Anda di halaman 1dari 212

PEMERINTAH PROVINSI

H. ALI MAZI, SH
SULAWESI TENGGARA Gubernur Sulawesi Tenggara
Periode Tahun 2018-2023

Dr. H. LUKMAN ABUNAWAS, SH, M.Si


Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara
Periode Tahun 2018-2023

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018-2023
(Perda No. 9 Tahun 2019)

2019
H. ALI MAZI, SH Drs. H. LUKMAN ABUNAWAS, SH, M.Si
Gubernur Sulawesi Tenggara Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara
Periode Tahun 2018-2023 Periode Tahun 2018-2023

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


(RPJMD)

PROVINSI SULAWESI TENGGARA


TAHUN 2018-2023
GUBERNUR SULAWESI TENGGARA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
NOMOR 9 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018-2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA,

Menimbang : 1. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 263 ayat (3)


dan Pasal 264 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dua kali dan terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, maka perlu disusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagai
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta
program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah
yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat
indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
2. bahwa visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah tahun 2018-2023 perlu
dijabarkan sebagai pedoman bagi Organisasi Perangkat
Daerah dalam menyusun Rencana Strategis Perangkat
Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, juga
sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b, maka perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018-2023.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tenggara, dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 47 Prp Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2687);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup
Stategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5941);
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 3);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018
tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4
Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2012 Nomor 4);
17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 13
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2016 Nomor 13).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
dan
GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI
TENGGARA TAHUN 2018-2023

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom;
3. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Tenggara;
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang
selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;
5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara;
6. Kepala OPD adalah Kepala Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara;
7. Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia yang
dilaksanakan oleh semua komponen daerah dalam
rangka mencapai visi, misi dan tujuan yang meliputi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana
Pembangunan Tahunan Organisasi Perangkat Daerah;
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, yang
selanjutnya disebut RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
untuk Periode 5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2018
sampai dengan Tahun 2023;
9. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat Renstra-PD adalah dokumen perencanaan
Organisasi Perangkat Daerah untuk Periode 5 (lima)
tahun;
10. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat RKPD adalah Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
11. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renja-PD adalah dokumen perencanaan
Organisasi Perangkat Daerah untuk Periode 1 (satu)
tahun;
12. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan;
13. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;
14. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-
program indikatif untuk menunjukkan visi dan misi;
15. Kebijakan adalah arah dan/atau tindakan yang diambil
oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan;
16. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen
yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu
program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan;
17. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi
serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan
sedini mungkin;
18. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan (input) dan hasil (outcome) terhadap
rencana dan standar.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dan Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi


Tenggara tahun 2018-2023 adalah :
a. sebagai pedoman penyusunan RENSTRA-PD dan RKPD
selama tahun 2018-2013;
b. sebagai tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dibawah kepemimpinan Gubernur
dan Wakil Gubernur terpilih;
c. sebagai tolak ukur penilaian keberhasilan Kepala OPD
dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan
tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing-
masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan program
kepala daerah;
d. sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam
melaksanakan pembangunan di Provinsi Sulawesi
Tenggara;
e. menjadi pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi
pengawasan dalam rangka mengendalikan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat sesuai
dengan prioritas dan sasaran program pembangunan
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
RPJMD;
f. mendukung terlaksananya koordinasi antar pelaku
pembangunan;
g. menjamin terciptanya sinkronisasi dan sinergitas baik
antar wilayah, antar ruang, antar fungsi pemerintah
maupun antar pusat dan daerah;
h. menjamin ketertarikan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengendalian;
i. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
j. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan;
k. memudahkan monitoring dan evaluasi terhadap hasil
capaian kinerja pemerintah daerah baik tahunan
maupun lima tahunan.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup RPJMD meliputi kebijakan keuangan daerah,


strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan
program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja
perangkat daerah dan program kewilayahan disertai rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif untuk dilaksanakan pada periode
2018-2023.

BAB IV
SISTEMATIKA ISI DAN URAIAN RPJMD

Pasal 4

(1) Sistematika RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun


2018-2023 disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV........ PERMASALAHAN DAN ISU-ISU
STRATEGIS DAERAH
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB
VI......... STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN
PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
BAB VIII
PERANGKAT DAERAH
KINERJA PENYELENGGARAAN
BAB IX
PEMERINTAH DAERAH
PENUTUP

(2) Isi dan uraian RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

BAB V
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD

Pasal 5

(1) Pengendalian pelaksanaan RPJMD yang telah dituangkan


ke dalam Renstra dan Renja PD dilakukan oleh masing-
masing pimpinan OPD;
(2) Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi
terhadap hasil pelaksanaan RPJMD.

Pasal 6

(1) Kepala OPD melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan


RPJMD yang telah dituangkan ke dalam Renstra PD dan
Renja PD periode sebelumnya;
(2) Kepala Bappeda menyusun evaluasi kinerja pelaksanaan
RPJMD berdasarkan hasil evaluasi Kepala OPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan
tahunan untuk periode berikutnya.

Pasal 7

Evaluasi kinerja dilaksanakan dengan menggunakan


indikator kinerja yang telah ditetapkan dan/atau hasil kajian
yang lengkap sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Pasal 8

Setelah Berakhirnya RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2018-2023, Penyusunan RKPD Tahun 2024
berpedoman pada Rencana Pembagunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 dan RPJM Nasional.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ditetapkan di Kendari,
pada tanggal 5 Maret 2019

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA,

ALI MAZI
Diundangkan di Kendari,
pada tanggal 2019

Pj. SEKRETARIS DAERAH,

TTD
SARIFUDDIN SAFAA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2019 NOMOR 9


NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH SULAWESI TENGGARA (11-79/2019)
Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ini dapat ditetapkan tepat waktu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 merupakan dokumen
perencanaan jangka menengah daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun
berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yaitu H. Ali Mazi, SH
selaku Gubernur Sulawesi Tenggara dan Dr. H. Lukman Abunawas, SH, M.Si selaku Wakil
Gubernur Sulawesi Tenggara periode Tahun 2018-2023 dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025
dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019, melalui beberapa tahapan penyusunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dijabarkan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan
RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ditetapkan dengan Peraturan
Daerah memuat tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dan dijabarkan ke dalam strategi, arah
kebijakan, dan program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi
pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, yaitu : “Terwujudnya Sulawesi
Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan Bermartabat”. Untuk mewujudkan visi tersebut
maka RPJMD menjadi acuan setiap Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) dan sebagai dasar
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah
(Renja PD).
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 merupakan dokumen daerah
yang perlu diketahui dan dipahami sebagai dokumen bersama bagi seluruh komponen
masayarakat dalam membangun Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023.
Semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kita semua agar
perencanaan yang kita tetapkan ini dapat diimplementasikan dengan baik dan bermanfaat bagi
masyarakat di Sulawesi Tenggara.

Gubernur Sulawesi Tenggara,

H. ALI MAZI, SH

IX-1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................................... i


Daftar Tabel.............................................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ........................................................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUANI ................................................................................................................. I-1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................................ I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan.................................................................................................................... I-3
1.3. Hubungan Antar Dokumen ................................................................................................................... I-5
1.4. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................................. I-8
1.5. Sistematika Penulisan ............................................................................................................................. I-9
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH........................................................................ II-1
2.1. Aspek Geografi dan Demografi ........................................................................................................... II-1
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ..................................................................................... II-1
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ........................................................................................ II-9
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana ........................................................................................................ II-14
2.1.4. Demografi ...................................................................................................................................... II-16
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ..................................................................................................... II-17
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi........................................................ II-17
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial .................................................................................................. II-26
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga ....................................................................................... II-30
2.3. Aspek Pelayanan Umum ........................................................................................................................ II-31
2.3.1. Fokus Urusan Layanan Wajib Dasar................................................................................. II-31
2.3.2. Fokus Urusan Layanan Wajib Non Dasar....................................................................... II-58
2.3.3. Fokus Urusan Layanan Pilihan............................................................................................ II-72
2.3.4. Fokus Urusan Penunjang Pemerintahan ........................................................................ II-83
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ...................................................................................................................... II-85
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah .............................................................................. II-85
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur ............................................................................. II-88
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi........................................................................................................ II-89
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ............................................................................................... II-90
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH ................................................................................ III-1
3.1. Kondisi Perekonomian Daerah ........................................................................................................... III-1
3.2. Kinerja Keuangan 2013-2017 ............................................................................................................. III-2
3.2.1. Kinerja pelaksanaan APBD.................................................................................................... III-2
3.2.2. Neraca Daerah ............................................................................................................................. III-6
3.3. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu …………………………. ....................................... III-10
3.3.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ......................................................................................... III-10
3.3.2. Analisa Pembiayaan ................................................................................................................. III-11
3.4. Kerangka Pendanaan …………………………. ......................................................................................... III-11
3.4.1. Asumsi Makro Ekonomi dan Kondisi Sosial Daerah ................................................. III-12
3.4.2. Proyeksi Pendapatan dan Belanja 2018-2023 ............................................................ III-13
3.4.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan.................................................................................... III-16
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ........................................................................................ IV-1
4.1. Permasalahan Pembangunan .............................................................................................................. IV-1
4.1.1. Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran ......................................... IV-1
4.1.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah ............................................................................................................................................. IV-2
4.2. Isu Strategis .................................................................................................................................................. IV-10
4.2.1. Isu Strategis Global ................................................................................................................... IV-10
4.2.2. Isu Strategis Nasional .............................................................................................................. IV-14

i
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
4.2.3. Isu-isu Strategis .......................................................................................................................... IV-15
BAB V VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN ..................................................................................... V-1
5.1. Visi .................................................................................................................................................................... V-1
5.2. Misi ................................................................................................................................................................... V-3
5.3. Tujuan dan Sasaran .................................................................................................................................. V-4
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ..... VI-1
6.1. Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ............................... VI-1
6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ................................................... VI-2
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT
DAERAH ................................................................................................................................. VII-1
7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah............................................................................... VII-1
7.2 Program Perangkat Daerah Daerah ................................................................................................. VII-1
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ........................................ VIII-1
BAB IX PENUTUP ............................................................................................................................... IX - 1

ii
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keselarasan Dokumen RPJMN Tahun 2015-2019 dengan RPJMD Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ................................................................................................ I-6
Tabel 1.2 Keterkaitan RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025 dengan RPJMD
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 ............................................................................. I-7
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Sulawesi Tenggara Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017 ......... II-1
Tabel 2.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ........... II-3
Tabel 2.3 Banyaknya Desa menurut Posisi Terhadap Laut ......................................................................... II-4
Tabel 2.4 Banyaknya Desa Menurut Topografi Wilayah, 2014 .................................................................. II-5
Tabel 2.5 Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson di Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-7
Tabel 2.6 Curah Hujan Menurut Bulan di Sulawesi Tenggara (MM), 2017 ........................................... II-7
Tabel 2.7 Pusat-pusat kegiatan di Sulawesi Tenggara .................................................................................... II-9
Tabel 2.8 Produksi Pertanian Provinsi sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ................................... II-11
Tabel 2.9 Produksi Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .............................. II-12
Tabel 2.10 Produksi Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .................................. II-12
Tabel 2.11 Hasil Produksi Pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017............. II-13
Tabel 2.12 Jumlah Persebaran dan Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017 ...................................................................................................................................................... II-16
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kelompok Umur di Provinsi Sulawesi
Tenggara, Tahun 2017 ................................................................................................................................ II-17
Tabel 2.14 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan
Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Dasar 2010 (miliar rupiah)Tahun
2014-2017 ........................................................................................................................................................ II-17
Tabel 2.15 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Menurut Lapangan
Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Dasar 2010 (Miliar Rupiah)Tahun
2014-2017 ........................................................................................................................................................ II-18
Tabel 2.16 Perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 - 2014 Atas Dasar
Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) (Milyar Rupiah).............................................. II-18
Tabel 2.17 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (miliar rupiah), 2014-2017 ................ II-19
Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (miliar rupiah), 2014-2017 ................ II-19
Tabel 2.19 Laju Inflasi Bulanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ................................. II-20
Tabel 2.20 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Indonesia September 2016, Maret 2017, dan
September 2017............................................................................................................................................. II-22
Tabel 2.21 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009-2018 ......................................................................................................................................... II-22
Tabel 2.22 Persebaran Penduduk Miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2018 ....... II-23
Tabel 2.23 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara 2010-2017 ............................... II-25
Tabel 2.24 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2016-2017.............. II-25
Tabel 2.25 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf menurut
Provinsi, 2012-2017 .................................................................................................................................... II-26
Tabel 2.26 Perkembangan Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012-2017 ..... II-26
Tabel 2.27 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016-
2017 ..................................................................................................................................................................... II-27
Tabel 2.28 Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2017 .................. II-28
Tabel 2.29 Pencapaian Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012-2016 .................................................................................................................... II-29
Tabel 2.30 Penduduk Usia 15 tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Provinsi Fokus
Seni Budaya dan Olahraga ........................................................................................................................ II-30
Tabel 2.31 Perkembangan Seni Budaya dan Olahraga di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-31
Tabel 2.32 Capaian APK PAUD hingga Menengah Atas di Provinsi Sulawesi Tenggara .................... II-32
Tabel 2.33 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah dinProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018 ..................................................................................................................................................... II-32

iii
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.34 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2016 ......................................................................................................................................... II-33
Tabel 2.35 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas menurut Kabupaten/Kota dan
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun 2017 ................................................................... II-33
Tabel 2.36 Perkembangan Angka Putus Sekolah (APTS) Tahun 2013-2016 .......................................... II-34
Tabel 2.37 Capaian Angka Kelulusan Sekolah Dasar sampe dengan sekolah Menengah atas di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ............................................................................. II-34
Tabel 2.38 Capaian Angka Melanjutkan (AM) Sekolah Dasar hingga Menengah Atas di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017/2018 ........................................................................... II-35
Tabel 2.39 Fasilitas Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016-2017 ............................ II-35
Tabel 2.40 Sarana dan Prasarana Pendidikan Kabupaten/Kota Se Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018 ................................................................................................................................ II-35
Tabel 2.41 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah ........................................................... II-36
Tabel 2.42 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan TK, SD dan SLTP Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2017 ................................................................................................................. II-35
Tabel 2.43 Guru PNS dan Non PNS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018........................................ II-36
Tabel 2.44 Data Sertifikasi Guru SMA, SMK dan SLB Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.... II-37
Tabel 2.45 Capaian SPM Bidang Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 ....... II-37
Tabel 2.46 Fasilitas Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .............................. II-38
Tabel 2.47 Cakupan Penyediaan Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-40
Tabel 2.48 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2015-2016 .................................................................................................................... II-40
Tabel 2.49 Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara ................................... II-42
Tabel 2.50 Capaian SPM Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ......................... II-51
Tabel 2.51 Data dan Kondisi Jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2017 ....................... II-53
Tabel 2.52 Pembangunan Infrastruktur di bidang pengairan (Irigasi, Pemenuhan Air baku,
penanggulangan bahaya banjir dan abrasi pantai) ..................................................................... II-53
Tabel 2.53 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Cipta Karya Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-54
Tabel 2.54 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi
Tenggara (Penetapan RTRW) ................................................................................................................ II-55
Tabel 2.55 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................ II-56
Tabel 2.56 Jumlah PPNS Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ............ II-57
Tabel 2.57 Tempat Ibadah di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016....................................... II-57
Tabel 2.58 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara .............. II-58
Tabel 2.59 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi
TenggaraTahun 2013-2017 ..................................................................................................................... II-59
Tabel 2.60 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Tenggara ........................................................................... II-59
Tabel 2.61 Neraca Ketersediaan dan Kebutuhan Beberapa Komoditas Pangan Penting Tahun
2016 dan 2017 ................................................................................................................................................ II-62
Tabel 2.62 Neraca Ketersediaan Energi dan Protein Per kapita Tahun 2016 dan 2017 ................... II-63
Tabel 2.63 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pertanahan Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-63
Tabel 2.64 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-63
Tabel 2.65 Daftar Perekaman e-KTP per Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara ............ II-64
Tabel 2.66 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................................................... II-65
Tabel 2.67 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................................................... II-65
Tabel 2.68 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Aktif, dan Peserta KB Baru di Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ............................................................................................................ II-66
Tabel 2.69 Capaian Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................................................... II-66
Tabel 2.70 Arus Lalu Lintas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017............ II-66
Tabel 2.71 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Komunikasi dan Informatika Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ............................................................................................................. II-68

iv
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.72 Perkembangan Koperasi Aktif Kab./Kota Tahun 2015-2017.................................................. II-68
Tabel 2.73 Indikator Capaian Koperasi Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ............ II-69
Tabel 2.74 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-69
Tabel 2.75 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi
Sulawesi Tenggara ....................................................................................................................................... II-69
Tabel 2.76 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara ......... II-70
Tabel 2.77 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Persandian Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-70
Tabel 2.78 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Perpustakaan Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-71
Tabel 2.79 Pencapaian Kinerja Pelayanan Bidang Urusan Kearsipan Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... II-72
Tabel 2.80 Kondisi Pengelolaan Sektor Kelautan dan Perikanan di Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-72
Tabel 2.81 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara .... II-73
Tabel 2.82 Luas Lahan Sawah berdasarkan jenis Pengairan dan Frekuensi Penanaman Padi
(Ha) di Sulawesi Tenggara Tahun 2014 & 2015 ........................................................................... II-73
Tabel 2.83 Luas Tanaman, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi dan Palawija
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017 ............................................................................. II-74
Tabel 2.84 Luas Lahan yang ditanami padi dan tidak ditanami padi serta Frekuensi
Penanamannya di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017 ...................................... II-74
Tabel 2.85 Luas Lahan Pertanian Tanaman Berkelanjutan Provinsi Sulawesi Tenggara ............... II-75
Tabel 2.86 Kontribusi sektor Perkebunan dan Hortikultural terhadap PDRB Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 .............................................................................................. II-75
Tabel 2.87 Pengelolaan Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016 .......... II-76
Tabel 2.88 Perhutanan Sosial di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 ............................... II-77
Tabel 2.89 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara ... II-77
Tabel 2.90 Penerimaan Daerah Sektor Pertambangan ..................................................................................... II-78
Tabel 2.91 Keadaan Komoditas Pertambangan Nikel dan Aspal di Sulawesi TenggaraTahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-78
Tabel 2.92 Pertambangan Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara ......................................................................... II-78
Tabel 2.93 Perkembangan Kelistrikan di Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ................................. II-79
Tabel 2.94 Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang terjual, dan Nilai Penjualan Tenaga Listrik
Menurut Kategori Pelanggan Tahun 2015-2016 ........................................................................... II-79
Tabel 2.95 Bauran Energi Sulawesi Tenggara ....................................................................................................... II-79
Tabel 2.96 Perkembangan Sektor Industri Kecil di Sulawesi Tenggara, Tahun 2015-2017............ II-80
Tabel 2.97 Ekspor Berdasarkan Volume dan Nilai Tahun 2011-2016 ...................................................... II-81
Tabel 2.98 Volume dan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2013-2017 ..................... II-81
Tabel 2.99 Volume dan Nilai Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017 ....................... II-81
Tabel 2.100 Volume dan Nilai Perdagangan Antar Pulau Menurut hasil Bumi dan Laut di
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016-2017 ............................................................................. II-82
Tabel 2.101 Keadaan Penerimaan Transmigrasi Umum menurut Jenis Transmigrasi Tahun
2013-2017 ........................................................................................................................................................ II-82
Tabel 2.102 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Perencanaan Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................................................................... II-84
Tabel 2.103 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................................................................. II-84
Tabel 2.104 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Kepegawaian Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................................................................... II-84
Tabel 2.105 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................... II-85
Tabel 2.106 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang Pemerintahan Bidang
Pengawasan Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................................................... II-85
Tabel 2.107 Kondisi Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................................ II-86
Tabel 2.108 Pengeluaran Rata-rata per Kapita sebulan (rupiah) menurut Daerah Tempat
Tinggal, Tahun 2016-2017 ....................................................................................................................... II-86
Tabel 2.109 Pengeluaran Rata-rata per Kapita sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan
(rupiah) menurut Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2016-2017 .............................................. II-86
Tabel 2.110 Perkembangan Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita Tahun 2016-2017 .................. II-87

v
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.111 Kondisi Infrastruktur Jalan, Perumahan, Irigasi dan Perhubungan Provinsi
Sulawesi Tenggara, Tahun 2013-2017 ............................................................................................... II-88
Tabel 2.112 Realisasi Perda RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota ........................................................................ II-88
Tabel 2.113 Luas Lahan Bukan Pertanian dan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut
Penggunaan di Sulawesi Tenggara, Tahun 2016 (Hektar) ........................................................ II-89
Tabel 2.114 Angka Kriminalitas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ................................................ II-89
Tabel 2.115 Realisasi Pajak dan Macam Pajak Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016 ...... II-90
Tabel 2.116 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2017 ...................................................................................... II-91
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 – 2017 ................................................................................................................. III-3
Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2013-2017 Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... III-5
Tabel 3.3 Rasio Liquiditas dan Rasio Solvabilitas Neraca 2013-2017 Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... III-7
Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Neraca daerah 2013-2018 Provinsi Sulawesi Tenggara ....... III-8
Tabel 3.5 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... III-10
Tabel 3.6 Defisit Riil Anggaran Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................................................... III-11
Tabel 3.7 Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat periode 2018-
2023 Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................................................................... III-12
Tabel 3.8 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2019-2022 Provinsi
Sulawesi Tenggara ....................................................................................................................................... III-14
Tabel 3.9 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk mendanai Pembangunan
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara..................................................................................................... III-17
Tabel 3.10 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara ........................................................................................................................................ III-18
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi dan Misi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan Visi dan Misi RPJMD
Tahun 2018-2023 ......................................................................................................................................... V-4
Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja .............................................................................................. V-7
Tabel 6.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ................................... VI-1
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023 ...................................................... VI-3
Tabel 6.3 Program Pembangunan Daerah yang Disertakan Pagu Indikatif Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2023 .................................................................................................................... VI-9
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2019-2023 ........................................................................................................................................................ VII-1
Tabel 7.2 Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018-2023 Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................................................................... VII-2
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................... VIII-1
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja DaerahTerhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan ................................................................................................................................ VIII-2

vi
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran ................................................ I-5
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................................. II-2
Gambar 2.2 Kondisi Topografi Sulawesi Tenggara ............................................................................................... II-4
Gambar 2.3 Peta Struktur Ruang RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara ......................................................... II-10
Gambar 2.4 Peta Pola Ruang RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................. II-10
Gambar 2.5 Peta Kawasan Strategis RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................. II-11
Gambar 2.6 Peta Rawan Bencana Provinsi Sulawesi Tenggara........................................................................ II-16
Gambar 2.7 Grafik Perkembangan Gini Ratio, 2016 (Sept)-2017(Sept) ..................................................... II-21
Gambar 2.8 Grafik Gini Ratio Menurut Provinsi ..................................................................................................... II-21
Gambar 2.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara ....................................................... II-24
Gambar 2.10 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2010-2017 ........................................................................................................................................................ II-27
Gambar 2.11 Angka Usia Harapan Hidup ..................................................................................................................... II-28
Gambar 2.12 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah (SMA/SMK
/MA/Paket C) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2017 ......................................... II-31
Gambar 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menengah
(SMA/SMK/ MA/ Paket C) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2017 .............. II-32
Gambar 2.14 Peta Daerah Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................................... II-54
Gambar 2.15 Peta Kerentanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 ................................... II-61
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Pruto atas dasar Harga Konstan Provinsi
Sulawesi Tenggara (%) 2013-2017 ..................................................................................................... III-2
Gambar 3.2 Pertumbuhan Realisasi Pendapatan 2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara .............. III-4
Gambar 3.3 Pertumbuhan Neraca Daerah 2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara ........................... III-6
Gambar 5.1 Skema Keterkaitan Antara Visi dan Misi dengan Perumusan Tujuan dan Sasaran
serta Program dan Kegiatan ................................................................................................................... V-5

vii
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD). RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan daerah dan keuangan daerah,
serta program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. RPJMD sebagai dokumen perencanaan pembangunan
daerah bertujuan untuk mewujudkan pembangunan daerah dalam rangka peningkatan dan
pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah sesuai dengan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangannya yang berasas berkelanjutan. Berdasarkan amanat tersebut maka
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bersama para pemangku kepentingan sesuai peran dan
kewenangan masing-masing menyusun RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
dan ditetapkan dengan peraturan daerah paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah
terpilih dilantik.
Penyusunan RPJMD terhitung mulai tanggal 5 September 2018 Bapak H. Ali Mazi, SH,
dan Bapak Dr. H. Lukman Abunawas, SH, MM resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Sulawesi Tenggara periode Tahun 2018-2023 oleh Bapak Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo. Berkaitan dengan itu, sesuai Peraturan Menteri Dalam Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD, Serta Tata Cara
Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD menyebutkan bahwa terhitung sejak tanggal pelantikan
Gubernur dan Wakil Gubernur wajib menyusun RPJMD sesuai dengan visi dan misi pada saat
mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Terhitung sejak tanggal pelantikan
tersebut maka visi “Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan
Bermartabat”, menjadi misi pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara selama 5 (lima) tahun
kedepan sesuai masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Tahun 2018-
2023. Visi dan misi tersebut merupakan bagian penting dalam RPJMD dan selanjutnya akan
dijabarkan dalam perumusan tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan hingga pada penyusunan
program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan oleh masing-masing Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan melibatkan pemangku kepentingan.
Proses penyusunan RPJMD berlaku sama dengan penyusunan perencanaan
pembangunan daerah lainnya yaitu RPJPD, RKPD, Renstra Perangkat Daerah dan Renja
Perangkat daerah, dilakukan melalui beberapa tahapan pelaksanaan. Secara garis besar,
tahapan pernyusunan RPJMD menurut Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, dilakukan melalui 6
(enam) tahapan, yaitu :
1. Persiapan Penyusunan RPJMD
Persiapan penyusunan RPJMD meliputi : pembentukan tim penyusunan dengan keputusan
kepala daerah, orientasi mengenai RPJMD, penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD,

I-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah, dan penyusunan
rancangan teknokratik RPJMD.
2. Penyusunan rancangan awal RPJMD
Dimulai sejak Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih dilantik. Merupakan
penyempurnaan rancangan teknokratik RPJMD dengan berpedoman pada visi, misi dan
program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih.
3. Penyusunan Rancangan RPJMD
Penyusunan rancangan RPJMD provinsi adalah proses penyempurnaan rancangan awal
RPJMD provinsi berdasarkan rancangan Renstra Perangkat Daerah provinsi yang telah
diverifikasi.
4. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD
Dilaksanakan dengan tujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan
terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan Daerah yang
telah dirumuskan dalam rancangan awal RPJMD.
5. Perumusan Rancangan Akhir RPJMD
Merupakan proses penyempurnaan rancangan RPJMD menjadi rancangan akhir RPJMD
berdasarkan berita acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD.
6. Penetapan RPJMD
Gubernur menetapkan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD provinsi yang telah
dievaluasi oleh Menteri menjadi Peraturan Daerah Provinsi tentang RPJMD provinsi paling
lambat 6 (enam) bulan setelah Gubernur dan Wakil Gubernur dilantik.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional, artinya bahwa pembangunan yang dilaksanakan di daerah
tidak terlepas dari konsep rencana pembangunan nasional, karenanya dalam menyusun
program pembangunan daerah tetap mengacu kepada rencana pembangunan nasional, baik
rencana pembangunan jangka panjang maupun menengah. Selain itu, dalam penyusunan
perencanaan pembangunan daerah juga harus memuat skenario pembangunan yang
berasaskan berkelanjutan berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018-2023 menggunakan kombinasi pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-
bawah (top down) dan bawah-atas (bottom up). Pendekatan politik berkaitan dengan
mekanisme pemilihan kepala daerah dalam hal ini pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada
Langsung) secara serentak pada tanggal 27 Juni 2018. Sebelum dipilih oleh rakyat, calon
Gubernur dan Wakil Gubernur merumuskan visi dan misinya sebagai janji yang akan
dilaksanakan apabila terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian tuangkan dan dijabarkan dalam
RPJMD. Namun dalam penyusunan RPJMD tersebut harus tetap mengacu kepada RPJPD dan
memperhatikan RPJPN. Pendekatan teknokratik berkaitan dengan profesionalisme dan keahlian
dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Bahwa penyusunan rencana
pembangunan daerah perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan keahlian sehingga hasil
yang diperoleh bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi daerah secara komprehensif.
Pendekatan partisipatif merupakan upaya melibatkan masyarakat dan para pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
Pergeseran pemahaman bahwa masyarakat bukan sekedar obyek tetapi juga merupakan pelaku
pembangunan mendorong pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan. Partisipasi masyarakat juga merupakan wujud transparansi pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan daerah sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
atau yang belakangan ini juga disebut dengan istilah tata pemerintahan yang baik (good

I-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
governance). Pendekatan atas-bawah (top-down) dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan daerah melibatkan Bappeda dan OPD.
Bappeda sebagai unit yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan ini
merumuskan rancangan awal dengan masukan dari rancangan Rencana Strategis Perangkat
Daerah. Rancangan awal tersebut nantinya akan dibahas dalam kegiatan Musrenbang RPJMD
dalam rangka penyempurnaan dokumen RPJMD. Pendekatan bawah-atas (bottom-up) dilakukan
mulai dari pengusulan program atau proyek dari tingkat bawah (desa/kelurahan) oleh
masyarakat. Penyelenggaraan Musrenbang dari tingkat desa/kelurahan yang dimaksudkan
sebagai wahana menyerap aspirasi masyarakat dalam pembangunan yang kemudian hasilnya
akan dibawa ke Musrenbang tingkat kecamatan dan selanjutnya Musrenbang tingkat
kabupaten/kota. Program dan proyek yang diusulkan oleh masyarakat akan dinilai dari urgensi
dan kemampuan pemerintah ditingkat bawah dalam melaksanakan usulan tersebut. Sejauh
mana urgensi dan kemampuan pemerintah berkaitan dengan berbagai usulan yang masuk akan
menentukan pelaksanaan program dan proyek nantinya. Apabila suatu usulan dianggap sangat
urgen tetapi tidak mampu dilaksanakan oleh pemerintah ditingkat bawah maka akan diusulkan
untuk dibawa ke Musrenbang diatasnya, yaitu di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
dan nasional.
Selain menggunakan pendekatan di atas dalam proses penyusunan RPJMD, pendekatan
substansi juga merupakan pendekatan yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPJMD.
Pendekatan dimaksud yaitu pendekatan holistik-tematik, integratif, dan spasial. Pendekatan
holistik-tematik dalam perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu kesatuan
faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan
lainnya. Pendekatan integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan
kedalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan
pembangunan daerah. Pendekatan spasial merupakan pendekatan yang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan dimensi keruangan dalam perencanaan.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-
Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi
Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2687);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);

I-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 3);
13. Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 136 Tahun
2017);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data
Wilayah Administrasi Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1955);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 459);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);

I-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
19. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 Nomor 4);
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 Nomor 2);
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2016 Nomor 13).

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Pedoman Pedoman

Pemerintah Pusat
RENSTRA RENJA RKA Rincian
K/L K/L K/L APBN

Pedoman Diacu

Bahan Bahan

Pedoman Dijabarkan Pedoman


RPJP RPJM RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

Diacu Diperhatikan Diselaraskan melalui Musrenbang

Pemerintah Daerah
Pedoman Dijabarkan Pedoman
RPJP RPJM RKP RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Pedoman Diacu

Bahan Bahan

Pedoman Pedoman
Renstra Renja RKA Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

UU No. 25 Thn 2005 UU No. 17 Thn 2003


SPPN KN

Gambar 1.1. Hubungan antar dokumen perencanaan dan penganggaran.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2018-2023 memiliki keterkaitan yang erat dengan dokumen perencanaan
lainnya. Dengan demikian maka pola hubungan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018-2023 dengan dokumenperencanaan lainnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RPJMN Tahun 2015-
2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang memuat sasaran


pokok Pembangunan Nasional beserta serangkaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Nasional harus menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam merumuskan perencanaan
pembangunan daerah jangka menengah yang tertuang dalam RPJMD. Dalam Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pada pasal 2
dijelaskan bahwa tujuan sistem perencanaan pembangunan nasional salah satunya adalah
mendukung koordinasi antara pelaku pembangunan nasional dan menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi dan sinergi, baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi
pemerintah maupun antar pusat dan daerah. Begitu pula dalam Undang-Undang Nomor 23

I-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 263 dijelaskan bahwa RPJMD harus
berpedoman pada RPJMN.
Keselarasan RPJMN Tahun 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018-2023 adalah pada misi daerah yang mendukung Nawacita sebagaimana tertuang dalam
tabel berikut.

Tabel 1.1 Keselarasan Dokumen RPJMN Tahun 2015-2019 dengan


RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara
RPJMN Tahun 2015-2019
Tahun 2018-2023
Visi : Visi :
Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju,
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Sejahtera dan Bermartabat
Misi : Misi :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu 2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan
menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi lokal dan peningkatan investasi
ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, 3. Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang
dan demokratis berlandaskan negara hukum. modern, tata kelola pemerintahan desa yang baik
(good village governance) serta memberikan bantuan
kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat
pelayanan pemerintahan
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan 3. Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang
memperkuat jati diri sebagai negara maritim modern, tata kelola pemerintahan desa yang baik
(good village governance) serta memberikan bantuan
kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat
pelayanan pemerintahan
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang 1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat
tinggi, maju, dan sejahtera berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan,
pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman
dan takwa
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan
ekonomi lokal dan peningkatan investasi
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang 2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan ekonomi lokal dan peningkatan investasi
nasional 4. Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka
peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan
dan perbaikan infrastruktur dan aspek-aspek sosial
ekonomi
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam 1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat
kebudayaan berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan,
pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman
dan takwa

b. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RPJPD Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) memuat visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. RPJM Daerah merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum, dan program OPD, lintas OPD, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 berpedoman pada RPJPD
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025, terutama yang berkaitan erat pada arah
kebijakan pembangunan tahap ketiga dan keempat RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-3, RPJMD
ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Sulawesi Tenggara “Sulawesi Tenggara yang

I-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Maju dan Sejahtera Tahun 2025” melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumberdaya berkualitas dan berdaya saing.

Tabel 1.2 Keterkaitan RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025


dengan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023

RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2005-2025 Tahun 2018-2023
Visi : Visi :
Sulawesi Tenggara yang Maju dan Sejahtera Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman,
Tahun 2025 Maju, Sejahtera dan Bermartabat
Misi : Misi :
1. Mewujudkan manusia Sulawesi Tenggara 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
yang religius dan tangguh. Agar dapat Berdaulat dan Aman dalam
Bidang Ekonomi, Pangan, Pendidikan,
Kesehatan, Lingkungan, Politik, serta Iman
dan Takwa
2. Mewujudkan perekonomian yang tangguh 2. Memajukan Daya Saing Wilayah melalui
berbasis pada potensi daerah. Penguatan Ekonomi Lokal dan Peningkatan
Investasi.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang 3. Mewujudkan Birokrasi Pemerintahan
baik. Provinsi yang Modern, Tata Kelola
Pemerintahan Desa yang Baik (Good Village
Governance) serta Peningkatan Kapasitas
Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan
sebagai Pusat Pelayanan Pemerintahan.
4. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah 3. Mewujudkan Birokrasi Pemerintahan
yang efektif. Provinsi yang Modern, Tata Kelola
Pemerintahan Desa yang Baik (Good Village
Governance) serta Peningkatan Kapasitas
Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan
sebagai Pusat Pelayanan Pemerintahan.
5. Mewujudkan Pengelolaan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan Konektivitas dan Kemitraan
Antar Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
dalam Rangka Peningkatan Daya Saing
Daerah melalui Pembangunan dan
Perbaikan Infrastruktur, Sosial Ekonomi.

c. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RPJMD Provinsi lain

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018-2023 senantiasa mengedepankan


sinkronisasi dan harmonisasi dokumen perencanaan daerah provinsi di regional sulawesi
dengan memperhatikan aspek prioritas bersama, urgensi, relevansi dengan kebutuhan rakyat
serta kemampuan keuangan daerah masing-masing.

d. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RKPD Provinsi


Sulawesi Tenggara

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018-2023 dijabarkan setiap tahunnya ke


dalam RKPD Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tenggara. RKPD memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.

I-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
e. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan Renstra PD Tahun
2018-2023

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018-2023 sebagai pedoman Organisasi


Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023. Renstra PD merupakan dokumen perencanaan yang
memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan
fungsi setiap Organisasi Perangkat Daerah.

f. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan RTRW Provinsi


Sulawesi Tenggara 2014-2034

Dokumen RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018-2023 sejalan dengan RTRW
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 untuk lebih fokus pada pembangunan kawasan-
kawasan strategis yang telah ditetapkan berdasarkan ketersediaan Sumber Daya Alam.

g. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 dengan Rencana


Pembangunan Sektoral

Dokumen RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 selain berkorelasi


dengan dokumen perencanaan pembangunan nasional, provinsi, dan dokumen perencanaan
lainnya sebagaimana tersebut di atas, juga memperhatikan beberapa dokumen perencanaan
sektoral ditingkat nasional dan daerah. Beberapa dokumen perencanaan tersebut antara lain :
1) Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (RAN TPB); 2) Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Provinsi Sulawesi Tenggara; 3) Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK); 4) Rencana Aksi Nasional Pangan dan
Gizi (RAN PG); 5) Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RAN HAM); 6) Grand Design
Reformasi Birokrasi; 7) Strategi Nasional Pencegahan Korupsi; 8) RAD Pangan dan Gizi Provinsi
Sulawesi Tenggara; 9) RAD Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sulawesi Tenggara; 10)
RAD Pengurangan Resiko Bencana; 11) Pedoman Pelaksanaan PUG di Sulawesi Tenggara; dan
12) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD; dan beberapa dokumen perencanaan
sektoral lainnya.

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2018-2023 adalah:
a. Sebagai pedoman penyusunan RKPD setiap tahun dan Renstra Perangkat Daerah Tahun
2018-2023;
b. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibawah
kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih;
c. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan Kepala OPD dalam melaksanakan pembangunan
sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mewujudkan visi, misi dan program kepala daerah;
d. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan di
Provinsi Sulawesi Tenggara;
e. Menjadi pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan DPRD dalam rangka
mengendalikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah agar sejalan
dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD;
f. Mendukung terlaksananya koordinasi antar pelaku pembangunan;

I-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
g. Menjamin terciptanya sinkronisasi dan sinergitas baik antar wilayah, antar ruang, antar
fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah;
h. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengendalian;
i. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
j. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif berkeadilan dan
berkelanjutan; dan
k. Memudahkan monitoring dan evaluasi terhadap hasil capaian kinerja pemerintahan
daerah baik tahunan, maupun lima tahunan.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
1.3 Hubungan Antar Dokumen
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Kondisi Perekonomian Daerah
3.2 Kinerja Keuangan Daerah
3.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.4 Kerangka Pendanaan
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
4.1 Permasalahan Pembangunan
4.2 Isu Strategis
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan dan Sasaran
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
6.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT
DAERAH
7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
7.2 Program Perangkat Daerah
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IX PENUTUP

I-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 153.019 km2, meliputi luas daratan
38.140 km2 dan luas laut 114.879 km2. Panjang garis pantai 1.740 km2, jumlah pulau 651 buah,
361 pulau diantaranya telah memiliki nama, 290 pulau belum memiliki nama dan hanya 86
pulau yang berpenghuni. 39 persen penduduk Sulawesi Tenggara bermukim di kepulauan.
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah
Sebelah Barat : Teluk Bone (Provinsi Sulawesi Selatan)
Sebelah Selatan : Laut Flores (Provinsi NTT)
Sebelah Timur : Laut Banda (Provinsi Maluku)

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Sulawesi Tenggara Menurut


Kabupaten/Kota Tahun 2017

Kabupaten/Kota Ibukota Kecamatan Kelurahan Desa


Kabupaten Kolaka Kolaka 12 35 100
Kabupaten Konawe Unaaha 27 57 297
Kabupaten Muna Raha 22 26 125
Kabupaten Buton Pasarwajo 7 12 83
Kabupaten Konawe Selatan Andoloo 25 15 336
Kabupaten Bombana Rumbia 22 22 121
Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi 8 26 75
Kabupaten Kolaka Utara Lasusua 15 6 127
Kabupaten Konawe Utara Wanggudu 13 11 159
Kabupaten Buton Utara Buranga 6 12 78
Kabupaten Kolaka Timur Tirawuta 12 16 117
Kabupaten Konawe Kepulauan Wawonii 7 7 89
Kabupaten Muna Barat Laworo 11 5 81
Kabupaten Buton Tengah Labungkari 7 10 67
Kabupaten Buton Selatan Batauga 7 10 60
Kota Kendari Kendari 10 64 -
Kota Baubau Baubau 8 43 -
Jumlah 17 219 377 1.915
Sumber : Permendagri No.137 Tahun 2017

II-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 2.1
Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara

II-2
Dari segi administrasi pemerintahan, Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk pada tanggal
27 April 1964 berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Nomor 2 Tahun 1964 junto
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 dengan cakupan wilayah administrasi yang meliputi 4
(empat) kabupaten yakni Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton dan
Kabupaten Muna.
Seiring dengan perkembangan wilayah administrasi di Provinsi Sulawesi Tenggara,
maka pada Tahun 2017, wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 15
wilayah kabupaten dan dua kota, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56
Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, luas daratan masing-
masing kabupaten/kota, yaitu : Kabupaten Buton (1.212,99 km2), Kabupaten Muna (1.922,16
km2), Kabupaten Konawe (4.435,28 km2), Kabupaten Kolaka (3.283,59 km2), Kabupaten
Konawe Selatan (5.779,47 km2), Kabupaten Bombana (3.001 km2), Kabupaten Wakatobi
(559,54 km2), Kabupaten Kolaka Utara (3.391,67 km2), Kabupaten Buton Utara (1.864,91km2),
Kabupaten Konawe Utara (5.101,76 km2), Kabupaten Kolaka Timur (3.634,74 km2), Kabupaten
Konawe Kepulauan (867,58 km2), Kabupaten Muna Barat (1.022,89 km2), Kabupaten Buton
Tengah (958,31 km2), Kabupaten Buton Selatan (509,92 km2), Kota Kendari (300,89 km2) dan
Kota Baubau (221 km2), sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2017

No Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah (km2)


1. Buton Pasarwajo 1.212,99
2. Muna Raha 1.922,16
3. Konawe Unaaha 4435,28
4. Kolaka Kolaka 3283,59
5. Konawe Selatan Andoolo 5779,47
6. Bombana Rumbia 3001,00
7. Wakatobi Wangi-wangi 559,54
8. Kolaka Utara Lasusua 3.391,62
9. Buton Utara Buranga 1.864,91
10. Konawe Utara Asera 5101,76
11. Kolaka Timur Tirawuta 3634,74
12. Konawe Kepulauan Wawonii 867,58
13. Muna Barat Laworo 1.022,89
14. Buton Tengah Labungkari 958,31
15. Buton Selatan Batauga 509,92
16. Kota Kendari Kendari 300,89
17. Kota Baubau Baubau 221,00
Jumlah 38.067,70
Sumber : Permendagri No.137 Tahun 2017

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

a. Posisi Astronomis

Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa,


memanjang dari utara ke selatan diantara 020 45’-060 15’ Lintang Selatan dan 1200 25’ - 1240
45’ Bujur Timur.

b. Posisi Geostrategis

Pulau Sulawesi menjadi bagian penting dari masa depan Indonesia. Posisi geostrategis
yang menjadi jalur perdagangan dan distribusi barang antar wilayah barat dan timur Indonesia
menjadikan pulau Sulawesi menjadi wilayah yang potensial sebagai pusat ekonomi dan
perdagangan dalam dan luar negeri. Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi yang
mencakup jazirah tenggara pulau Sulawesi dan memiliki beberapa pulau disekitarnya serta

II-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
berbatasan langsung dengan laut banda sehingga wilayah ini kaya akan sumber daya laut dan
berpotensi untuk menjadi kawasan wisata bahari.

c. Kondisi/kawasan

Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi daratan Konawe dan Kolaka. Sedangkan kepulauan
meliputi Pulau Buton dan Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar di bagian Selatan
dan Tenggara.
Wilayah Sulawesi Tenggara, pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung,
bergelombang, dan berbukit, sedangkan permukaan tanah pegunungan yang relatif rendah yakni
sekitar 1.868.860 hektar sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 meter diatas
permukaan laut dengan tingkat kemiringan mencapai 40 derajat, serta terdapat kawasan pesisir
dan laut yang diperkirakan mencapai 110.000 km2.

Tabel 2.3 Banyaknya Desa menurut Posisi Terhadap Laut

Kabupaten/Kota Tepi Laut Bukan Tepi Laut Jumlah


Buton 69 26 95
Muna 69 83 152
Konawe 32 322 347
Kolaka 54 81 135
Konawe Selatan 95 269 364
Bombana 72 68 140
Wakatobi 90 10 100
Kolaka Utara 53 80 133
Buton Utara 76 15 91
Konawe Utara 49 98 147
Kolaka Timur - 133 133
Konawe Kepulauan 84 11 95
Muna Barat 32 54 86
Buton Tengah 65 12 77
Buton Selatan 58 12 70
Kendari 30 34 64
Baubau 19 24 43
Jumlah 947 1325 2272
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.1.1.3. Topografi

Topografi merupakan gambaran permukaan bumi, yang biasanya berasosiasi dengan


ciri-ciri bentuk permukaan seperti variasi relief suatu daerah.
Sebagian besar topografi Sulawesi Tenggara terdiri dari tanah berbukit hingga
bergunung, yaitu ± 74 persen sedang selebihnya datar sampai berombak ± 26 persen,
sebagaimana disajikan pada diagram berikut :

Gambar 2.2 Kondisi Topografi Sulawesi Tenggara

II-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Secara umum topografi Sulawesi Tenggara bergelombang, bergunung dan berbukit.
Pada beberapa tempat terdapat dataran aluvial seperti Mowewe, Lainea, Ladongi dan lain-lain.
Berdasarkan kelas kemiringan lahan maka kondisi topografi di Sulawesi Tenggara dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Dataran Konaweha-Lahumbuti dengan luas kurang lebih 87.500 Ha
b. Dataran Rate-rate-Lambandia dengan luas kurang lebih 25.000 Ha
c. Dataran Waworamo-Punggaluku dengan luas kurang lebih 18.000 Ha
d. Dataran Tinanggea-Lakara dengan luas kurang lebih 17.000 Ha
e. Dataran Lalindu-Lasolo dengan luas kurang lebih 17.000 Ha
f. Dataran Konda dengan luas kurang lebih 14.000 Ha
g. Dataran Sampara dengan luas kurang lebih 14.000 Ha
h. Dataran Roraya dengan luas kurang lebih 10.000 Ha
i. Dataran Kolono dengan luas kurang lebih 4.000 Ha
j. Dataran Oko-oko-Tawai dengan luas kurang lebih 13.500 Ha
k. Dataran Kolaka-Pomalaa dengan luas kurang lebih 12.000 Ha
l. Dataran Watuputih dengan luas kurang lebih 7.000 Ha

Tabel 2.4 Banyaknya Desa Menurut Topografi Wilayah, 2014

Kabupaten/Kota Lereng/ Puncak Lembah Dataran Jumlah


Kabupaten Buton 16 2 77 95
Kabupaten Muna - - 152 152
Kabupaten Konawe 33 9 305 347
Kabupaten Kolaka 27 10 98 135
Kabupaten Konawe Selatan 34 7 323 364
Kabupaten Bombana 13 1 126 140
Kabupaten Wakatobi 16 1 83 100
Kabupaten Kolaka Utara 30 2 101 133
Kabupaten Buton Utara 3 1 87 91
Kabupaten Konawe Utara 46 4 97 147
Kabupaten Kolaka Timur 5 37 91 133
Kabupaten Konawe Kepulauan - - 95 95
Kabupaten Muna Barat - - 86 86
Kabupaten Buton Tengah 1 1 75 77
Kabupaten Buton Selatan 5 1 64 70
Kota Kendari 7 4 53 64
Kota Bau bau 2 - 41 43
Jumlah 238 80 1954 2272
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Diantara gunung dan bukit-bukit, terbentang dataran-dataran yang merupakan daerah


potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Permukaan tanah pegunungan telah banyak
digunakan untuk usaha. Tanah ini sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 meter di atas
permukaan laut dan pada kemiringan tanah yang mencapai 40°.

2.1.1.4. Geologi

Secara geologis Provinsi Sulawesi Tenggara terbentuk akibat tumbukan (collition) dua
buah lempeng besar yaitu lempeng benua yang berasal dari Australia dan lempeng samudra
yang berasal dari Pacific. Akibat tumbukan tersebut maka wilayah Sulawesi Tenggara terdiri
dari 3 group utama batuan penyusunnya, yaitu :
a. Kompleks batuan malihan di Sulawesi Tenggara terdiri dari sekis, kuarsit, sabak dan
marmer yang melampar dari Kolaka Utara hingga ke selatan membentuk pegunungan
Tangkelemboke, Mendoke dan Pegunungan Rumbia.
b. Kompleks ofiolit dan sedimen pelagic. Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara merupakan
bagian dari lajur ofiolit Sulawesi Timur dimana diatasnya ditutupi oleh sedimen pelagic.
Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara didominasi oleh batuan ultramafik dan mafik yang

II-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
terdiri dari harzburgit, dunit, werlit, lerzolit, websterit, serpentinit, dan piroksinit.
Sedangkan untuk batuan mafik terdiri atas gabro, basalt, dolerite, mikrogabro, dan
amfibolit. Untuk batuan sedimen pelagic tersusun oleh batu gamping laut dalam dan sisipan
rijang merah.
c. Molasa Sulawesi tersebar luas dan umumnya menempati bagian selatan dari jazirah
Sulawesi bagian tenggara. Molasa Sulawesi yang berada di Sulawesi Tenggara terdiri atas
sedimen klastik dan sedimen karbonatan. Sedimen klastik dari molasa Sulawesi terdiri atas
Formasi Langkowala dan Formasi Boepinang. Sedangkan sedimen karbonat yang
berasosiasi dengan batupasir adalah formasi eomoiko.

2.1.1.5. Hidrologi

a. Sumber daya alam DAS menyediakan berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia. Sumber kehidupan yang tersedia mulai dari kebutuhan bahan makanan, air
bersih, kayu dan berbagai jasa lingkungan yang mempunyai nilai melebihi nilai ekonomi
Sumber daya alam tersebut. Gagasan pengelolaan Sumber daya alam DAS sering dianggap
gagal terutama disebabkan oleh adanya perubahan kondisi yang sangat cepat,
permasalahan yang demikian kompleks serta sarat dengan ketidakpastian mengenai
tujuan, kebijakan dan sasaran pengelolaan.
b. Daerah Aliran Sungai (DAS) Wanggu merupakan salah satu DAS prioritas di Sulawesi
Tenggara karena disamping memiliki fungsi hidrologis sebagai sumber utama sedimen
yang menyebabkan pendangkalan Teluk Kendari, juga terdapat berbagai sarana dan
prasarana vital seperti Bandar Udara Halu Oleo, Kampus Universitas Halu Oleo, Polda
Sulawesi Tenggara dan sebagainya. Secara administrasi DAS Wanggu dibagi atas dua
daerah otonom yaitu Kota Kendari (26,38 persen) dan Kabupaten Konawe Selatan (73,62
persen) dengan total luas 33.208 hektar (BPDAS Sampara, 2003). Bagian hilir DAS Wanggu
merupakan wilayah Kota Kendari, sedangkan hulunya merupakan Kabupaten Konawe
Selatan.
c. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai yang melintasi hampir seluruh
kabupaten/kota. Sungai-sungai tersebut pada umumnya potensial untuk dijadikan sebagai
sumber energi, untuk kebutuhan industri, rumah tangga dan irigasi. Daerah aliran sungai,
seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Konaweha, melintasi Kabupaten Kolaka dan Kabupaten
Konawe. DAS tersebut seluas 7.150,68 km2 dengan debit air rata-rata 200 m3/detik.
Bendungan Wawotobi yang menampung aliran sungai tersebut, mampu mengairi
persawahan di daerah Kabupaten Konawe seluas 18.000 Ha.
d. Selain itu, masih dapat dijumpai banyak aliran sungai di Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan debit air yang besar sehingga berpotensi untuk pembangunan dan pengembangan
irigasi, seperti : Sungai Lasolo di Kabupaten Konawe, Sungai Roraya di Kabupaten
Bombana (Kecamatan Rumbia dan Poleang), Sungai Wandasa dan Sungai Kabangka Balano
di Kabupaten Muna, Sungai Laeya di Kabupaten Kolaka dan Sungai Sampolawa di
Kabupaten Buton. Di samping sungai-sungai tersebut terdapat pula 2 (dua) rawa yang
cukup besar, yaitu Rawa Aopa yang terdapat di Kabupaten Konawe Selatan dan Rawa
Tinondo yang terdapat di Kabupaten Kolaka.

2.1.1.6. Klimatologi

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe iklim di Provinsi Sulawesi Tenggara
dapat dibedakan ke dalam 5 (lima) klasifikasi iklim, yaitu :

II-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.5 Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson di
Provinsi Sulawesi Tenggara
No Tipe Iklim Wilayah
1 B - Sekitar wilayah Kecamatan Asera (Kabupaten Konawe Utara)
- Sekitar wilayah Kecamatan Lainea (Kabupaten Konsel)
- Sekitar wilayah Kecamatan Pakue dan Lasusua (Kabupaten Kolaka Utara)
- Sekitar wilayah Kecamatan Kabawo (Kabupaten Muna)
2 C - Sekitar wilayah Kecamatan Lambuya, Wawotobi dan Sampara (Kabupaten Konawe)
- Sekitar Kecamatan Lainea, Tinanggea dan Konda (Kabupaten Konsel)
- Sekitar wilayah Kecamatan Wolo, Kolaka, Wundulako dan Mowewe (Kabupaten Kolaka)
- Sekitar Kecamatan Pasar Wajo (Kabupaten Buton)
- Kecamatan Rarowatu, Kabaena Timur dan Rumbia (Kabupaten Bombana)
- Sekitar Kecamatan Wolio (Kota Baubau)
- Sekitar Kecamatan Kulisusu (Kabupaten Buton Utara)
3 D - Sekitar wilayah Kecamatan Pondidaha, Abuki (Kabupaten Konawe)
- Sekitar wilayah Kecamatan Moramo, Tinanggea, Landono, Angata (Kabupaten Konsel)
- Sekitar wilayah Kecamatan Watubangga, Tirawuta dan Ladongi (Kabupaten Kolaka Timur)
- Sekitar wilayah Kecamatan Batauga, Sampolawa, Kapontori, Lasalimu, Gu (Kabupaten Buton
dan Kabupaten Buton Selatan)
- Sekitar wilayah Kecamatan, Kabaena dan Poleang Timur (Kabupaten Bombana)
- Sekitar wilayah Kecamatan Bungi (Kota Baubau)
- Sekitar Kota Kendari
- Sekitar Kecamatan Tiworo dan Lawa (Kabupaten Muna Barat)
4 E - Sekitar Wilayah Kecamatan Mawasangka (Kabupaten Buton)
- Sekitar Wilayah Kecamatan Kaledupa (Kabupaten Wakatobi)
5 G - Sekitar Kecamatan Tomia (Kabupaten Wakatobi)
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.6 Curah Hujan Menurut Bulan di Sulawesi Tenggara (MM), 2017

Bulan BMKG Kota Kendari BMKG Kota Baubau Lanud Halu Oleo
Januari 163,6 464,5 147,0
Februari 228,3 161,3 277,6
Maret 258,4 385,7 302,5
April 172,7 231,5 335,6
Mei 702,3 225,2 1.111,9
Juni 526,8 481,4 610,6
Juli 300,0 133,1 542,4
Agustus 69,1 22,2 210,1
September 29,2 95,5 166,7
Oktober 66,0 49,9 131,6
November 233,1 218,7 646,9
Desember 163,8 453,6 117,4
Jumlah 2.913,3 2.922,6 4.600,3
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.1.1.7. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk


memenuhi kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya. Pengertian penggunaan
lahan biasanya digunakan untuk mengacu pemanfaatan masa kini (present or current land use),
oleh karena aktivitas manusia di bumi bersifat dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada
perubahan penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pada tahun 2016 penggunaan lahan Provinsi Sulawesi Tenggara seluas 3.691.957.38 Ha
yang terdiri atas Hutan Belukar 1.361.178.54 Ha, Hutan Lebat 860.711.42 Ha, Kebun Campuran
549.113.64, Persawahan 78.454.82 Ha, Perkebunan 43.629.58 Ha, Permukiman, 115.977.02 Ha,
Tanah Terbuka 303.548.32 Ha dan Lainnya, sedangkan pada tahun 2017 penggunaan lahan di
Provinsi Sulawesi Tenggara seluas 3.833.892.3 Ha, yang penggunaanya terbagi atas : tanah
sawah seluas 128.685,9 Ha, Lahan pertanian bukan sawah seluas 2.973.002,5 Ha, Lahan bukan
pertanian seluas 732.203,9 Ha. Untuk penggunannya luas kawasan hutan dan perairan seluas
2.333.155 Ha, yang terdiri atas Hutan Lindung seluas 1.081.489 Ha, Hutan Suaka Alam dan

II-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Pelestarian Alam seluas 282.924 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 466.854 Ha, dan Hutan
Tetap (Permanent) seluas 404.893 Ha.
a. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya sesuai Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2014 merupakan wilayah
yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
Sumber daya alam, Sumber daya manusia dan Sumber daya buatan. Pada tahun 2017 kawasan
budidaya pada penggunaannya terbagi atas lahan sawah irigasi seluas 100.121,8 Ha, lahan
sawah non irigasi 28,564,1 Ha, sedangkan lahan bukan pertanian terdiri atas penggunaannya
yaitu tanah perkebunan seluas 683.504,0 Ha, tanah tegalan/kebun seluas 231.171,2 Ha, tanah
ladang/huma seluas 141.731.5 Ha, tanah padang rumput 105.885,4 Ha, Sementara tidak
diusahakan seluas 222,909,0 Ha dan Lainnya seluas 1.442.357,5 Ha dan untuk luas lahan
budidaya air tawar seluas 20.885 Ha.
b. Kawasan Lindung
Untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup maka telah ditetapkan
beberapa kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara sebagai berikut :
Kawasan Suaka Alam yang meliputi :
• Cagar Alam Napabalano
• Cagar Alam Lamedai
• Cagar Alam Kakinauwe
• Suaka Margasatwa Tanjung Amolengo
• Suaka Margasatwa Buton Utara
• Suaka Margasatwa Tanjung Peropa
• Suaka Margasatwa Tanjung Batikolo
• Suaka Margasatwa Lambusango.
Kawasan Pelestarian Alam yang meliputi :
• Taman Hutan Raya Gunung Nipa-nipa
• Taman Hutan Nasional Rawa Aopa Watumohai
• Taman Nasional Laut Wakatobi
• Taman Wisata Alam Mangolo
• Taman Wisata Alam Tirta Rimba Moramo
• Taman Wisata Alam Laut P. Padamarang dan sekitarnya
• Taman Wisata Alam Teluk Lasolo
• Taman Buru Mata Osu

2.1.1.8. Flora dan Fauna

Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki kekayaan alam berupa fauna (binatang)
yang khas dan jarang dijumpai di daerah lain di Indonesia. Jenis binatang khas atau spesifik di
daerah ini antara lain adalah Anoa, Babi Rusa dan Burung Maleo yang merupakan satwa langka
sehingga mendapat perlindungan yang ketat. Binatang lain yang hidup di Sulawesi Tenggara
adalah Monyet, Musang, Rusa, Ular, Babi Hutan, Burung Nuri dan Kakatua.
Jenis-jenis Flora endemik di Sulawesi Tenggara adalah kayu kuku (Pericopsis mooniana)
dan jenis komersil lainnya seperti kayu besi, kayu hitam, palapi, jati, rotan dan lain-lain.
Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari biosfir, terdiri dari berbagai
ekosistem daratan dan lautan yang merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
secara lestari.

II-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.1.2. Potensi pengembangan wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki


potensi unggulan untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya, seperti : perikanan,
pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana
tata ruang wilayah. Kawasan strategis provinsi merupakan kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas :
a. Pusat Kegiatan Industri Pertambangan yang terdiri atas :
1) PKIP Asera-Wiwirano-Langgikima (AWILA) di Kabupaten Konawe Utara dengan
wilayah pelayanan mencakup Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Konawe bagian
selatan;
2) PKIP Kapontori-Lasalimu (KAPOLIMU) di Lasalimu Kabupaten Buton dengan wilayah
pelayanan mencakup Pulau Buton dan Pulau Muna;
3) PKIP Kabaena-Torobulu-Wawonii (KARONI) di Lora Kabupaten Bombana dengan
wilayah pelayanan mencakup Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana dan
Kabupaten Konawe Kepulauan;
4) PKIP Pomalaa di Kabupaten Kolaka dengan wilayah pelayanan mencakup Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur dan Kabupaten Kolaka Utara bagian selatan; dan
5) PKIP Laiwoi di Kabupaten Kolaka Utara dengan wilayah pelayanan mencakup
Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Konawe bagian utara.
b. Kawasan strategis Teluk Kendari di Kota Kendari;
c. Kawasan industri perkebunan Kakao di Ladongi Kabupaten Kolaka Timur;
d. Kawasan strategis kelautan dan perikanan di Kabupaten Konawe Kepulauan;
e. Kawasan industri pariwisata di Kabupaten Wakatobi;
f. Kawasan strategis pertanian tanaman pangan di Wawotobi Kabupaten Konawe;
g. Kawasan industri semen di Pulau Muna;
h. Kawasan pusat perdagangan di Kota Baubau; dan
i. Kawasan pabrik gula di Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna dan Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan.
Selain membagi wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi Kawasan strategis dari sudut
pertumbuhan ekonomi, Rencana Tata Ruang Wilayah juga membagi wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara menjadi pusat-pusat kegiatan industri, adapun pusat-pusat kegiatan industri yang
direncanakan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7 Pusat-pusat kegiatan di Sulawesi Tenggara


No. Pusat-Pusat Kegiatan Lokasi
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kendari (I/B/1)
2. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) Baubau (I/B/1)
3. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Unaaha (II/B/1)
Lasolo (II/B/1)
Raha (II/B/1)
Kolaka (II/B/1)
4. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) Pasarwajo (II/B/1)
Wangi-Wangi (II/B/1)
5. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pomalaa
Langara
Usuku
Kasipute
Sikeli
Lasusua
Andoolo
Wanggudu
Perkotaan Buranga dan sekitarnya
Tirawuta
Laworo
Sumber : RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034
Keterangan:
I - IV : Tahapan pengembangan

II-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
A : Mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi
B : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional
B/1 Pengembangan/peningkatan fungsi
B/2 Pengembangan baru
B/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
C : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan provinsi
C/1 Pengembangan/peningkatan fungsi
C/2 Pengembangan baru
C/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi

Gambar 2.3 Peta Struktur Ruang RTRW Provinsi Sulawesi


Tenggara

Gambar 2.4 Peta Pola Ruang RTRW Provinsi Sulawesi


Tenggara

II-10
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 2.5 Peta Kawasan Strategis RTRW Provinsi Sulawesi
Tenggara

Potensi Pengembangan wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara dibagi dalam beberapa


sektor unggulan, yaitu :
a. Sektor Pertanian dan Perkebunan
Pada sektor pertanian tanaman pangan, tanaman pangan yang diusahakan di Sulawesi
Tenggara hanya 8 jenis tanaman yang utama yaitu : padi sawah dan padi lading, jagung, kacang
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dari jenis tanaman pangan, padi
sawah mendominasi produksi tanaman pangan di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data
Sulawesi Tenggara Dalam Angka BPS Tahun 2018 sentra produksi padi berada di Kabupaten
Konawe, dengan total produksi mencapai 234.169 ton di tahun 2015 atau 35,44 persen dari
total produksi Sulawesi Tenggara. Untuk tanaman ubi kayu banyak dihasilkan di Kabupaten
Buton. Untuk tanaman jagung dan ubi jalar banyak dihasilkan di Kabupaten Muna, kedelai di
Kabupaten Konawe Selatan, serta kacang tanah dan kacang hijau banyak dihasilkan di Kota
Baubau. Data Produksi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.8 Produksi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017


Jenis Tanaman Tahun
No.
Pangan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Padi Sawah 487.511 529.239,60 636.028,00 646.208,00 646.208,00
2 Padi Ladang 28.780 32.120,73 21.589,00 14.512,00 14.512,00
3 Jagung 78.447 67.578,15 60.600,00 68.141,00 68.141,00
4 Kacang Kedelai 3.710 3.594,32 5.691,00 12.799,00 12.799,00
5 Kacang Tanah 5.199 4.941,36 4.652,00 3.470,00 3.470,00
6 Kacang Hijau 1.076 1.083,46 1.192,00 1.035,00 1.035,00
7 Ubi Kayu 175.719 180.680,47 175.086,00 175.095,00 175.095,00
8 Ubi Jalar 29.441 24.113,33 24.914,00 25.740,00 25.740,00
Jumlah 809.883 843.351 929.752 947.000 947.000
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Sedangkan untuk Sektor Perkebunan, yang menjadi komoditi unggulan Provinsi


Sulawesi Tenggara adalah tanaman kakao, jambu mete, kelapa dalam, cengkeh dan lada yang
produksinya tergolong besar, masing-masing sebesar 125.180 ton untuk tanaman kakao,

II-11
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
23.816 ton untuk tanaman jambu mete, 39.658 untuk tanaman kelapa dalam, 12.861 ton
untuk tanaman cengkeh dan 5.049 ton untuk tanaman lada. Produksi Perkebunan Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.9 Produksi Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017

Jenis Tanaman Tahun


No. Perkebunan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kakao 157.537 161.514 133.638 136.460 125.180
2 Jambu Mete 23.758 24.495 26.902 25.366 23.816
3 Kelapa Dalam 39.191 41.303 39.979 37.782 39.658
4 Kelapa Hybrida 3.506 3.514 3.491 3.476 3.489
5 Cengkeh 6.557 7.891 13.571 14.176 12.681
6 Lada 3.858 4.378 4.663 5.093 5.049
7 Kopi 2.868 2.920 2.715 2.675 2.669
8 Vanili 46 62 60 43 35
9 Pala 369 518 221 480 410
10 Kemiri 1.161 1.574 249 971 892
11 Enau 3.106 3.163 2.580 2.637 2.638
12 Asam Jawa 71 68 60 57 64
13 Pinang 220 230 221 221 193
14 Kapuk 230 254 249 214 174
15 Sagu 5.919 4.854 3.259 2.765 2.600
16 Jarak Pagar 75 65 58 0 0
17 Kelapa Sawit 98 128 516 1.347 2.630
18 Karet 0 24 24 25 27
19 Nilam 10.061 40.159 28.571 38.371 463
Sumber : Disbunhorti Provinsi Sulawesi Tenggra, Statistik Perkebunan Tahun 2017

b. Sektor Perikanan
Produksi perikanan di Sulawesi Tenggara bersumber dari : Perikanan Laut, Perikanan
Darat, Perikanan Perairan Umum, Tambak, Kolam dan Perikanan Budidaya.
Produksi hasil sektor perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 2.10 Produksi Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017


Tahun
No. Produksi Perikanan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Perikanan Laut 718.685,65 124.548,20 150.589,00 143.850,00 148.747,00
2 Perikanan Darat 68.979,81 3.228,70 2.930,50 2.660,00
3 Perairan Umum 13.347,80 - - 2.877,00 2.933,00
4 Tambak 50.234,60 - - 74.888,00 81.041,00
5 Kolam 5.397,41 - - 2.855,00 937,00
6 Perikanan Budidaya - 1.011.153,23 999.454 486.976 480.728
Jumlah 856.645 1.138.930 1.152.973 714.106 714.386
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dilihat, sektor perikan terbesar berasal dari perairan laut
dengan jumlah produksi pada tahun 2017 sebesar 148.747 ton, diikuti dengan produksi
perikanan tambak sebesar 81.041 ton dan perikanan budidaya sebesar 480.728 ton.

c. Sektor Pertambangan
Potensi kandungan nikel di Sulawesi Tenggara telah dikenal sejak jaman belanda. Data
menunjukkan nikel Sulawesi Tenggara telah dieksploitasi sejak tahun 1934 oleh Oost Borneo
Maatschappij (OBM) dan Bone Tolo Maatschappi. Cadangan nikel di Sulawesi Tenggara cukup
besar, jumlah cadangan nikel Sulawesi Tenggara berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi

II-12
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara sebesar 97 milyar tondengan luas sebaran nikelnya 480 ribu Ha. Selain nikel
potensi besar yang ada di Sulawesi Tenggara adalah aspal alamnya yang terkenal di dunia.
Potensi aspal alam di Sulawesi Tenggara yang terletak di Pulau Buton dengan jumlah cadangan
2.663.648.000 M3 atau setara sekitar 3.835.653.120 ton (DESDM Provinsi Sulawesi Tenggara,
2011). Nikel dan aspal merupakan dua jenis produksi pertambangan yang menonjol di Sulawesi
Tenggara. Tahun 2017 jumlah produksi nikel mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun
2016 menjadi 2.394.228 ton dengan nilai produksi sebesar 780.758 juta rupiah. Sedangkan
produksi aspal di tahun 2017 cukup menurun menjadi 27.683 ton dengan nilai produksi 30.451
juta rupiah. Potensi kandungan Emas di Sulawesi Tenggara juga cukup besar. Terdapat lima
kabupaten yang memiliki potensi kandungan emas, yakni Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana. Dengan
total cadangan emas 1,1 juta ton senilai Rp 270 triliun, potensi terbesar berada di Kabupaten
Bombana sebesar 540 ribu ton. Potensi lain yang ada di Sulawesi Tenggara adalah marmer
seluas 206.237 juta meter kubik, dan batu gamping seluas 188.352 Ha. Hasil Produksi
Pertambangan di Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.11 Hasil Produksi Pertambangan Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017


Hasil Tahun
No.
Tambang 2013 2014 2015 2016 2017
1 Bijih Nikel 2.908.327 29.431.004 1.387.140 373.851 2.394.228
2 Ferro Nikel 18.372 15.535 16.851 - 780.758
3 Aspal 342.472 583.830 275.290 - 27.683
Jumlah 3.269.171 30.030.369 1.679.281 373.851 3.202.669
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Untuk meningkatkan potensi pengembangan wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara,


khususnya untuk meningkatkan produksi sektor-sektor unggulan, maka perlu ditetapkan arah
kebijakan penataan ruang yang mendukung pengembangan potensi wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Kebijakan penataan ruang yang mendukung pengembangan potensi wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggara, terdiri atas :
a. menata dan mengalokasikan sumber daya lahan secara proporsional melalui berbagai
pertimbangan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan disektor unggulan
pertanian, pertambangan serta kelautan dan perikanan;
b. peningkatan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor terhadap pusat-
pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui pengembangan struktur ruang secara
terpadu;
c. menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung pemanfaatan sumber daya
alam secara optimal, seimbang dan berkesinambungan;
d. menetapkan kawasan strategis dalam rangka pengembangan sektor unggulan dan
pengembangan sosial ekonomi secara terintegrasi dengan wilayah sekitar; dan
e. pengembangan sumber daya manusia yang mampu mengelola sektor unggulan secara
profesional dan berkelanjutan.
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertanian dalam arti luas terdiri
atas :
a. menata dan mengalokasikan sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian tanaman
pangan, perkebunan dan hortikultura serta pengembangan lahan peternakan secara
proporsional;
b. mengembangkan sarana dan prasarana guna mendukung aksesibilitas dan pusat-pusat
pertumbuhan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta pengembangan
lahan peternakan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal;

II-13
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
c. mengintegrasikan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura serta pengembangan lahan peternakan dengan wilayah sekitar dan kawasan
unggulan lain; dan
d. meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu mengelola sektor pertanian
tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta peternakan secara profesional dan
berkelanjutan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor pertambangan terdiri atas :
a. menata dan menetapkan kawasan pertambangan;
b. mengembangkan pusat industri pertambangan nasional sebagai suatu kawasan
pertambangan dan pengolahan bahan tambang secara terpadu;
c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung guna menunjang aksesibilitas pusat
kawasan industri pertambangan dengan usaha ekonomi pada wilayah sekitar;
d. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang aksesibilitas
perdagangan antar pulau dan ekspor;
e. mengintegrasikan usaha-usaha untuk mendukung pengembangan pusat industri
pertambangan nasional dengan usaha-usaha ekonomi masyarakat sekitar;
f. mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan secara preventif maupun kuratif sebelum
dan sesudah eksplorasi bahan tambang dan limbah pabrik pengolahan; dan
g. pengembangan sumber daya manusia secara komprehensif untuk mengelola industri
pertambangan nasional secara menyeluruh dengan melaksanakan pelatihan teknis dan
membangun sekolah kejuruan dan pendidikan keahlian (sarjana dan pascasarjana).
Strategi dalam mewujudkan pengembangan sektor kelautan dan perikanan terdiri atas :
a. menata dan mengalokasikan sumber daya lahan secara proporsional melalui berbagai
pertimbangan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan disektor kelautan dan
perikanan;
b. meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor kelautan dan
perikanan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui pengembangan
struktur ruang secara terpadu;
c. menetapkan pusat kawasan pengembangan sektor perikanan dan kelautan berupa kawasan
pengembangan budidaya perairan dan kawasan perikanan tangkap secara terintegrasi
dengan usaha-usaha ekonomi wilayah sekitar;
d. melindungi dan mengelola sumber daya kelautan untuk kebutuhan perlindungan plasma
nutfah, terumbu karang dan sumber daya hayati untuk kelangsungan produksi dan
pengembangan ekowisata; dan
e. mengembangkan fasilitas pelayanan pendidikan dan latihan secara profesional dan
berkelanjutan.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kawasan
Rawan Bencana di Provinsi Sulawesi Tenggara terbagi menjadi :
a. Kawasan Rawan Bencana Alam, yang terdiri dari :
 Kawasan Rawan Tanah Longsor, yaitu diseluruh wilayah Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Tenggara kecuali wilayah Kabupaten Wakatobi

II-14
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
 Kawasan Rawan Gelombang Pasang, yaitu : wilayah Kabupaten Buton, Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Bombana,
Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe Utara, dan Kabupaten Wakatobi.
 Kawasan Rawan Banjir, yaitu : wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
kecuali wilayah Kota Baubau dan Kabupaten Wakatobi.
b. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi
 Kawasan Rawan Gempa Bumi, yaitu : Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Kolaka,
Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, dan
wilayah laut provinsi bagian timur dan perairan Teluk Bone bagian barat.
 Kawasan Rawan Gerakan Tanah, yaitu :
• Zona kerentanan tinggi meliputi wilayah Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten
Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe
Utara.
• Zona kerentanan menengah meliputi semua wilayah kabupaten/kota se-Sulawesi
Tenggara kecuali Kabupaten Kolaka Utara.
• Zona kerentanan rendah meliputi wilayah kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.
• Zona kerentanan saat rendah meliputi wilayah Kabupaten Konawe Selatan,
Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten
Bombana, Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kabupaten Buton dan Kabupaten
Konawe Kepulauan.
 Kawasan Rawan Tsunami, terdapat pada kawasan pantai yang dipengaruhi kejadian
gempa bawah laut di Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe
Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Bombana,
dan Kota Kendari.
 Kawasan Rawan Abrasi, terdapat pada kawasan pantai diseluruh wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggara kecuali Kabupaten Kolaka Timur.
 Kawasan Rawan Gas Beracun H2S (Hidrogen Sulfida), terdapat di wilayah Kabupaten
Kolaka.
Selain Kawasan Rawan Bencana di atas, kecelakaan laut juga sangat potensial terjadi di
seluruh perairan laut Sulawesi Tenggara seiring dengan terjadinya perubahan iklim yang
mengakibatkan semakin tingginya gelombang laut serta semakin meningkatnya intensitas lalu
lintas pelayaran di kawasan tersebut dari waktu ke waktu.

II-15
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 2.6 Peta Rawan Bencana Provinsi Sulawesi Tenggara

2.1.4. Demografi
Berdasarkan data BPS, penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebanyak
2.602.389 jiwa terdiri atas 1.308.543 penduduk laki-laki dan 1.293.846 penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Sulawesi Tenggara mengalami
pertumbuhan sebesar 2,01 persen. Secara umum, penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan
penduduk perempuan yang ditunjukkan oleh besaran sex ratio sebesar 101,14.
Dengan luas wilayah 38.067 km2, secara rata-rata setiap km2 wilayah Sulawesi
Tenggara ditinggali sekitar 68 orang penduduk dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah
tangga sebanyak 4-5 orang. Seiring dengan persebaran penduduk tiap kabupaten/kota, Kota
Kendari dengan persentase penduduk sebesar 14,25 persen memiliki tingkat kepadatan
tertinggi mencapai 1.232,10 jiwa/km2. Sementara tingkat kepadatan terendah di Kabupaten
Konawe Utara sebesar 11-12 jiwa/km2 dengan persentase penduduk sebesar 2,34 persen.

Tabel 2.12 Jumlah Persebaran dan Pertumbuhan Penduduk Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017
Laju Pertumbuhan
Jumlah (jiwa)
No. Kabupaten/Kota (persen)
2010 2016 2017 2016-2017
1. Buton 96.634 99.352 100.440 1,10
2. Muna 208.916 215.442 218.680 1,50
3. Konawe 229.801 238.067 244.324 2,63
4. Kolaka 182.121 246.918 251.520 1,86
5. Konawe Selatan 289.815 299.928 304.214 1,43
6. Bombana 159.718 170.020 175.497 3,22
7. Wakatobi 94.789 95.208 95.386 0,19
8. Kolaka Utara 136.883 142.614 144.681 1,45
9. Buton Utara 58.918 61.124 62.088 1,58
10. Konawe Utara 57.077 59.673 60.884 2,03
11. Kolaka Timur 173.623 125.859 128.154 1,82
12. Konawe Kepulauan 31.183 32.307 33.212 2,80
13. Muna Barat 76.061 78.476 79.649 1,49
14. Buton Tengah 88.402 90.159 91.099 1,04
15. Buton Selatan 76.766 78.218 79.053 1,07
16. Kota Kendari 335.889 359.371 370.728 3,16
17. Kota Baubau 151.485 158.271 162.780 2,85
Jumlah 2.243.587 2.551.008 2.602.389 2,01
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-16
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh struktur penduduk yang berada
dalam suatu wilayah. Berikut struktur penduduk Sulawesi Tenggara menurut kelompok umur
disajikan dalam, yaitu :

Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kelompok Umur di


Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2017
Jenis Kelamin
Klp Umur
Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 151.490 145.245 296.735
5-9 151.360 143.762 295.122
10-14 138.350 130.990 269.340
15-19 126.837 120.313 247.150
20-24 113.493 110.908 224.401
25-29 102.209 104.720 206.929
30-34 96.766 100.786 197.552
35-39 90.506 93.559 184.065
40-44 83.502 83.375 166.877
45-49 72.397 70.429 142.826
50-54 56.791 55.687 112.478
55-59 43.052 43.595 86.647
60-64 31.855 31.762 63.617
65+ 49.935 58.715 108.650
Total 1.308.543 1.293.846 2.602.389
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB

Pengukuran aspek pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu aspek
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur berdasarkan pada kontribusi setiap
sektor pada komposisi PDRB. Perkembangan nilai PDRB suatu daerah menunjukkan dinamika
kegiatan ekonomi masyarakat dan daerah. Pada tabel berikut ini diperlihatkan pertumbuhan
dan kontribusi setiap sektor pada PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2014 sampai
dengan 2017.

Tabel 2.14 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
Dasar 2010 (miliar rupiah) Tahun 2014-2017
Tahun
No Sektor
2014 2015 2016* 2017*
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 20.197,55 20.076, 03 23.584, 54 25.876, 88
2. Pertambangan & Penggalian 15.688,30 18.319,43 18.794,81 22.227,42
3. Industri pengolahan 4.692,25 5.223,07 5.924,59 6.592,34
4. Pengadaan Listrik, Gas 29,07 31,28 37,27 44,78
5. Pengadaan Air 163,05 172,77 190,90 194,81
6. Konstruksi 9.685,83 11.691,22 13.596,27 14.345,87
Perdagangan Besar & Eceran, dan
7. 9.265,16 10.514,94 12.013,50 13.481,62
Reparasi Mobil & Spd Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 3.483,07 3.903,20 4.362,87 4.849,62
9. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 454,96 516,15 585,26 640,98
10. Informasi dan Komunikasi 1.510,13 1.602,43 1.792,68 1.984,44
11. Jasa Keuangan 1.817,84 2.036,81 2.419,56 2.629,88
12. Real Estate 1.293,20 1.403,85 1.500,54 1.601,74
13. Jasa Perusahaan 154,81 181,34 201,36 219,35
14. Adm Pemerintahan, Pertahanan &
4.748,43 4.987,80 5.206,29 5.532,16
Jaminan Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan 3.585,50 3.988,55 4.557,36 4.875,37

II-17
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tahun
No Sektor
2014 2015 2016* 2017*
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 760,78 844,16 915,25 972,08
17. Jasa Lainnya 1.092,22 1.222,45 1.328,95 1.395,85
PDRB 78.622,15 87.714,48 97.011,99
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
*Angka Sementara
**Angka Sangat Sementara

Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dari tabel di atas menunjukkan Provinsi
Sulawesi Tenggara sebagai daerah agraris yang menjadikan sektor pertanian dengan kontribusi
terbesar, dari tahun ke tahun cenderung berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat kontribusi dari tahun
2014 mencapai 25,69 persen, tahun 2015 mencapai 24,05 persen dan tahun 2016 mencapai
24,30 persen. Hal tersebut dialami pula pada sektor pertambangan dan galian sebagai
penyumbang terbesar kedua PDRB setelah pertanian, kehutanan dan perikanan, pada tahun
2014 mencapai 19,95 persen, kemudian di tahun 2015 meningkat sebesar 20,89 persen dan di
tahun 2016 turun kembali menjadi 19,35 persen.

Tabel 2.15 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
Dasar 2010 (Miliar Rupiah) Tahun 2014-2017
Tahun
No Sektor
2014 2015 2016* 2017**
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16.952,31 16.970,46 18.270,18 19.323,39
2. Pertambangan & Penggalian 14.006,99 15.389,89 15.436,43 17.442,49
3. Industri pengolahan 4.120,65 4.439,22 4.834,30 5.142,94
4. Pengadaan Listrik, Gas 36,39 39,11 41,34 43,78
5. Pengadaan Air 139,23 143,13 155,88 156,07
6. Kontruksi 8.376,96 9.552,27 10.272,93 10.597,43
Perdagangan Besar & Eceran, dan Reparasi Mobil &
7. 8.175,80 8.889,55 9.781,60 10.447,03
Spd Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 2.994,14 3.229,54 3.604,27 3.865,37
9. Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 392,29 423,30 454,45 482,43
10. Informasi dan Komunikasi 1.573,20 1.685,00 1.849,45 2.005,44
11. Jasa Keuangan 1.471,60 1.585,21 1824,75 1.907,41
12. Real Estate 1.176,67 1.233,16 1.244,07 1.295,99
13. Jasa Perusahaan 140,67 155,12 167,79 177,82
Adm Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial
14. 3.828,33 4.022,24 4.108,67 4.277,06
Wajib
15. Jasa Pendidikan 3.219,90 3.434,86 3.775,09 3.889,63
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 678,38 721,63 766,03 792,17
17. Jasa Lainnya 1.008,26 1.079,64 1.160,31 1.192,05
PDRB 68.291,78 72.993,33 77.747,55 83.038,50
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
*Angka Sementara
**Angka Sangat Sementara

Tabel 2.16 Perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010-


2014 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK)
(Milyar Rupiah)

2013 2014 2015 2016 2017


No
Kab/Kota
HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK
1. Buton 5.434,81 4.877,74 2.559,47 2.209,25 2.790,78 2.301,46 3.048,60 2.410,55 3.285,41 2.529,51
2 Muna 5.254,91 4.706,94 4.440,05 3.829,79 4.966,14 4.103,78 5.455,77 4.353,33 5.921,62 4.572.07
3 Konawe 4.894,67 4.383,57 5.509,92 4.733,36 6.103,27 5.022,75 6.655,75 5.300,57 7.231,39 5.575,75
4 Kolaka 14.581,3 13.521,68 15.291,37 13.587,20 16.971,72 14.476,90 18.377,83 15.219,39 21.341,93 16.802,49
Konawe
5 6.542,52 5.718,37 7.311,02 6.127,46 8.341,07 6.625,38 9.223,09 7.086,11 10.200,30 7.560,43
Selatan
6 Bombana 3.568,58 3.215,13 3.985,95 3.451,47 4.508,89 3.717,02 4.929,88 3.918,19 5.476,95 4.172,83
7 Wakatobi 2.295,53 2.037,26 2.575,66 2.197,57 2.912,09 2.366,42 3.304,17 2.554,96 3.629,61 2.707,36

II-18
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
No 2013 2014 2015 2016 2017
Kab/Kota
HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK
Kolaka
8 4.691,60 4.228,09 5.281,04 4.581,38 5.891,34 4.904,23 6.608,05 5.280,49 7.262,12 5.598,71
Utara
Buton
9 1.734,21 1.549,53 1.979,85 1.698,13 2.165,47 1.768,24 2.407,62 1.875,13 2.645,49 1.992,95
Utara
Konawe
10 2.262,46 2.040,84 2.435,08 2.105,15 2.703,27 2.247,31 2.959,60 2.374,01 3.264,23 2.516,51
Utara
Kolaka
11 2.511,76 2.256,16 2.848,51 2.455,74 3.142,69 2.607,70 3.502,79 2.800,75 3.797,54 2.943,93
Timur
Konawe
12 762,34 681,55 852,39 733,95 941,97 791,13 1.041,45 852,99 1.152,59 913,55
Kep.
Muna
13 - - 1.551,50 1.326,54 1.756,36 1.433,66 1.967,67 1.537,09 2.141,33 1.618,72
Barat
Buton
14 - - 1.483,53 1.260,52 1.593,27 1.296,60 1.799,87 1.401,37 1.975,78 1.490,37
Tengah
Buton
15 - - 1.822,72 1.562,37 1.995,44 1.626,28 2.235,86 1.742,73 2.463,18 1.864,30
Selatan
16 Kendari 11.787,01 10.787,97 13.411,29 11.848,05 15.058,26 12.784,37 17.069,58 13.935,91 18.668,33 14.826,05
17 Baubau 4.721,04 4.267,64 5.324,20 4.635,83 6.015,52 5.045,45 6.776,55 5.450,87 7.508,26 5.825,53
Sulawesi
48.401 71.042,58 64.272,47 78.622,15 68.291,78 87.714,48 72.993,33 97.011,99 77.747,55 107.465,2
Tenggara
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.17 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (miliar
rupiah), 2014-2017.

NO Kabupaten/Kota 2014 2015 2016* 2017**


1. Buton 2.559,47 2.790.78 3.048,60 3.285,41
2. Muna 4.440.05 4.966,14 5.455,77 5.921,62
3. Konawe 5.509,92 6.103,27 6.655,75 7.231,39
4. Kolaka 15.291,37 16.971,72 18.377,83 21.341,93
5. Konawe Selatan 7.311,02 8.341,07 9.223,09 10.200,30
6. Bombana 3.985,95 4.508,89 4.929,88 5.476,95
7. Wakatobi 2.575,66 2.912,09 3.304,17 3.629,61
8. Kolaka utara 5.281,04 5.891,34 6.608,05 7.262,12
9. Buton Utara 1.979,85 2.165,47 2.407,62 2.645,49
10. Konawe Utara 2.435,08 2.703,27 2.959,60 3.264,23
11 Kolaka Timur 2.848,51 3.142,69 3.502,79 3.797,54
12 Konawe Kepulauan 852,39 941,97 1.041,45 1.152,59
13 Muna Barat 1.551,50 1.756,36 1.967,67 2.141,33
14 Buton Tengah 1.483,53 1.593,27 1.799,87 1.975,78
15 Buton Selatan 1.822,72 1.995,44 2.235,86 2.463,18
16. Kendari 13.411,29 15.058,26 17.069,58 18.668,33
17. Baubau 5.324,20 6.015,52 6.776,55 7.508,26
Produk Domestik Regional Bruto 78.622,15 87.714,48 97.011,99 107.465,20
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.18 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
(miliar rupiah), 2014-2017

NO Kabupaten/Kota 2014 2015 2016* 2017**


1. Buton 2.209,25 2.301,46 2.410,55 2.529,51
2. Muna 3.829,79 4.103,78 4.353,33 4.572,07
3. Konawe 4.733,36 5.022,75 5.300,57 5.575,75
4. Kolaka 13.587,20 14.476,90 15.219,39 16.802,49
5. Konawe Selatan 6.127,46 6.625,38 7.086,11 7.560,43
6. Bombana 3.451,47 3.717,02 3.918,19 4.172,83
7. Wakatobi 2.197,57 2.366,42 2.554,96 2.707,36
8. Kolaka Utara 4.581,38 4.904,23 5.280,49 5.598,71
9. Buton Utara 1.698,13 1.768,24 1.875,13 1.992,95
10. Konawe Utara 2.105,15 2.247,31 2.374,01 2.516,51
11 Kolaka Timur 2.455,74 2.607,70 2.800,75 2.943,93

II-19
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
NO Kabupaten/Kota 2014 2015 2016* 2017**
12 Konawe Kepulauan 733,95 791,13 852,99 913,55
13 Muna Barat 1.326,54 1.433,66 1.537,09 1.618,72
14 Buton Tengah 1.260,52 1.296,60 1.401,37 1.490,37
15 Buton Selatan 1.562,37 1.626,28 1.742,73 1.864,30
16. Kendari 11.848,05 12.784,37 13.935,91 14.826,05
17. Baubau 4.635,83 5.045,45 5.450,87 5.825,53
Produk Domestik Regional Bruto 68.291,78 72.993,33 77.747,55 83.038,50
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.2.1.2. Laju Inflasi

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang. Data laju inflasi di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dari Tahun
2013-2017 dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.19 Laju Inflasi Bulanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017
2013 2014 2015 2016 2017
Bulan
(persen) (persen) (persen) (persen) (persen)
Januari 0,06 0,31 -0,96 1,49 0,88
Februari -0,1 -0,97 -0,91 0,07 0,49
Maret 0,22 -0,10 0,57 0,23 -0,24
April 0,01 0,08 -0,03 -0,62 -0,13
Mei 0,74 0,25 0,64 0,15 0,68
Juni 1,19 0,94 0,28 0,93 3,58
Juli 4,85 1,82 0,75 0,77 0,46
Agustus 0,94 -0,11 0,64 0,01 -1,48
September -0,82 -0,13 0,61 -0,01 -0,76
Oktober -1,19 0,18 -0,36 0,12 -0,81
November 0,04 1,67 -0,1 -0,22 -0,34
Desember -0,05 3,27 0,51 0,13 0,68
Inflasi tahunan 5,92 7,21 1,64 3,07 2,96
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Pada tabel di atas menggambarkan bahwa laju inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara
dari tahun ke tahun cenderung menurun. Pada tahun 2013 laju inflasi mencapai 5,92 persen dan
pada tahun 2015 turun hingga 1,64 persen, ditahun berikutnya kembali naik sebesar 3,07
persen dan turun kembali sebesar 2,96 persen pada tahun 2017. Penurunan laju inflasi Sulawesi
Tenggara tersebut disebabkan oleh penurunan inflasi yang terjadi baik di Kota Kendari maupun
Kota Baubau. Sumber utama penurunan inflasi tersebut adalah penurunan tekanan harga
kelompok bahan pangan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Diharapkan
pada tahun 2018 laju inflasi dibawah 3 persen sehingga daya beli masyarakat semakin
meningkat.

2.2.1.3. Indeks Gini Ratio

Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio
berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin
tinggi. Gini Ratio Sulawesi Tenggara pada September 2016 tercatat sebesar 0,388 dan meningkat
menjadi 0,394 pada Maret 2017, kemudian naik pada September 2017 menjadi 0,404.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2017
tercatat sebesar 0,408 naik dibanding Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,403 dan Gini Ratio
September 2016 yang sebesar 0,395. Sedangkan Gini Ratio di daerah perdesaan pada September

II-20
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2017 tercatat sebesar 0,373 naik dibanding Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,358 dan Gini
Ratio September 2016 yang sebesar 0,352.

Gambar 2.7 Grafik Perkembangan Gini Ratio, 2016 (Sept)-


2017 (Sept)

Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk salah satu provinsi yang diatas Gini Ratio
Nasional, Gini Ratio Nasional tahun 2018 adalah sebesar 0,391. Gini Ratio Provinsi Sulawesi
Tenggara (0,404) diatas Gini Ratio Nasional (0,391). Berdasarkan data BPS Maret 2018
terdapat sembilan provinsi dengan angka Gini Ratio lebih tinggi dari pada Gini Ratio Nasional,
yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (0,440), Sulawesi Selatan (0,429), Jawa Timur
(0,415), DKI Jakarta (0,409), Gorontalo (0,405), Sulawesi Tenggara (0,404), Papua (0,398),
Sulawesi Utara (0,394), dan Jawa Barat (0,393).

Gambar 2.8 Grafik Gini Ratio Menurut Provinsi

II-21
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.1.4. Pemerataan Pendapat Versi Bank Dunia

Selain Gini Ratio ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase
pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran
ketimpangan Bank Dunia. Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3
kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40
persen terbawah angkanya dibawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar
antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada diatas 17 persen. Pada
September 2017, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persenter bawah adalah sebesar
15,96 persen yang berarti Sulawesi Tenggara berada pada kategori ketimpangan sedang.
Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada bulan September 2017 ini
menurun jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 16,36 persen. Persentase
pada September 2017 tersebut juga menurun jika dibandingkan dengan kondisi September
2016 yang sebesar 16,54 persen. Ini artinya jika dibandingkan dalam periode setahun
(September 2016 sampai dengan September 2017), ketimpangan distribusi pengeluaran pada
kelompok 40 persen terbawah cenderung belum membaik meskipun masih dalam kategori
ketimpangan sedang.
Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari Gini Ratio, ukuran ketimpangan Bank Dunia
pun mencatat hal yang sama yaitu ketimpangan diperkotaan lebih parah dibandingkan dengan
ketimpangan diperdesaan. Persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen
terbawah didaerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 15,77 persen yang artinya berada pada
kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar
17,32 persen yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.

Tabel 2.20 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Indonesia September 2016,


Maret 2017, dan September 2017
Penduduk 40 persen Penduduk 40 Penduduk 20
Daerah/Tahun Kota+Desa
Terbawah persen Menengah persen Atas
Perkotaan
September 2016 15,61 39,78 44,61 100
Maret 2017 15,14 39,38 45,48 100
September 2017 15,77 37,50 46,73 100
Perdesaan
September 2016 17,95 40,28 41,77 100
Maret 2017 17,89 39,99 42,12 100
September 2017 17,32 39,06 46,32 100
Perkotaan+Perdesaan
September 2016 16,54 38,15 45,31 100
Maret 2017 16,36 38,05 45,60 100
September 2017 15,96 37,70 46,35 100
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

2.2.1.5. Penduduk Miskin

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan dibawah Garis Kemiskinan. Pada periode Maret 2015-Maret 2018 jumlah penduduk
miskin mengalami penurunan sebesar 14,78 ribu orang, yaitu dari 321,88 ribu orang pada Maret
2015 menjadi 307,10 ribu orang pada Maret 2018. Persentase penduduk miskin mengalami
penurunan dari 12,90 persen menjadi 11,63 persen pada periode tersebut.

Tabel 2.21 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018
Garis Kemiskinan Persentase Penduduk
Tahun Penduduk Miskin (000)
(Rp) Miskin (persen)
Maret 2013 204.406 301,71 12,83
September 2013 226.990 326,71 13,71
Maret 2014 230.627 342,26 14,05
September 2014 243.036 314,09 12,77

II-22
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Garis Kemiskinan Persentase Penduduk
Tahun Penduduk Miskin (000)
(Rp) Miskin (persen)
Maret 2015 257.553 321,88 12,90
September 2015 269.516 345,02 13,74
Maret 2016 277.288 326,87 12,88
September 2016 294.286 327,29 12,77
Maret 2017 285.609 331,71 12,81
September 2017 300.258 313,16 11,97
Maret 2018 303.618 307,10 11,63
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Susenas Tahun 2013-2018

Garis kemiskinan menggambarkan batas minimum pengeluaran per kapita per bulan
untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan non makanan yang menggolongkan
seseorang miskin atau tidak miskin. Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Pada bulan Maret 2013 Garis Kemiskinan Sulawesi Tenggara tercatat
sebesar 204.406 rupiah per kapita per bulan, kemudian pada bulan Maret 2014 meningkat
mencapai 230.627 rupiah per kapita per bulan. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, garis
kemiskinan Sulawesi Tenggara terus naik hingga pada bulan Maret 2017 mencapai 243.036
rupiah per kapita per bulan.
Pada bulan September 2013 dan bulan September 2017 terjadi peningkatan tingkat
kemiskinan. Hal ini disebabkan karena kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan non makanan masih sangat rendah sehingga masih banyak yang
terperangkap dalam jurang kemiskinan. Pada tahun 2017 tingkat kemiskinan Sulawesi
Tenggara kian menurun mencapai 11,97 persen. Jika dibandingkan dengan persentase
penduduk miskin nasional, persentase penduduk miskin di Sulawesi Tenggara masih berada
diatas nasional. Meskipun persentase penduduk miskin Sulawesi Tenggara cenderung menurun
namun penurunannya semakin melambat, sehingga dapat dipastikan bahwa kelambatan
penurunan tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
mempengaruhi tingkat kemiskinan nasional.
Persebaran penduduk miskin di Sulawesi Tenggara baik di Desa maupun di Kota dari
tahun 2013-2017 fluktuatif. Penduduk Miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar
berada di Desa, namun persebaran penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara dari Maret
2014-September 2017 mengalami penurunan berbanding terbalik dengan penduduk miskin di
perkotaan, walaupun penduduk miskin sebagian besar berada di desa tetapi perkembangan
penduduk miskin di perkotaan cenderung naik tiap tahunnya.

Tabel 2.22 Persebaran Penduduk Miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2013-2018
Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin
Tahun
Kota Desa Kota Desa
Maret 2013 32,15 273,68 4,92 15,82
September 2013 37,17 293,67 5,52 16,92
Maret 2014 48,25 294,01 7,06 16,78
September 2014 45,79 268,30 6,62 15,17
Maret 2015 52,06 269,82 7,24 15,19
September 2015 56,77 288,25 7,84 16,12
Maret 2016 51,01 275.86 6,74 15,49
September 2016 53,18 274.11 6,87 15,31
Maret 2017 62,75 268,96 7,56 15,29
September 2017 67,96 245,19 7,14 14,74
Maret 2018 66,41 240,69 6,56 14,77
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Susenas 2013-2018

2.2.1.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk


(enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan
dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan

II-23
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and
healthylife), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living).
Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu
jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan
asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia
bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun keatas
dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai
lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu
dimasa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita
disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan apritas daya beli (purchasing
power parity).
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan
dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.
Secara umum, pembangunan manusia Sulawesi Tenggara terus mengalami kemajuan
selama periode 2013 hingga 2017. IPM Sulawesi Tenggara meningkat dari 67,55 pada tahun
2013 menjadi 69,86 pada tahun 2017, walaupun IPM Sulawesi Tenggara masih berada
dibawah IPM Nasional 70,81. Selama periode tersebut, IPM Sulawesi Tenggara rata-rata
tumbuh sebesar 0,78 persen per tahun. Pada periode 2016-2017, IPM Sulawesi Tenggara
tumbuh 0,79 persen. Selama periode 2013 hingga 2017, IPM Sulawesi Tenggara menunjukkan
kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Sulawesi Tenggara mengalami
peningkatan. Selama periode 2013 hingga 2017 pembangunan manusia Sulawesi Tenggara telah
berstatus ”sedang”.

Gambar 2.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi


Tenggara

Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek asensial


yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu,
peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan
meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan
dari tahun ke tahun.

II-24
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.23 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara 2010-
2017

Komponen Satuan 2013 2014 2015 2016 2017


Angka Harapan Hidup Saat
Tahun 70,28 70,39 70,44 70,46 70,47
lahir (AHH)
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 12,45 12,78 13,07 13,24 13,36
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,93 8,02 8,18 8,32 8,46
Pengeluaran per Kapita Rp000 8.537 8.555 8.697 8.871 9.094
IPM - 67,55 68,07 68,75 69,31 69,86
Pertumbuhan IPM persen 0,72 0,78 0,99 0,81 0,79
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2010-2017

Tabel 2.24 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota Tahun


2016-2017
Pengeluaran Pertum
Provinsi/ AHH HLS RLS Perkapita IPM -buhan
No. (000)
Kab/Kota (perse
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 n)
1. Buton 67,23 67,30 13,22 13,52 7,06 7,22 6.950 7.117 63,69 64,47 1,22
2. Muna 69,77 69,77 13,20 13,48 7,66 7,89 7.928 8.000 66,96 67,61 0,97
3. Konawe 69,48 69,52 12,96 12,97 8,60 8,77 9.696 9.857 69,84 70,24 0,57
4. Kolaka 69,97 70,05 12,37 12,38 8,19 8,31 12.072 12.243 71,12 71,46 0,48
5. Konawe Selatan 69,93 69,98 12,16 12,22 7,71 7,72 8.660 8.798 66,97 67,23 0,39
6. Bombana 67,72 67,82 11,80 11,81 7,52 7,53 7.607 7.908 64,02 64,49 0,73
7. Wakatobi 69,54 69,59 12,87 13,14 7,70 7,71 8.651 8.800 67,50 67,99 0,73
8. Kolaka Utara 69,62 69,74 11,92 11,93 7,49 7,50 9.846 9.941 67,60 67,77 0,25
9. Buton Utara 70,73 70,38 12,72 12,73 7,92 8,18 7.168 7.249 65,95 66,40 0,68
10. Konawe Utara 68,64 68,69 11,93 12,02 8,41 8,62 8.822 8.943 67,20 67,71 0,76
11. Kolaka Timur 71,68 71,66 11,33 11,58 6,65 6,90 7.283 7.499 63,60 64,55 1,49
Konawe
12. 67,87 67,88 10,94 11,30 8,80 8,90 6.227 6.458 62,56 63,44 1,41
Kepulauan
13. Muna Barat 69,78 69,79 11,64 12,06 6,24 6,48 7.221 7.288 62,57 63,43 1,37
14. Buton Tengah 67,17 67,17 12,31 12,32 7,01 7,02 6.860 7,012 62,56 62,82 0,42
15. Buton Selatan 67,17 67,17 12,54 12,55 6,81 7,06 6.859 7.075 62,55 63,20 1,04
16. Kendari 72,98 73,02 16,05 16,06 11,67 11,67 13.828 13.995 81,66 81,83 0,21
17. Baubau 70,47 70,50 14,78 14,79 9,89 9,90 10.110 10.223 73,99 74,14 0,20
Sulawesi Tenggara 70,46 70,47 13,24 13,36 8,32 8,46 8.871 9.094 69,31 69,86 0,79
Sumber: BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017-2018

Pada tahun 2017, pencapaian pembangunan manusia ditingkat Provinsi Sulawesi


Tenggara cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 62,82 (Buton
tengah) hingga 81,83 (Kota Kendari). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka
Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 67,17 (Buton Selatan) hingga 73,02 (Kota Kendari).
Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,30 (Konawe
Kepulauan) hingga 16,06 (Kota Kendari) serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,48
(Muna Barat) hingga 11,68 (Kota Kendari). Pengeluaran per kapita level kabupaten/kota
berkisar antara 6.458 juta rupiah (Konawe Kepulauan) hingga 13.995 juta rupiah (Kota
Kendari).
Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2017 juga terlihat dari perubahan status
pembangunan manusia ditingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten yang berstatus “tinggi”
bertambah dari 3 kabupaten/kota (Kabupaten Kolaka, Kota Kendari, Kota Baubau) pada tahun
2016 menjadi 4 kabupaten/kota pada tahun 2017 (Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kota
Kendari, dan Kota Baubau).
Peningkatan IPM tingkat provinsi se sulawesi juga tercermin pada level provinsi se
sulawesi. Selama periode 2016 hingga 2017, seluruh provinsi se sulawesi mengalami
peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga provinsi dengan kemajuan pembangunan
manusia paling cepat, yaitu Provinsi Sulawesi Barat (1,10 persen), Gorontalo (1,08 persen), lalu
Sulawesi Tengah (0,94 persen).

II-25
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

2.2.2.1. Angka Melek Huruf

Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang dapat
membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Standar UNDP minimal 0 persen dan
maksimal 100 persen.
Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) penduduk usia 15 tahun keatas di Sulawesi
Tenggara telah mencapai diatas 94,32 persen. Sejak lima tahun terakhir, antara tahun 2013
hingga tahun 2017, AMH penduduk usia 15 tahun keatas terus mengalami peningkatan. Tercatat
pada tahun 2013 AMH penduduk usia 15 tahun keatas mencapai 92,61 persen, tahun 2014
meningkat 94,03 persen, tahun 2015 dan 2016 Angka Melek Huruf tidak meningkat terlalu
tinggi yaitu 94,10 persen dan 94,26 persen dan tahun 2017 mencapai 94,32 persen.

Tabel 2.25 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Melek


Huruf menurut Provinsi, 2012-2017
2013 2014 2015 2016 2017
Uraian
(%) (%) (%) (%) (%)
Angka Melek Huruf 92,61 94,03 94,10 94,25 94,32
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Angka Melek Huruf di kabupaten/kota antara tahun 2012 sampai dengan 2017 berkisar
antara 85 persen sampai dengan 99 persen. Pada tahun 2012 terdapat lima kabupaten yang
angka melek hurufnya berada dibawah 90 persen yaitu Kabupaten Buton, Muna, Bombana,
Wakatobi, dan Buton Utara. Tahun 2013 jumlah tersebut tidak berubah dan pada tahun 2014
angka Kabupaten Wakatobi sedikit meningkat mencapai 90,37 persen. Pada tahun 2017 hampir
semua kabupaten/kota telah mencapai angka 90 persen kecuali Kabupaten Buton Tengah masih
mencapai 76,83 persen, jauh berada dibawah daerah lainnya. Kabupaten/Kota yang hampir
mencapai tuntas buta aksara yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan mencapai 99,15 persen dan
Kota Kendari mencapai 99,52 persen.

Tabel 2.26 Perkembangan Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota


Tahun 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
No. Kabupaten/Kota
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1. Buton 85,72 86,57 86,60 86,62 86,65 96,84
2. Muna 87,83 87,97 87,99 88,37 88,73 96,59
3. Konawe 94,61 94,61 94,66 94,68 94,73 97,57
4. Kolaka 93,16 93,25 93,27 93,30 93,46 96,31
5. Konawe Selatan 94,11 94,12 94,13 94,13 94,15 95,03
6. Bombana 88,49 89,28 89,31 89,53 91,47 94,51
7. Wakatobi 89,13 89,86 90,37 91,35 93,03 95,70
8. Kolaka Utara 93,04 93,07 93,58 93,61 94,54 94,72
9. Buton Utara 86,59 87,02 88,25 88,34 89,36 96,51
10. Konawe Utara 93,80 93,81 93,82 93,84 94,03 96,70
11. Kolaka Timur * * * * 92,64 95,55
12. Konawe Kepulauan * * * * 90,99 99,15
13. Muna Barat * * * * * 90,18
14. Buton Tengah * * * * * 76,83
15. Buton Selatan * * * * * 95,89
16. Kendari 98,38 98,60 98,63 98,68 98,69 99,52
17. Baubau 95,30 95,58 95,60 95,65 95,71 98,29
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017
*) Gabung dengan kabupaten induk

II-26
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.2.2. Angka Rata - rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
berusia 15 tahun keatas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat
pendidikan yang sedang diduduki. Standar UNDP adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15
tahun dan level nasional mencanangkan Program Wajib Belajar 12 tahun. Pada grafik di bawah
ini digambarkan rata-rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Nasional dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2017 sebagai berikut :

Gambar 2.10 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Tahun


2013-2017

Perkembangan rata-rata lama sekolah di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan, bahkan Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Sulawesi
Tenggara lebih tinggi dibanding Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Nasional, hal ini bisa
dilihat pada grafik di atas.

Tabel 2.27 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/


Kota Tahun 2016-2017
RLS
No. Provinsi/Kab/Kota
2016 2017
1. Buton 7,06 7,22
2. Muna 7,66 7,89
3. Konawe 8,60 8,77
4. Kolaka 8,19 8,31
5. Konawe Selatan 7,71 7,72
6. Bombana 7,52 7,53
7. Wakatobi 7,70 7,71
8. Kolaka Utara 7,49 7,50
9. Buton Utara 7,92 8,18
10. Konawe Utara 8,41 8,62
11. Kolaka Timur 6,65 6,90
12. Konawe Kepulauan 8,80 8,90
13. Muna Barat 6,24 6,48
14. Buton Tengah 7,01 7,02
15. Buton Selatan 6,81 7,06
16. Kendari 11,67 11,67
17. Baubau 9,89 9,90
Sulawesi Tenggara 8,32 8,46
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-27
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.2.2.3. Angka Usia Harapan Hidup

Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat digunakan sebagai indikator


keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi yang secara tak
langsung dapat meningkatkan angka harapan hidup. Angka harapan hidup pada saat lahir (life
expectancy at birth) ialah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir
pada suatu tahun tertentu. Angka harapan hidup penduduk Sulawesi Tenggara dari tahun ke
tahun terus meningkat. Walaupun secara keseluruhan Angka Harapan Hidup Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan, namun pada tahun 2017 terdapat hanya 3 kabupaten/kota yang
memiliki Angka Harapan Hidup sama/diatas rata-rata provinsi, yaitu : Kolaka Timur (71,66
tahun), Kendari (73,02 tahun), dan Baubau (70,50 tahun).
Meningkatnya atau menurunnya angka harapan hidup tidak lepas dari berbagai faktor
yang mempengaruhi, diantaranya ketersediaan sarana kesehatan yang memadai, petugas
kesehatan yang kompeten dan kesadaran masyarakat.

Tabel 2.28 Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota Tahun


2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017
Kabupaten/Kota
(Thn) (Thn) (Thn) (Thn) (Thn)
Buton 67,12 67,17 67,17 67,23 67,30
Muna 69,76 69,76 69,76 69,77 69,77
Konawe 69,35 69,35 69,45 69,48 69,52
Kolaka 69,76 69,80 69,90 69,97 70,05
Konawe Selatan 69,75 69,77 69,87 69,93 69,98
Bombana 67,55 67,62 67,62 67,72 67,82
Wakatobi 69,46 69,49 69,49 69,54 69,59
Kolaka Utara 69,15 69,19 69,49 69,62 69,74
Buton Utara 70,36 70,36 70,36 70,73 70,38
Konawe Utara 68,55 68,59 68,59 68,64 68,69
Kolaka Timur 71,28 71,31 71,51 71,68 71,66
Konawe Kepulauan 67,85 67,86 67,86 67,87 67,88
Muna Barat * 69,76 69,76 69,78 69,79
Buton Tengah * 67,17 67,17 67,17 67,17
Buton Selatan * 67,17 67,17 67,17 67,17
Kota Kendari 72,92 72,94 72,94 72,98 73,02
Kota Baubau 70,41 70,43 70,44 70,47 70,50
Sulawesi Tenggara 70,28 70,39 70,44 70,46 70,47
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara
*) Gabung dengan kabupaten induk

Gambar 2.11 Angka Usia Harapan Hidup

Angka Usia Harapan Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara rata-rata sampai usia 70
tahun tidak jauh berbeda dari angka harapan Hidup Nasional. Dari grafik di atas terlihat bahwa

II-28
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
tiap tahunnya angka harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tahunnya terus
meningkat.

2.2.2.4. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Angka kelangsungan hidup bayi memberikan gambaran kemampuan seorang anak


dalam periode usia dibawah 12 bulan. Angka kelangsungan hidup merupakan indikator yang
memberikan gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat. Angka ini selain memberikan
gambaran kondisi ekonomi juga memberikan gambaran tentang kemampuan masyarakat
mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas khususnya pada ibu hamil. Hasil
estimasi yang dilakukan berdasarkan SDKI tahun 2013 dan laporan kematian bayi menunjukkan
bahwa AKHB di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
yakni dari 965 per 1000 KH menjadi 965 per 1000 KH tahun 2013 dan terus meningkat pada
tahun 2017 yakni sebesar 996,33 per 1000 KH.
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi mortalitas,
morbiditas dan status gizi. Mortalitas menggambarkan perkembangan derajat kesehatan
masyarakat terlihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping
itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Salah satu indikator untuk
menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini
adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Angka kematian
yang biasanya dijadikan indikator, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Harapan Hidup (AHH). Adapun kecenderungan
pencapaian indikator aspek kesejahteraan disajikan seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.29 Pencapaian Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan di


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2016

Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


Angka Harapan Hidup (thn) 70,28 70,39 70,44 70,46 70,59
Angka Kelangsungan Hidup Bayi 965 982,45 989 990 996,33
Jumlah Kasus Kematian Ibu 79 65 67 74 73
Jumlah Kasus Kematian Bayi 606 560 544 485 154
Jumlah kematian balita 288 69 233 87 182
Pravalensi Balita Gizi Buruk 333 250 241 265 215
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Pada tabel di atas menunjukkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang


ditandai dengan meningkatnya umur harapan hidup, pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup
Penduduk Sulawesi Tenggara mencapai 70,28 tahun, kemudian dari tahun ke tahun terus
bertambah hingga mencapai angka 70,59 tahun pada tahun 2017. Meningkatnya angka harapan
hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas
hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan menunjukkan penurunan drastis yakni dari
333 kasus tahun 2013 turun menjadi 215 kasus tahun 2017. Semua kasus yang ditemukan telah
diintervensi dan beberapa diantaranya dirujuk ke rumah sakit dan puskesmas perawatan.
Jumlah kasus kematian ibu dalam lima tahun terakhir penurunan yakni dari 79 kasus
tahun 2013 menjadi 73 kasus tahun 2017. Kasus kematian bayi dan anak balita menunjukkan
penurunan pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan tahun 2013. Kasus kematian bayi turun
dari 211 kasus menjadi 154 kasus. Begitu pula kasus kematian anak balita turun dari 308 kasus
menjadi 182 kasus. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan kesehatan anak diantaranya peningkatan kapasitas tenaga, kunjungan neonatal,
pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan balita, penanganan komplikasi neonatal,
deteksi dini tumbuh kembang bayi serta kegiatan yang sifatnya dukungan manajemen.

II-29
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam SDGs
adalah Status Gizi Balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, Berat Badan (BB) dan
Tinggi Badan (TB). Variabel BB dan TB disajikan dalam bentuk 3 indikator antropometri, yaitu
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umum (TB/U) dan Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis
ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan
kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya pendek (kronis) atau
karena diare atau penyakit infeksi lainnya (akut) Indikator TB/U memberikan indikasi masalah
gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya :
kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik dari
sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek.

2.2.2.5. Angka Partisipasi Angkatan Kerja

Komponen pembentuk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk
yang tidak bekerja atau pengangguran. Jumlah Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara pada Februari
2018 sebanyak 1.286.623 orang, bertambah 25.175 orang (2,00 persen) dibanding Februari
2017 (setahun yang lalu) dan bertambah 86.018 orang (7,16 persen) dibanding Agustus 2017
(semester lalu). Penduduk yang bekerja pada Februari 2018 sebanyak 1.250.729 orang,
bertambah 28.845 orang (2,36 persen) dibanding keadaan setahun lalu dan bertambah 89.755
orang (7,73 persen) dibanding keadaan semester yang lalu. Sementara itu, jumlah
pengangguran sebanyak 35.894 orang, mengalami penurunan sekitar 3.670 orang (9,28 persen)
dibanding setahun lalu dan berkurang sebanyak 3.737 orang (9,43 persen) dibanding semester
yang lalu.

Tabel 2.30 Penduduk Usia 15 tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017-2018

Kegiatan Utama Februari 2017 Agustus 2017 Februari 2018


Penduduk Usia Kerja 1.726.913 1.747.544 1.768.949
Angkatan Kerja 1.261.448 1.200.605 1.286.623
− Bekerja 1.221.884 1.160.974 1.250.729
− Pengangguran 39.564 39.631 35.894
Bukan Angkatan Kerja 465.465 546.939 482.326
− Sekolah 148.879 162.205 158.693
− Mengurus Rumah Tangga 265.906 331.001 281.595
− Lainnya 50.680 53.733 42.038
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (persen) 73,05 68,7 72,73
Tingkat Pengangguran (persen) 3,14 3,30 2,79
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Sakernas 2017-2018

Terkait dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), TPAK di Sulawesi Tenggara
berfluktuasi, meskipun menunjukkan tren positif. TPAK pada Februari 2018 tercatat sebesar
72,73 persen, turun 0,32 persen poin dibanding setahun lalu dan naik sebesar 4,03 persen poin
dibanding semester yang lalu. TPAK yang fluktuatif memberikan indikasi adanya potensi
ekonomi yang masih belum stabil dalam hal pasokan (supply) tenaga kerja.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat erat kaitannya dengan kualitas
hidup manusia dan masyarakat. Perkembangan seni budaya dan olahraga di Provinsi Sulawesi
Tenggara dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

II-30
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.31 Perkembangan Seni Budaya dan Olahraga di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017

No Uraian 2017
1. Jumlah Gedung Kesenian 1
2. Jumlah Sarana Prasarana Olahraga 194
Sumber : Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

2.3.1. Fokus Urusan Layanan Wajib Dasar

2.3.1.1. Urusan Pendidikan

a. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang


mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK)
merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang
pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan
jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program
pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi
penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK Provinsi Sulawesi Tenggara sampai dengan
tahun 2018 adalah 68,3 lebih tinggi dibandingkan dengan APK Nasional yaitu 67,51.
Perkembangan capaian Angka Partisipasi Kasar di Sulawesi Tenggara Fluktuatif. Untuk
APK PAUD, SMP, dan SMU cenderung meningkat tiap tahunnya, namun APK SD cenderung
menurun tiap tahunnya. APK Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.12 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) di


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017

Perkembangan capaian Angka Partisipasi Kasar menurut jenjang pendidikan di Provinsi


Sulawesi Tenggara sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2017, diperlihatkan dalam tabel
berikut ini :

II-31
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.32 Capaian APK PAUD hingga Menengah Atas di Provinsi Sulawesi
Tenggara

Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


APK PAUD (persen) 57,66 61,44 63,08 67,13 68,3
APK SD/MI (persen) 115,51 107,88 107,44 99,16 97,89
APK SMP/MTs (persen) 89,49 92,54 89,11 88,49 87,22
APK SM/MA (persen) 78,77 79,47 81,37 83,31 87,22
Sumber : Kemendikbud, Tahun 2018

b. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya
terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Bila APK
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan disuatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa
usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat
waktu.

Gambar 2.13 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)


di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2017

APM Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013-2017 mengalami penurunan tiap
tahunnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kemiskinan, rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat, kondisi geografi dan belum adanya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan.
Untuk meningkatkan APM Pendidikan Menengah sangat diharapkan peran aktif
masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun, sehingga dengan pendidikan
yang tinggi akan sangat menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.33 Data Jumlah Penduduk berdasarkan Usia Sekolah di Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2018

No. Wilayah 3-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun
1 Kab. Konawe 24.897 29.436 15.227 13.453
2 Kab. Muna 35.545 3.169 17.528 1.546
3 Kab. Buton 18.774 17.956 9.803 8.054
4 Kab. Kolaka 31.787 28.149 13.928 12.395
5 Kab. Konawe Selatan 25.153 36.301 1.827 14.407
6 Kab. Wakatobi 6.999 11.885 6.272 5.967
7 Kab. Bombana 1.052 2.002 9.144 7.259
8 Kab. Kolaka Utara 14.602 1.553 7.293 6.704
9 Kab. Konawe Utara 6.013 9.689 4.064 4.167
10 Kab. Buton Utara 5.097 9.778 426 3.921

II-32
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
No. Wilayah 3-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun
11 Kab. Kolaka Timur 7.053 1.668 583 7.707
12 Kab. Konawe Kepulauan 3.109 4.802 2.505 2.442
13 Kab. Muna Barat 5.299 10.481 5.018 4.444
14 Kab. Buton Selatan 4.895 12.654 581 5.844
15 Kab. Buton Tengah 4.254 14.288 5.421 6.929
16 Kota Kendari 18.135 37.001 17.174 1.903
17 Kota Baubau 11.468 1.816 9.253 10.617
SULAWESI TENGGARA 224.132 232.628 126.047 117.759
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

c. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses
penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan secara umum.
Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap
kelompok umur. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai
meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Tabel 2.34 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2016
Indikator 2013 2014 2015 2016
APS Penduduk Usia 7-12 Tahun 98,00 99,11 99,30 99,28
APS Penduduk Usia 13-15 Tahun 89,12 93,53 93,67 93,94
APS Penduduk Usia 16-18 Tahun 65,84 72,25 72,42 72,67
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

Perkembangan capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Sulawesi Tenggara untuk


APS Penduduk Usia 7-12 Tahun, APS Penduduk Usia 13-15 Tahun dan APS Penduduk Usia 16-
18 Tahun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun peningkatannya tidak
terlalu signifikan setiap tahunnya.

d. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Data pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui seberapa besar penduduk yang telah mengenyam pendidikan di Sulawesi Tenggara.
Bahwa tingkat pendidikan tertinggi menjadi salah satu faktor menentukan keberhasilan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada tabel di bawah ini digambarkan persentase
penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang menamatkan pendidikan SMA/Sederajat keatas
di Sulawesi Tenggara sebesar 38,21 persen dengan persentase terendah berada di Kabupaten
Buton Tengah yaitu 10,53 persen dan yang tertinggi adalah Kota Kendari sebesar 66,44 persen.

Tabel 2.35 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas menurut


Kabupaten/Kota dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan,
Tahun 2017
Tidak/ Belum SMP/ SMA/ Diploma
No. Kabupaten/Kota SD/ Sederajat
Tamat SD Sederajat Sederajat keatas
1. Buton 18,98 27,17 18,32 24,23 11,31
2. Muna 18,12 25,70 21,66 22,81 11,71
3. Konawe 11,71 23,25 24,97 30,81 9,26
4. Kolaka 15,95 26,41 21,53 26,25 9,86
5. Konawe Selatan 19,28 29,58 23,82 21,31 6,00
6. Bombana 28,62 30,47 14,88 18,59 7,45
7. Wakatobi 23,74 25,75 18,76 19,73 12,03
8. Kolaka Utara 21,59 32,58 19,13 18,40 8,30
9. Buton Utara 17,56 30,62 17,40 22,15 12,27

II-33
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tidak/ Belum SMP/ SMA/ Diploma
No. Kabupaten/Kota SD/ Sederajat
Tamat SD Sederajat Sederajat keatas
10. Konawe Utara 13,34 25,40 21,88 26,64 12,74
11. Kolaka Timur 15,26 29,37 18,75 23,36 13,27
12. Konawe Kepulauan 11,21 23,31 22,24 32,49 10,74
13. Muna Barat 25,08 26,04 20,76 20,02 8,09
14. Buton Tengah 51,42 19,80 18,25 5,37 5,16
15. Buton Selatan 15,95 41,39 19,70 17,88 5,08
16. Kendari 3,77 11,95 17,84 45,41 21,03
17. Baubau 12,22 19,13 18,29 35,16 15,20
Sulawesi Tenggara 16,83 24,84 20,11 26,74 11,47
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

e. Angka Putus Sekolah (APTS)

Angka Putus Sekolah (APTS) merupakan salah satu tolok ukur kemajuan
pembangunan bidang pendidikan untuk melihat keterjangkauan maupun pemerataan
pendidikan pada masing-masing kelompok umur (7-12, 13-15 dan 16-18 tahun). Merupakan
proporsi penduduk menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang
tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk yang
pernah/sedang bersekolah pada kelompok usia sekolah yang bersesuaian. Adapun kelompok
umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24
tahun. Semakin tinggi Angka Putus Sekolah (APS) menggambarkan kondisi pendidikan yang
tidak baik dan tidak merata.

Tabel 2.36 Perkembangan Angka Putus Sekolah (APTS) Tahun 2013-2016


Indikator 2013 2014 2015 2016
APTS Penduduk Usia 7-12 Tahun - - - -
APTS Penduduk Usia 13-15 Tahun 2,1 0,11 - -
APTS Penduduk Usia 16-18 Tahun 1,33 1,34 0,84 -
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2013-2016

f. Angka Kelulusan

Salah satu indikator utama pembangunan pendidikan adalah angka kelulusan.


Perkembangan angka kelulusan 5 (Lima) tahun terakhir dari tahun 2013 hingga tahun 2017
telah mencapai 100 persen. Hal menunjukkan bahwa kualitas pembangunan pendidikan juga
meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan Angka kelulusan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2017 sebagai berikut :

Tabel 2.37 Capaian Angka Kelulusan Sekolah Dasar sampai dengan


Sekolah Menengah Atas di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017

TAHUN SD (persen) SMP (persen) SMA (persen) SMK (persen)


2013 100 97,99 97,90 99,43
2014 100 99,89 98,11 99,21
2015 100 100 99,01 99,30
2016 100 100 100 100
2017 100 100 100 100
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2013-2017

g. Angka Melanjutkan Sekolah

Perkembangan Angka Melanjutkan Sekolah di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013


sampai dengan tahun 2017 adalah sebagai berikut :

II-34
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.38 Capaian Angka Melanjutkan (AM) Sekolah Dasar hingga
Menengah Atas di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017/2018
Indikator 2017/2018
Lulusan SD 54.946
Siswa Baru SMP 42.976
Angka Melanjutkan (persen) 78,21
Lulusan SMP 40.906
Siswa Baru SMA/SMK 41.752
Angka Melanjutkan (persen) 102,07
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, PDSPK Tahun 2018

h. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Pendidikan adalah semua sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas
pembelajaran. Kondisi Bangunan Sekolah di Sulawesi Tenggara digambarkan pada tabel di
bawah ini :

Tabel 2.39 Fasilitas Pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-


2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase Ruang Kelas Baik Terhadap Ruang Kelas (SD) 78,46 22,67 23,40 23,67 23,72
Persentase Ruang Kelas Baik Terhadap Ruang Kelas (SMP) 62,73 22,75 22,59 25,18 26,42
Persentase Ruang Kelas Baik Terhadap Ruang Kelas (SMA) 84,10 47,44 46,61 41,73 39,55
Persentase Ruang Kelas Baik Terhadap Ruang Kelas (SMK) 85,27 39,00 41,44 40,73 43,29
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, PDSPK Tahun 2018

Tabel 2.40 Tabel Sarana dan Prasarana Pendidikan Kabupaten/Kota


Se Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018
SARANA DAN PRASARANA
No Kab/Kota SMA SMK SLB
Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak
Baik Baik Baik
Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat
1 Bombana 96 121 23 17 77 36 3 2 0 8 0 0
2 Buton 114 151 17 15 18 54 6 11 3 0 0 0
3 Buton Selatan 107 75 31 16 21 16 7 2 0 0 0 0
4 Buton Tengah 137 87 13 16 55 23 6 1 0 0 0 0
5 Buton Utara 33 99 9 9 48 27 2 1 2 6 0 0
6 Kolaka 196 42 19 20 173 66 10 10 0 0 0 0
7 Kolaka Timur 49 105 16 17 31 82 3 3 4 49 3 21
8 Kolaka Utara 35 71 22 21 30 82 3 4 0 1 2 3
9 Konawe 178 165 34 49 69 81 0 11 0 0 0 0
10 Konawe Kep. 14 25 11 14 32 3 0 0 0 49 15 1
11 Konawe Selatan 165 182 45 33 51 73 5 8 15 7 0 0
12 Konawe Utara 28 103 13 9 1 35 6 1 11 0 0 0
13 Muna 301 209 44 59 62 156 15 26 75 62 48 41
14 Muna Barat 89 56 8 21 23 38 6 16 26 9 0 3
15 Wakatobi 74 145 16 35 42 16 2 0 0 12 0 0
16 Baubau 91 160 18 18 66 108 13 13 7 35 0 18
17 Kendari 141 324 34 55 179 191 9 3 27 37 4 15
Sulawesi Tenggara 1.848 2.120 339 424 978 1.087 96 112 170 275 72 102
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2019

i. Rasio guru/murid

Pada tabel berikut ini diperlihatkan rasio antara guru dan murid dari tingkat SD
sampai ke tingkat SMA/sederajat sejak tahun 2013 hingga tahun 2017.

II-35
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.41 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah

No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


1. Jumlah Guru 8.467 8.286 8.835 6.669 10.237
2. Jumlah Murid 92.594 90.302 105.802 86.553 122.306
3. Rasio 10.94 10.90 11.97 12.98 11.94
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2017 (diolah)

Tabel 2.42 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan TK, SD dan SLTP
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
TK SD SLTP
Kab/
No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kota Rasio Rasio Rasio
Guru Murid Guru Murid Guru Murid
1. Buton 123 2.586 38.20 1.296 14.735 11.37 675 6.355 9.41
2. Muna 298 5.489 21.02 2.263 28.892 12.77 1.044 13.405 12.84
3. Konawe 343 4.678 31.82 2.572 29.904 11.63 919 11.564 12.58
4. Kolaka 259 4.344 30.35 2.451 26.124 10.66 736 9.575 13.01
5. Konawe Selatan 231 4.188 47.38 2.840 35.418 12.47 1.026 15.850 15.45
6. Bombana 90 3.438 16.77 1.573 18.658 11.86 627 6.723 10.72
7. Wakatobi 100 2.249 19.67 1.096 11.728 10.7 561 5.288 9.43
8. Kolaka Utara 92 3.478 37.80 1.176 14.483 12.32 442 4.989 11.29
9. Buton Utara 40 1.895 13.64 679 8.235 12.13 350 4.133 11.81
10. Konawe Utara 67 651 7.52 753 8.307 11.03 331 3.674 11.1
11. Kota Kendari 110 2.164 18.13 1.441 13.499 9.37 465 5.322 11.45
12. Kota Baubau 33 248 9.72 406 4.270 10.52 164 1.956 11.93
13. Kolaka Timur 106 1.734 18.42 860 10.748 12.5 425 4.991 11.74
14. Konawe Kep 92 2.792 16.36 859 13.932 16.22 444 5.208 11.73
Jumlah 72 2.291 22.49 722 12.394 17.17 475 5.355 11.27
Sumber: BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.43 Guru PNS dan Non PNS Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018
STATUS KEPEGAWAIAN
Kab/ SD SMP SMA SMK SLB
No
Kota PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non
PNS PNS PNS PNS PNS
1 Bombana 855 814 410 148 245 173 108 88 3 0
2 Buton 770 525 391 325 230 271 65 85 1 7
3 Buton Selatan 398 393 233 128 149 203 26 52 0 0
4 Buton Tengah 424 480 205 115 128 206 24 88 0 0
5 Buton Utara 560 127 258 126 161 73 51 38 1 7
6 Kolaka 1.170 1.216 448 339 258 119 228 166 13 63
7 Kolaka Timur 599 819 219 139 119 166 76 109 1 10
8 Kolaka Utara 749 468 293 204 165 66 89 84 0 0
9 Konawe 1.322 1.409 632 376 388 374 83 137 21 32
10 Konawe Kepulauan 226 192 87 70 48 56 22 23 0 0
11 Konawe Selatan 1.568 1.230 699 368 327 314 73 91 13 20
12 Konawe Utara 432 387 197 72 145 55 16 35 2 7
13 Muna 1.387 969 806 201 534 372 202 184 69 151
14 Muna Barat 445 438 262 63 138 144 45 93 12 22
15 Wakatobi 847 289 345 93 251 134 27 29 2 4
16 Baubau 764 423 616 176 384 113 262 96 12 40
17 Kendari 1.283 873 947 163 706 161 413 241 15 58
Sulawesi Tenggara 13.799 11.052 7.048 3.106 4.376 3.000 1.810 1.639 165 421
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2019

II-36
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.44 Data Sertifikasi Guru SMA, SMK dan SLB Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018
JENJANG
No Kab/Kota SMA SMK SLB
Jumlah Jumlah Jumlah
1. Bombana 200 90 1
2. Buton 176 54 0
3. Buton Selatan 131 24 0
4. Buton Tengah 117 22 0
5. Buton Utara 113 35 1
6. Kolaka 213 185 7
7. Kolaka Timur 92 75 1
8. Kolaka Utara 138 75 0
9. Konawe 372 74 15
10. Konawe Kepulauan 17 15 0
11. Konawe Selatan 248 48 5
12. Konawe Utara 115 9 0
13. Muna 459 179 59
14. Muna Barat 139 50 11
15. Wakatobi 181 18 3
16. Baubau 347 211 13
17. Kendari 567 346 16
Sulawesi Tenggara 3.625 1.510 132
JUMLAH 5.267
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2019

J. SPM Pendidikan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 dan Permendagri Nomor


100 Tahun 2018 yang mengatur tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM), menyatakan
bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya dibidang pendidikan berwenang
terhadap penyelenggaraan SPM Pendidikan Menengah dan Pendidikan khusus/layanan khusus,
hal ini juga diperkuat dengan adanya Permendikbud Nomor 32 Tahun 2018 yang juga mengatur
tentang SPM khususnya SPM bidang Pendidikan.

Tabel 2.45 Capaian SPM Bidang Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2013-2018
Jenis Capaian Kinerja
No Pelayanan Indikator Pencapaian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Dasar
1. Pendidikan Jumlah warga negara usia 16-18
Menengah tahun yang beraprtisipasi dalam 95.580 92.597 93.881 100.418 96.823 97.345
pendidikan menengah
2. Pendidikan Jumlah warga negara usia 4-18
Khusus tahun yang termasuk dalam
penduduk dissabilitas yang 349 1.157 966 1048 452 1783
berpartisipasi dalam pendidikan
khusus
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa
pendidikan menengah dari tahun ke tahun. Demikian juga pada jumlah penduduk yang terserap
pada satuan pendidikan khusus/layanan khusus. Hal tersebut berimplikasi pada peningkatan
APK dan APM yang menunjukkan makin meningkatnya animo masyarakat untuk melanjutkan
pendidikan sampai dengan tahun 2018, angka putus sekolah pada kedua jenjang pendidikan
tersebut cukup tinggi yang disebabkan oleh faktor sosial, ekonomi dan kondisi geografis yang
sulit, masalah dalam pencapaian SPM pendidikan adalah sebagai berikut : masih kurangnya
sarpras pendidikan di daerah 3T, masih rendahnya kualitas sarpras pendidikan khususnya
pendidikan khusus/layanan khusus, kurangnya kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga
kependidikan.

II-37
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.1.2. Urusan Kesehatan

a. Perkembangan Fasilitas Kesehatan


Perkembangan fasilitas kesehatan di Sulawesi Tenggara semakin meningkat dari tahun
ke tahun, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Hal tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap tingkat derajat kesehatan masyarakat. Secara rinci perkembangan pembangunan
fasilitas kesehatan di Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut :

Tabel 2.46 Fasilitas Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017


Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Puskesmas dan Jaringannya
- Puskesmas Perawatan 79 79 94 91 93
- Puskesmas Non Perawatan 185 190 187 189 186
- Puskesmas Keliling 178 198 25 141 132
- Puskesmas Pembantu 465 450 61 372 437
Rumah Sakit
- Rumah Sakit Umum 25 32 28 29 29
- Rumah Sakit Jiwa 1 1 1 1 1
- Polindes & Poskesdes 940 892 1.017 1.017 1.157
- Posyandu 3.016 3.066 3.144 3.178 3.182
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

1) Puskesmas
Jumlah Puskesmas selama lima tahun terakhir terus meningkat, yaitu sebanyak 264 unit
pada tahun 2013, lalu meningkat menjadi 279 unit pada tahun 2017, sebelumnya di tahun
2016 terdapat 280 Puskesmas namun salah satu puskesmas rawat inap di Kabupaten Kolaka
Timur ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe D. Jumlah Puskesmas non rawat inap
cenderung berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Puskesmas non rawat inap pada
tahun 2016 sebanyak 389 menurun menjadi 386 pada tahun 2017, hal ini seiring dengan
peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap yang semula pada tahun 2016
sejumlah 91 unit dan meningkat pada tahun 2017 sejumlah 93 unit.
Periode tahun 2013-2017 dari 279 puskesmas dan yang terakreditasi sejumlah 274
Puskesmas, masih ada 5 puskesmas yang belum memiliki nomor registrasi puskesmas
namun sementara dalam pengurusan.
Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah terpenuhi
namun untuk wilayah Sulawesi Tenggara yang luas wilayahnya sehingga jumlah
penduduknya tersebar dan tidak merata didukung juga dengan kondisi geografis yang sulit,
sehingga Rasio puskesmas digunakan berdasarkan kecamatan yaitu setiap 1 kecamatan
memiliki minimal 1 puskesmas. Maka jika dibandingkan jumlah puskesmas yaitu 279
puskesmas terhadap jumlah kecamatan yaitu 216 kecamatan maka diperoleh rasio 1,3
artinya setiap kecamatan memiliki 1 atau 2 puskesmas.
2) Rumah Sakit
Rumah sakit di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2013 jumlah rumah sakit sebanyak 25 unit dan meningkat menjadi 32 unit tahun
2014, namun terjadi penurunan pada tahun 2015 dan meningkat tahun 2016 sejumlah 29
unit dan tetap jumlahnya pada tahun 2017.
Untuk mengetahui ketersediaan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, dilakukan dengan menghitung rasio ketersediaan tempat tidur dengan
jumlah penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit periode tahun 2013-2017 mengalami
peningkatan bila tahun 2013 terdapat 1.948 TT (tempat tidur), tahun 2017 meningkat
menjadi 2.946 TT. Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi
Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 menunjukkan adanya peningkatan, sejak tahun
2013 rasio TT RS terhadap penduduk dapat dikatakan sudah mencukupi bahkan telah

II-38
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
melewati standar yang telah ditentukan. Standar TT terhadap jumlah penduduk yaitu 1 :
1500 penduduk. Dimana standar tersebut dibutuhkan minimal 1.758 TT, sedangkan
ketersediaan TT dengan jumlah 2.946 TT, jadi dapat dikatakan telah melewati standar.
Penggunaan TT ditingkat rumah sakit, pemanfaatannya belum efektif dikarenakan berbagai
faktor, diantaranya belum merata distribusi jumlah TT rumah sakit di Kabupaten/Kota.
3) Poskesdes dan Polindes
Periode tahun 2013-2017 poskesdes dan polindes di Sulawesi Tenggara rata-rata mengalami
kenaikkan sejak tahun 2015 dan pada tahun 2017 poskesdes dan polindes berjumlah 1.157
unit yang terdistribusi di 17 kabupaten/kota.
Poskesdes adalah singkatan dari pos kesehatan desa, dimana lembaga ini adalah upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat yang berfungsi sebagai wadah bagi kesehatan
masyarakat desa. Poskesdes siap melayani segala keluhan masyarakat mengenai kesehatan
desa sebelum penanganan lebih lanjut ke puskesmas lalu ke rumah sakit.
Poskesdes berperan penting terhadap tingkat kesadaran masyarakat mengenai kesehatan
yang mana untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan
kegawatdaruratan secara mandiri. Persediaan obat yang ada di poskesdes itu didatangkan
dari puskesmas terdekat. Biasanya obat-obat tersebut didatangkan setiap 3 bulan sekali.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah wujud upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah
masyarakat desa dalam rangka :
a) Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat desa.
b) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap penyakit dan
masalah-masalah kesehatan.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri dalam bidang
kesehatan.
d) Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat desa dan
tenaga kesehatan.
e) Meningkatkan dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggung jawab
terhadap kesehatan masyarakat desa ditandai dengan terbentuknya Ambulans Siaga,
Donor Siaga dan Dana Sehat.
Sebaran Poskesdes dan Polindes di kabupaten/kota bila dikompilasi dengan persentase desa
siaga aktif di kabupaten/kota bahwa jumlah UKBM di satu kabupaten/kota tidak selalu
paralel dengan kenaikkan persentase desa siaga aktif, dari 4 kabupaten/kota dengan jumlah
UKBM tertinggi, hanya Kolaka Utara yang capaian desa siaga aktifnya mencapai 100 persen.
Aplikasi di lapangan baik itu Polindes maupun Poskesdes fungsinya sudah diintegrasikan
sehingga tidak ada perbedaan peran dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Pengembangan Desa Siaga di Provinsi Sulawesi Tenggara pada periode tahun 2013-2017
telah dilaksanakan melalui dukungan dana APBD dan APBN serta dana bantuan sosial
untuk operasional desa siaga dan pos kesehatan desa, untuk 372 Desa/Kelurahan di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Tahun 2017 sudah 1.750 desa dan kelurahan menjadi Desa Siaga dengan jumlah forum
kesehatan desa yang terbentuk sebanyak 1.750 Desa di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sedangkan sarana pelayanan kesehatan desa telah terbentuk 869 Pos Kesehatan Desa dan
Polindes 288 unit, baik yang dikembangkan melalui APBD, APBN, dan lembaga swadaya
masyarakat.
4) Posyandu
Periode tahun 2013-2017 pembangunan posyandu di Sulawesi Tenggara cenderung
meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2017 sejumlah 3.182 posyandu. Hal ini sejalan
dengan pemekaran baik itu pemekaran kabupaten, kecamatan dan desa.

II-39
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Rasio posyandu dalam kurun waktu 5 tahun periode tahun 2013-2015 dengan rasio
posyandu terhadap desa/kelurahan mencapai 1,38 atau terdapat 1–2 posyandu setiap
desa/kelurahan. Aktifnya sebuah posyandu menunjukkan partisipasi masyarakat dalam
upaya kesehatan. Rasio posyandu per 100 balita di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-
2017 menunjukkan bahwa setiap posyandu dapat memberikan pelayanan lebih minimal 100
balita atau lebih, dengan angka rasio tahun 2013 sejumlah 1,00, tahun 2014 sejumlah 1,15,
tahun 2015 sejumlah 1,06, tahun 2016 sejumlah 1,08 dan tahun 2017 sejumlah 1,06
sehingga capaian belum tercapai karena idealnya 1 posyandu melayani 80 balita.
b. Cakupan Penyediaan Tenaga Kesehatan
Dalam mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di daerah salah satunya dengan
melihat jumlah tenaga kesehatan. Berikut ini gambaran ketersediaan tenaga kesehatan menurut
kabupaten/kota lebih rinci dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.47 Cakupan Penyediaan Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2013-2017

No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


1. Dokter Spesialis 99 125 136 171 223
Rasio 4 5 5,60 7,09 9,24
2. Dokter Umum 421 418 436 430 423
Rasio 18 17 18,7 17,82 17,53
3 Dokter Gigi 181 160 173 175 161
Rasio 8 7 7,17 7,25 6,67
4 Perawat 3512 4089 3811 4197 4324
Rasio 149 156 150,3 166 179,23
5 Bidan 3045 3152 3260 2603 3152
Rasio 260 263 271,6 144 262,6
6 Farmasi 640 691 724 601 641
Rasio 16 29 30,01 24,91 26,07
7 Ahli Gizi 586 857 791 602 639
Rasio 25 34 32,79 24,95 26,5
8 Tenaga Farmasi 2150 2364 496 386 355
Rasio 20 21 20,56 16 14,7
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.48 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016
Tenaga
Tenaga Tenaga Tenaga
Tenaga Medis Kesehatan
No. Kabupaten/ Kota Keperawatan Kebidanan Kefarmasian
lainnya
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016
1. Buton 41 41 129 213 199 151 15 18 70 41
2. Muna 45 52 290 290 186 190 23 22 149 10
3. Konawe 59 86 263 555 354 318 23 47 158 151
4. Kolaka 61 74 337 335 178 115 45 45 104 10
5. Konawe Selatan 45 44 228 384 362 361 21 31 133 -
6. Bombana 54 41 195 130 187 170 37 36 84 12
7. Wakatobi 29 14 254 181 179 76 28 18 82 7
8. Kolaka Utara 39 48 248 252 211 306 36 54 108 21
9. Buton Utara 19 18 168 156 115 108 15 15 52 -
10. Konawe Utara 35 10 165 76 214 153 20 - 81 -
11. Kolaka Timur 3 29 45 100 73 130 2 12 13 24
12. Konawe Kepulauan 7 5 64 78 88 98 5 7 25 -
13. Muna Barat 6 3 57 43 30 74 3 2 20 -
14. Buton Tengah 34 5 78 73 209 83 6 2 37 -
15. Buton Selatan 4 16 34 55 61 83 1 13 27 3
16. Kendari 185 226 916 988 386 424 135 151 369 79
17. Baubau 69 110 302 387 143 121 34 49 122 56
Sulawesi Tenggara 735 822 3.775 4.296 3.175 2 961 449 522 1.634 414
Sumber :BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

II-40
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sumber Daya Manusia Kesehatan sangat berperan penting dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, menjelaskan pengertian tenaga kesehatan yaitu setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pemenuhan tenaga kesehatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013 sampai tahun 2017 cukup berfluktuatif. Untuk
dokter spesialis selain keberadaan dokter spesilais PNS, juga didukung dokter spesialis melalui
program Wajib Kerja Dokter Spesialis dari Kementerian Kesehatan R.I yang ditempatkan di
Rumah Sakit kabupaten namun bersifat temporary, serta dokter spesialis yang dikontrak oleh
pemerintah kabupaten. Diharapkan peningkatan jumlah dokter spesialis di Provinsi Sulawesi
Tenggara dapat dilakukan dengan menyekolahkan dokter umum yang sudah PNS ke jenjang
spesialis oleh pemerintah provinsi dan kabupaten sehingga setelah mereka selesai dapat
kembali ke daerah masing-masing untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Untuk dokter umum dan dokter gigi sampai dengan tahun 2017 juga berfluktuasi, baik
dokter yang PNS dan PTT. Adanya dokter umum dan dokter gigi dengan status PTT sampai
masa kontrak 2 tahun akan mempengaruhi keberadaannya khususnya di Puskesmas.
Keberadaan Fakultas Kedokteran untuk dokter umum di Universitas Halu Oleo diharapkan
dapat mencetak alumni-alumni kedokteran yang berkualitas dan dapat diangkat menjadi PNS
serta bersedia ditugaskan Puskesmas seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Sementara
itu peralatan kesehatan yang berhubungan dengan tugas dokter gigi belum memadai di
Puskesmas apalagi di daerah terpencil. Disamping itu belum adanya fakultas kedokteran gigi di
Universitas Provinsi ini juga merupakan Pekerjaan Rumah yang perlu dipikirkan bersama
antara pemerintah provinsi dan pihak universitas khususnya Universitas Halu Oleo agar ke
depannya dibuka Fakultas Kedokteran gigi untuk mengakomodir tenaga dokter gigi.
Pemenuhan jenis tenaga bidan, nutrisionis dan perawat di Provinsi Sulawesi Tenggara
sampai tahun 2017 juga mengalami peningkatan, selain yang berstatus PNS termasuk PNS dari
alumni Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk program gizi, kebidanan dan keperawatan
dikabupaten/kota, juga didukung dengan adanya program PTT khususnya untuk bidan,
selanjutanya Program Nusantara Sehat dan Penugasan Khusus untuk bidan, perawat,
nutrisionis.
Tenaga farmasi/apotker dan asisten apoteker jug berfluktuatif dari sampai tahun 2017,
banyaknya asisten apoteker beberapa tahun terakhir ini, salah satunya karena didukung oleh
Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Khususnya Akdemi farmasi yang berada di Kendari,
selain alumni dari luar provinsi Sulawesi Tenggara yang penempatan CPNS di daerah ini. jenis
tenaga ini juga masuk dalam analisis kebutuhan rencana kebutuhan untuk Program Nusantara
sehat dan penugasan khusus dari pemerintah pusat yang akan ditempatkan di Puskesmas
khususnya daerah terpencil. Namun demikian tantangan yang dialami, khususnya untuk status
PNS, masih belum meratanya pendistribusian tenaga asisten apoteker di Puskesmas di seluruh
kabupaten, masih ada Puskesmas yang tidak ada tenaga apoteker dan asisten apoteker padahal
kalau dilihat dari rasionya, untuk tenaga asisten apoteker sudah melebihi target. Diharapkan
pihak pemerintah kabupaten khususnya dinas kesehatan dapat mengoptimalkan Standar
Ketenagaan Minimal tenaga asisten apoteker sehingga pendistribusiannya dapat lebih merata
lagi.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka mengukur keberhasilan capaian pelayanan kesehatan ada beberapa
indikator yang digunakan yang meliputi indikator pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, pebaikan gizi, Pengendalian Penyakit, Pelayanan kesehatan masyarakat miskin,
dan pemberdayaan masyarakat.

II-41
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.49 Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara

No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


1. Cakupan Penemuan dan Penanganan BTA Positif (persen) 91,61 92,29 87,15 88,40 93,85
2. Cakupan Desa UCI 60,59 85,37 82,38 82,87 85,92
3. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap 86,02 91,56 87,23 95,43 95,73
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 75,54 81,41 80,50 73,96 73,87
5. Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Kompeten 81,95 85,81 85,19 80,85 83,02
6. Penanganan Kasus Gizi Buruk 100 100 100 100 100
Cakupan Masyarakat Miskin yang Mendapat Pelayanan
7. 100 100 100 100 100
Kesehatan Dasar
Cakupan Masyarakat Miskin yang Mendapat Pelayanan
8. 100 100 100 100 100
Kesehatan Rujukan
9. Cakupan Ketersediaan Obat dan Vaksin 100 98,47 98,65 98,69 98,78
10. Cakupan Rumah Tangga dengan PHBS 49,75 49,80 44,75 52,12 48,77
Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Terhadap Air
11. 55,52 31,94 42,23 79,09 54,87
Minum Berkualitas
Angka Kesakitan : Menurunnya Kasus Malaria per 1000
12. 0,69 0,50 0,44 0,46 0,41
Penduduk
Angka Kesakitan: Prevalensi HIV pada Populasi Dewasa
13. 0,03 0,04 0,05 0,06 0,08
(15-49 Thn) (persen)
Angka Kesakitan : Angka Kesakitan DBD Per 100.000
14. 49.48 35,56 64.69 132,45 35.68
Penduduk
Angka Kesakitan : Prevalensi Tubercolosis per 100.000
15. 188,38 174,22 148,82 150,59 136,12
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

1) Cakupan penanganan Tubercolosis (TB)


Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus TB di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun
sudah cukup baik. Pada tahun 2014 proporsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai 90 persen
sementara pada tahun 2015 capaian rata-rata dari kab/kota sebesar 89 persen. Meskipun
terlihat mengalami penurunan tapi secara umum hasil tersebut masih cukup baik karena
sudah diatas target minimal nasional yang ditetapkan sebesar 65 persen.
Distribusi menurut kabupaten/kota kasus TB paru di Sulawesi Tenggara tahun 2014
menunjukkan kasus tertinggi TB paru BTA positif terjadi di Kabupaten Muna sebanyak 829
kasus dari 279.928 penduduk dengan insidensi sebesar 296 per 100.000 penduduk
Kabupaten Konawe sebanyak 607 kasus dari 223.727 penduduk dengan insidensi sebesar
271 per 100.000 penduduk, Kota Kendari sebanyak 551 kasus dari 335.889 penduduk
dengan insidensi sebesar 164 per 100.000 penduduk dan yang terendah terdapat di
Kabupaten Buton Utara sebanyak 30 kasus dari 58.918 penduduk dengan insidensi sebesar
51 per 100.000 penduduk.
Cakupan penemuan dan penanganan BTA positif periode tahun 2013-2017 di Sulawesi
Tenggara trendnya mengalami peningkatan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2015
secara drastis dari tahun 2014 sejumlah 92,29 persen menjadi 87,15 persen dan
meningkat di tahun 2016 dan 2017 sejumlah 88,4 persen dan 93,85 persen, dapat dilihat
pada tabel di atas.
Menurut World Health Organization (WHO) Tuberculosis atau TB merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang pada umumnya
mempengaruhi paru-paru. Tuberculosis (TB) merupakan masalah utama kesehatan global
sebagai penyebab utama kematian pada jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia setelah
HIV. Tuberculosis lebih dikenal dengan TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet
orang yang telah terinfeksi basil Tuberculosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh
tuberculosis dapat diukur dengan case notification rate (CNR) dan prevalensi
(didefenisikan sebagai jumlah kasus tuberculosis pada suatu titik waktu tertentu) dan
mortalitas/kematian (didefenisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberculosis dalam
jangka waktu tertentu).

II-42
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 ditemukan 2.587 kasus baru BTA positif (BTA+)
menurun dibandingkan tahun 2016 dengan 3.105 kasus. Tidak seperti trend yang terjadi
pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru tertinggi yang dilaporkan pada tahun
2017 berasal dari 5 kabupaten/kota, yaitu : Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kabupaten
Kolaka, Kota Baubau dan Kabupaten Bombana. Jumlah kasus baru di 5 kabupaten/kota
tersebut mencapai > 50persen dari seluruh kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan jenis kelamin seperti tahun sebelumnya, rata-rata kasus baru BTA+ pada laki-
laki lebih tinggi daripada perempuan dengan 59 persen berbanding 41 persen, proporsi
tersebut terjadi hampir di semua kabupaten/kota.
Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus TB mengambarkan prioritas penemuan
pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB paru yang diobati. Dalam usaha
mengeliminir kasus TB paru, angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65 persen.
Apabila proporsi pasien baru BTA+ dibawah 65 persen maka itu menunjukkan mutu
diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang
baru menular (pasien BTA+). Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus TB di Sulawesi
Tenggara dari tahun ke tahun sudah cukup baik. Pada tahun 2015 proporsi Sulawesi
Tenggara sudah mencapai 89 persen tahun 2016 mencapai 79,55 persen dan tahun 2017
capaian rata-rata dari kabupaten/kota menurun menjadi 72,06 persen. Meskipun
mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir secara umum hal tersebut masih cukup
baik karena masih berada diatas target minimal Nasional yang ditetapkan sebesar 65
persen.
Dalam kasus TB anak, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun, jumlah kasus TB yang
ditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 1 persen dari seluruh kasus TB (tahun 2014 : 2
persen) meskipun proporsi tersebut tampak kecil, tapi masih berada di proporsi nasional
tahun 2015 yang hanya sebesar 0,7 persen. Bahwa jumlah kasus TB terjadi rata-rata
dijumlah penduduknya besar/padat. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian kasus baru
BTA+ di Sulawesi Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah, tapi lebih bisa
dibandingkan dengan jumlah penduduk besar kecil bersifat konstan. Ini berarti pula bahwa
proporsi kasus BTA+ di masyarakat relatif konstan di semua kabupaten/kota.
Proporsi pasien baru BTA (+) dari semua kasus TB proporsi pasien baru BTA+ dari semua
kasus TB menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh
pasien TB baru yang diobati. Dalam usaha mengeliminir kasus baru, angka ini diharapkan
tidak lebih rendah dari 65 persen. Apabila proporsi pasien baru BTA+ dibawah 65 persen
maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas
untuk menemukan pasien yang menular (Pasien BTA+)
2) Cakupan Desa Universal Child Immunization (UCI)
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit
menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. UCI adalah
gambaran suatu desa/kelurahan dimana > 80 persen dari jumlah bayi (0-11) bulan yang
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada
sekelompok bayi. Bila desa UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti
dalam wilayah tersebut menggambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Cakupan UCI di Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 rata-rata cenderung naik dan
meningkat tajam pada tahun 2014 cakupan UCI sejumlah 85,37 persen turun 0,01 pada
tahun 2015 atau sejumlah 82,38 persen dan terus naik di tahun 2016 dan 2017 sejumlah
82,87 persen dan 85,92 persen. Hasil ini dapat dikatakan cukup baik, namun masih perlu
terus ditingkatkan agar dapat mencakup seluruh desa/kelurahan di Sulawesi Tenggara.
Secara detail dapat dilihat pada tabel di atas.

II-43
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit
menular, yaitu bayi anak usia sekolah wanita usia subur dan ibu hamil.
UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana > 80 persen dari jumlah bayi (0-11)
bulan yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Pencapaian UCI
pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada kelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd Immunity)
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Berdasarkan target renstra Kementerian Kesehatan tahun 2017, persentase desa UCI
Sulawesi Tenggara belum mencapai target dimaksud karena baru mencapai 85,92 persen
lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 82,87 persen. Meskipun secara rata-rata
provinsi belum mencapai target tapi setidanya ada 2 Kabupaten yang telah mencapai
target, yaitu : Kabupaten Buton dan Kota Kendari. Rendahnya cakupan desa/kelurahan UCI
disebabkan sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari puskesmas, kondisi
wilayah yang sulit sehingga pada kondisi tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap, faktor lainnya adalah keyakinan tertentu dan budaya setempat
yang skeptis terhadap program imunisasi pada bayi.
3) Cakupan Kunjungan Neonatal lengkap (KN lengkap)
Dewasa ini kematian bayi sebagian besar terjadi pada usia kurang dari satu bulan. Upaya
yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan
kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai dengan standar pelayanan dan
perawatan bayi baru lahir.
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), dijelaskan bahwa neonatal adalah jabang bayi
baru lahir hingga berumur empat minggu. Neonatus adalah fase awal ketika seorang
manusia lahir ke bumi (Krisyanasari, 2010).
Cakupan Pemeriksaan Neonatal adalah persentase neonatal yang mendapatkan pelayanan
kesehatan minimal 2 kali yang digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan
terhadap bayi umur kurang 1 bulan.
Cakupan pemeriksaan neonatal dengan indikator kunjungan neonatus pertama (KN1)
dengan sasaran bayi umur 0-7 hari dan KN2 dengan sasaran bayi umur 8-28 hari. Ini
digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Tahun
2013 cakupan neonatus sebesar 86,02, tahun 2014 sebesar 91,56 persen, tahun 2015
mengalami penurunan atau sejumlah 87,23 persen dan mengalami kenaikan pada tahun
2016 sejumlah 95,43 persen dan 2017 sejumlah 95,73 persen.
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 (dua) kali
untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan desa, polindes dan kunjungan rumah)
dengan ketentuan :
a) Kunjungan pertama, hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir)
b) Kunjungan kedua kali pada hari kedelapan sampai dengan hari kedua puluh delapan
(8 sampai 28 hari)
c) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan kunjungan neonatal.
Pada periode tahun 2013-2017 diketahui bahwa rata-rata cakupan kunjungan neonatal
lengkap yang tidak memenuhi target adalah Kabupaten Konawe, Kabupaten Wakatobi dan
Kabupaten Kolaka dengan capaian hanya sebesar < 80 persen pada tahun 2013; Kabupaten
Konawe Kepulauan sejumlah 64,8 persen, Kabupaten Konawe Utara sejumlah 78,17 persen
pada tahun 2014; Kabupaten Konawe Kepulauan 44,55 persen, Kabupaten Konawe Utara
72,26 persen dan Kabupaten Muna 74,80 persen pada tahun 2015; Kabupaten Konawe

II-44
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kepulauan 3,24 persen tahun 2016; dan Kabupaten Buton Utara 74,23 persen dan
Kabupaten Kolaka Timur 83,94 persen pada tahun 2017.
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) lengkap periode tahun 2013-2017 mengalami trend
naik dan turun atau berfluktuasi, jika diambil rata-rata dan dibandingkan dengan target
Renstra Kemenkes RI sudah mencapai target Renstra sebesar 84 persen. Pada tahun 2017
kabupaten kota yang belum mencapai target yaitu Buton Utara sejumlah 74,29 persen dan
Kabupaten Kolaka Timur sejumlah 83,94 persen jika dibandingkan dengan target renstra
84 persen. Trend cakupan kunjungan neonatal lengkap dapat dilihat pada tabel di atas.
4) Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentang usia
kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus
memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA).
d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi.
f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana).
i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
j) Tatalaksana kasus.
Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus
memenuhi frekuensi minimal ditiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar
waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini
komplikasi kehamilan.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan ditiap trisemester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2016 dan 2017, cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K4 pada tahun 2013-2015 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan sebesar 74 persen. Gambaran capaian kunjungan ibu hamil K4
pada periode tahun 2013-2017 dapat dilihat pada tabel di atas.
Gambar di atas juga menunjukkan terjadi penurunan cakupan K4, yaitu dari 80,5 persen
pada tahun 2015 menjadi 73,96 persen pada tahun 2016 dan 73,87 persen pada tahun
2017. Penurunan tersebut disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut :

II-45
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
a) Pemeriksaan antenatal sudah berdasarkan kualitas pelayanan 10T.
b) Mobilitas di daerah kabupaten tertentu yang tinggi, kabupaten Konawe Selatan dan
Konawe Utara
c) Kondisi geografis dan medan yang sulit membuat kurangnya akses bumil ke fasilitas
kesehatan
d) Penetapan sasaran ibu hamil yang terlalu tinggi di beberapa kabupaten/kota.
e) Ada budaya masyarakat pada saat menjelang persalinan pulang ke kampung halaman.
f) Pencatatan dan pelaporan masih belum optimal.
g) Kondisi politik di daerah yang membuat mutasi para kepala Puskesmas dan bidan
desa yang berganti.
Rata-rata periode tahun 2013-2017 kabupaten/kota yang belum mencapai target cakupan
K4, tiga kabupaten/kota paling terendah adalah sebagai berikut :
a) Pada tahun 2013, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Konawe
sejumlah 65,4 persen, Konawe Utara 65,5 persen dan Kolaka sejumlah 67,6 persen
b) Pada tahun 2014, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Konawe Utara
sejumlah 73 persen, Kolaka Utara 76,09 persen dan Konawe Kepulauan sejumlah
76,46 persen
c) Pada tahun 2015, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Konawe
Kepulauan sejumlah 56,73 persen, Buton Utara 66,69 persen dan Buton Selatan
sejumlah 76,24 persen
d) Pada tahun 2016, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Buton Selatan
sejumlah 54,50 persen, Buton Tengah 57,76 persen dan Buton Utara sejumlah 58,58
persen
e) Pada tahun 2017, kabupaten/kota yang belum mencapai target adalah Kolaka Timur
sejumlah 47,71 persen, Muna Barat 52,59 persen dan Buton Utara sejumlah 60,51
persen.
5) Cakupan persalinan tenaga kesehatan berkompoten
Salah satu penyebab tingginya AKI adalah masih rendahnya pemanfaatan persalinan
tenaga kesehatan. Kondisi geografis, persebaran penduduk, sosial budaya dan tingkat
pendidikan yang rendah merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya pemanfaatan
persalinan tenaga kesehatan oleh masyarat (Depkes, 2009). Riskesdas 2013 terhadap
cakupan persalinan tenaga kesehatan terlihat bahwa Sulawesi Tenggara adalah salah satu
provinsi di Indonesia yang cukup tinggi dalam pemanfaatan persalinan tenaga kesehatan.
Periode tahun 2013-2017 trend cakupan persalinan tenaga kesehatan kompoten
berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2013 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
mencapai 81,95 persen dan naik pada tahun 2014 sejumlah 85,81 persen, turun di tahun
2015 dan 2016 sejumlah 85,19 persen dan 80,85 persen, tahun 2017 naik menjadi 83,02
persen.
Dari 17 kabupaten/kota yang ada, 3 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target yakni
Kabupaten Buton Tengah sejumlah 61,75 persen, Konawe Kepulauan sejumlah 66,74
persen dan Kabupaten Konawe Selatan 71,6 persen pada tahun 2016. Hal ini dikarenakan
masih tingginya kepercayaan masyarakat setempat terhadap dukun dan juga tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah khususnya ibu hamil, merujuk data profil periode
tahun 2013-2017 rata-rata masih melahirkan di dukun kisaran 6-12 persen. Rata-rata
penempatan bidan desa tidak semua bidan menetap di desa, namun mereka bergiliran
piket di Puskesmas setiap hari.
Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Sulawesi Tenggara dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan ibu yaitu, meningkatkan peran bidan desa melalui peningkatan
keterampilan, fasilitas dan peralatan serta melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Selain itu juga dilakukan adanya alokasi anggaran penambahan peserta Jamkesda yang
diintegrasikan ke BPJS sejumlah 38.000 jiwa masyarakat miskin pada tahun 2017 dengan
jaminan adanya pembebasan biaya persalinan tenaga kesehatan bagi warga tidak mampu
akan tetapi hal ini masih terkendala karena belum semua masyarakat miskin di wilayah

II-46
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kabupaten/Kota memiliki kartu BPJS. Secara teori pemanfaatan pelayanan kesehatan
adalah suatu fenomena perilaku yang kompleks yang merupakan perpaduan antara
karakteristik individu, perilaku serta ketersediaan dan keterjangkauan (Anderson, 1995).
6) Penanganan Kasus Gizi Buruk
Faktor utama terjadinya gizi buruk di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh permasalahan
ekonomi atau kemiskinan, hal tersebut sangat berkorelasi mengingat makin tinggi angka
kemiskinan yang tercermin dari rendahnya tingkat pendapatan, makin tinggi pula potensi
terjadinya balita gizi buruk. Penyebab lain terjadinya balita gizi buruk adalah pola asuh
anak yang salah serta akibat penyakit terutama infeksi. Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara selama ini memberikan perhatian serius terhadap penanganan kasus gizi buruk
dengan menjadikan posyandu sebagai ujung tombak dalam melakukan pelayanan. Melalui
posyandu, kita bisa memberikan pelayanan terhadap ibu hamil agar intens memeriksakan
kehamilan, memberikan makanan tambahan ibu hamil, pemberian unsur zat besi pada ibu
hamil, hingga pada paska kelahiran anaknya dengan cara memberikan pengetahuan
tentang pemberian asupan gizi yang cukup kepada anak. Penanganan gizi buruk di
Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2017 rata-rata setiap tahunnya mencapai target
100 persen.
7) Cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan dasar
Salah satu program Pemerintah yaitu program jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap
seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal secara efektif dan efisien. Diharapkan dapat menurunkan kasus-kasus kesehatan
bagi masyarakat miskin.
Jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sejumlah
1.106.343 jiwa, peserta Jamkesda sejumlah 100.770 jiwa, peserta Program Bahteramas
sejumlah 159.518 jiwa. Hal ini menunjukkan pemerintah sangat memperhatikan
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
Pelayanan kesehatan yang bertumpuh pada masyarakat miskin dan terjangkau yaitu
optimalisasi pemanfaatan pelayanan dasar atau pelayanan di tingkat puskesmas. Dari 279
Puskesmas di Sulawesi Tenggara, semua puskesmas aktif melakukan pelayanan kepada
masyarakat baik itu masyarakat miskin maupun masyarakat umum. Periode tahun 2013-
2017 cakupan pelayanan kesehatan trendnya bersifat tetap yaitu 100 persen.
8) Cakupan Masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan rujukan
Penerima manfaat pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dengan berbagai program
pemerintah, baik itu program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang dikenal
dengan program jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas (Program pemerintah
pusat) dan Jaminan kesehatan daerah (kabupaten) serta peserta PBP Bahteramas
(provinsi). Pelayanan kesehatan bukan saja pada level pelayanan dasar atau Puskesmas
namun juga pada tingkat lanjut atau rumah sakit diberikan pada masyarakat miskin
dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah rujukan pasien masyarakat
miskin disarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu. Cakupan
masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan di Sulawesi Tenggara
periode tahun 2013-2017 trendnya tetap yaitu rata-rata tiap tahun sejumlah 100 persen.
9) Cakupan ketersediaan obat dan vaksin
Dalam upaya peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan melalui
tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
dipelayanan kesehatan pemerintah, Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator
rencana strategis tahun 2015-2019 terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu
meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan

II-47
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Rumah Tangga (PKRT). Indikator tercapainya sasaran hasil tersebut pada tahun 2013-
2017 yaitu persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 80 persen-85
persen.
Pemantauan ketersediaan obat periode tahun 2013-2017 digunakan untuk mengetahui
kondisi tingkat ketersediaan obat di Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung
pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menentukan langkah-langkah kebijakan yang
akan diambil dimasa yang akan datang. Di era otonomi daerah, pengelolaan obat
merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan ke kabupaten/kota, kemudian
didistribusikan ke Puskesmas di tiap kabupaten/kota tersebut. Adanya data ketersediaan
obat di provinsi atau kabupaten/kota akan mempermudah penyusunan prioritas bantuan
maupun intervensi program dimasa yang akan datang.
Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Sulawesi Tenggara,
dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau ketersediaannya
merupakan obat indikator yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat yang
mendukung pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau adalah 20
item obat dan vaksin.
Berdasarkan data dan perhitungan yang dilakukan oleh Kefarmasian dan Alat Kesehatan
didapatkan bahwa 100 persen ketersediaan obat dan vaksin esensial di Puskesmas pada
tahun 2013 menurun di tahun 2014 sejumlah 98,47 persen dan cenderung naik di tahun
2015-2017 rata-rata 98,65 persen sampai 98,69 persen. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas telah mencapai target Renstra tahun
2016. Data dan informasi lebih rinci mengenai cakupan ketersediaan obat dan vaksin
periode 2013-2017 di Sulawesi tenggara dapat dilihat pada tabel di atas.
10) Cakupan PHBS di Rumah Tangga
Perilaku hidup masyarakat diukur dengan jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) yang dinilai berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Periode tahun
2013-2017 PHBS mengalami fluktuasi, pada tahun 2013 PHBS mencapai 49,75 persen,
tahun 2014 cakupan RT dengan PHBS 49,8 persen, tahun 2015 cakupan RT dengan PHBS
44,75 persen, tahun 2016 cakupan RT dengan PHBS 52,12 persen, tahun 2017 cakupan RT
dengan PHBS 48,77 persen dapat dilihat pada tabel di atas.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah
tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :
a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b) Memberi bayi ASI Eksklusif
c) Menimbang bayi dan balita
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f) Menggunakan jamban sehat
g) Memberantas jentik di rumah
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j) Tidak merokok di dalam rumah.
Indikator cakupan PHBS di RT, berdasarkan data profil Sulawesi Tenggara periode tahun
2013-2017 diketahui bahwa kabupaten/kota rata-rata per tahun yang tidak mencapai
target tiga kabupaten/kota terendah adalah tahun 2017 adalah pada tahun Kota Baubau
sejumlah 18,20 persen, Kabupaten Muna 26,39 persen dan Kabupaten Buton sejumlah
36,29 persen pada tahun 2013; tahun 2014 yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan sejumlah

II-48
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
8,42 persen, Kabupaten Buton 30,69 persen dan Kota Baubau sejumlah 36,63 persen;
tahun 2015 yaitu Kabupaten Konawe Selatan sejumlah 21,6 persen, Kabupaten Muna barat
25 persen dan Kabupaten Kolaka Timur sejumlah 27,27 persen; pada tahun 2016 yaitu
Kabupaten Konawe Selatan sejumlah 21,60 persen, Kabupaten Muna Barat 24,24 persen
dan Kabupaten Kolaka Timur sejumlah 32,47 persen; tahun 2017 yaitu Kabupaten
Kabupaten Konawe Selatan sejumlah 19,39 persen, Kabupaten Wakatobi 25,47 persen, dan
Kabupaten Bombana sejumlah 28,92 persen. Data tersebut menunjukkan Kabupaten
Konawe Selatan sejak tahun 2015-2017 merupakan kabupaten yang PHBSnya cukup
rendah dan akan mempengaruhi cakupan pelayanan kesehatan lainnya. Jadi tidak heran
jika permasalahan kesehatan banyak terjadi di Kabupaten Konawe Selatan. cakupan PHBS
di RT sangat sulit mencapai target dikarenakan perilaku masyarakat yang sangat sulit
diubah yaitu indikator PHBS adalah tidak merokok di dalam rumah.
11) Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas
air minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Penyelenggaraan air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan
atau individu melakukan penyelenggaraan air minum. Tidak semua air dapat diminum,
syarat-syarat kualitas air minum harus standar permenkes yang dimaksud.
Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi seperti
sumur gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa air (SGP), sumur bor dengan pompa
(SBP), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan
PDAM.
Periode tahun 2013-2017 di Sulawesi Tenggara, persentase penduduk yang memiliki akses
terhadap air minum yang berkualitas dengan trend berfluktuasi pada tahun 2013
mencapai 55,52 persen masyarakat mengakses air minum yang berkualitas namun pada
tahun 2014 terjadi penurunan sejumlah 31,94 persen dan naik pada tahun 2015 dan 2017
sejumlah 42,23 persen dan 79,09 persen namun terjadi penurunan pada tahun 2017
sebesar 54,87 persen dapat dilihat dapat dilihat pada tabel di atas.
Berdasarkan sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Sulawesi
Tenggara adalah PDAM sejumlah 25 persen dan sumur gali terlindung sejumlah 16 persen.
Hal ini menunjukkan akses air minum yang berkualitas berdasarkan sumbernya sudah
cukup layak. Adanya pemeriksaan kualitas air yang dilakukan di beberapa kabupaten
terhadap penyelenggaraan air minum, rata-rata air minum yang diperiksa sudah cukup
baik, dimana yang memenuhi syarat mencapai 83,40 persen.
12) Angka Kesakitan Kasus Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang baik dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan
pada semua kelompok umur.
Sulawesi tenggara periode tahun 2013-2017 dengan angka kesakitan malaria rata-rata per
tahun 0,41-0,69 per 1000 penduduk, angka tersebut menunjukkan setiap 1000 penduduk
akan beresiko 1 orang yang terkena malaria, trend ini menunjukkan penurunan setiap
tahun namun tahun 2016 mengalami peningkatan 0,02 per 1000 penduduk. Pada tahun
2017 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.069 dengan angka
kesakitan (Annual parasite incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,41
sedikit lebih rendah dibanding tahun 2016. Trend kasus malaria dapat dilihat pada tabel di
atas.
Jumlah kasus malaria di Sulawesi Tenggara < 1,25 per 1000 penduduk yang artinya dengan
API 0,46 telah memenuhi target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukkan bahwa

II-49
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori rendah (API lebih kecil dari 1) untuk angka
kesakitan malaria. Kematian akibat malaria yang dilaporkan sebanyak 2 kasus, keduanya
berasal dari Kabupaten Muna sehingga Case Fatality Rate (CFR) untuk Sulawesi Tenggara
mencapai 0,19 persen.
Permasalahan yang ditemui dalam pemberantasan penyakit malaria antara lain adalah
kurangnya kegiatan yang dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai
ABER (Annual blood examination rate) masih sangat rendah dan disisi lain nilai SPR (slide
Positive Rate) masih cukup tinggi.
Kasus positif malaria tertinggi tahun 2017 dilaporkan Kabupaten Muna bersama dengan
Kabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal sebagai daerah endemis malaria
di Sulawesi Tenggara, yang belum dapat dieleminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal
ini terkait dengan kondisi geografis dan lingkungan daerah tersebut yang merupakan
habitat yang cocok untuk nyamuk malaria, selain itu kebiasaan dan pola hidup masyarakat
setempat yang cenderung tidak mendukung upaya pemberantasan penyakit malaria.
Namun demikian pada tahun ini Kabupaten Buton dan daerah pemekarannya telah
berhasil menekan angka kejadian malaria dibanding tahun sebelumnya.
13) Angka Kesakitan Kasus HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi human
immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit lainnya.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai pengidap
pengidap HIV positif. Jumlah pengidap HIV positif dapat diketahui dengan 3 metode, yaitu
layanan voluntary, conselingand testing (VCT), zero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan
Perilaku (STBP).
Kejadian kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, baik jumlah maupun wilayah penyebarannya, meskipun berbagai upaya
preventif dan promotif yang dilakukan juga belum optimal sehingga banyak masyarakat
yang belum mengetahui data dan fakta yang sesungguhnya mengenai penyebaran kasus
HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara, meskipun mayoritas masyarakat tahu resiko dan
bahaya perilaku yang beresiko tinggi tertular HIV dan AIDS.
Jumlah itu adalah yang terbanyak yang ditemukan selama beberapa tahun dilakukan
pendataan terhadap kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara, disebutkan kasus tersebut jauh
lebih besar dari kasus yang ditemukan 2015 hanya 123 kasus dan 2014 sejumlah 158
kasus. Kasus terbanyak ditemukan di Kota Baubau 92 kasus, menyusul di Kota Kendari 85
kasus dan Kabupaten Muna 27 kasus, selanjutnya Kabupaten Buton 10 kasus, Wakatobi 7
kasus, Buton Tengah 6 kasus, Kolaka 5 kasus, Bombana 4 kasus, Buton Selatan 2 kasus dan
Kolaka Utara sejumlah 1 kasus. Sedangkan daerah yang tidak ditemukan kasus HIV/AIDS
pada 2016 adalah Konawe, Konawe Selatan, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur,
Konawe Kepulauan dan Muna Barat. Penderita yang terdeteksi penyakit mematikan
tersebut kini didominasi oleh usia produktif antara 20-45 tahun. Periode tahun 2013-2017
angka kesakitan prevalensi HIV pada populasi dewasa terus meningkat setiap tahunnya
peningkatan rata-rata 0,01 persen setiap tahunnya kecuali pada tahun 2017 terjadi
kenaikkan 0,02 persen yaitu 0,08 persen. Secara detail dapat dilihat pada tabel di atas.
14) Angka kesakitan DBD per 100.000 Penduduk
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang masuk ke peredaran manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya aedes aigypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun
dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat.

