SKRIPSI
Oleh :
Eka Suryaningsih
1731501878
JAKARTA
2021
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Oleh :
Eka Suryaningsih
1731501878
JAKARTA
2021
i
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
PERSETUJUAN
Oleh:
Jakarta, 2021
Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS & PERSETUJUAN
PUBLIKASI
Nim : 1731501878
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain,
2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai dengan
norma hokum dan etika yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar
Jakarta, 2021
( Eka Suryaningsih )
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karuni-Nya yang senantiasa
mengalir tiada hentinya hingga detik ini. Shalawat serta salam kami hanturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya
hingga akhir zaman.
Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan izin dan
ketetapan Allah SWT. Alhamdulillshirobbil ‘alamin, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Motivasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai ( Studi Empiris Pada
Biro Kepegawaian Pada Kementerian Agama RI) “. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan studi program sarjana
(S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur
Jakarta.
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan dan skripsi ini bukan merupakan satu hasil proses kerja penulis
saja, namun terdapat pula pihak – pihak yang turut membantu dan berkontribusi
dalam proses penyelesaian penyusunan skripsi ini. Dibalik keberhasilan selalu ada
lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi, bimbingan serta do’a. Untuk
itu dengan segala kerebdahan dan keikhlasan hati, penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan mempersembahkan gelar ini kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Surahman dan Ibu Listriyah, terima kasih
atas segala ketulusan kasih saying yang diberikan berupa moril dan materil
serta kesungguhan do’a yang dipanjatkan. Do’a ku selalu menyertai Bapak
dan Ibu selalu.
iv
2. Adik ku tercinta Wulan Suci Ramadhani, terima kasih atas segala
perhatian, dorongan serta canda tawa yang selalu diberikan, semoga selalu
diberikan kemudahan dalam menempuh pendidikan yang sedang dijalani.
3. Bapak Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc, M.M selaku Rektor Universitas Budi
Luhur.
4. Bapak Dr. Arief Wibowo, M.Kom selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Budi Luhur.
5. Bapak Yuwono, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Budi Luhur.
6. Ibu Retno Fuji Oktaviani, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Akademik
(PA) dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan,
motivasi, semangat, kemudahan dan perhatian dalam penyusunan skripsi
ini, semoga selalu diberikan limpahan rahmat dari Allah SWT.
7. Bapak Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A. Selaku Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
8. Bapak Rida Cameli, S.Farm., M.Farm. yang telah membantu melakukan
selama penelitian berlangsung.
9. Bapak H. Firdaus Indriawan, S.H., Selaku Kepala Sub Bagian
Kepegawaian, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam.
10. Seluruh Staf dan Pegawai Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI, terima kasih telah membantu jalannya penelitian
selama menyelesaikan skripsi.
11. Seluruh Staf Pengajar, Dosen, dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Universitas Budi Luhur atas segala pengetahuan, pelayanan dan
penyedia refrensi.
12. Budi Luhur Badminton Club ( BLBC), Selaku Unit Kegiatan Mahasiswa
Universitas Budi Luhur.
13. Roro, Nadilla, Intan, Anissa, April, abang rico dan ibnu. Terima kasih ata
warna – warni yang kalian torehkan, support yang luar biasa dan
persaudaraan yang kalian ciptakan. Semoga selalu menjadi teman yang
melebih persahabatan.
v
14. Imam Ikhsan Syarif, Terima Kasih sudah hadir dan menjadi teman special
penulis, yang selalu siap mendengarkan keluh kesah, mendoakan dan
memberi semangat selama proses penyelesaian skripsi ini.
15. Teman-teman KKN dan seperjuangan Hadist, Thalita, Ghofar, Dandi,
Susi, Risa, yang seling memberikan doa, semangat, dukungan selama
menyelesaikan skripsi ini.
16. Sepupu – sepupu ku Eep Saiful Fatah, Aditya Al Faqih, Wahyudi, Adityas
Wahyu Purnama, Fajar Riana Saputri, Nafisya, Sri Rahayu, Yani, Febriana
Dwi, Daffa, terima kasih telah memberikan penulis dukungan serta doa
tiada henti- hentinya.
17. Sahabat – sahabat ku Fifi, Devi, Fera, Thasia terima kasih selalu
memberikan semangat dan dukungan selama ini.
18. Vinandya Rizky paluphi, terima kasih telah menjadi teman dan sahabat
satu satunya dirumah.
19. Qholila, terima kasih atas semangat yang diberikan kepada penulis dan
atas traktiran traktiran jajannya
20. Keluarga Besar Pramuka Sebelas Tangerang, terima kasih selama 10
Tahun ini selalu memberikan semangat dan doa serta dukungan.
21. Seluruh teman –teman, yang telah datang dan pergi dari kehidupan
penulis. Terima kasih telah berbagi kenangan dan kisah kasih yang
berwarna – warni dalam kehidupan penulis.
22. Seluruh Mahasiswa /I S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi
Luhur angkatan 2017, khususnya Program studi manajemen.
23. Terakhir untuk diriku, terima kasih banyak karena sudah mau berjuang,
bertahan dan kuat meskipun tidak mudah, terima kasih sudah menjadi
teman bayangan disetiap malam.
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penyajiannya.
Oleh karena itu penulis dengan rendah hati menerima segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan memicu penulis untuk demi perbaikan dimasa yang akan
datang. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang memerlukan dan memenuhi sasarannya.
Eka Suryaningsih
Penulis
vii
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
Oleh:
Eka Suryaningsih
1731501878
ABSTRAK
(X1) motivasi dan kompetensi (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI. Sampel diperoleh dengan metode
purposive sampling, dan dipilih 58 responden pegawi negeri sipil sebagai
sampel. Sedangkan analisis data yang diunakan dalam penelitian ini meliputi:
uji kualitas data, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji
hipotesis. Hasil uji signifikan parsial (uji statistik t) dari analisis dan
pembahasan penelitian menunjukkan bahwa: 1) gaya kepemimpinan, dengan
nilai thitung 10.39 > ttabel 2,002 dan nilai signifikansi 0,017. Dengan menggunakan
batas signifikansi 0,05, maka 0,000 < 0,05. Dengan demikian berarti bahwa
gaya kepemimpinan (X1) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai secara parsial. 2) kompetensi, dengan nilai thitung 7,012 > ttabel 2,002
dan nilai signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05,
maka 0,010 < 0,05. Dengan demikian berarti bahwa kompetensi (X2) memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai secara parsial. Sementara
hasil uji signifikan simultan (uji f) menunjukkan bahwa Fhitung 76,133 > Ftabel
3,16. Dengan demikian berarti bahwa variabel gaya kepemimpinan (X 1) dan
kompetensi (X2) secara simultan memiliki pengaruh signifikan pada kinerja
pegawai di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI.Kata Kunci: Gaya
Kepemimpinan, Motivasi, Kompetensi, Kinerja pegawai
viii
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE MOTIVATION AND
COMPETENCE ON EMPLOYES PERFORMANCE
By
Eka Suryaningsih
1731501878
ABSTRACT
of partial significance test (t statistic test) of the analysis and discussion of the
research shows that: 1) leadhership’style with t value 10.39 > ttable 2,002 and
significant value of 0,017. By using the limit of significance 0,05, then 0,000 <
0,05. This means that leadership’s style (X1) has a significant influence on the
employees performance partially. 2) competence with tvalue 7,012 > ttable 2,002 and
significant value of 0,000. By using the limit of significance 0,05, then 0,010 <
0,05. This means that competence (X2) has a significant influece on the employees
ix
influence on the employees performance partially in Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PERSETUJUAN....................................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS & PERSETUJUAN
PUBLIKASI..........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Pembatasan Masalah......................................................................................9
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................9
1.4 Tujuan penelitian..........................................................................................10
1.5 Manfaat penelitian........................................................................................10
1.5.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................10
1.5.2 Manfaat praktis......................................................................................11
1.6 Sistematika Penulisan...................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................14
2.1 Landasan Teori.............................................................................................14
2.1.1 Perilaku organisasi.................................................................................14
2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia.......................................................17
2.1.3 Gaya Kepemimpinan.............................................................................19
x
2.1.4 Motivasi.................................................................................................30
2.1.5 Kompetensi............................................................................................38
2.1.6 Kinerja pegawai.....................................................................................48
2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................................57
2.3 Hubungan Antar Variabel............................................................................69
2.4 Kerangka Berfikir........................................................................................72
2.5 Hipotesis Penelitian......................................................................................74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................76
3.1 Tipe Penelitian..............................................................................................76
3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................76
3.1.2 Populasi Dan Sampel Penelitian............................................................76
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian...................................................79
3.1.4 Metode Analisis Data............................................................................80
3.2 Operasional Variabel Penelitian...................................................................86
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................95
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................................95
4.1.1 Sejarah singkat kementerian agama ri...................................................95
4.1.2 Sejarah Singkat Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI..............104
4.1.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Biro Kepegawaian Kementerian Agama
RI..................................................................................................................105
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kepegawaian.......................................107
4.1.5 Struktur organisasi Biro Kepegawain Kemneterian Agama RI...........107
4.2 Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden...................108
4.2.1 Karakteristik Responden......................................................................108
4.3 Analisis Data..............................................................................................123
BAB V PENUTUP..............................................................................................143
5.1 Kesimpulan................................................................................................143
5.2 Saran..........................................................................................................144
5.3 Keterbatasan Peneliti..................................................................................145
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................146
LAMPIRAN........................................................................................................151
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1..1..................................................................................................................5
Tabel 1..2..................................................................................................................7
Tabel 1..3..................................................................................................................8
Tabel 2..1................................................................................................................20
Tabel 2..2................................................................................................................40
Tabel 2..3................................................................................................................55
Tabel 2..4................................................................................................................58
Tabel 3..1................................................................................................................78
Tabel 3..2................................................................................................................80
Tabel 3..3................................................................................................................87
Tabel 4..1..............................................................................................................117
Tabel 4..2..............................................................................................................118
Tabel 4.3...............................................................................................................119
Tabel 4..4..............................................................................................................120
Tabel 4.5...............................................................................................................122
Tabel 4.6...............................................................................................................124
Tabel 4.7...............................................................................................................125
Tabel 4..8..............................................................................................................127
Tabel 4..9..............................................................................................................129
Tabel 4.10.............................................................................................................130
Tabel 4.11.............................................................................................................132
Tabel 4.12.............................................................................................................134
Tabel 4.13.............................................................................................................136
Tabel 4.14.............................................................................................................139
xii
Tabel 4.15.............................................................................................................141
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2..1...........................................................................................................42
Gambar 2..2...........................................................................................................43
Gambar 2..3...........................................................................................................52
Gambar 2..4...........................................................................................................53
Gambar 2..5...........................................................................................................73
Gambar 4..1.........................................................................................................107
Gambar 4..2..........................................................................................................108
Gambar 4..3.........................................................................................................109
Gambar 4..4.........................................................................................................110
Gambar 4..5..........................................................................................................112
Gambar 4..6.........................................................................................................113
Gambar 4..7.........................................................................................................113
Gambar 4..8.........................................................................................................115
Gambar 4..9.........................................................................................................116
Gambar 4.10.........................................................................................................128
Gambar 4.11........................................................................................................128
Gambar4..12.........................................................................................................131
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
daya aparaturnya sebagai birokrat. Birokrat sebagai salah satu unsur kekuatan
daya saing bangsa, bahkan sebagai penentu utamanya, harus memiliki kompetensi
dan kinerja tinggi demi pencapaian tujuan.
2
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan staretegis suatu organisasi
(Moeheriono, 2014:95). Pendapat Moeheriono tersebut mengisyaratkan bahwa
kinerja pegawai yang optimal merupakan prasyarat yang harus dipenuhi oleh
organisasi. Selanjutnya kinerja pegawai yang optimal akan terwujud apabila
menajer atau pimpinan dapat menjalankan gaya kepemimpinannya secara efektif.
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan pekerjaanya. Dengan
optimalnya kinerja pegawai membuat organisasi berhasil mewujudkan visi dan
misi.
3
Berdasarkan observasi pra penelitian di Biro Kepegawaian Kementerian Agama
RI, melakukan wawancara dan memberikan kuisioner kepada Pegawai Sipil
Negara (PSN) Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI. Hasil observasi dan
wawancara tesebut diperoleh data dan fakta terkait dengan variabel penelitian
yang dapat diuraikan.
4
Tabel 1.I.1
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa total pejabat struktural
eselon II,III, dan IV yang telah mengikuti Diklatpim sebanyak 7 orang,
sedangkan10 orang pejabat stukrtural belum mengikuti diklatpim.
5
2014:16). Pendapat tersebut menunjukan bahwa kompetensi menjadi penting
karena sebagai faktor penentu sumber daya manusia dalam mencapai kinerja.
Bilamana ingin meningkatkan kinerjanya seharusnya mempunyai
kompetensi yang sesuai dengan tugas pekerjaannya (the right man on the
right job).
6
Tabel 1.I.2
Kepegawaian:
Kabag Data dan Informasi III 1 - - - 1 -
Kasubag Pengolahan Data IV 1 - - - 1 -
Kasubag Sistem Informasi IV 1 - - - 1 -
Kepegawaian
Kasubag Tata Naskah IV 1 - - - 1 -
Staf - 31 14 2 15 - -
Bagian Perencanaan dan 34 16 0 11 7 -
Penghargaan
Kabag Perencanaan dan III 1 - - - 1 -
Kasubag Perencanaan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Penghargaan dan IV 1 - - - 1 -
Kesejahteraan Pegawai
Kasubag Tata Usaha IV 1 - - - 1 -
Staf - 30 16 0 11 3 -
Bagian Mutasi Pegawai 40 19 1 13 7 -
Kabag Mutasi Pegawai III 1 - - - 1 -
Kasubag Pengangkatan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Pemindahan dan IV 1 - - - 1 -
Kepangkatan
Kasubag Pemberhentian dan IV 1 - - - 1 -
Pemensiunan
Staf - 36 19 1 13 3 -
Bagian Assesmen dan 31 12 1 10 8 -
Pengembangan
Kabag Assesmen dan III 1 - - - 1 -
Pengembangan
Kasubag Assesmen Jabatan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Assesmen Jabatan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Pengembangan Pegawai IV 1 - - - 1 -
Staf - 27 12 1 10 4 -
TOTAL 141 61 4 49 26 1
Sumber : Simpeg Kementerian Agama RI 29/06/2021 sudah diolah
7
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan formal
PNS yang terdapat di Biro Kepegawaian pada umumnya masih
berpendidikanSLTA sebanyak 64 orang, pendidikan S1 sebanyak 49 orang,
pendidikan S2 sebanyak 26 orang, pendidikan D3 sebanyak 4 orang, dan
terkecil pendidikan S3 sebanyak 1 orang.
Tabel 1.I.3
8
Biro Kepegawaian yang telah mengikuti Diklat teknis sebanyak 40 orang dari 141
PNS Biro Kepegawaian, sedangkan sisanya belum mengikuti pendidikan diklat
teknis yang terdapat di Biro Kepegawaian. Diklat teknis dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan mengelola, kemampuan berpikir, dan kemampuan
merencanakan pegawai terhadap kinerjanya namun PNS Biro Kepegawaian belum
seluruhnya melaksanakan diklat teknis sehingga diperlukan kesadaran pegawai
dan dorongan pimpinan serta instansi untuk dapat meningkatkan kompetensi
pegawai melalui diklat guna meningkatkan kinerja pegawai.
9
1. Apakah terdapat pengaruh signifikan gaya kepemimpinan secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan kompetensi secara parsial terhadap
kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI?
3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan kompetensi secara
simultan terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian Kementerian
di Agama RI?
10
I.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Instansi
Sebagai gambaran pemikiran dan rekomendasi bagi Kementerian
Agama RI terutama Biro Kepegawaian tentang gaya
kepemimpinan dan kompetensi dalam meningkatkan kinerja pegawai.
2. Bagi Akademisi
Menambah studi kepustakaan dan memberikan wawasan tambahan
referensi penelitian selanjutnya untuk mahasiswa khususnya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Jurusan Manajemen konsentrasi
Sumber Daya Manusia tentang gaya kepemimpinan dan
kompetensi dalam meningkatkan kinerja pegawai.
11
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika ini disajikan untuk memberikan gambaran secara singkat
tentang susunan dan struktur isi penulisan Skripsi yang akan dibuat mulai dari
Bab I sampai dengan Bab 5. Secara keseluruhan oleh penulis mengenai penjelasan
sistematika penulisan ini dilakukan dalam bentuk uraian isi masing-masing bab
dengan detail .
BAB I PENDAHULUAN
12
Bab hasil penelitian merupakan bab yang paling penting dalam
penelitian. Bab hasil penelitian berisi tentang profil dari objek
penelitian, penyajian data, pengujian hipotesis, dan pembahasan
hasil penelitian atau analisis data.
BAB V PENUTUP
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
b. Tujuan Memahami Perilaku Organisasi
1. Prediksi
Keteraturan perilaku dalam organisasi memberikan kemungkinan
kepada kita untuk melakukan prediksi atas perilaku-perilaku anggota
organisasi pada masa yang akan datang.
2. Eksplanasi
Menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi,
berusaha menjawab pertanyaan “mengapa” suatu peristiwa terjadi.
Dengan mempelajari perilaku organisasional, mencoba menjelaskan
(memberikan jawaban) atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
3. Pengendalian
Semakin banyak perilaku individu atau kelompok dalam organisasi
yang dapat diprediksi dengan tepat dan dapat dijelaskan dengan baik,
15
menyelaraskan perbedaan-perbedaan antar individu sehingga visi dam
misi tujuan organisasi tercapai.
2. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat kelompok
Setiap kelompok mempunyai aturan main yang berbeda, ada norma,
budaya, sikap, keyakinan, etika, dan hal lain yang membentuk pola
perilaku kelompok yang berbeda dan kelompok yang lain. Dengan
demikian, perbedaan antar kelompok pasti ada. Perbedaan merupakan
bibit yang potensial untuk munculnya konflik dalam organisasi. Jika tidak
dikelola dengan baik, kinerja organisasi akan menjadi rendah. Hal ini
adalah tantangan bagi pimpinan organisasi agar konflik yang muncul bisa
berdampak positif bagi organisasi.
3. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur, norma, budaya, visi, misi, filosofi,
tujuan, strategi, kebijakan dan cara membangun komunikasi di dalam
organisasi. Dalam organisasi mnganut asas desentralisasi,
karyawan/bawahan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan yang diambil oleh seorang pimpinan.
Sebaliknya, dalam organisasi yang menerapkan struktur organisasi yang
sentralis, karyawan tidak dapat berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan.
16
pengembangan organisasi merupakan dimensi pembahasan dalam
manajemen sumber daya manusia.
17
Kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia memiliki dua fungsi
menurut Hasibuan (2012:21) yaitu:
1. Fungsi Manajerial
a. Perencanaan, adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan
efisien agar sesuai dalam membatu terwujudnya tujuan.
b. Pengorganisasian, adalah kegiatan untuk menggorganisasi semua
pegawai dalam bagan organisasi.
c. Pengarahan, adalah kegiatan mengarahkan semua pegawai agar
mau bekerja sama agar efektif dan efisien dalam tercapainya
tujuan.
d. Pengendalian, adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai agar
menaati peraturan organisasi agar sesuai dengan rencana.
2. Fungsi Operasional
a. Pengadaan, adalah proses penarikan, seleksi, penempatan untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pengembangan, adalah kegiatan pengingkatan keterampilan
teknis, teoritis, konseptual melalui pendidikan dan pelatihan.
c. Kompensasi, adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak
langsung (inderect) kepada organisasi.
d. Pengintegrasian, adalah kegiatan mempersatukan kepentingan
organisasi dan kebutuhan pegawaim agar tercipta kerjasama.
e. Pemeliharaan, adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas pegawai agar
mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
f. Kedisiplinan, adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
g. Pemberhentian, adalah putusnya hubungan kerja sesorang dari suatu
organisasi
18
organisasi. Pada pengkajian manajemen sumber daya manusia, maka aspek
kepemimpinan dan kompetensi merupakan salah satu dimensi pembahasan
dalam manajemen sumber daya manusia
19
dituntut memiliki kemampuan mempengaruhi, mendorong, dan mengarahkan
pegawai dengan menggunakan kekuasaan yang diperoleh agar dapat
melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Tabel 2.II.4
20
1. Fungsi a. Perencana a. Fungsi administrasi
c. Teori Kepemimpinan
21
Teori Kepemimpinan menurut Umam (2010:276) merupakan teori yang
berusaha untuk menerangkan cara pemimpin dan kelompok yang memimpinnya
berperilaku dalam berbagai struktur kepemimpinan, budaya, dan lingkungan.
Teori kepemimpinan yang menjadi grand theory kepemimpinan menurut Umam
(2010:277) ada tiga macam, yaitu:
22
dalam teori. Dalam kaitan ini teori kepemimpinan dapat dikeleompokan
menjadi:
23
konsep kepemimpinan organisasi dalam bidang pemerintahan yang
dinamakan kepemimpinan birokrasi (bureaucracy leadership). Menurut Thoha
(2013:160) pemimpin birokrasi merupakan pemimpin yang diangkat dalam
suatu jabatan oleh pejabat yang berwenang.
d. Fungsi Kepemimpinan
1. Menciptakan Visi
2. Mengembangkan Budaya Organisasi
3. Menciptakan Sinergi
4. Menciptakan Perubahan
5. Memotivasi Para Pengikut
6. Memberdayakan Pengikut
7. Mewakili Sistem Sosial
8. Manajer Konflik
9. Membelajarkan Organisasi
24
2. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Cara pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi yaitu:
a. menetapkan visi yang jelas dan langkah yang strategis
b. mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas
c. menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai
d. menetapkan sistem imbalan yang adil
e. menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan
f. mengurangi permainan politik dalam organisasi
g. mengembangkan semangat kerja tim melalui pengembangan
nilai-nilai inti.
25
Variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi
organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan situ`asi dan
karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi atribut tertentu pula.
Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada
diri seorang pemimpin adalah:
26
Hersey dan Blanchard (1993) dalam Nawawi (2014:352)
mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai berikut:
27
Pemimpin yang autokratis adalah pemimpin yang memiliki
wewenang (authority) dari suatu sumber (misalnya karena posisinya),
pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan
penghargaan ataupun menghukum. Menggunakan authority sebagai
pegangan atau hanya sebagai alat atau metode agar sesuatunya dapat
dijalankan serta diselesaikan. Gaya kepemimpinan autokratis memiliki
dua model. Pertama model garis keras menuntut kepatuhan. Kalau
tidak, ada sanksi tertentu yang diterapkan. Kedua model paternalistik
yaitu menuntut dan mengharapkan kepatuhan dari para
anggotanya,namun kepatuhan ini diatas dasar hubungan yang
sering bersifat pribadi dan diwarnai oleh father knows best,
keterganatungan pribadi bawahan dan berdasarkan pada rewards dan
rasa aman.
2. Gaya kepemimpinan Birokratik
Gaya kepemimpinan birokratik adalah gaya kepemimpinan yang
dijalankan dengan menginformasikan kepada para anggota atau
bawahannya apa dan bagaimana sesuatu itu harus dilaksanakan. Akan
tetapi, dasar-dasar dari perintah gaya kepemimpinan ini hampir
sepenuhnya menyangkut kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan
peraturan-peraturan yang terkandung dalam organisasi. Menurut
Nawawi (2012:112) ciri khas seorang pemimpin yang birokratis
adalah pandangannya terhadap semua aturan atau ketentuan organisasi
adalah “absolut”, artinya pemimpin mengatur kelompoknya dengan
berpegang sepenuhnya pada aturan-aturan yang telah ditetapkan
dalam organisai. Kreativitas dan inovai hanya berlaku sesuai dengan
garis yang telah ditetapkan dalam organisasi. Tingkatan
kepemimpinan birokrasi menurut Pasolong (2013:123) yang
disebut pemimping tingkat atas (top) adalah pejabat eselon I,
sedangkan pemimpin tingkat
menegah (middle) adalah pejabat eselon II dan eselon III. Selanjutnya
pemimpin tingkat bawah (lower) adalah pejabat eselon IV.
28
3. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Gaya kepemimpinan diplomatis adalah seorang pemimpin yang
diplomat juga seorang seniman, yang melalui seninya, berusaha
melakukan persuasi secara pribadi. Jadi sekalipun ia memiliki
wewenang atau kekuasaan yang jelas, ia kurang suka mempergunakan
kekuasaannya itu. Ia lebih cenderung memilik cara menjual sesuatu
(motivasi) kepada bawahannya dan mereka menjalankan tugas
pekerjaannya dengan baik.
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin dengan gaya partisipatif adalah pemimpin yang selalu
mengajak secara terbuka kepada anggota atau bawahannya untuk
berpartisipasi atau mengambil bagian secara aktif, baik secara luas
atau dalam batas-batas tertentu dalam pengembalian keputusan,
pengumumnan kebijakan, dan metode-metode operasionalnya. Jenis
pemimpin ini dapat berupa seorang pemimpin yang benar-benar
demokratis ataupun ia berstatus sebagai pemimpin untuk
berkonsultasi.
5. Gaya Kepemimpinaan Free Rein Leade
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin seakan-akan
menunggang kuda yang melepaskan kedua kendali kudanya.
Walaupun demikian, pemimpin dalam gaya ini bukanlah seorang
pemimpin yang benar-benar memberikan kebebasan kepada anggota
atau bawahannya untuk bekerja tanpa pengawasan sama sekali. Hal
yang dilakukan pemimpin tersebut adalah menetapkan tujuan yang
harus dicapai oleh anggota atau bawahannya untuk bebas bekerja dan
bertindak tanpa pengarahan atau kontrol lebih lanjut, kecuali apabila
mereka memintanya.
i. Dimensi dan Indikator Gaya Kepemimpinan
29
1. Gaya kepemimpinan autokratis:
a. Pimpinan berhaluan keras dengan kekuasaannya (authority)
menuntut kepatuhan dalam memberikan tugas kepada pegawai.
b. Pimpinan berhaluan paternalistik menuntut kepatuhan berdasar
hubungan pribadi, rewards dan rasa aman pegawai.
2. Gaya kepemimpinan birokratik
a. Pimpinan memberikan tugas kepada pegawai sesuai dengan
kebijakan, prosedur, dan peraturan yang sudah ditetapkan.
b. Pimpinan dapat kreatif dan inovatif hanya berlaku sesuai ketetapan
dalam organisasi
3. Gaya kepemimpinan diplomatis
a. Pimpinan memberikan semangat kepada pegawai.
b. Pegawai termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
4. Gaya kepemimpinan partisipatif
a. Pimpinan mengikut sertakan pegawai dalam memberikan pendapat
dan pengambilan keputusan
b. Pegawai merasa pendapatnya dihargai oleh pimpinan
5. Gaya kepemimpinan free rein leade
a. Pimpinan memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada pegawai
untuk menetapkan tujuan yang harus dicapai.
b. Pegawai menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
II.1.4 Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan yang ditulis dalam buku Edy Sutrisno motivasi adalah
suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang
karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Motivasi berasal dari kata motive. Motive adalah keadaan dalam diri
seseorang yang menimbulkan kekuatan, menggerakkan, mendorong,
mengarahkan motivasi. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
30
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Abraham Maslow
mengatakan bahwa didalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang
kebutuhan yaitu :
b. Indikator Motivasi
31
mengakui diri dan pekerjaan yang dilakukan merupakan persoalan yang
penting, karena dengan diakui orang lain pekerjaan dan diri kita akan bisa dilihat
dan diapresiasi orang lain. Pengakuan tidak hanya dalam lingkuan pekerjaan,
akan tetapi bisa dalam lingkungan kenegaraan. Pengakuan berguna untuk
menjamin bahwa negara yang baru dapat menduduki tempat yang wajar
sebagai organisme politik, sehingga dapat pengakuan atas wilayah yang
disinggahi. Sama halnya dengan pengakuan orang lain terhadap diri kita, agar
mereka mengetahui posisi dimana kita dan
pekerjaan yang kita lakukakan bisa diterima dan dihargai didepan lingkungan
mereka. Pengakuan dari orang lain adalah sebuah bentuk penghargaan untuk
kinerja yang baik dari perusahaan kepada
pegawainya. Sub indikatornya:
32
menjunjung tinggi loyalitas dalam bekerja. Pekerjaan yang
ada sudah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, sehingga karyawan
pegawai harus menerima dengan senang hati. Sub indikatornya :
c. Tanggung jawab
33
perusahaan organisasi. Tanggung jawab yang ada pada diri sendiri bisa menjadi
contoh bagi karyawan pegawai yang lain. Sub indikatornya:
d. Gaji/Upah
Gaji atau upah merupakan tanda terima sebagai imbalan dari kerja yang
sudah dilakukan dan diberikan kepada karyawan pegawai. Gaji berfungsi
sebagai jaminan dalam kelangsungan hidup karyawan pegawai. Gaji atau upah
diberikan dalam bentuk uang cash atau lewat transfer. Gaji atau upah dibayarkan
ketika sudah ada perjanjian kerja antara perusahaan organisasi dan karyawan
pegawai.
Gaji atau upah adalah hal yang sangat penting bagi karyawan pegawai.
Gaji atau upah diperoleh saat karyawan pegawai sudah melaksanakaan tugas.
Gaji atau upah menentukan kinerja karyawan, sehingga karyawan pegawai
bekerja lebih giat. Gaji atau upah diberikan kepada karyawan pegawai
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan. Perusahaan menjadikan gaji atau upah
sebagai imbalan atas
pekerjaan yang sudah diselesaikan. Gaji atau upah diberikan sesuai dengan
perjanjian dari pihak perusahaan organisasi. Sub indikator :
34
1. Gaji atau upah sebagai tanda jasa atas pekerjaan yang sudah
dilakukan
2. Gaji atua upah menjadi jaminan dalam keberlangsungan hidup
karyawan pegawai
3. Gaji atau upah diberikan ketika sudah ada perjanjian antara
perusanaan organisasi dengan karyawan pegawai
e. Kondisi kerja
35
Kondisi kerja karyawan pegawai bisa berhubungan dengan adanya fasilitas
kerja, tata ruang yang nyaman, keamanan lingkungan
kerja. Sub indikatornya:
36
a. Faktor Pendukung atau Faktor Pemuas
Faktor ini disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation yang berarti
bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor ini sebagai pendorong seseorang
untuk berprestasi yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut, antara lain
seperti:
Faktor ini disebut dengan disatisfer atau extrinsic motivation. Faktor ini
disebut juga dengan hygene faktor merupakan faktor-faktor yang sifatnya
eksintrik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang. Faktor dissatisfier
(sumber ketidak puasan) ini masuk ke dalam faktor ekstrinsik yang meliputi
sebagai berikut:
37
Keamanan dan keselamatan kerja adalah suatu perlindungan
yang diberikan organisasi terhadap jaminan keamanan akan keselamatan
dirinya dalam bekerja. Dengan itu, apabila karyawan tidak mendapatkan
jaminan keamanan dan keselamatan kerja akan menjadi penghambar
motivasinya dalam bekerja.
II.1.5 Kompetensi
a. Definisi Kompetensi
38
seseorang Pegawai Negeri Sipil yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga
Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
efektif ,dan efisien.
Menurut Spencer (2008:9) a competency is an underlying characteristic
of an individual that is causally related to criterian referenced effective and or
superior performance in a job or situation.Yang memilik arti kompetensi
merupakan karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar
individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan
kriteria yang dijadikan acuan, efektif, atau berkinerja prima atau superior di
tempat kerja atau pada situasi tertentu. Kemudian kompetensi merupakan
sebuah karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan cara berpikir,
bersikap dan bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan
dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode tertentu.
b. Teori Kompetensi
39
Menurut Sudarmanto (2014:7) dalam persepsi tentang kompetensi,
memang terdapat perbedaan yaitu:
Tabel 2.II.5
40
Di dalam menjelaskan makna kompetensi lebih jauh dan dalam, tentu
tidak akan lepas dari pemikiran beberapa nama dibawah ini. Richard E. Boyatzis,
seseorang yang telah memopulerkan kompetensi dengan bukunya The
Competent Manager, A Model for Effective Performance
pada awal 80-an, semenjak tulisan McClelland yang cukup kontroversial Testing
for Competence Rather Than Intelligence 1973. Kemudian, Lyle M. Spencer
dan Signe Spencer, yang telah “mengodifikasikan” kompetensi karena
tulisan mereka merupakan kristalisasi dari hasil
penelitian pada sektor privat dan publik yang berjudul “Competence at Work,
Model for Superior Performance” pada 1993 (Sudarmanto, 2014:51).
41
kinerja sumber daya manusia karena skor tersebut tidak berhasil
mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa seharusnya dilakukan
dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta tes
untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat
apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki.
