MAKASSAR
2021
A.Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut
bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus
yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing. (Price Sylvia A, 2005)
Bronchopneumoni adalah peradangan yang mengenai parenkhim
paru distal dari bronchiolus terminalis yang mencakup bronchiolus
respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan pertukaran gas setempat. (Tjokronegoro, 2001)
Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru
yang secara anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim
paru sampai perbatasan bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam
– macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ditandai
oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar
hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-
bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda
asing.
B. Etiologi
a. Bakteri
Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S.
aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti
Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui
transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai
penyebab utama pneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
(Reeves, 2001)
e. Aspirasi benda asing
f. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopnemonia adalah
daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi
protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak
sempurna. (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
D. Fatofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya
disebabkan oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke
saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran
kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah
kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak
napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi
paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang
berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya
cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari
pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas,
hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan
kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas. (Smeltzer,
Suzanne C, 2001)
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ngastiah (2002), yaitu sebagai berikut :
1) Foto thorax
Pada foto thorax Bronchopneumonia terdapat bercak-bercak
infiltrat pada satu atau beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris
terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
2) Laboratorium
Terjadi leukositosis pada pneumonia bakterial
Nilai analisa gas darah : untuk mengetahui status kardiopulmoner
yang berhubungan dengan oksigenasi
Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk
menetapkan adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
Pewarnaan gram : untuk seleksi awal anti mikroba
Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab
seperti virus
3) Tes kulit untuk tuberkulin : untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
4) Tes fungsi paru : digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu
memperbaiki keadaan.
5) Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
F. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2002), Pengobatan diberikan berdasarkan
etiologi dan uji resistensi, tetapi karena hal itu perlu waktu, dan pasien
perlu therapy secepatnya maka biasanya diberkan :
a. Penisillin 50.000 U/ kgbb/hari, ditambah dengan chloramfenicol 50-
70 mg/kgbb/hari atau diberkan antibiotic yang mempunyai spectrum
luas seperti Ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas
demam 4-5 hari
b. Pemberian oksigen, fisioterafi dada dan cairan intravena biasanya
diperlukan campuran glucose dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 :
1 ditambah larutan KCl 10 mEq / 500 ml/ botol infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic
akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi
sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
ASUHAN KEPERAWATAN
MAKASSAR
2021
FORMAT PENGAJIAN KEPERAWATAN ANAK
I. BIODATA
A. Identitas
1. Nama : An.I
2. Tempat Tanggal Lahir : 16 Oktobr 2020
3. Umur : 1 Tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Pendidikan :-
7. Alamat : Jl. Karunrung raya no. 29
8. Tgl MRS : 17 Oktober 2021
9. Tgl pengkajian : 18 oktober 2021
10.Diagnosa medik : BP/ Pronchopneumonia
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
Nama : Tn. F
Usia : 26 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : guru
Agama : islam
Alamat : jl.karunrung no.29
2. Ibu
Nama : Ny u
Usia : 23 tahun
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan :-
Agam : Islam
Alamat : jl. Karunrung no.29
C. Identitas saudara :
Ibu pasien mengatakan An. I anak pertama dan belum memiliki saudara
5. Lingkar perut : 48 cm
6. Skin fold :-
7. Waktu tumbuh gigi : umur 9 bulan
A. Nutrisi
B. Cairan
C. Eliminasi
D. Israhat Tidur
E. Personal Hygiene
F. Aktivitas Sehari-hari
-Wheezing : ada
-Produktif : Ya
D. Sistem kardiovaskular
-Konjunctiva : tidak di kaji
E. Sistem pencernaan
-Sclera : tidak dikaji
-Bibir : kering
-Mulut : tidak dikaji
-Abdomen :
D. Sistem penginderaan
Mata :keadaan umum baik
Hidung : tidak dikaji
Telinga : tidak dikaji
E. Sistem Saraf 1. Fungsi cerebral
a. Status mental
- Orientasi : tidak dikaji
- Daya ingat: tidak dikaji
- perhatian : tidak dikaji
b. Kesadaran (GCS)
- eye : tidak dikaji
- movement : tidak dikaji
- verbal : tidak dikaji
2. Fungsi cranial
- Saraf cranial 1 : tidak dikaji
- Saraf cranial 2 : tidak dikaji
Saraf cranial 3 : tidak dikaji
-
Saraf cranial 4 : tidak dikaji
-
Saraf cranial 5 : tidak dikaji
-
Saraf cranial 6 : tidak dikaji - Saraf
-
cranial 7 : tidak dikaji - Saraf cranial 8 :
tidak dikaji
- Saraf cranial 9 : tidak dikaji - Saraf
cranial 10 : tidak dikaji - Saraf cranial
11 : tidak dikaji
- Saraf cranial 12 : tidak dikaji
3. Fungsi motorik
-Massa otot : tidak dikaji
4. Fungsi Sensorik
-Suhu : 38°c
23 26
1
DAFTAR PUSTAKA