PORTOFOLIO
TEKNIK - TEKNIK
KONSELING
KHAULAHHABIBAH
3. Teknik refleksi, (isi dan perasaan) yaitu usaha konselor untuk memantulkan
kembali hal-hal yang telah dikemukakan konseli (isi pembicaraan) dan
memantulkan kembali perasaan-perasaan yang ditampakkan oleh konseli.
11. Sumber Jest Feist and Feist. 2008. Theories of Personality Edisi Keenam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Gibson and Mitchell. 2011. Bimbingan dan konseling Edisi Ketujuh. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
dasar salah satunya yaitu memberikan yang terbaik dari diri kita dalam mengaturdan
mendekati hubungan (ideal self) seperti yang dilakukan Ruth dengan berusaha menjadi
seseorang yang selalu mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Namun
hubungan antara self concept dangan organisme (actual experience) menjadi tidak seimbang
(ingcoruence) sehingga Ruth belum mampu memenuhi asumsi pribadi yang sehat. Hal ini
terlihat dari Ruth yang awalnya ingin menjadi pribadi yang mendapatkan kasih sayang
dari orang tuanya dan orang tuanya pun selalu meminta ia untuk memenuhi semua
tuntutan dan harapannya segingga disini terjadi (ingcoruence) dengan kata lain Ruth hanya
mampu mencapai ideal self dan belum bisa menyeimbangkan dengan keinginan dan
2. Langkah treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan Person Centered
Counseling (PCC) dapat berupa konseling individual dimana Ruth dapat mengungkapkan
masalahnya secara bebas sehingga masalahnyapun dapat diketahui dengan pasti dan
dapat dicari jalan keluarnya. Dalam hal ini konselor menerapkan berbagai keterampilan
tujuan (setting goal), mengevaluasi (evaluating), memberikan umpan balik (giving feedback),
menjaga (protecting), mendekatkan diri (disclosing self), mencontoh model (modeling), dan
mengakhiri (terminating).
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
dianggap mampu mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik atau justru
kebalikannya. Apabila yang terjadi justru kebalikannya maka konselor bisa melakukan
sesi konseling selanjutnya untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan
apabila konselor merasa dibutukan keahlian khusus lainnya maka bisa dilakukan reveral
Pribadi Bermasalah
Memiliki mekanisme pertahanan yang buruk. Maksudnya pribadi yang tidak
bisa mengorganisir struktur kepribadiannya dengan baik dan tidak bisa
menyelaraskan antara id, ego, dan superegonya. Ego bisa saja membiarkan
dorongan-dorongan atau menekan perasaan-perasaan seksual dengan
melakukan tindakan yang irasional dalam menghadapi kecemasan.
6. Tujuan Konseling Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur katakter
individual dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari di dalam diri
klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali
pengalaman masa kank-kanak. Pengalaman masa lampau direkontruksi,
dibahas, dan dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi
kepribadian. Terapi ini menekankan dimensi afektif dari upaya ketaksadaran
diketahui.
7. Peran & Fungsi Peran Konselor
Konselor 1. Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati,
dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi
kecemasan melalui cara – cara yang realistis.
2. Konselor membangun hubungan kerja sama dengan klien dan
kemudian melakukan seraangkaian kegiatan mendengarkan dan
menafsirkan.
1. Interpretasi
dorongan bilogis dimana Ruth ingin memiliki hubungan yang baik dengan kedua orang
tuanya namun apa yang ia harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Ayah dan
ibunya menunjukkan sedikit kasih saying dalam keluarganya, hingga masalah ini ia
pendam selama bebrapa tahun dan muncul keluhan psychosomatic, seperti gangguan tidur,
kecemasan, pusing, jantung berdenyut kencang, dan sakit kepala yang dialaminya. Dalam
konsep pendekatan psikoanalisa pada normalnya ego selalu berdiri diantara id san
superego. Ketiganya selalu berada dalam konflik yang dinamis maka, ketika terjadi konflik
diantara kekuatan-kekuatan tersebut untuk menguasai ego, maka sangat bisa dipahami
kalau ego merasa terjepit dan terancam, serta seoalah-olah akan lenyap digilas kekuatan-
kekuatan tersebut. Adapun ego dari Ruth muncul dengan tidak melupakan keperluan dan
keuntungannya sendiri yang secara tidak sadar kalah dengan id dan super oegonya.