5. Keterampilan (Skill) adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Misalnya, seorang
programmer komputer membuat suatu program yang berkaitan dengan
sistem informasi manajemen sumber daya manusia.
Gambar 2.II.1
42
(Sumber: Moeheriono, 2014:24)
d. Standar Kompetensi
Gambar 2.II.2
Standar Kompetensi
43
(Sumber: Darsono dan Siswandoko, 2011:128)
1. Seleksi/ rekrutmen
44
a. Keakuratan pengukuran kompetensi pegawai.
b. Keakuratan pendefinisian model kompetensi. Kompetensi terpenting
yang disyaratkan pada tiap jabatan agar seseorang apat melaksanakan
pekerjaan dengan sangat baik.
c. Validasi model yang digunakan dalam mengukur kesesuaian antara
pekerjaan dan calon pemangku jabatan.
2. Manajemen Kinerja
45
a. Pegawai yang potensial dapat secara lebih tepat diidentifikasi untuk
seterusnya di kembangkan.
b. Dapat lebih meningkatkan pegawai (karena “arah” yang jelas dalam
karirnya).
46
1. Assessment Center, merupakan metode berbasis kompetensi yang
didesain dengan sudah mengacu dan mengikuti standar internasional,
dengan metode sebagai proses sistematis untuk menilai keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan individu yang dianggap kritikal bagi
keberhasilan kinerja yang unggul melalui evaluasi terstandar melalui
perilaku individu dengan menggunakan beragam simulasi dan
isntrumen tes perilaku.
a. Kegunaan Assesment Center Bagi Organisasi
1. Rekrutmen dan promosi pegawai
2. Mendapatkan calon pegawai sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan.
3. Identifikasi (potential candidate)
4. Dapat mengembangkan potensi personilnya secara terus
menerus sehingga didapatkan kinerja yang lebih baik.
5. Dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi organisasi (pengembangan pegawai dan
pendayagunaan SDM)
6. Memiliki data base kompetensi personil. (Perencanaan SDM dan
pola karir)
47
1. Task skill yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin
sesuai dengan standar di tempat kerja. Dimensi ini dapat diukur
berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan waktu
2. Adaptasi kerja
3. Mematuhi peraturan
2. Task management skill yaitu keterampilan untuk mengelola
serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam pekerjaan.
Dimensi ini dapat diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai
berikut:
1. Kemampuan mengelola
2. Kemampuan berpikir
3. Kemampuan merencanakan
3. Contingency management skill yaitu keterampilan mengambil
tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah dalam
pekerjaan. Dimensi ini dapat diukur berdasarkan indikator-indikator
sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan
2. Pengambilan tindakan
3. Memberikan masukan/ide
4. Job role environment skill yaitu keterampilan untuk bekerja sama serta
memelihara kenyamanan lingkungan kerja. Dimensi ini dapat diukur
dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Kerjasama
2. Wawasan
3. Bersosialisasi
5. Transfer skill yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan
kerja baru. Dimensi ini dapat diukur dari indikator-indikator sebagai
berikut:
1. Beradaptasi
2. Mudah bergaul
48
3. Inisiati
49
b. Definisi Kinerja Pegawai
c. Penilaian Kinerja
50
Senada dengan Rivai dan Sagala (2010:549) yang mengungkapkan
bahwa penilaian kinerja adalah menilai kinerja pegawainya atau
mengevaluasai hasil pekerjaan pegawainya terhadap kecakapan,
kemampuan pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaaan atau tugas yang
dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan
secara berkala.
1. Metode skala rating grafis, bentuk evaluasi kinerja yang paling sering
banyak digunakan terdiri dari deskripsi kinerja yang dinilai dengan
skala.
2. Metode skala rating perilaku, merupakan pengembangan skala rating
grafik dengan menekankan pada kriteria perilaku pegawai secara
spesifik.
3. Management by objectives (MBO), pendekatan dimulai dengan
penetapan tujuan atau sasaran kinerja untuk periodepenilaian yang
akan datang. Kemudian, atasan dan bawahan menetapkan suatu
strategi yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut kemudian di
evaluasi dalam kaitannya dengan sasaran yang disepakati.
4. Metode skala peringkat (rating scale), dibagi menjadi dua bagian,
yaitu: (1) bagian suatu daftar karakteristik (2) Bidang perilaku yang
akan dinilai dengan bagian skala.
5. Metode daftar pertanyaan (checklist), menggunakan sejumlah
51
pertanyaan dengan menggunakan formulir isian yang menjelaskan beraneka
macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan.hasilnya dalam bentuk bobot nilai
pada lembar checklist.
SKP (Sasaran Kerja Pegawai) adalah rencana kerja dan target yang akan
dicapai oleh seorang PNS. SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang
harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.
SKP diisi oleh PNS yang bersangkutan. SKP yang telah disusun harus disetujui
dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja.
Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang
dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gambar 2.II.3
52
Gambar 2.II.4
53
2. Tujuan Penilaian yang Berorientasi pada Masa Depan
a. Merupakan instrumen dalam membantu tiap pegawai mengerti kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang dikaitkan dengan
peran dan fungsi dalam perusahaan.
b. Adanya ikatan dan kebersamaan antara masing-masing pegawai dengan
(penilai) sehingga tiap pegawai memiliki motivasi kerja dan merasa senang
bekerja, sekaligus mau memberikan kontribusi sebanyak-banyaknya
kepada perusahaan.
c. Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi pegawai mawas
diri dan evaluasi diri serta menetapkan sasaran pribadi sehingga terjadi
pengembangan yang direncanakan dan di monitor sendiri.
d. Membantu mempersiapkan pegawai untuk memegang pekerjaan pada
jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus menerus meningkatkan
perilaku dan kualitas bagi posisi-posisi yang tingkatnya lebih tinggi.
e. Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan data tiap
pegawai secara berkala.
f. Standar Kinerja
1. Dapat dicapai yaitu, sesuai dengan usaha yang dilakukan pada kondisi
yang diharapkan.
2. Ekonomis yaitu, biaya rendah / wajar, dikaitkan dengan kegiatan yang
dicakup.
54
3. Dapat diterapkan yaitu, sesuai kondisi yang ada. Jika terjadi
perubahan kondisi, harus dibangun standar yang setiap saat
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
4. Konsisten yaitu, akan membantu keseragaman komunikasi dan operasi
keseluruhan fungsi organisasi.
5. Menyeluruh yaitu, mencakup semua aktivitas yang saling berkaitan
6. Dapat dimengerti yaitu, diekspresikan dengan mudah, jelas untuk
menghindari kesalahan komuniasi/ kekaburan, instruksi yang
digunakan harus spesifik dan lengkap.
7. Dapat diukur yaitu, harus dapat dikomunikasikan dengan ketepatan.
8. Stabil: harus memiliki jangka waktu cukup untuk memprediksi dan
menyediakan usaha yang akan dilakukan.
9. Dapat diadaptasi : harus didesain sehingga elemen dapat ditambah,
dirubah, dan dibuat terkini tanpa melakukan perubahan pada seluruh
struktur.
10. Legitimasi: secara esmi disetujui.
11. Seimbang: diterima sebagai dasar perbandingan oleh yang berkaitan
dengan aktivitas yang dilakukan.
12. Focus pada pelanggan: harus terserah pada hal penting yang diinginkan
pelanggan ( internal dan eksternal ) seperti: siklus waktu, mutu, kinerja,
jadwal, biaya dan kepuasan pelanggan.
g. Perbedaan Kinerja Sektor Publik Dan Sektor Bisnis
Tabel 2.II.6
55
3. Pertanggung kepada masyarakat kepada pemegang saham
56
2. Promptness (ketepatan waktu), merupakan tingkat aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan
hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
Indikator dari dimensi ini adalah:
a. Penataan rencana kerja
b. Ketepatan rencana kerja dengan hasil kerja
c. Ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas
3. Initiative(prakarsa), memberikan ide-ide untuk menunjang
tercapainya tujuan dan mampu memanfaatkan waktu luang. Indikator dari
dimensi ini adalah:
a. Pemberian ide/gagasan dalam berorganisasi
b. Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan permaslahan
yang dihadapi
4. Capability (kemampuan), mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan apa yang diharapkan dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
praktis dan rapi.Indikator dari dimensi ini adalah:
a. Kemampuan yang dimiliki
b. Keterampilan yang dimiliki
c. Kemampuan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
5. Communication (komunikasi), mampu berkomunikasi dengan baik dengan
atasan/pimpinan dan sesama rekan kerja.Indikator dari dimensi ini
adalah:
a. Komunikasi internal (kedalam) organisasi
b. Komunikasi eksternal (keluar) organisasi
c. Relasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas
57
Tabel 2.II.7
penelitian terdahulu
58
Vol.3 No.1, Motivasi sebagai motivas
Januari, 2015 Variabel UPTD
hlm 75-83 Intervening pada Wilayah
Kantor 2. Moti
UPTD positif s
Pendapatan dan sign
Wilayah Palu kinerja
Pendapa
Palu.
3. Kom
berpeng
secara
signifik
kinerja
Pendapa
Palu.
3. Srie dan Doni. Telaah Hubungan Kinerja Karyawan Regresi Linear 1. Kom
Kompetensi, (Y) berpeng
Jurnal Motivasi dan Kompetensi (X1) kinerja
Ekonomi Kinerja Motivasi (X2) Hutama
Insentif Karyawan (Persero
Vol.9.1, 2015: Karya Jakarta) terhadap
50-55 karyawa
Karya (
Jakarta.
59
4. Maripas Abas Employability Kinerja Tugas (Y) Statistical 1. Terda
M, Ombra A, Skills and Task Keterampilan (X1) Package For positif
Associate Performance of Kompetensi (X2) Social Sciences dari K
Professor Employees in (Spss) terhadap
Shuki Osman, Government 2. Terda
PhD. Sector. positif
International dari k
Journal terhadap
of
Humanities
and Social
60
5. Febby Fuji Pengaruh Kinerja (Y) Regresi Linear 1. Kedua variab
Astuti dan Perubahan Sistem Perubahan Sitem Berganda yaitu
Zunaidah Pengadaan Pengadaan Barang pengadaan ba
Barang/Jasa dan dan Jasa (X1) jasa dan
Kompetensi Kompetensi (X2) kompetnsi
Jurnal
Terhadap Kinerja simultan ber
Manajemen
Pegawai positif dan s
dan Bisnis
(Studi Kasus pada terhadap
Sriwijaya,
Bagian pegawai di
Vol.10 No.20,
Pengadaan Bagian P
Desember
Barang/Jasa di Barang/Jasa
2012
Sekretariat DPRD Sekretariat
Provinsi Provinsi
Sumatera Selatan) Selatan)
2. Melalui
parsial,
perubahan
pengadaan ba
tidak be
signifikan
kinerja, dan
variabel k
berpengaruh
61
6. Agustin Maria Pengaruh Gaya Kinerja Pegawai Regresi Linear 1. Gaya kepem
Kepemimpinan, (Y) Berganda pengembanga
Pengembangan Gaya daya manu
e-Jurnal
Sumber Daya Kepemimpinan disiplin kerj
Katalogis,
Manusia dan (X1) simultan me
Vol.1 No.1,
Disiplin Kerja Pengembangan pengaruh s
Desember
Terhadap Kinerja Sumber Daya terhadap
2012, hlm 95-
Pegawai Manusia (X2) pegawai
103.
