untuk Program Nusantara
sehat dan penugasan khusus dari pemerintah pusat yang akan ditempatkan di Puskesmas
khususnya daerah terpencil. Namun demikian tantangan yang dialami, khususnya untuk status
PNS, masih belum meratanya pendistribusian tenaga asisten apoteker di Puskesmas di seluruh
kabupaten, masih ada Puskesmas yang tidak ada tenaga apoteker dan asisten apoteker padahal
kalau dilihat dari rasionya, untuk tenaga asisten apoteker sudah melebihi target. Diharapkan
pihak pemerintah kabupaten khususnya dinas kesehatan dapat mengoptimalkan Standar
Ketenagaan Minimal tenaga asisten apoteker sehingga pendistribusiannya dapat lebih merata
lagi.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka mengukur keberhasilan capaian pelayanan kesehatan ada beberapa
indikator yang digunakan yang meliputi indikator pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, pebaikan gizi, Pengendalian Penyakit, Pelayanan kesehatan masyarakat miskin,
dan pemberdayaan masyarakat.
II-41
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.49 Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara
II-42
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 ditemukan 2.587 kasus baru BTA positif (BTA+)
menurun dibandingkan tahun 2016 dengan 3.105 kasus. Tidak seperti trend yang terjadi
pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru tertinggi yang dilaporkan pada tahun
2017 berasal dari 5 kabupaten/kota, yaitu : Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kabupaten
Kolaka, Kota Baubau dan Kabupaten Bombana. Jumlah kasus baru di 5 kabupaten/kota
tersebut mencapai > 50persen dari seluruh kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan jenis kelamin seperti tahun sebelumnya, rata-rata kasus baru BTA+ pada laki-
laki lebih tinggi daripada perempuan dengan 59 persen berbanding 41 persen, proporsi
tersebut terjadi hampir di semua kabupaten/kota.
Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus TB mengambarkan prioritas penemuan
pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB paru yang diobati. Dalam usaha
mengeliminir kasus TB paru, angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65 persen.
Apabila proporsi pasien baru BTA+ dibawah 65 persen maka itu menunjukkan mutu
diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang
baru menular (pasien BTA+). Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus TB di Sulawesi
Tenggara dari tahun ke tahun sudah cukup baik. Pada tahun 2015 proporsi Sulawesi
Tenggara sudah mencapai 89 persen tahun 2016 mencapai 79,55 persen dan tahun 2017
capaian rata-rata dari kabupaten/kota menurun menjadi 72,06 persen. Meskipun
mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir secara umum hal tersebut masih cukup
baik karena masih berada diatas target minimal Nasional yang ditetapkan sebesar 65
persen.
Dalam kasus TB anak, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun, jumlah kasus TB yang
ditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 1 persen dari seluruh kasus TB (tahun 2014 : 2
persen) meskipun proporsi tersebut tampak kecil, tapi masih berada di proporsi nasional
tahun 2015 yang hanya sebesar 0,7 persen. Bahwa jumlah kasus TB terjadi rata-rata
dijumlah penduduknya besar/padat. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian kasus baru
BTA+ di Sulawesi Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah, tapi lebih bisa
dibandingkan dengan jumlah penduduk besar kecil bersifat konstan. Ini berarti pula bahwa
proporsi kasus BTA+ di masyarakat relatif konstan di semua kabupaten/kota.
Proporsi pasien baru BTA (+) dari semua kasus TB proporsi pasien baru BTA+ dari semua
kasus TB menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh
pasien TB baru yang diobati. Dalam usaha mengeliminir kasus baru, angka ini diharapkan
tidak lebih rendah dari 65 persen. Apabila proporsi pasien baru BTA+ dibawah 65 persen
maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas
untuk menemukan pasien yang menular (Pasien BTA+)
2) Cakupan Desa Universal Child Immunization (UCI)
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit
menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. UCI adalah
gambaran suatu desa/kelurahan dimana > 80 persen dari jumlah bayi (0-11) bulan yang
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada
sekelompok bayi. Bila desa UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti
dalam wilayah tersebut menggambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Cakupan UCI di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 rata-rata cenderung naik dan
meningkat tajam pada tahun 2014 cakupan UCI sejumlah 85,37 persen turun 0,01 pada
tahun 2015 atau sejumlah 82,38 persen dan terus naik di tahun 2016 dan 2017 sejumlah
82,87 persen dan 85,92 persen. Hasil ini dapat dikatakan cukup baik, namun masih perlu
terus ditingkatkan agar dapat mencakup seluruh desa/kelurahan di Sulawesi Tenggara.
Secara detail dapat dilihat pada tabel di atas.
II-43
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit
menular, yaitu bayi anak usia sekolah wanita usia subur dan ibu hamil.
UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana > 80 persen dari jumlah bayi (0-11)
bulan yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Pencapaian UCI
pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada kelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd Immunity)
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Berdasarkan target renstra Kementerian Kesehatan tahun 2017, persentase desa UCI
Sulawesi Tenggara belum mencapai target dimaksud karena baru mencapai 85,92 persen
lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 82,87 persen. Meskipun secara rata-rata
provinsi belum mencapai target tapi setidanya ada 2 Kabupaten yang telah mencapai
target, yaitu : Kabupaten Buton dan Kota Kendari. Rendahnya cakupan desa/kelurahan UCI
disebabkan sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari puskesmas, kondisi
wilayah yang sulit sehingga pada kondisi tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap, faktor lainnya adalah keyakinan tertentu dan budaya setempat
yang skeptis terhadap program imunisasi pada bayi.
3) Cakupan Kunjungan Neonatal lengkap (KN lengkap)
Dewasa ini kematian bayi sebagian besar terjadi pada usia kurang dari satu bulan. Upaya
yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan
kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai dengan standar pelayanan dan
perawatan bayi baru lahir.
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), dijelaskan bahwa neonatal adalah jabang bayi
baru lahir hingga berumur empat minggu. Neonatus adalah fase awal ketika seorang
manusia lahir ke bumi (Krisyanasari, 2010).
Cakupan Pemeriksaan Neonatal adalah persentase neonatal yang mendapatkan pelayanan
kesehatan minimal 2 kali yang digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan
terhadap bayi umur kurang 1 bulan.
Cakupan pemeriksaan neonatal dengan indikator kunjungan neonatus pertama (KN1)
dengan sasaran bayi umur 0-7 hari dan KN2 dengan sasaran bayi umur 8-28 hari. Ini
digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Tahun
2013 cakupan neonatus sebesar 86,02, tahun 2014 sebesar 91,56 persen, tahun 2015
mengalami penurunan atau sejumlah 87,23 persen dan mengalami kenaikan pada tahun
2016 sejumlah 95,43 persen dan 2017 sejumlah 95,73 persen.
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 (dua) kali
untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan desa, polindes dan kunjungan rumah)
dengan ketentuan :
a) Kunjungan pertama, hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir)
b) Kunjungan kedua kali pada hari kedelapan sampai dengan hari kedua puluh delapan
(8 sampai 28 hari)
c) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan kunjungan neonatal.
Pada periode tahun 2013-2017 diketahui bahwa rata-rata cakupan kunjungan neonatal
lengkap yang tidak memenuhi target adalah Kabupaten Konawe, Kabupaten Wakatobi dan
Kabupaten Kolaka dengan capaian hanya sebesar < 80 persen pada tahun 2013; Kabupaten
Konawe Kepulauan sejumlah 64,8 persen, Kabupaten Konawe Utara sejumlah 78,17 persen
pada tahun 2014; Kabupaten Konawe Kepulauan 44,55 persen, Kabupaten Konawe Utara
72,26 persen dan Kabupaten Muna 74,80 persen pada tahun 2015; Kabupaten Konawe
II-44
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kepulauan 3,24 persen tahun 2016; dan Kabupaten Buton Utara 74,23 persen dan
Kabupaten Kolaka Timur 83,94 persen pada tahun 2017.
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) lengkap periode tahun 2013-2017 mengalami trend
naik dan turun atau berfluktuasi, jika diambil rata-rata dan dibandingkan dengan target
Renstra Kemenkes RI sudah mencapai target Renstra sebesar 84 persen. Pada tahun 2017
kabupaten kota yang belum mencapai target yaitu Buton Utara sejumlah 74,29 persen dan
Kabupaten Kolaka Timur sejumlah 83,94 persen jika dibandingkan dengan target renstra
84 persen. Trend cakupan kunjungan neonatal lengkap dapat dilihat pada tabel di atas.
4) Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentang usia
kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus
memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA).
d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi.
f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana).
i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
j) Tatalaksana kasus.
Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus
memenuhi frekuensi minimal ditiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar
waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini
komplikasi kehamilan.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan ditiap trisemester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2016 dan 2017, cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K4 pada tahun 2013-2015 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan sebesar 74 persen. Gambaran capaian kunjungan ibu hamil K4
pada periode tahun 2013-2017 dapat dilihat pada tabel di atas.
Gambar di atas juga menunjukkan terjadi penurunan cakupan K4, yaitu dari 80,5 persen
pada tahun 2015 menjadi 73,96 persen pada tahun 2016 dan 73,87 persen pada tahun
2017. Penurunan tersebut disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut :
II-45
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
a) Pemeriksaan antenatal sudah berdasarkan kualitas pelayanan 10T.
b) Mobilitas di daerah kabupaten tertentu yang tinggi, kabupaten Konawe Selatan dan
Konawe Utara
c) Kondisi geografis dan medan yang sulit membuat kurangnya akses bumil ke fasilitas
kesehatan
d) Penetapan sasaran ibu hamil yang terlalu tinggi di beberapa kabupaten/kota.
e) Ada budaya masyarakat pada saat menjelang persalinan pulang ke kampung halaman.
f) Pencatatan dan pelaporan masih belum optimal.
g) Kondisi politik di daerah yang membuat mutasi para kepala Puskesmas dan bidan
desa yang berganti.
Rata-rata periode tahun 2013-2017 kabupaten/kota yang belum mencapai target cakupan
K4, tiga kabupaten/kota paling terendah adalah sebagai berikut :
a) Pada tahun 2013, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Konawe
sejumlah 65,4 persen, Konawe Utara 65,5 persen dan Kolaka sejumlah 67,6 persen
b) Pada tahun 2014, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Konawe Utara
sejumlah 73 persen, Kolaka Utara 76,09 persen dan Konawe Kepulauan sejumlah
76,46 persen
c) Pada tahun 2015, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Konawe
Kepulauan sejumlah 56,73 persen, Buton Utara 66,69 persen dan Buton Selatan
sejumlah 76,24 persen
d) Pada tahun 2016, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Buton Selatan
sejumlah 54,50 persen, Buton Tengah 57,76 persen dan Buton Utara sejumlah 58,58
persen
e) Pada tahun 2017, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Kolaka Timur
sejumlah 47,71 persen, Muna Barat 52,59 persen dan Buton Utara sejumlah 60,51
persen.
5) Cakupan persalinan tenaga kesehatan berkompoten
Salah satu penyebab tingginya AKI adalah masih rendahnya pemanfaatan persalinan
tenaga kesehatan. Kondisi geografis, persebaran penduduk, sosial budaya dan tingkat
pendidikan yang rendah merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya pemanfaatan
persalinan tenaga kesehatan oleh masyarat (Depkes, 2009). Riskesdas 2013 terhadap
cakupan persalinan tenaga kesehatan terlihat bahwa Sulawesi Tenggara adalah salah satu
provinsi di Indonesia yang cukup tinggi dalam pemanfaatan persalinan tenaga kesehatan.
Periode tahun 2013-2017 trend cakupan persalinan tenaga kesehatan kompoten
berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2013 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
mencapai 81,95 persen dan naik pada tahun 2014 sejumlah 85,81 persen, turun di tahun
2015 dan 2016 sejumlah 85,19 persen dan 80,85 persen, tahun 2017 naik menjadi 83,02
persen.
Dari 17 kabupaten/kota yang ada, 3 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target yakni
Kabupaten Buton Tengah sejumlah 61,75 persen, Konawe Kepulauan sejumlah 66,74
persen dan Kabupaten Konawe Selatan 71,6 persen pada tahun 2016. Hal ini dikarenakan
masih tingginya kepercayaan masyarakat setempat terhadap dukun dan juga tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah khususnya ibu hamil, merujuk data profil periode
tahun 2013-2017 rata-rata masih melahirkan di dukun kisaran 6-12 persen. Rata-rata
penempatan bidan desa tidak semua bidan menetap di desa, namun mereka bergiliran
piket di Puskesmas setiap hari.
Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Sulawesi Tenggara dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan ibu yaitu, meningkatkan peran bidan desa melalui peningkatan
keterampilan, fasilitas dan peralatan serta melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Selain itu juga dilakukan adanya alokasi anggaran penambahan peserta Jamkesda yang
diintegrasikan ke BPJS sejumlah 38.000 jiwa masyarakat miskin pada tahun 2017 dengan
jaminan adanya pembebasan biaya persalinan tenaga kesehatan bagi warga tidak mampu
akan tetapi hal ini masih terkendala karena belum semua masyarakat miskin di wilayah
II-46
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kabupaten/Kota memiliki kartu BPJS. Secara teori pemanfaatan pelayanan kesehatan
adalah suatu fenomena perilaku yang kompleks yang merupakan perpaduan antara
karakteristik individu, perilaku serta ketersediaan dan keterjangkauan (Anderson, 1995).
6) Penanganan Kasus Gizi Buruk
Faktor utama terjadinya gizi buruk di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh permasalahan
ekonomi atau kemiskinan, hal tersebut sangat berkorelasi mengingat makin tinggi angka
kemiskinan yang tercermin dari rendahnya tingkat pendapatan, makin tinggi pula potensi
terjadinya balita gizi buruk. Penyebab lain terjadinya balita gizi buruk adalah pola asuh
anak yang salah serta akibat penyakit terutama infeksi. Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara selama ini memberikan perhatian serius terhadap penanganan kasus gizi buruk
dengan menjadikan posyandu sebagai ujung tombak dalam melakukan pelayanan. Melalui
posyandu, kita bisa memberikan pelayanan terhadap ibu hamil agar intens memeriksakan
kehamilan, memberikan makanan tambahan ibu hamil, pemberian unsur zat besi pada ibu
hamil, hingga pada paska kelahiran anaknya dengan cara memberikan pengetahuan
tentang pemberian asupan gizi yang cukup kepada anak. Penanganan gizi buruk di
Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 rata-rata setiap tahunnya mencapai target
100 persen.
7) Cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan dasar
Salah satu program Pemerintah yaitu program jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap
seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal secara efektif dan efisien. Diharapkan dapat menurunkan kasus-kasus kesehatan
bagi masyarakat miskin.
Jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sejumlah
1.106.343 jiwa, peserta Jamkesda sejumlah 100.770 jiwa, peserta Program Bahteramas
sejumlah 159.518 jiwa. Hal ini menunjukkan pemerintah sangat memperhatikan
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
Pelayanan kesehatan yang bertumpuh pada masyarakat miskin dan terjangkau yaitu
optimalisasi pemanfaatan pelayanan dasar atau pelayanan di tingkat puskesmas. Dari 279
Puskesmas di Sulawesi Tenggara, semua puskesmas aktif melakukan pelayanan kepada
masyarakat baik itu masyarakat miskin maupun masyarakat umum. Periode tahun 2013-
2017 cakupan pelayanan kesehatan trendnya bersifat tetap yaitu 100 persen.
8) Cakupan Masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan rujukan
Penerima manfaat pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dengan berbagai program
pemerintah, baik itu program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang dikenal
dengan program jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas (Program pemerintah
pusat) dan Jaminan kesehatan daerah (kabupaten) serta peserta PBP Bahteramas
(provinsi). Pelayanan kesehatan bukan saja pada level pelayanan dasar atau Puskesmas
namun juga pada tingkat lanjut atau rumah sakit diberikan pada masyarakat miskin
dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah rujukan pasien masyarakat
miskin disarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu. Cakupan
masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan di Sulawesi Tenggara
periode tahun 2013-2017 trendnya tetap yaitu rata-rata tiap tahun sejumlah 100 persen.
9) Cakupan ketersediaan obat dan vaksin
Dalam upaya peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan melalui
tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
dipelayanan kesehatan pemerintah, Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator
rencana strategis tahun 2015-2019 terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu
meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
II-47
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Rumah Tangga (PKRT). Indikator tercapainya sasaran hasil tersebut pada tahun 2013-
2017 yaitu persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 80 persen-85
persen.
Pemantauan ketersediaan obat periode tahun 2013-2017 digunakan untuk mengetahui
kondisi tingkat ketersediaan obat di Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung
pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menentukan langkah-langkah kebijakan yang
akan diambil dimasa yang akan datang. Di era otonomi daerah, pengelolaan obat
merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan ke kabupaten/kota, kemudian
didistribusikan ke Puskesmas di tiap kabupaten/kota tersebut. Adanya data ketersediaan
obat di provinsi atau kabupaten/kota akan mempermudah penyusunan prioritas bantuan
maupun intervensi program dimasa yang akan datang.
Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Sulawesi Tenggara,
dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau ketersediaannya
merupakan obat indikator yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat yang
mendukung pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau adalah 20
item obat dan vaksin.
Berdasarkan data dan perhitungan yang dilakukan oleh Kefarmasian dan Alat Kesehatan
didapatkan bahwa 100 persen ketersediaan obat dan vaksin esensial di Puskesmas pada
tahun 2013 menurun di tahun 2014 sejumlah 98,47 persen dan cenderung naik di tahun
2015-2017 rata-rata 98,65 persen sampai 98,69 persen. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas telah mencapai target Renstra tahun
2016. Data dan informasi lebih rinci mengenai cakupan ketersediaan obat dan vaksin
periode 2013-2017 di Sulawesi tenggara dapat dilihat pada tabel di atas.
10) Cakupan PHBS di Rumah Tangga
Perilaku hidup masyarakat diukur dengan jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) yang dinilai berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Periode tahun
2013-2017 PHBS mengalami fluktuasi, pada tahun 2013 PHBS mencapai 49,75 persen,
tahun 2014 cakupan RT dengan PHBS 49,8 persen, tahun 2015 cakupan RT dengan PHBS
44,75 persen, tahun 2016 cakupan RT dengan PHBS 52,12 persen, tahun 2017 cakupan RT
dengan PHBS 48,77 persen dapat dilihat pada tabel di atas.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah
tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :
a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b) Memberi bayi ASI Eksklusif
c) Menimbang bayi dan balita
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f) Menggunakan jamban sehat
g) Memberantas jentik di rumah
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j) Tidak merokok di dalam rumah.
Indikator cakupan PHBS di RT, berdasarkan data profil Sulawesi Tenggara periode tahun
2013-2017 diketahui bahwa kabupaten/kota rata-rata per tahun yang tidak mencapai
target tiga kabupaten/kota terendah adalah tahun 2017 adalah pada tahun Kota Baubau
sejumlah 18,20 persen, Kabupaten Muna 26,39 persen dan Kabupaten Buton sejumlah
36,29 persen pada tahun 2013; tahun 2014 yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan sejumlah
II-48
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
8,42 persen, Kabupaten Buton 30,69 persen dan Kota Baubau sejumlah 36,63 persen;
tahun 2015 yaitu Kabupaten Konawe Selatan sejumlah 21,6 persen, Kabupaten Muna barat
25 persen dan Kabupaten Kolaka Timur sejumlah 27,27 persen; pada tahun 2016 yaitu
Kabupaten Konawe Selatan sejumlah 21,60 persen, Kabupaten Muna Barat 24,24 persen
dan Kabupaten Kolaka Timur sejumlah 32,47 persen; tahun 2017 yaitu Kabupaten
Kabupaten Konawe Selatan sejumlah 19,39 persen, Kabupaten Wakatobi 25,47 persen, dan
Kabupaten Bombana sejumlah 28,92 persen. Data tersebut menunjukkan Kabupaten
Konawe Selatan sejak tahun 2015-2017 merupakan kabupaten yang PHBSnya cukup
rendah dan akan mempengaruhi cakupan pelayanan kesehatan lainnya. Jadi tidak heran
jika permasalahan kesehatan banyak terjadi di Kabupaten Konawe Selatan. cakupan PHBS
di RT sangat sulit mencapai target dikarenakan perilaku masyarakat yang sangat sulit
diubah yaitu indikator PHBS adalah tidak merokok di dalam rumah.
11) Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas
air minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Penyelenggaraan air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan
atau individu melakukan penyelenggaraan air minum. Tidak semua air dapat diminum,
syarat-syarat kualitas air minum harus standar permenkes yang dimaksud.
Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi seperti
sumur gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa air (SGP), sumur bor dengan pompa
(SBP), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan
PDAM.
Periode tahun 2013-2017 di Sulawesi Tenggara, persentase penduduk yang memiliki akses
terhadap air minum yang berkualitas dengan trend berfluktuasi pada tahun 2013
mencapai 55,52 persen masyarakat mengakses air minum yang berkualitas namun pada
tahun 2014 terjadi penurunan sejumlah 31,94 persen dan naik pada tahun 2015 dan 2017
sejumlah 42,23 persen dan 79,09 persen namun terjadi penurunan pada tahun 2017
sebesar 54,87 persen dapat dilihat dapat dilihat pada tabel di atas.
Berdasarkan sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi
Tenggara adalah PDAM sejumlah 25 persen dan sumur gali terlindung sejumlah 16 persen.
Hal ini menunjukkan akses air minum yang berkualitas berdasarkan sumbernya sudah
cukup layak. Adanya pemeriksaan kualitas air yang dilakukan di beberapa kabupaten
terhadap penyelenggaraan air minum, rata-rata air minum yang diperiksa sudah cukup
baik, dimana yang memenuhi syarat mencapai 83,40 persen.
12) Angka Kesakitan Kasus Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang baik dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan
pada semua kelompok umur.
Sulawesi tenggara periode tahun 2013-2017 dengan angka kesakitan malaria rata-rata per
tahun 0,41-0,69 per 1000 penduduk, angka tersebut menunjukkan setiap 1000 penduduk
akan beresiko 1 orang yang terkena malaria, trend ini menunjukkan penurunan setiap
tahun namun tahun 2016 mengalami peningkatan 0,02 per 1000 penduduk. Pada tahun
2017 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.069 dengan angka
kesakitan (Annual parasite incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,41
sedikit lebih rendah dibanding tahun 2016. Trend kasus malaria dapat dilihat pada tabel di
atas.
Jumlah kasus malaria di Sulawesi Tenggara < 1,25 per 1000 penduduk yang artinya dengan
API 0,46 telah memenuhi target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukkan bahwa
II-49
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori rendah (API lebih kecil dari 1) untuk angka
kesakitan malaria. Kematian akibat malaria yang dilaporkan sebanyak 2 kasus, keduanya
berasal dari Kabupaten Muna sehingga Case Fatality Rate (CFR) untuk Sulawesi Tenggara
mencapai 0,19 persen.
Permasalahan yang ditemui dalam pemberantasan penyakit malaria antara lain adalah
kurangnya kegiatan yang dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai
ABER (Annual blood examination rate) masih sangat rendah dan disisi lain nilai SPR (slide
Positive Rate) masih cukup tinggi.
Kasus positif malaria tertinggi tahun 2017 dilaporkan Kabupaten Muna bersama dengan
Kabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal sebagai daerah endemis malaria
di Sulawesi Tenggara, yang belum dapat dieleminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal
ini terkait dengan kondisi geografis dan lingkungan daerah tersebut yang merupakan
habitat yang cocok untuk nyamuk malaria, selain itu kebiasaan dan pola hidup masyarakat
setempat yang cenderung tidak mendukung upaya pemberantasan penyakit malaria.
Namun demikian pada tahun ini Kabupaten Buton dan daerah pemekarannya telah
berhasil menekan angka kejadian malaria dibanding tahun sebelumnya.
13) Angka Kesakitan Kasus HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi human
immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit lainnya.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai pengidap
pengidap HIV positif. Jumlah pengidap HIV positif dapat diketahui dengan 3 metode, yaitu
layanan voluntary, conselingand testing (VCT), zero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan
Perilaku (STBP).
Kejadian kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, baik jumlah maupun wilayah penyebarannya, meskipun berbagai upaya
preventif dan promotif yang dilakukan juga belum optimal sehingga banyak masyarakat
yang belum mengetahui data dan fakta yang sesungguhnya mengenai penyebaran kasus
HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara, meskipun mayoritas masyarakat tahu resiko dan
bahaya perilaku yang beresiko tinggi tertular HIV dan AIDS.
Jumlah itu adalah yang terbanyak yang ditemukan selama beberapa tahun dilakukan
pendataan terhadap kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara, disebutkan kasus tersebut jauh
lebih besar dari kasus yang ditemukan 2015 hanya 123 kasus dan 2014 sejumlah 158
kasus. Kasus terbanyak ditemukan di Kota Baubau 92 kasus, menyusul di Kota Kendari 85
kasus dan Kabupaten Muna 27 kasus, selanjutnya Kabupaten Buton 10 kasus, Wakatobi 7
kasus, Buton Tengah 6 kasus, Kolaka 5 kasus, Bombana 4 kasus, Buton Selatan 2 kasus dan
Kolaka Utara sejumlah 1 kasus. Sedangkan daerah yang tidak ditemukan kasus HIV/AIDS
pada 2016 adalah Konawe, Konawe Selatan, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur,
Konawe Kepulauan dan Muna Barat. Penderita yang terdeteksi penyakit mematikan
tersebut kini didominasi oleh usia produktif antara 20-45 tahun. Periode tahun 2013-2017
angka kesakitan prevalensi HIV pada populasi dewasa terus meningkat setiap tahunnya
peningkatan rata-rata 0,01 persen setiap tahunnya kecuali pada tahun 2017 terjadi
kenaikkan 0,02 persen yaitu 0,08 persen. Secara detail dapat dilihat pada tabel di atas.
14) Angka kesakitan DBD per 100.000 Penduduk
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang masuk ke peredaran manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya aedes aigypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun
dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat.
II-50
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara pada periode tahun 2013-2017 dengan Insidence Rate/Angka kesakitan
DBD rata-rata per tahun berkisar 35,7-132,5 per 100.000 penduduk yang artinya setiap
100.000 penduduk terdapat 35-132 orang yang menderita DBD. Dan pada tahun 2016
meningkat tajam dari 64,7 per 100.000 penduduk pada tahun 2015 menjadi 132,5 per
100.000 penduduk sedangkan target Renstra Kementerian Kesehatan 52 per 100.000
penduduk dan angka tersebut sangat jauh dari target. Namun pada tahun 2017 turun
menjadi 35,7 per 100.000 penduduk. Gambaran angka kesakitan DBD dapat dilihat pada
tabel di atas.
Jika dihubungkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tahun 2016 dimana
angka kesakitan DBD 132,5 dan PHBS Sulawesi tenggara pada tahun 2016 dari 576.431 RT
yang dipantau hanya 373.663 atau 52,12 persen. Kejadian DBD ini sangat erat kaitannya
dengan PHBS. Kaitannya dimana setiap penduduk yang tidak ber-PHBS jika dikalikan 5 per
anggota penduduk dari 202.768 KK maka sejumlah 1.031.840 akan mudah terkena DBD
sekitar 1.013.840 atau 10 kali 132 per 100.000 penduduk menjadi 1.320 yang terkena
DBD. Kondisi geografis kabupaten/kota yang memudahkan penyebaran vektor dan setiap
kabupaten/kota yang mempunyai jumlah penduduknya cukup padat dan mobilitas tinggi
maka akan mudah penyebaran virus DBD hal ini dapat dilihat dari kejadian angka
kesakitan periode tahun 2013-2017 dari 17 kabupaten/kota hanya ada dua kabupaten
yang bebas DBD yaitu Kabupaten Muna Barat dan Konawe Kepulauan. Selain itu
disebabkan tingginya mobilitas masyarakat ke kota yang menyebabkan orang mudah
terjangkiti virus DBD.
15) Angka kesakitan : Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 Penduduk
Angka kesakitan prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk adalah jumlah kasus
tuberkulosis pada waktu tertentu dan di suatu wilayah tertentu setiap 100.000 penduduk.
Angka untuk menggambarkan kecenderungan atau trend meningkat, tetap atau
menurunnya kasus pada waktu dan wilayah tertentu. Periode tahun 2013-2015 trend
prevalensi tuberkulosis Sulawesi Tenggara cenderung menurun setiap tahunnya kecuali
pada tahun 2016 meningkat sejumlah 150,59 per 100.000 penduduk dari 148,82 per
100.000 penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas.
Kasus tuberkulosis banyak terjadi pada kondisi lingkungan yang buruk dan padat
penduduk serta banyak dipengaruhi oleh perilaku. Di Sulawesi Tenggara, penemuan kasus
banyak ditemukan di Kota Kendari dan Kabupaten Muna pada tahun 2017. Dengan jumlah
penemuan kasus baru 152 per 100.000 penduduk di Kota Kendari dan 4 per 100.000 di
Kabupaten Muna. Penyebaran tuberkulosis melalui udara sehingga 1 orang yang terkena
positif tuberkulosis dan berada di kota/kabupaten yang padat penduduk dan lingkungan
buruk maka akan mempercepat dan memudahkan penyebaran tuberkulosis tersebut.
Selain urusan kesehatan di atas, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki kewajiban
untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimum (SPM). SPM urusan kesehatan
berdasarkan Kemendagri Nomor 100 Tahun 2018 yaitu :
- Pelayanan Kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan
atau berpotensi bencana provinsi
- Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi
Data capaian SPM urusan Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
II-51
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2018, cakupan pelayanan kesehatan bagi
penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana bersifat
konstan atau 100 persen. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah melakukan kegiatan
tersebut sejak tahun 2013-2018 walaupun indikator SPM baru diterbitkan pada tahun 2018,
namun pelayanan terhadap penduduk terkena dampak krisis kesehatan atau berpotensi
bencana rutin dilakukan setiap tahun. Penerima manfaat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat/penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana
dilakukan dengan berbagai program pemerintah, baik itu program pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah yang bekerjasama dengan pemerintah daerah kab/kota dan OPD terkait.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan pada kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular,
keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar,
menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sektor
ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan
internasional yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya. Pelayanan kesehatan
bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi Sulawesi Tenggara pada periode tahun
2013-2017 bersifat konstan yaitu 100 persen. Kejadian luar biasa (KLB) Provinsi Sulawesi
Tenggara dua tahun terakhir atau tahun 2016 dan 2017 yang ditangani dibeberapa kabupaten
terjadi kejadian luar biasa dengan kasus-kasus sebagai berikut.
Pada tahun 2016 KLB yang ditangani yaitu :
a. Kasus difteri, terjadi di desa Bondiala Kabupaten Konawe dengan jumlah 1 kasus
b. DBD terjadi di Kabupaten Konawe Selatan Kecamatan Pemandagi sejumlah 49 orang dan
Kabupaten Wakatobi sejumlah 55 orang dan meninggal 2 orang.
c. Keracunan terjadi di Kota Baubau sejumlah 14 orang dan 1 orang meninggal dan
Kabupaten Konawe Selatan, Kecamatan Landono sejumlah 7 orang.
Pada tahun 2017 terjadi loncatan kasus KLB di beberapa kabupaten yaitu :
a. Campak terjadi di KabupatenMuna (Kecamatan Kabawo, Kabangka, Katobu, Tampo, dan
Kecamatan Lasalepa) dengan jumlah 201 orang; Kabupaten Bombana (Kecamatan Rumbia
Tengah, Rarowatu Utara) dengan jumlah kasus 22 orang dan 1 orang meninggal; dan
Kabupaten Konawe Selatan (Kecamatan Konda) dengan jumlah kasus 319, dan jumlah
balita yang terkena campak sejumlah 45 orang dan 1 kasus kematian.
b. Difteri terjadi di Kota Kendari (Kecamatan Poasia, Baruga dan Mokoau) dengan jumlah 3
kasus
c. BDB, terjadi di Kabupaten Buton Utara (kecamatan Waode Buri) dengan jumlah 35 kasus
dan terjadi kematian 3 kasus; Kabupaten Wakatobi dengan jumlah kasus 50 orang.
d. Rabies terjadi di Kabupaten Bombana (kecamatan Poleang Tenggara) dengan jumlah kasus
1 orang dan terjadi kematian.
e. PCC, terjadi di Kota Kendari dengan jumlah kasus 95 orang dan meninggal 3 orang
a. Pekerjaan Umum
II-52
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
minum, sanitasi, serta bangunan pelengkap kegiatan pemukiman lainnya baik secara kuantitas
maupun kualitas.
Dibidang pembangunan infrastruktur jalan, panjang jalan yang telah terbangun di
Provinsi Sulawesi Tenggara sampai tahun 2017 sepanjang 13.264 km, yang terdiri dari 1.498
km jalan nasional, 1.009 km jalan provinsi, dan 10.757 km jalan kabupaten/kota. Tabel di
bawah menunjukkan informasi data dan kondisi jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2015-2017.
Tabel 2.51 Data dan Kondisi Jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2015-2017
Secara umum, walaupun aspek ketersediaan jalan sudah mencukupi, akan tetapi disisi
lain terdapat beberapa aspek yang masih harus terus ditingkatkan pencapaiannya. Beberapa
aspek tersebut antara lain belum terintegrasinya secara menyeluruh antara pusat–pusat
kegiatan/produksi ke daerah pemasaran, di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini akan
berdampak pada terhambatnya arus barang dan jasa antar wilayah tersebut. Tingginya tingkat
kerusakan jalan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat. Hal ini berdampak pada rendahnya
tingkat keselamatan pengguna jalan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Selain itu kerusakan jalan juga berdampak pada bertambahnya waktu tempuh yang diperlukan
untuk mencapai suatu wilayah tertentu, sehingga biaya operasional kendaraan akan meningkat.
Dibidang infrastruktur pengairan, pembangunan diarahkan kepada upaya pemenuhan
ketersediaan air baku masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, pemenuhan ketersediaan air
irigasi untuk pertanian serta upaya penanggulangan bahaya banjir dan abrasi kawasan pantai.
Beberapa program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk tujuan tersebut di atas,
diantaranya melalui pembangunan sarana pengelolaan air minum, peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi, rehabilitasi/normalisasi sungai serta pembangunan/rehabilitasi bangunan
penahan gelombang laut.
II-53
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Untuk Peta Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan Permendagri Nomor 100 tahun 2018, Pekerjaan Umum juga memiliki
fungsi Standar Pelayanan Minum (SPM), yaitu : Pemenuhan Kebutuhan air minum curah lintas
Kabupaten/Kota dan Penyediaan pelayanan air minum domestik regional lintas
Kabupaten/Kota, namun sampai saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki capaian
SPM tersebut karena Infrastruktur SPAM Regional di Provinsi Sulawesi Tenggara belum ada
yang terbangun.
II-54
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dalam rangka
mewujudkan keterpaduan pembangunan antara sektor, daerah dan masyarakat, maka
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun
2014-2034 melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana didalamnya telah ditetapkan struktur
dan pola ruang serta kawasan strategis. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang penataan Ruang bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah dapat ditinjau kembali dalam 5
(lima tahun) setelah RTRW diundangkan, maka saat ini RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara telah
dilakukan Peninjauan Kembali (PK) untuk untuk direvisi pada Tahun 2019.
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang
mutlak harus terpenuhi. Secara umum berdasarkan data Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara sampai dengan tahun 2017 Provinsi Sulawesi Tenggara
masih membutuhkan rumah (becklog) sebesar 16.040 unit, selain itu saat ini di Provinsi
Sulawesi Tenggara masih terdapat 165.098 unit rumah tidak layak huni.
II-55
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Urusan Perumahan merupakan urusan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh
karena itu dalam Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 mengatur tentang Standar Pelayanan
Minimum (SPM) salah satunya terkait SPM Urusan Perumahan dan Permukiman. Adapun SPM
Perumahan yang diatur dalam Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 ada 2 yaitu terkait
Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi dan fasilitasi
penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah
Daerah provinsi. Kedua data SPM ini belum ada data pencapaiannya. Untuk capaian SPM Tahun
2012-2017, SPM tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman hanya diatur dalam
Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Permendagri Nomor 32 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal dengan Jenis Pelayanan dasarnya : a. Rumah Layak Huni
dan terjangkau; b. Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana
dan utilitas umum. Dengan indikator : a. Rumah layak huni yang terjangka; b. Prasarana, sarana
dan utilitas umum lingkungan permukiman sedangkan pada Permen PUPR Nomor
01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal tidak memuat indikator tentang
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum yang merupakan salah satu dari
Standar Pelayanan Minimum (SPM) berdasarkan Permendagri Nomor 100 tahun 2017 menjadi
kewenangan Satpol PP Provinsi Sulawesi Tenggara adalah terkait gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum dalam skala/issue lintas wilayah Kabupaten/Kota atau dalam skala provinsi.
Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun
2013-2017 mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan pencapaian tingkat penyelesaian
keamanan ketertiban dan keindahan (K3) di Provinsi Sulawesi Tenggara yang tertangani
dengan baik, atau 100 persen dapat diatasi.
Salah satu tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta Keputusan Kepala Daerah.
Dalam pelaksanaan penegakkan perundang-undangan daerah dimaksud dalam pelaksanaannya
adalah dilakukan oleh PPNS melalui mekanisme Pro Justisia (diputuskan melalui pengadilan).
Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari tahun 2013-2017 juga mengalami
peningkatan walaupun sebenarnya PPNS yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara masih
tergolong kurang, namun dengan peningkatan PPNS tersebut persentasi angka penegakkan
Perda di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 sudah mencapai angka 87 persen. Jumlah PPNS
yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
II-56
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.56 Jumlah PPNS Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2017
Jumlah PPNS (Tahun)
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Sulawesi Tenggara 10 12 46 57 57 57
2. Kendari - - 19 21 21 21
3. Baubau - - 10 16 18 18
4. Buton - - 3 7 3 3
5. Buton Tengah - - - - -
6. Buton Utara - - 7 7 7 7
7. Buton Selatan - - - - -
8. Wakatobi - - 20 22 22 22
9. Muna - 5 5 5 6 7
10. Muna Barat - -
11. Bombana - - 5 5 5 6
12. Konawe - - 11 14 14 14
13. Konawe Selatan - 1 8 8 10 10
14. Konawe Utara - 4 7 7 7 7
15. Konawe Kepulauan - - - - - -
16. Kolaka - - 6 6 7 7
17 Kolaka Utara - - 4 8 8 8
18. Kolaka Timur - - - - - 1
Jumlah 10 22 151 183 185 188
Sumber :Kanwil Hukum dan Ham Sulawesi Tenggara Tahun 2018, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sulawesi Tenggara 2018
Bencana juga merupakan salah satu urusan dalam ketentraman dan ketertiban.
Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakkan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara bertanggung jawab melindungi seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara
dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan
termasuk penanggulangan bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Urusan sub bencana merupakan urusan dasar pada standar pelayanan Minimal yang termuat
dalam Peraturan Mendagri Nomor 101 Tahun 2018 yang terkait dengan : a. pelayanan informasi
rawan bencana; b. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana; dan c.
Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
II-57
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.58 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Sosial Provinsi
Sulawesi Tenggara
Urusan Tenaga kerja yang ditangani pemerintah meliputi : masalah sengketa pekerja,
keselamatan dan perlindungan kerja, keterampilan tenaga kerja dan kewirausahaan, dimana
urusan tenaga kerja tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
II-58
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.59 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Tenaga Kerja
Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) 51,70 50,03 51,76 53,93 61,42
4. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR 13,33 15,56 20,00 17,78 17,78
Persentase partisipasi perempuan di lembaga
5. 8,92 7,59 8,80 7,12 7,11
pemerintah
6. Partisipasi angkatan kerja perempuan 50,03 51,76 53,93 61,42 -
7. Kasus KDRT - - - 336 259
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-59
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
1. Persentase Partisipasi Perempuandi Lembaga Pemerintahan
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2017 maupun 2016 menunjukkan angka yang sebanding. Hal ini menunjukkan tidak
terdapat perbedaan peluang dan partisipasi perempuan dalam jabatan struktural yang
berkorelasi positif dengan golongan ruang. Sehingga tidak terdapat kesenjangan akses bagi
PNS perempuan untuk menduduki jabatan struktural.
2. Partisipasi Perempuan di dalam Lembaga DPRD Provinsi
Ruang berpolitik perempuan telah diatur oleh pemerintah guna mendorong peran aktif dan
kontribusi para politisi perempuan dalam parlemen yang selama ini didominasi oleh laki-
laki. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang mengatur tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Dalam Undang-Undang tersebut
diamanatkan bahwa sekurang-kurangnya harus ada 30 persen keterwakilan perempuan
pada kepengurusan partai politik tingkat pusat dan bakal calon anggota DPR/DPRD sebagai
aksi afirmasi (affirmative action). Selama Tahun 2013-2017 keterwakilan perempuan
dalam parlemen (DPRD) di Sulawesi Tenggara berfluktuasi pada angka 13,33-20,00 persen.
Angka ini belum memenuhi kuota keterwakilan perempuan sebagaimana tertuang dalam
peraturan perundangan. Ada beberapa persoalan terkait masih rendahnya keterwakilan
perempuan dalam politik yaitu umumnya perempuan belum mengerti makna demokrasi
dan pentingnya institusi pemilu sebagai sarana untuk membangun masa depan Indonesia
yang demokratis, perempuan belum memahami hak asasi mereka termasuk hak asasi dalam
bidang politik, dan pendidikan politik bagi perempuan belum diselenggarakan secara
sungguh-sungguh, terencana dan kontinyu. Selain itu budaya patriarki yang telah lama
mengakar kuat di Indonesia menjadi salah satu penghambat kiprah perempuan dalam
kancah politik. Masih rendahnya partisipasi perempuan dalam politik ini menjadi suatu
tantangan untuk lebih melahirkan kebijakan-kebijakan terkait dengan pembangunan dan
pemberdayaan perempuan.
3. Persentase persentase perempuan sebagai tenaga profesional
Selama tahun 2013-2016, persentase perempuan sebagai tenaga profesional di Sulawesi
Tenggara berfluktuasi pada angka sekitar 40 persen. Pada tahun 2017, perempuan yang
berprofesi sebagai tenaga profesional sebesar 47,92 persen, lebih tinggi dibandingkan
capaian Nasional 46,31 persen. Capaian ini meningkat sebesar 2,48 persen dari tahun 2013.
Capaian persentase perempuan sebagai tenaga profesional tertinggi dicapai pada tahun
2015 yaitu sebesar 48,73 persen.
4. Sumbangan Pendapatan Pendapatan Perempuan
Pada tahun 2017, sumbangan pendapat perempuan di Sulawesi Tenggara sebesar 36,03
persen. Capaian ini meningkat sebesar 0,17 persen dan merupakan capaian tertinggi
sepanjang tahun 2013-2017. Jika dibandingkan dengan sumbangan pendapatan laki-laki,
capaian ini memang masih cukup jauh. Namun komponen sumbangan pendapatan
perempuan menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas perempuan Indonesia umumnya dan Sulawesi Tenggara khususnya saat ini
semakin membaik.
c. Penanganan Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Penanganan kasus KDRT merupakan mandat SPM urusan wajib pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, sebagaimana tertuang dalam SPM Bidang Layanan
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Pelayanan terpadu ini menuntut jejaring
kerja antar lembaga pemerintah yang meliputi Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, BPPKB, Kementerian Agama, Bapas dan Lapas, serta lembaga non
pemerintah dalam penyediaan layanan bantuan hukum dan konseling psikologis. Kasus KDRT
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 sebanyak 336 kasus yang dilaporkan dan kasus yang
terselesaikan sebesar 312, pada Tahun 2017 Kasus KDRT yang dilaporkan mengalami
penurunan yaitu sebesar 259 dan kasus yang berhasil ditangani adalah sebesar 221 kasus.
II-60
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
dapat tertangani 100 persen.
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kota dengan total
penduduk sebesar 2.602.389 jiwa pada tahun 2017 dengan perekonomian yang tergantung
pada sektor pertanian sebesar 24,08 persen. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah
dan dampak pertumbuhan ekonomi global yang melambat, maka ketahanan pangan dan gizi
terus menjadi perhatian utama. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun
2017, perkembangan konsumsi kalori dan protein di Sulawesi Tenggara sebesar 2.320 kkal per
kapita per hari meningkat menjadi 2.359 kkal per kapita per hari di tahun 2017.
Ketahanan Pangan sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 didefinisikan sebagai
kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri, cadangan pangan, serta pemasukan pangan, termasuk didalamnya bantuan pangan,
apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Kerawanan pangan dapat menjadi kondisi yang kronis atau transien (sementara).
Kerawanan pangan kronis adalah ketidakmampuan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan
pangan minimum dan biasanya berhubungan dengan struktural dan faktor-faktor yang tidak
berubah dengan cepat, seperti iklim setempat, jenis tanah, sistem pemerintahan daerah,
infrastruktur publik, kepemilikan lahan, distribusi pendapatan, hubungan antar suku, tingkat
pendidikan, dan lain-lain.
II-61
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kabupaten yang masuk dalam Prioritas 1 adalah kabupaten-kabupaten dengan
proporsi penduduk tertinggi yang cenderung lebih rentan terhadap kerawanan pangan dan gizi
sedangkan kabupaten yang masuk dalam Prioritas 6 adalah kabupaten-kabupaten dengan
proporsi penduduk tertinggi yang cenderung lebih tahan pangan.
Berdasarkan analisa ketahanan pangan komposit, Tahun 2018 kecamatan dibagi
kedalam enam kelompok Prioritas, yaitu : kecamatan yang masuk dalam Prioritas 1 dan
Prioritas 2 tidak ada, sedangkan kecamatan yang masuk dalam Prioritas 3 sebanyak 50
kecamatan (24,88 persen), kecamatan yang masuk pada Prioritas 4 sebanyak 48 kecamatan
(23,88 persen), kecamatan yang masuk pada Prioritas 5 sebanyak 78 kecamatan (38,81 persen),
dan kecamatan yang masuk pada Prioritas 6 sebanyak 25 kecamatan (12,44 persen), yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
Di seluruh kecamatan, faktor utama yang menyebabkan tingginya kerentanan terhadap
kerawanan pangan pada prioritas 3 adalah : 1) Tingginya rasio konsumsi normatif terhadap
konsumsi serealia, 2) tingginya angka kesakitan, 3) tingginya persentase rumah tangga yang
tidak memiliki akses ke air bersih, 4) tingginya prevalensi stunting, 5) tingginya rata-rata lama
sekolah perempuan usia di atas 15 Tahun. Penting untuk diingat bahwa tidak semua kecamatan
yang masuk dalam perioritas 3 itu dianggap rentan terhadap kerawanan pangan, demikian juga
pada prioritas 4, 5, dan 6 tidak semua kecamatan dalam wilayah tersebut aman terhadap
kerawanan pangan berdasarkan per indikator.
Pemerintah Indonesia telah menekankan ketahanan pangan sebagai salah satu dari
prioritas pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Mekanisme yang diidentifikasikan untuk mencapai prioritas kelima
(Ketahanan Pangan) termasuk : peningkatan kemandirian pangan nasional lewat
mempertahankan revitalisasi pertanian; peningkatan kemampuan kompetitif produk-produk
pertanian; peningkatan pendapatan petani; dan untuk melestarikan lingkungan dan sumber
daya alam (Rencana Strategis Kementerian Pertanian).
Dalam 2 tahun terakhir periode 2016-2017, ketersediaan pangan yang mengalami
penurunan rata-rata per tahun, terutama : kacang kedelai, kacang tanah, sayuran, buah-buahan,
sedangkan untuk komoditi yang mengalami kenaikan adalah jagung dan ubi kayu. Ketersedian
dan Kebutuhan Komoditi Pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
II-62
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.62 Neraca Ketersediaan Energi dan Protein per kapita Tahun 2016
dan 2017
Pada urusan lingkungan hidup, gambaran kondisi lingkungan hidup yang digambarkan
melalui beberapa indikator yang terkait dengan lingkungan sebagaimana diuraikan pada tabel
berikut ini :
II-63
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
No. Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
11. Jumlah limbah B3 yang dikelola 0 0 0 0 0
Dokumen Izin Pengumpulan Limbah B3 Skala
12. 0 0 0 0 0
provinsi yang ditandatangani Gubernur
Pembinaan dan Pengawasan terkait ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
13. diawasi ketaatannya terhadap izin lingkungan, izin 0 0 0 0 6%
PPLH dan PUU LH yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi
Peningkatan kapasitas dan Sarana Prasarana
14. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di Daerah 2 orang 0 0 0 0
(PPLHD) di Provinsi
Pengaduan masyarakat terkait izin lingkungan, izin
PPLH dan PUU LH yang di terbitkan oleh
15. 100% 100% 100% 100% 100%
Pemerintah daerah provinsi, lokasi usaha dan
dampak lintas kabupaten/kota yang ditangani
Tersedianya data dan informasi penanganan
16. Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sampah di wilayah provinsi
Persentase jumlah sampah yang tertangani pada
17. 100% 100% 100% 100% 100%
kondisi khusus di Provinsi
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-64
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.66 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan
Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Indikator 2016 2017
1. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Kelahiran 23,62 26,74
2. Persentase Penduduk yang memiliki KTP 73,4 80,62
3. Persentase Penduduk yang memiliki Kartu Keluarga 79,11 94
4. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Nikah 11,38 9,24
5. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Cerai 7,53 9,71
6. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Kematian 100 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Walaupun OPD Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara baru
terbentuk tahun 2017, namun kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil Provinsi Sulawesi
Tenggara sudah cukup baik, dari target capaian di atas dapat dilihat bahwa persentase kinerja
kependudukan dan catatan sipil Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2016-2017 selalu
meningkat.
Urusan Pelayanan Umum Bidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,
yang digambarkan dari beberapa indikator terkait dengan keluarga berencana dan sejahtera
untuk menurunkan jumlah penduduk dan menekan angka kemiskinan Indonesia khususnya
Sulawesi Tenggara, sebagaimana diuraikan pada tabel berikut ini :
II-65
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.68 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Aktif, dan Peserta KB
Baru di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Peserta KB
No Kabupaten/ Kota PUS
Aktif Baru Jumlah
1. Buton 19.653 14.594 2.818 17.412
2. Muna 55.770 38.559 4.938 43.497
3. Konawe 46.140 32.669 4.379 37.048
4. Kolaka 41.471 26.859 4.324 31.183
5. Konawe Selatan 55.738 40.960 4.023 44.983
6. Bombana 26.234 19.359 3.068 22.427
7. Wakatobi 17.446 9.790 2.390 12.180
8. Kolaka Utara 24.291 20.501 2.397 22.898
9. Buton Utara 11.582 8.180 873 9.053
10. Konawe Utara 16.687 12.562 2.573 15.135
11. Kolaka Timur 24.837 18.233 3.407 21.640
12. Konawe Kepulauan 7.655 5.016 1.148 6.164
13. Muna Barat 11.114 7.006 1.653 8.659
14. Buton Tengah 17.070 8.481 1.232 9.713
15. Buton Selatan 13.988 10.531 1.228 11.759
16. Kota Kendari 45.685 35.727 9.730 45.457
17. Kota Baubau 22.865 18.917 3.701 22.618
Provinsi Sulawesi Tenggara 458.226 327.872 53.882 399.220
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017
Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara menjadi suatu
prioritas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk melakukan
mobilitas dan distribusi barang lintas daerah. Tidak hanya pemenuhan kuantitas sarana dan
prasarana saja namun peningkatan kualitas yang diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam memanfaatkan sarana dan prasarana perhubungan secara
maksimal. Berikut ini ketersediaan sarana angkutan udara dan laut dan pemanfaatannya dalam
mobilitas penumpang dan distribusi barang lintas daerah.
II-66
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
CAPAIAN
No. BIDANG URUSAN/INDIKATOR
2013 2014 2015 2016 2017
- Arus keberangkatan Transportasi Laut 819,49 836,35 853,21 870,06 886,78
- Arus kedatangan Transportasi Udara 549,38 505,64 603,34 781,87 797,50
- Arus keberangkatan Transportasi Udara 567,38 519,37 616,86 816,83 833,16
2. Rasio ijin trayek 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0001
3. Jumlah uji kir angkutan umum 708 502 551 413 264
4. Jumlah pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
- Bandara 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi
- Pelabuhan 13 Lokasi 13 Lokasi 15 lokasi 15 lokasi 15 lokasi
- Terminal Type B - - - - 2 lokasi
5. Persentase layanan angkutan darat 0,0014 0,0009 0,0001 0,0007 0,0004
6. Persentase kepemilikan KIR angkutan umum 0 0 0 0 0
7 Pemasangan Rambu-rambu - 24,72
8 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 1,42 2,01 1,83 2,44 3,82
9. Jumlah orang/barang yg terangkut angkutan umum
- Arus kedatangan Transportasi Darat 24.842 25.448 26.054 26.660 27.266
- Arus keberangkatan Transportasi Darat 24.582 25.149 25.593 26.098 26.605
- Jumlah Barang Masuk 247.454 257.633 257.633 262.723 267.813
- Jumlah Barang Keluar 245.342 249.917 254.492 259.066 263.64
Jumlah orang/barang melalui
10.
dermaga/bandara/terminal per tahun
- Arus penumpang melalui dermaga 1638,1 1453,21 1.672,22 1.689,07 1.705,79
- Arus penumpang melalui Bandara 1116,76 1025,01 1.220,20 1.598,69 1.630,66
- Arus penumpang melalui transportasi darat 49,424 50597 51.647 52.758,00 53.871
11. Persentanse Angka Kecelakaan lalu lintas 0 0 11,6 14,3 11,03
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Data di atas menunjukkan lalu lintas pesawat udara dan penumpang dari lima bandara
di Sulawesi Tenggara memperlihatkan jumlah yang beragam dari tahun ke tahun. Pada Bandara
Halu Oleo Kendari sejak tahun 2011 hingga 2016 jumlah lalu lintas pesawat udara terus
meningkat demikian halnya jumlah penumpang datang dan berangkat, hal ini disebabkan
karena sarana dan prasarana bandara semakin baik. Demikian halnya dengan bandara lainnya
yang terus berbenah dalam meningkatkan pelayanannya, karena ketersediaan sarana dan
prasarana yang memenuhi kelayakan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia menjadi garansi bagi pihak maskapai dan penumpang untuk memanfaatkan bandara
tersebut untuk kebutuhan mobilitas penumpang dan distribusi barang. Sementara itu, distribusi
barang bongkar maupun muat akan semakin bertambah seiring dengan meningkatnya lalu
lintas pesawat udara yang mereduksi rentan waktu pendistribusian. Namun demikian,
distribusi barang masih didominasi melalui angkutan darat dan laut karena selain kapasitas
angkut yang lebih besar juga besaran biaya distribusi yang lebih minim.
Terminal Penumpang yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan RTRW
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 ada 2 terminal penumpang, yaitu Terminal
Penumpang Tipe A yang berlokasi di Kota Kendari, dan Terminal Penumpang Tipe B yang masih
dalam proses perencanaan pembangunan dengan lokasi di beberapa Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu di Kabupaten Konawe, Muna, Buton, Wakatobi, Kolaka Utara,
Konawe Selatan, Konawe utara, Kolaka Timur, Buton Utara dan Kota Baubau. Selain itu
direncanakan juga akan dibangun Terminal Barang berupa terminal truk angkutan barang yang
lokasinya dekat pergudangan, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyebarangan yaitu
direncanakan di Kota Kendari, Baubau, Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe
Selatan, Bombana, Muna, Buton dan Buton Utara.
Pelayanan dalam urusan komunikasi dan informatika cukup memegang peranan yang
penting dalam upaya penyebarluasan informasi maupun efisiensi dalam komunikasi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Keterbukaan Informasi yang
akurat dan benar, dan tidak menyesatkan yang berada dibawah kewenangannya kepada
pemohon informasi publik kecuali selain informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan.
II-67
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Perkembangan media komunikasi dan informasi di Provinsi Sulawesi Tenggara memperlihatkan
pertumbuhan yang cukup pesat namun, hal ini tentunya sangat didukung dengan kebutuhan
masyarakat akan media komunikasi dan informatika yang terus meningkat. Gambaran tentang
perkembangan pelayanan pada urusan komunikasi dan informatika dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
II-68
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Capaian Kinerja Pembangunan Koperasi sejak Tahun 2015-2017 untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan tabel di atas persentase Koperasi aktif setiap tahunnya makin menurun,
hal ini disebabkan karena tingkat pertumbuhan koperasi tidak sebesar jumlah koperasi yang
aktif.
Provinsi Sulawesi Tenggara yang kaya dengan berbagai potensi sumber daya alam,
tentunya menjadi perhatian khusus bagi para penanam modal untuk berinvestasi. Kondisi ini
diperlihatkan melalui berkembangnya modal investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara
sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut ini :
II-69
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Jumlah atlet yang berprestasi maupun prestasi olahraga yang diraih Provinsi Sulawesi
Tenggara setiap tahunnya makin menurun, hal ini disebabkan karena sarana prasarana
olahraga yang kurang memadai, dan juga kurangnya jumlah pelatih yang bersertifikat.
Urusan statistik di Provinsi Sulawesi Tenggara selain ditangani oleh Badan Pusat
Statistik, berdasarkan kewenangannya dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibentuk pada tahun 2016. Namun dalam penyelenggaraan
urusan statistik Dinas Kominfo belum menjalankan sepenuhnya sehingga kinerja
penyelenggaraan urusan statistik belum optimal dan masih didominasi oleh BPS sebagai. Badan
Pusat Statistik (BPS) terdapat di Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara. BPS menyajikan data melalui media elektronik maupun media cetak. Untuk media
elektronik BPS memberikan layanan berupa sistem data informasi dan statistik Provinsi
Sulawesi Tenggara berbasis internet yang dapat diakses melalui website BPS, sedangkan media
cetak BPS menyajikan dalam bentuk produk Buku Sulawesi Tenggara dalam angka dan Buku
PDRB baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Tenggara. Capaian
Kinerja Urusan statistik Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kinerja Nilai
Persentase Perangkat daerah yang telah menggunakan sandi dalam
0,45%
komunikasi Perangkat Daerah
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Data di atas menunjukkan masih rendahnya perangkat daerah yang telah menggunakan
sandi dalam komunikasi perangkat daerah, hal ini disebabkan karena Organisasi Pemerintah
yang menangani urusan Persandian yaitu Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian baru
dibentuk tahun 2017, begitu pula Peraturan yang menjadi payung Hukum urusan Persandian
yaitu Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 7 tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Persandian untuk Pengamanan informasi dilingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Kabupaten/Kota juga baru dikeluarkan pada tahun 2017.
II-70
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.2.16. Urusan Kebudayaan
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dengan demikian garis besar
kegiatan perpustakaan adalah pengelolaan koleksi, sementara garis besar kearsipan meliputi
penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan
perawatan serta penyimpanan (kronologis).
Dibidang perpustakaan selama tahun 2013 hingga 2018 masih dibutuhkan upaya yang
maksimal dari pemerintah provinsi dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat
sehingga capaian kinerja per tahun bidang perpustakaan semakin meningkat. Capaian kinerja
yang telah dicapai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Berdasarakan data tabel di atas kunjungan setiap orang di perpustakaan selama lima
tahun terakhir (2013-2017) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, pengunjung dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini diikuti dengan menurunnya jumlah Judul Koleksi
Buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah. Berkurangnya jumlah koleksi buku yang ada di
perpustakaan bisa menjadi penyebab menurunnya jumlah pengunjung per tahun selain itu
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan masyarakat untuk
mengakses berbagai literatur dan informasi yang diperlukan.
Dibidang Urusan Kearsipan, indikator capaian kinerja pelayan kearsipan adalah sebagai
berikut :
II-71
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.79 Pencapaian Kinerja Pelayanan Bidang Urusan Kearsipan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Realisasi Capaian Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
1 45% 49% 55% 64% 64%
arsip secara baku
2 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 35% 35% 35% 35% 35%
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-72
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.3.2. Urusan Pariwisata
a. Pertanian
Pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar bagi PDRB di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermata pencaharian sebagai
petani. Urusan pertanian meliputi kondisi lahan, jenis pengairan/irigasi, serta produksi dan
produktivitas pertanian. Pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara dibagi berdasarkan jenis
pengairannya, tabel di bawah ini menampilkan Luas Lahan berdasarkan jenis pengairan dan
frekuensi penanaman padi di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013-2015.
Tabel 2.82 Luas Lahan sawah berdasarkan jenis Pengairan dan Frekuensi
Penanaman Padi (Ha) di Sulawesi Tenggara Tahun 2014 & 2015
Frekuensi Penanaman Tidak Sementara
No. Jenis Pengairan Tiga Dua Satu Ditanami Tidak Jumlah
kali kali kali Padi *) Diusahakan
Tahun : 2014
1 Irigasi 50 63.516 16.021 4.773 8.941 93.301
2 Tadah Hujan - 2.631 13.942 2.915 7.025 26.513
3 Rawa Pasang Surut - 174 358 97 924 1.553
4 Rawa Lebak - 32 102 6 38 178
Jumlah 50 66.353 30.423 7.791 16.928 121.545
Tahun : 2015
1 Irigasi 14.822 70.969 70.969 6.564 92.355 14.822
II-73
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Frekuensi Penanaman Tidak Sementara
No. Jenis Pengairan Tiga Dua Satu Ditanami Tidak Jumlah
kali kali kali Padi *) Diusahakan
2 Tadah Hujan 15.338 1.213 1.213 7.878 24.429 15.338
3 Rawa Pasang Surut 771 612 612 1.785 3.168 771
4 Rawa Lebak 231 110 110 80 421 231
Jumlah 16.340 1.935 1.935 9.743 28.018 16.340
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Produksi pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh padi dengan
jumlah produksi pertanian sebesar 696.954 ton pada tahun 2017, kemudian ubi kayu dengan
jumlah produksi 161.492 ton pada tahun 2017 dan jagung dengan produksi sebesar 90.007 ton
pada tahun 2017. Pada tabel di bawah ini menunjukkan data luas tanaman, luas panen, produksi
dan produktivitas padi dan palawija di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013-2016.
Tabel 2.83 Luas Tanaman, Luas Panen, Produksi & Produktivitas Padi &
Palawija Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Realisasi Capaian Per-Tahun
No
SKPD 2014 2015 2016
I Produksi (Ton)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 657.616 660.720 696.954
2. Jagung 60.600 68.141 90.007
3. Kedelai 5.691 12.799 16.136
4. Kacang Tanah 4.652 3.471 3.022
5. Kacang Hijau 1.192 1.036 1.003
6. Ubi Kayu 175.086 175.096 161.492
7. Ubi Jalar 24.914 435 23.960
II Produktivitas (Ku/Ha)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 46,84 42,56 47,07
2. Jagung 25,23 31,84 29,21
3. Kedelai 11,20 - 19,47
4. Kacang Tanah 7,68 6,61 7,77
5. Kacang Hijau 8,08 - 8,00
6. Ubi Kayu 207,94 199,37 223,72
7. Ubi Jalar 92,69 101,25 127,23
III Luas Panen (Ha)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 140.408 140.380 173.496
2. Jagung 24.022 23.945 30.816
3. Kedelai 5.079 7.888 8.289
4. Kacang Tanah 6.058 4.862 3.887
5. Kacang Hijau 1.476 1.287 1.255
6. Ubi Kayu 8.420 8.398 7.218,6
7. Ubi Jalar 2.688 2.525 1.883
IV Luas Tanam (Ha)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 135.907 148.138 183.491,5
2. Jagung 25.980 29.430 33.467,2
3. Kedelai 7.557 10.441 8.661
4. Kacang Tanah 5.524 3.576 3.620,6
5. Kacang Hijau 1.327 1.256 1.414
6. Ubi Kayu 7.937 7.199 9.219,2
7. Ubi Jalar 2.447 2.144 2.396,1
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Tabel 2.84 Luas Lahan yang di tanami padi dan tidak ditanami padi serta frekuensi
penanamannya di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017
Ditanami Padi Tidak Ditanami Padi *)
Tidak
No. Tahun Ditanami Jumlah
Satu kali Dua Kali ≥ Tiga kali Ditanami
tanaman lainnya
apa pun
1 2015 30.982 72.723 107 4.248 13.535 121.595
2. 2016 29.249,5 80.300,1 304,0 5.682 11.170 126.732,6
3. 2017 27.087,3 81.238,5 140 6.943,5 13.276,6 128.685,9
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-74
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.85 Luas Lahan Pertanian Tanaman Berkelanjutan Provinsi
Sulawesi Tenggara
LP2B LCP2B KP2B
NO. Kabupaten/Kota
(ha) (ha) (ha)
1. Buton 1.778 1.130 2.908
2. Muna 1.785 3.298 5.083
3. Konawe 41.406 18.826 60.232
4. Kolaka 12.181 1.300 13.481
5. Konawe Selatan 25.565 15.323 40.888
6. Bombana 13.689 4.870 18.559
7. Wakatobi - - -
8. Kolaka Utara 2.586 1.318 3.904
9. Buton Utara 2.332 552 2.884
10. Konawe Utara 4.277 3.487 7.764
11. Kolaka Timur 15.101 6.513 21.614
12. Konawe Kepulauan 3.756 4.240 7.996
13. Muna Barat 4.005 4.638 8.643
14. Buton Tengah 51 663 714
15. Buton Selatan - - -
16. Kendari 1.319 1.797 3.116
17. Baubau 1.375 664 2.039
Jumlah 131.206 68.619 199.825
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Ket : LP2B = Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
LCP2B = Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan
KP2B = Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan
b. Perkebunan
Sektor Perkebunan merupakan penyumbang nilai tertinggi pada sub kategori Pertanian,
Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian yakni sebesar 26,56 persen. PDRB dari golongan
tanaman perkebunan dengan nilai 6,87 Triliun Rupiah dihitung atas dasar harga berlaku. Dari
nilai tersebut kontribusi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara sebesar 6,40 persen. Pada tahun
2017 atas dasar harga konstan pertumbuhan PDRB sektor perkebunan tumbuh positif 6,81
persen.
Sektor Hortikultura yang merupakan salah satu lapangan usaha penyumbang 0,96
persen PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara dengan nilai 1,036 Triliun rupiah pada tahun 2017.
Nilai PDRB Sektor Hortikultura ini mengalami penurunan 2,07 persen pada tahun 2016 dan
0,39 persen pada tahun 2017, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
II-75
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Realisasi Capaian Tahun
No. Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
ADHB (Juta Rupiah)
Kontribusi PDRB Sub Sektor
Hortikultura terhadap Sub kategori
8. 5,97 4,9 5,04 4,41 4,00
Pertanian, Peternakan, Perburuan
dan Jasa Pertanian (persen)
Kontribusi PDRB Sub Sektor
9. Hortikultura terhadap PDRB Provinsi 1,52 1,26 1,21 1,07 0,96
Sulawesi Tenggara (persen)
Pertumbuhan PDRB golongan
10. 8,59 -8,40 7,41 -2,07 -0,39
tanaman hortikultura ADHK (persen)
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Tenggara Menurut Lapangan Usaha 2013-2017
II-76
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.88 Perhutanan Sosial di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2018
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
PERHUTANAN SOSIAL
1. Hutan Desa - - - - -
2. HKM - - 795 (3 Izin) 3728(7 izin)
3. HTR 63,06 (1 izin) - - -
4. Kemitraan - - - - 1360 (2 izin)
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Urusan Kehutan juga melaksanakan beberapa urusan sesuai dengan tugas dan fungsi
Dinas Kehutanan, di bawah ini ditampilkan tabel capaian indikator urusan kehutanan tahun
2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara.
Semakin rendahnya capaian indikator Rehabilitasi hutan dan Lahan Kritis (RHL) setiap
tahun, antara lain disebabkan oleh :
a) Terbatasnya alokasi anggaran RHL yang menurun setiap tahun.
b) Laju Kebakaran hutan yang tinggi berdampak langsung terhadap kerusakan kawasan
hutan.
c) Penggunaan Kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin dan fungsi kawasan hutan
menimbulkan kerusakan kawasan hutan yang signifikan.
d) Keterbatasan SDM dan sarpras pengamanan hutan serta peralatan pemadaman kebakaran
hutan.
Untuk Rasio luas kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan tidak ada
perubahan hingga saat ini, hal ini disebabkan karena tidak ada alih fungsi kawasan hutan
lindung sehingga rasio kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan Sulawesi Tenggara
tetap dapat dipertahankan.
II-77
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.3.5. Urusan Energi dan Sumber daya Mineral
Bidang energi dan sumber daya mineral mempunyai kontribusi cukup besar dalam
mendukung perekonomian Sulawesi Tenggara. Aktivitas pertambangan merupakan sektor yang
paling besar dalam menyumbangkan pendapatan daerah dan mendongkrak perekonomian
daerah.
a. Pertambangan
Pertambangan merupakan salah satu sektor penyumbang pendapatan daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara. Penerimaan Daerah dari sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tambang Nikel dan Aspal merupakan dua jenis produksi pertambangan yang menonjol
di Sulawesi Tenggara. Produksi dan nilai produksi kedua jenis tambang tersebut ditunjukkan
pada tabel berikut :
Sampai saat ini, izin pertambangan di Sulawesi Tenggara semakin diperketat dengan
tujuan untuk menghindari terjadinya penambangan liar.
Tahun 2013, kewenangan perizinan mineral dan batubara masih menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sehingga tidak ada data penambangan liar. Data luas area
penambangan liar diperoleh dari hasil pelaksanaan pengawasan lapangan terhadap bukaan
lahan usaha pertambangan tanpa izin, data luas penambangan liar yang ditertibkan diperoleh
dari perhitungan luas lahan usaha pertambangan yang telah ditertibkan Izin Usaha
Pertambangan.
II-78
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
b. Listrik
Pertumbuhan permukiman di Sulawesi Tenggara signifikan dengan pertambahan
cabang dan ranting perusahaan listrik Negara, banyaknya pelanggan, tenaga listrik yang terjual
serta nilai penjualan listrik. Keadaan perkembangan listrik di Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.94 Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang terjual, dan Nilai Penjualan
Tenaga Listrik Menurut Kategori Pelanggan Tahun 2015-2016
II-79
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.3.6. Urusan Perindustrian dan Perdagangan
II-80
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.97 Ekspor Berdasarkan Volume dan Nilai Tahun 2011-2016
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Volume (Ton) 22.179.857,10 1.896.916,65 119.089,03 182.940,03 22.179.857,10
Nilai (USD) 765.857.144,55 333.012.160,80 236.916.309,21 219.243.000,66 765.857.144,55
Sumber :BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017
Tabel 2.98 Volume dan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Tahun
2013-2017
Nilai Volume
Tahun Negara Tujuan
(USD) (Ton)
Jepang, Taiwan, China, USA, Hongkong, Belanda, Korea
2013 765.857.144, 55 22.179.857,10
Selatan, Australia, Thailand, Ukraina
China, USA, Australia, Netherland, Mexico, Thailand,
2014 333.012.160,80 1.896.916,65
Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Hongkong, India.
USA, Australia, Belanda, Hongkong, Jepang, Korea
2015 134.489.271,31 80,902,57
Selatan, Taiwan, Thailand, Tiongkok, Kepulauan Solomon
Belanda, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok,
2016 111.930.343,27 135.046,64
Kepulauan Solomon, Jerman, Timur Leste
Belanda, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok,
2017 193.021.030,30 2.530.150,16
Kepulauan Solomon, Jerman, Timur Leste
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Tabel 2.99 Volume dan Nilai Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017
Ekspor Langsung Ekspor Tidak langsung
Tahun
Berat (Ton) Nilai (USD) Berat (Ton) Nilai (USD)
2013 32.086.631,62 975.891.384,00 2.325,55 7.932.951,00
2014 2.473.197,80 326.379.557,00 9.813,62 25.321.231,00
2015 80.802,57 134.489.271,31 38.186,46 102.427.037,90
2016 135.046,64 111.930.343,27 47.893,10 107.312.657,39
2017 2.530.150,16 193.021.030,58 85.890,26 189.942.830,86
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-81
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
c. Perkembangan Sektor Perdagangan Dalam Negeri
Perdagangan Antar Pulau
Selama tahun 2015 jenis komoditas yang diperdagangkan antar pulau dalam daerah di
Sulawesi Tenggara terdiri dari jenis komoditas antara lain : komoditas tanaman pangan
dengan volume 5.790 ton, perkebunan dengan volume 297.121 ton dan nilai masing-
masing sebesar 20.230.420 rupiah dan 5.758.506.960 rupiah, berturut-turut perikanan,
peternakan, kehutanan, dan perindustrian dengan total nilai sebesar 9.721.641.813 rupiah.
Perdagangan antar pulau di provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.100 Volume dan Nilai Perdagangan Antar Pulau Menurut hasil Bumi
dan Laut di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016-2017
2016 2017
Jenis Komoditi Satuan Nilai Nilai
Volume Volume
(Rp.000) (Rp.000)
Hasil Tanaman Pangan Ton 5.194 27.465.295 28.051 160.6145.546
Hasil Perkebunan Ton 252.916 7.145.569.140 106.559 1.1293.184.740
Hasil Perikanan Ton 49.838 3.844.408.320 61.570 2.910.236.289
Ton 273 10.920.000 9 304.867
Hasil Peternakan
Ekor 1.040 9.360.000 3.504 25.092.350
Ton 454 7.572.000 795 25.092.350
Hasil Kehutanan
m3 18.367 34.614.935 41.888 125.664.000
Ton 1.015 97.563.250 44.381 1.022.988.722
Hasil Industri
buah 82 41.000 - -
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Urusan pilihan adalah urusan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk
diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (Core
Competence) yang menjadi kekhasan daerah salah satu diantaranya adalah urusan pilihan
ketransmigrasian. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah penerima warga
transmigrasi terbanyak di Indonesia. Namun seiring dengan bertambahnya penduduk dan
pemekaran daerah, maka ketersediaan lahan untuk permukiman transmigrasi semakin
berkurang sehingga mempengaruhi jumlah penerimaan transmigran. Keadaan permukiman
transmigrasi sejak tahun 2013-2017 disajikan pada tabel berikut :
Dari tabel di atas terlihat bahwa hingga tahun 2017 penerimaan transmigrasi terus
dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan lahan transmigrasi yang tersebar di beberapa daerah.
Pada tahun 2013 total Kepala Keluarga yang mengikuti Program Transmigrasi dari berbagai
wilayah tercatat 407 KK dengan total individu 1.572 jiwa, pada tahun 2014 terjadi penurunan
penerimaan transmigrasi umum menjadi 261 KK dan 1.041 jiwa. Sementara transmigrasi
swakarsa sejak tahun 2014 tidak dilakukan penerimaan lagi sampai dengan sekarang. Tahun
2017 merupakan penerimaan terendah sejak lima tahun terakhir yaitu sebesar 175 KK dan 649
jiwa. Salah satu alasan menurunnya penerimaan transmigran disebabkan karena kesediaan
II-82
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
pemerintah daerah kabupaten di Sulawesi Tenggara untuk menerima Program Transmigrasi
yang didukung oleh ketersediaan lahan untuk lokasi transmigrasi baru.
