Anda di halaman 1dari 5

Nama : TJOKORDA ISTRI NOVYANI SURYA DEWI

NIM : 041868511

Tugas.1

WN Estonia Pembobol ATM Bermodus Skimming di Bali Dibekuk Polisi

Denpasar - Seorang warga negara asing (WNA) asal Estonia, Dmitri Gaskov (35), dibekuk Tim Resmob
Ditreskrimum Polda Bali. Dmitri ditangkap atas kasus pembobolan ATM bermodus skimming.

"Tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali telah berhasil ungkap kasus transnational crime modus operandi
mengambil uang nasabah bank dengan menggunakan kartu putih (skimming)," Kata Direktur Reskrimum
Polda Bali Kombes Dodi Rahmawan, Selasa (23/6/2020).

Pelaku melakukan aksinya di salah satu mesin ATM di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar. Pelaku ditangkap
kemarin, saat tepergok oleh polisi keluar-masuk mesin ATM dengan lagak yang mencurigakan.

"Saat anggota Tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali melaksanakan patroli atensi Kring Serse melintas di
Jalan Tenku Umar Barat, melihat seorang orang asing dengan gerak-gerik mencurigakan keluar-masuk
mesin ATM salah satu bank. Pada saat itu tim Resmob melihat pelaku menarik uang pada mesin ATM
menggunakan kartu putih atau kartu palsu. Selanjutnya, tim Resmob mengamankan pelaku tersebut,"
ungkap Rahmawan.

Menurut Rahmawan pelaku sudah melakukan aksinya beberapa kali di mesin ATM seputaran Denpasar.
Sementara itu, uang sebesar Rp 2 juta hasil skimming disita petugas kepolisian dan juga 48 kartu palsu
yang digunakan untuk mengambil uang di dalam mesin ATM.

"Dari hasil interogasi awal pelaku mengakui telah melakukan pengambilan uang beberapa kali di mesin
ATM yang ada di seputaran Kota Denpasar menggunakan kartu ATM palsu," ujar Rahmawan.

Sumber berita : detikNews


Soal :

1. Salah satu bentuk kejahatan siber dalam dunia perbankan maupun e-commerce adalah “skimming”.
Apa yang saudara ketahui tentang kejahatan “skimming”? Bagaimana modusnya serta berikan pendapat
saudara agar terhindar dari kejahatan “skimming”.

Skimming adalah tindak kejahatan yang mengintai nasabah perbankan pengguna layanan kartu debit
termasuk juga kartu kredit. Saya dapat mengatakan bahwa skimming adalah pencurian materil dan non
mareril karena objek yang dipertaruhkan disini adalah informasi pribadi dan vital, dimana pelaku
skimming dapat mengambil uang yang disimpan nasabah pada rekening bank melalui informasi di kartu
ATM dan/atau kartu kredit yang "dicuri".

Dalam menjalankan aksinya, hal pertama yang diincar pelaku adalah lokasi ATM yang sepi dan calon
korban yang sendirian. Mesin ATM yang berlokasi di tempat yang sepi dan jauh dari keramaian sangat
menjadi target empuk oknum skimming. Mereka sudah memahami betul bahwa biasanya ATM di lokasi
demikian kurang mendapatkan pengawasan dan pengamanan yang memadai, kemudian pelaku mencari
dan secara mudah menemukan celah keamanan, sehingga mereka bisa memasang mesin skimmer dengan
lebih mudah dan strategis. Dari situlah mereka mendapatkan informasi penting perbankan korban dengan
cara menyalin data yang ada di strip magnetik kartu debit atau kartu kredit secara ilegal. Tindakan
selanjutnya, tentu saja pelaku dapat mencuri dana milik korban tanpa sepengetahuan pemiliknya,
sewaktu-waktu, dan jumlahnya bisa tidak tanggung-tanggung.

Menurut saya, hal-hal yang perlu dilakukan agar terhindar dari kejahatan “skimming”, antara lain:

a. Menghindari penggunaan mesin ATM yang jauh dari keramaian dan sedang sangat sepi.

