Anda di halaman 1dari 19

1

MODUL PERKULIAHAN

Kimia dan Pengetahuan


Lingkungan Industri

Teknologi Hijau

Abstract Kompetensi
Teknologi hijau atau teknologi alam Mahasiswa diharapkan mampu
sekitar adalah penggunaan sains menjelaskan Teknologi Hijau,
alam sekitar untuk memulihara Teknologi Ramah Lingkungan,
sumber dan alam sekitar semula jadi Ruang Lingkup Teknologi Hijau
dan mengawal kesan negatif aktiviti serta Penerapan Teknologi Hijau di
manusia. Pembangunan beberapa negara.
mampan adalah teras kepada
teknologi alam sekitar yang
bermaksud penyelesaian perlu
mengambil kira aspek sosial,
ekonomi dan alam sekitar.

A. Teknologi Tepat Guna dan Teknologi Hijau


Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Industri

13
Atep Afia Hidayat, Ir.MP
Pengertian Teknologi Hijau

Definisi teknologi berdasarkan beberapa kamus terkemuka di dunia (Dictionary.oom,


dan Meriam Webster) antara lain: Cabang pengetahuan yang berhubungan dengan
penciptaan dan penggunaan sarana teknis dan keterkaitannya dengan kehidupan,
masyarakat, dan lingkungan; Penerapan Pengetahuan untuk tujuan praktis; Proses ilmiah
atau industri, penemuan, metode atau sejenisnya; Penggunaan ilmu pengetahuan dalam
industri, teknik, dan sebagainya, untuk menemukan hal-hal yang berguna atau untuk
memecahkan masalah (MW. 2016, dan DC, 2016).
Teknologi hijau adalah pendekatan untuk menyelamatkan bumi. Oleh karena itu, baik
positif maupun negatifnya perlu diselidiki. Teknologi hijau menggunakan sumber daya alam
terbarukan yang tidak pernah habis. Teknologi hijau menggunakan teknik pembangkit energi
baru dan inovatif. Nanoteknologi hijau yang menggunakan teknik hijau dan kimia hijau
adalah salah satu teknologi hijau terbaru. Salah satu faktor penting terjadinya pencemaran
lingkungan adalah pembuangan limbah. Teknologi hijau memiliki jawaban untuk itu juga. Ini
dapat secara efektif mengubah pola dan produksi limbah dengan cara yang tidak
membahayakan planet ini dan kita bisa menjadi hijau (Soni, 2015).

Konsep proses dan teknologi hijau adalah proses dan teknologi yang ramah
lingkungan, ditingkatkan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Beberapa orang merujuk teknologi hijau
sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih. Harapan yang ada adalah bahwa bidang
ini akan membawa kebaruan dan perubahan inovasi dalam kehidupan diurnal yang sama
besarnya dengan teknologi informasi. Selain itu, hari ini karena pentingnya ini teknologi,

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

2 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


sebagian besar pemerintah mengambil inisiatif untuk mempromosikannya (Iravani dkk,
2017).

Mengacu pada berbagai sumber antara lain berdasarkan catatan Purwasasmita


(2000), dapat dikemukakan, bahwa teknologi mempakan manifestasi dalam arti materil yang
lahir dari daya cipta manusia, untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna
mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini kemajuan teknologi mempengaruhi ilmu
pengetahuan, mengubah po|a hidup manusia dan struktur sosial secara keseluruhan. dan
ber|aku sebaliknya. Teknologi adalah sekumpulan pengetahuan ilmiah, mesin, perkakas,
serta kemampuan omanisasi produksi yang dikelola secara sistematis danefektif. Teknologi
merupakan suatu input produksi yang penting dan dapat diperjual belikan di pasar dunia
sebagai suatu komoditas, dapat meliputi barang modal sebagai investasi, tenaga kerja
dengan spesialisasi tinggi atau sangat terampil dan informasi. Teknologi juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pengaturan yang meliputi tiga komponen, yaitu material,
informasi dan organisasi.

Sedangkan menurur Kuswartojo (2002), teknologi sebagai suatu sistem dapat


dipandang dengan berbagai cara, antara lain sebagai daur mulai dari perumusan masalah
atau pertanyaan. Pengembangan gagasan atau inovasi, perancangan, produksi atau
konstruksi, distribusi, penggunaan, pemeliharaan sampai pada pembuangannya.
Selanjutnya Kuswartojo (2002) mengutip Akira (1998), bahwa teknologi dibedakan dalam
tiga katagori:

a. Teknologi empirik atau pertukangan yang dikuasai oleh perorangan berdasarkan


keterampilannya. Kemampuan individu menjadi dasar untuk memproduksi artifak.

b. Teknologi sosial (teknologi komunitas) yang dikuasai oleh komunitas. Dalam hal ini
sistem komunitas memproduksi artifak. Awalnya merupakan teknologi empiric yang
berkembang dan menyebar menjadi teknologi komunitas.

c. Teknologi ilmiah (teknologi modern atau teknologi kompleks). Perkembangan


teknologi mengacu pada eksplorasi ilmu pengetahuan yang makin mendalam, dapat
menghasilkan barang dalam skala besar yang menyebar tanpa mengenal batas
negara. Dalam hal ini terjadi perpaduan antar komponen yang kompleks dan
beragam.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

3 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


Teknologi merupakan penerapan iimu pengetahuan untuk tujuan praktis. Dengan
kata lain teknologi merupakan penjabaran dan tindak lanjut dari ilmu pengetahuan. Menurut
Karyono (2009), teknologi masa kini (konvensiona|) menawarkan kemudahan, kenyamanan
dan kecepatan bagi aktifitas manusia. Namun tanpa disadari teknologi tersebut cenderung
konsumtif terhadap penggunaan energi fosil. Di sisi lainnya melonjaknya konsumsi energi
fosil menyebabkan menipisnya cadangan minyak, memicu pemanasan bumi, perubahan
iklim global, dan menimbulkan beragam bencana bagi kehidupan manusia. Selanjutnya
dijelaskan bahwa permasalahan lingkungan juga muncul akibat limbah padat, cair dan gas
yang dihasilkan dari penggunaan teknologi di sektor industri, perumahan, bisnis,
transportasi, dan sebagainya, yang seringkali tidak mendapat oenanoanan sampai tuntas.

Di sisi lainnya Karyono (2009) menjelaskan, bahwa banyak teknologi yang bersifat
rawan terhadap konsumsi energi, seperti: Teknologi untuk bangunan, misalnya
pembangunan gedung secara vertikal bersifat konsumtif energi, antara lain untuk
penyediaan fasilitas lift, eskalator, AC (teknologi pengkondisian udara mekanis) dan
sebagainya. Dalam hal ini dipenukan adanya penelitian mengenai kemungkinan
menggunakan ventilasi alamiah untuk gedung bertingkat, sebagaimana di Eropa banyak
gedung yang tidak menggunakan AC meskipun pada saat musim panas; Teknologi untuk
transportasi, dalam hal ini perencana kota dan arsitek dituntut untuk merancang kondisi kota
yang mampu meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, yaitu lebih memilih berjalan
dan bersepeda, sebagaimana di beberapa kota di Eropa seperti Kopenhagen, Barcelona,
Berlin, dan Paris, di mana pemerintah kota menyediakan sepeda pinjaman; Teknologi untuk
mesin dan otomotif, menjadi tantangan tersendiri bagi ahli mesin dan elektro untuk
menciptakan alat yang mengkonsumsi energi lebih rendah, dengan volume bahan bakar
yang lebih sedikit motor penggerak mampu memiliki kinerja yang lebih besar; dan Teknologi
untuk pembangkit energi, yang semula masih sangat bergantung pada energi fosil, secara
perlahan harus dapat disubstitusi oleh sumber energi yang lebih ramah lingkungan, mulai
dari energi surya (sel surya), energi angin (generator angina), energi air atau Hydropower
(generator air), biomassa, biogas, biofuel (biodiesel, bioethanol, dan sebagainya), energi
panas bumi (geothermal), hydrogen cair (Hz), dan energi dari laut (ocean energy).

Kesadaran akan perlunya teknologi yang lebih ramah lingkungan makin meluas.
Teknologi yang boros energi terutama sumber energi fosil, kalau dtetap dipertahankan
berpotensi besar mengancam kerusakan permanen kondisi Planet Bumi, sekaligus
membahayakan kehidupan umat manusia. Karoyono (2009) menyebutkan, bahwa ketika
Eropa mengalami krisis energi pada tahun 1973, muncul istilah teknologi tepat guna
(appropriate technology). Prinsipnya ialah menghilangkan ketergantungan pada sumberdaya
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

4 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


luar yang tidak dimiliki oleh masyarakat setempat. Pengelolaan teknologi tepat guna
memanfaatkan sumberdaya lokal secara efektif, efisien dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan. Pada dasarnya teknologi tepat guna menawatkan solusi masalah yang
cenderung tidak selalu tergantung pada penggunaan energi fosil.

Sedangkan berdasarkan catatan Syahza (2010), teknologi tepat guna adalah


teknologi yang menggunakan sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, secara berdayaguna dan berhasilguna atau untuk pelaksanaan tugas sehari-hari
menjadi lebih mudah. murah dan sederhana. Selanjutnya dijelaskan beberapakriteria untuk
teknologi berupa perangkat keras: Merupakan penemuan baru, sebelumnya belumada;
Pernah ada namun memiliki tingkat modifikasi yang tinggi (70 persen); Pernah ada namun
memiliki sistem yang berbeda, lebih baik, lebih efektif dan lebih efisien; Memiliki konstruksi
yang sistematis, memiliki rangkaian struktur tertentu; Menggunakan bahan yang ada di
sekitarnya; dan Dapat digunakan secara berulang. Ada juga yang memberikan definisi,
bahwa teknologi tepat guna adalah sebuah teknologi yang ditemukan atau diciptakan
dengan tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuat pekerjaan manusia semakin
lancar. Hal ini kemudian bisa meningkatkan nilai ekonomi juga. Teknologi tersebut tidak
hanya asal dibuat namun dibuat dengan tepat sesuai dengan kebutuhan manusia.

Setelah istilah teknologi tepat guna memasyarakat dan diaplikasikan di berbagai


bidang seperti transportasi, pertanian, usaha kecil, kedokteran dan pendidikan, maka
kemudian muncul istilah Teknologi Hijau (green technology). Menurut catatan Semamo
(2011), Teknologi hijau adalah teknik untuk menghasilkan energi dan atau produk yang
prosesnya tidak mencemari lingkungan. Teknologi Hijau merupakan salah satu upaya untuk
menjaga kelestarian dan keberlanjutan kehidupan manusia di Planet Bumi. Teknologi Hijau
diprediksi akan banyak melahirkan kreatifitas dan inovasi yang menyebabkan perubahan
lebih baik bagi peradaban manusia.

Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa kebangkitan Teknologi Hijau hampir sejajar
dengan fenomena teknologi informasi. istilah Teknologi Hijau terus muncul ke permukaan,
semakin banyak dibahas dalam berbagai diskusi dan seminar, begitu pula menyangkut
aplikasinYa semakin meluas, bahkan sudah muncul pemeringkatan negara berdasarkan
intensitasnya dalam aplikasi Teknologi Hijau.

Teknologi Hijau bersama lima belas bidang lainnya seperti Pangan dan pertanian,
Penerbangan dan Antariksa, Teknologi Maritim serta ketenaganukliran Pengawasannya

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

5 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


(daftar kengjap lihat di bawah) termasuk 16 isu strategis pembangunan ilmu pengetahuan
dan teknologi dl lndonesia (Menristek, 2013).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

6 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


B. Teknologi Ramah Lingkungan dan
Teknologi Hijau
Menurut catatan Kardono (2010), pada bulan Januari 2004 Uni Eropa mengadopsi
Environmental Technology Action Plan (ETAP), hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki
pembangunan dan penggunaan teknologi lingkungan yang lebih luas. Adapun teknologi |
ingkungan didefinisikan sebagai teknologi yang lebih sedikit merusak |ingkungan jika
dibandingkan dengan teknologi alternatif sejenis. Sementara EurActiv (2006), menyebutkan
bahwa pada bulan Januari 2004 tersebut telah diluncurkan rencana aksi untuk merangsang
pengembangan dan penggunaan teknologi lingkungan, antara lain melalui penghapusan
hambatan keuangan, ekonomi dan kelembagaan. Hal itu merupakan bagian dari strategi
pembangunan berkelanjutan Uni Eropa dan agenda Lisbon.

Menurut catatan Kuswartojo (2002), Agenda 21 adalah program aksi dunia untuk
pembangunan berkelanjutan yang disepakati oleh 178 Negara, termasuk Indonesia. Agenda
21 ini terdiri dari empat bagian, bagian pertama tentang program yang berkaitan dengan
dimensi SOSiaI ekonomi, bagian kedua tentang pengelolaan sumberdaya dan pencemaran,
bagian ketiga tentang program untuk penguatan kelompok utama dan keempat program
pengembangan sarana implementasi. Agenda 21 antara lain memprogramkan perbaikan
kapasitas untuk mengembangkan dan mengelola teknologi berwawasan lingkungan.
Agenda 21 merupakan salah satu hasil dari Konferensi PBB mengenai Lingkungan dan
Pembangunan di Rio De Janerio, Brazil, 3 sampai 14 Juni 1992.

Selanjutnya Kardono (2010) mengungkapkan, bahwa teknologi ramah lingkungan tidak


hanya teknologi secara individu tetapi juga secara sistem termasuk pengetahuan, prosedur,
barang dan pelayanan, dan peralatan serta prosedur organisasi dan manaiemen untuk
mempromosikan kelestarian lingkungan. Berdasarkan karakteristik tersebut definisi teknologi
ramah lingkungan: Mencengkup semua teknologi transisi yang akan menjadi teknologi
berwawasan lingkungan; Semua aliran daur hidup material, energi dan air dalam sistem
produksi dan konsumsi; Meliputi keseluruhan spectrum mutai teknologi dasar sistem
produksi dan konsumsi sampai dengan keseluruhan terkno|ogi terintegrasi di mana
teknologi lingkungan merupakan teknologi produksi dan konsumsi untuk dirinya sendiri;
Termasuk teknologi sistem tertutup di mana targetnya adalah zero waste dan/atau
pengurangan penggunaan sumberdaya yang signiflkan. serta teknologi lingkungan yang
menghasilkan sedikit emisi; dan mempertimbangkan pengembangan teknologi dalam kontek
ekologi dan sosial. Adanya empat tema utama isu lingkungan seperti limbah, kontaminasi
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

7 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


(polusi). kualitas udara dan degradasi sumberdaya alam. perlu diantisipasi dengan
mengedepankan empat tipe teknologi lingkungan generik, yang meliputi teknologi
pencegahan, teknologi moniton'ng dan evaluasi, teknologi konrol polusi, serta teknologi
remediasi dan restorasi. Kombinasi isu lingkungan dan tipe teknologi lingkungan tersebut
dapat dianalisis dengan beberapa kriteria seperti: Kn'teria lingkungan; Kriteria ekonomi
(harga, beneflt, dan sebagainya)' dan Kriteria sosial budaya (dampak kualitas hidup,
kesejahteraan. dan sebagainya).

Beberapa definisi teknologi hijau sebagaimana yang dirangkum oleh Shidqi (2016) dan
Soemarno (2011) dari berbagai sumber:

1. Teknologi hijau (Greentech) dikenal juga sebagai teknologi lingkungan (envimtech)


dan teknologi bersih (cleantech), merupakan integrasi antara teknologi modern dan
ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan
sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negatif dari berbagai kegiatan
seluruh umat manusia di planet bumi.

2. Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau
keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan
(sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan
masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan tanpa merusak sumber daya alam,
atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

3. Teknologi lingkungan (envirotech) atau teknologi hijau (greentech) atau teknologi


bersih (cleantech) adalah aplikasi ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan
alam dan sumber daya untuk mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia.
Pembangunan yang berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan.

4. Teknologi hijau (greentech) adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan


dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya,
yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan.

Berdasarkan catatan GT (2015), bahwa istilah teknologi mengacu pada penerapan


pengetahuan untuk tujuan praktis. Sedangkan teknologi hijau merupakan metode atau
bahan untuk menghasilkan produk dan energi yang tidak atau minim menghasilkan limbah
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

8 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


yang berbahaya dan beracun. Dengan kata lain teknologi hijau dirancang untuk
menghasilkan produk dan energi yang bersih.

Perkembangan teknologi hijau semakin pesat, antara lain dengan mengacu pada beberapa
konsep yang menjadi tujuan aplikasinya:

1. Konsep keberlanjutan, di mana kebutuhan masyarakat secara terus-menerus dapat


dipenuhi tanpa merusak atau menghabiskan sumberdaya alam. Dengan kata lain,
kebutuhan saat ini dapat terpenuhi tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang
dalam memenuhi kebutuhannva sendiri.

Keberianjutan dan keberlangsungan kehidupan umat manusia di Planet Bumi memang


sampai batas waktu tertentu. mengacu pada teori apapun kehidupan umat manusia dan
keberadaan Planet Bumi suatu saat akan berakhir. Namun bukan berarti membiarkan
kiamat datang dipercepat, tugas umat manusia di Planet Bumi ialah sebagai khalifah yang
berkewajiban memakmurkannya. Penerpan teknologi hijau oleh mayoritas warga Bumi akan
menjadikan keberadaan sumberdaya alam menjadi lebih awet dan tersedia dalam jangka
waktu yang lebih |ama untuk menyokong kehidupan atau peradaban manusia.

2. Konsep daur ulang, di mana dalam proses produksi manufaktur dirancang sedemikian
rupa supaya dapat didaur-ulang atau digunakan kembali. Setiap kegiatan produksi
menggunakan material tertentu, namun hendaknya diupayakan tidak banyak material yang
terbuang, baik material bekas pakai atau sisa dari proses produksi. Kegiatan daur ulang
dimaksudkan untuk menghemat sumberdaya alam dan energi, salah satu caranya ialah
dengan penerpan teknologi hijau.

3. Konsep pengurangan limbah dan polusi, di mana pola produksi dan konsumsi diubah
sedemikian rupa sehingga hanya menghasilkan seminimal mungkin limbah dan polusi.
Limbah padat dan cair serta polutan selalu dilepaskan dari kegiatan industri, transportasi,
maupun rumah tangga. Pedu ada keinginan yang kuat dari seluruh warga Planet Bumi untuk
secara bersama-sama mengurangi keluaran limbah dan polutannya, caranya ialah dengan
menerapkan teknologi hijau.

4. Konsep inovasi, dalam hal selalu berupaya mengembangkan teknologi alternatif.


Penggunaan bahan bakar fosil dan bahan kimia pertanian perlu dievalusai kembali, karena
sudah terbukti dapat merusak kesehatan dan lingkungan. Sejarah peradaban dan
keberadaan umat manusia di Planet Bumi tidak terlepas dari beragm inovasi yang
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

9 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


dijalankannya. Bahkan kalau memperhatikan kronologis terbentuknya konsep teknologi hijau
sudah dimulai sejak tahun 200 SM, yaitu ketika seorang ilmuwan Yunani bernama
Archimedes berhasil membakar kapal Romawi dengan menanfaatkan energi atau panas
matahari yang dipantulkan melalui sebuah perisai yang terbuat dari perunggu. Kemudian
pada tahun 1973 angkatan laut Yunani mengulang kembali persistiwa pembakaran kapal
dengan cara yang sama. dan kapal kayu pada jarak 50 meter berhasil dibakar, hal itu
berdasarkan catatan Mulvaney (2011).

5. Konsep Viabilitas, intinya ialah bagaimana kegiatan produksi dan konsumsi ramah
lingkungan senantiasa terpelihara keberadaannya. Selain ada juga hidup dan berkembang.
Dengan mendapat dukungan berbagai pihak, baik pemerintah. industri perbankan,
profesional, akademisi, peneliti, dan sebagainya Pengembangan berbagai pusat kegiatan
ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk perlu dibarengi dengan Upaya yang
serius untuk melindungi keberlanjutan sumberdaya alam dan keberlangsungan Planet Bumi.

Konsep Edukasi, upaya untuk meningkatkan pemahaman masyakat secara keselluruhan


melalui pendidikan dan pelatihan. Konsep teknologi hijau terus mengalami perkembangan
melalui inovasi dan temuan-temuan baru. Dengan sendirinya setiap perkembangan terbaru
perlu disosialisaikan melalui kegiatan edukasi. Dengan sendirinya masyarakat bukan hanya
mampu mengadopsi teknologi hijau paling mutakhir, namun dapat memahami prinsip-
prinsipnya secara umum.

Adapun prinsip utama teknologi hijau meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Kenyamanan Sosial, hakikat dari pengembangan dan penerapan teknologi antara lain
untuk menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Namun dalam hal ini
kenyamanan hendaknya bersifat jangka panjang atau berkelanjutan. Sebagai gambaran
menggunakan kendaraan bermotor yang berbahan bakar fosil (BBM) memang secara
seketika menimbulkan kenyamanan, tetapi dalam jangka panjang keberadaan bahan bakar
fosil tersebut akan makin menyusut, bahkan habis. Dengan demikian kenyamanan tidak
bersifat jangka panjang, bandingkan jika kendaraan tersebut menggunakan tenaga surya
(sel surya), maka kenyamanan sosial akan lebih lama lagi.

2. Ekonomis, penerapan teknologi hijau sedapat mungkin harus rendah biaya dengan nilai
manfaat yang seoptimal mungkin. Sebagai gambaran pemanfaatan tenaga surya untuk
kebutuhan rumah tangga sebenarnya dapat diperluas untuk rumah atau bangunan yang ada
di Indonesia. terutama mengingat keberadaannya di daerah tropis yang mendapat
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

10 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


penyinaran hampir 12 jam dalam sehari. Namun dalam hal ini menghadapi berbagai kendala
seperti: Daya beli masyarakat yang masih rendah; Sumberdaya manusia (SDM) di bidang
surya terma! masih terbatas; Sosialisasi masih rendah, meskipun teknologi energi surya
untuk pemanas air sudah mencapai tahap komersial. Dengan diatasinya berbagai kendala
tersebut maka pemanfaatan tenaga surya bisa menjadi lebih ekonomis. .

3. Ramah lingkungan, teknologi hijau merupakan teknologi bersm dan ramah lingkungan.
Dengan demikian dalam setiap rancangan, pengembangan dan aplikasinya prinsip ramah
lingkungan harus menjadi salah satu patokan. Ramah lingkungan artinya dampak
penggunaan teknologi tersebut masih hanya menimbulkan dampak yang masih dalam
lingkup ambang batas yang ditentukan. bahkan lebih baik lagi seandainya dampak
lingkungannya nihil.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

11 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


C. Ruang Lingkup Teknologi Hijau
Kondisi saat ini setiap negara berlomba-Iomba untuk menemukan, mengembangkan dan
menerapkan teknologi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip menimbulkan
kenyamanan sosial, ekonomis dan ramah lingkungan. Teknologi hijau tak lain merupakan
gaya hidup yang mengarahkan peradaban manusia untuk lebih bersahabat dengan
lingkungan, antara lain melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara efektif dan efisien.
Teknologi hijau memiliki cakupan yang sangat luas, mulai dari yang paling sederhana
sampai paling mutakhir. Dikembangkan di negara-negara paling maju seperti yang ada di
Eropa Barat, Jepang dan Amerika Serikat, sampai negara-negara berkembang yang
tersebar di seluruh bagian Bumi seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara, Amerika
Selatan, dan sebagainya. Dalam hal ini konsep teknologi hijau diterapkan dalam
menghasilkan produk dengan cara meminimalkan bahan baku, mengefisiensikan proses,
dan memaksimaikan output produk, namun dengan senantiasa menghasilkan limbah dan
polutan dalam jumlah yang minimal.

Ruang Lingkup Teknogi Hijau

1. Energi hijau, masalah yang paling mendesak untuk teknologi hljau adalah energi,
termasuk pengembangan bahan bakar alternatif, serta dikembangkannya cara baru untuk
menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi. Pemenuhan kebutuhan energi di Planet
Bumi ini masih sangat tergantung pada bahan bakar fosil, pada tahun 2010 masih mencapai
67,6 persen: hyidropower 16,1 persen, nuklir 13 persen, dan kontribusi energi terbarukan (di
luar hydropower) hanya 3,3 persen (MC. 2013).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

12 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


2. Bangunan hijau (green building), dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan atau
bangunan berkelanjutan, ada keterkaitan yang erat dengan arsitektur hujau, konstruksi hijau,
desain berkelanjutan dan bangunan alami. Bangunan merupakan tempat di mana manusia
menjalankan sebagian aktivitas kehidupannya, melindunginya dari kondisi iklim yang kurang
bersahabat, sekaligus mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Dengan demkian
bangunan pun harus bersahabat dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, berdiri
selaras dengan ekosistem sekitar, sehingga muncul konsep dan bidang bangunan hijau.

3.Kimia hijau (Green chemistry), dalam proses penemuan, desain dan aplikasi proses dan
produk kimia semaksimal mungkin menghilangkan penggunaan bahan berbahaya beracun
beserta turunannya. Pembahasan lebih lanjut lihat bab sebelumnya.

4. Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology), merupakan manipulasi bahan pada skala


nanometer. Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa melalui penguasaan nanotekno|ogi,
pada masa yang akan datang banyak hal yang dapat diproduksi. Dalam hal ini
Nanoteknologi hijau merupakan penerapan prinsip kimia hijau dan teknik hijau (Green
engineering) untuk beragam bidang. Menurut Nano (2016), nanoteknologi dan nanosains
merupakan studi dan penerapan hal-hal yang sangat kecil di berbagai bidang ilmu seperti
kimia, biologi, fisika, ilmu material dan rekayasa. Dijelaskan, bahwa ide nanoteknologi dan
nanosains muncul pada tahun 1959, ketika fisikawan Richard Feyman pada pertemuan
Asosiasi Fisika Amerika Serikat di lnstitut Teknologi California (Caltech) memberikan
ceramah berjudul "There's Plenty of Room at the Bottom”. Penemuan alat scanning
tunneling microscope (STM) dan atomic force microscope (AFM), menandai era kebangkitan
nanoteknologi.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

13 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


D. Penerapan Teknologi Hijau di Beberapa
Negara
Berdasarkan laporan perusahaan konsultan Cleantech Group yang bekerja sama dengan
World Wildlife Foundation (WWF), diketahui bahwa 9 negara masuk dalam kelompok
terkemuka dalam penerapan kreativitas dan inovasi dalam penerapan Teknologi Hijau.
Berdasarkan catatan CG (2014), Smead (2014) dan LK (2010) negara-negara tersebut
termasuk dalam kelompok negara industri, namun ditandai dengan kecenderungan yang
tinggi untuk menerapkan gaya hidup. pola konsumsi dan sistem produksi yang ramah
lingkungan. Proses industrialisasi yang sudah berlangsung sekitar 200 tahun menimbulkan
beragam dampak negatif terhadap lingkungan, memasuki abad ke-21 kesadaran akan
pemulihan kondisi lingkungan meningkat hampir di semua negara, antara lain melaIui
penerapan Teknoiogi Hijau.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

14 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


Untuk membuat peringkat negara yang paling banyak menerapkan Teknologi Hijau,
Cleantech bekerjasama dengan WWF melakukan survey di 40 negara dengan
menggunakan 15 indikator antara lain ada tidaknya solusi hijau dari perusahaan, kebijakan
dan peraturan publik, insentif keuangan, investasi swasta untuk Teknologl Hijau, kepeduhan
akademisi, dan jumlah paten lingkungan yang terdaftar. Survei G|0bal Cleantech Innovation
Index menunjukkan pemeringkatan seperti berikut:

1. Finlandia, dikenal senagai negara yang berfungsi sebagai laboratorium untuk solusi
lingkungan. Sektor energi terbarukan di negara ini tumbuh lebih dari lima persen oer tahun,
dan dari kegiatan ekspornya berhasil mendatangkan devisa. Di Finlandia terdapat sekitar
2.000 perusahaan yang menerapkan teknologi berkelanjutan. sehingga menjadi daya tarik
untuk investor. Finlandia bekerjasama dengan Brasil untuk mengembangkan teknologi lepas
pantai yang ramah lingkungan, termasuk pembuatan kapal dan pengeboran minyak.
Pengembangan Teknologi Hijau di Finlandia berhasil mempekerjakan 50 ribu orang, dan
akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020.

2. Amerika Serikat (AS), dikenal sebagai negara yang paling rajin dalam investasi untuk
pengembangan Teknologi Hijau. Sebagai catatan tahun 2010 jumlah investasi mencapai 5,2
miliar US $ dan pada tahun 2011 meningkat jasi 6,8 miliar US $. California tercatat sebagai
negara bagian terbesar dalam investasi Teknologi Hijau, yaitu mencapai 54 persen dari
seluruh investasi Teknoiogi Hijau di AS. Pengembangan teknologi hijau di AS berhasil
menarik investasi dalam dan luar negeri, namun kebijakan pemerintah federal mengenai
energi masa depan penu diperjelas. Sementara BLS (2013) melaporkan, bahwa sekitar lima
puluh tujuh persen dan bisnis di Amerika Serikat menggunakan teknoiogi hijau sebagai
upaya untuk meningkatkan efisiensi energi. Di sisi lainnya sekitar lima puluh persen industri
menerapkan teknologi hijau sebagai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan limbah
dari proses produksi

3. Swedia, memiliki kinerja baik untuk semua indikator yang disurvei. Salah satu keunggulan
Swedia ialah menyediakan pendanaan yang besar untuk penelitian dan pengembangan.
Swedia memiliki pusat keunggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memiliki kemitraan strategis dengan industri terkemuka, sehingga lebih siap dalam
menghadapi beragam persoalan lingkungan. Swedia senantiasa mengembangkan solusi
dan teknologi hijau untuk berbagai sektor, mulai dari green building sampai daur ulang
limbah menjadi sumber energi, sehingga hampir 80 persen rumah di Swedia
memanfaatkannya untuk berbagai proses pemanasan. Swedia tercatat sebagai negara yang
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

15 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


memiliki standar teringgi di dunia dalam pengelolaan limbah. Perusahaan baru di Swedia
menjadi konsumen energi terbarukan. Namun di sisi lainnya masih ada kesenjangan antara
inovasi dan komersialisasi dalam pengembangan energi terbarukan.

4. Denmark, negara kecil ini memiliki potensi untuk membuat perubahan yang besar ke arah
masa depan yang lebih berkelanjutan melalui novasi hijau dan penerapan teknologi hijau.
Keunggulan Denmark terutama dalam kemampuannya dalam mendukung perusahaan baru
untuk mengembangkan teknologi bersih, sehingga mendapatkan keuntungan ekonomi dan
kelestarian lingkungan hidup. Pengelolaan energi angin di Denmark termasuk yang paling
maju di dunia. sehingga membuat ambisi pemerintah untuk menurunkan emisi sampai 40
persen pada tahun 2010. Energi angina akan memenuhi setengah dari kebutuhan energi
Denmark. Hal lain yang menonjol di Denmark ialah meluasnya penggunaan moda
kendaraan bebas energi, yaitu speda. Pemerintah Kota Kopenhagen menyediakan sepeda
pinjaman untuk warga dan pendatang. Ternyata upaya tersebut ditiru oleh pemerintah Kota
Barcelona, Berlin, Paris dan Rio de Janeiro. Pengembangan teknologi hijau Denmark
meluas ke negara lainnya, antara lain mengembangkan kemitraan dengan China.

5. Inggris, termasuk negara yang memiliki perhatian yang besar terhadap pengembangan
Teknologi Hijau. Inggris antara lain mengembangkan proyek-proyek dekontaminasi tanah,
daur ulang limbah, dan sistem listrik modern untuk transportasi di sekitar Bandara London.
inggris mempakan negara yang meneman peringkat keenam paling menarik untuk investasi
energi terbarukan.

6. Kanada. negara berhasil mengembangkan Teknologi Hijau paling mutakhir. Kanada tems
mengembangkan insentif dan investasi teknologi bersih untuk mengurangi pelepasan
karbon ke atmosfer. Kanada menduduki peringkat kesembilan dalam kepemilikan kapasitas
daya terpasang energi angin, yaitu mencapai 5.200 MW atau sekitar 2,2 persen dan
kapasitas daya terpasang energy angin yang ada di dunia.

7. Swiss, meskipun memiliki dukungan keuangan yang saat ini relatif lemah, namun memiliki
input inovasi yang sangat tinggi. Industri cleantech didorong oleh output yang tinggi melalui
paten lingkungan dan kebijakan pemerintah yang sangatmendukung.

8. Jerman. merupakan negara terdepan dalam pengembangan energi terbarukan. Jerman


telah berjanji untuk mengakhiri penggunaan reaktor nuklir pada tahun 2022 dan
menggantikannya dengan sumber energi seperti angina dan matahari. Jerman tercatat
sebagai negara terbesar ketiga di dunia dalam investasi untuk pengembangan energi angin,
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

16 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


dengan kapasitas 29.000 MW atau 12,2 persen dari seluruh dunia. Konversi sumber energi
fosil ke energi angin berpengaruh langsung terhadap emisi gas yang membahayakan bagi
Planet Bumi. Dalam satu dekade terakhir pengembangan Teknologi Hijau di Jerman
berdampak pada tersedianya 300 ribu lowongan kerja baru. Jerman tetap memimpin dalam
pasar energi terbarukan, antara lain berhasil mengoperasikan sepertiga dari kapasitas
terpasang sel surya di dunia. Pemerintah Jerman memiliki ambisi yang besar untuk terus
mengembangkan teknologi hijau.

9. Irlandia, negara ini terus mengembangkan program investasi hijau dengan peningkatan
dana mencapai dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Irlandia merupakan negara pertama
yang menerima sistem kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek yang berhasil mengurangi
emisi dari deforestasi . Sebagai catatan negara-negara maju telah diwajibkan oleh Protocol
Kyoto untuk menurunkan emisi gas karbon, yang menjadi penyebab utama pemanasan
global. Negara maju dapat membeli poin atau kredit penumnan emisi karbon dari proyek
ramah lingkungan di negara berkembang melalui clean development mechanism (CDM).
Konsentrasi Irlandia dalam mengembangkan energy terbarukan telah melalui eksplorasi
energi pasang sumt dan gelombang di lautan.