II-83
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.102 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang
Pemerintahan Bidang Perencanaan Provinsi Sulawesi Tenggara
Capaian
NO Indikator Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang
Perda No. 4
1. telah ditetapkan dengan Perda (RPJPD 2005- Ada Ada Ada Ada Ada
Tahun 2012
2025)
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD
Perda No. 7
2. yang telah ditetapkan dengan Perda (RPJMD Ada Ada Ada Ada Ada
Tahun 2013
2013-2018)
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang
3. Ada Ada Ada Ada Ada Pergub
telah ditetapkan dengan Perkada (RKPD 2019)
Tersedianya dokumen RTRW yang telah Perda No. 2
4. Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan Perda (RTRW 2014-2034) Tahun 2014
Penjabaran Konsistensi Program RPJMD kedalam
5 49,02 73,71 100 73,56 80
RKPD (persen)
Sumber: Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Kinerja Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
II-84
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.4.4. Urusan Penelitian dan Pengembangan
Indikator capaian Kinerja Urusan Penelitian dan Pengembangan, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Faktor utama yang berperan dalam menciptakan kemajuan ekonomi daerah adalah
adanya kejelasan sasaran dan kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada hasil,
II-85
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
manfaat dan dampaknya bagi peningkatan produktivitas daerah. Hal ini ditandai dengan
semakin mantapnya stabilitas makro ekonomi daerah sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.109 Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk Makanan dan
Bukan Makanan (rupiah) menurut Daerah Tempat Tinggal,
Tahun 2016-2017
Daerah Tempat Makanan Non Makanan Makanan + Non Makanan
Tinggal 2016 2017 2016 2017 2016 2017
439.024 483.416 657.422 652.235 1.096.44 1.135.651
Perkotaan
(40,04%) (42,57%) (59,96%) (57,43%) (100%) (100%)
343.145 375.142 340.273 345.525 683.418 720.667
Pedesaan
(50,21%) (52,05%) (49,79%) (47,95%) (100%) (100%)
II-86
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Daerah Tempat Makanan Non Makanan Makanan + Non Makanan
Tinggal 2016 2017 2016 2017 2016 2017
Perkotaan + 371.733 409.857 438.835 443.863 806.568 853.720
Perdesaan (46,09%) (48,01%) (53,91%) (51,99%) (100%) (100%)
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Tabel memperlihatkan data pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok
makanan dan bukan makanan untuk daerah perkotaan dan perdesaan tahun 2016-2017. Pada
tahun 2017 pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk konsumsi makanan adalah Rp.
409.857 terjadi kenaikan sebesar Rp. 38.124 (10,26 persen) jika dibandingkan dengan tahun
2016 yaitu sebesar Rp. 371.733. Sedangkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk
konsumsi non makanan pada tahun 2017 adalah Rp. 443.863 terjadi kenaikan sebesar Rp. 9.028
(2,08 persen) jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 434.835.
Jika dilihat dari sisi proporsi, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk konsumsi
makanan terhadap total pengeluaran rata-rata per kapita sebulan (konsumsi makanan dan non
makanan) menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk
konsumsi makanan pada tahun 2017 yang sebesar 48,01 persen terjadi peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar 46,09 persen. Dilihat dari klasifikasi daerah, di
daerah perdesaan konsumsi makanan lebih tinggi jika dibandingkan konsumsi non makanan.
Pada tahun 2017 proporsi konsumsi makanan di daerah perdesaan masih cukup tinggi yaitu
52,05 persen. Sedangkan untuk penduduk perkotaan konsumsi makanan hanya sebesar 42,57
persen.
Secara keseluruhan persentase terbesar yang dikeluarkan untuk konsumsi makanan
masyarakat Sulawesi Tenggara didominasi oleh konsumsi makanan dan minuman jadi (12,28
persen), diikuti oleh konsumsi kelompok padi-padian (7,38 persen), rokok (7,16 persen) dan
ikan/udang/cumi/kerang (6,48 persen). Sedangkan untuk konsumsi non makanan, pengeluaran
untuk perumahan menempati posisi tertinggi (26,30 persen), diikuti oleh pengeluaran untuk
aneka barang dan jasa (9,81 persen).
Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat
kecukupan gizi yang dihitung berdasarkan kandungan kalori dan protein makanan yang
dikonsumsi penduduk. Besarnya konsumsi kalori dan protein dihitung dengan
mengkonversikan kuantitas makanan yang dikonsumsi kedalam kalori atau protein setiap
komoditas makanan yang dikonsumsi kemudian dijumlahkan.
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2004, angka kecukupan
kalori penduduk Indonesia adalah 2000 kkal per orang per hari. Sedangkan angka kecukupan
protein berdasarkan WNPG 2004 tersebut dipatok sebesar 52 gram per orang per hari.
Tabel 2.110 Perkembangan Konsumsi Kalori dan Protein per kapita Tahun
2016-2017
Kalori(kkal/kapita/hari) Protein(gram/kapita/hari)
Daerah Tempat Tinggal
2016 2017 2016 2017
Perkotaan 2.092,06 2.129,73 62,43 66,75
Pedesaan 2.009,59 2.132,62 54,65 59,68
Perkotaan + Perdesaan 2.034,18 2.131,69 56,97 61,95
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-87
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Dari tahun 2014 sampai dengan 2017 ketaatan terhadap RTRW cukup baik yaitu
mencapai 83 persen. Ini terlihat hingga tahun 2014, telah terbentuk sebanyak 12 (dua belas)
Perda Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan
sebanyak 1 (satu) Perda RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara. Perda RTRW memuat rencana
struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis yang disusun berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang .
Untuk 5 kabupaten kota pemekaran yang belum memiliki Perda Rencana Tata
Ruangnya masih mengacu pada Tata Ruang kabupaten induknya, 5 kabupaten tersebut yaitu :
II-88
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten
Buton Tengah, dan Kabupaten Muna Barat.
Pada tahun 2011, luas lahan produktif yang terdiri dari kawasan pertanian,
permukiman dan areal lainnya adalah seluas 1.870.943 Ha. Secara keseluruhan luas wilayah
budidaya adalah 2.236.770 Ha. Dengan demikian rasio lahan produktif dan wilayah budidaya
adalah 0.836, artinya masih cukup luas wilayah budidaya dibanding lahan produktif.
Tabel 2.113 Luas Lahan Bukan Pertanian dan Lahan Pertanian Bukan
Sawah Menurut Penggunaan di Sulawesi Tenggara, Tahun 2016
(Hektar)
Jumlah
Ditanami
Padang Sementara Lahan Lahan
Tegal/ Ladang/ Pohon/
No Kabupaten/Kota Perkebunan Rumput/ Tidak Lainnya Pertanian Bukan
Kebun Huma Hutan
Pengembalaan Diusahakan Bukan Pertanian
Rakyat
Sawah
1. Buton 9 400 6 789 16 286 10 737 1 910 2 219 48 244 95 585 20 977
2. Muna 22 745 11 431 22 178 9 942 1 661 19 757 29 686 117 400 87 099
3. Konawe 18 047 13 249 45 939 23 761 40 070 49 758 351 265 542 089 19 326
4. Kolaka 7 624 5 705 51 526 3 621 318 802 159 264 228 859 50 535
5. Konawe Selatan 27 710 21 772 88 520 21 976 7 496 14 478 115 601 297 553 128 823
6. Bombana 17 143 2 687 22 598 12 039 19 806 11 782 153 066 239 121 53 198
7. Wakatobi 981 37 653 3 036 1 286 13 455 1 693 21 141 21 456
8. Kolaka Utara 753 655 90 529 169 25 0 242 284 334 415 2 092
9. Buton Utara 15 279 14 894 25 855 2 718 125 10 321 93 914 163 106 34 221
10. Konawe Utara 31 996 23 361 143 495 8 732 8 514 19 901 27 934 263 933 219 516
11. Kolaka Timur 12 320 7 792 55 591 15 577 8 755 8 368 255 528 363 931 21 958
12. Konawe Kep. 7 288 6 213 9 344 3 022 1 180 8 181 28 708 63 936 9 706
13. Muna Barat 21 983 7 936 16 321 10 635 1 529 4 957 7 584 70 945 17 003
14. Buton Tengah 5 851 9 865 18 773 4 805 6 996 18 500 14 123 78 913 16 868
15. Buton Selatan 6 516 646 7 003 3 684 2 001 5 055 7 041 31 946 2 854
16. Kendari 5 173 1 339 2 630 510 484 1 073 3 254 14 463 13 807
17. Baubau 3 366 1 056 1 781 781 315 2 073 6 940 16 312 12 883
Sulawesi Tenggara 214 175 135 427 619 021 135 745 102 471 190 680 1 546 129 2 943 648 732 321
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Gambaran atas iklim berinvestasi dapat dilihat pada indikator angka kriminalitas,
jumlah demo, lama proses perizinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, jumlah
perda yang mendukung iklim usaha dan persentase desa berstatus swasembada terhadap total
desa.
II-89
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2016 2017
NO Kriminalitas
Dilaporkan Diselesaikan Dilaporkan Diselesaikan
9. Perjudian 54 61 54 52
10 Perzinahan 51 41 53 48
11. Pengrusakan 224 132 211 131
12. Penipuan 350 175 298 138
13. Penggelapan 223 112 13 11
14. Curi Biasa 837 238 752 243
15. Penipuan dengan Penggelapan 286 124 221 91
16. Palsu berat 84 39 62 45
17. Serobot tanah 41 23 31 14
18. Penghinaan 70 58 73 64
19. Pengeroyokan 441 306 400 275
20. Lahgun Sajam 12 24 19 25
21. Pengancaman 201 177 181 146
22. PRBT Tidak senag 51 34 26 16
23. Perbuatan asusila 140 88 168 126
24. Kawin tidak Izin 14 4 13 5
25. KDRT 336 312 259 221
26. Bawa sajam tanpa ijin 90 89 99 93
27. Pembakaran 25 9 13 4
28. Lain-lain 515 288 674 469
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Pengenaan pajak daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
bagi pemerintah daerah. Realisasi pajak dan macam pajak Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2004-2014 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.115 Realisasi Pajak dan Macam Pajak Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2015-2016
Salah satu indikator untuk melihat kualitas penduduk bekerja adalah dengan melihat
tingkat pendidikan yang ditamatkan. Dilihat dari faktor tersebut, tingkat pendidikan penduduk
bekerja di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebagian besar masih memiliki ijazah SD ke
bawah, yakni sebesar 39,02 persen. Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang memiliki
tingkat pendidikan SMP sederajat yaitu sebesar 15,77 persen dan yang memiliki pendidikan
SMA/SMK 26,99 persen. Hal ini juga dapat menggambarkan bahwa penduduk dengan
pendidikan rendah lebih mudah masuk ke pasar kerja dikarenakan kebanyakan mereka
cenderung tidak memilih-milih jenis pekerjaan dan bersedia masuk ke pasar kerja informal
dibanding mereka yang berpendidikan menengah atau tinggi.
II-90
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.116 Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2017
Pendidikan
No. Kegiatan
SD ke Bawah SMP SMA SMK Diploma ke Atas
1. Laki-laki 37,10 17,17 24,69 5,75 15,30
2. Perempuan 41,93 13,64 18,08 3,44 22,91
Total 39,02 15,77 22,07 4,83 18,32
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
II-91
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab III Gambaran Keuangan Daerah
III-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto atas
dasar Harga Konstan Provinsi Sulawesi
Tenggara (persen) 2013-2017
Pengelolaan keuangan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2013-
2017, secara umum menggembirakan meskipun masih terdapat beberapa kendala. Keberhasilan
pengelolaan daerah ditunjukkan dengan perolehan opini Wajar tanpa Pengecualian (WTP) 5
(lima) kali secara berturut-turut sejak tahun 2013 dan terlihat pada realisasi pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Selain itu, keberhasilan juga terlihat pada penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan dicapainya berbagai target indikator kinerja pembangunan daerah,
baik indikator kinerja ekonomi makro maupun sektoral. Adapun belum optimalnya pengelolaan
sumber-sumber pendapatan merupakan kendala yang dihadapi Sulawesi Tenggara dalam
meningkatkan pendapatan daerah.
Kinerja pelaksanaan APBD dapat terlihat dari struktur pendapatan yang meliputi
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Kinerja APBD
juga dapat terlihat pada struktur belanja langsung dan belanja tidak langsung serta pembiayaan
daerah.
III-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017
Rata - Rata
NO URAIAN Realisasi 2013 (Rp) Realisasi 2014 (Rp) Realisasi 2015 (Rp) Realisasi 2016 (Rp) Realisasi 2017 (Rp)
Pertumbuhan (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDAPATAN 1,972,559,882,627.96 2,189,559,757,998.23 2,471,388,946,552.08 2,807,077,056,254.85 3,534,576,646,771.08 13.464%
1.1. Pendapatan Asli Daerah 514,857,031,059.96 599,942,751,257.23 667,079,209,826.08 753,658,254,463.85 806,253,869,893.08 10.564%
1.1.1. Pajak daerah 408,107,145,035.00 457,838,379,672.00 516,470,918,299.00 579,776,256,279.00 614,004,323,420.00 9.677%
1.1.2. Retribusi daerah 24,471,158,962.00 18,244,034,338.00 17,728,743,503.00 13,243,196,118.00 16,193,047,745.00 -13.173%
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 23,843,794,855.00 23,315,540,453.00 22,653,081,405.00 23,412,409,451.00 39,417,842,073.00 9.664%
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 58,434,932,207.96 100,544,796,794.23 110,226,466,619.08 137,226,392,615.85 136,638,656,655.08 17.478%
1.2. Dana Perimbangan 1,160,895,854,568.00 1,236,016,579,241.00 1,383,850,899,555.00 2,037,098,801,791.00 2,675,596,602,878.00 18.173%
1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 126,593,343,568.00 123,630,558,241.00 121,027,372,555.00 97,654,365,072.00 71,365,186,477.00 -16.330%
1.2.2. Dana alokasi umum 981,035,741,000.00 1,053,636,011,000.00 1,176,423,577,000.00 1,200,634,199,000.00 1,563,334,271,000.00 10.636%
1.2.3. Dana alokasi khusus 53,266,770,000.00 58,750,010,000.00 86,399,950,000.00 738,810,237,719.00 1,040,897,145,401.00 39.666%
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 296,806,997,000.00 353,600,427,500.00 420,458,837,171.00 16,320,000,000.00 52,726,174,000.00 -593.833%
1.3.1 Hibah 5,803,792,000.00 39,888,080,000.00 17,378,023,000.00 11,320,000,000.00 175,000,000.00 -1616.542%
1.3.2 Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah
1.3.3 0.00
Daerah lainnya **)
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) 291,003,205,000.00 313,712,347,500.00 403,080,814,171.00 5,000,000,000.00 52,551,174,000.00 -1960.430%
Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah
1.3.5
Daerah lainnya
2 BELANJA 1,812,944,606,734.13 2,088,599,724,021.53 2,349,274,466,741.75 2,663,870,374,405.56 3,554,111,159,551.93 15.288%
2.1 Belanja Tidak Langsung 1,060,331,581,677.13 1,114,072,137,546.53 1,235,549,809,470.75 1,466,650,011,192.56 2,091,990,059,253.93 15.076%
2.1.1 Belanja Pegawai 431,361,209,603.00 458,968,694,881.00 491,167,573,571.00 531,192,909,504.00 1,149,113,122,331.00 18.470%
2.1.2 Belanja Bunga 18,329,791,536.55 22,627,810,251.78 21,128,244,686.00 18,805,024,676.00 12,227,469,284.00 -13.563%
2.1.4 Belanja Hibah 295,628,063,500.00 324,556,945,982.00 419,566,403,417.00 579,245,510,463.00 596,117,169,012.00 15.489%
2.1.6 Belanja Bagi Hasil 214,814,429,291.31 203,217,977,515.75 217,328,398,368.75 284,325,279,443.56 299,842,268,409.93 7.381%
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 96,245,017,746.27 104,700,708,916.00 86,359,189,428.00 53,081,287,106.00 33,611,545,217.00 -33.445%
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 3,953,070,000.00 - - 0.00 1,078,485,000.00
2.2 Belanja Langsung 752,613,025,057.00 974,527,586,475.00 1,113,724,657,271.00 1,197,220,363,213.00 1,462,121,100,298.00 15.090%
2.2.1 Belanja Pegawai 62,484,468,794.00 58,057,282,583.00 55,814,253,908.00 61,282,811,862.00 89,936,045,069.00 7.285%
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 259,411,674,296.00 362,977,174,093.00 374,401,878,906.00 384,020,428,735.00 469,063,143,328.00 13.055%
2.2.3 Belanja Modal 430,716,881,967.00 553,493,129,799.00 683,508,524,457.00 751,917,122,616.00 903,121,911,901.00 16.761%
3 PEMBIAYAAN 158,212,780,085.21 255,556,016,845.04 328,480,858,338.66 355,460,889,170.99 372,190,262,862.28 18.094%
3.1 Penerimaan Pembiayaan 203,679,670,090.59 331,004,016,845.04 415,300,940,721.99 450,595,338,148.99 498,667,571,020.28 19.059%
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 45,466,890,005.38 75,448,000,000.00 86,820,082,383.33 95,134,448,978.00 126,477,308,158.00 21.589%
Sumber :BPKAD Prov. Sultra, tahun 2013-2017
Kapasitas fiskal pada periode tahun 2013-2017 Sulawesi Tenggara mengalami kondisi
yang membaik. Kontribusi penyumbang terbesar pendapatan daerah dalam struktur APBD
Provinsi Sulawesi Tenggara bersumber dari pendapatan asli daerah dan dana perimbangan.
Proporsi sumber pendapatan terbesar masih dari dana perimbangan yaitu 55-75 persen,
Pendapatan asli daerah sebesar 22-27 persen dan sisanya walaupun mengalami penurunan
dikarenakan berkurangnya dana Hibah berasal dari lain-lain pendapatan yang sah.
Pendapatan daerah memegang peranan penting dalam pembangunan, sebagai kapasitas
fiskal Pemerintah Daerah, maka Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat vital
dalam struktur APBD. Pada tahun 2019, sumber-sumber pendapatan daerah berasal dari (a)
Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (b) Dana
Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK); (c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Gambaran Pertumbuhan realisasi Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara digambarkan
sebagai berikut :
Pada periode 2013-2017, walaupun kontribusi dana perimbangan tergolong tinggi dan
terus meningkat, tetapi kontribusi PAD dan lain-lain pendapatan yang sah juga memberikan
sumbangan yang signifikan terhadap pendapatan secara keseluruhan. Rata-rata pertumbuhan
pendapatan daerah pada tahun 2013-2017 disajikan pada tabel berikut.
III-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara
Rata - Rata
NO URAIAN 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) Pertumbuhan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1.1. Pendapatan Asli Daerah 514,857,031,059.96 599,942,751,257.23 667,079,209,826.08 753,658,254,463.85 806,253,869,893.08 10.56%
1.1.1. Pajak daerah 408,107,145,035.00 457,838,379,672.00 516,470,918,299.00 579,776,256,279.00 614,004,323,420.00 9.68%
1.1.2. Retribusi daerah 24,471,158,962.00 18,244,034,338.00 17,728,743,503.00 13,243,196,118.00 16,193,047,745.00 -13.17%
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang 23,843,794,855.00 23,315,540,453.00 22,653,081,405.00 23,412,409,451.00 39,417,842,073.00 9.66%
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 58,434,932,207.96 100,544,796,794.23 110,226,466,619.08 137,226,392,615.85 136,638,656,655.08 17.48%
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 296,806,997,000.00 353,600,427,500.00 420,458,837,171.00 16,320,000,000.00 52,726,174,000.00 -593.83%
1.3.1 Hibah 5,803,792,000.00 39,888,080,000.00 17,378,023,000.00 11,320,000,000.00 175,000,000.00 -1616.54%
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus****) 291,003,205,000.00 313,712,347,500.00 403,080,814,171.00 5,000,000,000.00 52,551,174,000.00 -1960.43%
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 1,972,559,882,627.96 2,189,559,757,998.23 2,471,388,946,552.08 2,807,077,056,254.85 3,534,576,646,771.08 13.46%
Sumber :BPKAD Prov. Sultra, tahun 2013-2017
Neraca daerah mencerminkan perkembangan dari kondisi aset pemerintah daerah dan
kondisi kewajiban pemerintah daerah. Kondisi aset dan kewajiban ini memberi gambaran
tentang jumlah kemampuan atau nilai aset yang dimiliki daerah dan kewajiban besar-kecilnya
utang pemerintah daerah terhadap pihak ketiga. Neraca juga menggambarkan kondisi ekuitas
dana yang tersedia, yaitu selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah, yang terbagi
dalam tiga kategori, yakni ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana
cadangan menunjukkan kemampuan modal sendiri yang dimiliki pemerintah daerah, sehingga
tidak terlalu tergantung pada utang dalam kegiatan investasinya. Perkembangan kondisi neraca
daerah Provinsi Sulawesi Tenggara periode pencatatan 2013-2017, ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
Kualitas pengelolaan aset meliputi empat aspek utama, yakni aset lancar, aset tetap,
aset lainnya, dan investasi jangka panjang. Selama periode 2014-2016, Provinsi Sulawesi
Tenggara mencatatkan perkembangan aset daerah dengan rata-rata pertumbuhan 7,71 persen.
Pertumbuhan tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan investasi jangka panjang yang
bertumbuh sebesar 27,97 persen, aset lancar yang mencapai 1,25 persen dan aset tetap
bertumbuh 6,30 persen. Pertumbuhan aset daerah tersebut tertahan oleh naik turunnya nilai
pada aset lainnya pada 4 tahun pertama dan akhirnya meningkat lagi di tahun 2017.
Disisi lain, Kewajiban daerah Provinsi Sulawesi Tenggara selama periode tersebut
menunjukkan angka yang semakin berkurang. Kewajiban daerah menurun secara rata-rata 1,13
persen. Komponen kewajiban daerah Sulawesi Tenggara jangka panjang menurun hingga 45,37
persen dalam lima tahun tersebut. Sedangkan kewajiban jangka pendek mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 24,26 persen dalam lima tahun.
Kapasitas Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan pemerintahan daerah selama tahun
2013-2017 menunjukkan trend positif. Ekuitas dana lancar bertumbuh rata-rata 8,07 persen
selama lima tahun tersebut. Berkat pertumbuhan ekuitas dana lancar, yang menggambarkan
modal sendiri yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara tetap bertumbuh dan mampu menciptakan
keseimbangan keuangan yang baik, antara aset daerah dengan kewajiban dan ekuitas dana yang
sama-sama bertumbuh secara rata-rata 7,71 persen selama periode 2013-2017 tersebut.
Kapasitas Sulawesi Tenggara dalam mengelola keuangannya dapat juga terlihat dari
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat
III-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
menunjukkan kapasitas aset pemerintah daerah untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo.
Kualitas yang baik ditunjukkan nilai rasio lebih dari 1 (satu). Rasio keuangan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 selengkapnya pada tabel berikut ini :
Nilai Rasio Likuiditas secara keseluruhan lebih dari 1 (satu) di atas, memberikan
gambaran bahwa pemerintah Sulawesi Tenggara pada periode 2013-2017 memiliki
kemampuan yang sangat tinggi untuk melaksanakan kewajibannya dalam melunasi utangnya
dengan memperhitungkan atau tidak memperhitungkan persediaan. Sejalan dengan itu, rasio
solvabilitas yang nilainya kecil menggambarkan total kewajiban pemerintah daerah sangat kecil
nilainya dibandingkan dengan aset yang dimiliki.
Perkembangan kondisi aset, kondisi kewajiban dan kondisi ekuitas dana pemerintah
daerah Pemerintah Sulawesi Tenggara periode pencatatan 2013-2017, ditunjukkan pada neraca
berikut ini.
III-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah 2013-2018 Provinsi Sulawesi Tenggara
Rata-rata
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam APBD pada periode 2013-2017 telah melaksanakan
Kebijakan Pendapatan, Kebijakan Belanja dan Kebijakan Pembiayaan untuk mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah dan untuk pencapaian visi dan misi
pemerintah. Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber
pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan kas daerah dengan tetap
mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru.
Kebijakan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada anggaran kinerja dengan
arah pengelolaan belanja daerah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik,
mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Sedangkan kebijakan
pengelolaan pembiayaan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber penerimaan
pembiayaan (setelah dikurangi dengan pengeluaran pembiayaan) untuk mengantisipasi
terjadinya defisit anggaran daerah.
Kebijakan Pengelolaan keuangan masa lalu tersebut dapat terlihat pada (1) Proporsi
penggunaan anggaran dan (2) Analisis pembiayaan berikut.
III-10
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
pengeluaran yang terdiri dari belanja dan pembiayaan pengeluaran daerah. Penurunan belanja
tidak langsung ini merupakan gambaran kebijakan keuangan daerah yang lebih berorientasi
pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan keuangan daerah pemerintah daerah
sebagai upaya untuk lebih mengedepankan alokasi belanja pembangunan daerah untuk
pemenuhan layanan masyarakat secara langsung, baik terkait urusan wajib layanan dasar
maupun menyangkut urusan wajib non pelayanan dasar, dan urusan pilihan pemerintah daerah
yang semuanya berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat
Sulawesi Tenggara.
Pada Tahun 2017, proporsi belanja tidak langsung kembali meningkat menjadi sebesar
33,66 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh berlakunya Undang-Undang 23 Tahun 2014
tentang pemerintahan daerah. Peningkatan proporsi belanja tidak langsung tersebut terutama
karena adanya konsekuensi pelimpahan pegawai kabupaten/kota ke provinsi yaitu pada
aparatur bidang kehutanan, pertambangan/mineral dan pemenuhan kebutuhan guru-guru dan
aparatur di SMU/SMK yang semula merupakan urusan dan kewenangan kabupaten kota
berubah menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami
Surplus pada tahun 2015 mencapai Rp.450.595.338.149,99 dan tahun 2016 mencapai
Rp.498.667.571.020,28. Pada Tahun 2017, APBD Sulawesi Tenggara mengalami defisit sebesar
Rp.146.011.820.938,85 yang kemudian ditutupi dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
tahun sebelumnya.
III-11
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
3.4.1 Asumsi Makro Ekonomi dan Kondisi Sosial Daerah
Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat Sulawesi Tenggara lima
tahun ke depan memiliki korelasi secara langsung dan secara tidak langsung pada keuangan
daerah ke depan, baik sebagai kondisi sosial ekonomi yang diinginkan maupun sebagai faktor
determinan dalam mengkreasikan potensi pendapatan daerah yang mampu diperoleh ke depan.
Artinya, indikator-indikator dimaksud selain menggambarkan indikator kinerja pembangunan
daerah yang akan menentukan besarnya kebutuhan belanja daerah, juga menggambarkan
kondisi yang menunjukkan sejumlah peluang bagi pemerintah daerah untuk memperbesar
pendapatan daerah ke depan.
Kondisi keuangan daerah Sulawesi Tenggara lima tahun ke depan sangat dipengaruhi
oleh kondisi makro ekonomi daerah Provinsi Sulawesi Tenggara nantinya. Kondisi
pertumbuhan ekonomi daerah, tingkat pengangguran, tingkat inflasi dan PDRB per kapita
berimplikasi pada kebutuhan belanja pembangunan daerah juga akan memberi dampak
langsung pada peningkatan kapasitas keuangan daerah. Kondisi makro ekonomi yang baik
secara tidak langsung menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat secara luas, melalui
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, kegiatan ekonomi sektor swasta, serta meningkatkan
aktivitas perdagangan domestik dan luar negeri.
Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat periode 2018-2023
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat
periode 2018-2023 Provinsi Sulawesi Tenggara
TAHUN
NO INDIKATOR
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,8 – 7,2 6,9 – 7,2 7 – 7,2 7 – 7,3 7,1 - 7,3 7,1 - 7,3
2 Tingkat Pengangguran (%) 4,31 % 4,25 % 4,15 % 4,15 % 4% 3,9 %
3 Inflasi (%) 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5
4 Tingkat Kemiskinan (%) 11,50 11,40 11,30 11,30 11,10 11
5 Indeks Pembangunan Manusia 70,26 70,66 71,06 71,46 71,86 72,26
Sumber: BPKAD Prov. Sultra, Tahun 2015-2017
III-12
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Indikator makro ekonomi daerah yang terkendali diposisi meningkat dan menurun,
akan berpengaruh positif terhadap keuangan rumah tangga dan masyarakat. Jika kemampuan
masyarakat meningkat maka kapasitas keuangan daerah Sulawesi Tenggara juga akan semakin
besar. Kondisi ini akan menciptakan keadaan yang kondusif untuk meningkatkan layanan sosial
ekonomi masyarakat dalam segala aspek, seperti layanan dasar pendidikan, kesehatan,
ketertiban, serta aksesibilitas ekonomi yang semakin baik. Kondisi ini, angka mempengaruhi
pencapaian tingkat indeks pembangunan manusia (IPM). IPM Sulawesi Tenggara juga
diasumsikan akan terus membaik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi makro.
Pendapatan dan belanja daerah dalam perspektif rencana disajikan melalui hasil
proyeksi pendapatan dan belanja daerah. Pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan
kemampuan keuangan daerah yang dapat mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan
peranan investasi masyarakat dalam pembangunan dengan menghilangkan kendala yang
menghambat disamping peningkatan investasi dan daya saing yang dilakukan dengan
mengurangi biaya tinggi. Disisi lain, Belanja daerah akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan daerah, kebutuhan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan dengan mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku. Belanja daerah akan diarahkan
untuk memenuhi hak sosial dan ekonomi masyarakat di perdesaan dan perkotaan atas sandang,
pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan penunjang kegiatan perekonomian.
Dalam Upaya untuk mencapai target pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara maka akan fokus pada langkah-langkah peningkatan pendapatan daerah dengan
menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang sesuai dengan kewenangan
daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, peningkatan kualitas sumber
daya manusia pengelola pendapatan daerah, peningkatan pelayanan pajak dan non pajak
kepada masyarakat dan peningkatan pendayagunaan kekayaan daerah sebagai sumber
pendapatan daerah.
Dalam rangka mencapai target pendapatan dan penerimaan, Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara akan melaksanakan strategi sebagai berikut :
a) Perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah yang kemudian dapat
langsung direalisasikan, dengan manajemen profesional dibidang sumber daya manusia
yang diikuti dengan kemudahan pengoperasian teknologi sehingga prosedur dapat
disederhanakan;
b) Peningkatan investasi dengan membangun iklim usaha yang kondusif dalam hal ini
ketersediaan data serta sarana penunjang sehingga jangkauan investasi dapat merata.
c) Meningkatkan penerimaan dari berbagai sumber Pendapatan dan Penerimaan yang sah.
Pemerintah daerah akan melakukan upaya kebijakan penerimaan pembiayaan
Pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara seperti melakukan pinjaman daerah dan
memanfaatkan dana-dana yang bersumber dari (1) pelampauan penerimaan dana
perimbangan, baik itu bagi hasil pajak maupun DAU, (2) pelampauan penerimaan lain lain
pendapatan yang sah berasal dari hibah pemerintah pusat dan (3) Sisa penghematan
belanja atau akibat lainnya yang berasal dari belanja pegawai, belanja modal, dan belanja
tak terduga.
Berikut ini disajikan hasil proyeksi pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara untuk periode 2018-2023 yang akan datang.
III-13
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.8 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2018-2023 Provinsi Sulawesi Tenggara
NO URAIAN 2018 * (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
1.1. Pendapatan Asli Daerah 790,107,677,071.00 905,235,112,379.00 997,381,638,771.88 1,099,410,322,283.91 1,212,436,383,973.09 1,337,707,511,161.22
2.1 Belanja Tidak Langsung 2,428,976,730,345.00 2,283,602,077,595.00 2,468,001,383,677.10 2,682,318,669,882.66 2,854,539,912,167.65 3,546,575,648,778.65
2.1.6 Belanja Tidak Terduga 25,129,750,000.00 18,290,652,315.00 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00
2.2 Belanja Langsung 1,548,605,564,983.43 1,961,727,066,791.00 2,661,810,055,824.87 2,801,407,964,326.79 3,229,365,523,043.68 3,724,415,421,147.59
2.2.1 Belanja Pegawai 102,671,976,263.00 125,736,058,720.00 134,895,539,727.88 144,722,260,453.54 155,264,827,236.18 166,575,387,235.75
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 570,621,209,213.00 588,387,567,442.00 665,199,683,430.51 752,039,375,610.49 850,215,711,997.84 961,208,655,253.18
2.2.3 Belanja Modal 875,312,379,507.43 1,247,603,440,629.00 1,861,714,832,666.47 1,904,646,328,262.76 2,223,884,983,809.66 2,596,631,378,658.66
Kerangka pendanaan keuangan daerah Sulawesi Tenggara untuk lima tahun kedepan
memaparkan hasil penghitungan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah beserta dengan
alokasi prioritas pembangunan daerah Sulawesi Tenggara selama periode 2019-2023 yang akan
datang dengan berdasarkan hasil proyeksi pendapatan dan belanja daerah disajikan sebagai
berikut.
III-16
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.9 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun
No Uraian 2019 2020 2021 2022 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Target Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Sulawesi Tenggara pada tahun
2018-2023, direncanakan akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan kategori tiga
prioritas yaitu (1) Prioritas I dialokasikan untuk membiayai belanja langsung wajib dan
mengikat serta pemenuhan penerapan pelayanan dasar. Prioritas I ini ditujukan untuk urusan
wajib pelayanan dasar dari pemerintah daerah diproporsikan sebesar 40 persen; (2) Prioritas II
direncanakan diproporsikan sebesar 35 persen. Prioritas II dialokasikan untuk membiayai
belanja pemenuhan visi dan misi kepala daerah, jika dalam pemenuhan pokok visi dan misi ini
masuk kategori urusan wajib Pelayanan dasar maka dikelompokkan dalam prioritas I; dan (3)
direncanakan akan diproporsikan 25 persen untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan pada Prioritas III yang dialokasikan untuk membiayai belanja penyelenggaraan urusan
pemerintahan lainnya, khususnya yang terkait dengan urusan penunjang urusan.
Untuk periode 2019-2023 yang datang, prioritas kapasitas riil keuangan daerah
Sulawesi Tenggara akan dominan dialokasikan untuk prioritas I, terutama mencakup belanja
untuk urusan pendidikan, belanja urusan kesehatan, serta belanja untuk pembangunan
infrastruktur daerah, dan belanja urusan wajib pelayanan dasar lainnya. Hal ini diharapkan
untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi inklusif, yang ditandai dengan penurunan
tingkat kemiskinan, rasio gini, dan penurunan tingkat pengangguran. Pada saat yang sama,
dalam periode ini mampu tetap menjaga kualitas pembangunan daerah yang tinggi untuk
memastikan peningkatan pembangunan manusia berjalan baik dan berkesinambungan yang
ditandai peningkatan IPM yang konsisten. Artinya, secara teknokratik pemerintah daerah
dituntut untuk menghadirkan desain dan rancangan program-program pembangunan daerah
yang memastikan pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh dan berkesinambungan.
III-18
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Permasalahan & Isu-isu Strategis
Bab IV
Daerah
1. Pendidikan
− Belum semua penduduk memperoleh layanan pendidikan menengah
− Masih terdapat bangunan sekolah yang tidak memadai
− Masih rendahnya kuantitas dan kualitas guru tetap jenjang pendidikan menengah
dan pendidikan khusus
− Rendahnya produktivitas guru pada jenjang pendidikan menengah kejuruan
− Masih rendahnya angka melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
− Rendahnya kearifan budaya dan tradisional lokal yang dilestarikan
− Belum optimalnya pembangunan pendidikan khususnya pendidikan menengah
kejuruan dengan sektor tenaga kerja
2. Kesehatan
− Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan masih tinggi (74 kasus yang dilaporkan
atau 229/100.000KH)
− Angka Kematian Neonatal yang masih tinggi
− Angka Kematian bayi dan Kematian balita masih tinggi dibanding dengan Angka
Nasional
− Prevalensi kekurangan gizi/prevalensi stunting lebih tinggi dibanding dengan
angka Nasional
− Angka kesembuhan penderita TB yang rendah (60% target 100%)
− Penderita HIV AIDS di Sultra mencapai 998 kasus sampai dengan tahun 2017
− Prevalensi penderita malaria di Sultra Tahun 2017 mencapai 0,21 per 1000 pddk
− Prevalensi penderita penyakit tidak menular semakin bertambah
− Masih terdapat 11 kab/kota yang endemis Kasus Kusta dan frambusia
− Belum semua fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Permenkes 75
Tahun 2014 tentang Puskesmas dan Permenkes 56 Tahun 2014 tentang Rumah
Sakit
− Ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas kefarmasian dan alat
kesehatan
− Ketersediaan SDM Kesehatan yang belum sesuai dengan standar
− Masih rendahnya partisipasi aktif masyarakat, Ormas dan swasta serta stakeholder
lainnya dalam pembangunan kesehatan
− Belum semua Keluarga di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki akses terhadap air
bersih dan sanitasi yang layak
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
− Terbatasnya akses pada kawasan strategis provinsi dan pusat-pusat pertumbuhan
− Kualitas jalan kondisi mantap baru mencapai 71,88%
− Masih tingginya titik rawan banjir dan abrasi
1. Tenaga Kerja
− Masih tingginya mismatch antara kebutuhan pasar kerja dan ketersediaan keahlian
dan keterampilan tenaga kerja
− Tingkat Pengangguran Terbuka angkatan kerja muda masih cukup tinggi
1. Perencanaan
− Ketersediaan data untuk proses perencanaan dan evaluasi pembangunan belum
memadai
− Belum optimalnya proses perencanaan pembangunan daerah
− Belum optimalnya proses evaluasi perencanaan pembangunan dalam menilai
kinerja penyelenggaraan pembangunan daerah
− Sinkronisasi perencanaan pusat, provinsi dan kabupaten/kota belum optimal
2. Keuangan
− Rendahnya Pendapatan Asli Daerah
− Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah
− Rendahnya penerimaan pajak dan retribusi daerah dibandingkan potensinya
− Belum optimalnya pelayanan pajak dan retribusi daerah berbasis teknologi
informasi
− Kualitas SDM aparat pengelola pajak masih rendah
− Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah
− Belum optimalnya pengelolaan aset daerah dalam peningkatan pendapatan daerah
− Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam sektor Pelayanan Publik belum optimal
3. Kepegawaian
− Kapasitas dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan publik dan
penyelenggaraan pemerintahan belum optimal
− Tingginya angka pelanggaran disiplin oleh aparatur
− Belum optimalnya pengelolaan manajemen sumber daya manusia aparatur
4. Pendidikan dan Pelatihan
− Rendahnya Aparatur Pemerintahan Daerah yang Kompeten dan Profesional di
lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
− Belum optimalnya pengembangan kompetensi aparatur
− Kurang memadainya Sarana dan Prasarana utama dan pendukung kegiatan
kediklatan
− Masih kurangnya data dan informasi mengenai seberapa besar kontribusi
Pemerintah Daerah terhadap peningkatan kapasitas SDM Aparatur
5. Penelitian dan Pengembangan
− Kebijakan dan program penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara belum didasarkan pada hasil penelitian dan pengembangan/riset (Policy
Based Research)
− Kesenjangan antara potensi kekayaan/komoditas sumber daya alam Sulawesi
Tenggara dengan pemanfaatan IPTEK/Inovasi teknologi pengolahan/produksi
untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing perekonomian daerah dan
masyarakat
− Adanya kesenjangan sumber daya IPTEK di masyarakat, sehingga masyarakat
tidak memiliki daya saing dan kemandirian dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi
6. Pengawasan
− Rendahnya tingkat penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan dari OPD
− Masih banyaknya temuan hasil pemeriksaan laporan pertanggungjawaban
keuangan OPD
− Belum optimalnya pengawasan internal pemerintah daerah
Berakhirnya MDGs pada 2015 masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan pada periode Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development
Goals/SDGs) yang akan dilaksanakan sampai dengan 2030. Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals/MDGs) yang telah dilaksanakan selama periode 2000-2015
memang telah membawa berbagai kemajuan. Sekitar 70 persen dari total indikator yang
mengukur target MDGs telah berhasil dicapai oleh Indonesia. Akan tetapi, beberapa indikator
yang mengukur target dibidang kesehatan masih cukup jauh dari capaian dan harus
mendapatkan perhatian khusus. Target yang belum tercapai diantaranya adalah tingkat
kemiskinan nasional. angka kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi gizi buruk,
prevalensi HIV dan AIDS serta beberapa indikator terkait lingkungan. Indonesia sebagai salah
satu negara yang telah menyepakati penerapan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)
berkomitmen untuk menyukseskan pelaksanaan SDGs melalui berbagai kegiatan dan telah
mengambil langkah-langkah strategis. Sejumlah langkah yang telah ditempuh Indonesia sampai
dengan akhir 2016 antara lain :
a. melakukan pemetaan antara tujuan dan target SDGs dengan prioritas pembangunan
nasional,
b. melakukan pemetaan ketersediaan data dan indikator SDGs pada setiap target dan tujuan
termasuk indikator proksi,
c. melakukan penyusunan definisi operasional untuk setiap indikator SDGs,
d. menyusun peraturan presiden terkait dengan pelaksanaan tujuan pembangunan
berkelanjutan, dan
e. mempersiapkan rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah terkait dengan
implementasi SDGs di Indonesia.
Untuk menjamin implementasi SDGs berjalan dengan baik, pemerintah telah
membentuk Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Sekretariat
Nasional SDGs bertugas mengkoordinasikan berbagai kegiatan terkait pelaksanaan SDGs di
Indonesia. Sejumlah pemangku kepentingan yang mencakup kementerian/lembaga, BPS,
akademisi, pakar, organisasi masyarakat sipil dan filantropi dan bisnis telah dilibatkan dalam
berbagai proses persiapan pelaksanaan SDGs di Indonesia. Dalam implementasinya, ada
beberapa prinsip yang telah disepakati juga diadopsi oleh Indonesia. Prinsip pertama adalah
universality. Prinsip ini mendorong penerapan SDGs di semua negara baik negara maju maupun
Pada bagian ini menjelaskan isu-isu strategis berdasarkan penelaahan dari gambaran
kondisi daerah, isu global, dan nasional, maka diidentifikasi isu strategis pembangunan Sulawesi
Tenggara dalam lima tahun kedepan, sebagai berikut :
a. Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan tidak hanya merupakan isu daerah atau nasional, bahkan merupakan isu
global yang menjadi kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada September 2015. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030
Agenda for Sustainable Development (SDGs)) adalah kesepakatan pembangunan baru yang
mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang
berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup.
TPB/SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip universalitas, integrasi dan inklusif
untuk meyakinkan bahwa tidak ada seorangpun yang terlewatkan atau “No one is Left
Behind.” Salah satu yang menjadi tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs) atau
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah kemiskinan, berdasarkan komitmen global
bahwa kemiskinan di tahun 2030 diupayakan menjadi nol (zero poverty).
Ekonomi Sulawesi Tenggara dalam konstelasi nasional dalam beberapa tahun terakhir
masih dinilai cukup baik, dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang relatif
stabil dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara tahun 2017 mencapai angka 6,81 persen, dan sampai dengan triwulan II 2018
ekonomi Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 6,1 persen (yoy), mengalami akselerasi
pertumbuhan dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang sebesar 5,8
persen (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian didorong oleh akselerasi yang
terjadi pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi. Sementara itu dari
sisi penawaran, akselerasi pada lapangan usaha utama seperti lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha konstruksi mendorong pertumbuhan
perekonomian yang terjadi. Memasuki triwulan III 2018, perkembangan beberapa indikator
ekonomi di Sulawesi Tenggara mengindikasikan arah pertumbuhan dengan tren meningkat dan
Dalam struktur PDRB Sulawesi Tenggara, pertanian menyumbang sekitar 24,08 persen
terhadap total nilai PDRB atau menjadi yang paling dominan. Dari sisi ketenagakerjaan, 37,07
persen dari total penduduk yang bekerja berada disektor pertanian. Hal inilah yang menjadikan
pertanian memegang peranan utama dalam perekonomian Sulawesi Tenggara, meski angka ini
sudah mulai menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, persoalan lain adalah makin
kurangnya minat angkatan kerja yang menekuni sektor pertanian, dan memilih untuk bekerja di
sektor industri serta perdagangan. Hal tersebut didukung dengan semakin terbatasnya lahan
pertanian karena meningkatnya permintaan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan
permukiman dan industri. Persoalan sektor pertanian sudah seharusnya menjadi perhatian
utama dalam pembangunan Sulawesi Tenggara kedepan. Hal tersebut dikarenakan pertama,
sebagian besar masyarakat Sulawesi Tenggara bekerja disektor pertanian, meskipun
kecenderungannya semakin menurun dan yang tersisa adalah petani usia tua. Kedua, dinamika
sektor pertanian masih terbatas karena penggunaan teknologi yang belum begitu maju. Ketiga,
sebagian besar penduduk yang dikategorikan hidup dalam garis kemiskinan adalah masyarakat
petani. Keempat, infrastruktur yang mendukung proses produksi dan pemasaran, seperti irigasi
serta transportasi dan komunikasi belum memadai. Kelima, terbatasnya akses pada informasi
pasar. Sebagian besar petani belum memiliki atau menggunakan teknologi untuk pertukaran
informasi tentang kebutuhan dan harga-harga komoditas di pasar. Kondisi tersebut kemudian
pada akhirnya menyebabkan nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan rendah.
Perikanan pada wilayah Sulawesi Tenggara terfokus pada pengembangan produksi dan
produktivitas usaha perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada tahun 2017 subsektor
perikanan budidaya menyumbang produksi yang cukup besar mencapai 1.016.380 ribu ton
meningkat drastis dari tahun sebelumnya sebanyak 912.720 ton (Tahun 2016). Hal ini
menunjukkan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan usaha pembudidayaan ikan,
Sedangkan pada sub sektor perikanan tangkap Sulawesi Tenggara yang berada pada Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 713 dan 714 (WPP-RI 713 dan 714) memiliki
potensi lestari yang cukup besar sekitar 1.520.340 ton namun saat ini baru dimanfaatkan
sebesar 203.872 ton atau 15 persen dari total potensi lestari tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi perikanan tangkap di Sulawesi Tenggara masih
sangat rendah.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 14.b yang berbunyi “Menjamin akses
nelayan kecil terhadap sumber daya laut dan pasar”. Sulawesi Tenggara memiliki nelayan kecil
yang sangat besar jumlahnya dengan kondisi dan karakteristik ekosistem laut dan pesisir serta
sumber daya perikanan yang masih dapat dipelihara dan dikembangkan untuk diakses dan
dikelola secara efektif. Untuk itu, pencapaian target TPB 14.b ini perlu dilakukan melalui alokasi
ruang dan akses pengelolaan kepada nelayan kecil.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap yang berkelanjutan
di Sulawesi Tenggara adalah melalui pemberdayaan nelayan kecil dengan melakukan
pendekatan yang inovatif yaitu mengubah pendekatan pemanfaatan sumber daya laut dan
perikanan dari akses terbuka (open access) menjadi akses yang terkendali (managed-access)
atau dikenal dengan Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP). Pada kenyataannya, nelayan
kecil yang merupakan kelompok masyarakat nelayan yang jumlahnya cukup banyak namun
rentan, belum mendapatkan perhatian yang maksimal. Nelayan kecil memiliki potensi untuk
Selama periode 2017, berdasarkan data Dinas Perindag Provinsi Sulawesi Tenggara,
jumlah perusahaan industri besar/sedang terbanyak berupa industri hasil pertanian dan
kehutanan sebanyak 6.579 perusahaan, disusul industri kimia (1.557 usaha), dan industri logam
dan mesin (1.335 usaha). Perusahaan industri hasil pertaniandan kehutanan juga menyerap
tenaga kerja terbanyak sebesar 30.966 orang. Meskipun industri logam dan mesin memiliki
jumlah perusahaan paling sedikit dan jumlah tenaga kerja yang tidak terlalu banyak
dibandingkan industri hasil pertanian dan kehutanan, namun nilai produksi yang dihasilkan
tercatat paling besar, yakni Rp. 2.680,61 miliar. Hal ini tercermin dari produktivitas industri
logam dan mesin. Produktivitas industri besar/sedang diukur berdasarkan rasio nilai produksi
terhadap jumlah pekerja. Pada tahun 2017, industri logam dan mesin memiliki produktivitas
terbesar, yakni Rp. 278,53 juta/pekerja. Hal ini bisa terjadi karena nilai jual dari industri
tersebut yang lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Pada tahun 2017 lapangan usaha
industri pengolahan memberikan kontribusi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara sebesar 6,13
persen, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,11 persen. Hal
ini karena adanya kontribusi yang besar dari sub kategori industri makanan dan minuman di
Sulawesi Tenggara.
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan II 2018 tercatat
mengalami perlambatan sehingga menahan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 6,6 persen (yoy) dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,4 persen (yoy). Perlambatan tersebut didorong
oleh penurunan yang terjadi pada perdagangan luar negeri. Penurunan yang cukup signifikan
terjadi pada penjualan luar negeri. Penurunan tersebut disebabkan oleh telah berlangsungnya
ekspor bijih nikel kadar rendah pada triwulan II 2017 sehingga pertumbuhan ekspor tidak
terjadi secara signifikan.
5) Investasi
Proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA)
yang disetujui pemerintah Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 tercatat meningkat signifikan
dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, PMA sebesar 693 juta US dollar, naik 84,26
persen, sementara PMDN sebesar 3,148 triliun rupiah, naik 75,49 persen dari tahun 2016.
Peningkatan ini menunjukkan banyaknya investor asing maupun domestik yang menanamkan
investasinya di Sulawesi Tenggara, seperti sektor pertambangan. Meskipun demikian,
optimalisasi kecepatan pelayanan perijinan perlu ditingkatkan, promosi investasi, jaminan
keamanan dan kenyaman investasi, informasi peluang investasi perlu ditingkatkan, didukung
dengan pelayanan birokrasi yang efisien dan penggunaan teknologi berbasis Online Sytem
Submission (OSS). Selain itu, perlunya pemerataan pertumbuhan dan persebaran investasi di
Sulawesi Tenggara khususnya di wilayah perbatasan barat dan timur, serta wilayah selatan.
6) Sektor Konstruksi
Pembangunan infrastruktur berupa sarana dan prasarana sangat penting bagi Provinsi
Sulawesi Tenggara. Pembangunan fisik yang meliputi gedung kantor, tempat tinggal, jalan,
jembatan, dan lain-lain dapat dilihat dan dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat. Dari
hasil Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, jumlah perusahaan konstruksi di Sulawesi
Tenggara tahun 2016 tercatat sebanyak 3.480 perusahaan. Jumlah ini meningkat dibanding
tahun 2015 yang berjumlah 2.678 perusahaan. Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
pihak kontraktor terus meningkat sepanjang tahun 2014-2016. Pada tahun 2014, nilai
konstruksi mencapai 3,4 triliun rupiah. Tahun 2015, nilai konstruksi yang telah diselesaikan
mencapai 3,7 triliun rupiah. Kemudian pada tahun 2016, nilai konstruksi yang telah
diselesaikan mencapai 3,9 triliun rupiah yang terdiri dari konstruksi bangunan gedung,
Titik krusial dalam tata kelola pemerintahan adalah keterbukaan informasi dan
transparansi publik, akuntabilitas kinerja pembangunan, keterlibatan masyarakat dalam
merencanakan kebijakan, dan adanya koordinasi antara pemangku kebijakan dalam mencapai
tujuan dalam mewujudkan visi.
Kondisi tersebut harus didukung dengan profesionalisme aparatur dalam memberikan
pelayanan publik yang prima. Penyediaan ruang informasi dan pengaduan masyarakat harus
semakin transparan dan mudah diakses. Pelayanan publik secara langsung melalui perijinan,
administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan kemudahan berusaha serta
hak-hak sipil lainnya semakin ditingkatkan tanpa mengabaikan regulasi yang ditetapkan untuk
memberikan kemudahan dalam pelayanan tersebut.
Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance), Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan dapat
mengimplementasikannya pada semua struktur pemerintahan, meliputi : akuntabilitas kinerja
pembangunan dibangun dimulai dari proses perencanaan partisipatif dan terukur,
penganggaran, implementasi, evaluasi hingga pelaporan kinerja. Beberapa indikator atau
parameter pengukuran akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
adalah hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) semakin
meningkat hingga target yang ingin dicapai bernilai A. Target tersebut dapat tercapai jika
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara konsisten terhadap siklus manajemen tersebut.
Penilaian hasil pengelolaan keuangan negara berupa opini dari Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia harus dipertahankan pada penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Untuk mendapatkan opini WTP tersebut wajib memenuhi beberapa kriteria yaitu kesesuaian
dengan standar akuntansi pemerintah, efektivitas penilaian internal, kecukupan pengungkapan
informasi, dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan. Capaian kinerja tersebut
tentunya harus didukung dengan pemanfaatan teknologi dan informasi yang semakin pesat agar
memudahkan proses kerja untuk memperoleh capaian kinerja yang optimal dan mendukung e-
government.
Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih akan tercapai apabila didukung dengan
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkualitas dan profesional dalam menjalankan tugas, mampu
menyesuaikan dan memanfaatkan teknologi dan informasi yang berkembang pesat dalam
menunjang kinerja individu dan lembaganya, disamping kelembagaan yang tertata dengan baik.
Untuk itu, peningkatan kompetensi dan profesionalitas ASN menjadi kunci mutlak yang harus
dilakukan, disertai dengan penempatan ASN pada posisi yang tepat dan mampu produktif dan
berkinerja baik pada instansi kerjanya. Penataan kelembagaan yang baik akan mampu bekerja
secara efektif dan efisien sesuai tugas dan fungsinya untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih, diperlukan penguatan kelembagaan mulai dari
kelembagaan tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa dan kelurahan.
Koordinasi yang baik antara pemangku kebijakan untuk memiliki kesamaan pandangan
dan kepentingan bersama dengan mengintegrasikan visi dan misi pada masing-masing lembaga
merupakan upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Koordinasi
menjadi faktor yang sangat penting, karena kekacauan koordinasi dapat menyebabkan efisiensi
dan efektivitas kerja menjadi terganggu. Koordinasi yang dilakukan meliputi : upaya menjaga
keamanan wilayah tetap kondusif dalam kehidupan demokrasi yang damai, aman, dan tetap
menjaga norma-norma dalam masyarakat serta norma hukum yang berlaku. Upaya lain yang
harus dilakukan yaitu menekan kriminalitas dan aksi-aksi lain yang dapat mengganggu
ketentraman dan ketertiban umum, sehingga dengan situasi yang kondusif dapat menciptakan
iklim yang sejuk, rasa aman, kehidupan masyarakat yang harmonis, perlindungan terhadap hak-
Pembangunan infrastruktur diyakini akan memiliki multiplier effect yang signifikan bagi
ekonomi masyarakat. Saat ini, pembangunan infrastruktur masuk sebagai salah satu program
prioritas pembangunan untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Ketersediaan infrastruktur
dasar seperti jalan, jembatan dan sumber daya air serta perumahan sehat menjadi isu penting
menunjang kegiatan masyarakat dalam bidang perekonomian, pertanian, perkebunan,
pariwisata, pertambangan, dan bidang-bidang lainnya. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur berupa bangunan fisik seperti
jaringan jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih/air minum, sanitasi, serta bangunan
pelengkap kegiatan pemukiman lainnya baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dibidang pembangunan infrastruktur jalan, panjang jalan yang telah terbangun di
Provinsi Sulawesi Tenggara sampai tahun 2017 sepanjang 12.316 km, yang terdiri dari 1.498
km jalan nasional, 1.009 km jalan provinsi, dan 9.809 km jalan kabupaten/kota. Sedangkan
Proporsi panjang jaringan jalan kondisi mantap dari tahun ke tahun semakin meningkat, pada
tahun 2017 mencapai 71,88 persen. Meskipun aspek ketersediaan jalan sudah mencukupi, akan
tetapi disisi lain terdapat beberapa aspek yang masih harus terus ditingkatkan pencapaiannya.
Beberapa aspek tersebut antara lain belum terintegrasinya secara menyeluruh antara pusat–
pusat kegiatan/produksi ke daerah pemasaran, di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini
akan berdampak pada terhambatnya arus barang dan jasa antar wilayah tersebut. Tingginya
tingkat kerusakan jalan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat. Hal ini berdampak pada
rendahnya tingkat keselamatan pengguna jalan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Selain itu kerusakan jalan juga berdampak pada bertambahnya waktu tempuh yang
diperlukan
Dibidang infrastruktur pengairan, pembangunan diarahkan kepada upaya pemenuhan
ketersediaan air baku masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, pemenuhan ketersediaan air
irigasi untuk pertanian serta upaya penanggulangan bahaya banjir dan abrasi kawasan pantai.
Namun demikian rasio jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya pertanian perlu
ditingkatkan yaitu hanya mencapai 69 persen pada tahun 2017.
Disisi lain, peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara
menjadi suatu prioritas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk
melakukan mobilitas dan distribusi barang lintas daerah. Tidak hanya pemenuhan kuantitas
sarana dan prasarana saja namun peningkatan kualitas yang diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam memanfaatkan sarana dan prasarana perhubungan secara
maksimal.
Berdasarkan data pada Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah pada Urusan
Perhubungan menggambarkan kondisi jumlah penumpang di Bandara Halu Oleo cukup
meningkat, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana bandara semakin baik. Demikian
halnya dengan bandara lainnya yang terus berbenah dalam meningkatkan pelayanannya,
karena ketersediaan sarana dan prasarana yang memenuhi kelayakan yang ditetapkan
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menjadi garansi bagi pihak maskapai dan
penumpang untuk memanfaatkan bandara tersebut untuk kebutuhan mobilitas penumpang dan
distribusi barang. Sementara itu, distribusi barang bongkar maupun muat akan semakin
bertambah seiring dengan meningkatnya lalu lintas pesawat udara yang mereduksi rentan
waktu pendistribusian. Namun demikian, distribusi barang masih didominasi melalui angkutan
darat dan laut karena selain kapasitas angkut yang lebih besar juga besaran biaya distribusi
yang lebih minim. Untuk itu, kualitas pelayanan perhubungan khususnya angkutan darat perlu
ditingkatkan melalui peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, koordinasi,
pengembangan dan penataan jalur transportasi, peningkatan fasilitas keselamatan dan
optimalisasi pengawasan dan pengendalian perhubungan.
5.1. Visi
Perumusan visi pembangunan merupakan salah satu tahap penting penyusunan RPJMD
sebagai hasil dari analisis sebelumnya. Visi daerah harus jelas menunjukkan apa yang menjadi
cita-cita bersama masyarakat daerah atau stakeholder pembangunan daerah, yang
V-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
merefleksikan kekuatan dan potensi khas daerah sekaligus menjawab permasalahan dan isu-isu
strategis daerah.
Bertitik tolak dari dasar filosofi tersebut, dengan memperhatikan permasalahan,
tantangan yang dihadapi Sulawesi Tenggara dan isu yang berkembang selama ini baik sebagai
isu lokal, nasional dan bahkan sebagai isu global yang dinamis, maka perlu diwujudkan suatu
kondisi masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Sehubungan
dengan hal tersebut maka visi pembangunan Sulawesi Tenggara yang hendak dicapai periode
2018-2023, yaitu :
V-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
terkendalinya kemiskinan dan ketimpangan; dan bebas dari
kemelaratan, kebodohan, dan kemalasan; dan bebas dari penyakit
yang mematikan. Sejahtera juga bertumpu pada pilar sosial berupa
integrasi dan koherensi sosial, kontribusi sosial, penyembuhan sosial,
perlindungan sosial dan pemberdayaan sosial.
Bermartabat : Selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tolak ukur
utama. Selain itu, dalam pembangunan tidak hanya menitikberatkan
pada infrastruktur fisik sebagai penyedian sarana dan prasarana,
namun juga pengembangan pratata sosial untuk menempatkan
manusia sebagai aktor utama dalam pembangunan.
5.2. Misi
1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang
ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa.
2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
3. Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa
yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan kepada kecamatan dan
kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
4. Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan
infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
Secara singkat maksud pelaksanaan Misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang
ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa.
Misi ini dimaksudkan bahwa untuk mewujudkan Sulawesi Tenggara yang aman, maju,
sejahtera dan bermartabat adalah dengan memberikan jaminan dan kepastian terhadap
kualitas kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan antara lain bidang
ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, politik serta iman dan takwa.
2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
Misi ini dimaksudkan untuk mengakselerasi pembangunan secara merata berdasarkan
kapasitas yang dimiliki dengan memperhatikan sumber daya alam dan skala usaha yang
dapat dikembangkan.
3. Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa
yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan kepada kecamatan dan
kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan aparatur dan birokrasi yang transparan,
akuntabel, visioner melalui penerapan teknologi informatika; mendorong peri kehidupan
pedesaan yang harmonis berkenaan dengan semakin mandirinya desa dalam pengelolaan
pembiayaan pembangunan (dana desa), serta memperkuat wilayah kecamatan dan
kelurahan (khususnya ibukota kecamatan) sebagai pusat-pusat pelayanan pemerintahan
dan sosial ekonomi.
4. Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan
infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
V-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan suatu sistem pelayanan prima dengan
melibatkan pilar pemerintah, swasta dan masyarakat madani melalui penyediaan
infrastruktur, yang terkoneksi antar wilayah jazirah dan kepulauan.
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi dan Misi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan Visi
dan Misi RPJMD Tahun 2018-2023
Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang dianalisis
berdasarkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan menunjukkan tingkat kinerja
pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah
secara keseluruhan.
Tujuan RPJMD dirumuskan dengan mengacu pada misi dan melihat kesesuaian dengan
program kepala daerah yang dapat memecahkan permasalahan dan isu-isu strategis
pembangunan daerah.
Sasaran RPJMD disamping menerjemahkan tujuan dari visi dan misi kepala daerah
sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode berkenaan. Penyelarasan pernyataan-
pernyataan sasaran dan capaian indikator yang terukur terhadap pernyataan arah kebijakan
dan sasaran RPJMN menjadi hal penting pula dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pembangunan nasional.
Sasaran RPJMD juga dapat diterjemahkan kedalam sasaran-antara secara tahunan
melalui arah kebijakan dan dijadikan pedoman dalam menyusun prioritas dan sasaran
pembangunan RKPD.
V-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Secara skematik keterkaitan antara visi, misi dengan perumusan tujuan dan sasaran,
program dan kegiatan yang secara totalitas menjadi arsitektur kinerja pembangunan daerah,
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5.1
Skema visi, misi dengan perumusan tujuan dan sasaran, program dan kegiatan
Rumusan tujuan dan sasaran yang akan dicapai Provinsi Sulawesi Tenggara sampai
dengan tahun 2023 dikelompokkan sesuai dengan Misi sebagai berikut :
Misi 1 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam
bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan
taqwa.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan kondisi aman pada berbagai aspek
kehidupan dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang baik.
a. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses lapangan kerja dan pendapatan yang
layak.
b. Terpeliharanya kondisi aman dalam keterpenuhan pangan masyarakat untuk
terbebas dari ancaman kelaparan dan kurang gizi.
c. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses masyarakat terhadap pendidikan
berkualitas dalam meningkatnya literasi masyarakat.
d. Terpeliharanya kondisi aman pada aspek kesehatan masyarakat.
e. Terpeliharanya kondisi aman dalam daya dukung daya tampung lingkungan
hidup untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat.
f. Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi dan komunitas sehingga bebas dari
ancaman kekerasan dan ketegangan antar identitas
g. Terpeliharanya kondisi aman dalam kehidupan politik dan pemenuhan hak asasi.
h. Memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Misi 2 Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan produktivitas dan daya saing
perekonomian daerah, dengan sasaran pada :
a. Meningkatnya produktivitas dan daya saing sektor-sektor perekonomian daerah.
b. Meningkatnya daya saing investasi daerah.
V-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Misi 3 Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan
desa yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan kepada
kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(Good Governance), dengan sasaran pada :
a. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan.
b. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan dasar berbasis SPM dan
pelayan publik lainnya secara inklusif.
c. Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa, kelurahan dan kecamatan.
Misi 4 Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan
infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah dalam
mendukung koneksivitas antar daerah, dengan sasaran pada :
a. Meningkatnya kapasitas infrastruktur wilayah
b. Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur pendukung konektivitas
wilayah.
V-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja
Visi : Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan Bermartabat
Misi 1 : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan,
lingkungan, politik, serta iman dan taqwa
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Tujuan1: IPM Nilai 69,86 70,26 70,66 71,06 71,46 71,86 71,86
1. Meningkatkan kondisi aman pada berbagai aspek kehidupan IPG Nilai 90,23 90,44 90,64 90,84 91,04 91,24 91,24
dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang baik Tingkat Kemiskinan Persen 11,97 11,50 11,20 10,80 10,10 9,50 9,50
Sasaran 1: Gini Ratio Persen 0,392 0,390 0,388 0,386 0,383 0,380 0,380
1.1. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses lapangan kerja dan Tingkat Pengangguran
Persen 2,79 2,79 2,70 2,57 2,35 2,14 2,14
pendapatan yang layak Terbuka
Sasaran 2:
1.2. Terpeliharanya kondisi aman dalam keterpenuhan pangan Skor Pola Pangan Harapan Nilai 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
masyarakat untuk terbebas dari ancaman kelaparan dan kurang gizi
Angka Rata-rata Lama
Tahun 8,46 9,22 10,05 10,96 11,94 12,54 12,54
Sekolah
Sasaran 3:
Harapan Lama Sekolah Tahun 13,36 13,43 13,50 13,57 13,62 13,70 13,70
1.3. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses masyarakat terhadap
Persentase peningkatan
pendidikan berkualitas dan meningkatnya literasi masyarakat
pengguna perpustakaan per Persen 25 25 30 35 40 45 45
tahun
Sasaran 4:
1.4. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 70,64 70,74 70,88 71,0 71,12 71,24 71,24
Terpeliharanya kondisi aman pada aspek kesehatan masyarakat
Sasaran 5:
Indeks Kualitas Lingkungan
1.5. Terpeliharanya kondisi aman dalam daya dukung daya tampung Nilai 70,86 70,95 71,00 71,50 72,00 72,50 72,50
Hidup Daerah
lingkungan hidup untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat
Sasaran 6:
Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi dan komunitas Angka Kriminalitas
1.6. Persen 69,58 70,00 70,50 80,00 80,50 90,00 90,00
sehingga bebas dari ancaman kekerasan dan ketegangan antar Tertangani
identitas
Sasaran 7: Tingkat partisipasi
1.7. Terpeliharanya kondisi aman dalam kehidupan politik dan masyarakat dalam pemilihan Persen 81,02 85 85 85 85 85 85
pemenuhan hak asasi umum
Sasaran 8: Persentase kabupaten/kota
1.8. Persen NA 64,71 76,47 82,35 88,24 100 100
Memerangi Perubahan Iklim dan Dampaknya yang tangguh bencana
V-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Misi 2 : Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Tujuan 2:
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing perekonomian Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen 6,81 7,11 7,23 7,32 7,44 7,50 7,50
daerah
Kontribusi Sektor Pertanian,
Kehutanan & Perikanan Persen 24,08 25,18 25,50 25,78 26,10 26,75 26,75
terhadap PDRB
Kontribusi Sektor Industri
Persen 6,13 6,25 6,32 6,45 6,70 7,00 7,00
Pengolahan terhadap PDRB
Sasaran 9: Kontribusi Sektor
2.1. Meningkatnya produktivitas dan daya saing sektor-sektor Perdagangan Besar & Eceran Persen 12,55 12,65 12,70 12,85 13,05 13,10 13,10
perekonomian daerah terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor
Persen 9.5 9.75 10 10,25 10,50 10,75 10,75
Pariwisata terhadap PDRB
Kontribusi Sektor
Pertambangan & Penggalian Persen 20,68 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34 23,34
terhadap PDRB
2.2. Sasaran 10: Pertumbuhan nilai investasi
Persen 12 36 36 36 87 87 87
Meningkatnya daya saing investasi daerah PMDN dan PMA
Misi 3 : Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa yang baik (good village governance) serta
memberikan bantuan kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
3. Tujuan 3:
Indeks Reformasi Birokrasi Kategori C B B B B B B
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Nilai SAKIP Kategori B B B BB BB BB BB
Sasaran 11: Opini Laporan Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
3.1. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan Indeks Sistem
pemerintahan Pemerintahan Berbasis Nilai NA 2,6 3,0 3,3 3,6 3,8 3,8
Elektronik (SPBE)
Sasaran 12: Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai 83,50 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 92,00
3.2. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan dasar berbasis SPM atas capaian SPM
dan pelayan publik lainnya secara inklusif Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai 84,97 86,50 88,50 90,50 92,00 93,50 93,50
atas pelayanan publik lainnya
3.3. Sasaran 13: Persentase Desa Kualifikasi Persen 50,00 54,00 59,00 64,00 68,00 70,00 70,00
V-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa/kelurahan dan Swasembada
kecamatan
Misi 4 : Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah
melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Tujuan 4:
4. Meningkatkan daya saing infrastruktur wilayah Indeks Daya Saing
Nilai NA 65,00 65,25 65,50 66,00 66,50 66,50
dalam mendukung konektivitas antar daerah Infrastruktur
V-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Strategi, Arah Kebijakan & Program
Bab VI
Pembangunan Daerah
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018-2023, dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah.
Strategi dan arah kebijakan pembangunan ini merupakan panduan dalam menentukan program
prioritas pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan. Strategi
dan arah kebijakan diuraikan sebagai berikut.
Misi 1 :
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat agar dapat Berdaulat dan Aman dalam Bidang Ekonomi, Pangan,
Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Politik, serta Iman dan Takwa
Memperluas kesempatan dan penyediaan
Sasaran 1: lapangan kerja, meningkatkan
Terpeliharanya kondisi aman dalam akses perlindungan dan pengawasan
lapangan kerja dan pendapatan yang layak ketenagakerjaan serta meningkatkan
jaminan sosial tenaga kerja.
Sasaran 2:
Terpeliharanya kondisi aman dalam
Meningkatkan produktivitas pertanian dan
keterpenuhan pangan masyarakat untuk
perikanan
terbebas dari ancaman kelaparan dan
kurang gizi
Sasaran 3:
Meningkatkan perluasan dan pemerataan
Terpeliharanya kondisi aman dalam akses
akses, dan mutu layanan pendidikan
masyarakat terhadap pendidikan
dengan melibatkan partisipasi dan literasi
berkualitas dan meningkatnya literasi
masyarakat
masyarakat
Peningkatan kondisi aman
Meningkatkan kesehatan masyarakat
pada berbagai aspek
Sasaran 4: melalui upaya promotif dan preventif,
kehidupan dalam
Terpeliharanya kondisi aman pada aspek pemberdayaam masyarakat dan
mewujudkan kualitas
kesehatan masyarakat pemerataan pelayanan kesehatan seiring
hidup masyarakat yang
perluasan jaminan kesehatan masyarakat
baik
Sasaran 5:
Terpeliharanya kondisi aman dalam daya Mengurangi pencemaran dan kerusakan
dukung lingkungan untuk keberlanjutan lingkungan hidup
kehidupan masyarakat
Sasaran 6:
Meningkatkan peran serta masyarakat
Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi
dalam melindungi hak asasi manusia
dan komunitas sehingga bebas dari
seiring dengan penegakan peraturan
ancaman kekerasan dan ketegangan antar
perundang-undangan yang berlaku
identitas
Sasaran 7: Jaminan terhadap pemenuhan hak-hak
Terpeliharanya kondisi aman dalam politik dan pemenuhan hak asasi warga
kehidupan politik dan pemenuhan hak asasi negara
Sasaran 8 : Mengembangkan kapasitas daerah dan
Memerangi Perubahan Iklim dan partisipasi masyarakat melalui kemitraan
Dampaknya dalam pengurangan risiko bencana
Misi 2:
Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi
VI-1
RPJMD Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tujuan Sasaran Strategi
VI-2
RPJMD Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Misi 1:
1.
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Agar Dapat Berdaulat dan Aman Dalam Bidang Ekonomi, Pangan, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Politik, serta Iman dan Takwa
Tujuan1: Sasaran 1: Memperluas kesempatan dan Penurunan tingkat Peningkatan Memperluas cakupan Pengembangan Akselerasi
Meningkatkan kondisi Terpeliharanya kondisi penyediaan lapangan kerja, pengangguran terbuka Perlindungan dan jaminan sosial kemampuan tenaga penurunan tingkat
aman pada berbagai aman dalam akses meningkatkan perlindungan dan meningkatkan pengawasan ketenagakerjaan kerja berbasis pengangguran
aspek kehidupan dalam lapangan kerja dan dan pengawasan
layanan pencari kerja ketenagakerjaan, (BPJS kompetensi sesuai terbuka dan
ketenagakerjaan serta
mewujudkan kualitas pendapatan yang layak melalui jejaring dan pengawasan Ketenagakerjaan) dengan kebutuhan terciptanya
meningkatkan jaminan sosial
hidup masyarakat yang tenaga kerja. layanan informasi, norma kerja dan bagi pekerja formal pasar. hubungan industrial
baik pasar kerja, pelatihan norma dan informal yang harmonis dan
kerja dan pemagangan. keselamatan dan kondusif.
kesehatan kerja
(K3)
Sasaran 2: Meningkatkan produktivitas Peningkatan produksi Peningkatan Peningkatan Peningkatan produksi Peningkatan
Terpeliharanya kondisi pertanian dan perikanan dan produktivitas produksi dan produksi dan dan produktivitas produksi dan
aman dalam keterpenuhan melalui penyuluhan, produktivitas produktivitas melalui melalui penyuluhan, produktivitas melalui
pangan masyarakat untuk sarana produksi, melalui penyuluhan, sarana sarana produksi, penyuluhan, sarana
terbebas dari ancaman kelembagaan, dan penyuluhan, sarana produksi, kelembagaan, dan produksi,
kelaparan dan kurang gizi pengolahan pasca produksi, kelembagaan, dan pengolahan pasca kelembagaan, dan
panen kelembagaan, dan pengolahan pasca panen pengolahan pasca
pengolahan pasca panen panen
panen
Sasaran 3: Meningkatkan perluasan dan Peningkatan akses dan Akselerasi akses Penguatan akses dan Pemantapan akses dan Penuntasan akses
Terpeliharanya kondisi pemerataan akses, dan mutu mutu pendidikan dan mutu kualitas mutu kualitas mutu kualitas layanan dan mutu kualitas
aman dalam akses layanan pendidikan dengan menengah dan layanan layanan pendidikan pendidikan vokasi layanan pendidikan
melibatkan partisipasi dan
masyarakat terhadap pendidikan khusus pendidikan vokasi vokasi serta literasi serta literasi vokasi serta literasi
literasi masyarakat
pendidikan berkualitas serta literasi serta literasi masyarakat masyarakat masyarakat
dan meningkatnya literasi masyarakat masyarakat
masyarakat
Sasaran 4: Peningkatan kesehatan Peningkatan akses Peningkatan akses Peningkatan Peningkatan upaya Memantapkan akses
Terpeliharanya kondisi masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan pelayanan perbaikian gizi pencegahan penyakit pelayanan kesehatan
aman pada aspek promotif dan preventif, dasar dan rujukan kesehatan bagi ibu masyarakat pada menular dan tidak dasar dan rujukan
pemberdayaam masyarakat
VI-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
kesehatan masyarakat dan pemerataan pelayanan melalui pengembangan hamil, ibu anak remaja putri, menular melalui melalui
kesehatan seiring perluasan puskesmas modern, melahirkan, bayi ibu hamil dan anak surveilans terpadu, interkonektivitas
jaminan kesehatan pengembangan rumah dan anak balita, balita serta pengembangan upaya sistim pelayanan
masyarakat
sakit jantung, remaja, usia kelompok-kelompok preventif dan promotif kesehatan
perluasan jaminan produktif dan usia rentan gizi spesifik, penyediaan
kesehatan dan lanjut. logistik, peningkatan
pemenuhan sumber kapasitas fasilitas
daya manusia pelayanan kesehatan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan lainnya.
Sasaran 5: Mengurangi pencemaran dan Pengurangan Pengurangan Pengurangan Pengurangan Pengurangan
Terpeliharanya kondisi kerusakan lingkungan hidup pencemaran dan pencemaran dan pencemaran dan pencemaran dan pencemaran dan
aman dalam daya dukung kerusakan lingkungan kerusakan kerusakan kerusakan lingkungan kerusakan
lingkungan untuk hidup darat, laut dan lingkungan hidup lingkungan hidup hidup darat, laut dan lingkungan hidup
keberlanjutan kehidupan udara melalui darat, laut dan darat, laut dan udara udara melalui darat, laut dan udara
masyarakat peningkatan kapasitas udara melalui melalui peningkatan peningkatan kapasitas melalui peningkatan
daerah dalam PPLH. peningkatan kapasitas daerah daerah dalam PPLH. kapasitas daerah
kapasitas daerah dalam PPLH. dalam PPLH.
dalam PPLH.
Sasaran 6: Peningkatan peran serta Penyediaan Peningkatan Koordinasi dengan Peningkatan kapasitas Penciptaan
Terpeliharanya kondisi masyarakat dalam kelembagaan untuk partisipasi stakeholder kelembagaan Aparat harmonisasi dan
aman secara pribadi dan melindungi hak asasi menciptakan rasa masyarakat dalam ketertiban dan penegak hukum toleransi dalam
manusia seiring dengan
komunitas sehingga bebas aman pribadi dan memelihara keamanan kehidupan
penegakan peraturan
dari ancaman kekerasan perundang-undangan yang komunitas keamanan bermasyarakat
dan ketegangan antar berlaku. lingkungan
identitas
Sasaran 7:
Terpeliharanya kondisi
aman dalam kehidupan
politik dan pemenuhan
hak asasi
Sasaran 8: Mengembangkan kapasitas Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi
VI-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Memerangi Perubahan daerah dan partisipasi masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
Iklim dan Dampaknya masyarakat melalui meningkatkan meningkatkan meningkatkan meningkatkan meningkatkan
kemitraan dalam kesiapsiagaan kesiapsiagaan kesiapsiagaan kesiapsiagaan kesiapsiagaan
pengurangan risiko bencana;
menghadapi bencana menghadapi menghadapi bencana menghadapi bencana menghadapi bencana
serta membangun bencana serta serta membangun serta membangun serta membangun
komitmen dengan membangun komitmen dengan komitmen dengan komitmen dengan
Forum PRB dan komitmen dengan Forum PRB dan Forum PRB dan Forum PRB dan
Perguruan tinggi dalam Forum PRB dan Perguruan tinggi Perguruan tinggi dalam Perguruan tinggi
pengurangan risiko Perguruan tinggi dalam pengurangan pengurangan risiko dalam pengurangan
bencana; dalam risiko bencana; bencana; risiko bencana;
pengurangan risiko
bencana;
2. Misi 2:
Memajukan Daya Saing Wilayah Melalui Penguatan Ekonomi Lokal dan Peningkatan Investasi
Tujuan 2: Sasaran 9: Meningkatkan produksi dan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Meningkatkan Meningkatnya produktivitas sektor-sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor
produktivitas dan daya produktivitas dan daya ekonomi melalui penyediaan ekonomi melalui ekonomi melalui ekonomi melalui ekonomi melalui ekonomi melalui
sarana, kelembagaan, dan
saing perekonomian saing sektor-sektor Peningkatan kualitas Peningkatan Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas
pemasaran
daerah perekonomian daerah SDM, akses kualitas SDM, akses SDM, akses SDM, akses SDM, akses
permodalan, dan daya permodalan, dan permodalan, dan permodalan, dan daya permodalan, dan
saing produksi daya saing daya saing produksi saing produksi daya saing produksi
produksi
Sasaran 10: Meningkatkan iklim investasi Peningkatan iklim Peningkatan iklim Peningkatan iklim Peningkatan iklim Peningkatan iklim
Meningkatnya daya saing melalui pengembangan investasi melalui investasi melalui investasi melalui investasi melalui investasi melalui
investasi daerah infrastruktur dan layanan perbaikan perizinan, perbaikan perbaikan perizinan, perbaikan perizinan, perbaikan perizinan,
perizinan
penyediaan sarana dan perizinan, penyediaan sarana penyediaan sarana dan penyediaan sarana
prasarana dasar, dan penyediaan sarana dan prasarana dasar, prasarana dasar, dan dan prasarana dasar,
membuka akses dan prasarana dan membuka akses membuka akses dan membuka akses
pemasaran komoditi. dasar, dan pemasaran komoditi. pemasaran komoditi. pemasaran komoditi.
membuka akses
pemasaran
komoditi.
3. Misi 3:
VI-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Mendorong Birokrasi Pemerintahan Provinsi yang Modern, Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik, serta Memberikan Bantuan Kepada Kecamatan dan Kelurahan Sebagai Pusat Pelayanan
Pemerintahan
Tujuan 3: Sasaran 11: Penataan organisasi, tata Peningkatan Penguatan Sistem Optimalisasi Sistem Akselerasi Sistem Pemantapan Sistem
Mewujudkan tata Meningkatnya laksana, dan SDM aparatur profesionalisme Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Kinerja
kelola pemerintahan akuntabilitas dan dalam rangka mewujudkan aparatur Kinerja Instansi Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah
yang baik transparansi pelayanan prima Pemerintah dan dan penerapan e- dan penerapan e- dan penerapan e-
penyelenggaraan Penyusunan penerapan e- planning dan e- government (e- government (e-
pemerintahan penyelarasan dan planning dan e- budgeting planning, e-budgeting, planning, e-
implementasi pedoman budgeting e-evaluating, e- budgeting, e-
standar pelayanan Inovasi dalam hal reporting) evaluating, e-
publik Pelembagaan pemberian reporting)
penerapan nilai- pelayanan publik Inovasi dalam hal
nilai pelayanan pemberian pelayanan Penguatan dan
publik publik pemantapan dalam
hal pelayanan prima
Sasaran 12: Memenuhi kebutuhan dasar Memenuhi kebutuhan Memenuhi Memenuhi Memenuhi kebutuhan Memenuhi
Meningkatnya jangkauan masyarakat berbasis SPM dasar masyarakat kebutuhan dasar kebutuhan dasar dasar masyarakat kebutuhan dasar
dan kualitas pelayanan melalui pembangunan masyarakat masyarakat melalui melalui pembangunan masyarakat melalui
dasar berbasis SPM dan dan peningkatan melalui pembangunan dan dan peningkatan pembangunan dan
pelayan publik lainnya infrastruktur dasar pembangunan dan peningkatan infrastruktur dasar peningkatan
secara inklusif berbasis SPM peningkatan infrastruktur dasar berbasis SPM infrastruktur dasar
infrastruktur dasar berbasis SPM berbasis SPM
berbasis SPM
Sasaran 13: Penguatan pemerintahan Menjadikan kecamatan Penguatan Peningkatan Penguatan nilai-nilai Akselerasi menuju
Meningkatnya kapasitas kecamatan, desa dan menjadi pusat kelembagaan pengembangan kearifan desa desa yang mandiri.
pemerintahan kelurahan yang mandiri pelayanan dan pusat pemerintah potensi desa
desa/kelurahan dan pertumbuhan kecamatan
kecamatan
4. Misi 4:
Meningkatkan koneksivitas dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam rangka pening-katan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta aspek-
aspek sosial-ekonomi
VI-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Tujuan 4: Sasaran 14 : Pembangunan/peningkatan Pembangunan/ Pembangunan/ Pembangunan/ Pembangunan/ Pembangunan/
Meningkatkan daya Meningkatnya kapasitas jalan dan jembatan peningkatan jalan dan peningkatan jalan peningkatan jalan peningkatan jalan dan peningkatan jalan
saing infrastruktur infrastruktur wilayah menuju/dalam kawasan jembatan menuju/ dan jembatan dan jembatan jembatan dan jembatan
wilayah dalam strategis dalam kawasan menuju/dalam menuju/dalam menuju/dalam menuju/dalam
mendukung strategis kawasan strategis kawasan strategis kawasan strategis kawasan strategis
konektivitas antar
daerah
Sasaran 15 : Mengembangkan sarana Peningkatan Sarana Peningkatan Peningkatan Sarana Peningkatan Sarana Peningkatan Sarana
Meningkatnya jangkauan prasarana transportasi dasar Prasarana Transportasi Sarana Prasarana Prasarana Prasarana Transportasi Prasarana
dan kualitas infrastruktur Dasar melalui Transportasi Dasar Transportasi Dasar Dasar melalui Transportasi Dasar
pendukung konektivitas pengembangan fasilitas melalui melalui pengembangan fasilitas melalui
wilayah angkutan Jalan dan pengembangan pengembangan angkutan Jalan dan pengembangan
Penyeberangan fasilitas angkutan fasilitas angkutan Penyeberangan fasilitas angkutan
Jalan dan Jalan dan Jalan dan
Penyeberangan Penyeberangan Penyeberangan
VI-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Periode Tahun
2018-2023 disebut dengan program Sultra Emas, yang dilaksanakan melalui pendekatan
Gerakan Percepatan Pembangunan Terpadu dan Merata di Wilayah Daratan dan
Lautan/Kepulauan dengan akronim GARBARATA, pendekatan ini dilakukan mengingat
kondisi geografis wilayah Sulawesi Tenggara sebagai daerah kepulauan yang terdiri dari
beberapa pulau besar dan pulau kecil yang terbagi menjadi 17 wilayah administratif kabupaten
dan kota, baik yang sudah terbentuk lama maupun sebagai daerah otonomi baru yang
memerlukan akselerasi pembangunan agar tidak tertinggal dari daerah lainnya di Sulawesi
Tenggara.
Pendekatan GARBARATA ini akan menjadi gerbong program prioritas daerah yang akan
menuju ke seluruh wilayah daratan dan lautan/kepulauan. Program prioritas dimaksud terdiri
dari 5 pilar, yaitu : Pilar Sultra Cerdas, Pilar Sultra Sehat, Pilar Sultra Peduli Kemiskinan, Pilar
Sultra Berbudaya dan Beriman, dan Pilar Sultra Produktif. Adapun penjelasan pilar sebagaimana
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sultra Cerdas
Merupakan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, yaitu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil dalam
mengimplementasikan pengetahuannya serta mampu mengembangkan inovasi-inovasi
melalui rekayasa teknologi pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan dilandasi kualitas
iman dan taqwa. Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui pemberian
jaminan pendidikan kepada masyarakat usia sekolah agar dapat mengenyam pendidikan
paling rendah pada pendidikan menengah dan menyediakan sarana pendidikan yang
memadai serta guru yang berkualitas.
2. Sultra Sehat
Kebijakan ini bertujuan untuk membangun generasi yang memiliki kualitas jasmani dan
rohani yang baik, berprestasi dalam segala bidang dengan cara menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai, mempersiapkan tenaga kesehatan yang terampil dan
ahli, serta membangun infrastruktur kesehatan yang berkualitas.
3. Sultra Peduli Kemiskinan
Program/kegiatan prioritas ini adalah bentuk nyata kepedulian Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat miskin di Sulawesi
Tenggara untuk terlepas dari jurang kemiskinan.
4. Sultra Berbudaya dan Beriman
Sultra Berbudaya dan Beriman merupakan kebijakan yang bertujuan untuk
mengaktualisasikan nilai-nila budaya, dan kearifan lokal, menghargai adat istiadat serta
melestarikan warisan budaya berupa situs-situs budaya, kesenian dan situs lainnya.
Mewujudkan Sultra Beriman dengan cara membentuk Sumber Daya Manusia menjadi
“Insan Kamil” yaitu memiliki kualitas iman dan taqwa, dan yang mampu
mengimplementasikan nilai-nilai ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi
para Aparatur Sipil Negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Sultra Produktif
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas disegala bidang, pengembangan
kelembagaan, sistem permodalan untuk pengembangan usaha, pengembangan tenaga
terampil, pembangunan infrastruktur dalam rangka pemberian pelayanan dasar
diberbagai sektor produksi dan mempersiapkan regulasi untuk mendukung kegiatan
peningkatan produktivitas diberbagai bidang usaha serta meningkatkan pelayanan
perizinan prima (pelayanan terpadu satu pintu).
Keseluruhan pilar di atas diuraikan dalam program pembangunan daerah sebagaimana
tertuang dalam tabel berikut ini :
VI-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 6.3
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG DISERTAI PAGU INDIKATIF PROV.SULTRA TAHUN 2018-2023
1 MISI 1 : MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT AGAR DAPAT BERDAULAT DAN AMAN DALAM BIDANG EKONOMI, PANGAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, POLITIK, SERTA IMAN DAN TAKWA
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Jumlah pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen pelaksanaan tugas
Kegiatan 8 7 351.850 14 1.015.000 12 1.015.000 11 1.015.000 12 1.015.000 56 4.411.850 DINAS SOSIAL
lainnya teknis lainnya
Persentase peningkatan tenaga kerja yang difasilitasi untuk meningkatkan DINAS TENAGA KERJA DAN
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas Persen 100 - - 65% 525.000.000 70% 560.000.000 75% 590.000.000 80% 635.000.000 2.310.000.000
kompetensi dan produktivitasnya TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses DINAS TENAGA KERJA DAN
Peningkatan Kesempatan Kerja Persen 60 63 169.012.000 - - - - - - - - 63 169.012.000
kesempatan kerja TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses DINAS TENAGA KERJA DAN
Penempatan Dan Perluasan Kesempatan Kerja Persen 60 - - 64% 800.000.000 65% 830.000.000 70% 850.000.000 75% 670.000.000 80 3.150.000.000
kesempatan kerja dan usaha mandiri TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan pembinaan dan pengembangan hubungan DINAS TENAGA KERJA DAN
Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Persen 60 62% 583.564.000 - 0 - 0 - 0 - 0 62 583.564.000
industrial serta pengawasan ketenagakerjaan TRANSMIGRASI
Perlindungan Tenaga Kerja Dan Pengembangan Pengawasan Persentase perusahaan yang menerapkan standar norma ketenagakerjaan DINAS TENAGA KERJA DAN
Persen 70 - - 75% 625.000.000 80% 775.000.000 85% 795.000.000 90% 835.000.000 95 3.030.000.000
Tenaga Kerja dan norma K3 TRANSMIGRASI
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Persentase peningkatan kewirausahaan dan keuanggulan kompetitif DINAS KOPERASI, USAHA
Persen 58.486 UMKM 100% 1.483.590 100% 1.927.717 100% 2.200.000 100% 1.770.000 100% 1.870.000 100 9.251.307
Kompetitif KUMKM UMKM MIKRO KECIL DAN MENENGAH
13,88 CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% ≤ 25
1. Koefisien variasi pangan strategis (beras, cabe merah, bawang merah, CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤
Persen 14,4 CV bawang merah ≤ 25% ≤ 25
kedelai, jagung) 25% 25% 25% 25%
Program Peningkatan Ketahanan Pangan 6,79 CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% ≤5
997.170 2.415.130 2.411.603 2.515.000 2.662.000 11.000.903 DINAS KETAHANAN PANGAN
Pertanian/Perkebunan
5,09 CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% ≤5
2. Ketersediaan pangan utama Ton 399.972 435,078 445,078 455,078 465,078 475,078 475,078
3 Ketersediaan Energi (Kkl/Kap/hari) 3,036 3,250 3,210 3,300 3,350 3,37 3,37
Skor PPH Persen 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
Program pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi
Konsumsi Energi (Kkal/kap/Hari) 2,359 2314,8 790.850 2269,8 1.650.000 2224,9 1.745.000 2179,9 1.845.000 2134,9 1.897.000 2134,9 7.927.850 DINAS KETAHANAN PANGAN
Pangan
Konsumsi Protein (Gr/Kap/Hari) 72,01 68,00 64,00 60,00 56,0 52,0 52
Program peningkatan Keamanan Pangan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Persen 70,4 90 202.350 92 600.000 92,5 652.460 93 652.460 93,5 695.525 93,5 2.802.795 DINAS KETAHANAN PANGAN
Program Peningkatan Mutu Pangan Jumlah Sertifikat Prima 3 Jumlah 2 4 189.380 5 689.000 5 733.397 5 733.397 6 711.000 6 3.056.174 DINAS KETAHANAN PANGAN
1. Meningkatnya produksi perkebunan Ton 206.571 220.547 225,607 Ton 230.668 Ton 235.728 Ton 240.789 Ton 240.789 DINAS PERKEBUNAN DAN
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 9.268.642 10.468.390 10.388.650 12.120.445 15.654.798 57.900.926
HORTIKULTURA
2. Menigkatnya produksi hortikultura Ton 37.583 36.874 37.454 Ton 38.104 Ton 38.614 Ton 399.199 Ton 399.199
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Jumlah promosi hasil produksi perkebunan dan hortikultura yang DINAS PERKEBUNAN DAN
Kegiatan 2 2 180.000 2 Keg 1.000.000 2 Keg 1.039.800 2 Keg 1.085.780 2 Keg 1.136.358 10 4.441.938
dan Perkebunan dilakukan HORTIKULTURA
Kg/Kap/Thn 58,8 67,20 68,80 69,90 71,20 73,05 73,05
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi PERIKANAN
165.000.000 685.000.000 765.000.000 820.000.000 910.000.000 3.345.000.000
Perikanan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) UPI 1328 1350 1400 1450 1500 1550 1550
PERIKANAN
Sasaran 3: Terpeliharanya kondisi aman dalam akses Angka Rata-rata Lama Sekolah (Thn) Tahun 8,46 9,22 10,05 10,96 11,94 12,54 12,54
1 1 3 masyarakat terhadap pendidikan berkualitas dalam Harapan Lama Sekolah Tahun
meningkatnya literasi masyarakat
Persentase peningkatan pengguna perpustakaan Persen 2,4 2,5 2,7 2,9
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga DINAS PENDIDIKAN DAN
Persentase Guru sertifikasi Persen 49,49 54,49 1.810.397 59,49 7.386.221 64,49 9.427.268 69,49 10.181.450 74,49 10.995.966 74,49 39.801.302
Kependidikan KEBUDAYAAN
Persentase pemuda yang meningkat peran sertanya pada kegiatan DINAS KEPEMUDAAN DAN
Program peningkatan peran serta kepemudaan Persen 100 100 1.553.440 100 2.957.226 100 2.867.428 100 3.117.382 100 3.237.008 100 13.732.484.122
kepemudaan OLAH RAGA
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan Persentase pemuda yang meningkat ketrampilan dan kecakapannya dalam DINAS KEPEMUDAAN DAN
Org - - - 50 135.415 100 238.622 130 300.356 70 201.910 350 876.302.427
kecakapan hidup pemuda berwirausaha OLAH RAGA
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak 549.225.000 0 0 0 549.225.000
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru
Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
lahir
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil Persen 73,30 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan mutu pelayanan Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
- 1.007.000.000 435.580.000 1.007.000.000 1.007.000.000 3.456.580.000
berkelanjutan pada ibu dan anak
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru
Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
lahir
Program peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada Persentase warga negara usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining
Persen 10 100 - 100 550 100 80 100 550 100 550 100 1.730 DINAS KESEHATAN
remaja dan usia produktif kesehatan sesuai standar
Program Imunisasi dan surveilans kesehatan Persentase bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap persen 79,38 100 259.980.000 100 700.000.000 100 240.000.000 100 700.000.000 100 700.000.000 100 2.599.980.000 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan pemerataan pelayanan Persentase kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang
Persen 65 67 - 68 805.000.000 69 280.000.000 70 805.000.000 71 805.000.000 100 2.695.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan dasar yang berkualitas terakreditasi
Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat persentase RT yang ber PHBS persen 58,46 100 317.290.000 100 946.000.000 100 377.999.738 100 946.000.000 100 946.000.000 100 3.533.289.738 DINAS KESEHATAN
Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan persentase ketersediaan obat Persen 98 100 75.380.000 100 - - - - - - - 100 75.380.000 DINAS KESEHATAN
Program Pengembangan Lingkungan Sehat persentase rt yang memiliki akses air minum yang layak persen 54,87 60 250.110.000 62 659.513.600 67 383.234.688 70 662.093.463 76 6.641.009.400 100 8.595.961.151 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan terpenuhinya layanan laboratorium kesehatan persen 100 100 841.500.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 3.381.500.000 DINAS KESEHATAN
Program kajian dan manajemen pembangunan kesehatan Tersedianya Dokumen kajian dan rumusan dokumen kebijakkan persen 100 100 9.222.925.600 100 1.718.000.000 100 1.664.000.000 100 1.718.000.000 100 1.718.000.000 100 16.040.925.600 DINAS KESEHATAN
Program pengembangan Balai farmasi Terakreditasinya Balai Farmasi persen 100 100 - 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 780.000.000 DINAS KESEHATAN
Program pengembangan perumahan Cakupan penyediaan hunian perumahan persen - 100 55.730.000.000 - - - - - - - - 100 55.730.000.000 DINAS PRKP & PERTANAHAN
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Jumlah Produksi Hasil Hutan persen 10 10 76.500.000 10 1.215.120.000 10 1.129.500.000 10 1.350.000.000 10 2.200.000.000 50 5.971.120.000 DINAS KEHUTANAN
Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk menurunkan luas hutan dan lahan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan ha 12526 1250 15.462.819.000 1250 1.033.380.000 1000 1.291.986.450 300 1.947.226.900 1000 2.769.506.225 4800 22.504.918.575 DINAS KEHUTANAN
kritis
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Persentase penurunan kerusakan hutan kegiatan - 1 - 1 66.000.000 1 79.860.000 1 96.630.600 1 66.000.000 5 308.490.600 DINAS KEHUTANAN
Perencanaan dan Pengembangan Hutan Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sesuai fungsinya Izin 5 16 1.950.000.000 16 2.245.515.200 16 2.336.261.314 16 3.267.286.566 16 5.136.363.458 80 14.935.426.538 DINAS KEHUTANAN
Perlindungan dan Pengamanan Hutan Presentase penurunan Kerusakan Kawasan Hutan Persen 26 890.600.000 27 1.079.660.000 27 1.385.388.600 27 1.718.320.206 52 1.990.000.000 159 7.063.968.806 DINAS KEHUTANAN
Program Pengembangan Perbenihan Jumlah sumber benih dan mutuu bibit yang tersertifikasi unit - 2 81.200.000 2 100.000.000 2 121.000.000 27 130.680.000 2 158.122.800 35 591.002.800 DINAS KEHUTANAN
Program Pendidikan dan Pelatihan Persentase ASN yang mengikuti/lulus pendidikan dan pelatihan teknis Persen - 100 720.000.000 100 360.000.000 100 435.600.000 100 470.448.000 100 720.000.000 500 2.706.048.000 DINAS KEHUTANAN
Program Penyuluhan Kehutanan Jumlah pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan jumlah - 1 81.000.000 1 489.100.000 1 694.811.000 1 901.435.880 1 789.387.415 5 2.955.734.295 DINAS KEHUTANAN
Program Pemberdayaan masyarakat Setempat dalam Kegiatan
Jumlah Izin Perhutanan Sosial yang difasilitasi unit - 4 303.000.000 4 265.590.000 4 477.000.000 8 501.557.500 8 610.000.000 28 2.157.147.500 DINAS KEHUTANAN
RHL
Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Kehutanan Jumlah Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan KTH unit - - 476.000.000 20 630.600.000 20 720.000.000 20 871.200.000 20 1.078.460.000 80 3.776.260.000 DINAS KEHUTANAN
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Jumlah sistem informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang
Jumlah 7 3 147.000.000 5 355.820.000 6 451.103.830 7 478.170.060 7 506.860.263 35 1.938.954.153 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dapat diakses
Program Penataan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Persentase cakupan penegakan hukum lingkungan hidup Persen 50 67 - 100 300.000.000 100 368.000.000 100 337.080.000 100 357.304.800 100 1.362.384.800 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Persentase cakupan pelaksanaan pengendalian pencemaran dan
Persen 30 30 3.135.808.000 100 1.770.000.000 100 2.077.200.000 100 2.301.832.000 100 2.439.941.920 100 11.724.781.920 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup kerusakan lingkungan hidup
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase jumlah sampah yang tertangani pada kondisi khusus di provinsi Persen - - 134.900.000 60 382.914.800 75 525.889.688 80 963.083.069 100 717.676.053 100 2.724.463.611 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengelolaan Limbah B3 Jumlah industri yang mengelola limbah B3 sesuai ketentuan Jumlah 60 - - 966 550.000.000 966 583.000.000 966 617.980.000 966 655.058.800 966 2.406.038.800 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengembangan Tata Ruang dan Kawasan Konservasi DINAS KELAUTAN DAN
Luas Kawasan Konservasi Laut dan Perairan Juta Ha 1,84 2,3 2.243.025.000 2,4 1.356.120.000 2,47 1.529.000.000 2,53 1.565.900.000 2,8 1.641.000.000 2,8 8.335.045.000
Laut PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengelolaan Akses Area Perikanan Jumlah Dokumen Akses Area Perikanan Berkelanjutan Dokumen - - - 14 200.000.000 14 210.000.000 14 230.000.000 14 240.000.000 14 880.000.000
PERIKANAN
Program Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 - - 151 600.000.000 156 717.000.000 161 875.000.000 166 977.000.000 166 3.169.000.000
Kelautan dan Perikanan PERIKANAN
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 146 1.322.000.000 - - - - - - - - - 1.322.000.000
Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan PERIKANAN
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang
Persen 100 100 438.078.000 - - - - - - - - 26,9 438.078.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Perempuan dilayani oleh Petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
Program Peningkatan Perlindungan Hak Perempuan dan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang
Persen - - - 100 854.521.000 100 971.661.420 100 782.046.000 100 844.609.680 100 3.452.838.100 DINAS P3A, PP DAN KB
Perlindungan Khusus Anak dilayani oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu(%)
Cakupan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan SATUAN POLISI PAMONG
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat ( Pekat ) Persen 100 100 115.264.000 - - 0 - 0 - 0 - 100 115.264.000
keamanan PRAJA
Program Peningkatan Ketahanan Seni Budaya, Agama Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Bidang Ketahanan Seni BADAN KESATUAN BANGSA
Persen 100 100 88.702.500 100 700.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 3.713.702.500
Kemasyarakatan dan Ekonomi Budaya, Agama Kemasyarakatan dan Ekonomi DAN POLITIK
Program Peningkatan Bantuan Hukum Penyelesaian Sengketa Persentase pelaksanaan penyelesaian sengketa hukum, penyuluhan dan
Persen 100 100 990.500.000 100 840.000.000 100 838.432.000 100 883.000.000 100 895.000.000 100 4.446.932.000 BIRO HUKUM
Hukum, Penyuluhan dan HAM HAM
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama Cakupan Optimalisasi Pelayanan Kehidupan Beragama Persen 100 100 3.071.842.000 100 2.101.500.000 100 3.706.150.000 100 2.308.425.600 100 5.147.137.920 100 16.335.055.520
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Cakupan Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Persen 100 100 73.744.000 50 200.000.000 50 102.000.000 50 109.200.000 50 111.280.000 100 596.224.000
RAKYAT
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda BIRO KESEJAHTERAAN
Cakupan Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda dan Olahraga Persen 100 100 - 50 690.000.000 50 717.600.000 50 789.360.000 50 789.360.000 100 2.986.320.000
dan Olahraga RAKYAT
Program Pemberdayaan Kegiatan Kelembagaan Kesejahteraan Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan BIRO KESEJAHTERAAN
Persen 100 100 63.240.000 100 400.000.000 100 391.200.000 100 424.320.000 100 428.480.000 100 1.707.240.000
Sosial Kesejahteraan Sosial RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Cakupan Optimaslisasi Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Persen 100 100 316.144.000 100 372.062.000 100 411.944.480 100 453.138.928 100 453.138.928 100 2.006.428.336
RAKYAT
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba,PMS Cakupan Optimalisasi Peningkatan Penanggulangan Narkoba,PMS BIRO KESEJAHTERAAN
Persen - 100 - 100 230.000.000 100 239.200.000 100 263.120.000 100 263.120.000 100 995.440.000
termasuk HIV dan AIDS termasuk HIV dan AIDS RAKYAT
Program Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Cakupan Optimalisasi Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan BIRO KESEJAHTERAAN
Persen - 100 450.850.000 100 250.000.000 100 260.000.000 100 286.000.000 100 286.000.000 100 1.532.850.000
Perempuan,Perlindungan Anak dan Remaja Perempuan,Perlindungan Anak dan Remaja RAKYAT
Program Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat dalam Cakupan Optimalisasi Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat dalam BIRO KESEJAHTERAAN
Persen 75 17 104.690.000 100 579.380.000 100 596.367.600 100 646.722.960 100 653.158.064 100 2.580.318.624
Pelayanan KB/KR Mandiri Pelayanan KB/KR Mandiri RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Keragaman Budaya Cakupan Optimalisasi Kegiatan Keragaman Budaya Persen - 100 84.624.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 647.264.000
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya Cakupan Optimalisasi Pengembangan Nilai Budaya Persen 100 100 - 50 70.000.000 50 72.800.000 50 80.080.000 50 80.080.000 100 302.960.000
RAKYAT
Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pemberdayaan Kelembagaan Nakertrans Persen - 100 104.642.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 667.282.000
Kesejahteraan Sosial, Kesehatan dan Nakertrans RAKYAT
Program Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Tenaga Cakupan Optimalisasi Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Tenaga BIRO KESEJAHTERAAN
Persen - 100 - 100 150.310.000 100 156.322.400 100 171.954.640 100 171.954.640 100 650.541.680
Kerja Kerja RAKYAT
Program Peningkatan Kualitas Keluarga Persentase Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sesuai standar Persen - - - 22 185.000.000 44 322.700.000 67 233.308.000 100 251.972.640 100 992.980.640 DINAS P3A, PP DAN KB
Program Pengadaan data terpilah menurut tema dan jenis Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan sistem Informasi
Persen 6 22 300.000.000 - - - - - - - - 22 300.000.000 DINAS P3A, PP DAN KB
kelamin gender dan anak (%)
Program Pembinaan Keluarga Berencana Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Persen 18,5 - - 19.0 584.500.000 19.5 587.790.000 20.0 636.440.000 20.5 568.418.994 20.5 2.377.148.994 DINAS P3A, PP DAN KB
1 1 8 Sasaran 8. Memerangi Perubahan Iklim dan Dampaknya Persentase kabupaten/kota yang tangguh bencana Persen - 11 17 17 17 17 17
Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan Penurunan Titik Hotspot (1%)/Tahun Persen - 1 3.889.590.000 1 3.025.237.000 1 3.889.536.770 1 4.841.134.492 1 5.628.977.835 5 21.274.476.097 DINAS KEHUTANAN
Program Penguatan Peran Kelembagaan Dalam Mendukung Presentase penguatan Peran Kelembagaan Dalam Mendukung BADAN PENANGGULANGAN
Persen 100 100 2.693.545.800 - 1.915.149.944 - 1.580.000.000 1.980.000.000 2.215.236.846 10.383.932.590
Penanggulangan Bencana; Penanggulangan Bencana; BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Pengurangan Risiko Bencana; Presentase pengurangan Risiko Bencana; Persen 100 - 3.110.506.000 - 1.850.000.000 - 2.285.000.000 2.405.000.000 2.630.000.000 100 12.280.506.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Pemberdayaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Program Pemberdayaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat. Persen 100 - 1.069.050.000 - 1.450.000.000 - 1.650.000.000 1.850.000.000 1.910.000.000 100 7.929.050.000
BENCANA DAERAH
Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi BADAN PENANGGULANGAN
Presentase pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi bencana. Persen 100 - 3.375.000.000 - 4.205.000.000 - 3.946.561.939 3.682.886.894 3.874.881.000 100 19.084.329.833
bencana. BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Penanganan Darurat Bencana. Presentase Penanganan Darurat Bencana. Persen 100 - 590.000.000 - 1.355.000.000 - 1.520.000.000 1.620.000.000 1.620.000.000 100 6.705.000.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Operasional Tanggap Darurat Kebencanaan. Presentase Operasional Tanggap Darurat Kebencanaan. Persen 100 - - - 360.000.000 - 460.000.000 470.000.000 470.000.000 100 1.760.000.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Penanganan Logistik dan Peralatan PB; Presentase penanganan Logistik dan Peralatan PB; Persen 100 - - - 2.055.000.000 - 2.465.000.000 2.670.000.000 2.935.000.000 100 10.125.000.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Presentase Rehabilitasi dan Rekonstruksi; Persen 100 - - - 645.000.000 - 755.000.000 860.000.000 910.000.000 100 3.170.000.000
BENCANA DAERAH
2 MISI 2 : MEMAJUKAN DAYA SAING WILAYAH MELALUI PENGUATAN EKONMI LOKAL DAN PENINGKATAN INVESTASI
Kontribusi Sub Sektor Pariwisata terhadap PDRB (%) Persen 4,5 4,7 4,7 5 5 9,5 9,5
Kontribusi Sektor Pertambangan & Penggalian terhadap PDRB (%) Persen 20,68 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34 23,34
Persentase peningkatan kawasan transmigrasi yang difasilitasi DINAS TENAGA KERJA DAN
Pengembangan Wilayah Transmigrasi Persen 40 50 157.489.000 - - - - - - - - 50 157.489.000
pengembangannya TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigran DINAS TENAGA KERJA DAN
Transmigrasi Lokal Persen 40 50 331.347.000 - - - - - - - - 50 331.347.000
yang dibina dan ditingkatkan kapasitasnya TRANSMIGRASI
Persentase dokumen RKT dan calon lokasi yang memenuhi legal aspek DINAS TENAGA KERJA DAN
Perencanaan Kawasan Transmigrasi Persen 60 - - 70 350.000.000 75 100.000.000 80 - 85 100.000.000 90 550.000.000
pertanahan TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigrasi DINAS TENAGA KERJA DAN
Pengembangan Kawasan Transmigrasi Persen 65 - - 70 1.020.000.000 75 1.115.000.000 80 1.215.000.000 85 1.285.000.000 90 #VALUE!
yang dibina dan ditingkatkan kapasitasnya TRANSMIGRASI
DINAS TENAGA KERJA DAN
Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Jumlah partisipasi expo hasil pembangunan Persen 100 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 500.000.000
TRANSMIGRASI
Program Pengem bangan, Pengelo laan, dan Konser vasi DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
Pengelolaan SDA yang sesuai Pola dan Rencana Pola SDA Persen 25 50 - 100 2.900.000.000 100 7.400.000.000 100 2.200.000.000 100 2.200.000.000 100 14.700.000.000
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya BINA MARGA
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Agro, Cakupan Pembinaan Pelaku Usaha Industri besar (agro,kimia, logam dan 116 pelaku usaha 133 pelaku usaha 143 pelaku usaha 652 pelaku usaha DINAS PERINDUSTRIAN DAN
pelaku usaha 30 pelaku usaha 100 pelaku usaha (16,1%) 492.053.920 530.000.000 575.000.000 610.000.000 2.207.053.920
Kimia, Logam dn Mesin mesin) (18,6%) (21,4) (23%) (100%) PERDAGANGAN
Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Destinasi Wisata yang dikembangkan Lokasi 2 3 7.919.099 3 11.577.077 3 12.210.229 3 12.952.847 3 13.752.275 15 58.411.528 DINAS PARIWISATA
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Jumlah SDM Pariwisata yang Disertifikasi Orang 637 150 539.450.000 150 375.000.000 150 570.000.000 150 505.000.000 150 545.400.000 750 2.534.850.000 DINAS PARIWISATA
Program Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Bidang Jumlah Kegiatan dalam rangka Optimalnya Pengelolaan Laboratorium
Kegiatan 5 20000000 88.664.500 25.000.000 1.200.000.000 50.000.000 650.000.000 80.000.000 571.000.000 100.000.000 595.000.000 17 3.104.664.500 DINAS ESDM
Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang ESDM
Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan Jumlah Daya Terpasang (MW) MW 1 1 448.300.000 1 448.300.000 DINAS ESDM
Program Pengembangan dan Konservasi Ketenagalistrikan Rasio ketersediaan daya listrik Persen 0 - - 1,00 663.213.300 92,74 732.906.098 93,41 748.880.464 100,00 753.153.292 100 2.898.153.154 DINAS ESDM
Program Peningkatan Paduserasi Kebijakan dan Program Jumlah kegiatan dalam rangka terwujudnya sinergitas program dan
Kegiatan 2 4 209.200.000 4 140.000.000 4 185.140.124 4 198.946.120 4 208.000.000 13 941.286.244 DINAS ESDM
Pembangunan bidang ESDM kebijakan pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kab./Kota
Program Peningkatan Penyediaan dan Penyebarluasan Data
Jumlah data dan informasi kegeologian yang disebarluskan. Dokumen 2 4 687.465.000 4 795.000.000 3 1.075.000.000 3 1.133.800.000 4 1.161.157.049 18 4.852.422.049 DINAS ESDM
dan Informasi Kegeologian
2 1 2 Sasaran 10: Meningkatnya daya saing investasi daerah Pertumbuhan nilai investasi PMDN dan PMA (%) Persen 12 36 36 36 87 87 87
Cakupan Penyelenggaraan kerjasama pemerintah, kerjasama luar negeri BIRO KERJASAMA &
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Persen 100 100 850.725.000 100 773.125.000 100 780.349.000 100 810.122.980 100 841.047.878 100 4.055.369.858
dan pihak ketiga KONSULTASI PUBLIK
Program Pengembangan Investasi dan Pembinaan BUMD Koordinasi, konsultasi dan peningkatan investasi dan potensi daerah Kegiatan 2 2 710.861.600 2 1.227.131.600 2 1.276.216.864 2 1.403.838.550 2 1.403.838.550 2 6.021.887.165 BIRO PEREKONOMIAN
Program Pengembangan Sinkronisasi IPMP/IPMK se sultra Cakupan Pengembangan Sinkronisasi Perencanaan Investasi Persen 100 100 - 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 840.000.000 DINAS PM DAN PTSP
3 MISI 3 : MENDORONG BIROKRASI PEMERINTAHAN PROVINSI YANG MODERN, TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA YANG BAIK (GOOD VILLAGE GOVERNANCE) SERTA MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA KECAMATAN DAN KELURAHAN SEBAGAI PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN
Sasaran 11: Meningkatnya akuntabilitas dan tarnsparansi Opini Laporan Keuangan(Nilai) Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
3 1 1
penyelenggaraan pemerintahan
Indeks Sistem
Pemerintahan Berbasis Nilai
Elektronik (SPBE)
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Cakupan penataan sistem administrasi kearsipan Kegiatan 1 1 1.546.530.000 2 2.630.000.000 2 1.630.000.000 1 803.081.350 1 1.630.000.000 7 8.239.611.350
KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah cakupan ketersediaan sarana pengolahan dan depo arsip Kegiatan 4 4 - 4 500.000.000 4 423.204.850 4 423.204.850 4 500.000.000 16 1.846.409.700
KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Persentase pemeliharaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip Kegiatan 1 1 13.500.000 1 113.500.000 1 113.500.000 2 113.500.000 2 113.500.000 2 467.500.000
KEARSIPAN
Program Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung- Presentase Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung-gedung Utama
Persen 100 100 1.039.459.000 100 300.000.000 100 0 100 0 100 0 100 1.339.459.000 SEKRETARIAT DPRD
gedung Pemda Sulawesi Tenggara
Program Peningkatan Kualitas & Penyebarluasan Informasi Presentase Penyebarluasan informasi Persen 100 100 8.818.284.000 100 9.771.015.360 100 10.421.015.360 100 10.771.015.360 100 10.871.015.360 100 50.652.345.440 SEKRETARIAT DPRD
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi & Presentase Pengembangan Komunikasi, Informasi & Pemanfaatan
Persen 100 100 150.000.000 100 150.000.000 100 300.000.000 100 150.000.000 100 750.000.000 100 1.500.000.000 SEKRETARIAT DPRD
Pemanfaatan Teknologi Informasi Teknologi Informasi
Orang/Kegiatan/Pe
Peningkatan Kapasitas Keprotokolan Peningkatan Kapasitas Keprotokolan 35 /5/ 90 35 Orang 153.550.000 35 /5/ 90 193.550.000 35 /5/ 90 201.292.000 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5 / 90 991.234.400 BIRO UMUM
rsen
Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan Peningkatan Wawasan Kebangsaan Kegiatan 1 1 942.000.000 1 942.000.000 1 979.680.000 1 1.077.648.000 1 1.077.648.000 1 5.018.976.000 BIRO UMUM
Program Penataan Kelembagaan dan Analisa Jabatan Jumlah OPD yang tepat Fungsi dan Tepat Ukuran Jumlah 342.125.500 552.125.500 393.175.600 433.175.600 433.175.600 2.153.777.800 BIRO ORGANISASI
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Cakupan Layanan Administrasi Kepegawaian Jumlah 63.260.000 200.297.000 178.731.280 196.604.408 196.604.408 835.497.096 BIRO ORGANISASI
Program Peningkatan Akuntabilitas, Pelayanan Publik dan Jumlah OPD yang mendapat Apresiasi atas penyelengaraan Pelayanan
Persen 100 357.050.000 827.800.000 840.112.000 920.379.200 922.379.040 100 3.867.720.240 BIRO ORGANISASI
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Publik
Program Obat dan Perbelakalan Kesehatan Cakupan layanan Kesehatan bagi ASN lingkup Setda Prov. Sultra Persen 100 36.378.000 106.378.000 110.633.120 121.696.432 121.696.432 100 496.781.984 BIRO ORGANISASI
Program Peningkatan dan Pengembangan Biro Pengadaan Cakupan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Pengadaan BIRO PENGADAAN BARANG &
Persen 100 100 286.250.000 100 286.250.000 100 297.700.000 100 327.470.000 100 327.470.000 100 1.525.140.000
Barang/Jasa Pemerintah Barang/Jasa Pemerintah JASA
Cakupan Pelaksanaan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang BIRO PENGADAAN BARANG &
Program Peningkatan Pelayanan Barang/Jasa Pemerintah Persen 100 100 350.880.000 100 350.880.000 100 364.915.200 100 401.406.720 100 401.406.720 100 1.869.488.640
Optimal JASA
Program Peningkatan Pengendalian Program Pembangunan Cakupan Pelaksanaan Pengendalian Program Pembangunan Pemerintah Kegiatan + 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22
4 +1 1.289.050.000 1.300.050.000 1.352.052.000 1.487.257.200 1.487.257.200 65 + 110 6.915.666.400 BIRO PEMBANGUNAN
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Program Peningkatan Koordinasi, Pembinaan dan Penyiapan Cakupan Pelaksanaan Koordinasi dan Pembinaan Administrasi
Kegiatan + 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2
bahan Administrasi Penyusunan Program/Kegiatan Program/Kegiatan Pembangunan yang dikelola Pemerintah Provinsi pada 7+2 308.050.000 81 Kegiatan + 2 Dokumen 290.000.000 301.600.000 331.760.000 331.760.000 405 + 10 1.563.170.000 BIRO PEMBANGUNAN
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Pembangunan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab./Kota Pemerintah Kab./Kota
Program Penguatan E-Procurement Pemerintah Provinsi Cakupan Penguatan E-Procurement Pemerintah Provinsi Sulawesi
Kegiatan + Unit 4 4 Kegiatan + 10 Unit 472.500.000 4 Kegiatan + 5 Unit 413.500.000 4 Kegiatan + 5 Unit 430.040.000 4 Kegiatan + 5 Unit 473.044.000 4 Kegiatan + 5 Unit 473.044.000 20 + 30 2.262.128.000 BIRO PEMBANGUNAN
Sulawesi Tenggara Tenggara
Program Peningkatan pengembangan Rencana Umum Cakupan dokumen RUP dan pelaporan Pengadaan Barang/Jasa Dokumen + 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2
2+2 71.000.000 2 Dokumen + 2 Kegiatan 89.100.000 92.664.000 101.930.400 101.930.400 10 + 10 456.624.800 BIRO PEMBANGUNAN
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Prov. Dan Kab./Kota Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan Cakupan pelaksanaan penataan peraturan perundang-undangan dan
Persen 100 100 553.400.000 100 540.000.000 100 556.800.000 100 579.072.000 100 582.137.280 100 2.811.409.280 BIRO HUKUM
Dokumentasi dokumentasi
Program Peningkatan Evaluasi Produk Hukum Kab/Kota Cakupan Pelaksanaan evaluasi produk hukum Kab/Kota Persen 100 100 277.300.000 100 290.000.000 100 240.000.000 100 298.000.000 100 308.000.000 100 1.413.300.000 BIRO HUKUM
Program Konsultasi dan Koordinasi Peningkatan Promosi Cakupan pelaksanaan konsultasi dan koordinasi peningkatan promosi
Persen 100 100 40.500.000 100 40.000.000 100 40.000.000 100 45.000.000 100 46.800.000 100 212.300.000 BIRO HUKUM
Daerah daerah
Program Penyebar Luasan Informasi Media, Pencitraan dan Cakupan pelaksanaan penyebar luasan informasi media, pencitraan dan
Persen 100 - 0 - 45.000.000 - 45.000.000 - 47.000.000 - 48.880.000 100 185.880.000 BIRO HUKUM
Publikasi Lingkup Pemprov publikasi lingkup pemprov
Cakupan Koordinasi dan Administrasi Tata Pemerintahan Daerah yang BIRO ADMINISTRASI
Program Tata Pemerintahan Kegiatan 88 88 556.960.000 88 540.000.000 88 561.600.000 88 617.760.000 88 617.760.000 440 2.894.080.000
terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN
Cakupan Koordinasi Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah yang Kegiatan & 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 95 Kegiatan + 5 BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah 19 + 1 342.290.000 19 Kegiatan + 1 Dokumen 270.000.000 280.800.000 308.880.000 308.880.000 1.510.850.000
terlaksana dengan baik Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen PEMERINTAHAN
Cakupan Koordinasi Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif yang BIRO ADMINISTRASI
Program Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif Kegiatan 68 68 254.830.000 68 294.830.000 68 306.623.200 68 337.285.520 68 337.285.520 340 1.530.854.240
terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN
Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban Cakupan Koordinasi Administrasi Pencegahan dini dan penanggulangan BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 17 0 - 17 20.000.000 17 20.800.000 17 22.880.000 17 22.880.000 68 86.560.000
bencana alam korban bencana alam yang terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN
Program Peningkatan fasilitas dan Pengendalian Pos dan DINAS KOMUNIKASI DAN
Terwujudnya peningkatan fasilitas dan Pengendalian Pos dan Telekomunik bulan 12 12 250.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 12 250.000.000
Telekomunikasi INFORMATIKA
Program Penyusunan/Pemutahiran data elektronik Terciptanya pelayanan informasi dan dokumentasi dalam format audio DINAS KOMUNIKASI DAN
kegiatan 1 1 30.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 30.000.000
penyelenggaraan Pemertintah visual secara optimal INFORMATIKA
BADAN PENDAPATAN
Program Peningkatan dan Pengembangan PAD Cakupan optimalisasi peningkatan dan pengembangan PAD Persen 88,37 100 1.860.344.000 100 2.002.621.760 100 2.082.726.630 100 2.166.035.696 100 2.252.763.123 100 10.364.491.209
DAERAH
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Cakupan keterpenuhan pengembangan komunikasi, informasi dan BADAN PENDAPATAN
Persen 100 100 1.112.850.000 100 1.200.000.000 100 1.266.800.000 100 1.317.472.000 100 1.370.170.880 100 6.267.292.880
Pemanfaatan Teknologi Informasi pemanfaatan teknologi informasi DAERAH
BADAN PENDAPATAN
Program Pengelolaan Pendapatan & Kekayaan Daerah Cakupan optimalisasi pengelolaan pendapatan dan kekayaan daerah Persen 100 100 288.690.000 100 496.696.841 100 495.764.715 100 537.227.303 100 558.716.395 100 2.377.095.254
DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Capaian Opini atas Laporan Keuangan Provinsi Persen 100 100 8.300.929.866 100 10.500.622.853 100 10.826.621.138 100 11.909.283.252 100 13.100.211.577 100 54.637.668.685 KEUANGAN DAN ASET
Keuangan Daerah
DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan
Cakupan Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Persen 85 80 1.241.203.000 85 1.365.323.300 90 1.501.855.630 100 1.748.841.193 100 1.923.725.312 100 7.780.948.435 KEUANGAN DAN ASET
Kabupaten/Kota
DAERAH
Program Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persentase Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persen 75 80 510.808.000 85 850.000.000 88 918.000.000 89 991.440.000,00 95 1.070.755.200,00 95 4.341.003.200 INSPEKTORAT DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Kerjasama Pembangunan Tersedianya Laporan Kerjasama Pembangunan Persen 100 100 312.465 100 393.134 100 542.447 100 746.692 100% 821.361 100 2.816.098
PEMBANGUNAN DAERAH
Program Perencanaan Pengembangan Kota - Kota Menengah Tersusun Dokumen Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan BADAN PERENCANAAN
Dok - DOK. 279.895 DOK. 307.885 DOK. 338.673 DOK. 372.540 DOK. 409.794 Dok 1.708.787
dan Besar Besar PEMBANGUNAN DAERAH
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Terlaksana peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan BADAN PERENCANAAN
Persen 100 100 547.500 100 602.250 100 662.475 100 728.723 100 801.595 100 3.342.542
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah PEMBANGUNAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Terlaksana Perencanaan Pembangunan Daerah Dok - Dok 2.604.925 Dok 2.820.648 Dok 3.602.712 Dok 3.412.983 Dok 4.256.852 Dok 16.698.120
PEMBANGUNAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Tersusun Dokumen Perencanaan Ekonomi Dok 2 2 - 5 1.228.700.000 5 1.121.670.000 6 1.233.837.000 5 1.357.220.700 23 4.941.427.700
PEMBANGUNAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial Budaya Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Bidang Sosial Budaya persen 100 100 - 100 1.178.400.000 0 - 0 - 0 - 100 1.178.400.000
PEMBANGUNAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persen 100 100 - 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 4.700.000.000
PEMBANGUNAN DAERAH
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Tersusun Dokumen Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya BADAN PERENCANAAN
Dok Dok Dok 352.000 DOK. 1.337.200 DOK. 1.459.420 DOK. 886.362 DOK. 743.498 Dok 4.778.480
Alam Alam PEMBANGUNAN DAERAH
Tersusun Dokumen Lopran Monitoring dan Evaluasi Kesesuaian Ruang BADAN PERENCANAAN
Program Monitoring Kesesuaian Ruang dengan RTRW Dok Dok Dok 0 DOK. 100.000 DOK. 110.000 DOK. 121.000 DOK. 133.100 Dok 464.100
dengan RTRW PEMBANGUNAN DAERAH
Program Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Tersedia Dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca BADAN PERENCANAAN
Dok Dok Dok. 150.000 Dok. 490.000 Dok. 539.000 Dok. 592.900 Dok. 652.190 Dok 2.424.090
Gas Rumah Kaca (RAD GRK) (RAD GRK) PEMBANGUNAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Pengembangan Informasi SDA Tersedia Dokumen Informasi SDA Dok Dok Dok. 539.000 Dok. 912.900 Dok. 1.004.190 Dok. 1.104.609 Dok. 789.150 Dok 4.349.849
PEMBANGUNAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Terlaksana Perencanaan Pengembangan Wilayah Dok Dok Dok. 519.000 Dok. 570.900 Dok. 627.990 Dok. 607.864 Dok. 668.650 Dok 2.994.404
PEMBANGUNAN DAERAH
Sasaran 12. Meningkatnya jangkauan dan kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat atas capaian SPM (Nilai) Nilai 83,5 84 86 88 90 92 95
3 1 2 pelayanan dasar berbasis SPM dan pelayan public lainnya
secara inklusif
Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan publik lainnya (Nilai) Nilai 84,97 86,5 88,5 90,5 92 93,5 95
Program Peningkatan sistem jaminan Kesehatan Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan Nasional persen 78 100 101.620.000 100 378.000.000 100 165.000.000 100 378.000.000 100 378.000.000 100 1.400.620.000 DINAS KESEHATAN
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Cakupan Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persen 0 100 739.840.000 100 540.000.000 100 240.000.000 100 350.000.000 240.000.000 100 2.109.840.000 RUMAH SAKIT JIWA
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Cakupan SDM dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan SATUAN POLISI PAMONG
Persen 100 80 3.989.477.000 85 4.791.695.400 85 5.040.231.032 90 5.329.129.515 90 5.720.823.075 100 24.871.356.022
Masyarakat lingkungan PRAJA
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang direhabilitasi Orang 450 2 10.435.883.155 2 13.503.841.789 4 23.939.724.944 DINAS SOSIAL
Program Rehabilitasi sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang direhabilitasi Orang 175 8 950.000 8 1.000.000 8 1.235.000 8 1.310.000 281 1.250.000 313 5.745.000 DINAS SOSIAL
Program pembinaan panti asuhan /panti jompo Jumlah pembinaan panti asuhan /panti jompo Orang 100 100 986.255.000 0 - 0 - 0 - 0 - 100 986.255.000 DINAS SOSIAL
Program pembinaan panti asuhan anak dan remaja Jumlah anak dan remaja terlantar yang ditangani Orang 100 100 986.255 100 1.795.000 100 1.825.000 100 1.825.000 100 1.825.000 500 8.256.255 DINAS SOSIAL
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Cakupan kawasan pengelolaan air minum dan air limbah yang DINAS CIPTA KARYA, BINA
Persen 100 100 5.240.000.000 - - - - - - - - 100 5.240.000.000
Air Limbah dikembangkan KONTRUKSI DAN TATA RUANG
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal Lama rata-rata waktu pelayanan Hari 7 7 1.085.633.000 5 1.290.000.000 3 1.290.000.000 2 1.290.000.000 1 1.290.000.000 1 6.245.633.000 DINAS PM DAN PTSP
Program Inovasi Pelayanan Penanaman Modal dan PTSP Nilai penyelenggaraan pelayanan publik Jumlah Inovasi 6 3 - 3 390.000.000 3 420.000.000 3 420.000.000 3 420.000.000 3 1.650.000.000 DINAS PM DAN PTSP
Cakupan Masyarakat Dan Aparatur yang mengikuti Bimbingan Dan SATUAN POLISI PAMONG
Pembinaan Masyarakat dan Aparatur Persen 100 100 109.600.000 100 940.000.000 100 1.004.000.000 100 1.052.720.000 100 1.025.737.600 100 4.132.057.600
Penyuluhan PRAJA
Cakupan persentase penegakan peraturan daerah, peraturan gubernur dan SATUAN POLISI PAMONG
Penegakan Perundang-Undangan Daerah Persen 100 80 770.178.000 85 860.000.000 85 924.800.000 90 994.784.000 90 1.070.366.720 90 4.620.128.720
keputusan gubernur PRAJA
SATUAN POLISI PAMONG
Pengembangan Wawasan Kebangsaan Cakupan pemahaman dan wawasan kebangsaan Persen 100 100 254.025.000 - - - - - - - - 100 254.025.000
PRAJA
Program Penyebarluasan Informasi Data Kependudukan dan Terealisasinya penyebarluasan informasi Data Kependudukan dan DINAS KEPENDUDUKAN DAN
Kegiatan 2 1 Keg 113.500.000 1 Keg 113.500.000 1 Keg 115.000.000 1 Keg 124.200.000 1 Keg 134.136.000 1 600.336.000
Pencatatan Sipil Pencatatan Sipil bagi masyarakat PENCATATATAN SIPIL
Program Penguatan Pengelolaan Kependudukan Dalam Skala Peningkatan kualitas data kependudukan hasil pelayanan Administrasi DINAS KEPENDUDUKAN DAN
Kegiatan 4 0% - 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 16 1.600.000.000
Provinsi untuk Berbagai Keperluan Kependudukan PENCATATATAN SIPIL
Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik serta DINAS KOMUNIKASI DAN
Data statistik yang up to date dan mudah diakses Persen 100 100 2.036.800.000 100 2.199.744.000 100 2.375.723.520 100 2.565.781.402 100 9.178.048.922
Penyelenggaraan Statistik Sektoral INFORMATIKA
Program Peningkatan Kapasitas Tenaga Pengembang Persentase Jumlah Pengelola, Penyelenggara, dan Widyaiswara Serta BADAN PENGEMBANGAN
Persen 65 70 467.655,000 75 395.000,000 80 405.000,000 85 305.000,000 90 405.000,000 90 1.977.655,000
Kompetensi Asesor yang Profesional SUMBER DAYA MANUSIA
Meningkatnya ketersediaan data dan informasi hasil litbang di berbagai BADAN PENELITIAN DAN
Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Persen 100 100 3.000.000.000 100 4.250.000.000 100 4.450.000.000 100 4.550.000.000 100 4.900.000.000 100 21.150.000.000
bidang pembangunan PENGEMBANGAN
Meningkatnya ketersediaan sistem dokumentasi dan publikasi hasil-hasil BADAN PENELITIAN DAN
Program Penyebarluasan Informasi Persen 100 100 171.150.000 100 225.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 1.086.150.000
kelitbangan PENGEMBANGAN
Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Meningkatnya kapasitas dan pengembangan kemampuan SDM bidang BADAN PENELITIAN DAN
Persen 100 100 773.100.000 100 1.178.000.000 100 1.380.000.000 100 1.580.000.000 100 1.580.000.000 100 6.491.100.000
Kemampuan SDM bidang IPTEK IPTEK baik kualitatif maupun kuantitaif PENGEMBANGAN
Persentase pemenuhan SDM aparatur yang berkualitas dan profesional BADAN KEPEGAWAIAN
Pembinaan dan pengembangan aparatur Persen 97 100 2.368.200.000 100 4.300.976.000 100 4.521.054.080 100 4.758.738.406 100 5.015.437.478 100 20.964.405.964,00
dalam melaksanakan tugas kedinasan DAERAH
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Cakupan Obat dan Perbekalan Kesehatan Persen 100 100 300.200.000 100 510.000.000 100 562.500.000 100 585.000.000 100% 585.000.000 100 2.542.700.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Persen 100 100 100.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 124.000.000 100% 136.000.000 100 584.000.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persentase Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persen - 100 316.825.000 100 95.000.000 100 170.000.000 100 170.000.000 100% 160.000.000 100 911.825.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan Cakupan Koordinasi administrasi Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 35 35 490.280.000 35 540.280.000 35 561.891.200 35 618.080.320 35 618.080.320 175 2.828.611.840
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan yang terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN
Program Pembinaan Administrasi Pemerintahan Cakupan Koordinasi Pembinaan Administrasi Pemerintahan BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 69 69 207.190.000 69 245.000.000 69 254.800.000 69 280.280.000 69 280.280.000 345 1.267.550.000
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan yang terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN
DINAS PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Meningkatkan pemahan pelaku Usaha Ekonomi Pedesaan Kegiatan 5 5 157.500.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 157.500.000
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Program Lomba Desa/Kelurahan Terlaksananya penilaian desa/kelurahan Kegiatan 5 1 360.550.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 360.550.000
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Terpromosinya dan terdatanya alat-alat TTG Kegiatan 5 5 360.550.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 360.550.000
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Persen 100 100 857.972.700 100 861.810.516 100 869.955.357 100 953.567.786 100 3.543.306.359
MASYARAKAT DAN DESA
Pemantapan Penyelenggaran Pemerintahan Kecamatan, Desa, Pemantapan Penyelenggaran Pemerintahan Kecamatan, Desa, Kelurahan DINAS PEMBERDAYAAN
Persen 100 100 134.100.000 100 400.000.000 100 430.440.000 100 445.000.000 100 455.000.000 101 1.864.540.000
Kelurahan dan Peningkatan SDM Aparatur Desa dan Peningkatan SDM Aparatur Desa MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pengelolan Keuangan dan Asset Desa Peningkatan Pengelolan Keuangan dan Asset Desa Persen 100 100 244.500.000 100 264.060.000 100 270.000.000 100 280.000.000 102 1.058.560.000
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Persen 100 100 157.500.000 100 195.000.000 100 210.600.000 100 227.448.000 100 245.643.840 103 1.036.191.840
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Persen 100 100 145.300.000 100 432.418.000 100 437.011.440 100 417.972.355 100 385.010.144 100 1.817.711.939
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Orang 100 1.000.000.000 100 1.050.000.000 100 1.100.000.000 100 1.100.000.000 100 4.250.000.000
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 100 123.000.000 100 307.840.000 100 325.000.000 100 339.293.500 100 361.239.830 100 1.456.373.330
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 1.860.242.000 100 1.902.888.560 100 2.010.686.145 100 2.114.322.187 100 7.888.138.891
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Persen 100 100 360.550.000 100 372.582.000 100 402.388.560 100 434.579.645 100 469.346.016 100 2.039.446.221
MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Persen 100 100 850.000.000 100 860.000.000 100 900.400.000 100 941.216.000 100 3.551.616.000
MASYARAKAT DAN DESA
4 MISI 4 : MENINGKATKAN KONEKTIVITAS DAN KEMITRAAN ANTAR PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH YANG MELALUI PEMBANGUNAN DAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR DAN ASPEK-ASPEK SOSIAL EKONOMI
Cakupan bangunan kantor dan gedung pemda yang DINAS CIPTA KARYA, BINA
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Lokasi 5 5 3.560.000.000 - - - - - - - - 5 3.560.000.000
terbangun/terehabilitasi KONTRUKSI DAN TATA RUANG
Program Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan Pemukiman DINAS CIPTA KARYA, BINA
Lokasi - - - 16 19.400.948.000 20 20.000.000.000 34 33.923.422.547 32 32.000.000.000 102 105.324.370.547
Kawasan Pemukiman dan Wilayah Strategis dan Wilayah Strategis KONTRUKSI DAN TATA RUANG
Program Pembangunan/rehab/peningkatan bangunan gedung Program Pembangunan/rehab/peningkatan bangunan gedung dan DINAS CIPTA KARYA, BINA
Persen 100 251.000.000.000 235.730.983.840 244.000.000.000 2.465.582.563.509 3.196.313.547.349
dan lingkungan milik pemerintah provinsi lingkungan milik pemerintah provinsi KONTRUKSI DAN TATA RUANG
Persentase sarana dan prasarana kebinamargaan yang ditingkatkan DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Persen 100 100 111.000.000 100 10.190.000.000 100 1.550.000.000 100 10.200.000.000 100 200.000.000 100 22.251.000.000
fasilitasnya BINA MARGA
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
Indeks Kinerja Sistem Irigasi indeks 54 57,75 11.985.570.000 61,75 15.200.000.000 65,75 16.850.000.000 69,75 18.450.000.000 74 19.800.000.000 74 82.285.570.000
Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya BINA MARGA
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Terbangunnya Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persen 97,8 100 2.164.380.000 100 2.637.530.400 100 2.848.532.832 100 3.076.415.459 100 3.322.528.695 100 14.049.387.386 DINAS PERHUBUNGAN
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Tersedianyan Pelayanan Angkutan Persen 88,4 100 1.932.660.000 100 4.074.272.800 100 4.400.214.624 100 4.752.231.794 100 5.132.410.337 100 20.291.789.555 DINAS PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Terbangunnya Sarana dan Prasarana Perhubungan Persen 94,73 100 16.832.300.000 100 62.333.565.400 100 67.080.250.632 100 72.206.670.682 100 77.743.204.337 100 296.195.991.051 DINAS PERHUBUNGAN
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Terklaksananya Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Persen 90 100 252.600.000 100 10.433.658.000 100 11.268.350.640 100 12.169.818.691 100 13.143.404.186 100 47.267.831.518 DINAS PERHUBUNGAN
Program Penyelenggaraan Angkutan Pelayaran Persentase pengawasan dan pengendalian jasa angkutan pelayaran Persen 0 100 555.093.000 100 599.500.440 100 647.460.475 100 699.257.313 100 2.501.311.228 DINAS PERHUBUNGAN
Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh
program yang dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta Indikator kinerja, pagu
indikatif target, Perangkat Daerah penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.