Dimana idnya ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari oarng tuanya.
orang lain daripada dirinya dengan memainkan peran sebagai “superwoman” dalam semua
aspek kehidupannya.
2. Langkah Treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan psikoanalisa
dapat berupa asosiasi bebas, dimana nantinya Ruth diminta untuk bercerita (katarsis)
untuk mengungkapkan segala hal dengan segenap perasaan dan pikiran yang terlintas
menyenangkan.
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
dianggap mampu mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik atau justru
kebalikannya. Apabila yang terjadi justru kebalikannya maka konselor bisa melakukan
sesi konseling selanjutnya untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan
apabila konselor merasa dibutukan keahlian khusus lainnya maka bisa dilakukan reveral
11. Sumber Komalasari, Wahyuni, Karsih. 2011. Teori dan Praktik Konseling. Jakarta. PT
Indek.
1. Interpretasi
reaktif dimana tingkah lakunya dikontrol oleh factor yang berasal dari luar individu
kepribadian. Seperti halnya yang terjadi pada Ruth dimana yang awalnya ketika Ruth
tuntutan dan harapan orang tuanya yang kemudian membentuk pola hidupnya dengan
lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya. Hal ini berlanjut kekehidupan Ruth
setelah menikah yang mana Ruth selalu berusaha untuk menjadi istri dan ibu yang sesuai
dengan harapan keluarganya. Hingga dibeberapa saat ia merasa tidak menjadi diri
sendiri. Ruth tidak menyukai penampilan tubuhnya, serta kehawatiran akan tidak bias
2. Langkah treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan behavioral
melibbatkan orang lain, disini seorang konselor bisa berperan sebagai pencetus gagasan,
fasilisator yang membantu Ruth untuk merancang program serta motivator bagi Ruth
untuk mengatur dirinya tanpa memperdulikan tekanan yang diberikan oleh keluarganya,
sehingga Ruth bisa mengelola dirinya sendiri tanpa dibayangi tekanan dari harapan yang
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
perkembangan yang ditunjukkan oleh Ruth, apakah ia sudah bisa untuk mengelola dirinya
sendiri, dengan tidak memperhatikan harapan yang diinginkan keluarganya atau masih
berada pada tahap yang terus dibayangi harapan keluarganya sehingga Rut tidak bisa
menjadi dirinya sendiri. Apabila yang terjadi demikian maka konselor bisa melakukan sesi
konseling selanjutnya untuk mengetahui mengapa hal tersebut masih terjadi. Dan apabila
konselor merasa dibutukan keahlian khusus lainnya maka bisa dilakukan reveral (alih
tangan kasus)
11. Sumber Komalasari, Wahyuni, Karsih. 2011. Teori dan Praktik Konseling. Jakarta. PT
Indek.
1. Interpretasi
terhadap pilihan, dan kemampuan untuk melakukan kontak dengan orang lain. Adapun
salah satu bentuk pertahanan diri (Modes of Defense) yaitu Intoyeksi (Introjection) dimana
individu seperti apa seharusnya dan bagaimana individu harus bertingkah laku. Hal ini
juga yang dilakukan oleh Ruth dimana Ruth memasukkan ide-ide, keyakinan-keyakinan,
dan nilai-nilai yang dituntut oleh keluarganya terhadap dirinya tanpa proses filterisasi,
sehingga ia tidak bisa membedakan dirinya (self) dengan lingkungan. Bahkan hal ini terus
berperan sebagai “super woman” dikeluarganya sehingga ia merasa bukan menjadi dirinya
sendiri.
2. Langkah Treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan Gestalt Therapy
dapat berupa latihan gladiresik (the rehearsal Experiment) dimana Ruth diminta untuk
mengatakan pada orang lain tentang fantasi-fantasi yang sering ia katakan dan ulang-
ulang secara internal dalam dirinya. Dari hal ini diharapkan Ruth mampu membedakan
fantasi dan kenyataan serta dapat mengujii coba tingkat ekspektasi orang lain. Hal ini juga
dapat membuat Ruth dapat mengukur seberaapa besar ia ingin diterima dan disukai orang
lain, serta seberapa besar usaha yang harus dilakukan untuk mencapainya, namun tetap
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
perkembangan yang ditunjukkan oleh Ruth, apakah ia mampu mengetahui seberapa besar
ia ingin diterima oleh keluarganya, dan mampu mengetahui seberapa besar usaha yang
telah ia lakukan untuk mencapainya walau harus menjadi orang lain. Apabila Ruth masih
merasa sulit untuk mengungkapkannya maka konselor bisa melakukan sesi konseling
selanjutnya untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan apabila konselor
merasa dibutukan keahlian khusus lainnya maka bisa dilakukan reveral (alih tangan
kasus).
6. Tujuan Konseling - Menolong individu agar mampu mengurus dirinya sendiri, supaya dapat
menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk yang nyata.
- Mendorong konseli agar dapat bertanggungjawab serta memikul segala
resiko yang ada, sesuai dengan kemauan dan keinginannnya dalam
pertumbuhan dan perkembanganya.
- Mengembangkan rencana – rencana realistis dan nyata dalam mencapai
tujuan yang ditentukan.
- Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian
yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai – nilai adanya
keinginan individu untuk mengubah dirinya sendiri.
- Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggungjawab atas keasadarannya
sendiri.
7. Peran & Fungsi - Melibatkan diri dengan konseli dan membawa konseli untuk
Konselor menghdapi realita.
- Bersikap direktif dan didektif
- Konselor sebagai pembimbing
- Sebagai motivator dan contractor
8. Tahap-tahap Adapun tahap – tahap konseling pada pendekatan konseling realitas
Konseling adalah sebagai berikut :
a. Konselor menunjukan keterlibatannya dengan konseli (be a
friend)
b. Fokus pada perilaku sekarang
c. Mengeksplorasi total behavior konseli
d. Konseli menilai diri sendiri atau mengevaluasi pribadi
e. Merencanakan tindakan lanjutan.
f. Membuat komitmen.
g. Tidak menerima permintaan maaf atau alasan konseli
h. Tindak lanjut
9. Teknik-teknik - Memperkuat tingkah laku
Spesifik - Modeling
- Metapor
- Hubungan
- Pertanyaan
- Intervebsi paradoks
Kekurangan
- Terapi realitas terlalu menekankan pada tingkah laku masa kini
sehingga terkadang mengabaikan konsep lain, seperti alam bawah
sadar dan riwayat pribadi.
- Terapi realitas bergantung pada terciptanya suatu hubungan yang
baik antara konselor dan konseli.
- Terapi realitas bergantung pada interaksi verbal dan komunikasi
dua arah.
11. Sumber Komalasari, Wahyuni, Karsih. 2011. Teori dan Praktik Konseling. Jakarta. PT
Indek.
Gladding, Samuel. 2012. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Jakarta. PT Indek.
1. Interpretasi
manusia salah satunya manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu love and belonging
(cinta dan kasih sayang), power (kekuasaan), fun (kesenangan), freedom (kebebasan),
survival (bertahan). Dalam kasus Ruth, ia tidak bisa mendapatkan kebebasan (freedom)
untuk bertingkah laku sesuai dengan keinginannya karena adanya tuntutan dari keluarga
untuk selalu menjadi yang terbaik. Selain itu juga Ruth tidak memperoleh cinta dan kasih
sayang (love and belonging) dari kedua orang tuanya yang menyebabkan adanya identitas
dirinya yang gagal sehingga ia merasa tidak menjadi dirinya sendiri, serta Ruth tidak bisa
2. Langkah Treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan realita dapat
bebas sehingga masalahnyapun dapat diketahui dengan pasti dan dapat dicari jalan
keluarnya. Konselor dapat ikut serat membantu Ruth untuk merumuskan perilaku
tertentu yang akan dilakukannya. Serta membuat batas-batas yang tegas dari struktur dan
situasi tertentu yang nantinya akan dilakukan oleh Ruth dalam sesi konseling.
