Anda di halaman 1dari 13

HASIL LAPORAN OBSERVASI PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

ASPEK EMOSIONAL, ASPEK MENTAL, ASPEK SOSIAL

Di susun guna : memenuhi tugas UTS

Mata kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Dr. Puji Hadianti, M.SI

Disusun Oleh :

Irmawati 2041040183

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. atas berkah,
rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya laporan observasi ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam menyelesaikan studi di tingkat
perkuliahan semester tiga adapun laporan observasi yang disusun ini berdasarkan observasi
wawancara Dalam proses penyusunan laporan observasi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan
segala ketulusan hati kepada Ibu Dr. Puji Hadianti, M.SI selaku dosen mata kuliah psikologi
perkembangan yang telah memberikan bimbingannya hingga terselesaikannya laporan ini.
Wawancara yang telah memberikan informasi dalam membantu terselesaikannya laporan
observasi ini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi keikhlasan
dan ketulusan atas dukungannya. Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para
pembaca. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

1.1 Perkembangan emosi pada remaja...................................................................................5

1.2 Perkembangan mental pada remaja..................................................................................7

1.3 Perkembangan sosial pada remaja....................................................................................8

1.4 Profil narasumber...........................................................................................................10

1.5 Analisis Perkembangan masa dewasa awal narasumber................................................10

Tugas – Tugas Perkembangan pada subjek..........................................................................10

Karakter perkembangan subyek...........................................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

3.2 Penutup...........................................................................................................................12

LAMPIRAN.............................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja dikenal sebagai puncak emosionalitas (perkembangan emosi yang
tinggi). Dalam tahap emosionalitas, remaja hendaknya kuat secara jasmani (tidak sakit-
sakitan dan lemah) dan jugakuat secara mental. Sebab akal sehat berhubugan dengan
perkembangan emosi yang dialai remaja. Sebab itu, remaja sangat disarankan berolahraga,
menjaga kebersihan/menerapkan pola hidup sehat Pada masa remaja, mulai muncil
ketertarikan pada lawan jenis yang cenderung menimbulkan konflik dalam diri sendiri.
Karena munculnya ketertarikan pada lawan jenis mungkin akan menimbulkan munculnya
perasaan malu, kurang percaya diri, dan akan kebingungan dalam penyesuaian diri supaya
bertingkah seperti orang dewasa. Kecenderungan emosi pada remaja perlu dipahami orang
tua/ orang dewasa di sekitarnya Karena itu, perlu dihindari hal-hal yang dapat menimbulkan
munculnya emosi negatif pada remaja seperti marah, sedih, kecewa, cemas, dan lainnya. Rasa
tidak nyaman/ tidak puas terhadap kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan remaja
mengalami gangguan emosi. Dan hal ini dapat emmicu remaja menjadi nakal

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang di maksud dengan perkembangan emosi pada remaja ?


2. Apa yang di maksud dengan perkembangan mental pada remaja ?
3. Apa yang di maksud dengan perkembangan sosial pada remaja ?
4. Bagaimana profil narasumber?
5. Bagaimana perkembangan masa dewasa awal narasumber?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan emosional pada perkembangan remaja
2. Untuk mengetahui perkembangan mental pada remaja
3. Untuk mengetahui perkembangan sosial pada remaja
4. Untuk mengetahui profil narasumber
5. Untuk mengetahui perkembangan masa dewasa awal narasumber
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Perkembangan emosi pada remaja

Pengertian Emosi Emosi berasal dari bahasa Latin yaitu emovere, yang berarti
bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi. Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong
perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis. Chaplin (2002, dalam Safaria, 2009)
merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.
Emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach)
atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu. Perilaku tersebut pada umumnya disertai
adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang
sedang mengalami emosi. Jika seseorang mengalami ketakutan mukanya menjadi pucat,
jantungnya berdebar-debar, jadi adanya perubahan-perubahan kejasmanian sebagai
rangkaian dari emosi yang dialami oleh individu yang bersangkutan Walgito (1994,
dalam Safaria, 2009). Dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan dan pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson (dalam Mahmud, 1990), tingkah laku
emosiaonal dapat dibagi menjadi emppat macam yaitu

