Anda di halaman 1dari 28

SKRIPSI

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK


MEMPERKUAT SELF-EFFICACY DI MTS NEGERI 1
KOTA TERNATE

MARWA MALAM
NIM. 18145016

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
PENDIDIKAN ISLAM
2022
A. Latar Belakang Peran guru BK dalam
Bimbingan konseling merupakan upaya
bimbingan konseling sangatlah
proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi
individu mencapai tingkat perkembangan penting baik dalam
yang optimal, pengembangan prilaku yang keberlangsungan kegiatan belajar
efektif, pengembangan lingkungan dan
peningkatan fungsi atau manfaat individu mengajar maupun sebagai tenaga
dalam lingkungannya. Bimbingan dan pembina sekaligus membantu
konseling memegang tugas dan tanggung
dalam menangani berbagai masalah
jawab penting untuk mengembangakan
lingkungan, membangun interaksi dinamis yang dialami siswa. Dengan adanya
antara induvidu dengan lingkungan, guru BK dalam lembaga sekolah,
membelajarkan individu untuk
mengembangkan, merubah dan maka memungkinkan teratasinya
memperbaiki prilaku. Dalam pendidikan suatu masalah termasuk masalah
formal, fungsi Bimbingan konseling, di
yang berkaitan dengan aspek
berikan oleh, guru BK dalam rangka
pengembangan aspek psikologi peserta pribadi, sosial belajar, dan karir.
didik
Permasalahan Self efficacy yang
Kemampuan diri siswa untuk rendah dapat mengganggu pembelajaran
percaya diri atau dengan nama ilmiah seorang siswa karena dengan adanya self
self efficacy bersifat spesifik pada tugas efficacy rendah, seorang siswa akan
dan situasi yang dihadapi. Seseorang kesulitan dalam mengambil sebuah
akan memiliki keyakinan yang tinggi keputusan dalam hidup mereka dan siswa
terhadap suatu tugas atau situasi juga tidak memiliki keyakinan terhadap
tertentu, namun pada situasi dan tugas dirinya sendiri yang patut diperlihatkan
yang lainnya malah sebaliknya. Self- kepada orang lain. Hal ini tentunya dapat
efficacy juga bersifat kontekstual, menjadi suatu permasalahan yang serius
maksudnya yaitu tergantung kepada karena hal ini dapat berdampak kepada
konteks yang dihadapi. kehidupan psikis siswa.
Hasil dari observasi yang peneliti amati
permasalahan yang terjadi adalah masih
melihat adanya siswa yang kurang dapat
bergaul dengan temannya, serta kurang
aktifnya siswa tersebut didalam kelas
seperti jarangnya ia menanggapi didalam
kelas, dan menurunya nilai siswa yang
memiliki kepribadian pemalu dan jarang
tampil dikarenakan kurang aktifnya
siswa tersebut.
A. Rumusan Masaalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana deskripsi self-efficacy siswa MTs Negeri 1 Kota

Ternate setelah mengikuti layanan konseling

2. Bagaimana penerapan layanan bimbingan konseling untuk

memperkuat self-efficacy siswa di MTS Negeri 1 Kota

Ternate
Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan deskripsi self-efficacy siswa MTs Negeri

1 Kota Ternate setelah mengikuti layanan konseling

2. Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan penerapan layanan

bimbingan konseling dalam memperkuat self-efficacy siswa

di MTS Negeri 1 Kota Ternate


Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis:
b. Manfaat Praktis:
Untuk peserta didik
Untuk Sekolah
Untuk guru bimbingan dan konseling
Bagi peneliti
Sistematika penulisan
Defenisi Oprasional
Layanan Bimbingan dan konseling Bab 1. Pendahuluan meliputi: a. Latar belakang

Layanan bimbingan kelompok. masalah, b. Rumusan masalah, c. Tujuan


penelitian d Manfaat Penelitian, e. Definisi
Oprasional, f. sistematika penelitian.

Bab II merupakan kajian teori, yang terdiri dari (A)


layanan bimbingan konseling kelompok.
Pengertian bimbingan konseling (1). Jenis-jenis
layanan Bk. (2) konsep sel-efficacy. (3)
karakteristik self-efficacy.

Bab III Metode penelitian terdiri dari beberapa Sub


jenis penelitian lokasi dan waktu penelitian,
sumber data, subjek penelitian, intstrumen
penelitian, tehnik penelitian, dan analisis data.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

Layanan Bimbingan Konseling Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990


Secara etimologis, kata bimbingan merupakan tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa
terjemahan dari kata “guidance” yang berasal “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
dari kata kerja”to guide”,yang mempunyai kepada peserta didik dalam rangka menemukan
arti”menunjukkan”, “membimbing”, pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
“menuntun”, ataupun “membantu”. Sesuai masa depan.” Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling,
dengan istilahnya, maka secara umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal 15
bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
bantuan atau tuntunan.
Pengertian konseling secara etimologi, 1) Menurut Burks dan Stefflre, bahwa konseling mengindikasikan
berasal dari bahasa latin, yaitu hubungan profesional antara konselor telatih dengan klien.
consilium (dengan atau bersama), Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu, walaupun
yang dirangkai dengan menerima atau terkadang melibatkan lebih dari satu orang.
memahami. Dalam bahasa Anglo 2) Menurut Shertzer dan Stone (1980), konseling adalah upaya
Saxon, istilah konseling berasal dari membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi
sellan, yang berarti menyerahkan atau antara konselor dengan konseli agar konseli mampu memahami
menyampaikan diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga
konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian dari konseling adalah proses hubungan tatap muka
yang dilakukan oleh seorang konselor dengan klien yang
bersifat rahasia guna untuk mengatasi permasalahan yang
dialami oleh seorang klien atau konseli.
Pelayanan konseling kelompok merupakan pelayanan yang
Jenis- Jenis Layanan BK
diselenggarakan dalam suasana kelompok. Tujuan
1) Layanan orientasi konseling kelompok, meliputi:

2) Layanan informasi a) Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan

3) Layanan penempatan penyaluran banyak orang


b) Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap
4) Layanan bimbingan belajar
teman sebayanya.
5) Layanan konseling perseorangan
c) Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing
6) Layanan bimbingan kelompok anggota kelompok.

7) Layanan konseling kelompok d) Mengentaskan permasalahan-permsalahan kelompok.


Self Efficacy
Bandura dalam buku desmita mendefinisikan self-
Tinggi rendahnya self-efficacy berkombinasi dengan lingkungan yang responsif dan
efficacy sebagai keyakinan seseorang terhadap
tidak responsif untuk menghasilkan empat variabel yang paling bisa diprediksi berikut
kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan ini:

tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang a. Bila self-efficacy tingi dan lingkungan responsif, hasil yang paling bisa diperkirakan
adalah kesuksesan.
ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan
b. Bila self-efficacy rendah dan lingkungan responsif, manusia dapat menjadi depresi
dan kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks. saat mereka mengamati orang lain berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang menurut
mereka sulit.

c. Bila self-efficacy tinggi bertemu dengan situasi lingkungan yang tidak responsif,
manusia biasanya akan berusaha keras mengubah lingkungan mereka mungkin akan
menggunakan protes, aktivisme sosial, bahkan kekerasan untuk mendorong
perubahan, namun jika semua upaya gagal. Bandura berhipotesis bahwa mereka
mungkin akan menyerah, mencari alternatif lain, atau mencari lingkungan lain yang
lebih responsif.

d. Bila self-efficacy rendah berkombinasi dengan lingkungan yang tidak responsif,


manusia akan mudah menyerah dan mereka tidak berdaya.
Konsep Self Efficacy Karakteristik Self Efficacy
Tugas-tugas perkembangan remaja yang harus dihadapi menurut a. Orientasi pada tujuan Perilaku seseorang dengan efikasi diri yang tinggi akan selalu
Havighurst antara lain: persisten, positif dan mengarah pada keberhasilan dan berorientasi pada tujuan. Semakin
1. memperoleh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai, kuat efikasi diri yang dirasakan, semakin tinggi tujuan yang ingin dicapai dan semakin
2. belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin masing- mantap komitmennya terhadap tujuan.
masing, b. Orientasi kendali internal Kendali individu mencerminkan tingkat dimana mereka percaya
3. menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya secara bahwa perilaku mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya Individu dengan orientasi
efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut, kendali internal akan mengarahkan diri mereka untuk membuat tujuan dan rencana
4. mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap 14 orangtua dan kegiatan untuk dapat mencapai tujuan secara umum. Mereka membangun rasa keyakinan
orang dewasa lainnya, diri bahwa dirinya dapat berprestasi dengan baik dalam situasi tertentu.
5. mencapai kebebasan ekonomi, c. Tingkat usaha yang dikembangkan dalam suatu situasi Keyakinan seseorang terhadap
6. mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai kemampuannya menentukan tingkat motivasinya. Seseorang yang mempunyai keyakinan
dengan bakat dan kesanggupannya, yang kuat terhadap kemampuannya menunjukkan usaha yang lebih besar dalam
7. memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya, menghadapi tantangan. Keberhasilan biasanya memerlukan usaha yang terus menerus.
8. mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang d. Jangka waktu bertahan dalam menghadapi hambatan Semakin kuat keyakinan seseorang
kehidupan bermasyarakat, serta memiliki konsep-konsep tingkah laku terhadap kemampuannya, semakin besar dan tekun mereka berusaha. Ketekunan yang kuat
sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat. biasanya menghasilkan penyelesaian pada pekerjaan.
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
 
BAB III 1. Lokasi Penelitian
 
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan
di sekolah MTs Negeri 1 Kota
menurut Moleong (dalam Suharsimi Arikunto) “sumber data Ternate.
penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata  
lisan atau tertulis yang dicermati oleh penulis, dan benda benda 2. Waktu Penelitian
yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna  
yang tersirat dokumen atau bendanya. Ibid, hal.22
Penelitian ini dilaksanakan

dimulai bulan September 2021

sampai Februari 2022.

A. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek
penelitian ini adalah: Kepala
sekolah, di pilih sebagai subjek
penelitian karna data-data yang di
peroleh melalui kepala sekolah,
guru bimbingan konseling (BK),
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi serta pengumpulan data berdasarkan instrumen penelitian untuk memperoleh informasi dan

gambaran mengenai tentang layanan bimbingan konseling untuk memperkuat self-efficacy Di MTs negeri 1 kota Ternate.

1. Observasi

• Observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara pengamatan atau dengan pencatatan dengan
sistematis tentang fenomena yang diselidiki. Alasan penelitian melakukan observasi adalah untuk
menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian untuk menjawab pertanyaan.

1. Wawancara
• Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan Tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai
dengan menggunakan pedoman wawancara. Burhan Bungin, “Penelitian Kualitatif”,
Teknik Analisis Data

1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polannya serta membuang yang tidak penting.

Dokumentasi 2. Penyajian data

Dokumentasi adalah suatu cara Data disajikan dapat berupa uraian singkat, bagian hubungan antara kategori flow chart dan sejenisnya,

adapun dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk deskriftif atau naratif.
pengumpulan data yang menghasilkan
3. Mengambil kesimpulan
catatan-catatan penting yang berhubungan
Penelitian menarik kesimpulan dari data yang telah diperoleh dan di kelompokkan. Dari kesimpulan
dengan masalah yang diteliti, sehingga
kegiatan analisis data kualitatif terletak pada penulisan atau penurunan tentang apa yang dihasilkan, dapat mengerti
akan diperoleh data-data yang lengkap, berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti. Dari sinilah terakhir kesimpulan atau masalah yang bobotnya

sah dan bukan berdasarkan perkiraan tergolong komperensif dan mendalam (deepth).
Bagaimana Deskripsi Self-Efficacy Siswa MTS Negeri 1 Kota Ternate setelah mengikuti layanan konseling
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru BK MTsN 1 Kota Ternate di ketahui
Peran guru BK dalam meningkatkan self efficacy siswa menjadi peran utama.

Peran guru BK Dalam layanan bimbingan konseling untuk meningkatkan self-efficacy menjadi peran utama. Sebagai pelaksana, penilaian dan menjadi pelopor dari hasil layanan yang di
bahwasanya upaya guru BK Dalam meningkatkan self-efficacy berjalan dengan
berikan, bimbingan merupakan pelengkap bagi semua pendidikan, dalam kali ini BK membantu proses pendidikan dengan efektif.

baik. Guru BK Bekerja sama dengan guru-guru dan orang tua di rumah. Apakah

ada perubahan perilaku siswa tersebut setelah di berikan layanan. Selain itu, di

lihat juga dari sikap, belajar siswa dan hasil belajar siswa mengalami perubahan

kearah yang lebih baikgorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu

tujuan dan mengimplementasikan tindakan untuk mencapai kecakapan tertentu..


Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Suharti selaku guru BK di MTsN 1 Kota Ternate mengenai layanan bimbingan belajar untuk

meningkatkan self-efficacy siswa sebagai berikut:

“meningkatkan self-efficacy siswa ini kami lebih menekankan pada aspek kamauan salah satunya afektif atau rasa kemauan, dan sini afektif ini emosiolnya kami

lihat lebih dalam lagi harga dirinya, jika harga dirinya rendah maka percaya dirinya rendah.harga diri renda di cari penyebabnya apakah dari lingkungan

keluarga , masalah iri sendiri, ataukah lingkungan sekolah yang belum memberikan efek yang positif sehingga ada kemauan?. Kami menekankan dalam hal

afektif ini untuk mendorong siswa dan mengavaluasi siswa salah satunya membangkitkan harga diri siswa.
Desi nawangsari Wijayanti dan kusnarto kurniyawan menyimpulkan bahwa pengaruh layanan
informasi teknik modeling simbolik terhadap self-eefficacy dalam pengambilan keputusan studi
lanjut pada siswa. Secera umum dapat di simpulkan bahwa layanan informasi tehnik modeling dapat
mempengaruhi self-efficacy dalam pengambilan keputusan
Self-efficacy ialah upaya kita melakukan sesuatu tugas sehingga ke tahap tertentu. Apabila kita
memiliki tugas itu dapat kita selesaikan, ia akan menghasilkan kejayaan.
Suryabrata (2002) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Nasun
Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan
kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.

Tujuan dari layanan konseling pada siswa adalah untuk mengetahui masalah-masalah

kesulitan yang terjadi pada siswa dan agar kita dapat membantu mengatasi masalah-

masalah yang di alami, oleh siswa, supaya tujuan penidikan SSdiharapkan dapat tercapai.

Sejalan dengan tujuan dari bimningan belajar diatas maka terdapat sebuah lembaga

pendidikan yaitu MTsN 1 Kota Ternate.


MTsN 1yang
Siswa Kota memiliki
Ternate ini self
masihefficacy
di jumpaibiasanya
permasalahan siswa yangdengan
diwujudkan berkaitanbentuk
dengan motivasi
kesulitan motivasi untuk meningkatkan
tinggi untuk
kemampuan diri dimana kesulitan yang di alami siswa di barasal dari faktor eksternal. Subyek peneltian ini adalah siswa.
mencapai tujuan. Keyakinan diri (self efficacy) siswa biasanya membuat siswa termotivasi
untuk selalu melakukan perubahan dan memunculkan inovasi-inovasi tertentu dan respon
terhadap perubahan yang ada didalam pembelajaran

Gambaran Self-efficacy siswa Di MTsN 1 Kota Ternate

Self efficacy siswa di MTs Negeri 1 Kota Ternate dilihat rata-rata memilki self-efficacy siswa

salah satunya pola asuh orang tua, kurangnya motivasi belajar dan terutama cara guru

menyampaikan materi. Ditambah lagi dengan keadaan pandemi covid-19 yang membuat

proses belajar mengajar di alihkan secara online membuat self-efficicay siswa akhir-akhir ini

lebih cendurung menurun.


Gambaran Self-efficacy siswa Di MTsN 1 Kota Ternate

Self efficacy siswa di MTs Negeri 1 Kota Ternate dilihat rata-rata memilki self-efficacy siswa salah satunya pola asuh orang tua, kurangnya motivasi belajar dan terutama cara guru menyampaikan materi. Ditambah lagi dengan

keadaan pandemi covid-19 yang membuat proses belajar mengajar di alihkan secara online membuat self-efficicay siswa akhir-akhir ini lebih cendurung menurun.

• b. Deskripsi

• self-efficacy merupakan keyakinan dalam diri seseorang terhadap kemampuan yang di miliki bahwa ia

mampu untuk melakukan sesuatu atau mengatasi situasi bahwa ia akan berhasil dalam melakukannya.

Sebagaimana bandura mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan orang tentang kemampuan

mereka utnuk menghasilkan tingkat kinerja serta menguasi situasi yang mempengaruhi kehidupan mereka,

kemudian self-efficacy juga akan menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi diri dan perperilaku.
Pada saat ini, di MTsN 1 Kota Ternate suda memiliki Guru BK Seperti pada umumnya sekolah
yang ada di kota Ternate. MTsN kota Ternate memiliki 3 guru BK di sekolah yang merupakan
sarjana BK. Sangat penting semua instansi memiliki guru BK karena dalam pendidikan Formal
sangat memerlukan BK guna untuk membantu siswa dalam menghadapi siswa-siswi yang
mengalami permasalahan self-efficacy.
C. Penerapan layanan bimbingan konseling untuk memperkuat self-efficacy siswa di

MTS Negeri 1 Kota Ternate


Dalam layanan BK ini yang terlihat pelaksanaannya suda efektif sehingga self-
efficacy cukup tinggi. Ditambah pengaturan jadwal layanan BK yang terartur, proses
pelaksanaan layanan BK untuk meningkatkan Self Efficacy siswa di MTsN 1 Kota Ternate
memakai metode yang di terapkan pada siswa yang di berikan. Tingkatan pelayaan ada
Empat yang terdiri dari belajar, sosial, karir, sikap

Berdasarkan wawanacara dengan Pak Muhklis selaku guru Wali kelas VII, di MTsN 1 Kota Ternate mengenai bagaimana layanan bimbingan konseling untuk memperkuat self-efficacy siswa, mengemukakan bahwa :

“pelaksanaan layanan bimbingan konseling untuk memperkuat self-efficacy di sekolah ini prosesnya di terapkan beberapa layanan lebih banyak fokus pada self-efficacy siswa salah satunya berfokus pada problem

solving atau pemecahan masalah siswa terhadap tekanan-tekanan yang nanti di dapatkan sehingga akan memacu pada rasa emosional dan suasana hatinya contohnya beban tugas, karena disini sekitar 14 mata

pelajaran karena sekolah agama dan memberatkan siswa guna memunculkan emosional negatifnya belum hafalan sehingga untuk memperkuat self-effcicay siswa kami edukasikan melalui salah satu teknik

transpersonal.
Menurut Bandura (1986), self-efficacy adalah suatu kepercayaan diri terhadap kemampuan
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa penerapan layanan bimbingan konseling sangat di butuhkan, sehingga penerapan layanan konseling sangat efektif.self-efficacy atau efikasi diri yang di miliki seseorang biasanya akan berpengaruh pada individu tersebut dalam menentukan sebuah tindakan atau keputusan.

dirinya dalam melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan.

Selanjutnya peneliti juga Mewawancarai siswa, guru wali kelas, guru BK, dan Ibu Rusna Gani

selaku kepsek MTs Negeri 1 Kota Ternate. Apakah bimbingan koseling yang diberikan oleh guru

BK, sebagai berikut:

“Guru BK masuk kelas setiap hari pada jam kosong untuk memberikan bimbingan konseling

dan memotivasi kami untuk dapat meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri. Guru BK

memberikan tugas berupa hafalan surat pendek zus amma setiap hari. Selai itu kami dapat

bimbingan bakat dalam ekstrakulikuler seperti pramuka, Palang Merah Remaja (PMR),

marawis dan sepak bola/Futsal serta Kepemimpinan OSIS.


• Ditambah lagi oleh Ibu Rusna Gani selaku Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Kota Ternate mengenai Layanan

Bimbingan Konseling dalam meningkatkan Self Efficacy siswa sebagai berikut:

• “Layanan konseling yang biasa kami lakukan ialah dalam kegiatan ekstrakulikuler disini kami dapat melihat

potensi bakat yang diharapkan mampu menopang self Efficacy siswa yakni, pramuka wajib, bidang seni,

kepemimpinan dan olahraga. Dan siswa silahkan memilih kegiatan apa yang diminati”.

• Berdasarkan Hasil data di atas tentang self-efficacy siswa di MTS Negeri 1 Kota Ternate, sangat efektif.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepercayaan Diri ( Self Efficacy) siswa di MTs Negeri 1 Kota Ternate yang dilihat rata-
rata para siswa cukup memiliki kepercayaan diri dalam belajar dan menyelesaikan tugas
yang diberikan dengan baik, dan lebih meningkatkan self-efficacy, hal ini menunjukkan
adanya perubahan positif.
Penerapan layanan BK untuk memperkuat self-efficacy, layanan bimbingan konseling
yang digunakan pada siswa MTS Negeri 1 Kota Ternate menggunakan tehknik attending,
tehnik tersebut salah satu metode yang di gunakan untuk memusatkan perhatian kepada
siswa agar siswa merasa di hargai sehingga siswa merasa bebas mengekspresikan atau
mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
A. Saran

• Berdasarkan temuan-temuan peneltian yang ditemukan peneliti di atas, ditemukan beberapa,

yaitu :kepada guru konselor agar dapat memberikan layanan bimbingan konseling untuk memperkuat self-

efficacy siswa di MTsN 1 Kota Ternate, dengan efektif dan rutin. Agar lebih dapat memotivasi anak lebih

baik dan belajar. Guru konselor juga harus lebih memperhatikan self-effcicacy agar lebih optimalkan lagi.

Anda mungkin juga menyukai