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
yang akan dilakukannya dan mampu membuat batasan atas perilakunya. Apabila Ruth
masih belum bisa untuk merumuskan perilakunya serta batasan-batasan apa saja yang
harus ia terpkan konselor bisa melakukan sesi konseling selanjutnya untuk mengetahui
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan apabila konselor merasa dibutukan keahlian khusus
11. Sumber Komalasari, Wahyuni, Karsih. 2011. Teori dan Praktik Konseling. Jakarta.
PT Indek
Gerald Corey. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung. PT. Eresco.
1. Interpretasi
konsep dasar salah satunya adalah pikiran, perasaan dan tingkah laku secara
Dalam kasus Ruth dapat diketahui bahwa tingkah laku yang ia tunjukkan tidak
berpikir yang irasional. Dimana ia merasa harus menjadi sosok yang sempurna dalam
keluarganya. Hal ini menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan) berlebih yang
2. Langkah Treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan Rational-Emotive
Behavior Therapy (REBT) dapat berupa Dispute Tingkah Laku (Behavoiral disputation)
dimana konselor memberi kesempatan kepada Ruth untuk mengalami kejadian yang
menyebabkan ia berpikir irasional dan melawan kejadian tersebut. Hal ini bisa berupa
kejadian yang menyebabkan Ruth memiliki keyakinan bahwa ia harus menjadi sosok anak,
istri dan ibu yang sempurna bagi keluarganya. Maka konselor dapat meminta Ruth untuk
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
perkembangan yang ditunjukkan oleh Ruth, apakah ia bisa menjadi dirinya apa adanya
atau masih berusaha untuk menjadi sosok yang sempurna bagi keluarganya. Apabila yang
terjadi demikian maka konselor bisa melakukan sesi konseling selanjutnya untuk
mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan apabila konselor merasa dibutukan
keahlian khusus lainnya maka bisa dilakukan reveral (alih tangan kasus).
11. Sumber Komalasari, Wahyuni, Karsih. 2011. Teori dan Praktik Konseling. Jakarta.
PT Indek
Gerald Corey. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung. PT.
Eresco.
1. Interpretasi
konsep dasar salah satunya adalah manusia akan mengkontruksikan realitas atau
kebenaran sesuai apa yang dipersepsikan oleh manusia itu sendiri. Dalam kasus Ruth
dapat diketahui bahwa tingkah laku yang ia tunjukkan belum bisa untuk
mengkontruksikan kebenaran sesuai yang dipresepsikan oleh dirinya sendiri. Hal ini
terlihat pada saat Ruth memutuskan untuk meninggalkan rumah karena ia merasa bahwa
ia hidup untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri dimana ia memaikan peran sebagai
2. Langkah Treatment
Treatment yang dapat diberikan pada kasus Ruth dengan pendekatan solution Focused
Brief Therapy (SFBT) dapat berupa Pertanyaan Keajaiban (Miracle Question) dimana
berbagai kemungkinan masa depan, dengan menanyakan “Jika keajaiban terjadi dan
masalah Anda terpecahkan dalam semalam, bagaimana kau tahu itu dipecahkan, dan apa
yang akan menjadi berbeda?”. Kemudian Ruth didorong untuk membiarkan dirinya
bermimpi sebagai cara untuk mengidentifikasi jenis perubahan yang paling mereka
inginkan, dan memberlakukan “apa yang akan menjadi berbeda” meskipun masalah yang
dirasakan. Pertanyaan ini memiliki fokus masa depan di mana konseli dapat mulai untuk
Tindak lanjut (follow up) yang dapat diberikan berupa konselor terus memantau
yang terjadi justru kebalikannya maka konselor bisa melakukan sesi konseling selanjutnya
untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan apabila konselor merasa
dibutukan keahlian khusus lainnya maka bisa dilakukan reveral (alih tangan kasus).