Sangat dihinbau untuk tidak sembarangan dan cuek dalam memilih dan mengunakan mesin ATM. Bahkan
kita ada baiknya selalu waspada dan curiga jika memperhatikan gerak gerik orang sekitar karena bisa saja
pelaku men-setting lokasi ATM yang jauh dari keramaian menjadi seolah-olah ramai/antri sehingga kita
menurunkan waspada, padahal mereka berkomplot dan mengincar kita. Sehingga solusinya adalah
menggunakan mesin ATM yang berada di dekat kantor bank bersangkutan ataupun yang cukup ramai
digunakan oleh nasabah lainnya.

b. Mengaktifkan fitur pemberitahuan atau notifikasi berbagai produk mobile banking.

Sangat dianjurkan dan juga memudahkan bagi kita untuk memantau aktivitas perbankan kita dengan
mengaktifkan layanan ramah nasabah yang ditawarkan pihak bank. Layanan-layanan tersebut dapat
menunjukkan adanya transaksi pada kartu debit atau kartu kredit. Biasanya, pihak bank telah memiliki
fitur notifikasi yang bisa dilakukan via SMS ataupun yang lainnya, sehingga jika benar kita sedang menjadi
korban skimming ATM, transaksi yang dilakukan oleh pelaku akan langsung dilaporkan melalui notifikasi
tersebut.
Kita dapat langsung mengajukan laporan dengan mudah, hanya dengan menghubungi layanan call center
perbankan, kemudian meminta pemblokiran kartu kepada pihak bank sehingga pelaku tidak bisa lagi
melakukan aksi skimmingnya. Jadi, sangat dianjurkan untuk memanfaatkan layanan/fitur tersebut di
benda yang selalu dalam genggaman sehingga kuta dapat mengetahui transaksi apa saja yang terjadi pada
kartu debit maupun kredit, sekaligus dapat sedikit merasa lebih aman.

c. Mengetahi ciri-ciri Mesin Skimming

Sebenarnya tidak sulit untuk mengetahui apakah mesin ATM sudah terpasang alat skimming atau tidak
karena memang bentuk dan warnanya terlihat mencurigakan. Mesin skimming biasanya terpasang pada
tempat masuknya kartu di mesin ATM. Jika mencurigai ada alat yang aneh dan tidak terlihat seperti mesin
ATM pada umumnya, sebaiknya urungkan niat untuk melakukan transaksi pada mesin ATM tersebut.

d. Menggunakan pembayaran secara online dan menggunakan layanan kartu virtual

Berdasarkan pemaparan dari pakar strategi keamanan perusahaan cyber security VMware Carbon Black,
Rick McElroy, transaksi pembayaran online sebaiknya dilakukan melalui prosesor third-party, seperti
Venmo atau PayPal ketimbang menggunakan kartu kredit atau bahkan debit. Jika proses pembayaran
dilakukan melalui PayPal atau yang layanan serupa, pihak situs tidak bisa melihat informasi pribadi
pembeli, melainkan hanya alamat email yang digunakan. Jadi, informasi pribadi tidak akan dicuri dan
digunakan untuk melakukan skimming.

Adapun layanan kartu virtual membuat kita dapat bertransaksi dengan nomor sementara yang dapat
memungkinkan nasabah memakai kartu kredit asli tanpa harus memaparkan informasi kartu tersebut ke
pihak yang bersangkutan. Nasabah dapat menggunakan kartu kredit virtual tersebut sekali, atau beberapa
kali tergantung pilihan nasabah.

Jika ternyata kartu kredit virtual tersebut terkena skim, maka kita tidak perlu mengganti atau memblokir
kartu kredit asli, melainkan hanya perlu menutup nomor kartu virtual.

e. Melakukan pengecekan rekening bank secara berkala

Sangat mungkin terjadi keadaan dimana kita bahkan tidak tahu transaksi apa dan bagaimana saja yang
membahayakan informasi pribadi kita. Terkoneksinya gadget, seperti laptop dan smartphone, pada wifi
publik bisa menjadi celah bagi pelaku untuk mengambil data pribadi kita.

Seiring dengan kemajuan teknologi tersebut, kita juga harus mengikuti alirannya dengan maksud
memanfaatkan yang dalam hal ini untuk alasan kemudahan akses aktivitas perbankan kita. Namun
kecanggihan sistem keamanan digital juga biasanya dapat diretas oleh pelaku yang dapat mengetahui
celahnya. Oleh sebab itu, sikap proaktif dari nasabah kartu debit maupun kartu kredit sangat diperlukan
agar tidak menjadi korban aksi skimming yang merugikan.
2. Berdasarkan kasus di atas, bagaimana penerapan jurisdiksi yang berlaku terhadap WNA yang
melakukan kejahatan siber di Indonesia? Apa dasar hukumnya? Berikan analisis saudara.