Proyeksi
Kode Kapasitas Riil Belanja
2019 2020 2021 2022 2023
A. BELANJA 4,245,329,144,382 5,129,811,439,501 5,483,726,634,209 6,083,905,435,211 7,270,991,069,926
1. Belanja Tidak
2,283,602,077,595 2,468,001,383,677 2,682,318,669,882 2,854,539,912,167 3,546,575,648,778
Langsung
Belanja Pegawai 1,377,408,370,092 1,425,962,015,137 1,476,227,176,171 1,528,264,184,131 1,582,135,496,622
Belanja Bunga 2,712,299,246 19,646,000,000 62,400,000,000 45,232,000,000 29,750,000,000
Belanja Hibah 528,562,280,100 607,846,622,115 699,023,615,432 803,877,157,747 1,174,458,731,409
Belanja Bagi Hasil 336,228,226,342 363,126,484,449 392,176,603,205 423,550,731,461 457,434,789,978
Belanja Bantuan
20,400,249,500 21,420,261,975 22,491,275,073 23,615,838,827 272,796,630,768
Keuangan
Belanja Tidak Terduga 18,290,652,315 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000
2. Belanja Langsung 1,961,727,066,791 2,661,810,055,824 2,801,407,964,326 3,229,365,523,043 3,724,415,421,147
Belanja Pegawai 125,736,058,720 134,895,539,727 144,722,260,453 155,264,827,236 166,575,387,235
Belanja Barang dan Jasa 588,387,567,442 665,199,683,430 752,039,375,610 850,215,711,997 961,208,655,253
Belanja Modal 1,247,603,440,629 1,861,714,832,666 1,904,646,328,262 2,223,884,983,809 2,596,631,378,658
surplus/(defisit) (215,932,760,007) (567,484,949,690) (172,499,022,494) (147,068,251,502) (96,967,952,153)
VII-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 7.2
Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018 - 2023
Provinsi Sulawesi Tenggara
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
NON URUSAN
Program pelayanan administrasi perkantoran Cakupan keterpenuhan pelayanan administrasi perkantoran Persen 100 100 201.338.384.467 100 194.469.063.586 100 201.953.724.129 100 209.756.600.894 100 217.892.305.510 100 1.025.410.078.586 SEMUA OPD
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Cakupan keterpenuhan sarana dan prasarana perkantoran Persen 100 100 111.854.658.037 100 108.038.368.659 100 112.196.513.405 100 116.531.444.941 100 212.051.280.839 100 660.672.265.881 SEMUA OPD
Program peningkatan disiplin aparatur Cakupan keterpenuhan SDM aparatur yang memenuhi standar disiplin aparatur Persen 100 100 67.112.794.822 100 64.823.021.195 100 67.317.908.043 100 69.918.866.964 100 72.630.768.503 100 341.803.359.527 SEMUA OPD
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Cakupan keterpenuhan penigkatan Kapasitas sumber daya aparatur Persen 100 100 53.690.235.858 100 51.858.416.956 100 53.854.326.434 100 55.935.093.571 100 58.104.614.802 100 273.442.687.621 SEMUA OPD
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
Cakupan keterpenuhan Pengembangan sistem pelaporan Persen 100 100 4.474.186.321 100 4.321.534.746 100 4.487.860.536 100 4.661.257.797 100 4.842.051.233 100 22.786.890.633 SEMUA OPD
capaian kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Sistem Perencanaan SKPD Cakupan keterpenuhan sistem perencanaan SKPD yang efektif Persen 100 100 8.948.372.643 100 8.643.069.492 100 8.975.721.072 100 9.322.515.595 100 9.684.102.467 100 45.573.781.269 SEMUA OPD
URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN WAJIB
PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pendidikan Menengah Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/MA/Paket C Persen 66,5 68,495 184.177.973 70,54985 242.973.337 72,6663455 314.851.093 74,85 406.700.403 78,59 525.313.058 78,59 1.674.015.864
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pendidikan Luar Biasa Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Khusus Persen 30,74 39,92 4.249.849.000 42,7 7.678.367.000 48,32 7.495.726.000 56,94 8.961.001.000 60,13 10.787.663.000 62,5 39.172.606.000
DAN KEBUDAYAAN
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga DINAS PENDIDIKAN
Persentase Guru sertifikasi Persen 49,49 54,49 1.878.797.000 59,49 7.386.221.000 64,49 9.427.268.000 69,49 10.181.450.000 74,49 10.995.966.000 74,49 39.869.702.000
Kependidikan DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Perencanaan Pendidikan Nilai Lakip Dinas Pendidikan dan kebudayaan Minimal "B" Persen 100 100 171.300 100 185.004 100 186.346 100 199.777 100 210.828 100 953.255
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Nilai Lakip Dinas Pendidikan dan kebudayaan Minimal "B" Orang 100 100 8.542.531.000 100 6.826.674.000 100 7.372.808.000 100 8.134.633.000 100 9.305.231.000 500 40.181.877.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Cerdas Sultraku Jumlah Masyarakat berprestasi yang menerima bantuan pendidikan Orang 6,594 865 334.875.000 515 334.875.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Sultra Cerdas Jumlah Masyarakat berprestasi yang menerima bantuan pendidikan Sekolah 6,594 186 2.365.400.000 236 25.437.336.000 286 26.032.322.000 336 26.708.349.000 386 27.405.017.000 1430 107.948.424.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Bantuan Operasional Sekolah Jumlah Sekolah yang mendapatkan bantuan opersaional Sekolah Sekolah 453 453 180.593.820.000 453 211.300.518.000 453 279.397.965.000 453 362.613.659.000 453 476.789.428 2265 1.034.382.751.428
DAN KEBUDAYAAN
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak 549.225.000 0 0 0 549.225.000
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil Persen 73,30 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan mutu pelayanan
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 1.007.000.000 100 435.580.000 100 1.007.000.000 100 1.007.000.000 100 3.456.580.000 DINAS KESEHATAN
berkelanjutan pada ibu dan anak
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program penguatan upaya kesehatan sekolah Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan persen 93,41 100 100 280 100 80 100 280 100 280 100 920 DINAS KESEHATAN
Program Imunisasi dan surveilans kesehatan Persentase bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap persen 79,38 100 259.980.000 100 700.000.000 100 240.000.000 100 700.000.000 100 700.000.000 100 2.599.980.000 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan peran upaya kesehatan berbasis Persentase anak usia 12 - 59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar persen 52,5 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
masyarakat termasuk posyandu serta pelayanan terintegrasi 0 436.000.000 135.000.000 436.000.000 436.000.000 1.443.000.000
lainnya pendidikan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program perbaikan gizi masyarakat Prevalensi balita stunting persen 36,40 35,4 1.336.289.000 34,9 1.448.203.124 34,4 787.704.574 33,9 1.448.203.124 33,40 1.448.203.124 33,40 6.468.602.946 DINAS KESEHATAN
Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada masyarakat di
Program pembinaan kesehatan kerja dan olah raga persen 60 60 85.350.000 70 98.000.000 80 30.000.000 90 98.000.000 100 98.000.000 100 409.350.000 DINAS KESEHATAN
wilayah kerjanya
Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar persen 72,50 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar persen 87,37 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular 412.330.000 1.101.000.000 523.750.000 1.281.000.000 1.281.000.000 4.599.080.000
Persentase penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan akibat kondisi kejadian luar biasa
persen - 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
provinsi
Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Persentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program penanggulangan penyakit tidak menular 202.550.000 982.000.000 380.000.000 982.000.000 982.000.000 3.528.550.000
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Prevalensi Kadiovaskuler persen 1,70 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 0,013 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan pemerataan pelayanan
Persentase kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi Persen 65 67 0 68 805.000.000 69 280.000.000 70 805.000.000 71 805.000.000 100 2.695.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan dasar yang berkualitas
Program peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan yang
jumlah kab/kota yang memiliki 1 RSUD yang terakreditasi nasional kab/kota 5 17 0 17 621.000.000 17 114.000.000 17 621.000.000 17 621.000.000 85 1.977.000.000 DINAS KESEHATAN
berkualitas
Program Peningkatan mutu dan akreditasi pelayanan
Persentase Kab/kota dengan kesiapan akses layanan rujukan persen 23 100 0 100 377.000.000 100 60.000.000 100 377.000.000 100 377.000.000 100 1.191.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Manusia
Rasio dokter per 100 ribu penduduk persen 40 40 131.500.000 371.500.000 3.095.000.000 371.500.000 371.500.000 40 4.341.000.000 DINAS KESEHATAN
Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat persentase RT yang ber PHBS persen 58,46 100 317.290.000 100 946.000.000 100 377.999.738 100 946.000.000 100 946.000.000 100 3.533.289.738 DINAS KESEHATAN
Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan persentase ketersediaan obat Persen 98 100 75.380.000 100 100 75.380.000 DINAS KESEHATAN
Program Pembinaan Kefarmasian dan alat Kesehatan Persentase ketersediaan obat dan vaksin di fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan persen 100 100 85.410.000 100 62.801.000.000 100 9.422.000.000 100 61.996.000.000 100 122.655.000.000 100 256.959.410.000 DINAS KESEHATAN
Program Pengembangan Sistem Informasi dan Kesehatan
Tersedianya informasi dan data program kesehatan yang efektif persen 100 100 245.127.000 100 1.270.000.000 100 307.000.000 100 1.270.000.000 100 1.270.000.000 100 4.362.127.000 DINAS KESEHATAN
Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi
Program Pengembangan Lingkungan Sehat persentase rt yang memiliki akses air minum yang layak persen 54,87 60 250.110.000 62 659.513.600 67 383.234.688 70 662.093.463 76 6.641.009.400 100 8.595.961.151 DINAS KESEHATAN
Program Peningkatan sistem jaminan Kesehatan Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan Nasional persen 78 100 101.620.000 100 378.000.000 100 165.000.000 100 378.000.000 100 378.000.000 100 1.400.620.000 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan terpenuhinya layanan laboratorium kesehatan persen 100 100 841.500.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 3.381.500.000 DINAS KESEHATAN
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program kajian dan manajemen pembangunan kesehatan Tersedianya Dokumen kajian dan rumusan dokumen kebijakkan persen 100 100 9.222.925.600 100 1.718.000.000 100 1.664.000.000 100 1.718.000.000 100 1.718.000.000 100 16.040.925.600 DINAS KESEHATAN
Persentase penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana
Program upaya kesehatan Masyarakat persen 100 100 702.370.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 1.150.370.000 DINAS KESEHATAN
provinsi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
Program pengembangan Balai farmasi Terakreditasinya Balai Farmasi persen 100 100 0,000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 780.000.000 DINAS KESEHATAN
Program Pengembangan Pendidikan dan Balai Pelatihan
Terakreditasinya Balai Pendidikan dan balai pelatihan kesehatan persen 100 100 0,000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 1.400.000.000 DINAS KESEHATAN
Kesehatan
Program Pembinaan Kepegawaian Persentase pemenuhan kenaikkan pangkat pegawai dinkes provinsi tepat waktu persen 100 100 0,000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 960.000.000 DINAS KESEHATAN
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang terlaksana Persen 100 100 144.680.000 100 446.000.000 100 687.250.000 100 936.500.000 100% 1.088.000.000 100 3.302.430.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Persen 100 100 100.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 124.000.000 100% 136.000.000 100 584.000.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Cakupan Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persen 0 100 739.840.000 100 540.000.000 100 240.000.000 100 350.000.000 240.000.000 100 2.109.840.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan prasarana rumah
Cakupan pelayanan kesehatan yang memadai Persen 100 100 5.729.012.680 100 12.140.948.000 100 13.206.590.000 100 13.840.300 100% 14.015.300.000 100 45.105.690.980 RUMAH SAKIT JIWA
sakit Jiwa
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Presentase sarana dan prasarana rumah sakit yang memenuhi standar minimum pelayanan Persen 100 - 282.450.000 - 365.000.000 100 435.000.000 100 325.000.000 100% 590.000.000 100 1.997.450.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persentase Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persen 0 100 316.825.000 100 95.000.000 100 170.000.000 100 170.000.000 100% 160.000.000 100 911.825.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program peningkatan kapasitas perempuan Cakupan tenaga konseling yang lulus pendidikan dan pelatihan tenaga konseling wanita Persen 0 0 0 100 64.670.000 100 62.148.000 100 62.058.000 100% 62.327.000 100 251.203.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Pengem bangan, Pengelo laan, dan Konser vasi Sungai, DINAS SUMBER DAYA
Pengelolaan SDA yang sesuai Pola dan Rencana Pola SDA Persen 25 50 - 100 2.900.000.000 100 7.400.000.000 100 2.200.000.000 100 2.200.000.000 100 14.700.000.000
Danau dan Sumber Daya Air Lainnya AIR DAN BINA MARGA
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program Peningkatan Ketahanan Seni Budaya, Agama Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Bidang Ketahanan Seni Budaya, Agama BADAN KESATUAN
Persen 100 100 88.702.500 100 700.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 3.713.702.500
Kemasyarakatan dan Ekonomi Kemasyarakatan dan Ekonomi BANGSA DAN POLITIK
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program rehabilitasi sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang direhabilitasi Orang 175 8 950.000.000 8 1.000.000.000 8 1.235.000.000 8 1.310.000.000 32 4.495.000.000 DINAS SOSIAL
Program pembinaan panti asuhan /panti jompo Jumlah pembinaan panti asuhan /panti jompo Orang 100 100 986.255.000 0 - 0 - 0 - 0 - 100 986.255.000 DINAS SOSIAL
Program pembinaan panti asuhan anak dan remaja Jumlah anak dan remaja terlantar yang ditangani Orang 0 0 - 100 1.795.000.000 100 1.825.000.000 100 1.825.000.000 100 1.825.000.000 500 7.270.000.000 DINAS SOSIAL
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
Jumlah pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Kegiatan 8 7 351.850.000 14 1.015.000.000 12 1.015.000.000 11 1.015.000.000 12 1.015.000.000 56 4.411.850.000 DINAS SOSIAL
lainnya
Program pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PSKS yang diberdayakan Kegiatan 9 6 886.750.000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 886.750.000 DINAS SOSIAL
Program pemberdayaan Sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PSKS yang diberdayakan Kegiatan 9 26 943.500.000 23 1.092.602.000 25 1.078.108.000 100 1.078.108.000 174 4.192.318.000 DINAS SOSIAL
Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dilindungi , diberi jaminan sosial KK 67 2 58.900.000 1 1.046.789.000 1 990.000.000 1 1.055.000.000 1 1.170.419.000 6 4.321.108.000 DINAS SOSIAL
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan PMKS Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial fakir miskin yang ditangani KK 1 1 427.350.000 - - - - - - - - 427.350.000 DINAS SOSIAL
NON PELAYANAN DASAR
TENAGA KERJA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan tenaga kerja yang difasilitasi untuk meningkatkan kompetensi dan DINAS TENAGA KERJA
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas Persen 100 - - 65% 525.000.000 70% 560.000.000 75% 590.000.000 80% 635.000.000 2.310.000.000
produktivitasnya DAN TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses kesempatan kerja dan DINAS TENAGA KERJA
Penempatan Dan Perluasan Kesempatan Kerja Persen 60 - - 64% 800.000.000 65% 830.000.000 70% 850.000.000 75% 670.000.000 80 3.150.000.000
usaha mandiri DAN TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan pembinaan dan pengembangan hubungan industrial serta pengawasan DINAS TENAGA KERJA
Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Persen 60 62% 583.564.000 - 0 - 0 - 0 - 0 62 583.564.000
ketenagakerjaan DAN TRANSMIGRASI
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang dilayani oleh Petugas
Persen 100 100 438.078.000 - - - - - - - - 26,9 438.078.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Perempuan terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Persentase perempuan dalam organisasi kemasyarakatan yang mendapatkan peningkatan
Persen 16 16 179.494.000 21 745.000.000 34 856.175.000 44 828.865.500 56 903.413.520 56 3.512.948.020 DINAS P3A, PP DAN KB
dalam Pembangunan kapasitas pada sektor politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya (%)
Program Peningkatan Kualitas Keluarga Persentase Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sesuai standar Persen - - - 22 185.000.000 44 322.700.000 67 233.308.000 100 251.972.640 100 992.980.640 DINAS P3A, PP DAN KB
Program Peningkatan Perlindungan Hak Perempuan dan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang dilayani oleh petugas
Persen - - - 100 854.521.000 100 971.661.420 100 782.046.000 100 844.609.680 100 3.452.838.100 DINAS P3A, PP DAN KB
Perlindungan Khusus Anak terlatih di dalam unit pelayanan terpadu(%)
Program Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan sistem Informasi gender dan anak (%) Persen - - - 44 890.000.000 67 991.000.000 83 946.160.000 100 1.021.852.800 100% 3.849.012.800 DINAS P3A, PP DAN KB
Program Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak Persentase Kab/Kota yang membentuk minimal 5 Forum Anak Tingkat Kecamatan (%) Persen 6 24 274.356.000 41 1.070.396.760 59 1.167.704.695 82 1.375.136.454 100 1.545.147.370 100% 5.432.741.279 DINAS P3A, PP DAN KB
2. Ketersediaan pangan utama Ton 399.972 435,078 445,078 455,078 465,078 475,078 475,078
3 Ketersediaan Energi (Kkl/Kap/hari) 3,036 3,250 3,210 3,300 3,350 3,370 3,37
4. Ketersediaan Protein (Gr/kap/hari) 85,19 87 88 89 90 95 95
Skor PPH Persen 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
Program pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi DINAS KETAHANAN
Konsumsi Energi (Kkal/kap/Hari) 2,359 2314,8 790.850.000 2269,8 1.650.000.000 2224,9 1.745.000.000 2179,9 1.845.000.000 2134,9 1.897.000.000 2134,9 7.927.850.000
Pangan PANGAN
Konsumsi Protein (Gr/Kap/Hari) 72,01 68,00 64,00 60,00 56,0 52,0 52
DINAS KETAHANAN
Program peningkatan Keamanan Pangan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Persen 70,4 90 202.350.000 92 600.000.000 92,5 652.460.000 93 652.460.000 93,5 695.525.000 93,5 2.802.795.000
PANGAN
DINAS KETAHANAN
Program Peningkatan Mutu Pangan Jumlah Sertifikat Prima 3 Jumlah 2 4 189.380.000 5 689.000.000 5 733.397.000 5 733.397.000 6 711.000.000 6 3.056.174.000
PANGAN
PERTANAHAN
DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
LINGKUNGAN HIDUP
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi DINAS LINGKUNGAN
Jumlah sistem informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang dapat diakses Jumlah 7 3 147.000.000 5 355.820.000 6 451.103.830 7 478.170.060 7 506.860.263 35 1.938.954.153
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup HIDUP
Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumberdaya Jumlah lembaga, kelompok masyarakat atau perorangan yang dibina dan terfasilitasi dalam DINAS LINGKUNGAN
Jumlah 257 270 1.331.557.600 278 940.000.000 280 901.548.706 279 867.931.633 293 1.020.007.531 1657 5.061.045.470
Alam dan Lingkungan Hidup kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Penataan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Persentase cakupan penegakan hukum lingkungan hidup Persen 50 67 0 100 300.000.000 100 368.000.000 100 337.080.000 100 357.304.800 100 1.362.384.800
HIDUP
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DINAS LINGKUNGAN
Persentase cakupan pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Persen 30 30 3.135.808.000 100 1.770.000.000 100 2.077.200.000 100 2.301.832.000 100 2.439.941.920 100 11.724.781.920
Lingkungan Hidup HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengembangan Laboratorium Lingkungan Persentase cakupan pelayanan pengujian kualitas lingkungan pada laboratorium lingkungan Persen 0 0 0 100 2.200.000.000 100 2.149.757.971 100 2.166.383.449 100 2.296.366.456 100 8.812.507.876
HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase jumlah sampah yang tertangani pada kondisi khusus di provinsi Persen 0 0 134.900.000 60 382.914.800 75 525.889.688 80 963.083.069 100 717.676.053 100 2.724.463.611
HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengelolaan Limbah B3 Jumlah industri yang mengelola limbah B3 sesuai ketentuan Jumlah 60 0 0 966 550.000.000 966 583.000.000 966 617.980.000 966 655.058.800 966 2.406.038.800
HIDUP
Program Penguatan Kajian Dampak dan Perizinan Lingkungan DINAS LINGKUNGAN
Jumlah dokumen kajian Lingkungan Hidup yang disusun/divalidasi Dokumen 17 10 162.000.000 44 575.000.000 45 291.500.000 49 308.990.000 52 327.529.400 217 1.665.019.400
Hidup HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Jumlah laporan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim provinsi Laporan 0 0 0 3 905.432.048 4 736.000.000 4 780.160.000 4 726.705.204 15 3.148.297.252
HIDUP
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATATAN SIPIL
DINAS
Tercapainya Sistem Pengelolaan Adminisstrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang baik
Program Pelayanan administrasi kependudukan Persen 99,35 95% 1.834.457.000 96% 1.860.000.000 97% 1.880.000.000 98% 1.340.000.000 99% 1.887.000.000 100 8.801.457.000 KEPENDUDUKAN DAN
bagi ASN
PENCATATATAN SIPIL
DINAS
Program Penyebarluasan Informasi Data Kependudukan dan Terealisasinya penyebarluasan informasi Data Kependudukan dan Pencatatan Sipil bagi
Kegiatan 2 1 Keg 113.500.000 1 Keg 113.500.000 1 Keg 115.000.000 1 Keg 124.200.000 1 Keg 134.136.000 1 600.336.000 KEPENDUDUKAN DAN
Pencatatan Sipil masyarakat
PENCATATATAN SIPIL
DINAS
Program Penyelenggaraan Tertib Administrasi Kependudukan Kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan meningkat Kegiatan 6 0% - 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 24 2.400.000.000 KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATATAN SIPIL
DINAS
Program Penguatan Pengelolaan Kependudukan Dalam Skala
Peningkatan kualitas data kependudukan hasil pelayanan Administrasi Kependudukan Kegiatan 4 0% - 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 16 1.600.000.000 KEPENDUDUKAN DAN
Provinsi untuk Berbagai Keperluan
PENCATATATAN SIPIL
DINAS
Program Pengembangan Pelayanan Pemanfaatan Data dan
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kegiatan 6 0% - 5 Keg 550.000.000 5 Keg 550.000.000 5 Keg 490.571.539 5 Keg 550.000.000 24 2.140.571.539 KEPENDUDUKAN DAN
Dokumen Kependudukan
PENCATATATAN SIPIL
Cakupan Kepemilikkan Dokumen kependudukan sesuai target, terlaksananya dukungan layanan DINAS
Program Peningkatan Kualitas Layanan Penyelenggaraan
pendaftaran penduduk secara tertib, dan capaian perhitungan target kepemilikan akta-akta Kegiatan 7 0% - 7 Keg 895.354.360 7 Keg 979.179.076 7 Keg 998.313.402 7 Keg 870.000.000 28 3.742.846.838 KEPENDUDUKAN DAN
Administrasi Kependudukan
pencatatan sipil berdasarkan waktu PENCATATATAN SIPIL
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
DINAS
PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Persen 100 100 145.300.000 100 432.418.000 100 437.011.440 417.972.355 100 385.010.144 100 1.817.711.939
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Orang 100 1.000.000.000 100 1.050.000.000 1.100.000.000 100 1.100.000.000 100 4.250.000.000
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 100 123.000.000 100 307.840.000 100 325.000.000 339.293.500 100 361.239.830 100 1.456.373.330
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 1.860.242.000 100 1.902.888.560 2.010.686.145 100 2.114.322.187 100 7.888.138.891
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Persen 100 100 360.550.000 100 372.582.000 100 402.388.560 434.579.645 100 469.346.016 100 2.039.446.221
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Peningkatan Administrasi, Evaluasi dan Pendayagunaan Profil PEMBERDAYAAN
Peningkatan Administrasi, Evaluasi dan Pendayagunaan Profil Desa Persen 100 100 355.500.000 100 355.500.000 365.000.000 100 365.000.000 100 1.441.000.000
Desa MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan Desa dan PEMBERDAYAAN
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan Desa dan Kelurahan Persen 100 100 282.160.000 100 285.000.000 310.706.500 100 338.760.170 100 1.216.626.670
Kelurahan MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Persen 100 100 850.000.000 100 860.000.000 900.400.000 100 941.216.000 100 3.551.616.000
MASYARAKAT DAN
DESA
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
Persentase Penggunaan
Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan
Kontrasepsi Jangka Persen 18.5 18.5 291.460.000 - - - - - - - - 100 291.460.000 DINAS P3A, PP DAN KB
KB/KR yang Mandiri
Panjang (MKJP)
Persentase Penggunaan
Program Pembinaan Keluarga Berencana Kontrasepsi Jangka Persen 18,5 - - 19.0 584.500.000 19.5 587.790.000 20.0 636.440.000 20.5 568.418.994 20.5 2.377.148.994 DINAS P3A, PP DAN KB
Panjang (MKJP)
PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Terbangunnya Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persen 97,8 100 2.164.380.000 100 2.637.530.400 100 2.848.532.832 100 3.076.415.459 100 3.322.528.695 100 14.049.387.386 DINAS PERHUBUNGAN
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Tersedianyan Pelayanan Angkutan Persen 88,4 100 1.932.660.000 100 4.074.272.800 100 4.400.214.624 100 4.752.231.794 100 5.132.410.337 100 20.291.789.555 DINAS PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Terbangunnya Sarana dan Prasarana Perhubungan Persen 94,73 100 16.832.300.000 100 62.333.565.400 100 67.080.250.632 100 72.206.670.682 100 77.743.204.337 100 296.195.991.051 DINAS PERHUBUNGAN
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Terklaksananya Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Persen 90 100 252.600.000 100 10.433.658.000 100 11.268.350.640 100 12.169.818.691 100 13.143.404.186 100 47.267.831.518 DINAS PERHUBUNGAN
Program Penyelenggaraan Angkutan Pelayaran Persentase pengawasan dan pengendalian jasa angkutan pelayaran Persen 0 100 555.093.000 100 599.500.440 100 647.460.475 100 699.257.313 100 2.501.311.228 DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Program Pengembangan Komunikasi, DINAS KOMUNIKASI
Terciptanya pelayanan informasi dan komunikasi melalui media massa persen 100 141.300.000 100 141.300.000
Informasi dan Media Massa DAN INFORMATIKA
DINAS KOMUNIKASI
Program Penguatan Kelembagaan Terselenggaranya rapat koordinasi persen 100 100 170.240.000 100 170.240.000
DAN INFORMATIKA
Tersedianya pelayanan antara pemerintah dengan masyarakat, pemerintah dengan dunia usaha, DINAS KOMUNIKASI
Program pengembangan dan pengelolaan aplikasi dan TIK kegiatan 1 1 32.440.000 1 32.440.000
pemerintah prov. Dengan kab/kota DAN INFORMATIKA
DINAS KOMUNIKASI
Program penyebarluasan informasi media cetak dan elektronik Terciptanya pelayanan informasi melalui media cetak dan elektronik. bulan 12 12 1.506.630.000 12 1.506.630.000
DAN INFORMATIKA
DINAS KOPERASI,
Program Penciptaan Iklim Usaha KUMKM yang Kondusif persentase peningkatan jumlah UMKM yang kondusif Persen 3128 KUMKM 100% 1.097.000 100% 1.350.000 100% 1.330.000 100% 1.450.000 100% 1.330.000 100 6.557.000 USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH
DINAS KOPERASI,
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Persentase peningkatan kewirausahaan dan keuanggulan kompetitif UMKM Persen 58.486 UMKM 100% 1.483.590 100% 1.927.717 100% 2.200.000 100% 1.770.000 100% 1.870.000 100 9.251.307 USAHA MIKRO KECIL
Kompetitif KUMKM
DAN MENENGAH
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
DINAS KOPERASI,
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM persentase peningkatan daya saing UMKM Persen 98.308 TK UMKM 100% 2.439.398 100% 2.599.200 100% 2.550.000 100% 2.590.884 100% 2.850.000 100 13.029.482 USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH
DINAS KOPERASI,
3.128 Koperasi
Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persentase peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persen 100% 2.114.750 100% 750.000 100% 2.150.000 100% 2.550.000 100% 2.750.000 100 10.314.750 USAHA MIKRO KECIL
aktif
DAN MENENGAH
DINAS KOPERASI,
Program Peningkatan Kualitas Pengawasan dan Pemeriksaan
Persentase peningkatan pengawasan dan pemeriksaan koperasi Persen 503 Koperasi Sehat 100% 455.000 100% 566.747 100% 1.872.670 100% 2.100.000 100% 2.275.754 100 7.270.171 USAHA MIKRO KECIL
Koperasi
DAN MENENGAH
PENANAMAN MODAL
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP
Program Promosi, Kerjasama dan pengembangan iklim
Jumlah investor berskala nasional Perusahaan 405 30 313.000.000 32 1.500.000.000 35 1.500.000.000 37 1.500.000.000 39 1.500.000.000 173 6.313.000.000 DINAS PM DAN PTSP
investasi
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal Lama rata-rata waktu pelayanan Hari 7 7 1.085.633.000 5 1.290.000.000 3 1.290.000.000 2 1.290.000.000 1 1.290.000.000 1 6.245.633.000 DINAS PM DAN PTSP
Program Pengembangan Sinkronisasi IPMP/IPMK se sultra Cakupan Pengembangan Sinkronisasi Perencanaan Investasi Persen 100 100 - 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 840.000.000 DINAS PM DAN PTSP
DINAS KEPEMUDAAN
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Terlaksananya peningkatan kualitas SDM Org 50 50 111.500.000 50 115.111.950 50 127.115.989 50 143.535.367 50 148.535.367 250 645.798.673
DAN OLAH RAGA
DINAS KEPEMUDAAN
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Persentase pemuda/ masyarakat yang meningkat kebugarannya Persen 100 100 930.150.000 100 2.152.376.500 100 2.795.272.286 100 2.772.498.776 100 2.918.791.849 100 11.569.089.411
DAN OLAH RAGA
DINAS KEPEMUDAAN
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Cakupan sarana dan prasarana olahraga yang terbangun Pesen 100 0 0 100 443.458.000 0 0 0 0 0 0 100 443.458.000
DAN OLAH RAGA
STATISTIK
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik serta DINAS KOMUNIKASI
Data statistik yang up to date dan mudah diakses Persen 100 100 2.036.800.000 100 2.199.744.000 100 2.375.723.520 100 2.565.781.402 100 9.178.048.922
Penyelenggaraan Statistik Sektoral DAN INFORMATIKA
PERSANDIAN
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DINAS KOMUNIKASI
Program Optimalisasi Peran Persandian Meningkatnya peran persandian dalam pengamanan informasi Persen 100 100 74.350.000 100 585.900.000 100 632.772.000 100 683.393.760 100 738.065.261 100 2.714.481.021
DAN INFORMATIKA
KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (M) Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah 29 30 2.002.360.000 31 2.066.849.000 32 2.354.046.000 33 2.498.369.000 34 2.737.239.000 159 11.658.863.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pelestarian Budaya (TB) Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah 13 13 433.745.000 14 2.519.385.000 14 2.720.936.000 15 2.938.611.000 15 7.523.700.000 71 16.136.377.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pengembangan Nilai Budaya Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah 14 14 621.973.000 - - - - - - - - 0 621.973.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pengelolaan Keragaman Budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah 34 34 781.000.000 - - - - - - - - 0 781.000.000
DAN KEBUDAYAAN
PERPUSTAKAAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Cakupan peningkatan SDM bagi Pustakawan dan masyarakat Kegiatan 6 6 1.117.265.000 7 4.300.000.000 7 1.200.000.000 7 3.496.045.000 7 4.300.000.000 14.413.310.000
DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Pengembangan Perpustakaan Cakupan Pengembangan Perpustakaan Kegiatan 4 4 - 4 15.385.587.800 4 596.250.000 4 477.000.000 4 16.349.278.600 4 32.808.116.400
DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Budaya Gemar Membaca Cakupan Budaya Gemar Membaca Kegiatan 3 3 - 3 919.250.000 3 919.250.000 3 357.750.000 3 919.250.000 3 3.115.500.000
DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Pelestarian dan Pengembangan Koleksi Cakupan Pelestarian dan Pengembangan Koleksi Kegiatan 3 3 - 3 750.000.000 3 750.000.000 3 225.000.000 3 750.000.000 1 2.475.000.000
DAN KEARSIPAN
KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Cakupan penataan sistem administrasi kearsipan Kegiatan 1 1 1.546.530.000 2 2.630.000.000 2 1.630.000.000 1 803.081.350 1 1.630.000.000 7 8.239.611.350
DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah cakupan ketersediaan sarana pengolahan dan depo arsip Kegiatan 4 4 - 4 500.000.000 4 423.204.850 4 423.204.850 4 500.000.000 16 1.846.409.700
DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Persentase pemeliharaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip Kegiatan 1 1 13.500.000 1 113.500.000 1 113.500.000 2 113.500.000 2 113.500.000 2 467.500.000
DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Persentase sarana layanan informasi arsip yang tersedia Kegiatan 2 2 145.240.000 2 850.000.000 3 660.000.000 3 660.000.000 3 860.000.000 3 3.175.240.000
DAN KEARSIPAN
URUSAN PILIHAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Ribu Ton 232 205 758.000.000 208 2.100.000.000 210 2.219.000.000 213 2.346.330.000 215 2.482.573.000 1,051 9.905.903.000
PERIKANAN
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengelolaan Perikanan Tangkap Berbasis Masyarakat Nilai Tukar Nelayan (NTN) NTN 122,68 123,15 - 123,35 200.000.000 123,5 200.000.000 123,78 200.000.000 124 200.000.000 124 800.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Teknologi Penangkapan Ikan Jumlah Sarana Perikanan Tangkap Yang Meningkat Kapasitasnya Unit 200 205 - 208 750.000.000 210 850.000.000 213 850.000.000 215 900.000.000 1.051 3.350.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Budidaya Perikanan Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Juta Ton 1,01 1,2 1.932.000.000 1,35 1.531.900.000 1,5 1.552.000.000 1,62 1.652.990.000 1,8 1.844.854.000 7,47 8.513.744.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program pengembangan perbenihan perikanan Jumlah Produksi benur/udang dan benih ikan Juta Ekor 16 32 1.387.192.000 35 847.000.000 37 930.000.000 40 1.000.000.000 42 1.100.000.000 286 5.264.192.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Tingkat Konsumsi Ikan
Kg/Kap/Thn 58,8 67,20 68,80 69,90 71,20 73,05 73,05
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi PERIKANAN
165.000.000 685.000.000 765.000.000 820.000.000 910.000.000 3.345.000.000
Perikanan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) UPI 1328 1350 1400 1450 1500 1550 1550
PERIKANAN
Program Pembinaan Penerapan Mutu dan Pelayanan Pengujian DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah pembinaan terhadap pelaku pasar dan pengolah hasil perikanan Pembinaan 12 0 - 12 140.000.000 12 165.000.000 12 165.000.000 12 175.000.000 60 645.000.000
Hasil Perikanan PERIKANAN
Program Pengembangan Tata Ruang dan Kawasan Konservasi DINAS KELAUTAN DAN
Luas Kawasan Konservasi Laut dan Perairan Juta Ha 1,84 2,3 2.243.025.000 2,4 1.356.120.000 2,47 1.529.000.000 2,53 1.565.900.000 2,8 1.641.000.000 2,8 8.335.045.000
Laut PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengelolaan Akses Area Perikanan Jumlah Dokumen Akses Area Perikanan Berkelanjutan Dokumen 0 14 - 14 200.000.000 14 210.000.000 14 230.000.000 14 240.000.000 14 880.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Jumlah Kelompok masyarakat pesisir yang terbina kab/kota 16 16 18.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 18.000.000
PERIKANAN
Program Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 0 - 151 600.000.000 156 717.000.000 161 875.000.000 166 977.000.000 166 3.169.000.000
dan Perikanan PERIKANAN
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 146 1.322.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - - 1.322.000.000
Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Peningkatan Informasi Sumber Daya Ikan Jumlah Dokumen Informasi Kawasan Pengembangan Kelautan dn Perikanan Dokumen 2 2 134.000.000 2 65.000.000 2 70.000.000 2 70.000.000 2 75.000.000 10 414.000.000
PERIKANAN
PARIWISATA
DINAS PARIWISATA
Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisata Orang 2.446.776 2.569.115 2.468.130.000 2.697.571 2.956.920.000 2.832.449.000 3.085.474.000 2.974.072 3.440.311.000 3.122.775 3.715.536.000 2.843.812.533 15.666.371.000 DINAS PARIWISATA
Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Destinasi Wisata yang dikembangkan Lokasi 2 3 7.919.099.000 3 11.577.077.000 3 12.210.229.000 3 12.952.847.000 3 13.752.275.000 15 58.411.527.000 DINAS PARIWISATA
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jumlah SDM Pariwisata yang Disertifikasi Orang 637 150 539.450.000 150 375.000.000 150 570.000.000 150 505.000.000 150 545.400.000 750 2.534.850.000 DINAS PARIWISATA
PERTANIAN
DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Jumlah kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian Kegiatan 7 6 Kegiatan 636.000.000 6 Kegiatan 800.000.000 6 Kegiatan 880.000.000 6 Kegiatan 985.600.000 6 Kegiatan 113.344.000 6 3.414.944.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Meningkatnya ketersediaan alat dan mesin teknologi pertanian Unit 30 89 Unit 4.570.513.000 64 Unit 5.400.000.000 102 Unit 7.740.000.000 109 Unit 8.668.800.000 122 Unit 10.493.056.000 122 36.872.369.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Produksi Pertanian Persentase peningkatan produksi pertanian Persen 3 3% 7.460.628.000 3% 8.317.605.000 3% 9.149.366.000 3% 10.494.163.000 3% 12.068.288.000 3 47.490.050.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Persentase peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Persen 4 4% 771.000.000 4% 1.138.100.000 4% 1.251.910.000 4% 1.402.139.000 4% 1.612.460.000 4 6.175.609.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Persentase peningkatan produksi hasil peternakan Persen 7 7% 4.482.000.000 7% 6.234.900.000 7% 6.858.390.000 7% 8.717.397.000 3% 10.157.741.000 7 36.450.428.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan Persentase peningkatan kelas kelompok tani yang dibina Persen 4 4% 3.670.086.000 4% 3.800.836.000 4% 4.179.548.000 4% 4.681.094.000 4% 5.383.258.000 4 21.714.822.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA
1. Meningkatnya produksi perkebunan Ton 206.571 220.547 225,607 Ton 230.668 Ton 235.728 Ton 240.789 Ton 240.789 DINAS PERKEBUNAN
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 9.268.642.000 10.468.390.000 10.388.650.000 12.120.445.000 15.654.798.000 57.900.925.000
DAN HORTIKULTURA
2. Menigkatnya produksi hortikultura Ton 37.583 36.874 37.454 Ton 38.104 Ton 38.614 Ton 399.199 Ton 399.199
DINAS PERKEBUNAN
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Persentase kelembagaan petani yang aktif Persen 25 40 1.859.480.000 50% 5.361.500.000 60% 6.248.634.000 75% 9.747.265.000 80% 5.149.040.000 80 28.365.919.000
DAN HORTIKULTURA
DINAS PERKEBUNAN
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Persentase tenaga penyuluh yang terlatih Persen 0 100 404.900.000 100% 450.000.000 100% 495.000.000 100% 544.500.000 100% 598.950.000 100 2.493.350.000
DAN HORTIKULTURA
KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Jumlah Produksi Hasil Hutan persen 10 10 76.500.000 10 1.215.120.000 10 1.129.500.000 10 1.350.000.000 10 2.200.000.000 50 5.971.120.000 DINAS KEHUTANAN
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk menurunkan luas hutan dan lahan kritis ha 12526 1250 15.462.819.000 1250 1.033.380.000 1000 1.291.986.450 300 1.947.226.900 1000 2.769.506.225 4800 22.504.918.575 DINAS KEHUTANAN
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Persentase penurunan kerusakan hutan 1 - 1 66.000.000 1 79.860.000 1 96.630.600 1 66.000.000 5 308.490.600 DINAS KEHUTANAN
Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan Jumlah Industri Hasil hutan yang melakukan penatausahaan hasil hutan dengan baik dan tertib unit 52 36 - 36 265.000.000 36 383.000.000 36 542.340.000 36 1.006.217.500 180 2.196.557.500 DINAS KEHUTANAN
Perencanaan dan Pengembangan Hutan Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sesuai fungsinya Izin 5 16 1.950.000.000 16 2.245.515.200 16 2.336.261.314 16 3.267.286.566 16 5.136.363.458 80 14.935.426.538 DINAS KEHUTANAN
Persentase Ketersediaan Data dan Informasi Kehutanan yang Akurat dan Terkini yang dapat di
Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDH dan LH Persen 100 100 67.780.000 100 250.000.000 100 346.410.000 100 448.910.000 100 419.156.100 500 1.532.256.100 DINAS KEHUTANAN
Akses secara Luas
Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Jumlah pengembangan unit Bangunan KTA unit 6 23 203.434.000 26 328.415.300 26 354.688.524 26 383.063.606 26 528.365.553 127 1.797.966.983 DINAS KEHUTANAN
Sumber Daya Air Lainnya
Perlindungan dan Pengamanan Hutan Presentase penurunan Kerusakan Kawasan Hutan Persen 26 890.600.000 27 1.079.660.000 27 1.385.388.600 27 1.718.320.206 52 1.990.000.000 159 7.063.968.806 DINAS KEHUTANAN
Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan Penurunan Titik Hotspot (1%)/Tahun Persen 1 3.889.590.000 1 3.025.237.000 1 3.889.536.770 1 4.841.134.492 1 5.628.977.835 5 21.274.476.097 DINAS KEHUTANAN
Program Pengembangan Perbenihan Jumlah sumber benih dan mutuu bibit yang tersertifikasi unit - 2 81.200.000 2 100.000.000 2 121.000.000 27 130.680.000 2 158.122.800 35 591.002.800 DINAS KEHUTANAN
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program Pendidikan dan Pelatihan Persentase ASN yang mengikuti/lulus pendidikan dan pelatihan teknis Persen 100 720.000.000 100 360.000.000 100 435.600.000 100 470.448.000 100 720.000.000 500 2.706.048.000 DINAS KEHUTANAN
Program Penyuluhan Kehutanan Jumlah pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan jumlah 1 81.000.000 1 489.100.000 1 694.811.000 1 901.435.880 1 789.387.415 5 2.955.734.295 DINAS KEHUTANAN
Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Kehutanan Jumlah Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan KTH unit 0 476.000.000 20 630.600.000 20 720.000.000 20 871.200.000 20 1.078.460.000 80 3.776.260.000 DINAS KEHUTANAN
Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan Jumlah Daya Terpasang (MW) MW 339,40 482,2 448.300.000 0 448.300.000 DINAS ESDM
Program Pengembangan dan Konservasi Ketenagalistrikan Rasio ketersediaan daya listrik Persen 0 - - 1,00 663.213.300 92,74 732.906.098 93,41 748.880.464 100,00 753.153.292 100 2.898.153.154 DINAS ESDM
DINAS PERINDUSTRIAN
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Nilai Perdagangan Antar Pulau Trilyun 4 7 trilyun 220.366.000 9 trilyun 880.500.000 10 trilyun 1.024.032.208 11 trilyun 1.008.267.584 12 trilyun 1.139.000.000 12 4.272.165.792
DAN PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Ekspor Nilai Ekspor Milyar USD 1 1,2 Milyar USD 1.578.619.280 1,3 Milyar USD 1.610.000.000 1,4 Milyar USD 1.800.000.000 1,5 Milyar USD 1.824.000.000 2 6.812.619.280
DAN PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Jumlah komoditi ekspor yang bersertifikasi SNI komoditi 15 152.270.000 152.270.000
DAN PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN
Program Perlindungan Konsumen Tingkat pelayanan perlindungan konsumen bagi masyarakat Persen 50 80% 92.430.000 80% 458.000.000 80% 437.000.000 90% 476.000.000 100% 493.000.000 100 1.956.430.000
DAN PERDAGANGAN
PERINDUSTRIAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Jumlah Industri Kecil Menengah yang mengolah SDA daerah IKM 12000 13000 IKM 1.207.784.000 13500 IKM 2.428.134.400 14000 IKM 2.478.660.000 14500 IKM 2.510.000.000 15000 IKM 2.579.000.000 15000 11.203.578.400
DAN PERDAGANGAN
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Agro, 100 pelaku usaha 116 pelaku usaha 133 pelaku usaha 143 pelaku usaha 652 pelaku usaha DINAS PERINDUSTRIAN
Cakupan Pembinaan Pelaku Usaha Industri besar (agro,kimia, logam dan mesin) pelaku usaha 30 pelaku usaha 492.053.920 530.000.000 575.000.000 610.000.000 2.207.053.920
Kimia, Logam dn Mesin (16,1%) (18,6%) (21,4) (23%) (100%) DAN PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Cakupan Pembinaan pada Sentra Industri Potensial Sentra IKM 2 Sentra IKM 961.100.000 961.100.000
DAN PERDAGANGAN
TRANSMIGRASI
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigran yang dibina dan DINAS TENAGA KERJA
Transmigrasi Lokal Persen 40 50 331.347.000 - 0 - 0 - 0 - 0 50 331.347.000
ditingkatkan kapasitasnya DAN TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigrasi yang dibina dan DINAS TENAGA KERJA
Pengembangan Kawasan Transmigrasi Persen 65 - - 70 1.020.000.000 75 1.115.000.000 80 1.215.000.000 85 1.285.000.000 90 4.635.000.000
ditingkatkan kapasitasnya DAN TRANSMIGRASI
URUSAN PENUNJANG
SEKERTARIS DAERAH
BIRO ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
BIRO ADMINISTRASI
Program Tata Pemerintahan Cakupan Koordinasi dan Administrasi Tata Pemerintahan Daerah yang terlaksana dengan baik Kegiatan 88 88 556.960.000 88 540.000.000 88 561.600.000 88 617.760.000 88 617.760.000 440 2.894.080.000
PEMERINTAHAN
Kegiatan & 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 95 Kegiatan + 5 BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah Cakupan Koordinasi Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah yang terlaksana dengan baik 19 + 1 342.290.000 270.000.000 280.800.000 308.880.000 308.880.000 1.510.850.000
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen PEMERINTAHAN
BIRO ADMINISTRASI
Program Administrasi Wilayah Pemerintahan Cakupan Koordinasi Administrasi Wilayah Pemerintahan Daerah yang terlaksana dengan baik. Kegiatan 51 51 784.790.000 51 630.000.000 51 655.200.000 51 720.720.000 51 720.720.000 255 3.511.430.000
PEMERINTAHAN
BIRO ADMINISTRASI
Program Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif Cakupan Koordinasi Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif yang terlaksana dengan baik. Kegiatan 68 68 254.830.000 68 294.830.000 68 306.623.200 68 337.285.520 68 337.285.520 340 1.530.854.240
PEMERINTAHAN
Cakupan Koordinasi Administrasi Penataan Daerah Lingkup PemProv. Sultra yang terlaksana BIRO ADMINISTRASI
Program Penataan Daerah Kegiatan 80 80 2.887.960.000 80 2.438.607.500 80 2.536.151.800 80 2.789.766.980 80 2.789.766.980 400 13.442.253.260
dengan baik. PEMERINTAHAN
Program Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan Cakupan Koordinasi administrasi Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan Desa/Kelurahan yang BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 35 35 490.280.000 35 540.280.000 35 561.891.200 35 618.080.320 35 618.080.320 175 2.828.611.840
Desa/Kelurahan terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN
Cakupan koordinasi Administrasi Pembinaan Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan yang BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan Kegiatan 35 35 190.280.000 35 222.120.000 35 231.004.800 35 254.105.280 35 254.105.280 175 1.151.615.360
terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN
Program Pembinaan Administrasi Pemerintahan Cakupan Koordinasi Pembinaan Administrasi Pemerintahan Desa/Kelurahan yang terlaksana BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 69 69 207.190.000 69 245.000.000 69 254.800.000 69 280.280.000 69 280.280.000 345 1.267.550.000
Desa/Kelurahan dengan baik. PEMERINTAHAN
BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan Kapasitas Daerah Cakupan Koordinasi Administrasi Pembinaan Kapasitas Daerah yang terlaksana dengan baik Kegiatan 18 0 - 18 60.000.000 18 62.400.000 18 68.640.000 18 68.640.000 72 259.680.000
PEMERINTAHAN
Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban Cakupan Koordinasi Administrasi Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 17 0 - 17 20.000.000 17 20.800.000 17 22.880.000 17 22.880.000 68 86.560.000
bencana alam yang terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN
BIRO KESEJAHTERAAN RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama Cakupan Optimalisasi Pelayanan Kehidupan Beragama Persen 100 100 3.071.842.000 100 2.101.500.000 100 3.706.150.000 100 2.308.425.600 100 5.147.137.920 100 16.335.055.520
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Cakupan Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Persen 100 100 73.744.000 50 200.000.000 50 102.000.000 50 109.200.000 50 111.280.000 100 596.224.000
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Cakupan Optimaslisasi Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Persen 100 100 316.144.000 100 372.062.000 100 411.944.480 100 453.138.928 100 453.138.928 100 2.006.428.336
RAKYAT
Program Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Cakupan Optimalisasi Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Perempuan,Perlindungan Anak BIRO KESEJAHTERAAN
Persen 0 100 450.850.000 100 250.000.000 100 260.000.000 100 286.000.000 100 286.000.000 100 1.532.850.000
Perempuan,Perlindungan Anak dan Remaja dan Remaja RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Keragaman Budaya Cakupan Optimalisasi Kegiatan Keragaman Budaya Persen 0 100 84.624.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 647.264.000
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya Cakupan Optimalisasi Pengembangan Nilai Budaya Persen 100 100 0 50 70.000.000 50 72.800.000 50 80.080.000 50 80.080.000 100 302.960.000
RAKYAT
Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, Kesehatan BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pemberdayaan Kelembagaan Nakertrans Persen 0 100 104.642.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 667.282.000
dan Nakertrans RAKYAT
Program Peningkatan Pengendalian Program Pembangunan Cakupan Pelaksanaan Pengendalian Program Pembangunan Pemerintah Provinsi dan 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22
Kegiatan + Dokumen 4 +1 1.289.050.000 1.300.050.000 1.352.052.000 1.487.257.200 1.487.257.200 65 + 110 6.915.666.400 BIRO PEMBANGUNAN
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Program Pengembangan dan Pengendalian Sumber Daya Alam Program Koordinasi Peningkatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kegiatan 2 2 258.150.000 2 560.240.000 2 528.649.600 2 627.319.056 2 627.319.056 2 2.601.677.712 BIRO PEREKONOMIAN
Program Pengembangan Investasi dan Pembinaan BUMD Koordinasi, konsultasi dan peningkatan investasi dan potensi daerah Kegiatan 2 2 710.861.600 2 1.227.131.600 2 1.276.216.864 2 1.403.838.550 2 1.403.838.550 2 6.021.887.165 BIRO PEREKONOMIAN
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program Peningkatan dan Pengembangan Biro Pengadaan Cakupan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Pengadaan Barang/Jasa BIRO PENGADAAN
Persen 100 100 286.250.000 100 286.250.000 100 297.700.000 100 327.470.000 100 327.470.000 100 1.525.140.000
Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah BARANG & JASA
BIRO PENGADAAN
Program Peningkatan Pelayanan Barang/Jasa Pemerintah Cakupan Pelaksanaan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Optimal Persen 100 100 350.880.000 100 350.880.000 100 364.915.200 100 401.406.720 100 401.406.720 100 1.869.488.640
BARANG & JASA
BIRO PENGADAAN
Program Modernisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Cakupan Kualitas Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Persen 100 100 114.200.000 100 114.200.000 100 118.768.000 100 130.644.800 100 130.644.800 100 608.457.600
BARANG & JASA
BIRO KERJASAMA & KONSULTASI PUBLIK
BIRO ORGANISASI
Program Penataan Kelembagaan dan Analisa Jabatan Jumlah OPD yang tepat Fungsi dan Tepat Ukuran Jumlah 342.125.500 552.125.500 393.175.600 433.175.600 433.175.600 2.153.777.800 BIRO ORGANISASI
Program Penataan Ketatalaksanaan Pengelolaan Administrasi
Cakupan layanan OPD yang sesuai Stadar Jumlah 151.580.000 251.580.000 261.643.200 287.807.520 287.807.520 1.240.418.240 BIRO ORGANISASI
Pemerintah
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Cakupan Layanan Administrasi Kepegawaian Jumlah 63.260.000 200.297.000 178.731.280 196.604.408 196.604.408 835.497.096 BIRO ORGANISASI
Program Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas SDM dan
Cakupan Layanan Organisasasi yang berbasis elektronik Persen 100 - 80.860.000 300.000.000 312.000.000 343.200.000 343.200.000 100 BIRO ORGANISASI
Peningkatan Pelayanan Organisasi
Program Peningkatan Akuntabilitas, Pelayanan Publik dan
Jumlah OPD yang mendapat Apresiasi atas penyelengaraan Pelayanan Publik Persen 100 357.050.000 827.800.000 840.112.000 920.379.200 922.379.040 100 3.867.720.240 BIRO ORGANISASI
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Program Obat dan Perbelakalan Kesehatan Cakupan layanan Kesehatan bagi ASN lingkup Setda Prov. Sultra Persen 100 36.378.000 106.378.000 110.633.120 121.696.432 121.696.432 100 496.781.984 BIRO ORGANISASI
BIRO UMUM
Program Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala
Cakupan Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala Daerah Kali 12 12 10.000.000 12 10.000.000 12 10.400.000 12 11.440.000 12 11.440.000 72 53.280.000 BIRO UMUM
Daerah
Program Penigkatan Pelayanan Kedinesan Kepala Daerah dan
Penigkatan Pelayanan Kedinesan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kali 72 72 675.000.000 72 940.000.000 72 977.600.000 72 1.075.360.000 72 1.075.360.000 72 4.743.320.000 BIRO UMUM
Wakil Kepala Daerah
Orang/Kegiatan/Per
Peningkatan Kapasitas Keprotokolan Peningkatan Kapasitas Keprotokolan 35 /5/ 90 35 Orang 153.550.000 35 /5/ 90 193.550.000 35 /5/ 90 201.292.000 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5 / 90 991.234.400 BIRO UMUM
sen
Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan Peningkatan Wawasan Kebangsaan Kegiatan 1 1 942.000.000 1 942.000.000 1 979.680.000 1 1.077.648.000 1 1.077.648.000 1 5.018.976.000 BIRO UMUM
Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan Kali/Kegiatan/Doku
Peningkatan dan pengembangan pengelolaan kekayaan daerah 3 Kali 240.000.000 3 / 35 / 12 265.000.000 3 / 35 / 12 275.600.000 3 / 35 / 12 303.160.000 3 / 35 / 12 303.160.000 18 / 140 / 48 1.386.920.000 BIRO UMUM
kekayaan daerah men
SEKRETARIAT DPRD
Program Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala
Presentase terpeliharanya Kesehatan Pimpinan dan anggota DPRD Persen 100 100 215.505.000 100 318.567.880 100 324.125.200 100 324.125.200 100 324.125.201 100 1.506.448.481 SEKRETARIAT DPRD
Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Presentase kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Persen 100 100 33.996.262.000 100 37.059.487.560 100 40.520.175.904 100 44.141.721.221 100 48.642.990.163 100 204.360.636.848 SEKRETARIAT DPRD
Daerah
Program Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung- Presentase Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung-gedung Utama Pemda Sulawesi
Persen 100 100 1.039.459.000 100 300.000.000 100 0 100 0 100 0 100 1.339.459.000 SEKRETARIAT DPRD
gedung Tenggara
Program Konsultasi & Koordinasi Peningkatan Promosi Daerah Presentase Perayaan HUT Sultra Persen 100 100 100.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 516.000.000 SEKRETARIAT DPRD
Program Peningkatan Kualitas & Penyebarluasan Informasi Presentase Penyebarluasan informasi Persen 100 100 8.818.284.000 100 9.771.015.360 100 10.421.015.360 100 10.771.015.360 100 10.871.015.360 100 50.652.345.440 SEKRETARIAT DPRD
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi &
Presentase Pengembangan Komunikasi, Informasi & Pemanfaatan Teknologi Informasi Persen 100 100 150.000.000 100 150.000.000 100 300.000.000 100 150.000.000 100 750.000.000 100 1.500.000.000 SEKRETARIAT DPRD
Pemanfaatan Teknologi Informasi
BADAN PENGHUBUNG PROV. SULTRA
BADAN PENGHUBUNG
Program Peningkatan Pelayanan Informasi Investasi Meningkat pelayanan informasi Investasi Kegiatan 33,12 423.071.000 25,,03 1.689.925.520 97,12 1.740.124.508 97,82 1.778.881.074 98,15 1.812.424.488 66 7.444.426.590
PROV. SULTRA
BADAN PENGHUBUNG
Program fasilitas pindah/purna tugas PNS Pindah/Purna Tugas PNS Orang 3 0 - 3,75 200.000.000 3,9 208.000.000 4,05 224.640.000 4,23 242.611.200 5 875.251.200
PROV. SULTRA
PENGAWASAN
INSPEKTORAT DAERAH
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal &
Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat Waktu Persen 95 95 2.162.246.000,00 96 2.921.802.600,00 98 3.148.546.808,00 98 3.368.430.552,64 98 3.605.904.996,85 100 15.206.930.957 INSPEKTORAT DAERAH
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Penanganan Pengaduan Masyarakat & Penegakan
Persentase Penanganan Pengaduan Masyarakat & Penegakan Integritas Persen 80 81 1.098.968.000 85 1.300.000.000 86 1.429.000.000,00 90 1.543.320.000,00 96 1.666.785.600,00 96 7.038.073.600 INSPEKTORAT DAERAH
Integritas
Program Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persentase Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persen 75 80 510.808.000 85 850.000.000 88 918.000.000 89 991.440.000,00 95 1.070.755.200,00 95 4.341.003.200 INSPEKTORAT DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Kerjasama Pembangunan Tersedianya Laporan Kerjasama Pembangunan Persen 100 100 312.465 100 393.134 100 542.447 100 746.692 100% 821.361 100 2.816.098 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pengembangan Kota - Kota Menengah
Tersusun Dokumen Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan Besar Dok - DOK. 279.895 DOK. 307.885 DOK. 338.673 DOK. 372.540 DOK. 409.794 Dok 1.708.787 PEMBANGUNAN
dan Besar
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Terlaksana peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Persen 100 100 547.500 100 602.250 100 662.475 100 728.723 100 801.595 100 3.342.542 PEMBANGUNAN
Pembangunan Daerah
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Terlaksana Perencanaan Pembangunan Daerah Dok - Dok 2.604.925 Dok 2.820.648 Dok 3.602.712 Dok 3.412.983 Dok 4.256.852 Dok 16.698.120 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pembangunan
Persentase Pencapaian Kinerja Pembangunan Persen Dok 679.858 Dok 660.000 Dok 660.000 Dok 675.000 Dok 691.500 Dok 3.366.358 PEMBANGUNAN
Daerah
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Tersusun Dokumen Perencanaan Ekonomi Dok 2 2 - 5 1.228.700.000 5 1.121.670.000 6 1.233.837.000 5 1.357.220.700 23 4.941.427.700 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial Budaya Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Bidang Sosial Budaya persen 100 100 - 100 1.178.400.000 - - - - - - 100 1.178.400.000 PEMBANGUNAN
DAERAH
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persen 100 100 0 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 4.700.000.000 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya
Tersusun Dokumen Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam Dok Dok Dok 352.000 DOK. 1.337.200 DOK. 1.459.420 DOK. 886.362 DOK. 743.498 Dok 4.778.480 PEMBANGUNAN
Alam
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Monitoring Kesesuaian Ruang dengan RTRW Tersusun Dokumen Lopran Monitoring dan Evaluasi Kesesuaian Ruang dengan RTRW Dok Dok Dok 0 DOK. 100.000 DOK. 110.000 DOK. 121.000 DOK. 133.100 Dok 464.100 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi
Tersedia Dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Dok Dok Dok. 150.000 Dok. 490.000 Dok. 539.000 Dok. 592.900 Dok. 652.190 Dok 2.424.090 PEMBANGUNAN
Gas Rumah Kaca (RAD GRK)
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Pengembangan Informasi SDA Tersedia Dokumen Informasi SDA Dok Dok Dok. 539.000 Dok. 912.900 Dok. 1.004.190 Dok. 1.104.609 Dok. 789.150 Dok 4.349.849 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Terlaksana Perencanaan Pengembangan Wilayah Dok Dok Dok. 519.000 Dok. 570.900 Dok. 627.990 Dok. 607.864 Dok. 668.650 Dok 2.994.404 PEMBANGUNAN
DAERAH
KEUANGAN
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Capaian Opini atas Laporan Keuangan Provinsi Persen 100 100 8.300.929.866 100 10.500.622.853 100 10.826.621.138 100 11.909.283.252 100 13.100.211.577 100 54.637.668.685 KEUANGAN DAN ASET
Keuangan Daerah
DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan
Cakupan Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Persen 85 80 1.241.203.000 85 1.445.323.300 90 1.501.855.630 100 1.748.841.193 100 1.923.725.312 100 7.860.948.435 KEUANGAN DAN ASET
Kabupaten/Kota
DAERAH
BADAN PENDAPATAN DAERAH
BADAN PENDAPATAN
Program Peningkatan dan Pengembangan PAD Cakupan optimalisasi peningkatan dan pengembangan PAD Persen 88,37 100 1.860.344.000 100 2.002.621.760 100 2.082.726.630 100 2.166.035.696 100 2.252.763.123 100 10.364.491.209
DAERAH
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Cakupan keterpenuhan pengembangan komunikasi, informasi dan pemanfaatan teknologi BADAN PENDAPATAN
Persen 100 100 1.112.850.000 100 1.200.000.000 100 1.266.800.000 100 1.317.472.000 100 1.370.170.880 100 6.267.292.880
Pemanfaatan Teknologi Informasi informasi DAERAH
BADAN PENDAPATAN
Program Pengelolaan Pendapatan & Kekayaan Daerah Cakupan optimalisasi pengelolaan pendapatan dan kekayaan daerah Persen 100 100 288.690.000 100 496.696.841 100 495.764.715 100 537.227.303 100 558.716.395 100 2.377.095.254
DAERAH
KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Persentase pelaksanaan seleksi penjenjangan teknis, seleksi penjenjangan struktural struktural BADAN KEPEGAWAIAN
Pendidikan kedinasan Persen 99 100 179.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000,40 100 450.000.000,91 100 1.979.000.001,31
dan seleksi penyetaraan ijazah DAERAH
Persentase pemenuhan SDM aparatur yang berkualitas dan profesional dalam melaksanakan BADAN KEPEGAWAIAN
Pembinaan dan pengembangan aparatur Persen 97 100 2.368.200.000 100 4.300.976.000 100 4.521.054.080 100 4.758.738.406 100 5.015.437.478 100 20.964.405.964,00
tugas kedinasan DAERAH
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BADAN
Persentase Kerangka Regulasi, Kurikulum/Silabi/Modul/ Database dan Sistem Informasi
PENGEMBANGAN
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengembangan SDM Aparatur yang Tersusun /Terselenggara serta Perjanjian Kerjasama Persen 65 70 844.025,000 75 1.340.000,000 80 960.000,000 85 1.080.000,000 90 995.000,000 90 5.219.025,000
SUMBER DAYA
Pengembangan SDM Aaparatur dengan Pihak Terkait yang Terlaksana
MANUSIA
BADAN
Program Peningkatan Kapasitas Tenaga Pengembang PENGEMBANGAN
Persentase Jumlah Pengelola, Penyelenggara, dan Widyaiswara Serta Asesor yang Profesional Persen 65 70 467.655,000 75 395.000,000 80 405.000,000 85 305.000,000 90 405.000,000 90 1.977.655,000
Kompetensi SUMBER DAYA
MANUSIA
BADAN
Program Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Persentase Jumlah ASN yang meningkat Kompetensinya Melalui Sertifikasi/Uji Kompetensi, PENGEMBANGAN
Persen 100 100 2.121.300,000 100 6.050.000,000 100 8.981.800,000 100 9.454.425,000 100 10.389.925,000 100 36.997.450,000
Aparatur Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Fungsional serta Pengembangan Kompetensi Tehnis SUMBER DAYA
MANUSIA
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BADAN PENELITIAN
Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Meningkatnya ketersediaan data dan informasi hasil litbang di berbagai bidang pembangunan Persen 100 100 3.000.000.000 100 4.250.000.000 100 4.450.000.000 100 4.550.000.000 100 4.900.000.000 100 21.150.000.000
DAN PENGEMBANGAN
BADAN PENELITIAN
Program Penyebarluasan Informasi Meningkatnya ketersediaan sistem dokumentasi dan publikasi hasil-hasil kelitbangan Persen 100 100 171.150.000 100 225.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 1.086.150.000
DAN PENGEMBANGAN
Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Meningkatnya kapasitas dan pengembangan kemampuan SDM bidang IPTEK baik kualitatif BADAN PENELITIAN
Persen 100 100 773.100.000 100 1.178.000.000 100 1.380.000.000 100 1.580.000.000 100 1.580.000.000 100 6.491.100.000
Kemampuan SDM bidang IPTEK maupun kuantitaif DAN PENGEMBANGAN
TARGET TAHUN
NO. INDIKATOR SATUAN
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Gini Ratio Persen 0,390 0,388 0,386 0,383 0,380
2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 2,79 2,70 2,57 2,35 2,14
3. Skor Pola Pangan Harapan Nilai 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5
4. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 9,22 10,05 10,96 11,94 12,54
5. Harapan Lama Sekolah Tahun 13,43 13,50 13,57 13,62 13,70
Persentase peningkatan pengguna
6. Persen 25 30 35 40 45
perpustakaan per tahun
7. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 70,74 70,88 71,0 71,12 71,24
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
8. Nilai 70,95 71,00 71,50 72,00 72,50
Daerah
9. Angka Kriminalitas Tertangani Persen 70,00 70,50 80,00 80,50 90,00
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
10. Persen 85 85 85 85 85
Pemilihan Umum
Persentase kabupaten/kota yang
11. Persen 64,71 76,47 82,35 88,24 100
tangguh bencana
12. Laju Pertumbuhan PDRB Pertanian Persen 25,18 25,50 25,78 26,10 26,75
13. Laju Pertumbuhan PDRB Industri Persen 6,25 6,32 6,45 6,70 7,00
14. Laju Pertumbuhan PDRB Perdagangan Persen 12,65 12,70 12,85 13,05 13,10
15. Laju Pertumbuhan PDRB Pariwisata Persen 9.75 10,00 10,25 10.50 10.75
Laju Pertumbuhan PDRB
16. Persen 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34
Pertambangan
Pertumbuhan nilai investasi PMDN
17. Persen 36 36 36 87 87
dan PMA
18. Nilai SAKIP Kategori B B BB BB BB
19. Opini Laporan Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP
Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
20. Nilai 2,6 3,0 3,3 3,6 3,8
Elektronik (SPBE)
Indeks Kepuasan Masyarakat atas
21. Nilai 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00
capaian SPM
Indeks Kepuasan Masyarakat atas
22. Nilai 86,50 88,50 90,50 92,00 93,50
pelayanan publik lainnya
Persentase Desa Kualifikasi
23. Persen 54,00 59,00 64,00 68,00 70,00
Swasembada
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
24. Persen 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00
kondisi baik
Jumlah Penumpang melalui
25. Orang 60.067,94 63.071,33 66.244,90 69.536,15 73.012,95
dermaga/bandara/terminal per tahun
Catatan : Indikator Kinerja Utama diambil dari Indikator Sasaran RPJMD
VIII-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VIII-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aspek Daya Saing Daerah
A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
31. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Juta 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04
32. Nilai Tukar Petani Persen 95,47 95,50 95,53 95,55 95,58 95,61 95,61
33. Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa Persen 50,00 54,00 59,00 64,00 68,00 70,00 70,00
34. Rasio Ketergantungan Persen 59,46 60,96 62,36 63,86 65,00 65,50 65,50
B. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
35. jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Arus kedatangan Transportasi Darat Ribu 27.266 27.266 28.629 30.061 31.564 33.142 33.142
Arus keberangkatan Transportasi Darat Ribu 26.605 26.605 27.935 29.332 30.398 32.338 32.338
Jumlah Barang Masuk Ribu 267.813 267.813 281.203 295.263 310.027 325.528 325.528
Jumlah Barang Keluar Ribu 263.641 263.641 276.823 290.664 305.197 320.457 320.457
jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal
36.
per tahun
jumlah orang/barang melalui dermaga Ribu 1.705,9 1.705,79 1.791 1.881 1.975 2.073 2.073
jumlah orang/barangmelalui Bandara Ribu 1.630,66 1.630,66 1.712 1.798 1.888 1.982 1.982
jumlah orang/barang transportasi darat Ribu 53.871 53.871 56.564 59.393 62.362 65.480 65.480
37. Ketersediaan daya listrik KWh 257,69 1.705,79 1.791 1.881 1.975 2.073 2.073
38. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Persen 78,11 1.630,66 1.712 1.798 1.888 1.982 1.982
39. Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon Persen 93,26 53.871 56.564 59.393 62.362 65.480 65.480
C. Fokus Fasilitas Iklim Berinvestasi
40. Angka kriminalitas yang tertangani Persen 69,58 70,00 70,50 80,00 80,50 90,00 90,00
41. Persentase PAD terhadap pendapatan Persen 22,81 22,47 21,86 20,70 19,46 18,16 18,16
VIII-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Orang 1.978 1.583 1.188 793 398 0 0
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Persen 97,97 (55,71) 57,94 60,25 62,67 63,92 65,31 65,31
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Persen 102,07 102,07 102,07 102,07 102,07 102,07 102,07
Persentase kondisi ruang kelas sekolah menengah
1.14 Persen 39,55 42,00 45,00 48,00 52,00 55,00 55,00
(SMA/K) dalam kondisi baik
Rasio guru/murid sekolah pendidikan menengah Rasio 24 24 23,5 23 22,5 22,0 22,0
1.16 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata Rasio 21 21 21 21 21 20 20
Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun,
1.17 Persen 94,32 94,32 94,32 94,32 94,32 94,32 94,32
perempuan dan laki-laki (Persen)
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pendidikan
1.19 Persen 95,58 98,46 98,69 98,92 99,15 99,38 99,38
menengah
2. Kesehatan
pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis
2.1 kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana Persen 100 100 100 100 100 100 100
provinsi
Angka per
2.2 Angka kematian bayi 3 3 3 2 1 0 0
1000 KH
2.3 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup Jiwa 149 148 145 143 140 139 139
pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian
2.4 persen 100 100 100 100 100 100 100
luar biasa provinsi
pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus
2.5 persen 100 100 100 100 100 100 100
yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV)
2.6 pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis persen 75 77 79 81 85 75 77
2.7 Prevalensi Cardiovascular persen 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,7 1,6
2.8 Angka prevalensi balita stunting persen 35,4 34,9 34,4 33,9 33,4 35,4 34,9
Jumlah puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan Puskesmas/u
2.9 95 158 221 284 284 95 158
spesialis dasar nit
Persentase RS yang terakreditasi persen 35 45 60 75 90 35 45
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3.1 Pekerjaan Umum:
3.1.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Persen 71,88 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00 74,00
3.1.2 Persentase rumah tinggal bersanitasi Persen 69,52 100 100 100 100 100 100
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
3.1.3 Persen 79,83 100 100 100 100 100 100
terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
4.
Perlindungan Masyarakat
4.1 Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Orang 10.336 10.336 10.336 10.336 10.336 10.336 10.336
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,
4.2 Persen 100 100 100 100 100 100 100
ketentraman, keindahan)
4.3 Persentase Penegakan PERDA Persen 87,50 90,00 92,00 95,00 97,00 100 100
VIII-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
5. Sosial
5.1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial Persen 6 30 50 70 80 85 85
5.2 Persentase PMKS yang tertangani Persen 6 30 50 70 80 85 85
Persentase PMKS skala yang memperoleh bantuan sosial
5.3 Persen 11 30 50 70 80 85 85
untuk pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase panti sosial yang menerima program
5.4 pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama Persen 50 70 80 90 98 100 100
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
Persentase panti sosial yang menyediakan sarana
5.5 Persen 100 100 100 100 100 100 100
prasarana pelayanan kesehatan sosial
Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
5.6 masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana Persen 6 30 50 70 80 85 85
pelayanan kesejahteraan sosial
Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial
5.7 Persen 6 30 50 70 80 85 85
selama masa tanggap darurat
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan
5.8 Persen 11 30 50 70 80 85 85
menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut
5.9 Persen 50 70 80 90 98 100 100
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
Non Pelayanan Dasar
1. Tenaga Kerja
1.1 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun Kasus 34 30 25 20 15 10 10
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian
1.2 Kasus 29 30 34 36 38 40 40
Bersama (PB)
1.3 Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan Orang 1.097 1.300 1.650 1.950 2.250 2.550 2.550
1.4 Keselamatan dan perlindungan Persen 100 100 100 100 100 100 100
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program
1.5 Orang 171.886 176.886 181.886 186.886 191.886 196.886 196.886
Jamsostek
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan
1.6 Kasus 16 14 12 10 8 6 6
pemerintah daerah
1.7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan Persen 20 25 30 30 35 35 35
1.8 Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan Perusahaan 40 60 70 80 90 100 100
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
1.9 Orang 2,032 3.750 3.850 4.125 4.150 4.175 4.175
kompetensi
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
1.10. Orang 1.670 1.725 1.775 1.800 1.800 1.800 1.800
masyarakat
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
1.11 Orang 1.180 1.250 1.350 1.350 1.450 1.500 1.500
kewirausahaan
2. Pangan
VIII-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.1 Ketersediaan energi dan protein per kapita
Energi Kalori 3036 3036 3036 3036 3036 3036 3036
Protein Kalori 85,19 85,19 85,19 85,19 85,19 85,19 85,19
3. Lingkungan Hidup
Provinsi
3.1 Peningkatan Indeks Kualitas Air Indeks 50 50 50 50 50 50 50
3.2 Peningkatan Indeks Kualitas Udara Indeks 91.04 91,04 91,04 91,04 91,04 91,04 91,04
3.3 Peningkatan Indeks Kualitas Tutupan Lahan Indeks 69,14 69,14 69,14 69,14 69,14 69,14 69,14
Pembinaan dan Pengawasan terkait ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang diawasi ketaatannya
3.4 Persen 6 6 6 6 6 6 6
terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan PUU LH yang
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
3.5 Terlaksananya pemberian penghargaan lingkungan hidup ada ada ada ada ada ada ada
Pengaduan masyarakat terkait izin lingkungan, izin PPLH
dan PUU LH yang di terbitkan oleh Pemerintah daerah
3.6 Persen 100 100 100 100 100 100 100
provinsi, lokasi usaha dan dampak lintas kabupaten/kota
yang ditangani
Persentase jumlah sampah yang tertangani pada kondisi
3.7 Persen 100 100 100 100 100 100 100
khusus di Provinsi
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
4.
Sipil
4.1 Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk Persen 65,04% 75,04 85,04 90,04 95,04 100 100
4.2 Rasio bayi berakta kelahiran Persen 74,41 82,03 90,42 94,94 98,04 100 100
4.3 Rasio pasangan berakta nikah Persen 8,75 18,75 23,75 28,75 33,75 38,75 43
4.4 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Server Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
4.5 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
4.6 Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Persen 28,91 38,91 43,91 48.91 53,91 58,91 63,91
4.7 Cakupan penerbitan akta kelahiran Persen 30 33 34 36 38 39 39
5. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa
5.1 Persen 80 83 86 90 93 95 95
yang baik
Rata-rata kelompok binaan lembaga pemberdayaan
5.2 Persen 80 80 80 85 85 85 85
masyarakat (LPM)
5.3 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Persen 90 90 90 93 93 95 95
5.5 Persentase LPM Berprestasi Persen 90 92 95 95 97 97 97
5.6 Persentase PKK aktif Persen 90 90 90 95 90 97 97
5.7 Persentase Posyandu aktif Persen 90 90 90 90 90 95 95
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan
5.8 Persen 70 70 75 75 75 75 75
masyarakat
5.9 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat Persen 80 80 85 85 85 95 95
VIII-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
6.
Berencana
6.1 Total Fertility Rate (TFR) Nilai 2,4 2,3 2,3 2,2 2,2 2,1 2,1
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet
6.2 Nilai 17,5 17,00 15,00 13,00 11,00 9,00 9,00
need)
Persentase Penggunaan
6.3 Kontrasepsi Jangka Nilai 21,5 22,00 22,75 23,15 23,80 24,50 24,50
Panjang (MKJP)
7. Perhubungan
7,1 Jumlah arus penumpang angkutan umum
Arus kedatangan Transportasi Darat Jumlah 27.266 28.629 30.061 31.564 33.142 34.779 34.779
Arus keberangkatan Transportasi Darat Jumlah 26.605 27.935 29.332 30.398 32.338 33.955 33.955
Arus kedatangan Transportasi Laut Jumlah 819,01 859,96 902,96 948,11 995,51 1.045,29 1.045,29
Arus keberangkatan Transportasi Laut Jumlah 886.780 931.120 977.670 1.026.560 1.077.890 1.131.780 1.131.780
Arus kedatangan Transportasi Udara Jumlah 797.500 837.380 879.250 923.210 969.370 1.017.840 1.017.840
Arus keberangkatan Transportasi Udara Jumlah 833.160 874.820 918.560 964.490 1.012.710 1.063.350 1.063.350
7.2 Rasio izin trayek Nilai 0,00010 0,00011 0,00012 0,00013 0,00014 0,00015 0,00015
7.3 Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah 264 277 291 306 321 337 337
7.4 Jumlah pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Bandara Unit 5 - - - 1 - 6
Pelabuhan Unit 15 2 1 - 2 - 20
Terminal Type B Unit 1 3 2 2 2 2 13
7.5 Persentase layanan angkutan darat Persen 0,00040 0,00051 0,00054 0,00057 0,00060 0,00063 0,00063
7.6 Persentase kepemilikan KIR angkutan umum Persen 0 0 0 0 0 0 0
7.7 Pemasangan Rambu-rambu Persen 24,72 25,96 27,25 28,62 30,05 31,55 31,55
7.8 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Nilai 3,82 3,64 3,47 3,30 3,15 3.00 3,00
7.9 Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Arus kedatangan Transportasi Darat Jumlah 27.266,00 28.629 30.061 31.564 33.142 34.779 34.779
Arus keberangkatan Transportasi Darat Jumlah 26.605,00 27.935 29.332 30.398 32.338 33.955 33.955
Jumlah Barang Masuk Jumlah 267.813,00 281.203 295.263 310.027 325.528 341.804 341.804
Jumlah Barang Keluar Jumlah 263.641,00 276.823 290.664 305.197 320.457 336.840 336.840
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal
7.10.
per tahun
Arus penumpang melalui dermaga Jumlah 1.705,79 1.791 1.881 1.975 2.073 2.177 2.177
Arus penumpang melalui Bandara Jumlah 1.630,66 1.712 1.798 1.888 1.982 2.081 2.081
Arus penumpang melalui transportasi darat Jumlah 53.871 56.564 59.393 62.362 65.480 68.754 68.754
7.11 Persentase Angka Kecelakaan lalu lintas Persen 11,03 8,77 7,72 4,51 1,3 0 0
8. Komunikasi dan Informatika
8.1 Jumlah integrasi aplikasi layanan publik dan atau tata OPD - - 1 1 1 - 3
VIII-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
kelola pemerintah
8.2 Jumlah interkoneksi antar OPD dan Kab/Kota OPD - - 10 18 20 17 65
Persentase layanan pengaduan masyarakat secara online
8.3 Persen - 100 100 100 100 100 100
yang didistribusikan ke OPD
9. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
9.1 Persentase koperasi aktif Persen 69,39 70,55 71,40 72,85 73,60 74,50 75,00
9.2 Persentase UKM non BPR/LKM aktif Persen 0,99 1,22 1,53 1,65 1,75 1,82 1,99
9.3 Persentase BPR/LKM aktif Persen 0,42 0,60 0,72 0,85 0,89 0,92 0,95
9,4 Persentase Usaha Mikro dan Kecil Persen 2,18 2,85 3,52 3,90 4,35 4,70 5,20
10. Penanaman Modal
10,1 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Perusahaan 405 32 25 30 31 32 32
Triliun
10,2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) 26,00 12,00 8,10 10,70 11,30 11,90 11,90
Rupiah
10,3 Rasio daya serap tenaga kerja Persen 9,26 20 30 40 50 60 60
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (miliar
10,4 Persen 92,02 2,5 48,14 24,30 5,31 5,04 5,04
rupiah)
11. Kepemudaan dan Olah Raga
11.1 Persentase organisasi pemuda yang aktif Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.2 Persentase wirausaha muda Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.3 Cakupan pembinaan olahraga Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.4 Cakupan Pelatih yang bersertifikasi Persen 87 87 87 87 87 87 87
11.5 Cakupan pembinaan atlet muda Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.6 Jumlah atlet berprestasi Orang 11 11 11 11 11 11 11
11.7 Jumlah prestasi olahraga Orang 9 9 9 9 9 9 9
12. Statistik
12.1 Tersedianya sistem data dan statistik yang terintegrasi Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
12.2 Buku "daerah dalam angka" Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
12.3 Buku "PDRB" Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
13. Persandian
Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang telah
12,1 Persen 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45
menggunakan sandi dalam komunikasi Perangkat Daerah
14. Perpustakaan
14.1 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun orang 12.000 14.000 15.000 50.000 150.000 200.000 200.000
14.2 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah eksamplar 199.305 1000 1000 10.000 15.000 20.000 47.000
14.3 Rasio perpustakaan persatuan penduduk orang 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 70.000
14.4 Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan/tahun orang 14.000 14.000 14.000 14.000 15.000 20.000 77.000
14.5 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan Judul 73.197 250 250 250 3.750 5000 11.750
Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang
14.6 orang 12 28 40 25 3 3 111
memiliki sertifikat
VIII-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
15. Kearsipan
Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang mengelola
15.1 unit 2,4 2,7 2,9 9,8 29,4 30 30
arsip secara baku
15.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan orang 100 100 100 100 100 100 100
B. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Pilihan
1. Pariwisata
1.1 Kunjungan wisata orang 2.446.776 2.518.500 2.664.980 2.776.330 2.914.243 3.059.047 3.059.047
1.2 Lama kunjungan wisata hari 61 66,7 73 79 86,5 94 94
1.3 PAD sektor pariwisata Rupiah 804.500.000 880.927.500 964.615.612 1.056.254.095 1.156.598.234 1.266.475.066 1.266.475.066
2. Pertanian
2.1 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Persen 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76
2.2 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB Persen 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap
2.3 Persen 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4
PDRB
2.4 Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB Persen 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
2.5 61.258 61.258 61.258 61.258 61.258 61.258 61.258
per hektar
2.6 Cakupan bina kelompok petani Persen 92 92 95 97 99 100 100
3. Kehutanan
3.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Ha 1.330 1.250 1.250 1.250 1.000 1.000 7.080
3.2 Kerusakan Kawasan Hutan Persen 0,0032 1.5 1.4 1.3 1.2 1 1
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
3.3 Persen 58.48 59,00 59,50 59,75 60,00 61,25 61,25
keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
4. Energi dan Sumber Daya Mineral
4.1 Persentase rumah tangga pengguna listrik Persen 78,11 90,2 92,6 95,1 97,5 100 100
4.2 Rasio ketersediaan daya listrik Nilai 257,69 286,03 300,2 300,2 314,37 342,71 342,71
4.3 Persentase pertambangan tanpa izin Persen 43,95 47,20 48,91 48,91 50,69 54,44 54,44
5. Perdagangan
5.1 Ekspor Bersih Perdagangan Juta Ton 2 6 10 15 20 25 25
5.2 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Pedagang 400 410 420 430 440 450 450
6 Perindustrian
6.1 Cakupan bina kelompok pengrajin Unit Usaha 12 ribu 13 ribu 14 ribu 15 ribu 16 ribu 17 ribu 17 ribu
7. Kelautan dan Perikanan
7.1 Produksi perikanan Ribu/Ton 1.252 1.310 1.325 1.598 1.725 1.898 1.898
Kg/kapita/
7.2 Konsumsi ikan 58,81 60,63 61,20 62,50 62,70 62,90 62,90
thn
7.3 Cakupan bina kelompok Pokmaswas 136 141 146 151 156 161 161
7.4 Produksi perikanan kelompok nelayan Ribu/ton 203 210 225 240 255 270 270
VIII-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Juta Ha,
Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas Kawasan
7.5 1,84 2,10 2,30 2,40 2,47 2,53 2,53
perairan teritorial Konservasi
Perairan
7.6 Nilai tukar nelayan indeks 122,68 123 123,15 123,50 123,78 124 124
3. Kepegawaian
3.1 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah orang 54 54 54 54 54 54 54
3.2 Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah orang 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182
Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada
3.3 orang 7.731 7.731 7.731 7.731 7.731 7.731 7.731
instansi pemerintah
4. Kelitbangan
4.1 Persentase implementasi rencana kelitbangan Persen 100 100 100 100 100 100 100
4.2 Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan Persen 60 65 75 85 95 100 100
Persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam
4.3 Persen 24 30 40 50 60 100 100
penerapan inovasi daerah
4.4 Persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah Persen 12 30 40 50 60 100 100
VIII-10
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab IX Penutup
ALI MAZI