Sekretariat Disiplin Kerja Sekretariat
Dewan (X3) Perwakilan
Perwakilan Daerah
Rakyat Daerah Sulawesi Ten
Provinsi Sulawesi 2. Gaya kepem
Tengah berpengaruh
terhadap
pegawai
62
berpengaruh
terhadap
pegawai
Sekretariat
Perwakilan
Daerah
Sulawesi Ten
4. Disiplin
berpengaruh
terhadap
63
7. Resky dan Pengaruh Gaya Kinerja (Y) Regresi Linear 1. Gaya kepem
Engkos Kepemimpinan Gaya Berganda memiliki
Achmad terhadap Motivasi Kepemimpinan yang posi
Kuncoro dan dampaknya (X1) signifikan
terhadap Kinerja Motivasi (X2) tinggi r
Sumber Daya motivasi. (0,
Binus
Manusia 12.18%; (2)
Business
2. Motivasi
Review, Vol.
pengaruh ya
3 No.1, Mei
dan
2012 : 400-
terhadap
412.
rendahnya
karyawan.
(0,290)2 = 8
3. gaya kepem
64
8. Zainal Saida Pengaruh Kinerja (Y) Regresi Linear 1. Variabel ke
Kecerdasan Kecerdasan Berganda spiritual (X1
Spiritual, Gaya spiritual (X1) kepemimpin
e-Jurnal
Kepemimpinan, Gaya dan Insent
Katalogis,
dan Insentif kepemimpinan secara
Vol.1, No.1,
terhadap (X2) berpengaruh
2012: 85-94.
Kinerja Pegawai Insentif (X3) dan
Bandara Mutiara terhadap
Palu pegawai
Udara Mutia
2. Variabel ke
spiritual ber
positif dan s
terhadap
pegawai
65
pegawai
Udara Mutia
4. Variabel
berpengaruh
dan
terhadap
66
9. Sameer Leadership Styles Management linear 1. Missionary
Limbare & Conflict Styles of regression leadership
Indian Management Executives(Y) berpengaruh
Journal of Styles of Leadership Styles 2. Appeasemen
Industrial Executives (X) managemen
Relations, Conflict berpengaruh
positifdan
The Indian managemen
Journal of berpengaruh
Industrial 3. Missionary
Relations. leadership
Vol. 48 No1, berpengaruh
July 2012, terhadap
resignation,
negatif terha
resignation,
wedrawal,
confrontatio
negatiation
managemen
5. Executive le
style is ber
67
68
II.3 Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
a. Agustin Maria 2012 dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan
metode penelitian regresi linear berganda mendapatkan hasil penelitian yaitu
menunjukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara simultan signifikan
dan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah, gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah, pengembangan sumber daya manusia berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, disiplin kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Resky dan Engkos Achmad Kuncoro pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh
Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi dan dampaknya terhadap Kinerja
Sumber Daya Manusia, menggunakan regresi linear berganda, dengan hasil
penelitian Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap tinggi rendahnya motivasi. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya kinerja karyawan
c. Sameer Limbare Indian Journal of Industrial Relations, July 2012 dengan judul
Leadership Styles & Conflict Management Styles of Executives, hasil
penelitian yakni, Missionary leadership berpengaruh positif. Appeasement
conflict management style berpengaruh positifdan conflict management style
berpengaruh negatif, Missionary leadership style berpengaruh positif terhadap
with resignation, wedrawal, defusion, confrontation and negatiation conflic
management styles, Developer leadership style berpengaruh negatif
terhadap with resignation, wedrawal, defusion, confrontation and negatiation
conflic management styles, Executive leadership style is berpengaruh positif
dengan appeasement confict management style.
69
d. Zainal Saida pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Gaya
Kepemimpinan, dan Insentif terhadap Kinerja Pegawai Bandara Mutiara Palu
menggunakan regresi linear berganda, dengan hasil penelitian yaitu, variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
Bandar Udara Mutiara Palu.
e. Hubungan motivasi terhadap kinerja pegawai
2. Hubungan motivasi terhadap kinerja pegawai
70
b. Menurut peneliti Gunawan, 2015 dengan judul Pengaruh Kompetensi Terhadap
Kinerja Pegawai dan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada Kantor UPTD
Pendapatan Wilayah Palu dengan menggunakan regresi berganda mendapatkan
hasil penelitian yaitus kompetensi berpengaruh positif secara langsung dan
signifikan tehadap motivasi pegawai UPTD Pendapatan Wilayah I Palu, motivasi
berpengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap kinerja pagawai
UPTD Pendapatan Wilayah I Palu. komptensi pegawai berpengaruh positif secara
langsung dan signifikan terhadap kinerja UPTD Pendapatan Wilayah I Palu.
Kompetensi melalui motivasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
UPTD Pendapatan Wilayah I Palu.
c. Menurut peneliti Maripas Abas M, Ombra A, Associate Professor Shuki Osman,
PhD School of Educational Studies, Universiti Sains Malaysia, Februari 2013
dengan judul Employability Skills and Task Performance of Employees in
Government Sector. Menggunakan Statistical Package For Social Sciences
(Spss). Hasil penelitian yakni, terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
Keterampilan terhadap kinerja tugas, terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
kompetensi terhadap kinerja tugas.
d. Menurut peneliti Febby Fuji Astuti dan Zunaidah tahun 2012 dengan judul
Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa
di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan) menggunakan regresi
linear berganda dengan hasil yaitu, Kedua variabel bebas yaitu variabel
pengadaan barang dan jasa dan variabel kompetnsi secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Bagian Bagian Pengadaan
Barang/Jasa di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan), Melalui
pengujian parsial, variabel perubahan sistem pengadaan barang/jasa tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja, dan hanya variabel kompetensi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja, Variabel kompetensi adalah variabel
paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai pada Bagian Pengadaan
Barang/Jasa di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan)
71
e. Srie Wijaya, Chairil, dan Doni dengan judul Telaah Hubungan Kompetensi,
Motivasi dan Kinerja Karyawan PT. Hutama Karya Jakarta pada tahun 2015
dengan hasil kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hutama
Karya Jakarta dan Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Hutama
Karya Jakarta.
72
Gambar 2.II.5
Kerangka Berpikir
X1 H1
GAYA H4
KEPEMIMPINA
N
KINERJA
H2
X2 PEGAWAI
(Y)
MOTIVASI
H3
X3
KOMPETENSI
73
II.5 Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian merupakan dugaan awal atau
kesimpulan sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui
penelitian. Dimana dugaan tersebut diperkuat melalui teori/jurnal yang mendasari
dan hasil dari penelitian terdahulu. Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis
di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan Hipotesis Nol (H0) dan
Hipotesis alternatif (Ha) yang kemudian dilakukan pengujian atas Hipotesis Nol
(H0) tersebut untuk membuktikan apakah Hipotesis Nol (H0) tersebut ditolak atau
gagal ditolak. Hipotesis tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
H1 : Terdapat hubungan atau pengaruh gaya kepemimpinan terhadp
kinerja pegawai di kementerian agama ri.
H0 : Tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai di kementerian agama ri.
2. Hipotesis 2
H1 : Terdapat hubungan atau pengaruh antara motivasi terhadap kinerja
pegawai di kementerian agama ri.
H0 : Tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara motivasi terhadap
kinerja pegawai di kementerian agama ri.
3. Hipotesis 3
H1 : Terdapat hubungan atau pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja
pegawai di kementerian agama ri.
H0 : Tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara kompetensi terhadap
kinerja pegawai di kementerian agama ri.
4. Hipotesis 4
H1 : Ada pengaruh antara gaya kepeimimpinan, motivasi dan kompetensi
terhadap kinerja pegawai di kementerian agama ri.
H0 : Tidak ada engaruh antara gaya kepemimpinan, motivasi dan
kompetensi terhadap kinerja pegawai di kementerian agama ri.
5. Hipotesis 5
74
H1 : Gaya kepemimpinan, motivasi, dan kompetensi dapat menjadi
prediksi tingkat kinerja pegawai pada kementerian agama ri
H0 : Gaya kepemimpinan, motivasi, dan kompetensi tidak dapat menjadi
prediksi tingkat kinerja pegawai pada kementerian agama ri.
75
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
76
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2014:116).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini ialah teknik probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut: (Umar, 2010:65)
N
N= 1 + Ne2
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas kesalahan maksimal yang ditolerir dalam sampel (10%)
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dihasilkan jumlah sampel
sebagai berikut :
141 141
1 + 141 (0.1)2 = 2,41 = 58,50 = 58
Peneliti menggunakan perhitungan pengambilan sampel dengan
Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik yang digunakan bila
populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional (Sugiyono, 2014:118). Maka sampel yang akan diambil yaitu 58
orang.
77
Tabel 3.III.8
78
TOTAL 141 58
79
permasalahan yang dicari. Pengukuran variabel dilakukan dengan
menggunakan skala lima alternatif pilihan (skala likert). Variabel
kualitas yang berkaitan diberikan penilaian sebagai berikut (terlampir
pada halaman selanjutnya) :
Tabel 3.III.9
2. Sumber Sekunder
Menurut Sugiyono (2014:137) sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain, atau dokumen.
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari Biro Kepegawaian di
Kementerian Agama RI, yang terdiri dari profil, sejarah dan lain
sebagainya.
80
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, analisis
kuantitatif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
81
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan:
a. Uji Normalitas
Ghozali (2013:160) menyatakan uji normalitas bertujuan untuk
mengukur apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya
yaitu dengan melihat kurva probability plot. Normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
pada grafik. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukan pola distribusi
normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis
diagonal, maka tidak menunjukan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2013:163).
Kemudian, normalitas data juga dapat dilihat dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov Test yang paling
sering digunakan di SPSS dalam hal mengecek normalitas (Sufren dan
Yonathan, 2013:65). Untuk mengetahui data terdistribusi normal atau
tidak dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test adalah dengan
memperhatikan angka pada Asymp. Sig. (2-tailed), data berdistribusi
normal apabila nilai signifikansi > 0,05 dan data tidak berdistribusi
tidak normal apabila nilai signifikansi < 0,05 (Sufren dan Yonathan,
2013:68).
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013:105) Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi adalah :
82
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variable dependen.
2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi
yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya,
serta Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainya. Jika nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
c. Uji Heterokedastisitas
Ghozali (2013:139) mengemukakan Uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar dan kemudian
83
menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena adanya observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Cara yang digunakan peneliti untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalag dengan menggunakan Uji Durbin-Watson
(DW test). Menurut Santoso (2012:242) untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dapat menggunakan uji durbin-watson (D-W).
Pengambilan ada tidaknya autokorelasi dilihat dari pengambilan
ketentuan berikut:
1. Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi
positif
2. Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak
ada autokorelasi
3. Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti adaautokorelasi
negative
4. Metode Analisis Regresi Berganda
Metode statistik untuk menguji pengaruh antara satu variabel
terikat dan beberapa variabel bebas adalah dengan menggunakan
metode regresi berganda. Dengan bantuan perangkat lunak SPSS 22
(Statistical Package for Social Sciences) untuk windows. Karena
peneliti menggunakan 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat, maka
peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda. Menurut
Ghozali (2013:7) untuk menguji pengaruh satu variabel terikat dan
beberapa variabel bebas dengan menggunakan regresi berganda.
84
Menurut Widarjono (2010:9) rumus regresi liner berganda
yang digunakan adalah :
Y = a + b1 X1 + b2 X2+ e
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai
a = Konstanta
β₁- β3 = Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
hubungan nilai variable independen)
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Kompetensi
e = Error
5. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi
(alpha) 5% (0,05). Jika nilai probability t lebih besar dari alpha
0,05 maka tidak ada pengaruh secara parsial dari variabel
independen terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai
probability t lebih kecil dari alpha 0,05 maka terdapat pengaruh
secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan membandingkan nilai thitung dengan
ttabel. Apabila terhitung lebih besar dari t tabel maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai
thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa
85
variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
b. Uji Statistik f (Uji Simultan)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen untuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau
ditolak dengan membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar
5% (0,05). Jika nilai probability F lebih besar dari alpha 0,05
maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen dengan kata lain variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013:98). Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil
dari alpha 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Selain itu, dapat juga dengan membandingkan nilai
Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel
maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika
nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
6. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:100) Koefisien Determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
86
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
(Ghozali, 2013:100).
Tabel 3.III.10
Operasional Variabel
87
yang berupa ganjaran
digunakan oleh rasa aman
sesorang pada pegawai.
saat orang
tersebut
mencoba
mempengaruhi
perilaku orang
lain seperti
yang ia lihat.
2. Gaya 3. Pimpinan Ordinal
Kepemimpinan Memberikan tugas
Kepada pegawai
Birokratik
sesuai dengan
Prosedur dan
peraturan yang
sudah ditetapkan.
4. Pimpinan dapat
Kreatif dan
inovatif hanya
berlaku sesuai
ketetapan dalam
organisasi
3. Gaya 5. Pimpinan Ordinal
Kepemimpinan memberikan
Diplomatis Semangat kepada
pegawai.
6. Pegawai
termotivasi
Untuk menjalankan
tugasnya dengan
88
baik.
4. Gaya 7. Pimpinan Ordinal
Kepemimpinan mengikut
Partisipatif
Sertakan pegawai
Dalam
memberikan
pendapat
8. Pegawai merasa
pendapatnya
dihargai oleh
pimpinan
5. Gaya 9. Pimpinan Ordinal
Kepemimpinan memberikan
Kepercayaan dan
Free Rein Leade
Kebebasan kepada
Pegawai untuk
Menetapkan
tujuan yang harus
dicapai.
10. Pimpinan
menjalankan tugasnya
Dengan penuh
tanggung jawab
Variable Dimensi variable Indikator Skala
Variabel 1. Seseorang yang Ordinal
1. Pengakuan
Motivasi diakui akan
Orang Lain
mempermudah
Menurut
karyawan pegawai
Hasibuan yang
dalam bekerja
ditulis dalam
2. Pengakuan diri
buku edy
sendiri dan
Sutrisno motivasi
89
adalah salah satu pekerjaan
perangsang olehvorang lain
keinginan dan akan menjadi
daya pengerak apresiasi.
kemauan bekerja 3. Pengakuan dari
seseorang karena orang lain tidak
setiap motif hanya dalam satu
mempunyai lingkungan
tujuan yang
iningin dicapai.
4. Pemimpin Ordinal
2. Pekerjaan yang
menyakinkan
dilakukan
karyawan pegawai
tentang pentingnya
pekerjaan yang
dikerjakan
5. Pekerjaan yang Ordinal
diberikan atasan
harus dilandasi
dengan rasa
senang dan
loyalitas tinggi
6. Pekerjaan yang
diberikan sesuai
dengan jobdesk
masing-masing
sesuai dengan
kebutuhan
7. Karyawan Ordinal
3. Tanggung
pegawai
Jawab
mengerjakan tugas
90
yang sudah
diberikan dan
berani
menanggung
resiko
8. Karyawan
pegawai
bertanggung
jawab terhadap
setiap perbuatan
9. Menyelesaikan
tugas sesuai
dengan jadwal
yang telah
ditentukan
10. Gaji atau upah Ordinal
4. Gaji / upah
menjadi tanda
jasa atas
pekerjaan yang
sudah dilakukan
11. Gaji atau upah
menjadi jaminan
dalam
keberlangsungan
hidup karyawan
pegawai
12. Gaji atau upah
diberikan ketika
sudah ada
perjanjian antar
pihak perusahaan
91
organisasi dengan
karyawan pegawai
92
7. Pengambilan Ordinal
3. Contingency
keputusan
Managemen
8. Pengambilan
Skill
tindakan
9. Memberikan
masukan / ide
10. Kerjasama Ordinal
4. Job role
11. Wawasan
environment
12. Bersosialisasi
13. Beradaptasi Ordinal
5. Transfer
14. Mudah bergaul
Skill
15. Inisiatif
Variable Indikator Skala
Dimensi variable
Variable 1. Memahami tugas Ordinal
1. Quality of work
Kinerja Pegawai dan
(kualitas
tanggung jawab
Mangkunegara pekerjaan)
Hasil
(2011:67)
kerja yang
Kinerja adalah diperoleh
hasil kerja yang
2. Kesesuaian hasil
dapat dicapai
kerja
oleh seseorang
dengan tujuan
atau
organisasi
sekelompok
3. Manfaat hasil kerja
orang dalam
suatu
organisasi,
sesuai dengan
wewenang dan
tanggungjawab
masing-
93
masing, dalam
rangka upaya
mencapai
tujuan
organisasi
bersangkutan
secaralegal
tidak melanggar
hukum dan
sesuai dengan
moral
maupun etika.
4. Penataan rencana
2. Promptness
kerja
(ketepatan
5. Ketepatan rencana
waktu)
kerja dengan hasil
kerja
6. Ketepatan waktu
dalam
melaksanakan
tugas
7. Pemberian
3. Initiative
ide/gagasan dalam
(prakarsa)
berorganisasi
8. Tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan
permasalahan yang
dihadapi
9. Kemampuan yang
4. Capability
dimiliki
94
10. Keterampilan yang
(kemampuan)
dimiliki
11. Kemampuan
memanfaatkan
sumber daya yang
dimiliki
12. Komunikasi
5. Communication
internal (kedalam)
(komunikasi)
organisasi
13. Komunikasi
eksternal (keluar)
organisasi
14. Relasi dan
kerjasama dala
pelaksanaan tugas
BAB IV
HASIL PENELITIAN
95
Menurut Yamin “tidak cukuplah jaminan kepada agama Islam dengan
Mahkamah Tinggi saja, melainkan harus kita wujudkan menurut kepentingan
agama Islam sendiri pendek kata menurut kehendak rakyat, bahwa urusan agama
Islam yang berhubungan dengan pendirian Islam wakaf dan masjid dan penyiaran
harus diurus oleh Kementerian yang istimewa, yaitu kita nama Kementerian
Agama”.
96
Agama ini pada hakIkatnya adalah Jalan Tengah antara teori memisahkan agama
dari negara dan teori persatuan agama dan negara“. Usulan pembentukan
Kementerian Agama kembali muncul pada siding pleno Komite Nasional
Indonesia Pusat atau KNIP yang diselenggarakan pada tanggal 25 sampai 27
November 1945 Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP merupakan
parlemen Indonesia periode 1945-1950, sidang pleno dihadiri 224 orang anggota,
dan diantaranya 50 orang dari luar Jawa ( utusan komite nasional daerah). Sidang
di Pimpin oleh ketua KNIP Sutan Syahrir dengan agenda membicarakan laporan
badan pekerja ( BP ) KNIP pemilihan keanggotaan / ketua/ wakil ketua BP KNIP
yang barudan tentang jalannya pemerintahan.
97
berbunyi; Presiden Republik Indonesia, Mengingat: usul Perdana Menteri dan
Badan pekerja Komite Nasional Pusat, memutuskan: Mengadakan Kementerian
Agama.
98
Rasjidi saat itu adalah menteri tanpa portofolio dalam Kabinet Sjahrir. Dalam
jabatan selaku menteri negara ( menggantikan K.H.A. Wahid Hasyim ), Rasjidi
sudah bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat
Islam.
99
pekerjaan Kementerian Agama ialah mengurus segala hal yang bersangkut paut
dengan agama dalam arti seluas – luasnya.
Perkembangan berikutnya
Pertama, muka yang dalam zaman Jepang termasuk dalam kekuasaan presiden
menjadi Jawatan Agama Daerah, yang selanjutnya ditempatkan di bawah
Kementerian Agama.
Ketiga, hak untuk mengangkat penghulu masjid, yang dahulu ada tangan Bupati,
selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Agama.
Melalui perjuangan yang gigih dan tanpa pamrih para pendahulu kita, sejarah
Kementerian Agama menyatu dengan NKRI. Bahkan dalam masa revolusi fisik
dan diplomasi mempertahankan kemerdekaan, Kantor Pusat Kementerian Agama
turut hijrah ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Kementerian Agama dimasa H.M.
Rasjidi dapat disebut “Kementerian revolusi”, karena ketika awal dibentuk,
Kementerian Agama sejak 12 Maret 1946 berkantor di ibukota revolusi,
Yogyakarta.
100
tugas-tugas Menteri Agama secara fakultatif tetap memiliki akses dengan Jakarta.
Setelah berdirinya Kementerian Agama, urusan keagamaan dan peradilan agama
bagi umat Islam yang telah berjalan sejak pra kemerdekaan menjadi tanggung
jawab Kementerian Agama.
Semua hal itu berlaku di Jawa dan Madura, tetapi setelah terbentuknya
kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didorong oleh mosi integral
Mohammad Natsir ( Periode berlakunya UUDS 1950 ) dan penyerahan urusan
keagamaan dan berkas negara-negara bagian Republik Indonesia Serikat ( RIS )
kepada Menteri Agama, maka secara de jure dan de facto tugas dan wewenang
dalam urusan agama bagi seluruh wilayah RI menjadi tanggung jawab menteri
agama. Dalam perkembangan selanjutnya, di terbitkan lah Peraturan Pemerintah
Nomor 33 tahun 1949 dan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 1950 serta
Peraturan Menteri Agama nomor 5 tahun 1951 antara lain menetapkan kewajiban
danlapangan tugas Kementerian Agama yaitu :
101
9. Memberikan bantuan material untuk perbaikan dan pemeliharaan tempat-
tempat beribadat ( masjid-masjid, gereja-gereja dan lain-lain )
10. Menyelenggarakan, mengurus dan mengawasi segala sesuatu yang
bersangkut paut dengan pengadilan agama dan Mahkamah Islam Tinggi.
11. Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawasi pemeliharaan
wakaf – wakaf.
12. Mempertinggi kecerdasan umum dalam hidup bermasyarakat dan hidup
beragama.
