Anda di halaman 1dari 13

MENGUASAI

I
Fig. I

KONSEP DASAR . I

PENDEKATAN
Fig
s
Venu

REALITAS “Venus is the


second planet
from the Sun”
Nama Anggota Kelompok 12:

2041040226
2041040203
Etika Saputri
Hendi Saputra
A. TOKOH PENDEKATAN REALITAS

Konseling realitas dicetuskan oleh William Glasser yang lahir pada tahun 1925
dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di Cliveland, Obio.
Pertumbuhannya relatif tanpa hambatan, sehingga ia memahami dirinya
sebagai lelaki yang baik. Glasser meninggalkan kota kelahirannya setelah ia
masuk ke perguruan tinggi. Ia memperoleh gelar sarjana muda dalam bidang
rekayasa kimia, sarjana psikologi klinis dan dokter dari Case Western Reserve
University.
B. KONSEP DASAR TEORI

1) Terapi realitas menekankan pada masalah moral antara benar dan salah yang harus
diperhadapkan kepada konseli sebagai kenyataan atau realitas.
2) Pengalaman masa lalu diabaikan karena terapi realitas mengarahkan pandangan
penilaiannya pada bagaimana perilaku saat ini dapat memenuhi kebutuhan konseli.
3) Terapi realitas menolong individu untuk memenuhi, mendefinisikan, dan
mengklarifikasi tujuan hidupnya.
4) Terapi realitas menolak alasan tertentu atas perbuatan yang dilakukan.
konsep 3R,

01 Tanggung Jawab
Fig. III

(Responsibility)
Merupakan kemampuan individu
02 Kenyataan (Reality)
untuk memenuhi kebutuhannya tanpa Merupakan kenyataan yang akan
harus merugikan orang lain. menjadi tantangan bagi individu untuk

03
memenuhi kebutuhannya
Kebenaran (Right)

Merupakan ukuran atau norma yang


diterima secara umum, sehingga tingkah
laku dapat diperbandingkan.
C. ASUMSI PERILAKU BERMASALAH
• Reality therapy pada dasarnya tidak mengatakan bahwa perilaku individu itu sebagai perilaku
yang abnormal. Konsep perilaku menurut konseling realitas lebih dihubungkan dengan
berperilaku yang tepat atau berperilaku yang tidak tepat. Menurut Glasser, bentuk dari perilaku
yang tidak tepat tersebut disebabkan karena ketidak mampuannya dalam memuaskan
kebutuhannya, akibatnya kehilangan ”sentuhan” dengan realitas objektif, dia tidak dapat melihat
sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak
dapat melakukan atas dasar kebenaran, tangguang jawab dan realitas.
• Meskipun konseling realitas tidak menghubungkan perilaku manusia dengan gejala abnormalitas,
perilaku bermasalah dapat disepadankan dengan istilah ”identitas kegagalan”. Identitas kegagalan
ditandai dengan keterasingan, penolakan diri dan irrasionalitas, perilakunya kaku, tidak objektif,
lemah, tidak bertanggung jawab, kurang percaya diri dan menolak kenyataan.
• Pribadi bermasalah terjadi ketika seseorang gagal dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila
kebutuhan psikologisnya sejak awal tidak terpenuhi, maka seseorang tidak mendapatkan
pengalaman belajar bagaimana memenuhi kebutuhan psikologis dirinya atau orang lain
D. TUJUAN KONSELING

Fig. VII

1. Menolong individu agar mampu mengurus diri


sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan
perilaku dalam bentuk nyata. 4. Mengembangkan rencana-rencana nyata
dan dalam mencapai tujuan yang telah
2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab
ditetapkan.
serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan
kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan
dan pertumbuhannya. 5. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan
dengan kepribadian yang sukses, yang
3. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab dicapai dengan menanamkan nilai-nilai
atas kesadaran sendiri. adanya keinginan individu untuk
mengubahnya sendiri.
PERAN KONSELOR
4). Mengajar konseli Beberapa kualitas

1) Konselor terlibat dengan klien dan membawa klien


, pribadi yang harus dimiliki konselor adalah
kemampuan untuk mengajar konseli, untuk
menghadapi realita. Tugas utama konselor adalah mencapai kebutuhan mereka secara
menjadi terlibat dengan konselinya dan kemudian terbuka,Tidak untuk menerima ampunan,
menghadapi konseli dengan mengusahakan agar
menunjukkan dukungan yang terus
konseli mengambil keputusan.
menerus dalam membantu konseli, untuk
2) Konselor sebagai pembimbing. Konselor bertugas
melayani sebagai pembimbing untuk membantu memahami dan mengempati konseli, dan
konseli menaksir tingkahlaku mereka secara realistis. untuk terlibat dengan Tulus hati.
3) Memberi hadiah. Konselor diharapkan memberi 5). Moralis Konselor memegang peranan
hadiah bila konseli berbuat dalam cara yang untuk menentukan kedudukan nilai dari
bertanggungjawab dan tidak menerima setiap tingkah laku yang dinyatakan kliennya.
penghindaran atas kenyataan atau tidak mengarahkan Konselor akan memberi pujian apabila
konseli menyalahkan setiap hal atau setiap orang. konseli bertanggung jawab atas
perilakunya, sebaliknya akan memberi
celaan bila tidak dapat bertanggung
jawab terhadap perilakunya.
Fig. V
Fig. VI II
DESKRIPSI PROSES KONSELING

1) Konseli dapat mengeksplorasi keinginan,


kebutuhan, dan apa yang dipresepsikan tentang
Saturn
kondisi yang dihadapinya.
2) Konseli focus pada perilaku sekarang tanpa
terpaku pada permasalahan masa lalu
3) Konseli mau mengevaluasi perilakunya,
merupakan kondisi dimana konseli membuat
penilaian tentang apa yang telah ia lakukan
terhadap dirinya berdasarkan sistem nilai yang
berlaku di masyarakat.
4) Konseli mulai menetapkan perubahan yang di
“Venus is the kehendakinya dan komitmen terhadap apa yang
second planet telah direncanakan. Rencana-rencana yang
from the Sun” ditetapkan harus sesuai dengan kemampuan
konseli, bersifat konkrit atau jelas pada bagaimana
dari perilakunya yang akan diubah, realistis dan
melibatkan perbuatan positif. Rencana itu juga
harus dilakukan dengan segera dan berulang-
ulang.
TEKNIK KONSELING

01
Memperkuat tingkah 05 Fig.
Metapor III
laku

02 Intervebsi paradoks
06
Hubungan

03 Modeling 07
pertanyaan

04
Pengembangan 08
Konsekuensi natural
ketrampilan
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
Fig. VII

b i h an kelemahan
kel e
1. Terapi realitas terlalu menekankan pada
1. Terapi realitas ini fleksibel dapat diterapkan tingkah laku masa kini sehingga terkadang
dalam konseling individu dan kelompok. mengabaikan konsep lain, seperti alam bawah
2. Terapi realitas tepat diterapkan dalam perawatan sadar dan riwayat pribadi.
penyimpangan perilaku, penyalahgunaan obat, 2. Terapi realitas bergantung pada terciptanya
dan penyimpangan kepribadian. suatu hubungan yang baik antara konselor dan
3. Terapi realitas meningkatkan tanggung jawab konseli.
dan kebebasan dalam diri individu, tanpa
3. Terapi realitas bergantung pada interaksi
menyalahkan atau mengkritik seluruh
kepribadiannya. verbal dan komunikasi dua arah. Pendekatan
ini keterbatasan dalam membantu konseli
yang dengan alasan apapun, tidak dapat
mgekspresikan kebutuhan, pilihan, dan
rencana mereka dengan cukup baik.
CONTOH MASALAH DAN APLIKASI TEKNIK

• Amir siswa kelas 7 SMP, dia sangat tidak disiplin sehingga dia
mengalami hambatan dalam menjalankan kewajibannya sebagai siswa
disekolah. Hal ini tentu akan  berakibat pada proses belajar mengajar
dan prestasi belajar Amir disekolah. Bimbingan bagi Amir ini sangat
diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan dan agar
membuat Amir dapat mengikuti proses belajar mengajar secara baik.
• Dalam hal ini, Amir diberikan bantuan dengan konseling realita dengan
menggunakan prosedur WDEP. Amir diingatkan kembali pada
keinginan-keinginannya, tujuannya, kemudian memberikan arahan-
arahan merumuskan rencana baru dan konselor memberikan
pengawasan terhadap perillakunya.
Fig. VI Fig. V

THANKS!
II

CREDITS: This presentation template


ANY QUESTSIONS? PLIS ON was CHAT.
created by Slidesgo,
FOR 3
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
QUESTION.

Anda mungkin juga menyukai