1. Marah, orang bergerak menentang sumber frustasi


2. Takut, bergerak meninggalkan sumber frustasi
3. Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan
4. Depresi, orang menghentikan respon-respon terbukanya dan mengalihkan emosi
ke dalam dirinya sendiri
Daniel Goleman (1995) mengidentifisikan sejumlah kelompok emosi, yaitu sebagai
berikut :

1. Amarah, didalam nya meliputi rasa benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, tersinggung
2. Kesedihan, meliputi sedih, mengasihi diri, putus asa, depresi
3. Rasa takut, meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, panik, fobia
4. Kenikmatan meliputi bahagia, gembira, senang, bangga, terhibur
5. Cinta meliputi, peneriman persahabatan, kasmaran, kasih sayang
6. Terkejut , meliputi takjub dan terpana
7. Jengkel meliputi, benci, tidak suka
8. Malu meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal

Remaja adalah masa dimana anak megalami perkembangan yang cukup pesat, emosi
yang selalu bergejolak saat remaja merupakan potensi sekaligus permasalahan yang harus
mendapat perhatian serius baik oleh orang tua maupun tenaga pendidik. Emosi positif seperti
rasa senang, suka, sinta bahagia adalah potensi positif yang dapat membawa remaja pada
perilaku positif pula, sebaliknya emosi negative seperti marah, kecewa, takut, cemas
merupakan emosi yang dapat memicu munculnya berbagai permasalahan remaja. Memhami
remaja dan perkembangan emosinya menjadi sangat penting untuk membantu
mengembangkan potensi yang di miliki remaha , sekaligus mencari pemecahan masalah yang
di hadapinya

Emosi yang ada pada remaja sangat berdampak pada tingkah lakunya tingkah laku remaja
terkadang mereka gunakan sebagai ekspresi dari emosi hhal ini dpat dilihat , antara lain :

1. Marah
sikap remaja yang sedang dalam keadaan marah biasanya akan bertingkah laku :
memaki-maki orang yang menyebabkan timbulnya kemarahan dalam dirinya
2. Takut
tingkah laku yang menggambarkan rasa takut diantara lain :
a. Menjadi cemas
b. Menjadi pucat
c. Gemetar
d. Mengeluarkan banyak keringat
3. Malu
terdapat rasa gugup canggung yang sering di alami remaja

4. Cemas
rasa cemas dinyatakan dengan 2 macam cara yaitu :

 Membicarakan kecemasan mereka dengan teman teman sebaya atau guru dengan
harapan akan mendapatakan simpati dari mereka ataupun pertolongan
 Menunjukkan muka yang membayangkan kecemasan atau kesedihan serta
memperlihatkan muka acuh tak acuh terhadap keadaannya waktu itu

5. Rasa iri hati


anak remaja mengalami perasaan ini anatara lain

 Menertawakan dan mengecam milik anak atau orang lain yang dia inginkan itu
serta mengatakan bahwa dia ma sekali tidak ingin mempunyai benda benda itu
karena jelek
 Mengeluh kesah mengenai miliknya sendrir yang di anggapnya kurang
 Bercerita dengan melebih-lebihkan kepada orang tuanya tentang milik anak lain
yang dia inginkan itu

6. Rasa kasih sayang


selalu mendengarkan dengan penuh perhatian kata-kata tau cerita oang atau teman
yang disayanginya

7. kegembiraan
dinyatakan dengan tersenyum atau tertawa

1.2 Perkembangan mental pada remaja

Mental dalam arti khusus adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius
sifatnya yang mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu Perkembangan
Mental Pada Remaja adalah suatu proses yang kekal dan tetap dan menuju kea rah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan,
kematangan dan belajar dalam menyesuaikan diri yang serius mengakibatkan kemampuan
tertentu dan pencapaian tertentu pada remaja (Monks, 1984: 2). Perkembangan mental
merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan social psikologi
manusia/remaja pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas
dan kompleks. Menurut Havighurst perkembangan tersebut harus di pelajari, dijalani dan
dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Hal ini merupakan tugas yang
cukup berat bagi para remaja untuk lebih menuntaskan tugas perkembangan mentalnya
sehubungan dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus di jalani
dan di hadapi. Tidak lagi mereka dijuluki sebagai anak-anak melainkan ingin dihargai dan
dijuluki sebagai orang yang sudah dewasa. Perkembangan mental yaitu suatau perkembangan
yang terdapat pada diri seseorang baik berupa sifat dan sikap ataupun rasa percaya diri
Pengertian mental, adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari
dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi
tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara
produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi

Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja

1. Biologis
2. Psikologis
3. Depresi
4. Psikosomatis dan Bipolar
5. Menerima dan menghargai diri sendiri
6. Menjaga hubungan sosial yang baik
7. Aktif berkegiatan fisik

1.3 Perkembangan sosial pada remaja

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan


tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bersosialisasi (sozialed), memerlukan tiga
proses. Dimana masing-masing proses tersebut terpisah dan sangat berbeda satu sama
lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan
kadar sosialisasi individu. Menurut Hurlock (1996) tiga proses dalam perkembabangan
sosial adalah sebagai berikut

1. Berprilaku  dapat diterima secara sosial


Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku
yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus
mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan
prilakunya sehingga  ia bisa diterima sebagain dari masyarakat atau lingkungan
sosial tersebut.

      2.   Memainkan peran  di lingkungan sosialnya.


 Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan
seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi
tuntutan yang diberikan kelompoknya.

      3.   Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya


Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi
kelompok  dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia berhasil dalam
penyesuaian sosial  dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka
menggabungkan diri.

Perkembangan  sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu
mulai  terbentuknya kelompok  teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau
dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.
Percepatan  perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan seksual yang
akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial. Sebelum memasuki
masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin  hubungan yang erat  dengan teman
sebaya. Seiring dengan itu juga timbul kelompok anak-anak untuk bermain bersama atau
membuat rencana bersama. Sifat yang khas kelompok anak sebelum pubertas  adalah  bahwa
kelompok  tadi terdiri daripada jenis kelamin yang sama. Persamaan sex ini dapat membantu
timbulnya identitas jenis kelamin dan yang berhubungan dengan perasaan identifikasi yang
mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa puber anak sudah mulai
berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai kegiatan. Selama
tahun pertama masa puber, seorang remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih luas.
Dengan kata lain, teman-teman atau tetangga seringkali adalah anggota kelompok remaja.
Biasanya kelompoknya lebih heterogen daripada kelompok teman sebaya.
Misalnya  kelompok teman sebaya pada masa remaja cenderung memiliki suatu campuran
individu-individu dari  berbagai kelompok. Interaksi yang semakin intens menyebabkan
kelompok bertambah kohesif. Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat maka akan
berkembanglah iklim  dan norma-norma kelompok tertentu. Namun hal ini  berbahaya bagi
pembentukan identitas dirinya. Karena pada masa ini ia lebih mementingkan perannya
sebagai anggota kelompok daripada mengembangkan pola pribadi. Tetapi terkadang adanya
paksaan dari norma kelompok membuatnya sulit untuk membentuk keyakinan diri.
Perkembangan sosial pada masa remaja (pudertas) merupakan masa yang unik, masa
pencarian identitas diri dan ditandai dengan perkembangan fisik dan psikis anak. Pada masa
ini sosialisasi anak lebih luas dan berkembang, mereka mulai menjalin hubungan dengan
teman-teman laki-lakinya dan mengadakan kencan-kencan (dating). Anak lebih
mementingkan teman dari pada keluarga dan mulai timbul banyak pertentangan dengan orang
tua. Mereka umumnya belum bekerja dan masih belum mampu menafkahi dirinya sendiri.