Menurut saya asal yuridiksi.

Analisis:

a. Asas Teritorial diatur pasal 2 KUHP

1Pengaturan batas-batas berlakunya ketentuan pidana dalam peraturan perundang-undangan menurut


tempat dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 8 KUHP, yaitu:

1) dalam Pasal 2 diatur mengenai asas territorial sedangkan dalam Pasal 3 diatur perluasan asas territorial
yaitu terhadap kendaraan air dan pesawat udara Indonesia;

2) dalam sebagian dari Pasal 4 diatur asas nasional pasif (perlindungsn) sedangkan dalam Pasal 7 diatur
perluasan terhadap asas nasional pasif (personal) ini; 3) dalam Pasal 5 diatur asas nasional aktif (personal)
sedangkan dalam Pasal 8 diatur perluasan asas nasional aktif (personal) ini; dan 4) dalam sebagian dari
rumusasn Pasal 4 diatur mengenai asas universal.

2. Peristiwa di mana seorang WNI menjadi korban kejahatan (victim) di luar Wilayah Indonesia di suatu
negara asing – juga bukan terjadi di kendaraan air atau pesawat udara indonesia, juga pelakunya bukan
seorang WNI, juga bukan persoalan meterai/merek/surat hutang yang dikeluarkan/digunakan/menjadi
tanggungan Pemerintah Indonesia, serta juga bukan kasus pemalsuan mata uang/uang kertas atau
pembajakan di laut atau di pesawat udara - , merupakan peristiwa yang bukan menjadi kompetensi
pengadilan Indonesia untuk memeriksa dan memutusnya.

b. UU No 19 Tahun 2016 pasal 2 UU ITE

3. Dalam kasus kejahatan siber yang dilakukan WNA di Indonesia, apakah negara asal WNA tersebut dapat
mengajukan permohonan mengadili di negara asalnya? Berikan pendapat saudara.

Menurut saya, cenderung tidak bisa.

Analisis:

Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. dalam bukunya Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia: (hal. 51-57)
1. Prinsip Teritorialitas

Prinsip teritorialitas adalah prinsip yang menganggap hukum pidana Indonesia berlaku di dalam
wilayah Republik Indonesia, siapapun yang melakukan tindak pidana. Prinsip ini ditegaskan dalam
Pasal 2 KUHP.

2. Prinsip Nasional Aktif

Prinsip ini dianut dalam Pasal 5 KUHP yang mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan hukum pidana
Indonesia berlaku bagi warga negara Indonesia yang melakukan tindak pidana di luar wilayah negara
Indonesia. Prinsip ini dinamakan nasional aktif karena berhubungan dengan keaktifan berupa
kejahatan dari seorang warga negara.

3. Prinsip Nasional Pasif

Prinsip ini memperluas berlakunya ketentuan-letentuan hukum pidana Indonesia di luar wilayah
Indonesia berdasar atas kerugian nasional amat besar yang diakibatkan oleh beberapa kejahatan
sehingga siapa saja termasuk orang asing yang melakukannya dimana saja pantas dihukum oleh
pengadilan negara Indonesia

4. Prinsip Universalitas

Prinsip ini melihat pada suatu tata hukum internasional, dimana terlibat kepentingan bersama dari
semua negara di dunia. Maka, kalau ada suatu tindak pidana yang merugikan kepentingan bersama
dari semua negara ini, adalah layak bahwa tindak pidana dapat dituntut dan dihukum oleh pengadilan
setiap negara, dengan tidak dipedulikan, siapa saja yang melakukannya dan di mana saja.

Prinsip ini dianut dalam Pasal 4 sub 4 KUHP yang pada intinya menentukan bahwa ketentuan-
ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi siapa saja, termasuk orang-orang asing yang di luar
wilayah Indonesia yang melakukan kejahatan yang melibatkan kepentingan bersama negara di dunia.

Prinsip yang diterapkan pada kasus yang Anda tanyakan adalah prinsip teritorialitas. Wirjono (Ibid, hal 51)
menjelaskan prinsip ini ditegaskan dalam Pasal 2 KUHP yang menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan
hukum pidana Indonesia berlaku bagi siapa saja yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah negara
Indonesia.

Jika tidak diadili di indonesia dia diadili di pengadilan international, negara tujuan hanya dapat
memberikan bantuan hukum.

Anda mungkin juga menyukai