Anda di halaman 1dari 12

Mukjizat Nabi Isa Saat Masih kecil

Wahab bin Munabbih menyebutkan, kala berhala-berhala runtuh

saat itu di belahan Timur dan Barat bumi, para setan bingung karena

kondisi tersebut, hingga Raja Iblis mengetahui berita tentang Isa. Mereka

mendapati Isa berada dalam buaian ibunya sementara para malaikat

menatapnya dengan tajam. Saat itu muncul bintang besar di langit

yang dikhawatirkan oleh Raja Persia, ia akhirnya bertanya kepada para

dukun tentang munculnya bintang tersebut, mereka lalu mengatakan,

"Bintang ini pertanda lahirnya seorang bayi agung di bumi." Raja Persia

kemudian mengirim para utusan dengan membawa emas, sayuran, dan

susu untuk dihadiahkan kepada Isa.

Saat tiba di Syam, mereka ditanya raja setempat tentang maksud

kedatangan mereka. Mereka mengutarakan kejadian sebenarnya. Raja

Syam kemudian menanyakan hal itu, dan ternyata Isa putra Maryam

telah dilahirkan di Baitul Maqdis. Beritanya menyebar luas karena

sang bayi bisa berbicara saat masih berada dalam buaian. Raja Syam

mengutus mereka dengan hadiah-hadiah itu, juga mengutus seseorang

untuk menunjukkan tempat Isa agar mereka membunuhnya setelah

utusan raja Syam pulang. Setelah mereka sampai ke tempat Maryam dan

menyerahkan sejumlah hadiah, mereka pulang, lalu ada yang berkata

padanya, "Para utusan Raja Syam hanya datang untuk membunuh

anakmu." Maryam kemudian menggendong Isa lalu membawanya pergi

ke Mesir, ia menetap di sana hingga Isa menginjak 12 tahun.

Sejumlah karamah dan mukjizat nampak padanya saat masih kecil.

Di antaranya, suatu ketika Dahqan, tuan rumah tempat Isa dan ibunya

singgah, kehilangan sejumlah uang di rumahnya, rumahnya hanya

ditempati orang-orang fakir, lemah dan mereka yang membutuhkan

bantuan. Ia tidak tahu siapa pencurinya. Kejadian itu terasa berat oleh

Maryam, juga bagi yang lain, tidak terkecuali sang tuan rumah. Mereka

tidak bisa mengatasi permasalahan ini.


Saat Isa mengetahui hal itu, ia menghampiri dua orang, salah satunya

buta dan yang lain lumpuh. Isa berkata kepada si buta itu, “Berdirilah

dan bawalah kursi ini!" Ia berkata, "Aku tidak bisa melakukan itu." Isa

berkata, "Bisa, seperti yang kalian berdua lakukan saat mengambil uang

dari peti yang ada di dalam rumah itu." Setelah Isa mengatakannya,

keduanya mengaku telah mencuri uang tersebut, lalu uang itu mereka

kembalikan lagi. Isa kian terpandang di mata orang-orang meski ia

masih kecil.

Di antaranya lagi, Ibnu Dahqan biasa menjamu orang-orang yang

datang ke rumahnya karena kesucian anak-anaknya. Saat orang-orang

berkumpul, lalu Ibnu Dahqan menyuguhkan mereka makanan, namun

saat hendak menyuguhkan minuman-khamr maksudnya-seperti yang

biasa mereka lakukan pada masa itu, ternyata tempayan-tempayannya

kosong, tidak ada airnya. Kondisi tersebut terasa berat bagi Ibnu Dahqan.

Melihat hal itu, Isa berdiri lalu mengusapkan tangan ke bibir tempayan-

tempayan itu, semua tempayan yang ia usap langsung terisi penuh air

minum terbaik. Orang-orang merasa kagum karena hal itu, mereka

mengagungkan Isa, menawarkan sejumlah besar harta padanya dan juga

ibunya, namun keduanya menolak. Keduanya kemudian pulang menuju

Baitul Maqdis. Wallâhu a'lam.

Ishaq bin Bisyr menuturkan, "Utsman bin Saj dan lainnya

memberitakan kepada kami, dari Musa bin Wardan, dari Abu Nadhrah,

dari Abu Sa'id, dari Makhul, dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Setelah

mengucapkan kata-kata saat masih bayi, kata-kata pertama yang

diucapkan Musa adalah tamjid (pengagungan) dan tahmid (pemujian),

belum pernah terdengar tahmid seperti itu sebelumnya, hingga

membuat matahari, bulan, sungai, dan mata air menyebut-nyebutnya

kala membaca tamjid.

Ia mengucapkan, Ya Allah! Engkau dekat meski Kau berada dalam

ketinggian, Mahaluhur meski dekat, Mahaluhur atas segala makhluk-Mu,

Engkaulah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis di ruang hampa


dengan kalimat-kalimat sempurna. Mereka tunduk pada perintah-Mu

karena takut kepada-Mu, dan mereka berupa asap. Di dalamnya ada

para malaikat-Mu, mereka bertasbih kepada-Mu karena kesucian-Mu.

Kau ciptakan cahaya dalam kelamnya kegelapan, Kau ciptakan cahaya

dari cahaya matahari pada siang hari, padanya Kau ciptakan petir yang

bertasbih menyucikan-Mu. Dengan kemuliaan-Mu, muncullah cahaya di

balik kegelapan. Kau ciptakan lentera-lentera padanya untuk menuntun

(manusia) dalam kegelapan dan kebimbangan.

Mahasuci Engkau, ya Allah, di balik penciptaan langit-Mu, di balik

bumi-Mu yang Kau bentangkan di atas air, dengan ikan-ikan yang berada

dalam gelombang yang menggunung, lalu Kau menundukkannya,

kesulitan lautan tunduk pada ketaatan-Mu, hal ihwal lautan merasa malu

pada perintah-Mu, gelombang-gelombangnya tunduk pada keperkasaan-

Mu. Setelah sungai, Kau pancarkan sungai-sungai di sana (bumi). Setelah

sungai, Kau pancarkan anak-anak sungai. Setelah anak-anak sungai,

Kau pancarkan sumber-sumber mata air nan melimpah deras, lalu Kau

munculkan berbagai macam sungai, pohon, dan tanaman di sana. Lalu

Kau ciptakan gunung-gunung di permukaannya, Kau perkuat bumi

dengan pancang-pancang di atas air, lalu pancang-pancang dan batu-

batu karangnya tunduk.

Untuk itu, Mahasuci Engkau ya Allah! Lantas siapa gerangan yang

bisa menandingi nikmat-Mu, siapa gerangan yang bisa memiliki sifat-

sifat seperti sifat-sifat-Mu? Kau menggiring awan, memerdekakan

budak, menunaikan hak, dan Kau adalah sebaik-baik yang memberi

putusan, tiada ilah (yang berhak diibadahi) selain-Mu. Mahasuci Engkau,

Kau perintahkan kami untuk memohon ampun pada-Mu dari segala

dosa, tiada ilah (yang berhak diibadahi) selain-Mu. Mahasuci Engkau,

Kau tutupi langit sehingga tiada terlihat oleh manusia, tiada ilah (yang

berhak diibadahi) selain-Mu.

Mahasuci Engkau, di antara hamba-hamba-Mu yang takut kepada-


Mu hanyalah mereka yang cerdas, kami bersaksi bahwa Engkau

bukanlah tuhan yang kami buat, bukan pula Rabb yang tiada disebut-

sebut. Kau tidak memiliki sekutu-sekutu sehingga kami menyeru mereka

dan kami meninggalkan-Mu, tiada siapa pun yang membantu-Mu kala

menciptakan kami sehingga kami meragukan-Mu. Kami bersaksi bahwa

Engkau Maha Esa, tempat meminta segala sesuatu, Kau tidak beranak

dan tidak pula diperanakkan, dan tiada siapa pun yang setara dengan-

Mu."

Ishaq bin Bisyr menuturkan, "Diriwayatkan dari Juwaibir dan

Muqatil, dari Dhahhak, dari Ibnu Abbas, bahwa Isa putra Maryam

berhenti berbicara setelah berbicara saat masih bayi, hingga ia mencapai

usia kanak-kanak. Setelah itu Allah memunculkan hikmah dan penjelasan

nyata melalui lisannya, hingga kaum Yahudi banyak mencelanya dan

juga ibunya. Mereka menyebutnya anak zina. Itulah firman Allah

, 'Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka

terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)." (An-Nisâ `: 156).

Ishaq bin Bisyr meneruskan, "Setelah menginjak tujuh tahun, ibunya

menyerahkannya ke tempat-tempat belajar. Setiap kali mendengar ada

guru, ia langsung menghampirinya. Guru tersebut mengajarkan abu

jad kepada Isa. Isa bertanya, 'Apa itu abu jad?’ Gurunya berkata, 'Aku

tidak tahu.' Isa berkata, Bagaimana kau mengajariku sesuatu yang

tidak kau ketahui.' Gurunya berkata, Kalau begitu ajarilah aku.' Isa

berkata, 'Kalau begitu berdirilah dari tempat dudukmu itu.' Gurunya

berdiri meninggalkan tempat duduknya, lalu Isa duduk di tempat itu.

Isa berkata, 'Silakan kau bertanya.' Gurunya bertanya 'Apa itu abu

jad?' Isa menjawab, 'Alif-nya adalah âlâ `ullâh (nikmat-nikmat Allah),

ba`-nya adalah bahâ`ullâh (keelokan Allah), jim-nya adalah jamâlullâh

(keindahan Allah).' Gurunya kagum mendengar jawaban itu. Ia adalah

orang pertama yang menafsirkan abu jaď."

Selanjutnya Utsman bertanya kepada Rasulullah * mengenai hal

itu, beliau lalu memberikan jawaban panjang untuk setiap kalimatnya.


Hanya saja hadits ini maudhu' yang tidak perlu dipertanyakan dan

diperpanjang lebar.

Seperti itu juga yang diriwayatkan Ibnu Adi dari Ismail bin Iyasy, dari

Ismail bin Yahya, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Ibnu Mas'ud, dari Mus’ir

bin Kidam, dari Athiyah, dari Abu Sa’id, ia memarfu’kan hadits terkait

Isa memasuki tempat-tempat belajar dan mengajari gurunya makna

huruf-huruf abu jad. Hadits ini panjang sekali, namun tidak memuaskan.

Ibnu Adi selanjutnya mengatakan, "Hadits ini batil dengan sanad

di atas, hanya Ismail saja yang meriwayatkannya. Ibnu Lahi'ah

meriwayatkan dari Abdullah bin Hubairah, ia menuturkan, 'Abdullah

bin Umar pernah bercerita, 'Saat masih kecil, Isa biasa bermain

dengan anak-anak seusianya. Suatu ketika ia berkata pada seorang

temannya, 'Maukah kamu aku beritahukan makanan apa yang

disembunyikan ibumu untukmu?' Mau,' jawab temannya. Isa berkata,

'Ibumu menyembunyikan makanan ini dan itu untukmu.' Temannya

itu kemudian pulang menghampiri ibunya lalu berkata, 'Berikan aku

makanan yang ibu sembunyikan.' Ibunya bertanya, Memangnya

makanan apa yang ibu sembunyikan untukmu?' Anaknya berkata, Ini

dan itu.' Ibunya bertanya, 'Siapa yang memberitahukan padamu?" Ia

menjawab, Isa putra Maryam.’

Para orang tua kemudian berkata, Demi Allah, kalau kalian

membiarkan anak-anak bermain bersama putra Maryam itu, ia pasti

merusak mereka.' Mereka kemudian mengumpulkan anak-anak di suatu

rumah lalu mereka kunci. Isa keluar mencari-cari teman, namun tidak

melihat seorang teman pun. Ia kemudian mendengar suara gaduh mereka

dari dalam rumah, ia menanyakan mereka, lalu para orang tua mereka

menjawab, 'Itu hanya suara kera dan babi.' Isa kemudian mengucapkan,

Ya Allah! (Jadikan mereka) seperti itu.' Anak-anak mereka akhirnya

berubah menjadi kera dan bagi'." (HR. Ibnu Asakir).

Ishaq bin Bisyr meriwayatkan dari Juwaibir, sementara Muqatil

meriwayatkan dari Dhahhak, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, "Isa


mengalami sejumlah keajaiban pada masa kecilnya sebagai ilham

dari Allah, hingga berita tersebut menyebar luas di kalangan Yahudi.

Isa tumbuh besar, lalu Bani Israil berniat membunuhnya. Ibunya

mengkhawatirkan keselamatannya, lalu Allah mengilhamkan kepada

ibunya untuk membawanya pergi ke Mesir. Itulah firman-Nya, 'Dan telah

Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata

bagi (kekuasaan kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi

yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-

sumber air bersih yang mengalir." (Al-Mukminûn: 50).

Salaf dan para mufassir berbeda pendapat terkait rabwah yang Allah

sebut-sebut memiliki padang rumput dan sumber-sumber air bersih.

Ciri seperti ini jarang ada, karena rabwah adalah dataran tinggi, bagian

atasnya rata dan luas, dan meski berada di ketinggian, di sana ada sumber-

sumber mata air ke permukaan bumi. Ada yang berpendapat, tempat

yang dimaksud adalah tempat di mana Isa dilahirkan, yaitu perkebunan

kurma Baitul Maqdis, karena itu "Dia (Jibril) berseru kepadanya dari

tempat yang rendah, Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya

Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu'." (Maryam: 24).

Sariyy adalah sungai kecil menurut pendapat jumhur salaf.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan sanad bagus, sariyy adalah sungai-

sungai Damaskus. Mungkin Ibnu Abbas menyamakan tempat tersebut

dengan sungai-sungai Damaskus. Pendapat lain menyebut di Mesir,

seperti yang dikatakan sebagai kalangan ahli kitab dan kalangan yang

menukil dari mereka. Wallâhu a'lam. Ada juga yang menyatakan, tempat

tersebut adalah Ramallah. 26

Ishaq bin Bisyr menuturkan, "Idris meriwayatkan kepada kami dari

kakeknya, Wahab bin Munabbih, ia menuturkan, 'Saat Isa berusia 13

tahun, Allah memerintahkannya untuk kembali dari Mesir ke Baitullah

(Baitul Maqdis). Yusuf, putra bibi ibunya, datang lalu membawa Isa dan

ibunya dengan mengendarai keledai hingga tiba di Elia (Palestina).


Isa tinggal di sana hingga Allah menurunkan Injil padanya,

mengajarkankitabTauratpadanya,memberinyamukjizatmenghidupkan

orang-orang yang sudah mati, menyembuhkan berbagai penyakit, dan

mengetahui apa saja yang mereka sembunyikan di dalam rumah. Orang-

orang ramai memperbincangkan kedatangannya, mereka heran dengan

berbagai keajaiban yang ia lakukan, mereka kagum padanya. Ia menyeru

mereka menuju Allah, hingga beritanya tersebar luas di tengah-tengah

mereka.

Mukjizat Nābi Isa

Abu Hudzaifah Ishaq bin Bisyr meriwayatkan dengan sanad-

sanadnya dari Ka'ab Al-Ahbar, Wahab bin Munabbih, Ibnu Abbas, dan

Salman Al-Farisi. Hadits mereka saling menyatu satu sama lain, mereka

menuturkan, "Saat Allah mengutus Isa putra Maryam sebagai nabi dan

membawakan bukti-bukti nyata kepada mereka, orang-orang munafik

dan kafir dari kalangan Bani Israil heran padanya dan menghinanya,

mereka berkata, 'Apa yang dimakan si fulan semalam, dan apa makanan

yang ia simpan?' Isa lalu memberitahukan hal itu kepada mereka. Orang-

orang mukmin semakin bertambah imannya, sementara orang-orang

kafir dan munafik semakin ragu dan kafir.

Meski demikian, Isa tidak punya tempat tinggal. Ia hanya berkelana

di bumi, tidak menetap di suatu tempat dan tidak ada tempat yang

dikenali sebagai tempatnya. Kisah pertama kali menghidupkan orang-

orang mati terjadi saat ada seorang wanita duduk di dekat makam

dengan menangis. Isa bertanya padanya, Kenapa, ibu?' Wanita itu

menjawab, 'Putriku meninggal dunia, aku tidak punya anak lain selain

dia, aku berjanji kepada Rabb-ku untuk tidak meninggalkan tempatku

ini, sebelum aku merasakan kematian seperti yang dirasakan anakku,

atau menghidupkannya lagi sehingga aku bisa melihatnya.'

Isa kemudian berkata padanya, 'Bagaimana menurutmu, jika kau

melihatnya, maukah kau kembali pulang?' Tentu,’ jawab ibu itu. Isa
kemudian shalat dua rakaat, setelah itu menghampiri makam tersebut

dan memanggil, Wahai fulanah! Bangkitlah dengan izin Allah Yang Maha

Pemurah, keluarlah dari kubur.' Kubur bergerak-gerak, Isa kemudian

memanggil lagi, dan akhirnya terbelah dengan izin Allah. Setelah itu, Isa

memanggil untuk kali ketiga, ia kemudian keluar dengan mengibaskan

tanah yang ada di rambutnya.

Isa bertanya padanya, Kenapa kau tidak kunjung memenuhi

panggilanku? Ia menjawab, 'Saat teriakan pertama datang, Allah

mengirim seorang malaikat kepadaku, lalu menyusun tubuhku, setelah

itu teriakan kedua datang, ruhku kembali kepadaku, kemudian teriakan

ketiga datang, aku khawatir jika teriakan itu adalah teriakan kiamat,

hingga rambut, kedua alis, dan kelopak mataku memutih karena

takut kiamat.' Ia kemudian menghampiri ibunya dan berkata, Wahai

ibuku! Kenapa kau membuatku merasakan beban berat kematian dua

kali? Wahai ibuku! Bersabarlah dan harapkan pahala (atas musibah

kematianku). Aku tidaklagi memerlukan dunia. Wahairuh (ciptaan) Allah

dan kalimat-Nya, memohonlah kepada Rabb-ku agar mengembalikanku

ke akhirat lagi, dan mempermudah beban berat kematian padaku.' Isa

kemudian berdoa kepada Rabb, lalu mematikannya lagi, dan tanah

kubur menjadi rata kembali.'

Saat kejadian ini terdengar kalangan Yahudi, mereka semakin marah

pada Isa."

Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya pada bagian akhir

kisah Nuh. Bani Israil meminta Isa untuk menghidupkan kembali Sam

bin Nuh. Isa berdoa kepada Allah 'Azza wa Jalla, lalu Allah menghidupkan

Sam untuk mereka, Sam bercerita tentang kapal Nuh, setelah itu Isa

berdoa lagi, Sam pun kembali menjadi tanah.

As-Suddi meriwayatkan dari Abu Shalih dan Abu Malik, dari Ibnu

Abbas terkait sebuah kisah, dalam kisah ini disebutkan bahwa salah

seorang Raja Bani Israil meninggal dunia lalu ia dibawa di atas kasurnya.

Isa kemudian datang dan berdoa kepada Allah 'Azza wa Jalla, Allah
menghidupkan raja tersebut. Orang-orang menyaksikan kejadian besar

dan pemandangan mengherankan.

KISAH ISA DIANGKAT KE LANGIT DALAM PERLINDUNGAN

RABB, DAN KEBOHONGAN YAHUDI-NASRANI

TERKAIT KLAIM PENYALIBAN ISA

Allah s berfirman, “Dan mereka (orang-orang kafir) membuat

tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik

pembalas tipu daya. (Ingatlah), ketika Allah berfirman, Wahai Isa! Aku

mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari

orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu

di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-

937

I Kssah Para Nabi

Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu

perselisihkan'." (Âli 'Imrân: 54-55).

Allah sa berfirman, “Maka (Kami hukum mereka), karena mereka

melanggar perjanjian itu, karena kekafiran mereka terhadap keterangan-

keterangan Allah, dan karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak

(alasan yang benar) dan karena mereka mengatakan, Hati kami tertutup.'

Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya,

karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman, dan (Kami

hukum juga) karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan

mereka yang sangat keji terhadap Maryam, dan (Kami hukum juga) karena

ucapan mereka, 'Sesungguhnya, kami telah membunuh Al-Masih, Isa

putra Maryam, Rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan

tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang

diserupakan dengan Isa.

Sesungguhnya, mereka yang


(pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh

itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu),

melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah

membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah

Mahaperkasa, Mahabijaksana. Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab

yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada

hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka." (An-Nisâ ': 155-159).

berselisih pendapat tentang

Allah mengabarkan bahwa Ia mengangkat Isa ke langit setelah

Ia wafatkan dengan tidur menurut pendapat shahih yang dipastikan

kebenarannya. Allah menyelamatkannya dari gangguan orang-orang

Yahudi yang menghasutnya di hadapan salah seorang raja kafir pada

masa itu.

Hasan Al-Bashri dan Muhammad bin Ishaq menuturkan, "Nama raja

tersebut adalah Dawud bin Naura. Ia memerintahkan untuk membunuh

dan menyalib Isa. Mereka kemudian mengepung Isa di Baitul Maqdis,

tepat pada Jum'at sore, malam Sabtu. Saat mereka memasuki Baitul

Maqdis, Allah menyerupakan Isa dengan salah seorang sahabat Isa yang

saat itu ada di sana, dan mengangkat Isa dari loteng Baitul Maqdis ke

langit, ahlul bait Zakariya melihatnya.

Para prajurit masuk dan menemukan pemuda mirip Isa itu, merekakemudian menangkapnya karena
mengira bahwa itu adalah Isa. Merekalalu menyalibnya dan mereka kenakan duri di kepalanya
sebagaibentuk penghinaan baginya. Sebagian besar kaum Nasrani yang tidakhadir dalam kejadian ini
menyerahkannya kepada orang-orang Yahudi.Karenanya, mereka tersesat secara nyata dan jauh.

Nabi Isa Turun ke Bumi di Akhir Zaman

Allah mengabarkan melalui firman-Nya, “Tidak ada seorang pun

di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang

kematiannya," yaitu setelah Isa turun ke bumi pada akhir zaman

sebelum kiamat terjadi. Saat itu, Isa turun, membunuh seluruh babi,

menghancurkan salib, membatalkan pajak, dan tidak menerima apa


pun selain Islam, seperti yang disebutkan dalam sejumlah hadits terkait

penafsiran ayat dalam surah An-Nisâ` ini, seperti yang kami sebutkan

secara tuntas dalam kitab Al-Fitan wal Malâhim di bagian kisah Al-

Masih Dajjal. Kami juga telah menyebutkan kisah turunnya Al-Mahdi

untuk membunuh Al-Masih Dajjal, si pendusta yang menyeru menuju

kesesatan.

Berikut adalah sejumlah atsar terkait pengangkatan Isa ke langit:

Ibnu Abi Hatim menuturkan, "Ahmad bin Sinan bercerita kepada

kami, Abu Mu’awiyah bercerita kepada kami, dari Minhal bin Amr, dari

Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, 'Saat Allah berkehendak

untuk mengangkat Isa ke langit, ia keluar menemui para sahabatnya, dan

di dalam Baitul Maqdis saat itu terdapat 12 pengikut setianya. Isa keluar

dari sumber air di Baitul Maqdis dengan rambut meneteskan air lalu

berkata, 'Sungguh, di antara kalian nanti ada yang ingkar terhadapku

sebanyak 12 kali setelah sebelumnya beriman kepadaku.’

Setelah itu Isa berkata, 'Siapa yang mau diserupakan denganku lalu

dibunuh sebagai penggantiku, sehingga ia akan meraih derajat sama

sepertiku?' Seseorang yang paling muda di antara mereka berdiri, lalu

Isa berkata, Duduklah! Isa kembali mengulangi kata-katanya, dan

pemuda tersebut kembali berdiri lagi. Isa akhirnya berkata, Kaulah

orangnya.' Allah kemudian menyerupakan pemuda tersebut dengan Isa.

Allah mengangkat Isa dari loteng Baitul Maqdis ke langit.

Tidak lama setelah itu, para pencari Isa dari kalangan Yahudi masuk,

mereka menangkap pemuda mirip Isa itu lalu mereka bunuh dan mereka

salib, sehingga sebagian di antara mereka kafir terhadap Isa sebanyak 12

kali setelah sebelumnya beriman padanya, dan mereka terpecah menjadi

tiga kelompok. Kelompok pertama mengatakan, 'Allah ada bersama kami

selama yang Ia kehendaki, setelah itu Ia naik ke langit.' Mereka adalah

kelompok Ya’qubiyah.

Kelompok kedua mengatakan, 'Anak Allah ada bersama kami selama

yang la kehendaki, setelah itu Allah mengangkatnya ke langit.' Mereka


adalah kelompok Nasthuriyah. Kelompok ketiga mengatakan, 'Hamba

dan rasul Allah ada di tengah-tengah kami selama yang Ia kehendaki,

setelah itu Allah mengangkatnya ke langit.’

Mereka ini adalah orang-orang muslim. Dua kelompok yang kafir

bersatu membunuh kelompok muslim. Sejak saat itu, Islam lenyap

hingga Allah mengutus Muhammad

Ibnu Abbas berkata, Itulah firman Allah s, 'Lalu Kami berikan

kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh

mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang"." (Ash-

Shaff: 14).

Sanad ini shahih sampai Ibnu Abbas, sesuai syarat Muslim. Juga

diriwayatkan An-Nasa `i dari Abu Kuraib, dari Abu Mu'awiyah, dengan

matan serupa. Dan diriwayatkan Ibnu Jarir dari Muslim bin Junadah dari

Abu Mu’awiyah.

Seperti itulah kisah yang disampaikan sejumlah salaf. Di antara yang

menuturkan kisah pengangkatan Isa ke langit secara panjang lebar adalah

Muhammad bin Ishaq bin Yasar.

Ibnu Ishaq menuturkan, "Isa berdoa kepada Allah 'Azza wa Jalla agar

ajalnya ditunda guna menyampaikan risalah, meneruskan dakwah, dan

agar banyak manusia masuk ke dalam agama Allah. Di antara para pengikut

setianya yang ada saat itu ada 12 orang. Mereka adalah Petrus, Ya’qub bin

Zabda, Yohanes saudara Ya'qub, Andrew, Philips, Ebroslema, Mata, Thomas,

Anda mungkin juga menyukai