Anda di halaman 1dari 508

LOGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT


NOMOR 2 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019-2023

Mewujudkan masyarakat
Kabupaten Lahat
yang berakhlak, mandiri,
berkeadilan, makmur dan
sejahtera serta
terselenggaranya
pembangunan yang
berbasis pemerataan
berkelanjutan

KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019


-1-

BUPATI LAHAT

PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT


NOMOR 2 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019-2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAHAT,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264


ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah;
b. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah merupakan penjabaran visi, misi dan
program kepala daerah yang memuat tujuan,
sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan
daerah dan keuangan daerah, serta program
Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5
(lima) tahun;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Lahat Tahun 2019-2023;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di
Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1821);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
-2-

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 459);
8. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2007 Nomor 17);
9. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2008 Nomor 14);
10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat
Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten
Lahat Tahun 2012 Nomor 03);
11. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Lahat (Lembaran Daerah Kabupaten
Lahat Tahun 2016 Nomor 4).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAHAT
dan
BUPATI LAHAT

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019-2023.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Lahat.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Lahat.
3. Bupati adalah Bupati Lahat.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Lahat, sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD
adalah Perangkat Daerah Kabupaten Lahat.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang
selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Lahat.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional untuk periode
5 (lima) tahunan.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen
perencanaan daerah dalam kurun waktu 20 tahun.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya
disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata
ruang yang merupakan penjabaran strategi dan
arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota kedalam
struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah.
11. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang
selanjutnya disebut dengan Renstra-PD adalah
dokumen perencanaan PD untuk periode 5 (lima)
tahun.
12. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang
selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
13. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat Renja PD adalah dokumen perencanaan
Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD untuk ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
15. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan daerah karena dampaknya yang
signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang,
dan menentukan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan.
17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
18. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) tahunan.
19. Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai
secara nyata oleh instansi pemerintah dalam
rumusan yang Iebih spesifik, terukur, dalam kurun
waktu yang Iebih pendek dari tujuan.
20. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara
kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari
unsur masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat,
dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat
capaian kinerja suatu kegiatan dan sasaran yang
telah ditetapkan untuk menentukan apakah tujuan
sudah tercapai.
21. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah
berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi.
22. Kebijakan pembangunan adalah arah atau tindakan
yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk
mencapai tujuan.
23. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
oleh Perangkat Dearah atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk
mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.

BAB II
RUANG LINGKUP RPJMD

Pasal 2
(1) RPJMD merupakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah sebagai landasan dan
pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun yang
menjabarkan:
a. visi dan misi, program Bupati dan Wakil Bupati
terpilih; dan
b. tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan
pembangunan dan program pembangunan yang
akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah,
disertai dengan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
(2) RPJMD berpedoman pada RPJPD dan RPJMN serta
memperhatikan :
a. RPJMD Provinsi Sumatera Selatan
b. RTRW; dan
c. RPJMD Kabupaten/Kota sekitar
(3) RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD,
Renstra PD dan Renja PD.
BAB III
SISTEMATIKA RPJMD

Pasal 3
(1) Dokumen RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-
2023, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
BAB III : Gambaran Keuangan Daerah
BAB IV : Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
BAB VI : Strategi, Arah Kebijakan dan Program
Pembangunan Daerah
BAB VII : Kerangka Pendanaan Pembangunan
dan Program Perangkat Daerah
BAB VIII : Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
BAB IX : Penutup

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
RPJMD

Pasal 4
(1) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD
mencakup pelaksanaan RPJMD dan Renstra PD.
(2) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Kepala Bappeda.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 5
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2014 Nomor 9) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Lahat.

Ditetapkan di Lahat
pada tanggal 19 Juni 2019

BUPATI LAHAT,

CIK UJANG

Diundangkan di Lahat
pada tanggal 19 Juni 2019

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAHAT,

JANUARSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019 NOMOR : 2

NOMOR REGISTRASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT,


PROVINSI SUMATERA SELATAN : (1-45/2019)
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT
NOMOR 2 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019-2023

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN LAHAT TAHUN 2019-2023
-i-

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................I - 1
1.1. Latar Belakang ................................................................... I - 1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ........................................... I - 3
1.3. Hubungan Antar Dokumen ........................................... I - 6
1.3.1 RPJMD dan RPJPD ............................................. I - 9
1.3.2 RPJMD dan RTRW ................................................ I - 11
1.3.3 RPJMD dan RPJMN .............................................. I - 15
1.3.4 RPJMD dan Renstra ............................................. I - 16
1.3.5 RPJMD dan RKPD ................................................. I - 17
1.3.6 RPJMD dan KLHS ................................................. I - 17
1.4. Maksud dan Tujuan ......................................................... I - 18
1.5. Sistematika Penulisan ..................................................... I - 19

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH............................. II - 1


2.1. Aspek Geografi dan Demografi ...................................... II - 1
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah .................. II - 1
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ..................... II - 7
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ................................... II - 12
2.1.4 Demografi ................................................................ II -
15
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ................................ II - 20
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi.................................................................... II -
20
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ............................. II - 36
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga................... II - 57
2.3. Aspek Pelayanan Umum ................................................. II -
59
2.3.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib ...................... II - 59
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan .........................II - 106
2.3.3 Fokus Layanan Urusan Pemerintahan dan
Fungsi Penunjang ................................................. II - 116
2.4. Aspek Daya Saing Daerah .............................................. II - 120
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ........... II - 120
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ......... II - 122
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ................................... II - 123
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia .......................... II - 125
2.4.5 Fokus Badan Usaha Milik Daerah ................. II - 126
2.5. Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Kabupaten Lahat ................................................................ II - 127
2.5.1 Pelaksanaan TPB di Kabupaten Lahat .......... II - 128
2.5.2 Capaian Indikator TPB pada OPD .................. II - 135
2.5.3 Anggaran Pencapaian TPB ................................ II - 141
2.5.4 Capaian Indikator TPB Berdasarkan Pilar . II - 142

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH ................................... III - 1


3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ........................................ III - 1
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ............................... III - 2
3.1.2 Neraca Daerah ........................................................ III - 17
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ............ III - 28
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ....................... III - 35
3.2.2 Analisis Pembiayaan ............................................. III - 39
3.3. Kerangka Pendanaan ......................................................... III - 43
- ii -

3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja...................I - 44


3.2.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan ............... III - 55

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH IV - 1


4.1. Permasalahan Pembangunan ......................................... IV - 2
4.1.1 Evaluasi Kinerja Pembangunan 2013-2018.. IV - 2
4.2. Isu Strategis .......................................................................... IV-
12
4.2.1 Telaah RPJPD .......................................................... IV- 13
4.2.2 Telaah RPJMN ......................................................... IV- 22
4.2.3 Telaah RTRW ........................................................... IV- 27
4.2.4 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) .. IV- 34
4.2.5 Isu Strategis Daerah dalam RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 ............... IV- 35

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN................................. V - 1


5.1. Visi ........................................................................................ V -
1
5.2. Misi......................................................................................... V - 3
5.3. Tujuan dan Sasaran......................................................... V - 3
5.4. Keselarasan RPJMD dengan RPJPD Kab Lahat,
RTRW Kabupaten Lahat, RPJMD Provinsi
Sumatera Selatan dan RPJMN .................................... V - 5
5.4.1 Keselarasan RPJMD dengan RPJPD dan
RTRW Kabupaten Lahat ................................. IV - 5
5.4.2 Keselarasan RPJMD Kabupaten Lahat
dengan RPJMD Provinsi Sumsel ................... IV- 12
5.4.3 Keselarasan RPJMD Kabupaten Lahat
dengan RPJMN .................................................... IV- 18

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN ....................................................................... VI- 1
6.1. Strategi dan Arah Kebijakan ........................................ VI - 1
6.1.1 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMN
2015-2019 ............................................................. VI - 2
6.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD
Provinsi Sumatera Selatan 2019-2023 ....... VI - 3
6.1.3 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD
Kabupaten Lahat 2019-2023 .......................... VI - 7
6.2. Program Pembangunan................................................... VI -
10
6.3. Arah Kebijakan Pengembangan Kewilayahan......... VI - 46

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN


PROGRAM PERANGKAT DAERAH ................................... VII-
1

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN


DAERAH....................................................................................... VIII-1
8.1. Indikator Kinerja Utama ................................................ VIII-1
8.2. Indikator Kinerja Daerah .............................................. VIII-4

BAB IX PENUTUP .................................................................................... IX - 1


9.1. Program Transisi .............................................................. IX - 2
9.2. Kaidah Pelaksanaan ....................................................... IX - 3
- iii -

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Desa dan Kelurahan di Kabupaten


Lahat .........…………………………………………..... II – 2
Tabel 2.2 Ibu Kota Kecamatan, Tinggi Kota dari
Permukaan Laut dan Jarak Kabupaten ke Ibu
Kota Kecamatan ………………………………………. II – 4
Tabel 2.3 Curah Hujan dan Hari Hujan Per Bulan
Kabupaten Lahat ……………….......................…. II - 6
Tabel 2.4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Lahat ............ II – 7
Tabel 2.5 Kejadian Bencana Alam Menurut Jenis
Bencana di Kabupaten Lahat ............................ II – 16
Tabel 2.6 Penduduk Menurut Kecamatan dalam
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 ............... II – 17
Tabel 2.7 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
dalam Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 ..... II – 18
Tabel 2.8 Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin
dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Lahat
Tahun 2018 ...................................................... II – 19
Tabel 2.9 PDRB ADHB Menurut Pengeluaran Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2017 (Miliar Rupiah) ........... II – 21
Tabel 2.10 PDRB ADHK Menurut Pengeluaran Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2017 (Miliar Rupiah) ........... II – 21
Tabel 2.11 Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (%) ............ II – 23
Tabel 2.12 Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut
Pengeluaran Kabupaten Lahat Tahun
2014-2017 (Persen) …………………………........... II – 23
Tabel 2.13 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan
Usaha Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2017 .... II – 25
Tabel 2.14 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan
Usaha Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 …... II – 27
Tabel 2.15 PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha (Juta
Rupiah) Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 .... II – 29
Tabel 2.16 PDRB ADHK Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha (Juta Rupiah) Kabupaten Lahat Tahun
2014-2017 ................................................…….. II – 30
Tabel 2.17 Inflasi Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 .... II – 31
Tabel 2.18 PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2017 …....................................…… II – 32
Tabel 2.19 Indeks Gini Kabupaten Lahat Tahun 2014 –
2017……………………………………………………… II – 33
Tabel 2.20 Perkembangan Indikator Kemiskinan
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 ........…... II – 34
- iv -

Tabel 2.21 Angka Kriminalitas Kabupaten Lahat Tahun


2014 – 2017 Menurut Kepolisian Resort di
Provinsi Sumatera Selatan .........................…... II – 35
Tabel 2.22 Rasio Murid-Sekolah dan Murid-Guru di
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 .....….…... II – 39
Tabel 2.23 Jumlah Sekolah, Guru, Murid pada Sekolah
Dasar Kabupaten Lahat Tahun
2017 …………………………………...................….. II – 40
Tabel 2.24 Jumlah Sekolah, Guru, Murid pada SLTP
sederajat di Kabupaten Lahat Tahun 2017........ II – 41
Tabel 2.25 Jumlah Sekolah, Guru, Murid pada SMU dan
SMK Sederajat di Kabupaten Lahat Tahun
2017……………………………………………………… II – 42
Tabel 2.26 Jumlah Sekolah, Guru, Murid pada MA di
Kabupaten Lahat Tahun 2017............…......…... II – 43
Tabel 2.27 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018..................................................I - 47
Tabel 2.28 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Lahat
Tahun 2014 – 2018 .......................................... II – 48
Tabel 2.29 Murid yang tamat Pendidikan tingkat SD, SLTP
dan SLTA di Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 …….…………………………………….... II - 49
Tabel 2.30 Gizi Buruk Kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2018 ………………………………………….... II – 51
Tabel 2.31 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut
Jenis Kegiatan Utama Kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2017 ...................................................... II – 53
Tabel 2.32 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut
Kelompok Umur di kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2017 ...................................................... II – 61
Tabel 2.33 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut
Jenjang Pendidikan Tahun 2014 – 2018 ...…..... II – 62
Tabel 2.34 Rasio Murid-Sekolah dan Rasio Guru-Murid
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 ............... II – 62
Tabel 2.35 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2018 ...............................................…... II – 64
Tabel 2.36 Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit
Kerja di Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 .. II – 65
Tabel 2.37 Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
di Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 .......... II – 66
Tabel 2.38 Persentase Imunisasi Kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2017 ............................................…….. II – 67
Tabel 2.39 Banyaknya Kelahiran Menurut Penolong
Kelahiran di Kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2017………………………………………….... II – 67
-v-

Tabel 2.40 Peserta KB Menurut Jenis Alat Kontrasepsi,


PUS dan Rasio Peserta KB-PUS di Kabupaten
Lahat Tahun 2014 – 2017 ................................ II – 68
Tabel 2.41 Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang
Berwenang di Kabupaten Lahat (Km) Tahun
2014 – 2017 …...........................................……. II – 69
Tabel 2.42 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan
Kondisi Jalan di Kabupaten Lahat (Km) Tahun
2014 – 2017....................................................... II – 69
Tabel 2.43 Kondisi Jalan Kabupaten Lahat Tahun 2017..... II – 70
Tabel 2.44 Kondisi Irigasi Kabupaten Lahat Tahun
2017......………………………………………………... II - 71
Tabel 2.45 Rasio Jaringan Irigasi Dalam Kondisi Baik
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017...…............ II - 71
Tabel 2.46 Panjang Irigasi di Kabupaten Lahat Tahun
2014-2017....................................……............... II - 72
Tabel 2.47 Capaian Persentase Akses Air Minum Layak
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 ………...... II – 75
Tabel 2.48 Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis
Konsumen di Kabupaten Lahat Tahun 2014-
2017……………………………………………………… II – 76
Tabel 2.49 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses
Sanitasi Layak di Kabupaten Lahat Tahun
2014 – 2018 ............................................……... II – 77
Tabel 2.50 Kapasitas Daya Listrik Tersambung pada
Konsumen Menurut Kelompok Tarif di
Kabupaten Lahat (kVA) Tahun 2014 – 2017 ….. II – 79
Tabel 2.51 Jumlah Produksi Tenaga Listrik dan Kapasitas
Panjang Jaringan Tahun 2017......................…. II – 79
Tabel 2.52 Capaian Kinerja Badan Kesbangpol Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 ...........................…….. II – 81
Tabel 2.53 Jumlah Keluarga Fakir Miskin yang mendapat
pelayanan/Bantuan Kesejahteraan Sosial
Tahun 2014-2017......................................……. II – 83
Tabel 2.54 Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan
Klasifikasi Keluarga di Kabupaten Lahat Tahun
2014-2017..……….....................................……. II – 83
Tabel 2.55 Realisasi Kinerja Urusan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ……………………………………………… II – 84
Tabel 2.56 Tenaga Kerja Perusahaan Menurut Sektor
Kegiatan Ekonomi di Kabupaten Lahat Tahun
2017 …………………………………………………….. II – 85
- vi -

Tabel 2.57 Pencari Kerja yang Terdaftar telah ditempatkan


dan yang belum ditempatkan di Kabupaten
Lahat Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis
Kelamin Tahun 2017 .........……..................……. II - 86
Tabel 2.58 Data Desa Eks UPT di Kabupaten Lahat Tahun
2018 ..…………………………………………………... II - 88
Tabel 2.59 Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Lahat
2014-2018 ………….………………………………….. II - 90
Tabel 2.60 Konsumsi Normatif di Kabupaten Lahat ............ II - 91
Tabel 2.61 Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan di
Kabupaten Lahat....................................................I - 92
Tabel 2.62 Timbulan Sampah dan Potensi Kesesuaian
Lahan untuk TPA di Kabupaten Lahat Tahun II - 96
2017……..……………………………………………….
Tabel 2.63 Fasilitas Pengelolaan Sampah Kabupaten II - 97
Lahat …………………………………………………….
Tabel 2.64 Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan KB
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 ....….......… II - 99
Tabel 2.65 Daftar Transportasi Darat di Kabupaten Lahat
Tahun 2017 ...............................................…… II - 100
Tabel 2.66 Jumlah Koperasi Menurut Jenis Koperasi
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 ....….......… II - 101
Tabel 2.67 Kinerja Urusan Penanaman Modal Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 .....…………….........….. II - 101
Tabel 2.68 Penerbitan SIUP dan TDUP Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2017 ......................................……. II - 103
Tabel 2.69 Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga di
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 ......…....…. II - 103
Tabel 2.70 Jumlah Pengunjung, Peminjam dan Buku yang
dipinjam pada Dinas Perpustakaan Kabupaten
Lahat ………………………………………......…....…. II - 104
Tabel 2.71 Jumlah Koleksi Buku Dinas Perpustakaan
Kabupaten Lahat per Desember 2018 ....…....…. II - 104
Tabel 2.72 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas
Perpustakaan Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ..........................................………..... II - 103
Tabel 2.73 Produksi Perikanan Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 (ton) ……………............................…. II - 106
Tabel 2.74 Kinerja Urusan Pariwisata Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ......................................…… II - 108
Tabel 2.75 Obyek Wisata di Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ...........................................……..... II - 108
Tabel 2.76 Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 ....................….......….. II - 109
- vii -

Tabel 2.77 Produksi Pertanian Tanaman Pangan


Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 ...........…. II - 109
Tabel 2.78 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Buah Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ............…………………………………… II - 110
Tabel 2.79 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Sayur-Sayuran Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ...................................…….... II - 111
Tabel 2.80 Luas Tanaman Perkebunan Rakyat (Hektar)
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 .............…. II - 113
Tabel 2.81 Produksi Daging dan Telur Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 (kg) ....……………………......... II - 114
Tabel 2.82 Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut
Jenisnya di Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ……………………………………………… II - 115
Tabel 2.83 Jumlah Pasar Menurut Jenisnya di Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 .............................…… II - 115
Tabel 2.84 Banyaknya Pedagang yang Terdaftar dalam
Penerbitan SIUP dan TDUP Menurut
Kecamatan di Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ……………………………….................. II - 115
Tabel 2.85 Realisasi Kinerja Urusan Pengawasan
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 ................. II - 117
Tabel 2.86 Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Lahat
Tahun 2017 ................……............................... II – 119
Tabel 2.87 Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir
Terhadap PDRB Kabupaten Lahat Tahun
2014-2017 (Miliar Rupiah) ...……...................... II – 122
Tabel 2.88 Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2017 ......…....……................ II – 124
Tabel 2.89 Incremental Capital Output Ratio (ICOR)
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 ................ II – 125
Tabel 2.90 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 ...........…….................. II – 126
Tabel 2.91 Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 .......….....……........................ II – 127
Tabel 2.92 Capaian TPB Kabupaten Lahat Terhadap Target
Nasional ……………............................................ II – 133
Tabel 2.93 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah Pada
Pilar Sosial………............................................... II – 135
Tabel 2.94 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah Pada
Pilar Ekonomi..……............................................ II – 136
Tabel 2.95 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah Pada
Pilar Lingkungan .......................….................... II – 138
Tabel 2.96 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah Pada
Pilar Hukum dan Tata Kelola ....…..................... II – 140
- viii -

Tabel 2.97 Anggaran Pencapaian TPB Pada Perangkat


Daerah …………….............................................. II – 141
Tabel 2.98 Capaian Indikator TPB Pada Pilar Sosial ……….. II – 142
Tabel 2.99 Capaian Indikator TPB Pada Pilar Ekonomi …... II – 152
Tabel 2.100 Capaian Indikator TPB Pada Pilar Lingkungan... II – 158
Tabel 2.103 Capaian Indikator TPB Pada Pilar Hukum dan
Tata Kelola …………….…………………………...….. II – 163
Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran 2014-2018.............................. III − 4
Tabel 3.2 Realisasi Pendapatan Daerah Terhadap Target
APBD Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 ..………………………………………....... III − 6
Tabel 3.3 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran 2014-2018.....................……... III − 11
Tabel 3.4 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran 2014-2018.....................…...... III – 16
Tabel 3.5 Neraca Daerah Pemerintah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran 2014-2018...........................… III − 19
Tabel 3.6 Perkembangan Ekuitas Pemerintah Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 ............................….... III − 25
Tabel 3.7 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Lahat
2014-2018 .............................................……..... III − 26
Tabel 3.8 Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun
Anggaran 2014-2018..............................……..... III − 37
Tabel 3.9 Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018.......................................…… III – 38
Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan
Kebutuhan Aparatur Kabupaten Lahat Tahun III – 39
2014-2018 ……………………………………….........
Tabel 3.11 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan
Kebutuhan Publik Kabupaten Lahat Tahun III – 39
2014-2018 ……………………………………............
Tabel 3.12 Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018 .................................................……. III – 41
Tabel 3.13 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Lahat Tahun
2014-2018........................................……........... III – 42
Tabel 3.14 Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023 ...………………………………………...... III – 52
Tabel 3.15 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023...…............ III – 56
Tabel 4.1 Capaian Indikator Makro Kabupaten Lahat...…. IV – 2
Tabel 4.2 Permasalahan Berdasarkan Urusan PD …....….. IV – 3
Tabel 4.3 Hasil Telaah RPJPD Tahun 2005-2025…........... IV – 14
Tabel 4.4 Hasil Telaah Struktur Ruang Kabupaten Lahat . IV – 27
- ix -

Tabel 4.5 Hasil Telaah Pola Ruang Kabupaten Lahat ..…. IV – 30


Tabel 4.6 Analisis Terhadap Dokumen KLHS. .................. IV – 35
Tabel 4.7 Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah
Penduduk Kabupaten Lahat (ribu jiwa/km)....... IV − 50
Tabel 4.8 Rasio Panjang Jalan Terhadap Luas Wilayah di
Kabupaten Lahat .....................................……... IV – 50
Tabel 5.1 Sinkronisasi RPJPD Kabupaten Lahat, RTRW
Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032 dan
RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-
2023 …………………………………..……….. V–8
Tabel 5.2 Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Lahat Tahun
2018-2023 dengan RPJMD Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2019-2023 ……………….……….. V – 14
Tabel 5.3 Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Lahat Tahun
2018-2023 dengan RPJMN 2015-2019 ……..….. V – 18
Tabel 5.4 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 ………….... V – 19
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJMD Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023...........................................….…...... VI – 8
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten
Lahat Tahun 2019-2023 ...........................……. VI – 16
Tabel 6.3 Program Pembangunan Daerah....................….. IV – 18
Tabel 7.1 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 …….…….. VII − 2
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas yang
Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten
Lahat ......…………………………………………..….. VII – 3
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten
Lahat Tahun 2019-2023 ………………………….... VIII – 2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023 ……………………………………………... VIII – 6
-x-

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Perbandingan PDRB ADHB dan ADHK 2010


Menurut Pengeluaran Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2017 (Miliar Rupiah) ................ II – 22
Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Lahat (TD 2010 =100) Tahun 2014-2017 ..... II – 24
Grafik 2.3 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten
Lahat Tahun 2014 – 2017 ........................... II – 32
Grafik 2.4 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten
Lahat Tahun 2014 – 2018 ........................... II – 35
Grafik 2.5 Perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten Lahat Tahun II – 36
2014 – 2018 ……………………….………………
Grafik 2.6 Perkembangan Angka Melek Huruf
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 .......... II – 44
Grafik 2.7 Angka Rata-Rata Lama Sekolah di
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018 .......... II – 45
Grafik 2.8 Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Lahat Tahun 2014 – 2018 …........................ II – 46
Grafik 2.9 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018............. II – 47
Grafik 2.10 Perkembangan Angka Partisipasi Murni
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 ............ II – 48
Grafik 2.11 Angka Harapan Hidup Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018........................................ II – 50
Grafik 2.12 Angka Kematian Bayi Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ....................................… II - 51
Grafik 2.13 Tingkat Pengangguran di Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ..................……............... II – 85
Grafik 2.14 Pendapatan Perkapita Kabupaten Lahat
(ADHB) Tahun 2014-2018 ........................... II – 121
Grafik 2.15 Proporsi Capaian TPB Kabupaten Lahat....... II – 128
Grafik 2.16 Capaian TPB yang Sudah Dilaksanakan dan
Mencapai Target .......................................... II – 129
Grafik 2.17 Capaian TPB yang Sudah Dilaksanakan dan
Belum Mencapai Target ............................… II – 130
Grafik 2.18 Capaian TPB yang Memiliki Data dan Belum
Mencapai Target .......................................… II – 131
Grafik 2.19 Capaian TPB yang Tidak Memiliki Data ....... II – 132
Grafik 2.20 Capaian TPB Kabupaten Lahat ………....…… II – 134
Grafik 2.21 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
Terhadap Pilar Sosial ……….………............… II – 136
- xi -

Grafik 2.22 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah


Terhadap Pilar Ekonomi ..…………............… II – 137
Grafik 2.23 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
Terhadap Pilar Lingkungan ….……............… II – 139
Grafik 2.24 Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
Terhadap Pilar Hukum dan Tata
Kelola ………………………………..…............… II – 140
Grafik 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018............................... III − 3
Grafik 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018............. III − 7
Grafik 3.3 Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ....................................... III − 12
Grafik 3.4 Perkembangan SILPA Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ....................................... III − 17
Grafik 3.5 Perkembangan Aset Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 ....................................... III − 22
- xii -

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan ….... I – 7


Gambar 1.2 Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran… I – 8
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Lahat ………….… II – 3
Gambar 4.1 Komponen Pembentuk Isu Strategis Kabupaten
Lahat ............................................................... IV − 1
Gambar 6.1 Arah Kebijakan Kewilayahan Kabupaten Lahat
Tahun 2012-2032 …………………..…................. VI − 57
- I. 1 -

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamantkan
kepada Daerah untuk menyusun menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi,
dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta
program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun serta disusun dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus ditetapkan
dengan Peraturan Daerah paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala
daerah terpilih dilantik.

Tahun 2018 merupakan tahun terakhir periode pembangunan


Kabupaten Lahat tahun 2013-2018 dan dimulainya pembangunan
Kabupaten Lahat tahun 2019-2023 sejak dilantiknya Bupati Lahat
Cik Ujang, SH dan Wakil Bupati Lahat H. Haryanto, SE, MM pada
tanggal 9 Desember 2018. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten
Lahat menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 yang merupakan
RPJMD keempat dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Lahat
Tahun 2005-2025 dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan yang
mandiri berbasis agribisnis menuju masyarakat sejahtera.
Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023, Pemerintah
Kabupaten Lahat mengimplementasikan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Pemerintah Kabupaten
Lahat memasukan Kebijakan Rencana dan/atau Program
Pembangunan Berkelanjutan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta memastikan materi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) termasuk program utama
RTRW sebagai bagian dari program pembangunan daerah dan
program Perangkat Daerah sesuai dengan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 050/6255/Bangda tanggal 11 Oktober 2018
tentang Pengintegrasian RTRW kedalam RPJMD.

Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor


86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, ada beberapa hal yang
diperhatikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah antara lain: (1) memasukkan skenario
pembangunan daerah yang berasas berkelanjutan berdasarkan visi
dan misi kepala daerah terpilih, serta hasil KLHS yang menggunakan
analisis pembangunan berkelanjutan, yaitu dengan memasukan 15
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sesuai dengan batas
kewenangan Kabupaten Lahat dari 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2017 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 2018; (2) memasukkan kebijakan umum pembangunan
berkelanjutan sebagai bagian dari fokus pembangunan daerah.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 telah melewati
beberapa tahapan, mulai dari pelaksanaan Forum Konsultasi Publik
Rancangan Awal RPJMD pada tanggal 22 Januari 2019, pembahasan
Rancangan Awal RPJMD dengan DPRD Kabupaten Lahat pada
tanggal 6 Februari 2019, dan Penandatanganan Nota Kesepakatan
antara Bupati Lahat dengan DPRD Kabupaten Lahat tentang
Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Lahat pada tanggal 18 Februari
2019. Selanjutnya pada tanggal 13 Maret 2019 dilakukan Konsultasi
Rancangan Awal RPJMD ke Gubernur Sumatera Selatan dan tanggal
18 Maret 2019 dilaksanakan Musrenbang RPJMD Kabupaten Lahat,
serta tanggal 25 Maret 2019 dilakukan penyampaian Raperda RPJMD
Kabupaten Lahat kepada DPRD Kabupaten Lahat untuk dibahas dan
disepakati dengan penandatanganan persetujuan bersama antara
Bupati Lahat dan DPRD Kabupaten Lahat pada tanggal 9 April 2019.
RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 kemudian dievaluasi
oleh Gubernur Sumatera Selatan pada tanggal 22 April 2019 dan
terbit Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor
248/KPTS/Bappeda/2019 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 tanggal 27 Mei 2019. Setelah
RPJMD Kabupaten Lahat diperbaiki sesuai masukan, maka
disampaikan kembali kepada Gubernur Sumatera Selatan dan
mendapat nomor register peraturan daerah Kabupaten Lahat (1-
45/2019) pada tanggal 18 Juni 2019 sebagai dasar penetapan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019−2023, beberapa
peraturan yang digunakan sebagai rujukan yaitu:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1821);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah
dengan Pemerintah Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara


Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);

10. Pemerintah Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar


Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6178);

11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan


Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang


Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang


Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
459);

15. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2007 Nomor 17);
16. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2014 Nomor 9);

17. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016-2036
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Nomor 11);

18. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lahat Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2008
Nomor 14);

19. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2012 Nomor 03);

20. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2013–2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Lahat Tahun
2014 Nomor 9).

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pemdangunan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sistem
Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat
baik di tingkat pusat maupun daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 mengamantkan bahwa
ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional dan dokumen
perencanaan terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian/Lembaga,
Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga dan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Sejalan dengan payung hukum perencanaan di
tingkat pusat, maka dokumen Perencanaan Daerah meliputi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra PD), dan Rencana Kerja Perangkat Daerah
(Renja-PD) serta Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Keterkaitan antara dokumen tersebut dapat digambarkan secara
sistematis dalam bentuk diagram alir pada gambar 1.1.

Pedoman

Gambar 1.1
Keterkaitan antar Dokumen Perencanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang
berjangka 20 tahun merupakan acuan bagi penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Demikian juga
halnya dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) yang berjangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja
Pembangunan (RKP) yang berjangka waktu 1 (satu) tahun, masing-
masing menjadi fokus sinergi dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) merupakan acuan bagi Perangkat
Daerah dalam melakukan penyusunan Rencana Strategis Perangkat
Daerah (Renstra-PD). Renstra-PD merupakan rencana kerja lima
tahunan yang menjabarkan perencanaan kerja tahunan Perangkat
Daerah dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan
lima tahunan sebagaimana termuat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Kerja Tahunan
Perangkat Daerah disusun dalam bentuk Rencana Kerja (Renja-PD).
Selanjutnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan
pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD).

Gambar 1.2.
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran
1.3.1 RPJMD dan RPJPD Kabupaten Lahat

RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan tahap


ke-IV pelaksanaan RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025.
Penyusunan RPJMD Tahun 2019-2023 memiliki nilai strategis yang
sangat tinggi, karena RPJMD ini merupakan periode terakhir dalam
upaya mencapai target RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025.
Visi yang ingin dicapai Kabupaten Lahat pada tahun 2025 adalah
"Terwujudnya Ekonomi Kerakyatan yang Mandiri Berbasis Agribisnis
Menuju Masyarakat Sejahtera", yang diwujudkan melalui misi
Kabupaten Lahat 2005-2025 yaitu:
1) Mewujudkan infrastruktur dasar yang memadai guna membuka
kawasan sentra-sentra produksi.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat melalui
peningkatan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup secara berkelanjutan.
4) Meningkatkan kemandirian ekonomi kerakyatan berbasis
agribisnis yang sesuai dengan potensi lokal.
5) Meningkatkan kapasitas, aparatur, manajemen dan kelembagaan
pemerintahan.
6) Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan.
7) Membangun kerja sama regional, nasional dan global.

Pada tahap keempat RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-


2025 difokuskan untuk peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan dengan arah pembangunan sebagai berikut:
- Pembangunan diarahkan pada penekanan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif daerah dan pusat-pusat pertumbuhan yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

- Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan


oleh makin tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat
dengan jangkauan lembaga jaminan sosial yang lebih
menyeluruh, mantapnya sumber daya manusia yang berkualitas
- I. 10
-

dan berdaya saing, antara lain ditandai oleh meningkat dan


meratanya akses, tingkat kualitas, dan relevansi pendidikan
seiring dengan makin efisiennya dan efektifnya manajemen
pelayanan pendidikan, meningkatnya kemampuan Iptek,
meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,
meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan
perlindungan anak, dan terwujudnya kesetaraan gender,
bertahannya kondisi dan penduduk tumbuh seimbang. Sejalan
dengan tingkat kemajuan bangsa, sumber daya manusia
diharapkan berkarakter cerdas, tangguh kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan
dengan watak dan prilaku manusia dan masyarakat Indonesia
yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, toleran terhadap keberagamaan, sikap
mental, dan perilaku kehidupan sehingga masyarakat mampu
berperan sebagai penggerak bagi konsep pembangunan
berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

- Struktur perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan


daya saing perekonomian yang kompetitif dan berkembangnya
keterpaduan antara industri, pertanian, dan sumber daya alam
serta sektor jasa. Lembaga dan pranata ekonomi telah disusun,
tertata serta berfungsi dengan baik. Kondisi ini didukung oleh
keterkaitan antara pelayanan pendidikan dan kemampuan IPTEK
yang makin maju sehingga mendorong perekonomian yang efisien
dan produktifitas yang lebih tinggi, serta berkembangnya usaha-
usaha baru yang inovatif dan terjadinya peningkatan investasi.
Sejalan dengan itu pertumbuhan ekonomi yang semakin
berkualitas dan berkesinambungan dapat dicapai sehingga
pendapatan per kapita pada tahun 2025 meningkat dan
mencapai kesejahteraan setara dengan daerah-daerah lainnya
dengan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk
miskin makin rendah. Kondisi maju dan sejahtera makin
terwujud dengan terselenggaranya jaringan transportasi dan
komunikasi yang handal bagi masyarakat yang menjangkau
seluruh wilayah pedesaan, tercapainya elektrifikasi perdesaan
dan elektrifikasi rumah tangga, serta terpenuhinya kebutuhan
hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,
efisien, akuntabel, sehingga terwujud kota tanpa pemukiman
kumuh.

- Dalam rangka pemantapan pembangunan berkelanjutan


keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam terus
dipelihara dan dimanfaatkan untuk terus mempertahankan nilai
tambah dan daya saing daerah serta meningkatnya modal
pembangunan daerah di masa yang akan datang.

- Terciptanya masyarakat yang menjunjung nilai-nilai supremasi


hukum yang kuat, demokratis, tanggap terhadap hak-hak azasi
manusia, penyelenggaraan tata pemerintahan baik, serta daerah
yang semakin otonom dengan tidak mengabaikan keselarasan
antara kepentingan daerah dan pusat dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

1.3.2 RPJMD dan RTRW Kabupaten Lahat

Penyusunan RPJMD Kabupaten Lahat memperhatikan dan


mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah
ditetapkan dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Selatan
dan RTRW Kabupaten Lahat sebagai dasar untuk menetapkan lokasi
program dan kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang di Kabupaten Lahat. RTRW Kabupaten Lahat
memuat strategi dan arah kebijakan pemanfaatan ruang wilayah
untuk mewujudkan pembangunan yang merata dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Sesuai dengan Rancangan Perda
RTRW Kabupaten Lahat tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten
Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032, maka pengembangan
tata ruang wilayah Kabupaten Lahat disusun dengan memperhatikan
kebijakan dan strategi penataan ruang.
Kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Lahat terdiri atas:
a) Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki;
- Mengembangkan satu pusat kegiatan utama wilayah
kabupaten (PKW) sesuai arahan RTRWN dan mempromosikan
pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya;
- Menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai PPK pada
masing-masing kecamatan; dan
- Menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki
wilayah layanan antar desa dan atau lebih dari satu desa
sebagai PPL, selain yang telah ditetapkan sebagai PPK.

b) Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan


prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya
air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kabupaten;
- Peningkatan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat;
- Pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi/kawasan perdesaan;
- Peningkatan jaringan energi untuk memanfaatkan energi
terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta
mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air,
dan pengembangan sistem pengairan pada sektor pertanian;
- Peningkatan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas
bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas
bumi yang optimal.

c) Pemantapan kawasan lindung di wilayah kabupaten yang telah


ditetapkan dalam RTRWN dan RTRWP serta menambah kawasan
lindung dalam kewenangan kabupaten;
- Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai
RTRWN dan RTRWP;
- Mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang
telah ditetapkan pada RTRWN dan RTRWP yang telah
mengalami perubahan pemanfaatan nin lindung, sepanjang
syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
- Menyediakan Ruang Terbuka Hijau minimal 30 (tiga puluh)
persen dari kawasan fungsional perkotaan serta mendorong
masyarakat untuk menanam pohon;
- Mempertahankan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata
air konservasi untuk perlindungan setempat; dan
- Mengendalikan kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu
fungsi kawasan lindung.

d) Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan


ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
berbasis pertanian, perkebunan, pariwista dan industri;
- Mengembangkan kawasan budidaya pertanian didasarkan
pada hasil analisis kesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan
budidaya pertanian serta memperhatikan adanya produk-
produk rencana sektoral serta penggunaan lahan yang ada.
Secara umum pengembangan kawasan budidaya pertanian
diarahkan untuk mengakomodasi kegiatan sektor pertanian
Kabupaten Lahat melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan
pertanian;
- Mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk
peningkatan kenyamanan hidup masyarakat sekaligus menjadi
bagian pengembangan ekonomi produktif wilayah yang dapat
menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di dalam kawasan
wisata maupun wilayah yang lebih luas dalam wilayah
kabupaten;
- Mengembangkan kawasan peruntukan industri diarahkan
untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk
peningkatan nilai tambah dan produktifitas wilayah secara
berkelanjutan;
- Mengembangkan kawasan permukiman diarahkan untuk
mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat
pelayanan yang tersebar sebagaimana rencana struktur ruang
wilayah kabupaten;
- Mengembangkan kawasan budidaya kehutanan diarahkan
untuk dapat menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat di
sekitar kawasan hutan dan peningkatan produktifitas wilayah
kabupaten pada sektor kehutanan; dan
- Mengembangkan kawasan pertambangan untuk pengelolaan
potensi sumber daya alam secara berimbang dan berkelanjutan
dengan memprioritaskan aspek keseimbangan ekosistem dan
pelestarian lingkungan hidup.

e) Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan


ke kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang
diperlukan untuk kepentingan pembangunan kabupaten sesuai
ketentuan dan peraturan yang berlaku;
- Menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam
kawasan budidaya di Kabupaten Lahat, sebagaimana dalam
RTRWP yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan;
- Mewujudkan pengelolaan kawasan yang telah disetujui Menteri
Kehutanan sebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari
kawasan hutan, sebesar-besarnya untuk pengembangan
ekonomi produktif masyarakat berbasis pertanian, perkebunan,
pariwisata dan industri;
- Melakukan pengendalian kegiatan terhadap kawasan yang
telah ditetapkan statusnya dari kawasan hutan agar tidak
meluasnya konversi lahan pada kawasan sekitar yang
statusnya masih termasuk dalam kawasan hutan, baik
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam maupun
hutan lindung;

f) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan


negara;
- Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan
keamanan;
- Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga
fungsi dan peruntukannya;
- Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi
daya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan
keamanan negara sebagai zona penyangga; dan
- Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan
keamanan.

1.3.3 RPJMD dan RPJMN

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023


berpedoman pada dokumen perencanaan nasional yang tertuang
dalam RPJMN 2015-2019 dan disinkronkan dan diselaraskan
dengan agenda Nawa Cita serta kebijakan dan berbagai program
prioritas yang ditetapkan. Nawa Cita tersebut merupakan rangkuman
program-program yang tertuang dalam Visi Misi Presiden dan Wakil
Presiden yang dijabarkan dalam strategi pembangunan yang
digariskan dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Visi RPJMN Tahun
2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi tersebut
dirumuskan ke dalam 9 (sembilan) agenda prioritas yang disebut
Nawa Cita, yaitu:
Cita 1 : Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
Cita 2 : Membuat Pemerintah selalu hadir dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.
Cita 3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat Daerah dan Desa dalam kerangka Negara
Kesatuan.
Cita 4 : Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan
reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat dan terpercaya.
Cita 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia.
Cita 6 : Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
Cita 7 : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
Cita 8 : Melakukan revolusi karakter bangsa.

Cita 9 : Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi


sosial Indonesia.

1.3.4 RPJMD dan Renstra

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat akan menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lahat. Renstra PD merupakan penjabaran
teknis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional
yang disusun oleh setiap Perangkat Daerah di bawah koordinasi
Bappeda. Renstra PD memuat tujuan, sasaran, program, dan
kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat
Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra PD kemudian
dijabarkan menjadi program tahunan dalam Rencana Kerja
Perangkat Daerah dan Rencana Kerja Anggaran Perangkat Daerah.
1.3.5 RPJMD dan RKPD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 setiap tahun dijabarkan ke
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu
dokumen perencanaan tahunan yang memuat prioritas program dan
kegiatan yang dibahas dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Lahat yang dilaksanakan
secara berjenjang mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan,
dan kabupaten. RKPD merupakan pedoman penyusunan Kebijakan
Umum Anggaran dan Penetapan Plafon Anggaran serta bahan
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD).

1.3.6 RPJMD dan KLHS

Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau
program. Instrumen ini mencoba mengatasi kelemahan yang
diutarakan di atas. Kerusakan sumber daya alam dan pencemaran
lingkungan akan lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi
Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) telah dipertimbangkan
masalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap keberlanjutannya
sesuai konsep sustainable development.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (KLHS RPJMD) memuat gambaran umum
keadaan daerah, capaian tujuan pembangunan berkelanjutan
rumusan isu strategis, skenario kondisi lingkungan dan pencapaian
TPB dan rekomendasi KLHS untuk RPJMD. Kabupaten Lahat
termasuk salah satu daerah yang menyelenggarakan PILKADA
Serentak tahun 2018 dan telah berhasil memilih Bupati dan Wakil
Bupati masa periode 2018-2023. Sebagai konsekuensi logis
terpilihnya kepala daerah yang baru, Kabupaten Lahat diwajibkan
menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 serta wajib
membuat dan melaksanakan KLHS RPJMD yang sesuai dengan
prinsip berkelanjutan dan menjadi pertimbangan dalam perumusan
kebijakan rencana pembangunan daerah dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). KLHS RPJMD
dimaknai sebagai analisis sistematis, menyeluruh dan partisipatif
yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan
berkelanjutan (TPB) ke dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 disusun dengan
maksud untuk menyediakan dokumen perencanaan secara umum
yang berisi rumusan strategi, arah kebijakan dan program
pembangunan yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang dapat
mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
yang disusun oleh Bupati dan Wakil Bupati Lahat periode 2018-2023.
Selain itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 juga dimaksudkan untuk
menjadi acuan dan pedoman bagi para pihak dalam rangka
terjaganyakonsistensi perencanaan pembangunan di Kabupaten
Lahat.

Adapun tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
sebagai berikut:
1. Mendukung terwujudnya visi dan misi RPJPD Kabupaten Lahat
Tahun 2005-2025 dalam mempercepat pembangunan Kabupaten
Lahat dengan fokus pada peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat;
2. Menyediakan suatu acuan resmi bagi seluruh para pihak yang
akan memerlukan panduan dalam rangka keselerasan dan
keberlanjutan perencanaan pembangunan di Kabupaten Lahat;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen Rancangan
RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya,
baik secara vertikal maupun horisontal;
4. Mengidentifikasi permasalahan dan isu-isu pembangunan serta
kebijakan perencanaan pembangunan daerah, sehingga benar-
benar bisa berorientasi pada pencapaian kinerja yang didasari
oleh analisis data-data yang terkini dan akurat;
5. Melakukan analisis kebijakan perencanaan pembangunan daerah,
untuk dapat merumuskan arah kebijakan dan perencanaan
pembangunan daerah yang menjamin tercapai pemanfaatan
potensi daerah secara optimal;

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan
RPJMD, dasar hukum penyusunan, hubungan antara
dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya,
maksud dan tujuan penyusunan RPJMD serta sistematika
penulisan RPJMD.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


Bab ini menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi
Kabupaten Lahat serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Lahat yang meliputi 3
(tiga) aspek utama, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan
pemahaman tentang apa, bagaimana, dan sejauh mana
keberhasilan pembangunan daerah yang dilakukan selama
ini, dan/atau mengidentifikasi faktor-faktor atau berbagai
aspek yang nantinya perlu ditingkatkan untuk optimalisasi
pencapaian keberhasilan pembangunan daerah.
- I. 20
-

Bab III Gambaran Keuangan Daerah


Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan
analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah yang
meliputi kinerja keuangan masa lalu, kebijakan
pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan.
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang
kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah


Penyajian isu-isu strategis daerah meliputi permasalahan-
permasalahan daerah dan isu-isu strategis daerah
berdasarkan analisis kondisi lingkungan eksternal dan
internal.

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran


Pada bab ini menguraikan tentang visi, misi, tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan.

Bab VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan


Daerah
Bab ini menguraikan strategi yang dipilih dalam mencapai
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap
strategi terpilih dan merumuskan program pembangunan
dari masing-masing strategi untuk mendapatkan program
prioritas.

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program


Perangkat Daerah
Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi
dan misi serta seluruh program yang dirumuskan dalam
renstra Perangkat Daerah beserta indikator kinerja, pagu
indikatif target, Perangkat Daerah penanggung jawab
berdasarkan bidang urusan.
Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Bab ini memuat tentang penetapan indikator kinerja
daerah yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada
akhir periode masa jabatan.

Bab IX Penutup
Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan sebagai
landasan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan selama kurun
waktu lima tahun ke depan.
- II.1 -

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Lahat


menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,
gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Pada aspek geografi Kabupaten Lahat diperoleh gambaran


karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan
kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan pada aspek
demografi menggambarkan kondisi penduduk secara keseluruhan
atau kelompok dalam waktu tertentu di Kabupaten Lahat.

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah


2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Lahat dibentuk berdasarkan Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah TK II dan
Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1821).
Kabupaten Lahat yang dikenal dengan sebutan Bumi Seganti
Setungguan terdiri dari 24 kecamatan, 17 kelurahan, dan 360 desa,
yang memiliki wilayah seluas 4.361,83 km 2. dengan batas-batas
wilayah administrasinya sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Musi Rawas.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pagar Alam, Muara
Enim dan Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang.

Secara rinci luas wilayah dan jumlah desa menurut kecamatan di


Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan
di Kabupaten Lahat

Desa
No Kecamatan
Definitif Persiapan
Kelurahan Luas (km2)
1. Tanjung Sakti Pumi 18 - - 271
2. Tanjung Sakti Pumu 14 - - 229,59
3. Kota Agung 22 - - 165,59
4. Mulak Ulu 16 - - 132,986
5. Tanjung Tebat 14 - - 82,72
6. Pulau Pinang 10 - - 111,66
7. Pagar Gunung 20 - - 105,51
8. Gumay Ulu 10 - - 87,01
9. Jarai 21 - - 167,52
10. Pajar Bulan 20 - - 146,11
11. Muara Payang 7 - - 37,5
12. Suka Merindu 10 - - 55,23
13. Kikim Barat 19 - - 272
14. Kikim Timur 32 - - 564,45
15. Kikim Selatan 18 - - 124,8
16. Kikim Tengah 9 - - 265,6
17. Lahat 13 - 16 107,6
18. Pseksu 11 - - 269,29
19. Gumay Talang 15 - - 249,61
20. Merapi Barat 19 - - 232,64
21. Merapi Timur 13 - 1 260,55
22. Merapi Selatan 9 - - 200,14
23. Lahat Selatan 10 - - 183,87
24. Mulak Sebingkai 10 - - 38,854
Jumlah / Total 360 - 17 4.361,83

Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka Tahun 2018

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Letak geografis berdasarkan Peta Rupabumi skala 1 : 50.000


pada garis terluar Kabupaten Lahat terletak antara 3°29'42,000"-
4°16'1,200" Lintang Selatan dan 102°54'54,000"-103°46'22,800"
Bujur Timur. Dengan letak yang sangat strategis tersebut menjadikan
Kabupaten Lahat sebagai kawasan yang cepat tumbuh dan
merupakan jalur transportasi nasional Lintas Tengah Sumatera
(Trans Jakarta – Lampung – Baturaja – Muara Enim – Lahat – Tebing
Tinggi – Lubuk Linggau – Bengkulu atau Padang). Secara rinci batas
administrasi Kabupaten Lahat dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Lahat

Sumber : Dinas PU dan PR Kabupaten Lahat Tahun 2018

2.1.1.3 Topografi

Topografi Kabupaten Lahat bervariasi mulai dari dataran


rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Ketinggian wilayah
Kabupaten Lahat dari atas permukaan laut bervariatif mulai dari 25
meter hingga 1.000 meter. Kecamatan yang paling rendah dari
permukaan laut adalah Kecamatan Lahat, Merapi Barat, dan Merapi
Timur dengan ketinggian 25 meter sampai 100 meter. Sedangkan
kecamatan dengan dataran tinggi dari permukaan laut meliputi
Kecamatan Kota Agung, Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu,
Jarai, Pajar Bulan, dan Muara Payang. Secara rinci ketinggian
wilayah Kabupaten Lahat dari atas permukaan laut menurut
kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Ibu Kota Kecamatan, Tinggi Kota dari Permukaan Laut,
dan Jarak Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan
Jarak
Ketinggian
No Kecamatan Ibu Kota Melalui
(m)
Darat (Km)
1. Tanjung Sakti Pumi Pajar Bulan 500 - 1000 106,00
2. Tanjung Sakti Pumu Simpang III Pumu 500 - 1000 112,00
3. Kota Agung Kota Agung 500 - 1000 44,00
4. Mulak Ulu Muara Tiga 100 - 1000 57,00
5. Tanjung Tebat Tanjung Tebat 100 - 1000 30,00
6. Pulau Pinang Jati 100 - 500 7,00
7. Pagar Gunung Karang Agung 100 - 500 24.70
8. Gumay Ulu Tinggi Hari 100 - 500 22,00
9. Jarai Pasar Jarai 500 - 1000 76,00
10. Pajar Bulan Sumur 500 - 1000 69,00
11. Muara Payang Lawang Agung Lama 500 - 1000 85,00
12. Sukamerindu Sukamerindu 100 - 1000 64,00
13. Kikim Barat Saung Naga 100 - 500 40,00
14. Kikim Timur Bungamas 100 - 500 29,00
15. Kikim Selatan Pagar Jati 100 - 500 45,00
16. Kikim Tengah Tanjung Aur 100 - 500 43,00
17. Lahat Lahat 25 - 100 0,00
18. Pseksu Lubuk Mabar 100 - 500 39,10
19. Gumay Talang Sukarame 100 - 500 11,60
20. Merapi Barat Merapi 25 - 100 24,40
21. Merapi Timur Lebuay Bandung 25 - 100 42,90
22. Merapi Selatan Sukamerindu 100 - 500 46,00
23. Lahat Selatan Tanjung Tebat 100 - 500 4,00
24. Mulak Sebingkai Keban Agung 100 - 1000 65,00
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka Tahun 2018

2.1.1.4 Geologi

Kabupaten Lahat termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera


Selatan yang berdasarkan tatanan tektoniknya menempati cekungan
belakang busur Paleogen yang dikenal sebagai Cekungan Sumatera
Selatan di bagian timur, dan mendala busur vulkanik yang
membentang secara regional di sepanjang Bukit Barisan bagian barat.
Jenis struktur yang umum dijumpai dicekungan Sumatera Selatan
terdiri dari lipatan, sesar dan kekar. Pembentukan struktur lipatan,
sesar dan kekar di cekungan Sumatera Selatan memberikan
implikasi yang signifikan terhadap akumulasi sumber daya minyak
bumi, gas alam, batubara dan panas bumi. Kumpulan struktur
lipatan yang membentuk antiklinorium telah banyak dijumpai
berperan sebagai perangkap hidrokarbon.
Selain struktur geologi, jenis litologi penyusun stratigrafi
cekungan Sumatera Selatan telah pula mengontrol penyebaran
sumberdaya energi fosil non fosil di wilayah ini. Batuan yang
mendasari Cekungan Sumatera Selatan merupakan kompleks batuan
berumur pra-tersier, yang terdiri dari batu gamping, andesit,
granodiorit, pilit, kuarsit dan granit. Secara geologi daerah Kabupaten
Lahat tersusun atas formasi Lahat terdiri dari endapan tufa,
aglomerat, breksi tufan, andesit, serpih, batu lanau, batu pasir dan
batubara.

Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat meliputi


jenis tanah aluvial, regosol, andosol, latosol, asosiasi litosol dan
latosol serta komplek tanah podsolik dan litosol yang tersebar di
setiap kecamatan. Jenis tanah aluvial sangat cocok untuk tanaman
sawah, kebun campuran, tegalan, alang-alang/semak belukar.
Sedangkan jenis tanah andosol dan latosol cocok digunakan untuk
tanaman padi, jagung, kopi, karet, cokelat, tanaman buah-buahan
dan umbi-umbian.

2.1.1.5 Hidrologi

Secara umum Kabupaten Lahat memiliki sumber daya air


berupa sumber daya air permukaan dan sumber daya air tanah.
Sumber daya air permukaan adalah sumber air yang berada di atas
permukaan tanah yang memenuhi persyaratan layak untuk
dikonsumsi seperti sungai, danau dan tadah hujan. Beberapa sungai
besar yang ada di wilayah Kabupaten Lahat meliputi Sungai
Lematang, Sungai Air Mulak, Sungai Endikat, Sungai Kikim, Sungai
Lingsing, Sungai Pangi, Sungai Serelo, Sungai Air Keruh, Sungai
Selangis dan Sungai Manna. Masyarakat yang tinggal sepanjang
pinggiran sungai memiliki ketergantungan yang sangat besar
terhadap keberadaan sungai tersebut dalam memenuhi kebutuhan
air untuk aktivitas sehari-hari seperti untuk mandi, mencuci dan
keperluan rumah tangga lainnya. Sebagian masyarakat
menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih untuk dijadikan
air minum. Pada saat musim kemarau, jumlah masyarakat yang
memanfaatkan air sungai menjadi meningkat.
Sumber daya air tanah adalah sumber daya air yang terdapat
di dalam tanah. Air tanah adalah sumber air yang berada di bawah
permukaan tanah yang dapat dipergunakan baik untuk keperluan
sehari-hari, irigasi ataupun industri tentu saja jika memenuhi
persyaratan kualitas dan debitnya memenuhi kebutuhan.

2.1.1.6 Klimatologi
Kabupaten Lahat memilik iklim tropis atau 2 (dua) musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2017, rata-rata
jumlah curah hujan dan hari hujan setiap bulan di Kabupaten Lahat
yaitu 93.36 per hari dan 266.29 mm. Jumlah curah hujan rata-rata
paling sedikit terjadi di Kecamatan Merapi Timur sebanyak 183 per
hari dan 69 mm, sedangkan rata-rata jumlah curah hujan yang
paling banyak terjadi di Kecamatan Pulau Pinang sebanyak 396 per
hari dan 82 mm.
Tabel 2.3
Curah Hujan dan Hari Hujan Per Bulan Kabupaten Lahat

No Kecamatan Total Rata-Rata


HH CH HH CH
1 Tanjung Sakti Pumi 237 3.290 119 274
2 Tanjung Sakti Pumu 250 4.583 125 382
3 Kota Agung 188 3.331 94 278
4 Mulak Ulu 191 3.153 96 263
5 Tanjung Tebat 155 2.958 78 247
6 Pulau Pinang 164 4.747 82 396
7 Pagar Gunung 218 3.875 109 323
8 Gumay Ulu 103 2.782 52 232
9 Jarai 207 3.340 104 278
10 Pajar Bulan 274 3.341 137 278
11 Muara Payang 205 3.127 103 261
12 Sukamerindu - - - -
13 Kikim Barat 178 2.999 89 250
14 Kikim Timur 188 3.718 94 310
15 Kikim Selatan 242 2.904 121 242
16 Kikim Tengah 172 3.226 86 269
17 Lahat 205 3.770 103 314
18 Gumay Talang 206 4.200 103 350
19 Pseksu 236 3.508 118 292
20 Merapi Barat 164 2.581 82 215
21 Merapi Timur 138 2.193 69 183
22 Merapi Selatan 187 2.674 94 223
23 Lahat Selatan - - - -
24 Mulak Sebingkai - - - -
Jumlah 70.300 4.108 5.858 2.054
Rata-Rata 3.195,45 186,73 266,29 93,36
Keterangan:
- Data masih tergabung dengan kecamatan induk, CH = Curah Hujan, HH = Hari Hujan
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka, 2018
2.1.1.7 Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan di Kabupaten Lahat berdasarkan fungsinya


dibagi menjadi lahan pertanian dan bukan lahan pertanian.
Penggunaan lahan di Kabupaten Lahat secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Penggunaan Lahan di Kabupaten Lahat

No Jenis Penggunaan Lahan (Km2) Luas %


1 Lahan Pertanian
a. Irigasi 159,42 3,65
b. Tadah Hujan 15,70 0,36
c. Rawa Pasang Surut - -
d. Rawa Lebak - -

2 Bukan Lahan Pertanian


a. Bangunan Permukiman 464,56 10,65
b. Tegal 202,03 4,63
c. Ladang 36,68 0,84
d. Perkebunan 1.567,69 35,94
e. Hutan Rakyat 544,10 12,47
f. Hutan Negara 288,06 6,60
g. Padang Rumput 224,12 5,14
h. Tidak ditanami apapun 431,22 9,89
i. Lainnya 148,71 3,41
j. Pertambangan 279,54 6.41
Jumlah 4.361,83 100,00
Sumber : KLHS RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2018

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik Kabupaten Lahat maka


dapat diidentifikasi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032 dan rencana
perubahannya dalam Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Lahat
Tahun 2012-2032, bahwa kawasan lindung meliputi Hutan Lindung
Bukit Dingin, Bukit Jambul Gunung Patah dan Hutan Lindung
Gumai Tebing Tinggi dengan luas kurang lebih 44.528 (empat puluh
empat ribu lima ratus dua puluh delapan) hektar yang terletak di
Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Barat, Kecamatan Jarai,
Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU,
Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Mulak Ulu. Kawasan lindung
terdiri dari:

a) Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan


bawahannya, meliputi :
- Kawasan Hutan Lindung, meliputi Hutan Lindung Bukit
Dingin, Bukit Jambul Gunung Patah dan Hutan Lindung
Gumai Tebing Tinggi yang terletak di Kecamatan Kikim
Selatan, Kikim Barat, Jarai, Tanjung Sakti Pumi, Tanjung
Sakti Pumu, Kota Agung dan Mulak Ulu.

- Kawasan Resapan Air, meliputi: kawasan resapan air yang


terdapat hutan lindung Bukit Dingin, Bukit Jambul Gunung
Patah, Gumai Tebing Tinggi, Bukit Serelo dan Hutan Lindung
Bukit Napal.

b) Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:


- Kawasan Sempadan Sungai, meliputi Sungai Lematang,
Sungai Kikim, Sungai Endikat, dan Sungai Manna dengan
luas kurang lebih 7.142 hektar dan ketentuan jarak kawasan
sempadan sungai selebar 100 meter kiri kanan untuk sungai
besar dan 50 meter di kiri kanan untuk sungai kecil, serta 10-
15 meter di kiri kanan sungai di kawasan permukiman.

- Ruang Terbuka Hijau Kota dengan luas minimum 30% (tiga


puluh persen) dari luas kawasan perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau publik seluas minimum 20% (dua puluh persen)
dari luas kawasan perkotaan dan ruang terbuka hijau privat
seluas minimum 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan
perkotaan.

c) Kawasan konservasi, meliputi:


- Taman Wisata Alam Bukit Serelo dengan luas kurang lebih
210 hektar.
- Suaka Margasatwa Gumai Pasemah dengan luas kurang lebih
46.123 hektar.
- Suaka Margasatwa Isau Pasemah dengan luas kurang lebih
16.998 hektar.
d) Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
- Kawasan rawan banjir terdapat di Kecamatan Kikim Timur,
Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan Merapi Barat,
Kecamatan Lahat, Kecamatan Tanjung Sakit Pumu,
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Kecamatan Kota Agung,
Kecamatan Mulak Ulu, Kecamatan Pulau Pinang, Kecamatan
Pagar Gunung, Kecamatan Jarai, Kecamatan Muara Payung,
Kecamatan Kikim Barat, Kecamatan Kikim Selatan,
Kecamatan Pseksu, Kecamatan Gumay Talang, dan
Kecamatan Merapi Selatan.
- Kawasan rawan bencana gerakan tanah berlokasi di
Kecamatan PSEKSU, Kecamatan Pajar Bulan, Kecamatan
Jarai, Kecamatan Pulau Pinang, Kecamatan Tanjung Sakti
PUMI, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU, Kecamatan Gumay
Talang, Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Barat,
Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Kecamatan
Pulau Pinang, Kecamatan Pagar Gunung, Kecamatan Gumay
Ulu, Kecamatan Kikim Timur, Kecamatan Kikim Tengah, dan
Kecamatan Merapi Selatan.
- Kawasan rawan bencana letusan gunung api berlokasi di
Kecamatan Pajar Bulan, Kecamatan Jarai dan Kecamatan
Tanjung Sakti PUMI.
- Kawasan yang terletak di zona patahan aktif berlokasi di
Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung
Sakti PUMU.
- Kawasan rawan gempa bumi berlokasi di Kecamatan Tanjung
Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung Sakti PUMU.

e) Kawasan lindung geologi yaitu berada pada Kawasan Bukit Besak


di Kecamatan Merapi Selatan.

Selanjutnya untuk kawasan budidaya Kabupaten Lahat


meliputi kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan
pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan kawasan
peruntukan lainnya.
- II.10 -

a) Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi :


- Kawasan hutan produksi tetap dengan luas kurang lebih
51.093 hektar terdiri atas Kecamatan Kikim Timur dengan
luas kurang lebih 23.144 hektar, Kecamatan Lahat dengan
luas kurang lebih 2.064 hektar, dan Kecamatan Merapi Barat
dengan luas kurang lebih 25.885 hektar.
- Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih
5.458 hektar, terdiri atas Kecamatan Tanjung Sakti PUMU
dengan luas kurang lebih 888 hektar, Kecamatan Pulau
Pinang dengan luas kurang lebih 4.564 hektar, dan
Kecamatan Lahat dengan luas kurang lebih 6 hektar.

b) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi :


- Kawasan peruntukan tanaman pangan yang dikembangkan di
semua kecamatan dengan luas kurang lebih 17.512 hektar.
Kawasan peruntukan tanaman pangan yang ditetapkan
sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan seluas
lebih kurang 15.942 hektar.
- Kawasan peruntukan hortikultura dengan komoditas
unggulan berupa durian, duku, manggis, alpukat, kubis, sawi,
cabe dan wortel yang dikembangkan di Kecamatan Pagar
Gunung, Kecamatan Pulau Pinang, Kecamatan Gumay Ulu,
Kecamatan Gumay Talang, Kecamatan Lahat, Kecamatan
Kikim Selatan dan Kecamatan PSEKSU dengan luas kurang
lebih 2.968 hektar.
- Kawasan peruntukan perkebunan dengan komoditas utama
perkebunan karet, kelapa sawit dan kopi yang dikembangkan
hampir di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih
145.004 hektar, terdiri atas: 1) perkebunan karet meliputi
perkebunan besar dengan luas kurang lebih 4.335 hektar dan
perkebunan rakyat dengan luas kurang lebih 37.907 hektar; 2)
kelapa sawit meliputi perkebunan besar dengan luas kurang
lebih 32.589 hektar dan perkebunan rakyat dengan luas
kurang lebih 5.157 hektar; 3) perkebunan lada dengan luas
kurang lebih 738 hektar; 4) perkebunan kopi dengan luas
kurang lebih 61.997 hektar; 5) perkebunan kakau dengan
luas kurang lebih 1.100 hektar; 6) perkebunan kelapa dengan
luas kurang lebih 810 hektar; 7) kemiri dengan luas kurang
lebih 89 hektar; 8) kayu manis dengan luas kurang lebih 161
hektar; 9) cengkeh dengan luas kurang lebih 60 hektar; dan
10) pinang dengan luas kurang lebih 61 hektar.
- Kawasan peruntukan peternakan meliputi peternakan sapi,
kambing dan unggas dengan skala rumah tangga yang
diarahkan pada seluruh kecamatan.

c) Kawasan peruntukan perikanan, meliputi:


- Kawasan perikanan tangkap meliputi pengembangan kegiatan
perikanan tangkap di perairan sungai dan pengembangan
kegiatan perikanan tangkap di danau, tebat, cekdam, embung,
dan/atau waduk.
- Kawasan peruntukan perikanan budidaya, terdiri dari
budidaya perikanan kolam air tenang meliputi Kecamatan
Tanjung Sakti Pumi, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu,
Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Kecamatan
Tanjung Tebat, Kecamatan Pagar Gunung, Kecamatan Pulau
Pinang, Kecamatan Gumay Ulu, Kecamatan Suka Merindu,
Kecamatan Jarai, Kecamatan Pajar Bulan, Kecamatan Muara
Payang, Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Barat,
Kecamatan Gumay Talang, Kecamatan Lahat, Kecamatan
Merapi Barat, Kecamatan Merapi Timur, dan Kecamatan
Merapi Selatan.
- Budidaya perikanan kolam air deras meliputi Kecamatan
Tanjung Sakti Pumi, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu,
Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Kecamatan
Tanjung Tebat, Kecamatan Pagar Gunung, Kecamatan Pulau
Pinang, Kecamatan Suka Merindu, Kecamatan Jarai,
Kecamatan Pajar Bulan, Kecamatan Muara Payang,
Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Lahat, dan Kecamatan
Merapi Selatan.
- Budidaya perikanan sawah meliputi Kecamatan Tanjung Sakti
Pumi, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, Kecamatan Kota
Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Kecamatan Tanjung Tebat,
Kecamatan Pagar Gunung, Kecamatan Pulau Pinang,
Kecamatan Suka Merindu, Kecamatan Jarai, Kecamatan Pajar
Bulan, Kecamatan Muara Payang, Kecamatan Kikim Selatan,
Kecamatan Lahat, dan Kecamatan Merapi Selatan.

d) Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas kawasan


peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan
peruntukan pertambangan mineral, kawasan peruntukan
perambangan batubara, dan kawasan peruntukan pertambangan
panas bumi.
- Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi
terdapat di Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan Merapi
Barat, Kecamatan Lahat, Kecamatan Kikim Timur, Kecamatan
Kikim Barat, Kecamatan Kikim Tengah, Kecamatan Gumay
Talang dan Kecamatan Pulau Pinang.
- Kawasan peruntukan pertambangan mineral meliputi
kawasan pertambangan bukan logam dan batuan yang
terdapat di Kecataman Pagar Gunung, Kecamatan Pulau
Pinang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Merapi,
Kecamatan Pagun, Kecamatan Merapi Barat, dan Kecamatan
Merapi Timur, Kecamatan Kota Agung.
- Kawasan peruntukan pertambangan batubara terdapat di
Kecamatan Merapi Timur, Kecamatan Merapi Barat,
Kecamatan Merapi Selatan dan Kecamatan Lahat.
- Rencana kawasan peruntukan pertambangan panas bumi
berlokasi di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi.

e) Kawasan peruntukan industri terdiri dari kawasan peruntukan


industri sedang dan kawasan peruntukan industri kecil.
- Kawasan peruntukan industri sedang meliputi industri
pengolahan batu kali dan krikil yang terletak di Kecamatan
Lahat, Kecamatan Merapi Barat dan Kecamatan Pulau Pinang.
- Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga
meliputi industri pengolahan anyaman bambu, tahu, tempe,
kerupuk, rotan dan ukiran kayu terletak di Kecamatan Kikim
Barat dan Kecamatan Lahat.
f) Kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan wisata budaya
dan wisata alam.
- Kawasan peruntukan pariwisata budaya berlokasi :1)
Kecamatan Lahat yang memiliki objek wisata budaya batu
kepala putri, batunaga, batu orang roboh, batu kodok, batu
gajah tidur, batu tapak orang belobang, batu lesung, meja
batu dan rumah batu; 2) Kecamatan Merapi Barat, Merapi
Timur dan Merapi Selatan yang memiliki objek wisata budaya
putri menjemur padi, makam serunting sakti, perahu kuno,
batu kursi, makam dayang rindu, batu kambing, makam jaga
lawang, makam hulu baling dan makam intan permata; 3)
Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Tanjung Tebat yang
memiliki objek wisata budaya batu ngeri celeng, lobang tiga
orang, puri menangis, batu behambing dan batu kerbau; 4)
Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung
Sakti PUMU yang memiliki objek wisata budaya batu tiang
enam, ngarai, suaka alam, Makam Puyang Batu, dan
perkebunan kopi bukit timur; 5) Kecamatan Jarai dan
Kecamatan Pajar Bulan yang memiliki objek wisata budaya
batu lumping gajah, pemandian putri, rumah batu hanebat
dan batu langgar; 6) Kecamatan Kikim Timur yang memiliki
objek wisata budaya makam puyang raden gede dan makam
Syekh Salman; 7) Kecamatan Gumay Ulu yang memiliki objek
wisata budaya Megalith Kuhut Majapahit, Megalith Parajutri,
Megalith Tinjak Banyak; dan 8) Kecamatan Pagar Gunung
yang memiliki objek wisata budaya Rumah Bahi dan Candi
Dayang Rindu.
- Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas 1)
Kecamatan Lahat yang memiliki objek wisata alam taman
rekreasi ribang kemambang, gua sarang walet dan air terjun;
2) Kecamatan Merapi Barat dan Kecamatan Merapi Selatan
yang memiliki objek wisata alam bukit serelo, pusat pelatihan
gajah, Bukit Besar, Air Terjun Hujan Panas, Air Terjun
Berdarah, Air Terjun Uhangan, Air Terjun Mata Putri, Air
Sumur; 3) Kecamatan Kota Agung yang memiliki objek wisata
alam bukit rancing, Curup Nelindang, Curup Air Kerinjing,
Tebat Bukit, Curup Air Tupai, danau batu dan tebat besar; 4)
Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kecamatan Tanjung
Sakti Pumu yang memiliki objek wisata alam air panas, tebat
besar, Curup Kabuhan, Curup Merundingan, Curup
Perampangan, Curup Air Anak, dan Air Terjun Singgah Kudai;
5) Kecamatan Jarai dan Kecamatan Muara Payang yang
memiliki objek wisata alam Air Terjun Cambai, ngarai, suaka
alam, Batu Megalit dan perkebunan kopi bukit timur; 6)
Kecamatan Kikim Selatan yang memiliki objek wisata alam
bukit seping tiang; 7) Kecamatan Gumay Ulu yang memiliki
objek wisata alam Taman Tinggi Hari I, II, dan III, Taman Nik
Kambing, Curup Lintang, Curup Maung, Curup Buluh, dan
Curup Pasemah; 8) Kecamatan Pseksu yang memiliki objek
wisata alam Curup 9 Panggung, Goa Suruman, Curup Tinggi
Suban, dan Goa Bukit Semping Tiang; 9) Kecamatan Muara
Payang yang memiliki objek wisata alam Curup Lawang Agung
dan Lubuk Buntak; 10) Kecamatan Mulak Ulu yang memiliki
objek wisata alam Air Terjun Penengan, Air Terjun Dayang
Rindu, Air Terjun Air Bais, Air Terjun Napalan, Megalith Batu
Kerbau, Goa Suhuman, Tebat Besar, dan Tebat Bengkuang;
11) Kecamatan Pulau Pinang yang memiliki objek wisata alam
Air Terjun Air Salak, Curup Pemandian 7 Bidadari, Curup
Gunung Nyawe, Curup Kunduran, Megalitik, dan Air Panas;
12) Kecamatan Pagar Gunung yang memiliki objek wisata
alam Marung Batu, Curup Bemban, Air Pans, Curup Laye dan
Gua Laye, Curup Air Ugul Besak, Curup Air Ugul Kecik, Batu
macan, Ribang Gayau, Gua Masanap Masaris, Tunggul Bute,
dan Air Panas Kembuhak; 13) Kecamatan Tanjung Tebat yang
memiliki objek wisata alam Curup Cadas Pelangi, Air Terjun
Tiga Tingkat, Danau Batu, Wahana Wisata Water Park.
g) Kawasan peruntukan permukiman seluas 18.549 hektar
meliputi kawasan permukiman perkotaan dan kawasan
permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan berada
di setiap pusat ibukota kecamatan dan kawasan permukiman
perdesaan menyebar di setiap kecamatan.

h) Kawasan peruntukan lainnya adalah kawasan latihan militer


terletak di Kecamatan Lahat dan kawasan peruntukan untuk
Polres dan Polsek yang berada di jalan lintas Sumatera Desa
Manggul Kecamatan Lahat serta Kawasan Pemerintahan di
Kecamatan Lahat dan Merapi Barat.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah
kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis,
geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Bencana alam yang terjadi tidak hanya disebabkan karena faktor
alam melainkan juga disebabkan karena faktor ulah tangan manusia
tanpa memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan, karena
dampak dari bencana itu sendiri akan kembali ke manusia dan
merugikan dari berbagai aspek baik ekonomi, sosial maupun budaya.

Kabupaten Lahat termasuk kedalam daerah yang memiliki


risiko bencana yang paling tinggi di Provinsi Sumatera Selatan
dengan Indeks Risiko Bencana sebesar 162. Kabupaten Lahat
merupakan kawasan rawan bencana alam yaitu kawasan rawan
banjir, rawan bencana gerakan tanah, rawan bencana letusan
gunung api, rawan gempa bumi dan terletak di zona patahan aktif.
Kejadian bencana di Kabupaten Lahat dalam kurun waktu
2014-2018 menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada tahun 2014
kejadian bencana di Kabupaten Lahat berjumlah 30 kejadian
menurun menjadi 27 kejadian pada tahun 2015 dan tahun 2016
meningkat menjadi 33 kejadian. Angka tersebut mengalami
penurunan pada kejadian bencana kebakaran dimana tahun 2014
sebanyak 30 kejadian, menurun menjadi 25 kejadian di tahun 2015
dan tahun 2016 menjadi 24 kejadian. Selanjutnya untuk kejadian
banjir di tahun 2014 tidak ada kejadian, tahun 2015 dan tahun 2016
sebanyak 2 kejadian. Pada tahun 2017 jumlah kejadian bencana
alam di Kabupaten Lahat sebanyak 47 kejadian mengalami
peningkatan menjadi sebesar 50 kejadian di tahun 2018.

Tabel 2.5
Kejadian Bencana Alam Menurut Jenis Bencana
di Kabupaten Lahat

Kejadian Bencana
No Kecamatan Angin Tanah Gempa Lainnya
Banjir Kebakaran
Topan Longsor Bumi
1 Tanjung Sakti Pumi - - - 2 - -
2 Tanjung Sakti Pumu 1 - - 1 - -
3 Kota Agung - - - - - -
4 Mulak Ulu 2 - - 2 - -
5 Tanjung Tebat - - - - - -
6 Pulau Pinang 1 1 - 4 - -
7 Pagar Gunung - - - 3 - -
8 Gumay Ulu - 1 - - - -
9 Jarai 3 - - - -
10 Pajar Bulan - - - - - -
11 Muara Payang 2 2 - - - -
12 Sukamerindu - - - - - -
13 Kikim Barat 3 - - - - -
14 Kikim Timur - - - 3 - -
15 Kikim Selatan - - - 5 - -
16 Kikim Tengah - - - 1 - -
17 Lahat - 3 - - - -
18 Gumay Talang - - - 2 - -
19 Pseksu - - - 2 - -
20 Merapi Barat 1 - - 1 - -
21 Merapi Timur 1 - - - - -
22 Merapi Selatan 1 - - 2 - -
23. Lahat Selatan - - - - - -
24. Mulak Sebingkai - - - - - -
Jumlah 15 7 0 28 0 0
Keterangan : *) Data masih tergabung pada kecamatan induk sebelumnya
Sumber : Data SIPD Kabupaten Lahat Tahun 2017
2.1.4 Demografi

Kondisi dan perkembangan demografi berperan penting dalam


perencanaan pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar
keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Besaran, komposisi dan
distribusi penduduk akan mempengaruhi struktur ruang dan
kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Secara umum jumlah
penduduk Kabupaten Lahat pada kurun waktu Tahun 2014-2018
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2018
jumlah penduduk Kabupaten Lahat mencapai 439.567 jiwa yang
terdiri atas 224.884 jiwa penduduk laki-laki dan 214.683 jiwa
penduduk perempuan. Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten
Lahat dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6
Penduduk Menurut Kecamatan
Dalam Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Kecamatan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Tanjung Sakti Pumi 15.805 15.977 16.148 16.314 17.068
2 Tanjung Sakti Pumu 13.933 14.085 14.235 14.381 14.952
3 Kota Agung 12.618 12.755 12.891 13.023 13.944
4 Mulak Ulu 17.389 17.579 17.765 12.251 12.877
5 Tanjung Tebat 8.132 8.220 8.309 8.394 9.166
6 Pulau Pinang 11.560 11.685 11.809 8.606 10.097
7 Pagar Gunung 12.163 12.295 12.426 12.553 13.316
8 Gumay Ulu 5.250 5.307 5.365 5.419 5.683
9 Jarai 20.220 10.440 20.657 20.869 21.788
10 Pajar Bulan 13.259 13.404 13.547 13.686 13.273
11 Muara Payang 8.768 8.864 8.958 9.050 9.184
12 Sukamerindu 15.455 15.624 15.789 6.867 8.151
13 Kikim Barat 27.351 27.649 27.944 15.951 17.886
14 Kikim Timur 15.575 15.745 15.913 28.230 32.576
15 Kikim Selatan 8.614 8.709 8.801 16.076 17.923
16 Kikim Tengah 107.654 108.791 109.951 8.892 10.080
17 Lahat 10.308 8.449 8.538 105.157 111.381
18 Gumay Talang 8.358 10.420 10.532 10.639 13.023
19 Pseksu 20.801 21.027 21.250 8.626 9.401
20 Merapi Barat 21.463 21.027 21.927 21.467 26.452
21 Merapi Timur 7.705 7.789 15.913 22.152 24.688
22 Merapi Selatan 6.653 6.725 6.798 7.953 8.667
23 Lahat Selatan - - - 9.242 12.111
24 Mulak Sebingkai - - - 5.696 5.880
Jumlah 389.034 393.235 397.424 401.494 439.567

Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka, 2014-2018


Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
2018
Kepadatan penduduk di Kabupaten Lahat tahun 2018
mencapai 100,8 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 24 kecamatan
cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di
kecamatan Lahat dengan kepadatan sebesar 1035,1 jiwa/km² dan
terendah di Kecamatan Pseksu sebesar 37,7 jiwa/Km². Secara rinci
kepadatan penduduk di Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
dalam Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Kepadatan Penduduk (Jiwa/per km²)


No Kecamatan
2014 2015 2016 2017 2018*
1 Tanjung Sakti Pumi 58,3 59,0 59,6 60,2 63,0
2 Tanjung Sakti Pumu 60,7 61,3 62,0 62,6 65,1
3 Kota Agung 76,2 77,0 77,8 78,6 84,2
4 Mulak Ulu 101,2 102,3 103,4 92,1 96,8
5 Tanjung Tebat 98,3 99,4 100,4 101,5 110,8
6 Pulau Pinang 70,2 71,0 71,7 77,1 90,4
7 Pagar Gunung 115,3 116,5 117,8 119,0 126,2
8 Gumay Ulu 60,3 61,0 61,7 62,3 65,3
9 Jarai 120,7 122,0 123,3 124,6 130,1
10 Pajar Bulan 90,7 91,7 92,7 93,7 90,8
11 Muara Payang 233,8 236,4 238,9 241,3 244,9
12 Sukamerindu 120,5 121,8 123,1 124,3 147,6
13 Kikim Barat 56,8 57,4 58,0 58,6 65,8
14 Kikim Timur 48,5 49,0 49,5 50,0 57,7
15 Kikim Selatan 124,8 126,2 127,5 128,8 143,6
16 Kikim Tengah 32,4 32,8 33,1 33,5 38,0
17 Lahat 451,4 456,2 461,1 977,3 1035,1
18 Gumay Talang 41,3 38,7 42,2 34,6 48,4
19 Pseksu 31,0 36,3 31,7 39,5 37,7
20 Merapi Barat 89,4 90,4 91,3 92,3 113,7
21 Merapi Timur 82,4 83,3 84,2 85,0 94,8
22 Merapi Selatan 38,5 38,9 39,3 39,7 43,3
23 Lahat Selatan - - - 50,3 65,9
24 Mulak Sebingkai - - - 146,6 151,3
Jumlah 89,2 90,2 91,1 92,0 100,8
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka, 2014-2018
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
2018
Jika dilihat dari kelompok umur penduduk, maka kelompok umur
penduduk yang paling banyak pada tahun 2018 berada pada
kelompok 30 - 34 tahun yang berjumlah 39.472 jiwa terdiri dari
20.633 jiwa penduduk laki-laki dan 18.839 jiwa penduduk
perempuan. Sedangkan untuk kelompok umur yang paling sedikit
adalah kelompok umur 70-74 tahun sebanyak 7.185 jiwa yang terdiri
dari 3.114 jiwa penduduk laki-laki dan 4.071 jiwa penduduk
perempuan. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 2.8.

Tabel 2.8
Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan
Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Lahat Tahun 2018

Penduduk (Jiwa) Jumlah


No Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan (Jiwa)
1 0-4 15.525 14.475 30.000
2 5-9 19.667 18.244 37.911
3 10 -14 19.752 18.522 38.274
4 15 -19 19.593 18.434 38.027
5 20 - 24 17.336 16.594 33.930
6 25 - 29 17.483 16.434 33.917
7 30 - 34 20.633 18.839 39.472
8 35 - 39 19.946 18.092 38.038
9 40 - 44 17.320 16.215 33.535
10 45 - 49 14.419 13.186 27.605
11 50 - 54 11.504 11.682 23.186
12 55 - 59 10.048 10.047 20.095
13 60 - 64 7.868 7.701 15.569
14 64 - 69 5.285 5.084 10.369
15 70 - 74 3.114 4.071 7.185
16 75+ 5.391 7.063 12.454
Jumlah 224.884 214.683 439.567
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2018

Bertambahnya jumlah penduduk per tahun di Kabupaten Lahat


menyebabkan bertambahnya masalah kependudukan terutama
dalam penyediaan pelayanan dasar, perumahan dan permukiman,
penyediaan prasarana dan penyediaan lapangan pekerjaan.
- II.20 -

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan


pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan
olahraga. Kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat dapat dilihat
dari capaian kinerja indikator variabel aspek kesejahteraan
masyarakat yang telah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lahat.

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap indikator yang mempengaruhi
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi.

2.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi


Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
2.2.1.1.1 Pertumbuhan PDRB

Perubahan struktur ekonomi Kabupaten Lahat akibat proses


pembangunan ekonomi yang terjadi pada kurun waktu 2014 s.d
2017, tidak terlepas dari dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal lebih dipengaruhi oleh perkembangan
maupun perubahan perilaku masing-masing komponen pengeluaran
akhir. Sedangkan faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh
perubahan teknologi dan struktur perdagangan global sebagai akibat
peningkatan perdagangan internasional.

Kondisi perekonomian Kabupaten Lahat saat ini menunjukkan


tanda pemulihan, setelah berlalunya masa krisis yang melanda
ekonomi dunia. Hal ini terlihat dari PDRB yang terus meningkat dan
pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan arah positif.
Peningkatan ekonomi tersebut digambarkan melalui Nilai PDRB
ADHB dan ADHK, serta pertumbuhan pada total PDRB. Nilai PDRB
Kabupaten Lahat (adh Berlaku) selama periode tahun 2014 s.d. 2017
menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun,
peningkatan nilai tersebut dipengaruhi oleh adanya perubahan harga
dan juga perubahan volume.
Nilai PDRB Kabupaten Lahat atas dasar harga berlaku 2010
pada tahun 2017 mencapai 15,05 triliun rupiah. Secara nominal,
nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar 594,70 miliar rupiah
dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 14,45 triliun
rupiah. Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya
produksi di seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi. Sedangkan
nilai PDRB Kabupaten Lahat berdasarkan harga konstan 2010,
angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari 10,83 triliun rupiah
pada tahun 2016 menjadi 11,25 triliun rupiah pada tahun 2017. Hal
ini menunjukkan selama tahun 2017 Kabupaten Lahat mengalami
pertumbuhan ekonomi sekitar 3,92 persen, lebih cepat dibandingkan
tahun sebelumnya. Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh
meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha, tidak
dipengaruhi inflasi.

Tabel 2.9
PDRB ADHB Menurut Pengeluaran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (Miliar Rupiah)

Komponen Pengeluaran 2014 2015 2016 2017


Konsumsi Rumah Tangga 9.507,15 10.018,80 10.680,95 11.216,17
Konsumsi LNPRT 206,53 221,25 233,83 248,11
Konsumsi Pemerintah 1.851,68 1.970,23 1.969,08 2.334,15
PMTB 5.063,05 5.041,85 5.394,60 5.680,68
Perubahan Inventori -291,82 -303,35 -202,98 -382,17
Ekspor 1.963,11 1.936,16 1.607,45 3.067,35
Impor 5.070,52 5.027,10 5.224,38 7.121,04
Total PDRB 13.229,17 13.857,85 14.458,55 15.053,25
Sumber: Buku PDRB Menurut Pengeluaran 2013-2017

Tabel 2.10
PDRB ADHK Menurut Pengeluaran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (Miliar Rupiah)

Komponen Pengeluaran 2014 2015 2016 2017


Konsumsi Rumah Tangga 6.902,13 7.117,18 7.351,42 7.589,14
Konsumsi LNPRT 161,79 170,37 176,90 183,82
Konsumsi Pemerintah 1.409,83 1.468,63 1.399,34 1.549,88
PMTB 3.998,25 4.002,26 4.157,40 4.349,77
Perubahan Inventori -80,81 -255,40 -156,80 -640,73
Ekspor 2.222,28 1.946,69 1.601,80 3.032,76
Impor 4.294,77 3.910,72 3.699,46 4.809,30
Total PDRB 10.318,70 10.539,02 10.830,61 11.255,34
Sumber: Buku PDRB Menurut Pengeluaran 2013-2017
Selain dinilai atas dasar harga berlaku, PDRB menurut
pengeluaran juga dinilai atas dasar harga konstan 2010 atau atas
dasar harga berbagai produk yang dinilai dengan harga pada tahun
2010. Melalui pendekatan penghitungan atas dasar harga konstan,
PDRB di masing-masing tahun dapat memberikan gambaran tentang
perubahan PDRB secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa
ada pengaruh perubahan harga). PDRB komponen pengeluaran atas
dasar harga konstan menggambarkan perubahan atau pertumbuhan
ekonomi secara riil, utamanya berkaitan dengan peningkatan volume
konsumsi akhir. Selama kurun waktu 2014-2017, gambaran tentang
perkembangan ekonomi Kabupaten Lahat berdasarkan PDRB ADHK
dan ADHB dapat dilihat pada grafik 2.1.

Grafik 2.1
Perbandingan PDRB ADHB dan ADHK 2010 Menurut Pengeluaran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (Miliar Rupiah)

Jika dilihat dari grafik di atas, nampak bahwa pada umumnya


nilai PDRB ADHB selalu lebih besar dari nilai PDRB ADHK.
Perbedaan tersebut disebabkan karena ada pengaruh perubahan
harga dalam perhitungan PDRB ADHB. Dalam penghitungan PDRB
ADHK pengaruh faktor harga telah ditiadakan. Terbentuknya
keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari
semua komponen pengeluarannnya, yang terdiri dari konsumsi akhir
rumah tangga (PK-RT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi
akhir pemerintah (PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB),
ekspor neto (E) atau ekspor dikurangi impor.
Tabel 2.11
Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (Persen)

Komponen Pengeluaran 2014 2015 2016 2017


Konsumsi Rumah Tangga 71,87 72,30 73,87 74,51
Konsumsi LNPRT 1,56 1,60 1,62 1,65
Konsumsi Pemerintah 14,00 14,22 13,62 15,57
PMTB 38,27 36,38 37,31 37,74
Perubahan Inventori -2,21 -2,19 -1,40 -2,54
Ekspor 14,84 13,97 11,12 20,38
Impor 38,33 36,28 36,13 47,31
Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Buku PDRB Menurut Pengeluaran 2013-2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa selama periode 2014-


2017, produk yang dikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar
masih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga
(rata-rata di atas 60 persen). Ekspor juga mempunyai peran yang
relatif besar, demikian halnya impor masih mempunyai peran yang
relatif besar, karena sekitar 36 s.d. 40 persen permintaan domestik
masih dipenuhi oleh produk dari impor, baik luar negeri, luar provinsi
maupun luar kabupaten. Di sisi lain, pengeluaran untuk kapital
(PMTB) juga mempunyai peran relatif besar dengan kontribusi sekitar
36 s.d. 39 persen. Proporsi konsumsi akhir pemerintah berada pada
rentang 13 s.d 16 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peran
pemerintah dalam menyerap produk domestik tidak terlalu besar.

Tabel 2.12
Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Pengeluaran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (Persen)

Komponen Pengeluaran 2014 2015 2016 2017


Konsumsi Rumah Tangga 4,43 3,12 3,29 3,23
Konsumsi LNPRT 11,19 5,30 3,84 3,91
Konsumsi Pemerintah 2,93 4,17 -4,72 10,76
PMTB 2,28 0,10 3,88 4,63
Perubahan Inventori -159,74 216,05 -38,61 308,63
Ekspor 8,65 -12,40 -17,72 89,33
Impor 0,42 -8,94 -5,40 30,00
Total PDRB 3,84 2,14 2,77 3,92
Sumber: Buku PDRB Menurut Pengeluaran 2013-2017
Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah
pertumbuhan riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan
ekonomi (economic growth), yang menggambarkan kinerja
pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Lahat dari tahun 2014 s.d. 2017 secara rata-rata mencapai 3,507
persen, dengan masing-masing pertumbuhan 3,84 persen (2014);
2,14 persen (2015); 2,77 persen (2016) dan 3,92 persen (2017).
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar 3,92
persen, sebaliknya yang terendah terjadi pada tahun 2015 (2,14
persen).

Grafik 2.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat
(TD 2010=100), Tahun 2014-2017

Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2018

Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kabupaten Lahat


pada tahun 2017 meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas
dari pengaruh inflasi. Nilai PDRB Kabupaten Lahat atas dasar harga
konstan 2017 mencapai 11,25 triliun rupiah. Angka tersebut naik
dari 10,83 triliun rupiah pada tahun 2016. Hal tersebut
menunjukkan bahwa selama tahun 2017 terjadi pertumbuhan
ekonomi sebesar 3,92 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai 2,77
persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 dipercepat oleh sektor
pertambangan yang kembali menggeliat setelah agak menurun
dibandingkan tahun 2016. Selain itu adanya investasi di sektor
perdagangan, dengan berdirinya mall yang cukup besar di Kabupaten
Lahat dan menjamurnya berbagi objek wisata yang disertai dengan
berdirinya toko-toko kecil yang dapat menarik minat konsumen dari
berbagai wilayah kabupaten kota di sekitar Kabupaten Lahat,
mengakibatkan pertumbuhan yang cukup signifikan bagi sektor
perdagangan di Kabupaten Lahat.

Tabel 2.13
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan
Usaha Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Kategori Uraian 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4,02 3,47 2,77 2,28
B Pertambangan dan Penggalian 1,15 -0,33 0,68 5,45
C Industri Pengolahan 5,60 5,35 5,90 8,80
D Pengadaan Listrik dan Gas 11,22 3,04 20,76 2,89
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 6,03 5,80 3,32 1,20
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 4,09 0,06 2,45 3,21
G Perdagangan Besar dan Eceran, 6,54 1,53 2,03 3,70
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 7,18 8,79 9,15 1,77
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 5,20 9,05 9,12 1,81
Minum
J Informasi dan Komunikasi 8,00 7,08 7,18 1,95
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,93 3,08 3,05 1,57
L Real Estate 7,00 6,01 7,20 2,25
M, N Jasa Perusahaan 6,10 3,01 2,35 1,27
O Administrasi Pemerintahan, 6,01 7,49 7,54 3,05
Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 15,00 6,00 6,20 1,34
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,01 6,01 6,54 7,02
R, S, T, U Jasa Lainnya 3,00 3,00 2,93 1,14
PDRB 3,84 2,14 2,77 3,92
PDRB TANPA MIGAS 4,86 2,86 3,13 4,04
Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2018
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha
Industri Pengolahan yaitu sebesar 8,80 persen. Industri pengolahan
di Kabupaten Lahat terdiri dari industri pengolahan batubara dan
pengilangan migas; Industri logam, mesin elektronik dan kimia;
industri hasil pertanian dan kehutanan; industri makanan dan
minuman yang mencakup industri makanan mencakup pengolahan
produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan dan
juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung
menjadi produk makanan. Industri minuman mencakup pembuatan
minuman, pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran,
minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh,
kopi dan produk teh dengan kadar kafein yang tinggi; dan aneka
industri lainnya.

Dari 17 lapangan usaha ekonomi yang ada, seluruhnya


mengalami pertumbuhan yang positif. Tiga lapangan usaha
mengalami pertumbuhan positif sebesar lima hingga sepuluh persen.
Sedangkan empat belas lapangan usaha lainnya berturut-turut
tercatat mengalami pertumbuhan positif namun lebih rendah, yaitu
kurang dari lima persen. Delapan lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan positif sebesar lima hingga sepuluh persen tersebut
antara lain: lapangan usaha industri pengolahan sebesar 8,80 persen,
lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,02 dan
lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 5,45 persen.
Sedangkan empat belas lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan positif kurang dari 5 (lima) persen adalah lapangan
usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor sebesar 3,70 persen, lapangan usaha konstruksi sebesar 3,21
persen, lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib sebesar 3,05 persen, lapangan usaha
pengadaan listrik dan gas sebesar 2,89 persen, lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 2,28 persen, lapangan
usaha real estate sebesar 2,25 persen, lapangan usaha informasi dan
komunikasi sebesar 1,95 persen, lapangan usaha penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum sebesar 1,81 persen, lapangan usaha
transportasi dan pergudangan sebesar 1,77 persen, lapangan usaha
jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,57 persen, lapangan usaha
jasa pendidikan sebesar 1,34 persen, lapangan usaha jasa
perusahaan sebesar 1,27 persen dan lapangan usaha jasa lainnya
sebesar 1,14 persen.

Tabel 2.14
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Katego
Uraian 2014 2015 2016 2017
ri
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan dan 20,93 20,36 20,06 19,88
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 40,64 37,33 34,62 33,38
C Industri Pengolahan 3,83 4,25 4,71 5,20
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,21 0,27 0,40 0,48
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 0,02 0,03 0,03 0,03
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 8,82 9,04 9,49 9,71
G Perdagangan Besar dan Eceran, 9,54 11,53 12,37 13,39
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 0,93 1,06 1,19 1,26
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,96 1,11 1,29 1,35
Minum
J Informasi dan Komunikasi 0,73 0,77 0,82 0,82
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,59 1,62 1,67 1,72
L Real Estate 2,18 2,42 2,72 2,74
M, N Jasa Perusahaan 0,04 0,05 0,05 0,05
O Administrasi Pemerintahan, 5,82 6,25 6,56 5,97
Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 2,62 2,72 2,78 2,72
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,67 0,72 0,76 0,80
R, S, T, U Jasa Lainnya 0,45 0,47 0,50 0,50
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
PDRB TANPA MIGAS 97,56 98,74 99,14 99,21
Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2018

Jika dilihat dari struktur perekonomian Kabupaten Lahat


dalam kurun waktu 2014-2017, PDRB Kabupaten Lahat didominasi
oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya: Pertambangan
dan Penggalian, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Konstruksi, dan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha
terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lahat.
Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat
pada tahun 2017 dihasilkan oleh lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian, yaitu mencapai 33,38 persen (angka ini menurun dari
tahun 2014 yaitu sebesar 40,64 persen). Selanjutnya lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 19,88 persen (turun
menjadi 20,93 persen di tahun 2014), disusul oleh lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 13,39 persen (naik menjadi 9,54 persen di tahun 2014).
Berikutnya lapangan usaha Konstruksi sebesar 9,71 persen (naik
menjadi 8,82 persen di tahun 2014) dan lapangan usaha
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
sebesar 5,97 persen. Di antara kelima lapangan usaha tersebut,
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
dan Konstruksi, adalah kategori yang mengalami peningkatan
peranan. Sebaliknya, Pertambangan dan Penggalian; dan Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan peranannya berangsur-angsur menurun.
Sedangkan lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib, peranannya berfluktuasi namun
cenderung menurun. Sementara itu, peranan lapangan usaha
lainnya, masing-masing kurang dari 5,5 persen. Salah satu penyebab
menurunnya peranan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan adalah
berkurangnya luas lahan pada lapangan usaha tersebut. Lambatnya
kenaikan harga produk lapangan usaha tersebut dibandingkan
produk lain juga menjadi penyebab turunnya peranan lapangan
usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Sektor terbesar yang mendukung PDRB Kabupaten Lahat


masih bersumber pada sektor pertambangan dan penggalian,
kemudian sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, serta sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.
PDRB Kabupaten Lahat tahun 2017 mencapai Rp15.053.251,4
mengalami peningkatan dari PDRB Kabupaten Lahat tahun 2016
sebesar Rp14.458.550,8 sedangkan PDRB tanpa migas meningkat
dari Rp14.333.791,8 tahun 2016 menjadi Rp14.934.481,5 pada
tahun 2017.
- II.29 -

Tabel 2.15
PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Kategori Uraian 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, 2.769.458,6 2.822.142,8 2.899.786,4 2.991.898,0
Kehutanan dan
Perikanan
B Pertambangan dan 5.376.415,4 5.173.564,2 5.005.520,0 5.024.828,9
Penggalian
C Industri Pengolahan 506.422,7 588.685,6 680.361,3 783.336,4
D Pengadaan Listrik 28.406,5 37.486,2 57.261,1 72.639,2
dan Gas
E Pengadaan Air, 3.058,1 3.537,1 3.902,3 4.125,1
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 1.167.060,4 1.252.937,7 1.372.762,7 1.462.114,2
G Perdagangan Besar 1.262.458,9 1.598.155,3 1.788.293,0 2.015.768,6
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan 122.481,1 146.354,2 172.330,0 189.450,3
Pergudangan
I Penyediaan 127.151,9 153.598,4 185.794,7 203.290,9
Akomodasi dan
Makan Minum
J Informasi dan 96.652,2 106.759,8 118.109,6 123.051,6
Komunikasi
K Jasa Keuangan dan 210.048,8 225.015,7 241.234,6 258.898,6
Asuransi
L Real Estate 288.274,5 334.939,0 393.559,7 412.597,8
M, N Jasa Perusahaan 5.695,9 6.258,3 6.835,8 7.265,9
O Administrasi 769.767,4 865.690,7 949.133,3 898.948,0
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 346.862,4 377.561,0 401.970,4 410.071,4
Q Jasa Kesehatan dan 89.161,5 99.604,1 109.791,0 120.257,1
Kegiatan Sosial
R, S, T, U Jasa Lainnya 59.795,2 65.563,6 71.904,9 74.709,3
PDRB 13.229.171,4 13.857.853,7 14.458.550,8 15.053.251,4
PDRB TANPA MIGAS 12.906.694,3 13.683.241,2 14.333.791,8 14.934.481,5
Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2018
- II.30 -

Tabel 2.16
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta
Rupiah) Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Kategori Uraian 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, 2.424.397,1 2.508.638,2 2.578.219,4 2.636.901,1
Kehutanan dan
Perikanan
B Pertambangan 3.826.720,5 3.814.150,9 3.840.041,6 4.049.512,4
dan Penggalian
C Industri 398.907,9 420.256,6 445.055,9 484.230,6
Pengolahan
D Pengadaan Listrik 28.315,2 29.176,1 35.233,0 36.250,1
dan Gas
E Pengadaan Air, 2.746,5 2.905,8 3.002,3 3.038,3
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F Konstruksi 859.044,9 859.531,0 880.557,7 908.823,6
G Perdagangan 1.094.187,1 1.110.877,3 1.133.457,6 1.175.391,1
Besar dan
Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan 97.121,0 105.654,5 115.326,2 117.367,5
Pergudangan
I Penyediaan 90.582,4 98.777,9 107.782,4 109.738,0
Akomodasi dan
Makan Minum
J Informasi dan 96.247,3 103.063,4 110.463,3 112.617,3
Komunikasi
K Jasa Keuangan 171.776,1 177.068,4 182.467,4 185.327,1
dan Asuransi
L Real Estate 249.136,2 264.101,8 283.117,1 289.487,3
M, N Jasa Perusahaan 4.389,4 4.521,6 4.627,8 4.686,6
O Administrasi 550.492,5 591.724,7 636.340,7 655.749,1
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 294.422,7 312.090,5 331.440,1 335.893,4
Q Jasa Kesehatan 78.406,4 83.118,0 88.553,9 94.770,4
dan Kegiatan
Sosial
R, S, T, U Jasa Lainnya 51.807,6 53.361,9 54.925,4 55.551,6
PDRB 10.318.700,8 10.539.018,5 10.830.612,0 11.255.335,5
PDRB TANPA MIGAS 10.088.943,3 10.377.177,3 10.701.657,0 11.133.601,9
Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2018
2.2.1.1.2 Laju Inflasi

Laju inflasi atau naik turunnya tingkat harga barang dan jasa
digunakan untuk melihat stabilitas perekonomian yang terjadi di
daerah. Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam
pengendalian makro yang berdampak luas terhadap berbagai sektor
ekonomi. Secara teori pada dasarnya berkaitan dengan fenomena
interaksi antara penawaran dan permintaan. Namun pada
kenyataannya tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya, sepertinya
tata niaga dan kelancaran dalam arus lalu lintas barang serta
peranan kebijaksanaan pemerintah antara lain tidak stabilnya harga
BBM dan gas, tarif dasar listrik dan adanya krisis ekonomi global
yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempercepat
laju inflasi semua sektor di Kabupaten Lahat.

Tabel 2.17
Inflasi Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Inflasi 2014 2015 2016 2017 2018


Kabupaten Lahat 2,78 2,33 n/a 2,78 n/a
Provinsi Sumsel 8,48 3,10 3,58 2,96 2,60
Nasional 8,36 3,35 3,02 3,61 2,88
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Secara umum tingkat inflasi dihitung untuk melihat perubahan


harga-harga konsumen pada berbagai komoditas. Komoditas tersebut
dikelompokan menjadi 7 kelompok yaitu: kelompok bahan makanan,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok
perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok
pendidikan, dan kelompok transportasi. Perkembangan inflasi
Kabupaten Lahat kurun waktu 2014-2018 terlihat fluktuatif, hal ini
disebabkan belum stabilnya kondisi perekonomian global yang akan
berimbas kepada perekonomian di Kabupaten Lahat.
2.2.1.1.3 PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita

Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu


daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang
merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu,
besar kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per
kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada
potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat
di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Nilai PDRB dan PDRB perkapita Kabupaten Lahat tahun 2014-2017
secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.18.

Tabel 2.18
PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Nilai PDRB (Milliar Rupiah)


2014 2015 2016 2017
ADHB 13.229 13.857 14.458 15.053
ADHK 10.318 10.539 10.830 11.255
PDRB Perkapita (Ribu Rupiah)
ADHB 34.005 35.240 36.380 37.493
ADHK 26.523 26.800 27.252 28.033
Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHK 3,84 2,14 2,77 3,92
2010
Jumlah Penduduk (Ribu Orang) 389 393 397 401
Pertumbuhan Jml Penduduk (persen) 1,14 1,08 1,07 1,02
Sumber: PDRB Kabupaten Lahat Menurut Lapangan Usaha 2014-2017

Grafik 2.3
Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017
Nilai PDRB per kapita Kabupaten Lahat atas dasar harga
berlaku sejak tahun 2014 hingga 2017 senantiasa mengalami
kenaikan. Pada tahun 2014 PDRB per kapita tercatat sebesar 34,00
juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun
2017 mencapai 37,49 juta rupiah. Kenaikan angka PDRB per kapita
yang cukup tinggi ini disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor
inflasi.

2.2.1.1.4 Indeks Gini

Koefisien gini merupakan ukuran ketimpangan agregat yang


angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu
(ketimpangan sempurna). Dimana, ketimpangan pembangunan atau
disparitas dapat menggambarkan perbedaan pembangunan antar
suatu wilayah dengan wilayah lainnya secara vertikal dan horizontal
yang menyebabkan disparitas atau ketidakmerataan pembangunan.

Kabupaten Lahat tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi


tetapi juga berupaya menekan kesenjangan dan meningkatkan
pemerataan ekonomi. Gini rasio menggambarkan kesenjangan
ekonomi di suatu wilayah. Semakin kecil angka gini rasio berarti
permerataan ekonomi semakin baik. Perkembangan gini rasio
Kabupaten Lahat dalam kurun waktu 2014-2017 mendorong
Pemerintah untuk pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
pembangunan, maka aktivitas pembangunan ekonomi daerah
termasuk daerah terbelakang atau terisolir akan dapat lebih
digerakkan karena adanya wewenang yang ada pada pemerintah
daerah dan masyarakat setempat. Pada tahun 2014-2017, gini rasio
Kabupaten Lahat lebih baik dari gini rasio Provinsi Sumatera Selatan
dan nasional.
Tabel 2.19
Indeks Gini Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Indeks Gini 2014 2015 2016 2017


Kabupaten Lahat 0,37 0,34 0,34 0,356
Provinsi Sumsel 0,38 0,36 0,35 0,361
Nasional 0,41 0,41 0,40 0,393
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
2.2.1.1.5 Kemiskinan

Penduduk miskin Kabupaten Lahat pada kurun waktu 2014-


2018 mengalami penurunan dari 18,02% di tahun 2014 menurun
menjadi 16,15% pada tahun 2018. Jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Lahat pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar
65.310 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin
Kabupaten Lahat tahun sebelumnya sebesar 67.330 jiwa. Jika
dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Provinsi
Sumatera Selatan dan Nasional, maka persentase penduduk miskin
Kabupaten Lahat masih diatas persentase penduduk miskin Provinsi
Sumatera Selatan dan nasional. Belum signifikannya penurunan
persentase penduduk miskin di Kabupaten Lahat antara lain
disebabkan karena program-program penanggulangan kemiskinan
belum berorientasi pada pembangunan kapasitas masyarakat dan
pengembangan modal sosial pada masyarakat miskin serta bantuan
sosial yang belum tepat sasaran.

Tabel 2.20
Perkembangan Indikator Kemiskinan
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
Penduduk Miskin 70,31 70,67 67,83 67,33 65,31
(000 jiwa)
Persentase
18,02 18,02 17,11 16,81 16,15
Penduduk Miskin
Indeks
Kedalaman 2,8 2,8 2,59 2,45 2,85
Kemiskinan
Indeks
Keparahan 0,61 0,70 0,62 0,61 0,73
Kemiskinan
Garis
Kemiskinan 320.716 332.943 369.359 385.525 419.658
(Rupiah)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat Tahun 2018
Grafik 2.4
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

2.2.1.1.6 Angka Kriminalitas

Tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan angka putus


sekolah, rendahnya tingkat pendidikan serta tingginya kesenjangan
ekonomi menjadi pemicu meningkatnya tindak kejahatan. Dalam hal
ini perlunya penyelesaian permasalahan secara komprehensif agar
angka kriminalitas dapat ditekan.

Tabel 2.21
Angka Kriminalitas Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017
Menurut Kepolisian Resort di Provinsi Sumatera Selatan

Uraian 2014 2015 2016 2017


Jumlah Tindak Pidana 1.558 1.082 835 619
Persentase Penyelesaian 50,6 64,9 78,2 n/a
Tindak Pidana
Sumber: Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka 2018

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial


Pembangunan kesejahteraan sosial dapat dievaluasi dari sisi
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini ditunjukkan
melalui indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
2.2.2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang


umum digunakan untuk menilai kualitas hidup manusia. Secara
umum IPM di Kabupaten Lahat mengalami tren meningkat selama
periode 2014-2018 yang tentu saja merupakan gambaran adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat selama
periode tersebut. Pada tahun 2014, IPM Kabupaten Lahat sebesar
64,52 meningkat menjadi 66,99 di tahun 2018.

Grafik 2.5
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018;

Peningkatan IPM ini dipengaruhi oleh meningkatnya angka


harapan hidup, angka rata-rata lama sekolah, dan angka harapan
lama sekolah serta indeks standar hidup layak (pengeluaran per
kapita) di Kabupaten Lahat. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus
berupaya meningkatkan IPM melalui peningkatan program kegiatan
di bidang kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat.

2.2.2.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu fokus kesejahteraan sosial.
Pendidikan merupakan kunci utama dalam perkembangan sumber
daya manusia yang berkualitas. Memperoleh pendidikan yang baik
dan berkualitas merupakan hak setiap warga negara sebagaimana
yang diamanatkan oleh UUD 1945. Selain itu, pendidikan juga
merupakan kebutuhan mendasar untuk berkembangnya suatu
bangsa dan negara. Oleh karena itu, peningkatan serta
penyempurnaan pendidikan perlu dilakukan dengan tujuan untuk
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,
beriman, bertaqwa, dan bertanggungjawab.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam rangka


meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, misalnya dengan
mengembangkan pendidikan anak usia dini, meningkatkan sarana
dan prasarana pendidikan, meningkatkan anggaran pendidikan,
memperbaiki kurikulum, serta meningkatkan kualitas dan
kompetensi tenaga pendidikan. Bahkan sejak tahun 1994 pemerintah
juga menerapkan program wajib belajar 9 tahun. Dukungan
pemerintah daerah juga sangat besar dalam rangka memajukan
pendidikan, yaitu melalui program pendidikan gratis mulai dari
tingkat SD sampai SLTA dengan harapan tingkat pendidikan
penduduk akan semakin baik. Kesemuanya itu berangkat dari
kesadaran akan pentingnya pendidikan baik bagi pemerintah
maupun masyarakat. Bagi pemerintah keuntungan yang akan
diperoleh dari investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa
pendidikan merupakan salah satu cara dalam rangka memerangi
kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan bagi
masyarakat, pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalam
memperebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan pendapatan mereka.

2.2.2.2.1 Fasilitas Pendidikan

Dalam rangka meningkatkan partisipasi sekolah penduduk,


harus didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai. Selain fasilitas berupa gedung sekolah,
ketersediaan tenaga pengajar/guru, merupakan faktor penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Jumlah sekolah dikatakan memadai
apabila dapat menampung seluruh penduduk usia sekolah yang
akan melanjutkan pendidikan, demikian juga dengan jumlah guru
dianggap memadai apabila mencapai tingkat perbandingan tertentu
terhadap murid sedemikian sehingga proses belajar mengajar
berjalan efektif. Untuk itu indikator yang sering digunakan untuk
melihat tingkat kecukupan sekolah adalah rasio murid-guru dan
rasio murid-sekolah. Daya tampung sekolah SD, SLTP, dan SMA
Sederajat dikatakan sudah semakin baik, jika ditandai dengan rasio
murid-sekolah yang semakin kecil. Hal ini dikarenakan jumlah murid
yang sekolah bertambah lebih sedikit atau sejalan dengan
peningkatan jumlah gedung sekolah yang ada. Begitu juga dengan
Rasio murid-guru menggambarkan rata-rata jumlah murid yang
diajar oleh seorang guru. Semakin besar rasio, berarti secara rata-
rata semakin banyak murid yang diajar oleh seorang guru. Angka
rasio semakin kecil maka akan semakin baik pula.

Pada tahun 2018, angka rasio murid-sekolah Kabupaten Lahat


untuk SD sederajat sebesar 148,128; SMP sederajat sebesar 249,772
dan SMA sederajat 353,339 siswa persekolah. Sedangkan rasio
murid-guru untuk SD sederajat sebesar 1:09; SMP sederajat sebesar
1:12 dan SMA sederajat 1:12 siswa per guru. Jika dibandingkan
dengan angka rasio murid-sekolah Kabupaten Lahat tahun 2014,
maka capaian rasio murid-sekolah menunjukan perkembangan yang
cukup baik. Pada tahun 2014, rasio murid-sekolah untuk SD
sederajat sebesar 158,06 yang artinya ketersediaan sekolah
menampung murid sekolah SD pada tahun 2018 mengalami
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Begitu pula halnya
dengan ketersediaan gedung SMP sederajat dan SMA sederajat.
Dimana perkembangan rasio murid-sekolah SMP sederajat dan SMA
sederajat pada tahun 2018 juga mengalami peningkatan dari tahun
2014. Sedangkan untuk perkembangan rasio murid-guru kurun
waktu 2014-2018 pada SD sederajat, SMP sederajat dan SMA
sederajat mengalami penurunan dan masih perlu menjadi perhatian
bagi pemerintah daerah. Rasio murid-guru pada tahun 2018 lebih
besar daripada rasio murid-guru pada tahun-tahun sebelumnya.
Artinya pada tahun 2018 jumlah murid yang sekolah lebih banyak
dari pada ketersediaan guru yang ada saat ini.
Tabel 2.22
Rasio Murid-Sekolah dan Murid-Guru di Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


Rasio Murid-Sekolah
- SD/MI 158,06 155,15 151,09 149,79 148,128
- SLTP/MTS 261,25 257,56 256,36 249,55 249,772
- SMU/SMK/MA 338,43 332,96 347,53 333,28 353,339
Rasio Murid-Guru
- SD/MI 1:09 1:09 1:08 1:08 1:09
- SLTP/MTS 1:11 1:11 1:11 1:11 1:12
- SMU/SMK/MA 1:07 1:07 1:07 1:11 1:12
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018, Diolah

Dengan demikian, seiring bertambahnya masyarakat yang bersekolah


saat ini harus diiringi dengan ketersediaan gedung sekolah dan
ketersediaan tenaga pengajar/guru karena merupakan faktor sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Secara rinci jumlah sekolah,
guru, dan murid yang sekolah pada SD, SMP dan SMA sederajat
tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 2.25.
- II.40 -

Tabel 2.23
Jumlah Sekolah, Guru, Murid, pada Sekolah Dasar Kabupaten Lahat Tahun 2017

SD Negeri SD Swasta MI Negeri MI Swasta


No Kecamatan
Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
1 Tanjung Sakti Pumi 12 143 1135 3 24 488 - - - - - -
2 Tanjung Sakti Pumu 12 152 1462 1 7 99 - - - 2 21 592
3 Kota Agung 13 185 1472 - - - - - - -
4 Mulak Ulu 15 181 1955 1 5 55 - - - 1 12 69
5 Tanjung Tebat 11 132 960 - - - - - - - - -
6 Pulau Pinang 13 175 1286 - - - - - - - - -
7 Pagar Gunung 15 260 1179 - - - 1 15 116 - - -
8 Gumay Ulu 7 83 626 - - - - - - - - -
9 Jarai 10 173 1670 2 25 584 - - - - - -
10 Pajar Bulan 13 158 1229 - - - - - - - - -
11 Muara Payang 7 72 650 - - - 1 33 293 - - -
12 Sukamerindu 6 85 672 - - - - - - - - -
13 Kikim Barat 16 155 1713 - - - 1 20 333 2 11 85
14 Kikim Timur 27 309 3211 2 12 168 - - - 3 23 316
15 Kikim Selatan 14 154 2065 - - - - - - 1 7 53
16 Kikim Tengah 6 62 1127 - - - - - - 1 9 120
17 Lahat 36 730 10392 9 103 2.117 1 41 543 2 23 196
18 Gumay Talang 6 133 1308 - - - - - - - - -
19 Pseksu 9 130 1066 - - - - - - - - -
20 Merapi Barat 12 248 2379 - - - 1 13 161 - - -
21 Merapi Timur 16 217 2458 - - - - - - 1 13 180
22 Merapi Selatan 5 80 900 - - - - - - - - -
23 Lahat Selatan - - - - - - - - - - - -
24 Mulak Sebingkai - - - - - - - - - - - -
Jumlah 281 4.017 40.915 18 176 3.511 5 122 1.446 13 119 1.611
Keterangan: Data Kecamatan Lahat Selatan dan Mulak Sebingkai masih tergabung dengan data kecamatan induk sebelum pemekaran.
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
Tabel 2.24
Jumlah Sekolah, Guru, Murid, pada SLTP Sederajat di Kabupaten Lahat Tahun 2017

SLTP Negeri SLTP Swasta MTS Negeri MTS Swasta


No Kecamatan
Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
1 Tanjung Sakti Pumi 4 75 394 1 8 255 - - - - - -
2 Tanjung Sakti Pumu 2 55 594 1 6 121 - - - 1 19 504
3 Kota Agung 4 64 527 - - - 1 26 204 - - -
4 Mulak Ulu 4 67 906 - - - - - - - - -
5 Tanjung Tebat 2 40 305 - - - - - - - - -
6 Pulau Pinang 2 65 505 - - - - - - - - -
7 Pagar Gunung 2 44 564 - - - - - - - - -
8 Gumay Ulu 2 29 222 - - - - - - - - -
9 Jarai 1 46 867 1 15 439 - - - - - -
10 Pajar Bulan 1 42 426 - - - - - - - - -
11 Muara Payang 1 26 193 - - - - - - 1 22 134
12 Sukamerindu 1 31 318 - - - - - - - - -
13 Kikim Barat 3 33 389 2 15 66 1 29 377 - - -
14 Kikim Timur 6 86 1240 1 43 - - - 2 30 316
15 Kikim Selatan 4 57 903 - - - - - - - - -
16 Kikim Tengah 2 33 578 - - - - - - - - -
17 Lahat 10 343 4811 7 61 898 1 49 856 3 37 223
18 Gumay Talang 1 32 479 - - - - - - 1 3 83
19 Pseksu 3 40 399 - - - - - - - - -
20 Merapi Barat 3 80 1117 - - - - - - 1 11 192
21 Merapi Timur 2 44 576 - - - - - - 1 9 170
22 Merapi Selatan 1 32 417 - - - - - - - - -
23 Lahat Selatan - - - - - - - - - - - -
24 Mulak Sebingkai - - - - - - - - - - - -
Jumlah 61 1.364 16.730 13 105 1.822 3 104 1.437 10 131 1.722
Keterangan: Data Kecamatan Lahat Selatan dan Mulak Sebingkai masih tergabung dengan data kecamatan induk sebelum pemekaran.
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
Tabel 2.25
Jumlah Sekolah, Guru, Murid, pada SMU dan SMK Sederajat Kabupaten Lahat Tahun 2017

N SMU Negeri SMU Swasta SMK Negeri SMK Swasta


Kecamatan
o Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
1 Tanjung Sakti Pumi 1 24 553 - - - 1 37 244 - - -
2 Tanjung Sakti Pumu 1 34 377 - - - - - - - - -
3 Kota Agung 1 39 504 - - - - - - - - -
4 Mulak Ulu 1 33 562 - - - - - - - - -
5 Tanjung Tebat 1 10 176 - - - - - - - - -
6 Pulau Pinang 1 33 383 - - - - - - - - -
7 Pagar Gunung 1 34 450 - - - - - - - - -
8 Gumay Ulu 1 16 116 - - - - - - - - -
9 Jarai 1 55 806 1 12 144 1 95 671 - - -
10 Pajar Bulan 1 33 250 - - - - - - - - -
11 Muara Payang 1 22 168 - - - - - - - - -
12 Sukamerindu 0 0 0 - - - - - - - - -
13 Kikim Barat 1 27 389 - - - - - - - - -
14 Kikim Timur 3 69 975 - - - - - - 1 7 219
15 Kikim Selatan 2 36 679 - - - - - - - - -
16 Kikim Tengah 2 28 306 - - - 1 15 193 - - -
17 Lahat 5 263 3770 8 100 1.129 3 226 2.552 3 66 986
18 Gumay Talang 1 29 364 - - - - - - - - -
19 Pseksu 1 12 91 - - - - - - - - -
20 Merapi Barat 1 37 528 - - - - - - - - -
21 Merapi Timur 1 35 279 - - - 1 26 412 - - -
22 Merapi Selatan 1 29 308 - - - - - - - - -
23 Lahat Selatan - - - - - - - - - - - -
24 Mulak Sebingkai - - - - - - - - - - - -
Jumlah 29 898 12.034 9 112 1.273 7 399 4.072 4 73 1.205
Keterangan: Data Kecamatan Lahat Selatan dan Mulak Sebingkai masih tergabung dengan data kecamatan induk sebelum pemekaran.
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
- II.43 -

Tabel 2.26
Jumlah Sekolah, Guru, Murid, pada MA (Madrasah Aliyah)
Kabupaten Lahat Tahun 2017

MA Negeri MA Swasta
No Kecamatan
Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
1 Tanjung Sakti Pumi - - - -
2 Tanjung Sakti Pumu - - - - - -
3 Kota Agung - - - - - -
4 Mulak Ulu - - - - - -
5 Tanjung Tebat - - - - - -
6 Pulau Pinang - - - - - -
7 Pagar Gunung - - - - - -
8 Gumay Ulu - - - - - -
9 Jarai - - - - - -
10 Pajar Bulan - - - - - -
11 Muara Payang - - - - - -
12 Sukamerindu - - - - - -
13 Kikim Barat - - - - - -
14 Kikim Timur - - - 1 11 133
15 Kikim Selatan - - - - - -
16 Kikim Tengah - - - - - -
17 Lahat 1 57 775 1 5 15
18 Gumay Talang - - - 1 9 37
19 Pseksu - - - - - -
20 Merapi Barat - - - - - -
21 Merapi Timur 1 33 201 - - -
22 Merapi Selatan - - - - - -
23 Lahat Selatan - - - - - -
24 Mulak Sebingkai - - - - - -
Jumlah 2 90 976 9 41 437
Keterangan: Data Kecamatan Lahat Selatan dan Mulak Sebingkai masih tergabung dengan
data kecamatan induk sebelum pemekaran.
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

2.2.2.2.2 Angka Melek Huruf

Angka melek huruf adalah proporsi penduduk usia 15 tahun


keatas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf
latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang
dibaca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka
melek huruf digunakan untuk melihat pencapaian indikator dasar
yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan
dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan.

Perkembangan angka melek huruf penduduk Kabupaten Lahat


kurun waktu 2014-2018 menunjukkan perkembangan yang
fluktuatif. Pada tahun 2014 angka melek huruf Kabupaten Lahat
sebesar 98,98% mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi
sebesar 97,79%. Angka melek huruf tersebut kembali mengalami
peningkatan hingga tahun 2018 menjadi 99,24% artinya sekitar 99
persen penduduk di Kabupaten Lahat yang berumur 15 tahun ke
atas dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
Peningkatan angka melek huruf menggambarkan bahwa masyarakat
yang buta huruf di Kabupaten Lahat semakin berkurang sebagai
dampak positif pelaksanaan program buta aksara.

Grafik 2.6
Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat Tahun 2018

2.2.2.2.3 Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah (RLS/MYS) adalah rata-rata jumlah


tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke
atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah
dijalani. Indikator RLS ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi
yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang dijalankan.
Standar UNDP (Badan Program Pembangunan PBB) adalah minimal 0
tahun dan maksimal 15 tahun. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
menjadi salah satu komponen pembentuk indikator Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI).
Grafik 2.7
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat Tahun 2018

Perkembangan angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Lahat


tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami tren meningkat
yaitu dari 7,86 tahun menjadi 8,74 tahun. Ini maknanya rata-rata
lama sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2018 adalah 8,74
tahun atau rata-rata menyelesaikan pendidikan kelas VIII SMP pada
semester I. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil
kebijakan dalam rangka meningkatkan Angka Rata-rata Lama
Sekolah misalnya meningkatkan pembangunan unit sekolah atau
ruang kelas baru, pemberian beasiswa bagi penduduk kurang
mampu, pembebasan uang sekolah, pemberian beasiswa bagi siswa
berprestasi dan lain sebagainya. Regulasi yang bisa dibuat dalam
rangka meningkatkan Angka Rata-rata Lama Sekolah misalnya
pencanangan Wajib Belajar 12 Tahun dengan sebuah
Peraturan Kepala Daerah/Peraturan Daerah.

Selain angka rata-rata lama sekolah, indikator yang diperlukan


juga dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia adalah Angka
Harapan Lama Sekolah. Lamanya sekolah (dalam tahun) yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap
bersekolah pada umur-umur berkutnya sama dengan peluang
penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang
sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk
berusia 7 tahun ke atas. Harapan Lama Sekolah dapat digunakan
untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai
jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam
tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Angka Harapan
Lama Sekolah Kabupaten Lahat dalam kurun waktu 2014-2018
menunjukkan peningkatan yaitu dari tahun 2014 sebesar 12,25 tahun
meningkat menjadi 12,32 pada tahun 2018. Secara rinci capaian
Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 dapat
dilihat pada grafik 2,9.

Grafik 2.8
Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

2.2.2.2.4 Angka Partisipasi Sekolah

Pembangunan di bidang pendidikan memerlukan peran serta


yang aktif tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat.
Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah
memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada dapat dilihat dari
persentase penduduk yang masih bersekolah pada umur tertentu
yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah. Meningkatnya
angka partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan
di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan upaya
memperluas jangkauan pelayanan pendidikan.
a. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi kasar menurut jenjang pendidikan mengukur


banyaknya penduduk yang bersekolah dalam suatu jenjang
pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah. APK untuk
Sekolah Dasar tahun 2018 mencapai lebih dari 100 persen sekitar
103,75 persen. Hal ini dikarenakan adanya anak usia kurang dari 7
tahun telah duduk di bangku SD sederajat atau penduduk usia lebih
dari 12 tahun yang masih bersekolah di SD sederajat, sehingga
jumlah murid SD sederajat lebih banyak dibanding jumlah penduduk
usia 7-12 tahun. Sedangkan untuk tingkat SMP sederajat pada tahun
2018 APK sebesar 96,18 persen dan APK SMA sederajat sebesar
89,24 persen. Secara rinci perkembangan APK menurut jenjang
pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.27.

Tabel 2.27
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Tingkat Pendidikan 2014 2015 2016 2017 2018*


SD/MI 119,23 116,03 115,21 111,99 103,75
SMP/MTs 87,16 103,09 91,15 85,69 96,18
SMA/SMK/MA 92,04 84,13 88,09 84,49 89,24
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Grafik 2.9
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018
b. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) menurut jenjang pendidikan


merupakan perbandingan antara banyaknya murid pada masing-
masing jenjang pendidikan dengan jumlah penduduk kelompok umur
untuk jenjang pendidikan yang bersangkutan (7-12 untuk SD, 13-15
untuk SMP dan 16-18 untuk SLTA). Karena itu, APM untuk tiap
jenjang pendidikan pada umumnya lebih rendah bila dibandingkan
dengan angka partisipasi kasar (APK). Angka Partisipasi Murni (APM)
bermanfaat untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat
pada waktunya. Pada tahun 2018 APM Sekolah Dasar sebesar 98,10
persen. Hal ini menunjukan banyaknya anak usia 12 tahun yang
telah duduk di bangku SD. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA
angkanya masing-masing sebesar 77,05 persen dan 71,06 persen.
Rendahnya APM juga menunjukan banyaknya murid yang duduk di
jenjang pendidikan yang tidak sesuai dengan kelompok usianya.

Tabel 2.28
Angka Partisipasi Murni Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Tingkat Pendidikan 2014 2015 2016 2017 2018*

SD/MI 97,03 93,34 97,64 100 98,10


SMP/MTS 77,22 78,98 82,97 82,49 77,05
SMA/SMK/MA 74,31 67,97 67,65 68,78 71,06
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, BPS Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Grafik 2.10
Perkembangan Angka Partisipasi Murni Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018
2.2.2.2.5 Angka Pendidikan yang Ditamatkan

Murid yang menamatkan pendidikan tingkat SD, SMP, SMA


sederajat pada kurun waktu 2014-2018, menunjukkan angka yang
fluktuatif. Pada tingkat SD tahun 2014 berjumlah 7.626 murid,
sedangkan pada tingkat SMP berjumlah 5.819 murid dan 3.742
murid pada tingkat SMA. Pada tahun 2018 jumlah murid yang tamat
pada tingkat SD berjumlah 7.182, dan SMP berjumlah 6.075 murid,
sedangkan untuk data tingkat SMA belum tersedia.

Tabel 2.29
Murid yang Tamat Pendidikan Tingkat SD, SLTP, dan SLTA
di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 (murid)

Tingkat
2014 2015 2016 2017 2018*
Pendidikan
SD/MI 7.626 7.498 7.489 7.489 7.182

SMP/MTS 5.819 5.937 5.999 6.179 6.075

SMA/SMK/MA 3.742 3.697 3.691 3.691 N/a


Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

2.2.2.3 Kesehatan

2.2.2.3.1 Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata


penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
(kematian) menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang
menunjukan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Standar
UNDP besarnya adalah 25 < x > 85 (minimal 25 tahun dan maksimal
85 tahun). Angka harapan hidup menunjukkan peluang lamanya
hidup seseorang dari lahir sampai mati, dinyatakan dalam satuan
tahun hidup. merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk. Untuk itu
diperlukan akselerasi peningkatan program pembangunan kesehatan
dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan,
kecukupan gizi dan lain sebagainya.
- II.50 -

Perkembangan Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Lahat


kurun waktu 2014-2018 menunjukan peningkatan pada setiap
tahunnya. Tahun 2014, Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten
Lahat sebesar 64,17 tahun meningkat menjadi sebesar 65,50 tahun
di tahun 2018, namun masih di bawah rata-rata Angka Usia Harapan
Hidup Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 69,41 tahun.

Grafik 2.11
Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Lahat
Tahun 2014 – 2018

2.2.2.3.2 Angka Kematian Bayi

Angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0


tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau
dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum
mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran
hidup). Angka Kematian Bayi di Kabupaten Lahat dalam kurun
waktu 2014-2018 memperlihatkan kinerja yang baik. Pada tahun
2018 Angka Kematian Bayi sebesar 2,00 menunjukan kinerja yang
baik < 24 jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Grafik 2.12
Angka Kematian Bayi Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

2.2.2.3.3 Persentase Balita Gizi Buruk

Gizi buruk adalah kondisi tubuh terparah yang mengalami


kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama (menahun). Hal ini
umumnya terjadi pada anak-anak, gizi buruk pada anak seringkali
disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi seimbang, di
samping itu bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu
yang menyebabkan terganggunya proses pencernaan makanan
ataupun terganggunya penyerapan zat gizi penting yang diperlukan
oleh tubuh. Persentase balita gizi buruk Kabupaten Lahat pada
tahun 2018 sebesar 0,13 persen, lebih tinggi jika dibandingkan
dengan capaian tahun 2017 sebesar 0,001 persen (target ≤ 1).

Tabel 2.30
Gizi Buruk Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Tahun Gizi Buruk (%)


2014 0,04
2015 0,04
2016 0,04
2017 0,001
2018 0,13
Sumber : LKJiP Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat 2014-2018
Kondisi gizi sangat menentukan status kesehatannya, karena
status gizi merupakan keadaan dari struktur tubuh dan metabolisme
yang dipengaruhi oleh zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi.
Status gizi buruk diharapkan akan terus mengalami penurunan yang
sangat signifikan. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya
menurunkan status gizi buruk melalui program perilaku sehat dan
pemberdayaan penduduk, program upaya kesehatan dan perbaikan
gizi penduduk. Salah satu penyebab anak kurang gizi adalah
penyakit infeksi, meskipun besaran dan pola penyakit untuk setiap
daerah bervariasi, tergantung dari lingkungan dan perilaku
kebiasaan masyarakat dalam hidup sehat. Sedangkan penyebab
tidak langsung adalah rendahnya daya beli dan keterbatasan
pengetahuan tentang pangan yang bergizi. Karena itu, diharapkan
juga dengan adanya program pemerintah tentang pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau diharapkan dapat
mengatasi jumlah balita gizi buruk.

2.2.2.4 Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting yang


menunjukkan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan
perekonomian daerah. Data dan indikator ketenagakerjaan
menggambarkan bagaimana kemampuan perekonomian suatu
daerah dalam menyediakan lapangan kerja bagi penduduknya yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
dan penurunan angka kemiskinan. Selain itu, dari data
ketenagakerjaan juga dapat menunjukkan struktur perekonomian
daerah, dimana hal tersebut merupakan salah satu indikator
kemajuan perekonomian daerah tersebut.

Beberapa indikator ketenagakerjaan untuk mengetahui kondisi


ketenagakerjaan di Kabupaten Lahat seperti Tingkat Partisipasi
Angkatan kerja (TPAK), angka pengangguran dan distribusi sektoral
tenaga kerja. Dalam analisis ini digunakan batasan umur penduduk
usia kerja adalah penduduk 15 tahun ke atas, sesuai dengan
Konvensi ILO No. 138 yang membatasi usia minimum yang
diperbolehkan untuk bekerja adalah 15 tahun ke atas.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan proporsi
penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja, yakni
mereka yang bekerja dan menganggur. Ukuran ini secara kasar dapat
menerangkan kecenderungan tenaga kerja untuk aktif bekerja atau
mencari kerja yang sifatnya mendatangkan kesempatan
berpenghasilan baik berupa uang atau barang. Makin besar angka
TPAK mengindikasikan peningkatan kecenderungan penduduk usia
ekonomi aktif untuk memasuki angkatan kerja atau melakukan
kegiatan ekonomi. Jumlah penduduk usia kerja, kebutuhan
penduduk untuk bekerja, dan berbagai faktor sosial, ekonomi dan
demografis merupakan faktor utama yang mempengaruhi angka
TPAK.
Tabel 2.31
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Jenis Kegiatan Utama 2014 2015 2016 2017 2018*


I. Angkatan Kerja
1. Bekerja 184.770 197.591 - 201.240 N/A
2. Pengangguran 10.999 8.783 - 9.100
II. Bukan Angkatan Kerja
(Sekolah, Mengurus Rumah 81.304 74.749 - 289.153
Tangga dan Lainnya)
Jumlah 277.073 281.123 - 499.493
Tingkat Partisipasi Angkatan 70,66 73,41 - 72,74 71,50
Kerja
Tingkat Pengangguran 5,62 4,26 - 4,33 3.29
Tingkat Kesempatan Kerja 94,38 95,74 - 95,84
Keterangan: Data tahun 2016 tidak dirilis untuk level kabupaten/kota.
Data 2016 hanya ada data level provinsi dan nasional
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat, 2014-2018

Jika dilihat dari jumlah angkatan kerja di Kabupaten Lahat


pada kurun waktu tahun 2014-2017 berdasarkan penduduk
berumur 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama
menunjukkan peningkatan yaitu dari tahun 2014 berjumlah 184.770
orang meningkat menjadi 201.240 orang pada tahun 2017. Hal
tersebut menunjukan penduduk usia ekonomi aktif yang mencari
pekerjaan atau melakukan kegiatan ekonomi jauh lebih banyak.
Perkembangan TPAK Kabupaten Lahat kurun waktu 2014-
2017 yaitu pada tahun 2014 mencapai 70,66% meningkat menjadi
72,74% di tahun 2017. Peningkatan TPAK dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti peningkatan partisipasi sekolah penduduk. Di
daerah-daerah dengan struktur perekonomian yang didominasi oleh
sektor pertanian, angka TPAK juga erat hubungannya dengan
fluktuatifnya kegiatan di bidang pertanian. Bila referensi waktu
survei bertepatan dengan pekerjaan yang membutuhkan keterlibatan
banyak tenaga kerja seperti pada saat tanam atau panen, maka
kecenderungan TPAK menjadi tinggi. Sebaliknya bila referensi waktu
survei bertepatan dengan saat menunggu panen misalnya, maka
TPAK akan cenderung rendah.

Menelaah masalah TPAK, yang menarik adalah melihat TPAK


penduduk perempuan, sedangkan TPAK laki-laki bersifat universal
karena setiap laki-laki dewasa dituntut untuk mencari nafkah baik
bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Sedangkan TPAK
perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
meningkatnya pendidikan perempuan, terbukanya kesempatan kerja
bagi perempuan, meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga dan
kemajuan sosial ekonomi masyarakat, seperti pandangan terhadap
perempuan yang bekerja di luar rumah dan sebagainya. TPAK
penduduk perempuan di Kabupaten Lahat pada tahun 2017 sebesar
59,47 persen. Angka tersebut mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya yang angkanya sebesar 60,26
persen. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya
jumlah angkatan kerja wanita yang sedang mencari pekerjaan.

Salah satu isu dalam ketenagakerjaan, disamping keadaan


angkatan kerja dan struktur ketenagakerjaan adalah pengangguran.
Pengangguran dari sisi ekonomi merupakan produk dari
ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang
tersedia. Ketersediaan lapangan kerja yang relative terbatas tidak
mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah
setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Angka
pengangguran yang tinggi tidak hanya menimbulkan berbagai
masalah di bidang ekonomi saja melainkan juga menimbulkan
berbagai masalah di bidang sosial seperti kemiskinan dan kerawanan
sosial. Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Lahat berfluktuasi,
pada tahun 2017 sebesar 4,33 persen, angka tersebut lebih rendah
dibandingkan tahun 2014 yang angkanya sebesar 5,62 persen.
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah penduduk yang
masuk dalam angkatan kerja (15 tahun keatas) yang sedang mencari
pekerjaan (belum bekerja), penduduk sedang mempersiapkan usaha
(tidak bekerja), penduduk yang sudah mendapat pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja, serta penduduk yang merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan (putus asa).

Penurunan angka pengangguran terbuka di Kabupaten Lahat


tersebut terutama disebabkan oleh angka pengangguran penduduk
laki-laki, yaitu dari 5,98 persen tahun 2014 menjadi 4,43 persen
tahun 2017. Demikian juga dengan angka pengangguran pada
penduduk perempuan turun dari 5,07 persen tahun 2014 menjadi
4,16 persen tahun 2017. Penurunan ini terjadi disinyalir karena
banyaknya perusahaan pertambangan dan angkutan batu bara yang
baru berdiri di Kabupaten Lahat sehingga menyerap cukup banyak
tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

Selain pengangguran terbuka, juga dikenal istilah setengah


pengangguran (under unemployment), yaitu tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal, atau mereka yang sudah bekerja tetapi jam
kerjanya kurang dari 35 jam selama seminggu. Indikator ini
menggambarkan tingkat pemanfaatan tenaga kerja yang rendah
sekaligus juga menggambarkan rendahnya produktifitas pekerja.
Karena meskipun mereka bekerja tetapi belum menggunakan seluruh
kapasitas sumber daya yang ada seperti tingkat pendidikan, skill dan
keterampilan yang dimiliki atau tidak sesuai dengan jenis pekerjaan
yang diharapkan sehingga mereka masih berusaha mendapatkan
pekerjaan lain.

Dalam rangka mengatasi hal tersebut maka Pemerintah


Kabupaten Lahat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Lahat dapat menetapkan kebijakan dan menyusun
perencanaan tenaga kerja secara berkesinambungan yang meliputi
perencanaan tenaga kerja makro dan perencanaan tenaga kerja
mikro serta disusun atas dasar informasi ketenagakerjaan yang
antara lain meliputi penduduk dan tenaga kerja, kesempatan kerja,
pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja, produktivitas tenaga
kerja, hubungan industrial, kondisi lapangan kerja, pengupahan dan
kesejahteraan tenaga kerja serta jaminan sosial tenaga kerja.
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan dengan
memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik
didalam maupun di luar hubungan kerja yang diselenggarakan
berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar
kompetensi kerja dan dapat dilakukan secara berjenjang.

Selain itu, penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan


asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa
diskriminasi. Penempatan tenaga kerja ini diarahkan untuk
menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan
keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan sesuai dengan
kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak asasi,
dan pelindungan hukum yang dilaksanakan dengan memperhatikan
pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan program nasional dan daerah. Pemerintah
bertanggung jawab mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja dengan cara bersama-sama
dengan masyarakat mengupayakan perluasan kesempatan kerja
melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan
dengan mendayagunakan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan teknologi tepat guna yang dilakukan dengan pola
pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan
sistem padat karya, penerapan teknologi tepat guna, dan lain-lain.
Pemerintah juga harus memperhatikan kebutuhan hidup layak dan
memperhatikan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi dalam
menetapkan upah minimum masyarakat di Kabupaten Lahat.
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Lahat ditujukan


untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta
mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah di tengah-
tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif
budaya global. Namun, disisi lain upaya peningkatan jati diri
masyarakat Kabupaten Lahat seperti solidaritas sosial, kekeluargaan,
penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa masih perlu terus
ditingkatkan. Budaya berperilaku positif seperti kerja keras, gotong
royong, kebersamaan dan kemandirian dirasakan makin memudar.
Analisis kinerja atas seni budaya dan olahraga dilakukan terhadap
indikator jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga, dan jumlah
gedung olahraga.

Kabupaten Lahat mempunyai kekayaan seni budaya yang


beragam, hal tersebut menjadi modal dasar untuk pengembangan
pariwisata. Kabupaten Lahat dikenal dengan "Bumi Seribu Megalit"
karena pada tahun 2012 dikukuhkan oleh MURI (Museum Rekor
Indonesia), yaitu Kabupaten Lahat sebagai pemilik situs megalit
terbanyak se-Indonesia. Sebaran situs megalit berada di beberapa
kecamatan seperti: Merapi Barat, Kota Lahat, Pulau Pinang, Gumay
Ulu, Pagar Gunung, Tanjung Tebat, Kota Agung, Mulak Ulu, Jarai,
Pajar Bulan, Muara Payang, Suka Merindu dan Tanjung Sakti.
Peninggalan megalit di Kabupaten Lahat berupa: arca, arca menhir,
lesung batu, lumpang batu, batu tegak, batu datar, dolmen, batu
gelang, batu bergores, tetralith, bilik batu, lukisan bilik batu dan
tempayan kubur. Jenis temuan megalit sebanyak 13 jenis hanya di
temukan di Kabupaten Lahat.

Selain itu, letak geografis Kabupaten Lahat yang berbukit


sehingga terdapat banyak air terjun, sungai, danau dan sumber air
panas. Saat ini telah terdata di Kabupaten Lahat terdapat lebih
kurang 126 air terjun dengan ketinggian dan keindahan yang berbeda.
Pesona air terjun Kabupaten Lahat tersebar di beberapa kecamatan
seperti: air terjun Milang di Kecamatan Merapi Barat. Air terjun Deras,
air terjun Renalap di Kecamatan Merapi Selatan. Air terjun Ganya
dan Serame di Kecamatan Kota Lahat. Air terjun Ketapang, Salak,
Sumbing, Bidadari, Pandak, Pegadungan, Terlantang, Ujan Panas,
Panjang, Kunduran, Gunung Nyawe, Gegas di Kecamatan Pulau
Pinang. Air terjun Lintang Kecil, Lintang Besar, Buluh 7 Tingkat,
Maung di Kecamatan Gumay Ulu. Air terjun Kesik, Jambat Akar,
Kijeng di Kecamatan Tanjung Tebat. Air terjun Bale, Kerinjing,
Nelindang, Semindang Rindu di Kecamatan Kota Agung. Air terjun
Jernih, Suruman, Dayang Rindu, Penenangan, Tinggi, Napalan di
Kecamatan Mulak Ulu, air terjun Ughul Kecil, Ughul Besar, Bemban,
Laye di Kecamatan Pagar Gunung, air terjun Lawang Agung di
Kecamatan Muara Payang, air terjun 9 Panggung di Kecamatan
Pseksu, air terjun Bukit Timur, Pama Salak, Gimo, Embun di Jarai,
air terjun Pemandian Ratu di Kecamatan Tanjung Sakti. Sedangkan
sumber air panas di Kabupaten Lahat terdapat di Kecamatan Pagar
Gunung dan Kecamatan Tanjung Sakti. Sumber air panas yang
berada di Kecamatan Pagar Gunung terletak di Desa Padang dan
Danau di hutan lindung Bukit Barisan pada ketinggian 850 mdpl.
Sumber air panas di Kecamatan Tanjung Sakti berada di tengah Desa
Pajar Bulan, sehingga mudah di jangkau. Sumber air panas ini
terletak tepat di bawah jembatan desa Pajar Bulan. Berpotensi untuk
dikembangkan sebagai destinasi wisata yang terintegrasi dengan
wisata arung jeram di sungai Manna. Kabupaten Lahat memiliki
arena arung jeram di 3 (tiga) sungai yaitu Sungai Lematang, Sungai
Selangis dan Sungai Manna. Ketika berarung jeram selain menyusuri
sungai juga akan melihat dan singgah di air terjun. Untuk arung
jeram di sungai Lematang akan singgah di air terjun Salak dan arung
jeram di Sungai Selangis Kecamatan Gumay Ulu akan melihat 6 air
terjun dan singgah di air terjun Buluh (7 tingkat). Sedang arung
jeram di Sungai Manna Kecamatan Tanjung Sakti akan dibawa
menikmati jernihnya air sungai dan indahnya pemandangan
sepanjang sungai Manna.

Selain sebagai sarana olahraga arung jeram, saat ini juga


merupakan salah satu potensi pariwisata unggulan yang sedang
dikembangkan di Kabupaten Lahat. Masyarakat dan wisatawan yang
datang ke Kabupaten Lahat selain berolahraga juga dapat menikmati
suasana keindahan alam yang dimiliki Kabupaten Lahat. Kabupaten
Lahat memiliki Bukit Serelo atau Gunung Jempol merupakan sebuah
bukit yang sangat unik dan tiada duanya di dunia. Letak bukit ini di
desa Padang Kecamatan Merapi Selatan atau berjarak 27 km dari
pusat Kota Lahat. Bukit dengan ketinggian 900 mdpl menjadi simbol
Kabupaten Lahat. Di sini juga terdapat pelatihan gajah Sumatera dan
dapat dijadikan sarana untuk rock climbing. Keberhasilan berbagai
seni dan budaya serta olah raga mendorong berkembangnya kegiatan
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

Aspek pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa


pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik
yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan
umum ditandai di antaranya dengan meningkatnya taraf pendidikan,
kesehatan, infrastruktur wilayah, perumahan, lingkungan hidup
yang dilaksanakan menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib


Fokus layanan urusan pemerintah wajib dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemeintah
daerah. Urusan pemerintah wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar meliputi bidang Urusan Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang, Perumahan rakyat dan kawasan
permukiman, Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan
masyarakat, dan Sosial. Sedangkan urusan pemerintah wajib yang
tidak berkaitan dengan pelayanan dasar terdiri dari Bidang Urusan
Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Pangan, Pertanahan, Lingkungan Hidup, Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Koperasi, Usaha Kecil,
dan Menengah, Penanaman Modal, Kepemudaan dan Olahraga,
Statistik, Persandian, Kebudayaan, Perpustakaan, dan Kearsipan.
- II.60 -

2.3.1.1 Urusan Pendidikan


2.3.1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah

Upaya Pemerintah Kabupaten Lahat di bidang pendidikan


antara lain menerapkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan
meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk meningkatkan
angka rata-rata lama sekolah melalui kerjasama dengan berbagai
pihak yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi
berbagai program yang tujuan utamanya untuk meningkatkan
derajat pendidikan masyarakat. Angka partisipasi sekolah
merupakan proporsi penduduk usia tertentu yang masih sekolah
terhadap total jumlah penduduk pada usia tersebut. Semakin tinggi
angka partisipasi penduduk menunjukkan tingkat kesadaran
penduduk terhadap pentingnya pendidikan semakin baik. Capaian
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2018
dilihat dari golongan usia 7-12 tahun sebesar 104,15 persen yang
artinya terdapat 104 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12
tahun. Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada golongan usia 13-15
tahun sebesar 84,9 persen yang artinya penduduk usia 13-15 tahun
ditemui 84 orang yang bersekolah. Selanjutnya, Angka Partisipasi
Sekolah (APS) untuk golongan usia 16-18 tahun sebesar 82,46
persen yang artinya pada tahun 2018, terdapat 82 penduduk yang
bersekolah pada usia 16-18 tahun.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi angka partisipasi


sekolah adalah faktor biaya pendidikan yang cenderung semakin
mahal pada jenjang pendidikan lebih tinggi mengakibatkan sebagian
siswa yang telah menamatkan suatu jenjang pendidikan terpaksa
tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kondisi ini akhirnya mempengaruhi pola angka partisipasi sekolah
secara umum yang cenderung semakin menurun pada jenjang
pendidikan yang semakin tinggi. Angka Partisipasi Sekolah dalam
kurun waktu 2014-2018 memperlihatkan angka yang fluktuatif
untuk setiap kategori kelompok umur. Angka Partisipasi Sekolah
tertinggi tahun 2018 pada kelompok umur 7-12 tahun dan yang
terendah pada kelompok umur 16-18 tahun.
Tabel 2.32
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Kelompok Umur 2014 2015 2016 2017 2018*

7-12 99,67 99,53 99,53 100,00 104,15

13-15 100,00 95,92 95,14 94,26 84,9

16-18 82,65 77,41 73,17 72,15 82,46

Sumber: BPS dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat Tahun 2018

2.3.1.1.2 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Ketersediaan fasilitas pendidikan seperti sarana dan prasarana


pendidikan dan tenaga pengajar sangat mempengaruhi kondisi
pendidikan di setiap daerah. Keberhasilan di bidang pendidikan
ditandai dengan adanya peningkatan angka partisipasi sekolah,
perluasan daya tampung ruang kelas dan penyediaan fasilitas belajar
siswa. Perluasan daya tampung dilakukan dengan pembangunan
gedung kelas baru, rehabilitasi gedung SD, SLTP dan SLTA yang
rusak berat dan penempatan guru di sekolah yang kekurangan guru.

Tabel 2.33
Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Jenjang Pendidikan
Tahun 2014 – 2018

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


Jenjang Pendidikan
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Sekolah
SD+MI (Negeri & Swasta) 313 313 316 317 318
SMP+MTS (Negeri & Swasta) 84 85 86 87 88
SMA+SMK+MA (Negeri & Swasta) 53 54 55 60 56
Jumlah Guru
SD+MI (Negeri & Swasta) 5.399 4.854 4.473 4.434 4.420
SMP+MTS (Negeri & Swasta) 2.156 1.749 2.147 1.704 1.892
SMA+SMK+MA (Negeri & Swasta) 2.201 1.675 1.738 1.613 1.738
Jumlah Murid
SD+MI (Negeri & Swasta) 49.473 48.562 47.745 47.483 47.105
SMP+MTS (Negeri & Swasta) 21.945 21.893 22.047 21.711 21.980
SMA+SMK+MA (Negeri & Swasta) 17.937 17.980 19.114 19.997 19.787
Sumber: Data dan Informasi Kabupaten Lahat Tahun 2018
2.3.1.1.3 Rasio Murid - Sekolah dan Rasio Murid - Guru

Rasio murid terhadap sekolah adalah angka rata-rata


kemampuan sekolah dalam menampung muridnya. Semakin kecil
rasio antara murid dan sekolah maka semakin baik indikator
pendidikan mengenai daya tampubg sekolah. Daya tampung sekolah
yang semakin kecil tentunya menunjukkan bahwa sekolah lebih
intensif dalam memberikan pelayanan pendidikan sehingga
diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang cerdas. Semakin
rendah nilai rasio menunjukan kemampuan sekolah dalam
menampung murid semakin membaik. Rasio murid terhadap sekolah
lebih disebabkan oleh jumlah murid yang menurun tidak diimbangi
dengan jumlah sekolah yang semakin bertambah.

Tabel 2.34
Rasio Murid-Sekolah dan Rasio Guru-Murid
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


Rasio Murid – Sekolah
SD + MI (Negeri dan Swasta) 158,06 155,15 151,09 149,79 148,13
SMP + MTS (Negeri dan Swasta 261,25 257,56 256,36 249,55 249.77
SMA + SMK + MA (Negeri dan Swasta) 338,43 332,96 347,53 333,28 353.34

Rasio Murid – Guru


SD + MI (Negeri dan Swasta) 1:09 1:09 1:08 1:08 1:09
SMP + MTS (Negeri dan Swasta 1:11 1:11 1:11 1:11 1:12
SMA + SMK + MA (Negeri dan Swasta) 1:07 1:07 1:07 1:11 1:12
Sumber: Data dan Informasi Kabupaten Lahat Tahun 2018

Rasio murid terhadap sekolah pada tahun 2018 pada setiap


tingkat pendidikan memiliki nilai yang relative lebih rendah bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika dilihat per
tingkat pendidikan, tingkat SD memiliki nilai rasio yang lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya yaitu sebesar
148,128. Selanjutnya adalah tingkat SLTP sebesar 249, 772 dan
SLTA sebesar 353,339. Nilai rasio murid terhadap sekolah yang
menunjukkan nilai yang lebih rendah menunjukkan kemampuan
sekolah dalam menampung murid semakin baik. Namun perlu
diketahui bahwa penyebab nilai rasio yang menurun ini terjadi
karena peningkatan fasilitas jumlah sekolah di Kabupaten Lahat.
Jumlah sekolah pada tahun 2018 bahkan meningkat pada berbagai
tingkat pendidikan. Rasio murid terhadap sekolah ini lebih
disebabkan oleh jumlah murid yang bertambah diimbangi dengan
peningkatan jumlah sekolah. Hal ini tentunya menjadi tugas bagi
Pemerintah Daerah untuk dapat menyadarkan masyarakat akan
pentingnya pendidikan yang kemudian diikuti dengan upaya
peningkatan jumlah fasilitas pendidikan berupa sekolah.

Selanjutnya, angka rasio murid terhadap guru adalah rata-rata


jumlah murid yang diajar oleh seorang guru dalam suatu tahun
tertentu. Semakin kecil rasio murid terhadap guru tentunya
menunjukan semakin baiknya pendidikan yang bisa diberikan guru
terhadap muridnya. Rasio murid terhadap guru pada tahun 2014-
2018 yang disajikan pada tabel diatas menunjukan nilai fluktuatif.
Rasio murid terhadap guru pada tahun 2018 yang disajikan pada
tabel diatas menunjukan nilai yang semakin besar bila dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat diartikan bahwa
kualitas pengajaran guru mengalami penurunan karena beban murid
yang harus diajar lebih banyak pada tahun 2018 sedangkan jumlah
guru berkurang sehingga menyebabkan guru menjadi kurang intens
memperhatikan muridnya.

Pada jenjang SD, 1 orang guru mengawasi secara rata-rata 9


orang murid, sedangkan pada jenjang SLTP rata-rata seorang guru
mengawasi 12 orang murid dan pada jenjang SLTA seorang guru
mengawasi rata-rata 12 orang murid. Fenomena tingkat pendidikan
di Kabupaten Lahat menjadi perhatian penting bagi Pemerintah
Daerah setempat, khususnya dalam rangka peningkatan
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah dimana
indikator kesejahteraan taraf pendidikan yang baik diterima pada
setiap masyarakat akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula.
2.3.1.2 Urusan Kesehatan

Gambaran umum kesehatan di Kabupaten Lahat menunjukan


derajat atau status kesehatan yang meliputi fasilitas pelayanan
kesehatan, morbiditas, imunisasi, dan angka harapan hidup.
Pembangunan bidang kesehatan juga merupakan aspek penting
dalam rangka mewujudkan masyarakat Lahat yang berkualitas.
Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan
penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana
kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama.

2.3.1.2.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pembangunan kesehatan harus didukung ketersediaan fasilitas


pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan penduduk dapat
diselenggarakan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta
seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, balai
pengobatan, rumah bersalin dan lain-lain. Selain itu juga mencakup
sarana pendukung kesehatan seperti tempat praktek dokter, bidan,
poliklinik dan posyandu. Perkembangan fasilitas kesehatan di
Kabupaten Lahat kurun waktu tahun 2014-2018 cenderung
menunjukan peningkatan, begitu pula halnya dengan jumlah tenaga
kesehatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.35
Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Fasilitas Kesehatan 2014 2015 2016 2017 2018


Rumah Sakit 2 2 2 2 2
Puskesmas 32 33 33 33 33
Puskesmas Pembantu 64 63 65 65 56
Rumah Bersalin 1 1 1 1 1
Apotik 11 16 15 19 22
Klinik/Balai 5 13 13
13 13
Pengobatan
Optikal 3 4 4 4 4
Sumber: Dinas Kesahatan Kabupaten Lahat Tahun 2018
Pada tahun 2018 di Kabupaten Lahat terdapat 2 unit rumah
sakit, 33 unit puskesmas, 56 unit puskesmas pembantu, 1 unit
rumah bersalin. Sementara itu jumlah apotik 19 buah, klinik/balai
pengobatan sebanyak 13 buah dan optikal sebanyak 4 buah yang
tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Lahat. Sedangkan untuk
tenaga kesehatan yang berada di Kabupaten Lahat pada tahun 2018
terdiri dari dokter sebanyak 28 orang, perawat sebanyak 167 orang,
bidan sebanyak 297 orang, dan tenaga farmasi sebanyak 11 orang.
Hal tersebut dapat menunjukkan pembangunan di bidang kesehatan,
khususnya kesadaran pentingnya pelayanan kesehatan oleh tenaga
medis serta partisipasi aktif masyarakat untuk melahirkan dengan
tenaga medis yang semakin tinggi. Akses masyarakat terhadap bidan
desa yang semakin mudah akan mengurangi angka kematian bayi
sekaligus juga meningkatkan angka harapan hidup.

Tabel 2.36
Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Tenaga Kesehatan 2014 2015 2016 2017 2018


1. Dokter 65 52 31 33 28
2. Perawat 703 308 172 188 167
3. Bidan 547 332 173 236 297
4. Farmasi 30 13 9 12 11
Sumber: Dinas Kesahatan Kabupaten Lahat Tahun 2018

2.3.1.2.2 Morbiditas

Morbiditas atau angka kesakitan dapat dijadikan alat ukur


tingkat kesehatan masyarakat. Keluhan kesehatan adalah keadaan
seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik
karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal, atau hal
lain. Angka kesakitan dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat
kesehatan masyarakat secara umum yang dilihat dari adanya
keluhan yang mengindikasikan terkena suatu penyakit tertentu.
Pengetahuan mengenai derajat kesehatan suatu masyarakat dapat
menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang kesehatan, yang
bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut,
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih
baik. Tingkat morbiditas Kabupaten Lahat secara rinci dapat dilihat
pada tabel 2.37.

Tabel 2.37
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Angka
Tahun
Kesakitan/Morbiditas
2013 40,05
2014 44,49
2015 31,75
2016 0,0005
2017 22
2018 44
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2018

2.3.1.2.3 Imunisasi

Imunisasi merupakan upaya pemeliharaan kesehatan yang


cukup dapat membantu mempertahankan kekebalan tubuh dalam
upaya pencegahan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak yang telah
berumur satu tahun sebaiknya telah mendapat imunisasi lengkap
yaitu BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali dan campak. Dilihat dari angka
persentasenya kegiatan imunisasi di Kabupaten Lahat masih ada
dibawah 90 persen anak yang mendapatkan imunisasi, hal ini
menunjukan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana
lebih dari 90 persen anak mendapatkan imunisasi lengkap. Cakupan
imunisasi balita di Kabupaten Lahat kurun waktu 2014-2017 terlihat
fluktuatif. Imunisasi yang diaksanakan di Kabupaten Lahat seperti
BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.
Tabel 2.38
Persentase Imunisasi Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Tahun Tahun Tahun Tahun


Imunisasi
2014 2015 2016 2017
BCG 96,83 94,15 97,48 91,91
DPT 95,41 93,86 94,72 n/a
POLIO 96,14 96,07 98,31 n/a
CAMPAK/ MORBILI 83,73 83,03 85,73 65,73
HEPATITIS B 93,21 93,54 90,81 -
- B1 79,58
- B2 0,92
- B3+ 19,03
Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2017

2.3.1.2.4 Kelahiran Menurut Penolong Kelahiran

Tingkat pengetahuan penduduk di bidang kesehatan yang


cukup tinggi berdampak positif terhadap keselamatan ibu dan bayi
yang dilahirkan yang juga akan berpengaruh pada angka kematian
bayi. Persentase kelahiran menurut penolong kelahiran di Kabupaten
Lahat pada kurun waktu 2014-2017 dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2.39
Banyaknya Kelahiran Menurut Penolong Kelahiran
Di Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2017

Persentase
Tenaga Non Tenaga Jumlah Tenaga
Tahun Tenaga
Kesehatan Kesehatan Kesehatan
Kesehatan
2014 9.741 512 10.253 95
2015 8.647 212 8.886 95
2016 8.343 221 8.564 93
2017 7.376 2.083 9.459 91
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2018

Selanjutnya salah satu indikator keberhasilan pembangunan di


bidang kesehatan adalah keberhasilan Program Keluarga Berencana.
Hal yang dapat dipantau sebagai salah satu indikatornya adalah
banyaknya peserta KB aktif.
Tabel 2.40
Peserta KB Menurut Jenis Alat Kontrasepsi, PUS dan
Rasio Peserta KB-PUS Di Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2017

Alat Kontrasepsi Peserta KB


Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
IUD 440 220 n/a 1.410
MOP 22 - n/a 144
MOW 65 45 n/a 755
Kondom 2.059 1.363 n/a n/a
Implan 5.475 2.192 n/a 13.452
Suntik 8.343 4.504 n/a 33.600
Pil 6.853 4.132 n/a 8.934
Total 23.257 12.456 n/a 58.295
Jumlah PUS 90.314 92.667 n/a 78.861
Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2017

Cara KB yang paling banyak diminati wanita kawin usia subur


di Kabupaten Lahat dalah Suntik KB. Pada tahun 2015 pengguna
suntikan mencapai 64,11 persen, dan berfluktuasi dari tahun ke
tahunnya menjadi 40 persen pada tahun 2016. Kondisi ini dapat
menunjukkan terjadi pergeseran pilihan masyarakat pada cara/jenis
alat KB yang digunakan, dari pil KB ke suntik KB. Perubahan
preferensi masyarakat ini disinyalir disebabkan oleh alasan
kepraktisan, kenyaman dan efek yang ditimbulkan bagi kesehatan.
Hal ini tentunya menjadi perhatian pengambil kebijakan untuk
mengevaluasi dan melakukan terobosan untuk terus meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk ber-KB dalam rangka mengatur jarak
kelahiran.

2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


2.3.1.3.1 Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan


meningkatnya mobilitas penduduk maupun arus lalu lintas barang
dari satu daerah ke daerah lain. Infrastruktur utamanya adalah jalan
yang merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting karena
fungsinya adalah untuk mendukung pencapaian tujuan sosial dan
ekonomi masyarakat serta menjamin aksesibilitas antar wilayah.
Tabel 2.41
Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang
di Kabupaten Lahat (km) Tahun 2014-2018

Jenis Jalan 2014 2015 2016 2017 2018*

Jalan Negara 114,868 125,955 125,955 166,275 166,275


Jalan Provinsi 87,93 100,08 98,28 98,28 98,28
Jalan Kabupaten 1.297,65 1.297,65 1.339,15 1.339,15 1.339,15
Jumlah 1.500,448 1.523,685 1.563,385 1.603,705 1.603,705
Sumber : Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Panjang jalan menurut pemerintahan yang berwenang di


seluruh wilayah kabupaten Lahat tahun 2018, mencapai 1.603,705
Km. Panjang jalan yang berada di bawah wewenang negara sepanjang
166,275 Km, jalan kewenangan Pemerintah Provinsi 98,28 Km dan
selebihnya 1.339,15 Km merupakan kewenangan Pemerintah
Kabupaten. Pada tahun 2017, kondisi jalan mantap Kabupaten
Lahat berdasarkan kewenangannya pada jalan negara adalah
sepanjang 143,23 km atau 86,14%, jalan kewenangan Pemerintah
Provinsi sepanjang 79,25 km atau 80,64% dan jalan kewenangan
kabupaten sepanjang 829,07 km atau 61,91% sehingga jumlah total
jalan mantap yang ada di Kabupaten Lahat sepanjang 1.051,54 Km
atau 65,57%.

Tabel 2.42
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan
di Kabupaten Lahat (km) Tahun 2014-2017

Jenis Permukaan
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
dan Kondisi Jalan
Diaspal 677,42 674,92 685,92 696,92
Kerikil 367,93 370,43 387,330 384,33
Tanah 202,3 241,4 262,9 257,9
Lainnya 50,00 10,90 3,00 -
Jumlah 1.297,65 1.297,65 1.339,15 1.339,15
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
- II.70 -

Tabel 2.43
Kondisi Jalan Kabupaten Lahat Tahun 2017

Uraian Kondisi
Baik Sedang Rusak
Panjang (%) Panjang (%) Panjang (%)
(km) (km) (km)

Jalan Kabupaten 390,98 29,20 388,79 29,03 559,39 41,77


(Panjang Jalan 1.339,15
km)

Sumber : LKJiP Dinas PU dan PR Kabupaten Lahat 2018

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa Total panjang jalan Kabupaten


Lahat sepanjang 1.339,15 km terdapat 29,20% (390,98 km)
berkondisi baik dan 29,03% (388,79 km) dalam kondisi sedang dan
terdapat 41, 77% (559,39 km) dalam kondisi rusak.

2.3.1.3.2 Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan


yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara
operasional jaringan irigasi dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu
jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier. Sebagai salah satu
infrastruktur yang sangat diperlukan untuk peningkatan produksi
pertanian, maka jaringan irigasi tersebut haruslah dalam kondisi
baik sehingga kebutuhan air irigasi bagi pertanian dapat terpenuhi.

Kondisi baik untuk jaringan irigasi dikategorikan memiliki


kerusakan saluran irigasi < 10% dari total panjang saluran irigasi,
demikian sebaliknya kondisi rusak untuk jaringan irigasi
dikategorikan memiliki kerusakan saluran irigasi > 10% dari total
panjang saluran irigasi. Saluran irigasi di Kabupaten Lahat seluas
13.348 ha, yang terdiri dari saluran primer, sekunder, tersier dan
saluran pembuang. Pada awal tahun 2017 memiliki kondisi jaringan
irigasi dengan tingkat kerusakan 9,10% yang merupakan angka kritis
menuju ke kondisi tidak baik.
Tabel 2.44
Kondisi Irigasi Kabupaten Lahat Tahun 2017

Uraian Kondisi
Baik Sedang Rusak
Luas (%) Luas (%) Luas (%)
(ha) (ha) (ha)

Luas Irigasi 9.729 72,88 2.404,55 18,01 1.214,9 9,10


Kewenangan Daerah
13.348 ha

Sumber : LKJiP Dinas PU dan PR Kabupaten Lahat 2018

Tabel 2.45
Rasio Jaringan Irigasi Dalam Kondisi Baik
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Kondisi Tahun
Jaringan
Irigasi 2014 2015 2016 2017

Persentase luas
61,84 64,18 69,08 72,88
irigasi baik

Sumber : Dinas PU dan Penataan Ruang Tahun 2018

Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik Kabupaten Lahat


kurun waktu 2014-2017 terlihat meningkat dan menunjukan
perkembangan yang baik. Pada tahun 2014 rasio jaringan irigasi
dalam kondisi baik sebesar 61,84 meningkat menjadi 72,88 atau
seluas 9.729 hektar. Tantangan yang dihadapi Kabupaten Lahat
kedepan yaitu perlu menjaga dan mempertahankan luasan daerah
irigasi agar tidak terjadi penyusutan dan alih fungsi lahan yang dapat
mengancam ketahanan pangan yang berdampak pada perekonomian
masyarakat di Kabupaten Lahat. Berdasarkan kewenangannya,
jumlah Daerah Irigasi di Kabupaten Lahat sebanyak 214 Daerah
Irigasi dengan Luas 13.348 hektar, sedangkan untuk kewenangan
Provinsi Sumsel sebanyak 8 Daerah Irigasi dengan luas 10.443
hektar.
Tabel 2.46
Panjang Jaringan Irigasi di Kabupaten Lahat
Tahun 2014 – 2017

Kondisi Panjang (Meter)


Jaringan
Irigasi 2014 2015 2016 2017
Primer 375.100 375.100 375.100 375.100

Sekunder 339.600 339.600 339.600 339.600

Tersier - - - -
Jumlah 714.700 714.700 714.700 714.700
Sumber : Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Lahat Tahun 2017

2.3.1.3.3 Penataan Ruang

Penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Lahat masih


mempedomani Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun
2012-2032 dan saat ini sedang dilakukan peninjauan kembali dan
penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat agar
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Peninjauan kembali Peraturan Daerah Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032
dilaksanakan melalui tahapan pengkajian, evaluasi dan penilaian
oleh Tim PK RTRW Kabupaten Lahat yang dibentuk dengan Surat
Keputusan Bupati Lahat.

Hasil dari Peninjauan Kembali tersebut berdasarkan hasil


penilaian per aspek yang meliputi aspek kualitas RTRW, aspek
kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan aspek
pelaksanaan pemanfaatan ruang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan masing-masing aspek maka RTRW Kabupaten Lahat
Tahun 2012-2032 perlu direvisi. Selain itu, penilaian terhadap
perubahan RTRW berdasarkan beberapa kajian didapat hasil total
perubahan sebesar 18%, yang artinya tidak perlu dilakukan
pencabutan peraturan Daerah tetapi hanya perlu perubahan pada
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032.
Beberapa rekomendasi dalam revisi RTRW berdasarkan hasil
pengkajian, evaluasi dan penilaian terhadap RTRW Kabupaten Lahat
Tahun 2012-2032 sebagai berikut:
a. Revisi Peraturan Daerah
Perubahan peraturan daerah disebabkan antara lain adanya
perubahan wilayah akibat pemekaran wilayah kecamatan. Selain
itu perubahan peraturan daerah dilakukan untuk mengakomodir
beberapa kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi
yang belum dimasukan dalam RTRW Kabupaten Lahat Tahun
2012-2032.

b. Revisi terhadap Materi Teknis


Revisi terhadap materi teknis akan disesuaikan dengan perubahan
pada Peraturan Daerah serta mengakomodir beberapa kebijakan
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi yang belum dimasukan
dalam RTRW Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032.

c. Revisi terhadap peta


Revisi terhadap peta-peta juga diperlukan untuk memberikan
gambaran data spasial terhadap RTRW Kabupaten Lahat Tahun
2012-2032 yang mengalami revisi. Revisi peta meliputi perubahan
batas administrasi, perubahan data-data spasial yang
dipersyaratkan dalam dokumen RTRW, perubahan peta-peta
rencana yang meliputi peta struktur ruang, peta pola ruang dan
peta kawasan strategis.

2.3.1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Rumah digunakan sebagai tempat berlindung dari gangguan


luar dan sebagai tempat tinggal untuk tumbuh, hidup, berinteraksi
dan fungsi lainnya. Untuk itu, rumah diharapkan bisa memberikan
rasa nyaman dan memenuhi syarat-syarat kesehatan. Saat ini rumah
merupakan kebutuhan yang sangat pokok. Dengan adanya data
perumahan dapat menggambarkan sampai sejauh mana
kesejahteraan rumah tangga. Beberapa aspek yang dapat
digambarkan dari data fasilitas perumahan antara lain akses rumah
tangga dengan akses air minum, akses sanitasi yang layak, akses
terhadap sumber listrik dan beberapa indikator lainnya.
Permasalahan air minum, sanitasi dan sumber listrik perlu menjadi
perhatian, karena merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat.
Selain itu akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
nantinya akan berpengaruh pada indeks pembangunan manusia di
Kabupaten Lahat.

2.3.1.4.1 Rumah Tangga dengan Akses Air Minum

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi


rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam
jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak
merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus
diupayakan oleh pemerintah. Besar kecilnya persentase penduduk
yang menggunakan air bersih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
kesadaran penduduk tentang kesehatan dan sanitasi lingkungan
serta tersedianya fasilitas air bersih bagi penduduk. Dalam rangka
mencapai akses universal yang telah dicanangkan secara nasional
yaitu 100% akses air minum, 0 % Kawasan Kumuh dan 100% akses
sanitasi (100-0-100) diperlukan dorongan dan strategi percepatan
dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mencapai hal dimaksud.
Begitu pula dengan Pemerintah Kabupaten Lahat, dimana
permasalahan akses air minum, kawasan kumuh dan sanitasi yang
layak sudah menjadi prioritas nasional merupakan permasalahan
yang harus segera diselesaikan.

Capaian rata-rata Kabupaten Lahat untuk akses air bersih


tahun 2018 sebesar 43,70% masih dibawah rata-rata capaian
nasional yaitu 72,99% dan capaian Provinsi Sumatera Selatan
sebesar 62,84%. Angka capaian akses air minum layak Kabupaten
Lahat pada tahun 2018 mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan capaian di tahun 2017 sebesar 45,83%. Hal ini
menggambarkan kinerja pengelolaan akses air minum layak di
Kabupaten Lahat semakin rendah. Komitmen Pemerintah Kabupaten
Lahat sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan capaian
akses universal dengan memanfaatkan sumber-sumber pendanaan
baik melalui hibah, CSR, APBN, APBD dan lain-lain.
Tabel. 2.47
Capaian Persentase Akses Air Minum Layak
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018

Wilayah 2014 2015 2016 2017 2018

Nasional 68,38 70,97 70,63 71,27 72,99


Sumatera
59,97 64,47 63,24 62,71 62,84
Selatan
Lahat 38,29 42,89 54,68 45,83 43,70
Sumber : Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan 2018

Komitmen Pemerintah Kabupaten Lahat dalam upaya


mendorong capaian akses universal yang telah dicanangkan secara
nasional (100-0-100) pada tahun kedepan untuk akses air minum
antara lain: memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana
air minum yang berkelanjutan melalui pendanaan yang berasal dari
APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN, merencanakan proyeksi
kebutuhan penyediaan sarana air minum agar dapat berkelanjutan,
membangun partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
sarana dan prasarana air minum yang berkelanjutan, meningkatkan
keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan
prasarana air minum yang berkelanjutan.

Dalam rangka pemenuhan pelayanan air bersih, Pemerintah


Kabupaten Lahat melalui PDAM terus berusaha untuk meningkatkan
penyediaan air minum. Penyediaan air minum disalurkan ke seluruh
konsumen, diantaranya sosial (umum; khusus), non niaga (rumah
tangga; instansi pemerintah), niaga (kecil; besar) dan khusus
(pelabuhan; lainnya). Pada tahun 2017, banyaknya pelanggan PDAM
menurut jenis konsumen di Kabupaten Lahat mencapai 6.644
pelanggan yang terdiri dari jenis konsumen sosial, konsumen niaga,
non niaga, industri dan khusus. Secara rinci perkembangan
banyaknya pelanggan PDAM menurut jenis konsumen di Kabupaten
Lahat dalam kurun waktu 2014-2017 dapat dilihat pada tabel 2.48.
Tabel 2.48
Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis Konsumen
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Jenis Konsumen 2014 2015 2016 2017


Sosial 78 85 90 106
 Umum 60 85 90 -
 Khusus 18 - - -
Non Niaga 3.596 4.104 4.130 6.353
 Rumah Tangga 3.493 4.007 4043 6.271
 Instansi Pemerintah 103 97 87 82
Niaga 295 275 194 183
 Kecil 262 242 194 -
 Besar 33 33 - -
Industri 1 1 1 1
 Kecil 1 - 1 -
 Besar - - - 1
Khusus 4 3 - 1
 Pelabuhan - 3 - -
 Lainnya 4 - - -
Jumlah 3.974 4.468 4.415 6.644
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

2.3.1.4.2 Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak

Laju pertumbuhan penduduk menjadi tantangan utama yang


dihadapi dalam meningkatkan cakupan akses sanitasi layak. Untuk
itu, perlu juga meningkatkan kualitas infrastruktur sanitasi,
sehingga dapat meningkatnya sanitasi yang layak bagi penduduk.
Pada tahun 2018, persentase rumah tangga dengan akses sanitasi
layak di Kabupaten Lahat meningkat yaitu sebesar 75,89% jika
dibandingkan capaian pada tahun 2017 sebesar 68,65 %, namun
masih berada dibawah capaian Provinsi Sumatera Selatan sebesar
80,32% dan nasional sebesar 79,45%. Usaha untuk mencapai akses
universal yang telah dicanangkan secara nasional yaitu 100% akses
air minum, 0 % Kawasan Kumuh dan 100% akses sanitasi (100-0-
100) masih memerlukan dorongan dan strategi percepatan dari
Pemerintah Kabupaten Lahat serta kesadaran masyarakat Kabupaten
Lahat akan pentingnya akses sanitasi yang layak bagi masyarakat.
Tabel. 2.49
Persentase Rumah Tangga yang memiliki Akses Sanitasi Layak
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Wilayah 2014 2015 2016 2017 2018

Nasional 61,08 62,14 67,80 78,33 79,45


Sumatera
56,96 55,84 66,78 78,62 80,32
Selatan
Lahat 43,44 47,19 53,47 68,65 75,89
Sumber : Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan 2018

2.3.1.4.3 Rumah Tidak Layak Huni

Rumah tidak layak huni merupakan suatu hunian atau tempat


tinggal yang tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara
tenis maupun non teknis. Pada umumnya rumah tidak layak
huni erat kaitannya dengan permukiman kumuh, karena pada
permukiman kumuh tergambar kemiskinan masyarakat.
Permukiman kumuh yang semakin meluas serta lahan yang terbatas
tidak mampu menampung desakan pertumbuhan penduduk yang
akhirnya kerap memunculkan permukiman yang tidak teratur,
kumuh, dan tidak layak huni. Penanganan permukiman kumuh yang
belum holistik menyebabkan kondisi kekumuhan tidak dapat diatasi
bahkan cenderung mengalami peningkatan.

Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah


yang tidak layak huni dan belum didukung oleh prasarana, sarana
lingkungan dan utilitas umum yang memadai telah menjadi prioritas
nasional untuk segera diselesaikan. Sampai dengan tahun 2018
cakupan ketersediaan rumah layak huni di Kabupaten Lahat
mencapai 84,83%. Dengan demikian masih 15,17 persen rumah di
Kabupaten lahat termasuk pada cakupan Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH) yang membutuhkan penanganan yang serius. Dalam hal ini,
Komitmen Kabupaten Lahat masih sangat diperlukan dalam
mendorong capaian akses universal yaitu 0% kawasan kumuh.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Lahat ini ditunjukkan dengan
berbagai upaya, antara lain memprioritaskan peningkatan kualitas
Rumah Layak Huni melalui pendanaan yang berasal dari APBD
Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN dalam upaya mengentaskan
kawasan perumahan kumuh, meningkatkan kesadaran masyarakat
agar dalam membangun bangunan gedung memperhatikan daya
dukung lingkungan, meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta)
dalam pendanaan peningkatan kualitas Rumah Layak Huni.

Selanjutnya untuk urusan pertanahan, capaian jumlah konflik


pertanahan yang terfasilitas pada tahun 2018 sebanyak 2 kasus.
Capaian ini lebih baik jika dibandingkan capaian tahun sebelumnya
karena pada tahun sebelumnya belum ada kegiatan yang mendukung
penyelesaian konflik pertanahan di Kabupaten Lahat.

2.3.1.4.4 Rumah Tangga Pengguna Listrik

Sumber penerangan yang digunakan suatu rumah tangga


dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi rumah tangga tersebut.
Dengan adanya sumber penerangan listrik rumah tangga tentunya
akan semakin mudah untuk berakses ke media komunikasi, radio,
televisi, dan internet, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan masyarakat. Selain itu, ketersediaan
fasilitas listrik selain untuk keperluan penerangan, di sisi lain juga
dapat dimanfaatkan untuk pengembanganperekonomian rumah
tangga, seperti untuk keperluan industri rumah tangga dan jasa. Hal
tersebut akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan
rumah tangga. Pada tahun 2017 rumah tangga di Kabupaten Lahat
yang sudah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan baik itu
PLN (dengan meteran atau tanpa meteran) maupun listrik non PLN,
secara keseluruhan mencapai 94,4 persen. Sementara sisanya masih
menggunakan jenis penerangan seperti lampu petromak/aladin,
pelita/senter dan lain sebagainya. PLN menyalurkan listrik kepada
pelanggannya yang terdiri dari kelompok rumah tangga, usaha,
industri, instansi dan lainnya. Secara keseluruhan, kecamatan di
Kabupaten Lahat di tahun 2017. Tenaga lisrik yang terjual di
Kabupaten Lahat sebanyak 125,103,529 kwh. Jumlah tersebut
meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan jumlah tenaga
listrik yang terjual pada tahun sebelumnya, yaitu 120,892,952 kwh
pada tahun 2016.
Kapasitas daya listrik PLN yang tersambung pada konsumen
menurut kelompok tarif di Kabupaten Lahat dalam kurun waktu
2014-2017 secara keseluruhan mengalami penurunan. Hal tersebut
disebabkan banyaknya kelompok tarif rumah tangga, usaha, industri,
instansi dan lainnya telah menggunakan listrik. Seperti kelompok
tarif rumah tangga pada tahun 2014 mencapai 531.529,50 kva
menjadi 58.590,0 Kva pada tahun 2017. Kemudian kelompok tarif
usaha dari 77.089,05 Kva ditahun 2014 menurun menjadi 13.297,3
Kva di tahun 2017.
Tabel. 2.50
Kapasitas Daya Listrik Tersambung pada Konsumen
Menurut Kelompok Tarif di Kabupaten Lahat (kVA)
Tahun 2014 - 2017
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kelompok Tarif (kVa)
2014 2015 2016 2017
Rumah Tangga 531.529,50 568.232,3 55.163,7 58.590,0
Usaha 77.089,05 79.457,8 12.484,0 13.297,3
Industri 72.603,8 74.691,7 2.225,1 2.225,1
Instansi 24.648,03 27.347,33 3.262,13 3.440,63
Lain-Lain*) 2.224,5 1.065 2.784 3.537
Jumlah 708.094,9 750.794 75.918 81.090
Keterangan *) Termasuk Sosial dan Lampu Jalan
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

Tabel. 2.51
Jumlah Produksi Tenaga Listrik dan
Kapasitas Panjang Jaringan Tahun 2017

Tenaga Panjang (Kms)/Net


Lokasi Uraian
Listrik JTM JTR
Gardu Induk
1. Lahat 31.170 289.991 325.929
Lahat
Lahat Centry
2. Bunga Mas 2.610 79.568 32.404
Box
3. Tanjung Aur - - - -
4. Tebing Tinggi - - - -
5. Kota Agung - 4.049 189.694 40.232
Gardu Induk
6. Tanjung Sakti - - -
Pagar Alam
7. Jarai Jarai - - -
Pagar Alam
8. Pendopo - - -
Centry Box
9. Padang Tepong - - - -
10. Talang Padang - - - -
Jumlah 37.829,00 559.253 398.565
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
- II.80 -

2.3.1.5 Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta


Perlindungan Masyarakat

Dalam upaya meningkatkan ketentraman dan ketertiban serta


perlindungan masyarakat Kabupaten Lahat, pada tahun 2018 telah
melaksanakan peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat
(PEKAT) seperti halnya juga yang dilakukan pada tahun-tahun
sebelumnya. Banyaknya pengaruh budaya luar yang langsung ditiru
oleh masyarakat tanpa dilakukan upaya penyaringan. Munculnya
sikap seperti ini lebih banyak menimpa masyarakat yang
menganggap bahwa semua pengaruh dari luar berarti mengarah pada
kemajuan dan modernisasi. Akibatnya, upaya penyaringan tidak
secara tepat dilakukan bahkan bisa terjadi perilaku yang selama ini
telah mengakar dalam masyarakat akan mudah digantikan dengan
perilaku yang baru. Kondisi ini akan semakin mudah terjadi
manakala pengaruh teknologi informasi sudah merambah ke pelosok
daerah.
Masyarakat sebagai salah satu mitra aparat keamanan dalam
upaya mewujudkan masyarakat yang aman dan tertib serta bebas
dari penyakit masyarakat diharapkan mampu mengungkapkan
berbagai pesan moral dalam perwujudannya. Pelanggaran Peraturan
Daerah yang dapat diselesaikan sesuai yang ditargetkan sebanyak 10
pelanggaran. Selain itu Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
sebagai pelaksana Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat bekerjasama dengan aparat hukum lainnya
dalam penegakkan Peraturan Daerah yaitu kegiatan penertiban
tempat hiburan, penertiban penjualan minuman beralkohol,
penertiban penginapan, hotel, losmen dan penertiban KTP. Disisi lain
dilakukan juga kerjasama dengan aparat hukum lainnya dalam
rangka pengembangan kapasitas aparat.
Tabel 2.52
Capaian Kinerja Badan Kesbangpol Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018 (persen)

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Penanganan Konflik 62,5 75 87,5 93,75 100
Sosial di Masyarakat
Persentase Peningkatan Jumlah 2 2 2 2 2
Ormas/LSM yang terdaftar dan
aktif
Persentase Peran Aktif 66 75 83 91 100
Masyarakat dalam Partai Politik
Persentase Wawasan Kebangsaan 70 75 80 85 90
Masyarakat dengan kriteria
cukup
Sumber: Badan Kesbangpol Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

2.3.1.6 Urusan Sosial

Tujuan utama pembangunan kesejahteraan sosial di


Kabupaten Lahat adalah untuk meningkatan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Lahat selaras dengan tujuan pembangunan di
Indonesia yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
secara adil merata sehingga dapat mengurangi kesenjangan yang ada
di masyarakat baik secara sosial, ekonomi maupun budaya.

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial terus


dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang meliputi
anak balita terlantar, anak terlantar (Usia 6-18 tahun), anak yang
berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak dengan
kedisabilitasan (ADK) kelainan fisik/mental belum berusia 18 tahun,
anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah,
anak yang memerlukan perlindungan khusus, lanjut usia,
penyandang disabilitas, tuna susila, gelandangan, pengemis,
pemulung, kelompok minoritas, bekas warga binaan lembaga
pemasyarakatan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), korban
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif
lainnya).
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan
seseorang atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan
kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya
sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani,
sosial) secara memadai/wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan
tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan,
keturunan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan
lingkungan (secara mendidik) yang kurang mendukung seperti
terjadinya bencana.Sedangkan yang dimaksud Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PSKS adalah
perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dapat
berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung dan
memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Beberapa hambatan di bidang sosial antara lain masih


rendahnya penyerapan informasi kesejahteraan sosial oleh
masyarakat, peningkatan PMKS yang masih tinggi setiap tahunnya.
Pelaksanaan Pembangunan Bidang Sosial meliputi berbagai
jangkauan pelayanan pemberdayaan sosial bagi anak terlantar, anak
jalanan dan santunan bagi lansia terlantar, selain itu juga telah
dilakukan peningkatan pemberdayaan peran keluarga miskin dan
bantuan bagi keluarga fakir miskin dalam bentuk Kelompok Usaha
Bersama (KUBE), Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial termasuk
Penyempurnaan Sarana Prasarana Pusat Rehabilitas dan Panti
Asuhan, Bantuan Tanggap Darurat kepada para korban bencana.

Hal penting lainnya yang telah dilaksanakan adalah Program


Keluarga Harapan (PKH) melalui pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil (KAT) yang mencakup upaya-upaya integrasi sosial,
penanggulangan kemiskinan dan perlindungan lingkungan,
pemberdayaan KAT bukan hanya dilihat sebatas upaya untuk
memathkan isolasi/keterasingan secara fisik dari kelompok-
kelompok masyarakat lain di Lingkungannya tetapi lebih penting lagi
adalah isu sosial, sehingga mereka dapat hidup sejajar dengan
masyarakat sekitarnya.
Tabel 2.53
Jumlah Keluarga Fakir Miskin yang Mendapat Pelayanan/
Bantuan Kesejahteraan Sosial sesuai BDT

Jumlah Keluarga Fakir Miskin yang Mendapat


Tahun
Pelayanan/Bantuan
2014 5.724 KK
2015 5.900 KK
2016 9.086 KK
2017 8.785 KK
2018 88.424 Jiwa
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Lahat Tahun 2018

Tabel 2.54
Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi
Keluarga di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Tahun Pra Sejahtera Keluarga Keluarga Jumlah


Sejahtera I dan Sejahtera
II
2014 9.924 88.692 21.575 120.191
2015 9.924 88.692 21.575 120.191
2016 7.157 96.065 21.575 124.797
2017 7.014 50.900 46.645 104.559
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

Saat ini, permasalahan Urusan Sosial Kabupaten Lahat adalah


masih tingginya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) sehingga persentase angka kemiskinan di Kabupaten Lahat
masih relatif tinggi oleh karena itu penanganan PMKS harus lebih di
Optimalkan dan Pembinaan terhadap Potensi Sumber kesejahteraan
Sosial (PSKS) dalam Penanganan PMKS perlu ditingkatkan. Dalam
rangka mengentaskan permasalahan tersebut diatas maka Dinas
Sosial Kabupaten Lahat memerlukan target kinerja dan tambahan
sumber dana untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial pada masyarakat
Kabupaten Lahat khususnya melalui program yang telah
direncanakan untuk menunjang keberhasilan pembangunan lima
tahun mendatang yaitu melalui Program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan Indikator Kinerja Persentase
Jumlah Keluarga sangat Miskin (KSM) yang Memperoleh Bantuan
Sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Program Pelayanan dan
Rehabilitas Kesejahteraan Sosial dengan Indikator Kinerja Persentase
KMS Skala yang Memperoleh Bantuan Sosial untuk Pemenuhan
Kebutuhan Dasar, Program Pembinaan Lembaga Kesejahteraan
Sosial (LKS) dengan Indikator Kinerja Persentase Lembaga
Kesejahteraan Sosial (LKS) yang Menyediakan Sarana dan Prasarana
Pelayanan, Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks
Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) dengan
Indikator Kinerja Persentase eks Penyandang Penyakit Sosial yang
Tertangani, Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial dengan Indikator Kinerja Jumlah Lembaga Pelayanan
Kesejahteraan Sosial, Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan
Korban Bencana dengan Indikator Kenerja Jumlah Korban Bencana
yang Menerima Bantuan Sosial selama Masa Tanggap Darurat,
Program Pembinaan Anak Terlantar dengan Indikator Kinerja
Persentase Anak Terlantar yang dilatih Keterampilannya.

2.3.1.7 Urusan Tenaga Kerja

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar


karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya
pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja
dan berusaha sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat
langsung dari pembangunan. Realisasi kinerja urusan tenaga kerja
dan transmigrasi dapat dilihat pada tabel 2.55.

Tabel 2.55
Realisasi Kinerja Urusan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Lahat 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Perselisihan buruh 94,12 59,09 96,67 68,13 94,44
dengan pengusaha yang
terselesaikan
Persentase Lahan Usaha 0 0 98,31 34,69 70
Transmigran yang Produktif
Persentase Transmigrans yang 44,12 n/a 96,67 34,69 50
memiliki sarana dan prasarana
yang cukup
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lahat 2018
Grafik 2.13
Tingkat Pengangguran di Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2018

Tingkat pengangguran di Kabupaten Lahat dalam kurun


waktu 2014-2018 menunjukan kinerja yang cukup baik yaitu pada
tahun 2014 tingkat pengangguran Kabupaten Lahat sebesar 5,62%
mengalami penurunan menjadi sebesar 3,29% ditahun 2018.
Capaian tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan capaian
tingkat pengangguran provinsi 4,23% dan nasional 5,34%.

Tabel 2.56
Tenaga Kerja Perusahaan Menurut Sektor Kegiatan Ekonomi
di Kabupaten Lahat Tahun 2017

Sektor Kegiatan Ekonomi Tenaga Kerja Jumlah


≥ 10 orang < 10 orang
01 Pertanian, Peternakan, 5.189 - 5.189
Kehutanan, Perkebunan dan
Perikanan
02 Pertambangan dan Penggalian 2.196 - 2.196
03 Industri Pengolahan 138 - 138
04 Listrik, Gas dan Air Minum 158 - 158
05 Bangunan 146 - 146
06 Pedagang Besar dan Pedagang 853 - 853
Eceran serta Rumah Makan dan
Hotel
07 Angkutan, Penggudangan dan 464 - 464
Komunikasi
08 Keuangan dan Asuransi, Usaha 299 - 299
Persewaan Bangunan dan Jasa
Perusahaan
09 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 38 - 38
Perorangan
10 Kegiatan yang belum jelas - - -
batasannya
Jumlah 9.481 - 9.481
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
Pada tahun 2017 pencari kerja terdaftar di Kabupaten Lahat
pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lahat sebesar 4.093 pekerja
dengan peningkatan 84,88 persen. Dari 4.093 Pekerja yang terdaftar
meningkat dari tahun 2016 yang hanya sebesar 1.015 orang dengan
proporsi terbesar pencari kerja yang mendaftar pada dinas Tenaga
Kerja berpendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 2.306 pekerja dan
yang ditempatkan sebanyak 100 pekerja di tahun 2016. Sementara
itu menurut sektor lapangan usaha, Pertanian,
Peternakan,Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan merupakan
sektor yang memiliki jumlah usaha terbanyak di tahun 2017 dengan
jumlah tenaga kerja terserap pada lapangan usaha ini sebesar 5.189
pekerja.

Tabel 2.57
Pencari Kerja yang Terdaftar, telah Ditempatkan dan yang belum
Ditempatkan di Kabupaten Lahat Menurut Jenjang Pendidikan dan
Jenis Kelamin Tahun 2017

Jenjang Terdaftar Telah Belum


Pendidikan Ditempatkan Ditempatkan
LK PR LK PR LK PR
SD 14 50 - - 14 50
SLTP 50 41 - - 50 41
SMU 1.415 891 - - 1.415 891
Sarjana Muda 73 126 - - 73 126
Sarjana 217 226 - - 217 226
Jumlah 2017 1.769 1.334 - - 1.769 1.334
Jumlah 2016 619 396 70 30 549 366
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

Selanjutnya untuk bidang ketransmigrasian, pembangunan


kawasan transmigrasi Kabupaten Lahat diarahkan untuk
pembangunan dan pengembangan kawasan, serta memiiki
keterkaitan dengan kawasan sekitarnya. Pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi merupakan salah satu upaya
mendorong pembangunan wilayah dari pedesaan dan sebagai daya
ungkit perekonomian sehingga dapat segera memenuhi pelayanan
dasar dan pemerataan kesejahteraan.
Saat ini, UPT yang masih menjadi binaan Pemerintah
Kabupaten Lahat adalah UPT Desa Keban Agung Kecamatan Kikim
Selatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 250 KK
atau 947 jiwa. Ketersediaan sarana prasarana penunjang di UPT
Keban Agung masih sangat kurang seperti fasilitas pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur. Selain itu transmigran perlu mendapat
pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi daerah. Beberapa
program dan kegiatan yang mendukung penyelenggaraan bidang
ketransmigrasian antara lain Program Pengembangan Wilayah
Transmigrasi melalui Penyusunan Rencana Tekhnis Satuan
Pemukiman (RTSP) dan Rencana Tekhnis Jalan (RTJ) di Kawasan
Transmigrasi Kikim Kabupaten Lahat, Penyusunan Rencana Satuan
Kawasan Pengembangan (RSKP) Transmigrasi di Kabupaten Lahat,
Pembinaan Desa Ex. Petugas Pengelola KTM, Pengembangan
Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Penyusunan Rencana Teknik
di Kawasan Transmigrasi, Penelitian Sondir di Air Kemumu dan Air
Jernih.
- II.88 -

Tabel 2.58
Data Desa Eks-UPT di Kabupaten Lahat Tahun 2018

KECAMATAN / NAMA DESA / DESA EKS PENEMPATAN DISERAHKAN MENJADI DESA PENDUDUK SEKARANG
NO
UPT TRANS DEFINITIF
KK Jiwa Tahun (Tahun) KK Jiwa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I Kikim Timur 1. Bunga Mas V/A 300 1,670 1980/1981 1991/1992 Linggar Jaya 194 907

2. Bunga Mas V/A 500 2,215 1980/1981 1991/1992 Marga Mulya 393 1,582

3. Bunga Mas V/B 400 1,719 1982/1983 1988/1989 Cempaka Sari 377 1,626

4. Bunga Mas V/B 500 1,959 1981/1982 1988/1989 Sukaharjo 502 1,994

5. Bunga Mas V/A 500 2,038 1982/1983 1991/1992 Suka 500 2,165

6. Bunga Mas V/B 500 2,106 1983/1984 1991/1992 Makmur 500 2,241

7. Bunga Mas V/B 200 785 1984/1985 1991/1992 Purworejo 184 967

Kencana Sari

II Kikim Tengah 8. Tanjung Aur V/B 300 801 1985/1986 1991/1992 Putra Mas 175 751

9. Tanjung Aur V/D 200 558 1985/1986 1991/1992 Banyu 126 548

10. Singapura V/A 100 425 1992/19931 1993/1994 Mas 100 433

Singapura

III Kikim Selatan 11. Keban Agung 100 383 1996/1997 1998/1999 Keban Agung 100 382

12. Keban Agung 117 517 1998/1999 - Keban Jaya 117 357

IV Kikim Barat 13. Tebing Tinggi III A/B 500 - 1982/1983 1989/1990 Wanaraya 248 1,275

14. Tebing Tinggi III A/B 350 797 1982/1983 1989/1990 Purnamasar 96 384

15. Tebing Tinggi III A/B 300 864 1983/1984 1990/1991 i Bandar 186 661

16. Tebing Tinggi III A/B 150 463 1982/1983 1991/1992 Jaya Mekar 105 503
- II.89 -
Jaya
KECAMATAN / NAMA DESA / DESA EKS PENEMPATAN DISERAHKAN MENJADI DESA PENDUDUK SEKARANG
NO
UPT TRANS DEFINITIF
KK Jiwa Tahun (Tahun) KK Jiwa

17. Tebing Tinggi III A/B 200 2,380 1982/1983 1989/1990 Purworejo 531 2,388

18. Persus S. Berua 341 1,680 1983/1984 1991/1992 Darmaharja 341 1,588

V Lahat 19. Pirsus Senabing 253 973 1987/19881 1991/1992 Makartitama 233 1,032

20. Pirsus Senabing 227 997 1991/1992 1992/1993 Ulak Mas 239 1,054

21. Pirsus Senabing 238 992 1987/1988 1992/1993 Girimulia 253 1,934

22. Bunga Mas V/B 500 1,904 1987/1988 1992/1983 Saribunga 500 1,934

Mas

VI Merapi Barat 23. Pirsus Senabing 230 1,050 1988/1989 1992/1993 Purwasari 230 1,050

24. Pirsus Senabing 94 416 1992/1993 1993/1994 Singapura 100 433

VII Merapi Timir 25. Lematang 460 2,088 1992/1993 1996/1997 Cempaka Wangi 456 2,049

26. Lematang 500 2,437 1992/1993 1996/1997 Lematang Jaya 600 2,437

VIII Gumay Ului 27. Padang Muara 244 1,333 1996/1997 1998/1999 Sumber Karya 249 1,359

28. Padang Muara Dua 300 1,218 1995/1996 2001/2002 Padang Muara Dua 300 1,323

IX Pseksu 29. UPT Lubuk Atung 200 801 2007/2008 2014 Tembiling Jaya 200 805

X Kikim selatan 30. Keban Agung 250 947 2015/2016/2017 - - 250 947
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2018
- II.90 -

2.3.1.8 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Capaian persentase penurunan kasus perempuan dan anak


dari tindakan kekerasan pada tahun 2018 lebih baik jika
dibandingkan capaian pada tahun 2014. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk meminta bantuan
penyelesaian kasus kekerasan kepada Pemerintah. Pada tahun 2014,
persentase penurunan kasus perempuan dan anak dari tindakan
kekerasan sebesar 10% menurun menjadi 7,2% di tahun 2018.
Pencapaian keberhasilan tersebut didukung oleh Program Kualitas
Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak.

Perkembangan angka partisipasi perempuan di lembaga


legislatif dan lembaga pemerintah pada kurun waktu 2014-2018
mengalami peningkatan dari semula pada tahun 2014 untuk
persentase partisipasi perempuan dilembaga legislatif sebesar 7,5%
meningkat menjadi 10% di tahun 2018. Sedangkan untuk persentase
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah pada tahun 2014
sebesar 3,1%, meningkat menjadi 4,98% di tahun 2018. Beberapa
program yang dilaksanakan dalam mendukung peningkatan
partisipasi perempuan di Kabupaten Lahat antara lain melalui
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan, Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender dan Anak, Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Gender dalam Pembangunan.

Tabel 2.59
Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kabupaten Lahat 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Penurunan Kasus 10 7,9 6,8 8,4 7,2
Perempuan dan Anak dari
Tindakan Kekerasan
Persentase Partisipasi 3,1 5,9 5,2 5,1 4,98
Perempuan di Lembaga
Pemerintah
Persentase Partisipasi 7,5 7,5 7,5 7,5 10
Perempuan di Lembaga
Legislatif
Sumber: Dinas PP dan PA Kabupaten Lahat 2018
2.3.1.9 Urusan Pangan

Kebutuhan pangan di Kabupaten Lahat saat ini jauh lebih kecil


dari pada produksi dan ketersediaan pangan di kabupaten Lahat.
Selisih antara kebutuhan dan ketersediaan pangan mencapai
152.914.570.500 ton/tahun. Ketersediaan pangan terdiri dari
indikator kebutuhan konsumsi normatif terhadap ketersediaan
serealia. Hasil analisa ketersediaan pangan secara rinci dapat dilihat
pada tabel 2.60.

Tabel 2.60
Konsumsi Normatif di Kabupaten Lahat

Ketersediaan
Jumlah Serealia Konsumsi
Jumlah Produksi
No Kecamatan Penduduk Perkapita/ Normatif Kategori
Serealia (Gr)
(Jiwa) hari (300/e)
(d/(c*360)
1. Merapi Timur 21.927 6.530.968.700 827 0,36 Surplus Tinggi
2. Merapi Barat 21.250 3.580.832.000 468 0,64 Surplus Sedang
3. Merapi Selatan 7.871 4.777.375.000 1.686 0,18 Surplus Tinggi
4. Lahat 109.951 9.810.791.500 248 1,21 Defisit Rendah
5. Gumay Talang 10.532 1.122.369.000 296 1,01 Defisit Rendah
6. Pseksu 8.538 5.859.565.000 1.906 0,16 Surplus Tinggi
7. Pulau Pinang 11.809 8.678.667.000 2.041 0,15 Surplus Tinggi
8. Gumay Ulu 5.365 3.734.470.000 1.934 0,16 Surplus Tinggi
9. Pagar Gunung 12.426 11.388.977.800 2.546 0,12 Surplus Tinggi
10. Kota Agung 12.891 15.177.643.600 3.271 0,09 Surplus Tinggi
11. Tanjung Tebat 8.309 14.861.010.400 4.968 0,06 Surplus Tinggi
12. Mulak Ulu 17.765 20.116.127.500 3.145 0,10 Surplus Tinggi
13. Tj. Sakti Pumu 14.235 5.355.822.000 1.045 0,29 Surplus Tinggi
14. Tj. Sakti Pumi 16.148 11.878.145.000 2.043 0,15 Surplus Tinggi
15. Pajar Bulan 13.547 9.907.854.000 2.032 0,15 Surplus Tinggi
16. Suka Merindu 6.798 10.280.760.000 4.201 0,07 Surplus Tinggi
17. Jarai 20.657 13.707.491.000 1.843 0,16 Surplus Tinggi
18. Muara Payang 8.958 3.267.194.000 1.013 0,30 Surplus Tinggi
19. Kikim Barat 15.789 2.044.165.000 360 0,83 Surplus Rendah
20. Kikim Tengah 8.801 3.846.838.000 1.214 0,25 Surplus Tinggi
21. Kikim Selatan 15.913 23.969.188.000 4.184 0,07 Surplus Tinggi
22. Kikim Timur 27.944 5.939.108.000 590 0,51 Surplus Sedang
Jumlah 397.424 195.835.362.500 1.369 0,22 Surplus Tinggi
Sumber: Indikator dan Pemetaan Daerah Rawan Pangan di Kabupaten Lahat, 2017
Tabel 2.61
Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan di Kabupaten Lahat

Kalori (kkal/tahun)
Kecamatan Ketersediaan Kebutuhan Selisih
(Jumlah Produksi (jml pdd x 365 (Ketersediaan –
Pangan) hari x 0,0003 ton) Kebutuhan)
Tanjung Sakti Pumi 11.878.145.000 1.786,383 10.091,762
Tanjung Sakti Pumu 5.355.822.000 1.574,7195 3.781,1025
Kota Agung 15.177.643.600 1.426,0185 13.751,6245
Mulak Ulu 20.116.127.500 1.341,4845 18.774,6430
Tanjung Tebat 14.861.010.400 919,143 13.941,8674
Pulau Pinang 8.678.667.000 1.306,335 7.372,3320
Pagar Gunung 11.388.977.800 1.374,5535 10.014,4243
Gumay Ulu 3.734.470.000 593,3805 3.141,0895
Jarai 13.707.491.000 2.285,1555 11.422,3355
Pajar Bulan 9.907.854.000 1.498,617 8.409,2370
Muara Payang 3.267.194.000 990,975 2,276,2190
Suka Merindu 10.280.760.000 751,9365 9.528,8235
Kikim Barat 2.044.165.000 1.746,6345 297,5305
Kikim Timur 5.939.108.000 3.091,185 2.847,9230
Kikim Selatan 23.969.188.000 1.760,322 22.208,8660
Kikim Tengah 3.846.838.000 973,674 2.873,1640
Lahat 9.810.791.500 12.162,7125 (2.351,9210)
Gumay Talang 1.122.369.000 1.164,9705 (42,6015)
Pseksu 5.859.565.000 944,547 4.915,0180
Merapi Barat 3.580.832.000 2.350,6365 1.230,1955
Merapi Timur 6.530.968.700 2.425,644 4.105,3247
Merapi Selatan 4.777.375.000 670,8535 3.906,5215
Total 195.835.362.500 43.339,8810 152.495,4815
Sumber: Indikator dan Pemetaan Daerah Rawan Pangan di Kabupaten Lahat, 2017

Analisis daya dukung lingkungan untuk bahan pangan dapat


diperoleh dari perhitungan selisih antara ketersediaan dan
kebutuhan yang menunjukkan bahwa Kecamatan Lahat dan
Kecamatan Gumay Talang memiliki nilai selisih negatif (minus) yang
berarti memiliki defisit bahan pangan. Namun dengan masuknya
produk tanaman pangan dari kecamatan lain di dalam Kabupaten
Lahat serta dari luar Kabupaten Lahat sehingga defisit bahan pangan
di dua Kecamatan tersebut dapat di abaikan. Kekurangan bahan
pangan di dua Kecamatan tersebut di sebabkan oleh luas lahan
sawah yang dimiliki oleh kecamatan tersebut semakin sedikit.
2.3.1.10 Urusan Lingkungan Hidup

Daya dukung lingkungan hidup merupakan input penting


dalam proses kegiatan pembangunan. Dukungan sumber daya alam
berupa air, pangan dan lahan yang merupakan dasar penting dalam
proses produksi untuk mencapai tujuan pembangunan. Ketersediaan
dan pencadangan sumber daya alam pendukung kegiatan
pembangunan harus dipastikan mampu mencukupi kegiatan
pembangunan saat ini dan generasi yang akan datang.

a. Daya Dukung Air Permukaan

Kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung penyediaan air


dihitung dengan membandingkan antara ketersediaan air dengan
kebutuhan air layak bagi penduduk. Ketersediaan air merupakan
jumlah air yang dapat digunakan, yang berupa jumlah air larian dan
air tanah yang berlebih (overflow). Kelebihan air tanah dimaksud
adalah mata air atau sumber air lainnya. Jumlah air larian dihitung
dengan mempertimbangkan curah hujan dan kemampuan tanah
dalam meresapkan air. Koefisien air larian sesuai dengan kelas
tutupan tanah berdasarkan standar Permen LH No.17 Tahun 2009.
Jumlah air dari mata air dihitung dari rata-rata debit kemudian
diperhitungkan dalam setahun. Sementara itu kebutuhan air
dihitung dengan dua pendekatan yakni (1) kebutuhan layak yang
mencakupi tidak hanya untuk kebutuhan dasar namun meliputi
kebutuhan sosial, pertanian dan industri, dan (2) kebutuhan dasar
untuk hidup (basicneed). Standar kebutuhan layak mengacu pada
WHO adalah 1.000 m3/kapita/tahun sedangkan kebutuhan dasar
mengacu pada Standard National Indonesia (SNI) sebesar 120
l/orang/hari atau 43,8m3/kapita/tahun. Dari perhitungan air
permukaan yang tersedia di kabupaten Lahat sebesar
17.079.897.600 m3/tahun. Kebutuhan air yang diperhitungkan
terdiri dari kebutuhan air domestik, kebutuhan air untuk pengairan
pertanian, kebutuhan air untuk peternakan dan kebutuhan air
untuk industri Kebutuhan air domestik dihitung dari jumlah
penduduk dikalikan dengan kebutuhan air untuk hidup layak per
kapita.
Penggunaan air untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian,
kebutuhan domestik, kebutuhan peternakan dan kebutuhan industri
relatif lebih aman karena dapat dipenuhi dari air permukaan.
Kabupaten Lahat masih mengalami surplus air sebesar
16.876.210.052,59 m3/tahun. Kebutuhan air domestik lebih dititik
beratkan ke konsumsi air bersih yang berasal dari air permukaan
dan di tangani oleh PDAM.

Konsumsi air yang dapat dilayani oleh PDAM hanya sebesar


23,16 persen dari total kebutuhan. Layanan air bersih melalui PDAM
untuk rumah tangga hanya sebesar 23,16 % dari total kebutuhan air
domestik. Menurut data PDAM kabupaten Lahat tahun 2017,
kebutuhan air untuk rumah tangga terhadap konsumen dilayani
PDAM sebesar 2.589.135,822 m3/tahun dari total kebutuhan
domestik. Tabel diatas menunjukkan rekapitulasi kebutuhan air
bersih domestik yang diperoleh dari hasil model dan kebutuhan air
rumah tangga yang dilayani PDAM. Terdapat perbedaan signifikan,
dikarenakan tidak semua sumber air rumah tangga di kabupaten
Lahat menggunakan jasa layanan PDAM.

Dengan demikian daya dukung lingkungan hidup dalam


menyediakan air bagi kebutuhan hidup layak penduduk kabupaten
Lahat sebagai berikut:

- Jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup layak 1.000

m3/kapita/tahun menurut standar WHO maka kebutuhan air

sebesar 11.096.656,90 m3atau 5% dari kebutuhan. Sehingga daya


dukungnya mencapai 0,95
- Jika dibandingkan dengan kebutuhan air dirinci menurut
kebutuhan sosial, pertanian dan industri maka kebutuhan air

sebesar 192.591.890 m3/tahun atau 94 % dari kebutuhan.


Sehingga daya dukungnya hanya mencapai 0,06.
b. Kualitas Air Sungai

Lima (5) sungai yang ada di Kabupaten Lahat telah mengalami


pencemaran dengan kandungan BOD (Biochemical Oxygen Demand)
dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang telah melampui daya
tampung sungai. Sumber BOD dan COD tersebut berasal dari beban
pencemar dari limbah domestik (COD 500.000 kg/hari dan BOD
220.000 kg/hari), beban pencemar dari limbah pertanian dan
penggunaan lahan (COD 7.685 kg/hari dan BOD 1.750 kg/hari),
beban pencemar dari limbah peternakan (COD sebesar 9.000 Kg/hari
dan BOD 1.790 kg/hari), beban pencemar dari limbah UMKM (COD
7.950 kg/hari dan BOD 1.755 kg/hari), dan beban pencemar dari
limbah Industri. Sumber pencemar air sungai di kabupaten Lahat
meliputi limbah domestik, limbah pertanian, limbah peternakan,
limbah UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), dan limbah
industri.

1) Beban pencemar dari limbah domestik


Sungai Lematang dan sungai Selangis merupakan wilayah paling
tinggi beban pencemar dari limbah domestik COD sebesar
500.000 kg/hari dan BOD 220.000 kg/hari.

2) Beban pencemar dari limbah pertanian dan penggunaan lahan


(non-titik)
Sungai Lim merupakan wilayah paling tinggi beban pencemar
dari limbah pertanian dan penggunaan COD sebesar 7.685
kg/hari dan BOD sebesar 1. 750 kg/hari.

3) Beban pencemar dari limbah peternakan


Beban pencemar dari limbah peternakan terbesar berasal hewan
sapi dan kerbau dengan kandungan COD sebesar 9.000 Kg/hari
dan BOD 1.790 kg/hari

4) Beban pencemar dari limbah UMKM


Sungai Endikat paling tinggi beban pencemar dari limbah UMKM
dengan jumlah COD sebesar 7.950 kg/hari dan BOD sebesar
1.755 kg/hari.
5) Beban pencemar dari limbah Industri
Sungai Lematang merupakan sungai dengan jumlah industri
terbanyak yang membuang limbah sebanyak 18 industri.

Pada bidang persampahan, saat ini volume sampah di


Kabupaten Lahat sebesar 120.922,53 ton/tahun dan penyumbang
timbulan sampah terbesar berada di kecamatan Lahat. Pelayanan
sampah di kabupaten Lahat masih terpusat di daerah perkotaan..
Berbagai alternatif pengelolaan sampah dapat diarahkan kepada
program atau kegiatan daur ulang sampah serta pembangunan
teknologi pengolahan limbah/sampah, sehingga volume sampah
dapat dikurangi.

Tabel 2.62
Timbulan Sampah dan Potensi Kesesuaian Lahan
Untuk TPA di Kabupaten Lahat Tahun 2017

Kabupaten Timbulan Luas Lahan yang Kapasitas TPA


Sampah per Tersedian untuk berdasarkan Luas
tahun TPA (ha) Lahan yang
(ton/tahun) tersedia (liter)

Lahat 120.922,53 9,80 21.827.000

Total 120.922,53 9,80 21.827.000


Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat

Timbulan sampah di Kabupaten Lahat telah melampaui dari


kapasitas yang ada. Dalam pengelolaan sampah dapat melalui
kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle) di berbagai sumber timbulan
sampah seperti permukiman, industri, pasar, perkantoran, dan lain-
lain. Sistem yang diterapkan dalam pengolahan sampah secara
ramah lingkungan seperti sanitary landfill dan semi sanitary landfill
sudah diterapkan oleh TPA yang berada di Kabupaten Lahat tetapi
masih kekurangan Fasilitas dalam pengolahan dan penampungan
sampah. Saat ini fasilitas pengolahan sampah yang ada di
Kabupaten Lahat dapat di lihat pada tabel 2.63.
Tabel 2.63
Fasilitas Pengelolaan Sampah Kabupaten Lahat

Jumlah yang
No Nama Fasilitas Kondisi
dimiliki
1 Tempat Pemrosesan Akhir 1 Unit 80%
2 Truk Sampah 15 unit 13 unit operasional
3 Arm roll - -
4 Mobil Penyiram jalan - -
5 Bentor (motor sampah) 15 Unit 13 unit operasional
6 TPS 123 Unit 60 Unit operasional
7 Bank Sampah 9 unit 3 Unit operasional
8 Rumah Kompos 2 Unit 2 Unit operasional
Mesin Pencacah sampah
9 10 Unit 6 Unit operasional
Organik
Mesin Pencacah sampah
10 4 Unit 3 Unit operasional
Anorganik
11 Tempat sampah Gandeng 60 Unit 60 Unit operasional
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lahat Tahun 2018

2.3.1.11 Urusan Administrasi Kependudukan dan Capil

Penyelenggaraan administrasi pendaftaran penduduk dan


pencatatan sipil di Kabupaten Lahat merupakan salah satu bentuk
pelayanan publik yang secara operasional dilaksanakan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Capaian persentase penduduk
yang belum memiliki KK meningkat pada Tahun 2018 sebesar 25,5%.
Dalam pemenuhan penduduk wajib KTP yang sudah memiliki KTP
pada tahun 2018 telah mencapai 85%, sedangkan untuk penerbitan
Akta Kelahiran sebesar 20% dan Akta Kematian sebesar 14%. Hal
tersebut didukung oleh pelaksanaan Program Penataan Administrasi
Kependudukan dan Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Kependudukan
yang baik dan sesuai prosedur.

2.3.1.12 Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pada tahun 2017, dalam rangka meningkatkan pasar desa


yang modern, Pemerintah Kabupaten Lahat melalui Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa bidang ekonomi
sosial budaya dan usaha ekonomi masyarakat mengadakan
pembinaan pengelolaan pasar desa yang difokuskan pada 25 pasar
desa di Kabupaten Lahat. Dengan harapan pasar desa tersebut akan
menjadi pasar yang sehat, nyaman, aman, bersih dan memiliki
manajemen pengelolaan yang profesional sehingga kesejahteraan
pedagang meningkat. Selain itu Pemerintah Kabupaten Lahat juga
melaksanakan pemilihan kepala desa serentak pada 58 desa di
wilayah Kabupaten Lahat.

Sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam


menuju desa swasembada, masyarakat Desa Muara Tiga Kecamatan
Mulak Ulu Kabupaten Lahat berperan secara aktif dalam
menyukseskan program Bulan Bakti Gotong-Royong Masyarakat
(BBGRM). Kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan
Pemerintah dalam menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 42 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Bulan Bakti
Gotong-Royong Masyarakat. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran peran serta masyarakat dalam
pembangunan terutama dalam bidang kemasyarakatan, ekonomi,
sosial budaya dan lingkungan.

2.3.1.13 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB


aktif (target SPM 65%) kurun waktu 2014-2018 menunjukan angka
yang fluktuatif yaitu pada tahun 2014 adalah 73,04% meningkat
menjadi 76,09% di tahun 2017, akan tetapi pada tahun 2018
menurun menjadi 73,28%. Realisasi cakupan sasaran Pasangan Usia
Subur menjadi peserta KB aktif telah melebihi target SPM sebesar
65%. Tercapainya indikator ini didukung oleh Program Keluarga
Berencana seperti penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi
bagi keluarga miskin, pelayanan KIE, peningkatan perlindungan hak
reproduksi individu, promosi pelayanan KHIBA, pembinaan keluarga
berencana, dan Program Pelayanan Kontrasepsi melalui pelayanan
konseling KB, pelayanan pemasangan kontrasepsi dan pelayanan KB
Medis Operasi. Beberapa kinerja urusan pengendalian penduduk dan
keluarga berencana telah mencapai target yang telah ditetapkan
seperti cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB
aktif (target SPM 65%), cakupan PUS yg istrinya dibawah usia 20
tahun, cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber KB, Cakupan
PUS peserta KB anggota usaha peningkatan pendapatan keluarga
sejahtera (UPPKS) yang berKB dan Rasio PPKBD setiap
desa/kelurahan. Sedangkan kinerja yang belum memenuhi target
SPM antara lain cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi/
unmeet need dan Rasio PLKB/PKB (petugas/desa).

Tabel 2.64
Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan KB
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018
Target
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
SPM
Cakupan sasaran PUS menjadi KB 65 73,04 75,87 76,07 76,09 73,28
aktif (%)
Cakupan PUS yang ingin ber KB ≤5 7,94 6,04 5,78 8,85 5,09
tidak terpenuhi/ unmeet need (%)
Persentase Partisipasi Pria ber KB - 34,84 36 3,77 3,09 n.a
(%)
Persentase Peserta KB aktif MKJP - 6,62 6 28,78 26,27 20,11
(%)
Rasio kelompok PIK KRR - 2,82 2,59 3,18 3,14 2,33
(kelompok/kecamatan)
Cakupan PUS yg istrinya dibawah ≤ 3,5 5,04 5,04 1,18 1,40 1,37
usia 20 tahun (%)
Cakupan anggota Bina Keluarga 70 83 71,04 67,28 76,80 77,88
Balita (BKB) ber KB (%)
Rasio Kelompok BKB - 6,73 5,41 9,09 5,91 6,13
(kelompok/kecamatan)
Cakupan PUS peserta KB anggota 87 87,87 89,82 92,35 91,9 86,31
usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera (UPPKS) yang
berKB (%)
Rasio Kelompok UPPKS - 4,32 3,36 3,05 3,00 2,50
(kelompok/kecamatan)
Rasio PLKB/PKB (petugas/desa) 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2
Rasio PPKBD setiap 1 1 1 1 1 1
desa/kelurahan (petugas/desa)
Sumber: LKJiP Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Lahat 2018

2.3.1.14 Urusan Perhubungan

Sejalan dengan peningkatan jumlah arus penumpang angkutan


umum di Kabupaten Lahat, Pemerintah Kabupaten Lahat telah
melaksanakan beberapa program seperti Peningkatan Pelayanan
Angkutan, Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan,
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, Program
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Saat ini transportasi
Darat yang ada di Kabupaten lahat tahun 2017 berupa angkutan
darat umum yang berjumlah 210 angkutan darat dengan jumlah
penumpang 16.618 orang dengan menggunakan angkutan desa.
- II.100 -

Tabel 2.65
Daftar Transportasi Darat di Kabupaten Lahat Tahun 2017

No Jenis Angkutan Jumlah (unit)


1 Angkutan Pribadi 19.838
- Kendaraan Roda Empat (4) 2.264
- Kendaraan Roda Dua (2) 17.574
2 Angkutan Barang / Orang 817
- Mobil Truk Barang Umum 486
- Mobil Box 34
- Mobil Tangki 59
- Mobil Bus 13
- Angkutan Pedesaan 179
- Angkutan Kota 31
- Becak 15
3 Perusahaan Angkutan Umum 62
- Perusahaan Milik Pemerintah 13
- Perusahaan Milik Swasta 48
4 Tempat Pengujian Kendaraan (KIR) Angkutan 1
Umum
5 Terminal Type C 1
6 Stasiun Kereta Api 1
- Stasiun Orang 1
- Stasiun Barang 1
- Stasiun Operasional (Depo) 1
7 Barang menggunakan angkutan Kereta Api 3
8 Penumpang Kereta Api 1.604
Perlintasan Sindang Kereta Api 125
- Perlintasan Sebidang Berpalang 3
- Perlintasan Sebidang Tidak Berpalang 4
9 Badan Usaha Penunjang Perkeretaapian 1
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka, 2018

2.3.1.15 Urusan Komunikasi dan Informatika

Pada tahun 2018, capaian Urusan Komunikasi dan Informatika


Kabupaten Lahat yang sebelumnya dilaksanakan oleh Dinas
Perhubungan dan Kominfo antara lain: pengembangan komunikasi,
informasi dan media massa melalui kegiatan Pembinaaan dan
pengembangan jaringan komunikasi dan informasi, Pembinaaan dan
pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi, Pengkajian
dan pengembangan sistem informasi, Perencanaan dan
Pengembangan Kebijakan Komunikasi, Pembuatan Website Humas
Pemerintah Kabupaten. Selain itu, dilaksanakan juga Program kerja
sama informasi dengan massa media, melalui kegiatan
penyebarluasan informasi pembangunan daerah dan penyebarluasan
informasi penyelengaraan pemerintah daerah. Jika dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, capaian Urusan Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Lahat terlihat lebih baik. Hal tersebut,
ditandai dengan semakin meningkatnya implementasi penggunaan
jaringan komunikasi dan informasi di Kabupaten Lahat. Saat ini
Dinas Komunikasi dan informasi menerapkan publikasi berbasis
online pada seluruh organisasi perangkat daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lahat melalui website www.lahatkab.go.id
dengan harapan data dan informasi Kabupaten Lahat dapat diakses
oleh masyarakat dengan mudah dan lengkap.

2.3.1.16 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Perkembangan jumlah koperasi menurut jenis koperasi di


Kabupaten Lahat kurun waktu 2014-2018 mengalami penurunan
yaitu pada tahun 2014 jumlah koperasi di Kabupaten Lahat
sebanyak 358 koperasi menurun menjadi 168 koperasi di tahun 2018.
Kurangnya kemampuan anggota koperasi dalam mengelola koperasi
sangat berpengaruh pada jalannya usaha koperasi tersebut.

Tabel 2.66
Jumlah Koperasi Menurut Jenis Koperasi
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Jenis Koperasi 2014 2015 2016 2017 2018*


KUD 51 48 48 66 66
KPN 47 45 45 49 49
KOPKAR 19 14 14 15 15
KOPPAS 1 1 1 1 1
KOP-WAN 28 29 29 29 29
Lainnya 212 29 - 8 8
Jumlah 358 166 137 168 168
Sumber: Dinas Koperasi Kabupaten Lahat 2018

Persentase koperasi yang berprestasi pada tahun 2018 sebesar


22,14% sedangkan untuk Persentase pertumbuhan Usaha Mikro
Kecil sebesar 61,20%. Strategi Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
mendukung upaya pencapaian target tersebut adalah melalui
peningkatan kualitas kelembagaan koperasi yang ada di Kabupaten
Lahat dan Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM,
dan Penciptaan Iklim Usaha yang kondusif.
2.3.1.17 Urusan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Pemerintah Kabupaten Lahat dalam meningkatkan promosi


dan kerjasama investasi melakukan koordinasi antar lembaga
pemerintah dan dunia usaha guna meningkatkan kerjasama di
bidang penanaman modal antara instansi pemerintah baik tingkat
propinsi maupun lembaga pusat. Selain itu juga dilaksanakan temu
usaha antara pemerintah dengan dunia usaha yang ada di
Kabupaten Lahat dengan pengusaha PMDN, dan Instransi terkait
yang bertujuan untuk terwujudnya konsep kemitraan dan
pengembangan di bidang investasi serta terjalin kerjasama yang
harmonis antara pemerintah dan dunia usaha.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal


Daerah Kabupaten Lahat telah memberikan kemudahan pelayanan
perizinan di Kabupaten Lahat. Bagi pemohon yang akan membayar
pajak dan retribusi atas izin yang dimohonkan cukup di Kantor DPM
dan PTSP Kabupaten Lahat, selain itu pula bagi perusahaan-
perusahaan yang akan mendaftarkan tenaga kerjanya di BPJS
Kesehatan juga telah tersedia di Kantor Dinas PM dan PTSP
Kabupaten Lahat.

Tabel 2.67
Kinerja Urusan Penanaman Modal
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


Tingkat Standar Pelayanan Perizinan 5.517 5.949 5.964 4.962 2428
(orang)
Persentase Aparatur yang mendapatkan 1 13 15 3 0
sertifikat di bidang perizinan dan
penanaman modal (orang)
Cakupan produk hukum pelayanan 12 8 5 2 2
perizinan (peraturan)
Tingkat penanganan pengaduan - - 1 - 1
pelayanan perizinan (orang)
Kebijakan Penanaman Modal (Peraturan) 3 3 4 6 n.a
Tingkat Investasi Komoditas Unggulan 5 5 7 4 2
(Perusahaan)
Tingkat Promosi Investasi 1 1 2 2 1
Tingkat Pemanfaatan Teknologi Informasi 2 2 2 2 2
dalam proses penyelenggaraan pelayanan
perizinan
Sumber: Dinas PMPTSP Kabupaten Lahat 2018
Tabel 2.68
Penerbitan SIUP dan TDUP Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017

Uraian 2014 2015 2016 2017


SIUP 360 399 461 241
TDUP - 339 458 292
Jumlah 360 738 919 533
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2014-2018

2.3.1.18 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Urusan kepemudaan dan olahraga Kabupaten Lahat


dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga yang mempunyai
tugas pokok membantu kepala daerah dalam menentukan kebijakan
di bidang pemuda dan olahraga. Pada kurun waktu 2014-2018,
sasaran Dinas Pemuda dan Olahraga adalah meningkatnya prestasi
generasi muda dan meningkatnya prestasi olahraga.

Tabel 2.69
Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Lahat 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*


Pemuda Kabupaten Lahat yang
berprestasi di tingkat
- Provinsi 28 26 25 30 27
- Nasional 1 3 - - 5

Cabang Olahraga yang mendapat


prestasi tingkat
- Provinsi - 5 4 7 6
- Nasional - 2 3 - 5
Keterangan *) nilai target Tahun 2018
Sumber: LKJiP Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lahat, 2014-2018

Pembangunan di bidang kepemudaan dilakukan melalui


peningkatan kualitas dari kegiatan yang melibatkan pemuda dan
organisasi kepemudaan di Kabupaten Lahat. Kegiatan difokuskan
pada pembekalan bagi pemuda dengan pelatihan keterampilan dan
wawasan tentang kewirausahaan dengan harapan mampu mencetak
pemuda produktif yang memiliki kompetensi dan mampu berperan
aktif ditengah-tengah masyarakat. Selain itu juga dilakukan
pembibitan dan pembinaan atlit berprestasi di berbagai cabang
olahraga agar mampu bersaing dan berprestasi pada pertandingan
olahraga ditingkat regional maupun nasional.
2.3.1.19 Urusan Perpustakaan

Perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan kurun waktu


2014-2018 menunjukan tren meningkat, seiring dengan
meningkatnya persentase minat baca masyarakat Kabupaten Lahat.
Capaian kinerja Jumlah pengunjung, peminjam dan koleksi buku
pada Dinas Perpustakaan Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.70
Jumlah Pengunjung, Peminjam dan buku yang dipinjam
Pada Dinas Perpustakaan Kabupaten Lahat

Tahun Pengunjung Peminjam Buku yg dipinjam


2009 20.970 12.449 34.367
2010 17.951 11.185 31.158
2011 33.154 8.504 22.161
2012 23.670 5.947 15.480
2013 37.350 9.247 23.291
2014 38.923 10.415 54.781
2015 39.200 20.989 58.691
2016 40.081 26.109 60.033
2017 47.823 28.140 61.731
2018 50.000 25.306 39.669
Jumlah 349.052 158.291 401.362
Sumber : Dinas Perpustakaan Tahun 2018

Tabel 2.71
Jumlah Koleksi Buku Dinas Perpustakaan
Kabupaten Lahat per Desember 2018

No Klasifikasi Buku Judul Eksamplar


1 000 – 099 572 1334
2 100 – 199 934 2095
3 200 – 299 3881 9073
4 300 – 399 3201 7472
5 400 – 499 714 1602
6 500 – 599 1411 3545
7 600 – 699 4698 10896
8 700 – 799 930 2325
9 800 – 899 4539 11158
10 900 – 999 1820 1824
Total 22.700 51.324
Sumber : Dinas Perpustakaan 2018
Tabel 2.72
Pencapaian Kinerja Pelayanan
Dinas Perpustakaan Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Indikator Kinerja sesuai Capaian Kinerja


No
Tugas dan Fungsi OPD 2014 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Pemustaka yang 38.923 39.200 40.081 47.823 50.000
berkunjung ke
Perpustakaan pertahun
2 Jumlah Perpustakaan 92 92 94 96 97
Desa/Keluarah dan sekolah
yang dibina

3 Koleksi buku yg tersedia di 40.625 43.400 51.324 - -


perpustakaan daeah
4 Jumlah OPD/Lembaga - - - 20 20
Lainnya yang menerapkan
sistem kearsipan secara
Baku
Sumber : Dinas Perpustakaan 2018

Dalam menunjang kegiatan dan Pelayanan di Dinas


Perpustakaan Kabupaten Lahat perlu adanya pengadaan sarana dan
prasarana perpustakaan khususnya meubelair dan sarana
penunjang lainnya, antara lain pengadaan buku-buku perpustakaan
untuk menambah koleksi bahan-bahan pustaka. Untuk menjangkau
masyarakat pengguna perpustakaan di wilayah-wilayah terpencil di
seluruh Kabupaten Lahat, perlu adanya Perpustakaan Keliling. Selain
itu, untuk menunjang minat baca pada anak-anak, perlu didirikan
ruang baca khusus anak-anak. Ruangan ini rencananya akan dibuat
menarik dengan dihiasi gambar-gambar warna-warni sesuai dunia
anak-anak. Diharapkan dengan ruangan yang demikian, anak-anak
lebih suka berkunjung dan memanfaatkan sarana perpustakaan yang
ada. Bagi pengguna perpustakaan yang ingin mendapatkan informasi
lewat internet disediakan sarana komputer untuk akses internet
secara gratis. Begitu juga bagi mereka yang membawa sendiri
komputer laptop atau PDA, disediakan juga fasilitas jaringan internet
wirreless.

Dinas Perpustakaan telah menggunakan kartu keanggotaan


perpustakaan elektronik untuk tertibnya administrasi. Dengan
sarana ini pengunjung perpustakaan cukup menggunakan kartu
elektronik ini untuk peminjaman dan pengembalian buku. Secara
otomatis komputer akan meng-update ke data base komputer.
Sedangkan untuk menunjang pelayanan perpustakaan yang prima,
maka perpustakaan perlu menyediakan informasi-informasi bagi
masyarakat luas mengenai koleksi buku-buku di Dinas Perpustakaan
Kabupaten Lahat. Beberapa program dan kegiatan yang akan
dilakukan Dinas Perpustakaan kedepan untuk meningkatkan
pelayanan Dinas Perpustakaan Kabupaten Lahat kepada masyarakat
antara lain peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara
optimal, pemenuhan erpenuhinya sarana dan prasarana Dinas
Perpustakaan yang lengkap dan modern, meningkatnya sumber daya
manusia yang profesional dan mandiri, meningkatkan pengembangan
budaya baca dengan meningkatnya jumlah pengunjung
perpustakaan/pemustaka, meningkatkan pembinaan Perpustakaan
Desa/Kelurahan, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan
Masyarakat, meningkatkan jangkauan pelayanan perpustakaan ke
desa-desa, membangun gedung perpustakaan yang refresentatif,
mewujudkan perpustakaan desa yang mandiri, mewujudkan
perpustakaan berbasis digital secara nasional dan adanya ruang baca
anak.

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan


2.3.2.1. Urusan Kelautan dan Perikanan

Lahan potensi untuk pengembangan perikanan budidaya dan


tangkap di Kabupaten Lahat seluas 15.400 km² yang terdiri dari
perairan umum, kolam, tebat dan sawah. Lahan tersebut masih
belum termanfaatkan secara optimal. Jumlah produksi perikanan
budidaya dan tangkap Kabupaten Lahat sebesar 10.974 ton dengan
jenis ikan yaitu nila, gurame, lele, patin, mas dan ikan lokal perairan
umum. Secara rinci produksi perikanan di Kabupaten Lahat dapat
dilihat pada tabel 2.73.

Tabel 2.73
Produksi Perikanan Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 (ton)

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


Perikanan Budidaya 3.858 4.635 5.432 8.351 8.009
Perikanan Tangkap 1.430 1.716 2.035 2.421 2.965
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Lahat
Pada umumnya pelaku usaha di bidang perikanan budidaya
dan tangkap di Kabupaten Lahat masih bersifat tradisional, untuk
dikonsumsi pribadi dan belum dilakukan untuk pemenuhan
kebutuhan konsumsi ikan di Kabupaten Lahat. Ada beberapa jenis
kelompok perikanan di Kabupaten Lahat yaitu Kelompok Budidaya
Perikanan sebanyak 89 kelompok, Kelompok Usaha Bersama
sebanyak 12 kelompok dan Kelompok Pengolah dan Pemasar
Perikanan sebanyak 2 kelompok. Selanjutnya, untuk pengembangan
pembangunan di sektor perikanan didukung dengan tersedianya
sarana dan prasarana yang ditempatkan di beberapa kawasan
potensi untuk pengembangan usaha perikanan. Sarana dan
prasarana pengembangan usaha budidaya perikanan di Kabupaten
Lahat terdiri dari BBI Kota Agung seluas 6.202 m², BBI Tanjung
Sakti seluas 6.000 m², KAD Tanjung Sirih sebanyak 1 unit, Pasar
Benih Ikan sebanyak 1 unit, Pasar Ikan Jarai sebanyak 1 unit,
Laboratorium Kesehatan Ikan sebanyak 1 unit, dan Kantor UPTD PBI
Kecamatan Lahat.

Berdasarkan data potensi dan permasalahan yang ada, maka


dibuat rencana pengembangan usaha perikanan di Kabupaten Lahat
dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah produksi perikanan di
Kabupaten Lahat, pemenuhan tingkat konsumsi ikan, meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat melalui kegiatan usaha
perikanan. Beberapa rencana pembangunan di bidang perikanan
yaitu meningkatkan luas area lokasi 2 (dua) unit Balai Benih Ikan
yang terdapat di Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Tanjung
Sakti.

2.3.2.1. Urusan Pariwisata

Sejalan dengan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan di


Kabupaten Lahat dalam kurun waktu 2014-2018, Pemerintah
Kabupaten Lahat terus menggali potensi wisata dan melakukan
promosi kepada wisatawan dalam rangka mendukung peningkatan
pendapatan asli daerah Kabupaten Lahat melalui Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya. Beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja
urusan pariwisata seperti meningkatkan promosi budaya dan
pariwisata baik skala nasional maupun internasional,
mengembangkan objek-objek wisata unggulan, pembangunan
infrastruktur pada objek wisata dan sebagainya.

Tabel 2.74
Kinerja Urusan Pariwisata Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


Kunjungan Wisatawan
36.720 47.243 44.971 51.688 54.680
Nusantara (orang)
Kunjungan Wisatawan
106 56 386 53 85
Mancanegara (orang)
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat Tahun 2018

Dalam memberikan pelayanan terhadap wisatawan yang


datang ke Kabupaten Lahat, diperlukan tersedianya sarana
akomodasi yang memadai. Saat ini Kabupaten Lahat telah memiliki 5
(lima) hotel kelas bintang dan 7 (tujuh) hotel bukan kelas bintang.
Sedangkan untuk rumah makan tercatat ada 151 rumah makan di
Kabupaten Lahat. Pada tahun 2018 Kabupaten Lahat memiliki 86
tempat objek wisata alam, 4 objek wisata buatan dan 11 tempat objek
wisata budaya yang tersebar di 16 kecamatan. Pada tahun 2018,
jumlah kamar akomodasi yang tersedia di hotel dan losmen yang ada
di Kabupaten Lahat ada sebanyak 520 kamar dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 273 orang. Jumlah tersebut meningkat jika
dibandingkan dengan ketersediaan fasilitas akomodasi hotel dan
tenaga kerja pada tahun 2017. Peningkatan ini menunjukkan
tingginya penggunaan kamar sehingga hotel harus menambah tenaga
kerja dan kamar huni setiap tahunnya.

Tabel 2.75
Obyek Wisata di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Jenis Obyek Wisata 2014 2015 2016 2017 2018


Wisata Alam 67 67 67 68 90
Wisata Budaya 11 11 11 11 11
Wisata Buatan 1 1 1 3 4
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka,2014-2018
Tabel 2.76
Fasilitas Hotel dan Penginapan di Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


Jumlah Hotel 10 10 10 10 13
Jumlah Kamar 290 341 388 428 520
Jumlah Tenaga Kerja 186 201 214 227 273
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2014-2018

2.3.2.2. Urusan Pertanian

Kabupaten Lahat merupakan salah satu daerah pertanian di


Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki lahan sawah seluas 17.158
hektar dan lahan bukan sawah sawah seluas 342.213 hektar. Salah
satu sektor unggulan dalam pertanian adalah tanaman pangan yang
mencakup padi, jagung, kedele, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
Tahun 2018, produksi padi (padi sawah dan Padi ladang) sebanyak
229.776 ton, produktivitas 54,30 kuintal per hektar dengan luas
panen 42.029 hektar padi sawah dan 1.384 hektar padi ladang.

Tabel 2.77
Produksi Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Jenis Tanaman 2014 2015 2016* 2017 2018


1 Padi
Luas Panen (ha) 31.347 32.999 4.065,04 45.574 43.413
Produksi (ton) 139.578 169.679 202.032,39 223.312,6 229.776
2 Jagung
Luas Panen (ha) 232 260 937 9.940 1.457,80
Produksi (ton) 1.509 1.652 6.324,75 66.402,89 7.7876
3 Kedelai
Luas Panen (ha) 1.239 1.224 1.334 1.438 354
Produksi (ton) 2.239 2.231 2.254,46 2.166 422
4 Kacang Tanah
Luas Panen (ha) 166 170 170 118 142,70
Produksi (ton) 231 230 230 162,52 198
5 Kacang Hijau
Luas Panen (ha) 59 15 15 63 115
Produksi (ton) 82 20 20 85,44 160,5
6 Ubi Kayu
Luas Panen (ha) 196 169 169 168 78
Produksi (ton) 3.381 2.920 2.920 2.810 2.165
7 Ubi Jalar
Luas Panen (ha) 117 91 91 123 85,70
Produksi (ton) 1.557 1.860 1.860 2.330 2.068
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Lahat Tahun 2018
- II.110 -

Selanjutnya untuk jenis tanaman palawija mencakup jagung,


kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pada
tahun 2018, produksi palawija yang paling banyak adalah produksi
jagung yaitu sebesar 7.876 ton, disusul ubi kayu sebesar 2.125 ton,
ubi Jalar sebesar 2.068 ton, Kedelai sebesar 422 ton, kacang tanah
sebesar 198 ton, dan yang terkecil adalah produksi kacang hijau
sebesar 160,5 ton. Selain tanaman palawija di Kabupaten Lahat juga
terdapat tanaman buah-buahan. Secara rinci luas panen,
produktivitas dan produksi tanaman buah di Kabupaten Lahat dapat
dilihat pada tabel 2.78.

Tabel 2.78
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Buah
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Jenis Tanaman 2014 2015 2016 2017 2018


1 Alpokat
Luas Panen (pohon) 5.614 16.751 10.581 11.592 17.348
Produksi (kwintal) 5.519 17.039 2.045 3.422 3.144
2 Belimbing
Luas Panen (pohon) 970 3.098 2.944 2.280 3.466
Produksi (kwintal) 644 2.709 531 596 633
3 Duku
Luas Panen (pohon) 8.250 12.396 19.034 4.122 7.910
Produksi (kwintal) 4.253 3.467 15.740 861 2.682
4 Durian
Luas Panen (pohon) 51.237 104.365 80.144 30.508 130.067
Produksi (kwintal) 22.573 310.111 8.003 15.373 97.619
5 Jambu Biji
Luas Panen (pohon) 3.884 8.661 10.501 7.394 6.951
Produksi (kwintal) 1.719 1.998 1.682 1.772 922
6 Jambu Air
Luas Panen (pohon) 4.183 9.859 12.747 12.305 13.621
Produksi (kwintal) 1.991 14.387 2.155 5.289 1.391
7 Jeruk Siam
Luas Panen (pohon) 3.830 5596 4295 3.763 2.336
Produksi (kwintal) 3.298 3161 589 832 373
8 Jeruk Besar
Luas Panen (pohon) 48 112 90 145 295
Produksi (kwintal) 74 738 13 70 238
9 Mangga
Luas Panen (pohon) 24.862 62.697 39.177 26.417 69.697
Produksi (kwintal) 18.578 12.534 5.015 8.929 11.966
10 Manggis
Luas Panen (pohon) 9.341 18.365 11.867 2.499 34.027
Produksi (kwintal) 3548 13759 5524 487 3.076
11 Nangka
Luas Panen (pohon) 11.262 29.038 21.816 18.127 22.876
Produksi (kwintal) 9.581 23.674 6.540 9.714 7.031
12 Nanas
Luas Panen (pohon) 3.130 10.281 3.909 4.060 4.660
No Jenis Tanaman 2014 2015 2016 2017 2018
Produksi (kwintal) 212 569 139 877 215
13 Pepaya
Luas Panen (pohon) 19.595 69.896 53.042 61.378 71.403
Produksi (kwintal) 16.417 36.499 19.641 21.515 25.094
14 Pisang
Luas Panen (pohon) 22.359 998.180 90.186 78.348 66.634
Produksi (kwintal) 11.869 39.085 19.580 15.746 9.208
15 Rambutan
Luas Panen (pohon) 11.227 43.962 18.938 16.892 40.166
Produksi (kwintal) 7.308 274.036 2.713 2.082 6.329
16 Salak
Luas Panen (pohon) 10.109 38.203 34.583 37.254 43.848
Produksi (kwintal) 1.975 7.102 2.477 3.855 3.262
17 Sawo
Luas Panen (pohon) 1.378 5.039 4.945 3.483 3.211
Produksi (kwintal) 1.705 5.426 2.353 780 748
18 Sirsak
Luas Panen (pohon) 1.683 4.049 3.657 3.496 2.860
Produksi (kwintal) 579 1,586 603 804 476
19 Sukun
Luas Panen (pohon) 1.354 9.387 6.068 6.649 7.614
Produksi (kwintal) 3.358 34.319 1.428 2.380 1.839
20 Melinjo
Luas Panen (pohon) 2.065 6.246 6.047 6.844 3.807
Produksi (kwintal) 828 2.179 402 720 282
21 Petai
Luas Panen (pohon) 11.977 30.117 22.365 38.569 29.673
Produksi (kwintal) 4.855 96.078 48.946 8.907 25.742
22 Jengkol
Luas Panen (pohon) 8.275 21.965 15.302 25.728 25.036
Produksi (kwintal) 5.506 21.603 2.369 3.610 4.917
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

Selanjutnya untuk jenis tanaman sayur-sayuran yang ada di


Kabupaten Lahat meliputi bawang merah, bawang putih, bawang
daun, kentang, kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel, lobak,
kacang merah, kacang panjang, cabe, cabe rawit, paprika, jamur,
tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam dan
sebagainya.

Tabel 2.79
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Sayur-Sayuran
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Jenis Tanaman 2014 2015 2016 2017 2018


1 Bawang Merah
Luas Panen (hektar) - - - - 3
Produksi (kwintal) - - - - 60
2 Bawang Putih
Luas Panen (hektar) - - - 3 -
Produksi (kwintal) - - - 310 -
No Jenis Tanaman 2014 2015 2016 2017 2018
3 Bawang Daun
Luas Panen (hektar) 119 235 235 - 1,07
Produksi (kwintal) 5.161 3.520 3.520 - 7.460
4 Kentang
Luas Panen (hektar) 6 132 132 117 -
Produksi (kwintal) 183 21,12 21,12 7.356 -
5 Kubis
Luas Panen (hektar) 62 361 361 3 31
Produksi (kwintal) 10.231 9.601 9.601 110 8.875
6 Kembang Kol
Luas Panen (hektar) 3 2 2 3 -
Produksi (kwintal) 150 2 2 125 -
7 Petsai/Sawi
Luas Panen (hektar) 136 295 295 135 127
Produksi (kwintal) 6.952 4.739 4.739 11.969 11.923
8 Wortel
Luas Panen (hektar) 67 335 335 66 58
Produksi (kwintal) 3.116 28,84 28,84 11.067 13.662
9 Kacang Merah
Luas Panen (hektar) 25 34 34 14 -
Produksi (kwintal) 976 441 441 - -
10 Kacang Panjang
Luas Panen (hektar) 211 558 558 298 270
Produksi (kwintal) 7.914 3.231 3.231 3.243 2.962
11 Cabe
Luas Panen (hektar) 255 1.097 1.097 983 556
Produksi (kwintal) 11.584 5.712 5.712 8.476 7.196
12 Cabe Rawit
Luas Panen (hektar) 84 292 292 231 218
Produksi (kwintal) 5.983 2.287 2.287 2.425 4.436
13 Jamur
Luas Panen (hektar) 76 106 106 3.683 -
Rata-Rata Produksi 3,39 1,22 1,22 0,003 -
(kwintal/hektar)
Produksi (kwintal) 258 129 129 140 -
14 Tomat
Luas Panen (hektar) 191 782 782 391 488
Produksi (kwintal) 15.997 9.408 9.408 17.480 14.574
15 Terung
Luas Panen (hektar) 153 815 815 361 390
Produksi (kwintal) 16.579 15.120 15.120 11.318 10.665
16 Buncis
Luas Panen (hektar) 111 480 480 206 192
Produksi (kwintal) 7.262 5.608 5.608 10.045 7.071
17 Ketimun
Luas Panen (hektar) 107 722 722 210 192
Produksi (kwintal) 8.808 6.833 6.833 11.778 7.967
18 Labu Siam
Luas Panen (hektar) 8 476 476 73 54
Produksi (kwintal) 4.730 3.959 3.959 7.631 4.982
19 Kangkung
Luas Panen (hektar) 88 656 656 134 116
Produksi (kwintal) 5.566 3.946 3.946 6.453 4.032
20 Bayam
Luas Panen (hektar) 75 301 301 83 81
Produksi (kwintal) 1.281 1.547 1.547 1.544 1.237
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018
Selain tanaman pangan terdapat banyak jenis tanaman yang
diusahakan oleh perkebunan rakyat, baik tanaman perkebunan
berumur pendek seperti nilam maupun perkebunan berumur
panjang seperti karet, kelapa, kopi, lada, kakao dan lainnya. Hanya
saja yang cukup menonjol adalah kopi dan karet, sementara kelapa
sawit diusahakan oleh perkebunan besar. Pada tahun 2018, luas
tanaman perkebunan kopi paling luas sebesar 54.441 ha jika
dibandingkan dengan luas tanaman perkebunan lainnya yaitu karet
sebesar 43.232 hektar, kelapa sawit sebesar 13.636 hektar, dan
kakao sebesar 4.366 hektar.

Tabel 2.80
Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Rakyat (hektar)
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Jenis Tanaman 2014 2015 2016 2017* 2018


1 Karet
Luas Tanaman (hektar) 34.205 35.726,50 34.857,6 50.583 43.232
Produksi (ton) 49.286 50.078 49.268 39.359,5 50.593
2 Kelapa
Luas Tanaman (hektar) 618,85 554 554 n.a 667
Produksi (ton) 374,50 320,10 320,15 667 325
3 Kelapa Sawit
Luas Tanaman (hektar) 7.621,50 8.917,5 8.917,5 131.900 13.636
Produksi (ton) 68.234 83.764 84.673 11.280 131.906
4 Kopi
Luas Tanaman (hektar) 51.477 51.788 50.768 21.603 54.441
Produksi (ton) 20.016,28 21.053,55 20.551,71 53.624 21.605
5 Lada
Luas Tanaman (hektar) 689,25 679,75 675,75 n.a 625,20
Produksi (ton) 145,30 162,70 162,98 559,70 135
6 Kakao
Luas Tanaman (hektar) 3.891 4.485 4.485 2.185 4.366
Produksi (ton) 1.840,40 2.280,38 2.299,98 4.380,0 2.280
7 Kemiri
Luas Tanaman (hektar) 74,30 74,30 74,30 n.a 74,30
Produksi (ton) 15,70 22,79 16,19 74,30 18
8 Pinang
Luas Tanaman (hektar) 47 32,25 32,25 n.a 32,25
Produksi (ton) 6,50 7,33 7,33 32,25 380
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Lahat Tahun 2018
Selain Urusan Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Lahat
juga melaksanakan Urusan Peternakan di Kabupaten Lahat. Adapun
hasil peternakan terdiri dari daging, telur dan susu. Produksi daging
Kabupaten Lahat dalam kurun waktu 2014-2018 mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014, produksi daging sebesar 2.353 ton
meningkat menjadi 4.810 ton di tahun 2018. Demikian juga halnya
dengan produksi telur, dimana pada tahun 2014 produksi telur
mencapai 2.232 ton meningkat menjadi sebesar 2.443 ton di tahun
2018.

Tabel 2.81
Produksi Daging dan Telur
Di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Jenis Produksi 2014 2015 2016 2017 2018

1 Produksi Daging 2.353 1.069,95 2.382 3.491 4.810

2 Produksi Telur 2.232 2.338 1.968 2.563 2.443


Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Lahat

Hasil peternakan selain dari produksi daging dan telur, juga


bisa dihitung dari populasi ternak. Perkembangan populasi ternak di
Kabupaten Lahat terbagi menjadi populasi ternak besar dan populasi
ternak kecil/unggas. Adapun yang termasuk populasi ternak besar
adalah sapi (termasuk sapi perah), kerbau dan kuda, sedangkan yang
termasuk populasi ternak kecil/unggas adalah kambing, domba, babi,
ayam kampung, ayam petelur dan itik. Pada tahun 2018, populasi
ternak besar yang paling banyak adalah populasi sapi sebanyak
11.382 ekor dibandingkan populasi ternak besar lainnya seperti
kerbau sebanyak 1.668 ekor. Sedangkan untuk populasi ternak kecil
dan unggas yang paling banyak adalah populasi ternak kambing
sebanyak 13.920 ekor dan populasi ternak ayam pedaging sebanyak
2.282.566 ekor.
2.3.2.3. Urusan Perdagangan

Pada tahun 2018 , sarana perdagangan di Kabupaten Lahat


dilihat dari jenisnya berjumlah 1.833 fasilitas. Jenis sarana kios dan
rumah makan merupakan jenis sarana perdagangan dengan
persentase tertinggi yaitu 35,46 persen atau masing-masing
sebanyak 650 kios, sedangkan fasilitas pasar umum di Kabupaten
Lahat berjumlah 9 pasar. Secara rinci banyaknya sarana
perdagangan di Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel 2.82.

Tabel 2.82
Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya
di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


Pasar Umum 9 9 9 9 9
Pasar Desa 80 80 80 53 61
Toko 180 180 176 49 98
Kios 260 260 260 558 650
Warung 340 340 350 350 365
Rumah Makan 526 526 526 526 650
Jumlah 1.395 1.395 1.401 1.545 1.833
Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat Tahun 2018

Tabel 2.83
Jumlah Pasar Menurut Jenisnya di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018


Pasar Inpres 6 6 6 - -
Pasar Swadaya 15 25 33 15 15
Kalangan 46 46 48 36 38
Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat Tahun 2018

Tabel 2.84
Banyaknya Pedagang yang Terdaftar dalam Penerbitan SIUP dan TDUP
Menurut Kecamatan di Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Jenis Pedagang 2014 2015 2016 2017 2018


Pedagang Besar 36 100 40 5 28
Pedagang Menengah 121 233 382 42 251
Pedagang Kecil 203 405 450 194 360
Jumlah 360 738 872 241 639
Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat Tahun 2018
2.3.3 Fokus Layanan Urusan Pemerintahan dan Fungsi Penunjang

2.3.3.1 Urusan Administrasi Pemerintahan

Pemerintah Kabupaten Lahat menyusun Laporan


Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat tahun
2016 dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 03
Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Adapun
muatan laporan tersebut menjelaskan tentang arah kebijakan umum
pemerintahan, pengelolaan keuangan secara makro termasuk
pendapatan dan belanja daerah, penyelenggaraan urusan
desentralisasi, penyelenggaraan tugas pembantuan dan
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.

Elemen data yang dihimpun berasal dari seluruh Perangkat


Daerah Pemerintah Kabupaten Lahat melalui Tim Penyusun, dan
hasil penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pemerintahan
Daerah Kabupaten Lahat dilanjutkan dengan self-asessment oleh Tim
Evaluasi Daerah dan Setelah dilakukan penyempurnaan
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Lahat
untuk dilakukan pembahasan dan dilanjutkan dengan Rapat
Paripurna tentang Laporan Pertanggungjawaban Pemerintahan
Daerah Kabupaten Lahat.

2.3.3.2 Urusan Pengawasan

Capaian tingkat akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas


hasil terhadap penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya
pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented
government) untuk Kabupaten Lahat pada tahun 2018 memperoleh
nilai 64,1 atau predikat B. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan
capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi
dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di
Pemerintah Kabupaten Lahat sudah menunjukkan hasil yang baik.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka capaian
tahun 2018 adalah mengalami peningkatan. Pemerintah Kabupaten
Lahat berharap dapat mempertahankan nilai tingkat akuntabilitas
atau pertanggungjawaban dengan baik atau predikat B.

Tabel 2.85
Realisasi Kinerja Urusan Pengawasan
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*


Persentase Tindak Lanjut 72,22 53,19 88,10 93,18 93,18
Temuan BPK per tahun
Persentase Tindak Lanjut 49,81 7,84 27,13 88,79 88,79
Temuan APIP
Persentase Tingkat Penanganan 43,75 100 66,67 100 100
Pengaduan Masyarakat Per
Tahun
Persentase SKPD yang nilai 13,89 100 91,67 67,74 67,74
sakipnya CC ke atas
Opini Pemeriksaan atas Laporan WTP WTP WTP WTP WTP
Keuangan
Sumber: LKJiP Inspektorat Kabupaten Lahat 2018

2.3.3.3 Urusan Perencanaan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai unsur


pelaksana urusan pemerintahan bidang perencanaan pembangunan
daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, membantu pemerintah daerah untuk menyusun sejumlah
dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan
pembangunan daerah tersebut meliputi: (1) Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJP) yang merupakan kebijakan
pembangunan dengan jangka waktu 20 tahun; (2) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka
waktu 5 tahun; dan (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
untuk jangka waktu 1 tahun.
Pada periode 2014-2018, Bappeda Kabupaten Lahat telah
menyusun dokumen-dokumen perencanaan daerah yang meliputi
RPJMD dan RKPD dengan tepat waktu dan melibatkan partisipasi
seluruh pelaku pembangunan dan menampung aspirasi masyarakat
mulai dari tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat
kabupaten, tingkat provinsi dan tingkat nasional. Dalam rangka
meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan, Bappeda
Kabupaten Lahat akan menerapkan perencanaan berbasis e_planning.

2.3.3.4 Urusan Keuangan


Badan Keuangan Daerah merupakan perangkat daerah yang
melaksanakan urusan keuangan. Realisasi pendapatan daerah tahun
anggaran 2018 sebesar Rp 1.917.046.551.222,32 atau 105% dari
target pendapatan tahun anggaran 2018. Penerimaan yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terealisasi sebesar
Rp112.549.070.975,37 atau 90,94% dari yang ditargetkan. Realisasi
pendapatan transfer tahun anggaran 2018 sebesar Rp
1.377.663.737.906,00 atau 106,20% dan realisasi lain-lain
pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 426.833.742.340,95 atau
105,47%. Sedangkan realisasi belanja pada tahun anggaran 2018
sebesar Rp 1.834.893.019.295,00 atau 95,21% dari target belanja
tahun anggaran 2018 yang terdiri dari realisasi belanja tidak
langsung sebesar Rp. 1.119.633.141.296,00 dan realisasi belanja
langsung sebesar Rp. 715.259.877.999,00.
Realisasi pembiayaan tahun anggaran 2018, yaitu penerimaan
pembiayaan berasal dari penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA) dan penerimaan piutang daerah dan pengeluaran
pembiayaan digunakan untuk penyertaan modal (investasi).
Penerimaan pembiayaan pada tahun 2018 berasal dari SILPA sebesar
Rp 1.942.278.544,69. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan
kelembagaan dan keuangan daerah ditandai dengan penerimaan
predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) bagi Kabupaten Lahat.
2.3.3.5 Urusan Kepegawaian

Aparatur Sipil Negara/ASN di lingkungan Pemerintah


Kabupaten Lahat berdasarkan data tahun 2018 berjumlah 6.761
orang dengan komposisi Eselon II.B sebanyak 31 orang, Eselon III.A
sebanyak 75 orang, Eselon III.B sebanyak 137 orang, Eselon IV. A
sebanyak 720 orang, Eselon IV.B sebanyak 233 orang, Eselon V.A
sebanyak 17 orang, Jabatan Fungsional tertentu Ahli dan Terampil
sebanyak 3.548 orang dan Jabatan Fungsional Umum sebanyak
2000 orang.

Persentase ASN dilingkungan Pemkab Lahat berdasarkan


golongan pada tahun 2018 meliputi golongan IV.C sebanyak 32 orang,
golongan IV.B sebanyak 318 orang, golongan IV.A sebanyak 1.093
orang, golongan III.D sebanyak 1.219 orang, golongan III.C sebanyak
826 orang, golongan III.B sebanyak 1114 orang, golongan III.A
sebanyak 936 orang,golongan II.D sebanyak 187 orang, golongan II.C
sebanyak 561 orang, golongan II.B sebanyak 286 orang, golongan II.A
sebanyak 139 orang, golongan I.D sebanyak 19 orang, golongan I.C
sebanyak 18 orang, golongan I.B sebanyak 9 orang dan golongan I.A
sebanyak 4 orang.

Tabel 2.86
Aparatur Sipil Negera (ASN) di Kabupaten Lahat Tahun 2018

Aparatur Sipil Negara (ASN) Jumlah ASN (org) Total %


Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN)
Laki-laki 2.707 40,04%
Perempuan 4.054 59,96%
Total 6.761 100,00%
Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Sarjana 3.101 45,87%
SMA Sederajat 2.165 32,02%
SMP Sederajat 1.470 21,74
SD Sederajat 25 0,37%
Total 6.761 100,00%
Sumber : BKP SDM Kabupaten Lahat Tahun 2018
- II.120 -

2.3.3.6 Urusan Penelitian dan Pengembangan

Sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
Pemerintah Kabupaten Lahat melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Lahat Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Lahat melaksanakan Urusan Penelitian
dan Pengembangan melalui pembentukan Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kabupaten Lahat. Badan ini merupakan
pelaksana kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan,
pengkajian, perekayasaan, dan pengoperasian (kelitbangan) di bidang
pemerintahan, ekonomi dan keuangan serta pembangunan. Oleh
karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
memberikan rekomendasi dan inovasi dalam pelaksanaan
pembangunan Kabupaten Lahat karena minimnya publikasi hasil
penelitian terkait bidang pemerintahan, ekonomi dan keuangan,
bidang pembangunan serta kemasyarakatan dan masih rendahnya
kehadiran inovasi (produk, proses, organisasi, pasar dan perilaku)
untuk percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Kabupaten
Lahat.

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita

Perkembangan pendapatan perkapita Kabupaten Lahat tahun


2014-2017 menunjukan tren meningkat dari semula tahun 2014
sebesar Rp34.005,180 ribu rupiah menjadi Rp37.493,090 ribu rupiah
pada tahun 2017. Namun capaian tersebut masih dibawah capaian
pendapatan perkapita nasional dan Provinsi Sumatera Selatan. Oleh
sebab itu, Pemerintah Kabupaten Lahat harus terus berupaya
mendorong pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan perkapita
masyarakat di Kabupaten Lahat.
Selanjutnya, untuk perkembangan pengeluaran perkapita
masyarakat Kabupaten Lahat menunjukkan tren meningkat yaitu
dari Rp 623,27 tahun 2014 meningkat menjadi Rp 9.600 tahun 2018
namun capaian pengeluaran perkapita Kabupaten Lahat masih
berada dibawah capaian pengeluaran perkapita Provinsi Sumatera
Selatan dan nasional.

Grafik. 2.14
Pengeluaran Perkapita Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Sumber : BPS Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Penduduk

Pengeluaran dan konsumsi penduduk di Kabupaten Lahat


tahun kurun waktu 2014-2017 mengalami fluktuatif. Pada tahun
2014 pengeluaran dan konsumsi penduduk untuk pengeluaran
barang makanan sebesar 11.565,36 miliar rupiah, sedangkan pada
tahun 2017 sebesar 15.053.25 miliar rupiah, artinya tingkat
pengeluaran dan konsumsi penduduk Kabupaten Lahat mengalami
kenaikan. Perkembangan tingkat kesejahteraan penduduk dapat
diukur melalui perkembangan pendapatan rumah tangga. Namun
data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga didekati
melalui pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga
terdiri atas pengeluaran makanan dan non makanan. Di Kabupaten
Lahat, pengeluaran untuk makanan masih mendominasi konsumsi
rumah tangga.
Tabel 2.87
Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir Terhadap
PDRB Kabupaten Lahat Tahun 2014-2017 (Miliar Rp)

Uraian 2014 2015 2016 2017


Konsumsi Akhir (ADHB)
a. Rumah Tangga 9.507,15 10.018,80 10.680,95 11.216,17
b. LNPRT 206,53 221,25 233,83 248,11
c. Pemerintah 1.851,68 1.970,23 1.969,08 2.344,15
Jumlah 11.565,36 12.210,29 12.883,86 13.808,43
PDRB (ADHB) 13.229,17 13.857,85 14.458,55 15.053,25
Proporsi (Persen) 87,42 88,11 89,11 91,73
Sumber: PDRB Kabupaten Lahat Menurut Pengeluaran 2013-2017

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Infrastruktur wilayah terdiri dari jaringan infrastruktur


transportasi, sumber daya air, irigasi, energi, telekomunikasi, serta
sarana dan prasarana permukiman. Kebutuhan akan infrastruktur
wilayah tidak terlepas dari fungsi dan peranannya terhadap
pengembangan wilayah, yaitu sebagai pengarah dan pembentuk
struktur tata ruang, pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah, serta
sebagai interkoneksi wilayah. Pembangunan fasilitas
wilayah/infrastruktur sangat diperlukan untuk mewujudkan
pemerataan, meningkatkan kualitas hidup dan konektivitas antar
daerah yang pada akhirnya akan membuka lapangan pekerjaan,
memfasilitasi pertumbuhan sektor industri dan usaha kecil
menengah, pertanian dan pertambangan yang bermuara kepada
peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Jalan
merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya
usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan
pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar arus lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah
lainnya.
Panjang jalan menurut pemerintahan yang berwenang di
seluruh wilayah Kabupaten Lahat tahun 2017, mencapai 1.603,705
Km. Panjang jalan yang berada di bawah wewenang negara sepanjang
166,275 Km, di bawah wewenang pemerintah provinsi 98,28 Km, dan
selebihnya 1.339,15 Km di bawah wewenang Pemerintah Kabupaten.
Selain infrastruktur jalan, transportasi merupakan tolok ukur dalam
interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya
dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Jumlah
kendaraan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring
bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Lahat.

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

Optimisme pelaku usaha terkait investasi di Kabupaten Lahat


semakin meningkat seiring meningkatnya potensi konsumsi
domestik/nasional dan perkiraan pencapaian status investment
grade bagi Indonesia pada periode yang akan datang. Perbankan di
Kabupaten Lahat telah menunjukkan kinerja positif sebagai lembaga
intermediasi investasi dan pembiayaan bahkan telah berfungsi
sebagai development agent penarik investasi. Investasi jangka
panjang di Kabupaten Lahat meliputi investasi non permanen seperti
dana bergulir dan investasi permanen seperti penyertaan modal pada
badan usaha milik daerah.

Besarnya investasi dicerminkan oleh besarnya Pembentukan


Modal Tetap Bruto (PMTB). Dalam pengertian PMTB antara lain
meliputi pengadaan, pembuatan, dan pembelian barang modal
baru dari dalam negeri dan pembelian barang modal baru maupun
bekas dari luar negeri. Secara rinci perkembangan dan struktur
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Kabupaten Lahat dalam
kurun waktu 2014-2017 dapat dilihat pada tabel 2.88
Tabel 2.88
Perkembangan dan Struktur PMTB Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2017

Uraian 2014 2015 2016 2017


Total PMTB
a. ADHB (Miliar Rp) 5.063,05 5.041,85 5.394,60 5.680,68
b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 3.998,25 4.002,26 4.157,40 4.349,77
Proporsi terhadap PDRB (% ADHB) 38,27 36,38 37,31 37,74
Struktur PMTB
a. Bangunan (Miliar Rp) 3.524,94 3.407,15 3.647,95 3.903,70
(%) 69,62 67,58 67,62 68,72
b. Non Bangunan (Miliar Rp) 1.538,11 1.634,70 1.746,64 1.776,98
(%) 30,38 32,42 32,38 31,28
c. Total PMTB (Miliar Rp) 5.063,05 5.041,85 5.394,60 5.680,68
(%) 100,00 100,00 100,00 100,00
Pertumbuhan (%)
a. Bangunan 1,68 0,18 6,17 6,85
b. Non Bangunan 3,31 -0,04 0,04 0,67
Total PMTB 2,28 0,10 3,88 4,63
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

Termasuk di dalam PMTB ini adalah perbaikan besar barang


modal yang mengakibatkan bertambahnya umur pemakaian atau
meningkatkan kapasitas operasi barang modal tersebut, dikurangi
dengan penjualan barang modal yang sudah ada. Untuk
memudahkan pemahaman, PMTB ini dapat disamakan
dengan ”belanja modal” pada anggaran belanja pemerintah. Barang
yang dikategorikan sebagai barang modal mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun, nilai
barang modal relatif besar dibandingkan dengan output yang
dihasilkannya secara rutin selama periode tertentu, dan dapat
digunakan berulangkali dalam proses produksi.

Selain itu parameter ekonomi makro yang menggambarkan


rasio investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output)
dengan menggunakan investasi tersebut atau yang disebut ICOR
(Incremental Capital Ratio). ICOR juga bisa diartikan sebagai dampak
penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output
(keluaran).
Tabel 2.89
Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2017
Uraian 2014 2015 2016 2017
PDRB (ADHK 2010) Miliar Rp 10.318,70 10.539,02 10.830,61 11.255,34
Perubahan (Miliar Rp) 381,32 220,32 291,59 424,72
PMTB (ADHK 2010) Miliar Rp 3.998,25 4.002,26 4.157,40 4.349,77
ICOR 10,49 18,17 14,26 10,24
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

Penduduk yang berjumlah besar dan berkualitas akan


berdampak positif terhadap pembangunan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja dan pertambahan
tersebut akan meningkatkan produksi. Selain itu dengan pendidikan,
pelatihan dan pengalamanan kerja, kemahiran penduduk akan
bertambah tinggi sehingga produktivitas akan bertambah yang
selanjutnya akan menimbulkan pertumbuhan produksi yang lebih
cepat. Dampak lain yang timbul dari perkembangan penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertambahan luas
pangsa pasar perdagangan. Karena peranannya ini, maka
perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada
pertambahan dalam produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Dengan
demikian, jumlah penduduk Kabupaten Lahat yang besar ini apabila
berhasil dikelola secara baik akan menjadikannya sebagai suatu
keunggulan komparatif sehingga berdampak positif terhadap
perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Kabupaten Lahat merupakan salah satu daerah yang menjadi


tujuan berbagai kegiatan seperti aktivitas perkonomian, aktivitas
pendidikan, sarana kesehatan, pariwisata dan lain-lain. Hal tersebut
dapat menimbulkan dampak perubahan karakteristik kehidupan
sosial ekonomi yang sangat cepat dan besar terutama menyangkut
karakteristik penduduk, terlebih lagi Kabupaten Lahat merupakan
simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten
Lahat.
Perkembangan penduduk yang demikian cukup pesat telah
menuntut pemerintah Kabupaten Lahat untuk melengkapi berbagai
informasi, sarana dan prasarana pendukung, baik perumahan,
pendidikan, transportasi maupun sarana prasarana umum lainnya.
Data kependudukan dapat menjadi salah satu acuan untuk
merencanakan sekaligus mengevaluasi program dalam pemenuhan
kebutuhan akan fasilitas penunjang kesejahteraan rakyat, seperti
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, tempat ibadah serta tempat
rekreasi.

Pada tahun 2018 jumlah penduduk Kabupaten Lahat mencapai


439.567 jiwa yang terdiri atas 224.884 jiwa penduduk laki-laki dan
214.683 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di
Kabupaten Lahat tahun 2018 mencapai 100,8 jiwa/km2. Kepadatan
Penduduk di 24 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Lahat dengan kepadatan
sebesar 1035,1 jiwa/km² dan terendah di Kecamatan Pseksu sebesar
37,7 jiwa/Km². .
Tabel 2.90
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Tahun Penduduk Jumlah Rasio Jenis


Laki-Laki Perempuan Penduduk Kelamin
2014 198.534 190.500 389.034 104,20
2015 200.689 192.546 393.235 104,23
2016 202.796 194.628 397.424 104,20
2017 204.875 196.619 401.494 104,20
2018 224.884 214.683 439.567 104,75
Sumber: Kabupaten Lahat Dalam Angka 2018

2.4.5 Fokus Badan Usaha Milik Daerah

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah Pasal 304 (1) Daerah dapat melakukan penyertaan modal
pada badan usaha milik negara dan/atau BUMD. (2) Penyertaan
modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambah,
dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan
kepada badan usaha milik negara dan/atau BUMD. (3) Penyertaan
modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam kurun
waktu 2014-2018, Pemerintah Kabupaten Lahat melakukan
penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan
Bank Sumsel Babel. Secara rinci penyertaan modal tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.91.

Tabel 2.91
Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

Penyertaan PDAM Tirta PD Pertambangan dan PD Hotel Bukit Bank Sumsel Babel
Modal Lematang Energi Serelo
2014 0,00 4.240.686.286,00 0,00 36.838.143.757,56
2015 0,00 3.757.496.632,00 0,00 42.838.143.757,56
2016 0,00 3.722.225.857,00 23.080.773.413,89 48.838.143.757,56
2017 1.233.593.975,40 3.127.848.786,00 23.897.235.321,73 53.838.143.757,56
2018 2.055.952.680,81 2.527.994.533,00 15.162.462.936,15 58.838.143.757,56
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Lahat 2014-2018

2.5 Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Implementasi TPB di Indonesia untuk pencapaian 17 goals


dengan mengembangkan indikator TPB sebanyak 169 target dan 319
indikator yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten dan kota sesuai dengan
kewenangannya yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
2014 tentang pemerintah daerah. Jumlah Indikator TPB berdasarkan
Urusan dan Kewenangannya 319 indikator dan pembagian Indikator-
indikator SDGs dibagi dalam 4 (empat) kewenangan, meliputi :
- Jumlah indikator yang menjadi kewenangan pusat: 308
- Jumlah indikator yang menjadi kewenangan provinsi: 235
- Jumlah indikator yang menjadi kewenangan kabupaten: 220
- Jumlah indikator yang menjadi kewenangan kota: 222

Selain wewenang, beberapa faktor yang menentukan jumlah


indikator TPB yang menjadi kewajiban daerah adalah kekhususan
indikator, kondisi geografis dan ketentuan indikator RPJMD.
Kabupaten Lahat telah mulai melakukan penilaian dan analisis
capaian indikator TPB yang terbagi dalam 4 (empat) kategori :
- Indikator TPB yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai
target / SS
- Indikator TPB yang sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai
target / SB
- Indikator TPB tidak ada target / TT
- Indikator TPB yang tidak ada / belum ada data / NA

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data


menunjukkan bahwa indikator TPB di kabupaten Lahat yang telah
dilaksanakan dan mencapai target baru mencapai 5% (9 indikator)
dari total 164 indikator yang menjadi kewenangan Kabupaten.
Berikut komposisi secara keseluruhan terhadap capaian TPB di
kabupaten Lahat.

Grafik 2.15
Proporsi Capaian TPB Kabupaten Lahat

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018

2.5.1 Pelaksanaan TPB di Kabupaten Lahat

Indikator TPB sebanyak 220 indikator yang menjadi


kewenangan kabupaten telah dilaksanakan oleh Kabupaten Lahat
sebanyak 164 indikator, dimana 9 indikator telah mencapai target
nasional yang ditetapkan dalam Perpres 59 Tahun 2017. Sedangkan
44 indikator sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai target
nasional, 28 indikator sudah dilaksanakan tetapi belum ada target
dan 83 indikator belum ada datanya.
Pengkategorian hasil capaian tersebut bertujuan untuk
memetakan isu strategis apa saja yang perlu mendapatkan perhatian
dalam pencapaian tujuan pembangunan di kabupaten Lahat pada
periode RPJMD berikutnya yaitu 2019-2023. Isu strategis yang perlu
mendapatkan perhatian utama adalah target-target dalam indikator
TPB yang sudah dilaksanakan belum tercapai, indikator yang belum
dilaksanakan dan indikator yang tidak ada datanya. Capaian
indikator TPB Kabupaten Lahat terhadap target nasional diperoleh
masing-masing capaian sebagai berikut.

a) Target TPB yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai


target (SS)
Secara keseluruhan yang masuk dalam kategori ini sebanyak 9
indikator atau 5% dari keseluruhan target yang dikaji dalam
kewenangan kabupaten. Capaian paling tinggi dicapai oleh tujuan
4 yaitu menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata
serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk
semua sebanyak 6 indikator telah dilaksanakan dan sudah
mencapai target. Sedangkan pencapaian terbesar selanjutnya
adalah tujuan 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera sebanyak 3
indikator. Berikut grafik indikator capaian masing-masing tujuan
yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target.

Grafik 2.16
Capaian TPB yang sudah dilaksanakan dan mencapai target

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD Kabupaten Lahat, 2018


- II.130 -

b) Target TPB yang sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai


target (SB)

Secara keseluruhan yang masuk dalam kategori ini sebanyak 44


indikator atau 27% dari keseluruhan target yang dikaji dalam
kewenangan kabupaten. Indikator paling banyak dalam kategori
ini adalah oleh tujuan 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera
sebanyak 14 indikator, tujuan 1 yaitu tanpa kemiskinan
sebanyak 8 indikator, tujuan 2 yaitu tanpa kelaparan dan tujuan
6 air bersih dan sanitasi masing-masing sejumlah 6 indikator,
tujuan 16 yaitu perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
kokoh sebanyak 3 indikator, tujuan 4 yaitu pendidikan
berkualitas dan tujuan 8 yaitu pertumbuhan ekonomi dan
pekerjaan yang layak masing-masing 2 indikator, dan tujuan 5
yaitu kesetaraan gender, tujuan 10 yaitu mengurangi
kesenjangan, tujuan 12 yaitu pola produksi dan konsumsi
berkelanjutan masing-masing sebanyak 1 indikator yang telah
dilaksanakan tetapi belum mencapai target. Berikut grafik
indikator capaian masing-masing tujuan yang sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target.

Grafik 2.17
Capaian TPB yang sudah dilaksanakan dan
belum mencapai target

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018


c) Target TPB yang memiliki data tetapi belum memiliki target
(TT)
Indikator ini selama ini telah memiliki data pada masing-masing
OPD dan sudah dilaksanakan, tetapi berdasarkan Perpres Nomor 59
Tahun 2017 tentang tujuan pembangunan berkelanjutan belum
ditetapkan target secara nasional. Secara keseluruhan yang
masuk dalam kategori ini sebanyak 28 indikator atau 17 % dari
keseluruhan target yang dikaji dalam kewenangankabupaten.
Indikator paling banyak dalam kategori ini adalah oleh tujuan 16
yaitu perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kokoh
sebanyak 7 indikator. Selanjutnya indikator terbanyak berikutnya
adalah tujuan 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera sebanyak 6
indikator, tujuan 17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan
sebanyak 5 indikator, tujuan 2 yaitu tanpa kelaparan dan tujuan
4 yaitu pendidikan berkualitas masing –masing sebanyak 4
indikator, tujuan 8 yaitu pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan
layak dan tujuan 10 yaitu mengurangi kesenjangan masing-
masing sebanyak 1 indikator. Berikut grafik indikator capaian
masing-masing tujuan yang memiliki data dan belum memiliki
target.

Grafik 2.18
Capaian TPB yang memiliki data dan belum memiliki target

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018


d) Target TPB yang belum ada data

Indikator ini tidak ada data yang dapat mendukung penjelasan


capaiannya. Secara keseluruhan yang masuk dalam kategori ini
sebanyak 83 indikator atau 51% dari keseluruhan target yang
dikaji dalam kewenangan kabupaten. Indikator paling banyak
kategori ini adalah oleh tujuan 3 yaitu kehidupan sehat dan
sejahtera sebanyak 15 indikator. Selanjutnya indikator terbanyak
berikutnya adalah indikator tujuan 1 yaitu tanpa kemiskinan
sebanyak 10 indikator, tujuan 6 yaitu air bersih dan sanitasi
layak sebanyak 8 indikator, tujuan 8 yaitu pertumbuhan
ekonomi dan pekerjaan layak dan tujuan 11 yaitu kota dan
pemukiman yang berkelanjutan masing-masing sebanyak 7
indikator, tujuan 2 yaitu tanpa kelaparan dan tujuan 16 yaitu
perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kokoh masing-
masing sebanyak 6 indikator, tujuan 9 yaitu infrastruktur,
industri dan inovasi dan tujuan 10 yaitu mengurangi
kesenjangan masing-masing sebanyak 5 indikator, tujuan 5 yaitu
kesetaraan gender sebanyak 4 indikator, tujuan 12 yaitu pola
produksi dan konsumsi berkelanjutan dan tujuan 15 yaitu
pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan
masing-masing sebanyak 3 indikator, tujuan 13 yaitu
penanganan perubahan iklim dan tujuan 17 yaitu kemitraan
untuk mencapai tujuan masing-masing sebanyak 2 indikator.

Grafik 2.19
Capaian TPB yang tidak memiliki data

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018


Secara keseluruhan menurut kategori dan jumlah total indikator
yang digunakan dalam analisis capaian tujuan TPB di Kabupaten
Lahat dapat dilihat pada tabel 2.92.

Tabel 2.92
Capaian TPB Kabupaten Lahat Terhadap Target Nasional
Tujuan Pembangunan Jumlah Dilaksanakan Dilaksanakan Ada Data tidak Tidak ada
Berkelanjutan Indikator Mencapai Belum Target Ada Target data (NA)
Target (SS) (SB) (TT)
1: Tanpa Kemiskinan 18 0 8 0 10
2: Tanpa Kelaparan 16 0 6 4 6
3: Kehidupan Sehat 38 3 14 6 15
dan Sejahtera
4: Pendidikan Berkualitas 12 6 2 4 0
5: Kesetaraan Gender 5 0 1 0 4
6 : Air Bersih dan 14 0 6 0 8
Sanitasi Layak
7 : Menjamin Akses 0 0 0 0 0
Energi
8 : Pertumbuhan
Ekonomi dan 10 0 2 1 7
Pekerjaan Layak
9 : Infrastruktur, Industri 5 0 0 0 5
dan Inovasi
10 : Mengurangi 7 0 1 1 5
Kesenjangan
11: Kota & Permukiman
7 0 0 0 7
Berkelanjutan
12: Pola Produksi dan
Konsumsierkelanjutan 4 0 1 0 3

13: Penanganan 2 0 0 0 2
Perubahan Iklim
14: Konservasi dan
Pemanfaatan Sumber 0 0 0 0 0
Daya Laut, Samudera
dan Maritim
15: Pelestarian dan 3 0 0 0 3
Pemanfaatan
Berkelanjutan
Ekosistem Daratan
16: Perdamaian, 16 0 3 7 6
Keadilan dan
Kelembagaan yang
Kokoh
17 : Kemitraan untuk 7 0 0 5 2
Mencapai Tujuan

JUMLAH 164 9 44 28 83
Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018

Berdasarkan penilaian capaian TPB indikator pembangunan di


Kabupaten Lahat terhadap target nasional, maka terdapat 2 TPB
yang memiliki indikator yang di analisis terbanyak dan juga memiliki
target yang telah tercapai terbanyak yaitu:
- Tujuan 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dengan total
indikator yang dinilai sebanyak 38 indikator dengan capaian yang
telah dilaksanakan dan mencapai target sebanyak 3 indikator.
- Tujuan 4 yaitu pendidikan berkualitas dengan total indikator
yang dinilai sebanyak 12 indikator dan sebanyak 6 indikator telah
dilaksanakan dan mencapai target.

Sedangkan untuk tujuan 7 yaitu menjamin akses energi serta tujuan


14 yaitu konservasi dan pemanfataan sumber daya laut, samudera
dan maritim belum ada indikator yang dicapai dikarenakan kondisi
kabupaten Lahat tidak mendukung untuk kedua tujuan tersebut.
Sedangkan indikator TPB yang belum memiliki data sebanyak 83
indikator dengan indikator terbanyak yang belum memiliki data
adalah tujuan 3 (kehidupan sehat dan sejahtera) dan tujuan 1 (tanpa
kemiskinan) masing-masing 15 dan 10 indikator. Kelompok indikator
TPB yang memiliki data tetapi belum terdapat target dalam peraturan
Presiden Nomor 59 tahun tahun 2017 tentang tujuan pembangunan
berkelanjutan sebanyak 28 indikator, dengan indikator terbanyak
terdapat dalam tujuan 16 yaitu perdamaian, keadilan dan
kelembagaan yang kokoh serta tujuan 3 yaitu kehidupan sehat dan
sejahtera masing-masing 7 dan 6 indikator.

Grafik 2.20
Capaian TPB Kabupaten Lahat

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD Kabupaten Lahat, 2018


2.5.2 Capaian Indikator TPB pada Organisasi Perangkat Daerah

Berdasar pada hasil analisis tiap indikator Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan di kabupaten Lahat dengan total
sebesar 164 indikator yang terdiri dari 4 pencapaian yakni
tercapainya target nasional (SS), indikator sudah dilaksanakan
namun belum mencapai target nasional (SB), indikator ada data
tetapi belum ada dalam target (TT) serta belum terdapat data terkait
(NA). Capaian indikator Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada
setiap pilar yaitu sebagai berikut :

a) Capaian Indikator TPB Pilar Sosial


Pilar sosial mencakup lima tujuan pada pembangunan
berkelanjutan, yaitu Tujuan 1, Tujuan 2, Tujuan 3, Tujuan 4, dan
Tujuan 5. Total untuk pilar sosial adalah sebanyak 89 indikator.

Tabel. 2.93
Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah Pada Pilar Sosial
No Instansi Jumlah Ada Ada tidak Ada tidak Tidak ada
tercapai tercapai ada target data (NA)
target (SS) target (SB) (TT)

1 Dinas Pendidikan 14 6 3 4 1
dan Kebudayaan
2 Dinas Kesehatan 41 3 15 9
14
3 Dinas Sosial 9 0 1 0 8
4 Dinas 5 0 0 1 4
Kependudukan
dan Catatan Sipil
5 Dinas 5 0 4 0 1
Pengendalian
Penduduk dan KB
6 Badan Ketahanan 4 0 2 2 0
Pangan
7 Badan 7 0 0 0 7
Penanggulangan
Bencana Daerah
8 Badan Kesatuan 1 0 0 0 1
Bangsa dan Politik
9 Badan 1 0 1 0 0
Kepegawaian dan
Pengembangan
SDM
10 Dinas Perumahan 2 0 2 0 0
Rakyat Kawasan
Pemukiman dan
Pertanahan
89 3 27 16 36

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018


Berdasarkan tabel tersebut, ada 10 Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang memiliki wewenang dalam pilar sosial. Dari total 89
indikator di pilar sosial, terdapat 3 indikator atau 3 % yang
mencapai target nasional dalam RPJMD kabupaten Lahat.
Sebanyak 27 indikator atau 31 % belum mencapai target nasional.
Sementara itu, sebanyak 16 indikator atau 18 % indikator yang
ada data tetapi tidak memilik target dan 36 indikator atau 41%
tidak memiliki data. Capaian OPD tehadap Pilar sosial disajikan
dalam grafik 2.21.

Grafik 2.21
Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
terhadap Pilar Sosial

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018

b) Capaian Indikator TPB Pilar Ekonomi


Pilar ekonomi mencakup lima tujuan pada pembangunan
berkelanjutan, yaitu Tujuan 7, Tujuan 8, Tujuan 9, Tujuan 10,
dan Tujuan 17. Total untuk pilar ekonomi adalah sebanyak 35
indikator. Capaian indikator TPB pilar ekonomi berdasarkan
masing- masing organisasi perangkat daerah disajikan pada tabel
berikut.
Grafik 2.22
Capaian TPB Perangkat Daerah
Terhadap Pilar Ekonomi

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018

Tabel 2.94
Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
pada Pilar Ekonomi
No Instansi Jumlah Ada tercapa Ada tidak Ada tidak Tidak
target (SS) tercapai ada target ada data
target (SB) (TT) (NA)
1 Dinas Pendidikan 1 0 0 0 1
dan Kebudayaan
2 Dinas 5 0 0 0 5
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
3 Dinas Komunikasi 8 0 3 5 0
dan Informatika
4 Dinas Perdagangan 3 0 3 0 0
5 Dinas Pariwisata 5 0 2 3 0
6 Dinas Polisi Pamong 1 0 0 1 0
Praja dan Damkar
7 Badan Kesatuan 1 0 1 0 0
Bangsa dan Politik
8 Badan Keuangan 5 0 2 0 3
Daerah
9 Dinas Koperasi dan 2 0 2 0 0
UKM
10 Dinas Perhubungan 4 0 0 0 4
35 0 13 9 13
Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018
Berdasarkan tabel di atas, ada 10 Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang memiliki wewenang dalam pilar ekonomi. Dari total 35
indikator di pilar ekonomi, tidak ada indikator atau 0 % yang
mencapai target nasional. Sebanyak 13 indikator atau 38 %
belum mencapai target nasional. Sementara itu, sebanyak 9
indikator atau 26 % indikator memiliki data dan tidak ada target
serta 13 indikator atau 38 % tidak memiliki data.

c) Capaian Indikator TPB Pilar Lingkungan

Pilar lingkungan mencakup enam tujuan pada pembangunan


berkelanjutan, yaitu Tujuan 6, Tujuan 11, Tujuan 12, Tujuan 13,
Tujuan 14 dan Tujuan 15. Total untuk pilar lingkungan adalah
sebanyak 30 indikator.

Tabel 2.95
Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
Pada Pilar Lingkungan

No Instansi Jumlah Ada tercapa Ada tidak Ada tidak Tidak


target (SS) tercapai ada target ada data
target (SB) (TT) (NA)
1 Badan 8 0 0 0
Penanggulangan 8
Bencana Daerah
2 Dinas 15 0 6 0
Lingkungan 9
Hidup
3 Dinas 11 0 3 1 7
Perumahan
Rakyat Kawasan
Pemukiman dan
Pertanahan
Jumlah 34 0 9 1 24
Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD Kabupaten Lahat, 2018

Capaian perangkat daerah terhadap pilar lingkungan yaitu ada


3 Perangkat Daerah yang memiliki wewenang dalam pilar
lingkungan dengan total 34 indikator terdiri dari tidak ada indikator
atau 0% yang mencapai target, 9 indikator atau 27 % yang belum
mencapai target nasional yaitu 6 indikator dari DLH dan 3 indikator
dari DPRKPP. Selanjutnya ada 24 indikator atau 71% yang tidak
terdapat data dan 1 indikator atau 2% ada data tetapi belum tidak
memiliki target. Perangkat daerah yang memiliki target indikator
TPB paling banyak untuk pilar lingkungan adalah Dinas
Lingkungan Hidup dengan target 15 indikator yang terdiri dari 6
indikator sudah terlaksana tetapi belum mencapai target nasional
dan 9 indikator tidak ada data.

Grafik 2.23
Capaian Indikator TPB Perangkat Daerah
Terhadap Pilar Lingkungan

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018

d) Capaian Indikator TPB Pilar Hukum dan Tata Kelola

Pilar hukum dan tata kelola mencakup satu tujuan pada


pembangunan berkelanjutan, yaitu Tujuan 16 yaitu perdamaian,
keadilan dan kelembagaan yang kokoh. Total untuk pilar hukum
dan tata kelola adalah sebanyak 16 indikator. Capaian indikator
TPB pilar hukum dan tata kelola berdasarkan masing-masing
organisasi perangkat daerah disajikan pada tabel 2.96.
- II.140 -

Tabel 2.96
Capaian Indikator TPB Pada Pilar Hukum dan Tata Kelola

No Instansi Jumlah Ada tercapai Ada tidak Ada tidak Tidak ada
target (SS) tercapai ada target data (NA)
target (SB) (TT)
1 Dinas 3 0 1 0 2
Kependudukan
dan Catatan Sipil
2 Dinas 1 0 0 0 0
Komunikasi dan
Informatika
3 Dinas Polisi 5 0 5 0 0
Pamong Praja
dan DAMKAR
4 Badan Penelitian 1 0 1 0 0
dan
Pengembangan
Daerah
5 Badan Kesatuan 1 0 1 0 0
Bangsa dan
Politik
6 Badan 1 0 1 0 0
Kepegawaian dan
Pengembangan
SDM
7 Badan Keuangan 4 0 2 0 2
Daerah
16 0 11 0 4
Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018

Berdasarkan tabel di atas, ada 7 Organisasi Perangkat Daerah


(OPD) yang memiliki wewenang dalam pilar hukum dan tata kelola.
Dari total 16 indikator di hukum dan tata kelola, tidak ada indikator
atau 0 % yang mencapai target. Sementara 4 indikator atau 25 %
tidak memiliki data, diantaranya berada di bawah wewenang BKD
dan DISDUKCAPIL. Sedangkan sisanya 11 indikator atau 75 % ada
data tetapi belum menjadi target.

Grafik 2.24
Capaian TPB Perangkat Daerah Terhadap Pilar Hukum dan Tata
Kelola

Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018


2.5.3 Anggaran Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Realisasi anggaran selama 1 (satu) tahun terakhir untuk


pencapaian TPB dari 20 (dua puluh) Perangkat Daerah di Kabupaten
Lahat mencapai 168.417.739.613,00. Kontributor alokasi anggaran
terbesar selama 1 (satu) tahun pencapaian TPB dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mencapai
117.892.417.730,00 atau sekitar 70% dari total alokasi anggaran
TPB. OPD lain yang memberikan kontribusi signifikan dalam
pencapaian TPB adalah Dinas Kesehatan yang mencapai
42.556.755.734,00 atau 26% dari total alokasi anggaran TPB.

Tabel 2.97
Anggaran Pencapaian TPB pada Perangkat Daerah

Ada Ada tidak Tidak Ada Alokasi Anggatan


Perangkat Daerah Jumlah tercapai tercapai ada data tidak Tahun 2017
Indikator target target (SB) (NA) ada
(SS) target
(TT)
Dinas Pendidikan dan 15 6 3 4 2 117.892.417.730,00
Kebudayaan
Dinas Kesehatan 41 3 15 9 14 42.556.755.734,00
Dinas Sosial 9 0 1 0 8 520.475.445,00
Dinas Kependudukan 8 0 1 1 6 480.765.455,00
dan Catatan Sipil
Dinas Pemberdayaan 5 0 0 0 5 -
Masyarakat dan Desa
Dinas Pengendalian 5 0 4 0 1 606.941.665,00
Penduduk dan Keluarga
Berencana
Dinas Komunikasi dan 9 0 3 5 1 570.423.776,00
Informatika
Dinas Perdagangan 3 0 3 0 0 528.318.040,00
Dinas Pariwisata 5 0 2 3 0 438.779.664,00
Dinas Polisi Pamong 6 0 5 1 0 304.383.768,00
Praja dan DAMKAR
Dinas Ketahanan 4 0 2 2 0 398.150.111,00
Pangan
Dinas Lingkungan 15 0 6 0 9 704.147.231,00
Hidup
Dinas Perumahan 13 0 5 1 7 840.987.665,00
Rakyat Kawasan
Pemukiman dan
Pertanahan
Dinas Perhubungan 4 0 0 0 4 -
Dinas Koperasi dan 2 0 2 0 0 530.778.345,00
UKM
Badan Keuangan 9 0 4 0 5 654.341.776,00
Daerah
Badan Kepegawaian 2 0 2 0 0 678.990.887,00
dan Pengembangan
SDM
Badan Kesatuan 3 0 2 0 1 780.667.990,00
Bangsa dan Politik
Daerah
Badan Penanggulangan 10 0 0 0 10 -
Bencana Daerah
Badan Penelitian dan 1 0 1 0 0 450.889.776,00
Pengembangan Daerah
Total 164 9 61 26 73 168.417.739.613,00
Sumber: Analisis Tim KLHS RPJMD kabupaten Lahat, 2018
2.5.4 Capaian Indikator TPB Berdasarkan Pilar

a) Capaian Indikator TPB Pada Pilar Sosial


Pilar sosial mencakup lima tujuan pada pembangunan
berkelanjutan, yaitu Tujuan 1, Tujuan 2, Tujuan 3, Tujuan 4, dan
Tujuan 5. Capaian indikator TPB pilar sosial dapat di lihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel. 2.98
Capaian Indikator TPB Pada Pilar Sosial

Target TPB Indikator Capaian Capaian Status


Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
1.2 Pada tahun 2030, 1.2.1* Persentase 14,18% 16,15% 9,80% Belum
mengurangi setidaknya penduduk yang tercapai
setengah proporsi laki- hidup di bawah garis
laki, perempuan dan kemiskinan nasional
anak-anak dari semua menururt jenis
usia yang hidup dalam kelamin dan
kemiskinan di semua kelompok umur
dimensi sesuai dengah
definisi nasional

1.3 Menerapkan secara 1.3.1.(a) Proporsi 95% 65% 95% Belum


nasional sistem dan peserta jaminan tercapai
upaya perlindungan kesehatan melalui
sosial yang tepat bagi SJSN bidang
semua, termasuk Kesehatan
kelompok yang paling 1.3.1.(c) Persentase N/A N/A 17,12% Tidak
miskin, dan pada penyandang ada data
tahun 2030 mencapai disabilitas yang
cakupan substansial miskin dan rentan
bagi kelompok miskin yang terpenuhi hak
dan rentan dasarnya dan
inklusivitas
1.3.1.(d) Jumlah 148.325
rumah tangga yang 35.745 2,8 juta Belum
mendapatkan tercapai
bantuan tunai
bersyarat /program
keluarga harapan.

1.4 Pada tahun 2030, 1.4.1.(a) Persentase 15,00% 5,00% 70,00% Belum
menjamin bahwa perempuan pernah tercapai
semua laki-laki dan kawin umur 15-49
perempuan khususnya tahun yang proses
masyarakat miskin dan melahirkannya di
rentan, memiliki hak fasilitas kesehatan
yang sama terhadap
sumber daya ekonomi 1.4.1.(b) Persentase 40,00% 36,50% 63,00% Belum
serta akses terhadap anak umur 12-23 tercapai
pelayanan dasar, bulan yang
kepemilikan dan menerima imunisasi
kontrol atas tanah dan dasar lengkap
bentuk kepemilikan 1.4.1.(c) Prevalensi N/A N/A 65,00% Tidak
lain,warisan, sumber penggunaan metode ada data
daya alam, teknologi kontrasepsi (CPR)
baru, dan jasa semua cara pada
keuangan yang tepat pasangan usia
termasuk keuangan subur(PUS) usia 15-
mikro 49 tahun yang
berstatus kawin
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
1.4.1.(d) Persentase 33,54% 32,50% 40% Belum
rumah tangga yang tercapai
memiliki akses
terhadap layanan
sumber air minum
layak dan
berkelanjutan
1.4.1.(e) Persentase 80% 69% 100% Belum
rumah tangga yang tercapai
memiliki akses
terhadap layanan
sanitasi layak dan
berkelanjutan
1.4.1.(g) Angka 93,74% 93,30% 94,78% Belum
partisipasi murni tercapai
(APM)
SD/MI/Sederajat
1.4.1.(h) Angka 97,68% 97,60% 82,20% Tercapai
partisipasi murni
(APM)
SMP/MTs/Sederajat
1.4.1.(i) Persentase 90% 86% 77,40% Tercapai
penduduk umur 0-
17 tahun dengan
kepemilikan akta
kelahiran
1.5 Pada tahun 2030, 1.5.1* Jumlah N/A N/A tidak ada Tidak
membangun ketahanan korban meninggal, dalam ada data
masyarakat miskin dan hilang dan terkena lampiran
mereka yang berada dampak bencana per perpres
dalam kondisi rentan 100.00 orang 59/2017
dan mengurangi 1.5.1.(a) Jumlah 4 2 39 Belum
kerentanan mereka lokasi penguatan Daerah Tercapai
terhadap kejadian pelingkungan dan
ekstrim terkait iklim ngurangan risiko
dan guncangan bencana daerah
ekonomi, sosial, 1.5.1.(b) Pemenuhan N/A N/A 151.000 Tidak
bencana kebutuhan dasar jiwa ada data
korban bencana
sosial

1.5.1.(c) N/A N/A 81.500 Tidak


Pendampingan jiwa ada data
psikososial korban
bencana sosial
1.5.1.(e) Indeks
risiko bencana pada N/A 162 118,6 Belum
pusat-pusat tercapai
pertumbuhan yang
berisiko tinggi
1.5.2.(a) Jumlah N/A N/A tidak ada Tidak
kerugian ekonomi dalam ada data
langsung akibat lampiran
bencana perpres
59/2017
1.5.3* Dokumen N/A N/A tidak ada Tidak
strategi pengurangan dalam ada data
risiko bencana (PRB) lampiran
tingkat nasional dan perpres
daerah 59/2017
2.1 Pada tahun 2030 2.1.1* Prevalensi 16,38% 13,00% tidak ada Ada data
menghilangkan ketidakcukupan dalam tetapi
kelaparan dan konsumsi pangan lampiran tidak
menjamin akses bagi (prevalence Of Under perpres memiliki
semua orang, nourishment) 59/2017 target
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
khususnya orang 2.1.1.(a) Prevalensi N/A N/A 17% Tidak
miskin dan mereka kekurangan gizi ada data
yang berada dalam (under weight) pada
kondisi rentan, anak balita
termasuk bayi, 2.1.2* Prevalensi N/A N/A tidak ada Tidak
terhadap makanan penduduk dengan dalam ada data
yang aman, bergizi dan kerawanan pangan lampiran
cukup sepanjang tahun sedang atau berat, perpres
berdasarkan pada 59/2017
skala pengalaman
kerawanan pangan
2.1.2.(a) Proporsi 16,38% 12% 8,50% Belum
penduduk dengan tercapai
asupan kalori
minimum di bawah
1400
kkal/kapita/hari

2.2 Pada tahun 2030 2.2.1* Prevalensi 30% 28,20% Ada data
menghilangkan segala stunting (pendek dan tidak ada tetapi
bentuk kekurangan gizi sangat pendek) pada dalam tidak
termasuk pada tahun anak di bawah lima lampiran memiliki
2025 mencapai target tahun/balita perpres target
yang disepakati secara 59/2017
internasional untuk 2.2.1(a) Prevalensi 28% 16,60% 28% Belum
anak pendek dan stunting (pendek dan tercapai
kurus di bawah usia 5 sangat pendek) pada
tahun dan anak di bawah dua
memenuhikebutuhan tahun/baduta
gizi remaja perempuan,
ibu hamil dan
menyusui, serta 2.2.2* Prevalensi 50% 32% tidak ada Ada data
manula malnutrisi (berat dalam tetapi
badan/tinggi badan) lampiran tidak
anak pada usia perpres memiliki
kurang kurang dari 5 59/2017 target
tahun, berdasarkan
tipe
2.2.2.(a) Prevalensi 5,10% 1,10% 28% Belum
anemia pada ibu tercapai
hamil
2.2.2.(b) Persentase 50% 61,80% 50% Tercapai
bayi usia kurang dari
6 bulan yang
mendapatkan ASI
eksklusif
2.2.2.(c) Kualitas N/A N/A Skor PPH Tidak
konsumsi pangan 92,5; ada data
yang diindikasikan tingkat
oleh skor pola konsumsi
pangan harapan ikan 54,5
(PPH) mencapai; dan kg/kapita
tingkat komsumsi /hari
ikan

3.1 Pada tahun 2030 3.1.1* Angka 306


Belum
mengurangi rasio kematian ibu (AKI) orang 2 orang 306 orang
tercapai
angka kematian ibu
hingga 70 per 100.000 3.1.2* Proporsi 95 % 41% 95% Belum
kelahiran hidup perempuan pernah tercapai
kawin umur 15-49
tahun yang proses
melahirkan
terakhirnya ditolong
oleh tenaga
kesehatan terlatih
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
3.1.2(a) Persentase 85% 45% 85%
perempuan pernah
kawin 15-49 tahun
yang proses Belum
melahirkan tercapai
terakhirnya di
fasillitas kesehatan

3,2 Pada tahun 2030 N/A N/A tidak ada Tidak


3.2.1* Angka
mengakhiri kematian dalam ada data
kematian balita
bayi baru lahir dan lampiran
(Akba) per 1000
balita dapat dicegah perpres
kelahiran hidup
dengan seluruh negara 59/2017
berusaha menurunkan 3.2.2* Angka N/A N/A tidak ada Tidak
angka kematian kematian neonatal dalam ada data
neonatal setidaknya per 1000 kelahiran lampiran
hingga 12 per 1000 KH hidup perpres
(kelahiran hidup) dan 59/2017
angka kematian balita
25 per 1000 24 orang 1 orang 24 orang Tahun
3.2.2.(a) Angka
2018
kematian bayi (AKB)
berjumla
per 1000 kelahiran
h2
hidup
orang
3.2.2.(b) Persentase 95% 95% 95% Tercapai
kabupaten/kota
yang mencapai 80%
imunisasi dasar
lengkap pada bayi

3.3 Pada tahun 2030 3.3.1.(a) Prevalensi 0,5% 4% 0,5% Belum


mengakhiri epidemi HIV pada populasi tercapai
AIDS , tuberkolosis, dewasa
malaria, dan penyakit 3.3.2(a) Insiden 245 1218 245 orang Tercapai
tropis yang terabaikan tuberkulosis (ITB) orang orang
dan memerangi per 100.000
hepatitis, penyakit penduduk
bersumber air, serta 3.3.3.* Kejadian 0,1 API 0,19 API tidak ada Ada data
penyakit menular Malaria per 1000 dalam tetapi
lainnya orang lampiran tidak
perpres memiliki
59/2017 target
3.3.3.(a) Jumlah N/A N/A 300 Tidak
kabupaten/kota Kab/kota
ada data
yang mencapai
eliminasi malaria
3.3.4.(a) Persentase N/A N/A tidak ada Tidak
kabupaten/kota dalam ada data
yang melakukan lampiran
deteksi untuk infeksi
perpres
hepatitis B
59/2017
3.3.5* Jumlah orang 17 orang 13 orang 17 orang Belum
yang memerlukan tercapai
intervensi terhadap
penyakit tropis yang
terabaikan (filariasis
dan kusta)
3.3.5.(a) Jumlah N/A N/A tidak ada Tidak
provinsi dengan dalam ada data
eliminasi kusta lampiran
perpres
59/2017
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
3.3.5(b) Jumlah N/A N/A 35 daerah Tidak
kabupaten/kota ada data
dengan eliminasi
filariasis (berhasil
lolos dalam survey
penilaian transmisi
tahap I)

3.4 Pada tahun 2030 3.4.1.(a) Persentase N/A N/A 5,4% Tidak
mengurangi hingga merokok pada ada data
sepertiga angka penduduk umur < 18
kematian dini akibat tahun
penyakit tidak
menular, melalui 3.4.1.(b) Prevalensi 24,3% 15,4% 24,3% Belum
pencegahan dan tekanan darah tinggi tercapai
pengobatan, serta
meningkatkan 3.4.1.(c) Prevalensi 15,4% 4% 15,4% Belum
kesehatan mental dan obesitas pada tercapai
kesejahteraan penduduk > 18
tahun

3.4.2* Angka N/A N/A tidak ada Tidak


kematian (insidens dalam ada data
rate) akibat bunuh lampiran
diri
perpres
59/2017
3..4.2.(a) Jumlah 280 PKM 33 PKM 280 PKM Belum
kabupaten/kota tercapai
yang memiliki
puskesmas yang
menyelenggarakan
upaya kesehatan
jiwa

3.5 Memperkuat 3.5.1.(e) Prevalensi 0,02% 5% 0,02% Belum


pencegahan dan penyalahgunaaan tercapai
pengobatan narkoba
penyalahgunaan
narkotika dan 3.5.2* Konsumsi 30 orang 21 orang tidak ada Ada data
penggunaan alkohol alkohol (liter per dalam tidak
yang membahayakan kapita) oleh lampiran memiliki
penduduk umur > 15 perpres target
tahun dalam satu 59/2017
tahun terakhir

3.7 Pada tahun 2030, 3.7.1* Proporsi 66% 76,98% 66% Tercapai
menjamin akses perempuan usia
univesal terhadap reproduksi (15-49
layanan kesehatan tahun) atau
seksual dan pasangannya yang
reproduksi, termasuk memiliki kebutuhan
keluarga keluarga berencana
berencana,infomasi dan menggunakan
dan pendidikan dan alat kontrasepsi
integrasi kesehatan metode modern
reproduksi ke dalam
strategi dan program 3.7.1.(a) Angka 65% 76,98% 65% Tercapai
nasional prevalensi
penggunaan metode
kontrasepsi (CPR)
semua cara pada
pasangan usia subur
(PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus
kawin
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
3.7.1.(b) Angka 23,5% 24,50 23,5% Tercapai
penggunaan metode
kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) cara
modern

3.7.2* Angka N/A N/A 38% Tidak


kelahiran pada ada data
perempuan umur 15-
19 tahun (age
specific fertility rate)

Total fertility rate N/A N/A 2,28 Tidak


(TFR) ada data

3.8 Mencapai cakupan 3.8.1.(a) Unmeet N/A N/A 9,91% Tidak


kesehatan universal need pelayanan ada data
termasuk risiko kesehatan
keuangan akses
terhadap pelayanan 3.8.2* Jumlah N/A N/A tidak ada Tidak
kesehatan dasar yang penduduk yang dalam ada data
baik dan akses dicakup asuransi lampiran
terhadap obat-obatan asuransi kesehatan
perpres
dan vaksin dasar yang atau sistem
aman, efektif, kesehatan 59/2017
berkualitas, dan masyarakat per 1000
terjangkau bagi semua penduduk
orang
3.8.2(a) Cakupan 95% 65% 95% Belum
jaminan kesehatan tercapai
nasional (JKN)

3.9 Pada tahun 2030 3.9.3(a) Proporsi N/A N/A tidak ada Tidak
secara signifikan kematian akibat dalam ada data
mengurangi jumlah keracunan lampiran
kematian dan
perpres
kesakitan akibat bahan
kimia berbahaya serta 59/2017
polusi dan kontaminasi
udara, air dan tanah

3.a Memperkuat 3.a.1* Persentase N/A N/A tidak ada Tidak


pelaksanaan the merokok pada dalam ada data
framework convention penduduk umur > 15 lampiran
tobacco control WHO di tahun
perpres
seluruh negara sebagai
59/2017
langkah yang tepat
3.b Mendukung 3.b.1.(a) Persentase 82% 73% tidak ada Ada data
penelitian dan ketersediaan obat dalam tidak
pengembangan vaksin dan vaksin di lampiran memiliki
dan obat penyakit Puskesmas perpres target
menular dan tidak 59/2017
menular yang terutama
berpengaruh terhadap
negara berkembang
menyediakan akses
terhadap obat dan
vaksin dasar yang
terjangkau sesuai the
Daha declaration
tentang the trips
agreement and public
health yang
menegaskan hak
negara berkembang
untuk menggunakan
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
secara penuh
ketentuan dalam
kesepakatan atas
aspek-aspek
perdagangan dari hak
kekayaan intelektual
terkait keleluasaan
untuk melindungi
kesehatan masyarakat
dan khususnya
menyediakan akses
obat bagi semua
3.c Meningkatkan 3.c.1* Kepadatan 80% 73% tidak ada Ada data
secara signifikan dan distribusi tenaga dalam tidak
pembiayaan kesehatan kesehatan lampiran memiliki
dan rekrutmen, perpres target
pengembangan, 59/2017
pelatihan, dan retensi
tenaga kesehatan di
negara berkembang,
khususnya negara
berkembang dan
negara berkembang
pulau kecil
4.1 Pada tahun 2030 4.1.1* Proporsi anak- 100% 99,1% tidak ada Ada data
menjamin bahwa anak remaja (a) pada dalam tidak
semua anak kelas 4, (b) tingkat lampiran memiliki
perempuan dan laki- akhir SD/kelas 6, (c) perpres target
laki menyelesaikan tingkat akhir 59/2017
pendidikan dasar dan SMP/kelas 9 yang
menengah tanpa di mencapai standar
pungut biaya, setara kemampuan
dan berkualitas yang minimum dalam: (i)
mengarah pada membaca, (ii)
capaian pembelajaran matematika
yang relevan dan efektif 4.1.1.(a) Persentase 84,2% 68,5% 84,2% Belum
SD/MI berakreditasi Tercapai
minimal B
4.1.1.(b) Persentase 81% 63,9% 81% Belum
SMP/MTs Tercapai
berakreditasi
minimal B
4.1.1.(d) Angka 100% 101,77% 100% Tercapai
partisipasi kasar
(APK) SD / MI /
sederajat
4.1.1.(e) Angka 100% 101,77% 100% Tercapai
partisipasi kasar
(APK) SMP / MTs /
sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata 8,8 10,2 8,8 tahun Belum
lama sekolah tahun tahun tercapai
penduduk umur > 15
tahun
4.2 Pada tahun 2030 4.2.2(a) Angka 77,2% 73,8% 70,06% Tercapai
menjamin bahwa Partisipasi kasar
semua anak (APK) pendidikan
perempuan dan laki- anak usia dini
laki memiliki akses (PAUD)
terhadap
pengembangan dan
pengasuhan
pendidikan pra sekolah
dasar yang berkualitas
sehingga mereka siap
untuk menempuh
pendidikan dasar
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
4.5 Pada tahun 2030 4.5.1* Rasio angka 4,2 0,8 4,2 Belum
menghilangkan partisipasi murni tercapai
disparitas gender (APM)
dalam pendidikan dan perempuan/laki-laki
menjamin akses yang di (1)SD / MI /
sama untuk semua sederajat; (2) SMP /
tingkat pendidikan dan MTs / sederajat; (3)
pelatihan kejuruan SMA / SMK / MA /
bagi masyarakat rentan sederajat; dan rasio
termasuk penyandang angka partisipasi
cacat, masyarakat kasar (APK)
penduduk asli, dan perempuan / laki-
anak-anak dalam laki di (4) perguruan
kondisi rentan tinggi

4.6 Pada tahun 2030 4.6.1(a) Persentase 96,1% 99,1% 96,1% Tercapai
menjamin bahwa angka melek aksara
semua remaja dan penduduk umur > 15
proporsi kelompok tahun
dewasa tertentu baik
laki-laki maupun 4.6.1(a) Persentase 96,1% 99,1% 96,1% Tercapai
perempuan memiliki angka melek aksara
kemampuan literasi penduduk umur 15-
dan numerasi 24 tahun dan umur
15-59 tahun

4.a Membangun dan 4.a.1* Proporsi 84,8% 81% tidak ada Ada data
meningkatkan fasilitas sekolah dengan dalam tidak
pendidikan yang ramah akses ke : (a) listrik lampiran memiliki
anak, ramah (b) internet untuk perpres target
penyandang cacat dan tujuan pengajaran (c) 59/2017
gender serta komputer untuk
menyediakan tujuan pengajaran
lingkungan belajar (d) infrastruktur dan
yang aman anti materi yang
kekerasan inklusif dan memadai bagi siswa
efektif bagi semua disabilitas (e) air
minum layak (f)
fasilitas sanitasi
dasar per jenis
kelamin (g) fasilitas
cuci tangan (terdiri
dari air, snitasi, dan
higienis bagi semua
(WASH)

4.c Pada tahun 2030 4.c.1.* Persentase 50% 40,6% tidak ada Ada data
secara signifikan guru TK, SD, SMA, dalam tidak
meningkatkan pasokan SMK, dan PLB yang lampiran memiliki
guru yang berkualitas, bersertifikat pendidik perpres target
termsuk melalui 59/2017
kerjasama
internasional dalam
pelatihan guru di
negara berkembang
terutama negara
kurang berkembang
dan negara
berkembang kepulauan
kecil
5.1 Mengakhiri segala 5.1.1*Jumlah N/A N/A 35 Tidak
bentuk diskriminasi kebijakan yang kebijakan ada data
terhadap kaum responsif gender
perempuan di mendukung
manapun pemberdayaan
perempuan
- II.150 -

Target TPB Indikator Capaian Capaian Status


Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
5.2 Menghapuskan 5.2.1.* Proporsi N/A N/A tidak ada Tidak
segala bentuk perempuan dewasa dalam ada data
kekerasan terhadap dan anak perempuan lampiran
kaum perempuan di (umur 15-64 tahun) perpres
ruang publik dan mengalami 59/2017
pribadi termasuk kekerasan (fisik,
perdagangan orang dan seksual, emosional)
ekploitasi seksual serta oleh pasangan atau
berbagai jenis mantan pasangan
eksploitasi lainnya dalam 12 bulan
terakhir
5.2.1 (a) Prevalensi 20,48% N/A 20,48% Tidak
kekerasan terhadap ada data
anak perempuan
5.2.2 * Proporsi N/A N/A tidak ada Tidak
perempuan dewasa dalam ada data
dan anak perempuan lampiran
(15-64 tahun) perpres
mengalami 59/2017
kekerasan seksual
oleh orang lain selain
pasangan dalam 12
bulan terakhir

5.2.2.(a) Persentase 70% N/A 70% Tidak


korban kekerasan ada data
terhadap perempuan
yang mendapat
layanan
komprehensif

5.3 Menghapuskan 5.3.1* Proporsi N/A N/A tidak ada Tidak


semua praktik perempuan umur dalam ada data
berbahaya seperti 20-24 tahun yang lampiran
perkawinan usia anak, berstatus kawin atau perpres
perkawinan dini paksa berstatus hidup 59/2017
serta sunat perempuan bersama sebelum
umur 15 tahun dan
sebelum umur 18
tahun

5.3.1.(a) Median usia 21 tahun N/A 21 tahun Tidak


kawin pertama ke atas ke atas ada data
perempuan pernah
kawin umur 25-49
tahun

5.3.1.(b) Angka N/A N/A Menurun Tidak


kelahiran pada menjadi ada data
perempuan umur 38 tahun
15-19 tahun (Age
specific fertility
rate/ASFR)

5.5 Menjamin 5.5.1* Proporsi kursi 16,6% 10% 16,6% Belum


partisipasi penuh dan yang diduduki tercapai
efektif dan kesempatan perempuan di
yang sama bagi parlemen tingkat
perempuan untuk pusat, parlemen
memimpin di semua tingkat daerah, dan
tingkat pengambilan pemerintah daerah
keputusan dalam
kehidupan politik, 5.5.2.* Proporsi 16,39% 5,73% 16,39% Belum
ekonomi dan perempuan yang tercapai
masyarakat berada di posisi
managerial
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
5.6 Menjamin akses 5.6.1.* Proporsi N/A N/A tidak ada Tidak
universal terhadap perempuan umur dalam ada data
kesehatan seksual dan 15-49 tahun yang lampiran
reproduksi dan hak membuat keputusan perpres
reproduksi seperti yang sendiri terkait 59/2017
telah disepakati sesuai hubungan seksual,
dengan Prgramme of penggunaan
Action of the kontrasepsi dan
International layanan kesehatan
Conference On reproduksi
Population and 5.6.1(a) Unmet need 9,9% N/A 9,9% Tidak
Development and the KB (kebutuhan ada data
Beijing Platform serta keluarga berencana
dokumen-dokumen /KB yang tidak
hasil reviu dari terpenuhi)
konferensi-konfrensi 5.6.1.(b) 85% N/A 85% Tidak
tersebut Pengetahuan dan ada data
pemahaman
pasangan usia subur
(PUS) tentang metode
kontrasepsi modern

Sumber : Analisis Tim KLHS Lahat, 2018

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa pilar sosial terdiri


dari 88 indikator yang terdiri dari 13 indikator yang atau 14,77%
sudah dilaksanakan dan mencapai target nasional, 29 indikator
atau 32,95% yang sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai
target nasional, 10 indikator atau 11,36% yang sudah di
laksanakan dan memiliki data tetapi belum memiliki target nasional,
36 indikator atau 40,90% yang belum memiliki data.

b) Capaian Indikator TPB Pada Pilar Ekonomi

Pilar ekonomi mencakup lima tujuan pada pembangunan


berkelanjutan, yaitu Tujuan 7, Tujuan 8, Tujuan 9, Tujuan 10, dan
Tujuan 17. Capaian indikator TPB pilar ekonomi disajikan pada
tabel berikut.
Tabel. 2.99
Capaian Indikator TPB Pada Pilar Ekonomi
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
8.1 Mempertahankan 8.1.1* Laju N/A 3,92% Tidak ada Ada data
pertumbuhan pertumbuhan PDB dalam tetapi belum
ekonomi per kapita per kapita lampiran memiliki target
sesuai dengan kondisi Perpres
nasional dan 59/2017)
khususnya
setidaknya 7 persen 8.1.1.(a) PBD per Lebih dari 37, 49 Lebih dari Belum
pertumbuhan produk kapita 50 juta / juta / 50 juta / tercapai
domestik bruto per tahun tahun tahun
tahun di negara
kurang berkembang

8.2 Mencapai tingkat 8.2.1* Laju N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
produktivitas yang pertumbuhan PDB dalam
lebih tinggi melalui per tenaga kerja / lampiran
diversifikasi, tingkat Perpres
peningkatan, dan pertumbuhan PDB 59/2017)
inovasi teknologi riil per orang
termasuk melalui bekerja per tahun
fokus pada sektor
yang memberi nilai
tambah tinggi dan
padat karya

8.3 Menggalakkan 8.3.1* Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
kebijakan lapangan kerja dalam
pembangunan yang informal sektor non lampiran
mendukung kegiatan pertanian, Perpres
produktif, berdasarkan jenis 59/2017)
penciptaan lapangan kelamin
kerja layak,
kewirausahaan 8.3.1.(a) Persentase 51% N/A 51% Tidak ada data
kreativitas dan tenaga kerja formal
inovasi dan
mendorong
8.3.1.(b) Persentase N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
formalisasi dan
tenaga kerja dalam
pertumbuhan usaha
informal sektor lampiran
mikro, kecil dan
pertanian Perpres
menengah termasuk
59/2017)
melalui akses
terhadap jasa
keuangan 8.3.1.(c) Persentase 25% 10% 25% Belum
akses UMKM (usaha tercapai
mikro, kecil dan
menengah) ke
layanan keuangan

8.5 Pada tahun 2030 8.5.1* Upah rata- N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
mencapai pekerjaan rata per jam pekerja dalam
tetap dan produktif lampiran
dan pekerjaan yang Perpres
layak bagi semua 59/2017)
perempuan dan laki-
laki termasuk bagi 8.5.2* Tingkat N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
pemuda dan pengangguran dalam
penyandang terbuka lampiran
difabilitas dan upah berdasarkan jenis Perpres
yang sama untuk kelamin dan 59/2017)
pekerjaan yang sama kelompok umur
nilainya
8.5.2.(a) Tingkat N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
setengah dalam
pengangguran lampiran
Perpres
59/2017)
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
8.6 Pada tahun 2020 8.6.1* Persentase N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
secara subtansial usia muda (15-24 dalam
mengurangi proporsi tahun) yang sedang lampiran
usia muda yang tidak sekolah, Perpres
tidak bekerja, tidak bekerja atau 59/2017)
menempuh mengikuti pelatihan
pendidikan atau (NEET)
pelatihan

8.9 Pada tahun 2030 8.9.1* Proporsi 8% 9,6% 8% Tercapai


menyusun dan kontribusi
melaksanakan pariwisata terhadap
kebijakan untuk PBD
mempromosikan
pariwisata 8.9.1.(a) Jumlah 20 juta 50 juta 20 juta Tercapai
berkelanjutan yang wisatawan jiwa jiwa jiwa
menciptakan mancanegara
lapangan kerja dan
mempromosikan
8.9.1.(b) Jumlah 60 juta 51,7 juta Tidak ada Ada data tidak
budaya dan produk
kunjungan jiwa jiwa dalam memiliki target
lokal
wisatawan lampiran
nusantara Perpres
59/2017)

8.9.1.(c) Jumlah Rp. 650 Rp. 536 Tidak ada Ada data tidak
devisa sektor juta juta dalam memiliki target
pariwisata lampiran
Perpres
59/2017)

8.9.2* Jumlah 4% 3% Tidak ada Ada data tidak


pekerja pada dalam memiliki target
industri pariwisata lampiran
dalam proporsi Perpres
terhadap total 59/2017)
pekerja

8.10 Memperkuat 8.10.1* Jumlah 30 bank 13 bank Tidak ada Ada data tidak
kapasitas lembaga kantor bank dan dalam memiliki target
keuangan domestik ATM per 100.000 lampiran
untuk mendorong penduduk dewasa Perpres
dan memperluas 59/2017)
akses terhadap
perbankan, asuransi 8.10.1.(a) rata-rata N/A N/A Tidak ada Tidak ada
dan jasa keuangan jarak lembaga dalam
bagi semua keuangan (bank lampiran
Umum) Perpres
59/2017)

8.10.1.(b) Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada


kredit UMKM dalam
terhadap total lampiran
kredit Perpres
59/2017)

9.1 Mengembangkan 9.1.1.(b) Panjang 1.000 km N/A 1.000 km Tidak ada data
infrastruktur yang pembangunan jalan
berkualitas, andal, tol
berkelanjutan dan
tangguh, termasuk 9.1.1.(c) Panjang Bertamba N/A Bertambah Tidak ada data
infrastruktur regional jalur kereta api h 3.258 3.258 km
dan lintas batas, km
untuk mendukung
pembangunan
9.1.2.(b) Jumlah N/A N/A Meningkat Tidak ada data
ekonomi dan
dermaga
kesejahteraan
penyeberangan
ekonomi dan
kesejahteraan
manusia, dengan 9.1.2.(c) Jumlah 24 N/A 24 Tidak ada data
fokus pada akses pelabuhan strategis pelabuhan pelabuhan
yang terjangkau dan
merata bagi semua
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
9.2 Mempromosikan 9.2.1.* Proporsi nilai 10,70% 10,50% Tidak ada Ada data tidak
industrialisasi tambah sektor dalam memiliki target
inklusif dan industri lampiran
berkelanjutan, dan manufaktur Perpres
pada tahun 2030 terhadap PDB dan 59/2017)
secara signifikan per kapita
meningkatkan
proporsi industri 9.2.1.(a) Laju 4,3% 7,4% 4,3% Tercapai
dalam lapangan pertumbuhan PDB
kerja dan produk industri
domestik bruto manufaktur
sejalan dengan
kondisi nasional dan
9.2.2.* Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
meningkatkan dua
tenaga kerja pada dalam
kali lipat proporsinya
sektor industri lampiran
di negara kurang
manufaktur Perpres
berkembang
59/2017)

9.3 Meningkatkan 9.3.1.* Proporsi nilai N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
akses industri dan tambah industri dalam
perusahaan skala kecil terhadap total lampiran
kecil, khususnya di nilai tambah Perpres
negara berkembang, industri 59/2017)
terhadap jasa
keuangan, termasuk 9.3.2.* Proporsi 11,50% 11% Tidak ada Ada data tidak
kredit terjangkau industri kecil dalam memiliki target
dan dengan pinjaman lampiran
mengintegrasikan ke atau kredit Perpres
dalam rantai nilai 59/2017)
dan pasar

9.5 Memperkuat 9.5.1.* Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
riset ilmiah, anggaran riset dalam
meningkatkan pemerintah lampiran
kapabilitas teknologi terhadap PDB Perpres
sektor industri di 59/2017)
semua negara,
terutama negara-
negara berkembang
termasuk pada
tahun 2030
mendorong inovasi
dan secara
substansial
menigkatkan jumlah
pekerja penelitian
dan pengembangan
per 1 juta orang dan
meningkatkan
pembelanjaan publik
dan swasta untuk
penelitian dan
pengembangan

9.c. Secara signifikan 9.c.1.* Proporsi 80% 65% Tidak ada Ada data tidak
meningkatkan akses penduduk yang dalam memiliki target
terhadap teknologi terlayani mobile lampiran
informasi dan broadband Perpres
komunikasi dan 59/2017)
mengusahakan
penyediaan akses 9.c.1.(a) Proporsi 75% 73% Tidak ada Ada data tidak
universal dan individu yang dalam memiliki target
terjangkau internet menguasai/memilik lampiran
di negara-negara i telepon genggam Perpres
kurang berkembang 59/2017)
pada tahun 2020
9.c.1.(b) Proporsi 70% 65% Tidak ada Ada data tidak
individu yang dalam memiliki target
menggunakan lampiran
internet Perpres
59/2017)
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
10.1 Pada tahun 10.1.1.*Koefisien 0,334 0,36
2030 secara Gini
progresif mencapai
dan 10.1.1.(c) Jumlah N/A N/A Berkurang Tidak ada data
mempertahankan desa tertinggal sebanyak
pertumbuhan 5.000 desa
pendapatan
penduduk yang
10.1.1.(d) Jumlah N/A N/A Meningkat Tidak ada data
berada di bawah
desa mandiri sebanyak
40% dari populasi
2.000 desa
pada tingkat yang
lebih tinggi dari rata-
rata nasional 10.1.1.(e) Rata – N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
rata pertumbuhan dalam
ekonomi di daerah lampiran
tertinggal Perpres
59/2017)

10.1.1.(f) persentase N/A N/A Menurun Tidak ada data


penduduk miskin di sebanyak
daerah tertinggal 14%

10.2 Pada tahun 10.2.1* Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
2030 penduduk yang dalam
memberdayakan dan hidup di bawah 50 lampiran
meningkatkan persen dari median Perpres
inklusi sosial, pendapatan 59/2017)
ekonomi dan politik menurut jenis
bagi semua terlepas kelamin dan
dari usia, jenis penyandang
kelamin, difabilitas, difabilitas
ras, suku, asal,
agama, atau
kemampuan
ekonomi atau status
lainnya

10.3 Menjamin 10.3.1.(a) Indeks 80,3 78 87 Belum


kesempatan yang kebebasan sipil tercapai
sama dan
mengurangi
kesenjangan
hasiltermasuk
dengan menghapus 10.3.1.(d) jumlah 14 12 Tidak ada Ada data
hukum, kebijakan kebijakan yang dalam tetapi belum
dan praktik diskriminatif dalam lampiran memiliki target
diskriminatif dan 12 bulan lalu Perpres
mempromosikan bedasarkan 59/2017)
legislasi, kebijakan, pelarangan
dan tindakan yang diskriminasi
tepat terkait menurut hukum
legilasidan kebijakan HAM internasional
tersebut.

17.1 Memperkuat 17.1.1* total Rp. Rp. Tidak ada Ada data
mobilisasi sumber pendapatan 2.000.000 1.765.015. dalam tetapi belum
daya domestik, pemerintah sebagai .000.000, 019.207,8 lampiran memiliki target
termasuk melalui proporsi terhadap 00 9 Perpres
dukungan PDB menurut 59/2017)
internasional kepada sumbernya
negara berkembang
untuk meningkatkan
kapasitas lokal bagi 17.1.1.(a) Rasio 12% 7% 12% Belum
pengumpulan pajak penerimaan pajak tercapai
dan pendapatan terhadap PDB
lainnya
17.1.2* Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
anggaran domestik dalam
yang di danai oleh lampiran
pajak domestik Perpres
59/2017)
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
17.6 Meningkatkan 17.6.2.(b) Tingkat N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
kerja sama Utara- penetrasi akses dalam
Selatan, Selatan- tetap pita lebar lampiran
Selatan, dan (fixed Broadband) di Perpres
kerjasama triangular perkotaan dan di 59/2017)
secara regional dan pedesaan
internasional terkait,
aksesterhadap sains, 17.6.2.(c) Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
teknologi dan penduduk terlayani dalam
inovasi, dan mobile broadband lampiran
meningkatkan Perpres
berbagai 59/2017)
pengetahuan
berdasar
kesepakatan timbal
balik, termasuk
melalui koordinasi
yang lebih baik
antara mekanisme
yang telah ada
khususnya di tingkat
PBB dan melalui
mekanisme fasilitasi
teknologi

17.8 17.8.1* Proporsi 65% 65% Tidak ada Ada data


Mengoperasionalisasi individu yang dalam tetapi belum
kan secara penuh menggunakan lampiran memiliki target
bank teknologi dan internet Perpres
inovasi untuk negara 59/2017)
berkembang pada
tahun 2017 dan
17.8.1.(a) 100% N/A 100% Tidak ada data
meningkatkan
Persentase
penggunaan teknologi
kabupaten 3T yang
yang memampukan,
terjangkau layanan
khususnya teknologi
akses
informasi dan
telekomunikasi
komunikasi
universal dan
internet

17.17 Mendorong 17.17.1.(a) Jumlah N/A N/A ada Tidak ada data
dan meningkatkan proyek yang
kerjasama ditawarkan untuk
pemerintah-swasta dilaksanakan
dan masyarakat sipil dengan skema
yang yang efektif kerjasama
berdasarkan pemerintah dan
pengalaman dan Badan Usaha
bersunber pada
strategi kerja sama 17.17.1.(b) Jumlah N/A N/A ada Tidak ada data
alokasi pemerintah
untuk penyiapan
proyek, transaksi
proyek dan
dukungan
pemerintah dalam
kerja sama
pemerintah dan
Badan Usaha

17.18 Pada tahun 17.18.1.(a) 100% 100% Tidak ada Ada data
2030 meningkatkan Persentase dalam tetapi belum
dukungan konsumen Badan lampiran memiliki target
pengembangan Pusat Statistik Perpres
kapasitas untuk (BPS) yang merasa 59/2017)
negara berkembang, puas dengan
termasuk negara kualitas data
kurang berkembang statistik
dan negara
berkembang pulau
kecil untuk
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
meningkatkan secara
signifikan 17.18.1.(b) 85% 83,33% Tidak ada Ada data
ketersediaan data Persentase dalam tetapi belum
berkualitas tinggi, konsumen yang lampiran memiliki target
tepat waktu dan menjadikan data Perpres
dapat di percaya dan informasi 59/2017)
yang terpilah statistik BPS
berdasarkan sebagai rujukan
pendapatan, gender,
umur, ras, etnis, 17.18.1.(c) Jumlah 4 4 Tidak ada Ada data
status migrasi, meta data kegiatan dalam tetapi belum
difabilitas, lokasi statistik dasar, lampiran memiliki target
geografis dan sektoral, dan Perpres
karakteristik lainnya khusus yang 59/2017)
yang relevan dengan terdapat dalam
konteks nasional Sistem Informasi
Rujukan Statistik

17.18.1.(d) 75% 8% Tidak ada Ada data


Persentase SDG’s dalam tetapi belum
terpilah yang lampiran memiliki target
relevan dengan Perpres
target 59/2017)

17.19 Pada tahun 17.19.2.(b) Tersedia N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
2030 mengandalkan data registrasi dalam
inisiatif yang sudah terkait kematian lampiran
ada untuk dan kelahiran Perpres
mengembangkan 59/2017)
pengukuran atas
kemajuan
17.19.2.(c) Jumlah 100.00 7.000 Tidak ada Tidak ada data
pembangunan
pengunjung orang orang dalam
berkelanjutan yang
eksternal yang lampiran
melengkapi Produk
mengakses data dan Perpres
Domestik Bruto dan
informasi statistik 59/2017)
mendukung
melalui website
pengembangan
kapasitas statistik di
negara berkembang
17.19.2.(d) 100% 99,66% Tidak ada
Persentase dalam Ada data
konsumen yang lampiran tetapi belum
puas terhadap Perpres memiliki target
akses data Badan 59/2017)
Pusat Statistik

Sumber : Analisis Tim KLHS Lahat, 2018

c) Capaian indikator TPB pada pilar lingkungan

Pilar lingkungan mencakup enam tujuan pada pembangunan


berkelanjutan, yaitu Tujuan 6, Tujuan 11, Tujuan 12, Tujuan 13,
dan Tujuan 15. Total untuk pilar lingkungan adalah sebanyak 30
indikator. Capaian indikator TPB pilar lingkungan disajikan pada
tabel berikut.
Tabel. 2.100
Capaian Indikator TPB Pada Pilar Lingkungan
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
6.1 Pada tahun 2030 6.1.1.(a) Persentase 33,54% 32,5% 40% Belum tercapai
mencapai akses rumah tangga yang
universal dan merata memiliki akses
terhadap air minum terhadap layanan
yang aman dan sumber air minum
terjangkau bagi layak
semua
6.1.1.(b) Kapasitas 51,44 N/A 118,6% Tidak ada data
prasarana air baku m3/detik
untuk melayani
rumah tangga,
perkotaan, industri
serta penyediaan air
baku untuk pulau-
pulau
6.1.1.(c) Proporsi 100% 35% 100% Belum tercapai
populasi yang
memiliki akses
layanan sumber air
minum aman dan
berkelanjutan
6.2 Pada tahun 2030 6.2.1.(a) Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
mencapai akses populasi yang dalam
terhadap sanitasi memiliki fasilitas lampiran
dan kebersihan yang cuci tangan dengan perpres
memadai dan merata sabun dan air 59/2017)
bagi semua dan 6.2.1.(b) Persentase 100% 2,24% 100% Belum tercapai
menghentikan rumah tangga yang
praktik buang aira memiliki akses
besar di tempat terhadap layanan
terbuka, sanitasi layak
memberikan
6.2.1.(c) Jumlah 45.000 2.692 45.000 Belum tercapai
perhatian khusus
desa /kelurahan
pada kebutuhan
yang melaksanakan
kaum perempuan
sanitasi total
serta kelompok
berbasis
masyarakat rentan masyarakat (STMB)
6.2.1.(d) Jumlah 100 desa 48 desa Tidak ada Ada data tidak
desa / kelurahan dalam memiliki target
yang open lampiran
defecation Free perpres
(ODF) / Stop buang 59/2017)
air besar
sembarangan (SBS)
6.2.1.(e) Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
kabupaten/kota dalam
yang terbangun lampiran
ingrastruktur air perpres
limbah dengan 59/2017)
sistem terpusat
skala kota, kawasan
dan komunal
6.2.1.(f) Proporsi 3095 2692 Tidak ada Ada data tidak
rumah tangga yang dalam memiliki target
terlayani sistem lampiran
pengelolaan air perpres
limbah terpusat 59/2017)
6.3 Pada tahun 2030 6.3.1.(a) Jumlah N/A N/A 409 Tidak ada data
meningkatkan kabupaten/kota kabupaten
kualitas air dengan yang ditingkatkan /kota
mengurangi polusi, kualitas
menghilangkan pengelolaan lumpur
pembuangan dan tinja perkotaan dan
meminimalkan dilakukan
pelepasan material pembangunan
dan bahan kimia instalasi
berbahaya, pengolahan lumpur
mengurangi tinja (IPLT)
setengah proporsi air
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
limbah yang tidak 6.3.1.(b) Proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
diolah dan secara rumah tangga yang dalam
signifikan terlayani sistem lampiran
meningkatkan daur pengelolaan lumpur perpres
ulang serta tinja 59/2017)
penggunaan kembali
barang daur ulang
yang aman secara 6.3.2.(b) Kualitas air Baku N/A Baku mutu Tidak ada data
global sungai sebagai mutu air air kelas II
sumber air baku kelas II
6.4 Pada tahun 2030 6.4.1.(b) Insentif N/A N/A ada Tidak ada data
secara signifikan
meningkatkan
efisiensi penggunaan penghematan air
air di semua sektor pertanian /
dan menjamin perkebunan dan
penggunaan dan industri
pasokan air tawar
yang berkelanjutan
untuk mengatasi
kelangkaan air dan
secara signifikan
mengurangi jumlah
orang yang
menderita akibat
kelangkaan air

11,1 Pada tahun 11.1.1.(a) proporsi N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
2030, menjamin rumah tangga yang dalam
akses bagi semua memiliki akses lampiran
terhadap perumahan terhadap hunian perpres
layak, aman, yang layak dan 59/2017)
terjangkau dan terjangkau
pelayanan dasar
serta menata
kawasan kumuh

11.3 Pada tahun 11.3.2.(b) Jumlah N/A N/A Ada Tidak ada data
2030 memperkuat lembaga
urbanisasi yang pembiayaan
inklusif dan infrastruktur
berkelanjutan serta
kapsitas partisipasi,
perencanaan
penanganan
permukiman yang
berkelanjutan dan
terintegrasi di semua
negara

11.5 Pada tahun 11.5.1* Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
2030 secara korban meninggal, dalam
signifikan hilang dan terkena lampiran
mengurangi jumlah dampak bencana perpres
kematian dan jumlah per 100.000 orang 59/2017)
orang terdampak
dan secara
substansial
mengurangi kerugian 11.5.1.(a) Indeks 48.6 162 48,6 Belum tercapai
ekonomi relatif risiko bencana
terhadap PDB global Indonesia (IRBI)
yang disebabkan
oleh bencana dengan
fokus melindungi
11.5.1.(c) Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
orang miskin dan
sistem peringatan dalam
orang-orang dalam
dini cuaca dan iklim lampiran
situasi rentan
serta kebencanaan perpres
59/2017)

11.5.2.(a) Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data


kerugian ekonomi dalam
langsung akibat lampiran
bencana perpres
59/2017)
- II.160 -

Target TPB Indikator Capaian Capaian Status


Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
11.6 Pada tahun 11.6.1.(a) 100% 100% 80% Tercapai
2030, mengurangi Persentase sampah
dampak lingkungan perkotaan yang
perkotaan per kapita tertangani
yang merugikan
termasuk dengan
memberi perhatian
khusus pada
kualitas udara
termasuk
penanganan sampah
kota
11.b Pada tahun 11.b.2* Dokumen N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
2020 meningkatkan strategi dalam
secara substansial pengurangan risiko lampiran
jumlah kota an bencana (PRB) perpres
pemukiman yang tingkat daerah 59/2017)
mengadopsi dan
mengimplementasi
kebijakan dan
perencanaan yang
terintegrasi tentang
penyertaan, efisiensi
sumber daya,
mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan
iklim, ketahanan
terhadap bencana
serta
mengembangkan
dan
mengimplementasika
n penanganan
holistik risiko
bencana di semua
lini, sesuai dengan
The Sendai Frame
work for Disaster
Risk Reduction
2015-2030

12.4 Pada tahun 12.4.2.(a) Jumlah 231,26 177,89 ton 150 juta Belum tercapai
2020 mencapai limbah B3 yang ton ton
pengelolaan bahan terkelola dan
kimia dan semua proporsi limbah B3
jenis limbah yang yang diolah sesuai
ramah lingkungan, peraturan
di sepanjang siklus perundang-
hidupnya sesuai undangan
kerangka kerja
internasional yang
disepakati dan
secara signifikan
mengurangi
pencemaran bahan
kimia dan limbah
tersebut ke udara air
dan tanah untuk
meminimalkan
dampak buruk
terhadap kesehatan
manusia dan
lingkungan

12.5 Pada tahun 12.5.1.(a) Jumlah 24 unit 22 unit 115 unit Belum tercapai
2030 secara timbulan sampah
substansial yang didaur ulang
mengurangi produksi
limbah melalui
pencegahan,
pengurangan, daur
ulang dan
penggunaan kembali
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
12,6 Mendorong 12.6.1.(a) Jumlah N/A N/A Meningkat Tidak ada data
perusahaan, perusahaan yang
terutama menerapkan
perusahaan besar sertifikasri SNI ISO
dan trans nasional 14001
untuk mengadopsi
praktek-praktek
berkelanjutan dan
mengintegrasikan
informasi
keberlanjutan dalam
siklus pelaporan
mereka

12.7 12.7.1.(a) Jumlah N/A N/A Meningkat Tidak ada data


Mempromosikan produk ramah
praktek pengadaan lingkungan yang
publik yang teregister
berkelanjutan sesuai
dengan kebijakan
dan priorritas
nasional

12,8 Pada tahun 12.8.1.(a) Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
2030 menjamin fasilitas publik yang dalam
bahwa masyarakat di menerapkan lampiran
manapun memiliki standar pelayanan perpres
informasi yang masyarakat dan 59/2017)
relevan dan teregister
kesadaran terhadap
pembangunan
berkelanjutan dan
gaya hidup yang
selaras dengan alam

13.1 Memperkuat 13.1.1* Dokumen N/A N/A ada Tidak ada data
ketahanan dan strategi
adaptasi terhadap pengurangan risiko
bahaya terkait iklim bencana (PRB)
dan bencana alam di tingkat nasional
semua negara dan daerah

13.1.2* Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data


korban meninggal, dalam
hilang dan terkena lampiran
dampak bencana perpres
per 100.000 orang 59/2017)

15.1 Pada tahun 15.1.1.(a) Proporsi N/A N/A Meningkat Tidak ada data
2020 menjamin tutupan hutan
pelestarian restorasi terhadap luas lahan
dan pemanfaatan keseluruhan
berkelanjutan dari
ekosistem daratan
dan perairan darat
serta jasa
lingkungannya
khususnya
ekosistem hutan,
lahan basah,
pegunungan dan
lahan kering sejalan
dengan kewajiban
berdasarkan
perjanjian
internasional
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
15.3 Pada tahun 15.3.1.(a) Proporsi 5,5 juta N/A 5,5 juta ha Tidak ada data
2020 menghentikan luas lahan kritis ha
pengurunan, yang direhabilitasi
memulihkan lahan terhadap luas lahan
dan tanah kritis keseluruhan
termasuk lahan yang
terkena pengurunan,
kekeringan dan
banjir dan berusaha
mencapai dunia yang
bebas dari lahan
terdegradasi

15.6 Meningkatkan 15.6.1* Tersedianya N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
pembagian kerangka legislasi, dalam
keuntungan yang administrasi dan lampiran
adil dan merata dari kebijakan untuk perpres
pemanfaatan sumber memastikan 59/2017)
daya genetik dan pembagian
meningkatkan akses keuntungan yang
yang tepat terhadap adil dan merata
sumber daya
tersebut sesuai
kesepakatn
internasional

15.9 Pada tahun 15.9.1.(a) Dokumen N/A N/A Ada Tidak ada data
2020 pemanfaatan
mengintegrasikan keaneka ragaman
nilai-nilai ekosistem hayati
dan keaneka
ragaman hayati ke
dalam perencanaan
nasional an daerh,
proses
pembangunan,
strategi dan
penganggaran
pengurangan
kemiskinan

Sumber : Analisis Tim KLHS Lahat, 2018

d) Capaian Indikator TPB Pada Pilar Hukum dan Tata Kelola

Pilar hukum dan tata kelola mencakup satu tujuan pada


pembangunan berkelanjutan, yaitu Tujuan 16 yaitu perdamaian,
keadilan dan kelembagaan yang kokoh. Total untuk pilar hukum
dan tata kelola adalah sebanyak 16 indikator. Capaian indikator
TPB pilar hukum dan tata kelola disajikan pada tabel berikut.
Tabel. 2.101
Capaian Indikator TPB Pada Pilar Hukum dan Tata Kelola

Target TPB Indikator Capaian Capaian Status


Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
16.1 Secara 16.1.1.(a) Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
signifikan kasus kejahatan dalam
mengurangi segala pembunuhan pada lampiran
bentuk kekerasan satu tahun terakhir perpres
dan terkait angka 59/2017)
kematian di 16.1.2.(a) kematian N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
manapun dalam
disebabkan konflik
lampiran
per 100.000 perpres
59/2017)
penduduk
16.1.3.(a) Proporsi 30% 12% Tidak ada Ada data tetapi
penduduk yang dalam tidak memiliki
menjadi korban lampiran target
kejahatan perpres
kekerasan dalam 12 59/2017)
bulan terakhir

16.6 16.6.2.(a) N/A N/A 100% Tidak ada data


Mengembangkan Persentase
lembaga yang efektif, kepatuhan
akuntabel dan pelaksanaan UU
transparan di semua pelayanan publik
tingkat Kementerian/
Lemabag dan
Pemerintah Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/ Kota)

16.7 Menjamin 16.7.1.(a) 16,66% 10% 16,66% Belum tercapai


pengambilan Persentase
keputusan yang keterwakilan
responsif, inklusif, perempuan di
partisipatif, dan Dewan Perwakilan
representatif di Rakyat (DPR) dan
setiap tingkatan DPRD
16.7.1.(b) 0,13% 0,04% 20,66% Belum tercapai
Persentase
keterwakilan
perempuan sebagai
pengambilan
keputusan di
lembaga eksekutif
(eselon I dan II)

16.9 Pada tahun 16.9.1* Proporsi 77,4% 85,7% 77,4% Tercapai


2030 memberikan anak umur di
identitas yang sah bawah 5 tahun yang
bagi semua kelahirannya di
termasuk pencatatan catat oleh lembaga
kelahiran pencatatan sipil,
menurut umur

16.9.1.(a) 90% 85% Tidak ada Ada data tetapi


Persentase dalam tidak memiliki
kepemilikan akta lampiran target
lahir untuk perpres
penduduk 40% 59/2017)
berpendapatan
bawah

16.9.1.(b) 85% 36,7% 85% Belum Tercapai


Persentase anak
yang memiliki akta
kelahiran
Target TPB Indikator Capaian Capaian Status
Kabupaten Nasional Capaian
Target Realisasi
16.10 Menjamin 16.10.2.(c) Jumlah N/A N/A Ada Tidak ada data
akses publik kepemilikan
terhadap informasi sertifikat pejabat
dan melindungi pengelola informasi
kebebasan dan dokumentasi
mendasar, sesuai (PPID) untuk
dengan peraturan mengukur kualitas
nasional dan PPID dalam
kesepakatan menjalankan tugas
internasional dan fingsi
sebagaimana diatur
dalam peraturan
perundang-
undangan

16.b Menggalakkan 16.b.1.(a) Jumlah N/A N/A Tidak ada Tidak ada data
dan menegakkan kebijakan yang dalam
undang-undang dan diskriminatif dalam lampiran
kebijakan yang tidak 12 bulan lalu perpres
diskriminatif untuk berdasarkan 59/2017)
pembangunan pelarangan
berkelanjutan diskriminasi
menurut hukum
HAM internasional

Sumber : Analisis Tim KLHS Lahat, 2018


- III.1 -

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Lahat Tahun 2013-


2018 diselenggarakan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang- Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013 tentang Penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Akrual,
dan Peraturan perundang- undangan lainnya.

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Lahat juga diatur


secara spesifik melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 13
Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Lahat Nomor 10 Tahun 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2012 Nomor 10), dengan pokok-pokok sebagai berikut:
a. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Azas Umum dan Struktur APBD;
c. Penyusunan Rancangan APBD;
d. Penetapan APBD;
e. Pelaksanaan APBD;
f. Perubahan APBD;
g. Pengelolaan Kas;
h. Penatausahaan Keuangan Daerah;
i. Akuntansi Keuangan Daerah;
j. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;
k. Kerugian Daerah;
l. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
m. Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
n. Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Penghitungan analisis kinerja keuangan terhadap


pelaksanaan APBD dilakukan guna mengetahui rata-rata
pertumbuhan keuangan daerah sebagai dasar proyeksi keuangan
Kabupaten Lahat kedepan. Analisis kinerja keuangan Tahun 2014-
2018 akan menjadi dasar proyeksi APBD Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Kinerja pelaksanaan APBD selama kurun waktu tahun 2014-


2018 dapat dilihat dari perkembangan pendapatan dan belanja,
proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan
gambaran realisasi belanja daerah, permasalahan yang muncul serta
potensi tantangan kedepan.

a. Pendapatan Daerah

Sumber pendapatan daerah yang dikelola Pemerintah


Kabupaten Lahat meliputi: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri
dari pendapatan pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. (2) Dana Perimbangan yang
dikelola Pemerintah Kabupaten Lahat meliputi Dana Bagi Hasil
Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK), (3) Dana lain-lain pendapatan yang sah
terdiri dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah
lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, dana bantuan
keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan dana
pendapatan lainnya. Komposisi pendapatan daerah terdiri dari
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun
2018, total pendapatan daerah Kabupaten Lahat sebesar
Rp8.552.186.268.362,3 dengan komposisi pendapatan asli daerah
berjumlah Rp796.927.460.758,13 atau 9,32%, dana perimbangan
sejumlah Rp5.842.069.648.263,00 atau 68,31% dan lain-lain
pendapatan yang sah sejumlah Rp1.913.189.159.341,17 atau
22,37% dari total pendapatan daerah.

Grafik 3.1
Komposisi Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2014−2018

Sumber : Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Perkembangan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lahat dan


rata-rata pertumbuhannya selama kurun waktu tahun 2014-2018
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.
- III.4 -

Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2014−2018
RATA-RATA
AKUMULASI
No URAIAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 PERTUMBUHAN
(TAHUN 2014-2018) (%)
1. PENDAPATAN 1.516.450.871.343,99 1.657.846.559.049,30 1.726.004.654.824,00 1.765.015.019.207,69 1.917.046.551.222,32 8.582.363.655.647,30 17,85

1.1 PENDAPATAN ASLI 125.282.422.961,89 189.584.741.246,38 184.972.794.850,68 164.495.177.551,81 112.549.070.975,37 776.884.207.586,13 29,93
DAERAH
1.1.1 Pendapatan Pajak 57.855.199.840,34 102.996.653.870,70 33.722.143.791,76 37.008.535.966,14 39.707.051.390,44 271.289.584.859,38 22,33
Daerah
1.1.2 Pendapatan Retribusi 36.755.117.845,78 6.206.268.180,50 5.295.693.247,00 5.315.837.735,50 4.837.525.611,60 58.410.442.620,38 (99,66)
Daerah
1.1.3 Pendapatan Hasil 405.695.060,49 5.142.291.763,03 6.119.078.443,74 6.931.888.290,27 6.499.575.260,49 25.098.528.818,02 1.198,25
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yg Dipisahkan
1.1.4 Lain-Lain Pendapatan 30.266.410.215,28 75.239.527.432,15 139.835.879.368,18 115.238.915.559,90 61.504.918.712,84 422.085.651.288,35 205,20
Asli Daerah Yang Sah

1.2 DANA PERIMBANGAN 1.146.946.476.262,00 1.045.949.827.405,00 1.060.149.677.720,00 1.211.669.907.270,00 1.377.663.737.906,00 5.842.379.626.563,00 10,27

1.2.1 Dana Bagi Hasil 448.874.050.262,00 363.541.932.405,00 249.442.980.418,00 321.398.624.800,00 459.887.685.379,00 1.843.145.273.264,00 (10,78)
Pajak/ Dana Bagi
Hasil Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 615.240.306.000,00 622.781.695.000,00 703.887.513.000,00 694.390.958.000,00 696.379.856.000,00 3.332.680.328.000,00 12,97

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 82.832.120.000,00 59.626.200.000,00 106.819.184.302,00 195.880.324.470,00 221.396.196.527,00 666.554.025.299,00 137,76

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATA N 244.221.972.120,10 422.311.990.397,92 480.882.182.253,32 388.849.934.385,88 426.833.742.340,95 1.963.099.821.498,17 70,09
YANG SAH
1.3.1 Pendapatan Hibah 120.173.013.949,00 17.944.891.000,00 5.633.789.000,00 0,00 50.287.959.326,00 194.039.653.275,00 -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak 14.724.668.171,10 43.465.560.497,92 65.910.717.153,32 77.364.112.860,80 80.249.703.936,27 281.714.762.619,41 265,14
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan 109.324.290.000,00 248.793.255.000,00 344.490.692.000,00 280.112.456.800,00 294.408.284.000,00 1.277.128.977.800,00 148,63
Otonomi Khusus

1.3.5 Bantuan Keuangan dari - 112.108.283.900,00 64.846.984.100,00 31.373.364.725,08 1.887.795.078,68 210.216.427.803,76 (125,10)
Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018
- III.5 -

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lahat pada kurun


waktu tahun 2014-2018 secara umum menunjukan kinerja yang
cukup baik. Pendapatan daerah pada tahun 2014 sebesar
Rp1.516.450.871.343,99 meningkat menjadi
Rp1.917.046.551.222,32 tahun 2018 dengan rata-rata tingkat
pertumbuhan pendapatan tahun 2014-2018 sebesar 17,85%.
Peningkatan realisasi pendapatan daerah tersebut didorong oleh
peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Perkembangan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kurun


waktu 2014-2018 mengalami fluktuatif bergantung pada pendapatan
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lahat tahun 2014 sebesar
Rp125.282.422.961,89, mengalami penurunan menjadi sebesar
Rp112.549.070.975,37 pada tahun 2018 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 29,93%.

Demikian juga halnya yang terjadi pada realisasi dana


perimbangan yang merupakan sumbangan terbesar bagi struktur
pendapatan daerah Kabupaten Lahat. Besarnya dana perimbangan
tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Lahat terhadap Pemerintah Pusat masih relatif tinggi.
Realisasi dana perimbangan sangat tergantung pada penerimaan
Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus. Pada tahun 2014, realisasi dana
perimbangan Kabupaten Lahat sebesar Rp1.146.946.476.262,00
mengalami fluktuatif hingga pada tahun 2018 sebesar
Rp1.377.663.737.906,00 dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar
10,27%.

Selanjutnya, realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah


Kabupaten Lahat terdiri dari realisasi dari pendapatan hibah, dana
bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana
penyesuaian dan otonomi khusus, dan bantuan keuangan dari
provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Realisasi Lain-Lain
Pendapatan yang Sah Kabupaten Lahat tahun 2014 sebesar
Rp244.221.972.120,10 mengalami peningkatan menjadi
Rp426833.742.340,95 di tahun 2018 dengan rata-rata
pertumbuhannya sebesar 70,09%.

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lahat pada APBD


Tahun Anggaran 2018 menunjukan kinerja yang semakin baik
sebesar 105,00% atau Rp1.917.046.551,222,32 dari pendapatan
daerah yang ditargetkan sebesar Rp 1.825.729.010.860,93. Secara
rinci, realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lahat sebagai berikut:
- Realisasi pendapatan asli daerah mencapai Rp112.549.070.975,37
atau 90,94% dari target pendapatan asli daerah tahun 2018
sebesar Rp 123.765.768.419,00.
- Realisasi dana perimbangan mencapai Rp1.377.663.737.906,00
atau 106,20% dari target tahun 2018 sebesar
Rp1.297.252.122.000,00.
- Realisasi pendapatan daerah yang sah mencapai
Rp426.833.742.340,95 atau 123.58% dari target tahun 2018
sebesar Rp345.383.207.000,00.

Tabel 3.2.
Realisasi Pendapatan Daerah Terhadap Target APBD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Tahun Target Realisasi


Rp Rp %
2014 1.496.195.098.526 1.516.450.871.344 101,35
2015 1.720.722.272.335 1.657.846.559.049 96,35
2016 1.868.537.180.737 1.726.004.654.824 92,37
2017 1.957.810.446.336 1.765.015.019.207 90,15
2018 1.825.729.010.860 1.917.046.551.222 105,00
Keterangan *) : Data tahun 2018 belum audited
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018
Grafik 3.2.
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Lahat kurun waktu


2014-2018 mengalami peningkatan. Adapun penyebab kenaikan
Pendapatan Daerah antara lain karena adanya peningkatan dana
bagi hasil pajak/dana bagi hasil bukan pajak. Selain itu, Pemerintah
Pusat telah menerapkan mekanisme pengelolaan transfer ke daerah
dan dana desa (TKDD) yang lebih efisien. Mekanisme tersebut
tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50 Tahun
2017, sekaligus merevisi PMK Nomor 187 Tahun 2016. Revisi
kebijakan TKDD lebih kepada perubahan skema pengalokasian,
penyaluran dan pelaporan, serta efektivitas penggunaan TKDD.
Secara garis besar, besar kecilnya penyaluran transfer ke daerah dan
dana desa berdasarkan pertimbangan realisasi penerimaan negara
dan kinerja belanja anggaran oleh pemerintah daerah.

Demikian pula pada pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU)


yang saat ini bersifat dinamis, artinya besaran DAU per daerah dan
realisasi penyalurannya akan mengikuti naik turunnya penerimaan
negara atau PDN neto. Apabila penerimaan dalam negeri neto
Indonesia mengalami kenaikan, maka pagu DAU untuk daerah juga
akan naik dan alokasi per daerah akan bertambah dan begitupula
sebaliknya, apabila penerimaan dalam negeri neto Indonesia
menurun maka pagu DAU nasional akan ikut mengalami penurunan
dan alokasi per daerah akan berkurang. Kebijakan ini tentunya
sangat berdampak bagi pelaksanaan program dan kegiatan
Pemerintah Daerah. Dimana, Pemerintah Daerah harus melakukan
identifikasi dan efisiensi program yang benar-benar mendesak atau
yang menjadi prioritas daerah untuk mengantisipasi penghematan
anggaran. Beberapa upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat
dalam upaya meningkatkan Pendapatan Daerah antara lain:
- Penggalian objek-objek pajak baru;
- Melakukan monitoring/pengawasan pajak dan retribusi;
- Melakukan sosialisasi peningkatan pajak daerah;
- Melakukan perubahan tarif (kenaikan tarif) terhadap pajak
reklame.

b. Belanja Daerah

Belanja daerah digunakan untuk mewujudkan rencana


program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah dengan
pendekatan anggaran berbasis kinerja secara selektif, efektif, efisien,
akuntabel, transparan dan berkeadilan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, dijelaskan bahwa Belanja Daerah adalah kewajiban
Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.

Kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018


diarahkan pada:
a. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, meliputi :
1) Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk
gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
2) Belanja bunga dari pejabat daerah digunakan untuk
pembayaran bunga atas pinjaman pemerintah daerah kepada
pihak lainnya;
3) Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya
produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh
masyarakat banyak;
4) Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian
hibah dalam bentuk uang, barang/jasa kepada pemerintah
daerah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok
masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya;
5) Bantuan Sosial, yaitu bantuan sosial organisasi
kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan,
kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik;
6) Belanja Bagi Hasil, meliputi belanja bagi hasil pajak daerah
dan retribusi daerah kepada kabupaten/kota;
7) Bantuan Keuangan yang bersifat umum maupun khusus
kepada pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa;
8) Belanja Tak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan daerah tahun sebelumnya yang telah
ditutup.

b. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait


langsung dengan program dan kegiatan, meliputi :
1) Belanja Pegawai, untuk pengeluaran honorarium PNS,
honorarium non PNS dan uang lembur, Belanja Pegawai BLUD,
Belanja Jasa Non PNS;
2) Belanja Barang dan Jasa, untuk pengeluaran bahan pakai
habis, bahan material, jasa kantor, sewa alat berat, sewa
perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan
dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja,
pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS,
kursus, pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis, perjalanan
pindah tugas dan lain sebagainya;
- III.10 -

3) Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, gedung,


alat-alat berat, alat-alat angkutan darat bermotor, alat-alat
angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan air bermotor,
alat-alat angkutan air tidak bermotor, alat-alat bengkel,
pengolahan pertanian dan peternakan, peralatan kantor,
perlengkapan kantor, komputer dan lain-lain.

Secara rinci realisasi Belanja Daerah Kabupaten Lahat selama kurun


waktu tahun 2014 – 2018 dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
- III.11 -

Tabel 3.3
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2014−2018

RATA-RATA
AKUMULASI
No URAIAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 PERTUMBUHAN
(TAHUN 2014-2018) (%)
2 BELANJA 1.388.479.926.903,96 1.702.178.955.243,44 1.798.753.634.741,13 1.760.995.603.486,94 1.834.893.019.295,84 8.485.301.139.671,31 7,59
2.1 BELANJA TIDAK 681.541.458.753,08 853.296.149.595,00 951.319.321.129,00 1.011.988.343.115,16 1.119.633.141.296,00 4.617.778.413.888,24 13,43
LANGSUNG
2.1.1 Belanja Pegawai 619.626.200.507,08 692.822.708.428,00 682.942.148.910,00 633.364.264.059,00 625.533.525.643,00 3.254.288.847.547,08 0,47

2.1.4 Belanja Hibah 25.583.908.500,00 16.119.846.954,00 12.918.000.000,00 25.654.126.127,00 74.874.016.950,00 155.149.898.531,00 58,40

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.764.500.000,00 198.500.000,00 795.137.000,00 602.500.000,00 379.000.000,00 3.739.637.000,00 37,63

2.1.6 Belanja Bagi Hasil 0,00 3.265.088.564,00 3.774.125.000,00 659.880.000,00 7.863.987.000,00 15.563.080.564,00 -
Kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
2.1.7 Belanja Bantuan 33.487.173.746,00 138.924.205.649,00 249.834.495.522,00 351.502.806.929,00 410.967.611.703,00 1.184.716.293.549,00 113,08
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/
Kota, Pemerintahan
Desa dan Partai Politik
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.079.676.000,00 1.965.800.000,00 1.055.414.697,00 204.766.000,16 15.000.000,00 4.320.656.697,16 (34,38)

2.2 BELANJA LANGSUNG 706.938.468.150,88 848.882.805.648,44 847.434.313.612,13 749.007.260.371,78 715.259.877.999,84 3.867.522.725.783,07 0,95

2.2.1 Belanja Pegawai 59.095.570.300,00 65.435.989.049,00 63.232.005.115,00 14.570.349.336,00 14.460.914.055,00 121.205.227.640,00 (15,71)

2.2.2 Belanja Barang dan 228.097.552.682,00 272.383.785.814,00 274.156.447.826,88 392.442.701.574,73 391.236.634.685,46 1.880.164.434.405,69 11,13
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 240.107.756.233,00 409.289.512.079,00 369.550.015.209,00 341.994.209.461,05 309.562.329.259,38 1.866.153.063.737,38 (2,78)

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018


- III.12 -

Realisasi belanja daerah Kabupaten Lahat selama kurun waktu


2014-2018 dengan akumulasi realisasi belanja sebesar
Rp8.485.301.139.671,31 atau 7,59% dari total APBD Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018, dengan realisasi belanja tidak langsung
sebesar Rp4.617.778.413.888,24 atau 13,43% dan belanja langsung
sebesar Rp3.867.522.725.783,07 atau sebesar 0,95%. Proporsi
belanja terhadap realisasi belanja tidak langsung dan belanja
langsung secara rinci dapat dilihat pada grafik 3.3.

Grafik 3.3
Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2014−2018

BL 45,58%

BTL 54,42 %

Realisasi belanja daerah Kabupaten Lahat tahun 2014 sebesar


Rp1.388.479.926.903,96 meningkat menjadi
Rp1.834.893.019.295,84 pada tahun 2018 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 7,59% dengan rincian jumlah realisasi belanja
tidak langsung pada tahun 2014 sebesar Rp681.541.458.753,08 yang
meningkat menjadi Rp1.119.633.141.296,00 pada tahun 2018
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,43%. Untuk realisasi
belanja langsung pada tahun 2014 sebesar Rp706.938.468.150,88
menjadi Rp715.259.877.999,84 tahun 2018 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 0,95%.
Pada tahun 2018, realisasi belanja daerah Kabupaten Lahat
menunjukan kinerja yang positif yaitu sebesar
Rp1.834.893.019.295,00 atau sebesar 95,21% dari belanja daerah
yang ditargetkan dalam APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar
Rp1.927.161.086.141,12 dengan rincian sebagai berikut:

- Realisasi Belanja Tidak Langsung sebesar


Rp1.119.633.141.296,00 atau sebesar 95,10% dari target Belanja
Tidak Langsung Tahun 2018 sebesar Rp1.177.373.562.508,46.
Realisasi Belanja Tidak Langsung yang terdiri dari Belanja
Pegawai yang mencapai Rp625.533.525.643,00 atau 92,58%,
Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp379.000.000,00 atau 50,53%,
Belanja Hibah sebesar Rp74.874.016.950,00 atau 92,90%,
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa sebesar Rp7.863.987.000,00 atau 100,00%,
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa yang mencapai Rp410.967.611.703,00
atau 99,99%, dan Belanja Tidak Terduga sebesar
Rp 15.000.000,00 atau 1,00%.

- Realisasi Belanja Langsung sebesar Rp715.259.877.999,00 atau


sebesar 95,40% dari target Belanja Langsung Tahun 2018 sebesar
Rp749.787.523.632,66 yang terdiri dari Belanja Pegawai yang
mencapai Rp14.460.914.055,00 atau 116,44%, Belanja Barang
dan Jasa sebesar Rp391.236.634.685,46 atau 95,82%, dan
Belanja Modal sebesar Rp309.562.329.259,38 atau sebesar
94,07%.

Pemerintah Daerah terus mendorong upaya perbaikan kinerja


penyerapan anggaran agar pelaksanaan APBD dapat memberikan
manfaat yang optimal bagi masyarakat. Beberapa permasalahan yang
dihadapi dalam pengelolaan belanja daerah pada kurun waktu 2014-
2018 antara lain:
- Komposisi belanja daerah untuk proporsi belanja tidak langsung
masih lebih besar dibandingkan dengan proporsi belanja langsung
yang disebabkan oleh penambahan pegawai dari pengangkatan
pegawai honorer, cadangan kenaikan gaji PNS sebagaimana
diprogramkan Pemerintah Pusat, serta pembayaran tunjangan
profesi guru dan tambahan penghasilan guru.
- Intensitas pertumbuhan pendapatan daerah lebih rendah
dibandingkan intensitas pertumbuhan kebutuhan belanja
sehingga dengan keterbatasan kapabilitas pendapatan
menyebabkan menyulitkan perencanaan pengalokasian belanja
daerah.
- Peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan
daerah terus mengalami perubahan yang menyebabkan
keterlambatan dalam proses perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban anggaran.
- Keterlambatan penyesuaian terhadap peraturan perundang-
undangan yang baru sehingga penyerapan belanja daerah belum
optimal.
- Pemahaman aparatur tentang teknis penyusunan anggaran dan
pengalokasian dana terutama dalam mendukung prioritas belanja
dengan mengacu pada anggaran berbasis kinerja masih terbatas.
- Standar Analisis Belanja sebagai acuan yang digunakan untuk
mengukur tingkat kewajaran belanja belum lengkap.
- Pengurangan Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Pusat berdampak
pada pembayaran belanja modal infrastruktur dan pengadaan
sarana prasarana sehingga menjadi hutang jangka pendek
(hutang belanja modal) yang telah dianggarkan oleh Pemerintah
Pusat kepada pihak rekanan.

c. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan


pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu
dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran. Pada kurun waktu 2014-2018
Penerimaan Pembiayaan Kabupaten Lahat berasal dari Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya dan penerimaan
piutang. Pemerintah Kabupaten Lahat tidak menyelenggarakan
penerimaan pembiayaan yang berasal dari sumber lain seperti
hutang luar negeri dan pencairan dana cadangan. Pada Pengeluaran
Pembiayaan yang dianggarkan adalah penyertaan modal Pemerintah
Daerah untuk Badan Usaha Milik Daerah yaitu Bank Sumsel Babel
dan Hibah Non Kas dari Pemerintah Pusat sebagai bentuk
penyelesaian piutang Pemerintah Pusat terhadap PDAM Pemerintah
Kabupaten Lahat.

Kebijakan pembiayaan daerah terdiri dari Kebijakan


Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang
diarahkan pada:
1) Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan (SiLPA) tahun sebelumnya
sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya,
didasarkan pada perhitungan yang cermat dan rasional;
2) Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban dalam
prinsip kehati-hatian;
3) SiLPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya
penggunaan perencanaan anggaran;
4) Membentuk dana cadangan.

Kebijakan keuangan daerah yang meliputi kebijakan


pendapatan, belanja maupun pembiayaan yang didukung dengan
kebijakan keuangan negara, sebagaimana tertuang dalam APBD
Kabupaten Lahat maupun APBN adalah untuk mendukung
tercapainya target sasaran perencanaan pembangunan Kabupaten
Lahat. Realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-
2018 dapat dilihat pada Tabel 3.4.
- III.16 -

Tabel 3.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran 2014−2018

AKUMULASI RATA-RATA
NO URAIAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 (TAHUN 2014-2018) PERTUMBUHAN
(%)
3 PEMBIAYAAN
PENERIMAAN 25.321.232.436,31 139.284.938.459,34 86.469.305.776,07 2.924.658.718,94 1.942.278.544,69 255.942.413.935,35 -
3.1
PEMBIAYAAN
Penggunaan Sisa 13.203.456.121,94 139.284.938.459,34 86.469.305.776,07 2.897.512.618,94 1.942.278.544,69 243.797.491.520,98 -
3.1.1 Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA)
Penerimaan Kembali - - - 27.146.100,00 - - -
3.1.5
Pemberian Pinjaman
12.117.776.314,37 - - - - -
Penerimaan Piutang
3.1.6 12.117.776.314,37
Daerah

PENGELUARAN
3.2 14.044.187.601,00 8.990.989.694,86 10.633.789.000,00 5.000.000.000,00 - -
PEMBIAYAAN 38.668.966.295,86

Penyertaan Modal 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00 10.633.789.000,00 5.000.000.000,00 - -


3.2.1 (Investasi) Pemerintah 27.633.789.000,00
Daerah
8.044.187.601,00 2.990.989.694,86 - - - -
Pembayaran Pokok
3.2.2 11.035.177.295,86
Utang

PEMBIAYAAN NETTO 11.277.044.835,31 130.293.948.764,48 75.835.516.776,07 (2.075.341.281,06) 1.942.278.544,69 217.273.447.639,49 -

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018


- III.17 -

Perkembangan sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA)


Kabupaten Lahat kurun waktu 2014−2018 terlihat fluktuatif. Secara
detail perkembangan realisasi Perkembangan sisa lebih pembiayaan
anggaran (SiLPA) Kabupaten Lahat tahun 2014−2018 dapat dilihat
pada grafik 3.4.

Grafik 3.4
Perkembangan SILPA Kabupaten Lahat Tahun 2014−2018

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

3.1.2 Neraca Daerah

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71


Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Komponen
Laporan Keuangan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan. Khususnya Neraca yang tertuang dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah sangat diperlukan dalam mengetahui
Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah sehingga dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan sumber daya ekonomi yang lebih efektif dan efisien.
Analisis Neraca Daerah bertujuan untuk mengetahui
kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio
likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset
daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset,
kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut
dikeluarkan. Kinerja Neraca Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat
selama kurun waktu Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Neraca Daerah Kabupaten Lahat menggambarkan posisi


keuangan entitas Kabupaten Lahat dalam hal ini meliputi aset,
kewajiban dan ekuitas dana pada waktu tertentu. Analisis neraca
daerah dilakukan untuk mengetahui kemampuan keuangan
pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas
dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan
dana pembangunan daerah. Sedangkan rasio likuiditas digunakan
untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek. Untuk kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya digunakan rasio solvabilitas.

Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas


tertentu pada kegiatan pelayanan pemerintah daerah. Jenis rasio
aktivitas yang digunakan untuk pemerintah daerah antara lain:
- Rata-rata umur piutang yaitu rasio untuk melihat berapa lama
hari yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang
menjadi kas).
- Rata-rata umur persediaan yaitu rasio untuk melihat berapa lama
dana tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan
persediaan untuk memberi pelayanan publik).
- III.19 -

Tabel 3.5
Neraca Daerah Pemerintah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2014-2018

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. ASET /AKTIVA
1.1 ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 132.231.692.457 72.772.131.907 458.840.697 103.538.149,98 83.280.150.629,45
Kas di Bendahara Pengeluaran 719.631.068 135.415.582 692.881.980 1.569.723,00 0,00
Kas di Bendahara Penerimaan 2.055.000 973.500 - 0,00 0,00
Kas di Kas BLUD 6.220.494.168 13.054.946.647 1.749.436.229 1.602.061.692,73 768.958.026,73
KaS DI Kas JKN 184.175.495 - - - -
Kas di Bendahara FKTP - 106.224.747 33.531.438 25.404.600,98 10.011.292,10
Kas di Bendahara Sekolah Negeri- BOS - - 458.022.220 213.329.996,00 40.495.522,89
Pusat/PSG
Kas Lainnya - 5.915.335.137 - 325.331.826,00 0,00
Setara Kas - - - - -
Piutang Pajak 13.778.250.618 15.563.581.675 17.793.293.570 14.710.402.451,76 15.899.909.040,76
Piutang Retribusi 230.465.200 273.978.700 341.741.200 418.446.200,00 549.756.095,00
Piutang Lain-Lain PAD yg Sah - 7.626.502.164 19.286.317.392 23.808.653.098,35 15.097.132.746,00
Piutang Transfer Pemda Lainnya - 95.104.807.899 76.876.969.779 64.268.671.799,37 79.549.350.021,14
Piutang BLUD 9.336.965.453 - - - -
Piutang Lainnya 74.250.889.647 - - - -
Penyisihan Piutang (5.018.846.503) (7.717.148.923) (11.730.286.288) (9.160.534.340,40) (11.338.753.003,46)
Belanja Dibayar Dimuka - 70.264.392 1.061.392.973 45.887.175,00 53.341.333,34
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 4.328.264.262 4.869.354.498 145.710.782 129.363.092,97 117.212.143,98
Persediaan 17.072.394.156 14.215.190.571 12.293.822.993 13.606.211.664,89 12.848.256.511,83
Jumlah Aset Lancar 253.336.431.022 221.991.558.496 119.461.674.964 110.098.337.130,63 196.875.820.359,76
- III.20 -

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen 2.462.623.764 541.853.457 388.432.737,00 385.903.437,00
424.328.837
Dana Bergulir - 1.765.703.000 1.765.703.000 1.738.556.900,00 1.738.556.900,00
Penyisihan Investasi Jangka - (1.223.849.543) (1.341.374.163) (1.350.124.163,00) (1.352.653.463,00)
Panjang
Investasi Permanen 46.595.640.390 75.641.143.028 78.584.553.907,52 75.444.355.416,05
82.096.821.841
Penyertaan Modal Pemerintah 75.641.143.028 82.096.821.841 78.584.553.907,52 75.444.355.416,05
Daerah
Jumlah Investasi Jangka 49.058.264.154 76.182.996.485 78.972.986.644,52 75.830.258.853,05
Panjang 82.521.150.678

1.3 ASET TETAP


Tanah 95.338.553.993 96.054.808.746 85.688.975.179 89.499.172.178,50 89.640.239.678,50
Peralatan dan Mesin 371.096.720.440 434.042.409.450 464.320.073.439 489.056.585.420,87 503.284.237.412,80
Gedung dan Bangunan 620.818.331.446 662.968.959.859 721.272.796.567 838.842.920.773,56 914.821.140.445,30
Jalan, Jaringan dan Instalasi 1.521.297.300.813 1.832.757.134.559 2.118.818.710.873 2.324.429.774.606,66 2.451.714.057.737,00
Aset Tetap Lainnya 44.893.207.455 49.480.640.061 58.463.695.301 68.532.899.028,42 74.734.949.263,42
Konstruksi Dalam Pengerjaan 6.725.625.249 37.024.481.136 51.414.591.043 50.633.809.993,08 1.731.990.220,90
Akumulasi Penyusutan - (868.353.706.375) (1.032.768.634.807) (1.307.036.565.066,37) (1.544.668.926.815,29)
Jumlah Aset Tetap 2.660.169.739.396 2.243.974.727.438 2.467.210.207.595 2.553.958.596.934,72 2.491.257.687.942,63

1.4 DANA CADANGAN


Dana Cadangan - - - - -
Jumlah Dana Cadangan - - - -
-
No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1.5 ASET LAINNYA
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 10.524.072.687 - - - -
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 12.391.664 332.217.010 15.895.833 633.333,33 277.777,78
(TGR)
Aset Tidak Berwujud 600.593.352 299.465.426 251.248.338 407.743.750,02 295.070.000,00
Aset Lain-Lain 196.162.954.264 94.218.385.835 103.193.477.740 77.521.206.607,07 76.866.721.870,74
Jumlah Aset Lainnya 207.300.011.966 94.850.068.271 103.460.621.911 77.929.583.690,42 77.162.069.648,52
JUMLAH ASET 3.169.864.446.538 2.636.999.350.691 2.772.653.655.148 2.820.959.504.400,29 2.841.125.836.803,96

2 KEWAJIBAN
2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 71.054.729 108.139.813 306.175.705 1.829.723,00 3.805.000,00
(PFK)
Utang Kepada Pihak Ketiga 1.863.190.896 - - - -
Pendapatan Diterima Dimuka - - 11.666.667 1.666.666,67 117.083.333,33
Utang Belanja - 13.194.145.768 82.780.022.629 137.300.194.215,60 20.383.453.440,38
Utang Jangka Pendek Lainnya 8.189.506.743 6.554.030.528 100.401.320.137 125.370.432.537,26 5.486.156.133,00
Jumlah Kewajiban Jangka 10.123.752.368 19.856.316.109 183.499.185.137 262.674.123.142,53 25.990.497.906,71
Pendek
2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - - - - -
Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - -
Jumlah Kewajiban Jangka - - - - -
Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN 10.123.752.368 19.856.316.109 183.499.185.137 262.674.123.142,53 25.990.497.906,71
EKUITAS 3.159.740.694.170 2.617.143.034.581 2.589.154.470.011 2.558.285.381.257,76 2.815.135.338.897,25
JUMLAH KEWAJIBAN DAN 3.169.864.446.538 2.636.999.350.691 2.772.653.655.148 2.820.959.504.400,29 2.841.125.836.803,96
EKUITAS
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018
- III.22 -

a. ASET

Aset Pemerintah Kabupaten Lahat terdiri dari aset lancar,


investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset
lainnya. Aset lancar Pemerintah Kabupaten Lahat meliputi kas di kas
daerah, kas di bendahara penerimaan, kas di bendahara pengeluaran,
kas di rekening jaminan, setara kas, piutang pajak, piutang retribusi,
bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar tuntutan
ganti rugi, piutang lainnya, penyisihan piutang pbb-p2, dan
persediaan. Perkembangan aset lancar Pemerintah Kabupaten Lahat
pada kurun waktu 2014-2018 menunjukkan angka yang fluktuatif.
Secara rinci perkembangan aset dapat dilihat pada grafik 3.5.

Grafik 3.5
Perkembangan Aset Kabupaten Lahat Tahun 2014−2018

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Perkembangan aset lancar Pemerintah Kabupaten Lahat


tahun 2014-2018 terlihat fluktuatif dan sangat tergantung pada aset
kas di kas daerah karena penyumbang terbesar pada peningkatan
aset lancar kontribusi kas di kas daerah. Pada tahun 2014, aset
lancar Pemerintah Kabupaten Lahat sebesar Rp253.336.431.022,00
dan pada tahun 2018 sebesar Rp196.875.820.360,76 Sedangkan
perkembangan Investasi Jangka Panjang Pemerintah Kabupaten
Lahat pada kurun waktu 2014-2018 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yaitu pada tahun 2014 sebesar
Rp49.058.264.153,87 meningkat menjadi Rp75.830.258.853,05 pada
tahun 2018.

Untuk perkembangan aset tetap Pemerintah Kabupaten Lahat


pada kurun waktu 2014-2018 juga mengalami fluktuatif, pada tahun
2014 aset tetap Pemerintah Kabupaten Lahat sebesar
Rp2.660.169.739.396,21 sedangkan mulai dari tahun 2015 s.d 2016
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2015 sebesar
Rp2.243.974.727.437,93 dan tahun 2016 sebesar
Rp2.467.210.207.594,98. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2015
dan 2016 pada perhitungan aset tetap terdapat angka pengurangan
untuk akumulasi penyusutan. Pada tahun 2017, jumlah aset tetap
Kabupaten Lahat sebesar Rp2.553.958.596.934,72 dan tahun 2018
menjadi sebesar Rp2.491.257.687.942,63. Aset tetap Pemerintah
Kabupaten Lahat saat ini terdiri dari aset tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi, aset tetap
lainnya, konstruksi dalam pengerjaan dan akumulasi penyusutan.

Selanjutnya untuk perkembangan aset lainnya cenderung


mengalami penurunan dari tahun ketahun yaitu pada tahun 2014
sebesar Rp207.300.011.966,12 menurun menjadi sebesar
Rp77.162.069648,52 pada tahun 2018. Pemerintah Kabupaten Lahat
pada kurun waktu 2014-2018 tidak mengalokasikan dana cadangan
aset.

b. KEWAJIBAN

Kewajiban Pemerintah Kabupaten Lahat meliputi kewajiban


jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Untuk kewajiban
jangka panjang Pemerintah Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 tidak
dialokasikan, sedangkan untuk kewajiban jangka pendek Pemerintah
Kabupaten Lahat pada kurun waktu 2014-2018 menunjukkan angka
yang fluktuatif pada setiap tahunnya. Kewajiban Pemerintah
Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 yaitu pada tahun 2014 sebesar
Rp10.123.752.367,90 meningkat menjadi sebesar
Rp262.674.123.142,53 di tahun 2017 dan kembali mengalami
penurunan menjadi Rp25.990.497.906,71 di tahun 2018. Kewajiban
jangka pendek Pemerintah Kabupaten Lahat merupakan kewajiban
utang kepada pemerintah daerah Kabupaten Lahat yang disebabkan
antara lain kekurangan pembayaran pada pihak ketiga dan utang
jangka pendek lainnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten
Lahat di masa mendatang harus terus berupaya meningkatkan
pengelolaan keuangan untuk mengurangi kewajiban jangka pendek
tersebut.

c. EKUITAS

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang


merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.
Ekuitas terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan
ekuitas dana cadangan. Ekuitas dana lancar merupakan selisih
antar aset lancar dengan kewajiban jangka pendek, yang meliputi
Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SILPA), cadangan piutang,
cadangan persediaan dan dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek. Ekuitas dana investasi
mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam
aset non lancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban
jangka panjang. Perkembangan ekuitas Pemerintah Kabupaten Lahat
dari tahun 2014-2018 mengalami fluktuatif yaitu pada tahun 2014
ekuitas Pemerintah Kabupaten Lahat sebesar
Rp3.159.740.694.170,00 menurun menjadi Rp2.558.285.381.257,76
hingga tahun 2017 dan pada tahun 2018 ekuitas Pemerintah
Kabupaten Lahat menjadi Rp2.815.135.338.897,25. Penurunan
tersebut disebabkan besarnya kewajiban utang jangka pendek
Pemerintah Kabupaten Lahat. Secara rinci perkembangan ekuitas
Pemerintah Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel 3.6.
- III.25 -

Tabel 3.6
Perkembangan Ekuitas Pemerintah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
No Uraian
Audited Audited Audited Audited An Audited
1. ASET /AKTIVA
1.1 ASET LANCAR 253.336.431.022,54 221.991.558.496,21 119.461.674.964,35 110.098.337.130,63 196.875.820.359,76
INVESTASI JANGKA
1.2 49.058.264.154,87 76.182.996.485,45 82.521.150.678,69 78.972.986.644,52 75.830.258.853,05
PANJANG
1.3 ASET TETAP 2.660.169.739.396,21 2.243.974.727.437,93 2.467.210.207.594,98 2.553.958.596.934,72 2.491.257.687.942,63
1.4 DANA CADANGAN - - - - -
1.5 ASET LAINNYA 207.300.011.966,12 94.850.068.271,05 103.460.621.911,03 77.929.583.690,42 77.162.069.648,52
JUMLAH ASET 3.169.864.446.537,74 2.636.999.350.690.64 2.772.653.655.148,05 2.820.959.504.400,29 2.841.125.836.803,96

2 KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA
2.1 10.123.752.367,90 19.856.316.109,38 183.499.185.137 ,35 262.674.123.142,53 25.990.497.906,71
PENDEK
KEWAJIBAN JANGKA
2.2 - - - - -
PANJANG
JUMLAH KEWAJIBAN 10.123.752.367,90 19.856.316.109 ,38 183.499.185.137 ,35 262.674.123.142,53 25.990.497.906,71

EKUITAS 3.159.740.694.169,84 2.617.143.034.581 ,26 2.589.154.470.010,70 2.558.285.381.257,76 2.815.135.338.897,25


JUMLAH KEWAJIBAN
3.169.864.446.537,74 2.636.999.350.690,64 2.772.653.655.148,05 2.820.959,504.400,29 2.841.125.836.803,96
DAN EKUITAS

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018


- III.26 -

d. RASIO LIKUIDITAS

Rasio likuditas yang digunakan dalam mencermati neraca


daerah adalah rasio lancar dan rasio quick. Rasio Likuiditas adalah
rasio yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.
Rasio Lancar = aktiva lancar : kewajiban jangka pendek
Rasio quick = (aktiva lancar – persediaan) : kewajiban jangka
pendek

e. RASIO SOLVABILITAS

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk


mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh
kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio solvabilitas juga merupakan rasio untuk mengukur seberapa
besar beban hutang yang ditanggung pemerintah daerah
dibandingkan dengan aset yangdimiliki atau untuk mengukur
sejauh mana aset pemerintah daerah dibiayai dari hutang.
Rasio total hutang terhadap total aset = total hutang : total aset
Rasio hutang terhadap modal = total hutang : total ekuitas
Hasil analisa perhitungan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas
Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat untuk tahun 2014-2018 pada
tabel 3.7.

Tabel 3.7
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
A Rasio Likuiditas

1 Rasio lancar (current ratio) 25,02 11,18 0,65 0,42 7,57

2 Rasio quick (quick ratio) 23,34 10,46 0,58 0,37 7,08


B Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang terhadap
1 0,0032 0,0075 0,0662 0,0931 0,0091
total aset
Rasio hutang terhadap
2 0,0032 0,0076 0,0709 0,1027 0,0092
modal
Sumber : Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018
Jika dilihat dari tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten
Lahat Tahun 2014−2018 memperlihatkan bahwa kemampuan
keuangan Pemerintah Kabupaten Lahat mengalami penurunan mulai
dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, akan tetapi pada tahun
2018 menunjukan perkembangan yang lebih baik sebagaimana
ditunjukkan oleh nilai rasio likuditas dan rasio solvabilitas. Pada
rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek sebagai
berikut:
1) Rasio Lancar
Rasio lancar menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah
dalam membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar. Perkembangan rasio lancar Pemerintah Kabupaten
Lahat kurun waktu 2014-2018 terlihat fluktuatif. Rasio lancar
Kabupaten Lahat pada tahun 2014 adalah sebesar 25,02. Hal ini
berarti kemampuan membayar hutang pemerintah Kabupaten
Lahat sebesar 25 kali lebih. sedangkan rasio lancar pada tahun
2018 sebesar 7,57 yang berarti kemampuan membayar hutang
pemerintah Kabupaten Lahat sebesar 7,57 kali.

2) Rasio Quick
Rasio quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva yang lebih likuid. Perkembangan rasio quick Pemerintah
Kabupaten Lahat mengalami penurunan pada tahun 2014-2017
yaitu dari 23,34 pada tahun 2014 menurun menjadi 0,37 di
tahun 2017, tetapi pada tahun 2018 angka rasio quick lebih baik
dari tahun sebelumnya yaitu 7,08. Hal ini berarti kemampuan
Pemerintah Kabupaten Lahat dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya sudah lebih baik.

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk


mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang.
1) Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio total hutang terhadap total aset menunjukkan seberapa
besar pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar
nilainya diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap
pembiayaan dan menandakan semakin besar resiko yang
dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Lahat. Jika dilihat dari
tabel 3.6, rasio total hutang terhadap total aset Kabupaten Lahat
kurun waktu 2014-2018 cukup berpengaruh yaitu pada tahun
2014 rasio total hutang terhadap total aset Kabupaten Lahat
sebesar 0,0010 dan pada tahun 2018 sebesar 0,0091 artinya
semakin besar hutang maka pengaruhnya juga semakin besar
terhadap aktiva.

2) Rasio Hutang Terhadap Modal


Rasio hutang terhadap modal menunjukkan seberapa perlu
hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang
dimiliki, dimana semakin kecil nilai rasio hutang terhadap modal
berarti semakin mandiri dan tidak tergantung pembiayaan dari
pihak lain. Rasio hutang terhadap modal Kabupaten Lahat pada
tahun 2014 sebesar 0,0032 sedangkan pada tahun 2018 sebesar
0,0092 artinya perkembangan angka rasio hutang terhadap
modal Pemerintah Kabupaten Lahat kurun waktu 2014-2018
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai total
hutang dibawah nilai modal yang dimiliki Kabupaten Lahat.

3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

Kebijakan keuangan daerah adalah suatu tatanan


kelembagaan dan kebijaksanaan anggaran daerah. Pengelolaan
keuangan daerah ini terdiri dari pendapatan, belanja dan
pembiayaan daerah. Semua unsur pengelolaan keuangan daerah ini
harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Kebijakan
pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin pada
kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD.
Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan
antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas
belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi
pembiayaan daerah. Keuangan daerah merupakan tatanan,
perangkat, kelembagaan dan kebijakan anggaran daerah. Keuangan
daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang
harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja pendapatan daerah, belanja
daerah, dan pembiayaan daerah, maka dilakukan analisis terhadap
proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan.

Pada kurun waktu tahun 2014-2018, pengelolaan keuangan


daerah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, dimana peraturan tersebut mengamanatkan
bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
sekurang-kurangnya menjelaskan arah kebijakan umum daerah;
pengelolaan keuangan daerah secara makro termasuk pendapatan
dan belanja daerah; penyelenggaraan urusan desentralisasi;
penyelenggaraan tugas pembantuan; dan penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan.

A. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

Selama Periode Tahun Anggaran 2014-2018, kebijakan umum


pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah
melalui (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang
berlaku dan kondisi daerah; (2) Peningkatan kemampuan dan
keterampilan SDM pengelola pendapatan daerah; dan (3) peningkatan
kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya. Secara
umum kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Lahat tahun
anggaran sebelumnya adalah sebagai berikut:
- III.30 -

- Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui kas


umum daerah yang menambahekuitas dana lancar sebagai hak
pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah.

- Seluruh penerimaan daerah dianggarkan dalam APBD secara


bruto mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang
dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang
digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut
dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain
dalam rangka bagi hasil.
- Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

Arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam pengelolaan


pendapatan daerah sebagai berikut:
a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
 Dalam merencanakan target pendapatan asli daerah agar
mempertimbangkan kondisi perekonomian yang terjadi pada
tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi
dan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah tahun
sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait.

 Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan pendapatan asli


daerah, Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dan
kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dan tidak
membuat kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan
masyarakat. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui
penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah, serta meningkatkan
pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan
asli daerah.

 Dalam hal jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang sudah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, penetapan target
pendapatannya sesuai ketentuan pada pasal 180 undang-
undang dimaksud, masih mengacu pada peraturan daerah
yang ada.

 Pemerintah Daerah dilarang melakukan pemungutan pajak


daerah dan retribusi daerah apabila peraturan daerahnya
telah dibatalkan dan/atau jenis pajak daerah dan retribusi
daerah tersebut tidak diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009.

 Penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum


Daerah (BLUD) seperti rumah sakit daerah, maka
penerimaannya dianggarkan dalam jenis pendapatan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, obyek pendapatan BLUD
rincian obyek pendapatan BLUD Rumah Sakit Daerah.

 Penerimaan bunga pinjaman dari dana bergulir, dianggarkan


dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok pendapatan
asli daerah, jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,
sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan.

b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah Kabupaten Lahat


melalui Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
dan Dana Bagi Hasil Pajak serta Bagi Hasil Bukan Pajak. Secara
keseluruhan, Pemerintah Kabupaten Lahat terus mengupayakan
peningkatan Dana Perimbangan terutama melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan dana bagi hasil.

c) Lain–Lain Pendapatan Daerah yang Sah


 Lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri atas pendapatan
hibah, dana darurat dan dana bagi hasil pajak dari provinsi
dan pemerintah daerah lainnya.

 Kelompok pendapatan hibah berasal dari pemerintah,


pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/organiasi swasta
dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan dan lembaga
luar negeri yang tidak mengikat. Kelompok dana darurat yang
berasal dari pemerintah dialokasikan dalam rangka
penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam.
Kelompok dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah
daerah lainnya terdiri dari dana bagi hasil pakal dari provinsi,
dana bagi hasil pajak dari kabupaten dan dana bagi hasil
pajak dari kota. Sedangkan kelompok bantuan keuangan dari
provinsi atau pemerintah daerah lainnya merupakan bantuan
keuangan dari provinsi, bantuan keuangan dari kabupaten
dan bantuan keuangan dari kota.

 Dana penyesuaian dianggarkan sebagai pendapatan daerah


pada kelompok lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
sepanjang telah ditetapkan dalam APBN.

 Hibah yang diterima berupa uang dianggarkan dalam APBD


dan didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara
pemerintah daerah dan pemberi hibah. Sumbangan yang
diterima dari organisasi/lembaga tertentu/perorangan atau
pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
maupun pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi
sumbangan diatur dalam peraturan daerah.

 Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan


baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang
diterima dari pemerintah provinsi atau pemerintah
kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD penerima
bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi
bantuan.

 Dalam upaya peningkatan lain-lain pendapatan asli daerah


yang sah dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup
peningkatan hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas
tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah, penerimaan
keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan
denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan,
pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas
umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, serta pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

B. Kebijakan Umum Belanja Daerah

Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari


pelaksanaan program pembangunan untuk mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran pembangunan Pemerintah Kabupaten Lahat.
Adapun kebijakan umum belanja daerah yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Lahat adalah:

a) Peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas


sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial.

b) Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat serta


pengendalian inflasi daerah melalui kebijakan ketahanan pangan
dan ketersediaan pasokan pangan.

c) Anggaran belanja akan diarahkan sektor pemberdayaan pertanian,


perdagangan dan perindustrian yang menopang laju
pertumbuhan ekonomi dengan didukung pembangunan
infrastruktur.

d) Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan,


Pemerintah Daerah mengarahkan anggaran pada kegiatan-
kegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target
kawasan lindung, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi
lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap
sumber daya alam.

e) Kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran


belanja tetap (fixed cost) dan pemenuhan program/kegiatan yang
berorientasi kepada standar pelayanan minimal (SPM).
f) Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Kabupaten Lahat yang terdiri
atas Urusan Wajib Pelayanan Dasar, Urusan Wajib Bukan
Pelayanan Dasar, Urusan Pilihan dan Urusan Pemerintahan
Fungsi Penunjang.

g) Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi:


 Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja
kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan serta pemberian
insentif kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk
menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/
lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa yang
dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.
 Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang
dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
 Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok
masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya.
 Mengalokasikan belanja bantuan keuangan yang didapat dari
Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya
dan kepada desa yang didasarkan pada pertimbangan untuk
mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan
pemerintah daerah yang tidak tersedia alokasi dananya sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah.
 Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja
untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya yang telah ditutup.
f) Kebijakan untuk belanja langsung mengutamakan pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yang dituangkan dalam bentuk program dan
kegiatan yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada
kepentingan publik. Pedoman penyusunan anggaran belanja
untuk setiap program dan kegiatan berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Analisis Standar Belanja (ASB) dan
Standar Satuan Harga yang ditetapkan dengan keputusan kepala
daerah.
 Mengalokasikan belanja pegawai berdasarkan pertimbangan
asas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas dalam
pencapaian sasaran program dan kegiatan.
 Mengalokasikan belanja barang dan jasa untuk barang pakai
habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan
atas pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah,
mengutamakan produksi dalam negeri serta penganggaran
belanja perjalanan dinas harus dilakukan secara selektif,
frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan
target kinerjanya.
 Mengalokasikan belanja modal sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Proporsi penggunaan anggaran Pemerintah Kabupaten Lahat


dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari
kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan pada periode
tahun anggaran sebelumnya yang digunakan dalam menentukan
kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa
datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah. Belanja daerah terdiri dari :
a) Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri
dari belanja pegawai, barang dan jasa, serta belanja modal.
b) Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial,
bagi hasil kepada kabupaten/kota, bantuan keuangan kepada
kabupaten/kota dan pemerintah desa serta belanja tidak terduga.

Belanja Daerah Kabupaten Lahat selama tahun 2014-2018


cenderung mengalami peningkatan, baik belanja langsung maupun
tidak langsung. Secara proporsional, belanja tidak langsung lebih
besar dibandingkan belanja langsung. Hal tersebut dikarenakan
dalam struktur belanja tidak langsung terdapat belanja hibah,
bantuan sosial, bantuan keuangan, dan bagi hasil dengan persentase
yang relatif besar. Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Lahat
selama kurun waktu 2014-2018 berjumlah Rp9.343.216.721.060,01
dengan komposisi belanja tidak langsung sebesar
Rp4.941.294.438.029,97 atau sebesar 52,89% dari total belanja dan
belanja langsung sebesar Rp4.401.922.283.030,04 atau sebesar
47,11%. Perkembangan belanja daerah Kabupaten Lahat per tahun
menunjukan angka yang fluktuatif. Pada tahun 2014, belanja daerah
Kabupaten Lahat sebesar Rp1.527.034.954.584,97 mengalami
peningkatan sampai pada tahun 2017 sebesar
Rp2.117.161.331.758,75 dan pada tahun 2018 turun menjadi
Rp1.802.346.845.790,85.
- III.37 -

Tabel 3.8
Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2014-2018

2014 2015 2016 2017 2018 AKUMULASI Rata-Rata


NO URAIAN Pertumbuhan
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN Tahun 2014-2018
(%)
2 BELANJA 1.527.034.954.584,97 1.883.694.294.089,44 2.012.979.294.836,00 2.117.161.331.758,75 1.834.893.019.295,84 9.375.762.894.565,00 5,52

BELANJA TIDAK
A. 758.003.232.535,97 921.077.257.707,00 1.025.129.113.849,00 1.117.451.692.642,00 1.119.633.141.296,00 4.941.294.438.029,97 10,50
LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 678.278.617.035,97 755.876.029.995,00 742.795.077.053,00 678.195.065.530,00 625.533.525.643,00 3.480.678.315.256,97 (1,69)
2 Belanja Hibah 38.093.631.500,00 18.308.271.854,00 13.709.000.000,00 35.152.483.225,00 74.874.016.950,00 180.137.403.529,00 48,09
3 Belanja Bantuan Sosial 6.277.280.000,00 1.548.200.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 379.000.000,00 10.204.480.000,00 (43,21)
Belanja Bagi Hasil
Kepada Provinsi/ 7.863.987.000,00 19.947.126.207,00 32,66
4 0,00 3.653.471.866,00 4.014.127.341,00 4.415.540.000,00
Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
5 Provinsi/Kabupaten / 33.753.704.000,00 139.651.283.992,00 261.615.996.758,00 397.438.603.887,00 410.967.611.703,00 1.243.427.200.340,00 114,10
Kota, Pemerintahan
Desa dan Partai Politik
6 Belanja Tidak Terduga 1.600.000.000,00 2.040.000.000,00 1.994.912.697,00 1.250.000.000,00 15.000.000,00 6.899.912.697,00 (27,71)

B. BELANJA LANGSUNG 769.031.722.049,00 962.617.036.382,44 987.850.180.987,00 999.709.639.116,75 715.259.877.999,84 4.434.468.456.535,03 0,14


1 Belanja Pegawai 74.678.308.195,00 29.529.439.900,00 11.775.409.725,00 19.009.718.000,00 14.460.914.055,00 149.453.789.875,00 (20,77)
Belanja Barang dan
2 308.755.604.877,00 423.632.784.536,12 515.630.065.115,00 508.159.385.018,00 391.236.634.685,46 2.147.414.474.231,58 8,62
Jasa
3 Belanja Modal 385.597.808.977,00 509.454.811.946,32 460.444.706.147,00 472.540.536.098,75 309.562.329.259,38 2.137.600.192.428,45 (2,34)

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018


- III.38 -

Tabel 3.9
Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018

TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
100,00 100,00
BELANJA 100,00 100,00 100,00
52,78 61,02
A. Belanja Tidak Langsung 49,64 48,90 50,93
32,03 34,09
1. Belanja Pegawai 44,42 40,13 36,90
1,66 4,08
2. Belanja Hibah 2,49 0,97 0,68
0,05 0,02
3. Belanja Bantuan Sosial 0,41 0,08 0,05
Belanja Bagi Hasil Kepada
0,21 0,43
4. Provinsi/ Kabupaten/Kota 0,00 0,19 0,20
dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/
18,77 22,40
5. Kabupaten/ Kota, 2,21 7,41 13,00
Pemerintahan Desa dan
Partai Politik
0,06 0,00
6. Belanja Tidak Terduga 0,10 0,11 0,10

47,22 38,98
B Belanja Langsung 50,36 51,10 49,07
0,90 0,79
1. Belanja Pegawai 4,89 1,57 0,58
24,00 21,32
2. Belanja Barang Jasa 20,22 22,49 25,62
22,32 16,87
3. Belanja Modal 25,25 27,05 22,87

Sumber : Data diolah Bappeda Kab. Lahat, 2018

Proporsi belanja aparatur berupa belanja pegawai pada


penjumlahan belanja langsung dan belanja tidak langsung rata-rata
selama kurun waktu tahun 2014-2018 sebesar 39,26% dengan
proporsi tertinggi pada tahun 2014 sebesar 49,31% terhadap total
belanja daerah. Selanjutnya untuk proporsi belanja publik yang
terdiri dari belanja barang jasa dan belanja modal pada kurun waktu
tahun 2014-2018 rata-rata sebesar 45,60% dengan proporsi tertinggi
terjadi di tahun 2015 sebesar 49,53%. Pada tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 proporsi belanja publik menurun dari 45,47%
tahun 2014 menjadi 38,19% pada tahun 2018. Secara rinci proporsi
belanja aparatur dan belanja publik dapat dilihat pada tabel 3.10 dan
tabel 3.11.
Tabel 3.10
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Uraian Total Belanja Untuk Total Pengeluaran Prosentase


Pemenuhan (Belanja + Pembiayaan (%)
Kebutuhan Aparatur Pengeluaran)
(Rp) (Rp)
1 Tahun 2014 752.956.925.230,97 1.527.034.954.584,97 49,31
2 Tahun 2015 785.405.469.895,00 1.883.694.294.089,44 41,69
3 Tahun 2016 754.570.486.778,00 2.012.979.294.836,00 37,49
4 Tahun 2017 697.204.783.530,00 2.117.161.331.758,75 32,93
5 Tahun 2018 639.994.439.698,00 1.838.590.794.447,57 34,88
Jumlah 3.630.132.105.131,97 9.379.460.669.716,73 39,26
Sumber: Data diolah Bappeda Kab. Lahat Tahun 2018

Tabel 3.11
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Publik
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Uraian Total Belanja Untuk Total Pengeluaran Prosentase


Pemenuhan (Belanja + Pembiayaan (%)
Kebutuhan Aparatur Pengeluaran)
(Rp) (Rp)
1 Tahun 2014 694.353.413.854,00 1.527.034.954.584,97 45,47
2 Tahun 2015 933.087.596.482,44 1.883.694.294.089,44 49,53
3 Tahun 2016 976.074.771.262,00 2.012.979.294.836,00 48,49
4 Tahun 2017 980.699.921.116,75 2.117.161.331.758,75 46,32
5 Tahun 2018 700.798.963.944,84 1.838.590.794.447,57 38,19
Jumlah 4.285.014.666.660,03 9.379.460.669.716,73 45,60
Sumber: Data diolah Bappeda Kab. Lahat Tahun 2018

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Pembiayaan daerah adalah setiap penerimaan yang perlu


dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari
penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.
Penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Lahat selama kurun
waktu 2014-2018 sebesar Rp255.942.413.935,35. Penerimaan
pembiayaan daerah tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar
Rp139.284.938.459,34 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun
2018 sebesar Rp1.942.278.544,69. Penerimaan pembiayaan berasal
- III.40 -

dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya dan


penerimaan piutang direncanakan. Pemerintah Kabupaten Lahat
tidak menyelenggarakan penerimaan pembiayaan yang berasal dari
sumber lain seperti hutang dalam negeri dan pencairan dana
cadangan.

Selanjutnya perkembangan pengeluaran pembiayaan daerah


dalam kurun waktu 2014-2018 menunjukkan angka yang fluktuatif.
Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk penyertaan modal
(investasi) Pemerintah Daerah dianggarkan untuk Badan Usaha Milik
Daerah yaitu Bank Sumsel Babel dan Hibah Non Kas dari Pemerintah
Pusat sebagai bentuk penyelesaian piutang Pemerintah Pusat
terhadap PDAM Pemerintah Kabupaten Lahat. Pengeluaran
pembiayaan tahun 2014 sebesar Rp14.044.187.601,00 menurun
menjadi Rp8.990.989.694,86 di tahun 2015, pada tahun 2016
sebesar Rp10.633.789.000,00 dan tahun 2017 sebesar
Rp5.000.000.000,00. Pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Lahat
tidak mengalokasikan pengeluaran pembiayaan daerah. Secara rinci
pembiayaan daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 dapat dilihat
pada tabel 3.12. dan tabel 3.13.
- III.41 -

Tabel 3.12
Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2014-2018

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 AKUMULASI Rata-Rata
NO URAIAN
Pertumbuhan
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN 2014-2018
(%)
PEMBIAYAAN DAERAH
A PENERIMAAN 46.487.121.471,94 172.568.603.809,34 155.075.903.098,61 2.924.658.718,94 101.432.075.280,19 478.488.362.379,02 882,78
PEMBIAYAAN DAERAH
1. Sisa Lebih Perhitungan 13.203.456.121,94 139.284.938.459,34 85.961.552.570,34 2.897.512.618,94 1.944.074.439,69 243.291.534.210,25 196,77
Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya
2. Penerimaan Kembali 27.146.100,00 - 27.146.100,00 -
Pemberi Pinjaman - - -

3. Penerimaan Piutang 33.283.665.350,00 33.283.665.350,00 69.114.350.528,27 - 99.488.000.840,50 235.169.682.068,77 -


Daerah

B PENGELUARAN 15.647.265.412,75 9.596.582.054,90 10.633.789.000,00 5.000.000.000,00 - 40.877.636.467,65 -


PEMBIAYAAN DAERAH

1. Penyertaan Modal 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00 10.633.789.000,00 5.000.000.000,00 - 27.633.789.000,00 -


(Investasi) Pemerintah
Daerah
2. Pembayaran Hutang 9.647.265.412,75 3.596.582.054,90 - - 13.243.847.467,65 -
-

PEMBIAYAAN NETTO 30.839.856.059,19 162.972.021.754,44 144.442.114.098,61 (2.075.341.281,06) 101.432.075.280,19 437.610.725.911,37 (1.167,96)

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018


Tabel 3.13
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018

No Uraian Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) Tahun 2018 (Rp)

1. Realisasi Pendapatan Daerah 1.516.450.871.343,99 1.657.846.559.049,30 1.726.004.654.824,00 1.765.015.019.207,69 1.917.046.551.222,32

Dikurangi Realisasi:

2. Belanja Daerah 1.388.479.926.903,96 1.702.178.955.243,44 1.798.753.634.741,13 1.760.995.603.486,94 1.834.893.019.295,84

3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 14.044.187.601,00 8.990.989.694,86 10.633.789.000,00 5.000.000.000,00 0

Defisit Riil 113.926.756.839,03 (53.323.385.889,00) (83.382.768.917,13) (980.584.279,25) 82.153.531.926,48

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2018


- III.43 -

3.3. KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan merupakan analisis perhitungan


kapasitas total keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk
mendanai belanja/pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta
prioritas utama dan program-program pembangunan jangka
menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan serta alokasi
untuk belanja daerah dan pengeluaran daerah lainnya.

Kemampuan fiskal Kabupaten Lahat dalam pembiayaan


pembangunan daerah, masih belum begitu kuat. Pembiayaan
pembangunan masih sangat bergantung pada Dana Perimbangan.
Kemampuan fiskal yang belum cukup tinggi ini perlu diperbaiki
melalui kebijakan-kebijakan yang diambil guna meningkatkan
kemampuan daerah dalam peningkatan pendapatan daerah. Dalam
konteks visualisasi dan aktualisasi perubahan yang diinginkan dalam
arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah adalah:

- Mengembangkan pengelolaan keuangan daerah yang bertumpu


pada kepentingan publik. Hal ini tidak hanya dilihat dari
besarnya proporsi pengalokasian anggaran untuk kepentingan
publik, tetapi juga terlihat pada tingkat partisipasi masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian
keuangan daerah.

- Mengembangkan kerangka hukum dan administrasi untuk


pembiayaan dan investasi berdasarkan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik, yaitu efisien, efektif, ekonomis,
transparan dan akuntabel, serta adil dan patut.

- Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa daerah


secara lebih profesional dan bertanggung jawab.

- Meningkatkan standar dan sistem akuntansi keuangan daerah,


laporan keuangan daerah, peran akuntan independen dalam
pemeriksaan, pemberian opini dan penilaian kinerja anggaran,
serta transparansi informasi anggaran kepada publik.
- Aspek pembinaan dan pengawasan keuangan daerah, baik
melalui pengawasan fungsional maupun pengawasan eksternal
yang melibatkan masyarakat.

- Mengembangkan sistem informasi keuangan daerah untuk


menyediakan informasi anggaran yang akurat sebagai komitmen
pemerintah daerah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
keuangan daerah.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah dibagi menjadi empat pokok arah


kebijakan yaitu Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah, Arah
Pengelolaan Belanja Daerah, Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah,
dan Kebijakan Umum Anggaran.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja

Berdasarkan realisasi kinerja pendapatan dan belanja daerah


Kabupaten Lahat kurun waktu Tahun 2014-2018, Pemerintah
Kabupaten Lahat menyusun proyeksi pendapatan dan belanja
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 dengan mempertimbangkan
asumsi pertumbuhan rata-rata yang tidak terlalu tinggi per tahunnya
dan kebijakan-kebijakan yang dapat mempengaruhi pendapatan dan
belanja daerah. Pendapatan dan belanja daerah diperkirakan masih
belum cukup kuat, mengingat sumber penerimaan Pemerintah
Kabupaten Lahat masih sangat bergantung dana transfer dari
Pemerintah Pusat. Meskipun Pemerintah Daerah terus berupaya
meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah untuk memenuhi
kebutuhan belanja daerah.

Pengelolaan anggaran pendapatan daerah terus diperhatikan


untuk peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan daerah dalam
struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting
peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan
maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan
dengan pembiayaan maka pendapatan daerah masih merupakan
alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten
Lahat. Arah pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Lahat tahun
2019-2023 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD dan sumber
penerimaan lainnya. Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada
peningkatan penerimaan daerah melalui:
a) Optimalisasi Pungutan PAD;
b) Intensifikasi Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
c) Penyesuaian Tarif Pajak dan Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak
tertentu;
d) Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan umum kepada
masyarakat/wajib pajak;
e) Membangun sistem dan prosedur administrasi pelayanan
perpajakan dan retribusi berbasis online system;
f) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta
profesionalisme SDM Aparatur;
g) Peningkatan kerjasama dengan Instansi terkait dalam rangka
optimalisasi penerimaan DBH Pajak/Bukan Pajak;
h) Optimalisasi dan pemberdayaan aset daerah;
i) Meningkatkan kualitas manajemen aset daerah;
j) Optimalisasi BUMD;
k) Penyempurnaan Dasar Hukum Pungutan

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun


2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang merupakan
revisi dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, jenis pendapatan
asli daerah terdapat beberapa perubahan, yaitu: jenis pajak daerah
menjadi 8 jenis meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Sarang
Burung Walet, Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),
Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah. Jenis retribusi yang telah
dilaksanakan saat ini, masih tetap berlaku, bahkan memungkinkan
untuk lebih dikembangkan sesuai dengan peraturan dan
kewenangan.
Proyeksi besaran pendapatan daerah Kabupaten Lahat tahun
2019-2023 disesuaikan dengan asumsi kemampuan daerah dengan
tetap memperhatikan capaian kinerja keuangan Kabupaten Lahat
selama kurun waktu 2014-2018. Asumsi dan proyeksi pendapatan
yang direncanakan dipengaruhi oleh intensifikasi dan ekstensifikasi
Pendapatan Daerah. Rencana Kerja Pengelolaan Pendapatan Daerah
yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Lahat sebagai
berikut :
- Melaksanakan Kegiatan Sarana dan Prasarana Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sehingga terlaksananya
pencetakan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (SPPT PBB P2).
- Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (SPPT PBB P2) kepada
wajib pajak di seluruh Kabupaten Lahat.
- Pemeliharaan Basis Data Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dengan Sistem Informasi Manajemen Objek Pajak (SISMIOP).
- Mengikutsertakan pegawai untuk kursus dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas aparatur.
- Mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada wajib pajak agar
mereka mengerti arti pentingnya Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah untuk membangun Pemerintah Kabupaten Lahat
- Mengadakan pendataan secara berkesinambungan terhadap
objek pajak daerah dan retribusi daerah baik data lama ataupun
data baru.

Disisi lain, pertimbangan perkembangan perekonomian


nasional yang masih dipengaruhi oleh risiko ketidakpastian global
dan masih akan menjadi risiko dan tantangan yang harus dihadapi
kedepan. Dalam jangka menengah, Pemerintah fokus pada stabilisasi
perekonomian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, laju inflasi yang rendah,
mengendalikan defisit fiskal pada tingkat yang sehat serta menjaga
defisit transaksi berjalan pada level yang aman.
Selanjutnya, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
penganggaran, Pemerintah Kabupaten Lahat menyusun belanja
daerah melalui pendekatan anggaran berbasis kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan
dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat
daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Kebijakan ini
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran
serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke
dalam program dan kegiatan.

Kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023


adalah sebagai berikut :
a) Membiayai program dan kegiatan yang menjadi prioritas
Kabupaten Lahat;
b) Memenuhi pelaksanaan program prioritas daerah sesuai dengan
urusan pemerintahan yang harus dilaksanakan; Memenuhi
pelaksanaan program yang berstandar pelayanan minimal dan
operasional;
c) Mengakomodir program pembangunan yang dijaring melalui
aspirasi masyarakat dalam Musrenbang;
d) Mengedepankan program-program yang menunjang pertumbuhan
ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan
pengentasan kemiskinan;
e) Diarahkan untuk mendanai belanja yang bersifat wajib dan
mengikat guna menjamin kelangsungan pemenuhan pelayanan
dasar masyarakat;
f) Mempertahankan alokasi belanja ke arah sebesar 20% untuk
pembiayaan pendidikan dan 10% untuk pembiayaan kesehatan;

Kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip


penganggaran dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja, dan
memperhatikan prioritas pembangunan sesuai permasalahan serta
perkiraan situasi dan kondisi pada tahun mendatang, dan dilakukan
secara selektif, akuntabel, transparan, dan berkeadilan. Pada tahun
2019-2023 sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 bahwa kebutuhan belanja mengalami kenaikan karena adanya
sub urusan yang dialihkan kepada Pemerintah Provinsi yang
diprioritaskan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan untuk
jenjang pendidikan menengah dan Sekolah Luar Biasa (SLB), serta
untuk pengembangan kelembagaan, sarana prasarana pendidikan,
potensi siswa, peningkatan kualitas dan kompetensi guru.

Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2019-2023


dilakukan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional,
efisien dan efektif, yaitu :
a) Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan Kabupaten Lahat yang terdiri dari urusan wajib
dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
perundang-undangan.
b) Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk
kepentingan publik, melaksanakan proper budgeting melalui
analisis cost benefit dan tingkat efektifitas setiap program dan
kegiatan.
c) Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah
dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang
menjadi tanggungjawab pemerintah Kabupaten Lahat.
d) Belanja dalam rangka peyelenggaraan urusan wajib diarahkan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum.
e) Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk pendidikan sebesar
20% dari Volume Anggaran APBD tiap tahunnya.
f) Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
dilaksanakan dengan memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk
pelayanan dasar kesehatan terutama untuk keluarga miskin serta
kesehatan ibu dan anak, dan diharapkan dapat mencapai
alokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10 persen dari
total belanja APBD di luar gaji, sesuai amanat Pasal 171 ayat (2)
Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g) Dalam mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, melalui
pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur.
h) Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan
anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung
dan belanja langsung dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten
Lahat, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap
pengguna anggaran tetap terukur.
i) Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal sebagai
berikut :
- Mengalokasikan belanja pegawai, dalam bentuk gaji dan
tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
- Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang
dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
- Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok
masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya;
- Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja
untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya yang telah ditutup.
- Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada pemerintah desa
digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang
bersumber dari pendapatan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
- Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah
Desa yang digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus.
- III.50 -

Belanja daerah pada periode 2019-2023 diharapkan mampu


mengakomodasi program dan kegiatan yang direncanakan
berdasarkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati serta mampu
memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Lahat.

Selanjutnya dari sisi Pembiayaan Daerah, sebagaimana


ketentuan yang telah diatur pada penjelasan pasal 17 ayat 3 dalam
Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
pasal 83 ayat 2 berikut penjelasannya dalam Undang-undang Nomor
33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, maka jumlah kumulatif defisit
anggaran tidak diperkenankan melebihi 3 persen dari Produk
Domestik Regional Bruto tahun bersangkutan.

Kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan


diarahkan untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber
dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan
piutang daerah. Terkait dengan pinjaman daerah, Pemerintah Pusat
telah membuka kesempatan bagi pemerintah daerah yang memenuhi
persyaratan, untuk melakukan pinjaman sebagai salah satu
instrumen pendanaan pembangunan daerah. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian, mengingat adanya
konsekuensi kewajiban yang harus dibayar atas pelaksanaan
pinjaman pemerintah daerah dimaksud, seperti angsuran pokok,
biaya bunga, denda, dan biaya lainnya, pemerintah daerah akan
terus mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential management),
profesional, dan tepat guna apabila akan melakukan pinjaman,
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah.
Selain itu juga dibuka peluang bagi pemerintah daerah untuk
menggalang dana pinjaman pemerintah daerah yang bersumber dari
masyarakat sebagai salah satu sumber pendanaan daerah. Sumber
pendanaan tersebut adalah obligasi daerah untuk mendanai investasi
sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan
manfaat bagi masyarakat.

Pada aspek pengeluaran pembiayaan, sebagai pengeluaran


yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya,
berupa penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah. Untuk itu
kebijakan pengeluaran pembiayaannya meliputi :
a) Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk penyertaan modal
BUMD;
b) Penyertaan modal apabila terjadi surplus anggaran;
c) Penyertaan modal BUMD disertai dengan revitalisasi dan
restrukturisasi kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik
daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran
pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD.

Berdasarkan beberapa kebijakan tersebut, Pemerintah Kabupaten


Lahat menyusun Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 sebagaimana pada tabel 3.14.
- III.52 -

Tabel 3.14
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

RATA-RATA
AKUMULASI
No URAIAN TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023 PERTUMBUH
(TAHUN 2019-2023) AN (%)
1. PENDAPATAN 1.920.023.656.469,00 1.944.527.213.492,45 1.973.038.448.367,07 2.002.975.244.985,43 2.034.408.881.434,70 9.874.973.444.748,65 1,46

1.1 PENDAPATAN ASLI 111.165.768.419,00 116.724.056.839,95 122.560.259.681,95 128.688.272.666,05 135.122.686.299,35 614.261.043.906,29 5,00
DAERAH
1.1.1 Pendapatan Pajak 39.927.563.419,00 41.923.941.589,95 44.020.138.669,45 46.221.145.602,92 48.532.202.883,07 220.624.992.164,38 5,00
Daerah
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 5.539.505.000,00 5.816.480.250,00 6.107.304.262,50 6.412.669.475,63 6.733.302.949,41 30.609.261.937,53 5,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan 6.500.000.000,00 6.825.000.000,00 7.166.250.000,00 7.524.562.500,00 7.900.790.625,00 35.916.603.125,00 5,00
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
1.1.4 Lain-Lain Pendapatan 59.198.700.000,00 62.158.635.000,00 65.266.566.750,00 68.529.895.087,50 71.956.389.841,88 327.110.186.679,38 5,00
Asli Daerah yang Sah
1.2 DANA PERIMBANGAN 1.425.331.034.750,00 1.445.791.703.187,50 1.467.275.405.046,87 1.489.833.291.999,22 1.513.519.073.299,18 7.341.750.508.282,77 1,51

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi 409.213.368.750,00 429.674.037.187,50 451.157.739.046,88 473.715.625.999,22 497.401.407.299,18 2.261.162.178.282,77 5,00
Hasil Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 723.556.689.000,00 723.556.689.000,00 723.556.689.000,00 723.556.689.000,00 723.556.689.000,00 3.617.783.445.000,00 -

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 292.560.977.000,00 292.560.977.000,00 292.560.977.000,00 292.560.977.000,00 292.560.977.000,00 1.462.804.885.000,00 -

1.3 LAIN-LAIN 383.526.853.300,00 382.011.453.465,00 383.202.783.638,25 384.453.680.320,16 385.767.121.836,17 1.918.961.892.559,58 0,15


PENDAPATAN YANG
SAH
1.3.1 Pendapatan Hibah dari 59.655.200.000,00 57.005.200.000,00 57.005.200.000,00 57.005.200.000,00 57.005.200.000,00 287.676.000.000,00 (1,11)
Pemerintah
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak 22.692.003.300,00 23.826.603.465,00 25.017.933.638,25 26.268.830.320,16 27.582.271.836,17 125.387.642.559,58 5,00
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan 301.179.650.000,00 301.179.650.000,00 301.179.650.000,00 301.179.650.000,00 301.179.650.000,00 1.505.898.250.000,00 -
Otonomi Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -
dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
RATA-RATA
AKUMULASI
No URAIAN TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023 PERTUMBUH
(TAHUN 2019-2023) AN (%)

2 BELANJA 1.958.011.118.365,00 1.967.948.713.832,45 1.996.459.948.707,07 2.026.396.745.325,43 2.057.830.381.774,70 10.006.646.908.004,60 1,25


2.1 BELANJA TIDAK 1.138.871.840.835,00 1.086.535.347.038,77 1.104.296.612.047,66 1.122.507.876.234,51 1.141.180.687.956,39 5.593.392.364.112,34 0,09
LANGSUNG
2.1.1 Belanja Pegawai 684.040.407.227,00 700.902.515.987,78 718.425.078.887,47 736.385.705.859,66 754.795.348.506,15 3.594.549.056.468,05 2,49

2.1.3 Belanja Subsidi 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -

2.1.4 Belanja Hibah 12.425.800.000,00 6.653.400.000,00 6.653.400.000,00 6.653.400.000,00 6.653.400.000,00 39.039.400.000,00 (11,61)

2.1.5 Belanja Bantuan 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 6.250.000.000,00 -


Sosial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil 4.546.706.850,00 4.774.042.184,00 5.012.744.293,19 5.263.381.507,85 5.526.550.583,25 25.123.425.418,29 5,00
Kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
2.1.7 Belanja Bantuan 430.608.926.758,00 368.455.388.867,00 368.455.388.867,00 368.455.388.867,00 368.455.388.867,00 1.904.430.482.226,00 (3,61)
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/
Kota dan
Pemerintahan Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 4.000.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 14.000.000.000,00 (9,38)

2.2 BELANJA LANGSUNG 819.139.277.530,00 881.413.366.793,68 892.163.336.659,41 903.888.869.090,92 916.649.693.818,30 4.413.254.543.892,31 2,89

2.2.1 Belanja Pegawai 16.382.785.550,60 17.628.267.335,87 17.843.266.733,19 18.077.777.381,82 18.332.993.876,37 88.265.090.877,85 2,89

2.2.2 Belanja Barang dan 409.569.638.765,00 440.706.683.396,84 446.081.668.329,70 451.944.434.545,46 458.324.846.909,15 2.206.627.271.946,15 2,89
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 393.186.853.214,40 423.078.416.060,97 428.238.401.596,52 433.866.657.163,64 439.991.853.032,79 2.118.362.181.068,31 2,89

SURPLUS/ (DEFISIT) (37.987.461.896,00) (23.421.500.340,00) (23.421.500.340,00) (23.421.500.340,00) (23.421.500.340,00) (131.673.463.256,00) (9,59)


RATA-RATA
AKUMULASI
No URAIAN TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023 PERTUMBUH
(TAHUN 2019-2023) AN (%)

3 PEMBIAYAAN
DAERAH

3.1 PENERIMAAN 133.688.902.441,93 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 227.374.903.801,93 (20,62)


PEMBIAYAAN
DAERAH
3.1.1 Sisa Lebih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -
Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran
Sebelumnya
3.1.6 Penerimaan Piutang 133.688.902.441,93 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 227.374.903.801,93 (20,62)
Daerah

3.2 PENGELUARAN 95.701.440.545,93 0,00 0,00 0,00 0,00 95.701.440.545,93 -


PEMBIAYAAN
DAERAH
3.2.2 Penyertaan Modal 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -
(Investasi) Pemerintah
Daerah
3.2.5 Pembayaran Hutang 95.701.440.545,93 0,00 0,00 0,00 0,00 95.701.440.545,93 -
Pemerintah Daerah

PEMBIAYAAN NETTO 37.987.461.896,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 23.421.500.340,00 131.673.463.256,00 (9,59)

SILPA TAHUN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -


BERKENAAN
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
- III.55 -

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah,


selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan alokasi dari kapasitas
kemampuan keuangan daerah tersebut kedalam berbagai kelompok
prioritas. Adapun rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah Kabupaten Lahat pada tahun 2019-2023 adalah
sebagai berikut:

- Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai Pengeluaran Wajib dan


mengikat serta Prioritas Utama.

- Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas


dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Lahat periode 2019-2023 yang merupakan program
pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan
(dedicated) kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam
RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus
dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk
prioritas bidang pendidikan 20% (dua puluh persen) dan bidang
kesehatan 10% (sepuluh persen). Program tersebut harus
berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat
dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di
samping itu, prioritas II juga diperuntukkan bagi prioritas belanja
yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. Program prioritas dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling
berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat
yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang
dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi Perangkat Daerah.
- III.56 -

Tabel 3.15
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

PROYEKSI
No URAIAN AKUMULASI
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(TAHUN 2019-2023)
1 Pendapatan 1.920.023.656.469,00 1.944.527.213.492,45 1.973.038.448.367,07 2.002.975.244.985,43 2.034.408.881.434,70 9.874.973.444.748,65

2 Pencairan dana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


cadangan (sesuai -
perda)
3 Sisa Lebih Riil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Perhitungan 0,00
Anggaran
Total Penerimaan 1.920.023.656.469,00 1.944.527.213.492,45 1.973.038.448.367,07 2.002.975.244.985,43 2.034.408.881.434,70 9.874.973.444.748,65

Dikurangi
4 Belanja Tidak 1.138.871.840.835,00 1.086.535.347.038,77 1.104.296.612.047,66 1.122.507.876.234,51 1.141.180.687.956,39 5.593.392.364.112,34
Langsung
5 Pengeluaran 95.701.440.545,93 - - - - 95.701.440.545,93
Pembiayaan
Kapasitas Riil
Kemampuan 685.450.375.088,07 857.991.866.453,68 868.741.836.319,41 880.467.368.750,92 893.228.193.478,30 4.185.879.640.090,38
Keuangan

PROYEKSI
No URAIAN AKUMULASI
TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(TAHUN 2019-2023)
Kapasitas Riil
Kemampuan 685.450.375.088,07 857.991.866.453,68 868.741.836.319,41 880.467.368.750,92 893.228.193.478,30 4.185.879.640.090,38
Keuangan
Prioritas I
Prioritas II
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2018
- IV.1 -

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU–ISU
STRATEGIS DAERAH

Permasalahan dan isu-isu strategis daerah merupakan salah


satu bagian terpenting dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) karena menjadi dasar utama visi dan
misi pembangunan jangka menengah. Oleh karena itu, penyajian
analisis ini menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang
akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan
pembangunan daerah dan isu strategis. Komponen pembentuk isu-
isu strategis di Kabupaten Lahat terdiri dari analisis terhadap hasil
pembangunan periode sebelumnya untuk mengetahui permasalahan
pembangunan daerah Kabupaten Lahat dan faktor penentu
keberhasilannya, hasil telaah terhadap dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lahat
2005-2025, hasil telaah terhadap dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; hasil telaah isu dari
dunia internasional, dan analisis yang berasal dari dunia akademik
dan lain-lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Evaluasi Kinerja 2013-2018

Reancana Tata Ruang Wilayah 2012-2032


RPJMN 2015-2019

Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-


2025) Penetapan Isu Strategis Kabupaten Lahat 2019-2023

SDGs dan KLHS

Gambar 4.1
Komponen Pembentuk Isu Strategis Kabupaten Lahat
4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Permasalahan pembangunan adalah perbedaan/kesenjangan


pencapaian antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini
dengan yang direncanakan, serta antara apa yang ingin dicapai
dimasa mendatang dengan kondisi saat ini.

4.1.1 Evaluasi Kinerja Pembangunan 2013-2018

Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah


bertujuan untuk mewujudkan kesesuaian antara capaian
pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja daerah Kabupaten Lahat Tahun 2013-2018 meliputi
indikator makro daerah dan indikator kinerja program daerah.
Capaian masing-masing indikator makro dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Lahat dapat
dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1
Capaian Indikator Makro Kabupaten Lahat

No Indikator Kinerja Satuan 2017 2018*


Target Realisasi Status Target Realisasi
1 PDRB Harga Rp. Miliar 11.086,66 15.053,25 Tercapai 11.799,28 n/a
Berlaku
2 PDRB Harga Rp. Miliar 4.301,95 11.255,34 Tercapai 4.575,55 n/a
Konstan
3 Pendapatan Rp. Juta 23,364 37,380 Tercapai 24,621 n/a
Perkapita ADHK
4 Pertumbuhan Persen 6,18 3,92 Tidak 6,36 4,07
Ekonomi Tercapai
5 Inflasi Persen 5,0 2,78 Tercapai 5,0 n/a
6 Pendapatan Rp. Miliar 1.416,679 1.765,015 Tercapai 1.416,679 1.825,729
Daerah
- Pendapatan Asli Rp. Miliar 92,074 164,495 Tercapai 92,074 123,765
Daerah
- Dana Perimbangan Rp. Miliar 1.092,417 1.211,669 Tercapai 1.092,417 1.297,252

- Lain-Lain Rp. Miliar 232,188 388,849 Tercapai 232,188 404,711


Pendapatan
Daerah yg Sah
7 Persentase Persen 14,68 16,81 Tidak 14,18 16,15
Penduduk Miskin Tercapai
8 Tingkat Persen 2,10 4,33 Tidak 1,36 3,29
Pengangguran Tercapai
Terbuka
9 Indeks Indeks 74,05 66,38 Tidak 74,41 66,99
Pembangunan Tercapai
Manusia (IPM)
10 Rata-Rata Lama Tahun 8,53 8,43 Tidak 8,57 8,44
Sekolah Tercapai
11 Angka Harapan Tahun 69,5 65,25 Tidak 70 65,25
Hidup Tercapai
Tabel 4.2
Permasalahan Berdasarkan Urusan Perangkat Daerah

No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pendidikan Masih Rendahnya Rata-Rata Lama Capaian Rata-Rata Lama
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Sekolah tahun 2018
Sekolah sebesar 8,43 tahun

Masih Rendahnya Harapan Usia Capaian Harapan Usia


Harapan Usia Sekolah Sekolah tahun 2017
Sekolah sebesar 12,31 tahun

Masih Rendahnya Angka Partisipasi Capaian APK PAUD/TK


Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun 2018 sebesar
Kasar PAUD/TK PAUD/TK 74,39%
Masih Rendahnya Angka Partisipasi Capaian APS SD/MI/
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Paket A Tahun 2017
Sekolah SD/MI/ SD/MI/Paket A sebesar 97,78%
Paket A
Masih Rendahnya Angka Partisipasi Capaian APM PAUD/TK
Angka Partisipasi Murni (APM) tahun 2018 sebesar
Murni PAUD/TK PAUD/TK dan 64,20% , APM
dan SD/MI/Paket SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A sebesar
A 98,10%

Masih rendahnya Rasio Guru terhadap Tahun 2018 Capaian


rasio guru/murid murid SD/MI/Paket Rasio Guru terhadap
tingkat A dan Rasio Guru murid SD/MI/Paket A
SD/MI/Paket A terhadap murid sebesar 1: 12 dan Rasio
dan SMP/MTs SMP/MTs Guru terhadap murid
SMP/MTs sebesar 1:13
(termasuk guru non pns)

Angka kelulusan Angka Kelulusan Capaian Angka


SD/MI dan Murid SD/MI dan Kelulusan Murid SD/MI
SMP/MTs belum Angka Kelulusan 99,91% dan Angka
100% Murid SMP/MTs Kelulusan Murid
SMP/MTs 98,63% pada
tahun 2018

Perlunya Persentase guru Capaian Persentase guru


peningkatan guru yang memenuhi yang memenuhi
yang memenuhi kualifikasi S1-DIV kualifikasi S1-DIV Tahun
kualifikasi S1-DIV 2018 sebesar 87,79%

2. Kesehatan Masih tingginya Angka Kematian Ibu Capaian Angka Kematian


Angka Kematian (AKI) Ibu (AKI) sebesar 0,5%
Ibu pada tahun 2018
persentase masih adanya ibu hamil
kunjungan ibu hamil yang engan
(k4) memeriksakan
kehamilannya (k4)
kepada tenaga kesehatan
persentase ibu masih adanya ibu
bersalin yang bersalin yang
mendapat pelayanan melakukan persalinan
(kf) tidak dengan tenaga
kesehatan di fasilitas
kesehatan (nakes
fasyankes)
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
Persentase bayi baru masih adanya ibu
lahir mendapat bersalin yang
pelayanan kesehatan melakukan persalinan
tidak dengan tenaga
kesehatan di fasilitas
kesehatan (nakes
fasyankes)
Penurunan Angka Angka Kematian Capaian Angka Kematian
Kematian Bayi dan Bayi (AKB) Bayi (AKB) sebesar 4,3%
Balita Angka Kematian pada tahun 2018
Balita

Penurunan Persentase Bayi Kurangnya tingkat


Prevalensi Gizi Yang Mendapat ASI pengetahuan ibu
Kurang dan Gizi Eksklusif bayi/balita dan kualitas,
Buruk kuantitas serta
Cakupan Balita Yang penyebaran tenaga SDM
ditimbang Kesehatan

Menurunkan Persentase Desa UCI Peningkatan kesehatan


Angka Kesakitan masyarakat, peran lintas
dan Kematian sektor, kualitas dan
Akibat Penyakit kuantitas penyebaran
Menular dan Tidak SDM kesehatan
Menular
Cakupan Penemuan Masih Adanya Penderita
Penderita Diare, yang Enggan Berobat dan
Penderita Belum Mendapat
Pneumonia, Pelayanan dari Nakes
Penderita Hipertensi,
Penderita dabetes
Millitus, Penderita
ODGJ
Persentase Penderita Masih Sulitnya
TB Yang Mendapat Penemuan Penderita TB
Pelayanan dan Penderita TB Masih
Kesehatan Sering Drop Out Dalam
Pengobatan
Persentase Orang Masyarakat Yang
Yang Beresiko Beresiko Terinfeksi HIV
Terinfeksi HIV yang Sulit Untuk di Lakukan
Mendapat Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan
Kesehatan
Masyarakat masih Persentase Karena Letak geografis
Sulit Menjangkau Penduduk daerah dan kurangnya
sarana Kesehatan Memanfaatkan kesadaran masyarakat
Puskesmas
Persentase Desa Masih kurangnya Desa
Yang Memiliki yang memiliki Poskesdes
Poskesdes
Persentase Masih kurangnya
Puskesmas PONED Puskesmas PONED
Persentase Sarkes Masih kurangnya Sarana
Dengan Kemampuan Kesehatan dan SDM
Laboratorium Kesehatan
Kesehatan
Masih Rendahnya Persentase Desa Peningkatan kesehatan
Akses Sanitasi Yang Melaksanakan masyarakat, peran lintas
Dasar STBM sektor, kualitas dan
Persentase Desa kuantitas penyebaran
yang Melaksanakan SDM kesehatan
Program CTPS

Industri Rumah
Tangga (IRTP) Yang
Memiliki Persyaratan
Kesehatan
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
Belum Persentase Rumah Peningkatan kesehatan
terwujudnya Tangga Ber PHBS masyarakat, peran lintas
Kemandirian Persentase Posyandu sektor, kualitas dan
Masyarakat Untuk Punama kuantitas penyebaran
Hidup Sehat SDM kesehatan
Persentase Desa
Siaga Aktif
Pemerataan Persentase Desa Rekrutmen/
Penyebaran Yang Memiliki Bidan Penambahan Pegawai
Tenaga Kesehatan Desa (Nakes) yang tidak ada,
dan Peningkatan Jumlah Puskesmas pendidikan dan pelatihan
SDM Yang Memiliki tenaga kesehatan
Dokter
Persentase Bidan
Yang Sudah APN
Persentase Capaian baru 2017 baru
Puskesmas yang 10% karena keterbatasan
sudah memiliki Tim anggaran diklat bagi
PONED SDM Kesehatan terutama
Dokter, Bidan dan
Perawat
3 Pekerjaan Peningkatan Persentase Panjang Berkurangnya anggaran
Umum dan pelayanan jalan Jalan Kabupaten untuk pembangunan
Penataan dalam kondisi jalan sehingga tidak
Ruang mantap (> 40 mendukung perencanaan
km/jam) yang telah dibuat untuk
memenuhi target
pelayanan jalan
Peningkatan Rasio Panjang Peningkatan ekonomi
Pelayanan Irigasi Jaringan Irigasi
dalam kondisi baik
Pemanfaatan dan Persentase Dokumen RTRW dalam
Pengendalian kesesuaian perbaikan dan
RTRW penggunaan pelaksanaan Sosialisasi
pemanfaatan lahan belum berjalan
dengan rencana tata
ruang
Masih rendahnya Persentase rumah Capaian KK yang dilayani
Persentase Tingkat tinggal berakses air air bersih/air minum
Pelayanan Air minum sebanyak 44.078 KK pd
Bersih/Air minum tahun 2018
Masih rendahnya Persentase rumah Capaian KK yang
Persentase rumah tinggal berakses terlayani akses sanitasi
tinggal berakses sanitasi sebanyak 2.947 KK
sanitasi tahun 2018
Peningkatan Cakupan Capaian Ketersediaan
Ketersediaan Ketersediaan Rumah Rumah Layak Huni
Rumah Layak Layak Huni sebanyak 47.056 unit
Huni tahun 2018
Peningkatan Penyelesaian Kasus Capaian Penyelesaian
penyelesaian Tanah Negara Kasus Tanah Negara
konflik pertanahan sebanyak 5 Kasus tahun
yang difasilitasi 2018
4 Ketentraman Peran Serta Persentase Angka Peningkatan Partisipasi
dan Masyarakat Dalam Kejahatan Masih Masyarakat dalam
Ketertiban Menjaga Tinggi Menciptakan Keamanan
Umum serta Ketentraman dan / Ketertiban
Perlindungan Ketertiban Umum Jumlah Pos Kamling Mengembangkan Sistem
Masyarakat Masih Sangat Masih Sedikit Keamanan Berbasis
Kurang Masyarakat
Masih Kurangnya Banyaknya Peningkatan
Kesadaran Pelanggaran Hukum Penyelenggaraan
Masyarakat Dalam Ketentraman Masyarakat
Mematuhi Secara Persuasip &
Peraturan Manusiawi
Perundangan
Daerah
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
Jumlah Fasilitas Peningkatan Penegakan
Umum Yang Rusak / Hukum Secara
Hilang Profesional dan
Prosedural
Persentase Tingkat Peningkatan
Kerawanan Sosial Pembinaan,Pengawasan
dan Pemeiliharaan
Masyarakat Dalam
Menjaga Ketentraman
dan Ketertiban
Lingkungan
Kurangnya Persentase Jumlah Keterwakilan Perempuan
Partisipasi Perempuan Yang di DPRD Minimal 30 %,
Perempuan Dalam Duduk Sebagai di Kab.Lahat Masih 7,5 %
Politik Anggota DPRD

Masih Adanya Jumlah Konflik Peningkatan keamanan


Konflik Sosial di Sosial di Masyarakat dan pencegahan konflik
Masyarakat masih diatas 10
tahun keatas/ tahun
Masih adanya Jumlah Konflik Sara, Pencegahan dan
Konflik sara, Teroris dan Paham Penyelesaian Masalah
teroris, dan paham Ideologi yang Konflik Sara, Teroris dan
ideologi yang menyimpang Paham Ideologi yang
menyimpang menyimpang

5 Sosial Masih Terdapat Persentase Data Basis Terpadu


RTS Yang Belum Penduduk Miskin (BDT) Dan Pendamping
Menerima PKH
Bantuian PKH
Keterbatasan Persentase Pendamping ASLUT
Kemampuan Penanganan
Secara Fisik Penyandang Masalah
Penerima Bantuan Kesejahteraan Sosial
Keterbatasan Persentase Pendamping Disabilitas
Kemampuan Penanganan
Secara Fisik Penyandang Masalah
Penerima Bantuan Kesejahteraan Sosial
Belum Persentase Sarana dan Prasarana
Melaksanakan Penanganan LK3 Yang Memadai
Bimbingan Penyandang Masalah
Konsultasi Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan
Keluarga
Kualitas Beras Persentase Tenaga Kesejahteraan
yang belum Penduduk Miskin Sosial Kecamatan (TKSK)
Memenuhi dan Pendamping PKH
Standar Beras
Sehat
Masih kurangnya Persentase Taruna Siaga Bencana
sarana prasarana Penanganan (TAGANA)
Buffer Stock/ Penyandang Masalah
Bantuan yang Kesejahteraan Sosial
Memadai Berupa
Sandang dan
Pangan
Masih kurangnya Sarana prasarana Penanggulangan bencana
sarana dan penanggulangan secara cepat
prasarana bencana
penanggulangan
bencana pada saat
terjadinya bencana
Pencegahan Persentase tingkat Kabupaten Lahat
peringatan dini, kesiapsiagaan termasuk salah satu
mitigasi untuk penanganan daerah rawan bencana
bencana
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
menghadapi Jumlah SDM yang
ancaman dan menguasai teknologi
resiko bencana di bidang
penanggulangan
bencana
Persentase
Peningkatan
Penanganan Daerah
Rawan Bencana
Peningkatan Jumlah lokasi Kabupaten Lahat
Penanggulangan rekonstruksi pasca termasuk salah satu
Bencana Daerah bencana daerah rawan bencana
Kaji Cepat Dampak
Bencana

6 Tenaga Kerja Masih Tingginya Persentase Tingkat Tingkat pengangguran


Tingkat Partisipasi Angkatan Kabupaten Lahat tahun
Pengangguran dan Kerja (TPAK) dan 2017 sebesar 4,33, TPAK
Kurangnya Persentase 72,74 dan Tingkat
Lapangan Penempatan Pencari kesempatan kerja 95,84
Pekerjaan Kerja
Tidak Tersedianya Persentase ASN sebagai Mediator
Tenaga Fungsional Penyelesaian Yang Bersertifikasi Yang
Mediator Peselisihan dan Dapat Melakukan Tugas-
Hubungan Pembinaan tugas Pembinaan
Industrial dan Hubungan Industrial
Jamsostek di Perusahaan di
Wilayah Kab Lahat
Masih kurangnya Persentase Peningkatan pelayanan
sarana dan transmigrasi yang dasar masyarakat di
prasarana di memiliki sarana dan daerah transmigrasi
daerah prasarana yang
transmigrasi cukup

7 Pemberdayaan Masih perlu Persentase Capaian tahun 2018


Perempuan Penurunan Kasus Penurunan Kasus sebesar 9 persen
dan Perempuan dan Perempuan dan
Perlindungan Anak dari tindak Anak dari tindak
Anak kekerasan kekerasan
Persentase Capaian tahun 2018
Partisipasi baru 10%, belum
Perempuan di mencapai syarat
Lembaga Legislatif keterwakilan perempuan
di partai politik 30%

8 Pangan Masih perlu Jumlah tenaga SDM Dalam rangka


peningkatan SDM yang bersertifikasi peningkatan ketahanan
di Bidang Pangan Bidang Pangan pangan daerah

9 Lingkungan Meningkatnya Persentase Dalam rangka


Hidup pelestarian penurunan tingkat mewujudkan Tujuan
Lingkungan Hidup pencemaran air, dan Pembangunan
udara Berkelanjutan

10 Administrasi Belum optimalnya Persentase Dalam rangka


Kependudukan kepemilikan e-KTP kepemilikan e-KTP peningkatan mutu
dan pelayanan dokumen
Pencatatan kependudukan
Sipil
Masih kurangnya Persentase
penduduk yang kepemilikan akte
memiliki akte kelahiran dan
kelahiran dan kematian
kematian
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
11 Pemberdayaa minimnya Jumlah ASN yang Peningkatan Kapasitas
n Masyarakat Aparatur berkompeten di Aparatur Pemerintah
Desa pemerintah Desa Bidang Manajemen Daerah
Yang Menguasai Pemerintah Desa
Bidang
Manajemen
Pemerintah Desa
12 Pengendalian Kurang Jumlah Rasio Petugas Belum Mencapai Standar
Penduduk dan Kualitas Lapangan Keluarga / Target SPM, Karena
dan Keluarga Kompetensi Berencana/ Realisasi dilapangan
Berencana Petugas Lapangan Penyuluh Keluarga Baru 49 Petugas/ 377
Keluarga Berencana Desa
Berencana/ (PLKB/PKB) = Target
Penyuluh Keluarga SPM : 1 Petugas/2
Berencana Desa
(PLKB/PKB)
Kebutuhan PUS Cakupan PUS Yang Belum Mencapai Standar
Yang Ingin Ber- Ingin Ber- KB Tidak /Target SPM Karena
KB Tidak Terpenuhi (Unmed Realisasi Unmet Need
Terpenuhi (Unmed Need) = Target SPM : Sebesar 9,9 %
Need) Masih Tinggi 5%
Persentase Peserta Persentase Peserta Kurangnya tenaga
KB Aktif MKJP KB Aktif MKJP terlatih untuk pelayanan
Menurun Dari ( Target RPJMN : MKJP terutama IUD dan
34,89 Pada Tahun 22,3 %) Implan di Fasilitas
2014 Menjadi 24,5 Kesehatan
% Tahun 2018
Persentase Persentase Meningkatnya Jumlah
Pemakaian Pemakaian Peserta KB Tradisional
Kontasepsi Kontrasepsi (Target (Non contraceftive)
(Contaceftive RPJMN /66 %
Prevalence Rate /
CPR Menurun
Yaitu 78,71 Pada
Tahun 2014
Menjadi 73,28
Pada Tahun 2018
13 Perhubungan Peningkatan Jumlah pemasangan Angka kecelakaan di
keselamatan dan rambu-rambu lalu Kabupaten Lahat masih
kenyamanan di lintas tinggi
jalan raya
Jumlah Pemasangan
marka jalan

14 Komunikasi Belum optimalnya Persentase Meningkatkan


dan aksesibilitas serta ketersediaan konektivitas daerah
Informatika kapasitas perangkat teknologi
telekomunikasi, informasi
informasi dan
teknologi Persentase
informatika penyebarluasan
informasi
pembangunan

15 Koperasi, Masih rendahnya Persentase Meningkatkan


Usaha Kecil peran koperasi, penguatan perekonomian
Menengah UKM di pedesaan permodalan bagi masyarakat
koperasi dan UKM
Persentase Koperasi
Yang Berprestasi
Peningkatan SDM
bidang koperasi
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
16 Penanaman Masih kurangnya Jumlah perusahaan Mekanisme dalam proses
Modal dan investor yang yang berinvestasi di perizinan yang
Pelayanan menanamkan Kabupaten Lahat dilaksanakan mudah dan
Terpadu modal di Kab Lahat dan Jumlah nilai tidak lama
sehingga nilai investasi
investasi masih
rendah

Kurangnya Jumlah pegawai Perlu mengikuti


Kemampuan SDM DPMPTSP yang telah pelatihan/diklat dalam
dalam ikut pelatihan/diklat pelayanan perizinan
melaksanakan teknis perizinan dan berbasis elektronik (OSS)
pelayanan penanaman modal
perizinan yang
berbasis elektronik

Kuantitas kegiatan Jumlah kegiatan Perlu dukungan


promosi produk promosi yang diikuti stakeholder dan alokasi
unggulan yang atau di laksanakan dana untuk
masih rendah melaksanakan kegiatan
promosi

Kurangnya mutu Persentase Kemampuan SDM dalam


pelayanan Kepuasan melaksanakan pelayanan
terhadap masyarakat
masyarakat/
pemohon
perizinan

17 Pemuda dan Belum optimalnya Jumlah Pemuda Peningkatan peran serta


Olahraga peran pemuda Berprestasi di pemuda di Bidang
dalam olahraga Tingkat Provinsi dan Olahraga
Nasional

Jumlah Cabang
Olahraga yang
mendapat prestasi
Tingkat Provinsi dan
Nasional

18 Kelautan dan Belum optimalnya Cakupan layanan Meningkatkan


Perikanan kontribusi sektor sarana dan pertumbuhan ekonomi
perikanan pd prasarana sektor sektor perikanan
PDRB perikanan

Jumlah produksi
perikanan budidaya
dan perikanan
tangkap

19 Pariwisata Perlu peningkatan Jumlah Kunjungan Capaian jumlah


jumlah Kunjungan Wisatawan kunjungan wisatawan
wisatawan di tahun 2017 sebanyak
Kabupaten Lahat 51.763 orang

Masih kurangnya Jumlah SDM yang Dalam Rangka


Pengembangan mengikuti Pelatihan menunjang Promosi dan
SDM Bidang Pariwisata Pemasaran Pariwisata,
Profesionalisme Perlu Pelaku Usaha yang
Bidang Pariwisata Profesional di Bidang
Pariwisata

Masih kurangnya Jumlah Dengan mengembangkan


pengembangan Pengembangan dan dan membangun ODTW
dan pembangunan Pembangunan akan meningkatkan
ODTW ODTW perekonomian rakyat
- IV.10 -

No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa


20 Pertanian Optimalisasi Jumlah produksi Meningkatkan kontribusi
Produksi, tanaman pangan sektor pertanian pada
Produktivitas, dan (padi, jagung, kedele) peningkatan PDRB
Luas Panen Jumlah
tanaman pangan produktivitas
dan hortikultura tanaman pangan
(padi, jagung, kedele)
Luas Panen tanaman
pangan (padi,
jagung, kedele)

Jumlah produksi
tanaman
hortikultura

Optimalisasi Jumlah produksi Meningkatkan kontribusi


Produksi daging sektor peternakan pada
Peternakan peningkatan PDRB
Jumlah produksi
telur

Optimalisasi Jumlah produksi Meningkatkan kontribusi


Produksi tanaman perkebunan rakyat sektor perkebunan pada
perkebunan peningkatan PDRB

Masih kurangnya Penyuluh PNS dan Meningkatkan SDM


pengetahuan dan THL-TBPP yang Pertanian melalui
keterampilan SDM mengikuti pelatihan, Pelatihan, bintek dan
Pertanian bintek dan Sosialisasi
Penyuluh dan sosialisasi
Poktan/Petani) di
bidang IPTEK

Poktan/Petani yang
mendapat bintek
dan pembangunan
agribisnis

Infrastruktur Tingkat Pemenuhan Meningkatkan


Pertanian Belum Prasarana Pertanian Penyediaan Program dan
Memadai Tepat Guna Sarana Pertanian

21 Perdagangan Belum optimalnya Kontribusi sektor Minimnya bantuan modal


Kontribusi sektor industri terhadap dan pengelolaan
industri terhadap PDRB manajemen usaha hasil
PDRB industri
Persentase Perlunya pembinaan dan
pertumbuhan sinergisitas dengan pihak
industri kecil dan ketiga seperti
menengah perusahaan serta BUMN
dan BUMD
22 Sekretariat Optimalisasi Dukungan alat Meningkatkan kinerja
DPRD pelayanan kelengkapan DPRD fungsi DPRD
penyelenggaraan terhadap
administrasi, pelaksanaan fungsi
pelaksanaan tugas pengawasan
dan fungsi DPRD

23 Administrasi Optimalisasi Indeks Kepuasan Meningkatkan pelayanan


Pemerintahan Pelayanan Prima Masyarakat (IKM) publik
Bagi Masyarakat

24 Pengawasan Belum Semua Pesentase SKPD Pengendalian Internal


SKPD Nilai dengan Maturitas Pemerintah Daerah Yang
Maturitasnya Level SPIP Level 3 Baik
3
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
Pemenuhan Level 3 APIP Peningkatan Level
Infrastruktur Level Kapabilitas APIP
3

Masih ada SKPD Persentase SKPD Akuntabilitas Keuangan


Nilai SAKIPnya di Dengan Nilai SAKIP dan Kinerja Pemeritah
bawah B Minimal B Yang Baik

25 Perencanaan Peningkatan Jumlah aparatur Peningkatan aparatur


Kualitas perencana yang yang mengikuti diklat
perencanaan berkompeten atau pelatihan tentang
pembangunan Perencanaan
daerah
Sistem perencanaan Penggunaan aplikasi
berbasis elektronik e_planning
(e-planning)

26 Keuangan Penerapan Data-data dan Integrasi e_budgeting


Teknologi Informasi Yang dengan e_planning
Informasi (TI) di Berhubungn dengan
Lingkungan Unit Perbendaharaan
Kerja Masih
Kurang

Kurang Sarana Sistem Informasi Sarana dan Prsarana


Penunjang Kerja Manajemen Yang Penunjang Kinerja Yang
Dapat diakses Lengkap
Secara Online
Sistem Informasi Sarana dan Prsarana
Yang Berorientasi Penunjang Kinerja Yang
Kepada Peningkatan Lengkap
Pelayanan dan
Efisiensi Manajemen
Perbendaharaan

Kesadaran Persentase Perlu Adanya Fasilitas


Masyarakat Untuk Peningkatan Pendukung Untuk
Membayar Pajak Pendapatan Pajak Petugas Pemungut Pajak
Masih Rendah Bumi dan Bangunan PBB P2 di Kecamatan
Pedesaan Perkotaan

Bukti Kepemilikan Jumlah Bukti Tim Penerbitan Aset


Aset Tetap Belum Kepemilikan Aset Daerah
Memadai Tetap

Data dan Ketersediaan Data Satgas Aset dan


Informasi Aset Aset Yang Valid Pengurus Barang SKPD
Masih Belum
Valid
27 Kepegawaian Belum adanya Standar Kompentasi Analisis jabatan Analisis
Standar Jabatan Pimpinan Beban Kerja, Perda dan
Kompentasi Tinggi Pratama dan peraturan Perundang-
Jabatan Pimpinan Jabatan undangan yang berlaku
Tinggi Pratama Administrasi
dan Jabatan
Administrasi
Masih banyak PNS Persentase PNS Yang Masih Kurangnya
Yang Belum Belum memahami Pembinaan Disiplin PNS
memahami tentang Peraturan-
tentang Peraturan- peraturan
peraturan Kedisiplinan
Kedisiplinan
Masih Kurangnya Jumlah pegawai Minimnya anggaran
peningkatan SDM yang mengikuti untuk pengiriman ASN
ASN tugas belajar tugas belajar
No Urusan Permasalahan Indikator Kinerja Analisa
28 Penelitian dan Masih rendahnya Jumlah ASN yang Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM aparatur di telah mengikuti Pengembangan
Bidang Penelitian diklat di bidang merupakan salah satu
dan Penelitian dan Perangkat Daerah yg
Pengembangan Pengembangan baru terbentuk pada
tahun 2017.

Masih rendahnya Kebijakan tentang Pengembangan sistem


sistem inovasi Tim Koordinasi SIDa, inovasi daerah
daerah Kabupaten Roadmap SIDa dan merupakan salah satu
Lahat penguatan strategi untuk
kelembagaan SIDa meningkatkan daya saing
daerah
Persentase
pengembangan
sistem inovasi
daerah melalui
potensi lokal

4.2 ISU STRATEGIS


Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa
datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian
penting /keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan
peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis
adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka
panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan
menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis
terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi
untuk dipilih menjadi isu strategis. Analisis isu-isu strategis
merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi
tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu
yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas
prioritas pembangunan sehingga dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dan etika birokratis .
Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan isu-isu strategis adalah telaahan terhadap Visi, Misi
dan Program Kepala Daerah terpilih. Hal tersebut bertujuan agar
rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan
masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Sumber lain isu strategis dari lingkungan eksternal (misal, dari
masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset, lembaga
nonprofit, dan lain-lain) skala regional, nasional, dan internasional
juga merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan dan menjadi
masukan dalam menganalisis isu-isu strategis pembangunan jangka
menengah daerah.

4.2.1 Telaah RPJPD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan bagian dari tahapan
pelaksanaan RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025. Visi yang
ingin dicapai oleh Kabupaten Lahat pada tahun 2025 adalah
"Terwujudnya Ekonomi Kerakyatan yang Mandiri Berbasis Agribisnis
Menuju Masyarakat Sejahtera". Visi tersebut diwujudkan melalui
Misi Kabupaten Lahat 2005-2025 adalah:
1) Mewujudkan infrastruktur dasar yang memadai guna membuka
kawasan sentra-sentra produksi.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat
melalui peningkatan penguasaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup secara berkelanjutan.
4) Meningkatkan kemandirian ekonomi kerakyatan berbasis
agribisnis yang sesuai dengan potensi lokal.
5) Meningkatkan kapasitas, aparatur, manajemen dan
kelembagaan pemerintahan.
6) Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan.
7) Membangun kerja sama regional, nasional dan global.
Tahapan dalam RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025 yaitu:
1) Peletakan pondasi untuk membangun kemandirian ekonomi
2) Penguatan pelayanan dan pengembangan
3) Optimalisasi sumber daya
4) Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan

Saat ini tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan tahapan
keempat dari pelaksanaan RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-
2025.

Tabel 4.3
Hasil Telaah RPJPD Tahun 2005-2025
Periode Perencanaan Tahun 2019-2023

Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
1. Penyediaan Peningkatan dan Jumlah jaringan irigasi pada
infrastruktur dasar pemeliharaan setiap kawasan potensial tanaman
yang memadai guna pembangunan irigasi pangan
membuka kawasan Jumlah irigasi yang dikelola
sentra-sentra masyarakat
produksi Luas areal irigasi
Rasio biaya pemeliharaan irigasi
Rasio sarana irigasi (bangunan
pengambilan, saluran, bangunan
air dan bangunan pelengkap)
Tingkat pelayanan irigasi
Sertifikasi kualitas air baku
Jumlah waduk
Jumlah debit air

Peningkatan dan Jembatan penghubung pada


pemeliharaan daerah-daerah terisolir
pembangunan irigasi Sertifikasi standar teknis
jembatan
Rasio biaya pemeliharaan
jembatan

Peningkatan, Akses ke sentra-sentra produksi


Pemeliharaan dan baik pertanian maupun
Pembangunan Jalan pertambangan dan daerah
terisolir
Rasio panjang jalan terhadap luas
daerah
Sertifikasi kualitas jalan
Luas jangkauan wilayah
pelayanan moda transportasi

Pembangunan pembangkit Pembangkit sumber daya air


sumber daya air, dan
intake di pedesaan Rasio jumlah intake terhadap
jumlah rumah tangga
Jumlah sanitasi pedesaan

Pembangunan pembangkit Pembangkit sumber daya energi


sumber daya energi bagi kebutuhan masyarakat lokal
Jumlah daya listrik yang
tersalurkan bagi kebutuhan
rumah tangga dan industri
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Peningkatan jaringan Luas jangkauan telekomunikasi di
telekomunikasi dan setiap kecamatan
sarana teknologi informasi
Jumlah jenis layanan
telekomunikasi
Jumlah satelit dan stasiun
pemancar jaringan telekomunikasi
tanpa kabel (wireless)
Jumlah provider

2. Meningkatkan Pembangunan bidang Sarana dan prasarana ibadah


kualitas SDM agama yang merata sesuai dengan
masyarakat melalui kebutuhan masyarakat
penguasaan dan
pemanfaatan Iptek
Kerukunan antar umat beragama

Perayaan keagamaan

Pembangunan bidang Angka melek huruf (AMH)


pendidikan dengan Rasio sekolah
penguasaan dan Rasio guru
pemanfaatan Iptek
Rasio sertifikasi guru
Rasio sertifikasi sekolah,
pendidikan tinggi
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Angka Partisipasi Kasar/Murni
(APK/APM)
Tingkat partisipasi sekolah untuk
mengikuti jenjang pendidikan
yang lebih tinggi
Rasio anggaran pendidikan
Aksesibilitas terhadap teknologi
informasi
Bahan-bahan kepustakaan yang
berhunungan dengan Iptek
Jumlah kerjasama penelitian dan
pengembangan Iptek
Jumlah hasil penelitian Iptek
Jumlah perlombaan di bidang
Iptek
Sekolah kejuruan dengan
dominasi muatan lokal untuk
pengembangan ekonomi daerah
kondisi bangunan sekolah
Pembangunan bidang Angka kematian bayi/balita
kesehatan
Angka kematian ibu melahirkan
Angka harapan hidup waktu lahir
Angka kesakitan malaria
Angka kesembuhan penderita TB
Paru BTA+
Prevalensi HIV
Angka acute flaccid paralysis
(AFP) pada usia < 15 tahun
Angka kesakitan demam berdarah
Persentase pelayanan kesehatan
Rasio tenaga kesehatan
Persentase penduduk yang
menjadi peserta jaminan
pemeliharaan kesehatan
Rata-rata persentase anggaran
kesehatan terhadap APBD
Dokumentasi sistem kesehatan
Contingency plan untuk masalah
kesehatan akibat bencana
Profil kesehatan
Persentase keluarga yang memiliki
akses terhadap air bersih
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Persentase PUS yang menjadi
akseptor keluarga berencana
Penurunan persentase penduduk
tanpa akses sanitasi
Pemberdayaan Perempuan Indeks Pembangunan Gender
dan perlindungan Jumlah tindak kekerasan
terhadap anak terhadap anak
Pembangunan sosial Jumlah sarana dan kelembagaan
budaya kebudayaan
Terpeliharanya seni dan budaya
lokal
Rasio organisasi pemuda
Jumlah kelembagaan
kepemudaan
Jumlah sarana dan prestasi
olahraga

Rasio pelayanan sosial dasar bagi


penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) dan
komunitas adat terpencil (KAT)
Jumlah kegiatan pembinaan
penyandang cacat
Jumlah pembinaan panti asuhan
dan panti jompo
Jumlah pembinaan bagi eks.
Penyandang penyakit sosial dan
(eks. Narapidana, PSK, dan
penyakit sosial lainnya)
Pembangunan budaya Adanya penghargaan terhadap
inovatif prestasi masyarakat
(pengetahuan, penelitian,
kesenian dan olahraga)
Intensitas kegiatan lomba bagi
masyarakat dalam bidang
pengetahuan, penelitian,
kesenian, dan olahraga
Intensitas prestasi dalam
perlombaan antar daerah, wilayah
di berbagai bidang
3. Meningkatkan Peningkatan dan Teridentifikasinya kawasan
pemanfaatan sumber pengembangan lindung geologi (resapan air,
daya alam dan pemanfaatan sumber daya rawan bencana, karet dan lain-
lingkungan hidup alam yang terbarukan lain)
secara berkelanjutan secara berkelanjutan
Teridentifikasinya kawasan
budidaya secara geologis
Rehabilitasi lahan kritis
Pemulihan lingkungan
Rasio tingkat pencemaran
Optimalisasi pemanfaatan sumber
daya hutan yang mempunyai nilai
jual
Pemanfaatan air untuk energi
listrik
Pemanfaatan lahan untuk
pertanian
Optimalisasi pemanfaatan Pemanfaatan sumber daya energi
sumber daya alam tak yang berwawasan lingkungan
terbarukan
Sistem pengelolaan energi yang
optimal (terkendalinya suply
demand energi)
Tingkat perekmbangan teknologi
energi
Kecukupan cadangan energi
Pengelolaan sumber daya Termanfaatkannya sumber daya
air secara berkelanjutan air utnuk kegiatan masyarakat
dan ekonomi
Termanfaatkannya sumber daya
air sebagai transportasi sungai
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Jumlah tangkapan air (Kawasan
serapan air)
Membangun industri pengelolaan
air kemasan
Jumlah sumber daya air perkapita
Peningkatan nilai tambah Rasio nilai tambah dibandingkan
atas pemanfaatan sumber dengan nilai sumber bahan baku
daya alam
Jumlah produksi pemanfaatan
sumber daya alam
Jumlah investasi untuk
pengembangan potensi sumber
daya alam
Pengembangan kawasan budidaya
Pengembangan kawasan
konservasi melalui kerjasama
regional
Kebijakan pengembangan Jumlah program intensifikasi,
sumber daya alam yang ekstensifikasi dan diversifikasi
khas dilaksanakan untuk Jumlah peraturan daerah yang
meningkatkan berhubungan dengan kebijakan
kesejahteraan masyarakat pengembangan sumber daya alam
lokal yang tak terbarukan dan
terbarukan
Rasio alokasi dana perimbangan
eksploitasi sumber daya alam bagi
kepentingan masyarakat lokal
Rasio alokasi dana untuk
pengembangan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui
kegiatan community development
pada pusat sumber daya.
Jumlah dan nilai kerjasama
investasi terhadap investor
Mitigasi bencana alam Alat deteksi dini terhadap
yang sesuai dengan bencana gempa, banjir dan tanah
kondisi geologi longsor
Jumlah pelatihan bagi
masyarakat untuk mengatasi
bahaya bencana alam
Rasio anggaran untuk
pencegahan bencana alam
Jumlah pelatihan terhadap
mitigasi bencana
Mengendalikan Jumlah sarana dan prasarana
pencemaran dan laboratorium Lingkungan Hidup
kerusakan lingkungan
Akses informasi terhadap
Lingkungan Hidup
Jumlah kegiatan masyarakat
dalam mengelola Lingkungan
Hidup
Adanya kelayakan Amdal yang
bersertifikasi dalam kegiatan
usaha yang berhubungan dengan
sumber daya lingkungan
Jumlah organisasi masyarakat
peduli lingkungan hidup
Intensitas kegiatan masyarakat
peduli lingkungan hidup
Adanya peraturan daerah tentang
pencemaran dan kerusakan
lingkungan
Meningkatkan kapasitas Jumlah kompetensi dengan
pengelolaan sumber daya sertifikasi Amdal (A, B dan C)
alam dan lingkungan
hidup
Jumlah kegiatan penelitian dan
pengembangan Iptek dalam
mendukung pengelolaan sumber
daya alam
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Jumlah penghargaan terhadap
pengelolaan lingkungan baik
secara nasional maupun
internasional
Jumlah kerjasama dengan
lembaga-lembaga terkait baik
regional, nasional dan
internasional dalam pengelolaan
lingkungan hidup
Meningkatkan kesadaran Intensitas penyuluhan tentang LH
masyarakat untuk di sekolah-sekolah, perguruan
mencintai lingkungan tinggi, organisasi pemuda
hidup, dengan kebijakan
yang diarahkan terutama
bagi generasi muda
Intensitas penyuluhan terhadap
anggota keluarga dan masyarakat
untuk menumbuhkan kesadaran
mengenai LH
Intensitas perlombaan pada hari
lingkungan hidup
Adanya sosialisasi undang-
undang lingkungan hidup bagi
setiap lapisan masyarakat
Meningkatnya Jumlah luas tanam dan luas
pengembangan kawasan panen produksi pertanian
budidaya dan pemantapan (tanaman pangan), peternakan,
kawasan lindung perkebunan, perikanan)
Kawasan-kawasan komoditi
unggulan
Peningkatan produktifitas
pertanian
Terciptanya sinergisme, kerjasama
dan koordinasi antara sub sistem
produksi, sub sistem distribusi
dan sub sistem pemasaran
Luas kawasan lindung
Rasio pemanfaatan produksi dari
kawasan budidaya
Rasio pemanfaatan produksi dari
kawasan lindung
Tingkat pelestarian hutan lindung
4. Peningkatan Pengembangan Jumlah koperasi dan UKM
kemandirian ekonomi kelembagaan ekonomi Jumlah lembaga keuangan
kerakyatan berbasis mikro/BPR
agribisnis yang Peningkatan kualntitas, kualitas
sinergis untuk manajemen dan usaha mandiri di
mendorong bidang pertanian.
pertumbuhan Terbentuknya institusi dan
industri pengolahan lembaga-lembaga pertanian yang
kuat dan mandiri
Pembentukan institusi dan
lembaga-lembaga pertanian yang
kuat dan mandiri
Pembentukan dan pengembangan
lembaga ekonomi produktif
Profesionalisme institusi dan
lembaga pertanian dalam mata
rantai produksi dan distribusi
produk pertanian
Intensitas penyuluhan dan
pengembangan kelembagaan
Jangkauan jaringan dan tata
niaga pasar.
Sumber daya manusia dan Intensitas penyuluhan dan
Iptek yang berhubungan pembinaan masyarakat ekonomi
dengan kemandirian pada kawasan cepat tumbuh
ekonomi
Intensitas studi banding yang
dilakukan masyarakat sebagai
benchmark
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Intensitas penggunaan teknologi
untuk pengembangan sektor
agribisnis
Intensitas inovasi produk pada
daerah kawasan cepat tumbuh
Jumlah kerjasama penelitian dan
pengembangan
Intensitas alih teknologi dan
pengetahuan
Sertifikasi mutu produk
Tingkat upah dan pendapat
perkapita
Pembangunan industri Adanya keterkaitan sektor
dengan pemanfaatan industri dengan sumber bahan
sumber bahan baku lokal baku lokal
Diversifikasi produk
Adanya perusahaan berorientasi
ekspor
Peningkatan jumlah bahan baku
berasal dari potensi lokal
Tingkat realibilitas supply faktor
produksi
Pertumbuhan nilai tambah sektor
primer dan sektor pengolahan
Kontribusi ekonomi dari sektor
pertanian dan industri secara
proporsional
Peningkatan nilai tambah produk
lokal melalui kerjasama dengan
industri di daerah lain
Penyediaan infrastruktur Sarana dan prasarana
penunjang ekonomi transportasi untuk akses ke
kerakyatan sentra produksi dan ke
pendistribusian
Sarana dan prasarana
komunikasi dan teknologi untuk
akses ke sentra produksi dan ke
pasar distribusi
Sarana dan prasarana
pengukuran, standarisasi,
pengujian dan pengendalian
kualitas
Sarana dan prasarana pendidikan
dan pelatihan tenaga kerja
industri
Perluasan Kesempatan Peningkatan penyerapan tenaga
Kerja kerja sektor primer dan sekunder
Pengurangan jumlah penduduk
miskin
Peningkatan status pekerja
Jumlah kegiatan pembangunan
yang bersifat padat karya
Berkurangnya pengangguran
Pengembangan Ekonomi Peremajaan perkebunan rakyat
Kerakyatan Peningkatan ketahanan ekonomi
rakyat melalui diversifikasi
komoditas perkebunan dan
pertanian
Jumlah kredit mikro yang
tersalurkan dengan bunga ringan
dengan keberpihakan pada unit
usaha kecil dan menengah
Intensitas penyuluhan dan
kualitas penyuluh pertanian
Tumbuhnya kelompok-kelompok
tani, koperasi dan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE)
Intensitas penggunaan teknologi
tepat guna
- IV.20 -

Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
5. Peningkatan Peningkatan kapasitas Penguatan kapasitas sistem
kapasitas aparatur, kelembagaan Pemda Penguatan kapasitas organisasi
manajemen dan Kabupaten Lahat Penguatan kapasitas individu
kelembagaan
pemerintah
Peningkatan kualitas Kompetensi SDM aparatur
pelayanan pada Standar Pelayanan Minimal
masyarakat Etika kepemimpinan birokrasi
dan administrasi
Peningkatan kapasitas Struktur anggaran
keuangan daerah Efektifitas Anggaran
Efisiensi anggaran
PAD
Penggalian potensi pendapatan
Derajat kemandirian fiskal
Peningkatan peran serta Partisipasi masyarakat dalam
masyarakat proses perencanaan
Pengawasan masyarakat
Pengaduan masyarakat
Organisasi Kemasyarakatan
Lembaga Swadaya Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam
penyusunan APBN
Pembangunan politik lokal Kapasitas kelembagaan DPRD
Kabupaten Lahat
Kapasitas kelembagaan organisasi
massa dan partai politik
Pendidikan politik masyarakat
etika politik lokal
Keterbukaan informasi Sistem Informasi Pemerintah
dan komunikasi yang Kemudahan akses informasi
berkesinambungan Transparansi kebijakan daerah
dan keuangan daerah
Kebebasan pers dan media massa
Hukum dan tata Kapasitas kelembagaan dalam
peraturan daerah penyusunan peraturan
perundang-undangan daerah
Kapasitas perancangan peraturan
daerah aparatur pemerintah
Sistem dan prosedur pembuatan
peraturan perundang-undangan
daerah
Kapasitas kelembagaan penegak
hukum
Kapasitas aparatur penegak
hukum
Sistem Informasi Hukum
Pemerintah
Transparansi dan keterbukaan
informasi hukum
Perlindungan masyarakat Penguatan kelembagaan
dan penanggulangan perlindungan pada masyarakat
bencana dan penanggulangan bencana
Kerawanan sosial
Penanggulangan bencana
Pemantapan ketertiban Profesionalisme aparat
dan keamanan daerah Peningkatan peran serta
masyarakat
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam keamanan
lingkungan

6. Mewujudkan Pengembangan wilayah Terwujudnya sentra-sentra


pembangunan yang berdasarkan keunggulan kawasan budidaya
lebih merata dan potensi sumber daya Adanya rencana induk tata ruang
berkeadilan wilayah
Percepatan pembangunan Adanya sinergisme antara mata
dan pertumbuhan rantai proses industri dan
wilayah-wilayah distribusi
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Adanya koordinasi, sinkronisasi
keterpaduan dan kerjasama antar
sektor, antar pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat dalam
mendukung peluang berusaha
dan investasi daerah

Pengembangan wilayah- Distribusi alokasi dana bagi


wilayah tertinggal dan daerah terpencil dan tertinggal
terpencil Pemberdayaan kelompok usaha
pada desa terpencil bersinergis
dengan wilayah lainnya

Distibusi rumah tangga miskin


per kecamatan

Peningkatan keterkaitan Keterkaitan sentra-sentra


kegiatan ekonomi di produksi di pedesaan dan sentra
perkotaan dengan pemasaran di perkotaan
pedesaan
Peningkatan pusat-pusat
pertumbuhan pada daerah
perbatasan kota
Pembangunan pedesaan Jumlah proyek padat karya
Peningkatan kapasitas SDM
Infrastruktur
Akses informasi dan lembaga
keuangan
Pengembangan Iptek

Sistem Pengelolaan Data base penguasaan dan


Pertanahan Kepemilikan tanah
Status kepemilikan lahan
Kemudahan prosedur, sertifikasi
kepemilikan lahan
Kemudahan prosedur, sertifikasi
kepemilikan lahan
Kecepatan penyelesaian sengketa
pertanahan
Sosialisasi/penyuluhan
pertanahan

Pembangunan Jumlah rumah tangga miskin


kesejahteraan sosial Peningkatan kesejahteraan eks
penyandang penyakit sosial
(narapidana, PSK dan narkoba dll)
Pelayanan dan rehabilitasi sosial

Penguatan Lembaga Pembinaan Penyandang cacat


Jaminan Sosial Pembinaan panti asuhan dan
panti jompo
Perbaikan sarana organisasi sosial

Sistem dan Jaminan Perbaikan sistem dan jaminan


Sosial sosial yang telah tersedia
Peningkatan penggunaan sistem
dan jaminan sosial

Pemenuhan perumahan Distribusi perumahan sehat


perkecamatan
Distribusi rumah kumuh
perkecamatan
Anggaran penataan/perbaikan
desa
Anggaran permukiman

7. Membangun Meningkatkan kerjasama Kerjasama di bidang industri


kerjasama regional, berdasarkan keunggulan pengolahan produk unggulan
nasional dan global kompetitif dengan daerah kawasan lainnya
Arah Kebijakan
No. Sasaran Pokok Indikator
RPJPD
Kerjasama dalam Kerjasama dalam bidang Iptek
pengembangan Iptek dan dan SDM antar bidang, lembaga,
SDM dinas kawasan regional, nasional,
dan internasional

Kerjasama dalam peluang Profil investasi daerah


investasi
Teknologi informasi
Adanya peraturan hukum dan
sistem keamanan serta inisiatif
lainnya yang mendukung
masuknya investasi

Kerjasama di bidang Adanya kerjasama dalam


produksi pengolahan dan penyediaan bahan baku untuk
distribusi yang sektor industri
komprehensif Adanya kerjasama dalam
pemasaran hasil-hasil industri
Nilai investasi dalam dan luar
negeri

Membangun pusat Membangun dan mengembangkan


informasi bisnis pusat informasi bisnis
bekerjasama dengan lembaga
lokal, regional dan internasional

4.2.2 Telaah RPJMN

RPJMN 2015-2019 merupakan tahapan ketiga dari


pelaksanaan RPJPN 2005-2025. Berdasarkan RPJMN 2015-2019
yang ditetapkan dengan Peraturan Prsesiden Nomor 2 Tahun 2015,
pembangunan diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan
secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada
pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan SDA dan SDM berkualitas serta kemampuan Iptek yang
terus meningkat. Permasalahan pokok dan tantangan yang dihadapi
antara lain merosotnya kewibawaan negara/pemerintah, lemahnya
sendi-sendi perekonomian, dan merebaknya intoleransi dan krisis
kepribadian bangsa. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi
pembangunan nasional, yaitu:

1) Kondisi Geo-Ekonomi
Kondisi geo-ekonomi global akan menjadi tantangan sekaligus
peluang bagi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke
depan. Tantangan dan peluang tersebut antara lain adalah:
a) Proses pemulihan ekonomi global saat ini diperkirakan akan
berlangsung secara moderat.
b) Pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser
terutama dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia
Pasifik.
c) Tren perdagangan global ke depan tidak sengaja dipengaruhi
oleh peranan perdagangan barang.
d) Harga komoditas secara umum diperkirakan menurun
namun harga produk manufaktur dalam tren meningkat.
e) Semakin meningkatnya hambatan non tarif di negara tujuan
ekspor.
f) Implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
g) Pergeseran fenomena kerjasama ekonomi ke arah plurilateral
dan mega blok (tiga kesepakatan kerjasama ekonomi global).

2) Kondisi Geo-Politik
a) Konstelasi Geo-politik Global, antara lain:
- Munculnya aktor non-negara yang memiliki kapasitas dan
jejaring internasional berupa terorisme global merupakan
salah satu bentuk ancaman terhadap keamanan negara
yang masih akan dihadapi.
- Kondisi geografi Indonesia yang terbuka menjadi peluang
bagi negara lain masuk dan melakukan aktivitasnya di
wilayah Indonesia dengan berbagai dampak yang
ditimbulkannya.
- Pertarungan penguasaan sumber daya alam dalam rangka
food and energy security. Krisis energi dunia dipicu oleh
kian menipisnya cadangan energi yang berasal dari bahan
bakar fosil. Begitu pula dengan pengalihfungsian sumber
pangan pokok seperti jagung, tebu/gula, dan gandum
menjadi sumber energi alternatif yang menimbulkan
dampak krisis pangan dunia. Akibatnya adalah terjadinya
peningkatan harga pangan dunia dan arus ekspor-impor
pangan dalam jumlah besar.
b) Lingkungan Geo-politik Regional, antara lain:
- Mengantisipasi perkembangan konflik di Laut Tiongkok
Selatan (LTS) seperti Filipina, Vietnam, Brunai Darusalam,
Malaysia, dan Taiwan.
- Kondisi geografis Indonesia masih menghadapi masalah
perbatasan di laut dengan negara tetangga, yakni India,
Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau,
Papua Nugini, Timor Leste dan Australia. Sedangkan batas
darat dengan tiga negara yakni Malaysia, Timor-Leste dan
Papua Nugini. Sekalipun upaya perundingan perbatasan
telah dilakukan dan menghasilkan kemajuan yang
signifikan, persoalan perbatasan ini masih menyisakan
potensi konflik yang cukup besar. Masih terdapat sembilan
segmen batas darat dengan Malaysia yang belum
disepakati (Outstanding Boundary Problem) dan dua
segmen batas unresolve dengan Timor Leste di Provinsi
NTT.
- Berbagai negara Asia Pasifik telah mengembangkan dan
memperkuat kekuatan maritimnya, seperti Tiongkok, India,
Malaysia, dan Singapura.
- Menghadapi kepentingan negara-negara terdekat dalam
lingkaran konsentriknya seperti negara-negara anggota
ASEAN dan Asia Pasifik, negara-negara yang
bekepentingan dengan sumber daya alam termasuk
perikanan, negara negara yang memiliki armada niaga
besar, memiliki kekuatan maritim, dan negara-negara
besar dalam rangka mencapai tujuan global strateginya.

c) Lingkungan Strategis Nasional, antara lain:


- Indonesia menghadapi suatu lingkungan strategis yang
akan mempengaruhi eksistensi demokrasi dan kemajuan
Indonesia.
- Menguatkan dan memantapkan Pancasila sebagai ideologi
yang dapat menjamin semua kelompok yang ada di
Indonesia, dengan mengutamakan nilai-nilai toleransi dan
non diskriminasi.
- Menyelenggarakan reformasi regulasi guna mewujudkan
sistem regulasi yang sederhana dan tertib, serta lebih
mampu mendorong kinerja perekonomian secara efisien.

3) Bonus Demografi
Bonus demografi merupakan percepatan pertumbuhan ekonomi
akibat berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai
dengan menurunnya rasio ketergantungan penduduk non-usia
kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini
memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya
suplai angkatan kerja, tabungan, dan kualitas sumber daya
manusia. Bonus demografi tidak diperoleh secara otomatis, tetapi
harus diupayakan dan diraih dengan arah kebijakan yang tepat.
Berbagai kebijakan yang tepat diperlukan untuk menyiapkan
kualitas sumber daya manusia yang akan masuk ke angkatan
kerja; menjaga penurunan fertilitas; menyiapkan keterampilan
dan kompetensi tenaga kerja; dan kebijakan ekonomi dalam
menciptakan lapangan kerja, fleksibilitas pasar tenaga kerja,
keterbukaan perdagangan dan tabungan serta dukungan sarana
dan prasarana. Bonus demografi yang dialami Indonesia juga
disertai dengan dinamika kependudukan lain yang juga
berdampak luas, yaitu:
- Meningkatnya jumlah penduduk;
- Penuaan penduduk yang ditandai dengan meningkatnya
proporsi penduduk lanjut usia;
- Urbanisasi yang ditandai dengan meningkatnya proporsi
penduduk perkotaan; dan
- Migrasi yang ditandai dengan meningkatnya perpindahan
penduduk antar daerah.

Selain itu pertumbuhan dan perubahan struktur penduduk yang


tidak sama antarprovinsi, untuk pemanfaatan bonus demografi
tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
kewilayahan.
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan
pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini,
maka visi pembangunan nasional pada RPJMN 2015-2019 adalah
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong. Upaya untuk mewujudkan visi
tersebut adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,
dan sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam penyelenggaraan RPJMN 2015-2019 dirumuskan sembilan


agenda prioritas untuk menunjukkan prioritas dalam jalan
perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat,
dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor
sektor strategis ekonomi domestik.
8) Melakukan revolusi karakter bangsa.
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.

4.2.3 Telaah RTRW

Saat ini Pemerintah Kabupaten Lahat sedang melakukan


Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032
berdasarkan hasil rekomendasi peninjauan kembali Peraturan
Daerah Kabupaten Lahat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032. Revisi pada
perda disebabkan antara lain adanya perubahan wilayah akibat
pemekaran wilayah kecamatan. Selain itu perubahan perda juga
akan mengakomodir beberapa kebijakan pemerintah pusat dan
pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang belum dimasukkan di
dalam RTRW Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032. Berdasarkan hasil
telaah struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten Lahat maka
dalam penyusunan RPJMD diperoleh hasil pada tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4
Hasil Telaah Struktur Ruang Kabupaten Lahat

No Rencana Struktur Ruang Lokasi Instansi Tahun


1. Rencana Sistem Pusat
Pelayanan
1.1 Pengembangan dan Penataan Kecamatan Lahat Dinas Perhubungan, 2012-2032
Kawasan Perkotaan Lahat Dinas PUPR, Dinas
sebagai PKW Koperasi UKM, Dinas
Perdagangan, Dinas
Kesehatan, Dinas LH,
Dinas PRKPP, PDAM
dan Pihak Swasta
1.2 Pengembangan dan Penataan Seluruh PPK Dinas Perhubungan, 2012-2032
Perkotaan sebagai PPK Dinas PUPR, Dinas
Koperasi UKM, Dinas
Perdagangan, Dinas
Kesehatan, Dinas LH,
Dinas PRKPP, PDAM
dan Pihak Swasta
No Rencana Struktur Ruang Lokasi Instansi Tahun
1.3 Pengembangan dan Penataan Seluruh PPL Dinas PUPR, Dinas 2012-2032
Perkotaan sebagai PPL Kesehatan, Dinas
Perdagangan, PDAM,
Dinas PRKPP

2 Rencana Sistem Jaringan


Prasarana
2.1 Pengembangan Sistem Dinas PUPR dan 2012-2032
Prasarana Transportasi Dinas Perhubungan
a. Pembanguna dan
Peningkatan Jaringan
Jalan arteri primer
b. Pembangunan dan
Peningkatan Jaringan
Jalan Kolektor primer 1
c. Pembangunan dan
Peningkatan Jaringan
Jalan Kolektor primer 2
d. Pengembangan Jalan
Bebas Hambatan
e. Pengembangan dan
Peningkatan jalan lingkar
di kawasan perkotaan
f. Pembangunan dan
peningkatan jaringan jalan
lokal primer
g. Pengembangan dan
Pembangunan Jembatan
h. Pengembangan Jaringan
Jalan Khusus Batu Bara
i. Pembangunan dan
Peningkatan Jalur ganda
Kereta internal
j. Pengembangan dan
peningkatan jalur kereta
api regional
k. Pembangunan dan
Peningkatan Jalur Kereta
api khusus
l. Stasiun Kereta Api
m. Pengembangan Prasarana
Sinyal Kereta Api
n. Jaringan Prasarana
Lalulintas

2.2 Pengembangan Sistem


Jaringan Energi
2.2.1 Pembangunan jaringan pipa Pihak Swasta 2012-2021
transmisi
a. Jaringan Transmisi tenaga
listrik 275 kV Lahat-Lubuk
Linggau
b. Jaringan Transmisi tenaga
listrik 275 kV Lahat-Muara
Enim
c. Jaringan Transmisi tenaga
listrik 150 kV Lahat-PLTP
Lumut Balai, Lahat-PLTU
Keban Agung, Lahat- PLTU
Simpang Belimbing, dan
Lahat-Pagar Alam

2.2.2 Pembangunan jaringan pipa Seluruh Pihak Swasta 2012-2021


distribusi gas bumi untuk Kecamatan
rumah tangga

2.2.3 Pembangunan stasiun Seluruh Pihak Swasta 2012-2021


pengisian bahan bakar Kecamatan
(SPBU/SPBG)
No Rencana Struktur Ruang Lokasi Instansi Tahun
2.2.4 Pengembangan dan PLTU Mulut Dinas Perdagangan, 2012-2021
Pembangunan PLTU Tambang Desa PT. PLN, Pihak
Banjar Sari Kec. Swasta
Merapi Timur dan
Desa Kebur Kec.
Merapi Barat,
PLTU Mulut
Tambang Keban
Agung

2.2.5 Pengembangan dan Kec. Tj Sakti Dinas Perdagangan, 2012-2021


Pembangunan PLTMH Pumi, Tj Sakti PT. PLN, Pihak
Pumu, Kota Swasta
Agung, Mulak
Ulu, Pulau
Pinang, dan
Gumay Ulu

2.2.6 Pembangunan PLTB Kec. Tanjung Dinas Perdagangan, 2012-2021


Sakti Pumi dan PT. PLN, Pihak
Desa Tunggul Swasta
Bute Kec. Kota
Agung

2.2.7 Pembangunan PLTS Seluruh Dinas Perdagangan, 2012-2032


Kecamatan PT. PLN, Swasta

2.2.8 Pembangunan Jaringan Seluruh Dinas Perdagangan, 2012-2021


prasarana listrik Kecamatan PT. PLN, Swasta

2.2.9 Pengembangan Gardu Induk Kecamatan Lahat Dinas Perdagangan, 2012-2032


Lahat PT. PLN, Swasta

2.3 Rencana Pengembangan


Sistem Jaringan
Telekomunikasi
2.3.1 Sistem jaringan terestrial Seluruh Swasta 2012-2032
Kecamatan

2.3.2 Sistem Jaringan seluler Seluruh Dinas Kominfo, 2012-2021


Kecamatan Pihak Swasta

2.3.3 Pembangunan layanan Kecamatan Lahat Dinas Kominfo, 2012-2021


internet di Ibukota Kabupaten Pihak Swasta
Lahat

2.4 Rencana Pengembangan


Sistem Jaringan Sumber
Daya Air
2.4.1 Normalisasi Sungai Seluruh DAS Dinas PUPR 2012-2021

2.4.2 Pengembangan Daerah Irigasi Seluruh Dinas PUPR 2012-2032


Kecamatan

2.4.3 Perlindungan sungai-sungai Sungai Lematang, Dinas PUPR 2012-2032


potensial di Kabupaten Lahat Sungai Air Mulak,
Sungai Endikat,
Sungai Kikim,
Sungai Lingsing,
Sungai Pangi,
Sungai Serelo,
Sungai Air Keruh,
Sungai Selangis

2.4.4 Sistem pengendalian banjir Seluruh DAS Dinas PUPR 2012-2032

2.5 Rencana Pengembangan


Sistem Jaringan Prasarana
Lingkungan
2.5.1 Penyediaan Air Minum Seluruh Dinas PRKPP, 2012-2032
Kecamatan PDAM, Dinas PUPR
- IV.30 -

No Rencana Struktur Ruang Lokasi Instansi Tahun


2.5.2 Pengembangan sistem SPAM Tanjung Dinas PRKPP, 2012-2032
penyediaan air minum di Kurung Kikim PDAM, Dinas PUPR
Kabupaten Lahat Selatan, SPAM
Kerung Pulau
Pinang, SPAM
Sumber Karya
Gumay Ulu, SPAM
Jaga Baya Pseksu,
SPAM Lawang
Agung Mulak Ulu,
SPAM Tanjung
Raya Tanjung
Tebat, SPAM
Talang Berangin
Mulak Ulu
2.5.3 Pengelolaan air limbah Seluruh Dinas PRKPP, 2012-2032
Kecamatan Dinas LH
2.5.4 Pengelolaan persampahan Seluruh Dinas PRKPP, 2012-2032
Kecamatan Dinas LH
2.5.5 Peningkatan TPA serta Kecamatan Dinas PRKPP, 2012-2032
Prasarana dan Sarana Gumay Talang Dinas LH
Persampahan
2.5.6 TPS diseluruh kawasan Seluruh Dinas PRKPP, 2012-2032
permukiman dan pusat Kecamatan Dinas LH
kegiatan
2.5.7 Pengelolaan dan Seluruh Dinas PRKPP, 2012-2032
pembangunan sistem Kecamatan Dinas PUPR
drainase
2.5.8 Pengelolaan dan Seluruh Dinas PUPR 2012-2032
Pembangunan sistem Kecamatan
pedestrian
2.5.9 Pencegahan dini dan Seluruh BPBD 2012-2032
penanggulangan korban kecamatan rawan
bencana alam atau jalur bencana
evakuasi bencana

Tabel 4.5
Hasil Telaah Pola Ruang Kabupaten Lahat

No Rencana Pola Ruang Lokasi Instansi Tahun


1. Rencana Kawasan Lindung
1.1 Pemantapan kawasan yang
memberikan perlindungan
kawasan bawahannya

a. Evaluasi kebijakan Hutan Lindung Dukit Dinas Kehutanan 2012-2032


penetapan kawasan hutan Dingin di Kec. Jarai, Provinsi, Dinas LH
lindung Tanjung Sakti Pumi
dan Tj Sakti Pumu,
Hutan Lindung Bukit
Jambul Gunung
Patah di Kec. Tj Sakti
Pumi, Kota Agung,
dan Mulak Ulu,
Hutan Lindung
Gumay Tebing Tinggi
di Kec. Kikim Selatan
dan Kikim Barat,
Hutan Lindung Bukit
Serelo dan Bukit
Napal di Kec. Merapi
Barat
No Rencana Pola Ruang Lokasi Instansi Tahun
b. Evaluasi dan pemantapan Seluruh daerah Dinas Kehutanan 2012-2032
kawasan resapan air dan tankapan air dan Provinsi, Dinas LH
kawasan bergambut hutan lindung Bukit
Dingin, Bukit Jambul
Gunung Patah,
Gumay tebing Tinggi,
Bukit Serelo dan
Bukit Napal

c. Rehabilitasi dan Seluruh kawasan Dinas Kehutanan 2012-2032


pemantapan kawasan hutan lindung Provinsi, Dinas
hutan lindung /Instansi terkait
d. Rehabilitasi dan Seluruh daerah Dinas Kehutanan 2012-2032
pemantapan kawasan tangkapan air Provinsi dan Dinas
resapan air kawasan LH
bergambut
e. Pengendalian, Pengamanan Seluruh kawasan Dinas Kehutanan 2012-2032
dan Pemanfaatan Kawasan hutan lindung Provinsi dan BPBD
Hutan Lindung

1.2 Pemantapan Kawasan


Perlindungan setempat
(Sempadan sungai, kawasan
sekitar waduk atau danau,
dan ruang terbuka hijau kota)
a. Rehabilitasi dan Seluruh DAS Dinas PUPR, 2012-2032
pengamanan sempadan Dinas LH
sungai
b. Penetapan kawasan Kecamatan Pulau Dinas PUPR, 2012-2032
rawan, kawasan Pinang, Pagar BPBD,
waspada, dan kawasan Gunung, Kota Agung, Dinas LH
berpotensi banjir Mulak Ulu, Gumay
Talang, Kikim
Selatan, Tanjung
Sakti Pumi dan
Tanjung Sakti Pumu
c. Rehabilitasi lahan dan Seluruh kawasan Dinas PUPR, 2012-2032
konservasi tanah pada rawan bencana BPBD,
kawasan rawan bencana Dinas LH
longsor
d.
1.3 Pemantapan dan Seluruh kawasan Dinas PUPR, 2012-2032
Pengembangan RTH perkotaan Dinas LH

1.4 Pemantapan dan Taman wisata alam Dinas PUPR, 2012-2032


pengembangan kawasan bukit serelo, Suaka Dinas Pariwisata
konservasi (kawasan suaka Margasatwa Gumai
alam dan kawasan pelestarian Pasemah, dan Suaka
alam) Margasatwa Isau
Pasemah

1.5 Pemantapan kawasan rawan Seluruh kawasan BPBD 2012-2032


bencana alam rawan bencana alam

1.6 Pemantapan kawasan rawan Kecamatan Pajar BPBD 2012-2032


bencana alam letusan gunung Bulan, Jarai dan
berapi Gunung Dempo dan Tanjung Sakti Pumi
Gunung Bukit Lumut Balai

1.7 Pemantapan kawasan rawan Pseksu, Pajar Bulan, BPBD 2012-2032


ancaman bencana pada Jarai, Pulau Pinang,
Kabupaten Lahat yang Tj Sakti Pumu,
termasuk kawasan rawan Gumay Talang, Kikim
gerakan tanah Selatan, Kikim Barat,
Kota Agung, Mulak
Ulu, Pulau Pinang,
Pagar Gunung,
Gumay Ulu, Kikim
Timur, Kikim Tengah,
dan Merapi Selatan
No Rencana Pola Ruang Lokasi Instansi Tahun
1.8 Pemantapan kawasan rawan Kikim Timur, Merapi BPBD 2012-2032
ancaman bencana pada Timur, Merapi Barat,
Kabupaten Lahat yang Lahat, Tj Sakti Pumu,
termasuk kawasan rawan Tj Sakti Pumi, Kota
banjir Agung, Mulak Ulu,
Pulau Pinang, Pagar
Gunung, Jarai,
Muara Payang, Kikim
Barat, Kikim Selatan,
Pseksu, Gumay
Talang dan Merapi
Selatan.

1.9 Pemantapan kawasan yang Kecamatan Tj Sakti BPBD 2012-2032


terletak di zona patahan aktif Pumu dan Tj Sakti
Pumi

1.10 Pemantapan kawasan rawan Kecamatan Tj Sakti BPBD 2012-2032


bencana gempa bumi Pumu dan Tj Sakti
Pumi

1.11 Pemantapan kawasan lindung Kawasan Bukit Besak Dinas PUPR, 2012-2032
geologi di Kecamatan Merapi Dinas Pariwisata,
Selatan

2 Rencana Kawasan Budi Daya


2.1 Pengembangan Kawasan
Hutan Produksi
a. Penataan dan rehabilitasi Kec. Kikim Timur, Dinas Kehutanan 2012-2032
lingkungan kawasan hutan Lahat, Merapi Barat, Prov, Dinas/Instansi
produksi Tanjung Sakti Pumu, terkait
Pulau Pinang
b. Pengendalian kebakaran Seluruh kawasan Dinas Kehutanan 2012-2032
hutan dan lahan hutan Prov, BPBD
c. Pemanfaatan jasa Seluruh kawasan Dinas Kehutanan 2012-2032
lingkungan hutan Prov, Dinas/Instansi
terkait
d. Pengkayaan tanaman pada Seluruh kecamatan Dinas kehutanan 2012-2032
hutan kota dan taman Prov, Dinas LH
hayati

2.2 Pengembangan kawasan


permukiman perkotaan
a. Percepatan penyediaan Seluruh Kecamatan Dinas PRKPP 2012-2021
perumahan melalui
kegiatan penyediaan KPR
bersubsidi, pengembangan
perumahan swadaya, dan
pengembangan
Kasiba/Lisiba
b. Penataan dan Rehabilitasi Seluruh Kecamatan Dinas PRKPP 2012-2021
lingkungan kawasan
permukiman kumuh

2.3 Pengembangan kawasan


permukiman perdesaan
a. Penyediaan prasarana dan Seluruh Kecamatan Dinas PRKPP, 2012-2032
sarana kawasan perdesaan Dinas PMD
b. Pengembangan sistem Seluruh Kecamatan Dinas PMD, Dinas 2012-2032
jaringan transportasi yang PRKPP, Dinas PUPR,
mendukung alur produksi Dinas Perhubungan
kawasan perdesaan

2.4 Pengembangan Kawasan


Industri
a. Peningkatan dan Seluruh Kawasan Dinas Perdagangan, 2012-2032
Pengembangan Industri Dinas PUPR
infrastruktur pendukung
kawasan industri
No Rencana Pola Ruang Lokasi Instansi Tahun
2.5 Pengembangan kawasan
pertambangan
a. Rehabilitasi dan Seluruh wilayah eks Dinas ESDM Prov, 2012-2032
penghijauan lahan-lahan tambang Dinas LH
eks tambang
b. Batu Bara Merapi Timur, Merapi Dinas ESDM Prov, 2012-2032
Barat, Merapi Selatan Dinas LH
dan Lahat
c. Minyak dan gas bumi Merapi Timur, Merapi Dinas ESDM Prov, 2012-2032
Barat, Lahat, Kikim Dinas LH
Timur, Kikim Barat,
Kikim Tengah,
Gumay Talang dan
Pulau Pinang
d. Pertambangan mineral Pagar Gunung, Pulau Dinas ESDM Prov, 2012-2032
bukan logam Pinang, Merapi, Pagar Dinas LH
Gunung, Merapi
Barat, Merapi Timur,
Kota Agung
e. Pertambangan panas bumi Tanjung Sakti Pumi Dinas ESDM Prov, 2012-2032
Dinas LH

2.6 Pengembangan Kawasan


Pariwisata
a. Peningkatan dan Lahat, Merapi Barat, Dinas Pendidikan 2012-2032
pemeliharaan kawasan Merapi Timur, Merapi dan Kebudayaan
budaya Selatan, Kota Agung,
Tanjung Tebat,
Tanjung Sakti Pumi,
Tanjung Sakti Pumu,
Jarai, Pajar Bulan,
Kikim Timur, Gumay
Ulu, dan Pagar
Gunung

b. Peningkatan dan Lahat, Merapi Barat, Dinas Pariwisata, 2012-2032


pengembangan wisata alam Merapi Selatan, Kota Dinas PUPR
Agung, Tanjung Sakti
Pumi, Tanjung Sakti
Pumu, Jarai, Muara
Payang, Kikim
Selatan, Gumay Ulu,
Pseksu, Muara
Payang, Mulak Ulu,
Pulau Pinang dan
Pagar Gunung
c. Peningkatan dan Seluruh kawasan Dinas Pariwisata, 2012-2021
pengembangan pariwisata Dinas PUPR
infrastruktur pendukung
kawasan pariwisata

2.7 Pengembangan Kawasan


Pertanian dan Perikanan
a. Penyusunan database Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032
bidang pertanian, budidaya Dinas Perikanan
perkebunan, peternakan
dan perikanan
b. Peningkatan ketahanan Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032
pangan pertanian Dinas Perikanan,
pertanian/perkebunan Dinas Ketahanan
Pangan
c. Peningkatan kesejahteraan Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032
petani pertanian Dinas Perikanan
d. Peningkatan pemasaran Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032
hasil produksi peternakan pertanian Dinas Koperasi UKM,
Dinas Perdagangan
No Rencana Pola Ruang Lokasi Instansi Tahun
e. Peningkatan produksi Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032
pertanian/ perkebunan pertanian Dinas Perikanan

f. Peningkatan produksi Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032


peternakan dan perikanan pertanian Dinas Perikanan,
Dinas Koperasi UKM,
Dinas Perdagangan

g. Peningkatan pemasaran Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032


hasil produksi pertanian/ pertanian Dinas Koperasi UKM,
perkebunan Dinas Perdagangan

h. Pencegahan dan Seluruh kecamatan Dinas Pertanian 2012-2032


penanggulangan penyakit
ternak

i. Pemberdayaan penyuluhan Seluruh Kecamatan Dinas Pertanian 2012-2032


pertanian/perkebunan

j. Penerapan dan Seluruh kawasan Dinas Pertanian, 2012-2032


peningkatan teknologi pertanian Dinas Perikanan
pertanian (tanaman
pangan, hortikultura,
perkebunan dan
peternakan)

k. Peningkatan kemampuan Seluruh kecamatan Dinas Pertanian, 2012-2032


sumber daya manusia Dinas Tenaga Kerja
dalam penguasaan
teknologi petani tradisional
sektor perkebunan

l. Penyediaan sarana, Seluruh kawasan Dinas Pertanian 2012-2032


prasarana sektor perkebunan
perkebunan

m. Peningkatan kemampuan Seluruh kecamatan Dinas Pertanian, 2012-2032


kelembagaan ekonomi pada Dinas Koperasi UKM
tingkat petani tradisional
sektor perkebunan

n. Penyediaan dan Seluruh kawasan Dinas Pertanian 2012-2032


pengembangan prasarana pertanian
dan sarana pertanian

4.2.4 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Rangkaian analisis sistematis untuk memastikan bahwa


prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah, dan/atau kebijakan
rencana dan/atau program (KRP). Apabila KLHS menyatakan bahwa
daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui maka kebijakan,
rencana dan program yang ada wajib diperbaiki sesuai dengan
rekomendasi KLHS. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan,
rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.
Tabel 4.6
Analisis Terhadap Dokumen KLHS

No Aspek Kajian Ringkasa Implikasi Terhadap Catatan Bagi Perumusan


n KLHS Program RPJMD RPJMD
1. Kapasitas daya Cukup Program RPJMD Dalam Perumusan Program
dukung dan daya mendukung daya RPJMD, Perangkat Daerah
tampung dukung dan daya memperhatikan daya
lingkungan hidup tampung lingkungan dukung dan daya tampung
untuk hidup untuk lingkungan hidup untuk
pembangunan pembangunan pembangunan
2. Perkiraan Cukup Program terkait Dalam Perumusan Program
mengenai dampak dengan lingkungan RPJMD, Perangkat Daerah
dan risiko hidup memperhatikan dampak
lingkungan hidup dan risiko lingkungan
hidup
3. Kinerja layanan/ Cukup Program terkait Dalam Perumusan Program
jasa ekosistem dengan penyediaan RPJMD, Perangkat Daerah
air, pangan dan memperhatikan Kinerja
lingkungan layanan/jasa ekosistem
4. Efisiensi Cukup Program-program Dalam Perumusan Program
pemanfaatan pembangunan RPJMD, Perangkat Daerah
sumber daya alam memperhatikan
Pemanfaatan sumber daya
alam
5. Tingkat Cukup Program-program Dalam Perumusan Program
kerentanan dan pembangunan RPJMD, Perangkat Daerah
kapasitas memperhatikan Tingkat
adaptasi terhadap kerentanan dan kapasitas
perubahan iklim adaptasi terhadap
perubahan iklim
6. Tingkat Cukup Program-program Dalam Perumusan Program
ketahanan pembangunan RPJMD, Perangkat Daerah
dan potensi memperhatikan Tingkat
keanekaragaman ketahanan dan potensi
hayati keanekaragaman hayati

7. Ketersediaan Cukup Program-program Dalam Perumusan Program


tenaga listrik pembangunan RPJMD, Perangkat Daerah
memperhatikan
ketersediaan listrik

4.2.5 ISU STRATEGIS DAERAH DALAM RPJMD KABUPATEN


LAHAT TAHUN 2019-2023

Dengan memperhatikan analisa lingkungan eksternal dan


internal yang ada, maka isu strategis daerah Kabupaten Lahat dalam
lima tahun kedepan sebagai berikut:

1) Penurunan Angka Kemiskinan

Secara kuantitas perkembangan jumlah penduduk yang hidup


dibawah garis kemiskinan di Kabupaten Lahat menunjukkan
trend yang menurun, namun masih perlu diselesaikan secara
menyeluruh karena secara persentase penduduk miskin di
Kabupaten Lahat tahun 2018 masih cukup tinggi sebesar 16,15%
atau (65.310 jiwa) jika dibandingkan dengan persentase
penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 12,80%
dan persentase penduduk miskin nasional sebesar 9,82%. Hal ini
menunjukan belum maksimalnya upaya yang dilakukan dalam
menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Lahat.

2) Pembangunan Sumber Daya Manusia


a) Peningkatan Kualitas Pendidikan
Dalam rangka mewujudkan pendidikan untuk semua (inklusif)
maka upaya-upaya pembangunan dari sisi formal, informal, atau
pun pendidikan kemasyarakatan selalu digalakkan guna
pencapaian program wajib belajar masyarakat. Sementara itu,
aspek mutu yang dilihat dari sisi kualitas pengajar melalui
pembinaan dan pengembangan kapasitas pendidik dan tenaga
kependidikan, sistem pembelajaran, dan prestasi merupakan
nilai tambah pembangunan pendidikan Kabupaten Lahat. Namun,
permasalahan yang masih dijumpai di bidang pendidikan yaitu
masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar tingkat PAUD/TK dan
tingkat SMA/MA/SMK/Paket C sederajat. Angka Partisipasi
Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu. Banyaknya jumlah siswa PAUD/TK yang
bersekolah pada umur yang tidak pas (<4-6 tahun dan >4-6
tahun) menyebabkan APK tingkat PAUD/TK di Kabupaten Lahat
dalam kurun waktu 2014-2018 menunjukkan angka yang
fluktuatif. Begitu pula halnya yang terjadi pada Angka Partisipasi
Kasar tingkat SMA/MA/SMK/Paket C di Kabupaten Lahat,
Banyaknya jumlah siswa SMA/MA/SMK/Paket C yang
bersekolah pada umur yang tidak pas (<16-18 tahun dan >16-18
tahun) menyebabkan APK tingkat SMA/MA/SMK/Paket C juga
mengalami angka yang fluktuatif. Saat ini untuk sekolah
menengah atas merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan.
Pada Angka Partisipasi Murni (APM) yaitu proporsi penduduk
pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih
bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut,
terutama pada APM tingkat PAUD/TK dan tingkat SD/MI/Paket
A Kabupaten Lahat dalam kurun waktu 2014-2018 mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Banyaknya jumlah siswa tingkat
PAUD/TK yang bersekolah pada jenjang dan umur yang pas pada
4-6 tahun dan jumlah siswa tingkat SD/MI/Paket A yang
bersekolah pada jenjang dan umur yang pas pada 7-12 tahun
mempengaruhi Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten
Lahat. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai APK dan APM di
Kabupaten Lahat antara lain:
- Tingkat pendapatan sebagian masyarakat yang masih rendah.
- Akses pendidikan dan jarak tempat tinggal dengan sekolah
yang cukup jauh.
- Ketersediaan layanan pendidikan (rasio sekolah terhadap
murid dan rasio guru terhadap murid).
- Rendahnya motivasi terhadap pendidikan yang diindikasikan
oleh rendahnya tingkat pendidikan penduduk (rata-rata lama
sekolah).

Sementara itu, perkembangan angka kelulusan tingkat SD/MI


sederajat, SMP/MTs sederajat dan SMA/MA/SMK sederajat
dalam kurun waktu 2014-2018 perlu menjadi perhatian karena
angka kelulusan dari masing-masing tingkatan masih
dipengaruhi oleh adanya siswa yang tidak lulus ujian dalam
masing-masing jenjang pendidikan dan tidak lulus karena
berhenti atau tidak mengikuti ujian (putus sekolah) sehingga
angka kelulusan masing-masing jenjang pendidikan belum
mencapai 100%.

b) Peningkatan Kualitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat


Kabupaten Lahat, Dinas Kesehatan didukung stakeholder lain di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lahat dan partisipasi aktif
masyarakat Kabupaten Lahat mengalami peningkatan dalam
kurun waktu 2014-2018. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya angka umur harapan hidup di Kabupaten Lahat
dari 64,17 tahun menjadi 65,25 tahun. Walaupun demikian,
masih perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas
derajat kesehatan di Kabupaten Lahat. Beberapa hal terkait isu
strategis kesehatan yang cukup penting sebagai berikut:

- Sarana dan Prasarana Kesehatan

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan


kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)/Puskesmas yaitu ketersediaan sarana, prasarana,
peralatan kesehatan, kualitas SDM, pembiayaan kesehatan,
pembiayaan dan kesejahteraan tenaga kesehatan. Prasarana
yang sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan
adalah aksesibilitas lokasi pelayanan kesehatan. Pemerintah
telah berbuat banyak dengan mendekatkan tempat pelayanan
kesehatan sehingga berada langsung ditengah masyarakat.
Tentunya ini jelas akan mempengaruhi pelayanan masyarakat
yang berada langsung dekat Puskesmas, ditambah pula dengan
bentuk geografis Kabupaten Lahat yang menyebabkan
puskesmas bersifat menyebar dan terdistribusi.

Ketika ketersediaan sarana dan prasarana terpenuhi, maka


permasalahannya juga tidak selesai karena sarana tersebut
harus diisi dengan peralatan, Sumber Daya Manusia dan
dibiayai. Sumber Daya Manusia adalah bagian yang terberat
dari pemanfaatan sarana kesehatan terutama kebutuhan akan
tenaga paramedis dan dokter. Peningkatan kemampuan SDM
pasti akan mempunyai daya ungkit terhadap pelayanan
kesehatan, namun daya ungkit tersebut tidak akan signifikan
tanpa memperbaiki sisi lain masalah di hilir dari sistem
kesehatan yaitu puskesmas. Dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan, permasalahan di hulu yang bukan hanya
masalah sektor kesehatan juga perlu jadi perhatian bagi
Pemerintah Daerah, tidak hanya kerjasama lintas sektoral
tetapi lebih kepada komitmen daerah untuk memperbaiki
kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Lahat.
- Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Proses kehamilan dan persalinan masih merupakan sesuatu


yang berisiko dan dapat mengancam nyawa bagi perempuan
dan bayi di Kabupaten Lahat. Pada kasus kematian ibu bisa
terjadi saat kehamilan, persalinan maupun setelah melahirkan
dan pada saat melahirkan. Beberapa penyebab utama
kematian ibu ialah tekanan darah tinggi (hipertensi) dalam
kehamilan, pendarahan setelah persalinan, penyakit tidak
menular seperti jantung atau gula darah, serta pernikahan
muda. Sedangkan kasus kematian bayi rata-rata disebabkan
berbagai penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut), panas tinggi hingga diare. Tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir juga
disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan, sistem rujukan
kesehatan, implementasi Jaminan Kesehatan Nasional, dan
kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan. Selain itu,
terdapat pula faktor budaya dimana ketimpangan gender masih
menjadi permasalahan saat perempuan ingin bersalin.
Beberapa daerah masih memegang prinsip bahwa perempuan
tidak berhak menentukan sendiri proses persalinannya.
Permasalahan kematian ibu dan bayi memiliki penyebab yang
kompleks, sehingga upaya penurunannya memerlukan
kolaborasi berbagai sektor kesehatan, pemerintah, dan
masyarakat.

Hasil capaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lahat


pada saat ini sebesar 0,5 persen, terdapat 4 kematian ibu
melahirkan dalam tahun 2018. Sedangkan capaian Angka
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lahat sebesar 4,3% (<24%
target SPM). Penurunan AKI dan AKB merupakan prioritas
utama nasional dan merupakan target Suistainable
Development Goals yang harus dicapai pada tahun 2030.
- IV.40 -

- Kematian akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular

Pengendalian penyakit menular dan tidak menular di


Kabupaten Lahat terutama pada kasus malaria, DBD,
tuberkulosis, HIV/AIDS, penyakit tropis, dan pneumonia balita
perlu ditingkatkan. Pengembangan strategi pencegahan dan
pemberantasan kasus penyakit menular dan tidak menular ini
perlu kerjasama semua komponen pelayanan bidang kesehatan
maupun stakeholder lainnya, mengingat faktor geografis, iklim,
kepadatan penduduk, sanitasi lingkungan, permukiman dan
lain-lain akan mempengaruhi keberhasilan program. Berbagai
strategi perlu dikembangkan seperti pemberdayaan peran
kader kesehatan, eliminasi kasus dengan mengurangi faktor
resiko terjadinya penularan penyakit, strategi pendampingan
kasus khusus pada kelompok berisiko tinggi melalui
pendekatan personal dan promosi informasi yang efektif
dengan memberikan informasi secara optimal sesuai sasaran.
Selain itu, perlu juga inovasi deteksi dini penegakan diagnosis
dengan tes cepat, akurat, murah dan mudah didapat,
ketersediaan pengobatan yang tepat dan fasilitas kesehatan
yang memadai termasuk sistem pencatatan dan pelaporan yang
tepat. Manajemen terpadu dan komitmen pemerintah untuk
meningkatkan sumber daya manusia dan keuangan dalam
pengendalian penyakit menular harus dilakukan secara
berkesinambungan.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita HIV/AIDS di


Kabupaten Lahat beberapa tahun terakhir ini belum tercapai
disebabkan kurangnya dukungan fasilitas/klinik VCT dan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. Diharapkan
dengan penemuan sedini mungkin kasus HIV/AIDS segera
dapat ditangani. Perlu inovasi terobosan baru untuk
keberhasilan upaya promotif dan preventif yang tepat sasaran
dengan kondisi yang ada. Pada angka kesakitan DBD per
100.000 penduduk dan kasus kematian akibat penyakit
malaria di Kabupaten Lahat telah mencapai target yang
ditentukan, namun masih harus terus ditingkatkan hingga
tidak ada kasus kematian yang disebabkan oleh penderita DBD
dan malaria. Begitu pula dengan cakupan penemuan pasien
baru TB BTA (+) telah mencapai 57,54% dan masih harus terus
dilaksanakan melalui supervise ke petugas TB puskesmas dan
pemberian biaya pencarian kasus TB. Untuk cakupan
penemuan penderita pneumonia balita saat ini sebesar 78%
dengan capaian sebesar 69,23% dan masih perlu dilaksanakan
secara maksimal. Penyakit infeksi paru-paru ini, jika tidak
ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan gangguan
serius pada anak, bahkan berakibat fatal, terutama anak usia
di bawah lima tahun

Selain itu, Usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Lahat


saat ini mengalami peningkatan yang menunjukkan
keberhasilan program di bidang kesehatan, namun di sisi lain
peningkatan jumlah lansia menyebablan terjadinya pergeseran
pola penyakit beberapa tahun terakhir ini yaitu dari penyakit
infeksi menular menjadi penyakit tidak menular. Oleh karena
itu perlu diperhitungkan dampak meningkatnya jumlah lansia
supaya dapat diantisipasi kemungkinan timbulnya
pemasalahan baru sehingga diharapkan dengan keberhasilan
suatu program akan diikuti oleh keberhasilan program-
program lainnya.

Sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tahun


2030 yaitu mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria,
dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis,
penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya, maka
beberapa target Pemerintah Kabupaten Lahat harus dilakukan
sebagai berikut:
 menurunkan prevalensi HIV pada penduduk dewasa tahun
2019 menjadi <0,5%
 menurunkan prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000
penduduk menjadi 245
 menurunkan kejadian malaria per 1000 orang penduduk
 menurunkan jumlah orang yang memerlukan intervensi
terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan
Kusta) dan lain-lain

- Jaminan Kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Lahat

Jaminan layanan kesehatan dalam Universal Health Coverage


(UHC) adalah minimal mencapai 95 persen dari total penduduk.
Dengan jumlah penduduk 401.494 jiwa dan jumlah peserta
jaminan kesehatan melalui SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional) bidang kesehatan sebanyak 259.779 jiwa (64,70%),
maka Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Lahat
belum tercapai (sumber data dari BPJS Kesehatan Kabupaten
Lahat tanggal 10 Juli 2018).

- Pengendalian Gizi Masyarakat

Selain permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,


Pemerintah Kabupaten Lahat juga memfokuskan pada upaya
pengendalian masalah gizi masyarakat, salah satunya adalah
stunting. Persentase balita stunting (pendek) hasil Riskesdas
Tahun 2013 tercatat sebesar 27,5%, Hasil Pemantauan Status
Gizi (PSG) 2015 sebesar 23,1% dan hasil PSG 2016 sebesar
20,1%. Walaupun hasil PSG mengalami penurunan tetapi
balita stunting masih menjadi permasalahan gizi masyarakat
sesuai dengan batasan WHO yaitu kurang dari 20%.

Beberapa upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek


difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan,
karena penanggulangan balita pendek yang paling efektif
dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK meliputi yang
270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi
yang dilahirkan telah dibuktikan secara ilmiah merupakan
periode yang menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu
periode ini ada yang menyebutnya sebagai "periode emas",
"periode kritis", atau yang dikenal sebagai "window of
opportunity". Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh
masalah gizi pada periode tersebut, dalam jangka pendek
adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik,dangan gangguan metabolism
dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk
yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh
darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta
kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi. Beberapa upaya intervensi
spesifik tersebut meliputi:

 Pada ibu hamil


Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara
terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu
mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil
dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan
tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil
perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet
selama kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar
ibu tidak mengalami sakit.

 Pada saat bayi lahir


Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan
begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI)
saja (ASI Eksklusif).

 Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun


Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus
dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A dan imunisasi
dasar lengkap.
 Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan
upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini
terjadinya gangguan pertumbuhan.

 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan


oleh setiap rumah tangga termasuk meningkatkan akses
terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit
terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi
untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh
menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan
terhambatnya pertumbuhan.

3) Peningkatan Ekonomi dan Perluasan Kesempatan Kerja

Capaian indeks gini Kabupaten Lahat pada tahun 2018 lebih


baik dari capaian Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional.
Indeks gini Kabupaten Lahat yaitu sebesar 0,356 sedangkan
Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,361 dan nasional 0,393.
Ketimpangan antara penduduk perkotaan dan perdesaan
menyebabkan semakin rendahnya peran kelompok penduduk
dengan pendapatan rendah dalam pembentukan total
pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Lahat. Di
Kabupaten Lahat, penyediaan lapangan kerja menjadi aspek
krusial dalam menekan angka kemiskinan, namun penyediaan
lapangan kerja masih menjadi masalah utama bagi mayoritas
masyarakat Kabupaten Lahat. Masih banyak masyarakat yang
belum mempunyai keahlian khusus untuk membuka lapangan
kerja maupun menjadi tenaga kerja pada perusahaan yang ada
sehingga memerlukan dorongan dari pihak pemerintah maupun
swasta dalam meningkatkan keahlian keterampilan kerja. Selain
penyediaan lapangan pekerjaan dan kemudahan berusaha,
diupayakan pula pengembangan kewirausahaan bagi masyarakat
Kabupaten Lahat.
4) Penguatan Ketahanan Pangan

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling hakiki bagi


manusia. Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hal yang
mutlak harus dipenuhi agar kelangsungan hidup masyarakat
terjaga dengan baik. Kondisi Kabupaten Lahat saat ini tidak
mengalami kekurangan pangan, berdasarkan analisa data Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Lahat memiliki
ketersediaan pangan sebesar 195.835,3625 ton sedangkan
kebutuhan pangan penduduk saat ini sebanyak 43.339,8810 ton
sehingga Kabupaten Lahat mengalami surplus pangan mencapai
152.495,4815 ton/tahun. Daya dukung daya tampung pangan
saat ini jauh lebih kecil dari pada produksi tanaman pangan di
Kabupaten Lahat. Dengan demikian keterjaminan kelangsungan
pasokan pangan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Lahat
menjadi salah satu isu strategis dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Walaupun saat ini, ketahanan pangan
telah meningkat untuk sebagian besar masyarakat Kabupaten
Lahat, terutama sebagai akibat dari perbaikan pada beberapa
indikator ketahanan pangan dan gizi. Hasil ini menggembirakan,
namun kemajuan tersebut dapat mengalami hambatan jika
tantangan-tantangan utama yang ada tidak ditangani dengan
baik. Secara khusus, terdapat 3 tantangan (faktor) utama yang
memerlukan perhatian yang serius, yaitu: i) meningkatkan akses
ekonomi atau akses keuangan untuk mendapatkan pangan,
terutama untuk rumah tangga miskin; ii) akselerasi intervensi
untuk pencegahan gizi buruk; dan iii) mengatasi kerentanan
terhadap resiko perubahan iklim yang semakin meningkat.

5) Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana

Kabupaten Lahat merupakan salah satu dari 21 (dua puluh satu)


kabupaten/kota sasaran (Kota Lhokseumawe, Kota Banda Aceh,
Kota Bengkulu, Mukomuko, Rejang Lebong, Kota Jambi,
Soralangun, Kerinci, Kota Bandar Lampung, Lampung Barat,
Tanggamus, Kota Padang, Padang Pariaman, Kepulauan
Mentawai, Banyuasin, Lahat, Kota Medan, Langkat, Deli Serdang,
Karo, dan Simalungun) prioritas nasional yang memiliki indeks
risiko bencana tinggi baik yang berfungsi sebagai PKN, KSN, PKW,
KEK, Kawasan Industri maupun kawasan pusat pertumbuhan
lainnya. Kondisi wilayah Kabupaten Lahat rentan terhadap banjir
dan tanah longsor. Banjir ini di sebabkan oleh luapan sungai dan
curah hujan tinggi yang mengaliri sungai-sungai besar yang
terletak di Kecamatan Pulau Pinang, Pagar Gunung, Kota Agung,
Mulak Ulu, Gumay Talang, Kikim Selatan, Tanjung Sakti Pumi
dan Kecamatan Tanjung Sakti Pumu. Seperti yang telah
diuraikan sebelumnya bahwa Kabupaten Lahat mempunyai
sungai besar dan sungai kecil (anak sungai). Terdapat 5 (lima)
sungai besar dengan anak sungainya berjumlah 343 buah.
Sungai-sungai besar tersebut adalah Sungai Musi, Sungai
Lematang, Sungai Kikim, Sungai Lintang dan Sungai Endikat.

Selain itu, di wilayah Kabupaten Lahat terdapat daerah yang


memiliki kepekaan terhadap erosi yang tinggi. Daerah tersebut
berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa tanah longsor.
Berdasarkan pertimbangan dan kriteria, daerah tersebut masuk
dalam kategori kawasan rawan bencana alam. Kawasan rawan
tanah longsor di Kabupaten Lahat adalah kawasan-kawasan yang
memiliki tingkat gerakan tanah yang tinggi, yang terletak di
Kecamatan Pseksu, Pajar Bulan, Jarai, Pulau Pinang, Tanjung
Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu, Gumay Talang, Kikim Selatan,
Kikim Barat dan Kecamatan Kota Agung. Namun tidak hanya itu,
kawasan yang memiliki kemiringan lahan > 45 % pun sangat
rentan akan bahaya longsor.

Berdasarkan data SIDIK Kementerian LHK 2017 Kabupaten


Lahat bahwa ada 7 (tujuh) desa/kelurahan dengan tingkat
kerentanan sangat rendah, 25 (dua puluh lima) desa/kelurahan
dengan tingkat kerentanan rendah, 334 desa/kelurahan dengan
tingkat kerentanan sedang, 5 (lima) desa/kelurahan dengan
tingkat kerentanan tinggi, 5 (lima) desa/kelurahan dengan
tingkat kerentanan sangat tinggi. Tingkat kerentanan suatu
wilayah merupakan hasil kalkulasi dari penilaian terhadap besar
kecilnya dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim di
suatu wilayah, sehingga dapat dilihat sejauh mana wilayah
tersebut dapat mentolerir terjadinya perubahan iklim. Dalam hal
risiko terhadap bencana banjir dan kekeringan maka perubahan
iklim curah hujan dapat dipergunakan sebagai pemicu terjadinya
bencana. Hal ini perlu menjadi perhatian seluruh pemangku
kepentingan (stake holder) terkait dalam upaya mengantisipasi
dan tanggap darurat bencana daerah. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam implementasi penanggulangan banjir,
kekeringan dan longsor adalah diperlukannya penguatan
kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
pengembangan tata laksana, dengan mengefektifkan berbagai
upaya perbaikan sistem sungai dan saluran, pintu air, situ dan
waduk, pengembangan sistem informasi untuk peringatan dini,
dan kesiapsiagaan masyarakat.

Selanjutnya untuk permasalahan lingkungan hidup di


Kabupaten Lahat mencakup kerusakan lingkungan dan
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ditandai oleh
masih adanya pencemaran air sungai, tanah dan udara, serta
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan
sampah dan limbah yang belum optimal, efektif dan efisien.
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Lahat seperti Sungai
Lematang, Sungai Lintang, Sungai Musi dan beberapa sungai
lainnya sebagian besar telah mengalami pencemaran dengan
kandungan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand) yang telah melampaui daya tampung
sungai. Sumber BOD dan COD tersebut berasal dari beban
pencemar dari limbah domestik, limbah pertanian dan
penggunaan lahan, limbah peternakan, limbah UMKM dan
limbah industri. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah suatu
karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi
aerobik. Nilai BOD yang sangat tinggi dalam perairan akan
menyebabkan defisit oksigen sehingga mengganggu kehidupan
organisme perairan, dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
Sedangkan COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air.
Secara umum konsentrasi COD yang tinggi dalam air
menunjukkan adanya bahan pencemar organik dalam jumlah
yang banyak. Sejalan dengan hal ini jumlah mikroorganisme,
baik yang merupakan patogen maupun tidak patogen juga
banyak. Adapun mikroorganisme patogen dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit bagi manusia dan terhadap lingkungan
bagi mahluk air (hewan dan tumbuh-tumbuhan) dapat
menyebabkan kekurangan oksigen sehingga mahluk air tersebut
tidak dapat bertahan hidup.

Selain itu, saat ini volume sampah di Kabupaten Lahat sebesar


34.016.400 liter/tahun, sedangkan luas lahan yang tersedia
untuk TPA saat ini 9,8 hektar dengan kapasitas TPA 59.829.000
liter. Berbagai alternatif pengelolaan sampah diarahkan kepada
program atau kegiatan daur ulang sampah serta pembangunan
teknologi pengolahan limbah/sampah sehingga dapat
mengurangi volume sampah yang ada. Dalam pengelolaan
persampahan dapat melalui kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle)
di berbagai sumber timbulan sampah seperti permukiman,
industri, pasar, perkantoran, dan lain-lain. Sistem yang
diterapkan dalam pengolahan sampah secara ramah lingkungan
seperti sanitary landfill dan semi sanitary landfill sudah
diterapkan oleh TPA yang ada di Kabupaten Lahat.

6) Konektivitas dan Infrastruktur Dasar

a) Konektivitas

Penguatan konektivitas perlu terus dilakukan terutama untuk


membangun akses yang lebih merata di seluruh wilayah
Kabupaten Lahat. Kabupaten Lahat membutuhkan jaringan
konektivitas fisik yang efisien dan berkualitas. Konektivitas fisik
tersebut meliputi jalan, kereta api, terminal, dan jaringan
konektivitas digital yang andal dan efisien. Tersedianya
infrastruktur yang memadai secara merata di Kabupaten Lahat
dan kabupaten/kota penyangga, yang berbiaya terjangkau, dapat
dengan segera menurunkan biaya logistik sehingga
meningkatkan kemudahan usaha dan daya saing perekonomian
secara keseluruhan.

Usaha penguatan konektivitas fisik yang dilakukan Pemerintah


Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan saat ini, antara
lain pengembangan jalan nasional dan jalan provinsi,
penambahan jalan tol, jalur kereta api, pengembangan dan
pembangunan pelabuhan/terminal di seluruh Indonesia. Selain
itu, Pemerintah juga merencanakan untuk meningkatkan
konektivitas digital melalui pengembangan jaringan pita lebar
(bandwidth) yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Usaha
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
tersebut tentunya perlu didukung oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Lahat dan stakeholder terkait. Meskipun telah
terdapat kesadaran akan adanya kebutuhan penguatan
konektivitas di seluruh Indonesia serta berbagai usaha
mencapainya, disadari bahwa tantangan untuk memperkuat
infrastruktur konektivitas masih menghadang. Untuk itulah
diperlukan koordinasi yang semakin kuat antara berbagai elemen
masyarakat, pihak swasta dan Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah, untuk menemukan solusi terbaik untuk
mengatasi berbagai tantangan yang ada.

Pembangunan konektivitas dan infrastruktur dasar merupakan


hal yang sangat penting karena dengan infrastruktur yang
memadai dan hubungan antar daerah yang lancar dapat
mendorong seluruh aspek, baik pertumbuhan ekonomi,
pariwisata, sosial dan investasi. Pembangunan konektivitas
Kabupaten Lahat yang telah dilaksanakan diantaranya
pembangunan jalan di wilayah perbatasan, jalan antara
kecamatan dan antar desa serta jalan penghubung ke daerah
pelosok perdesaan baik yang menggunakan dana APBN, DAK
maupun APBD Kabupaten Lahat.

Saat ini, hubungan kebutuhan infrastruktur jalan pada


masyarakat Kabupaten Lahat bisa diukur dengan rasio panjang
jalan dengan jumlah penduduk yang ada. Sementara rasio
- IV.50 -

panjang jalan dengan jumlah penduduk diperoleh dengan


membagi jumlah penduduk (ribu jiwa) suatu wilayah dengan
panjang jalan (km). Rasio ini memiliki arti 1 km jalan di wilayah
tersebut berbanding dengan akses untuk melayani sejumlah ribu
jiwa penduduk. Semakin tinggi nilai rasio, maka semakin tinggi
pula jumlah masyarakat yang dilayani. Rasio panjang jalan
dengan jumlah penduduk berdasarkan kewenangan Pemerintah
Kabupaten Lahat adalah 0,300 ribu jiwa/km (401,494 ribu
jiwa/1.339,15 km) atau 309 jiwa/km. Artinya layanan panjang
jalan untuk bisa menopang potensi ekonomi di wilayah
Kabupaten Lahat cukup memadai.

Tabel 4.7
Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Lahat
(ribu jiwa/km)

Rasio Panjang Jalan


Jumlah
Jenis Jalan Panjang Jalan dengan Jumlah
Penduduk
Penduduk
Jalan Negara 166,28 401,494 2,414
Jalan Provinsi 98,28 4,085
Jalan Kabupaten 1.339,15 0,300
Jumlah 1.603,71 401,494 0,250
Sumber : Data dan Informasi Kabupaten Lahat Tahun 2018

Tabel 4.8
Rasio Panjang Jalan terhadap Luas Wilayah di Kabupaten Lahat

Luas Rasio Panjang Jalan


Jenis Jalan Panjang Jalan
Wilayah dengan Luas Wilayah
Jalan Negara 166,28 4.361,83 0,026
Jalan Provinsi 98,28 0,044
Jalan Kabupaten 1.339,15 0,003
Jumlah 1.603,71 4.361,83 0,003
Sumber : Data dan Informasi Kabupaten Lahat Tahun 2018

Nilai indeks aksesibilitas atau ketersediaan jaringan jalan yang


mudah diakses oleh masyarakat Kabupaten Lahat sebesar 0,003
(1.603,71 km/4.361,83 km²) atau 29% dari jalan yang ada. Nilai
indeks aksesibilitas dihitung dengan rumus panjang jalan/ luas
wilayah (km/km²), sedangkan besaran parameter kinerja SPM
(sumber kepmenkimpraswil No. 534/KPTS/M/2001) untuk
indeks aksesibilitas terbagi atas tingkat pelayanannya yang
didasarkan pada kepadatan penduduk (jiwa/km²) maka
Kabupaten Lahat dengan jumlah penduduk 401.494 jiwa dengan
kepadatan penduduk 92,0 jiwa/km² dan nilai aksesibiltas 0,298
termasuk dalam kategori tingkat pelayanan rendah (Parameter
SPM : kepadatan penduduk <100 = 0,05 Nilai Indeks
Aksesibilitas sangat rendah). Hal ini berarti layanan panjang
jalan yang ada di Kabupaten Lahat sangat mampu untuk diakses
oleh masyarakat Kabupaten Lahat.

Adapun yang menjadi permasalahan mendasar saat ini adalah


menyangkut panjang jalan berdasarkan jenis permukaan dan
kondisi jalan yang ada di Kabupaten Lahat. Dari panjang jalan
kabupaten yang ada 1297,65 Km terdiri dari sepanjang 674,92
km berupa jalan aspal, sepanjang 370,43 km jalan kerikil, dan
sisanya 241,4 km berupa jalan tanah. Sedangkan jika dilihat
berdasarkan kondisi jalan maka terdapat 29,20% jalan
berkondisi baik dan 29,03% dalam kondisi sedang dan terdapat
41, 77% dalam kondisi rusak.

b) Air Bersih dan Sanitasi

Air merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan oleh


makhluk hidup baik untuk memenui kebutuhannya maupun
menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat
universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi
semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Air dibumi sekitar 95,1% adalah air asin
sedangkan 4,9% berupa air tawar, hal ini tentu saja menjadi
perhatian yang sangat penting mengingat keberadaan air yang
bisa dimanfaatkan terbatas sedangkan kebutuhan manusia tidak
terbatas sehingga perlu suatu pengelolaan yang baik agar air
dapat dimanfaatkan secara lestari. Pemanfaatan air tentu akan
sangat berkaitan dengan ketersediaan dan jenis pemanfaatan
seperti pemanfaatan air untuk irigasi, perikanan, peternakan,
industri dan lainnya. Adanya berbagai kepentingan dalam
pemanfaatan air dapat menimbulkan terjadinya konflik baik
dalam penggunaan airnya maupun cara memperolehnya. Seiring
dengan bertambahnya penduduk maka persaingan untuk
mendapatlkan air untuk berbagai macam kepentingan pun terus
meningkat. Konsep mengenai ketersediaan dan kebutuhan air
perlu dipahami dengan baik agar pola penggunaan air atau
manajemen dapat baik pula sehingga hal-hal negatif seperti krisis
air, banjir, kekeringan maupun dampak-dampak lainnya
setidaknya dapat diantisipasi. Pengambilan air yang berlebihan
melebihi batas aman, pencemaran air tanah maupun air
permukaan disebabkan oleh pemanfaatan air yang tidak
berwawasan lingkungan yang cenderung mengedepankan
kebutuhan saja tanpa mempertimbangkan ketersediaannya.
Untuk itu, evaluasi sumberdaya air sangat penting dilakukan
agar semua potensi air yang ada dapat diinventarisasi dan
dihitung ketersediaannya dan juga menghitung kebutuhan air
sehingga dapat diupayakan sebuah rencana yang ideal agar
kebutuhan manusia terpenuhi dan ketersediaan air tetap terjaga.