1.4 Profil narasumber

Nama : Lidia Safira

Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 14 april 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Belum Bekerja

Alamat : Jl. P. Tirtayasa. No. 78 Sukabumi

Umur : 21 tahun

Agama : Islam

1.5 Analisis Perkembangan masa dewasa awal narasumber

Tugas – Tugas Perkembangan pada subjek


Subyek menerima kondisi fisiknya, ia bersyukur atas apa yang telah Allah SWT
anugrahkan kepadanya dan subyek merawat kondisi fisiknya yang sudah Allah amanahkan
kepada dirinya. Subjek mampu menjalin hubungan dengan teman sebayanya bahkan yang
lebih matang darinya dan subyek pun bisa menyesuaikan diri dengan lawan jenisnya, Akan
tetapi dalam menjalin hubungan dengan sebayanya subyek juga selalu merasakan bahagia,
karena subyek bisa mengendalikan emosinya Subyek sudah bisa menerima dan mencapai
tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di masyarakat. Subyek mempunyai jiwa
sosial yang tinggi karena subyek mengikuti organisasi pecinta alam karena itu subyek bisa
beradaptasi di lingkungan serta subyek mempunyai banyak teman terkadang teman subyek
bisa jauh lebih tua dari usianya maka subyek mampu mengendalikan emosi subyek juga
Sudah menyukai lawan jenis, bahkan sekarang sudah memiliki pasangan. Subyek juga dapat
merealisasikan sikap menghargai dengan teman sebaya ataupun dengan yang lebih matang
darinya.

Karakter perkembangan subyek


Setelah saya melakukan pengamatan dan wawancara kepada subyek, saya mendapatkan hasil
pengamatan permasalahan perkembangan dari berbagai segi sebagai berikut :

A. Perkembangan Fisik
 Subyek mempunyai tinggi 153 cm, dan berat badan  48 Kg. Kulitnya berwana cokelat
sawo matang
B. Perkembangan Sosial
Diketahui bahwa dalam berteman, subyek tidak memiliki kendala, mudah mengenal
orang, Dia juga sudah mampu menjaga hubungan baik dengan teman sebayanya, Pada
dasarnya subyek tipe anak yang mudah bergaul dengan teman-temannya karena
subyek sering melakukan pecinta alam yang terkadang teman nya berbeda-beda dan
bahkan dengan lawan jenisnya. Dia berprinsip jika teman sebayanya baik diapun akan
baik, dan jika temannya tidak bisa menghargai dia, subyek akan melakukan yang
tidak baik juga
C. Perkembangan Emosional
Subyek mampu mengendalikan emosional nya terhadap teman dan lingkungan nya
karena subyek mempunyai teman yang begitu banyak beragam sifat karena itu subyek
bisa mengendalikan emosional nya
D. Perkembangan Mental
Di ketehui bahwa dari sosial dan emosional subyek bisa di deskripsikan bahwa mental
subyek mempunyai mental yang kuat karena subyek mampu mengatasi dan
mengendalikan emosional dia, dan subyek juga berlatih mental sampai sekarang
karena subyek mempunyai cita cita menjadi polwan yang mengharuskan mempunyai
mental yang kuat . mental yang ia dapat adalah melalui kepercayaan yang kuat
sehingga ia mampu mengatasi semuanya
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa remaja dikenal sebagai puncak emosionalitas (perkembangan emosi
yang tinggi). Dalam tahap emosionalitas, remaja hendaknya kuat secara jasmani
(tidak sakit-sakitan dan lemah) dan jugakuat secara mental. Sebab akal sehat
berhubugan dengan perkembangan emosi yang dialai remaja. Sebab itu, remaja sangat
disarankan berolahraga, menjaga kebersihan/menerapkan pola hidup sehat Pada masa
remaja, mulai muncil ketertarikan pada lawan jenis yang cenderung menimbulkan
konflik dalam diri sendiri. Karena munculnya ketertarikan pada lawan jenis mungkin
akan menimbulkan munculnya perasaan malu, kurang percaya diri, dan akan
kebingungan dalam penyesuaian diri supaya bertingkah seperti orang dewasa.
Kecenderungan emosi pada remaja perlu dipahami orang tua/ orang dewasa di
sekitarnya

3.2 Penutup
Demikian hasil observasi yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan ini, saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan saya selanjutnya dan semoga bermanfaat bagi kita semua, aamin.
LAMPIRAN

Metode yang di gunakan dalam observasi ini adalah dengan wawancara secara langsung
dengan objek yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai