Motivasi Terhadap Kinerja
Motivasi Terhadap Kinerja
KELOMPOK IV
HAERATI
ASRIANI
DIAH AULIA ASIRI
ATIEK KURNIA
WAHYU YUNUS
DEWI SARTIKA
Suatu organisasi didirikan untuk mencapai tujuan. Organisasi sebagai suatu sistem membutuhkan
individu sebagai salah satu input dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Individu memegang
peranan penting dalam organisasi dimana individu berperan sebagai pengerak dan pendorong pencapaian
tujuan organisasi.
Tuntutan masyarakat terhadap kinerja organisasi memaksa organisasi untuk bekerja dengan lebih
efektif, efisien dan produktif. Inovasi dan kreativitas dibutuhkan dalam pencapaian kinerja organisasi.
Individu dibebani tugas dan tanggung jawab seiring mendapatkan hak dan wewenang di antaranya
imbalan ataupun penghargaan atas kinerja yang telah dicapainya. Kinerja individu membutuhkan kondisi
atau energi yang menggerakkan diri karyawan secara terarah atau tertuju dalam mencapai tujuan yang
disebut dengan motivasi (Mangkunegara, 2009:61).
Seorang pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya akan menghasilkan penyelesaian tugas yang sesuai standar atau bahkan melebihi standar yang
diberikan, sebaliknya seorang pegawai tidak akan dapat menyelesaikan tugasnya apabila tidak memiliki
motivasi. Hasil penelitian yang dilakukan David Mc. Clelland tentang pencapaian kinerja menyimpulkan
individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi untuk mencapai kinerja (Mangkunegara, 2009:28).
Motivasi sering dikaitkan dengan keinginan, tujuan, kebutuhan ataupun dorongan sehingga
motivasi seringkali lebih dinyatakan sebagai dorongan dari dalam diri untuk mencapai kinerja yang lebih
baik. Motivasi juga berhubungan dengan imbalan, penghargaan ataupun lingkungan, dengan demikian
motivasi juga dikaitkan dengan dorongan dari luar untuk mencapai kinerja yang diinginkan.
Setiap perusahaan memerlukan sumberdaya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang
dibutuhkan itu, salah satunya adalah sumberdaya manusia. Man ajem en s um b er d aya m a nu sia d id e
f inisi kan seb ag ai “ a managerial perspective which argues the need to establish an integrated series of
personnel policies to support organization strategy” (B eard wel l d an C la yd o n , 2007:5). Sumber
daya manusia (SDM) harus dikelola dengan baik agar tujuan perusahaan dapat dimaksimalkan.
Manajemen sumber daya manusia mempunyai beberapa tujuan, salah satunya adalah tujuan organisasi
yaitu untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan dan juga untuk mencapai tujuan pribadi
karyawan (Simamora, 2006:12). Dalam hal ini manajemen sumber daya manusianya harus dapat
disinergikan dengan tujuan-tujuan perusahaan.
Dessler (2009:127) berpendapat kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan
dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah
prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan
posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan
tersebut terhadap karyawan lainnya.
Keputusan MenPan Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 mendefinisikan beban kerja sebagai
sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang
jabatan dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan teori, beban kerja mempengaruhi bukan hanya kondisi
fisik karyawan tetapi juga kondisi psikis. Dalam hal ini kondisi psikis yang dimaksud adalah faktor
motivasi kerja. Mayoritas karyawan BTN adalah berusia 20-30 tahun dan lulusan-lulusan baru (fresh
graduates) yang masih kurang pengalaman. Oleh karena itu, motivasi kerja yang diberikan oleh pimpinan
sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan mereka.
A. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri yang menjadi penggerak individu dalam
mencapai kinerja optimal. Robins dan Judge (2008:222) juga mendefinisikan motivasi sebagai
proses yang menjelaskan intensitas, arah dan usaha terus-menerus individu menuju pencapaian
tujuan. Hasibuan2012:143) mendefinisikan motivasi sebagai pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar bekerja sama.
Robins dan Judge (2008:299300) mengemukakan pedoman dalam memotivasi karyawan
dalam organisasi yaitu : 1. Mengakui perbedaan individual.
Manajer harus peka terhadap perbedaan individual. Setiap karyawan memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda dan jangan diperlakukan secara sama.
Menggunakan tujuan dan umpan balik Karyawan seharusnya memiliki tujuan yang khusus
dan sulit, begitu pula dengan umpan balik mengenai seberapa baik mereka mengejar tujuan-tujuan
tersebut.
Robbins dan Judge (2007:166) berpendapat Motivation as the processe s that account for an
individual’s intensity, direction, and persistence of effort toward attaining a goal. Motivasi
seseorang dipengaruhi oleh stimuli kekuatan intrinstik yang ada pada individu yang bersangkutan,
stimuli eksternal mungkin dapat pula memperuhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan
reaksi individu terhadap stimuli tersebut. Penelitian terhadap motivasi menunjukkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Analisis motivasi harus memusatkan pada faktor-faktor yang minimbulkan atau mendorong
aktivitasaktivitas para individu. Faktor-faktor tersebut mencakup kebutuhan-kebutuhan, motif-
motif dan drivedrive.
2. Motivasi berorientasi proses dan berhubungan dengan pilihan, arah. Tujuan, dan balas jasa
perilaku yang diterima atas kinerja.
B. Kinerja Karyawan
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dan diterjemahkan oleh Nawawi (2006:63)
mengatakan bahwa Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan, (c)
kemampuan kerja. Definisi lain mengenai kinerja menurut Nawawi (2006: 63) adalah Kinerja
dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak
melampui batas waktu yang disediakan. Kinerja menjadi rendah jika diselesaikan melampui batas
waktu yang disediakan atau sama sekali tidak terselesaikan.
Wibowo (2011:65) mendefinisikan kinerja pegawai sebagai segala sesuatu yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi termasuk
kuantitas output, kualitas output, jangka waktu, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif.
Mangkunegara (2009:9) mendefinisikan kinerja atau prestasi kerja sebagai hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diebrikan kepadanya. Rivai (2009:303) mendefinisikan kinerja pegawai
sebagai proses untuk menciptakan suatu pemahaman bersama antara pekerjaan dengan atasannya
tentang apa yang akan dicapai dan bagaiman cara mencapainya.
Menurut Mahsun (2006 : 25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelasana suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Kinerja sering disgunakan untuk
mnyebut tingkat keberhasilan individu atau kelompkok. Kinerja seseorang/kelompok bisa diketahui
apabila criteria keberhasilan tealh ditetapkan terlebih dahulu. Criteria keberhasilan ini berupa tujuan-
tujuan target-target tertentu yang hendak dicapai.
Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja Mangkunegara (2009:22-23) menyebutkan langkah-
langkah peningkatan kinerja yaitu :
1. Mengetahui kekurangan dalam kinerja yang dilakukan
2. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan masalah
3. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan
4. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab kekurangan tersebut.
5. Melakukan rencana tindakan tersebut
6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum
7. Mulai dari awal, apabila perlu.
Pada penelitian jurnal yang berjudul “BEBAN KERJA DAN MOTIVASI
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK TABUNGAN
NEGARA TBK CABANG MANADO”, hasil analisis regresi membuktikan bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena menurut uji parsial, t hitung (2.298) > t tabel (1.685)
dan angka signifikansi (Sig) 0,02 < 0,05. Motivasi kerja yang diterapkan dalam perusahaan berupa
pemberian kompensasi (fisiologis), memberikan rasa aman, perlakuan yang baik dari rekan-rekan,
penghargaan yang diberikan, dan tantangantantangan baru yang dapat mengembangkan kemampuan
karyawan . Di BTN Cabang Manado, kesejahteraan karyawan sangat diutamakan disamping
kepuasan nasabah juga merupakan hal yang penting. Karyawan yang termotivasi dengan baik dapat
menunjang kinerja mereka ke arah yang lebih baik. Salah satu contoh di Bank Tabungan Negara
Cabang Manado, rata-rata karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, itu
terjadi karena karyawan dipenuhi kebutuhannya sehingga bisa menjadi motivator yang baik bagi
dirinya sendiri. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Subroto dan Gunistiyo (2009) yaitu
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Bank Swasta Di Kota Tegal).
Penelitian ini menjelaskan bahwa motiv asi berprestasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap peningkatan kinerja pada Bank Swasta di Kota Tegal.
Uji hipotesis pada jurnal “PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON PANGKALAN BALAI” memperlihatkan signifikansi t
sebesar 0,000, dengan m e n ggu n a ka n a/2 sebe sa r 0 ,25 ma ka tingkat signifikansinya kurang
dari 0 ,0 25 . S ign if ika n si t < a a ta u 0 ,00 0 < 0,025 memberikan makna hipotesis nol ditolak
dan hipotesis alternatif diterima yang berarti motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
PT. PLN (Persero) Rayon Pangkalan Balai. Hal ini diperkuat dengan adanya hubungan yang kuat
dan positif antara motivasi dan kinerja pegawai serta cukup besarnya kontribusi motivasi terhadap
kinerja pegawai PT. PLN (Persero) Rayon Pangkalan Balai.
Hipotesis (H1) jurnal “PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN
KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI” : Ada Pengaruh Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Pati. Hasil uji regresi secara parsial
(Tabel 4.19) memberikan gambaran bahwa nilai ßi variabel motivasi kerja adalah 0,257 lebih besar
0 sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,007 jauh
dibawah 0,05 artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai (menerima Ha dan menolak H0). Apabila dibandingkan dengan pembahasan mengenai
frekuensi variabel motivasi (Tabel 4.3) dapat dilihat bahwa modus (angka yang sering muncul)
adalah jawaban dengan skor 6, yang artinya sebagian besar responden memiliki motivasi yang baik
dan sangat setuju dengan motivasi yang tinggi. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Hendry
Kristiyanto (2006 : 64) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Hasil pengujian ini dapat dimaknai bahwa pegawai yang memiliki motivasi kerja
yang baik maka kinerjanya akan lebih optimal.
Dalam jurnal “ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KERJA
DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI KANTOR PERTANIAN KABUPATEN KEBUMEN” menjelaskan pengaruh
motivasi terhadap kinerja karyawan adalah signifikan, koefisien regresi variable motivasi sebagai
variable intervening nilanya paling tinggi yaitu 0,358, hal ini menunjukkan bahwa dengan motivasi
yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa karyawan semakin diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya malalui :
tugas belajar, mengikuti pendidikan dan latihan kepemimpinan maupun diklat teknis lainnya kepada
karyawan yang berprestasiakan dapat meningkatkan motivasi karyawan.
Berdasarkan hasil analissis data dalam jurnal “PENGARUH KEPEMIMPINAN,
MOTIVASI, PELATIHAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MUSI KOTA PALEMBANG”, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan
lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang. Variabel kepemimpinan dan motivasi
menurut analisa data di muka ternyata tidak signifikan sehingga tidak berpengaruh pada kinerja
karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang. Nilai F-hitung sebesar 29,809.
Artinya bahwa secara bersama-sama faktor kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.
Koefisien Determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,620. Hal ini berarti variabel independen
(kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja) mampu menjelaskan 62% terhadap
variabel dependennya (kinerja karyawan), sedangkan sisanya sebesar 38% dijelaskan oleh variabel
lain.
Agrifa Toar Sepu. 2016. Beban Kerja Dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Bank Tabungan Negara TBK Cabang Manado.
Beratha, Oka. dkk. 2013. Hubungan Karakteristik, Motivasi dan Dana BOK dengan Kinerja Petugas KIA
Puskesmas di Kabupaten Gianyar. Public Health and Preventive Medicine Archive. Volume 1.
Nomor 1, Juli 2013.
Chairunnisah, et al. 2014. Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai dengan Kinerja
Puskesmas di Kabupaten Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. Volume 2. Nomor 3, September
2014.
Damayanti, Krista. 2014. Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Puskesmas Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Jurnal Kompilek. Volume 6. Nomor 1, Juni
2014.
Endah Woro Utami, Aryo Dewanto. 2013. Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Perawat dengan
Motivasi Kerja sebagai Variabel Mediasi (Studi di RSUD ”Ngudi Waluyo” Wlingi)
Endang, Maria, Edward. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Kualitas Kehidupan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pd.Bkk Dempet Kabupaten Demak). Vol.2. No.2.
Maret 2016. Diakses tgl 27-07-2016 pukul 00.30 wita.
Fatikul Mukmammad, Asis, Leonardo. Pengaruh Pemahaman Beban Kerja, Motivasi, Dan Komitmen
Terhadap Kepatuhan Instruksi Kerja Yang Berimplikasi Kepada Efektifitas Pengendalian
Karyawan Studi Kasus Pada Cv. Mekar Jaya Sentosa Kota Pekalongan Tahun 2015. Vol. 3. No. 9.
Maret 2016. Diakses tgl 27-07-2016 pukul 00.30 wita.
Fort, Alfredo L & Voltero, Lauren. 2004. Factors affecting the performance of maternal health care
providers in Armenia. Human Resources for Health 2004, 2:8 doi: 10.1186/1478-4491-2-8.
Inayatullah, Atiya. dan Jehangir, Palwasha. 2012. Teacher’s Job Performance: The Role of Motivation.
Abasyn Journal of Social Sciences. Volume 5 Nomor 2.
Joko Utomo, Suwardi. 2016. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasional
Terhadap Kinerja Pegawai.
Kriska H. Pakudek, Fredna J. M. Robot, Rivelino S. Hamel. 2014. Hubungan Motivasi Perawat Dengan
Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap C Rsup Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Pdf
Nawawi Muhammad. 2012. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Tenaga Kesehatan terhadap Kinerja
Pusat Kesehatan Masyarakat. Pdf
Nuraini Aisiyah, Heri Susanto. 2016. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Kerja Dengan
Motivasi Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Pertanian.
Maliah. 2016. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. PLN (PERSERO) Rayon Balai.
Munandar Rian, Endang, Soe;Oed. Pengaruh Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Insentif Terhadap
Motivasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Pekerja Bagian Produksi Pt. Sekawan Karyatama
Mandiri Sidoarjo). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014. Diakses tgl 27-07-
2016 pukul 00.30 wita.
Munparidi. 2016. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang.
Pratiwi, Suryani Dewi. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Persepsi Guru dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMP Negeri di
Kabupaten Wonogiri. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri. Volume 1. Nomor 1 (2013).
Rahardja, Alice Tjandralila. 2004. Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja
Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. Volume
3. Nomor 3. Th.III. Desember 2004.
Rahmayani. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Jiwa CMHN
(Community Mental Health Nurse) Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Di Puskesmas
Kabupaten Bireuen. Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah. Volume 2. Nomor 1, Maret 2013.
Retyaningsih Ida Yanti, Bambang Edi Warsito. 2013. Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan. Pdf
Saji Saraswathy Gopalan, Satyanarayan Mohanty, Ashis Das. 2012. Assessing Community Health
Workers’ Performance Motivation: A Mixed-Methods Approach On India’s Accredited Social
Health Activists (ASHA) Programme. Pdf
Septiana, Roslena dkk. 2013. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari. Jupe UNS, Volume 2. Nomor 1. Hal 107 s/d 118.
Sitepu Toar agripa. Beban Kerja Dan Motivasi PengaruhnyaTerhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank
Tabungan Negara Tbk Cabang Manado. Vol. 1. No. 4 .2013. Diakses tgl 26-07-2016 pukul 20.00
wita.
Susanto, Hary. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan.
Jurnal Pendidikan Vokasi. Volume 2, Nomor 2, Juni 2012.