Selain 11 unit kerja tersebut, Menteri Agama juga dibantu oleh 3 ( tiga ) staf
ahli dan 2 ( dua ) pusat yaitu : Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaanan
Keagamaan, Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi Dan Informasi, Staf Ahli
Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Pusat Kerukunan Umat Beragama, Pusat
Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu.
102
dibentuk sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 33 tahun 2014 tentang
jaminan produk halal bpjph yang disahkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 17 Oktober 2014 dan pada tanggal tersebut juga
diundangkan oleh menkumham Amir Syamsuddin. Dalam undang-undang JPH,
disebutkan bahwa BPJPH harus dibentuk paling lambat 3 ( tiga ) tahun terhitung
sejak undang-undang JPH diundangkan.
103
Dalam melaksanakan wewenangnya, BPJPH bekerja sama dengan
kementerian dan atau lembaga terkait Lembaga Pemeriksa Halal ( LPH ) dan
Majelis Ulama Indonesia ( MUI ). Penetapan kehalalan dikeluarkan MUI dalam
bentuk Keputusan Penetapan Halal Produk. Kedepannya apabila diperlukan, maka
BPJPH dapat membentuk perwakilan di daerah. Ketentuan mengenai tugas,
fungsi, dan susunan organisasi BPJPH diatur dalam Peraturan Presiden.
104
khususnya, dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya. Para pemimpin Islam
ketika itu berhasil memperjuangkan Kementerian Agama atas dasar pemikiran
bahwa Kementerian Agama adalah bagian yang wajar dalam tata pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kementerian Agama dipimpin oleh
seorang Menteri Agama (Menag). Berdirinya pada 3 Januari 1946, sekitar lima
bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan
karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan
penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama
tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1, dan 2:
105
IV.1.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI
Sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Kepegawaian yang tertuang pada
Tata Kerja Kementerian Agama telah ditetapkan visi dan misi Biro
Kepegawaian.
a. Visi
Mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan manajemen
kepegawaian yang profesional.
b. Misi
1. Meningkatkan pengelolaan data, sistem informasi, dan tata naskah
kepegawaian melalui SIMPEG berbasis Iptek mutakhir;
2. Meningkatkan perencanaan, pembinaan disiplin, kesejahteraan dan
penghargaan, serta pelayanan kepegawaian;
3. Meningkatkan pengelolaan dan layanan pengangkatan, pemindahan
dan kepangkatan, serta pemberhentian dan pemensiunan pegawai;
4. Meningkatkan pelaksanaan assesment dan pengembangan pegawai.
c. Tujuan
Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Biro
Kepegawaian dmana tujuan tersebut selaras dengan visi dan misi.
Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan
diberikan oleh Biro Kepegawaian. Maka tujuan strategis Biro
Kepegawaian dirumuskan sebagai berikut:
1. Tersedianya data yang akuntabel melalui SIMPEG berbasis Iptek
mutakhir;
106
2. Tersedianya perencanaan pegawai, pembinaan disiplin serta
pelayanan kepegawaian;
3. Tersedianya pengelolaan dan layanan pengangkatan, pemindahan dan
kepangkatan, serta pemberhentian dan pemensiunan pegawai;
4. Terlaksananya assesment dan pengembangan pegawai.
d. Sasaran
Berdasarkan perumusan tujuan Biro Kepegawaian, maka
dirumuskan searah dengan tujuan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
organisasi. Perumusan sasaran yang mengacu pada tujuan adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan efektifitas sistem infromasi manajemen
kepegawaian (SIMPEG) berbasis web;
2. Meningkatkan system perencanaan dan penghargaan, kesejahteraan
dan penghargaan pegawai secara optimal;
3. Meningkatkan pelayanan mutasi kepegawaian secara optimal;
4. Meningkatkan pelaksanaan assesment dan pengembangan pegawai.
a. Tugas Pokok:
Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
data dan informasi kepegawaian, perencanaan dan penghargaan, mutasi,
assesmen, dan pengembangan pegawai di lingkungan Kementerian Agama
serta urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
b. Fungsi
107
2. Pelaksanaan perencanaan dan penghargaan pegawai;
3. Pengelolaan mutasi pegawai;
4. Pengelolaan assesment dan pengembangan pegawai;
108
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.IV.7
berikut:
Gambar 4.IV.8
109
Karakteristik Respondn Berdasarkan Usia
110
Gambar 4.IV.9
111
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner
maka diperoleh data tentang pendidikan terdiri dari pendidikan formal
terakhir, pendidikan fungsional, dan pendidikan struktural yang dapat dilihat
pada tabel berikut: (terlampir pada halaman berikutnya)
Gambar 4.IV.10
2. Pendidikan Fungsional
Gambar 4..11
112
PENDIDIKAN NON FORMAL TERAKHIR
Analis Kepegawaian Arsiparis Statistis
Pranata Komputer Tata Persuratan
62.10%
3. Pendidikan Struktural
Gambar 4.IV.12
PENDIDIKAN STRUKTURAL
Diklat PIM I Diklat PMI II Diklat PIM III Diklat PIM IV
35.90%
0% 5% 5.80%
Diklat PIM I Diklat PIM II Diklat PIM III Diklat PIM IV
Sumber Data yang diolah 2021
113
Berdasarkan gambar 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki pendidikan terakhir tingkat SLTA/ Sederajat sebanyak 25 responden
atau sebesar 43,2%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat
D3 / Diploma 3 sebanyak 1 responden atau sebesar 1,7%. Responden yang
memiliki pendidikan terakhir tingkat S1 sebanyak 20 responden atau sebesar
34,5%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat Pasca Sarjana /
S2 sebanyak 11 responden atau sebesar 18,9%. Responden yang memiliki
pendidikan terakhir tingkat Pasca Sarjana / S3 sebanyak 1 responden atau
sebesar 1,7%.
114
tertentu (JFT) dan jabatan fungsional umum (JFU) yang dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4..13
62.10%
13.80% 3.44% 17.24%
Gambar 4..14
115
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu
JABATANFUNGSIONAL UMUM
TATA PERSURATAN
3.44%
TATA PERSURATAN
116
Vali Kepala Biro Kepegawaian 1 1.7 1.7
d Kabag Data dan Informasi 1 1.7 1.7
Kepegawaian 1 1.7 1.7
Kasubag Pengolahan Data 1 1.7 1.7
Kepegawaian
1 1.7 1.7
Kasubag Sistem Informasi
1 1.7 1.7
Kepegawaian
1 1.7 1.7
Kasubag Tata Naskah
1 1.7 1.7
Kabag Perencanaan dan Penghargaan
1 1.7 1.7
Kasubag Perencanaan
1 1.7 1.7
Kasubag Penghargaan dan
Kesejahteraan 1 1.7 1.7
Tabel 4..11
117
Model penggambaran mengenai informasi jawaban responden terhadap butir-
butir pernyataan kuesioner pada variabel-variabel penelitian adalah dengan
menggunakan presentase. Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner
atas tanggapan responden terhadap indikator-indikator yang menjadi item
pertanyaan pada kuesioner dan juga perhitungan skor bagi variabel gaya
kepemimpinan, kompetensi dan kinerja pegawai.
Tabel 4..12
118
4. Pimpinan berkomunikasi
5.2 6.9 20.7 48.3 19 100
5. dengan baik.
Pimpinan memberikan
0 10.3 60.3 29.3 0 100
6. semangat kepada pegawai.
Pegawai termotivasi untuk
menjalankan tugasnya 0 8.6 34.5 50 6.9 100
7. Pimpinan
dengan mengikut sertakan
pegawai dalam pengambilan 5.2 10.3 20.7 48.3 15.5 100
8. Pegawai merasa
3.4 1.7 44.8 36.2 13.8 100
9. pendapatnya
Pimpinan memberikan
kepercayaan kepada 5.2 6.9 20.7 48.3 19.0 100
pegawai
10. Pimpinan menjalankan
tugasnya dengan penuh 3.4 8.6 20.7 48.3 19 100
tanggung jawab.
Rata-rata 2.4 7 23.8 50.7 16.1 100
Dari data yang telah telah diolah pada tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa
mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan persentase sebesar 50,7% dari
100%, sisanya menjawab Netral (N) sebesar 23,8%, Sangat Setuju (SS) sebesar
16,1%, Tidak Setuju (TS) sebesar 7% dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar
2,4%.
Tabel 4.13
119
2. Pimpinan menuntut rasa
3.4 6.9 24.1 48.3 17.2 100
3. aman.
Pimpinan memberikan tugas
kepada pegawai sesuai 5.2 15.5 27.6 37.9 13.8 100
dengan prosedur yang sudah
4. Pimpinan berkomunikasi
5.2 6.9 20.7 48.3 19 100
5. dengan baik.
Pimpinan memberikan
0 10.3 60.3 29.3 0 100
6. semangat kepada pegawai.
Pegawai termotivasi untuk
menjalankan tugasnya 0 8.6 34.5 50 6.9 100
7. Pimpinan mengikut sertakan
dengan
pegawai dalam pengambilan 5.2 10.3 20.7 48.3 15.5 100
8. Pegawai merasa
3.4 1.7 44.8 36.2 13.8 100
9. pendapatnya
Pimpinan memberikan
kepercayaan kepada 5.2 6.9 20.7 48.3 19.0 100
pegawai
10. Pimpinan menjalankan
tugasnya dengan penuh 3.4 8.6 20.7 48.3 19 100
Rata-rata 2.4 7 23.8 50.7 16.1 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
c. Distribusi Jawaban Responden Kompetensi (X3)
Tabel 4..14
120
3. Saya dapat mematuhi
0 0 1.7 62.1 36.2 100
4. aturan-
Saya dapat mengelola
0 0 5.2 67.2 27.6 100
5. tugas
Saya mampu berpikir
dengan 3.4 6.9 24.1 48.3 17.2 100
6. Saya dapat
0 0 3.4 77.6 19.0 100
7. merencanakan
Saya mampu
0 0 8.6 82.8 8.6 100
8. mengambil
Saya dapat mengambil
0 0 5.2 72.4 22.4 100
9. tindakan
Saya mampu
0 1.7 5.2 81.0 12.1 100
10. memberikan
Saya merasa nyaman
0 3.4 8.6 56.9 31 100
11. dengan
Saya dapat
mengembangkan 0 1.7 13.8 77.6 6.9 100
12. Saya mampu
menciptakan 0 0 6.4 59 34.6 100
13. Saya dapat menyesuaikan
0 0 7.7 62.8 29.5 100
14. diri
Saya mudah bergaul
0 0 5.1 67.9 26.9 100
15. dalam
Saya memiliki gagasan
0 12.1 0 75.9 12.1 100
dari Rata-rata 0.6 3.5 10.3 63.1 22.1 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Dari data yang telah telah diolah pada table 4.4 diatas,
menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan persentase
sebesar 63,1% dari 100%, sisanya menjawab Sangat Setuju(SS) sebesar 22,1%,
Netral (N) sebesar 10,3%, , Tidak Setuju (TS) sebesar 3.5% dan Sangat Tidak
Setuju (STS) sebesar 0.6%.
121
Tabel 4.15
122
Saya memiliki komunikasi
12 yang 1.7 8.6 22.4 46.6 20. 100
baik dengan atasan dan rekan 7
Saya mampu menjalin
13 komunikasi 3.4 6.9 24.1 48.3 17. 100
yang baik dengan pihak 2
Saya
diluarmampu menjalin
14 kerjasama 1.7 6.9 22.4 48.3 20. 100
dengan tim dalam 7
Rata – rata
melaksanakan 1.82 6.02 23.6 50 18. 100
6
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Dari data yang telah telah diolah pada tabel 4.5 diatas,
menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan persentase
sebesar 50% dari 100%, sisanya menjawab Netral (N) sebesar 23,6%, Sangat
Setuju (SS) sebesar 18,6%, Tidak Setuju (TS) sebesar 6,02% dan Sangat Tidak
Setuju (STS) sebesar 1,82%.
123
kompetensi dan kinerja pegawai dilihat dari statistik deskriptif adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.16
Descriptive Statistics
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Hasil uji validitas dikatakan valid apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari
0,05 sedangkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa item
pernyataan tersebut tidak valid (Ghozali, 2013:52). Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
124
Jika rhitung > rtabel = pernyataan di anggap valid
selanjutnya)
Tabel 4.17
125
P6 0,539 0,258 Valid
P7 0,906 0,258 Valid
P8 0,616 0,258 Valid
P9 0,918 0,258 Valid
P10 0,922 0,258 Valid
Kompetensi (X3)
P1 0,556 0,258 Valid
P2 0,317 0,258 Valid
P3 0,653 0,258 Valid
P4 0,531 0,258 Valid
P5 0,322 0,258 Valid
P6 0,625 0,258 Valid
P7 0,398 0,258 Valid
P8 0,707 0,258 Valid
P9 0,637 0,258 Valid
P10 0,549 0,258 Valid
P11 0,531 0,258 Valid
P12 0,673 0,258 Valid
P13 0,615 0,258 Valid
P14 0,636 0,258 Valid
P15 0,429 0,258 Valid
Kinerja (Y)
P1 0,733 0,258 Valid
P2 0,293 0,258 Valid
P3 0,657 0,258 Valid
P4 0,272 0,258 Valid
P5 0,716 0,258 Valid
P6 0,717 0,258 Valid
P7 0,881 0,258 Valid
P8 0,708 0,258 Valid
P9 0,896 0,258 Valid
P10 0,900 0,258 Valid
P11 0,545 0,258 Valid
P12 0,682 0,258 Valid
P13 0,781 0,258 Valid
P14 0,923 0,258 Valid
Dari hasil tersebut, maka diperoleh data yang menyatakan bahwa dari 39
item pertanyaan yang diberikan kepada 58 responden ditemukan nilai Pearson
Correlation lebih besar dari 0,258 (r tabel) yang berarti valid. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang diajukan kepada responden dari
setiap pertanyaan tiap variabel pada penelitian ini mampu mengukur apa yang
diinginkan oleh responden.
126
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-
masing variabel diperoleh data sebagai berikut: (terlampir pada halaman
selanjutnya)
Tabel 4..18
127
berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuesioner yang handal.
128
Gambar 4.15
Dari grafik P-P Plot diatas terlihat bahwa sebaran data memusat pada
nilai rata-rata dan median atau nilai P-P terletak digaris diagonal, maka dapat
dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki penyebaran dan terdistribusi
normal. Dengan normalnya data pada penelitian ini maka penelitian ini dapat
diteruskan.
129
Tabel 4..19
130
Tabel 4.20
131
Gambar4..16
Tabel 4.21
132
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Y= a + b1 X1 + b2 X2 +e
Keterangan:
Y = Kinerja Pegawai
133
a = Konstanta regresi berganda
X2 = Variabel Kompetensi
e = Error
Tabel 4.22
134
a. Nilai konstanta (a) adalah menunjukan besarnya nilai kinerja pegawai(Y).
Variabel gaya kepemimpinan dan kompetensi dinyatakan konstan dengan
nilai kinerja pegawai sebesar -2,654
b. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,941 maka
menyatakan bahwa adanya pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan
kinerja pegawai, jika semakin baik gaya kepemimpinan maka kinerja
pegawai akan meningkat positif. Dimana semakin baik gaya
kepemimpinan maka semakin meningkatkan kinerja pegawai.
c. Koefisien regresi variabel kompetensi (X2) sebesar 0,366 maka
menyatakan bahwa adanya pengaruh antara kompetensi dengan
kinerja pegawai, jika semakin baik kompetensi yang dimiliki pegawai
maka kinerja pegawai akan meningkat positif. Dimana semakin baik dan
tinggi kompetensi maka semakin meningkatkan kinerja pegawai.
5) Hasil Uji Hipotensis
a) Hasil Uji Statistik t ( Uji Parsial )
Uji statistik t ini bertujuan unuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t dilakukan dengan
cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan
standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali, 2013:98-
99). Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini secara persial digunakan uji t dengan
tingkat signifikan 5%.
Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara
membandingkan antara thitung dengan ttabel dengan kriteria
(Sujarweni,
2013:93) :
1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas:
a. Jika signifikan t < tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0
ditolak,
Ha diterima (berarti ada pengaruh).
135
b. Jika signifikan t > tingkat kesalahan (α 0,05 ), maka
H0 diterima, Ha ditolak (berarti tidak ada pengaruh).
2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung:
a. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima (berarti
ada pengaruh).
b. Jika thitung < ttabel, maka H0 ditolak Ha ditolak (berarti tidak
ada pengaruh).
n-1
n - 1 = 58 - 1 = 57 (57)
Tabel 4.23
136
independen itu tidak ada maka kinerja pegawai akan mengalami
penurunan
137
pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Hipotensis 2 : Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai
Tabel 4.13 tentang “Correlation” menjelaskan, bahwa nilaip
value sebesar 0,05. Nilai p value dari variabel motivasi adalah
0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan, bahwa variabel
motivasi memiliki nilai yang signifikan dengan Ho yang
ditolak. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada Kementerian
Agama RI.
Hasil nilai signifikansi di atas didukungan dengan indicator
variabel motivasi yang mempengaruhi indikator variabel
kinerja pegawai. Variabel motivasi mempunyai indikator
pengakuan orang lain, pekerjaan yang dilakukan, tanggung
jawab, gaji/upah, kondisi kerja. Sedangkan indikator variabel
kinerja pegawai adalah kualitas kerja, kuantitas kerja,
kerjasama, ketepatan waktu, kehadiran. Dari penjelasan
tersebut, dapat disimpulkan variabel motivasi mempengaruhi
variabel kinerja pegawai dengan nilai signifikansi sebesar
0,000.
3. Hipotensis 3: Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel kompetensi
(X2) dengan sig. sebesar 0,010 menunjukkan bahwa nilai
tersebut lebih kecil dari 0 nilai probabilitas 0,05 (0,010 < 0,05),
dan nilai thitung 7,012 > ttabel 2,002. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini H0 ditolak
Ha diterima. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis 2 adalah kompetensi berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap kinerja pegawai Biro Kepegawaian di
Kementerian Agama RI.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
138
yang dilakukan oleh Arumawan dan Sutikno pada tahun 2015
dengan judul Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi,
Disiplin, Kepuasan Kerja dan Remunerasi Terhadap Kinerja
PNS mendapatkan hasil penelitian bahwa variabel kompetensi
berpengaruh positif signifikan dan dapat diterima terhadap
kinerja PNS di Universitas Negeri Semarang. Hasil
penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan Moeheriono
(2014:16) mendefinisikan kompetensi yaitu karakteristik yang
mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja
individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu
yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat
dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif, atau berkinerja
prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu.
Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki
oleh setiap pegawai. Pegawai yang berkompeten akan
lebih mudah menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Begitu juga sebaliknya pegawai yang tidak
memiliki kompetensi sesuai dengan jabatannya akan lebih sulit
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Biro Kepegawaian harus
lebih memperhatikan kompetensi dari setiap pegawai agar
sesuai dengan deskripsi jabatan yang ada. Kesesuaian
kompetensi dan jabatan pegawai akan berpengaruh terhadap
kinerja dari pegawai tersebut.
b) Hasil Uji Statistik F ( Uji Simultan )
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel independen atau variabel bebas yakni gaya
kepemimpinan (X1) dan kompetensi (X2) yang dimasukkan dalam
model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikan harus lebih kecil dari 0,05 (Ghozali,
2013:98). Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara
139
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria
(Sujarweni, 2010:95) :
a. Jika Fhitung > Ftabel = H0 ditolak
b. Jika Fhitung < Ftabel = H0 diterima
Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah:
Tabel 4.24
rumus:
df1 = k - 1
df2 = n - k
Keterangan:
140
n = jumlah sampel pembentuk regresi
df1 = 3 - 1 = 2
df2 = 58 - 3 = 55
141
kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja, kompetensi dan
budayaorganisasi terhadap kinerja pegawai dengan
signifikansi 0,000 dan Fhitung 16,14,133 > Ftabel 2,41.
6) Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi dapat dikatakan kuat apabila dalam
menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen
antara 0 (nol) dan 1 (satu) (Ghozali, 2013:100). Nilai adjusted R Square
menandakan kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013:100).
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.25
142
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Untuk memperoleh pengertian yang komprehensif dan integral terhadap
hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
143
berarti semakin tinggi nilai gaya kepemimpinan yang dan kompetensi
dimiliki pegawai maka dapat semakin baik pula kinerja pegawai.
V.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan penulis
diatas maka penulis akan memberikan saran sebagai bentuk sumbangsih
dalam meningkatkan kinerja pegawai. Saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi pimpinan
144
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi; selalu memberikan
semangat secara berkala ataupun terus menerus agar termotivasi untuk
menjalankan tugasnya dengan baik guna meningkatkan kinerja yang
lebih baik dari sebelumnya; dapat secara kreatif dan inovatif dalam
dalam mengondisikan dan memberikan tugas kepada pegawai sesuai
prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan; dan pimpinan dapat
menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kondisional, Selain itu,
pimpinan hendaknya mau merumuskan kebijakan yang dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki pegawai guna tecapainya tujuan
organisasi.
145
2. Adanya keterbatasan penelitian dengan kuerioner, terkadang jawaban
yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan yang
sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Empat , 2005
146
Pengadaan
Barang/Jasa di Sekretaris DPRS Provinsi Sumatera Selatan),
Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.10 No.20, Desember 2012
BPFE, 2012
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen sumber daya manusia. Edisi revisi Cetakan
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci
Salemba, 2005
147
Mangkunegara, Prabu Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit
PT.
2014
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. “Manajemen Sumber Daya Manusia
148
Jersey: Pearson Education, Inc., 2013.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, Edisi Revisi, PT.
149
Persada, 2010.
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT.
Umar, Husein , Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, 2010
150
Insentif terhadap Kinerja Pegawai Bandara Mutiara Palu”, e-Jurnal
Katalogis, Vol.1, No.1, 2012: 85-94.
Internet:
http://www.lampost.co/berita/tak-maksimal-dpr-kritik-kinerja-kemenag Diakses
LAMPIRAN
151
152