II-50
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara pada periode tahun 2013-2017 dengan Insidence Rate/Angka kesakitan
DBD rata-rata per tahun berkisar 35,7-132,5 per 100.000 penduduk yang artinya setiap
100.000 penduduk terdapat 35-132 orang yang menderita DBD. Dan pada tahun 2016
meningkat tajam dari 64,7 per 100.000 penduduk pada tahun 2015 menjadi 132,5 per
100.000 penduduk sedangkan target Renstra Kementerian Kesehatan 52 per 100.000
penduduk dan angka tersebut sangat jauh dari target. Namun pada tahun 2017 turun
menjadi 35,7 per 100.000 penduduk. Gambaran angka kesakitan DBD dapat dilihat pada
tabel di atas.
Jika dihubungkan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tahun 2016 dimana
angka kesakitan DBD 132,5 dan PHBS Sulawesi tenggara pada tahun 2016 dari 576.431 RT
yang dipantau hanya 373.663 atau 52,12 persen. Kejadian DBD ini sangat erat kaitannya
dengan PHBS. Kaitannya dimana setiap penduduk yang tidak ber-PHBS jika dikalikan 5 per
anggota penduduk dari 202.768 KK maka sejumlah 1.031.840 akan mudah terkena DBD
sekitar 1.013.840 atau 10 kali 132 per 100.000 penduduk menjadi 1.320 yang terkena
DBD. Kondisi geografis kabupaten/kota yang memudahkan penyebaran vektor dan setiap
kabupaten/kota yang mempunyai jumlah penduduknya cukup padat dan mobilitas tinggi
maka akan mudah penyebaran virus DBD hal ini dapat dilihat dari kejadian angka
kesakitan periode tahun 2013-2017 dari 17 kabupaten/kota hanya ada dua kabupaten
yang bebas DBD yaitu Kabupaten Muna Barat dan Konawe Kepulauan. Selain itu
disebabkan tingginya mobilitas masyarakat ke kota yang menyebabkan orang mudah
terjangkiti virus DBD.
15) Angka kesakitan : Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 Penduduk
Angka kesakitan prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk adalah jumlah kasus
tuberkulosis pada waktu tertentu dan di suatu wilayah tertentu setiap 100.000 penduduk.
Angka untuk menggambarkan kecenderungan atau trend meningkat, tetap atau
menurunnya kasus pada waktu dan wilayah tertentu. Periode tahun 2013-2015 trend
prevalensi tuberkulosis Sulawesi Tenggara cenderung menurun setiap tahunnya kecuali
pada tahun 2016 meningkat sejumlah 150,59 per 100.000 penduduk dari 148,82 per
100.000 penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas.
Kasus tuberkulosis banyak terjadi pada kondisi lingkungan yang buruk dan padat
penduduk serta banyak dipengaruhi oleh perilaku. Di Sulawesi Tenggara, penemuan kasus
banyak ditemukan di Kota Kendari dan Kabupaten Muna pada tahun 2017. Dengan jumlah
penemuan kasus baru 152 per 100.000 penduduk di Kota Kendari dan 4 per 100.000 di
Kabupaten Muna. Penyebaran tuberkulosis melalui udara sehingga 1 orang yang terkena
positif tuberkulosis dan berada di kota/kabupaten yang padat penduduk dan lingkungan
buruk maka akan mempercepat dan memudahkan penyebaran tuberkulosis tersebut.
Selain urusan kesehatan di atas, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki kewajiban
untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimum (SPM). SPM urusan kesehatan
berdasarkan Kemendagri Nomor 100 Tahun 2018 yaitu :
- Pelayanan Kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan
atau berpotensi bencana provinsi
- Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi

Data capaian SPM urusan Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.50 Capaian SPM Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun


2013-2017
No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk terdampak
krisis kesehatan akibat bencana dan atau 100 100 100 100 100
berpotensi bencana provinsi
2. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk pada kondisi
100 100 100 100 100
kejadian luar biasa provinsi
Sumber : Dinas Kesehatn Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-51
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Sulawesi Tenggara periode tahun 2013-2018, cakupan pelayanan kesehatan bagi
penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana bersifat
konstan atau 100 persen. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah melakukan kegiatan
tersebut sejak tahun 2013-2018 walaupun indikator SPM baru diterbitkan pada tahun 2018,
namun pelayanan terhadap penduduk terkena dampak krisis kesehatan atau berpotensi
bencana rutin dilakukan setiap tahun. Penerima manfaat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat/penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana
dilakukan dengan berbagai program pemerintah, baik itu program pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah yang bekerjasama dengan pemerintah daerah kab/kota dan OPD terkait.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan pada kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular,
keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar,
menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sektor
ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan
internasional yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya. Pelayanan kesehatan
bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi Sulawesi Tenggara pada periode tahun
2013-2017 bersifat konstan yaitu 100 persen. Kejadian luar biasa (KLB) Provinsi Sulawesi
Tenggara dua tahun terakhir atau tahun 2016 dan 2017 yang ditangani dibeberapa kabupaten
terjadi kejadian luar biasa dengan kasus-kasus sebagai berikut.
Pada tahun 2016 KLB yang ditangani yaitu :
a. Kasus difteri, terjadi di desa Bondiala Kabupaten Konawe dengan jumlah 1 kasus
b. DBD terjadi di Kabupaten Konawe Selatan Kecamatan Pemandagi sejumlah 49 orang dan
Kabupaten Wakatobi sejumlah 55 orang dan meninggal 2 orang.
c. Keracunan terjadi di Kota Baubau sejumlah 14 orang dan 1 orang meninggal dan
Kabupaten Konawe Selatan, Kecamatan Landono sejumlah 7 orang.
Pada tahun 2017 terjadi loncatan kasus KLB di beberapa kabupaten yaitu :
a. Campak terjadi di KabupatenMuna (Kecamatan Kabawo, Kabangka, Katobu, Tampo, dan
Kecamatan Lasalepa) dengan jumlah 201 orang; Kabupaten Bombana (Kecamatan Rumbia
Tengah, Rarowatu Utara) dengan jumlah kasus 22 orang dan 1 orang meninggal; dan
Kabupaten Konawe Selatan (Kecamatan Konda) dengan jumlah kasus 319, dan jumlah
balita yang terkena campak sejumlah 45 orang dan 1 kasus kematian.
b. Difteri terjadi di Kota Kendari (Kecamatan Poasia, Baruga dan Mokoau) dengan jumlah 3
kasus
c. BDB, terjadi di Kabupaten Buton Utara (kecamatan Waode Buri) dengan jumlah 35 kasus
dan terjadi kematian 3 kasus; Kabupaten Wakatobi dengan jumlah kasus 50 orang.
d. Rabies terjadi di Kabupaten Bombana (kecamatan Poleang Tenggara) dengan jumlah kasus
1 orang dan terjadi kematian.
e. PCC, terjadi di Kota Kendari dengan jumlah kasus 95 orang dan meninggal 3 orang

2.3.1.3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

a. Pekerjaan Umum

Ketersediaan infrastruktur bidang pekerjaan umum di Wilayah Sulawesi Tenggara


sangat penting dalam menunjang kegiatan masyarakat dalam bidang perekonomian, pertanian,
perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan bidang-bidang lainnya. Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Dinas Cipta Karya, Tata
Ruang dan Bina Konstruksi serta Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan, terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
berupa bangunan fisik seperti jaringan jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih/air

II-52
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
minum, sanitasi, serta bangunan pelengkap kegiatan pemukiman lainnya baik secara kuantitas
maupun kualitas.
Dibidang pembangunan infrastruktur jalan, panjang jalan yang telah terbangun di
Provinsi Sulawesi Tenggara sampai tahun 2017 sepanjang 13.264 km, yang terdiri dari 1.498
km jalan nasional, 1.009 km jalan provinsi, dan 10.757 km jalan kabupaten/kota. Tabel di
bawah menunjukkan informasi data dan kondisi jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2015-2017.

Tabel 2.51 Data dan Kondisi Jalan di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2015-2017

No. Uraian 2015 2016 2017


Panjang jalan
1. Nasional 1.498 1.498 1.498
2. Provinsi 1.009 1.009 1.009
3. Kabupaten/ Kota 8.690 10.242 10.757
Jenis Permukaan
1. Diaspal 5.147 5.975 5.838
2. Tidak diaspal 6.050 6.774 7.426
Kondisi Jalan
1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam
56,84 53,90 53,49
kondisi b Mantap (persen)
2. Rasio panjang jalan dengan jumlah
4.57 5.00 5.10
penduduk (M/orang)
Sumber : Dinas SDA & Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Secara umum, walaupun aspek ketersediaan jalan sudah mencukupi, akan tetapi disisi
lain terdapat beberapa aspek yang masih harus terus ditingkatkan pencapaiannya. Beberapa
aspek tersebut antara lain belum terintegrasinya secara menyeluruh antara pusat–pusat
kegiatan/produksi ke daerah pemasaran, di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini akan
berdampak pada terhambatnya arus barang dan jasa antar wilayah tersebut. Tingginya tingkat
kerusakan jalan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat. Hal ini berdampak pada rendahnya
tingkat keselamatan pengguna jalan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Selain itu kerusakan jalan juga berdampak pada bertambahnya waktu tempuh yang diperlukan
untuk mencapai suatu wilayah tertentu, sehingga biaya operasional kendaraan akan meningkat.
Dibidang infrastruktur pengairan, pembangunan diarahkan kepada upaya pemenuhan
ketersediaan air baku masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, pemenuhan ketersediaan air
irigasi untuk pertanian serta upaya penanggulangan bahaya banjir dan abrasi kawasan pantai.
Beberapa program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk tujuan tersebut di atas,
diantaranya melalui pembangunan sarana pengelolaan air minum, peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi, rehabilitasi/normalisasi sungai serta pembangunan/rehabilitasi bangunan
penahan gelombang laut.

Tabel 2.52 Pembangunan Infrastruktur dibidang pengairan (Irigasi,


Pemenuhan Air baku, penanggulangan bahaya banjir dan
abrasi pantai)

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


Sumber Daya Air
1. Rasio Luas Lahan Sawah Beririgasi 78,30% 76,76% 82,55% 82,55% 77,80%
Pembangunan Turap di wilayah jalan
2. 27 lok 30 lok 47 lok 46 lok 25 lok
penghubung dan aliran sungai rawan longsor
Sumber : Dinas SDA & Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara,, Tahun 2018

II-53
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Untuk Peta Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.14 Peta Daerah Irigasi Provinsi Sulawesi Tenggara

Pembangunan dibidang Cipta Karya selain untuk memenuhi kebutuhan dasar


masyarakat bidang air minum dan air limbah, juga diarahkan untuk mendukung program 100-
0-100 yaitu 100 persen akses sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase), 0 persen luas
kawasan kumuh perkotaan dan 100 persen akses air minum yang merupakan program
Pemerintah dan tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Dari data yang ditampilkan tabel
2.49 di bawah ini, untuk presentase rumah tinggal bersanitasi dan presentase penduduk
berakses air minum walaupun belum mencapai level 100 persen tetapi telah terjadi
peningkatan, demikian juga halnya dengan luas kawasan kumuh yang telah terjadi penurunan
luasan sejak Tahun 2015 sampai 2017. Hal ini semua terjadi karena adanya peningkatan
pembangunan infrastruktur baik yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota bidang sanitasi dan air minum pada kurun waktu tersebut.

Tabel 2.53 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Cipta Karya Provinsi


Sulawesi Tenggara

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


1. Persentase rumah tinggal bersanitasi (persen) - - 63,62 68,26 69,52
2. Persentase Penduduk berakses air minum (persen) - - 57,04 60,88 79,83
3. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan 66,66 68,74 77,19 75,82 79,83
(persen)
4. Persentase areal kawasan kumuh (Ha) - - 275,64 315,88 4.098,89
Sumber :Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018, BPS Susenas

Berdasarkan Permendagri Nomor 100 tahun 2018, Pekerjaan Umum juga memiliki
fungsi Standar Pelayanan Minum (SPM), yaitu : Pemenuhan Kebutuhan air minum curah lintas
Kabupaten/Kota dan Penyediaan pelayanan air minum domestik regional lintas
Kabupaten/Kota, namun sampai saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki capaian
SPM tersebut karena Infrastruktur SPAM Regional di Provinsi Sulawesi Tenggara belum ada
yang terbangun.

b. Urusan Penataan Ruang

Dalam mengarahkan pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan


memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan

II-54
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dalam rangka
mewujudkan keterpaduan pembangunan antara sektor, daerah dan masyarakat, maka
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun
2014-2034 melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana didalamnya telah ditetapkan struktur
dan pola ruang serta kawasan strategis. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang penataan Ruang bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah dapat ditinjau kembali dalam 5
(lima tahun) setelah RTRW diundangkan, maka saat ini RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara telah
dilakukan Peninjauan Kembali (PK) untuk untuk direvisi pada Tahun 2019.

Tabel 2.54 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penataan Ruang


Provinsi Sulawesi Tenggara (Penetapan RTRW)

No. Kabupaten/Kota/Provinsi Penetapan RTRW


1. Buton Perda No.1 Tahun 2014
2. Muna Perda No.2 Tahun 2014
3. Baubau Perda No.4 Tahun 2014
4. Konawe Perda No.9 Tahun 2014
5. Konawe Selatan Perda No.19 Tahun 2013
6. Bombana Perda No.20 Tahun 2013
7. Kendari Perda No.1 Tahun 2012
8. Buton Utara Perda No.5 Tahun 2012
9. Kolaka Utara Perda No.6 Tahun 2012
10. Wakatobi Perda No.12 Tahun 2012
11. Kolaka Perda No.16 Tahun 2012
12. Konawe Utara Perda No.20 Tahun 2012
13. Kolaka Timur RTRW masih mengacu ke Kabupaten Induk (Kolaka), penyusunan
dokumen rencana RTRW dimulai tahun 2014
14. Konawe Kepulauan RTRW masih mengacu ke Kabupaten Induk (Konawe), penyusunan
dokumen rencana RTRW dimulai tahun 2015
15. Buton Selatan RTRW masih mengacu ke Kabupaten Induk (Buton), penyusunan
dokumen rencana RTRW dimulai tahun 2015
16. Buton Tengah RTRW masih mengacu ke Kabupaten Induk (Buton), penyusunan
dokumen rencana RTRW dimulai tahun 2015
17. Muna Barat RTRW masih mengacu ke Kabupaten Induk (Muna), penyusunan
dokumen rencana RTRW dimulai tahun 2015
18. Sulawesi Tenggara Perda No.2 Tahun 2014
Sumber : Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.54 di atas menunjukkan tentang status RTRW 17 Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Tenggara saat ini, dimana masih terdapat 5 (lima) Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tenggara yang belum mempunyai Peraturan Daerah RTRW sendiri dan 12 (dua belas)
Kabupaten/Kota yang sudah mempunyai Peraturan Daerah RTRW sendiri. 5 (lima) Kabupaten
di Provinsi Sulawesi Tenggara yang belum mempunyai Peraturan Daerah RTRW sendiri
tersebut saat ini sedang dalam proses penyusunan RTRW, sedangkan dari 12 (dua belas)
Kabupaten/Kota yang sudah mempunyai Peraturan Daerah RTRW sendiri tersebut saat ini
masih dalam proses revisi karena telah berusia 5 (lima) tahun setelah RTRW yang bersangkutan
diperdakan.

c. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang
mutlak harus terpenuhi. Secara umum berdasarkan data Dinas Perumahan, Permukiman dan
Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara sampai dengan tahun 2017 Provinsi Sulawesi Tenggara
masih membutuhkan rumah (becklog) sebesar 16.040 unit, selain itu saat ini di Provinsi
Sulawesi Tenggara masih terdapat 165.098 unit rumah tidak layak huni.

II-55
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Urusan Perumahan merupakan urusan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh
karena itu dalam Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 mengatur tentang Standar Pelayanan
Minimum (SPM) salah satunya terkait SPM Urusan Perumahan dan Permukiman. Adapun SPM
Perumahan yang diatur dalam Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 ada 2 yaitu terkait
Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi dan fasilitasi
penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah
Daerah provinsi. Kedua data SPM ini belum ada data pencapaiannya. Untuk capaian SPM Tahun
2012-2017, SPM tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman hanya diatur dalam
Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Permendagri Nomor 32 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal dengan Jenis Pelayanan dasarnya : a. Rumah Layak Huni
dan terjangkau; b. Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana
dan utilitas umum. Dengan indikator : a. Rumah layak huni yang terjangka; b. Prasarana, sarana
dan utilitas umum lingkungan permukiman sedangkan pada Permen PUPR Nomor
01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal tidak memuat indikator tentang
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.

2.3.1.4. Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat

Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat di Provinsi


Sulawesi Tenggara ditangani dengan cukup baik ini terlihat dari suasana yang kondusif, aman
dan terkendali. Indikator kondusif, aman dan terkendalinya stabilitas ketentraman serta
ketertiban tersebut, antara lain ditunjukkan oleh kelancaran penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Daerah secara serentak yang berlangsung dalam suasana tertib, aman dan demokratis. Upaya
Pemerintah dalam menjaga ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat dan
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.55 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Ketentraman,


Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat Provinsi
Sulawesi Tenggara
No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat
1. - - - 10.336
(Linmas)
2. Jumlah Personil Satpol PP (orang) 67 78 72 89 84
3. Jumlah PPNS Provinsi 10 12 46 57 57
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3
4. 100 - 100 100 100%
(ketertiban, ketentraman, keindahan)
3. Persentase Penegakan Perda - - - - 87,5%
Sumber : Satpol PP Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum yang merupakan salah satu dari
Standar Pelayanan Minimum (SPM) berdasarkan Permendagri Nomor 100 tahun 2017 menjadi
kewenangan Satpol PP Provinsi Sulawesi Tenggara adalah terkait gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum dalam skala/issue lintas wilayah Kabupaten/Kota atau dalam skala provinsi.
Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun
2013-2017 mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan pencapaian tingkat penyelesaian
keamanan ketertiban dan keindahan (K3) di Provinsi Sulawesi Tenggara yang tertangani
dengan baik, atau 100 persen dapat diatasi.
Salah satu tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta Keputusan Kepala Daerah.
Dalam pelaksanaan penegakkan perundang-undangan daerah dimaksud dalam pelaksanaannya
adalah dilakukan oleh PPNS melalui mekanisme Pro Justisia (diputuskan melalui pengadilan).
Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari tahun 2013-2017 juga mengalami
peningkatan walaupun sebenarnya PPNS yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara masih
tergolong kurang, namun dengan peningkatan PPNS tersebut persentasi angka penegakkan
Perda di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 sudah mencapai angka 87 persen. Jumlah PPNS
yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-56
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.56 Jumlah PPNS Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2017
Jumlah PPNS (Tahun)
No Prov/Kab/Kota
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Sulawesi Tenggara 10 12 46 57 57 57
2. Kendari - - 19 21 21 21
3. Baubau - - 10 16 18 18
4. Buton - - 3 7 3 3
5. Buton Tengah - - - - -
6. Buton Utara - - 7 7 7 7
7. Buton Selatan - - - - -
8. Wakatobi - - 20 22 22 22
9. Muna - 5 5 5 6 7
10. Muna Barat - -
11. Bombana - - 5 5 5 6
12. Konawe - - 11 14 14 14
13. Konawe Selatan - 1 8 8 10 10
14. Konawe Utara - 4 7 7 7 7
15. Konawe Kepulauan - - - - - -
16. Kolaka - - 6 6 7 7
17 Kolaka Utara - - 4 8 8 8
18. Kolaka Timur - - - - - 1
Jumlah 10 22 151 183 185 188
Sumber :Kanwil Hukum dan Ham Sulawesi Tenggara Tahun 2018, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sulawesi Tenggara 2018

Kehidupan beragama dan kegiatan beribadah masyarakat di Provinsi Sulawesi


Tenggara secara umum telah berjalan dengan baik. Dilihat dari sisi kuantitas, jumlah rumah-
rumah ibadah sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

Tabel 2.57 Tempat Ibadah di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-


2016
Gereja Gereja
Tahun Masjid Mushola Pura Vihara
Katholik Protestan
2012 2.769 248 56 273 217 19
2013 3.248 871 57 274 220 18
2014 2.769 248 56 273 217 19
2015 3.352 900 47 299 254 19
2016 3.401 1.044 62 298 252 16
Sumber : Sulawesi Tenggara Dalam Angka, Tahun 2017

Bencana juga merupakan salah satu urusan dalam ketentraman dan ketertiban.
Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakkan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara bertanggung jawab melindungi seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara
dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan
termasuk penanggulangan bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Urusan sub bencana merupakan urusan dasar pada standar pelayanan Minimal yang termuat
dalam Peraturan Mendagri Nomor 101 Tahun 2018 yang terkait dengan : a. pelayanan informasi
rawan bencana; b. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana; dan c.
Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.

2.3.1.5. Urusan Sosial

Jenis Pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi merupakan


pelayanan dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang bersifat lintas kabupaten/kota
terdiri atas :

II-57
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.58 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Sosial Provinsi
Sulawesi Tenggara

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


1. Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial 0.05 0.06 0.06 0.07 0.06
2. Persentase PMKS yang tertangani 0.05 0.06 0.06 0.07 0.06
Persentase PMKS skala yang memperoleh bantuan sosial untuk
3. 0.09 0.16 0.19 0.16 0.11
pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase panti sosial yang menerima program pemberdayaan
4. sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok 50 50 50 50 50
sosial ekonomi sejenis lainnya
Persentase panti sosialyang menyediakan sarana prasarana
5. 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan sosial
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Rendahnya capaian indikator sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)


yang memperoleh bantuan sosial dikarenakan tingkat populasi PMKS yang cukup tinggi dan
tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga kesulitan dalam pendataan untuk pemberian
bantuan sosial. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013-2017 melaui dana APBD
baru dapat menyentuh 5 (lima) jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial diantaranya
Keluarga Fakir Miskin, Lanjut usia terlantar, anak terlantar, korban bencana alam, Pembinaan
Eks Napi dan Rehab Panti Asuhan dari total 26 jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
yang ada.
Sebagai upaya mendukung Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial maka disamping
menangani permasalahan sosial yang ada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara juga terus
menggali Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) seperti Karang Taruna, Pekerja Sosial
Masyarakat, Taruna Siaga Bencana, TKSK dan KKDU untuk senantiasa menjadi mitra
Pemerintah Daerah dalam Pembangunan Urusan Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang standar Pelayanan
Minimal dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan
Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal pada Organisasi Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara sebagai panduan bagi setiap OPD Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu Urusan SPM
Sosial juga diatur melalui Permendagri Nomor 100 tahun 2018, Urusan Sosial sesuai SPM
Sosial Daerah Provinsi diantaranya :
a. Rehabilitasi Sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di dalam Panti
b. Rehabilitasi Sosial dasar anak terlantar di dalam panti
c. Rehabilitasi Sosial dasar lanjut usia terlantar di dalam panti
d. Rehabilitasi Sosial Dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti
dan
e. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi
korban bencana Provinsi.
Dari lima SPM di atas, Provinsi Sulawesi Tenggara untuk urusan sosial baru
melaksanakan satu urusan SPM, yaitu yang terkait dengan Rehabilitasi Sosial Dasar anak
terlantar di dalam panti dengan capaian kinerja sebesar 90 persen dari tahun 2013-2017.

2.3.2. Fokus Urusan Layanan Wajib Non Dasar

2.3.2.1. Urusan Tenaga Kerja

Urusan Tenaga kerja yang ditangani pemerintah meliputi : masalah sengketa pekerja,
keselamatan dan perlindungan kerja, keterampilan tenaga kerja dan kewirausahaan, dimana
urusan tenaga kerja tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-58
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.59 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Tenaga Kerja
Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap


1. NA NA NA NA 476
kebijakan pemerintah daerah
2. Besaran Pemeriksaan Perusahaan NA NA NA NA 4.478
3. Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan 1221 1,94 1,84 1,84 2,032
4. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
400 500 550 300 150
berbasis kompetensi
5. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
510 960 102 NA 800
berbasis masyarakat
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.2.2. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Provinsi Sulawesi


Tenggara meliputi :

Tabel 2.60 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1. Indenks Pembangunan Gender (%) 89,24 89,56 90,30 90,23 90,24

2. Indeks Pemberdayaan Gender (%) 64,49 70,68 70,83 71,39 71,74

3. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) 51,70 50,03 51,76 53,93 61,42
4. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR 13,33 15,56 20,00 17,78 17,78
Persentase partisipasi perempuan di lembaga
5. 8,92 7,59 8,80 7,12 7,11
pemerintah
6. Partisipasi angkatan kerja perempuan 50,03 51,76 53,93 61,42 -
7. Kasus KDRT - - - 336 259
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

a. Indeks Pembangunan Gender


Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan 2017 pencapaian
pembangunan gender di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya meskipun masih dibawah capaian nasional. IPG Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
kurun waktu 2013-2017 telah meningkat sebesar 1.00 poin dari 89,24 pada tahun 2013 menjadi
90,24 pada tahun 2017. Peningkatan IPG selama kurun waktu tersebut merupakan dampak dari
pelaksanaan kebijakan pemberdayaan perempuan melalui strategi pengarusutamaan gender
(PUG) diberbagai bidang pembangunan yang secara terus menerus dilakukan pemerintah untuk
mencapai kesetaraan gender. Dimana fokus utama pembangunan pemberdayaan perempuan
yang dilakukan adalah pendekatan pembangunan manusia berdasarkan kesetaraan gender
dengan mempertimbangkan perbedaan aspirasi dan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan.
b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
IDG dibentuk oleh tiga komponen yaitu keterwakilan perempuan di parlemen,
persentase perempuan sebagai tenaga profesional dan sumbangan pendapatan perempuan.
Secara umum capaian IDG Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan selama kurun waktu
2013-2017, walaupun pernah mengalami penurunan pada tahun 2016 yang disebabkan
menurunnya angka keterwakilan perempuan di parlemen dari 20 persen pada tahun 2015
menjadi 17,78 persen tahun 2016 dan perempuan sebagai tenaga profesional dari 48,73 persen
pada tahun 2015 menjadi 47,42 persen pada tahun 2016. Namun kembali mengalami
peningkatan pada tahun 2017 meskipun tidak terlalu signifikan. IDG Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 terus mengalami peningkatan, komponen pembentukan IDG adalah
sebagai berikut :

II-59
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
1. Persentase Partisipasi Perempuandi Lembaga Pemerintahan
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2017 maupun 2016 menunjukkan angka yang sebanding. Hal ini menunjukkan tidak
terdapat perbedaan peluang dan partisipasi perempuan dalam jabatan struktural yang
berkorelasi positif dengan golongan ruang. Sehingga tidak terdapat kesenjangan akses bagi
PNS perempuan untuk menduduki jabatan struktural.
2. Partisipasi Perempuan di dalam Lembaga DPRD Provinsi
Ruang berpolitik perempuan telah diatur oleh pemerintah guna mendorong peran aktif dan
kontribusi para politisi perempuan dalam parlemen yang selama ini didominasi oleh laki-
laki. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang mengatur tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Dalam Undang-Undang tersebut
diamanatkan bahwa sekurang-kurangnya harus ada 30 persen keterwakilan perempuan
pada kepengurusan partai politik tingkat pusat dan bakal calon anggota DPR/DPRD sebagai
aksi afirmasi (affirmative action). Selama Tahun 2013-2017 keterwakilan perempuan
dalam parlemen (DPRD) di Sulawesi Tenggara berfluktuasi pada angka 13,33-20,00 persen.
Angka ini belum memenuhi kuota keterwakilan perempuan sebagaimana tertuang dalam
peraturan perundangan. Ada beberapa persoalan terkait masih rendahnya keterwakilan
perempuan dalam politik yaitu umumnya perempuan belum mengerti makna demokrasi
dan pentingnya institusi pemilu sebagai sarana untuk membangun masa depan Indonesia
yang demokratis, perempuan belum memahami hak asasi mereka termasuk hak asasi dalam
bidang politik, dan pendidikan politik bagi perempuan belum diselenggarakan secara
sungguh-sungguh, terencana dan kontinyu. Selain itu budaya patriarki yang telah lama
mengakar kuat di Indonesia menjadi salah satu penghambat kiprah perempuan dalam
kancah politik. Masih rendahnya partisipasi perempuan dalam politik ini menjadi suatu
tantangan untuk lebih melahirkan kebijakan-kebijakan terkait dengan pembangunan dan
pemberdayaan perempuan.
3. Persentase persentase perempuan sebagai tenaga profesional
Selama tahun 2013-2016, persentase perempuan sebagai tenaga profesional di Sulawesi
Tenggara berfluktuasi pada angka sekitar 40 persen. Pada tahun 2017, perempuan yang
berprofesi sebagai tenaga profesional sebesar 47,92 persen, lebih tinggi dibandingkan
capaian Nasional 46,31 persen. Capaian ini meningkat sebesar 2,48 persen dari tahun 2013.
Capaian persentase perempuan sebagai tenaga profesional tertinggi dicapai pada tahun
2015 yaitu sebesar 48,73 persen.
4. Sumbangan Pendapatan Pendapatan Perempuan
Pada tahun 2017, sumbangan pendapat perempuan di Sulawesi Tenggara sebesar 36,03
persen. Capaian ini meningkat sebesar 0,17 persen dan merupakan capaian tertinggi
sepanjang tahun 2013-2017. Jika dibandingkan dengan sumbangan pendapatan laki-laki,
capaian ini memang masih cukup jauh. Namun komponen sumbangan pendapatan
perempuan menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas perempuan Indonesia umumnya dan Sulawesi Tenggara khususnya saat ini
semakin membaik.
c. Penanganan Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Penanganan kasus KDRT merupakan mandat SPM urusan wajib pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, sebagaimana tertuang dalam SPM Bidang Layanan
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Pelayanan terpadu ini menuntut jejaring
kerja antar lembaga pemerintah yang meliputi Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, BPPKB, Kementerian Agama, Bapas dan Lapas, serta lembaga non
pemerintah dalam penyediaan layanan bantuan hukum dan konseling psikologis. Kasus KDRT
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 sebanyak 336 kasus yang dilaporkan dan kasus yang
terselesaikan sebesar 312, pada Tahun 2017 Kasus KDRT yang dilaporkan mengalami
penurunan yaitu sebesar 259 dan kasus yang berhasil ditangani adalah sebesar 221 kasus.

II-60
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
dapat tertangani 100 persen.

2.3.2.3. Urusan Pangan

Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kota dengan total
penduduk sebesar 2.602.389 jiwa pada tahun 2017 dengan perekonomian yang tergantung
pada sektor pertanian sebesar 24,08 persen. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah
dan dampak pertumbuhan ekonomi global yang melambat, maka ketahanan pangan dan gizi
terus menjadi perhatian utama. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun
2017, perkembangan konsumsi kalori dan protein di Sulawesi Tenggara sebesar 2.320 kkal per
kapita per hari meningkat menjadi 2.359 kkal per kapita per hari di tahun 2017.
Ketahanan Pangan sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 didefinisikan sebagai
kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri, cadangan pangan, serta pemasukan pangan, termasuk didalamnya bantuan pangan,
apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Kerawanan pangan dapat menjadi kondisi yang kronis atau transien (sementara).
Kerawanan pangan kronis adalah ketidakmampuan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan
pangan minimum dan biasanya berhubungan dengan struktural dan faktor-faktor yang tidak
berubah dengan cepat, seperti iklim setempat, jenis tanah, sistem pemerintahan daerah,
infrastruktur publik, kepemilikan lahan, distribusi pendapatan, hubungan antar suku, tingkat
pendidikan, dan lain-lain.

Gambar 2.15 Peta Kerentanan Pangan Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2018 (Food Security And
Vulnerability Atlat) Prioritas Komposit

II-61
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kabupaten yang masuk dalam Prioritas 1 adalah kabupaten-kabupaten dengan
proporsi penduduk tertinggi yang cenderung lebih rentan terhadap kerawanan pangan dan gizi
sedangkan kabupaten yang masuk dalam Prioritas 6 adalah kabupaten-kabupaten dengan
proporsi penduduk tertinggi yang cenderung lebih tahan pangan.
Berdasarkan analisa ketahanan pangan komposit, Tahun 2018 kecamatan dibagi
kedalam enam kelompok Prioritas, yaitu : kecamatan yang masuk dalam Prioritas 1 dan
Prioritas 2 tidak ada, sedangkan kecamatan yang masuk dalam Prioritas 3 sebanyak 50
kecamatan (24,88 persen), kecamatan yang masuk pada Prioritas 4 sebanyak 48 kecamatan
(23,88 persen), kecamatan yang masuk pada Prioritas 5 sebanyak 78 kecamatan (38,81 persen),
dan kecamatan yang masuk pada Prioritas 6 sebanyak 25 kecamatan (12,44 persen), yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
Di seluruh kecamatan, faktor utama yang menyebabkan tingginya kerentanan terhadap
kerawanan pangan pada prioritas 3 adalah : 1) Tingginya rasio konsumsi normatif terhadap
konsumsi serealia, 2) tingginya angka kesakitan, 3) tingginya persentase rumah tangga yang
tidak memiliki akses ke air bersih, 4) tingginya prevalensi stunting, 5) tingginya rata-rata lama
sekolah perempuan usia di atas 15 Tahun. Penting untuk diingat bahwa tidak semua kecamatan
yang masuk dalam perioritas 3 itu dianggap rentan terhadap kerawanan pangan, demikian juga
pada prioritas 4, 5, dan 6 tidak semua kecamatan dalam wilayah tersebut aman terhadap
kerawanan pangan berdasarkan per indikator.
Pemerintah Indonesia telah menekankan ketahanan pangan sebagai salah satu dari
prioritas pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Mekanisme yang diidentifikasikan untuk mencapai prioritas kelima
(Ketahanan Pangan) termasuk : peningkatan kemandirian pangan nasional lewat
mempertahankan revitalisasi pertanian; peningkatan kemampuan kompetitif produk-produk
pertanian; peningkatan pendapatan petani; dan untuk melestarikan lingkungan dan sumber
daya alam (Rencana Strategis Kementerian Pertanian).
Dalam 2 tahun terakhir periode 2016-2017, ketersediaan pangan yang mengalami
penurunan rata-rata per tahun, terutama : kacang kedelai, kacang tanah, sayuran, buah-buahan,
sedangkan untuk komoditi yang mengalami kenaikan adalah jagung dan ubi kayu. Ketersedian
dan Kebutuhan Komoditi Pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.61 Neraca Ketersediaan dan Kebutuhan Beberapa Komoditas


Pangan Penting Tahun 2016 dan 2017
Tahun 2016 (Ton) Tahun 2017 (Ton)
No Komoditas Perimbangan Perimbangan
Ketersediaan Kebutuhan Ketersedian Kebutuhan
Vol persen Vol persen
Pangan Nabati
1. Beras 391.850 268.621 123.229 68,6 399.948,6 256.595,6 143.353 55,9
2. Jagung 60.844,7 22.601,9 38.243 37,1 116.383,5 11.398,5 104.985 92,1
3. Kedelai 14.929,8 13.010 1.920 87,1 3.762,2 9.498,7 -5.736,5 -60,4
4. Kacang Tanah 1.404,9 535,7 869 38,1 1.216,6 1.197,1 19,5 1,6
5. Ubi Jalar 21.428,5 3.979,5 17.449 18,6 21.744,8 4.476,1 17.268,7 38,58
6. Ubi Kayu 142.565 11.964,2 130.601 8,4 171.196,8 21.860 149.336,8 68,32
7. Sayuran 48.319 19.974,4 28.345 41,3 23.407,2 8.145,5 15.261,7 18,74
8. Buah-buahan 135.902,8 7.984,7 127.918 5,9 20.660,4 4.085,8 16.574,6 40,57
Pangan Hewani
1. Daging Sapi 3.086 1.327 1.759 43 3.144,5 1.353 1.791,3 43
2. Daging Ayam 6.960,5 3.979,6 2.981 57,2 7.451,3 6.766,2 685,1 90,8
3. Telur 7.559,3 15.280,5 7.721 20,21 8.471 13.012 -4.540,9 15,36
4. Ikan 138.675 1.173,50 137.502 0,8 131.741,3 1.173,5 130.567,8 0,9
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-62
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.62 Neraca Ketersediaan Energi dan Protein per kapita Tahun 2016
dan 2017

No. Jenis Komoditi 2013 2014 2015 2016 2017


1. Energi (kkl/kap/hari) 2.824 2.741 3.001 3.063 3.036
2. Protein (gr/kap/hari) 69,55 72 78,71 78,02 85,19
3. Anjuran WKNPG-VIII
a. Energi (kkl/kap/hari) 2.200 2.200 2.200 2.200 2.200
b. Protein (gr/kap/hari) 57 57 57 57 57
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.2.4. Urusan Pertanahan

Urusan pertanahan di Provinsi Sulawesi Tenggara digambarkan pada tabel di bawah


ini:

Tabel 2.63 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pertanahan Provinsi


Sulawesi Tenggara
Hak Guna Bangunan Hak Milik Hak Pakai
No Kabupaten/Kota
Pemilik Luas (M²) Pemilik Luas (M²) Pemilik Luas (M²)
1. Buton 3 6.943 5.788 23.602.298 55 715.869
2. Muna 11 34.521 6.490 22.597.396 11 44.901
3. Konawe 17 66.046 7.950 30.598.666 40 438.304
4. Kolaka 43 230.381 6.708 21.516.786 9 98.532
5. Konawe Selatan 317 1.279.108 8.196 46.200.464 7 7.141.071
6. Bombana 25 12.607 7.697 38.418.709 10 70.033
7. Wakatobi 7 49.617 1.585 814.731 76 162.380
8. Kolaka Utara 58 4.955 5.557 18.496.881 5 18.457
9. Buton Utara - - 3.752 24.291.465 2 58.935
10. Konawe Utara 3 1.949 3.161 16.538.604 47 323.612
11. Kolaka Timur 50 39.876 5.284 36.346.580 45 366.846
12 Konawe Kepulauan - - 3.407 8.202.960 1 4.993
13. Muna Barat 3 19.387 3.288 23.023.229 9 87.601
14. Buton Tengah 2 1.043 3.323 3.868.130 16 96.338
15. Buton Selatan 5 3.778 3.612 2.892.719 11 92.179
16. Kendari 1.121 855.666 6.004 5.724.688 10 128.691
17. Baubau 154 79.962 6.286 44.212 95 192.120
Jumlah 1.819 2.685.843 88.088 327.555.570 449 9.990.855
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.2.5. Urusan Lingkungan Hidup

Pada urusan lingkungan hidup, gambaran kondisi lingkungan hidup yang digambarkan
melalui beberapa indikator yang terkait dengan lingkungan sebagaimana diuraikan pada tabel
berikut ini :

Tabel 2.64 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup


Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


1. Tersedianya dokumen RPPLH Provinsi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
2. Tersusunnya RPPLH Provinsi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Terintegrasinya RPPLH dalam rencana
3. Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembangunan provinsi
4. Tersedianya dokumen KLHS Provinsi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P tingkat
5. Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
daerah provinsi
6. Peningkatan Indeks Kualitas Air 49,38 54,74 50,00 52,00 50,00
7. Peningkatan Indeks Kualitas Udara 86,50 92,56 83,61 83,0 91,04
8. Peningkatan Indeks Kualitas Tutupan Lahan 70,80 69,87 71,44 71,26 69,14
9. Laporan Inventarisasi GRK ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Laporan Pelaksanaan Aksi Mitigasi dan Adaptasi
10. Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Perubahan Iklim Provinsi

II-63
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
No. Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
11. Jumlah limbah B3 yang dikelola 0 0 0 0 0
Dokumen Izin Pengumpulan Limbah B3 Skala
12. 0 0 0 0 0
provinsi yang ditandatangani Gubernur
Pembinaan dan Pengawasan terkait ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
13. diawasi ketaatannya terhadap izin lingkungan, izin 0 0 0 0 6%
PPLH dan PUU LH yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi
Peningkatan kapasitas dan Sarana Prasarana
14. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di Daerah 2 orang 0 0 0 0
(PPLHD) di Provinsi
Pengaduan masyarakat terkait izin lingkungan, izin
PPLH dan PUU LH yang di terbitkan oleh
15. 100% 100% 100% 100% 100%
Pemerintah daerah provinsi, lokasi usaha dan
dampak lintas kabupaten/kota yang ditangani
Tersedianya data dan informasi penanganan
16. Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sampah di wilayah provinsi
Persentase jumlah sampah yang tertangani pada
17. 100% 100% 100% 100% 100%
kondisi khusus di Provinsi
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.2.6. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dibidang kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah
telah melaksanakan tiga (3) program strategis nasional, yaitu pemutakhiran data penduduk,
pemberian NIK dan penerapan e-KTP melalui pelayanan harian pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil termasuk perekaman e-KTP yang dilakukan secara massal yang bertujuan agar
semua tercatat dalam database kependudukan sebagai acuan dasar perencanaan pembangunan.

Tabel 2.65 Daftar Perekaman e-KTP per Kabupaten/Kota di Provinsi


Sulawesi Tenggara
Blanko KTP-el Peralatan Pelayanan KTP-el
persen Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Yg Jumlah peralatan Kondisi
Kab/Kota perekaman Perekaman
penduduk KK Wajib KTP diterima Yg ada Yg ada Tdk
KTP-el KTP-el tercetak Baik
thn 2018 di dinas di kec. baik
Kolaka 228.970 58.611 155.994 84,24 2.303 11.000 11.237
Konawe 255.198 74.216 178.725 92,94 1.048 10.000 18.458 41 844 736 149
Muna 229.559 62.383 192.016 67,91 1.573 20.000 20.000 3 22 8 14
Buton 115.876 30.215 77.487 84,18 65.225 10.000 - 1
Konawe selatan 308.201 91.634 213.786 88,88 - -
Bombana 176.287 54.249 11.868 824,03 116 15.500 10.189 8 8
Wakatobi 110.303 30.952 75.760 92,19 262 6.000 -
Kolaka Utara 136.396 35.366 95.840 83.88 623 12.000 7.161 3
Konawe utara 66.425 18.278 44.116 84,67 167 - 3 14
Buton Utara 63.479 17.607 43.384 95.19 154 16.000 6.040 35 143 101 77
Kolaka Timur 133.737 38.397 89.261 82,42 14.786 20.000 13.500 7 7
Konawe Kep. 35.867 10.421 24.429 83,05 131 4.000 -
Muna Barat 78.630 22.078 43.273 74,86 343 3.000 1.530 9 8 1
Buton Tengah 116.236 32.516 76.812 80,40 1.723 39.000 34.969 1 7
Buton Selatan 96.498 31.780 62.476 69,28 295 28.000 20.400 7
Kendari 336.995 95.897 237.738 85,59 719 24.000 1.410 2 18 4
Baubau 156.010 42.599 111.944 80,92 888 5.641 2.481 3 14 3 9
Jumlah 2.644.667 747.199 1.734.909 88,49 90.356 224.141 2160 123 1069 864 254
Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Urusan Kependudukan dan Catatan sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)


Nomor 18 Tahun 2016 merupakan OPD yang wajib ada di Daerah, oleh karena itu tahun 2017
Urusan kependudukan dan catatan sipil di Provinsi Sulawesi Tenggara resmi ditangani oleh OPD
Kependudukan dan Catatan Sipil. Kinerja Penyelenggara Urusan Kependudukan dan Catatan
Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-64
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.66 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan
Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Indikator 2016 2017
1. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Kelahiran 23,62 26,74
2. Persentase Penduduk yang memiliki KTP 73,4 80,62
3. Persentase Penduduk yang memiliki Kartu Keluarga 79,11 94
4. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Nikah 11,38 9,24
5. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Cerai 7,53 9,71
6. Persentase Penduduk yang memiliki Akte Kematian 100 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Walaupun OPD Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tenggara baru
terbentuk tahun 2017, namun kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil Provinsi Sulawesi
Tenggara sudah cukup baik, dari target capaian di atas dapat dilihat bahwa persentase kinerja
kependudukan dan catatan sipil Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2016-2017 selalu
meningkat.

2.3.2.7. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Peningkatan pelayanan umum bidang urusan pemberdayaan masyarakat dan


pemerintahan desa meliputi meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan
secara efektif dan efisien melalui peningkatan kapasitas SDM aparatur dan manajerial
pemerintahan desa/kelurahan, meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat desa/kelurahan,
dan peningkatan sarana prasarana kelembagaan dan pengembangan regulasi desa/kelurahan.
Semangat otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah ke dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi gerbang pemerintah daerah sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemekaran daerah. Terbentuknya beberapa
daerah otonomi baru di Sulawesi Tenggara merupakan peluang yang sangat baik untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan terbentuknya daerah otonomi baru
dapat pula meningkatkan kinerja pemerintah daerah mulai di tingkat kabupaten/kota hingga di
tingkat desa/kelurahan. Terbentuknya pemerintahan daerah baru berarti terbaginya lembaga
pemerintahan dibawahnya.

Tabel 2.67 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan sarana prasarana perkantoran
1. 65 70 70 80 80
pemerintahan desa yang baik
Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga
2. 30 40 40 40 50
pemberdayaan masyarakat (LPM)
3. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 100 100 100 100 100
4. Persentase LSM aktif
5. Persentase LPM Berprestasi 10 15 15 15 20
6. Persentase PKK aktif 100 100 100 100 100
7. Persentase Posyandu aktif 60 60 60 70 80
Swadaya Masyarakat terhadap Program
8. 20 20 30 30 35
pemberdayaan masyarakat
Pemeliharaan Pasca Program
9. 35 35 35 40 40
pemberdayaan masyarakat
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.2.8. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Urusan Pelayanan Umum Bidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,
yang digambarkan dari beberapa indikator terkait dengan keluarga berencana dan sejahtera
untuk menurunkan jumlah penduduk dan menekan angka kemiskinan Indonesia khususnya
Sulawesi Tenggara, sebagaimana diuraikan pada tabel berikut ini :

II-65
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.68 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Aktif, dan Peserta KB
Baru di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Peserta KB
No Kabupaten/ Kota PUS
Aktif Baru Jumlah
1. Buton 19.653 14.594 2.818 17.412
2. Muna 55.770 38.559 4.938 43.497
3. Konawe 46.140 32.669 4.379 37.048
4. Kolaka 41.471 26.859 4.324 31.183
5. Konawe Selatan 55.738 40.960 4.023 44.983
6. Bombana 26.234 19.359 3.068 22.427
7. Wakatobi 17.446 9.790 2.390 12.180
8. Kolaka Utara 24.291 20.501 2.397 22.898
9. Buton Utara 11.582 8.180 873 9.053
10. Konawe Utara 16.687 12.562 2.573 15.135
11. Kolaka Timur 24.837 18.233 3.407 21.640
12. Konawe Kepulauan 7.655 5.016 1.148 6.164
13. Muna Barat 11.114 7.006 1.653 8.659
14. Buton Tengah 17.070 8.481 1.232 9.713
15. Buton Selatan 13.988 10.531 1.228 11.759
16. Kota Kendari 45.685 35.727 9.730 45.457
17. Kota Baubau 22.865 18.917 3.701 22.618
Provinsi Sulawesi Tenggara 458.226 327.872 53.882 399.220
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

Tabel 2.69 Capaian Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga


Berencana Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


1. Laju pertumbuhan penduduk (LPP 2,16 2,16 2,16 2,16 NA*
2. Total Fertility Rate (TFR) 2,9 2,9 2,78 2,78 2,80
3. Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak 15,91 15,8 15,2
15,43 16,06
terpenuhi (unmet need)
4. Persentase Penggunaan
Kontrasepsi Jangka 19,49 19,59 18,43 19,7 18,5,
Panjang (MKJP)
5. Jumlah akseptor KB 413.279 397.546 399.220 381.756 402.700
6. Jumlah Tenaga Medis Pengelola Program KB :
7. - Dokter 326 285 306 332 311
- Bidan 1763 1694 1119 2182 1808
- PPLKB 179 171 117 117 120
- Penyuluh KB 718 722 368 368 315
8. Persentase Keluarga Sejahterah 28,52 25,43 24,54 24,54 24,52
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018, BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018

2.3.2.9. Urusan Perhubungan

Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara menjadi suatu
prioritas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk melakukan
mobilitas dan distribusi barang lintas daerah. Tidak hanya pemenuhan kuantitas sarana dan
prasarana saja namun peningkatan kualitas yang diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam memanfaatkan sarana dan prasarana perhubungan secara
maksimal. Berikut ini ketersediaan sarana angkutan udara dan laut dan pemanfaatannya dalam
mobilitas penumpang dan distribusi barang lintas daerah.

Tabel 2.70 Arus Lalu Lintas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2013-2017
CAPAIAN
No. BIDANG URUSAN/INDIKATOR
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah arus penumpang angkutan umum :
- Arus kedatangan Transportasi Darat 24.842 25.488 26.054 26.660 27.266
- Arus keberangkatan Transportasi Darat 24.582 25.149 25.593 26.098 26.605
- Arus kedatangan Transportasi Laut 818,61 616,86 819,01 819,01 819,01

II-66
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
CAPAIAN
No. BIDANG URUSAN/INDIKATOR
2013 2014 2015 2016 2017
- Arus keberangkatan Transportasi Laut 819,49 836,35 853,21 870,06 886,78
- Arus kedatangan Transportasi Udara 549,38 505,64 603,34 781,87 797,50
- Arus keberangkatan Transportasi Udara 567,38 519,37 616,86 816,83 833,16
2. Rasio ijin trayek 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0001
3. Jumlah uji kir angkutan umum 708 502 551 413 264
4. Jumlah pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
- Bandara 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi
- Pelabuhan 13 Lokasi 13 Lokasi 15 lokasi 15 lokasi 15 lokasi
- Terminal Type B - - - - 2 lokasi
5. Persentase layanan angkutan darat 0,0014 0,0009 0,0001 0,0007 0,0004
6. Persentase kepemilikan KIR angkutan umum 0 0 0 0 0
7 Pemasangan Rambu-rambu - 24,72
8 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 1,42 2,01 1,83 2,44 3,82
9. Jumlah orang/barang yg terangkut angkutan umum
- Arus kedatangan Transportasi Darat 24.842 25.448 26.054 26.660 27.266
- Arus keberangkatan Transportasi Darat 24.582 25.149 25.593 26.098 26.605
- Jumlah Barang Masuk 247.454 257.633 257.633 262.723 267.813
- Jumlah Barang Keluar 245.342 249.917 254.492 259.066 263.64
Jumlah orang/barang melalui
10.
dermaga/bandara/terminal per tahun
- Arus penumpang melalui dermaga 1638,1 1453,21 1.672,22 1.689,07 1.705,79
- Arus penumpang melalui Bandara 1116,76 1025,01 1.220,20 1.598,69 1.630,66
- Arus penumpang melalui transportasi darat 49,424 50597 51.647 52.758,00 53.871
11. Persentanse Angka Kecelakaan lalu lintas 0 0 11,6 14,3 11,03
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Data di atas menunjukkan lalu lintas pesawat udara dan penumpang dari lima bandara
di Sulawesi Tenggara memperlihatkan jumlah yang beragam dari tahun ke tahun. Pada Bandara
Halu Oleo Kendari sejak tahun 2011 hingga 2016 jumlah lalu lintas pesawat udara terus
meningkat demikian halnya jumlah penumpang datang dan berangkat, hal ini disebabkan
karena sarana dan prasarana bandara semakin baik. Demikian halnya dengan bandara lainnya
yang terus berbenah dalam meningkatkan pelayanannya, karena ketersediaan sarana dan
prasarana yang memenuhi kelayakan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia menjadi garansi bagi pihak maskapai dan penumpang untuk memanfaatkan bandara
tersebut untuk kebutuhan mobilitas penumpang dan distribusi barang. Sementara itu, distribusi
barang bongkar maupun muat akan semakin bertambah seiring dengan meningkatnya lalu
lintas pesawat udara yang mereduksi rentan waktu pendistribusian. Namun demikian,
distribusi barang masih didominasi melalui angkutan darat dan laut karena selain kapasitas
angkut yang lebih besar juga besaran biaya distribusi yang lebih minim.
Terminal Penumpang yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan RTRW
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2034 ada 2 terminal penumpang, yaitu Terminal
Penumpang Tipe A yang berlokasi di Kota Kendari, dan Terminal Penumpang Tipe B yang masih
dalam proses perencanaan pembangunan dengan lokasi di beberapa Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu di Kabupaten Konawe, Muna, Buton, Wakatobi, Kolaka Utara,
Konawe Selatan, Konawe utara, Kolaka Timur, Buton Utara dan Kota Baubau. Selain itu
direncanakan juga akan dibangun Terminal Barang berupa terminal truk angkutan barang yang
lokasinya dekat pergudangan, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyebarangan yaitu
direncanakan di Kota Kendari, Baubau, Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe, Konawe
Selatan, Bombana, Muna, Buton dan Buton Utara.

2.3.2.10. Urusan Komunikasi dan Informatika

Pelayanan dalam urusan komunikasi dan informatika cukup memegang peranan yang
penting dalam upaya penyebarluasan informasi maupun efisiensi dalam komunikasi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Keterbukaan Informasi yang
akurat dan benar, dan tidak menyesatkan yang berada dibawah kewenangannya kepada
pemohon informasi publik kecuali selain informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan.

II-67
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Perkembangan media komunikasi dan informasi di Provinsi Sulawesi Tenggara memperlihatkan
pertumbuhan yang cukup pesat namun, hal ini tentunya sangat didukung dengan kebutuhan
masyarakat akan media komunikasi dan informatika yang terus meningkat. Gambaran tentang
perkembangan pelayanan pada urusan komunikasi dan informatika dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 2.71 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Komunikasi dan


Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

No. Indikator Nilai


Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat
1. 7,73%
Kecamatan
2. Cakupan Layanan Telekomunikasi 80,15%
3. Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon 93,26%
4. Proporsi Rumah Tangga dengan akses Internet 75,07%
5. Proporsi Rumah Tangga yang memiliki Komputer Pribadi 0,17%
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Berdasarkan data di atas cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok


informasi Masyarakat (KIM) di tingkat kecamatan masih tergolong rendah yaitu 7,73 persen, ini
disebabkan karena Organisasi Perangkat Daerah yang mewadahi pembentukan KIM yaitu Dinas
Komunikasi, Informasi dan Persandian baru berdiri pada awal tahun 2017. Untuk cakupan
layanan Telekomunikasi, persentase penduduk yang menggunakan telepon seluler, serta
Proporsi Rumah Tangga dengan akses Internet sudah cukup tinggi, hal ini disebabkan karena
kemudahan masyarakat dalam akses untuk memiliki telepon seluler didukung dengan adanya
operator provider yang menyediakan tower jaringan ke seluruh wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara sehingga layanan Komunikasi dan akses internet sangat mudah didapatkan sampai ke
pelosok desa walaupun jaringan yang tersedia kecepatannya masih rendah karena hanya
menggunakan jaringan radio dan pita kecil, sehingga ada beberapa kabupaten yang masih sulit
jaringan telekomunikasinya.

2.3.2.11. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Perkembangan Koperasi aktif di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung mengalami


peningkatan. Dari tahun 2015 jumlah koperasi meningkat ditahun 2017, diikuti oleh jumlah
koperasi aktif yang juga mengalami peningkatan dari 2.697 unit koperasi meningkat sebesar
3.051 unit di tahun 2017.

Tabel 2.72 Perkembangan Koperasi Aktif Kabupaten/Kota Tahun 2015-2017


JUMLAH KOPERASI AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA
2015 2016 2017
1. Kendari 457 540 547
2. Baubau 172 173 191
3. Konawe 244 262 262
4. Konawe Utara 62 62 229
5. Konawe Selatan 167 167 85
6. Konawe Kepulauan 40 40 44
7. Kolaka 276 284 284
8. Kolaka Utara 117 132 137
9. Kolaka Timur 72 81 73
10. Buton 118 118 134
11. Buton Utara 39 39 73
12. Buton Selatan 47 47 47
13. Buton Tengah 55 73 85
14. Muna 243 279 229
15. Muna Barat 56 56 100
16. Wakatobi 88 83 101
17. Bombana 191 205 141
18. Provinsi 253 267 289
Jumlah 2.697 2.908 3.051
Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-68
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Capaian Kinerja Pembangunan Koperasi sejak Tahun 2015-2017 untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.73 Indikator Capaian Koperasi di Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2013-2017
Capaian Kinerja
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
1. Persentase Koperasi Aktif (persen) 84,78 84,99 71,09 70,24 69,39
2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil 94 94,6 95,4 96,5 96,5
Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas persentase Koperasi aktif setiap tahunnya makin menurun,
hal ini disebabkan karena tingkat pertumbuhan koperasi tidak sebesar jumlah koperasi yang
aktif.

2.3.2.12. Urusan Penanaman Modal

Provinsi Sulawesi Tenggara yang kaya dengan berbagai potensi sumber daya alam,
tentunya menjadi perhatian khusus bagi para penanam modal untuk berinvestasi. Kondisi ini
diperlihatkan melalui berkembangnya modal investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara
sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.74 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal


Provinsi Sulawesi Tenggara
Capaian Kinerja
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah investor berskala
1 36 61 61 72 77
nasional (PMDN/PMA)
Jumlah nilai investasi
2 berskala nasional 228.277.737,26 254.285.587,34 465.342.001,18 371.855.259,17 831.068.223,66
(PMDN/PMA) ($)
3 Rasio daya serap tenaga kerja 1:11 1:12 1:12 1:06 1:09
Kenaikan / penurunan Nilai
4 Realisasi PMDN (milyar 504 474 -1.661 1.353 103
rupiah)
Sumber : Dinas Penanaman Modal & PTSP Provinsi Sulawesi Tenggara,, Tahun 2018

2.3.2.13. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Kepemudaan dan olahraga merupakan urusan pelayanan wajib yang diselenggarakan


oleh pemerintah daerah. Keberhasilan pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan wajib
tersebut dapat diukur dari indikator yang disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.75 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan


Olahraga Provinsi Sulawesi Tenggara
Realisasi Capaian Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
A Kepemudaan
1 Persentase Organisasi Pemuda yang aktif 120 120 120 120 120
2 Persentase Wirausaha Muda 50 50 50 50 50
B Keolahragaan
1 Cakupan pembinaan olahraga 100 100 100 100 100
2 Jumlah Pelatih yang bersertifikat 15 15 15 13 14
3 Jumlah atlit muda/pelajar yang dibina 66 66 66 66 66
4. Jumlah atlet berprestasi 17 13 13 12 11
Jumlah prestasi olahraga (cabang olah raga yang
5. 16 11 12 10 9
dimenangkan)
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-69
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Jumlah atlet yang berprestasi maupun prestasi olahraga yang diraih Provinsi Sulawesi
Tenggara setiap tahunnya makin menurun, hal ini disebabkan karena sarana prasarana
olahraga yang kurang memadai, dan juga kurangnya jumlah pelatih yang bersertifikat.

2.3.2.14. Urusan Statistik

Urusan statistik di Provinsi Sulawesi Tenggara selain ditangani oleh Badan Pusat
Statistik, berdasarkan kewenangannya dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibentuk pada tahun 2016. Namun dalam penyelenggaraan
urusan statistik Dinas Kominfo belum menjalankan sepenuhnya sehingga kinerja
penyelenggaraan urusan statistik belum optimal dan masih didominasi oleh BPS sebagai. Badan
Pusat Statistik (BPS) terdapat di Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara. BPS menyajikan data melalui media elektronik maupun media cetak. Untuk media
elektronik BPS memberikan layanan berupa sistem data informasi dan statistik Provinsi
Sulawesi Tenggara berbasis internet yang dapat diakses melalui website BPS, sedangkan media
cetak BPS menyajikan dalam bentuk produk Buku Sulawesi Tenggara dalam angka dan Buku
PDRB baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Tenggara. Capaian
Kinerja Urusan statistik Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.76 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Statistik Provinsi


Sulawesi Tenggara
Realisasi Capaian Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Tersedianya sistem data dan statistik yang
1. Ada Ada Ada Ada Ada
terintegrasi
2. Buku "Provinsi Dalam Angka" Ada Ada Ada Ada Ada
3. Buku "PDRB" Ada Ada Ada Ada Ada
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2013-2017

2.3.2.15. Urusan Persandian

Kebijakan urusan pemerintah dibidang persandian sangat penting sesuai Peraturan


Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 9 Tahun 2016 tentang nomenklatur Perangkat Daerah
dan Unit Kerja pada perangkat Daerah Bidang Persandian dalam menangani pengamanan
informasi dan pola hubungan komunikasi persandian antar perangkat daerah, keberhasilan
pelaksanaan tugas dan fungsi bidang persandian sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana
yang mendukung pengamanan informasi yang dikecualikan maupun informasi yang terbuka,
kinerja sarana dan prasarana persandian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.77 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Persandian Provinsi


Sulawesi Tenggara

Kinerja Nilai
Persentase Perangkat daerah yang telah menggunakan sandi dalam
0,45%
komunikasi Perangkat Daerah
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Data di atas menunjukkan masih rendahnya perangkat daerah yang telah menggunakan
sandi dalam komunikasi perangkat daerah, hal ini disebabkan karena Organisasi Pemerintah
yang menangani urusan Persandian yaitu Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian baru
dibentuk tahun 2017, begitu pula Peraturan yang menjadi payung Hukum urusan Persandian
yaitu Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 7 tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Persandian untuk Pengamanan informasi dilingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Kabupaten/Kota juga baru dikeluarkan pada tahun 2017.

II-70
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.2.16. Urusan Kebudayaan

Bidang Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan


program/kegiatan yang berkaitan dengan kesenian, perfilman, cagar budaya, permuseuman,
sejarah dan nilai-nilai budaya. Dalam melaksanakan tugas, bidang kebudayaan mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggara kegiatan pembinaan dan pengembangan bidang kesenian dan perfilman di
daerah;
b. Penyelenggara kegiatan pembinaan dan pengembangan bidang cagar budaya dan
permuseuman di daerah; dan
c. Penyelenggara kegiatan pembinaan dan pengembangan bidang sejarah dan nilai budaya di
daerah.

2.3.2.17. Urusan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dengan demikian garis besar
kegiatan perpustakaan adalah pengelolaan koleksi, sementara garis besar kearsipan meliputi
penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan
perawatan serta penyimpanan (kronologis).
Dibidang perpustakaan selama tahun 2013 hingga 2018 masih dibutuhkan upaya yang
maksimal dari pemerintah provinsi dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat
sehingga capaian kinerja per tahun bidang perpustakaan semakin meningkat. Capaian kinerja
yang telah dicapai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.78 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Perpustakaan


Provinsi Sulawesi Tenggara
Realisasi Capaian Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 13,860 10,980 9,884 9,629 11,000
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
2. 180,254 181,254 203,351 206,072 206,302
daerah
Rasio Perpustakaan persatuan penduduk 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Jumlah rata-rata pengunjung
9.000 9.000 9.000 9.000 9.000
perpustakaan/tahun
3. Jumlah Koleksi Judul Buku 73,396 73,648 77,757 77,910 78,148
Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai
4. - - - - 12
yang memiliki sertifikat
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Berdasarakan data tabel di atas kunjungan setiap orang di perpustakaan selama lima
tahun terakhir (2013-2017) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, pengunjung dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini diikuti dengan menurunnya jumlah Judul Koleksi
Buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah. Berkurangnya jumlah koleksi buku yang ada di
perpustakaan bisa menjadi penyebab menurunnya jumlah pengunjung per tahun selain itu
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat semakin memudahkan masyarakat untuk
mengakses berbagai literatur dan informasi yang diperlukan.
Dibidang Urusan Kearsipan, indikator capaian kinerja pelayan kearsipan adalah sebagai
berikut :

II-71
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.79 Pencapaian Kinerja Pelayanan Bidang Urusan Kearsipan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Realisasi Capaian Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase Perangkat Daerah yang mengelola
1 45% 49% 55% 64% 64%
arsip secara baku
2 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 35% 35% 35% 35% 35%
Sumber : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.3. Fokus Urusan Layanan Pilihan

Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator


kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah provinsi/kabupaten/kota, yaitu
bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, kelautan dan
perikanan, perdagangan, industri dan ketransmigrasian.

2.3.3.1. Urusan Kelautan dan Perikanan

Produksi ikan di Sulawesi Tenggara didominasi oleh perikanan budidaya, dengan


produksi sebesar 564.720 ton di tahun 2015 yang didominasi oleh hasil budidaya laut. Besaran
produksi ini dihasilkan oleh 29.992 orang petani budidaya ikan. Sedangkan untuk perikanan
tangkap, terjadi penurunan produksi, yaitu sebesar 153.519 ton di tahun 2014 turun menjadi
146.510 ton di tahun 2015.
Perkembangan luas lahan perikanan khususnya yang dilakukan selama lima tahun
terakhir cenderung meningkat. Kenaikan ini diikuti dengan salah satu sektor penyumbang
terbesar kepada PDRB. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan jumlah
kontribusi PDRB tahun 2013 sebesar 8,34 persen sedangkan tahun 2014 mencapai 10,86
persen. Hal ini disebabkan karena wilayah Sulawesi Tenggara memiliki sumber daya kelautan
yang besar dan beragam juga merupakan salah satu sektor yang diminati investor. Kondisi
pengelolaan sektor kelautan dan perikanan di Sulawesi Tenggara disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.80 Kondisi Pengelolaan Sektor Kelautan dan Perikanan di Sulawesi


Tenggara Tahun 2013-2017
Realisasi Capaian Tahun
No. Indikator Kinerja Utama (IKU)
2013 2014 2015 2016 2017
A. Fungsi Ekonomi
Kontribusi PDRB Perikanan terhadap PDRB
1. 4,46 4,79 6,93 7,81 12,70
Provinsi ADB (5)
2. Produksi Perikanan (ribu ton)
- Perikanan Tangkap 150,80 159,90 152,07 189,95 232,86
- Perikanan Budidaya 847,50 1.053,14 994,06 912,73 1.016,38
3. Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD ribu) 398,32 6.175,03 5.013,14 4.098,48 8.324,94
4. Konsumsi Ikan (kg/kap/thn) 49,01 50,77 52,35 55,63 58,81
5. Jumlah Unit Pengolahan Ikan (unit) 600 831 650 657 671
6. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan 106,90 106,22 105,90 116,20 122,68
B. Fungsi Lingkungan
Luas Kawasan Konservasi Laut dan Perairan
1. 1,84 1,92 1,94 1,96 1,84
(juta ha)
Jumlah Pulau-Pulau Kecil Termasuk Pulau
2. 117 117 117 117 117
Kecil Terluar yang Dikelola (pulau)
Jumlah Pokmaswas (Kelompok Masyarakat
3. 118 126 135 135 135
Pengawas)
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
*Data Sementara
Catatan :
1. Dilakukan perubahan satuan PDRB dari triliun Rp menjadi Atas Dasar Harga Berlaku-ADB (persen) agar dapat diketahui kontribusi
subsektor perikanan terhadap total PDRB Sulawesi Tenggara
2. Nilai ekspor hasil perikanan dan nilai konsumsi ikan tahun 2013 masih menunggu data dari BPS Provinsi Sulawesi Tenggara

II-72
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.3.2. Urusan Pariwisata

Perkembangan Kepariwisataan Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan yang cukup


baik sejalan dengan meningkatnya kualitas aksesibilitas, amenitas dan sarana penunjang dalam
melakukan perjalanan di Destinasi Wisata. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara
langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat
terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya. Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi
masyarakat Sulawesi Tenggara bahkan bagi Negara sekalipun, manfaat pariwisata dapat dilihat
dari berbagai aspek/segi yaitu manfaat pariwisata dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan
hidup, nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan, serta peluang dan kesempatan kerja.
Capaian kinerja Pariwisata berdasarkan pengukuran dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 2.81 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pariwisata Provinsi


Sulawesi Tenggara

Indikator Kinerja sesuai Tugas Realisasi Capaian Per-Tahun


No
dan Fungsi SKPD 2013 2014 2015 2016 2017
1. Kunjungan Wisata
Jumlah wisatawan Manca Negara
16.097 15.986 16.859 17.494 16.718
(orang)
Jumlah wisatawan Nusantara
2.300.603 2.311.310 2.346.733 2.392.260 2.430.058
(Orang)
2. Lama Kunjuangan
Tingkat Hunian Hotel (Persentase)
- Bintang 48,9 38,3 38,2 38.8 40,2
- Non Bintang 29,8 19,2 19,1 19,7 21,1
3. Perkembangan Jumlah Hotel - - 347 - -
4. Rata-rata lama tinggal (hari)
- Bintang 2,00 1,96 1,72 1,68 2,89
- Non Bintang 1,6 1,5 1,5 1,6 1,7
5. Jumlah Objek Wisata (Lokasi) 1 5 3 1 5
6. Jumlah Desa Wisata (Lokasi) 8 19 29 - -
7. PAD sektor Pariwisata 155.400.000 356.4000.000 65.000.000 388.500.000 804.500.000
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.3.3. Urusan Pertanian

a. Pertanian
Pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar bagi PDRB di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermata pencaharian sebagai
petani. Urusan pertanian meliputi kondisi lahan, jenis pengairan/irigasi, serta produksi dan
produktivitas pertanian. Pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara dibagi berdasarkan jenis
pengairannya, tabel di bawah ini menampilkan Luas Lahan berdasarkan jenis pengairan dan
frekuensi penanaman padi di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013-2015.

Tabel 2.82 Luas Lahan sawah berdasarkan jenis Pengairan dan Frekuensi
Penanaman Padi (Ha) di Sulawesi Tenggara Tahun 2014 & 2015
Frekuensi Penanaman Tidak Sementara
No. Jenis Pengairan Tiga Dua Satu Ditanami Tidak Jumlah
kali kali kali Padi *) Diusahakan
Tahun : 2014
1 Irigasi 50 63.516 16.021 4.773 8.941 93.301
2 Tadah Hujan - 2.631 13.942 2.915 7.025 26.513
3 Rawa Pasang Surut - 174 358 97 924 1.553
4 Rawa Lebak - 32 102 6 38 178
Jumlah 50 66.353 30.423 7.791 16.928 121.545
Tahun : 2015
1 Irigasi 14.822 70.969 70.969 6.564 92.355 14.822

II-73
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Frekuensi Penanaman Tidak Sementara
No. Jenis Pengairan Tiga Dua Satu Ditanami Tidak Jumlah
kali kali kali Padi *) Diusahakan
2 Tadah Hujan 15.338 1.213 1.213 7.878 24.429 15.338
3 Rawa Pasang Surut 771 612 612 1.785 3.168 771
4 Rawa Lebak 231 110 110 80 421 231
Jumlah 16.340 1.935 1.935 9.743 28.018 16.340
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Produksi pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh padi dengan
jumlah produksi pertanian sebesar 696.954 ton pada tahun 2017, kemudian ubi kayu dengan
jumlah produksi 161.492 ton pada tahun 2017 dan jagung dengan produksi sebesar 90.007 ton
pada tahun 2017. Pada tabel di bawah ini menunjukkan data luas tanaman, luas panen, produksi
dan produktivitas padi dan palawija di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013-2016.

Tabel 2.83 Luas Tanaman, Luas Panen, Produksi & Produktivitas Padi &
Palawija Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Realisasi Capaian Per-Tahun
No
SKPD 2014 2015 2016
I Produksi (Ton)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 657.616 660.720 696.954
2. Jagung 60.600 68.141 90.007
3. Kedelai 5.691 12.799 16.136
4. Kacang Tanah 4.652 3.471 3.022
5. Kacang Hijau 1.192 1.036 1.003
6. Ubi Kayu 175.086 175.096 161.492
7. Ubi Jalar 24.914 435 23.960
II Produktivitas (Ku/Ha)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 46,84 42,56 47,07
2. Jagung 25,23 31,84 29,21
3. Kedelai 11,20 - 19,47
4. Kacang Tanah 7,68 6,61 7,77
5. Kacang Hijau 8,08 - 8,00
6. Ubi Kayu 207,94 199,37 223,72
7. Ubi Jalar 92,69 101,25 127,23
III Luas Panen (Ha)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 140.408 140.380 173.496
2. Jagung 24.022 23.945 30.816
3. Kedelai 5.079 7.888 8.289
4. Kacang Tanah 6.058 4.862 3.887
5. Kacang Hijau 1.476 1.287 1.255
6. Ubi Kayu 8.420 8.398 7.218,6
7. Ubi Jalar 2.688 2.525 1.883
IV Luas Tanam (Ha)
1. Jumlah Padi (Padi Sawah + Padi Ladang) 135.907 148.138 183.491,5
2. Jagung 25.980 29.430 33.467,2
3. Kedelai 7.557 10.441 8.661
4. Kacang Tanah 5.524 3.576 3.620,6
5. Kacang Hijau 1.327 1.256 1.414
6. Ubi Kayu 7.937 7.199 9.219,2
7. Ubi Jalar 2.447 2.144 2.396,1
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel 2.84 Luas Lahan yang di tanami padi dan tidak ditanami padi serta frekuensi
penanamannya di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2017
Ditanami Padi Tidak Ditanami Padi *)
Tidak
No. Tahun Ditanami Jumlah
Satu kali Dua Kali ≥ Tiga kali Ditanami
tanaman lainnya
apa pun
1 2015 30.982 72.723 107 4.248 13.535 121.595
2. 2016 29.249,5 80.300,1 304,0 5.682 11.170 126.732,6
3. 2017 27.087,3 81.238,5 140 6.943,5 13.276,6 128.685,9
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-74
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.85 Luas Lahan Pertanian Tanaman Berkelanjutan Provinsi
Sulawesi Tenggara
LP2B LCP2B KP2B
NO. Kabupaten/Kota
(ha) (ha) (ha)
1. Buton 1.778 1.130 2.908
2. Muna 1.785 3.298 5.083
3. Konawe 41.406 18.826 60.232
4. Kolaka 12.181 1.300 13.481
5. Konawe Selatan 25.565 15.323 40.888
6. Bombana 13.689 4.870 18.559
7. Wakatobi - - -
8. Kolaka Utara 2.586 1.318 3.904
9. Buton Utara 2.332 552 2.884
10. Konawe Utara 4.277 3.487 7.764
11. Kolaka Timur 15.101 6.513 21.614
12. Konawe Kepulauan 3.756 4.240 7.996
13. Muna Barat 4.005 4.638 8.643
14. Buton Tengah 51 663 714
15. Buton Selatan - - -
16. Kendari 1.319 1.797 3.116
17. Baubau 1.375 664 2.039
Jumlah 131.206 68.619 199.825
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018
Ket : LP2B = Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
LCP2B = Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan
KP2B = Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan

b. Perkebunan

Sektor Perkebunan merupakan penyumbang nilai tertinggi pada sub kategori Pertanian,
Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian yakni sebesar 26,56 persen. PDRB dari golongan
tanaman perkebunan dengan nilai 6,87 Triliun Rupiah dihitung atas dasar harga berlaku. Dari
nilai tersebut kontribusi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara sebesar 6,40 persen. Pada tahun
2017 atas dasar harga konstan pertumbuhan PDRB sektor perkebunan tumbuh positif 6,81
persen.
Sektor Hortikultura yang merupakan salah satu lapangan usaha penyumbang 0,96
persen PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara dengan nilai 1,036 Triliun rupiah pada tahun 2017.
Nilai PDRB Sektor Hortikultura ini mengalami penurunan 2,07 persen pada tahun 2016 dan
0,39 persen pada tahun 2017, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.86 Kontribusi Sektor Perkebunan & Hortikultural terhadap PDRB


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017
Realisasi Capaian Tahun
No. Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Perkebunan
Nilai PDRB Sub Sektor Perkebunan
1. 4.900.601,87 5.433.698,22 5.595.502,95 6.231.251,05 6.873.413,43
ADHB (Juta Rupiah)
Kontribusi PDRB Sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan terhadap
2. 25,47 25,69 24,03 24,31 24,08
PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara
ADHB (persen)
Kontribusi PDRB Sub Sektor
Perkebunan terhadap Sub kategori
3. 27,08 26,90 26,55 26,42 26,56
Pertanian, Peternakan, Perburuan
dan Jasa Pertanian (persen)
Kontribusi PDRB Sub Sektor
4. Perkebunan terhadap PDRB Provinsi 6,90 6,91 6,38 6,42 6,40
Sulawesi Tenggara (persen)
Pertumbuhan PDRB golongan
5. 5,97 8,45 0,84 9,03 6,81
tanaman perkebunan ADHK (persen)
Hortikultura
6. Nilai PDRB Sub Sektor Hortikultura 1.079.738,2 989.079,53 1.062.338,38 1.040.380,78 1.036.291,83

II-75
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Realisasi Capaian Tahun
No. Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
ADHB (Juta Rupiah)
Kontribusi PDRB Sub Sektor
Hortikultura terhadap Sub kategori
8. 5,97 4,9 5,04 4,41 4,00
Pertanian, Peternakan, Perburuan
dan Jasa Pertanian (persen)
Kontribusi PDRB Sub Sektor
9. Hortikultura terhadap PDRB Provinsi 1,52 1,26 1,21 1,07 0,96
Sulawesi Tenggara (persen)
Pertumbuhan PDRB golongan
10. 8,59 -8,40 7,41 -2,07 -0,39
tanaman hortikultura ADHK (persen)
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Tenggara Menurut Lapangan Usaha 2013-2017

2.3.3.4. Urusan Kehutanan

Perkembangan pengelolaan kawasan hutan di Sulawesi Tenggara terus dilakukan


berupa kegiatan rehabilitasi hutan, pengembangan produksi hasil hutan, pengamanan
kebakaran kawasan hutan, pengawasan hutan, penetapan tapal batas kawasan hutan serta
perencanaan pembangunan kehutanan. Kondisi pengelolaan kawasan hutan di Provinsi
Sulawesi Tenggara disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.87 Pengelolaan Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017
No Uraian
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Hutan Lindung 1.081.489 1.081.489 1.081.489 1.081.489 1.081.489
Suaka Alam dan
282.924 282.924 282.924 282.924 282.924
Pelestarian Alam
2 Hutan Produksi
- Terbatas 466.854 466.854 466.854 466.854 466.854
- Tetap 404.893 404.893 404.893 404.893 404.893
- Dapat di Konversi 96.995 96.995 96.995 96.995 96.995
Jumlah 2.333.155 2.333.155 2.333.155 2.333.155 2.333.155
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Dari tahun 2013-2017 tidak mengalami perubahan penurunan maupun peningkatan


dikarenakan tidak ada perubahan alih fungsi kawasan hutan lindung maupun hutan produksi
sehingga rasio kawasan hutan lindung maupun kawasan hutan produksi terhadap total luas
kawasan hutan tetap dipertahankan, hal ini berdasarkan pada data luas kawasan hutan
konservasi dan luas kawasan hutan lindung pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
465/Menhut-II/2011.
Provinsi Sulawesi Tenggara juga memiliki kawasan Perhutanan Sosial yang tersebar
dibeberapa wilayah kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Perhutanan Sosial terbagi atas
Hutan Desa, Hutan yang pengelolaannya oleh masyarakat adat berdasarkan hukum Adat (HKM),
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan kemitraan. Di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak
terdapat Hutan Desa, Hutan yang dikelola oleh adat terbagi dibeberapa lokasi Kabupaten/Kota
se Sulawesi Tenggara, yaitu : Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Buton, kabupaten Buton
Tengah, kabupaten Kolaka, Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe. Hutan
HTR hanya terdapat di Kabupaten Muna dan Hutan Kemitraan terdapat di Kabupaten Buton.
Tabel di bawah ini menggambarkan Perhutanan Sosial di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2013-2018.

II-76
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.88 Perhutanan Sosial di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2018
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
PERHUTANAN SOSIAL
1. Hutan Desa - - - - -
2. HKM - - 795 (3 Izin) 3728(7 izin)
3. HTR 63,06 (1 izin) - - -
4. Kemitraan - - - - 1360 (2 izin)
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Urusan Kehutan juga melaksanakan beberapa urusan sesuai dengan tugas dan fungsi
Dinas Kehutanan, di bawah ini ditampilkan tabel capaian indikator urusan kehutanan tahun
2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel 2.89 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kehutanan Provinsi


Sulawesi Tenggara
Realisasi Capaian Per-Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
1. 1.894,16 Ha 2.253,88 Ha 898,04 Ha 350 Ha 265 Ha
(Dishut Prov. Sultra)
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
(Dishut Kab/Kota, UPT
2. 50.011,10 Ha 13.916,37 Ha 4.791,10 Ha 2.499,53 Ha 851 Ha
Kementerian LHK, BPDAS-HL
Sampara)
Total Rehabilitasi hutan dan lahan
51.905,26 Ha 16.170,25 Ha 5.689,14 Ha 2.849,53 Ha 1.116 Ha
kritis
Produksi Hasil Hutan :
52782,48 M3 10334,19 M3 15321 M3 48060,19 M3 46462,07 M3
3. - Hasil Hutan Kayu (M3)
- Hasil Hutan Bukan Kayu (Ton) - - - - 1554,00 Ton
Luas Kawasan Hutan yang 184,45% 113,62% 86,99% 85,69%
terbakar yang dapat di tekan (Luas Kawasan (Luas Kawasan (Luas Kawasan (Luas Kawasan
4.
(persen) - Hutan terbakar Hutan terbakar Hutan Terbakar Hutan Terbakar
Meningkat) Meningkat) Menurun) meningkat)
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan
- 1616,73 5150,11 589,24 1920,82
(ha)
350.505,37 Ha 315.629,93 Ha 85.977,78 Ha 81.710,75 Ha 81.635,59 Ha
5. Kerusakan kawasan hutan (1,5%) (1,5%) (9,8%) (0,2%) (0,032%)
Rasio luas kawasan lindung untuk
menjaga kelestarian
6. 58,48% 58,48% 58,48% 58,48% 58,48%
keanekaragaman hayati terhadap
total luas kawasan hutan
Peningkatan Kapasitas 0% 0% 62,50% 91,67%
Penanganan Kasus Kejahatan - (Tidak ada Kasus (Tidak ada Kasus (Kasus yg (Kasus yg
Kehutanan (persen) - yg terselesaikan) yg terselesaikan) terselesaikan) terselesaikan)
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Semakin rendahnya capaian indikator Rehabilitasi hutan dan Lahan Kritis (RHL) setiap
tahun, antara lain disebabkan oleh :
a) Terbatasnya alokasi anggaran RHL yang menurun setiap tahun.
b) Laju Kebakaran hutan yang tinggi berdampak langsung terhadap kerusakan kawasan
hutan.
c) Penggunaan Kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin dan fungsi kawasan hutan
menimbulkan kerusakan kawasan hutan yang signifikan.
d) Keterbatasan SDM dan sarpras pengamanan hutan serta peralatan pemadaman kebakaran
hutan.
Untuk Rasio luas kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan tidak ada
perubahan hingga saat ini, hal ini disebabkan karena tidak ada alih fungsi kawasan hutan
lindung sehingga rasio kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan Sulawesi Tenggara
tetap dapat dipertahankan.

II-77
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.3.5. Urusan Energi dan Sumber daya Mineral

Bidang energi dan sumber daya mineral mempunyai kontribusi cukup besar dalam
mendukung perekonomian Sulawesi Tenggara. Aktivitas pertambangan merupakan sektor yang
paling besar dalam menyumbangkan pendapatan daerah dan mendongkrak perekonomian
daerah.
a. Pertambangan
Pertambangan merupakan salah satu sektor penyumbang pendapatan daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara. Penerimaan Daerah dari sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Tabel 2.90 Penerimaan Daerah Sektor Pertambangan


Realisasi Capaian Per-Tahun
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Penerimaan daerah dari
39.467.601.437 48.427.718.084 132.986.023.894 132.986.023.894 256.996.000.56
sektor Pertambangan
Royalti 17.024.000.000 45.380.191.517 65.014.197.961 122.612.925.329 241.132.371.321
Iuran Tetap 4.473.601.437 3.047.526.567 8.135.374.449 10.373.098.565 15.863.629.244
Sumbangan Pihak Ketiga 17.970.000.000 0 0 0 0
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tambang Nikel dan Aspal merupakan dua jenis produksi pertambangan yang menonjol
di Sulawesi Tenggara. Produksi dan nilai produksi kedua jenis tambang tersebut ditunjukkan
pada tabel berikut :

Tabel 2.91 Keadaan Komoditas Pertambangan Nikel dan Aspal di Sulawesi


Tenggara Tahun 2013-2017
Produksi (ton) Nilai Produksi (Rp. Juta Rupiah)
Tahun Ferro
Bijih Nikel Aspal Bijih Nikel Ferro Nikel Aspal
Nikel
2013 29.431.004 15.535 583.830 5.398 2.563.275 175.148
2014 1.387.140 16.851 275.290 138.714 1.152 27.529
2015 932.539 17.350 18.150 709.290 41.550 6.676
2016 1.539.426 18.000 50.435 753.291 2.020.750 5.589
2017 9.043.232,94 112.490 17.039 4.059.613 3.073.548 15.960
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Sampai saat ini, izin pertambangan di Sulawesi Tenggara semakin diperketat dengan
tujuan untuk menghindari terjadinya penambangan liar.

Tabel 2.92 Pertambangan Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara


Realisasi Capaian Per Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Luas areal penambangan liar
1 - 274 167,24 662,25 47,68
yang ditertibkan
2 Luas areal penambangan liar - 646 65,73 511 108,48
3 Pertambangan tanpa izin - 42,41 254,43 129,60 43,95
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tahun 2013, kewenangan perizinan mineral dan batubara masih menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sehingga tidak ada data penambangan liar. Data luas area
penambangan liar diperoleh dari hasil pelaksanaan pengawasan lapangan terhadap bukaan
lahan usaha pertambangan tanpa izin, data luas penambangan liar yang ditertibkan diperoleh
dari perhitungan luas lahan usaha pertambangan yang telah ditertibkan Izin Usaha
Pertambangan.

II-78
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
b. Listrik
Pertumbuhan permukiman di Sulawesi Tenggara signifikan dengan pertambahan
cabang dan ranting perusahaan listrik Negara, banyaknya pelanggan, tenaga listrik yang terjual
serta nilai penjualan listrik. Keadaan perkembangan listrik di Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2017 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.93 Perkembangan Kelistrikan di Sulawesi Tenggara Tahun 2017-2017


Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Elektrifikasi (persen) 69,53 74,07 78,06 82,1 78,11
Daya Terpasang 202,000 210,000 223,730 243,520 257,690
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Pertumbuhan permukiman, industri dan perdagangan di Sulawesi Tenggara signifikan


dengan pertambahan cabang dan ranting Perusahaan Listrik Negara, banyaknya pelanggan,
tenaga listrik yang terjual serta nilai penjualan listrik. Keadaan perkembangan listrik di
Sulawesi Tenggara tahun 2015 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.94 Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang terjual, dan Nilai Penjualan
Tenaga Listrik Menurut Kategori Pelanggan Tahun 2015-2016

Jumlah Pelanggan Tenaga Listrik yang terjual Nilai Penjualan


Kategori
Pelanggan
2015 2016 2015 2016 2015 2016
Industri 118 143 22.210.697 26.769.566 25.000.663 29.183.569
Bisnis 12.764 14.235 106.808.872 120.631.535 137.693.068 148.473.678
Penerangan jalan 337 363 11.459.233 11.777.979 17.178.643 16.581.524
Jawatan 2.106 2.414 21.925.510 24.704.783 29.820.544 32.156.832
Rumah tangga 226.258 250.168 341.217.695 390.366.733 298.964.107 351.193.269
Sosial 4.452 5.005 16.332.827 19.644.065 12.986.954 15.799.425
Lainnya 15 14 1.395.342 840.802 2.064.527 1.336.360
Jumlah 246.050 272.332 521.350.176 594.735.463 523.708.506 594.724.659
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

c. Energi Baru Terbarukan


Bauran energi primer Sulawesi Tenggara Tahun 2015 didominasi oleh minyak bumi atau
sekitar 88,5 persen. Selanjutnya adalah batubara dengan pangsa sekitar 6,7 persen serta gas
sebesar 4,0 persen. Selain itu, bauran energi lainnya berupa energi baru terbarukan
menyumbang sebagian kecil keseluruhan bauran energi daerah atau sebesar 0,8 persen.
Energi fosil berupa cadangan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia diperkirakan habis
dalam 12 tahun mendatang, sehingga bauran energi primer Sulawesi Tenggara yang didominasi
oleh minyak bumi dikhawatirkan ketahanan dan keberlanjutannya.
Sulawesi Tenggara memiliki potensi energi terbarukan seperti panas bumi, surya, air,
angin/bayu, biomassa dan lainnya. Potensi-potensi tersebut seharusnya dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan untuk mengganti dominasi minyak bumi untuk mencapai ketahanan dan
kemandirian energi.
Tabel 2.95 Bauran Energi Sulawesi Tenggara

No. Jenis Energi Satuan Potensi


1. Panas Bumi MW 6.340*
2. Mikro Hidro MW 896
3. Biomassa MW 301
4. Surya MW 164
5. Bayu MW 3.917
6. Minyak Bumi MW 257
7. Gas Bumi MMSTB 0,1
BCF 0,5
Sumber : Rencana Umum Energi Nasional
Ket :* Sulseltra

II-79
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.3.6. Urusan Perindustrian dan Perdagangan

a. Perkembangan Sektor Industri Kecil


Perkembangan sektor industri kecil di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat dari jumlah industri tahun 2016 sebesar 12.573 perusahaan, cukup banyak
dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 12.003 perusahaan dengan nilai investasi tahun 2016
sebesar 1,6 trilyun.

Tabel 2.96 Perkembangan Sektor Industri Kecil di Sulawesi Tenggara,


Tahun 2015-2017
Jumlah
Jumlah Investasi Nilai
Kelompok / Jenis Industri Tahun Tenaga
Perusahaan (Rp.000) (Rp.000)
Kerja
2015 8 238 18.060.020 111.288.373
Industri Kimia 2016 10 248 18.782.421 115.739.908
2017 12 - - -
2015 1 690 29.551.883 2.814.834.230
Industri Logam dan Mesin 2016 1 718 30.733.958 2.927.427.599
2017 4 - - -
2015 1 117 500.000 526.500
Industri Aneka 2016 1 122 520.000 547.560
2017 - - - -
2015 111 2.872 202.829.973 220.223.445
Industri Hasil Pertanian dan
2016 205 2.987 210.943.172 229.032.383
Kehutanan
2017 209 - - -
Industri Kecil :
2015 6.232 26.879 890.872.009 1.570.631.029
- IK Hasil Pertanian dan Kehutanan 2016 1.506 27.954 926.506.889 1.633.456.270
2017 6.579 30.966 1.134.753.891 1.790.638.742
2015 1.440 9.189 157.086.371 686.054.201
- IK Kimia 2016 1.462 9.557 163.369.826 713.496.369
2017 1.557 8.934 182.727.498 805.132.943
2015 1.270 8.198 84.961.382 195.288.999
- IK Logam dan Mesin 2016 3.070 8.526 88.359.837 203.100.559
2017 1.335 9.626 122.881.143 2.680.613.52
2015 2.940 15.790 107.654.821 311.519.907
- IK Aneka 2016 6.317 16.422 111.961.014 323.980.703
2017 - - - -
2015 12.003 63.973 1.491.516.459 5.910.366.684
Jumlah 2016 12.573 66.534 1.551.177.117 6.146.781.351
2017 9.471 49.524 1.440.362.523 5.276.384.837
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

b. Perkembangan Sektor Perdagangan Luar Negeri


1) Ekspor Sulawesi Tenggara Menurut Nilai dan Volume
Jika dibandingkan dengan tahun 2011 volume dan nilai ekspor Sulawesi Tenggara
tahun 2012 mengalami peningkatan. Tahun 2011 volume ekspor sebesar
5.783.205,56 ton dengan nilai 440.772.202,74 USD, mengalami peningkatan cukup
baik pada tahun 2012 sebesar 14.053.328,97 dengan nilai 703.334.264,44 USD,
namun pada tahun 2015 turun hingga mencapai 119.089,03 ton dengan nilai
236.916.309,21 USD. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang
menyebabkan berkurangnya volume ekspor dan impor. Tahun 2016 volume ekspor
mulai meningkat kembali sebesar 182.940,03 ton dengan nilai sebesar
219.243.000,66 USD. Volume dan nilai ekspor Tahun 2011-2016 dapat dilihat pada
tabel berikut.

II-80
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.97 Ekspor Berdasarkan Volume dan Nilai Tahun 2011-2016
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Volume (Ton) 22.179.857,10 1.896.916,65 119.089,03 182.940,03 22.179.857,10
Nilai (USD) 765.857.144,55 333.012.160,80 236.916.309,21 219.243.000,66 765.857.144,55
Sumber :BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

2) Ekspor Sulawesi Tenggara Menurut Negara Tujuan


Selama tahun 2013-2017 jumlah negara tujuan ekspor Sulawesi Tenggara mengalami
peningkatan baik negara tujuan, nilai maupun volume. Nilai dan Volume ekspor
Negara tujuan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.98 Volume dan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Tahun
2013-2017
Nilai Volume
Tahun Negara Tujuan
(USD) (Ton)
Jepang, Taiwan, China, USA, Hongkong, Belanda, Korea
2013 765.857.144, 55 22.179.857,10
Selatan, Australia, Thailand, Ukraina
China, USA, Australia, Netherland, Mexico, Thailand,
2014 333.012.160,80 1.896.916,65
Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Hongkong, India.
USA, Australia, Belanda, Hongkong, Jepang, Korea
2015 134.489.271,31 80,902,57
Selatan, Taiwan, Thailand, Tiongkok, Kepulauan Solomon
Belanda, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok,
2016 111.930.343,27 135.046,64
Kepulauan Solomon, Jerman, Timur Leste
Belanda, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok,
2017 193.021.030,30 2.530.150,16
Kepulauan Solomon, Jerman, Timur Leste
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

3) Volume dan Nilai Ekspor


Selama tahun 2013-2017 jumlah dan nilai ekspor komoditi baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pelabuhan di Sulawesi Tenggara cenderung menurun.
Jumlah ekspor langsung pada tahun 2013 mencapai 32.086.631,62 ton cenderung
menurun hingga mencapai 2.530.150,16 ton. Penurunan jumlah ekspor secara
langsung tersebut disebabkan banyaknya jumlah komoditi yang diekspor secara tidak
langsung melalui pelabuhan-pelabuhan di luar Sulawesi Tenggara antara lain
pelabuhan muat Hasanuddin, Juanda Surabaya, Ngurah Rai Bali, Sekupang, Soekarno
Hatta, Tanjung Perak, Tanjung Priok sebesar 38.186,46 yang terjadi pada tahun 2015.
Tahun 2016 nilai ekspor langsung maupun tidak langsung sedikit meningkat yaitu
sebesar 135.046,64 ton untuk ekspor langsung dengan nilai sebesar 111.930.343,27
USD dan ekspor tidak langsung sebesar 47.893,10 ton dengan nilai sebesar
107.312.657,39 USD. Pada tahun 2017 kembali mengalami peningkatan dari tahun
2016, yaitu untuk Ekspor langsung pada tahun 2017 sebesar 193.021.030,58 (USD)
atau bertambah sebesar 81.090.687,31 (USD), dan untuk Ekspor Tidak langsung
tahun 2017 adalah sebesar 189.942.830,86 (USD) atau bertambah 82.630.173,47
(USD).

Tabel 2.99 Volume dan Nilai Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2017
Ekspor Langsung Ekspor Tidak langsung
Tahun
Berat (Ton) Nilai (USD) Berat (Ton) Nilai (USD)
2013 32.086.631,62 975.891.384,00 2.325,55 7.932.951,00
2014 2.473.197,80 326.379.557,00 9.813,62 25.321.231,00
2015 80.802,57 134.489.271,31 38.186,46 102.427.037,90
2016 135.046,64 111.930.343,27 47.893,10 107.312.657,39
2017 2.530.150,16 193.021.030,58 85.890,26 189.942.830,86
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-81
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
c. Perkembangan Sektor Perdagangan Dalam Negeri
Perdagangan Antar Pulau
Selama tahun 2015 jenis komoditas yang diperdagangkan antar pulau dalam daerah di
Sulawesi Tenggara terdiri dari jenis komoditas antara lain : komoditas tanaman pangan
dengan volume 5.790 ton, perkebunan dengan volume 297.121 ton dan nilai masing-
masing sebesar 20.230.420 rupiah dan 5.758.506.960 rupiah, berturut-turut perikanan,
peternakan, kehutanan, dan perindustrian dengan total nilai sebesar 9.721.641.813 rupiah.
Perdagangan antar pulau di provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.100 Volume dan Nilai Perdagangan Antar Pulau Menurut hasil Bumi
dan Laut di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016-2017
2016 2017
Jenis Komoditi Satuan Nilai Nilai
Volume Volume
(Rp.000) (Rp.000)
Hasil Tanaman Pangan Ton 5.194 27.465.295 28.051 160.6145.546
Hasil Perkebunan Ton 252.916 7.145.569.140 106.559 1.1293.184.740
Hasil Perikanan Ton 49.838 3.844.408.320 61.570 2.910.236.289
Ton 273 10.920.000 9 304.867
Hasil Peternakan
Ekor 1.040 9.360.000 3.504 25.092.350
Ton 454 7.572.000 795 25.092.350
Hasil Kehutanan
m3 18.367 34.614.935 41.888 125.664.000
Ton 1.015 97.563.250 44.381 1.022.988.722
Hasil Industri
buah 82 41.000 - -
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.3.7. Urusan Transmigrasi

Urusan pilihan adalah urusan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk
diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (Core
Competence) yang menjadi kekhasan daerah salah satu diantaranya adalah urusan pilihan
ketransmigrasian. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah penerima warga
transmigrasi terbanyak di Indonesia. Namun seiring dengan bertambahnya penduduk dan
pemekaran daerah, maka ketersediaan lahan untuk permukiman transmigrasi semakin
berkurang sehingga mempengaruhi jumlah penerimaan transmigran. Keadaan permukiman
transmigrasi sejak tahun 2013-2017 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.101 Keadaan Penerimaan Transmigrasi Umum menurut Jenis


Transmigrasi Tahun 2013-2017
Transmigrasi Swakarsa
Umum Total
Tahun Mandiri
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
2013 367 1.432 40 140 407 1.572
2014 261 1.041 - - 261 1.041
2015 375 1.434 - - 375 1.434
2016 513 1.921 - - 513 1.921
2017 175 649 - - 175 649
Jumlah 1.691 6.477 40 140 1.731 6.617
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Dari tabel di atas terlihat bahwa hingga tahun 2017 penerimaan transmigrasi terus
dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan lahan transmigrasi yang tersebar di beberapa daerah.
Pada tahun 2013 total Kepala Keluarga yang mengikuti Program Transmigrasi dari berbagai
wilayah tercatat 407 KK dengan total individu 1.572 jiwa, pada tahun 2014 terjadi penurunan
penerimaan transmigrasi umum menjadi 261 KK dan 1.041 jiwa. Sementara transmigrasi
swakarsa sejak tahun 2014 tidak dilakukan penerimaan lagi sampai dengan sekarang. Tahun
2017 merupakan penerimaan terendah sejak lima tahun terakhir yaitu sebesar 175 KK dan 649
jiwa. Salah satu alasan menurunnya penerimaan transmigran disebabkan karena kesediaan

II-82
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
pemerintah daerah kabupaten di Sulawesi Tenggara untuk menerima Program Transmigrasi
yang didukung oleh ketersediaan lahan untuk lokasi transmigrasi baru.

2.3.4. Fokus Urusan Penunjang Pemerintahan

2.3.4.1. Urusan Perencanaan Pembangunan

Untuk melaksanakan fungsinya, Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Sulawesi


Tenggara, mempunyai kewenangan :
a. Melakukan Perumusan Kebijaksanaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dibidang
Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai dengan program kerja dan ketentuan serta
perundang-undangan yang berlaku;
b. Menyelenggarakan rapat berkala untuk mendapatkan masukan dan mengetahui hambatan
pelaksanaan tugas masing-masing serta mengupayakan pemecahannya;
c. Melaksanakan penyusunan Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi (RTRWP), Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RPKD) sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku;
d. Melaksanakan penyusunan Rencana Pendanaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
lingkup Pemerintah Provinsi sesuai usulan program masing-masing yang berpedoman
pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
e. Melaksanakan penyusunan rencana kerja pengalokasian dana yang bersumber dari APBN
sebagai masukan BAPPENAS dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP);
f. Melaksanakan tugas perumusan kebijakan Pemerintah Daerah dibidang Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (MUSREMBANG) Provinsi sesuai petunjuk dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
g. Melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSREMBANG) Provinsi dalam
rangka menciptakan sinkronisasi program kegiatan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Instansi Vertikal serta berusaha menjaring aspirasi
masyarakat dan pelaku pembangunan se-Provinsi Sulawesi Tenggara;
h. Melaksanakan tugas koordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dalam
hal Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA), Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta Rencana Anggaran dan Belanja Daerah
(RAPBD) Provinsi serta perubahannya sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku;
i. Melaksanakan Koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi serta membina hubungan kerja dengan Lembaga Non Departemen dan Swasta
untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
j. Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan
pembangunan daerah pada setiap OPD lingkup Pemerintah Provinsi sebagai bahan
penyusunan program kerja pembangunan tahun berikutnya;
k. Melaksanakan pengkajian dan penelitian pembangunan Daerah untuk perencanaan
pembangunan Daerah sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
l. Melakukan kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai dengan petunjuk Gubernur.
Berikut capaian kinerja penyelenggaraan urusan penunjang pemerintahan bidang
perencanaan Provinsi Sulawesi Tenggara.

II-83
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.102 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang
Pemerintahan Bidang Perencanaan Provinsi Sulawesi Tenggara
Capaian
NO Indikator Keterangan
2013 2014 2015 2016 2017
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang
Perda No. 4
1. telah ditetapkan dengan Perda (RPJPD 2005- Ada Ada Ada Ada Ada
Tahun 2012
2025)
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD
Perda No. 7
2. yang telah ditetapkan dengan Perda (RPJMD Ada Ada Ada Ada Ada
Tahun 2013
2013-2018)
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang
3. Ada Ada Ada Ada Ada Pergub
telah ditetapkan dengan Perkada (RKPD 2019)
Tersedianya dokumen RTRW yang telah Perda No. 2
4. Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan Perda (RTRW 2014-2034) Tahun 2014
Penjabaran Konsistensi Program RPJMD kedalam
5 49,02 73,71 100 73,56 80
RKPD (persen)
Sumber: Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.4.2. Urusan Keuangan

Kinerja Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 2.103 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang


Pemerintahan Bidang Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara
NO Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
Opini BPK terhadap
1.
laporan keuangan
WTP WTP WTP WTP WTP
2. Persentase SILPA 317.828.055.920,04 356.050.821,99 450.595.338.148,99 498.667.571.020,28 352.655.750.081,43
Persentase SILPA terhadap
3.
APBD
Persentase
4. program/kegiatan yang 0 0 0 0 0
tidak terlaksana
Persentase belanja
5. 410.890.343.168 430.966.169.318 525.805.955.547 678.635.627.008 1.382.083.378.850
pendidikan (20persen)
Persentase belanja
6. 97.081.467.418 177.378.836.122 157.559.659.669 200.563.046.567 238.465.376.802
kesehatan (10persen)
Sumber: BPKAD Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.4.3. Urusan Kepegawaian

Urusan Kepegawaian meliputi pendidikan ASN, jabatan struktural, jabatan fungsional.


Tabel di bawah ini menampilkan indikator pelayanan urusan kepegawaian di Provinsi Sulawesi
Tenggara :

Tabel 2.104 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang


Pemerintahan Bidang Kepegawaian Provinsi Sulawesi
Tenggara

NO Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada
1. 55 55 55 55 54
instansi pemerintah
Jumlah jabatan administrasi pada instansi
2. 1.056 1.056 1.056 1.076 1.182
pemerintah
Jumlah pemangku jabatan fungsional
3. 822 822 927 1.027 7.731
tertentu pada instansi pemerintah
Sumber : BKD Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-84
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.3.4.4. Urusan Penelitian dan Pengembangan

Indikator capaian Kinerja Urusan Penelitian dan Pengembangan, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 2.105 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang


Pemerintahan Bidang Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Sulawesi Tenggara

NO Indikator 2013 2014 2015 2016 2017


1. Persentase implementasi rencana kelitbangan 100 100 100 100 100
2. Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan 30 30 50 40 60
Penerapan SIDa
Persentase perangkat daerah yang difasilitasi
3. - - - 24 24
dalam penerapan inovasi daerah
Persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di
4. 12 12 18 6 12
daerah
Sumber : Badan Litbang Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.4.5. Urusan Pengawasan

Urusan pengawasan menangani masalah pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi


di Pemerintahan seperti persentase pelanggaran pegawai, pelanggaran keuangan dan tindak
lanjut temuan yang akan dilakukan. Fungsi Pengawasan dilakukan oleh Inspektorat dan BPK.

Tabel 2.106 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penunjang


Pemerintahan Bidang Pengawasan Provinsi Sulawesi Tenggara
NO INDIKATOR 2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah temuan BPK (Rp ribu) 389.626.828 412.582.322 418.355.972 438.434.618 517.589
Persentase tindak lanjut temuan
2 50,19 48,25 63,44 69,15 70,47
(persen)
Sumber : Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.3.4.6. Urusan Sekertariat Dewan

Sekertariat Dewan memiliki fungsi urusan penunjang dalam Pemerintahan. Fungsi


Sekertarian Dewan dalam Pemerintahan :
a. Memastikan tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada setiap alat-alat kelengkapan DPRD
Provinsi/Kab/Kota
b. Memastikan tersusun dan terintegrasinya Program-Program Kerja DPRD untuk
melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi Anggaran
dalam Dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJM) maupun Dokumen Rencana Tahunan
(RKPD)
c. Terintegrasi program-program DPRD untuk melaksanakan fungsi pengawasan,
pembentukan Perda dan Anggaran ke dalam Dokumen Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRD.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Faktor utama yang berperan dalam menciptakan kemajuan ekonomi daerah adalah
adanya kejelasan sasaran dan kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada hasil,

II-85
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
manfaat dan dampaknya bagi peningkatan produktivitas daerah. Hal ini ditandai dengan
semakin mantapnya stabilitas makro ekonomi daerah sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.107 Kondisi Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara

Indikator Satuan Capaian


Inflasi Kota Kendari, Februari 2018 Persen 0,05
Pertumbuhan Ekonomi, Triwulan III 2017 Persen 6,54
Persentase Penduduk Miskin, September 2017 Persen 11,97
Tingkat Pengangguran Terbuka, Agustus 2017 Persen 3,3
Gini Rasio, 2016 Persen 0,4
Indeks Pembangunan Manusia, 2017 Persen 69,86
Ekspor Sulawesi Tenggara, Januari 2018 USS 67,23
Impor Sulawesi Tenggara, Januari 2018 USS 62,23
PDRB ADHK 2010, 2015 Juta Rp 72.988.298,96
Nilai TukarPetani, Februri 2018 Persen 93,91
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita


Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir
rumah tangga atas barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok
secara langsung. Pengeluaran rumah tangga disini mencakup pembelian untuk makanan dan
bukan makanan (barang dan jasa) di dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk pula disini
pengeluaran lembaga nirlaba yang tujuan usahanya adalah untuk melayani keperluan rumah
tangga.
Salah satu determinan dari kesejahteraan ekonomi penduduk adalah kemampuan daya
beli penduduk. Peningkatan kemampuan daya beli akan meningkatkan kemampuan penduduk
untuk memenuhi kebutuhan pokok. Meningkatnya kemampuan daya beli penduduk tentu saja
diakibatkan meningkatnya pendapatan. Karena itu besarnya konsumsi/pengeluaran penduduk
merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk.

Tabel 2.108 Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan (rupiah) menurut


Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2016-2017
Daerah Tempat Tinggal 2016 2017
Perkotaan 1.096.446 1.135.651
Perdesaan 683.418 720.667
Perkotaan + Perdesaan 806.568 853.720
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Berdasarkan Gambar pengeluaran rata-rata per kapita sebulan masyarakat Provinsi


Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebesar Rp. 853.720. Angka ini mengalami kenaikan
sebesar Rp. 47.152 (5,85 persen) jika dibandingkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan
tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 806.568. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk
penduduk perkotaan tercatat lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Pada tahun 2017
pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk penduduk perkotaan adalah sebesar Rp.
1.135.651 dan penduduk perdesaan sebesar Rp. 720.667. sedangkan tahun 2016 pengeluaran
rata-rata per kapita sebulan untuk penduduk perkotaan adalah sebesar Rp. 1.096.446 dan
penduduk perdesaan sebesar Rp. 683.418.

Tabel 2.109 Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk Makanan dan
Bukan Makanan (rupiah) menurut Daerah Tempat Tinggal,
Tahun 2016-2017
Daerah Tempat Makanan Non Makanan Makanan + Non Makanan
Tinggal 2016 2017 2016 2017 2016 2017
439.024 483.416 657.422 652.235 1.096.44 1.135.651
Perkotaan
(40,04%) (42,57%) (59,96%) (57,43%) (100%) (100%)
343.145 375.142 340.273 345.525 683.418 720.667
Pedesaan
(50,21%) (52,05%) (49,79%) (47,95%) (100%) (100%)

II-86
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Daerah Tempat Makanan Non Makanan Makanan + Non Makanan
Tinggal 2016 2017 2016 2017 2016 2017
Perkotaan + 371.733 409.857 438.835 443.863 806.568 853.720
Perdesaan (46,09%) (48,01%) (53,91%) (51,99%) (100%) (100%)
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel memperlihatkan data pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok
makanan dan bukan makanan untuk daerah perkotaan dan perdesaan tahun 2016-2017. Pada
tahun 2017 pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk konsumsi makanan adalah Rp.
409.857 terjadi kenaikan sebesar Rp. 38.124 (10,26 persen) jika dibandingkan dengan tahun
2016 yaitu sebesar Rp. 371.733. Sedangkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk
konsumsi non makanan pada tahun 2017 adalah Rp. 443.863 terjadi kenaikan sebesar Rp. 9.028
(2,08 persen) jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 434.835.
Jika dilihat dari sisi proporsi, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk konsumsi
makanan terhadap total pengeluaran rata-rata per kapita sebulan (konsumsi makanan dan non
makanan) menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk
konsumsi makanan pada tahun 2017 yang sebesar 48,01 persen terjadi peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar 46,09 persen. Dilihat dari klasifikasi daerah, di
daerah perdesaan konsumsi makanan lebih tinggi jika dibandingkan konsumsi non makanan.
Pada tahun 2017 proporsi konsumsi makanan di daerah perdesaan masih cukup tinggi yaitu
52,05 persen. Sedangkan untuk penduduk perkotaan konsumsi makanan hanya sebesar 42,57
persen.
Secara keseluruhan persentase terbesar yang dikeluarkan untuk konsumsi makanan
masyarakat Sulawesi Tenggara didominasi oleh konsumsi makanan dan minuman jadi (12,28
persen), diikuti oleh konsumsi kelompok padi-padian (7,38 persen), rokok (7,16 persen) dan
ikan/udang/cumi/kerang (6,48 persen). Sedangkan untuk konsumsi non makanan, pengeluaran
untuk perumahan menempati posisi tertinggi (26,30 persen), diikuti oleh pengeluaran untuk
aneka barang dan jasa (9,81 persen).
Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat
kecukupan gizi yang dihitung berdasarkan kandungan kalori dan protein makanan yang
dikonsumsi penduduk. Besarnya konsumsi kalori dan protein dihitung dengan
mengkonversikan kuantitas makanan yang dikonsumsi kedalam kalori atau protein setiap
komoditas makanan yang dikonsumsi kemudian dijumlahkan.
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2004, angka kecukupan
kalori penduduk Indonesia adalah 2000 kkal per orang per hari. Sedangkan angka kecukupan
protein berdasarkan WNPG 2004 tersebut dipatok sebesar 52 gram per orang per hari.

Tabel 2.110 Perkembangan Konsumsi Kalori dan Protein per kapita Tahun
2016-2017
Kalori(kkal/kapita/hari) Protein(gram/kapita/hari)
Daerah Tempat Tinggal
2016 2017 2016 2017
Perkotaan 2.092,06 2.129,73 62,43 66,75
Pedesaan 2.009,59 2.132,62 54,65 59,68
Perkotaan + Perdesaan 2.034,18 2.131,69 56,97 61,95
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Tabel di atas menyajikan perkembangan konsumsi kalori dan protein di Sulawesi


Tenggara pada tahun 2016-2017. Tahun 2016, besarnya rata-rata konsumsi kalori masyarakat
Sulawesi Tenggara sebesar 2.034,18 kkal per kapita per hari meningkat menjadi 2.131,69 kkal
per kapita per hari di tahun 2017. Rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari pada tahun
2017 sudah diatas standar kecukupan gizi nasional sesuai WNPG (2000 kkal/kapita/hari).
Selain konsumsi kalori, konsumsi protein juga dijadikan ukuran proxy terhadap kesejahteraan
rumah tangga. Rata-rata konsumsi protein per kapita per hari pada tahun 2016 dan 2017
masing-masing sebesar 56,97 gram/kapita/hari dan 61,95 gram/kapita/hari sudah cukup
tinggi melebihi standar kecukupan gizi nasional sesuai WNPG (52 gram/kapita/hari).

II-87
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Analisis kinerja atas fasilitas wilayah/infrastruktur dilakukan terhadap indikator-


indikator : infrastruktur jalan, Perumahan, Irigasi dan Perhubungan.

Tabel 2.111 Kondisi Infrastruktur Jalan, Perumahan, Irigasi dan


Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


a. Jalan
1. Nasional 1.397 1.498 1.498 1.498 1.498
2. Provinsi 906 906 906 1.009 1.009
3. Kabupaten/ Kota 8.219 8.581 9.809 9.809
b. Perumahan
1. Persentase rumah tinggal bersanitasi - - 63,62 68,26 69,52
(persen)
2. Persentase Penduduk berakses air minum - - 57,04 60,88 79,83
(persen)
3. Proporsi rumah tangga dengan akses 66,66 68,74 77,19 75,82 79,83
berkelanjutan terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan (persen)
4. Persentase areal kawasan kumuh (Ha) - - 275,64 315,88 4.098,89
c. Irigasi
1. Rasio Irigasi 69% 80% 85% 84,79% 69%
2. Persentase Pembangunan Turap di wilayah
jalan penghubung dan aliran sungai rawan 27 lok 30 lok 47 lok 46 lok 25 lok
longsor
d. Perhubungan
1. Bandara 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi
2. Pelabuhan 13 Lokasi 13 Lokasi 15 lokasi 15 lokasi 15 lokasi
3. Terminal Type B - - - - 3 lokasi
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2017

2.4.2.1. Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Dari tahun 2014 sampai dengan 2017 ketaatan terhadap RTRW cukup baik yaitu
mencapai 83 persen. Ini terlihat hingga tahun 2014, telah terbentuk sebanyak 12 (dua belas)
Perda Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan
sebanyak 1 (satu) Perda RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara. Perda RTRW memuat rencana
struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis yang disusun berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang .

Tabel 2.112 Realisasi Perda RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota


Nama Wilayah
No Lingkup Perda RTRW
Sulawesi Tenggara Provinsi Perda No.2 Tahun 2014
1. Buton Kabupaten Perda No.1 Tahun 2014
2. Muna Kabupaten Perda No.2 Tahun 2014
3. Baubau Kota Perda No.4 Tahun 2014
4. Konawe Kabupaten Perda No.9 Tahun 2014
5. Konawe Selatan Kabupaten Perda No.19 Tahun 2013
6. Bombana Kabupaten Perda No.20 Tahun 2013
7. Kendari Kota Perda No.1 Tahun 2012
8. Buton Utara Kabupaten Perda No.5 Tahun 2012
9. Kolaka Utara Kabupaten Perda No.6 Tahun 2012
10. Wakatobi Kabupaten Perda No.12 Tahun 2012
11. Kolaka Kabupaten Perda No.16 Tahun 2012
12. Konawe Utara Kabupaten Perda No.20 Tahun 2012
Sumber : Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

Untuk 5 kabupaten kota pemekaran yang belum memiliki Perda Rencana Tata
Ruangnya masih mengacu pada Tata Ruang kabupaten induknya, 5 kabupaten tersebut yaitu :

II-88
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten
Buton Tengah, dan Kabupaten Muna Barat.

2.4.2.2. Luas Wilayah Produktif

Pada tahun 2011, luas lahan produktif yang terdiri dari kawasan pertanian,
permukiman dan areal lainnya adalah seluas 1.870.943 Ha. Secara keseluruhan luas wilayah
budidaya adalah 2.236.770 Ha. Dengan demikian rasio lahan produktif dan wilayah budidaya
adalah 0.836, artinya masih cukup luas wilayah budidaya dibanding lahan produktif.

Tabel 2.113 Luas Lahan Bukan Pertanian dan Lahan Pertanian Bukan
Sawah Menurut Penggunaan di Sulawesi Tenggara, Tahun 2016
(Hektar)
Jumlah
Ditanami
Padang Sementara Lahan Lahan
Tegal/ Ladang/ Pohon/
No Kabupaten/Kota Perkebunan Rumput/ Tidak Lainnya Pertanian Bukan
Kebun Huma Hutan
Pengembalaan Diusahakan Bukan Pertanian
Rakyat
Sawah
1. Buton 9 400 6 789 16 286 10 737 1 910 2 219 48 244 95 585 20 977
2. Muna 22 745 11 431 22 178 9 942 1 661 19 757 29 686 117 400 87 099
3. Konawe 18 047 13 249 45 939 23 761 40 070 49 758 351 265 542 089 19 326
4. Kolaka 7 624 5 705 51 526 3 621 318 802 159 264 228 859 50 535
5. Konawe Selatan 27 710 21 772 88 520 21 976 7 496 14 478 115 601 297 553 128 823
6. Bombana 17 143 2 687 22 598 12 039 19 806 11 782 153 066 239 121 53 198
7. Wakatobi 981 37 653 3 036 1 286 13 455 1 693 21 141 21 456
8. Kolaka Utara 753 655 90 529 169 25 0 242 284 334 415 2 092
9. Buton Utara 15 279 14 894 25 855 2 718 125 10 321 93 914 163 106 34 221
10. Konawe Utara 31 996 23 361 143 495 8 732 8 514 19 901 27 934 263 933 219 516
11. Kolaka Timur 12 320 7 792 55 591 15 577 8 755 8 368 255 528 363 931 21 958
12. Konawe Kep. 7 288 6 213 9 344 3 022 1 180 8 181 28 708 63 936 9 706
13. Muna Barat 21 983 7 936 16 321 10 635 1 529 4 957 7 584 70 945 17 003
14. Buton Tengah 5 851 9 865 18 773 4 805 6 996 18 500 14 123 78 913 16 868
15. Buton Selatan 6 516 646 7 003 3 684 2 001 5 055 7 041 31 946 2 854
16. Kendari 5 173 1 339 2 630 510 484 1 073 3 254 14 463 13 807
17. Baubau 3 366 1 056 1 781 781 315 2 073 6 940 16 312 12 883
Sulawesi Tenggara 214 175 135 427 619 021 135 745 102 471 190 680 1 546 129 2 943 648 732 321
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Gambaran atas iklim berinvestasi dapat dilihat pada indikator angka kriminalitas,
jumlah demo, lama proses perizinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, jumlah
perda yang mendukung iklim usaha dan persentase desa berstatus swasembada terhadap total
desa.

2.4.3.1. Angka Kriminalitas

Angka kriminalitas merupakan cerminan kondisi keamanan dan ketertiban di suatu


daerah. Daerah yang aman dan tertib akan menarik investor untuk berinvestasi. Angka
kriminalitas Provinsi Sulawesi Tenggara dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.114 Angka Kriminalitas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017


2016 2017
NO Kriminalitas
Dilaporkan Diselesaikan Dilaporkan Diselesaikan
1. Pembunuhan 13 13 19 18
2. Aniaya berat 19 8 42 15
3. Aniaya ringan 27 36 35 37
4. Aniaya Biasa 1.349 1.064 1.206 927
5. Curas 77 42 67 22
6. Curat 251 114 304 102
7. Curanmor 719 121 682 126
8. Perkosaan 39 32 28 19

II-89
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
2016 2017
NO Kriminalitas
Dilaporkan Diselesaikan Dilaporkan Diselesaikan
9. Perjudian 54 61 54 52
10 Perzinahan 51 41 53 48
11. Pengrusakan 224 132 211 131
12. Penipuan 350 175 298 138
13. Penggelapan 223 112 13 11
14. Curi Biasa 837 238 752 243
15. Penipuan dengan Penggelapan 286 124 221 91
16. Palsu berat 84 39 62 45
17. Serobot tanah 41 23 31 14
18. Penghinaan 70 58 73 64
19. Pengeroyokan 441 306 400 275
20. Lahgun Sajam 12 24 19 25
21. Pengancaman 201 177 181 146
22. PRBT Tidak senag 51 34 26 16
23. Perbuatan asusila 140 88 168 126
24. Kawin tidak Izin 14 4 13 5
25. KDRT 336 312 259 221
26. Bawa sajam tanpa ijin 90 89 99 93
27. Pembakaran 25 9 13 4
28. Lain-lain 515 288 674 469
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.4.3.2. Pengenaan Pajak Daerah

Pengenaan pajak daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
bagi pemerintah daerah. Realisasi pajak dan macam pajak Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2004-2014 terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.115 Realisasi Pajak dan Macam Pajak Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2015-2016

Tahun Anggaran 2015 Tahun Anggaran 2016


Realisasi Realisasi
Jenis Pajak Target Target
Nilai Nilai
(000 Rp) persen (000 Rp) persen
(000 Rp) (000Rp)
Pajak Daerah 415.486.496 516.470.918 124,31 500.350.524 579.776.256 115,88
Retribusi Daerah 16.666.828 17.728.744 106,37 10.879.270 13.262.185 121,90
Bagian Laba BUMD 23.450.508 22.653.081 96,6 23.450.507 24.267.804 103,49
Lain-Lain Pendapatan 84.297.167 110.226.467 130,76 103.541.402 139.865.000 135,08
Penerimaan Bagi Hasil Pajak 66.415.666 47.457.636 71,46 58.874.621 60.565.883 102,87
Penerimaan Bagi Hasil
54.642.282 73.569.737 134,64 34.531.978 37.088.481 107,40
Bukan Pajak
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Salah satu indikator untuk melihat kualitas penduduk bekerja adalah dengan melihat
tingkat pendidikan yang ditamatkan. Dilihat dari faktor tersebut, tingkat pendidikan penduduk
bekerja di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebagian besar masih memiliki ijazah SD ke
bawah, yakni sebesar 39,02 persen. Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang memiliki
tingkat pendidikan SMP sederajat yaitu sebesar 15,77 persen dan yang memiliki pendidikan
SMA/SMK 26,99 persen. Hal ini juga dapat menggambarkan bahwa penduduk dengan
pendidikan rendah lebih mudah masuk ke pasar kerja dikarenakan kebanyakan mereka
cenderung tidak memilih-milih jenis pekerjaan dan bersedia masuk ke pasar kerja informal
dibanding mereka yang berpendidikan menengah atau tinggi.

II-90
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 2.116 Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2017
Pendidikan
No. Kegiatan
SD ke Bawah SMP SMA SMK Diploma ke Atas
1. Laki-laki 37,10 17,17 24,69 5,75 15,30
2. Perempuan 41,93 13,64 18,08 3,44 22,91
Total 39,02 15,77 22,07 4,83 18,32
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara, Tahun 2018

II-91
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab III Gambaran Keuangan Daerah

Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam perencanaan


pembangunan karena mengatur semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
Pemerintah Sulawesi Tenggara, merupakan gambaran tentang kapasitas daerah dalam
mendanai penyelengaraan pembangunan daerah. Dalam pelaksanaannya, keuangan daerah
telah dikelola dengan menganut asas tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,
kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Gambaran Keuangan Daerah menyajikan informasi kinerja Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara dalam mengelola keuangan daerah pada periode 2013-2017 atau satu
periode kepemimpinan kepala daerah. Informasi ini mencakup kinerja keuangan masa lalu,
kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan. Bagian ini juga merupakan
gambaran kemampuan keuangan daerah selama 5 tahun terakhir, yang selanjutnya akan
menjadi landasan dalam memproyeksikan kondisi keuangan daerah 2018-2023.
Pengelolaan Keuangan daerah pada periode 5 tahun lalu telah diarahkan untuk
menjamin ketersediaan anggaran bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan daerah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan daerah dan
perbaikan kesejahteraan masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.1 Kondisi Perekonomian Daerah

Perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2013-2017 berfluktuasi. Tahun 2017


Perekonomian Sulawesi Tenggara dapat tumbuh sebesar 6,8 persen (yoy), mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2016 yang tumbuh sebesar 6,5 persen
(yoy). Selama tahun 2017, perekonomian ditopang oleh peningkatan konsumsi pemerintah,
investasi dan ekspor luar negeri. Bahkan ekspor luar negeri dapat tumbuh hingga 56,33 persen
(yoy) setelah selalu mengalami kontraksi sejak 2013. Hal ini terutama didorong oleh adanya
kebijakan relaksasi ekspor bijih nikel kadar rendah (low grade ore nickel) yang dimanfaatkan
oleh perusahaan pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara.
Kondisi Perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 tersebut telah mendorong
peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian ditengah melambatnya
lapangan usaha dominan lainnya seperti pertanian, konstruksi, perdagangan besar dan eceran,
serta industri pengolahan.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 masih berada diatas
pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 5,1 persen (yoy) pada periode
tersebut.

III-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto atas
dasar Harga Konstan Provinsi Sulawesi
Tenggara (persen) 2013-2017

3.2 Kinerja Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2013-
2017, secara umum menggembirakan meskipun masih terdapat beberapa kendala. Keberhasilan
pengelolaan daerah ditunjukkan dengan perolehan opini Wajar tanpa Pengecualian (WTP) 5
(lima) kali secara berturut-turut sejak tahun 2013 dan terlihat pada realisasi pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Selain itu, keberhasilan juga terlihat pada penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan dicapainya berbagai target indikator kinerja pembangunan daerah,
baik indikator kinerja ekonomi makro maupun sektoral. Adapun belum optimalnya pengelolaan
sumber-sumber pendapatan merupakan kendala yang dihadapi Sulawesi Tenggara dalam
meningkatkan pendapatan daerah.
Kinerja pelaksanaan APBD dapat terlihat dari struktur pendapatan yang meliputi
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Kinerja APBD
juga dapat terlihat pada struktur belanja langsung dan belanja tidak langsung serta pembiayaan
daerah.

3.2.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Pengelolaan keuangan daerah memegang peranan penting dalam pembangunan daerah.


Meningkatnya kapasitas fiskal dan berkurangnya celah fiskal dari tahun ke tahun merupakan
gambaran kemampuan pengelolaan keuangan yang baik. Provinsi Sulawesi Tenggara telah
menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan APBD Tahun 2013 sampai dengan 2017.
Kinerja ini dapat dilihat dari hasil realisasi capaian target APBD yang telah melalui proses audit
dan pertanggungjawaban APBD.
Kinerja pendapatan dan belanja mengalami peningkatan selama periode APBD tersebut.
Berikut perkembangan pendapatan dan gambaran realisasi belanja daerah.

III-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2017
Rata - Rata
NO URAIAN Realisasi 2013 (Rp) Realisasi 2014 (Rp) Realisasi 2015 (Rp) Realisasi 2016 (Rp) Realisasi 2017 (Rp)
Pertumbuhan (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDAPATAN 1,972,559,882,627.96 2,189,559,757,998.23 2,471,388,946,552.08 2,807,077,056,254.85 3,534,576,646,771.08 13.464%
1.1. Pendapatan Asli Daerah 514,857,031,059.96 599,942,751,257.23 667,079,209,826.08 753,658,254,463.85 806,253,869,893.08 10.564%
1.1.1. Pajak daerah 408,107,145,035.00 457,838,379,672.00 516,470,918,299.00 579,776,256,279.00 614,004,323,420.00 9.677%
1.1.2. Retribusi daerah 24,471,158,962.00 18,244,034,338.00 17,728,743,503.00 13,243,196,118.00 16,193,047,745.00 -13.173%
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 23,843,794,855.00 23,315,540,453.00 22,653,081,405.00 23,412,409,451.00 39,417,842,073.00 9.664%
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 58,434,932,207.96 100,544,796,794.23 110,226,466,619.08 137,226,392,615.85 136,638,656,655.08 17.478%
1.2. Dana Perimbangan 1,160,895,854,568.00 1,236,016,579,241.00 1,383,850,899,555.00 2,037,098,801,791.00 2,675,596,602,878.00 18.173%
1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 126,593,343,568.00 123,630,558,241.00 121,027,372,555.00 97,654,365,072.00 71,365,186,477.00 -16.330%
1.2.2. Dana alokasi umum 981,035,741,000.00 1,053,636,011,000.00 1,176,423,577,000.00 1,200,634,199,000.00 1,563,334,271,000.00 10.636%
1.2.3. Dana alokasi khusus 53,266,770,000.00 58,750,010,000.00 86,399,950,000.00 738,810,237,719.00 1,040,897,145,401.00 39.666%
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 296,806,997,000.00 353,600,427,500.00 420,458,837,171.00 16,320,000,000.00 52,726,174,000.00 -593.833%
1.3.1 Hibah 5,803,792,000.00 39,888,080,000.00 17,378,023,000.00 11,320,000,000.00 175,000,000.00 -1616.542%
1.3.2 Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah
1.3.3 0.00
Daerah lainnya **)
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) 291,003,205,000.00 313,712,347,500.00 403,080,814,171.00 5,000,000,000.00 52,551,174,000.00 -1960.430%
Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah
1.3.5
Daerah lainnya
2 BELANJA 1,812,944,606,734.13 2,088,599,724,021.53 2,349,274,466,741.75 2,663,870,374,405.56 3,554,111,159,551.93 15.288%
2.1 Belanja Tidak Langsung 1,060,331,581,677.13 1,114,072,137,546.53 1,235,549,809,470.75 1,466,650,011,192.56 2,091,990,059,253.93 15.076%
2.1.1 Belanja Pegawai 431,361,209,603.00 458,968,694,881.00 491,167,573,571.00 531,192,909,504.00 1,149,113,122,331.00 18.470%
2.1.2 Belanja Bunga 18,329,791,536.55 22,627,810,251.78 21,128,244,686.00 18,805,024,676.00 12,227,469,284.00 -13.563%
2.1.4 Belanja Hibah 295,628,063,500.00 324,556,945,982.00 419,566,403,417.00 579,245,510,463.00 596,117,169,012.00 15.489%
2.1.6 Belanja Bagi Hasil 214,814,429,291.31 203,217,977,515.75 217,328,398,368.75 284,325,279,443.56 299,842,268,409.93 7.381%
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 96,245,017,746.27 104,700,708,916.00 86,359,189,428.00 53,081,287,106.00 33,611,545,217.00 -33.445%
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 3,953,070,000.00 - - 0.00 1,078,485,000.00
2.2 Belanja Langsung 752,613,025,057.00 974,527,586,475.00 1,113,724,657,271.00 1,197,220,363,213.00 1,462,121,100,298.00 15.090%
2.2.1 Belanja Pegawai 62,484,468,794.00 58,057,282,583.00 55,814,253,908.00 61,282,811,862.00 89,936,045,069.00 7.285%
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 259,411,674,296.00 362,977,174,093.00 374,401,878,906.00 384,020,428,735.00 469,063,143,328.00 13.055%
2.2.3 Belanja Modal 430,716,881,967.00 553,493,129,799.00 683,508,524,457.00 751,917,122,616.00 903,121,911,901.00 16.761%
3 PEMBIAYAAN 158,212,780,085.21 255,556,016,845.04 328,480,858,338.66 355,460,889,170.99 372,190,262,862.28 18.094%
3.1 Penerimaan Pembiayaan 203,679,670,090.59 331,004,016,845.04 415,300,940,721.99 450,595,338,148.99 498,667,571,020.28 19.059%
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 45,466,890,005.38 75,448,000,000.00 86,820,082,383.33 95,134,448,978.00 126,477,308,158.00 21.589%
Sumber :BPKAD Prov. Sultra, tahun 2013-2017

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-3
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah selama
periode 2013-2017 sebesar 13,46 persen. Sedangkan pertumbuhan rata-rata belanja daerah
mencapai 15,28 persen. Capaian pertumbuhan pembiayaan daerah 18,09 persen. Dilihat dari
struktur belanja daerah Sulawesi Tenggara dalam lima tahun terakhir, belanja langsung masih
mencapai 40-47 persen dari total Belanja.

3.2.1.1 Pendapatan Daerah

Kapasitas fiskal pada periode tahun 2013-2017 Sulawesi Tenggara mengalami kondisi
yang membaik. Kontribusi penyumbang terbesar pendapatan daerah dalam struktur APBD
Provinsi Sulawesi Tenggara bersumber dari pendapatan asli daerah dan dana perimbangan.
Proporsi sumber pendapatan terbesar masih dari dana perimbangan yaitu 55-75 persen,
Pendapatan asli daerah sebesar 22-27 persen dan sisanya walaupun mengalami penurunan
dikarenakan berkurangnya dana Hibah berasal dari lain-lain pendapatan yang sah.
Pendapatan daerah memegang peranan penting dalam pembangunan, sebagai kapasitas
fiskal Pemerintah Daerah, maka Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat vital
dalam struktur APBD. Pada tahun 2019, sumber-sumber pendapatan daerah berasal dari (a)
Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (b) Dana
Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK); (c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Gambaran Pertumbuhan realisasi Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 3.2. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan 2013-2017


Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada periode 2013-2017, walaupun kontribusi dana perimbangan tergolong tinggi dan
terus meningkat, tetapi kontribusi PAD dan lain-lain pendapatan yang sah juga memberikan
sumbangan yang signifikan terhadap pendapatan secara keseluruhan. Rata-rata pertumbuhan
pendapatan daerah pada tahun 2013-2017 disajikan pada tabel berikut.

III-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2013-2017 Provinsi Sulawesi Tenggara
Rata - Rata
NO URAIAN 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) Pertumbuhan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1.1. Pendapatan Asli Daerah 514,857,031,059.96 599,942,751,257.23 667,079,209,826.08 753,658,254,463.85 806,253,869,893.08 10.56%
1.1.1. Pajak daerah 408,107,145,035.00 457,838,379,672.00 516,470,918,299.00 579,776,256,279.00 614,004,323,420.00 9.68%
1.1.2. Retribusi daerah 24,471,158,962.00 18,244,034,338.00 17,728,743,503.00 13,243,196,118.00 16,193,047,745.00 -13.17%
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang 23,843,794,855.00 23,315,540,453.00 22,653,081,405.00 23,412,409,451.00 39,417,842,073.00 9.66%
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 58,434,932,207.96 100,544,796,794.23 110,226,466,619.08 137,226,392,615.85 136,638,656,655.08 17.48%

1.2. Dana Perimbangan 1,160,895,854,568.00 1,236,016,579,241.00 1,383,850,899,555.00 2,037,098,801,791.00 2,675,596,602,878.00 18.17%


1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 126,593,343,568.00 123,630,558,241.00 121,027,372,555.00 97,654,365,072.00 71,365,186,477.00 -16.33%
1.2.2. Dana alokasi umum 981,035,741,000.00 1,053,636,011,000.00 1,176,423,577,000.00 1,200,634,199,000.00 1,563,334,271,000.00 10.64%
1.2.3. Dana alokasi khusus 53,266,770,000.00 58,750,010,000.00 86,399,950,000.00 738,810,237,719.00 1,040,897,145,401.00 39.67%

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 296,806,997,000.00 353,600,427,500.00 420,458,837,171.00 16,320,000,000.00 52,726,174,000.00 -593.83%
1.3.1 Hibah 5,803,792,000.00 39,888,080,000.00 17,378,023,000.00 11,320,000,000.00 175,000,000.00 -1616.54%
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus****) 291,003,205,000.00 313,712,347,500.00 403,080,814,171.00 5,000,000,000.00 52,551,174,000.00 -1960.43%
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 1,972,559,882,627.96 2,189,559,757,998.23 2,471,388,946,552.08 2,807,077,056,254.85 3,534,576,646,771.08 13.46%
Sumber :BPKAD Prov. Sultra, tahun 2013-2017

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-5
3.2.2 Neraca Daerah

Neraca daerah mencerminkan perkembangan dari kondisi aset pemerintah daerah dan
kondisi kewajiban pemerintah daerah. Kondisi aset dan kewajiban ini memberi gambaran
tentang jumlah kemampuan atau nilai aset yang dimiliki daerah dan kewajiban besar-kecilnya
utang pemerintah daerah terhadap pihak ketiga. Neraca juga menggambarkan kondisi ekuitas
dana yang tersedia, yaitu selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah, yang terbagi
dalam tiga kategori, yakni ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana
cadangan menunjukkan kemampuan modal sendiri yang dimiliki pemerintah daerah, sehingga
tidak terlalu tergantung pada utang dalam kegiatan investasinya. Perkembangan kondisi neraca
daerah Provinsi Sulawesi Tenggara periode pencatatan 2013-2017, ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

Gambar 3.3 Pertumbuhan Neraca Daerah 2013-2017


Provinsi Sulawesi Tenggara

Kualitas pengelolaan aset meliputi empat aspek utama, yakni aset lancar, aset tetap,
aset lainnya, dan investasi jangka panjang. Selama periode 2014-2016, Provinsi Sulawesi
Tenggara mencatatkan perkembangan aset daerah dengan rata-rata pertumbuhan 7,71 persen.
Pertumbuhan tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan investasi jangka panjang yang
bertumbuh sebesar 27,97 persen, aset lancar yang mencapai 1,25 persen dan aset tetap
bertumbuh 6,30 persen. Pertumbuhan aset daerah tersebut tertahan oleh naik turunnya nilai
pada aset lainnya pada 4 tahun pertama dan akhirnya meningkat lagi di tahun 2017.
Disisi lain, Kewajiban daerah Provinsi Sulawesi Tenggara selama periode tersebut
menunjukkan angka yang semakin berkurang. Kewajiban daerah menurun secara rata-rata 1,13
persen. Komponen kewajiban daerah Sulawesi Tenggara jangka panjang menurun hingga 45,37
persen dalam lima tahun tersebut. Sedangkan kewajiban jangka pendek mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 24,26 persen dalam lima tahun.
Kapasitas Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan pemerintahan daerah selama tahun
2013-2017 menunjukkan trend positif. Ekuitas dana lancar bertumbuh rata-rata 8,07 persen
selama lima tahun tersebut. Berkat pertumbuhan ekuitas dana lancar, yang menggambarkan
modal sendiri yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara tetap bertumbuh dan mampu menciptakan
keseimbangan keuangan yang baik, antara aset daerah dengan kewajiban dan ekuitas dana yang
sama-sama bertumbuh secara rata-rata 7,71 persen selama periode 2013-2017 tersebut.
Kapasitas Sulawesi Tenggara dalam mengelola keuangannya dapat juga terlihat dari
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat

III-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
menunjukkan kapasitas aset pemerintah daerah untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo.
Kualitas yang baik ditunjukkan nilai rasio lebih dari 1 (satu). Rasio keuangan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2017 selengkapnya pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3 Rasio Liquiditas dan Rasio Solvabilitas Neraca 2013-2017


Provinsi Sulawesi Tenggara

URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017


Rasio Likuiditas
- Rasio Lancar 2.76 2.69 2.87 2.92 1.98
- Rasio Quick 2.74 2.65 2.82 2.83 1.87
Rasio Solvabilitas
- Rasio Kewajiban Terhadap Total Aset 0.05 0.04 0.04 0.03 0.04
- Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 0.06 0.05 0.05 0.04 0.04
Sumber : BPKAD , diolah

Nilai Rasio Likuiditas secara keseluruhan lebih dari 1 (satu) di atas, memberikan
gambaran bahwa pemerintah Sulawesi Tenggara pada periode 2013-2017 memiliki
kemampuan yang sangat tinggi untuk melaksanakan kewajibannya dalam melunasi utangnya
dengan memperhitungkan atau tidak memperhitungkan persediaan. Sejalan dengan itu, rasio
solvabilitas yang nilainya kecil menggambarkan total kewajiban pemerintah daerah sangat kecil
nilainya dibandingkan dengan aset yang dimiliki.
Perkembangan kondisi aset, kondisi kewajiban dan kondisi ekuitas dana pemerintah
daerah Pemerintah Sulawesi Tenggara periode pencatatan 2013-2017, ditunjukkan pada neraca
berikut ini.

III-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah 2013-2018 Provinsi Sulawesi Tenggara
Rata-rata
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8

I ASET 6,826,314,825,746.99 7,383,457,550,987.49 7,545,880,421,393.98 8,189,043,983,872.14 9,444,410,774,724.34 7.71%

1 ASET LANCAR 384,131,574,393.04 486,805,179,422.64 550,422,651,741.40 430,475,423,741.28 1.25%


388,482,134,396.16
Kas 330,850,597,669.04 359,748,924,972.49 450,777,214,439.99 498,748,447,025.28 361,860,810,984.76 0.00%
Piutang 49,306,861,173.00 22,452,074,813.00 26,294,003,589.65 34,143,000,733.72 43,604,724,394.20 -15.08%
Persediaan 2,998,330,044.00 5,318,947,610.67 8,707,979,393.00 16,392,565,982.40 23,767,738,362.32 40.11%
Belanja Dibayar Di muka 975,785,507.00 962,187,000.00 1,025,982,000.00 1,138,638,000.00 1,242,150,000.00 5.76%

2 ASET TETAP 6,309,325,727,793.52 6,820,975,466,682.04 6,734,983,126,098.78 7,379,359,145,143.97 8,221,291,030,567.74 6.30%

Tanah 4,111,757,153,508.00 4,133,447,117,533.00 4,135,794,478,633.00 4,095,964,146,916.00 4,066,573,192,709.00 -0.28%


Peralatan dan mesin 336,838,995,439.31 315,803,180,671.83 345,136,120,706.98 468,394,571,994.03 644,227,019,190.66 13.86%
Gedung dan bangunan 644,846,070,463.24 690,982,250,385.24 892,864,240,580.00 1,243,367,054,823.69 1,841,859,379,051.05 22.49%
Jalan, irigasi, dan jaringan 771,572,457,985.23 1,050,742,199,230.23 1,665,313,937,799.47 2,109,536,113,430.47 2,348,861,221,226.04 23.68%
Aset tetap lainnya 6,369,911,765.00 5,640,556,319.00 6,757,961,969.00 10,905,790,627.04 53,863,247,883.58 30.35%
Konstruksi dalam pengerjaan 437,941,138,632.74 624,360,162,542.74 340,653,447,853.74 377,779,636,151.74 404,400,506,294.14 -9.25%
Akumulasi Penyusutan - - (651,537,061,443.41) (926,588,168,799.00) (1,138,493,535,786.73)

3 ASET LAINNYA 31,823,917,663.79 30,007,172,887.49 85,261,031,121.76 14,310,865,235.00 385,443,178,450.67 -85.18%

Tagihan tuntutan ganti kerugian


536,011,500.00 514,511,500.00 514,511,500.00 514,511,500.00 -
daerah
Kemitraan dengan pihak Ketiga - - 11,710,810,000.00 11,710,810,000.00 11,710,810,000.00
Aset tak berwujud 628,917,000.00 975,857,000.00 975,857,000.00 975,857,000.00 2,749,517,000.00
Akumulasi Amortisasi - - (564,699,100.00) (662,284,800.00) (1,380,992,833.33)
Aset Non Lancar Lainnya - - - 113,233,902,688.00
Aset Lain-lain 30,658,989,163.79 28,516,804,387.49 72,624,551,721.76 1,771,971,535.00 259,129,941,596.00

4 INVESTASI JANGKA PANJANG 101,033,605,896.64 143,992,777,021.80 238,831,084,750.80 244,951,321,751.77 407,201,141,964.65 27.97%

Investasi Non Permanen 9,763,259,179.60 8,109,422,908.40 - - -


Investasi Permanen 91,270,346,717.04 135,883,354,113.40 238,831,084,750.80 244,951,321,751.77 407,201,141,964.65

II KEWAJIBAN 373,676,737,290.87 337,689,774,636.56 284,032,262,974.27 380,321,263,956.60 -1.13%


329,881,704,821.58

1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 139,105,472,115.87 169,389,397,437.56 188,537,046,574.27 217,234,463,268.60


144,334,478,722.18
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 12,884,835,544.00 2,288,467,196.00 - 665,250.00 1,731,601,514.00

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-8
Rata-rata
NO URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan
(%)
Utang Bunga 4,893,714,777.87 4,589,152,765.12 4,873,275,152.37 3,525,468,843.34 2,129,029,049.60
Utang Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
47,991,394,716.00 51,039,826,030.16 - - -
ke Kab/Kota
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang -
53,450,000,000.00 62,200,000,000.00 76,031,738,800.00 72,805,160,799.00 41,031,738,800.00
Utang Pemerintah Pusat
Pendapatan Diterima Di muka - 80,210,000.00 47,370,857,499.00 5,910,224,584.00 6,006,256,159.00
Utang Jangka Pendek Lainnya 5,593,542,265.00 6,393,309,358.00 7,432,946,561.00 29,455,046,652.00 33,969,650,488.00
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
14,291,984,813.00 17,743,513,372.90 33,680,579,425.19 76,840,480,445.93 132,366,187,258.00
(PPK)/Utang Belanja/Utang Beban

2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 234,571,265,175.00 168,300,377,199.00 95,495,216,400.00 163,086,800,688.00


185,547,226,099.40
Utang Pemerintah Pusat/Utang Dalam
234,571,265,175.00 185,547,226,099.40 168,300,377,199.00 95,495,216,400.00 49,852,898,000.00
Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - 113,233,902,688.00

III EKUITAS DANA 6,452,638,088,456.12 7,053,575,846,165.91 7,208,190,646,757.42 7,905,011,720,897.88 9,064,089,510,767.74 8.07%

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS


6,826,314,825,746.99 7,383,457,550,987.49 7,545,880,421,393.98 8,189,043,983,872.14 9,444,410,774,724.34 7.71%
DANA

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-9
3.3 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Provinsi Sulawesi Tenggara dalam APBD pada periode 2013-2017 telah melaksanakan
Kebijakan Pendapatan, Kebijakan Belanja dan Kebijakan Pembiayaan untuk mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah dan untuk pencapaian visi dan misi
pemerintah. Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber
pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan kas daerah dengan tetap
mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru.
Kebijakan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada anggaran kinerja dengan
arah pengelolaan belanja daerah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik,
mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Sedangkan kebijakan
pengelolaan pembiayaan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber penerimaan
pembiayaan (setelah dikurangi dengan pengeluaran pembiayaan) untuk mengantisipasi
terjadinya defisit anggaran daerah.
Kebijakan Pengelolaan keuangan masa lalu tersebut dapat terlihat pada (1) Proporsi
penggunaan anggaran dan (2) Analisis pembiayaan berikut.

3.3.1 Proporsi Penggunaan Anggaran

Penggunaan Anggaran pemerintah daerah terbagi dalam komponen Belanja Tidak


Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Langsung adalah jenis belanja yang diperuntukkan
untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan yang hasilnya dapat langsung dinikmati
oleh masyarakat. Adapun belanja tidak langsung atau belanja aparatur merupakan anggaran
yang diperuntukkan untuk mendukung kelancaran kegiatan pemerintahan dan pembangunan
daerah yang dikendalikan oleh aparat pemerintah daerah yang tersebar pada setiap unit dan
perangkat daerah terkait.
Komponen-komponen belanja daerah yang tergolong dalam alokasi belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur, baik dalam kelompok belanja tidak langsung maupun belanja langsung.
Alokasi belanja tidak langsung, meliputi belanja : (1) gaji dan tunjangan, (2) tambahan
penghasilan, (3) penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH, dan
(4) belanja pemungutan pajak daerah. Sedangkan alokasi belanja langsung, meliputi belanja : (1)
honorarium PNS, (2) uang lembur, (3) beasiswa pendidikan PNS, (4) kursus, pelatihan,
sosialisasi dan Bimtek PNS, (5) premi asuransi kesehatan, (6) makanan dan minuman pegawai,
(7) pakaian dinas dan atributnya, (8) pakaian khusus dan hari-hari tertentu, (9) perjalanan
dinas, (10) perjalanan pindah tugas, (11) pemulangan pegawai, dan (12) belanja modal (kantor,
mobil dinas, mebeleur, peralatan dan perlengkapan, dll).
Alokasi belanja aparatur tersebut menjamin kelancaran dan terselenggaranya kegiatan
pemerintahan daerah, baik untuk layanan publik maupun untuk penyelenggaraan
pembangunan daerah secara berkesinambungan. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan
Kebutuhan Aparatur disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur


Provinsi Sulawesi Tenggara
Total belanja untuk Total pengeluaran (Belanja +
NO URAIAN pemenuhan kebutuhan Pembiayaan Pengeluaran) Persentase
aparatur (Rp) (Rp)
1 2015 546,981,827,479.00 2,436,094,549,125.08 22.45%
2 2016 592,475,721,366.00 2,759,004,823,383.56 21.47%
3 2017 1,239,049,167,400.00 3,680,588,467,709.93 33.66%
Sumber: BPKAD Prov. Sultra, Tahun 2015-2017

Alokasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Provinsi Sulawesi Tenggara


Selama pada periode 2015-2017 cenderung berfluktuasi. Alokasi belanja pada tahun 2015
mencapai 22,45 persen lalu menurun pada tahun 2016 menjadi 21,47 persen dari total

III-10
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
pengeluaran yang terdiri dari belanja dan pembiayaan pengeluaran daerah. Penurunan belanja
tidak langsung ini merupakan gambaran kebijakan keuangan daerah yang lebih berorientasi
pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan keuangan daerah pemerintah daerah
sebagai upaya untuk lebih mengedepankan alokasi belanja pembangunan daerah untuk
pemenuhan layanan masyarakat secara langsung, baik terkait urusan wajib layanan dasar
maupun menyangkut urusan wajib non pelayanan dasar, dan urusan pilihan pemerintah daerah
yang semuanya berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat
Sulawesi Tenggara.
Pada Tahun 2017, proporsi belanja tidak langsung kembali meningkat menjadi sebesar
33,66 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh berlakunya Undang-Undang 23 Tahun 2014
tentang pemerintahan daerah. Peningkatan proporsi belanja tidak langsung tersebut terutama
karena adanya konsekuensi pelimpahan pegawai kabupaten/kota ke provinsi yaitu pada
aparatur bidang kehutanan, pertambangan/mineral dan pemenuhan kebutuhan guru-guru dan
aparatur di SMU/SMK yang semula merupakan urusan dan kewenangan kabupaten kota
berubah menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

3.3.2 Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan pembangunan daerah ditujukan untuk memberikan gambaran


tentang keseimbangan keuangan daerah, antara aspek pendapatan dan belanja daerah selama
satu periode terakhir dan akan digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
pembiayaan dimasa yang akan datang dalam rangka perhitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah.
Realisasi APBD Sulawesi Tenggara pada Tahun 2015 dan 2016 mengalami surplus dan
tahun 2017 mengalami defisit. Gambaran kondisi riil anggaran Provinsi Sulawesi Tenggara
tersebut disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 Defisit Riil Anggaran Provinsi Sulawesi Tenggara

NO URAIAN 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp)


1 Realisasi Pendapatan Daerah 2,471,388,946,552.08 2,807,077,056,254.85 3,534,576,646,771.08
Dikurangi realisasi:
2 Belanja Daerah 2,349,274,466,741.75 2,663,870,374,405.56 3,554,111,159,551.93
Pengeluaran Pembiayaan
3 86,820,082,383.33 95,134,448,978.00 126,477,308,158.00
Daerah
Surplus/ (Defisit riil) 35,294,397,427.00 48,072,232,871.29 (146,011,820,938.85)
Realisasi Penerimaan
4 415,300,940,721.99 450,595,338,148.99 498,667,571,020.28
Pembiayaan
Surplus/ (Defisit riil) 450,595,338,148.99 498,667,571,020.28 352,655,750,081.43
Sumber: BPKAD Prov. Sultra, Tahun 2015-2017

Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami
Surplus pada tahun 2015 mencapai Rp.450.595.338.149,99 dan tahun 2016 mencapai
Rp.498.667.571.020,28. Pada Tahun 2017, APBD Sulawesi Tenggara mengalami defisit sebesar
Rp.146.011.820.938,85 yang kemudian ditutupi dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
tahun sebelumnya.

3.4 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan merupakan perkiraan penganggaran untuk melekaskan


pembangunan didaerah untuk 5 tahun ke depan yaitu pada tahun 2018-2023. Kerangka
pendanaan bertujuan untuk mengetahui perkiraan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah
dan rencana penggunaannya. Perkiraan kerangka pendanaan 2018-2023 didasari pada asumsi
makro ekonomi dan pertimbangan kondisi sosial yang relevan sebagai faktor determinan
penganggaran yang diproyeksikan dalam lima tahun ke depan.

III-11
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
3.4.1 Asumsi Makro Ekonomi dan Kondisi Sosial Daerah

Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat Sulawesi Tenggara lima
tahun ke depan memiliki korelasi secara langsung dan secara tidak langsung pada keuangan
daerah ke depan, baik sebagai kondisi sosial ekonomi yang diinginkan maupun sebagai faktor
determinan dalam mengkreasikan potensi pendapatan daerah yang mampu diperoleh ke depan.
Artinya, indikator-indikator dimaksud selain menggambarkan indikator kinerja pembangunan
daerah yang akan menentukan besarnya kebutuhan belanja daerah, juga menggambarkan
kondisi yang menunjukkan sejumlah peluang bagi pemerintah daerah untuk memperbesar
pendapatan daerah ke depan.
Kondisi keuangan daerah Sulawesi Tenggara lima tahun ke depan sangat dipengaruhi
oleh kondisi makro ekonomi daerah Provinsi Sulawesi Tenggara nantinya. Kondisi
pertumbuhan ekonomi daerah, tingkat pengangguran, tingkat inflasi dan PDRB per kapita
berimplikasi pada kebutuhan belanja pembangunan daerah juga akan memberi dampak
langsung pada peningkatan kapasitas keuangan daerah. Kondisi makro ekonomi yang baik
secara tidak langsung menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat secara luas, melalui
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, kegiatan ekonomi sektor swasta, serta meningkatkan
aktivitas perdagangan domestik dan luar negeri.
Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat periode 2018-2023
disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Asumsi makro ekonomi daerah dan kondisi sosial masyarakat
periode 2018-2023 Provinsi Sulawesi Tenggara
TAHUN
NO INDIKATOR
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,8 – 7,2 6,9 – 7,2 7 – 7,2 7 – 7,3 7,1 - 7,3 7,1 - 7,3
2 Tingkat Pengangguran (%) 4,31 % 4,25 % 4,15 % 4,15 % 4% 3,9 %
3 Inflasi (%) 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5 2 – 3,5
4 Tingkat Kemiskinan (%) 11,50 11,40 11,30 11,30 11,10 11
5 Indeks Pembangunan Manusia 70,26 70,66 71,06 71,46 71,86 72,26
Sumber: BPKAD Prov. Sultra, Tahun 2015-2017

Pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara untuk lima tahun ke depan di


asumsikan dan ditargetkan bertumbuh secara konsisten dan melebihi pertumbuhan ekonomi
nasional. Dengan kondisi ekonomi yang stabil dan meningkat, maka diasumsikan pula bahwa
kondisi tersebut akan memberikan kontribusi positif terhadap penurunan tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan serta mengendalikan inflasi yang mendukung terciptanya
stabilitas harga-harga dan daya beli masyarakat tetap terjaga pada level lebih tinggi.
Secara umum, perekonomian Sulawesi Tenggara diprediksi akan tumbuh seiring
dengan membaiknya ekonomi dunia walaupun kinerja ekspor luar negeri diperkirakan akan
kembali mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut disebabkan oleh based effect point serta
telah berlangsungnya ekspor bijih nikel kadar rendah sehingga peningkatan yang terjadi tidak
berdampak signifikan, proses evaluasi pencabutan izin ekspor bijih nikel kadar rendah untuk
beberapa perusahaan untuk batas waktu yang belum ditentukan diperkirakan akan berdampak
terhadap kinerja ekspor Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, ekspor komoditas lainnya
terutama produk perikanan diperkirakan akan kembali meningkat sejalan dengan
bertambahnya pasokan.
Selain itu, adanya proses ekspor langsung ke luar negeri (tanpa melalui provinsi lain)
dapat menjadi pendorong ekspor diperiode mendatang. Sektor non-tradable seperti jasa
pariwisata juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan semakin berkembangnya
pariwisata Sulawesi Tenggara terutama Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Wakatobi. Penguatan iklim investasi melalui kemudahan dan kepastian bagi calon investor,
didukung dengan promosi yang tepat akan turut pula meningkatkan daya saing ekonomi
Sulawesi Tenggara kedepan.

III-12
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Indikator makro ekonomi daerah yang terkendali diposisi meningkat dan menurun,
akan berpengaruh positif terhadap keuangan rumah tangga dan masyarakat. Jika kemampuan
masyarakat meningkat maka kapasitas keuangan daerah Sulawesi Tenggara juga akan semakin
besar. Kondisi ini akan menciptakan keadaan yang kondusif untuk meningkatkan layanan sosial
ekonomi masyarakat dalam segala aspek, seperti layanan dasar pendidikan, kesehatan,
ketertiban, serta aksesibilitas ekonomi yang semakin baik. Kondisi ini, angka mempengaruhi
pencapaian tingkat indeks pembangunan manusia (IPM). IPM Sulawesi Tenggara juga
diasumsikan akan terus membaik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi makro.

3.4.2 Proyeksi Pendapatan dan Belanja 2018-2023

Pendapatan dan belanja daerah dalam perspektif rencana disajikan melalui hasil
proyeksi pendapatan dan belanja daerah. Pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan
kemampuan keuangan daerah yang dapat mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan
peranan investasi masyarakat dalam pembangunan dengan menghilangkan kendala yang
menghambat disamping peningkatan investasi dan daya saing yang dilakukan dengan
mengurangi biaya tinggi. Disisi lain, Belanja daerah akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan daerah, kebutuhan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan dengan mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku. Belanja daerah akan diarahkan
untuk memenuhi hak sosial dan ekonomi masyarakat di perdesaan dan perkotaan atas sandang,
pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan penunjang kegiatan perekonomian.
Dalam Upaya untuk mencapai target pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara maka akan fokus pada langkah-langkah peningkatan pendapatan daerah dengan
menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang sesuai dengan kewenangan
daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, peningkatan kualitas sumber
daya manusia pengelola pendapatan daerah, peningkatan pelayanan pajak dan non pajak
kepada masyarakat dan peningkatan pendayagunaan kekayaan daerah sebagai sumber
pendapatan daerah.
Dalam rangka mencapai target pendapatan dan penerimaan, Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara akan melaksanakan strategi sebagai berikut :
a) Perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah yang kemudian dapat
langsung direalisasikan, dengan manajemen profesional dibidang sumber daya manusia
yang diikuti dengan kemudahan pengoperasian teknologi sehingga prosedur dapat
disederhanakan;
b) Peningkatan investasi dengan membangun iklim usaha yang kondusif dalam hal ini
ketersediaan data serta sarana penunjang sehingga jangkauan investasi dapat merata.

c) Meningkatkan penerimaan dari berbagai sumber Pendapatan dan Penerimaan yang sah.
Pemerintah daerah akan melakukan upaya kebijakan penerimaan pembiayaan
Pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara seperti melakukan pinjaman daerah dan
memanfaatkan dana-dana yang bersumber dari (1) pelampauan penerimaan dana
perimbangan, baik itu bagi hasil pajak maupun DAU, (2) pelampauan penerimaan lain lain
pendapatan yang sah berasal dari hibah pemerintah pusat dan (3) Sisa penghematan
belanja atau akibat lainnya yang berasal dari belanja pegawai, belanja modal, dan belanja
tak terduga.
Berikut ini disajikan hasil proyeksi pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara untuk periode 2018-2023 yang akan datang.

III-13
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.8 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2018-2023 Provinsi Sulawesi Tenggara

NO URAIAN 2018 * (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDAPATAN 3,691,475,844,071.00 4,029,396,384,379.00 4,562,326,489,811.88 5,311,227,611,715.11 6,230,973,686,713.98 7,367,959,022,079.82

1.1. Pendapatan Asli Daerah 790,107,677,071.00 905,235,112,379.00 997,381,638,771.88 1,099,410,322,283.91 1,212,436,383,973.09 1,337,707,511,161.22

1.1.1. Pajak daerah 603,798,009,060.00 706,099,655,060.00 774,429,281,870.03 849,371,201,812.53 931,565,289,895.04 1,021,713,342,158.70


1.1.2. Retribusi daerah 16,754,667,800.00 14,438,066,050.00 15,159,969,352.50 15,917,967,820.13 16,713,866,211.13 17,549,559,521.69
Hasil pengelolaan keuangan daerah
1.1.3. 46,096,124,034.00 46,096,124,100.00 48,400,930,305.00 50,820,976,820.25 53,362,025,661.26 56,030,126,944.33
yang dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 123,458,876,177.00 138,601,267,169.00 159,391,457,244.35 183,300,175,831.00 210,795,202,205.65 242,414,482,536.50

1.2. Dana Perimbangan 2,884,868,167,000.00 3,030,530,408,000.00 3,552,447,987,040.00 4,199,320,425,431.20 5,006,040,438,740.90 6,017,754,646,918.61

Dana bagi hasil pajak /bagi hasil


1.2.1. 94,832,653,000.00 160,272,723,000.00 176,299,995,300.00 193,929,994,830.00 213,322,994,313.00 234,655,293,744.30
bukan pajak
1.2.2. Dana alokasi umum 1,575,959,517,000.00 1,614,486,358,000.00 1,743,645,266,640.00 1,883,136,887,971.20 2,033,787,839,008.90 2,196,490,866,129.61
1.2.3. Dana alokasi khusus 1,214,075,997,000.00 1,255,771,327,000.00 1,632,502,725,100.00 2,122,253,542,630.00 2,758,929,605,419.00 3,586,608,487,044.70
Lain-Lain Pendapatan Daerah
1.3. 16,500,000,000.00 93,630,864,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00
yang Sah
1.3.1 Hibah 81,134,000,000.00 - -
1.3.2 Dana darurat - - -
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
1.3.3 - - -
dan Pemerintah Daerah lainnya **)
Dana penyesuaian dan otonomi
1.3.4 16,500,000,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00 12,496,864,000.00
khusus***)
Bantuan keuangan dari provinsi
1.3.5
atau Pemerintah Daerah lainnya

2 Belanja 3,977,582,295,328.43 4,245,329,144,386.00 5,129,811,439,501.97 5,483,726,634,209.45 6,083,905,435,211.33 7,270,991,069,926.24

2.1 Belanja Tidak Langsung 2,428,976,730,345.00 2,283,602,077,595.00 2,468,001,383,677.10 2,682,318,669,882.66 2,854,539,912,167.65 3,546,575,648,778.65

2.1.1 Belanja Pegawai 1,278,036,265,739.00 1,377,408,370,092.00 1,425,962,015,137.74 1,476,227,176,171.35 1,528,264,184,131.39 1,582,135,496,622


2.1.2 Belanja Bunga 6,597,947,228.00 2,712,299,246.00 19,646,000,000.00 62,400,000,000.00 45,232,000,000.00 29,750,000,000.00
2.1.4 Belanja Hibah 697,068,430,550.00 528,562,280,100.00 607,846,622,115.00 699,023,615,432.25 803,877,157,747.09 1,174,458,731,409.15
Belanja Bagi Hasil Kepada
2.1.6 Provinsi/kabupaten/Kota dan 383,715,121,686.00 336,228,226,342.00 363,126,484,449.36 392,176,603,205.31 423,550,731,461.73 457,434,789,978.67
Pemerintah desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
2.1.7 Provinsi/ Kabupaten/Kota dan 38,429,215,142.00 20,400,249,500.00 21,420,261,975.00 22,491,275,073.75 23,615,838,827.44 272,796,630,768.81
Pemerintahan

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-14
NO URAIAN 2018 * (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)

2.1.6 Belanja Tidak Terduga 25,129,750,000.00 18,290,652,315.00 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00
2.2 Belanja Langsung 1,548,605,564,983.43 1,961,727,066,791.00 2,661,810,055,824.87 2,801,407,964,326.79 3,229,365,523,043.68 3,724,415,421,147.59
2.2.1 Belanja Pegawai 102,671,976,263.00 125,736,058,720.00 134,895,539,727.88 144,722,260,453.54 155,264,827,236.18 166,575,387,235.75
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 570,621,209,213.00 588,387,567,442.00 665,199,683,430.51 752,039,375,610.49 850,215,711,997.84 961,208,655,253.18
2.2.3 Belanja Modal 875,312,379,507.43 1,247,603,440,629.00 1,861,714,832,666.47 1,904,646,328,262.76 2,223,884,983,809.66 2,596,631,378,658.66

3 Pembiayaan 286,106,451,257.43 215,932,760,007.00 567,484,949,690.09 172,499,022,494.34 (147,068,251,502.65) (96,967,952,153.58)

3.1 Penerimaan Pembiayaan 352,655,750,081.43 281,175,078,407.00 667,484,949,690.09 372,499,022,494.34 152,931,748,497.35 153,032,047,846.42

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran


3.1.1 Tahun Anggaran Sebelumnya 352,655,750,081.43 281,175,078,407.00 262,484,949,690.09 27,499,022,494.34 152,931,748,497.35 153,032,047,846.42
(SILPA)
Penerimaan Pinjaman Daerah dari
3.1.2 - - 405,000,000,000.00 345,000,000,000.00
Pemerintah

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 66,549,298,824.00 65,242,318,400.00 100,000,000,000.00 200,000,000,000.00 300,000,000,000.00 250,000,000,000.00

Penyertaan Modal (Investasi)


3.2.1 20,906,980,424.00 20,000,000,000.00 - 50,000,000,000.00 100,000,000,000.00 50,000,000,000.00
Pemerintah Daerah
3.2.2 Pembayaran Pokok Utang 45,642,318,400.00 45,242,318,400.00 100,000,000,000.00 150,000,000,000.00 200,000,000,000.00 200,000,000,000.00

Sumber: Diolah Bappeda Prov. Sultra; 2019

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-15
Dari tabel di atas, diproyeksikan bahwa dengan tercapainya asumsi kondisi makro
ekonomi maka pendapatan daerah akan terus meningkat. Pendapatan pada tahun 2019 ini
diperkirakan mencapai Rp. 4 triliun, dan diproyeksikan terus meningkat secara konsisten
hingga mencapai Rp. 7,3 triliun pada tahun 2023. Seluruh komponen pembentuk pendapatan
daerah diperkirakan mengalami peningkatan yang konsisten. Pendapatan asli daerah pada
tahun 2019 yang diperkirakan mencapai Rp. 905,2 miliar lebih diproyeksikan akan meningkat
setiap tahun dan pada tahun 2023 mencapai Rp. 1,3 triliun lebih. Adapun Pendapatan yang
bersumber dari dana perimbangan pada tahun 2019 diperkirakan sebesar Rp. 3,03 triliun lebih
akan terus meningkat hingga mencapai Rp. 6 triliun lebih pada tahun 2023. Jumlah lain-lain
pendapatan daerah yang sah diperkirakan mencapai Rp. 12,4 miliar pada tahun 2023.
Peningkatan pendapatan daerah tersebut diyakini berasal dari adanya peningkatan dari
semua sumber pendapatan yaitu pendapatan asli daerah, dana perimbangan, khususnya DAU
dan DAK, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Diasumsikan bahwa Pajak akan
berkontribusi paling besar pada komponen Pendapatan Asli Daerah karena merupakan
komponen pendapatan yang betul-betul berasal dari dalam Sulawesi Tenggara sendiri, sehingga
lebih mampu dikontrol oleh pemerintah melalui kebijakan keuangan daerah.
Optimisme pertumbuhan pendapatan daerah, khususnya yang berasal dari daerah
sendiri di Sulawesi Tenggara untuk lima tahun kedepan didasari pada berbagai aspek.
Terbangunnya infrastruktur dasar dan infrastruktur penunjang aktivitas perekonomian
masyarakat serta pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan daerah berupa intensifikasi dan
ekstensifikasi pendapatan daerah yang semakin membaik akan menjadi berkontribusi terhadap
berkembangnya aktivitas ekonomi masyarakat sehingga akan tercipta sumber-sumber
pendapatan daerah yang baru. Membaiknya pendapatan asli daerah akan mempengaruhi
tingkat kemandirian fiskal Sulawesi Tenggara lima tahun ke depan. Ketergantungan pada
sumber pendapatan dari luar daerah diharapkan semakin mengecil, sehingga akan menuju
keseimbangan sumber keuangan yang baik pada periode-periode pembangunan selanjutnya
Adapun komponen dana perimbangan, khususnya DAU dan DAK yang tidak sepenuhnya
mampu dikontrol oleh pemerintah daerah diasumsikan juga akan terus meningkat. Komponen
ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh adanya kebijakan keuangan negara ke depan, untuk
mendorong optimalnya pelaksanaan desentralisasi fiskal. Peluang mengembangkan sumber-
sumber pendapatan baru dan pengalihan pengelolaan pajak yang semakin beragam akan
membuka potensi peningkatan kapasitas fiskal Sulawesi Tenggara yang semakin besar.
Pencapaian Visi pembangunan Sulawesi Tenggara, selain ditunjang dengan pendanaan
dari APBD, juga akan ditunjang dengan berbagai sumber pendanaan lain seperti melalui
Pinjaman daerah, APBN, Obligasi daerah, dana kemitraan dunia usaha, swadaya masyarakat,
kontribusi pelaku usaha melalui Social Responsibility (CSR) serta dengan melakukan kerjasama
dengan beberapa pihak yang sah sesuai dengan peraturan.

3.4.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan keuangan daerah Sulawesi Tenggara untuk lima tahun kedepan
memaparkan hasil penghitungan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah beserta dengan
alokasi prioritas pembangunan daerah Sulawesi Tenggara selama periode 2019-2023 yang akan
datang dengan berdasarkan hasil proyeksi pendapatan dan belanja daerah disajikan sebagai
berikut.

III-16
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 3.9 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun
No Uraian 2019 2020 2021 2022 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1. Pendapatan 4,029,396,384,379.00 4,562,326,489,811.88 5,311,227,611,715.11 6,230,973,686,713.98 7,367,959,022,079.82

Pencairan Dana Cadangan


2. - - - - -
(sesuai Perda)
Sisa Lebih Riil Perhitungan
3. 281,175,078,407.00 262,484,949,690.09 27,499,022,494.34 152,931,748,497.35 153,032,047,846.42
Anggaran
Penerimaan Pinjaman Daerah
4. - 405,000,000,000.00 345,000,000,000.00
dari Pemerintah
Total Penerimaan 4,310,571,462,786.00 5,229,811,439,501.97 5,683,726,634,209.45 6,383,905,435,211.33 7,520,991,069,926.24
Dikurangi :

5. Belanja Tidak Langsung 2,283,602,077,595.00 2,468,001,383,677.10 2,682,318,669,882.66 2,854,539,912,167.65 3,546,575,648,778.65

6. Pengeluaran Pembiayaan 65,242,318,400.00 100,000,000,000.00 200,000,000,000.00 300,000,000,000.00 250,000,000,000.00

Kapasitas Riil Kemampuan


1,961,727,066,791.00 2,661,810,055,824.87 2,801,407,964,326.79 3,229,365,523,043.69 3,724,415,421,147.59
keuangan
Sumber: Diolah, Bappeda Prov. Sultra; 2019

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


III-17
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Sulawesi Tenggara untuk periode 2019-
2023 diharapkan meningkat secara konsisten. Meningkat dari Rp 1,96 triliun pada tahun 2019
menjadi Rp 3,72 triliun pada tahun 2023. Peningkatan kapasitas riil keuangan daerah ini selain
diharapkan didorong oleh pertumbuhan pendapatan daerah, khususnya pendapatan dalam
daerah sendiri, juga diharapkan dari sejumlah pelampauan target pendapatan dari kreativitas
dan inovasi pemerintah daerah. Perlampuan sejumlah komponen pendapatan daerah, antara
lain perlampuan PAD, perlampuan dana perimbangan, perlampuan penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang sah, dan lain sebagainya diharapkan dari efektifnya pelaksanaan
kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.
Tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat yang sejalan dengan asumsi terciptanya
pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi, akan mampu menghadirkan sumber-sumber
pendapatan daerah yang baru.
Untuk mewujudkan target, ke depan pemerintah daerah dituntut untuk secara kreatif
dan inovatif menghadirkan sejumlah alokasi belanja daerah yang secara nyata mampu
menciptakan sumber-sumber pendapatan baru tersebut, baik berupa pajak dan retribusi
daerah, obyek bagi hasil pajak/non pajak, serta lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Tabel 3.10 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan


Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 2018-2023
Proyeksi
URAIAN
2019(Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)
2 3 4 5 6 7

Kapasitas Riil Kemampuan


keuangan 1,961,727,066,791.00 2,661,810,055,824.87 2,801,407,964,326.79 3,229,365,523,043.69 3,724,415,421,147.59

Prioritas I (SPM & MDGs)


784,690,826,716.40 1,064,724,022,329.95 1,120,563,185,730.72 1,291,746,209,217.48 1,489,766,168,459.04

Prioritas II (VISI & MISI)


686,604,473,376.85 931,633,519,538.70 980,492,787,514.38 1,130,277,933,065.29 1,303,545,397,401.66
Prioritas III (PENUNJANG
PEMERINTAHAN) 490,431,766,697.75 665,452,513,956.22 700,351,991,081.70 807,341,380,760.92 931,103,855,286.90
Sumber: Diolah Bappeda Prov. Sultra 2019

Target Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Sulawesi Tenggara pada tahun
2018-2023, direncanakan akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan kategori tiga
prioritas yaitu (1) Prioritas I dialokasikan untuk membiayai belanja langsung wajib dan
mengikat serta pemenuhan penerapan pelayanan dasar. Prioritas I ini ditujukan untuk urusan
wajib pelayanan dasar dari pemerintah daerah diproporsikan sebesar 40 persen; (2) Prioritas II
direncanakan diproporsikan sebesar 35 persen. Prioritas II dialokasikan untuk membiayai
belanja pemenuhan visi dan misi kepala daerah, jika dalam pemenuhan pokok visi dan misi ini
masuk kategori urusan wajib Pelayanan dasar maka dikelompokkan dalam prioritas I; dan (3)
direncanakan akan diproporsikan 25 persen untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan pada Prioritas III yang dialokasikan untuk membiayai belanja penyelenggaraan urusan
pemerintahan lainnya, khususnya yang terkait dengan urusan penunjang urusan.
Untuk periode 2019-2023 yang datang, prioritas kapasitas riil keuangan daerah
Sulawesi Tenggara akan dominan dialokasikan untuk prioritas I, terutama mencakup belanja
untuk urusan pendidikan, belanja urusan kesehatan, serta belanja untuk pembangunan
infrastruktur daerah, dan belanja urusan wajib pelayanan dasar lainnya. Hal ini diharapkan
untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi inklusif, yang ditandai dengan penurunan
tingkat kemiskinan, rasio gini, dan penurunan tingkat pengangguran. Pada saat yang sama,
dalam periode ini mampu tetap menjaga kualitas pembangunan daerah yang tinggi untuk
memastikan peningkatan pembangunan manusia berjalan baik dan berkesinambungan yang
ditandai peningkatan IPM yang konsisten. Artinya, secara teknokratik pemerintah daerah
dituntut untuk menghadirkan desain dan rancangan program-program pembangunan daerah
yang memastikan pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh dan berkesinambungan.

III-18
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Permasalahan & Isu-isu Strategis
Bab IV
Daerah

4.1. Permasalahan Pembangunan

Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk


mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kinerja
pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan
manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.
Selanjutnya, identifikasi permasalahan pembangunan dilakukan terhadap seluruh
bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah secara terpisah atau sekaligus terhadap
beberapa urusan. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang terkait
dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan
daerah.

4.1.1. Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran

Permasalahan pembangunan adalah merupakan penyebab terjadinya kesenjangan


antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa
yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Suatu
permasalahan daerah dianggap memiliki nilai prioritas jika berhubungan dengan tujuan dan
sasaran pembangunan, khususnya tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah
dalam RPJMD, termasuk didalamnya prioritas lain dari kebijakan nasional yang bersifat
mandatori.
Dari rumusan permasalahan yang telah diidentifikasi berdasarkan data kesenjangan
(gap) antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan, kemudian
rumusan permasalahan tersebut dipetakan menjadi masalah pokok daerah yang dapat
dipecahkan melalui rumusan misi, tujuan dan sasaran. Permasalahan pokok pembangunan
Provinsi Sulawesi Tenggara yang bersifat makro, meliputi :
1. Tingkat Kemiskinan Sulawesi Tenggara masih berada diatas rata-rata nasional;
2. Tingkat Pengangguran masih berfluktuasi seiring meningkatnya lapangan pekerjaan pada
sektor industri;
3. Kualitas pembangunan manusia masih berada dibawah rata-rata nasional;
4. Masih rendahnya pemerataan dan mutu pendidikan;
5. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat;
6. Kerentanan terhadap kerawanan pangan yang tinggi;
7. Kontribusi PDRB sektor unggulan masih rendah;
8. Kuantitas dan kualitas infrastruktur belum memadai;
9. Konektivitas antar pulau dan antar kabupaten/kota masih rendah;
10. Kesenjangan antar daerah cukup tinggi;
11. Pencemaran dan kerusakan lingkungan serta ancaman bencana;
12. Pendapatan Asli Daerah masih rendah; dan
13. Profesionalitas aparatur masih rendah.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-1
4.1.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan pembangunan yang dibuat


tiap urusan pemerintah untuk bekerjanya fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban setiap
tingkatan dan/atau susunan pemerintah untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang
menjadi kewenangannya dalam melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterakan
masyarakat
Berdasarkan gambaran umum kondisi daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada bab
sebelumnya terdapat beberapa permasalahan pembangunan yang dapat dirangkum
berdasarkan hasil perumusan permasalahan berdasarkan penyelenggaraan urusan
pemerintahan konkuren, sebagai berikut :

A. Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar

1. Pendidikan
− Belum semua penduduk memperoleh layanan pendidikan menengah
− Masih terdapat bangunan sekolah yang tidak memadai
− Masih rendahnya kuantitas dan kualitas guru tetap jenjang pendidikan menengah
dan pendidikan khusus
− Rendahnya produktivitas guru pada jenjang pendidikan menengah kejuruan
− Masih rendahnya angka melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
− Rendahnya kearifan budaya dan tradisional lokal yang dilestarikan
− Belum optimalnya pembangunan pendidikan khususnya pendidikan menengah
kejuruan dengan sektor tenaga kerja
2. Kesehatan
− Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan masih tinggi (74 kasus yang dilaporkan
atau 229/100.000KH)
− Angka Kematian Neonatal yang masih tinggi
− Angka Kematian bayi dan Kematian balita masih tinggi dibanding dengan Angka
Nasional
− Prevalensi kekurangan gizi/prevalensi stunting lebih tinggi dibanding dengan
angka Nasional
− Angka kesembuhan penderita TB yang rendah (60% target 100%)
− Penderita HIV AIDS di Sultra mencapai 998 kasus sampai dengan tahun 2017
− Prevalensi penderita malaria di Sultra Tahun 2017 mencapai 0,21 per 1000 pddk
− Prevalensi penderita penyakit tidak menular semakin bertambah
− Masih terdapat 11 kab/kota yang endemis Kasus Kusta dan frambusia
− Belum semua fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Permenkes 75
Tahun 2014 tentang Puskesmas dan Permenkes 56 Tahun 2014 tentang Rumah
Sakit
− Ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas kefarmasian dan alat
kesehatan
− Ketersediaan SDM Kesehatan yang belum sesuai dengan standar
− Masih rendahnya partisipasi aktif masyarakat, Ormas dan swasta serta stakeholder
lainnya dalam pembangunan kesehatan
− Belum semua Keluarga di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki akses terhadap air
bersih dan sanitasi yang layak
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
− Terbatasnya akses pada kawasan strategis provinsi dan pusat-pusat pertumbuhan
− Kualitas jalan kondisi mantap baru mencapai 71,88%
− Masih tingginya titik rawan banjir dan abrasi

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-2
− Indeks kinerja daerah irigasi baru mencapai 51,40
− Minimnya perlindungan, pengendalian daerah rawan banjir dan abrasi
− Minimnya perlindungan, pengendalian dan pemanfaatan air tanah
− Bangunan infrastruktur milik Pemerintah Provinsi masih ada yang belum
terbangun dan terpelihara secara optimal
− Komposisi ruang terbuka hijau dan ruang terbangun belum memenuhi standar
30% dan 70%
− Masih banyaknya tenaga kontruksi terampil tapi belum bersertifikat
− Terbatasnya Perencanaan Kontruksi yang berbasis kearifan lokal
− Sistem informasi yang tidak valid
− Capaian sanitasi masih 69%
− Air bersih masih 73%
− Belum tersedianya infrastruktur sesuai SPM Provinsi Bidang air minum dan air
limbah
− Belum disusunnya rencana rinci kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan
(tata ruang)
− Perubahan dinamika dan pemanfaatan pola ruang yang tidak sesuai
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
− Jumlah back log perumahan 16.040 Unit
− Jumlah Rumah Tidak Layak Huni mencapai 165.098 Unit
− Masih terdapat Kawasan pemukiman Kumuh 4.098,89 Ha
− SPM baru urusan Perumahan terbit tahun 2018
5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
− Kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana pada semua tahapan belum
optimal.
− Kurangnya edukasi terhadap kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat.
− Belum optimalnya Pengarusutamaan Adapatasi Perubahan Iklim dalam
Pengurangan Risiko Bencana
− Kerangka Hukum penyelenggaraan penanggulangan bencana belum optimal
− Kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana pada semua tahapan belum
optimal
− Kurangnya edukasi terhadap kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat
− Belum Optimalnya Partisipasi kemitraan multi pihak dalam penyelenggaran
penanggulangan bencana.
− Kurangnya Pembangunan dan Pengembangan Sistem informasi rawan bencana dan
Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)
6. Sosial
− Penanganan dan penanggulangan pemberdayaan masyarakat miskin
− Bertambahnya jumlah PMKS dan Rendahnya Penanganan Penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya terkait target SPM skala provinsi yaitu
fakir miskin, anak terlantar, lanjut usia, disabilitas dan penangangan bencana alam
skala provinsi
− Kurang optimalnya Peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam
pendampingan penanganan PMKS skala Provinsi.

B. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar

1. Tenaga Kerja
− Masih tingginya mismatch antara kebutuhan pasar kerja dan ketersediaan keahlian
dan keterampilan tenaga kerja
− Tingkat Pengangguran Terbuka angkatan kerja muda masih cukup tinggi

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-3
− Fungsi kelembagaan hubungan industrial, jaminan sosial tenaga kerja, pengawasan
norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja belum optimal
2. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
− Masih terjadi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam
memperoleh pendidikan (APK dan APM laki-laki lebih tinggi dari perempuan);
− Masih terdapat kesenjangan partisipasi antara perempuan dan laki-laki dalam
bidang ketenagakerjaan (TPAK laki-laki lebih tinggi dari perempuan,
upah/pendapatan laki-laki lebih tinggi dari perempuan);
− Partisipasi perempuan sebagai pengambil kebijakan di lembaga legislatif, eksekutif
dan yudikatif masih rendah;
− Masih cukup tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta
kesenjangan ekonomi perempuan dan laki-laki (belum ada data kekerasan
terhadap perempuan dan kekerasan anak pada Bab II);
− Perlindungan anak dan TPPO (Tindakan Pidana Perdagangan Orang);
− Belum maksimalnya Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam kelembagaan
perlindungan perempuan dari berbagi tindak kekerasan.
3. Pangan
− Tidak stabilnya harga pangan strategis menjelang HBKN.
− Belum adanya Pergub/Perda CBPP
− Belum memiliki laboratorium uji mutu pangan.
4. Pertanahan
− Kebutuhan Lahan untuk kepentingan umum yang cukup tinggi
− Masih adanya Konflik dan Sengketa Pertanahan
− Belum adanya sistem informasi pertanahan
5. Lingkungan Hidup
− Kapasitas daerah dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
rendah
− Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
− Perubahan iklim
6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
− Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kepemilikan dokumen kependudukan
masih relatif rendah;
− Masih relatif terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana pelayanan dokumen
kependudukan;
− Masih relatif terbatasnya SDM pengelola data Kependudukan dan pencatatan sipil;
− Prosedur dan persyaratan kepemilikan dokumen kependudukan yang tidak sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
− Pemanfaatan data kependudukan oleh OPD baik tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/kota belum maksimal;
− Sarana dan Prasarana belum memadai.
7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
− Kelembagaan desa yang belum berjalan efektif
− Kualitas Sumber Daya Aparatur Desa masih rendah
− Minimnya sarana dan prasarana pemerintahan desa
− Memudarnya nilai gotong royong di masyarkat
− Kurangnya kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam pengembangan usaha
ekonomi masyarakat pesisir dengan pemanfaatan TTG
− Kurangnya pembinaan dan pembentukan posyantek Desa

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-4
− Belum maksimalnya pengelolaan BUMDesa/pasar desa
− Belum maksimalnya pembinaan masyarakat pesisir
− Kelembagaan PKK dan Kader PKK perlu ditingkatkan
− Kelembagaan Adat dan pengelola Adat perlu ditingkatkan
8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
− Masih lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program
pengendalian penduduk dan keluarga berencana yaitu terkait kelembagaan,
kebijakan, perencanaan, dan penganggaran
− Masih tingginya jumlah anak yang diinginkan dari setiap keluarga
− Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmeet need) masih tinggi
− Tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi masih tinggi (drop out)
− Peserta KB aktif yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
masih rendah
− Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk
− Rendahnya Perangkat Daerah yang berperan aktif dalam pembangunan daerah
melalui kampung KB
9. Perhubungan
− Terbatasnya konektivitas antar wilayah dan antar moda
− Rendahnya Tingkat Keselamatan Transportasi
− Belum optimalnya pelayanan dasar jasa perhubungan
10. Komunikasi dan Informatika
− Belum optimalnya pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
− Belum optimalnya manajemen Koperasi & UMKM
− Masih rendahnya kualitas SDM Koperasi & UMKM
− Terbatasnya akses Permodalan Koperasi & UMKM
− Terbatasnya akses kemitraan dan jaringan usaha Koperasi & UMKM
− Terbatasnya akses Permodalan Koperasi & UMKM
− Rendahnya pengetahuan teknologi dan informasi bagi Koperasi & UMKM
− Jalur perizinan yang panjang
12. Penanaman Modal
− Beban perpajakan yang memberatkan investor/pelaku usaha
− Regulasi terkait penanaman modal saling tumpang tindih
− Jalur birokrasi yang panjang
13. Kepemudaan dan Olahraga
− Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran
dan tengah pengangguran dikalangan generasi muda yang mengakibatkan
berkurangnya produktifitas nasional dan memperlambat laju perkembangan
pembangunan nasional
− Menurunnya prestasi atlet diberbagai cabang olahraga unggulan
− Masih kurangnya persepsi masyarakat bahwa prestasi olahraga identik dengan
medali dan mengabaikan olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi
− Kurangnya pembibitan dan pembinaan atlet usia dini
− Kurangnya sarana dan prasarana olahraga dan pemuda

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-5
14. Statistik
− Pengelolaan data center belum optimal
15. Persandian
− Pengamanan sistem informasi program pemerintah belum efektif
16. Kebudayaan
− Rendahnya kearifan budaya dan tradisi lokal yang dilestarikan
17. Perpustakaan
− Gedung Perpustakaan yang tidak representatif dan belum didukung sarana dan
prasarana yang memadai
− Rendahnya Budaya Gemar Membaca
− Masih rendahnya mutu pelayanan
− Terbatasnya Kualitas dan Kuantitas SDM Pustakawan
18. Kearsipan
− Tidak berfungsinya arsiparis yang ada di SKPD
− Akuisisi arsip tidak maksimal
− Kurangnya tenaga arsiparis.

C. Urusan Pilihan Pemerintahan

1. Kelautan dan Perikanan


− Belum optimalnya produksi dan produktivitas usaha perikanan tangkap
− Belum optimalnya produksi dan produktivitas usaha perikanan budidaya
− Belum optimalnya penerapan mutu dan daya saing produk hasil perikanan
− Belum optimalnya pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta kawasan
konservasi perairan daerah
− Belum optimalnya peranan nelayan kecil dalam pengelolaan sumber daya laut dan
perikanan
− Masih tingginya ilegal, unreported and unregulated finishing.
2. Pariwisata
− Pengembangan destinasi dan industri pariwisata yang belum optimal
− Pemasaran pariwisata yang belum efektif dan efisien
− Belum optimalnya pengembangan SDM, regulasi dan kelembagaan kepariwisataan
− Intergrasi sektor dalam mendukung pembangunan kepariwisataan
− Harmonisasi kebijakan pembangunan kepariwisataan di daerah
3. Pertanian
− Alih fungsi lahan pertanian/perkebunan menjadi lahan non pertanian/perkebunan
− Rendahnya produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan
− Sarana dan prasarana pertanian masih belum memadai
− Tingginya serangan OPT dan dampak perubahan iklim pada tanaman pertanian
dan perkebunan
− Fluktuasi harga produk pertanian dan perkebunan masih tinggi
− Terbatasnya akses permodalan bagi petani
− Populasi ternak masih rendah sehingga impor daging masih tinggi
− Kurangnya sumber-sumber perbibitan ternak
− Belum adanya industri pakan ternak
− Belum adanya pasar ternak
− Tingginya penyakit menular pada ternak

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-6
− Rendahnya sumber daya manusia bidang pertanian dan perkebunan
− Sebagian besar umur tanaman perkebunan dan hortikultural sudah tua
− Daya dukung lahan perkebunan dan hortikultura menurun
− Kelembagaan petani belum berfungsi secara optimal.
4. Kehutanan
− Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan
− Rendahnya pendapatan masyarakat desa sekitar hutan
− Belum berkembangnya hutan rakyat
− Tingginya gangguan hutan dan perambahan hutan
− Belum optimalnya penanganan konservasi hutan dan lahan
5. Energi dan Sumber Daya Mineral
− Rasio elektrifikasi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 sebesar 74,98% masih jauh di
bawah rasio elektrifikasi nasional sebesar Tahun 2017 nasional sebesar 95,35%
− Rasio desa berlistrik Sulawesi Tenggara hingga Juli Tahun 2018 sebesar 99,4%.
Perhitungan didasarkan pada 25% pemenuhan listrik desa sudah dapat dikatakan
sebagai desa berlistrik
− Kontribusi PDRB sektor pertambangan Tahun 2017 sebesar 20,68%.
6. Perdagangan
− Jenis dan Jumlah Komoditi yang diekspor masih terbatas
− Komoditi ekspor didominasi produk pertambangan
− Terbatasnya sarana prasarana infrastruktur laboratorium pengujian mutu barang
− Masih terbatasnya SDM pengawas dan penguji mutu barang
− Masih terbatasnya ruang lingkup akreditasi pengujian dan kalibrasi
− Maraknya perdagangan antar pulau provinsi khususnya barang kebutuhan pokok
masyarakat sehingga mempengaruhi ketersediaan dalam daerah
− Harga-harga barang kebutuhan pokok berfluktuasi yang dominan harga disepakati
oleh pelaku usaha (distributor dan pedagang eceran di pasar-pasar rakyat)
− Masih kurangnya fasilitas pengawasan berkala produk wajib SNI dan barang
diawasi
− Penanganan pengaduan perlindungan konsumen masih kurang
7. Perindustrian
− Lemahnya nilai tambah Produk industri Kecil dan Menengah
− Lemahnya kapabilitas pelaku industri Kecil dan menengah
− Kurangnya Modal usaha bagi pelaku usaha Industri Kecil dan menengah
− Peralatan IKM yang tidak memadai
− Produk Industri Kecil dan menengah yang potensial dan baik belum bisa
dipromosikan secara baik
− Kurangnya sarana prasarana pendukung peralatan desain dan peralatan kemasan
produk
− Lemahnya kapabilitas SDM tenaga teknis desain kemasan
− Kurangnya sarana teknologi tepat guna bagi industri pengolahan komoditi agro,
logam dan mesin di daerah
− Belum terwujudnya struktur industri daerah secara aktual dan jelas
8. Transmigrasi
− Keterbatasan sarana dan prasarana sistem dan akses fasilitas dasar permukiman,
ekonomi dan sosial budaya di kawasan perdesaan termasuk di kawasan
transmigrasi.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-7
D. Penunjang Urusan Pemerintahan

1. Perencanaan
− Ketersediaan data untuk proses perencanaan dan evaluasi pembangunan belum
memadai
− Belum optimalnya proses perencanaan pembangunan daerah
− Belum optimalnya proses evaluasi perencanaan pembangunan dalam menilai
kinerja penyelenggaraan pembangunan daerah
− Sinkronisasi perencanaan pusat, provinsi dan kabupaten/kota belum optimal
2. Keuangan
− Rendahnya Pendapatan Asli Daerah
− Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah
− Rendahnya penerimaan pajak dan retribusi daerah dibandingkan potensinya
− Belum optimalnya pelayanan pajak dan retribusi daerah berbasis teknologi
informasi
− Kualitas SDM aparat pengelola pajak masih rendah
− Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah
− Belum optimalnya pengelolaan aset daerah dalam peningkatan pendapatan daerah
− Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam sektor Pelayanan Publik belum optimal
3. Kepegawaian
− Kapasitas dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan publik dan
penyelenggaraan pemerintahan belum optimal
− Tingginya angka pelanggaran disiplin oleh aparatur
− Belum optimalnya pengelolaan manajemen sumber daya manusia aparatur
4. Pendidikan dan Pelatihan
− Rendahnya Aparatur Pemerintahan Daerah yang Kompeten dan Profesional di
lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
− Belum optimalnya pengembangan kompetensi aparatur
− Kurang memadainya Sarana dan Prasarana utama dan pendukung kegiatan
kediklatan
− Masih kurangnya data dan informasi mengenai seberapa besar kontribusi
Pemerintah Daerah terhadap peningkatan kapasitas SDM Aparatur
5. Penelitian dan Pengembangan
− Kebijakan dan program penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara belum didasarkan pada hasil penelitian dan pengembangan/riset (Policy
Based Research)
− Kesenjangan antara potensi kekayaan/komoditas sumber daya alam Sulawesi
Tenggara dengan pemanfaatan IPTEK/Inovasi teknologi pengolahan/produksi
untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing perekonomian daerah dan
masyarakat
− Adanya kesenjangan sumber daya IPTEK di masyarakat, sehingga masyarakat
tidak memiliki daya saing dan kemandirian dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi
6. Pengawasan
− Rendahnya tingkat penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan dari OPD
− Masih banyaknya temuan hasil pemeriksaan laporan pertanggungjawaban
keuangan OPD
− Belum optimalnya pengawasan internal pemerintah daerah

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-8
7. Fungsi lainnya
Sekretariat Daerah
− Rendahnya OPD dalam menyimpan bukti dan administrasi sengketa Hukum
− Rendahnya pengentahuan masyarakat terhadap bantuan hukum bagi masyarakat
yang berpradilan
− Pembentukan Lembaga PD belum Efektif (Belum tepat Ukuran dan Tepat Fungsi)
− Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap standar Pelayanan Publik masih rendah
− Penerapan Standarisasi Ketatalaksanaan Administrasi Pemerintahan belum efektif
− Pengukuran Kinerja Indivindu belum dilakukan secara berkala
− Belum melakukan Review Standar Kompetensi Pegawai dan belum melakukan
Review Proses Bisnis yang diikuti dengan Review SOP
− Belum menetapkan Unit Kerja Zona Intgritas untuk mendapatkan predikat Menuju
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) sebagai miniatur Reformasi Birokrasi
− Belum maksimalnya pengelolaan administrasi wilayah pemerintahan daerah yang
tertata dengan baik
− Belum maksimalnya pembinaan dan evaluasi kinerja daerah dengan baik
− Kurangnya rapat koordinasi para Bupati/Walikota se-Sultra atas kebijakan
tentang penanganan inflasi di daerah
− Kurangnya koordinasi dan pemantauan pelaksanaan kebijakan Harga Eceren
Tertinggi (HET) komoditas beras
− Kurangnya koordinasi dan monitoring distribusi barang dan jasa
− Kurangnya koordinasi dan monitoring Rastra
− Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembangunan antara Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota belum optimal
− Sering terlambatnya proses penginputan perencanan umum pengadaan
barang/jasa pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
− Koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah menuju Central Of Excelent belum terintegrasi dengan baik
− Proses pengadaan barang/jasa belum sesuai dengan waktu Rencana Umum
Pengadaan yang telah ditetapkan
− Pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah yang belum memenuhi standar
kompetensi pada bidang pengadaan barang/jasa pemerintah
− Kegiatan monev pelaksanaan kerjasama daerah pemerintah provinsi dengan
kabupaten/kota belum optimal
− Masih kurangnya koordinasi kerjasama daerah antar pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota maupun instansi vertikal
− Kurangnya dukungan mitra kerjasama daerah
Sekretariat DPRD
− Belum adanya produk hukum DPRD hak prakarsa DPRD yang dapat diakses
dengan mudah oleh masyarakat
− Belum adanya sistem elektronik komunikasi berbasis web
− Belum terlaksananya akuntabilitas dan transparansi mengawal produk tentang
hak-hak prakarsa DPRD.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-9
4.2. Isu Strategis

4.2.1. Isu Strategis Global

A. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Dengan terbentuknya kawasan ekonomi terintegrasi di wilayah Asia Tenggara yang


dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic
Community (AEC), Indonesia dan sembilan anggota ASEAN lainnya memasuki persaingan yang
sangat ketat dibidang ekonomi. Pada dasarnya, MEA merupakan wadah yang sangat penting
bagi kemajuan negara-negara ASEAN dalam mewujudkan kesejahteraan sehingga
keberadaannya harus disikapi dengan positif. Dan diharapkan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara bisa berkompetisi dan bisa menempatkan ASEAN masuk ke dalam pasar terbesar di
dunia.
Diharapkan terbentuknya pasar tunggal tersebut mendorong negara-negara di ASEAN
untuk mencapai stabilitas dan kemajuan ekonomi yang kuat dalam menghadapi arus persaingan
secara global. Meskipun adanya MEA sampai sekarang masih menjadi pro dan kontra,
perdebatan tersebut cenderung mempertanyakan kesiapan negara-negara anggota dalam
menghadapi iklim ekonomi baru di wilayah Asia Tenggara. Dalam menunjang tujuan MEA
tersebut, setidaknya ada empat fokus utama yang dijalankan pada era pasar bebas ini
sebagaimana yang diuraikan di bawah ini.
Sebagai masyarakat yang dinamis, sudah selayaknya kita harus bisa melihat lebih
banyak dampak positif dari adanya pasar bebas Asia Tenggara atau MEA. ASEAN Economic
Community atau MEA secara garis besar terfokus dalam empat hal, yaitu :
1. MEA sebagai pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara yang difungsikan sebagai sebuah
kawasan kesatuan pasar dan basis produksi. Terciptanya kesatuan pasar dan basis
produksi tersebut akan menghilangkan batasan terhadap arus barang, investasi, modal,
jasa, dan tenaga profesional antar negara di Asia Tenggara.
2. MEA berorientasi untuk membentuk kawasan ekonomi yang memiliki daya saing tinggi
dengan kebijakan-kebijakan, perlindungan konsumen, dan berbagai macam perjanjian
untuk saling menciptakan kondisi ekonomi yang adil.
3. Menumbuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki daya saing tinggi
serta ditunjang dengan kemudahan dalam mendapatkan modal.
4. MEA terintegrasi dengan perekonomian global sehingga jangkauan pasar yang diraih
negara-negara di kawasan Asia Tenggara jauh lebih optimal.
Dengan demikian, negara peserta ditantang untuk bersaing secara ketat satu sama lain.
Pasar bebas harus disadari betul kondisinya agar terus bisa mengembangkan kemampuan
dalam mengikuti persaingan di bidang apapun. Banyak peluang yang bisa diambil dari MEA
seperti yang dijabarkan berikut ini.
Beberapa Sektor yang menjadi Peluang bagi Indonesia dalam MEA
Sebenarnya adanya MEA memberi peluang bagi Indonesia. Mengingat Indonesia
memiliki jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Total jumlah penduduk Indonesia
hampir 40% dari total keseluruhan penduduk ASEAN. Fakta ini bisa dijadikan acuan untuk
menguasai pasar ASEAN jika didukung dengan produktivitas yang tinggi. Selain itu, Indonesia
juga memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial.
Tentu saja hal tersebut sejalan dengan ASEAN Economic Community Blueprint yang
intinya adalah MEA sangat diperlukan dalam mengurangi kesenjangan antar negara ASEAN.
MEA juga dapat digunakan sebagai jembatan dalam membangun rantai suplai makanan dan bisa
menjadi perantara untuk melakukan kegiatan ekspor-impor dengan negara-negara non-ASEAN.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-10
Kesempatan baik tersebut dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengurangi hambatan
perdagangan. Dengan tidak adanya hambatan dibidang perdagangan, Indonesia mampu
meningkatkan kegiatan ekspor-impor sehingga bisa meningkatkan gross domestic
product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB). Karena itu, Indonesia sanggup berkompetisi
dengan produk-produk unggulannya di perikanan, pertanian, dan perkebunan.
Pengembangan Sektor Investasi dan SDM Perlu Menjadi Prioritas
Selain sektor jasa dan sumber daya alam, Pemerintah juga fokus dalam
mengembangkan sektor investasi dan SDM. Di sektor investasi, mengingat potensi yang dimiliki
Indonesia cukup besar maka diprediksi akan sangat mudah untuk meningkatkan
masuknya Foreign Direct Investment (FDI). Masuknya FDI ini bakal mampu memicu
pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,
dan pengembangan SDM.
Indonesia sangat mungkin memposisikan diri sebagai negara tujuan investor karena
tingkat kebutuhan akan barang dan jasa yang tinggi serta jumlah populasinya yang tinggi juga.
Dibidang ini banyak sekali para pengusaha yang melirik investasi, termasuk properti. Sebagai
lahan investasi yang sangat potensial, masyarakat Indonesia bisa mengambil kesempatan emas
tersebut untuk memanfaatkan aliran modal asing.
Dilihat dari aspek ketenagakerjaan Indonesia juga memiliki kesempatan yang sangat
besar karena dengan jumlah populasi yang dimiliki akan meningkatkan penyerapan tenaga
kerja apalagi jika mereka sudah memiliki kualitas SDM yang mumpuni. Dengan begitu, tenaga
kerja Indonesia bisa mengisi kekosongan-kekosongan posisi yang ada di luar negeri. Ini juga
menjadi kabar baik bagi para wirausaha karena mereka akan lebih mudah dalam mencari
tenaga kerja yang lebih berkompeten dari berbagai negara di wilayah Asia Tenggara.
Tantangan yang Dihadapi Indonesia
Seiring dengan terciptanya peluang-peluang bisnis yang telah disebutkan di atas,
ternyata setiap peluang tersebut juga memiliki risikonya masing-masing. Risiko tersebut bukan
menjadi titik akhir yang tidak bisa diatasi. Akan tetapi, lebih menjadi tantangan bagi Indonesia
untuk meminimalkan berbagai kemungkinan yang terjadi setiap adanya peluang bisnis tersebut.
Berikut ini adalah beberapa tantangan yang harus dihadapi dengan adanya peluang-peluang
yang telah disebutkan di atas.
Tantangan di Bidang Perdagangan Barang dan Jasa
Arus perdagangan bebas entah itu barang maupun jasa akan memunculkan competition
risk. Artinya, selain menjadi negara pengekspor, Indonesia juga menjadi sasaran empuk
eksportir dari negara lain. Hal ini mengakibatkan munculnya produk-produk luar yang beragam
dalam jumlah banyak ke Indonesia. Hal ini perlu diwaspadai jika produk-produk yang datang
dari luar negeri memiliki kualitas yang lebih bagus. Industri lokal pun akan terancam akibat hal
tersebut. Efek besar yang ditimbulkan adalah adanya defisit neraca perdagangan.
Oleh karena itu, para pelaku usaha khususnya para produsen menciptakan produk yang
memiliki standar terbaik sehingga produk lokal tetap memiliki kualitas. Pada sektor ini, yang
memiliki peluang besar adalah para pelaku UMKM. Mulai dari diberlakukannya MEA sejak awal
Januari 2016, Pemerintah telah bekerja keras melalui Balai Riset dan Standarisasi Industri
(Baristand) dibawah komando Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam melakukan
sosialiasi dan melakukan peningkatan kualitas SDM.
Tantangan di Bidang Investasi
Pada sektor ini, Indonesia terbilang memiliki risiko yang sangat tinggi karena
adanya exploitation risk. Sebabnya, Indonesia kurang memiliki aturan dan regulasi yang ketat
sehingga sektor-sektor riil semisal pertambangan mudah saja dikelola negara asing. Untuk yang
satu ini, tentunya tidak banyak yang bisa diperbuat masyarakat. Padahal, Pemerintah memiliki
kekuasaan penuh untuk mencegah adanya eksploitasi alam yang dilakukan perusahaan-
perusahaan asing.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-11
Tantangan di Bidang Ketenagakerjaan
Masalah ketenagakerjaan Indonesia memiliki tantangan yang luar biasa. Kalau dilihat
dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara tetangga,
seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Mengingat standar upah yang berlaku di Indonesia
masih tergolong kecil sehingga tenaga kerja asing masih enggan untuk bekerja di sini. Malah
sebaliknya, tenaga kerja Indonesia lebih memiliki peluang untuk bekerja di luar negeri untuk
mendapatkan gaji yang lebih layak.
Tantangan di Bidang UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sasaran dan fokus
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam menciptakan stabilitas dan perkembangan ekonomi
di wilayah regional ASEAN. UMKM Indonesia memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi,
terutama tentang kualitas barang yang dihasilkan. Kebanyakan kualitas produk UKM Indonesia
belum memenuhi standar. Hal itu disebabkan beberapa faktor. Pertama, biaya produksi dalam
negeri yang sangat mahal sehingga tidak mampu menciptakan efisiensi produksi. Kedua,
kurangnya pengetahuan para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam menghasilkan barang
ataupun jasa yang berkualitas. Kedua hal tersebut sangat berkaitan dan perlu sesegera mungkin
diupayakan solusinya, baik oleh Pemerintah maupun pelaku usaha sendiri.

B. Sustainable Development Goals (SDGs)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)

Berakhirnya MDGs pada 2015 masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan pada periode Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development
Goals/SDGs) yang akan dilaksanakan sampai dengan 2030. Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals/MDGs) yang telah dilaksanakan selama periode 2000-2015
memang telah membawa berbagai kemajuan. Sekitar 70 persen dari total indikator yang
mengukur target MDGs telah berhasil dicapai oleh Indonesia. Akan tetapi, beberapa indikator
yang mengukur target dibidang kesehatan masih cukup jauh dari capaian dan harus
mendapatkan perhatian khusus. Target yang belum tercapai diantaranya adalah tingkat
kemiskinan nasional. angka kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi gizi buruk,
prevalensi HIV dan AIDS serta beberapa indikator terkait lingkungan. Indonesia sebagai salah
satu negara yang telah menyepakati penerapan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)
berkomitmen untuk menyukseskan pelaksanaan SDGs melalui berbagai kegiatan dan telah
mengambil langkah-langkah strategis. Sejumlah langkah yang telah ditempuh Indonesia sampai
dengan akhir 2016 antara lain :
a. melakukan pemetaan antara tujuan dan target SDGs dengan prioritas pembangunan
nasional,
b. melakukan pemetaan ketersediaan data dan indikator SDGs pada setiap target dan tujuan
termasuk indikator proksi,
c. melakukan penyusunan definisi operasional untuk setiap indikator SDGs,
d. menyusun peraturan presiden terkait dengan pelaksanaan tujuan pembangunan
berkelanjutan, dan
e. mempersiapkan rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah terkait dengan
implementasi SDGs di Indonesia.
Untuk menjamin implementasi SDGs berjalan dengan baik, pemerintah telah
membentuk Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Sekretariat
Nasional SDGs bertugas mengkoordinasikan berbagai kegiatan terkait pelaksanaan SDGs di
Indonesia. Sejumlah pemangku kepentingan yang mencakup kementerian/lembaga, BPS,
akademisi, pakar, organisasi masyarakat sipil dan filantropi dan bisnis telah dilibatkan dalam
berbagai proses persiapan pelaksanaan SDGs di Indonesia. Dalam implementasinya, ada
beberapa prinsip yang telah disepakati juga diadopsi oleh Indonesia. Prinsip pertama adalah
universality. Prinsip ini mendorong penerapan SDGs di semua negara baik negara maju maupun

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-12
negara berkembang. Dalam konteks nasional, implementasi SDGs akan diterapkan di seluruh
wilayah Indonesia. Prinsip kedua adalah integration. Prinsip ini mengandung makna bahwa
SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua dimensi sosial, ekonomi
dan lingkungan. Prinsip kedua ini telah dipegang teguh dalam penyusunan rencana aksi
khususnya terkait dengan penyusunan program dan kegiatan serta penganggarannya. Prinsip
terakhir adalah “No One Left Behind” yang menjamin bahwa pelaksanaan SDGs harus memberi
manfaat bagi semua, terutama yang rentan dan pelaksanaannya melibatkan semua pemangku
kepentingan. Prinsip ini juga telah diterapkan dalam setiap tahapan/proses pelaksanaan SDGs
di Indonesia.
Beberapa aspek penting terkait dengan persiapan pelaksanaan SDGs di Indonesia
antara lain pemetaan kesesuaian antara SDGs dengan prioritas pembangunan nasional dan
pemetaan ketersediaan indikator SDGs di Indonesia. Kesesuaian Antara SDGs dan Prioritas
Pembangunan Nasional Prioritas pembangunan nasional jangka menengah Indonesia telah
didokumentasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Meskipun RPJMN 2015-2019 disusun pada tahun 2014, banyak dari target SDGs yang sudah
tercakup dalam prioritas pembangunan nasional. Dari sebanyak 169 target yang ada di SDGs,
sekitar 57 persen (96 target SDGs) telah sesuai dengan prioritas pembangunan nasional.
Pencapaian target SDGs bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun
wajib pula diikuti oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Hal ini telah
ditindaklanjuti dengan diterbitkannya pedoman penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (RAD TPB) dengan harapan agar Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/SDGs pada tahun 2030 nantinya dapat tercapai. Selain itu, agar SDGs dapat
menjadi prioritas pembangunan daerah, maka sangat perlu mengintegrasikan SDGs ke dalam
dokumen perencanaan daerah. Dengan ditetapkannya Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
sebagai pengganti Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, mewajibkan pengintegrasian SDGs
dalam dokumen perencanaan, meliputi perencanaan jangka panjang (RPJPD), jangka menengah
(RPJMD dan Renstra PD), dan jangka pendek atau perencanaan tahunan (RKPD dan Renja PD).
Adapun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs sebagai berikut :
Tujuan 1. Menghapus segala bentuk kemiskinan
Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mencanangkan pertanian berkelanjutan
Tujuan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk
disegala usia
Tujuan 4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
Tujuan 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan
Tujuan 6. Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi secara berkelanjutan
Tujuan 7. Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
berkelanjutan, dan modern
Tujuan 8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, tenaga
kerja yang optimal dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua
Tujuan 9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan
berkelanjutan dan mendorong inovasi
Tujuan 10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara
Tujuan 11. Membuat kota dan pemukiman penduduk yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan
Tujuan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-13
Tujuan 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
Tujuan 14. Melestarikan samudera, laut, dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan
untuk pembangunan berkelanjutan
Tujuan 15. Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan pemanfaatan secara berkelanjutan
terhadap ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
desertifikasi, dan menghentikan dan memulihkan degradasi lahan dan
menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
Tujuan 16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan
membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif
Tujuan 17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan

4.2.2. Isu Strategis Nasional

Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Berdasarkan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah maka pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal menggantikan Peraturan Pemerintah sebelumnya
Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal.
Dalam Peraturan ini disebutkan bahwa Standar Pelayanan Minimal atau disingkat
dengan SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Pelayanan dasar dimaksud adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara.
Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal merupakan urusan pemerintahan
wajib yang diselenggarakan Pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
Kabupaten/Kota. Berikut jenis SPM yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, terdiri
atas:
1. Pendidikan
a. Pendidikan menengah
b. Pendidikan khusus
2. Kesehatan
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana provinsi
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
a. pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/kota
b. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas
kabupaten/kota
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman
a. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi
b. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi
program Pemerintah Daerah provinsi
5. Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
a. pelayanan ketentraman dan ketertiban umum provinsi

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-14
6. Sosial
a. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di dalam panti
b. rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti
c. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti
d. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam
panti
e. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi
korban bencana provinsi
Setiap Standar Pelayanan Minimal memiliki standar teknis masing-masing yang
sekurang-kurangnya memuat standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa, standar jumlah
dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial, dan petunjuk teknis atau tata cara
pemenuhan standar. Standar teknis tersebut ditetapkan oleh Kementerian terkait
dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah dalam
negeri dan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait.

Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Standar Pelayanan minimal diselenggarakan dan diterapkan oleh Pemerintah Daerah


Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan Standar Teknis yang ditetapkan oleh masing-
masing kementerian. Penerapan SPM dilakukan dengan tahapan :
1. Pengumpulan data
2. Penghitungan kebutuhan pemenuhan pelayanan dasar
3. Penyusunan rencana pemenuhan pelayanan dasar
4. Pelaksanaan pemenuhan pelayanan dasar

Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Laporan SPM termasuk dalam materi muatan laporan penyelenggaraan pemerintahan


daerah dan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Materi
muatan laporan penerapan SPM sekurang-kurangnya memuat hasil penerapan SPM, kendala
penerapan SPM dan ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM.

4.2.3. Isu-isu Strategis

Pada bagian ini menjelaskan isu-isu strategis berdasarkan penelaahan dari gambaran
kondisi daerah, isu global, dan nasional, maka diidentifikasi isu strategis pembangunan Sulawesi
Tenggara dalam lima tahun kedepan, sebagai berikut :

a. Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan tidak hanya merupakan isu daerah atau nasional, bahkan merupakan isu
global yang menjadi kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada September 2015. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030
Agenda for Sustainable Development (SDGs)) adalah kesepakatan pembangunan baru yang
mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang
berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup.
TPB/SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip universalitas, integrasi dan inklusif
untuk meyakinkan bahwa tidak ada seorangpun yang terlewatkan atau “No one is Left
Behind.” Salah satu yang menjadi tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs) atau
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah kemiskinan, berdasarkan komitmen global
bahwa kemiskinan di tahun 2030 diupayakan menjadi nol (zero poverty).

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-15
Jumlah penduduk miskin Sulawesi Tenggara (penduduk dengan pengeluaran per kapita
per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2018 adalah
307,10 ribu orang (11,63 persen), berkurang sebesar 6,1 ribu orang dibandingkan dengan
kondisi September 2017 yang berjumlah 313,16 ribu orang (11,97 persen). Selama periode
September 2017 - Maret 2018, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 4,5 ribu orang
namun terjadi peningkatan persentase penduduk miskin sebesar 0,03 poin dari 14,74 persen
periode September 2017 menjadi 14,77 persen pada periode Maret 2018, sementara di daerah
perkotaan berkurang 1,6 ribu orang atau menurun 0,57 poin dari periode September 2017 (7,14
persen) menjadi 6,56 persen pada periode Maret 2018. tersebut pula persentase penduduk
miskin mengalami penurunan sebesar 0,34 poin, dari 11,97 persen menjadi 11,63 persen.
Pada bulan Maret 2017, sebagian besar penduduk miskin berada di daerah perdesaan
yakni 268,96 ribu orang (81,08 persen) dari total penduduk miskin di Sulawesi Tenggara, dan
pada bulan September 2017 penduduk miskin yang berada di daerah perdesaan berjumlah
245,19 ribu orang (78,30 persen) dari total penduduk miskin. Selama periode 5 tahun terakhir
(September 2013-2017) penurunan persentase penduduk miskin sebesar 1,76 persen. Masih
tingginya persentase penduduk miskin di perdesaan khususnya pada kelompok sasaran petani
(buruh petani) dan kelompok nelayan (buruh nelayan dan nelayan kecil). Hal ini disebabkan
antara lain belum berkembangnya kelembagaan kelompok petani dan nelayan.
Kondisi penduduk miskin di Sulawesi Tenggara secara faktual masih mengalami
keterbatasan akses pelayanan dasar meliputi akses pendidikan, kesehatan, air bersih, rumah
yang layak, dan pangan. Selain itu, pengembangan kehidupan ekonomi berkelanjutan dirasakan
masih sangat rendah, dibuktikan dengan rendahnya kesempatan berusaha dan bekerja karena
tingkat pendidikan yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan
memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pekerjaan. Keterbatasan akses permodalan
bagi usaha mikro dan kecil ditambah dengan akses pemasaran masih dirasakan pada kalangan
masyarakat miskin hasil produksi belum layak untuk dipasarkan, sehingga akibatnya rumah
tangga miskin tidak mampu menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Faktor lain ketidakberdayaan masyarakat miskin disebabkan karena kondisi jasmani, psikologi,
lingkungan yang terisolasi, kultur yang wajib diikuti sebagai suatu komunitas tertentu, dan
kebijakan penanggulangan kemiskinan yang tidak tepat sasaran atau bahkan untuk kepentingan
tertentu dengan memanfaatkan ketidakberdayaan masyarakat miskin.

b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara terus mengalami kemajuan yang ditandai


dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara. Pada
tahun 2017, IPM Sulawesi Tenggara telah mencapai 69,86. Angka ini meningkat sebesar 0,55
poin dibandingkan dengan IPM Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 yang sebesar 69,31, namun
angka tersebut masih berada dibawah angka nasional sebesar 70,81. Sejak tahun 2016, status
pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara telah mencapai level ”sedang”. IPM Sulawesi
Tenggara pada tahun 2017 tumbuh sebesar 0,79 persen dibandingkan tahun 2016.
Selama periode 2016 hingga 2017, komponen pembentuk IPM juga mengalami
peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 70,47 tahun, meningkat
0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk
bersekolah selama 13,36 tahun, meningkat 0,12 tahun dibandingkan dengan tajun 2016.
Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan
selama 8,46 tahun, meningkat 0,14 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per
kapita (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp. 9.094 juta rupiah pada tahun 2017,
meningkat Rp. 223 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan. Pendidikan
dimaksudkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui
pengembangan kompetensi individu. Kompetensi dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
dan mendorong peningkatan pendapatan.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-16
Salah satu ukuran mengenai pendidikan adalah angka Harapan Lama Sekolah (HLS).
HLS merupakan ukuran yang menunjukkan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa mendatang, dihitung pada usia 7 tahun
HLS Sulawesi Tenggara di tahun 2017 mencapai 13,36 tahun, yang berarti bahwa anak-anak
usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau
D1. Ukuran lain mengenai pendidikan adalah rata-rata lama sekolah (RLS). RLS di Sulawesi
Tenggara pada tahun 2017 tercatat sebesar 8,46 tahun. Ini berarti hingga tahun 2017, secara
rata-rata penduduk Sulawesi Tenggara usia 25 tahun ke atas mengenyam pendidikan hingga
kelas VIII (SMP kelas II). Meningkatnya angka RLS dan HLS ini tentunya seiring dengan
memadainya fasilitas pendidikan. Kedepan, fasilitas pendidikan harus semakin baik karena
dilembaga itulah akan melahirkan manusia yang menjadi masa depan bangsa.
Dari sisi tenaga pengajar, pada jenjang pendidikan SD di Sulawesi Tenggara untuk tahun
ajaran 2017/2018, seorang guru tercatat rata-rata mengajar 14 orang murid. Semakin tinggi
jenjang pendidikan, beban seorang guru tercatat semakin sedikit. Untuk jenjang SMP dan SMA,
seorang guru rata-rata mengajar 11 hingga 12 orang murid. Dengan rasio yang cukup rendah
tersebut, seorang guru dapat membagi perhatian yang besar terhadap perkembangan belajar
tiap murid. Untuk perbandingan jumlah sekolah dengan murid tiap jenjang sekolah, pada
jenjang SD mencapai 124 murid per sekolah. Pada jenjang SMP dan SMA tercatat lebih banyak,
yaitu masing-masing 160 murid dan 223 murid per sekolah. Rasio murid dan sekolah ini
berkaitan dengan kemampuan daya tampung sekolah. Daya tampung sekolah yang seimbang
bisa membantu berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik.
Pembangunan manusia dibidang pendidikan harus mengedepankan pada akses dan
mutu pendidikan untuk semua yaitu setiap penduduk usia sekolah memiliki hak yang sama
dalam memperoleh pelayanan pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi gender dan
sosial ekonomi serta mendapatkan pendidikan budaya dan karakter dengan menerapkan
Standar Pelayanan Minimal. Tidak hanya itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang di sertai dengan perubahan proses berbagai aspek kehidupan sosial menuntut
terciptanya masyarakat yang gemar membaca. Perpustakaan sebagai organisasi publik memiliki
peranan strategis untuk turut mendukung mencerdaskan kehidupan bangsa. Maju mundurnya
perpustakaan ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat, bahkan minat baca
dijadikan salah satu indikator yang dapat menunjukkan maju tidaknya suatu bangsa. Peran
penting perpustakaan dalam membina dan meningkatkan minat baca masyarakat, karena
dengan membaca diharapkan seseorang akan memperoleh informasi dari bahan pustaka yang
dibaca dan memperoleh pengertian mendalam tentang suatu peristiwa atau gejala. Dengan
adanya minat baca akan diperoleh hasil yang maksimal, baik itu informasi, pengertian,
pengetahuan, keterampilan, motivasi atau fakta seperti yang disajikan oleh bahan bacaan. Untuk
itu, pembangunan sarana dan prasarana perpustakaan yang memadai dengan jumlah koleksi
bahan pustaka yang lengkap menjadi hal penting dalam meningkatkan literasi masyarakat.
Dibidang kesehatan, pembangunan fasilitas kesehatan ditujukan untuk memberikan
kemudahan akses pelayanan kesehatan dan mendorong masyarakat untuk mengutamakan
fasilitas kesehatan modern sebagai pilihan pengobatan. Layanan kesehatan di Sulawesi
Tenggara ditopang oleh 31 rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, 279 Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), serta fasilitas kesehatan lainnya. Jika ditinjau dari sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai
ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Di Sulawesi Tenggara, puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang dominan menjadi
rujukan penduduk untuk berobat jalan, yaitu mencapai 50,45 persen untuk tahun 2017. Secara
rata-rata, setiap Puskesmas harus melayani sekitar 9,33 ribu penduduk. Perlu dicatat pula,
masih ada sekitar 4 persen penduduk yang memilih untuk berobat jalan ke pengobatan
tradisional. Indikator yang juga berkaitan dengan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
adalah persentase penolong kelahiran terakhir oleh tenaga medis (dokter, bidan dan tenaga
medis lain). Indikator ini pada tahun 2017 mencapai 99,47 persen, atau meningkat dibanding
tahun sebelumnya. Sehingga menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melahirkan
dengan dibantu tenaga medis juga meningkat.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-17
Indikator kesehatan lainnya ialah banyaknya balita yang terimunisasi campak menurun
dari tahun 2016 (74,56 persen) menjadi 71,87 persen pada tahun 2017. Imunisasi ini untuk
kekebalan tubuh balita saat ini agar tumbuh sehat hingga dewasa. Adapun penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di tahun 2017 ialah 24,10 persen,
menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup
(AHH) masyarakat saat lahir.
AHH merupakan ukuran yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup
sehat dalam pembangunan manusia. Dengan AHH Sulawesi Tenggara 70,47 tahun pada tahun
2017, dapat diartikan bahwa bayi yang baru lahir diharapkan hidup sampai mencapai umur 70
tahun. Semakin meningkatnya AHH mengindikasikan bahwa derajat kesehatan masyarakat juga
semakin membaik. Meskipun AHH semakin meningkat namun angka kesakitan dan kematian
masih cukup tinggi, sehingga perlu tetap fokus pada penanganan kesehatan masyarakat.
Pada sisi lain, setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak
Menular (PTM) (63 persen dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90 persen dari kematian “dini”
tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara global PTM penyebab
kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler
adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti :
Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke.
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit
Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5 persen atau 2.650.340 orang. Dari
prevalensi tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4 persen atau
137.130 orang) dan terendah di Provinsi Riau (0,3 persen atau 12.321 orang), untuk Provinsi
Sulawesi Tenggara mencapai 1,7 persen atau 26.170 orang. Sementara total wilayah timur
Indonesia 2,2 persen atau 635.754 orang. angka tersebut mencapai 23,98 persen dari total
seluruh Indonesia sebesar 2.650.340 orang.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah timur Indonesia
berpotensi besar penyumbang penderita penyakit jantung di Indonesia. Sementara belum ada
Rumah Sakit Khusus yang menangani jantung bertempat di wilayah timur Indonesia. Dari alasan
yang dikemukakan tersebut, maka salah satu isu strategis peningkatan kualitas sumber daya
manusia dibidang kesehatan yaitu penyediaan Rumah Sakit Khusus Jantung di Sulawesi
Tenggara yang dapat menjadi Rumah Sakit rujukan pasien penderita jantung untuk kawasan
timur Indonesia.
Paradigma pembangunan kesehatan selama ini yang mengarah pada tindakan kuratif,
yang kedepan seharusnya mulai bergeser pada tindakan preventif dan promotif. Hal tersebut
tetap harus didukung dengan upaya penurunan disparitas akses dan mutu pelayanan kesehatan,
pemenuhan prasarana dan sarana kesehatan, serta tenaga kesehatan, yang menjangkau seluruh
lapisan masyarakat di seluruh kabupaten/kota.

c. Peningkatan Daya Saing Ekonomi dan Produktivitas Tenaga Kerja

Ekonomi Sulawesi Tenggara dalam konstelasi nasional dalam beberapa tahun terakhir
masih dinilai cukup baik, dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang relatif
stabil dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara tahun 2017 mencapai angka 6,81 persen, dan sampai dengan triwulan II 2018
ekonomi Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 6,1 persen (yoy), mengalami akselerasi
pertumbuhan dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang sebesar 5,8
persen (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian didorong oleh akselerasi yang
terjadi pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi. Sementara itu dari
sisi penawaran, akselerasi pada lapangan usaha utama seperti lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha konstruksi mendorong pertumbuhan
perekonomian yang terjadi. Memasuki triwulan III 2018, perkembangan beberapa indikator
ekonomi di Sulawesi Tenggara mengindikasikan arah pertumbuhan dengan tren meningkat dan

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-18
diperkirakan mampu tumbuh pada kisaran 6,3-6,7 persen (yoy). Sektor ekonomi yang
diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan
dan perikanan, Lapangan usaha pertambangan dan penggalian, lapangan usaha konstruksi dan
lapangan usaha industri pengolahan.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara relatif diatas rata-rata nasional,
namun kondisi ekonomi global dan regional yang tidak dapat diprediksi tepat, harus diantisipasi
karena akan memberikan pengaruh pada kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara kedepan.
Beberapa kondisi yang akan dihadapi dalam lima tahun kedepan sebagai berikut :
1) Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Dalam struktur PDRB Sulawesi Tenggara, pertanian menyumbang sekitar 24,08 persen
terhadap total nilai PDRB atau menjadi yang paling dominan. Dari sisi ketenagakerjaan, 37,07
persen dari total penduduk yang bekerja berada disektor pertanian. Hal inilah yang menjadikan
pertanian memegang peranan utama dalam perekonomian Sulawesi Tenggara, meski angka ini
sudah mulai menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, persoalan lain adalah makin
kurangnya minat angkatan kerja yang menekuni sektor pertanian, dan memilih untuk bekerja di
sektor industri serta perdagangan. Hal tersebut didukung dengan semakin terbatasnya lahan
pertanian karena meningkatnya permintaan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan
permukiman dan industri. Persoalan sektor pertanian sudah seharusnya menjadi perhatian
utama dalam pembangunan Sulawesi Tenggara kedepan. Hal tersebut dikarenakan pertama,
sebagian besar masyarakat Sulawesi Tenggara bekerja disektor pertanian, meskipun
kecenderungannya semakin menurun dan yang tersisa adalah petani usia tua. Kedua, dinamika
sektor pertanian masih terbatas karena penggunaan teknologi yang belum begitu maju. Ketiga,
sebagian besar penduduk yang dikategorikan hidup dalam garis kemiskinan adalah masyarakat
petani. Keempat, infrastruktur yang mendukung proses produksi dan pemasaran, seperti irigasi
serta transportasi dan komunikasi belum memadai. Kelima, terbatasnya akses pada informasi
pasar. Sebagian besar petani belum memiliki atau menggunakan teknologi untuk pertukaran
informasi tentang kebutuhan dan harga-harga komoditas di pasar. Kondisi tersebut kemudian
pada akhirnya menyebabkan nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan rendah.
Perikanan pada wilayah Sulawesi Tenggara terfokus pada pengembangan produksi dan
produktivitas usaha perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada tahun 2017 subsektor
perikanan budidaya menyumbang produksi yang cukup besar mencapai 1.016.380 ribu ton
meningkat drastis dari tahun sebelumnya sebanyak 912.720 ton (Tahun 2016). Hal ini
menunjukkan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan usaha pembudidayaan ikan,
Sedangkan pada sub sektor perikanan tangkap Sulawesi Tenggara yang berada pada Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 713 dan 714 (WPP-RI 713 dan 714) memiliki
potensi lestari yang cukup besar sekitar 1.520.340 ton namun saat ini baru dimanfaatkan
sebesar 203.872 ton atau 15 persen dari total potensi lestari tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi perikanan tangkap di Sulawesi Tenggara masih
sangat rendah.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 14.b yang berbunyi “Menjamin akses
nelayan kecil terhadap sumber daya laut dan pasar”. Sulawesi Tenggara memiliki nelayan kecil
yang sangat besar jumlahnya dengan kondisi dan karakteristik ekosistem laut dan pesisir serta
sumber daya perikanan yang masih dapat dipelihara dan dikembangkan untuk diakses dan
dikelola secara efektif. Untuk itu, pencapaian target TPB 14.b ini perlu dilakukan melalui alokasi
ruang dan akses pengelolaan kepada nelayan kecil.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap yang berkelanjutan
di Sulawesi Tenggara adalah melalui pemberdayaan nelayan kecil dengan melakukan
pendekatan yang inovatif yaitu mengubah pendekatan pemanfaatan sumber daya laut dan
perikanan dari akses terbuka (open access) menjadi akses yang terkendali (managed-access)
atau dikenal dengan Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP). Pada kenyataannya, nelayan
kecil yang merupakan kelompok masyarakat nelayan yang jumlahnya cukup banyak namun
rentan, belum mendapatkan perhatian yang maksimal. Nelayan kecil memiliki potensi untuk

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-19
memberikan kontribusi meningkatkan produksi perikanan guna mencukupi kebutuhan pangan
dan bahan baku industri serta penciptaan lapangan kerja disektor perikanan. Pengelolaan PAAP
akan mendorong upaya pengelolaan perikanan skala kecil dengan fokus kepada pemberian
akses pengelolaan dan pemanfaatan kawasan laut kepada kelompok nelayan kecil dan aturan
pengelolaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, nelayan skala kecil akan berdaya secara
ekonomi, sosial dan manajerial.
Untuk komoditas perkebunan, terdapat lima komoditas yang dominan dihasilkan, yaitu
kakao, kelapa, jambu mete, dan cengkeh, serta nilam. Produksi kakao tergolong besar, mencapai
125,05 ribu ton di tahun 2017. Angka ini tercatat menurun dari produksi tahun sebelumnya.
Penurunan produksi kakao bisa disebabkan karena produktivitas pohon kakao petani yang
terus menurun karena usia tanaman sudah uzur sehingga perlu peremajaan kebun kakao atau
replanting. Untuk komoditi cengkeh masih relatif lebih rendah dibanding komoditas lain, meski
mengalami peningkatan signifikan sebesar 53,22 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini
bisa disebabkan oleh faktor cuaca yang lebih mendukung pada tahun 2017. Umumnya tanaman
cengkeh dipengaruhi oleh curah hujan.
Subsektor peternakan penyumbang produksi paling besar adalah komoditas ayam
kampung, sapi, dan ayam ras. Pada tahun 2017, produksi ayam kampung 9,66 ribu ton, angka ini
tercatat relatif meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Begitu pula pada produksi peternakan
ayam ras yang juga cenderung meningkat. Beberapa faktor pendukung misalnya, Dinas
Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, mendapat bantuan hibah
populasi ternak ayam lokal petelur dari Sembawa, Sumatera sebanyak 10 ribu ekor yang
dialokasikan di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) di 2017. Program pemerintah yang
mendukung peningkatan produksi ternak juga terdapat di beberapa kabupaten lain.
Peningkatan produksi juga terjadi pada peternakan sapi, itik, dan kambing.
Untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan, dengan menggunakan
ukuran Indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Terlihat nilai NTP sepanjang tahun 2017 berada di
bawah angka 100 (angka patokan “break event point”). Angka NTP dibawah 100 menunjukkan
daya beli petani yang rendah akibat kenaikan biaya produksi melebihi hasil yang diterima dari
produk pertanian.
2) Sektor Pertambangan dan Penggalian
Peran lapangan usaha pertambangan dan penggalian dalam perekonomian Sulawesi
Tenggara cukup besar, urutan kedua setelah sektor pertanian. Komoditas pertambangan yang
utama di Sulawesi Tenggara adalah bijih logam yang dihasilkan dari nikel. Selain itu, dihasilkan
juga aspal alam serta bahan tambang dan galian lainnya. Dari Nilai Tambah Bruto (NTB)
lapangan usaha pertambangan dan penggalian tercatat ada fluktuasi pada NTB pertambangan
bijih logam, dari 7,99 triliun rupiah di tahun 2015 menjadi 7,48 triliun rupiah di tahun 2016.
Setelah itu kembali meningkat menjadi 9,31 triliun rupiah ditahun 2017. Sedangkan untuk NTB
pertambangan dan penggalian lainnya tercatat terus meningkat sehingga ikut mendorong
kenaikan NTB lapangan usaha pertambangan dan penggalian selama periode 2015-2017.
Namun peningkatan yang cukup drastis dari pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan
penggalian pada tahun 2017 justru didorong oleh tingginya pertumbuhan subkategori
pertambangan bijih logam (24,45 persen) karena pada bulan Februari 2017, pemerintah telah
membuka peluang ekspor bijih nikel kadar dibawah 1,7 persen (kadar rendah). Sehingga
kontribusi pertambangan dan penggalian sebesar 19,85 persen di tahun 2016 naik menjadi
21,01 persen di tahun 2017.
Disisi lain persentase tenaga kerja pertambangan dan penggalian malah menurun. Hal
ini kemungkinan terjadi karena banyaknya tenaga kerja asing yang masuk. Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tenggara menyebutkan data bahwa jumlah tenaga kerja
asing (TKA) yang bekerja di daerah selama 2017 sebanyak 1.032 orang. Hal ini tentu menggeser
peluang untuk tenaga kerja lokal.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-20
3) Sektor Industri Pengolahan

Selama periode 2017, berdasarkan data Dinas Perindag Provinsi Sulawesi Tenggara,
jumlah perusahaan industri besar/sedang terbanyak berupa industri hasil pertanian dan
kehutanan sebanyak 6.579 perusahaan, disusul industri kimia (1.557 usaha), dan industri logam
dan mesin (1.335 usaha). Perusahaan industri hasil pertaniandan kehutanan juga menyerap
tenaga kerja terbanyak sebesar 30.966 orang. Meskipun industri logam dan mesin memiliki
jumlah perusahaan paling sedikit dan jumlah tenaga kerja yang tidak terlalu banyak
dibandingkan industri hasil pertanian dan kehutanan, namun nilai produksi yang dihasilkan
tercatat paling besar, yakni Rp. 2.680,61 miliar. Hal ini tercermin dari produktivitas industri
logam dan mesin. Produktivitas industri besar/sedang diukur berdasarkan rasio nilai produksi
terhadap jumlah pekerja. Pada tahun 2017, industri logam dan mesin memiliki produktivitas
terbesar, yakni Rp. 278,53 juta/pekerja. Hal ini bisa terjadi karena nilai jual dari industri
tersebut yang lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Pada tahun 2017 lapangan usaha
industri pengolahan memberikan kontribusi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara sebesar 6,13
persen, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,11 persen. Hal
ini karena adanya kontribusi yang besar dari sub kategori industri makanan dan minuman di
Sulawesi Tenggara.

4) Sektor Perdagangan Besar dan Eceran

Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan II 2018 tercatat
mengalami perlambatan sehingga menahan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 6,6 persen (yoy) dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,4 persen (yoy). Perlambatan tersebut didorong
oleh penurunan yang terjadi pada perdagangan luar negeri. Penurunan yang cukup signifikan
terjadi pada penjualan luar negeri. Penurunan tersebut disebabkan oleh telah berlangsungnya
ekspor bijih nikel kadar rendah pada triwulan II 2017 sehingga pertumbuhan ekspor tidak
terjadi secara signifikan.

5) Investasi

Proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA)
yang disetujui pemerintah Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 tercatat meningkat signifikan
dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, PMA sebesar 693 juta US dollar, naik 84,26
persen, sementara PMDN sebesar 3,148 triliun rupiah, naik 75,49 persen dari tahun 2016.
Peningkatan ini menunjukkan banyaknya investor asing maupun domestik yang menanamkan
investasinya di Sulawesi Tenggara, seperti sektor pertambangan. Meskipun demikian,
optimalisasi kecepatan pelayanan perijinan perlu ditingkatkan, promosi investasi, jaminan
keamanan dan kenyaman investasi, informasi peluang investasi perlu ditingkatkan, didukung
dengan pelayanan birokrasi yang efisien dan penggunaan teknologi berbasis Online Sytem
Submission (OSS). Selain itu, perlunya pemerataan pertumbuhan dan persebaran investasi di
Sulawesi Tenggara khususnya di wilayah perbatasan barat dan timur, serta wilayah selatan.
6) Sektor Konstruksi
Pembangunan infrastruktur berupa sarana dan prasarana sangat penting bagi Provinsi
Sulawesi Tenggara. Pembangunan fisik yang meliputi gedung kantor, tempat tinggal, jalan,
jembatan, dan lain-lain dapat dilihat dan dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat. Dari
hasil Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, jumlah perusahaan konstruksi di Sulawesi
Tenggara tahun 2016 tercatat sebanyak 3.480 perusahaan. Jumlah ini meningkat dibanding
tahun 2015 yang berjumlah 2.678 perusahaan. Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
pihak kontraktor terus meningkat sepanjang tahun 2014-2016. Pada tahun 2014, nilai
konstruksi mencapai 3,4 triliun rupiah. Tahun 2015, nilai konstruksi yang telah diselesaikan
mencapai 3,7 triliun rupiah. Kemudian pada tahun 2016, nilai konstruksi yang telah
diselesaikan mencapai 3,9 triliun rupiah yang terdiri dari konstruksi bangunan gedung,

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-21
bangunan sipil, dan konstruksi khusus. Share sektor konstruksi terhadap PDRB Sulawesi
Tenggara juga tercatat berfluktuasi sepanjang tahun 2015-2017. Share sektor ini sebesar 13,33
persen pada tahun 2015 yang meningkat menjadi 14,02 persen pada tahun 2016, lalu menurun
menjadi 13,35 persen pada tahun 2017.
Penurunan share sektor konstruksi ini sejalan dengan penurunan serapan tenaga kerja
yang bekerja pada sektor ini. Penduduk yang bekerja pada sektor konstruksi tahun 2015
sebesar 6,74 persen, turun menjadi 6,65 persen pada tahun 2016, dan pada tahun 2017
menurun lagi menjadi 6,48 persen.
7) Sektor Pariwisata
Dalam menilai kesiapan pariwisata suatu daerah, salah satu cara paling mudah untuk
menilainya adalah melalui 3A, yaitu Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi. Aksesibilitas dinilai
dari kemudahan bagi para wisatawan untuk mencapai destinasi tujuan wisata (DTW) di suatu
daerah. Selain itu, amenitas sebagai penunjang kegiatan pariwisata seperti hotel, restoran dan
hiburan juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Kesiapan amenitas yang baik akan
memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para wisatawan saat berkunjung ke suatu
destinasi wisata. Terakhir yang tidak kalah penting adalah Atraksi. Atraksi biasanya selalu
menjadi poin pertama yang mampu menarik minat wisatawan, terutama untuk DTW yang
mengedepankan pesona alamnya.
Terdapat sekitar 666 tempat wisata di Sulawesi Tenggara. Besarnya potensi pariwisata
Sulawesi Tenggara menjadikan sektor ini mampu mendukung perekonomian Sulawesi
Tenggara. Potensi pariwisata ini mencakup potensi wisata usaha, wisata alam (pantai, air
terjun), wisata budaya, serta potensi wisata sejarah (benteng, keraton, museum).
Perkembangan pariwisata terbukti mampu mendorong peningkatan usaha jasa akomodasi,
restoran, serta usaha terkait lainnya. Umumnya, obyek wisata di Sulawesi Tenggara belum
memenuhi 3A, akibatnya banyak potensi wisata yang indah namun belum menjadi perhatian
wisatawan. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam meningkatkan industri
pariwisata di Sulawesi Tenggara. Salah satu contoh destinasi wisata yang menjadi andalan
Sulawesi Tenggara adalah Pulau Wakatobi. Atraksi sebagai poin utama pendorong pariwisata
terjadi di Wakatobi. Berada dalam segitiga terumbu karang dunia, keindahan bawah laut
Wakatobi tidak perlu lagi diragukan. Beragam jenis terumbu karang dan biota laut dapat
ditemukan dengan mudah saat melakukan beragam aktivitas seperti snorkeling dan diving.
Menyadari bahwa memiliki potensi yang mendukung untuk pengembangan pariwisata,
pemerintah pun tidak melepaskan kesempatan itu. Promosi secara gencar dilakukan untuk
“menjual” di seluruh dunia. Namun promosi dilakukan tidak hanya untuk keindahan bawah laut
Wakatobi. Berbagai destinasi Berbagai destinasi wisata lainnya dan beragam budaya yang
dimiliki turut dipromosikan sebagai alternatif kegiatan bagi para wisatawan untuk menghindari
terjadinya kejenuhan.
Terbatasnya akses menuju Wakatobi memberikan gambaran bahwa aksesibilitas ke
Wakatobi masih perlu dikembangkan sehingga memudahkan para wisatawan untuk menikmati
keindahan di Wakatobi. Selain itu, amenitas di Wakatobi juga masih perlu untuk dikembangkan.
Jumlah penginapan di Wakatobi terbilang masih cukup terbatas dengan hanya tersedia 40 hotel
dan 313 homestay. Jumlah restoran pun masih terbatas dengan hanya sejumlah 22 restoran.
Selain itu, angkutan darat untuk mencapai destinasi wisata juga masih sangat terbatas. Hal
tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi para wisatawan untuk menjelajahi
Wakatobi.
Bertolak dari isu di atas, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara akan mengembangkan
kawasan wisata baru Toronipa Kabupaten Konawe. Untuk mengembangkan kawasan wisata
Toronipa sebagai kawasan wisata unggulan yang berlokasi dekat dari perkotaan, maka ada tiga
kriteria yang harus dipenuhi, yaitu Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-22
d. Pembangunan Berkelanjutan dengan Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan dan
Sumber Daya Alam

Berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, pembangunan berkelanjutan


merupakan isu krusial yang harus diintegrasikan dalam dokumen perencanaan daerah,
termasuk dalam RPJMD. Isu pembangunan berkelanjutan merupakan isu TPB/SDGs yang
ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dimana 3
dari 17 tujuannya adalah berkaitan dengan lingkungan, yaitu penanganan perubahan iklim,
pemeliharaan ekosistem laut dan pemeliharaan ekosistem darat. Terkait dengan isu perubahan
iklim. Adanya dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim seperti bencana banjir, longsor
dan kekeringan menuntut adanya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan.
Penurunan kuantitas dan kualitas cadangan air baku/air bersih di Sulawesi Tenggara,
disebabkan oleh pengelolaan air yang belum optimal, terganggunya kawasan tangkapan
air/catchment area, eksploitasi air tanah oleh industri dan pemanfaatan kawasan
pesisir/mangrove untuk tambak. Kondisi ini menjadi ancaman bagi daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Daerah pesisir yang menjadi konsentrasi hunian para nelayan kecil sangat rentan
terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim. Abrasi, badai, pemutihan karang, dan
gejala lainnya membutuhkan peningkatan kapasitas adaptif masyarakat pesisir yang berbasis
pada kesehatan ekosistem laut dan perubahan perilaku memanfaatkan dan mengelola sumber
daya laut masyarakat pesisir. Peningkatan kapasitas ini akan memperkuat daya lenting sosial
(social resilience) yang menjadi landasan dalam menghadapi guncangan eksternal (external
shock) akibat bencana terkait iklim (climate-related disaster).
Dalam pengelolaan hutan, berbagai permasalahan masih terjadi seperti tekanan
pemanfaatan kawasan hutan oleh masyarakat, pencurian dan kebakaran hutan, kurang
terpenuhinya kebutuhan hasil hutan berasal dari pengelolaan hutan berkelanjutan, serta
pengelolaan hutan negara belum mampu memenuhi standar pengelolaan hutan lestari.
Masih maraknya kegiatan pertambangan tanpa ijin yang berpotensi merusak lahan
didorong meningkatnya kebutuhan material untuk pembangunan infrastruktur, disisi lain
perijinan belum banyak dipahami oleh masyarakat karena berpindahnya kewenangan dari
kabupaten/kota ke provinsi. Sehingga perlu ditingkatkan lagi pengawasan terhadap kegiatan
pertambangan tanpa ijin yang melibatkan penegak hukum. Masih rendahnya pemanfaatan
energi baru terbarukan dalam bauran energi menunjukkan bahwa pemanfaatan energi fosil
masih tinggi, menjadi pendorong tingginya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.
Pengembangan pemanfaatan EBT masih banyak mengalami kendala-kendala tentang karena
teknologi yang mahal sehingga belum menarik bagi investor.
Sedangkan dari sisi kesadaran buang masyarakat terhadap kelestarian lingkungan
hidup antara lain kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya, pengelohan lahan yang
kurang memperhatikan konservasi tanah dan air serta budaya hemat energi dan air sehingga
masih terdapat penggunaan energi yang tidak efisien.
Meningkatnya kejadian bencana tanah longsor, banjir, kebakaran hutan dan kekeringan
disebabkan perubahan iklim global, rendahnya pelaksanaan kegiatan konservasi diwilayah
rawan longsor dan wilayah yang memiliki potensi sumber air, kurangnya SDM dan sarpras
dalam penanganan bencana, dan perilaku masyarakat (buang sampah sembarangan,
penggundulan hutan). Masih kurangnya pengetahuan mitigasi/deteksi dini bencana oleh
masyarakat dan tanggap bencana masyarat untuk mengantisipasi bencana tsunami, banjir,
kekeringan, longsor yang belum optimal, hal ini disebabkan koordinasi dan integrasi antar
sektor, lintas sektor/lintas bidang dan lintas wilayah, serta kurangnya dukungan pengurangan
risiko bencana dalam perencanaan pembangunan dan kurangnya keterlibatan masyarakat,

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-23
selain itu masih perlu untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana, memperkuat
peringatan dini bencana, memperkuat manajemen kedaruratan dan melakukan percepatan
pemulihan pasca bencana.

e. Tata Kelola Pemerintahan (SPM Keamanan dan Ketertiban)

Titik krusial dalam tata kelola pemerintahan adalah keterbukaan informasi dan
transparansi publik, akuntabilitas kinerja pembangunan, keterlibatan masyarakat dalam
merencanakan kebijakan, dan adanya koordinasi antara pemangku kebijakan dalam mencapai
tujuan dalam mewujudkan visi.
Kondisi tersebut harus didukung dengan profesionalisme aparatur dalam memberikan
pelayanan publik yang prima. Penyediaan ruang informasi dan pengaduan masyarakat harus
semakin transparan dan mudah diakses. Pelayanan publik secara langsung melalui perijinan,
administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan kemudahan berusaha serta
hak-hak sipil lainnya semakin ditingkatkan tanpa mengabaikan regulasi yang ditetapkan untuk
memberikan kemudahan dalam pelayanan tersebut.
Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance), Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan dapat
mengimplementasikannya pada semua struktur pemerintahan, meliputi : akuntabilitas kinerja
pembangunan dibangun dimulai dari proses perencanaan partisipatif dan terukur,
penganggaran, implementasi, evaluasi hingga pelaporan kinerja. Beberapa indikator atau
parameter pengukuran akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
adalah hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) semakin
meningkat hingga target yang ingin dicapai bernilai A. Target tersebut dapat tercapai jika
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara konsisten terhadap siklus manajemen tersebut.
Penilaian hasil pengelolaan keuangan negara berupa opini dari Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia harus dipertahankan pada penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Untuk mendapatkan opini WTP tersebut wajib memenuhi beberapa kriteria yaitu kesesuaian
dengan standar akuntansi pemerintah, efektivitas penilaian internal, kecukupan pengungkapan
informasi, dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan. Capaian kinerja tersebut
tentunya harus didukung dengan pemanfaatan teknologi dan informasi yang semakin pesat agar
memudahkan proses kerja untuk memperoleh capaian kinerja yang optimal dan mendukung e-
government.
Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih akan tercapai apabila didukung dengan
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkualitas dan profesional dalam menjalankan tugas, mampu
menyesuaikan dan memanfaatkan teknologi dan informasi yang berkembang pesat dalam
menunjang kinerja individu dan lembaganya, disamping kelembagaan yang tertata dengan baik.
Untuk itu, peningkatan kompetensi dan profesionalitas ASN menjadi kunci mutlak yang harus
dilakukan, disertai dengan penempatan ASN pada posisi yang tepat dan mampu produktif dan
berkinerja baik pada instansi kerjanya. Penataan kelembagaan yang baik akan mampu bekerja
secara efektif dan efisien sesuai tugas dan fungsinya untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih, diperlukan penguatan kelembagaan mulai dari
kelembagaan tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa dan kelurahan.
Koordinasi yang baik antara pemangku kebijakan untuk memiliki kesamaan pandangan
dan kepentingan bersama dengan mengintegrasikan visi dan misi pada masing-masing lembaga
merupakan upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Koordinasi
menjadi faktor yang sangat penting, karena kekacauan koordinasi dapat menyebabkan efisiensi
dan efektivitas kerja menjadi terganggu. Koordinasi yang dilakukan meliputi : upaya menjaga
keamanan wilayah tetap kondusif dalam kehidupan demokrasi yang damai, aman, dan tetap
menjaga norma-norma dalam masyarakat serta norma hukum yang berlaku. Upaya lain yang
harus dilakukan yaitu menekan kriminalitas dan aksi-aksi lain yang dapat mengganggu
ketentraman dan ketertiban umum, sehingga dengan situasi yang kondusif dapat menciptakan
iklim yang sejuk, rasa aman, kehidupan masyarakat yang harmonis, perlindungan terhadap hak-

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-24
hak sipil terjaga dan program-program pembangunan di Sulawesi Tenggara dapat dilaksanakan
dengan lancar dan mencapai target.

f. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Dasar dan Wilayah

Pembangunan infrastruktur diyakini akan memiliki multiplier effect yang signifikan bagi
ekonomi masyarakat. Saat ini, pembangunan infrastruktur masuk sebagai salah satu program
prioritas pembangunan untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Ketersediaan infrastruktur
dasar seperti jalan, jembatan dan sumber daya air serta perumahan sehat menjadi isu penting
menunjang kegiatan masyarakat dalam bidang perekonomian, pertanian, perkebunan,
pariwisata, pertambangan, dan bidang-bidang lainnya. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur berupa bangunan fisik seperti
jaringan jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih/air minum, sanitasi, serta bangunan
pelengkap kegiatan pemukiman lainnya baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dibidang pembangunan infrastruktur jalan, panjang jalan yang telah terbangun di
Provinsi Sulawesi Tenggara sampai tahun 2017 sepanjang 12.316 km, yang terdiri dari 1.498
km jalan nasional, 1.009 km jalan provinsi, dan 9.809 km jalan kabupaten/kota. Sedangkan
Proporsi panjang jaringan jalan kondisi mantap dari tahun ke tahun semakin meningkat, pada
tahun 2017 mencapai 71,88 persen. Meskipun aspek ketersediaan jalan sudah mencukupi, akan
tetapi disisi lain terdapat beberapa aspek yang masih harus terus ditingkatkan pencapaiannya.
Beberapa aspek tersebut antara lain belum terintegrasinya secara menyeluruh antara pusat–
pusat kegiatan/produksi ke daerah pemasaran, di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini
akan berdampak pada terhambatnya arus barang dan jasa antar wilayah tersebut. Tingginya
tingkat kerusakan jalan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat. Hal ini berdampak pada
rendahnya tingkat keselamatan pengguna jalan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Selain itu kerusakan jalan juga berdampak pada bertambahnya waktu tempuh yang
diperlukan
Dibidang infrastruktur pengairan, pembangunan diarahkan kepada upaya pemenuhan
ketersediaan air baku masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, pemenuhan ketersediaan air
irigasi untuk pertanian serta upaya penanggulangan bahaya banjir dan abrasi kawasan pantai.
Namun demikian rasio jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya pertanian perlu
ditingkatkan yaitu hanya mencapai 69 persen pada tahun 2017.
Disisi lain, peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara
menjadi suatu prioritas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk
melakukan mobilitas dan distribusi barang lintas daerah. Tidak hanya pemenuhan kuantitas
sarana dan prasarana saja namun peningkatan kualitas yang diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam memanfaatkan sarana dan prasarana perhubungan secara
maksimal.
Berdasarkan data pada Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah pada Urusan
Perhubungan menggambarkan kondisi jumlah penumpang di Bandara Halu Oleo cukup
meningkat, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana bandara semakin baik. Demikian
halnya dengan bandara lainnya yang terus berbenah dalam meningkatkan pelayanannya,
karena ketersediaan sarana dan prasarana yang memenuhi kelayakan yang ditetapkan
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menjadi garansi bagi pihak maskapai dan
penumpang untuk memanfaatkan bandara tersebut untuk kebutuhan mobilitas penumpang dan
distribusi barang. Sementara itu, distribusi barang bongkar maupun muat akan semakin
bertambah seiring dengan meningkatnya lalu lintas pesawat udara yang mereduksi rentan
waktu pendistribusian. Namun demikian, distribusi barang masih didominasi melalui angkutan
darat dan laut karena selain kapasitas angkut yang lebih besar juga besaran biaya distribusi
yang lebih minim. Untuk itu, kualitas pelayanan perhubungan khususnya angkutan darat perlu
ditingkatkan melalui peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, koordinasi,
pengembangan dan penataan jalur transportasi, peningkatan fasilitas keselamatan dan
optimalisasi pengawasan dan pengendalian perhubungan.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IV-25
Bab V Visi, Misi, Tujuan & Sasaran

Esensi pembangunan daerah adalah mengubah kondisi masyarakat ke kondisi


masyarakat yang lebih baik. Upaya untuk mengubah kondisi masyarakat tersebut harus
dilakukan secara terencana dan bertahap, maka pengerahan sumber daya akan ditujukan untuk
merealisasikan perencanaan tersebut agar dapat berjalan dan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025, disebutkan bahwa
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 merupakan bagian tahap ketiga (2015-
2020) dan keempat (2020-2025) RPJPD.
RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025 merupakan pedoman
pembangunan jangka panjang daerah yang memuat sasaran pokok dan arah kebijakan dalam
jangka waktu 20 (Dua puluh) tahun guna mewujudkan Sulawesi Tenggara yang sejahtera, sesuai
dengan visi pembangunan jangka panjang Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu : “Sulawesi
Tenggara yang Maju dan Sejahtera Tahun 2025”. Rumusan visi tersebut bermakna bahwa
keberhasilan pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara, dua puluh tahun ke depan ditandai
dengan kondisi Sulawesi Tenggara sebagai daerah yang maju dengan penduduk yang sejahtera.
Tingkat kemajuan daerah dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial
tingkat kemajuan daerah salah satunya diukur dari kualitas sumber daya manusianya.
Berdasarkan hasil capaian pembangunan daerah pada periode RPJMD sebelumnya dan
prioritas pembangunan pada RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahap Ketiga (2015-2020) dan
Tahap Keempat (2020-2025) merupakan tahapan penting untuk mewujudkan masyarakat yang
maju dan sejahtera tahun 2025. Diharapkan pada tahun 2025 Sulawesi Tenggara menjadi
daerah yang maju dan mandiri, turut mengambil peran penting untuk kemajuan pembangunan
dan kesejahteraan bangsa. Kesejahteraan daerah dan kemajuan daerah Sulawesi Tenggara
diharapkan dapat disetarakan dengan daerah maju di Indonesia. Kesejahteraan itu menuju
pemerataan pendapatan yang tinggi yang didorong oleh tingginya pertumbuhan ekonomi yang
disertai terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dengan mengedepankan
profesionalisme, transparansi dan akuntabel. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi
ditandai oleh sistem pendidikan yang dapat bersaing dengan pendidikan nasional dan global
dengan keunggulan yang berbasis nilai-nilai agama dan budaya. Pada tingkat ini tercapainya
angka rata-rata lama sekolah 12 Tahun, tercapainya angka kelulusan sebesar 90 persen untuk
semua jenjang pendidikan. Kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara
juga tercermin dari tercapainya angka PDRB per kapita yang setingkat dengan angka PDRB rata-
rata nasional, menurunnya jumlah kasus kriminalitas per tahun, serta terjaganya kerukunan
masyarakat yang hidup berdampingan diatas perbedaan suku dan agama di Sulawesi Tenggara.

5.1. Visi

Perumusan visi pembangunan merupakan salah satu tahap penting penyusunan RPJMD
sebagai hasil dari analisis sebelumnya. Visi daerah harus jelas menunjukkan apa yang menjadi
cita-cita bersama masyarakat daerah atau stakeholder pembangunan daerah, yang

V-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
merefleksikan kekuatan dan potensi khas daerah sekaligus menjawab permasalahan dan isu-isu
strategis daerah.
Bertitik tolak dari dasar filosofi tersebut, dengan memperhatikan permasalahan,
tantangan yang dihadapi Sulawesi Tenggara dan isu yang berkembang selama ini baik sebagai
isu lokal, nasional dan bahkan sebagai isu global yang dinamis, maka perlu diwujudkan suatu
kondisi masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Sehubungan
dengan hal tersebut maka visi pembangunan Sulawesi Tenggara yang hendak dicapai periode
2018-2023, yaitu :

“TERWUJUDNYA SULAWESI TENGGARA YANG AMAN, MAJU,


SEJAHTERA DAN BERMARTABAT”

Penjelasan visi di atas adalah sebagai berikut :


Sulawesi Tenggara : Merupakan salah satu provinsi yang terdiri atas jazirah dan
kepulauan dengan potensi sumber daya alam yang melimpah baik
sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) di sektor
kelautan, kehutanan, pertanian dalam arti luas serta sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), seperti
pertambangan.
Aman : Menunjuk pada kondisi dinamis keamanan teritorial dan tertib sosial
dimana masyarakat terbebas dari kejahatan, kekerasan dan situasi-
situasi kritis yang berasal dari sumber eksternal maupun internal,
serta dapat menggunakan pilihan-pilihannya dengan bebas dan
bertanggung jawab. Kondisi aman mempunyai tujuh pilar : (1) aman-
ekonomi, yakni aman dari kemiskinan dan pengangguran yang
berkepanjangan; (2) aman-pangan, yakni aman dari kelaparan; (3)
aman-kesehatan, yakni terbebas dari penyakit menular yang
mematikan, makanan yang tidak aman, kekurangan gizi, dan
kekurangan akses terhadap perawatan kesehatan dasar; (4) aman-
lingkungan, yakni aman dari degradasi lingkungan, berkurangnya
sumber daya alam, bencana alam, dan polusi; (5) aman-pribadi, yakni
aman dari kekerasan fisik, kejahatan, terorisme, kekerasan dalam
rumah tangga, dan pekerja anak; (6) aman-komunitas, yakni aman
dari ketegangan berbasis antar etnis, agama dan identitas lainnya;
dan (7) aman-politik, yakni aman dari penindasan politik dan
pelanggaran hak asasi manusia.
Maju : Menunjuk pada pola pengelolaan pemerintahan didalam
melaksanakan pembangunan, memberikan pelayanan masyarakat
dan mendorong pemberdayaan masyarakat tidak lagi bersifat
komplementer akan tetapi mengedepankan pola manajemen inovasi
sektor publik sesuai prinsip-prinsip good governance. Beberapa
indikator pengelolaan pemerintahan yang lebih maju adalah adanya
inovasi dalam tata kelola pemerintahan (lebih efisien, efektif,
transparan, akuntabel disertai perbaikan hubungan kelembagaan
dengan kabupaten/kota), dan adanya perubahan mindset atau
perubahan budaya lama yang tidak sesuai dengan tuntutan
masyarakat, serta mengembangkan pola-pola kemitraan di antara
sumber daya pembangunan.
Sejahtera : Menunjuk pada ketersediaan sumber-sumber daya dan kondisi-
kondisi untuk kehidupan rakyat yang berkecukupan. Sejahtera
bertumpu pada pilar fisik-material seperti lapangan kerja dan
pendapatan; ekonomi lokal yang kuat; transport publik; akses
terhadap sumber daya alam terbuka; terpenuhi kebutuhan dasar;

V-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
terkendalinya kemiskinan dan ketimpangan; dan bebas dari
kemelaratan, kebodohan, dan kemalasan; dan bebas dari penyakit
yang mematikan. Sejahtera juga bertumpu pada pilar sosial berupa
integrasi dan koherensi sosial, kontribusi sosial, penyembuhan sosial,
perlindungan sosial dan pemberdayaan sosial.
Bermartabat : Selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tolak ukur
utama. Selain itu, dalam pembangunan tidak hanya menitikberatkan
pada infrastruktur fisik sebagai penyedian sarana dan prasarana,
namun juga pengembangan pratata sosial untuk menempatkan
manusia sebagai aktor utama dalam pembangunan.

5.2. Misi

1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang
ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa.
2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
3. Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa
yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan kepada kecamatan dan
kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
4. Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan
infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
Secara singkat maksud pelaksanaan Misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang
ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa.
Misi ini dimaksudkan bahwa untuk mewujudkan Sulawesi Tenggara yang aman, maju,
sejahtera dan bermartabat adalah dengan memberikan jaminan dan kepastian terhadap
kualitas kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan antara lain bidang
ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, politik serta iman dan takwa.
2. Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
Misi ini dimaksudkan untuk mengakselerasi pembangunan secara merata berdasarkan
kapasitas yang dimiliki dengan memperhatikan sumber daya alam dan skala usaha yang
dapat dikembangkan.
3. Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa
yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan kepada kecamatan dan
kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan aparatur dan birokrasi yang transparan,
akuntabel, visioner melalui penerapan teknologi informatika; mendorong peri kehidupan
pedesaan yang harmonis berkenaan dengan semakin mandirinya desa dalam pengelolaan
pembiayaan pembangunan (dana desa), serta memperkuat wilayah kecamatan dan
kelurahan (khususnya ibukota kecamatan) sebagai pusat-pusat pelayanan pemerintahan
dan sosial ekonomi.
4. Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan
infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.

V-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan suatu sistem pelayanan prima dengan
melibatkan pilar pemerintah, swasta dan masyarakat madani melalui penyediaan
infrastruktur, yang terkoneksi antar wilayah jazirah dan kepulauan.

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi dan Misi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan Visi
dan Misi RPJMD Tahun 2018-2023

RPJPD PROV. SULTRA RPJMD PROV. SULTRA


TAHUN 2005-2025 TAHUN 2018-2023
VISI : VISI :
SULAWESI TENGGARA YANG MAJU DAN TERWUJUDNYA SULAWESI TENGGARA YANG
SEJAHTERA TAHUN 2025 AMAN, MAJU, SEJAHTERA DAN
BERMARTABAT
MISI : MISI :
1. Mewujudkan manusia Sulawesi Tenggara yang 1. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Agar
religius dan tangguh. dapat Berdaulat dan Aman dalam Bidang
Ekonomi, Pangan, Pendidikan, Kesehatan,
Lingkungan, Politik, serta Iman dan Takwa
2. Mewujudkan perekonomian yang tangguh 2. Memajukan Daya Saing Wilayah melalui
berbasis pada potensi daerah. Penguatan Ekonomi Lokal dan Peningkatan
Investasi.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang 3. Mewujudkan Birokrasi Pemerintahan Provinsi
baik. yang Modern, Tata Kelola Pemerintahan Desa
yang Baik (Good Village Governance) serta
5. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan Kapasitas Pemerintahan
yang efektif. Kecamatan dan Kelurahan sebagai Pusat
Pelayanan Pemerintahan.
4. Mewujudkan Pengelolaan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan Konektivitas dan Kemitraan
Antar Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Daerah
melalui Pembangunan dan Perbaikan
Infrastruktur, Sosial Ekonomi.

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang dianalisis
berdasarkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan menunjukkan tingkat kinerja
pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah
secara keseluruhan.
Tujuan RPJMD dirumuskan dengan mengacu pada misi dan melihat kesesuaian dengan
program kepala daerah yang dapat memecahkan permasalahan dan isu-isu strategis
pembangunan daerah.
Sasaran RPJMD disamping menerjemahkan tujuan dari visi dan misi kepala daerah
sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode berkenaan. Penyelarasan pernyataan-
pernyataan sasaran dan capaian indikator yang terukur terhadap pernyataan arah kebijakan
dan sasaran RPJMN menjadi hal penting pula dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pembangunan nasional.
Sasaran RPJMD juga dapat diterjemahkan kedalam sasaran-antara secara tahunan
melalui arah kebijakan dan dijadikan pedoman dalam menyusun prioritas dan sasaran
pembangunan RKPD.

V-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Secara skematik keterkaitan antara visi, misi dengan perumusan tujuan dan sasaran,
program dan kegiatan yang secara totalitas menjadi arsitektur kinerja pembangunan daerah,
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5.1
Skema visi, misi dengan perumusan tujuan dan sasaran, program dan kegiatan

Rumusan tujuan dan sasaran yang akan dicapai Provinsi Sulawesi Tenggara sampai
dengan tahun 2023 dikelompokkan sesuai dengan Misi sebagai berikut :
Misi 1 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam
bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan
taqwa.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan kondisi aman pada berbagai aspek
kehidupan dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang baik.
a. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses lapangan kerja dan pendapatan yang
layak.
b. Terpeliharanya kondisi aman dalam keterpenuhan pangan masyarakat untuk
terbebas dari ancaman kelaparan dan kurang gizi.
c. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses masyarakat terhadap pendidikan
berkualitas dalam meningkatnya literasi masyarakat.
d. Terpeliharanya kondisi aman pada aspek kesehatan masyarakat.
e. Terpeliharanya kondisi aman dalam daya dukung daya tampung lingkungan
hidup untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat.
f. Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi dan komunitas sehingga bebas dari
ancaman kekerasan dan ketegangan antar identitas
g. Terpeliharanya kondisi aman dalam kehidupan politik dan pemenuhan hak asasi.
h. Memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Misi 2 Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan produktivitas dan daya saing
perekonomian daerah, dengan sasaran pada :
a. Meningkatnya produktivitas dan daya saing sektor-sektor perekonomian daerah.
b. Meningkatnya daya saing investasi daerah.

V-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Misi 3 Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan
desa yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan kepada
kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(Good Governance), dengan sasaran pada :
a. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan.
b. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan dasar berbasis SPM dan
pelayan publik lainnya secara inklusif.
c. Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa, kelurahan dan kecamatan.
Misi 4 Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan
infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah dalam
mendukung koneksivitas antar daerah, dengan sasaran pada :
a. Meningkatnya kapasitas infrastruktur wilayah
b. Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur pendukung konektivitas
wilayah.

V-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja

Visi : Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan Bermartabat

Misi 1 : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan,
lingkungan, politik, serta iman dan taqwa
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Tujuan1: IPM Nilai 69,86 70,26 70,66 71,06 71,46 71,86 71,86
1. Meningkatkan kondisi aman pada berbagai aspek kehidupan IPG Nilai 90,23 90,44 90,64 90,84 91,04 91,24 91,24
dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang baik Tingkat Kemiskinan Persen 11,97 11,50 11,20 10,80 10,10 9,50 9,50
Sasaran 1: Gini Ratio Persen 0,392 0,390 0,388 0,386 0,383 0,380 0,380
1.1. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses lapangan kerja dan Tingkat Pengangguran
Persen 2,79 2,79 2,70 2,57 2,35 2,14 2,14
pendapatan yang layak Terbuka
Sasaran 2:
1.2. Terpeliharanya kondisi aman dalam keterpenuhan pangan Skor Pola Pangan Harapan Nilai 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
masyarakat untuk terbebas dari ancaman kelaparan dan kurang gizi
Angka Rata-rata Lama
Tahun 8,46 9,22 10,05 10,96 11,94 12,54 12,54
Sekolah
Sasaran 3:
Harapan Lama Sekolah Tahun 13,36 13,43 13,50 13,57 13,62 13,70 13,70
1.3. Terpeliharanya kondisi aman dalam akses masyarakat terhadap
Persentase peningkatan
pendidikan berkualitas dan meningkatnya literasi masyarakat
pengguna perpustakaan per Persen 25 25 30 35 40 45 45
tahun
Sasaran 4:
1.4. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 70,64 70,74 70,88 71,0 71,12 71,24 71,24
Terpeliharanya kondisi aman pada aspek kesehatan masyarakat
Sasaran 5:
Indeks Kualitas Lingkungan
1.5. Terpeliharanya kondisi aman dalam daya dukung daya tampung Nilai 70,86 70,95 71,00 71,50 72,00 72,50 72,50
Hidup Daerah
lingkungan hidup untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat
Sasaran 6:
Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi dan komunitas Angka Kriminalitas
1.6. Persen 69,58 70,00 70,50 80,00 80,50 90,00 90,00
sehingga bebas dari ancaman kekerasan dan ketegangan antar Tertangani
identitas
Sasaran 7: Tingkat partisipasi
1.7. Terpeliharanya kondisi aman dalam kehidupan politik dan masyarakat dalam pemilihan Persen 81,02 85 85 85 85 85 85
pemenuhan hak asasi umum
Sasaran 8: Persentase kabupaten/kota
1.8. Persen NA 64,71 76,47 82,35 88,24 100 100
Memerangi Perubahan Iklim dan Dampaknya yang tangguh bencana

V-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Misi 2 : Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Tujuan 2:
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing perekonomian Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen 6,81 7,11 7,23 7,32 7,44 7,50 7,50
daerah
Kontribusi Sektor Pertanian,
Kehutanan & Perikanan Persen 24,08 25,18 25,50 25,78 26,10 26,75 26,75
terhadap PDRB
Kontribusi Sektor Industri
Persen 6,13 6,25 6,32 6,45 6,70 7,00 7,00
Pengolahan terhadap PDRB
Sasaran 9: Kontribusi Sektor
2.1. Meningkatnya produktivitas dan daya saing sektor-sektor Perdagangan Besar & Eceran Persen 12,55 12,65 12,70 12,85 13,05 13,10 13,10
perekonomian daerah terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor
Persen 9.5 9.75 10 10,25 10,50 10,75 10,75
Pariwisata terhadap PDRB
Kontribusi Sektor
Pertambangan & Penggalian Persen 20,68 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34 23,34
terhadap PDRB
2.2. Sasaran 10: Pertumbuhan nilai investasi
Persen 12 36 36 36 87 87 87
Meningkatnya daya saing investasi daerah PMDN dan PMA

Misi 3 : Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa yang baik (good village governance) serta
memberikan bantuan kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
3. Tujuan 3:
Indeks Reformasi Birokrasi Kategori C B B B B B B
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Nilai SAKIP Kategori B B B BB BB BB BB
Sasaran 11: Opini Laporan Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
3.1. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan Indeks Sistem
pemerintahan Pemerintahan Berbasis Nilai NA 2,6 3,0 3,3 3,6 3,8 3,8
Elektronik (SPBE)
Sasaran 12: Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai 83,50 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 92,00
3.2. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan dasar berbasis SPM atas capaian SPM
dan pelayan publik lainnya secara inklusif Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai 84,97 86,50 88,50 90,50 92,00 93,50 93,50
atas pelayanan publik lainnya
3.3. Sasaran 13: Persentase Desa Kualifikasi Persen 50,00 54,00 59,00 64,00 68,00 70,00 70,00

V-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa/kelurahan dan Swasembada
kecamatan

Misi 4 : Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah
melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
Kondisi Target Tahun Kondisi
No. Tujuan/Sasaran Indikator Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
Tujuan 4:
4. Meningkatkan daya saing infrastruktur wilayah Indeks Daya Saing
Nilai NA 65,00 65,25 65,50 66,00 66,50 66,50
dalam mendukung konektivitas antar daerah Infrastruktur

Sasaran14: Proporsi panjang jaringan


4.1. Persen 71,88 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00 74,00
Meningkatnya kapasitas infrastruktur wilayah jalan dalam kondisi baik
Sasaran 15: Jumlah Penumpang melalui
4.2. Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur dermaga/bandara/terminal Orang 57.027,56 60.067,94 63.071,33 66.244,90 69.536,15 73.012,95 73.012,95
pendukung konektivitas wilayah per tahun

V-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Strategi, Arah Kebijakan & Program
Bab VI
Pembangunan Daerah

6.1. Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018-2023, dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah.
Strategi dan arah kebijakan pembangunan ini merupakan panduan dalam menentukan program
prioritas pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan. Strategi
dan arah kebijakan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 6.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2018-


2023

Tujuan Sasaran Strategi

Misi 1 :
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat agar dapat Berdaulat dan Aman dalam Bidang Ekonomi, Pangan,
Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Politik, serta Iman dan Takwa
Memperluas kesempatan dan penyediaan
Sasaran 1: lapangan kerja, meningkatkan
Terpeliharanya kondisi aman dalam akses perlindungan dan pengawasan
lapangan kerja dan pendapatan yang layak ketenagakerjaan serta meningkatkan
jaminan sosial tenaga kerja.
Sasaran 2:
Terpeliharanya kondisi aman dalam
Meningkatkan produktivitas pertanian dan
keterpenuhan pangan masyarakat untuk
perikanan
terbebas dari ancaman kelaparan dan
kurang gizi
Sasaran 3:
Meningkatkan perluasan dan pemerataan
Terpeliharanya kondisi aman dalam akses
akses, dan mutu layanan pendidikan
masyarakat terhadap pendidikan
dengan melibatkan partisipasi dan literasi
berkualitas dan meningkatnya literasi
masyarakat
masyarakat
Peningkatan kondisi aman
Meningkatkan kesehatan masyarakat
pada berbagai aspek
Sasaran 4: melalui upaya promotif dan preventif,
kehidupan dalam
Terpeliharanya kondisi aman pada aspek pemberdayaam masyarakat dan
mewujudkan kualitas
kesehatan masyarakat pemerataan pelayanan kesehatan seiring
hidup masyarakat yang
perluasan jaminan kesehatan masyarakat
baik
Sasaran 5:
Terpeliharanya kondisi aman dalam daya Mengurangi pencemaran dan kerusakan
dukung lingkungan untuk keberlanjutan lingkungan hidup
kehidupan masyarakat
Sasaran 6:
Meningkatkan peran serta masyarakat
Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi
dalam melindungi hak asasi manusia
dan komunitas sehingga bebas dari
seiring dengan penegakan peraturan
ancaman kekerasan dan ketegangan antar
perundang-undangan yang berlaku
identitas
Sasaran 7: Jaminan terhadap pemenuhan hak-hak
Terpeliharanya kondisi aman dalam politik dan pemenuhan hak asasi warga
kehidupan politik dan pemenuhan hak asasi negara
Sasaran 8 : Mengembangkan kapasitas daerah dan
Memerangi Perubahan Iklim dan partisipasi masyarakat melalui kemitraan
Dampaknya dalam pengurangan risiko bencana
Misi 2:
Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi

VI-1
RPJMD Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tujuan Sasaran Strategi

Sasaran 9: Meningkatkan produksi dan produktivitas


Meningkatkan
Meningkatnya produktivitas dan daya saing sektor-sektor ekonomi melalui penyediaan
produktivitas dan daya
sektor-sektor perekonomian daerah sarana, kelembagaan, dan pemasaran
saing perekonomian
Meningkatkan iklim investasi melalui
daerah Sasaran 10:
pengembangan infrastruktur dan layanan
Meningkatnya daya saing investasi daerah
perizinan
Misi 3:
Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa yang baik, serta
memberikan bantuan kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan
Sasaran 11:
Penataan organisasi, tata laksana, dan SDM
Meningkatnya akuntabilitas dan
aparatur dalam rangka mewujudkan
transparansi penyelenggaraan
pelayanan prima
pemerintahan
Sasaran 12:
Mewujudkan tata kelola Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
Meningkatnya jangkauan dan kualitas
pemerintahan yang baik masyarakat melalui pelayanan berbasis
pelayanan dasar berbasis SPM dan pelayan
SPM dan pelayanan publik lainnya
publik lainnya secara inklusif
Sasaran 13:
Penguatan pemerintahan kecamatan, desa
Meningkatnya kapasitas pemerintahan
dan kelurahan yang mandiri
desa/kelurahan dan kecamatan
Misi 4:
Meningkatkan koneksivitas dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam rangka peningkatan
daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta aspek-aspek sosial ekonomi
Sasaran 14 :
Pembangunan jalan dan jembatan dalam
Meningkatnya kapasitas infrastruktur
Meningkatkan kapasitas kawasan strategis,
wilayah
infrastruktur wilayah
Sasaran 15 :
dalam mendukung
Meningkatnya jangkauan dan kualitas Mengembangkan sarana prasarana
koneksivitas antar daerah
infrastruktur pendukung konektivitas transportasi dasar
wilayah

6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023

Arah kebijakan merupakan penjabaran dari strategi pembangunan daerah berupa


rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah pembangunan
daerah yang dilaksanakan secara bertahap yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian
tujuan dan sasaran pelaksanaan misi pembangunan. Arah kebijakan akan merumuskan
perencanaan yang komprehensif, sinkron, konsisten, dan selaras dengan visi dan misi kepala
daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah. Selain itu, arah
kebijakan merupakan sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja
pemerintah daerah dalam melaksanakan setiap program-program kegiatan baik internal
maupun eksternal, pelayanan maupun pengadministrasian, serta perencanaan, monitoring,
maupun evaluasi.
Berdasarkan perumusan tujuan, sasaran dan strategi pembangunan daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, maka arah kebijakan pembangunan daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara selama Tahun 2018-2023, sebagai berikut :

VI-2
RPJMD Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2023

Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Misi 1:
1.
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Agar Dapat Berdaulat dan Aman Dalam Bidang Ekonomi, Pangan, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Politik, serta Iman dan Takwa
Tujuan1: Sasaran 1: Memperluas kesempatan dan Penurunan tingkat Peningkatan Memperluas cakupan Pengembangan Akselerasi
Meningkatkan kondisi Terpeliharanya kondisi penyediaan lapangan kerja, pengangguran terbuka Perlindungan dan jaminan sosial kemampuan tenaga penurunan tingkat
aman pada berbagai aman dalam akses meningkatkan perlindungan dan meningkatkan pengawasan ketenagakerjaan kerja berbasis pengangguran
aspek kehidupan dalam lapangan kerja dan dan pengawasan
layanan pencari kerja ketenagakerjaan, (BPJS kompetensi sesuai terbuka dan
ketenagakerjaan serta
mewujudkan kualitas pendapatan yang layak melalui jejaring dan pengawasan Ketenagakerjaan) dengan kebutuhan terciptanya
meningkatkan jaminan sosial
hidup masyarakat yang tenaga kerja. layanan informasi, norma kerja dan bagi pekerja formal pasar. hubungan industrial
baik pasar kerja, pelatihan norma dan informal yang harmonis dan
kerja dan pemagangan. keselamatan dan kondusif.
kesehatan kerja
(K3)
Sasaran 2: Meningkatkan produktivitas Peningkatan produksi Peningkatan Peningkatan Peningkatan produksi Peningkatan
Terpeliharanya kondisi pertanian dan perikanan dan produktivitas produksi dan produksi dan dan produktivitas produksi dan
aman dalam keterpenuhan melalui penyuluhan, produktivitas produktivitas melalui melalui penyuluhan, produktivitas melalui
pangan masyarakat untuk sarana produksi, melalui penyuluhan, sarana sarana produksi, penyuluhan, sarana
terbebas dari ancaman kelembagaan, dan penyuluhan, sarana produksi, kelembagaan, dan produksi,
kelaparan dan kurang gizi pengolahan pasca produksi, kelembagaan, dan pengolahan pasca kelembagaan, dan
panen kelembagaan, dan pengolahan pasca panen pengolahan pasca
pengolahan pasca panen panen
panen
Sasaran 3: Meningkatkan perluasan dan Peningkatan akses dan Akselerasi akses Penguatan akses dan Pemantapan akses dan Penuntasan akses
Terpeliharanya kondisi pemerataan akses, dan mutu mutu pendidikan dan mutu kualitas mutu kualitas mutu kualitas layanan dan mutu kualitas
aman dalam akses layanan pendidikan dengan menengah dan layanan layanan pendidikan pendidikan vokasi layanan pendidikan
melibatkan partisipasi dan
masyarakat terhadap pendidikan khusus pendidikan vokasi vokasi serta literasi serta literasi vokasi serta literasi
literasi masyarakat
pendidikan berkualitas serta literasi serta literasi masyarakat masyarakat masyarakat
dan meningkatnya literasi masyarakat masyarakat
masyarakat
Sasaran 4: Peningkatan kesehatan Peningkatan akses Peningkatan akses Peningkatan Peningkatan upaya Memantapkan akses
Terpeliharanya kondisi masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan pelayanan perbaikian gizi pencegahan penyakit pelayanan kesehatan
aman pada aspek promotif dan preventif, dasar dan rujukan kesehatan bagi ibu masyarakat pada menular dan tidak dasar dan rujukan
pemberdayaam masyarakat

VI-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
kesehatan masyarakat dan pemerataan pelayanan melalui pengembangan hamil, ibu anak remaja putri, menular melalui melalui
kesehatan seiring perluasan puskesmas modern, melahirkan, bayi ibu hamil dan anak surveilans terpadu, interkonektivitas
jaminan kesehatan pengembangan rumah dan anak balita, balita serta pengembangan upaya sistim pelayanan
masyarakat
sakit jantung, remaja, usia kelompok-kelompok preventif dan promotif kesehatan
perluasan jaminan produktif dan usia rentan gizi spesifik, penyediaan
kesehatan dan lanjut. logistik, peningkatan
pemenuhan sumber kapasitas fasilitas
daya manusia pelayanan kesehatan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan lainnya.
Sasaran 5: Mengurangi pencemaran dan Pengurangan Pengurangan Pengurangan Pengurangan Pengurangan
Terpeliharanya kondisi kerusakan lingkungan hidup pencemaran dan pencemaran dan pencemaran dan pencemaran dan pencemaran dan
aman dalam daya dukung kerusakan lingkungan kerusakan kerusakan kerusakan lingkungan kerusakan
lingkungan untuk hidup darat, laut dan lingkungan hidup lingkungan hidup hidup darat, laut dan lingkungan hidup
keberlanjutan kehidupan udara melalui darat, laut dan darat, laut dan udara udara melalui darat, laut dan udara
masyarakat peningkatan kapasitas udara melalui melalui peningkatan peningkatan kapasitas melalui peningkatan
daerah dalam PPLH. peningkatan kapasitas daerah daerah dalam PPLH. kapasitas daerah
kapasitas daerah dalam PPLH. dalam PPLH.
dalam PPLH.
Sasaran 6: Peningkatan peran serta Penyediaan Peningkatan Koordinasi dengan Peningkatan kapasitas Penciptaan
Terpeliharanya kondisi masyarakat dalam kelembagaan untuk partisipasi stakeholder kelembagaan Aparat harmonisasi dan
aman secara pribadi dan melindungi hak asasi menciptakan rasa masyarakat dalam ketertiban dan penegak hukum toleransi dalam
manusia seiring dengan
komunitas sehingga bebas aman pribadi dan memelihara keamanan kehidupan
penegakan peraturan
dari ancaman kekerasan perundang-undangan yang komunitas keamanan bermasyarakat
dan ketegangan antar berlaku. lingkungan
identitas
Sasaran 7:
Terpeliharanya kondisi
aman dalam kehidupan
politik dan pemenuhan
hak asasi
Sasaran 8: Mengembangkan kapasitas Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi

VI-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Memerangi Perubahan daerah dan partisipasi masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
Iklim dan Dampaknya masyarakat melalui meningkatkan meningkatkan meningkatkan meningkatkan meningkatkan
kemitraan dalam kesiapsiagaan kesiapsiagaan kesiapsiagaan kesiapsiagaan kesiapsiagaan
pengurangan risiko bencana;
menghadapi bencana menghadapi menghadapi bencana menghadapi bencana menghadapi bencana
serta membangun bencana serta serta membangun serta membangun serta membangun
komitmen dengan membangun komitmen dengan komitmen dengan komitmen dengan
Forum PRB dan komitmen dengan Forum PRB dan Forum PRB dan Forum PRB dan
Perguruan tinggi dalam Forum PRB dan Perguruan tinggi Perguruan tinggi dalam Perguruan tinggi
pengurangan risiko Perguruan tinggi dalam pengurangan pengurangan risiko dalam pengurangan
bencana; dalam risiko bencana; bencana; risiko bencana;
pengurangan risiko
bencana;
2. Misi 2:
Memajukan Daya Saing Wilayah Melalui Penguatan Ekonomi Lokal dan Peningkatan Investasi
Tujuan 2: Sasaran 9: Meningkatkan produksi dan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Meningkatkan Meningkatnya produktivitas sektor-sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor pengelolaan sektor
produktivitas dan daya produktivitas dan daya ekonomi melalui penyediaan ekonomi melalui ekonomi melalui ekonomi melalui ekonomi melalui ekonomi melalui
sarana, kelembagaan, dan
saing perekonomian saing sektor-sektor Peningkatan kualitas Peningkatan Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas
pemasaran
daerah perekonomian daerah SDM, akses kualitas SDM, akses SDM, akses SDM, akses SDM, akses
permodalan, dan daya permodalan, dan permodalan, dan permodalan, dan daya permodalan, dan
saing produksi daya saing daya saing produksi saing produksi daya saing produksi
produksi
Sasaran 10: Meningkatkan iklim investasi Peningkatan iklim Peningkatan iklim Peningkatan iklim Peningkatan iklim Peningkatan iklim
Meningkatnya daya saing melalui pengembangan investasi melalui investasi melalui investasi melalui investasi melalui investasi melalui
investasi daerah infrastruktur dan layanan perbaikan perizinan, perbaikan perbaikan perizinan, perbaikan perizinan, perbaikan perizinan,
perizinan
penyediaan sarana dan perizinan, penyediaan sarana penyediaan sarana dan penyediaan sarana
prasarana dasar, dan penyediaan sarana dan prasarana dasar, prasarana dasar, dan dan prasarana dasar,
membuka akses dan prasarana dan membuka akses membuka akses dan membuka akses
pemasaran komoditi. dasar, dan pemasaran komoditi. pemasaran komoditi. pemasaran komoditi.
membuka akses
pemasaran
komoditi.
3. Misi 3:

VI-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Mendorong Birokrasi Pemerintahan Provinsi yang Modern, Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik, serta Memberikan Bantuan Kepada Kecamatan dan Kelurahan Sebagai Pusat Pelayanan
Pemerintahan
Tujuan 3: Sasaran 11: Penataan organisasi, tata Peningkatan Penguatan Sistem Optimalisasi Sistem Akselerasi Sistem Pemantapan Sistem
Mewujudkan tata Meningkatnya laksana, dan SDM aparatur profesionalisme Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Kinerja
kelola pemerintahan akuntabilitas dan dalam rangka mewujudkan aparatur Kinerja Instansi Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah
yang baik transparansi pelayanan prima Pemerintah dan dan penerapan e- dan penerapan e- dan penerapan e-
penyelenggaraan Penyusunan penerapan e- planning dan e- government (e- government (e-
pemerintahan penyelarasan dan planning dan e- budgeting planning, e-budgeting, planning, e-
implementasi pedoman budgeting e-evaluating, e- budgeting, e-
standar pelayanan Inovasi dalam hal reporting) evaluating, e-
publik Pelembagaan pemberian reporting)
penerapan nilai- pelayanan publik Inovasi dalam hal
nilai pelayanan pemberian pelayanan Penguatan dan
publik publik pemantapan dalam
hal pelayanan prima
Sasaran 12: Memenuhi kebutuhan dasar Memenuhi kebutuhan Memenuhi Memenuhi Memenuhi kebutuhan Memenuhi
Meningkatnya jangkauan masyarakat berbasis SPM dasar masyarakat kebutuhan dasar kebutuhan dasar dasar masyarakat kebutuhan dasar
dan kualitas pelayanan melalui pembangunan masyarakat masyarakat melalui melalui pembangunan masyarakat melalui
dasar berbasis SPM dan dan peningkatan melalui pembangunan dan dan peningkatan pembangunan dan
pelayan publik lainnya infrastruktur dasar pembangunan dan peningkatan infrastruktur dasar peningkatan
secara inklusif berbasis SPM peningkatan infrastruktur dasar berbasis SPM infrastruktur dasar
infrastruktur dasar berbasis SPM berbasis SPM
berbasis SPM
Sasaran 13: Penguatan pemerintahan Menjadikan kecamatan Penguatan Peningkatan Penguatan nilai-nilai Akselerasi menuju
Meningkatnya kapasitas kecamatan, desa dan menjadi pusat kelembagaan pengembangan kearifan desa desa yang mandiri.
pemerintahan kelurahan yang mandiri pelayanan dan pusat pemerintah potensi desa
desa/kelurahan dan pertumbuhan kecamatan
kecamatan
4. Misi 4:
Meningkatkan koneksivitas dan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam rangka pening-katan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta aspek-
aspek sosial-ekonomi

VI-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Arah Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi
2019 2020 2021 2022 2023
Tujuan 4: Sasaran 14 : Pembangunan/peningkatan Pembangunan/ Pembangunan/ Pembangunan/ Pembangunan/ Pembangunan/
Meningkatkan daya Meningkatnya kapasitas jalan dan jembatan peningkatan jalan dan peningkatan jalan peningkatan jalan peningkatan jalan dan peningkatan jalan
saing infrastruktur infrastruktur wilayah menuju/dalam kawasan jembatan menuju/ dan jembatan dan jembatan jembatan dan jembatan
wilayah dalam strategis dalam kawasan menuju/dalam menuju/dalam menuju/dalam menuju/dalam
mendukung strategis kawasan strategis kawasan strategis kawasan strategis kawasan strategis
konektivitas antar
daerah
Sasaran 15 : Mengembangkan sarana Peningkatan Sarana Peningkatan Peningkatan Sarana Peningkatan Sarana Peningkatan Sarana
Meningkatnya jangkauan prasarana transportasi dasar Prasarana Transportasi Sarana Prasarana Prasarana Prasarana Transportasi Prasarana
dan kualitas infrastruktur Dasar melalui Transportasi Dasar Transportasi Dasar Dasar melalui Transportasi Dasar
pendukung konektivitas pengembangan fasilitas melalui melalui pengembangan fasilitas melalui
wilayah angkutan Jalan dan pengembangan pengembangan angkutan Jalan dan pengembangan
Penyeberangan fasilitas angkutan fasilitas angkutan Penyeberangan fasilitas angkutan
Jalan dan Jalan dan Jalan dan
Penyeberangan Penyeberangan Penyeberangan

VI-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Periode Tahun
2018-2023 disebut dengan program Sultra Emas, yang dilaksanakan melalui pendekatan
Gerakan Percepatan Pembangunan Terpadu dan Merata di Wilayah Daratan dan
Lautan/Kepulauan dengan akronim GARBARATA, pendekatan ini dilakukan mengingat
kondisi geografis wilayah Sulawesi Tenggara sebagai daerah kepulauan yang terdiri dari
beberapa pulau besar dan pulau kecil yang terbagi menjadi 17 wilayah administratif kabupaten
dan kota, baik yang sudah terbentuk lama maupun sebagai daerah otonomi baru yang
memerlukan akselerasi pembangunan agar tidak tertinggal dari daerah lainnya di Sulawesi
Tenggara.
Pendekatan GARBARATA ini akan menjadi gerbong program prioritas daerah yang akan
menuju ke seluruh wilayah daratan dan lautan/kepulauan. Program prioritas dimaksud terdiri
dari 5 pilar, yaitu : Pilar Sultra Cerdas, Pilar Sultra Sehat, Pilar Sultra Peduli Kemiskinan, Pilar
Sultra Berbudaya dan Beriman, dan Pilar Sultra Produktif. Adapun penjelasan pilar sebagaimana
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sultra Cerdas
Merupakan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, yaitu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil dalam
mengimplementasikan pengetahuannya serta mampu mengembangkan inovasi-inovasi
melalui rekayasa teknologi pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan dilandasi kualitas
iman dan taqwa. Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui pemberian
jaminan pendidikan kepada masyarakat usia sekolah agar dapat mengenyam pendidikan
paling rendah pada pendidikan menengah dan menyediakan sarana pendidikan yang
memadai serta guru yang berkualitas.
2. Sultra Sehat
Kebijakan ini bertujuan untuk membangun generasi yang memiliki kualitas jasmani dan
rohani yang baik, berprestasi dalam segala bidang dengan cara menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai, mempersiapkan tenaga kesehatan yang terampil dan
ahli, serta membangun infrastruktur kesehatan yang berkualitas.
3. Sultra Peduli Kemiskinan
Program/kegiatan prioritas ini adalah bentuk nyata kepedulian Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat miskin di Sulawesi
Tenggara untuk terlepas dari jurang kemiskinan.
4. Sultra Berbudaya dan Beriman
Sultra Berbudaya dan Beriman merupakan kebijakan yang bertujuan untuk
mengaktualisasikan nilai-nila budaya, dan kearifan lokal, menghargai adat istiadat serta
melestarikan warisan budaya berupa situs-situs budaya, kesenian dan situs lainnya.
Mewujudkan Sultra Beriman dengan cara membentuk Sumber Daya Manusia menjadi
“Insan Kamil” yaitu memiliki kualitas iman dan taqwa, dan yang mampu
mengimplementasikan nilai-nilai ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi
para Aparatur Sipil Negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Sultra Produktif
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas disegala bidang, pengembangan
kelembagaan, sistem permodalan untuk pengembangan usaha, pengembangan tenaga
terampil, pembangunan infrastruktur dalam rangka pemberian pelayanan dasar
diberbagai sektor produksi dan mempersiapkan regulasi untuk mendukung kegiatan
peningkatan produktivitas diberbagai bidang usaha serta meningkatkan pelayanan
perizinan prima (pelayanan terpadu satu pintu).
Keseluruhan pilar di atas diuraikan dalam program pembangunan daerah sebagaimana
tertuang dalam tabel berikut ini :

VI-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 6.3
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG DISERTAI PAGU INDIKATIF PROV.SULTRA TAHUN 2018-2023

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 MISI 1 : MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT AGAR DAPAT BERDAULAT DAN AMAN DALAM BIDANG EKONOMI, PANGAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, POLITIK, SERTA IMAN DAN TAKWA

IPM Nilai 69,86 70,26 70,66 71,06 71,46 71,86 71,86


Tujuan 1 : Meningkatkan kondisi aman pada berbagai
1 1 aspek kehidupan dalam mewujudkan kualitas hidup IPG Nilai 90,23 90,44 90,64 90,84 91,04 91,24 91,24
masyarakat yang baik
Angka Kemiskinan Persen 11,97 11,5 11,2 10,8 10,1 9,5 9,5
Sasaran 1 : Terpeliharanya kondisi aman dalam akses Giniratio Persen 0,392 0,39 0,388 0,386 0,383 0,38 0,38
1 1 1
lapangan kerja dan pendapatan yang layak Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 2,79 2,79 2,7 2,57 2,35 2,14 2,14
Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial fakir miskin yang
Program penanganan fakir miskin KK 50 4 860.000 4 1.050.000 4 1.210.000 4 1.210.000 16 4.330.000 DINAS SOSIAL
ditangani

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Jumlah pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen pelaksanaan tugas
Kegiatan 8 7 351.850 14 1.015.000 12 1.015.000 11 1.015.000 12 1.015.000 56 4.411.850 DINAS SOSIAL
lainnya teknis lainnya

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PSKS yang


Program pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan 9 6 886.750 886.750 DINAS SOSIAL
diberdayakan

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PSKS yang


Program pemberdayaan Sosial Kegiatan 9 - - 26 943.500 23 1.092.602 25 1.078.108 100 1.078.108 174 4.192.318 DINAS SOSIAL
diberdayakan

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial fakir miskin yang


Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan PMKS KK 1 1 427.350 - - - - - - - - - 427.350 DINAS SOSIAL
ditangani

DINAS PERINDUSTRIAN DAN


Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Jumlah Industri Kecil Menengah yang mengolah SDA daerah IKM 12000 13000 IKM 1.207.784.000 13500 IKM 2.428.134.400 14000 IKM 2.478.660.000 14500 IKM 2.510.000.000 15000 IKM 2.579.000.000 15000 11.203.578.400
PERDAGANGAN

Persentase peningkatan tenaga kerja yang difasilitasi untuk meningkatkan DINAS TENAGA KERJA DAN
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas Persen 100 - - 65% 525.000.000 70% 560.000.000 75% 590.000.000 80% 635.000.000 2.310.000.000
kompetensi dan produktivitasnya TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses DINAS TENAGA KERJA DAN
Peningkatan Kesempatan Kerja Persen 60 63 169.012.000 - - - - - - - - 63 169.012.000
kesempatan kerja TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses DINAS TENAGA KERJA DAN
Penempatan Dan Perluasan Kesempatan Kerja Persen 60 - - 64% 800.000.000 65% 830.000.000 70% 850.000.000 75% 670.000.000 80 3.150.000.000
kesempatan kerja dan usaha mandiri TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan pembinaan dan pengembangan hubungan DINAS TENAGA KERJA DAN
Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Persen 60 62% 583.564.000 - 0 - 0 - 0 - 0 62 583.564.000
industrial serta pengawasan ketenagakerjaan TRANSMIGRASI

Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan DINAS TENAGA KERJA DAN


Persentase perselisihan hubungan industrial yang diselesaikan Persen 80 - - 100% 985.000.000 100% 1.035.000.000 100% 1.090.000.000 100% 1.140.000.000 100 4.250.000.000
Jaminan Sosial Tenaga Kerja TRANSMIGRASI

Perlindungan Tenaga Kerja Dan Pengembangan Pengawasan Persentase perusahaan yang menerapkan standar norma ketenagakerjaan DINAS TENAGA KERJA DAN
Persen 70 - - 75% 625.000.000 80% 775.000.000 85% 795.000.000 90% 835.000.000 95 3.030.000.000
Tenaga Kerja dan norma K3 TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA DAN


Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah Jumlah dokumen rencana tenaga kerja skala provinsi dan kabupaten/kota Persen 100 - - - - - - - - 100% 150.000.000 100 #VALUE!
TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA DAN


Penyusunan Data Dan Informasi Jumlah dokumen data dan informasi yang disusun Persen 100 - - 80% 30.000.000 85% 60.000.000 90% 60.000.000 95% 60.000.000 98% 210.000.000
TRANSMIGRASI

DINAS TANAMAN PANGAN


Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan Meningkatnya kelas kelompok tani yang dibina Persen 4 4% 1.546.086 4% 2.800.836 4% 3.079.548 4% 3.449.094 4% 3.966.458 4 14.842.022
DAN PETERNAKAN

Program Pengelolaan Perikanan Tangkap Berbasis DINAS KELAUTAN DAN


Nilai Tukar Nelayan (NTN) NTN 122,68 123,15 - 123,35 200.000.000 123,5 200.000.000 123,78 200.000.000 124 200.000.000 124 800.000.000
Masyarakat PERIKANAN

DINAS KOPERASI, USAHA


Program Penciptaan Iklim Usaha KUMKM yang Kondusif Persentase peningkatan jumlah UMKM yang kondusif Persen 3128 KUMKM 100% 1.097.000 100% 1.350.000 100% 1.330.000 100% 1.450.000 100% 1.330.000 100 6.557.000
MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Persentase peningkatan kewirausahaan dan keuanggulan kompetitif DINAS KOPERASI, USAHA
Persen 58.486 UMKM 100% 1.483.590 100% 1.927.717 100% 2.200.000 100% 1.770.000 100% 1.870.000 100 9.251.307
Kompetitif KUMKM UMKM MIKRO KECIL DAN MENENGAH

DINAS KOPERASI, USAHA


Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM Persentase peningkatan daya saing UMKM Persen 98.308 TK UMKM 100% 2.439.398 100% 2.599.200 100% 2.550.000 100% 2.590.884 100% 2.850.000 100 13.029.482
MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Sasaran 2: Terpeliharanya kondisi aman dalam
1 1 2 keterpenuhan pangan masyarakat untuk terbebas dari Skor Pola Harapan Pangan (PPH) Point 93,3 94,1 665.000 95 715.000 95,8 778.500 96,6 848.350 97,5 921.160 97,5 963.000
ancaman kelaparan dan kurang gizi
2,89 CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% ≤5

13,88 CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% CV cabai merah ≤ 25% ≤ 25
1. Koefisien variasi pangan strategis (beras, cabe merah, bawang merah, CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤
Persen 14,4 CV bawang merah ≤ 25% ≤ 25
kedelai, jagung) 25% 25% 25% 25%
Program Peningkatan Ketahanan Pangan 6,79 CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% CV kedelai ≤ 5% ≤5
997.170 2.415.130 2.411.603 2.515.000 2.662.000 11.000.903 DINAS KETAHANAN PANGAN
Pertanian/Perkebunan
5,09 CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% ≤5

2. Ketersediaan pangan utama Ton 399.972 435,078 445,078 455,078 465,078 475,078 475,078

3 Ketersediaan Energi (Kkl/Kap/hari) 3,036 3,250 3,210 3,300 3,350 3,37 3,37

4. Ketersediaan Protein (Gr/kap/hari) 85,19 87 88 89 90 95 95

Skor PPH Persen 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
Program pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi
Konsumsi Energi (Kkal/kap/Hari) 2,359 2314,8 790.850 2269,8 1.650.000 2224,9 1.745.000 2179,9 1.845.000 2134,9 1.897.000 2134,9 7.927.850 DINAS KETAHANAN PANGAN
Pangan
Konsumsi Protein (Gr/Kap/Hari) 72,01 68,00 64,00 60,00 56,0 52,0 52

Program peningkatan Keamanan Pangan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Persen 70,4 90 202.350 92 600.000 92,5 652.460 93 652.460 93,5 695.525 93,5 2.802.795 DINAS KETAHANAN PANGAN

Program Peningkatan Mutu Pangan Jumlah Sertifikat Prima 3 Jumlah 2 4 189.380 5 689.000 5 733.397 5 733.397 6 711.000 6 3.056.174 DINAS KETAHANAN PANGAN

1. Meningkatnya produksi perkebunan Ton 206.571 220.547 225,607 Ton 230.668 Ton 235.728 Ton 240.789 Ton 240.789 DINAS PERKEBUNAN DAN
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 9.268.642 10.468.390 10.388.650 12.120.445 15.654.798 57.900.926
HORTIKULTURA
2. Menigkatnya produksi hortikultura Ton 37.583 36.874 37.454 Ton 38.104 Ton 38.614 Ton 399.199 Ton 399.199

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Jumlah promosi hasil produksi perkebunan dan hortikultura yang DINAS PERKEBUNAN DAN
Kegiatan 2 2 180.000 2 Keg 1.000.000 2 Keg 1.039.800 2 Keg 1.085.780 2 Keg 1.136.358 10 4.441.938
dan Perkebunan dilakukan HORTIKULTURA

DINAS TANAMAN PANGAN


Program Peningkatan Produksi Pertanian Meningkatnya produksi pertanian Persen 3 3% 7.160.628 3% 8.167.605 3% 8.984.366 3% 10.309.363 3% 11.855.768 3 46.477.730
DAN PETERNAKAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 1


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
DINAS TANAMAN PANGAN
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Meningkatnya Produksi Hasil Peternakan Persen 7 3% 7.160.628 3% 8.167.605 3% 8.984.366 3% 10.309.363 3% 11.855.768 7 46.477.730
DAN PETERNAKAN
DINAS TANAMAN PANGAN
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian Kegiatan 5 5 Kegiatan 586.000 6 Kegiatan 800.000 6 Kegiatan 880.000 6 Kegiatan 985.600 6 Kegiatan 1.133.440 6 4.385.040
DAN PETERNAKAN
DINAS KELAUTAN DAN
Tingkat Konsumsi Ikan


Kg/Kap/Thn 58,8 67,20 68,80 69,90 71,20 73,05 73,05
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi PERIKANAN
165.000.000 685.000.000 765.000.000 820.000.000 910.000.000 3.345.000.000
Perikanan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) UPI 1328 1350 1400 1450 1500 1550 1550
PERIKANAN

Sasaran 3: Terpeliharanya kondisi aman dalam akses Angka Rata-rata Lama Sekolah (Thn) Tahun 8,46 9,22 10,05 10,96 11,94 12,54 12,54
1 1 3 masyarakat terhadap pendidikan berkualitas dalam Harapan Lama Sekolah Tahun
meningkatnya literasi masyarakat
Persentase peningkatan pengguna perpustakaan Persen 2,4 2,5 2,7 2,9
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga DINAS PENDIDIKAN DAN
Persentase Guru sertifikasi Persen 49,49 54,49 1.810.397 59,49 7.386.221 64,49 9.427.268 69,49 10.181.450 74,49 10.995.966 74,49 39.801.302
Kependidikan KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Perencanaan Pendidikan Nilai Lakip Dinas Pendidikan dan kebudayaan Minimal "B" Persen 100 100 171.300 100 185.004 100 186.346 100 199.777 100 210.828 100 953.255
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Nilai Lakip Dinas Pendidikan dan kebudayaan Minimal "B" Orang 100 100 5.989.219 100 6.706.674 100 7.243.208 100 7.994.665 100 9.305.231 500 37.238.996
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Cerdas Sultraku Jumlah Masyarakat berprestasi yang menerima bantuan pendidikan Orang 6,594 515 5.596.720 515 5.596.720
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Sultra Cerdas Jumlah Masyarakat berprestasi yang menerima bantuan pendidikan Sekolah 6,594 186 22.989.200 236 25.437.336 286 26.032.323 336 26.708.349 386 27.405.017 1430 128.572.224
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Bantuan Operasional Sekolah Jumlah Sekolah yang mendapatkan bantuan opersaional Sekolah Sekolah 453 453 181.148.170 453 214.820.519 453 281.163.565 453 364.179.507 453 478.231.298 2265 1.519.543.058
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (M) Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah 29 30 2.002.360 31 2.066.849 32 2.354.046 33 2.498.369 34 2.737.239 159 11.658.863
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Pelestarian Budaya (TB) Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah 13 13 433.745 14 2.519.385 14 2.720.936 15 2.938.611 15 7.523.700 71 16.136.377
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Pengembangan Nilai Budaya Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah 14 14 621.973.000 - - - - - - - - 0 621.973.000
KEBUDAYAAN

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Pengelolaan Keragaman Budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah 34 34 781.000.000 - - - - - - - - 0 781.000.000
KEBUDAYAAN

Persentase pemuda yang meningkat peran sertanya pada kegiatan DINAS KEPEMUDAAN DAN
Program peningkatan peran serta kepemudaan Persen 100 100 1.553.440 100 2.957.226 100 2.867.428 100 3.117.382 100 3.237.008 100 13.732.484.122
kepemudaan OLAH RAGA

Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan Persentase pemuda yang meningkat ketrampilan dan kecakapannya dalam DINAS KEPEMUDAAN DAN
Org - - - 50 135.415 100 238.622 130 300.356 70 201.910 350 876.302.427
kecakapan hidup pemuda berwirausaha OLAH RAGA

DINAS KEPEMUDAAN DAN


Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Terlaksananya peningkatan kualitas SDM Org 50 50 111.500 50 115.112 50 127.116 50 143.535 50 148.535 250 645.798.673
OLAH RAGA

DINAS KEPEMUDAAN DAN


Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Persentase pemuda/ masyarakat yang meningkat kebugarannya Persen 100 100 930.150 100 2.152.377 100 2.795.272 100 2.772.499 100 2.918.792 100 11.569.089.411
OLAH RAGA

DINAS KEPEMUDAAN DAN


Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Cakupan sarana dan prasarana olahraga yang terbangun Pesen 100 - - 100 443.458 0 0 0 0 0 0 100 443.458.000
OLAH RAGA

DINAS PERPUSTAKAAN DAN


Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Cakupan peningkatan SDM bagi Pustakawan dan masyarakat Kegiatan 6 6 1.117.265.000 7 4.300.000.000 7 1.200.000.000 7 3.496.045.000 7 4.300.000.000 14.413.310.000
KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN DAN


Pengembangan Perpustakaan Cakupan Pengembangan Perpustakaan Kegiatan 4 4 - 4 15.385.587.800 4 596.250.000 4 477.000.000 4 16.349.278.600 4 32.808.116.400
KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN DAN


Budaya Gemar Membaca Cakupan Budaya Gemar Membaca Kegiatan 1 1 - 1 919.250.000 1 919.250.000 1 357.750.000 1 919.250.000 1 3.115.500.000
KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN DAN


Pelestarian dan Pengembangan Koleksi Cakupan Pelestarian dan Pengembangan Koleksi Kegiatan 1 1 - 1 750.000.000 1 750.000.000 1 225.000.000 1 750.000.000 1 2.475.000.000
KEARSIPAN

Sasaran 4: Terpeliharanya kondisi aman pada aspek


1 1 4 Angka Harapan Hidup Tahun 70,64 70,74 25.617.856 70,88 126.567.455 71,0 177.267.966 71,12 176.067.966 71,24 125.916.486 71,36
kesehatan masyarakat

Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak 549.225.000 0 0 0 549.225.000
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru
Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
lahir
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil Persen 73,30 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan mutu pelayanan Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
- 1.007.000.000 435.580.000 1.007.000.000 1.007.000.000 3.456.580.000
berkelanjutan pada ibu dan anak
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru
Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
lahir
Program peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada Persentase warga negara usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining
Persen 10 100 - 100 550 100 80 100 550 100 550 100 1.730 DINAS KESEHATAN
remaja dan usia produktif kesehatan sesuai standar

Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining


Program penguatan upaya kesehatan sekolah persen 93,41 100 - 100 280 100 80 100 280 100 280 100 920 DINAS KESEHATAN
kesehatan

Program Imunisasi dan surveilans kesehatan Persentase bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap persen 79,38 100 259.980.000 100 700.000.000 100 240.000.000 100 700.000.000 100 700.000.000 100 2.599.980.000 DINAS KESEHATAN

Persentase anak usia 12 - 59 bulan yang mendapatkan pelayanan


Program peningkatan peran upaya kesehatan berbasis persen 52,5 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
kesehatan balita sesuai standar
masyarakat termasuk posyandu serta pelayanan terintegrasi - 436.000.000 135.000.000 436.000.000 436.000.000 1.443.000.000
lainnya pendidikan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining
persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
kesehatan sesuai standar
Program perbaikan gizi masyarakat Prevalensi balita stunting persen 36,40 35,4 1.336.289.000 34,9 1.448.203.124 34,4 787.704.574 33,9 1.448.203.124 33,40 1.448.203.124 33,40 6.468.602.946 DINAS KESEHATAN

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga


Program pembinaan kesehatan kerja dan olah raga persen 60 60 85.350.000 70 98.000.000 80 30.000.000 90 98.000.000 100 98.000.000 100 409.350.000 DINAS KESEHATAN
pada masyarakat di wilayah kerjanya
Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar persen 72,50 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular persen 87,37 100 412.330.000 100 1.101.000.000 100 523.750.000 100 1.281.000.000 100 1.281.000.000 100 4.599.080.000 DINAS KESEHATAN
sesuai standar
Persentase penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan akibat
persen - 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
kondisi kejadian luar biasa provinsi
Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan kesehatan sesuai
persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
standar

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 2


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Persentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan
persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program penanggulangan penyakit tidak menular sesuai standar 202.550.000 982.000.000 380.000.000 982.000.000 982.000.000 3.528.550.000
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai
persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
standar
Prevalensi Kadiovaskuler persen 1,70 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 0,013 DINAS KESEHATAN

Program peningkatan akses dan pemerataan pelayanan Persentase kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang
Persen 65 67 - 68 805.000.000 69 280.000.000 70 805.000.000 71 805.000.000 100 2.695.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan dasar yang berkualitas terakreditasi

Program peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan


Jumlah kab/kota yang memiliki 1 RSUD yang terakreditasi nasional kab/kota 5 17 - 17 621.000.000 17 114.000.000 17 621.000.000 17 621.000.000 85 1.977.000.000 DINAS KESEHATAN
yang berkualitas
Program Peningkatan mutu dan akreditasi pelayanan
Persentase Kab/kota dengan kesiapan akses layanan rujukan persen 23 100 - 100 377.000.000 100 60.000.000 100 377.000.000 100 377.000.000 100 1.191.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Manusia
Rasio dokter per 100 ribu penduduk persen 40 40 131.500.000 371.500.000 3.095.000.000 371.500.000 371.500.000 40 4.341.000.000 DINAS KESEHATAN
Kesehatan

Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat persentase RT yang ber PHBS persen 58,46 100 317.290.000 100 946.000.000 100 377.999.738 100 946.000.000 100 946.000.000 100 3.533.289.738 DINAS KESEHATAN

Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan persentase ketersediaan obat Persen 98 100 75.380.000 100 - - - - - - - 100 75.380.000 DINAS KESEHATAN

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di fasilitas kesehatan sesuai


Program Pembinaan Kefarmasian dan alat Kesehatan persen 100 100 85.410.000 100 62.801.000.000 100 9.422.000.000 100 61.996.000.000 100 122.655.000.000 100 256.959.410.000 DINAS KESEHATAN
kebutuhan

Program Pengembangan Sistem Informasi dan Kesehatan


Tersedianya informasi dan data program kesehatan yang efektif persen 100 100 245.127.000 100 1.270.000.000 100 307.000.000 100 1.270.000.000 100 1.270.000.000 100 4.362.127.000 DINAS KESEHATAN
Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi

Program Pengembangan Lingkungan Sehat persentase rt yang memiliki akses air minum yang layak persen 54,87 60 250.110.000 62 659.513.600 67 383.234.688 70 662.093.463 76 6.641.009.400 100 8.595.961.151 DINAS KESEHATAN

Program peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan terpenuhinya layanan laboratorium kesehatan persen 100 100 841.500.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 3.381.500.000 DINAS KESEHATAN

Program kajian dan manajemen pembangunan kesehatan Tersedianya Dokumen kajian dan rumusan dokumen kebijakkan persen 100 100 9.222.925.600 100 1.718.000.000 100 1.664.000.000 100 1.718.000.000 100 1.718.000.000 100 16.040.925.600 DINAS KESEHATAN

Program pengembangan Balai farmasi Terakreditasinya Balai Farmasi persen 100 100 - 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 780.000.000 DINAS KESEHATAN

Program Pengembangan Pendidikan dan Balai Pelatihan


Terakreditasinya Balai Pendidikan dan balai pelatihan kesehatan persen 100 100 - 100 350.000.000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 1.400.000.000 DINAS KESEHATAN
Kesehatan
Persentase pemenuhan kenaikkan pangkat pegawai dinkes provinsi tepat
Program Pembinaan Kepegawaian persen 100 100 - 100 240.000.000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 960.000.000 DINAS KESEHATAN
waktu
RUMAH SAKIT UMUM
Program Penelitian dan Pengembangan RSUD Persentase capaian Penelitian dan Pengembangan IPTEK Persen - 100 - 100 50.000.000 100 50.000.000 100 100.000.000 100 100.000.000 100 300.000.000
PROVINSI
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Persentase capaian Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya RUMAH SAKIT UMUM
Persen - 100 5.000.000 100 155.000.000 100 158.000.000 100 160.000.000 100 165.000.000 100 643.000.000
Manusia Kesehatan Manusia Kesehatan PROVINSI
Program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RUMAH SAKIT UMUM
persentase capaian Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RS Persen 100 100 18.921.762.750 100 32.004.633.259 100 20.150.000.000 100 38.940.708.142 100 63.932.303.687 100 173.949.407.838
RS/RS jiwa/RS Paru/RS mata PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Peningkatan sistem perencanaan dan pelaporan Persentase capaian Peningkatan sistem perencanaan dan pelaporan Modul - 14 1.100.000.000 40 7.000.000.000 40 500.000.000 40 500.000.000 40 500.000.000 40 9.600.000.000
PROVINSI
Program Pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS jiwa/RS Persentase capaian Pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS jiwa/RS RUMAH SAKIT UMUM
Persen - - - 100 2.000.000.000 100 1.000.000.000 100 2.000.000.000 100 2.000.000.000 100 7.000.000.000
Paru/RS mata Paru/RS mata PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Persentase capaian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Persen 100 100 100.000.000 100 100.000.000 100 104.000.000 100 108.000.000 100 112.000.000 100 524.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program kemitraan pelayanan kesehatan Persentase Capaian kemitraan pelayanan kesehatan Persen 100 100 - 100 110.000.000 100 120.000.000 100 130.000.000 100 140.000.000 100 500.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Peningkatan pelayanan BLUD Persentase capaian Peningkatan pelayanan BLUD Persen - 100 109.151.609.444 100 117.883.738.201 100 123.014.483.988 100 137.449.592.237 100 148.499.559.616 100 635.998.983.486
PROVINSI
Sasaran 5: Terpeliharanya kondisi aman dalam daya
1 1 5 dukung daya tampung lingkungan hidup untuk Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Nilai 70,86 70,95 71 71,5 72 72,5 72,5
keberlanjutan kehidupan masyarakat

Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan


Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Jaringan DINAS CIPTA KARYA, BINA
Prasarana Jaringan Air Bersih dan Pengelolaan Sanitasi Lokasi - - - 5 20.000.000.000 7 40.000.000.000 6 40.000.000.000 10 60.000.000.000 28 160.000.000.000
Air Bersih dan Pengelolaan Sanitasi Wilayah Strategis KONTRUKSI DAN TATA RUANG
Wilayah Strategis

Program pengembangan perumahan Cakupan penyediaan hunian perumahan persen - 100 55.730.000.000 - - - - - - - - 100 55.730.000.000 DINAS PRKP & PERTANAHAN

Prog. Pengembangan Perumahan, Kawasan Permukiman dan


Persentase jumlah Rumah yang tertangani Kawasan - - - 15 26.081.097.000 10 16.370.957.221 15 26.595.914.048 17 Kawasan 28.756.556.640 65 Kawasan 97.804.524.909 DINAS PRKP & PERTANAHAN
Pertanahan
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan dan Kawasan
Jumlah rumah layak huni Unit - 847 100.740.000 1800 40.837.747.174 1600 34.597.679.220 2200 48.022.196.959 2400 Unit 52.087.328.964 8847 Unit 175.645.692.317 DINAS PRKP & PERTANAHAN
Permukiman

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Jumlah Produksi Hasil Hutan persen 10 10 76.500.000 10 1.215.120.000 10 1.129.500.000 10 1.350.000.000 10 2.200.000.000 50 5.971.120.000 DINAS KEHUTANAN

Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk menurunkan luas hutan dan lahan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan ha 12526 1250 15.462.819.000 1250 1.033.380.000 1000 1.291.986.450 300 1.947.226.900 1000 2.769.506.225 4800 22.504.918.575 DINAS KEHUTANAN
kritis

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Persentase penurunan kerusakan hutan kegiatan - 1 - 1 66.000.000 1 79.860.000 1 96.630.600 1 66.000.000 5 308.490.600 DINAS KEHUTANAN

Jumlah Industri Hasil hutan yang melakukan penatausahaan hasil hutan


Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan unit 52 36 - 36 265.000.000 36 383.000.000 36 542.340.000 36 1.006.217.500 180 2.196.557.500 DINAS KEHUTANAN
dengan baik dan tertib

Perencanaan dan Pengembangan Hutan Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sesuai fungsinya Izin 5 16 1.950.000.000 16 2.245.515.200 16 2.336.261.314 16 3.267.286.566 16 5.136.363.458 80 14.935.426.538 DINAS KEHUTANAN

Persentase Ketersediaan Data dan Informasi Kehutanan yang Akurat dan


Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDH dan LH Persen 100 100 67.780.000 100 250.000.000 100 346.410.000 100 448.910.000 100 419.156.100 500 1.532.256.100 DINAS KEHUTANAN
Terkini yang dapat di Akses secara Luas
Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau
Jumlah pengembangan unit Bangunan KTA unit 6 23 203.434.000 26 328.415.300 26 354.688.524 26 383.063.606 26 528.365.553 127 1.797.966.983 DINAS KEHUTANAN
dan Sumber Daya Air Lainnya

Perlindungan dan Pengamanan Hutan Presentase penurunan Kerusakan Kawasan Hutan Persen 26 890.600.000 27 1.079.660.000 27 1.385.388.600 27 1.718.320.206 52 1.990.000.000 159 7.063.968.806 DINAS KEHUTANAN

Program Pengembangan Perbenihan Jumlah sumber benih dan mutuu bibit yang tersertifikasi unit - 2 81.200.000 2 100.000.000 2 121.000.000 27 130.680.000 2 158.122.800 35 591.002.800 DINAS KEHUTANAN

Program Pendidikan dan Pelatihan Persentase ASN yang mengikuti/lulus pendidikan dan pelatihan teknis Persen - 100 720.000.000 100 360.000.000 100 435.600.000 100 470.448.000 100 720.000.000 500 2.706.048.000 DINAS KEHUTANAN

Program Penyuluhan Kehutanan Jumlah pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan jumlah - 1 81.000.000 1 489.100.000 1 694.811.000 1 901.435.880 1 789.387.415 5 2.955.734.295 DINAS KEHUTANAN
Program Pemberdayaan masyarakat Setempat dalam Kegiatan
Jumlah Izin Perhutanan Sosial yang difasilitasi unit - 4 303.000.000 4 265.590.000 4 477.000.000 8 501.557.500 8 610.000.000 28 2.157.147.500 DINAS KEHUTANAN
RHL

Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Kehutanan Jumlah Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan KTH unit - - 476.000.000 20 630.600.000 20 720.000.000 20 871.200.000 20 1.078.460.000 80 3.776.260.000 DINAS KEHUTANAN

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Jumlah sistem informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang
Jumlah 7 3 147.000.000 5 355.820.000 6 451.103.830 7 478.170.060 7 506.860.263 35 1.938.954.153 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dapat diakses

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 3


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Jumlah lembaga, kelompok masyarakat atau perorangan yang dibina dan
Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumberdaya
terfasilitasi dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan Jumlah 257 270 1.331.557.600 278 940.000.000 280 901.548.706 279 867.931.633 293 1.020.007.531 1657 5.061.045.470 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Alam dan Lingkungan Hidup
hidup

Program Penataan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Persentase cakupan penegakan hukum lingkungan hidup Persen 50 67 - 100 300.000.000 100 368.000.000 100 337.080.000 100 357.304.800 100 1.362.384.800 DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Persentase cakupan pelaksanaan pengendalian pencemaran dan
Persen 30 30 3.135.808.000 100 1.770.000.000 100 2.077.200.000 100 2.301.832.000 100 2.439.941.920 100 11.724.781.920 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup kerusakan lingkungan hidup

Persentase cakupan pelayanan pengujian kualitas lingkungan pada


Program Pengembangan Laboratorium Lingkungan Persen - - - 100 2.200.000.000 100 2.149.757.971 100 2.166.383.449 100 2.296.366.456 100 8.812.507.876 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
laboratorium lingkungan

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase jumlah sampah yang tertangani pada kondisi khusus di provinsi Persen - - 134.900.000 60 382.914.800 75 525.889.688 80 963.083.069 100 717.676.053 100 2.724.463.611 DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Program Pengelolaan Limbah B3 Jumlah industri yang mengelola limbah B3 sesuai ketentuan Jumlah 60 - - 966 550.000.000 966 583.000.000 966 617.980.000 966 655.058.800 966 2.406.038.800 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengembangan Tata Ruang dan Kawasan Konservasi DINAS KELAUTAN DAN
Luas Kawasan Konservasi Laut dan Perairan Juta Ha 1,84 2,3 2.243.025.000 2,4 1.356.120.000 2,47 1.529.000.000 2,53 1.565.900.000 2,8 1.641.000.000 2,8 8.335.045.000
Laut PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengelolaan Akses Area Perikanan Jumlah Dokumen Akses Area Perikanan Berkelanjutan Dokumen - - - 14 200.000.000 14 210.000.000 14 230.000.000 14 240.000.000 14 880.000.000
PERIKANAN
Program Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 - - 151 600.000.000 156 717.000.000 161 875.000.000 166 977.000.000 166 3.169.000.000
Kelautan dan Perikanan PERIKANAN
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 146 1.322.000.000 - - - - - - - - - 1.322.000.000
Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan PERIKANAN

Sasaran 6: Terpeliharanya kondisi aman secara pribadi


1 1 6 dan komunitas sehingga bebas dari ancaman kekerasan Angka Kriminalitas Tertangani (%) Persen 100 100 100 100 100 100 100
dan ketegangan antar identitas

Persentase kebijakan/kebijakan teknis terkait Pelaksanaan PUG /PPRG,


Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak, perlindungan
Persen 100 100 49.400.000 - - - - - - - - - 49.400.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Perempuan perempuan dan anak korban kekerasan yang dirumuskan dan atau
disosialisasikan (%)

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang
Persen 100 100 438.078.000 - - - - - - - - 26,9 438.078.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Perempuan dilayani oleh Petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

Program Peningkatan Perlindungan Hak Perempuan dan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang
Persen - - - 100 854.521.000 100 971.661.420 100 782.046.000 100 844.609.680 100 3.452.838.100 DINAS P3A, PP DAN KB
Perlindungan Khusus Anak dilayani oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu(%)

Program Penguatan Idelologi Pancasila dan Karakter BADAN KESATUAN BANGSA


Pelaksanaan Pembinaan Wawasan Kebangsaan Persen 100 100 155.497.000 100 516.500.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 2.021.997.000
Kebangsaan DAN POLITIK
Program Peningkatan Kewaspadaan Nasional dan BADAN KESATUAN BANGSA
Meningkatkan Kewaspadaan Nasional dalam Menghadapi Ancaman Persen 100 100 565.860.000 100 1.462.848.440 100 1.294.696.315 100 1.292.272.020 100 1.297.653.782 100 5.913.330.558
Peningkatan Kualitas Penanganan Konflik Sosial DAN POLITIK
Cakupan persentase penegakan peraturan daerah, peraturan gubernur dan SATUAN POLISI PAMONG
Penegakan Perundang-Undangan Daerah Persen 100 80 770.178.000 85 860.000.000 85 924.800.000 90 994.784.000 90 1.070.366.720 90 4.620.128.720
keputusan gubernur PRAJA
Penyelenggaraan Perlindungan Mayarakat dan Pemadam Cakupan persentase petugas dalam memelihara kamtrantibmas dan SATUAN POLISI PAMONG
Persen 100 100 - 100 470.000.000 100 497.600.000 100 527.328.000 100 559.351.040 100 2.054.279.040
Kebakaran pencegahan tindak kriminal yang memenuhi syarat PRAJA
SATUAN POLISI PAMONG
Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan Cakupan pelayanan keamanan dan kenyamanan lingkungan Persen 100 100 3.653.452.000 - - 0 - 0 - 0 - 100 3.653.452.000
PRAJA
Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak SATUAN POLISI PAMONG
Cakupan pelayanan kantrantibmas Persen 100 59 87.600.000 - - 0 - 0 - 0 - 100 87.600.000
Kriminal PRAJA
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban Dan Cakupan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan SATUAN POLISI PAMONG
Persen 100 100 120.000.000 - - 0 - 0 - 0 - 100 120.000.000
Keamanan keamanan PRAJA

Cakupan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan SATUAN POLISI PAMONG
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat ( Pekat ) Persen 100 100 115.264.000 - - 0 - 0 - 0 - 100 115.264.000
keamanan PRAJA

Sasaran 7: Terpeliharanya kondisi aman dalam


1 1 7 Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum Persen 81,02 75 75 75 75 75 75
kehidupan politik dan pemenuhan hak asasi

Program Peran Partai Politik dan Lembaga Pendidikan melalui


BADAN KESATUAN BANGSA
Pendidikan Politik dan Pengembangan Etika serta Budaya Peran Pendidikan Politik terhadap Partisipasi Masyarakat Persen 100 100 1.800.000.000 85 11.620.000.000 55 7.470.000.000 88 11.970.000.000 62 8.470.000.000 100 41.330.000.000
DAN POLITIK
Politik

Program Peningkatan Ketahanan Seni Budaya, Agama Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Bidang Ketahanan Seni BADAN KESATUAN BANGSA
Persen 100 100 88.702.500 100 700.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 3.713.702.500
Kemasyarakatan dan Ekonomi Budaya, Agama Kemasyarakatan dan Ekonomi DAN POLITIK

Program Peningkatan Bantuan Hukum Penyelesaian Sengketa Persentase pelaksanaan penyelesaian sengketa hukum, penyuluhan dan
Persen 100 100 990.500.000 100 840.000.000 100 838.432.000 100 883.000.000 100 895.000.000 100 4.446.932.000 BIRO HUKUM
Hukum, Penyuluhan dan HAM HAM

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama Cakupan Optimalisasi Pelayanan Kehidupan Beragama Persen 100 100 3.071.842.000 100 2.101.500.000 100 3.706.150.000 100 2.308.425.600 100 5.147.137.920 100 16.335.055.520
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Cakupan Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Persen 100 100 73.744.000 50 200.000.000 50 102.000.000 50 109.200.000 50 111.280.000 100 596.224.000
RAKYAT
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda BIRO KESEJAHTERAAN
Cakupan Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda dan Olahraga Persen 100 100 - 50 690.000.000 50 717.600.000 50 789.360.000 50 789.360.000 100 2.986.320.000
dan Olahraga RAKYAT

Program Pemberdayaan Kegiatan Kelembagaan Kesejahteraan Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan BIRO KESEJAHTERAAN
Persen 100 100 63.240.000 100 400.000.000 100 391.200.000 100 424.320.000 100 428.480.000 100 1.707.240.000
Sosial Kesejahteraan Sosial RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Cakupan Optimaslisasi Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Persen 100 100 316.144.000 100 372.062.000 100 411.944.480 100 453.138.928 100 453.138.928 100 2.006.428.336
RAKYAT
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba,PMS Cakupan Optimalisasi Peningkatan Penanggulangan Narkoba,PMS BIRO KESEJAHTERAAN
Persen - 100 - 100 230.000.000 100 239.200.000 100 263.120.000 100 263.120.000 100 995.440.000
termasuk HIV dan AIDS termasuk HIV dan AIDS RAKYAT

Program Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Cakupan Optimalisasi Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan BIRO KESEJAHTERAAN
Persen - 100 450.850.000 100 250.000.000 100 260.000.000 100 286.000.000 100 286.000.000 100 1.532.850.000
Perempuan,Perlindungan Anak dan Remaja Perempuan,Perlindungan Anak dan Remaja RAKYAT

Program Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat dalam Cakupan Optimalisasi Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat dalam BIRO KESEJAHTERAAN
Persen 75 17 104.690.000 100 579.380.000 100 596.367.600 100 646.722.960 100 653.158.064 100 2.580.318.624
Pelayanan KB/KR Mandiri Pelayanan KB/KR Mandiri RAKYAT

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Keragaman Budaya Cakupan Optimalisasi Kegiatan Keragaman Budaya Persen - 100 84.624.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 647.264.000
RAKYAT
BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya Cakupan Optimalisasi Pengembangan Nilai Budaya Persen 100 100 - 50 70.000.000 50 72.800.000 50 80.080.000 50 80.080.000 100 302.960.000
RAKYAT
Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pemberdayaan Kelembagaan Nakertrans Persen - 100 104.642.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 667.282.000
Kesejahteraan Sosial, Kesehatan dan Nakertrans RAKYAT

Program Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Tenaga Cakupan Optimalisasi Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Tenaga BIRO KESEJAHTERAAN
Persen - 100 - 100 150.310.000 100 156.322.400 100 171.954.640 100 171.954.640 100 650.541.680
Kerja Kerja RAKYAT

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 4


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan (PUG) Aktif (%) Persen 6 22 292.542.000 44 450.000.000 67 461.500.000 83 497.100.000 100 536.868.000 100 2.238.010.000 DINAS P3A, PP DAN KB
dan Anak
Persentase perempuan dalam organisasi kemasyarakatan yang
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
mendapatkan peningkatan kapasitas pada sektor politik, hukum, ekonomi, Persen 16 16 179.494.000 21 745.000.000 34 856.175.000 44 828.865.500 56 892.905.120 56 3.502.439.620 DINAS P3A, PP DAN KB
dalam Pembangunan
sosial dan budaya (%)

Program Peningkatan Kualitas Keluarga Persentase Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sesuai standar Persen - - - 22 185.000.000 44 322.700.000 67 233.308.000 100 251.972.640 100 992.980.640 DINAS P3A, PP DAN KB

Program Pengadaan data terpilah menurut tema dan jenis Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan sistem Informasi
Persen 6 22 300.000.000 - - - - - - - - 22 300.000.000 DINAS P3A, PP DAN KB
kelamin gender dan anak (%)

Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan sistem Informasi


Program Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak Persen - - - 44 890.000.000 67 991.000.000 83 946.160.000 100 1.021.852.800 100% 3.849.012.800 DINAS P3A, PP DAN KB
gender dan anak (%)

Persentase Kab/Kota yang membentuk minimal 5 Forum Anak Tingkat


Program Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak Persen 6 24 274.356.000 41 1.070.396.760 59 1.167.704.695 82 1.375.136.454 100 1.545.147.370 100% 5.432.741.279 DINAS P3A, PP DAN KB
Kecamatan (%)

Program Peningkatan Kapasitas Perempuan Se-Sulawesi


Persentase kegiatan pemberdayaan perempuan yang dilaksanakan Persen 100 100 294.992.000 - - - - - - - - - 294.992.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Tenggara

Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam


Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Persen 18.5 18.5 291.460.000 - - - - - - - - 100 291.460.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Pelayanan KB/KR yang Mandiri

Program Pengendalian Penduduk dan Peningkatan Ketahanan


Rata-rata jumlah anak per keluarga Nilai - - - 3.75 700.230.000 3.62 816.138.066 3.49 964.311.200 3.36 695.856.096 3.36 3.176.535.362 DINAS P3A, PP DAN KB
keluarga

Program Pembinaan Keluarga Berencana Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Persen 18,5 - - 19.0 584.500.000 19.5 587.790.000 20.0 636.440.000 20.5 568.418.994 20.5 2.377.148.994 DINAS P3A, PP DAN KB

1 1 8 Sasaran 8. Memerangi Perubahan Iklim dan Dampaknya Persentase kabupaten/kota yang tangguh bencana Persen - 11 17 17 17 17 17

Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan Penurunan Titik Hotspot (1%)/Tahun Persen - 1 3.889.590.000 1 3.025.237.000 1 3.889.536.770 1 4.841.134.492 1 5.628.977.835 5 21.274.476.097 DINAS KEHUTANAN

Program Penguatan Peran Kelembagaan Dalam Mendukung Presentase penguatan Peran Kelembagaan Dalam Mendukung BADAN PENANGGULANGAN
Persen 100 100 2.693.545.800 - 1.915.149.944 - 1.580.000.000 1.980.000.000 2.215.236.846 10.383.932.590
Penanggulangan Bencana; Penanggulangan Bencana; BENCANA DAERAH

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BADAN PENANGGULANGAN


Presentase peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana; Persen 100 - - - 870.000.000 - 980.000.000 1.115.000.000 1.180.000.000 100 4.145.000.000
Penanggulangan Bencana; BENCANA DAERAH

BADAN PENANGGULANGAN
Program Pengurangan Risiko Bencana; Presentase pengurangan Risiko Bencana; Persen 100 - 3.110.506.000 - 1.850.000.000 - 2.285.000.000 2.405.000.000 2.630.000.000 100 12.280.506.000
BENCANA DAERAH

BADAN PENANGGULANGAN
Program Pemberdayaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Program Pemberdayaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat. Persen 100 - 1.069.050.000 - 1.450.000.000 - 1.650.000.000 1.850.000.000 1.910.000.000 100 7.929.050.000
BENCANA DAERAH
Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi BADAN PENANGGULANGAN
Presentase pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi bencana. Persen 100 - 3.375.000.000 - 4.205.000.000 - 3.946.561.939 3.682.886.894 3.874.881.000 100 19.084.329.833
bencana. BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Penanganan Darurat Bencana. Presentase Penanganan Darurat Bencana. Persen 100 - 590.000.000 - 1.355.000.000 - 1.520.000.000 1.620.000.000 1.620.000.000 100 6.705.000.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Operasional Tanggap Darurat Kebencanaan. Presentase Operasional Tanggap Darurat Kebencanaan. Persen 100 - - - 360.000.000 - 460.000.000 470.000.000 470.000.000 100 1.760.000.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Penanganan Logistik dan Peralatan PB; Presentase penanganan Logistik dan Peralatan PB; Persen 100 - - - 2.055.000.000 - 2.465.000.000 2.670.000.000 2.935.000.000 100 10.125.000.000
BENCANA DAERAH
BADAN PENANGGULANGAN
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Presentase Rehabilitasi dan Rekonstruksi; Persen 100 - - - 645.000.000 - 755.000.000 860.000.000 910.000.000 100 3.170.000.000
BENCANA DAERAH

Program Penguatan Kajian Dampak dan Perizinan Lingkungan


Jumlah dokumen kajian Lingkungan Hidup yang disusun/divalidasi Dokumen 17 10 162.000.000 44 575.000.000 45 291.500.000 49 308.990.000 52 327.529.400 217 1.665.019.400 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Hidup

Jumlah laporan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim


Program Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Laporan - - - 3 905.432.048 4 736.000.000 4 780.160.000 4 726.705.204 15 3.148.297.252 DINAS LINGKUNGAN HIDUP
provinsi
DINAS TANAMAN PANGAN
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Terlaksananya pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Persen 4 4% 671.000 4% 1.138.100 4% 1.251.910 4% 1.402.139 4% 1.612.460 4 6.075.609
DAN PETERNAKAN

2 MISI 2 : MEMAJUKAN DAYA SAING WILAYAH MELALUI PENGUATAN EKONMI LOKAL DAN PENINGKATAN INVESTASI

Tujuan 2: Meningkatkan produktivitas dan daya saing


2 1 Laju Pertumbuhan ekonomi (%) Persen 6,81 7,11 7,23 7,32 7,44 7,5 7,5
perekonomian daerah
Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan & Perikanan terhadap PDRB
Persen 24,08 25,18 24,5 24,78 25,1 25,75 25,75
(%)
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (%) Persen 6,13 6,25 6,32 6,45 6,7 7 7

Sasaran 9: Meningkatnya produktivitas dan daya saing


2 1 1 Kontribusi Sektor Perdagangan Besar & Eceran terhadap PDRB (%) Persen 12,55 12,65 12,7 12,85 13,05 13,1 13,1
sektor-sektor perekonomian daerah

Kontribusi Sub Sektor Pariwisata terhadap PDRB (%) Persen 4,5 4,7 4,7 5 5 9,5 9,5

Kontribusi Sektor Pertambangan & Penggalian terhadap PDRB (%) Persen 20,68 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34 23,34

Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan Kali/Kegiatan/Dok


Peningkatan dan pengembangan pengelolaan kekayaan daerah 3 Kali 240.000.000 3 / 35 / 12 265.000.000 3 / 35 / 12 275.600.000 3 / 35 / 12 303.160.000 3 / 35 / 12 303.160.000 18 / 140 / 48 1.386.920.000 BIRO UMUM
kekayaan daerah umen

DINAS PERKEBUNAN DAN


Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Persentase kelembagaan petani yang aktif Persen 25 40 1.859.480 50% 5.361.500 60% 6.248.634 75% 9.747.265 80% 5.149.040 80 28.365.919
HORTIKULTURA

DINAS PERKEBUNAN DAN


Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Persentase tenaga penyuluh yang terlatih Persen - 100 404.900 100% 450.000 100% 495.000 100% 544.500 100% 598.950 100 2.493.350
HORTIKULTURA

DINAS TANAMAN PANGAN


Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Meningkatnya penerapan teknologi pertanian Unit 65 89 Unit 4.320.513 64 Unit 5.400.000 102 Unit 7.740.000 109 Unit 8.668.800 122 Unit 10.493.056 122 36.622.369
DAN PETERNAKAN
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan DINAS PERKEBUNAN DAN
Jumlah Petani yang mengikuti pelatihan penerapan teknologi perkebunan Orang 0 30 980.000 60 Org 2.061.200 60 Org 2.415.000 60 Org 2.415.000 60 Org 2.532.500 270 10.403.700
Tepat Guna HORTIKULTURA
Program Promosi, Kerjasama dan pengembangan iklim
Jumlah investor berskala nasional Perusahaan 405 30 313.000.000 32 1.500.000.000 35 1.500.000.000 37 1.500.000.000 39 1.500.000.000 173 6.313.000.000 DINAS PM DAN PTSP
investasi

Persentase peningkatan kawasan transmigrasi yang difasilitasi DINAS TENAGA KERJA DAN
Pengembangan Wilayah Transmigrasi Persen 40 50 157.489.000 - - - - - - - - 50 157.489.000
pengembangannya TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigran DINAS TENAGA KERJA DAN
Transmigrasi Lokal Persen 40 50 331.347.000 - - - - - - - - 50 331.347.000
yang dibina dan ditingkatkan kapasitasnya TRANSMIGRASI

Persentase dokumen RKT dan calon lokasi yang memenuhi legal aspek DINAS TENAGA KERJA DAN
Perencanaan Kawasan Transmigrasi Persen 60 - - 70 350.000.000 75 100.000.000 80 - 85 100.000.000 90 550.000.000
pertanahan TRANSMIGRASI

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 5


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

DINAS TENAGA KERJA DAN


Pembangunan Kawasan Transmigrasi Persentase KK transmigran yang ditempatkan Persen 60 - - 70 145.000.000 75 150.000.000 80 150.000.000 85 160.000.000 90 #VALUE!
TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigrasi DINAS TENAGA KERJA DAN
Pengembangan Kawasan Transmigrasi Persen 65 - - 70 1.020.000.000 75 1.115.000.000 80 1.215.000.000 85 1.285.000.000 90 #VALUE!
yang dibina dan ditingkatkan kapasitasnya TRANSMIGRASI
DINAS TENAGA KERJA DAN
Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Jumlah partisipasi expo hasil pembangunan Persen 100 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 500.000.000
TRANSMIGRASI
Program Pengem bangan, Pengelo laan, dan Konser vasi DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
Pengelolaan SDA yang sesuai Pola dan Rencana Pola SDA Persen 25 50 - 100 2.900.000.000 100 7.400.000.000 100 2.200.000.000 100 2.200.000.000 100 14.700.000.000
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya BINA MARGA

DINAS KELAUTAN DAN


Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Jumlah Kelompok masyarakat pesisir yang terbina kab/kota 16 16 18.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 18.000.000
PERIKANAN

DINAS KELAUTAN DAN


Program Pengembangan Perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Ribu Ton 232 205 758.000.000 208 2.100.000.000 210 2.219.000.000 213 2.346.330.000 215 2.482.573.000 1,051 9.905.903.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Teknologi Penangkapan Ikan Jumlah Sarana Perikanan Tangkap Yang Meningkat Kapasitasnya Unit 200 205 - 208 750.000.000 210 850.000.000 213 850.000.000 215 900.000.000 1.051 3.350.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Budidaya Perikanan Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Juta Ton 1,01 1,2 1.932.000.000 1,35 1.531.900.000 1,5 1.552.000.000 1,62 1.652.990.000 1,8 1.844.854.000 7,47 8.513.744.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program pengembangan perbenihan perikanan Jumlah Produksi benur/udang dan benih ikan Juta Ekor 16 32 1.387.192.000 35 847.000.000 37 930.000.000 40 1.000.000.000 42 1.100.000.000 286 5.264.192.000
PERIKANAN

Program Pembinaan Penerapan Mutu dan Pelayanan DINAS KELAUTAN DAN


Jumlah pembinaan terhadap pelaku pasar dan pengolah hasil perikanan Pembinaan 12 0 - 12 140.000.000 12 165.000.000 12 165.000.000 12 175.000.000 60 645.000.000
Pengujian Hasil Perikanan PERIKANAN
Jumlah Dokumen Informasi Kawasan Pengembangan Kelautan dan DINAS KELAUTAN DAN
Program Peningkatan Informasi Sumber Daya Ikan Dokumen 2 2 134.000.000 2 65.000.000 2 70.000.000 2 70.000.000 2 75.000.000 10 414.000.000
Perikanan PERIKANAN
Program Percepatan Penyebaran dan Pemerataan DINAS PERINDUSTRIAN DAN
Jumlah penyebaran pembangunan indusri di daerah Pelaku Usaha 30 80 (12,9%) 961.100.000 495.000.000 555.000.000 635.000.000 662.808.991 652 (100%) 3.308.908.991
Pembangunan Industri PERDAGANGAN

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Agro, Cakupan Pembinaan Pelaku Usaha Industri besar (agro,kimia, logam dan 116 pelaku usaha 133 pelaku usaha 143 pelaku usaha 652 pelaku usaha DINAS PERINDUSTRIAN DAN
pelaku usaha 30 pelaku usaha 100 pelaku usaha (16,1%) 492.053.920 530.000.000 575.000.000 610.000.000 2.207.053.920
Kimia, Logam dn Mesin mesin) (18,6%) (21,4) (23%) (100%) PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN


Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Cakupan Pembinaan pada Sentra Industri Potensial Sentra IKM 2 Sentra IKM 961.100.000 961.100.000
PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN
Program Perlindungan Konsumen Tingkat pelayanan perlindungan konsumen bagi masyarakat Persen 50 80% 92.430.000 80% 458.000.000 80% 437.000.000 90% 476.000.000 100% 493.000.000 100 1.956.430.000
PERDAGANGAN
Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisata Orang 2.446.776 2.569.115 2.468.130 2.697.571 2.956.920 2.832.449 3.085.474 2.974.072 3.440.311 3.122.775 3.715.536 14.195.982 15.666.371 DINAS PARIWISATA

Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Destinasi Wisata yang dikembangkan Lokasi 2 3 7.919.099 3 11.577.077 3 12.210.229 3 12.952.847 3 13.752.275 15 58.411.528 DINAS PARIWISATA

Jumlah lokasi / Kelompok masyarakat pelaku kreatif yang mendapatkan


Pengembangan Ekonomi Kreatif Wilayah 20 3 658.800 3 603.300.000 3 647.600.000 3 696.208.000 3 748.704.640 15 2.696.471.440 DINAS PARIWISATA
pembinaan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Jumlah SDM Pariwisata yang Disertifikasi Orang 637 150 539.450.000 150 375.000.000 150 570.000.000 150 505.000.000 150 545.400.000 750 2.534.850.000 DINAS PARIWISATA

Program Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Bidang Jumlah Kegiatan dalam rangka Optimalnya Pengelolaan Laboratorium
Kegiatan 5 20000000 88.664.500 25.000.000 1.200.000.000 50.000.000 650.000.000 80.000.000 571.000.000 100.000.000 595.000.000 17 3.104.664.500 DINAS ESDM
Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang ESDM

Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan Jumlah Daya Terpasang (MW) MW 1 1 448.300.000 1 448.300.000 DINAS ESDM

Program Pengembangan dan Konservasi Ketenagalistrikan Rasio ketersediaan daya listrik Persen 0 - - 1,00 663.213.300 92,74 732.906.098 93,41 748.880.464 100,00 753.153.292 100 2.898.153.154 DINAS ESDM

Program pembinaan dan pengembangan energi baru


Rasio desa berlistrik Persen 1 1,00 408.100.000 - - - - - - - - 1 408.100.000 DINAS ESDM
terbarukan

Program Pengembangan dan Konservasi Energi Baru


Bauran energi baru terbarukan dalam ketenagalistrikan Persen 0 - - 4,41 1.860.139.760 4,82 2.170.606.667 5,50 2.039.422.536 7,21 2.202.136.709 96 8.272.305.672 DINAS ESDM
Terbarukan

Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Minyak dan Gas


Terpenuhinya kebutuhan Bahan Bakar Minyak (KL) 0 91.557 12.000.000 - - - - - - - - - 12.000.000 DINAS ESDM
Bumi
Program Pembinaan Teknis dan Lingkungan Kegiatan Usaha
Pengelolaan lingkungan kawasan pertambangan (ha) 111 122,96 402.360.000 129,11 485.584.800 135,56 580.000.000 142,34 655.000.000 146,46 685.000.000 676,436 2.807.944.800 DINAS ESDM
Pertambangan
Program Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan
Jumlah produksi pertambangan Ton 112490 11880000 88.780.000 12830400 255.000.000 13856832 275.000.000 14.965.379 305.000.000 16.012.955 345.000.000 69545566 1.268.780.000 DINAS ESDM
Pertambangan

Program Peningkatan Penerimaan Daerah Bidang Energi dan


Terwujudnya peningkatan konstribusi penerimaan daerah bidang ESDM Rupiah 100 165.475.459.040 242.110.000 178.633.115.763 275.000.000 206.073.451.898 280.000.000 219.643.874.507 296.800.000 235.018.937.944 305.000.000 1.004.844.839.152 1.398.910.000 DINAS ESDM
SDM

Program Peningkatan Paduserasi Kebijakan dan Program Jumlah kegiatan dalam rangka terwujudnya sinergitas program dan
Kegiatan 2 4 209.200.000 4 140.000.000 4 185.140.124 4 198.946.120 4 208.000.000 13 941.286.244 DINAS ESDM
Pembangunan bidang ESDM kebijakan pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kab./Kota
Program Peningkatan Penyediaan dan Penyebarluasan Data
Jumlah data dan informasi kegeologian yang disebarluskan. Dokumen 2 4 687.465.000 4 795.000.000 3 1.075.000.000 3 1.133.800.000 4 1.161.157.049 18 4.852.422.049 DINAS ESDM
dan Informasi Kegeologian

DINAS KOPERASI, USAHA


Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persentase peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persen 3.128 Koperasi aktif 100% 2.114.750 100% 750.000 100% 2.150.000 100% 2.550.000 100% 2.750.000 100 10.314.750
MIKRO KECIL DAN MENENGAH

503 Koperasi produktif DINAS KOPERASI, USAHA


Program Peningkatan kualitas Pemberdayaan koperasi Persentase peningkatan koperasi produktif dan berkualitas Persen 100% - 100% 550.000 100% 1.750.000 100% 2.100.000 100% 2.250.000 100 6.650.000
dan berkualitas MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Program Peningkatan Kualitas Pengawasan dan Pemeriksaan DINAS KOPERASI, USAHA


Persentase peningkatan pengawasan dan pemeriksaan koperasi Persen 503 Koperasi Sehat 100% 455.000 100% 566.747 100% 1.872.670 100% 2.100.000 100% 2.275.754 100 7.270.171
Koperasi MIKRO KECIL DAN MENENGAH

2 1 2 Sasaran 10: Meningkatnya daya saing investasi daerah Pertumbuhan nilai investasi PMDN dan PMA (%) Persen 12 36 36 36 87 87 87

Cakupan Penyelenggaraan kerjasama pemerintah, kerjasama luar negeri BIRO KERJASAMA &
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Persen 100 100 850.725.000 100 773.125.000 100 780.349.000 100 810.122.980 100 841.047.878 100 4.055.369.858
dan pihak ketiga KONSULTASI PUBLIK

Program Pengembangan dan Pengendalian Perekonomian


Koordinasi peningkatan dan pengendalian perekonomian Kegiatan 2 2 683.500.000 2 727.400.000 2 735.696.000 2 829.765.600 2 969.765.600 2 3.946.127.200 BIRO PEREKONOMIAN
Daerah

Program Pengembangan dan Pengendalian Sumber Daya


Program Koordinasi Peningkatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kegiatan 2 2 258.150.000 2 560.240.000 2 528.649.600 2 627.319.056 2 627.319.056 2 2.601.677.712 BIRO PEREKONOMIAN
Alam

Program Pengembangan Investasi dan Pembinaan BUMD Koordinasi, konsultasi dan peningkatan investasi dan potensi daerah Kegiatan 2 2 710.861.600 2 1.227.131.600 2 1.276.216.864 2 1.403.838.550 2 1.403.838.550 2 6.021.887.165 BIRO PEREKONOMIAN

Program Peningkatan Pemantauan dan Pengendalian


Rasio LKPM dan jumlah perusahaan Persen 13,05 15 31.050.000 25 207.500.000 35 207.500.000 45 220.000.000 55 220.000.000 65 886.050.000 DINAS PM DAN PTSP
Pelaksanaan Penanaman Modal

Program Pengembangan Sinkronisasi IPMP/IPMK se sultra Cakupan Pengembangan Sinkronisasi Perencanaan Investasi Persen 100 100 - 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 840.000.000 DINAS PM DAN PTSP

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 6


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
DINAS PERINDUSTRIAN DAN
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Nilai Perdagangan Antar Pulau Trilyun 4 7 trilyun 220.366.000 9 trilyun 880.500.000 10 trilyun 1.024.032.208 11 trilyun 1.008.267.584 12 trilyun 1.139.000.000 12 4.272.165.792
PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN
Program Pengembangan Ekspor Nilai Ekspor Milyar USD 1 1,2 Milyar USD 1.578.619.280 1,3 Milyar USD 1.610.000.000 1,4 Milyar USD 1.800.000.000 1,5 Milyar USD 1.824.000.000 2 6.812.619.280
PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN
Program Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Jumlah komoditi ekspor yang bersertifikasi SNI komoditi 15 152.270.000 152.270.000
PERDAGANGAN

3 MISI 3 : MENDORONG BIROKRASI PEMERINTAHAN PROVINSI YANG MODERN, TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA YANG BAIK (GOOD VILLAGE GOVERNANCE) SERTA MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA KECAMATAN DAN KELURAHAN SEBAGAI PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN

Tujuan-3:Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang


3 1 Indeks Reformasi Birokrasi (Nilai) Nilai C B B B B B B
baik

Nilai SAKIP(Nilai) Nilai B B B B B B B

Sasaran 11: Meningkatnya akuntabilitas dan tarnsparansi Opini Laporan Keuangan(Nilai) Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
3 1 1
penyelenggaraan pemerintahan
Indeks Sistem
Pemerintahan Berbasis Nilai
Elektronik (SPBE)
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Cakupan penataan sistem administrasi kearsipan Kegiatan 1 1 1.546.530.000 2 2.630.000.000 2 1.630.000.000 1 803.081.350 1 1.630.000.000 7 8.239.611.350
KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah cakupan ketersediaan sarana pengolahan dan depo arsip Kegiatan 4 4 - 4 500.000.000 4 423.204.850 4 423.204.850 4 500.000.000 16 1.846.409.700
KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Persentase pemeliharaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip Kegiatan 1 1 13.500.000 1 113.500.000 1 113.500.000 2 113.500.000 2 113.500.000 2 467.500.000
KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN DAN


Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Persentase sarana layanan informasi arsip yang tersedia Kegiatan 2 2 145.240.000 2 850.000.000 3 660.000.000 3 660.000.000 3 860.000.000 3 3.175.240.000
KEARSIPAN

Program Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala


Presentase terpeliharanya Kesehatan Pimpinan dan anggota DPRD Persen 100 100 215.505.000 100 318.567.880 100 324.125.200 100 324.125.200 100 324.125.201 100 1.506.448.481 SEKRETARIAT DPRD
Daerah

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat


Presentase kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Persen 100 100 33.996.262.000 100 37.059.487.560 100 40.520.175.904 100 44.141.721.221 100 48.642.990.163 100 204.360.636.848 SEKRETARIAT DPRD
Daerah

Program Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung- Presentase Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung-gedung Utama
Persen 100 100 1.039.459.000 100 300.000.000 100 0 100 0 100 0 100 1.339.459.000 SEKRETARIAT DPRD
gedung Pemda Sulawesi Tenggara

Program Konsultasi & Koordinasi Peningkatan Promosi


Presentase Perayaan HUT Sultra Persen 100 100 100.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 516.000.000 SEKRETARIAT DPRD
Daerah

Program Peningkatan Kualitas & Penyebarluasan Informasi Presentase Penyebarluasan informasi Persen 100 100 8.818.284.000 100 9.771.015.360 100 10.421.015.360 100 10.771.015.360 100 10.871.015.360 100 50.652.345.440 SEKRETARIAT DPRD

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi & Presentase Pengembangan Komunikasi, Informasi & Pemanfaatan
Persen 100 100 150.000.000 100 150.000.000 100 300.000.000 100 150.000.000 100 750.000.000 100 1.500.000.000 SEKRETARIAT DPRD
Pemanfaatan Teknologi Informasi Teknologi Informasi

Program Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala


Cakupan Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala Daerah Kali 12 12 10.000.000 12 10.000.000 12 10.400.000 12 11.440.000 12 11.440.000 72 53.280.000 BIRO UMUM
Daerah

Program Penigkatan Pelayanan Kedinesan Kepala Daerah dan


Penigkatan Pelayanan Kedinesan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kali 72 72 675.000.000 72 940.000.000 72 977.600.000 72 1.075.360.000 72 1.075.360.000 72 4.743.320.000 BIRO UMUM
Wakil Kepala Daerah

Orang/Kegiatan/Pe
Peningkatan Kapasitas Keprotokolan Peningkatan Kapasitas Keprotokolan 35 /5/ 90 35 Orang 153.550.000 35 /5/ 90 193.550.000 35 /5/ 90 201.292.000 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5 / 90 991.234.400 BIRO UMUM
rsen

Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan Peningkatan Wawasan Kebangsaan Kegiatan 1 1 942.000.000 1 942.000.000 1 979.680.000 1 1.077.648.000 1 1.077.648.000 1 5.018.976.000 BIRO UMUM

Program Penataan Kelembagaan dan Analisa Jabatan Jumlah OPD yang tepat Fungsi dan Tepat Ukuran Jumlah 342.125.500 552.125.500 393.175.600 433.175.600 433.175.600 2.153.777.800 BIRO ORGANISASI

Program Penataan Ketatalaksanaan Pengelolaan Administrasi


Cakupan layanan OPD yang sesuai Stadar Jumlah 151.580.000 251.580.000 261.643.200 287.807.520 287.807.520 1.240.418.240 BIRO ORGANISASI
Pemerintah

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Cakupan Layanan Administrasi Kepegawaian Jumlah 63.260.000 200.297.000 178.731.280 196.604.408 196.604.408 835.497.096 BIRO ORGANISASI

Program Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas SDM dan


Cakupan Layanan Organisasasi yang berbasis elektronik Persen 100 - 80.860.000 300.000.000 312.000.000 343.200.000 343.200.000 100 1.379.260.000 BIRO ORGANISASI
Peningkatan Pelayanan Organisasi

Program Peningkatan Akuntabilitas, Pelayanan Publik dan Jumlah OPD yang mendapat Apresiasi atas penyelengaraan Pelayanan
Persen 100 357.050.000 827.800.000 840.112.000 920.379.200 922.379.040 100 3.867.720.240 BIRO ORGANISASI
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Publik

Program Obat dan Perbelakalan Kesehatan Cakupan layanan Kesehatan bagi ASN lingkup Setda Prov. Sultra Persen 100 36.378.000 106.378.000 110.633.120 121.696.432 121.696.432 100 496.781.984 BIRO ORGANISASI

Program Peningkatan dan Pengembangan Biro Pengadaan Cakupan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Pengadaan BIRO PENGADAAN BARANG &
Persen 100 100 286.250.000 100 286.250.000 100 297.700.000 100 327.470.000 100 327.470.000 100 1.525.140.000
Barang/Jasa Pemerintah Barang/Jasa Pemerintah JASA

Cakupan Pelaksanaan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang BIRO PENGADAAN BARANG &
Program Peningkatan Pelayanan Barang/Jasa Pemerintah Persen 100 100 350.880.000 100 350.880.000 100 364.915.200 100 401.406.720 100 401.406.720 100 1.869.488.640
Optimal JASA

BIRO PENGADAAN BARANG &


Program Modernisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Cakupan Kualitas Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Persen 100 100 114.200.000 100 114.200.000 100 118.768.000 100 130.644.800 100 130.644.800 100 608.457.600
JASA

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan


Presentase Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah dalam Persen 100 100 36.500.000 100 96.500.000 100 100.360.000 100 110.396.000 100 110.396.000 100 454.152.000 BIRO PEMBANGUNAN
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah dalam Pelaksanaan Kegiatan APBN
Pelaksanaan Kegiatan APBN

Program Peningkatan Pengendalian Program Pembangunan Cakupan Pelaksanaan Pengendalian Program Pembangunan Pemerintah Kegiatan + 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22
4 +1 1.289.050.000 1.300.050.000 1.352.052.000 1.487.257.200 1.487.257.200 65 + 110 6.915.666.400 BIRO PEMBANGUNAN
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen

Program Peningkatan Koordinasi, Pembinaan dan Penyiapan Cakupan Pelaksanaan Koordinasi dan Pembinaan Administrasi
Kegiatan + 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2
bahan Administrasi Penyusunan Program/Kegiatan Program/Kegiatan Pembangunan yang dikelola Pemerintah Provinsi pada 7+2 308.050.000 81 Kegiatan + 2 Dokumen 290.000.000 301.600.000 331.760.000 331.760.000 405 + 10 1.563.170.000 BIRO PEMBANGUNAN
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Pembangunan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab./Kota Pemerintah Kab./Kota

Program Penguatan E-Procurement Pemerintah Provinsi Cakupan Penguatan E-Procurement Pemerintah Provinsi Sulawesi
Kegiatan + Unit 4 4 Kegiatan + 10 Unit 472.500.000 4 Kegiatan + 5 Unit 413.500.000 4 Kegiatan + 5 Unit 430.040.000 4 Kegiatan + 5 Unit 473.044.000 4 Kegiatan + 5 Unit 473.044.000 20 + 30 2.262.128.000 BIRO PEMBANGUNAN
Sulawesi Tenggara Tenggara

Program Peningkatan pengembangan Rencana Umum Cakupan dokumen RUP dan pelaporan Pengadaan Barang/Jasa Dokumen + 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2
2+2 71.000.000 2 Dokumen + 2 Kegiatan 89.100.000 92.664.000 101.930.400 101.930.400 10 + 10 456.624.800 BIRO PEMBANGUNAN
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Prov. Dan Kab./Kota Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan Cakupan pelaksanaan penataan peraturan perundang-undangan dan
Persen 100 100 553.400.000 100 540.000.000 100 556.800.000 100 579.072.000 100 582.137.280 100 2.811.409.280 BIRO HUKUM
Dokumentasi dokumentasi

Program Peningkatan Jaringan Dokumentasi dan Informasi


Cakupan pelaksanaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum Persen 100 100 55.000.000 100 356.000.000 100 306.000.000 100 369.000.000 100 373.400.000 100 1.459.400.000 BIRO HUKUM
Hukum

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 7


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Program Peningkatan Evaluasi Produk Hukum Kab/Kota Cakupan Pelaksanaan evaluasi produk hukum Kab/Kota Persen 100 100 277.300.000 100 290.000.000 100 240.000.000 100 298.000.000 100 308.000.000 100 1.413.300.000 BIRO HUKUM

Program Konsultasi dan Koordinasi Peningkatan Promosi Cakupan pelaksanaan konsultasi dan koordinasi peningkatan promosi
Persen 100 100 40.500.000 100 40.000.000 100 40.000.000 100 45.000.000 100 46.800.000 100 212.300.000 BIRO HUKUM
Daerah daerah

Program Penyebar Luasan Informasi Media, Pencitraan dan Cakupan pelaksanaan penyebar luasan informasi media, pencitraan dan
Persen 100 - 0 - 45.000.000 - 45.000.000 - 47.000.000 - 48.880.000 100 185.880.000 BIRO HUKUM
Publikasi Lingkup Pemprov publikasi lingkup pemprov

Cakupan Koordinasi dan Administrasi Tata Pemerintahan Daerah yang BIRO ADMINISTRASI
Program Tata Pemerintahan Kegiatan 88 88 556.960.000 88 540.000.000 88 561.600.000 88 617.760.000 88 617.760.000 440 2.894.080.000
terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN

Cakupan Koordinasi Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah yang Kegiatan & 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 95 Kegiatan + 5 BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah 19 + 1 342.290.000 19 Kegiatan + 1 Dokumen 270.000.000 280.800.000 308.880.000 308.880.000 1.510.850.000
terlaksana dengan baik Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen PEMERINTAHAN

Cakupan Koordinasi Administrasi Wilayah Pemerintahan Daerah yang BIRO ADMINISTRASI


Program Administrasi Wilayah Pemerintahan Kegiatan 51 51 784.790.000 51 630.000.000 51 655.200.000 51 720.720.000 51 720.720.000 255 3.511.430.000
terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN

Cakupan Koordinasi Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif yang BIRO ADMINISTRASI
Program Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif Kegiatan 68 68 254.830.000 68 294.830.000 68 306.623.200 68 337.285.520 68 337.285.520 340 1.530.854.240
terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN

Cakupan Koordinasi Administrasi Penataan Daerah Lingkup PemProv. BIRO ADMINISTRASI


Program Penataan Daerah Kegiatan 80 80 2.887.960.000 80 2.438.607.500 80 2.536.151.800 80 2.789.766.980 80 2.789.766.980 400 13.442.253.260
Sultra yang terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN

Cakupan Koordinasi Administrasi Pembinaan Kapasitas Daerah yang BIRO ADMINISTRASI


Program Pembinaan Kapasitas Daerah Kegiatan 18 0 - 18 60.000.000 18 62.400.000 18 68.640.000 18 68.640.000 72 259.680.000
terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN

Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban Cakupan Koordinasi Administrasi Pencegahan dini dan penanggulangan BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 17 0 - 17 20.000.000 17 20.800.000 17 22.880.000 17 22.880.000 68 86.560.000
bencana alam korban bencana alam yang terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN

Program Pengembangan Komunikasi, DINAS KOMUNIKASI DAN


Terciptanya pelayanan informasi dan komunikasi melalui media massa persen 100 100 141.300.000 0 - 0 - 0 - 0 - 100 141.300.000
Informasi dan Media Massa INFORMATIKA

Tersedianya pelayanan antara pemerintah dengan masyarakat, DINAS KOMUNIKASI DAN


Program pengembangan dan pengelolaan aplikasi dan TIK kegiatan 1 1 32.440.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 32.440.000
pemerintah dengan dunia usaha, pemerintah prov. Dengan kab/kota INFORMATIKA

Program Peningkatan fasilitas dan Pengendalian Pos dan DINAS KOMUNIKASI DAN
Terwujudnya peningkatan fasilitas dan Pengendalian Pos dan Telekomunik bulan 12 12 250.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 12 250.000.000
Telekomunikasi INFORMATIKA

Program peningkatan Pelayanan Jasa Komunikasi dan DINAS KOMUNIKASI DAN


Terwujudnya peningkatan pelayanan Jasa komunikasi dan informasi kegiatan 1 1 84.440.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 84.440.000
Informasi INFORMATIKA

Program Penyusunan/Pemutahiran data elektronik Terciptanya pelayanan informasi dan dokumentasi dalam format audio DINAS KOMUNIKASI DAN
kegiatan 1 1 30.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 30.000.000
penyelenggaraan Pemertintah visual secara optimal INFORMATIKA

Program penyebarluasan informasi media cetak dan DINAS KOMUNIKASI DAN


Terciptanya pelayanan informasi melalui media cetak dan elektronik. bulan 12 12 1.506.630.000 0 - 0 - 0 - 0 - 12 1.506.630.000
elektronik INFORMATIKA

Program Pengembangan, Pengelolaan, optimalisasi DINAS KOMUNIKASI DAN


Terwujudnya sistem pemerintahan yang terintegrasi berbasis TIK Persen - 100 3.282.303.000 100 3.544.887.240 100 3.828.478.219 100 4.134.756.477 100 14.790.424.936
pemanfaatan TIK dan Pengelolaan Aplikasi INFORMATIKA

BADAN PENDAPATAN
Program Peningkatan dan Pengembangan PAD Cakupan optimalisasi peningkatan dan pengembangan PAD Persen 88,37 100 1.860.344.000 100 2.002.621.760 100 2.082.726.630 100 2.166.035.696 100 2.252.763.123 100 10.364.491.209
DAERAH

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Cakupan keterpenuhan pengembangan komunikasi, informasi dan BADAN PENDAPATAN
Persen 100 100 1.112.850.000 100 1.200.000.000 100 1.266.800.000 100 1.317.472.000 100 1.370.170.880 100 6.267.292.880
Pemanfaatan Teknologi Informasi pemanfaatan teknologi informasi DAERAH

BADAN PENDAPATAN
Program Pengelolaan Pendapatan & Kekayaan Daerah Cakupan optimalisasi pengelolaan pendapatan dan kekayaan daerah Persen 100 100 288.690.000 100 496.696.841 100 495.764.715 100 537.227.303 100 558.716.395 100 2.377.095.254
DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Capaian Opini atas Laporan Keuangan Provinsi Persen 100 100 8.300.929.866 100 10.500.622.853 100 10.826.621.138 100 11.909.283.252 100 13.100.211.577 100 54.637.668.685 KEUANGAN DAN ASET
Keuangan Daerah
DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan
Cakupan Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Persen 85 80 1.241.203.000 85 1.365.323.300 90 1.501.855.630 100 1.748.841.193 100 1.923.725.312 100 7.780.948.435 KEUANGAN DAN ASET
Kabupaten/Kota
DAERAH

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal &


Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat Waktu Persen 95 95 2.162.246.000,00 96 2.921.802.600,00 98 3.148.546.808,00 98 3.368.430.552,64 98 3.605.904.996,85 100 15.206.930.957 INSPEKTORAT DAERAH
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Program Penanganan Pengaduan Masyarakat & Penegakan


Persentase Penanganan Pengaduan Masyarakat & Penegakan Integritas Persen 80 81 1.098.968.000 85 1.300.000.000 86 1.429.000.000,00 90 1.543.320.000,00 96 1.666.785.600,00 96 7.038.073.600 INSPEKTORAT DAERAH
Integritas

Program Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persentase Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persen 75 80 510.808.000 85 850.000.000 88 918.000.000 89 991.440.000,00 95 1.070.755.200,00 95 4.341.003.200 INSPEKTORAT DAERAH

Prog. Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa &


Persentase aparatur yang bersertifikasi Persen 85 85 958.590.000 88 1.203.576.800,00 90 1.272.862.944,00 92 1.374.691.979,52 93 1.484.667.337,88 93 6.294.389.061 INSPEKTORAT DAERAH
Aparatur Pengawas

BADAN PERENCANAAN
Program Kerjasama Pembangunan Tersedianya Laporan Kerjasama Pembangunan Persen 100 100 312.465 100 393.134 100 542.447 100 746.692 100% 821.361 100 2.816.098
PEMBANGUNAN DAERAH

Program Perencanaan Pengembangan Kota - Kota Menengah Tersusun Dokumen Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan BADAN PERENCANAAN
Dok - DOK. 279.895 DOK. 307.885 DOK. 338.673 DOK. 372.540 DOK. 409.794 Dok 1.708.787
dan Besar Besar PEMBANGUNAN DAERAH

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Terlaksana peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan BADAN PERENCANAAN
Persen 100 100 547.500 100 602.250 100 662.475 100 728.723 100 801.595 100 3.342.542
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Terlaksana Perencanaan Pembangunan Daerah Dok - Dok 2.604.925 Dok 2.820.648 Dok 3.602.712 Dok 3.412.983 Dok 4.256.852 Dok 16.698.120
PEMBANGUNAN DAERAH

Program Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pembangunan BADAN PERENCANAAN


Persentase Pencapaian Kinerja Pembangunan Persen Dok 679.858 Dok 660.000 Dok 660.000 Dok 675.000 Dok 691.500 Dok 3.366.358
Daerah PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Tersusun Dokumen Perencanaan Ekonomi Dok 2 2 - 5 1.228.700.000 5 1.121.670.000 6 1.233.837.000 5 1.357.220.700 23 4.941.427.700
PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial Budaya Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Bidang Sosial Budaya persen 100 100 - 100 1.178.400.000 0 - 0 - 0 - 100 1.178.400.000
PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persen 100 100 - 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 4.700.000.000
PEMBANGUNAN DAERAH

Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Tersusun Dokumen Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya BADAN PERENCANAAN
Dok Dok Dok 352.000 DOK. 1.337.200 DOK. 1.459.420 DOK. 886.362 DOK. 743.498 Dok 4.778.480
Alam Alam PEMBANGUNAN DAERAH

Tersusun Dokumen Lopran Monitoring dan Evaluasi Kesesuaian Ruang BADAN PERENCANAAN
Program Monitoring Kesesuaian Ruang dengan RTRW Dok Dok Dok 0 DOK. 100.000 DOK. 110.000 DOK. 121.000 DOK. 133.100 Dok 464.100
dengan RTRW PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 8


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Program Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Tersedia Dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca BADAN PERENCANAAN
Dok Dok Dok. 150.000 Dok. 490.000 Dok. 539.000 Dok. 592.900 Dok. 652.190 Dok 2.424.090
Gas Rumah Kaca (RAD GRK) (RAD GRK) PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Pengembangan Informasi SDA Tersedia Dokumen Informasi SDA Dok Dok Dok. 539.000 Dok. 912.900 Dok. 1.004.190 Dok. 1.104.609 Dok. 789.150 Dok 4.349.849
PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Terlaksana Perencanaan Pengembangan Wilayah Dok Dok Dok. 519.000 Dok. 570.900 Dok. 627.990 Dok. 607.864 Dok. 668.650 Dok 2.994.404
PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PENGHUBUNG PROV.


Program Peningkatan Pelayanan Informasi Investasi Meningkat pelayanan informasi Investasi Kegiatan 33,12 423.071.000 25,,03 1.689.925.520 97,12 1.740.124.508 97,82 1.778.881.074 98,15 1.812.424.488 66 7.444.426.590
SULTRA

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala BADAN PENGHUBUNG PROV.


Meningkat pelayanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Kegiatan 10 1 393.921.000 47.70 825.845.840 98,02 842.492.560 98,98 851.145.360 97,97 f 42 2.913.404.760
Daerah/Wakil Kepala Daerah SULTRA

BADAN PENGHUBUNG PROV.


Program fasilitas pindah/purna tugas PNS Pindah/Purna Tugas PNS Orang 3 0 - 3,75 200.000.000 3,9 208.000.000 4,05 224.640.000 4,23 242.611.200 5 875.251.200
SULTRA

Sasaran 12. Meningkatnya jangkauan dan kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat atas capaian SPM (Nilai) Nilai 83,5 84 86 88 90 92 95
3 1 2 pelayanan dasar berbasis SPM dan pelayan public lainnya
secara inklusif
Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan publik lainnya (Nilai) Nilai 84,97 86,5 88,5 90,5 92 93,5 95

DINAS PENDIDIKAN DAN


Program Pendidikan Menengah Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/MA/Paket C Persen 66,5 68,50 186.796.072 70,55 242.523.337 72,67 314.365.093 74,85 406.175.523 78,59 524.746.188 78,59 1.674.606.213
KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN DAN
Program Pendidikan Luar Biasa Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Khusus Persen 30,74 39,92 4.249.849 42,70 5.278.367 48,32 6.895.726 56,94 8.611.001 60,13 10.462.663 62,5 35.497.606
KEBUDAYAAN

Program Peningkatan sistem jaminan Kesehatan Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan Nasional persen 78 100 101.620.000 100 378.000.000 100 165.000.000 100 378.000.000 100 378.000.000 100 1.400.620.000 DINAS KESEHATAN

Persentase penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau


Program upaya kesehatan Masyarakat persen 100 100 702.370.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 1.150.370.000 DINAS KESEHATAN
berpotensi bencana provinsi yang mendapatkan pelayanan kesehatan

RUMAH SAKIT UMUM


Program Standarisasi Pelayanan Rumah Sakit Persentase capaian standarisasi pelayanan Persen 100 100 - 100 1.100.000.000 100 1.200.000.000 100 1.260.000.000 100 1.400.000.000 100 4.960.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program pemenuhan SPM RS Persentase capaian pemenuhan SPM RS Persen - 100 10.000.000 100 310.000.000 100 310.000.000 100 610.000.000 100 1.010.000.000 100 2.250.000.000
PROVINSI
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang terlaksana Persen 100 100 144.680.000 100 446.000.000 100 687.250.000 100 936.500.000 100% 1.088.000.000 100 3.302.430.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Cakupan Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persen 0 100 739.840.000 100 540.000.000 100 240.000.000 100 350.000.000 240.000.000 100 2.109.840.000 RUMAH SAKIT JIWA

Presentase sarana dan prasarana rumah sakit yang memenuhi standar


Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Persen 100 - 282.450.000 - 365.000.000 100 435.000.000 100 325.000.000 100% 590.000.000 100 1.997.450.000 RUMAH SAKIT JIWA
minimum pelayanan

Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Cakupan SDM dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan SATUAN POLISI PAMONG
Persen 100 80 3.989.477.000 85 4.791.695.400 85 5.040.231.032 90 5.329.129.515 90 5.720.823.075 100 24.871.356.022
Masyarakat lingkungan PRAJA

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang direhabilitasi Orang 450 2 10.435.883.155 2 13.503.841.789 4 23.939.724.944 DINAS SOSIAL

Program Rehabilitasi sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang direhabilitasi Orang 175 8 950.000 8 1.000.000 8 1.235.000 8 1.310.000 281 1.250.000 313 5.745.000 DINAS SOSIAL

Program pembinaan panti asuhan /panti jompo Jumlah pembinaan panti asuhan /panti jompo Orang 100 100 986.255.000 0 - 0 - 0 - 0 - 100 986.255.000 DINAS SOSIAL

Program pembinaan panti asuhan anak dan remaja Jumlah anak dan remaja terlantar yang ditangani Orang 100 100 986.255 100 1.795.000 100 1.825.000 100 1.825.000 100 1.825.000 500 8.256.255 DINAS SOSIAL

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dilindungi , diberi


Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial KK 67 2 58.900 1 1.046.789 1 990.000 1 1.055.000 1 1.170.419 6 4.321.108 DINAS SOSIAL
jaminan sosial

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Cakupan kawasan pengelolaan air minum dan air limbah yang DINAS CIPTA KARYA, BINA
Persen 100 100 5.240.000.000 - - - - - - - - 100 5.240.000.000
Air Limbah dikembangkan KONTRUKSI DAN TATA RUANG

Program Pembangunan/perbaikan perumahan dan Kawasan


Permukiman akibat bencana alam/sosial/Dampak Persentase jumlah Rumah yang tertangani unit 20 3.122.000.000 85 11.620.000.000 55 7.470.000.000 88 11.970.000.000 62 8.470.000.000 311 42.652.000.000 DINAS PRKP & PERTANAHAN
pembangunan

Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal Lama rata-rata waktu pelayanan Hari 7 7 1.085.633.000 5 1.290.000.000 3 1.290.000.000 2 1.290.000.000 1 1.290.000.000 1 6.245.633.000 DINAS PM DAN PTSP

Program Kebijakan, Penyuluhan Layanan dan Penanganan


Persentasi penyelesaian aduan Persen 100 100 - 100 200.000.000 100 200.000.000 100 200.000.000 100 200.000.000 100 800.000.000 DINAS PM DAN PTSP
Pengaduan

Program Inovasi Pelayanan Penanaman Modal dan PTSP Nilai penyelenggaraan pelayanan publik Jumlah Inovasi 6 3 - 3 390.000.000 3 420.000.000 3 420.000.000 3 420.000.000 3 1.650.000.000 DINAS PM DAN PTSP

Cakupan Masyarakat Dan Aparatur yang mengikuti Bimbingan Dan SATUAN POLISI PAMONG
Pembinaan Masyarakat dan Aparatur Persen 100 100 109.600.000 100 940.000.000 100 1.004.000.000 100 1.052.720.000 100 1.025.737.600 100 4.132.057.600
Penyuluhan PRAJA
Cakupan persentase penegakan peraturan daerah, peraturan gubernur dan SATUAN POLISI PAMONG
Penegakan Perundang-Undangan Daerah Persen 100 80 770.178.000 85 860.000.000 85 924.800.000 90 994.784.000 90 1.070.366.720 90 4.620.128.720
keputusan gubernur PRAJA
SATUAN POLISI PAMONG
Pengembangan Wawasan Kebangsaan Cakupan pemahaman dan wawasan kebangsaan Persen 100 100 254.025.000 - - - - - - - - 100 254.025.000
PRAJA

Tercapainya Sistem Pengelolaan Adminisstrasi Kependudukan dan DINAS KEPENDUDUKAN DAN


Program Pelayanan administrasi kependudukan Persen 99,35 95% 1.834.457.000 96% 1.860.000.000 97% 1.880.000.000 98% 1.340.000.000 99% 1.887.000.000 100 8.801.457.000
Pencatatan Sipil yang baik bagi ASN PENCATATATAN SIPIL

Program Penyebarluasan Informasi Data Kependudukan dan Terealisasinya penyebarluasan informasi Data Kependudukan dan DINAS KEPENDUDUKAN DAN
Kegiatan 2 1 Keg 113.500.000 1 Keg 113.500.000 1 Keg 115.000.000 1 Keg 124.200.000 1 Keg 134.136.000 1 600.336.000
Pencatatan Sipil Pencatatan Sipil bagi masyarakat PENCATATATAN SIPIL

Kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan DINAS KEPENDUDUKAN DAN


Program Penyelenggaraan Tertib Administrasi Kependudukan Kegiatan 6 0% - 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 24 2.400.000.000
meningkat PENCATATATAN SIPIL

Program Penguatan Pengelolaan Kependudukan Dalam Skala Peningkatan kualitas data kependudukan hasil pelayanan Administrasi DINAS KEPENDUDUKAN DAN
Kegiatan 4 0% - 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 16 1.600.000.000
Provinsi untuk Berbagai Keperluan Kependudukan PENCATATATAN SIPIL

Program Pengembangan Pelayanan Pemanfaatan Data dan DINAS KEPENDUDUKAN DAN


Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kegiatan 6 0% - 5 Keg 550.000.000 5 Keg 550.000.000 5 Keg 490.571.539 5 Keg 550.000.000 24 2.140.571.539
Dokumen Kependudukan PENCATATATAN SIPIL

Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Kualitas Kinerja


Pemberiana Dukungan Pelayanan Administrasi dan kepegawaian, DINAS KEPENDUDUKAN DAN
Sumber Daya Aparatur Dalam Penataan Penyelenggaraan Kegiatan 6 0% - 4 Keg 700.000.000 4 Keg 800.000.000 4 Keg 475.000.000 4 Keg 600.000.000 24 2.575.000.000
pelayanan Teknis dan dukungan target Kabupaten/Kota skala Provinsi PENCATATATAN SIPIL
Administrasi Kependudukan

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 9


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Cakupan Kepemilikkan Dokumen kependudukan sesuai target,
Program Peningkatan Kualitas Layanan Penyelenggaraan terlaksananya dukungan layanan pendaftaran penduduk secara tertib, dan DINAS KEPENDUDUKAN DAN
Kegiatan 7 0% - 7 Keg 895.354.360 7 Keg 979.179.076 7 Keg 998.313.402 7 Keg 870.000.000 28 3.742.846.838
Administrasi Kependudukan capaian perhitungan target kepemilikan akta-akta pencatatan sipil PENCATATATAN SIPIL
berdasarkan waktu
DINAS KOMUNIKASI DAN
Program Penguatan Kelembagaan Terselenggaranya rapat koordinasi persen 100 100 170.240.000 100 170.240.000
INFORMATIKA
Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan DINAS KOMUNIKASI DAN
koordinasi dan rapat kerja Persen - 100 2.460.200.000 100 2.865.016.000 100 3.085.897.280 100 3.324.116.262 100 11.735.229.542
Informasi dan media massa INFORMATIKA
Program Kerjasama Informasi dan Media Massa serta DINAS KOMUNIKASI DAN
Tersebarnya informasi pembangunan daerah melalui kemitraan persen - 100 4.946.400.000 100 5.342.112.000 100 5.769.480.960 100 6.231.039.437 100 22.289.032.397
Pengelolaan Komunikasi Publik INFORMATIKA

Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik serta DINAS KOMUNIKASI DAN
Data statistik yang up to date dan mudah diakses Persen 100 100 2.036.800.000 100 2.199.744.000 100 2.375.723.520 100 2.565.781.402 100 9.178.048.922
Penyelenggaraan Statistik Sektoral INFORMATIKA

DINAS KOMUNIKASI DAN


Program Optimalisasi Peran Persandian Meningkatnya peran persandian dalam pengamanan informasi Persen 100 100 74.350.000 100 585.900.000 100 632.772.000 100 683.393.760 100 738.065.261 100 2.714.481.021
INFORMATIKA

Persentase Kerangka Regulasi, Tenaga Pengembang Kompetensi


Kurikulum/Silabi/Modul/ Database dan Sistem Informasi Pengembangan BADAN PENGEMBANGAN
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Persen 65 70 844.025,000 75 1.340.000,000 80 960.000,000 85 1.080.000,000 90 995.000,000 90 5.219.025,000
SDM Aparatur yang Tersusun /Terselenggara serta Perjanjian Kerjasama SUMBER DAYA MANUSIA
Pengembangan SDM Aaparatur dengan Pihak Terkait yang Terlaksana

Program Peningkatan Kapasitas Tenaga Pengembang Persentase Jumlah Pengelola, Penyelenggara, dan Widyaiswara Serta BADAN PENGEMBANGAN
Persen 65 70 467.655,000 75 395.000,000 80 405.000,000 85 305.000,000 90 405.000,000 90 1.977.655,000
Kompetensi Asesor yang Profesional SUMBER DAYA MANUSIA

Persentase Jumlah ASN yang meningkat Kompetensinya Melalui


Program Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia BADAN PENGEMBANGAN
Sertifikasi/Uji Kompetensi, Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Persen 100 100 2.121.300,000 100 6.050.000,000 100 8.981.800,000 100 9.454.425,000 100 10.389.925,000 100 36.997.450,000
Aparatur SUMBER DAYA MANUSIA
Fungsional serta Pengembangan Kompetensi Tehnis

Meningkatnya ketersediaan data dan informasi hasil litbang di berbagai BADAN PENELITIAN DAN
Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Persen 100 100 3.000.000.000 100 4.250.000.000 100 4.450.000.000 100 4.550.000.000 100 4.900.000.000 100 21.150.000.000
bidang pembangunan PENGEMBANGAN

Meningkatnya ketersediaan sistem dokumentasi dan publikasi hasil-hasil BADAN PENELITIAN DAN
Program Penyebarluasan Informasi Persen 100 100 171.150.000 100 225.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 1.086.150.000
kelitbangan PENGEMBANGAN

Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Meningkatnya kapasitas dan pengembangan kemampuan SDM bidang BADAN PENELITIAN DAN
Persen 100 100 773.100.000 100 1.178.000.000 100 1.380.000.000 100 1.580.000.000 100 1.580.000.000 100 6.491.100.000
Kemampuan SDM bidang IPTEK IPTEK baik kualitatif maupun kuantitaif PENGEMBANGAN

Persentase pelaksanaan seleksi penjenjangan teknis, seleksi penjenjangan BADAN KEPEGAWAIAN


Pendidikan kedinasan Persen 99 100 179.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000,40 100 450.000.000,91 100 1.979.000.001,31
struktural struktural dan seleksi penyetaraan ijazah DAERAH

Persentase pemenuhan SDM aparatur yang berkualitas dan profesional BADAN KEPEGAWAIAN
Pembinaan dan pengembangan aparatur Persen 97 100 2.368.200.000 100 4.300.976.000 100 4.521.054.080 100 4.758.738.406 100 5.015.437.478 100 20.964.405.964,00
dalam melaksanakan tugas kedinasan DAERAH

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Cakupan Obat dan Perbekalan Kesehatan Persen 100 100 300.200.000 100 510.000.000 100 562.500.000 100 585.000.000 100% 585.000.000 100 2.542.700.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Persen 100 100 100.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 124.000.000 100% 136.000.000 100 584.000.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan prasarana


Cakupan pelayanan kesehatan yang memadai Persen 100 100 5.729.012.680 100 12.140.948.000 100 13.206.590.000 100 13.840.300 100% 14.015.300.000 100 45.105.690.980 RUMAH SAKIT JIWA
rumah sakit Jiwa

Program Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persentase Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persen - 100 316.825.000 100 95.000.000 100 170.000.000 100 170.000.000 100% 160.000.000 100 911.825.000 RUMAH SAKIT JIWA

Cakupan tenaga konseling yang lulus pendidikan dan pelatihan tenaga


Program peningkatan kapasitas perempuan Persen - - - 100 64.670.000 100 62.148.000 100 62.058.000 100% 62.327.000 100 251.203.000 RUMAH SAKIT JIWA
konseling wanita

Sasaran 13: Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa


3 1 3 Indeks Desa Mandiri Persen 50 54 59 64 68 70 75
dan kecamatan

Program Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan Cakupan Koordinasi administrasi Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 35 35 490.280.000 35 540.280.000 35 561.891.200 35 618.080.320 35 618.080.320 175 2.828.611.840
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan yang terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN

Cakupan koordinasi Administrasi Pembinaan Aparatur Pemerintahan BIRO ADMINISTRASI


Program Pembinaan Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan Kegiatan 35 35 190.280.000 35 222.120.000 35 231.004.800 35 254.105.280 35 254.105.280 175 1.151.615.360
Desa/Kelurahan yang terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN

Program Pembinaan Administrasi Pemerintahan Cakupan Koordinasi Pembinaan Administrasi Pemerintahan BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 69 69 207.190.000 69 245.000.000 69 254.800.000 69 280.280.000 69 280.280.000 345 1.267.550.000
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan yang terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN

DINAS PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Meningkatkan pemahan pelaku Usaha Ekonomi Pedesaan Kegiatan 5 5 157.500.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 157.500.000
MASYARAKAT DAN DESA

Program Rapat Koordinasi Tingkat Nasional, Provinsi, DINAS PEMBERDAYAAN


Terlaksananya Rakerda Kegiatan 5 5 145.400.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 145.400.000
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan MASYARAKAT DAN DESA

Program Peningkatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan DINAS PEMBERDAYAAN


Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kegiatan 5 5 536.850.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 536.850.000
Keluarga MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Program Lomba Desa/Kelurahan Terlaksananya penilaian desa/kelurahan Kegiatan 5 1 360.550.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 360.550.000
MASYARAKAT DAN DESA

Program Pengembangan Nilai-nilai kearifan Lokal DINAS PEMBERDAYAAN


Terlaksananya penilaian desa/kelurahan Kegiatan 5 5 123.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 123.000.000
Masyarakat, Pengembangan Pesta Adat dan Riual Budaya MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Terpromosinya dan terdatanya alat-alat TTG Kegiatan 5 5 360.550.000 0 - 0 - 0 - 0 - 5 360.550.000
MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Persen 100 100 857.972.700 100 861.810.516 100 869.955.357 100 953.567.786 100 3.543.306.359
MASYARAKAT DAN DESA

Pemantapan Penyelenggaran Pemerintahan Kecamatan, Desa, Pemantapan Penyelenggaran Pemerintahan Kecamatan, Desa, Kelurahan DINAS PEMBERDAYAAN
Persen 100 100 134.100.000 100 400.000.000 100 430.440.000 100 445.000.000 100 455.000.000 101 1.864.540.000
Kelurahan dan Peningkatan SDM Aparatur Desa dan Peningkatan SDM Aparatur Desa MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pengelolan Keuangan dan Asset Desa Peningkatan Pengelolan Keuangan dan Asset Desa Persen 100 100 244.500.000 100 264.060.000 100 270.000.000 100 280.000.000 102 1.058.560.000
MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Persen 100 100 157.500.000 100 195.000.000 100 210.600.000 100 227.448.000 100 245.643.840 103 1.036.191.840
MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Persen 100 100 145.300.000 100 432.418.000 100 437.011.440 100 417.972.355 100 385.010.144 100 1.817.711.939
MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Orang 100 1.000.000.000 100 1.050.000.000 100 1.100.000.000 100 1.100.000.000 100 4.250.000.000
MASYARAKAT DAN DESA

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 10


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja awal Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perangkat daerah
Kode Misi/Tujuan/Sasaran/ Program Pembangunan Daerah Indikator Kinerja Satuan
RPJMD (2017) Penaggungjawab

2019 2020 2021 2022 2023


Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) target Rp (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 100 123.000.000 100 307.840.000 100 325.000.000 100 339.293.500 100 361.239.830 100 1.456.373.330
MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 1.860.242.000 100 1.902.888.560 100 2.010.686.145 100 2.114.322.187 100 7.888.138.891
MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Persen 100 100 360.550.000 100 372.582.000 100 402.388.560 100 434.579.645 100 469.346.016 100 2.039.446.221
MASYARAKAT DAN DESA

Peningkatan Administrasi, Evaluasi dan Pendayagunaan Profil DINAS PEMBERDAYAAN


Peningkatan Administrasi, Evaluasi dan Pendayagunaan Profil Desa Persen 100 100 355.500.000 100 355.500.000 100 365.000.000 100 365.000.000 100 1.441.000.000
Desa MASYARAKAT DAN DESA
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan Desa dan DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan Desa dan Kelurahan Persen 100 100 282.160.000 100 285.000.000 100 310.706.500 100 338.760.170 100 1.216.626.670
Kelurahan MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Persen 100 100 850.000.000 100 860.000.000 100 900.400.000 100 941.216.000 100 3.551.616.000
MASYARAKAT DAN DESA

4 MISI 4 : MENINGKATKAN KONEKTIVITAS DAN KEMITRAAN ANTAR PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH YANG MELALUI PEMBANGUNAN DAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR DAN ASPEK-ASPEK SOSIAL EKONOMI

Tujuan : 4. Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah


4 1 Indeks Daya Saing Infrastruktur Nilai 4,71 4,71 4,71 4,71 4,71 4,71 4,71
dalam mendukung koneksivitas antar daerah

Sasaran 14 : Meningkatnya kapasitas infrastruktur


4 1 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Persen 53,49 56,73 55,33 57,45 59,17 60,96 60,96
wilayah

Cakupan bangunan kantor dan gedung pemda yang DINAS CIPTA KARYA, BINA
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Lokasi 5 5 3.560.000.000 - - - - - - - - 5 3.560.000.000
terbangun/terehabilitasi KONTRUKSI DAN TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA, BINA


Program Rehab/Pnk. Kantor dan Gedung-Gedung. Rehab/Pnk. Kantor dan Gedung-Gedung. Lokasi 25 25 178.865.500.000 - - - - - - - - 25 178.865.500.000
KONTRUKSI DAN TATA RUANG

Program Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan Pemukiman DINAS CIPTA KARYA, BINA
Lokasi - - - 16 19.400.948.000 20 20.000.000.000 34 33.923.422.547 32 32.000.000.000 102 105.324.370.547
Kawasan Pemukiman dan Wilayah Strategis dan Wilayah Strategis KONTRUKSI DAN TATA RUANG

Program Pembangunan/rehab/peningkatan bangunan gedung Program Pembangunan/rehab/peningkatan bangunan gedung dan DINAS CIPTA KARYA, BINA
Persen 100 251.000.000.000 235.730.983.840 244.000.000.000 2.465.582.563.509 3.196.313.547.349
dan lingkungan milik pemerintah provinsi lingkungan milik pemerintah provinsi KONTRUKSI DAN TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA, BINA


Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi Cakupan Pemberdayaan Jasa Konstruksi yang terlaksana Lokasi 50 3 375,75 8 4.512,00 12 6.912,00 15 8.262,00 15 8.262,00 50 28.324
KONTRUKSI DAN TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA, BINA


Program Perencanaan Tata Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Persen 100 1.831.850.000 6.350.000.000 11.075.000.000 5.250.000.000 3.750.000.000 100 28.256.850.000
KONTRUKSI DAN TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA, BINA


Program Pemanfaatan Ruang Cakupan koordinasi antar sektor dan wilayah Persen 0 2.050.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 100 14.050.000.000
KONTRUKSI DAN TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA, BINA


Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Persen 100 1.750.000.000 3.750.000.000 3.750.000.000 3.750.000.000 100 13.000.000.000
KONTRUKSI DAN TATA RUANG

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN


Program pembangunan jalan dan jembatan Rasio panjang jalan dengan jumlah penduduk Rasio 5,1 5,1 256.998.500.000 5,1 411.572.118.600 5,1 437.913.354.488 5,1 433.903.644.479 5,1 482.811.857.447 5,1 2.023.199.475.014
BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN


Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Persen 75,5 78,5 256.255.390.000 76,5 222.500.000.000 81,5 240.000.000.000 86,5 283.000.000.000 92,5 288.000.000.000 92,5 1.289.755.390.000
BINA MARGA

Persentase sarana dan prasarana kebinamargaan yang ditingkatkan DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Persen 100 100 111.000.000 100 10.190.000.000 100 1.550.000.000 100 10.200.000.000 100 200.000.000 100 22.251.000.000
fasilitasnya BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN


Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi Jumlah kegiatan Bimtek yang dilaksanakan Kelas 2 3 400.850.000 2 415.000.000 2 415.000.000 2 415.000.000 2 415.000.000 11 2.060.850.000
BINA MARGA

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, DINAS SUMBER DAYA AIR DAN
Indeks Kinerja Sistem Irigasi indeks 54 57,75 11.985.570.000 61,75 15.200.000.000 65,75 16.850.000.000 69,75 18.450.000.000 74 19.800.000.000 74 82.285.570.000
Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN


Program Pengendalian Banjir Kawasan rawan banjir/longsor dan abrasi yang ditangani Lokasi 21 26 29.603.430.000 15 20.000.000.000 18 24.500.000.000 20 27.500.000.000 22 32.000.000.000 104 133.603.430.000
BINA MARGA

Sasaran 15:Meningkatnya jangkauan dan kualitas


4 1 2 Jumlah Penumpang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun Jumlah 57.027,56 60.067,94 63.071,33 66.244,90 69.536,15 73.012,95 73.012,95
infrastruktur pendukung konektivitas wilayah.

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Terbangunnya Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persen 97,8 100 2.164.380.000 100 2.637.530.400 100 2.848.532.832 100 3.076.415.459 100 3.322.528.695 100 14.049.387.386 DINAS PERHUBUNGAN

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Tersedianyan Pelayanan Angkutan Persen 88,4 100 1.932.660.000 100 4.074.272.800 100 4.400.214.624 100 4.752.231.794 100 5.132.410.337 100 20.291.789.555 DINAS PERHUBUNGAN

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Terbangunnya Sarana dan Prasarana Perhubungan Persen 94,73 100 16.832.300.000 100 62.333.565.400 100 67.080.250.632 100 72.206.670.682 100 77.743.204.337 100 296.195.991.051 DINAS PERHUBUNGAN

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Terklaksananya Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Persen 90 100 252.600.000 100 10.433.658.000 100 11.268.350.640 100 12.169.818.691 100 13.143.404.186 100 47.267.831.518 DINAS PERHUBUNGAN

Program Peningkatan Fasilitas dan Pengendalian Lalu Lintas


Terbangunnya Fasilitas dan Pengendalian Lalu Lintas Angkutan Laut Persen 95 100 64.803.280.000 100 16.007.718.400 100 17.288.335.872 100 18.671.402.742 100 20.165.114.961 100 136.935.851.975 DINAS PERHUBUNGAN
Angkutan Laut

Program Penyelenggaraan Angkutan Pelayaran Persentase pengawasan dan pengendalian jasa angkutan pelayaran Persen 0 100 555.093.000 100 599.500.440 100 647.460.475 100 699.257.313 100 2.501.311.228 DINAS PERHUBUNGAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 11


Kerangka Pendanaan Pembangunan &
Bab VII Program Perangkat daerah

Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh
program yang dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta Indikator kinerja, pagu
indikatif target, Perangkat Daerah penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.

7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah

Proyeksi Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah lima


tahun kedepan Provinsi Sulawesi Tenggara disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2019 – 2023

Proyeksi
Kode Kapasitas Riil Belanja
2019 2020 2021 2022 2023
A. BELANJA 4,245,329,144,382 5,129,811,439,501 5,483,726,634,209 6,083,905,435,211 7,270,991,069,926
1. Belanja Tidak
2,283,602,077,595 2,468,001,383,677 2,682,318,669,882 2,854,539,912,167 3,546,575,648,778
Langsung
Belanja Pegawai 1,377,408,370,092 1,425,962,015,137 1,476,227,176,171 1,528,264,184,131 1,582,135,496,622
Belanja Bunga 2,712,299,246 19,646,000,000 62,400,000,000 45,232,000,000 29,750,000,000
Belanja Hibah 528,562,280,100 607,846,622,115 699,023,615,432 803,877,157,747 1,174,458,731,409
Belanja Bagi Hasil 336,228,226,342 363,126,484,449 392,176,603,205 423,550,731,461 457,434,789,978
Belanja Bantuan
20,400,249,500 21,420,261,975 22,491,275,073 23,615,838,827 272,796,630,768
Keuangan
Belanja Tidak Terduga 18,290,652,315 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000 30,000,000,000
2. Belanja Langsung 1,961,727,066,791 2,661,810,055,824 2,801,407,964,326 3,229,365,523,043 3,724,415,421,147
Belanja Pegawai 125,736,058,720 134,895,539,727 144,722,260,453 155,264,827,236 166,575,387,235
Belanja Barang dan Jasa 588,387,567,442 665,199,683,430 752,039,375,610 850,215,711,997 961,208,655,253
Belanja Modal 1,247,603,440,629 1,861,714,832,666 1,904,646,328,262 2,223,884,983,809 2,596,631,378,658
surplus/(defisit) (215,932,760,007) (567,484,949,690) (172,499,022,494) (147,068,251,502) (96,967,952,153)

7.2. Program Perangkat Daerah

Program Perangkat Daerah merupakan keseluruhan program yang akan dilaksanakan


oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD dan penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah meliputi urusan pemerintahan wajib dan pilihan serta unsur penunjang pemerintahan.
Program Perangkat daerah meliputi program OPD beserta indikator program, target
tahunan dan indikasi pendanaan yang akan dibiayai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019 sampai dengan 2023, sebagaimana
pada tabel berikut ini :

VII-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 7.2
Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018 - 2023
Provinsi Sulawesi Tenggara

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
NON URUSAN
Program pelayanan administrasi perkantoran Cakupan keterpenuhan pelayanan administrasi perkantoran Persen 100 100 201.338.384.467 100 194.469.063.586 100 201.953.724.129 100 209.756.600.894 100 217.892.305.510 100 1.025.410.078.586 SEMUA OPD

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Cakupan keterpenuhan sarana dan prasarana perkantoran Persen 100 100 111.854.658.037 100 108.038.368.659 100 112.196.513.405 100 116.531.444.941 100 212.051.280.839 100 660.672.265.881 SEMUA OPD

Program peningkatan disiplin aparatur Cakupan keterpenuhan SDM aparatur yang memenuhi standar disiplin aparatur Persen 100 100 67.112.794.822 100 64.823.021.195 100 67.317.908.043 100 69.918.866.964 100 72.630.768.503 100 341.803.359.527 SEMUA OPD

Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Cakupan keterpenuhan penigkatan Kapasitas sumber daya aparatur Persen 100 100 53.690.235.858 100 51.858.416.956 100 53.854.326.434 100 55.935.093.571 100 58.104.614.802 100 273.442.687.621 SEMUA OPD
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
Cakupan keterpenuhan Pengembangan sistem pelaporan Persen 100 100 4.474.186.321 100 4.321.534.746 100 4.487.860.536 100 4.661.257.797 100 4.842.051.233 100 22.786.890.633 SEMUA OPD
capaian kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Sistem Perencanaan SKPD Cakupan keterpenuhan sistem perencanaan SKPD yang efektif Persen 100 100 8.948.372.643 100 8.643.069.492 100 8.975.721.072 100 9.322.515.595 100 9.684.102.467 100 45.573.781.269 SEMUA OPD
URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN WAJIB
PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pendidikan Menengah Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/MA/Paket C Persen 66,5 68,495 184.177.973 70,54985 242.973.337 72,6663455 314.851.093 74,85 406.700.403 78,59 525.313.058 78,59 1.674.015.864
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pendidikan Luar Biasa Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Khusus Persen 30,74 39,92 4.249.849.000 42,7 7.678.367.000 48,32 7.495.726.000 56,94 8.961.001.000 60,13 10.787.663.000 62,5 39.172.606.000
DAN KEBUDAYAAN
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga DINAS PENDIDIKAN
Persentase Guru sertifikasi Persen 49,49 54,49 1.878.797.000 59,49 7.386.221.000 64,49 9.427.268.000 69,49 10.181.450.000 74,49 10.995.966.000 74,49 39.869.702.000
Kependidikan DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Perencanaan Pendidikan Nilai Lakip Dinas Pendidikan dan kebudayaan Minimal "B" Persen 100 100 171.300 100 185.004 100 186.346 100 199.777 100 210.828 100 953.255
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Nilai Lakip Dinas Pendidikan dan kebudayaan Minimal "B" Orang 100 100 8.542.531.000 100 6.826.674.000 100 7.372.808.000 100 8.134.633.000 100 9.305.231.000 500 40.181.877.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Cerdas Sultraku Jumlah Masyarakat berprestasi yang menerima bantuan pendidikan Orang 6,594 865 334.875.000 515 334.875.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Sultra Cerdas Jumlah Masyarakat berprestasi yang menerima bantuan pendidikan Sekolah 6,594 186 2.365.400.000 236 25.437.336.000 286 26.032.322.000 336 26.708.349.000 386 27.405.017.000 1430 107.948.424.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Bantuan Operasional Sekolah Jumlah Sekolah yang mendapatkan bantuan opersaional Sekolah Sekolah 453 453 180.593.820.000 453 211.300.518.000 453 279.397.965.000 453 362.613.659.000 453 476.789.428 2265 1.034.382.751.428
DAN KEBUDAYAAN
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN

Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak 549.225.000 0 0 0 549.225.000
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN

Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil Persen 73,30 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan mutu pelayanan
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan Persen 51,18 100 100 1.007.000.000 100 435.580.000 100 1.007.000.000 100 1.007.000.000 100 3.456.580.000 DINAS KESEHATAN
berkelanjutan pada ibu dan anak

Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir Persen 65,70 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN

Program peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada


Persentase warga negara usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Persen 10 100 100 550 100 80 100 550 100 550 100 1.730 DINAS KESEHATAN
remaja dan usia produktif

Program penguatan upaya kesehatan sekolah Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan persen 93,41 100 100 280 100 80 100 280 100 280 100 920 DINAS KESEHATAN

Program Imunisasi dan surveilans kesehatan Persentase bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap persen 79,38 100 259.980.000 100 700.000.000 100 240.000.000 100 700.000.000 100 700.000.000 100 2.599.980.000 DINAS KESEHATAN

Program peningkatan peran upaya kesehatan berbasis Persentase anak usia 12 - 59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar persen 52,5 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
masyarakat termasuk posyandu serta pelayanan terintegrasi 0 436.000.000 135.000.000 436.000.000 436.000.000 1.443.000.000
lainnya pendidikan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN

Program perbaikan gizi masyarakat Prevalensi balita stunting persen 36,40 35,4 1.336.289.000 34,9 1.448.203.124 34,4 787.704.574 33,9 1.448.203.124 33,40 1.448.203.124 33,40 6.468.602.946 DINAS KESEHATAN
Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada masyarakat di
Program pembinaan kesehatan kerja dan olah raga persen 60 60 85.350.000 70 98.000.000 80 30.000.000 90 98.000.000 100 98.000.000 100 409.350.000 DINAS KESEHATAN
wilayah kerjanya
Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar persen 72,50 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN

Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar persen 87,37 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular 412.330.000 1.101.000.000 523.750.000 1.281.000.000 1.281.000.000 4.599.080.000
Persentase penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan akibat kondisi kejadian luar biasa
persen - 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
provinsi
Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Persentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Program penanggulangan penyakit tidak menular 202.550.000 982.000.000 380.000.000 982.000.000 982.000.000 3.528.550.000
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar persen 100 100 100 100 100 100 100 DINAS KESEHATAN
Prevalensi Kadiovaskuler persen 1,70 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 0,013 DINAS KESEHATAN
Program peningkatan akses dan pemerataan pelayanan
Persentase kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi Persen 65 67 0 68 805.000.000 69 280.000.000 70 805.000.000 71 805.000.000 100 2.695.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan dasar yang berkualitas
Program peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan yang
jumlah kab/kota yang memiliki 1 RSUD yang terakreditasi nasional kab/kota 5 17 0 17 621.000.000 17 114.000.000 17 621.000.000 17 621.000.000 85 1.977.000.000 DINAS KESEHATAN
berkualitas
Program Peningkatan mutu dan akreditasi pelayanan
Persentase Kab/kota dengan kesiapan akses layanan rujukan persen 23 100 0 100 377.000.000 100 60.000.000 100 377.000.000 100 377.000.000 100 1.191.000.000 DINAS KESEHATAN
kesehatan
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Manusia
Rasio dokter per 100 ribu penduduk persen 40 40 131.500.000 371.500.000 3.095.000.000 371.500.000 371.500.000 40 4.341.000.000 DINAS KESEHATAN
Kesehatan

Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat persentase RT yang ber PHBS persen 58,46 100 317.290.000 100 946.000.000 100 377.999.738 100 946.000.000 100 946.000.000 100 3.533.289.738 DINAS KESEHATAN

Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan persentase ketersediaan obat Persen 98 100 75.380.000 100 100 75.380.000 DINAS KESEHATAN
Program Pembinaan Kefarmasian dan alat Kesehatan Persentase ketersediaan obat dan vaksin di fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan persen 100 100 85.410.000 100 62.801.000.000 100 9.422.000.000 100 61.996.000.000 100 122.655.000.000 100 256.959.410.000 DINAS KESEHATAN
Program Pengembangan Sistem Informasi dan Kesehatan
Tersedianya informasi dan data program kesehatan yang efektif persen 100 100 245.127.000 100 1.270.000.000 100 307.000.000 100 1.270.000.000 100 1.270.000.000 100 4.362.127.000 DINAS KESEHATAN
Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi
Program Pengembangan Lingkungan Sehat persentase rt yang memiliki akses air minum yang layak persen 54,87 60 250.110.000 62 659.513.600 67 383.234.688 70 662.093.463 76 6.641.009.400 100 8.595.961.151 DINAS KESEHATAN
Program Peningkatan sistem jaminan Kesehatan Persentase masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan Nasional persen 78 100 101.620.000 100 378.000.000 100 165.000.000 100 378.000.000 100 378.000.000 100 1.400.620.000 DINAS KESEHATAN

Program peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan terpenuhinya layanan laboratorium kesehatan persen 100 100 841.500.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 635.000.000 100 3.381.500.000 DINAS KESEHATAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-1


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program kajian dan manajemen pembangunan kesehatan Tersedianya Dokumen kajian dan rumusan dokumen kebijakkan persen 100 100 9.222.925.600 100 1.718.000.000 100 1.664.000.000 100 1.718.000.000 100 1.718.000.000 100 16.040.925.600 DINAS KESEHATAN
Persentase penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana
Program upaya kesehatan Masyarakat persen 100 100 702.370.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 1.150.370.000 DINAS KESEHATAN
provinsi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
Program pengembangan Balai farmasi Terakreditasinya Balai Farmasi persen 100 100 0,000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 195.000.000 100 780.000.000 DINAS KESEHATAN
Program Pengembangan Pendidikan dan Balai Pelatihan
Terakreditasinya Balai Pendidikan dan balai pelatihan kesehatan persen 100 100 0,000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 350.000.000 100 1.400.000.000 DINAS KESEHATAN
Kesehatan

Program Pembinaan Kepegawaian Persentase pemenuhan kenaikkan pangkat pegawai dinkes provinsi tepat waktu persen 100 100 0,000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 240.000.000 100 960.000.000 DINAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI


RUMAH SAKIT UMUM
Program Standarisasi Pelayanan Rumah Sakit Persentase capaian standarisasi pelayanan Persen 100 100 - 100 1.100.000.000 100 1.200.000.000 100 1.260.000.000 100 1.400.000.000 100 4.960.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Penelitian dan Pengembangan RSUD Persentase capaian Penelitian dan Pengembangan IPTEK Persen - 100 - 100 50.000.000 100 50.000.000 100 100.000.000 100 100.000.000 100 300.000.000
PROVINSI
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya RUMAH SAKIT UMUM
Persentase capaian Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Persen - 100 5.000.000 100 155.000.000 100 158.000.000 100 160.000.000 100 165.000.000 100 643.000.000
Manusia Kesehatan PROVINSI
Program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RS/RS RUMAH SAKIT UMUM
persentase capaian Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RS Persen 100 100 18.921.762.750 100 32.004.633.259 100 20.150.000.000 100 38.940.708.142 100 63.932.303.687 100 173.949.407.838
jiwa/RS Paru/RS mata PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Peningkatan sistem perencanaan dan pelaporan Persentase capaian Peningkatan sistem perencanaan dan pelaporan Modul - 14 1.100.000.000 40 7.000.000.000 40 500.000.000 40 500.000.000 40 500.000.000 40 9.600.000.000
PROVINSI
Program Pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS jiwa/RS RUMAH SAKIT UMUM
Persentase capaian Pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS jiwa/RS Paru/RS mata Persen - - - 100 2.000.000.000 100 1.000.000.000 100 2.000.000.000 100 2.000.000.000 100 7.000.000.000
Paru/RS mata PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Persentase capaian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Persen 100 100 100.000.000 100 100.000.000 100 104.000.000 100 108.000.000 100 112.000.000 100 524.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program kemitraan pelayanan kesehatan Persentase Capaian kemitraan pelayanan kesehatan Persen 100 100 - 100 110.000.000 100 120.000.000 100 130.000.000 100 140.000.000 100 500.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program Peningkatan pelayanan BLUD Persentase capaian Peningkatan pelayanan BLUD Persen - 100 109.151.609.444 100 117.883.738.201 100 123.014.483.988 100 137.449.592.237 100 148.499.559.616 100 635.998.983.486
PROVINSI
RUMAH SAKIT UMUM
Program pemenuhan SPM RS Persentase capaian pemenuhan SPM RS Persen - 100 10.000.000 100 310.000.000 100 310.000.000 100 610.000.000 100 1.010.000.000 100 2.250.000.000
PROVINSI
RUMAH SAKIT JIWA
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Cakupan Obat dan Perbekalan Kesehatan Persen 100 100 300.200.000 100 510.000.000 100 562.500.000 100 585.000.000 100% 585.000.000 100 2.542.700.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang terlaksana Persen 100 100 144.680.000 100 446.000.000 100 687.250.000 100 936.500.000 100% 1.088.000.000 100 3.302.430.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Persen 100 100 100.000.000 100 112.000.000 100 112.000.000 100 124.000.000 100% 136.000.000 100 584.000.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Cakupan Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persen 0 100 739.840.000 100 540.000.000 100 240.000.000 100 350.000.000 240.000.000 100 2.109.840.000 RUMAH SAKIT JIWA
Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan prasarana rumah
Cakupan pelayanan kesehatan yang memadai Persen 100 100 5.729.012.680 100 12.140.948.000 100 13.206.590.000 100 13.840.300 100% 14.015.300.000 100 45.105.690.980 RUMAH SAKIT JIWA
sakit Jiwa

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Presentase sarana dan prasarana rumah sakit yang memenuhi standar minimum pelayanan Persen 100 - 282.450.000 - 365.000.000 100 435.000.000 100 325.000.000 100% 590.000.000 100 1.997.450.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persentase Kemitraan Peningkatan pelayanan Kesehatan Persen 0 100 316.825.000 100 95.000.000 100 170.000.000 100 170.000.000 100% 160.000.000 100 911.825.000 RUMAH SAKIT JIWA

Program peningkatan kapasitas perempuan Cakupan tenaga konseling yang lulus pendidikan dan pelatihan tenaga konseling wanita Persen 0 0 0 100 64.670.000 100 62.148.000 100 62.058.000 100% 62.327.000 100 251.203.000 RUMAH SAKIT JIWA

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA


Program pembangunan jalan dan jembatan Rasio panjang jalan dengan jumlah penduduk Rasio 5,1 5,1 256.998.500.000 5,1 411.572.118.600 5,1 437.913.354.488 5,1 433.903.644.479 5,1 482.811.857.447 5,1 2.023.199.475.014
AIR DAN BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA


Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Persen 75,5 78,5 256.255.390.000 76,5 222.500.000.000 81,5 240.000.000.000 86,5 283.000.000.000 92,5 288.000.000.000 92,5 1.289.755.390.000
AIR DAN BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA


Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Persentase sarana dan prasarana kebinamargaan yang ditingkatkan fasilitasnya Persen 100 100 111.000.000 100 10.190.000.000 100 1.550.000.000 100 10.200.000.000 100 200.000.000 100 22.251.000.000
AIR DAN BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA


Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi Jumlah kegiatan Bimtek yang dilaksanakan Kelas 2 3 400.850.000 2 415.000.000 2 415.000.000 2 415.000.000 2 415.000.000 11 2.060.850.000
AIR DAN BINA MARGA

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, DINAS SUMBER DAYA


Indeks Kinerja Sistem Irigasi indeks 54 57,75 11.985.570.000 61,75 15.200.000.000 65,75 16.850.000.000 69,75 18.450.000.000 74 19.800.000.000 74 82.285.570.000
Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya AIR DAN BINA MARGA

Program Pengem bangan, Pengelo laan, dan Konser vasi Sungai, DINAS SUMBER DAYA
Pengelolaan SDA yang sesuai Pola dan Rencana Pola SDA Persen 25 50 - 100 2.900.000.000 100 7.400.000.000 100 2.200.000.000 100 2.200.000.000 100 14.700.000.000
Danau dan Sumber Daya Air Lainnya AIR DAN BINA MARGA

DINAS SUMBER DAYA


Program Pengendalian Banjir Kawasan rawan banjir/longsor dan abrasi yang ditangani Lokasi 21 26 29.603.430.000 15 20.000.000.000 18 24.500.000.000 20 27.500.000.000 22 32.000.000.000 104 133.603.430.000
AIR DAN BINA MARGA
DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI DAN TATA
RUANG
DINAS CIPTA KARYA,
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan
Cakupan kawasan pengelolaan air minum dan air limbah yang dikembangkan Persen 100 100 5.240.000.000 - - - - - - - - 100 5.240.000.000 BINA KONTRUKSI DAN
Air Limbah
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Cakupan bangunan kantor dan gedung pemda yang terbangun/terehabilitasi Lokasi 5 5 3.560.000.000 - - - - - - - - 5 3.560.000.000 BINA KONTRUKSI DAN
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Rehab/Pnk. Kantor dan Gedung-Gedung. Rehab/Pnk. Kantor dan Gedung-Gedung. Lokasi 25 25 178.865.500.000 - - - - - - - - 25 178.865.500.000 BINA KONTRUKSI DAN
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan Pemukiman dan Wilayah Strategis Lokasi - - - 16 19.400.948.000 20 20.000.000.000 34 33.923.422.547 32 32.000.000.000 102 105.324.370.547 BINA KONTRUKSI DAN
Kawasan Pemukiman dan Wilayah Strategis
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Jaringan Air Bersih dan
Lokasi - 5 20.000.000.000 7 40.000.000.000 6 40.000.000.000 10 60.000.000.000 28 160.000.000.000 BINA KONTRUKSI DAN
Jaringan Air Bersih dan Pengelolaan Sanitasi Wilayah Strategis Pengelolaan Sanitasi Wilayah Strategis
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pembangunan/rehab/peningkatan bangunan gedung Program Pembangunan/rehab/peningkatan bangunan gedung dan lingkungan milik pemerintah
Persen 100 251.000.000.000 235.730.983.840 244.000.000.000 2.465.582.563.509 3.196.313.547.349 BINA KONTRUKSI DAN
dan lingkungan milik pemerintah provinsi provinsi
TATA RUANG

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-2


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi. Cakupan Pemberdayaan Jasa Konstruksi yang terlaksana Lokasi 50 3 375,75 8 4.512,00 12 6.912,00 15 8.262,00 15 8.262,00 50 28.324 BINA KONTRUKSI DAN
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Perencanaan Tata Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Persen 100 1.831.850.000 6.350.000.000 11.075.000.000 5.250.000.000 3.750.000.000 100 28.256.850.000 BINA KONTRUKSI DAN
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pemanfaatan Ruang Cakupan koordinasi antar sektor dan wilayah Persen 0 2.050.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 100 14.050.000.000 BINA KONTRUKSI DAN
TATA RUANG

DINAS CIPTA KARYA,


Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Persen 100 1.750.000.000 3.750.000.000 3.750.000.000 3.750.000.000 100 13.000.000.000 BINA KONTRUKSI DAN
TATA RUANG

PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN


DAN PERTANAHAN
DINAS PRKP &
Program pengembangan perumahan Cakupan penyediaan hunian perumahan persen 100 55.730.000.000 100 55.730.000.000
PERTANAHAN
Program Pembangunan/perbaikan perumahan dan Kawasan
DINAS PRKP &
Permukiman akibat bencana alam/sosial/Dampak Persentase jumlah Rumah yang tertangani unit 20 3.122.000.000 85 11.620.000.000 55 7.470.000.000 88 11.970.000.000 62 8.470.000.000 311 42.652.000.000
PERTANAHAN
pembangunan
Prog. Pengembangan Perumahan, Kawasan Permukiman dan DINAS PRKP &
Persentase jumlah Rumah yang tertangani Kawasan 15 26.081.097.000 10 16.370.957.221 15 26.595.914.048 17 Kawasan 28.756.556.640 65 Kawasan 97.804.524.909
Pertanahan PERTANAHAN
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan dan Kawasan DINAS PRKP &
Jumlah rumah layak huni Unit 847 100.740.000 1800 40.837.747.174 1600 34.597.679.220 2200 48.022.196.959 2400 Unit 52.087.328.964 8847 Unit 175.645.692.317
Permukiman PERTANAHAN
KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
Program Peran Partai Politik dan Lembaga Pendidikan melalui
BADAN KESATUAN
Pendidikan Politik dan Pengembangan Etika serta Budaya Peran Pendidikan Politik terhadap Partisipasi Masyarakat Persen 100 100 1.800.000.000 85 11.620.000.000 55 7.470.000.000 88 11.970.000.000 62 8.470.000.000 100 41.330.000.000
BANGSA DAN POLITIK
Politik
Program Penguatan Idelologi Pancasila dan Karakter BADAN KESATUAN
Pelaksanaan Pembinaan Wawasan Kebangsaan Persen 100 100 155.497.000 100 516.500.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 2.021.997.000
Kebangsaan BANGSA DAN POLITIK

Program Peningkatan Ketahanan Seni Budaya, Agama Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Bidang Ketahanan Seni Budaya, Agama BADAN KESATUAN
Persen 100 100 88.702.500 100 700.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 975.000.000 100 3.713.702.500
Kemasyarakatan dan Ekonomi Kemasyarakatan dan Ekonomi BANGSA DAN POLITIK

Program Peningkatan Kewaspadaan Nasional dan Peningkatan BADAN KESATUAN


Meningkatkan Kewaspadaan Nasional dalam Menghadapi Ancaman Persen 100 100 565.860.000 100 1.462.848.440 100 1.294.696.315 100 1.292.272.020 100 1.297.653.782 100 5.913.330.558
Kualitas Penanganan Konflik Sosial BANGSA DAN POLITIK

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA


SATUAN POLISI
Pembinaan Masyarakat dan Aparatur Cakupan Masyarakat Dan Aparatur yang mengikuti Bimbingan Dan Penyuluhan Persen 100 100 109.600.000 100 940.000.000 100 1.004.000.000 100 1.052.720.000 100 1.025.737.600 100 4.132.057.600
PAMONG PRAJA
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketenteraman SATUAN POLISI
Cakupan SDM dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan Persen 100 80 3.989.477.000 85 4.791.695.400 85 5.040.231.032 90 5.329.129.515 90 5.720.823.075 100 24.871.356.022
Masyarakat PAMONG PRAJA
SATUAN POLISI
Penegakan Perundang-Undangan Daerah Cakupan persentase penegakan peraturan daerah, peraturan gubernur dan keputusan gubernur Persen 100 80 770.178.000 85 860.000.000 85 924.800.000 90 994.784.000 90 1.070.366.720 90 4.620.128.720
PAMONG PRAJA
Penyelenggaraan Perlindungan Mayarakat dan Pemadam Cakupan persentase petugas dalam memelihara kamtrantibmas dan pencegahan tindak kriminal SATUAN POLISI
Persen 100 100 - 100 470.000.000 100 497.600.000 100 527.328.000 100 559.351.040 100 2.054.279.040
Kebakaran yang memenuhi syarat PAMONG PRAJA
SATUAN POLISI
Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan Cakupan pelayanan keamanan dan kenyamanan lingkungan Persen 100 100 3.653.452.000 - - - - - - - - 100 3.653.452.000
PAMONG PRAJA
SATUAN POLISI
Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal Cakupan pelayanan kantrantibmas Persen 100 59 87.600.000 - - - - - - - - 100 87.600.000
PAMONG PRAJA
SATUAN POLISI
Pengembangan Wawasan Kebangsaan Cakupan pemahaman dan wawasan kebangsaan Persen 100 100 254.025.000 - - - - - - - - 100 254.025.000
PAMONG PRAJA
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban Dan SATUAN POLISI
Cakupan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan Persen 100 100 120.000.000 - - - - - - - - 100 120.000.000
Keamanan PAMONG PRAJA
SATUAN POLISI
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) Cakupan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan Persen 100 100 115.264.000 - - - - - - - - 100 115.264.000
PAMONG PRAJA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BADAN
Program Penguatan Peran Kelembagaan Dalam Mendukung
Presentase penguatan Peran Kelembagaan Dalam Mendukung Penanggulangan Bencana; Persen 100 100 2.693.545.800 1.915.149.944 1.580.000.000 1.980.000.000 2.215.236.846 10.383.932.590 PENANGGULANGAN
Penanggulangan Bencana;
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan
Presentase peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana; Persen 100 0 870.000.000 980.000.000 1.115.000.000 1.180.000.000 100 4.145.000.000 PENANGGULANGAN
Bencana;
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Pengurangan Risiko Bencana; Presentase pengurangan Risiko Bencana; Persen 100 3.110.506.000 1.850.000.000 2.285.000.000 2.405.000.000 2.630.000.000 100 12.280.506.000 PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Pemberdayaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat. Program Pemberdayaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat. Persen 100 1.069.050.000 1.450.000.000 1.650.000.000 1.850.000.000 1.910.000.000 100 7.929.050.000 PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi
Presentase pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi bencana. Persen 100 3.375.000.000 4.205.000.000 3.946.561.939 3.682.886.894 3.874.881.000 100 19.084.329.833 PENANGGULANGAN
bencana.
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Penanganan Darurat Bencana. Presentase Penanganan Darurat Bencana. Persen 100 590.000.000 1.355.000.000 1.520.000.000 1.620.000.000 1.620.000.000 100 6.705.000.000 PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Operasional Tanggap Darurat Kebencanaan. Presentase Operasional Tanggap Darurat Kebencanaan. Persen 100 - 360.000.000 460.000.000 470.000.000 470.000.000 100 1.760.000.000 PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Penanganan Logistik dan Peralatan PB; Presentase penanganan Logistik dan Peralatan PB; Persen 100 0 2.055.000.000 2.465.000.000 2.670.000.000 2.935.000.000 100 10.125.000.000 PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
BADAN
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Presentase Rehabilitasi dan Rekonstruksi; Persen 100 0 645.000.000 755.000.000 860.000.000 910.000.000 100 3.170.000.000 PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
SOSIAL
DINAS SOSIAL
Program penanganan fakir miskin Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial fakir miskin yang ditangani KK 50 4 860.000.000 4 1.050.000.000 4 1.210.000.000 4 1.210.000.000 16 4.330.000.000 DINAS SOSIAL
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Soial Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang direhabilitasi Orang 450 2 30.750.000 4 30.750.000 DINAS SOSIAL

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-3


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program rehabilitasi sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang direhabilitasi Orang 175 8 950.000.000 8 1.000.000.000 8 1.235.000.000 8 1.310.000.000 32 4.495.000.000 DINAS SOSIAL
Program pembinaan panti asuhan /panti jompo Jumlah pembinaan panti asuhan /panti jompo Orang 100 100 986.255.000 0 - 0 - 0 - 0 - 100 986.255.000 DINAS SOSIAL
Program pembinaan panti asuhan anak dan remaja Jumlah anak dan remaja terlantar yang ditangani Orang 0 0 - 100 1.795.000.000 100 1.825.000.000 100 1.825.000.000 100 1.825.000.000 500 7.270.000.000 DINAS SOSIAL
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
Jumlah pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Kegiatan 8 7 351.850.000 14 1.015.000.000 12 1.015.000.000 11 1.015.000.000 12 1.015.000.000 56 4.411.850.000 DINAS SOSIAL
lainnya
Program pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PSKS yang diberdayakan Kegiatan 9 6 886.750.000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 886.750.000 DINAS SOSIAL
Program pemberdayaan Sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PSKS yang diberdayakan Kegiatan 9 26 943.500.000 23 1.092.602.000 25 1.078.108.000 100 1.078.108.000 174 4.192.318.000 DINAS SOSIAL
Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang dilindungi , diberi jaminan sosial KK 67 2 58.900.000 1 1.046.789.000 1 990.000.000 1 1.055.000.000 1 1.170.419.000 6 4.321.108.000 DINAS SOSIAL
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan PMKS Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial fakir miskin yang ditangani KK 1 1 427.350.000 - - - - - - - - 427.350.000 DINAS SOSIAL
NON PELAYANAN DASAR
TENAGA KERJA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Persentase peningkatan tenaga kerja yang difasilitasi untuk meningkatkan kompetensi dan DINAS TENAGA KERJA
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas Persen 100 - - 65% 525.000.000 70% 560.000.000 75% 590.000.000 80% 635.000.000 2.310.000.000
produktivitasnya DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Peningkatan Kesempatan Kerja Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses kesempatan kerja Persen 60 63 169.012.000 - - - - - - - - 63 169.012.000
DAN TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk mengakses kesempatan kerja dan DINAS TENAGA KERJA
Penempatan Dan Perluasan Kesempatan Kerja Persen 60 - - 64% 800.000.000 65% 830.000.000 70% 850.000.000 75% 670.000.000 80 3.150.000.000
usaha mandiri DAN TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan pembinaan dan pengembangan hubungan industrial serta pengawasan DINAS TENAGA KERJA
Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Persen 60 62% 583.564.000 - 0 - 0 - 0 - 0 62 583.564.000
ketenagakerjaan DAN TRANSMIGRASI

Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan DINAS TENAGA KERJA


Persentase perselisihan hubungan industrial yang diselesaikan Persen 80 - - 100% 985.000.000 100% 1.035.000.000 100% 1.090.000.000 100% 1.140.000.000 100 4.250.000.000
Sosial Tenaga Kerja DAN TRANSMIGRASI

Perlindungan Tenaga Kerja Dan Pengembangan Pengawasan DINAS TENAGA KERJA


Persentase perusahaan yang menerapkan standar norma ketenagakerjaan dan norma K3 Persen 70 - - 75% 625.000.000 80% 775.000.000 85% 795.000.000 90% 835.000.000 95 3.030.000.000
Tenaga Kerja DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Jumlah partisipasi expo hasil pembangunan Persen 100 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 500.000.000
DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah Jumlah dokumen rencana tenaga kerja skala provinsi dan kabupaten/kota Persen 100 - - - - - - 100% 150.000.000 100 150.000.000
DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Penyusunan Data Dan Informasi Jumlah dokumen data dan informasi yang disusun Persen 100 - - 80% 30.000.000 85% 60.000.000 90% 60.000.000 95% 60.000.000 98% 210.000.000
DAN TRANSMIGRASI
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
Persentase kebijakan/kebijakan teknis terkait Pelaksanaan PUG /PPRG, pemberdayaan
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
perempuan, pemenuhan hak anak, perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan yang Persen 100 100 49.400.000 - - - - - - - - - 49.400.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Perempuan
dirumuskan dan atau disosialisasikan (%)

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender


Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan (PUG) Aktif (%) Persen 6 22 292.542.000 44 450.000.000 67 461.500.000 83 497.100.000 100 536.868.000 100 2.238.010.000 DINAS P3A, PP DAN KB
dan Anak

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang dilayani oleh Petugas
Persen 100 100 438.078.000 - - - - - - - - 26,9 438.078.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Perempuan terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Persentase perempuan dalam organisasi kemasyarakatan yang mendapatkan peningkatan
Persen 16 16 179.494.000 21 745.000.000 34 856.175.000 44 828.865.500 56 903.413.520 56 3.512.948.020 DINAS P3A, PP DAN KB
dalam Pembangunan kapasitas pada sektor politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya (%)

Program Peningkatan Kualitas Keluarga Persentase Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sesuai standar Persen - - - 22 185.000.000 44 322.700.000 67 233.308.000 100 251.972.640 100 992.980.640 DINAS P3A, PP DAN KB

Program Peningkatan Perlindungan Hak Perempuan dan Persentase perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO yang dilayani oleh petugas
Persen - - - 100 854.521.000 100 971.661.420 100 782.046.000 100 844.609.680 100 3.452.838.100 DINAS P3A, PP DAN KB
Perlindungan Khusus Anak terlatih di dalam unit pelayanan terpadu(%)

Program Pengadaan data terpilah menurut tema dan jenis


Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan sistem Informasi gender dan anak (%) Persen 6 22 300.000.000 - - - - - - - - 22 300.000.000 DINAS P3A, PP DAN KB
kelamin

Program Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak Persentase Kabupaten/Kota yang mengembangkan sistem Informasi gender dan anak (%) Persen - - - 44 890.000.000 67 991.000.000 83 946.160.000 100 1.021.852.800 100% 3.849.012.800 DINAS P3A, PP DAN KB

Program Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak Persentase Kab/Kota yang membentuk minimal 5 Forum Anak Tingkat Kecamatan (%) Persen 6 24 274.356.000 41 1.070.396.760 59 1.167.704.695 82 1.375.136.454 100 1.545.147.370 100% 5.432.741.279 DINAS P3A, PP DAN KB

Program Peningkatan Kapasitas Perempuan Se-Sulawesi


Persentase kegiatan pemberdayaan perempuan yang dilaksanakan Persen 100 100 294.992.000 - - - - - - - - - 294.992.000 DINAS P3A, PP DAN KB
Tenggara
PANGAN
DINAS KETAHANAN PANGAN
2,89 CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% CV beras ≤ 5% ≤5
CV cabai merah ≤ CV cabai merah ≤ CV cabai merah ≤ CV cabai merah ≤ CV cabai merah ≤
13,88 ≤ 25
25% 25% 25% 25% 25%
1. Koefisien variasi pangan strategis (beras, cabe merah, bawang merah, kedelai, jagung) Persen CV bawang merah CV bawang merah CV bawang merah CV bawang merah ≤ CV bawang merah ≤
14,4 ≤ 25
≤ 25% ≤ 25% ≤ 25% 25% 25%
Program Peningkatan Ketahanan Pangan DINAS KETAHANAN
6,79 CV kedelai ≤ 5% 997.170.000 CV kedelai ≤ 5% 2.415.130.000 CV kedelai ≤ 5% 2.411.603.000 CV kedelai ≤ 5% 2.515.000.000 CV kedelai ≤ 5% 2.662.000.000 ≤5 11.000.903.000
Pertanian/Perkebunan PANGAN
5,09 CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% CV jagung ≤ 5% ≤5

2. Ketersediaan pangan utama Ton 399.972 435,078 445,078 455,078 465,078 475,078 475,078
3 Ketersediaan Energi (Kkl/Kap/hari) 3,036 3,250 3,210 3,300 3,350 3,370 3,37
4. Ketersediaan Protein (Gr/kap/hari) 85,19 87 88 89 90 95 95
Skor PPH Persen 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
Program pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi DINAS KETAHANAN
Konsumsi Energi (Kkal/kap/Hari) 2,359 2314,8 790.850.000 2269,8 1.650.000.000 2224,9 1.745.000.000 2179,9 1.845.000.000 2134,9 1.897.000.000 2134,9 7.927.850.000
Pangan PANGAN
Konsumsi Protein (Gr/Kap/Hari) 72,01 68,00 64,00 60,00 56,0 52,0 52
DINAS KETAHANAN
Program peningkatan Keamanan Pangan Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Persen 70,4 90 202.350.000 92 600.000.000 92,5 652.460.000 93 652.460.000 93,5 695.525.000 93,5 2.802.795.000
PANGAN
DINAS KETAHANAN
Program Peningkatan Mutu Pangan Jumlah Sertifikat Prima 3 Jumlah 2 4 189.380.000 5 689.000.000 5 733.397.000 5 733.397.000 6 711.000.000 6 3.056.174.000
PANGAN
PERTANAHAN
DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Prog. Penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan DINAS PRKP &


Penyelesaian izin lokasi Kegiatan 2 2 600.000.000 4 1.000.000.000 4 1.000.000.000 4 1.000.000.000 4 Kegiatan 1.000.000.000 18 kegiatan 4.600.000.000
pemanfaatan tanah PERTANAHAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-4


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
LINGKUNGAN HIDUP
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi DINAS LINGKUNGAN
Jumlah sistem informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang dapat diakses Jumlah 7 3 147.000.000 5 355.820.000 6 451.103.830 7 478.170.060 7 506.860.263 35 1.938.954.153
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup HIDUP
Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumberdaya Jumlah lembaga, kelompok masyarakat atau perorangan yang dibina dan terfasilitasi dalam DINAS LINGKUNGAN
Jumlah 257 270 1.331.557.600 278 940.000.000 280 901.548.706 279 867.931.633 293 1.020.007.531 1657 5.061.045.470
Alam dan Lingkungan Hidup kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Penataan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Persentase cakupan penegakan hukum lingkungan hidup Persen 50 67 0 100 300.000.000 100 368.000.000 100 337.080.000 100 357.304.800 100 1.362.384.800
HIDUP
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DINAS LINGKUNGAN
Persentase cakupan pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Persen 30 30 3.135.808.000 100 1.770.000.000 100 2.077.200.000 100 2.301.832.000 100 2.439.941.920 100 11.724.781.920
Lingkungan Hidup HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengembangan Laboratorium Lingkungan Persentase cakupan pelayanan pengujian kualitas lingkungan pada laboratorium lingkungan Persen 0 0 0 100 2.200.000.000 100 2.149.757.971 100 2.166.383.449 100 2.296.366.456 100 8.812.507.876
HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase jumlah sampah yang tertangani pada kondisi khusus di provinsi Persen 0 0 134.900.000 60 382.914.800 75 525.889.688 80 963.083.069 100 717.676.053 100 2.724.463.611
HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengelolaan Limbah B3 Jumlah industri yang mengelola limbah B3 sesuai ketentuan Jumlah 60 0 0 966 550.000.000 966 583.000.000 966 617.980.000 966 655.058.800 966 2.406.038.800
HIDUP
Program Penguatan Kajian Dampak dan Perizinan Lingkungan DINAS LINGKUNGAN
Jumlah dokumen kajian Lingkungan Hidup yang disusun/divalidasi Dokumen 17 10 162.000.000 44 575.000.000 45 291.500.000 49 308.990.000 52 327.529.400 217 1.665.019.400
Hidup HIDUP
DINAS LINGKUNGAN
Program Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Jumlah laporan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim provinsi Laporan 0 0 0 3 905.432.048 4 736.000.000 4 780.160.000 4 726.705.204 15 3.148.297.252
HIDUP
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATATAN SIPIL

DINAS
Tercapainya Sistem Pengelolaan Adminisstrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang baik
Program Pelayanan administrasi kependudukan Persen 99,35 95% 1.834.457.000 96% 1.860.000.000 97% 1.880.000.000 98% 1.340.000.000 99% 1.887.000.000 100 8.801.457.000 KEPENDUDUKAN DAN
bagi ASN
PENCATATATAN SIPIL

DINAS
Program Penyebarluasan Informasi Data Kependudukan dan Terealisasinya penyebarluasan informasi Data Kependudukan dan Pencatatan Sipil bagi
Kegiatan 2 1 Keg 113.500.000 1 Keg 113.500.000 1 Keg 115.000.000 1 Keg 124.200.000 1 Keg 134.136.000 1 600.336.000 KEPENDUDUKAN DAN
Pencatatan Sipil masyarakat
PENCATATATAN SIPIL

DINAS
Program Penyelenggaraan Tertib Administrasi Kependudukan Kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan meningkat Kegiatan 6 0% - 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 6 Keg 600.000.000 24 2.400.000.000 KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATATAN SIPIL

DINAS
Program Penguatan Pengelolaan Kependudukan Dalam Skala
Peningkatan kualitas data kependudukan hasil pelayanan Administrasi Kependudukan Kegiatan 4 0% - 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 4 Keg 400.000.000 16 1.600.000.000 KEPENDUDUKAN DAN
Provinsi untuk Berbagai Keperluan
PENCATATATAN SIPIL

DINAS
Program Pengembangan Pelayanan Pemanfaatan Data dan
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kegiatan 6 0% - 5 Keg 550.000.000 5 Keg 550.000.000 5 Keg 490.571.539 5 Keg 550.000.000 24 2.140.571.539 KEPENDUDUKAN DAN
Dokumen Kependudukan
PENCATATATAN SIPIL

Program Peningkatan Kapasitas Kinerja Kualitas Kinerja DINAS


Pemberiana Dukungan Pelayanan Administrasi dan kepegawaian, pelayanan Teknis dan
Sumber Daya Aparatur Dalam Penataan Penyelenggaraan Kegiatan 6 0% - 4 Keg 700.000.000 4 Keg 800.000.000 4 Keg 475.000.000 4 Keg 600.000.000 24 2.575.000.000 KEPENDUDUKAN DAN
dukungan target Kabupaten/Kota skala Provinsi
Administrasi Kependudukan PENCATATATAN SIPIL

Cakupan Kepemilikkan Dokumen kependudukan sesuai target, terlaksananya dukungan layanan DINAS
Program Peningkatan Kualitas Layanan Penyelenggaraan
pendaftaran penduduk secara tertib, dan capaian perhitungan target kepemilikan akta-akta Kegiatan 7 0% - 7 Keg 895.354.360 7 Keg 979.179.076 7 Keg 998.313.402 7 Keg 870.000.000 28 3.742.846.838 KEPENDUDUKAN DAN
Administrasi Kependudukan
pencatatan sipil berdasarkan waktu PENCATATATAN SIPIL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Meningkatkan pemahan pelaku Usaha Ekonomi Pedesaan Kegiatan 5 5 157.500.000 - - - - - - - - - 157.500.000
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Program Rapat Koordinasi Tingkat Nasional, Provinsi, PEMBERDAYAAN
Terlaksananya Rakerda Kegiatan 5 5 145.400.000 - - - - - - - - - 145.400.000
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Program Peningkatan Pemberdayaan dan Kesejahtraan PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kegiatan 5 5 536.850.000 - - - - - - - - - 536.850.000
Keluarga MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Program Lomba Desa/Kelurahan Terlaksananya penilaian desa/kelurahan Kegiatan 5 1 360.550.000 - - - - - - - - - 360.550.000
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Program Pengembangan Nilai-nilai kearifan Lokal Masyarakat, PEMBERDAYAAN
Terlaksananya penilaian desa/kelurahan Kegiatan 5 5 123.000.000 - - - - - - - - - 123.000.000
Pengembangan Pesta Adat dan Riual Budaya MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Terpromosinya dan terdatanya alat-alat TTG Kegiatan 5 5 360.550.000 - - - - - - - - - 360.550.000
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Persen 100 100 857.972.700 100 861.810.516 100 869.955.357 100 953.567.786 100 3.543.306.359
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Pemantapan Penyelenggaran Pemerintahan Kecamatan, Desa, Pemantapan Penyelenggaran Pemerintahan Kecamatan, Desa, Kelurahan dan Peningkatan SDM PEMBERDAYAAN
Persen 100 100 134.100.000 100 400.000.000 100 430.440.000 445.000.000 100 455.000.000 101 1.864.540.000
Kelurahan dan Peningkatan SDM Aparatur Desa Aparatur Desa MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pengelolan Keuangan dan Asset Desa Peningkatan Pengelolan Keuangan dan Asset Desa Persen 100 100 244.500.000 100 264.060.000 270.000.000 100 280.000.000 102 1.058.560.000
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Pengembangan Pendidikan dan pelatihan ekonomi Persen 100 100 157.500.000 100 195.000.000 100 210.600.000 227.448.000 100 245.643.840 103 1.036.191.840
MASYARAKAT DAN
DESA

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-5


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
DINAS
PEMBERDAYAAN
Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan Persen 100 100 145.300.000 100 432.418.000 100 437.011.440 417.972.355 100 385.010.144 100 1.817.711.939
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Peningkatan Peran Lembaga dan Kapasitas Kader PKK Orang 100 1.000.000.000 100 1.050.000.000 1.100.000.000 100 1.100.000.000 100 4.250.000.000
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 100 123.000.000 100 307.840.000 100 325.000.000 339.293.500 100 361.239.830 100 1.456.373.330
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Peningkatan Ketahanan Sosbud dan lembaga Adat Masyarakat Persen 100 1.860.242.000 100 1.902.888.560 2.010.686.145 100 2.114.322.187 100 7.888.138.891
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Pengkajian, promosi dan pendataan kebutuhan TTG Persen 100 100 360.550.000 100 372.582.000 100 402.388.560 434.579.645 100 469.346.016 100 2.039.446.221
MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Peningkatan Administrasi, Evaluasi dan Pendayagunaan Profil PEMBERDAYAAN
Peningkatan Administrasi, Evaluasi dan Pendayagunaan Profil Desa Persen 100 100 355.500.000 100 355.500.000 365.000.000 100 365.000.000 100 1.441.000.000
Desa MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan Desa dan PEMBERDAYAAN
Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan Desa dan Kelurahan Persen 100 100 282.160.000 100 285.000.000 310.706.500 100 338.760.170 100 1.216.626.670
Kelurahan MASYARAKAT DAN
DESA
DINAS
PEMBERDAYAAN
Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Peningkatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Persen 100 100 850.000.000 100 860.000.000 900.400.000 100 941.216.000 100 3.551.616.000
MASYARAKAT DAN
DESA
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB

Persentase Penggunaan
Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan
Kontrasepsi Jangka Persen 18.5 18.5 291.460.000 - - - - - - - - 100 291.460.000 DINAS P3A, PP DAN KB
KB/KR yang Mandiri
Panjang (MKJP)

Program Pengendalian Penduduk dan Peningkatan Ketahanan


Rata-rata jumlah anak per keluarga Nilai - - - 3.75 700.230.000 3.62 816.138.066 3.49 964.311.200 3.36 695.856.096 3.36 3.176.535.362 DINAS P3A, PP DAN KB
keluarga

Persentase Penggunaan
Program Pembinaan Keluarga Berencana Kontrasepsi Jangka Persen 18,5 - - 19.0 584.500.000 19.5 587.790.000 20.0 636.440.000 20.5 568.418.994 20.5 2.377.148.994 DINAS P3A, PP DAN KB
Panjang (MKJP)

PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Terbangunnya Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persen 97,8 100 2.164.380.000 100 2.637.530.400 100 2.848.532.832 100 3.076.415.459 100 3.322.528.695 100 14.049.387.386 DINAS PERHUBUNGAN

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Tersedianyan Pelayanan Angkutan Persen 88,4 100 1.932.660.000 100 4.074.272.800 100 4.400.214.624 100 4.752.231.794 100 5.132.410.337 100 20.291.789.555 DINAS PERHUBUNGAN

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Terbangunnya Sarana dan Prasarana Perhubungan Persen 94,73 100 16.832.300.000 100 62.333.565.400 100 67.080.250.632 100 72.206.670.682 100 77.743.204.337 100 296.195.991.051 DINAS PERHUBUNGAN

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Terklaksananya Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Persen 90 100 252.600.000 100 10.433.658.000 100 11.268.350.640 100 12.169.818.691 100 13.143.404.186 100 47.267.831.518 DINAS PERHUBUNGAN

Program Peningkatan Fasilitas dan Pengendalian Lalu Lintas


Terbangunnya Fasilitas dan Pengendalian Lalu Lintas Angkutan Laut Persen 95 100 64.803.280.000 100 16.007.718.400 100 17.288.335.872 100 18.671.402.742 100 20.165.114.961 100 136.935.851.975 DINAS PERHUBUNGAN
Angkutan Laut

Program Penyelenggaraan Angkutan Pelayaran Persentase pengawasan dan pengendalian jasa angkutan pelayaran Persen 0 100 555.093.000 100 599.500.440 100 647.460.475 100 699.257.313 100 2.501.311.228 DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Program Pengembangan Komunikasi, DINAS KOMUNIKASI
Terciptanya pelayanan informasi dan komunikasi melalui media massa persen 100 141.300.000 100 141.300.000
Informasi dan Media Massa DAN INFORMATIKA

DINAS KOMUNIKASI
Program Penguatan Kelembagaan Terselenggaranya rapat koordinasi persen 100 100 170.240.000 100 170.240.000
DAN INFORMATIKA

Tersedianya pelayanan antara pemerintah dengan masyarakat, pemerintah dengan dunia usaha, DINAS KOMUNIKASI
Program pengembangan dan pengelolaan aplikasi dan TIK kegiatan 1 1 32.440.000 1 32.440.000
pemerintah prov. Dengan kab/kota DAN INFORMATIKA

Program Peningkatan fasilitas dan Pengendalian Pos dan DINAS KOMUNIKASI


Terwujudnya peningkatan fasilitas dan Pengendalian Pos dan Telekomunikasi bulan 12 12 250.000.000 12 250.000.000
Telekomunikasi DAN INFORMATIKA

Program peningkatan Pelayanan Jasa Komunikasi dan DINAS KOMUNIKASI


Terwujudnya peningkatan pelayanan Jasa komunikasi dan informasi kegiatan 1 1 84.440.000 1 84.440.000
Informasi DAN INFORMATIKA

Program Penyusunan/Pemutahiran data elektronik DINAS KOMUNIKASI


Terciptanya pelayanan informasi dan dokumentasi dalam format audio visual secara optimal kegiatan 1 1 30.000.000 1 30.000.000
penyelenggaraan Pemertintah DAN INFORMATIKA

DINAS KOMUNIKASI
Program penyebarluasan informasi media cetak dan elektronik Terciptanya pelayanan informasi melalui media cetak dan elektronik. bulan 12 12 1.506.630.000 12 1.506.630.000
DAN INFORMATIKA

Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan DINAS KOMUNIKASI


Persentase SDM terlatih dan kegiatan bintek/workshop bidang TIK yang terlaksana Persen - 100 2.660.200.000 100 2.865.016.000 100 3.085.897.280 100 3.324.116.262 100 11.935.229.542
Informasi dan media massa DAN INFORMATIKA

Program Pengembangan, Pengelolaan, optimalisasi DINAS KOMUNIKASI


Terwujudnya sistem pemerintahan yang terintegrasi berbasis TIK Persen - 100 3.282.303.000 100 3.544.887.240 100 3.828.478.219 100 4.134.756.477 100 14.790.424.936
pemanfaatan TIK dan Pengelolaan Aplikasi DAN INFORMATIKA

Program Kerjasama Informasi dan Media Massa serta DINAS KOMUNIKASI


Tersebarnya informasi pembangunan daerah melalui kemitraan persen - 100 4.946.400.000 100 5.342.112.000 100 5.769.480.960 100 6.231.039.437 100 22.289.032.397
Pengelolaan Komunikasi Publik DAN INFORMATIKA
KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

DINAS KOPERASI,
Program Penciptaan Iklim Usaha KUMKM yang Kondusif persentase peningkatan jumlah UMKM yang kondusif Persen 3128 KUMKM 100% 1.097.000 100% 1.350.000 100% 1.330.000 100% 1.450.000 100% 1.330.000 100 6.557.000 USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH

DINAS KOPERASI,
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Persentase peningkatan kewirausahaan dan keuanggulan kompetitif UMKM Persen 58.486 UMKM 100% 1.483.590 100% 1.927.717 100% 2.200.000 100% 1.770.000 100% 1.870.000 100 9.251.307 USAHA MIKRO KECIL
Kompetitif KUMKM
DAN MENENGAH

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-6


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

DINAS KOPERASI,
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM persentase peningkatan daya saing UMKM Persen 98.308 TK UMKM 100% 2.439.398 100% 2.599.200 100% 2.550.000 100% 2.590.884 100% 2.850.000 100 13.029.482 USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH

DINAS KOPERASI,
3.128 Koperasi
Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persentase peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persen 100% 2.114.750 100% 750.000 100% 2.150.000 100% 2.550.000 100% 2.750.000 100 10.314.750 USAHA MIKRO KECIL
aktif
DAN MENENGAH

503 Koperasi DINAS KOPERASI,


Program Peningkatan kualitas Pemberdayaan koperasi Persentase peningkatan koperasi produktif dan berkualitas Persen produktif dan 100% - 100% 550.000 100% 1.750.000 100% 2.100.000 100% 2.250.000 100 6.650.000 USAHA MIKRO KECIL
berkualitas DAN MENENGAH

DINAS KOPERASI,
Program Peningkatan Kualitas Pengawasan dan Pemeriksaan
Persentase peningkatan pengawasan dan pemeriksaan koperasi Persen 503 Koperasi Sehat 100% 455.000 100% 566.747 100% 1.872.670 100% 2.100.000 100% 2.275.754 100 7.270.171 USAHA MIKRO KECIL
Koperasi
DAN MENENGAH
PENANAMAN MODAL
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP
Program Promosi, Kerjasama dan pengembangan iklim
Jumlah investor berskala nasional Perusahaan 405 30 313.000.000 32 1.500.000.000 35 1.500.000.000 37 1.500.000.000 39 1.500.000.000 173 6.313.000.000 DINAS PM DAN PTSP
investasi

Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal Lama rata-rata waktu pelayanan Hari 7 7 1.085.633.000 5 1.290.000.000 3 1.290.000.000 2 1.290.000.000 1 1.290.000.000 1 6.245.633.000 DINAS PM DAN PTSP

Program Kebijakan, Penyuluhan Layanan dan Penanganan


Persentasi penyelesaian aduan Persen 100 100 - 100 200.000.000 100 200.000.000 100 200.000.000 100 200.000.000 100 800.000.000 DINAS PM DAN PTSP
Pengaduan

Program Peningkatan Pemantauan dan Pengendalian


Rasio LKPM dan jumlah perusahaan Persen 13,05 15 31.050.000 25 207.500.000 35 207.500.000 45 220.000.000 55 220.000.000 65 886.050.000 DINAS PM DAN PTSP
Pelaksanaan Penanaman Modal
Program Inovasi Pelayanan Penanaman Modal dan PTSP Nilai penyelenggaraan pelayanan publik Jumlah Inovasi 6 3 - 3 390.000.000 3 420.000.000 3 420.000.000 3 420.000.000 3 1.650.000.000 DINAS PM DAN PTSP

Program Pengembangan Sinkronisasi IPMP/IPMK se sultra Cakupan Pengembangan Sinkronisasi Perencanaan Investasi Persen 100 100 - 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 210.000.000 100 840.000.000 DINAS PM DAN PTSP

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA


DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
DINAS KEPEMUDAAN
Program peningkatan peran serta kepemudaan Persentase pemuda yang meningkat peran sertanya pada kegiatan kepemudaan Persen 100 100 1.553.440.000 100 2.957.225.910 100 2.867.428.110 100 3.117.381.880 100 3.237.008.222 100 13.732.484.122
DAN OLAH RAGA

Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan DINAS KEPEMUDAAN


Persentase pemuda yang meningkat ketrampilan dan kecakapannya dalam berwirausaha Org 0 0 0 50 135.415.000 100 238.621.632 130 300.355.795 70 201.910.000 350 876.302.427
kecakapan hidup pemuda DAN OLAH RAGA

DINAS KEPEMUDAAN
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Terlaksananya peningkatan kualitas SDM Org 50 50 111.500.000 50 115.111.950 50 127.115.989 50 143.535.367 50 148.535.367 250 645.798.673
DAN OLAH RAGA

DINAS KEPEMUDAAN
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Persentase pemuda/ masyarakat yang meningkat kebugarannya Persen 100 100 930.150.000 100 2.152.376.500 100 2.795.272.286 100 2.772.498.776 100 2.918.791.849 100 11.569.089.411
DAN OLAH RAGA

DINAS KEPEMUDAAN
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Cakupan sarana dan prasarana olahraga yang terbangun Pesen 100 0 0 100 443.458.000 0 0 0 0 0 0 100 443.458.000
DAN OLAH RAGA
STATISTIK
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik serta DINAS KOMUNIKASI
Data statistik yang up to date dan mudah diakses Persen 100 100 2.036.800.000 100 2.199.744.000 100 2.375.723.520 100 2.565.781.402 100 9.178.048.922
Penyelenggaraan Statistik Sektoral DAN INFORMATIKA
PERSANDIAN
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DINAS KOMUNIKASI
Program Optimalisasi Peran Persandian Meningkatnya peran persandian dalam pengamanan informasi Persen 100 100 74.350.000 100 585.900.000 100 632.772.000 100 683.393.760 100 738.065.261 100 2.714.481.021
DAN INFORMATIKA
KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (M) Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah 29 30 2.002.360.000 31 2.066.849.000 32 2.354.046.000 33 2.498.369.000 34 2.737.239.000 159 11.658.863.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pelestarian Budaya (TB) Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah 13 13 433.745.000 14 2.519.385.000 14 2.720.936.000 15 2.938.611.000 15 7.523.700.000 71 16.136.377.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pengembangan Nilai Budaya Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah 14 14 621.973.000 - - - - - - - - 0 621.973.000
DAN KEBUDAYAAN
DINAS PENDIDIKAN
Program Pengelolaan Keragaman Budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah 34 34 781.000.000 - - - - - - - - 0 781.000.000
DAN KEBUDAYAAN
PERPUSTAKAAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN
Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Cakupan peningkatan SDM bagi Pustakawan dan masyarakat Kegiatan 6 6 1.117.265.000 7 4.300.000.000 7 1.200.000.000 7 3.496.045.000 7 4.300.000.000 14.413.310.000
DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Pengembangan Perpustakaan Cakupan Pengembangan Perpustakaan Kegiatan 4 4 - 4 15.385.587.800 4 596.250.000 4 477.000.000 4 16.349.278.600 4 32.808.116.400
DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Budaya Gemar Membaca Cakupan Budaya Gemar Membaca Kegiatan 3 3 - 3 919.250.000 3 919.250.000 3 357.750.000 3 919.250.000 3 3.115.500.000
DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Pelestarian dan Pengembangan Koleksi Cakupan Pelestarian dan Pengembangan Koleksi Kegiatan 3 3 - 3 750.000.000 3 750.000.000 3 225.000.000 3 750.000.000 1 2.475.000.000
DAN KEARSIPAN
KEARSIPAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Cakupan penataan sistem administrasi kearsipan Kegiatan 1 1 1.546.530.000 2 2.630.000.000 2 1.630.000.000 1 803.081.350 1 1.630.000.000 7 8.239.611.350
DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah cakupan ketersediaan sarana pengolahan dan depo arsip Kegiatan 4 4 - 4 500.000.000 4 423.204.850 4 423.204.850 4 500.000.000 16 1.846.409.700
DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Persentase pemeliharaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip Kegiatan 1 1 13.500.000 1 113.500.000 1 113.500.000 2 113.500.000 2 113.500.000 2 467.500.000
DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN
Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Persentase sarana layanan informasi arsip yang tersedia Kegiatan 2 2 145.240.000 2 850.000.000 3 660.000.000 3 660.000.000 3 860.000.000 3 3.175.240.000
DAN KEARSIPAN
URUSAN PILIHAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Ribu Ton 232 205 758.000.000 208 2.100.000.000 210 2.219.000.000 213 2.346.330.000 215 2.482.573.000 1,051 9.905.903.000
PERIKANAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-7


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengelolaan Perikanan Tangkap Berbasis Masyarakat Nilai Tukar Nelayan (NTN) NTN 122,68 123,15 - 123,35 200.000.000 123,5 200.000.000 123,78 200.000.000 124 200.000.000 124 800.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Teknologi Penangkapan Ikan Jumlah Sarana Perikanan Tangkap Yang Meningkat Kapasitasnya Unit 200 205 - 208 750.000.000 210 850.000.000 213 850.000.000 215 900.000.000 1.051 3.350.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengembangan Budidaya Perikanan Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Juta Ton 1,01 1,2 1.932.000.000 1,35 1.531.900.000 1,5 1.552.000.000 1,62 1.652.990.000 1,8 1.844.854.000 7,47 8.513.744.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program pengembangan perbenihan perikanan Jumlah Produksi benur/udang dan benih ikan Juta Ekor 16 32 1.387.192.000 35 847.000.000 37 930.000.000 40 1.000.000.000 42 1.100.000.000 286 5.264.192.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Tingkat Konsumsi Ikan


Kg/Kap/Thn 58,8 67,20 68,80 69,90 71,20 73,05 73,05
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi PERIKANAN
165.000.000 685.000.000 765.000.000 820.000.000 910.000.000 3.345.000.000
Perikanan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) UPI 1328 1350 1400 1450 1500 1550 1550
PERIKANAN
Program Pembinaan Penerapan Mutu dan Pelayanan Pengujian DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah pembinaan terhadap pelaku pasar dan pengolah hasil perikanan Pembinaan 12 0 - 12 140.000.000 12 165.000.000 12 165.000.000 12 175.000.000 60 645.000.000
Hasil Perikanan PERIKANAN

Program Pengembangan Tata Ruang dan Kawasan Konservasi DINAS KELAUTAN DAN
Luas Kawasan Konservasi Laut dan Perairan Juta Ha 1,84 2,3 2.243.025.000 2,4 1.356.120.000 2,47 1.529.000.000 2,53 1.565.900.000 2,8 1.641.000.000 2,8 8.335.045.000
Laut PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pengelolaan Akses Area Perikanan Jumlah Dokumen Akses Area Perikanan Berkelanjutan Dokumen 0 14 - 14 200.000.000 14 210.000.000 14 230.000.000 14 240.000.000 14 880.000.000
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Jumlah Kelompok masyarakat pesisir yang terbina kab/kota 16 16 18.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 18.000.000
PERIKANAN
Program Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 0 - 151 600.000.000 156 717.000.000 161 875.000.000 166 977.000.000 166 3.169.000.000
dan Perikanan PERIKANAN
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan DINAS KELAUTAN DAN
Jumlah Pokmaswas yang telah mendapatkan Pembinaan Pokmaswas 135 146 1.322.000.000 0 - 0 - 0 - 0 - - 1.322.000.000
Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN
Program Peningkatan Informasi Sumber Daya Ikan Jumlah Dokumen Informasi Kawasan Pengembangan Kelautan dn Perikanan Dokumen 2 2 134.000.000 2 65.000.000 2 70.000.000 2 70.000.000 2 75.000.000 10 414.000.000
PERIKANAN
PARIWISATA
DINAS PARIWISATA

Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisata Orang 2.446.776 2.569.115 2.468.130.000 2.697.571 2.956.920.000 2.832.449.000 3.085.474.000 2.974.072 3.440.311.000 3.122.775 3.715.536.000 2.843.812.533 15.666.371.000 DINAS PARIWISATA

Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Destinasi Wisata yang dikembangkan Lokasi 2 3 7.919.099.000 3 11.577.077.000 3 12.210.229.000 3 12.952.847.000 3 13.752.275.000 15 58.411.527.000 DINAS PARIWISATA

Pengembangan Ekonomi Kreatif Seni Budaya, Media Desain


Jumlah lokasi / Kelompok masyarakat pelaku kreatif yang mendapatkan pembinaan Wilayah 20 event 3 658.800.000 3 603.300.000 3 647.600.000 3 696.208.000 3 748.705.000 15 3.354.613.000 DINAS PARIWISATA
dan IPTEK

Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jumlah SDM Pariwisata yang Disertifikasi Orang 637 150 539.450.000 150 375.000.000 150 570.000.000 150 505.000.000 150 545.400.000 750 2.534.850.000 DINAS PARIWISATA
PERTANIAN
DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Jumlah kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian Kegiatan 7 6 Kegiatan 636.000.000 6 Kegiatan 800.000.000 6 Kegiatan 880.000.000 6 Kegiatan 985.600.000 6 Kegiatan 113.344.000 6 3.414.944.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Meningkatnya ketersediaan alat dan mesin teknologi pertanian Unit 30 89 Unit 4.570.513.000 64 Unit 5.400.000.000 102 Unit 7.740.000.000 109 Unit 8.668.800.000 122 Unit 10.493.056.000 122 36.872.369.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Produksi Pertanian Persentase peningkatan produksi pertanian Persen 3 3% 7.460.628.000 3% 8.317.605.000 3% 9.149.366.000 3% 10.494.163.000 3% 12.068.288.000 3 47.490.050.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Persentase peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Persen 4 4% 771.000.000 4% 1.138.100.000 4% 1.251.910.000 4% 1.402.139.000 4% 1.612.460.000 4 6.175.609.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Persentase peningkatan produksi hasil peternakan Persen 7 7% 4.482.000.000 7% 6.234.900.000 7% 6.858.390.000 7% 8.717.397.000 3% 10.157.741.000 7 36.450.428.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS TANAMAN
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan Persentase peningkatan kelas kelompok tani yang dibina Persen 4 4% 3.670.086.000 4% 3.800.836.000 4% 4.179.548.000 4% 4.681.094.000 4% 5.383.258.000 4 21.714.822.000 PANGAN DAN
PETERNAKAN
DINAS PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA
1. Meningkatnya produksi perkebunan Ton 206.571 220.547 225,607 Ton 230.668 Ton 235.728 Ton 240.789 Ton 240.789 DINAS PERKEBUNAN
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 9.268.642.000 10.468.390.000 10.388.650.000 12.120.445.000 15.654.798.000 57.900.925.000
DAN HORTIKULTURA
2. Menigkatnya produksi hortikultura Ton 37.583 36.874 37.454 Ton 38.104 Ton 38.614 Ton 399.199 Ton 399.199

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan DINAS PERKEBUNAN


Jumlah promosi hasil produksi perkebunan dan hortikultura yang dilakukan Kegiatan 2 2 180.000.000 2 Keg 1.000.000.000 2 Keg 1.039.800.000 2 Keg 1.085.780.000 2 Keg 1.136.358.000 10 4.441.938.000
Perkebunan DAN HORTIKULTURA

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan Tepat DINAS PERKEBUNAN


Jumlah Petani yang mengikuti pelatihan penerapan teknologi perkebunan Orang 0 30 980.000.000 60 Org 2.061.200.000 60 Org 2.415.000.000 60 Org 2.415.000.000 60 Org 2.532.500.000 270 10.403.700.000
Guna DAN HORTIKULTURA

DINAS PERKEBUNAN
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Persentase kelembagaan petani yang aktif Persen 25 40 1.859.480.000 50% 5.361.500.000 60% 6.248.634.000 75% 9.747.265.000 80% 5.149.040.000 80 28.365.919.000
DAN HORTIKULTURA

DINAS PERKEBUNAN
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Persentase tenaga penyuluh yang terlatih Persen 0 100 404.900.000 100% 450.000.000 100% 495.000.000 100% 544.500.000 100% 598.950.000 100 2.493.350.000
DAN HORTIKULTURA
KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Jumlah Produksi Hasil Hutan persen 10 10 76.500.000 10 1.215.120.000 10 1.129.500.000 10 1.350.000.000 10 2.200.000.000 50 5.971.120.000 DINAS KEHUTANAN

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk menurunkan luas hutan dan lahan kritis ha 12526 1250 15.462.819.000 1250 1.033.380.000 1000 1.291.986.450 300 1.947.226.900 1000 2.769.506.225 4800 22.504.918.575 DINAS KEHUTANAN

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Persentase penurunan kerusakan hutan 1 - 1 66.000.000 1 79.860.000 1 96.630.600 1 66.000.000 5 308.490.600 DINAS KEHUTANAN

Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan Jumlah Industri Hasil hutan yang melakukan penatausahaan hasil hutan dengan baik dan tertib unit 52 36 - 36 265.000.000 36 383.000.000 36 542.340.000 36 1.006.217.500 180 2.196.557.500 DINAS KEHUTANAN

Perencanaan dan Pengembangan Hutan Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sesuai fungsinya Izin 5 16 1.950.000.000 16 2.245.515.200 16 2.336.261.314 16 3.267.286.566 16 5.136.363.458 80 14.935.426.538 DINAS KEHUTANAN
Persentase Ketersediaan Data dan Informasi Kehutanan yang Akurat dan Terkini yang dapat di
Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDH dan LH Persen 100 100 67.780.000 100 250.000.000 100 346.410.000 100 448.910.000 100 419.156.100 500 1.532.256.100 DINAS KEHUTANAN
Akses secara Luas
Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Jumlah pengembangan unit Bangunan KTA unit 6 23 203.434.000 26 328.415.300 26 354.688.524 26 383.063.606 26 528.365.553 127 1.797.966.983 DINAS KEHUTANAN
Sumber Daya Air Lainnya

Perlindungan dan Pengamanan Hutan Presentase penurunan Kerusakan Kawasan Hutan Persen 26 890.600.000 27 1.079.660.000 27 1.385.388.600 27 1.718.320.206 52 1.990.000.000 159 7.063.968.806 DINAS KEHUTANAN

Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan Penurunan Titik Hotspot (1%)/Tahun Persen 1 3.889.590.000 1 3.025.237.000 1 3.889.536.770 1 4.841.134.492 1 5.628.977.835 5 21.274.476.097 DINAS KEHUTANAN

Program Pengembangan Perbenihan Jumlah sumber benih dan mutuu bibit yang tersertifikasi unit - 2 81.200.000 2 100.000.000 2 121.000.000 27 130.680.000 2 158.122.800 35 591.002.800 DINAS KEHUTANAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-8


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Program Pendidikan dan Pelatihan Persentase ASN yang mengikuti/lulus pendidikan dan pelatihan teknis Persen 100 720.000.000 100 360.000.000 100 435.600.000 100 470.448.000 100 720.000.000 500 2.706.048.000 DINAS KEHUTANAN

Program Penyuluhan Kehutanan Jumlah pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan jumlah 1 81.000.000 1 489.100.000 1 694.811.000 1 901.435.880 1 789.387.415 5 2.955.734.295 DINAS KEHUTANAN

Program Pemberdayaan masyarakat Setempat dalam Kegiatan


Jumlah Izin Perhutanan Sosial yang difasilitasi unit 4 303.000.000 4 265.590.000 4 477.000.000 8 501.557.500 8 610.000.000 28 2.157.147.500 DINAS KEHUTANAN
RHL

Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Kehutanan Jumlah Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan KTH unit 0 476.000.000 20 630.600.000 20 720.000.000 20 871.200.000 20 1.078.460.000 80 3.776.260.000 DINAS KEHUTANAN

ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Program Peningkatan Penerimaan Daerah Bidang Energi dan
Jumlah kontribusi penerimaan daerah bidang ESDM Rupiah 100 165.475.459.040 242.110.000 178.633.115.763 140.000.000 206.073.451.898 140.000.000 219.643.874.507 148.400.000 235.018.937.944 155.000.000 1.004.844.839.152 825.510.000 DINAS ESDM
SDM
Program Pembinaan Teknis dan Lingkungan Kegiatan Usaha
Luas lahan yang direklamasi (ha) 111 122,96 402.360.000 129,11 485.584.800 135,56 580.000.000 142,34 655.000.000 146,46 685.000.000 676,436 2.807.944.800 DINAS ESDM
Pertambangan
Program Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan
Jumlah produksi pertambangan Ton 112490 11880000 88.780.000 12.830.400 255.000.000 13.856.832 275.000.000 14.965.379 305.000.000 16.012.955 345.000.000 69545566 1.268.780.000 DINAS ESDM
Pertambangan
Program Peningkatan Penyediaan dan Penyebarluasan Data
Jumlah data dan informasi kegeologian yang disebarluskan. Dokumen 2 4 687.465.000 4 680.000.000 3 1.075.000.000 3 1.133.800.000 4 1.161.157.049 18 4.737.422.049 DINAS ESDM
dan Informasi Kegeologian
Program Peningkatan Paduserasi Kebijakan dan Program
Jumlah kegiatan paduserasi kebijakan dan program pembangunan ESDM Kegiatan 2 4 209.200.000 4 655.000.000 4 385.140.124 4 398.946.120 4 408.000.000 13 2.056.286.244 DINAS ESDM
Pembangunan bidang ESDM
Program Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Bidang
Jumlah Kegiatan dalam rangka Optimalnya Pengelolaan Laboratorium Bidang ESDM Kegiatan 5 20000000 88.664.500 25.000.000 946.000.000 50.000.000 522.000.000 80.000.000 571.000.000 100.000.000 595.000.000 17 2.722.664.500 DINAS ESDM
Energi dan Sumber Daya Mineral

Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan Jumlah Daya Terpasang (MW) MW 339,40 482,2 448.300.000 0 448.300.000 DINAS ESDM

Program Pengembangan dan Konservasi Ketenagalistrikan Rasio ketersediaan daya listrik Persen 0 - - 1,00 663.213.300 92,74 732.906.098 93,41 748.880.464 100,00 753.153.292 100 2.898.153.154 DINAS ESDM

Program pembinaan dan pengembangan energi baru


Rasio desa berlistrik Persen 99,4 100,00 408.100.000 - - - - - - - - 100 408.100.000 DINAS ESDM
terbarukan
Program Pengembangan dan Konservasi Energi Baru
Bauran energi baru terbarukan dalam ketenagalistrikan Persen 0 - - 4,41 1.860.139.760 4,82 2.170.606.667 5,50 2.039.422.536 7,21 2.202.136.709 96 8.272.305.672 DINAS ESDM
Terbarukan
Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Minyak dan Gas
Terpenuhinya kebutuhan Bahan Bakar Minyak (KL) 0 91.557 12.000.000 - - - - - - - - - 12.000.000 DINAS ESDM
Bumi
PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Nilai Perdagangan Antar Pulau Trilyun 4 7 trilyun 220.366.000 9 trilyun 880.500.000 10 trilyun 1.024.032.208 11 trilyun 1.008.267.584 12 trilyun 1.139.000.000 12 4.272.165.792
DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Ekspor Nilai Ekspor Milyar USD 1 1,2 Milyar USD 1.578.619.280 1,3 Milyar USD 1.610.000.000 1,4 Milyar USD 1.800.000.000 1,5 Milyar USD 1.824.000.000 2 6.812.619.280
DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Jumlah komoditi ekspor yang bersertifikasi SNI komoditi 15 152.270.000 152.270.000
DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN
Program Perlindungan Konsumen Tingkat pelayanan perlindungan konsumen bagi masyarakat Persen 50 80% 92.430.000 80% 458.000.000 80% 437.000.000 90% 476.000.000 100% 493.000.000 100 1.956.430.000
DAN PERDAGANGAN

PERINDUSTRIAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Jumlah Industri Kecil Menengah yang mengolah SDA daerah IKM 12000 13000 IKM 1.207.784.000 13500 IKM 2.428.134.400 14000 IKM 2.478.660.000 14500 IKM 2.510.000.000 15000 IKM 2.579.000.000 15000 11.203.578.400
DAN PERDAGANGAN

40 Unit industri 40 Unit industri 40 Unit industri DINAS PERINDUSTRIAN


Program Penataan Struktur Industri Tumbuhnya Industri Skala Menengah Besar di Daerah Unit Industri Besar 542.520.000 542.520.000
besar besar besar DAN PERDAGANGAN

Program Percepatan Penyebaran dan Pemerataan DINAS PERINDUSTRIAN


Jumlah penyebaran pembangunan indusri di daerah Pelaku Usaha 30 80 (12,9%) 961.100.000 495.000.000 555.000.000 635.000.000 662.808.991 652 (100%) 3.308.908.991
Pembangunan Industri DAN PERDAGANGAN

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Agro, 100 pelaku usaha 116 pelaku usaha 133 pelaku usaha 143 pelaku usaha 652 pelaku usaha DINAS PERINDUSTRIAN
Cakupan Pembinaan Pelaku Usaha Industri besar (agro,kimia, logam dan mesin) pelaku usaha 30 pelaku usaha 492.053.920 530.000.000 575.000.000 610.000.000 2.207.053.920
Kimia, Logam dn Mesin (16,1%) (18,6%) (21,4) (23%) (100%) DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Cakupan Pembinaan pada Sentra Industri Potensial Sentra IKM 2 Sentra IKM 961.100.000 961.100.000
DAN PERDAGANGAN

TRANSMIGRASI
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Pengembangan Wilayah Transmigrasi Persentase peningkatan kawasan transmigrasi yang difasilitasi pengembangannya Persen 40 50 157.489.000 - 0 - 0 - 0 - 0 50 157.489.000
DAN TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigran yang dibina dan DINAS TENAGA KERJA
Transmigrasi Lokal Persen 40 50 331.347.000 - 0 - 0 - 0 - 0 50 331.347.000
ditingkatkan kapasitasnya DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Perencanaan Kawasan Transmigrasi Persentase dokumen RKT dan calon lokasi yang memenuhi legal aspek pertanahan Persen 60 - - 70 350.000.000 75 100.000.000 80 - 85 100.000.000 90 550.000.000
DAN TRANSMIGRASI

DINAS TENAGA KERJA


Pembangunan Kawasan Transmigrasi Persentase KK transmigran yang ditempatkan Persen 60 - - 70 145.000.000 75 150.000.000 80 150.000.000 85 160.000.000 90 605.000.000
DAN TRANSMIGRASI

Persentase peningkatan lokasi transmigrasi dan masyarakat transmigrasi yang dibina dan DINAS TENAGA KERJA
Pengembangan Kawasan Transmigrasi Persen 65 - - 70 1.020.000.000 75 1.115.000.000 80 1.215.000.000 85 1.285.000.000 90 4.635.000.000
ditingkatkan kapasitasnya DAN TRANSMIGRASI

URUSAN PENUNJANG
SEKERTARIS DAERAH
BIRO ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-9


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
BIRO ADMINISTRASI
Program Tata Pemerintahan Cakupan Koordinasi dan Administrasi Tata Pemerintahan Daerah yang terlaksana dengan baik Kegiatan 88 88 556.960.000 88 540.000.000 88 561.600.000 88 617.760.000 88 617.760.000 440 2.894.080.000
PEMERINTAHAN
Kegiatan & 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 19 Kegiatan + 1 95 Kegiatan + 5 BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah Cakupan Koordinasi Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Daerah yang terlaksana dengan baik 19 + 1 342.290.000 270.000.000 280.800.000 308.880.000 308.880.000 1.510.850.000
Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen PEMERINTAHAN
BIRO ADMINISTRASI
Program Administrasi Wilayah Pemerintahan Cakupan Koordinasi Administrasi Wilayah Pemerintahan Daerah yang terlaksana dengan baik. Kegiatan 51 51 784.790.000 51 630.000.000 51 655.200.000 51 720.720.000 51 720.720.000 255 3.511.430.000
PEMERINTAHAN
BIRO ADMINISTRASI
Program Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif Cakupan Koordinasi Administrasi Pejabat Negara dan Legislatif yang terlaksana dengan baik. Kegiatan 68 68 254.830.000 68 294.830.000 68 306.623.200 68 337.285.520 68 337.285.520 340 1.530.854.240
PEMERINTAHAN
Cakupan Koordinasi Administrasi Penataan Daerah Lingkup PemProv. Sultra yang terlaksana BIRO ADMINISTRASI
Program Penataan Daerah Kegiatan 80 80 2.887.960.000 80 2.438.607.500 80 2.536.151.800 80 2.789.766.980 80 2.789.766.980 400 13.442.253.260
dengan baik. PEMERINTAHAN
Program Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan Cakupan Koordinasi administrasi Kelembagaan, Pendapatan dan Kekayaan Desa/Kelurahan yang BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 35 35 490.280.000 35 540.280.000 35 561.891.200 35 618.080.320 35 618.080.320 175 2.828.611.840
Desa/Kelurahan terlaksana dengan baik. PEMERINTAHAN
Cakupan koordinasi Administrasi Pembinaan Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan yang BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan Kegiatan 35 35 190.280.000 35 222.120.000 35 231.004.800 35 254.105.280 35 254.105.280 175 1.151.615.360
terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN
Program Pembinaan Administrasi Pemerintahan Cakupan Koordinasi Pembinaan Administrasi Pemerintahan Desa/Kelurahan yang terlaksana BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 69 69 207.190.000 69 245.000.000 69 254.800.000 69 280.280.000 69 280.280.000 345 1.267.550.000
Desa/Kelurahan dengan baik. PEMERINTAHAN
BIRO ADMINISTRASI
Program Pembinaan Kapasitas Daerah Cakupan Koordinasi Administrasi Pembinaan Kapasitas Daerah yang terlaksana dengan baik Kegiatan 18 0 - 18 60.000.000 18 62.400.000 18 68.640.000 18 68.640.000 72 259.680.000
PEMERINTAHAN
Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban Cakupan Koordinasi Administrasi Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam BIRO ADMINISTRASI
Kegiatan 17 0 - 17 20.000.000 17 20.800.000 17 22.880.000 17 22.880.000 68 86.560.000
bencana alam yang terlaksana dengan baik PEMERINTAHAN
BIRO KESEJAHTERAAN RAKYAT

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama Cakupan Optimalisasi Pelayanan Kehidupan Beragama Persen 100 100 3.071.842.000 100 2.101.500.000 100 3.706.150.000 100 2.308.425.600 100 5.147.137.920 100 16.335.055.520
RAKYAT

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Cakupan Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Persen 100 100 73.744.000 50 200.000.000 50 102.000.000 50 109.200.000 50 111.280.000 100 596.224.000
RAKYAT

Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda BIRO KESEJAHTERAAN


Cakupan Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda dan Olahraga Persen 100 100 0 50 690.000.000 50 717.600.000 50 789.360.000 50 789.360.000 100 2.986.320.000
dan Olahraga RAKYAT

Program Pemberdayaan Kegiatan Kelembagaan Kesejahteraan BIRO KESEJAHTERAAN


Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Persen 100 100 63.240.000 100 400.000.000 100 391.200.000 100 424.320.000 100 428.480.000 100 1.707.240.000
Sosial RAKYAT

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Cakupan Optimaslisasi Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Persen 100 100 316.144.000 100 372.062.000 100 411.944.480 100 453.138.928 100 453.138.928 100 2.006.428.336
RAKYAT

Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba,PMS termasuk BIRO KESEJAHTERAAN


Cakupan Optimalisasi Peningkatan Penanggulangan Narkoba,PMS termasuk HIV dan AIDS Persen 0 100 - 100 230.000.000 100 239.200.000 100 263.120.000 100 263.120.000 100 995.440.000
HIV dan AIDS RAKYAT

Program Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Cakupan Optimalisasi Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Perempuan,Perlindungan Anak BIRO KESEJAHTERAAN
Persen 0 100 450.850.000 100 250.000.000 100 260.000.000 100 286.000.000 100 286.000.000 100 1.532.850.000
Perempuan,Perlindungan Anak dan Remaja dan Remaja RAKYAT

Program Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat dalam BIRO KESEJAHTERAAN


Cakupan Optimalisasi Pembinaan dan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR Mandiri Persen 75 17 104.690.000 100 579.380.000 100 596.367.600 100 646.722.960 100 653.158.064 100 2.580.318.624
Pelayanan KB/KR Mandiri RAKYAT

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Keragaman Budaya Cakupan Optimalisasi Kegiatan Keragaman Budaya Persen 0 100 84.624.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 647.264.000
RAKYAT

BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya Cakupan Optimalisasi Pengembangan Nilai Budaya Persen 100 100 0 50 70.000.000 50 72.800.000 50 80.080.000 50 80.080.000 100 302.960.000
RAKYAT

Cakupan Optimalisasi Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, Kesehatan BIRO KESEJAHTERAAN
Program Pemberdayaan Kelembagaan Nakertrans Persen 0 100 104.642.000 100 130.000.000 100 135.200.000 100 148.720.000 100 148.720.000 100 667.282.000
dan Nakertrans RAKYAT

Program Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Tenaga BIRO KESEJAHTERAAN


Cakupan Optimalisasi Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Persen 0 100 - 100 150.310.000 100 156.322.400 100 171.954.640 100 171.954.640 100 650.541.680
Kerja RAKYAT
BIRO HUKUM
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan
Cakupan pelaksanaan penataan peraturan perundang-undangan dan dokumentasi Persen 100 100 553.400.000 100 540.000.000 100 556.800.000 100 579.072.000 100 582.137.280 100 2.811.409.280 BIRO HUKUM
Dokumentasi
Program Peningkatan Bantuan Hukum Penyelesaian Sengketa
Persentase pelaksanaan penyelesaian sengketa hukum, penyuluhan dan HAM Persen 100 100 990.500.000 100 840.000.000 100 838.432.000 100 883.000.000 100 895.000.000 100 4.446.932.000 BIRO HUKUM
Hukum, Penyuluhan dan HAM
Program Peningkatan Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Cakupan pelaksanaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum Persen 100 100 55.000.000 100 356.000.000 100 306.000.000 100 369.000.000 100 373.400.000 100 1.459.400.000 BIRO HUKUM
Hukum
Program Peningkatan Evaluasi Produk Hukum Kab/Kota Cakupan Pelaksanaan evaluasi produk hukum Kab/Kota Persen 100 100 277.300.000 100 290.000.000 100 240.000.000 100 298.000.000 100 308.000.000 100 1.413.300.000 BIRO HUKUM
Program Konsultasi dan Koordinasi Peningkatan Promosi
Cakupan pelaksanaan konsultasi dan koordinasi peningkatan promosi daerah Persen 100 100 40.500.000 100 40.000.000 100 40.000.000 100 45.000.000 100 46.800.000 100 212.300.000 BIRO HUKUM
Daerah
Program Penyebar Luasan Informasi Media, Pencitraan dan Cakupan pelaksanaan penyebar luasan informasi media, pencitraan dan publikasi lingkup
Persen 100 - 0 - 45.000.000 - 45.000.000 - 47.000.000 - 48.880.000 100 185.880.000 BIRO HUKUM
Publikasi Lingkup Pemprov pemprov
BIRO PEMBANGUNAN
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Presentase Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah dalam Persen 100 100 36.500.000 100 96.500.000 100 100.360.000 100 110.396.000 100 110.396.000 100 454.152.000 BIRO PEMBANGUNAN
Kepala Daerah dalam Pelaksanaan Kegiatan APBN
Pelaksanaan Kegiatan APBN.

Program Peningkatan Pengendalian Program Pembangunan Cakupan Pelaksanaan Pengendalian Program Pembangunan Pemerintah Provinsi dan 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22 13 Kegiatan + 22
Kegiatan + Dokumen 4 +1 1.289.050.000 1.300.050.000 1.352.052.000 1.487.257.200 1.487.257.200 65 + 110 6.915.666.400 BIRO PEMBANGUNAN
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen

Program Peningkatan Koordinasi, Pembinaan dan Penyiapan


Cakupan Pelaksanaan Koordinasi dan Pembinaan Administrasi Program/Kegiatan Pembangunan 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2 81 Kegiatan + 2
bahan Administrasi Penyusunan Program/Kegiatan Kegiatan + Dokumen 7+2 308.050.000 290.000.000 301.600.000 331.760.000 331.760.000 405 + 10 1.563.170.000 BIRO PEMBANGUNAN
yang dikelola Pemerintah Provinsi pada Pemerintah Kab./Kota Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
Pembangunan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab./Kota

Program Penguatan E-Procurement Pemerintah Provinsi 4 Kegiatan + 10


Cakupan Penguatan E-Procurement Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Kegiatan + Unit 4 472.500.000 4 Kegiatan + 5 Unit 413.500.000 4 Kegiatan + 5 Unit 430.040.000 4 Kegiatan + 5 Unit 473.044.000 4 Kegiatan + 5 Unit 473.044.000 20 + 30 2.262.128.000 BIRO PEMBANGUNAN
Sulawesi Tenggara Unit
Program Peningkatan pengembangan Rencana Umum 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2 2 Dokumen + 2
Cakupan dokumen RUP dan pelaporan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Prov. Dan Kab./Kota Dokumen + Kegiatan 2+2 Dokumen + 2 Kegiata 71.000.000 89.100.000 92.664.000 101.930.400 101.930.400 10 + 10 456.624.800 BIRO PEMBANGUNAN
Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
BIRO PEREKONOMIAN
Program Pengembangan dan Pengendalian Perekonomian
Koordinasi peningkatan dan pengendalian perekonomian Kegiatan 2 2 683.500.000 2 727.400.000 2 735.696.000 2 829.765.600 2 969.765.600 2 3.946.127.200 BIRO PEREKONOMIAN
Daerah

Program Pengembangan dan Pengendalian Sumber Daya Alam Program Koordinasi Peningkatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kegiatan 2 2 258.150.000 2 560.240.000 2 528.649.600 2 627.319.056 2 627.319.056 2 2.601.677.712 BIRO PEREKONOMIAN

Program Pengembangan Investasi dan Pembinaan BUMD Koordinasi, konsultasi dan peningkatan investasi dan potensi daerah Kegiatan 2 2 710.861.600 2 1.227.131.600 2 1.276.216.864 2 1.403.838.550 2 1.403.838.550 2 6.021.887.165 BIRO PEREKONOMIAN

BIRO PENGADAAN BARANG & JASA

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-10


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program Peningkatan dan Pengembangan Biro Pengadaan Cakupan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Pengadaan Barang/Jasa BIRO PENGADAAN
Persen 100 100 286.250.000 100 286.250.000 100 297.700.000 100 327.470.000 100 327.470.000 100 1.525.140.000
Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah BARANG & JASA
BIRO PENGADAAN
Program Peningkatan Pelayanan Barang/Jasa Pemerintah Cakupan Pelaksanaan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Optimal Persen 100 100 350.880.000 100 350.880.000 100 364.915.200 100 401.406.720 100 401.406.720 100 1.869.488.640
BARANG & JASA
BIRO PENGADAAN
Program Modernisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Cakupan Kualitas Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Persen 100 100 114.200.000 100 114.200.000 100 118.768.000 100 130.644.800 100 130.644.800 100 608.457.600
BARANG & JASA
BIRO KERJASAMA & KONSULTASI PUBLIK

BIRO KERJASAMA &


Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Cakupan Penyelenggaraan kerjasama pemerintah, kerjasama luar negeri dan pihak ketiga Persen 100 100 850.725.000 100 773.125.000 100 780.349.000 100 810.122.980 100 841.047.878 100 4.055.369.858
KONSULTASI PUBLIK

BIRO KERJASAMA &


Program Penunjang Kehumasan Cakupan Penyebarluasan Informasi pemerintahan Bulan 12 12 435.550.000 12 445.550.000 12 462.972.000 12 508.669.200 12 509.085.200 12 2.361.826.400
KONSULTASI PUBLIK

BIRO ORGANISASI
Program Penataan Kelembagaan dan Analisa Jabatan Jumlah OPD yang tepat Fungsi dan Tepat Ukuran Jumlah 342.125.500 552.125.500 393.175.600 433.175.600 433.175.600 2.153.777.800 BIRO ORGANISASI
Program Penataan Ketatalaksanaan Pengelolaan Administrasi
Cakupan layanan OPD yang sesuai Stadar Jumlah 151.580.000 251.580.000 261.643.200 287.807.520 287.807.520 1.240.418.240 BIRO ORGANISASI
Pemerintah
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Cakupan Layanan Administrasi Kepegawaian Jumlah 63.260.000 200.297.000 178.731.280 196.604.408 196.604.408 835.497.096 BIRO ORGANISASI
Program Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas SDM dan
Cakupan Layanan Organisasasi yang berbasis elektronik Persen 100 - 80.860.000 300.000.000 312.000.000 343.200.000 343.200.000 100 BIRO ORGANISASI
Peningkatan Pelayanan Organisasi
Program Peningkatan Akuntabilitas, Pelayanan Publik dan
Jumlah OPD yang mendapat Apresiasi atas penyelengaraan Pelayanan Publik Persen 100 357.050.000 827.800.000 840.112.000 920.379.200 922.379.040 100 3.867.720.240 BIRO ORGANISASI
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Program Obat dan Perbelakalan Kesehatan Cakupan layanan Kesehatan bagi ASN lingkup Setda Prov. Sultra Persen 100 36.378.000 106.378.000 110.633.120 121.696.432 121.696.432 100 496.781.984 BIRO ORGANISASI
BIRO UMUM
Program Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala
Cakupan Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala Daerah Kali 12 12 10.000.000 12 10.000.000 12 10.400.000 12 11.440.000 12 11.440.000 72 53.280.000 BIRO UMUM
Daerah
Program Penigkatan Pelayanan Kedinesan Kepala Daerah dan
Penigkatan Pelayanan Kedinesan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kali 72 72 675.000.000 72 940.000.000 72 977.600.000 72 1.075.360.000 72 1.075.360.000 72 4.743.320.000 BIRO UMUM
Wakil Kepala Daerah
Orang/Kegiatan/Per
Peningkatan Kapasitas Keprotokolan Peningkatan Kapasitas Keprotokolan 35 /5/ 90 35 Orang 153.550.000 35 /5/ 90 193.550.000 35 /5/ 90 201.292.000 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5/ 90 221.421.200 35 /5 / 90 991.234.400 BIRO UMUM
sen
Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan Peningkatan Wawasan Kebangsaan Kegiatan 1 1 942.000.000 1 942.000.000 1 979.680.000 1 1.077.648.000 1 1.077.648.000 1 5.018.976.000 BIRO UMUM
Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan Kali/Kegiatan/Doku
Peningkatan dan pengembangan pengelolaan kekayaan daerah 3 Kali 240.000.000 3 / 35 / 12 265.000.000 3 / 35 / 12 275.600.000 3 / 35 / 12 303.160.000 3 / 35 / 12 303.160.000 18 / 140 / 48 1.386.920.000 BIRO UMUM
kekayaan daerah men
SEKRETARIAT DPRD
Program Pemeliharaan Kesehatan Anggota DPRD dan Kepala
Presentase terpeliharanya Kesehatan Pimpinan dan anggota DPRD Persen 100 100 215.505.000 100 318.567.880 100 324.125.200 100 324.125.200 100 324.125.201 100 1.506.448.481 SEKRETARIAT DPRD
Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Presentase kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Persen 100 100 33.996.262.000 100 37.059.487.560 100 40.520.175.904 100 44.141.721.221 100 48.642.990.163 100 204.360.636.848 SEKRETARIAT DPRD
Daerah
Program Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung- Presentase Rehabilitasi/ Peningkatan Kantor dan Gedung-gedung Utama Pemda Sulawesi
Persen 100 100 1.039.459.000 100 300.000.000 100 0 100 0 100 0 100 1.339.459.000 SEKRETARIAT DPRD
gedung Tenggara

Program Konsultasi & Koordinasi Peningkatan Promosi Daerah Presentase Perayaan HUT Sultra Persen 100 100 100.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 104.000.000 100 516.000.000 SEKRETARIAT DPRD

Program Peningkatan Kualitas & Penyebarluasan Informasi Presentase Penyebarluasan informasi Persen 100 100 8.818.284.000 100 9.771.015.360 100 10.421.015.360 100 10.771.015.360 100 10.871.015.360 100 50.652.345.440 SEKRETARIAT DPRD
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi &
Presentase Pengembangan Komunikasi, Informasi & Pemanfaatan Teknologi Informasi Persen 100 100 150.000.000 100 150.000.000 100 300.000.000 100 150.000.000 100 750.000.000 100 1.500.000.000 SEKRETARIAT DPRD
Pemanfaatan Teknologi Informasi
BADAN PENGHUBUNG PROV. SULTRA

BADAN PENGHUBUNG
Program Peningkatan Pelayanan Informasi Investasi Meningkat pelayanan informasi Investasi Kegiatan 33,12 423.071.000 25,,03 1.689.925.520 97,12 1.740.124.508 97,82 1.778.881.074 98,15 1.812.424.488 66 7.444.426.590
PROV. SULTRA

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala BADAN PENGHUBUNG


Meningkat pelayanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Kegiatan 10 1 393.921.000 47.70 825.845.840 98,02 842.492.560 98,98 851.145.360 97,97 f 42 2.913.404.760
Daerah/Wakil Kepala Daerah PROV. SULTRA

BADAN PENGHUBUNG
Program fasilitas pindah/purna tugas PNS Pindah/Purna Tugas PNS Orang 3 0 - 3,75 200.000.000 3,9 208.000.000 4,05 224.640.000 4,23 242.611.200 5 875.251.200
PROV. SULTRA

PENGAWASAN
INSPEKTORAT DAERAH
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal &
Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat Waktu Persen 95 95 2.162.246.000,00 96 2.921.802.600,00 98 3.148.546.808,00 98 3.368.430.552,64 98 3.605.904.996,85 100 15.206.930.957 INSPEKTORAT DAERAH
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Penanganan Pengaduan Masyarakat & Penegakan
Persentase Penanganan Pengaduan Masyarakat & Penegakan Integritas Persen 80 81 1.098.968.000 85 1.300.000.000 86 1.429.000.000,00 90 1.543.320.000,00 96 1.666.785.600,00 96 7.038.073.600 INSPEKTORAT DAERAH
Integritas

Program Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persentase Peningkatan Penyelesaian Hasil Pengawasan Persen 75 80 510.808.000 85 850.000.000 88 918.000.000 89 991.440.000,00 95 1.070.755.200,00 95 4.341.003.200 INSPEKTORAT DAERAH

Prog. Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa &


Persentase aparatur yang bersertifikasi Persen 85 85 958.590.000 88 1.203.576.800,00 90 1.272.862.944,00 92 1.374.691.979,52 93 1.484.667.337,88 93 6.294.389.061 INSPEKTORAT DAERAH
Aparatur Pengawas
PERENCANAAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Kerjasama Pembangunan Tersedianya Laporan Kerjasama Pembangunan Persen 100 100 312.465 100 393.134 100 542.447 100 746.692 100% 821.361 100 2.816.098 PEMBANGUNAN
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pengembangan Kota - Kota Menengah
Tersusun Dokumen Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan Besar Dok - DOK. 279.895 DOK. 307.885 DOK. 338.673 DOK. 372.540 DOK. 409.794 Dok 1.708.787 PEMBANGUNAN
dan Besar
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Terlaksana peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Persen 100 100 547.500 100 602.250 100 662.475 100 728.723 100 801.595 100 3.342.542 PEMBANGUNAN
Pembangunan Daerah
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Terlaksana Perencanaan Pembangunan Daerah Dok - Dok 2.604.925 Dok 2.820.648 Dok 3.602.712 Dok 3.412.983 Dok 4.256.852 Dok 16.698.120 PEMBANGUNAN
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Pembangunan
Persentase Pencapaian Kinerja Pembangunan Persen Dok 679.858 Dok 660.000 Dok 660.000 Dok 675.000 Dok 691.500 Dok 3.366.358 PEMBANGUNAN
Daerah
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Tersusun Dokumen Perencanaan Ekonomi Dok 2 2 - 5 1.228.700.000 5 1.121.670.000 6 1.233.837.000 5 1.357.220.700 23 4.941.427.700 PEMBANGUNAN
DAERAH
BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial Budaya Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Bidang Sosial Budaya persen 100 100 - 100 1.178.400.000 - - - - - - 100 1.178.400.000 PEMBANGUNAN
DAERAH

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-11


Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Kondisi Kinerja Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD SKPD Penanggung
Kode Indikator Kinerja Program (Outcame) Satuan
Pembangunan Awal RPJMD Jawab

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (5) (4) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persentase Capaian Kinerja Pembangunan Manusia dan Masyarakat Persen 100 100 0 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 1.175.000.000 100 4.700.000.000 PEMBANGUNAN
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya
Tersusun Dokumen Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam Dok Dok Dok 352.000 DOK. 1.337.200 DOK. 1.459.420 DOK. 886.362 DOK. 743.498 Dok 4.778.480 PEMBANGUNAN
Alam
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Monitoring Kesesuaian Ruang dengan RTRW Tersusun Dokumen Lopran Monitoring dan Evaluasi Kesesuaian Ruang dengan RTRW Dok Dok Dok 0 DOK. 100.000 DOK. 110.000 DOK. 121.000 DOK. 133.100 Dok 464.100 PEMBANGUNAN
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi
Tersedia Dokumen Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Dok Dok Dok. 150.000 Dok. 490.000 Dok. 539.000 Dok. 592.900 Dok. 652.190 Dok 2.424.090 PEMBANGUNAN
Gas Rumah Kaca (RAD GRK)
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Pengembangan Informasi SDA Tersedia Dokumen Informasi SDA Dok Dok Dok. 539.000 Dok. 912.900 Dok. 1.004.190 Dok. 1.104.609 Dok. 789.150 Dok 4.349.849 PEMBANGUNAN
DAERAH

BADAN PERENCANAAN
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Terlaksana Perencanaan Pengembangan Wilayah Dok Dok Dok. 519.000 Dok. 570.900 Dok. 627.990 Dok. 607.864 Dok. 668.650 Dok 2.994.404 PEMBANGUNAN
DAERAH
KEUANGAN
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Capaian Opini atas Laporan Keuangan Provinsi Persen 100 100 8.300.929.866 100 10.500.622.853 100 10.826.621.138 100 11.909.283.252 100 13.100.211.577 100 54.637.668.685 KEUANGAN DAN ASET
Keuangan Daerah
DAERAH
BADAN PENGELOLA
Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan
Cakupan Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Persen 85 80 1.241.203.000 85 1.445.323.300 90 1.501.855.630 100 1.748.841.193 100 1.923.725.312 100 7.860.948.435 KEUANGAN DAN ASET
Kabupaten/Kota
DAERAH
BADAN PENDAPATAN DAERAH
BADAN PENDAPATAN
Program Peningkatan dan Pengembangan PAD Cakupan optimalisasi peningkatan dan pengembangan PAD Persen 88,37 100 1.860.344.000 100 2.002.621.760 100 2.082.726.630 100 2.166.035.696 100 2.252.763.123 100 10.364.491.209
DAERAH

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Cakupan keterpenuhan pengembangan komunikasi, informasi dan pemanfaatan teknologi BADAN PENDAPATAN
Persen 100 100 1.112.850.000 100 1.200.000.000 100 1.266.800.000 100 1.317.472.000 100 1.370.170.880 100 6.267.292.880
Pemanfaatan Teknologi Informasi informasi DAERAH

BADAN PENDAPATAN
Program Pengelolaan Pendapatan & Kekayaan Daerah Cakupan optimalisasi pengelolaan pendapatan dan kekayaan daerah Persen 100 100 288.690.000 100 496.696.841 100 495.764.715 100 537.227.303 100 558.716.395 100 2.377.095.254
DAERAH
KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

Persentase pelaksanaan seleksi penjenjangan teknis, seleksi penjenjangan struktural struktural BADAN KEPEGAWAIAN
Pendidikan kedinasan Persen 99 100 179.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000 100 450.000.000,40 100 450.000.000,91 100 1.979.000.001,31
dan seleksi penyetaraan ijazah DAERAH

Persentase pemenuhan SDM aparatur yang berkualitas dan profesional dalam melaksanakan BADAN KEPEGAWAIAN
Pembinaan dan pengembangan aparatur Persen 97 100 2.368.200.000 100 4.300.976.000 100 4.521.054.080 100 4.758.738.406 100 5.015.437.478 100 20.964.405.964,00
tugas kedinasan DAERAH
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BADAN
Persentase Kerangka Regulasi, Kurikulum/Silabi/Modul/ Database dan Sistem Informasi
PENGEMBANGAN
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengembangan SDM Aparatur yang Tersusun /Terselenggara serta Perjanjian Kerjasama Persen 65 70 844.025,000 75 1.340.000,000 80 960.000,000 85 1.080.000,000 90 995.000,000 90 5.219.025,000
SUMBER DAYA
Pengembangan SDM Aaparatur dengan Pihak Terkait yang Terlaksana
MANUSIA
BADAN
Program Peningkatan Kapasitas Tenaga Pengembang PENGEMBANGAN
Persentase Jumlah Pengelola, Penyelenggara, dan Widyaiswara Serta Asesor yang Profesional Persen 65 70 467.655,000 75 395.000,000 80 405.000,000 85 305.000,000 90 405.000,000 90 1.977.655,000
Kompetensi SUMBER DAYA
MANUSIA
BADAN
Program Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Persentase Jumlah ASN yang meningkat Kompetensinya Melalui Sertifikasi/Uji Kompetensi, PENGEMBANGAN
Persen 100 100 2.121.300,000 100 6.050.000,000 100 8.981.800,000 100 9.454.425,000 100 10.389.925,000 100 36.997.450,000
Aparatur Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Fungsional serta Pengembangan Kompetensi Tehnis SUMBER DAYA
MANUSIA
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BADAN PENELITIAN
Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Meningkatnya ketersediaan data dan informasi hasil litbang di berbagai bidang pembangunan Persen 100 100 3.000.000.000 100 4.250.000.000 100 4.450.000.000 100 4.550.000.000 100 4.900.000.000 100 21.150.000.000
DAN PENGEMBANGAN

BADAN PENELITIAN
Program Penyebarluasan Informasi Meningkatnya ketersediaan sistem dokumentasi dan publikasi hasil-hasil kelitbangan Persen 100 100 171.150.000 100 225.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 230.000.000 100 1.086.150.000
DAN PENGEMBANGAN

Program Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Meningkatnya kapasitas dan pengembangan kemampuan SDM bidang IPTEK baik kualitatif BADAN PENELITIAN
Persen 100 100 773.100.000 100 1.178.000.000 100 1.380.000.000 100 1.580.000.000 100 1.580.000.000 100 6.491.100.000
Kemampuan SDM bidang IPTEK maupun kuantitaif DAN PENGEMBANGAN

RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 VII-12


Kinerja Penyelenggaraan
Bab VIII
Pemerintahan Daerah

Penetapan indikator Kinerja Daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang


ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja penyelenggara
pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir
periode masa jabatan.
Penetapan indikator kinerja daerah selanjutnya disajikan dalam Tabel Penetapan
Indikator Kinerja Utama Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 pada tabel berikut ini :

Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Provinsi Sulawesi Tenggara

TARGET TAHUN
NO. INDIKATOR SATUAN
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Gini Ratio Persen 0,390 0,388 0,386 0,383 0,380
2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 2,79 2,70 2,57 2,35 2,14
3. Skor Pola Pangan Harapan Nilai 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5
4. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 9,22 10,05 10,96 11,94 12,54
5. Harapan Lama Sekolah Tahun 13,43 13,50 13,57 13,62 13,70
Persentase peningkatan pengguna
6. Persen 25 30 35 40 45
perpustakaan per tahun
7. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 70,74 70,88 71,0 71,12 71,24
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
8. Nilai 70,95 71,00 71,50 72,00 72,50
Daerah
9. Angka Kriminalitas Tertangani Persen 70,00 70,50 80,00 80,50 90,00
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
10. Persen 85 85 85 85 85
Pemilihan Umum
Persentase kabupaten/kota yang
11. Persen 64,71 76,47 82,35 88,24 100
tangguh bencana
12. Laju Pertumbuhan PDRB Pertanian Persen 25,18 25,50 25,78 26,10 26,75
13. Laju Pertumbuhan PDRB Industri Persen 6,25 6,32 6,45 6,70 7,00
14. Laju Pertumbuhan PDRB Perdagangan Persen 12,65 12,70 12,85 13,05 13,10
15. Laju Pertumbuhan PDRB Pariwisata Persen 9.75 10,00 10,25 10.50 10.75
Laju Pertumbuhan PDRB
16. Persen 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34
Pertambangan
Pertumbuhan nilai investasi PMDN
17. Persen 36 36 36 87 87
dan PMA
18. Nilai SAKIP Kategori B B BB BB BB
19. Opini Laporan Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP
Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
20. Nilai 2,6 3,0 3,3 3,6 3,8
Elektronik (SPBE)
Indeks Kepuasan Masyarakat atas
21. Nilai 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00
capaian SPM
Indeks Kepuasan Masyarakat atas
22. Nilai 86,50 88,50 90,50 92,00 93,50
pelayanan publik lainnya
Persentase Desa Kualifikasi
23. Persen 54,00 59,00 64,00 68,00 70,00
Swasembada
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
24. Persen 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00
kondisi baik
Jumlah Penumpang melalui
25. Orang 60.067,94 63.071,33 66.244,90 69.536,15 73.012,95
dermaga/bandara/terminal per tahun
Catatan : Indikator Kinerja Utama diambil dari Indikator Sasaran RPJMD

VIII-1
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aspek Kesejateraan Masyarakat


A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Pertumbuhan PDRB Persen 6,81 6,90 7,00 7,20 7,25 7,30 7,30
2. Laju inflasi Persen 2,96 2,91 2,87 2,81 2,76 2,70 2,70
3. PDRB per kapita Juta 41,29 41,30 41,32 41,34 41,35 41,37 41,37
4. Indeks Gini Nilai 0,392 0,390 0,388 0,386 0,383 0,380 0,380
5. Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan Persen 11,97 11,50 11,20 10,80 10,10 9,50 9,50
6. Indeks Pembangunan Manusia Nilai 69,86 70,26 70,66 71,06 71,46 71,86 71,86
B. Fokus Kesejahteraan Sosial
7. Angka Melek Huruf Persen 94,32 94,35 94,37 94,40 94,44 94,50 94,50
8. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,46 8,50 8,56 8,63 8,67 8,70 8,70
9. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 70,47 70,52 70,54 70,55 70,57 70,60 70,60
10. Persentase balita gizi buruk Persen 6,5 6,4 6,4 6,2 6,2 6,0 6,0
11. Prevalensi balita gizi kurang Persen 17,5 17,3 17,0 16,9 16,7 16,5 16,5
12. Cakupan Desa Siaga Aktif Persen 75,82 77,00 79,00 80,00 81,00 83,00 83,00
13. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 68,70 70,00 72,50 74,00 75,00 75,50 75,50
14. Tingkat pengangguran terbuka Persen 3,26 3,05 2,80 2,57 2,35 2,14 2,14
15. Rasio penduduk yang bekerja Persen 96,70 97,00 97,10 97,15 97,15 97,20 97,20
Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun
16. Persen 69,78 70,10 70,30 70,42 70,83 71,24 71,24
ke atas
17. Indeks Kepuasan Masyarakat Persen 84,97 84,99 85,05 85,15 85,25 86,00 86,00
18. Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
19. Pencapaian skor Pola Pangan Harapan Nilai 93,3 94,1 95,0 95,8 96,6 97,5 97,5
20. Penguatan cadangan pangan Persen 65 65 68 70 73 75 75
21. Penanganan daerah rawan pangan Persen 9,95 8,95 7,46 5,97 4,97 3,98 3,98
22. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Persen 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap
23. Persen 6,4 6,8 7,2 7,8 8,0 8,2 8,2
PDRB
24. Produksi sektor pertanian Ton 992.574 994.000 998.000 1.010.000 1.015.000 1.020.000 1.020.000
25. Produksi sektor perkebunan Ton 259.031 269.031 275.000 280.000 285.000 290.000 290.000
26. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Persen 9,50 10,00 10,15 10,30 10,37 10,50 10,50
27. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Persen 20,68 21,23 21,78 22,46 22,97 23,34 23,34
28. Kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB Persen 12,70 12,73 12,78 12,81 12,85 12,90 12,90
29. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Persen 12,55 12,65 12,70 12,85 13,05 13,10 13,10
30. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Persen 6,13 6,25 6,32 6,45 6,70 7,00 7,00

VIII-2
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aspek Daya Saing Daerah
A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
31. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Juta 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04 53.276.332,04
32. Nilai Tukar Petani Persen 95,47 95,50 95,53 95,55 95,58 95,61 95,61
33. Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa Persen 50,00 54,00 59,00 64,00 68,00 70,00 70,00
34. Rasio Ketergantungan Persen 59,46 60,96 62,36 63,86 65,00 65,50 65,50
B. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
35. jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Arus kedatangan Transportasi Darat Ribu 27.266 27.266 28.629 30.061 31.564 33.142 33.142
Arus keberangkatan Transportasi Darat Ribu 26.605 26.605 27.935 29.332 30.398 32.338 32.338
Jumlah Barang Masuk Ribu 267.813 267.813 281.203 295.263 310.027 325.528 325.528
Jumlah Barang Keluar Ribu 263.641 263.641 276.823 290.664 305.197 320.457 320.457
jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal
36.
per tahun
jumlah orang/barang melalui dermaga Ribu 1.705,9 1.705,79 1.791 1.881 1.975 2.073 2.073
jumlah orang/barangmelalui Bandara Ribu 1.630,66 1.630,66 1.712 1.798 1.888 1.982 1.982
jumlah orang/barang transportasi darat Ribu 53.871 53.871 56.564 59.393 62.362 65.480 65.480
37. Ketersediaan daya listrik KWh 257,69 1.705,79 1.791 1.881 1.975 2.073 2.073
38. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Persen 78,11 1.630,66 1.712 1.798 1.888 1.982 1.982
39. Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon Persen 93,26 53.871 56.564 59.393 62.362 65.480 65.480
C. Fokus Fasilitas Iklim Berinvestasi
40. Angka kriminalitas yang tertangani Persen 69,58 70,00 70,50 80,00 80,50 90,00 90,00
41. Persentase PAD terhadap pendapatan Persen 22,81 22,47 21,86 20,70 19,46 18,16 18,16

Aspek Pelayanan Umum


A. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib
Pelayanan Dasar
1. Pendidikan
1,2 Angka Partisipasi Kasar (SLTA) Persen 97,41 98,00 98,20 98,70 99,15 99,50 99,50
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut
1.3 Kabupaten/Kota dan Pendidikan Tertinggi yang Persen 26,74 29,75 32,50 35,50 38,00 41,75 41,75
Ditamatkan
1.7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Persen 62,71 68,50 70,55 72,67 74,85 78,59 78,59
1.11 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/SMK/MA/Paket C Persen 72.94 72.94 72.94 72.94 72.94 72.94 72.94

VIII-3
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Orang 1.978 1.583 1.188 793 398 0 0
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Persen 97,97 (55,71) 57,94 60,25 62,67 63,92 65,31 65,31
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Persen 102,07 102,07 102,07 102,07 102,07 102,07 102,07
Persentase kondisi ruang kelas sekolah menengah
1.14 Persen 39,55 42,00 45,00 48,00 52,00 55,00 55,00
(SMA/K) dalam kondisi baik
Rasio guru/murid sekolah pendidikan menengah Rasio 24 24 23,5 23 22,5 22,0 22,0
1.16 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata Rasio 21 21 21 21 21 20 20
Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun,
1.17 Persen 94,32 94,32 94,32 94,32 94,32 94,32 94,32
perempuan dan laki-laki (Persen)
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pendidikan
1.19 Persen 95,58 98,46 98,69 98,92 99,15 99,38 99,38
menengah
2. Kesehatan
pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis
2.1 kesehatan akibat bencana dan atau berpotensi bencana Persen 100 100 100 100 100 100 100
provinsi
Angka per
2.2 Angka kematian bayi 3 3 3 2 1 0 0
1000 KH
2.3 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup Jiwa 149 148 145 143 140 139 139
pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian
2.4 persen 100 100 100 100 100 100 100
luar biasa provinsi
pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus
2.5 persen 100 100 100 100 100 100 100
yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV)
2.6 pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis persen 75 77 79 81 85 75 77
2.7 Prevalensi Cardiovascular persen 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,7 1,6
2.8 Angka prevalensi balita stunting persen 35,4 34,9 34,4 33,9 33,4 35,4 34,9
Jumlah puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan Puskesmas/u
2.9 95 158 221 284 284 95 158
spesialis dasar nit
Persentase RS yang terakreditasi persen 35 45 60 75 90 35 45
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3.1 Pekerjaan Umum:
3.1.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Persen 71,88 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00 74,00
3.1.2 Persentase rumah tinggal bersanitasi Persen 69,52 100 100 100 100 100 100
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
3.1.3 Persen 79,83 100 100 100 100 100 100
terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
4.
Perlindungan Masyarakat
4.1 Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Orang 10.336 10.336 10.336 10.336 10.336 10.336 10.336
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,
4.2 Persen 100 100 100 100 100 100 100
ketentraman, keindahan)
4.3 Persentase Penegakan PERDA Persen 87,50 90,00 92,00 95,00 97,00 100 100

VIII-4
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
5. Sosial
5.1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial Persen 6 30 50 70 80 85 85
5.2 Persentase PMKS yang tertangani Persen 6 30 50 70 80 85 85
Persentase PMKS skala yang memperoleh bantuan sosial
5.3 Persen 11 30 50 70 80 85 85
untuk pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase panti sosial yang menerima program
5.4 pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama Persen 50 70 80 90 98 100 100
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
Persentase panti sosial yang menyediakan sarana
5.5 Persen 100 100 100 100 100 100 100
prasarana pelayanan kesehatan sosial
Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
5.6 masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana Persen 6 30 50 70 80 85 85
pelayanan kesejahteraan sosial
Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial
5.7 Persen 6 30 50 70 80 85 85
selama masa tanggap darurat
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan
5.8 Persen 11 30 50 70 80 85 85
menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut
5.9 Persen 50 70 80 90 98 100 100
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
Non Pelayanan Dasar
1. Tenaga Kerja
1.1 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun Kasus 34 30 25 20 15 10 10
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian
1.2 Kasus 29 30 34 36 38 40 40
Bersama (PB)
1.3 Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan Orang 1.097 1.300 1.650 1.950 2.250 2.550 2.550
1.4 Keselamatan dan perlindungan Persen 100 100 100 100 100 100 100
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program
1.5 Orang 171.886 176.886 181.886 186.886 191.886 196.886 196.886
Jamsostek
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan
1.6 Kasus 16 14 12 10 8 6 6
pemerintah daerah
1.7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan Persen 20 25 30 30 35 35 35
1.8 Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan Perusahaan 40 60 70 80 90 100 100
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
1.9 Orang 2,032 3.750 3.850 4.125 4.150 4.175 4.175
kompetensi
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
1.10. Orang 1.670 1.725 1.775 1.800 1.800 1.800 1.800
masyarakat
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
1.11 Orang 1.180 1.250 1.350 1.350 1.450 1.500 1.500
kewirausahaan
2. Pangan

VIII-5
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.1 Ketersediaan energi dan protein per kapita
Energi Kalori 3036 3036 3036 3036 3036 3036 3036
Protein Kalori 85,19 85,19 85,19 85,19 85,19 85,19 85,19
3. Lingkungan Hidup
Provinsi
3.1 Peningkatan Indeks Kualitas Air Indeks 50 50 50 50 50 50 50
3.2 Peningkatan Indeks Kualitas Udara Indeks 91.04 91,04 91,04 91,04 91,04 91,04 91,04
3.3 Peningkatan Indeks Kualitas Tutupan Lahan Indeks 69,14 69,14 69,14 69,14 69,14 69,14 69,14
Pembinaan dan Pengawasan terkait ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang diawasi ketaatannya
3.4 Persen 6 6 6 6 6 6 6
terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan PUU LH yang
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
3.5 Terlaksananya pemberian penghargaan lingkungan hidup ada ada ada ada ada ada ada
Pengaduan masyarakat terkait izin lingkungan, izin PPLH
dan PUU LH yang di terbitkan oleh Pemerintah daerah
3.6 Persen 100 100 100 100 100 100 100
provinsi, lokasi usaha dan dampak lintas kabupaten/kota
yang ditangani
Persentase jumlah sampah yang tertangani pada kondisi
3.7 Persen 100 100 100 100 100 100 100
khusus di Provinsi
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
4.
Sipil
4.1 Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk Persen 65,04% 75,04 85,04 90,04 95,04 100 100
4.2 Rasio bayi berakta kelahiran Persen 74,41 82,03 90,42 94,94 98,04 100 100
4.3 Rasio pasangan berakta nikah Persen 8,75 18,75 23,75 28,75 33,75 38,75 43
4.4 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Server Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
4.5 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
4.6 Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Persen 28,91 38,91 43,91 48.91 53,91 58,91 63,91
4.7 Cakupan penerbitan akta kelahiran Persen 30 33 34 36 38 39 39
5. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa
5.1 Persen 80 83 86 90 93 95 95
yang baik
Rata-rata kelompok binaan lembaga pemberdayaan
5.2 Persen 80 80 80 85 85 85 85
masyarakat (LPM)
5.3 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Persen 90 90 90 93 93 95 95
5.5 Persentase LPM Berprestasi Persen 90 92 95 95 97 97 97
5.6 Persentase PKK aktif Persen 90 90 90 95 90 97 97
5.7 Persentase Posyandu aktif Persen 90 90 90 90 90 95 95
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan
5.8 Persen 70 70 75 75 75 75 75
masyarakat
5.9 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat Persen 80 80 85 85 85 95 95

VIII-6
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
6.
Berencana
6.1 Total Fertility Rate (TFR) Nilai 2,4 2,3 2,3 2,2 2,2 2,1 2,1
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet
6.2 Nilai 17,5 17,00 15,00 13,00 11,00 9,00 9,00
need)
Persentase Penggunaan
6.3 Kontrasepsi Jangka Nilai 21,5 22,00 22,75 23,15 23,80 24,50 24,50
Panjang (MKJP)
7. Perhubungan
7,1 Jumlah arus penumpang angkutan umum
Arus kedatangan Transportasi Darat Jumlah 27.266 28.629 30.061 31.564 33.142 34.779 34.779
Arus keberangkatan Transportasi Darat Jumlah 26.605 27.935 29.332 30.398 32.338 33.955 33.955
Arus kedatangan Transportasi Laut Jumlah 819,01 859,96 902,96 948,11 995,51 1.045,29 1.045,29
Arus keberangkatan Transportasi Laut Jumlah 886.780 931.120 977.670 1.026.560 1.077.890 1.131.780 1.131.780
Arus kedatangan Transportasi Udara Jumlah 797.500 837.380 879.250 923.210 969.370 1.017.840 1.017.840
Arus keberangkatan Transportasi Udara Jumlah 833.160 874.820 918.560 964.490 1.012.710 1.063.350 1.063.350
7.2 Rasio izin trayek Nilai 0,00010 0,00011 0,00012 0,00013 0,00014 0,00015 0,00015
7.3 Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah 264 277 291 306 321 337 337
7.4 Jumlah pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Bandara Unit 5 - - - 1 - 6
Pelabuhan Unit 15 2 1 - 2 - 20
Terminal Type B Unit 1 3 2 2 2 2 13
7.5 Persentase layanan angkutan darat Persen 0,00040 0,00051 0,00054 0,00057 0,00060 0,00063 0,00063
7.6 Persentase kepemilikan KIR angkutan umum Persen 0 0 0 0 0 0 0
7.7 Pemasangan Rambu-rambu Persen 24,72 25,96 27,25 28,62 30,05 31,55 31,55
7.8 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Nilai 3,82 3,64 3,47 3,30 3,15 3.00 3,00
7.9 Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Arus kedatangan Transportasi Darat Jumlah 27.266,00 28.629 30.061 31.564 33.142 34.779 34.779
Arus keberangkatan Transportasi Darat Jumlah 26.605,00 27.935 29.332 30.398 32.338 33.955 33.955
Jumlah Barang Masuk Jumlah 267.813,00 281.203 295.263 310.027 325.528 341.804 341.804
Jumlah Barang Keluar Jumlah 263.641,00 276.823 290.664 305.197 320.457 336.840 336.840
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal
7.10.
per tahun
Arus penumpang melalui dermaga Jumlah 1.705,79 1.791 1.881 1.975 2.073 2.177 2.177
Arus penumpang melalui Bandara Jumlah 1.630,66 1.712 1.798 1.888 1.982 2.081 2.081
Arus penumpang melalui transportasi darat Jumlah 53.871 56.564 59.393 62.362 65.480 68.754 68.754
7.11 Persentase Angka Kecelakaan lalu lintas Persen 11,03 8,77 7,72 4,51 1,3 0 0
8. Komunikasi dan Informatika
8.1 Jumlah integrasi aplikasi layanan publik dan atau tata OPD - - 1 1 1 - 3

VIII-7
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
kelola pemerintah
8.2 Jumlah interkoneksi antar OPD dan Kab/Kota OPD - - 10 18 20 17 65
Persentase layanan pengaduan masyarakat secara online
8.3 Persen - 100 100 100 100 100 100
yang didistribusikan ke OPD
9. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
9.1 Persentase koperasi aktif Persen 69,39 70,55 71,40 72,85 73,60 74,50 75,00
9.2 Persentase UKM non BPR/LKM aktif Persen 0,99 1,22 1,53 1,65 1,75 1,82 1,99
9.3 Persentase BPR/LKM aktif Persen 0,42 0,60 0,72 0,85 0,89 0,92 0,95
9,4 Persentase Usaha Mikro dan Kecil Persen 2,18 2,85 3,52 3,90 4,35 4,70 5,20
10. Penanaman Modal
10,1 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Perusahaan 405 32 25 30 31 32 32
Triliun
10,2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) 26,00 12,00 8,10 10,70 11,30 11,90 11,90
Rupiah
10,3 Rasio daya serap tenaga kerja Persen 9,26 20 30 40 50 60 60
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (miliar
10,4 Persen 92,02 2,5 48,14 24,30 5,31 5,04 5,04
rupiah)
11. Kepemudaan dan Olah Raga
11.1 Persentase organisasi pemuda yang aktif Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.2 Persentase wirausaha muda Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.3 Cakupan pembinaan olahraga Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.4 Cakupan Pelatih yang bersertifikasi Persen 87 87 87 87 87 87 87
11.5 Cakupan pembinaan atlet muda Persen 100 100 100 100 100 100 100
11.6 Jumlah atlet berprestasi Orang 11 11 11 11 11 11 11
11.7 Jumlah prestasi olahraga Orang 9 9 9 9 9 9 9
12. Statistik
12.1 Tersedianya sistem data dan statistik yang terintegrasi Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
12.2 Buku "daerah dalam angka" Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
12.3 Buku "PDRB" Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
13. Persandian
Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang telah
12,1 Persen 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45
menggunakan sandi dalam komunikasi Perangkat Daerah
14. Perpustakaan
14.1 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun orang 12.000 14.000 15.000 50.000 150.000 200.000 200.000
14.2 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah eksamplar 199.305 1000 1000 10.000 15.000 20.000 47.000
14.3 Rasio perpustakaan persatuan penduduk orang 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 70.000
14.4 Jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan/tahun orang 14.000 14.000 14.000 14.000 15.000 20.000 77.000
14.5 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan Judul 73.197 250 250 250 3.750 5000 11.750
Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang
14.6 orang 12 28 40 25 3 3 111
memiliki sertifikat

VIII-8
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
15. Kearsipan
Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang mengelola
15.1 unit 2,4 2,7 2,9 9,8 29,4 30 30
arsip secara baku
15.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan orang 100 100 100 100 100 100 100
B. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Pilihan
1. Pariwisata
1.1 Kunjungan wisata orang 2.446.776 2.518.500 2.664.980 2.776.330 2.914.243 3.059.047 3.059.047
1.2 Lama kunjungan wisata hari 61 66,7 73 79 86,5 94 94
1.3 PAD sektor pariwisata Rupiah 804.500.000 880.927.500 964.615.612 1.056.254.095 1.156.598.234 1.266.475.066 1.266.475.066
2. Pertanian
2.1 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Persen 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76
2.2 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB Persen 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap
2.3 Persen 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4
PDRB
2.4 Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB Persen 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
2.5 61.258 61.258 61.258 61.258 61.258 61.258 61.258
per hektar
2.6 Cakupan bina kelompok petani Persen 92 92 95 97 99 100 100
3. Kehutanan
3.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Ha 1.330 1.250 1.250 1.250 1.000 1.000 7.080
3.2 Kerusakan Kawasan Hutan Persen 0,0032 1.5 1.4 1.3 1.2 1 1
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
3.3 Persen 58.48 59,00 59,50 59,75 60,00 61,25 61,25
keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
4. Energi dan Sumber Daya Mineral
4.1 Persentase rumah tangga pengguna listrik Persen 78,11 90,2 92,6 95,1 97,5 100 100
4.2 Rasio ketersediaan daya listrik Nilai 257,69 286,03 300,2 300,2 314,37 342,71 342,71
4.3 Persentase pertambangan tanpa izin Persen 43,95 47,20 48,91 48,91 50,69 54,44 54,44
5. Perdagangan
5.1 Ekspor Bersih Perdagangan Juta Ton 2 6 10 15 20 25 25
5.2 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Pedagang 400 410 420 430 440 450 450
6 Perindustrian
6.1 Cakupan bina kelompok pengrajin Unit Usaha 12 ribu 13 ribu 14 ribu 15 ribu 16 ribu 17 ribu 17 ribu
7. Kelautan dan Perikanan
7.1 Produksi perikanan Ribu/Ton 1.252 1.310 1.325 1.598 1.725 1.898 1.898
Kg/kapita/
7.2 Konsumsi ikan 58,81 60,63 61,20 62,50 62,70 62,90 62,90
thn
7.3 Cakupan bina kelompok Pokmaswas 136 141 146 151 156 161 161
7.4 Produksi perikanan kelompok nelayan Ribu/ton 203 210 225 240 255 270 270

VIII-9
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
Satuan pada Akhir
Pembangunan Daerah Periode RPJMD
Periode
(2017) 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Juta Ha,
Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas Kawasan
7.5 1,84 2,10 2,30 2,40 2,47 2,53 2,53
perairan teritorial Konservasi
Perairan
7.6 Nilai tukar nelayan indeks 122,68 123 123,15 123,50 123,78 124 124

C. Fokus Layanan Penunjang Urusan Pemerintahan


1. Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah
1.1 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
ditetapkan dengan PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yang telah
1.2 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
ditetapkan oleh PERDA/PERKADA
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang telah
1.3 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
ditetapkan PERKADA
Tersedianya dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan
1.4 Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
PERDA
1.5 Penjabaran Konsistensi Program RPJMD kedalam RKPD Persen 80 85 90 95 98 100 100
1.6 Kesesuaian rencana pembangunan dengan RTRW Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
2. Keuangan
2.1 Opini BPK terhadap laporan keuangan WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
2.2 Persentase SILPA Miliar Rupiah 352.655.750.081,43 281.175.078.407 262.484.949.690 274.99.022.494 152.931.748.497 153.032.047.846 153.032.047.846
Perbandingan antara belanja langsung dengan belanja
2.3
tidak langsung
Belanja Langsung Miliar Rupiah 1.548.605.564.983 1.961.727.066.791 2.661.810.055.824 2.801.407.964.326 3.229.365.523.043 3.724.415.421.147 3.724.415.421.147
Belanja Tidak Langsung Miliar Rupiah 2.428.976.730.345 2.283.602.077.595 2.468.001.383.677 26.823.818.669.882 2.854.539.912.167 35.46.575.648.778 35.46.575.648.778

3. Kepegawaian
3.1 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah orang 54 54 54 54 54 54 54
3.2 Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah orang 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182 1.182
Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada
3.3 orang 7.731 7.731 7.731 7.731 7.731 7.731 7.731
instansi pemerintah
4. Kelitbangan
4.1 Persentase implementasi rencana kelitbangan Persen 100 100 100 100 100 100 100
4.2 Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan Persen 60 65 75 85 95 100 100
Persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam
4.3 Persen 24 30 40 50 60 100 100
penerapan inovasi daerah
4.4 Persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah Persen 12 30 40 50 60 100 100

VIII-10
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023
Bab IX Penutup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2018-2023 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program prioritas Gubernur
Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, SH dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Dr. H. Lukman
Abunawas, SH, M.Si periode Tahun 2018-2023. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-
2023 disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2025 dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2018-
2023 menjadi visi dan misi pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara yang akan berlaku selama
5 (lima) tahun sejak dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara tanggal 5
September 2018 hingga berakhirnya jabatan tersebut pada tanggal 5 September 2023. Untuk
mencapai visi pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, yaitu :
TERWUJUDNYA SULAWESI TENGGARA YANGAMAN, MAJU, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT,
ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah yang dijabarkan ke
dalam strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah yang menjadi janji-janji
politik Gubernur dan Wakil Gubernur yang harus diwujudkan selama 5 (lima) tahun kedepan
dengan memperhatikan kemampuan finansial daerah dan sumber pendapatan lainnya.
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 menjadi pedoman dalam
penyusunan dokumen perencanaan daerah yakni Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
merupakan dokumen penjabaran dari RPJMD yang ditetapkan setiap tahun. Demikian pula
menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan perangkat daerah yakni Rencana
Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja
Perangkat daerah (Renja PD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari
Renstra PD.
RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 merupakan dokumen daerah
yang perlu diketahui dan dipahami sebagai dokumen bersama (seluruh stakeholder) dalam
rangka melaksanakan pembangunan jangka menengah daerah. Seluruh komponen masyarakat,
pemerintah, dan swasta harus memiliki komitmen bersama untuk menjaga konsistensi antara
rencana jangka menengah dengan implementasi tahunannya sehingga rencana pembangunan
yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.

Gubernur Sulawesi Tenggara,

ALI MAZI

RPJMD Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023


IX-1

Anda mungkin juga menyukai