Dalam pertumbuhan penduduk sekarang ini kebutuhan akan air


sangat meningkat, tidak terkecuali kebutuhan air untuk
masyarakat Kabupaten Lahat. Kebutuhan air yang
diperhitungkan meliputi kebutuhan air domestik, kebutuhan air
irigasi, kebutuhan air untuk peternakan dan kebutuhan air
untuk industri. Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air
untuk bertahan hidup dan aktivitas manusia, dimana dapat
dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan cakupan wilayah
yang dilayani. Kebutuhan air domestik dihitung dari jumlah
penduduk dikalikan dengan kebutuhan air hidup layak perkapita.
Kebutuhan air domestik akan dipengaruhi oleh pola
konsumsinya seperti penduduk perkotaan menggunakan air
lebih banyak dibandingkan penduduk yang tinggal dipedesaan.
Oleh karena itu, berdasarkan SNI tahun 2002 tentang
sumberdaya air penduduk daerah perkotaan sebesar 120
liter/orang/hari sedangkan untuk penduduk daerah perdesaan
sebesar 60 liter/orang/hari.
Ketersediaan air di Kabupaten Lahat cukup banyak dan tidak
mengalami kekurangan air. Surplus air di Kabupaten Lahat
mencapai 16.876.210.052,6 m³/tahun. Daya dukung daya
tampung air jauh lebih kecil dari pada ketersediaan air yang ada.
Ketersediaan air banyak dipenuhi oleh air permukaan yang
berasal dari 5 (lima) sungai yaitu Sungai Lematang (debit air
150,9 m³/detik dengan kapasitas 10 MW), Sungai Selangis (debit
air 100,9 m³/detik dengan kapasitas 10 MW), Sungai Lim (debit
air 108 m³/detik dengan kapasitas 10 MW, Sungai Manna (debit
air 80,9 m³/detik dengan kapasitas 8 MW) dan Sungai Endikat
(debit air 100,9 m³/detik dengan kapasitas 10 MW). Saat ini,
ketersediaan air di Kabupaten Lahat sebesar 17.079.897.600,00
m³/tahun (ketersediaan air = jumlah debit air x 1 tahun = 541,6
m³/detik x 3600 detik x 24 jam x 365 hari = 17.079.897.600,00
m³/tahun).

Tabel 4.9
Kebutuhan Air Penduduk di Kabupaten Lahat Tahun 2017

Kebutuhan
Penduduk Tahun Kebutuhan Air
Uraian Air
2017 (jiwa) (m³/tahun)
(Liter/hari)
Kabupaten
401.494 30.399.060 11.095.656,9
Lahat
Sumber : KLHS RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2018

Tabel 4.10
Proyeksi Kebutuhan Air Penduduk di Kabupaten Lahat Tahun 2023

Kebutuhan
Penduduk Tahun Kebutuhan Air
Uraian Air
2023 (jiwa) (m³/tahun)
(Liter/hari)
Kabupaten
425.134 31.943.505 11.659.379,3
Lahat
Sumber : Data diolah Bappeda Kabupaten Lahat Tahun 2018
Tabel 4.11
Kebutuhan Air di Kabupaten Lahat Tahun 2017

No. Jenis Kebutuhan Air Jumlah Kebutuhan Air


(m³/tahun)
1. Domestik 11.095.656,90
2. Pengairan Pertanian 182.915.000,00
3. Peternakan 291.587,11
4. Industri 9.385.303,40
Jumlah 203.687.547,41
Sumber : KLHS RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2018

Selanjutnya, kebutuhan air untuk irigasi lahan pertanian,


kebutuhan air untuk peternakan dan kebutuhan air untuk
industri relatif lebih aman karena dapat dipenuhi dari air
permukaan. Kebutuhan air domestik lebih dititik beratkan pada
konsumsi air bersih yang berasal dari air permukaan dan
ditangani oleh PDAM. Konsumsi air yang dapat dilayani oleh
PDAM saat ini hanya sebesar 23,16 persen dari total kebutuhan.
Layanan air bersih melalui PDAM untuk rumah tangga hanya
sebesar 23,16 % dari total kebutuhan air domestik. Menurut data
PDAM Kabupaten Lahat tahun 2017, kebutuhan air untuk
rumah tangga terhadap konsumen dilayani PDAM sebesar
2.589.235,822 m³/tahun dari total kebutuhan domestik.

Selain air bersih, isu strategis yang perlu diperhatikan di


Kabupaten Lahat adalah isu sanitasi (air limbah, sampah dan
drainase). Saat ini, persentase rumah tangga dengan akses
sanitasi layak di Kabupaten Lahat sebesar 68,65 %, masih
dibawah capaian Provinsi Sumatera Selatan 78,62% dan nasional
78,33%. Untuk mencapai akses universal yang telah dicanangkan
secara nasional yaitu 100% akses air minum, 0 % Kawasan
Kumuh dan 100% akses sanitasi (100-0-100) pada tahun 2019,
perlu kerjasama yang terintegrasi seluruh lapisan masyarakat.
7) Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi secara berkesinambungan menjadi mutlak


untuk dilakukan dimana itu dapat terwujud jika pemerintah
memiliki komitmen terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi
dengan memfokuskan pada aspek kelembagaan, aparatur serta
tata laksana dengan mengedepankan prinsip akuntabilitas,
transparansi, dan partisipatif.

Adapun permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan


reformasi birokrasi antara lain adalah masih perlunya penguatan
pelaksanaan reformasi birokrasi yang mengedepankan prinsip
efisiensi, efektifitas dan transparansi, pembenahan birokrasi
terkait perubahan budaya kerja yang mengutamakan
profesionalisme dan akuntabilitas bagi seluruh aparat
pemerintah secara terpadu dan berkesinambungan. Lebih lanjut
diperlukan pula upaya harmonisasi peraturan perundang-
undangan, penyesuaian struktur organisasi, dan jumlah pegawai
untuk mewujudkan organisasi tepat ukuran dan fungsi yang
lebih optimal dalam peningkatan kualitas dan akselerasi
pelayanan publik. Selain itu, aspek penting lainnya adalah
perlunya kebijakan dan pelayanan pemerintah yang berbasis
data yang terintegrasi serta dukungan teknologi informasi dan
komunikasi. Lebih lanjut, guna meminimalisir praktik KKN,
konflik kepentingan, serta menghindari high cost economy
diperlukan peraturan khusus yang mengatur hubungan antar
lembaga.

Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan


yang bersih, dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme untuk
meningkatkan kepercayaan publik terhadap hukum,
pemerintahan daerah, dan sistem peradilan, maka diperlukan
langkah-langkah perbaikan pelayanan publik yang transparan
dan akuntabel serta bebas pungutan liar terutama di sektor yang
berhubungan langsung dengan masyarakat telah diawali dengan
di tandatanganinya Komitmen Bersama Program Pencegahan dan
Penindakan Korupsi Terintegrasi.
Adapun Komitmen Bersama Program Pencegahan dan
Penindakan Korupsi Terintegrasi Kabupaten Lahat, adalah
sebagai berikut :
a) Melaksanakan Proses Perencanaan dan Penganggaran yang
mengakomodir kepentingan publik serta bebas intervensi
pihak luar melalui implementasi e-planning yang terintegrasi
dengan ebudgeting.
b) Mengoptimalkan Proses Pengadaan Barang dan Jasa berbasis
elektronik serta menjamin kemandirian Unit Layanan
Pengadaan (ULP).
c) Melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang
transparan dan akuntabel melalui penggunaan aplikasi
berbasis elektronik.
d) Melaksanakan penguatan Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah (APIP) yang kompeten dan independen dengan
didukung oleh SDM dan anggaran pengawasan yang
memadai.
e) Tidak akan menawarkan atau memberikan, meminta atau
menerima gratifikasi dalam bentuk apapun sebagaimana
diatur dalam aturan perundang-undangan.
f) Melaksanakan pengendalian gratifikasi dan mengoptimalkan
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG).
g) Menjaga kerahasiaan data pelapor, penerima gratifikasi
kepada pihak manapun kecuali diminta berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
h) Melakukan pembaruan peraturan LHKPN dan membentuk
Unit Pengelola LHKPN.
i) Melaksanakan perbaikan manajemen PNS dan Tambahan
Penghasilan Pegawai (TPP) berbasis kinerja.
j) Melaksanakan upaya-upaya pengelolaan Barang Milik
Daerah (BMD) yang transparan dan akuntabel dalam hal
pengadaaan, pencatatan, pemanfaatan, pengamanan fisik
dan hukum serta pelaporan.
k) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan pelayanan publik
yang transparan dan akuntabel serta bebas pungutan-
pungutan liar, khususnya di sektor-sektor yang
berhubungan langsung dengan masyarakat.
l) Mengoptimalkan penerimaan daerah melalui pemanfaatan
aplikasi berbasis elektronik dan penggalian potensi
pendapatan serta penegakan aturan, termasuk penagihan
piutang-piutang pendapatan yang belum terealisasi.
m) Bertanggung jawab dalam mengupayakan pencegahan
korupsi di lingkungan pemerintah daerah dengan
meningkatkan integritas, pengawasan, dan perbaikan sistem.
n) Melaksanakan rencana aksi dalam program pencegahan dan
penindakan korupsi terintegrasi secara konsisten dan
berkelanjutan.

Komitmen Bersama Program Pencegahan dan Penindakan


Korupsi Terintegrasi Kabupaten Lahat dimaksud, selanjutnya
diimplementasikan secara operasional ke dalam Rencana Aksi
Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (KORSUPGAH).
Untuk menjamin, memperkuat, serta meningkatkan akselerasi
pencapaian dan pengendalian capaian pelaksanaan target
Rencana Aksi Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi
(KORSUPGAH), Pemerintah Kabupaten Lahat telah menetapkan
Surat Keputusan Bupati Lahat Nomor
700/223/INSPEKTORAT/2018 tanggal 2 Mei 2018 tentang Tim
Tindak Lanjut Rencana Aksi Program Pemberantasan Korupsi
Terintegrasi Kabupaten Lahat Tahun 2018.

8) Kehidupan Beragama, Seni dan Budaya

Dalam upaya mewujudkan toleransi umat beragama dan menjaga


kerukunan umat beragama di Kabupaten Lahat, setidaknya ada
beberapa sikap dan tindakan yang perlu bersama-sama
dilaksanakan antara lain mengembangkan sikap saling
menghargai dan menerima adanya perbedaan, menghormati
kesetaraan antara pemeluk agama satu dengan yang lainnya dan
memahami bahwa semua memiliki hak dan kewajiban yang sama
sebagai warga negara, sesama warga negara harus mempunyai
keinginan untuk saling melindungi dan menjaga dengan tidak
memandang agama yang dianut sehingga terwujud sikap saling
tolong menolong, kerjasama dan gotong royong yang tulus dalam
membangun bangsa dan negara. Kemudian, dalam kehidupan
berpolitik hendaknya tidak memanfaatkan isu agama untuk
kepentingan kelompok tetapi berikanlah program-program yang
sifatnya membangun yang dapat diterima oleh masyarakat
Kabupaten Lahat.

Selain kehidupan beragama yang beragam, Kabupaten Lahat juga


memiliki keanekaragaman seni dan budaya daerah.
Seiring berjalannya waktu, separuh dari kebudayaan
dan kesenian yang terdapat di Kabupaten Lahat menghilang
begitu saja, apabila tingkat kesadaran masyarakat dalam
melestarikannya sangat kurang. Adanya kesadaran masyarakat
dalam menjaga dan melestarikannya, akan sangat membantu
dalam pelestarian kebudayaan dan kesenian di Kabupaten
Lahat. Kabupaten Lahat sebagai salah satu daerah yang memiliki
potensi seni dan budaya yang besar di Sumatera Selatan. Dalam
sejarah pernah disebutkan bahwa pada zaman dahulu, Sumatera
Selatan khususnya Kabupaten Lahat telah mengenal Pendidikan
Tinggi. Buktinya adalah banyak ditemukan megalit-megalit yang
merupakan hasil buatan manusia di Kabupaten Lahat. Tentu
saja untuk membuat seni batu seperti itu membutuhkan
keterampilan seni yang tinggi, sehingga di sana disimpulkan
telah memiliki corak hidup yang tinggi. Sehingga Kabupaten
Lahat dijuluki sebagai "Negeri 1000 Megalith". Kabupaten Lahat
juga memiliki beraneka ragam seni tari dan lagu daerah yang
perlu dijaga kelestariannya. Selain itu, Kabupaten Lahat memiliki
banyak sekali potensi wisata alamnya seperti air terjun, sungai
dan panorama dari atas perbukitan. Potensi wisata di Kabupaten
Lahat saat ini belum bisa terekplorasi semuanya, namun jika
semua itu telah berhasil dikembangkan, maka akan menjadi
potensi wisata yang sangat berharga bagi Kabupaten Lahat.
4.2.7 ISU STRATEGIS DAERAH TERDEKAT

a) Isu Strategis Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan

Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah (RPJMD) Sumatera Selatan 2019-2023 sebagai berikut:
- Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan
- Pengurangan Pengangguran dan Antisipasi Bonus Demografi
- Peningkatan Investasi dan Ekonomi Kerakyatan
- Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Nilai Tukar Petani
- Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Optimalisasi Reformasi Birokrasi
- Perbaikan Konektivitas dan Infrastruktur Dasar
- Pelestarian Ekosistem dan Peningkatan Kualitas Lingkungan
- Pengembangan Sosial Budaya dan Olah Raga

b) Isu Strategis Pembangunan Kota Pagar Alam

Secara administrastif sebelah selatan Kabupaten Lahat


berbatasan langsung dengan Kota Pagar Alam. Pada tahun ini,
Kota Pagar Alam juga menyusun RPJMD Kota Pagar Alam 2018-
2023 dengan isu strategisnya sebagai berikut :
- Peningkatan Ekonomi Daerah Berkarakter Lokal
- Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
- Peningkatan Perdagangan Daerah melalui Pengembangan Pasar
Tradisional yang Modern
- Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
- Pelestarian Lingkungan yang Bersih dan Sehat
- Pembangunan Infrastruktur Dasar dan Pengembangan
Konektivitas Daerah
- Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan
- Pengembangan Pariwisata, Budaya dan Prestasi Olahraga
- Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pelayanan Publik.
- IV.60 -

c) Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Muara Enim

Isu strategis dalam RPJMD Kabupaten Muara Enim Tahun


2018-2023 sebagai berikut:
- Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan
- Peningkatan dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya
Manusia
- Penurunan Tingkat Pengangguran
- Pemanfaatan Potensi Bonus Demografi
- Peningkatan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan dan
Kenyamanan dalam Beribadah
- Peningkatan Investasi Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal
- Pengembangan Ekonomi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
- Peningkatan Konektivitas Antar Wilayah dan Pembangunan
Infrastruktur Dasar
- Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pemantapan
Reformasi Birokrasi
- Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Mitigasi Bencana dan
Perubahan Iklim
- Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Kesejahteraan Petani
- Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan.

d) Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Empat Lawang

Isu strategis dalam RPJMD Kabupaten Empat Lawang Tahun


2018-2023 sebagai berikut:
- Keamanan, Perlindungan dan Partisipasi Masyarakat
- Produktivitas Pertanian
- Peningkatan, Pemerataan Infrastruktur Dasar dan Wilayah
- Pariwisata dan Ekonomi Daerah
- Peningkatan Kinerja Sektor Pendidikan
- Peningkatan Kinerja Sektor Kesehatan dan Layanan
Kesejahteraan Sosial
- Aparatur yang Bersih dan Berkinerja
- Kerukunan dan Aktifitas Keagamaan
- V.1 -

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai


pada periode 2013-2018; memperhatikan hasil analisis isu strategis;
mengacu pada visi dan misi Bupati/Wakil Bupati Lahat yang terpilih
untuk periode 2018-2023; berpedoman pada RPJPD Kabupaten
Lahat 2005-2025; memperhatikan prioritas pembangunan Provinsi
Sumatera Selatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD); merujuk pada tujuan nasional yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta
memperhatikan tujuan pembangunan berkelanjutan maka visi
pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 adalah:

" Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak,


Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta
Terselenggaranya Pembangunan yang Berbasis Pemerataan
Berkelanjutan "

Penetapan visi tersebut disamping dilandasi oleh ketentuan


dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004, juga mempertimbangkan berbagai aspirasi
politik yang berkembang di kalangan stakeholders yang ada di
Kabupaten Lahat. Visi tersebut menjadi arah pembangunan 5 (lima)
ke depan menuju kondisi ideal yang diinginkan.

Makna dari visi Pemerintah Kabupaten Lahat dapat di jelaskan


bahwa Visi tersebut mengandung beberapa kata kunci yaitu
"Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur, dan Sejahtera"
yang perlu dijelaskan agar memberikan pengertian dan persepsi
yang sama bagi setiap anggota organisasi dan stakeholders,
serta berbagai pihak yang berkepentingan.

Berakhlak, Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,


berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat. Terwujudnya peningkatan akhlak mulia, baik secara
individual maupun sosial dalam konteks iman dan takwa karena
kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan kesejahteraan
tanpa iman dan takwa hanya akan menjerumuskan dalam jurang
kehancuran. Perwujudan pokok visi ini ditandai oleh meningkatnya
pelaksanaan ibadah dan pengamalan nilai-nilai agama dalam segala
aspek kehidupan baik secara individu maupun sosial.

Mandiri, Inti dari bagian visi Mandiri adalah terjadinya proses


pembangunan yang diarahkan untuk mewujudkan Lahat sebagai
wilayah yang mandiri. Sebagai kabupaten yang dicita-citakan mandiri,
diharapkan akan mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan
pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk
membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan
ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk
mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Kemandirian tidak
berarti mengisolasi diri melainkan tetap memahami saling
ketergantungan dengan daerah lain dalam hubungan yang saling
mengisi dan bersifat proaktif. Beberapa permasalahan penting yang
terkait dengan kemandirian ini adalah pemenuhan kebutuhan
pangan dan energi serta aspek pembangunan lainnya dengan
penekanan pada aspek sumber daya manusia menuju Lahat yang
adil dan makmur. Keadilan dan kemakmuran diupayakan terjadi
pada semua aspek kehidupan. Masyarakat di Kabupaten Lahat
diupayakan memiliki kesempatan yang sama dalam meningkatkan
taraf kehidupan; memperoleh lapangan pekerjaan; mendapatkan
pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan; mengemukakan
pendapat; serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan
hukum.

Berkeadilan, bermakna bahwa pembangunan Kabupaten Lahat


bertujuan mensejahterakan masyarakat secara adil dan merata tidak
nepotis dan tidak mengabaikan hak orang lain. Adil juga berarti
semua wilayah dan etnis, golongan dan agama mendapat pelayanan
yang sama serta memiliki hak dan kewajiban yang sama baik dalam
menerima pelayanan pembangunan maupun di depan hukum.
Makmur dan Sejahtera, adalah terwujudnya peningkatan lebih
lanjut dari kondisi makmur, yang tidak hanya berdimensi material
dan jasmaniah, tetapi juga spiritual atau rohaniah yang
memungkinkan rakyat menjadi manusia yang utuh dalam menggapai
cita-cita ideal dan berpartisipasi dalam proses pembangunan secara
kreatif, inovatif dan kontruktif, dalam tata kehidupan (juga tata
pemerintahan) yang aman dan tenteram, rukun dan damai,
disamping terpenuhinya kebutuhan dasar sandang, pangan, papan,
pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja, bebas dari ketakutan dan
belenggu diskriminasi, serta bebas dari penindasan, dengan sumber
daya manusia yang makin berkualitas secara fisik, psikis maupun
intelektual. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang
hidup dalam situasi dan kondisi aman, tenteram, damai sentosa dan
makmur. Perwujudan pokok visi ini ditandai oleh peningkatan
pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
perasaan tenang dan rasa aman dalam hidupnya.

5.2 Misi

Berdasarkan visi pembangunan tersebut ditetapkan misi


pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023, sebagai berikut:
1. Menciptakan pemerintahan yang bersih dan inovatif;
2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur publik berbasis pada
pemerataan wilayah yang memadai dan efektif;
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berakhlak,
sehat, cerdas, terampil dan berkepribadian luhur;
4. Menumbuhkembangkan perekonomian rakyat, menuju
kedaulatan sumberdaya alam yang tersedia;
5. Memperkokoh kerukunan kehidupan beragama dan budaya yang
lestari:

5.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat yang akan


dicapai dalam kurun waktu lima tahun mendatang dirumuskan
berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023 dan memperhatikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
dalam mendukung prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Selatan
dan prioritas pembangunan nasional. Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-
2023 terdiri dari 5 (lima) tujuan dan 17 (tujuh belas) sasaran sebagai
berikut:

Misi 1 : Menciptakan pemerintahan yang bersih dan


inovatif;
Tujuan : Meningkatnya Perwujudan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik (good goverment) dan
Pemerintahan yang Bersih (good governance).
Sasaran : 1. Meningkatnya pelayanan prima bagi
masyarakat.
2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan
dan capaian kinerja pembangunan yang
transparan dan akuntabel.

Misi 2 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur publik


berbasis pada pemerataan wilayah yang memadai
dan efektif;
Tujuan : Meningkatnya Kapasitas Infrastruktur dan Sarana/
Prasarana.
Sasaran : 1. Meningkatnya kapasitas infrastruktur wilayah.
2. Terbangunnya jaringan infrastruktur
perhubungan yang terpadu dan merata ke
seluruh wilayah.
3. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas jaringan
Irigasi, Rawa serta Jaringan Irigasi Lainnya.
4. Tersedianya sarana dan prasarana dasar
permukiman.
5. Terwujudnya kesesuaian pemanfaatan ruang.
6. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup.
Misi 3 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
yang berakhlak, sehat, cerdas, terampil dan
berkepribadian luhur;
Tujuan : Meningkatnya kualitas manusia dengan seutuhnya.
Sasaran : 1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
3. Meningkatnya prestasi Pemuda dan olahraga
4. Terbangunnya perempuan, anak dan lansia yang
berkualitas dan berdaya saing dalam
pembangunan

Misi 4 : Menumbuhkembangkan perekonomian rakyat,


menuju kedaulatan sumberdaya alam yang
tersedia;
Tujuan : Meningkatnya pendapatan masyarakat dan
kesejahteraan sosial
Sasaran : 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
2. Meningkatnya kesejahteraan sosial
3. Meningkatnya kesempatan kerja

Misi 5 : Memperkokoh kerukunan kehidupan beragama


dan budaya yang lestari:
Tujuan : Terwujudnya masyarakat yang berakhlak
mulia Sasaran : 1. Meningkatnya nilai keagamaan
masyarakat
2. Terwujudnya budaya sebagai identitas spesifik
daerah

5.4 Keselarasan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Lahat,


RTRW Kabupaten Lahat, RPJMD Provinsi Sumsel dan
RPJMN

5.4.1 Keselarasan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Lahat,


dan RTRW Kabupaten Lahat

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 berpedoman dengan
RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025 sebagai berikut:
- Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan tahapan ke-IV
dari pelaksanaan RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025.
Penyusunan RPJMD pada periode 2019-2023 memiliki nilai
strategis yang sangat tinggi, karena Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang sedang disusun ini
merupakan periode terakhir dalam upaya mencapai target RPJPD
Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025.

- Penyusunan Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
tidak terlepas dari Visi dan Misi RPJPD Kabupaten Lahat Tahun
2005-2025. Visi RPJMD adalah bentuk dari sebuah Visi antara
menuju Visi Jangka Panjang, sedangkan Misi Jangka Menengah
adalah Misi antara yang mendukung Misi Jangka Panjang. Visi
Jangka Panjang Kabupaten Lahat adalah "Terwujudnya Ekonomi
Kerakyatan yang Mandiri Berbasis Agribisnis Menuju Masyarakat
Sejahtera", diwujudkan melalui Visi Jangka Menengah Kabupaten
Lahat yaitu: "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang
berakhlak, mandiri, berkeadilan, makmur dan sejahtera serta
terselenggaranya pembangunan yang berbasis pemerataan
berkelanjutan".

- Pada Misi ke-1 RPJPD “Mewujudkan infrastruktur dasar yang


memadai guna membuka kawasan sentra-sentra produksi”
diwujudkan melalui Misi RPJMD ke-2 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur publik berbasis pada pemerataan
wilayah yang memadai dan efektif”.

- Pada Misi ke-2 RPJPD “Meningkatkan kualitas sumber daya


manusia masyarakat melalui peningkatan penguasaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi” diwujudkan
melalui Misi RPJMD ke-3 yaitu “Meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang berakhlak, sehat, cerdas, terampil dan
berkepribadian luhur” dan Misi RPJMD ke-5 yaitu “Memperkokoh
kerukunan kehidupan beragama dan budaya yang lestari”.
- Pada Misi ke-3 RPJPD “Mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan” dan Misi
ke-4 RPJPD “Meningkatkan kemandirian ekonomi kerakyatan
berbasis agribisnis yang sesuai dengan potensi lokal” diwujudkan
melalui Misi RPJMD ke-4 yaitu “Menumbuhkembangkan
perekonomian rakyat, menuju kedaulatan sumberdaya alam yang
tersedia”.

- Pada Misi ke-5 RPJPD yaitu “Meningkatkan kapasitas, aparatur,


manajemen dan kelembagaan pemerintahan” diwujudkan melalui
Misi RPJMD ke-1 yaitu “Menciptakan pemerintahan yang bersih
dan inovatif”.

- Pada Misi ke-6 RPJPD yaitu “Mewujudkan pembangunan yang


lebih merata dan berkeadilan” diwujudkan melalui Misi RPJMD ke-
2 “Meningkatkan pembangunan infrastruktur publik berbasis pada
pemerataan wilayah yang memadai dan efektif” dan Misi RPJMD
ke-3 yaitu “Menumbuhkembangkan perekonomian rakyat, menuju
kedaulatan sumberdaya alam yang tersedia”.

- Pada Misi ke-7 RPJPD yaitu “Membangun kerja sama regional,


nasional dan global” diwujudkan melalui Misi RPJMD ke-3 yaitu
“Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berakhlak,
sehat, cerdas, terampil dan berkepribadian luhur” dan Misi
RPJMD ke-4 “Menumbuhkembangkan perekonomian rakyat,
menuju kedaulatan sumberdaya alam yang tersedia”.

Selanjutnya untuk sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
dengan RTRW Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032 (PK RTRW
Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032) yaitu penyusunan RPJMD
Kabupaten Lahat harus memperhatikan dan mempertimbangkan
berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam
RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW
Kabupaten Lahat sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program
dan kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan
ruang di Kabupaten Lahat.
- V.8 -

Tabel 5.1
Sinkronisasi RPJPD Kabupaten Lahat, RTRW Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032 dan
RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

Arahan RPJPD Kabupaten Lahat Arahan RTRW Kabupaten Lahat Misi dan Sasaran RPJMD Kabupaten
Tahun 2005-2025 Tahun 2012-2032 Lahat Tahun 2019-2023
1) Penyediaan infrastruktur dasar yang 1) Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat 1) Menciptakan pemerintahan yang bersih
memadai guna membuka kawasan pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan inovatif;
sentra-sentra produksi
- Mengembangkan satu pusat kegiatan utama wilayah - Meningkatnya pelayanan prima bagi
- Peningkatan dan pemeliharaan kabupaten (PKW) sesuai arahan RTRWN dan mempromosikan masyarakat
pembangunan irigasi pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya; - Meningkatnya kualitas pengelolaan
- Peningkatan dan pemeliharaan - Menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai PPK pada keuangan dan capaian kinerja
pembangunan irigasi masing-masing kecamatan; dan pembangunan yang transparan dan
- Peningkatan, Pemeliharaan dan - Menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki akuntabel
Pembangunan Jalan wilayah layanan antar desa dan atau lebih dari satu desa
- Pembangunan pembangkit sumber sebagai PPL, selain yang telah ditetapkan sebagai PPK.
daya air, dan intake di pedesaan 2) Meningkatkan pembangunan
- Pembangunan pembangkit sumber 2) Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan infrastruktur publik berbasis pada
daya energi prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber pemerataan wilayah yang memadai dan
- Peningkatan jaringan daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah efektif;
telekomunikasi dan sarana teknologi kabupaten; - Meningkatnya kapasitas infrastruktur
informasi wilayah.
- Peningkatan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat; - Terbangunnya jaringan infrastruktur
2) Meningkatkan kualitas SDM perhubungan yang terpadu dan merata
masyarakat melalui penguasaan dan - Pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi/kawasan perdesaan; ke seluruh wilayah.
pemanfaatan Iptek - Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas
- Peningkatan jaringan energi untuk memanfaatkan energi
- Pembangunan bidang agama terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta jaringan Irigasi, Rawa serta Jaringan
- Pembangunan bidang pendidikan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air, Irigasi Lainnya.
dengan penguasaan dan dan pengembangan sistem pengairan pada sektor pertanian; - Tersedianya sarana dan prasarana dasar
pemanfaatan Iptek - Peningkatan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas permukiman.
- Pembangunan bidang kesehatan bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas - Terwujudnya kesesuaian pemanfaatan
- Pembangunan sosial budaya bumi yang optimal. ruang.
- Pembangunan budaya inovatif - Meningkatnya kualitas lingkungan
hidup.
Arahan RPJPD Kabupaten Lahat Arahan RTRW Kabupaten Lahat Misi dan Sasaran RPJMD Kabupaten
Tahun 2005-2025 Tahun 2012-2032 Lahat Tahun 2019-2023
3) Meningkatkan pemanfaatan sumber 3) Pemantapan kawasan lindung di wilayah kabupaten yang telah 3) Meningkatkan kualitas sumberdaya
daya alam dan lingkungan hidup ditetapkan dalam RTRWN dan RTRWP serta menambah manusia yang berakhlak, sehat, cerdas,
secara berkelanjutan kawasan lindung dalam kewenangan kabupaten; terampil dan berkepribadian luhur
- Peningkatan dan pengembangan - Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai
- Meningkatnya derajat kesehatan
pemanfaatan sumber daya alam RTRWN dan RTRWP;
masyarakat
yang terbarukan secara - Mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang
- Meningkatnya akses dan kualitas
berkelanjutan telah ditetapkan pada RTRWN dan RTRWP yang telah
pendidikan
- Optimalisasi pemanfaatan sumber mengalami perubahan pemanfaatan nin lindung, sepanjang
- Meningkatnya prestasi Pemuda dan
daya alam tak terbarukan syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhi
olahraga
- Pengelolaan sumber daya air secara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
- Terbangunnya perempuan, anak dan
berkelanjutan - Menyediakan Ruang Terbuka Hijau minimal 30 (tiga puluh)
lansia yang berkualitas dan berdaya
- Peningkatan nilai tambah atas persen dari kawasan fungsional perkotaan serta mendorong
saing dalam pembangunan
pemanfaatan sumber daya alam masyarakat untuk menanam pohon;
- Kebijakan pengembangan sumber - Mempertahankan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata
daya alam yang khas dilaksanakan air konservasi untuk perlindungan setempat; dan 4) Menumbuhkembangkan perekonomian
untuk meningkatkan kesejahteraan - Mengendalikan kegiatan-kegiatan budidaya yang mengganggu rakyat, menuju kedaulatan sumberdaya
masyarakat lokal fungsi kawasan lindung. alam yang tersedia;
- Mitigasi bencana alam yang sesuai
dengan kondisi geologi 4) Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan - Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
- Mengendalikan pencemaran dan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan - Meningkatnya kesejahteraan sosial
kerusakan lingkungan berbasis pertanian, perkebunan, pariwista dan industri; - Meningkatnya Kesempatan Kerja
- Meningkatkan kapasitas - Mengembangkan kawasan budidaya pertanian didasarkan
pengelolaan sumber daya alam dan pada hasil analisis kesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan 5) Memperkokoh kerukunan kehidupan
lingkungan hidup budidaya pertanian serta memperhatikan adanya produk- beragama dan budaya yang lestari:
- Meningkatkan kesadaran produk rencana sektoral serta penggunaan lahan yang ada.
masyarakat untuk mencintai Secara umum pengembangan kawasan budidaya pertanian - Meningkatnya nilai keagamaan
lingkungan hidup, dengan kebijakan diarahkan untuk mengakomodasi kegiatan sektor pertanian masyarakat
yang diarahkan terutama bagi Kabupaten Lahat melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan - Terwujudnya budaya sebagai identitas
generasi muda pertanian; spesifik daerah
- Meningkatnya pengembangan - Mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk
kawasan budidaya dan pemantapan peningkatan kenyamanan hidup masyarakat sekaligus menjadi
kawasan lindung bagian pengembangan ekonomi produktif wilayah yang dapat
menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di dalam kawasan
wisata maupun wilayah yang lebih luas dalam wilayah
kabupaten;
- V.10 -

Arahan RPJPD Kabupaten Lahat Arahan RTRW Kabupaten Lahat Misi dan Sasaran RPJMD Kabupaten
Tahun 2005-2025 Tahun 2012-2032 Lahat Tahun 2019-2023
4) Peningkatan kemandirian ekonomi - Mengembangkan kawasan peruntukan industri diarahkan
kerakyatan berbasis agribisnis yang untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk
sinergis untuk mendorong peningkatan nilai tambah dan produktifitas wilayah secara
pertumbuhan industri pengolahan berkelanjutan;
- Pengembangan kelembagaan - Mengembangkan kawasan permukiman diarahkan untuk
ekonomi mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat
- Sumber daya manusia dan pelayanan yang tersebar sebagaimana rencana struktur ruang
Iptek yang berhubungan dengan wilayah kabupaten;
kemandirian ekonomi - Mengembangkan kawasan budidaya kehutanan diarahkan
- Pembangunan industri dengan untuk dapat menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat di
pemanfaatan sumber bahan baku sekitar kawasan hutan dan peningkatan produktifitas wilayah
lokal kabupaten pada sektor kehutanan; dan
- Penyediaan infrastruktur penunjang - Mengembangkan kawasan pertambangan untuk pengelolaan
ekonomi kerakyatan potensi sumber daya alam secara berimbang dan
- Perluasan Kesempatan Kerja berkelanjutan dengan memprioritaskan aspek keseimbangan
- Pengembangan Ekonomi Kerakyatan ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup.

5) Peningkatan kapasitas aparatur, 5) Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan
manajemen dan kelembagaan ke kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang
pemerintah diperlukan untuk kepentingan pembangunan kabupaten sesuai
- Peningkatan kapasitas kelembagaan ketentuan dan peraturan yang berlaku;
Pemda Kabupaten Lahat - Menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam
- Peningkatan kualitas kawasan budidaya di Kabupaten Lahat, sebagaimana dalam
pelayanan pada masyarakat RTRWP yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan;
- Peningkatan kapasitas keuangan - Mewujudkan pengelolaan kawasan yang telah disetujui Menteri
daerah Kehutanan sebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari
- Peningkatan peran serta masyarakat kawasan hutan, sebesar-besarnya untuk pengembangan
- Pembangunan politik lokal ekonomi produktif masyarakat berbasis pertanian,
- Keterbukaan informasi dan perkebunan, pariwisata dan industri;
komunikasi yang - Melakukan pengendalian kegiatan terhadap kawasan yang
berkesinambungan telah ditetapkan statusnya dari kawasan hutan agar tidak
- Hukum dan tata peraturan daerah meluasnya konversi lahan pada kawasan sekitar yang
- Perlindungan masyarakat dan statusnya masih termasuk dalam kawasan hutan, baik
penanggulangan bencana kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam maupun
- Pemantapan ketertiban dan hutan lindung;
keamanan daerah
Arahan RPJPD Kabupaten Lahat Arahan RTRW Kabupaten Lahat Misi dan Sasaran RPJMD Kabupaten
Tahun 2005-2025 Tahun 2012-2032 Lahat Tahun 2019-2023

6) Mewujudkan pembangunan yang 6) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
lebih merata dan berkeadilan negara;
- Pengembangan wilayah berdasarkan - Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan
keunggulan potensi sumber daya keamanan;
- Percepatan pembangunan dan - Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan
pertumbuhan wilayah-wilayah disekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga
- Pengembangan wilayah-wilayah fungsi dan peruntukannya;
tertinggal dan terpencil - Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi
- Peningkatan keterkaitan kegiatan daya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan
ekonomi di perkotaan dengan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan
pedesaan - Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan
- Pembangunan pedesaan keamanan.
- Sistem Pengelolaan Pertanahan
- Pembangunan kesejahteraan sosial
- Penguatan Lembaga Jaminan Sosial
- Sistem dan Jaminan Sosial
- Pemenuhan perumahan

7) Membangun kerjasama regional,


nasional dan global
- Meningkatkan kerjasama
berdasarkan keunggulan
kompetitif
- Kerjasama dalam pengembangan
Iptek dan SDM
- Kerjasama dalam peluang investasi
- Kerjasama di bidang produksi
pengolahan dan distribusi yang
komprehensif
- Membangun pusat informasi bisnis
- V.12 -

5.4.2 Keselarasan RPJMD Kabupaten Lahat dengan RPJMD


Provinsi Sumatera Selatan

Dalam pencapaian Visi Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023


yaitu "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang berakhlak,
mandiri, berkeadilan, makmur dan sejahtera serta terselenggaranya
pembangunan yang berbasis pemerataan berkelanjutan". Visi
Kabupaten Lahat ini sejalan dengan Visi pembangunan jangka
menengah Provinsi Sumatera Selatan yaitu : "SUMSEL MAJU UNTUK
SEMUA" dengan misi :

1) Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan, yang


didukung sektor pertanian, industri, dan UMKM yang tangguh
untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di
perkotaan maupun di perdesaan.

2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik laik-


laki maupun perempuan yang sehat, berpendidikan, professional
dan menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, kejujuran
dan integritas.

3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bebas korupsi, Kolusi


dan nepotisme dengan mengedepankan transparansi dan
akuntabilitas yang didukung aparatur pemerintahan yang jujur,
berintegritas, professional dan responsif.

4) Membangun dan meningkatkan kualitas dan kuantitas


infrastruktur, termasuk infrastruktur dasar guna percepatan
pembangunan wilayah pedalaman dan perbatasan, untuk
memperlancar arus barang dan mobiltas penduduk, serta
mewujudkan daya saing daerah dengan mempertimbangkan
pemerataan dan keseimbangan daerah.

5) Meningkatkan kehidupan beragama, seni dan budaya untuk


membangun karakter kehidupan sosial yang agamis dan
berbudaya, dengan ditopang fisik yang sehat melalui kegiatan
olahraga, sedangkan pengembangan pariwisata berorientasi
pariwisata religius.
- V.13 -

Tabel 5.2
Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 dengan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023

RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023
Misi Tujuan Sasaran Misi Tujuan Sasaran
1. Menciptakan 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya pelayanan 3. Mewujudkan Tata Kelola 1. Meningkatnya Tata 1. Maju Pelayanan Publik
pemerintahan Perwujudan Tata prima bagi masyarakat Pemerintahan yang bebas Kelola Berkualitas (Meningkatnya
yang bersih dan Kelola KKN dengan Pemerintahan Pelayanan Publik Berkualitas)
2. Meningkatnya kualitas
inovatif; Pemerintahan mengedepankan 2. Maju Pembangunan yang
pengelolaan keuangan
yang Baik (good Transparansi dan transparan dan akuntabel
dan capaian kinerja
goverment) dan akuntabilitas yang (Meningkatnya transparansi
pembangunan
Pemerintahan didukung aparatur dan akuntabilitas)
yang Bersih Pemerintahan yang jujur 3. Maju aparatur profesional dan
(good berintegritas, profesional, berintegritas (Meningkatnya
governance) dan responsif profesionalisme, dan Integritas
Aparatur Pemerintah Daerah)
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya kapasitas 4, Membangun dan 1. Terwujudnya 1. Maju Kualitas Lingkungan
pembangunan Kapasitas infrastruktur wilayah. Meningkatkan Kualitas pemerataan Hidup (Meningkatnya Kualitas
infrastruktur publik Infrastruktur 2. Terbangunnya jaringan dan kuantitas pembangunan Lingkungan Hidup)
berbasis pada dan Sarana/ infrastruktur infrastruktur, termasuk berkelanjutan 2. Maju Infarstruktur dan
pemerataan wilayah Prasarana perhubungan yang infrastruktur dasar guna Konektivitas (Meningkatnya
yang memadai dan terpadu dan merata ke percepatan pembangunan akses pelayanan infrastruktur
efektif; seluruh wilayah. wilayah pedalaman dan dasar dan Konektivitas)
3. Meningkatnya Kualitas perbatasan,
dan Kuantitas jaringan memperlancar arus
Irigasi, Rawa serta barang dan mobilitas
Jaringan Irigasi Lainnya. penduduk, serta
4. Tersedianya sarana dan mewujudkan daya saing
prasarana dasar daerah dengan
permukiman. mempertimbangkan
5. Terwujudnya kesesuaian pemerataan dan
pemanfaatan ruang. keseimbangan daerah
6. Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup.
RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023
Misi Tujuan Sasaran Misi Tujuan Sasaran
3. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya derajat 2. Meningkatnya kualitas 1. Meningkatnya 1. Maju Kesehatan Masyarakat
kualitas kualitas kesehatan masyarakat SDM, baik laki-laki Kualitas Sumber (Meningkatnya derajat
sumberdaya manusia dengan 2. Meningkatnya akses dan maupun perempuan, Daya Manusia kesehatan masyarakat)
manusia yang seutuhnya kualitas pendidikan yang sehat, 2. Maju akses pendidikan
berakhlak, sehat, 3. Meningkatnya prestasi berpendidikan, berkualitas (Meningkaynya
cerdas, terampil Pemuda dan olahraga profesional, dan akses pendidikan berkualitas)
dan berkepribadian 4. Terbangunnya menjunjung tinggi nilai
luhur perempuan, anak dan keimanan, ketakwaan,
lansia yang berkualitas 1. Maju Pembangunan Responsif
kejujuran dan integritas 2. Meningkatnya
- dan berdaya saing dalam Gender dan Perlindungan
kesetaraan dan Anak (Meningkatnya
pembangunan keadilan Gender Pembangunan Gender dan
Perlindungan Anak)

4. Menumbuhkembang 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya 1. Membangun Sumsel 1. Meningkatnya 1. Maju ekonomi kerakyatan


kan perekonomian Pendapatan pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi perekonomian yang (Meningkatnya ekonomi
rakyat, menuju Masyarakat dan 2. Meningkatnya kerakyatan , didukung inklusif berbasis kerakyatan)
kedaulatan Kesejahteraan kesejahteraan sosial sektor pertanian, Industri inovasi daerah 2. Maju Investasi, Industri dan
sumberdaya alam Sosial 3. Meningkatnya dan UMKM yang tangguh Perdagangan ( Meningkatnya
yang tersedia; Kesempatan Kerja untuk mengatasi investasi, industri dan
pengangguran dan perdagangan)
kemiskinan baik 3. Maju Pertanian rakyat dan
diperkotaan maupun di kedaulatan pangan
pedesaan (Meningkatnya kesejahteraan
petani dan kedaulatan
pangan)
4. Maju Kesejahteraan
Masyarakat (Menurunnya
pengangguran, kemiskinan
dan desa tertinggal)
5. Maju Akses Energi
(Meningkatnya akses energi)
RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023
Misi Tujuan Sasaran Misi Tujuan Sasaran
5. Memperkokoh 1. Terwujudnya 1. Meningkatnya nilai 5. Meningkatkan Kehidupan 1. Terwujudnya 1. Maju Stabilitas Keamanan
kerukunan masyarakat yang keagamaan masyarakat Beragama , seni dan masyarakat yang Ketertiban, dan Kehidupan
kehidupan berakhlak mulia 2. Terwujudnya budaya budaya untuk madani Beragama (Mewujudkan
beragama dan sebagai identitas membangun karakter Kestabilan Keamanan,
budaya yang lestari: spesifik daerah kehidupan sosial yang Ketertiban, dan Kehidupan
agamis dan berbudaya Beragama yang berkualitas)
ditopang fisik yang sehat
melalui kegiatan olah 2. Meningkatnya Daya 2. Maju Seni Budaya dan
raga dan pengembangan Saing Pariwisata Pariwisata
pariwisata berorientasi Daerah melalui
pariwisata yang religius Seni, Budaya dan
religi

3. Meningkatnya Daya 3. Maju Pemuda dan Olahraga


Saing Pemuda dan (Meningkatnya Pembangunan
Olahraga Pemuda dan Olahraga)
- V.16 -

5.4.3 Keselarasan RPJMD Kabupaten Lahat dengan RPJMN

Visi Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 selaras dengan Visi


Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019 yaitu "Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong". Visi pembangunan nasional tersebut
mengedepankan upaya meletakkan dasar dan sekaligus memberikan
arah pembangunan jiwa bangsa untuk menegakkan kembali
kedaulatan, martabat, dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa,
menegaskan kembali fungsi publik Negara, menggelorakan kembali
harapan ditengah krisis sosial yang mendalam, menemukan jalan
bagi masa depan bangsa, serta meneguhkan kembali jiwa gotong
royong sesuai dengan Pancasila.

Tabel 5.3
Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
dengan RPJMN 2015-2019

Misi RPJMD Kabupaten Lahat Tahun Misi RPJMN 2015-2019


2019-2023
1. Menciptakan pemerintahan yang 2. Mewujudkan masyarakat maju,
bersih dan inovatif; berkeseimbangan, dan
demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri
bebas-aktif dan memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
2. Meningkatkan pembangunan 5. Mewujudkan bangsa yang
infrastruktur publik berbasis berdaya saing
pada pemerataan wilayah yang
memadai dan efektif;

3. Meningkatkan kualitas 4. Mewujudkan kualitas hidup


sumberdaya manusia yang manusia Indonesia yang tinggi,
berakhlak, sehat, cerdas, terampil maju,
dan berkepribadian luhur dan sejahtera.

4. Menumbuhkembang kan 1. Mewujudkan keamanan nasional


perekonomian rakyat, menuju yang mampu menjaga kedaulatan
kedaulatan sumberdaya alam wilayah, menopang kemandirian
yang tersedia; ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara
kepulauan.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi
negara maritim yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
5. Memperkokoh kerukunan 7. Mewujudkan masyarakat yang
kehidupan beragama dan budaya berkepribadian dalam
yang lestari: kebudayaan.
- V.17 -

Tabel 5.4
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

VISI : " Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta
Terselenggaranya Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan "

Indikator Kondisi Awal Target Capaian


Kondisi
No Tujuan/Sasaran Tujuan/ Satuan
Akhir
Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Misi 1 Menciptakan Pemerintahan yang Bersih dan Inovatif


1.1 Meningkatnya Indeks
Perwujudan Tata Kelola Reformasi CC CC CC B B B BB BB
Indeks
Pemerintahan yang Baik Birokrasi (55,83) (55,83) (57,25) (60,25) (65,5) (69,25) (70,5) (70,5)
dan Bersih
1.1.1 Meningkatnya pelayanan Indeks
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
prima bagi masyarakat Kepuasan Indeks
(82,65) (85,10) (85,90) (86,50) (87,10) (87,70) (88,30) (88,30)
Masyarakat
1.1.2 Meningkatnya kualitas Opini BPK atas
pengelolaan keuangan dan laporan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
capaian kinerja keuangan
pembangunan yang B B B B BB BB BB BB
transparan dan akuntabel Nilai SAKIP Skor
(60,45) (64,1) (66,5) (68,5) (70,1) (72,5) (75,1) (75,1)
Misi 2 Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Publik Berbasis pada Pemerataan Wilayah yang Memadai dan Efektif
2.1 Mengurangi ketimpangan Indeks
Indeks - 0,297 0,299 0,30 0,31 0,32 0,33 0,33
antarwilayah Aksesibilitas
2.1.1 Meningkatnya kapasitas Persentase
infrastruktur wilayah panjang jalan
kabupaten
Persen 58,81 58,81 62,17 65,90 70,01 74,49 79,34 79,34
dalam kondisi
mantap
Indikator Kondisi Awal Target Capaian
Kondisi
No Tujuan/Sasaran Tujuan/ Satuan
Akhir
Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
2.1.2 Terbangunnya jaringan Jumlah
infrastruktur terminal yang
perhubungan yang memiliki sarana terminal 2 2 2 2 2 2 3 3
terpadu dan merata ke dan fasilitas
seluruh wilayah yang memadai
2.1.3 Meningkatnya Kualitas dan
Kuantitas jaringan Irigasi, Rasio Jaringan
Rawa serta Jaringan Irigasi Rasio 59 59 60 61 62 63 64 64
Irigasi
Lainnya
2.1.4 Tersedianya sarana dan Cakupan
prasarana dasar Ketersediaan
Persen - 84,83 84,83 85,01 85,23 85,46 85,71 85,71
permukiman Rumah Layak
Huni
2.1.5 Terwujudnya kesesuaian Persentase
pemanfaatan ruang Kesesuaian
Persen 90 90 91 92 93 94 95 95
Pemanfaatan
Ruang
2.1.6 Meningkatnya kualitas Indeks Kualitas
lingkungan hidup Lingkungan Indeks - - 62,21 62,22 62,26 62,29 62,33 62,33
Hidup
Misi 3 Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berakhlak, Sehat, Cerdas, Terampil dan Berkepribadian Luhur
3.1 Meningkatnya kualitas Indeks
manusia dengan Pembangunan Indeks 66,38 66,99 67,68 68,26 68,84 69,42 70,02 70,02
seutuhnya Manusia (IPM)
3.1.1 Meningkatnya derajat Umur Harapan
Tahun 65,25 65,50 65,85 66,20 66,55 66.90 67,25 67,25
kesehatan masyarakat Hidup
3.1.2 Meningkatnya akses dan Angka Harapan
Tahun 12,31 12,32 12,43 12,49 12,54 12.60 12,65 12,65
kualitas pendidikan Lama Sekolah
Rata-Rata Lama
Tahun 8,43 8,44 9,00 9,10 9,18 9,35 9,50 9,50
Sekolah
Indikator Kondisi Awal Target Capaian
Kondisi
No Tujuan/Sasaran Tujuan/ Satuan
Akhir
Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
3.1.3 Meningkatnya prestasi Jumlah Atlet
Pemuda dan olahraga Berprestasi 0rang - - 98 100 105 108 110 110

3.1.4 Terbangunnya Indeks


perempuan, anak dan Pembangunan Indeks 94,80 - 95,20 95,50 95,91 96,43 96,86 96,86
lansia yang berkualitas Gender (IPG)
dan berdaya saing dalam
pembangunan Indeks
Pemberdayaan Indeks 60,87 - 65,26 67,06 68,86 70,68 72,46 72,46
Gender (IDG)

Misi 4 Menumbuhkembangkan Perekonomian Rakyat, menuju Kedaulatan Sumber Daya Alam yang Tersedia

4.1 Meningkatnya
Pendapatan Masyarakat Angka
dan Kesejahteraan Sosial Persen 16,81 16,15 14,29 13,21 12,13 11,05 9,92 9,92
Kemiskinan

4.1.1 Meningkatnya
Pertumbuhan 3,92 4,07 4,15 4,24 4,33 4,41 4,50 4,50
Pertumbuhan Ekonomi Persen
Ekonomi
4.1.2 Meningkatnya Persentase
Kesejahteraan Sosial Penanganan
Penyandang
Persen 44,36 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
4.1.3 Meningkatnya Tingkat
Kesempatan Kerja Partisipasi Persen 70,68 71,50 73,00 73,50 74,50 75,00 75,50 75,50
Angkatan Kerja
- V.20 -

Indikator Kondisi Awal Target Capaian


Kondisi
No Tujuan/Sasaran Tujuan/ Satuan
Akhir
Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Tingkat
Pengangguran Persen 4,33 3,29 3,22 3,15 3,08 3,01 2,94 2,94
Terbuka

Misi 5 Memperkokoh Kerukunan Kehidupan Beragama dan Budaya yang Lestari

5.1 Terwujudnya Masyarakat Zakat


yang Berakhlak Mulia Terkumpul di Rp. - 2.350,00 2.350,00
2.095,00 2.150,00 2.200,00 2.250,00 2.300,00
BAZ Miliar

5.1.1 Meningkatnya Nilai Persentase


Keagamaan Masyarakat Masyarakat
Bebas Buta Persen - 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00
aksara
Alqura’an
5.1.2 Terwujudnya Budaya Persentase
sebagai Identitas Spesifik Benda Situs
Daerah dan Kawasan
Persen 3,26 3,26 3,26 5,78 10,39 15,48 24,77 24,77
Cagar Budaya
yang
dilestarikan
- VI.1-

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi dan arah kebijakan adalah rumusan perencanaan


yang komprehensif tentang bagaimana mencapai tujuan dan sasaran
dengan efektif dan efisien. Dalam mewujudkan visi, misi beserta
tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2019-
2023 diperlukan strategi dan arah kebijakan yang terencana dan
terukur. Arah kebijakan akan menjadi panduan langkah kerja bagi
Perangkat Daerah di dalam merumuskan program-program
pembangunan dan kegiatan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi
dari masing-masing Perangkat Daerah.

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-


program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus
dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan
pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan
strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan
sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian
arah kebijakan.

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan


strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan
sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah
kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan
sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Kriteria suatu rumusan
arah kebijakan, antara lain: memperjelas kapan suatu sasaran dapat
dicapai dari waktu ke waktu, membantu menghubungkan tiap-tiap
strategi kepada sasaran secara lebih rasional; dan mengarahkan
pemilih strategi agar selaras dengan arahan dan sesuai/tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
6.1.1 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019

Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya sistematis dan


terencana oleh masing-masing maupun seluruh komponen bangsa
untuk mengubah suatu keadaan menjadi keadaan yang lebih baik
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara
optimal, efisien, efektif dan akuntabel, dengan tujuan akhir untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara
berkelanjutan. Upaya sistematis dan terencana tadi tentu berisi
langkah-langkah strategis, taktis dan praktis, karena masing-masing
negara memiliki usia kedaulatan, sumber daya andalan dan
tantangan yang berbeda. Bagi bangsa Indonesia, secara khusus
tujuan pembangunan nasional telah digariskan dalam Pembukaan
Undang Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu untuk: melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan
kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)


dituangkan kedalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015-2019 yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi
kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis
kementerian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan
bagi pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam
menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-
masing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional.
Untuk pelaksanaan lebih lanjut, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) akan dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN).
6.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Provinsi Sumsel
Tahun 2019-2023

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Sumatera Selatan menetapkan Visi Provinsi Sumatera
Selatan merupakan gambaran kondisi masa depan yang dicita-
citakan dapat terwujud dalam kurun waktu lima tahun yaitu pada
akhir tahun 2019-2023. Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih maka Visi Pembangunan Daerah Jangka Menengah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019-2023 adalah "SUMSEL MAJU
UNTUK SEMUA" dengan Misi Pembangunan Provinsi Sumatera
Selatan 2019-2023, sebagai berikut :
1) Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan, yang
didukung sektor pertanian, industri, dan UMKM yang tangguh
untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan baik di
perkotaan maupun di perdesaan.
2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik laik-
laki maupun perempuan yang sehat, berpendidikan, professional
dan menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, kejujuran
dan integritas.
3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bebas korupsi, Kolusi
dan nepotisme dengan mengedepankan transparansi dan
akuntabilitas yang didukung aparatur pemerintahan yang jujur,
berintegritas, professional dan responsif.
4) Membangun dan meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur, termasuk infrastruktur dasar guna percepatan
pembangunan wilayah pedalaman dan perbatasan, untuk
memperlancar arus barang dan mobiltas penduduk, serta
mewujudkan daya saing daerah dengan mempertimbangkan
pemerataan dan keseimbangan daerah.
5) Meningkatkan kehidupan beragama, seni dan budaya untuk
membangun karakter kehidupan sosial yang agamis dan
berbudaya, dengan ditopang fisik yang sehat melalui kegiatan
olahraga, sedangkan pengembangan pariwisata berorientasi
pariwisata religius.
Kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan yang perlu
didukung oleh 17 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera
Selatan adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan kualitas SDM sehingga bisa menjadi aset utama
keunggulan kompetitif provinsi;
2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur untuk
mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi;
3) Pengembangan pertanian dalam arti luas sehingga dapat
menghasilkan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar
nasional;
4) Perbaikan lingkungan hidup;
5) Penanganan kemiskinan dengan prioritas pendidikan dan
pelayanan kesehatan masyarakat

Strategi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan yang


memberi dampak pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat 2019-2023, antara lain :

a) Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran


Dalam upaya mendukung capaian sasaran yang akan dilakukan
capaian angka kemiskinan di Sumatera Selatan sudah sangat
jauh menurun, tetapi di masa yang akan datang jumlah
penduduk miskin di Sumatera Selatan masih tetap ada. Langkah
mendasar strategi ini adalah bagaimana penurunan penduduk
miskin dapat terus ditingkatkan dan bagaimana tidak terjadi lagi
penduduk miskin baru akibat kurangnya kesempatan bekerja
atau karena hal lainnya.

b) Mempercepat perbaikan sistem dan akses Pendidikan


Dalam upaya untuk mendukung capaian sasaran yang akan
dilakukan pada tujuan suatu perbaikan sistem memerlukan
perencanaan yang holistik terhadap seluruh pelaku sistem, baik
aspek manajemen (organisasi, prosedur, dan pengendalian),
aparatur (tenaga pendidik dan kependidikari), sarana dan
prasarana, faktor penunjang lain bagi peserta didik, dan
infrastruktur pendidikan, dan komponen lainnya. Suatu
perbaikan sistem diharapkan dapat mengefisiensikan biaya dan
mengefektifkan tujuan sistem pendidikan antara lain
menghasilkan siswa yang bermutu dan sesuai kriteria. Sementara
itu, sistem pendidikan yang telah diperbaiki, khususnya
pendidikan dasar, ditindaklanjuti dengan agenda pembangunan
untuk memenuhi syarat aksesibilitas; baik secara geografis
maupun teraksesnya pendidikan dasar oleh masyarakat ekonomi
lemah.

c) Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat


Strategi ini merupakan upaya mendukung capaian sasaran yang
akan dilakukan target urusan kesehatan di masa lalu masih perlu
peningkatan antara lain juga untuk memenuhi target MDGs
(bidang kesehatan) dan Indonesia Sehat yang belum tercapai
dimasa lalu. Langkah mendasar strategi ini adalah antara lain
peningkatan kapasitas kinerja tenaga kesehatan hingga perbaikan
infrastruktur kesehatan untuk mempercepat penjaminan
kesehatan masyarakat Sumatera Selatan secara merata.

d) Mengendalikan Tingginya Pertumbuhan Penduduk dan


Ketimpangan Antar Kabupaten/Kota
Pada dasarnya Strategi Mengendalikan Tingginya Pertumbuhan
Penduduk dan Ketimpangan Antar Kabupaten/Kota merupakan
upaya untuk mendukung seluruh capaian sasaran yang
dilakukan pada tujuan dari seluruh misi (misi pertama, kedua,
dan ketiga). Masalah kependudukan akan menjadi sumber
berbagai masalah yang sudah dan akan terjadi di Sumatera
Selatan, antara lain: masalah infrastruktur, perumahan, alih
fungsi lahan, tata ruang, sosial-budaya, kriminalitas, layanan
kesehatan, pendidikan dan lain-lain.

e) Pengembangan Infrastruktur
Strategi ini merupakan upaya untuk mendukung capaian sasaran
yang berkaitan dengan permasalahan utama pembangunan
ekonomi Sumatera Selatan yang masih belum merata, sehingga
masih terdapat ketimpangan pembangunan antar wilayah utara,
selatan, dan barat serta timur Sumatera Selatan. Pengembangan
dan peningkatan infrastruktur yang baik diseluruh
kawasan/wilayah Sumatera Selatan, diharapkan akan dapat
mempercepat pembangunan ekonomi terutama potensi-potensi
yang ada di pelosok-pelosok pedesaan atau di pusat-pusat
ekonomi kerakyatan yang ada di daerah di Provinsi Sumatera
Selatan.

f) Peningkatan pengembangan Pariwisata Budaya dan Ekonomi


Kreatif
Strategi ini merupakan upaya untuk mendukung capaian sasaran
yang akan dilakukan pada tujuan Pembangunan pariwisata yang
sangat pesat di Sumatera Selatan, merupakan salah satu
keberhasilan masyarakat Sumatera Selatan dalam
mempertahankan sendi-sendi budaya lokal. Pemerintah daerah
akan proaktif memfasilitasi proses dan agenda pembangunan
yang dapat memelihara nilai-nilai budaya daerah, serta
memberikan kesempatan ruang gerak yang lebih banyak untuk
pembangunan yang berorientasi pada pengembangan budaya
lokal dan ekonomi kreatif. Ekonomi kerakyatan berpilar pada
ekonomi lokal yang telah ada selama ini yang diselenggarakan
oleh masyarakat menengah-bawah (UKM), termasuk yang
berbasis hasilhasil pertanian.Keberhasilan Sumatera Selatan
dalam meningkatkan ekspornya menjadi salah satu basis
pengembangan strategi ini. Ekonomi kreatif atau ekonomi
kerakyatan pada dasarnya mengedepankan kemandirian, dalam
arti manufaktur hasil-hasil ekonomi hulu juga diupayakan dapat
diselenggarakan agar nilai tambah produk lebih optimal (PDRB).
Untuk itu diperlukan kerja keras berbagai pihak, dan berbagai
aspek secara holistik dan benar-benar mendapatkan penekanan
pada alokasi anggaran yang memadai dari tahun ketahun tetapi
di masa yang akan datang jumlah penduduk miskin di Sumatera
Selatan masih tetap ada. Langkah mendasar strategi ini adalah
bagaimana penurunan penduduk miskin dapat terus
ditingkatkan dan bagaimana tidak terjadi lagi penduduk miskin
baru akibat kurangnya kesempatan bekerja atau karena hal
lainnya.
g) Pengembangan Infrastruktur
Strategi ini merupakan upaya untuk mendukung capaian sasaran
yang akan dilakukan berkaitan dengan permasalahan utama
pembangunan ekonomi Sumatera Selatan yang masih belum
merata, sehingga masih terdapat ketimpangan pembangunan
antar wilayah utara, selatan, dan barat serta timur Sumatera
Selatan. Pengembangan dan peningkatan infrastruktur yang baik
diseluruh kawasan/wilayah Sumatera Selatan, diharapkan akan
dapat mempercepat pembangunan ekonomi terutama potensi-
potensi yang ada di pelosok-pelosok pedesaan atau di pusat-pusat
ekonomi kerakyatan yang ada di daerah di Provinsi Sumatera
Selatan.

6.1.3 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Lahat


Tahun 2019-2023
Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten
Lahat pada 5 (lima) tahun mendatang adalah sebagaimana tercantum
dalam tabel 6.1.
- VI.8 -

Tabel 6.1
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 Menciptakan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatkan Sistem Meningkatkan Manajemen Pelayanan


Pemerintahan yang Perwujudan Tata Kelola Pelayanan Prima Bagi Pelayanan Publik Publik
Bersih dan Inovatif Pemerintahan yang Baik Masyarakat Meningkatkan kualitas pelayanan
(good goverment) dan administrasi kependudukan, pelayanan
Pemerintahan yang pencatatan sipil dan kualitas data
Bersih (good governance) kependudukan
Meningkatkan Manajemen Pelayanan
Publik
Meningkatkan kualitas pelayanan
administrasi kependudukan, pelayanan
pencatatan sipil dan kualitas data
kependudukan
Meningkatkan layanan penanganan
masalah pertanahan melalui identifikasi
tanah negara, dan pelayanan pengadaan
tanah untuk kepentingan publik, dan
penanganan sengketa pertanahan
Peningkatan kualitas pengelolaan arsip
daerah dengan digitalisasi arsip,
penyediaan sarana prasarana,
pengelolaan arsip daerah, pelayanan
kearsipan
Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Peningkatan kesiapsiagaan, penanganan


tanggap darurat, koordinasi penanganan
pasca bencana dengan mengoptimalkan
tiga pilar yaitu Pemerintah, Masyarakat,
dan Dunia Usaha

Peningkatan pelayanan informasi dan


fasilitasi penyelenggaraan transmigrasi
dengan meningkatkan kualitas data dan
informasi ketransmigrasian (calon
peserta maupun calon lokasi)

Meningkatnya Kualitas Penataan dan Penguatan Reformasi birokrasi dan penguatan tata
Pengelolaan Keuangan Organisasi dan kelola pemerintahan
dan Capaian Kinerja Manajemen SDM Peningkatan kualitas proses penyusunan
Pembangunan yang Aparatur Secara Paralel dokumen dengan meningkatkan
Transparan dan Dengan Penerapan ketersediaan dokumen perencanaan
Akuntabel Koordinasi, Harmonisasi teknis, peningkatan kualitas proses
dan Pencegahan Korupsi komunikasi publik perencanaan,
dalam Kerangka peningkatan ketersediaan data, dan
Perwujudan optimalisasi pengendalian dan evaluasi
Kepemerintahan yang Peningkatan kualitas manajemen
Baik kepegawaian daerah dengan perbaikan
pola penempatan pegawai, pendidkan
dan pelatihan, pelayanan administrasi
kepegawaian
- VI.10 -

Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Optimalisasi fungsi pengawasan,


penganggaran dan legislasi dengan
peningkatan kualitas fasilitasi terhadap
alat kelengkapan dewan.
Penataan pemerintahan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa
2 Meningkatkan Mengurangi Meningkatnya Pembangunan, Mewujudkan ketersediaan prasarana
Pembangunan Ketimpangan kapasitas pemeliharaan dan jalan dan jembatan yang berkualitas
Infrastruktur Publik Antarwilayah infrastruktur wilayah rehabilitasi jalan dan dalam menunjang aktivitas sosial dan
Berbasis Pada jembatan ekonomi masyarakat
Pemerataan Wilayah
Yang Memadai Dan Terbangunnya Pembangunan, Mewujudkan ketersediaan sistem-sistem
Efektif jaringan infrastruktur peningkatan dan jaringan angkutan umum dan sarana
perhubungan yang pengendalian sarana dan transportasi yang berkualitas
terpadu dan merata prasarana perhubungan
ke seluruh wilayah

Meningkatnya Kualitas Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas pengelolaan dan


dan Kuantitas jaringan Pengelolaan dan pengembangan sistem irigasi dan
Irigasi, Rawa serta Pengembangan sistem drainase dengan pelayanan,
Jaringan Irigasi Lainnya irigasi dan drainase. pemeliharaan dan perbaikan jaringan
irigasi dan drainase.

Tersedianya sarana Penataan dan Menata dan mengembangkan perumahan


dan prasarana dasar pengembangan dan permukiman layak bagi masyarakat
permukiman perumahan dan fasilitas
permukiman
Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Terwujudnya Peningkatan kualitas Meningkatkan kualitas perencanaan tata


kesesuaian perencanaan, ruang
pemanfaatan ruang pengawasan dan
pengendalian
pemanfaatan ruang
Meningkatnya Pemeliharaan kelestarian Meningkatkan pengendalian kualitas
kualitas lingkungan dan daya dukung lingkungan hidup
hidup lingkungan secara
proporsional dengan
penataan ruang dalam
kerangka adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim.

3 Meningkatkan Meningkatnya Kualitas Meningkatnya Derajat Peningkatan akses Pembangunan Sarana Prasarana dan
Kualitas Sumberdaya Manusia dengan Kesehatan Masyarakat kesehatan memalui Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Manusia yang Seutuhnya penguatan sumberdaya
Berakhlak, Sehat, kesehatan, penguatan
Cerdas, Terampil dan kelembagaan kesehatan, Peningkatan kualitas SDM dan
Berkepribadian Luhur penguatan upaya promosi kelembagaan Kesehatan
dan prevensi serta
panguatan akses dan mutu
fasilitas pelayanan Peningkatan Promosi dan Prevensi
kesehatan kesehatan

Peningkatan Pelayanan, Peningkatan kualitas


Advokasi dan KIE Keluarga pelayanan, Advokasi,
Berencana KIE keluarga berencana dan Penguatan
Regulasi Pengendalian Kependudukan
Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya akses Penyediaan sarana dan Pembangunan Sarana prasarana dan


dan kualitas prasarana pendidikan Peningkatan Pelayanan Pendidikan
pendidikan disertai dengan
peningkatan kompetensi
tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan serta
perbaikan mutu
pendidikan

Meningkatnya prestasi Meningkatkan prestasi Peningkatan kualitas pembinaan


Pemuda dan olahraga Pemuda dan olahraga prestasi kepemudaan dan olahraga
melalui peningkatan dengan meningkatkan partisipasi
kualitas pembinaannya organisasi masyarakat yg bergerak di
bidang kepemudaan & olahraga serta
meningkatkan kuantitas & kualitas
kompetisi kepemudaan dan olahraga

Terbangunnya Meningkan peran, Penguatan kelembagaan dan jejaring


perempuan, anak dan pemberdayaan dan perempuan, anak dan lansia
lansia yang perlindungan perempuan,
berkualitas dan anak dan lansia
berdaya saing dalam Perlindungan perempuan anak dan
pembangunan lansia
Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

4 Menumbuh Meningkatnya Meningkatnya Perluasan jaringan Menjalin kerjasama investasi pemerintah


kembangkan Pendapatan Masyarakat Pertumbuhan kerjasama investasi daerah dan non pemerintah
Perekonomian Rakyat, dan Kesejahteraan Ekonomi melalui promosi.
Menuju Kedaulatan Sosial
Sumberdaya Alam
yang Tersedia Berkembangnya Melaksanakan pengembangan dstinasi,
pariwisata unggulan pemasaran, pariwisata dan ekonomi
dalam rangka kreatif dengan perbaikan sarpras,
menggerakan promosi wisata
perekonomian daerah
melalui pengembangan
destinasi, pemasaran
pariwisata dan ekonomi
kreatif

Meningkatnya daya saing Melaksanakan pengelolaan industri kecil


industri kecil dan melalui pendataan, pembinaan dan
menengah pelatihan

Menumbuhkan koperasi Melaksanakan Penumbuhan dan


dan UKM, pemberdayaan pemberdayaan Koperasi dan UKM
kelembagaan Koperasi melalui pembinaan, pelatihan,
dan UKM, pembinaan, pengawasan
pelatihan dan
pengawasan
Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan peran Melakukan revitalisasi pasar daerah,


sektor perdagangan meningkatkan kualitas dan kuantitas
dalam perekonomian promosi produk unggulan daerah,
daerah melalui melaksanakan pengawasan peredaran
peningkatan sarana dan barang dan jasa serta alat ukur takar,
prasarana, promosi, timbang dan perlengkapannya
keamanan perdagangan
dan perlindungan
konsumen

Penguatan dukungan Peningkatan produksi perikanan


ketersediaan sarana
produksi tanaman pangan Peningkatan produksi ternak
dan hortikultura,
peternakan, perkebunan Peningkatan produksi tanaman
dan perikanan secara perkebunan, pangan dan hortikultura
organik guna
meningkatkan nilai Peningkatan koordinasi penyuluhan
produksinya.

Meningkatnya Peningkatan kualitas Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan


kesejahteraan sosial masyarakat golongan Keterampilan bagi penyandang masalah
miskin penyandang kesejahteraan sosial.
masalah kesejahteraan
sosial melalui pembinaan
pendidikan dan pelatihan
keterampilan.
Visi

No "Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Lahat yang Berakhlak, Mandiri, Berkeadilan, Makmur dan Sejahtera serta Terselenggaranya
Pembangunan yang Berbasis Pemerataan Berkelanjutan"
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya Pelayanan bagi pencari Peningkatan kualitas dan produktivitas


Kesempatan Kerja kerja serta peningkatan kesempatan kerja

Pengembangan dan Meningkatkan kualitas hubungan


perlindungan tenaga kerja tripartit dan bipartit, meningkatkan
kualitas kapasitas penerapan sistem
perlindungan tenaga kerja di perusahaan

5 Memperkokoh Terwujudnya Masyarakat Meningkatnya Nilai Penyediaan sarana dan Memfasilitasi kegiatan keagamaan dalam
Kerukunan yang Berakhlak Mulia Keagamaan prasarana keagamaan upaya peningkatan nilai keagamaan di
Kehidupan Beragama Masyarakat disertai pemantapan masyarakat.
dan Budaya yang kelembagaan agama di
Lestari desa/kelurahan.

Terwujudnya Budaya Kemitraan pemerintah, Pelestarian Nilai Budaya melalui


sebagai Identitas masyarakat dan berbagai penyediaan sarana prasarana penunjang
Spesifik Daerah pemangku kepentingan dan penguatan kelembagaan
dalam apresiasi
kebudayaan daerah.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan strategi yang telah ditetapkan dalam arah kebijakan pembangunan setiap tahun
sebagaimana pada tabel 6.2
Tabel 6.2
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

Arah Kebijakan

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023

Perbaikan Infrastruktur Peningkatan Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kabupaten


dan Konektivitas Kesejahteraan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat dan Daya Lahat yang Berakhlak,
Berbasis Pemerataan Masyarakat dan Pelayanan Publik Saing Daerah Mandiri, Berkeadilan,
Berkelanjutan Pengurangan Kemiskinan Makmur dan Sejahtera
- VI.17 -

6.2. Program Pembangunan

Penjabaran lebih detail dari visi misi tertuang dalam arah


kebijakan yang terimplementasi dalam program pembangunan
daerah. Program pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Lahat bertujuan untuk mewujudkan sasaran
dan tujuan yang hendak dicapai lima tahun kedepan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat
Tahun 2019 - 2023.

Sejalan dengan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil


Bupati terpilih, program yang terdapat pada rencana strategis di
masing-masing OPD diselaraskan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat, yang juga
mengacu pada program yang tertera pada Permendagri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam menjalankan rencana pembangunan diperlukan


program dan kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan. Semua
Perangkat Daerah melaksanakan program Perangkat Daerah yang
dijalankan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan dasar bagi masyarakat. Rumusan kegiatan pemerintahan
tersebut dilaksanakan melalui program-program:
1. Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
- VI.18 -

Tabel 6.3.
Program Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat 2019-2023
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Misi ke - 1 : Menciptakan Pemerintahan yang Bersih dan Inovatif


1 1 Tujuan 1.1 :
Bagian
Meningkatnya Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan yang Indeks Reformasi CC CC B B B BB BB
Indeks Organisasi
Baik (good goverment) dan Pemerintahan yang Bersih (good Birokrasi (IRB) (55,83) (57,25) (60,25) (65,5) (69,25) (70,5) (70,5)
governance) Setda
1 1 1 Sasaran 1.1.1 : Indeks Kepuasan Bagian
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Meningkatnya Pelayanan Prima bagi Masyarakat Masyarakat (IKM) Organisasi
(85,10) (85,90) (86,50) (87,10) (87,70) (88,30) (88,30)
Setda
Meningkatkan Meningkatkan Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Sistem Pelayanan Manajemen Administrasi Perkantoran Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Seluruh OPD
Publik Pelayanan Publik
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Sarana dan Prasarana Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Seluruh OPD
Aparatur
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Seluruh OPD
Disiplin Aparatur Masyarakat (IKM)
Program Fasilitasi Indeks Kepuasan
Pindah/Purna Tugas Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Seluruh OPD
PNS
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Kapasitas Sumber Daya Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Seluruh OPD
Aparatur
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Pelayanan Kedinasan Masyarakat (IKM)
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Kepala Daerah/Wakil Setda
Kepala Daerah
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Pembinaan dan Indeks Kepuasan
Pengembangan di Masyarakat (IKM)
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Bidang
Ketenagalistrikan

Program Peningkatan Indeks Kepuasan


Dan Pengembangan Masyarakat (IKM)
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Pengelolaan Keuangan
Daerah

Program Pendataan, Indeks Kepuasan


Pemantauan, Masyarakat (IKM)
Pengawasan Pupuk
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Bersubsidi, HET, Setda
Raskin, SITU dan
Sembako

Program Peningkatan Indeks Kepuasan


Keamanan dan Masyarakat (IKM)
Indeks Baik Baik - - - - Baik
Kenyamanan Setda
Lingkungan

Program Kerjasama Indeks Kepuasan


Informasi dengan Mass Masyarakat (IKM) Indeks - Baik - - - - 100
Setda
Media

Program Peningkatan Indeks Kepuasan


Sistem Pengawasan Masyarakat (IKM)
Internal dan Indeks Baik Baik - - - - Baik
Setda
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
KDH
Program Indeks Kepuasan
Mengintensifkan Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Setda
Pengaduan Masyarakat
- VI.20 -

Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Penataan Indeks Kepuasan
Peraturan Perundang- Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Masyarakat (IKM)
Undangan
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Kerjasama dengan Masyarakat (IKM)
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Lembaga Pemerintah/
Lembaga Non
Pemerintah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Pemilihan Penyedia Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Setda
Barang dan Jasa
Program Penataan Indeks Kepuasan Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Daerah Otonomi Baru Masyarakat (IKM) Setda

Program Pengembangan Indeks Kepuasan


dan Pengawasan Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Setda
Kebijakan Otonomi
Daerah
Program Pendataan, Indeks Kepuasan
Pembinaan dan Masyarakat (IKM)
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Pengawasan SDA Setda
(Pengelolaan dan
Pengembangan SDA )
Program Penataan dan Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat (IKM) Indeks Baik - Baik Baik Baik Baik Baik
Setda
Administrasi
Pemerintahan
Program Optimalisasi Indeks Kepuasan
Indeks Baik - Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Pemanfaatan Teknologi Masyarakat (IKM)
Informasi
Program Kerja Sama Indeks Kepuasan
Indeks Baik - Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Antar Pemerintah Masyarakat (IKM)
Daerah
Program Penegasan Indeks Kepuasan
Indeks Baik - Baik Baik Baik Baik Baik Setda
Batas Daerah Masyarakat (IKM)
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Meningkatkan Program Penataan Persentase
Kualitas Administrasi Penerbitan Kartu
Pelayanan Kependudukan Tanda Penduduk Persen 85 86 87 88 89 91 91
Administrasi (KTP/e-KTP)
Kependudukan,
Pelayanan Persentase
Pencatatan Sipil Penerbitan Kartu Dinas
Persen 25,5 33 41 50 58 66 66
dan Kualitas Data Keluarga (KK) Kependudukan
Kependudukan dan Pencatatan
dengan Persentase Sipil
Mengembangkan Penerbitan Akta
Persen 20 28 35 43 50 58 58
Pola Stelsel Aktif Kelahiran
maupun Stelsel
Pasif Persentase
Penerbitan Akta
Persen 14 27 41 54 68 81 81
Kematian

Meningkatkan Program Penataan Persentase Luas


Layanan Penguasaan, Pemilikan, Lahan
Persen 17,27 17,96 18,76 19,56 20,38 21,19 21,19 Dinas PRKPP
Penanganan Penggunaan dan Bersertifikat
Masalah Pemanfaatan Tanah
Pertanahan
Melalui Program Penyelesaian Persentase
Identifikasi Tanah Konflik -Konflik Penyelesaian Kasus Persen 10,00 20,00 30,00 42,00 56,00 72,00 72,00 Dinas PRKPP
Negara, dan Pertanahan Tanah Negara
Pengadaan Tanah
Program Pengembangan Persentase
Untuk
Sistem Informasi Pengembangan
Kepentingan
Pertanahan Sistem Informasi
Publik, dan Persen 0 0 20 40 80 100 100 Dinas PRKPP
Pertanahan
Penanganan
Sengketa
Pertanahan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Peningkatan Program Pengembangan Jumlah Pengunjung
Kualitas Budaya Baca dan Perpustakaan Per Dinas
Orang 45.248 46.000 47.000 47.500 48.000 50.000 50.000
Pengelolaan Arsip Pembinaan Tahun Perpustakaan
Daerah Dengan Perpustakaan
Digitalisasi Arsip,
Penyediaan Program Pemeliharaan Indeks Kepuasan
Sarana Rutin / Berkala Sarana Masyarakat (IKM) Dinas
Indeks Baik Baik Baik baik Baik Baik Baik
Prasarana, dan Prasarana Perpustakaan
Pengelolaan Arsip Kearsipan
Daerah, Program Penyelamatan Jumlah Dokument /
Pelayanan Dinas
dan Pelestrasian Arsip yang berhasil Dokumen 1 20 20 20 20 20 20
Kearsipan Perpustakaan
Dokumen/Arsip Daerah dilestarikan

Program Peningkatan Indeks Kepuasan


Kualitas Pelayanan Masyarakat (IKM) Dinas
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Informasi Perpustakaan

Program Perbaikan Indeks Kepuasan


Sistem Administrasi Masyarakat (IKM) Dinas
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Kearsipan Perpustakaan

Peningkatan Program Pencegahan Persentase


Kesiapsiagaan, dan Mitigasi Bencana Peningkatan
Persen - 5,90 11,76 17,64 23,52 29,41 29,41 BPBD
Penanganan Penanganan Daerah
Tanggap Darurat, Rawan Bencana
Koordinasi
Penanganan Program Tanggap Rata - Rata Waktu
Pasca Bencana Darurat Tanggap Darurat
Jam 1 1 1 1 1 1 1 BPBD
dengan Penanggulangan Setelah Laporan
Mengoptimalkan Bencana Kejadian Bencana
Tiga Pilar Yaitu
Program Rehabilitasi Lokasi Penanganan
Pemerintah,
dan Rekonstruksi Pasca Bencana Lokasi 2 2 4 4 4 4 4 BPBD
Masyarakat, dan
Bencana
Dunia Usaha
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Peningkatan Program pengembangan Persentase Desa
Pelayanan wilayah transmigrasi pengembangan
Informasi dan transmigrasi
Fasilitasi
Penyelenggaraan
Transmigrasi
Dinas Tenaga
dengan
Persen 5.41 10,81 16,22 21,62 26,03 32,43 32,43 Kerja dan
Meningkatkan
Transmigrasi
Kualitas Data dan
Informasi
Ketransmigrasian
(Calon Peserta
Maupun Calon
Lokasi)

Meningkatan Program Pengembangan Cakupan layanan


Infrastruktur Tik Komunikasi, Informasi, komunikasi
Mass Dinas
(Teknologi dan Media Massa informasi dan media - 14 15 16 17 18 18
Media Kominfo
Informasi dan masa
Komunikasi) serta
Kompetensi SDM Program Pengembangan Jumlah OPD
Bidang TIK Data/Informasi/ Penerima data
Dinas
Statistik Daerah statistik daerah OPD - 34 34 34 34 34 34
Kominfo

Program Kerjasama Jumlah Penerima


Informasi dengan informasi
Dinas
Masmedia pembangunan Kecamatan - 24 24 24 24 24 24
Kominfo
daerah

Penguatan Program Peningkatan Berkurangnya Jumlah


Kapasitas keamanan dan Konflik sosial di
Badan
Penanganan kenyamanan masyarakat Konflik 10 8 6 4 2 1 1
Kesbangpol
Ganggunan K3 dan lingkungan
Konflik Sosial
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program pengembangan Jumlah konflik
wawasan kebangsaan SARA, kasus teroris, Badan
Kasus 0 0 0 0 0 0 0
dan paham ideologi Kesbangpol
yang menyimpang

Program Pendidikan Indeks Demokrasi


Politik Masyarakat Indonesia (IDI) Badan
Indeks 74 74 75 76 77 78 78
Kesbangpol

Program Peningkatan Persentase


Keamanan dan penegakan Perda
Satpol PP dan
Kenyamanan Persen 25 26 27 28 29 30 30
Damkar
Lingkungan

Program Pemeliharan Tingkat penyelesaian


Kantrantibmas dan pelanggaran K3
Pencegahan Tindak (ketentraman, Satpol PP dan
Persen 30 33 36 37 38 39 39
Kriminal ketertiban dan Damkar
keindahan )

Program Pemberdayaan Cakupan Petugas


Masyarakat Untuk Perlindungan
Satpol PP dan
Menjaga Ketertiban dan Masyarakat (Linmas) Persen 5 6.25 8.33 10,41 12.5 14.5 14,5
Damkar
Keamanan

Program Peningkatan Cakupan Pelayanan


Pemberantasan Informasi Perda
Satpol PP dan
Penyakit Masyarakat Persen 4 5 6 8 9 10 10
Damkar
(Pekat)

Program Peningkatan Cakupan Pelayanan


Kesiagaan dan Bencana Kebakaran
Satpol PP dan
Pencegahan Bahaya Kabupaten/ Kota Persen 0,16 0,23 0,28 0,32 0,37 0,41 0,41
Damkar
Kebakaran
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 1 2 Sasaran 1.1.2 : Opini BPK atas


Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan dan Capaian Laporan Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP BKD
Kinerja Pembangunan yang Transparan dan Akuntabel

Setda
Nilai SAKIP Skor B B B BB BB BB BB
Bagian
(64,1) (66,5) (68,5) (70,1) (72,5) (75,1) (75,1)
Organisasi
Penataan dan Reformasi Program Peningkatan
Penguatan Birokrasi dan Pengembangan Sistem
Organisasi dan Penguatan Tata Pelaporan Capaian Nilai LAKIP Skor Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Seluruh OPD
Manajemen SDM Kelola Kinerja dan Keuangan
Aparatur secara Pemerintahan
Paralel dengan Program Peningkatan Persentase
Penerapan Sistem Pengawasan Penyelesaian Tindak
Koordinasi, Internal dan Lanjut Temuan
Harmonisasi dan Pengendalian Persen 98 98 98 98 99 100 100 Inspektorat
Pencegahan Pelaksanaan Kebijakan
Korupsi dalam Kepala Daerah
Kerangka
Perwujudan Program Peningkatan Penetapan APBD
Tepat Waktu Badan
Kepemerintahan dan Pengembangan (Tepat Waktu / Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Keuangan
yang Baik Pengelolaan Keuangan Tidak Tepat Waktu) / Tidak Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
Daerah
Daerah Tepat Waktu

Cakupan
Peningkatan dan
Pengembangan Persen
95 95 96 96,5 97 98 98 Setda
Pengelolaan
Keuangan Daerah

Program Pembinaan dan Persentase Gaji


Fasilitasi Pengelolaan Tepat Waktu Badan
Keuangan Persen 95 95 96 96,5 97 98 98 Keuangan
Kabupaten/Kota Daerah
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Perencanaan Persentase Target Badan
Pembangunan Daerah Program dalam KUA Persen 55,12 85,32 - - - - - Keuangan
PPAS yang tercapai Daerah
Program Peningkatan Opini BPK Badan
Manajemen Keuangan
Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Aset/Barang Daerah Daerah

Program Intensifiikasi Persentase Badan


dan Ekstensifikasi Peningkatan
Keuangan
Sumber-Sumber Pendapatan Asli Persen 4 4 4,2 4,3 4,4 4,5 4,5
Daerah
Pendapatan Daerah Daerah

Peningkatan Program Pengembangan Sistem Data Yang Ada/


Kualitas Proses Data/ Informasi Terintegrasi Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda
Penyusunan Ada
Dokumen dengan Program Kerjasama Persentase Target
Meningkatkan Pembangunan Program Kerjasama
Persen 65 71,25 75,08 78,83 82,77 86,91 86,91 Bappeda
Ketersediaan Pembangunan Yang
Dokumen Tercapai
Perencanaan Program Perencanaan Persentase Target
Teknis, Pengembangan Wilayah Program dalam
Peningkatan Strategis dan Cepat RKPD yang tercapai
Persen 54,66 82,64 82,64 83,60 85,85 95,50 95,50 Bappeda
Kualitas Proses Tumbuh Lingkup Bidang
Komunikasi Infrastruktur dan
Publik Kewilayahan
Perencanaan, Program Perencanaan Persentase Target
Peningkatan Penembangan Kota-Kota Program dalam
Ketersediaan Menengah dan Besar RKPD yang tercapai
Data, dan Persen 54,66 82,64
Lingkup Bidang 82,64 83,60 85,85 95,50 95,50 Bappeda
Optimalisasi Infrastruktur dan
Pengendalian dan Kewilayahan
Evaluasi
Program Peningkatan Persentase Aparatur
Kapasitas Kelembagaan yang mengikuti
Persen 65,00 71,25 75,08 78,83 82,77 86,91 86,91 Bappeda
Perencanaan Diklat/Pelatihan
Pembangunan Daerah
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Perencanaan Persentase Target
Pembangunan Daerah Program dalam
Persen 55,12 85,32 86,52 87,20 88,57 94,88 94,88 Bappeda
RKPD yang tercapai

Program Perencanaan Persentase Target


Pembangunan Ekonomi Program dalam
RKPD yang tercapai
Persen 42,22 87,78 88,89 90 91,11 93,33 93,33 Bappeda
Lingkup Bidang
Ekonomi

Program Perencanan Persentase Target


Sosial dan Budaya Program dalam
RKPD yang tercapai
Persen 62,16 88,65 91,89 91,89 91,89 94,59 94,59 Bappeda
Lingkup Bidang
Sosial dan Budaya

Program Pengkajian Persentase


IPTEK Informasi dan Peningkatan
Komunikasi pengembangan 0 20 40 60 80 100 100 Balitbangda
Persen
Sistem Inovasi
Daerah

Program Pengkajian Persentase


pemerintahan,Ekonomi Peningkatan Hasil
dan Sosial Budaya Riset Daerah Bidang
0 20 40 60 80 100 100 Balitbangda
pemerintahan, Persen
Ekonomi dan Sosial
Budaya

Program Pengkajian Persentase


Sumber Daya Alam dan Peningkatan hasil
Lingkungan Hidup Riset Daerah Bidang
0 20 40 60 80 100 100 Balitbangda
Sumber Daya Alam Persen
dan Lingkungan
Hidup
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Peningkatan Program Pembinaan dan Jumlah Jabatan
Kualitas Pengembangan Administrasi pada
Manajemen Aparatur Instansi Pemerintah
Kepegawaian
Daerah dengan
Perbaikan Pola
Jabatan 1382 1382 1382 1382 1382 1382 1382 BKPSDM
Penempatan
Pegawai,
Pendidkan dan
Pelatihan,
Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian
Optimalisasi Program Peningkatan Terintegrasi
Fungsi Kapasitas Lembaga program-program
Pengawasan, Perwakilan Rakyat DPRD untuk
Penganggaran dan Daerah melaksanakan fungsi
Ada/
Legislasi dengan pengawasan,
Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Setwan
Peningkatan pembentukan perda
Ada
Kualitas Fasilitasi dan anggaran
terhadap Alat kedalam dokumen
Kelengkapan perencanaan dan
Dewan. dokumen anggaran
Setwan DPRD
Penataan Program Peningkatan Swadaya Masyarakat
Pemerintahan Keberdayaan terhadap Proggram
Persen 50 50 58,33 66,66 83,33 100 100 Dinas PMD
Desa dan Masyarakat Perdesaan Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Desa Program Pengembangan Persentase BUMDES
Lembaga Ekonomi Binaan Persen 29,00 29,00 36,00 44,00 53,00 61,00 100 Dinas PMD
Pedesaan
Program Peningkatan Persentase
Partisipasi Masyarakat Partisipasi
dalam Membangun Masyarakat Dalam Persen 19,44 19,44 34,72 56,94 80,55 100 100 Dinas PMD
Desa Pembangunan Desa
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Peningkatan Persentase Aparatur
Kapasitas Aparatur Desa yang Terlatih
Persen 30 30 50 72,22 95,83 100 100 Dinas PMD
Pemerintah Desa

Program Peningkatan Persentase PKK Aktif


Peran Perempuanan di
Persen 33,33 33,33 50,00 66,67 83,33 100 100 Dinas PMD
Pedesaan

Program Pemberdayaan Persentase


Pemerintahan Pemeliharaan Pasca
Desa/Kelurahan Program
Persen 22,22 22,22 44,40 88,00 94,00 100 100 Dinas PMD
Pemberdayaan
Masyarakat

2 Misi Ke-2 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Publik Berbasis pada Pemerataan Wilayah yang Memadai dan Efektif
2 1 Tujuan 2.1 : Indeks Aksesibilitas Dinas Pu dan
Mengurangi Ketimpangan Antarwilayah Indeks 0,297 0,299 0,30 0,31 0,32 0,33 0,33 Penataan
Ruang
2 1 1 Sasaran 2.1.1 : Persentase Panjang
Dinas Pu dan
Meningkatnya Kapasitas Infrastruktur Wilayah Jalan Kabupaten Persen 58,81 62,17 65,90 70,01 74,49 79,34 79,34 Penataan
Dalam Kondisi
Mantap Ruang
Pembangunan, Mewujudkan Pembangunan Jalan Persentase Panjang
Pemeliharaan dan Ketersediaan dan Jembatan Jalan Kabupaten Dinas Pu dan
Persen 58,81 62,17 65,90 70,01 74,49 79,34 79,34 Penataan
Rehabilitasi Jalan Prasarana Jalan Dalam Kondisi
dan Jembatan dan Jembatan Mantap ( > 40 Ruang
yang Berkualitas Km/Jam )
dalam Menunjang Program Pembangunan Persentase Dokumen
Dinas Pu dan
Aktivitas Sosial Sistem Informasi /Date Database Jalan, Persen - - 100 100 100 100 100
Penataan
dan Ekonomi Base Jalan dan Jembatan dan Irigasi
Ruang
Masyarakat Jembatan
Program Peningkatan Persentase Sarana
Dinas Pu dan
Sarana dan Prasarana dan Prasarana Persen 25 - 40 50 57 57 57 Penataan
Kebinamargaan Kebinamargaan
Kondisi Baik Ruang
- VI.30 -

Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Pemberdayaan Persentase Pelaku
Dinas Pu dan
Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi Persen - - 75 82 90 97 97 Penataan
yang terlatih
Ruang
Program Pengawasan Persentase layanan
Jasa Konstruksi rekomendasi IUJK
dengan waktu Dinas Pu dan
penerbitan paling Persen 44 56 60 73 75 77 77 Penataan
lama 10 hari kerja Ruang
setelah persyaratan
lengkap

2 1 2 Sasaran 2.1.2 : Jumlah Terminal terminal Dinas


Terbangunnya Jaringan Infrastruktur Perhubungan yang yang memiliki Perhubungan
2 2 2 2 2 3 3
Terpadu dan Merata ke Seluruh Wilayah Sarana dan
Fasilitas yang
memadai
Pembangunan, Mewujudkan Program Pembangunan Rasio Panjang Jalan
Peningkatan dan Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Perjumlah Dinas
Rasio - 0,62 0,61 0,60 0,58 0,57 0,57
Pengendalian Sistem-Sistem Perhubungan Kendaraan Perhubungan
Sarana dan Jaringan
Prasarana Angkutan Umum Program Rehabilitasi
Perhubungan dan Sarana dan Pemeliharaan Persentase jumlah
Persen Dinas
Transportasi yang Prasarana dan Fasilitas rambu yang di - 46,51 93,02 100,00 0,00 0,00 100,00
Perhubungan
Berkualitas LLAJ Angkutan Jalan pelihara

Program Peningkatan
Persentase Layanan Persen Dinas
Pelayanan Angkutan 4,84 4,82 4,79 4,76 4,73 4,71 4,71
Angkutan Darat Perhubungan
Program Pembangunan Jumlah terminal
Sarana dan Prasarana Dinas
terminal 2 2 2 2 2 3 3
Perhubungan Perhubungan

Program Peningkatan Persentase


Kelaikan Pengoprasian Kepemilikan Persen Dinas
66,66 67,61 68,57 69.52 70,47 71,42 71,42
Kendaraan Bermotor Angkutan Umum Perhubungan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

2 1 3 Sasaran 2.1.3 : Rasio Jaringan Rasio Dinas PU


Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Jaringan Irigasi, Rawa Irigasi 59 60 61 62 63 64 64 dan
serta Jaringan Irigasi Lainnya Penataan
Ruang
Peningkatan Peningkatan Program Pengembangan Persentase Luas
Kualitas Kualitas dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
Pengelolaan dan Pengelolaan dan Jaringan Irigasi, Rawa, Dalam Kondisi Baik
Pengembangan Pengembangan dan Jaringan Pengairan
Dinas PU
Sistem Irigasi dan Sistem Irigasi dan Lainnya
dan
Drainase. Drainase dengan
Persen 52,73 54,22 55,72 57,22 58,72 60,22 60,22 Penataan
Pelayanan,
Ruang
Pemeliharaan dan
Perbaikan Jaringan
Irigasi dan
Drainase.

2 1 4 Sasaran 2.1.4 : Cakupan


Dinas
Tersedianya Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman Ketersediaan Persen 84,83 84,83 85,01 85,23 85,46 85,71 85,71
PRKPP
Rumah Layak Huni
Penataan dan Menata dan Program Pembangunan Persentase Drainase
Pengembangan Mengembangkan Saluran Drainase/ Dalam Kondisi Baik/
6,16 6,448 6,74 7,05 7,35 7,67 7,67 Dinas PRKPP
Perumahan dan Perumahan dan Gorong-Gorong Pembuangan Aliran Persen
Fasilitas Permukiman Layak Air Tidak Tersumbat
Permukiman Bagi Masyarakat
Program Pengembangan Cakupan
Perumahan Ketersediaan Rumah Persen 84,43 84,43 85,01 85,23 85,46 85,71 85,71 Dinas PRKPP
Layak Huni
Program Pembangunan Persentase
Turap/Talud/Bronjong Pembangunan
Turap/Talud/
Bronjong Di Wilayah 25,58 39,48 53,45 67,51 81,63 95,85 95,85 Dinas PRKPP
Persen
Jalan Penghubung
dan Aliran Sungai
Rawan Longsor
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Pengembangan Persentase SPAL
Kinerja Pengelolaan Air dalam kondisi baik/
Persen 31,05 33,95 36,88 39,82 42,78 45,77 45,77
Minum dan Air Limbah pembuangan aliran
air tidak tersumbat

Program Pengembangan Persentase Rumah Dinas PRKPP


Wilayah Strategis dan Tinggal dan Berakses 36,69 48,48 60,18 72,05 84,09 96,27 96,27
Persen
Cepat Tumbuh Air Minum

Persentase Rumah
Tinggal Berakses 2,45 5,93 6,56 7,22 14,20 15,88 15,88
Persen
Sanitasi

Cakupan
Ketersediaan Rumah 84,83 84,83 85,01 85,23 85,46 85,71 85,71 Dinas PRKPP
Persen
Layak Huni

2 1 5 Sasaran 2.1.5 : Persentase


Dinas
Terwujudnya Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Kesesuaian
Persen 90 91 92 93 94 95 95 PRKPP
Pemanfaatan Ruang

Peningkatan Meningkatkan Program Perencanaan Persentase Ketaatan


Kualitas Kualitas Tata Ruang Terhadap RTRW
Perencanaan, Perencanaan Tata
Persen 74 93 94 96 97 99 99 Dinas PUPR
Pengawasan dan Ruang
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
Program Pengelolaan Persentase Titik
Ruang Terbuka Hijau Taman Terpelihara 100 100 100 100 100 100 100 Dinas PRKPP
Persen
(RTH) dan Tertata

Program Pengendalian Cakupan


Pemanfaatan Ruang Pengendalian Persen 100 100 - - - - 100 Setda Bagian
Pemanfaatan Ruang Pemerintahan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

2 1 6 Sasaran 2.1.6 : Indeks Kualitas Dinas


Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Indeks - 62,21 62,22 62,26 62,29 62,33 62,33 Lingkungan
Hidup
Pemeliharaan Meningkatkan Program Pengembangan Jumlah Sampah Dinas
Ton/
Kelestarian dan Pengendalian Kinerja Pengelolaan yang Ditangani 158.650 158.650 220.923 303.517 522.154 551.479 551.479 Lingkungan
Tahun
Daya Dukung Kualitas Persampahan Hidup
Lingkungan Lingkungan
Secara Hidup Program Pengendalian Indeks Kualitas
Dinas
Proporsional Pencemaran dan Lingkungan
Indeks - 62,21 62,22 62,26 62,29 62,33 62,33 Lingkungan
dengan Penataan Perusakan Lingkungan
Hidup
Ruang dalam Hidup
Kerangka
Adaptasi dan Program Perlindungan Persentase Dinas
Mitigasi dan Konservasi Sumber Penyelesaian Kasus Persen 25% 25% 30% 33,33% 37,5% 40% 40% Lingkungan
Perubahan Iklim. Daya Alam Lingkungan Hidup

Program Peningkatan Persentase


Kualitas dan Akses Ketersediaan Data
Informasi Sumber Daya Informasi Sumber Dinas
Alam dan Lingkungan Daya Alam dan Persen 75% 85% 85% 90% 90% 100% 100% Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Hidup

3 Misi Ke-3 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berakhlak, Sehat, Cerdas, Terampil dan Berkepribadian Luhur
3 1 Tujuan 3.1 : Indeks Dinas P & K ,
Meningkatnya Kualitas Manusia Dengan Seutuhnya Pembangunan Indeks 66,99 67,68 68,26 68,84 69,42 70,02 70,02 Dinas
Manusia (IPM) Kesehatan
3 1 1 Sasaran 3.1.1 : Umur Harapan Dinas
Tahun 65,50 65,85 66,20 66,55 66.90 67,25 67,25
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Hidup Kesehatan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Peningkatan Pembangunan Program Obat dan Persentase
Akses Kesehatan Sarana Prasarana Perbekalan Kesehatan Ketersediaan Obat
Persen Dinas
Melalui dan Peningkatan dan Perbekalan 45 50 60 70 75 80 80
Kesehatan
Penguatan Pelayanan Sesuai Kebutuhan
Sumberdaya Kesehatan
Kesehatan, Program Upaya Persentase
Penguatan Kesehatan Masyarakat Penduduk Yang
Persen 100 Dinas
Kelembagaan Memanfaatkan 13,56 28,19 44,14 61,43 80,05 100
Kesehatan
Kesehatan, Sarana Kesehatan
Penguatan Upaya
Promosi dan Program Pengawasan Persentase Fasilitas
Prevensi Serta Obat dan Makanan Pelayanan Kesehatan Persen Dinas
16,25 32,51 48,76 65,51 82,75 100 100
Panguatan Akses Yang Dibina Kesehatan
dan Mutu
Fasilitas Program Perbaikan Gizi Cakupan Balita Gizi
Pelayanan Masyarakat Buruk Yang Persen Dinas
21,73 43,47 61,59 76,08 89,13 100 100
Kesehatan Mendapat Perawatan Kesehatan

Program Pengembangan Persentase Keluarga


Lingkungan Sehat Yang Mengakses Persen Dinas
60 65 70 75 80 85 85
Sanitasi Dasar Kesehatan

Program Standarisasi Persentase


Pelayanan Kesehatan Puskesmas Yang
Persen Dinas
Memiliki Profil 60 65 70 80 90 100 100
Kesehatan
Kesehatan

Program Pengadaan, Indeks Kepuasan


Peningkatan dan Masyarakat (IKM)
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Dinas
Puskesmas/Puskesmas Indeks 78,42 80,00 82,00 83,00 84,00 85,00 85,00
Kesehatan
Pembantu dan
Jaringannya
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Kemitraan Jumlah Penduduk
Peningkatan Pelayanan Yang Menjadi
Kesehatan Peserta Penerima
Persen Dinas
Bantuan Iuran (PBI) 36,00 39 42 46 50 55 55
Kesehatan
Melalui Program JKN
KIS

Program Peningkatan Cakupan Pelayanan


Pelayanan Kesehatan Anak Balita Persen Dinas
14,74 30,93 47,48 64,56 82,01 100 100
Anak Balita Kesehatan

Program Peningkatan Persentase


Pelayanan Kesehatan Puskesmas Yang
Persen Dinas
Lansia Melakukan 16,25 32,51 48,76 65,51 82,75 100 100
Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Program Pengawasan Persentase Tempat
dan Pengendalian Pengelolaan
Persen Dinas
Kesehatan Makanan Makanan Yang 51 55 60 65 70 75 75
Kesehatan
Memenuhi Syarat

Program Peningkatan Angka Kematian Ibu


/1000
Keselamatan Ibu Dinas
kelahiran 61,60 61,00 60,50 60,00 59,50 59,00 59,00
Melahirkan dan Anak Kesehatan
hidup
Program Pengadaan, Indeks Kepuasan
Peningkatan Sarana dan Masyarakat (IKM)
Prasarana Rumah Sakit
82 82.16 82.33 82.49 82.66 82.82 82.82
/ Rumah Sakit Jiwa / Indeks RSUD
Rumah Sakit Paru-Paru
/ Rumah Sakit Mata

Peningkatan Program Peningkatan Indeks Kepuasan


Kualitas SDM dan Mutu Pelayanan Masyarakat (IKM)
82.49
Kelembagaan Kesehatan BLUD Indeks 82 82.16 82.33 82.66 82.82 82.82 RSUD
Kesehatan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Peningkatan Program Pencegahan Angka Kesakitan Per
Promosi dan dan Penanggulangan DBD Per 100.000 100.000
Prevensi Penyakit Menular Penduduk (Insiden Pddk Dinas
18,50 36,00 53,00 69,00 85,00 100 100
Kesehatan Rate) (Insiden Kesehatan
Rate)

Program Pelayanan Persentase


Kesehatan Penduduk Puskesmas Yang
Miskin Melakukan
Persen Dinas
Pelayanan Kesehatan 16,25 32,51 48,76 65,51 82,75 100 100
Kesehatan
Bagi Penduduk
Miskin

Program Pencegahan Persentase Jumlah


dan Penanggulangan PKM Yang
Persen Dinas
Penyakit Tidak Menular Melaksanakan 65 70 75 80 85 90 90
Kesehatan
Program PTM

Program Promosi Persentase Rumah


Kesehatan dan Tangga Ber PHBS
Persen Dinas
Pemberdayaan 60 63 65 68 70 72 72
Kesehatan
Masyarakat

Peningkatan Peningkatan Program Keluarga Angka Pemakaian


Pelayanan, Kualitas Berencana Kontrasepsi / Cpr
Dinas Dalduk
Advokasi dan KIE Pelayanan, Bagi Perempuan Persen 73,28 73,38 73,48 73,58 73,68 73,78 73,78
dan KB
Keluarga Advokasi dan Menikah Usia 15-49
Berencana KIE Keluarga Tahun
Berencana
Program Pelayanan Persentase Pus Yang
Kontrasepsi Ingin Ber-Kb Tidak
Terpenuhi (Unmet Dinas Dalduk
Persen 5,09 5,07 5,05 5,03 5,01 5,0 5,0
Need) dan KB
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Kesehatan Cakupan Remaja
Dinas Dalduk
Reproduksi Remaja Dalam PIK Remaja/ Persen 63,89 68,06 72,22 76,39 80,56 84,72 84,72
dan KB
Mahasiswa (%)

Program Pembinaan Jumlah Kebijakan


Peran Serta Masyarakat (Peraturan Daerah/
Dalam Pelayanan Peraturan Kepala
KB/KR yang Mandiri Daerah) Yang
Perda 0 0 1 0 2 0 2
Mengatur Tentang
Pengendalian
Kuantitas dan
Kualitas Penduduk Dinas Dalduk
dan KB
Program Promosi Jumlah Kerjasama
Kesehatan Ibu, Bayi dan Penyelenggaraan
Anak Melalui Kelompok Pendidikan Formal,
Kerja
Kegiatan Di Masyarakat Non Formal dan 0 2 3 4 5 6 6
sama
Informal yang
Melakukan Pendidikan
Kependudukan

Program Pengembangan Persentase


Pusat Pelayanan Perangkat Daerah
Informasi dan Konseling Yang Berperan Aktif
Dinas Dalduk
KRR Dalam Persen 12,12 15,15 18,18 21,21 24,24 27,27 27,27
dan KB
Pembangunan
Daerah Melalui
Kampung KB

Program Peningkatan Cakupan Kelompok


Penanggulangan Kegiatan Yang
Narkoba, PMS Melakukan Dinas Dalduk
Persen 84,17 - 85,22 86,28 87,34 88,39 88,39
TermasukHIV/AIDS Pembinaan Keluarga dan KB
Melalui 8 Fungsi
Keluarga
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Penyiapan Cakupan Remaja Dinas Dalduk
Persen 63,89 - 72,22 76,39 80,56 84,72 84,72
Tentang Pendampingan Dalam PIK Remaja/ dan KB
Kelompok Bina Keluarga Mahasiswa
Program Pengembangan Cakupan Remaja
Bahan Informasi Dalam PIK Remaja/ Dinas Dalduk
Persen 63,89 68,06 72,22 76,39 80,56 84,72 84,72
Tentang Pengasuhan Mahasiswa dan KB
dan Pembinaan
Tumbuh Kembang Anak
Program Pengembangan Cakupan Kelompok
Model Operasional BKB Kegiatan Yang
Dinas Dalduk
Posyandu Padu Melakukan Persen 84,17 - 85,22 86,28 87,34 88,39 88,39
dan KB
Pembinaan Keluarga
Melalui 8 Fungsi
Keluarga
Cakupan anggota Dinas Dalduk
Persen 77,88 78,66 79,45 80,24 81,04 81,85 81,85
BKB yg ber-KB dan KB

3 1 2 Sasaran 3.1.2 : Angka Harapan Dinas


Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Tahun 12,32 12,43 12,49 12,54 12.60 12,65 12,65
Lama Sekolah Pendidikan dan
Kebudayaan
Rata-Rata Lama Dinas
Tahun 8,44 9,00 9,10 9,18 9,35 9,50 9,50
Sekolah Pendidikan dan
Kebudayaan
Penyediaan Pembangunan Program Pendidikan
Sarana Dan Sarana prasarana Anak Usia Dini
Prasarana dan Peningkatan APK PAUD Persen 74.39 74,39 75,78 77,19 78,59 80,00
Pendidikan Pelayanan 80,00
Disertai Dengan Pendidikan Dinas
Peningkatan Pendidikan
Kompetensi dan
Tenaga Pendidik Kebudayaan
Dan Tenaga
Kependidikan APM PAUD Persen 64.20 64,20 65,23 66,64 68,04 71,21
71,21
Serta Perbaikan
Mutu Pendidikan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Wajib Belajar APK SD
Pendidikan Dasar Persen 103.75 100 100 100 100 100 100
Sembilan Tahun

APK SMP Persen 96.18 100 100 100 100 100 100
APM SD Persen 98.10 98,28 98,47 98,83 99,06 99,25 99,25
APM SMP Dinas
Persen 77.06 79,75 80,35 82,28 84,42 86,69 86,69
Pendidikan
Angka Kelulusan SD Persen 104.15 100 100 100 100 100 100 dan
Kebudayaan
Angka Kelulusan
SMP Persen 84.90 88,75 91,51 93,75 96,04 98,52 98,52

Angka Melanjutkan
SD Persen 99.91 100 100 100 100 100 100

Angka Melanjutkan
SMP Persen 98.63 100 100 100 100 100 100

Program Peningkatan Guru yang


Mutu Pendidik dan Memenuhi Persen 87.79 88.62 89.58 90.94 91.76 92.46 92.46
Tenaga Kependidikan Kualifikasi S1/D-IV Dinas
Pendidikan
Rasio Murid dan Rasio
01:12 01:12 01:12 01:12 01:12 01:12 01:12 dan
Guru SD
Kebudayaan
Rasio Murid dan Rasio
01:13 01:13 01:13 01:13 01:13 01:13 01:13
Guru SMP

Program Manajemen Dinas


Angka Melek Huruf Persen 100,86 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan
Angka Rata-Rata
Tahun
Lama Sekolah 8,43 8,44 9,00 9,18 9,35 9,50 9,50
- VI.40 -

Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Program Pendidikan APK PAUD


Non Formal Persen 74.39 74,39 75,78 77,19 78,59 80,00 80,00 Dinas
Pendidikan
APM PAUD dan
Persen 64.20 64,20 65,23 66,64 68,04 71,21 71,21 Kebudayaan

3 1 3 Sasaran 3.1.3 : Jumlah Atlet Dinas Pemuda


0rang - 98 100 105 108 110 110
Meningkatnya Prestasi Pemuda dan Olahraga Berprestasi dan Olahraga

Meningkatkan Peningkatan Program Peningkatan Jumlah Pemuda Peserta 36 36 36 36 36 36 36 Dinas Pemuda


Prestasi Pemuda Kualitas Peran Serta Yang Berprestasi Di Kabupaten dan Olahraga
dan Olahraga Pembinaan Kepemudaan Tingkat Kabupaten,
Melalui Prestasi Provinsi dan Peserta 4 20 21 22 23 24 24
Peningkatan Kepemudaan dan Nasional Provinsi
Kualitas Olahraga dengan
Pembinaannya Meningkatkan Peserta - 3 3 3 3 3 3
Partisipasi Nasional
Organisasi Program Upaya Persentase Pemuda
Masyarakat yang Pencegahan Yang Telah Dinas Pemuda
0,09 0,20 0,31 0,44 0,60 0,78 0,78
Bergerak Di Penyalahgunaan Diberikan Persen dan Olahraga
Bidang Narkoba Penyuluhan
Kepemudaan dan
Olahraga serta Program Pembinaan dan Cakupan Pembinaan
Dinas Pemuda
Meningkatkan Pemasyarakatan Olahraga 3 31 41 44 47 50 50
Persen dan Olahraga
Kuantitas dan Olahraga
Kualitas
Program Peningkatan Jumlah Atlet
Kompetisi Dinas Pemuda
Sarana dan Prasarana Berprestasi Atlet 0 98 100 105 108 110 110
Kepemudaan dan dan Olahraga
Olahraga
Olahraga
Program Peningkatan Persentase
Upaya Penumbuhan Wirausaha Muda Dinas Pemuda
- - 20 25 30 35 35
Kewirausahaan dan Persen dan Olahraga
Kecakapan Hidup
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

3 1 4 Sasaran 3.1.4 : Indeks


Dinas PP dan
Terbangunnya Perempuan, Anak dan Lansia yang Berkualitas Pembangunan Indeks - 95,20 95,50 95,91 96,43 96,86 96,86
PA
dan Berdaya Saing dalam Pembangunan Gender (IPG)

Indeks
Dinas PP dan
Pemberdayaan Indeks - 65,26 67,06 68,86 70,68 72,46 72,46
PA
Gender (IDG)

Meningkan Peran, Penguatan Program Keserasian Persentase


Pemberdayaan Kelembagaan dan Kebijakan Peningkatan Partisipasi
Dinas PP dan
dan Perlindungan Jejaring Kualitas Anak dan Perempuan di 10 10 10 12,5 12,5 15 15
Persen PA
Perempuan, Anak Perempuan, Anak Perempuan Lembaga Legislatif
dan Lansia dan Lansia

Program Penguatan Kabupaten Lahat


Kelembagaan menuju Kota Layak
Pengarusutamaan Anak (KLA) Dinas PP dan
KLA 0 Pratama Madya Nindya Utama KLA KLA
Gender dan Anak PA

Program Peningkatan Persentase


Peran serta dan Partisipasi
Kesetaraan Gender Perempuan di Dinas PP dan
26,3 26,8 27,6 28,7 29,9 31,3 31,3
dalam Pembangunan Lembaga Pemerintah Persen PA

Perlindungan Program Peningkatan Persentase


Perempuan Anak Kualitas Hidup dan Penurunan Kasus
Dinas PP dan
dan Lansia Perlindungan Perempuan dan 10 9,30 8,60 7,90 7,20 6,50 6,50
Persen PA
Perempuan Anak dari Tindak
Kekerasan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

4 Misi 4 : Menumbuhkembangkan Perekonomian Rakyat, Menuju Kedaulatan Sumberdaya Alam yang Tersedia
4 1 Tujuan 1 :
Meningkatnya Pendapatan Masyarakat dan Kesejahteraan Angka Kemiskinan Persen 16,15 14,29 13,21 12,13 11,05 9,92 9,92
Sosial
4 1 1 Sasaran 4.1.1 : Pertumbuhan
Persen 4,07 4,15 4,24 4,33 4,41 4,50 4,50
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi

Perluasan Menjalin Program Peningkatan Jumlah investor


Jaringan Kerjasama Promosi dan Kerjasama berskala nasional
Kerjasama Investasi Investasi (PMDN/PMA) Dinas PM
Investor 8 10 12 15 18 20 20
Investasi Melalui Pemerintah dan PTSP
Promosi. Daerah dan Non
Pemerintah

Program Peningkatan Jumlah Nilai


Iklim Investasi dan Investasi Berskala Dinas PM
milyar 165 180 185 190 195 200 200
Realisasi Investasi Nasional dan PTSP
(PMDN/PMA)

Program Pelayanan Indeks Kepuasan Dinas PM


Indeks 85,075 87 88 90 91 93 93
Perizinan Masyarakat (IKM) dan PTSP

Program Pengembangan Jumlah Izin yang


Pelayanan Perizinan Diberikan Dinas PM
izin 5.000 5.500 5.700 6.000 6.200 6.500 6.500
dan PTSP

Program Pengendalian Jumlah Kasus


dan Pengaduan Atas Pengaduan
Dinas PM
Kinerja Pelayanan Pelayanan Perizinan Kasus 1 3 3 3 3 3 3
dan PTSP
Perizinan dan
Penanaman Modal
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Berkembangnya Melaksanakan Program Pengembangan Jumlah Kunjungan Dinas
Pariwisata Pengembangan Pemasaran Pariwisata Para Wisatawan Orang 54.167 55.000 57.000 59.000 61.000 63.000 63.000
Pariwisata
Unggulan dalam Destinasi, Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Rangka Pemasaran,
Menggerakan Pariwisata dan Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175
Perekonomian Ekonomi Kreatif
Daerah melalui dengan Perbaikan Program Pengembangan Jumlah kunjungan Dinas
Orang 54.167 55.000 57.000 59.000 61.000 63.000 63.000
Pengembangan Sarpras, Promosi Destinasi Pariwisata para wisatawan Pariwisata
Destinasi, Wisata
Pemasaran Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175

Program Pengembangan Jumlah kunjungan Dinas


Orang
Kemitraan para wisatawan 54.167 55.000 57.000 59.000 61.000 63.000 63.000 Pariwisata

Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825

Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175

Program Pengembangan Jumlah kunjungan Dinas


Orang
Apresiasi Duta para wisatawan 54.167 55.000 57.000 59.000 61.000 63.000 63.000 Pariwisata
Pariwisata
Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825

Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175

Meningkatnya Melaksanakan Program Peningkatan Cakupan Bina


Daya Saing Pengelolaan Kapasitas Iptek Sistem Kelompok
Industri Kecil dan Industri Kecil Produksi Pengrajin/IKM RT Dinas
Persen 20,21 27,21 34,21 41,21 48,21 55,21 55,21
Menengah Melalui Perdagangan
Pendataan,
Pembinaan dan
Pelatihan
Program Pengembangan Jumlah IKM dan
Dinas
Industri Kecil dan Pengrajin yang Orang 1071 1101 1131 1161 1191 1221 1221
Perdagangan
Menengah Selesai Dibina
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Peningkatan Cakupan Bina
Dinas
Kemampuan Teknologi Kelompok Persen 18,03 25,03 32,03 39,03 46,03 53,03 53,03
Perdagangan
Industri Pengrajin/IKM RT

Menumbuhkan Melaksanakan Program Penciptaan Persentase


Koperasi dan Penumbuhan dan Iklim Usaha Kecil pertumbuhan Usaha Dinas
Persen 61,20 62,60 63,94 65,22 66,45 67,63 67,63
UKM, Pemberdayaan Menengah yang Mkro Kecil Koperasi UKM
Pemberdayaan Koperasi dan Kondusif
Kelembagaan UKM Melalui
Koperasi dan Pembinaan, Program Pengembangan Persentase Usaha
UKM, Pembinaan, Pelatihan, Kewirausahaan dan Koperasi dan UKM
Pelatihan dan Pengawasan Keunggulan Kompetitif yang tumbuh, Persen - - 1,12 1,34 1,60 2,25 2,25
Pengawasan Usaha Kecil Menengah bekembang dan
berdaya saing Dinas
Koperasi UKM
Persentase Koperasi
dan UKM yang
Persen 0 0 0,96 1,28 1,55 1,87 1,87
Unggul memiliki
Kompetensi

Pengembangan Sistem Persentase Dinas


Pendukung Usaha Bagi Penguatan Koperasi UKM
Usaha Mikro Kecil Permodalan bagi Persen 0 0 1,18 1,39 1,87 2,03 2,03
Menengah Koperasi bagi
Koperasi dan UKM

Persentase
Pengembangan
Jaringan Kerjasama Persen 0 0,32 1 1,55 1,87 2,41 2,41
Usaha Koperasi dan
UKM

Persentase UMK
yang memiliki Izin Persen 4,05 5,62 7,07 8,39 8,68 10,75 10,75
IUMK
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Program Peningkatan Persentase Koperasi Dinas


Persen 22,14 25,06 27,84 30,50 33,05 35,49 35,49
Kualitas Kelembagaan Aktif Koperasi UKM
Koperasi
Persentase Koperasi
Persen 0 9,32 18,22 22,27 26,14 34,12 34,12
berkembang

Persentase Koperasi
Sehat dan
Berprestasi Persen 6,32 9,09 18,0 21,4 25,8 29,4 29,4

Meningkatkan Melakukan Program Perlindungan Jumlah Pedagang


Peran Sektor Revitalisasi Pasar Konsumen dan yang Selesai Dibina
Dinas
Perdagangan Daerah, Pengamanan Orang 1142 1192 1240 1289 1341 1394 1394
Perdagangan
dalam Meningkatkan Perdagangan
Perekonomian Kualitas dan
Daerah Melalui Kuantitas
Peningkatan Promosi Produk Program peningkatan Jumlah pasar yang
Sarana dan Unggulan Daerah, efisiensi perdagangan selesai Dinas
Unit 96 98 101 104 107 110 110
Prasarana, Melaksanakan dalam negeri dikembangkan Perdagangan
Promosi, Pengawasan
Keamanan Peredaran Barang
Perdagangan dan dan Jasa serta Program peningkatan
Perlindungan Alat Ukur Takar, pengelolaan pasar dan Cakupan bina Dinas
Persen 35,69 39,69 43,69 47,69 51,69 55,69 55,69
Konsumen Timbang dan pembinaan pedagang kelompok pedagang Perdagangan
Perlengkapannya /usaha informal

Program intensifikasi Jumlah PAD dari


dan ekstensifikasi pelayanan pasar
Juta Dinas
sumber-sumber daerah 780,00 795,88 795,88 803,84 811,88 819,99 819,99
Rupiah Perdagangan
pendapatan daerah
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Penguatan Peningkatan Program Pegembangan Produksi Perikanan Dinas
Dukungan Produksi Budidaya Perikanan Budidaya Ton 7874.8 8000 8100 8186.8 8186.8 8250 8250 Perikanan
Ketersediaan Perikanan
Sarana Produksi Program Pegembangan Produksi Perikanan Dinas
Ton 398.8 400 402 404 406 408 408
Tanaman Pangan Perikanan Tangkap Tangkap Perikanan
dan Holtikultura,
Peternakan, Program Pegembangan Cakupan Bina Dinas
Kelompok 30 40 40 50 52 55 55
Perkebunan dan Sistem Penyuluhan Kelompok Nelayan Perikanan
Perikanan Secara Perikanan
Organik Guna Program Optimalisasi Komsumsi Ikan
kg/
Meningkatkan Pengelolaan Dan Dinas
kapita/ 24,84 24,90 25,02 25,60 25,98 25,98 25,98
Nilai Produksinya. Pemasaran Poduksi Perikanan
Perikanan tahun
Program Pengembangan Produksi Perikanan
Kawasan Budidaya Budidaya
Dinas
Laut, Air Payau dan Air Ton 7874.8 8000 8100 8186.8 8186.8 8250 8250
Perikanan
Tawar

Peningkatan Program Pencegahan Persentase Dinas


Produksi Ternak dan Penanggulangan Penurunan Penyakit Pertanian
Persen 80 82,4 84,9 87,4 90,0 92,7 92,7
Penyakit Ternak Ternak

, Program Peningkatan Produksi


Produksi Hasil peternakan :
Peternakan Produksi daging Dinas
Ton 4.810 4.917,10 5.064,61 5.216,55 5.373,05 5.534,24 5.534,24
Pertanian
Produksi telur
Ton 2.443 2.521,96 2.597,62 2.675,55 2.755,81 2.838,49 2.838,49
Peningkatan Program Peningkatan Cadangan Pangan Dinas
Produksi Ketahanan Pangan Daerah Ton 60 100 120 130 140 150 150 Ketahanan
Tanaman (pertanian/perkebunan) Pangan
Perkebunan,
Pangan dan Dinas
Kontribusi sektor
Holtikultura Pertanian
pertanian terhadap Persen 0,353 0,325 0,320 0,315 0,300 0,295 0,295
PDRB
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Peningkatan Cakupan Bina Dinas
Kesejahteraan Petani Kelompok Tani Persen 0 40 45 50 55 60 60 Pertanian

Program Peningkatan Persentase Produk Dinas


Pemasaran Hasil Pertanian yang Di Pertanian
Persen 0 100 - - - - 100
Produksi Pertanian / Kenal
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Dinas
Penerapan Teknologi Pangan : Pertanian
Pertanian / Perkebunan - Padi
Ton 219.330 218.044 254.815 280.440 306.565 333.190 333.190
- Jagung
Ton 9.347 1.100 1.180 1.230 1.350 1.530 1.530
- Kedele
Ton 572 2.380 2.427 2.474 2.521 2.570 2.570
Produksi tanaman
hortikultura:
- Duku
Kuintal 642 661 681 701 722 744 744
- Durian
Kuintal 81.441 83.884 86.400 88.992 91.662 94.411 94.411
- Manggis
Kuintal 1.493 1.538 1.584 1.622 1.681 1.731 1.731
- Cabe besar Kuintal 7.814 8.048 8.289 8.538 8.794 9.058 9.058

Produksi
perkebunan rakyat :
- Kopi Ton 21.605 21.000 21.250 21.500 21.750 21.950 21.950

- Karet Ton 50.593 50.100 50.150 50.200 50.250 50.300 50.300

- Kakao Ton 2.280 2.150 2.155 2.160 2.165 2.165 2.165

- Kelapa Sawit Ton 131.906 70.250 70.300 70.350 70.400 70.450 70.450
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Peningkatan Produksi Tanaman Dinas
Produksi Pertanian/ Pangan : Pertanian
Perkebunan .- Padi Ton 219.330 218.044 254.815 280.440 306.565 333.190 333.190

- Jagung Ton 9.347 1.100 1.180 1.230 1.350 1.530 1.530

- Kedele Ton 572 2.380 2.427 2.474 2.521 2.570 2.570

Produksi Tanaman
Hortikultura :
- Duku Kuintal 642 661 681 701 722 744 744

- Durian Kuintal 81.441 83.884 86.400 88.992 91.662 94.411 94.411

- Manggis Kuintal 1.493 1.538 1.584 1.622 1.681 1.731 1.731

- Cabe besar Kuintal 7.814 8.048 8.289 8.538 8.794 9.058 9.058

Produksi
Perkebunan Rakyat :
Kopi Ton 21.605 21.000 21.250 21.500 21.750 21.950 21.950

Karet Ton 50.593 50.100 50.150 50.200 50.250 50.300 50.300

Kakao Ton 2.280 2.150 2.155 2.160 2.165 2.165 2.165

Kelapa Sawit Ton 131.906 70.250 70.300 70.350 70.400 70.450 70.450

Peningkatan Program Pemberdayaan Penyuluh PNS


Koordinasi Penyuluh Pertanian/ danTHL-TBPP yang
Penyuluhan Perkebunan Lapangan Mengikuti Pelatihan Dinas
Orang 0 15 15 20 20 25 25
Bintek dan Pertanian
Sosialisasi
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
4 1 2 Sasaran 4.1.2 : Persentase
Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Penanganan
Persen 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial

Peningkatan Pembinaan Program Pemberdayaan Persentase Jumlah


Kualitas Pendidikan dan Fakir Miskin, Keluarga sangat
Masyarakat Pelatihan Komunitas Adat Miskin (KSM) yang
Persen 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35 Dinas Sosial
Golongan Miskin Keterampilan Terpencil (KAT) dan Memperoleh Bantuan
Penyandang Bagi Penyandang Penyandang Masalah Sosial Program
Masalah Masalah Kesejahteraan Sosial Keluarga Harapan
Kesejahteraan Kesejahteraan (PMKS) (PKH)
Sosial Melalui Sosial. Program Pelayanan dan Persentase Ksm
Pembinaan Rehabilitasi Skala Yang
Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial Memperoleh Persen 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35 Dinas Sosial
Pelatihan Bantuan Sosial
Keterampilan. Untuk Pemenuhan
Kebutuhan Dasar
Program Pembinaan Persentase Lembaga
Lembaga Kesejahteraan Kesejahteraan Sosial
Sosial (LKS) (LKS) Yang
Persen - - 67 78 89 100 100 Dinas Sosial
Menyediakan Sarana
Dan Prasarana
Pelayanan Kesehatan
Sosial
Program Pembinaaan Persentase Eks.
Eks.Penyandang Penyandang Penyakit
Penyakit Sosial Sosial Yang
Persen 50 58 67 75 83 92 92 Dinas Sosial
(eks.Narapidana,PSK, Tertangani
Narkoba dan Penyakit
Sosial Lainnya)

Program Pemberdayaan
Jumlah Lembaga
Kelembagaan
Pelayanan Lembaga 9 9 9 9 9 9 9 Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial
- VI.50 -

Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Pencegahan Jumlah Korban
Dini dan Bencana yang
Penanggulangan Korban Menerima Bantuan KK 38 45 50 55 60 65 65 Dinas Sosial
Bencana Sosial Selama Masa
Tanggap Darurat

Program Pembinaan Persentase Anak


Anak Terlantar Terlantar yang Persen 0 0 30 35 40 45 45 Dinas Sosial
Dilatih Keterampilan

4 1 3 Sasaran 4.1.3 : Tingkat Partisipasi Dinas Tenaga


Meningkatnya Kesempatan Kerja Angkatan Kerja Persen 71,50 73,00 73,50 74,50 75,00 Kerja dan
75,50 75,50
Transmigrasi
Tingkat Dinas Tenaga
Persen 3,29 3,22 3,15 3,08 3,01
Pengangguran 2,94 2,94 Kerja dan
Terbuka Transmigrasi
Pelayanan Bagi Peningkatan Program Peningkatan Besaran Tenaga
Pencari Kerja Kualitas dan Kualitas Dan Kerja Yang Dinas Tenaga
Persen 55.57 57,16 58,83 60,57 62,30 64,09 64,09 Kerja dan
Produktivitas Produktivitas Tenaga Mendapatkan
serta Peningkatan Kerja Pelatihan Berbasis Transmigrasi
Kesempatan Kerja Kompetensi
Program Peningkatan Besaran Pencari Dinas Tenaga
Kesempatan Kerja Kerja Yang Terdaftar Persen 44,30 45,59 46,92 48,29 49,71 51,19 51,19 Kerja dan
Yang Ditempatkan Transmigrasi

Pengembangan Meningkatkan Program Perlindungan Besaran


dan Perlindungan Kualitas dan Pengembangan Pekerja/Buruh Yang
Tenaga Kerja Hubungan Lembaga Menjadi Peserta
Tripartit dan Ketenagakerjaan Program Jamsostek
Dinas Tenaga
Bipartit,
Persen 72.61 74,75 76,94 79,22 81,54 84,15 84,15 Kerja dan
Meningkatkan
Transmigrasi
Kualitas Kapasitas
Penerapan Sistem
Perlindungan
Tenaga Kerja Di
Perusahaan
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

5 Misi Ke-5 : Memperkokoh Kerukunan Kehidupan Beragama dan Budaya yang Lestari
5 1 Tujuan 1 : Zakat Terkumpul di Miliar Setda Bagian
Terwujudnya Masyarakat yang Berakhlak Mulia BAZ Rupiah 2.095,00 2.150,00 2.200,00 2.250,00 2.300,00 2.350,00 2.350,00 Kesejahteraan
Rakyat
5 1 1 Sasaran 5.1.1 : Persentase
Meningkatnya Nilai Keagamaan Masyarakat Masyarakat Bebas Setda
Persen
Buta Aksara 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00 (Bagian Kesra)
Alqur’an

Penyediaan Memfasilitasi Program Pengembangan Jumlah Muzakki


Sarana dan Kegiatan Mental Spiritual dan (Wajib Zakat) Orang
Prasarana Keagamaan Nasionalisme 1.087 1.100 1.125 1.150 1.175 1.200 1.200
Keagamaan dalam Upaya
Disertai Peningkatan Nilai Setda
Pemantapan Keagamaan Di Jumlah Mustahik
Orang
Kelembagaan Masyarakat. (Penerima Zakat) 3.600 3.650 3.700 3.750 3.800 3.850 3.850 (Bagian Kesra)
Agama Di Desa/
Persentase
Kelurahan.
Masyarakat Bebas Persen 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00
Buta Aksara Alquran

5 1 2 Sasaran 5.1.2 : Persentase Benda


Dinas
Terwujudnya Budaya Sebagai Identitas Spesifik Daerah Situs dan Kawasan
Persen Pendidikan dan
Cagar Budaya Yang 3,26 3,26 5,78 10,39 15,48 24,77 24,77
Kebudayaan
Dilestarikan

Kemitraan Pelestarian Nilai Program Pengelolaan Persentase Benda,


Pemerintah, Budaya melalui Kekayaan Budaya Situs dan Kawasan
Masyarakat dan Penyediaan Cagar Budaya Yang
Berbagai Sarana Prasarana Dilestarikan Dinas
Pemangku Penunjang dan Persen 3.28 3.28 5.78 10.39 15.48 24.77 24.77 Pendidikan dan
Kepentingan Penguatan Kebudayaan
dalam Apresiasi Kelembagaan
Kebudayaan
Daerah
Kode Misi/Tujuan/ Arah Kebijakan Program Pembangunan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Capaian Kinerja Program Kondisi Perangkat
Sasaran/Strategi Daerah Program (Tujuan/ Kinerja Kinerja Daerah
Impact/ Outcome) Awal pada Akhir Penanggung
RPJMD Periode Jawab
(2018) RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Program Pengelolaan Penyelenggaraan Dinas
Keragaman Budaya Festival Seni dan Kali 2 - 2 2 2 2 2 Pendidikan dan
Budaya Kebudayaan

Jumlah Cagar
Program Pengembangan Dinas
Budaya yang Cagar
Kerjasama Pengelolaan 265 - 265 265 265 265 265 Pendidikan dan
Dikelola Secara Budaya
Kekayaan Budaya Kebudayaan
Terpadu

Program Pengembangan Jumlah Karya


Nilai Budaya Budaya yang Karya Dinas
7 7 7 7 7 7 7
Direvitalisasi dan Di Budaya Pariwisata
Inventarisasi

Program Pengelolaan Jumlah Kunjungan Dinas


Orang 54.167 55.000 57.000 59.000 61.000 63.000 63.000
dan Apresiasi Para Wisatawan Pariwisata
Keragaman Budaya
Daerah Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825

Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175


- VI.53 -

6.3. Arah Kebijakan Pengembangan Kewilayahan

Kawasan strategis kabupaten adalah kawasan pada wilayah


Kabupaten Lahat yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup kabupaten
terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Kawasan
strategis yang ada di Kabupaten Lahat terdiri atas Kawasan Strategis
Provinsi dan Kawasan Strategis Kabupaten.

1) Kawasan Strategis Provinsi


Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Lahat adalah kawasan
pada wilayah Kabupaten Lahat yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting
dalam lingkup provinsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi yakni
Kawasan Koridor Lahat – Muara Enim.

2) Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan strategis kabupaten adalah kawasan pada wilayah
Kabupaten Lahat yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan.

a) Kawasan Strategis Ekonomi


- Kawasan Agropolitan
Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lahat ini
terletak di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti
Pumu, Mulak Ulu, Pulau Pinang, Pajar Bulan,
Sukamerindu, Kota Agung, dan Kecamatan Tanjung Tebat.
Pemilihan kecamatan-kecamatan tersebut sebagai Kawasan
Agropolitan dikarenakan kecamatan ini merupakan
kecamatan-kecamatan penghasil produksi dari tanaman
pangan yang terbesar di Kabupaten Lahat.

- Kawasan Perkotaan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan


Lokal promosi (PKLp)
Kawasan Strategis Kabupaten yang berupa kawasan
perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) di
wilayah Kabupaten Lahat, diantaranya meliputi:
 Kawasan Perkotaan Tanjung Aur di Kecamatan Kikim
Tengah;
 Kawasan Perkotaan Jarai di Kecamatan Jarai;
 Kawasan Perkotaan Merapi di Kecamatan Merapi Barat;
 Kawasan Perkotaan Kota Agung di Kecamatan Kota
Agung;
 Kawasan Perkotaan Pajar Bulan di Kecamatan Tanjung
Sakti Pumi.

- Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM)

Kawasan KTM atau Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan


transmigrasi dan/atau eks transmigrasi yang
pertumbuhannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan
melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang
mempunyai fungsi sebagai:

 Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang


pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan
agribisnis;
 Pusat pelayanan agroindustri khusus dan pemuliaan
tanaman unggul;
 Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di sektor
pertanian, industri, dan jasa;
 Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan
adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas
sejenis.

Berdasarkan realita yang ada saat ini, berberapa kota-kota


kecamatan tumbuh dari unit permukiman transmigrasi.
Namun rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
berkembang dari kondisi awal suatu unit permukiman
transmigrasi menjadi ibukota kecamatan memakan waktu
yang cukup lama. Konsep KTM diharapkan akan dapat
mempercepat perkembangan suatu UPT sampai menjadi
ibukota kecamatan atau secara umum menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi dalam waktu 10 – 15 tahun.
Di samping itu dengan adanya KTM diharapkan akan dapat
memacu pertumbuhan desa-desa yang tergolong tertinggal
baik yang berada pada kawasan KTM maupun di luar
kawasan KTM. Setiap KTM terdiri dari 9.000 sampai 10.000
Kepala Keluarga (KK) tapi bukan berarti seluruhnya KK
yang baru sama sekali melainkan sebagian termasuk
masyarakat yang telah ada di wilayah tersebut. Komponen
permukiman dalam KTM terdiri atas:
 Permukiman penduduk yang sudah ada,
 Permukiman transmigrasi yang sudah diserahkan
pembinaannya
 Lokasi-lokasi transmigrasi yang masih dibina, dan
 Areal yang dapat direncanakan untuk permukiman
transmigrasi yang baru.

Kawasan KTM Kikim Selatan dengan pusat pelayanan di


Desa Keban Agung; Adapun arahan pengembangan
kawasan kota terpadu mandiri (KTM) adalah sebagai
berikut :
 Pengembangan organisasi ruang kawasan KTM;
 Pembangunan dan pengembangan infrastruktur KTM;
 Pembangunan fasilitas permukiman dan pelayanan;
 Pengembangan usaha dan Investasi;
 Penyediaan dana dan SDM untuk pengembangan;
 Meningkatkan peran serta setiap tingkat pemerintahan
dan sektor;
 Meningkatkan peran pemerintah, masyarakat, dan
investor; dan
 Pengorganisasian dan pelaksanaan.

b) Kawasan Strategis Sosial Budaya:


- Megalitikum Tinggi Hari terletak di Kecamatan Gumay Ulu
- Megalitikum Batu Tiang Enam terletak di Kecamatan Tanjung
Sakti Pumi
- Megalitikum Batu Macan terletak di Kecamatan Pulau Pinang
- Kawasan Situs sejarah meliputi 2 (dua) situs kubur batu
terletak di Kecamatan Pajar Bulan.
- Kawasan budaya sejarah terletak di Kecamatan Lahat,
Kecamatan Merapi Barat, Kecamatan Kota Agung, Kecamatan
Tanjung Sakti Pumi, Kecamatan Jarai, dan Kecamatan Kikim
Timur.

c) Kawasan Strategis Lingkungan Hidup


- Kawasan hutan lindung yang terletak di Kecamatan Tanjung
Sakti Pumi, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, Kecamatan Jarai,
Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Merapi Selatan, dan
Kecamatan Kikim Selatan.
- Kawasan hutan suaka alam dan cagar budaya yang terletak di
Kecamatan Kikim Selatan, Kecamatan Pseksu, Kecamatan
Pulau Pinang, Kecamatan Pajar Bulan, dan Kecamatan Pagar
Gunung.
- Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi Sungai
Lematang, Sungai Kikim dan Sungai Indikat.

Pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat Tahun


2012-2032, rencana sistem pusat kegiatan yang ada di Kabupaten
Lahat terdiri :
1) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Lahat
di Kecamatan Lahat.
2) Pusat Kegiatan Lokal (PKLp), terdiri atas:
a. Kawasan Perkotaan Bunga Mas di Kecamatan Kikim Timur.
b. Kawasan Perkotaan Jarai di Kecamatan Jarai.
c. Kawasan Perkotaan Merapi di Kecamatan Merapi Barat.
d. Kawasan Perkotaan Kota Agung di Kecamatan Kota Agung.
e. Kawasan Perkotaan Pajar Bulan di Kecamatan Tanjung Sakti
Pumi.
3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas:
a. Kawasan Perkotaan Pagar Jati Kecamatan Kikim Selatan.
b. Kawasan Perkotaan Simpang Tigo Pomo Kecamatan Tanjung
Sakti Pumu.
c. Kawasan Perkotaan Perangai Kecamatan Merapi Selatan.
d. Kawasan Perkotaan Tanjung Tebat Kecamatan Tanjung Tebat.

4) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), terdiri atas:


a. Kecamatan Gumay Talang.
b. Kecamatan Kikim Barat.
c. Kecamatan Kikim Tengah.
d. Kecamatan Pajar Bulan.
e. Kecamatan Pseksu.
f. Kecamatan Pagar Gunung.
g. Kecamatan Mulak Ulu.
h. Kecamatan Merapi Timur.
i. Kecamatan Pulau Pinang.
j. Kecamatan Gumay Ulu.
k. Kecamatan Muara Payang.
l. Kecamatan Sukamerindu.

Pada rekomendasi PK RTRW Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032


untuk PPL sudah termasuk wilayah kecamatan yang baru
terbentuk akibat pemekaran wilayah kecamatan yaitu Kecamatan
Lahat Selatan dan Kecamatan Mulak Sebingkai.
- VI.58 -

Gambar 6.1
Arah Kebijakan Pengembangan Kewilayahan Kabupaten Lahat Tahun 2012-2032
- VII.1 -

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan melalui


strategi dan arah kebijakan, disusun program-program
pembangunan sebagaimana telah disusun dalam bab sebelumnya.
Pelaksanaan program dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang
mempunyai tanggungjawab kewenangan sesuai dengan bidang
urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun pilihan. Program-
program yang telah disusun tersebut merupakan program prioritas
pembangunan yang merupakan urusan pemerintah dengan
Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi
tanggungjawab Perangkat Daerah. Masing-masing program disertai
dengan indikator kinerja program sebagai alat perencanaan dan
pengendalian pembangunan setiap tahunnya, sehingga hasil
pembangunan akan terukur perkembangannya hingga akhir periode
RPJMD. Penyusunan indikator kinerja program berupa hasil
(outcomes). Indikator kinerja program menjadi acuan utama dalam
menyusun kegiatan prioritas yang dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah.

Disamping itu, disajikan pula rancangan secara proyektif


mengenai rencana atau target capaian setiap tahun perencanaan
selama kurun waktu lima tahun, sehingga didapatkan gambarannya
tentang prospek pencapaian target tersebut bagi masyarakat di satu
sisi, serta menjadi acuan kinerja bagi setiap satuan kerja perangkat
daerah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Sejalan
dengan itu, kebutuhan pendanaan yang dapat difasilitasi bagi setiap
program prioritas tersebut juga digambarkan secara proyektif,
berdasarkan evaluasi terhadap kerangka pendanaan yang dapat
dicapai pada lima tahun anggaran terakhir. Uraian program sesuai
urusan disertai dengan indikator kinerja dan kerangka
pendanaannya adalah sebagai berikut :
- VII.2 -

Tabel 7.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

Proyeksi
Kode Kapasitas Riil / Belanja
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
2 Belanja 1.958.011.118.365,00 1.967.948.713.832,45 1.996.459.948.707,07 2.026.396.745.325,43 2.057.830.381.774,70
2 1 Belanja Tidak Langsung 1.138.871.840.835,00 1.086.535.347.038,77 1.104.296.612.047,66 1.122.507.876.234,51 1.141.180.687.956,39
2 1 1 Belanja Pegawai 684.040.407.227,00 700.902.515.987,78 718.425.078.887,47 736.385.705.859,66 754.795.348.506,15
2 1 3 Belanja Subsidi 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00
2 1 4 Belanja Hibah 12.425.800.000,00 6.653.400.000,00 6.653.400.000,00 6.653.400.000,00 6.653.400.000,00
2 1 5 Belanja Bantuan Sosial 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00 1.250.000.000,00
2 1 6 Belanja Bagi Hasil 4.546.706.850,00 4.774.042.184,00 5.012.744.293,19 5.263.381.507,85 5.526.550.583,25
Kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
2 1 7 Belanja Bantuan 430.608.926.758,00 368.455.388.867,00 368.455.388.867,00 368.455.388.867,00 368.455.388.867,00
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/
Kota, Pemerintahan Desa
2 1 8 Belanja Tidak Terduga 4.000.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00

2 2 Belanja Langsung 819.139.277.530,00 881.413.366.793,68 892.163.336.659,41 903.888.869.090,92 916.649.693.818,30


2 2 1 Belanja Pegawai 16.382.785.550,60 17.628.267.335,87 17.843.266.733,19 18.077.777.381,82 18.332.993.876,37
2 2 2 Belanja Barang dan Jasa 409.569.638.765,00 440.706.683.396,84 446.081.668.329,70 451.944.434.545,46 458.324.846.909,15
2 2 3 Belanja Modal 393.186.853.214,40 423.078.416.060,97 428.238.401.596,52 433.866.657.163,64 439.991.853.032,79

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2018


Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Lahat

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja
RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 Urusan Wajib
Pelayanan Dasar
1 01 Pendidikan
1 01 1 Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas Pendidikan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 14.258,74 Baik 14.424,13 Baik 14.866,54 Baik 15.353,20 Baik 15.531,23 Baik 74.433,84
Perkantoran (IKM) dan Kebudayaan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Pendidikan
Indeks Baik Baik 400,00 Baik 1.439,50 Baik 1.066,45 Baik 1.193,10 Baik 1.740,41 Baik 5.839,46
Sarana dan (IKM) dan Kebudayaan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Dinas Pendidikan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik - Baik 421,90 Baik 159,80 Baik 30,25 Baik 324,34 Baik 1.392,30
dan Kebudayaan
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Fasilitas Indeks Kepuasan
Dinas Pendidikan
Pindah/Purna Masyarakat Indeks Baik Baik - Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 121,00 Baik 133,10 Baik 1.306,66
Tugas PNS (IKM) dan Kebudayaan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Pendidikan
Indeks Baik Baik - Baik 300,00 Baik 330,00 Baik 363,00 Baik 399,30 Baik 1.392,30
Kapasitas Sumber (IKM) dan Kebudayaan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan BB Dinas Pendidikan
Skor BB 100,00 BB 260,00 BB 286,00 BB 314,60 BB 346,06 BB 1.306,66
Sistem Pelaporan (71,27) dan Kebudayaan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program APK PAUD Persen 74.39 74,39 75,78 77,19 78,59 80,00 80,00
Pendidikan Anak 1.332,00 9.440,00 10.384,00 11.422,40 12.564,64 45.143,04 Dinas Pendidikan
APM PAUD dan Kebudayaan
Usia Dini Persen 64.2 64,20 65,23 66,64 68,04 71,21 71,21
Program Wajib APK SD
Belajar Pendidikan Persen 103.75 100 100 100 100 100 100
Dasar Sembilan Dinas Pendidikan
APK SMP 113.515,15 167.694,17 184.463,59 202.909,95 223.200,94 778.268,65
Tahun dan Kebudayaan
Persen 96.18 100 100 100 100 100 100
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
APM SD Persen 98.10 98,28 98,47 98,83 99,06 99,25 99,25
APM SMP Persen 77.06 79,75 80,35 82,28 84,42 86,69 86,69
Angka kelulusan Persen 104.15 100 100 100 100 100 100
SD
Angka kelulusan Persen 84.90 88,75 91,51 93,75 96,04 98,52 98,52
SMP
Angka Persen 99.91 100 100 100 100 100 100
Melanjutkan SD
Angka Persen 98.63 100 100 100 100 100 100
Melanjutkan
SMP
Program Peningkatan Guru yang Persen 87.79 88.62 89.58 90.94 91.76 92.46 92.46
Mutu Pendidik Dan memenuhi
Tenaga Kependidikan kuallifikasi
S1/D-IV 8.445,00 9.289,50 10.218,45 11.240,30 39.393,25
200,00 Dinas Pendidikan
Rasio murid dan Rasio 01:12 01:12 01:12 01:12 01:12 01:12 01:12 dan Kebudayaan
guru SD
Rasio murid dan Rasio 01:13 01:13 01:13 01:13 01:13 01:13 01:13
guru SMP
Program Manajemen Angka Melek Persen 100,86 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Huruf 41.769,35 45.946,28 50.540,91 55.595,00 Dinas Pendidikan
26.226,24 220.077,78
Pendidikan Angka Rata-Rata Tahun dan Kebudayaan
Lama Sekolah 8,43 8,44 9,00 9,18 9,35 9,50 9,50
Program APK PAUD Persen 74.39 74,39 75,78 77,19 78,59 80,00 80,00
Pendidikan Non - 2.590,00 2.849,00 3.133,90 3.447,29 12.020,19 Dinas Pendidikan
Formal dan Kebudayaan
APM PAUD Persen 64.20 64,20 65,23 66,64 68,04 71,21 71,21
Program Tingkat Persen
Pendidikan Pendidikan 11.447,06 Dinas Pendidikan
1.875,00 2062,5 2268,75 2495,625 2745,1875
Menengah Menengah dan Kebudayaan

Program Jumlah karya


Pengembangan budaya yang Karya Dinas Pendidikan
6 - - 6 1.000,00 6 1.100,00 6 1.210,00 6 1.331,00 6 4.641,00
Nilai Budaya direvitalisasi dan Budaya dan Kebudayaan
inventarisasi
Program Persentase
Pengelolaan Benda, Situs dan
Dinas Pendidikan
Kekayaan Budaya Kawasan Cagar Persen 3.28 3.28 - 5.78 3.100,00 10.39 3.410,00 15.48 3.751,00 24.77 4.126,10 24.77 14.387,10
dan Kebudayaan
Budaya yang
dilestarikan
Program Penyelenggaraan
Pengelolaan Festival Seni dan Dinas Pendidikan
Kali 2 2 160,00 2 2.100,00 2 2.310,00 2 2.541,00 2 2.795,10 2 9.906,10
Keragaman Budaya Budaya dan Kebudayaan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Jumlah Cagar
Pengembangan Budaya Yang
Cagar 265 Dinas Pendidikan
Kerjasama Dikelola Secara - - 265 1.200,00 265 1.320,00 265 1.452,00 265 1.597,20 265 a 5.569,20
Budaya dan Kebudayaan
Pengelolaan Terpadu
Kekayaan Budaya

1 02 Kesehatan
1 02 1 Dinas Kesehatan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 2.572,45 Baik 2.751,56 Baik 2.819,43 Baik 2.916,73 Baik 3.021,37 Baik 14.081,54
Kesehatan
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 756,54 Baik 814,69 Baik 679,69 Baik 695,45 Baik 881,98 Baik 3.828,35
Sarana Dan (IKM) Kesehatan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 3.144,23 Baik 1.008,85 Baik 1.158,89 Baik 1.176,74 Baik 1.257,36 Baik 7.746,07
Kapasitas Sumber (IKM) Kesehatan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas
Skor Baik B 175,00 BB 205,00 BB 215,25 BB 231,53 BB 249,17 BB 1.075,95
Sistem Pelaporan Kesehatan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Obat Dan Persentase
Perbekalan ketersediaan
Kesehatan obat dan Dinas
Persen 45 50 4.806,11 60 5.214,42 70 5.476,12 75 5.751,27 80 6.037,99 80 27.285,91
perbekalan Kesehatan
sesuai
kebutuhan
Program Upaya Persentase
Kesehatan penduduk yang
Dinas
Masyarakat memanfatkan Persen 13,56 28,19 28.272,14 44,14 29.449,99 61,43 30.951,80 80,05 32.528,73 100 34.187,44 100 155.390,10
Kesehatan
sarana
kesehatan
Program Persentase
Pengawasan Obat Fasilitas
Dinas
Dan Makanan Pelayanan Persen 16,25 32,51 200,00 48,76 790,00 65,51 866,60 82,75 950,46 100 1.042,31 100 3.849,37
Kesehatan
Kesehatan yang
dibina
Program Promosi Persentase
Kesehatan Dan rumah tangga Dinas
Persen 60 63 300,00 65 605,00 68 640,00 70 680,00 72 710,00 72 2.935,00
Pemberdayaan ber PHBS Kesehatan
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Perbaikan Cakupan balita
Gizi Masyarakat gizi buruk yang Dinas
Persen 21,73 43,47 135,11 61,59 1.430,00 76,08 1.573,00 89,13 1.730,30 100 1.903,33 100 6.771,74
mendapat Kesehatan
perawatan
Program Persentase
Pengembangan keluarga yang Dinas
Persen 60 65 347,16 70 1.378,00 75 1.574,65 80 2.321,38 85 2.068,20 85 7.689,39
Lingkungan Sehat mengakses Kesehatan
sanitasi dasar
Program Angka Kesakitan per
Pencegahan Dan DBD per 100rb
Penanggulangan 100.000 Dinas
Pddk 18,50 36,00 569,51 53,00 3.475,00 69,00 3.890,00 85,00 4.265,00 100 4.682,00 100 16.881,51
Penyakit Menular penduduk Kesehatan
(insiden
(insiden rate) rate)
Program Persentase
Standarisasi Puskesmas yang Dinas
Persen 60 65 786.86 70 2.668,00 80 2.730,90 90 2.469,20 100 2.578,15 100 10,446,25
Pelayanan memiliki Profil Kesehatan
Kesehatan Kesehatan
Program Pelayanan Persentase
Kesehatan puskesmas yang
Penduduk Miskin melakukan
Dinas
pelayanan Persen 16,25 32,51 400,92 48,76 575,00 65,51 615,00 82,75 655,75 100 697,29 100 2.943,25
Kesehatan
kesehatan bagi
penduduk
miskin
Program Indeks Kepuasan
Pengadaan, Masyarakat
Peningkatan Dan
Perbaikan Sarana Dinas
Indeks 78,42 80,00 11.407,69 82,00 23.375,50 83,00 21.277,72 84,00 29.462,41 85,00 27.370,28 85,00 112.893,60
Dan Prasarana Kesehatan
Puskesmas/Puskes
mas Pembantu Dan
Jaringannya
Program Kemitraan Persentase
Peningkatan penduduk yang
Pelayanan menjadi peserta
Dinas
Kesehatan Penerima Persen 36,00 39 66.156,73 42 70.050,61 46 74.560,81 50 79.001,63 55 84.901,68 55 374.671,46
Kesehatan
Bantuan Iuran
(PBI) melalui
program JKNKIS
Program Cakupan
Peningkatan pelayanan anak
Dinas
Pelayanan balita Persen 14,74 30,93 - 47,48 440,00 64,56 484,00 82,01 532,40 100 584,56 100 2.040,96
Kesehatan
Kesehatan Anak
Balita
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase
Peningkatan Puskesmas yang
Dinas
Pelayanan melakukan Persen 16,25 32,51 65,45 48,76 220,00 65,51 242,00 82,75 262,20 100 292,82 100 1.802,47
Kesehatan
Kesehatan Lansia pelayanan
kesehatan lansia
Program Persentase
Pengawasan Dan Tempat
Pengendalian Pengelolaan Dinas
Persen 51 55 102,06 60 105,00 65 110,25 70 115,76 75 115,76 75 548,83
Kesehatan Makanan yang Kesehatan
Makanan memenuhi
syarat
Program Angka kematian
/1000
Peningkatan ibu
kelahir Dinas
Keselamatan Ibu 61,60 61,00 154,16 60,50 1.720,00 60,00 1.844,50 59,50 1.978,83 59,00 2.077,51 59,00 7.775,00
an Kesehatan
Melahirkan Dan
hidup
Anak
Program Persentase
Pencegahan Dan Jumlah PKM
- Dinas
Penanggulangan yang Persen 65 70 75 1.540,00 80 1.680,00 85 1.820,00 90 1.960,00 90 7.000,00
Kesehatan
Penyakit Tidak melaksanakan
Menular program PTM

1 02 2 Rumah Sakit Umum


Daerah (RSUD)
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks 82 82,16 3.818,00 82,33 4.217,20 82,49 4.673,20 82,66 5.037,20 82,82 5.397,20 82,82 23.142,80 RSUD
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks 82 82,16 - 82,33 500,00 82,49 550,00 82,66 605,00 82,82 665,50 82,82 2.320,50 RSUD
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Indeks 82 82,16 - 82,33 400,00 82,49 440,00 82,66 484,00 82,82 532,40 82,82 1.856,40 RSUD
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks 82 82,16 200,00 82,33 495,00 82,49 534,50 82,66 572,45 82,82 612,82 82,82 2.414,77 RSUD
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor 78.72 78.88 96,39 79.04 57,00 79.19 59,85 79.35 60,50 79.51 113,55 79.51 387,29 RSUD
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Pengadaan, Indeks Kepuasan
Peningkatan Sarana Masyarakat
dan Prasarana (IKM)
Rumah Sakit / 82 82.16 5.212,79 82.33 19.000,00 82.49 82.66 6.450,00 82.82 6.712,50 82.82 48.575,29
Indeks 11.200,00 RSUD
Rumah Sakit Jiwa /
Rumah Sakit Paru-
Paru / Rumah Sakit
Mata
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Mutu Masyarakat 82.49
Indeks 82 82.16 50.100,00 82.33 52.605,00 55.235,25 82.66 57.000,00 82.82 59.850,00 82.82 274.790,25 RSUD
Pelayanan
Kesehatan BLUD

1 03 Pekerjaan Umum
dan Penataan
Ruang
1 03 1 Dinas Pekerjaan
Umum dan
Penataan Ruang
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat
Indeks Baik Baik 1.195,5 Baik 1.187,99 Baik 1.275,77 Baik 1.297,26 Baik 1.190,44 Baik 6.146,96 PUPR
Perkantoran (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Sarana dan (IKM) Indeks Baik Baik 605,00 Baik 910,95 Baik 662,43 Baik 1.130,05 Baik 428,35 Baik 3.736,78 PUPR
Prasarana Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik - - Baik 187,50 Baik 187,50 Baik 190,00 Baik 190,00 Baik 755,00 PUPR
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 120,00 Baik 230,00 Baik 140,00 Baik 700,00 PUPR
Daya Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 160,00 Baik 120,15 Baik 122,35 Baik 128,96 Baik 110,00 Baik 641,46 PUPR
Pencapaian Kinerja
Dan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Pembangunan Persentase
Jalan dan Panjang Jalan
Jembatan Kabupaten
Persen 58,81 62,17 114.080,14 65,90 165.495,00 70,01 175.527,75 74,49 145.574,35 79,34 108.485,00 79,34 709.162,24 PUPR
dalam Kondisi
mantap ( > 40
km/jam )
Program Persentase
Pembangunan Dokumen
Sistem Informasi/ Database jalan,
Persen - - - 100 700,00 100 760,00 100 810,00 100 700,00 100 2.970,00 PUPR
Data Base Jalan jembatan dan
dan Jembatan irigasi

Program Persentase
Peningkatan Sarana dan
Sarana dan Prasarana
Persen 25 - - 40 8.050,00 50 8.820,00 57 8.830,00 57 300,00 57 26.000,00 PUPR
Prasarana kebinamargaan
Kebinamargaan kondisi baik

Program Persentase luas


Pengembangan dan jaringan irigasi
Pengelolaan dalam kondisi
Jaringan Irigasi, baik Persen 52,73 54,22 19.054,40 55,72 28.823,90 57,22 27.340,00 58,72 21.365,74 60,22 18.618,90 60,22 115.202,94 PUPR
Rawa, dan Jaringan
Pengairan Lainnya

Program Persentase
Perencanaan Tata ketaatan
Persen 74 93 100,00 94 750,00 96 795,00 97 799,00 99 750,00 99 3.194,00 PUPR
Ruang terhadap RTRW

Program Persentase
Pemberdayaan Jasa Pelaku Jasa
Persen - 70 100,00 75 200,00 82 218,00 90 219,62 97 200,00 97 937,62 PUPR
Konstruksi Konstruksi yang
terlatih
Program Persentase
Pengawasan Jasa layanan
Konstruksi rekomendasi
IUJK dengan
waktu penerbitan
Persen 44 56 50,00 60 50,00 73 50,00 75 50,00 77 50,00 77 250,00 PUPR
paling lama 10
hari kerja setelah
persyaratan
lengkap
- VII.10 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 04 Perumahan Rakyat
Dan Kawasan
Permukiman
1 04 1 Dinas Perumahan
Rakyat Dan
Kawasan
Permukiman
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Dinas PRKPP
Indeks Baik Baik 752,77 Baik 774,90 Baik 797,51 Baik 820,69 Baik 844,41 Baik 3.990,28
Perkantoran (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat Dinas PRKPP
Indeks Baik Baik 846,93 Baik 412,52 Baik 434,96 Baik 444,38 Baik 463,82 Baik 2.602,61
Sarana dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 80,50 Baik 81,60 Baik 84,00 Baik 85,20 Baik 86,40 Baik 417,70 Dinas PRKPP
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat 1.205,00 Dinas PRKPP
Indeks Baik Baik 100,00 Baik 275,00 Baik 280,00 Baik 300,00 Baik 250,00 Baik
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan BB BB BB BB BB BB BB Dinas PRKPP
Skor 152,00 136,00 457,00 147,50 151,00 1.043,50
Sistem Pelaporan (74,15) (74,20) (74,25) (74,50) (74,60) (75) (75)
Pencapaian Kinerja
dan Keuangan
Program Cakupan
Pengembangan Ketersediaan Dinas PRKPP
Persen 84,43 84,43 275,00 85,01 3.275,00 85,23 3.875,00 85,46 4.275 85,71 4.775,00 85,71 16.475,00
Perumahan Rumah Layak
Huni
Program Persentase
Pembangunan drainase dalam
Saluran kondisi baik/ Dinas PRKPP
Persen 6,16 6,448 3.300,00 6,74 3.450,00 7,05 3.550,00 7,35 3.650,00 7,67 3.750,00 7,67 17.700,0
Drainase/Gorong- pembuangan
Gorong aliran air tidak
tersumbat
Program Penataan Persentase luas
Penguasaan, lahan
Pemilikan, bersertifikat
Persen 17,27 17,96 10.800,00 18,76 13.142.50 19,56 14.212,00 20,38 15.627,70 21,19 17.187,47 21,19 57.827,17 Dinas PRKPP
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase
Pembangunan pembangunan
Turap/Talud/ turap/Talud/
Bronjong Bronjong di Dinas PRKPP
Persen 25,58 39,48 7.490,00 53,45 7.550,00 67,51 7.650,00 81,63 7.750,00 95,85 7.800,00 95,85 38.240,00
wilayah jalan
penghubung dan
aliran sungai
rawan longsor
Program Persentase
Penyelesaian Penyelesaian Dinas PRKPP
Persen 10,00 20,00 200,00 30,00 401,50 42,00 441,65 56,00 484,62 72,00 521,58 72,00 2.049,34
Konflik -Konflik Kasus Tanah
Pertanahan Negara
Program Persentase titik
Pengelolaan Ruang taman Dinas PRKPP
Persen 100 100 250,00 100 275,00 100 280,00 100 290,00 100 300,00 100 1.395,00
Terbuka Hijau terpelihara dan
(RTH) tertata
Program Persentase
Pengembangan Pengembangan
Sistem Informasi sistem informasi Persen 0 0 - 20 550,00 40 605,00 80 726,85 100 871,20 100 2.753,05 Dinas PRKPP
Pertanahan pertanahan

Program Persentase SPAL


Pengembangan dalam kondisi
Kinerja Pengelolaan baik/
Persen 31,05 33,95 36,88 39,82 42,78 45,77 45,77
Air Minum dan Air pembuangan
Limbah aliran air tidak
tersumbat
Dinas PRKPP
Persentase 31.758,32 41.410,00 43.760,00 46.510,00 50.610,00 214.048,32
rumah tinggal
Persen 36,69 48,48 60,18 72,05 84,09 96,27 96,27
dan berakses air
minum
Persentase
rumah tinggal Persen 2,45 5,93 6,56 7,22 14,29 15,88 15,88
berakses sanitasi
Program Persentase
Pengembangan Gedung Negara Dinas PRKPP
Persen 100,00 16,33 25,254,38 29,67 40.125,00 44.67 45.130,00 61.33 50.135,00 74,67 40.140,00 74,67 175.530,00
Wilayah Strategis yang Terbangun
dan Cepat Tumbuh
Program Proporsi panjang
Pembangunan jaringan jalan
Infrastruktur setapak Dinas PRKPP
Persen 23,76 24,87 3.600,00 26,69 10.050,00 28,66 11.050,00 30,75 11.850,00 32,97 12.550,00 32,97 49.100,00
Perdesaan pemukiman
dalam kondisi
baik
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 05 Ketentraman dan
Ketertiban Umum
serta Perlindungan
Masyarakat
1 05 1 Dinas Satuan Polisi
Pamong Praja dan
Pemadam
Kebakaran
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Satpol PP dan
Indeks Baik Baik 537,77 Baik 753,91 Baik 850,81 Baik 932,92 Baik 1.022,18 Baik 4.097,59
Perkantoran (IKM) Damkar

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Satpol PP dan
Sarana dan (IKM) Indeks Baik Baik 231,36 Baik 5.360,00 Baik 2.300,00 Baik 2.350,00 Baik 5.010,00 Baik 15.251,36
Damkar
Prasarana Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat Satpol PP dan
Indeks Baik - - Baik 210,00 Baik 231,00 Baik 254,30 Baik 280,00 Baik 975,30
Disiplin Aparatur (IKM) Damkar

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Satpol PP dan
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik - - Baik 430,00 Baik 473,00 Baik 510,00 Baik 556,00 Baik 1.969,00
Damkar
Daya Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Satpol PP dan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 25,00 Baik 16,50 Baik 18,00 Baik 19,50 Baik 21,00 Baik 100,00
Damkar
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Persentase
Peningkatan penegakan Perda
Satpol PP dan
Keamanan Dan Persen 25 26 1.008,85 27 1.510,00 28 1.679,00 29 1.857,00 30 2.049,00 30 12.943,85
Damkar
Kenyamanan
Lingkungan
Program Tingkat
Pemeliharan penyelesaian
Kantrantibmas Dan pelanggaran K3 Satpol PP dan
Persen 30 33 25,00 36 175,00 37 200,00 38 230,00 39 260,00 39 890,00
Pencegahan Tindak (ketentraman, Damkar
Kriminal ketertiban dan
keindahan )
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Cakupan
Pemberdayaan Petugas
Satpol PP dan
Masyarakat Untuk Perlindungan Persen 5 6.25 80,00 8.33 240,00 10,41 260,00 12.5 275,00 14.5 290,00 14,5 1.145,00
Damkar
Menjaga Ketertiban Masyarakat
dan Keamanan (Linmas)
Program Cakupan
Peningkatan Pelayanan
Pemberantasan Informasi Perda Satpol PP dan
Persen 4 5 - 6 77,00 8 88,00 9 99,00 10 110,00 10 374,00
Penyakit Damkar
Masyarakat (Pekat)

Program Cakupan
Peningkatan Pelayanan
Kesiagaan dan Bencana Satpol PP dan
Persen 0,16 0,23 1.197,71 0,28 2.576,60 0,32 3.512,00 0,37 4.460,00 0,41 5.380,00 0,41 17.126,31
Pencegahan Bahaya Kebakaran Damkar
Kebakaran Kabupaten/ Kota

1 05 2 Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Badan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 511,40 Baik 624,79 Baik 612,85 Baik 646,49 Baik 646,66 Baik 3.042,19
Perkantoran (IKM) Kesbangpol
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Badan
Indeks Baik Baik 521,00 Baik 250,00 Baik 210,50 Baik 180,00 Baik 535,80 Baik 1.697,30
Sarana dan (IKM) Kesbangpol
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Badan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik - - Baik 60,00 Baik 80,00 Baik 90,00 Baik 100,00 Baik 330,00
Kesbangpol
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Badan
Indeks Baik - - Baik 75,00 Baik 80,00 Baik 85,00 Baik 90,00 Baik 330,00
Kapasitas Sumber (IKM) Kesbangpol
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Badan
Skor Baik Baik 72,00 Baik 150,00 Baik 150,00 Baik 150,00 Baik 150,00 Baik 672,00
Sistem Pelaporan Kesbangpol
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Berkurangnya
Peningkatan Jumlah Konflik
Badan
Keamanan Dan sosial di Konflik 10 8 265,00 6 2.665,00 4 2.965,00 2 3.085,00 1 3.220,00 1 9.115,00
Kesbangpol
Kenyamanan masyarakat
Lingkungan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Cakupan
Pemeliharaan Pendataan WNA
Kantrantibmas dan dan Lembaga kecam Badan
12 12 20,00 - - - - - - - - 12 20,00
Pencegahan tindak Asing atan Kesbangpol
kriminal

Program Jumlah konflik


Pengembangan SARA, kasus
Wawasan teroris, dan Badan
Kasus 0 0 0 1.255,25 0 1.519,75 0 1.440,00 0 1.725,00 0 4.215,00
Kebangsaan paham ideologi 160,00 Kesbangpol
yang
menyimpang
Program Kemitraan Jumlah konflik
Pengembangan SARA, kasus
Wawasan teroris, dan Badan
Kasus 0 0 - - - - - - - - 0 100,00
Kebangsaan paham ideologi 100,00 Kesbangpol
yang
menyimpang
Program Indeks
Demokrasi Badan
Pendidikan Politik Indeks 74 74 360,00 75 250,00 76 240,00 77 265,00 78 795,00 78 1.910,00
Indonesia (IDI) Kesbangpol
Masyarakat
Cakupan
Program Ketahanan Ketahanan Badan
Persen 100 100 110,00 - - - - - - - - 100 110,00
Ekonomi Ekonomi Kesbangpol

1 06 Sosial
1 06 1 Dinas Sosial
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 709,15 Baik 978.11 Baik 1.096,75 Baik 1.211,65 Baik 1.352,94 Baik 4.370,49
Perkantoran (IKM) Sosial

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Dinas
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 168,00 Baik 500,80 Baik 440,88 Baik 484,97 Baik 533,46 Baik 2.128,11
Sosial
Prasarana Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Dinas
Sistem Pelaporan Skor Cukup Baik 20,00 Baik 160,00 Baik 143,25 Baik 158,29 Baik 175,40 Baik 656,94
Sosial
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase
Pemberdayaan jumlah keluarga
Fakir Miskin, sangat miskin
Komunitas Adat (KSM) yang
Terpencil (KAT) dan memperoleh Dinas
Persen 44,36 49,20 431,91 51,74 2.486,36 54,28 1.210,69 56,81 1.480,22 59,35 1.861,33 59,35 7.470,51
Penyandang bantuan sosial Sosial
Masalah Program Keluarga
Kesejahteraan Harapan (PKH)
Sosial (PMKS)

Program Pelayanan Persentase KSM


Dan Rehabilitasi skala yang
Kesejahteraan memperoleh
Dinas
Sosial bantuan sosial Persen 44,36 49,20 66,75 51,74 625,00 54,28 699,50 56,81 787,45 59,35 893,20 59,35 3.071,90
Sosial
untuk
pemenuhan
kebutuhan dasar
Program Pembinaan Cakupan
Panti Asuhan/Panti Pembinaan Panti
Persen 100 100 15,89 - - - - - - - - 100 15,89 Dinas Sosial
Jompo Asuhan/Panti
Jompo
Program Pembinaan Persentase
Lembaga Lembaga
Kesejahteraan Kesejahteraan
Sosial (Lks) Sosial (LKS) yang
Dinas
menyediakan Persen - - - 67 90,28 78 139,61 89 225,99 100 382,76 100 838,64
Sosial
Sarana dan
Prasarana
Pelayanan
Kesehatan Sosial
Program Persentase eks.
Pembinaaan Penyandang
Eks.Penyandang Penyakit sosial
Penyakit Sosial yang tertangani
(Eks.Narapidana, Persen 50 58 155,69 67 259,26 75 322,79 83 415,49 92 555,55 92 1.708,78 Dinas Sosial
PSK, Narkoba Dan
Penyakit Sosial
Lainnya)

Program Jumlah lembaga


Pemberdayaan pelayanan
Kelembagaan kesejahteraan Lemba
9 9 49,28 9 564,21 9 634,13 9 713,75 9 804,56 9 2.765,93 Dinas Sosial
Kesejahteraan sosial ga
Sosial
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Jumlah korban
Pencegahan Dini bencana yang
Dan menerima
Penanggulangan bantuan sosial KK 0 0 0 50 100,13 55 150,19 60 225,28 65 337,92 65 813,52 Dinas Sosial
Korban Bencana selama masa
tanggap darurat

Program Pembinaan Persentase anak


Anak Terlantar terlantar yang
Persen 0 0 0 30 175,00 35 192,50 40 211,75 45 232,93 45 812,18 Dinas Sosial
dilatih
keterampilan

1 06 2 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat
Indeks Baik Baik 586,99 Baik 744,077 Baik 836,48 Baik 920,13 Baik 1.012,15 Baik 4.099,83 BPBD
Perkantoran (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 273,81 Baik 478,11 Baik 525,92 Baik 578,51 Baik 636,36 Baik 2.492,71 BPBD
Prasarana
Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 23,40 Baik 25,74 Baik 28,32 Baik 31,15 Baik 34,26 Baik 142,87 BPBD
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik - - Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 121,00 Baik 133,10 Baik 464,10 BPBD
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 18,00 B 36,00 B 39,60 B 43,56 BB 47,92 BB 185,08 BPBD
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Persentase
Pencegahan Dan peningkatan
Mitigasi Bencana penanganan Persen - 5,90 235,40 11,76 698,94 17,64 918,84 23,52 1.010,72 29,41 1.111,79 29,41 3.975,68 BPBD
daerah rawan
bencana
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Tanggap Rata - rata
Darurat waktu tanggap
Penanggulangan darurat setelah Jam 1 1 75,00 1 257,50 1 283,25 1 311,58 1 342,74 1 1.270,06 BPBD
Bencana laporan kejadian
bencana
Program Lokasi
Rehabilitasi Dan penanganan
Lokasi 2 2 275,00 4 552,50 4 607,75 4 668,53 4 735,38 4 2.839,15 BPBD
Rekonstruksi pasca bencana
Bencana

2 Urusan Wajib Bukan


Pelayanan Dasar
2 01 Tenaga Kerja
2 01 1 Dinas Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi
Program Pelayanan Indeks Kepuasan 87,47 87,91 88,35 88,79 89,23 89,68 89,68 Dinas Tenaga
Administrasi Masyarakat Indeks Sangat Sangat 485,26 Sangat 593,26 Sangat 652,59 Sangat 717,85 Sangat 789,63 Sangat 3.238,59 Kerja dan
Perkantoran baik baik Baik Baik Baik Baik baik Transmigrasi
Program Indeks Kepuasan
99,28 99,28 99,48 99,67 99,87 99,87 99,87 Dinas Tenaga
Peningkatan Masyarakat
Indeks Sangat sangatB 71,00 Sangat 1.009,01 Sangat 369,91 Sangat 407,90 Sangat 448,19 Sangat 2.306,01 Kerja dan
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur Baik aik Baik Baik Baik Baik Baik Transmigrasi
Program Indeks Kepuasan Dinas Tenaga
Peningkatan Masyarakat 80,4 80,80 81,20 81,61 81,61
Indeks - Baik - 100,00 110,00 121,00 133,10 464,10 Kerja dan
Disiplin Aparatur (IKM) Baik Baik Baik Baik Baik
Transmigrasi
Program Indeks Kepuasan
Dinas Tenaga
Peningkatan Masyarakat 80,4 80,80 81,20 81,61 81,61
Indeks - Baik 50,00 75,00 137,50 151,25 166,38 580,13 Kerja dan
Kapasitas Sumber (IKM) Baik Baik Baik Baik Baik
Transmigrasi
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Dinas Tenaga
Pengembangan
Skor 64,07 64,26 73,74 64,45 81,11 64,65 89,22 64,84 98,14 65,04 107,96 65,04 450,17 Kerja dan
Sistem Pelaporan
Transmigrasi
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Besaran Tenaga
Peningkatan Kerja yang
Dinas Tenaga
Kualitas Dan mendapatkan
Persen 55.57 57,16 125,00 58,83 187,50 60,57 211,25 62,30 236,38 64,09 263,01 64,09 1.023,14 Kerja dan
Produktivitas pelatihan
Transmigrasi
Tenaga Kerja berbasis
kompetensi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Besaran pencari
Dinas Tenaga
Peningkatan kerja yang
Persen 44,30 45,59 100,00 46,92 588,84 48,29 657,72 49,71 730,50 51,19 789,40 51,19 2.866,46 Kerja dan
Kesempatan Kerja terdaftar yang
Transmigrasi
ditempatkan
Program Besaran
Perlindungan Dan pekerja/buruh Dinas Tenaga
Pengembangan yang menjadi Persen 72.61 74,75 250,00 76,94 752,00 79,22 832,20 81,54 919,42 84,15 1.014,36 84,15 3.767,98 Kerja dan
Lembaga peserta program Transmigrasi
Ketenagakerjaan jamsostek
Program Persentase Desa
Dinas Tenaga
Pengembangan pengembangan
Persen 5.41% 10,81 6.275,87 16,22 8.537,84 21,62 9.257,63 26,03 8.467,96 32,43 9.317,75 32,43 41.857,05 Kerja dan
Wilayah transmigrasi
Transmigrasi Transmigrasi

2 02 Pemberdayaan
Perempuan Dan
Perlindungan Anak
2 02 1 Dinas
Pemberdayaan
Perempuan Dan
Perlindungan Anak
Program Pelayanan Nilai Indeks Dinas PP dan
Administrasi Kepuasan PA
Indeks Baik Baik 675,12 Baik 729,13 Baik 794,758 Baik 874,23 Baik 961,65 Baik 4.034,91
Perkantoran Masyarakat
(IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas PP dan
Indeks Baik Baik 114,00 Baik 123,12 Baik 134,20 Baik 147,62 Baik 162,38 Baik 681,32
Sarana Dan (IKM) PA
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas PP dan
Skor Baik Baik 85,00 Baik 91,80 Baik 100,06 Baik 110,07 Baik 121,08 Baik 508,01
Sistem Pelaporan PA
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Keserasian Persentase
Kebijakan Partisipasi
Dinas PP dan
Peningkatan Perempuan di Persen 10 10 257,27 10 277,85 12,5 302,86 12,5 333,14 15 366,45 15 1.537,5
PA
Kualitas Anak Dan Lembaga
Perempuan Legislatif
Program Penguatan Kabupaten Lahat
Kelembagaan menuju Kota Status Dinas PP dan
0 Pratama 888,00 Madya 956,04 Nindya 1.035,66 Utama 1.128,92 KLA 1.230,79 KLA 5.030,24
Pengarusutamaan Layak Anak KLA PA
Gender Dan Anak (KLA)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase
Peningkatan Penurunan
Kualitas Hidup Dan Kasus Dinas PP dan
Persen 10 9,30 40,00 8,60 43,20 7,90 47,09 7,20 51,80 6,50 56,98 6,50 239,06
Perlindungan Perempuan dan PA
Perempuan Anak dari Tindak
Kekerasan
Program Persentase
Peningkatan Peran Partisipasi
Serta Dan Perempuan di Dinas PP dan
Persen 26,3 26,8 218,41 27,6 235,88 28,7 257,11 29,9 282,82 31,3 311,10 31,3 1.305,31
Kesetaraan Gender Lembaga PA
Dalam Pemerintah
Pembangunan
Program Penguatan Kabupaten Lahat
Kelembagaan menuju Kota
Status Dinas PP dan
Pengarusutamaan Layak Anak 0 Pratama 300,00 - - - - - - - - Pratama 300,00
KLA PA
Gender Dan Anak (KLA)

2 03 Pangan
2 03 1 Dinas Ketahanan
Pangan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
2.770,85 Dinas Ketahanan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 347,25 Baik 627,50 Baik 491,70 Baik 536,70 Baik 767,70 Baik
Perkantoran (IKM) Pangan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Ketahanan
Indeks Baik Baik 61,95 Baik 1.141,00 Baik 230,00 Baik 200,00 Baik 210,00 Baik 1.842,95
Sarana Dan (IKM) Pangan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Ketahanan
Indeks Baik Baik 26,00 Baik 128,00 Baik 128,00 Baik 128,00 Baik 128,00 Baik 538,00
Disiplin Aparatur (IKM) Pangan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Dinas Ketahanan
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik - Baik 50,00 Baik 60,00 Baik 70,00 Baik 80,00 Baik 260,00
Pangan
Daya Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Dinas Ketahanan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 6,00 Baik 30,00 Baik 37,00 Baik 44,00 Baik 50,00 Baik 167,00
Pangan
Kinerja Dan
Keuangan
- VII.20 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Cadangan
Peningkatan Pangan Daerah Dinas Ketahanan
Ketahanan Pangan Ton 60 100 1.260,00 120 1.920,00 130 2.430,00 140 2.975,00 150 3.695,00 150 12.280,00
(Pertanian/ Pangan
Perkebunan)
Program Tingkat
Peningkatan Pemasaran
Dinas Ketahanan
Pemasaran Hasil Hasil Produksi Persen - 100 30,00 - - - - - - - - 100 30
Pangan
Produksi Pertanian Pertanian dan
dan Perkebunan Perkebunan

2 05 Lingkungan Hidup
2 05 1 Dinas Lingkungan
Hidup
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 3.590,85 Baik 3.949,90 Baik 4.344,89 Baik 4.779,38 Baik 5.257,32 Baik 21.922,34 Dinas LH
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 4.575.86 Baik 11.369,57 Baik 12.506,52 Baik 13.757,17 Baik 15.132,89 Baik 57.342,01 Dinas LH
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 70,37 Baik 143,44 Baik 157,78 Baik 173,56 Baik 190,92 Baik 736,07 Dinas LH
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 121,00 Baik 133,10 Baik 146,41 Baik 610,51 Dinas LH
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 60,00 Baik 33,00 Baik 23,10 BB 24,31 BB 26,64 BB 167,05 Dinas LH
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Jumlah sampah
Pengembangan yang ditangani Ton/
158.650 158.650 300,00 120.923 934,39 303.517 1.027,83 522.154 1.130,61 551.479 1.243,67 551.479 5.049,58 Dinas LH
Kinerja Pengelolaan Tahun
Persampahan
Program Indeks Kualitas
Pengendalian Lingkungan
Pencemaran Dan Hidup Persen - 62,21 740,00 62,22 869,00 62,26 955,900 62,29 1.051,49 62,33 1.156,64 62,33 4.823,03 Dinas LH
Perusakan
Lingkungan Hidup
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase
Perlindungan Dan Penyelesaian
Persen 64 74 380,00 74 418,00 84 459,80 84 505,78 100 556,36 100 2.319,94 Dinas LH
Konservasi Sumber Kasus
Daya Alam Lingkungan
Program Persentase
Peningkatan Ketersediaan
Kualitas Dan Akses Data Informasi
Persen 75 85 50,00 85 55,00 90 60,50 90 66,55 100 73,21 100 305,26 Dinas LH
Informasi Sumber SDA dan LH
Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup

2 06 Administrasi
Kependudukan Dan
Capil
2 06 1 Dinas
Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil
Program Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 625,40 Baik 738,00 Baik 794,00 Baik 850,00 Baik 902,00 Baik 3.909,40 Dinas Dukcapil
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 180,00 Baik 300,00 Baik 340,00 Baik 380,00 Baik 400,00 Baik 1.600,00 Dinas Dukcapil
Saranan Dan (IKM)
Prasarana Apratur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 25,00 Baik 30,00 Baik 35,00 Baik 40,00 Baik 45,00 Baik 175,00 Dinas Dukcapil
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Penataan Persentase
Administrasi penerbitan kartu
Persen 85 86 87 88 89 91 91
Kependudukan tanda penduduk
(KTP/e-KTP)
Persentase
penerbitan kartu Persen 25,5 33 41 50 58 66 66
keluarga (KK)
1.960,02 2.085,00 2.167,00 2.749,00 2.810,00 11.771,02 Dinas Dukcapil
Persentase
penerbitan akta Persen 20 28 35 43 50 58 58
kelahiran
Persentase
peerbitan akta
Persen 14 27 41 54 68 81 81
kematian
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

2 07 Pemberdayaan
Masyarakat Desa
2 07 1 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 530,300 Baik 923,96 Baik 1.023,61 Baik 1.125,98 Baik 1.238,57 Baik 4.842,42
Perkantoran (IKM) PMD
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 140,50 Baik 654,55 Baik 720,01 Baik 792,01 Baik 871,21 Baik 3.178,27
Sarana Dan (IKM) PMD
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik - - Baik 250,00 Baik 275,00 Baik 302,50 Baik 332,75 Baik 1.160,25
Kapasitas Sumber (IKM) PMD
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas
Skor Baik Baik 60,00 Baik 96,00 Baik 105,60 Baik 116,16 Baik 127,78 Baik 505,54
Sistem Pelaporan PMD
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Swadaya
Peningkatan Masyarakat
Keberdayaan terhadap Dinas
Persen 50 50 180,00 58,33 798,00 66,66 877,80 83,33 965,58 100 1.062,14 100 3.883,52
Masyarakat Program PMD
Perdesaan Pemberdayaan
Masyarakat
Program Persentase
Pengembangan BUMDES Binaan Dinas
Persen 29,00 29,00 150,00 36,00 415,00 44,00 456,50 53,00 502,15 61,00 552,37 100 2.076,02
Lembaga Ekonomi PMD
Pedesaan
Program Persentase
Peningkatan Partisipasi
Partisipasi Masyarakat Dinas
Persen 19,44 19,44 210,00 34,72 342,00 56,94 376,20 80,55 413,82 100 455,21 100 1.797,23
Masyarakat Dalam Dalam PMD
Membangun Desa Pembangunan
Desa
Program Persentase
Peningkatan Aparatur Desa Dinas
Persen 30 30 960,00 50 3.694,00 72,22 4.063,40 95,83 4.469,74 100 4.916,72 100 18.103,86
Kapasitas Aparatur Yang Terlatih PMD
Pemerintah Desa
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase PKK
Peningkatan Peran Aktif
Dinas
Perempuanan Di Persen 33,33 33,33 1.070,00 50,00 2.177,00 66,67 2.394,70 83,33 2.634,17 100 2.897,59 100 11.173,46
PMD
Pedesaan

Program Persentase
Pemberdayaan Pemeliharaan
Pemerintahan Pasca Program Persen 22,22 22,22 950,00 44,40 1.412,50 88,00 1.553,75 94,00 1.709,13 100 1.880,04 100 7.505,42 Dinas PMD
Desa/Kelurahan Pemberdayaan
Masyarakat

2 08 Pengendalian
Penduduk Dan KB
2 08 1 Dinas Pengendalian
Penduduk Dan KB
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas Dalduk
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 384,20 Baik 440,50 Baik 468,98 Baik 494,82 Baik 520,43 Baik 2.308,93
Perkantoran (IKM) dan KB
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Dalduk
Indeks Baik Baik 966,79 Baik 747,59 Baik 1.003,70 Baik 1.053,88 Baik 182,33 Baik 3.954,29
Sarana Dan (IKM) dan KB
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Dinas Dalduk
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 168,00 - - - - - Baik 245,00 Baik 413,00
dan KB
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Dinas Dalduk
Kapasitas (IKM) Indeks Baik Baik 15,00 Baik 35,75 Baik 37,54 Baik 39,42 Baik 41,39 Baik 169,09
dan KB
Sumberdaya
Aparatur
Program NILAI LKjIP
Peningkatan Sistem Dinas Dalduk
Skor B B 14,00 B 14,70 B 15,44 B 16,21 B 17,02 B 77,36
Pelaporan Capaian dan KB
Kinerja Keuangan
Program Keluarga Angka
Berencana Pemakaian
kontrasepsi /
Dinas Dalduk
CPR bagi Persen 73,28 73,38 1.889,47 73,48 2.262,11 73,58 2.330,42 73,68 2.440,08 73,78 2.511,12 73,78 11.433,20
dan KB
perempuan
menikah usia
15-49 tahun
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Pelayanan Persentase PUS
Kontrasepsi yang ingin ber-
Dinas Dalduk
KB tidak Persen 5,09 5,07 105,00 5,05 110,25 5,03 115,76 5,01 121,55 5,0 127,63 5,0 580,19
dan KB
terpenuhi
(unmet need)
Program Kesehatan Cakupan Remaja
Reproduksi Remaja dalam PIK Dinas Dalduk
Persen 63,89 68,06 220,00 72,22 225,00 76,39 230,00 80,56 235,00 84,72 240,00 84,72 1.150,00
Remaja/ dan KB
Mahasiswa (%)
Program Pembinaan Jumlah
Peran Serta kebijakan
Masyarakat Dalam (Peraturan
Pelayanan KB/KR Daerah/
yang Mandiri Peraturan
Kepala Daerah) Kebija
0 0 1 0 2 0 2
yang mengatur kan
tentang
pengendalian
kuantitas dan Dinas Dalduk
kualitas dan KB
penduduk
Jumlah kerjasama
penyelenggaraan
pendidikan formal, 4.620,20 6.941,50 6.213,00
6.398,50 6.266,00
non formal dan Kerja
0 2 3 4 5 6 6 30.439,20
informal yg sama
melakukan
pendidikan
kependudukan
Persentase
perangkat
daerah yang
berperan aktif Dinas Dalduk
Persen 12,12 15,15 18,18 21,21 24,24 27,27 27,27
dlm dan KB
pembangunan
daerah melalui
Kampung KB
Program Promosi Cakupan
Kesehatan Ibu, Bayi kelompok
dan Anak Melalui kegiatan yang
Kelompok Kegiatan melakukan Dinas Dalduk
Persen 84,17 - - 85,22 30,00 86,28 35,00 87,34 40,00 88,39 45,00 88,39 150,00
Di Masyarakat pembinaan dan KB
keluarga melalui
8 fungsi
keluarga
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Cakupan Remaja
Pengembangan dalam PIK
Dinas Dalduk
Pusat Pelayanan Remaja/ Persen 63,89 - - 72,22 50,00 76,39 60,00 80,56 70,00 84,72 80,00 84,72 260,00
dan KB
Informasi Dan Mahasiswa
Konseling KRR
Program Cakupan Remaja
Peningkatan dalam PIK
Penanggulangan Remaja/ Dinas Dalduk
Persen 63,89 68,06 20,00 72,22 25,00 76,39 30,00 80,56 35,00 84,72 40,00 84,72 150,00
Narkoba, Pms Mahasiswa dan KB
Termasuk
HIV/AIDS
Program Penyiapan Cakupan
Tentang kelompok
Pendampingan kegiatan yang
Kelompok Bina melakukan Dinas Dalduk
Persen 84,17 - - 85,22 50,00 86,28 55,00 87,34 60,00 88,39 65,00 88,39 230,00
Keluarga pembinaan dan KB
keluarga melalui
8 fungsi
keluarga
Program Cakupan
Pengembangan anggota BKB yg
Bahan Informasi ber-KB (%)
Tentang Dinas Dalduk
Persen 77,88 78,66 20,00 79,45 25,00 80,24 30,00 81,04 35,00 81,85 40,00 81,85 150,00
Pengasuhan Dan dan KB
Pembinaan
Tumbuh Kembang
Anak
Program Cakupan
Pengembangan anggota BKB yg
Dinas Dalduk
Model Operasional ber-KB Persen 77,88 78,66 20,00 79,45 25,00 80,24 30,00 81,04 35,00 81,85 40,00 81,85 150,00
dan KB
BKB Posyandu
Padu

2 09 Perhubungan
2 09 1 Dinas
Perhubungan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 961,60 Baik 1.057,76 Baik 1.163,54 Baik 1.279,89 Baik 1.407,88 Baik 5.870,66
Perhubungan
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
598,30 Dinas
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 98,00 Baik 107,80 Baik 118,58 Baik 130,44 Baik 143,48 Baik
Perhubungan
Prasarana Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 207,00 Baik 227,70 Baik 250,47 Baik 275,52 Baik 303,07 Baik 1.263,76
Disiplin Aparatur (IKM) Perhubungan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 40,00 Baik 44,00 Baik 48,40 Baik 53,24 Baik 58,56 Baik 244,21
Kapasitas Sumber (IKM) Perhubungan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas
Skor Baik Baik 46,50 Baik 51,15 Baik 56,27 Baik 61,89 Baik 68,08 Baik 283,89
Sistem Pelaporan Perhubungan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Rasio Panjang
Pembangunan Jalan perjumlah
Dinas
Prasarana Dan kendaraan Rasio - 0,62 15,00 0,61 16,50 0,60 18,15 0,58 19,97 0,57 21.961,5 0,57 91,58
Perhubungan
Fasilitas
Perhubungan
Program Persentase
Rehabilitasi Dan jumlah rambu
Pemeliharaan yang di pelihara Dinas
Persen - 46,51 25,00 93,02 27,50 100,00 30,25 0,00 0 0,00 0 100,00 100
Prasarana Dan Perhubungan
Fasilitas LLAJ
Angkutan Jalan
Program Persentase
Peningkatan Layanan Dinas
Persen 4,84 4,82 969,50 4,79 1.066,45 4,76 1.173,10 4,73 1.290,41 4,71 1.419,45 4,71 5.918,90
Pelayanan Angkutan Darat Perhubungan
Angkutan
Program Jumlah terminal
Pembangunan
Dinas
Sarana dan Unit 0 2 200,00 2 220,00 2 242,00 2 266,20 2 292,82 2 1.221,20
Perhubungan
Prasarana
Perhubungan
Program Persentase
Pengendalian dan Pemasangan Dinas
Persen - - - 78,18 665,00 85,45 731,50 92,72 804,65 100 885,12 100 3.086,27
Pengamanan Lalu Rambu-Rambu Perhubungan
Lintas
Program Persentase
Peningkatan Kepemilikan
Kelaikan Angkutan Umum
Dinas
Pengoprasian Persen 66,66 67,61 40,00 68,57 44,00 69.52 48,40 70,47 53,24 71,42 58,56 71,42 244,21
Perhubungan
Kendaraan
Bermotor
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

2 10 Komunikasi Dan
Informatika
2 10 1 Dinas Komunikasi
Dan Informatika
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks C CC 953,00 CC 1.015,45 CC 1.072,51 Baik 1.131,75 Baik 1.190,14 Baik 5.362,84 Dinas Kominfo
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks C CC 160,970 CC 879,20 CC 85,36 Baik 92,05 Baik 112,21 Baik 1.329,79 Dinas Kominfo
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Indeks C CC 35,00 CC 35,00 CC 35,00 Baik 35,00 Baik 35,00 Baik 175,00 Dinas Kominfo
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kapasitas (IKM) Indeks C CC 120,00 CC 132,00 CC 138,00 Baik 151,00 Baik 159,00 Baik 700,00 Dinas Kominfo
Sumberdaya
Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor C CC 55,00 CC 51,30 CC 52,84 Baik 54.85 Baik 57,59 Baik 216,59 Dinas Kominfo
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Cakupan
Pengembangan layanan
Mass
Komunikasi, komunikasi - 14 2.400,00 15 15.105,00 16 15.133,31 17 15.241,09 18 15.278,82 18 63.158,22 Dinas Kominfo
Media
Informasi, Dan informasi dan
Media Massa media masa
Program Jumlah OPD
Pengembangan Penerima data
OPD - 34 100,00 34 110,00 34 121,00 34 133,10 34 146,41 34 610,51 Dinas Kominfo
Data/Informasi/ statistik daerah
Statistik Daerah
Program Kerjasama Jumlah
Informasi Dengan Penerima
Kecam
Masmedia informasi - 24 680,00 24 748,00 24 795,30 24 869,99 24 920,14 24 4.013,43 Dinas Kominfo
atan
pembangunan
daerah
Program Optimalisasi Indeks Kepuasan
Pemanfaatan Masyarakat
Indeks C CC 175,00 CC 175,00 CC 175,00 Baik 175,00 Baik 175,00 Baik 875,00 Dinas Kominfo
Teknologi Informasi (IKM)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

2 11 Koperasi, Usaha
Kecil Dan
Menengah
2 11 1 Dinas Koperasi,
Usaha Kecil Dan
Menengah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Dinas Koperasi
Indeks Baik Baik 476,55 Baik 548,74 Baik 604,33 Baik 665,13 Baik 733,08 Baik 3.027,81
Perkantoran (IKM) UKM

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat Dinas Koperasi
Indeks Baik Baik 263,62 Baik 1.008,49 Baik 564,34 Baik 603,77 Baik 697,15 Baik 3.137,37
Sarana Dan (IKM) UKM
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
315,06 Dinas Koperasi
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 25,00 Baik 62,50 Baik 68,75 Baik 75,63 Baik 83,19 Baik
Disiplin Aparatur (IKM) UKM
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Koperasi
Indeks Baik Baik BAIK 185,00 BAIK 203,50 BAIK 223,85 BAIK 246,24 BAIK 858,59
Kapasitas Sumber (IKM) UKM
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas Koperasi
Skor 50,35 60,25 64,24 65 70,67 70 77,73 70,25 85,51 75 94,06 75 392,19
Sistem Pelaporan UKM
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Penciptaan Persentase Dinas Koperasi
Iklim Usaha Kecil pertumbuhan UKM
Persen 61,20 62,60 35,00 63,94 913,50 65,22 1.044,85 66,45 1.149,34 67,63 1.597,02 67,63 4.739,71
Menengah Yang Usaha Mkro
Kondusif Kecil
Program Persentase
Pengembangan Usaha Koperasi
Kewirausahaan dan UKM yang
Dan Keunggulan tumbuh, Persen - - 0 1,12 1,34 1,60 2,25 2,25
Kompetitif Usaha bekembang dan
Kecil Menengah berdaya saing
Dinas Koperasi
1.275,00 1.402,50 1.542,75 1.697,03 5.917,28
UKM
Persentase
Koperasi dan
UKM yang
Persen 0 0 0,96 1,28 1,55 1,87 1,87
Unggul memiliki
kompetensi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Pengembangan Persentase Dinas Koperasi
Sistem Pendukung Penguatan UKM
Usaha Bagi Usaha Permodalan bagi
Persen 0 0 1,18 1,39 1,87 2,03 2,03
Mikro Kecil Koperasi bagi
Menengah Koperas dan
UKM
Persentase
65,00 1.440,00 1.629,00 6.896,99
Pengembangan 1.791,90
1.971,09
jaringan
Persen 0 0,32 1 1,55 1,87 2,41 2,41
Kerjasama
Usaha Kopreasi
dan UKM
Persentase UMK
yang memiliki
Persen 4,05 5,62 7,07 8,39 8,68 10,75 10,75
Izin IUMK

Program Persentase Dinas Koperasi


Peningkatan Koperasi Aktif Persen 22,14 25,06 27,84 30,50 33,05 35,49 35,49 UKM
Kualitas
Kelembagaan Persentase
Koperasi Koperasi 300,00 905,00 1.048,00 1.152,80
Persen 0 9,32 18,22 22,27 26,14 34,12 34,12
berkembang 1.268,08 4.673,88

Persentase
Koperasi Sehat
Persen 6,32 9,09 18,0 21,4 25,8 29,4 29,4
dan Berprestasi

2 12 Penanaman Modal
2 12 1 Dinas Penanaman
Modal Dan
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
Program Pelayanan Indeks Kepuasan Dinas PM dan
Adm Perkantoran Masyarakat Indeks Baik Baik 951,83 Baik 1.336,89 Baik 1.472,62 Baik 1.612,68 Baik 1.766,75 Baik 7.140,76 PTSP
(IKM)
Program Indeks Kepuasan Dinas PM dan
Peningkatan Masyarakat PTSP
Indeks Baik Baik 136,76 Baik 9.020,44 Baik 308,48 Baik 339,33 Baik 373,26 Baik 10.178,28
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan Dinas PM dan
Peningkatan Masyarakat PTSP
Indeks Baik - - Baik 45,00 Baik 49,50 Baik 54,45 Baik 59,90 Baik 208,85
Disiplin Aparatur (IKM)
- VII.30 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas PM dan
Indeks Baik Baik 34,50 Baik 187,95 Baik 206,75 Baik 227,42 Baik 250,16 Baik 906,78
Kapasitas Sumber (IKM) PTSP
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas PM dan
Skor Baik Baik 71,51 Baik 172,14 Baik 189,35 Baik 208,28 Baik 229,11 Baik 870,39
Sistem Pelaporan PTSP
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Jumlah investor Dinas PM dan
Peningkatan berskala 100,00 PTSP
Investor 8 10 12 1.531,56 15 1.684,71 18 1.853,18 20 2.038,50 20 2.038,50
Promosi Dan nasional
Kerjasama Investasi (PMDN/PMA)
Program Jumlah nilai Dinas PM dan
Peningkatan Iklim investasi PTSP
165 180 228,00 185 190 1.296,66 195 1.426,32 200 200 5.698,72
Investasi Dan berskala Milyar 1.178,78 1.568,96
Realisasi Investasi nasional
(PMDN/PMA)
Program Pelayanan Indeks Kepuasan Dinas PM dan
Perizinan Masyarakat Indeks 85,075 87 40,00 88 270,08 90 297,09 91 326,80 93 359,48 93 1.293,46 PTSP
(IKM)
Program Jumlah izin yang Dinas PM dan
Pengembangan diberikan Izin 5.000 5.500 - 5.700 289,58 6.000 318,54 6.200 350,39 6.500 385,43 6.500 1.343,92 PTSP
Pelayanan Perizinan
Program Jumlah kasus
Pengendalian Dan pengaduan
Pengaduan Atas pelayanan 25,00 212,72 234,00 257,40 283,14 1.012,25 Dinas PM dan
Kasus 1 3 3 3 3 3 3
Kinerja Pelayanan perizinan PTSP
Perizinan dan
Penanaman Modal

2 13 Kepemudaan Dan
Olahraga
2 13 1 Dinas Pemuda Dan
Olahraga
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas Pemuda
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 547,40 Baik 669,14 Baik 730,57 Baik 792,13 Baik 853,57 Baik 3.592,81
dan Olahraga
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Dinas Pemuda
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 30,00 Baik 250,00 Baik 273,00 Baik 296,00 Baik 319,00 Baik 1.168,00
dan Olahraga
Prasarana Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Dinas Pemuda
Peningkatan Masyarakat Indeks 0 0 0 Baik 40,00 Baik 44,00 Baik 48,40 Baik 53,24 Baik 185,64
dan Olahraga
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas Pemuda
Indeks 0 0 0 Baik 60,00 Baik 66,00 Baik 72,60 Baik 79,86 Baik 278,46
Kapasitas Sumber (IKM) dan Olahraga
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan 69,21 69,21 69,21 69,21 69,21 69,21 69,21 Dinas Pemuda
Skor 107,71 336,98 370,16 403,34 436.52 1.218,19
Sistem Pelaporan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik dan Olahraga
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Jumlah pemuda
Peningkatan Peran yang berprestasi Peserta
36 36 36 36 36 36 36
Serta Kepemudaan di tingkat Kab, Dinas Pemuda
4 4 1.025,00 4 1.277,50 4 1.404,50 4 1.522,00 4 1.639,50 4 6.868,50
Kabupaten, Provinsi dan Olahraga
- - - - - - -
provinsi dan Nas
Nasional
Program Persentase
Peningkatan Upaya Wirausaha Muda
Penumbuhan Dinas Pemuda
Persen - - - 20 70,00 25 77,00 30 84,70 35 93,18 35 324,88
Kewirausahaan dan Olahraga
Dan Kecakapan
Hidup
Program Upaya Persentase
Pencegahan pemuda yang Dinas Pemuda
Persen 0,09 0,20 135,00 0,31 200,00 0,44 213,50 0,60 227,00 0,78 240,50 0,78 1.016,00
Penyalahgunaan telah diberikan dan Olahraga
Narkoba penyuluhan
Program Pembinaan Cakupan
Dan pembinaan Dinas Pemuda
Persen 3 31 890,00 41 5.750,00 44 6.315,00 47 6.880,00 50 7.445,00 50 27.280,00
Pemasyarakatan olahraga dan Olahraga
Olahraga
Program Jumlah atlet
Peningkatan berprestasi Dinas Pemuda
Atlet 0 98 1.490,00 100 1.639,00 105 1.788,00 108 1.937,00 110 2.086,00 110 8.940,00
Sarana Dan dan Olahraga
Prasarana Olahraga
Program Cakupan
Pengembangan Pengembangan
Data, Penyusunan DataPenyusunan
Rencana, Rencana, Dinas Pemuda
Persen 100 100 19,40 100 19,40 100 19,40 100 19,40 100 19,40 100 97,00
Monitoring Evaluasi Monitoring dan Olahraga
dan Bantuan Evaluasi dan
Insidential Bantuan
Insidential
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

2 17 Perpustakaan
2 17 1 Dinas Perpustakaan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Dinas
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 628,10 Baik 701,20 Baik 749,00 Baik 813,00 Baik 844,00 Baik 3.735,30
Perpustakaan
Perkantoran
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 1.159,95 Baik 134,00 Baik 150,00 Baik 170,00 Baik 180,00 Baik 1.793,95
Sarana Dan Perpustakaan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Dinas
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik - Baik 40,00 Baik 40,00 Baik 40,00 Baik 40,00 Baik 160,00
Perpustakaan
Disiplin Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan 300,00 Dinas
Skor Baik Baik 60,00 Baik 60,00 Baik 60,00 Baik 60,00 Baik 60,00 Baik
Sistem Pelaporan Perpustakaan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Jumlah
Pengembangan Pengunjung
Dinas
Budaya Baca Dan Perpustakaan Orang 45.248 46.000 600,00 47.000 1.020,00 47.500 1.030,00 48.000 1.130,00 50.000 1.130,00 50.000 4.910,00
Perpustakaan
Pembinaan Per Tahun
Perpustakaan
Program Indeks
Pemeliharaan Rutin Kepuasan
Indek Dinas
/ Berkala Sarana Masyarakat Baik Baik 50,00 Baik 150,00 baik 150,00 Baik 175,00 Baik 175,00 Baik 700,00
s Perpustakaan
Dan Prasarana (IKM)
Kearsipan
Program Jumlah
Penyelamatan Dan Dokumen /
dokum Dinas
Pelestrasian Arsip yang 1 20 25,00 20 50,00 20 50,00 20 50,00 20 50,00 20 225,00
en Perpustakaan
Dokumen/Arsip berhasil
Daerah dilestarikan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 25,00 Baik 50,00 Baik 50,00 Baik 50,00 Baik 50,00 Baik 225,00
Kualitas Pelayanan (IKM) Perpustakaan
Informasi
Program Perbaikan Indeks Kepuasan
Sistem Administrasi Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik - Baik 150,00 Baik 150,00 Baik 150,00 Baik 150,00 Baik 600,00
Kearsipan (IKM) Perpustakaan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
3 Urusan Pilihan
3 01 Kelautan dan
Perikanan
3 01 1 Dinas Perikanan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 639,60 Baik 670,72 Baik 730,44 Baik 738,06 Baik 790,78 Baik 3.569,60 Dinas Perikanan
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 83,00 Baik 934,00 Baik 1.213,00 Baik 1.483,00 Baik 1.507,00 Baik 5.220,00 Dinas Perikanan
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 75,00 Baik 96,00 Baik 102,00 Baik 102,00 Baik 105,50 Baik 480,50 Dinas Perikanan
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 0 Baik 200,00 Baik 240,00 Baik 240,00 Baik 280,00 Baik 960,00 Dinas Perikanan
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 30,00 Baik 30,00 Baik 30,00 Baik 30,00 Baik 30,00 Baik 160,00 Dinas Perikanan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Produksi
Pegembangan Perikanan
Ton 7874.8 8000 439,90 8100 850,40 8186.8 1.000,00 8186.8 1.020,00 8250 1.169,00 8250 4.479,30 Dinas Perikanan
Budidaya Budidaya
Perikanan
Program Produksi
Pegembangan Perikanan
Ton 398.8 400 81,89 402 125,00 404 142,00 406 155,00 408 155,00 408 658,90 Dinas Perikanan
Perikanan Tangkap Tangkap

Program Cakupan Bina


Pegembangan Kelompok
Kelom 165,00 748,00
Sistem Penyuluhan Nelayan 30 40 135,00 40 137,00 50 153,00 52 158,00 55 55 Dinas Perikanan
pok
Perikanan

Program Komsumsi Ikan


Optimalisasi
kg/
Pengelolaan Dan
kapita/ 24,84 24,90 55,00 25,02 355,00 25,60 375,00 25,98 395,00 25,98 415,00 25,98 1.595,00 Dinas Perikanan
Pemasaran Poduksi
tahun
Perikanan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Produksi
Pengembangan Perikanan
Kawasan Budidaya Kelompok Ton 19 20 338,00 21 310,00 22 315,00 23 330,00 24 360,00 24 1.653,00 Dinas Perikanan
Laut, Air Payau Nelayan
Dan Air Tawar

3 02 Pariwisata
3 02 1 Dinas Pariwisata
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 824,60 Baik 942,33 Baik 994,55 Baik 1.045,47 Baik 1.098,80 Baik 4.905.,48 Dinas Pariwisata
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 170,76 Baik 1.644,79 Baik 199,28 Baik 209,25 Baik 1.174,71 Baik 3.398,79 Dinas Pariwisata
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik - Baik 108,00 Baik 113,40 Baik 119,07 Baik 125,02 Baik 465,49 Dinas Pariwisata
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 41,44 Baik 43,52 Baik 45,69 Baik 47,98 Baik 50,38 Baik 229,00 Dinas Pariwisata
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Keuangan
Program Jumlah
Pengembangan kunjungan para
Orang 54.167 55.000 52,17 57.000 525,00 59.000 236,25 61.000 248,06 63.000 260,47 63.000 1.269,78 Dinas Pariwisata
Pemasaran wisatawan
Pariwisata
Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175
Program Jumlah
Pengembangan kunjungan para Dinas
Orang 54.167 55.000 3.159,58 57.000 8.837,75 59.000 5.199,63 61.000 5.669,62 63.000 5.848,10 63.000 28.714,70
Destinasi wisatawan Pariwisata
Pariwisata
Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175
Program Jumlah
4.844,
Pengembangan kunjungan para Orang 54.167 55.000 600,00 57.000 984,78 59.000 1.034,02 61.000 1.085,72 63.000 1.140,00 4.896,67 Dinas Pariwisata
Kemitraan wisatawan 50
Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Jumlah
Pengembangan kunjungan para Orang 54.167 55.000 145,00 57.000 230,00 59.000 241,50 61.000 253,58 63.000 266,25 63.000 1.136,33 Dinas Pariwisata
Apresiasi Duta wisatawan
Pariwisata Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175
Program Jumlah Karya
Pengembangan Budaya yang Karya Dinas
7 7 107,000 7 1.040,00 7 1.147,50 7 1.255,88 7 1.365,18 7 4.915,54
Nilai Budaya direvitalisasi dan Budaya Pariwisata
di inventarisasi
Program Jumlah
Dinas
Pengelolaan Dan kunjungan para Orang 54.167 55.000 348,000 57.000 681,65 59.000 758,23 61.000 835,64 63.000 913,93 63.000 3.537,45
Pariwisata
Apresiasi wisatawan
Keragaman Budaya Wisnus Orang 54.082 54.905 56.900 58.875 60.850 62.825 62.825
Daerah Wisman Orang 85 95 100 125 150 175 175

3 03 Pertanian
3 03 1 Dinas Pertanian
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 1.397,14 Baik 1.854,40 Baik 1.897,82 Baik 1.661,99 Baik 1.800,37 Baik 8.611,70 Dinas Pertanian
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 217,86 Baik 1.690,00 Baik 166,88 Baik 400,81 Baik 269,83 Baik 2.745,39 Dinas Pertanian
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks 0 0 - Baik 165,38 Baik 165,38 Baik - Baik 173,25 Baik 504,00 Dinas Pertanian
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Indeks 0 0 - Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 121,00 Baik 133,05 Baik 464,05 Dinas Pertanian
Kapasitas Aparatur (IKM)

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Skor C CC 82,50 B 46,60 B 46,60 B 46,60 B 51,26 B 273,56 Dinas Pertanian
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Cakupan bina


Peningkatan kelompok tani
Kesejahteraan Persen 0 40 1.907,00 45 2.265,01 50 1.734,82 55 1.746,62 60 1.919,73 60 9.573,18 Dinas Pertanian
Petani
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Kontribusi sector
Peningkatan pertanian
Ketahanan Pangan terhadap PDRB
Persen 0,353 0,325 110,19 0,320 139,16 0,315 149,08 0,300 165,73 0,295 173,97 0,295 738,13 Dinas Pertanian
( Pertanian/
Perkebunan )

Program Persentase
Peningkatan produk
Pemasaran Hasil pertanian yang
Persen 0 100 153,23 - - - - - - - - 100 153,23 Dinas Pertanian
Produksi Pertanian di kenal
/ Perkebunan

Program Produksi
Peningkatan tanaman pangan
Penerapan (ton)
Teknologi Pertanian - Padi
Ton 219.330 218.044 254.815 280.440 306.565 333.190 333.190
/ Perkebunan
- Jagung
Ton 9.347 1.100 1.180 1.230 1.350 1.530 1.530
- Kedele
Ton 572 2.380 2.427 2.474 2.521 2.570 2.570
Produksi
tanaman
hortikultura(ton)
- Duku
Kuintal 642 661 681 701 722 744 744
10.939,75
- Durian 11.496,10 11.498,40 10.917,95
Kuintal 81.441 83.884 11.251,00 86.400 88.992 91.662 94.411 94.411 56.103,20 Dinas Pertanian
- Manggis
Kuintal 1.493 1.538 1.584 1.622 1.681 1.731 1.731
- Cabe besar Kuintal 7.814 8.048 8.289 8.538 8.794 9.058 9.058
Produksi
perkebunan
rakyat (ton)
Kopi Ton 21.605 21.000 21.250 21.500 21.750 21.950 21.950
Karet
Ton 50.593 50.100 50.150 50.200 50.250 50.300 50.300
Kakao
Ton 2.280 2.150 2.155 2.160 2.165 2.165 2.165
Kelapa Sawit
Ton 131.906 70.250 70.300 70.350 70.400 70.450 70.450
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Produksi Dinas Pertanian
Peningkatan tanaman pangan
Produksi .- Padi
Ton 219.330 218.044 254.815 280.440 306.565 333.190 333.190
Pertanian/
Perkebunan - Jagung Ton 9.347 1.100 1.180 1.230 1.350 1.530 1.530
- Kedele
Ton 572 2.380 2.427 2.474 2.521 2.570 2.570
Produksi
tanaman
hortikultura
- Duku Kuintal 642 661 681 701 722 744 744
- Durian Kuintal 81.441 83.884 86.400 88.992 91.662 94.411 94.411
8.472,67 8.734,38 9.033,52 9.376,87 9.738,83 45.356,27
- Manggis Kuintal 1.493 1.538 1.584 1.622 1.681 1.731 1.731
- Cabe besar Kuintal 7.814 8.048 8.289 8.538 8.794 9.058 9.058
Produksi
perkebunan
rakyat
Kopi Ton 21.605 21.000 21.250 21.500 21.750 21.950 21.950
Karet
Ton 50.593 50.100 50.150 50.200 50.250 50.300 50.300
Kakao
Ton 2.280 2.150 2.155 2.160 2.165 2.165 2.165
Kelapa Sawit
Ton 131.906 70.250 70.300 70.350 70.400 70.450 70.450
Program Penyuluh PNS
Pemberdayaan danTHL-TBPP
Penyuluh yang
Pertanian/ mengikuti
Orang 0 15 346,56 15 546,10 20 553,40 20 568,90 25 592,50 25 2.606,96 Dinas Pertanian
Perkebunan pelatihan
Lapangan bintek dan
sosialisasi

Program Persentase
Pencegahan Dan penurunan
Persen 80 82,4 40,00 84,9 204,00 87,4 216,40 90 216,40 92,7 240,45 92,7 917,25 Dinas Pertanian
Penanggulangan penyakit ternak
Penyakit Ternak
, Program Produksi
Peningkatan peternakan :
Produksi Hasil Produksi daging 4.917,1 5.064,6 5.534,2
Ton 4.810 0 120,00 1 432,00 5.216,55 540,20 5.373,05 540,20 5.534,24 747,38 4 2.513,83 Dinas Pertanian
Peternakan
Produksi telur 2.521,9 2.597,6 2.828,4
Ton 2.433 6 2 2.675,55 2.755,81 2.828,49 9
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

3 06 Perdagangan
3 06 1 Dinas Perdagangan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
740,83 3.089,18 Dinas
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 506,00 Baik 556,60 Baik 612,26 Baik 673,49 Baik Baik
Perdagangan
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 30,00 Baik 236,00 Baik 91,30 Baik 100,43 Baik 110,47 Baik 568,20
Sarana Dan (IKM) Perdagangan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Dinas
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik - Baik 136,00 Baik 138,60 Baik 152,46 Baik 167,71 Baik 594,77
Disiplin Aparatur (IKM) Perdagangan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Dinas
Indeks Baik Baik 50,00 Baik 145,00 Baik 159,50 Baik 175,45 Baik 193,00 Baik 722,95
Kapasitas Sumber (IKM) Perdagangan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Dinas
Skor Baik Baik 50,00 Baik 90,00 Baik 94,00 Baik 98,40 Baik 113,24 Baik 445,64
Sistem Pelaporan Perdagangan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Cakupan bina
Peningkatan kelompok Dinas
Persen 20,21 27,21 50,00 34,21 451,50 41,21 487,05 48,21 296,64 55,21 322,48 55,21 1.607,66
Kapasitas Iptek pengrajin/IKM Perdagangan
Sistem Produksi RT
Program Jumlah
Perlindungan pedagang yang
1142 1192 1240 1289 1341 1394 1394 Dinas
Konsumen Dan selesai dibina Orang 150,00 360,00 393,00 429,09 468,56 1.800,65
Orang Orang orang orang orang orang orang Perdagangan
Pengamanan
Perdagangan
Program Jumlah IKM dan
Pengembangan pengrajin yang 1071 1101 1131 1161 1191 1221 1221 Dinas
Persen 50,00 1.100,00 1.180,00 1.168,00 1.264,80 4.762,80
Industri Kecil Dan selesai dibina Orang orang orang orang orang orang orang Perdagangan
Menengah
Program Persentase
Peningkatan dan Peningkatan dan Dinas
Persen 100 100 500,00 100 500,00 100 500,00 100 500,00 100 500,00 100 2.500,00
Pengembangan Pengembangan Perdagangan
Ekspor Ekspor
Program Cakupan bina
Peningkatan kelompok
Dinas
Kemampuan pengrajin/IKM Persen 18,03 25,03 50,00 32,03 408,50 39,03 437,75 46,03 469,80 53,03 504,95 53,03 1.871,00
Perdagangan
Teknologi Industri RT
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Jumlah PAD dari
Intensifikasi Dan pelayanan pasar
Juta Dinas
Ekstensifikasi daerah 780,00 50,00 66,00 72,60 811,88 79,86 819,99 87,85 819,99 356,31
Rupiah 795,88 795,88 803,84 Perdagangan
Sumber-Sumber
Pendapatan Daerah
Program Jumlah pasar
Peningkatan yang selesai
98 101 104 107 110 110 Dinas
Efisiensi dikembangkan Unit 96 unit 2.082,40 2.731,75 2.781,71 3.056,45 3.358,42 14.010,70
unit unit unit unit unit unit Perdagangan
Perdagangan Dalam
Negeri
Program Pembinaan Cakupan bina
Pedagang Kaki kelompok Dinas
Persen 35,69 39,69 100,00 43,69 578,00 47,69 622,96 51,69 671,52 55,69 723,97 55,69 2.696,50
Lima dan Asongan pedagang Perdagangan

4 Urusan
Pemerintahan
Fungsi Penunjang
4 01 Administrasi
Pemerintahan

4 01 3 Sekretariat Daerah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 21.316,83 Baik 23.533,52 Baik 25.886,87 Baik 28.475,55 Baik 31.323,11 Baik 130.535,88 Setda
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 13.966,06 Baik 15.944,54 Baik 17.538,99 Baik 19.292,89 Baik 21.222,18 Baik 87.964,66 Setda
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 340,30 Baik 509,37 Baik 560,31 Baik 616,34 Baik 677,97 Baik 2.704,29 Setda
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 240,00 Baik 2.579,00 Baik 2.836,90 Baik 3.120,59 Baik 3.432,65 Baik 12.209,14 Setda
Daya Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 895,00 Baik 4.272,50 Baik 4.699,75 Baik 5.169,73 Baik 5.686,70 Baik 20.723,68 Setda
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
- VII.40 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Dan Masyarakat
Pengembangan (IKM) Indeks Baik Baik 120,00 - - - - - - - - Baik 120,00 Setda
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Keamanan Dan (IKM) Indeks Baik Baik 675,00 - - - - - - - - Baik 675,00 Setda
Kenyamanan
Lingkungan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Pelayanan (IKM)
Indeks Baik Baik 2.577,50 Baik 3.127,50 Baik 3.440,25 Baik 3.784,28 Baik 4.162,70 Baik 17.092,23 Setda
Kedinasan Kepala
Daerah/Wakil
Kepala Daerah
Program Pembinaan Indeks Kepuasan
Dan Pengembangan Masyarakat
Di Bidang (IKM) Indeks Baik Baik 1.138,00 Baik 1.251,80 Baik 1.376,98 Baik 1.514,68 Baik 1.666,15 Baik 6.947,61 Setda
Ketenagalistrikan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Dan Masyarakat
Pengembangan (IKM) Indeks Baik Baik 535,00 Baik 3.161,50 Baik 3.477,65 Baik 3.825,42 Baik 4.207,96 Baik 15.207,53 Setda
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Program Kerjasama Indeks Kepuasan
Informasi Dengan Masyarakat Indeks - Baik 125,00 - - - - - - - - 100 125,00 Setda
Mas Media (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pendataan, Masyarakat
Pemantauan, (IKM)
Pengawasan Pupuk Indeks Baik Baik 275,00 Baik 425,00 Baik 467,50 Baik 514,25 Baik 565,68 Baik 2.247,43 Setda
Bersubsidi, HET,
Raskin, Situ Dan
Sembako
Program Jumlah Muzakki
Orang 1.078 1.100 1.125 1.150 1.175 1.200 1.200
Pengembangan (Wajib Zakat)
Mental Spiritual Jumlah
Dan Nasionalisme Mustahik Orang 3.600 3.650 3.700 3.750 3.800 3.850 3.850
(Penerima Zakat) 5.050,00 8.825,00 9.387,50 10.326,25 11.358,88 44.947,63 Setda
Persentase
masyarakat
Persen 70 75 80 85 90 95 95
bebas buta
aksara Alquran
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Sistem Masyarakat
Pengawasan (IKM)
Internal Dan Indeks Baik Baik 280,00 - - - - - - - - Baik 280,00 Setda
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan Kdh
Program Indeks Kepuasan
Mengintensifikan Masyarakat
Pengaduan (IKM) Indeks Baik Baik 250,00 Baik 275,00 Baik 302,50 Baik 332,75 Baik 366,03 Baik 1.526,28 Setda
Masyarakat

Program Indeks Kepuasan


Penataan Masyarakat
Peraturan (IKM) Indeks Baik Baik 415,00 Baik 1.872,50 Baik 2.059,75 Baik 2.265,73 Baik 2.492,30 Baik 9.105,28 Setda
Perundang-
Undangan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kerjasama Dengan (IKM)
Lembaga
Indeks Baik Baik 285,00 Baik 220,00 Baik 242,00 Baik 266,20 Baik 292,82 Baik 1.306,02 Setda
Pemerintah/
Lembaga Non
Pemerintah

Program Pelayanan Indeks Kepuasan


Pemilihan Masyarakat Indeks Baik Baik 424,85 Baik 552,34 Baik 607,57 Baik 668,33 Baik 735,16 Baik 2.988,25 Setda
Penyedia Barang (IKM)
Dan Jasa
Program Penataan Indeks Kepuasan
Daerah Otonomi Masyarakat Indeks Baik Baik 175,00 Baik 850,00 Baik 935,00 Baik 1.028,50 Baik 1.131,35 Baik 4.119,85 Setda
Baru (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Dan Masyarakat
Pengawasan (IKM)
Indeks Baik Baik 130,00 Baik 210,00 Baik 231,00 Baik 254,10 Baik 279,51 Baik 1.104,61 Setda
Kebijakan Otonomi
Daerah

Program Indeks Kepuasan


Pendataan, Masyarakat
Pembinaan Dan (IKM)
Pengawasan SDA Indeks Baik Baik 300,00 Baik 570,00 Baik 627,00 Baik 689,70 Baik 758,67 Baik 2.945,37 Setda
(Pengelolaan Dan
Pengembangan
SDA )
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Pengendalian Masyarakat Indeks Baik Baik 60,00 - - - - - - - - Baik 60,00 Setda
Pemanfaatan Ruang (IKM)
Program Penataan Indeks Kepuasan
Dan Pengembangan Masyarakat
Indeks Baik - - Baik 220,00 Baik 242,00 Baik 266,20 Baik 292,82 Baik 1.021,02 Setda
Administrasi (IKM)
Pemerintahan
Program Indeks Kepuasan
Optimalisasi Masyarakat
Indeks Baik - - Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 121,00 Baik 133,10 Baik 464,10 Setda
Pemanfaatan (IKM)
Teknologi Informasi
Program Kerja Indeks Kepuasan
Sama Antar Masyarakat Indeks Baik - 17 550,00 17 605,00 17 665,50 17 732,05 17 2.552,55 Setda
Pemerintah Daerah (IKM)
Program Penegasan Indeks Kepuasan
Batas Daerah Masyarakat Indeks Baik - - Baik 1.000,00 Baik 990,00 Baik 1.089,00 Baik 1.317,90 Baik 4.396,90 Setda
(IKM)

4 01 4 Sekretariat DPRD

Program Pelayanan Indeks Kepuasan


Jasa Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 51.253,34 Baik 56.378,68 Baik 62.016,55 Baik 68.218,20 Baik 75.040,02 Baik 312.916,78 Setwan
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 2.543,24 Baik 801,07 Baik 881,17 Baik 969,29 Baik 1.066,22 Baik 6.260,98 Setwan
Sarana Prasarana (IKM)
Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 348,00 Baik 382,80 Baik 421,08 Baik 463,19 Baik 509,51 Baik 2.124,55 Setwan
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 50,00 Baik 100,00 Baik 100,00 Baik 100,00 Baik 100,00 Baik 450,00 Setwan
Daya Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 145,14 Baik 159,65 Baik 175,61 Baik 193,17 Baik 212,49 Baik 886,05 Setwan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Terintegrasi
Peningkatan program-program
Kapasitas Lembaga DPRD untuk
Perwakilan Rakyat melaksanakan
Daerah fungsi
pengawasan,
Ada/
pembentukan
Tidak Ada Ada 4.494,97 Ada 4.944,47 Ada 5.438,92 Ada 5.982,81 Ada 6.581,09 Ada 27.442,25 Setwan
perda dan
Ada
anggaran kedalam
dokumen
perencanaan dan
dokumen
anggaran Setwan
DPRD

4 01 8 Kecamatan Lahat
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 327,02 Baik 334,28 Baik 343,60 Baik 358,80 Baik 398,80 Baik 1.435,48
Perkantoran (IKM) Lahat

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 40,73 Baik 61,00 Baik 63,00 Baik 66,00 3 unit 69,00 Baik 259,00
Lahat
Prasarana Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Kecamatan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 30,00 Baik 42,00 Baik 44,00 Baik 48,00 Baik 72,00 Baik 206,00
Lahat
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Indeks Kepuasan


Pembangunan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 6.921,85 - - - - - - - - Baik 6.921,85
Jalan dan (IKM) Lahat
Jembatan
Program Pendidkan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Anak Usia Dini Masyarakat Indeks Baik Baik 15,44 - - - - - - - - Baik 15,44
Lahat
(IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Kecamatan
Kinerja Pengelolaan (IKM) Indeks Baik Baik 595,20 Baik 597,20 Baik 600,00 Baik 700,00 Baik 800,00 Baik 3.292,4
Lahat
Persampahan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Kualitas dan (IKM) Indeks Baik Baik 414,73 - - - - - - - - Baik 414,73
Lahat
Produktivitas
Tenaga Kerja
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Lingkungan Sehat Masyarakat Indeks Baik Baik 115,00 - - - - - - - - Baik 115,00
Lahat
Perumahan (IKM)
Program Upaya Indeks Kepuasan
Kecamatan
Kesehatan Masyarakat Indeks Baik Baik 307,50 - - - - - - - - Baik 307,50
Masyarakat (IKM) Lahat
Program Indeks Kepuasan
Pembangunan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 115,00 - - - - - - - - Baik 115,00
Turap/Talud/ (IKM) Lahat
Bronjong
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 49,95 - - - - - - - - Baik 49.95
Komunitas (IKM) Lahat
Perumahan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 103,67 - - - - - - - - Baik 103,67
Usaha Bagi Usaha Lahat
Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 27,25 - - - - - - - - Baik 27,25
Lahat
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
10,00 10,00 Kecamatan
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Lahat
Pemerintah Desa

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat
90,00 90,00 Kecamatan
Perempuan Di (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Lahat
Perdesaan

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan
Pemerintahan (IKM) Indeks Baik Baik 2.760,60 Baik 2.760,60 Baik 2.760,60 Baik 2.760,60 Baik 2.760,60 Baik 13.803,00
Lahat
Desa/Kelurahan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 447,00 - - - - - - - - Baik 447,00
Mental Spiritual (IKM) Lahat
Dan Nasionalisme
Program Perbaikan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Gizi Masyarakat Masyarakat Indeks Baik Baik 289,33 - - - - - - - - Baik 289,33
Lahat
(IKM)
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pengembangan Masyarakat Indeks Baik Baik 54,79 - - - - - - - - Baik 54,79
Lahat
Lingkungan Sehat (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 80,00 - - - - - - - - Baik 80,00
Sarana dan (IKM) Lahat
Prasarana Olahraga
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik 15,00
Pembangunan (IKM) Lahat
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pencegahan Dini Masyarakat
Kecamatan
dan (IKM) Indeks Baik Baik 448,00 - - - - - - - - Baik 448,00
Lahat
Penanggulangan
Korban Bencana
Program Indeks Kepuasan
Pengadaan, Masyarakat
Peningkatan dan (IKM)
Perbaikan Sarana Kecamatan
Indeks Baik Baik 532,33 - - - - - - - - Baik 532,33
dan Prasarana Lahat
Puskesmas/Puskes
mas Pembantu dan
Jaringannya
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Kecamatan
Kinerja Pengelolaan (IKM) Indeks Baik Baik 2.587,41 - - - - - - - - Baik 2.587,41
Lahat
Air Minum dan Air
Limbah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Keselamatan Ibu (IKM) Indeks Baik Baik 240,00 - - - - - - - - Baik 240,00
Lahat
Melahirkan dan
Anak
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik - - Baik 14.132,42 Baik 14.839,04 Baik 15.581,00 Baik 16.360,05 Baik 74.371,96
Partisipasi (IKM) Lahat
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 9 Kecamatan Pseksu
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 262,93 Baik 320,61 Baik 352,67 Baik 387,93 Baik 426,73 Baik 1.750,88
Perkantoran (IKM) Pseksu
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 88,81 Baik 97,69 Baik 107,46 Baik 118,20 Baik 130,03 Baik 542,19
Sarana Dan (IKM) Pseksu
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 29,23 Baik 47,63 A 52,40 A 57,64 A 64,40 A 250,31
Sistem Pelaporan Pseksu
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pengelolaan Masyarakat Indeks Baik Baik 10,39 - - - - - - - - Baik 10,39
Pseksu
Keragaman Budaya (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Kecamatan
Sistem Pendukung (IKM) Indeks Baik Baik 10,63 - - - - - - - - Baik 10,63
Pseksu
Bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Partisipasi (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 7,08 - - - - - Baik 7,08
Masyarakat Dalam Pseksu
Pembangunan Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 14,08 - - - - - - - - Baik 14,08
Kapasitas Aparatur (IKM) Pseksu
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,65 - - - - - - - - Baik 15,65
Perempuan Di (IKM) Pseksu
Perdesaan
Program Pembinaan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Mental Spiritual Masyarakat Indeks Baik Baik 14,07 - - - - - - - - Baik 14,07
Dan Nasionalisme (IKM) Pseksu
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 28,54 - - - - - - - - Baik 28,54
Pelayanan (IKM) Pseksu
Kedinasan Camat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 18,61 - - - - - - - - Baik 18,61
Pembangunan (IKM) Pseksu
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik - - Baik 119,05 Baik 130,96 Baik 144,05 Baik 158,46 Baik 726,81
Partisipasi (IKM) Pseksu
Masyarakat

4 01 10 Kecamatan Gumay
Talang
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 272,67 Baik 299,93 Baik 329,93 Baik 362,92 Baik 399,21 Baik 1.664,65
Perkantoran (IKM) Gumay Talang
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 62,57 Baik 83,82 Baik 100,21 Baik 101,43 Baik 120,37 Baik 468,40
Sarana Dan (IKM) Gumay Talang
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 14,40 - - Baik 15,84 - - Baik 17,42 Baik 47,66
Gumay Talang
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik - - 8,00 Baik - - 8,80 Baik - Baik 16,80
Kapasitas (IKM) Gumay Talang
SDM
Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Kecamatan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 30,79 Baik 33,86 Baik 37,25 Baik 40,98 Baik 53,57 Baik 196,45
Gumay Talang
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Partisipasi (IKM) 11,49 11,49 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Masyarakat Dalam Gumay Talang
Membangun Desa

Program Indeks Kepuasan


Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) 15,28 15,28 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Usaha Bagi Usaha Gumay Talang
Mikro Kecil
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat 28,05 Kecamatan
Indeks Baik Baik 28,05 - - - - - - - - Baik
Kapasitas Aparatur (IKM) Gumay Talang
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat 9,85 9,85 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - -
Perempuan Di (IKM) Gumay Talang
Perdesaan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat 12,67 12,67 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - -
Mental Spiritual (IKM) Gumay Talang
Dan Nasionalisme
Program Pembinaan Indeks Kepuasan
dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,54 - - - - - - - - - 10.54
Pemasyarakatan (IKM) Gumay Talang
Olahraga
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat 15,94 15,94 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - -
Pelayanan (IKM) Gumay Talang
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat 15,77 Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,77 - - - - - - - - -
Pembangunan (IKM) Gumay Talang
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 104,15 Baik 104,66 Baik 125,03 Baik 126,64 Baik 460,47
Gumay Talang
Masyarakat

4 01 11 Kecamatan Merapi
Timur
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 240,20 Baik 264,22 Baik 290,64 Baik 319,71 Baik 351,88 Baik 1.466,45
Perkantoran (IKM) Merapi Timur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 56,50 Baik 93,17 Baik 135,49 Baik 149,04 Baik 163,94 Baik 598,14
Merapi Timur
Prasarana Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 30,00 Baik 33,00 Baik 36,30 Baik 39,93 Baik 43,92 Baik 183,15
Kapasitas Sumber (IKM) Merapi Timur
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 29,00 Baik 31,90 Baik 35,09 Baik 38,60 Baik 42,46 Baik 177,05
Sistem Pelaporan Merapi Timur
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Pembangunan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 640,00 - - - - - - - - Baik 640,00
Jalan dan (IKM) Merapi Timur
Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Kualitas dan (IKM) Indeks Baik Baik 30,00 - - - - - - - - Baik 30,00
Merapi Timur
Produktivitas
Tenaga Kerja
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Merapi Timur
Serta Kepemudaan (IKM)
Program Upaya Indeks Kepuasan
Kecamatan
Kesehatan Masyarakat Indeks Baik Baik 20,14 - - - - - - - - Baik 20,14
Merapi Timur
Masyarakat (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 23,42 - - - - - - - - Baik 23,42
Usaha Bagi Usaha Merapi Timur
Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 13,60 - - - - - - - - Baik 13,60
Merapi Timur
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat 16,00 16,00 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Kapasitas Aparatur (IKM) Merapi Timur
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat
Kecamatan
Pemeliharaan Jalan (IKM) Indeks Baik Baik 30,00 - - - - - - - - Baik 30,00
Merapi Timur
dan Jembatan
- VII.50 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat 5,00 5,00 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Perempuan Di (IKM) Merapi Timur
Perdesaan
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 94,20 Baik 94,20 Baik 94,20 Baik 94,20 Baik 94,20 Baik 471,00
Pemerintahan (IKM) Merapi Timur
Desa/Kelurahan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 27,36 - - - - - - - - Baik 27,36
Mental Spiritual (IKM) Merapi Timur
dan Nasionalisme
Program Perbaikan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Gizi Masyarakat Masyarakat Indeks Baik Baik 18,08 - - - - - - - - Baik 18,08
(IKM) Merapi Timur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 58,20 - - - - - - - - Baik 58,20
Pelayanan (IKM) Merapi Timur
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 5,00 - - - - - - - - Baik 5,00
Sarana dan (IKM) Merapi Timur
Prasarana Olahraga
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat
Kecamatan
Pembangunan (IKM) Indeks Baik Baik 16,50 - - - - - - - - Baik 16,50
Merapi Timur
Daerah

Program Indeks Kepuasan


Pencegahan Dini Masyarakat
dan (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 28,00 - - - - - - - - Baik 28,00
Penanggulangan Merapi Timur
Korban Bencana

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Keselamatan Ibu (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik 15,00
Melahirkan dan Merapi Timur
Anak

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 1.051,93 Baik 1.157,12 Baik 1.272,84 Baik 1.400,12 Baik 5.838,31
Merapi Timur
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 12 Kecamatan Merapi
Barat
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 266,73 Baik 290,35 Baik 326,93 Baik 359,63 Baik 391,59 Baik 1.635,23
Merapi Barat
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 71,28 Baik 372,41 Baik 401,95 Baik 442,15 Baik 486,36 Baik 1.774,14
Sarana Dan (IKM) Merapi Barat
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 50,41 Baik 55,45 Baik 60,99 Baik 67,09 Baik 73,80 Baik 307,75
Sistem Pelaporan Merapi Barat
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 13,57 - - - - - - - - Baik 13,57
Serta Kepemudaan (IKM) Merapi Barat
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 12,62 - - - - - - - - Baik 12,62
Merapi Barat
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 25,99 - - - - - - - - Baik 25,99
Kapasitas Aparatur (IKM) Merapi Barat
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat 10,87 Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,87 - - - - - - - - Baik
Perempuan Di (IKM) Merapi Barat
Perdesaan
Program Pembinaan Indeks Kepuasan
dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 17,29 - - - - - - - - Baik 17,29
Pemasyarakatan (IKM) Merapi Barat
Olahraga
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 20,65 - - - - - - - - Baik 20,65
Pembangunan (IKM) Merapi Barat
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 111,09 Baik 122,20 Baik 134,42 Baik 147,86 Baik 616,55
Merapi Barat
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 13 Kecamatan Merapi
Selatan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 225,96 Baik 248,56 Baik 273,41 Baik 300,75 Baik 330,83 Baik 1.379,51
Merapi Selatan
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 67,30 Baik 115,74 Baik 127,31 Baik 140,05 Baik 154,05 Baik 604,46 Merapi
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur Selatan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 11,98 Baik 33,87 Baik 37,26 Baik 40,98 Baik 45,08 Baik 169,17 Merapi
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur Selatan
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 42,04 Baik 46,24 Baik 50,87 Baik 55,95 Baik 61,55 Baik 256,65
Sistem Pelaporan Merapi Selatan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Penataan Indeks Kepuasan Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 9,86 - - - - - - - - Baik 9,86 Merapi
Kependudukan (IKM) Selatan
Program Indeks Kepuasan Kecamatan
Pengembangan Masyarakat Indeks Baik Baik 8,95 - - - - - - - - Baik 8,95 Merapi
Kemitraan (IKM) Selatan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Kecamatan
Sistem Pendukung (IKM)
Indeks Baik Baik 16,52 - - - - - - - - Baik 16,52 Merapi
Usaha Bagi Usaha
Selatan
Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 9,57 - - - - - - - - Baik 9,57 Merapi
Masyarakat Dalam Selatan
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 24,80 - - - - - - - - Baik 24,80 Merapi
Kapasitas Aparatur (IKM)
Pemerintah Desa Selatan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Rehabilitasi / Masyarakat
Indeks Baik Baik 37,92 - - - - - - - - Baik 37,92 Merapi
Pemeliharaan Jalan (IKM)
Selatan
Dan Jembatan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Pembinaan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Dan Masyarakat
Indeks Baik Baik 16,07 - - - - - - - - Baik 16,07 Merapi
Pemasyarakatan (IKM)
Olahraga Selatan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pengembangan Masyarakat
Indeks Baik Baik 16,68 - - - - - - - - Baik 16,68 Merapi
Mental Spritual (IKM)
Dan Nasionalisme Selatan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Perencanaan Masyarakat
Indeks Baik Baik 12,36 - - - - - - - - Baik 12,36 Merapi
Pembangunan (IKM)
Daerah Selatan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Indeks - - - Baik 168,00 Baik 184,80 Baik 203,28 Baik 223,61 Baik 932,43 Merapi
Partisipasi (IKM)
Selatan
Masyarakat

4 01 14 Kecamatan Kikim
Timur
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 262,18 Baik 262,18 Baik 262,18 Baik 262,18 Baik 262,18 Baik 1.310,90
Kikim Timur
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 70,58 Baik 131,99 Baik 131,99 Baik 131,99 Baik 131,99 Baik 598,52
Sarana Dan (IKM) Kikim Timur
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Kecamatan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 40,38 Baik 40,38 Baik 40,38 Baik 40,38 Baik 40,38 Baik 201,90
Kikim Timur
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Indeks Kepuasan


Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM)
Kecamatan
Usaha Bagi Usaha Indeks Baik Baik 16,90 - - - - - - - - Baik 16,90
Kikim Timur
Mikro Kecil
Menengah

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 8,70 - - - - - - - - Baik 8,70
Serta Kepemudaan (IKM) Kikim Timur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
9,66 Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 9,66
Kikim Timur
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Perehabilitasi Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 19,70 - - - - - - - - Baik 19,70
Pemeliharaan Jalan (IKM) Kikim Timur
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat 20,21 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 20,21
Mental Spiritual (IKM) Kikim Timur
Dan Nasionalisme
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 41,71 - - - - - - - - Baik 41,71
Pelayanan (IKM) Kikim Timur
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks - Baik 17,18 - - - - - - - - Baik 17,18
Pembangunan (IKM) Kikim Timur
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 147,47 Baik 162,21 Baik 178,43 Baik 196,28 Baik 818,45
Kikim Timur
Masyarakat

Kecamatan Kikim
4 01 15
Barat
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Pelayanan (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 334,24 Baik 432,98 Baik 476,21 Baik 532,83 Baik 576,24 Baik 2.343,46
Adminsitrasi Kikim Barat
Perkantoran

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 42,50 Baik 50,70 Baik 55,77 Baik 61,35 Baik 67,49 Baik 277,81
Kikim Barat
Prasarana Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Kapasitas (IKM) Indeks Baik Baik 5,12 Baik 5,63 Baik 6,20 Baik 6,81 Baik 7,50 Baik 31,26
Kikim Barat
SDM Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 10,10 Baik 23,51 Baik 25,86 Baik 28,45 Baik 31,30 Baik 119,21
Sistem Pelaporan Kikim Barat
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 7,57 - - - - - - - - Baik 7,57
Nilai Budaya (IKM) Kikim Barat

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 21,14 - - - - - - - - Baik 21,14
Serta Kepemudaan (IKM) Kikim Barat

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat
Serta Partisipasi (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 4,57 - - - - - - - - Baik 4,57
Masyarakat Dalam Kikim Barat
Membangun Desa

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik 6,15 - - - - - - - - Baik 6,15
Kikim Barat
Pemerintahan Desa

Program Indeks Kepuasan


Rehabilitasi/ Masyarakat
Kecamatan
Pemeliharaan Jalan (IKM) Indeks Baik Baik 3,60 - - - - - - - - Baik 3,60
Kikim Barat
Dan Jembatan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Pelayanan (IKM) Indeks Baik Baik 59,32 - - - - - - - - Baik 59,32
Kikim Barat
Kedinasan Camat

Program Indeks Kepuasan


Perencanaan Masyarakat
Kecamatan
Pembangunan (IKM) Indeks Baik Baik 5,69 - - - - - - - - Baik 5,69
Kikim Barat
Daerah

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 118,84 Baik 130,73 Baik 143,80 Baik 158,18 Baik 659,60
Kikim Barat
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 16 Kecamatan Kikim
Tengah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 214,35 Baik 254,72 Baik 280,19 Baik 308,21 Baik 339,03 Baik 1.396,52
Kikim Tengah
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 109,58 Baik 177,11 Baik 194,82 Baik 214,31 Baik 235,74 Baik 931,56
Sarana dan (IKM) Kikim Tengah
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 32,60 Baik 52,86 Baik 58,14 Baik 63,96 Baik 70,35 Baik 277,91
Sistem Pelaporan Kikim Tengah
Capaian Kinerja
dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Serta Kepemudaan (IKM) Kikim Tengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
12,19 Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 12,19
Kikim Tengah
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) 11,47 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 11,47
Usaha Bagi Usaha Kikim Tengah
Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Perehabilitasi Masyarakat
38,65 Kecamatan
Pemeliharaan Jalan (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 38,65
Kikim Tengah
dan Jembatan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
15,45 Kecamatan
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 15,45
Kikim Tengah
Pemerintah Desa

Program Indeks Kepuasan


Pengembangan Masyarakat
13,66 Kecamatan
Mental Spiritual (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 13,66
Kikim Tengah
dan Nasionalisme
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat 30,00 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 30,00
Pelayanan (IKM) Kikim Tengah
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat 19,25 Kecamatan
Indeks Baik Baik 19,25 - - - - - - - - Baik
Pembangunan (IKM) Kikim Tengah
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 165,74 Baik 182,31 Baik 200,54 Baik 220,60 Baik 919,86
Kikim Tengah
Masyarakat

4 01 17 Kecamatan Kikim
Selatan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 291,42 Baik 322,63 Baik 354,89 Baik 390,38 Baik 429,42 Baik 1.788,75
Perkantoran (IKM) Kikim Selatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat 56,42 Kecamatan
Indeks Baik Baik Baik 125,71 Baik 138,29 Baik 152,11 Baik 167,33 Baik 639,86
Sarana Dan (IKM) Kikim Selatan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 11,30 Baik 12,43 Baik 13,68 Baik 15,04 Baik 16,55 Baik 69,01
Kapasitas Sumber (IKM) Kikim Selatan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 20,10 Baik 21,61 Baik 23,77 Baik 26,15 Baik 28,76 Baik 120,38
Sistem Pelaporan Kikim Selatan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 25,07 - - - - - - - - Baik 25,07
Kikim Selatan
Serta Kepemudaan (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 10,21 - - - - - - - - Baik 10,21
Kikim Selatan
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 7,03 - - - - - - - - Baik 7,03
Nilai Budaya (IKM) Kikim Selatan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Perehabilitasi Masyarakat 2,99 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 2,99
Pemeliharaan Jalan (IKM) Kikim Selatan
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat 6,15 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik 6,15
Kapasitas Aparatur (IKM) Kikim Selatan
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 8,52 - - - - - - - - Baik 8,52
Mental Spiritual (IKM) Kikim Selatan
Dan Nasionalisme
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 52,08 - - - - - - - - Baik 52,08
Pelayanan (IKM) Kikim Selatan
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 5,91 - - - - - - - - Baik 5,91
Pembangunan (IKM) Kikim Selatan
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks - - - Baik 129,76 Baik 142,73 Baik 157,00 Baik 172,71 Baik 720,16
Kikim Selatan
Masyarakat

4 01 18 Kecamatan Pulau
Pinang
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 230,44 Baik 283,65 Baik 312,01 Baik 343,21 Baik 377,53 Baik 1.546,84
Perkantoran (IKM) Pulau Pinang

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 61,93 Baik 118,21 Baik 125,02 Baik 132,51 Baik 140,75 Baik 578,42
Pulau Pinang
Prasarana Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Kecamatan
Skor Baik Baik 44,07 Baik 69,07 Baik 69,07 Baik 69,07 Baik 69,07 Baik 320,37
Capaian Kinerja Pulau Pinang
Dan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 22,15 - - - - - - - - Baik 22,15
Pulau Pinang
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 25,05 - - - - - - - - Baik 25,05
Pemeliharaan Jalan (IKM) Pulau Pinang
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 36,25 - - - - - - - - Baik 36,25
Kapasitas Aparatur (IKM) Pulau Pinang
Pemnerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 25,00 - - - - - - - - Baik 25,00
Mental Spritual (IKM) Pulau Pinang
Dan Nasionalisme
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 25,00 - - - - - - - - Baik 25,00
Pelayanan (IKM) Pulau Pinang
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 51,72 - - - - - - - - Baik 51,72
Pembangunan (IKM) Pulau Pinang
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik - - Baik 203,69 Baik 224,06 Baik 246,46 Baik 271,12 Baik 1.130,48
Partisipasi (IKM) Pulau Pinang
Masyarakat

4 01 19 Kecamatan Pagar
Gunung
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks - Baik 235,14 Baik 258,65 Baik 284,31 Baik 312,34 Baik 314,37 Baik 1.435,54
Pagar Gunung
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 90,54 Baik 199,17 Baik 191,79 Baik 220,00 Baik 242,00 Baik 943,50
Sarana Dan (IKM) Pagar Gunung
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 13,56 Baik 44,33 Baik 48,76 Baik 53,64 Baik 59,00 Baik 219,28
Sistem Pelaporan Pagar Gunung
Capian Kinerja Dan
Keuangan
- VII.60 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 7,88 - - - - - - - - Baik 7,88
Pagar Gunung
Serta Kepemudaan (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 6,61 - - - - - - - - Baik 6,61
Usaha Bagi Usaha Pagar Gunung
Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 23,63 - - - - - - - - Baik 23,63
Pagar Gunung
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 55,66 - - - - - - - - Baik 55,66
Kapasitas Aparatur (IKM) Pagar Gunung
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 14,85 - - - - - - - - Baik 14,85
Pemeliharaan Jalan (IKM) Pagar Gunung
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 8,51 - - - - - - - - Baik 8,51
Perempuan di (IKM) Pagar Gunung
Perdesaan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 12,83 - - - - - - - - Baik 12,83
Mental Spritual (IKM) Pagar Gunung
Dan Nasionalisme
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 19,76 - - - - - - - - Baik 19,76
Pelayanan (IKM) Pagar Gunung
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat
Kecamatan
Pembangunan (IKM) Indeks Baik Baik 11,04 - - - - - - - - Baik 11,04
Pagar Gunung
Daerah

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks - - - Baik 176,85 Baik 194,53 Baik 213,98 Baik 235,38 Baik 981,52
Pagar Gunung
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 20 Kecamatan Kota
Agung
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Kec. Kota
Indeks Baik Baik 299,59 Baik 329,55 Baik 359,51 Baik 389,47 Baik 419,43 Baik 1.797,56
Perkantoran (IKM) Agung

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kec. Kota
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 88,83 Baik 97,72 Baik 106,60 Baik 115,48 Baik 124,37 Baik 532,99
Agung
Prasarana Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kec. Kota
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 20,0 Baik 22,00 Baik 24,00 Baik 26,00 Baik 28,00 Baik 120,00
Agung
Daya Aparatur

Program NILAI LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Kec. Kota
Sistem Pelaporan Skor B B 30,0 B 67,15 B 70,150 B 73,150 B 76,15 B 316,60
Agung
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Indeks Kepuasan


Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) Kec. Kota
Indeks Baik Baik 9,00 - - - - - - - - Baik 9,00
Usaha Bagi Usaha Agung
Kecil Menengah

Program Indeks Kepuasan


Perehabilitasi Masyarakat
Kec. Kota
Pemeliharaan Jalan (IKM) Indeks Baik Baik 20,00 - - - - - - - - Baik 20,00
Agung
Dan Jembatan

Program Indeks Kepuasan


Perencanaan Masyarakat
Kec. Kota
Pembangunan (IKM) Indeks Baik Baik 32,573 - - - - - - - - Baik 32,573
Agung
Daerah

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kec. Kota
Partisipasi (IKM) Indeks - - - Baik 67,73 Baik 74,50 Baik 81,95 Baik 90,15 Baik 375,91
Agung
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 21 Kecamatan Mulak
Ulu
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 264,55 Baik 291,00 Baik 320,10 Baik 352,11 Baik 387,33 Baik 1.615,10
Perkantoran (IKM) Mulak Ulu
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 80,68 Baik 174,81 Baik 192,29 Baik 211,52 Baik 232,67 Baik 953,64
Sarana Dan (IKM) Mulak Ulu
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik B 24,23 B 43,75 B 48,13 B 52,94 B 58,23 B 227,28
Sistem Pelaporan Mulak Ulu
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Kecamatan
Sistem Pendukung (IKM) Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Mulak Ulu
Usaha Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 10,23 - - - - - - - - Baik 10,23
Mulak Ulu
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,55 - - - - - - - - Baik 15,55
Kapasitas Aparatur (IKM) Mulak Ulu
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Perehabilitasi Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 61,66 - - - - - - - - Baik 61,66
Pemeliharaan Jalan (IKM) Mulak Ulu
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 5,66 - - - - - - - - Baik 5,66
Perempuan Di (IKM) Mulak Ulu
Perdesaan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Pelayanan (IKM) Indeks Baik Baik 16,59 - - - - - - - - Baik 16,59
Mulak Ulu
Kedinasan Camat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,87 - - - - - - - - Baik 10,87
Pembangunan (IKM) Mulak Ulu
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Partisipasi (IKM) Kecamatan
Indeks - - - Baik 143,62 Baik 157,98 Baik 173,78 Baik 191,15 Baik 797,08
Masyarakat Dalam Mulak Ulu
Membangun Desa

4 01 22 Kecamatan
Tanjung Sakti
Pumi
Program Pelayanan Indeks Kepuasan Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 256,50 Baik 314,05 Baik 345,46 Baik 380,00 Baik 418,00 Baik 1.714,00 Tanjung Sakti
Perkantoran (IKM) Pumi
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat 59,00 138,90 153,09 168,07 184,88 703,93
Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Tanjung Sakti
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur Pumi
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Kecamatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 21,00 Baik 38,10 Baik 41,91 Baik 46,10 Baik 50,71 Baik 197,82 Tanjung Sakti
Sistem Pelaporan
Pumi
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 25,00 - - - - - - - - Baik 25,00 Tanjung Sakti
Serta Kepemudaan (IKM) Pumi
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
15,00 15,00
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Masyarakat Dalam Pumi
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
15,00 15,00
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Pemerintah Desa Pumi

Program Indeks Kepuasan


Perehabilitasi Masyarakat Kecamatan
50,00 50,00
Pemeliharaan Jalan (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Dan Jembatan Pumi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pengembangan Masyarakat 20,00 20,00
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Mental Spiritual (IKM)
Dan Nasionalisme Pumi
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat 30,00 30,00
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Pelayanan (IKM)
Kedinasan Camat Pumi
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Perencanaan Masyarakat
Indeks Baik Baik 8,50 - - - - - - - - Baik 8,50 Tanjung Sakti
Pembangunan (IKM)
Daerah Pumi
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 179,85 Baik 197,4 Baik 217,62 Baik 239,38 Baik 998,18 Tanjung Sakti
Masyarakat Pumi

4 01 23 Kecamatan
Tanjung Sakti
Pumu
Program Pelayanan Indeks Kepuasan Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 227,32 Baik 250,05 Baik 275,05 Baik 302,56 Baik 332,81 Baik 1.387,79 Tanjung Sakti
Perkantoran (IKM) Pumu
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 57,57 Baik 127,58 Baik 140,34 Baik 154,37 Baik 169,81 Baik 649,66 Tanjung Sakti
Prasarana Aparatur Pumu

Program Indeks Kepuasan


Kecamatan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 14,30 Baik 15,73 Baik 17,30 Baik 19,03 Baik 20,94 Baik 351,47 Tanjung Sakti
Kapasitas Sumber (IKM)
Daya Aparatur Pumu
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 23,30 baik 39,63 baik 43,60 baik 47,96 baik 52,75 baik 207,24 Tanjung Sakti
Capaian Kinerja Pumu
Dan Keuangan

Program Indeks Kepuasan


Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat 10,00 10,00
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Serta Kepemudaan (IKM)
Pumu
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
13,40
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 13,40 - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Masyarakat Dalam Pumu
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat 13,79
Indeks Baik Baik 13,79 - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Kapasitas Aparatur (IKM)
Pemerintah Desa Pumu
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Perehabilitasi Masyarakat 58,42
Indeks Baik Baik 58,42 - - - - - - - - Baik Tanjung Sakti
Pemeliharaan Jalan (IKM)
Dan Jembatan Pumu
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pengembangan Masyarakat
Indeks Baik Baik 28,42 - - - - - - - - Baik 28,42 Tanjung Sakti
Mental Spiritual (IKM)
Dan Nasionalisme Pumu
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 30,00 - - - - - - - - Baik 30,00 Tanjung Sakti
Pelayanan (IKM)
Kedinasan Camat Pumu
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Perencanaan Masyarakat
Indeks Baik Baik 23,50 - - - - - - - - Baik 23,50 Tanjung Sakti
Pembangunan (IKM)
Daerah Pumu
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Indeks Baik - - Baik 195,28 baik 214,81 baik 236,29 baik 259,92 baik 1.083,84 Tanjung Sakti
Partisipasi (IKM)
Masyarakat Pumu

4 01 24 Kecamatan Jarai

Program Pelayanan Indeks Kepuasan


Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik Baik 278,70 Baik 282,90 Baik 286,85 Baik 291,00 Baik 1.415,44
275,99 Jarai
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik Baik 87,70 Baik 88,55 Baik 89,40 Baik 90,30 Baik 412,74
56,79 Jarai
Prasarana
Aparatur
Program NILAI LKjIP
Peningkatan
Kecamatan
Kapasitas Sumber Skor Baik Baik Baik 22,51 Baik 22,51 Baik 22,51 Baik 22,51 Baik 112,53
22,51 Jarai
Daya Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Pengembangan (IKM)
Kecamatan
Sistem Pelaporan Indeks Baik Baik 81,88 Baik 83,75 Baik 85,35 Baik 87,00 Baik 89,20 Baik 427,18
Jarai
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Serta Kepemudaan (IKM) Jarai

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Partisipasi (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,02 - - - - - - - - Baik 15,02
Masyarakat Dalam Jarai
Membangun Desa

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Untuk (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,19 - - - - - - - - Baik 10,19
Menjaga Ketertiban Jarai
Dan Keamanan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat
Kecamatan
Perempuan Di (IKM) Indeks Baik Baik 13,84 - - - - - - - - Baik 13,84
Jarai
Pedesaan

Program Indeks Kepuasan


Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 11,41 - - - - - - - - Baik 11,41
Mental Spiritual (IKM) Jarai
Dan Nasionalisme
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 30,00 - - - - - - - - Baik 30,00
Pelayanan (IKM) Jarai
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 22,78 - - - - - - - - Baik 22,78
Pembangunan (IKM) Jarai
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Indeks - - - Baik 124,56 Baik 137,02 Baik 150,72 Baik 165,79 Baik 691,34
Partisipasi (IKM) Jarai
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 25 Kecamatan Pajar
Bulan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kec. Pajar
Pelayanan (IKM) Indeks Baik Baik 279,60 Baik 274,56 Baik 302,02 Baik 332,22 Baik 365,44 Baik 1.553,84
Bulan
Adminsitrasi
Perkantoran
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 66,81 Baik 221,42 Baik 243,56 Baik 241,85 Baik 476,93 Baik 1.250,57
Sarana Dan (IKM) Bulan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 32,50 Baik 39,15 Baik 43,06 Baik 21,30 Baik 234,33 Baik 370,34
Kapasitas Sumber (IKM) Bulan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kec. Pajar
Skor Baik Baik 38,60 Baik 59,40 Baik 65,34 Baik 71,87 Baik 79,06 Baik 314,27
Sistem Pelaporan Bulan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Usaha Bagi Usaha Bulan
Mikro Kecil
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kec. Pajar
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 17,00 - - - - - - - - Baik 1,700
Bulan
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 15,40 - - - - - - - - Baik 15,40
Kapasitas Aparatur (IKM) Bulan
Pemerintah Desa
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi / Masyarakat Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 5,59 - - - - - - - - Baik 5,59
Pemeliharaan Jalan (IKM) Bulan
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 19,10 - - - - - - - - Baik 19,10
Mental Spritual dan (IKM) Bulan
Nasionalisme
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kec. Pajar
Indeks Baik Baik 15,40 - - - - - - - - Baik 15,40
Pembangunan (IKM) Bulan
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Pajar
Indeks - - - Baik 90,74 Baik 99,81 Baik 109,79 Baik 120,77 Baik 503,61
Partisipasi (IKM) Bulan
Masyarakat

4 01 26 Kecamatan Gumay
Ulu
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 238,58 Baik 262,44 Baik 288,29 Baik 316,74 Baik 348,02 Baik 1.454,07
Gumay Ulu
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 52,62 Baik 89,38 Baik 98,32 Baik 98,32 Baik 98,32 Baik 467,44
Sarana Dan (IKM) Gumay Ulu
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 17,50 Baik 19,25 Baik 21,18 Baik 23,29 Baik 25,62 Baik 106,84
Kapasitas Sumber (IKM) Gumay Ulu
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor B B 50,00 B 70,00 B 77,00 B 84,70 B 93,17 B 374,87
Sistem Pelaporan Gumay Ulu
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik 15,00
Serta Kepemudaan (IKM) Gumay Ulu
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
25,00 25,00 Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Gumay Ulu
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Perehabilitasi Masyarakat 25,00 25,00 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Pemeliharaan Jalan (IKM) Gumay Ulu
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
15,00 15,00 Kecamatan
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Gumay Ulu
Pemerintah Desa
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat 25,00 25,00 Kecamatan
Indeks Baik Baik - - - - - - - - Baik
Mental Spiritual (IKM) Gumay Ulu
Dan Nasionalisme
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 21,30 - - - - - - - - Baik 21,30
Pelayanan (IKM) Gumay Ulu
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat 15,00 Kecamatan
Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik
Pembangunan (IKM) Gumay Ulu
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik - - Baik 155,43 Baik 170,97 Baik 188,07 Baik 206,88 Baik 862,65
Partisipasi (IKM) Gumay Ulu
Masyarakat

4 01 27 Kecamatan
Tanjung Tebat
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 273,14 Baik 240,83 Baik 264,92 Baik 291,42 Baik 320,55 Baik 1.336,65
Tanjung Tebat
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 83,31 Baik 81,62 Baik 89,78 Baik 98,76 Baik 108,64 Baik 452,99
Sarana Dan (IKM) Tanjung Tebat
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 21,19 Baik 31,12 Baik 34,23 Baik 37,65 Baik 41,42 Baik 172,71
Kapasitas Sumber (IKM) Tanjung Tebat
Daya Aparatur
Program NILAI LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 23,55 Baik 60,32 Baik 66,36 Baik 72,99 Baik 80,29 Baik 334,80
Sistem Pelaporan Tanjung Tebat
Capian Kinerja Dan
Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi / Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 32,00 - - - - - - - - Baik 29,11
Pemeliharaan Jalan (IKM) Tanjung Tebat
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik 9,41 - - - - - - - - Baik 9,41
Tanjung Tebat
Pemerintah Desa
- VII.70 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 17,32 - - - - - - - - Baik 17,32
Mental Spritual (IKM) Tanjung Tebat
Dan Nasional
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 19,90 - - - - - - - - Baik 19,90
Pelayanan (IKM) Tanjung Tebat
Kedinasan Camat
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 20,18 - - - - - - - - Baik 20,18
Pembangunan (IKM) Tanjung Tebat
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks - - - Baik 108,69 Baik 119,56 Baik 131,52 Baik 144,67 Baik 603,24
Tanjung Tebat
Masyarakat

4 01 28 Kecamatan Muara
Payang
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 287,30 Baik 316,03 Baik 347,63 Baik 382,40 Baik 420,64 Baik 1.754.00
Muara Payang
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 57,00 Baik 101,20 Baik 111,32 Baik 122,45 Baik 134,70 Baik 526,67
Sarana Dan (IKM) Muara Payang
Prasarana Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kecamatan
Skor Baik Baik 18,00 Baik 31,35 Baik 34,49 Baik 37,93 Baik 41,73 Baik 174.00
Sistem Pelaporan Muara Payang
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Peran Masyarakat Indeks Baik Baik 20,00 - - - - - - - - Baik 20,00
Muara Payang
Serta Kepemudaan (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM)
Kecamatan
Usaha Bagi Usaha Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Muara Payang
Mikro Kecil
Menengah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 41,00 - - - - - - - - Baik 41,00
Muara Payang
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat
Serta Dan (IKM) Kecamatan
Indeks Baik Baik 20,00 - - - - - - - - Baik 20,00
Kesetaraan Gender Muara Payang
Dalam
Pembangunan
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 35,00 - - - - - - - - Baik 35,00
Pemeliharaan Jalan (IKM) Muara Payang
Dan Jembatan
Program Pembinaan Indeks Kepuasan
Dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00
Pemasyarakatan (IKM) Muara Payang
Olah Raga
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 20,00 - - - - - - - - Baik 20,00
Perempuan (IKM) Muara Payang
Dipedesaan
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik Baik 10,50 - - - - - - - - Baik 10,50
Pembangunan (IKM) Muara Payang
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Indeks Baik - - Baik 183,15 Baik 201,47 Baik 221,61 Baik 243,77 Baik 1.016,50
Partisipasi (IKM) Muara Payang
Masyarakat

4 01 29 Kecamatan Suka
Merindu
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Kec. Suka
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 250,84 Baik 275,92 Baik 303,52 Baik 333,87 Baik 367,25 Baik 1.531,40
Perkantoran (IKM) Merindu
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Kec. Suka
Sarana Dan Masyarakat Indeks Baik Baik 62,83 Baik 90,39 Baik 93,99 Baik 93,99 Baik 93,99 Baik 103,58
Merindu
Prasarana Aparatur (IKM)
Program Peningkatan Indeks Kepuasan
Kapasitas Masyarakat
Kec. Suka
Sumberdaya (IKM) Indeks Baik Baik 13,99 Baik 27,52 Baik 41,28 Baik 41,28 Baik 41,28 Baik 41,28
Merindu
Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program NILAI LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kec. Suka
Skor B B 26,30 B 39,83 B 40,30 B 44,68 B 45,18 B 45,68
Sistem Pelaporan Merindu
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Penataan Indeks Kepuasan
Masyarakat Kec. Suka
Administrasi Indeks Baik Baik 13,76 - - - - - - - - Baik 13,76
(IKM) Merindu
Kependudukan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kec. Suka
Partisipasi (IKM) Indeks Baik Baik 27,87 - - - - - - - - Baik 27,87
Merindu
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM) Kec. Suka
Indeks Baik Baik 16,29 - - - - - - - - Baik 16,29
Usaha Bagi Usahan Merindu
Mikro Kecil Dan
Menengah
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat Kec. Suka
Indeks Baik Baik 23,96 - - - - - - - - Baik 23,96
Pemeliharaan Jalan (IKM) Merindu
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kec. Suka
Kapasitas Aparatur (IKM) Indeks Baik Baik 28,42 - - - - - - - - Baik 28,42
Merindu
Pemerintah Desa

Program Indeks Kepuasan


Pengembangan Masyarakat
Kec. Suka
Mental Spiritual (IKM) Indeks Baik Baik 20,00 - - - - - - - - Baik 20,00
Merindu
Dan Nasionalisme

Program Indeks Kepuasan


Perencanaan Masyarakat
Kec. Suka
Pembangunan (IKM) Indeks Baik Baik 15,75 - - - - - - - - Baik 15,75
Merindu
Daerah

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Dan Masyarakat
Kec. Suka
Partisipasi (IKM) Indeks - - - Baik 160,66 Baik 176,72 Baik 194,39 Baik 213,83 Baik 891,65
Merindu
Masyarakat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

4 01 30 Kecamatan Mulak
Sebingkai
Program Pelayanan Indeks Kepuasan Kecamatan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 289,00 Baik 337,94 Baik 368,71 Baik 399,68 Baik 431,15 Baik 1.826,47 Mulak
Perkantoran (IKM) Sebingkai
Program Indeks Kepuasan
Kecamatan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 70,00 Baik 139,00 Baik 160,00 Baik 187,00 Baik 205,00 Baik 761,00 Mulak
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur Sebingkai
Program Indeks Kepuasan Kecamatan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik - Baik 20,00 Baik 22,00 Baik 25,00 Baik 30,00 Baik 97,00 Mulak
Kapasitas Aparatur (IKM) Sebingkai
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Kecamatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 30,00 Baik 68,00 Baik 61,00 Baik 70,00 Baik 79,00 Baik 308,00 Mulak
Sistem Pelaporan
Sebingkai
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan Kecamatan
Pengembangan Masyarakat Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00 Mulak
Kemitraan (IKM) Sebingkai
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Sistem Pendukung (IKM) Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00 Mulak
Usaha Mikro Kecil Sebingkai
Menengah
Program Partisipasi Indeks Kepuasan Kecamatan
Masyarakat Dalam Masyarakat Indeks Baik Baik 20,00 - - - - - - - - Baik 20,00 Mulak
Membangun Desa (IKM) Sebingkai
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat
Kec. Suka
Pemeliharaan Jalan (IKM) Indeks Baik Baik 29,00 - - - - - - - - Baik 29,00
Merindu
Dan Jembatan

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Peran Masyarakat Kecamatan
Perempuan Di (IKM) Indeks Baik Baik 10,00 - - - - - - - - Baik 10,00 Mulak
Pedesaan Sebingkai

Program Pembinaan Indeks Kepuasan


Dan Masyarakat Kecamatan
Pemasyarakatan (IKM) Indeks Baik Baik 13,00 - - - - - - - - Baik 13,00 Mulak
Olahraga Sebingkai
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kecamatan
Pembangunan (IKM) Indeks Baik Baik 19,00 - - - - - - - - Baik 19,00 Mulak
Daerah Sebingkai

Program Indeks Kepuasan


Pemberdayaan Dan Masyarakat Kecamatan
Partisipasi (IKM) Indeks Baik - - Baik 122,10 Baik 134,31 Baik 147,74 Baik 162,52 Baik 677,67 Mulak
Masyarakat Sebingkai

4 01 31 Kecamatan Lahat
Selatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Kec. Lahat
Pelayanan (IKM) Indeks Baik Baik 239,450 Baik 263,395 Baik 289,734 Baik 318,707 Baik 350,578 Baik 1.461,866
Selatan
Administrasi
Perkantoran
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 51,550 Baik 82,550 Baik 85,650 Baik 89,060 Baik 92,811 Baik 401,621
Sarana Dan (IKM) Selatan
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 18,00 - - - - - - - - Baik 18,00
Kapasitas Sumber (IKM) Selatan
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Kec. Lahat
Skor Baik Baik 48,00 Baik 48,00 Baik 52,800 Baik 58,080 Baik 63,888 Baik 222,768
Sistem Pelaporan Selatan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat
Sistem Pendukung (IKM)
Kec. Lahat
Usaha Bagi Usaha Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik 15,00
Selatan
Mikro Kecil
Menengah

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Partisipasi (IKM) Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 24,00 - - - - - - - - Baik 24,00
Masyarakat Dalam Selatan
Membangun Desa
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 18,00 - - - - - - - - Baik 18,00
Kapasitas Aparatur (IKM) Selatan
Pemerintahan Desa
Program Indeks Kepuasan
Rehabilitasi/ Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 31,00 - - - - - - - - Baik 31,00
Pemeliharaan Jalan (IKM) Selatan
Dan Jembatan
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Peran Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik 15,00
Perempuan Di (IKM) Selatan
Pedesaan
Program Indeks Kepuasan
Pengembangan Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 25,00 - - - - - - - - Baik 25,00
Mental Spiritual (IKM) Selatan
Dan Nasional
Program Indeks Kepuasan
Perencanaan Masyarakat Kec. Lahat
Indeks Baik Baik 15,00 - - - - - - - - Baik 15,00
Pembangunan (IKM) Selatan
Daerah
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Pemberdayaan Dan (IKM) Kec. Lahat
Indeks Baik - - Baik 157,30 Baik 173,03 Baik 190,33 Baik 209,37 Baik 873,03
Partisipasi Selatan
Masyarakat

4 02 Pengawasan
4 02 1 Inspektorat
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Jasa Administrasi Masyarakat
Indeks Baik Baik 876,73 Baik 964,40 Baik 1.060,84 Baik 1.166,93 Baik 1.283,62 Baik 5.352,52 Inspektorat
Perkantoran (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
662,27 728,49 881,48
Sarana Prasarana (IKM) Indeks Baik Baik 507,06 Baik Baik Baik 801,34 Baik Baik 3.580,64 Inspektorat
Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat 152,46
Indeks Baik Baik 100,50 Baik 138,60 Baik Baik 167,71 Baik 184,48 Baik 769,24 Inspektorat
Disiplin Aparatur (IKM)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
1.453,01
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 238,00 Baik 261,80 Baik 287,98 Baik 316,78 Baik 348,46 Baik Inspektorat
Daya Aparatur

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Skor Baik Baik 12,65 Baik 13,92 Baik 15,31 BB 16,84 BB 18,52 BB 77,23 Inspektorat
Capaian Kinerja
Dan Keuangan

Program Persentase
Peningkatan penyelesaian
Sistem Pengawasan tindak lanjut
Internal Dan temuan
Pengendalian Indeks 98 98 3.417,24 98 3.223,33 98 3.545,66 99 4.001,49 100 4.290,25 100 18.477,96 Inspektorat
Pelaksanaan
Kebijakan Kepala
Daerah

4 03 Perencanaan
4 03 1 Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat 65,00 71,5 75,08 78,83 82,77 86,91 86,91
Indeks 1.169,77 1.411,75 1.552,92 1.708,21 1.879,04 7.721,69 Bappeda
Perkantoran (IKM) Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
65,00 71,5 75,08 78,83 82,77 86,91 86,91
Sarana Dan (IKM) Indeks 582,42 620,66 682,73 751,00 826,10 3.462,91 Bappeda
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Prasarana Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat 152,46
Indeks Baik Baik 100,00 Baik 138,60 Baik Baik 167,71 Baik 184,48 Baik 743,25 Bappeda
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
65,00 71,5 59,01 75,08 78,83 82,77 86,91 86,91
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks 64,91 71,40 78,54 86,39 360,25 Bappeda
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Daya Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan 75,00
Skor Baik 90,00 Baik 86,00 Baik 94,60 Baik 104,06 Baik 147,47 Baik 522,13 Bappeda
Sistem Pelaporan Baik
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Sistem Data
Ada/
Pengembangan Yang
Tidak Ada Ada 560,00 Ada 616,00 Ada 677,60 Ada 745,36 Ada 819,90 Ada 3.418,86 Bappeda
Data/ Informasi Terintegrasi
Ada
Program Kerjasama Persentase
Pembangunan Pencapaian
Program
Persen 65 71,5 215,00 75,08 421,50 78,83 428,65 82,77 436,52 86,91 445,17 86,91 1.946,84 Bappeda
Kerjasama
Pembangunan
Yang Tercapai
Program Persentase
Perencanaan Target Program
Pengembangan dalam RKPD
Wilayah Strategis yang tercapai
Persen 54,66 82,64 492,19 82,64 917,50 83,60 988,70 85,85 1.067,57 95,50 1.204,33 95,50 4.670,29 Bappeda
Dan Cepat Tumbuh Lingkup Bidang
Infrastruktur
dan Kewilayahan

Program Persentase
Perencanaan Target Program
Penembangan Kota- dalam RKPD
Kota Menengah dan yang tercapai
Persen 54,66 82,64 140,00 82,64 154,00 83,60 169,40 85,85 186,34 95,50 204,97 95,50 854,71 Bappeda
Besar Lingkup Bidang
Infrastruktur
dan Kewilayahan

Program Persentase
Peningkatan Aparatur yang
Kapasitas mengikuti
Kelembagaan Diklat/Pelatihan
Persen 65,00 71,5 375,00 75,08 412,50 78,83 453,75 82,77 499,13 86,91 549,04 86,91 2.289,42 Bappeda
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Program Persentase
Perencanaan Target Program
Pembangunan dalam RKPD Persen 55,12 85,32 2.460,00 86,52 1.677,50 87,20 1.845,25 88,57 2.029,78 94,88 2.732,76 94,88 10.745,29 Bappeda
Daerah yang tercapai
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase
Perencanaan Target Program
Pembangunan dalam RKPD
Ekonomi yang tercapai Persen 42,22 87,78 300,00 88,89 1.167,50 90 1.291,75 91,11 1.429,55 93,33 1.582,43 93,33 5.771,23 Bappeda
Lingkup Bidang
Ekonomi

Program Persentase
Perencanaan Sosial Target Program
Dan Budaya dalam RKPD
yang tercapai
Lingkup Bidang Persen 62,16 88,65 600,00 91,89 1.610,00 91,89 1.424,00 91,89 149,40 94,59 1.565,64 94,59 5.349,04 Bappeda
Sosial dan
Budaya

Program Persentase
Perencanaan Target Program
Prasarana Wilayah dalam RKPD
dan Sumber Daya yang tercapai Persen 42,22 87,78 75,00 88,89 82,50 90 90,75 91,11 99,83 93,33 109,81 93,33 457,89 Bappeda
Alam Lingkup Bidang
Ekonomi

4 04 Keuangan
4 04 5 Badan Keuangan
Daerah
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Badan Keuangan
Indeks Baik Baik 2.956,21 Baik 3.279,90 Baik 3.279,98 Baik 3.279,98 Baik 3.289,98 Baik 16.086,05
Perkantoran (IKM) Daerah

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Badan Keuangan
Sarana Dan (IKM) Indeks Baik Baik 744,00 Baik 1.014,00 Baik 1.040,00 Baik 590,00 Baik 595,00 Baik 3.983,00
Daerah
Prasarana Aparatur

Program Indeks Kepuasan


Badan Keuangan
Peningkatan Masyarakat Indeks Baik Baik 276,80 Baik 276,80 Baik 276,80 Baik 276,80 Baik 276,80 Baik 1.384,00
Daerah
Disiplin Aparatur (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Badan Keuangan
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 17,70 Baik 90,00 Baik 100,00 Baik 100,00 Baik 150,00 Baik 457,70
Daerah
Daya Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Nilai LKjIP
Peningkatan
Pengembangan Badan Keuangan
Skor B B 275,00 B 635,00 BB 645,00 BB 655,00 A 665,00 A 2.875,00
Sistem Pelaporan Daerah
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Penetapan APBD (Tepat
Peningkatan Dan Waktu /
Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Badan Keuangan
Pengembangan Tidak 2.370,00 3.330,00 3.330,00 3.080,00 3.080,00 15.190,00
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Daerah
Pengelolaan Tepat
Keuangan Daerah Waktu)
Program Pembinaan Persentase Gaji
Dan Fasilitasi Tepat Waktu
Badan Keuangan
Pengelolaan Persen 95 95 200,00 96 200,00 96,5 200,00 97 200,00 98 200,00 98 1.000,00
Daerah
Keuangan
Kabupaten Lahat
Program Opini BPK
Peningkatan
Badan Keuangan
Manajemen Opini WTP WTP 710,00 WTP 1.035,00 WTP 1.035,00 WTP 1.035,00 WTP 1.035,00 WTP 4.850,00
Daerah
Aset/Barang
Daerah
Program Persentase
Intensifiikasi Dan Peningkatan
Badan Keuangan
Ekstensifikasi Pendapatan Asli Persen 4 4 1.825,79 4,2 2.150,79 4,3 2.155,79 4,4 2.175,79 4,5 2.175,79 4,5 10.483,95
Daerah
Sumber-Sumber Daerah
Pendapatan Daerah
Program Persentase
Perencanaan Target Program
Badan Keuangan
Pembangunan dalam RKPD Persen 55,12 85,32 400,00 - - - - - - - - 85,32- 400,00
Daerah
Daerah yang tercapai

4 05 Kepegawaian
4 05 7 Badan Kepegawaian
dan Pengembangan
SDM
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks 0 68,75 966,15 70,55 1.144,50 72,25 1.209,34 75,45 1.322,62 78,75 1.467,49 78,75 6.109,99 BKPSDM
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Sarana dan (IKM) Indeks 0 68,75 297,99 70,55 1.392,39 72,25 1.452,77 75,45 1.516,73 78,75 1.582,98 78,75 6.242,85 BKPSDM
Prasarana Aparatur
- VII.80 -

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja


Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Persentase ASN
Peningkatan yang mengikuti
Kapasitas Sumber Pendidikan dan Persen 0,13 0,43 370,80 0,73 5.661,88 1,02 6.228,07 1,32 7.331,20 1,62 7.535,96 1,62 27.127,91 BKPSDM
Daya Aparatur Pelatihan Formal

Program Nilai LKjIP


Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan Skor 72,37 72,37 100,79 72,37 153,57 72,37 172,75 72,37 193,65 72,37 247,99 72,37 868,75 BKPSDM
Capaian Kinerja
dan Keuangan

Program Persentase
Peningkatan Pejabat ASN
Kapasitas Sumber yang telah
Daya Aparatur mengikuti
Persen 48,99 50,22 529,16 - - - - - - - - 50,22 529,16 BKPSDM
Pendidikan dan
Pelathan
Struktural

Program Pembinaan Jumlah Jabatan


dan Pengembangan Administrasi
Jabatan 1382 1382 4.987,42 1382 7.903,17 1382 8.248,48 1382 8.644,83 1382 9.504,31 1382 39.288,20 BKPSDM
Aparatur pada Instansi
Pemerintah

4 07 Penelitian dan
Pengembangan
4 07 1 Badan Penelitian
dan Pengembangan
Program Pelayanan Indeks Kepuasan
Administrasi Masyarakat Indeks Baik Baik 474,25 Baik 521,68 Baik 573,85 Baik 631,23 Baik 694,35 Baik 2.895,36 Balitbangda
Perkantoran (IKM)
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 87,50 Baik 96,25 Baik 105,88 Baik 116,46 Baik 128,11 Baik 534,20 Balitbangda
Sarana Dan (IKM)
Prasarana Aparatur
Program Indeks Kepuasan
Peningkatan Masyarakat
Indeks Baik Baik 25,00 Baik 27,50 Baik 30,25 Baik 33,28 Baik 36,60 Baik 152,63 Balitbangda
Disiplin Aparatur (IKM)

Program Indeks Kepuasan


Peningkatan Masyarakat
Kapasitas Sumber (IKM) Indeks Baik Baik 100,00 Baik 110,00 Baik 121,00 Baik 133,10 Baik 146,41 Baik 610,51 Balitbangda
Daya Aparatur
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
Akhir Periode Perangkat
Pemerintahan Dan Indikator Kinerja RPJMD Daerah
Kode Program Prioritas Kinerja Program Satuan Awal
Penanggung
Pembangunan (outcome) RPJMD
Jawab
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta) Target (juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program NILAI LKjIP
Peningkatan
Pengembangan
Skor Baik Baik 34,85 Baik 38,33 Baik 42,17 Baik 46,38 Baik 51,02 Baik 212,75 Balitbangda
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Program Persentase
Pengkajian Iptek Peningkatan
Informasi Dan pengembangan Persen 0 20 130,0 40 393,00 60 432,30 80 475,53 100 523,08 100 1.953,91 Balitbangda
Komunikasi Sistem Inovasi
Daerah
Program Persentase
Pengkajian Peningkatan
Persen 0 20 130,00 40 763,00 60 839,30 80 923,23 100 1.015,55 100 3.671,08 Balitbangda
Pemerintahan,Ekon Hasil Riset
omi Dan Sosial Daerah
Budaya
Program Pengkajian Persentase
Sumber Daya Alam Peningkatan
Persen 0 20 130,00 40 543,00 60 597,30 80 657,03 100 722,73 100 2.650,06 Balitbangda
Dan Lingkungan hasil Riset
Hidup Daerah
- VIII.1 -

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

Indikator kinerja daerah merupakan tolok ukur yang


digunakan untuk memberikan gambaran keberhasilan pencapaian
visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir
periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat
Tahun 2019-2023 dijadikan dasar oleh Perangkat Daerah dalam
pencapaian target kinerja program dan kegiatan pembangunan baik
setiap tahun maupun pada kondisi kinerja pada akhir periode
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Oleh
karena itu, penetapan indikator kinerja sasaran dilakukan dengan
mempertimbangkan indikator yang khusus, terukur, dapat dicapai,
rasional, dan memperhitungkan waktu pencapaian dengan tetap
bersumber pada aspek, fokus dan indikator kinerja menurut bidang
urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

8.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA

Pengukuran keberhasilan rencana pembangunan jangka


menengah daerah dalam pencapaian visi misi Kepala Daerah
tercermin dari capaian indikator kinerja utama yang ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023. Untuk mengukur keberhasilan
program pembangunan yang telah ditentukan maka dipilih Indikator
Kinerja Utama dan target capaian lima tahun mendatang sebagai
berikut :
- VIII.2 -

Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

Kondisi Kondisi
Kinerja Target Tahun Kinerja Akhir
No Indikator Satuan Awal Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks CC (55,83) CC (57,25) B (60,25) B (65,5) B (69,25) BB (70,5) BB (70,5)
2 Indeks Kepuasan Masyarakat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Indeks
(85,10) (85,90) (86,50) (87,10) (87,70) (83,30) (88,30)
3 Opini Bpk Atas Laporan Keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
4 Nilai Sakip B B B BB BB BB BB
Skor
(64,1) (66,5) (68,5) (70,1) (72,5) (75,1) (75,1)
5 Indeks Aksesibilitas Indeks 0,297 0,299 0,30 0,31 0,32 0,33 0,33
6 Persentase Panjang Jalan
Persen 58,81 62,17 65,90 70,01 74,49 79,34 79,34
Kabupaten Dalam Kondisi Mantap
7 Jumlah Terminal yang Memiliki
Sarana dan Fasilitas yang Terminal 2 2 2 2 2 3 3
Memadai
8 Rasio Jaringan Irigasi Persen 59 60 61 62 63 64 64
9 Cakupan Ketersediaan Rumah Persen 84,83 84,83 85,01 85,23 85,46 85,71 85,71
Layak Huni
10 Persentase Kesesuaian
Persen 90 91 92 93 94 95 95
Pemanfaatan Ruang
11 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks - 62.21 62,22 62,26 62,29 62,33 62,33
12 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks 66,99 67,68 68,26 68,84 69,42 70,02 70,02
(IPM)
13 Umur Harapan Hidup Tahun 65,50 65,85 66,20 66,55 66.90 67,25 67,25
14 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 12,32 12,43 12,49 12,54 12,60 12,65 12,65
Kondisi Kondisi
Kinerja Target Tahun Kinerja Akhir
No Indikator Satuan Awal Periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
15 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 8,44 9,0 9,10 9,18 9,35 9,50 9,50
16 Jumlah Atlet Berprestasi Orang - 98 100 105 108 110 110
17 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks - 95,20 95,50 95,91 96,43 96,86 96,86
18 Indeks Pemberdayaan Gender
Indeks - 65,26 67,06 68,86 70,68 72,46 72,46
(IDG)
19 Angka Kemiskinan Persen 16,15 14,29 13,21 12,13 11,05 9,92 9,92
20 Pertumbuhan Ekonomi Persen 4,07 4,15 4,24 4,33 4,41 4,50 4,50
21 Persentase Penanganan Persen 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
22 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 71,50 73,00 73,50 74,50 75,00 75,50 75,50

23 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 3,29 3,22 3,15 3,08 3,01 2,94 2,94

24 Zakat Terkumpul Di BAZ Milyar 2,095 2,150 2,200 2,250 2,300 2,350 2.350
Rupiah
25 Persentase Masyarakat Bebas Buta Persen 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00
Aksara Al Quran
26 Persentase Benda Situs dan Persen
3,26 3,26 5,78 10,39 15,48 24,77 24,77
Kawasan Cagar Budaya yang
Dilestarikan
- VIII.4 -

8.2 INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk


memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian
visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir
periode jabatan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,
khususnya dalam pemenuhan kinerja pada aspek kesejahteraan,
layanan umum dan daya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap
tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun
sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dapat tercapai.

Indikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya


dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang
telah ditetapkan (outcomes) atau impact. Indikator kinerja daerah
dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum dan aspek daya saing. Aspek kesejahteraan
masyarakat diukur melalui indikator makro yang merupakan
indikator gabungan dari berbagai kegiatan pembangunan sosial dan
ekonomi. Aspek pelayanan umum merupakan segala bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan atau urusan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat seperti infrastruktur dasar baik secara fisik maupun
sosial. Aspek daya saing daerah merupakan indikator yang mengukur
kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023


dapat dilihat pada tabel berikut :
- VIII.5 -

Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja


Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

I. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


1 Pertumbuhan Ekonomi Persen 4,07 4,15 4,24 4,33 4,41 4,50 4,50
2 PDRB per Kapita Rp. Ribu 38.655 39.817 40.979 42.141 43.303 44.465 44.465
3 Rasio Gini Rasio 0,355 0,354 0,353 0,352 0,351 0,350 0,350
4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 66,99 67,68 68,26 68,84 69,42 70,02 70,02
5 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 12,32 12,43 12,49 12,54 12,60 12,65 12,65
6 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 8,44 9,0 9,10 9,18 9,35 9,50 9,50
7 Usia Harapan Hidup Tahun 65,50 65,85 66,20 66,55 66.90 67,25 67,25
8 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 71,50 73,00 73,50 74,50 75,00 75,50 75,50
9 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 3,29 3,22 3,15 3,08 3,01 2,94 2,94
10 Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
(85,10) (85,90) (86,50) (87,10) (87,70) (83,30) (88,30)
11 Cadangan Pangan Ton 60 100 120 130 140 150 150
12 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Persen 0,353 0,325 0,320 0,315 0,300 0,295 0,295
13 Zakat yang terkumpul di BAZ Rp. Milyar 2.095 2.150 2.200 2.250 2.300 2.350 2.350
14 Penurunan Konflik Sosal Konflik 10 8 6 4 2 1 1
15 Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
16 Nilai SAKIP Skor B B B BB BB BB BB
(64,1) (66,5) (68,5) (70,1) (72,5) (75,1) (75,1)

II Aspek Daya Saing Daerah


1 Pengeluaran Per Kapita Rupiah 777.778 792.473 807.168 821.863 836.558 851.253 851.253
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

III Aspek Pelayanan Umum


1 Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1.01 Pendidikan
1.01.1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
1 APK PAUD Persen 74,39 74,39 75,78 77,19 78,59 80,00 80,00
APM PAUD Persen 64,20 64,20 65,23 66,64 68,04 71,21 71,21
2 APK SD Persen 103,75 100 100 100 100 100 100
APK SMP Persen 96,18 100 100 100 100 100 100
3 APM SD Persen 98,10 98,28 98,47 98,83 99,06 99,25 99,25
APM SMP Persen 77,06 79,75 80,35 82,28 84,42 86,69 86,69
4 APS SD Persen 104,15 100 100 100 100 100 100
APS SMP Persen 84,90 88,75 91,51 93,75 96,04 98,52 98,52
5 Angka kelulusan SD Persen 99,91 100 100 100 100 100 100
Angka kelulusan SMP Persen 98,63 100 100 100 100 100 100
6 Angka Melanjutkan SD Persen 83,39 94,28 98,37 100 100 100 100
Angka Melanjutkan SMP Persen 106,18 100 100 100 100 100 100
7 Guru yang memenuhi kuallifikasi S1/D-IV Persen 87,79 88,62 89,58 90,94 91,76 92,46 92,46
8 Rasio murid dan guru SD Rasio 1:12 1:12 1:12 1:12 1:12 1:12 1:12
Rasio murid dan guru SMP Rasio 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13
9 Angka Melek Huruf Persen 100,86 100 100 100 100 100 100
10 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 8,44 8,74 9,00 9,18 9,35 9,50 9,50
11 Jumlah Karya Budaya yang direvitalisasi Karya 6 6 6 6 6 6 6
dan Inventarisasi Budaya
12 Persentase Benda, Situs dan Kawasan Persen 3,28 3,28 5,78 10,39 15,48 24,77 24,77
Cagar Budaya yang dilestarikan
13 Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Kali 2 2 2 2 2 2 2
Budaya
14 Jumlah Cagar Budaya yang dikelola secara Cagar 265 265 265 265 265 265 265
terpadu Budaya
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.2 Urusan Kesehatan
1.2.1 Dinas Kesehatan
1 Persentase ketersediaan obat dan
Persen 45 50 60 70 75 80 80
perbekalan sesuai kebutuhan
2 Persentase penduduk yang memanfatkan
sarana kesehatan Persen 13,56 28,19 44,14 61,43 80,05 100 100
3 Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Persen 16,25 32,51 48,76 65,51 82,75 100 100
yang dibina
4 Persentase rumah tangga ber PHBS Persen 60 63 65 68 70 72 72
5 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat
Persen 21,73 43,47 61,59 76,08 89,13 100 100
perawatan
6 Persentase keluarga yang mengakses
sanitasi dasar Persen 60 65 70 75 80 85 85
7 Angka Kesakitan DBD per 100.000
Persen 18,50 36,00 53,00 69,00 85,00 100 100
penduduk (insiden rate)
8 Persentase Puskesmas yang memiliki Profil
Persen 60 65 70 80 90 100 100
Kesehatan
9 Persentase puskesmas yang melakukan
pelayanan kesehatan bagi penduduk Persen 16,25 32,51 48,76 65,51 82,75 100 100
miskin
10 Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 78,42 80,00 82,00 83,00 84,00 85,00 85,00
11 Persentase penduduk yang menjadi peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Persen 36,00 39 42 46 50 55 55
program JKN KIS
12 Cakupan pelayanan anak balita Persen 14,74 30,93 47,48 64,56 82,01 100 100
13 Persentase Puskesmas yang melakukan
Persen 16,25 32,51 48,76 65,51 82,75 100 100
pelayanan kesehatan lansia
14 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan
Persen 51 55 60 65 70 75 75
yang memenuhi syarat
15 Angka kematian ibu /1000
kelahiran 61,60 61,00 60,50 60,00 59,50 59,00 59,00
hidup
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
16 Persentase Jumlah PKM yang
Persen 65 70 75 80 85 90 90
melaksanakan program PTM

1.2.2 RSUD
1 Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 82 82.16 82.33 82.49 82.66 82.82 82.82

1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


1.3.1 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
1 Persentase Panjang Jalan Kabupaten
Persen 58,81 62,17 65,90 70,01 74,49 79,34 79,34
dalam kondisi mantap (>40 km/jam)
2 Persentase Dokumen Database Jalan,
Persen - - 100 100 100 100 100
Jembatan dan Irigasi
3 Persentase Sarana Prasarana
Persen 25 - 40 50 57 57 57
Kebinamargaan kondisi baik
4 Persentase Luas Jaringan Irigasi dalam
Persen 52,73 54,22 55,72 57,22 58,72 60,22 60,22
kondisi baik
5 Persentase Ketaatan terhadap RTRW Persen 74 93 94 96 97 99 99
6 Persentase Pelaku Jasa Konstruksi yang
Persen - - 75 82 90 97 97
terlatih
7 Persentase Layanan Rekomendasi IUJK
dengan waktu penerbitan paling lama 10 Persen 44 56 60 73 75 77 77
hari kerja setelah persyaratan lengkap

1.4 Perumahan Rakyat dan Kawasan


Pemukiman
1.4.1 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
1 Persentase drainase dalam kondisi baik/
Persen 6,16 6,448 6,74 7,05 7,35 7,67 7,67
pembuangan aliran air tidak tersumbat
2 Persentase luas lahan bersertifikat Persen 17,27 17,96 18,76 19,56 20,38 21,19 21,19
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3 Persentase pembangunan
turap/Talud/Bronjong di wilayah jalan
Persen 25,58 39,48 53,45 67,51 81,63 95,85 95,85
penghubung dan aliran sungai rawan
longsor
4 Penyelesaian Kasus Tanah Negara Persen 10,00 20,00 30,00 42,00 56,00 72,00 72,00
5 Persentase Pengembangan sistem informasi
Persen 0 0 20 40 80 100 100
pertanahan
6 Persentase titik taman terpelihara dan
Persen 100 100 100 100 100 100 100
tertata
7 Persentase SPAL dalam kondisi baik/
Persen 31,05 33,95 36,88 39,82 42,78 45,77 45,77
pembuangan aliran air tidak tersumbat
8 Persentase rumah tinggal berakses air
Persen 36,69 48,48 60,18 72,05 84,09 96,27 96,27
minum
9 Persentase rumah tinggal berakses sanitasi Persen 2,45 5,93 6,56 7,22 14,20 15,88 15,88
10 Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni
Persen 84,83 84,83 85,01 85,23 85,46 85,71 85,71
11 Proporsi panjang jaringan jalan setapak
Persen 23,76 24,87 26,13 27,50 28,94 30,47 30,47
pemukiman dalam kondisi baik

1.05 Ketentraman dan Ketertiban Umum


serta Perlindungan Masyarakat
1.05.1 Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan
Pemadam Kebakaran
1 Persentase Penegakan Perda Persen 25 26 27 28 29 30 30
2 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
Persen 30 33 36 37 38 39 39
(ketentraman, ketertiban dan keindahan)
3 Cakupan Petugas Perlindungan
Persen 5 6.25 8.33 10,41 12.5 14.5 14.5
Masyarakat (Linmas)
4 Cakupan Pelayanan Informasi Perda
Persen 4 5 6 8 9 10 10
- VIII.10 -

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja


Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
5 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran
Persen 0,16 0,23 0,28 0,32 0,37 0,41 0,41
Kabupaten/ Kota

1.05.2 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik


1 Berkurangnya Jumlah Konflik sosial di
masyarakat Konflik 10 8 6 4 2 1 1
2 Jumlah konflik SARA, kasus teroris, dan
Kasus 0 0 0 0 0 0 0
paham ideologi yang menyimpang
3 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Indeks 74 74 75 76 77 78 78

1.06 Sosial
1.06.1 Dinas Sosial
1 Persentase jumlah keluarga sangat miskin
(KSM) yang memperoleh bantuan sosial Persen 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35
Program Keluarga Harapan (PKH)
2 Persentase KMS skala yang memperoleh
bantuan sosial untuk pemenuhan Persen 44,36 49,20 51,74 54,28 56,81 59,35 59,35
kebutuhan dasar
3 Persentase Lembaga Kesejahteraan Sosial
(LKS) yang menyediakan Sarana dan Persen 44 56 67 78 89 100 100
Prasarana Pelayanan Kesehatan Sosial
4 Persentase eks. Penyandang Penyakit
Persen 50 58 67 75 83 92 92
sosial yang tertangani
5 Jumlah lembaga pelayanan kesejahteraan
Lembaga 9 9 9 9 9 9 9
sosial
6 Jumlah korban bencana yang menerima
bantuan sosial selama masa tanggap KK 38 45 50 55 60 65 65
darurat
7 Persentase anak terlantar yang dilatih
Persen - - 30 35 40 45 45
keterampilan
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.06.2 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
1 Persentase Peningkatan Penanganan
Persen - 5,90 11,76 17,64 23,52 29,41 29,41
Daerah Rawan Bencana
2 Rata - Rata Waktu Tanggap Darurat
Jam 1 1 1 1 1 1 1
Setelah Laporan Kejadian Bencana
3 Lokasi Penanganan Pasca Bencana Lokasi 2 2 4 4 4 4 4

2 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar


2.01 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1 Persentase Desa transmigrasi yang
Persen 5.41 10,81 16,22 21,62 26,03 32,43 32,43
dikembangkan
2 Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan
Persen 55.57 57,16 58,83 60,57 62,30 64,09 64,09
pelatihan berbasis kompetensi
3 Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
Persen 44,30 45,59 46,92 48,29 49,71 51,19 51,19
ditempatkan
4 Besaran pekerja/buruh yang menjadi
Persen 72.61 74,75 76,94 79,22 81,54 84,15 84,15
peserta program jamsostek

2.02 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak
1 Persentase Partisipasi Perempuan di
Persen 10 10 10 12,5 12,5 15 15
Lembaga Legislatif
2 Kabupaten Lahat menuju Kota Layak Anak
(KLA) Status KLA 0 Pratama Madya Nindya Utama KLA KLA
3 Persentase Penurunan Kasus Perempuan
Persen 10 9,30 8,60 7,90 7,20 6,50 6,50
dan Anak dari Tindak Kekerasan
4 Persentase Partisipasi Perempuan di
Persen 26,3 26,80 27,60 28,70 29,90 31,30 31,30
Lembaga Pemerintah
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
03 Urusan Pangan
03.1 Dinas Ketahanan Pangan
1 Cadangan Pangan Daerah Ton 60 100 120 130 140 150 150

2.05 Dinas Lingkungan Hidup


1 Jumlah sampah yang ditangani Ton/Tahun 158.650 158.650 220.923 303.517 522.154 551.479 551.479
2 Indeks Kualitas Lingkungan Indeks - 62,21 62,22 62,26 62,29 62,33 62,33
3 Persentase Penyelesaian Kasus Lingkungan Persen 64 74 74 84 84 100 100
4 Persentase Ketersediaan Data Informasi
Persen 75 85 85 90 90 100 100
SDA dan LH

2.06 Dinas Kependudukan dan Pencatatan


Sipil
1 Persentase Penerbitan Kartu Tanda
Persen 85 86 87 88 89 91 91
Penduduk (KTP/e-KTP)
2 Persentase Penerbitan Kartu Keluarga (KK) Persen 25,5 33 41 50 58 66 66
3 Persentase Penerbitan Akta Kelahiran Persen 20 28 35 43 50 58 58
4 Persentase Penerbitan Akta Kematian Persen 14 27 41 54 68 81 81

2.07 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa
1 Swadaya Masyarakat terhadap Proggram
Persen 50 50 58,33 66,66 83,33 100 100
Pemberdayaan Masyarakat
2 Persentase BUMDES Binaan Persen 29,00 29,00 36,00 44,00 53,00 61,00 61,00
3 Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam
Persen 19,44 19,44 34,72 56,94 80,55 100 100
Pembangunan Desa
4 Persentase Aparatur Desa Yang Terlatih Persen 30 30 50 72,22 95,83 100 100
5 Persentase PKK Aktif Persen 33,33 33,33 50,00 66,67 83,33 100 100
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
6 Persentase Pemeliharaan Pasca Program
Persen 22,22 22,22 44,40 88,00 94,00 100 100
Pemberdayaan Masyarakat

2.08 Dinas Pengendalian Penduduk dan


Keluarga Berencana
1 Angka Pemakaian Kontrasepsi / CPR bagi
Perempuan Menikah Usia 15-49 tahun Persen 73,28 73,38 73,48 73,58 73,68 73,78 73,78
2 Persentase PUS yang ingin ber-KB tidak
Persen 5,09 5,07 5,05 5,03 5,01 5,00 5,00
terpenuhi (Unmet Need)
3 Cakupan Remaja dalam PIK Remaja/
Persen 63,89 68,06 72,22 76,39 80,56 84,72 84,72
Mahasiswa
4 Jumlah Kebijakan (Peraturan
Daerah/Peraturan Kepala Daerah) yang
Kebijakan - - 1 - 2 - 2
mengatur tentang pengendalian kuantitas
dan kualitas penduduk
5 Jumlah kerjasama penyelenggaraan
pendidikan formal, non formal dan informal Kerjasama - 2 3 4 5 6 6
yg melakukan pendidikan kependudukan
6 Persentase Perangkat Daerah yang
berperan aktif dalam Pembangunan Persen 12,12 15,15 18,18 21,21 24,24 27,27 27,27
Daerah melalui Kampung KB
7 Jumlah Kerjasama Penyelenggaraan
Pendidikan Formal, Non Formal dan
Kerjasama - 2 3 4 5 6 6
Informal yang melakukan Pendidikan
Kependudukan
8 Cakupan Kelompok Kegiatan Yang
Melakukan Pembinaan Keluarga melalui 8 Persen 84,17 - 85,22 86,28 87,34 88,39 88,39
Fungsi Keluarga
9 Cakupan Remaja dalam PIK Remaja/
Persen 63,89 - 72,22 76,39 80,56 84,72 84,72
Mahasiswa
10 Cakupan Anggota BKB yang ber-KB Persen 77,88 78,66 79,45 80,24 81,04 81,85 81,85
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.09 Dinas Perhubungan
1 Rasio Panjang Jalan Perjumlah Kendaraan Rasio - 0,62 0,61 0,60 0,58 0,57 0,57
2 Persentase Jumlah Rambu Yang Di
Persen - 46,51 93,02 100,00 0,00 0,00 100,00
Pelihara
3 Persentase Layanan Angkutan Darat Persen 4,84 4,82 4,79 4,76 4,73 4,71 4,71
4 Jumlah Terminal Unit 2 2 2 2 2 2 2
5 Persentase Kepemilikan Angkutan Umum Persen 66,66 67,61 68,57 69.52 70,47 71,42 71,42

2.10 Dinas Komunikasi dan Informatika


1 Jumlah Cakupan Layanan Komunikasi Mass
- 14 15 16 17 18 18
Informasi Dan Media Masa media
2 Jumlah OPD Penerima Data Statistik
OPD - 34 34 34 34 34 34
Daerah
3 Penerima Informasi Pembangunan Daerah Kecamatan - 24 24 24 24 24 24

2.11 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan


Menengah
1 Persentase pertumbuhan Usaha Mikro
Persen 61,20 62,60 63,94 65,22 66,45 67,63 67,63
Kecil
2 Persentase Usaha Koperasi dan UKM yang
Persen - - 1,12 1,34 1,60 2,25 2,25
tumbuh, berkembang dan berdaya saing
3 Persentase Koperasi dan UKM yang Unggul
Persen - - 0,96 1,28 1,55 1,87 1,87
Memiliki Kompetensi
4 Persentase Penguatan Permodalan bagi
Persen - - 1,18 1,39 1,87 2,03 2,03
Koperasi bagi Koperasi dan UKM
5 Persentase Pengembangan jaringan
Persen - 0,32 1 1,55 1,87 2,41 2,41
Kerjasama Usaha Kopreasi dan UKM
6 Persentase UMK yang memiliki Izin IUMK Persen 4,05 5,62 7,07 8,39 8,68 10,75 10,75
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
7 Persentase Koperasi Aktif Persen 22,14 25,06 27,84 30,50 33,05 35,49 35,49
8 Persentase Koperasi berkembang Persen - 9,32 18,22 22,27 26,14 34,12 34,12
9 Persentase Koperasi Sehat dan Berprestasi Persen 6,32 9,09 18,0 21,4 25,8 29,4 29,4

2.12 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan


Terpadu Satu Pintu
1 Jumlah Investor Berskala Nasional
Investor 8 10 12 15 18 20 20
(PMDN/PMA)
2 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional
Milyar 165 180 185 190 195 200 200
(PMDN/PMA)
3 Nilai indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Indeks 85,075 87 88 90 91 93 93
Terhadap Pelayanan Perizinan
4 Jumlah Izin yang Diberikan Izin 5.000 5.500 5.700 6.000 6.200 6.500 6.500
5 Jumlah Kasus Pengaduan Pelayanan
Kasus 1 3 3 3 3 3 3
Perizinan

2.13 Dinas Pemuda dan Olahraga


1 Jumlah pemuda yang berprestasi di tingkat Tingkat
36 36 36 36 36 36 36
Kabupaten, Provinsi dan Nasional Kabupaten
Tingkat
4 20 21 22 23 24 24
Provinsi
Tingkat
- 3 3 3 3 3 3
Nasional
2 Persentase Pemuda Yang Telah Diberikan
Persen 0,09 0,20 0,31 0,44 0,60 0,78 0,78
Penyuluhan
3 Cakupan Pembinaan Olahraga Persen 3 31 41 44 47 50 50
4 Jumlah Atlet Berprestasi Atlet 0 98 100 105 108 110 110
5 Persentase Wirausaha Muda Persen - - 20 25 30 35 35
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.17 Urusan Perpustakaan
2.17.01 Dinas Perpustakaan
1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per
Orang 45.248 46.000 47.000 47.500 48.000 50.000 50.000
Tahun
2 Jumlah Dokumen / Arsip yang berhasil
Dokumen 1 20 20 20 20 20 20
dilestarikan

3 Urusan Pilihan
3.01 Dinas Perikanan
1 Produksi Perikanan Budidaya Ton 7874.8 8000 8100 8186.8 8186.8 8250 8250
2 Produksi Perikanan Tangkap Ton 398.8 400 402 404 406 408 408
3 Cakupan Bina Kelompok Nelayan Kelompok 30 40 40 50 52 55 55
kg/kapita/
4 Komsumsi Ikan 24,84 24,90 25,02 25,60 25,98 25,98 25,98
tahun

3.02 Urusan Pariwisata


3.02.1 Dinas Pariwisata
1 Jumlah Kunjungan Para Wisatawan orang 54.167 55.000 57.000 59.000 61.000 63.000 63.000
2 Jumlah Karya Budaya yang direvitalisasi Karya
7 7 7 7 7 7 7
dan di inventarisasi Budaya

3.03 Dinas Pertanian


1 Cakupan Bina Kelompok Tani Persen 0 40 45 50 55 60 60
2 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap
PDRB Persen 0,353 0,325 0,320 0,315 0,300 0,295 0,295
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3 Produksi Tanaman Pangan
- Padi Ton 219.330 218.044 254.815 280.440 306.565 333.190 333.190
- Jagung Ton 9.347 1.100 1.180 1.230 1.350 1.530 1.530
- Kedele Ton 572 2.380 2.427 2.474 2.521 2.570 2.570

4 Produksi tanaman hortikultura


- Duku Kuintal 642 661 681 701 722 744 744
- Durian Kuintal 81.441 83.884 86.400 88.992 91.662 94.411 94.411
- Manggis Kuintal 1.493 1.538 1.584 1.622 1.681 1.731 1.731
- Cabe besar Kuintal 7.814 8.048 8.289 8.538 8.794 9.058 9.058

5 Produksi perkebunan rakyat


- Kopi Ton 21.605 21.000 21.250 21.500 21.750 21.950 21.950
- Karet Ton 50.593 50.100 50.150 50.200 50.250 50.300 50.300
- Kakao Ton 2.280 2.150 2.155 2.160 2.165 2.165 2.165
- Kelapa Sawit Ton 131.906 70.250 70.300 70.350 70.400 70.450 70.450
6 Penyuluh PNS danTHL-TBPP yang
Orang 0 15 15 20 20 25 25
mengikuti pelatihan bintek dan sosialisasi
7 Persentase Penurunan Penyakit Ternak Persen 80,0 82,4 84,9 87,4 90 92,7 92,7
8 Produksi Peternakan :
- Produksi Daging Ton 4.810 4.917,10 5.064,61 5.216,55 5.373,05 5.534,24 5.534,24
- Produksi Telur Ton 2.443 2.521,96 2.597,62 2.675,55 2.755,81 2.838,49 2.838,49

3.06 Urusan Perdagangan


3.06.1 Dinas Perdagangan
1 Jumlah Pedagang yang Selesai Dibina Orang 1142 1192 1240 1289 1341 1394 1394
2 Jumlah Pasar yang Selesai Dikembangkan Unit 96 98 101 104 107 110 110
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3 Cakupan Bina Kelompok Pedagang /Usaha
Persen 35,69 39,69 43,69 47,69 51,69 55,69 55,69
Informal
4 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin/Indeks
Persen 20,21 27,21 34,21 41,21 48,21 55,21 55,21
Kepuasan Masyarakat (IKM) RT
5 Jumlah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Orang 1071 1101 1131 1161 1191 1221 1221
dan Pengrajin yang selesai dibina
6 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin/Indeks
Persen 18,03 25,03 32,03 39,03 46,03 53,03 53,03
Kepuasan Masyarakat (IKM) RT
7 Jumlah PAD dari Pelayanan Pasar Daerah Rp. (juta) 780,00 795,88 795,88 803,84 811,88 819,99 819,99

4 Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang


4.01 Administrasi Pemerintahan

4.01.3 Sekretariat Daerah

1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Indeks Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
2 Nilai LKjIP Skor B B B B B B B
3 Jumlah Muzakki (Wajib Zakat) Orang 1.078 1.100 1.125 1.150 1.175 1.200 1.200
4 Jumlah Mustahik (Penerima Zakat) Orang 3.600 3.650 3.700 3.750 3.800 3.850 3.850
5 Persentase Masyarakat Bebas Buta Aksara
Alquran Persen 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00

4.01.4 Sekretariat DPRD

1 Terintegrasi Program-Program DPRD untuk


melaksanakan fungsi pengawasan,
Ada/Tidak
pembentukan perda dan anggaran kedalam Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Ada
dokumen perencanaan dan dokumen
anggaran Setwan DPRD
Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

4.02 Pengawasan
4.02.1 Inspektorat
1 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut
Temuan Persen 98 98 98 98 99 100 100

4.03 Perencanaan
4.03.1 Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
1 Sistem Data Yang Terintegrasi Ada/Tidak
ada ada ada ada ada ada ada
Ada
2 Persentase Target Program Kerjasama
Pembangunan Yang Tercapai Persen 10 20 25 30 40 50 50

3 Persentase Target Program dalam RKPD


yang tercapai Lingkup Bidang Infrastruktur
Persen 54,66 82,64 82,64 83,60 85,85 95,50 95,50
dan Kewilayahan

4 Persentase Aparatur yang mengikuti


Diklat/Pelatihan Persen 10 20 30 40 50 60 60

5 Persentase Target Program dalam RKPD


yang tercapai Persen 55,12 85,32 86,52 87,20 88,57 94,88 94,88

6 Persentase Target Program dalam RKPD


yang tercapai Lingkup Bidang Ekonomi Persen 42,22 87,78 88,89 90 91,11 93,33 93,33

7 Persentase Target Program dalam RKPD


yang tercapai Lingkup Bidang Sosial dan
Persen 62,16 88,65 91,89 91,89 91,89 94,59 94,59
Budaya
- VIII.20 -

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja


Target Capaian Setiap Tahun
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Pada Awal Pada Akhir
No Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode RPJMD Periode RPJMD
(2018) (2023)
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
4.04 Keuangan
4.04.1 Badan Keuangan Daerah
1 Penetapan APBD Tepat
Waktu/ Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Tepat Waktu Tepat Waktu
Tidak Tepat Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
Waktu
2 Persentase Gaji Tepat Waktu (Akun Gaji
Persen 95 95 96 96,5 97 98 98
Tepat Waktu/Total Akun Gaji x 100%)
3 Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
4 Persentase Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah Persen 4 4 4,2 4,3 4,4 4,5 4,5

4.05 Kepegawaian
4.05.01 Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
1 Persentase Pejabat ASN yang mengikuti
Persen 48,99 50,22 54,20 58,18 62,16 66,14 66,14
Pendidikan dan Pelatihan Struktural
2 Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
dan Jabatan Administrasi Pada Instansi Jabatan 1382 1382 1382 1382 1382 1382 1382
Pemerintah

4.07 Penelitian dan Pengembangan


4.07.1 Badan Penelitian dan Pengembangan
1 Persentase Peningkatan Pengembangan
Sistem Inovasi Daerah Persen - 20 40 60 80 100 100
2 Persentase Peningkatan Hasil Riset Daerah
Bidang pemerintahan, Ekonomi dan Sosial Persen - 20 40 60 80 100 100
Budaya
3 Persentase Peningkatan hasil Riset Daerah
Bidang Sumber Daya Alam dan Persen - 20 40 60 80 100 100
Lingkungan Hidup
- IX.1 -

BAB IX
PENUTUP

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun
kedepan yang merupakan penjabaran visi, misi Bupati dan Wakil
Bupati Lahat sebagai pedoman dan arahan bersama bagi seluruh
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah yang sinergis, terpadu dan terarah dengan
pembangunan nasional. Seluruh Perangkat Daerah, masyarakat,
termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan program-
program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 dipublikasi dan dapat
diakses dengan baik oleh seluruh masyarakat, para pemangku
kepentingan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Lahat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 disusun dengan
mempertimbangkan hasil kajian dan konsepsi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lahat
Tahun 2005-2025, dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Selain itu
juga mempertimbangkan asas kesinambungan dengan program-
program pembangunan yang termuat dalam RPJMD Kabupaten
Lahat Tahun 2014-2018 serta mempertimbangkan arah
pembangunan kewilayahan sebagaimana dimuat dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lahat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat untuk periode satu tahun dan
pedoman Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD) yang memuat tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra-PD
kemudian menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja
Perangkat Daerah (Renja-PD) setiap tahunnya. Perangkat Daerah
berkewajiban menjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD) melalui proses pemantauan,
pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan serta hasil Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagaimana
diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017. Selanjutnya, Bupati Lahat dan DPRD Kabupaten Lahat akan
menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-
2023 kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.

Keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
tergantung pada sikap mental berupa niat baik, tekad, semangat,
ketaatan, dan disiplin serta komitmen bersama dari seluruh
pemangku kepentingan, baik pemerintahan, masyarakat maupun
dunia usaha. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan perlu
secara bersungguh-sungguh melaksanakan program-program
pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat
Tahun 2019-2023 agar pembangunan dapat berdaya guna serta
berhasil guna sehingga dapat dinikmati secara adil dan merata oleh
seluruh lapisan masyarakat. Dengan pencapaian visi dan misi
pembangunan jangka menengah, diharapkan Kabupaten Lahat akan
semakin dekat untuk mencapai visi jangka panjangnya, yaitu
“Terwujudnya Ekonomi Kerakyatan yang Mandiri Berbasis Agribisnis
Menuju Masyarakat Sejahtera”.
9.1. Program Transisi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 menjadi pedoman penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mulai tahun 2019 sampai
dengan tahun 2023, perencanaan pembangunan untuk penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2024 berpedoman
pada arah kebijakan dan sasaran pokok Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025
dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2024. Hal
ini disebabkan tahun 2024 merupakan masa transisi antara
periodesasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2019-2023 dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) periode 2024-2028, dimana dalam tahun
2024 masih dalam proses penyusunan. Pedoman transisi merupakan
arahan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi
kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir
masa jabatan Kepala Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2023, sehingga
kegiatan Pemilihan Kepala Daerah yang tidak bersamaan
pelaksanaannya dengan waktu perencanaan dan penganggaran
tahunan dapat tetap selaras dan tidak mengganggu proses jalannya
pemerintahan. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan
dan mengisi kekosongan dimaksud, Pemerintah Kabupaten Lahat
tetap menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Lahat Tahun 2024 dan selanjutnya RKPD tersebut
dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Lahat Tahun
Anggaran 2024.

Program transisi tahun 2024 dirumuskan dengan tetap


menjamin keberlanjutan dari apa yang sudah dilaksanakan dan
dicapai pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk periode selanjutnya,
program pembangunan yang dikembangkan dapat lebih banyak
berorientasi pada upaya memfasilitasi dan memberi berbagai
kemudahan ekonomi yang benar-benar nyata dan peluang sosial
yang adil kepada masyarakat. Kemudahan ekonomi adalah
kesempatan dan makin terbukanya akses masyarakat terhadap
berbagai sumber produksi dan pasar. Sedangkan peluang sosial
adalah upaya meningkatkan kesempatan masyarakat melakukan
mobilitas sosial ekonomi yang didukung dengan kualitas pendidikan
dan kesehatan yang baik, serta meningkatnya partisipasi aktif
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

9.2. Kaidah Pelaksanaan

Dalam rangka memperjelas pelaksanaan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat
Tahun 2019-2023, maka beberapa kaidah pelaksanaan yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:

a. Seluruh Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah


Kabupaten Lahat, masyarakat termasuk dunia usaha agar
melaksanakan program-program dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023 dengan sebaik-baiknya;

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan pedoman bagi
Perangkat Daerah dalam penyusunan Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD) yang memuat tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan tugas dan
fungsi setiap Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Renstra Perangkat Daerah tersebut nantinya akan menjadi
pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah
(Renja-PD);

c. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 ini selanjutnya
dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
mulai tahun 2019 hingga tahun 2023;

d. Seluruh Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten


Lahat wajib menjamin konsistensi antara Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Lahat Tahun 2019-2023 dengan Rencana Strategis Perangkat
Daerah (Renstra-PD);

e. Penguatan peran para pemangku kepentingan dalam


pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023. Dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 telah melibatkan
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dalam upaya
menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat yang dapat menampung
aspirasi dari masyarakat serta mengantisipasi kebutuhan
pembangunan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;

f. Konsepsi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023
ini baik mengenai aspek program maupun wilayah hanya
mempunyai implikasi terhadap konsentrasi intervensi terhadap
program dan wilayah prioritas, baik dalam kerangka anggaran
maupun kegiatan dan tidak berimplikasi terhadap peniadaan
program maupun wilayah non prioritas.

g. Konsepsi gambaran program prioritas dan program penunjang


beserta kegiatan pokoknya tidak berimplikasi pada besaran
pengalokasian belanja, tetapi lebih pada logika alur berpikir
mengenai skala prioritas dan pentingnya sebuah program
beserta kegiatan pokoknya dalam mewujudkan sasaran
pembangunan yang diagendakan;

h. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Lahat Tahun 2019-2023 merupakan dasar untuk
mengevaluasi dan laporan atas hasil kinerja Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah untuk masa 5 (lima) tahun dan tahunan,
dimana visi dan misi pembangunan yang ingin dicapai selaras
dengan tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan kebijakan
umum serta program-program prioritas Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah terpilih;
i. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Lahat Tahun 2019-2023, Bappeda Kabupaten Lahat
berkewajiban melakukan fasilitasi, pengendalian, monitoring
dan evaluasi terhadap penjabaran Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun
2019-2023 kedalam Rencana Strategis Perangkat Daerah
(Renstra-PD).

BUPATI LAHAT,

CIK UJANG

Anda mungkin juga menyukai