Berdasarkan laporan CG (2014), peringkat ke 11-20 berturut-turut Belanda, Jepang, Korea


Selatan, Nomegia, Perancis, Austria, Belgia. Selandia Baru. China dan Singapura.
Sedangkan Indonesia berada pada peringkat 34 berada di bawah Saudi Arabia dan di atas
Rumania.

Sebagai catatan. dalam laporan tahun 2012, Korea Selatan menduduki peringkat ke
delapan dalam penerapan Teknologi Hijau. Korea Selatan merupakan negara eksportir
Teknologi Hijau untuk perkotaan. Korea Selatan bemasil dalam pengembangan proyek
perencanaan kota yang berkelanjutan “Songdo International Business District" . yang
merupakan pusat keunggulan dalam teknologi, pendidikan dan bisnis. Terietak sekitar 65
kilometer dari Seoul. Sejak tahun 2009, Korea Selatan memiliki stretegi pertumbuhan hijau,
yang dikenal sebagai rencana aksi “Green Growth" yang mencangkup peningkatan investasi
pemerintah. kerjasama internasional dan komersialisasi teknologi hijau.

Sedangkan di Malaysia sejak tahun 2009 sudah terbentuk Kementerian Tenaga, Teknologi
Hijau dan Air (KeTTHA). Teknologi hijau dijadikan sebagai pemacu pertumbuhan baru yang
menawarkan peluang yang banyak, potensi yang luas, dan peningkatan ekonomi. inovasi
serta kekayaan negara. Dalam hal ini pembangunan ekonomi dan pendidikan teknik

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

17 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


memiliki hubungan yang erat, maka teknologi hijau akan diintergrasikan ke dalam kurikulum
pendidikan teknik dan vokasional (PTV), sebagaimana dijelaskan oleh Saibani dkk (2013).

Penggilingan bola adalah teknologi hijau yang sederhana, cepat, hemat biaya dengan
potensi yang sangat besar. Salah satu aplikasi yang paling menarik dari teknologi ini di
bidang selulosa adalah preparasi dan modifikasi kimia nanokristal dan serat nano selulosa.
Meskipun sejumlah penelitian telah dilaporkan dalam literatur, potensi teknik ini di bidang
nanopartikel selulosa belum sepenuhnya dieksploitasi (Piras dkk, 2019).

Salah satu yang populer dalam teknologi energi hijau adalah energi matahari.
Energi matahari telah bergeser mengesankan teknologi. Teknologi surya awal terdiri dari:
sel fotovoltaik skala kecil. Teknologi terbaru sistem PV skala besar telah dimasukkan ke
dalam Salah satu yang populer dalam teknologi energi hijau adalah energi matahari. Energi
matahari telah bergeser mengesankan teknologi. Teknologi surya awal terdiri dari: sel
fotovoltaik skala kecil. Teknologi terbaru sistem PV skala besar dimasukkan ke dalam
jaringan listrik. Biaya teknologi telah turun substansial selama 30 tahun terakhir. NS
Ekspansi yang cepat dari pasar energi surya adalah hasil dari kebijakan pemerintah yang
mendukung instrument, peningkatan volatilitas harga dan eksternalitas lingkungan dari
bahan bakar fosil, terutama emisi gas rumah kaca. Pada dasarnya potensi sumber daya
energi surya yang jauh melebihi seluruh permintaan energi global. Meskipun potensi
teknisnya sangat besar dan pertumbuhan pasar baru-baru ini, kontribusi energi matahari
untuk energi global berbagai pasokan masih dapat diabaikan (Syahputra dan Soesanti,
2016).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

18 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/


Daftar Pustaka
Atep dan Muhammad, 2018. Kimia Dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Ygyakarta :
Penerbit Wahana Resolusi.

Iravani, A., Akbari, M. H., & Zohoori, M. (2017). Advantages and disadvantages of green
technology; goals, challenges and strengths. Int J Sci Eng Appl, 6(9), 272-284. Dalam
https://www.ijsea.com/archive/volume6/issue9/IJSEA06091005.pdf (Diakses pada 10
Oktober 2021).

Piras, C. C., Fernández-Prieto, S., & De Borggraeve, W. M. (2019). Ball milling: a green
technology for the preparation and functionalisation of nanocellulose derivatives. Nanoscale
Advances, 1(3), 937-947. Dalam
https://pubs.rsc.org/en/content/articlehtml/2019/na/c8na00238j (Diakses pada 10 Oktober
2021).

Soni, G. D. (2015). Advantages of green technology. International Journal Of Research-


Granthaalayah, 3(9), 1-5. Dalam
https://www.granthaalayahpublication.org/journals/index.php/granthaalayah/article/view/IJR
G15_S09_32 (Diakses pada 10 Oktober 2021).

Syahputra, R., & Soesanti, I. (2016). Application of Green Energy for Batik Production
Process. Journal of Theoretical and Applied Information Technology, 91(2), 249. Dalam
http://www.jatit.org/volumes/Vol91No2/4Vol91No2.pdf (Diakses pada 10 Oktober 2021).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU

19 Atep Afia Hidayat, Ir.MP http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai